27 PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 2 NOLOGATEN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI OLEH WINDHI ALFIANTI NIM: 210613120 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONOROGO 2017
79
Embed
PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP HASIL BELAJAR ...etheses.iainponorogo.ac.id/1945/1/Windhi Alfianti.pdf27 pengaruh kompetensi pedagogik guru terhadap hasil belajar siswa
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
27
PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 2 NOLOGATEN PONOROGO TAHUN
PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
OLEH
WINDHI ALFIANTI
NIM: 210613120
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) PONOROGO
2017
28
ABSTRAK
Alfianti, Windhi.2017. Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru terhadap Hasil
Belajar Siswa SDN 2 Nologaten Ponorogo Tahun Pelajaran 2016/2017.
Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru MI Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo. Pembimbing Izza Aliyatul
Muna, M.Sc.
Kata Kunci : Kompetensi Pedagogik Guru, Hasil Belajar Siswa
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran siswa
yang meliputi pemahaman terhadap siswa, perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan siswa untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Hasil belajar merupakan suatu
puncak proses belajar. Agar hasil belajar seoptimal mungkin, maka kegiatan belajar
ini harus direncanakan. Dengan kata lain seorang guru harus merencanakan proses
belajar, di mana terjadi dengan adanya interaksi belajar mengajar.Semakin tinggi
kemampuan belajar siswa dan kualitas pengajaran di sekolah, maka semakin tinggi
pula hasil belajar siswa. Dari hasil observasi di SDN 2 Nologaten Ponorogo,
diketahui masih terdapat siswa yang mendapatkan nilai dibawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) sehingga harus mengikuti ulangan remidi. Padahal guru sudah
berusaha mengelola pembelajaran dengan baik.
Rumusan Masalah Penelitian ini adalah (1) Bagaimana kompetensi
pedagogik guru kelas IV SDN 2 Nologaten Ponorogo tahun pelajaran 2016/2017?(2)
Bagaimana hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Nologaten Ponorogo tahun pelajaran
2016/2017?(3) Adakah pengaruh antara kompetensi pedagogik guru terhadap hasil
belajar siwa kelas IV SDN 2 Nologaten Ponorogo tahun pelajaran 2016/2017?.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.
Teknik pengumpulan data mengunakan teknik kuisioner dan teknik dokumentasi.
Sedangkan untuk menganalisis data mengunakan rumus regresi liniersederhana.
Berdasarkan analisis data ditemukan bahwa (1) Kompetensi pedagogik guru
kelas IV SDN 2 Nologaten Ponorogo diketahui bahwa sebanyak 13 siswa dengan
persentase 46,42% menyatakan dalam kategori cukup; (2) Hasil belajar siswa kelas
IV SDN 2 Nologaten Ponorogo adalah cukup dengan frekuensi sebanyak 17 siswa
dengan persentase 60,71%; (3) Terdapat pengaruh antara kompetensi pedagogik guru
terhadap hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Nologaten Ponorogo. Hal ini, diketahui
Fhitung sebesar 11,764142 dan diketahui nilai Ftabel dengan taraf kesalahan sebesar 5%
yaitu 4,22. Jadi, Fhitung> Ftabel artinya kompetensi pedagogik guru berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa. Kemudian diperoleh koefisien determinasi (R2),
didapatkan kompetensi pedagogik guru berpengaruh 31,1516% terhadap hasil belajar
siswa kelas IV SDN 2 Nologaten Ponorogo tahun pelajaran 2016/2017, dan
68,8484% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak masuk dalam penelitian ini.
