PENGARUH KESADARAN, PERSEPSI DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP PERILAKU KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI BUAH LOKAL DI KAWASAN PERPASARAN JAKARTA BARAT Nailul Murod 1110092000049 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M / 1436 H
135
Embed
PENGARUH KESADARAN, PERSEPSI DAN PREFERENSI KONSUMEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27994/1/NAILUL... · pengaruh kesadaran, persepsi dan preferensi konsumen
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH KESADARAN, PERSEPSI DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP PERILAKU KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI BUAH LOKAL DI KAWASAN PERPASARAN JAKARTA BARAT
Nailul Murod 1110092000049
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M / 1436 H
PENGARUH KESADARAN, PERSEPSI DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP PERILAKU KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI BUAH LOKAL DI KAWASAN PERPASARAN JAKARTA BARAT
Nailul Murod 1110092000049
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada
Program Studi Agribisnis
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M / 1436 H
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, Januari 2015
Nailul Murod 1110092000049
RIWAYAT HIDUP
DATA PERSONAL________________________________________________ _
Nama Lengkap : Nailul Murod Jenis Kelamin : Laki - Laki Tempat, Tanggal Lahir : Indramayu, 04 Desember 1992 Status : Belum Menikah Agama : Islam Kewarganegaraan : Indonesia Alamat : Blok Bojong, RT/RW 015/001, Kliwed,
Kertasemaya, Indramayu, Jawa Barat. Nomor Kontak/ : +62.87808884335 Email : n[dot]murod[at]yahoo[dot]com Motto Hidup : Berusaha yang terbaik dan bersyukur
dengan hasilnya.
PENDIDIKAN FORMAL___________________________________________ _
2010 – 2014 : S-1 Agribisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
2007 – 2010 : SMA Unggulan Da’i An-nur, Indramayu, Jawa Barat.
2004 – 2007 : SMP Negeri 1 Jatibarang, Indramayu, Jawa Barat.
1998 – 2004 : SD Negeri Kliwed II, Kertasemaya, Indramayu, Jawa Barat.
1997 – 1998 : TK Raudlatul Islamiyah, Kertasemaya, Indramayu, Jawa Barat.
Februari 2012 – Desember 2012 : PT. Deka Megah Rani Citra sebagai Editor pada proyek JOY 2 (DKT12-02)
Desember 2013 – Februari 2014 : Magang di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi pada Unit Pengelola Benih Sumber.
RINGKASAN
NAILUL MUROD, Pengaruh Kesadaran, Persepsi, dan Preferensi Konsumen Terhadap Perilaku Konsumen Dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat. Di bawah bimbingan SITI ROCHAENI dan LILIS IMAMAH ICHDAYATI.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh diberlakukannya kran impor buah melalui Asean Free Trade Area (AFTA), Asean-China Free Trade Area (ACFTA) dan dengan banyaknya jenis pasar, mengakibatkan perdagangan buah semakin terbuka lebar, baik buah impor ataupun buah lokal. Persaingan pemasaran buah sangat mempengaruhi perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah,dimana kesadaran, persepsi dan preferensi konsumen terhadap suatu produk berpengaruh pada perilaku mengkonsumsi buah lokal.
Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui pengaruh kesadaran konsumen terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal dikawasan perpasaran Jakarta Barat, (2) Mengetahui pengaruh persepsi konsumen terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal dikawasan perpasaran Jakarta Barat, (3) Mengetahui pengaruh preferensi konsumen terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal dikawasan perpasaran Jakarta Barat, (4) Mengetahui pengaruh persepsi, kesadaran, dan preferensi konsumen terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal dikawasan perpasaran Jakarta Barat.
Lokasi penelitian pada Pasar Tradisional Slipi, Hypermart Puri Indah, Supermarket Kebon Jeruk, Minimarket di daerah Kembangan, dan Toko Khusus Buah Rezeky Fresh Fruit Center, besarnya sampel dapat ditentukan sebesar 100 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling. Teknik pengukuran data menggunakan skala likert. Analisis data menggunakan Analisis deskripsi tabulasi yang diadaptasi dari skor kategori Likert skala 5 dan analisis regresi berganda, uji F, uji t, dan uji asumsi klasik.
Diperoleh hasil penelitian sebagai berikut : (1) Variabel Kesadaran Konsumen (X1) berpengaruh nyata terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal di kawasan perpasaran Jakarta Barat, (2) Variabel Persepsi Konsumen (X2) berpengaruh nyata terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal di kawasan perpasaran Jakarta Barat, (3) Variabel Preferensi konsumen (X3) berpengaruh nyata terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal di kawasan perpasaran Jakarta Barat, (4) dan terdapat pengaruh nyata secara simultan variabel kesadaran, persepsi, dan preferensi konsumen terhadap perilaku konsumen mengkonsumsi buah lokal di kawasan perpasaran Jakarta Barat. Dari hasil uji determinasi (R2) sebesar 0,535, yang berarti 53,5% variasi variabel Kesadaran (X1), Persepsi (X2), Preferensi (X3) menjelasakan model Perilaku Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat, sisanya 46,5% variasi variabel tidak dijelaskan dalam model.
Kata Kunci : Pengaruh, Perilaku Konsumen, Buah Lokal , Kesadaran,
e. Analisis Regresi Linier Berganda .............................................. 40
f. Definisi Operasional Variabel ..... ............................................. 42
g. Alat Penelitian dan Pengukuran .. ............................................. 44
BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN
a. KondisiFisik Daerah Jakarta Barat ............................................ 47
4.1.1. Keadaan Geografis .......................................................... 47 4.1.2.Iklim ................................................................................ 48 4.1.3.Luas Wilayah ................................................................... 49 4.1.4.Penggunaan Tanah ........................................................... 49
b. Keadaan Sosial Ekonomi .......................................................... 50
4.2.1. Pemerintahan .................................................................. 50 4.2.2.Visi, Misi, dan Tujuan ...................................................... 50 4.2.3.Tenaga Kerja .................................................................... 51 4.2.4. Penduduk ........................................................................ 52 4.2.5. Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) ................ 54
c. Perpasaran Jakarta Barat ........................................................... 55
4.2.1. Pasar Tradisional ............................................................. 56 4.2.2. Pasar Modern .................................................................. 57
d. Karakteristik Responden ........................................................... 58
4.4.1. Jenis Kelamin Responden ................................................ 58 4.4.2. Usia Responden............................................................... 59 4.4.3. Status Pernikahan Responden .......................................... 59 4.4.4. Jenis Pekerjaan Responden .............................................. 60 4.4.5. Pendapatan Responden .................................................... 61
4.5. Tanggapan Responden Terhadap Variabel ................................ 62
4.5.1.Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kesadaran Konsumen (X1) di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat .................................................. 62
4.5.2.Tanggapan Responden Terhadap Variabel Persepsi Konsumen (X2) di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat ................................................................................ 65
xii
4.5.3.Tanggapan Responden Terhadap Variabel Preferensi Konsumen (X3) di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat .................................................................... 68
4.5.4.Tanggapan Responden Terhadap Variabel Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buahl Lokal(Y) di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat ............................... 71
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Pengaruh Kesadaran Konsumen Terhadap Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat ............................................ 75
5.2. Pengaruh Persepsi Konsumen Terhadap Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat ............................................ 77
5.3. Pengaruh Preferensi Konsumen Terhadap Perilaku
Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat ............................................ 78
5.4. Pengaruh Kesadaran, Persepsi, dan Preferensi
Konsumen Terhadap Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat ............................................................................. 80
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan ............................................................................... 83
b. Saran ........................................................................................ 84
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Hal.
