PENGARUH KEBERADAAN INDUSTRI RUMAH POTONG AYAM TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT (Studi Kasus PT. Sierad Produce, Tbk di Desa Jabon Mekar Kecamatan Parung Kabupaten Bogor) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: Fifih Fauziah 11150150000003 PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020
81
Embed
PENGARUH KEBERADAAN INDUSTRI RUMAH POTONG AYAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · 11. Masyarakat Desa Jabon Mekar yang rela meluangkan waktunya di sela-sela
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH KEBERADAAN INDUSTRI RUMAH POTONG
AYAM TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI
MASYARAKAT
(Studi Kasus PT. Sierad Produce, Tbk di Desa Jabon Mekar Kecamatan Parung
Kabupaten Bogor)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Fifih Fauziah
11150150000003
PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
i
ABSTRAK
Fifih Fauziah (NIM. 11150150000003), Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Judul Skripsi “Pengaruh Keberadaan Industri Rumah
Potong Ayam Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat (Studi Kasus
PT. Sierad Produce, Tbk Di Desa Jabon Mekar Kecamatan Parung
Kabupaten Bogor)”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Keberadaan Industri
Rumah Potong Ayam Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat (Studi Kasus
PT. Sierad Produce, Tbk Di Desa Jabon Mekar Kecamatan Parung Kabupaten
Bogor). Penelitian ini mengunakan metode survei dengan pendekatan kuantitatif.
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, wawancara, dan
observasi. Jumlah sampelnya adalah 61 responden dari masyarakat Desa Jabon
Mekar yang bekerja di industri PT. Sierad Produce, Tbk. Teknik pengambilan
sampel yaitu probability sampling. Instrumen yang digunakan adalah angket
dengan skala likert dan metode analisis dengan menggunakan uji regresi linier
sederhana dengan pengujian asumsi dasar uji normalitas dan uji homogenitas,
pengujian hipotesis secara parsial (uji t) dan koefisensi determinasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa uji regresi linier sederhana didapatkan
persamaan regresi Y = 17,16 + 0,578 X. Perhitungan uji normalitas dengan taraf
signifikan 5% atau 0,05 menunjukan signifikan dengan nilai 0,272 dan uji
homogenitas menunjukan nilai 0,495. Perhitungan dari hipotesis menggunakan uji
t taraf signifikannya 0,05 berdasarkan nilai thitung > ttabel , (3,453 > 2,001).
Angka Adjusted R Square yaitu 0,154 menunjukan 15,4%. Penelitian ini
menunjukan bahwa variabel Keberadaan Industri berpengaruh signifikan
Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat (Studi Kasus PT. Sierad Produce,
Tbk di Desa Jabon Mekar Kecamatan Parung Kabupaten Bogor).
Kata Kunci: Keberadaan Industri, Rumah Potong Ayam, Kondisi Sosial
Ekonomi.
ii
ABSTRACT
Fifih Fauziah (NIM. 11150150000003), Department of Social Sciences
Education Faculty of Tarbiyah and Teacher Training UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Thesis Title "The Effect of the Existence of Chicken Slaughterhouse
Industry on Society's Economic Social Conditions (Case Study of PT. Sierad
Produce, Tbk in Jabon Mekar Village, Parung District, Bogor Regency)".
This study aims to determine the effect of the existence of the Chicken
Slaughterhouse Industry on the Social Economic Conditions of the Community
(Case Study of PT. Sierad Produce, Tbk in Jabon Mekar Village, Parung District,
Bogor Regency). This study uses a survey method with a quantitative approach.
Data collection techniques using questionnaires, interviews, and observations.
The number of samples was 61 respondents from Jabon Mekar Village community
who worked in the PT. Sierad Produce, Tbk. The sampling technique is
probability sampling. The instrument used was a questionnaire with a Likert scale
and an analysis method using a simple linear regression test by testing the basic
assumptions of the normality test and homogeneity test, partial hypothesis testing
(t test) and coefficient of determination.
The results showed that a simple linear regression test obtained a
regression equation Y = 17.16 + 0.578 X. The calculation of normality test with a
significance level of 5% or 0.05 showed significant value of 0.272 and the
homogeneity test showed a value of 0.495. The calculation of the hypothesis uses
a t-test of significance level of 0.05 based on the value of 𝑡𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒 , (3.453>
2.001). Figures Adjusted R Square of 0.154 shows 15.4%. This study shows that
the Industrial Existence variable significantly influences the Social Economic
Conditions of the Community (Case Study of PT. Sierad Produce, Tbk in Jabon
Tabel 4.41 Menuju Ke tempat Kerja (Kendaraan) ................................................ 98
Tabel 4.42 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas .......................................................... 99
Tabel 4.43 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas .................................................... 101
Tabel 4.44 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas .................................................... 101
Tabel 4.45 Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas ................................................. 102
Tabel 4.46 Rekapitulasi Hasil Uji Regresi Linear Sederhana ............................. 103
Tabel 4.47 Rekapitulasi hasil Uji Koefisien Determinasi (R²) ........................... 104
Tabel 4.48 Rekapitulasi Hasil Uji t (parsial) ....................................................... 105
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ............................................................................. 37
Gambar 3.1 Lokasi Penelitian ............................................................................... 39
Gambar 4.1 Peta Administratif Desa Jabon Mekar ............................................... 57
Gambar 4.2 Piramida Penduduk Desa Jabon Mekar ............................................. 62
Gambar 4.3 Logo PT. Sierad Produce, Tbk .......................................................... 66
Gambar 4.4 Struktur Organisasi PT. Sierad Produce, Tbk ................................... 67
Gambar 4.5 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................................ 72
Gambar 4.6 Responden Berdasarkan Usia ............................................................ 73
Gambar 4.7 Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir .................................. 74
Gambar 4.8 Responden Berdasarkan Status Perkawinan ..................................... 75
Gambar 4.9 Responden berdasarkan Masa Kerja ................................................. 76
Gambar 4.10 Responden Berdasarkan Status Tenaga Kerja ................................. 77
Gambar 4.11 Responden Berdasarkan Sistem Upah ............................................ 78
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 Pedoman Wawancara
Lampiran 3 Transkip Wawancara
Lampiran 4 Pedoman Observasi
Lampiran 5 Hasil SPSS
Lampiran 6 Lembar Dokumentasi
Lampiran 7 Surat-surat Penelitian
Lampiran 8 Uji Referensi
Lampiran 9 Biografi Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang direncanakan
sebagai salah satu upaya manusia dalam meningkatkan kualitas hidupnya.
Pembangunan secara nasional yang berkaitan dalam manfaatnya sumber daya
yang dimiliki baik dengan menggunakan bantuan teknologi maupun tanpa
bantuan teknologi. Pembangunan nasional melibatkan berbagai sektor, seperti
sektor industri, pendidikan, kesehatan, dan sebagainya.
Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang mengupayakan
perkembangan, salah satu diantaranya adalah mendorong laju perekonomian
nasional melalui industrialisasi. Pertumbuhan laju industri merupakan
andalan pemerintah dalam upaya meningkatkan perekonomian di Indonesia.
Perekonomian di Indonesia tidak akan berkembang tanpa dukungan dari
peningkatan perindustrian sebagai salah satu sektor perekonomian yang
sangat dominan di zaman sekarang. Selain itu proses industrialisasi akan
menjadi penggerak utama laju pertumbuhan ekonomi dan perluasan lapangan
kerja.
Proses industrilisasi merupakan kegiatan yang dilakukan dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan dalam tingkat hidup yang lebih maju
maupun taraf hidup yang lebih bermutu.1 Dari sudut pandang pemerintah
industrilisasi sering dianggap sebagai pintu masuk untuk membawa
masyarakat ke arah kemakmuran, paling tidak sebagai motor penggerak
dalam pembangunan ekonomi. Industri menjadi salah satu sektor yang
berperan penting dalam perkembangan dan pembangunan wilayah.
Perkembangan ekonomi merupakan salah satu dampak dari kegiatan industri.
1 Fitria Aprilia Sari dan Sri Rahayu, Kajian Dampak Keberadaan Industri PT. Karindo
Ariabima Sari Di Kelurahan Mendawai, Kabupaten Kotawaringin Barat, Jurnal Teknik PWK, Vol
3, 2014, h.107.
2
Secara umum kegiatan industri mempu menjamin keberlangsungan proses
pembangunan ekonomi wilayah.2
Al-Qur’an menjelaskan tentang industri makanan dan khamar dibahas
dalam surat An- Nahl ayat 67 yang berbunyi:
لك لية لقوم قون يع ومن ثمرات النخيل والعناب تتخذون منه سكرا ورزقا حسنا إن في ذ
Artinya:
"Dan dari buah kurma dan anggur, kamu membuat minuman yang
memabukkan dan rezeki yang baik. Sungguh, pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang
mengerti.” (QS. An-Nahl Ayat 67).
