-
Pengaruh Kegiatan Penambangan Minyak Bumi Tradisional Terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Penambang Di Dusun Ngledok Desa
Tinawun Kecamatan Malo
Kabupaten Bojonegoro
7
PENGARUH KEGIATAN PENAMBANGAN MINYAK BUMI TRADISIONAL TERHADAP
KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA PENAMBANG DI DUSUN NGLEDOK DESA
TINAWUN
KECAMATAN MALO KABUPATEN BOJONEGORO
Witri Endang Sri RahayuMahasiswa S1 Pendidikan Geografi,Fakultas
Ilmu Sosial, Universitas Negeri
Surabaya([email protected])
Aida KurniawatiDosen Pembimbing Mahasiswa
AbstrakPertambangan minyak bumi tradisional di Kecamatan Malo
mulai sejak tahun 2008. Lokasi pertambangan yang berada ditengah
tengah hutan jati membuat lahan hutan semakin berkurang akibat
perluasan lahan untuk pertambangan. Banyak warga sekitar yang
memanfaatkan potensi tersebut dengan bekerja sebagai penambang
untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Para penambang bekerja di
pertambangan ini merupakan pekerjaan pokok namun ada beberapa yang
merupakan pekerjaan sampingan. Di Dusun ini memang satu satunya
penambangan yang masih menggunakan tradisional .Dalam penelitian
ini pertambangan dikaji oleh peneliti untuk mengetahui pengaruh
yang signifikan kegiatan pertambangan minyak bumi tradisional
terhadap kondisi sosial dan ekonomi keluarga di Dusun Ngledok Desa
Tinawun Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro. Penelitian ini
merupakan jenis penelitian sensus, yaitu jenis penelitian yang
mengambil seluruh individu sebagai subyek penelitian dan sebagian
masyarakat yang bertempat tinggal berdekatan dengan lokasi tambang
minyak bumi tradisional. Data primer dalam penelitian ini diperoleh
dari hasil wawancara terhadap responden dengan bantuan pedoman
wawancara. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah (1)
wawancara yang dilakukan oleh peneliti sendiri, dan (2) Dokumentasi
yang dilakukan oleh peneliti sendiri. Analisis data dilakukan
dengan uji Korelasi yaitu Korelasi Spearmans. Berdasarkan hasil
penelitian maka , dengan uji Korelasi Spearmans yang berpengaruh
secara signifikan tingkat pendidikan anak lulus terakhir
(correlation coefficient =0,288 dan sig-2railed=0,005) dan
pendapatan penambang (correlation coefficient = 0,583 dan sig -2
railed = 0,000). Kata Kunci : Pertambangan minyak bumi tradisional,
kondisi sosial, kondisi ekonomi
AbstractTraditional petroleum mining in the district Malo
started since 2008. Mining sites are located in the middle - the
middle of the teak forests to make land decreases due to the
expansion of forest land for mining. Many local residents who
utilize this potential to work as a miner to meet the needs of the
family. The miners working in mines is a main job, but there are
some who are moonlighting. Hamlet is indeed one - only mine are
still usingthe traditional. Mining assessed in this study by the
researchers to determine the effect of a significant traditional
petroleum mining activities on the social and economic conditions
of families in the hamlet village Ngledok Tinawun Malo Bojonegoro
district. This research is a kind of census research, which is a
type of research that takes the whole individual as a subject of
research and most people who live adjacent to the mine site
petroleum traditional. The primary data in this study were obtained
from interviews with the respondents with the help of an interview
guide. Data collection techniques were used: (1) interviews
conducted by the researchers themselves, and (2) Documentation that
conducted by the researchers themselves. Analysis was performed
with the correlation test of Spearman's correlation. Based on the
research results, with Spearman's correlation test were
significantly last graduation level education (correlation
coefficient = 0.288 and sig-2railed = 0.005) and income miner
(correlation coefficient = 0.583 and -2 railed sig =
0.000).Keywords: traditional petroleum mining, social conditions,
economic conditions
-
Pengaruh Kegiatan Penambangan Minyak Bumi Tradisional Terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Penambang Di Dusun Ngledok Desa
Tinawun Kecamatan Malo
Kabupaten Bojonegoro
8
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam.
Sumber daya alam yang diciptakan Tuhan Yang Maha Esa sangat
melimpah ruah disediakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Sumber daya alam merupakan sumber daya yang penting bagi
kelangsungan hidup manusia. Mulai dari sabang sampai merauke
Indonesia mempunyai sumber daya alam yang berlimpah, hal ini
disebabkan karena posisi Indonesia yang berada di daerah tropis
dalam posisi silang antara dua benua yaitu benua asia dan benua dan
australia, dan dua samudera yaitu samudera Pasifik dan samudera
Hindia. Sumber daya alam yang dimiliki indonesia meliputi Tanah,
udara, barang galian, hewan, dan tumbuhan.
Salah satu sumber daya alam yang kita miliki adalah minyak bumi,
yang termasuk dalam golongan sumber daya yang tidak dapat
diperbaharui. Sektor pertambangan merupakan salah satu andalan
untuk mendapatkan devisa dalam rangka kelangsungan pembangunan
negara.Kekayaan sumber daya alam Indonesia ini pula yang
menyebabkan beberapa tempat sumur minyak tua ini dieksploitasi
dengan cara tradisional (Radar Bojonegoro, 3 Januari 2006). Sumur
tua adalah sumur-sumur minyak bumi yang di bor sebelum tahun 1970
dan pernah di produksi, serta terletak pada lapangan yang tidak
diusahakan pada suatu wilayah kerja yang terikat kontrak kerja sama
dan tidak diusahakan lagi oleh kontraktor. Kegiatan pertambangan
pada dasarnya merupakan proses pengalihan sumber daya alam menjadi
modal nyata ekonomi bagi negara dan selanjutnya menjadi modal
sosial. Modal yang dihasilkan diharapkan mampu meningkatkan nilai
kualitas insan bangsa untuk menghadapi hari depannya secara
mandiri.
Menurut Soelistijo (Pasaribu:2011:32) Dalam proses pengalian
tersebut perlu memperhatikan interaksi antara faktor sosial,
ekonomi, dan lingkungan hidup sehingga dampak yang terjadi dapat
diketahui sedini mungkin.Dalam skala lebih kecil kegiatan
penambangan telah mewujudkan penyediaan lapangan kerja lokal,
peningkatan pendapatan, pengurangan tingkat kemiskinan dan
pencegahan tingkat urbanisasi. Sebagai contohnya pertambangan
minyak bumi secara tradisional.Di Kabupaten Bojonegoro terdapat
sumber sumber minyak bumi bekas sumur tua peninggalan zaman Belanda
yang telah berproduksi kembali secara tradisional. Memerlukan
peralatan yang sangat sederhana dalam melakukan kegiatan
pertambangan. Dari kegiatan penambangan minyak bumi secara
tradisional di kawasan Dusun Ngledok Desa Tinawun Kecamatan Malo
Kabupaten Bojonegoro berdampak pada kondisi sosial ekonomi baik
bagi para penambang dan penduduk sekitar.
Penambang menggunakan alat sederhana seperti gancu, kuali untuk
mengambil minyak bumi, pipa kecil untuk menyedot minyak bumi
mentah, cangkul sebagai pengali dasar lubang, serta disel, rakitan
bambu untuk pembantas sumur tua dengan lahan lainnya dan tali-tali
untuk menarik minyak bumi keatas yang masih tercampur dengan air.
Lokasi pertambangan ini berada tepat ditengah tengah hutan jati,
kegiatan pertambangan
minyak bumi memerlukan lahan yang cukup luas. Tidak terasa dari
kegiatan pertambangan ini menjadikan lahan hutan jati semakin
sempit, selain itu ekosistem dalam hutan bisa terganggu dari
kegiatan pertambangan minyak bumi.
Bagi para penambang kegiatan ini akan sangat bermanfaat bagi
mereka karena akan bisa menambah pendapatan keluarga. Alat yang
digunakan masih secara sederhana atau manual yang tetap bertahan
dipergunakan dalam proses pertambangan yang ada di Indonesia yang
sudah memasuki era modern ini. Kegiatan pertambangan ini yang
terlibat sekitar sembilan puluh delapan orang penambang yang
mengoperasikan kegiatan pertambangan tersebut. Pertambangan minyak
bumi secara tradisional mulai berproduksi pada tahun 2008 sampai
sekarang ini. Kegiatan pertambangan secara tradisional ini
merupakan salah satu sektor pertambangan yang mempunyai potensi
untuk dikembangkan. Kontribusi pengusahaan pertambangan terhadap
pembangunan secara nasional melalui penerimaan negara sangat besar,
namun terhadap pembangunan daerah dan masyarakat di sekitar
kegiatan pertambangan baik melalui program pemberdayaan masyarakat
(community development) maupun program pembangunan lainnya belum
merupakan jaminan kesejahteraan sosial-ekonomi (Saleng,
2004:12).
Faktor yang mendorong masyarakat melakukan pekerjaan sebagai
penambang minyak bumi, yaitu diketahuinya sumber daya alam yaitu
minyak bumi yang bisa dikelola masyarakat setempat. Dari segi
sosial masih rendah tingkat pendidikan para penambang, sehingga
untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik menjadi terhambat dan
keinginan untuk memenuhi kebutuhan keluarga para penambang berusaha
meningkatkan kesejahteraan keluarga.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian sensus, yaitu jenis
penelitian yang mengambil seluruh individu sebagai subyek
penelitian. Adapaun yang dimaksud dengan sensus adalah penelitian
yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena pertambangan
itu terjadi. Lokasi yang menjadi obyek penelitian adalah Dusun
Ngledok Desa Tinawun di Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro. Subyek
kasus dalam penelitian ini adalah semua penambang yang bekerja di
pertambangan di Dusun Ngledok Desa Tinawun Kecamatan Malo Kabupaten
Bojonegoro sebanyak 98 penambang. Sumber data dalam penelitian ini
menggunakan sumber data primer dan sekunder. Data primer diperoleh
dari hasil wawancara mengenai kegiatan pertambangan terhadap status
pekerjaan , pendidikan anak sekolah terakhir, pendapatan keluarga
dan pemenuhan kebutuhan keluarga di Dusun Ngledok Desa Tinawun
Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro
Data sekunder Merupakan sumber data yang berasal dari literatur
buku, internet, instansi terkait dalam hal ini adalah Badan Pusat
Statistik dan Kecamatan Malo,data monografi atau profil desa
Tinawun.
