Top Banner
PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, DAN REGULASI DIRI TERHADAP ADAPTABILITAS KARIER PADA WANITA KARIER YANG TELAH BERUMAH TANGGA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Oleh: Rifda Riski Nanda NIM: 11140700000052 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H / 2018 M
136

PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

Jan 08, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL,

DAN REGULASI DIRI TERHADAP ADAPTABILITAS KARIER

PADA WANITA KARIER YANG TELAH BERUMAH TANGGA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh:

Rifda Riski Nanda

NIM: 11140700000052

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H / 2018 M

Page 2: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh
Page 3: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

iii

Page 4: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

iv

Page 5: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

v

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi

B) Agustus 2018

C) Rifda Riski Nanda

D) Pengaruh kelekatan emosional, dukungan sosial, dan regulasi diri terhadap

adaptabilitas karier pada wanita karier yang telah berumah tangga

E) xiv + 97 halaman + 38 lampiran

F) Penelitian ini didasarkan oleh adanya fenomena bekerja yang saat ini

mengalami perkembangan sifat dari linier dan stabil menjadi pola kerja yang

dinamis dan kompleks. Hal ini mendorong individu untuk meningkatkan

kemampuan adaptabilitas karier. Kenyataannya, wanita lebih banyak

mengalami stres kerja dibanding laki-laki. Artinya, wanita karier memiliki

kemampuan adaptabilitas karier yang rendah dibandingkan dengan laki-laki.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara kelekatan

emosional, dukungan sosial, dan regulasi diri terhadap adaptabilitas karier

pada wanita karier yang telah berumah tangga. Responden penelitian

merupakan wanita dewasa yang telah berumah tangga dan beprofesi sebagai

perawat dengan usia 25-50 tahun. Penelitian ini melibatkan 216 responden.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah adaptasi dari Career

Adapt-Abilities Scale (CAAS) untuk mengukur adaptabilitas karier, Adult

Attachment Scale (AAS) untuk mengukur kelekatan emosional,

Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) untuk

mengukur dukungan sosial, dan Self Regulation Questionere (SRQ) untuk

mengukur regulasi diri. Kuesioner disebar secara daring dan secara langsung

dengan menggunakan non-probability sampling technique, yakni

convenience sampling. Pengujian Confirmatory Factor Analysis (CFA)

dilakukan untuk menguji validitas tiap-tiap item kuesioner. Sedangkan uji

hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda (Multiple

Regression Analysis).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan sebesar

37.7% variabel kelekatan emosional, dukungan sosial, dan regulasi diri

terhadap adaptabilitas karier. Secara rinci, dimensi yang berpengaruh

signifikan terhadap adaptabilitas karier adalah ketergantungan, kecemasan,

kedekatan, dukungan dari teman, dan regulasi. Sedangkan dimensi lainnya

yakni dukungan dari keluarga dan dukungan dari orang spesial tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap adaptabilitas karier. Saran untuk

penelitian selanjutnya adalah membuat penelitian yang menggunakan

independent variable lain selain yang diteliti dalam penelitian ini yang

didasarkan penelitian sebelumnya seperti adversity quotient, self-efficacy, dan

tingkat stres. Pengambilan jumlah sampel disarankan untuk dapat mengambil

dengan jumlah yang lebih banyak. Temuan penelitian ini juga dapat

digunakan sebagai acuan dalam pembuatan modul Employee Assistance

Program (EAP) atau program pendampingan karyawan khususnya untuk

wanita karier yang telah berkeluarga agar dapat meningkatkan kemampuan

adaptabilitas karier di dunia kerja.

G) Bahan bacaan: 38 + Buku: 3 + jurnal: 22 + tesis: 2 + disertasi: 2 + artikel: 7

Page 6: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

vi

ABSTRACT

A) Faculty of Psychology

B) August 2018

C) Rifda Riski Nanda

D) The influence of adult attachment, social support, and self-regulation of

career adaptability in career women who have married

E) xiv + 97 pages + 38 appendix

F) This research is based on the existence of work phenomena which currently

experience the development of a linear and stable nature into dynamic and

complex work patterns. This encourages individuals to improve career

adaptability. In fact, women experience more work stress than men. That is,

career women have low career adaptability compared to men. This study aims

to determine the effect of adult attachment, social support, and self-regulation

of career adaptability in career women who have married. Research

participants are adult women who have married and work as nurses aged 25-

50 years. The study involved 216 participants.

The questionnaires are used in this study was adaptation of Career Adapt-

Abilities Scale (CAAS) to measure career adaptability, Adult Attachment

Scale (AAS) to measure adult attachment, Multidimensional Scale of

Perceived Social Support (MSPSS) to measure social support, and Self

Regulation Questionere (SRQ) to measure self-regulation. Questionnaires are

distributed to participants via online and direct by using non-probability

sampling technique, with convenience sampling technique. The type of

research is quantitative research. Confirmatory Factor Analysis (CFA) is used

to test the validity of each item questionnaire. While the hypothesis test by

using multiple regression analysis is used to see the effect of independent

variable to dependent variable.

The results show that there is a significant simultaneously influence with a

value 37.7% of adult attachment variables, social support, and self-regulation

to career adaptability. In detail, the dimensions that significantly affect career

adaptability are depend, anxiety, close, friend support, and self-regulation.

While other dimensions such as family support and significant other support

don’t give significant effect to career adaptability. Suggestions for further

research are to make research using independent variables other than those

studied in this study based on previous research such as adversity quotient,

self-efficacy, and stress level. Sample quantities are suggested to take in more

quantities. The findings of this study can also be used as a reference in the

creation of Employee Assistance Program (EAP) modules or employee

assistance programs especially for career women who have married in order

to improve the ability of career adaptability in the world of work.

G) Reading materials: 38 + Books: 3 + journals: 22 + theses: 2 + dissertation: 2 +

articles: 7

Page 7: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

vii

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim…

Syukur Alhamdulillah, puja dan puji penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT atas segala rahmat, hidayah, kekuatan dan kasih sayang yang diberikan-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi. Shalawat serta salam

semoga selalu tercurah kepada junjungan kita semua, Rasulullah Muhammad

SAW, berikut para keluarga dan para sahabat.

Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat

untuk mencapai gelar Sarjana Psikologi di Fakultas Psikologi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis

menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan yang diperoleh bukanlah semata-mata

hasil usaha penulis sendiri, melainkan berkat dukungan, semangat, dan bimbingan

dari pihak-pihak lain. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis

menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Idris Idham (Ayah) dan Sri Surah Ajeng (Ummi)

yang senantiasa memberikan doa, cinta, perhatian, semangat, dan dukungan

baik moril maupun materil yang tidak akan bisa terganti oleh apapun. Adik-

adiku tersayang, Gilang, Thoriq, dan Hugo yang selau menyemangatiku.

2. Bapak Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, seluruh dosen, serta seluruh civitas

akademika Fakultas Psikologi.

3. Ibu Dr. Natris Idriyani, M.Si, selaku pembimbing skripsi, terima kasih telah

berkenan memberikan bimbingan, waktu, dan saran demi skripsi ini.

Page 8: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

viii

4. Dr. Rena Latifa, M. Psi, selaku dosen pembimbing akademik, terima kasih

atas bimbingan, dan masukannya selama penulis menjalakan perkuliahan.

5. Teman seangkatan Psikologi 2014, khususnya kepada Adzillah, Faradila,

Atikah, Putri, Tina, Khansa, Diah, Nissa, Aidah, Nurlaili, Afrizal, Nur

Amalina, Ahsanatin, dan Sri Suryani. Terima kasih untuk cerita, canda tawa,

untuk kisah pertemanan, dan untuk segala ketulusan serta kebaikannya.

6. Sahabat tersayang, Fachrunnisa Rahmania, Ginta Putri, dan Salma Nabila,

yang telah memberikan semangat dalam suka dan duka.

7. Teman, Kakak, dan Adik dalam ADK Psikologi, khususnya An-Naml

Psikologi yang selalu membantu dan mendengarkan suka duka.

8. Seluruh pihak yang membantu, terima kasih khususnya kepada responden

penelitian dan pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu untuk segala

dukungan dan bantuan yang telah diberikan untuk membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Semoga seluruh bantuan yang telah diberikan dibalas dengan berlipat

ganda oleh Allah SWT. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan

dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis menerima saran dan kritik

yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Jakarta, Agustus 2018

Penulis

Page 9: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ v

ABSTRAK ........................................................................................................... vi

ABSTRACT ........................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................ 1-12

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................................ 9

1.2.1 Pembatasan masalah ................................................................. 9

1.2.2 Perumusan masalah ................................................................. 10

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 11

1.3.1 Tujuan penelitian ..................................................................... 11

1.3.2 Manfaat penelitian ................................................................... 11

BAB 2 KAJIAN TEORI .............................................................................. 13-43

2.1 Adaptabilitas karier .......................................................................... 13

2.1.1 Definisi Adaptabilitas karier .................................................... 13

2.1.2 Dimensi Adaptabilitas karier ................................................... 14

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Adaptabilitas karier ........ 17

2.1.4 Pengukuran Adaptabilitas karier ............................................. 22

2.2 Kelekatan emosional ........................................................................ 23

2.2.1 Definisi Kelekatan emosional.................................................. 23

2.2.2 Dimensi Kelekatan emosional ................................................. 25

2.2.3 Pengukuran Kelekatan emosional ........................................... 26

2.3 Dukungan sosial ............................................................................... 27

2.3.1 Definisi Dukungan sosial ........................................................ 27

2.3.2 Dimensi Sumber Dukungan sosial .......................................... 28

2.3.3 Pengukuran Dukungan sosial .................................................. 29

2.4 Regulasi diri...................................................................................... 31

2.4.1 Definisi Regulasi diri ............................................................... 31

2.4.2 Indikator Regulasi diri ............................................................. 35

2.4.3 Pengukuran Regulasi diri ........................................................ 35

2.5 Kerangka Berpikir ............................................................................ 36

2.6 Hipotesis Penelitian .......................................................................... 44

Page 10: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

x

BAB 3 METODE PENELITIAN .................................................................... 45-66

3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ....................... 45

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .................................. 46

3.3 Instrumen Pengumpulan Data .......................................................... 49

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 49

3.3.2 Instrumen Penelitian ................................................................ 50

3.4 Uji Validitas Konstruk ...................................................................... 53

3.4.1 Uji Validitas Konstruk Adaptabilitas karier ............................ 55

3.4.2 Uji Validitas Konstruk Kelekatan emosional .......................... 56

3.4.3 Uji Validitas Konstruk Dukungan sosial ................................. 60

3.4.4 Uji Validitas Konstruk Regulasi diri ....................................... 63

3.5 Teknik Analisis Data ........................................................................ 64

BAB 4 HASIL PENELITIAN ......................................................................... 67-76

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian ................................................ 67

4.2 Hasil Analisis Deskriptif .................................................................. 68

4.3 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian .............................................. 69

4.4 Hasil Uji Hipotesis ........................................................................... 70

4.4.1 Analisis regresi variabel penelitian ......................................... 70

4.4.2 Pengujian proporsi varians masing-masing IV ........................ 75

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN......................................... 77-86

5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 77

5.2 Diskusi .............................................................................................. 77

5.3 Saran ................................................................................................. 86

5.3.1 Saran teoritis ............................................................................ 86

5.3.2 Saran praktis ............................................................................ 87

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 90

LAMPIRAN ............................................................................................................ 95

Page 11: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Blue Print Skala Adaptabilitas karier ................................................. 50

Tabel 3.2 Blue Print Skala Kelekatan emosional ............................................... 51

Tabel 3.3 Blue Print Skala Dukungan sosial ...................................................... 52

Tabel 3.4 Blue Print Skala Regulasi diri ............................................................ 52

Tabel 3.5 Muatan Faktor Item Kontruk Adaptabilitas karier ............................. 56

Tabel 3.6 Muatan Faktor Item Dimensi Ketergantungan ................................... 57

Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Dimensi Kecemasan .......................................... 58

Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Dimensi Kedekatan ............................................ 59

Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Sumber Dimensi Dukungan Keluarga ............... 60

Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Sumber Dimensi Dukungan Teman ................... 61

Tabel 3.11 Muatan Faktor Item Sumber Dimensi Dukungan Orang Spesial ....... 62

Tabel 3.12 Muatan Faktor Item Konstruk Regulasi diri ....................................... 64

Tabel 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian ................................................... 67

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif .............................................................................. 68

Tabel 4.4 Norma Kategorisasi Skor Variabel Penelitian .................................... 69

Tabel 4.5 Persentase Kategori Skor Tiap Variabel ............................................. 70

Tabel 4.6 R Square .............................................................................................. 71

Tabel 4.7 ANOVA .............................................................................................. 71

Tabel 4.8 Koefisien Regresi ................................................................................ 72

Tabel 4.9 Proporsi Varians Masing-masing Independent Variable .................... 75

Page 12: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir Penelitian .................................................... 43

Page 13: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Permohonan Izin Penelitian ................................................................ 96

Lampiran 2 Item Asli Alat Ukur ............................................................................ 98

Lampiran 3 Matriks Adaptasi Alat Ukur ............................................................... 102

Lampiran 4 Informed Consent Penelitian .............................................................. 112

Lampiran 5 Kuesioner Penelitian .......................................................................... 113

Lampiran 6 Format Kuesioner Daring .................................................................. 121

Lampiran 7 Syntax dan Path Diagram .................................................................. 122

Lampiran 8 Output Analisis Regresi Berganda ..................................................... 132

Page 14: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bekerja atau karier menurut Foud (dalam Tolentino, 2015) saat ini mengalami

perkembangan dari yang sifatnya linier dan stabil menjadi pola kerja yang

dinamis dan kompleks. Berdasarkan hal tersebut, maka perkembangan karier yang

pesat memberikan suatu hal yang penting tentang kemampuan pengarahan diri,

fleksibilitas, dan ketahanan untuk berubah. Menurut Van, Pater, dan Preenen

(dalam Tolentino, 2015) hal ini mendorong individu untuk meningkatkan

kemampuan tidak hanya dalam melakukan peran khusus tetapi juga kepercayaan

diri dalam memperluas kemampuan mereka sebagai bagian dari proses

pengembangan karier yang sedang berlangsung. Dengan demikian,

mengembangkan sikap adaptif atau dalam hal karier disebut dengan adaptabilitas

karier menjadi penting untuk mengatasi transisi dan tuntutan baru untuk berhasil

dalam lingkungan kerja saat ini.

Kenyataannya berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rice (dalam

Ruslina, 2014), wanita yang bekerja mengalami stres kerja lebih tinggi

dibandingkan laki-laki. Perbandingan stres kerja antara wanita dan laki-laki

didapatkan hasil rata-rata sebesar 28% wanita mengalami stres ditempat kerja,

sedangkan pada laki-laki didapatkan rata-rata sebesar 20%. Selain itu, Persatuan

Perawat Nasional Indonesia (PPNI) (2011) mengungkapkan sebanyak 50,9%

perawat Indonesia yang bekerja mengalami stres kerja, sering merasa pusing,

lelah, kurang ramah, kurang istirahat akibat beban kerja terlalu tinggi serta

Page 15: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

2

penghasilan yang tidak memadai (Pongoh, 2015). Hal ini menunjukkan bahwa

profesi bidang kesehatan dan pekerja sosial menempati urutan pertama yang

paling banyak mengalami stres dan berdampak pada kemampuan adaptabilitas

karier di tempat kerja. Dapat disimpulkan pula bahwa kemampuan adaptasi

wanita lebih rendah dibanding laki-laki di tempat kerja. Artinya, wanita karier

memiliki sikap, kompetensi, dan kemampuan adaptabilitas karier yang rendah

dibandingkan dengan laki-laki.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh International Labour

Organization (dalam Tolentino 2015) mengenai adaptabilitas karier menyatakan

bahwa dalam lingkungan kerja yang serba cepat saat ini, individu semakin

menghadapi ketidakpastian dan secara bersamaan menangani berbagai tuntutan

baru yang dibawa oleh inovasi teknologi, ekonomi, restrukturisasi organisasi,

persaingan global, keragaman tenaga kerja, dan manajemen kehidupan keluarga-

kerja/work-family conflict. Berdasarkan penelitian yang telah dijelaskan

(Tolentino, 2015), maka salah satu hambatan atau kesulitan yang dialami oleh

wanita karier khususnya yang telah berumah tangga dalam beradaptabilitas karier

di tempat kerja yaitu dalam menyeimbangkan peran kerja dan keluarga. Diana

(2017) menjelaskan bahwa timbulnya work-family conflict pada wanita karier

yang memiliki peran ganda dapat menurunkan kepuasan karier dan kemajuan

karier, ketakutan dalam pemenuhan kebutuhan untuk sukses dalam karier, dan

berbagai kecemasan dalam karier dan hidup. Pada kenyataannya wanita akan

mengalami kendala karier bila work-family conflict tidak dapat dihindari (Vianen

et. al., 2002). Konflik ini merupakan tantangan terbesar wanita dalam

meningkatkan kemampuan adaptabilitas karier di tempat kerja.

Page 16: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

3

Hal dilematis yang kedua pada wanita karier dalam dunia kerja adalah

bahwa disatu sisi kaum wanita yang bekerja menginginkan peningkatan kepuasan

kerja melalui peningkatan kariernya, namun disisi lain ada kekhawatiran bahkan

muncul rasa takut akan kesuksesan (fear of success) (Cherry & Deaux, 1978).

Para wanita dewasa muda yang memiliki pendidikan tinggi mengalami konflik

antara gambaran diri mereka sebagai individu yang mampu berkarya dengan

harapan masyarakat terhadap wanita. Dikarenakan hal tersebut, maka banyak

wanita karier yang telah berumah tangga dan mempunyai anak mengalami

kecemasan dan kebingungan dalam mempersiapkan dan menyesuaikan dirinya

pada situasi-situasi yang tidak terduga di dalam dunia kerja dan berakibat dapat

menghambat dirinya untuk meraih prestasi kerja yang maksimal.

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan peneliti dengan 20 wanita karier

yang telah berumah tangga di Jakarta dan Bekasi pada bulan Desember 2017,

dapat diketahui bahwa 100% wanita karier yang berkeluarga mengalami konflik

pekerjaan dan keluarga (work-family conflict). Konflik yang sering terjadi dalam

kehidupan rumah tangga pada ibu yang bekerja adalah responden mengaku

kurang memiliki waktu untuk berkumpul dengan keluarga. Ketika istri dan suami

pulang dari kantor dalam keadaan lelah, maka keduanya lebih cenderung untuk

memilih beristirahat. Adapun responden lainnya mengaku bahwa anak menjadi

kurang diperhatikan oleh orang tuanya sehingga anak sering merasa kesepian.

Terkadang anak juga menjadi pelampiasan emosi pada saat orang tua sedang

bertengkar. Masalah lainnya adalah responden cenderung merasa tertekan jika

urusan pekerjaan dan urusan keluarga datang pada saat bersamaan. Para ibu yang

Page 17: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

4

bekerja mengaku bingung untuk memilih salah satu di antara keduanya. Selain itu,

responden juga memiliki kasus yang terjadi terkait masalah pengasuhan anak.

Anak-anak sebagian besar diasuh oleh pembantu atau dititipkan kepada orang tua

istri ataupun orang tua suami.

Fenomena tersebut menggambarkan bahwa perempuan bekerja di luar

rumah menyebabkan beberapa tantangan dan ketidakseimbangan peran. Jelas

dapat dilihat bahwa peran ganda dapat memberikan konsekuensi yang berat dalam

berkarier. Adaptabilitas karier dapat dikatakan sebagai kapasitas diri seseorang

yang digunakan untuk memecahkan masalah yang asing, kompleks dan tidak jelas

yang terdapat dalam tugas-tugas pekerjaan, transisi kerja, dan trauma yang

muncul dari pekerjaan (Savickas & Porfeli, 2012). Menurut Hall, Lent, dan

Savickas (dalam Tolentino, 2015) adaptasi secara literatur juga dianggap sebagai

kompetensi dan kunci yang lebih baik dalam memposisikan individu ketika

mereka menghadapi transisi dan prospek kerja yang kurang terdefinisi sepanjang

rentang karier mereka.

Studi pendahuluan yang telah dilakukan Karatepe dan Michel (dalam

Bashir et. al., 2015) menunjukkan bahwa wanita karier yang berkeluarga

nampaknya kurang dapat beradaptasi secara maksimal di tempat kerja karna

memiliki peran lain. Fenomena dalam permasalahan ini menjadi hal yang

menarik dan penting untuk diteliti. Hal ini menunjukkan bahwa variabel

adaptabilitas karier merupakan variabel terpenting dalam kepuasan kerja

karyawan, kebahagiaan hidup keluarga, kesejahteraan, kecemasan kerja, resital

kerja, dan niat untuk meninggalkan organisasi. Dengan demikian, dapat

Page 18: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

5

disimpulkan bahwa ketidakmampuan wanita karier dalam menyelesaikan berbagai

konflik atau hambatan dalam meningkatkan kemampuan adaptabilitas karier dapat

menyebabkan sikap kerja yang negatif misalnya kurang motivasi dalam bekerja,

kurang konsentrasi, tidak dapat menyesuaikan diri dengan tugas pekerjaan karena

urusan keluarga sehingga dengan demikian akan berpengaruh terhadap kinerja

organisasi atau perusahaan secara keseluruhan.

Salah satu prediktor yang menjadi penting dalam penelitian ini adalah

kelekatan emosional. Faktor kelekatan emosional baru belakangan ini diteliti oleh

para psikolog sosial untuk mulai mengintegrasikan pekerjaan pada hubungan cinta

orang dewasa dengan teori perkembangan dan penelitian tentang sifat dan fungsi

hubungan individu (Hartup & Rubin, 1986; Kazan & Shaver, 1987; Hinde, 1979;

Hinde & Stevenson Hinde, 1986, Shaver & Hazan, 1988; Shaver, Hazan, &

Bradshaw, 1988; Shaver & Rubenstein, 1980; Weiss, 1982, 1986 dalam Collins &

Read, 1990). Penelitian terdahulu ini ingin melihat sejauh mana attachment atau

kelekatan emosional membentuk kepercayaan tentang diri dan dunia sosial yang

kemudian dapat membimbing hubungan individu di masa dewasa termasuk pada

pekerjaan (Collins et. al., 1990).

Penelitian yang dilakukan oleh Hazan dan Shaver (1990) menunjukkan

bahwa individu dengan gaya avoidant attachment cenderung menghindari bekerja

untuk menghindari interaksi sosial. Sementara individu dengan gaya secure

attachment memiliki nilai hubungan yang lebih baik dari sekedar bekerja.

Katterson, Lee, dan Wolfe (dalam Van, 2007) menyatakan bahwa keterkelekatan

yang aman di antara orang dewasa muda ditunjukkan untuk mendukung

Page 19: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

6

komitmen karier dan eksplorasi karier yang lebih besar serta melindungi dari

pengambilan keputusan dini.

Menurut Hardy dan Barkham (dalam Van, 2007) individu dengan gaya

avoidant atau cenderung memiliki nilai ketergantungan, kecemasan, dan

kedekatan yang rendah biasanya akan mengalami perdebatan di rumah. Hal ini

dapat dilihat karena mungkin mereka menganggap pekerjaan lebih penting

daripada hubungan (Hazan & Shaver, 1990). Penelitian lain dari Collins (1990)

menyatakan bahwa wanita yang merasa nyaman dan memiliki kedekatan dengan

pasangannya atau memiliki nilai kedekatan dan ketergantungan yang tinggi, maka

akan jauh lebih positif tentang hubungan mereka secara keseluruhan. Selain itu,

wanita dengan pasangan yang cenderung tinggi pada nilai kedekatan juga

mempunyai komunikasi yang lebih baik secara umum. Dapat disimpulkan bahwa

individu dengan gaya secure atau cenderung memiliki nilai kedekatan dan

ketergantungan yang tinggi akan memiliki suatu kemudahan dalam hubungannya

dengan pekerjaan.

Adaptabilitas karier juga berkaitan dengan dukungan sosial. Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Tian dan Fan (2014) mengungkapkan bahwa

dukungan sosial dari keluarga merupakan faktor penting lainnya yang berdampak

pada kemampuan adaptabilitas karier. Hal ini sesuai dengan temuan dari

penelitian sebelumnya yang melaporkan bahwa dukungan sosial yang dirasakan

merupakan prediktor perkembangan karier yang signifikan (Hirschi, 2009) dan

keterlibatan dalam persiapan karier (Hirschi et. al., 2011).