Ayat ini menjelaskan bahwa (Dan dari buah kurma dan anggur)
terdapat jenis buah-buahan (yang kalian dapat membuat meninum yang
memabukan dari padanya) dimaksud khmar yang dapat memabukan (ini
sebelum turun ayat pengharaman khamar) dan makanan yang enak.
Sesungguhnya dalam kenikmatan yang disebutkan terdapat bukti petunjuk
tentang kekuasaan Allah SWT bagi kaum yang memahami bukti-bukti
kebenaran dan mengambil pelajaran baginya.
Perkembangan dan perluasan pada sektor industri telah terlihat hampir
diseluruh pelosok wilayah di Indonesia. Pembangunan pada sektor industri ini
diharapkan akan mampu meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan tentunya
dapat mengurangi jumlah pengangguran yang ada. Jadi salah satu tujuan dari
adanya pembangunan industri itu diantaranya untuk memperluas lapangan
pekerjaan dan mampu menyerap tenaga kerja yang lebih maksimal atau lebih
banyak, sehingga peluang untuk bekerja bagi penduduk semakin luas, maka
pendapatan akan semakin baik dan merata untuk dapat menunjang
pemerataan pembangunan sehingga ketimpangan antar wilayah dapat
diminimalisir dan dapat membantu perekonomian negara.
Kegiatan industri dapat dimanfaatkan oleh setiap daerah sesuai potensi
yang dimiliki daerah atau desa tersebut, baik potensi fisik maupun potensi non
2 Ibid,.
3
fisik sehingga berkembangnya suatu industri berbeda tergantung sumber daya
alam dan sumber daya manusia yang terdapat di daerah atau desa tersebut
Kegiatan industri dapat dimanfaatkan oleh setiap daerah sesuai potensi
yang dimiliki daerah atau desa tersebut, baik potensi fisik maupun potensi
non fisik sehingga berkembangnya suatu industri berbeda tergantung sumber
daya alam dan sumber daya manusia yang terdapat di daerah atau desa
tersebut.
Keberadaan industri mempunyai pengaruh terhadap masyarakat dan
menyentuh berbagai aspek kehidupan seperti, ekonomi, sosial, lingkungan,
dan budaya. Dampak yang dirasakan oleh masyarakat bisa dalam berbagai
bentuk yang berbeda, baik itu dampak positif ataupun negatif, dampak positif
dari keberadaan industri salah satunya mengurangi tingkat pengangguran,
meningkatkan kesejahteraan masyarakat disekitar industri, tetapi industri juga
dapat membawa dampak negatif seperti pencemaran dan polusi udara.
Desa Jabon Mekar merupakan daerah yang berada di Kecamatan
Parung yang terletak di bagian tengah Kabupaten Bogor. Menurut data
kelurahan keadaan desa pada tahun 2019 luas wilayah Desa Jabon Mekar
217, 10 ha dengan jumlah penduduk sebanyak 9.586 jiwa dan jumlah KK
sebanyak 2.850.3 Dengan masih adanya wilayah yang potensial tersebut maka
sangat bisa untuk membangun industri di Desa Jabon Mekar yang ada di
Kecamatan Parung. Persebaran industri berdasarkan jenis industri yang sudah
ada berjumlah 7 industri. Untuk lebih jelas dapat di lihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1
Klasifikasi Industri di Desa Jabon Mekar
No. Nama Industri Jenis Industri
1 PT. Busana Jaya Sukses Garmen
2 PT. Sierad Produce, Tbk RPA
3 CV Tirta Usaha Gudang Air Mineral
4 Gerbang Hijau KM 42 Properti
5 CV Kembar Jaya Pengolahan Otak-otak
3 Profil Desa Jabon Mekar Tahun 2019
4
Tabel 1.1 (Lanjutan)
6 CV Sari Nirwana Pengolahan Tahu
7 CV Anugerah Mandiri Pengolahan Besi
Sumber: hasil pra penelitian Tahun 2019
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat dari jenis industrinya yang berada
di Desa Jabon Mekar yang sangat dekat dengan ibukota dan transportasi yang
mudah serta memadai. Menyebabkan Desa Jabon Mekar memiliki
keunggulan komperatif dan kompetitip bagi pelaku industri. Oleh karena itu,
kawasan industri memegang peran penting terhadap perkembangan dan
pertumbuhan sosial ekonomi di Desa Jabon Mekar. Dari tabel 1.1 dapat
diketahui bahwa industri yang banyak menyerap tenaga kerja di Desa Jabon
Mekar salah satunya adalah PT. Sierad Produce, Tbk yang menurut jenis
industry berdasarkan jumlah tenaga kerja industri tersebut adalah industri
besar karena jumlah tenaga kerjanya lebih dari 100 orang.
PT. Sierad Produce, Tbk Div. RPA dalam merekrut tenaga kerjanya
pada tahun 1985 dimana masa perkembangan perusahaan menerima
masyarakat yang mempunyai latar belakang pendidikan tamat SD sampai
SMA sedangkan untuk saat ini perusahaan menerapkan kebijakan baru mulai
dari tahun 2019 yakni menerima karyawan dengan persyaratan latar belakang
pendidikan minimal tamat SMA ini dinyatakan oleh Ibu Ina Yuliyana selaku
Kepala Desa Jabon Mekar, saat observasi awal.4 Sehingga keberadaan
industri PT. Sierad Produce, Tbk saat ini di Desa Jabon Mekar belum
menyerap seluruh lulusan pendidikan karena hanya menerima tenaga kerja
yang berasal dari pendidikan minimal SMA. Hal ini tentunya menghambat
para masyarakat yang berlatar belakang pendidikan lebih rendah dari SMA
untuk bekerja diperusahaan tersebut. Sedangkan pendidikan masyarakat di
Desa Jabon Mekar relatif rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel 1.2.
4 Observasi pada tanggal 14-05-2019
5
Tabel 1.2
Komposisi Penduduk Desa Jabon Mekar Berdasarkan Tingkat
Pendidikan Tahun 2019
No Tingkat Pendidikan Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 Usia 7-18 yang sedang
sekolah
122 110 232
2 Tamat SD/Sederajat 1.717 1.477 3.194
3 Tamat SMP/Sederajat 970 851 1.821
4 Tamat SMA/Sederajat 1.001 693 1.697
5 Tamat D-2/Sederajat 31 27 58
6 Tamat S-1/Sederajat 114 93 207
7 Tamat S-2/Sederajat 19 17 36
8 Tamat S-3/Sederajat 9 5 14
Jumlah 3.983 3.273 7.256
Sumber: Profil Desa Jabon Mekar 2019
Berdasarkan Tabel 1.2 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
pendidikan masyarakat Desa Jabon Mekar relatif rendah berdasarkan jumlah
tingkat pendidikan terakhirnya paling banyak adalah tamat SD sebanyak
3.194 orang dan tamat SMP sebanyak 1.821 orang. Hal ini tentunya
menyebabkan masyarakat sulit mendapatkan pekerjaan terutama di PT. Sierad
Produce, Tbk yang sudah menerapkan persyaratan baru dalam perekrutan
tenaga kerjanya.
Selain itu keberadaan industri PT. Sierad Produce, Tbk di Desa Jabon
Mekar Kecamatan Parung Kabupaten Bogor dapat memberikan dampak
terhadap lingkungan dan sosial ekonomi kepada masyarakat di sekitar industri
PT. Sierad Produce, Tbk. Dalam observasi peneliti menemukan bahawa ada
dampak negatif terhadap lingkungan yang dirasakan oleh masyarakat yaitu
pencemaran udara yang mengeluarkan bau tak sedap yang disebabkan oleh
proses bulu yang akan dijadikan tepung untuk pakan ternak dan pengolahan
limbah-limbah.5 Selain itu keberadaan PT. Sierad Produce, Tbk memberikan
dampak terhadap kondisi sosial ekonomi dikarenakan masyarakat Desa Jabon
Mekar banyak yang bekerja di PT. Sierad Produce, Tbk hal ini dilihat dari
5 Observasi pada tanggal 14-05-2019
6
database perusahaan bahwa 302 pegawai yang berdomisili di Desa Jabon
Mekar bekerja di PT. Sierad Produce, Tbk.6 Selain itu, masyarakat juga
memiliki peluang membangun usaha perdagangan, tempat tinggal dan jasa
disekitar lokasi industri. Dengan demikian, masyarakat di Desa Jabon Mekar
akan mengalami perubahan standar hidup menjadi lebih baik.7
Penelitian seperti ini juga pernah dilakukan oleh Dimas Bagus Ananta
dengan judul “Pengaruh Keberadaan Industri Sirup Jeruk Nipis Peras
Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Ciawigebang
Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan”. Hasil yang terjabar dalam
penelitian tersebut menunjukan bahwa keberadaan industri sirup jeruk nipis
peras sudah cukup baik dimana bahan mentah yang digunakan sudah cukup
dan mudah didapatkan, dalam penyerapan tenaga kerja industri dapat
menyerap 12 hingga 18 tenaga kerja dari masyarakat sekitar. Kondisi sosial
ekonomi masyarakat pun sudah cukup baik dilihat dari pendapatan,
pendidikan, dan kesehatan pengusaha dan tenaga kerja. Pengaruh keberadaan
industri terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat yakni sebesar 14,91%.8
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Keberadaan Industri Rumah
Potong Ayam Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat (Studi Kasus
PT. Sierad Produce, Tbk di Desa Jabon Mekar Kecamatan Parung Kabupaten
Bogor)”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka dapat dilakukan
identifikasi masalah yang terjadi melalui observasi mengenai keberadaan
industri PT. Sierad Produce, Tbk terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat.
