i PENGARUH KETERAMPILAN GURU MENGAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII MTs NURUL ULUM MALANG SKRIPSI Oleh : Susi Susilowati NIM 13130094 PROGAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2017
181
Embed
PENGARUH KETERAMPILAN GURU MENGAJAR DAN …etheses.uin-malang.ac.id/9189/1/13130094.pdf · (semoga kelak saya bisa menjadi apa yang engkau harapkan). Kakek, Nenek, serta Keluarga
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
PENGARUH KETERAMPILAN GURU MENGAJAR DAN
LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS
SISWA KELAS VIII MTs NURUL ULUM MALANG
SKRIPSI
Oleh :
Susi Susilowati
NIM 13130094
PROGAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2017
ii
PENGARUH KETERAMPILAN GURU MENGAJAR DAN
LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS
SISWA KELAS VIII MTs NURUL ULUM MALANG
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna
Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
Susi Susilowati
NIM 13130094
PROGAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2017
iii
iv
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Teriring do'a dan rasa syukur yang teramat dalam,
Dengan ketulusan dan kerendahan hatiku persembahkan karya ini
Untuk semua mutiara hati yang memancarkan cinta kasih
Yang tak pernah usai dalam mengasihiku setulus hati dan Do’a suci
Ayahanda Sumargo dan Ibunda Mamah Maryamah (Almh)
Restu kalianlah yang selalu menyertai setiap langkahku dalam menggapai
kesuksesan. Serta kasih sayang kalianlah yang tak pernah usai selalu
terpancar untukku sebagai motivasi dan semangat terbesarku.
(semoga kelak saya bisa menjadi apa yang engkau harapkan).
Kakek, Nenek, serta Keluarga di Tasikmalaya dan Ciamis, Jawa Barat
Tante Nanik, Om Pur, serta Keluarga yang selalu mendukung
Serta seluruh keluarga besarku yang lain terima kasih atas segala dukungan,
semangat serta do’a dalam perjalanan studiku selama ini.
Seluruh Bapak, Ibu Guru dan Dosen dari TK sampai sekarang yang selalu
sudi menuangkan ilmu selama perjalanan saya dalam mencari ilmu
Fauqi Ulumil dari Malang, Dina dari Blora, Fitri dan Firly dari Tasikmalaya
Teman-teman terbaikku yang banyak membantu menyelesaikan studiku
Seluruh keluarga besar KAMAPA “Keluarga Mahasiswa dan Pelajar Jawa
Barat” di Malang terima kasih atas semua pengalaman dan kebersamaan
yang tak pernah luntur Teh Dessy dari Kuningan, Teh Elia dari Garut, Teh
Annisa dari Cirebon, Cahyani dari Ciamis, dan teman-teman lainnya
Seseorang yang spesial dan Istimewa
yang selalu mengingatkan dan memberiku motivasi calon Imamku kelak
yang membimbingku dalam kebaikan Dunia dan Akhirat
Teman-temanku Tarbiyah IPS angkatan 2013 “IPS-C”
Teman-temanku Kamar ABA 46 Ma’had Sunan Ampel Al-Aly
Susilowati, Susi. 2017. Pengaruh Keterampilan Guru Mengajar Dan Lingkungan
Sekolah Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII MTs Nurul
Ulum Malang. Skripsi. Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,
Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang. Pembimbing Skripsi: Dr. H.
Wahidmurni, M.Pd, Ak.
Pendidikan nasional mempunyai fungsi untuk meningkatkan dan
mengembangkan kualitas sumber daya manusia dengan mengoptimalkan potensi
yang dimiliki peserta didik. Kualitas pendidikan akan sangat ditentukan untuk
pengolahan proses pembelajaran yang dijalankan. Di sinilah peran guru dan
lembaga dinilai sangat penting dalam proses pendidikan karena guru adalah
komponen yang paling berpengaruh dengan kompetensinya diharapkan mampu
mencetak sumber daya manusia sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Keterampilan guru mengajar dan lingkungan sekolah yang menjadi variabel pada
penelitian ini.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk menjelaskan pengaruh keterampilan
guru mengajar terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VIII MTs Nurul Ulum
Malang. (2) Untuk menjelaskan pengaruh lingkungan sekolah terhadap hasil belajar
IPS siswa kelas VIII MTs Nurul Ulum Malang. (3) Untuk menjelaskan pengaruh
keterampilan guru mengajar dan lingkungan sekolah terhadap hasil belajar IPS
siswa kelas VIII MTs Nurul Ulum Malang.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif dengan jenis korelasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah angket dan nilai siswa di kelas VIII MTs Nurul Ulum Malang. Data
dianalisis dengan cara uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik dan uji
hipotesis. Selanjutnya di paparkan dan ditarik kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Secara parsial terdapat pengaruh
positif yang signifikan antara variabel keterampilan guru mengajar (X1) dengan
tingkat koefisiensi sebesar 0,158. (2) Secara parsial terdapat pengaruh positif yang
signifikan antara variabel lingkungan sekolah (X2) dengan tingkat koefisiensi
sebesar 0,591. (3) Secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel keterampilan guru mengajar dan lingkungan sekolah terhadap hasil belajar
IPS siswa kelas VIII di MTs Nurul Ulum Malang dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,001.
Kata Kunci: Keterampilan Guru Mengajar, Lingkungan Sekolah, Hasil Belajar
Siswa.
xx
ABSTRACT
Susilowati, Susi. 2017. The Influence of Teaching Teachers Skills and School
Environment toward students learning outcomes of classVIII of Islamic
Junior High School (MTs) Nurul Ulum Malang. Thesis. Department of
Social Sciences Education, Faculty of Tarbiyah and Teaching Sciences,
Maulana Malik Ibrahim State Islamic University of Malang.
Supervisor: Dr. H. Wahidmurni, M.Pd, Ak.
National education has a function to improve and develop the quality of
human resources by optimizing the potential of the learners. The quality of
education will be determined for the processing of the learning process. The role of
teachers and institutions are very important in the educational process because of
the most influential component with the competence that is expected to be able to
create human resources in accordance with the goals of national education.
Teaching Teachers Skills and school environments became variable in this study.
The purpose of this study are: (1) determining the the influence of teaching
teachers skills toward students learning outcomes of class VIII of Islamic Junior
High School (MTs) Nurul Ulum Malang. (2) Determining the the influence of
school environment toward students learning outcomes of class VIII of Islamic
Junior High School (MTs) Nurul Ulum Malang. (3) The Influence of Teaching
Teachers Skills and School Environment toward students learning outcomes of
classVIII of Islamic Junior High School (MTs) Nurul Ulum Malang
The approach used a quantitative approach with the type of causal and
descriptive. The instrument used a questionnaire that was distributed to students of
grade VIII MTs Nurul Ulum Malang. Data were analyzed by validity test, reliability
test, classical assumption test and hypothesis test. Furthermore, explained and
drawn conclusions.
The results showed that: (1) Partially there is a significant positive influence
of teaching teacher skill variable (X1) with significance level equal coefficient level
0,158. (2) Partially there is significant positive influence of school environment
variable (X2) to critical thinking with the level of significance coefficient of 0,591.
(3) Simultaneously there is a significant influence between teaching teacher skill
variable and school environment toward students learning outcomes of class VIII
of Islamic Junior High School (MTs) Nurul Ulum Malang with a significance level
of 0.001.
Keywords: Teachers Skills, School Environment, Student Learning Outcomes.
xxi
مستخلص البحث
. تأثير مهارات المعلمين التدريس والبيئة المدرسة على مخرجات 2017 .سوسيلواتى، سوسي
الصف الثامن فى مدرسة المتوسطة االسالمية التعلم العلوم االجتماعية الطالب
قسم التربية العلوم االجتماعية، كلية العلوم .نور العلوم ماالنج. البحث الجامعى
يم، جامعة اإلسالمية الحكومية موالنا مالك إبراهيم ماالنج.المشرف: التربية والتعل
الدكتور وحيد مورنى، الحج الماجستير
لديها التربية الوطنية وظيفة لتحسين وتطوير نوعية المصادر البشرية مع تحسين إمكانات
سسة مهم جدا والمؤالمتعلمين. وسيتم تحديد نوعية التعليم لتنفيذ عملية التعلم. هذا دور المعلم
في العملية التعليمية الن المعلمين يمكنون أن يخلقون الموارد البشرية وفقا لألهداف التعليم
.الوطنية. مهارات المعلمين التدريس والبيئة المدرسة يصبحان المتغيران في هذه الدراسة
على مخرجات ( لتحديد تأثير مهارات المعلمين التدريس 1واما الغرض من هذه الدراسة: )
الصف الثامن فى مدرسة المتوسطة االسالمية نور العلوم التعلم العلوم االجتماعية الطالب
( لتحديد تأثير البيئة المدرسية على مخرجات التعلم العلوم االجتماعية الطالب2ماالنج. )
من ( لتحديد األثر 3الصف الثامن فى مدرسة المتوسطة االسالمية نور العلوم ماالنج. )
مهارات المعلمين التدريس والبيئة المدرسة على مخرجات التعلم العلوم االجتماعية الطالب
.الصف الثامن فى مدرسة المتوسطة االسالمية نور العلوم ماالنج
النهج في هذه الدراسة المنهج الكمي مع السببية الوصفية. وكان األداة المستخدمة في هذه
توزع على طالب الصف الثامن فى مدرسة المتوسطة االسالمية الدراسة يعنى استبيان التى
نور العلوم ماالنج. وقد تم تحليل البيانات عن طريق الصدق، اختبار الفرضيات الكالسيكية
واختبار الفرضيات. وعالوة على ذلك، تشرح وتستخلص
X)1(دريس ( هناك تأثير كبير من متغيرة مهارات المعلمين الت1أظهرت النتائج كما يلي: )
التى (X2) ( هناك تأثير كبير للمتغير البيئة المدرسية2. )0,158التى ظهرت مع ت حساب
( هناك تأثير كبير بين المتغيرة مهارات المعلمين التدريس 3. )0,591ت ظهرت مع ت حساب
الصف الثامن فى مدرسة والبيئة المدرسة على مخرجات التعلم العلوم االجتماعية الطالب
0,001وسطة االسالمية نور العلوم ماالنج التى ظهرت مع ف حساب ف جدول المت
: مهارات المعلمين التدريس، البيئة المدرسية، مخرجات التعلم الطالبالكلمات الرئيسية
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan di Indonesia masih tertinggal jauh dengan negara-negara
lain. Untuk mengejar ketertinggalan tersebut, pemerintah terus berupaya
memperbaiki, baik dari alokasi anggaran maupun mutu pendidikan. Dari segi
anggaran, Pemerintah mengalokasikan dari anggaran pendidikan yang
diharapkan dapat berimplikasi positif terhadap peningkatan kualitas
pendidikan. Dari segi mutu, pemerintah terus berupaya untuk memperbaiki
sistem pendidikan nasional. Hal ini dapat dilihat dari adanya beberapa
peraturan baru untuk melengkapi dan menyempurnakan dalam peraturan
yang sudah ada. Dari segi rumusan tujuan pendidikan nasional, mengalami
perubahan sesuai dengan tuntunan perkembangan kehidupan masyarakat dan
negara.
