PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU WALI KELAS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS AL-IHSAN PAMULANG Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Ahmad Khoirul Fuad 11150182000044 JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020
174
Embed
PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU WALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...komunikasi interpersonal wali kelas terhadap motivasi belajar siswa kelas VII di
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU WALI KELAS
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII
DI MTS AL-IHSAN PAMULANG
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Untuk
Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Ahmad Khoirul Fuad
11150182000044
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
i
i
ii
iii
iv
v
ABSTRAK
Ahmad Khoirul Fuad (11150182000044), Pengaruh Komunikasi
Interpersonal Wali Kelas Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas
VII di MTs Al-Ihsan Pamulang. Skripsi Program Strata Satu (S-1)
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komunikasi
interpersonal wali kelas terhadap motivasi belajar siswa kelas VII di MTs
Al-Ihsan Pamulang. Penelitian ini menggunakan pendekatan dan metode
kuantitatif dalam bentuk penelitian deskriptif dengan teknik korelasional.
Penelitian ini menggunakan teknik probability sampling adalah teknik
pengambilan sampel secara acak berstrata yang berdasarkan pada
tingkatan tertentu. Populasi yang terdapat dalam penelitian ini berjumlah
103 siswa dan tingkat kesalahan yang ditetapkan adalah 10%, maka
besarnya sampel pada penelitian ini adalah 51 siswa dengan
menggunakan rumus Slovin.Teknik wawancara dan studi dokumen
dilakukan untuk mendukung hasil data angket. Narasumber dalam
wawancara pada penelitan ini yaitu kepada Wakil Kepala Sekolah Bidang
Kurikulum dan Wali Kelas VII. Hasil yang ditemukan dalam penelitian
ini adalah terdapat pengaruh antara Komunikasi Interpersonal Wali Kelas
dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas VII di MTs Al-Ihsan Pamulang.
Berdasarkan pengolahan data hasil perhitungan SPSS Vers.23,
pengujian statistik uji t, hasil nilai Thitung sebesar 3,077 dan Ttabel
sebesar 2,009, dengan signifikansi sebesar 0,003. Dengan kriteria
pengujian jika Thitung > Ttabel dan jika signifikansi < α (0,05), maka Ho
ditolak Ha di terima. Sehingga terdapat pengaruh yang cukup antara
komunikasi interpersonal wali kelas terhadap motivasi belajar siswa
kelas VII di MTs Al-Ihsan Pamulang. Pada perhitungan koefisien
determinasi diketahui pengaruh komunikasi interpersonal wali kelas
dengan motivasi belajar siswa sebesar 16,2% Sedangkan sisanya 83,8%
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
Dari hasil perhitungan tersebut maka terdapat pengaruh yang
cukup antara komunikasi interpersonal wali kelas dengan motivasi
belajar siswa kelas VII di MTs Al-Ihsan Pamulang.
Kata Kunci: Komunikasi Interpersonal Wali Kelas, Motivasi Belajar
Siswa.
vi
ABSTRACT
Ahmad Khoirul Fuad (11150182000044), The Influence of Homeroom Teacher's
Interpersonal Communication Against Class VII Student Learning Motivation at
MTs Al-Ihsan Pamulang. Thesis Undergraduate Program (S-1) Faculty of
Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University
Jakarta, 2020.
This study aims to study the interpersonal communication interactions of
guardian class teachers on learning motivation of class VII students at Al-Ihsan
Pamulang MTs. This research uses quantitative and research methods in the form
of descriptive research with correlational techniques. This study uses Stratified
random sampling, which is a teknik probability sampling technique based on
certain assessments. The population needed in this study was 103 students and the
determined error rate was 10%, so the research sample in this study was 51
students by using the Slovin formula. Interview techniques and document studies
were conducted to support the results of the questionnaire data. Interviewees in this
research to the Vice Principal for Curriculum and Guardian Class VII. The results
found in this study are the results between Interpersonal Communication
Homeroom Teacher with Class VII Student Learning Motivation at Al-Ihsan
Pamulang MTs.
Based on processing data from SPSS Vers.23 calculation results, t-test
statistical tests, the results of the Thitung value of 3.077 and Ttable of 2.009, with
a significance of 0.003. With the test criteria if Tcount> Ttable and if the
significance <α (0.05), then Ho is rejected Ha is accepted. So that there is sufficient
influence between the interpersonal communication of homeroom teacher on class
VII students' motivation in MTs Al-Ihsan Pamulang. In calculating the coefficient
of determination, it is known that the influence of interpersonal communication
between homeroom teacher and student learning motivation is 16.2%, while the
remaining 83.8% is influenced by other factors not examined.
From the results of these calculations, there is a significant influence between the
interpersonal communication of homeroom teacher and students' motivation to
grade VII in MTs Al-Ihsan Pamulang.
Keywords: Interpersonal Communication Homeroom Teacher, Student
Learning Motivation
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohim,
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas segala Rahmat,
Karunia dan Anugerah-Nya kepada penulis Sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini sebagai syarat dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Shalawat serta salam tak lupa kami curahkan kepada baginda Nabi Muhammad
SAW, keluarga, sahabat dan umatnya hingga akhir zaman.
Melalui segenap usaha, do’a, serta penantian yang tidak sebentar, akhirnya
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, tentu dengan bantuan, arahan, bimbingan,
serta motivasi dari berbagai pihak. Penulis sampaikan rasa terimakasih kepada
semua pihak yang telah berperan kepada penulis baik semasa perkuliahan maupun
semasa menyelesaikan skripsi ini. dengan segala kerendahan dan ketulusan hati
penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Amany Lubis, MA. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Sururin, M.Ag. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Muarif SAM, M.Pd, Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Zahruddin Lc. M.Pd, Dosen Pembimbing I, yang telah meluangkan
waktu, tenaga dan pikirannya dalam membantu, membimbing,
mengarahkan, memotivasi penulis dengan penuh kesabaran sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd, Dosen Pembimbing II, yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam membantu, membimbing,
mengarahkan dengan penuh kesabaran sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
6. Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah membimbing penulis selama menjalani perkuliahan.
viii
7. Seluruh Dosen dan Staff Program Studi Manajemen Pendidikan yang telah
mendidik, membimbing dan memotivasi serta memberikan pelayanan yang
baik kepada penulis selama menjalani perkuliahan.
8. Kepala sekolah, wakil-wakil kepala sekolah, Guru, staff dan siswa MTs Al-
Ihsan Pamulang yang telah meluangkan waktu dan tempat serta bersedia
sebagai informan selama penulis melakukan penelitian.
9. Kedua orang tua tercinta Ayahanda Rohmat Nasrul Hidayat dan Ibunda Eha
Julaeha atas segala ridho, do’a, kasih sayang, kesabaran, motivasi, nasehat,
serta dukungan moral maupun materil. Hingga tak mudah untuk
menggambarkan seberapa besar perjuangannya yang telah diberikan kepada
penulis. Sehingga perjuangan yang telah diberikan kepada penulis tidak
menjaga (maintain) perilaku manusia menuju pada pencapaian
tujuan.29
Kemudian Suparyadi memaparkan bahwa motivasi adalah
dorongan yang disebabkan oleh suatu kebutuhan (karsa) yang
menggerakkan dan mengarahkan perilaku individu guna mencapai
tujuan atau insentif tertentu.30
Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi
dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan
didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. 31 Dari
pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga
elemen penting.
1) Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energy
pada setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan
membawa beberapa perubahan energy di dalam sistem
“neurophysiological” yang ada pada organisme manusia.
Karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun
motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakkannya
akan menyangkut kegiatan fisik manusia.
2) Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/ “feeling”, afeksi
seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-
persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan
tingkah-laku manusia.
3) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi
dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi,
yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia,
tetapi kemunculannya karena teransang/terdorong oleh adanya
29 Wibowo, Manajemen Kinerja, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), cet.10, h.322 30 Suparyadi, Manajemen Sumber Daya Manusia – Menciptakan Keunggulan Bersaing
Berbasis Kompetensi SDM, (Yogyakarta: Andi, 2015), h.417 31Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h.73
25
unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan
menyangkut soal kebutuhan.
Menurut Eysenck dan kawan-kawan dalam buku belajar dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya merumuskan motivasi sebagai
suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan, instensitas,
konsistensi, serta arah umum dari tingkah laku manusia, merupakan
konsep yang rumit dan berkaitan dengan konsep-konsep lain seperti
minat, konsep diri, sikap dan sebagainya.32
Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
motivasi adalah sebuah keinginan yang memunculkan dorongan
untuk membangkitkan dan mengarahkan perilaku manusia
melakukan sesuatu untuk mecapai tujuan tertentu. Motivasi
merupakan salah satu strategi guru/walikelas agar siswa mau belajar
sesuai dengan apa yang diharapkan untuk mencapai tujuan belajar.