Masalah-masalah yang terjadi dapat diidentifikasikan yaitu, sebagai berikut:
6 Database perusahaan PT. Sierad Produce, Tbk 7 Observasi pada tanggal 14-05-2019 8 Dimas Bagus Ananta, “Pengaruh Keberadaan Industri Sirup Jeruk Nipis Peras
Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Ciawigebang Kecamatan Ciawigebang
Kabupaten Kuningan”, Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 2014, h.17 Tidak
Dipublikasikan
7
1. Industri PT. Sierad Produce, Tbk di Desa Jabon Mekar menerapkan
kebijakan baru yakni menerima tenaga kerja dengan persyaratan latar
belakang pendidikan minimal tamat SMA.
2. Sebagian besar masyarakat Desa Jabon Mekar berlatar belakang
pendidikan rendah hal ini menyebabkan masyarakat sulit mendapatkan
pekerjaan.
3. Dampak negatif yang dirasakan masyarakat sekitar industri PT. Sierad
Produce, Tbk adalah pencemaran udara.
4. Sebanyak 302 pegawai PT. Sierad Produce, Tbk adalah masyarakat Desa
Jabon Mekar, hal ini mengakibatkan adanya pengaruh terhadap kondisi
sosial ekonomi dikarenakan keberadaan industri.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka diperlukan pembatasan
masalah untuk menghindari berbagai kesalahan persepsi yang berkaitan
dengan penelitian. Oleh karena itu penelitian ini dibatasi pada “Pengaruh
Keberadaan Industri PT. Sierad Produce, Tbk Terhadap Kondisi Sosial
Ekonomi Masyarakat”
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan penelitian ini
adalah Bagaimana pengaruh keberadaan industri PT. Sierad Produce, Tbk
terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di Desa Jabon Mekar Kecamatan
Parung Kabupaten Bogor?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keberadaan
industri PT. Sierad Produce, Tbk terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat
di Desa Jabon Mekar Kecamatan Parung Kabupaten Bogor.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan peneliti diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis, yakni yang diolah dari penelitian ini dapat berguna
menjadi referensi dan memberikan wawasan keilmuan bagi peneliti,
8
memberikan sumbangan konsep-konsep baru yang berkenaan dengan
bidang industri salah satunya yaitu untuk mata pelajaran Geografi
khususnya bagi kelas XII IPS tingkat SMA tentang lokasi industri.
2. Manfaat Praktis, yakni diharapkan dapat berguna baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam praktik kehidupan sehari-hari, diantaanya:
a. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan makin memperluas wawasan
berfikir mengenai masalah yang diteliti, sehingga dapat diperoleh
gambaran yang lebih jelas mengenai kesesuaian fakta di lapangan
dengan teori yang dipelajari.
b. Bagi perusahaan, sebagai sarana untuk mengetahui pengaruh
keberadaan industri rumah potong ayam terhadap kondisi sosial
ekonomi masyarakat di Desa Jabon Mekar Kecamatan Parung
Kabupaten Bogor.
c. Bagi intansi pemerintah, dari hasil penelitian ini dapat menjadi bahan
pertimbangan pembuatan kebijakan, terutama bidang sosial ekonomi.
9
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik
1. Industri
a. Pengertian Industri
Industri termasuk argoindustri merupakan salah satu sektor
yang memiliki peranan penting dalam pembangunan suatu wilayah
dan peningkatan pendapatan masyarakat. Pembangunan ekonomi
antara lain melalui industri di suatu negara dalam periode jangka
panjang akan membawa perubahan mendasar dalam struktur ekonomi
negara tersebut maupun masyarakatnya, yaitu perubahan dari ekonomi
tradisional yang dititik beratkan pada sektor pertanian ke ekonomi
modern yang didominasi oleh sektor industri.1 Menurut Undang-
Undang No. 5 Tahun 1984 tentang perindustrian “Industri adalah
suatu kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku,
barang setengah jadi, atau barang jadi yang mempunyai nilai tinggi
untuk penggunanya, termasuk kegiatan rancang bangun dan
perekayasaan industri”.2
Dari sudut pandang teori ekonomi mikro Hasibuan
mendefinisikan, industri merupakan kumpulan perusahaan-perusahaan
yang menghasilkan barang-barang homogen, atau barang-barang yang
mempunyai sifat saling mengganti yang sangat erat. Namun demikian,
dari sisi pembentukan pendapatan secara makro industri diartikan
sebagai kegiatan ekonomi yang menciptakan nilai tambah.3
Industri merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat
1 Andreas Resu, Noortje Banu dan Elsje Manginsela, Dampak Industri PT. Global
Coconut Terhadap Masyarakat Di Desa Radey Kecamatan Tenga Kabupaten Minahasa Selatan,
Jurnal Agri-SosioEkonomiUnsrat, ISSN 1970-4298, Vol 13 N0. 1, Januari 2017, h. 2. 2 Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1984 Tentang Perindustrian 3 Muhammad Teguh, Ekonomi Industri, (Jakarta: Rajawali Pres, 2010, Cet.1) h. 4.
10
dengan memanfaatkan sumber daya alam, sumber daya manusia,
dana, dan lain-lain.4
Berdasarkan pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa
industri merupakan temapat produksi atau sekumpulan perusahaan
yang mengolah bahan mentah, bahan baku atau barang setengah jadi
untuk menghasilkan suatu barang yang mempunyai nilai tinggi atau
layak dijual. Industri juga memanfaatkan sumberdaya manusia,
sumberdaya alam, modal dan sebagainya dengan tujuan untuk
mencapai kesejahteraan dan kemakmuran.
Industri mempunyai pengertian dalam arti luas dan sempit
sebagaimana dikemukakan Abdurachmat dan Maryani (dalam Dimas
Bagus Ananta) bahwa:
Dalam arti luas, industri mencangkup pengertian semua usaha
dalam kegiatan di bidang ekonomi bersifat produktif sedangkan
dalam arti sempit hanyalah mencangkup “secondary type of
economic activities” yaitu meliputi segala usaha dan kegiatan
yang sifatnya mengubah dan mengolah bahan mentah menjadi
barang setengah jadi.5
Pengertian industri dalam teori ekonomi adalah:
Industri diartikan sebagai kumpulan firma-firma yang
menghasilkan barang yang sama atau sangat bersamaan yang terdapat
dalam satu pasar. Sebagai contoh, kalau dikatakan industri mobil
maka yang dimaksudkan adalah sebagai perusahaan mobil yang ada
dalam pasar yang sedang dianalisis, sedangkan kalau dikatakan
industri beras maka yang dimaksudkan adalah seluruh produsen beras
yang ada dalam pasar.6
4 M. Deismasuci, D. Rohmat, dan Y. Malik. Dampak Industri Bata Merah Terhadap
Kondisi Lingkungan di Kecamatan Nagreg. Jurnal Antologi Pendidikan Geografi, Vol. 4, No. 2,
Agustus, 2016, h. 2. 5 Dimas Bagus Ananta, “Pengaruh Keberadaan Industri Sirup Jeruk Nipis Peras Terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Ciawigebang Kecamatan Ciawigebang Kabupaten
Kuningan”, Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 2014, h.10 Tidak Dipublikasikan 6 Sadono Sukirno, MikroEkonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga (Jakarta: Rajawali Pres,
2011), h.194.
11
Pembangunan industri tidak sebatas hanya untuk memperoleh
bahan baku menjadi setengah jadi atau barang jadi saja, akan tetapi
banyak tujuan lain dengan adaanya pembangunan industri.
