BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangKaryawan sebagai sumber daya yang paling
berharga dan dominan disetiap perusahaan merupakan salah satu
faktor internal perusahaan yang berperan penting menghasilkan suatu
kinerja yang berkualitas. Kinerja karyawan yang baik dapat
memberikan dampak yang positif untuk perusahaan secara keseluruhan.
Salah satunya adalah peningkatan penyelesaian tanggung jawab yang
diberikan perusahaan kepada pekerja. Apabila dikerjakan dengan
sungguh-sungguh oleh karyawan maka output yang dihasilkan akan
memuaskan, namun sebaliknya jika dikerjakan dengan suasana yang
tidak kondusif akan menghasilkan output yang jauh dari memuaskan.
Mencapai kinerja perusahaan yang unggul dan kompeten dalam segala
bidang, perusahaan harus terlebih dahulu mengetahui secara lebih
spesefik dan mendalam terutama pada keinginan serta kebutuhan
karyawan yang menjadi dasar tercapainya kinerja organisasi yang
baik.
1Kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan
merupakan salah satu faktor penentu yang memegang peranan penting
dalam mencapai tujuan organisasi perusahaan. Suasana lingkungan dan
budaya kerja perusahaan yang mendukung secara keseluruhan baik
dalam tata kelolah manajemen yang sistematis maupun hal-hal
non-teknis seperti solidaritas sesama karyawan menjadi alasan
tersendiri bagi peneliti untuk melakukan penelitian diperusahaan
tersebut supaya dapat mengetahui dan mendapatkan hasil dari objek
yang diteliti.
Pengaruh kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dengan kinerja
karyawan sangat menentukan kemajuan perusahaan, karena kondisi
pekerja yang maksimal akan mempengaruhi hasil kinerjanya, terlebih
perusahaan memberikan kenyamanan, jaminan keselamatan, dan
fasilitas yang memadai dapat membuat pekerja dengan tenang
mengerjakan tanggung jawabnya. Hasil penelitian ini diharapkan
mampu menekan sekecil mungkin kecelakaan kerja yang dialami
karyawan ditempat kerja.
PT Emitraco Investama Mandiri merupakan sebuah perusahaan
kontraktor yang bergerak dibidang penyewaan alat berat, baik untuk
perusahaan kecil atau pun perusahaan besar. Perusahaan ini
berlokasi di Jalan Cacing No.9 Rorotan Babek KM.3 Cakung, Jakarta
13910 - Indonesia, kota Jakarta. Perusahaan ini memiliki sistem
kinerja yang disiplin kepada karyawan mulai dari hal kecil sampai
pada hal yang terbesar supaya saat melakukan kinerja tidak salah
melangkah dan mempunyai pedoman untuk melaksanakannya. Kinerja
karyawan dalam perusahaan secara berkala lebih ditingkatkan dan
mendapat dorongan yang positif oleh lingkungan kerja yang kondusif,
maka PT Emitraco Investama Mandiri dapat meningkatkan kinerja
perusahaan khususnya pada bagian engineering yang merupakan salah
satu bagian terpenting dalam perusahaan. Divisi engineering
merupakan salah satu devisi yang mengatur jalannya operasional
perusahaan, mulai dari pengaturan dan pengontrolan unit-unit,
separpart, dan kerusakan-kerusakan peralatan secara teknis. Apabila
terjadi gangguan devisi engineering bertugas untuk memperbaiki
secara cepat, supaya tidak mengganggu jalannya operasional
kerja.
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) menjadi salah satu
prioritas yang utama bagai perusahaan untuk melindungi pekerja dari
bahaya yang menimpa. Tenaga kerja yang sehat merupakan faktor
penentu yang vital bagi pertumbuhan suatu perusahaan. Produktifitas
tenaga kerja akan menurun apabila tenaga kerja tersebut terganggu
kesehatannya (Dewi kurniawati, 2013 : 3).Akan tetapi PT Emitraco
Investama Mandiri belum menjalankan sistem kesehatan dan
keselamatan kerja (K3) yang sesuai, Berikut dibawah ini angka
kecelakaan kerja di PT Emitraco Investama Mandiri 5 tahun terakhir
dapat dilihat pada Skema dibawah ini.
Grafik 1.1.1 PT EMITRACO INVESTAMA MANDIRI
Sumber : PT Emitraco Investama MandiriBerdasarkan Skema diatas
terlihat bahwa tingkat kecelakan kerja masih relatif tinggi, dan
tingkat kesadaran pekerja terhadap keselamatan dan kesehatan kerja
masih rendah. Sumber hukum tertinggi mengenai perundang-undangan
tentang K3 adalah UUD 1945 Pasal 27 Ayat (2) yang menyatakan bahwa
Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan. Artinya, selain warga Negara berhak
mendapatkan pekerjaan yang layak, setiap warga Negara juga berhak
mendapatkan perlindungan terhadap K3 agar dalam melakukan
pekerjaannya dapat tercipta kondisi kerja yang kondusif, nyaman,
sehat, dan nyaman.Berdasarkan UUD 1945 Pasal 27 Ayat (2) tersebut,
kemudian ditetapkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
1969 tentang ketentuan-ketentuan pokok ketenagakerjaan. Namun
dikarenakan Undang-undang No. 13 Tahun 2003. Pasal 86 ayat 1 dalam
undang-undang ketenagakerjaan ini digunakan sebagai tambahan
pelengkap terhadap undang-undang No.13 Tahun 2003 ini menyebutkan
bahwa setiap tenaga kerja atau buruh berhak untuk memperoleh
perlindungan atas :a. Keselamatan dan kesehatan kerjab. Moral dan
kesusilaanc. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat
manusia serta nilai-nilai agamaPermasalahan yang sering muncul
dalam K3 antara lain, tidak adanya sistem penanganan K3, Kurangnya
setandar kerja, kurangnya pedulinya terhadap permasalahan K3, dan
masih digunakan model lama dalam menangani K3.PT Emitraco Investama
Mandiri mulai menjalankan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada
awal tahun 2005, khususnya untuk devisi engineering. Dari latar
belakang tersebut di atas maka penulis tertarik mengambil judul :
Pengaruh Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) terhadap Kinerja
Karyawan PT Emitraco Investama Mandiri devisi Engineering
1.2 Perumusan MasalahDari uraian pada latar belakang masalah
diatas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut
:Seberapa besar pengaruh kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
terhadap kinerja karyawan divisi Engineering PT Emitraco Investama
Mandiri?
1.3 Ruang Lingkup Masalah
Ruang lingkup dari permasalahan dalam penelitian ini dibatasi,
supaya lebih memudahkan dan dipahami. Penelitian ini dilakukan di
PT Emitraco Investama Mandiri difokuskan pada penerapan program
kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dengan menganalisis indikator
publikasi keselamatan kerja, kontrol lingkungan kerja, pelatihan
keselamatan, pengawasan, peningkatan kesadaran kesehatan dan
keselamatan kerja (K3) dan pengaruhnya terhadap kinerja karyawan
devisi Engineering. Kinerja karyawan yang dianalisis meliputi
indikator yang mempengharui kinerja karyawan, yaitu: inisiatif,
tanggung jawab, kerjasama, ketelitian, dan kedisiplinan.
Dengan keterbatasan waktu dan ilmu maka penulis meneliti tentang
Pengaruh Kesehatan dan Keselamatan Kerja terhadap Kinerja Karyawan
PT Emitraco Investama Mandiri divisi Engineering.
1.4 Tujuan dan Manfaat.
1.4.1Berdasarkan pokok permasalahan diatas, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk :Untuk mengetahui pengaruh Kesehatan
dan Keselamatan Kerja terhadap Kinerja Karyawan (K3) PT Emitraco
Investama Mandiri divisi Engineering.1.4.2 Dan manfaat dilakukannya
penelitian ini yaitu :
a. Bagi PenulisHasil penelitian ini diharapkan bermanfaat
sebagai alat untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh di
perguruan tinggi serta menanamkan dan menambah wawasan dan
pengalaman.b. Bagi PerusahaanPerusahaan divisi Engineering PT
Emitraco Investama Mandiri sebagai masukan untuk langkah terbaik
pengambilan keputusan dan penetapan kebijakan perusahaan yang
berkaitan dengan upaya menekan kecelakaan kerja karyawan serta
meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja (K3).c. Bagi Orang
LainHasil penelitiaan ini diharpakan dapat menambah informasi dan
referensi bacaan bagi semua pihak yang membutuhkannya.
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran tentang isi dari skripsi ini, maka
dikemukakan materi yang terdiri dari 5 bab dimana dari
masing-masing bab dibagi menjadi beberapa bagian antara lain :
BAB I : PENDAHULUANDalam bab ini penulis mengemukakan mengenai
latar belakang, perumusan maslah, ruang lingkup masalah, tujuan,
manfaat dan sistematika penulisan.BAB II : LANDASAN TEORIDalam bab
ini penulis mengemukakan beberapa teori pendukung tentang
pengertian kesehatan dan keselamatan kerja (K3), pengertian
kinerja, faktor-faktor yang mempengharui kesehatan dan keselamatan
kerja dan kinerja karyawan.
BAB III : METODE PENELITIANDalam bab ini menguraikan tentang
cara pembatasan yang dilakukan dalam rangka melakukan penelitian
yaitu meliputi kerangka pemikiran, hipotesi, asumsi, definisi,
oprasional, teknik pengumpulan data, populasi, teknik analisa data,
lokasi dan waktu penelitian.
BAB IV : PEMBAHASAN HASIL PENELITIANDalam bab ini penulis
menguraikan mengenai gambaran singkat perusahaan, struktur
organisasi, kegiatan perusahaan dan pengujian hasil penelitian.
BAB V : PENUTUPDalam bab ini penulis menguraikan kesimpulan
mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan, dan saran yang
dapat menjadikan sebagai bahan pertimbangan kegiatan kesehatan dan
keselamatan kerja sebagai penunjang peningkatan kinerja karyawan
khususnya di PT Emitraco Investama Mandiri.
BAB IILANDASAN TEORI2.1 Manajemen Sumberdaya ManusiaManajemen
adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaat sumber daya manusia
dan sumber sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.manajemen ini terdiri dari enam
unsur ( 6 M ) yaitu: men, money, methode, materials, machines, dan
market.
Unsur men( manusia ) ini berkembang menjadi suatu bidang ilmu
menajemen yang disebut manajemen sumber daya manusia atau disingkat
MSDM yang merupakan terjemahan dari man power management. Manajemen
yang mengatur unsur manusia ini ada yang menyebutkan manajemen
kepegawaian atau manajemen personalia ( personnel management ).
Berikut adalah persamaan dan perbedaan antara MSDM dengan
manajemen personalia :
1. MSDM dikaji secara makro, sedangkan manajemen personalia
dikaji secara mikro.2. 10MSDM menganggap bahwa kwryawan adalah
kekayaan ( assets ) utama organisasi, jadi harus dipelihara dengan
baik. Manajemen personalia menganggap bahwa karyawan adalah faktor
produksi, jadi harus dimanfaatkan secara produktif.
3. MSDM pendekatannya secara modern, sedangkan manajemen
personalia pendekatannya secara klasik.MSDM adalah suatu bidang
manajemen yang khusus mempelajari hubungan dan peranan manusia
dalam organisasi manusia.Unsur MSDM adalah manusia yang merupakan
tenaga kerja pada suatu perusahaan.Dengan demikian, fokus yang
dipelajari MSDM ini hanyalah masalah yang berhubungan dengan tenaga
kerja manusia saja.
MSDM menurut Malayu S.P Hasibuan ( 2010 : 10 ) adalah ilmu dan
seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan
efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan
masyarakat.Fungsi fungsi MSDM terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan
kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan, dan
pemberhentian. Tujuannya ialah agar perusahaan mendapatkan
rentabilitas laba yang lebih besar dari persentase tingkat bunga
bank.Karyawan bertujuan mendapatkan kepuasaan dari
pekerjaannya.Masyarakat bertujuan memperoleh barang atau jasa yang
baik dengan harga yang wajar dan selalu bersedia dipasar, sedangkan
pemerintah selalu berharap mendapatkan pajak.