Dalam sebuah proses pendidikan yang mempunyai peran penting untuk
menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa, dengan
pendidikan yaitu sebagai sarana untuk meningkatkan dan mengembangkan
kualitas sumber daya manusia. Menurut Abdulah Idi “Pendidikan telah
menjadi sektor strategis dalam sistem dan program pembangunan suatu
bangsa. Banyak negara telah menjadikan sektor pendidikan sebagai leading
sector, sektor utama atau unggulan dalam program pembangunan”.1
1 Abdulah Idi, Sosiologi Pendidikan (Jakarta: Rajawali Press, 2011), hlm. 193.
2
Adapun tujuan pendidikan nasional dinyatakan dalam UU No. 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) pasal 3 disebutkan
bahwa:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”.2
Ditinjau dari Undang-Undang tersebut, pendidikan nasional
mempunyai fungsi untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas
sumber daya manusia dengan mengoptimalkan potensi yang dimiliki peserta
didik. Untuk mencapai tujuan tersebut, dalam konteks pendidikan formal,
perhatian harus ditunjukkan pada penataan sistem sekolah yang baik.
Kegiatan utama dalam institusi sekolah adalah kegiatan pembelajaran.
Kualitas pendidikan akan sangat ditentukan untuk pengolahan proses belajar
mengajar yang dijalankan. Di sinilah peran guru dinilai sangat penting dalam
proses pendidikan karena guru adalah komponen yang paling berpengaruh.
Guru dengan segala macam kualifikasi dan kompetensinya diharapkan
mampu mencetak sumber daya manusia sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional.
Pencapaian tujuan belajar dalam proses belajar mengajar hasilnya
diukur atau ditentukan dengan suatu hasil belajar. Berhasil tidaknya seorang
2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, hlm. 2.
3
siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar atau sering
kita kenal dengan prestasi belajar.
Dalam UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1
dinyatakan bahwa: “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, megarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.3 Ditinjau dari undang-
undang tersebut, guru merupakan suatu jabatan profesional pada jenjang
pendidikan usia dini sampai jenjang pendidikan menengah.
Demikian terjadi di MTs Nurul Ulum Malang dengan kondisi
lingkungan yang berada disekitar yayasan Pondok Pesantren Nurul Ulum
Malang untuk menjadi tenaga pendidik yang profesional, seorang guru harus
melengkapi dirinya dengan berbagai keterampilan yang diharapkan dapat
membantu dalam menjalankan tugasnya dalam interkasi edukatif.
Keterampilan mengajar merupakan salah satu komponen dalam pembentukan
kemampuan profesional seorang guru. Untuk itu, seorang guru wajib
menguasai keterampilan mengajar, diharapkan guru dapat mengelola proses
pembelajaran dengan baik dan pada akhirnya akan berimplikasi pada
peningkatan hasil belajar.
Keterampilan mengajar tersebut antara lain; keterampilan bertanya,
keterampilan memberi penguatan, keterampilan menggunakan variasi,
3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, hlm. 2.
4
keterampilan menjelaskan, keterampilan membukan dan menutup pelajaran,
keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan, keterampilan
mengelola kelas, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil.4
Guru merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil
prestasi belajar siswa. Menurut Oemar Hamalik, “Proses belajar dan hasil
belajar para siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur dan isi
kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru
yang mengajar mereka dan membimbing mereka”.5 Kemampuan guru dalam
melaksanakan program pembelajaran yang baik dan menarik, menjadi
barometer bagi keberhasilan siswa selama belajar di bangku sekolah.
Dalam pendidikan, arti luas lingkungan sekolah adalah segala sesuatu
yang berada di luar diri anak dalam alam semesta. Antara lingkungan dan
manusia disekitarnya mempunyai pengaruh timbal balik, artinya lingkungan
mempengaruhi manusia dan sekitarnya. Sedangkan pengertian sekolah
adalah wahana kegiatan dan proses pendidikan berlangsung, di sekolah di
adakan kegiatan pendidikan, pembelajaran dan latihan.6 Sekolah yang
merupakan sebagai institusi pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk
mempersiapkan anak didik menghadapi kehidupan masa depan yaitu dengan
cara mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal. Seorang
siswa dapat dikatakan mencapai perkembangan secara optimal apabila siswa
4 Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012),
hlm. 58 5 Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Bumi Aksara, 2003), hlm. 36 6 Tulus Tu’u, Peran Disiplin Pada Perilaku Dan Prestasi Siswa, (Jakarta: Rieneka Cipta, 2004)
5
dapat memperoleh pendidikan dan prestasi belajar yang sesuai dengan potensi
dalam bakat, minat, dan kemampuan yang dimilikinya. Perkembangan siswa
akan menjadi optimal jika sekolah sebagai pusat belajar formal bagi peserta
didik dapat mengembangkan proses belajar mengajar dengan baik beserta
seluruh aspek yang mempengaruhinya seperti sarana dan prasarana, situasi
atau lingkungan yang kondusif, dan faktor lainnya termasuk keterampilan
guru dalam pembelajaran.
Jika proses belajar tidak dapat berlangsung dengan baik dan lancar,
maka tujuan dari pembelajaran juga tidak dapat berlangsung dengan baik. Hal
ini juga akan berdampak pada hasil belajar siswa nantinya merujuk pada
kualitas lembaga sekolah dan pada akhirnya pemerintah. Lingkungan sekolah
merupakan faktor yang sama-sama berasal dari luar siswa yang biasannya
berpengaruh secara tidak langsung terhadap peningkatan prestasi siswa. Akan
tetapi tidak terpenuhinya dalam proses pembelajaran yang baik dapat menjadi
masalah dan penghambat proses belajar dan pencapain hasil belajar yang baik
oleh karena terabaikan ketersediaannya.
Pencapaian hasil belajar yang baik menunjukan pola-pola, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan dan dalam
pencapaian hasil belajar yang baik menunjukan keberhasilan dalam proses
pembelajaran, begitu juga sebaliknya tidak tercapainya keberhasilan dalam
belajar yang baik menunjukan kurang berhasilnya dalam proses
pembelajaran. Dengan demikian pemenuhan dan pengembangan
keterampilan guru mengajar dan lingkungan sekolah yang baik untuk
6
kelancaran proses belajar perlu diperhatikan oleh setiap sekolah, Sebab,
terpenuhinya hal tersebut dengan baik, dapat meminimalisir kesulitan belajar
yang dialami oleh peserta didik.
Hal tersebut terjadi di MTs Nurul Ulum Malang yang merupakan salah
satu lembaga pendidikan yang mengembangkan pendidikan formal dan
informal (pesantren). Tingkat kesulitan belajar yang rendah, menciptakan
kelancaran proses belajar sehingga terjadi peningkatan hasil belajar siswa.
Hal ini dikarenakan adanya ketakutan pada saat menghadapi ujian yang mana
siswa merasa sedikitnya waktu luang yang didapatkan tidak akan bisa
mencapai standar pemahamannya pada materi ujian sedangkan materi
keilmuan yang harus dipahami sangat banyak.
Demikian dengan MTs Nurul Ulum Malang yang senantiasa
mendorong siswanya untuk selalu berprestasi yang baik guna menunjang
KBM dan juga sangat memperhatikan lingkungan sekitar tempat belajar
siswanya sehingga KBM dapat berlangsung dengan lancar dan meningkatkan
prestasi belajar siswanya, berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik
untuk mengkaji lebih dalam dengan mengambil judul
“Pengaruh Keterampilan Guru Mengajar Dan Lingkungan Sekolah
Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII MTs Nurul Ulum
Malang”.
B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah pada suatu penelitian adalah untuk memudahkan
dalam menganalisa dan mengevaluasi masalah serta agar dapat lebih terarah
7
dan jelas, sehingga diperoleh langkah-langkah pemecahan masalah yang
efektif dan efisien dengan dibuat suatu perumusan masalah. Adapun
perumusan masalah yang peneliti kemukakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Apakah keterampilan guru mengajar berpengaruh terhadap hasil belajar
IPS siswa kelas VIII MTs Nurul Ulum Malang?
2. Apakah lingkungan sekolah berpengaruh terhadap hasil belajar IPS siswa
kelas VIII MTs Nurul Ulum Malang?