-
Pengaruh Kegiatan Penambangan Minyak Bumi Tradisional Terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Penambang Di Dusun Ngledok Desa
Tinawun Kecamatan Malo
Kabupaten Bojonegoro
9
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalahdengan
wawancara, dan dokumentasi. Wawancara Wawancara dilakukan dengan
menggunakan pedoman wawancara guna memperoleh data mengenai
kegiatan pertambangan terhadap status pekerjaan, pendidikan anak
sekolah terakhir, pendapatan keluarga dan pemenuhan kebutuhan
keluarga di Dusun Ngledok Desa Tinawun Kecamatan Malo Kabupaten
Bojonegoro. Wawancara dilakukan dengan sendiri untuk memperoleh
informasi dengan cara bertanya secara langsung kepada responden.
Dokumentasi data pelengkap hasil wawancara yang diperoleh dari data
monografi desa Tinawun Kecamatan Malo Tahun 2012 dan data luas
wilayah, jumlah penduduk dan kepadatan penduduk di kecamatan Malo,
yang diperoleh dari data BPS kabupaten Bojonegoro.Teknik analisis
data dengan menggunakan : uji KorelasiSpearmans dengan bantuan SPSS
15 for windows yang difungsikan untuk mengetahui pengaruh kegiatan
penambangan minyak terhadap kondisi sosial ekonomi keluarga
penambang bumi tradisional di Dusun Ngledok Desa Tinawun Kecamatan
Malo. Dengan Kententuan sebagai berikut :
x1:kegiatan penambangan
y1:tingkat pendidikan anak lulus terakhir
y2:status pekerjaan
y3:pendapatan
y4:pemenuhan kebutuhan
ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Kegiatan Penambang Minyak Bumi Tradisional .a. Lama Waktu
Kegiatan Menambang
Menurut Lemhanas (Wulan,2012:12) Pertambangan adalah rangkaian
kegiatan dalam rangka upaya pencarian, penambangan (penggalian),
pengolahan, pemanfaatan, dan penjualan, bahan galian mineral, batu
bara, panas bumi, migas. Secara umum aktivitas pertambangan melalui
sebuah proses yang panjang mulai dari penyelidikan umum hingga
proses penutupan kegiatan tambang antara lain melalui kegiatan
reklamasi bekas areal tambang. Kegiatan pertambangan sebenarnya
telah dilakukan sejak jaman batu lama, saat itu manusia mencari
material yang baik untuk berperang dan berburu yakni pertama kali
sejak tahun 968 M.
Kegiatan pertambangan dilakukan dengan praktek pertambangan yang
baik (Good Mining Practive) = GMP) sehinggga pengertian
pertambangan adalah suatu proses dari pencarian mineral sampai
dengan proses akhir yaitu penutupan tambang. Secara lengkap proses
tersebut adalah penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan
termasuk Amdal, kontruksi, pengolahan dan proses metalurgi,
pemasaran, penjualan mineral dan penutupan tambang. Pertambangan
Minyak bumi secara tradisional merupakan kegiatan pertambangan yang
dilakukan oleh sebagian Masyarakat maupun oknum lainnya yang
masih
menggunakan alat-alat yang manual atau alat-alat
tradisional.
Tabel 4.7 Jumlah penambang minyak bumi tradisional Berdasarkan
lama waktu menambang di Desa Tinawun Kecamatan Malo Kabupaten
Bojonegoro tahun 2013
No Kegiatan MenambangJumlah (Jiwa)
Prosentase(%)
1 Baru(1- 3 tahun) 12 12,00%2 Lama ( > 3 tahun) 86 87,75%
Jumlah 98 100Sumber:Data Primer 2013
Berdasarkan hasil wawancara dan data pra surveysebelumnya.
Diketahui bahwa para penambang melakukan kegiatan menambang minyak
bumi tradisional sudah lama. Dapat diketahui bahwa 12 responden
atau 12,00% dari 98 penambang telah menekuni pekerjaan sebagai
penambang minyak bumi tradisional selama 1-3 tahun. Sedangkan
sebanyak 86 penambang atau 87,75% dari 98 penambang telah menekuni
pekerjaan sebagai penambang minyak bumi selama lebih dari 3 tahun.
Para penambang yang bekerja paling lama yaitu selama 4 tahun
sedangkan yang bekerja terbaru 1 tahun bekerja sebagai penambang.
Pekerjaan menambang ini harus memiliki kemampuan yang lebih karena
dengan pengalaman yang dimiliki para penambang, sehingga minyak
yang diperoleh lebih maksimal.
b.Tingkat Pendidikan Anak Lulus Terakhir
Tabel 4.8 Jumlah Tingkat pendidikan anak penambang lulus
terakhir di Desa Tinawun KecamatanMalo Kabupaten Bojonegoro
No Pendidikan Jumlah(Jiwa)Prosentase
(%)1 Belum Sekolah - -2 Tidak Tamat SD - -3 SD / sederajat 17
17,34%4 SMP /sederajat 36 36,74%5 SMA/ sederajat 45 45,91%6
Perguruan Tinggi - -
Jumlah 98 100Sumber : Data Primer tahun 2013
Berdasarkan hasil wawancara, dapat diketahui anak penambang yang
sekolah sampai ke jenjang SD atau sederajat sebanyak 17, 34 % dari
98 penambang. Tingkat SMP atau sederajat 36,74% dari 98 Penambang.
Sedangkan anak yang lulus terakhir tingkat SMA atau sederajat
sebanyak 45,91% dari 98 penambang minyak bumi tradisional. Namun
dengan kondisidaerah ini sangat jauh dengan pusat perkotaan maka
rata- rata pendidikan anak penambang sampai ke jenjang SMP atau
sederajat.Selain itu juga dipengaruhi oleh kondisi wilayah yang ada
dipertambangan sangat jauh dengan pusat perkotaan
-
Pengaruh Kegiatan Penambangan Minyak Bumi Tradisional Terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Penambang Di Dusun Ngledok Desa
Tinawun Kecamatan Malo
Kabupaten Bojonegoro
10
maka masyarakat susah untuk mendapatkan pendidikan yang lebih
tinggi.
c. Status Pekerjaan Penambang Minyak Bumi
Tabel 4.9 Jumlah Penambang Minyak bumi tradisional berdasarkan
Status pekerjaan penambang minyak bumi tradisional di Desa Tinawun
Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro tahun 2013
No Status PekerjaanJumlah (Jiwa)
Prosentase(%)
1 Pokok 92 93,87%2 Sampingan 6 6,12%
Jumlah 98 100Sumber : Data Primer Tahun 2013
Diketahui bahwa para penambang melakukan kegiatan menambang
minyak bumi tradisional sebagai pekerjaan pokok atau pekerjaan
utama. Berdasarkan hasil wawancara, diketahui bahwa rata-rata 92
atau 93,87% dari 98 penambang telah menyatakan menambang minyak
bumi tradisional merupakan pekerjaan pokok . Sedangkan sebanyak 6
penambang atau 6,12% dari 98 penambang menyatakan pekerjaan
sampingan.
d.Pendapatan Penambang Minyak Bumi Tradisional perbulan
Tabel 4.10 Jumlah Penambang Minyak bumi tradisional berdasarkan
pendapatan penambang minyak bumi tradisional di Desa Tinawun
Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro tahun 2013
No Besar Pendapatan Jumlah(Jiwa)
Prosentase(%)
1 < Rata rata 27 27,55%
2 = Rata- rata (Rp.1.300.000) 40 40,81%
3 >Rara rata 31 31,63%Jumlah 98 100
Sumber : Data Primer tahun 2013
Tabel 4.10 memperlihatkan Jumlah besar pendapatantiap bulan
penambang minyak bumi tradisional di Dusun Ngeledok Desa Tinawun
Kecamatan MaloKabupaten Bojonegoro. Berdasarkan hasil wawancara
diketahui bahwa para penambang yang berpendapatan tinggi atau lebih
dari rata rata 27 orang atau 27,5% dari 98 responden, yang
berpendapatan sama dengan rata rata 40 orang atau 40,8% dari 98
responden dan yang pendapatan rendah atau kurang dari rata rata
e. Pemenuhan kebutuhan keluarga
Tabel 4. 11 Jumlah penambang Minyak bumi tradisional berdasarkan
pemenuhan kebutuhan keluarga
penambang di Desa Tinawun Kecamatan Malo Kabupaten
Bojonegoro.
No Jenis Kebutuhan Jumlah(Jiwa)
Prosentase(%)
1
Primer Sandang Pangan Papan
98 100%
2
Sekunder TV Radio Sepedah
Montor
93 94,90%
3
Tersier Mobil Kendaraan roda
4 Pelayanan Jasa
5 5,10%
Jumlah 98 100Sumber : Data Primer Tahun 2013
Berdasarkan hasil wawancara dengan penambang minyak bumi
tradisional diketahui Seseorang yang pekerjaanya sebagai penambang
mampu mencukupi kebutuhan keluarganya rata rata hanya sampai
kebutuhan sekunder.
Dapat diketahui bahwa semua responden mampu mencukupi kebutuhan
Primer. Sedangkan 93 responden atau 94,90% dari 98 penambang telah
sampai mencukupi kebutuhan tingkat sekunder dari kegiatan menambang
minyak bumi tradisional dibawah. Sedangkan sebanyak 5penambang atau
5,10% dari 98 penambang telah sudah mampu mencukupi kebutuhan
tingkat tersier dari pekerjaan menambang minyak bumi tradisioanl
.
PEMBAHASANA. Pengaruh Penambangan Minyak Bumi
Tradisional terhadap Kondisi Sosial Keluarga
Kondisi sosial setiap masyarakat berbeda antara satu dengan
lainnya, hal ini ditentukan oleh keadaan dalam keluarga dan
lingkungan sekitar masyarakat tersebut. Bagian dari kondisi sosial
yang menjadi perhatian dalam masyarakat adalah pendidikan. Kemajuan
pendidikan masyarakat memiliki peranan bagi kemajuan sosial-ekonomi
suatu Negara. Hal ini mnyebabkan pemerintah menetapkan program
pendidikan wajib belajar 9 tahun. Pendidikan merupakan keigiatan
belajar-mengajar di segala tingkatan. Permasalahan sosial
masyarakat akibat adanya kegiatan penambangan minyak bumi merupakan
suatu fenomena sosial yang terjadi terus menerus.
