Page 1
PENGARUH KEAKTIFAN PESERTA DIDIK DALAM MODEL
PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL
BELAJAR PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN
MANUSIA DI KELAS VIII MTs NU 01 CEPIRING
KENDAL
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Tadris Biologi
Oleh:
AF’IDATUN NADHIFAH
NIM: 063811034
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
Page 2
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Af’idatun Nadhifah
Nim : 063811034
Jurusan/prodi : tadris Biologi
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya
saya sendiri kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, Juli 2011
Deklarator,
Af’idatun Nadhifah
NIM: 63811034
Page 4
iv
NOTA PEMBIMBING Semarang, 25 Mei 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : Pengaruh keaktifan peserta didik dalam model pembelajaran
tutor sebaya terhadap hasil belajar pada materi system
pernapasan manusia
Nama : Af’idatun Nadhifah
NIM : 063811034
Jurusan : Tadris Biologi
Program Studi : Tadris Biologi
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing I
Lianah, M.Pd.
NIP. 19590313 198103 2 007
Page 5
v
NOTA PEMBIMBING Semarang, 25 Mei 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : Pengaruh keaktifan peserta didik dalam model pembelajaran
tutor sebaya terhadap hasil belajar pada materi system
pernapasan manusia
Nama : Af’idatun Nadhifah
NIM : 063811034
Jurusan : Tadris Biologi
Program Studi : Tadris Biologi
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing II
Drs. Darmuin, M.Ag.
NIP. 19640424 199303 1
Page 6
vi
ABSTRAK
Judul : Pengaruh keaktifan peserta didik dalam model pembelajaran
tutor sebaya terhadap hasil belajar pada materi system
pernapasan manusia
Penulis : Af’idatun Nadhifah
NIM : 063811034
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh
keaktifan peserta didik dalam model pembelajaran tutor sebaya terhadap
hasil belajar pada materi sistem pernapasan pada manusia di kelas VIII
MTs NU 01 Cepiring. Pada penelitian ini yang menjadi variabel X adalah
keaktifan peserta didik dalam pembelajaran Tutor Sebaya sedangkan
variabel Y adalah hasil belajar pada materi sistem pernapasan pada
manusia.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang berdesain
posttest dan menggunakan tekhnik analisis regresi satu prediktor. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII MTs NU 01
Cepiring, pada pengambilan sampel menggunakan metode claster random
sampling, diperoleh kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII B
sebagai kelas kontrol. Data dikumpulkan menggunakan metode
Dokumentasi, Observasi dan Tes. Data yang terkumpul dianalisis dengan
menggunakan analisis statistik regresi. Pengujian hipotesis penelitian
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara keaktifan
peserta didik dalam pembelajaran model tutor sebaya terhadap hasil belajar
biologi materi sistem pernapasan pada manusia. Dari proses penghitungan
analisis korelasi ditunjukkan oleh koefisien rxy= 0,437639. Angka ini lebih
besar dari t tabel baik pada taraf signifikan 1% maupun 5% dan koefisien
diterminasinya r2xy= 0,191528. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar
biologi ditentukan oleh keaktifan peserta didik melalui fungsi taksiran Y=
0,556957x + 31,85376. Hal tersebut juga ditunjukkan dari analisis regresi
diperoleh nilai Freg =8,0546. Melalui uji F diketahui bahwa Freg = 8,0546 >
Ft (0,05) = 0,329 dan Freg = 8,0546 > Ft (0,01) = 0,424. Dengan demikian
Freg > Ft (0,05 dan 0,01). Hal ini berarti keaktifan peserta didik dalam
model pembelajaran tutor sebaya berpengaruh terhadap hasil belajar
Biologi materi sistem pernapasan pada manusia.
Berdasarkan hasil ini diharapkan akan menjadi bahan informasi
dan masukan bagi para pembaca, mahasiswa, para tenaga pengajar mata
kuliah jurusan dan program studi di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang dalam memberikan motivasi kepada mahasiswa agar senantiasa
meningkatkan prestasi belajar dan mendidik mahasiswa menjadi lulusan
yang mempunyai kemampuan memadai sesuai dengan bidang studinya.
Page 7
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur dengan hati yang tulus dan pikiran yang jernih,
tercurahkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, hidayah, dan taufik serta
inayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan
judul “pengaruh keaktifan peserta didik dalam model pembelajaran tutor sebaya
terhadap hasil belajar pada materi system pernapasan manusia di kelas VIII MTs
NU 01 Cepiring” dengan baik.
Skripsi ini disusun guna memenuhi sebagian pernyataan dalam
memperoleh gelar Sarjana S-1 pada Fakultas Tarbiyah Institute Agama Islam
Negeri Walisongo Semarang Jurusan Tadris Biologi. Penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini mendapat bantuan baik moril maupun materiil dari
berbagai pihak, maka pada kesempatan ini dengan rasa hormat yang dalam
penulis mengucapkan terima kasih kepada.
1. Dr. Suja’i, M.Ag., Dekan Fakultas Tarbiyah Intitut Agama Islam Negeri
Walisongo Semarang, yang telah memberikan ijin penelitian dalam rangka
penyusunan skripsi ini.
2. Drs. wahyudi, M.Ag., Ketua Jurusan Tadris Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang sekaligus pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.
3. Hj. Nur Khasanah, S.Pd, M.Kes., Ketua Prodi Tadris Biologi Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
4. Lianah, M.Pd., pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan
dalam penulisan skripsi ini.
5. A. Afif Abdullah, S.Ag., Kepala MTs NU 01 Cepiring yang telah memberikan
izin mengadakan penelitian.
6. Asiyah, S.Pd.I, guru biologi MTs NU 01 Cepiring.
7. Ayahanda tercinta H.Abdul Basir Lutfi dan ibunda Umi Muarofah yang
senantiasa memanjatkan do’a dalam mengiringi langkah demi tercapainya
cita-cita dan harapan penulis.
Page 8
viii
8. Adikku tersayang yang telah memberikan semangat serta menemaniku dalam
suka dan duka.
9. ayahQ tersayag & tercinta yang selalu mendo’akan dan memberikan semangat
serta setia menemaniku dalam suka dan duka.
10. Teman-teman seperjuanganku: Budi, Ali, Sukron, mas romdhon, mbak nining,
Rini, Ts dan semua teman-teman biologi 2006 yang slalu memberikan
motivasi.
11. Teman-teman IMAKEN : Tafid, Tolib, Munir, Anwar yang selalu bersama
dalam suka dan duka.
12. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan. Kritik dan saran sangat penulis harapkan bagi setiap pembaca.
Meskipun demikian penulis berharap bahwa skripsi ini dapat memberi manfaat
dan inspirasi bagi penulis sendiri dan pembaca.
Semarang, Juli 2011
Penulis
Af’idatun Nadhifah
NIM: 063811034
Page 9
ix
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................ ii
PENGESAHAN ............................................................................................. iii
NOTA PEMBIMBING .................................................................................. iv
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Identifikasi masalah ................................................................. 3
C. Rumusan Masalah .................................................................... 4
D. Penegasan istilah ...................................................................... 4
E. Manfaat Penelitian ................................................................... 6
BAB II : LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka .......................................................................... 7