Menurut Veithzal Rivai ( 2009:1 ) Manajemen SDM merupakan salah
satu bidang dari manajemen umum meliputi segi segi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian. Prosese ini
terdapat dalam fungsi atau bidang produksi, pemasaran, keuangan,
maupun kepegawaian. Karena sumber daya manusia (SDM ) dianggap
semakin penting perannya dalam pencapaian tujuan perusahaan, maka
berbagai pengalaman dan hasil penelitian dalam bidang SDM
dikumpulkan secara sistematis dalam apa yang disebut manajemen
sumber daya manusia. Istilah manajemen mempunyai arti sebagai
kumpulan pengetahuan tentang bagaimana seharunya mengelola sumber
daya manusia.
Tenaga kerja manusia pada dasarnya dibedakan atas pengusaha,
karyawan dan pemimpin.1. PengusahaPengusaha adalah setiap orang
yang menginvestasikan modalnya untuk memperoleh pendapatan dan
besarnya pendapatan itu tidak menentu tergantung pada laba yang
dicapai perusahaan tersebut.2. KaryawanKaryawan merupakan kekayaan
utama suatu perusahaan, karna tanpa keikutsertaan mereka, aktivitas
perusahaan tidak akan terjadi. Karyawan berperan aktif dalam
menetapkan rencana, sistem, proses, dan tujuan yang ingin
dicapai.Karyawan adalah penjual jasa ( pikiran dan tenaganya ) dan
mendapatkan kompensasi yang besarnya telah ditetapkan terlebih
dahulu. Mereka wajib dan terikat untuk mengerjakan pekerjaan yang
diberikan dan berhak memperoleh kompensasi sesuai dengan
perjanjian. Posisi karyawan dalam suatu perusahaan dibedakan atas
karyawan operasional dan karyawan manajerial (pemimpin).Manajemen
adalah fungsi yang berhubungan dengan mewujudkan hasil tertentu
melalui kegiatan orang orang.Hal ini berarti bahwa sumber daya
manusia berperan penting dan dominan dalam manajemen.MSDM mengatur
dan menetapkan program kepegawaian yang mencakup masalah masalah
sebagai berikut :
1. Menetapkan jumlah, kualitas, dan penempatan tenaga kerja yang
efektif sesuai dengan kebutuhan perusahaan berdasarkan job
description, job specification, job requirement, dan job
evaluation.2. Menetapkan penarikan, seleksi, dan penempatan
karyawan berdasarkan asasthe right man in the right place and the
right man in the right job.3. Menetapkan program kesejahteraan,
pengembangan, promosi, dan pemberhentian.4. Meramalkan penawaran
dan permintaan sumber daya manusia pada masa yang akan datang.5.
Memperkirakan keadaan perekonomian pada umumnya dan perkembangan
perusahaan pada khususnya.6. Memonitor dengan cermat undang undang
perburuhan dan kebijaksanaan pemberian balas jasa perusahaan
perusahaan sejenis.7. Memonitor kemajuan teknik dan perkembangan
serikat buruh.8. Melaksanakan pendidikan, latihan, dan penilaina
prestasi karyawan.9. Mengatur mutasi karyawan baik vertical maupun
horizontal.10. Mengatur pension, pemberhentian, dan
pesangonnya.Peranan MSDM diakui sangat menentukan bagi terwujudnya
tujuan, tetapi untuk memimpin unsur manusia ini sangat sulit dan
rumit.Tenaga kerja manusia selain mampu, cakap, dan terampil, juga
tidak kalah pentingnya kemauan dan kesungguhan mereka untuk bekerja
efektif dan efisien.Kemampuan dan kecakapan kurang berarti jika
tidak diikuti moral kerja dan kedisiplinan karyawan dalam
mewujudkan tujuan.2.3 Fungsi Manajemen Sumberdaya ManusiaManajemen
Sumberdaya Manusia meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengendalian, pengadaan pembangunan, kompensasi,
pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian.a.
Fungsi PerencanaanPerencanaan (human resources plsnning) adalah
merencanakan tenaga kerja secara efektif serta efisien agar sesuai
dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu terwujudnya tujuan.
Perencanaan dilakaukan dengan menetapkan program kepegawaian.
Program kepegawaian meliputi pengorganisasian, pengarahan,
pengendalian, pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian,
pemeliharaan, kedisplinan, dan pemberhentian karyawan. Program
kepegawaian yang baik akan membantu tercapainya tujuan perusahaan,
karyawan, dan masyarakat.
b. Fungsi PengorganisasianPengorganisasian adalah kegiatan untuk
mengorganisasi semua karyawan dengan menetapkan pembagian kerja,
hubungan kerja, delegasi wewenang integrasi, dan koordinasi dalam
bagan organisasi, (organization chat). Organisasi hanya merupakan
alat untuk mencapai tujuan. Dengan organisasi yang baik akan
membantu terwujudnya yujuan secara efektif.
c. Fungsi PengarahanPengarahan (directing) adalah kegiatan
mengarahkan semua karyawana agar mau berkerja sama dan bekerja
efektif serta efisien dalam membantu tercapainya tujuan perusahaan,
karyawan, dan masyarakat. Pengarahan dilakukan pimpinan dengan
menugaskan bawahan agar mengerjakan semua tugasnya dengan baik.d.
Fungsi PengendalianPengendalian (controlling) adalah kegiatan
mengendalikan semua karyawan agar mentaati peraturan-peraturan
perusahaan dan bekerja sesuai dengan rencana. Apabila terdapat
penyimpangan atau kesalahan, diadakan tindakan perbaikan dan
penyempurnaan rencana. Pengendalian karyawan meliputi kehadiran,
kedisiplinan, prilaku, kerja sama, pelaksanaan pekerjaan dan
menjaga situasi lingkungan pekerjaan.e. Fungsi PengadaanPengadaan
(procurement) adalah proses penarikan, seleksi, penempatan,
orientasi, dan induksi untuk mandapatkan karyawan yang sesuai
dengan kebutuhan perusahaan. Pengadaan yang baik akan membantu
terwujudnya tujuan.f. Fungsi PengembanganPengembangan (development)
adalah proses peningkatan keterampilan teknis, teoretis,
konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan.
Pendidikan dan pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan
kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa depan.g. Fungsi
KompensasiKompensasi (compensation) adalah pemberian balas jasa
langsung (direct) dan tidak langsung (indirect), uang atau barang
kepada karyawan sebagi imbalan jasa yang dibeikan kepada
perusahaan. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak. Adil
diartikan sesuai dengan prestasi kerjanya, layak diartikan dapat
memenuhi kebutuhan primernya serta berpedoman pada batas upah
minimum pemerintah dan berdasarkan internal dan eksternal
konsistensi.h. Fungsi PemeliharaanPemeliharaan (maintenance) adalah
kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental,
dan loyalitas karyawan, agar mereka tetap mau bekerja sama sampai
pensiun. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program
kesejahteraan yang berdasarkan kebutuhan sebagian besar karyawan
seta berpedoman kepada internal dan eksternal konsistensi.i. Fungsi
KedisiplinanKedisiplinan merupakan fungsi MSDM yang terpenting dan
kunci terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit
terwujud tujuan yang maksimal. Kedisiplian adalah keinginan dan
kesadaan untuk mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan
norma-norma sosialj. Fungsi PemberhentianPemberhentian (separation)
adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu perusahaan.
Pembehentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan, keinginan
perusahaan, kontrak kerja berakhir, pension, dan sebab-sebab
lainnya. Pelepas ini diatur oleh Undang-undang No. 12 Tahun
1964.2.4 Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan KerjaPenerapan
sisitem kesehatan dan keselamatan kerja K3 disuatu perusahaan
merupakan suatu persyaratan dimana disebutkan dalam Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan Pasal 87 bahwa
perusahaan wajib menerapkan sisitem kesehatan dan keselamatan kerja
K3 yang terinegrasi dengan Sisitem Manajemen Perusahaan.Persyaratan
tersebut merupakan termasuk dalam investasi perusahaan karena
merupakan sebuah kewajiban yang diatur dalam Undang-Undang
Pemerintah Republik Indonesia.Diharapkan melalui penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan Kerja perusahaan dapat memiliki lingkungan
kerja yang sehat, aman, efisien dan produktif. Lebih dari itu
penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan kerja dapat
membantu pimpinan perusahaan untuk dapat melaksanakan standar
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang merupakan tuntutan
masyarakat global baik secara nasional maupun secara
internasional.
2.4.1 Definisi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)Kesehatan dan
Keselamatan Kerja atau biasa disingkat K3 jika diartikan secara
filosofi adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan
dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada
khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya
menuju masyarakat adil dan makmur. Sedangkan secara keilmuan, K3
adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dan penyakit akibat
kerja.Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan ilmu dan seni dalam
pengelolahan hazard (bahaya) dan risiko agar tercipta kondisi
tempat kerja yang aman dan sehat. ILO telah menetapkan bahwa
penerapan K3 sangat penting guna memberikan bagi para pekerja dari
bahaya penyakit dan kecelakaan yang dapat ditimbulkan di tempat
kerja. Menurut definisi dari International Occupation Hyglene
Association (IOHA), kesehatan dan keselamatan kerja merupakan suatu
ilmu mengenai antisipasi, kesadaran, evaluasi dan pengendalian atas
bahaya yang muncul di tmpat kerja yang dapat mempengharui kesehatan
dan kondisi para pekerja, serta dengan mempertimbangkan pengaruhnya
kepada komunitas dan lingkungan sekitar, (Dewi Hanggraeni :
2012).
2.4.2 Pengertian Kesehatan dan keselamatan kerja (K3)Pengertian
kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah suatu sistem yang
dirancang untuk menjamin keselamatan yang baik pada semua personel
di tempat kerja agar tidak menderita luka maupun menyebabkan
penyakit di tempat kerja dengan mematuhi atau taat pada hukum dan
aturan keselamatan dan kesehatan kerja, yang tercermin pada
perubahan sikap menuju keselamatan di tempat kerja. Kesehatan dan
keselamatan kerja (K3) dapat juga diartikan sebagai suatu sistem
yang dibuat bagi tenaga kerja maupun pengusaha sebagai upaya
pencegahan (preventif) timbulnya kecelakaan dan penyakit kerja
akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara mengenali
hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit kerja
akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal
demikian. (Dewi Kurniawati, 2013 : 1-2).Secara umum, kecelakaan
selalu diartikan sebagai kejadian yang tidak dapat diduga.
Kecelakaan kerja dapat terjadi karena kondisi yang tidak membawa
keselamatan kerja, atau perbuatan yang tidak selamat yang dapat
mengakibatkan kecelakaan. Berdasarkan definisi kecelakaan kerja
maka lahirlah kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang mengatakan
bahwa cara menanggulangi kecelakaan kerja adalah dengan meniadakan
unsur penyebab kecelakaan dan atau mengadakan pengawasan yang
ketat.Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) pada dasarnya mencari
dan mengungkapkan kelemahan yang memungkinkan terjadinya
kecelakaan. Fungsi ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
mengungkapkan sebab-akibat suatu kecelakaan dan meneliti apakah
pengendalian secara cermat dilakukan atau tidak.