3. Apakah keterampilan guru mengajar dan lingkungan sekolah berpengaruh
terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VIII MTs Nurul Ulum Malang?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh
keterampilan guru mengajar dan lingkungan sekolah terhadap hasil belajar
IPS siswa kelas VIII di MTs Nurul Ulum Malang. Adapun secara khusus
tujuan dari penelitian ini yang sesuai dengan rumusan masalah di atas adalah
sebagai berikut :
1. Untuk menjelaskan pengaruh antara keterampilan guru mengajar terhadap
hasil belajar IPS siswa kelas VIII MTs Nurul Ulum Malang.
2. Untuk menjelaskan pengaruh antara lingkungan sekolah terhadap hasil
belajar IPS siswa kelas VIII MTs Nurul Ulum Malang.
8
3. Untuk menjelaskan pengaruh antara keterampilan guru mengajar dan
lingkungan sekolah terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VIII MTs Nurul
Ulum Malang.
D. Manfaat Penelitian
Setiap penelitian pasti mempunyai suatu manfaat atau kegunaan.
Adapaun kegunaan atau manfaat dari penelitian adalah:
1. Pengembangan ilmu pengetahuan.
Secara umum penelitian ini diharapkan dapat memberikan dukungan
terhadap penelitian sejenis yang telah diadakan sebelumnya. Selain itu hasil
dari penelitian diharapkan memperkaya hasil penelitian dan pengembangan
ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan dunia pendidikan pada umumnya
dan khususnya dengan masalah peningkatan hasil belajar siswa.
2. Peneliti dan Calon Peneliti
Bagi peneliti, penelitian ini digunakan sebagai wahana untuk mengkaji
secara ilmiah gejala-gejala proses pendidikan dan mengetahui kondisi
sebenarnya tentang keterampilan guru mengajar dan lingkungan sekolah yang
akan mempengaruhi hasil belajar siswa di sekolah, sekaligus sebagai bekal
pengetahuan saat nanti peneliti terjun kedunia pendidikan. Selain itu,
diharapkan agar peneliti dapat meningkatkan profesionalisme di bidang
pendidikan dan referensi khususnya bagi peneliti selanjutnya yang akan
mengkaji masalah yang relevan dengan masalah yang ada dalam penelitian
ini.
9
3. Bagi Guru
Melalui hasil temuan ini, diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru
untuk dapat memanfaatkan dengan semaksimal mungkin fasilitas yang ada
serta menciptakan suasana yang efektif dan kondusif bagi kegiatan
pembelajaran di kelas. Hal ini sangat penting sangat penting sekali dan
dimaksudkan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik sehingga
nantinya dapat meningkatkan kualitas pembelajran yang hasilnya dapat
dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa. Sebab, kegiatan belajar mengajar
di kelas merupakan inti dari seluruh kegiatan pembelajaran di sekolah.
4. Bagi Kepala Madrasah
Melalui hasil temuan ini, diharapkan dapat menjadi masukan bagi
Kepala Madrasah untuk dapat meningkatkan dengan semaksimal mungkin
kondisi guru dan lingkungan sekolah. Hal ini sangat penting sangat penting
sekali dan dimaksudkan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik
sehingga nantinya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang hasilnya
dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa.
5. Lembaga (MTs Nurul Ulum Malang)
Melalui temuan penelitian ini, diharapkan lembaga memperoleh
masukan, gambaran, serta informasi yang kongkrit tentang pengaruh
keterampilan guru mengajar dan lingkungan sekolah terhadap hasil belajar
IPS siswa kelas VIII MTs Nurul Ulum Malang yang nantinya juga dapat
dijadikan salah satu indikator yang menunjang peningkatan kualitas lulusan
dan lembaga terkait, khususnya MTs Nurul Ulum Malang. Selain itu juga
10
diharapkan sekolah dapat menyediakan fasilitas-fasilitas yang sangat
menunjang dalam proses kegiatan belajar mengajar disekolah serta
menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan kondusif bagi siswa.
E. Hipotesis Penelitian
Wahidmurni mengemukakan bahwa “Hipotesis penelitian adalah
rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoritis yang diperoleh dari kajian
pustaka. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah
penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi
tingkat kebenarannya”7 Hipotesis terbagi menjadi dua jenis yaitu hipotesis
nol (Ho) yang menyatakan tidak ada pengaruh atau tidak ada hubungan atau
tidak ada perbedaan anatra variabel X dan variabel Y. hipotesis alternatif (Ha)
yang menunjukan ada pengaruh atau ada hubungan atau ada perbedaan antara
variabel X dan variabel Y.8
1. Hipotesis nol (Ho)
a. Tidak ada pengaruh positif signifikan dari keterampilan guru mengajar
terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VIII di MTs Nurul Ulum Malang.
b. Tidak ada pengaruh positif signifikan dari lingkungan sekolah terhadap
hasil belajar IPS siswa kelas VIII di MTs Nurul Ulum Malang.
7 Wahidmurni, Cara Mudah Menulis Proposal dan Laporan Penelitian Lapangan, (Malang: UM
press, 2008) hlm. 20 8 Ibid, hlm. 21
11
c. Tidak ada pengaruh positif signifikan dari keterampilan guru mengajar
dan lingkungan sekolah terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VIII di
MTs Nurul Ulum Malang.
2. Adapun hipotesis alternatif (Ha)
a. Ada pengaruh positif signifikan dari keterampilan guru mengajar
terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VIII di MTs Nurul Ulum Malang.
b. Ada pengaruh positif signifikan dari lingkungan sekolah terhadap hasil
belajar IPS siswa kelas VIII di MTs Nurul Ulum Malang.
c. Ada pengaruh positif signifikan dari keterampilan guru mengajar dan
lingkungan sekolah terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VIII di MTs
Nurul Ulum Malang.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Pada penelitian ruang lingkup ini ditujukan pada siswa kelas VIII mata
pelajaran IPS di MTs Nurul Ulum Malang yang mencakup pengaruh
keterampilan guru mengajar dan lingkungan sekolah terhadap hasil belajar
siswa.
1. Variabel penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variable yang terdiri dari variabel
bebas yaitu variabel keterampilan guru mengajar dan variabel lingkungan
sekolah, dan variable kedua yakni variabel terikat yaitu variabel hasil belajar.
12
a. Variabel independen atau variabel bebas (X) yaitu variabel yang
merupakan rangsangan untuk mempengaruhi variabel lain, dalam hal
ini yang merupakan variabel bebas yaitu:
(X1) Keterampilan guru mengajar
Indikator yang dapat digunakan yaitu keterampilan guru ketika
mengajar di kelas VIII dalam mata pelajaran IPS di MTs Nurul Ulum
Malang, seperti dari keterampilan bertanya, keterampilan memberi
penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan
menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran,
keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan
mengelola kelas, dan keterampilan mengajar perseorangan.
(X2) Lingkungan sekolah
Indikator yang dapat digunakan yaitu lingkungan sekolah, seperti relasi
guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, fasilitas sekolah, metode
dalam pembelajaran.
b. Variabel dependen atau variabel terikat (Y) yaitu suatu jawaban dari
perilaku yang dirangsang. Dalam hal ini yang menjadi variabel
dependen adalah: (Y) hasil belajar.
Untuk memperjelas mengenai ruang lingkup penelitian ini, maka
peneliti membuat dalam bentuk tabel penjabaran variabel, sub variabel dan
indikator penelitian sebagai berikut :
13
Tabel 1.1 Penjabaran Variabel, Sub Variabel dan Indikator Penelitian
No Variabel Sub Variabel Indikator
1 Keterampilan
Guru Mengajar
Sumber: Hasibuan
dan Moedjiono,
Proses Belajar
Mengajar,
(Bandung: PT
Remaja Rosdakarya,
2012), hlm.58
Keterampilan membuka
dan menutup pelajaran.
Menarik perhatian siswa
Menimbulkan motivasi
Memberikan acuan
Membuat kaitan
Mengevaluasi
Keterampilan
menjelaskan.
Kejelasan dalam tujuan, bahasa, dan
kunci memberi penjelasan.
Penggunaan contoh ilustrasi
Memberikan penekanan
Pengorganisasian
Balikan
Keterampilan bertanya.
.
Pengungkapan pertanyaan secara
jelas dan singkat
Pemberian acuan
Penyebaran pertanyaan
Pemberian waktu berpikir
Pemberian tuntunan
Keterampilan
menggunakan variasi.
Variasi kesenyapan
Variasi gerakan badan dan mimik
Variasi perubahan posisi guru
Media bahan ajar LCD
Media bahan ajar alat peraga
Keterampilan memberi
penguatan.
Penguatan verbal
Penguatan gestural
Penguatan dengan cara mendekati
Penguatan dengan sentuhan
Penguatan berupa tanda atau benda
Keterampilan mengelola
kelas.
Menunjukkan sikap tanggap
Membagi perhatian
Memusatkan perhatian kelompok
Menegur
Menemukan dan memecahkan
masalah
Keterampilan
membimbing diskusi
kelompok kecil dan
perorangan.
.