1. Hasil Belajar .......................................................................
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ................ 8
3. Keaktifan Peserta Didik ..................................................... 9
4. Model pembelajaran tutor sebaya... ................................... 11
5. Keaktifan peserta didik dalam model pembelajaran
tutor sebaya ........................................................................ 15
6. Materi Sistem Pernapasan .................................................. 16
B. Kajian yang relevan.................................................................. 20
C. Pengajuan Hipotesis ................................................................. 21
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ......................................................................... 22
B. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................. 22
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ................ 22
D. Variabel Penelitian ................................................................... 23
Page 10
x
E. Metode dan Teknik Analisis Data ............................................ 24
F. Teknik Analisis Instrumen ....................................................... 24
G. Teknik Analisis Data ................................................................ 27
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Historis MTs NU 01 Cepiring .................................................. 32
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian ............................................... 37
1. Pelaksanaan pembelajara ................................................... 37
2. Analisis uji coba instrumen ................................................ 40
3. Data Nilai Tes Awal ........................................................... 41
4. Data Nilai tes Akhir ........................................................... 43
C. Pengujian Data Hasil Belajar .................................................. 44
1. Analisis Tahap Awal .......................................................... 44
2. Data Hasil Observasi .......................................................... 45
3. Analisis Uji Hipotesis ........................................................ 46
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 54
B. Saran ......................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
Page 11
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran 2 : Soal Test Akhir (Post Test)
Lampiran 3 : Kunci Jawaban Soal Test Akhir (Post Test)s
Lampiran 4 : Kisi-Kisi Soal Uji Coba
Lampiran 5 : Daftar Peserta Didik Kelas Uji Coba
Lampiran 6 : Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Butir
Soal
Lampiran 7 : Penghitungan Validitas Butir Soal
Lampiran 8 : Penghitungan Reliabilitas Butir Soal
Lampiran 9 : Penghitungan Tingkat Kesukaran Butir Soal
Lampiran 10 : Penghitungan Daya Beda Butir Soal
Lampiran 11 : Daftar Peserta Didik Kelas Eksperimen
Lampiran 12 : Daftar Peserta Didik Kelas Kontrol
Lampiran 13 : Lembar Diskusi Kelompok 1
Lampiran 14 : Lembar Jawaban Kelompok 1
Lampiran 15 : Lembar Diskusi Kelompok 2
Lampiran 16 : Lembar Jawaban Kelompok 2
Lampiran 17 : Lembar Diskusi Kelompok 3
Lampiran 18 : Lembar Jawaban Kelompok 3
Lampiran 19 : Lembar Diskusi Kelompok 4
Lampiran 20 : Lembar Jawaban Kelompok 4
Lampiran 21 : Lembar Diskusi Kelompok 5
Lampiran 22 : Lembar Jawaban Kelompok 5
Lampiran 23 : Lembar Diskusi Kelompok 6
Lampiran 24 : Lembar Jawaban Kelompok 6
Lampiran 25 : Uji Normalitas Test Awal (Pre Test) Kelas Eksperimen
Lampiran 26 : Uji Normalitas Test Awal (Pre Test) Kelas Kontrol
Lampiran 27 : Uji Homogenitas Test Awal (Pre Test)
Lampiran 28 : Uji Kesamaan Rata-rata Nilai Test Awal (Pre Test)
Page 12
xii
Lampiran 29 : Uji Normalitas Test Akhir (Post Test) Kelas Eksperimen
Lampiran 30 : Uji Normalitas Test Akhir (Post Test) Kelas Kontrol
Lampiran 31 : Uji Homogenitas Test Akhir (Post Test)
Lampiran 32 : Uji Kesamaan Dua Varian Nilai Test Akhir (Post Test)
Lampiran 33 : Hasil Uji Regresi
Page 13
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 : Keadaan Peserta Didik MTs NU 01 Cepiring .............................. 34
Tabel 4.2 : Data Fasilitas Madrasah ................................................................ 34
Tabel 4.3 : Validitas Butir Soal ....................................................................... 38
Tabel 4.4 : Tingkat Kesukaran Butir Soal ...................................................... 39
Tabel 4.5 : Data Daya Beda Butir Soal ........................................................... 39
Tabel 4.6 : Distribusi Frekuensi Nilai Pre Test Kelas Eksperimen ................ 40
Tabel 4.7 : Distribusi Frekuensi Nilai Pre Test Kelas Kontrol ....................... 40
Tabel 4.8 : Distribusi Frekuensi Nilai Post Test Kelas Eksperimen ............... 41
Tabel 4.9 : Distribusi Frekuensi Nilai Post Test Kelas Kontrol ...................... 42
Tabel 4.10 : Koefisien Hubungan Variable Keaktifan Peserta Didik (x)
dan Hasil Belajar Biologi (Y) ..................................................... 44
Tabel 4.11 : Ringkasan Analisis Regresi ......................................................... 50
Page 14
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar adalah suatu proses belajar yang kompleks yang terjadi pada diri
setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar terjadi karena adanya
interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu belajar
dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Salah satu pertanda bahwa seorang
telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang
mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan,
keterampilan, atau sikapnya. 1 Agama islam sangat menganjurkan kepada
manusia untuk selalu belajar. Bahkan islam mewajibkan kepada setiap orang
yang beriman untuk belajar. Perlu diketahui bahwa setiap apa yang
diperintahkan Allah untuk dikerjakan, pasti di baliknya terkandung hikmah
atau sesuatu yang penting bagi manusia.2 Seperti halnya dengan ilmu manusia
melalui proses belajar, maka Allah akan memberikan derajat yang lebih tinggi
kepada hambanya. Seperti terkandung dalam Al-Qur’an surat Mujadalah
ayat11:
…Æì sù ö• tƒª! $#tûïÏ%©!$#(#qãZtB#uäöNä3ZÏBtûïÏ%©!$#ur(#qè?ré&zOù=Ïè ø9 $#;M» y_ u‘ yŠ4…
Artinya: …niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapaderajat … (QS. Mujadalah: 11)3
1 Azhar Arsyad, media pembelajaran, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003), hlm. 12 Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-
ruzz,2007), hlm. 323 Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta:
Depag, 1980), hlm. 910.
Page 15
2
Menurut Gagne ada dua faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor
internal dan faktor eksternal, dan keduanya mempunyai pengaruh timbal balik
terhadap belajar. 4 Faktor internal berasal dari dalam diri peserta didik itu
sendiri, misalnya fisiologis dan psikologis. Sedangkan faktor eksternal berasal
dari keluarga, lingkungan, dan sarana prasarana sekolah.
Strategi dan model pembelajaran yang dilakukan oleh guru kepada
peserta didik di dalam kelas merupakan salah satu faktor peningkatan hasil
belajar yang berasal dari luar peserta didik (eksternal). Dalam proses
pembelajaran di dalam kelas, guru tidak terlepas dari masalah-masalah yang
dialami oleh peserta didik, ini dapat disebabkan karena strategi dan model
pembelajaran yang diterapkan sehingga peserta didik menganggap biologi itu
membosankan dan sulit memahami materi pelajaran.
Kesulitan yang dialami peserta didik saat memahami mata pelajaran
dikhawatirkan dapat menurunkan minatnya untuk terus mengikuti proses
belajar mengajar yang telah dirancang, sehingga akan menurunkan hasil
belajar peserta didik. Pendidikan dan pengajaran merupakan masalah yang
cukup komplek dimana banyak faktor yang mempengaruhinya. Salah satu
faktor tersebut di antaranya adalah guru. 5 Oleh sebab itu, guru harus
memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan
kesempatan bagi peserta didiknya dan memperbaiki kualitas mengajarnya.
Guru yang progresif berani mencoba metode-metode yang baru yang dapat
membantu meningkatkan pembelajaran dan meningkatkan motivasi peserta
didik untuk belajar dengan baik, maka metode pembelajaran harus diusahakan
yang tepat efisien dan seefektif mungkin. Pada saat ini banyak dikembangkan
model-model pembelajaran. Model pembelajaran sangat bergantung pada
4 Abdul Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya,1993), hlm. 74.
5 Asnawir dan M.basyirudin Usman, Media pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),hlm. 1.
Page 16
3
tujuan yang akan dicapai oleh guru. 6 Salah satu pelajaran yang dapat
mengakomodasi kepentingan untuk mengkolaborasikan pengembangan diri di
dalam proses pembelajaran adalah model pembelajaran tutor sebaya dalam
kelompok kecil.
Dari keterangan guru bidang studi biologi kelas VIII MTs NU 01
Cepiring, bahwa selama ini metode yang digunakan dalam pembelajaran
biologi masih banyak menggunakan metode ceramah, sehingga peserta didik
dalam kegiatan belajar mengajar menjadi bosan, mengantuk, serta cenderung
pasif. Walaupun peserta didik sudah dilibatkan atau diikutsertakan dalam
proses pembelajaran, namun hasil belajar pada materi sistem pernapasan
masih belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu nilainya
60. Hal ini dikarenakan pelajaran biologi merupakan pelajaran yang dianggap
kurang menarik karena bersifat teoritis dan banyak hafalan. Peserta didik yang
berkemampuan akademik yang cukup tinggi yang bisa dijadikan sebagai tutor
atau orang yang bisa dijadikan sebagai sumber belajar selain guru untuk
membantu temannya yang mengalami kesulitan dalam belajar dalam hal ini
pada materi sistem pernapasan. Diharapkan dengan adanya tutor sebaya yang
merupakan tutor dari teman sendiri dapat membuat peserta didik menjadi lebih
tertarik untuk mengikuti pelajaran yang akhirnya dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik dan lebih meningkatkan aktivitas peserta didik dalam
pembelajaran sistem pernapasan manusia
Salah satu cara untuk mengetahui keaktifan peserta didik dalam belajar
biologi MTs NU 01 Cepiring adalah dengan menerapkan model pembelajaran
yang tepat sehingga dapat meningkatkan peserta didik baik kemampuan
maupun kemampuan efektifnya. Diantara model pembelajaran yang dapat
dipilih adalah pembelajaran model tutor sebaya.