29
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan orang-
orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar
mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan. Dalam arti lain,
pendidikan merupakan pendewasaan peserta didik agar dapat mengembangkan
bakat, potensi, dan keterampilan yang dimiliki dalam menjalani kehidupan, oleh
karena itu sudah seharusnya pendidikan didesain guna memberikan pemahaman
serta meningkatkan prestasi belajar peserta didik (siswa).1
Guru memiliki peran yang amat penting bagi proses pendidikan.2 Guru
merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan secara
keseluruhan.3 Kualitas pengajaran di sekolah sangat ditentukan oleh guru,
sebagaimana dikemukakan oleh Wina Sanjaya, bahwa guru adalah komponen
yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran.4 Guru
memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas
pengajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan
1 Daryanto, Media Pembelajaran (Yogyakarta: Gava Media, 2010), 1.
2 Momon Sudarman, Profesi Guru Dipuji, Dikritisi, dan Dicaci (Depok: Raja Grafindo
Persada,2013), 146.
3 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2008), 5. 4 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta: Prenada Media
Group, 2015), 13.
30
membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar
bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya. Hal ini menuntut
perubahan-perubahan dalam pengorganisasian kelas, penggunaan metode
mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam
mengelola proses belajar mengajar. Guru berperan sebagai pengelola proses
belajar mengajar, bertindak selaku fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi
belajar mengajar yang efektif sehingga memungkinkan proses belajar mengajar,
mengembangkan bahan pelajaran dengan baik, dan meningkatkan kemampuan
siswa untuk menyimak pelajaran serta menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang
harus mereka capai.5 Perkembangan terhadap sistem belajar mengajar membawa
konsekuensi untuk guru agar meningkatkan peranan dan kompetensinya karena
proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa ditentukan oleh peranan dan
kompetensi guru. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan
lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelas sehingga
hasil belajar siswa berada pada tingkat optimal.6
Menurut UUGD No. 14/2005 Pasal 10 ayat 1 dan PP No. 19/2005 Pasal
28 ayat 3, guru wajib memiliki kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial, dan profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.7
Dalam standar nasional pendidikan, Pasal 28 ayat 3 butir a dikemukakan bahwa
5 Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2016), 21.
6 Ibid., 9.
7 Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional Pedoman Kinerja, Kualifikasi, dan Kompetensi
Guru (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), 100.
31
kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran siswa yang
meliputi pemahaman terhadap siswa, perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan siswa untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.8
Mengajar hanya membantu siswa belajar, ialah menyediakan situasi
kondisi yang tepat agar siswa dapat belajar. Perlu pula ditekankan bahwa
pengukuran pengajaran ialah dari keberhasilan belajar siswa. Hal ini sesuai
dengan sistem instruksional yang berorientasi pada hasil atau tujuan belajar
(output oriented).9 Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar.
10 Siswa
tidak sekedar sebagai objek saja, tetapi terutama sebagai subjek yang belajar.
Agar hasil belajar seoptimal mungkin, maka kegiatan belajar ini harus
direncanakan. Dengan kata lain seorang guru harus merencanakan proses belajar,
di mana terjadi dengan adanya interaksi belajar mengajar. Guru harus dapat
memilih bentuk interaksi belajar mengajar yang mana yang tepat, serta apa saja
yang harus dipertimbangkan dalam menentukan pemilihan interaksi tersebut.11
Semakin tinggi kemampuan belajar siswa dan kualitas pengajaran di sekolah,
maka semakin tinggi pula hasil belajar siswa.12
Berdasarkan pengamatan di SDN 2 Nologaten Ponorogo diketahui pada
saat pembelajaran di dalam kelas berlangsung terdapat guru yang sedang
8 Ibid., 101.
9 Roestiyah, Masalah Pengajaran Sebagai Suatu Sistem (Jakarta: Rineka Cipta, 1994), 36.
10 Abdul Majid, Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar ( Bandung: Remaja Rosdakarya,
2014), 28. 11
Roestiyah, Masalah Pengajaran…, 36. 12
Ahmad Susanto, Teori Belajar…, 13.