Memberikan penguatan supaya
siswa tidak mengalami frustasi
Mendengarkan secara simpati
Berusaha mengendalikan situasi
siswa
Memberi orientasi umum
Membentuk kelompok dengan tepat
14
Keterampilan
membimbing diskusi
kelompok kecil
Pemusatan perhatian
Memperjelas masalah
Menganalisa pandangan siswa
Meningkatkan urunan pikiran siswa
Menutup diskusi
2 Lingkungan
Sekolah
Sumber: Umar
Tirtaraharja dan La
Sulo, Pengantar
Pendidikan,
(Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2008),
hlm.174
Pengajaran mendidik Dari segi caranya
Dari segi peranan subjek
Dari segi cara pengolahan pesan
Dari segi pengaturan subjek
Latihan sasaran pembentukan
keterampilan
Peningkatan dan
pelaksanaan program
bimbingan penyuluhan
(BP)
Perkembangan pribadi
Bimbingan karier secara kelompok
Pengembangan
perpustakaan sekolah
Penyediaan buku dan sumber belajar
lain yang memadai
Penyediaan berbagai perangkat
seperti rekaman audio dan video
Peningkatan program
sekolah
Ekstrakurikuler
3. Hasil Belajar
Sumber: Nana
Sudjana, Penilaian
Hasil Proses Belajar
Mengajar,
(Bandung: PT
Remaja Rosdakarya,
2006), hlm. 22
Afektif Sikap
Kognitif Pengetahuan
Psikomotorik Keterampilan
G. Batasan Penelitian
Pada penelitian ini, batasan yang digunakan oleh peneliti yaitu:
1. Hasil Belajar, data hasil belajar di ambil dari nilai ulangan harian semester
Ganjil 2016/2017 peneliti menggunakan batasan tersebut dikarenakan
dalam pengambilan data untuk hasil belajar pada mata pelajaran IPS hanya
di bolehkan mengambil nilai ulangan harian para siswa kelas VIII.
15
2. Siswa Kelas VIII, peneliti hanya menggunakan sampel pada siswa kelas
VIII saja dikarenakan penelitian ini berfokus pada siswa yang menempuh
pembelajaran tidak pada tingkat bawah yang baru masuk dan tidak pada
tingkat atas yang akan fokus pada Ujian Nasional di sekolah MTs Nurul
Ulum Malang.
Oleh sebab itu peneliti hanya membatasi penelitian ini untuk siswa
kelas VIII dalam pengambilan data hasil belajar di ambil dari nilai rapot
semester Ganjil 2016/2017 .
H. Originalitas Penelitian
Pada bagian ini, peneliti mengemukakan tentang perbedaan dan
persamaan bidang kajian yang diteliti oleh peneliti-peneliti sebelumnya.
Bidang kajian yang diteliti tersebut adalah pengaruh keterampilan guru
mengajar dan lingkungan sekolah terhadap hasil belajar. Hal ini bertujuan
untuk menghindari adanya pengulangan terhadap kajian hal-hal yang sama
pada penelitian ini. Berikut ada beberapa peneliti yang sudah mengungkapkan
dalam sebuah penelitiannya masing-masing, yaitu:
Pertama, dari Fitriyah, Fakhriyatul. 2014. Pengaruh Disiplin
Belajar dan Lingkungan Sekolah Terhadap Hasil Belajar Siswa Mata
Pelajaran Sosiologi Kelas X IPS SMAN 9 Malang. Skripsi. Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, UIN Maliki Malang.
16
Dalam penelitian ini, mengungkapkan bahwa dalam hasil belajar yang
merupakan suatu puncak proses belajar, suatu perubahan tingkah laku untuk
menyelesaikan tugas-tugas belajar dengan baik dan mampu melakukan
kegiatan dengan baik, sehingga dapat memberikan intervensi positive untuk
meningkatkan hasil belajar. Tingkat keberhasilan siswa dapat dilihat dari nilai
raport akhir semester. Akan tetapi, pada kenyataannya sering tidak sesuai
dengan apa yang diharapkan, dimana hasil belajar siswa belum tentu dapat
dicapai dengan baik walaupun adanya keteraturan dan sarana prasarana yang
memadai. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor dari dalam
diri manusia (internal) sesuai dengan variabel kebiasaan belajar atau disiplin
belajar dan faktor yang dipengaruhi dari luar diri manusia (eksternal) yang
sesuai dengan variabel lingkungan sekolah.
Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui adakah pengaruh
disiplin belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi
kelas X IPS SMAN 9 Malang. (2) Untuk mengetahui adakah pengaruh
lingkungan sekolah terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi
kelas X IPS SMAN 9 Malang. (3) Untuk mengetahui adakah pengaruh
disiplin belajar dan lingkungan sekolah terhadap hasil belajar siswa pada mata
pelajaran sosiologi kelas X IPS SMAN 9 Malang.
Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif
dengan jenis penelitian korelasional. Dengan populasi seluruh siswa kelas X
IPS pada mata pelajaran Sosiologi angkatan 2013/2014 yang berjumlah 77
siswa. Dengan instrumen yang digunakan adalah dokumentasi dan
17
wawancara, untuk mengetahui hasil belajar siswa dan memperkuat hasil
temuan di lapangan. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
regresi linear berganda.
Hasil penelitian ini, menunjukkan besarnya pengaruh sebagai berikut:
(1) pengaruh variabel disiplin belajar terhadap hasil belajar menunjukkan
tidak ada pengaruh yang signifikan tetapi terdapat pengaruh positif yang
ditunjukan oleh besarnya nilai thitung < ttabel (0,979) < (1,990). (2) pengaruh
variabel lingkungan sekolah terhadap hasil belajar menunjukan tidak ada
pengaruh yang signifikan tetapi terdapat pengaruh yang positif ditunjukan
oleh besarnya nilai thitung < ttabel (0,194) < (1.990). (3) variabel disiplin
belajar dan lingkungan sekolah terhadap hasil belajar menunjukan tidak ada
pengaruh yang signifikan tetapi pengaruh positif terhadap hasil belajar
ditunjukan oleh besarnya nilai Fhitung > Ftabel (0,514) < (1,99).
Kedua, dari Yudha, Intan Shofi. 2013. Pengaruh Lingkungan
Belajar dan Kreatifitas Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas
VIII Mata Pelajaran IPS Terpadu di SMPN 1 Durenan Kabupaten
Trenggalek. Skripsi. Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Maliki Malang.
Dalam penelitian ini, mengungkapkan bahwa prestasi belajar oleh
siswa setelah melakukan serangkaian aktivitas belajar yang berupa tingkah
laku baik berupa kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dengan tingkat
keberhasilan siswa dilihat dari nilai ulangan harian. Akan tetapi, pada
kenyataannya sering tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, dimana hasil
18
belajar siswa belum tentu dapat dicapai dengan baik. Hal ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor, baik yang datang dari dalam diri siswa (eksternal) terdapat
dua faktor yang menjadi variabel penelitian ini yaitu diantaranya lingkungan
belajar dan kreatifitas guru dalam mengajar.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk menganalisis pengaruh
lingkungan belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS Terpadu
siswa kelas VIII di SMPN 1 Durenan Kabupaten Trenggalek. (2) Untuk
menganalisis pengaruh kreatifitas guru terhadap prestasi belajar mata
pelajaran IPS Terpadu siswa kelas VIII di SMPN 1 Durenan Kabupaten
Trenggalek.
(3) Untuk menganalisis pengaruh lingkungan belajar dan kreatifitas guru
terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS Terpadu siswa kelas VIII di
SMPN 1 Durenan Kabupaten Trenggalek.
Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.
Dengan menggunakan jenis penelitian korelasional. Penelitian ini dirancang
untuk menentukan besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Dengan instrumen yang digunakan adalah kuesioner/angket yang
digunakan untuk mengetahui lingkungan belajar siswa dan kreatifitas guru
yang dipersepsikan siswa. Instrumen juga yang digunakan adalah dokumen
dan wawancara, yaitu untuk mengetahui prestasi belajar dan memperkuat
hasil temuan di lapangan. Analisis yang digunakan adalah regresi linear
berganda.
19
Hasil dari penelitiannya, yaitu: (1) pengaruh variabel lingkungan
belajar terhadap prestasi belajar menunjukan tidak adanya pengaruh positif
signifikan yang ditunjukan oleh besarnya nilai thitung < ttable 1,069<1,991.
(2) pengaruh variabel kreatifitas guru terhadap prestasi belajar menunjukan
tidak adanya pengaruh positif signifikan yang ditunjukan oleh besarnya nilai
thitung < ttabel 1,397 < 1,991. (3) pengaruh variabel lingkungan belajar dan
kreatifitas guru terhadap prestasi belajar sebagai variabel terikat secara
serentak menunjukan adanya pengaruh positif signifikan yang ditunjukan
oleh besarnya nilai (0,044<0,05).
Ketiga, dari Hasanah, Nikmatul. 2016. Pengaruh Kreativitas Guru
dan Lingkungan Sekolah Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII Pada
Mata Pelajaran IPS Di MTs Al Ma’arif 02 Singosari Malang. Skripsi.
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan, UIN Maliki Malang.
Dalam penelitian ini, mengungkapkan bahwa hasil belajar merupakan
hasil dari proses belajar. Pelaku aktif dalam belajar adalah siswa. Hasil belajar
juga proses pembelajaran. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah
memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih
baik lagi. Hasil belajar menurut Gagne dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor yang diantaranya yakni kreativitas guru dan lingkungan sekolah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) menjelaskan pengaruh
kreativitas guru terhadap hasil belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran
IPS MTs Al Ma’arif 02 Singosari (2) menjelaskan pengaruh lingkungan
20
sekolah terhadap hasil belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran IPS MTs
Al Ma’arif 02 Singosari (3) menjelaskan pengaruh kreativitas guru dan
lingkungan sekolah terhadap hasil belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran
IPS MTs Al Ma’arif 02 Singosari.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif dengan jenis penelitian explanatory research, yaitu penelitian
yang bertujuan untuk menguji suatu teori atau hipotesis hasil penelitian yang
sudah ada. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner/
angket yang dipersepsikan pada siswa untuk mengetahui kreativitas guru dan
lingkungan sekolah. Instrumen yang juga digunakan adalah dokumen yang
dipergunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda, uji t, dan uji F.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kreativitas guru tidak
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran IPS
MTs Al Ma’arif 02 Singosari yang ditunjukkan dengan thitung < ttable 0,535
< 1,664. (2) lingkungan sekolah terhadap hasil belajar menunjukan tidak
adanya pengaruh oleh besarnya nilai thitung < ttabel -0,695 < 1,664. (3)
kreatifitas guru dan lingkungan sekolah terhadap hasil belajar sebagai
variabel terikat menunjukan tidak adanya pengaruh positif signifikan yang
ditunjukan oleh besarnya nilai fhitung < ftabel 0,786 < 0,05.
