PENGARUH KOMPETENSI AUDITOR, MOTIVASI AUDITOR DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI JAKARTA Oleh: Muhammad Alfatih 20152112020 SKRIPSI SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA BANKING SCHOOL JAKARTA 2018 Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH KOMPETENSI AUDITOR, MOTIVASI AUDITOR DAN
GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA
KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI JAKARTA
Oleh:
Muhammad Alfatih
20152112020
SKRIPSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
INDONESIA BANKING SCHOOL
JAKARTA
2018
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
1 Indonesia Banking School
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan menunjukan hasil pertanggung-jawaban manajemen
atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka (PSAK 1:
Paragraf 9). Sebagaimana yang disebutkan bahwa tujuan laporan keuangan
bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan
ekonomik. Sehingga laporan keuangan butuh diperiksa oleh auditor eksternal
guna menjamin kredibilitas, kepercayaan serta tingkat kewajaran laporan
keuangan tersebut. Laporan keuangan merupakan suatu penyajian terstruktur dari
posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas, yang memiliki tujuan untuk
memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas
entitas yang bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan dalam pembuatan
keputusan ekonomi.
Menurut Arens, et al (2017) mendifinisikan audit adalah pengumpulan dan
evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat
kesesuaian antara informasi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Sehingga Audit dapat diinterpretasikan sebagai suatu proses pemeriksaan,
pengamatan guna mengumpulkan bukti yang diperlukan. Setiap audit yang
dilakukan pasti memiliki kualitasnya masing-masing, menurut SA 220 Paragraf 2
Kantor Akuntan Publik (KAP) berkewajiban untuk menetapkan dan memelihara
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
2
Indonesia Banking School
suatu sistem pengendalian mutu untuk memberikan keyakinan memadai bahwa
KAP dan personelnya mematuhi standar profesi serta ketentuan hukum dan
peraturan yang berlaku serta laporan yang diterbitkan oleh KAP atau rekan
perikatan telah sesuai dengan kondisinya.
SA 220 paragraf 2 A.1 pun menyebutkan bahwa SPM 1 mengatur
tanggung jawab KAP untuk menetapkan dan memelihara sistem pengendalian
mutu perikatan audit. Sistem pengendalian mutu mencakup kebijakan dan
prosedur yang mengandung setiap unsur berikut ini: (1) Tanggung jawab
kepemimpinan atas mutu di dalam KAP, (2) Ketentuan etika yang relevan, (3)
Penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan tertentu, (4)
Sumber daya manusia, (5) Pelaksaan perikatan, dan (6) Pemantauan. SA diatas
telah mengatur bahwa pengendalian mutu mencakup ke-6 unsur diatas, peneliti
akan mencoba mengangkat pada unsur pertama dan ke empat yaitu tanggung
jawab kepemimpinan dan sumber daya manusia yaitu dalam hal kompetensi dan
motivasi.
Kompetensi merupakan standar yang harus dipenuhi oleh seorang auditor
untuk dapat melakukan audit dengan baik. Namun demikian, seorang auditor
belum tentu memiliki komitmen untuk melakukan audit dengan baik pula.
Menurut Goleman dalam Ramandhanis (2012), hanya dengan adanya motivasi,
maka seorang auditor akan mempunyai semangat juang yang tinggi untuk meraih
tujuan dan memenuhi standar yang ada atau dengan kata lain motivasi akan
mendorong seorang auditor untuk berprestasi, komitmen terhadap perusahaan dan
memiliki inisiatif dan optimisme dalam pekerjaan yang tinggi.
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
3
Indonesia Banking School
Gaya kepemimpinan seorang pemimpin secara tidak langsung dapat
menciptakan proses sosial antara pimpinan dengan para auditor dengan tujuan-
tujuan tertentu. Gaya kepemimpinan dapat mencerminkan perilaku auditor
bagaimana seorang auditor dapat membangun hubungan dengan auditor lainnya
yang ada di bawah jabatannya untuk secara bersama-sama meningkatkan dan
menciptakan iklim harmonis di dalam suatu perusahaan. Gaya kepemimpinan
dapat menentukan kualitas audit yang dihasilkan, karena tipe-tipe kepemimpinan
masing-masing auditor berbeda. Gaya kepemimpinan seorang pemimpin secara
langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi hasil kualitas audit dari
seorang auditor.
Seorang auditor wajib memiliki skill dan knowledge yang sesuai sehingga
dapat membantu dan mendukung dalam menyelesaikan pekerjaannya, sehingga
laporan audit yang berkualitas dapat dihasilkan dengan baik. Motivasi kerja yang
baik juga sangat mempengaruhi laporan audit yang berkualitas. Auditor yang baik
tidak hanya membutuhkan kompetensi yang memiliki skill dan knowledge yang
mumpuni, namun juga membutuhkan motivasi kerja yang baik. Auditor yang
memiliki motivasi kerja yang baik, memiliki kecenderungan untuk menghasilkan
laporan audit yang berkualitas, auditor tidak berkeinginan melanggar kode etik
auditor, dan auditor akan selalu patuh menerapkan standar-standar audit.
Penelitian yang dilakukan oleh Ramadhanis (2012), dalam hasil
penelitiannya untuk menganalisis pengaruh kompetensi, independensi, dan
motivasi terhadap kualitas audit. Adapun teknik analisis yang digunakan dalam
penelitiannya adalah multiple linier regression analysis. Ramadhanis
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
4
Indonesia Banking School
menggunakan sampel sebanyak 24 auditor yang bekerja di Kantor Inspektorat di
Jakarta Pusat Indonesia. Hasil penelitian yang didapat adalah bahwa kompetensi
dan independensi secara parsial memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
kualitas audit, sedangkan motivasi tidak memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap kualitas audit.
Penelitian yang dilakukan oleh Saputra (2015), dalam hasil penelitiannya
untuk menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan, pengalaman kerja, dan tekanan
klien terhadap kualitas audit. Adapun teknik analisis yang digunakan dalam
penelitiannya adalah multiple linier regression analysis. Saputra menggunakan
sampel sebanyak 59 auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) di Bali
Indonesia. Hasil penelitian yang didapat adalah bahwa gaya kepemimpinan dan
pengalaman kerja secara parsial memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
kualitas audit. Sedangkan tekanan klien tidak memiliki pengaruh positif dan
signifkan terhadap kualitas audit.
Berdasarkan uraian di atas, yang menjadi perbedaan dengan penelitian
sebelumnya dan menjadi daya tarik peneliti ialah pada penelitian ini
menggunakan variabel kompetensi auditor, motivasi auditor dan gaya
kepemimpinan sebagai variabel independen yang mana Sapurta menggunakan
variabel gaya kepemimpinan, pengalaman kerja dan tekanan klien, serta
Ramadhanis menggunakan variabel kompetensi, independensi dan motivasi.
Penelitian ini memiliki ruang lingkup pada kantor akuntan publik di Jakarta
sedangkan sebelumnya kantor inspektoran di Jakarta Pusat dan kantor Akuntan
Publik di Bali. Sehingga peneliti memutuskan untuk menyusun skripsi dengan
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
5
Indonesia Banking School
judul, “Pengaruh Kompetensi Auditor, Motivasi Auditor dan Gaya
kepemimpinan terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di
Jakarta”.
1.2 Ruang Lingkup Masalah
Dalam praktik pemberian jasa audit kepada perusahaan, KAP wajib
mematuhi setiap standar yang berlaku namun yang terjadi cukup banyak KAP
yang melanggar standar-standar yang berlaku tersebut, sehingga menyebabkan
akuntan publik di cabut izin nya, tidak diterima di bank hingga KAP nya
dibekukan. Peneliti berpendapat kejadian ini disebabkan karena KAP tidak
memperhatikan kualitas audit yang diberikan yang mana hanya berfokus pada
keuntungan yang akan diperoleh. Sebagai contoh, pada bulan Februari 2017
United States Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB)
memberikan sanksi kepada KAP Purwanto, sungkoro, dan Surja, EY Indonesia,
dikarenakan merilis sebuah laporan untuk perusahaan telekomunikasi pada 2011
dengan bukti tidak cukup (Abdul malik, 2017). Hal ini menjadi indikator bahwa
praktik yang terjadi sering mengesampingkan kualitas-kualitas audit yang berlaku.
Kegagalan audit yang dilakukan oleh EY Indonesia ialah dikarenakan bukti audit
yang tidak lengkap dapat disebabkan oleh kurang nya kompetensi dan motivasi
personel auditor dalam perikatan dalam mendeteksi hal tersebut, dan bahkan
supervisi atau review yang dilakukan oleh pimpinan atau dalam hal ini partner
kurang cukup, sehingga terjadi kegagalan dalam pendokumentasian dan perolehan
bukti audit.
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
6
Indonesia Banking School
1.3 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, adapun identifikasi masalah
dalam penelitian ini diantaranya yaitu sebagai berikut:
1. Auditor yang memiliki kompetensi yang kurang baik dapat menurunkan
ketepatan pengauditan dan tingkat kesalahan dalam proses audit, sehingga
auditor tidak dapat menghasilkan hasil audit yang berkualitas.
2. Motivasi kerja yang kurang baik dapat mempengaruhi kinerja auditor dalam
menghasilkan laporan audit yang berkualitas.
3. Gaya kepemimpinan seorang pemimpin yang tidak baik dapat mempengaruhi
kinerja auditor dalam melakukan pemeriksaan lapangan, sehingga kinerja
auditor tidak dapat maksimal dan mempengaruhi hasil audit yang dihasilkan.
1.4 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan
masalah di atas, adapun perumusan masalah yang ada dalam penelitian ini
diantaranya yaitu sebagai berikut:
1. Apakah kompetensi auditor memiliki pengaruh terhadap kualitas audit?
2. Apakah motivasi auditor memiliki pengaruh terhadap kualitas audit?
3. Apakah gaya kepemimpinan memiliki pengaruh terhadap kualitas audit?
1.5 Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas,
adapun pembatasan masalah yang ada dalam penelitian ini diantaranya yaitu
sebagai berikut:
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
7
Indonesia Banking School
1. Subyek yang ada dalam penelitian ini adalah auditor-auditor yang bekerja
pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Jakarta dan terhitung aktif bekerja
minimal 1 tahun per tanggal 1 Desember 2017.
