1. LATAR BELAKANG Kemajuan jaman yang ditandai dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta berubahnya kondisi sosial ekonomi masyarakat membawa dampak terhadap kebutuhan pelayanan pemerintah kepada masyarakat. Dewasa ini tuntutan masyarakat terhadap pelayanan cukup tinggi baik jenis pelayanannya maupun kualitas pelayanan yang diberikan. Hal tersebut sejalan dengan berjalannya era reformasi yang memberikan kebebasan secara optimal kepada setiap individu masyarakat untuk menyampaikan berbagai aspirasi dan keinginannya sesuai dengan kepentingan masing-masing. Disisi lain berkembangnya kebijakan pengelolaan pemerintahan yang bergeser dari pola konsentrasi menjadi otonomi daerah, yang memberikan peluang yang sebesar-besarnya kepada daerah untuk melaksanakan roda pemerintahan dalam memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat. Berdasarkan kenyataan diatas para aparatur pemerintah dituntut agar semakin mampu melaksanakan tugas dan fungsi pemerintahan, yaitu sebagai penyelenggara 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1. LATAR BELAKANG
Kemajuan jaman yang ditandai dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
tekhnologi serta berubahnya kondisi sosial ekonomi masyarakat membawa dampak
terhadap kebutuhan pelayanan pemerintah kepada masyarakat. Dewasa ini tuntutan
masyarakat terhadap pelayanan cukup tinggi baik jenis pelayanannya maupun kualitas
pelayanan yang diberikan. Hal tersebut sejalan dengan berjalannya era reformasi yang
memberikan kebebasan secara optimal kepada setiap individu masyarakat untuk
menyampaikan berbagai aspirasi dan keinginannya sesuai dengan kepentingan
masing-masing. Disisi lain berkembangnya kebijakan pengelolaan pemerintahan yang
bergeser dari pola konsentrasi menjadi otonomi daerah, yang memberikan peluang
yang sebesar-besarnya kepada daerah untuk melaksanakan roda pemerintahan dalam
memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat.
Berdasarkan kenyataan diatas para aparatur pemerintah dituntut agar semakin
mampu melaksanakan tugas dan fungsi pemerintahan, yaitu sebagai penyelenggara
pemerintahan, pelaksana pembangunan dan pelayanan masyarakat dengan sebaik-
baiknya; khususnya dalam melayani, mengayomi dan menumbuhkan perakarsa serta
peran aktif masyarakat dalam pembangunan. Dalam tugas ini maka kepemimpinan
merupakan faktor yang sangat penting untuk mencapai tujuan organisasi. Organisasi
merupakan kumpulan individu dengan berbagai prilaku. Tujuan organisasi akan dapat
tercapai apabila ada pemimpin yang mampu mengelola organisasi secara efektif dan
efisien. Pemimpin dapat bekerja efektif dan efisien apabila mampu menentukan
tujuan, memanfaatkan sumber daya yang ada, melakukan komunikasi dan
memberikan motivasi terhadap bawahan guna mencapai tujuan organisasi.
Kepemimpinan dapat menentukan suatu organisasi mampu mencapai tujuan yang
1
telah ditentukan karena kepemimpinan dapat mempengaruhi prilaku orang dalam
situasi tertentu agar bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah disepakati
bersama.
Robbins ( 2001; 43) menyatakan bahwa seorang disebut pemimpin apabila ia
memotivasi bawahannya, mengarahkan kegiatan-kegiatan orang lain, memilih saluran
komunikasi yang efektif atau menyesuaikan perkembangan diantara anggota.
Seorang pemimpin dikatakan berhasil dalam sebuah organisasi ketika yang
bersangkutan mampu meningkatkan kinerja individu maupun organisasi. Pemimpin
harus mampu mengelola pola pikir dan prilaku bawahannya, menciptakan etika kerja
dan nilai-nilai yang ada dalam organisasi. Peran seorang pemimpin akan terkesan
secara mendalam bagi bawahannya dan mempengaruhi efektifitas kerjanya apabila
mampu menyampaikan visi dan misi secara proaktif dengan gaya bahasa yang mudah
dimengerti dan dipahami. Kondisi ini akan menumbuhkan motivasi dan semangat
kerja bawahan untuk bekerja secara optimal sesuai tujuan organisasi.