Tabel 1.2 Originalitas Penelitian
No Nama, Tahun, Jenis,
Judul.
Metode Persamaan Perbedaan
21
1 Fakhriyatul Fitriyah.
2014. Skripsi.
Pengaruh Disiplin
Belajar dan
Lingkungan Sekolah
Terhadap Hasil
Belajar Siswa Mata
Pelajaran Sosiologi
Kelas X IPS SMAN 9
Malang.
Kuantitatif 1) Variabel independen
(X2) Lingkungan
sekolah.
2) Variabel dependen
(Y) hasil / prestasi
belajar
3) Metode penelitian
pendekatan
kuantitatif.
4) Instrumen yang
digunakan adalah
dokumentasi dan
wawancara.
Analisis penelitian
regresi linear
berganda.
1) Variabel
independen
(X1) Disiplin
belajar.
2) Objek
penelitian di
SMAN 9
Malang pada
mata pelajaran
Sosiologi
kelas X IPS
2 Intan Shofi Yudha.
2013. Skripsi.
Pengaruh
Lingkungan Belajar
dan Kreatifitas Guru
Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Kelas
VIII Mata Pelajaran
IPS Terpadu di
SMPN 1 Durenan
Kabupaten
Trenggalek.
Kuantitatif 1) Variabel dependen
(Y) sebagai prestasi
belajar.
2) Metode dalam
penelitian ini
menggunakan
pendekatan
kuantitatif.
3) Analisis yang
digunakan adalah
regresi linear
berganda.
4) Instrumen yang
digunakan
kuesioner/angket,
dokumentasi, dan
wawancara.
1) Variabel
independen
(X1 dan X2)
sebagai
Lingkungan
Belajar dan
Kreatifitas
Guru.
2) Objek
penelitian di
SMPN 1
Durenan
Kabupaten
Trenggalek.
3 Nikmatul Hasanah.
2016. Skripsi.
Pengaruh Kreativitas
Guru dan
Lingkungan Sekolah
Terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas
VII Pada Mata
Pelajaran IPS Di
MTs Al Ma’arif 02
Singosari Malang.
Kuantitatif 1) Variabel dependen
(Y) hasil belajar
siswa.
2) Metode penelitian
pendekatan
kuantitatif.
3) Metode yang
digunakan adalah
analisis regresi linear
berganda.
1) Variabel
independen
(X1)
Kreativitas
guru dengan
indikator yang
berbeda
2) Objek
penelitian di
MTs Al
Ma’arif 02
Singosari
Malang..
22
I. Definisi Operasional
Hal ini dimaksudkan agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda
tentang konsep atau dasar pemikiran dalam penelitian ini yaitu:
1. Keterampilan guru mengajar, dalam keterampilan menurut Reber (1988)
adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan
tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai
hasil tertentu. Guru menurut McLeod (1989), mengatakan bahwa guru
ialah seseorang yang pekerjaannya mengajar orang lain. Mengajar adalah
penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses
belajar. Sistem lingkungan terdiri dari komponen yang saling
mempengaruhi, yakni tujuan intruksional yang ingin dicapai, materi yang
diajarkan, guru dan siswa yang harus memainkan peranan serta dalam
hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan, serta sarana dan
prasarana belajar mengajar yang tersedia.
2. Lingkungan sekolah, menurut John Locke adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi tinggi rendahnya intelegensi anak manusia yang
ditentukan oleh lingkungannya (pendidikan dan pengalaman).
3. Hasil Belajar, menurut Menurut Hamalik memberikan pengertian tentang
hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri
seseorang yang dapat diamati dan diukur bentuk pengetahuan, sikap dan
keterampilan.
23
J. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah dan memberikan gamabaran yang lebih jelas
secara menyeluruhmengenai penulisan isi penelitian ini, maka dibuat
sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab I, menjelaskan Pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis penelitian, ruang lingkup
penelitian, originalitas penelitian, batasan penelitian, definisi operasional, dan
sistematika pembahasaan.
Bab II, menjelaskan Kajian Pustaka, meliputi beberapa teori-teori yang
mencakup tentang keterampilan guru mengajar, lingkungan sekolah, hasil
belajar, pengaruh keterampilan guru mengajar terhadap hasil belajar,
pengaruh lingkungan sekolah terhadap hasil belajar, serta pengaruh
keterampilan guru mengajar dan lingkungan sekolah terhadap hasil belajar.
BAB III, menjelaskan Metode Penelitian, meliputi metode-metode
yang digunakan penelitian yang mencakup, lokasi penelitian, pendekatan dan
jenis penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel, data dan sumber
data, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, uji validitas dan
reliabilitas, analisis data, prosedur penelitian.
BAB IV, menjelaskan Paparan Data dan Hasil Penelitian, meliputi
paparan data dan hasil penelitian dengan deskripsi data penelitian. Melakukan
penelitian dengan landasan teori sesuai dengan BAB II dan menggunakan
metode sesuai dengan BAB III.
24
BAB V, menjelaskan Pembahasan, dalam bagian ini peneliti ini peneliti
akan membahas hasil temuan untuk menjawab rumusan masalah dan
pencapaian tujuan penelitian.
Dan BAB VI, menjelaskan Penutup meliputi kesimpulan dan saran.
25
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Keterampilan Guru Mengajar
a. Pengertian Keterampilan Guru Mengajar
Menurut Reber (1988), keterampilan adalah kemampuan melakukan
pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan
sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu. Keterampilan bukan
hanya meliputi gerakan motorik melainkan juga pada fungsi mental yang
bersifat kognitif. Konotasinya luas sehingga sampai pada mempengaruhi
orang lain. Artinya, orang yang mampu mempengaruhi orang lain secara tepat
dianggap sebagai orang yang terampil.9
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi kedua 1991, guru
diartikan sebagai orang yang pekerjaannya (mata pencaharian) mengajar.
Tapi sesederhana inikah guru? Kata guru dalam bahasa Arab disebut
mu’allim, dan dalam bahasa Inggris teacher itu memang memiliki arti
sederhana. Menurut McLeod (1989), mengatakan bahwa guru ialah seseorang
yang pekerjaannya mengajar orang lain.10
Di dalam proses belajar mengajar, guru tidak pernah menghadapi yang
diajar itu dalam keadaan kosong dengan mudah pengetahuan yang diberikan
bisa dimasukkan. Dan kenal mengenal merupakan situasi atau kondisi yang
mengulang pertanyaan sendiri, dan mengajukan pertanyaan yang
memberi jawaban serentak.
3) Keterampilan Menggunakan Variasi
Pengertian
Faktor kebosanan yang disebabkan oleh adanya penyajian
kegiatan belajar yang begitu saja akan mengakibatkan perhatian,
motivasi, dan minat siswa terhadap pelajaran, guru, dan sekolah
menurun. Untuk itu diperlukan adanya keanekaragaman dalam
penyajian kegiatan belajar. Menggunakan variasi diartikan sebagai
31
perbuatan guru dalam konteks proses belajar mengajar yang bertujuan
mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses belajarnya siswa
senantiasa menunjukkan ketekunan, keantusiasan, serta berperan secara
aktif.
Tujuan
Memelihara dan meningkatkan perhatian siswa terhadap hal-hal
yang berkaitan dengan aspek belajar, meningkatkan kemungkinan
berfungsinya motivasi rasa ingin tahu melalui kegiatan investigasi dan
eksplorasi, membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah,
kemungkinan dilayani siswa secara individual sehingga memberi
kemudahan belajar, dan mendorong aktifitas belajar dengan cara
melibatkan siswa dengan berbagai kegiatan belajar yang menarik dan
berguna dalam berbagai tingkat kognitif.
Hal-Hal Perlu Diperhatikan
Perubahan yang digunakan harus bersifat efektif, penggunaan
teknik variasi harus lancar dan tepat, penggunaan komponen variasi
harus benar terstruktur dan terencanakan sebelumnya, penggunaan
variasi harus luwes dan spontan.
32
4) Keterampilan Menjelaskan
Pengertian
Memberi penjelasan merupakan salah satu aspek yang penting
dalam perbuatan guru. Menjelaskan berarti menyajikan informasi lisan
yang diorganisasikan secara sistematis dengan tujuan menunjukkan
hubungan. Penekanan memberikan penjelasan adalah proses penalaran
siswa, dan bukan doktrinisasi.
Hal-Hal Perlu Diperhatikan
a) Penjelasan dapat diberikan di awal, di tengah, atau di akhir jam
pertemuan, tergantung kepada keperluan.
b) Penjelasan dapat diselingi tanya jawab.
c) Penjelasan harus relevan dengan tujuan pelajaran.
d) Penjelasan dapat diberikan bila ada pertanyaan dari siswa atau
direncanakan oleh guru.
e) Materi penjelasan harus bermakna bagi siswa.
f) Penjelasan harus sesuai dengan latar belakang dan kemampuan
siswa.
5) Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Pengertian
Setelah melakukan tugas rutin seperti menenangkan kelas,
mengisi daftar hadir, menyuruh siswa menyiapkan alat-alat pelajaran,
33
guru langsung saja masuk ke inti pelajaran usai guru berkata, “Anak-
anak, karena waktunya sudah habis, pelajaran saya akhiri sampai di sini.