2. Variabel yang ada dalam penelitian ini adalah variabel kompetensi auditor,
motivasi auditor dan gaya kepemimpinan sebagai variabel independen, serta
variabel kualitas audit sebagai variabel dependen,
1.6 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, adapun tujuan penelitian yang
ada dalam penelitian ini adalah sebagai berikut yaitu untuk menganalisis:
1. Pengaruh kompetensi auditor terhadap kualitas audit.
2. Pengaruh motivasi auditor terhadap kualitas audit.
3. Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kualitas audit.
1.7 Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun manfaat penelitian yang ada
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana bagi peneliti untuk
mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama perkuliahan, khususnya
ilmu yang berkaitan dengan bidang kajian akuntansi.
2. Bagi Akademik
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi yang berguna bagi
kalangan perguruan tinggi maupun institusi-institusi yang bersangkutan, dan
penelitian ini dapat bermanfaat sebagai referensi untuk melakukan penelitian-
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
8
Indonesia Banking School
penelitian lain dengan topik yang sama atau sejenis. Hasil penelitian ini juga
diharapkan dapat memberikan masukan dalam pengembangan teori
kompetensi auditor, motivasi, kualitas audit, dan gaya kepemimpinan.
3. Bagi Kantor Akuntan Publik (KAP)
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan Kantor Akuntan
Publik (KAP) dalam meningkatkan motivasi dan kompetensi auditor untuk
menghasilkan laporan audit yang berkualitas. Selain itu perusahaan harus
tetap memperhatikan faktor lainnya seperti gaya kepemimpinan seorang
pemimpin yang juga dapat mempengaruhi auditor dalam menghasilkan
laporan audit yang berkualitas.
1.8 Sistematika Penelitian
Adapun sistematika penelitian yang ada dalam penelitian ini diantaranya
terdiri atas 5 bab yaitu:
BAB I: Pendahuluan
Pada Bab ini peneliti menjabarkan mengenai latar belakang, permasalahan-
permasalahan yang menjadi pemicu dilakukannya penelitian, ruang lingkup dan
pembatasan penelitian, serta tujuan dan manfaat penelitian dan yang terakhir
sistematika penulisan.
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
9
Indonesia Banking School
BAB II: Landasan Teori
Bab ke dua dalam penelitian ini peneliti mengulas tinjauan pustaka yang
digunakan sebagai referensi untuk penunjang penelitian ini, yang kemudian berisi
kerangka pemikiran mengenai penelitian yaitu pengaruh kompetensi auditor,
motivasi auditor dan gaya kepemimpinan terhadap kualitas hingga hipotesis yang
peneliti gunakan.
BAB III: Metode Penelitian
Bab ini memuat metodologi dalam penelitian yang terdiri atas obyek
penelitian yang terdiri dari kompetensi auditor, motivasi auditor dan gaya
kepemimpinan sebagai variabel independen dan kualitas audit sebagai variabel
dependen. Desain penelitian yang menjelaskan hubungan dan pengaruh kausaltias
antar variabel-variabel penelitian. Metode pengambilan sampel dalam penelitian
ini yaitu menggunakan teknik purposive sampling yang memili tiga kriteria yaitu
auditor yang bekerja minimal 1 tahun per tanggal 1 Desember 2017, auditor yang
bekerja di Kantor Akuntan Publik di Jakarta dan yang memiliki pendidikan strata
1. variabel dan operasional variabel yaitu indikator yang digunakan dalam
penelitian, serta teknik pengolahan dan analisis data hingga teknik pengujian
hipotesis yang peneliti jabarkan pada bab dua.
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
10
Indonesia Banking School
BAB IV: Hasil dan Pembahasan
Bab ini membahas hasil penelitian yang terdiri dari Gambaran umum
obyek penelitian, hasil dari uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, uji
multikolinieritas,uji heteroskadisitas, analisis linier berganda dan uji t. Selain dari
hasil analisis berisi tentang interpretasi dari hasil pengolahan data yang
menggunakan SPSS 23.
BAB V: Penutup
Pada bab ini memuat kesimpulan dari hasil penelitian yang sudah
dilakukan pada bab iv sehingga dari hasil tersebut dapat memberikan saran, bab
ini pun memuat keterbatasan penelitian yaitu ruang lingkup dan hal yang tidak
dilakukan dalam penelitian ini.
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
11 Indonesia Banking School
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Kualitas Audit
2.1.1.1 Definisi Kualitas Audit
Menurut SA 220 Paragraf 2 Kantor Akuntan Publik (KAP) berkewajiban
untuk menetapkan dan memelihara suatu sistem pengendalian mutu untuk
memberikan keyakinan memadai bahwa, KAP dan personelnya mematuhi standar
profesi serta ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku serta laporan yang
diterbitkan oleh KAP atau rekan perikatan telah sesuai dengan kondisinya.
Menurut Seyyed dalam Australian National Centre for Audit and Assurance
Research (2014) menjelaskan bahwa Audit quality could be a function of the
auditor’s ability to detect material missatements and reporting the errors yaitu
kualitas audit dapat di definsikan sebagai kemampuan auditor dalam mendeteksi
salah saji material dan pelaporan yang salah.
ISA 220 Paragraf 2 menyebutkan mengenai kualitas audit yaitu :
The firm has an obligation to establish and maintain a system of quality control to provide it with reasonable assurance that, the firm and its personnel comply with professional standards and applicable legal and regulatory requirements; and The reports issued by the firm or engagement partners are appropriate in the circumstances.
Berdasarkan definisi kualitas audit di atas, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa definisi kualitas audit dalam penelitian ini adalah keyakinan yang memadai
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
12
Indonesia Banking School
bagi auditor dalam mendeteksi salah saji material, kepatuhan terhadap standar
profesi, ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku pada laporan yang
diterbitkan KAP sesuai dengan kondisinya.
2.1.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit
Menurut Wibowo et al (2010), mengatakan bahwa ada beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi kualitas audit diantaranya yaitu sebagai berikut:
1. Lamanya masa penugasan audit
Semakin panjang jangka waktu dan kesinambungan penugasan audit,
konsumen jasa audit (para shareholder dan stakeholder) mendapatkan
manfaat karena mereka dapat menghemat biaya yang berkaitan dengan
evaluasi kualitas audit, berbagai manfaat yang diterima pengguna jasa audit
akan hilang, jika masa penugasan auditor dalam waktu yang relatif singkat.
Berbeda dengan pendapat peneliti lainnya yang menyatakan bahwa adanya
hubungan negatif antara lamanya masa penugasan audit dengan kualitas audit
dengan alasan:
a. Erosi independensi
Hal ini mungkin muncul akibat tumbuhnya hubungan pribadi antara
auditor dengan kliennya. Auditor harus menyadari berbagai tekanan yang
bermaksud mempengaruhi perilakunya dan sedikit demi sedikit akan
mengurangi independensinya.
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
13
Indonesia Banking School
b. Berkurangnya sikap kritis
Semakin lama masa penugasan audit, kapabilitas auditor untuk bersikap
kritis akan berkurang karena auditor sudah terlalu familiar. Hal ini dapat
menyebabkan semakin terbatasnya pendekatan pengujian audit kreatif
seperti yang sering terjadi pada saat awal perikatan audit.
2. Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP)
Kualitas audit seringkali diukur dari ukuran besan atau kecilnya KAP. Ukuran
KAP akan berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Dengan demikian,
diperkirakan bahwa dibandingkan dengan KAP kecil, KAP besar memiliki
kemampuan yang lebih baik dalam melakukan audit, sehingga mampu
menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi dengan argumen sebagai
berikut:
a. Besarnya jumlah dan ragam klien yang ditangani oleh KAP.
b. Banyaknya ragam jasa yang ditawarkan.
c. Luasnya cakupan geografis, termasuk adanya afiliasi internasional.
d. Banyaknya jumlah staf audit dalam satu KAP.
3. Regulasi audit
Di Indonesia melalui Pusat Pembinaan Profesi Akuntan (PPPK) Kementerian
Keuangan, Pemerintah melaksanakan regulasi yang bertujuan untuk
melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap akuntan publik. Hal ini
dilakukan sejalan dengan regulasi yang dilaukan oleh asosiasi profesi
Akuntan Publik (IAPI) terhadap anggotanya. Pada regulasi tersebut diatur
mengenai rotasi audit, pembinaan dan pengawasan, serta sanksi disiplin berat
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
14
Indonesia Banking School
dan denda administrasi bagi akuntan publik yang melanggar Standar
Profesional Akuntan Publik. Selain itu, ditambahkan pula sanksi pidana bagi
akuntan publik palsu (orang yang mengaku sebagai akuntan publik palsu).
Regulasi audit secara efektif dapat meningkatkan kualitas audit.
2.1.1.3 Indikator Kualitas Audit
Menurut Nurlaely (2010), mengatakan ada beberapa indikator yang dapat
digunakan untuk mengukur kualitas audit diantaranya yaitu sebagai berikut:
1. Mengemukakan temuan audit secara akurat dan obyektif.
2. Melaporkan semua kesalahan auditee.
3. Menyelesaikan audit secara tepat waktu.
4. Berpedoman pada Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).
5. Berhati-hati dalam setiap pengambilan keputusan.
6. Rekomendasi yang sesuai dengan penyebab kesalahan.
7. Memberikan rekomendasi atas laporan hasil audit yang jelas dan dapat
dipahami oleh auditee.
2.1.2 Kompetensi Auditor
2.1.2.1 Definisi Kompetensi Auditor
Menurut Suryananda (2017), mendefinisikan kompetensi auditor sebagai
keahlian seorang auditor yang berperan secara berkelanjutan yang mana
pergerakannya melalui proses pembelajaran dari mengetahui sesuatu menjadi
mengetahui bagaimana seperti misalnya dari sekedar pengetahuan yang
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
15
Indonesia Banking School
tergantung pada aturan tertentu kepada suatu pertanyaan yang bersifat intuitif.
Menurut Alfiati (2017), mendefinisikan kompetensi auditor sebagai keahlian yang
cukup secara eksplisit dapat digunakan untuk melakukan audit secara obyektif.