Dan memberikan motivasi merupakan salah satu tanggung jawab
dari seorang guru/walikelas.
b. Teori Motivasi
Banyak pandangan dan pendapat para ahli yang memaparkan
tentang teori motivasi. Berikut penulis rangkum terkait teori
motivasi yang dikemukakan oleh Wilson dalam bukunya.
1) Teori Hierarki Kebutuhan
Teori ini pertama kali dicetuskan oleh Abraham Maslow,
bahkan ada yang mengatakan bahwa teori ini ialah teori yang
paling populer dibandingkan dengan teori-teori yang lain. Teori
ini memaparkan bahwa setiap individu pasti memiliki kebutuhan
yang berbeda untuk dipenuhi. Oleh karena itu, Maslow membagi
kebutuhan menjadi 5 tingkatan, mulai dari kebutuhan yang
32 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), cet.5, h.170
26
paling rendah/mendasar sampai dengan kebutuhan yang paling
tinggi.
Sumber : Suparyadi, Manajemen Sumber Daya Manusia
Gambar 2.1
Teori Hierarki Kebutuhan (Abraham Maslow)
Berdasarkan gambar di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
a) Kebutuhan fisiologis, seperti kebutuhan makan, minum,
bernafas, seksual dan lain-lain.
b) Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan perlindungan dari
bahaya, pertentangan, ancaman dan lain sebagainya yang
sifatnya negatif. Rasa aman ini tidak hanya perihal fisik,
tetapi juga perihal psikologikal dan intelektual.
c) Kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk berinteraksi
dengan individu lain.
d) Kebutuhan harga diri, yaitu kebutuhan akan rasa pengakuan,
dihormati dan dihargai dengan yang lainnya.
e) Kebutuhan aktualisasi diri, seperti kebutuhan untuk
berpendapat, menggunakan dan mengasah skill, memberikan
penilaian terhadap suatu hal.
Aktualisasi
diri
Harga diri
Sosial
Rasa aman
Fisiologis
27
Dalam teori ini menganut bahwa seseorang tidak akan
mempengaruhi kebutuhan yang lebih tinggi apabila kebutuhan
yang lebih rendahnya belum terpenuhi.
2) Teori Dua Faktor
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Frederick
Herzberg. Berdasarkan hasil penelitiannya, Herzberg membagi
dua faktor yang mempegaruhi kerja seseorang dalam sebuah
organisasi. Berikut uraian kedua faktor tersebut :
a) Faktor kepuasan, yaitu faktor-faktor yang dapat
menimbulkan kepuasan bagi pekerja, seperti penghargaan,
prestasi, tanggung jawab, dan lain-lain. Faktor ini tidak
menimbulkan ketidakpuasan kerja apabila tidak terpenuhi.
Faktor kepuasaan disebut motivasi intrinsik.
b) Faktor ketidakpuasan, yaitu faktor-faktor yang apabila tidak
terpenuhi bukan penyebab kepuasan kerja namun hanya
mengurangi ketidakpuasan kerja saja. Faktor ketidakpuasan
ini disebut motivasi ekstrinsik.
3) Teori X dan Y
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Douglas
McGregor. Dalam hal ini pandangan negatif disebut dengan
teori X dan pandangan positif disebut dengan teori Y.
Menurut teori X, ada empat asumsi yang dipegang manajer,
yaitu :
a) Karyawan tidak menyukai pekerjaan, dan bila
dimungkinkan, akan mencoba menghindarinya.
b) Karena karyawan tidak menyukai pekerjaannya, mereka
harus dipaksa, diawasi, atau diancam dengan hukuman untuk
mencapai tujuan.
c) Karyawan akan menghindari tanggung jawab.
d) Kurang berambisi dan hanya sekedar formalitas belaka.
28
Sedangkan menurut teori Y yaitu :
a) Karyawan akan menganggap bahwa pekerjaan adalah
kegiatan yang alami, yang sama halnya dengan istirahat atau
bermain.
b) Orang-orang akan melakukan pengarahan dan pengawasan
diri bila mereka komitmen pada sasaran.
c) Kebanyakan individu dapat belajar untuk menerima, bahkan
mengusahakan, dan bertanggung jawab.
d) Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif menyebar
luas ke semua orang dan tidak hanya milik mereka yang
berada dalam posisi manajemen.
Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa teori X lebih
mendominasi kebutuhan rendah dan teori Y mendominasi
kebutuhan tinggi.
4) Teori ERG
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Clayton Alderfer
yang melanjutkan teori hierarki kebutuhan. Alderfer
melanjutkan teori hierarki kebutuhan yang dihubungkan secara
lebih dekat dengan hasil penelitian empiris, sehingga hasilnya
mendekati pada kenyataan sebenarnya.
Teori ini membagi tiga kelompok kebutuhan manusia, yaitu:
a) Eksistensi
Kelompok ini memperhatikan pada pemberian
persyaratan keberadaan material dasar individu. Bila
dihubungkan dengan teori hierarki kebutuhan, komponen ini
sama dengan kebutuhan fisiologis dan rasa aman.
b) Hubungan
Rasa ingin memiliki hubungan dengan individu lain.
Hasrat sosial sehingga menuntut untuk berinteaksi dengan
29
individu lain, dan hasrat ini bila dihubungkan dengan teori
hierarki kebutuhan adalah kebutuhan sosial dan harga diri.
c) Pertumbuhan
Hal ini mengacu pada perkembangan individu, yang
mana apabila dihubungkan dengan teori hierarki kebutuhan
sama dengan kebutuhan aktualisasi diri. 33
5) Teori Keadilan
Secara terperinci teori keadilan yang dimaksud ialah sebagai
berikut:
a) Individu membandingkan massukan dan keluaran pekerjaan
mereka dengan masukan/keluaran orang lain, kemudian
berespon untuk menghapuskan setiap ketidakadilan.
b) Teori keadilan mengenali bahwa individu tidak hanya peduli
akan jumlah mutlak ganjaran untuk upaya mereka, tetapi
juga akan menghubungkan jumlah yang ia terima dengan apa
yang orang lain terima.34
6) Teori Pengharapan
Teori pengharapan pertama kali dikemukakan oleh Victor
Vroom yang mengatakan bahwa motivasi seseorang mengarah
pada suatu tindakan yang berganntung pada kekuatan
pengharapan. Teori ini mengasumsikan bahwa seseorang akan
termotivasi melakukan suatu hal dalam mencapai tujuan apabila
mereka yakin bahwa tingkah laku mereka mengarah pada
pencapaian tujuan tersebut.
7) Teori Penguatan
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh B.F. Skinner.
Beliau mengasumsikan bahwa tingkah laku di masa lampau
33 Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Erlangga, 2012), h.316-
327 34 Sedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi dan Manajemen
Pegawai Negeri Sipil, (Bandung: PT Refika Aditama, 201
1), h.237
30
mempengaruhi tingkah laku di masa yang akan datang. Teori
penguatan ini berkaitan dengan pemberian hadiah (reward). Hal
ini menandakan bahwa penguatan (reinforcement) adalah
pengulangan pekerjaan karena mendapat hadiah.
8) Teori McClelland
Dalam teori ini motivasi diklasifikasikan menjadi tiga
bagian. Berikut ini uraiannya :
a) Motivasi berprestasi, seseorang akan termotivasi apabila
pekerjaannya dapat memberikan prestasi pada dirinya.
b) Motivasi berkuasa, seseorang akan termotivasi apabila
pekerjaannya dapat memberikan kuasa atau mempengaruhi
orang lain.
c) Motivasi berafiliasi, mencermikan pada keinginan seseorang
untuk menciptakan, memelihara, dan menghubungkan
dengan suasana kebatinan dan perasaan saling
menyenangkan satu sama lain.
9) Teori Porter-Lawler
Teori ini menunjukkan bahwa upaya bergantung pada
penghargaan yang diperoleh ditambah dengan penghargaan
yang mereka rasakan. Hal-hal yang dipandang orang sebagai
penghargaan yang layak diterima akan mempengaruhi kepuasan
kerja. Sebab itu prestasi kerja dipengaruhi oleh persepsi atas
penghargaan yang diterima.
c. Fungsi Motivasi
Motivasi yang ada pada diri seseorang perlu akan adanya
peningkatan. Tanpa adanya motivasi seseorang tidak akan mampu
mencapai tujuan yang diinginkan. Begitu pun dengan siswa yang
belajar, motivasi sangatlah diperlukan. Siswa yang memiliki
motivasi akan selalu berusaha menyelesaikan tugasnya dengan tepat
waktu dan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Berikut
adalah fungsi motivasi menurut Oemar Hamalik yakni:
31
1) Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa
motivasi maka tidak akan timbul suatu perbuatan seperti belajar.
2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan
perbuatan pencapaian tujuan yang diinginkan.