6Amin Suyitno, Dasar-dasar dan proses pembelajaran matematika, (Semarang: jurusan
matematika FMIPA Unnes, 2005), hlm. 28
Page 17
4
Dengan pembelajaran tersebut diharapkan dapat membantu peserta didik
untuk mencapai hasil belajar yang maksimal dan mengembangkan
mengerjakan ketrampilan bekerja kelompok. Dari dasar pemikiran inilah
mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tentang ”Pengaruh
Keaktifan Peserta Didik Dalam Model Pembelajaran Tutor Sebaya
Terhadap Hasil Belajar Pada Materi Sistem Pernapasan Manusia Di
Kelas VIII MTs NU 01 Cepiring”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan penelitian
dapat di identifikasi sebagai berikut:
1. Rendahnya hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA biologi.
2. Sebagian peserta didik menganggap khususnya biologi sebagai mata
pelajaran hafalan.
3. Metode pembelajaran yang digunakan guru masih menggunakan metode
ceramah.
C. Pembatasan Masalah
1. Keaktifan peserta didik
Berasal dari kata aktif yang berarti giat.7 Jadi keaktifan peserta
didik di sini adalah keaktifan peserta didik dalam mengikuti kegiatan
proses belajar mengajar.
2. Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu
(orang, benda dan sebagainya).8
3. Pembelajaran
Pembelajaran adalah interaksi antara siswa dengan lingkungannya,
sehingga jadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.9
7 Wjs. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (jakarta: Balai Pustaka, 1976).hlm. 23.
8 Poerwodarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, hlm. 731
Page 18
5
4. Tutor sebaya
Tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang siswa yang
ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan
belajar. Model tutor sebaya merupakan bagian dari pembelajaran
kooperatif (cooperative learning) atau belajar bersama yang
memberdayakan tutor sebaya untuk membantu teman-temannya dalam
pembelajaran. Bantuan yang diberikan oleh teman-teman sebaya pada
umumnya dapat memberikan hasil yang cukup baik. Hubungan antara
siswa yang satu dengan yang lain pada umumnya terasa lebih dekat
dibandingkan hubungan murid dengan guru.10
5. Materi sistem pernapasan manusia
Pernapasan adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang
mengandung oksigen serta menghembuskan udara yang banyak
mengandung karbondioksida sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh.11
Sistem pernapasan dalam KTSP termasuk dalam pelajaran ilmu
pengetahuan alam kelas VIII semester ganjil. Materi yang akan dibahas
yaitu alat pernapasan, proses pernapasan, kelainan dan penyakit pada
sistem pernapasan.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas permasalahan yang perlu dikaji
yaitu seberapa besar pengaruh keaktifan peserta didik dalam model
pembelajaran tutor sebaya terhadap hasil belajar pada materi sistem
pernapasan di kelas VIII di MTs NU 01 Cepiring?
9 E.Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004),hlm. 10.
10 Paul Suparno, Metodologi Pembelajaran Fisika Kontruktivistik dan Menyenangkan,(Yogyakarta: USD, 2007), hlm. 139.
11 Syaifudin, AMK, Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan, (Jakarta: EGC,2006), hlm. 192.
Page 19
6
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi guru
a) Dapat memilih atau menentukan model pembelajaran yang tepat
dalam mengajarkan materi.
b) Sebagai informasi bagi semua tenaga pengajar mengenai model
pembelajaran tutor sebaya.
2. Bagi peserta didik
a) Dapat meningkatkan prestasi belajar biologi peserta didik khususnya
pada materi sistem pernapasan melalui model tutor sebaya.
b) Memperoleh pengalaman kerjasama dalam kelompok.
3. Bagi sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
biologi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik khususnya
dalam mata pelajaran biologi.
4. Bagi peneliti
Dapat memberikan pengalaman dalam menerapkan model pembelajaran
yang efektif.
Page 20
7
BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Hasil Belajar
Menurut Mulyono Abdur Rahman, “hasil belajar adalah kemampuan
yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.”1Hasil belajar
merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami
aktivitas belajar. Perubahan aspek-aspek perilaku tersebut tergantung pada apa
yang dipelajari oleh pembelajar. Oleh karena itu apabila pembelajar
mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang
diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Dalam pembelajaran, perubahan
perilaku yang harus dicapai oleh pembelajar setelah melakukan aktivitas
belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.2
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik
tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil
belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi 3
ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris.3
a) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri
dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis, evaluasi.
b) Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri dari empat
aspek, yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, dan organisasi.
1 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT. RinekaCipta, 1999), hlm. 37.
2 Chatarina Tri Anni, Psikologi Belajar, (Semarang: UPT MKK UNNES, 2005), Hlm. 4.3 Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar,(Bandung: Remaja Rosdakarya,2002),
hlm. 22.
Page 21
8
c) Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan
kemampuan bertindak individu yang terdiri dari beberapa aspek, yaitu
gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar, kemampuan perceptual,
keharmonisan atau ketepatan, gerakan ketrampilan kompleks dan gerakan
ekspresif dan interpretatif. Jadi ketiga hasil belajar yang telah dijelaskan
diatas perlu diketahui oleh guru dalam rangka merumuskan tujuan
pengajaran dan menyusun alat-alat penilaian, baik tes maupun buku tes.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar yang dicapai oleh seseorang peserta didik merupakan
hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya. Baik dalam diri
(faktor internal) maupun dari luar (faktor eksternal) individu. Pengenalan
terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar penting sekali artinya
dalam rangka membantu peserta didik dalam mencapai hasil belajar yang
sebaik-baiknya.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
meliputi.
a) Faktor internal terdiri dari
(1) Faktor jasmaniah meliputi kesehatan dan cacat tubuh
(2) Faktor psikologis meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan dan kesiapan.
(3) Faktor kelelahan
b) Faktor eksternal terdiri dari:
(a) Faktor keluarga yang meliputi cara orang tua mendidik, relasi, antara
anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,
pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan.
(b) Faktor sekolah meliputi model pengajaran, kurikulum, relasi guru
dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar
pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas
rumah.
Page 22
9
(c) Faktor masyarakat terdiri dari kegiatan siswa dalam masyarakat,
media massa, teman bergaul, serta bentuk kehidupan masyarakat.4
Hasil belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal disebabkan adanya disfungsi
neurologis. Faktor eksternal berupa pemilihan strategi pembelajaran
yang keliru, pengelolaan kegiatan belajar yang tidak membangkitkan
motivasi belajar anak, dan pemberian ulangan penguatan yang tidak
tepat.5
Dari pengertian tentang hasil belajar, di mana hasil belajar
merupakan kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah melalui
proses belajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran. Dalam mencapai
hasil belajar yang maksimal dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
satunya adalah ketepatan dalam memilih strategi, metode dan model
pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan materi agar materi dapat
diterima oleh peserta didik dengan baik. Serta pengertian pembelajaran
yang sesungguhnya yaitu adanya timbal balik serta komunikasi antara
peserta didik dengan pendidik, dan peserta didik dengan peserta didik
yang lain. Bukan hanya pendidik saja yang berbicara.
3. Keaktifan Peserta Didik
a) Pengertian Keaktifan Peserta Didik
Keaktifan berasal dari kata aktif yang berarti giat. Jadi keaktifan
adalah kegiatan dalam proses belajar mengajar.6 Belajar aktif sebagai
proses merupakan pendekatan belajar yang memberi ruang kepada siswa
untuk berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Pendekatan belajar
aktif akan membuat peserta didik memikirkan eksplorasi dan tindakan
4 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003),hlm. 21.
5 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT RinekaCipta, 1999), hlm. 13.
6 Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 1994), hlm. 7.
Page 23
10
kreatif. Yang paling penting, speserta didik melakukannya sendiri:
menemukan, melihat, mencoba, bertanya dan memecahkan masalahnya
sendiri. Daya kemampuan peserta didik perlu difasilitasi dan digerakkan
oleh guru. Itu berarti, di dalam kelas guru berperan sebagai fasilitator dan
dinamisator.