Motivasi memberikan sumbangan yang besar dalam meningkatkan kinerja
pegawai. Karena motivasi merupakan suatu penggerak dari dalam hati seseorang
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Motivasi menurut teori Maslow terkait
dengan pemenuhan kebutuhan hidup yang bebentuk krucut. Manusia akan
termotivasi apabila kebutuhan hidupnya dapat dipenuhi dengan baik. Kebutuhan
tersebut mulai dari kebutuhan fisiologis, keamanan, sosial, penghargaan sampai
kebutuhan aktualisasi diri. Semakin besar kebutuhan hidupnya terpenuhi maka akan
semakin besar kinerja dalam melakukan tugas dan kewajibannya. Sedangkan motivasi
kerja menurut Nursalam (2002, 97) adalah suatu kondisi yang berpengaruh untuk
membangkitkan, mengarahkan dan memeriksa prilaku yang berhubungan dengan
lingkungan pekerjaan.
2
Lingkungan kerja dalam suatu organisasi mempunyai andil yang cukup besar
dalam meningkatkan kinerja pegawai. Menurut Nitisento (2000 : 109) lingkungan
kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang dapat mempengaruhi
dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Lingkungan kerja yang
aman dan nyaman dapat menumbuhkan kenyamanan dan ketentraman pegawai dalam
melaksanakan pekerjaan, sehingga menimbulkan semangat dan gairah dalam bekerja.
Lingkungan kerja ini terdiri dari lingkungan fisik dan non fisik yang berada disekitar
pegawai yang berpengaruh besar terhadap semangat kerja, antara lain; kebersihan,
keamanan, kenyamanan dilingkungan kerja sehingga akan dapat menimbulkan
semangat dan gairah guna meningkatkan kinerja pegawai pada organisasi yang
bersangkutan.
Pegawai Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi Nusa
Tenggara Barat sebagai aparatur pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat yang
memiliki tugas pokok dan fungsi melaksanakan tugas pemberdayaan di bidang
Koperasi, usaha mikro kecil dan menengah yang ada di Provinsi Nusa Tenggara
Barat. Jumlah pegawai Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil & Menengah provinsi
NTB sebanyak 99 orang yang terbagi dalam berbagai bagian atau bidang yaitu ;
Bidang TataUsaha 4 orang, Bidang embinaan Koperasi 12 orang, Bidang Fasilitasi
Pembiayaan dan Simpan Pinjam 10 orang, Bidang Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil
& Menengah 12 orang, Bidang Penyuluhan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil &
Menengah 6 orang, serta Unit Pelaksana Teknis Dasar (UPTD) Balai Pendidikan dan
Pelatihan Usaha Mikro Kecil & Menengah provinsi NTB sebanyak 18 orang.
Adapun tugas pokok dan fungsi yang ditangani masing-masing bagian atau
bidang yaitu Bagian Tata Usaha mengenai kegiatan administrasi guna mendukung
pelaksanaan tugas bidang teknis; bidang pembinaan koperasi mengenai pembinaan
3
kelembagaan, fasilitasi pembiayaan dan usaha koperasi; bidang pemberdayaan usaha
mikro kecil & menengah .......permodalan dan pelaksanaan usaha mikro kecil &
menengah; bisang fasilitasi pembiayaan dan simpan pinjam mengenai fasilitasi
pembiayaan dan pengelolaan usaha simpan pinjam koperasi; bidang penyuluhan
mengenai penyuluhan dan penyebarluasan informasi Koperasi dan usaha mikro kecil
& menengah....UPTD Balai Pendidikan dan Pelatihan Koperasi dan usaha mikro kecil
& menengah Provinsi Nusa Tenggara Barat mengenai pendidikan dan pelatihan bagi
aparatur Dinas Koperasi Provinsi, Kabupaten dan Kota serta para pengelola koperasi
usaha mikro kecil & menengah Provinsi Nusa Tenggara Barat .