3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia berfungsi sebegai
mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan
cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.35
Senada dengan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi
motivasi yaitu sebagai penggerak yang mendorong siswa untuk
belajar yang telah menjadi tugasnya, mengarahkan perilaku
serta perbuatan sesuai dengan rangkaian tujuan yang telah
dirumuskan, dengan memilih perbuatan juga menyisihkan
kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat dalam penyelesaian
tugas belajar.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi dalam diri
seseorang maupun dari luar diri seseorang. Berikut adalah faktor-
faktor yang mempengaruhi motivasi yaitu:
1) Faktor Intern
Faktor dari dalam diri peserta didik itu sendiri merupakan faktor
yang paling besar dalam menentukan motivasi belajar
diantaranya sebagai berikut:36
Sifat, Kebiasaan, dan Kecerdasan
Berbagai karakter peserta didik tersebut sangat dipengaruhi
oleh sifat, kebiasaan, dan kecerdasan mereka masing-
masing. Peserta didik yang mempunyai tingkat kecerdasan
rata-rata atas atau tinggi, biasanya akan memiliki motivasi
belajar yang tinggi pula. Namun sebaliknya, peserta didik
yang mempunyai tingkat kecerdasan rata-rata bawah atau
35 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), h.161 36 Erwin Widiasworo, 19 Kiat Sukses Membangkitkan Motivasi Belajar Peserta Didik,
(Jogjakarta:Ar-ruzz Media, 2015), cet 1, h.29-38
32
bahkan rendah, biasanya mempunyai motivasi belajar yang
rendah pula.
Kondisi Fisik dan psikologis
Selain kecerdasan, hal lain yang juga berpengaruh terhadap
motivasi peserta didik adalah kondisi fisik dan psikologis.
Kondisi fisik dalam hal ini meliputi postur tubuh, kondisi
kesehatan, dan penampilan. Kondisi fisik akan berpengaruh
pada psikologis peserta didik.
2) Faktor Ekstern
Faktor yang tidak kalah penting pengaruhnya pada motivasi
belajar peserta didik adalah faktor ekstern. Faktor ekstern adalah
faktor yang berasal dari luar. Beberapa faktor luar yang
berpengaruh pada motivasi belajar peserta didik adalah sebagai
berikut.
a) Guru
Guru merupakan sosok yang sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan belajar peserta didik. Guru yang professional
akan mampu menciptakan pembelajaran yang memotivasi
peserta didik untuk menjawab rasa ingin tahu mereka dan
mengantarnya pada penguasaan kompetensi tertentu. Oleh
karena itu, guru merupakan faktor penentu peserta didik
dalam meraih keberhasilan pendidikannya.
b) Lingkungan Belajar
Lingkungan belajar juga sangat besar pengaruhnya pada
motivasi belajar peserta didik. Lingkungan belajar yang
kondusif akan mendorong peserta didik untuk selalu
termotivasi dalam belajar. Namun sebaliknya, lingkungan
belajar yang tidak kondusif akan menimbulkan peserta didik
malas dalam belajar.
c) Sarana Prasarana
33
Tidak dapat dimungkiri bahwa ketersediaan sarana prasarana
di sekolah akan memengaruhi motivasi belajar peserta didik.
Sekolah yang memiliki sarana prasarana memadai akan
mendorong peserta didik untuk selalu termotivasi dalam
belajar. Peserta didik akan merasa senang dan lebih mudah
mempelajari materi pelajaran karena berbagai sarana dan
prasarana yang mendukung setiap kegiatan pembelajaran,
tersedia dengan baik.
d) Orangtua
Sikap orangtua yang selalu memerhatikan kemajuan belajar
anaknya, akan mendorong anak untuk lebih semangat dalam
belajar. Perhatian dan peran orangtua memang sangat
dibutuhkan oleh peserta didik. Apalagi jika peserta didik
masih tergolong anak-anak dan remaja. Sebab, dalam usia
ini, mereka belum mampu mandiri dalam segala hal,
termasuk dalam hal belajar.
Sejalan dengan uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa yang mempengaruhi siswa dalam belajar ada dua
faktor yakni faktor internal dan faktor eksternal. Dalam
faktor internal yang mempengaruhi siswa ada pada sifat,
kebiasaan dan kecerdasan dari siswa sendiri dalam belajar.
Karena, siswa dengan keberagaman dan perbedaan sifat,
kebiasaan dan kecerdasan yang dimiliki oleh masing-masing
siswa menjadi faktor internal bagi siswa tersebut dalam
memotivasi dalam belajar. Selanjutnya yaitu dari faktor
eksternal yakni beberapa yang mempengaruhi siswa dalam
belajar diantaranya, guru, lingkungan, sarana prasarana dan
orang tua. Guru yang bisa saja dalam belajar dan
mengajarnya seiring berjalanya keadaan dalam kelas kurang
memerhatikan terhadap kompetensi yang dimiliki guru
tersebut. Lingkungan yang rentan sekali mempengaruhi pada
34
motivasi belajar siswa. Sarana prasarana yang kurang
mendukung mengakibatkan siswa menjadi kurang
semangatnya dalam belajar serta orang tua yang mungkin
kurang memahami keinginan dan kebutuhan anaknya dalam
menjadi siswa disekolah.
2. Belajar
a. Pengertian Belajar
Dalam memperoleh pengertian yang objektif tentang belajar
terutama belajar di sekolah, perlu adanya rumusan secara jelas
terkait pengertian belajar. Pengertian belajar sudah banyak sekali
dikemukakan dan dipaparkan oleh para ahli psikologi termasuk
didalamnya adalah para ahli psikologi pendidikan. Pengertian
belajar dapat didefinisikan sebagai berikut:
“Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya”.37
Thorndike dalam buku belajar dan pembelajaran
menyatakan bahwa salah satu aspek yang paling mengesankan dari
diri manusia adalah kemampuannya untuk belajar, karena dengan itu
ia dapat mengubah dirinya sendiri.38
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu
melalui interaksi dengan lingkungan.39
Maka dari pengertian belajar yang dipaparkan oleh beberapa
para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk merubah tingkah laku
37 Slameto, Op.Cit., h.2 38 Ni Nyoman Parwati, I Putu Pasek Suryawan, Ratih Ayu Aspari, Belajar dan
2) Menentukan jumlah kelas interval dengan menggunakan rumus
Sturges: K =1 + 3,3 log n
3) Menghitung panjang kelas interval dengan rumus:
Panjang kelas interval = 𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
c. Histogram
Histogram merupakan grafik batang yang dibuat berdasarkan data
pada distribusi frekuensi.
d. Tingkat kecenderungan variabel
Kecenderungan masing-masing variabel dilakukan dengan
pengkategorian skor yang diperoleh dari nilai mean dan standar
deviasi dengan pengelompokkan pada 3 kategori seperti sebagai
berikut:
Tabel 3.7 Tingkat kecenderungan variabel
No. Skor nilai Kategori
1. X < (Mi –Sdi) Rendah
2. (Mi – Sdi) < X < (Mi + Sdi) Sedang
3. X > (Mi + Sdi) Tinggi
Keterangan:
Mi = Mean
Sdi = Standar Deviasi
X = Skor yang dicapai
Pengukuran tendensi sentral dan perhitungan penyebaran data
diambil dari skor total butir-butir pada kuesioner variabel
kepemimpinan kharismatik kepala sekolah dan kuesioner variabel
motivsi kerja guru yang dioleh menggunakan SPSS versi 23.
60
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui
sebuah variabel berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas
dilakukan sebelum pengujian hipotesis. Teknik yang akan
digunakan untuk pengujian normalitas data pada penelitian ini
adalah teknik Shapiro-Wilk. “Uji Shapiro-Wilk merupakan metode
uji normalitas yang pada umumnya penggunaanya terbatas untuk
sampel yang kurang dari lima puluh agar menghasilkan keputusan
yanng akurat”.52 Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai
berikut:
1) Jika nilai Sig > 5%(0,05) sebaran bersifat normal.
2) Jika nilai Sig < 5%(0,05) sebaran bersifat tidak normal.53
b. Uji Linearitas
Menurut Riduwan “Uji linieritas regresi dilakukan untuk
melakukan derajat keeratan hubungan, memprediksi besarnya arah
hubungan itu, serta meramalkan besarnya variabel dependen jika
nilai variabel independen diketahui”.54 Dalam uji linearitas dapat
menggunakan bantuan SPSS Ver.23. dengan memperhatikan nilai
signifikansi, jika Sig. Baris deviation of linearity > 0,05 maka H0
diterima, dan sebaliknya jika nilai < 0,05, maka H0 ditolak.