Sebagaimana menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 5
Tahun 1984 tentang perindustrian, bahwa pembangunan industri
bertujuan untuk:
1. Meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara adil
dan merata dengan memanfaatkan dana, sumber daya alam,
dan/atau hasil budidaya serta dengan memperhatikan
keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup;
2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara bertahap, mengubah
struktur perekonomian ke arah yang lebih baik, maju, sehat, dan
lebih seimbang sebagai upaya untuk mewujudkan dasar yang
lebih kuat dan lebih luas bagi pertumbuhan ekonomi pada
umumnya, serta memberikan nilai tambah bagi pertumbuhan
industri pada khususnya;
3. Meningkatkan kemampuan dan penguasaan serta mendorong
terciptanya teknologi yang tepat guna dan menumbuhkan
kepercayaan terhadap kemampuan dunia usaha nasional;
4. Meningkatkan keikutsertaan masyarakat dan kemampuan
golongan ekonomi lemah, termasuk pengrajin agar berperan
secara aktif dalam pembangunan industri;
5. Memperluas dan memeratakan kesempatan kerja dan kesempatan
berusaha, serta meningkatkan peranan koperasi industri;
6. Meningkatkan penerimaan devisa melalui peningkatan ekspor
hasil produksi nasional yang bermutu, disamping penghematan
devisa melalui pengutamaan pemakaian hasil produksi dalam
negeri, guna mengurangi ketergantungan kepada luar negeri;
7. Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan industri yang
menunjang pembangunan daerah dalam rangka pewujudan
Wawasan Nusantara;
12
8. Menunjang dan memperkuat stabilitas nasional yang dinamis
dalam rangka memperkokoh ketahanan nasional.7
Dari uraian di atas bahwa tujuan dari adanya pembangunan
industri sangat penting baik untuk masyarakat ataupun untuk
pemerintah khususnya mencapai pembangunan di bidang ekonomi
dalam pembangunan nasional. Industri memegang peran yang
menentukan oleh karena itu industri perlu lebih dikembangkan secara
seimbang dan terpadu dengan meningkatkan peran serta masyarakat
secara aktif serta mendayagunakan secara optimal seluruh sumber
daya alam, sumber daya manusia dan dana yang sudah tersedia.
b. Jenis-Jenis Industri
Jumlah dan jenis-jenis industri berbeda-beda untuk setiap daerah
atau negara tergantung dari sumber daya yang tersedia baik sumber daya
alam ataupun manusia. Adapun klasifikasi industri sebagai berikut:
Pengelompokan industri diklasifikasikan oleh Departemen
Perindustrian dan Perdagangan dalam Industri Nasional Indonesia
dikelompokan menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu:
1) Industri Dasar, yang meliputi kelompok Industri Mesin dan Logam
Dasar (IMLD) dan Kelompok Industri Kimia Dasar (IKD). Yang
termasuk dalam IMLD antara lain: industri mesin pertanian,
elektronika kereta api, pesawat terbang, kendaraan bermotor, besi
baja, dan sebagainya. Sedangkan yang termasuk IKD antara lain:
industri pengelolaan kayu dan karet alam, industri pestisida, industri
pupuk, industri semen, industri silikat, dan lain sebagainya.
2) Industri Kecil, yang meliputi antara lain: industri pangan (makanan,
minuman, tembakau), industri sandang dan kulit (tekstil, pakaian jadi,
serta barang dari kulit), industri kimia dan bahan bangunan (industri
kertas, percetakan, plastik, dan sebagainya), industri galian bukan
7 Undang-Undang RI No. 5 Pasal 3 Tahun 1984 Tentang Landasan dan Tujuan
Pembangunan Industri.
13
logam, industri logam (mesin-mesin, alat-alat ilmu pengetahuan,
barang dari logam, dan sebagainya).
3) Industri Hilir, yaitu kelompok Aneka Industri (AI) yang meliputi
antara lain: industri yang mengolah sumber daya hutan, industri yang
mengolah hasil pertambangan, industri yang mengolah sumber daya
pertanian secara luas, dan sebagainya.8
Menurut Badan Pusat Statistik, industri digolongkan menjadi
empat menurut banyak tenaga kerjanya, yaitu:
1) Indusri Rumah Tangga: Industri yang menggunakan tenaga kerjanya
antara 1-4 orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat
terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota keluarganya, dan pemilik
atau pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau
anggota keluarganya.
2) Industri Kecil: Industri yang menggunakan tenaga kerjanya berjumlah
5 sampai 19 orang. Ciri industri ini adalah memiliki modal yang relatif
kecil, tenaga kerja berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada
hubungan saudara.
3) Industri Sedang: Industri yang menggunakan tenaga kerjanya
berjumlah sekitar 20 orang sampai 99 orang. Ciri industri ini adalah
memiliki modal yang cukup besar, tenaga kerja memiliki keterampilan
tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki kemampuan manajerial
tertentu.
4) Industri Besar: Industri yang menggunakan tenaga kerjanya berjumlah
lebih dari 100 orang. Ciri industri besar adalah memiliki modal besar
yang dihimpun secara kolektif dalam bentuk pemilikan saham, tenaga
kerja harus memiliki keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan
dipilih melalui uji kemampuan dan kelayakan (fit and profer test)9
8 M. Arif Hakim, “Industrilisasi Di Indonesia Menuju Kemitraan Yang Islami”, Jurnal
Hukum Islam IAIN Pekalongan, 2009, h. 5 9 Ibid.,
14
Klasifikasi industri secara konvensional sebagai berikut:
1) Industri Primer: Industri yang mengubah bahan mentah menjadi bahan
setengah jadi, misalnya pertanian, pertambangan.
2) Industri Sekunder: Industri yang mengubah barang setengah jadi
menjadi barang jadi.
3) Industri Tersier: Industri yang sebagian besar meliputi industri jasa
dan perdagangan atau industri yang mengolah bahan industri
sekunder.10
Industri secara garis besar dapat di klasifikasikan sebagai berikut:
1) Industri dasar atau hulu
Industri hulu memiliki sifat sebagai berikut: padat modal,
berskala besar, menggunakan teknologi maju dan teruji. Lokasinya
selalu dipilih dekat dengan bahan baku yang mempunyai sumber
energi sendiri, dan pada umumnya lokasi ini belum tersentuh
pembangunan. Oleh karena itu industri hulu membutuhkan
perencanaan yang matang beserta tahapan pembangunannya, mulai
dari perencanaan sampai oprasional.
2) Industri hilir
Industri ini merupakan perpanjang proses industri hulu. Pada
umumnya industri ini mengelola bahan setengah jadi menjadi barang
jadi, lokasinya diusahakan dekat pasar, menggunakan teknologi
madya dan teruji, padat karya.11
3) Industri kecil
Industri kecil banyak berkembang di pedesaan dan perkotaan,
memiliki peralatan sederhana, walaupun hakikat produksinya sama
dengan industri hilir, tetapi sistem pengolahannya lebih sederhana.
Sistem tata letak pabrik maupun pengolahan limbah belum mendapat
perhatian. Sifat industri ini padat karya.
10 Philip Kristanto, Ekologi Industri Edisi Kedua, (Yogyakarta: Andi, 2013),h. 227. 11 Ibid., h. 156
15
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Industri
Menurut Smith (dalam Dimas Bagus Ananta) menggolongkan syarat
dan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan industri antara lain:12
1) Faktor sumber daya, meliputi: Bahan mentah, bahan energi,
penyediaan air, iklim dan bentuk lahan.
2) Faktor sosial, meliputi: Penyediaan tenaga kerja, keterampilan dan
kemampuan teknologi, kemampuan mengorganisasi.
3) Faktor ekonomi, meliputi: Pemasaran, transportasi, modal, nilai dan
pengemasan, dan penyimpanan segar). Ruang-ruang pada RPA harus
memenuhi persyartan tertentu seperti tata ruang, dinding, lantai,
langit-langit, ventilasi, dan lampu penerangan. 20
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Rumah
Potong Ayam (RPA) harus memiliki ruang pembekuan cepat untuk
menjaga ketahanan produk agar tidak busuk dan ruang penyimpanan beku
(gudang), labolatorium sangatlah dibutuhkan dalam RPA karena pabrik
akan mengirimkan sampel daging ayam ke labolatorium untuk dilakukan
pengujian maksimum mutu mikrobiologis. Selain itu ruangan-ruangan
RPA harus memenuhi persyaratan tertentu seperti tata ruang, dinding,
lantai, langit-langit, ventilasi, dan lampu penerangan.