Selamat siang.” Prosedur semacam itu tidak memungkinkan siswa siap
mental untuk memasuki bahan yang akan dibicarakan, dan pada
akhirnya dia tidak dapat merangkum apa isi pelajaran yang telah
diberikan. Tingkah laku guru seperti itu disebut di depan tidak
menggambarkan kegiatan membuka dan menutup pelajaran. Diartikan
bahwa perbuatan guru untuk menciptakan suasana mental dan
menimbulkan perhatian siswa agar terpusat kepada apa yang akan
dipelajari. Menutup pelajaran adalah kegiatan guru untuk mengakhiri
kegiatan inti pelajaran. Maksudnya adalah memberikan gambaran
menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa, mengetahui tingkat
pencapaian siswa, dan tingkat keberhasilan guru dalam proses
pengajaran.
Tujuan
a) Menimbulkan perhatian dan motivasi siswa terhadap tugas-tugas
yang akan dihadapi.
b) Memungkinkan siswa mengetahui batas-batas tugasnya yang akan
dikerjakan.
c) Siswa dapat mengetahui pendekatan yang akan digunakan dalam
mempelajari bagian-bagian pelajaran.
d) Memungkinkan siswa mengetahui hubungan antara pengalaman
yang dikuasai dengan hal-hal baru yang akan dia pelajarai.
34
e) Memberikan kemungkinan kepada siswa untuk menggabungkan
fakta-fakta, keterampilan, konsep yang tercakup dalam suatu
peristiwa.
f) Memungkinkan siswa dapat mengetahui tingkat keberhasilan dalam
pelajaran.
Prinsip-prinsip Penggunaan
Dalam usaha menarik perhatian siswa atau memotivasi siswa
seorang guru harus memilih cara yang relevan dengan isi dan tujuan
pelajaran, aktivitas yang ditempuh guru dalam merangkum dan
mengenalkan pokok penting pelajaran hendaknya bagian yang utuh
dengan bagian lain dengan pengalaman siswa harus jelas.
6) Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
Pengertian
Dalam usaha meningkatakan mutu pendidikan, perlu suatu
perbuatan yang bersifat manusiawikan pendidikan. Perbuatan ini berarti
bahwa perbedaan individual siswa perlu mendapatkan perhatian yang
memadai. Dalam pengajaran klasikal pada dasarnya kebutuhan masing-
masing siswa tidak dapat dilayani oleh guru karena semua anak
diperlakukan sama. Supaya setiap anak lebih mendapatkan perhatian
serta hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa , perlu
direncanakan bentuk pengajaran kelompok kecil dan perorangan. Maka
diartikan bahwa perbuatan guru dalam konteks mengajar yang hanya
35
melayani 3 sampai 8 siswa untuk kelompok kecil, dan hanya seorang
untuk perorangan. Pada dasarnya bentuk pengajaran ini dapat
dikerjakan dengan bagi kelas dalam kelompok yang lebih kecil.
Tujuan
Guru berperan sebagai organisator kegiatan belajar mengajar,
sumber informasi bagi siswa, pendorong bagi siswa untuk belajar,
penyedia materi dan kesempatan belajar siswa.
Hal-Hal Perlu Diperhatikan
Pelaksanaannya:
a) Kelas besar – kelompok kecil + perorangan – kelas besar.
b) Kelas besar – kelompok kecil + kelompok kecil – kelas besar.
c) Kelas besar – perorangan + perorangan – kelompok kecil – kelas
besar.
d) Kelas besar – perorangan + perorangan – kelas besar.
7) Keterampilan Mengelola Kelas
Pengertian
Tugas guru di dalam kelas sebagian besar adalah membelajarkan
siswa dengan menyediakan kondisi belajar yang optimal. Dalam
kondisi seperti itu dapat dicapai jika guru mampu mengatur siswa dan
sarana pengajaran serta mengendalikannya salam suasana
menyenangkan untuk mencapai tujuan pelajaran. Pengaturan berkaitan
36
dengan penyampaian pesan pengajaran, atau dapat berkaitan dengan
penyediaan kondisi belajar. Bila pengaturan kondisi dapat dikerjakan
optimal, maka proses belajar berlangsung secara optimal pula. Tetapi
bila tidak dapat disediakan secara optimal tentu saja alkan
menimbulkan gangguan terhadap belajar mengajar. Maka keterampilan
ini untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal
dan mengembalikannya dalam kondisi yang optial jika terjadi
gangguan, baik dengan cara mendisiplinkannya atau melakuakn
remedial.
Hal-Hal Perlu Diperhatikan
a) Kehangatan dan antusias.
b) Penggunaan bahan yang menantang akan meningkatkan gairah
belajar siswa.
c) Dipertimbangkan penggunaan variasi media, gaya mengajar, dan
pola interaksi.
d) Keluwesan tingkah laku guru dalam mengubah strategi mengajar.
e) Penekanan hal positif dan menghindari pada hal negatif.
8) Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Pengertian
Adanya proses yang teratur dengan melibatkan sekelompok siswa
dalam interaksi tatap muka kooperatif yang optimal dengan tujuan
37
berbagai informasi atau pengalaman, mengambil keputusan atau
memecahkan suatu masalah.
Hal-Hal Perlu Diperhatikan
a) Diskusi hendaknya berlangsung dalam iklim bebas dan penuh
keterbukaan.
b) Perencanaan yang matang; memilih topik atau masalah, perencanaan
dan persiapan bahan pengait, penyiapan diri sebaik mungkin,
penetapan besarnya kelompok, dan pengaturan tempat duduk yang
menyenangkan.
Menurut Dianne Lapp, dkk. 1975 mengemukakan bahwa gaya
mengajar yang dimiliki seorang guru mencerminkan pada cara melaksanakan
pengajarannya, sesuai dengan pandangannya sendiri. Misalnya seorang guru
berpandangan bahwa mengajar itu adalah menyampaikan bahan pelajaran,
maka perilaku mengajar yang tampak adalah guru itu seolah-olah
menganggap bahwa siswanya hanya sekedar bejana kosong yang harus diisi
ilmu pengetahuan. Maka dapat diketahui gaya mengajar menurut Lapp,
yaitu:14
1) Gaya Mengajar Klasik
Proses pengajaran seperti ini berupaya untuk memelihara dan
menyampaikan nilai-nilai lama dari generasi terdahulu ke generasi
14 Muhammad Ali, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung: CV Sinar Baru, 1987), hlm.
59.
38
berikutnya. Isi pelajaran berupa sejumlah informasi dan ide yang paling
populer dan dipilih dari dunia yang diketahui anak. Oleh karenanya, isi
pelajaran bersifat objektif, jelas dan diorganisasi secara sistematis dan
logis. Proses penyampaian bahan tidak didasarkan atas minat anak,
melainkan pada urutan tertentu. Peran guru ini sangat dominan, karena
ia harus menyampaikan bahan pembelajaran. Maka guru harus ahli
(expert) tentang pelajaran yang dipegangnya. Dengan demikian proses
pengajaran bersifat pasif, yakni siswa diberi pelajaran.
2) Gaya Mengajar Teknologis
Fokus gaya mengajar ini pada kompetensi siswa secara
individual. Bahan pelajaran disesuaikan dengan tingkat kesiapan anak.
Peranan isi pelajaran adalah dominan. Oleh karena itu, bahan disusun
oleh ahlinya masing-masing. Bahan itu bertalian dengan data objektif
dan keterampilan yang dapat menuntun kompetensi vokasional
(bersangkutan) siswa. Peranan siswa di sini ialah belajar dengan
menggunakan perangkat atau media. Dengan hanya merespon apa yang
diajukan kepadanya melalui perangkat itu, siswa dapat mempelajari apa
yang dapat bermanfaat bagi dirinya dalam kehidupan. Peranan guru
hanya sebagai pemandu (guide), pengarah (director), atau pemberi
kemudahan (fasilitator) dalam mengajar, karena pelajaran sudah
diprogram sedemikian rupa dalam perangkat baik software ataupun
hardware.
39
3) Gaya Mengajar Personalisasi
Pengajaran personalisasi dilakukan berdasarkan atas minat,
pengalaman dan pola perkembangan mental siswa. Dominasi
pengajaran ada di tangan siswa. Dalam hal ini, siswa dipandang sebagai
suatu pribadi. Perkembangan emosional dan penyesuaian diri dalam
lingkungan sosial merupakan suatu yang vital, sebagaimana
perkembangan kecerdasannya. Peranan guru adalah menuntun dan
membantu perkembangan melalui pengalaman belajar. Oleh karena itu,
guru harus mempunyai kemampuan dalam mengasuh, ahli dalam
psikologi dan metodologi, serta bertindak sebagai narasumber. Adapun
bahan pelajaran disusun dan muncul berdasarkan atas minat dan
kebutuhan siswa secara individual.
4) Gaya Mengajar Interaksional
Peranan guru dan siswa sama-sama dominan. Guru dan siswa
berupaya untuk memodifikasi berbagai ide atau ilmu pengetahuan yang
dipelajari untuk mencari bentuk baru berdasarkan kajian yang bersifat
radikal. Guru dalam hal ini menciptakan iklim saling ketergantungan
dan timbulnya dialog antar siswa. Dan siswa belajar melalui hubungan
dialogis. Dengan mengemukakan pandangan tentang realita,
mendengarkan pandangan siswa lain. Maka dapat ditemukan
pandangan baru hasil pertukaran fikiran tentang apa yang dipelajari.
40
Adapun isi pelajaran difokuskan kepada masalah yang berkenaan
dengan sosio-kultural terutama yang bersifat kontemporer.
Menurut Hamacheck ada beberapa karakteristik untuk seorang pengajar
yang baik, yaitu:15
1) Dalam memberikan bahan ajar, ia harus dapat fleksibel, tidak kaku
pada bahan ajar yang ia berikan . Misalnya ada contoh tambahan,
membandingkan dengan pendapat ahli yang lain, diberikan dengan
menggunakan model instruksi yang bervariasi.
2) Dapat menerima pendapat atau usul siswa yang belajar, apakah itu
pendapat yang benar atau yang salah.