J. Pengujian Hipotesis
1. Uji Regresi Linear Sederhana
Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif
52 Mitha Arvira Oktaviani dan Hari Basuki Notobroto,”Perrbandingan Tingkat
Konsistensi Normalitas Distribusi Metode Kolmogorov-Smirnov, Liliefors, Shapiro-Wilk, Dan
Skewness-Kurtosis” Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Vol.3, No.2 Desember 2014, h.134 53 J. Supranto dan Nandan Limakrisna, op.cit., h. 91 54 Riduwan M.B.A, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti pemula,
(Bandung: Alfabeta,2012), cet.8, h.220
61
dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai
variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang
digunakan biasanya berskala interval atau rasio. Adapun rumus regresi
linear sederhana sebagi berikut :
Y’ = a + bX
Keterangan:
Y’ = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)
X = Variabel independen
a = Konstanta (nilai Y’ apabila X = 0)
b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)
2. Uji Partial (Uji-t)
Menurut Arikunto dalam Alfina, Untuk menguji koefisien regresi
secara parsial guna mengetahui apakah variabel bebas secara individu
berpengaruh terhadap variabel terikat digunakan uji-t.55
Untuk menunjukkan apakah masing-masing variabel berpengaruh,
uji ini dapat menggunakan 2 rumus, yaitu:
a. Membandingkan nilai thitung dengan ttabel
1) Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima
2) Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak
b. Membandingkan angka probabilitas signifikansi
1) Apabila Sig. > 0,05, maka H0 diterima
2) Apabila Sig. < 0,05, maka H0 ditolak
Pada penelitian kali ini peneliti menggunakan SPSS Ver. 23.
55 Alfina Dewi Ratnasari, “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha
Bisnis Online Shop di Kota Samarinda”, e-jurnal Administrasi Bisnis, Vol.5, No. 1, 2017, h.123
62
3. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang
kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel-
variabel dependen.56
56 Alfina Dewi Ratnasari, Ibid, h. 123
63
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Sekolah
1. Sejarah Singkat Sekolah
Madrasah Tsanawiyah (MTs) AL – IHSAN Pamulang berdiri tangga
1 Juni 1999. Madrasah Tsanawiyah ini berada di bawah naungan
Yayasan AL–IHSAN yang berafiliasi ke Departemen Agama. Madrasah
ini merupakan peralihan dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) AL–
IHSAN yang berafiliasi ke Departemen Pendidikan Nasional yang
beroperasi tahun 1986–1999. Atas pertimbangan pengurus yayasan,
SMP Islam ini berubah menjadi Madrasah Tsanawiyah yang kelas
satunya dimulai pada Tahun Pelajaran 1999 / 2000. Siswa pertama MTs
AL–IHSAN ini berjumlah 28 orang. Sedangkan kelas 2 dan 3 yang
masih berstatus SMP berjumlah 42 orang siswa, sehingga jumlah siswa
kedua sekolah tersebut 70 orang.
Tanggal 1 september 1999, Pengurus Yayasan AL – IHSAN yang
diketuai oleh Bapak Drs. H. Mustoha, MA dan sekretarisnya Bapak Drs.
H.Idris Elby, MA mengangkat Bapak Drs. Agus Sunardi, salah
seorang guru pada Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Pamulang,
sebagai Kepala Sekolah untuk Madrasah Ibtidaiyah ( MI ) dan
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Bapak Drs. Agus Sunardi menggantikan
Bapak H.M. Idris sebagai Kepala Madrasah Ibtidaiyah ( MI ) dan Ibu
Dra. H. Yenni Triasih sebagai Kepala Sekolah Menengah Pertama
(SMP). Kemudian diangkat pula Bapak Yatiman, pensiunan Pegawai
Departemen Agama, sebagai Kepala Tata Usaha (TU). Mulai saat itulah
kedua sekolah ini dipimpin oleh seorang kepala sekolah, yaitu Bapak
Drs. Agus Sunardi yang masih berstatus sebagai guru pada Madrasah
Tsanawiyah (MTs) Negeri Pamulang.
Pagi hari Bapak Drs. Agus Sunardi bertugas sebagai Kepala Sekolah
di Yayasan AL–IHSAN dan sore hari bertugas sebagi guru dinas pada
64
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Pamulang. Kemudian tanggal 5
Juni 2003 Bapak Drs. Agus Sunardi, resmi diangkat oleh pemerintah
sebagai Kepala Madrasah Tsanawiyah (MTs) AL – IHSAN Pamulang
berdasarkan Surat Keputusan Kepala Departemen Agama Kantor
Wilayah Provinsi Banten, Nomor : Kw.28/I/Kp.076/ 483/ 2003
tertanggal 05 Juni 2003, yang ditandatangani oleh Kepala Kanwil
Bapak Drs. H. M. Suroh, M.Si atas nama Menteri Agama. Sejak saat
itu Bapak Drs. Agus Sunardi resmi sebagai kepala sekolah difinitif yang
diperbantukan pada yayasan AL – IHSAN dan tidak lagi sebagai guru
pada Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Pamulang.
Awal tahun 2002, Madrasah Tsanawiyah (MTs) AL– IHSAN belum
memiliki izin operasional. Kemudian Bapak Drs. Agus Sunardi sebagai
Kepala Sekolah berkoordinasi dengan Pengurus Yayasan AL – IHSAN
untuk mengurus Izin Operasional Sekolah. Kepala Sekolah dan
Pengurus Yayasan men-setting maju tanggal dan tahun surat
permohonan, dan lahirlah surat dari Pengurus Yayasan Al-Ihsan
Nomor : 09 / Y. AI/ 2001 tertanggal 08 Mei 2001 tentang Permohonan
Izin Operasional Madrasah Tsanawiyah Swasta AL–IHSAN . Dengan
surat ini berangkatlah Bapak Drs. Agus Sunardi menghadap Kepala
Desa Bambu Apus dan Bapak Camat Kecamatan Pamulang untuk minta
surat rekomendasi.
Surat rekomendasi, dari Kepala Desa Bambu Apus dan Camat
Kecamatan Pamulang, lalu dibawa ke Kantor Departemen Agama
(Kandepag) Kabupaten Tangerang. Kemudian keluarlah Surat
Rekomendasi dari Kepala Kandepag Kabupaten Tangerang Nomor: MI-
04/PP.07/669/2002 tanggal 2 Oktober 2002. Surat Rekomendasi dari
Kepala Kandepag tersebut dilanjutkan ke Kantor Departemen Agama
Wilayah Provinsi Banten. Kemudian Keluarlah Surat Izin Operasional
MTs.S AL – IHSAN dari Kepala Kanwil Departemen Agama Provinsi
Banten Nomor : W.aa/I/PP.03/594/2002, tertanggal 03 Oktober 2002
yang ditandatangani oleh Kabid Mapenda Islam Pada Sekolah Umum,
65
Drs. H. Iding Mujtahidin atas nama Kepala Kanwil Departemen Agama
Provinsi Banten. Sejak saat itulah Madrasah Tsanawiyah AL – IHSAN
resmi sebagai sekolah yang diakui secara hukum.
Pada Tahun Pelajaran 2000/ 2001 Madrasah Tsanawiyah (MTs)
AL – IHSAN Pamulang memiliki siswa sebanyak 106 orang, dan pada
Tahun Pelajaran 2001/ 2002, jumlah siswa meningkat menjadi 135
orang, dan untuk pertama kali Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Ihsan
Pamulang meluluskan 25 orang siswa, terdiri dari 13 orang laki-laki dan
12 orang prempuan. Tahun Pealajaran 2002/ 2003, jumlah siswa
meningkat menjadi 192 orang, Tahun Pelajaran 2004/ 2005 Jumlah
siswa merosot menjadi 179 orang. Hal ini terjadi karena tersiar berita
akan adanya Bantuan Operasoanl Sekolah (BOS) dari pemerintah dan
sekolah negeri gratis. Pada tahun 2005 untuk pertama kali, sekolah ini
diakreditasi dan memperoleh Nilai Akreditasi B (Baik). Dengan
semangat akreditasi ini kepala sekolah beserta seluruh dewan guru dan
karyawan-karyawati terus bekerja keras mengelola lembaga pendidikan
Islam ini. Berkat kerja keras semua pihak terlihat dari tahun ke tahun
madrasah ini terus mengalami perkembangan yang signifikan. Jumlah
siswa menunjukan grafik yang terus meningkat, hal ini karena kesadaran
dan kepercayaan masyarakat terhadap Madrasah AL– IHSAN.
Kepercayaan ini mendorong animo mereka untuk menyekolahkan
putra-putrinya ke Madrasah AL– IHSAN khususnya dan ke sekolah-
sekolah yang Berciri Khas Islam pada umumnya. Sejak saat itu
pandangan masyarakat (image) yang mengatakan “daripada ora sekolah
mendingan ke AL– IHSAN “hilang sudah.