Fenomena ini menyangkut kepentingan masyarakat luas dan
dampaknya mempengaruhi kehidupan sosial. Lingkungan sosial keluarga
penambang minyak bumisangat kompleks, sehingga menimbulkan berbagai
macam permasalahan sosial dan berpengaruh terhadap situasi dan
kondisi kehidupan keluarganya. Keluarga penambang terutama yang
berada di sekitar wilayah areal penambangan minyak bumi.
-
Pengaruh Kegiatan Penambangan Minyak Bumi Tradisional Terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Penambang Di Dusun Ngledok Desa
Tinawun Kecamatan Malo
Kabupaten Bojonegoro
11
Berdasarkan Uji korelasi Spearmans dilakukan karena skala data
dari variabel variabel tersebut adalah ordinal. Untuk menganalisis
hasil uji yang telah dilakukan peneliti menggunakan pedoman
hopotesis statistika menurut (Sugiyono,2008 : 69) sebagai berikut
:Ho: tidak ada pengaruh signifikan kegitan penambang
minyak bumi terhadap kondisi sosial ekonomi keluarga
penambang.
Ha: ada pengaruh pengaruh signifikan kegitan penambang minyak
bumi terhadap kondisi sosial ekonomi keluarga penambang. Syarat
penolokan yaitu Ho diterima apabila P (probalitas) < a (a =
0,05) .
a. Pengaruh kegiatan penambangan terhadap pendidikan anak.
Tabel 4.12 Hasil Uji Statistik korelasi Spearmans Menggunakan
Program SPSS 15 For Windows
Koefisien Korelasi 0,282
Sig(2-tailed) 0,006
Tabel 4.12 terlihat bahwa melalui hasil perhitungan yang telah
dilakukan uji korelasi spearman didapat nilai bahwa kegiatan
penambang minyak bumi tradisional terhadap pendidikan anak memiliki
nilai koefisien korelasi r = 0,282 dengan taraf signifikan hitung
atau P value = 0,006 tersebut lebih kecil dari 0,05 yang berarti
bahwa hipotesis dalam penelitian ini menolak Ho dan menerima Ha.
Artinya bahwa ada pengaruh antara kegiatan penambang terhadap
kondisi sosial keluarga. Juga dapat dilihat dari koefisien korelasi
bernilai positif yang artinya semakin lama kegiatan penambang, maka
semakin tinggi pendidikan anak penambang. Karena selain itu para
penambang mengginginkan anaknya berpendidikan lebih tinggi daripada
pendidikan kedua orang tuanya. Terkendalan wilayah yang sangat jauh
dari pusat kota membuat anak anak para penambang sulit mendapatkan
pendidikan.
b. Pengaruh kegiatan penambangan terhadap status pekerjaan.
Tabel 4.13 Hasil Uji Statistik korelasi Spearmans Menggunakan
Program SPSS 15 For Windows
Koefisien Korelasi 0,002
Sig(2-tailed) 0,982
tabel 4.13 terlihat bahwa melalui hasil perhitungan yang telah
dilakukan uji korelasi Spearmans didapat nilaibahwa kegiatan
penambang minyak bumi tradisional
terhadap status pekerjaan memiliki nilai koefisien korelasi r =
0,002 dengan taraf signifikan hitung atau P value = 0,982 tersebut
lebih besar dari 0,05 yang berarti bahwa hipotesis dalam penelitian
ini menerima Ho dan menolak Ha. Artinya bahwa tidak ada pengaruh
antara kegiatan penambang terhadap status pekerjaan.
Keberadaan Pertambangan minyak bumi tradisional di kecamatan
Malo pada umumnya memberikan pengaruh positif bagi keluarga sekitar
lingkar tambang hal ini diketahui dari hasil wawancara yang
dilakukan pada salah satu penambang salah satunya oleh Bpk.Cius
yang menyebutkan bahwa:Di kampung kita banyak yang menambang minyak
bumi secara tradisional , kegiatan menambang secara berkelompok
hanya izin kepada KUD setempat yang mengkoordinasi. Tapi saya masih
khawatir mbak soalnya izinnya baru di KUD Sejahtera setempat.
Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa kegiatan
menambang yang tergolongkan baru bekerja 1 3 tahun sebanyak 12
orang dengan prosentase 12,00%. Sedangkan yang tergolongkan lama
bekerja lebih 3 tahun sebanyak 86 orang dengan prosentase 87,75 %.
Hal ini dikarenakan dalam penambangan minyak bumi tradisional
dibutuhkan tenaga kerja yang sudah lama berpengalaman dalam
menambang. Sehingga Kegiatan menambang bisa menghasilkan hasil yang
lebih optimal.
Dalam keluarga penambang anak anaknya sekolah ditingkat SD atau
sederajat sebanyak 17 anak atau 17,34 % dari 98 penambang. Tingkat
SMP sebanyak 36 orang dengan prosentase 36,74 % dari 98 penambang.
Sedangkan yang mampu sekolah SMA atau sederajat sebanyak 45 orang
dengan prosentase 45,91 %. Hal ini dikarenakan wilayah ini
tempatnya sangat jauh dengan pusat perkotaan atau tempat ini sangat
terplosok di dusun ini hanya terdapat 1 sekolah itupun sekolahnya
hanya tingkat SD. Setidaknya para penambang memiliki pengalaman
yaitu mampu memberikan pendidikan kepada anaknya yang tinggi
melebihi pendidikan orang tuanya meskipun terkendala dengan wilayah
yang terpencil dan biaya keperluan pendidikan. Selain itu
pendidikan juga merupakan upaya potensi manusia untuk mampu
mengemban tugas yang dibebankan padanya, karena hanya manusia yang
dapat didik dan mendidik (Saud, Udin Syaefudin. 2005: 51).
Dari analisis data dapat diketahui bahwa yang berstatus
pekerjaan pokok sebanyak 92 orang dengan prosentase 93, 87 %, yang
berstatus pekerjaan sampingan sebanyak 6 orang dengan prosentase
6,12 %. Responden yang memilih pekerjaan pokok sebagai penambang
minyak bumi tradisional dikarenakan sulitnya mencari pekerjaan lain
dengan tingkat pendidikan mereka yang rendah. Selain itu pekerjaan
disawah yang saat ini beralih menggunakan mesin modern membuat
pekerjaan sebagai buruh tani berkurang sehingga penambangan dirasa
lebih menguntungkan daripada menggantungkanpekerjaan disawah yang
bergantung pada musim. Sedangkan responden yang menjadikan
pekerjaan penambangan sebagai pekerjaan sampingan dikarenakan
ketika musim tanam tiba mereka yang menjadi buruh tani bekerja
disawah, namun setelah musim tanam selesai, mereka sudah tidak
bekerja disawah. Oleh karena itu
-
Pengaruh Kegiatan Penambangan Minyak Bumi Tradisional Terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Penambang Di Dusun Ngledok Desa
Tinawun Kecamatan Malo
Kabupaten Bojonegoro
12
mereka kemudian beralih menjadi penambang minyak bumi
tradisional untuk mencari pendapatan lain guna memenuhi kebutuhan
seharihari.
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan (Muhammad,2001:35)
dalam A. Pasaribu dapat bersifat positif bagi daerah pengusaha
pertambangan. diantaranya dapat : Tumbuhnya usaha penunjang
kegiatan pertambangan
seperti ; usaha warung makan, fabrikasi alat-alat pertambangan
konvensional.
Dengan terbentuknya suatu kegitan pertambangan akan memberikan
usaha baru yang ad di sekitar kegiatan tempat lokasi tersebut.
B. Pengaruh Penambangan Minyak Bumi Tradisional terhadap Kondisi
Ekonomi Keluarga
Kondisi ekonomi yang ada di dalam keluarga akan mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan hidup sehari hari. Status ekonomi seseorang
merupakan suatu keadaan dimana individu atau kelompok masyarakat
diklasifikasikan berdasarkan jabatan, pendidikan, pekerjaan,
kekayaan serta kualitas dan kuantitas yang dimiliki individu atau
kelompok. pendapatan adalah jumlah penghasilan dari seluruh anggota
rumah tangga yang disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan bersama
maupun perorangan dalam satu rumah tangga.
Pendapatan yang diterima tenaga kerja tentunya harus dapat
memenuhi kebutuhan hidup sesorang biasanya tidak hanya memnuhi
kebutuhan bagi dirinya sendiri melainkan juga untuk seluruh anggota
keluarga rumah tangga yang intinya terdiri atas suami,istri dan
anak anak.(Afrida,2003:155).
Biro pusat statistik memberi pengertian pendapatan adalah
seluruh penghasilan atau penerimaan semua anggota rumah tangga baik
berupa gaji ataupun upah, pendapatan dari produksi rumah tangga,
pendapatan lain, maupun pendapatan berupa tranfer barang ataupun
pihak lain. Pendapatan perseorangan (Personal Incom) adalah jumlah
pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat,
termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kagiatan
apapun.
Pendapatan yang diterima tenaga kerja tentunya harus dapat
memenuhi kebutuhan hidup seseorang biasanya tidak hanya memenuhi
kebutuhan bagi dirinya sendiri melainkan juga untuk seluruh anggota
keluarga rumah tangga yang intinya terdiri atas suami, istri,dan
anak-anak (Afrida, 2003 :155). Pendapatan didasarkan pada rata rata
pendapatan perbulan penambang minyak bumi Rp. 1.300.000, oleh
karena iku peneliti menjadikan nilai upah ini sebagai patokan
dasar.
a. Pengaruh kegiatan penambangan terhadap Pendapatan.
Tabel 4.14 Hasil Uji Statistik korelasi Spearmans Menggunakan
Program SPSS 15 For Windows
Koefisien Korelasi 0,583
Sig(2-tailed) 0,000
Tabel 4.14 terlihat bahwa melalui hasil perhitungan yang telah
dilakukan uji korelasi spearman didapat nilai bahwa kegiatan
penambang minyak bumi tradisional terhadap pendapatan memiliki
nilai koefisien korelasi r = 0,583** dengan taraf signifikan hitung
atau P value =0,000 tersebut lebih kecil dari 0,05 yang berarti
bahwa hipotesis dalam penelitian ini menolak Ho dan menerima Ha.
Artinya bahwa ada pengaruh antara kegiatan penambang terhadap
kondisi ekonomi keluarga. Juga dapat dilihat dari koefisien
korelasi bernilai positif yang artinya semakin lama kegiatan
penambang, maka semakin tinggi pendapatan keluarga penambang.
b. Pengaruh kegiatan penambangan terhadap pemenuhan
kebutuhan.