Menurut Moekijat (2010 : 141) kutipan Willie Hammer, mengatakan
bahwa program keselamatan kerja diadakan karena tiga alasan yang
penting yaitu :
a. Alasan berdasarkan perikemanusiaanPertama-tama para menajer
mengadakan pencegahaan kecelakaan atas dasar perikemanusiaan yang
seseungguhnya. Mereka melakukan demikian untuk mengurangi
sebanyak-banyaknya rasa sakit dan pekerja yang menderita luka serta
keluarganya sering diberi penjelasan mengenai akibat
kecelakaan.
b. Alasan berdasarkan undang-undangAda juga alasan mengadakan
program keselamatan kerja berdasarkan undang-undang. Pada waktu
sekarang di Amerika Serikat terdapat undang-undang federal,
undang-undang Negara bagian tentang keselamatan dan kesehatan kerja
(K3), dan bagi mereka yang melanggarnya dijatuhkan denda.
c. Alasan ekonomikAhkirnya ada alasan ekonomik untuk menjadi
sadar akan keselamatan kerja karena biaya kecelakaan kerja dapat
sangat besar bagi perusahaan.
Mangkunegara, seorang pakar filosofi Kesehatan dan keselamatan
kerja mengatakan K3 suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga kerja
khususnya dan manusia manusia pada umumnya serta hasil karya dan
budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
2.4.3 Faktor-faktor Penyebab Kecelakaan Kerja Menurut PT Ahli
Kesehatan dan keselamatan kerja (2014), penyebab kecelakaan kerja
yaitu :a. Penyebab Dasar1) Kurangnya prosedur dan aturan2)
Kurangnya sarana3) Kurangnya kesadaran4) Kurangnya kepatuhanb.
Penyebab Tidak Langsung1) Faktor Pekerjaan2) Faktor Pribadi c.
Penyebab Langsung 1) Tindakan Tidak Aman2) Kondisi Tidak Amand.
Kecelakaan Kerja 1) Kontak Dengan Bahaya2) Kegagalan Fungsi e.
Kerugian1) Manusia (Cedera, Keracunan, Cacat, Kematian)2) Mesin
atau alat (Kerusakan Mesin atau Alat)3) Material atau Bahan
(Tercemar, Rusak, Produk Gagal)4) Lingkungan (Tercemar, Rusak,
Bencana Alam)Sangat penting untuk memiliki sistem pelaporan
kecelakaan dan hamper celaka yang baik, menggabungkan penyelidikan
Tidak menyalahkan pekerja. Salah satu atau semua faktor diatas
dapat berkontibusi terhadap resiko, yang akhirnya dapat menyebabkan
kecelakaan yang menyebabkan cedar atau kematian. Sebuah sisitem
pelaporan keselamatan yang baik merupakan cara penting untuk
memeutus rantai kecelakaan.
2.4.4 Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerjaa. Pengendalian Bahaya Di
Tempat Kerja1) Pemantauan Kondisi Tidak Aman2) Pemantauan Tindakan
Tidak Amanb. Pembinaan dan Pengawasan1) Pelatihan dan Pendidikan2)
Konseling dan Konsultasi3) Pengembangan Sumber Daya c. Sistem
Manajemen1) Prosedur dan Aturan2) Penyediaan Saran dan Prasarana3)
Penghargaan dan Sanksi
2.3.4 Pengertian EngineeringEngineering adalah ilmu ketekhnikan
yang dipraktekan kedalam kehidupan kita untuk mempermudah kita
melakukan sesuatu. Engineering mampu mengatasi permasalahan yang
ada disekitar kehidupan sehari-hari dari hal yang terkecil hingga
besar. Dan engineering juga mempunyai kontribusi yang besar untuk
kemajuan pembangunan suatu Negara.
Divisi Engineering maintance alat berat yang mengatur jalannya
perawatan mesin, kerusakan umum atau operasional, memperpanjang
masa pemakaian dan penggantian suku cadang yang telah rusak.
2.3.5 Tujuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)Menurut Dewi
Kurniawati (2013:2) penerapan K3 ini memiliki beberapa tujuan,
antara lain :a. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
tenaga kerja di semua lapangan pekerjaan ke tingkat yang
setinggi-tingginya, baik fisik, mental, maupun kesehatan sosial.b.
Mencegah timbulnya gangguan kesehatan tenaga kerja yang diakibatkan
oleh tindakan atau kondisi lingkungan kerjanya.c. Memberikan
perlindungan bagi tenaga kerja dalam pekerjaannya dari kemungkinan
bahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor yang membahayakan
kesehatan.d. Menempatkan dan memelihara tenaga kerja di suatu
lingkungan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis
tenaga kerjanya.
Adapun permasalahan yang sering muncul dalam kesehatan dan
keselamatan kerja ini ada beberapa macam, antara lain adanya
sisitem penanganan kesehatan dan keselamatan keja kurangnya standar
kerja, kurang pedulinya terhadap permasalahan kesehatan dan
keselamatan kerja, dan masih digunakannya model lama dalam menagani
kesehatan dan keselamata kerja.Apabila penerapan kesehatan dan
keselamatan kerja ini belum secara optimal maka dapat berakibat
terjadinya kecelakaan kerja. Oleh karena itu, untuk menjamin
kesehatan dan keselamatan kerja maupun orang lainyang berada
ditempat kerja, sumber produksi, proses produksi, serta lingkungan
kerja dalam keadaan aman, makan sistem manajemen kesehatan dan
keselamatan kerja perlu untuk diterapkan.Menurut PT Ahli K3, tujuan
kesehatan dan keselamatan kerja (K3) antara lain :1. Melindungi dan
menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain ditempat
kerja.2. Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara
aman dan efisien.3. Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas
Nasional.
Sedangkan menurut (Dewi Hanggraeni 2012 ) manfaat atau
keuntungan apabila perusahaan menerapkan manajemen K3 yang baik,
maka ada beberapa keuntungan yang bisa didaptkan oleh perusahaan
diantaranya :a. Menurunkan tingkat turnover pekerjab. Menciptakan
kondisi kerja yang baikc. Mengurangi tingkat absensid. Meningkatkan
produktivitas
2.5 KinerjaKelangsungan hidup suatu perusahaan sangat tergantung
pada kinerja atau prestasi kerja karyawan dalam melaksanakan
pekerjaan, karena itu karyawan merupakan unsur perusahaan
terpenting yang harus mendapat perhatian. Pencapaian tujuan
perusahaan menjadi kurang efektif apabila karyawan banyak yang
tidak berprestasi dengan baik oleh sebab itu perusahaan harus dapat
menjaga kesehatan dan keselamatan kerja karyawannya agar dapat
berprestasi kerja dengan optimal agar tujuan perusahaan dapat
tercapai.Terdapat beberapa definisi tentang Kinerja atau prestasi
kerja yang dikemukakan oleh beberapa pakar manajemen, namun dari
beberapa pendapat tersebut sebenarnya memeiliki pengertian dasar
yang sama, sebagai beriku :
Kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam
melakasanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya.
Menurut porter dan Lawler dalam Sutarto Wijono (2010 : 59)
mengatakan kinerja sebagai berikut Succes role achievement yang
diperoleh dari hasil pekerjaan yang dikerjakan individu. Atas dasar
ini dapat disimpulkan bahwa kinerja atau prestasi kerja merupakan
hasil yang dicapai oleh seseorang individu untuk yang telah
ditetapkan dalam suatu pekerjaan.
2.5.1 Pengertian KinerjaKinerja merupakan performace atau unjuk
rasa.Kinerja dapat pula diartikan sebagai prestasi kerja atau
pelaksanaan kerja atau hasil unjuk kerja.Pengertian kinerja yaitu
suatu hasil kerja yang dihasilkan oleh seorang karyawan diartikan
untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Kinerja adalah hasil kerja yang mempunyai hubungan kuat dengan
tujuan strategis organisasi, kepuasaan konsumen dan memberikan
kontribusi ekonomi (Amstrong dan Baron, 1998:15 ). Indra Bastian
menyatakan dalam buku Manajemen Kinerja Irfan Fahmi ( 2010:2)
kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan
suatu kegiatan/ program/ kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran,
tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan
skema strategi suatu organisasi.
Menurut Irfan Fahmi ( 2010:228 ) kinerja adalah hasil yang
diperoleh oleh suatu organisasi baik organisasi tersebut bersifat
profit oriented dan non profit oriented yang dihasilkan selama satu
periode tertentu. Gomes ( 2003:142 ) menyatakan bahwa kinerja
adalah catatan hasil produksi pada fungsi pekerjaan yang spesifik
atau aktivitas selama periode waktu tertentu.
Seperti yang diungkapkan oleh Prawirosentono ( 1999:2 ) yang
mengartikan kinerja sebagai hasil kerja yang dapat dicapai oleh
seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawab masing masing dalam rangka upaya
mendapat tujuan organisasi bersangkutan secara illegal, tidak
melanggar hukum, dan sesuai dengan moral maupun etika.Sementara itu
Buchari Zainun ( 1989:51 ) mengemukakan ada tiga faktor yang dapat
mempengaruhi kinerja pegawai yaitu :a. Ciri seseorangb. Lingkungan
luar c. Sikap terhadap profesi pegawaiDari uraian diatas, jelaslah
bahwa kinerja pegawai harus dikelola, terutama untuk mencapai
produktivitas dan efektivitas dalam rangka merancang bangun
kesuksesan, baik secara individu maupun organisasi. Dengan demikian
manajemen kinerja merupakan suatu pendekatan untuk mencapai visi,
misi, tujuan dan target yang akan dicapai melalui kerja tim. Tim
yang memiliki kinerja baik, maka anggotanya akan menetapkan standar
kualitas target, mencapai target, memahami perbedaan, saling
menghormati, berimbang dalam peran, berorientasi pada klien,
mengevaluasi kinerja, dan bekerja sama.Dari pendapat para ahli
diatas, dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah sifat dan
karakteristik suatu pekerjaan yang dinyatakan sebagai catatan kerja
seseorang, dengan kriteria pengembangan diri, kerja tim,
komunikasi, jumlah prodak yang dihasilkan, dan keputusan yang
dibuat, kecelakaan kerja, absensi tanpa izin, kesalahan dalam kurun
waktu. Kriteria kinerja setiap orang didasarkan kepada tugas dan
tanggung jawab keseharian yang ditargetkan kepadanya.Berdasarkan
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah penampilan
yang melakukan, menggambarkan dan menghasilkan sesuatu hal, baik
yang bersifat fisik dan non fisik yang sesuai dengan petunjuk,
fungsi dan tugasnya yang didasari oleh pengetahuan, sikap,
keterampilan dan motivasi.Setiap individu atau organisasi tentu
memiliki tujuan yang akan dicapai dengan menetapkan target atau
sasaran. Keberhasilan individu atau organisasi dalam mencapai
target atau sasaran tersebut merupakan kinerja.
2.5.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerjaa. Menurut Anwar P.
Mangkunegara (2002 : 16)1) Faktor Individu. Secara psikologis,
secara optimal dalam melaksanakan kegiatan atau aktivitas kerja
sehari-hari dalam mencapai tujuan organisasi.2) Faktor Lingkungan
Organisasi. Faktor lingkungan kerja organisasi sangat menunjang
bagi individu dalam mencapai kinerja. Faktor lingkungan organisasi
yang dimaksud antara lain uraian jabatan yang jelas, otoritas yang
memadai, target yang menantang, pola komunikasi yang efektif,
hubungan kerja yang harmonis, iklim kerja yang respek dan dinamsi,
peluang berkarir dan fasilitas kerja yang relative memadai.b.
Menurut Agus Dharma (2001 : 9-11)1) Pegawai, berkenaan dengan
kemampuan dan kemauan dalam melaksanakan pekerjaan.2) Pekerjaan,
menyangkut desain pekerjaan, uraian pekerjaan dan sumber daya untuk
melaksanakan pekerjaan.3) Mekanisme kerja, mencangkup system,
prosedur pendelegasian dan pengendalian serta organisasi.4)
Lingkungan kerja, melifuti faktor-faktor lokasi dan kondisi kerja,
iklim organisai dan komunikasi.Sedangkan menurut Jones ( 2002:92 )
mengatakan bahwa banyak hal yang menyebabkan terjadinya kinerja
yang buruk, antara lain :a. Kemampuan Pribadib. Kemampuan Manajerc.
Kesengajaan Prosesd. Masalah Lingkungane. Situasi Pribadif.