Sedangkan penghasilan sebagai kompensasi atas beban kerja yang diberikan
kepada pegawai disamping gaji tetap bulanan yang besarnya ditetapkan berdasarkan
Peraturan Pemerintah nomor..... maka pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
memberikan tambahan penghasilan kepada semua pegawai berupa Tunjangan Kinerja
Daerah (TKD) dan pemberian uang makan yang besarnya ditetapkan berdasarkan
Surat Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Barat nomor 95 tahun 2011 tentang
Pemberian Tambahan Penghasilan berdasarkan beban kerja pada satuan kerja
perangkat daerah di lingkungan pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat dan
keputusan Gubernur nomor 99 tahun 2011 tentang pemberian uang makan bagi
pegawai negeri sipil (PNS) dan pegawai tidak tetap (PTT) di lingkungan pemerintah
provinsi Nusa Tenggara Barat. Besarnya TKD untuk setiap pegawai ditentukan sesuai
dengan tingkat jabatan/golongan/pangkat masing-masing pegawai dengan variasi
TKD terendah Rp300.000 dan tertinggi Rp15.000.000 perbulan. Sedangkan
pemberian uang makan bagi PNS dan PTT sebesar Rp10.000 perhari diberikan paling
banyak 22 (dua puluh dua) hari kerja dalam 1 (satu) bulan.
4
Dalam pelaksanaan tugasnya aparatur Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan
Menengah Provinsi Nusa Tenggara Barat memberikan pelayanan terhadap masyarakat
terutama palayanan dibidang kelembagaan, fasilitasi permodalan dan usaha Koperasi,
usaha mikro kecil dan menengah. Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari Dinas
Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi Nusa Tenggara Barat telah
menerapkan prilaku kepemimpinan secara kekeluargaan, dan pemberian motivasi
berupa penghargaan, penugasan kerja, pendidikan dan pelatihan, kenaikan pangkat/
promosi jabatan, serta penyediaan lingkungan kerja berupa penyiapan fasilitas kerja,
penciptaan suasana dan keamanan kerja. Melalui pelaksanaan kepemimpinan,
pemberian motivasi dan penyediaan lingkungan kerja tersebut diharapkan dapat
meningkatkan kinerja pegawai Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Provinsi Nusa Tenggara Barat. Namun demikian kenyataannya upaya tersebut belum
dapat memberikan hasil optimal sebagaimana yang diharapkan dalam pengembangan
Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah di provinsi Nusa Tenggara Barat.
Berdasarkan kenyataan tersebut maka penulis memilih untuk melakukan
penelitian pada Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi Nusa
Tenggara Barat yang berkaitan dengan pengaruh Kepemimpinan, Motivasi dan
Lingkungan Kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan
Menengah Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Penelitian ini menjadi lebih menarik mengingat bahwa jajaran Dinas Koperasi,
Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagai
Satuan KerjaPemerintah Daerah (SKPD) yang bertanggung jawab terhadap
pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Provinsi NTB sedang
melakukan berbagai upaya pemberdayaan melalui penigkatan Sumber Daya Manusia,
pembenahan kelembagaan, fasilitasi sarana dan permodalan serta fasilitasi promosi
5
dan pemasaran dalam rangka menunjukkan Koperasi Berkualitas dan menciptakan
Wirausaha Baru.
2. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
a. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari kepemimpinan terhadap kinerja
pegawai Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi NTB
b. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari motivasi kerja terhadap kinerja
pegawai Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi NTB
c. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari lingkungan kerja terhadap kinerja
pegawai Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi NTB
d. Apakah ada pengaruh yang signifikan kepemimpinan, motovasi dan lingkungan
kerja secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai pada Dinas Koperasi, Usaha
Mikro Kecil dan Menengah Provinsi NTB
e. Faktor manakah yang berpengaruh paling signifikan diantara kepemimpinan,
motovasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Koperasi, Usaha
Mikro Kecil dan Menengah Provinsi NTB
3. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan yang diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut ;
a. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja pegawai
pada Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi NTB
b. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai
pada Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi NTB
6
c. Untuk mengetahui pengaruh signifikansi lingkungan kerja terhadap kinerja
pegawai pada Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi NTB
d. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh kepemimpinan, motivasi kerja, dan
lingkungan kerja secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai pada Dinas
Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi NTB
e. Untuk mengetahui faktor yang mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap
kinerja pegawai Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi NTB
4. KEGUNAAN PENELITIAN
1. Kegunaan Praktis
Sebagai masukan dalam rangka penerapan kepemimpinan, pemberian motivasi
kerja dan penyediaan lingkungan kerja sebagai upaya peningkatan kinerja
pegawai pada Dinas Provinsi NTB
2. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi untuk
perkembangan ilmu pengetahuan di bidang sumber daya manusia dalam rangka
peningkatan kinerja pegawai
3. Kegunaan akademis
Untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai kebulatan studi program Strata
dua (S2) pada Program Studi Magister Manajemen Pasca Sarjana Universitas
Mataram
5. TINJAUAN PUSTAKA
7
5.1 Hasil Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang pernah dilakukan yang berkaitan dengan
Kepemimpinan, Motivasi, Lingkungan kerja dan kinerja oleh beberapa penulis,
antara lain :
5.1.1 Djaswad (2002) dengan judul penelitian : Analisis Pengaruh Faktor-
Faktor motivasi terhadap Kinerja Karyawan pada Sekertariat Daerah Kota
Mataram. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh motivasi
terhadap kinerja karyawan dan variabel manakah yang memberi pengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan Sekertariat Daerah Kota Mataram.
Analisis data yang digunakan Regresi Linier Berganda dengan hasil
penelitian menyimpulkan bahwa faktor-faktor motivasi yang terdiri dari
karakter individu, karakteristik pekerjaan dan secara bersama-sama
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan pada
Sekertariat Daerah Kota Mataram. Ketiga variabel yang berpengaruh
terhadap kinerja karyawan tersebut memberikan kontribusi 70,10 % dan
sisanya sebesar 29,90% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
termasuk dalam model.
5.1.2 Alishahban (2003), judul penelitian “ Pengaruh Motivasi terhadap Prestasi
Kerja Karyawan Sub Dinas Pengairan Dinas PU Kimpraswil Lombok
Tengah. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap
prestasi kerja karyawan sub dinas Pengairan Dinas PU Kimpraswil
Lombok Tengah. Analisis data yang digunakan yaitu uji validitas dan
Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa :
Motivasi berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja dan setiap
8
peningkatan motivasi dapat meningkatkan prestasi kerja. Variabel
motivasi adalah usaha dan keinginan karyawan.
5.1.3 Sahaz (2004) judul penelitian “ Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan
Motivasi terhadap Prestasi Kerja Karyawan Kantor Kecamatan se Kota
Mataram”. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh gaya
kepemimpinan, motivasi terhadap prestasi kerjadan faktor manakah yang
berpengaruh secara dominan terhadap prestasi kerja karyawan kator
kecamatan se Kota Mataram. Analisis data yang digunakan yaitu uji
validitas, reliabilitas dan Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa secara simultan gaya kepemimpinan dan motivasi
berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi kerja karyawan kantor
kecamata se Kota Mataram yang ditujukan dengan koefisien determinasi
(R2) sebesar 0,8026 atau 80,26% dan selebihnya 19,24 % dipengaruhi oleh
variabel lain diluar model.