Pada Tahun Pelajaran 2006/ 2007 sekolah ini memiliki siswa
sebanyak 220 orang. Dan pada Tahun Pelajaran 2007/2008, jumlah
siswa meningkat menjadi 274 orang.
Tiga tahun kemudian, tepatnya Tahun Pelajaran 2011/ 2012,
Madrasah Tsanawiyah (MTs) AL – IHSAN Pamulang memiliki siswa
sebanyak 305 orang yang terbagi kedalam rombongan belajar.
66
Sebenarnya jumlah siswa masih terus bertambah, namun karena
keterbatasan lokal para calon siswa melalui mekanisme tes penjaringan
siswa baru banyak yang tidak diterima.
Seiring perkembangan zaman dan sejalan dengan visi Madrasah
Tsanawiyah (MTs) AL – IHSAN Pamulang, yaitu Unggul Dalam
Prestasi dan Berakhlakul Karimah, Madrasah yang didukung oleh
pengurus yayasan terus berbenah diri dengan menyiapkan berbagai
fasilitas yang memadai dan berupaya meningkatkan kualitas
lulusannya. Alhamdu lillah, pada tahun Pelajaran 2011/ 2012 Madrasah
Tsanawiyah (MTs) AL – IHSAN Pamulang bukan hanya memiliki
Laboratorium Komputer besrta jaringan internet on line, bahkan
sekolah ini mendapatkan bantuan perangkat Laboratorium IPA,
Laboratorium Bahasa, Perangkat Pembelajaran IPS dan Jaringan
Berbasis Pembelajaran dari Kementerian Agama Republik Indonesia.
Selain itu sekolah ini memiliki tenaga pendidik yang professional,
muda, cakap dan berpengalaman serta berpendidikan S1 dan S2.
Mereka loyal dan berdedikasi tinggi menjalankan tugasnya dalam
mengemban amanat orang tua siswa, masyarakat, pemerintah dan
amanat Allah Subhanahu Wata’ala.
Dengan jerih payah dan dedikasi tinggi dari seluruh pendidik dan
tenaga kependidikan disertai dengan tekad baik dari para siswa dan
peran orang tua siswa, alumni Madrasah Tsanawiyah (MTs) AL –
IHSAN Pamulang ada yang telah lulus sarjana dari Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Gajah Mada
(UGM ) Yogyakarta, dan ada pula yang masih berstatus sebagai
mahasiswa UGM, UIN, dan mahasiswa Fakultas Kedokteran Tri Sakti
dan Fakultas Kedokteran Universitas Syekh Kuala, Sumatra Utara, dan
mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi lainnya.
Pengurus yayasan sebagai penyelenggara pendidikan, unsur
pimpinan madrasah, dewan guru dan karyawan-karyawati terus
berupaya mengembangkan misinya, yaitu memberikan sumbangan
67
kepada Bangsa dan Negara dengan cara membentuk, menyelenggarakan
dan mengembangkan program pendidikan untuk membina umat secara
mantap dan terencana serta dijiwai oeh ajaran Islam.
Harapan kami adalah semoga Allah Subhanahu Wata’ala senantiasa
merahmati Almarhum Bapak H. Abdul Kadir Basalamah selaku
pewakif tanah, para pendiri, pengurus yayasan, pimpinan, dewan guru
dan karyawa-karyawati beserta seluruh alumni madrasah, para siswa
dan orang tua siswa di mana saja berada.
Semoga Allah pun berkenan memberikan keberkahan, kesehatan,
keselamatan, kekuatan Iman dan Islam, kebahagiaan dan kesejahteraan
kepada semua pihak yang telah berjuang untuk sekolah ini, dan semoga
Allah berkenan memberikan balasan pahala yang berlipat ganda. Amin
Ya Allah, Ya Rabbal ‘Alamin.57
2. Visi Misi Sekolah
Setiap lembaga pendidikan memiliki mimpi dan harapan-harapan
akan kemajuan di masa depan yang dikenal dengan istilah visi dan misi.
Visi misi ini berfungsi untuk mewujudkan cita-cita dan sebagai
dorongan untuk selalu maju dan berkembang. Adapun visi dan misinya
adalah:
a. Visi : Unggul Dalam Prestasi Dan Berakhlakul Karimah
b. Misi : Mengacu pada visi madrasah di atas, maka misi yang akan
dirumuskan oleh Madrasah AL – IHSAN Pamulang adalah
sebagai berikut :
1) Menciptakan suasana belajar yang kondusif.
2) Melaksakan pembelajaran dan bimbingan yang efektif,
kreatif,dan efesien.
3) Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif bagi
seluruh warga madrasah.
57 Dokumen MTs Al-Ihsan Pamulang Tangerang Selatan
68
4) Mengembangkan bakat , minat dan potensi secara maksimal
melalui kegiatan ekstrakurikuler.
5) Meningkatkan dan mengoptimalkan sarana dan prasarana
6) Membentuk siswa-siswi berprestasi yang berwawasan luas
dalam bidang Ilmu Pengetahun Umum dan Agama.
7) Mengembangkan sikap dan prilaku sopan, tanggung jawab,
jujur dan dapat dipercaya.
8) Mengembangkan dan membiasakan prilaku disiplin bagi warga
madrasah.
9) Menanamkan landasan Aqidah yang kuat.
10) Melaksanakan kegiatan ibadah dalam kegiatan sehari hari.
Indikator:
A) Prestasi dalam bidang Agama
B) Prestasi dalam bidang akademik dan non akademik
C) Prestasi dalam bidang IPTEK dan IMTAQ
D) Bersikap disiplin dalam kehidupan sehari-hari
E) Mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa58
3. Profil Sekolah
Madrasah Tsnawiyah (MTs) Al – Ihsan Pamulang
Tahun Pelajaran 2018/2019
a. Nama : MTs. Al – Ihsan Pamulang
b. No. Statistik Madrasah : 212.2.28.04.17.139
c. Akreditasi Madrasah : 4 Desember 2014
( Terakreditarsi “A “)
d. Alamat madrasah : Jl. Bambu Apus Raya Komplek
Departemen
Agama Bambu Apus, Pamulang –
Tangerang
Selatan Banten
e. Nomor Telepon : ( 021 ) 7428430
58 Dokumen MTs Al-Ihsan Pamulang Selatan
69
f. Nomor NPWP : 02.287.485.3.411.000
g. Nama Kepala Madrasah : Drs. Agus Sunardi, MM
h. No. Telp / HP : 087771060292
i. Nama Yayasan : Yayasan Al – Ihsan
j. Alamat Yayasan : Jl. Bambu Apus Raya
Komplek Departemen Agama
Bambu Apus, Pamulang
k. No. Telp Yayasan : ( 021 ) 7428430
l. No. Akte Pendirian Yayasan : 15 September 1987 No.8
m. Kepemilikan Tanah : Wakaf Milik Yayasan
n. Luas Tanah : 1.850 m2
o. Status Bangunan : Milik Yayasan
p. Luas Bangunan : 1.648 m259
4. Data Siswa
Tabel 4. 1 Data Siswa
Tahun
Ajaran
Kelas 7 Kelas 8 Kelas 9 Jumlah
Jumlah
Siswa
Jumlah
Rombel
Jumlah
Siswa
Jumlah
Rombel
Jumlah
Siswa
Jumlah
Rombl
Jumlah
Siswa
Jumlah
Rombel
2016/2017 138 3 143 3 136 3 417 9
2017/2018 130 3 135 3 144 3 409 9
2018/2019 103 3 130 3 124 3 357
Sumber: dokumen siswa MTs Al-Ihsan Pamulang Tangerang Selatan
5. Sarana dan Prasarana
Tabel 4. 2 Sarana Prasarana
No Jenis
Prasarana
Jumlah
Ruang
Jumlah
Ruang
Kondisi
Baik
Jumlah
Ruang
Kondisi
Rusak
Katagori Kerusakan
Rusak
Ringan
Rusak
Sedang
Rusak
Berat
1 Ruang Kelas 9 9 - - - -
2 Perpustakaan 1 1 - - - -
59 Dokumen MTs Al-Ihsan Pamulang Selatan
70
3 R.Lab.IPA 1 - - - - -
4 R.Lab.Biologi - - - - - -
5 R.Lab.Fisika - - - - - -
6 R.Lab. Kimia - - - - - -
No Jenis
Prasarana
Jumlah
Ruang
Jumlah
Ruang
Kondisi
Baik
Jumlah
Ruang
Kondisi
Rusak
Kategori Kerusakan
Rusak
Ringan
Rusak
Sedang
Rusak Berat
7 R.Lab.Kom
puter 1 1 - - - -
8 R.Lab.Baha
sa 1 1 - - - -
9 R.Pimpinan 1 1 - - - -
10 R.Guru 1 1 - - - -
11 R. Tata
Usaha 1 1 - - - -
12 R.
Konseling 1 1 - - - -
13
R.