MotivasiDari uraian diatas, jelaslah bahwa kinerja pegawai harus
dikelola, terutama untuk mencapai produktivitas dan efektivitas
dalam rangka merancang bangun kesuksesan, baik secara individu
maupun organisasi. Dengan demikian manajemen kinerja merupakan
suatu pendekatan untuk mencapai visi, misi, tujuan dan target yang
akan dicapai melalui kerja tim. Tim yang memiliki kinerja baik,
maka anggotanya akan menetapkan standar kualitas target, mencapai
target, memahami perbedaan, saling menghormati, berimbang dalam
peran, berorientasi pada klien, mengevaluasi kinerja, dan bekerja
sama.
Dari pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa kinerja
adalah sifat dan karakteristik suatu pekerjaan yang dinyatakan
sebagai catatan kerja seseorang, dengan kriteria pengembangan diri,
kerja tim, komunikasi, jumlah prodak yang dihasilkan, dan keputusan
yang dibuat, kecelakaan kerja, absensi tanpa izin, kesalahan dalam
kurun waktu. Kriteria kinerja setiap orang didasarkan kepada tugas
dan tanggung jawab keseharian yang ditargetkan kepadanya.
2.5.3 Pengukuran Kinerja KaryawanMenurut Veithzal Rivai ( 2009 :
549 ), penilaian kinerja mengacu pada suatu sistem formal dan
terstruktur yang digunakan untuk mengukur, menilai, dan
mempengaruhi sifat sifat yang berkaitan dengan pekerjaan, perilaku,
dan hasil termasuk tingkat ketidakhadiran. Dengan demikian penilan
kinerja adalah merupakan hasil kerja karyawan dalam lingkup
tanggung jawabnya. Didalam dunia usaha yang berkompetisi dalam
tataran global, maka karyawan memerlukan kinerja yang tinggi, pada
saat yang bersamaan karyawan memerlukan umpan balik atas hasil
kerja mereka sebagai panduan lagi perilaku mereka dimasa yang akan
datang.
2.6 Pengaruh Hubungan Kesehatan dan Keselamatan dengan
KinerjaAdapun hubungan kuat antara kesehatan dan keselamatan kerja
dengan kinerja, sebagaimana kita ketahui bahwa kesehatan dan
keselamatan kerja berkaitan dengan tingkat usaha yang dilakukan
oleh seseorang dalam mengejar suatu tujuan serta berkaitan erat
dengan performance pekerjaan, sedangkan kinerja merupakan akumulasi
dari kinerja individu anggota organisasi bersangkutan, dimana
kinerja merupakan catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari
fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan tertentu selama
kurun waktu tertentu.PT Ahli K3 umum mengemukakan, Perusahaan
membangun metode sistematis untuk pengukuran dan pemantawan kinerja
K3 secara teratur sebagai satu kesatuan dari keseluruhan sistem
manajemen Perusahaan, pemantuan melibatkan pengumpulan
informasi-informasi berkaitan dengan bahaya K3, berbagai macam
pengukuran dan penelitian berkaitan dengan resiko K3, Jam lembur
tenaga kerja serta penggunaan peralatan, mesin, perlengkapan,
bahan, material, berserta cara-cara penggunaannya ditempat kerja.
Pengukuran kinerja K3 dapat berupa pengukuran kualitatif maupun
pengukuran kuantitatif kinerja K3 ditempat kerja.Adapun pengukuran
dan pemantuan K3 terhadap kinerja terbagi menjadi :1. Melacak
perkembangan dari pertemuan-pertemuan K3, pemenuhan target K3 dan
peningkatan berkelanjutan.2. Membantu pemenuhan peraturan
perundang-undangan dan peraturan lainnya bekaitan dengan penerapan
K3 ditempat kerja.3. Memantau kejadian-kejadian kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja (PAK).4. Menyediakan data untuk evaluasi
keefektifan pengendalian operasi K3 atau mengevaluasi perlunya
modifikasi penendalian ataupun pengenalan pilihan pengendalian
baru.5. Menyediakan data untuk mengukur kinerja K3 Perusahaan
secara proaktif mauoun secara reaktif.6. Menyediakan data untuk
mengevaluasi penerapan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan
kerja Perusahaan.7. Menyediakan data untuk mengevaluasi personil
K3. Tinjauan manajemen sisitem kesehatan dan keselamatan kerja
terhadap keseluruhan kinerja dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :1. Kesesuaian sisitem manajemen kesehatan dan keselamatan
kerja terhadap oprasional dan aktivitas perusahaan.2. Kecukupan
pemenuhan penerapan sisitem manajemen kesehatan dan keselamatan
kerja terhadap kebijakan K3 Perusahaan.3. Keefektifan penyelesaian
tindakan perbaikan dan tindakan pencegahaan serta hasil lain yang
di cita-citakan oleh perusahaan.
BAB IIIMETODE PENELITIAN3.1 Kerangka PemikiranPanitia pembina
kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu lembaga yang dibentuk
diperusahaan untuk membantu melaksanakan dan menangani kesehatan
dan keselamatan kerja yang anggotanya terdiri dari pengusaha dan
pekerja.Bagi kepentingan karyawan bahwa kita ketahui kesehatan dan
keselamatan kerja berkaitan dengan tingkat usaha yang dilakukan
oleh seseorang dalam mengejar tujuan dan performance pekerjaan,
sedangkan kinerja merupakan akumulasi dari kinerja individu
organisasi bersangkutan, dimana kinerja merupakan catatan tentang
hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu
atau kegiatan tertentu.Itulah sebabnya mengapa kesehatan dan
keselamatan kerja di tempat kerja sangat penting bagi seluruh
karyawan untuk melindungi diri dari kecelakaan dan penyakit yang
tidak diinginkan, maka dari itu hubungan dengan peningkatan kinerja
sangat berpengaruh, dimana semangkin nyaman dan aman dalam berkerja
seseorang akan semakin meningkatkan kinerjanya yang akan dapat
menguntungkan perusahaan.
34Menurut Pungky Widiatmoko, kesehatan dan keselamatan kerja
adalah sisitem yang dikonsep untuk merencanakan, melaksanakan dan
mengukur penerapan K3 ditempat kerja perusahaan berdasarkan UU KK
No.1 Tahun 1970 dan peraturan pelaksanaanya. Menurut Dewi
Kurniawati (2013:1-2) pengertian kesehatan dan keselamatan kerja
(K3) adalah suatu sistem yang dirancang untuk menjamin keselamatan
yang baik pada semua personel di tempat kerja agar tidak menderita
luka maupun menyebabkan penyakit di tempat kerja dengan mematuhi
atau taat pada hukum dan aturan keselamatan dan kesehatan kerja,
yang tercermin pada perubahan sikap menuju keselamatan di tempat
kerja.Secara umum, kecelakaan selalu diartikan sebagai kejadian
yang tidak dapat diduga. Kecelakaan kerja dapat terjadi karena
kondisi yang tidak membawa keselamatan kerja, atau perbuatan yang
tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan. Berdasarkan
definisi kecelakaan kerja maka lahirlah kesehatan dan keselamatan
kerja (K3) yang mengatakan bahwa cara menanggulangi kecelakaan
kerja adalah dengan meniadakan unsur penyebab kecelakaan dan atau
mengadakan pengawasan yang ketat.Kesehatan dan keselamatan kerja
(K3) pada dasarnya mencari dan mengungkapkan kelemahan yang
memungkinkan terjadinya kecelakaan. Fungsi ini dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu mengungkapkan sebab-akibat suatu kecelakaan
dan meneliti apakah pengendalian secara cermat dilakukan atau
tidak.Menurut Dewi Kurniawati (2013:2) penerapan K3 ini memiliki
beberapa tujuan, antara lain :a. Memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan tenaga kerja di semua lapangan pekerjaan ke
tingkat yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental, maupun
kesehatan social.b. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan tenaga
kerja yang diakibatkan oleh tindakan atau kondisi lingkungan
kerjanya.c. Memberikan perlindungan bagi tenaga kerja dalam
pekerjaannya dari kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh
faktor-faktor yang membahayakan kesehatan.d. Menempatkan dan
memelihara tenaga kerja di suatu lingkungan pekerjaan yang sesuai
dengan kemampuan fisik dan psikis tenaga kerjanya.
Menurut Moekijat (2010 : 141) kutipan Willie Hammer, mengatakan
bahwa program keselamatan kerja diadakan karena tiga alasan yang
penting yaitu :
a. Alasan berdasarkan perikemanusiaanPertama-tama para menajer
mengadakan pencegahaan kecelakaan atas dasar perikemanusiaan yang
seseungguhnya. Mereka melakukan demikian untuk mengurangi
sebanyak-banyaknya rasa sakit dan pekerja yang menderita luka serta
keluarganya sering diberi penjelasan mengenai akibat
kecelakaan.
b. Alasan berdasarkan undang-undangAda juga alasan mengadakan
program keselamatan kerja berdasarkan undang-undang. Pada waktu
sekarang di Amerika Serikat terdapat undang-undang federal,
undang-undang Negara bagian tentang keselamatan dan kesehatan kerja
(K3), dan bagi mereka yang melanggarnya dijatuhkan denda.
c. Alasan ekonomikAhkirnya ada alasan ekonomik untuk menjadi
sadar akan keselamatan kerja karena biaya kecelakaan kerja dapat
sangat besar bagi perusahaan.
Perusahaan PT Emitraco Investama Mandiri mempunyai visi dan misi
yang digunakan untuk pedoman dalam menjalankan mekanisme kerja.
Perusahaan PT Emitraco Investama Mandiri mempunyai bagian yang
menjadi struktur penting perusahaan yaitu devisi Engineering yang
mempunyai fungsi mengatur segala kebutuhan perusahaan yang bersifat
teknis. Devisi engineering biasa mengatur bagian pemesinan dan
kerusakan-kerusakan bagian unit alat berat. Apabila unit alat berat
mengalami kendala teknis karna kurangnya pasokan aliran maka devisi
ini yang bertanggung jawab untuk segera menyelesaikan masalah
supaya tidak mengganggu kelancaran kerja perusahaan.
Program kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang peneliti
lakukan diperusahaan PT Emitraco Investama Mandiri meliputi:
pelatihan keselamatan terhadap karyawan dalam melakukan pekerjaan
diperusahaan, adanya kontrol lingkungan kerja yang dilakukan oleh
atasan, pengawasan dan disiplin, publikasi keselamatan kerja yang
disebar kepada seluruh pekerja, dan meningkatkan kesadaran akan
kesehatan dan keselamatan kerja saat menjalankan tanggung jawab
pekerjaan. Sedangkan untuk kinerja karyawan peneliti melihat dari
inisiatif dan kreatifitas, tanggung jawab, kejasama, ketelitian,
dan kedisiplinan.
Melihat kerangka pemikian dapat menarik kesimpulan variabel yang
digunakan oleh peneliti adalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Karyawan (K3) sebagai variabel independen (X) dan kinerja karyawan
sebagai variabel dependen ( Y ). Variabel penelitian ini adalah
sebuah atribut atau sifat atau nilai dari seseorang, objek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.Menurut Suwanto
dan Donni Juni Priansa, Kinerja atau hasil kerja merupakan hasil
yang dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku, dalam kurun
waktu tertentu, berkenaan dengan pekerjaan serta perilaku dan
tindakannya (2013:196).Dari uraian pemikiran tersebut diatas dapat
diperjelas melalui variabel pengaruh kesehatan dan keselamatan
kerja terhadap kinerja karyawan, secara skematis digambarkan
seperti pada gambar sebagai berikut :
Tabel 3.1Kerangka Pemikiran
X(Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3))Program Kesehatan
KerjaFaktor Penyebab Kecelakaan KerjaUpaya Pencegahan Kecelakaan
KerjaY(Kinerja)Prestasi KerjaKemampuan TeknisKemampuan
Konseptual
X = Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)Y = Kineja Karyawan
3.2 HipotesisHipotesis merupakan dugaan sementara terhadap
rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah
penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat
pertanyaan.Dikatakan sementara, karena dugaan yang disampaikan baru
didasarkan pada teori yang relefan, belum didasarkan pada fakta
fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.