5.1.4 Rochman (2008) judul penelitian Pengaruh Lingkungan Kerja, Usia
Pensiun dan tingkat Stres Kerja terhadap Kinerja Pegawai. Tujuan
penelitian ini adalah ingin mengetahui parsial dan simultan faktor
lingkungan kerja dan usia pensiun terhadap kinerja pegawai di Perseroan
Terbatas (PT) Duta Ananda Textile Pekalongan. Analisis data yang
digunakan uji validitas, uji reliabilitas, dan regresi linier berganda.
Kesimpulannya adalah lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap
kinerja pegawai, usia pensiun berpengaruh signifikan terhadap kinerja
pegawai dan stres kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Secara
bersama-sama faktor lingkungan kerja, usia pensiun dan stres kerja
berpengaruh signifikan terhadap kinerja
9
5.1.5 Mulyono (2010) dengan judul penelitian Pengaruh Kepemimpinan,
Komunikasi, motivasi, Pengembangan Karir dan Promosi Jabatan
terhadap Kinerja Pegawai Kantor Sekertariat Daerah Kabupaten
Sukoharjo. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan,
komunikasi, motivasi, pengembangan karir dan promosi jabatan baik
secara parsian maupun simultan terhadap kinerja pegawai kantor
Sekertariat Daerah kabupaten Sukoharjo. Analisis data yang digunakan
yaitu uji validitas, uji reliabilitas, regresi berganda, uji Fdan uji T.
Hasilnya menyimpulkan bahwa kepemimpinan, komunikasi, motivasi,
pengembangan karir dan promosi jabatan baik secara parsial maupun
simultan mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja pegawai
Sekertariat Daerah kabupaten Sukoharjo; sedangkan variabel yang paling
doninan terhadap kinerja pegawai adalah komunikasi dengan koefisien
regresi 0,378.
5.1.6 Suyadi (2011) dengan judul penelitian Pengaruh Kepemimpinan,
Motivasi, Lingkungan Kerja, Disiplin Kerja dan Pengawasan terhadap
Koperasi Kabupaten Karanganyar. Tujuan penelitian untuk mengetahui
pengaruh kepemimpinan, motivasi, lingkungan kerja dan pengawasan baik
secara simultan maupun paesial terhadap kinerja pegawai dinas koperasi,
Perindustrian dan perdagangan kabupaten Karanganyar. Analisis data
yang digunakan yaitu uji validitas, uji reliabilitas dan uji hipotesis
menggunakan Regresi Linier Berganda. Menyimpulkan bahwa
kepemimpinan, motivasi, lingkungan kerja, disiplin kerja dan pengawasan
secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja pegawai Dinas
Perindustrian, Perdagangan, Penanaman Modal dan Koperasi Kabupaten
10
Karanganyar yang memberikan kontribusi sebesar 57 % sedangkan
sisanya 43 % dijelaaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam
modal.
5.1.7 Dwiningsih (2011) dengan judul penelitian Pengaruh Komunikasi,
Motivasi Kerja, Lingkungan Kerja, Manajemen Konflik dan tingkat
Kesejahteraan terhadap Kinerja Karyawan Akademi Keperawatan Panti
Kosala Surakarta. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh
komunikasi, motivasi kerja, lingkungan kerja, manajemen konflik dan
tingkat kesejahteraan terhadap terhadap Kinerja Karyawan Akademi
Keperawatan Panti Kosala Surakarta. Analisis data yang digunakan yaitu
uji validitas, uji reliabilitas, analisis regresi berganda dan uji hipotesis
menggunakan uji F dan T statistik. Penelitian ini menyimpulkan bahwa
Kepemimpinan, Motivasi Kerja, Lingkungan Kerja, Manajemen Konflik
dan tingkat Kesejahteraan secara simultan berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja karyawan dengan kontribusi sebesar 89,5% dan sisanya
sebesar 10,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam
model; sedangkan faktor yang paling dominan terhadap kinerja karyawan
adalah faktor kemampuan kerja dengan nilai sebesar 61,2%.