19 Bagus Purnomo Eko, “Desain Manual Sistem Jaminan Halal Terintegrasi Standar
Rumah Potong Unggas Studi Kasus Di Rumah Potong Ayam Watasilim , Skripsi Institut Pertanian
Bogor (IPB), Bogor, 2016, h. 9. 20 Ibid.,
21
3. Kondisi Sosial Ekonomi
Menurut Sumardi dalam Basrowi dan Siti Juariyah mengatakan
bahwa, “Kondisi sosial ekonomi adalah suatu kedudukan yang diatur secara
sosial dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam masyarakat,
pemberian posisi itu disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban
yang harus dimainkan oleh si pembawa status”21
Menurut Singarimbun (dalam Muhammad Noor) kondisi sosial
ekonomi adalah keadaan struktur sosial ekonomi masyarakat dalam suatu
daerah. Dengan empat parameter yang digunakan untuk mengukur kondisi
sosial ekonomi yaitu: mata pencaharian, pendidikan, kesehatan, dan
transportasi.22
Bintarto mengemukakan pengertian dari sosial ekonomi (dalam
Muhammad Noor) sebagai berikut:
Kondisi sosial ekonomi adalah suatu usaha bersama dalam suatu
masyarakat untuk menanggulangi atau mengurangi kesulitan hidup
dengan lima parameter yang dapat digunakan untuk mengukur kondisi
sosial ekonomi yaitu: usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan,
pekerjaan dan pendapatan.23
Selain itu Suratmo mengemukakan beberapa komponen dalam
sosial ekonomi yang dianggap penting untuk diketahui, diantarnya yaitu,
pola perkembangan penduduk, pola perpindahan, pola perkembangan
ekonomi, penyerapan tenaga kerja, berkembangnya struktur ekonomi,
peningkatan pendapatan masyarakat, perubahan lapangan pekerjaan,
kesehatan masyarakat, dan bentuk komponen lain yaitu SDA yang
langka.24
21 Basrowi dan Siti Juariyah, Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Dan Tingkat Pendidikan
Masyarakat Desa Srigading, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur, Jurnal
Ekonomi & Pendidikan Universitas Unila Vol. VII No 1, 2010, h. 60. 22 Muhammad Noor, “Kondisi Sosial Ekonomi Penduduk Di Sekitar Kampus Universitas
Pendidikan Indonesia”, Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 2013, h.9 Tidak
Dipublikasikan. 23 Ibid. 24 Fani Andiani, “Pengaruh Keberadaan Industri PT Krakatau Posco Terhadap Kondisi
Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Kubangsari Kota Cilegon”, Skripsi Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa, Serang, 2019, h. 43-44.
22
Berdasarkan uraian diatas, penulis menyimpulkan bahwa kondisi
sosial ekonomi merupakan suatu usaha dari masyarakat untuk
menanggulangi atau mengurangi kesulitan hidup serta dalam memenuhi
kebutuhan hidup. Dengan menggunaka beberapa parameter untuk kondisi
sosial ekonomi antara lain: usaha, jenis kelamin, mata pencaharian, tingkat
pendidikan, kesehatan, dan pendapatan. Pada akhirnya faktor-faktor
tersebut akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat. Jadi
kondisi sosial ekonomi merupakan segala sesuatu yang berkenan dengan
masyarakat terutama kaitannya untuk mencapai kesejahteraan dengan cara
memanfaatkan tenaga, waktu, dan sebagainya.
Keberadaan suatu industri di suatu daerah dalam skala industri
besar ataupun industri kecil pasti akan memberikan pengaruh dan
membawa perubahan terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat
sekitarnya seperti tersedianya lapangan pekerjaan, peluang adanya
kesempatan kerja dan akan berpengaruh pada tingkat pendapatan
masyarakat sehingga taraf hidup akan lebih membaik.
Kondisi sosial ekonomi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
gambaran umum mengenai keadaan sosial ekonomi masyarakat Desa
Jabon Mekar yang bekerja di PT. Sierad Produce Tbk, meliputi tingkat
pendidikan, kesehatan, pendapatan, dan kepemilikan fasilitas hidup.
Adapun secara umum perbaikan kondisi sosial ekonomi tersebut di
jelaskan sebagai berikut:
a. Pendidikan
Pendidikan merupakan hal yang paling penting dan mendasar
dalam upaya untuk meningkatkan pengetahuan penduduk, karena pada
pembangunan sekarang ini sangat diperlukan partisipasi dari penduduk
yang terdidik dan terampil agar dapat berpartisipasi penuh dalm
pembangunan. Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan budi
pekerti, pikiran, dan jasmani manusia agar dapat menunjukkan
kesempurnaan hidup, yaitu kehidupan dari penghidupan yang selaras
23
dengan alamnya dan masyarakat serta dapat mencapai keselamatan dan
kebahagian setinggi tingginya.
Ki Hajar Dewantara dalam Djumhur dan Danasaputra mengatakan
bahwa pendidikan itu (termasuk pengajaran) bagi tiap-tiap bangsa
berarti pemeliharaan guna mengembangkan benih turunan dari bangsa
itu agar dapat berkembang dengan sehat lahir batin. Untuk itu, manusia-
individu harus dikembangkan jiwa raganya dengan menggunakan
segala alat pendidikan yang berdasarkan adat istiadat rakyat.25
Pendidikan adalah aktivitas dan usaha untuk meningkatkan
kepribadian dengan jalan membina potensi pribadinya, yaitu rohani
(pikiran, cipta, rasa, dan hati nurani) serta jasmani (panca indera dan
keterampilan).26
Selain itu juga pendidikan berfungsi untuk mengembangkan
wawasan dan meningkatkan kualitas manusia itu sendiri. Menurut
Tirtarahardja (dalam Basrowi dan Siti Juariyah), bahwa “Pendidikan
sekolah sangat diperlukan untuk mencapai sumber daya yang
berkualitas. Dalam Pembangunan yang mengarah pada era
industrialisasi perlu dikembangkan suatu model (sistem) pengelolaan
pembangunan sumber daya manusia dalam rangka meningkatkan
kualitas dan kemampuan mereka untuk dapat memasuki lapangan
pekerja yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan, sehingga perlu
ditetapkan mutu keterampilan kerja pada jenjang jabatan atau
produksi”.27
Antara pendidikan dan perkembangan masyarakat tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Kemajuan suatu masyarakat dan suatu
bangsa sangat ditentukan pembangunan sektor pendidikan dalam
25 Teguh Triwiyanto, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2017), h. 61. 26 Endang Sri Indarwati, Status Social Ekonomi Dan Intensitas Komunikasi Keluarga
Pada Ibu Rumah Tangga Di Panggung Kidul Semarang Utara, Jurnal Psikologi Undip Vol. 14
No.1 April 2015, h. 54. 27 Basrowi dan Siti Juariyah, op., cit, h. 65.
24
penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) yang sesuai dengan
perkembangan zaman.28
Sumber Daya Manusia bangsa Indonesia ke depannya tidak
terlepas dari fungsi pendidikan nasional. Dalam Pasal 3 Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dikatakan:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis secara bertanggung jawab.29
Pemenuhan atas hak untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu
merupakan ukuran keadilan dan pemerataan atas hasil pembangunan
dan sekaligus merupakan investasi sumber daya manusia yang
diperlukan untuk mendukung keberlangsungan pembangunan.
Pemerataan, akses dan peningkatan mutu pendidikan akan membuat
warga negara Indonesia memiliki kecakapan dalam rangka
pembangunan manusia sepenuhnya. Beberapa indikator output yang
dapat menunjukan kualitas pendidikan SDM antara lain Angka
Partisipasi Sekolah (APS), dan Angka Partisipasi Murni (APM).
Indikator input pendidikan salah satunya adalah fasilitas pendidikan.
a) Angka Partisipasi Sekolah (APS)
Salah satu tujuan dari Millenium Development Goals
(MDGs) adalah menjamin bahwa sampai dengan tahun 2015 semua
anak, baik laki-laki maupun perempuan dapat menyelesaikan
pendidikan dasar (primary schooling). Salah satu indikator yang
dapat digunakan adalah Angka Partisipasi Sekolah (APS) untuk
menilai pencapaian MDGs yaitu melihat akses pendidikan pada
penduduk usia sekolah. Penduduk usia sekolah tersebut kemudian
28 Abdul Idi, Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat, dan Pendidikan,(Jakarta:
Rajawali Pres, 2014), h. 60 29 Ibid.,
25
digolongkan pada kelompok usia 1) 7-12 tahun; 2) 13-15 tahun;
dan 3) 16-18 tahun.
b) Angka Partisipsi Murni (APM)
Angka Partisipasi Murni (APM) merupakan persentase
jumlah anak yang sedang bersekolah pada jenjang pendidikan yang
sesuai dengan usianya terhadap jumlah seluruh anak pada
kelompok usia sekolah yang bersangkutan. Secara sederhana APM
dikelompokan ke dalam: 1) Sekolah Dasar; 2) Sekolah Menengah
Pertama; dan 3) Sekolah Menengah Atas Kejuruan. 30
Pada dasarnya pendidikan dibedakan menjadi pendidikan formal,
pendidikan nonformal, dan pendidikan informal, yang membedakan
dari ketiga pendidikan tersebut yaitu dalam hal penyelenggaranya.