Berdasarkan definisi kompetensi auditor di atas, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa definisi kompetensi auditor dalam penelitian ini adalah sebagai
keahlian dan kualifikasi berupa skill dan knowledge mengenai bidang keahlian
audit yang dibutuhkan oleh seorang auditor untuk melaksanakan audit secara
obyektif dan benar.
2.1.2.2 Manfaat Kompetensi
Menurut Moeheriono (2012), mengatakan bahwa ada beberapa manfaat
kompetensi bagi karyawan dan perusahaan diantaranya yaitu sebagai berikut:
1. Bagi karyawan
a. Kejelasan relevansi proses pembelajaran sebagai pemegang jabatan agar
mampu untuk mentransfer keterampilan, nilai, kualifikasi, dan potensi
pengembangan karir.
b. Adanya kesempatan bagi karyawan untuk mendapatkan program
peningkatan kompetensi melalui program-program pengembangan
karyawan yang disusun oleh perusahaan.
c. Penempatan sasaran sebagai sarana pengembangan karier.
d. Kompetensi yang ada sekarang dan manfaatnya akan dapat memberikan
nilai tambah pada pembelajaran dan pengembangan karyawan itu sendiri.
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
16
Indonesia Banking School
e. Pilihan perubahan karier yang lebih jelas, untuk berubah pada jabatan
baru, karyawan dapat membandingkan kompetensinya dengan
persyaratan kompetensi pada jabatan yang baru.
f. Penilaian kinerja yang lebih obyektif dan umpan balik berbasis standar
kompetensi yang ditentukan dengan jelas.
g. Meningkatkan keterampilan dan marketability sebagai karyawan.
2. Bagi perusahaan
a. Pemetaan yang akurat dan obyektif mengenai kompetensi tenaga kerja
yang dibutuhkan.
b. Meningkatkan efektivitas rekruitmen dengan cara menyesuaikan
kompetensi yang diperlukan dalam pekerjaan dengan yang dimiliki
pelamar kerja.
c. Pendidikan dan pelatihan difokuskan pada kesenjangan keterampilan dan
persyaratan keterampilan perusahaan yang lebih khusus
d. Akses pada pendidikan dan pelatihan yang lebih efektif dari segi biaya
berbasis kebutuhan industri dan identifikasi penyedia pendidikan dan
pelatihan internal berbasis kompetensi yang diketahui.
e. Pengambilan keputusan dalam organisasi akan lebih percaya diri karena
karyawan telah memiliki keterampilan yang akan diperoleh dalam
pendidikan dan pelatihan.
f. Penilaian pada pembelajaran sebelumnya serta pelatihan hasil pendidikan
dan pelatihan akan lebih reliable dan konsisten.
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
17
Indonesia Banking School
g. Mempermudah terjadinya perubahan melalui identifikasi kompetensi
yang diperlukan untuk mengelolah perubahan.
2.1.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompetensi
Menurut Moeheriono (2012), mengatakan kompetensi seorang auditor
sangat besar dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun faktor
eksternal diantaranya yaitu sebagai berikut:
1. Bakat bawaan, bakat yang sudah ada dan melekat sejak dilahirkan.
2. Motivasi kerja yang tinggi.
3. Sikap, motif, dan nilai cara pandang.
4. Pengetahuan yang dimiliki baik dari pendidikan formal maupun non formal
(pelatihan, course, panel, dan lain-lain).
5. Keterampilan dan keahlian yang dimiliki, dan
6. Lingkungan hidup dari kehidupan sehari-hari.
2.1.2.4 Karakteristik Kompetensi
Menurut Hutapea dan Thoha (2010), mengatakan bahwa ada beberapa ciri
kompetensi diantaranya yaitu sebagai berikut:
1. Keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah yang berorientasi pada
efisiensi, produktivitas, mutu dan kepedulian terhadap dampak lingkungan.
2. Keterampilan dan sikap dalam pengendalian emosi diri, membangun
persahabatan, dan obyektivitas persepsi.
3. Keterampilan dalam berkomunikasi, membangun persahabatan.
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
18
Indonesia Banking School
4. Sikap untuk mau belajar secara berkelanjutan.
5. Keterampilan dan sikap dalam mengembangkan diri.
6. Keterampilan dan sikap maju untuk mencari cara-cara baru dalam
mengoptimalkan pelayanan mutu kepada para klien.
7. Keterampilan dan sikap saling mempererat hubungan antar karyawan untuk
meningkatkan mutu produk dan atau jasa pada klien.
2.1.2.5 Indikator Kompetensi
Menurut Elfarini dalam Alfiati (2017), mengatakan bahwa ada beberapa
indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kompetensi diantaranya yaitu
sebagai berikut:
1. Komponen pengetahuan merupakan komponen yang penting dalam suatu
kompetensi. Komponen ini meliputi pengetahuan terhadap fakta-fakta dan
prosedur-prosedur.
2. Memiliki kompetensi lain seperti kemampuan berkomunikasi, kreativitas,
kerjasama dengan orang lain.
3. Keahlian yang menyangkut obyek pemeriksaan. Mengamati obyek dan
membandingkan dengan standar yang berlaku, kemudian menarik kesimpulan
dari hasil perbandingan tersebut merupakan inti pekerjaan pemeriksaan.
4. Keahlian yang menyangkut teknik atau cara melakukan pemeriksaaan yang
memungkinkan seorang auditor memperoleh informasi yang maksimal
(kualitas dan kuantitas) mengenai obyek yang diperiksa dalam waktu yang
terbatas.
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
19
Indonesia Banking School
5. Keahlian dalam menyampaikan hasil pemeriksaan. Segala temuan, informasi,
dan data yang diperoleh dalam melaksanakan pemeriksaan harus disampaikan
seluruhnya kepada kepala pemerintahan dan pihak yang diperiksa. Agar dapat
menyampaikan hasil audit kepada kedua pihak tersebut diperlukan keahlian
dan kemahiran berbahasa keahlian dan kemahiran berbahasa yang baik, benat,
efisien, teliti dan cermat melalui hasil pemeriksanaan.
2.1.3 Motivasi Auditor
2.1.3.1 Definisi Motivasi
Menurut Hasibuan (2012), mendefinisikan motivasi sebagai suatu cara
bagaimana mendorong gairah kerja karyawan agar mereka mau bekerja keras
dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilannya untuk mewujudkan
tujuan perusahaan. Menurut Juliningrum dan Sudiro (2013), mendefinisikan
motivasi sebagai dorongan, upaya, dan keinginan yang di dalam diri manusia yang
mengaktifkan, memberi daya serta mengarahkan perilakunya untuk melaksanakan
tugas dan tanggung jawab dalam lingkungan pekerjaan. Menurut Peklar et al
(2012), mendefinisikan motivasi sebagai dorongan kepada seseorang untuk suatu
tujuan yang diinginkan melalui stimulus yang ada secara internal pada seseorang
dan lingkungannya berdasarkan kebutuhannya.
Berdasarkan definisi motivasi di atas maka dapat diambil kesimpulan
bahwa bahwa definisi motivasi dalam penelitian ini adalah sebagai dorongan,
upaya, dan keinginan dari dalam diri seseorang untuk mengaktifkan, memberikan
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
20
Indonesia Banking School
daya, dan mengarahkan perilakunya untuk bersedia melaksanakan tugas dan
tanggung-jawab dalam lingkungan pekerjaannya.
2.1.3.2 Indikator Motivasi
Menurut Maslow dalam Hasibuan (2012), mengatakan ada beberapa
indikator yang dapat digunakan untuk mengukur motivasi diantaranya yaitu
sebagai berikut:
a. Kebutuhan fisik
Ditunjukkan dengan pemberian gaji, pemberian bonus, uang makan, uang
transportasi, fasilitas perumahan, dan sebagainya.
b. Kebutuhan rasa aman dan keselamatan
Ditunjukkan dengan fasilitas keamanan dan keselamatan kerja yang
diantaranya jaminan sosial tenaga kerja, dana pensiun, asuransi kesehatan,
asuransi kecelakaan dan perlengkapan keselamatan kerja.
c. Kebutuhan sosial
Ditunjukkan dengan melakukan interaksi dengan orang lain yang diantaranya
untuk diterima di kelompok dan kebutuhan untuk dicintai dan mencintai.
d. Kebutuhan penghargaan
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
21
Indonesia Banking School
Ditunjukkan dengan pengakuan dan penghargaan berdasarkan
kemampuannya yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh karyawan
lain dan pimpinan terhadap prestasi kerja.
e. Kebutuhan aktualisasi diri
Ditunjukkan dengan sifat pekerjaan yang menarik dan menantang, dimana
karyawan mengerahkan kemampuan, kecakapan, keterampilan, dan
potensinya. Pada pemenuhan kebuhan ini dapat dilakukan perusahaan dengan
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan.
2.1.4 Gaya Kepemimpinan
2.1.4.1 Definisi Gaya Kepemimpinan
Menurut Wirawan (2013), mendefinisikan gaya kepemimpinan sebagai
pola perilaku pemimpin dalam mempegaruhi sikap, perilaku dan sebagainya pada
para pengikutnya. Menurut Sutrisno (2010), mendefinisikan gaya kepemimpinan
sebagai suatu proses kegiatan seseorang untuk menggerakkan orang lain dengan
memimpin, membimbing, mempengaruhi orang lain untuk melakukan sesuatu
agar dicapai hasil yang diharapkan. Menurut Rivai dan Mulyadi (2013),
mendefinisikan gaya kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi dalam
menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai
tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Selain itu
juga, mempengaruhi interpretasi mengenai peristiwa-peristiwa para pengikutnya,
pengorganisasian dan aktivitas-aktivitas untuk mencapai sasaran, memelihara
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
22
Indonesia Banking School
hubungan kerja sama dan kelompok kerja, perolehan dukungan dan kerja sama
dari orang-orang diluar kelompok atau organisasi.