1 Langkah-Langkah antara Evaluasi Alternatif dan Kesadaran Konsumen .............................................................................................. 10
2 Skema Proses Persepsi ........................................................................... 13 3 Hubungan Variabel Stimulus, Intervening dan Respon ........................... 24 4 Kerangka Pemikiran Operasional ........................................................... 32 5 Peta Wilayah Kotamadya Jakarta Barat .................................................. 48
xiv
DAFTAR TABEL
Nomor Hal. 1 Data Impor Komoditi Buah di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2012
sampai dengan Oktober 2014 .................................................................... 2 2 Model Perilaku Konsumen ..................................................................... 22 3 Tingkat Kebutuhan dan Produksi Buah-Buahan di Indonesia dari
Tahun 2005 sampai dengan 2009 ............................................................ 26 4 Alat Penelitian dan Pengukuran .............................................................. 45 5 Jumah Penduduk Wilayah Administrasi Jakarta Barat ........................... 53 6 Perkembangan PDRB Kota Administrasi Jakarta Barat Tahun
2011-2013 .............................................................................................. 55 7 Data Pasar Tradisional dan Modern ........................................................ 56 8 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin di Kawasan
Perpasaran Jakarta Barat Tahun 2014 ..................................................... 58 9 Distribusi Responden Menurut Usia di Kawasan Perpasaran
Jakarta Barat Tahun 2014 ....................................................................... 59 10 Distribusi Responden Menurut Status Pernikahan di Kawasan
Perpasaran Jakarta Barat Tahun 2014 ..................................................... 60 11 Distribusi Responden Menurut Jenis Pekerjaan di Kawasan
Perpasaran Jakarta Barat Tahun 2014 ..................................................... 60 12 Distribusi Responden Menurut Pendapatan di Kawasan
Perpasaran Jakarta Barat Tahun 2014 ..................................................... 61 13 Nilai Rata-Rata Variabel Kesadaran, Persepsi, dan Preferensi
Konsumen di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat .................................... 62 14 Kriteria Analisis Deskripsi ...................................................................... 62 15 Statistik Variabel Kesadaran, Persepsi, dan Preferensi Konsumen
di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat ...................................................... 63 16 Distribusi Frekuensi Kesadaran (X1) di Kawasan Perpasaran
Jakarta Barat Tahun 2014 ....................................................................... 63
xv
17 Nilai Rata-Rata Kesadaran di Jenis Pasar Berdasarkan Tanggapan Responden di Jakarta Barat Tahun 2014 ............................... 65
18 Distribusi Frekuensi Persepsi (X2) di Kawasan Perpasaran
Jakarta Barat Tahun 2014 ....................................................................... 66 19 Nilai Rata-Rata Persepsi di Jenis Pasar Berdasarkan Tanggapan
Responden di Jakarta Barat Tahun 2014 ................................................. 68 20 Distribusi Frekuensi Preferensi (X3) di Kawasan Perpasaran
Jakarta Barat Tahun 2014 ....................................................................... 69 21 Nilai Rata-Rata Preferensi di Jenis Pasar Berdasarkan Tanggapan
Responden di Jakarta Barat Tahun 2014 ................................................. 70 22 Distribusi Frekuensi Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi
Buah Lokal (Y) di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat Tahun 2014 ....................................................................................................... 71
23 Nilai Rata-Rata Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah
Lokal di Jenis Pasar Berdasarkan Tanggapan Responden di Jakarta Barat Tahun 2014 ....................................................................... 73
24 Hasil Regresi Berganda Variabel Kesadaran, Persepsi, dan
Preferensi Konsumen Terhadap Perilaku Mengkonsumsi Buah Lokal Hasil Analisis Regresi .................................................................. 83
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Hal. 1 Kuisioner Penelitian ............................................................................... 88 2 Tabulasi Data Kesadaran ........................................................................ 93 3 Tabulasi Data Persepsi ........................................................................... 96 4 Tabulasi Data Preferensi ......................................................................... 99 5 Tabulasi Data Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah
Lokal .................................................................................................... 102 6 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Model Perilaku Konsumen
dalam Mengkonsumsi Buah Lokal ........................................................ 105 7 Hasil Uji Asumsi Klasik Model Perilaku Konsumen dalam
Mengkonsumsi Buah Lokal .................................................................. 106 8 Hasil Analisis Regresi Berganda Model Perilaku Konsumen
dalam Mengkonsumsi Buah Lokal ........................................................ 108 9 Data Lokasi Pasar Tradisional di Kawasan Perpasaran Jakarta
Barat..................................................................................................... 109 10 Data Lokasi Pasar Modern Hypermarket di Kawasan Perpasaran
Jakarta Barat ......................................................................................... 111 11 Data Lokasi Pasar Modern Supermarket di Kawasan Perpasaran
Jakarta Barat ......................................................................................... 112 12 Data Rekapitulasi Minimarket Alfamidi di Kawasan Perpasaran
Jakarta Barat ......................................................................................... 113 13 Daftar Nama Toko Khusus Buah di Wilayah Kota Jakarta Barat ........... 114 14 Surat Keputusan Walikota Administrasi Jakarta Barat .......................... 115
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sejak diberlakukannya Asean Free Trade Area (AFTA) 1 Januari 2002
secara penuh untuk negara Association of South East Asia Nation (ASEAN)
menyebabkan banyak sekali buah-buah impor yang masuk ke Indonesia. AFTA
merupakan bentuk kesepakatan negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu
kawasan bebas perdagangan ASEAN dimana tarif hingga menjadi 0-5% dan
penghapusan hambatan-hambatan non tarif lainnya. Selain itu, sejak tanggal 1
Januari 2010 dibuka juga perdagangan bebas Asia-China atau Asean-China Free
Trade Area (ACFTA). Hal tersebut juga menambah banyaknya buah impor yang
masuk ke Indonesia sekaligus mencukupi penyediaan buah dalam negeri.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Hortikultura (2013 : 1), nilai total impor
buah tahun 2012 sebesar US$ 816.541.098 masih lebih tinggi dibandingkan nilai
ekspor buah yang hanya mencapai US$ 172.361 atau 0,22% dari nilai total impor
buah.
Dalam kurun waktu tahun 2012 – 2014, buah impor yang sudah masuk di
Provinsi DKI Jakarta mencapai 793.172.175 ton dengan nilai US $ 1.055.599.740.
Jumlah volume buah impor tiap tahun yang masuk di Provinsi DKI Jakarta
berfluktuatif, dikarenakan jumlah jenis buah impor tiap tahunnya berbeda-beda.
Pada tahun 2012 mencapai 28 jenis buah impor yang masuk ke Provinsi DKI
Jakarta dengan volume sebesar 488.734.408 ton dengan nilai US $ 569.505.881.
Pada tahun 2013 volume dan nilai buah impor menurun dari tahun sebelumnya,
sebesar 138.587.542 ton dan US $ 235.025.787 yang diikuti penurunan jumlah
2
jenis buah impor sebanyak 18 jenis buah impor. Namun pada tahun 2014 hingga
bulan Oktober volume dan nilai buah impor kembali naik yang mencapai
165.850.225 ton dan US $ 251.068.072 dari kontribusi 16 jenis buah impor yang
memasuki Provinsi DKI Jakarta. Data volume dan Nilai buah impor disajikan
pada Tabel 1.
Tabel 1 Data Impor Komoditi Buah di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2012 – Oktober 2014
Fruit Center Green Ville. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara
purposive (sengaja) dengan pertimbangan bahwa tempat tersebut menjual buah
lokal segar. Alasan lain yang mendukung pemilihan lokasi tersebut dengan
pertimbangan bahwa mata pencaharian masyarakat di Jakarta Barat didominasi
dengan perdagangan, oleh karena itu lokasi penelitian di ambil sektor perpasaran
dan sudah mendapatkan ijin untuk pengambilan sampel. Hal tersebut mendukung
kemudahaan untuk mendapatkan responden. Waktu pengambilan data dilakukan
pada bulan Juli-Agustus 2014.
3.2. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan
data sekunder baik bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Teknik pengumpulan
data primer diperoleh melalui hasil wawancara langsung dengan konsumen buah
yang menggunakan kuisioner sebagai alat bantu. Kuisioner atau juga dikenal
angket merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam bentuk pengajuan
pertanyaan tertulis melalui sebuah pertanyaan yang sudah dipersiapkan
sebelumnya, dan harus diisi oleh responden (Sambas, 2007 : 25). Sedangkan data
sekunder diperoleh dari pustaka-pustaka UIN Syarif Hidayatullah, BPS,
35
Pemerintah Kota Jakarta Barat, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, internet dan
informasi - informasi lain yang bersifat umum.
3.3. Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel yang digunakan penulis adalah
Nonprobability Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel (Sugiyono, 2008:120). Dalam pengambilan sampling ini penulis
menggunakan teknik Accidental Sampling, yaitu teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu
dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang
kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2008 : 122).
Metode pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling, dimana
responden dapat langsung dipilih di lokasi penelitian pada saat penelitian
dilakukan. Pengumpulan data dari responden dilakukan melalui teknik
wawancara. Responden yang dipilih adalah orang yang sedang membeli, telah
membeli dan pernah mengkonsumsi buah lokal segar dan yang sudah pernah
mengkonsumsi buah non-lokal di kawasan perpasaran Jakarta Barat dan bersedia
diwawancarai. Setelah responden dipilih dan ditentukan, maka selanjutnya
dilakukan wawancara berstruktur, yaitu teknik pengumpulan data melalui
pertanyaan-pertanyaan berdasarkan panduan kuisioner. Wawancara yang
dilakukan dengan 20 responden untuk setiap pasar yang sudah ditentukan, dari
jumlah total 100 responden.
36
Paket kuisioner yang digunakan untuk keperluan wawancara terdiri dari
dua bagian. Bagian pertama merupakan pertanyaan-pertanyaan yang
berhubungan dengan identitas responden. Bagian kedua memuat pertanyaan-
pertanyaan yang berhubungan dengan variabel kesadaran, persepsi, dan preferensi
konsumen terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal.
Pertanyaan-pertanyaan yang dimuat dalam kuisioner merupakan pertanyaan
tertutup, dimana responden memilih jawaban yang sesuai dengan pertanyaan yang
diajukan.
Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan cara perhitungan statistik
yaitu dengan menggunakan Rumus Slovin (Umar 2003 : 146). Rumus Slovin
digunakan untuk menentukan jumlah sampel dari populasi penduduk Jakarta
Barat yang diketahui jumlahya yaitu sebanyak 2.396.600 jiwa untuk tingkat
presisi yang ditetapkan dalam penentuan sampel adalah 10%.
Rumus Slovin =
99,99)01,0(23966001
23966001 2
NeNn
Dimana :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = % kelonggaran ketidak telitian/kesalahan pengambilan sampel yang
masih dapat ditolerir.
3.4. Validasi Model
Validasi merupakan langkah yang penting dalam pemodelan. Tujuan dari
validasi model adalah untuk mengukur sejauh mana hasil model mendekati
37
kondisi sebenarnya. Semakin dekat hasil model dengan kondisi lapangan,
semakin valid model tersebut dalam menggambarkan populasi penduduk Jakarta
Barat.
3.4.1. Pengujian Kuisioner
Sebelum melakukan penyebaran kuisioner, peneliti melakukan pengujian
pre-tes kuisioner. Uji validitas dan uji reliabilitas ini dilakukan terhadap 30
responden pre-tes, di luar jumlah responden yang dibutuhkan dalam penelitian ini
yaitu 100 responden. Hal ini bertujuan agar kuisioner yang akan disebar kepada
responden memiliki nilai valid dan reliabel yang baik. Atribut-atribut yang diuji
dari 30 responden pre-tes kemudian diolah dengan uji validitas dan reliabilitas.
Jika nilai validitas dan reliabilitasnya tinggi, maka kuisioner tersebut layak untuk
dijadikan sebagai alat pengambilan data pada sampel di Kawasan Perpasaran
Jakarta Barat.