Pendidikan formal diperoleh melalui sekolah, pendidikan nonformal
didapat dari lingkungan masyarakat dan bimbingan belajar (bimbel),
serta pendidikan informal yang diperoleh dari lingkungan keluarga.
b. Pendapatan
Menurut Mahyu Danil mengemukakan bahwa “Pendapatan
seseorang dapat didefinisikan sebagai banyaknya penerimaan yang
dinilai dengan satuan mata uang yang dapat dihasilkan seseorang atau
suatu bangsa dalam periode tertentu.”31
Menurut Lukman dan Indoyana bahwa tingkat pendapatan akan
mempengaruhi jenis kebutuhan dan cara memenuhi kebutuhan
seseorang.32 Sedangkan menurut Mubyoto mengemukakan “Pendapatan
adalah hasil berupa uang atau material lainnya.”33
Menurut Sumardi dalam Endang mengemukakan bahwa
pendapatan yang diterima oleh penduduk akan dipengaruhi oleh tingkat
30 Badan Pusat Statistik, Indikator Kesejahteraan Rakyat 2015, (Jakarta: Badan Pusat
Statistik, 2015) h, 85. 31 Mahyu Danil, Pengaruh Pendapatan Terhadap Tingkat Konsumsi Pada Pegawai
Negeri Sipil Di Kantor Bupati Kabupaten Bireuen, Jurnal Ekonomi Universitas Almuslim Bireuen
Vol, IV No. 7, 2013, h, 37. 32 Lukman dan Indoyana Nasrudin, Pengantar Teori Mikro Ekonomi, (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2007), h. 3 33 Ibid,.
26
pendidikan yang dimilikinya. Pendapatan merupakan jumlah semua
pendapatan kepala keluarga maupun anggota lainnya yang diwujudkan
dalam bentuk uang ataupun barang.
Berdasarkan penggolongannya, Badan Pusat Statistik (BPS)
membedakan pendapatan penduduk menjadi 4 golongan, yaitu:
1) Golongan pendapatan sangat tinggi, jika pendapatan rata-rata lebih
dari Rp. 3.500.000,00 per bulan.
2) Golongan pendapatan tinggi, jika pendapatan rata-rata antara Rp.
2.500.000,00 s/d Rp. 3.500.000,00 per bulan.
3) Golongan pendapatan sedang, jika pendapatan rata-rata di bawah
antara Rp. 1.500.000,00 s/d Rp. 2.500.000,00 per bulan.
4) Golongan pendapatan rendah, jika pendapatan rata-rata di bawah
Rp. 1.500.000,00 per bulan.34
Berdasarkan jenisnya, Biro Pusat Statistik membedakan
pendapatan menjadi dua yaitu sebagai berikut:
a) Pendapatan Berupa Barang
Pendapatan berupa barang merupakan segala penghasilan
yang bersifat reguler dan biasa, akan tetapi tidak selalu berupa
balas jasa dan diterimakan dalam bentuk barang atau jasa. Barang
dan jasa yang diterima/diperoleh dinilai dengan harga pasar
sekalipun tidak di imbangi ataupun disertai transaksi uang oleh
yang menikmati barang dan jasa tersebut. Demikian juga
penerimaan barang secara cuma-cuma, pembelian barang dan jasa
dengan harta subsidi atau reduksi dari majikan merupakan
pendapatan berupa barang.
b) Pendapatan Berupa Uang
Berdasarkan bidang kegiatannya, pendapatan meliputi
pendapatan sektor formal adalah segala penghasilan baik berupa
barang atau uang yang bersifat reguler dan diterimakan biasanya
balas jasa di sektor formal yang terdiri dari pendapatan berupa
34 Endang Sri Indrawati. loc. cit.
27
uang, meliputi: gaji, upah dan hasil infestasi dan pendapatan berupa
perumahan, maupun yang berupa rekreasi. Sedangkan pendapatan
sektor informasi adalah segala penghasilan baik berupa barang
maupun uang yang diterima sebagai balas jasa di sektor informal
yang terdiri dari pendapatan dari hasil infestasi, pendapatan yang
diperoleh dari keuntungan sosial, dan pendapatan dari usaha
sendiri, komisi dan penjualan dari kerajinan rumahan.
Pendapatan yang diterima oleh penduduk akan dipengaruhi oleh
tingkat pendidikan yang dimiliki. Dengan pendidikan yang tinggi
mereka akan dapat memperoleh kesempatan yang lebih luas untuk
mendapatkan pekerjaan yang lebih baik disertai pendapatan yang lebih
besar. Sedangkan bagi penduduk yang berpendidikan rendah akan
mendapat pekerjaan dengan pendapatan yang kecil.35
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa
pendapatan adalah seluruh penerimaan seseorang atau kelompok baik
berupa uang ataupun material lain seperti barang, baik diperoleh dari
hasil sendiri ataupun pihak lain. Pendapatan juga bisa memberikan
pengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat dikarenakan
tinggi rendahnya pendapatan akan berpengauh terhadap sikap
masyarakat dalam mengatur perilaku ekonomi dari masyarakat tersebut.
Selain itu pendapatan dapat menyebabkan terjadinya dinamika
kehidupan sosial dalam masyarakat karena semakin tinggi pendapatan
yang diperoleh oleh masyarakat tersebut maka semakin mapan juga
kehidupan ekonominya dan semakin tinggi kedudukannya di
lingkungan masyarakat.
35 Fatimah Djafar, Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Motivasi
Belajar Anak, Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Vol. 2, No. 1, Februari, 2014, h.5.
28
c. Kesehatan
Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua
aspek. Secara keseluruhan kesehatan dicapai melalui kombinasi dari
fisik, mental, dan kesejateraan sosial ekonomi.36 Kesehatan menjadi
modal dasar untuk dapat melangsungkan kehidupan.
Sebagaimana pengertian kesehatan menurut (Organisasi Kesehatan
Dunia WHO) Tahun 1948 menyatakan bahwa pengertian kesehatan
adalah sebagai “Suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan
dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan.”37 Sedangkan
menurut Ridley kesehatan merupakan unsur penting agar kita
menikmati hidup yang berkualitas, baik itu di rumah maupun dalam
pekerjaan. Kesehatan juga merupakan faktor penting menjaga
keberlangsungan sebuah organisasi.38
Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulannya bahwa
kesehatan merupakan unsur penting agar kita menikmati hidup yang
berkualitas baik itu keadaan fisik, mental, maupun sosial kesejahteraan
manusia baik di rumah maupun dalam pekerjaan dan juga kesehatan
merupakan faktor penting menjaga keberlangsungan sebuah organisasi.
Terciptanya kondisi sehat harus dilakukan agar kesehatan itu
terpelihara, usaha-usaha tersebut sebagaimana diungkapkan oleh
Entjang (dalam Muhammad Noor) yaitu:
a) Memelihara kesehatan
b) Konsumsi makanan yang sehat
c) Cara hidup yang teratur
d) Meningkatkan daya tahan tubuh dan kesehatan jasmani
e) Meningkatkan taraf kesehatan rohaniah
f) Melengkapi rumah dengan fasilitas yang menjamin hidup sehat
36 Charis Christiani dkk, “Analisis Dampak Kepadatan Penduduk Terhadap Kualitas
Hidup Masyarakat Provinsi Jawa Tengah”, Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang, h.104. 37 Dimas Bagus Ananta, op.cit., h.27. 38 Achmad Suaeb, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (Studi Kasus: Pembersih Kaca
Jendela), Jurnal Ilmiah, Vol. 100, 2016, h.3
29
g) Pemeriksaan kesehatan. 39
Uraian di atas menjelaskan bahwa begitu banyak cara atau
usaha yang bisa dilakukan agar kesehatan itu terpelihara sehingga
kesehatan dapat terjaga dengan baik, seperti pemeliharaan kebersihan
baik jasmani maupun rohaniah, cara hidup yang teratur dan
memelihara kebersihan. Kesehatan masyarakat menjadi indikator yang
penting dalam melihat kondisi sosial ekonominya, karena dengan
kesehatan yang baiklah para masyarakat dapat melakukan aktifitas
kesehariannya dengan baik.
d. Kepemilikan Fasilitas Hidup
Pemilikan kekayaan atau fasilitas adalah kekayaan dalam bentuk
barang-barang di mana masih bermanfaat dalam menunjang kehidupan
ekonominya. Fasilitas atau kekayaan itu antara lain: barang-barang
berharga dan jenis-jenis kendaraan pribadi. Barang-barang yang
berharga tersebut antara lain: tanah, sawah, rumah dan lain-lain.40
Rumah merupakan salah satu kebutuhan primer, kebutuhan yang
paling mendasar yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia
sekaligus merupakan faktor penentu indikator kesejahteraan rakyat.
Rumah selain sebagai tempat tinggal, juga dapat menunjukan status
sosial seseorang, yang berhubungan positif dengan kualitas/kondisi
rumah. Kualitas lingkungan rumah tinggal mempengaruhi status
kesehatan penghuninya.
Undang-Undang No 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Pemukiman mencantumkan bahwa salah satu tujuan diselenggarakan
perumahan dan kawasan pemukiman yaitu untuk menjamin
terwujudnya rumah yang layak huni dan terjangkau dalam lingkungan
sehat, aman, serasi, teratur, terencana, terpadu, dan berkelanjutan.
Sedangkan menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) salah satu kriteria
39 Muhammad Noor, op.cit., h.13. 40 Fatimah Djafar, loc. cit.
30
rumah sehat adalah rumah tinggal yang memiliki luas lantai per orang
minimal 10 m².
a) Status Kepemilikan Rumah Tinggal
Status kepemilikan rumah tinggal merupakan salah satu
indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan dan juga
peningkatan taraf hidup masyarakat. Kondisi ekonomi rumah
tangga sangat berpengaruh terhadap kepemilikan rumah tinggal.