Berdasarkan definisi gaya kepemimpinan di atas, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa definisi gaya kepemimpinan dalam penelitian ini adalah
sebagai pola perilaku pemimpin dan proses dalam mempengaruhi sikap, perilaku,
dan sebagainya untuk memimpin dan membimbing para karyawannya agar
melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
2.1.4.2 Tipe-tipe Gaya Kepemimpinan
Menurut Hasibuan (2012), mengatakan bahwa ada beberapa tipe gaya
kepemimpinan diantaranya yaitu sebagai berikut:
1. Kepemimpinan Otoriter
Kepemimpinan otoriter merupakan jika kekuasan atau wewenang, sebagian
besar mutlak tetap berada pada pimpinan atau menganut sistem sentralisasi
wewenang. Pengambilan keputusan dan kebijaksanaan hanya ditetapkan oleh
pemimpin, bawahan tidak diikutsertakan untuk memberikan saran, ide dan
pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan.
2. Kepemimpinan Partisipatif
Kepemimpinan partisipasi adalah apabila dalam kepemimpinannya dilakukan
dengan cara persuasif, menciptakan kerjasama yang serasi, menumbuhkan
loyalitas, dan partisipasi para bawahan agar merasa ikut memiliki perusahaan.
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
23
Indonesia Banking School
3. Kepemimpinan Delegatif
Kepemimpinan delegatif apabila seseorang pemimpin mendelegasikan
wewenang kepada bawahan dengan cukup lengkap. Dengan demikian,
bawahan dapat mengambil keputusan dan kebijaksanaan dengan bebas atau
leluasa dalam melaksanakan pekerjaan.
4. Kepemimpinan Kharismatik
Gaya kepemimpinan ini memiliki daya tarik dan pembawaan yang luar biasa,
sehingga ia mempunyai pengikut dan jumlahnya yang sangat luar biasa.
Sampai sekarang pun orang tidak mengetahui sebab-sebab secara pasti
mengapa seseorang itu memiliki kharismatik yang begitu besar.
5. Kepemimpinan Demokratik
Kepemimpinan demokratik menitikberatkan pada bimbingan yang efisien
pada para anggotanya. Koordinasi pekerjaan terjalin dengan baik dengan
semua lini, terutama penekanan pada rasa tanggung-jawab internal (pada diri
sendiri) dan kerjasama yang baik. Kepemimpinan demokratik menghargai
potensi setiap individu, mau mendengarkan nasihat dan sugesti bawahan,
bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya masing-masing
pada saat-saat kondisi yang tepat.
2.1.4.3 Sifat-sifat Gaya Kepemimpinan
Menurut Handoko (2013) mengemukakan ada beberapa sifat
kepemimpinan diantaranya yaitu sebagai berikut:
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
24
Indonesia Banking School
a. Kemampuan
Kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawas (supervisory ability)
atau pelaksanaan fungsi-fungsi dasar manajemen, terutama pengarahan dan
pengawasan pekerjaan orang lain.
b. Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan
Hal tersebut mencakup pencarian tanggung-jawab dan keinginan sukses.
c. Kecerdasan
Kecerdasan mencakup kebijakan, pemikiran kreatif dan daya pikir
d. Ketegasan
Ketegasan atau kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan dan
memecahkan masalah-masalah dengan cakap dan tepat.
e. Kepercayaan diri
Pandangan terhadap dirinya tentang kemampuan untuk menghadapi masalah.
2.1.4.4 Indikator Gaya Kepemimpinan
Menurut Robbin (2015), mengatakan bahwa ada beberapa indikator yang
dapat digunakan untuk mengukur gaya kepemimpinan diantaranya yaitu sebagai
berikut:
1. Instruksi
Cara pemimpin memberikan instruksi pekerjaan kepada para karyawan.
2. Konsultatif
Cara pemimpin memberikan bimbingan pekerjaan kepada para karawan.
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
25
Indonesia Banking School
3. Partisipatif
Cara pemimpin berpartisipasi bekerja bersama-sama dengan para karyawan.
4. Delegatif
Cara pemimpin memberikan delegasi pekerjaan kepada para karyawan.
2.1.5 Kajian Penelitian Sebelumnya
Hasil-hasil penelitian sebelumnya dapat dilihat pada tampilan dibawah ini.
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
26
Indonesia Banking School
Tabel 2.1 Hasil Kajian Penelitian Sebelumnya
No Nama Peneliti/Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil
1 Furiady et al (2015)/Pengaruh pengalaman kerja, kompetensi auditor, motivasi, dan akuntabilitas serta objektivitas terhadap kualitas audit.
Variabel independen: Pengalaman kerja, Kompetensi auditor, motivasi dan akuntabilitas serta objektivitas Variabel dependen: Kualitas audit
Kompetensi auditor, akuntabilitas dan obyektivitas secara parsial memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Sedangkan pengalaman kerja dan motivasi memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kualitas audit.
2 Ningrum et al (2017)/Pengaruh pengalaman kerja, independensi, obyektivitas, integritas, kompetensi, dan akuntabilitas terhadap kualitas audit.
Variabel independen: Pengalaman kerja, independensi, obyektivitas, integritas, kompetensi dan akuntabilitas Variabel dependen: Kualitas audit
Pengalaman kerja, independensi, obyektivitas, dan akuntabilitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit, sedangkan integritas dan kompetensi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit.
Bersambung ke halaman selanjutnya
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
27
Indonesia Banking School
Tabel 2.1 (lanjutan)
No Nama Peneliti/Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
3 Ramadhanis (2012)/Pengaruh kompetensi, independensi, dan motivasi terhadap kualitas audit.
Variabel independen: Kompetensi, independensi, dan motivasi Variabel dependen: Kualitas audit
Kompetensi dan independensi secara parsial memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit, sedangkan motivasi tidak memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit.
4 Saputra (2015)/Pengaruh gaya kepemimpinan, pengalaman kerja, dan tekanan klien terhadap kualitas audit.
Variabel independen: Gaya kepemimpinan, Pengalamana kerja, dan tekanan klien Variabel dependen: Kualitas audit
Gaya kepemimpinan dan pengalaman kerja secara parsial memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Sedangkan tekanan klien tidak memiliki pengaruh positif dan signifkan terhadap kualitas audit.
Bersambung ke halaman selanjutnya
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
28
Indonesia Banking School
Tabel 2.1 (lanjutan)
No Nama Peneliti/Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
5 Mansouri et al (2009)/Audit Competence and audit quality: Case in emerging economy
Variabel independen: Competence Variabel dependen: Audit quality.
Kompetensi auditor memiliki pengaruh besar terhadap kualitas audit.
6 Hari et al (2015)/Pengaruh kompetensi, independensi, pengalaman kerja, kompleksitas tugas terhadap kualitas audit aparat inspektorat dalam pengawasan keuangan daerah dan reward sebagai variabel moderating.
Variabel independen: Kompetensi, independensi, pengalaman kerja, dan kompleksitas tugas Variabel dependen: Kualitas audit
Kompetensi yang baik bila diberikan penghargaan berupa reward yang tinggi akan menghasilkan kualitas audit yang baik pula.
7 Asmara et al (2016)/Effect of competence and motivation of auditors of the quality of audit: survey on the external auditors registered public accounting firm in Jakarta in Indonesia
Variabel independen: Competence and motivation Variabel dependen: Audit quality
Kompetensi dan motivasi berpengaruh terhadap kualitas audit.
Bersambung ke halaya man selanjutnya
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
29
Indonesia Banking School
Tabel 2.1 (lanjutan)
No Nama Peneliti/Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
8 Wirasuasti et al (2014)/ pengaruh kompetensi, independensi, dan motivasi terhadap kualitas audit aparat inspektorat dalam pengawasan keuangan daearah (studi empiris pada inspektorat pemerintahan kabupaten bangli dan inspektorat pemerintah kabupaten buleleng)
Variabel independen: kompetensi, independensi, dan motivasi Variabel dependen: Kualitas audit
Motivasi berpengaruh positif terhadap kualitas audit aparat inspektorat dalam pengawasan keuangan daerah, karena hanya motivasi yang akan membuat seseorang mempunyai semangat juang yang tinggi untuk meraih tujuan dan memenuhi standar yang ada.
9 Wardana (2016)/pengaruh gaya kepemimpinan transformasional, objektivitas, integritas dan etika auditor terhadap kualitas audit
Variabel independen: gaya kepemimpinan transformasional, objektivitas, integritas, dan etika auditor Variabel dependen: Kualitas audit
Gaya kepemimpinan transformasionial berpengaruh positif terhadap kualitas audit di Kantot Akuntan Publik Denpasar.
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
30
Indonesia Banking School
2.2 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran digunakan untuk membantu peneliti agar tetap fokus
pada analisis variabel yang ada di dalam penelitiannya. Kerangka pemikiran
menjadi landasan bagi peneliti dalam penelitiannya dengan mengacu pada teori-
terori yang relevan dan hasil-hasil penelitian terdahulu. Sehingga peneliti dapat
melakukan penelitian sesuai dengan tujuan yang ada dalam penelitian ini. peneliti
menggunakan variabel kompetensi auditor, motivasi auditor dan gaya
kepemimpinan sebagai variabel independen dan kualitas audit sebagai variabel
dependen.
Karyawan yang memiliki kompetensi dan motivasi untuk bekerja yang
tinggi, memiliki kecenderungan kualitas audit yang baik. Kompentensi yang
tinggi mengharuskan karyawan untuk memiliki skill dan knowledge yang baik.
Artinya tingkat skill dan knowledge yang baik, akan memudahkan bagi karyawan
untuk dapat menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan hasil kerja yang
ditargetkan. Bagi seorang auditor, memiliki tingkat skill dan knowledge yang
tinggi dapat meningkatkan kualitas audit yang dihasilkannya. Menurut Furiady
(2012), Ningrum (2017), dan Ramadhanis (2012), mengatakan bahwa auditor
yang memiliki tingkat kompetensi yang baik akan berdampak pada meningkatnya
tingkat kualitas audit atas pekerjaan audit yang dilakukannya.
Selain kompetensi yang baik, tingkat motivasi juga dapat mempengaruhi
kualitas audit yang dihasilkan seorang auditor. Seorang auditor yang memiliki
motivasi kerja yang tinggi memiliki kecenderungan untuk meningkatkan kualitas
auditnya. Seorang auditor yang memiliki motivasi kerja tinggi, memiliki tingkat
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
31
Indonesia Banking School
konsentrasi dan ketahanan kerja yang tinggi pula. Tingkat konsentrasi yang tinggi
akan berdampak pada meningkatnya mutu atau kualitas audit seorang auditor.