3.4.1.1. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dianggap valid, apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan (Umar 2003 : 179). Uji validitas adalah suatu uji
untuk mengukur ketepatan atau kecermatan. Instrumen dikatakan valid jika
secara tepat mengukur apa yang ingin diukur. Pengujian validitas kuisioner pada
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis Pearson yang ada pada
software SPSS 18.0 for windows. Validitas suatu atribut dapat dilihat pada hasil
output SPSS dengan menilai validitas melalui nilai Corrected Item-Total
Correlation. Suatu atribut dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel dengan taraf
signifikansi 0,05.
38
3.4.1.2. Reliabillitas
Reabilitas adalah suatu angka-angka indeks yang menunjukan konsistensi
suatu alat pengukur di dalam mengukur suatu gejala yang sama (Umar 2003 :
194). Instrumen yang reliabel akan menghasilkan data yang sesuai dengan
kenyataannya, dalam arti beberapa kalipun penelitian diulang dengan instrumen
tersebut, akan tetap diperoleh kesimpulan yang sama.
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan formula software
SPSS 18.0 for windows. Hasil reliabilitas suatu atribut dapat dilihat pada hasil
output SPSS pada tabel dengan judul Reliability Statistics. Menilai reliabilitas
atau tidaknya suatu atribut dapat dilihat dari nilai Alpha Cronbach. Suatu atribut
dikatakan reliabel jika nilai alpha cronbach diatas 0,60 dan sebaliknya.
3.4.2. Uji Asumsi Klasik
Untuk menguji apakah persamaan garis regresi yang diperoleh linier dan
bisa dipergunakan untuk melakukan peramalan, maka harus dilakukan uji asumsi
klasik yang digunakan menurut Ghozali (2006 : 96), yaitu :
3.4.2.1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi,
variabel terikat dan variabel bebas memiliki distribusi normal atau tidak, karena
model regresi yang baik memiliki distribusi data yang normal atau mendekati
normal. Pembuktian apakah data tersebut memiliki distribusi normal atau tidak
dapat dilihat pada bentuk distribusi datanya, yaitu pada histogram maupun normal
probability plot. Pada histogram, data dikatakan memiliki distribusi yang normal
jika data tersebut berbentuk seperti lonceng. Sedangkan pada normal probability
plot, data dikatakan normal jika ada penyebaran titik-titik disekitar garis diagonal
39
dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Ghozali menyebutkan jika
data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka
model regresi memenuhi asumsi normalitas.
3.4.2.2. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas dapat dideteksi dengan menganalisis matrik korelasi
variabel-variabel independen atau dengan menggunakan perhitungan nilai
Tolerance dan VIF. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi
(lebih dari 0,900) maka hal ini menunjukkan adanya multikolinearitas atau jika
nilai Tolerance kurang dari 0,100 atau nilai VIF lebih dari 10, maka hal ini
menunjukkan adanya multikolinearitas.
3.4.2.3. Uji Heteroskedastisitas
Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain
tetap maka disebut homokedastisitas, namun jika berbeda disebut dengan
heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak
terjadi heterokedastisitas.
Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokesdatisitas
adalah dengan melihat grafik plot antar prediksi variabel dependen (ZPRED)
dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat
dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola titik pada grafik scatterplot antara
SRESID dan ZPRED, dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu
X adalah residual yang telah di-standardized. Dasar analisisnya sebagai berikut:
40
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola yang
teratur (bergelombang melebar kemudian menyempit) maka terjadi
heterokedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka hal ini mengindikasikan tidak terjadi
heterokesdatisitas.
3.5. Analisis Regresi Linier Berganda
Data yang ditelah ditabulasi dan lolos dari pengujian normalitas,
multikolinieritas dan heteroskedasitas selanjutnya dianalisis secara kuantitatif.
Analisis data yang digunakan untuk menjawab semua tujuan penelitian yaitu
mengetahui pengaruh kesadaran, persepsi dan preferensi konsumen terhadap
perilaku mengkonsumsi buah lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat adalah
menggunakan analisis regresi linier berganda. Alat bantu mengolah data tersebut
berupa SPSS 18 for windows.
Metode ini digunakan untuk menentukan ketetapan prediksi dan untuk
melengkapi analisis sejauh mana variabel bebas berpengaruh terhadap variabel
terikat. Dalam penelitian ini persamaan regresi mengacu kepada Sugiyono
(1997:235) sebagai berikut :
Y = α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Dimana :
Y = Perilaku Mengkonsumsi Buah Lokal
α = Bilangan konstanta sebagai titik potong
b1, b2, b3 = Koefisien regresi X1, X2, X3
41
X1 = Kesadaran konsumen
X2 = Persepsi konsumen
X3 = Preferensi konsumen
e = Standar kesalahan
Analisis regresi perlu dilakukan untuk mengaplikasikan model regresi
sebagai berikut :
1. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa jauh
variabel dependen yang dapat diterangkan oleh variabel independen. Semakin
tinggi nilai koefisien determinasi (R2) berarti model dugaan yang diperoleh
semakin akurat untuk meramal variabel dependen. Sebaliknya, jika koefisien
determinan semakin rendah atau mendekati 0, maka variabel independen
secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel dependen.
2. Uji Signifikansi Penduga yang digunakan adalah uji F
Uji F bertujuan untuk mengetahui apakah regresi linier berganda berikut
perhitungan koefisien regresinya menunjukkan ada pengaruh signifikan atau
tidak maka terlebih dahulu perlu dilakukan pengujian dengan analisis F hitung
(Sugiyono, 2004:196) secara serentak dapat dilakukan dengan menggunakan
uji F, hipotesis yang digunakan yaitu :
H0 : bi = 0, artinya seluruh variabel bebas (independent) dalam model
tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (dependent)
H0 : bi ≠ 0, artinya seluruh variabel bebas (independent) dalam model
berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (dependent)
42
Kriteria Uji :
H0 ditolak apabila : Fhitung > Ftabel, derajat bebas tertentu
H1 ditolak apabila : Fhitung < Ftabel , derajat bebas tertentu
3. Uji untuk Masing-masing Parameter yang digunakan adalah Uji t
Uji t digunakan untuk menunjukkan apakah suatu variabel independen
secara individual mempengaruhi variabel dependen. Kriteria pengujian
dengan tingkat signifikansi (α) = 0,05 ditentukan sebagai berikut :
H0 : bi = 0, artinya bahwa masing-masing variabel bebas (independent) dalam
model tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat
(dependent)
H0 : bi ≠ 0, artinya bahwa masing-masing variabel bebas (independent) dalam
model berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (dependent)
Kriteria Uji :
H0 ditolak apabila : Thitung > Ttabel, derajat bebas tertentu
H1 ditolak apabila : Thitung < Ttabel , derajat bebas tertentu .
3.6. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah seperangkat petunjuk yang lengkap
tentang apa yang harus diamati dan mengukur suatu variabel atau konsep untuk
menguji kesempurnaan definisi operasional variabel perlu ditentukan item-item
yang dituangkan dalam instrumen penelitian.
Sugiyono (2012 : 59) mendefinisikan variabel penelitian sebagai suatu
atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
43
kesimpulannya. Sedangkan dalam bahasa Singarimbun dan Sofyan (Umar, 1982 :
42) variabel adalah sesuatu yang memiliki variasi nilai sebagai operasionalisasi
dari konsep sehingga dapat diteliti secara empiris. Bertolak dari kedua argumen
diatas maka variabel merupakan dimensi konsep yang memiliki variasi nilai dan
menjadi pokok yang berperan dalam objek yang diteliti.
Dalam penelitian umumnya terdapat dua variabel, yaitu sebagai berikut :
a) Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini yang
menjadi variabel terikat adalah Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi
Buah Lokal (Y) dengan definisi semua kegiatan, tindakan, serta proses
psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli,
ketika membeli, menggunakan, menghabiskan buah setelah melakukan hal-hal
di atas atau kegiatan mengevaluasi. Perilaku seseorang konsumen dipengaruhi
oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis (Kotler, 2008 : 25).
Dalam penelitian ini atribut yang digunakan untuk membandingkan perilaku
mengkonsumsi buah lokal diberi Skala Likert yaitu : 5 = Sangat Setuju, 4 =
Setuju, 3 = Ragu-Ragu, 2 = Kurang Setuju, dan 1 = Tidak Setuju.
b) Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Adapun variabel bebas
dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel Kesadaran (X1)
Kesadaran atas suatu produk dibangun oleh kebutuhan, pengetahuan
tentang atribut produk baru, pengalaman konsumsi di masa lalu, dan juga
keinovatifan seseorang (Peter & Olson 1996 : 168). Dalam penelitian ini,
44
Skala Likert digunakan untuk membandingkan tingkatan kesadaran
konsumen terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal
di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat yaitu : 5 = Sangat Setuju, 4 = Setuju,
3 = Ragu-Ragu, 2 = Kurang Setuju, dan 1 = Tidak Setuju.
2. Variabel Persepsi (X2)
Persepsi adalah proses dimana dalam proses tersebut individu memilih,
mengorganisasikan stimuli menjadi suatu yang bermakna (Schiffman dan
Kanuk dalam Suryani, 2008 : 97). Dalam penelitian ini, Skala Likert
digunakan untuk membandingkan tingakat persepsi konsumen terhadap
perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal di Kawasan
Perpasaran Jakarta Barat yaitu : 5 = Sangat Setuju, 4 = Setuju, 3 = Ragu-
Ragu, 2 = Kurang Setuju, dan 1 = Tidak Setuju.
3. Variabel Preferensi (X3)
Preferensi konsumen adalah suatu cara praktis untuk menggambarkan
bagaimana orang lebih suka terhadap suatu barang lebih dari yang lain
(Pindyc dan Rubenfield, 2002 : 64). Dalam penelitian ini, Skala Likert
digunakan untuk membandingkan tingkat preferensi konsumen terhadap
perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal di Kawasan
Perpasaran Jakarta Barat yaitu : 5 = Sangat Setuju, 4 = Setuju, 3 = Ragu-
Ragu, 2 = Kurang Setuju, dan 1 = Tidak Setuju.