Dalam setiap proses belajar mengajar, peserta didik selalu
menampakkan keaktifan. Keaktifan itu beraneka ragam bentuknya. Mulai
dari keadaan fisik yang mudah diamati sampai kegiatan psikis yang sudah
diamati. Adapun jenis-jenis aktivitas peserta didik dalam proses
pembelajaran di antaranya adalah:
1) Visual activities, yaitu membaca dan memperhatikan gambar,demonstrasi, percobaan atau pekerjaan orang lain.
2) Oral activities, yaitu menyatakan, merumuskan, bertanya, memberisaran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi dansebagainya.
3) Listening activities, yaitu mendengarkan uraian, percakapan, diskusi,pidato, musik dan sebagainya.
4) Writing activities, yaitu menulis cerita, karangan, angket, tes, laporan,menyalin dan sebagainya.
5) Drawing activities, yaitu melakukan percobaan, membuat konstruksi,model, mereparasi, bermain, berkebun dan sebagainya.
6) Mental activities, yaitu menganggap, mengingat, memecahkan soal,menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan dansebagainya.
7) Emotional activities, yaitu menaruh minat, merasa bosan, gembira,berani, tenang, gugup dan sebagainya.7
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas peserta didik
dalam proses pembelajaran merekalah yang mendominasi aktivitas
pembelajaran tersebut, dengan ini peserta didik aktif menggunakan otak, baik
untuk menemukan ide-ide materi pelajaran, memecahkan persoalan, atau
mengaplikasikan yang ada dalam kehidupan nyata. Dengan belajar aktif
peserta didik diajak turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya
7 Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm. 91
Page 24
11
mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Aktivitas fisik adalah peserta didik
giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja,
ia tidak hanya duduk dan mendengarkan Seperti halnya mencatat pelajaran,
bertanya, berdiskusi, berani mencoba, mengemukakan pendapat, dengan cara
ini peserta didik merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil
belajar dapat dimaksimalkan.
Dalam dunia pendidikan dan pengajaran tuntutan peserta didik agar
selalu aktif bukanlah hal yang baru. Keaktifan peserta didik merupakan
konsekuensi logis dari pengajaran yang seharusnya. Artinya merupakan
tuntutan logis dari hakekat belajar-mengajar. Hampir tak pernah terjadi proses
belajar tanpa adanya keaktifan individu peserta didik yang belajar.8
Artinya belajar mengajar yang menuntut keaktifan dan partisipasi
peserta didik seoptimal mungkin sehingga peserta didik mampu mengubah
tingkah laku lebih efektif dan efisien.
4. Model Pembelajaran Tutor Sebaya
a) Tutor Sebaya
Tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang siswa yang
ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan
belajar. Model tutor sebaya merupakan bagian dari pembelajaran
kooperatif (cooperative learning) atau belajar bersama yang
memberdayakan tutor sebaya untuk membantu teman-temannya dalam
pembelajaran. Bantuan yang diberikan oleh teman-teman sebaya pada
umumnya dapat memberikan hasil yang cukup baik. Hubungan antara
siswa yang satu dengan yang lain pada umumnya terasa lebih dekat
dibandingkan hubungan murid dengan guru.9
8Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, edisi revisi (Jakarta: PT. RinekaCipta, 2004), hlm.206
9 Paul Suparno, Metodologi Pembelajaran Fisika Kontruktivistik dan Menyenangkan,(Yogyakarta: USD, 2007), hlm. 139.
Page 25
12
Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi
semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih di pimpin
oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif
dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan
pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi
yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah
yang dimaksud.
Pembelajaran kooperatif didefinisikan sebagai falsafah mengenai
tanggung jawab pribadi dan sikap menghormati sesama. Peserta didik
bertanggung jawab atas atas belajar mereka sendiridan berusaha
menemukan informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
dihadapkan pada mereka. Guru bertindak sebagai sebagai fasilitator,
memberikan dukungan tetapi tidak mengarahkan kelompok kearah hasil
yang sudah disiapkan sebelumnya.10
Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk
meningkatkan partisipasi peserta didik, memfasilitasi peserta didik dengan
pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam
kelompok, serta memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
berinteraksi dan belajar bersama-sama yang berbeda latar belakangnya.
Pembelajaran kooperatif adalah sebuah grup kecil yang
bekerjasama sebagai sebuah tim untuk memecahkan masalah untuk
mencapai tujuan tertentu. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep
bahwa peserta didik akan lebih mudah menemukan dan memahami
konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya.11
10 Agus Suprijono, Cooperative Learning dan Aplikasi Paikem, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2010), hlm. 54
11 Trianto, Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivitik, (Jakarta: PrestasiPustaka, 2007), hlm.14
Page 26
13
Di dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Allah menyuruh kita untuk
saling tolong menolong atau membantu dalam hal kebaikan, sebagaimana
firman Allah dalam Qs. Al Maidah ayat 2:
…(#q çRur$yès?ur’n? tãÎhŽÉ9ø9$#3“uq ø)G9$#ur(Ÿwur(#q çRur$yès?’n? tãÉO øO M}$#Èbºurô‰ãèø9$# ur4…
…dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dantakwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.… (QS. Al-Maidah: 2)12
Dengan menggunakan model tutor sebaya diharapkan setiap
anggota lebih mudah dan leluasa menyampaikan masalah yang dihadapi,.
Sehingga peserta didik yang bersangkutan dapat terpacu semangatnya
untuk mempelajari materi ajar dengan baik. Karena dengan bantuan teman
sebaya dapat menghilangkan kecanggungan, bahasa teman sebaya mudah
dipahami. Setiap kelompok harus terus dipacu untuk menjadi kelompok
yang terbaik. Oleh karena itu, selain aktivitas anggota kelompok, peran
ketua kelompok atau tutor sangat besar pengaruhnya terhadap
keberhasilan kelompok dalam mempelajari materi ajar yang disajikan.
Dalam arti luas sumber belajar tidak harus selalu guru. Hisyam
Zaini mengatakan bahwa metode belajar yang paling baik adalah dengan
mengajarkan kepada orang lain.13 Sumber belajar dapat berasal dari orang
lain yang bukan guru, seperti teman dari kelas yang lebih tinggi (kakak
kelas), teman sekelas, atau keluarga di rumah. Sumber belajar bukan guru
dan berasal dari orang yang lebih pandai disebut tutor.
Ada 2 macam tutor, yaitu tutor sebaya dan tutor kakak. Tutor
sebaya adalah teman sebaya yang lebih pandai, dan tutor kakak adalah
tutor dari kelas yang lebih tinggi. Oleh karena itu, pemilihan model belajar
12 Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta:Depag, 1980), hlm. 156
13 Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: CTSD, 2002), hlm. 46
Page 27
14
tutor sebaya sebagai strategi pembelajaran yang dipilih guru akan
membantu siswa di dalam mengerjakan materi kepada teman-temannya.
Sehubungan dengan itu ada beberapa pendapat mengenai tutor sebaya,
diantaranya adalah :
1. Ischak Warji,14 mengemukakan bahwa: “tutor sebaya adalah
sekelompok siswa yang telah tuntas terhadap bahan pelajaran,
memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam
memahami bahan pelajaran yang dipelajarinya.”
2. Conny Setiawan, dkk.15 Mengemukakan tentang tutor sebaya itu
adalah “siswa yang pandai, dapat memberikan bantuan belajar kepada
siswa yang kurang pandai. Bantuan tersebut dapat dilakukan kepada
teman-teman sekitarnya di luar sekolah.
Dengan demikian maka dapat kita ketahui bahwa tutor sebaya
merupakan seseorang atau beberapa orang peserta didik yang ditunjuk
dan ditugaskan untuk membantu peserta didik yang mengalami
kesulitan belajar. Tutor tersebut diambil dari kelompok siswa yang
memiliki prestasi yang lebih tinggi dari pada peserta didik yang lain.
b) Langkah-langkah Pembelajaran Tutor Sebaya
1. Pilihlah materi atau soal yang memungkinkan materi atau soal tersebut
dapat dipelajari atau dikerjakan peserta didik secara mandiri. Materi
pelajaran dibagi dalam sub-sub materi (segmen materi)
2. Bagilah peserta didik menjadi kelompok kecil yang heterogen,
sebanyak sub-sub materi yang akan disampaikan guru. Peserta didik
pandai disebar dalam setiap kelompok dan bertindak sebagai tutor
sebaya.