Gaya kepemimpinan seorang pemimpin dapat mempengaruhi perilaku dan
kinerja seorang auditor. Pemimpin dapat meningkatkan motivasi kerja auditor
dengan cara memberikan tingkat kompensasi yang menarik, pemberian
kompensasi yang menarik dapat memotivasi auditor untuk meningkatkan kinerja
dan kualitas auditnya.
Gaya kepemimpinan seorang pemimpin juga dapat mempengaruhi
kompetensi seorang auditor. Pemimpin akan mex`mberikan punishment kepada
auditor yang memiliki kualitas kerja di bawah standar yang telah ditentukan. Agar
auditor dapat tetap bekerja di perusahaan tempat dia bekerja, maka auditor
diharuskan meningkatkan skill dan knowledgenya. Jika auditor tidak dapat
meningkatkan kompetensinya, maka auditor akan sulit untuk meningkatkan
kemampuannya dalam melakukan pekerjaan pengauditan. Arah jalur pengaruh
antar variabel pada kerangka pemikiran dapat dideskripsikan seperti yang
disajikan pada Gambar 2.1 di bawah ini yaitu sebagai berikut:
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
32
Indonesia Banking School
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran
H1
H2
H3
Sumber: Data diolah, (2018)
2.3 Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu anggapan yang belum tentu kebenarannya. Uji
hipotesis adalah suatu prosedur yang memungkinkan keputusan dapat diambil
yaitu keputusan untuk menolak atau menerima hipotesis yang sedang diuji.
Adapun hipotesis penelitian yang ada dalam penelitian ini diantaranya yaitu
sebagai berikut:
H01 Kompetensi auditor tidak memiliki pengaruh terhadap kualitas audit
H1 Kompetensi auditor memiliki pengaruh terhadap kualitas audit
H02 Motivasi auditor tidak memiliki pengaruh terhadap kualitas audit
H2 Motivasi auditor memiliki pengaruh terhadap kualitas audit
H03 Gaya kepemimpinan tidak memiliki pengaruh terhadap kualitas audit
H3 Gaya kepemimpinan memiliki pengaruh terhadap kualitas audit
Kompetensi Auditor
(X1)
Motivasi Auditor
(X2)
Gaya Kepemimpinan
(X3)
Kualitas Audit (Y)
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
33
Indonesia Banking School
2.4 Pengembangan Hipotesis
2.4.1 Pengaruh Kompetensi Auditor Terhadap Kualitas Audit
Mansouri et al (2009:22) dalam penelitiannya mengenai Audit
Competence and audit quality: Case in emerging economy mengatakan bahwa
kompetensi auditor memiliki pengaruh besar terhadap kualitas audit Sementara itu
Hari et al (2015) dalam penelitian pengaruh kompetensi, independensi,
pengalaman kerja, kompleksitas tugas terhadap kualitas audit aparat inspektorat
dalam pengawasan keuangan daerah dan reward sebagai variabel moderating
menyebutkan bahwa kompetensi yang baik bila diberikan penghargaan berupa
reward yang tinggi akan menghasilkan kualitas audit yang baik pula.
Berdasarkan beberapa penelitian diatas, maka peneliti merumuskan
hipotesis sebagai berikut:
H1 Kompetensi auditor memiliki pengaruh terhadap kualitas audit
2.4.2 Pengaruh Motivasi Auditor Terhadap Kualitas Audit
Asmara et al (2016:74) dalam effect of competence and motivation of
auditors of the quality of audit: survey on the external auditors registered public
accounting firm in Jakarta in Indonesia memperoleh hasil kompetensi dan
motivasi berpengaruh terhadap kualitas audit, dalam penelitan pengaruh
kompetensi, independensi, dan motivasi terhadap kualitas audit aparat inspektorat
dalam pengawasan keuangan daearah (studi empiris pada inspektorat
pemerintahan kabupaten bangli dan inspektorat pemerintah kabupaten buleleng)
oleh Wirasuasti et al (2014) menyebutkkan bahwa motivasi berpengaruh positif
terhadap kualitas audit aparat inspektorat dalam pengawasan keuangan daerah,
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
34
Indonesia Banking School
karena hanya motivasi yang akan membuat seseorang mempunyai semangat juang
yang tinggi untuk meraih tujuan dan memenuhi standar yang ada.
Peneliti merumuskan hipotesis berdasarkan penelitian sebelumya sebagai
berikut:
H2 Motivasi auditor memiliki pengaruh terhadap kualitas audit
2.4.3 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kualitas Audit
Wardana (2016:973) dalam penelitiannya pengaruh gaya kepemimpinan
transformasional, objektivitas, integritas dan etika auditor terhadap kualitas audit
memperoleh hasil bahwa gaya kepemimpinan transformasionial berpengaruh
positif terhadap kualitas audit di Kantor Akuntan Publik Denpasar. Dalam
penelitian Saputra (2015) berjudul pengaruh gaya kepemimpinan, pengalaman
kerja dan tekanan klien terhadap kualitas audit (studi empiris pada kantor akuntan
publik di provinsi bali) diperoleh bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kualitas audit pada seluruh KAP di provinsi Bali.
Berdasarkan penelitian tersebut, peneliti pun meruumuskan hipotesis
dalam penelitian ini sebagai berikut:
H3 Gaya kepemimpinan memiliki pengaruh terhadap kualitas audit
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
35 Indonesia Banking School
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Obyek Penelitian
Adapun obyek penelitian yang akan diteliti dan dianalisis dalam penelitian
ini adalah untuk menganalisis pengaruh variabel kompetensi auditor, motivasi
auditor dan gaya kepemimpinan sebagai variabel independen terhadap variabel
kualitas audit sebagai variabel dependen.
3.2 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian penjelasan (explanatory
research) yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan dan pengaruh kausalitas
antar variabel-variabel penelitian melalui pengujian hipotesis yang sama.
Sedangkan pada tingkat explanasi (penjelasan), penelitian yang digunakan adalah
penelitian assosiatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan
dan pengaruh antar dua atau lebih variabel (Sugiyono: 2013).
3.3 Metode Pengambilan Sampel
Menurut Sugiyono (2013:90), mendefinisikan populasi sebagai wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang memiliki kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
36
Indonesia Banking School
di Kantor Akuntan Publik (KAP) di Jakarta. Menurut Sugiyono (2013:91),
mendefinisikan sampel sebagai bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut.
Mendasarkan pada kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan
biaya yang tercurahkan dalam melakukan penelitian ini, maka teknik
pengumpulan data atau teknik sampling dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling merupakan
metode non-probability sampling yang disesuaikan dengan menggunakan kriteria-
kriteria tertentu. Tipe purposive sampling yang dipilih adalah judgment sampling,
karena pemilihan anggota sampling disesuaikan dengan beberapa kriteria yang
akan ditentukan oleh peneliti secara subyektif untuk mendapatkan anggota sampel
yang dapat memberikan data dan informasi yang dibutuhkan dalam melakukan
analisis dalam penelitian ini. Berikut ini adalah kriteria-kriteria yang digunakan
dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini seperti yang disajikan pada Tabel
3.1.
Tabel 3.1. Kriteria-krteria Pengambilan Data Sampel
No Kriteria-kriteria Pengambilan Data Sampel
1 Auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) dan berlokasi di
Jakarta
2 Auditor yang memiliki masa kerja minimal 1 tahun terhitung per 1
Desember 2017
3 Auditor yang memiliki tingkat pendidikan minimal Strata satu (S1)
Sumber: Data diolah, (2018)
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
37
Indonesia Banking School
Pemberian kriteria-kriteria di atas digunakan untuk mendapatkan sampel
yang dapat membantu peneliti dalam menganalisis pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen. Auditor yang memiliki masa kerja minimal 1 tahun
dianggap telah mampu mengenal, dan menilai lebih baik mengenai tingkat
masing-masing variabel yang akan diajukan serta dapat menganalisis sesuatu
pekerjaan secara objektif. Kriteria tingkat pendidikan minimal Strata satu
dianggap responden telah matang dalam berpikir.
3.4 Definisi Variabel dan Operasional Variabel
3.4.1 Definisi Variabel
Adapun definisi variabel yang ada dalam penelitian ini diantaranya yaitu:
1. Kualitas Audit
Merupakan sebagai pemeriksaan yang sistematis dan independen yang
dilakukan oleh seorang auditor untuk menemukan dan melaporkan mengenai
adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi klien serta menentukan
aktivitas, mutu, dan hasilnya sesuai dengan pengaturan yang direncanakan
dan menyesuaikan tujuan dengan aktivitas yang telah diimplementasikan.
2. Kompetensi Auditor
Merupakan sebagai keahlian dan kualifikasi berupa skill dan knowledge
mengenai bidang keahlian audit yang dibutuhkan oleh seorang auditor untuk
melaksanakan audit secara obyektif dan benar.
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
38
Indonesia Banking School
3. Motivasi auditor
Merupakan sebagai dorongan, upaya, dan keinginan dari dalam diri seseorang
untuk mengaktifkan, memberikan daya, dan mengarahkan perilakunya untuk
bersedia melaksanakan tugas dan tanggung-jawab dalam lingkungan
pekerjaannya.
4. Gaya Kepemimpinan
Merupakan sebagai pola perilaku pemimpin dan proses dalam mempengaruhi
sikap, perilaku, dan sebagainya untuk memimpin dan membimbing para
karyawannya agar melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan yang
diharapkan.
3.4.2 Operasional Variabel
Adapun operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
seperti yang disajikan pada Tabel 3.2 di bawah ini.