Status kepemilikan rumah tinggal yang dicakup di sini adalah
rumah milik sendiri, kontrak, sewa, bebas sewa, rumah dinas,
rumah milik orang tua/saudara atau status rumah kepemilikan
lainnya.
b) Fasilitas yang Dimiliki
Kualitas kenyamanan rumah tinggal ditentukan oleh
kelengkapan fasilitas rumah tinggal, seperti tersedia air bersih,
sanitasi yang layak, serta penerangan yang baik. Ketersediaan
dalam jumlah yang cukup terutama untuk keperluan minum dan
masak dapat bersumber dari air kemasan, air isi ulang maupun
dari ledeng. Sedangkan menyediaan jamban merupakan bagian
dari usaha sanitasi yang cukup penting peranannya. Jika ditinjau
dari sudut kesehatan lingkungan, pembuangan kotoran manusia
yang tidak saniter akan mencemari lingkungan terutama tanah dan
sumber air.
Fasilitas rumah tinggal yang dimaksud adalah ketersediaan
jamban sendiri dengan tengki septik ataupun belum menggunkan
tengki septik. Fasilitas rumah lainnya yang juga penting adalah
penerangan ideal yang berasal dari listrik (PLN dan NON PLN),
karena cahaya listrik lebih terang dibandingkan sumber
penerangan lainnya. Fasilitas lain yang dapat digunakan untuk
mengukur tingkat kesejahteraan adalah dengan melihat fasilitas
31
barang apa saja yang dimiliki. Barang-barang tersebut berupa
emas ataupun kendaraan.41
Keberadaan industri akan memberikan pengaruh terhadap tingkat
kondisi sosial ekonomi masyarakat baik sebagai pekrja atau karwayan
ataupun masyarakat biasa. Pendapatan yang besar akan berpengaruh
terhadap nilai-nilai dan gaya hidup (life style) dalam memenuhi
hidupnya seperti kebutuhan sandang, pangan dan papan. Selain itu
keberadaan industri akan berpengaruh terhadap pola kehidupan
masyarakat menjadi lebih konsumtif terhadap barang-barang.
Kepemilikan fasilitas hidup yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah berupa barang-barang elektonik, rumah, transportasi, dan alat
komunikasi. Barang-barang tersebut sering kali dijadikan sebagai tolak
ukur untuk melihat kondisi sosial masyarakat.
Apabila masyarakat mempunyai pendapatan yang tinggi dari
sebelumnya maka secara tidak langsung tingkat kepemilikan
fasilitasnya pun akan berpengaruh menjadi lebih tinggi karena dengan
pendapatan yang tinggi tentunya masyarakat memiliki kesempatan
dalam memfasilitasi hidupnya dan memenuhi segala kebutuhan
hidupnya.
4. Masyarakat
a. Pengertian Masyarakat
Menurut Abdul Syani menjelaskan bahwa perkataan masyarakat
berasal dari kata musyarak (arab), yang artinya bersama-sama,
kemudian berubah menjadi masyarakat , yang artinya berkumpul
bersama, hidup bersama dan saling berhubungan dan saling
mempengaruhi, selanjutnya mendapatkan kesepakatan menjadi
masyarakat (indonesia).42
41 Badan Pusat Statistik, op.cit., h.112
42 Abdulsyani, Sosiologi Sistematika, Teori, dan Terapan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2012) h. 30.
32
Menurut J.L. Gillin dan J.P Gillin, mengatakan bahwa masyarakat
adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempuyai kebiasaan,
tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama. Masyarakat itu
meliputi pengelompokan-pengelompokan yang lebih kecil.43 Sedangkan
menurut Paul B. Hartono, masyarakat adalah sekumpulan manusia yang
secara arelatif mandiri, yang hidup bersama cukup lama, yang
mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang sama, dan
melakukan sebagian besar kegiatannya dalam kelompok tersebut.44
Berdasarkan beberapa pengetian diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang saling
berhubungan, saling mempengaruhi, mendiami suatu wilayah tertentu
yang relatif cukup lama, memiliki kebudayaan yang sama dan sikap
persatuan yang sama.
b. Ciri-Ciri Masyarakat
Menurut Soerjono Soekanto (dalam Abdul Syani, 1987),
menyatakan bahwa sebagai suatu pergaulan hidup atau suatu bentuk
kehidupan bersama manusia, maka masyarakat itu mempunyai ciri-ciri
pokok, yaitu:
1. Manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial tak ada ukuran
yang mutlak ataupun angka yang pasti untuk menentukan beberapa
jumlah manusia yang harus ada. Akan tetapi secara teoritis, angka
minumum ada dua orang yang hidup bersama.
2. Bercampur untuk waktu yang cukup lama. Kumpulan dari manusia
tidaklah sama dengan kumpulan benda-benda mati seperti
umpamanya kursi, meja dan sebagainya. Oleh karena itu dengan
berkumpulnya manusia, maka akan timbul manusia-manusia baru.
3. Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan.
43 Prof. Dr. Yusron Razak, MA, Sosiologi Sebuah Pengantar: Tinjauan Pemikiran
Sosiologi Perspektif Islam Edisi Revisi, (Jakarta: Laboratorium Sosiologi Agama, 2010) h. 140. 44 Ibid., h. 142.
33
4. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan
bersama menimbulkan kebudayaan, oleh karena setiap anggota
kelompok merasa dirinya terikat satu dengan yang lainnya. 45
Berdasarkan uraian di atas, manusia senantiasa mempunyai naluri
yang kuat untuk hidup bersama dengan waktu yang cukup lama.
Manusia tidak bisa hidup secara individual (sendiri) karena manusia
adalah makhluk sosial dan saling membutuhkan satu sama lain.
c. Unsur-Unsur Masyarakat
Hendropuspito memberikan penjelasan mengenai unsur-unsur
masyarakat untuk membedakannya dengan beberapa istilah lain seperti
komunitas, perkumpulan dan lain sebagainya.46
1. Adanya kelompok manusia yang berinteraksi. Syarat pertama yang
harus ada dalam kehidupan masyarakat adanya interaksi di antara
anggota kelompok masyarakat tersebut, berlangsung lama, saling
mempengaruhi dan memiliki prasarana untuk berinteraksi.
2. Adanya norma-norma dan adat istiadat. Kehidupan suatu
masyarakat akan berlangsung tertib manakala di situ terdapat
norma-norma yang diterapkan secara kontinyu dan teratur.
3. Adanya identitas yang sama. Unsur lain yang membentuk
masyarakat adalah adanya identitas yang sama yang dimiliki oleh
warga masyarakatnya, bahwa mereka memang merupakan suatu
kesatuan khusus yang berbeda dengan kesatuan-kesatuan manusia
lainnya.
4. Adanya batas wilayah. Suatu masyarakat umumnya mempunyai
batas-batas wilayah yang jelas, batas-batas itu sering menjadi
petunjuk bagi pengamat luar untuk mengetahui jenis suku bangsa
yang menghuni wilayah tersebut.
Berdasarkan unsur-unsur masyarakat di atas, maka syarat utama
dalam kehidupan masyarakat adalah interaksi diantara kelompok
45 Abdulsyani, op.cit., h. 32 46 Prof. Dr. Yusron Razak, MA, op.cit., h. 142-144
34
masyarakat tersebut, adanya norma-norma dan istiadat agar kehidupan
masyarakat berlangsung secara tertib, selain itu adanya identitas yang
sama untuk membentuk kesatuan yang khusus, dan adanya batas
wilayah untuk mengetahui jenis suku bangsa yang menempati suatu
wilayah.
d. Syarat-syarat Masyarakat
Dalam buku Sosiologi karangan Abu Ahmadi (1985), menyatakan
bahwa masyarakat harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut:
1. Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak, bukan
pengumpulan binatang;
2. Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama di suatu daerah
tertentu;
3. Adanya aturan-aturan atau undang-undang yang mengatur mereka
untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama.47
Berdasarkan syarat-syarat masyarakat di atas, maka masyarakat
bukannya hanya sekedar sekumpulan manusia saja, akan tetapi di antara
mereka yang berkumpul itu harus ditandai dengan adanya hubungan
atau pertalian satu sama lainnya. Paling tidak setiap individu sebagai
anggotanya (masyarakat) mempunyai kesadaran akan keberadaan
individu yang lainnya.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Penulis telah menelaah beberapa hasil kajian sebelum melakuakan
penelitian terhadap masalah yang didapatkan yang mengenai Pengaruh
Keberadaan Industri Rumah Potong Ayam Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
(Studi Kasus PT. Sierad Produce, Tbk di Desa Jabon Mekar Kecamatan
Parung Kabupaten Bogor), maka untuk mendukung proses pelaksanaan
penelitian yang akan dilakukan perlunya penelitian yang relevan dan peneliti
mengambil dari beberapa judul penelitian yang dilakukan oleh para peneliti
sebelumnya. Seperti terlihat pada Tabel 2.1.