Tabel 4.15 Hasil Uji Statistik korelasi Spearmans Menggunakan
Program SPSS 15 For Windows
Koefisien Korelasi 0,087
Sig(2-tailed) 0,396
Tabel 4.15 terlihat bahwa melalui hasil perhitungan yang telah
dilakukan uji korelasi spearman didapat nilai bahwa kegiatan
penambang minyak bumi tradisional terhadap pemenuhan kebutuhan
memiliki nilai koefisien korelasi r = 0,087** dengan taraf
signifikan hitung atau P value = 0,396 tersebut lebih besar dari
0,05 yang berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini menerima Ho
dan menolak Ha. Artinya bahwa tidak ada pengaruh antara kegiatan
penambang terhadap kontribusi kebutuhan keluarga.
Pendapatan antara penambang yang satu dengan yang lain tidak
sama tergantung dari berapa tiap haripendapatannya, berapa jam dan
lamanya mereka menambang. Semakin intensif mereka bekerja maka
semakin banyak pula pendapatan yang mereka terima. Berdasarkan
hasil analisis data pendapatan penambang minyak bumi memperoleh
pendapatan sebesar > rata rata sebanyak 27 orang dengan
prosentase 27,5 % Dari 98 penambang minyak bumi tradisional.
Sedangkan yang berpenghasilan sama dengan rata - rata Rp.1.300.000
sebanyak 40 orang dengan prosesntase 40,8 %.Sedangkan pendapatan
yang > rata rata sebanyak 31 orang atau 31,6% dari 98 penambang.
Dari pendapatan menambang para penambang ini bisa mencukupi semua
kebutuhan primer. Sedangkan yang bisa mencukupi kebutuhan sekunder
yaitu 93 orang dengan prosentase 94,90 %. Selain itu keluarga yang
bisa sampai mencukupi kebutuhan Tersier sebanyak 5 orang dengan
prosentase 5, 10 %. Kegitan pertambangan ini berpengaruh
positif
-
Pengaruh Kegiatan Penambangan Minyak Bumi Tradisional Terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Penambang Di Dusun Ngledok Desa
Tinawun Kecamatan Malo
Kabupaten Bojonegoro
13
terhadap peningkatan pendapatan keluarga penambang maupun
masyarakat sekitarnya.
Salah satu penambang berpendapat pada saat penelitian yaitu
Bapak Ari berkata Alhamdulilah dengan saya bekerja sebagai
penambang saya bisa membeli mobil, mungkin teman teman yang lain
juga seperti itu. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan
Muhammad (2000) dalam A. Pasaribu dapat bersifat positif bagi
daerah pengusaha pertambangan. Diantaranya dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat.
Penambang yang menambang secara tradisional belum tentu
pendapatan dari kegiatan penambangan minyak bumi memberi kontribusi
yang banyak bagi pengeluaran keluarga karena dilihat dari seberapa
besar pngeluaran yang ada dikelurga itu. Bisa jadi pengeluarannya
hampir sama dengan pendapatan yang diperolehnya. Hal ini sesuai
dengan pendapat Kaslan (dalam Puji Lestari, 2005:32) bahwa besarnya
jumlah pengeluaran keluarga dipengaruhi oleh besarnya jumlah
penghasilan keluarga, besarnya keluarga (jumlah anggota keluarga),
tingkat pendidikan dan status sosial, lingkungan sosial serta
ekonomi keluarga.
Adanya penambangan minyak bumi selain memberikan pengaruh
positif bagi keluarga penambang minyak bumi tradisional juga
memberikan pengaruh positif bagi masyarakat penambang minyak bumi
tradisional. Bagi masyarakat yang bekerja sebagai penambang minyak
bumi tradisional maka pengaruhnya berupa peningkatan pendapatan
keluarga, dan bagi masyarakat bukan penambang minyak bumi
tradisional pengaruhnya yaitu berupa peningkatan sumber pendapatan
bagi para pemilik tanah yang tanahnya digunakan untuk area
pertambangan. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan
(Pasaribu,2011 : 35)dapat bersifat positif bagi daerah pengusaha
pertambangan. Diantaranya dapat :
Membuka kesempatan kerja bagi masyarakat lingkar tambang,
Meningkatnya pendapatan masyarakat. Jadi bagi masyarakat yang
awalnya belum bekerja di sekitar lokasi penambangan bisa
memanfaatkannya untuk bekerja dengan pendapatan yang bisa mencukupi
kebutuhan keluarganya sehari hari. Maka dari itu dengan adanya
kegitan pertambangan ini akan mampu menggurangi tingkat
pengangguran yang ada di lokasi pertambangan tersebut.
PENUTUPSimpulanBerdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka
dapat ditarik simpulan sebagai berikut :
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya
dengan uji korelasi Spearmans ternyata ada pengaruh signifikan
antara kegiatan penambangan minyak bumi tradisional dengan kondisi
social bagikeluarga. Kondisi social yang berpengaruh yaitu tingkat
pendidikan anak lulus terakhir. Dengan wilayah yang jauh dari pusat
perkotaan atau fasilitas pendidikan yang
kurang maka sebagai banyak keluarga penambang minyak bumi
anaknya sekolah sampai tingkat SMP atau sederajat. Sedangkan
pengaruh antara kegiatan penambangan minyak bumi tradisional dengan
kondisi ekonomi bagi keluarga. Kondisi ekonomi yang berpengaruh
yaitu pendapatan penambang minyak bumi tradisional. Seseorang yang
pendapatanya rendah lebih mengutamakan untuk mencukupi kebutuhan
makanan pokoknya. Seiring dengan peningkatan pendapatan maka porsi
pengeluaran akan bergeser dari pengeluaran untuk makanan (kebutuhan
pokok) ke pengeluaran bukan makanan (kebutuhan sekunder dan
kebutuhan tersier).
Saran1. Untuk pemerintah daerah Kabupaten Bojonegoro
bekerja sama dengan pihak-pihak terkait supaya segera
mengeluarkan kebijakan mengenai legalisasi pertambangan ini tidak
hanya izin lewat KUD setempat.
2. Sebaiknya tambang minyak bumi tradisional ini dibuka lebih
maksimal lagi. Namun sebelumnya masyarakat sekitar diberi
penyuluhan mengenai teknis menambang yang ramah lingkungan. Serta
memberikan bantuan tentang alat alat yang lebih cangih untuk
melakukan kegiatan pertambangan ini.
3. Sebaiknya pemerintah Kabupaten Bojonegoro juga harus
memperhatikan pelayanan pendidikan bagi daerah yang terpencil
seperti sekitar lokasi pertambangan di Dusun Ngledok Desa Tinawun
Kecamatan Malo Kbupaten Bojonegoro.
DAFTAR PUSTAKAAfrida,B.R.,2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia.
Jakarta. Ghalia Indonesia.
Arikunto,S.1996. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Biro Pusat Statistik. 2012. Kabupaten Bojonegoro Dalam Angka
2012. Bojonegoro: BPS.
Biro Pusat Statistik. 2012. Kecamatan Malo Dalam Angka 2012.
Bojonegoro: BPS
Departemen Pendidikan Nasional. 1989. Kamus Besar Bahasa
Indonesia .Jakarta :Balai Pustaka.
Djaali. 2009 . Psikologi Pendidikan Jakarta :Bumi Aksara
Mantra,I. B., 2004, Demografi Umum, Edisi 3, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Nurdin,F.1990. Pengantar Studi Kesejahteraan Sosial.Bndung :
Offset Agkasa
Panbundu,T.2005. Metode Penelitian Geografi . Jakarta : Bumi
Aksara
Pasaribu,A.2005. Dampak Pertambangan Emas Terhadap Kondisi
Sosial dan Ekonomi Masyarakat di
-
Pengaruh Kegiatan Penambangan Minyak Bumi Tradisional Terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Penambang Di Dusun Ngledok Desa
Tinawun Kecamatan Malo
Kabupaten Bojonegoro
14
Kecamatan Batang Toru. Tesis Universitas Sumatra Utara
Radar Bojonegoro, 3 januari 2006.Ritonga,A.2007.Statika Terapan
Untuk Penelitian
.Jakarta:Universitas IndonesiaSaleng,A.2004.Aspek Hukum
Kepemilikan Pemerintah
Pada Sumber Daya Pertambangan Dan Mineral Di
Indonesia.Yogyakarta.UII Press
Sugiono.2009.Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D. Bandung: Alfabeta.P
Sudrajat,N.2010.Teori Dan Praktik Pertambangan Indonesia Menurut
Hukum. Yogyakarta:Pusat Yustisia.
Saud,U.S&Abin,S.M. 2005. Perencanaan Pendidikan: Suatu
Pendekatan Komprehensif. Bandung: Program Pascasarjana UPI & PT
Remaja Rosdakarya.
Wulan, A.F.S. 2012. Kajian Penambangan Belerang Di Kawasan
Tahura R.Soerjo Kabupaten Pasuruan. Surabaya : Universitas Negeri
Surabaya
-
This file was generated by 'Microsoft Word 2007(12.0.4518.1014)
- CIB pdf brewer 2.3.10'.