Penulis dapat merumuskan dalam penelitian ini sebagai berikut
;a) Hipotesis Statistik :Ho : P = 0:Tidak ada hubungan antara
kesehatan dan keselamatan kerja terhadap kinerja karyawan di PT
Emitraco Investama Mandiri.Ha : P 0: Ada hubungan antara kesehatan
dan keselamatan kerja terhadap peningkatan kerja kayawan di PT
Emitraco Investama Mandiri.b) Hipotesis Penelitian :Terdapat
hubungan yang positif antara Kesehatan dan Keselamatan Kerja dengan
Kinerja karyawan PT Emitraco Investama Mandiri.
3.3 AsumsiAsumsi dalam penelitian ini mempunyai pengaruh bahwa
kesehatan dan keselamatan kerja di PT Emitraco Investama Mandiri
dapat meningkatkan kinerja karyawan sehingga dapat tercipta tujuan
perusahaan.3.4 Definisi Operasional Variabela. Sistem Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) :Sistem Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
merupakan susunan antara tata kerja dengan prosedur yang menjadi
satu sehingga membentuk suatu pola tertentu dalam menyelesaikan
suatu pekerjaan dan prosedur kerja itu harus mengandung unsur tetap
sehingga menjamin kelancaran dan kemantapan dalam bekerja.Pada
dasar nya Kesehata dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan suatu
sistem yang dibuat di tempat kerja untuk karyawan agar mematuhi
hukum dan aturan kesehatan dan keselamatan kerja, sistem yang
dibuat bagi tenaga kerja sebagai upaya pencegahan (preventif)
timbulnya kecelakaan dan penyakit kerja akibat hubungan kerja dalam
lingkungan kerja dengan cara mengenal hal-hal yang berpotensi
menimbulkan kecelakaan dan penyakit kerja akibat hubungan kerja,
dan tindakan antisipastif bila terjadi hal demikian. b. Kinerja
Karyawan Engineering :Kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seseorang karyawan dalam melakasanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Engineering adalah ilmu ketekhnikan yang dipraktekan kedalam
kehidupan kita untuk mempermudah kita melakukan sesuatu.
Engineering mampu mengatasi permasalahan yang ada disekitar
kehidupan sehari-hari dari hal yang terkecil hingga besar. Dan
engineering juga mempunyai kontribusi yang besar untuk kemajuan
pembangunan suatu Negara.
Divisi Engineering maintance alat berat yang mengatur jalannya
perawatan mesin, kerusakan umum atau operasional, memperpanjang
masa pemakaian dan penggantian suku cadang yang telah rusak.Tabel
3.1Instrument yang dibutuhkan untuk mengukur Kesehatan dan
Keselamatan kerja dan Kinera karyawanVariabelSub.
VariabelIndikatorNo. Kuesioner
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)( X )a. Program Kesehatan
Keja Alasan Berdasarkan Prikemanusiaan1,2
Alasan Berdasakan Undang-Undang3,4
b. Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja Penyebab Dasar5,6
Penyebab Tidak Langsung7,8
Penyebab Langsung9,10
c. Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja
Pengendalian bahaya di tempat kerja11,12
d. Pembinaan dan Pengawasa13,14
e. Sistem Manajemen15,16
Kinerja( Y )a. Kinerja Pegawai Ciri seseorang1,2
Lingkungan luar
3,4
Sikap profesi karyawan5,6
b. Faktor yangmempengharuikinerja Faktor individu7,8
Lingkungan9,10
Oganisasi11,12
c. Karakteristikpekerja Kerja tim13,14
Komunikasi15,16
Keterangan : Instrument penelitian dalam bentuk kuisioner
3.5 Teknik Pengumpulan DataDalam teknik pengumpulan data
peneliti di PT Emitraco Investama Mandiri meliputi :a.
ObservasiSalah satu cara pengumpulan data yang utama adalah dengan
melakukan observasi secara langsung dengan mengkaji situasi sosial
yang dijadikan sebagai objek penelitian ini dengan menggunakan
teknik observasi partisifasi, dimana peneliti berinteraksi secara
penuh dalam situasi sosial dengan subjek penelitian. Teknik ini
digunakan untuk mengamati memahami peristiwa secara cermat,
mendalam dan terfokus terhadap subjek penelitian, baik dalam
suasana formal maupun santai.
b. WawancaraWawancara adalah salah satu cara mengumpulkan
informasi dengan bertanya secara bertatap muka langsung dengan
responden. Untuk memperoleh data yang memadai sebagai cross check,
peneliti juga menggunakan teknik wawancara dengan subyek yang
terlibat dalam interaksi sosial yang dianggap memiliki pengetahuan,
mendalami situasi dan mengetahui informasi untuk mewakili obyek
penelitian.Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi yang
tidak dapat diperoleh melalui observasi atau kuisioner.
c. KuisionerKusioner adalah seperangkat pertanyaan yang disusun
secara logis, sistematis tentang konsep yang menerangkan tentang
variable-variable yang diteliti.Penyebaran angket/kuisioner
bertujuan untuk memperoleh data atau informasi mengenai masalah
penelitian yang menggambarkan variable-variable yang
diteliti.Kuisioner yang diedarkan kepada responden harus mempunyai
validasi dan reliabilitas yang tinggi.
3.6 Populasi dan Sampel PenelitianUntuk mengetahui suatu sampel
melalui kegiatan survey atau eksperimen adalah manarik kesimpulan
tentang suatu populasi yang sedang diteliti, kesimpulan yang
didasarkan atas informasi atau data yang diperoleh dari penelitian
sampel yang dipilih secara acak dari populasi tersebut.a.
PopulasiMenurut sugiono dalam bukunya Metode Penelitian Bisnis
(2008 : 72) mengatakan bahwa Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, Adapun populasi yang
menjadi objek dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang
bekerja di PT Emitraco Investama Mandiri devisi Engineering.
b. SampelSedangkan pengertian sampel adalah sebagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono,
2008 : 73). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
karyawan PT Emitraco Investama Mandiri Devisi Engineering Berjumlah
27 (Dua puluh tujuh) orang.. Cara pengambilan sampel seperti ini
disebut sebagai sempel jenuh, dimana semua anggota populasi
dijadikan sampel (Sugiono, 2001 : 78).
3.7 Teknik Analisa DataMetode yang diginakan untuk mengelolah
data digunakan metode kuantitatif yaitu dengan menggunakan metode
sebagai berikut :3.7.1 Analisa Regresi Liniear SederhanaPada
analisa data kita memerlukan suatu persamaan garis berdasarkan
suatu rumus matematika yang menunjukan hubungan anatara variabel
yang diketahui disebut independent varabel atau yang mempengaruhi
sedangkan varabel belum diketahui disebut dependent varabel atau
varabel yang dipengaruhi. Variabel yang mempengaruhi disebut
varabel X dan varabel yang dipengaruhi disebut variabel Y. Untuk
mengetahui pengaruh antara variabel tersebut dalam penelitian ini
digunakan alat regresi linear sederhana. Regresi linear sederhana
menunjukan hubungan antara varabel yang satu dengan variabel yang
lain, dimana variabel yang satu mempengaruhi variabel yang
lain.
Rumus : = a + bxPersamaan Regresi :
Keterangan :Y = (baca Y topi) subjek variabel terikat yang
diproyeksikanX = Variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk
Diprediksikana = Nilai konstanta dimana harga Y bila X = 0b = Nilai
arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukan nilai
peningkatan (+) atau nilai (-) variabel Yn = Banyaknya sampelb =
[Y][X2] - [X] [XY] n X2 - [X]a = + BxY = Y nX = XN
3.7.2 Analisa KorelasiUntuk menguji hipotesis penelitian, teknis
analisa data yang digunakan adalah dengan perhitungan koefisien
dari variasi variabel terikat dapat diterangkan oleh variasi
variabel bebas, serta untuk mengetahui tingkat hubungan yang ada
antar variabel X dan Y, dengan rumus sebagai berikut (Sudjana,
316-317).
r n.XY (XY) (Y)
Harga r berada dalam jarak 0 sampai 1 yang tertera pada table di
bawah ini :Pedoman Interprestasi Koefisien KorelasiInterval
KoefisienTingkat Hubungan
0,00 0,199Sangat Lemah
0,20 0,399Lemah
0,40 0,599Sedang
0,60 0,799Kuat
0,80 1,000Sangat Kuat
Sumber : Sudjana, Metode statistic, (Bandung: Tarsito, 2002)
3.7.3 Koefisien DeterminasiKoefisien determinasi digunakan untuk
mengtahui seberapa besar hubungan antara kesehatan dan keselamatan
kerja (K3) dengan kinerja karyawan dengan rumus sebagai berikut :Kd
= r atau R rKeterangan r = koefisien korelasiKd atau R = koefisien
determinasi
3.7.4 Uji Hipoteis ( Thitung )Selanjutnya setelah diperoleh
nilai r maka dicari nilai koefisien determinasi ( r ) dengan
mengkuadratkan hasil r kemudian dilakukan dengan seratus persen Kd
= ( r X 100% ). Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui
berapa persen pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat.
Menurut Sugiyono ( 2012:184), untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variable bebas ( variable X ) terhadap variable terikat (
variable Y ) dirumuskan sebagai berikut :rthitung =
Keterangan :thitung = Hasil perhitunganr = Koefisien korelasin =
Jumlah respondenLangkah langkah uji hipotesis :1. Hipotesis
StatistikH0 : thitung= 0 : Menunjukan tidak terdapat pengaruh
antara kesehatan dan keselamatan kerja terhadap kinerja karyawan.H1
: thitung 0 : Menunjukan terdapatnya pengaruh antara kesehatan dan
keselamatan kerja terhadap kinerja karyawannya.2. Menentukan
tingkat signifikansiTingkat signifikan ( level of significance )
yang digunakan adalah 0,05 (5%) dengan derajat kebebasan (df=n-2).
Tingkat ini dipilih karena dinilai cukup ketat untuk mewakili dalam
pengujian kedua variable tersebut dan merupakan tingkat signifikan
yang sering digunakan terutama ilmu-ilmu sosial.3. Keputusana. Jika
thitung< ttabel dan sig > 0,05 maka H0 diterima dan H1
ditolak,b. Jika thitung > ttabel dan sig < 0,05 maka H0
ditolak dan H1 diterima.
3.7.5 Lokasi dan Waktu PenelitianPenelitian ini dilakukan
dikantor PT Emitraco Investama Mandiri yang berada di Jl. Cacing
No.9 Rorotan Babek KM.3 Cakung, Jakarta 13910 - Indonesia, Kota
Jakarta. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja
dengan pertimbangan bahwa perusahaan PT Emitraco Investama Mandiri
telah menerapkan program kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
sebagi bukti perhatian dan kepedulian terhadap tenaga kerjanya
sendiri. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2014 Maret
2015 ( 4 Bulan ).
Berikut dibawah ini tabel jadwal hasil penelitian :
Hasil dari penyusunan waktu penelitian untuk tugas akhir,
2015
BAB IVPEMBAHASAN HASIL PENELITIAN4.1 Gambaran Obyek
Penelitian4.1.1 Sejarah PerusahaanPT Emitraco Investama Mandiri
didirikan pada tahun 1999, dan sejak itu perusahaan ini telah
menjalani kerjasama yang baik dengan PT. (Persero) Pelindo III d/h
Devisi Uster (PT Berlian Jasa Terminal Indonesia) dalam bentuk
kerja sama operasi penyediaan alat bongkar muat petikemas seperti
Reachstacker, Toploader, Forklift, Tracker Head & Trailer.Saat
ini, PT Emitraco Investama Mandiri terus berinvestasi dengan
alat-alat barunya meningkatkan kemampuan operasinya dan memperluas
jasa pelayanan petikemas di Jakarta serta Banjarmasin dimana
perusahaan ini menyediakan Reachstacker untuk dioperasikan di
Pelabuhan Trisakti Banjarmasin dan Pelabuhan Tanjung Priok,
Jakarta.