Sebuah studi dari Metheny dan McWhirter (dalam Jackson, 2014)

Page 20: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

7

menyimpulkan bahwa dukungan keluarga dikaitkan dengan pengembangan karier

dan mempengaruhi serangkaian konstruksi karier. Selain itu, dukungan sosial dari

orang lain mempengaruhi eksplorasi karier orang dewasa muda (Creed, Fallon, &

Hood, 2009). Temuan-temuan dari hasil penelitian terdahulu ini memberikan

suatu kesimpulan bahwa dukungan sosial dari berbagai sumber menjadi suatu hal

yang penting dalam mempengaruhi penyesuaian individu dalam pekerjaannya.

Dampak positif yang diberikan dari adanya dukungan sosial meliputi kemampuan

individu dalam mengembangkan karier dan mengurangi stres yang dialami saat

menghadapi kesulitan dalam pekerjaan.

Selain dari beberapa hasil penelitian terdahulu, terdapat temuan lain

berdasarkan dari studi pendahuluan yang telah dilakukan kepada beberapa subjek

wanita karier yang telah berumah tangga. Hasil tertinggi dan terbanyak yang

dipilih dalam survey terkait dengan faktor yang paling mempengaruhi terhadap

adaptabilitas karier adalah dukungan sosial. Oleh karena itu, dukungan sosial

merupakan metode yang berguna untuk meningkatkan kemampuan adaptabilitas

karier terutama dari keluarga, teman, dan orang yang dianggap spesial.

Variabel lainnya yang ikut ambil bagian dalam mendukung tercapainya

adaptabilitas karier adalah variabel regulasi diri. Menurut penelitian Creed et. al.

(2009) menunjukkan bahwa regulasi diri berpengaruh terhadap adaptabilitas

karier. Hasil ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Merino dan

Tejedor (2016) yang menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara regulasi

diri dan kemampuan adaptabilitas karier. Maka dapat diasumsikan dari hasil

penelitian tersebut bahwa dengan memiliki kemampuan regulasi diri yang baik

Page 21: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

8

akan berdampak positif pada kemampuan adaptabilitas karier individu.

Adapun literatur yang menunjukkan bahwa sumber dari adaptabilitas

karier merupakan factor dari regulasi diri individu (Savickas & Porfeli, 2012).

Faktor internal inilah yang harus dimiliki wanita karier yang telah berumah tangga

dalam mengatur perannya sebagai seorang wanita dewasa berupa keterlibatannya

sebagai anggota masyarakat, ibu rumah tangga, dan wanita karier.

Dari berbagai fenomena yang ada, maka penting untuk dilakukannya

penelitian mengenai adaptabilitas karier khususnya pada wanita karier yang telah

berumah tangga. Urgensi dilakukannya penelitian ini dikarenakan dengan

adaptabilitas karier yang buruk dapat memberi dampak psikis seperti depresi dan

stress akibat tidak dapat menyesuaikan dirinya dalam situasi-situasi tertentu di

dalam dunia kerja yang dilakukan bersamaan dengan kewajibannya sebagai

seorang ibu dan mengganggu peran domestiknya. Menurut Robbins (dalam

Murtana, 2014) sisi negatif stres yang berkepanjangan dapat menyebabkan

timbulnya gejala-gejala merugikan seperti sulit tidur, sakit kepala, lelah, dan cepat

marah. Jika hal ini dibiarkan terus-menerus akan membuat sakit dan kerusakan-

kerusakan pada fungsi fisik dan psikologis. Selain itu individu yang tidak

mempunyai adaptabilitas karier dapat berakibat negatif pada ketidakpuasan

terhadap pekerjaannya, job insecurity, loyalitas kerja yang rendah (Sverke et al,

2002; Sverke & Goslinga, 2003), serta keinginan untuk keluar dari pekerjaan

(Davy, et al, 1997; Probst, 2005, Sverke et al, 2002).

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka penulis

menganggap bahwa penting dan perlu adanya penelitian mengenai adaptabilitas

Page 22: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

9

karier. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan khususnya kepada wanita

karier yang telah berumah tangga dalam menjalani perannya diranah publik

maupun ranah domestik dan dalam meningkatkan kemampuan adaptabilitas

kariernya di dunia pekerjaan. Maka dari itu, untuk merealisasi hal tersebut peneliti

melakukan penelitian dengan judul Pengaruh kelekatan emosional, dukungan

sosial, dan regulasi diri terhadap adaptabilitas karier pada wanita karier yang

telah berumah tangga.

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1 Pembatasan masalah

Adapun batasan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Adaptabilitas karier yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kesiapan

seseorang untuk menyelesaikan tugas yang terprediksi dan berpartisipasi

dalam peran pekerjaan, serta mampu menguasai situasi tidak terduga yang

mungkin terjadi karena perubahan dalam pekerjaan dan kondisi kerja

(Savickas, 1997). Adaptabilitas karier terdiri dari empat dimensi, yaitu

kepedulian karier, pengendalian karier, keingintahuan karier, dan keyakinan

karier. (Savickas, 2012).

2. Kelekatan emosional yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses

kelekatan atau ikatan emosional yang didapatkan individu dari figur orang

dewasa yang dibedakan atas tiga dimensi yaitu ketergantungan, kecemasan,

dan kedekatan (Collins & Read, 1990). Penelitian ini memfokuskan kelekatan

emosional dalam keluarga terhadap pasangan.

Page 23: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

10

3. Dukungan sosial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sebuah

pertukaran sumber daya antara minimal dua individu yang dipersepsikan oleh

salah satu pihak bertujuan untuk membantu. Terdapat tiga dimensi dukungan

sosial yang bersumber dari dukungan sosial keluarga, teman, dan orang

spesial (Zimet at. al., 1988). Orang spesial yang dimaksudkan dalam

penelitian ini adalah pasangan hidup wanita karier atau suami.

4. Regulasi diri yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kapasitas untuk

merencanakan, memandu, dan memonitor perilaku individu secara fleksibel

dalam menghadapi perubahan keadaan (Brown, 1998).

5. Responden dalam penelitian ini adalah wanita dewasa yang beprofesi sebagai

perawat dan telah berumah tangga dengan rentang usia 25-50 tahun.

1.2.2 Perumusan masalah

Dari latar belakang yang telah dipaparkan, maka peneliti membuat perumusalan

masalah dalam bentuk pertanyaan, yakni:

1. Apakah terdapat pengaruh antara kelekatan emosional, dukungan sosial, dan

regulasi diri terhadap adaptabilitas karier pada wanita karier yang telah

berumah tangga?

2. Apakah terdapat pengaruh kelekatan emosional dengan dimensi

ketergantungan, kecemasan, dan kedekatan terhadap adaptabilitas karier

pada wanita karier yang telah berumah tangga?

3. Apakah terdapat pengaruh dukungan sosial dengan dimensi keluarga, teman,

dan orang spesial terhadap adaptabilitas karier pada wanita karier yang telah

berumah tangga?

Page 24: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

11

4. Apakah terdapat pengaruh regulasi diri terhadap adaptabilitas karier pada

wanita karier yang telah berumah tangga?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian

Berdasarkan dengan rumusan masalah diatas, maka penelitian yang dilakukan ini

bertujuan sebagai berikut:

1. Mengetahui pengaruh antara kelekatan emosional, dukungan sosial, dan

regulasi diri terhadap adaptabilitas karier pada wanita karier yang telah

berumah tangga.

2. Mengetahui pengaruh kelekatan emosional dengan dimensi keterbukaan,

kecemasan, dan kedekatan terhadap adaptabilitas karier pada wanita karier

yang telah berumah tangga.

3. Mengetahui pengaruh dukungan sosial dengan dimensi keluarga, teman, dan

orang spesial terhadap adaptabilitas karier pada wanita karier yang telah

berumah tangga.

4. Mengetahui pengaruh regulasi diri terhadap adaptabilitas karier pada wanita

karier yang telah berumah tangga.

1.3.2 Manfaat penelitian

Manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah diharapkan dapat bermanfaat bagi

pengembangan teori dan penelitian-penelitian psikologi selanjutnya khususnya

dalam kajian bidang psikologi industri organisasi dan dalam kajian psikologi

gender yang berkaitan mengenai adaptabilitas karier pada wanita karier yang telah

berumah tangga.

Page 25: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

12

Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat praktis yakni,

diharapkan dapat memberikan referensi untuk memahami wanita karier dan

memberikan masukan bagi para ahli dan pihak terkait khususnya pihak

masyarakat dan perusahaan untuk dapat bekerjasama dalam membantu

pembentukan penyesuaian diri pada kondisi kerja bagi wanita karier yang telah

berumah tangga agar tepat dalam beraktualisasi dan beradaptasi di dunia kerja.

Selain itu, diharapkan melalui hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

acuan pembuatan program pengembangan karier untuk dapat dijadikan pelatihan

atau pembinaan dalam meningkatkan kemampuan adaptabilitas karier bagi wanita

karier yang telah berumah tangga.

Page 26: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

13

BAB 2

KAJIAN TEORI

2.1 Adaptabilitas Karier

2.1.1 Definisi Adaptabilitas Karier

(Savickas, 1997) menyatakan adaptabilitas karier adalah kesiapan seseorang untuk

menyelesaikan tugas yang terprediksi dan berpartisipasi dalam peran pekerjaan,

serta mampu menguasai situasi tidak terduga yang mungkin terjadi karena

perubahan dalam pekerjaan dan kondisi kerja. Savickas (1997) mengajukan agar

adaptabilitas karier menggantikan kematangan karier sebagai konstruk utama

dalam perkembangan karier orang dewasa. Perubahan dari kematangan karier

menjadi adaptabilitas karier menyederhanakan teori life-span, life-space dari

Donald Super dengan hanya menggunakan satu konstruk untuk menjelaskan

secara sederhana namun menyeluruh mengenai perkembangan karier pada anak,

remaja dan orang dewasa.

Konsep adaptabilitas karier mendukung seseorang untuk mengembangkan

karier dalam berbagai situasi (Savickas, 1997) pada usia anak-anak, remaja,

maupun dewasa. Menurut Savickas (1997), adaptabilitas karier merupakan suatu

kesiapan seseorang untuk mengatasi tugas-tugas yang ada dan suatu peran untuk

berpartisipasi dalam lingkup kerja serta penyesuaian terhadap perubahan yang

akan terjadi pada kondisi dan lingkungan pekerjaan. Adaptabilitas karier

merupakan bagian dari teori konstruksi karier dari Savickas (1997), yang

menjelaskan bahwa proses seseorang melalui masa perkembangan karier, cara

kerja mereka, dan tujuan karier mereka. Adaptabilitas karier pertama kali dibentuk

Page 27: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

14

oleh Super dan Knasel (dalam Creed, 2009) sebagai pusat dalam perkembangan

karier dan sejak itulah disarankan sebagai kunci kompetensi dalam keberhasilan

karier pada umumnya.

Dijelaskan juga menurut Maggiori, Johnston, Krings, Massoudi, dan

Rossier (dalam Tian & Fan, 2014) bahwa adaptabilitas karier berhubungan kuat

dengan kesejahteraan individu secara umum maupun dalam konteks profesional

pekerjaan. Selanjutnya, (Savickas, 2012) menerangkan bahwa adaptabilitas karier

memungkinkan individu untuk siap dan dapat mengatasi tugas perkembangan,

transisi pekerjaan, dan trauma pekerjaan. Serupa dengan definisi tersebut,

Savickas dan Porfeli (dalam Maggiori, Rossier, & Zimmermann, 2015)

mendefinisikan adaptabilitas karier sebagai kekuatan atau kemampuan regulasi

diri untuk memecahkan masalah yang tidak biasa, kompleks, dan tidak jelas

dalam tugas perkembangan, transisi pekerjaan, dan trauma kerja.

Berdasarkan penjelasan definisi adaptabilitas karier diatas maka penelitian

ini menggunakan definisi adaptabilitas karier sebagai kesiapan seseorang untuk

menyelesaikan tugas yang terprediksi dan berpartisipasi dalam peran pekerjaan,

serta mampu menguasai situasi tidak terduga yang mungkin terjadi karena

perubahan dalam pekerjaan dan kondisi kerja (Savickas, 1997).

2.1.2 Dimensi Adaptabilitas Karier

Savickas (1997, 2009) merumuskan empat dimensi adaptabilitas karier yang

digunakan individu untuk mengelola tugas, transisi, dan trauma dalam

membangun karier. Empat dimensi dari adaptabilitas karier sebagai berikut:

1. Kepedulian karier (career concern)

Kepedulian karier berfokus pada pertimbangkan kesempatan atau harapan

Page 28: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

15

dalam hidup dan perasaan optimis (Savickas et. al., 2009). Menurut Hartung,

Porfeli dan Vondracek (2008), kepedulian karier berkaitan dengan orientasi

individu terhadap masa depan dan optimisme yang dimilikinya berkaitan

dengan masa depan. Seseorang yang memiliki kepedulian karier akan

memiliki pandangan ke depan dan memiliki keyakinan akan masa depan yang

diwujudkan melalui perencanaan karier yang dilakukan.

Savickas dan Porfeli (2011) mengungkapkan bahwa kepedulian karier

menyadarkan seseorang untuk mengembangkan karier, menghadapi transisi

kerja, dan perencanaan jangka pendek dan jangka panjang. Kepedulian karier

sebagai orientasi individu pada masa depan dan mempersiapkan diri untuk

mencapai karier (Koen et. al., 2012; Savickas, 2012; Taber & Blankemeyer,

2015). Jika individu kurang fokus pada kariernya maka mereka kurang

perencanaan dan pesimis terhadap kariernya (Savickas & Porfeli, 2011).

Peneliti menyimpulkan kepedulian karier merujuk pada kecenderungan

seseorang untuk memiliki kesadaran, mempersiapkan, merencanakan dan

mengembangkan karier yang sesuai.

2. Pengendalian karier (career control)

Pengendalian karier adalah cara individu untuk menyesuaikan dengan

kebutuhan pada situasi yang berbeda, tetapi juga dapat memengaruhi dan

mengontrol lingkungan (Savickas et. al., 2009). Pengendalian karier

diindikasikan melalui perilaku disiplin dan mampu bertanggung jawab atas

pilihan karier (Maggiori, Rossier, Savickas, 2012; Taber & Blankemeyer,

2015). Jika individu yang kurang memiliki pengendalian karier maka sering

Page 29: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

16

melakukan prokrastinasi, menjadi perfeksionis, atau tidak mampu

memutuskan pilihan dan kebingungan (Savickas & Porfeli, 2011). Dimensi

ini terlihat dari perilaku menentukan pilihan, ketegasan, kedisiplinan, dan

kemauan dalam karier.

Seseorang yang tidak memiliki pengendalian karier yang baik diistilahkan

sebagai seseorang yang memiliki kebingungan karier (career indecision)

yang menampilkan perilaku kebingungan, penundaan (prokrastinasi) dan

impulsif (Savickas, 1997).

3. Keingintahuan karier (career curiousity)

Keingintahuan karier adalah perilaku aktif seseorang untuk mencari tahu

informasi dan cara mengembangkan karier untuk meningkatkan peluang

sosial (Savickas et. al., 2009). Hirschi (2009) menambahkan bahwa

keingintahuan karier menentukan bobot informasi yang mereka telah terima

dari sumber yang sama. Dimensi ini ditunjukkan dalam beberapa perilaku

seperti mencoba hal baru, mengambil risiko, mencari informasi, dan perasaan

ingin tahu.

Keingintahuan karier merujuk kepada kerajinan dan rasa haus untuk

mempelajari lebih jauh mengenai tipe pekerjaan yang mungkin menarik bagi

seseorang dan kesempatan yang ada di sekitar pekerjaan tersebut (Savickas,

1997). Keingintahuan karier menurut Hartung, Porfeli dan Vondracek (2008)

berkaitan dengan penelitian karier yang yang produktif dan pendekatan yang

realistik terhadap masa depan. Menurut Maree dan Hancke (2011), seseorang

yang memiliki keingintahuan karier yang tinggi akan memiliki antusiasme

saat ingin mengetahui pekerjaan tertentu yang dilakukannya.

Page 30: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

17

4. Keyakinan karier (career confidence)

Keyakinan karier adalah kemampuan individu untuk berpedoman pada

pendapat dan tujuan sendiri untuk memecahkan masalah ketika menghadapi

hambatan dan rintangan (Savickas et. al., 2009). Koen et. al. (2012)

menyatakan bahwa keyakinan karier sebagai rasa kepercayaan diri pada

keberhasilan dalam melakukan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai

karier yang dipilih. Keyakinan karier memiliki dua komponen yang berkaitan

erat. Peningkatan dalam kemampuan pemecahan masalah dan keyakinan

bahwa seseorang dapat bertindak secara efektif.

Hartung, Porfeli dan Vondracek (2008) meyakini bahwa keyakinan karier

merupakan suatu indikator dari kemampuan pemecahan masalah karier

seseorang sekaligus menjadi petunjuk kemampuan memenuhi kebutuhan

dirinya sendiri (self-sufficiency). Keyakinan karier merefleksikan perilaku

gigih, berusaha keras, dan tekun dalam mencapai karier. Seseorang yang

memiliki keyakinan karier kurang baik cenderung terhambat untuk mencapai

kariernya (Savickas & Porfeli, 2012).

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Adaptabilitas Karier

Hirschi (2009) memaparkan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

adaptabilitas karier yang mirip dengan faktor yang mempengaruhi kematangan

karier. Selain itu penelitian-penelitian terkait adaptabilitas karier menunjukkan

bahwa terdapat beberapa variabel yang dapat mempengaruhinya. Faktor-faktor ini

dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Adapun faktor

internal sebagai berikut:

Page 31: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

18

1. Usia. Usia seseorang dapat menentukkan bagaimana pola pikirnya yang

terkait dengan tahap perkembangan individu. Misalnya individu pada usia

remaja dan dewasa pasti akan memiliki adaptabilitas karier lebih tinggi

daripada individu usia anak-anak. Hal ini terkait dengan tugas perkembangan

dimana mereka dipersiapkan untuk menghadapi peran di masa dewasa.

Remaja sudah mengerti tentang implikasi jangka panjang atau perkembangan

dan fungsi individu, misalkan pendidikan menurut Eccles dan Midgely

(dalam Steinberg 2001) dan pilihan karier menurut Mortimer dan Steinberg

(dalam Steinberg 2001). Adapun pada tahapan masa perkembangan dewasa

awal, individu dituntut bisa dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan

sosialnya. Selain itu periode ini meruapkan masa pembuatan komitmen-

komitmen, menentukan pilihan-pilihan utamanya yang berkaitan dengan

komitmen seperti pernikahan, mempunyai anak, dan pekerjaan.

2. Gender. Pada remaja perempuan dan laki-laki memiliki pola yang berbeda

terkait komponen pembentukan identitas. Seperti penelitian dari Paton &

Creed (2001) yang menyatakan bahwa kematangan karier pada remaja

perempuan lebih tinggi dari remaja laki-laki seusianya. Dengan pola

relasional, remaja perempuan akan dapat lebih mudah menggali tentang

karier yang diminati, karena mereka cenderung berinteraksi dengan banyak

orang. Hal ini dapat menjadi akses bagi individu yang ingin menggali

informasi tentang karier atau pendidikan tertentu.

3. Pendidikan. Faktor demografis berupa pendidikan individu rupanya

menunjukkan bahwa berhubungan positif dengan kemampuan adaptabilitas

Page 32: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

19

karier. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Bocciardi et. al., 2017)

yang menunjukkan bahwa pendidikan tampaknya mewakili variabel sosio-

demografis yang secara positif mempengaruhi kemampuan beradaptabilitas

karier pada karyawan. Selain itu penelitian Zacher (dalam Bocciardi et. al.,

2017) menunjukkan bahwa pendidikan berhubungan dengan career.

4. Adversity quotient. Kesulitan mengacu pada kejadian atau keadaan yang

tidak menguntungkan atau keadaan yang serius dan berlanjut. Banyak

mahasiswa mengalami berbagai kesulitan baik kesulitan di kampus ataupun

di masyarakat. Hal ini nampaknya sangat tepat bagi mahasiswa tingkat akhir

yang sedang ditargetkan untuk dapat menyelesaikan jenjang pendidikan

ditingkat sarjana dan segera melanjutkannya pada dunia karier. Hal ini

didukung dalam penelitian yang dilakukan Tian dan Fan (2014) yang

mengatakan bahwa Adversity quotient terkait secara positif dengan

kemampuan adaptabilitas karier. Hasil ini serupa dengan penelitian

sebelumnya yang melaporkan bahwa kemampuan beradaptabilitas karier

berhubungan negatif dengan hambatan yang dirasakan individu

(menunjukkan hasil yang rendah) menurut Soresi, Nota, dan Ferrari (dalam

Tian & Fan, 2014). Phoolka dan Kaur (dalam Tian & Fan, 2014)

menyimpulkan bahwa adversity quotient dapat berguna untuk memprediksi

kinerja, ketekunan, ketahanan, umur panjang dan respon terhadap perubahan.

5. Regulasi diri. Menurut penelitian Creed et. al. (2009) menunjukkan bahwa

regulasi diri berpengaruh terhadap adaptabilitas karier. Regulasi diri dapat

meningkatkan kemampuan individu untuk menyesuaikan diri terhadap

Page 33: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

20

berbagai macam situasi dan tuntutan sosial menurut Baumeister dan Vohs

(dalam Creed et. al., 2009). Baumeister dan Vohs (2007) menemukan bahwa

individu dengan kemampuan regulasi diri yang baik akan sukses di dunia

sekolah, kerja, ataupun relasi dengan orang lain. Mereka juga biasanya

memiliki kesehatan mental yang positif. Secara umum, regulasi diri akan

meningkatkan fleksibilitas perilaku individu dan memudahkannya untuk

beradaptasi. Hasil ini juga memperkuat penelitian yang dilakukan oleh

Merino dan Tejedor (2016) yang menunjukkan bahwa terdapat korelasi

positif antara regulasi diri dan kemampuan adaptabilitas karier.

Adapun faktor eksternal yang dapat mempengaruhi adaptabilitas karier yakni:

1. Pengalaman kerja. Ketika seorang individu memiliki pengalaman kerja

yang sesuai dengan minat dan kemampuannya, individu akan mendapatkan

informasi terkait dengan karier yang dipilihnya. Semakin banyak pengalaman

yang didapat, individu akan dapat mengeksplorasi karier tersebut dengan

lebih mendalam lagi. Dengan semakin kayanya informasi yang dimiliki,

seseorang akan dapat merencanakan kariernya dengan lebih matang lagi.

Pengalaman kerja yang dimiliki individu menambah informasi dan membantu

individu tersebut mendalami karier yang diinginkannya (Hirschi, 2009).

2. Dukungan sosial. Sebuah studi menyimpulkan bahwa dukungan keluarga

dikaitkan dengan pengembangan karier menurut Metheny dan McWhirter

(dalam Tian & Fan, 2014), dan mempengaruhi serangkaian konstruksi karier

menurut Whiston dan Keller (dalam Tian & Fan, 2014). Selain itu, hasil

penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial merupakan salah satu faktor

Page 34: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

21

yang signifikan memengaruhi adaptabilitas karier (Hirschi, 2009; Tian & Fan,

2014). Dukungan sosial yang dirasakan dari orang-orang terdekat

memengaruhi individu yang dalam tahap perkembangan dewasa awal untuk

mengeksplorasi karier menurut Creed, Fallon, dan Hood (dalam Tian & Fan,

2014). Dukungan dari keluarga dan teman berupa motivasi dan informasi

terkait dengan karier membantu individu untuk memilih karier yang

diinginkan.

3. Kelekatan emosional. Peneltian yang dilakukan oleh Collins et. al. (1990)

ini ingin melihat sejauh mana kelekatan emosional (attachment) membentuk

kepercayaan tentang diri dan dunia sosial yang kemudian membimbing

hubungan individu di masa dewasa termasuk pada pekerjaan. Hazan dan

Shaver (dalam Van, 2007) menemukan bahwa individu dengan gaya avoidant

attachment (nilai kedekatan, ketergantungan, dan kecemasan rendah)

cenderung menghindari bekerja untuk menghindari interaksi sosial. Penelitian

lain dari Collins (1990) menyatakan bahwa wanita yang merasa nyaman dan

memiliki kedekatan dengan pasangannya (nilai kedekatan dan ketergantungan

tinggi) maka akan jauh lebih positif tentang hubungan mereka secara

keseluruhan. Keterkelekatan yang aman di antara orang dewasa muda

ditunjukkan untuk mendukung komitmen karier dan eksplorasi karier yang

lebih besar serta melindungi dari pengambilan keputusan dini (Ketterson &

Blustein, 1997; Lee & Hughey, 2001; Wolfe & Betz, 2004). Penelitian ini

mendukung bahwa individu dengan gaya secure atau cenderung memiliki

nilai kedekatan dan ketergantungan tinggi akan memiliki keseimbangan yang

Page 35: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

22

lebih baik antara pekerjaan dan kehidupan pribadi dan pengambilan

keputusan yang lebih percaya diri (Van, 2007).