3) Mampu menunjukkan kepribadian yang baik (tidak acak-acakan).
4) Bersedia melakukan penelitian tentang ilmu pengetahuan yang
diajarkan, kemudian hasil penelitian dipakai sebagai bagian dari bahan
ajar. Dengan cara seperti ini, maka isi bahan ajar selalu baru (up to
date).
5) Mempunyai keterampilan atau cara yang spesifik dalam membuat
pertanyaan di kelas untuk mendorong motivasi siswa. Bila termotivasi
ini terjadi, maka penyampaian bahan ajar menjadi menarik dan siswa
menjadi lebih berpartisipasi dalam mengikuti pengajaran.
15 Soekartawi, Meningkatkan Efektivitas Mengajar (Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 1995), hlm.
34.
41
6) Menguasai ilmu pengetahuan (bahan ajar) yang diberikan. Pengajar
harus siap dengan bahan ajar yang diberikan, diatur sistematis sesuai
dengan satuan acara pengajaran atau perkuliahan yang telah diciptakan.
7) Menyiapkan bahan evaluasi secara jelas dan menerangkan kriteria
yang diapaki dalam melakukan evaluasi.
8) Meluangkan waktu untuk membantu siswa yang belajar, bila yang
bersangkutan mendapatkan kesulitan dalam memahami isi bahan ajar
yang diberikan.
9) Mempunyai sikap yang menarik dan ramah. Misalnya tersenyum,
memberikan komentar yang baik, membuat gerakan cara mengajar
yang fleksibel (tidak duduk saja).
Salah satunya dari sifat-sifat guru adalah sifat cerdik dan terampil
dalam menciptakan metode yang variatif sesuai dengan situasi dan materi
pelajaran,16
c. Fungsi Keterampilan Mengajar
Menurut Uno Hamzah mengatakan bahwa fungsi keterampilan
mengajar seorang guru merupakan syarat mutlak agar guru bisa
mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran yang harus
diterapkan kepada siswa.17
16 Deden Makbuloh, Manajemen Mutu Pendidikan Islam (Jakarta: Rajawali Press, 2011), hlm.
194. 17 Uno Hamzah, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 93.
42
Menurut Enday Tarjo mengatakan bahwa keterampilan mengajar
dapat memberikan fungsi untuk menerangkan dan memberi informasi,
mengarahkan pembelajaran agar berinisiatif, menciptakan kelompok
belajar, menciptakan suasana belajar yang nyaman, menjelaskan sikap
kepercayaan dengan suatu masalah, mengevaluasi hasil belajar,
memperkaya kegiatan belajar, dan mengelola kelas.18
Al-Qur'an menjelaskan dalam surat An-Nahl ayat 125 yang berbunyi:
سن إن ربك هو مة وال موعظة ال حسنة وجدل هم بالتى هى أح لم بمن ضل اد ع إلي سبيل ر ب ك بالحك أع
تدي ن لم بال مه عن سبيله وهو أع
Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalanNya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk. (QS: An-Nahl: 125)
Dari ayat tersebut dapat dikatakan bahwa dalam kepemilikan ilmu saja
tidak cukup jika tidak mampu menyampaikannya dengan tepat. Oleh karena
itu, dalam pendidikan perlu memiliki pengalaman khusus, latihan yang baik,
kerajinan untuk mempelajari berbagai keterampilan.
18 Enday Tarjo, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Kreatif Dan Efektif
(Jakarta:Bumi Aksara, 2007), hlm. 89
43
2. Lingkungan Sekolah
a. Pengertian Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
tinggi rendahnya intelegensi anak manusia yang ditentukan oleh
lingkungannya (pendidikan dan pengalaman). Pemahaman ini dipengaruhi
oleh teori lingkungan (empirisme) yang dipelopori oleh John Locke,19 dengan
pendapatnya bahwa manusia dilahirkan dalam kondisi suci. Oleh karena itu,
perkembangan anak manusia sangat ditentukan oleh lingkungan dimana ia
berada, termasuk juga perkembangan intelegensinya.
Suatu alternatif yang dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi
sekolah, yaitu:20
1) Pengajaran yang mendidik, yaitu pengajaran yang secara serentak
memberi peluang untuk pencapaian tujuan instruksional bidang studi.
Dalam upaya tersebut tindakan guru dalam rangka kegiatan belajar
mengajar akan membawa dampak baik kepada siswa. Menurut Raka
Joni (1985) pengajaran tersebut harus dirancang dalam bentuk beraneka
ragam, yaitu dari segi caranya, segi peranan subjek didik, segi cara
pengolahan pesan, segi pengaturan subjek, dan latihan keterampilan).
2) Peningkatan dan pemantapan pelakasanaan program bimbingan dan
penyuluhan (BP), agar program edukatif ini tidak hanya suplemen
tetapi menjadi yang setara dengan program pengajarn serta lainnya di
19 Romlah, Psikologi Pendidikan (Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press, 2010), hlm.
151. 20 Umar Tirtarahardja dan La Sulo, Pengantar Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), hlm.
174
44
sekolah. Seperti dalam program perkembangan pribadi khususnya pada
aspek sikap dan perilaku, dan program bimbingan karir yang bertujuan
untuk membantu memahami diri sendiri merencanakan masa depan
secara tepat.
3) Pengembangan perpustakaan sekolah yang menjadi pusat sumber
belajar (PSB), yang mengelola bukan hanya bahan pustaka tetapi
dengan berbagai sumber lainnya seperti yang dirancang maupun yang
dimanfaatkan. Dengan penyediaan berbagai perangakat lunak yang
didukung perangkat keras yang memadai, seperti modul, rekama
elektronik audio (ATR), maupun video (VTR) yang akan sangat
berguna bukan hanya terhadap siswa tetapi juga terhadap pelakasanaan
tugas tenaga kependidikannya.
4) Peningkatan dan pemantapan program pengelolaan sekolah, dengan
adanya gaya kerja para pengelola umum yang akan berpengaruh
terhadap aspek keteladanan.
b. Fungsi dari lingkungan pendidikan yaitu: 21
1) Fungsi psikologis, stimulus bersumber dari lingkungan yang
merupakan rangsangan terhadap individu, sehingga terjadi respon yang
menunjukan tingkah laku tertentu.
2) Fungsi pedagogis, lingkungan yang memberikan pengaruh bersifat
mendidik, khususnya lingkungan yang sengaja disiapkan sebagai suatu
21 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), hlm. 196
45
lembaga pendidikan, misalnya keluarga, sekolah, lembaga pelatihan,
lembaga sosial. Masing-masing lembaga memiliki program pendidikan.
3) Fungsi instruksional, merupakan suatu lingkungan pembelajaran yang
dirancang secara khusus. Guru mengajar materi pelajaran, sarana dan
prasarana, dan kondisi kelas (fisik) merupakan lingkungan yang
sengaja dikembangkan untuk mengembangkan tingkah laku manusia.
c. Faktor yang mempengaruhi lingkungan yaitu sebagai berikut:
1) Metode mengajar, cara yang harus dilalui dalam mengajar dapat
mempengaruhi belajar siswa. Dengan metode yang kurang baik akan
mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Agar siswa dapat
belajar dengan baik, maka metode mengajar harus diusahakan dengan
tepat, efektif dan efisien.
2) Kurikulum, dengan kegiatan yang diberikan kepada siswa menyajikan
bahan pembelajaran yang dapat diterima oleh siswa dengan
menguasainya dan mengembangkan bahan ajar. Kurikulum yang
kurang baik akan berpengaruh tidak baik pula terhadap proses
pembelajaran.
3) Relasi guru dengan siswa, proses pembelajaran yang berpengaruh
antara guru dengan siswa yang membuat siswa akan menyukai gurunya,
juga menyukai mata pelajarannya yang diberikan, sehingga siswa
berusaha mempelajari sebaik-baiknya. Guru yang kurang berinteraksi
dengan siswa dengan baik menyebabkan proses belajar mengajar itu
tidak lancar.
46
4) Relasi siswa dengan siswa, adanya siswa yang mempunyai sifat yang
kurang menyenangkan, rendah diri, atau mengalami tekanan batin
diasingkan dalam kelompoknya. Jika hal ini semakin parah akan
berakibat terganggunya proses pembelajaran. Siswa tersebut akan
malas untuk pergi ke sekolah dengan berbagai macam alasan yang
tidak-tidak. Jika demikian, siswa tersebut memerlukan bimbingan dan
penyuluhan yang menciptakan relasi baik antara siswa akan
memberikan pengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa.
5) Alat pelajaran, dengan lengkap dan tepat akan mempercepat proses
penerimaan bahan ajar. Jika siswa mudah menerima akan lebih giat dan
lebih maju. Dengan mengusahakan alat pelajaran yang baik dan
lengkap.
6) Waktu sekolah, hal ini akan mempengaruhi proses pembelajaran siswa.
Dengan memilih waktu sekolah yang tepat akan memberikan pengaruh
positif terhadap belajar siswa dengan waktu di pagi hari yang paling
tepat dimana pada saat itu pikiran masih segar dan jasmani baik.
d. Macam-macam Lingkungan Sekolah
Dalam psikologi lingkungan (environment), yaitu semua faktor di luar
diri anak yang mempunyai arti atau makna baginya. Lingkungan dalam arti
environment memungkinkan terjadinya dialog anak didik dengannya. Jadi,
antara anak dan lingkungan terjadi interaksi yang terus menerus. Berikut
lingkungan dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:22
22 Ahmad Thonthowi, Psikologi Pendidikan (Bandung: Angkasa, 1989), hlm. 61.
47
1) Lingkungan Anorganis
Yaitu lingkungan yang berupa benda-benda mati, misalnya alat
permainan, makanan, meja, kursi, dan sebagainya.