Perpustakaa
n
1 1 - - - -
14 Tempat
ibadah 1 1 - - - -
15 R. UKS 1 1 - - - -
16 Toilet 10 10 - - -
17 Gudang 1 1 - - - -
18 R. Sirkulasi 1 1 - - - -
19 Tempat Olah
Raga 1 1 - - - -
71
20 R. Org.
Kesiswaan 1 1 - - - -
21 R. Lainnya 1 1 - - - -
Sumber: dokumen sarana dan prasarana MTs Al-Ihsan Pamulang Tangerang Selatan
6. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Tabel 4. 3 Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan
No Keterangan Jumlah
Pendidik
1 Guru PNS diperbantukan tetap 4
2 Guru Tetap Yayasan 2
3 Guru Honorer 20
4 Guru Tidak Tetap -
Tenaga Kependidikan
1 Pegawai TU Tetap Yayasan 2
2 Pesuruh 1
3 Satpam 1
Sumber: dokumen pendidik dan tenaga pendidikan MTs Al-Ihsan Pamulang Tangerang
Selatan
7. Personil Madrasah
Nama Madrasah :Mts. Al–Ihsan Pamulang
Nama Kepala Madrasah :Drs. Agus Sunardi, Mm
Alamat :Jl Bambu Apus Raya
Komplek Depag
Bambu Apus - Pamulang
No.Telpon :(021) 7428430
No. Hp :087771060292
Akreditasi :Terakreditasi “ A “
72
Susunan Wakil Kepala Dan Koordinator Bidang
Tahun Pelajaran 2018 / 2019
Waka Bid. Kurikulum :Udin Nurdin, Spd
Waka Bid. Kesiswaan :Bambang Suprayogi, Spd
Susunan Staff Tata Usaha
Kepala Tata Usaha :Denny Susanto
Bendahara Umum :Hanifah Hasyid, Spd
Bendahara Mts :Intan Mulyadi
Staff Tu :Sitii Nurbaya
Security :Agus Cahyadi
Office Boy :Teddy Saputra
Penjaga Malam :Kusdian Munthaha & Agus Cahyadi
Susunan Penanggung Jawab
Laboratorium / Kepala Seksi
Teknisi Laboratorium
Bahasa , Komputer, Jaringan
Berbasis Pembelajaran : Denny Susanto
Laboratorium Ipa : Yanti Damayanti, Spd
Seksi Musik/ Drum Band : Reghistra, Spd
Seksi Musik/ Marawis : Reghistra, Spd
Seksi Sosial Keagamaan : Nurhayati, Sag
Seksi Olah Raga / Beladiri : Miza Yusmita, Spd
Seksi Pramuka, Pmr, Kir : Dina Rosmawati, Spd60
60 Dokumen Personil Sekolah MTs Al-Ihsan Pamulang
73
8. Struktur Organisasi
Gambar 4.1 Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Madrasah Al – Ihsan Pamulang61
Pengurus Yayasan
Komite Madrasah ------ Kepala Madrasah
Waka Bid. Kurikulum Waka Bid. Kesiswaan
Kepala Tata Usaha Bendahara Umum
Sosial
UKS
Kesenian
Olah Raga
Pramuka,
PMR, KIR
Koperasi
61 Dokumen Struktur Organisasi MTs Al-Ihsan Pamulang
Seksi - Seksi
Wali Kelas / Guru
Siswa – siswi
74
9. Ekstrakurikuler
a. Musik ( drum band, band & marawis )
b. Kelompok ilmiah remaja ( kir )
c. Olah raga / beladiri
d. Komputer
e. Paskibra
f. Pramuka
g. Uks
h. Pmr
i. Pidato 3 bahasa
j. Futsal
k. Paduan suara62
B. Hasil Uji Instrumen
1. Hasil Uji Validitas
Berdasarkan data yang telah terkumpul dari responden tingkat
kevalidan suatu instrumen akan diuji menggunakan rumus Pearson
Product Moment. Uji coba instrumen variabel X dan variabel Y
dilakukan pada 20 siswa. Taraf signifikan sebesar 0,05 dan derajat
kebebasan (dk = n – 2) atau dk = 20 – 2 = 18 maka didapatkan rtabel
sebesar 0,443. Berdasarkan uji coba instrumen yang dilakukan, hasil
nilai validitas sebagai berikut :
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Variabel X (Komunikasi
Interpersonal Guru Wali kelas)
No
Soal
Nilai r hitung Nilai r
tabel
Keterangan
1 0,619 0,443 Valid
2 0,470 0,443 Valid
3 0,278 0,443 Tidak Valid
4 0,755 0,443 Valid
5 -0,205 0,443 TidakValid
6 -0,401 0,443 Tidak Valid
7 0,795 0,443 Valid
8 0,771 0,443 Valid
9 0,049 0,443 Tidak Valid
10 0,536 0,443 Valid
11 0,771 0,443 Valid
12 0,284 0,443 Tidak Valid
62 Dokumen Ekstrakuler MTs Al-Ihsan Pamulang
75
13 0,527 0,443 Valid
14 0,663 0,443 Valid
15 0,755 0,443 Valid
16 0,795 0,443 Valid
17 0,771 0,443 Valid
18 0,622 0,443 Valid
19 0,687 0,443 Valid
20 0,619 0,443 Valid
21 0,524 0,443 Valid
22 0,407 0,443 Tidak Valid
23 0,672 0,443 Valid
24 0,623 0,443 Valid
25 0,527 0,443 Valid
26 0,663 0,443 Valid
27 0,567 0,443 Valid
28 0,703 0,443 Valid
29 0,256 0,443 Tidak Valid
30 0,522 0,443 Valid Sumber : hasil olah data SPSS vers.23, 2019
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Variabel Y (Motivasi Belajar
Siswa)
No
Soal
Nilai r
hitung
Nilai r
tabel
Keterangan
1 0,661 0,443 Valid
2 0,741 0,443 Valid
3 0,643 0,443 Valid
4 0,181 0,443 Tidak Valid
5 0,517 0,443 Valid
6 0,331 0,443 Tidak Valid
7 0,558 0,443 Valid
8 0,834 0,443 Valid
9 0,574 0,443 Valid
10 0,834 0,443 Valid
11 0,589 0,443 Valid
12 0,362 0,443 Tidak Valid
13 0,741 0,443 Valid
14 0,791 0,443 Valid
15 0,521 0,443 Valid
16 -0,062 0,443 Tidak Valid
17 0,596 0,443 Valid
18 0,115 0,443 Tidak Valid
19 0,109 0,443 Tidak Valid
76
20 0,517 0,443 Valid
21 0,834 0,443 Valid
22 0,510 0,443 Valid
23 0,521 0,443 Valid
24 0,371 0,443 Tidak Valid
25 0,018 0,443 Tidak Valid
26 0,036 0,443 Tidak Valid
27 0,639 0,443 Valid
28 0,643 0,443 Valid
29 0,279 0,443 Tidak Valid
30 0,701 0,443 Valid Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
Berdasarkan hasil tabel di atas, dapat diketahui untuk variabel X
memiliki 23 butir soal valid dan 7 butir soal yang tidak valid. Dan pada
variabel Y memiliki 20 butir soal yang valid dan 10 butir soal yang tidak
valid.
C. Deskripsi Data
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Al-Ihsan Pamulang pada bulan
November 2019. Adapun yang menjadi objek adalah siswa kelas VII MTs
Al-Ihsan Pamulang. Variabel dalam penelitian ini yaitu variabel X
(Komunikasi Interpersonal Guru Wali Kelas) dan variabel Y (Motivasi
Belajar Siswa). Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data
berupa kuesioner (angket). Angket uji coba disebarkan kepada 20 siswa
Kelas VII.1,VII.2,VII.3 MTs Al-Ihsan Pamulang yang terdiri dari 30 butir
soal pada variabel X dan 30 butir soal pada variabel Y. Sedangkan angket
penelitian disebarkan kepada 51 siswa Kelas VII MTs Al-Ihsan Pamulang,
yang terdiri dari 23 butir soal pada variabel X dan 20 butir soal pada variabel
Y.
Deskripsi data disajikan untuk memberikan gambaran secara umum
mengenai penyebaran data di lapangan. Data yang disajikan berupa data
mentah yang diolah menggunakan bantuan program SPSS ver.23. Adapun
hasil deskripsi data responden yang diperoleh dapat dijelaskan sebagai
berikut.