Tabel 3.2: Operasional Variabel
Variabel Indikator Sumber dan
Skala Data
A. Variabel Independen
1. Kompetensi Auditor
(Elfarini dalam
Alfiati, 2017)
a. Tingkat pengetahuan yang
dimiliki.
b. Kemampuan berkomunikasi,
kreativitas, dan kemampuan
Data primer
(Skala likert)
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
39
Indonesia Banking School
2. Motivasi
(Maslow dalam
hasibuan, 2012)
3. Gaya Kepemimpinan
(Robbin, 2015)
bekerjasama dengan orang
lain.
c. Kemampuan analisis dalam
obyek pemeriksaan
d. Kemampuan penguasaan
yang bersifat teknik
mengenai kegiatan audit
e. Keahlian dalam
menyampaikan hasil
pemeriksaan
a. Kebutuhan berprestasi
(Esteem Needs)
b. Kebutuhan fisik
(psychological needs)
c. Kebutuhan rasa aman (safety
needs)
d. Kebutuhan pengakuan sosial
(social needs)
e. Kebutuhan aktualisasi diri
(actualization self needs)
a. Instruksi pekerjaan kepada
karyawan
Data primer
(Skala likert)
Data primer
(Skala likert)
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
40
Indonesia Banking School
B. Variabel Dependen
Kualitas Audit
(Nurlaely, 2010)
b. Konsultatif dan bimbingan
pekerjaan kepada karyawan
c. Partisipatif aktif bekerjasama
dengan para karyawan
d. Delegatif pekerjaan kepada
karyawan
a. Mengemukakan temuan audit
secara akurat dan obyektif
b. Melaporkan semua kesalahan
auditee
c. Menyelesaikan audit secara
tepat waktu
d. Berpedoman pada SPAP
e. Berhati-hati dalam setiap
pengambilan keputusan
f. Rekomendasi yang sesuai
dengan penyebab kesalahan
g. Memberikan rekomendasi
atas laporan hasil audit yang
jelas dan dapat dipahami oleh
auditee
Data primer
(Skala likert)
Sumber: Data diolah, (2018)
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
41
Indonesia Banking School
3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
3.5.1 Teknik Pengolahan Data
Pada penelitian ini adapun jenis data yang akan dihimpun dan digunakan
diantaranya yaitu sebagai berikut:
1. Data Primer
Peneliti menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian untuk
mengumpulkan data penelitian yang dibutuhkan. Kuesioner penelitian
disebarkan kepada para auditor yang tercatat bekerja aktif pada Kantor
Akuntan Publik (KAP) di Jakarta per 1 Desember 2017.
2. Data Sekunder
Peneliti menggunakan referensi-referensi yang relevan seperti panduan
penulisan skripsi Indonesian Banking School, buku-buku yang relevan, serta
jurnal-jurnal penelitian baik jurnal nasional maupun jurnal internasional yang
diperoleh dari situs jurnal seperti emba, emiraldinsight, proquest, springer,
dan sebagainya.
3.5.2 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan tahapan-tahapan yang dilakukan oleh
peneliti dalam melakukan pembahasan dalam analisis penelitiannya. Teknik
analisis ini terstruktur dan sistematis sesuai dengan kaedah-kaedah penelitian yang
ada. Adapun teknik analisis data yang dilakukan dalm penelitian ini diantaranya
yaitu sebagai berikut:
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
42
Indonesia Banking School
1. Uji Kualitas Data
Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer ini, maka peneliti
melakukan uji reliabilitas dan validitas.
a. Uji Validitas
Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Sebuah instrumen dikatakan valid, jika mampu mengukur apa
yang diinginkan dan mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara
tepat (Ghozali, 2013:45). Pengujian validitas ini menggunakan Pearson
Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang
diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan. Apabila Pearson Correlation yang
didapat memiliki nilai di bawah 0,05 berarti data yang diperoleh adalah
valid.(Ghozali, 2013:52)
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel
atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan tersebut konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu. Untuk mengukur reliabilitas digunakan uji
statistik Cronbach Alfa (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbach’s Alfa > 0,70. Sedangkan, jika sebaliknya data
tersebut dikatakan tidak reliabel (Ghozali, 2013:47).
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
43
Indonesia Banking School
2. Uji Asumsi Klasik
Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka peneliti
melakukan uji multikolonieritas, uji normalitas dan uji heteroskedastisitas.
a. Uji Multikolonieritas
Pengujian multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (Ghozali,
2013:101). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem
multikoliniearitas (multiko). Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk mendeteksi adanya
problem multiko, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan
Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel
independen. Suatu model regresi dapat dikatakan bebas multiko jika
mempunyai nilai VIF kurang dari 10, dan nilai tolerance tidak kurang dari
0,1. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel
independen dalam model regresi ini (Ghozali, 2013:104).
b. Uji Normalitas
Pengujian normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2013:154). Model regresi
yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Cara
mendeteksinya yaitu dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu
diagonal dari garfik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
44
Indonesia Banking School
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas. Sedangkan jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau
tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas (Ghozali, 2013:156)
c. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heterokedastisitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas. Jika varians berbeda, disebut heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara mendeteksi
ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat ada atau tidaknya
pola tertentu pada grafik, dimana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi,
dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di
studentized. Jika pola tertentu, seperti titik-titik (poin-poin) yang ada
membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar
kemudian menyempit), maka telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada
pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada
sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:134).
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
45
Indonesia Banking School
3. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai R² yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2013: 95).
3.6 Teknik Pengujian Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi
berganda. Model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi besar variabel
dependen dengan menggunakan data variabel independen yang sudah diketahui
besarnya. Model regresi berganda umumnya digunakan untuk menguji pengaruh
dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala
pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan linier (Indriantoro dan
Supomo, 2002:211). Variabel terdiri dari Komptensi, Motivasi auditor dan gaya
kepemimpinan terhadap kualitas Audit. Dalam uji hipotesis ini dilakukan melalui:
a. Analisis Regresi Linier Berganda
Dalam penelitian ini alat statistik yang digunakan adalah Multiple
Regression Analysis dengan bantuan software spss. Analisis regresi
berganda digunakan untuk menguji apakah variabel-variabel kompetensi
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
46
Indonesia Banking School
auditor, motivasi auditor dan gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap
kualitas audit. Model regresi yang dikembangkan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Kait= α + β1Kmp + β2Mtv + β2Gk + е
Keterangan :
Kait : Kualitas audit Kmp : Kompentensi auditor Mtv : Motivasi auditor Gk : Gaya kepemimpinan e : Error Item a : Konstanta β1 – β3 : Koefisien regresi
b. Uji Statistik t
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas
atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel
dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05 (Ghozali, 2013:97).
Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau Ha
ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas tidak
mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau
terikat.
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
47
Indonesia Banking School
2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau Ha
diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas
mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau
terikat.
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
48 Indonesia Banking School
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian
4.1.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada akuntan publik (auditor) yang bekerja di
kantor akuntan publik yang terletak di wilayah Jakarta, auditor yang dilibatkan
meliputi manajer, supervisor, senior, semi senior dan junior auditor.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan instrumen kuesioner yang
disebar ke beberapa auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di wilayah
Jakarta. Peneliti menyebarkan dan mengumpulkan kuesioner kepada 15 Kantor
Akuntan Publik, yaitu:
Tabel 4.1 Data Kantor Akuntan Publik
No Nama Kantor Akuntan Publik Kuesioner yang disebar
Kuesioner dikembalikan
1 KAP Paul Hadiwinata, Hidajat Arsono Retno Palilingan & Rekan (PKF) 15 14
2 KAP Joachim Poltak Lian & Rekan (LEA) 15 8
3 KAP Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang dan Rekan (BDO) 15 8
4 KAP Tanudiredja Wibisana rintis & Rekan (PWC) 15 10
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
49
Indonesia Banking School
Lanjutan tabel 4.1
8 KAP Hendrawinata Hanny Erwin & Sumargo (Kreston) 5 3
9 KAP Gani Sigiro & Handayani (Grand Thornton) 5 3
10 KAP Purwantono, Sungkoro & Surja (EY) 5 5 11 KAP Anwar Rekan (DFK International) 5 3
12 KAP Mulyamin Sensi Suryanto (Moore Stephens) 5 2
13 KAP Siddharta Widjaja & Rekan (KPMG) 5 2
14 KAP Doli Bambang Sulistiyanto Dadang & Ali (DBSD&A) 5 3
15 KAP Satrio Bing Eny & Rekan (Delloite) 5 3 Jumlah 145 96
Sumber: Data primer yang diolah (2018)
Penyebaran kuesioner dilakukan pada bulan Mei dan Juni 2018. Pada tabel
4.1 dapat dilihat bahwa kuesioner yang disebar sebanyak 145 kuesioner sedangkan
jumlah yang kembali sebanyak 96 kuesioner atau sebesar 66% dari keseluruhan
kuesioner yang disebar. Perbedaan rincian penyebaran dikarenakan penyesuaian
dengan jumlah responden penelitian yang berbeda-beda pada setiap lokasi obyek
penelitian.
Tabel 4.2 Data Penyebaran Kesioner
Keterangan Jumlah Percent Jumlah kuesioner yang disebar 145 100% Jumlah kuesioner yang terkumpul 96 66,21% Jumlah kuesioner yang tidak terkumpul 49 33,79% Jumlah kuesioner yang dapat diolah 96 66,21%
Sumber: Data primer yang diolah (2018)
Tabel diatas menunjukan jumlah dan presentase penyebaran kuesioner.
Jumlah kuesioner yang disebar sebanyak 145 kuesioner, 66,21% atau 96 kuesioner
yang terkumpul dari jumlah kuesioner yang disebar sedangkan 49 kuesioner yang
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
50
Indonesia Banking School
tidak kembali atau 33,79% dari jumlah kuesioner yang disebar. Jadi, kuesioner yang
dapat diolah sebanyak 96 kuesioner atau 66,21% dari jumah kuesioner yang
disebar.
4.1.2 Deskriptif Data
Karakteristik responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini dibagi
menjadi beberapa kelompok yaitu menurut jenis kelamin, jabatan, jenjang
pendidikan, lama bekerja, dan lokasi kantor akuntan publik.
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin Jumlah responden Persentase
Laki-laki 37 38,54% Perempuan 59 61,46%
Jumlah 96 100% Sumber: Data primer yang diolah (2018)
Berdasarkan gambar diatas diketahui bahwa jumlah auditor yang berjenis
kelamin laki-laki berjumlah 37 orang (38,54%) sedangkan auditor yang berjenis
kelamin perempuan berjumlah 59 orang (61,46%%)
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan
a. Dependent Variable: Kait_Total Sumber: Data primer yang diolah (2018)
Berdasarkan tabel diatas didapat persamaan regresi sebagai berikut:
Kait = 21,945 + 0,231 + 0,166 – 0,117 + е
Analisis atas persamaan regresi tersebut:
1. Konstanta 21,945 artinya jika kompetensi auditor (Kmp), motivasi auditor
(Mtv), gaya kepemimpinan (Gk) memiliki nilai 0, maka kinerja auditor
(kait) memiliki nilai 21,945.