51PT Emitraco Investama Mandiri memiliki pengetahuan,
pengalaman, dan sumber daya manusia serta peralatan mekanis dalam
menangani bahkan pekerjaan-pekerjaan yang berat sekalipun. Dengan
pendekatan menyeluruh meliputi fleksibilitas serta kecerdasan
terhadap pengaturan petikemas atau cargo, kami memberikan layanan
yang lengkap disesuaikan dengan kebutuhan spesifik masing-masing
pengguna jasa, menghemat waktu dan menekan biaya serta memperlancar
operasi kerja di PT Emitraco Investama Mandiri kami peduli, dimana
pengguna jasa akan merasakan.4.1.2 Manajemen PerusahaanSesuai
dengan pertumbuhan dan perkembangan pembangunan dan lainnya
diwilayah Indonesia, PT Emitraco Investama Mandiri mengkap peluang
untuk menyewakan Alat Angkat Barang Berat ( Forklift, Crane,
Excavator, dll ). Seiring dengan permintaan pasar, penambahan jenis
alat yang disewakan dilakukan divisi ini dengan melengkapi alat
berat untuk kontruksi, infrastruktur, pertambangan, perkebunan,
pertanian, kehutanan (Excavator, Buldozer, W.Loader, Dump Tuck,
dll) dengan pertambahan unit-unit baru maka pool dan kanto
pemasaran direlokasi di Surabaya dan Jakarta.Melihat besarnya
potensi sumber daya alam yang dimiliki oleh tanah air kita, serta
tumbuhnya sector perindustrian di bidang industry terkait, maka
prospek usaha penyewaan alat berat sangat baik dan dapat
dikembangkan ke seluruh daerah dan kepulauan Indonesia.Perusahaan
PT Emitraco Investama Mandiri menyewakan alat berat dengan berbagai
jenis jasa pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan klien atau
pelanggan, yaitu :a. Jasa rental alat berat Emitraco dengan durasi
short term (jam/harian/bulanan) maupun long term (tahunan), dengan
perjanjian sewa-menyewa yang fleksibel yang berfokus kepada
kepuasan pelanggan.b. Alat berat disewakan dengan operator yang
handal dan berpengalaman didukung oleh manajemen yang kompeten di
mulai dari tenaga pemasaran hingga tenaga bengkel (Workshop) yang
sudah menguasai bidangnya.c. Dapat melayani diberbagai daerah
kepulauan Indonesia.
Untuk meningkatkan layanan kepada pelanggannya, unit usaha
penyewaan alat berat telah menjalani kerjasama brand management
dengan salah satu pemasok atal berat ternama, yang mencakup
kerjasama penyediaan sparepart maupun tenaga ahli untuk menagani
kerusakan dan pelatihan rutin manajemen operasi armada alat berat
Perseroan. Selain itu dengan kerjasama tersebut, Warranty Period
dari distributor bisa menjadi lebih lama. 4.1.3 Budaya, Visi dan
Misi1. Budaya Perusahaana. Work Smart ( Bekerja Pintar ), berkerja
pintar yang artinya melakukan semua hal dalam pekerjaan dengan
efektif dan efisien.b. Integritas yang tinggic. Inovasi untuk
kemajuan yang lebih baik
2. Visi Perusahaana. Memenuhi kebutuhan penggunaan jasa saat ini
dan mempersiapkan untuk esok hari merupakan totalitas Emitraco
Investama Mandiri.b. Perusahaan jasa rental Alat Berat dan
Kontraktor tingkat Nasional yang sehat dan professional sehingga
menjadi pilihan utama customer dan manjadi solusi bagi perkembangan
perusahaan-perusahaan di Indonesia.c. Memberikan kualitas pelayanan
terbaik bagi pelanggan semua pihak penyewa alat berat.
3. Misi Perusahaana. Menyediakan layanan, transportasi ONE STOP
yang lengkap dan terpercaya, sehingga pelanggan bisa semata-mata
memusatkan perhatian pada bisnis utamanya.b. Mengaplikasikan
seluruh pengalaman dan keahlian untuk menangani semua kebutuhan
transportasi, heavy lift serta cargo handling secara aman, cepat
dan professional dengan layanan 24 jam.c. Memberikan layanan yang
tepat, terbaik, saling menguntungkan serta memberikan solusi bagi
customer dan perusahaan akan kebutuhan Rental Alat Berat dan
Kontraktor. Meningkatkan kerjasama terhadap customer dan
perusahaan-perusahaan dengan memberikan layanan teknis terbaik.
4.1.4 Spesific Value and behavior (Nilai-Nilai Peusahaan)A.
Integritas Bersikap jujur dan etis dalam tindakan dan semangat
hukum.B. Saling mendukung dan menghargai Siap sedia menghargai
pendapat, waktu, perassan orang lain, dengan menggunakan pendekatan
yang tepat.
C. Dipercaya dan Keterbukaan Berkomunikasi dua arah secara
transparanD. Kerjasama Bekerja berdasarkan tujuan bersama secara
bersama-samaE. Kepatutan Menerima perbedaan pendapat dan mencapai
keseimbangan dan kesamaan dalam semua outcomes.F. Tanggung Jawab
Individu Menerima tanggung jawab, prioritas, detail, mentalitas
dapat melakukan.G. Keberanian Berani keluar dari zona nyaman dan
belajar dari kesalahan.H. Standar Tak Kompromi Peduli pada
kesehatan, kesehatan orang lain, termasuk juga lingkungan dan
kehidupan dan mengenalkan nilai-nilai perusahaan untuk mendorong
perbaikan dan pembelajaran secara berkelanjutan.
4.1.5 Struktur Organisasi
Struktur OrganisasiPT Emitraco Investama Mandiri
President Direktur
Sekretaris
Direktur
Administration Div.
Finance AdmManager AlatBeratManager OprasionalManagerUmum
MSDGeneral AffairAccountingPurchasingLogistik
CashierOperatorMekanikPengawas Alat Berat
Keterangan Struktur Organisasi
Berdasarkan struktur oganisasi di atas, maka penulis akan
menguraikan berbagai jenis tugas dan tanggung jawab dari setiap
department yang ada di PT Emitraco Investama Mandiri divisi
Enginering sebagai berikut :1. President Direkturb. Memimpin
seluruh dewan atau komite eksekutif.c. Menawarkan visi dan
imajinasi di tingkat tertinggi (biasanya berkerjasama dengan MD
atau CEO).d. Memimpin rapat umum, dalam hal : untuk memastikan
pelakasanaan tata-tertib, keadilan dan kesempatan bagi semua untuk
berkontribusi secara tepat, menyesuaikan alokasi waktu per item
masalah, menentuka urutan agenda, mengarahkan diskusi ke arah
konsensus, menjelaskan dan menyimpulkan tindakan dan kebijakan.e.
Bertindak sebagai perwakilan organisasi dalam hubungannya dengan
dunia luar.f. Memainkan bagian terkemuka dalam menentukan komposisi
dari board dan sub-komite, sehingga tercapainya keselarasan dan
efektivitas.g. Mengambil keputusan sebagaimana didelegasikan oleh
BOD atau pada situasi tertentu yang di anggap perlu, yang
diputuskan, dalam meeting-meeting BOD.h. Menjalankan tanggung jawab
dari direktur perusahaan sesuai dengan standar etika dan hukum.
2. Direktura. Membuat strategi dan kebijakan perusahaan.b.
Melaksanakan evaluasi yang bertujuan untuk kemajuan perusahaan,c.
Menetapkan struktur organisasi dan uraian tugasnya,d. Menyetujui
anggaran tahunan perusahaan.3. Sekretarisa. Memfilter informasi dan
sebagai sumber informasi bagi pimpinan dan menjalankan tugas,
fungsi dan tanggung jawabnya.b. Mengatur aktifitas perusahaan,
mulai dari administrasi hingga human relations (HR).c. Menjadi
perantara pihak-pihak yang ingin berhubungan dengan pimpinan.d.
Menjadi mediator pimpinan dengan bawahan.e. Memberikan ide-ide
sebagai alternative pemikiran pimpinan.f. Pemegang rahasia penting
yang berkaitan dengan perusahaan.4. Manajer Alat Berata. Memastikan
pengelolahan alat berat dan plant secara efektif dalam mendukung
oprasional pekerjaan kontruksi yang dilakukan perusahaan.b.
Memastikan pengembangan pasar penyewaan alat berat di luar proyek
perusahaan untuk meningkatkan pendapatan perusahaan.5. Manajer
Umuma. Bertanggung jawab pada suatu bagian fungsional perusahaan
atau organisasi saja dan tidak ikut campur pekerjaan fungsional
pada bagian lain.6. Manajer Operasionala. Desain barang dan
jasaKeputusan ini menyakut sebagian besar proses transformasi yang
akan dilakukan, dengan kata lain keputusan oprasional berikutnya
tergantung pada keputusan desain barang dan jasa.7. MSDa. Membuat
surat jalan In dan Out unit dan accessories spertpart.b. Menceklis
unit In dan Out.c. Membuat PR permintaan barang-barang untuk
perawatan unit.d. Membuat laporan pemakaian spertpart.e. Input
history kerusakaan unit.f. Input surat jalan In dan Out.g.
Dokumentasi8. Pengawas Alat Berata. Melaksanakan pekerjaan
pengawasan secara umum, pengawasan lapangan, koordinasi dan
inspeksi kegiatan-kegiatan pembangunan agar pelaksanaan teknis
maupun administrasi teksnis yang di lakukan dapat secara terus
menerus sampai dengan pekerjaan diserahkan untuk kedua kalinya.b.
Mengawasi kemajuan ukuran, kualitas dan kuantitas dari bahan atau
komponen bangunan, peralatan dan selama pekerjaan pelaksanaan di
lapangan atau di tempat kerja lainnya.c. Mengawasi kemajuan dan
pelaksanaan dan mengambil tindakan yang tepat dan cepat, agar batas
waktu pelaksanaan minimal sesuai dengan jadwal yang ditentukan.d.
Memberikan masukan pendapat teknis tentang penambahan atau
pengukuran biaya dan waktu pekerjaan.e. Memberikan petunjuk dan
memberikan bantuan dalam mengusahakan perijinan sehubungan dengan
pelaksanaan pembangunan.9. General Affaira. Membayar Gaji.b.
Menghitung jumlah jam lembur.c. Menghitung dan membuat laporan PPh
21.d. Koordinasi medical check up.e. Administrasi Asuransi
Jamsostek dan Asuransi Kesehatan.f. Mengadakan pengangkatan dan
pemberhentian (pemecatan) karyawan dan menyelesaikan konflik antra
sesame karyawan antara atasan dan bawahaan.g. Membantu pimpinan
dalam promosi dan mutasi karyawan.h. Mengatur hal-hal yang
berhubungan dengan pihak luar terhadap perusahaan.
10. Accounting & Financea. Menerima data akuntansi dari
departemen lain.b. Membuat jurnal atau listing perkiraan.c.
Menganalisis data.d. Membuat laporan keuangan perusahaan.e. Membuat
laporan perpajakan perusahaan.f. Menyusun dan membuat anggaran
pendapatan dan pengeluaran perusahaan.11. Chasiera. Melakukan
pembayaran kepada karyawan atau pun pihak lain.b. Melakukan
pencatatan atas semua transaksi.c. Melakukan pencatatan kas fisik
serta melakukan pelaporan kepada atasan.d. Melakukan penghitungan
secara teliti agar tidak terjadi selisih uang yang ada dengan
laporan yang dibuat.e. Melakukan pembukuan dengan baik dan benar.f.