Dari beberapa faktor yang mempengaruhi adaptabilitas karier, maka dalam

penelitian ini peneliti akan menguji faktor kelekatan emosional, dukungan sosial,

dan regulasi diri sebagai independent variable penelitian.

2.1.4 Pengukuran Adaptabilitas Karier

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Career Adapt-Abilities

Scale (CAAS) yang disusun dalam Teori Konstruksi Karier (Savickas, 2012).

Skala ini bertujuan untuk menilai kemampuan individu untuk menyesuaikan diri

dan untuk mengatasi konstruksi karier individu (Porfeli & Savickas, 2012;

Savickas & Porfeli, 2012). Instrumen terdiri dari 24 item yang dikelompokkan

dalam empat dimensi: Kepedulian karier (tingkat di mana seseorang terlibat dalam

mempersiapkan masa depan), pengendalian karier (sejauh mana individu

mengatur diri dan menyesuaikan diri terhadap situasi), keingintahuan karier

(tingkat di mana seseorang mengeksplorasi lingkungan dan mencari informasi),

dan keyakinan karier (tingkat kepastian yang ditunjukkan seseorang saat

memecahkan masalah dan mengatasi rintangan).

Penelitian internasional sebelumnya (Savickas & Porfeli, 2012) telah

menemukan nilai konsistensi internal untuk keseluruhan skala sebesar 0.92.

Berikut nilai untuk setiap subskala: 0.83 (career concern), 0.74 (career control),

0.79 (career couriousity), dan 0.85 (career confidence). Subjek diwajibkan untuk

menjawab item melalui skala likert mulai dari 1 (sangat tidak setuju) hingga 5

(sangat setuju).

Page 36: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

23

2.2 Kelekatan Emosional

2.2.1 Definisi Kelekatan Emosional

Teori attachment atau kelekatan emosional didasarkan pada karya John Bowlby

(dalam Harms, 2011) yang mendalilkan bahwa semua individu dilahirkan dengan

keinginan bawaan untuk mencari kedekatan dengan orang lain pada saat

dibutuhkan atau tertekan untuk meningkatkan prospek kelangsungan hidup

mereka. Sejauh mana upaya untuk mendapatkan keberhasilan dalam kedekatan ini

maka individu akan mengembangkan rasa aman. Rasa aman ini kemudian

menjadi dasar gaya keterkelekatan individu mereka sendiri yang kemudian relatif

tetap sepanjang umur individu (Harms, 2011).

Teori kelekatan emosional atau attachment merupakan hasil kerjasama

antara John Bowlby dan Mary Salter Ainsworth (dalam Rholes, et. al., 1995) yang

meneliti pembentukan kelekatan emosional antara bayi dan pengasuh utama serta

konsekuensi-konsekuensi berpisah dari obyek attachment. Teori ini juga

menyatakan jika figur lekatnya selalu ada, perhatian dan responsif, maka mereka

akan bahagia dan ketika dewasa akan berpengaruh positif pada emosinya (Shaver,

Hazan, & Bradshaw, 1988). Jika figur lekat kurang dekat, tidak perhatian, atau

tidak responsif maka ketakutan dan kecemasan akan menimpanya. Collins &

Read (1990) menyatakan bahwa proses kelekatan emosional pada orang dewasa

dibedakan atas tiga dimensi yaitu ketergantungan, kecemasan, dan kedekatan.

Kelekatan menurut Papalia (dalam Borualogo, 2004) pada dasarnya adalah

suatu relasi yang aktif, penuh afeksi, resiprokal, dan berlangsung lama antara

individu dengan figur lekatnya yang berinteraksi secara kontinu untuk

Page 37: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

24

memperkuat kelekatan mereka. Pada usia sekolah dan masa remaja, figur lekat

umumnya adalah teman sebaya, sedangkan pada orang dewasa kelekatan

umumnya diarahkan pada pasangan perkawinannya. Inilah yang kemudian disebut

kelekatan emosional atau kelekatan di masa dewasa.

Gaya kelekatan di masa dewasa ini juga terbagi atas tiga kategori yaitu

secure, insecure-avoidant, dan insecure-anxious menurut Hazan dan Shaver

(dalam Collins & Read 1990). Gaya kelekatan secure dideskripsikan pada adanya

kedekatan kepercayaan dan ketergantungan dengan memiliki nilai kedekatan dan

ketergantungan yang tinggi, namun nilai kecemasan rendah. Secure memiliki rasa

percaya bahwa pasangannya akan ada saat dibutuhkan. Kelekatan insecure-

avoidant dideskripsikan sebagai gaya kelekatan yang ditandai kurangnya

kepercayaan dan kecenderungan untuk menjaga jarak emosional sebab individu

merasa tidak nyaman dengan ketergantungan. Gaya avoidant cenderung memiliki

nilai kedekatan, ketergantungan, dan kecemasan yang rendah. Gaya kelekatan

insecure-anxious dideskripsikan sebagai kelekatan yang ditandai kurangnya

kepercayaan bahwa pasangannya ada saat individu membutuhkan dukungan,

ketidakpuasan pada jarak emosional dengan pasangannya, dan kecemasan bahwa

pasangannya tidak akan mencintainya sebesar individu mencintai pasangannya.

Gaya insecure-anxious memiliki nilai kedekatan dan ketergantungan yang sedang,

namun nilai kecemasan tinggi (Collins & Read, 1990).

Berdasarkan uraian tersebut peneliti mengambil kesimpulan bahwa gaya

kelekatan di masa dewasa merupakan ikatan emosional antara individu dengan

figur lekatnya (pasangan hidupnya) untuk mendapatkan rasa aman. Penelitian ini

Page 38: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

25

menggunakan definisi proses kelekatan emosional atau attachment pada orang

dewasa yang dibedakan atas tiga dimensi yaitu ketergantungan, kecemasan, dan

kedekatan (Collins & Read, 1990). Penelitian ini memfokuskan kelekatan

emosional dalam keluarga terhadap pasangan.

2.2.2 Dimensi Kelekatan Emosional

Collins & Read (1990) mengemukakan bahwa terdapat tiga dimensi yang menjadi

karakteristik kelekatan emosional, yakni :

1. Ketergantungan (Depend)

Dimensi ini menggambarkan individu yang nyaman ketergantungan pada

seseorang. Kelekatan dalam bentuk ketergantungan ini merupakan rasa

nyaman individu apabila dapat ketergantungan dan mempercayai seseorang.

Individu pada kelekatan ini sangat dipengaruhi oleh keberadaan pasangan.

2. Kecemaasan (Anxiety)

Dimensi ini menggambarkan individu yang khawatir akan ditolak atau tidak

disukai seseorang. Kelekatan dalam bentuk kecemasan ini merupakan rasa

khawatir individu apabila ditolak dan diabaikan oleh pasangan.

3. Kedekatan (Close)

Dimensi ini menggambarkan individu yang nyaman dekat dan akrab dengan

seseorang. Kelekatan dalam bentuk kedekatan ini merupakan rasa nyaman

individu ketika dapat dekat dan akrab dengan seseorang. Dalam bentuk

kelekatan ini individu sangat nyaman apabila pasangan sangat

membutuhkannya.

Page 39: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

26

2.2.3 Pengukuran Kelekatan Emosional

Terdapat beberapa pengukuran kelekatan emosional dari berbagai tokoh. Adapun

beberapa alat ukur tersebut yaitu:

1. The Experiences in Close Relationship (ECR) yang dikembangkan oleh

Brennan, Clark, dan Shaver (1998). Alat ukur ini sudah diadptasi dan untuk

mengukur adult romantic attachment. Berdasarkan hasil uji coba, didapatkan

koefisien reliabilitas sebesar 0.714 untuk dimensi avoidance dan 0.874 untuk

dimensi anxiety.

2. Self Report Psychosis Attachment Measure (PAM). Alat ukur ini terdiri dari

16 item skala Likert 4 point yang terbagi menjadi dua dimensi yaitu dimensi

anxiety dan avoidance. Reliabilitas dimensi anxiety yaitu a = 0.83, sedangkan

untuk dimensi avoidance yaitu a = 0.79.

3. The Adult Attachment Scale (AAS) yang dikembangkan pada tahun 1990 oleh

Collins & Read. Skala ini terdiri dari 18 item yang dinilai pada skala tipe

Likert 5 point. Koefisien alfa Cronbach pada alat ukur ini sebesar 0.75 untuk

dimensi ketergantungan, 0.72 untuk dimensi kecemasan, dan 0.69 untuk

dimensi kedekatan.

Peneliti dalam mengukur variabel kelekatan emosional menggunakan alat

ukur The Adult Attachment Scale (AAS) yang diadaptasi oleh Collins et. al.

(1990) dari tokoh Hazen dan Shaver (1987). Hal ini dikarenakan peneliti ingin

melihat kelekatan emosional pada orang dewasa yang dibedakan atas tiga dimensi

yaitu ketergantungan, kecemasan, dan kedekatan (Collins & Read, 1990).

Penelitian ini memfokuskan kelekatan emosional dalam keluarga terhadap

pasangan.

Page 40: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

27

2.3 Dukungan Sosial

2.3.1 Definisi Dukungan Sosial

Dukungan sosial didefinisikan sebagai sebuah pertukaran sumber daya antara

minimal dua individu yang dipersepsikan oleh salah satu pihak bertujuan untuk

membantu (Shumaker & Brownell, dalam Zimet, Dahlem, Zimet, & Farley,

1988). Menurut Zimet, Dahlem, Zimet, dan Farley (1988). Sumber dukungan

sosial adalah penerimaan dukungan yang berasal dari tiga sumber spesifik yaitu

keluarga, teman, dan orang spesial yang dianggap berarti dalam hidupnya.

Sumber dukungan ini menjadi suatu hal yang penting yang dapat menjadi emosi

positif bagi penerima dukungan tersebut.

Cohen (1992) membagi konsep dukungan sosial menjadi tiga, yaitu social

networks, perceived social support, dan supportive behaviors. Social networks

adalah struktur dari hubungan sosial, yaitu ada atau tidaknya, jumlah, dan tipe

hubungan tersebut. Perceived social support adalah fungsi dari hubungan sosial,

yaitu persepsi mengenai keberfungsian dari hubungan tersebut. Terakhir,

supportive behaviors adalah perilaku mendukung, yaitu pemberian dan

penerimaan perilaku yang bertujuan untuk membantu individu dalam menghadapi

peristiwa yang dapat menyebabkan stres.

Definisi lain dukungan sosial yaitu persepsi kepedulian, kepercayaan, atau

bantuan yang diterima oleh seorang individu dari individu atau kelompok lain

menurut Sarafino (dalam Mitchell, 2006). Dalam stress-buffering hypothesis,

dukungan sosial berperan sebagai penyangga yang melindungi individu dari

dampak negatif yang ditimbulkan oleh peristiwa yang menyebabkan stres menurut

Page 41: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

28

Wheaton (dalam Cohen, 1992). Dukungan sosial juga diasosiasikan dengan

kesehatan mental positif yang kemudian mengoptimalkan proses pengasuhan.

Individu dengan dukungan sosial yang kuat akan lebih mudah beradaptasi dengan

efektif terhadap stres (Yoon, 2013).

Berdasarkan penjelasan definisi dukungan sosial diatas maka penelitian ini

menggunakan definisi dukungan sosial sebagai sebuah pertukaran sumber daya

antara minimal dua individu yang dipersepsikan oleh salah satu pihak yang

bertujuan untuk membantu (Shumaker & Brownell, dalam Zimet, Dahlem, Zimet,

& Farley, 1988). Adapun sumber dukungan sosial adalah penerimaan dukungan

yang berasal dari tiga sumber spesifik yaitu keluarga, teman, dan orang spesial

yang dianggap berarti dalam hidupnya.

2.3.2 Dimensi Sumber Dukungan sosial

Sumber dukungan sosial dapat berasal dari keluarga dan pertemanan.

Sumber dukungan lain dapat berasal dari orang spesial dan dianggap berperan

penting dalam kehidupan seseorang. Zimet dan Canty-Mitchell (2000)

menyatakan bahwa dimensi seseorang yang spesial (significant others) relevan

pada subjek remaja yang pada tahap perkembangan tersebut memang sedang

tertarik dengan lawan jenisnya dan mereka juga banyak dipengaruhi oleh orang

dewasa tidak termasuk keluarganya. Hal ini juga dapat berlaku bagi subjek yang

pada tahap perkembangan dewasa mempunyai orang terkasih dalam

kehidupannya yang merupakan pasangan hidupnya.

Berikut merupakan penjabaran dari dimensi sumber dukungan sosial

menurut Zimet et. al. (1988):

Page 42: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

29

1. Keluarga

Dalam dukungan sosial, dimensi dukungan sosial yang bersumber dari

keluarga yang dimaksud menurut Zimet adalah yang bersumber dari dalam

keluarga seperti ayah, ibu, kakak, adik, kakek, nenek, dan sebagainya.

2. Teman

Dalam dukungan sosial, dimensi dukungan sosial yang bersumber dari

pertemanan yang dimaksud menurut Zimet adalah yang diterima dan

bersumber dari teman atau sahabat.

3. Orang spesial

Dalam dukungan sosial, dimensi dukungan sosial yang bersumber dari orang

spesial yang dimaksud menurut Zimet adalah yang bersumber dari seseorang

yang dianggap spesial dalam kehidupannya seperti kekasih atau pasangan

hidup.

2.3.3 Pengukuran Dukungan Sosial

Terdapat salah satu tokoh yang berpendapat mengenai dukungan sosial yaitu

Sarafino, namun tokoh tersebut tidak menerbitkan alat ukur. Selain itu terdapat

banyak tokoh lain yang membuat alat ukur dukungan sosial yang merujuk pada

tokoh Sarafino. Adapun beberapa alat ukur dukungan sosial, yakni :

1. The Social Support Questionnaire yang disusun oleh Sarason, Levine, dan

Basham (1993) yang mengukur dukungan sosial untuk responden general.

Alat ukur ini terdiri dari 27 item.

2. Medical Outcomes Study (MOS) Social Support Survey yang dikembangkan

oleh Sherbourne (1991). Alat ukur ini mengukur dukungan sosial yang lebih

Page 43: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

30

spesifik untuk bidang medis atau dikhususkan untuk responden yang

memiliki gangguan kesehatan. Skala ini digunakan untuk mengukur

dukungan sosial bagian functional support atau melihat kualitas dari

dukungan sosial yang dirasakan oleh penderita. Skala ini berisi 15 item dan

memiliki nilai koefisien alfa sebesar 0.93.

3. The Social Provision Scale yang dikembangkan oleh Russel dan Cutrona

(1987). Alat ukur ini mengukur dukungan sosial melalui enam komponen-

komponen dari dukungan sosial yaitu kelekatan, integrasi sosial, adanya

pengakuan, ketergantungan untuk dapat diandalkan, bimbingan, dan

kesempatan untuk merasa dibutuhkan. Skala ini terdiri dari 24 item dan

memiliki nilai validitas 0.94.

4. Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) yang

dikembangkan oleh Zimet et. al. (1988). Alat ukur ini mengukur tiga dimensi

dukungan sosial yang bersumber dari keluarga, teman, dan orang spesial. Alat

ukur ini pada awalnya terdiri dari 24 item, namun dalam analisis faktor

berulang menunjukkan bahwa terdapat item yang secara tidak langsung

menunjukkan ketidakkonsistenan dan menyebabkan beberapa item dibuang.

Skala ini menjadi 12 item dengan nilai koefisien alpha sebesar 0.88.

Peneliti dalam mengukur variabel dukungan sosial menggunakan alat ukur

Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) yang

dikembangkan oleh Zimet et. al. (1988). Hal ini dikarenakan peneliti ingin melihat

seberapa besar pengaruh yang diberikan dari setiap dimensi dukungan sosial yang

bersumber dari keluarga, teman, dan orang spesial dari alat ukur MSPSS

Page 44: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

31

khususnya pada dimensi dukungan sosial yang bersumber dari orang spesial yang

dalam penelitian kali ini merupakan orang terkasih yang berperan penting dalam

kehidupan sampel yaitu pasangan hidup.

2.4 Regulasi Diri

2.4.1 Definisi Regulasi Diri

Berdasarkan teori yang diajukan oleh Kanfer (dalam Pichardo et. al., 2014),

regulasi diri adalah seperangkat strategi pembelajaran yang dapat dikelompokkan

menjadi tiga tahap: self-observation, self-assessment dan self-reinforcement.

Perkembangan selanjutnya menurut Miller dan Brown (dalam Pichardo et. al.,

2014) menemukan dukungan dalam teori ini dengan mencari penjelasan yang

lebih baik. Definisi lain dari regulasi diri atau regulasi diri menurut Brown (dalam

Pichardo et. al., 2014) yaitu sebagai kapasitas untuk merencanakan, memandu,

dan memonitor perilaku individu secara fleksibel dalam menghadapi perubahan

keadaan.

Carey, Neal dan Collins (2004) mengacu pada konsep regulasi diri dari

Brown (1998) mengatakan bahwa regulasi diri mengarahkan individu untuk

secara efektif mengatur tindakan mereka dalam bergerak menuju pemenuhan

kebutuhan atau tujuan yang diinginkan (tujuan jangka panjang) sehingga

memungkinkan individu untuk menunda kepuasan instan (tujuan jangka pendek).

Tokoh lain yaitu (Pichardo et. al., 2014) juga mendukung definisi dari Brown

(1998) yang mengacu pada pengaturan perilaku diri secara umum. Berdasarkan

definisi-definisi tersebut menunjukkan bahwa regulasi diri sangat penting bagi

individu agar dapat secara efektif mencapai tujuan yang diinginkan.

Page 45: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

32

Berdasarkan penjelasan definisi regulasi diri diatas maka penelitian ini

menggunakan definisi dari Brown (dalam Pichardo et. al., 2014) yaitu kapasitas

untuk merencanakan, memandu, dan memonitor perilaku individu secara fleksibel

dalam menghadapi perubahan keadaan. Definisi ini digunakan dikarenakan untuk

dapat melihat kemampuan individu dalam penerimaan informasi yang relevan,

mengevaluasi informasi yang diperoleh, membuat suatu perubahan dari evaluasi

yang sudah dilakukan, mencari solusi terkait dengan melaksanakan peran sosial

dan dalam persiapan karier, merancang suatu rencana, penerapan rencana dan

pengukuran efektivitas dari rencana yamg diukur dengan menggunakan skala

regulasi diri.

Adapun proses dari regulasi diri dilakukan agar seseorang atau individu

dapat mencapai tujuan yang diharapkannya. Dalam mencapai suatu tujuan yang

diharapkan seseorang perlu mengetahui kemampuan fisik, kognitif, sosial,

pengendalian emosi yang baik sehingga membawa seseorang kepada regulasi diri

yang baik. Miller dan Brown (dalam Neal & Carey, 2005) memformulasikan

regulasi diri sebanyak tujuh tahapan konseptual yaitu:

1. Receiving atau menerima informasi yang relavan

Yaitu langkah awal individu dalam menerima informasi dari berbagai

sumber. Dengan informasi-informasi tersebut, individu dapat mengetahui

karakter yang lebih khusus dari suatu masalah. Seperti kemungkinan adanya

hubungan dengan aspek lainnya.

Page 46: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

33

2. Evaluating atau mengevaluasi

Setelah mendapatkan informasi, langkah berikutnya adalah menyadari

seberapa besar masalah tersebut. Dalam proses evaluasi diri, individu

menganalisis informasi dengan membandingkan suatu masalah yang

terdeteksi di luar diri (eksternal) dengan pendapat pribadi (internal) yang

tercipta dari pengalaman yang sebelumnya yang serupa. Pendapat itu didasari

oleh harapan yang ideal yang diperoleh dari pengembangan individu

sepanjang hidupnya yang termasuk dalam proses pembelajaran.

3. Triggering atau membuat suatu perubahan

Triggering terjadi sebagai akibat dari suatu proses perbandingan dari hasil

evaluasi sebelumnya. Efek dari hasil evaluasi yang dilakukan adalah

timbulnya perasaan positif atau negatif. Individu menghindari sikap-sikap

atau pemikiran-pemikiran yang tidak sesuai dengan informasi yang didapat

dengan norma-norma yang ada. Semua reaksi yang ada pada tahap ini yaitu

disebut juga kecenderungan ke arah perubahan.

4. Searching atau mencari solusi

Pada tahap sebelumnya proses evaluasi menyebabkan reaksi-reaksi emosional

dan sikap. Pada akhir proses evaluasi tersebut menunjukkan pertentangan

antara sikap individu dalam memahami masalah. Pertentangan tersebut

membuat individu akhirnya menyadari beberapa jenis tindakan atau aksi

untuk mengurangi perbedaan yang terjadi. Kebutuhan untuk mengurangi

pertentangan dimulai dengan mencari jalan keluar dari permasalahan yang

dihadapi.

Page 47: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

34

5. Formulating atau merancang suatu rencana

Pada tahap ini dilakukan perencanaan aspek-aspek pokok untuk meneruskan

target atau tujuan seperti soal waktu, aktivitas untuk pengembangan, tempat-

tempat dan aspek lainnya yang mampu mendukung efesien dan efektif.

6. Implementing atau menerapkan rencana

Setelah semua perencanaan telah teralisasi, baerikutnya adalah secepatnya

megarah pada aksi-aksi atau melakukan tindakan-tindakan yang tepat yang

mengarah ke tujuan dan memodifikasi sikap sesuai dengan yang diinginkan

dalam proses.

7. Assessing atau mengukur efektivitas dari rencana yang telah dibuat

Pengukuran ini dilakukan pada tahap akhir. Pengukuran tersebut dapat

membantu dalam menentukan dan menyadari apakah perencanaan yang tidak

direalisasikan itu sesuai dengan yang diharapkan atau tidak serta apakah hasil

yang didapat sesuai dengan yang diharapkan.

Berdasarkan hasil uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwasannya

proses regulasi diri terdiri dari receiving atau penerimaan, evaluating atau

mengevaluasi, triggering atau membuat suatu perubahan, searching atau mencari

solusi, formulating atau merancang suatu rencana, implementing atau menerapkan

rencana, dan assessing atau mengukur efektivitas dari rencana yang telah dibuat.

Page 48: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

35

2.4.2 Indikator Regulasi Diri

1. Menetapkan tujuan

Pembelajaran yang mengatur diri menetapkan apa yang ingin dicapai.

Mengaitkan tujuan-tujuan yang individu kerjakan sebagai suatu aktivitas

belajar dengan tujuan dan cta-cita jangka panjang.

2. Ketekunan dan tekad

Pembelajar yang mengatur diri biasanya memiliki self-efficacy yang tinggi

untuk menyelesaikan suatu tugas dengan baik. Individu menggunakan banyak

strategi agar tetap terarah pada tugas atau menjanjikan pada diri sendiri

hadiah tertentu ketika berhasil mengerjakan dan menyelesaikan tugas.

3. Mengambil keputusan dari masalah

Pembelajar menentukan bagaimana baiknya menggunakan waktu dan sumber

daya yang tersedia untuk mengambil keputusan dari masalah yang sedang

dihadapi.

4. Belajar dari kesalahan

Pembelajar yang (mampu) mengatur diri melakukan evaluasi agar dapat

mengatur strategi untuk kesempatan di kemudian hari. Hal ini merupakan

kegiaan mengukur dan menilai.

2.4.3 Pengukuran Regulasi Diri

Pengukuran regulasi diri telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu.

Adapun beberapa alat ukur tersebut yaitu:

1. The Adolescent Self-Regulatory Inventory (ASRI) yang dikembangkan oleh

Moilanen (2005). Skala ini terdiri dari 27 item yaitu 13 item short-item self-

Page 49: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

36

regulation dan 14 item long-item self-regulation.

2. Behavior Self-Regulation for Effective Relationship Scale (BSRERS) yang

dikembangkan oleh Wilson et. al. (2005).

3. The Short Self-Regulation Questionere (SSRQ) yang disusun oleh Carey,

Neal, dan Collins (2004) yang terdiri dari 31 item berdasarkan Self

Regulation Questionere (SRQ) dari Brown, Miller, dan Lawendowski (1998)

yang terdiri dari 63 item. Keseluruhan alpha untuk 31 item adalah 0.92. Item

pada alat ukur SSRQ berkorelasi tinggi (r = 0.96) pada item dari alat ukur.