32
membagikan hasil ulangan siswa-siswi dan terdapat anak-anak yang
mendapatkan nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sehingga harus
mengikuti ulangan remidi. Padahal guru sudah berusaha mengelola pembelajaran
dengan baik.13
Dari kenyataan tersebut diduga penyebab mengapa terjadi penyimpangan
dalam proses belajar mengajar, antara lain karena peserta didik merasa jenuh saat
proses pembelajaran. Secara teori ada banyak hal yang dapat mempengaruhi hasil
belajar siswa salah satunya adalah kompetensi guru. Kompetensi pedagogik
adalah salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru yang berkaitan
dengan pemahaman siswa dan pengelolaan pembelajaran yang mendidik dan
dialogis.14
Bertitik tolak dari latar belakang di atas, maka peneliti berkeinginan
untuk meneliti dengan judul “Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru terhadap
Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 2 Nologaten Ponorogo Tahun Pelajaran
2016/2017”.
13
Dari hasil observasi di SDN 2 Nologaten Ponorogo pada tanggal 26 Oktober 2016.
14
Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional…, 101.
33
B. Batasan Masalah
Banyak sekali faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa baik dari diri
siswa itu sendiri maupun pengaruh dari lingkungannya. Peneliti mengambil judul
ini karena masih terdapat siswa yang mendapatkan nilai di bawah Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM).
Banyak faktor yang atau variabel yang dapat dikaji untuk menindaklanjuti
dalam penelitian ini. Namun karena luasnya bidang cakupan serta adanya
berbagai keterbatasan yang ada baik waktu, dana, maupun jangkauan peneliti.
Dalam penelitian ini dibatasi masalah pengaruh kompetensi pedagogik guru
terhadap hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Nologaten Ponorogo tahun
pelajaran 2016/2017.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat
diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kompetensi pedagogik guru kelas IV di SDN 2 Nologaten
Ponorogo tahun pelajaran 2016/2017?
2. Bagaimana hasil belajar siswa kelas IV di SDN 2 Nologaten Ponorogo tahun
pelajaran 2016/2017?
3. Adakah pengaruh kompetensi pedagogik guru terhadap hasil belajar siswa
kelas IV di SDN 2 Nologaten Ponorogo tahun pelajaran 2016/2017?
34
D. Tujuan Penelitian
Merujuk pada rumusan masalah di atas, maka dapat ditentukan tujuan
penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kompetensi pedagogik guru kelas IV di SDN 2 Nologaten
Ponorogo tahun pelajaran 2016/2017.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas IV di SDN 2 Nologaten Ponorogo
tahun pelajaran 2016/2017.
3. Untuk mengetahui adakah pengaruh kompetensi pedagogik guru terhadap
hasil belajar siswa kelas IV di SDN 2 Nologaten Ponorogo tahun pelajaran
2016/2017.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menguji ada tidaknya pengaruh
kompetensi pedagogik guru terhadap hasil belajar siswa/siswi.
b. Menambah ilmu pengetahuan dan perkembangan di dunia pendidikan serta
memperkaya hasil penelitian yang sudah ada dan dapat memberi gambaran
mengenai pengaruh kompetensi pedagogik guru terhadap hasil belajar
siswa/siswi.
35
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan guru dapat
meningkatkan kompetensi yang dimiliki terutama kompetensi pedagogik,
serta dapat memperbaiki kegiatan belajar mengajar agar tingkat
keberhasilan belajar siswa dapat meningkat.
b. Bagi Siswa
Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan siswa dapat lebih
aktif dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajar dapat meningkat.
c. Bagi Sekolah
Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan yang baik bagi sekolah dalam usaha perbaikan dalam proses
pembelajaran.
d. Bagi Peneliti
Memperoleh pengalaman serta pengetahuan tentang kompetensi
guru khususnya kompetensi pedagogik. Sehingga untuk masa mendatang
peneliti sebagai calon pendidik mampu mengembangkan kompetensinya
demi keberhasilan pembelajaran.
36
F. Sistematika Pembahasan
Pembahasan dalam penelitian ini penulis susun menjadi lima bab dan
setiap bab terdiri dari beberapa sub bab. Adapun bentuk sistematika pembahasan
dalam laporan penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bab pertama, Berisikan tentang latar belakang masalah, batasan masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika pembahasan.