2. Koefisien regresi variabel kompetensi auditor (Kmp) sebesar 0,231, artinya
jika variabel independen lainnya tetap dan variabel kompetensi auditor
(Kmp) mengalami kenaikan sebesar 1 maka kualitas audit (kait) akan
meningkat sebesar 0,231.
3. Koefisien regresi variabel motivasi auditor (Mtv) sebesar 0,166, artinya jika
variabel independen lainnya tetap dan variabel motivasi auditor (Mtv)
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
63
Indonesia Banking School
mengalami kenaikan sebesar 1 maka kualitas audit (kait) akan meningkat
sebesar 0,166.
4. Koefisien regresi variabel gaya kepemimpinan (Gk) sebesar 0,117, artinya
jika variabel independen lainnya tetap dan variabel gaya kepemimpinan
(Gk) mengalami kenaikan sebesar 1 maka kualitas audit (kait) akan
menurun sebesar 0,117.
4.2.5.1 Hasil Uji parsial (Uji t)
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas
atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen
dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing
variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada
tingkat signifikansi 0,05 (Ghozali, 2013:97). Tabel 4.16 menyajikan hasil uji
statistik t dalam penelitian ini sebagai berikut.
Tabel 4.17 Hasil Uji parsial (Uji t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 21.945 2.044 10.738 .000
Kmp_Total .231 .065 .356 3.544 .001
Mtv_Total .166 .073 .284 2.276 .025
Gk_Total -.117 .053 -.277 -2.203 .030
a. Dependent Variable: Kait_Total Sumber: Data primer yang diolah (2018)
Rancangan hipotesis parsial yang telah disusun sebelumnya oleh peneliti
adalah sebagai berikut:
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
64
Indonesia Banking School
Hipotesis 1 (H1) : Kompetensi auditor memiliki pengaruh terhadap kualitas
audit.
Hipotesis 2 (H2) : Motivasi auditor memiliki pengaruh terhadap kualitas
audit.
Hipotesis 3 (H3) : Gaya kepemimpinan memiliki pengaruh terhadap kualitas
audit.
Dasar yang menjadi kriteria pengambilan keputusan adalah
1. Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau Ha
ditolak.
2. Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau Ha
diterima.
Hasil uji parsial (uji t) pada tabel 4.16 adalah sebagai berikut:
1. Angka sig untuk koefisien Kmp sebesar 0,001, sig < 0,05, H0 ditolak. H1
diterima. Hal tersebut berarti variabel kompetensi auditor (Kmp) signifikan
mempengaruhi variabel kualitas audit (Kait).
2. Angka sig untuk koefisien Kmp sebesar 0,025, sig < 0,05, H0 ditolak. H1
diterima. Hal tersebut berarti variabel motivasi auditor (Mtv) signifikan
mempengaruhi variabel kualitas audit (Kait).
3. Angka sig untuk koefisien Kmp sebesar 0,030, sig < 0,05, H0 ditolak. H1
diterima. Hal tersebut berarti variabel gaya kepemimpinan (Gk) signifikan
mempengaruhi variabel kualitas audit (Kait).
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
65
Indonesia Banking School
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
4.3.1 Pengaruh Kompetensi Auditor (Kmp) Berpengaruh Secara Signifikan
Terhadap Kualitas Audit (Kait)
Hasil pengujian hipotesis menunjukan signifikansi variabel kompetensi
auditor 0,001 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kompetensi
auditor berpengaruh terhadap kualitas audit. Arah pengaruh variabel kompetensi
auditor terhadap kualitas audit menunjukan bahwa positif dan searah, hal ini
menunjukan semakin tinggi kompetensi dari seorang auditor maka akan
meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan.
Auditor yang memiliki kompetensi tinggi tentu akan dapat mendeteksi
kesalahan dan melakukan proses audit lebih baik serta melakukan penalaahan
terhadap kualitas audit yang dihasilkan. Seorang auditor secara kolektif memiliki
kompetensi dan kemampuan yang sesuai untuk melaksanakan perikatan audit
sesuai dengan standar profesi serta ketentuan hokum dan peraturan yang berlaku
dan memungkinkan diterbitkannya laporan auditor yang sesuai dengan kondisinya
(SA 220, Paragraf 14).
Kompetensi auditor tentu harus menjadi perhatian penting bagi kantor
akuntan publik, karena apabila seorang auditor tidak memiliki kompetensi yang
cukup dapat mengakibatkan kualitas audit menjadi buruk. Namun apabila kantor
akuntan publik memiliki auditor yang memiliki kompetensi yang cukup, tentu saja
akan meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan oleh kantor akuntan publik
tersebut.
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
66
Indonesia Banking School
Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Furiady et al (2015), Ningrum et al (2017), Ramadhanis (2012), Mansouri et al
(2009), Hari et al (2015), dan Asmara et al (2016) bahwa kompetensi memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit.
4.3.2 Pengaruh Motivasi Auditor (Mtv) Berpengaruh Secara Signifikan
Terhadap Kualitas Audit (Kait)
Hasil pengujian hipotesis menunjukan signifikansi variabel motivasi auditor
0,025 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi auditor
berpengaruh terhadap kualitas audit. Arah pengaruh variabel motivasi auditor
terhadap kualitas audit menunjukan bahwa positif dan searah, hal ini menunjukan
semakin tinggi motivasi auditor dalam melaksanakan audit maka akan
meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan.
Motivasi auditor sebagai tim perikatan dalam pelaksanaan audit tentu
menjadi subjek penting, apabila seorang auditor tidak memiliki motivasi dalam
melaksanakan pekerjaannya dapat menjadikan proses pemeriksaan tidak optimal,
yang dapat mengakibatkan tidak terdeteksinya kesalahan-kesalahan material yang
berpengaruh menurunnya kualitas audit. Jika seorang auditor memiliki motivasi
tinggi dalam melaksanakan pekerjaanya, auditor pun akan semakin antusias dan
berusaha memberikan yang terbaik dalam proses pemeriksaan laporan keuangan
klien, dan diharapkan akan meningkatkan kualitas audit yang akan dihasilkan
nantinya.
Penelitian ini pun sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Furiady et al (2015), Mansouri et al (2009), Asmara et al (2016) dan Wirasuasti et
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
67
Indonesia Banking School
al (2014) yang menyebutkan bahwa motivasi memiliki pengaruh terhadap kualitas
audit, namum bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Ramadhanis (2012) yang menyebutkan bahwa motivasi tidak memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap kualitas audit.
4.3.3 Pengaruh Gaya Kepemimpinan (Gk) Berpengaruh Secara Signifikan
Terhadap Kualitas Audit (Kait)
Hasil pengujian hipotesis menunjukan signifikansi variabel gaya
kepemimpinan 0,030 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel gaya
kepemimpinan berpengaruh terhadap kualitas audit. Arah pengaruh variabel gaya
kepemimpinan terhadap kualitas audit menunjukan bahwa negatif dan tidak searah,
hal ini menunjukan semakin tinggi gaya kepemimpinan mempengaruhi auditor
maka kualitas audit semakin rendah.
Gaya kepemimpinan ialah pola perilaku pemimpin dalam menpengaruhi
sikap, perilaku dan sebagainya pada para pengikutnya (Wirawan, 2013). Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa gaya kepemimpinan yang diberikan oleh seorang
pimpinan terhadap auditornya dapat mengurangi kualitas audit yang dihasilkan.
Hal ini mungkin dapat disebabkan apabila seorang pimpinan terlalu andil dalam
pekerjaan auditor maka auditor tidak dapat bekerja dengan baik dan pimpinan tidak
dapat menjaga kualitas audit dari sisi yang lebih penting dan signifikan sehingga
menyebabkan kualitas audit menjadi menurun.
Penelitian ini bertolak belakang dengan penelitan sebelumnya yang
dilakukan oleh Saputra (2015) dan Wardana (2016) yang menyebutkan bahwa gaya
kepemimpinan memiliki pengaruh positif terhadap kualitas audit.
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
68
Indonesia Banking School
4.4 Implikasi Manajerial
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai pengaruh kompetensi
auditor, motivasi auditor, dan gaya kepemimpinan terhadap kualitas audit pada
kantor akuntan publik di Jakarta terdapat beberapa hal yang dapat dimanfaatkan
dan menjadi pertimbangan bagi auditor, kantor akuntan publik, pengguna laporan
keuangan dan pemegang kepentingan lainnya.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kompetensi auditor, motivasi
auditor dan gaya kepemimpinan memiliki pengaruh terhadap kualitas audit.
Variabel kompetensi auditor dan motivasi auditor memiliki pengaruh positif yang
berarti semakin tinggi kompetensi auditor dan motivasi auditor maka kualitas audit
akan semakin naik juga, namun pada variabel gaya kepemimpinan menunjukan
pengaruh negatif yang berarti semakin tingi gaya kepemimpinan maka akan
semakin rendah kualitas audit. PPPK sebagai regulator yang memiliki fungsi
pengawasan terhadap akuntan public baiknya dapat memperhatikan ataupun
mengawasi lebih dalam kualitas audit yang dihasilkan oleh kantor akuntan public
yang mana melibatkan kompetensi auditor, motivasi auditor, dan gaya
kepemimpinan agar kualitas audit yang dihasilkan tetap baik.
Dalam penelitian ini, kompetensi auditor memiliki pengaruh terhadap
kualitas audit dimana seorang auditor diwajibkan memiliki kompetensi yang baik
sehingga dapat menunjang kualitas audit yang dihasikan. Kompetensi auditor yang
ada tentu akan menjadi lebih baik apabila terdapat penambahan kemampuan yang
dimiliki oleh auditor. Sebuah Kantor akuntan publik agar memperoleh kompetensi
auditor yang baik dapat dilakukan dengan beberapa cara salah satunya yaitu dengan
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
69
Indonesia Banking School
menyeleksi ketat saat rekrutmen auditor baru sehingga bibit auditor yang masuk ke
kantor akuntan publik ialah bibit yang terbaik setelah itu guna menambah dan
mempertahankan kompetensi yang ada, kantor akuntan publik dapat memberikan
pelatihan-pelatihan baik secara internal ataupun yang diselenggarakan oleh pihak
luar sehingga dapat meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan.