77
1. Deksripsi Data Variabel X (Komunikasi Interpersonal Guru Wali
kelas) dan Hasil Analisisnya
a. Data Variabel X (Komunikasi Interpersonal Guru Wali kelas)
Pada penelitian ini data komunikasi interpersonal Guru Wali kelas
diperoleh dari hasil angket yang disebarkan kepada 51 siswa Kelas
VII. Dari hasil tersebut, peneliti mengumpulkan dan
mengelompokkan data mengenai komunikasi interpersonal Guru
Wali kelas. Data dapat dilihat secara rinci pada tabel sebagai berikut:
Responden Variabel X Responden Variabel X
Responden 1 68 Responden 27 94
Responden 2 62 Responden 28 84
Responden 3 66 Responden 29 96
Responden 4 69 Responden 30 88
Responden 5 77 Responden 31 93
Responden 6 88 Responden 32 72
Responden 7 87 Responden 33 84
Responden 8 83 Responden 34 98
Responden 9 86 Responden 35 88
Responden 10 74 Responden 36 90
Responden 11 85 Responden 37 97
Responden 12 82 Responden 38 94
Responden 13 89 Responden 39 88
Responden 14 86 Responden 40 91
Responden 15 81 Responden 41 85
Responden 16 93 Responden 42 90
Responden 17 93 Responden 43 86
Responden 18 100 Responden 44 80
Responden 19 95 Responden 45 95
78
Tabel 4.6 Data Variabel X (Komunikasi Interpersonal Guru
Wali kelas)
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat jumlah skor angket
penelitian komunikasi interpersonal guru wali kelas dari masing-
masing responden.
b. Hasil Analisis Variabel X (Komunikasi Interpersonal Guru Wali
Kelas)
1) Rentang Nilai (r)
r = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah
= 100-62
= 38
2) Jumlah Kelas (k)
k = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 51
= 1 + 3,3 . 1,7
= 1 + 5.61
= 6,61 = 7
3) Panjang Interval (i)
i = jumlah rentang (r) : jumlah kelas (k)
= 38 : 7
= 5,4 = 5
4) Tabel Distribusi Frekuensi Variabel X (Komunikasi
Interpersonal Guru Wali Kelas)
Responden 20 73 Responden 46 89
Responden 21 80 Responden 47 79
Responden 22 71 Responden 48 87
Responden 23 86 Responden 49 83
Responden 24 79 Responden 50 100
Responden 25 91 Responden 51 85
Responden 26 72
79
Tabel 4.7 Tabel Distribusi Frekuensi Variabel X (Komunikasi Interpersonal
Guru Wali kelas)
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS ver.23, 2019
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa yang
mendapat skor 62-66 terdapat 2 orang, skor 67-71 terdapat 3
orang, skor 72-76 terdapat 4 orang, skor 77-81 terdapat 6
orang, 82-86 terdapat 12 orang, dan skor 87-91 terdapat 12
orang, 92-96 terdapat 8 orang, 97-101 terdapat 4 orang.
Berdasarkan data distribusi frekuensi di atas dapat
digambarkan distribusi frekuensi sebagai berikut :
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
Gambar 4.2 Gambar Distribusi Frekuensi Variabel
X(Komunikasi Interpersonal Guru Wali kelas)
Interval
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 62-66 2 3.9 3.9 3.9
67-71 3 5.9 5.9 9.8
72-76 4 7.8 7.8 17.6
77-81 6 11.8 11.8 29.4
82-86 12 23.5 23.5 52.9
87-91 12 23.5 23.5 76.5
92-96 8 15.7 15.7 92.2
97-101 4 7.8 7.8 100.0
Total 51 100.0 100.0
80
5) Mean, Median, Modus
Tabel 4.8 Mean, Median, Modus Variabel X (Komunikasi Interpersonal
Guru Wali kelas)
Statistics
KOMUNIKASI INTERPERSONAL
GURU
N Valid 51
Missing 0
Mean 84.94
Median 86.00
Mode 86a
Std. Deviation 9.050
Range 38
Minimum 62
Maximum 100
Sum 4332
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
Dari tabel di atas, diketahui bahwa nilai rata-rata dari
variabel Komunikasi Interpersonal Guru Wali kelas adalah
84,94 sedangkan nilai tengah 86, nilai yang paling sering muncul
86, dan standar deviasi 9,050.
Selanjutnya, untuk menentukan tinggi rendahnya rata-rata
komunikasi intepersonal guru wali kelas dapat diperoleh dengan
cara sebagai berikut:
a) Perhitungan nilai rata-rata ideal (Mi) dan Standar Deviasi
Ideal (Sdi)
Nilai rata-rata Ideal (Mi) = 84,94
Standar Deviasi Ideal (Sdi) = 9,050
b) Batasan-batasan kategori kecenderungan
(1) Rendah = X < (Mi – Sdi)
= X < (84,94 – 9,050)
81
= X < 75,89
(2) Sedang = (Mi – Sdi) < X < (Mi + Sdi)
= 75,89 < X < (84,94 + 9,050)
= 75,89 < X < 93.99
(3) Tinggi = X > (Mi + Sdi)
= X > 93.99
Tabel 4.9 Kategori Kecenderungan Data Variabel X (Komunikasi
Interpersonal Guru Wali kelas)
Tingkat Kecendrungan Data
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Rendah 9 17.6 17.6 17.6
Sedang 33 64.7 64.7 82.4
Tinggi 9 17.6 17.6 100.0
Total 51 100.0 100.0
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
Berdasarkan data tingkat kecenderungan di atas
dapat digambarkan sebagai berikut :
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
82
Gambar 4.3 Tingkat Kecenderungan Data Variabel X (Komunikasi
Interpersonal Guru Wali kelas)
Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa
perolehan skor variabel komunikasi interpersonal Guru Wali
kelas yang termasuk kedalam kategori rendah sebanyak 9
orang (17,6%), kategori sedang 33 orang (64,7%), dan
kategori tinggi 9 orang (17,6%). Berdasarkan perolehan skor
tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel komunikasi
interpersonal guru wali kelas berada pada kategori sedang.
2. Deskripsi Data Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) dan Hasil
Analisisnya
a. Data Variabel Y (Motivasi Belajar)
Motivasi belajar siswa diukur dengan menggunakan angket yang
disebarkan kepada responden sebanyak 51 siswa di MTs Al-Ihsan
Pamulang. Angket yang telah diisi kemudian diberi skor, diolah, dan
dianalisis. Berikut adalah tabel yang memuat hasil penelitiann data
motivasi belajar siswa.
Tabel 4.10 Data Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa)
Responden Motivasi
Belajar siswa
Responden Motivasi
Belajar Siswa
Responden 1 59 Responden 23 62
Responden 2 57 Responden 24 80
Responden 3 70 Responden 25 63
Responden 4 56 Responden 26 73
Responden 5 94 Responden 27 77
Responden 6 61 Responden 28 70
Responden 7 77 Responden 29 85
Responden 8 60 Responden 30 72
Responden 9 83 Responden 31 88
Responden 10 57 Responden 32 56
83
Responden 11 67 Responden 33 75
Responden 12 79 Responden 34 64
Responden 13 79 Responden 35 72
Responden 14 67 Responden 36 76
Responden 15 61 Responden 37 67
Responden 16 78 Responden 38 66
Responden 17 74 Responden 39 61
Responden 18 92 Responden 40 76
Responden 19 95 Responden 41 81
Responden 20 69 Responden 42 63
Responden 21 54 Responden 43 75
Responden 22 73 Responden 44 67
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat jumlah skor angket penelitian
motivasi belajar siswa dari masing-masing responden.
b. Hasil Analisis Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa)
1) Rentang Nilai (r)
r = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah
= 95 – 54
Responden Motivasi
Belajar
Siswa
Responden 45 65
Responden 46 74
Responden 47 73
Responden 48 66
Responden 49 77
Responden 50 82
Responden 51 59
84
= 41
2) Jumlah Kelas (k)
k = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 51
= 1 + 3,3 . 1,7
= 1 + 5,61
= 6,61 = 7
3) Panjang Interval (i)
i = jumlah rentang (r) : jumlah kelas (k)
= 41 : 7
= 5,8 = 6
4) Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa)
Tabel 4.11 Tabel Distribusi Frekuensi Variabel
Y (Motivasi Belajar Siswa)
INTERVAL
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 54-59 7 13.7 13.7 13.7
60-65 9 17.6 17.6 31.4
66-71 9 17.6 17.6 49.0
72-77 14 27.5 27.5 76.5
78-83 7 13.7 13.7 90.2
84-89 2 3.9 3.9 94.1
90-95 3 5.9 5.9 100.0
Total 51 100.0 100.0
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa responden
yang mendapatkan skor 54-59 terdapat 7 orang, skor 60-65
terdapat 9 orang, skor 66-71 terdapat 9 orang, skor 72-77
terdapat 14 orang, skor 78-83 terdapat 7 orang, skor 84-89
terdapat 2 orang, dan skor 90-95 terdapat 3 orang.