Bab pertama ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam memaparkan data.
Bab kedua, Berisikan tentang landasan teori, telaah hasil penelitian
terdahulu, kerangka berfikir, pengajuan hipotesis. Bab ini dimaksudkan sebagai
acuan teori yang dipergunakan untuk melakukan penelitian.
Bab ketiga, Bab ini membahas tentang metode penelitian yang berisikan
tentang rancangan penelitian, populasi dan sampel, instrumen pengumpulan data,
teknik pengumpulan data, teknik analisis data.
Bab keempat, Bab ini membahas tentang hasil penelitian yang berisikan
tentang gambaran umum lokasi penelitian, deskripsi data, analisis data, analisis
data (pengujian hipotesis), interpretasi dan pembahasan.
Bab kelima, Bab ini berisi simpulan dari seluruh uraian dari bab terdahulu
dan saran yang bisa menunjang peningkatan dari permasalahan yang dilakukan
peneliti.
37
BAB II
LANDASAN TEORI, TELAAH HASIL PENELITIAN TERDAHULU,
KERANGKA BERFIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
1. Kompetensi Pedagogik Guru
a. Pengertian Kompetensi Guru
Pengertian dasar kompetensi, yaitu kemampuan atau kecakapan.15
Kompetensi adalah serangkaian tindakan dengan penuh rasa tanggung jawab
yang harus dipunyai seseorang sebagai persyaratan untuk dapat dikatakan
berhasil dalam melaksanakan tugasnya.16
Guru adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab
dalam mendidik, mengajar, dan membimbing peserta didik. Orang yang
disebut guru adalah orang yang memiliki kemampuan merancang program
pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas agar peserta didik
dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai
tujuan akhir dari proses pendidikan.17
Guru sangat berperan dalam
membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya
secara optimal.18
15
Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional…, 97. 16
A. Fatah Yasin, Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam (Malang: UIN Malang Press, 2008),72. 17
Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), 15. 18
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional (Bandung: Remaja Rosdakarya,2009), 35.
38
Menurut James B. Brow mengemukakan bahwa tugas dan peran guru
antara lain: menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencanakan
dan mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi
kegiatan siswa.19
Kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang
harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat
dan efektif.20
Dengan lahirnya PP No. 19 tahun 2005 tentang standar
nasional pendidikan dan UU No. 14 tahun 2005, kompetensi yang harus
dimiliki oleh guru jelas harus mengacu kepadanya. Berkaitan dengan guru
sebagai pendidik, dalam PP No. 19 tahun 2005 pasal 28 ayat 1 disebutkan
bahwa pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi
sebagai agen pembelajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Sementara itu,
kompetensi yang harus dimiliki pendidik (guru) yang terdapat dalam UU No.
14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, menyatakan bahwa kompetensi guru
meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.21
Menurut Sardiman, guru yang berkompeten adalah guru yang mampu
mengelola program pembelajaran. Mengelola di sini memiliki arti yang luas
19
B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah (Yogyakarta: Rineka Cipta, 1997), 3-
4. 20
Kunandar, Guru Profesional Implementasi KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), 55. 21
Popi Sopiatin, Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa (Bogor: Ghalia Indonesia,
2010), 67.
39
yang menyangkut bagaimana seorang guru mampu menguasai keterampilan
dasar mengajar, seperti membuka dan menutup pelajaran, menjelaskan,
memvariasi media, bertanya, memberi penguatan dan sebagainya, juga
bagaimana guru menerapkan strategi, teori belajar dan pembelajaran, dan
melaksanakan pembelajaran yang kondusif.22
Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal,
keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual, yang membentuk standar profesi
guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta
didik, pengembangan pribadi dan profesionalisme.23
Standar kompetensi guru meliputi empat komponen, yaitu: 1)
Pengelolaan pembelajaran; 2) Pengembangan potensi; 3) Penguasaan
akademik; 4) Sikap kepribadian. Secara keseluruhan standar kompetensi
guru terdiri dari tujuh kompetensi, yaitu: 1) Penyusunan rencana
pembelajaran; 2) Pelaksanaan interaksi belajar mengajar; 3) Penilaian
prestasi belajar peserta didik; 4) Pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian
prestasi belajar peserta didik; 5) Pengembangan profesi; 6) Pemahaman
wawasan pendidikan; 7) Penguasaan bahan kajian akademik.24
b. Kompetensi Pedagogik Guru
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan
22
Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional…, 103. 23
E. Mulyasa, Standar Kompetensi …, 26. 24
Kunandar, Guru Profesional…, 56.