Motivasi auditor dalam penelitian ini pun memliki pengaruh terhadap
kualitas audit yang dihasilkan yang mana kantor akuntan publik dapat memberikan
motivasi secara psikologis ataupun penghargaan-penghargaan bagi para auditor
guna memicu motivasi auditor agar bekerja lebih baik dan optimal yang dapat
menjaga dan meningkatkan kualitas audit.
Gaya kepemimpinan dalam penelitan ini memiliki pengaruh terhadap
kualitas audit, namun pengaruh arah variabel gaya kepemimpinan terhadap kualitas
audit pada penelitian ini ialah negatif yang berarti apabila gaya kepemimpinan
semakin tinggi maka kualitas audit akan semakin menurun. Jika demikian maka
dibutuhkan gaya kepemimpinan yang tepat dengan memperhatikan beberapa faktor
yang sesuai bagi masing-masing kantor akuntan publik hal ini diharapkan dapat
menaikkan kualitas audit yang dihasilkan.
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
70 Indonesia Banking School
BAB V
SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan yaitu pengaruh kompetensi auditor,
motivasi auditor dan gaya kepemimpinan terhadap kualitas audit pada kantor
akuntan publik di Jakarta dengan 96 auditor yang menjadi responden dalam
penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh antara kompetensi auditor terhadap kualitas audit yang
memiliki signifikansi 0,001 < 0,05 dan arah hubungan positif. Sehingga
semakin tinggi kompetensi seorang auditor maka akan semakin baik
kualitas audit yang dihasilkan.
2. Terdapat pengaruh antara motivasi auditor terhadap kualitas audit yang
memiliki signiifikansi 0,025 < 0,05 dan memiliki arah hubungan positif.
Sehingga semakin tinggi motivasi auditor maka akan semakin baik kualitas
audit yang dihasilkan.
3. Terdapat pengaruh antara gaya kepemimpinan terhadap kualitas audit yang
memiliki signiifikansi 0,030 < 0,05 dan memiliki arah hubungan negatif.
Sehingga semakin tinggi gaya kepemimpinan maka akan semakin rendah
kualitas audit yang dihasilkan.
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
71
Indonesia Banking School
5.2 Saran
5.2.1 Saran Untuk Penelitian Selanjutnya
Terdapat beberapa saran yang dapat peneliti berikan untuk penelitian
selanjutnya, adalah sebagai berikut:
1. Peneliti menyarankan agar peneliti selanjutnya memilih variabel-variabel
independen lain yang memiliki kemungkinan dapat menjelaskan kualitas
audit yang lebih signifikan diantaranya indepensi, pengalaman kerja,
akuntabilitas, objektivitas, integritas, kompleksitas tugas, etika auditor dan
tekanan klien guna memperoleh hasil penelitian yang lebih maksimal.
2. Dalam penelitian selanjutnya dapat lebih di fokuskan kepada penelitian
pada Kantor Akuntan Publik BIG 4, guna memperoleh variabel dependen
kualitas audit yang lebih handal.
5.2.2 Saran Untuk Kantor Akuntan Publik dan Pemegang Kepentingan Lain
Adapun beberapa saran yang dapat peneliti sampaikan berdasarkan
penelitian ini kepada Kantor Akuntan Publik sebagai berikut:
1. Akan lebih baik apabila kompetensi auditor dapat selalu dipertahankan dan
ditambah dengan cara memberikan pelatihan-pelatihan yang sesuai jenjang
jabatan baik secara internal maupun eksternal guna mengoptimalkan auditor
dalam melaksanakan pemeriksaan yang diharapkan dapat meningkatkan
kualitas audit.
2. Gaya kepemimpinan yang baik seharusnya dapat meningkatkan kualitas
audit yang dihasilakan, oleh karenanya peneliti menyarankan agar gaya
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
72
Indonesia Banking School
kepemimpinan dapat disesuaikan masing-masing Kantor Akuntan Publik
agar menghasilkan kualitas audit yang lebih baik.
3. PPPK selaku regulator yang memiliki kepentingan sebagai yang
menjalankan fungsi pengawasan atas profesi akuntan publik, agar dapat
memperhatikan kualitas audit yang dilakukan oleh tiap-tiap kantor akuntan
publik agar kualitas audit yang dihasilkan tetap baik.
5.3 Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan yang tidak dapat dilakukan pada penelitian ini, yaitu
sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya mencakup 3 variabel independen yaitu kompetensi
auditor, motivasi auditor, dan gaya kepemimpinan yang mana hasil uji
koefisien determinasi menunjukan hasil yang rendah yang artinya penelitian
ini kurang mampu menggambarkan pengaruh variabel independen tehadap
variabel dependen nya.
2. Penelitian ini hanya mencakup 96 responden yang ada di Jakarta, sedikitnya
jumlah responden dikarenakan keterbatasan waktu dan tenaga peneliti.
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
73
Indonesia Banking School
DAFTAR PUSTAKA
Australian National Centre for Audit and Assurance Research. (2014). Audit Quality Research Report. Australia.
Alfiati, Rifka. (2017). Pengaruh Etika Auditor, Skeptisisme, Profesional, dan
Kompetensi Auditor Terhadap Kualitas Audit. Artikel Jurnal. Padang: Universitas Negeri Padang.
Arens, Alvin A, et al. (2017). Auditing and Assurance Services (16th ed).
England: Pearson Eduacation Limited. Asmara, Rina Yuliastuty. (2016). Effect of competence and Motivation of Auditors
of the Quality of Audit: Survey on The External Auditors Registered public Accounting Firm In Jakarta In Indonesia. European Journal of Accounting, Auditing, and Finance Research. 4(1): 43-76.
Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia. (2016). Standar
Akuntansi Keuangan Efektif per 1 Januari 2017. Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia.
Gozali. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IMB SPSS 23.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Hari, et al. (2015). Pengaruh Kompetensi, Independensi, Pengalaman Kerja,
Kompleksitas Tugas terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat Dalam Pengawasan Keuangan Daerah dan Reward sebagai Varibel Moderating. Jurnal Sorot. 10(1): 1-142.
Financial Reporting Council. 2016. International Standard on Auditing (UK) 220
(Revised June 2016) Quality Control for an Audit of Financial Statements. London: The Financial Reporting Council Limited.
Furiady, Olivia dan Ratnawati Kurnia. (2015). The Effect of Work Experiences,
Competency, Motivation, Accountability and Objectivity Towards Audit Quality. Procedia Social and Behavioral Sciences Journal. 211: 238-335.
Handoko, T. Hani. (2013). Manajemen Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE. Hasibuan, S.P, Malayu. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Bumi Aksara.
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
74
Indonesia Banking School
Hutapea, Paulian dan Thoha, Nurianna. (2010). Kompetensi Plus: Teori, Desain, Kasus, dan Perencanaan untuk Human Resources dan Organisasi yang Dinamis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2013. Standar Audit (SA 220). Jakarta:
Salemba Empat Juliningrum, Emma dan Achmad Sudira. (2013). Pengaruh Kompensasi, Budaya
Organisasi Terhadap Motivasi Kerja dan Kinerja Pegawai. Jurnal Aplikasi Manajemen, 11(4).
Malik, Abdul. (2017, 11 Februari). Ernst & Young Indonesia Didenda di AS, ini
Tanggapan Indosat. https://bisnis.tempo.co Mansouri et al. (2009). Audit Competence and Audit Quality: Case in Emerging
Economy. International Journal of Business and Management. 4(2): 17-25. Moeheriono. (2012). Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi (Edisi Revisi)
Cetakan Pertama. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Ningrum, Gita Sulistya dan Linda Kusumaning Wedari. (2017). Impact of
Auditor’s Work Experience, Independence, Objectivity, Integrity, Competency, and Accountability on Audit Quality. Journal of Economic & Business. 1(1): 19-33.
Nurlaely, Fenti. (2010). Pengaruh Kompetensi, Independensi dan Time Budget
Pressure Terhadap Kualitas Audit (Studi Pada Auditor di BPKP Jawa Tengah). Skripsi Dipublikasi. Universitas Negeri Semarang.
Peklar, J dan Bostjancic, E. (2013). Motivation and Life Satisfaction of Employees
in The Public and Private Sectors. Uprava. 10(3): 57-74. Ramadhanis, Sari. (2012). Pengaruh Kompetensi, Independensi, Motivasi
Terhadap Kualitas Audit Pada Inspektorat. E-Jurnal binar Akuntansi. 1(1): 76-83.
Rivai, Veithzal dan Mulyadi, Deddy. (2013). Kepemimpinan dan Perilaku
Organisasi (Edisi Ketiga) Cetakan Kesepuluh. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge. (2015). Perilaku Organisasi (Edisi
Keenambelas). Jakarta: Salemba Empat.
Pengaruh Kompetensi Auditor,..., Muhammad Alfatih, Ak.-Ibs, 2018
Saputra, Putu Indra Prayudha. (2015). Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Pengalaman Kerja, dan Tekanan Klien Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali). E-Jurnal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha. 3(1): 1-10.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Suryananda, Oza Tiara. (2017). Pengaruh Kompetensi, Independensi,
Profesionalisme, Tekanan Anggaran Waktu, dan Fee Audit Terhadap Kualitas Audit. Skripsi Dipublikasikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sutrisno, Edy. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia (Cetakan Kedua).
Jakarta: Kencana Pernada Group. Wardana, Made aris dan Dodik Ariyanto. (2016). Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Transformasional, Objektivitas, Integritas dan Etika Auditor terhadap Kualitas Audit. E-Jurnal Akuntansi universitas Udayana. 14: 948-976
Wibowo, Arie dan Rossieta Hilda. (2010). Faktor-faktor Determinasi Kualitas
Audit: Suatu Studi Deskriptif. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Depok: Universitas Indonesia.
Wirasuasti et al. (2014). Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan Motivasi
terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat dalam Pengawasan Keuangan Daerah (Studi Empiris pada Inspektorat Kabupaten Bangli dan Inspektorat Pemerintah Kabupaten Buleleng). e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha. 2(1).