Mampu berkomunikasi dengan baik dan benar.g. Terampil dalam
melayani konsumen.h. Jujur dan handal serta cepat dalam
berkerja.12. Logistika. Melakukan order barang. Dalam hal ini
seseorang logistik harus mempunyai daftar-daftar supplier barang
yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk menunjang kinerja
perusahaan.b. Menerima barang. Setelah melakukan order pastikan
barang datang tepat waktu sesuai dengan perjanjian.c. Invoice.
Invoice merupakan penagihan setelah faktur penjualan kita terima,
masukan semua dalam data faktur penagihan.d. Distribusi. Setelah
semua selesai dan sudah pasti bahwa barang yang sudah sesuai dengan
order, maka tugas selanjutnya adalah mendistribusikan barang-barang
tersebut ke bagian-bagian yang membutuhkan.e. Controlling. Setelah
didistribusikan bukan berarti tugas seorang logistic selesai,
seorang logistik masih harus memonitoring dan mengontrol bahwa
barang tersebut digunakan dengan sewajarnya.13. Purcashinga.
Memeriksa dan input form Purchase Request (PR) ke dalam sistem.b.
Menerbitkan Purchase Order (PO) dan memastikan PO diterima
supplier.c. Meminta penawaran harga ke supplier untuk barang-barang
atau jasa yang diminta dalam PR.d. Mengontrol dan menindaklanjuti
jadwal pengiriman barang dari supplier dan mencatatnya.14.
Mekanika. Menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja dan lingkungan
hidup yang antara lain adalah mengidentifikasi potensi bahaya dan
resiko kecelakaan kerja dengan cermat, menentukan dampak dari
kecelakaan kerja dan menghindarinya.b. Menerapkan komunikasi
ditempat kerja yang antara lain adalah menerima dan menyalurkan
informasi, menerapkan system pelaporan sesuai prosedur.c. Melakukan
perawanan dan perbaikan unit secara berkala.d. Melakukan
pemeliharaan engine antara lain adalah melakukan identifikasi
spesifikasi teknis engine, perawatan suku cadang dan melakukan
pemeriksaan, pengukuran dan pennyetelan serta penggantian suku
cadang.e. Menganalisa dan mengatasi gangguan (trouble shooting)
engine alat berat yang antara lain mempelajari surat perintah kerja
perbaikan, menyimpan buku panduan,/shop manual yang sesuai,
membongkar komponen yang akan diperbaiki, memeriksa dan menganalisa
komponen.15. Operatora. Mengoperasikan jenis dan kapasitas crane
sesuai dengan SIO yang dimiliki (Kelas A/B/C).b. Dilarang
meninggalkan kabin operator selama crane beroperasi.c. Melakukan
pemeriksaan dan pengamatan terhadap kemampuan kerja crane serta
merawat kondisinya termasuk juga alat-alat piranti keselamatannya
dan alat perlengkapan lainnya yang berkaitan dengan berkerjanya
crane tersebut (missal, boom naik atau boom turun, swing, block
naik atau turun dll).d. Operator harus mengisi buku pemeriksaan
harian dan buku pengoperasian harian selama crane beroperasi.e.
Apabila ditemuka piranti keselamatan atau perlengkapan tidak
berfungsi dengan baik atau rusak, operator harus segera
menghentikan carnenya dan segera melaporkan pada atasanya.
4.1.6 Aktifitas PerusahaanDidalam memberikan layanan kepada para
pelanggan, unit usaha penyewaan alat berat memiliki jaringan
workshop dan kantor cabang yang tersebar luas di Indonesia. Unit
usaha penyewaan alat berat tersebar didaerah yang memiliki potensi
besar dalam sector yang membutuhkan alat berat, seperti perkebunan,
pertambangan, infastruktur dan kontruksi.
Perusahaan PT Emitraco Investama Mandiri adalah perusahaan
penyewaan (rental) alat-alat berat pelabuhan seperti Rubber Tire
Gantry (RTG), Reach Stacker (RS) Top Loader, Side Loader dan
lain-lain. Perusahaan yang didirikan tahun 1999 tersebut juga
memperkuat investasinya dengan senjata baru, yaitu Harbour Mobile
Crane (HMC). Terbukti empat HMC beroperasi didermaga pelindo 1
(BICT) dan 1 buah HMC beroperasi di BJTI Surabaya. Dan sangat tidak
menutup kemungkinan PT Emitraco Investama Mandiri ini akan menambah
HMC-HMC lagi yang akan beroperasi disurabaya maupun Jakarta.Khusus
untuk HMC di BICT Belawan, 2 buah HMC langsung didatangkan dari
korea dengan type 280 dan 300E, sedangkan yang lain cukup dari
dalam negri yang secara kebetulan 2 HMC tersebut sudah berada dan
beroperasi di BICT.
4.2 Profil Karyawan4.2.1 Gambaran Umum RespondenGambaran umum
responden ini digunakan untuk mengetahui tentang keselamatan kerja
dalam meningkatkan kinerja karyawan PT Emitraco Investama Mandiri.
Dilakukan penelitian dengan membuat kuesioner sebanyak 27 kepada
responden ini adalah tabel-tabel yang dibentuk untuk memberikan
gambaran umum komposisi responden berdasarkan jenis kelamin, status
perkawinan, usia, masa kerja, pendidikan sebagai berikut :
1. Jenis KelaminTabel 4.1Kategori Responden Berdasarkan Jenis
KelaminJenis KelaminFrekuensiPresentase (%)
Laki laki1763
Perempuan1037
Total27100
Sumber : Hasil Pengelolah Kuesioner Responden, 2015
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa jumlah responden
terdiri dari : 17 (tujuh belas) orang (63 %) adalah karyawan laki
laki, dan sisinya 10 (sepuluh) orang (37 %) adalah karyawan
perempuan. Hal ini menunjukan bahwa pada PT Emitraco Investama
Mandiri divisi Engineering adalah lebih dominan karyawan laki laki
atau lebih banyak dari pada karyawan perempuan.
2. Status PerkawinanTabel 4.2Kategori Responden Bedasarkan
Status PerkawinanKategoriFrekuensiPresentase (%)
Menikah1970
Belum Menikah830
Total27100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner Responden, 2015Berdasarkan
Tabel 4.2 hasil penelitian didapatkan bahwa status perkawinan para
karyawan di PT Emitraco Investama Mandiri, adalah sudah menikah 19
(sembilan belas) orang (70 %), dan belum menikah 8 (delapan) orang
(30 %).3. Usia KaryawanTabel 4.3Kategori Responden Bedasarkan Usia
KaryawanUsia ( Tahun )FrekuensiPresentase (%)
17 2027,40
21 301348.15
31 401244,45
Total27100
Sumber : Hasil Pengelola Kuesioner Responden, 2015Berdasarkan
Tabel 4.3 hasil penelitian di dapatkan bahwa status usia para
karyawan PT Emitraco Investama Mandiri, adalah ( 17 20 ) ada 2
(dua) orang (7,40 %), ( 21 30 ) ada 13 (tiga belas) orang (48,15 %
), ( 31 40 ) ada 13 (tiga belas) orang (44,45 %).4. Lama
BekerjaTabel 4.4Kategori Responden Bedasarkan Lama
BekejaKategoiFrekuensiPresentase (%)
< 6 bulan27
6 bulan 1 tahun415
1 2 tahun415
2 4 tahun830
>4 tahun933
Total27100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner Responden, 2015
Berdasarkan Tabel 4.4 penelitian di dapatkan bahwa data lama
bekerja para karyawan PT Emitraco Investama Mandiri, adalah < 6
bulan 2 (dua) orang (7 %), 6 bulan 1 tahun 4 (empat) orang (15 %),
1 2 tahun 4 (empat) orang (15 %), 2 4 tahun 8 (delapan) orang (30
%), > 4 tahun 9 (sembilan) orang (33 %).
5. Pendidikan TerakhirTabel 4.5Kategori Responden Bedasarkan
Pendidikan TerakhirTingkat PendidikanFrekuensiPresentase (%)
S11037
D3726
SMA / STM1037
TOTAL27100
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner Responden, 2015
Berdasakan Tabel 4.5 penelitian didaptkan bahwa pendidikan
terakhir para karyawan di PT Emitraco Investama Mandiri, adalah
Sarjana (S-1) 10 (sepuluh) orang (37 %), Diploma (D3) 7 (tujuh)
orang (26 %), SMA / STM 10 (sepuluh) orang (37 %).
4.2.2 Tanggapan Responden Pengaruh Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) Terhadap Kinerja Karyawan PT Emitraco Investama Mandiri
Divisi EngineeringUntuk mengetahui pengaruh kesehatan dan
keselamatan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT Emitraco
Investama Mandiri Divisi Engineering. setiap indikator terdapat
pertanyaan pertanyaan yang penulis susun dalam kuesioner yang telah
diberikan kepada 27 karyawan PT. Emitraco Investama Mandiri,
besarnya pengaruh kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan masing
masing indikator ditetapkan dalam bentuk persentase dari jawaban
yang diberikan oleh responden. Hasil pengukuran dan persentase atas
kesehatan dan keselamatan kerja dan kinerja karyawan dari tiap tiap
indikator dapat dilihat pada tabel berikut :1. Variabel X
(Kesehatan dan keselamatan kerja)
Tabel 4.6Daftar Nilai Kuesioner Variabel X(Kesehatan dan
Keselamatan Kerja)
Penyajian dari hasil penelitian Variabel Kesehatan dan
keselamatan kerja karyawan ( Variabel X ) dari data di atas adalah
sebagai beikut :
Tabel 4.7Hasil Penilaian Responden Terhadap Kesehatan Kerja
KaryawanPada PT Emitraco Investama Mandiri
NoHasil dari respondenJumlahFrekuensi (%)
1Sangat tidak setuju00
2Tidak setuju113
3Ragu ragu153
4Setuju18844
5Sangat setuju21850
Jumlah432100
Sumber : diolah dari hasil kuesioner variabel x ( K3 )
Berdasarkan data mengenai jawaban responden mengenai kesehatan
dan keselamatan kerja karyawan di PT Emitraco Investama Mandiri
ternyata dari 27 orang karyawan yang diteliti, 11 jawaban (3 %)
menyatakan Tidak setuju tentang kesehatan dan keselamatan kerja di
PT Emitraco Investama Mandiri sedangkan karyawan lain menyatakan
Ragu-ragu sebanyak 15 jawaban (3 %), yang menyatakan Setuju
sebanyak 118 jawaban(44 %), dan mengatakan sangat setuju adalah 218
jawaban (50 %).