Please use the current version of CIB pdf brewer for opening.The
setup can be downloaded from our website free of charge:
www.cib.de
template-ejournal-unesa (1).rtf
template-ejournal-unesa (1).xml
Readme.txt
Pengaruh Kegiatan Penambangan Minyak Bumi Tradisional Terhadap
Kondisi Sosial
Ekonomi Keluarga Penambang Di Dusun Ngledok Desa Tinawun
Kecamatan Malo
Kabupaten Bojonegoro
Pengaruh Kegiatan Penambangan Minyak Bumi Tradisional Terhadap
Kondisi Sosial
Ekonomi Keluarga Penambang Di Dusun Ngledok Desa Tinawun
Kecamatan Malo
Kabupaten Bojonegoro
10
9
PENGARUH KEGIATAN PENAMBANGAN MINYAK BUMI TRADISIONAL TERHADAP
KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA PENAMBANG DI DUSUN NGLEDOK DESA
TINAWUN KECAMATAN MALO KABUPATEN BOJONEGORO
Witri Endang Sri Rahayu
Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi,Fakultas Ilmu Sosial,
Universitas Negeri Surabaya([email protected])
Aida Kurniawati
Dosen Pembimbing Mahasiswa
Abstrak
Pertambangan minyak bumi tradisional di Kecamatan Malo mulai
sejak tahun 2008. Lokasi pertambangan yang berada ditengah tengah
hutan jati membuat lahan hutan semakin berkurang akibat perluasan
lahan untuk pertambangan. Banyak warga sekitar yang memanfaatkan
potensi tersebut dengan bekerja sebagai penambang untuk memenuhi
kebutuhan keluarga. Para penambang bekerja di pertambangan ini
merupakan pekerjaan pokok namun ada beberapa yang merupakan
pekerjaan sampingan. Di Dusun ini memang satu satunya penambangan
yang masih menggunakan tradisional .Dalam penelitian ini
pertambangan dikaji oleh peneliti untuk mengetahui pengaruh yang
signifikan kegiatan pertambangan minyak bumi tradisional terhadap
kondisi sosial dan ekonomi keluarga di Dusun Ngledok Desa Tinawun
Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro. Penelitian ini merupakan jenis
penelitian sensus, yaitu jenis penelitian yang mengambil seluruh
individu sebagai subyek penelitian dan sebagian masyarakat yang
bertempat tinggal berdekatan dengan lokasi tambang minyak bumi
tradisional. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil
wawancara terhadap responden dengan bantuan pedoman wawancara.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah (1) wawancara yang
dilakukan oleh peneliti sendiri, dan (2) Dokumentasi yang dilakukan
oleh peneliti sendiri. Analisis data dilakukan dengan uji Korelasi
yaitu Korelasi Spearmans. Berdasarkan hasil penelitian maka ,
dengan uji Korelasi Spearmans yang berpengaruh secara signifikan
tingkat pendidikan anak lulus terakhir (correlation coefficient
=0,288 dan sig-2railed=0,005) dan pendapatan penambang (correlation
coefficient = 0,583 dan sig -2 railed = 0,000).
Kata Kunci : Pertambangan minyak bumi tradisional, kondisi
sosial, kondisi ekonomi
Abstract
Traditional petroleum mining in the district Malo started since
2008. Mining sites are located in the middle - the middle of the
teak forests to make land decreases due to the expansion of forest
land for mining. Many local residents who utilize this potential to
work as a miner to meet the needs of the family. The miners working
in mines is a main job, but there are some who are moonlighting.
Hamlet is indeed one - only mine are still usingthe traditional.
Mining assessed in this study by the researchers to determine the
effect of a significant traditional petroleum mining activities on
the social and economic conditions of families in the hamlet
village Ngledok Tinawun Malo Bojonegoro district. This research is
a kind of census research, which is a type of research that takes
the whole individual as a subject of research and most people who
live adjacent to the mine site petroleum traditional. The primary
data in this study were obtained from interviews with the
respondents with the help of an interview guide. Data collection
techniques were used: (1) interviews conducted by the researchers
themselves, and (2) Documentation that conducted by the researchers
themselves. Analysis was performed with the correlation test of
Spearman's correlation. Based on the research results, with
Spearman's correlation test were significantly last graduation
level education (correlation coefficient = 0.288 and sig-2railed =
0.005) and income miner (correlation coefficient = 0.583 and -2
railed sig = 0.000).
Keywords: traditional petroleum mining, social conditions,
economic conditions
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam.
Sumber daya alam yang diciptakan Tuhan Yang Maha Esa sangat
melimpah ruah disediakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Sumber daya alam merupakan sumber daya yang penting bagi
kelangsungan hidup manusia. Mulai dari sabang sampai merauke
Indonesia mempunyai sumber daya alam yang berlimpah, hal ini
disebabkan karena posisi Indonesia yang berada di daerah tropis
dalam posisi silang antara dua benua yaitu benua asia dan benua dan
australia, dan dua samudera yaitu samudera Pasifik dan samudera
Hindia. Sumber daya alam yang dimiliki indonesia meliputi Tanah,
udara, barang galian, hewan, dan tumbuhan.
Salah satu sumber daya alam yang kita miliki adalah minyak bumi,
yang termasuk dalam golongan sumber daya yang tidak dapat
diperbaharui. Sektor pertambangan merupakan salah satu andalan
untuk mendapatkan devisa dalam rangka kelangsungan pembangunan
negara. Kekayaan sumber daya alam Indonesia ini pula yang
menyebabkan beberapa tempat sumur minyak tua ini dieksploitasi
dengan cara tradisional (Radar Bojonegoro, 3 Januari 2006). Sumur
tua adalah sumur-sumur minyak bumi yang di bor sebelum tahun 1970
dan pernah di produksi, serta terletak pada lapangan yang tidak
diusahakan pada suatu wilayah kerja yang terikat kontrak kerja sama
dan tidak diusahakan lagi oleh kontraktor. Kegiatan pertambangan
pada dasarnya merupakan proses pengalihan sumber daya alam menjadi
modal nyata ekonomi bagi negara dan selanjutnya menjadi modal
sosial. Modal yang dihasilkan diharapkan mampu meningkatkan nilai
kualitas insan bangsa untuk menghadapi hari depannya secara
mandiri.
Menurut Soelistijo (Pasaribu:2011:32) Dalam proses pengalian
tersebut perlu memperhatikan interaksi antara faktor sosial,
ekonomi, dan lingkungan hidup sehingga dampak yang terjadi dapat
diketahui sedini mungkin. Dalam skala lebih kecil kegiatan
penambangan telah mewujudkan penyediaan lapangan kerja lokal,
peningkatan pendapatan, pengurangan tingkat kemiskinan dan
pencegahan tingkat urbanisasi. Sebagai contohnya pertambangan
minyak bumi secara tradisional. Di Kabupaten Bojonegoro terdapat
sumber sumber minyak bumi bekas sumur tua peninggalan zaman Belanda
yang telah berproduksi kembali secara tradisional. Memerlukan
peralatan yang sangat sederhana dalam melakukan kegiatan
pertambangan. Dari kegiatan penambangan minyak bumi secara
tradisional di kawasan Dusun Ngledok Desa Tinawun Kecamatan Malo
Kabupaten Bojonegoro berdampak pada kondisi sosial ekonomi baik
bagi para penambang dan penduduk sekitar.
Penambang menggunakan alat sederhana seperti gancu, kuali untuk
mengambil minyak bumi, pipa kecil untuk menyedot minyak bumi
mentah, cangkul sebagai pengali dasar lubang, serta disel, rakitan
bambu untuk pembantas sumur tua dengan lahan lainnya dan tali-tali
untuk menarik minyak bumi keatas yang masih tercampur dengan air.
Lokasi pertambangan ini berada tepat ditengah tengah hutan jati,
kegiatan pertambangan
minyak bumi memerlukan lahan yang cukup luas. Tidak terasa dari
kegiatan pertambangan ini menjadikan lahan hutan jati semakin
sempit, selain itu ekosistem dalam hutan bisa terganggu dari
kegiatan pertambangan minyak bumi.
Bagi para penambang kegiatan ini akan sangat bermanfaat bagi
mereka karena akan bisa menambah pendapatan keluarga. Alat yang
digunakan masih secara sederhana atau manual yang tetap bertahan
dipergunakan dalam proses pertambangan yang ada di Indonesia yang
sudah memasuki era modern ini. Kegiatan pertambangan ini yang
terlibat sekitar sembilan puluh delapan orang penambang yang
mengoperasikan kegiatan pertambangan tersebut. Pertambangan minyak
bumi secara tradisional mulai berproduksi pada tahun 2008 sampai
sekarang ini. Kegiatan pertambangan secara tradisional ini
merupakan salah satu sektor pertambangan yang mempunyai potensi
untuk dikembangkan. Kontribusi pengusahaan pertambangan terhadap
pembangunan secara nasional melalui penerimaan negara sangat besar,
namun terhadap pembangunan daerah dan masyarakat di sekitar
kegiatan pertambangan baik melalui program pemberdayaan masyarakat
(community development) maupun program pembangunan lainnya belum
merupakan jaminan kesejahteraan sosial-ekonomi (Saleng,
2004:12).
Faktor yang mendorong masyarakat melakukan pekerjaan sebagai
penambang minyak bumi, yaitu diketahuinya sumber daya alam yaitu
minyak bumi yang bisa dikelola masyarakat setempat. Dari segi
sosial masih rendah tingkat pendidikan para penambang, sehingga
untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik menjadi terhambat dan
keinginan untuk memenuhi kebutuhan keluarga para penambang berusaha
meningkatkan kesejahteraan keluarga.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian sensus, yaitu jenis
penelitian yang mengambil seluruh individu sebagai subyek
penelitian. Adapaun yang dimaksud dengan sensus adalah penelitian
yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena pertambangan
itu terjadi. Lokasi yang menjadi obyek penelitian adalah Dusun
Ngledok Desa Tinawun di Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro. Subyek
kasus dalam penelitian ini adalah semua penambang yang bekerja di
pertambangan di Dusun Ngledok Desa Tinawun Kecamatan Malo Kabupaten
Bojonegoro sebanyak 98 penambang. Sumber data dalam penelitian ini
menggunakan sumber data primer dan sekunder. Data primer diperoleh
dari hasil wawancara mengenai kegiatan pertambangan terhadap status
pekerjaan , pendidikan anak sekolah terakhir, pendapatan keluarga
dan pemenuhan kebutuhan keluarga di Dusun Ngledok Desa Tinawun
Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro
Data sekunder Merupakan sumber data yang berasal dari literatur
buku, internet, instansi terkait dalam hal ini adalah Badan Pusat
Statistik dan Kecamatan Malo,data monografi atau profil desa
Tinawun.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
wawancara, dan dokumentasi. Wawancara Wawancara dilakukan dengan
menggunakan pedoman wawancara guna memperoleh data mengenai
kegiatan pertambangan terhadap status pekerjaan, pendidikan anak
sekolah terakhir, pendapatan keluarga dan pemenuhan kebutuhan
keluarga di Dusun Ngledok Desa Tinawun Kecamatan Malo Kabupaten
Bojonegoro. Wawancara dilakukan dengan sendiri untuk memperoleh
informasi dengan cara bertanya secara langsung kepada responden.