3.7. Alat Penelitian dan Pengukuran
Berdasarkan teori yang telah dipaparkan di atas dan tinjauan pustaka,
setiap variabel yang telah di definisikan dikembangkan menjadi indikator. Setiap
45
indikator yang diperoleh kemudian didefinisikan untuk menjadi beberapa atribut
yang dijadikan pertanyaan tertutup. Setiap pertanyaan tertutup dilengkapi
jawaban dengan Skala Likert. Dengan demikian pertanyaan yang sudah melewati
uji validitas dan reabilitas kuisioner melalui 30 responden pre-tes masing-masing
variabel menjadi : variabel kesadaran 10 atribut, persepsi 12 atribut, preferensi 7
atribut, dan perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal 10 atribut.
Secara rinci susunan kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Tabel 4 Alat Penelitian dan Pengukuran
Variabel Indikator Definisi Kode Pertanyaan Pengukuran
Kesadaran Konsumen (X1)
Merupakan mengenai suatu produk diukur untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan konsumen yang disasar mengenai keberadaan produk tersebut yang dibangun oleh kebutuhan, pengetahuan tentang atribut produk baru, pengalaman konsumsi di masa lalu, dan juga keinovatifan seseorang (Peter & Olson 1996 : 168).
Pengetahuan Konsumen
Semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk, serta pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk
A1, A2, A3 Skala Likert
Interval 5
Kebutuhan
Sesuatu yang harus dipenuhi oleh konsumen untuk kelangsungan hidup dan apabila tidak dipenuhi akan berakibat fatal
A4 Skala Likert
Interval 5
Keinovatifan Seberapa besar kemauan konsumen untuk menerima berbagai pengalaman baru
A5, A6, A7 Skala Likert
Interval 5
Pengalaman Konsumsi Masa Lalu
Perasaan pelanggan terhadap satu jenis barang yang didapatkannya
A8, A9, A10
Skala Likert Interval 5
Persepsi Konsumen (X2)
Sebagai proses dimana dalam proses tersebut individu memilih, mengorganisasikan stimuli menjadi suatu yang bermakna (Schiffman dan Kanuk dalam Suryani, 2008 : 97). Stimuli ada yang berasal dari luar individu (seperti warna, aroma, rasa, dan lain-lain) serta berasal dari diri individu seperti harapan, kebutuhan dan
Harapan Bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yangdiinginkan akan didapatkan
B1, B2, B3 Skala Likert
Interval 5
Kesegaran Buah
Suatu keadaan buah yang terlihat nampak oleh mata B4
Skala Likert Interval 5
Warna buah Keadaan kulit buah lokal yang nampak B5
Skala Likert Interval 5
Bentuk Buah Besaran buah lokal yang terlihat B6 Skala Likert Interval 5
Aroma Buah Suatu keadaan buah lokal yang tercium oleh hidung
B7 Skala Likert Interval 5
46
pengalaman. Suryani, 2008:102)
Kematangan Buah
Suatu keadaan luar dan dalam buah lokal yang layak untuk dikonsumsi
B8 Skala Likert
Interval 5
Rasa Buah Suatu keadaan buah yang dirasakan oleh lidah
B9, B10 Skala Likert
Interval 5
Ketersedian Buah
Keadaan buah lokal yang ada dipasaran B11, B12
Skala Likert Interval 5
Preferensi Konsumen (X3)
Menurut Elizabeth dan Sanjur (1982) dalam Suharjo (1989:186) karakteristik makanan dapat mempengaruhi Preferensi seseorang. Contohnya : keistimewaan produk, kinerja/manfaat penampilan, rasa, warna, dan harga.
Keistimewaan
Perbedaan buah lokal yang tidak dapat dimiliki oleh buah impor
C1, C2 Skala Likert Interval 5
Harga Nilai tukar buah lokalyang bisa disamakan dengan uang
C3, C4 Skala Likert
Interval 5
Penampilan
Segala sesuatu yang berhubungan dengan penampilan luar buah lokal yang mudah diamati
C5 Skala Likert
Interval 5
Kinerja/Manfaat
Suatu kondisi yang memberikan dampak positif untuk konsumen
C6, C7 Skala Likert
Interval 5
Perilaku Konsumen (Y)
adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi. Perilaku seseorang konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Kotler (2008:25)
Kebudayaan
Merupakan determinan dasar keinginan dan perilaku seseorang. Kelas budaya, subbudaya, dan sosial sangat memmpengaruhi perilaku
D1, D2 Skala Likert
Interval 5
Sosial
Seperti kelompok referensi, keluarga, serta peran sosial dan status mempengaruhi perilaku konsumen
D3, D4 Skala Likert Interval 5
Pribadi
Dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, seperti : pekerjaan, keadaan ekonomi, kepribadian dan gaya hidup
D5, D6, D7 Skala Likert
Interval 5
Psikologis
Titik awal untuk memahami perilaku konsumen adalah respon rangsangan dan sekelompok proses psikologis,seperti motivasi, persepsi, pembelajaran dan memori
D8, D9, D10
Skala Likert Interval 5
BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN
4.1. Kondisi Fisik Wilayah Jakarta Barat
Jakarta Barat merupakan sebuah wilayah dari bagian provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta. Setiap wilayah khususnya Kota Administrasi Jakarta
Barat memiliki ciri tertentu, berikut ciri yang dilihat dari aspek fisik adalah :
4.1.1. Keadaan Geografis
Kota Jakarta Barat terletak antara 1060 22’ 42” BT sampai 1060
58’ 18” BT dan 500 19’ 12” LS sampai 600 23’ 54” LS. Permukaan
tanahnya relatif datar, terletak sekitar 7 meter diatas permukaan laut (BPS Kota
Administrasi Jakarta Barat, 2014 : 1).
Jakarta Barat merupakan bagian dari wilayah Ibukota Jakarta yang
mempunyai kekhususan, diantaranya Jakarta Barat sebagai kota tua dan kota
metropolitan yang serba megah. Julukan ini didasarkan pada kenyataan bahwa
Jakarta Barat terdapat bangunan-bangunan tua/kuno, dan gedung mewah seperti
hotel, apartemen, pusat perdagangan, dan sebagainya.
Berikut peta wilayah kota Jakarta Barat yang menampilkan batas wilayah
kecamatan, nama-nama jalan, batas sungai, serta beberapa objek lokasi fasilitas
kota seperti instansi pemerintah, sekolah di kota Jakarta Barat.
48
Gambar 5 Peta Wilayah Jakarta Barat (Tersedia : http://semuadatalengkap.blogspot.com diakses pada tanggal 28 September 2014)
Kota Adminsitrasi Jakarta Barat merupakan wilayah sebelah barat Provinsi
DKI Jakarta, dengan batas-batas wilayah :
a. Utara : berbatasan dengan wilayah Jakarta Utara
b. Timur : berbatasan dengan wilayah Jakarta Pusat
c. Selatan : berbatasan dengan wilayah Banten
d. Barat : berbatasan dengan Tanggerang.
4.1.2. Iklim
Suhu udara rata-rata di Jakarta Barat sepanjang tahun 2013 berkisar antara
28,130C dengan kecepatan angin 4,03 knots dan kelembaban udara sebesar 76,92
49
persen. Hanya pada bulan September curah hujan terendah sebesar 49,5 mm2, dan
curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari yaitu sebesar 621,9 mm2. Jumlah
hari hujan pada tahun yang sama adalah 185 hari (BPS Kota Administrasi Jakarta
Barat, 2014 : 1).
4.1.3. Luas Wilayah
Berdasarkan SK-Gubernur Nomor 171 Tahun 2007 luas wilayah Jakarta
barat adalah sebesar 129,54 Km2. Masing-masing Kecamatan di wilayah Jakarta
Barat memiliki keluasan wilayah sebagai berikut : Kecamatan Kembangan 24,16
Km2, Kecamatan Kebon Jeruk 17,51 Km2, Kecamatan Palmerah 7,51 Km2,
Kecamatan Grogol Petamburan 9,99 Km2, Kecamatan Tambora 5,40 Km2,
Kecamatan Taman Sari 7,73 Km2, Kecamatan Cengkareng 26,54 Km2, dan yang
terakhir kecamatan paling luas yaitu Kecamatan Kalideres deng luas 6 kali lipat
luas Kecamatan Tambora yaitu 30,23 Km2.
4.1.4. Penggunaan Tanah
Penatagunaan lahan di Jakarta Barat cukup kompleks dan sering
menimbulkan dampak negatif terhadap daya dukung lingkungan. Luas lahan
wilayah kotamadya Jakarta Barat sekitar 12.491,9 ha, dirinci berdasarkan
penggunaannya : 50,50% untuk Perumahan, 5,80% untuk areal Industri, 20,60%
untuk Taman/Tanah Kosong, dan 23,10% lainnya.
Jika dilihat berdasarkan status kepemilikan dapat dirinci sebagai berikut :
Hak Milik tercatat 175.376 bidang, HGB 91.124 bidang dan Lainnya 22.465
bidang.
50
4.2. Keadaan Sosial Ekonomi
Kota Administrasi Jakarta Barat selain memiliki kondisi fisik yang
menggambarkan wilayahnya, berikut dilihat dari aspek keadaan sosial ekonomi :
4.2.1. Pemerintahan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor : 25 Tahun 1978, wilayah DKI
Jakarta di bagi menjadi 5 (lima) wilayah kota administrasif. Wilayah kotamadya
Jakarta Barat merupakan salah satu bagian yang memiliki kedudukan setingkat
dengan Kotamadya Tingkat II. Walikotamadya yang bertanggung jawab langsung
kepada Gubernur DKI Jakarta Berdasarkan Penetapan Presiden RI No. 2 Tahun
1961 tentang Pemerintahan DKI Jakarta dan Penjelasan Undang-undang No. 5
Tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintah di daerah, bahwa tugas, wewenang
dan kewajiban Walikotamadya adalah menjalankan Pemerintahan pembangunan
dan pembinaan kemasyarakatan dalam wilayah.