Variabel ( X )Jangkauan ( J )D = 62D = 77D - D
J = 77 - 62J = 15Banyak kelas interval (K)K = 1 + 3,3 log nK = 1
+ 3,3 . 1og 27K = 1 + 3,3 x 1.431K = 1 + 4.7223K = 5,72K = 6
(dibulatkan).Panjang IntervalC = C = C = 2,5C = 3
(dibulatkan)Interval= ( D + C ) - 1= ( 77 + 2,5 ) 1= 79,5 1= 78,5=
79 (dibulatkan)
Maka batas interval dapat di peroleh adalah : 52 64Tidak Baik(
Kelas I )65 67Cukup( Kelas II )68 70Baik( Kelas III )71 73Sangat
Baik( Kelas IV )74 76Sangat Baik Sekali( Kelas V )77-( Kelas VI )
Dari hasil pertanyaan kuesioner variabel X (Kesehatan dan
Keselamatan Kerja) yang penulis sebarkan dan di isi oleh 27
karyawan melalui perhitungan 1909 : 27 = 70,70 maka penulis dapat
menyimpulkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada PT Emitraco
Investama Mandiri Divisi Engineering Sangat Baik
2. Variabel Y (Kinerja Karyawan)
Tabel 4.9Daftar Nilai kuesioner Variabel ( Y )( Kinerja Karyawan
)
Penyajian dari hasil penelitian varaibel Kinerja Karyawan (
Variabel Y ) dari data di atas sebagai berikut :
Tabel 4.10Hasil Penilaian Responden Terhadap Kinerja
KaryawanPada PT Emitraco Investama MandiriNoHasil dari
respondenJumlahFrekuensi (%)
1Sangat tidak setuju00
2Tidak setuju51
3Ragu ragu82
4Setuju18242
5Sangat setuju23755
Jumlah432100
Berdasarkan data mengenai jawaban responden terhadap kinerja
karyawan di PT Emitraco Investama Mandiri ternyata dari 27 orang
karyawan yang di teliti, 5 jawaban (1 %) menyatakan Tidak setuju di
PT Emitraco Investama Mandiri, menyatakan 8 jawaban (2 %)
Ragu-ragu, sedangkan 182 jawaban (42 %) yang mengatakan Setuju, dan
yang mengatakan 237 jawaban (55 %) Sangat setuju. Variabel ( Y
)Jangkauan ( J )D = 68D = 77D - D :J = 77 - 68J = 9Interval( K )K =
1 + 3,3 log nK = 1 + 3,3 log 27K = 1 + 3,3 x 1,431K = 1 + 4,7223K =
5,72 ( Pembulatan jadi 6 )
Panjang IntervalC = C = C = 1,5 (dibulatkan jadi 2 )Interval= (
D + C ) 1= ( 77 + 1,5 ) 1= 78,5 1= 77,5 (dibulatkan 78)Maka batas
interval dapat di peroleh adalah : 68 70Cukup( Kelas I )71 73Baik(
Kelas II )74 76Sangat Baik( Kelas III )77 -( Kelas IV )Dari hasil
pertanyaan kuesioner variable Y (Kinerja Karyawan) yang penulis
sebarkan dan di isi oleh 27 karyawan melalui perhitungan 1.947 : 27
= 72,11 maka penulis dapat menyimpulkan Kinerja Karyawan PT
Emitraco Inestama Mandiri Divisi Engineering Baik
4.3 Analisa DataUntuk mengetahui seberapa besar hubungan atau
pengaruh variabel kesehatan dan keselamatan kerja karyawan , maka
penulis akan menganalisa pengaruh variabel kesehatan dan
keselamatan kerja terhadap Kinerja karyawan pada PT Emitraco
Investama Mandiri.
Tabel 4.11Perhitungan kesehatan dan keselamatan kerja ( X ) dan
kinerja karyawan ( Y )
Sumber : Pengolahan Kuesioner
X = Kesehatan dan Keselamatan KerjaY = kinerjaKeterangan :Ya +
BxDimana : aKonstanta bSloupe XKenaikan modal kerja TTingkat
Retabilitasi nPeriodeBerdasarkan dari table diatas, untuk
mengetahui seberapa besar pengaruhnya kesehatan dan keselamatan
kerja terhadap kinerja karyawan pada PT Emitraco Investama Mandiri
dilakukan dengan cara :
1. Regresi Linier Sederhana Berdasarkan dari hasil pengelolaan
data kuesioner diatas, maka dapat dicari hasil dari regresi
sederhana sebagai berikut :
a =
a =
a = a =
a = 69,03
b =
b =
b =
b =
b = 0,04
Selanjutnya dihitung nilai Y sebagai berikut :Y = Y = Y =
70,11Selanjutnya dihitung nilai X sebagai berikut :X = X = X =
70,70
Sehingga dapat diperoleh persamaan regresi linier sebagai
berikut :Y = a + bXY = 69,03 + 0,04 . 70,70Y = 69,03 + 2.83Y =
71,86Dalam hasil perhitungan regresi linier sederhana menunjukan
bahwa terhitung a = 69,03 dan b = 0,04 persamaan regresi yang
digunakan untuk memprediksi pengaruh kesehatan dan keselamatan
kerja terhadap kinerja karyawan adalah Y= 69,03 + 2.83xDapat
ditarik kesimpulan jika kesehatan dan keselamatan kerja
ditingkatkan sampai 70,70 maka kinerja karyawan menjadi 71,86.
2. Analisa Korelasi n XY ) ( X ) ( Y )r =
27 ( 137.252 ) ( 1.909 ) ( 1.947 )r =
3.717.252 3.716.823r = r = r = r = 5,57Dari hasil perhitungan
korelasi r = 5,57. Jadi dapat ditarik kesimpulan Hubungan Korelasi
antara pengaruh kesehatan dan keselamatan kerja dengan kinerja
karyawan pada PT Emitraco Investama Mandiri menurut Sugiono adalah
kuat.3. Koefisiensi DeterminanKD = r2 x 100%KD = 5,57 x 100%KD =
31,02 x 100%KD = 31%
4. Uji Hipotesis ( thitung )Diketahui : r = 5,57n = 27Kriteria
Penguji :H0 diterima jika thitung< ttabelH0 ditolak jika thitung
> ttabelthitung = t = t = t = t = t = t = 5,08
Jika tarap kesalahan r = 31% (0,31) dan uji dua pihak dengan DK
= n 2, maka untuk menghitung t tabel yaitu :t tabel =r.(n 2)=0,31 x
(27 2)=0,31 x 25=7,75Dari perhitungan diatas maka dapat diketahui
bahwa t hitung = 5,08 dan t tabel 7,75 dengan demikian t hitung
> t tabel yang artinya Ho ditolak sehingga kesimpulannya adalah
terdapat hubungan antara Kesehatan dan Keselamatan Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan.
BAB VKESIMPULAN DAN SARANA5.1 KesimpulanBerdasarkan hasil
penelitian yang telah penulis lakukan sesuai dengan permasalahan
yang ada, maka dalam penelitian itu dapat disimpulkan sebagai
berikut:1. Berdasarkan rata-rata kuesioner Kesehatan dan
Keselamatan Kerja karyawan pada PT Emitraco Investama Mandiri,
dengan perhitungan jumah kuesioner suara dibagi jumlah karyawan
(responden) : 1909 : 27 = 70,70 maka dapat disimpulkan Kesehatan
dan Keselamatan Kerja Karyawan sebagai variabel ( X ) di PT
Emitraco Investama Mandiri adalah Sangat Baik.2. Berdasarkan
rata-rata kuesioner Kinerja Karyawan pada PT Emitraco Investama
Mandiri Divisi Engieering, dengan perhitungan jumah suara dibagi
jumlah karyawan (responden) : 1.947 : 27 = 72,11 maka dapat
disimpulkan Kinerja Karyawan sebagai variabel ( X ) di PT Emitraco
Investama Mandiri Divisi Engineering adalah Baik.3. Dari hasil
hitungan regresi linier sederhana Y= 69,03 + 2.83x dan analisis
korelasi ( r ) yaitu sebesar 5,75 yang mana positif berdasarkan
tabel 4.9 dapat dilihat adanya pengaruh yang kuat antra Kesehatan
dan Keselamatan Kerja ( X ) terhadap Kinerja Karyawan ( Y ) pada PT
Emitraco Investama Mandiri Divisi Engineering.
854. Koefisiensi determinasi ( KD ) yaitu sebesar 31% dari hasil
perhitungan koefisiensi determinasi ( KD ) tersebut menunjukan
bahwa keselamatan dan kesehatan kerja ( X ) mempengharui kinerja
karyawan ( Y ) sebesar 31 %.5. Dalam perhitungan Uji t diketahui
bahwa t hitung 5,08 dan t tabel 0,31% = 7,57 dengan demikian t
terhitung > t tabel yang mana artinya Ho ditolak sehingga
kesimpulannya adalah terdapat hubungan antara Kesehatan dan
Keselamatan Kerja terhadap Kinerja Karyawan.6. Dilihat dari sistem
kesehatan dan keselamatan kerja yang ditetapkan oleh PT Emitraco
Investama Mandiri yaitu sistem hasil, dimana terbukti dari jawaban
melalui kouesioner yang diberikan. Dari analisis kinerja dilihat
pengaruhnya terhadap kinerja adalah kuat dan ini terbukti dari
jawaban responden terhadap pertanyaan yang diberikan melalui
kuesioner.
5.2 SaranDari beberapa kesimpulan diatas penulis mencoba
memberikan beberapa masukan atau saran yang dijadikan rekomendasi
yang dapat berguna dalam membantu peningkatan kinerja karyawan pada
PT. Emitraco Investama Mandir divisi Engineering antara lain :1.
Berdasarkan kajian dan pembahasan di BAB IV menunjukan bahwa
kesehatan dan keselamatan kerja karyawan yang di berlakukan
perusahaan sudah berjalan baik akan tetapi dari hasil kuesioner
variabel ( X ) K3 penulis memberikan saran kepada perusahaan agar
karyawan terhidar dari bahaya kecelakaan kerja dengan memberikan
pengarahaan serta motivasi yang memberikan semangat bekerja
dikarenakan faktor kecelakaan kerja bisa saja terjadi bila karyawan
mengalami depresi atau urusan pribadi yang menyebabkan kinerja
menjadi kurang efesien.2. Dari hasil kuesioner variabel ( Y )
Kinerja, penulis memberikan saran kepada karyawan agar bisa bekerja
sesuai dengan tingkat pencapaian perusahaan yang baik namun disisi
lain skil atau pengalaman seorang karyawan bisa membedakan cirri
dari si pekerja dalam menyelesaikan tugasnya, oleh karna itu agar
karyawan bisa bekerja dengan maksimal dibutuhan pelatihan bagi
pekerja pemula agar seorang pekerja dapat menguasai pekerjaannya.3.
Pengaruh program kesehatan dan keselamatan kerja (K3) terhadap
kinerja karyawan divisi Engineering PT Emitraco Investama Mandiri
bernilai positif, ini berarti bahwa adanya pengaruh antara program
K3 dengan kinerja karyawan.4. Kinerja karyawan divisi Engineering
PT Emitraco Investama Mandiri berdasarkan persepsi karyawan secara
umum menunjukan kinerja bahwa sudah memenuhi standar perusahaan.
Kinerja yang mempunyai standar perusahaan meliputi tanggung jawab,
kedisiplinan, kerjasama, ketelitian, dan inisiatif.5. Karyawan
sudah memilki jiwa kesetiaan dan kejujuran dalam bekerja serta
memilki tanggung jawab yang tinggi terhadap pekerjaannya namum
masih banyak yang ragu ragu dalam bekerjasama menyelesaikan tugas
yang diberikan atas untuk itu diharapkan pimpinan perusahaan dapat
berkomunikasi dengan baik kepada bawahannya serta selalu
mengajarkan kerjasama team yang baik kepada karyawan sehingga
terbentuknya lingkungan yang kondusif atau kekeluargaan, yang pada
akhirnya kinerja pun meningkat.6. Diharapkan pimpinan perusahaan
tetap memperhatikan kinerja karyawan dengan mempertahankan dan
meningkatkan program program kesehatan dan keselamatan kerja dengan
baik sehingga tujuan perusahaan akan tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
A.A Anwar Prabu Mangkunegara, (2000). Manajemen Sumber Daya
Manusia Perusahaan. Bandung :Remaja Rosdakarya.
Dewi Hanggraeni, (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta
: Fakultas Ekonomi UI
Dewi Kurniawati, (2013), Keselamatan dan kesehatan kerja.
Surakarta : PT. Aksarra Sinergi Media.
Hasibuan, Malayu S.P, (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia.
Edisi Revisi. Jakarta : Bumi Aksara.
Irham Fahmi, ( 2010 ). Manajemen Kinerja Teori dan Aplikasi .
Bandung : Alfabeta.
Jones, Pam. 2002. Buku Pintar Manajemen Kinerja. Terjemahan
Anthony R. Indra.Jakarta : Metalexia Publishing & PT. Qreator
Tata Qarakter.
Moekijat, (2010).
Sugiyono, (2012).Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan
R&D.Bandung : Alfabeta.
PT Ahli K3, (2014). Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja. Mojokerto. PT. Ahli K3.
Veithzal Rivai dan Eva J. Sagala, (2009).Menejemen Sumber Daya
Manusia Untuk Perusahaan: Dari Teori ke Praktik.Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
7