Dokumentasi data pelengkap hasil wawancara yang diperoleh dari data
monografi desa Tinawun Kecamatan Malo Tahun 2012 dan data luas
wilayah, jumlah penduduk dan kepadatan penduduk di kecamatan Malo,
yang diperoleh dari data BPS kabupaten Bojonegoro. Teknik analisis
data dengan menggunakan : uji Korelasi Spearmans dengan bantuan
SPSS 15 for windows yang difungsikan untuk mengetahui pengaruh
kegiatan penambangan minyak terhadap kondisi sosial ekonomi
keluarga penambang bumi tradisional di Dusun Ngledok Desa Tinawun
Kecamatan Malo. Dengan Kententuan sebagai berikut :
x1:kegiatan penambangan
y1:tingkat pendidikan anak lulus terakhir
y2:status pekerjaan
y3:pendapatan
y4:pemenuhan kebutuhan
ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Kegiatan Penambang Minyak Bumi Tradisional .
a. Lama Waktu Kegiatan Menambang
Menurut Lemhanas (Wulan,2012:12) Pertambangan adalah rangkaian
kegiatan dalam rangka upaya pencarian, penambangan (penggalian),
pengolahan, pemanfaatan, dan penjualan, bahan galian mineral, batu
bara, panas bumi, migas. Secara umum aktivitas pertambangan melalui
sebuah proses yang panjang mulai dari penyelidikan umum hingga
proses penutupan kegiatan tambang antara lain melalui kegiatan
reklamasi bekas areal tambang. Kegiatan pertambangan sebenarnya
telah dilakukan sejak jaman batu lama, saat itu manusia mencari
material yang baik untuk berperang dan berburu yakni pertama kali
sejak tahun 968 M.
Kegiatan pertambangan dilakukan dengan praktek pertambangan yang
baik (Good Mining Practive) = GMP) sehinggga pengertian
pertambangan adalah suatu proses dari pencarian mineral sampai
dengan proses akhir yaitu penutupan tambang. Secara lengkap proses
tersebut adalah penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan
termasuk Amdal, kontruksi, pengolahan dan proses metalurgi,
pemasaran, penjualan mineral dan penutupan tambang. Pertambangan
Minyak bumi secara tradisional merupakan kegiatan pertambangan yang
dilakukan oleh sebagian Masyarakat maupun oknum lainnya yang masih
menggunakan alat-alat yang manual atau alat-alat tradisional.
Tabel 4.7 Jumlah penambang minyak bumi tradisional Berdasarkan
lama waktu menambang di Desa Tinawun Kecamatan Malo Kabupaten
Bojonegoro tahun 2013
No
Kegiatan Menambang
Jumlah
(Jiwa)
Prosentase (%)
1
Baru(1- 3 tahun)
12
12,00%
2
Lama ( > 3 tahun)
86
87,75%
Jumlah
98
100
Sumber:Data Primer 2013
Berdasarkan hasil wawancara dan data pra survey sebelumnya.
Diketahui bahwa para penambang melakukan kegiatan menambang minyak
bumi tradisional sudah lama. Dapat diketahui bahwa 12 responden
atau 12,00% dari 98 penambang telah menekuni pekerjaan sebagai
penambang minyak bumi tradisional selama 1-3 tahun. Sedangkan
sebanyak 86 penambang atau 87,75% dari 98 penambang telah menekuni
pekerjaan sebagai penambang minyak bumi selama lebih dari 3 tahun.
Para penambang yang bekerja paling lama yaitu selama 4 tahun
sedangkan yang bekerja terbaru 1 tahun bekerja sebagai penambang.
Pekerjaan menambang ini harus memiliki kemampuan yang lebih karena
dengan pengalaman yang dimiliki para penambang, sehingga minyak
yang diperoleh lebih maksimal.
b.Tingkat Pendidikan Anak Lulus Terakhir
Tabel 4.8 Jumlah Tingkat pendidikan anak penambang lulus
terakhir di Desa Tinawun KecamatanMalo Kabupaten Bojonegoro
No
Pendidikan
Jumlah
(Jiwa)
Prosentase (%)
1
Belum Sekolah
-
-
2
Tidak Tamat SD
-
-
3
SD / sederajat
17
17,34%
4
SMP /sederajat
36
36,74%
5
SMA/ sederajat
45
45,91%
6
Perguruan Tinggi
-
-
Jumlah
98
100
Sumber : Data Primer tahun 2013
Berdasarkan hasil wawancara, dapat diketahui anak penambang yang
sekolah sampai ke jenjang SD atau sederajat sebanyak 17, 34 % dari
98 penambang. Tingkat SMP atau sederajat 36,74% dari 98 Penambang.
Sedangkan anak yang lulus terakhir tingkat SMA atau sederajat
sebanyak 45,91% dari 98 penambang minyak bumi tradisional. Namun
dengan kondisidaerah ini sangat jauh dengan pusat perkotaan maka
rata- rata pendidikan anak penambang sampai ke jenjang SMP atau
sederajat. Selain itu juga dipengaruhi oleh kondisi wilayah yang
ada dipertambangan sangat jauh dengan pusat perkotaan maka
masyarakat susah untuk mendapatkan pendidikan yang lebih
tinggi.
c. Status Pekerjaan Penambang Minyak Bumi
Tabel 4.9 Jumlah Penambang Minyak bumi tradisional berdasarkan
Status pekerjaan penambang minyak bumi tradisional di Desa Tinawun
Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro tahun 2013
No
Status Pekerjaan
Jumlah
(Jiwa)
Prosentase (%)
1
Pokok
92
93,87%
2
Sampingan
6
6,12%
Jumlah
98
100
Sumber : Data Primer Tahun 2013
Diketahui bahwa para penambang melakukan kegiatan menambang
minyak bumi tradisional sebagai pekerjaan pokok atau pekerjaan
utama. Berdasarkan hasil wawancara, diketahui bahwa rata-rata 92
atau 93,87% dari 98 penambang telah menyatakan menambang minyak
bumi tradisional merupakan pekerjaan pokok . Sedangkan sebanyak 6
penambang atau 6,12% dari 98 penambang menyatakan pekerjaan
sampingan.
d.Pendapatan Penambang Minyak Bumi Tradisional perbulan
Tabel 4.10 Jumlah Penambang Minyak bumi tradisional berdasarkan
pendapatan penambang minyak bumi tradisional di Desa Tinawun
Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro tahun 2013
No
Besar
Pendapatan
Jumlah
(Jiwa)
Prosentase (%)
1
< Rata rata
27
27,55%
2
= Rata- rata (Rp.1.300.000)
40
40,81%
3
>Rara rata
31
31,63%
Jumlah
98
100
Sumber : Data Primer tahun 2013
Tabel 4.10 memperlihatkan Jumlah besar pendapatan tiap bulan
penambang minyak bumi tradisional di Dusun Ngeledok Desa Tinawun
Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro. Berdasarkan hasil wawancara
diketahui bahwa para penambang yang berpendapatan tinggi atau lebih
dari rata rata 27 orang atau 27,5% dari 98 responden, yang
berpendapatan sama dengan rata rata 40 orang atau 40,8% dari 98
responden dan yang pendapatan rendah atau kurang dari rata rata
e. Pemenuhan kebutuhan keluarga
Tabel 4. 11 Jumlah penambang Minyak bumi tradisional berdasarkan
pemenuhan kebutuhan keluarga penambang di Desa Tinawun Kecamatan
Malo Kabupaten Bojonegoro.
No
Jenis
Kebutuhan
Jumlah
(Jiwa)
Prosentase (%)
1
Primer
Sandang
Pangan
Papan
98
100%
2
Sekunder
TV
Radio
Sepedah Montor
93
94,90%
3
Tersier
Mobil
Kendaraan roda 4
Pelayanan Jasa
5
5,10%
Jumlah
98
100
Sumber : Data Primer Tahun 2013
Berdasarkan hasil wawancara dengan penambang minyak bumi
tradisional diketahui Seseorang yang pekerjaanya sebagai penambang
mampu mencukupi kebutuhan keluarganya rata rata hanya sampai
kebutuhan sekunder.
Dapat diketahui bahwa semua responden mampu mencukupi kebutuhan
Primer. Sedangkan 93 responden atau 94,90% dari 98 penambang telah
sampai mencukupi kebutuhan tingkat sekunder dari kegiatan menambang
minyak bumi tradisional dibawah. Sedangkan sebanyak 5 penambang
atau 5,10% dari 98 penambang telah sudah mampu mencukupi kebutuhan
tingkat tersier dari pekerjaan menambang minyak bumi tradisioanl
.
PEMBAHASAN
Pengaruh Penambangan Minyak Bumi Tradisional terhadap Kondisi
Sosial Keluarga
Kondisi sosial setiap masyarakat berbeda antara satu dengan
lainnya, hal ini ditentukan oleh keadaan dalam keluarga dan
lingkungan sekitar masyarakat tersebut. Bagian dari kondisi sosial
yang menjadi perhatian dalam masyarakat adalah pendidikan. Kemajuan
pendidikan masyarakat memiliki peranan bagi kemajuan sosial-ekonomi
suatu Negara. Hal ini mnyebabkan pemerintah menetapkan program
pendidikan wajib belajar 9 tahun. Pendidikan merupakan keigiatan
belajar-mengajar di segala tingkatan. Permasalahan sosial
masyarakat akibat adanya kegiatan penambangan minyak bumi merupakan
suatu fenomena sosial yang terjadi terus menerus.
template-ejournal-unesa (1).rtf
100 100 1 0 0 0 0 0 75 600 1 0 0 0 0 0 14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 259 0 2 4 0 E:\~Etemplate-ejournal-unesa (1).pdf _e 0 0
iexplore.exe %s 0 0 1 1 0 100 0 ~EDDD2.tmp 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 0 0 15 0 0 1 12632256 1 0 1 12632256 0 0 1 12632256 Paper
Title (use style: paper title) IEEE 34 1 20966 3933 17310 18937
17544 13302 -11252 -29881
template-ejournal-unesa (1).xml
This file was generated by 'Microsoft Word 2007(12.0.4518.1014)
- CIB pdf brewer 2.3.10'.