Tugas-tugas tersebut meliputi bidang pemerintahan, ketentraman dan
ketertiban, kesejahteraan masyarakat, sosial politik, agama, tenaga kerja,
pendidikan, pemuda dan olah raga. Kependudukan perekonomian dan
pembangunan fisik prasarana lingkungan serta bidang-bidang lain yang ditetapkan
oleh Gubernur Kepala daerah Khusus Ibukota Jakarta (Tersedia :
http://barat.jakarta.go.id diakses pada tanggal 28 September 2014).
4.2.2. Visi, Misi, dan Tujuan Jakarta Barat
Dalam hal pencapaian suatu tujuan di perlukan suatu perncanaan dan
tindakan nyata untuk dapat mewujudkannya, secara umum bisa dikatakan bahwa
visi dan misi adalah suatu konsep perencanaan yang disertai tindakan sesuai
51
dengan apa yang direncanakan untuk mencapai tujuan. Berikut visi, misi,dan
tujuan Jakarta Barat (Tersedia : http://barat.jakarta.go.id diakses pada tanggal 28
September 20014) :
Visi Jakarta Barat :
“Terwujudnya Kota Administrasi Jakarta Barat sebagai kota Jasa yang nyaman
dan Sejahtera”
Misi Jakarta Barat :
Membangun Tata Pemerintahan yang baik guna terwujudnya sebagai kota jasa
dan wisata budaya dan bersejarah.
Meningkatkan Kualitas lingkungan perkotaan yang berkelanjutan.
Memberdayakan Masyarakat dengan mengembangkan nilai, norma serta
pranata sosial.
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Masyarakat.
Tujuan Jakarta Barat :
Meningkatkan Profesional Aparatur.
Meningkatkan Kualitas Lingkungan Permukiman.
Meningkatkan Kapasitas Lembaga Sosial Kemasyarakatan serta mendorong
partisipasi Masyarakat.
Mewujudkan Pelayanan Prima yang menyentuh kehidupan seluruh lapisan
Masyarakat.
4.2.3. Tenaga Kerja
Menurut sumber BPS Provinsi DKI Jakarta (2013 : 1), jumlah penduduk
yang merupakan angkatan kerja di Kota Administrasi Jakarta Barat sebesar
1.292,66 ribu orang, di mana sejumlah 1.180,28 ribu orang di antaranya bekerja,
52
sedangkan 112,33 ribu orang merupakan pengangguran. Dari hasil Sensus
Penduduk 2013, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Kota
Administrasi Jakarta Barat sebesar 70,28% .
Mata pencaharian penduduk Kota Administrasi Jakarta Barat adalah
sebagai berikut : Pertanian : 1.02 %, Pertambangan 0.30 %, Industri : 23.24 %,
Listrik/gas/air minum : 1.17 %, Perdagangan : 33.28 %, Angkutan dan
Komunikasi : 6.22 %, Keuangan/Asuransi : 3.47 %, Bangunan : 5.66 %, Jasa dan
Lainnya : 25.64 % (Tersedia : http://barat.jakarta.go.id diakses pada tanggal 28
September). Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa mata pencaharian
masyarakat Jakarta Barat lebih mengandalkan sektor perdagangan.
4.2.4. Penduduk
Hampir seperempat bagian dari total penduduk Provinsi DKI Jakarta
bertempat tinggal di Kota Jakarta Barat. Persentase penduduk yang berpotensi
sebagai modal dalam pembangunan pada tahun 2013, yaitu penduduk usia
produktif atau kelompok usia (15 - 64 tahun) tercatat mencapai 72,73%,
kelompok usia dibawah 15 tahun sekitar 24,18%, serta pada kelompok lansia atau
65 tahun keatas hanya 3,09%. Sehingga Angka Ketergantungan Penduduk
(Depency Ratio) mencapai 37,49 yang artinya untuk setiap 100 jiwa usia produktif
(15 - 64 tahun) menangggung 37 jiwa usia tidak produktif (usia dibawah 15 tahun
dan usia diatas 65 tahun).
Penduduk Kota Jakarta Barat sejak tahun 2011 hungga tahun 2013
berkisar 2,4 juta jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk masing-masing sebesar
1,52% pada tahun 2011, 1,48% untuk tahun 2012, dan 1,45% pada tahun 2013.
53
Tingkat kepadatan penduduk di Kota Jakarta Barat sedikit meningkat sejak
periode 2011-2013, yaitu dari 17.971 jiwa tiap Km2 pada tahun 2011 menjadi
18.501 jiwa tiap Km2 di tahun 2013. Sementara itu jumlah rumah tangga di
Jakarta Barat pada tahun 2013 sebanyak 643,4 ribu, dengan rata-rata 3,72 anggota
rumah tangga, artinya pada setiap rumah tangga ada sekitar 3-4 jiwa. Untuk
mengetahui jumlah penduduk Wilayah Administrasi Jakarta Barat tahun 2013
disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5 Jumlah Penduduk Wilayah Administrasi Jakarta Barat Tahun 2013
Berdasarkan dari hasil tabel diatas menunjukkan bahwa nilai rata-rata
kesadaran dari perpasaran tradisional (TR), hypermarket (HY), supermarket (SU),
minimarket (MI), dan toko khusus buah (TK), masing-masing sebesar
4,025;3,960;4,080;3,780;3,735 dan apabila semua dicocokkan dengan skala
penafsiran berada pada rentang 3,40-4,19 atau berada pada kategori tinggi.
Dengan demikian, kesadaran konsumen di kawasan perpasaran Jakarta
Barat sejalan atau tidak ada perbedaan dengan hasil kesadaran konsumen
diberbagai pasar (tradisional, hypermarket, supermarket, minimarket, dan toko
khusus buah) yang berada pada kategori tinggi. Sehingga kesadaran konsumen
yang dibangun oleh kebutuhan, pengetahuan tentang produk, pengalaman
konsumsi di masa lalu, dan juga keinovatifan sudah tinggi.
66
4.5.2. Tanggapan Responden Terhadap Variabel Persepsi Konsumen (X2) di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat Hasil deskriptif variabel Persepsi Konsumen (X1) dengan jumlah
pertanyaan (i) sebanyak 12 item pertanyaan dalam Tabel Statistik (Tabel 15)
diterangkan bahwa terdapat jumlah kasus 100 orang yang mengisi angket dengan
rentang skor (range) = 31,00; skor minimum dari data persepsi yang paling
rendah = 29,00; skor maksimum dari data persepsi yang tertinggi = 60,00; jumlah
skor keseluruhan sebesar 4467,00; dengan rata-rata (mean) sebesar 44,6700 ;
simpangan baku (standar deviasi)= 6,17433. Sedangkan tingkat penyebaran data
persepsi (variance) = 38,122. Distribusi persepsi konsumen dapat dilihat pada
Tabel berikut:
Tabel 18 Distribusi Frekuensi Persepsi (X2) di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat Tahun 2014
Kelas Interval Frekuensi Absolut
29-34 3 35-40 26 41-46 32 47-52 28 53-60 11
Penyebaran skor persepsi sebagaimana diperlihatkan dalam Tabel diatas
yang menunjukkan bahwa 32 responden (32%) memperoleh skor di sekitar nilai
rata-ratanya yang bervariasi antara 41-46. Selebihnya, reponden yang berada
dibawah kelompok rata-rata sebanyak 29 orang (29%) yang bervariasi antara 29-
40, dan reponden sebanyak 39 orang (39%) memperoleh skor diatas rata-rata yang
bervariasi antara 47-60.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh rata-rata variabel X2 sebesar
3,7225 dan apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor yang sudah
67
ditetapkan, angka sebesar itu berada pada rentang 3,40-4,19 atau berada pada
kategori tinggi. Temuan penelitian ini menunjukkan persepsi konsumen
menganai harapan, kesegaran buah lokal, warna buah lokal, bentuk buah lokal,
aroma buah lokal, kematangan buah lokal, rasa buah lokal, dan ketersediaan buah
lokal sudah tinggi. Apakah kategori tinggi ini dipengaruhi oleh : jenis kelamin
perempuan sebanyak 61 orang (61%) dimana sesuai dengan peran dan naluri
perempuan yang gemar berbelanja khususnya buah, umur 35-42 tahun sebanyak
26 orang (26%) dengan status sudah menikah sebanyak 75 orang (75%) dimana
pada kisaran umur 35-42 dan biasanya sudah menikah akan menjadi orang yang
berperan dalam pengambil keputusan berbelanja buah untuk dikonsumsi oleh
keluarganya, atau dari jenis pekerjaan responden mayoritas karyawan sebanyak 47
orang (47%) dengan pendapatan kisaran Rp. 2.400.001-Rp. 5.000.000 sebanyak
71 orang (71%) hal tersebut sesuai dengan Peraturan Gubernur DKI Jakarta
tentang UMP DKI Jakarta tahun 2014 yang sebesar Rp. 2.441.000
Apabila variabel persepsi dilihat dari berbagai jenis pasar, yang mencakup
20 responden pasar tradisional, 20 responden hypermarket, 20 responden
supermarket, 20 responden minimarket dan 20 responden toko khusus buah yang
menjawab sebanyak 12 item petanyaan pada variabel persepsi. Distribusi data
secara lebih rinci disajikan pada Tabel 19 dari masing-masing pasar tersebut
mencakup jumlah responden (R), total skor (Sum), rata-rata skor (Mean):
68
Tabel 19 Nilai Rata-Rata Skor Persepsi di Jenis Pasar Berdasarkan Tanggapan Responden di Jakarta Barat Tahun 2014
Berdasarkan dari hasil tabel diatas menunjukkan bahwa nilai rata-rata
preferensi responden dari perpasaran tradisional (TR), hypermarket (HY),
supermarket (SU), minimarket (MI), dan toko khusus buah (TK), masing-masing
sebesar 4,021;3,821;3,964;3,842;4,142 dan apabila semua dikonsultasikan dengan
skala penafsiran berada pada rentang 3,40-4,19 atau berada pada kategori tinggi.