2) Lingkungan Organis
Yaitu lingkungan yang berupa makhluk hidup. Lingkungan jenis
ini dibedakan atas:
a) Lingkungan tumbuhan. Jika anak berada di suatu taman, hutan, dan
kebun, maka lingkungannya berupa lingkungan tumbuhan.
b) Lingkungan hewan. Jika anak berada dalam lingkungan kandang
ayam, kandang sapi, atau di pasar hewan, maka lingkungannya
berupa lingkungan hewan.
c) Lingkungan manusia atau lingkungan sosial. Jika anak berada di
tengah keluarganya, bermain bersama teman-temannya, bersekolah,
dan lainnya, maka lingkungannya berupa lingkungan sosial.
3) Lingkungan Abstrak
Hal-hal yang abstrak dapat dimasukkan ke dalam lingkungan, jika
hal itu telah menyatu dengan manusia atau anak. Termasuk dalam hal
pengetahuan, nilai kehidupan (pergaulan, tatakrama, sopan santun), dan
lainnya. Jika menjadi milik seseorang dan mempengaruhi perilakunya,
maka ia merupakan lingkungan abstrak. Seorang anak yang akan
memasuki rumah orang lain terlebih dahulu mengucapkan salam
sampai diizinkan masuk. Ia berbuat demikian karena telah memiliki
pengetahuan tentang tatakrama memasuki rumah orang lain. Berarti
48
bahwa pengetahuannya merupakan bagian dari keseluruhan lingkungan
abstrak.
Menurut J. Bruner, 23 di dalam proses belajar dengan
mementingkan partisipasi aktif dari tiap siswa, dan mengenal dengan
baik adanya perbedaan kemampuan. Untuk meningkatkan proses
belajar perlu lingkungan yang di mana siswa dapat melakukan
eksplorasi, penemuan baru yang belum dikenal atau pengertian yang
mirip dengan yang sudah diketahui. Dalam setiap lingkungan selalu ada
bermacam-macam masalah, hubungan dan hambatan yang dialami oleh
siswa secara berbeda pada usianya. Dalam lingkungan banyak hal yang
dapat dipelajari siswa, seperti: (enactive) adanya keterampilan motorik
dalam mempelajari sesuatu misalnya belajar naik sepeda, (iconic)
dengan mengenal dan mengingat jalan menuju suatu tempat atau
mengingat nama buku yang berada tersimpan di perpustakaan, dan
(symbolic) menggunakan kata-kata.
Menurut Abu dan Nur Uhbiyati mendefiniskan bahwa:
“Lingkungan secara umum berarti situasi disekitar kita. Dalam
lapangan pendidikan, lingkungan yaitu segala sesuatu yang berada di
luar diri anak, dalam semesta ini.”24 Sedangkan menurut F. Patty
menyatakan bahwa: “Lingkungan merupakan sesuatu yang
mengelilingi individu dalam hidupnya, baik dalam bentuk lingkungan
23 Slameto, Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhi (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hlm. 13 24 Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyah, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hlm. 64
49
fisik seperti orang tua, rumah, kawan bermain, dan masyarakat sekitar
maupun dalam bentuk lingkungan psikologis seperti perasaan-perasaan
dialami, cita-cita, persoalan yang dihadapi, dan sebagainya”.25 Menurut
Ngalim Purwanto menyatakan bahwa: “Lingkungan pendidikan yang
ada dapat digolongkan menjadi tiga yaitu:
a) Lingkungan keluarga, yang disebut lingkungan pertama.
b) Lingkungan sekolah, yang disebut juga lingkungan keluarga yang
kedua.
c) Lingkungan masyarakat, yang disebut dengan lingkungan ketiga.”26
Baharuddin dan Esa mengungkapkan bahwa manusia diciptakan oleh
Allah dalam keadaan yang tidak berpengetahuan, namun Allah membekali
manusia dengan sarana-sarana baik fisik maupun psikis agar manusia dapat
menggunakannya untuk belajar dan ilmu pengetahuan guna kepentingan dan
kemashlahatan manusia.27
Sebagaimana Allah SWT berfirman:
كر ون ف ئدة لعلكم تش ب صار واأل ع واأل هاتكم ال تع لمون شي ئا وجعل لكم السم رجكم من بطون أم أخ والل
Artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”.(QS. An-Nahl:78).
25 Baharuddin, Psikologi Pendidikan (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2007), hlm. 68. 26 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosda Karya Mulia, 2004), hlm.
141. 27Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, op.cit,hlm. 38.
50
Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa ketika lahir manusia tidak
memiliki pengetahuan dan Allah memberikan berbagai anugerah kepada
manusia berupa pendengaran yang dengannya manusia dapat mengetahui
suara, penglihatan yang dengannya, manusia dapat melihat berbagai hal dan
akal yang berpusat di hati. Berbagai anugerah tersebut merupakan sarana-
sarana yang dapat digunakan oleh manusia untuk memperoleh pengetahuan
agar manusia dapat beribadah kepada Rabb-nya. Dengan demikian, manusia
memperoleh fasilitas untuk belajar dan memperoleh pengetahuan dengan
adanya lingkungan pendidikan . Begitu juga dengan peserta didik yang
memerlukan fasilitas belajar dengan lingkungan sekolah yang memadai untuk
memperoleh pengetahuan. Sebab, tanpa adanya lingkungan sekolah yang
memadai, akan ada banyak sekali hambatan-hambatan yang dialami oleh
peserta didik dalam menyerap materi pelajaran seperti yang telah
dikemukakan pada pembahasan di atas.
3. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Hamalik memberikan pengertian tentang hasil belajar adalah
sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat
diamati dan diukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan
tersebut dapat diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan
yang lebih baik dari sebelumnya dan yang tidak tahu menjadi tahu. 28
28Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 30.
51
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik
tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil
belajar menurut Benyamin Bloom mengatakan:29
1) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif
tingkat rendah, dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif
tingkat tinggi.
2) Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek,
yaitu penerimaan, reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
3) Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan
dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik,
yaitu gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan
perseptual, keharmonisan atau ketepatan, keterampilan gerakan
kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpensif.
Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Di
antara ketiga ranah itu, kognitif yang paling banyak dinilai oleh guru di
sekolah karena berkaitan dengan kemampuannya para siswa dalam
menguasai isi pelajaran.
29 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2006), hlm. 22
52
Menurut R. Gagne, hasil belajar mencakup beberapa hal sebagai berikut:30
1) Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam
bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon
secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut
tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah, maupun
penerapan aturan.
2) Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan konsep
dan lambang, keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan
mengetegorisasi, kemampuan analitis-analitis fakta konsep, dan
mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual
merupakan kemampuan melakukan aktifitas kognitif bersifat khas.
3) Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
aktivitas kognitifnya.
4) Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak
jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud otomatisme
gerak jasmani.
5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan
penilaian terhadap objek tersebut.
30 M. Thobroni, Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Praktik (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2015), hlm. 21.
53
Sebagaimana dijelaskan dalam ayat Al-Qur’an Al-Ahqaaf ayat 19,
sebagai berikut:
لمون مالهم وهم ال يظ ا عملوا وليوف يهم أع ولكل درجات مم
Artinya : Dan bagi Masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah
mereka kerjakan dan agar Allah mengucapkan bagi mereka (balasan)
pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tiada diargukan. (Q.S. Al-
Ahqaaf:19)
Dengan demikian hasil belajar adalah simbol pengukuran dari penilaian
usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol, angka, huruf maupun
kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada
periode tertentu. Menurut peneliti, pengertian hasil belajar adalah hasil yang
telah dicapai. Sedangkan belajar adalah usaha yang dilakukan oleh anak didik
secara terus menerus. Jadi pengertian hasil belajar adalah segala usaha yang
dilakukan oleh anak didik secara terus menerus untuk mencapai tingkat
keberhasilan yang diinginkan.
b. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar yang dicapai siswa di pengaruhi oleh dua faktor, yaitu
faktor internal yang berasal dari siswa tersebut dan faktor eksternal yang
berasal dari luar diri siswa tersebut31
31Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses BelajarMengajar (Bandung: PT Sinar Baru Algensindo,
2000).
54
Faktor dari diri siswa terutama adalah kemampuan yang dimilikinya.
Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadaphasil belajar
yang dicapai siswa. Seperti yang telah dikemukakan oleh Clark, bahwa hasil
belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi olehkemampuan siswa dan 30%
dipengaruhi oleh lingkungan. Selain faktor kemampuan siswa, juga ada faktor
lain seperti motivasi belajar, minatdan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar,
serta masih banyak faktor lainnya.
c. Teknik dan Prosedur Hasil Belajar
Agar tujuan dalam penilaian hasil belajar dapat terwujud sesuai dengan
prinsipnya, maka perlu menyesuaikan langkah sebagai berikut:32
1) Penilaian Formatif, yaitu diarahkan kepada pertanyaan: sampai
manakah guru telah berhasil menyampaikan bahan pembelajarannya
pada siswa. Hal ini digunakan guru untuk memperbaiki proses belajar
mengajar. Dengan perkataan lain, penilaian formatif ditujukan untuk
memperoleh umpan balik dari upaya pengajaran yang telah dilakukan
oleh guru.
2) Penilaian Sumatif, yaitu diarahkan kepada keberhasilan siswa
mempelajari suatu program pengajaran. Biasanya dilakukan pada akhir
program pengajaran yang relatif besar, misalnya triwulan, semester atau
akhir tahun, pada akhir jenjang persekolahan.
32 Slameto, Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT Bina Aksara, 1988), hlm. 25.
55
3) Penilaian Penempatan, yaitu usaha penilaian untuk memahami
kemampuan setiap siswa, sehingga dengan pengetahuan itu guru dapat
menempatkan setiap siswa dalam situasi yang tepat baginya.
Penempatan yang dimaksud seperti; dalam kerja kelompok, kepanitian