4. Self Regulation Questionnaire yang disusun oleh (Pichardo et. al., 2014). Alat

ukur ini merevisi alat ukur SSRQ dan berdasarkan pada skala Self Regulation

Questionnaire dari Brown, Miller, dan Lawendowski (1998) yang terdiri dari

63 item. Alat ukur ini terdiri dari 17 item dengan konsistensi internal (a=

0.86).

Peneliti dalam mengukur variabel regulasi diri menggunakan alat ukur Self

Regulation Questionnaire (SRQ) yang disusun oleh (Pichardo et. al., 2014)

berdasarkan Self Regulation Questionnaire (SRQ) dari Brown, Miller, dan

Lawendowski (1998). Hal ini dikarenakan peneliti ingin melihat seberapa besar

pengaturan perilaku diri secara umum yang diberikan dari setiap tahapan proses

regulasi diri terhadap adaptabilitas karier pada wanita karier yang telah berumah

tangga.

2.5 Kerangka Berpikir

Adaptabilitas karier merupakan kesiapan seseorang untuk menyelesaikan tugas

yang terprediksi dan berpartisipasi dalam peran pekerjaan, serta mampu

menguasai situasi tidak terduga yang mungkin terjadi karena perubahan dalam

Page 50: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

37

pekerjaan dan kondisi kerja (Savickas, 1997). Adaptabilitas karier dipengaruhi

dan terbentuk dari berbagai faktor baik faktor internal maupun eksternal yang ada

dalam diri individu. Salah satu faktor yang dijadikan variabel yang berasal dari

eksternal adalah kelekatan emosional.

Kelekatan emosional diasumsikan dapat memberikan suatu hubungan

terkait dengan pekerjaan dan hubungan cinta orang dewasa dengan teori

perkembangan (Collins & Read, 1990). Terdapat tiga dimensi yang dimiliki oleh

variabel kelekatan emosional yaitu ketergantungan, kecemasan, dan kedekatan.

Collins dan Read (1990) menyatakan bahwa individu yang memiliki nilai

ketergantungan rendah mempunyai kecenderungan dengan gaya avoidant

attachment. Tokar, Withrow, Hall, dan Moradi (dalam Van, 2007) menyimpulkan

bahwa keterkelekatan yang tidak aman kemungkinan besar memiliki efek pada

ketidakpastian kerja. Sebaliknya, apabila nilai ketergantungan tinggi maka hal ini

dapat menilai kedekatan individu dengan ketergantungan pada orang lain dan

keyakinan bahwa pasangan dapat diandalkan bila dibutuhkan (Collins & Read,

1990). Dapat diasumsikan bahwa dengan memiliki nilai ketergantungan yang

tinggi, maka akan meningkatkan adaptabilitas karier wanita karier yang

berkeluarga.

Pada dimensi kecemasan dalam kelekatan emosional dapat diasumsikan

dengan kecemasan yang tinggi akan penolakan dan pengabaian dari pasangan

menurut Brennan, Clark, dan Shaver (dalam Shaver & Mikulincer, 2014) dan

terlalu fokus terhadap diri sendiri akan kecemasan tersebut (Mikulincer & Shaver,

2007 dalam Shaver & Mikulincer, 2014). Fokus berlebihan terhadap diri sendiri

Page 51: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

38

ini diduga dapat membuat perempuan dengan pola kecemasan yang tinggi atau

memiliki kecenderungan dengan gaya anxiety attachment cenderung merendahkan

perhatian dan dukungan yang diberikan pasangan. Dampak dari hal ini adalah

adanya ketidakmampuan wanita karier dalam meningkatkan adaptabilitas karier

atau beradaptasi di dunia kerjanya. Sebaliknya, jika individu memiliki nilai

kecemasan yang rendah maka akan merasakan kepercayaan diri dan tidak

khawatir akan ditolak dan ditinggalkan oleh pasangannya. Penelitian ini

mengasumsikan bahwa dengan memiliki nilai kecemasan yang rendah maka dapat

meningkatkan kemampuan adaptabilitas karier pada wanita karier yang

berkeluarga.

Adapun dimensi kedekatan yang tinggi cenderung akan membentuk

karakteristik dari gaya secure attachment. Apabila wanita mempunyai kedeketan

yang baik dengan pasangannya di dalam keluarga, maka dapat mempengaruhi

wanita untuk memiliki komunikasi dan hubungan yang baik pula secara umum

(Collins & Read, 1990). Penelitian lain dari Hazan dan Shaver (1990) menemukan

bahwa individu dengan gaya secure attachment memiliki nilai hubungan lebih

baik pada pekerjaan dan hubungan sosial. Keterkelekatan yang aman diantara

orang dewasa muda ditunjukkan untuk mendukung komitmen karier dan

eksplorasi karier yang lebih besar serta melindungi dari pengambilan keputusan

dini menurut Ketterson, Lee dan Wolfe (dalam Van, 2007). Diduga bahwa wanita

karier yang memiliki nilai kedekatan tinggi dalam keluarganya dapat lebih baik

dalam beradaptasi dilingkungan kerjanya atau dapat meningkatkan kemampuan

adaptabilitas karier.

Page 52: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

39

Faktor eksternal lainnya adalah dukungan sosial. Dukungan sosial yang

diberikan oleh berbagai pihak dalam lingkungan individu dapat memberikan

pengaruh dan emosi positif kepada penerima dukungan. Terdapat tiga dimensi

dukungan sosial yang bersumber dari dari keluarga, teman, dan orang spesial yang

disusun oleh Zimet et. al. (1988). Menurut Creed et. al. (2009) individu yang

mendapatkan dukungan sosial dengan baik dilingkungan sekitarnya maka akan

dapat melakukan penyesuaian diri dan adaptabilitas karier yang baik. Penerimaan

dukungan sosial yang baik dilingkungan sekitar individu khususnya wanita karier

yang telah berumah tangga dapat memberikan efek positif berupa emosi positif

dalam menyelesaikan tugas karier sehingga dapat mengurangi stres dalam bekerja

ataupun konflik peran ganda.

Dimensi dukungan sosial yang bersumber dari keluarga menurut Zimet et.

al. (1988) adalah yang bersumber dari dalam keluarga seperti ayah, ibu, kakak,

adik, kakek, nenek, dan sebagainya. Apabila individu kurang mendapatkan

dukungan dari pihak keluarga, maka akan memberikan efek rendah pada

penyesuaian diri dibidang karier (Creed, Fallon, & Hood, 2009). Dapat

diasumsikan bahwa dengan memiliki dukungan keluarga yang tinggi maka dapat

melakukan penyesuaian dengan baik dan dapat meningkatkan adaptabilitas karier

pada wanita karier yang berkeluarga.

Efek positif terhadap karier pada wanita yang bekerja dan berumah tangga

juga dapat dilihat dari dimensi dukungan sosial yang bersumber dari teman atau

pertemanan individu. Individu yang mempuyai kelekatan dan dorongan positif

dari teman atau sahabatnya akan dapat merasakan emosi yang lebih positif dan

Page 53: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

40

secara signifikan dapat bepengaruh terhadap adaptabilitas karier individu (Hirschi,

2009).

Dimensi lain terkait dukungan sosial adalah orang spesial. Dalam

dukungan sosial, dimensi dukungan sosial yang bersumber dari orang spesial

adalah seseorang yang dianggap spesial dalam kehidupannya seperti kekasih atau

pasangan hidup. Zimet dan Canty Mitchell (2000) menyatakan bahwa dimensi

seseorang yang spesial (significant others) relevan pada subjek dewasa yang pada

tahap perkembangan tersebut mereka telah memiliki pasangan hidup yang

merupakan orang terkasih dan spesial di dalam hidupnya. Dapat diasumsikan

bahwa semakin besar dukungan sosial yang diberikan oleh orang spesial, maka

semakin besar juga kemampuan adaptabilitas karier yang dimiliki oleh wanita

karier yang berkeluarga.

Selain itu terdapat faktor internal berupa regulasi diri yang dijadikan

sebagai variabel dalam pengaruhnya terhadap adaptabilitas karier pada wanita

yang telah berkeluarga. Regulasi diri diasumsikan berkaitan dengan adaptabilitas

karier pada individu. Studi terdahulu dari Creed et. al. (2009) menunjukkan

kontribusi yang signifikan dari regulasi diri terhadap adaptabilitas karier.

Penelitian tersebut mendukung pernyataan yang dikemukakan oleh Savickas dan

Porfeli (2012) dimana dijelaskan bahwa sumber dari adaptabilitas karier

merupakan kekuatan dari regulasi diri individu atau kapasitas diri seseorang yang

digunakan untuk memecahkan masalah yang asing, kompleks dan tidak jelas yang

terdapat dalam tugas-tugas pekerjaan, transisi kerja, dan trauma yang muncul dari

pekerjaan.

Page 54: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

41

Berdasarkan hal tersebut maka dapat dilihat dan diasumsikan dengan jelas

bahwa regulasi diri sangat penting bagi wanita karier yang telah berumah tangga

agar dapat secara efektif mencapai tujuan karier yang diinginkan dan dapat

meningkatkan adaptabilitas karier di tempat kerja. Hal ini juga dapat dikatakan

sebagai kemampuan untuk merencanakan dan mencapai hasil adaptif yang

diinginkan melalui perilaku yang diarahkan pada tujuan yang diinginkan oleh

individu dalam kariernya. Konsep yang mencakup kapasitas untuk merencanakan,

memandu, dan memonitor perilaku ini merupakan konsep regulasi diri.

Adaptabilitas karier digunakan oleh individu untuk dapat memilih

tindakan yang tepat dalam menghadapi perubahan dalam lingkungan kerja,

transisi kerja maupun trauma terhadap kerja (Savickas, 1997). Kemampuan

individu dalam beradaptasi dapat membantu wanita karier yang telah berkeluarga

dalam menghadapi tuntutan baru dalam dunia kerja maupun lingkungan kerja

yang beragam. Adaptabilitas karier juga dapat membantu wanita karier yang telah

berkeluarga dalam merefleksikan tujuan utamanya dalam organisasi yang

sekarang ditempatinya menurut Parker (dalam Savickas, 2009).

Wanita karier yang telah berkeluarga yang tidak dapat melakukan adaptasi

terhadap dunia kerja maupun lingkungan kerja yang baru diketahui dapat

mengalami kesulitan dalam aspek-aspek individual maupun hubungannya dengan

pekerjaan. Beberapa hasil penelitian yang dirangkum oleh Koen et. al. (2010)

menunjukkan individu yang tidak mempunyai adaptabilitas karier dapat berakibat

negatif pada ketidakpuasan terhadap pekerjaannya seperti job insecurity, beban

Page 55: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

42

kerja yang menjadi berlebih, loyalitas kerja yang rendah, serta keinginan untuk

keluar dari pekerjaan menurut Davy, Probst, dan Sverke (dalam Klehe 2011).

Berdasarkan hal tersebut maka diharapkan variabel kelekatan emosional,

dukungan sosial, dan regulasi diri dapat memberikan pengaruh terhadap

kemampuan adaptabilitas karier wanita karier yang telah bekeluarga. Selain itu,

diharapkan pula variabel kelekatan emosional, dukungan sosial, dan regulasi diri

dapat dimiliki oleh wanita karier yang telah berkeluarga guna meningkatkan

kemampuan adaptabilitas karier di tempat kerja.

Dibawah ini akan ditampilkan bagan hubungan dari variabel-variabel

penelitian yang dapat menjelaskan maksud dari kerangka teoritis yang telah

diuraikan di atas, sebagai berikut:

Page 56: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

43

Dukungan sosial

Berikut ini merupakan bagan dari kerangka berpikir penelitian:

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir Penelitian

Adaptabilitas

Karier

Ketergantungan

Kecemasan

Kedekatan

Teman

Orang Spesial

Keluarga

Regulasi Diri

Kelekatan

Emosional

Dukungan Sosial

Page 57: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

44

2.6 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir penelitian, maka hipotesis dalam penelitian ini

sebagai berikut:

H1 : Ada pengaruh antara kelekatan emosional (ketergantungan, kecemasan,

kedekatan) , dukungan sosial (keluarga, teman, orang spesial), dan regulasi

diri terhadap adaptabilitas karier pada wanita karier yang telah berumah

tangga.

H2 : Ada pengaruh ketergantungan pada kelekatan emosional terhadap

adaptabilitas karier.

H3 : Ada pengaruh kecemasan pada kelekatan emosional terhadap adaptabilitas

karier.

H4 : Ada pengaruh kedekatan pada kelekatan emosional terhadap adaptabilitas

karier.

H5 : Ada pengaruh keluarga pada dukungan sosial terhadap adaptabilitas karier.

H6 : Ada pengaruh teman pada dukungan sosial terhadap adaptabilitas karier.

H7 : Ada pengaruh orang spesial pada dukungan sosial terhadap adaptabilitas

karier.

H8 : Ada pengaruh regulasi diri terhadap adaptabilitas karier.

Seluruh hipotesis di atas akan dijadikan H0 untuk diuji secara statistik.

Page 58: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

45

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah wanita karier yang telah berumah tangga

di Jabodetabek. Peneliti menggunakan populasi tersebut dengan alasan bahwa

wanita karier yang telah berumah tangga memiliki peran ganda dimana

mereka menjalani dan harus menyesuaikan diri dari dua tugas dalam ranah

yang berbeda yaitu ranah domestik dan ranah publik.

Responden penelitian ini sebanyak 216 wanita karier dengan profesi

sebagai perawat yang telah berumah tangga dan memiliki anak dengan

rentang usia 25-50 tahun yang terdapat di Jabodetabek. Pengambilan responden

dilakukan dengan metode non-probability sampling. Hal ini menunjukkan

bahwa tidak semua anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk

menjadi subjek penelitian. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

dengan convenience sampling. Cara ini dipilih dikarenakan sulitnya bertemu

langsung dengan responden karena jam kerja yang tidak menentu dan

kesulitan dalam mengatur jadwal bertemu.

Penyebaran data dalam penelitian ini dilakukan secara langsung dan

daring. Jumlah keseluruhan data yang terkumpul sebanyak 216 data. Data yang

didapatkan secara langsung dengan menyebar kuesioner sebanyak 203 data.

Adapun data yang didapatkan melalui daring berjumlah 13 data. Laman informed

consent daring yaitu https://bit.ly/2HRnLsN.

Page 59: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

46

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat (dependent variable) adalah

adaptabilitas karier. Sedangkan variabel bebas (independent variable) pada

penelitian ini yaitu kelekatan emosional (ketergantungan, kecemasan, dan

kedekatan), dukungan sosial (keluarga, teman, dan orang spesial), dan regulasi

diri. Adapun definisi operasional dari variabel penelitian ini adalah:

1. Adaptabilitas Karier

Adaptabilitas karier adalah kesiapan seseorang untuk menyelesaikan tugas yang

terprediksi dan berpartisipasi dalam peran pekerjaan, serta mampu menguasai

situasi tidak terduga yang mungkin terjadi karena perubahan dalam pekerjaan dan

kondisi kerja. Adaptabilitas karier wanita karier dalam penelitian ini dikukur

menggunakan adaptasi dari alat ukur Career Adapt-Abilities Scale (CAAS) oleh

Porfeli dan Savickas (2012) yang terdiri dari 24 item dengan berdasarkan empat

dimensi yang meliputi: 1) kepedulian karier, 2) pengendalian karier, 3)

keingintahuan karier, dan 4) keyakinan karier.

Adapun penjelasan dari tiap masing-masing dimensi adalah sebagai

berikut:

1). Kepedulian Karier

Kepedulian karier merupakan suatu bentuk optimisme yang dimiliki individu

dalam karier. Kepedulian karier meliputi perencanaan karier, orientasi karier

dimasa depan, serta kesadaran mempersiapkan karier. Adanya kepedulian

karier akan dapat menyadarkan seseorang untuk mengembangkan kariernya.

Page 60: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

47

2). Pengendalian Karier

Pengendalian karier adalah cara individu mengatur diri untuk menyesuaikan

dengan kebutuhan pada situasi yang berbeda. Terdapat ketegasan, kemauan,

menentukan pilihan, dan kemampuan dalam bertanggung jawab atas pilihan

karier yang telah dipilih.

3). Keingintahuan Karier

Keingintahuan karier merupakan perilaku aktif seseorang untuk mencari tahu

informasi dan cara mengembangkan karier. Adapun terdapat perasaan ingin

tahu, keinginan dalam mencari informasi, dan mencoba hal baru merupakan

indikator dari keingintahuan karier.

4). Keyakinan Karier

Keyakinan karier adalah kemampuan individu untuk berpedoman pada

pendapat dan tujuan sendiri untuk memecahkan masalah ketika menghadapi

hambatan dan rintangan. Indikator dalam keyakinan karier meliputi

kegigihan, berusaha keras, dan ketekunan.

2. Kelekatan Emosional

Kelekatan emosional yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses kelekatan

atau ikatan emosional yang didapatkan individu dari figur orang dewasa yang

dibedakan atas tiga dimensi yaitu ketergantungan, kecemasan, dan kedekatan.

Kelekatan emosional wanita karier diukur menggunakan adaptasi dari alat ukur

Adult Attachment Scale (AAS) oleh Collins dan Read (1990) yang terdiri dari 18

item dengan berdasarkan tiga dimensi yang meliputi: 1) ketergantungan, 2)

kecemasan, dan 3) kedekatan.

Page 61: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

48

Adapun penjelasan dari tiap masing-masing sumber dimensi adalah

sebagai berikut:

1) Ketergantungan

Kelekatan dalam bentuk ketergantungan ini merupakan rasa nyaman individu

apabila dapat bergantung dan mempercayai seseorang. Individu pada

kelekatan ini sangat dipengaruhi oleh keberadaan pasangan.

2) Kecemasan

Kelekatan dalam bentuk kecemasan ini merupakan rasa khawatir individu

apabila ditolak dan diabaikan oleh seseorang atau pasangannya.

3) Kedekatan

Kelekatan dalam bentuk kedekatan ini merupakan rasa nyaman individu

ketika dapat dekat dan akrab dengan seseorang. Dalam bentuk kelekatan ini

individu sangat nyaman apabila pasangan sangat membutuhkannya.

3. Dukungan Sosial

Dukungan sosial adalah sebagai sebuah pertukaran sumber daya antara minimal

dua individu yang dipersepsikan oleh salah satu pihak bertujuan untuk membantu.

Pengukuran dukungan sosial menggunakan adaptasi dari alat ukur

Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) yang

dikembangkan oleh Zimet et. al. (1988) yang meliputi tiga dimensi dukungan

sosial yang bersumber dari: 1) keluarga, 2) teman, dan 3) orang spesial.

Adapun penjelasan dari tiap masing-masing dimensi sumber dukungan

sosial adalah sebagai berikut:

Page 62: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

49

1) Keluarga

Dimensi keluarga atau yang bersumber dari keluarga merupakan dorongan

yang diberikan dari pihak dalam keluarga.

2) Teman

Dorongan atau dukungan yang bersumber dari sebuah pertemanan atau

persahabatan yang dijalani oleh individu dilingkungan sosialnya.

3) Orang Spesial

Orang spesial merupakan sumber dimensi dukungan yang bersumber dari

orang yang dianggap spesial atau terkasih di dalam kehidupan individu.

4. Regulasi Diri

Regulasi diri adalah kapasitas untuk merencanakan, memandu, dan memonitor

perilaku individu secara fleksibel dalam menghadapi perubahan keadaan. Regulasi

diri wanita karier diukur menggunakan adaptasi dari alat ukur Self Regulation

Questionere (SRQ) yang disusun oleh (Pichardo et. al., 2014) berdasarkan Self

Regulation Questionnaire (SRQ) dari Brown, Miller, dan Lawendowski (1998).

3.3 Instrumen Pengumpulan Data

3.3.1 Teknik Pengumpulan data

Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan alat ukur dari masing-masing

variabel. Instrumen pengumpulan data menggunakan model skala Likert.

Adaptabilitas karier, kelekatan emosional, dan regulasi diri diukur menggunakan

model skala ratting dengan lima pilihan jawaban, yakni: 1 (sangat tidak sesuai) –

5 (sangat sesuai). Sedangkan pengukuran dukungan sosial menggunakan model

skala ratting dengan tujuh kategori jawaban yakni, skala 1-7 (1: sangat tidak

Page 63: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

50

setuju – 7: sangat setuju). Instrumen pengumpulan data ini terdiri dari pernyataan

positif (favorable) dan pernyataan negatif (unfavorable). Untuk pernyataan

favorable, skor tertinggi diberikan pada pilihan jawaban “Sangat Setuju” dan skor

terendah diberikan pada pilihan jawaban “Sangat Tidak Setuju”. Sebaliknya untuk

pernyataan unfavorable, skor tertinggi diberikan pada pilihan jawaban “Sangat

Tidak Setuju” dan skor terendah diberikan pada pilihan jawaban “Sangat Setuju”.

3.3.2 Instrumen Penelitian

1. Skala Adaptabilitas Karier

Pengukuran adaptabilitas karier pada penelitian ini menggunakan adaptasi dari

alat ukur Career Adapt-Abilities Scale (CAAS) yang disusun oleh Savickas

(2012). Terdapat 4 dimensi pada skala adaptabilitas karier, yaitu: kepedulian

karier, pengendalian karier, keingintahuan karier, dan keyakinan karier. Skala ini

terdiri dari item favorable. Skala adaptabilitas karier menggunakan bentuk skala

likert. Masing-masing item terdiri dari lima kategori jawaban, yaitu Sangat Setuju

(SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).

Tabel 3.1

Blue Print Skala Adaptabilitas Karier

Dimensi Indikator No. Item Jumlah

Kepedulian

Karier

Kesadaran karier 2, 4, 6

Merencanakan karier 3, 5 6

Pandangan akan masa depan karier 1

Pengendalian

Karier

Ketegasan karier 8, 10

Kemauan berkarier 7, 12 6

Tanggung jawab karier 9, 11

Keingintahuan

Karier

Perasaan ingin tahu 18

Mencari infomasi 13, 15, 17 6

Mencoba hal baru 14, 16

Keyakinan

Karier

Kegigihan 23, 24

Berusaha keras 22 6

Tekun dalam tugas 19, 20, 21

TOTAL 24

Page 64: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

51

2. Skala Kelekatan Emosional

Pengukuran kelekatan emosional menggunakan adaptasi dari alat ukur Adult

Attachment Scale (AAS) yang dikembangkan oleh Collins dan Read (1990). Alat

ukur ini berjumlah 18 item dengan tiga dimensi yaitu ketergantungan, kecemasan,

dan kedekatan dengan masing-masing dimensi terdiri dari 6 item. Skala ini terdiri

dari item favorable dan unfavorable. Skala ini menggunakan bentuk skala likert.

Masing-masing item terdiri dari 5 kategori jawaban sebagai berikut; Sangat Setuju

(SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).

Tabel 3.2

Blue Print Skala Kelekatan Emosional

Dimensi Indikator No. Item Jumlah

Ketergantungan

Nyaman dengan

ketergantungan 1*, 3, 6*

6 Percaya diri dengan

keberadaan seseorang 2*, 4, 5*

Kecemasan

Khawatir ditolak 9, 11

6 Khawatir tidak dicintai 8

Merasa cemas

ditinggalkan 7*, 10, 12

Kedekatan

Mudah dekat/akrab 13, 14, 15*

6 Nyaman dalam

berhubungan 16*, 17

Nyaman dengan

hubungan yang intim 18

TOTAL 18

Keterangan: * = item unfavorable

3. Skala Dukungan Sosial

Pengukuran dukungan sosial menggunakan adaptasi dari alat ukur

Multidimensional Scale of perceived Social Support (MSPSS) yang dikembangkan

oleh Zimet, Dahlem, Zimet dan Farley (1988). Alat ukur ini memiliki tiga dimensi

yang bersumber dari keluarga, teman, dan orang spesial dengan jumlah 12 item.

Masing-masing dimensi sumber dukungan sosial terdiri dari 4 item. Skala ini

terdiri dari item favorable. Skala ini menggunakan bentuk skala likert. Masing-

Page 65: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

52

masing item terdiri dari 7 kategori jawaban dari Sangat Setuju (SS), sampai

dengan Sangat Tidak Setuju (STS).