Please use the current version of CIB pdf brewer for opening.The
setup can be downloaded from our website free of charge:
www.cib.de
Readme.txt
Pengaruh Kegiatan Penambangan Minyak Bumi Tradisional Terhadap
Kondisi Sosial
Ekonomi Keluarga Penambang Di Dusun Ngledok Desa Tinawun
Kecamatan Malo
Kabupaten Bojonegoro
Pengaruh Kegiatan Penambangan Minyak Bumi Tradisional Terhadap
Kondisi Sosial
Ekonomi Keluarga Penambang Di Dusun Ngledok Desa Tinawun
Kecamatan Malo
Kabupaten Bojonegoro
10
9
PENGARUH KEGIATAN PENAMBANGAN MINYAK BUMI TRADISIONAL TERHADAP
KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA PENAMBANG DI DUSUN NGLEDOK DESA
TINAWUN KECAMATAN MALO KABUPATEN BOJONEGORO
Witri Endang Sri Rahayu
Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi,Fakultas Ilmu Sosial,
Universitas Negeri Surabaya([email protected])
Aida Kurniawati
Dosen Pembimbing Mahasiswa
Abstrak
Pertambangan minyak bumi tradisional di Kecamatan Malo mulai
sejak tahun 2008. Lokasi pertambangan yang berada ditengah tengah
hutan jati membuat lahan hutan semakin berkurang akibat perluasan
lahan untuk pertambangan. Banyak warga sekitar yang memanfaatkan
potensi tersebut dengan bekerja sebagai penambang untuk memenuhi
kebutuhan keluarga. Para penambang bekerja di pertambangan ini
merupakan pekerjaan pokok namun ada beberapa yang merupakan
pekerjaan sampingan. Di Dusun ini memang satu satunya penambangan
yang masih menggunakan tradisional .Dalam penelitian ini
pertambangan dikaji oleh peneliti untuk mengetahui pengaruh yang
signifikan kegiatan pertambangan minyak bumi tradisional terhadap
kondisi sosial dan ekonomi keluarga di Dusun Ngledok Desa Tinawun
Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro. Penelitian ini merupakan jenis
penelitian sensus, yaitu jenis penelitian yang mengambil seluruh
individu sebagai subyek penelitian dan sebagian masyarakat yang
bertempat tinggal berdekatan dengan lokasi tambang minyak bumi
tradisional. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil
wawancara terhadap responden dengan bantuan pedoman wawancara.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah (1) wawancara yang
dilakukan oleh peneliti sendiri, dan (2) Dokumentasi yang dilakukan
oleh peneliti sendiri. Analisis data dilakukan dengan uji Korelasi
yaitu Korelasi Spearmans. Berdasarkan hasil penelitian maka ,
dengan uji Korelasi Spearmans yang berpengaruh secara signifikan
tingkat pendidikan anak lulus terakhir (correlation coefficient
=0,288 dan sig-2railed=0,005) dan pendapatan penambang (correlation
coefficient = 0,583 dan sig -2 railed = 0,000).
Kata Kunci : Pertambangan minyak bumi tradisional, kondisi
sosial, kondisi ekonomi
Abstract
Traditional petroleum mining in the district Malo started since
2008. Mining sites are located in the middle - the middle of the
teak forests to make land decreases due to the expansion of forest
land for mining. Many local residents who utilize this potential to
work as a miner to meet the needs of the family. The miners working
in mines is a main job, but there are some who are moonlighting.
Hamlet is indeed one - only mine are still usingthe traditional.
Mining assessed in this study by the researchers to determine the
effect of a significant traditional petroleum mining activities on
the social and economic conditions of families in the hamlet
village Ngledok Tinawun Malo Bojonegoro district. This research is
a kind of census research, which is a type of research that takes
the whole individual as a subject of research and most people who
live adjacent to the mine site petroleum traditional. The primary
data in this study were obtained from interviews with the
respondents with the help of an interview guide. Data collection
techniques were used: (1) interviews conducted by the researchers
themselves, and (2) Documentation that conducted by the researchers
themselves. Analysis was performed with the correlation test of
Spearman's correlation. Based on the research results, with
Spearman's correlation test were significantly last graduation
level education (correlation coefficient = 0.288 and sig-2railed =
0.005) and income miner (correlation coefficient = 0.583 and -2
railed sig = 0.000).
Keywords: traditional petroleum mining, social conditions,
economic conditions
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam.
Sumber daya alam yang diciptakan Tuhan Yang Maha Esa sangat
melimpah ruah disediakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Sumber daya alam merupakan sumber daya yang penting bagi
kelangsungan hidup manusia. Mulai dari sabang sampai merauke
Indonesia mempunyai sumber daya alam yang berlimpah, hal ini
disebabkan karena posisi Indonesia yang berada di daerah tropis
dalam posisi silang antara dua benua yaitu benua asia dan benua dan
australia, dan dua samudera yaitu samudera Pasifik dan samudera
Hindia. Sumber daya alam yang dimiliki indonesia meliputi Tanah,
udara, barang galian, hewan, dan tumbuhan.
Salah satu sumber daya alam yang kita miliki adalah minyak bumi,
yang termasuk dalam golongan sumber daya yang tidak dapat
diperbaharui. Sektor pertambangan merupakan salah satu andalan
untuk mendapatkan devisa dalam rangka kelangsungan pembangunan
negara. Kekayaan sumber daya alam Indonesia ini pula yang
menyebabkan beberapa tempat sumur minyak tua ini dieksploitasi
dengan cara tradisional (Radar Bojonegoro, 3 Januari 2006). Sumur
tua adalah sumur-sumur minyak bumi yang di bor sebelum tahun 1970
dan pernah di produksi, serta terletak pada lapangan yang tidak
diusahakan pada suatu wilayah kerja yang terikat kontrak kerja sama
dan tidak diusahakan lagi oleh kontraktor. Kegiatan pertambangan
pada dasarnya merupakan proses pengalihan sumber daya alam menjadi
modal nyata ekonomi bagi negara dan selanjutnya menjadi modal
sosial. Modal yang dihasilkan diharapkan mampu meningkatkan nilai
kualitas insan bangsa untuk menghadapi hari depannya secara
mandiri.
Menurut Soelistijo (Pasaribu:2011:32) Dalam proses pengalian
tersebut perlu memperhatikan interaksi antara faktor sosial,
ekonomi, dan lingkungan hidup sehingga dampak yang terjadi dapat
diketahui sedini mungkin. Dalam skala lebih kecil kegiatan
penambangan telah mewujudkan penyediaan lapangan kerja lokal,
peningkatan pendapatan, pengurangan tingkat kemiskinan dan
pencegahan tingkat urbanisasi. Sebagai contohnya pertambangan
minyak bumi secara tradisional. Di Kabupaten Bojonegoro terdapat
sumber sumber minyak bumi bekas sumur tua peninggalan zaman Belanda
yang telah berproduksi kembali secara tradisional. Memerlukan
peralatan yang sangat sederhana dalam melakukan kegiatan
pertambangan. Dari kegiatan penambangan minyak bumi secara
tradisional di kawasan Dusun Ngledok Desa Tinawun Kecamatan Malo
Kabupaten Bojonegoro berdampak pada kondisi sosial ekonomi baik
bagi para penambang dan penduduk sekitar.
Penambang menggunakan alat sederhana seperti gancu, kuali untuk
mengambil minyak bumi, pipa kecil untuk menyedot minyak bumi
mentah, cangkul sebagai pengali dasar lubang, serta disel, rakitan
bambu untuk pembantas sumur tua dengan lahan lainnya dan tali-tali
untuk menarik minyak bumi keatas yang masih tercampur dengan air.
Lokasi pertambangan ini berada tepat ditengah tengah hutan jati,
kegiatan pertambangan
minyak bumi memerlukan lahan yang cukup luas. Tidak terasa dari
kegiatan pertambangan ini menjadikan lahan hutan jati semakin
sempit, selain itu ekosistem dalam hutan bisa terganggu dari
kegiatan pertambangan minyak bumi.
Bagi para penambang kegiatan ini akan sangat bermanfaat bagi
mereka karena akan bisa menambah pendapatan keluarga. Alat yang
digunakan masih secara sederhana atau manual yang tetap bertahan
dipergunakan dalam proses pertambangan yang ada di Indonesia yang
sudah memasuki era modern ini. Kegiatan pertambangan ini yang
terlibat sekitar sembilan puluh delapan orang penambang yang
mengoperasikan kegiatan pertambangan tersebut. Pertambangan minyak
bumi secara tradisional mulai berproduksi pada tahun 2008 sampai
sekarang ini. Kegiatan pertambangan secara tradisional ini
merupakan salah satu sektor pertambangan yang mempunyai potensi
untuk dikembangkan. Kontribusi pengusahaan pertambangan terhadap
pembangunan secara nasional melalui penerimaan negara sangat besar,
namun terhadap pembangunan daerah dan masyarakat di sekitar
kegiatan pertambangan baik melalui program pemberdayaan masyarakat
(community development) maupun program pembangunan lainnya belum
merupakan jaminan kesejahteraan sosial-ekonomi (Saleng,
2004:12).
Faktor yang mendorong masyarakat melakukan pekerjaan sebagai
penambang minyak bumi, yaitu diketahuinya sumber daya alam yaitu
minyak bumi yang bisa dikelola masyarakat setempat. Dari segi
sosial masih rendah tingkat pendidikan para penambang, sehingga
untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik menjadi terhambat dan
keinginan untuk memenuhi kebutuhan keluarga para penambang berusaha
meningkatkan kesejahteraan keluarga.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian sensus, yaitu jenis
penelitian yang mengambil seluruh individu sebagai subyek
penelitian. Adapaun yang dimaksud dengan sensus adalah penelitian
yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena pertambangan
itu terjadi. Lokasi yang menjadi obyek penelitian adalah Dusun
Ngledok Desa Tinawun di Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro. Subyek
kasus dalam penelitian ini adalah semua penambang yang bekerja di
pertambangan di Dusun Ngledok Desa Tinawun Kecamatan Malo Kabupaten
Bojonegoro sebanyak 98 penambang. Sumber data dalam penelitian ini
menggunakan sumber data primer dan sekunder. Data primer diperoleh
dari hasil wawancara mengenai kegiatan pertambangan terhadap status
pekerjaan , pendidikan anak sekolah terakhir, pendapatan keluarga
dan pemenuhan kebutuhan keluarga di Dusun Ngledok Desa Tinawun
Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro
Data sekunder Merupakan sumber data yang berasal dari literatur
buku, internet, instansi terkait dalam hal ini adalah Badan Pusat
Statistik dan Kecamatan Malo,data monografi atau profil desa
Tinawun.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
wawancara, dan dokumentasi. Wawancara Wawancara dilakukan dengan
menggunakan pedoman wawancara guna memperoleh data mengenai
kegiatan pertambangan terhadap status pekerjaan, pendidikan anak
sekolah terakhir, pendapatan keluarga dan pemenuhan kebutuhan
keluarga di Dusun Ngledok Desa Tinawun Kecamatan Malo Kabupaten
Bojonegoro. Wawancara dilakukan dengan sendiri untuk memperoleh
informasi dengan cara bertanya secara langsung kepada responden.