47Abdulsyani, loc. cit.
35
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Yang Relevan
No. Nama Judul Hasil Perbedaan Persamaan
1. Ike Ulan
Ria
(2017)
Skripsi
Pengaruh Keberadaan
Industri PT. Rinai
Terhadap Kondisi
Sosial Ekonomi
Masyarakat Di Desa
Talaga Kecamatan
Cikupa Kabupaten
Tangerang.
Berdasarkan hasil
analisis, menunjukan
bahwa industri PT.
Rinnai cenderung
memberikan dampak
positif bagi masyarakat
yaitu memberikan
kesempatan kepada
masyarakat untuk
bekerja, sebagaimana
hasil penelitian sekitar
82,2% bahwa dampak
yang ditimbulkan oleh
PT. Rinnai bagi
masyarakat positif.
Peneliti
sebelumnya
meneliti industri
peralatan rumah
tangga.
Sama-sama
meneliti
tentang
keberadaan
industri dan
kondisi
sosial
ekonomi
masyarakat
dengan
indikator
pendidikan,
pendapatan,
kesehatan
dan fasilitas
hidup.
2. Fitriani
Aprilia
Sari dan
Sri
Rahayu
(2014)
Jurnal
Kajian Dampak
Keberadaan Industri
PT. Korindo
Ariabima Sari Di
Kelurahan Mendawai,
Kabupaten
Kotawaringin Barat.
Berdasarkan hasil
analisis, menunjukan
bahwa PT. Korindo
Ariabima Sari cenderung
memberikan dampak
positif terhadap kondisi
fisik (ketersediaan
fasilitas umum dan
kondisi prasarana jalan)
dan sosial ekonomi.
Penelitian
sebelumnya
hanya meneliti
variabel y.
Meneliti
tentang
keberadaan
industri.
3. Dimas
Bagus
Ananta
(2014)
Skripsi
Pengaruh Keberadaan
Industri Sirup Jeruk
Nipis Peras Terhadap
Kondisi Sosial
Ekonomi Masyarakat
Desa Ciawigebang
Kecamatan
Ciawigebang
Kabupaten Kuningan.
Hasil penelitian
menunjukan bahwa
keberadaan industri sirup
jeruk nipis peras sudah
cukup baik dimana
bahan mentah yang
digunakan sudah cukup
dan mudah didapatkan,
dalam penyerapan
tenaga kerja industri
dapat menyerap 12
hingga 18 tenaga kerja
dari masyarakat sekitar.
Kondisi sosial ekonomi
masyarakat sudah cukup
baik dilihat dari
pendapatan, pendidikan,
dan kesehatan pengusaha
dan tenaga kerja.
Pengaruh keberadaan
industri terhadap kondisi
sosial ekonomi
masyarakat yakni
sebesar 14,91%.
Peneliti
sebelumnya
meneliti industri
pangan yaitu
sirup jeruk nipis
peras.
Sama-sama
meneliti
tentang
keberadaan
industri dan
kondisi
sosial
ekonomi
masyarakat
dengan
indikator
pendidikan,
pendapatan,
dan
kesehatan.
36
C. Kerangka Berfikir
Menurut Undang-Undang No. 5 Tahun 1984 tentang perindustrian
“Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku,
barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang
lebih tinggi untuk penggunanya, termasuk kegiatan rancang bangun dan
perekayasaan industri. 48
Menurut Badan Pusat Statistik, industri digolongkan menjadi empat
menurut banyaknya tenaga kerja, yaitu: 1) Industri Rumah Tangga, 2) Industri
Kecil, 3) Industri Sedang, 4) Industri Besar.49
Dalam hal ini, peneliti lebih mengkhususkan pada industri besar yaitu
PT. Sierad Produce, Tbk. Menurut Sumardi dalam Basrowi dan Siti Juariyah
kondisi sosial ekonomi adalah suatu kedudukan yang diatur secara sosial dan
menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam masyarakat, pemberian
posisi itu disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus
dimainkan oleh si pembawa status.50
Dalam hal ini, dimana keberadaan industri PT. Sierad Produce, Tbk
memberikan pengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat yang di
ukur dari empat parameter menurut Singarimbun dan Bintarto yaitu: 1)
Pendidikan yang diukur dari Angka Partisipasi Murni (APM), 2) Pendapatan
yang diukur dari pendapatan berupa uang, 3) Kesehatan yang diukur dari
kesehatan di tempat kerja, dan 4) Kepemilikan Fasilitas Hidup yang diukur
dari dua indikator yaitu status kepemilikan rumah tinggal dan fasilitas yang
dimiliki.
Kerangka berpikir secara keseluruhan dapat dilihat pada skema
kerangka berpikir. Seperti pada Gambar 2.1.
48 Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1984 Tentang Perindustrian 49 M. Arif Hakim, “Industrilisasi Di Indonesia Menuju Kemitraan Yang Islami”, Jurnal
Hukum Islam IAIN Pekalongan, 2009, h.5. 50 Basrowi dan Siti Juariyah, Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Dan Tingkat Pendidikan
Masyarakat Desa Srigading, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur, Jurnal
Ekonomi & Pendidikan Universitas Unila Vol. VII No 1, 2010, h. 60.
37
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
Industri Rumah
Tangga Industri
Sedang
Industri
Kecil Industri
Besar
PT. Sierad Produce
Tbk
Pendidikan Pendapatan Kesehatan Fasilitas
Hidup
Masyarakat
Kondisi sosial Ekonomi
(Parameter) menurut Bintarto
APS APM
Barang
Uang
Pekerjaan
Rumah
Fasilitas Yang
Dimiliki
Status Kepemilikan
Rumah Tinggal
Industri
(Jenis-jenis Industri) Menurut Badan Pusat Statistik
38
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan suatu jawaban atau pernyataan sementara atas
yang sedang diteliti dalam penelitian, dimana rumusan masalah penelitian
telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara,
karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan,
belum berdasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data.51 Adapun hipotesis penelitian ini yaitu:
a. Hipotesis kerja (Ha):
Terdapat pengaruh keberadaan industri PT. Sierad Produce, Tbk terhadap
kondisi sosial ekonomi masyarakat di Desa Jabon Mekar Kecamatan
Parung Kabupaten Bogor.
b. Hipotesis nol (Ho):
Tidak terdapat pengaruh keberadaan industri PT. Sierad Produce, Tbk
terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di Desa Jabon Mekar
Kecamatan Parung Kabupaten Bogor.
51 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2011, Cet.14) hlm. 64.
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini di lakukan di wilayah kawasan industri
PT. Sierad Produce, Tbk. Bertempat di Desa Jabon Mekar Kecamatan
Parung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Secara geografis, PT.
Sierad Produce Tbk terletak antara 6°46’05.8” Lintang Selatan dan
106°73’23.27” Bujur Timur. Adapun peta lokasi penelitian seperti
terlihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1
Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama enam bulan yaitu dari bulan Maret
2019 hingga Agustus 2019 maka penelitian ini akan diproses seefesien
mungkin atau disesuaikan dengan waktu penelitian guna mendapatkan
hasil penelitian yang tepat dan maksimal. Kiranya dalam kurun waktu
Lokasi Penelitian
40
yang relatif singkat tersebut di harapkan penelitian ini akan menghasilkan
data lapangan yang akurat dan relevan. Seperti terlihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3. 1
Susunan Waktu Penelitian
Nama Kegiatan
Tahun 2019 Tahun
2020
Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb
Penyusunan BAB I
Penyusunan BAB II
Penyusunan BAB III
Penyusunan BAB IV
Penyusunan BAB V
dan Lampiran
Sidang Skripsi
B. Metode Penelitian
Penggunaan metode akan berpengaruh pada keberhasilan penelitian,
oleh karena itu penelitian haruslah ilmiah dan proses yang digunakan dalam
penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis
sehingga penelitian dapat dipertanggung jawabkan.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian survei
dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Morissan “Penelitian survei
merupakan salah satu metode terbaik yang tersedia bagi para peneliti sosial
yang tertarik untuk mengumpulkan data guna menjelaskan suatu populasi
yang terlalu besar untuk diamati secara langsung. Survei merupakan metode
yang sangat baik untuk mengukur sikap, dan orientasi suatu masyarakat
melalui berbagai kegiatan jajak pendapat (public opinion poll)”.1
Penelitian kuantitatif adalah penelitian berupa angka-angka dan
analisis data menggunakan statistik. Metode ini digunakan untuk mendapatkan
data alamiah, dimana peneliti harus melakukan perlakuan seperti mengedarkan
angket dalam pengumpulan data. Menurut Sugiyono “Metode penelitian