Tabel 3.3

Blue Print Skala Dukungan Sosial

Dimensi Indikator No. Item Jumlah

Keluarga Memperoleh pemecahan masalah 3, 8, 11

4 Memperoleh dukungan dan bantuan emosional 4

Teman

Mendapatkan bantuan 6

4 Memperoleh strategi coping yang efektif 12

Berbagi kesulitan 9, 7

Orang Spesial Merasa dihargai dan dipercaya 2, 10 4

Merasa orang lain bisa nyaman berada

bersama individu 1, 5

TOTAL 12

4. Skala Regulasi Diri

Pengukuran regulasi diri menggunakan adaptasi dari alat ukur Self Regulation

Questionere (SRQ) yang disusun oleh (Pichardo et. al., 2014) berdasarkan Self

Regulation Questionnaire (SRQ) dari Brown, Miller, dan Lawendowski (1998).

Miller dan Brown (1991) menganalisis dan merumuskan indikator regulasi diri

dan direvisi oleh Pichardo et. al. (2014) menjadi empat indikator. Skala regulasi

diri menggunakan bentuk skala likert. Masing-masing item terdiri dari 5 kategori

jawaban sebagai berikut; Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju

(TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).

Tabel 3.4

Blue Print Skala Regulasi Diri

Dimensi Indikator No. Item Jumlah

Regulasi

Diri

Menetapkan tujuan 1, 2, 3, 4*, 5, 6*

17 Ketekunan dan tekad 7, 8*, 9

Mengambil keputusan

dari masalah 10*, 11*, 12*, 13*, 14*

Belajar dari kesalahan 15*, 16, 17

TOTAL 17

Keterangan: * = item unfavorable

Page 66: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

53

3.4 Uji Validitas Konstruk

Sebelum melakukan analisis data, peneliti melakukan pengujian terhadap validitas

instrumen yang dipakai. Untuk menguji validitas konstruk alat ukur yang

digunakan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Confirmatory Faktor

Analysis (CFA).

Sebagai prosedur konfirmasi, CFA merupakan metode untuk menilai

validitas konstruk pengukuran, bukan sarana untuk pengurangan data. Validitas

konstruk didukung jika struktur faktor skala konsisten dengan konstruksi

instrumen yang akan diukur. Konfirmasi hipotesis struktur faktor yang paling

memadai adalah dengan teknik analisis faktor konfirmatori. Dalam analisis faktor

konfirmatori, struktur faktor secara eksplisit dihipotesiskan dan diuji untuk cocok

dengan struktur kovarians dari variabel yang diukur. Pendekatan ini juga

memungkinkan untuk menguji model fit faktor. Meskipun pendekatan ini berguna

untuk konfirmasi teori, prosedur CFA memberikan pedoman untuk "model

pemangkasan," atau model modifikasi, yang dapat menunjukkan perubahan dalam

struktur faktor yang diusulkan. Dengan demikian, prosedur konfirmasi dapat

digunakan untuk merevisi dan menyempurnakan instrumen dan struktur faktorial

mereka. Adapun logika CFA adalah sebagai berikut (Umar, 2012) :

1. Bahwa ada sebuah konsep atau trait berupa kemampuan yang didefinisikan

secara operasional sehingga dapat disusun pertanyaan atau pernyataan untuk

mengukurnya. Kemampuan ini disebut faktor, sedangkan pengukuran

terhadap faktor ini dilakukan melalui analisis terhadap respon atas item-

itemnya.

Page 67: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

54

2. Diteorikan setiap item hanya mengukur satu faktor saja, begitupun juga tiap

subtes hanya mengukur satu faktor juga. Artinya baik item maupun subtes

bersifat unidimensional.

3. Dengan data yang tersedia, dapat diestimasi matriks korelasi antar item yang

seharusnya diperoleh jika memang unidimensional. Matriks korelasi ini

disebut sigma (Σ), kemudian dibandingkan dengan matriks dari data empiris,

yang disebut matriks S. Jika teori tersebut benar (unidimensional) maka

tentunya tidak ada perbedaan antara matriks Σ dan matriks S, atau bisa juga

dinyatakan dengan Σ - S = 0.

4. Pernyataan tersebut dijadikan hipotesis nihil yang kemudian diuji dengan chi

square. Jika hasil chi square tidak signifikan (p > 0,05), maka hipotesis nihil

tersebut “tidak ditolak”. Artinya teori unidimensionalitas tersebut dapat

diterima bahwa item ataupun sub tes instrument hanya mengukur satu faktor

saja.

5. Jika model fit, maka langkah selanjutnya menguji apakah item signifikan atau

tidak mengukur apa yang hendak di ukur, dengan menggunakan t-test. Jika

hasil t-test tidak signifikan maka item tersebut tidak signifikan dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sebaiknya item yang demikian di drop.

Dalam penelitian kali ini, peneliti menggunakan taraf kepercayaan 95%

sehingga item yang dikatakan signifikan adalah item yang memiliki t-value

lebih dari 1,96 (t > 1,96).

6. Terakhir, apabila dari hasil CFA terdapat item yang koefisien muatan

faktornya negatif, maka item tersebut harus di drop. Sebab hal ini tidak sesuai

Page 68: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

55

dengan sifat item, yang bersifat positif (favorable). Adapun pengujian analisis

CFA seperti ini dilakukan dengan menggunakan software LISREL 8.70.

3.4.1 Uji Validitas Konstruk Adaptabilitas Karier

Pada uji validitas kontruk adaptabilitas karier, peneliti menguji apakah 24 item

yang bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur variabel adaptabilitas

karier. Item-item ini diuji dengan menggunakan Confirmatory Factor Analysis

dengan metode first order.

Hasil dari pengujian CFA dengan model satu faktor tidak menghasilkan

model yang fit dengan Chi-Square = 1375.90, df = 252, p-value = 0.0000, dan

RMSEA = 0.144. Namun, setelah dilakukan modifikasi terhadap model, dimana

kesalahan pengukuran ada pada beberapa item dibebaskan untuk berkorelasi satu

sama lain, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 196.55, df = 166, p-

value = 0.05267, dan RMSEA = 0.029. Nilai Chi-Square menghasilkan p-value >

0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional)

dapat diterima dimana seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu adaptabilitas

karier.

Langkah selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu di-drop atau tidak yang dilihat dalam pengujian CFA. Pengujiannya

dilakukan dengan melihat nilat t bagi setiap koefisien muatan faktor. Apabila nilai

t > 1.96, artinya item tersebut signifikan dalam mengukur faktor yang hendak

diukur. Sedangkan jika nilai t < 1.96, item tersebut tidak signifikan dan perlu di-

Page 69: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

56

drop atau dihilangkan. Adapun koefisien muatan faktor untuk item-item

adaptabilitas karier dijelaskan pada tabel 3.5 sebagai berikut:

Tabel 3.5

Muatan Faktor Item Konstruk Adaptabilitas Karier Item Koefisien Standard Error T-Value Signifikan

1 0.66 0.07 10.06

2 0.71 0.06 11.26

3 0.73 0.06 11.62

4 0.81 0.06 13.48

5 0.84 0.06 14.26

6 0.32 0.07 4.57

7 0.74 0.06 11.94

8 0.40 0.07 5.68

9 0.85 0.06 14.51

10 0.72 0.06 11.54

11 0.51 0.07 7.60

12 0.66 0.07 10.13

13 0.71 0.06 11.20

14 0.75 0.06 11.95

15 0.76 0.06 11.96

16 0.90 0.06 15.63

17 0.79 0.06 12.98

18 0.85 0.06 14.43

19 0.79 0.06 13.02

20 0.82 0.06 13.62

21 0.80 0.06 13.52

22 0.75 0.06 12.16

23 0.72 0.06 11.41

24 0.72 0.06 11.69

Keterangan: = signifikan (t > 1.96); X = tidak signifikan

Pada tabel 3.5, seluruh item memiliki nilai t > 1.96. Hal ini berarti bahwa

tidak ada item yang harus di-drop atau dihilangkan dan seluruh item disertakan

dalam analisis selanjutnya.

3.4.2 Uji Validitas Konstruk Kelekatan Emosional

Peneliti menguji 18 item dari konstruk kelekatan emosional yang mencakup

dimensi ketergantungan, kecemasan, dan kedekatan. Masing-masing dimensi

memiliki 6 item. Peneliti menguji apakah dimensi-dimensi tersebut bersifat

Page 70: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

57

unidimensional, yang berarti benar-benar hanya mengukur konstruk kelekatan

emosional.

3.4.2.1 Uji Validitas Dimensi Ketergantungan

Peneliti menguji 6 item dari dimensi ketergantungan yang bersifat unidimensional,

artinya benar hanya mengukur ketergantungan. Pengujian dilakukan untuk melihat

apakah 6 item tersebut bersifat unidimensional. Hasil pengujian CFA dengan

model satu faktor tidak menghasilkan model yang fit dengan Chi-Square = 52.86,

df = 9, p-value = 0.0000, dan RMSEA = 0.151. Namun, setelah dilakukan

modifikasi terhadap model dengan membebaskan korelasi kesalahan pengukuran

pada beberapa item, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 6.54, df = 6,

p-value = 0.36567, dan RMSEA = 0.020. Nilai Chi-Square menghasilkan p-value

> 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional)

dapat diterima dimana seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu

ketergantungan. Adapun koefisien muatan faktor untuk item-item ketergantungan

dijelaskan pada tabel 3.6 sebagai berikut:

Tabel 3.6

Muatan Faktor Item Dimensi Ketergantungan Item Koefisien Standard Error T-Value Signifikan

1 0.74 0.08 9.52

2 0.60 0.07 8.67

3 -0.78 0.08 -10.14 X

4 -0.61 0.07 -8.71 X

5 0.40 0.07 5.58

6 0.29 0.07 3.98

Keterangan: = signifikan (t > 1.96); X = tidak signifikan

Pada tabel 3.6, item 3 dan 4 memiliki nilai t < 1.96. Hal ini berarti bahwa

item 3 dan 4 harus di-drop atau dihilangkan dan tidak disertakan dalam analisis

selanjutnya. Hanya item 1, 2, 5, dan 6 yang disertakan dalam analisis selanjutnya.

Page 71: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

58

3.4.2.2 Uji Validitas Dimensi Kecemasan

Peneliti menguji 6 item dari dimensi kecemasan yang bersifat unidimensional,

artinya benar hanya mengukur kecemasan. Pengujian dilakukan untuk melihat

apakah 6 item tersebut bersifat unidimensional. Hasil pengujian CFA dengan

model satu faktor tidak menghasilkan model yang fit dengan Chi-Square = 23.63,

df = 9, p-value = 0.00492, dan RMSEA = 0.087. Namun, setelah dilakukan

modifikasi terhadap model dengan membebaskan korelasi kesalahan pengukuran

pada beberapa item, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 10.62, df = 8,

p-value = 0.22423, dan RMSEA = 0.039. Nilai Chi-Square menghasilkan p-value

> 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional)

dapat diterima dimana seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu kecemasan.

Adapun koefisien muatan faktor untuk item-item kecemasan dijelaskan pada tabel

3.7 sebagai berikut:

Tabel 3.7

Muatan Faktor Item Dimensi Kecemasan Item Koefisien Standard Error T-Value Signifikan

7 0.26 0.07 3.81

8 0.89 0.05 16.32

9 0.85 0.06 15.33

10 0.91 0.05 16.88

11 0.53 0.07 7.99

12 0.80 0.06 13.90

Keterangan: = signifikan (t > 1.96); X = tidak signifikan

Pada tabel 3.7, seluruh item memiliki nilai t > 1.96. Hal ini berarti bahwa

tidak ada item yang harus di-drop atau dihilangkan dan seluruh item disertakan

dalam analisis selanjutnya.

Page 72: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

59

3.4.2.3 Uji Validitas Dimensi Kedekatan

Peneliti menguji 6 item dari dimensi kedekatan yang bersifat unidimensional,

artinya benar hanya mengukur kedekatan. Pengujian dilakukan untuk melihat

apakah 6 item tersebut bersifat unidimensional. Hasil pengujian CFA dengan

model satu faktor tidak menghasilkan model yang fit dengan Chi-Square = 54.62,

df = 9, p-value = 0.00000, dan RMSEA = 0.154. Namun, setelah dilakukan

modifikasi terhadap model dengan membebaskan korelasi kesalahan pengukuran

pada beberapa item, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 3.45, df = 4,

p-value = 0.48605, dan RMSEA = 0.000. Nilai Chi-Square menghasilkan p-value

> 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional)

dapat diterima dimana seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu kedekatan.

Adapun koefisien muatan faktor untuk item-item kedekatan dijelaskan pada tabel

3.8 sebagai berikut:

Tabel 3.8

Muatan Faktor Item Dimensi Kedekatan Item Koefisien Standard Error T-Value Signifikan

13 0.33 0.08 4.08

14 0.30 0.08 3.81 15 0.11 0.08 1.34 X

16 0.84 0.11 7.49

17 0.56 0.09 6.18 18 -0.21 0.08 -2.50 X

Keterangan: = signifikan (t > 1.96); X = tidak signifikan

Pada tabel 3.8, item 15 dan 18 memiliki nilai t < 1.96. Hal ini berarti

bahwa item 15 dan 18 harus di-drop atau dihilangkan dan tidak disertakan dalam

analisis selanjutnya. Hanya item 13, 14, 16, dan 17 yang disertakan dalam analisis

selanjutnya.

Page 73: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

60

3.4.3 Uji Validitas Konstruk Dukungan Sosial

Peneliti menguji 12 item dari konstruk dukungan sosial yang mencakup dimensi

dukungan sosial yang bersumber dari keluarga, teman, dan orang spesial. Masing-

masing dimensi sumber dukungan sosial memiliki 4 item. Peneliti menguji apakah

dimensi-dimensi sumber dukungan sosial tersebut bersifat unidimensional, yang

berarti benar-benar hanya mengukur konstruk dukungan sosial.

3.4.3.1 Uji Validitas Dimensi Sumber Dukungan Keluarga

Peneliti menguji 4 item dari dimensi sumber dukungan keluarga yang bersifat

unidimensional, artinya benar hanya mengukur sumber dukungan keluarga.

Pengujian dilakukan untuk melihat apakah 4 item tersebut bersifat

unidimensional. Hasil pengujian CFA dengan model satu faktor tidak

menghasilkan model yang fit dengan Chi-Square = 13.42, df = 2, p-value =

0.00122, dan RMSEA = 0.163. Namun, setelah dilakukan modifikasi terhadap

model dengan membebaskan korelasi kesalahan pengukuran pada beberapa item,

maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 0.00, df = 0, p-value = 1.00000,

dan RMSEA = 0.000. Nilai Chi-Square menghasilkan p-value > 0.05 (tidak

signifikan), yang artinya model dengan satu faktor dapat diterima dimana seluruh

item mengukur satu faktor saja yaitu sumber dukungan keluarga. Adapun

koefisien muatan faktor untuk item-item sumber dukungan keluarga dijelaskan

pada tabel 3.9 sebagai berikut:

Tabel 3.9

Muatan Faktor Item Sumber Dukungan Keluarga Item Koefisien Standard Error T-Value Signifikan

3 0.85 0.06 15.03

4 0.91 0.05 16.96

8 0.92 0.05 17.33

11 0.85 0.06 15.27

Keterangan: = signifikan (t > 1.96); X = tidak signifikan

Page 74: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

61

Pada tabel 3.9, seluruh item memiliki nilai t > 1.96. Hal ini berarti bahwa

tidak ada item yang harus di-drop atau dihilangkan dan seluruh item disertakan

dalam analisis selanjutnya.

3.4.3.2 Uji Validitas Dimensi Sumber Dukungan Teman

Peneliti menguji 4 item dari dimensi sumber dukungan teman yang bersifat

unidimensional, artinya benar hanya mengukur sumber dukungan teman.

Pengujian dilakukan untuk melihat apakah 4 item tersebut bersifat

unidimensional. Hasil pengujian CFA dengan model satu faktor tidak

menghasilkan model yang fit dengan Chi-Square = 6.44, df = 2, p-value =

0.03995, dan RMSEA = 0.102. Namun, setelah dilakukan modifikasi terhadap

model dengan membebaskan korelasi kesalahan pengukuran pada beberapa item,

maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 0.15, df = 1, p-value = 0.69858,

dan RMSEA = 0.000. Nilai Chi-Square menghasilkan p-value > 0.05 (tidak

signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat

diterima dimana seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu sumber dukungan

teman. Adapun koefisien muatan faktor untuk item-item sumber dukungan teman

dijelaskan pada tabel 3.10 sebagai berikut:

Tabel 3.10

Muatan Faktor Item Sumber Dukungan Teman Item Koefisien Standard Error T-Value Signifikan

6 0.72 0.06 11.71

7 0.92 0.06 16.34

9 0.85 0.06 14.63

12 0.81 0.06 13.46

Keterangan: = signifikan (t > 1.96); X = tidak signifikan

Pada tabel 3.10, seluruh item memiliki nilai t > 1.96. Hal ini berarti bahwa

tidak ada item yang harus di-drop atau dihilangkan dan seluruh item disertakan

dalam analisis selanjutnya.

Page 75: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

62

3.4.3.3 Uji Validitas Dimensi Sumber Dukungan Orang Spesial

Peneliti menguji 4 item dari dimensi sumber dukungan orang spesial yang bersifat

unidimensional, artinya benar hanya mengukur sumber dukungan orang spesial.

Pengujian dilakukan untuk melihat apakah 4 item tersebut bersifat

unidimensional. Hasil pengujian CFA dengan model satu faktor tidak

menghasilkan model yang fit dengan Chi-Square = 23.87, df = 2, p-value =

0.0001, dan RMSEA = 0.226. Namun, setelah dilakukan modifikasi terhadap

model dengan membebaskan korelasi kesalahan pengukuran pada beberapa item,

maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 0.00, df = 0, p-value = 1.00000,

dan RMSEA = 0.000. Nilai Chi-Square menghasilkan p-value > 0.05 (tidak

signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat

diterima dimana seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu sumber dukungan

orang spesial. Adapun koefisien muatan faktor untuk item-item sumber dukungan

orang spesial dijelaskan pada tabel 3.11 sebagai berikut:

Tabel 3.11

Muatan Faktor Item Sumber Dukungan Orang Spesial Item Koefisien Standard Error T-Value Signifikan

1 0.90 0.05 16.36

2 0.97 0.05 18.45

5 0.74 0.06 11.73

10 0.77 0.06 13.13

Keterangan: = signifikan (t > 1.96); X = tidak signifikan

Pada tabel 3.11, seluruh item memiliki nilai t > 1.96. Hal ini berarti bahwa

tidak ada item yang harus di-drop atau dihilangkan dan seluruh item disertakan

dalam analisis selanjutnya.

Page 76: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

63

3.4.4 Uji Validitas Konstruk Regulasi Diri

Pada uji validitas kontruk regulasi diri, peneliti menguji apakah 17 item yang

bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur variabel regulasi diri.

Item-item ini diuji dengan menggunakan Confirmatory Factor Analysis dengan

metode first order.

Hasil dari pengujian CFA dengan model satu faktor tidak menghasilkan

model yang fit dengan Chi-Square = 1414.84, df = 119, p-value = 0.0000, dan

RMSEA = 0.225. Namun, setelah dilakukan modifikasi terhadap model, dimana

kesalahan pengukuran ada pada beberapa item dibebaskan untuk berkorelasi satu

sama lain, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 69.03, df = 54, p-value

= 0.08181, dan RMSEA = 0.036. Nilai Chi-Square menghasilkan p-value > 0.05

(tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat

diterima dimana seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu regulasi diri.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-

drop atau tidak yang dilihat dalam pengujian CFA. Pengujiannya dilakukan

dengan melihat nilat t bagi setiap koefisien muatan faktor. Apabila nilai t > 1.96,

artinya item tersebut signifikan dalam mengukur faktor yang hendak diukur.

Sedangkan jika nilai t < 1.96, item tersebut tidak signifikan dan perlu di-drop atau

dihilangkan. Adapun koefisien muatan faktor untuk item-item regulasi diri

dijelaskan pada tabel 3.12 sebagai berikut:

Page 77: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

64

Tabel 3.12

Muatan Faktor Item Konstruk Regulasi Diri Item Koefisien Standard Error T-Value Signifikan

1 0.65 0.06 10.19

2 0.69 0.06 11.06

3 0.41 0.07 6.25

4 0.35 0.06 5.48

5 0.78 0.06 12.04

6 0.41 0.06 6.65

7 0.72 0.07 10.13

8 0.32 0.07 4.78

9 0.50 0.07 7.61

10 0.86 0.10 8.74

11 0.35 0.06 5.65

12 0.47 0.06 7.94

13 0.38 0.06 6.16

14 0.45 0.06 7.72

15 0.69 0.07 9.93

16 0.41 0.07 6.00

17 0.57 0.06 9.00

Keterangan: = signifikan (t > 1.96); X = tidak signifikan

Pada tabel 3.12, seluruh item memiliki nilai t > 1.96. Hal ini berarti bahwa

tidak ada item yang harus di-drop atau dihilangkan dan seluruh item disertakan

dalam analisis selanjutnya.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data digunakan untuk menguji hipotesis penelitian mengenai pengaruh

kelekatan emosional, dukungan sosial, dan regulasi diri terhadap adaptabilitas

karier pada wanita karier yang telah berumah tangga. Dapat dikatakan juga bahwa

analisis data adalah untuk melihat pengaruh independent variable terhadap

dependent variable. Teknik analisis data yang digunakan peneliti dalam mengolah

data adalah multiple regression analysis atau analisis regresi berganda. Analisis

regresi berganda merupakan analisis regresi dengan satu variabel dependen dan

lebih dari satu variabel independen. Rumus regresi berganda pada penelitian ini

adalah:

Page 78: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

65

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + e

Keterangan:

Y = Nilai prediksi Y (adaptabilitas karier)

a = Intercept (konstan)

b = Koefisien regresi

X1 = Ketergantungan dari kelekatan emosional

X2 = Kecemasan dari kelekatan emosional

X3 = Kedekatan dari kelekatan emosional

X4 = Keluarga dari dukungan sosial

X5 = Teman dari dukungan sosial

X6 = Orang spesial dari dukungan sosial

X7 = Regulasi diri

e = Residual

Penilaian terhadap model regresi yang dihasilkan ditinjau pada beberapa

pengujian berikut:

1. R2 (Koefisien Determinasi)

Nilai R2 menunjukkan besarnya proporsi pengaruh independent variable

terhadap dependent variable. Dalam melihat proporsi, R2 dikalikan dengan

100% sehingga didapatkan nilai proporsi pengaruh dalam bentuk persen. Sisa

dari persentasi R2 merupakan faktor lain yang mempengaruhi dependent

variable yang tidak diuji dalam penelitian. Tabel model summary dalam

SPSS juga menunjukkan nilai Standard Error of Estimate dimana semakin

kecil nilai SEE, maka model regresi semakin tepat dalam memprediksi

ketergantunganent variable. Nilai R2 diperoleh dari rumus berikut:

R2 =

2. Uji F

Pada tabel ANOVA akan diperoleh nilai F dan nilai signifikansi (Sig). Nilai

Sig < 0.05 menunjukkan bahwa keseluruhan independent variable secara

Page 79: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

66

simultan memiliki pengaruh terhadap dependent variable. Nilai Sig < 0.05

juga menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi (R2) signifikan. Rumus

dalam penghitungan nilai F sebagai berikut:

F =

( ) ( )

K merupakan jumlah IV dan N merupakan jumlah sampel.

3. Uji t

Interpretasi koefisien parameter independent variable dapat dilakukan dengan

menggunakan unstandardized coefficients maupun standardized coefficients.

Nilai koefisien yang didapatkan dari masing-masing dimensi pada variabel

menunjukkan arah hubungan serta besaran koefisien masing-masing dimensi

pada model regresi. Adapun terdapat nilai signifikansi untuk mengetahui

apakah masing-masing dimensi berpengaruh secara signifikan terhadap

dependent variable. Uji t dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

t =

Nilai b pada rumus tersebut adalah koefisien regresi dan Sb adalah standard

error dari b.

Page 80: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

67

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

Pada bagian ini, peneliti akan memaparkan gambaran data subjek penelitian

seperti usia dan orientasi hidup subjek penelitian. Subjek dalam penelitian ini

adalah 216 wanita karier yang mempunyai anak dan aktif bekerja sebagai perawat

di sekitar Jabodetabek berusia 25-50 tahun. Berikut merupakan gambaran subjek

penelitian secara keseluruhan.