14 Tim MKPBBN Jurusan Pendidikan Matematika, Strategi Pembelajaran Kontemporer,(Bandung: JICA-UPI, 2001), hlm. 234.
15 Tim MKPBBN Jurusan Pendidikan matematika, Strategi Pmbelajaran Kontemporer,(Bandung: JICA-UPI ,2001) hlm. 238.
Page 28
15
3. Masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari sub materi. Setiap
kelompok dipandu oleh peserta didik yang pandai sebagai tutor
sebaya.
4. Beri mereka waktu yang cukup untuk persiapan, baik dalam kelas atau
di luar kelas.
5. Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub materi atau
penyelesaian soalnya di depan kelas, sesuai dengan tugas yang telah
diberikan. Guru bertindak sebagai nara sumber utama.
6. Setelah semua kelompok menyampaikan tugasnya secara berurutan
sesuai dengan urutan sub materi atau penyelesaian soalnya, beri
kesimpulan dan klasifikasi seandainya ada pemahaman peserta didik
yang perlu diluruskan. 16
5. Keaktifan Peserta Didik dalam Model Pembelajaran Tutor Sebaya
Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi
sebagai hasil dari latihan atau pengalaman. Seseorang yang aktif dalam
belajar, dia memiliki rasa ingin tahu yang besar mengenai suatu hal, dia akan
mencari tahu apa yang belum diketahuinya. Dari proses pencarian tahu
tersebut, dia memperoleh pengalaman-pengalaman baru yang dapat
menambah pengetahuan yang dimilikinya.
Dalam proses belajar yang sedang berlangsung di kelas melibatkan
peserta didik dan menuntut peserta didik untuk melakukan aktivitas belajar.
Peserta didik juga harus aktif bertanya kepada guru atau tutor sebaya tentang
hal-hal yang belum jelas. Peserta didik harus lebih kritis, kreatif lebih
perhatian dalam menerima pelajaran atau materi yang disampaikan oleh tutor
sebaya. Begitu juga sebaliknya guru juga harus memberikan pertanyaan-
pertanyaan kepada peserta didik dan juga harus dapat menciptakan suasana
belajar dalam kelas yang menimbulkan aktivitas peserta didik sehingga akan
16Amin Suyitno, Pembelajaran Inovatif, (Semarang: UNNES, 2009), hlm 15
Page 29
16
tercipta proses belajar yang baik dan akan menyebabkan interaksi di dalam
kelas yang dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi didiknya.
Aktivitas merupakan hal yang sangat penting dalam peningkatan hasil
belajar peserta didik. Karena di dalam proses kegiatan belajar mengajar tanpa
adanya suatu keaktifan peserta didik, maka belajar tidak akan mencapai hasil
yang maksimal. Peserta didik yang aktif dalam belajar akan mendapatkan
hasil yang lebih baik dibanding peserta didik yang kurang aktif dalam belajar.
Dengan demikian aktivitas peserta didik sangat diperlukan dalam kegiatan
belajar mengajar karena segala sesuatu tidak akan tercapai secara maksimal
bila setiap individu tidak aktif dalam melaksanakan suatu kegiatan.
6. Materi sistem pernapasan manusia
a) Alat pernapasan
Bernapas adalah salah satu ciri makhluk hidup. Bernapas
merupakan upaya makhluk hidup untuk memasukkan gas oksigen
kedalam tubuh dan mengeluarkan karbondioksida (udara sisa pembakaran)
ke luar tubuh. Alat pernafasan manusia terdiri dari: hidung, pangkal
tenggorokan, batang tenggorokan, cabang batang tenggorokan, dan paru-
paru.
1) Hidung
Hidung merupakan alat pertama yang dilalui udara dari luar. Di
dalam rongga hidung terdapat rambut dan selaput lendir. Rambut dan
selaput lendir berguna untuk menyaring udara, mengatur suhu udara
yang masuk agar sesuai dengan suhu tubuh, dan mengatur kelembapan
udara.
2) Laring (pangkal tenggorokan)
Setelah melewati hidung, udara-udara masuk ke pangkal
tenggorokan (laring) melalui faring. Faring adalah hulu kerongkongan.
Faring merupakan persimpangan antara rongga mulut ke
Page 30
17
kerongkongan dan rongga hidung ke tenggorokan. Dari pangkal
tenggorokan (laring) udara masuk ke batang tenggorokan (trakea).
3) Trakea (batang tenggorokan)
Batang tenggorokan terletak di daerah leher, di depan
kerongkongan. Batang tenggorokan merupakan pipa yang terdiri dari
gelang-gelang tulang rawan.
4) Bronkus (cabang batang tenggorokan)
Batang tenggorokan bercabang menjadi dua bronkus, yaitu
bronkus sebelah kiri dan sebelah kanan. Kedua bronkus menuju ke
paru-paru. Di dalam paru-paru, bronkus bercabang lagi menjadi
bronkiolus. Bronkus sebelah kanan bercabang lagi menjadi tiga
bronkiolus, sedangkan bronkus sebelah kiri bercabang menjadi dua
bronkiolus. cabang-cabang yang paling kecil masuk kedalam
gelembung paru-paru atau alveolus. Dinding alveolus mengandung
kapiler darah. Melalui kapiler-kapiler darah dialveolus inilah oksigen
dari udara akan berdifusi ke dalam darah.
5) Paru-paru
Paru-paru merupakan kumpulan gelembung alveolus. Paru-paru
terletak di rongga dada di atas sekat diafragma. Diafragma adalah
sekat rongga badan yang membatasi rongga dada dan rongga perut. 17
17 Istamar syamsuri, dkk, Biologi untuk SMP kelas VIII, (Jakarta : Erlangga, 2007) hlm. 85
Page 31
18
Gb 2.1 Alat-alat pernapasan18
b) Proses Pernapasan
Bagaimanakah cara paru-paru memasukkan dan mengeluarkan
udara? Proses pernapasan terdiri dari dua kegiatan, yaitu menghirup udara
atau menarik napas dan mengembuskan udara atau mengeluarkan napas.
Menghirup udara disebut inspirasi dan mengembuskan udara disebut
ekspirasi.
Berdasarkan bagian tubuh yang mengatur kembang kempisnya paru-
paru, pernapasan dibedakan menjadi pernapasan dada (pernapasan tulang
rusuk) dan pernapasan perut (pernafasan diafragma)
18 http:// www. Google.co.id/image=frirefox=sistem pernafasan. Diakses tanggal 23 juli 2010
Page 32
19
1) Pernapasan Dada
Pernapasan dada terjadi karena gerakan otot-otot antar tulang
rusuk. Jika otot antar tulang rusuk berkontraksi, tulang rusuk terangkat
naik. Akibatnya volume rongga dada membesar, sehingga tekanan
udara dalam rongga dada turun dan paru-paru mengembang. Pada saat
paru-paru mengembang, tekanan udara di dalam paru-paru lebih
rendah dari pada tekanan udara atmosfer (lingkungan)
2) Pernapasan perut
Pernapasan perut terjadi akibat gerakan diafragma. Jika otot
diafragma kontraksi, diafragma yang semula cembung ke atas
bergerak turun menjadi agak rata. Akibatnya rongga dada membesar
dan perut mengembung. Ketika otot diafragma relaksasi, diafragma
kembali ke keadaan semula (cembung). Akibatnya rongga dada
menyempit. 19
c) Kapasitas paru
Merupakan kesanggupan paru-paru dalam menampung udara di
dalamnya. Kapasitas paru-paru dapat dibedakan sebagai berikut:
1) Kapasitas total, yaitu jumlah udara yang dapat mengisi paru-paru
pada inspirasi sedalam-dalamnya. Dalam hal ini angka yang dapat
kita tergantung pada beberapa hal: kondisi paru-paru, umur, sikap,
dan bentuk seseorang.
2) kapasitas vital, yaitu jumlah udara yang dapat dikeluarkan setelah
ekspirasi maksimal.20
Dalam keadaan normal pada paru-paru dapat menampung udara sebanyak
± 5 liter.
19 Istamar Syamsuri, dkk, Biologi Untuk SMP Kelas VIII, (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 8920 Syaifudin, AMK, Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan, (Jakarta: EGC,
2006), hlm. 197
Page 33
20
d) Penyakit pada sistem pernafasan
1) Influenza (flu), penyakit yang disebabkan oleh virus influenza. Gejala
yang ditimbulkan antara lain pilek, hidung tersumbat, bersin-bersin,
dan tenggorokan terasa gatal.