71
Dengan demikian, preferensi konsumen di kawasan perpasaran Jakarta
Barat sejalan atau tidak ada perbedaan dengan hasil preferensi konsumen
diberbagai pasar (tradisional, hypermarket, supermarket, minimarket, dan toko
khusus buah) yang berada pada kategori tinggi. Sehingga preferensi konsumen
yang dibangun keistimewaan buah lokal, harga buah lokal, penampilan buah
lokal, dan manfaat buah lokal sudah tinggi.
4.5.4. Tanggapan Responden Terhadap Variabel Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal (Y) di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat Hasil deskriptif variabel Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah
Lokal (Y) dengan jumlah pertanyaan (i) sebanyak 10 item pertanyaan dalam Tabel
Statistik (Tabel 15) diterangkan bahwa terdapat jumlah kasus 100 orang yang
mengisi angket dengan rentang skor (range) = 24,00; skor minimum dari data
perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal yang paling rendah = 26,00;
skor maksimum dari data perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah yang
tertinggi = 50,00; jumlah skor keseluruhan sebesar 3791,00; dengan rata-rata
(mean) sebesar 37,9100; simpangan baku (standar deviasi)= 5,19537. Sedangkan
tingkat penyebaran data perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal
(variance) = 26,992. Distribusi perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah
lokal pada Tabel berikut :
Tabel 22 Distribusi Frekuensi Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat Tahun 2014
Kelas Interval Frekuensi Absolut
26-30 6 31-35 25 46-40 38 41-45 23 46-50 8
72
Penyebaran skor perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal
sebagaimana diperlihatkan dalam Tabel diatas yang menunjukkan bahwa 38
responden (38%) memperoleh skor di sekitar nilai rata-ratanya yang bervariasi
antara 46-40. Selebihnya, reponden yang berada dibawah kelompok rata-rata
sebanyak 31 orang (31%) yang bervariasi antara 26-35, dan reponden sebanyak 31
orang (31%) memperoleh skor diatas rata-rata yang bervariasi antara 41-50.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh rata-rata variabel Y sebesar 3,791
dan apabila dicocokkan dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban responden
pada tabel diatas, angka sebesar itu berada pada rentang 3,40-4,19 atau berada
pada kategori tinggi. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku
konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal mengenai kebudayaan, sosial, pribadi
dan pesikologis, berada dalam kategori tinggi. Apakah kategori tinggi ini
dipengaruhi oleh : jenis kelamin perempuan sebanyak 61 orang (61%) dimana
sesuai dengan peran dan naluri perempuan yang gemar berbelanja khususnya
buah, umur 35-42 tahun sebanyak 26 orang (26%) dengan status sudah menikah
sebanyak 75 orang (75%) dimana pada kisaran umur 35-42 dan biasanya sudah
menikah akan menjadi orang yang berperan dalam pengambil keputusan
berbelanja buah untuk dikonsumsi oleh keluarganya, atau dari jenis pekerjaan
responden mayoritas karyawan sebanyak 47 orang (47%) dengan pendapatan
kisaran Rp. 2.400.001-Rp. 5.000.000 sebanyak 71 orang (71%) hal tersebut sesuai
dengan Peraturan Gubernur DKI Jakarta tentang UMP DKI Jakarta tahun 2014
yang sebesar Rp. 2.441.000
Apabila variabel perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal
dilihat dari berbagai jenis pasar, yang mencakup 20 responden berbelanja di pasar
73
tradisional, 20 responden di hypermarket, 20 responden di supermarket, 20
responden di minimarket dan 20 responden di toko khusus buah, telah menjawab
sebanyak 10 item petanyaan pada variabel perilaku konsumen dalam
mengkonsumsi buah lokal. Distribusi data secara lebih rinci disajikan pada Tabel
23 dari masing-masing pasar tersebut mencakup jumlah responden (R), total skor
(Sum), rata-rata skor (Mean):
Tabel 23 Nilai Rata-Rata Skor Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di Jenis Pasar Berdasarkan Tanggapan Responden di Jakarta Barat Tahun 2014.
Berdasarkan Tabel 24 diatas dapat diperoleh model perilaku konsumen
dalam mengkonsumsi buah lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat sebagai
berikut :
Y = -0,367 + 0,369 X1 + 0,266 X2 + 0,432X3
Berdasarkan model Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal
di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat diduga nilai konstanta bernilai -0,367 bila
variabel X1, X2, dan X3 sama dengan nol. Uji koefisien determinasi digunakan
untuk melihat seberapa besar variabel independen (kesadaran, persepsi, dan
preferensi konsumen) menjelaskan variabel dependen berupa Perilaku Konsumen
dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat.
Tabel 24 menyajikan nilai koefisien determinasi sebesar 0,535 yang berarti
53,5% variasi atau perubahan dalam variabel dependen Perilaku Konsumen dalam
Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat dijelaskan oleh
seluruh variabel independen yang diduga berpengaruh. Sisanya sebesar 46,5%
dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian ini. Nilai tersebut menggambarkan
variabel independen dalam penelitian ini masih belum cukup untuk menjelaskan
pengaruh kesadaran, persepsi, dan preferensi konsumen terhadap Perilaku
Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal segar di Kawasan Perpasaran
Jakarta Barat. Adapun hasil uji kelayakan (signifikansi) pengaruh variabel
kesadaran, persepsi, dan preferensi konsumen terhadap Perilaku Konsumen dalam
Mengkonsumsi Buah Lokal adalah sebagai berikut.
5.1. Pengaruh Kesadaran Terhadap Perilaku Konsumen dalam
Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat
76
Berdasarkan Tabel 24 hasil dugaan pengaruh kesadaran (X1) terhadap
Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal (Y) adalah sebesar 0,369
dan nilai koefisien bertanda positif, artinya jika tingkat kesadaran naik satu
satuan, maka akan menyebabkan bertambahnya peluang Perilaku Konsumen
dalam Mengkonsumsi Buah Lokal diwilayah Jakarta Barat sebesar 0,369 satuan
dengan menganggap variabel yang lain konstan. Pada pengujian kesadaran (X1)
terhadap Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal pada tingkat
kepercayaan 95% menunjukan bahwa nilai thitung sebesar 3,824 lebih besar dari
nilai tTabel (3,824 > 1,985) dan memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari nilai α
(0,000 < 0,05) sehingga berdasarkan hal tersebut, variabel independen kesadaran
berpengaruh nyata (signifikan) terhadap variabel dependen Perilaku Konsumen
dalam Mengkonsumsi Buah Lokal. Hal ini menunjukan bahwa kesadaran adalah
faktor yang paling mendasari konsumen dalam membeli buah lokal di Kawasan
Perpasaran Jakarta Barat.
Berdasarkan karakteristik responden dapat diketahui bahwa konsumen di
kawasan perpasaran Jakarta Barat mayoritas adalah wanita, usia antara 35-42
tahun dengan status sudah menikah, jenis pekerjaan karyawan dengan
berpenghasilan Rp. 2.400.001,00 – Rp. 5.000.000,00 yang mempunyai
pengetahuan konsumen, kebutuhan, keinovatifan dan pengalaman konsumsi masa
lalu konsumen di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat berada pada kategori tinggi.
Dengan demikian, kesadaran responden mengenai Perilaku Konsumen
dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat sudah
baik. Namun jika dilihat dari total skor masing-masing pertanyaan pada variabel
kesadaran (Lampiran 2), pertanyaan nomer 7 yaitu “Dengan mengkonsumsi buah
77
lokal dapat membantu kegiatan pemerintah” memiliki skor tertinggi yang
mencapai 463. Hal ini menunjukkan bahwa pertanyaan nomer 7 yang masuk
kedalam indikator keinofativan konsumen memiliki kontribusi yang tinggi
terhadap kesadaran konsumen di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat
kesesuaian dengan teori kesadaran konsumen mengenai suatu produk diukur
untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan konsumen yang disasar mengenai
keberadaan produk tersebut (Peter & Olson 1996 : 168).
5.2. Pengaruh Persepsi Konsumen Terhadap Perilaku Konsumen dalam
Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat
Berdasarkan Tabel 24 hasil dugaan pengaruh persepsi (X2) terhadap
Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal (Y) adalah sebesar 0,266
dan nilai koefisien bertanda positif, artinya jika tingkat persepsi naik satu satuan,
maka akan menyebabkan bertambahnya peluang Perilaku Konsumen dalam
Mengkonsumsi Buah Lokal diwilayah Jakarta Barat sebesar 0,266 kali dengan
menganggap variabel yang lain konstan. Pada pengujian persepsi (X2) terhadap
Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal pada tingkat kepercayaan
95% menunjukan bahwa nilai thitung sebesar 3,444 lebih besar dari nilai tTabel (3,444
> 1,985) dan memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari nilai α (0,001 < 0,005)
sehingga berdasarkan hal tersebut, variabel independen persepsi berpengaruh
nyata (signifikan) terhadap variabel dependen Perilaku Konsumen dalam
Mengkonsumsi Buah Lokal di kawasan Jakarta Barat.
Berdasarkan karakteristik responden dapat diketahui bahwa konsumen di
Kawasan Perpasaran Jakarta Barat mayoritas adalah wanita, usia antara 35-42
78
tahun dengan status sudah menikah, jenis pekerjaan karyawan dengan
berpenghasilan Rp. 2.400.001,00 –Rp. 5.000.000,00 yang memiliki tanggapan
mengenai harapan, kesegaran buah lokal, warna buah lokal, aroma buah lokal,
kematangan buah lokal, rasa buah lokal, dan ketersediaan buah lokal berada pada
kategori tinggi di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat.