Tabel 4.1

Gambaran Umum Subjek Penelitian Deskripsi N (216) %

Usia (Tahun)

25 – 40 tahun 140 64.80%

41 – 50 tahun 76 35.10%

Orientasi Hidup

Keluarga 156 72.22%

Karier 60 27.77%

Berdasarkan data pada tabel 4.1, terdapat dua kategori gambaran umum

subjek penelitian. Pertama usia responden dalam penelitian dapat dikelompokkan

menjadi dua berdasarkan teori tahap perkembangan, yaitu tahap perkembangan

dewasa awal dengan usia 25-40 tahun dan tahap perkembangan dewasa madya 41-

50 tahun. Jumlah responden yang berusia 25-40 tahun memiliki persentase

sebesar 64.80% (140 responden). Sedangkan jumlah responden yang berusia 41-

50 tahun memiliki persentase sebesar 35.10% (76 responden). Maka dapat

disimpulkan bahwa partisipan terbanyak dalam penelitian ini berusia antara 25-40

tahun atau pada masa tahap perkembangan dewasa awal.

Page 81: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

68

Kedua, pada gambaran umum mengenai subjek tentang orientasi hidup

yang ada di tabel 4.1 dapat dideskripsikan bahwa responden dalam penelitian ini

didominasi oleh subjek yang memiliki orientasi hidup pada keluarga. Responden

penelitian yang berorientasi hidup pada keluarga sebanyak 72.22% (156

responden) dan partispan penelitian yang berorientasi hidup pada karier sebanyak

27.77% (60 responden). Dapat disimpulkan bahwa partisipan terbanyak dalam

penelitian ini yang berorientasi hidup pada keluarga sebanyak 72.22% dengan 156

responden.

4.2 Hasil Analisis Deskriptif

Hasil analisis deskriptif ini akan disajikan nilai maksimum, minimum, mean,

standar deviasi serta kategorisasi tinggi dan rendah skor variabel penelitian. Nilai

mean akan digunakan untuk menentukan kategorisasi skor variabel penelitian.

Deskripsi data penelitian disajikan dalam tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2

Statistik Deskriptif

N Min Max Mean Std. Dev

Adaptabilitas Karier 216 5,12 65,05 50,0000 9,76429

Ketergantungan 216 33,04 68,81 50,0000 8,09649

Kecemasan 216 35,20 66,86 50,0000 9,51264

Kedekatan 216 24,65 65,24 50,0000 8,23804

Keluarga 216 15,56 57,35 50,0000 9,59926

Teman 216 18,74 61,32 50,0000 9,47345

Orang Spesial 216 15,51 57,59 50,0000 9,52791

Regulasi Diri 216 16,00 71,90 50,0000 9,17590

Valid N (listwise) 216

Berdasarkan data pada tabel 4.2, dapat diketahui bahwa subjek penelitian

berjumlah 216 orang. Nilai mean pada penelitian ini dibuat konstan pada angka 50

dengan tujuan untuk menghilangkan skor negatif pada data. Variabel adaptabilitas

Page 82: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

69

karier memiliki nilai minimum sebesar 5.12 dan nilai maksimum sebesar 65.05.

Variabel ketergantungan memiliki nilai minimum sebesar 33.04 dan nilai

maksimum sebesar 68.81. Variabel kecemasan memiliki nilai minimum sebesar

35.20 dan nilai maksimum sebesar 66.86. Variabel kedekatan memiliki nilai

minimum sebesar 35.20 dan nilai maksimum sebesar 66.86. Variabel keluarga

memiliki nilai minimum sebesar 15.56 dan nilai maksimum sebesar 57.35.

Variabel teman memiliki nilai minimum sebesar 18.74 dan nilai maksimum

sebesar 61.32. Variabel orang spesial memiliki nilai minimum sebesar 15.51 dan

nilai maksimum sebesar 57.59. Variabel regulasi diri memiliki nilai minimum

sebesar 16.00 dan nilai maksimum sebesar 71.90. Dapat diketahui dan

disimpulkan bahwa variabel adaptabilitas karier memiliki nilai minimum terendah

dibandingkan dengan variabel lainnya. Variabel regulasi diri memiliki nilai

maksimum tertinggi dibandingkan dengan variabel lainnya.

4.3 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian

Kategorisasi skor variabel bertujuan untuk menempatkan individu ke dalam

kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum

berdasarkan atribut yang diukur.

Kategorisasi skor variabel dilakukan dengan menggunakan norma tertentu.

Peneliti terlebih dahulu menetapkan norma dari setiap variabel. Penelitian ini

menggunakan norma rendah dan tinggi seperti yang tertera pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3

Norma Kategorisasi Skor Variabel Penelitian Kategori Norma

Rendah X < Mean

Tinggi X ≥ Mean

Page 83: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

70

Adapun tahap selanjutnya setelah norma kategorisasi tersebut didapatkan

adalah dengan menjelaskan perolehan nilai persentase kategorisasi untuk variabel

adaptabilitas karier, kelekatan emosional, dukungan sosial, dan regulasi diri pada

tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4

Persentase Kategori Skor Tiap Variabel

Berdasarkan tabel 4.4, variabel yang memiliki skor cenderung rendah

adalah adaptabilitas karier, ketergantungan, dan kecemasan. Sedangkan variabel

yang memiliki skor cenderung tinggi adalah kedekatan, keluarga, teman, orang

spesial, dan regulasi diri.

4.4 Hasil Uji Hipotesis

4.4.1 Analisis Regresi Variabel Penelitian

Pada tahapan ini peneliti menguji hipotesis penelitian dengan teknik analisis

regresi berganda (multiple regression analysis) menggunakan software SPSS

20.0. Pada analisis regresi berganda terdapat 3 hal yang dilihat. Pertama melihat

besaran nilai koefisien determinasi atau R square (R2) untuk mengetahui besar

proporsi pengaruh independent variable terhadap dependent variable. Kedua

yakni untuk melihat apakah secara keseluruhan independent variable berpengaruh

secara signifikansi (Sig.) terhadap dependent variable. Ketiga yakni koefisien

Variabel Frekuensi (%)

Rendah Tinggi

Adaptabilitas karier 130 (60.2%)* 86 (39.8%)

Ketergantungan 124 (57.4%)* 92 (42.6%)

Kecemasan 117 (54.2%)* 99 (45.8%)

Kedekatan 98 (45.4%) 118 (54.6%)*

Keluarga 82 (38.0%) 134 (62.0%)*

Teman 98 (45.4%) 118 (54.6%)*

Orang Spesial 90 (41.7%) 126 (58.3%)*

Regulasi Diri 107 (49.5%) 109 (50.5%)*

Page 84: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

71

regresi, yaitu untuk melihat signifikan (Sig.) atau tidaknya koefisien regresi dari

masing-masing independent variable.

Langkah pertama yang peneliti lakukan adalah melihat besaran nilai

koefisien determinasi atau R Square (R2) untuk mengetahui besar proporsi

pengaruh independent variable terhadap dependent variable. Nilai R Square dapat

dilihat pada tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5

R Square

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 ,614a ,377 ,356 7,83542

a. Predictors: (Constant), Regulasi, Teman, Kecemasan, Significant, Ketergantungan,

Keluarga, Kedekatan

Pada tabel 4.5, dapat dilihat bahwa perolehan nilai R Square dalam

penelitian ini sebesar 0.377 atau 37.7%. Hal ini dapat diartikan bahwa proporsi

pengaruh variabel kelekatan emosional (ketergantungan, kecemasan,

kedekatan), dukungan sosial (keluarga, teman, orang spesial), dan regulasi diri

terhadap adaptabilitas karier adalah sebesar 37.7%. Sisanya yakni 62.3%

dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian.

Langkah kedua yang peneliti lakukan adalah melihat hasil dari uji F untuk

mengetahui pengaruh independent variabel terhadap dependent variable

signifikan atau tidak. Adapun hasil dari uji F dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6

ANOVA Pengaruh Independent Variable Terhadap Dependent Variable Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 7728,465 7 1104,066 17,983 ,000b

Residual 12769,914 208 61,394

Total 20498,379 215

a. Dependent Variable: Adaptabilitas karier

b. Predictors: (Constant), Regulasi, Teman, Kecemasan, Orang Spesial, Ketergantungan,

Keluarga, Kedekatan

Page 85: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

72

Pada tabel 4.6, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi dari keseluruhan

independent variable terhadap dependent variable sebesar 0.000. Adapun nilai

Sig.<0.05 menunjukkan bahwa pengaruh yang ada signifikan. Dilihat dari hasil

tersebut, maka hipotesis nol dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa “tidak

ada pengaruh yang signifikan antara kelekatan emosional, dukungan sosial, dan

regulasi diri terhadap adaptabilitas karier” ditolak. Pernyataan ini bermakna

bahwa ada pengaruh yang signifikan dari variabel kelekatan emosional

(ketergantungan, kecemasan, kedekatan), dukungan sosial (keluarga, teman,

orang spesial), dan regulasi diri terhadap adaptabilitas karier.

Langkah terakhir atau ketiga yang peneliti lakukan adalah dengan melihat

nilai koefisien regresi tiap independent variable. Jika nilai t>1.96 atau Sig<0.05,

maka koefisien regresi tersebut signifikan. Hal ini dapat diartikan bahwa

independent variable memiliki dampak yang signifikan terhadap dependent

variable. Adapun analisis nilai koefisien regresi pada tiap variabel penelitian

ditampilka pada tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7

Koefisien Regresi

Model

Unstandard.

Coefficients

Std.

Coef. T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 45,928 8,908 5,156 ,000

Ketergantungan ,329 ,092 ,273 3,591 ,000*

Kecemasan -,226 ,076 -,221 -2,972 ,003*

Kedekatan ,367 ,111 ,309 3,303 ,001*

Keluarga ,094 ,080 ,092 1,176 ,241

Teman ,313 ,068 ,303 4,568 ,000*

Orang Spesial -,040 ,074 -,039 -,537 ,592

Regulasi Diri ,637 ,115 ,599 5,549 ,000*

a. Dependent Variable: Adaptabilitas karier

Keterangan: (*) signifikan

Page 86: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

73

Berdasarkan data pada tabel 4.7, dapat dilihat apakah signifikan atau

tidaknya koefisien regresi yang dihasilkan. Apabila Sig<0.05, maka pengaruh

koefisien regresi yang dihasilkan bernilai signifikan terhadap adaptabilitas karier

dan begitupun sebaliknya. Pada tabel 4.7 terdapat lima koefisien regresi yang

signifikan, yaitu ketergantungan, kecemasan, kedekatan, teman dan regulasi diri.

Adapun variabel lainnya menghasilkan koefisien regresi yang tidak signifikan.

Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh pada masing-masing

independent variable adalah sebagai berikut:

1. Variabel Ketergantungan

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar +0.273 dengan signifikansi 0.000

(Sig<0.05). Dengan demikian, maka H02 penelitian yang menyatakan tidak

ada pengaruh yang signifikan ketergantungan terhadap adaptabilitas karier

ditolak. Hal ini dapat diartikan bahwa variabel ketergantungan secara positif

mempengaruhi adaptabilitas karier dan signifikan. Jadi, semakin tinggi

ketergantungan maka semakin tinggi pula adaptabilitas karier.

2. Variabel Kecemasan

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.221 dengan signifikansi 0.003

(Sig<0.05). Dengan demikian, maka H03 penelitian yang menyatakan tidak

ada pengaruh yang signifikan kecemasan terhadap adaptabilitas karier ditolak.

Hal ini dapat diartikan bahwa variabel kecemasan secara negatif

mempengaruhi adaptabilitas karier dan signifikan. Jadi, semakin tinggi

kecemasan maka semakin rendah adaptabilitas karier.

Page 87: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

74

3. Variabel Kedekatan

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar +0.309 dengan signifikansi 0.001

(Sig<0.05). Dengan demikian, maka H04 penelitian yang menyatakan tidak

ada pengaruh yang signifikan kedekatan terhadap adaptabilitas karier ditolak.

Hal ini dapat diartikan bahwa variabel kedekatan secara positif

mempengaruhi adaptabilitas karier dan signifikan. Jadi, semakin tinggi

kedekatan maka semakin tinggi pula adaptabilitas karier.

4. Variabel Keluarga

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar +0.092 dengan signifikansi 0.241

(Sig>0.05). Hal ini dapat diartikan bahwa variabel keluarga secara positif

tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap adaptabilitas karier.

5. Variabel Teman

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar +0.303 dengan nilai signifikansi

0.000 (Sig<0.05). Dengan demikian, maka H06 penelitian yang menyatakan

tidak ada pengaruh yang signifikan dimensi dukungan sosial yang bersumber

dari teman terhadap adaptabilitas karier ditolak. Hal ini dapat diartikan bahwa

variabel teman secara positif mempengaruhi adaptabilitas karier dan

signifikan. Jadi, semakin tinggi teman maka semakin tinggi pula adaptabilitas

karier.

6. Variabel Orang Spesial

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,039 dengan nilai signifikansi

0.592 (Sig>0.05). Hal ini dapat diartikan bahwa variabel orang spesial secara

negatif tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap adaptabilitas karier.

Page 88: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

75

7. Variabel Regulasi Diri

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar +0.599 dengan nilai signifikansi

0.000 (Sig<0.05). Dengan demikian, maka H08 pada penelitian ini yang

menyatakan tidak ada pengaruh regulasi diri terhadap adaptabilitas karier

ditolak. Hal ini dapat diartikan bahwa variabel regulasi diri secara positif

mempengaruhi adaptabilitas karier dan signifikan. Jadi, semakin tinggi

regulasi diri maka semakin tinggi pula adaptabilitas karier.

4.4.2 Pengujian Proporsi Varian Masing-masing IV terhadap DV

Hal selanjutnya yang dilihat dalam analisis regresi adalah proporsi varians

masing-masing independent variable terhadap dependent variable. Proporsi

varians masing-masing independent variable dilihat dari nilai R Square Change.

Sedangkan signifikansi proporsi varians dilihat dari nilai Sig. F Change. Apabila

nilai Sig. F Change<0.05, maka sumbangan proporsi varians signifikan. Adapun

nilai dari proporsi varians masing-masing independent variable terhadap

dependent variable terdapat pada tabel 4.8 sebagai berikut:

Tabel 4.8

Proporsi Varians Masing-Masing Independent Variable

Model R R

Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1 ,356a ,127 ,123 9,14657 ,127 31,021 1 214 ,000*

2 ,362b ,131 ,123 9,14652 ,004 1,002 1 213 ,318

3 ,384c ,148 ,136 9,07747 ,017 4,253 1 212 ,040*

4 ,495d ,245 ,230 8,56617 ,097 27,063 1 211 ,000*

5 ,534e ,285 ,268 8,35539 ,040 11,780 1 210 ,001*

6 ,534f ,285 ,264 8,37523 ,000 ,006 1 209 ,936

7 ,614g ,377 ,356 7,83542 ,092 30,789 1 208 ,000*

Predictors: (Constant), Ketergantungan, Kecemasan, Kedekatan, Keluarga, Teman, Orang

spesial, Regulasi diri

Keterangan: (*) signifikan

Page 89: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

76

Berdasarkan tabel 4.8, proporsi varians masing-masing independent

variable dan signifikansinya dijelaskan sebagai berikut:

1. Variabel ketergantungan memberikan sumbangan varians sebesar 0.127 atau

12.7% dengan Sig. F Change= 0.000. Sumbangan varians ketergantungan

signifikan.

2. Variabel kecemasan memberikan sumbangan varians sebesar 0.004 atau 0.4%

dengan Sig. F Change= 0.318. Sumbangan varians kecemasan tidak

signifikan.

3. Variabel kedekatan memberikan sumbangan varians sebesar 0.017 atau 1.7%

dengan Sig. F Change= 0.040. Sumbangan varians kedekatan signifikan.

4. Variabel keluarga memberikan sumbangan varians sebesar 0.097 atau 9.7%

dengan Sig. F Change= 0.000. Sumbangan varians keluarga signifikan.

5. Variabel teman memberikan sumbangan varians sebesar 0.040 atau 4%

dengan Sig. F Change= 0.001. Sumbangan varians teman signifikan.

6. Variabel orang spesial memberikan sumbangan varians sebesar 0.000 atau

0% dengan Sig. F Change= 0.936. Sumbangan varians orang spesial tidak

signifikan.

7. Variabel regulasi diri memberikan sumbangan varians sebesar 0.092 atau

9.2% dengan Sig. F Change= 0.000. Sumbangan varians regulasi diri

signifikan.

Pada tabel proporsi varians, independent variable yang memberikan

sumbangan terbesar adalah variabel ketergantungan, sedangkan variabel yang

memberikan sumbangan terkecil yakni variabel orang spesial. Jumlah keseluruhan

R Square Change yakni sebesar 37.7% sesuai dengan nilai R Square yang

didapatkan.

Page 90: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

77

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka kesimpulan yang

dapat diambil dari penelitian ini adalah diperoleh bahwa hipotesis diterima, yang

artinya terdapat pengaruh yang signifikan kelekatan emosional, dukungan sosial,

dan regulasi diri terhadap adaptabilitas karier. Sedangkan hipotesis nol yang

mengatakan bahwa tidak ada pengaruh independent variable terhadap dependent

variable ditolak.

Pertama, terdapat pengaruh yang signifikan kelekatan emosional terhadap

adaptabilitas karier. Adapun dimensi variabel kelekatan emosional yang secara

signifikan berpengaruh adalah ketergantungan, kecemasan, dan kedekatan. Kedua,

terdapat pengaruh yang signifikan dukungan sosial terhadap adaptabilitas karier.

Adapun dimensi variabel dukungan sosial yang secara signifikan berpengaruh

adalah teman. Sedangkan dimensi variabel dukungan sosial yang berpengaruh

namun tidak signifikan adalah dimensi keluarga dan orang spesial. Ketiga,

terdapat pengaruh yang signifikan regulasi diri terhadap adaptabilitas karier.

5.2 Diskusi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab 4, dapat dipahami

bahwa variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap adaptabilitas karier

adalah kelekatan emosional (dimensi ketergantungan, kecemasan, dan kedekatan),

dukungan sosial (dimensi sumber dukungan sosial dari teman) dan regulasi diri.

Page 91: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

78

Dimensi ketergantungan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

adaptabilitas karier. Hal ini dapat diartikan bahwa dimensi ketergantungan secara

positif mempengaruhi adaptabilitas karier dan signifikan. Jadi, semakin tinggi

ketergantungan maka semakin tinggi pula adaptabilitas karier. Dengan demikian,

maka H2 penelitian yang menyatakan ada pengaruh yang signifikan

ketergantungan terhadap adaptabilitas karier diterima. Collins dan Read (1990)

menyatakan bahwa individu yang memiliki nilai ketergantungan tinggi maka akan

cenderung memiliki gaya attachment yang secure. Sedangkan individu yang

memiliki ketergantungan rendah cenderung memiliki gaya attachment yang

avoidant.

Hazan dan Shaver (1987) mengemukakan bahwa individu yang

mempunyai gaya avoidant attachment cenderung memiliki ciri individu yang

skeptis, mudah curiga, mudah berubah pendirian dan sukar terbuka. Fenney dan

Noller (1990) juga menyatakan bahwa individu dengan gaya avoidant tidak

nyaman dalam keintiman, tidak dapat mengekspresikan diri, kurang hangat, dan

kurang terbuka. Sedangkan individu yang memiliki gaya secure attachment maka

akan mempunyai harga diri yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang

memiliki gaya attachment lainnya. Collins dan Read (1990) mengatakan bahwa

individu dengan gaya secure attachment akan lebih percaya diri dalam situasi

sosial daln lebih asertif. Penelitian ini mengungkapkan bahwa wanita yang

memiliki nilai ketergantungan tinggi maka akan mendapatkan rasa nyaman

apabila ketergantungan dan mempercayai pasangannya. Sebaliknya, apabila

wanita memiliki nilai ketergantungan rendah maka akan merasa kurang

berorientasi dalam hubungan interpersonal. Dapat disimpulkan dalam hasil

penelitian bahwa ketergantungan memiliki pengaruh yang signifikan dengan arah

Page 92: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

79

yang positif terhadap kemampuan adaptabilitas karier pada wanita karier yang

telah berkeluarga.

Dimensi kecemasan juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

adaptabilitas karier. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi kecemasan

maka semakin rendah adaptabilitas karier. Dengan demikian, maka H3 penelitian

yang menyatakan ada pengaruh yang signifikan kecemasan terhadap adaptabilitas

karier diterima. Collins dan Read (1990) mengemukakan bahwa individu yang

memiliki nilai kecemasan tinggi, maka akan cenderung memiliki gaya kelekatan

cemas (anxious attachment). Individu dengan gaya anxious akan menunjukkan

individu yang kurang pengertian, tidak percaya diri, merasa tidak berharga atau

gejala perasaan kurang berarti, mudah berubah-ubah pendapat, tidak asertif, dan

kurang berani dalam menjalin hubungan. Artinya dalam penelitian ini bahwa

wanita karier yang telah berkeluarga yang memiliki anxious attachment akan

merasa cemas dalam memulai untuk membangun suatu hubungan dengan orang

lain, merasa kesepian, dan kesulitan mendapatkan dukungan sosial dari pasangan

ketika menghadapi masa penyesuaian diri di temapt kerja atau sulit dalam

meningkatkan kemampuan adaptabilitas karier.

Hal yang sama juga ditunjukkan dari hasil penelitian yang menunjukkan

bahwa dimensi kedekatan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

adaptabilitas karier. Hal ini dapat diartikan bahwa dimensi kedekatan secara

positif mempengaruhi adaptabilitas karier dan signifikan. Jadi, semakin tinggi

kedekatan maka semakin tinggi pula adaptabilitas karier. Dengan demikian, maka

Page 93: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

80

H4 penelitian yang menyatakan ada pengaruh yang signifikan kedekatan terhadap

adaptabilitas karier diterima.

Collins dan Read (1990) mengkategorikan bahwa individu yang memiliki

nilai kedekatan rendah maka cenderung memiliki gaya avoidant attachment.

Sebaliknya, jika individu memiliki nilai kedekatan yang tinggi maka cenderung

memiliki gaya secure attachment. Temuan ini sejalan dengan penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Wolfe (2004) yang menyatakan bahwa secure

attachment style memiliki hubungan positif dengan keyakinan pengambilan

keputusan dalam karier. Selain itu, individu dengan kedekatan yang tinggi juga

memandang orang lain dengan lebih positif. Hazan dan Shaver (1987) juga

mengemukakan bahwa individu dengan kedekatan yang tinggi dan positif maka

akan merasa aman dan memperlihatkan ciri individu yang bersahabat serta

memiliki rasa percaya diri. Penelitian ini menunjukkan bahwa wanita karier yang

telah berkeluarga yang memiliki nilai kedekatan tinggi akan merasa nyaman

ketika dapat dekat dan akrab dengan pasangan. Artinya penelitian ini

menunjukkan bahwa kelekatan emosional atau attachment membentuk

kepercayaan tentang diri dan dunia sosial khususnya bidang karier. Dapat

disimpulkan bahwa dimensi kedekatan memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap adaptabilitas karier. Semakin tinggi nilai kedekatan maka semakin tinggi

pula adaptabilitas karier. Adapun sebaliknya, semakin rendah nilai kedekatan

maka semakin rendah pula adaptabilitas karier.

Hasil selanjutnya berdasarkan penelitian, maka diperoleh untuk dimensi

sumber dukungan teman secara positif mempengaruhi adaptabilitas karier dan

Page 94: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

81

signifikan. Jadi, semakin tinggi sumber dukungan sosial dari teman maka semakin

tinggi pula adaptabilitas karier. Dengan demikian, maka H6 penelitian yang

menyatakan ada pengaruh yang signifikan dimensi dukungan sosial yang

bersumber dari teman terhadap adaptabilitas karier tidak diterima. Individu yang

tinggi akan dukungan dari teman cenderung memiliki hubungan pertemanan yang

positif, dapat mengurangi stres dan sejahtera dalam lingkungan sosialnya.

Kecenderungan yang baik yang dimiliki individu dari adanya pengaruh dukungan

teman ini justru membuat kemampuan adaptabilitas karier wanita karier

berkeluarga meningkat.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya dari Rogers et.

al. (2008) yang menemukan bahwa pertemanan memiliki pengaruh terbesar dalam

domain karier. Hasil penelitian ini mendukung penelitian selanjutnya yang

dilakukan oleh Creed et. al. (2009) yang menemukan korelasi antara dukungan

sosial dan kemampuan adaptabilitas karier dalam sampel 245 mahasiswa. Hal ini

dapat diartikan bahwa pada penelitian ini dapat dibuktikan jika pertemanan dan

persahabatan wanita karier yang telah berkeluarga di lingkungan sosialnya seperti

di tempat kerja dapat memberikan pengaruh yang baik untuk meningkatkan

kemampuan adaptabilitas karier individu di tempat kerja.