40
dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya
(standar nasional pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat 3 butir a). Dengan
demikian, maka guru harus mampu mengelola kegiatan pembelajaran, mulai
dari merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan
pembelajaran. Guru harus menguasai manajemen kurikulum, mulai dari
merencanakan perangkat kurikulum, melaksanakan kurikulum, dan
mengevaluasi kurikulum, serta memiliki pemahaman tentang psikologi
pendidikan, terutama terhadap kebutuhan dan perkembangan peserta didik
agar kegiatan pembelajaran lebih bermakna dan berhasil guna.25
Guru yang memiliki kompetensi pedagogik yang baik, ia mampu
memahami apa yang dibutuhkan dan diinginkan siswa dalam proses
pembelajaran. Ia mengetahui seluas dan sedalam apa materi yang akan
diberikan pada siswanya sesuai dengan perkembangan kognitifnya. Guru
memiliki pengetahuan, tetapi mengetahui juga bagaimana cara
menyampaikan kepada siswanya. Selain itu, ia memiliki banyak variasi
mengajar dan menghargai masukan dari siswa.26
Jadi, harapannya guru dapat
memiliki kompetensi pedagogik yang baik sehingga dapat menyusun
rancangan pembelajaran dan melaksanakannya. Sehingga pembelajaran
25
Euis Karwati dan Doni Juni Priansa, Manajemen Kelas Guru Profesional yang Inspiratif,
Kreatif, Menyenangkan, dan Berprestasi (Bandung: Alfabeta, 2014), 74. 26
Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional…, 104.
41
dapat terlaksanakan dengan efektif dan hasil belajar peserta didik menjadi
optimal.
Kompetensi pedagogik guru meliputi:
1) Kemampuan dalam memahami peserta didik, dengan indikator antara
lain: a) memahami karakteristik perkembangan peserta didik; b)
memahami prinsip-prinsip perkembangan kepribadian peserta didik; c)
Mengidentifikasi bekal ajar peserta didik.
2) Kemampuan dalam membuat perancangan pembelajaran, dengan
indikator antara lain: a) mampu merencanakan pengorganisasian bahan
pembelajaran; b) mampu merencanakan pengelolaan pembelajaran; c)
mampu merencanakan pengelolaan kelas; d) mampu merencanakan
penggunaan media dan sarana yang bisa digunakan untuk mempermudah
pencapaian kompetensi; e) mampu merencanakan model penilaian proses
pembelajaran.
3) Kemampuan melaksanakan pembelajaran, dengan indikator antara lain: a)
mampu menerapkan keterampilan dasar mengajar; b) mampu menerapkan
berbagai jenis model pendekatan, strategi/metode pembelajaran; c)
mampu menguasai kelas; d) Mampu mengukur tingkat ketercapaian
peserta didik selama proses pembelajaran.
4) Kemampuan dalam mengevaluasi hasil belajar, dengan indikator antara
lain: a) mampu merancang dan melaksanakan assessmen; b) mampu
42
mengolah hasil evaluasi pembelajaran; c) mampu memanfaatkan hasil
assessmen untuk perbaikan kualitas pembelajaran selanjutnya.
5) Kemampuan dalam mengembangkan peserta didik, dengan indikator
antara lain: a) memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan potensi
akademik; b) memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan potensi
non akademik.27
2. Hakikat Belajar
a. Pengertian Belajar
Menurut Burton, belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah
laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan
individu lain dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih
mampu berinteraksi dengan lingkungannya.