Dengan demikian, persepsi responden mengenai Perilaku Konsumen
dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat sudah
baik. Namun jika dilihat dari total skor masing-masing pertanyaan pada variabel
persepsi (Lampiran 3), pertanyaan nomer 9 yaitu “Rasa buah lokal cocok untuk
lidah saya” memiliki skor tertinggi mencapai 427. Hal ini menunjukkan bahwa
pertanyaan nomer 9 yang masuk kedalam indikator rasa buah lokal memiliki
kontribusi yang tinggi terhadap persepsi konsumen di Kawasan Perpasaran
Jakarta Barat.
Berdasarkan pendapat Simamora (2008 : 102) bahwa persepsi adalah suatu
proses, dimana seseorang menyeleksi, mengorganisasikan, dan mengintreprestasi
stimuli kedalam suatu gambaran dunia yang berarti dan menyeluruh. Artinya
bahwa persepsi harus terbangun terlebih dahulu setelah kesadaran terbentuk dan
sebelum Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal, dalam kata lain
tidak mungkin ada Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal tanpa
adanya persepsi.
5.3. Pengaruh Preferensi Konsumen Terhadap Perilaku Konsumen dalam
Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat
Berdasarkan Tabel 24 hasil dugaan pengaruh preferensi (X3) terhadap
Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal (Y) adalah sebesar 0,432
79
dan nilai koefisien bertanda positif, artinya jika tingkat preferensi naik satu
satuan, maka akan menyebabkan bertambahnya peluang Perilaku Konsumen
dalam Mengkonsumsi Buah Lokal diwilayah Jakarta Barat sebesar 0,432 kali
dengan menganggap variabel yang lain konstan. Pada pengujian preferensi (X3)
terhadap Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal pada tingkat
kepercayaan 95% menunjukan bahwa nilai thitung sebesar 3,005 lebih besar dari
nilai tTabel (3,005 > 1,985) dan memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari nilai α
(0,004 < 0,005), sehingga berdasarkan hal tersebut variabel independen preferensi
berpengaruh nyata (signifikan) terhadap variabel dependen Perilaku Konsumen
dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat.
Berdasarkan karakteristik responden dapat diketahui bahwa konsumen di
Kawasan Perpasaran Jakarta Barat mayoritas adalah wanita, usia antara 35-42
tahun dengan status sudah menikah, jenis pekerjaan dengan berpenghasilan Rp.
2.400.001,00 – Rp. 5.000.000,00 yang memiliki tanggapan mengenai tindakan
membeli buah lokal, kepuasan mengkonsumsi buah lokal, dan kepentingan
membeli buah lokal berada pada kategori tinggi di Kawasan Perpasaran Jakarta
Barat.
Dengan demikian, preferensi konsumen mengenai Perilaku Konsumen
dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat sudah
baik. Namun jika dilihat dari total skor masing-masing pertanyaan pada variabel
preferensi konsumen (Lampiran 4), pertanyaan nomer 1 yaitu “Saya memilih
konsumsi buah lokal karena terjamin kualitasnya” memiliki skor tertinggi yang
mencapai 420. Hal ini menunjukkan bahwa pertanyaan nomer 1 yang masuk
80
kedalam indikator keistimewaan buah lokal memiliki pengaruh yang tinggi
terhadap preferensi konsumen di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat
kesesuaian dengan pendapat Pindyc dan Rubenfield (2002 : 64) bahwa preferensi
konsumen adalah suatu cara praktis untuk menggambarkan bagaimana orang lebih
suka terhadap suatu barang lebih dari yang lain.
5.4. Pengaruh Kesadaran, Persepsi, dan Preferensi Konsumen Terhadap
Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat
Uji signifikansi serentak parameter dugaan (uji F) digunakan untuk
menunjukan semua variabel independen yang dimasukkan kedalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji ini
membendingkan antara nilai Fhitung dengan nilai FTabel atau dari perbandingan
probabilitasnya.
Berdasarkan jumlah sampel yang diteliti yaitu sebanyak 100 responden
dan jumlah varibel sebanyak 4 variabel. Maka untuk mencari FTabel menggunakan
rumus df1 = k - 1 sedangkan df2 = n – k, maka df1 = k-1= 4 (jumlah variabel) - 1
= 3 sedangkan df2 = n – k = 100 - 4 = 96. Pengujian dilakukan pada α = 5%,
maka nilai fTabel adalah 2,70. Tabel 24 menunjukan bahwa nilai Fhitung sebesar
36,756 lebih besar dari FTabel 2,70 dan nilai siginfikansi lebih kecil dari nilai α
(0,000 < 0,05). Berdasarkan hasil olahan data tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa secara simultan variabel independen (kesadaran, persepsi, dan preferensi
konsumen) memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap variabel dependen
81
yaitu Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan
Perpasaran Jakarta Barat.
Dari uraian variabel kesadaran, persepsi, dan preferensi terdapat
keselarasan yang sama dimana ketiga variabel tersebut berada pada kategori
tinggi. Dari variabel-variabel dependen pada penelitian ini, pengaruh yang
dominan atas variabel independen (Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi
Buah Lokal) adalah Kesadaran, yang berarti variabel ini adalah yang paling
berpengaruh dalam pembentukan Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah
Lokal. Kesadaran adalah penerimaan sebuah produk dalam benak konsumen.
Jadi semakin tinggi tingkat pengetahuan tentang buah lokal berarti buah lokal
tersebut berada dalam benak konsumen sebelum buah impor yang selanjutnya
membentuk persepsi dan preferensi konsumen sebelum akhirnya terbentuk
Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Perpasaran
Jakarta Barat.
Jika hasil variabel persepsi dan preferensi dikaitkan dengan penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Azizah (2008) terdapat persamaan hasil, yang
membuktikan bahwa terdapat pengaruh persepsi dan preferensi konsumen
terhadap keputusan pembelian buah lokal di Lailai Market Buah Malang. Namun
ada sedikit perbedaan dari penelitian dahulu tersebut, yaitu variabel independen
pada penelitian terdahulu tentang keputusan pembelian buah lokal tetapi pada
penelitian ini variabel independen berupa Perilaku Konsumen dalam
Mengkonsumsi Buah Lokal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, keputusan
pembelian buah lokal yang dilakukan oleh konsumen belum pasti terdapat
82
Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal yang dibeli oleh konsumen
tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Martias (1997), untuk
dapat mengembangkan jenis buah-buahan yang sesuai dengan karakteristik
perilaku konsumsi konsumen buah-buahan, kegiatan pemasaran modern harus
mengutamakan penyesuaian strategi pemasaran dengan karakteristik, keinginan,
dan kebutuhan konsumen. Hal ini penting sebagai informasi dalam usaha
meningkatkan mutu buah, menentukan jenis buah-buahan yang sesuai dengan
selera konsumen, serta untuk dijadikan pedoman dalam pendistribusian buah-
buahan ketempat-tempat penjualan buah tertentu yang dihubungkan dengan
pilihan atau perilaku konsumsi konsumen buah-buahan.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya, bahwa
konsumen di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat mayoritas adalah wanita, usia
antara 35-42 tahun dengan status sudah menikah, dan jenis pekerjaan karyawan
dengan berpenghasilan Rp. 2.400.001,00 – Rp. 5.000.000,00. Variabel Kesadaran
Konsumen (X1), Persepsi Konsumen (X2) dan Preferensi Konsumen (X3) terhadap
Perilaku Konsumen Dalam Mengkonsumsi Buah Lokal dengan koefisien
determinan sebesar 0,535 atau 53,5% dan memiliki kesimpulan sebagai berikut :
1) Variabel Kesadaran Konsumen (X1) berpengaruh nyata dan berada pada
kategori tinggi terhadap Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah
Lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat.
2) Variabel Persepsi Konsumen (X2) berpengaruh nyata dan berada pada kategori
tinggi terhadap Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di
Kawasan Perpasaran Jakarta Barat.
3) Variabel Preferensi konsumen (X3) berpengaruh nyata dan berada pada
kategori tinggi terhadap Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah
Lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat.
4) Secara bersama-sama atau simultan, Kesadaran (X1), Persepsi (X2),
Preferensi (X3) memiliki pengaruh nyata terhadap variabel Perilaku
Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat
dengan Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah berada pada kategori
tinggi.
85
6.2. Saran
Setelah memperlihatkan kesimpulan diatas, penulis mencoba
mengemukakan saran-saran yang mungkin bermanfaat, yaitu sebagi berikut :
1. Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Barat sebaiknya memaksimalkan
perhatian terhadap buah lokal melalui persediaan buah lokal diberbagai jenis
pasar, promosi, pembinaan dan pengawasan petani buah lokal dalam produksi
sampai ke pemasaran buah, dan workshop tentang buah lokal untuk
menambah pengetahuan konsumen mengenai buah lokal karena variabel
kesadaran, persepsi, dan preferensi konsumen berpengaruh nyata terhadap
perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal di kawasan perpasaran
Jakarta Barat.
2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dilakukan di berbagai banyak tempat
atau kota sehingga dapat di bandingkan hasil penelitiannya.
3. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan dapat menambah jumlah variabel agar
menambah kemampuan model dalam menjelaskan fenomena perilaku
mengkonsumsi buah lokal.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, M. Dan Muhidin Sambas. A. Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam Penelitian. Bandung : Pustaka Setia. 2007.
Anonim. Data Statistik, Data Kependudukan, Data-Data dan Data.
http://semuadatalengkap.blogspot.com/2012/02/jakartabarat.html#more. 28 September 2014 . Azizah. Analisis Pengaruh Persepsi dan Preferensi Konsumen terhadap
keputusan pembelian buah lokal (studi pada Lailai Market Buah Malang). [Skripsi]. Malang : Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, UIN Malang. 2008.