Temuan penelitian mengenai dukungan sosial lainnya yaitu dari

Butterfield, Borgen, Amundson, dan Erlebach (dalam Atac et. al., 2017)

menyatakan bahwa dukungan dari teman dianggap sebagai sumber daya yang

berharga dan efektif dalam menghadapi perubahan dan tantangan di lingkungan

kerja. Demikian juga menurut Duffy (dalam Atac et. al., 2017) melaporkan

Page 95: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

82

korelasi yang kuat antara kedua konsep tersebut. Berdasarkan teori konstruksi

karier, hal ini menunjukkan bahwa hubungan interpersonal dalam lingkungan

sosial memprediksi kemampuan adaptabilitas karier. Hirschi (dalam Atac et. al.,

2017) menyimpulkan bahwa dukungan sosial adalah prediktor signifikan dari

adaptabilitas karier dalam studinya pada 330 remaja. Wang dan Fu (2015), dalam

studi mereka pada 879 lulusan perguruan tinggi Cina, mengamati bahwa

dukungan sosial memiliki efek positif pada kemampuan adaptabilitas karier.

Artinya jelas bahwa dengan lingkungan yang mendukung maka akan

menawarkan suasana yang menyenangkan untuk pengembangan kemampuan

beradaptasi. Adaptabilitas karier lebih mungkin muncul dalam konteks yang

dibentuk oleh emosi positif yang terbentuk dari dukungan oleh teman, keluarga

dan orang lain yang signifikan berkontribusi pada keadaan afektif yang positif.

Selanjutnya, berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai koefisien regresi

untuk dimensi dukungan sosial yang bersumber dari keluarga secara positif

mempengaruhi adaptabilitas karier, tetapi tidak signifikan. Jadi, semakin tinggi

sumber dukungan dari keluarga maka semakin tinggi pula adaptabilitas karier,

walaupun secara statistik tidak signifikan. Dengan demikian, maka H5 penelitian

yang menyatakan ada pengaruh yang signifikan dimensi dukungan sosial yang

bersumber dari keluarga terhadap adaptabilitas karier ditolak.

Penelitian ini mengasumsikan bahwa tingkat dukungan sosial yang lebih

tinggi memfasilitasi hubungan yang lebih erat antara harga diri dan kemampuan

adaptabilitas karier. Namun, peneliti mengasumsikan bahwa para wanita karier

yang telah berumah tangga telah memiliki tempat tinggal yang terpisah dengan

Page 96: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

83

keluarga (ibunya, ayahnya, dan saudara kandungnya). Hal ini akan berdampak

pada fasilitas hubungan yang lebih rendah dan cenderung kurang erat antara harga

diri dan kemampuan adaptasi. Wanita karier yang telah berumah tangga di

Indonesia lebih banyak yang tinggal secara terpisah dengan ibu, ayah, kakak, dan

adiknya, maka dukungan yang diberikan secara langsung dari keluarga juga tidak

dapat diterima secara maksimal. Maka hasil dari penelitian ini adalah sumber

dukungan sosial dari keluarga tidak signifikan namun, dukungan keluarga

memberikan pengaruh terhadap adaptabilitas karier.

Hasil penelitian juga menemukan bahwa dimensi dukungan sosial yang

bersumber dari orang spesial secara negatif mempengaruhi adaptabilitas karier,

tetapi tidak signifikan. Jadi, semakin tinggi sumber dukungan sosial dari orang

spesial maka semakin rendah adaptabilitas karier, walaupun secara statistik tidak

signifikan. Dengan demikian, maka H7 penelitian yang menyatakan ada pengaruh

yang signifikan dimensi dukungan sosial yang bersumber dari orang spesial

terhadap adaptabilitas karier ditolak.

Penelitian ini memfokuskan dukungan sosial yang bersumber dari orang

spesial wanita karier yang telah berkeluarga adalah pasangan hidup atau suami.

Peneliti mengasumsikan bahwa hasil yang tidak signifikan kemungkinan

dikarenakan bahwa setiap pasangan dari wanita karier memiliki

ketidakkonsistenan dalam memberikan dukungan. Disisi lain suami mengizinkan

wanita dalam berkarier karena beberapa faktor salah satunya ekonomi keluarga,

namun suami juga menuntut istri untuk dapat melakukan peran domestik dengan

sempurna. Hasil yang tidak signifikan ini juga kemungkinan dikarenakan persepsi

Page 97: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

84

wanita karier yang berkeluarga terkait dukungan perasaan dicintai oleh pasangan

dan bersedia memberikan bantuan jika dibutuhkan, serta menghargai dan

mengganggapnya bernilai menjadi suatu sifat yang acuh yang diberikan suami

karena berbagai faktor misalnya karena lamanya tahun pernikahan dan

mengakibatkan terciptanya persepsi bahwa wanita karier yang berkeluarga dalam

berkarier tidak merasakan mendapatkan dukungan yang lebih berarti dari orang

spesial yang dalam hal ini suami.

Dalam hasil penelitian Yousefi (2011), subskala dukungan sosial tidak

menunjukkan hubungan terhadap kemampuan adaptabilitas karier. Penelitian ini

juga menunjukkan hubungan yang negatif antara career corncern dan subskala

dukungan sosial. Hasil ini menunjukkan bahwa dukungan sosial memiliki efek

tidak langsung pada kemampuan adaptabilitas karier. Hasil dari penemuan

tersebut menjadi konsisten dengan penelitian ini yang menunjukkan bahwa

dimensi dukungan sosial yang bersumber dari keluarga dan orang spesial tidak

berpengaruh secara significant terhadap adaptabilitas karier pada wanita karier

yang berkeluarga. Selain itu, perbedaan sampel dan budaya yang diambil juga

dapat mempengaruhi dampak dari tidak signifikannya dimensi dukungan sosial

yang bersumber dari keluarga dan orang spesial.

Terakhir yaitu variabel regulasi diri merupakan variabel internal individu

terhadap adaptabilitas karier. Diperoleh bahwa variabel regulasi diri secara positif

mempengaruhi adaptabilitas karier dan signifikan. Jadi, semakin tinggi regulasi

diri maka semakin tinggi pula adaptabilitas karier. Dengan demikian, maka H8

pada penelitian ini yang menyatakan ada pengaruh regulasi diri terhadap

Page 98: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

85

adaptabilitas karier tidak diterima. Individu yang memiliki regulasi diri tinggi

cenderung dapat mengatasi masalahnya dengan bijak, memiliki tujuan hidup yang

pasti, dan memiliki pengendalian emosi yang baik.

Hal ini sejalan dengan pernyataan bahwa sumber dari adaptabilitas karier

merupakan kekuatan dari regulasi diri individu atau kapasitas diri seseorang yang

digunakan untuk memecahkan masalah yang asing, kompleks dan tidak jelas yang

terdapat dalam tugas-tugas pekerjaan, transisi kerja, dan trauma yang muncul dari

pekerjaan (Savickas & Porfeli, 2012). Regulasi diri yang dimiliki oleh individu

tidak hanya berasal dari dirinya sendiri melakinkan juga berasal dari interaksi

antara individu dan lingkungan (Savickas & Porfeli, 2012). Selain itu, hasil dari

temuan Fiori et. al. (2015) juga mendukung konsepsi kemampuan adaptabilitas

karier sebagai sumber daya dari regulasi diri yang dapat memberikan dampak baik

terhadap individu untuk mengatasi lingkungan (yaitu, kemampuan adaptabilitas

karier) yang pada akhirnya dapat mempengaruhi nilai dari pekerjaan individu.

Secara keseluruhan, maka ditemukan 5 variabel yang menghasilkan

pengaruh secara signifikan terhadap adaptabilitas karier. Temuan ini diharapkan

dapat dikembangkan dan dikaji guna mendapatkan temuan yang lebih

komprehensif. Terdapat juga 2 variabel yang menghasilkan pengaruh yang tidak

signifikan terhadap adaptabilitas karier dikarenakan berbagai faktor. Diharapkan

untuk penelitian selanjutnya dapat meminimalisir faktor-faktor tersebut dan hasil

penelitian ini dapat menjadi dasar dalam menjelaskan adaptabilitas karier.

Terdapat beberapa hal yang menjadi keterbatasan yang harus

dipertimbangkan ketika mengevaluasi hasil penelitian ini. Pertama, pengambilan

Page 99: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

86

sampel dalam penelitian ini jumlahnya kurang dapat mengeneralisasikan hasil

penelitian. Kedua, penelitian ini menggunakan data berupa jawaban responden

atas pernyataan yang diajukan pada kuesioner penelitian dan pengumpulan data

dilakukan pada saat jam kerja responden. Hal ini dapat berimplikasi pada tiga hal

yaitu, responden mungkin menjawab pernyataan tidak secara sungguh-sungguh

dan cermat, responden mungkin kurang familiar dengan pernyataan yang

diajukan, dan memperhatikan sifat sensitif atas pernyataan dengan tindakan-

tindakan yang responden lakukan atas pernyataan tersebut. Ketiga, faktor

adaptabilitas karier yang diteliti pada penelitian ini hanya terbatas pada kelekatan

emosional, dukungan sosial, dan regulasi diri. Dengan demikian kemungkinan

terdapat variabel atau faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap adaptabilitas

karier. Peneliti menyadari kekurangan dan keterbatasan dalam penelitian yang

telah dilakukan ini, sehingga dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk melengkapi

kekurangan dan keterbatasan penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian yang

telah dijabarkan sebelumnya dan keterbatasan dalam penelitian, peneliti membagi

saran dalam penelitian ini menjadi dua, yaitu saran teoritis dan saran praktis.

Saran ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi peneliti lain yang akan

meneliti dependent variable (adaptabilitas karier) yang sama.

5.3 Saran

5.3.1 Saran Teoritis

Berdasarkan hasil penelitian ini, didapatkan beberapa saran teoritis yang peneliti

ajukan untuk menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti lain yang ingin

melakukan penelitian yang sama. Saran tersebut adalah:

Page 100: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

87

1. Disarankan kepada peneliti lain yang ingin meneliti adaptabilitas karier pada

wanita karier lebih lanjut sebagai dependent variable untuk menggunakan

independent variable lain selain yang diteliti dalam penelitian ini yang

didasarkan penelitian sebelumnya seperti adversity quotient, self-efficacy, dan

tingkat stres.

2. Penelitian lebih lanjut terhadap adaptabilitas karier pada wanita karier yang

telah berumah tangga disarankan untuk mengambil sampel dengan jumlah

yang lebih banyak.

3. Penelitian lebih lanjut disarankan untuk melihat pengaruh demografis yaitu

tingkat pendidikan dan pengalaman bekerja untuk melihat apakah terdapat

perbedaan adaptabilitas karier dari masing-masing kelompok tersebut.

4. Peneliti menyarankan pada penelitian selanjutnya untuk melakukan

modifikasi item dari alat ukur adaptabilitas karier untuk dapat meminimalisir

kemungkinan faking good atau faking bad pada saat pegisian kuesioner

penelitian.

5. Diharapkan pada penelitian selanjutnya desain kuesioner secara keseluruhan

perlu diperhatikan agar tidak menyebabkan kejenuhan responden sehingga

mau memberikan jawaban secara benar dan lengkap.

5.3.2 Saran Praktis

1. Berdasarkan hasil penelitian, regulasi diri menjadi prediktor kuat bagi

adaptabilitas karier wanita karier yang telah berumah tangga. Maka hal

praktis yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kemampuan

regulasi diri bagi para wanita yang berperan ganda. Contohnya, dengan

Page 101: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

88

mengikuti pelatihan (training) untuk proses pembelajaran yang melibatkan

perolehan keahlian, konsep, peraturan, atau sikap untuk meningkatkan kinerja

individu. Hal ini dapat meningkatkan kapasitas diri seseorang yang digunakan

untuk memecahkan masalah yang asing, kompleks dan tidak jelas yang

terdapat dalam tugas-tugas pekerjaan, transisi kerja, dan trauma yang muncul

dari pekerjaan.

2. Temuan penelitian ini juga dapat digunakan sebagai acuan dalam pembuatan

modul Employee Assistance Program (EAP) atau program pendampingan

karyawan khususnya untuk wanita karier yang telah berkeluarga. Melalui

program EAP ini, maka wanita yang telah berkeluarga dapat mengembangkan

potensi kariernya. Selain itu, melalui program pelatihan pengembangan

kompetensi yang sesuai, wanita karier yang telah berumah tangga tidak akan

menghadapi defisiensi kompetensi di jabatan baru atau posisi dan kondisi

baru yang diproyeksikan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka

pengorganisasian pelatihan pengembangan kompetensi ini sangat penting

dalam meningkatkan kemampuan adaptabilitas karier wanita karier yang telah

berkeluarga. Diharapkan dengan kemampuan adaptabilitas karier yang baik,

para wanita karier berkeluarga dapat meningkatkan komitmen berorganisasi

mereka di tempat mereka bekerja.

3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan yang positif bagi

perusahaan untuk lebih memperhatikan faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi adaptabilitas karier karyawan, khususnya pada wanita yang

telah berumah tangga. Perusahaan perlu mengadakan program pengembangan

Page 102: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

89

yang mengajarkan berbagai keterampilan baru kepada para karyawan agar

tidak menjadi usang dan untuk memenuhi keinginan karier wanita akibat

perubahan lingkungan kerja. Selanjutnya, pengembangan dilakukan dengan

bimbingan konseling, disiplin, serta berlanjut pada pengembangan organisasi.

Selain itu perusahaan juga bisa mengusahakan dukungan kebijakan

(organizational support) yang ramah untuk perempuan bekerja, yaitu dengan

cara menciptakan perusahaan yang ramah perempuan. Contohnya dengan

memberikan fleksibilitas waktu untuk ibu bekerja.

4. Kegiatan pemeliharaan juga penting dilakukan. Seluruh masyarakat yang ada

dilingkungan wanita karier khususnya teman, sahabat, keluarga, dan pasangan

(suami) harus dapat memberikan perhatian kepada wanita karier yang telah

berumah tangga dengan menciptakan hubungan yang positif agar dapat

meyakinkan mereka bahwa dirinya pantas menjadi seseorang yang

diperhatikan. Selain itu, pemeliharaan juga dapat dilakukan oleh pihak

perusahaan dengan melihat prestasi kerja pegawai. Tidak hanya sekedar

dievaluasi, tetapi juga menunjukan seberapa baik berbagai kegiatan

personalia yang telah dilakukan. Bila wanita karier melaksanakan pekerjaan

dengan baik, maka diberikan reward atau dapat menerima kompensasi yang

layak dan adil. Agar seluruh kegiatan berjalan lancar, pelaksanaan fungsi-

fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian harus

dilakukan secara efektif dan efisien untuk dapat meningkatkan kemampuan

adaptabilitas karier pada wanita karier yang telah berkeluarga.

Page 103: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

90

DAFTAR PUSTAKA

Ataç, L. O., Dirik, D., & Tetik, H. T. (2018). Predicting career adaptability

through self-esteem and social support: A research on young

adults. International Journal for Educational and Vocational

Guidance,18(1), 45-61.

Bashir, M & dkk. (2015). The effect of work family conflict on employees job

attitudes and mediating role of organization citizenship behavior: A study

of the banking sector of pakistan. The European Business and

Management Conference.

Baumeister, R. F., & Vohs, K. D. (2007). Self-regulation, ego depletion, and

motivation. Social and Personality Psychology Compass, 1 (1), 115-128.

Bocciardi, F., Caputo, A., Fregonese, C., Langher, V., & Sartori, R. (2017).

Career adaptability as a strategic competence for career development: An

exploratory study of its key predictors. European Journal of Training and

Development, 41(1), 67-82.

Borualogo, I. S. (2004). Hubungan antara persepsi tentang figur attchment dengan

self esteem remaja panti asuhan muhammadiyah. Jurnal Psikologi, 13(1),

29-49.

Bowlby, J. (1982). Attachment and loss: Retrospect and prospect. American

journal of Orthopsychiatry, 52(4), 664-668.

Brennan, K. A., Clark, C. L., & Shaver, P. R. (1998). Self-report measurement of

adult attachment: An integrative overview. Jurnal Psikologi, 24(1), 99-

116.

Canty-Mitchell, J., & Zimet, G. D. (2000). Psychometric properties of the

Multidimensional Scale of Perceived Social Support in urban

adolescents. American journal of community psychology, 28(3), 391-400.

Carey, K. B., Neal, D. J., & Collins, S. E. (2004). A psychometric analysis of the

self-regulation questionnaire. Addictive behaviors, 29(2), 253-260.

Cherry, F., & Deaux, K. (1978). Fear of success versus fear of gender-

inappropriate behavior. Sex roles, 4(1), 97-101.

Cohen, S. (1992). Stress, social support, and disorder. The meaning and

measurement of social support, 109-124.

Page 104: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

91

Collins, N. L., & Read, S. J. (1990). Adult attachment, working models, and

relationship quality in dating couples. Journal of personality and social

psychology, 58(4), 644-663.

Creed, P. A., Fallon, T., & Hood, M. (2009). The relationship between career

adaptability, person and situation variables, and career concerns in young

adults. Journal of Vocational Behavior, 74(2), 219-229.

Fiori, M., Bollmann, G., & Rossier, J. (2015). Exploring the path through which

career adaptability increases job satisfaction and lowers job stress: The

role of affect. Journal of Vocational Behavior, 91, 113-121.

Harms, P. D. (2011). Adult attachment styles in the workplace. Human Resource

Management Review, 21(4), 285-296.

Hartung, P. J., Porfeli, E. J., & Vondracek, F. W. (2008). Career adaptability in

childhood. The Career Development Quarterly, 57(1), 63-74.

Hazan, C., & Shaver, P. (1987). Romantic love conceptualized as an attachment

process. Journal of personality and social psychology, 52(3), 511-523.

Hazan, C., & Shaver, P. R. (1990). Love and work: An attachment-theoretical

perspective. Journal of Personality and social Psychology, 59(2), 270-281.

Hirschi, A. (2009). Career adaptability development in adolescence: Multiple

predictors and effect on sense of power and life satisfaction. Journal of

Vocational Behavior, 74(2), 145-155.

Hirschi, A., Niles, S. G., & Akos, P. (2011). Engagement in adolescent career

preparation: Social support, personality and the development of choice

decidedness and congruence. Journal of Adolescence, 34(1), 173-182.

Jackson, P. (2014). Family Careers Reloaded: Lessons for the 21st Century

Workforce. Doctoral dissertation. Texas A&M University.

Klehe, U. C., Zikic, J., Van Vianen, A. E., & De Pater, I. E. (2011). Career

adaptability, turnover and loyalty during organizational

downsizing. Journal of Vocational Behavior, 79(1), 217-229.

Koen, J., Klehe, U. C., Van Vianen, A. E., Zikic, J., & Nauta, A. (2010). Job-

search strategies and reemployment quality: The impact of career

adaptability. Journal of Vocational Behavior, 77(1), 126-139.

Koen, J., Klehe, U. C., & Van Vianen, A. E. (2012). Training career adaptability

to facilitate a successful school-to-work transition. Journal of Vocational

Behavior, 81(3), 395-408.

Page 105: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

92

Maggiori, C., Rossier, J., & Savickas, M. L. (2015). Career Adapt-Abilities

Scale–Short Form (CAAS-SF) Construction and Validation. Journal of

career assessment, 25(2), 312-325.

Maree, J. G., & Hancke, Y. (2011). The value of life design counselling for an

adolescent who stutters. Journal of Psychology in Africa, 21(3), 479-485.

Merino-Tejedor, E., Hontangas, P. M., & Boada-Grau, J. (2016). Career

adaptability and its relation to self-regulation, career construction, and

academic engagement among Spanish university students. Journal of

Vocational Behavior, 93, 92-102.

Mitchell, M. M. (2006). Parents' stress and coping with their children's Attention

Deficit Hyperactivity Disorder. Doctoral dissertation. Faculty of the

Graduate School of the University of Maryland.

Murtana, A. (2014). Hubungan Antara Harga Diri Dan Interaksi Teman Sebaya

Dengan Stres Belajar. Doctoral dissertation. Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Patton, W., & Lokan, J. (2001). Perspectives on Donald Super's construct of

career maturity. International journal for educational and vocational

guidance, 1(1-2), 31-48.

Patton, W., & Lokan, J. (2001). Perspectives on Donald Super's construct of

career maturity. International journal for educational and vocational

guidance, 1(1-2), 31-48.

Pichardo, C., Justicia, F., de la Fuente, J., Martínez-Vicente, J. M., & Berbén, A.

B. (2014). Factor structure of the self-regulation questionnaire (SRQ) at

Spanish Universities. The Spanish Journal of Psychology, 30(2), 66-81.

Pongoh, V. V., Warouw, H., & Hamel, R. (2015). Perbedaan Stres Kerja Antar

Shift Perawat Di Ruangan Gawat Darurat Medik Rsup Prof Dr. RD

Kandou Manado. Jurnal Keperawatan, 3(2), 28-36.

Porfeli, E. J., & Savickas, M. L. (2012). Career Adapt-Abilities Scale-USA Form:

Psychometric properties and relation to vocational identity. Journal of

Vocational Behavior, 80(3), 748-753.

Purba, S. D. Career Management Dan Subjective Career Success: Dapatkah

Meningkatkan Kepuasan Kerja Wanita Karir? MIX: Jurnal Ilmiah

Manajemen, 7(1), 51-62.

Rholes, W. S., Simpson, J. A., & Blakely, B. S. (1995). Adult attachment styles

and mothers' relationships with their young children. Personal

Relationships, 2(1), 35-54.

Page 106: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

93

Rogers, M. E., Creed, P. A., & Glendon, A. I. (2008). The role of personality in

adolescent career planning and exploration: A social cognitive

perspective. Journal of Vocational Behavior, 73(1), 132-142.

Ruslina, R. (2014). Hubungan Antara Konflik Peran Ganda Dengan Stres Kerja

Pada Wanita Bekerja. Doctoral dissertation. Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Savickas, M. L. (1997). Career adaptability: An integrative construct for life‐span,

life‐space theory. The career development quarterly, 45(3), 247-259.

Savickas, M. L., Nota, L., Rossier, J., Dauwalder, J. P., Duarte, M. E., Guichard,

J., & Van Vianen, A. E. (2009). Life designing: A paradigm for career

construction in the 21st century. Journal of vocational behavior, 75(3),

239-250.

Savickas, M. L., & Porfeli, E. J. (2011). Revision of the career maturity inventory:

The adaptability form. Journal of Career Assessment, 19(4), 355-374.

Savickas, M. L., & Porfeli, E. J. (2012). Career Adapt-Abilities Scale:

Construction, reliability, and measurement equivalence across 13

countries. Journal of vocational behavior, 80(3), 661-673.

Sawitri, D. R., Creed, P. A., & Zimmer-Gembeck, M. J. (2013). The adolescent–

parent career congruence scale: Development and initial

validation. Journal of Career Assessment, 21(2), 210-226.

Shaver, P. R., & Mikulincer, M. (2014). Attachment bonds in romantic

relationships. The Herzliya series on personality and social psychology.

Mechanisms of social connection: From brain to group, 273-290.

Soresi, S., Nota, L., & Ferrari, L. (2012). Career Adapt-Abilities Scale-Italian

Form: Psychometric properties and relationships to breadth of interests,

quality of life, and perceived barriers. Journal of Vocational Behavior,

80(3), 705-711.

Steinberg, L., & Morris, A. S. (2001). Adolescent development. Annual review of

psychology, 52(1), 83-110.

Taber, B. J., & Blankemeyer, M. (2015). Future work self and career adaptability

in the prediction of proactive career behaviors. Journal of Vocational

Behavior, 86, 20-27.

Tian, Y., & Fan, X. (2014). Adversity quotients, environmental variables and

career adaptability in student nurses. Journal of Vocational

Behavior, 85(3), 251-257.

Page 107: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

94

Tolentino, L. (2015). Bending with the Wind: An Integrative Process Model of

Career Adaptation. Thesis. Australian National University.

Umar J. (2012). Confirmatory Factor Analysis. Bahan Ajar Perkuliahan. Fakultas

Psikologi UIN Jakarta.

Van Ecke, Y. (2007). Attachment style and dysfunctional career thoughts: How

attachment style can affect the career counseling process. The Career

Development Quarterly, 55(4), 339-350.