85
Berdasarkan hasil data distribusi frekuensi di atas, maka
dapat digambarkan distribusi frekuensi motivasi kerja guru
dalam bentuk grafik berikut ini:
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
Gambar 4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Y
(Motivasi Belajar Siswa)
5) Mean, Median, Modus
Tabel 4.12 Mean, Median, Modus Variabel Y
(Motivasi Belajar Siswa)
Statistics
MOTIVASI BELAJAR SISWA
N Valid 51
Missing 0
Mean 71.12
Median 72.00
Mode 67
Std. Deviation 10.128
Range 41
Minimum 54
Maximum 95
Sum 3627
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
Dari tabel di atas, diketahui bahwa nilai rata-rata dari
variabel Motivasi Belajar Siswa adalah 71,12 sedangkan nilai
tengah 72, nilai yang paling sering muncul 67, dan standar
deviasi 10,128.
86
Selanjutnya, untuk menentukan tinggi rendahnya rata-rata
motivasi belajar siswa dapat diperoleh dengan cara sebagai
berikut:
c) Perhitungan nilai rata-rata ideal (Mi) dan Standar Deviasi
Ideal (Sdi)
Nilai rata-rata Ideal (Mi) = 71,12
Standar Deviasi Ideal (Sdi) = 10,128
d) Batasan-batasan kategori kecenderungan
(4) Rendah = X < (Mi – Sdi)
= X < (71,12 – 10,128)
= X < 60,992
(5) Sedang = (Mi – Sdi) < X < (Mi + Sdi)
= 60,992 < X < (71,12+ 10,128)
= 60,992 < X < 81,248
(6) Tinggi = X > (Mi + Sdi)
= X > 81,248
Tabel 4.13 Kategori Kecenderungan Data Variabel Y
(Motivasi Belajar Siswa)
Tingkat Kecendrungan Data
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Rendah 8 15.7 15.7 15.7
Sedang 36 70.6 70.6 86.3
Tinggi 7 13.7 13.7 100.0
Total 51 100.0 100.0
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
Berdasarkan data tingkat kecenderungan di atas
dapat digambakan sebagai berikut :
87
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
Gambar 4.5 Kategori Kecenderungan Data Variabel Y
(Motivasi Belajar Siswa)
Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa
perolehan skor variabel motivasi belajar siswa yang
termasuk kedalam kategori rendah sebanyak 8 orang
(15,7%), kategori sedang 36 orang (70,6%), dan kategori
tinggi 7 orang (13,7%). Berdasarkan perolehan skor
tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi belajar
siswa berada pada kategori sedang.
3. Hasil Uji Reliabilitas
Setelah melakukan uji validitas instrumen, langkah selanjutnya yaitu
melakukan uji reliabilitas yang dipakai untuk mengukur instrumen dapat
diandalkan secara konsisten sebagai alat pengumpul data.
Berikut merupakan hasil uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS
versi 23 pada variabel X (Komunikasi Interpersonal Guru Wali kelas),
yaitu
Tabel 4.14 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X (Komunikasi
Interpersonal Guru Wali kelas)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.937 23
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS Vers.23, 2019
88
Berdasarkan kriteria Cronbach’s Alpha > 60% atau Cronbach’s
Alpha > 0,60 dan diperoleh hasil Cronbach’s Alpha 0,937 > 0,60 maka
butir instrumen variabel X dikatakan reliabel dengan tingkat reliabilitas
sangat tinggi.
Berikut merupakan hasil uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS
versi 23 pada variabel Y (Motivasi Belajar Siswa), yaitu :
Tabel 4.15 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y (Motivasi Belajar
Siswa)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.931 20
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
Berdasarkan kriteria Cronbach’s Alpha > 60% atau Cronbach’s
Alpha > 0,60 dan diperoleh hasil Cronbach’s Alpha 0,931 > 0,60 maka
butir instrumen variabel Y dikatakan reliabel dengan tingkat reliabilitas
sangat tinggi.
89
D. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah nilai residual
yang dihasilkan dari regresii berdistribusi secara normal atau tidak.
Suatu regresi dikatakan baik ketika memiliki nilai residual yang
berdistribusi normal. Beberapa metode uji normalitas yaitu dengan tabel
Test of Normality dengan uji Shapiro-Wilk dan normal P-P Plot of
regression Standardized Residual pada SPSS vers.23, yakni sebagai
berikut :
90
Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas Shapiro-Wilk
Tests of Normality
Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig.
KOMUNIKASI
INTERPERSONAL GURU .963 51 .107
MOTIVASI BELAJAR SISWA .970 51 .229
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
Berdasarkan hasil uji normalitas di atas dapat disimpulkan, bahwa
data pada variabel X (komunikasi interpersonal guru wali kelas) dan
variabel Y (motivasi belajar siswa) memiliki nilai signifikansi Shapiro-
Wilk yang baik yakni masing-masing sebesar 0,107 dan 0,229.
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa data berdistribusi normal
karena nilai signifikansi Shapiro-Wilk lebih dari 0,05.
Kemudian hasil grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized
Residual pada SPSS vers.23, sebagai berikut:
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
Gambar 4.6 Hasil Uji Normalitas Variabel X (Komunikasi Interpersonal
Guru Wali kelas)
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
91
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
Gambar 4.7 Hasil Uji Normalitas Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa)
Dari hasil grafik di atas, tergambar jelas bahwa titik-titik yang
menyebar mengikuti garis diagonal. Maka dari itu, dapat ditarik
kesimpulan bahwa data berdistribusi normal.
2. Uji Linearitas
Uji Linearitas digunakan untuk mengetahui adanya hubungan yang
linear atau tidak secara signifikansi pada dua variabel. Uji linearitas
dilakukan dengan menggunakan taraf signifikansi (sig) 0,05. Berikut
merupakan hasil dari uji linearitas SPSS versi.2.3, yaitu :
Tabel 4.16 Hasil Uji Linearitas
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
Berdasarkan hasil uji linearitas di atas dapat diketahui bahwa nilai
signifikansi pada Deviation From Linearity sebesar 0,515 > 0,05, dapat
kita ketahui jika nilai signifikansi pada tabel lebih besar dari 0,05 atau
ANOVA TABLE
Sum of Squares df
Mean
Square F Sig.
MOTIVASI
BELAJAR SISWA
* KOMUNIKASI
INTERPERSONAL
GURU
Between
Groups
(Combined) 3188.544 28 113.877 1.291 .272
Linearity 830.717 1 830.717 9.417 .006
Deviation
from Linearity 2357.828 27 87.327 .990 .515
Within Groups 1940.750 22 88.216
Total 5129.294 50
92
(0,05 < sig), maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel terdapat
hubungan yang linear, sehingga asumsi linearitas terpenuhi.
E. Pengujian Hipotesis
1. Regresi Linear Sederhana
Berikut ini adalah hasil uji regresi linear sederhana dengan
menggunakan SPSS vers.23, yaitu :
Tabel 4.17 Hasil Uji Analisis Regresi Linear Sederhana
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 32.85
9 12.502 2.628 .011
KOMUNIKASI
INTERPERSONAL GURU .450 .146 .402 3.077 .003
a. Dependent Variable: MOTIVASI BELAJAR SISWA
Sumber : hasil olah data penelitian SPSS vers.23, 2019
Rumus regresi linear sederhana :
Y’ = a + bX
Berdasarkan hasil output di atas, dapat diketahui bahwa :
Y = 32,859 + 0,450 X
Dimana :
Y = Motivasi Belajar Siswa
X = Komunikasi Interpersonal Guru Wali Kelas
a. a = angka konstan dari unstandardized coefficients. Dari output di
atas nilainya sebesar 32,859. Ini dapat diartikan jika komunikasi
interpersonal guru wali kelas adalah 32,859.
b. b = angka koefisien regresi. Nilainya sebesar 0,450. Angka ini
mengandung arti bahwa setiap penambahan 1% tingkat Komunikasi
93
Interpersonal Guru Wali kelas (X), maka Motivasi Belajar Siswa
(Y) akan meningkat sebesar 0,450
Karena nilai koefisien regresi bernilai positif (+), maka
dengan demikian dapat dikatakan bahwa Komunikasi Interpersonal
Guru Wali kelas (X) berpengaruh positif terhadap Motivasi Belajar
Siswa (Y). Sehingga persamaan regresinya adalah Y = 32,859 +
0,450 X.
2. Uji Parsial (Uji t)
Uji hipotesis atau uji pengaruh berfungsi untuk mengetahui apakah
koefisien regresi tersebut signifikan atau tidak. Berdasarkan hasil output
pada Tabel 4.15 diketahui dengan langkah-langkah pengujiannya
sebagai berikut :
a. Membandingkan Thitung dengan Ttabel
1) Penentuan Thitung dengan Ttabel
Nilai Thitung didapatkan dari hasil output pada tabel 4.15
sebesar 3,077
2) Penentuan Ttabel
Ttabel dapat dilihat pada tabel statistik dengan nilai signifikansi