2) Asma atau sesak napas, merupakan suatu penyakit penyumbatan
saluran pernapasan yang disebabkan alergi rambut, bulu, atau debu.
3) Tuberkulosis (TBC), penyakit paru-paru yang diakibatkan serangan
bakteri Mycobacterium tuberculosis. Difusi oksigen terganggu karena
adanya bintil-bintil atau peradangan pada dinding alveolus.
4) Difteri, adalah penyumbatan pada rongga faring maupun laring oleh
lendir yang dihasilkan oleh kuman difteri.
5) Pneumonia, adalah penyakit pembengkakan paru-paru karena
pembuluh darahnya kemasukan udara.21
B. Kajian Penelitian Yang Relevan
Dalam penelitian yang akan kami laksanakan , peneliti mengacu pada
penelitian terdahulu diantaranya skripsi dengan judul
1) Skripsi yang disusun oleh Ari Kusnati (NIM :4401405044) pada tahun 2009
mahasiswa Universitas Negeri Semarang Fakultas MIPA jurusan matematika
dengan judul “Efektifitas Penerapan metode tutor sebaya pada pembelajaran
konsep sistem saraf di SMA Negeri 12 semarang”. Skripsi berisi tentang hasil
penelitian menunjukkan bahwa metode tutor sebaya dapat mempengaruhi
hasil belajar matematika pada materi sistem saraf pada siswa kelas XI IPA 3
di SMA Negeri 12 Semarang.
2) Skripsi yang disusun oleh A.Sifronul Wildan (NIM :3105051) pada tahun
2009. mahasiswa IAIN Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah jurusan
Biologi dengan judul “Pengaruh sikap peserta didik dalam metode resitasi
terhadap hasil belajar Biologi materi hormon kelas XI MAN Bawu Jepara.
21 Istamar Syamsuri,dkk, Biologi Untuk SMP Kelas VIII, (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 93
Page 34
21
Skripsi berisi tentang hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap peserta didik
dalam penggunaan metode resitasi di kelas XI MAN Bawu Jepara
berpengaruh terhadap hasil belajar pada materi hormon.
3) Skipsi yang disusun oleh Eko Murdiyahwati (Nim : 053811370) pada tahun
2010. mahasiswa IAIN Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah jurusan
Biologi dengan judul “Pengaruh keaktifan siswa dalam pembelajaran berbasis
kegiatan laboratorium terhadap hasil belajar biologi kelas XI MAN Semarang
I Semarang”. Skripsi ini berisi tentang hasil penelitian menunjukkan bahwa
keaktifan peserta didik dalam pembelajaran berbasis laboratorium kelas XI
MAN I semarang berpengaruh terhadap hasil belajar biologi peserta didik.
C. Pengajuan Hipotesis
Hipotesis yang ditemukan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh
keaktifan pengajaran biologi dengan model pembelajaran tutor sebaya terhadap
hasil belajar peserta didik kelas VIII khususnya pada materi sistem pernapasan.
Page 35
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada :
Waktu : Oktober 2010
Tempat : MTs NU 01 Cepiring
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi dan Sampel
a) Populasi
Populasi penelitian eksperimen ini adalah peserta didik kelas
VIII MTs NU 01 Cepiring.
b) Sampel
Pada penelitian ini yaitu di ambil dua kelas VIII MTs NU 01
Cepiring dimana kelas VIII A sebagai kelas eksperimen VIII B sebagai
kelas kontrol.
c) Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan
teknik cluster sampling1 yaitu pengambilan sampel secara random atau
tanpa pandang bulu dengan catatan yang dirandom adalah kelasnya.
Hal ini dilakukan setelah memperhatikan kehomogenan kelas tersebut
seperti ditunjukkan oleh ciri-ciri relatif yang dimiliki semua kelas.
Adapun ciri-ciri tersebut adalah :
1 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D,(Bandung: Alfabeta,2008), hlm. 209.
Page 36
22
1. Peserta didik mendapatkan materi berdasarkan kurikulum yang sama.
2. Peserta didik diampu oleh guru yang sama.
3. Peserta didik yang menjadi objek penelitian duduk pada kelas yang
sama.
4. Pembagian kelas tidak ada kelas unggulan.
Pertimbangan lain didasarkan pada uji normalitas, uji homogenitas dan
uji kesamaan dua varian. Data nilai awal yang digunakan adalah nilai
ulangan harian. Tujuan tiga analisis tersebut sebagai uji prasyarat dalam
menentukan subyek penelitian.
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian.2 Variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel bebas berupa keaktifan peserta didik dalam pembelajaran tutor
sebaya.
Keaktifan peserta didik dalam model pembelajaran tutor sebaya (variabel
x) indikatornya sebagai berikut:
a. Memperhatikan penjelasan tutor sebaya
b. menyalin penjelasan tutor sebaya
c. keaktifan bertanya
d. keberanian menjawab
e. mengerjakan tugas
2. Variabel terikat berupa hasil belajar peserta didik kelas VIII MTs NU 01
Cepiring pada materi pernapasan manusia.
Hasil belajar biologi (variabel y), indikatornya berupa hasil ulangan harian
materi system pernapasan manusia.
2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: RinekaCipta, 2006) hlm. 118
Page 37
23
E. Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini tergolong dalam penelitian eksperimen yang merupakan
salah satu bentuk penelitian kuantitatif, dalam hal ini peneliti akan meneliti
pembelajaran sistem pernafasan manusia dengan menggunakan model tutor
sebaya di kelas VIII MTs NU 01 Cepiring.
1. Metode tes.
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.3 Tes
digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar peserta didik pada
materi sistem pernapasan dari peserta didik yang menjadi sampel
penelitian ini. Tes yang digunakan adalah tes bentuk objektif.
2. Metode Observasi
Metode observasi adalah kegiatan pemusatan perhatian suatu objek
dengan menggunakan seluruh panca indera. Observasi merupakan
pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak
pada objek penelitian. Metode ini digunakan untuk mengambil data
aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
F. Teknik Analisis Instrumen
1. Validitas Butir Soal
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan
suatu instrumen. Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi product
moment sebagai berikut.4
rxy =∑ ∑ ∑ ∑
∑ ∑∑−−
−
})(}{)({
))((2222 YYNXXN
YXXYN
keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
3 Suharsimi, Prosedur Penelitian Pendekatan Suatu Praktek, (Jakarta: RinekaCipta,2006), hlm. 150.
4 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002),hlm.72.
Page 38
24
N = banyaknya responden
X = skor item tiap nomor
Y = jumlah skor total
XY = jumlah perkalian X dan Y
Jika tabelhitung rr > maka item tes yang diujikan valid
2. Reliabilitas Soal
Reliabilitas dapat disebut juga “ajeg” atau “tetap”. Ajeg atau tetap
tidak harus sama, tetapi mengikuti perubahan secara ajeg. Analisis
reliabilitas tes menggunakan rumus alpha, yaitu sebagai berikut.5
r 11 = )1)(1
( 21
21
σ
σ∑−−nn
r 11 = reliabelitas tes secara keseluruhan
n = banyaknya butir soal
∑ 21σ = jumlah varians skor tiap-tiap item
21σ = varians total
21σ =
nnX
X∑ ∑−2
2 )(
Jika tabelhitung rr > maka item tes yang diujikan reliabel.
3. Tingkat Kesukaran Soal
Pada penelitian ini untuk menginterpretasikan tingkat kesukaran
tolok ukur sebagai berikut.
1). jika jumlah responden gagal < 27%, soal termasuk kriteria mudah.
5 Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:Bumi Aksara, 2002), hlm. 109.
Page 39
25
2). jika jumlah responden gagal 28%-72%, maka soal termasukkriteria
sedang.
3). jika jumlah responden gagal > 73%, soal termasuk kriteria sukar.
4). batas lulus ideal 6 untuk skala 0-10.
Adapun rumus yang digunakan adalah:
TK = %100xN
N gagal
Keterangan:
TK = taraf kesukaran
gagalN = jumlah tes yang gagal
N = jumlah total tes
4. Daya Beda Soal
Daya beda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara peserta didik yang berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang
berkemampuan rendah.6 Adapun rumus yang peneliti gunakan untuk
mencari daya pembeda tes adalah sebagai berikut.7
D = BA PP −
Keterangan
D = daya pembeda
AP = taraf kesukaran kelompok atas
BP = taraf kesukaran kelompok bawah
Kriteria yang digunakan yaitu.8
1). D = 0,00 sampai 0,20 (jelek)
6 Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktek,(Jakarta: BumiAksara,2002), hlm.211.