5.2. TINJAUAN TEORI
5.2.1. Definisi Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam
organisasi, karena keberhasilan penyelesaian tugas organisasi banyak
ditentukan oleh peran pemimpin itu sendiri. Terkait masalah kepemimpinan
banyak sekali definisi kepemimpinan yang diungkapkan para ahli dan
11
ilmuwan dalam upaya memberikan pemahaman yang lebih jelas antara lain :
Yacobs & Jaques (1990; 281) mendefinisikan kepemimpinan adalah proses
memberikan tujuan (arah yang berarti) ke usaha kolektif yang menyebabkan
adanya usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan, sedang menurut A.F
Stoner dalam Husein Umar (1991;31) menjelaskan bahwa kepemimpinan
adalah tugas dari para anggota kelompok. Selanjutnya menurut Stephen
Robbins dan Judge (2008; 49) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah
sebagai kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok guna mencapai
sebuah visi atau serangkaian tujuan yang ditetapkan. Lebih jauh Kreitner dan
Kinicki (2005) mendefinisikan kepemimpinan adalah suatu proses pengaruh
sosial dimana pemimpin mengusahakan partisipasi sukarela dari dari para
bawahan dalam suatu usaha untuk mencapai tujuan organisasi, sedangkan
menurut Yukl (2009; 8) mendefinisikan bahwa kepemimpinan adalah proses
untuk mempengaruhi orang lain untuk memahami dan setuju dengan apa yang
perlu dilakukan dan bagaimana tugas itu dilakukan secara efektif, serta proses
untuk memfasilitasi upaya individu dan kolektif untuk mencapai tujuan
bersama.
Dari berbagai pendapat ahli dan ilmuwan diatas dapat disimpulkan
kepemimpinan berkaitan dengan beberapa hal, yaitu :
1. Adanya seseorang yang berperan memimpin atau leader dan adanya orang
yang dipimpin atau bawahan.
2. Merupakan proses mempengaruhi dari pimpinan kepada bawahan yang
memungkinkan bawahan mau melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai
yang diinginkan pemimpin.
3. Adanya tujuan bersama yang hendak dicapai
12
4. Adanya wadah tempat bekerjasama berupa organisasi
Dari penjelasan diatas terlihat bahwa kedudukan seorang pemimpin
sangat menentukan keberhasilan karena pemimpin harus mampu
mempengaruhi bawahan untuk dapat melaksanakan pekerjaan yang
dibebankan; melalui tugas bawahan inilah pemimpin dapat mewujudkan
tujuan yang diinginkan. Karena itu seorang pemimpin harus mampu
meningkatkan produktifitas kerja guna mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan. Sesuai maksud tersebut untuk meningkatkan kinerja karyawan
selaku bawahan maka seorang pemimpin harus memiliki kemampuan
memimpin yang tercermin dalam prilaku kepemimpinan atau gaya
kepemimpinan yang sesuai dengan harapan karyawan yang menjadi bawahan.
5.2.2 Prilaku Kepemimpinan
Prilaku kepemimpinan merupakan pola atau prilaku yang dirancang
untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dan tujuan individu yang akan
dicapai secara bersama-sama. Menurut Reksohadi prodjo dan T. Hani
Handoko (1992) dinyatakan bahwa terminologi prilaku pemimpin ekuivalen
dengan gaya kepemimpinan, yaitu merupakan cara dengan mana pemimpin
mempengaruhi para bawahannya. Prilaku akan tercermin pada cara pemimpin
mempengaruhi bawahan untuk melaksanakan tugas yang dibebankan.
Untuk memahami prilaku kepemimpinan atau gaya kepemimpinan dapat
dilakukan melalui beberapa pendekatan, antara lain :
a. Pendekatan Sifat
Berdasarkan sifat kepemimpinan menurut Dermawan (1998) menyatakan
bahwa seorang pemimpin biasanya lebih menonjol dari bawahannya dalam