BPS. Statistik Daerah Kota Jakarta Barat. Jakarta : Badan Pusat Statistik Kota
Administrasi Jakarta Barat. 2014. BPS. Keadaan Ketenagakerjaan di DKI Jakarta Agustus 2013. Jakarta : Badan
Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta. 2013. Direktorat Jenderal Hortikultura . http://hortikultura.pertanian.go.id/index.php? option=com_content&view=article&id=339:nilai-impor-a-ekspor-buah-
th-2012&catid=57:ekspor-impor&Itemid=687. 04 Juli 2014. Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang
: Badan Penerbit Undip. 2006. Indarto, Rossi Prasetya. “Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Bundling Kartu
GSM dengan Smartphone”. [Tesis]. Jakarta : Program Studi Magister Manajemen Pemasaran, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. 2011.
Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta, Balai Pustaka, 1982. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta, Balai Pustaka, Jakarta, 2006. Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Basis Data Ekspor Impor Komoditi
Pertanian Tahun 2012 S/D Saat Ini. http://database.deptan.go.id/eksim 2012/. 22 Desember 2014
Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran Edisi Millenium 1 (Diterjemahkan Oleh
Hendra Teguh dan Ronny A. Rusli). Jakarta: PT. Prenhalindo. 2002. Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran Edisi 11. Jakarta: PT. Indeks. 2006. Kotler, Philip dan Gary Amstrong. Dasar-Dasar Pemasaran, Edisi V, jilid 2.
Jakarta: Intermedia. 1996.
86
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran (Edisi Kedua Belas), Cetakan Ketiga, PT. Indeks, Jakarta, 2008.
Mangkunegara, Anwar. Perilaku Konsumen Edisi Revisi. Bandung : PT Refika
Aditama. 2002.
Martias. Analisis Preferensi Konsumen dan Perilaku Konsumsi Buah-Buahan pada Masyarakat Kelas Atas (Studi Kasus Di Kompleks Pemukiman Villa Duta, Kelurahan Baranangsiang, Kecamatan Bogor Timur, Kotamadya Bogor). [Skripsi] Bogor : Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. 1997.
Nasution, Asma. Sikap dan Preferensi Konsumen Dalam Mengkonsumsi Susu
Cair (Pada Hypermarket Carrefour, Lebak Bulus, Jakarta). [Skripsi]. Bogor : Departemen Agribisnis, Fukultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. 2009.
Nazir, Moh. Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia. 2005 Peter, JP., & Olson, J.C. Consumer behavior & marketing strategy. New York :
McGraw-Hill. 1996. Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta, (2003), Keputusan Gubernur Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 44 Tahun 2003 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Perpasaran Swasta di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Jakarta.
Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta, (2013), Peraturan Gubernur Provinsi
Daerah Khusu Ibukota Jakarta no.123 tahun 2013 Tentang UMP Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Jakarta
Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Barat. Sejarah, Kota Administrasi Jakarta
Barat. http://barat.jakarta.go.id/v09/?page=Sejarah. 28 September 2014. Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Barat. Visi dan Misi, Kota Administrasi
Jakarta Barat. http://barat.jakarta.go.id/v09/?page=Visi.Misi. 28 September 2014.
Pindyck, Robert S. and Daniel, Rubinfeld. Mikro Ekonomi. Jilid 1. Jakarta :
Prenhallindo. 2002. Schiffman, G. Leon., Lazar, Leslie. Perilaku Konsumen. Alih Bahasa Oleh
Zoelkifli Kasip. Edisi Ketujuh. Jakarta : PT Indeks Gramedia. 2004. Simamora, Bilson. Membongkar Kotak Hitam Konsumen. Jakarta : PT Gramedia
Simamora, Bilson. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2008. Suartining, NK., Struktur, Perilaku, dan Kinerja Pemasaran Anggur (Studi Kasus
di Desa Banjar Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng)[Tesis]. Bali : Unud. 2011.
Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. 1997. Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. 2004. Sugiyono. Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta,
2008. Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta. 2012. Suhardjo, Sosial Budaya Gizi, Bogor :Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Dirjen Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Pangan & Gizi, 1989. Suryani, Tatik. Perilaku Konsumen Implikasi Pada Strategi Pemasaran.
Yogyakarta : PT Graha Ilmu. 2008.
Sutisna. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2002.
Tjiptono, Fandy. Strategi Pemasaran, Edisi 2, Penerbit Andi, Yogyakarta. 2004. Umar, Husein. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis, Jakarta : PT. Gra findo
Pustaka. 1983. Umar, Husein. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Jakarta : PT. Gramedia
Suku Bangsa : ...............................................................
Jumlah anggota keluarga (termasuk anda) : .................. orang
Pekerjaan :
a) Mahasiswa/Pelajar
b) Ibu Rumah Tangga
c) PNS
d) Karyawan
e) Wiraswasta
Pendapatan/bulan :
a) < Rp. 1.000.000
b) Rp. 1.100.001 – Rp. 2.400.000
c) Rp. 2.400.001 – Rp. 5.000.000
d) Rp. 5.000.001 – Rp. 8.000.000
e) >Rp.8.000.001
Besaran Pengeluaran Untuk Buah/Bulan :
a) < Rp. 100.000
b) Rp. 100.001 – Rp. 300.000
c) Rp. 300.001 – Rp. 500.000
d) Rp. 500.001 – Rp. 800.000
e) >Rp. 800.001
Alasan anda berbelanja buah disini : ............................................................................
Lampiran 1. Lanjutan Kuisioner Penelitian
Petunjuk : Berilah tanda ceklis ( √ ) pada kolom jawaban yang paling sesuai menurut Anda Ket : SS = Sangat Setuju KS = Kurang Setuju S = Setuju TS = Tidak Setuju R = Ragu – ragu
A. KOMPONEN KESADARAN KONSUMEN PADA PERILAKU MENGKONSUMSI BUAH LOKAL
No. Pernyataan SS S R KS TS
1. Saya mengetahui daerah asal produksi buah mangga cengkir
2. Saya mampu membedakan jeruk keprok dengan jeruk shantang
3. Ketika saya mengkonsumsi buah lokal, saya mengetahui kandungan gizi di jenis buah tersebut
4. Ketika saya mengkonsumsi buah lokal, saya akan merasa lebih sehat
5. Dengan mengkonsumsi buah lokal, saya dapat membantu meningkatkan kesajahteraan petani dalam negeri
6. Dengan mengkonsumsi buah lokal, berarti saya mencintai produk dalam negeri
7. Dengan mengkonsumsi buah lokal dapat membantu kegiatan pemerintah
8. Berdasarkan pertimbangan mengenai konsumsi buah lokal di masa lalu, tidak akan beresiko untuk kesehatan apabila mengkonsumsi buah lokal
9. Berdasarkan pertimbangan mengenai konsumsi buah lokal di masa lalu, buah lokal dan buah impor memiliki kualitas yang sama
10. Berdasarkan pertimbangan mengenai konsumsi buah lokal di masa lalu, buah lokal sangat bagus untuk dikonsumsi
Lampiran 1. Lanjutan Kuisioner Penelitian
B. KOMPONEN PERSEPSI KONSUMEN PADA PERILAKU KONSUMEN
DALAM MENGKONSUMSI BUAH LOKAL
No. Pernyataan SS S R KS TS
1 Buah lokal dapat dijadikan sektor andalan pendapatan nasional
2 Buah lokal dapat berdaulat di negerinya sendiri
3 Buah lokal mampu bersaing di pasar internsional
4 Kesegaran buah lokal tetap terjaga
5 Warna buah lokal sangat unik
6 Satu jenis buah lokal memiliki bentuk yang beragam
7 Buah lokal mempunyai aroma yang khas
8 Buah lokal memiliki derajat kematangan yang merata
9 Rasa buah lokal cocok untuk lidah saya
10 Buah lokal memiliki rasa yang unik
11 Buah lokal mudah ditemui pasaran
12 Buah lokal dapat memenuhi permintaan buah dipasaran
Lampiran 1. Lanjutan Kuisioner Penelitian
C. KOMPONEN PREFERENSI KONSUMEN PADA PERILAKU KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI BUAH LOKAL
No. Pernyataan SS S R KS TS
1. Saya memilih konsumsi buah lokal karena terjamin kualitasnya
2. Saya memilih konsumsi buah lokal karena memiliki menyehatkan bagi tubuh
3 Saya memilih konsumsi buah lokal segar karena harga yang terjangkau
4. Harga buah lokal sesuai dengan kualitas yang didapatkan
5. Saya memilih konsumsi buah lokal segar karena penampilannya lebih menarik
6. Saya memilih konsumsi buah lokal karena rasa buah lokal lebih enak
7. Saya memilih konsumsi buah lokal segar karena terbebas dari bahan kimia (lilin)
Lampiran 1. Lanjutan Kuisioner Penelitian
D. KOMPONEN PERILAKU KONSUMEN DALAM MENGKOMSUMSI BUAH LOKAL
No. Pernyataan SS S R KS TS
1. Saya mengkonsumsi buah lokal karena popularitas buah lokal di Indonesia
2. Saya membeli buah lokal untuk konsumsi pribadi saya
3. Saya membeli buah lokal karena rekomendasi dari teman
4. Saya membeli buah lokal karena sebagian besar keluarga saya mempercayai rasa dan kualitasnya yang baik
5. Saya membeli buah lokal karena sesuai dengan pendapatan saya
6. Saya membeli buah lokal karena harganya yang relatif terjangkau
7 Saya membeli buah lokal karena sesuai dengan gaya hidup sehat saya
8 Saya merasa puas ketika mengkonsumsi buah lokal
9 Saya membeli buah lokal karena saya vegetarian
10 Saya membeli buah lokal karena kandungan gizinya sudah terjamin
93
Lampiran 2. Tabulasi Data Komponen Kesadaran Konsumen di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat Tahun 2014