7 Sudjana, Metode Statistik, (Bandung: Transito,2002), hlm. 213.8 Sudjana, Metode Statistik, (Bandung: Transito, 2002), hlm.218.
Page 40
26
2). D = 0,20 sampai 0,40 (cukup)
3). D = 0,40 sampai 0,70 (baik)
4). D = 0,70 sampai 1,00 (baik sekali)
G. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data yang telah ada, diperlukan adanya analisis
statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a) Analisis Data Nilai Awal
Digunakan untuk membuktikan bahwa kelas eksperimen dan kelas
kontrol berangkat dari titik tolak yang sama. Data yang dipakai dalam
analisis ini adalah nilai ulangan harian pada mata pelajaran biologi.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan data
yang akan dianalisis. Perhitungan dilakukan dengan data nilai ulangan
harian pada mata pelajaran biologi.
Rumus yang digunakan adalah Chi-Kuadrat9
Keterangan:: harga Chi-Kuadrat
O : frekuensi hasil pengamatan
E : frekuensi yang diharapkan
Kriteria pengujian jika dengan derajat
kebebasan dk = k – 3 dan taraf signifikan 5% maka data berdistribusi
normal.
9 Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Transito: 2002), hlm. 273.
2χ
i
i
hitung2χ tabel
2χ
=2χ ∑= Ε
Ε−k
i i
iiO1
2)(
Page 41
27
2. Uji Homogenitas Varians
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kedua kelompok
mempunyai varians yang sama atau tidak. Apabila dua atau lebih
sampel diperiksa dan ternyata homogen, maka dapat dikatakan bahwa
sampel-sampel tersebut berasal dari populasi yang sama.10 Hipotesis
yang digunakan dalam uji homogenitas adalah:
: 22
21 σσ = (variansnya homogen)
:2
22
1 σσ ≠ (variansnya heterogen)Untuk menguji kesamaan dua varians digunakan rumus sebagai
berikut:11
F hitung =terkecilVariansterbesarVarians..
Kriteria pengujian H 0 diterima jika F hitung < F),(
21
21 vvα dengan %5=α .
Keterangan:
v 1 = n1 - 1 = dk pembilang
v 2 = n 2 - 1 = dk penyebut
b) Analisis Data Hasil Belajar
Setelah sampel diberi perlakuan maka dilaksanakan tes hasil belajar.
Dari hasil tes tersebut diperoleh data yang digunakan sebagai dasar dalam
menguji hipotesis penelitian.
Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:
1) Uji Normalitas
Langkah-langkah uji normalitas pada tahap ini sama dengan
langkah - langkah uji normalitas pada analisis data awal.
2) Uji Homogenitas
Langkah-langkah uji homogenitas pada tahap ini sama dengan
langkah-langkah uji homogenitas pada analisis data awal.
10 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: RinekaCipta, 2006), hlm.314.
11 Sudjana, Metode Statistik., (Bandung: Transito,2002), hlm. 250.
Page 42
28
3) Analisis Uji Hipotesis
Analisis uji hipotesis merupakan lanjutan dari analisis pendahuluan
dengan menguji data tentang pengaruh antara variabel bebas (x) dengan
variabel terikat (y). dalam hal ini menggunakan rumus analisis regresi satu
predictor dengan skor deviasi.
Sedangkan langkah dalam analisis uji hipotesis adalah:
a. Mencari hubungan antara predictor dan kriterium melalui teknik
korelasi moment tangkar dari Pearson, dengan rumus:
))(( 22 yxxyrxy
ΣΣ
Σ= 12
Nyxxyxy ))(( ΣΣ
−Σ=Σ
Nxxx
222 )(Σ
−Σ=Σ dan
Nyyx
222 )(Σ
−Σ=Σ
b. Persamaan Regresi13
= aX+K
Dimana nilai a dan k dapat dicari dengan rumus :
22 )(∑∑∑∑∑
−
−=
XXNYXXYN
a
K =c. Menghitung Jumlah Kuadrat :
a) Jumlah Kudrat Regresi (JKreg)= ∑∑
2
2)(xxy
b) Jumlah Kuadrat Residu (JKres)= ∑ 2y - JKreg
c) Jumlah Kuadrat Total (JKtot) = ∑ 2y = resreg JKJK +d) dbreg = k = jumlah variabel independen (X)
12 Sutrisno Hadi, Analisis Regresi, (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), hlm. 4.13Sugiyono,Statistik Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 260.
Page 43
29
e) dbres = N – k - 1
f)res
regreg RK
RKF =
Uji signifikasi (Y) pada (X) :
Uji hipotesis dengan kriteria :
Jika Fhitung > Ftabel = tolak H0 = regresi signifikan
Jika Fhitung < Ftabel = terima H0 = regresi tidak signifikan
d. Analisis Varians Regresi
Uji Varians Regresi menggunakan analisis bilangan F (uji F)
dengan rumus:
regF =res
reg
RKRK
Keterangan
Freg = Harga bilangan f untuk regresi
RKreg = Rata-rata kuadrat hasil regresi
RKres = Rata-rata kuadrat residu14
Untuk memudahkan penghitungan bilangan F, maka dibuat
tabel ringkasan analisis garis regresi, sebagai berikut:
SumberVariasi Db JK RK Freg
Regresi (reg) 1
∑∑
2
2)(xxy
reg
reg
dbJK
res
reg
RKRK
Residu (res) N-2∑ 2y -
∑∑
2
2)(xxy
res
res
dbJK
Total (T) N-1 ∑ 2y -
c) Analisis Lanjut
14 Sutrisno Hadi, Analisis Regresi, (Yogyakarta: Andi Offset), hlm 16.
Page 44
30
Analisis lanjut memberi interpretasi terhadap Freg yang diperoleh dari
hasil pengolahan data untuk mengetahui signifikan atau tidaknya model
pembelajaran tutor sebaya terhadap hasil belajar Biologi. Jika Freg lebih
besar dari taraf signifikan 5 % maupun 1 % berarti H0 ditolak, sebaliknya
Ha diterima.
Page 45
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Historis MTs NU 01 Cepiring1. Keadaan Lingkungan Sekitar
Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama Cepiring, Kendal, terletak
di desa Karangsuno Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal, Jawa
Tengah.
Batas-batas pekarangan Madarsah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama Cepiring,
Kendal adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Rumah Penduduk dan jalan Desa
Sebelah Timur : Rumah Penduduk
Sebelah Selatan : Rumah Penduduk
Sebelah Barat : Jalan Desa
Jadi madrasah tersebut berada dilingkungan perkampungan dan jauh dari
keramaian lalu lintas, jauh dari kesibukan perdagangan serta jauh dari
lokasi industri. Sehingga keadaan madrasah tersebut sangat mendukung
untuk pelaksanaan pendidikan.
Disamping itu tempat Madarsah NU tersebut mudah dijangkau oleh
kendaraan, sekitar 75 M sebelah barat adalah jalan Raya Cepiring Kendal.
2. Sejarah dan Perkembangannya.
Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama’ Cepiring Kendal
didirikan pada tanggal 17 Agustus 1963, oleh Jam’iyah Nahdlatul Ulama’
Kecamatan Cepiring dalam rangka usaha mengitensifkan Pendidikan
Agama Islam, khususnya bagi anak-anak lulusan SD yang ada disekitar
Kecamatan Cepiring.
Page 46
33
Pada waktu itu belum mempunyai tanah dan gedung sendiri,
sehinga untuk sementara menumpang digedung Madarasah Diniyah
Karangayu Cepiring, Tenaga Pengajarnya diambil dari guru-guru SD,
guru-guru lulusan Pondok Pesantren juga dari pegawai Negeri yang
tercatat menjadi Anggota Jam’iyah Nahdlatul Ulama’.
Adapun personalia Kepala Madrasah Sebagai berikut :
a. Tahun 1963 – 1967 : Bapak Noer Hadi Rois
b. Tahun 1967 – 1971 : Bapak Sakroni
c. Tahun 1971 – 1973 : Bapak Rozikin
d. Tahun 1973 – 1986 : Bapak Abdul Wachid Hasyim
e. Tahun 1986 – 2005 : Bapak Muridi Asy’ari
f. Tahun 2005 – 2006 : Bapak Romadhon Soffan, BA
g. Tahun 2006 – 2008 : Ibu Fatchiyah, A.Ma.
h. Tahun 2008 –2013 : A. Afif Abdullah,S.Ag.