Wang, Z., & Fu, Y. (2015). Social support, social comparison, and career

adaptability: A moderated mediation model. Social Behavior and

Personality: an international journal, 43(4), 649-659.

Wolfe, J. B., & Betz, N. E. (2004). The relationship of attachment variables to

career decision‐making self‐efficacy and fear of commitment. The Career

Development Quarterly, 52(4), 363-369.

Yoon, A. S. (2013). The role of social support in relation to parenting stress and

risk of child maltreatment among Asian American immigrant parents.

Journal of Psychology, 1(2), 64-77.

Yousefi, Z., Abedi, M., Baghban, I., Eatemadi, O., & Abedi, A. (2011). Personal

and situational variables, and career concerns: Predicting career

adaptability in young adults. The Spanish Journal of Psychology, 14(1),

263-271.

Zimet, G. D., Dahlem, N. W., Zimet, S. G., & Farley, G. K. (1988). The

multidimensional scale of perceived social support. Journal of personality

assessment, 52(1), 30-41.

Page 108: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

LAMPIRAN

Page 109: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh
Page 110: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh
Page 111: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

Lampiran 1

ALAT UKUR CAREER ADAPT-ABILITIES SCALE (CAAS)

(SAVICKAS & PORFELI, 2012)

NO ITEM

1. Thinking about what my future will be like

2. Realizing that today’s choices shape my future

3. Preparing for the future

4. Becoming aware of the educational and vocational choices that I must

make

5. Planning how to achieve my goals

6. Concerned about my career

7. Keeping upbeat

8. Making decisions by myself

9. Taking responsibility for my actions

10. Sticking up for my beliefs

11. Counting on myself

12. Doing what’s right for me

13. Exploring my surroundings

14. Looking for opportunities to grow as a person

15. Investigating options before making a choice

16. Observing different ways of doing things

17. Probing deeply into questions I have

18. Becoming curious about new opportunities

19. Performing tasks efficiently

20. Taking care to do things well

21. Learning new skills

22. Working up to my ability

23. Overcoming obstacles

24. Solving problems

Page 112: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

ALAT UKUR ADULT ATTACHMENT SCALE (AAS)

(COLLINS & REAS, 1990)

NO ITEM

1. I find it difficult to allow my self to depend on others.

2. People are never there when you need them.

3. I am comfortable depending on others.

4. I know that others will be there when I need them.

5. I find it difficult to trust others completely.

6. I am not sure that I can always depend on others to be there when I need

them.

7. I do not often worry about being abandoned.

8. I often worry that my partner does not really love me.

9. I find others are reluctant to get as close as I would like.

10. I often worry my partner will not want to stay with me.

11. I want to merge completely with another person.

12. My desire to merge sometimes scares people away.

13. I find it relatively easy to get close to others.

14. I do not often worry about someone getting close to me.

15. I am somewhat uncomfortable being close to others.

16. I am nervous when anyone gets too close.

17. I am comfortable having others depend on me.

18. Often, love partners want me to be more intimate than I feel comfortable

being.

Page 113: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

ALAT UKUR MULTIDIMENSIONAL SCALE OF PERCEIVED SOCIAL

SUPPORT (MSPSS)

(ZIMET, ET. AL., 1988)

NO ITEM

1. There is a special person who is around when I am in need.

2. There is a special person with whom I can share my joys and sorrows.

3. My family really tries to help me.

4. I get the emotional help and support I need from my family.

5. I have a special person who is a real source of comfort to me.

6. My friends really try to help me.

7. I can count on my friends when things go wrong.

8. I can talk about my problems with my family.

9. I have friends with whom I can share my joys and sorrows.

10. There is a special personsin my life who cares about my feelings.

11. My family is willing to help me make decisions.

12. I can talk about my problems with my fiiends.

Page 114: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

ALAT UKUR SELF-REGULATION QUESTIONER (SRQ)

(MILLER & BROWN, 1991)

NO ITEM

1. I set goals for myself and keep track of my progress.

2. Once I have a goal, I can usually plan how to reach it.

3. If I make a resolution to change something, I pay a lot of attention to

how I’m doing.

4. I have a hard time setting goals for myself.

5. I usually keep track of my progress toward my goals.

6. I have trouble making plans to help me reach my goals.

7. I have a lot of willpower.

8. I get easily distracted from my plans.

9. I am able to resist temptation.

10. I have trouble making up my mind about things.

11. I put off making decisions.

12. When it comes to deciding about a change, I feel overwhelmed by the

choice.

13. Litle problems or distractions throw me off course.

14. I have so many plans that it’s hard for me to focus on any one of them

15. I don’t seem to learn from my mistakes.

16. I usually only have to make a mistake one time in order to learn from it.

17. I learn from my mistakes.

Page 115: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

Lampiran 3

Informed Consent

Lembar Persetujuan Keikutsertaan Penelitian

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa saya setuju untuk

secara sukarela menjadi partisipan penelitian mengenai adaptabilitas karier yang

dilakukan oleh Rifda Riski Nanda. Data yang saya berikan adalah data yang

sebenar-benarnya dan saya menyetujui bahwa data saya akan digunakan dalam

keperluan penelitian.

Nama : ……………………………………………………………

Jenis Kelamin : ……………………………………………………………

No. HP : ……………………………………………………………

Peneliti Partisipan

Rifda Riski Nanda ( )

Page 116: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

Lampiran 4

Kuesioner Penelitian

Assalamu’alaikum, Wr. Wb.

Selamat Pagi/ Siang/ Sore

Salam kenal..

Saya mahasiswi Psikologi semester 8 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Saya meminta bantuan Ibu sekalian untuk menjadi responden dalam penelitian

skripsi saya. Saya mengharapkan kesediaan Ibu untuk mengisi pernyataan berikut

ini secara jujur dan apa adanya. Dalam skala ini tidak ada jawaban benar

atau salah. Adapun informasi atau data yang Anda berikan akan sangat

bermanfaat bagi penelitian ini dan akan terjamin kerahasiaannya, serta hanya

digunakan untuk kepentingan pengumpulan data.

Atas kerja sama dan bantuannya, saya ucapkan terimakasih, serta mohon maaf

apabila terdapat kesalahan dalam penulisan.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.

Peneliti,

n

Rifda Riski Nanda

DATA DIRI RESPONDEN

Nama :

Usia :

Suku :

Pekerjaan :

Pendidikan Terakhir :

Lama Bekerja : < 5 tahun / 5-10 tahun / > 5 tahun

Lama Menikah : < 5 tahun / 5-10 tahun / > 5 tahun

Memiliki anak usia : < 7 tahun / 7-18 tahun / > 18 tahun

Lebih berorientasi pada : Keluarga / Karir

Page 117: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

UNTUK MENGISI SKALA 1

Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan. Setiap orang memiliki kemampuan yang

berbeda dalam membangun karir. Silahkan menilai diri Anda dari setiap pernyataan yang

sesuai dengan diri Anda saat ini dalam mengembangkan kemampuan karir Anda.

Jawablah dengan cara memberi tanda ( ) pada salah satu dari lima pilihan yang tersedia

pada kolom bagian kanan.

Jika jawaban Anda :

Sangat Tidak Setuju, beri tanda pada kolom STS

Tidak Setuju, beri tanda pada kolom TS

Netral, beri tanda pada kolom N

Setuju, beri tanda pada kolom S

Sangat Setuju, beri tanda pada kolom SS

Contoh :

SKALA 1

No. Pernyataan STS TS N S SS

1. Saya memikirkan tentang masa depan karir saya

No. Pernyataan STS TS N S SS

1. Berpikir tentang masa depan saya akan seperti apa

2. Menyadari bahwa pilihan hari ini akan membentuk masa

depan saya

3. Mempersiapkan masa depan

4. Sadar akan pendidikan dan pilihan kerja yang saya buat

5. Merencanakan bagaimana mencapai tujuan saya

6. Fokus dengan karir saya

7. Tetap optimis

8. Membuat keputusan sendiri

9. Bertanggung jawab atas tindakan saya

10. Tetap pada keyakinan saya

11. Mengandalkan diri saya sendiri

12. Melakukan apa yang benar untuk saya

Page 118: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

13. Menelusuri lingkungan sekitar saya

14. Melihat peluang untuk mengembangkan diri

15. Mencari tahu alternatif-alternatif sebelum membuat pilihan

16. Mengamati berbagai cara dalam melakukan sesuatu

17. Menggali lebih dalam pertanyaan yang saya miliki

18. Mencari tahu tentang peluang baru

19. Melakukan tugas secara efisien

20. Berhati-hati untuk melakukan sesuatu dengan baik

21. Belajar keterampilan baru

22. Bekerja dengan kemampuan saya

23. Mengatasi rintangan

24. Menyelesaikan masalah

Page 119: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

UNTUK MENGISI SKALA 2

Bacalah setiap pernyataan berikut dan tunjukkan sejauh mana pernyataan tersebut

menggambarkan perasaan Anda tentang hubungan romantis anda dengan pasangan.

Anda diminta untuk memikirkan semua hubungan Anda (dulu dan sekarang) dan

tanggapi bagaimana perasaan Anda pada hubungan ini. Jika Anda tidak pernah terlibat

dalam hubungan romantis, jawablah menurut Anda yang sesuai dengan bagaimana

perasaan Anda dengan cara memberi tanda ( ) pada salah satu dari lima pilihan yang

tersedia pada kolom bagian kanan.

Jika jawaban Anda :

Sangat Tidak Menggambarkan Diri Anda = 1

Tidak Menggambarkan Diri Anda = 2

Cukup Menggambarkan Diri Anda = 3

Menggambarkan Diri Anda = 4

Sangat Menggambarkan Diri Anda = 5

Contoh :

SKALA 2

No. Pernyataan Skala

1. Saya sulit dalam mengurus diri saya sendiri 1 2 3 4 5

No. Pernyataan Skala

1. Saya sulit bergantung pada orang lain 1 2 3 4 5

2. Seseorang tidak pernah ada saat saya membutuhkannya 1 2 3 4 5

3. Saya nyaman bergantung pada orang lain 1 2 3 4 5

4. Saya tahu orang akan selalu ada, saat saya membutuhkannya 1 2 3 4 5

5. Saya merasa sulit untuk mempercayai orang lain sepenuhnya 1 2 3 4 5

6. Saya tidak yakin untuk dapat selalu bergantung pada orang

lain pada saat saya membutuhkannya 1 2 3 4 5

7. Saya tidak terlalu khawatir jika ditinggalkan 1 2 3 4 5

8. Saya sering khawatir bahwa pasangan saya tidak benar-benar

mencintai saya 1 2 3 4 5

9. Saya merasa orang lain enggan untuk dekat seperti yang saya

mau 1 2 3 4 5

Page 120: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

10. Saya sering khawatir pasangan saya tidak mau tinggal

bersama saya 1 2 3 4 5

11. Saya ingin bergabung dengan orang lain 1 2 3 4 5

12. Kehadiran saya kadang membuat orang lain menghindar 1 2 3 4 5

13. Saya relatif mudah mendekati orang lain 1 2 3 4 5

14. Saya tidak terlalu khawatir dengan siapapun yang dekat

dengan saya 1 2 3 4 5

15. Saya tidak nyaman berada dekat dengan orang lain 1 2 3 4 5

16. Saya gugup ketika ada orang lain disekitar saya 1 2 3 4 5

17. Saya nyaman ada orang lain yang tergantung pada saya 1 2 3 4 5

18. Seringkali, pasangan saya ingin hubungan yang lebih intim

dari yang saya rasakan saat ini 1 2 3 4 5

Page 121: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

UNTUK MENGISI SKALA 3

Terdapat beberapa pernyataan yang sesuai atau tidak sesuai dengan Anda. Misalnya Anda

adalah orang yang suka memanfaatkan waktu dengan orang lain. Jawablah dengan cara

memberi tanda ( ) pada salah satu dari tujuh pilihan yang tersedia pada kolom bagian

kanan. Pastikan Anda tidak meninggalkan penyataan apapun yang belum terjawab dan

hanya ada satu pilihan jawaban dalam setiap pernyataan.

Jika jawaban Anda :

1-------------2-------------3-------------4-------------5-------------6-------------7 Sangat Tidak Setuju Sangat

Setuju

Contoh :

No. Pernyataan Skala

1. Saya selalu membutuhkan dukungan 1 2 3 4 5 6 7

SKALA 3

No. Pernyataan Skala

1. Ada orang spesial saat saya sedang membutuhkan 1 2 3 4 5 6 7

2. Ada orang spesial yang dapat berbagi kesenangan

dan kesedihan 1 2 3 4 5 6 7

3. Keluarga saya berusaha sepenuhnya membantu

saya 1 2 3 4 5 6 7

4. Saya mendapatkan bantuan dan dukungan

emosional dari keluarga. 1 2 3 4 5 6 7

5. Saya memiliki orang spesial yang merupakan

sumber kenyamanan bagi saya 1 2 3 4 5 6 7

6. Teman saya berusaha sepenuhnya membantu saya 1 2 3 4 5 6 7

7. Saya bisa mengandalkan teman-teman ketika

menghadapi kesulitan 1 2 3 4 5 6 7

8. Saya dapat membicarakan masalah saya dengan

keluarga 1 2 3 4 5 6 7

9. Saya memiliki teman yang dapat berbagi

kesenangan dan kesedihan 1 2 3 4 5 6 7

10. Ada orang spesial dalam hidup yang peduli

dengan perasaan saya 1 2 3 4 5 6 7

11. Keluarga saya bersedia membantu dalam

membuat keputusan 1 2 3 4 5 6 7

12. Saya dapat membicarakan masalah dengan teman 1 2 3 4 5 6 7

Page 122: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

UNTUK MENGISI SKALA 4

Baca dan pahami baik-baik stiap pernyataan. Anda diminta untuk mengemukakan apakah

pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan diri Anda. Jawablah dengan cara memberi

tanda ( ) pada salah satu dari lima pilihan yang tersedia pada kolom bagian kanan. Tidak

ada jawaban benar atau salah. Pastikan Anda tidak meninggalkan pernyataan apapun

yang belum terjawab.

Jika jawaban Anda :

Sangat Tidak Setuju, beri tanda pada kolom STS

Tidak Setuju, beri tanda pada kolom TS

Netral, beri tanda pada kolom N

Setuju, beri tanda pada kolom S

Sangat Setuju, beri tanda pada kolom SS

Contoh :

SKALA 4

No. Pernyataan STS TS N S SS

1. Saya sulit dalam membuat tujuan hidup

No. Pernyataan STS TS N S SS

1. Saya menetapkan tujuan untuk diri sendiri dan tetap

memantau perkembangannya

2. Saat saya memiliki tujuan, saya bisa merencanakan

strategi untuk mencapainya

3. Dalam membuat resolusi, saya mempertimbangkan

keadaan saya saat itu

4. Saya kesulitan saat sedang menetapkan tujuan

5. Saya memantau perkembangan tujuan saya

6. Saya kesulitan membuat rencana untuk mencapai tujuan

7. Saya memiliki banyak tekad

8. Saya mudah mengacaukan rencana saya

9. Saya mampu menahan godaan

10. Saya mengalami kesulitan saat memikirkan berbagai hal

11. Saya menunda dalam hal membuat keputusan

Page 123: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

Mohon periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada jawaban yang

terlewatkan.

TERIMA KASIH

12. Ketika memutuskan untuk melakukan perubahan, saya

merasa terbebani oleh banyak hal

13. Sedikit masalah atau gangguan membuat saya tertekan

14. Saya memiliki banyak rencana sehingga sulit untuk fokus

pada salah satu dari rencana tersebut

15. Saya tidak belajar dari kesalahan

16. Saya hanya membuat kesalahan satu kali untuk dijadikan

pelajaran

17. Saya belajar dari kesalahan

Page 124: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

Lampiran 5

FORMAT KUESIONER DARING

Format kuesioner daring ini diambil dengan menggunakan handphone.

Page 125: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

Lampiran 6

HASIL CFA KONSTRUK ADAPTABILITAS KARIER

UJI VALIDITAS CAREER ADAPTABILITAS DA NI=24 NO=216 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10

ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19

ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM23 ITEM24 PM SY FI=CA.COR MO NX=24 NK=1 LX=FR TD=SY LK CA FR TD 9 7 TD 7 3 TD 13 9 TD 17 9 TD 10 9 TD 24 23 TD 18 14 TD 12

11 TD 19 4 TD 15 4 TD 17 13 TD 11 6 TD 22 2 TD 15 14 TD 20 16 TD

21 5 TD 24 10 TD 22 9 TD 18 16 TD 5 3 TD 12 4 TD 14 11 TD 10 3 TD

10 7 TD 17 2 TD 22 17 TD 17 4 TD 2 1 TD 14 3 TD 21 7 TD 17 3 TD 21

1 TD 19 14 TD 3 1 TD 8 7 TD 11 7 TD 20 11 TD 20 1 TD 17 7 TD 8 6

TD 11 8 TD 23 22 TD 23 15 TD 24 22 TD 23 9 TD 23 1 TD 6 2 TD 17 15

TD 20 15 TD 22 12 TD 20 5 TD 21 9 TD 12 10 TD 12 2 TD 12 8 TD 4 2

TD 8 4 TD 21 16 TD 20 14 TD 20 13 TD 11 1 TD 4 1 TD 13 1 TD 14 10

TD 7 1 TD 24 7 TD 3 2 TD 5 2 TD 14 5 TD 20 8 TD 10 6 TD 6 5 TD 22

15 TD 18 6 TD 18 3 TD 23 6 TD 6 4 TD 24 16 TD 24 2 TD 24 17 TD 8 3

TD 17 8 TD 6 1 TD 22 18 TD 18 7 TD 21 14 PD OU TV SS MI

Page 126: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

HASIL CFA KONSTRUK KELEKATAN EMOSIONAL

1. KETERGANTUNGAN

UJI VALIDITAS DEPEND DA NI=6 NO=216 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 PM SY FI=DEPEND.COR MO NX=6 NK=1 LX=FR TD=SY LK DP FR TD 6 5 TD 3 1 TD 6 4 PD OU TV SS MI

Page 127: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh
Page 128: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

2. KECEMASAN

UJI VALIDITAS ANXIETY DA NI=6 NO=216 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 PM SY FI=AX1.COR MO NX=6 NK=1 LX=FR TD=SY LK AX FR TD 6 5 PD OU TV SS MI

Page 129: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

3. KEDEKATAN

UJI VALIDITAS CLOSE DA NI=6 NO=216 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 PM SY FI=CL.COR MO NX=6 NK=1 LX=FR TD=SY LK CL FR TD 6 2 TD 6 1 TD 6 3 TD 5 3 TD 6 5 PD OU TV SS MI

Page 130: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

HASIL UJI VALIDITAS KONSTRUK DUKUNGAN SOSIAL

1. DUKUNGAN KELUARGA UJI VALIDITAS FAMILY

DA NI=4 NO=216 MA=PM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4

PM SY FI=FAMILY.COR

MO NX=4 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

FA

FR TD 2 1 TD 4 1

PD

OU TV SS MI

Page 131: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

2. DUKUNGAN TEMAN UJI VALIDITAS FRIEND DA NI=4 NO=216 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 PM SY FI=FRIEND.COR MO NX=4 NK=1 LX=FR TD=SY LK FR FR TD 4 3 PD OU TV SS MI 3. DUKUNGAN ORANG SPESIAL

Page 132: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

UJI VALIDITAS SIGNIFICANT DA NI=4 NO=216 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 PM SY FI=SO.COR MO NX=4 NK=1 LX=FR TD =SY LK SO FR TD 4 3 TD 3 2 PD OU TV SS MI HASIL CFA KONSTRUK REGULASI DIRI

Page 133: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

UJI VALIDITAS REGULASI DA NI=17 NO=216 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10

ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 PM SY FI=REGULASI.COR MO NX=17 NK=1 LX=FR TD=SY AD=OFF LK RE FR TD 2 1 TD 3 2 TD 14 7 TD 6 4 TD 17 16 TD 8 4 TD 3 1 TD 7 5 TD

15 10 TD 16 15 TD 16 1 TD 15 9 TD 16 8 TD 16 6 TD 14 13 TD 13 7 TD

10 2 TD 12 2 TD 15 5 TD 4 3 TD 13 8 TD 12 11 TD 9 6 TD 9 1 TD 10 5

TD 14 3 TD 9 3 TD 17 10 TD 16 10 TD 17 6 TD 17 4 TD 10 9 TD 10 7

TD 8 6 TD 9 4 TD 15 11 TD 11 7 TD 13 4 TD 17 12 TD 17 2 TD 12 6 TD

12 4 TD 13 12 TD 13 11 TD 10 4 TD 11 4 TD 11 6 TD 11 8 TD 15 6 TD

10 3 TD 10 1 TD 17 1 TD 15 7 TD 17 3 TD 14 2 TD 14 1 TD 15 13 TD

10 8 TD 12 8 TD 7 1 TD 12 7 TD 14 12 TD 14 11 TD 12 3 TD 6 3 PD OU TV SS MI

Page 134: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh
Page 135: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

Lampiran 7

HASIL UJI REGRESI BERGANDA

Descriptive Statistics

N Min Max Mean Std. Dev

Adaptabilitas Karier 216 5,12 65,05 50,0000 9,76429

Ketergantungan 216 33,04 68,81 50,0000 8,09649

Kecemasan 216 35,20 66,86 50,0000 9,51264

Kedekatan 216 24,65 65,24 50,0000 8,23804

Keluarga 216 15,56 57,35 50,0000 9,59926

Teman 216 18,74 61,32 50,0000 9,47345

Orang Spesial 216 15,51 57,59 50,0000 9,52791

Regulasi Diri 216 16,00 71,90 50,0000 9,17590

Valid N (listwise) 216

Variables Entered/Removeda

Model Variables Entered Variables Removed Method

1 Regulasi Diri, Teman, Kecemasan, Orang

Spesial, Keluarga, Ketergantungan, Kedekatanb . Enter

a. Dependent Variable: Adaptabilitas Karier

b. All requested variables entered.

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,614a ,377 ,356 7,83542

a. Predictors: (Constant), Regulasi diri, Teman, Kecemasan, Orang spesial, Ketergantungan,

Keluarga, Kedekatan

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 7728,465 7 1104,066 17,983 ,000b

Residual 12769,914 208 61,394

Total 20498,379 215

a. Dependent Variable: Adaptabilitas Karier

b. Predictors: (Constant), Regulasi diri, Teman, Kecemasan, Orang spesial, Ketergantungan,

Keluarga, Kedekatan

Page 136: PENGARUH KELEKATAN EMOSIONAL, DUKUNGAN SOSIAL, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46172/1/RIFDA RISKI NANDA-FPSI.pdfB) Agustus 2018 C) Rifda Riski Nanda D) Pengaruh

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 45,928 8,908 5,156 ,000

Ketergantungan ,329 ,092 ,273 3,591 ,000

Kecemasan -,226 ,076 -,221 -2,972 ,003

Kedekatan ,367 ,111 ,309 3,303 ,001

Keluarga ,094 ,080 ,092 1,176 ,241

Teman ,313 ,068 ,303 4,568 ,000

Orang Spesial -,040 ,074 -,039 -,537 ,592

Regulasi Diri ,637 ,115 ,599 5,549 ,000

a. Dependent Variable: Adaptabilitas Karier

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error

of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change

df1 df2 Sig. F

Change

1 ,356a ,127 ,123 9,14657 ,127 31,021 1 214 ,000

2 ,362b ,131 ,123 9,14652 ,004 1,002 1 213 ,318

3 ,384c ,148 ,136 9,07747 ,017 4,253 1 212 ,040

4 ,495d ,245 ,230 8,56617 ,097 27,063 1 211 ,000

5 ,534e ,285 ,268 8,35539 ,0040 11,780 1 210 ,001

6 ,534f ,285 ,264 8,37523 ,000 ,006 1 209 ,936

7 ,614k ,377 ,356 7,83542 ,092 30,789 1 208 ,000

a. Predictors: (Constant), Adaptabilitas Karier

b. Predictors: (Constant), Ketergantungan, Kecemasan

c. Predictors: (Constant), Ketergantungan, Kecemasan, Kedekatan

d. Predictors: (Constant), Ketergantungan, Kecemasan, Kedekatan, Keluarga

e. Predictors: (Constant), Ketergantungan, Kecemasan, Kedekatan, Keluarga, Pertemanan

f. Predictors: (Constant), Ketergantungan, Kecemasan, Kedekatan, Keluarga, Pertemanan,

Orang Spesial

g. Predictors: (Constant), Ketergantungan, Kecemasan, Kedekatan, Keluarga, Pertemanan,

Orang Spesial, Regulasi Diri