Dokumentasi data pelengkap hasil wawancara yang diperoleh dari data
monografi desa Tinawun Kecamatan Malo Tahun 2012 dan data luas
wilayah, jumlah penduduk dan kepadatan penduduk di kecamatan Malo,
yang diperoleh dari data BPS kabupaten Bojonegoro. Teknik analisis
data dengan menggunakan : uji Korelasi Spearmans dengan bantuan
SPSS 15 for windows yang difungsikan untuk mengetahui pengaruh
kegiatan penambangan minyak terhadap kondisi sosial ekonomi
keluarga penambang bumi tradisional di Dusun Ngledok Desa Tinawun
Kecamatan Malo. Dengan Kententuan sebagai berikut :
x1:kegiatan penambangan
y1:tingkat pendidikan anak lulus terakhir
y2:status pekerjaan
y3:pendapatan
y4:pemenuhan kebutuhan
ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Kegiatan Penambang Minyak Bumi Tradisional .
a. Lama Waktu Kegiatan Menambang
Menurut Lemhanas (Wulan,2012:12) Pertambangan adalah rangkaian
kegiatan dalam rangka upaya pencarian, penambangan (penggalian),
pengolahan, pemanfaatan, dan penjualan, bahan galian mineral, batu
bara, panas bumi, migas. Secara umum aktivitas pertambangan melalui
sebuah proses yang panjang mulai dari penyelidikan umum hingga
proses penutupan kegiatan tambang antara lain melalui kegiatan
reklamasi bekas areal tambang. Kegiatan pertambangan sebenarnya
telah dilakukan sejak jaman batu lama, saat itu manusia mencari
material yang baik untuk berperang dan berburu yakni pertama kali
sejak tahun 968 M.
Kegiatan pertambangan dilakukan dengan praktek pertambangan yang
baik (Good Mining Practive) = GMP) sehinggga pengertian
pertambangan adalah suatu proses dari pencarian mineral sampai
dengan proses akhir yaitu penutupan tambang. Secara lengkap proses
tersebut adalah penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan
termasuk Amdal, kontruksi, pengolahan dan proses metalurgi,
pemasaran, penjualan mineral dan penutupan tambang. Pertambangan
Minyak bumi secara tradisional merupakan kegiatan pertambangan yang
dilakukan oleh sebagian Masyarakat maupun oknum lainnya yang masih
menggunakan alat-alat yang manual atau alat-alat tradisional.
Tabel 4.7 Jumlah penambang minyak bumi tradisional Berdasarkan
lama waktu menambang di Desa Tinawun Kecamatan Malo Kabupaten
Bojonegoro tahun 2013
No
Kegiatan Menambang
Jumlah
(Jiwa)
Prosentase (%)
1
Baru(1- 3 tahun)
12
12,00%
2
Lama ( > 3 tahun)
86
87,75%
Jumlah
98
100
Sumber:Data Primer 2013
Berdasarkan hasil wawancara dan data pra survey sebelumnya.
Diketahui bahwa para penambang melakukan kegiatan menambang minyak
bumi tradisional sudah lama. Dapat diketahui bahwa 12 responden
atau 12,00% dari 98 penambang telah menekuni pekerjaan sebagai
penambang minyak bumi tradisional selama 1-3 tahun. Sedangkan
sebanyak 86 penambang atau 87,75% dari 98 penambang telah menekuni
pekerjaan sebagai penambang minyak bumi selama lebih dari 3 tahun.
Para penambang yang bekerja paling lama yaitu selama 4 tahun
sedangkan yang bekerja terbaru 1 tahun bekerja sebagai penambang.
Pekerjaan menambang ini harus memiliki kemampuan yang lebih karena
dengan pengalaman yang dimiliki para penambang, sehingga minyak
yang diperoleh lebih maksimal.
b.Tingkat Pendidikan Anak Lulus Terakhir
Tabel 4.8 Jumlah Tingkat pendidikan anak penambang lulus
terakhir di Desa Tinawun KecamatanMalo Kabupaten Bojonegoro
No
Pendidikan
Jumlah
(Jiwa)
Prosentase (%)
1
Belum Sekolah
-
-
2
Tidak Tamat SD
-
-
3
SD / sederajat
17
17,34%
4
SMP /sederajat
36
36,74%
5
SMA/ sederajat
45
45,91%
6
Perguruan Tinggi
-
-
Jumlah
98
100
Sumber : Data Primer tahun 2013
Berdasarkan hasil wawancara, dapat diketahui anak penambang yang
sekolah sampai ke jenjang SD atau sederajat sebanyak 17, 34 % dari
98 penambang. Tingkat SMP atau sederajat 36,74% dari 98 Penambang.
Sedangkan anak yang lulus terakhir tingkat SMA atau sederajat
sebanyak 45,91% dari 98 penambang minyak bumi tradisional. Namun
dengan kondisidaerah ini sangat jauh dengan pusat perkotaan maka
rata- rata pendidikan anak penambang sampai ke jenjang SMP atau
sederajat. Selain itu juga dipengaruhi oleh kondisi wilayah yang
ada dipertambangan sangat jauh dengan pusat perkotaan maka
masyarakat susah untuk mendapatkan pendidikan yang lebih
tinggi.
c. Status Pekerjaan Penambang Minyak Bumi
Tabel 4.9 Jumlah Penambang Minyak bumi tradisional berdasarkan
Status pekerjaan penambang minyak bumi tradisional di Desa Tinawun
Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro tahun 2013
No
Status Pekerjaan
Jumlah
(Jiwa)
Prosentase (%)
1
Pokok
92
93,87%
2
Sampingan
6
6,12%
Jumlah
98
100
Sumber : Data Primer Tahun 2013
Diketahui bahwa para penambang melakukan kegiatan menambang
minyak bumi tradisional sebagai pekerjaan pokok atau pekerjaan
utama. Berdasarkan hasil wawancara, diketahui bahwa rata-rata 92
atau 93,87% dari 98 penambang telah menyatakan menambang minyak
bumi tradisional merupakan pekerjaan pokok . Sedangkan sebanyak 6
penambang atau 6,12% dari 98 penambang menyatakan pekerjaan
sampingan.
d.Pendapatan Penambang Minyak Bumi Tradisional perbulan
Tabel 4.10 Jumlah Penambang Minyak bumi tradisional berdasarkan
pendapatan penambang minyak bumi tradisional di Desa Tinawun
Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro tahun 2013
No
Besar
Pendapatan
Jumlah
(Jiwa)
Prosentase (%)
1
< Rata rata
27
27,55%
2
= Rata- rata (Rp.1.300.000)
40
40,81%
3
>Rara rata
31
31,63%
Jumlah
98
100
Sumber : Data Primer tahun 2013
Tabel 4.10 memperlihatkan Jumlah besar pendapatan tiap bulan
penambang minyak bumi tradisional di Dusun Ngeledok Desa Tinawun
Kecamatan Malo Kabupaten Bojonegoro. Berdasarkan hasil wawancara
diketahui bahwa para penambang yang berpendapatan tinggi atau lebih
dari rata rata 27 orang atau 27,5% dari 98 responden, yang
berpendapatan sama dengan rata rata 40 orang atau 40,8% dari 98
responden dan yang pendapatan rendah atau kurang dari rata rata
e. Pemenuhan kebutuhan keluarga
Tabel 4. 11 Jumlah penambang Minyak bumi tradisional berdasarkan
pemenuhan kebutuhan keluarga penambang di Desa Tinawun Kecamatan
Malo Kabupaten Bojonegoro.
No
Jenis
Kebutuhan
Jumlah
(Jiwa)
Prosentase (%)
1
Primer
Sandang
Pangan
Papan
98
100%
2
Sekunder
TV
Radio
Sepedah Montor
93
94,90%
3
Tersier
Mobil
Kendaraan roda 4
Pelayanan Jasa
5
5,10%
Jumlah
98
100
Sumber : Data Primer Tahun 2013
Berdasarkan hasil wawancara dengan penambang minyak bumi
tradisional diketahui Seseorang yang pekerjaanya sebagai penambang
mampu mencukupi kebutuhan keluarganya rata rata hanya sampai
kebutuhan sekunder.
Dapat diketahui bahwa semua responden mampu mencukupi kebutuhan
Primer. Sedangkan 93 responden atau 94,90% dari 98 penambang telah
sampai mencukupi kebutuhan tingkat sekunder dari kegiatan menambang
minyak bumi tradisional dibawah. Sedangkan sebanyak 5 penambang
atau 5,10% dari 98 penambang telah sudah mampu mencukupi kebutuhan
tingkat tersier dari pekerjaan menambang minyak bumi tradisioanl
.
PEMBAHASAN
Pengaruh Penambangan Minyak Bumi Tradisional terhadap Kondisi
Sosial Keluarga
Kondisi sosial setiap masyarakat berbeda antara satu dengan
lainnya, hal ini ditentukan oleh keadaan dalam keluarga dan
lingkungan sekitar masyarakat tersebut. Bagian dari kondisi sosial
yang menjadi perhatian dalam masyarakat adalah pendidikan. Kemajuan
pendidikan masyarakat memiliki peranan bagi kemajuan sosial-ekonomi
suatu Negara. Hal ini mnyebabkan pemerintah menetapkan program
pendidikan wajib belajar 9 tahun. Pendidikan merupakan keigiatan
belajar-mengajar di segala tingkatan. Permasalahan sosial
masyarakat akibat adanya kegiatan penambangan minyak bumi merupakan
suatu fenomena sosial yang terjadi terus menerus.
100 100 1 0 0 0 0 0 75 600 1 0 0 0 0 0 14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 259 0 2 4 0 E:\~Etemplate-ejournal-unesa (1).pdf _e 0 0
iexplore.exe %s 0 0 1 1 0 100 0 ~EDDD2.tmp 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 0 0 15 0 0 1 12632256 1 0 1 12632256 0 0 1 12632256 Paper
Title (use style: paper title) IEEE 34 1 20966 3933 17310 18937
17544 13302 -11252 -29881
This file was generated by 'Microsoft Word 2007(12.0.4518.1014)
- CIB pdf brewer 2.3.10'.
Please use the current version of CIB pdf brewer for opening.The
setup can be downloaded from our website free of charge:
www.cib.de