Adapun menurut E. R. Hilgard, belajar adalah suatu perubahan
kegiatan reaksi terhadap lingkungan. Perubahan kegiatan yang dimaksud
mencangkup pengetahuan, kecakapan, tingkah laku, dan ini diperoleh
melalui latihan (pengalaman). Hilgard menegaskan bahwa belajar
merupakan proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui
latihan, pembiasaan, pengalaman dan sebagainya.28
Sementara Hamalik juga menegaskan bahwa belajar adalah suatu
proses perubahan tingkah laku individu atau seseorang melalui interaksi
27
A. Fatah Yasin, Dimensi-Dimensi…, 74-75. 28
Ahmad Susanto, Teori Belajar…, 3.
43
dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku ini mencangkup perubahan
dalam kebiasaan (habit), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik).
Perubahan tingkah laku dalam kegiatan belajar disebabkan oleh pengalaman
atau latihan. 29
Dari beberapa pengertian belajar di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan
sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman,
atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya
perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun
dalam bertindak.
b. Tujuan Belajar
Menurut Suprijono, tujuan belajar yang eksplisit diusahakan untuk
dicapai dengan tindakan instruksional yang dinamakan instructional effects,
yang biasanya berbentuk pengetahuan dan keterampilan. Sedangkan, tujuan
belajar sebagai hasil yang menyertai tujuan belajar instruksional disebut
nurturant effects. Bentuknya berupa kemampuan berpikir kritis dan kreatif,
sikap terbuka dan demokratis, menerima orang lain, dan sebagainya. Tujuan
ini merupakan konsekuensi logis dari peserta didik “menghidupi” (live in)
suatu sistem lingkungan belajar tertentu.30
29
Ibid., 4. 30
Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran Pengembangan
Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012),
22.
44
c. Pengertian Hasil Belajar
Berdasarkan uraian tentang konsep belajar di atas, dapat dipahami
tentang makna hasil belajar, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada
diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
sebagai hasil dari kegiatan belajar.
Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar
tersebut terjadi terutama berkat penilaian guru. Hasil belajar dapat berupa
dampak pengajaran dan dampak pengiring. Menurut Woordworth hasil
belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari proses belajar.
Woordworth juga mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan aktual
yang diukur secara langsung. Hasil pengukuran inilah akhirnya akan
mengetahui seberapa jauh tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah
dicapai.31
Hasil belajar sebagaimana diuraikan di atas dipertegas lagi oleh
Nawawi dalam K. Brahim yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat
diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi
pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil
tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Secara sederhana, yang
dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh
anak setelah melalui kegiatan belajar.32
31
Abdul Majid, Penilaian Autentik …, 28. 32
Ahmad Susanto, Teori Belajar…, 5.
45
Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena
belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha
untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.
Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya guru
menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang
berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan intruksional.
Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai
dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi.
Sebagaimana dikemukakan oleh Sunal bahwa evaluasi merupakan proses
penggunaan informasi untuk membuat pertimbangan seberapa efektif suatu
program telah memenuhi kebutuhan siswa. Selain itu, dengan dilakukannya
evaluasi atau penilaian ini dapat dijadikan feedback atau tindak lanjut, atau
bahkan cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. Dengan demikian,
penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal yang dipelajari di sekolah,
baik itu menyangkut pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang berkaitan
dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa.33
d. Macam- Macam Hasil Belajar
Hasil belajar sebagaimana telah dijelaskan meliputi pemahaman
konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek psikomotorik), dan
33
Ibid., 5-6.
46
sikap siswa (aspek afektif) untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1) Pemahaman konsep
Pemahaman menurut Bloom diartikan sebagai kemampuan untuk
menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman
menurut Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu menerima,
menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada
siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang
ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil
penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan.34
2) Keterampilan proses
Usman dan Setiawati mengemukakan bahwa keterampilan proses
merupakan keterampilan yang mengarah kepada pembangunan
kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak
kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa. Keterampilan
berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara
efektif dan efisien untuk mencapai suatu hasil tertentu termasuk
kreatifitasnya.35
34
Ibid., 6. 35
Ibid., 9.
47
3) Sikap
Menurut Lange dalam Azwar, sikap tidak hanya merupakan aspek
mental semata, melainkan mencakup pula aspek respon fisik. Jadi, sikap
ini harus ada kekompakan antara mental dan fisik secara serempak. Jika
mental saja yang dimunculkan, maka belum tampak secara jelas sikap
seseorang yang ditunjukkannya. Dalam hubungannya dengan hasil belajar
siswa, sikap ini lebih diarahkan pada pengertian pemahaman konsep.
Dalam pemahaman konsep, maka domain yang sangat berperan adalah
domain kognitif.36
e. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut teori Gastalt, belajar merupakan suatu proses
perkembangan. Artinya bahwa secara kodrati jiwa raga anak mengalami
perkembangan. Perkembangan sendiri memerlukan sesuatu baik yang
berasal dari diri siswa sendiri maupun pengaruh dari lingkungan.
Berdasarkan teori ini hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua hal, siswa itu
sendiri dan lingkungannya. Pertama, siswa: dalam arti kemampuan berfikir
atau tingkah laku intelektual, motivasi, minat, dan kesiapan siswa, baik
jasmani maupun rohani. Kedua, lingkungan: yaitu sarana dan prasarana,
kompetensi guru, kreativitas guru, sumber-sumber belajar, metode serta
dukungan lingkungan.37
36
Ibid., 10-11. 37
Ibid., 12.
48
Ada banyak faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar.
Faktor tersebut antara lain: faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari
dalam diri siswa sendiri meliputi: 1) faktor fisiologis, 2) faktor psikologis,
faktor yang meliputi: intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat
siswa, motivasi siswa. Selain faktor internal ada faktor eksternal yang tidak
kalah pentingnya. Faktor eksternal siswa terdiri atas dua macam, yakni: 1)
faktor lingkungan sosial, seperti para guru, para staf administrasi, dan
teman-teman sekelas, 2) faktor lingkungan nonsosial, ialah gedung sekolah
dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat
belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.38
Menurut Purwanto, faktor yang mempengaruhi belajar dibedakan
menjadi dua golongan sebagai berikut:
1) Faktor yang ada pada diri organisme tersebut yang disebut faktor
individual. Faktor individual meliputi hal-hal berikut: a) faktor
kematangan atau pertumbuhan; b) faktor kecerdasan atau intelegensi; c)
faktor latihan dan ulangan; d) faktor motivasi; e) faktor pribadi.
2) Faktor yang ada diluar individu yang disebut faktor sosial. Faktor sosial
antara lain: a) faktor keluarga atau keadaan rumah tangga; b) suasana
dan keadaan keluarga; c) faktor guru dan cara mengajar; d) faktor alat-
38
Indah Komsiyah, Belajar dan Pembelajaran (Yogyakarta: Teras, 2012), 101.
49
alat yang digunakan dalam belajar mengajar; e) faktor lingkungan dan
kesempatan yang tersedia; f) faktor motivasi sosial.39
Ruseffendi mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar ke dalam sepuluh macam, yaitu: kecerdasan, kesiapan anak,
bakat anak, kemauan belajar, minat anak, model penyajian materi, pribadi
dan sikap guru, suasana belajar, kompetensi guru, dan kondisi
masyarakat.40
Keberhasilan dalam belajar sangat dipengaruhi oleh berfungsinya
secara integratif dari setiap faktor pendukungnya. Adapun faktor-faktor
yang mempengaruhi keberhasilan belajar, antara lain:
1) Peserta didik dengan sejumlah latar belakangnya, yang mencakup: a)
tingkat kecerdasan; b) bakat; c) sikap; d) minat; e) motivasi; f)