Dengan adanya perkembangan ini, dari tahun ketahun banyak
kemajuan yang dicapai. Sehingga pada tahun 1967 bisa membeli tanah
seluas 2325 m2 dengan harga Rp. 43.000,- (empat puluh tiga ribu rupiah)
yang dipakai. Begitu pula jalannya pendidikan juga mengalami beberapa
perkembangan yang cukup menggembirakan adapun kurikulum yang
dipakai dari Departemen Agama. Perekembangan fisik dimulai tahun 1976
dengan dibangunnya dua gedung untuk siswa sebayak dua lokal, dan
bangunan tersebut dilanjutkan tahun 1983/1984, 1985/1986, 1986/1987
dan keadaannya mendekati sempurna sampai sekarang.
Adapun jumlah lokal seluruhnya sebagai berikut :
a. Ruang Kelas 12 buah
b. Ruang kantor 1 buah
c. Gudang 1 buah
d. Musholla 1 buah
e. WC guru 1 buah
f. WC anak 1 buah
g. Sumur 1 buah
Page 47
34
3. Dasar dan Tujuan
Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama Cepiring, Kendal sebagai
lembaga Pendidikan yang berorientasi pada da’wah Islamiyah, tertentu
saja berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits. Disamping itu juga berdasar pada
Pancasila dan UUD 1945 serta peraturan-peraturan Pemerintah tentang
Pendidikan.
Adapun tujuan dari lembaga pendidikan ini adalah untuk :
a. Mengitensifkan Pendidikan Agama Islam, khususnya anak-anak
lulusan SD yang ada dikecamatan Cepiring
b. Mewujudkan manusia muslim yang bertaqwa kepada Allah Swt, serta
membina Ilmuwan Agama dan Umum.
c. Ikut mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia.
4. Profil Madrasah
MTs NU 01 Cepiring didirikan pada tanggal 17 Agustus1963 yang
diprakarsai oleh Pengurus Majlis Wakil Cabang Nahdlatul ‘Ulama
Kecamatan Cepiring. Berdirinya MTs NU 01 Cepiring berangkat dari
semangat warga NU kecamatan Cepiring untuk lebing mengintensifkan
peran warga NU dalam ikut serta mengembangkan pendidikan yang
dilandasi pada pengetahuan umum yang dibarengi pengetahuan Agama
Islam.
Perkembangan MTs NU 01 Cepiring dari tahun ke tahun
mengalami perkembangan yang menggembirakan baik secara kualitas
maupun kuantitasnya. Prestasi yang baik dalam proses kegiatan belajar
mengajar maupun ekstra kurikuler sedikit demi sedikit dapat dilihat
hasilnya dengan prosentase kelulusan, prosentase siswa yang melanjutkan
ke Perguruan Tinggi serta serapan dunia kerja, serta prestasi dalam
kejuaraan dan seni.
Tahun pelajaran 2008/2009 ini sudah dimulai pemberlakuan
kurikulum KTSP dengan berangsur-angsur memperbaiki sarana
pembelajaran, pelatihan dan implementasi kurikulum 2006.
Page 48
35
Gambaran umum MTs NU 01 Cepiring secara garis besar adalah sebagai
berikut :
a. Identitas Madrasah
1. Nama Madrasah : Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul ‘Ulama
01 Cepiring, Kendal.
2. N S M : 212332413002
3. N I S : 210250
4. NPSN : 20322408
5. Alamat : Jl. Raya Sukarno Hatta, Karangsuno,
Cepiring
Telp. (0294) 382842
6. Berdiri : 17 Agustus 1963
7. SK Piagam Akreditasi :Nomor : Kw.11.4/4/PP.03.2/624.24.07/2006
8. Nilai / Hasil : B
9. Penyelenggara : Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Cabang
Kendal
Nomor : 83/Th.1961, 38/Th.1972, 37/Th.
1987,103/Th. 1086
b. Identitas Kepala Madrasah
1. Nama Kepala : A. Afif Abdullah,S.Ag.
2. No. SK Kepala : Kep.06/VI/P.MTs-MA/VI/2008
3. Pendidikan Terahir : S I IAIN WaliSongo Semarang
4. Masa Kerja : 13 Tahun
5. Alamat : Rt 02 / V Kebonharjo Patebon Kendal.
c. Data Guru, Karyawan dan Siswa
1. Jumlah Guru : 28 orang
2. Guru tetap yayasan : 21 orang
3. Guru tidak tetap : -
4. Guru PNS/DPK : -
5. Tata Usaha : 3 orang
Page 49
36
6. Penjaga : 1 orang
7. Data siswa :
Tahun pelajaran 2010 – 2011 keadaan siswa keseluruhan
adalah sebagai berikut :
Tabel : 4.1 Keadaan Siswa Mts NU 01 Cepiring
No KELAS PUTRA PUTRI JUMLAH
1. KELAS IX 70 62 132
2. KELAS VIII 79 61 140
3. KELAS VII 82 69 151
JUMLAH 231 192 423
d. Tabel 4.2 Data Fasilitas Madarasah
No Nama Barang Jumlah Keadaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Ruang Kelas
Ruang Kepala
Ruang Guru
Ruang TU
Ruang Perpustakaan
Ruang Laborat
Ruang Komputer
Kamar Mandi/WC Guru
Kamar Mandi/WC Siswa
Ruang Praktek Siswa
14
1
2
1
1
-
1
2
6
1
Baik
Baik
Baik
Baik
Cukup
-
Baik
Baik
Cukup
Cukup
Page 50
37
5. Visi Misi dan Tujuan Madrasah
a. Visi
Unggul dalam prestasi, trampil dan berahlakul karimah.
Indikator-indikator :
1. Unggul dalam meningkatkan kwalitas prestasi lulusan
2. Keunggulan dalam ketrampilan kecakapan hidup
3. Keunggulan dalam kegiatansosial keagamaan
b. Misi
1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga
sikap siswa dapat
berkembang secara optimal
2. Menanamkan sikap disiplin untuk mengembangkan potensi
sehingga menjadi manusia yang mandiri
3. Menumbuhkan penghayatan terhadap nilai-nilai keagamaan, etika
dan estetika yang
menjadi dasar dalam berperilaku.
c. Tujuan Madarasah
Membangun manusia beriman, bertaqwa, berahlakul karimah,
berilmu, cakap, mandiri dan bertanggung jawab.
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian
1. Pelaksanaan pembelajaran
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang terbagi dalam
2 kelas yaitu kelas eksperimen (kelas VIII A) dan kelas kontrol (kelas VIII
B).Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2010 di MTs
NU 01 Cepiring.
Sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan, peneliti menentukan
materi serta menyusun rencana pembelajaran. Materi yang dipilih adalah
sistem pernapasan pada manusia. Pembelajaran yang digunakan pada kelas
eksperimen menggunakan model tutor sebaya, sedangkan kelas kontrol
dengan pembelajaran konvensional. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Page 51
38
yang berlaku pada mata pelajaran biologi di MTs NU 01 Cepiring tahun
ajaran 2010/2011 adalah 60.
a. Proses Pembelajaran Pada Kelas Eksperimen
Pembelajaran yang dilaksanakan pada kelompok eksperimen
adalah dengan model tutor sebaya. Waktu yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 3 kali pertemuan (6 jam pelajaran).
Pada saat pembelajaran dengan model pembelajaran tutor sebaya,
guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kemudian memberikan
materi pelajaran yang sesuai dengan model pembelajran yang akan
digunakan. Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah model
pembelajaran tutor sebaya.
Guru menegaskan kepada peserta didik bahwa pada pembelajran
dengan menggunakan tutor sebaya, peserta didik akan dibantu oleh
tutor sebaya, tidak lain adalah temannya sendiri. Dalam penelitian ini
terdapat 6 tutor yang ditunjuk. Daftar nama tutor sebaya sebagai
berikut:
1. Ahmad zakaria
2. Izzatul millah
3. M irfan naufal
4. Siti mudhiatun
5. Ummu dzikriyah
6. Villa nafisatuddiniyah
Sebelum dilaksanakannya pembelajaran dengan menggunakan
tutor sebaya pada tutor tersebut diberikan pelatihan tutorial sehingga
mereka mengetahui tugas-tugas mereka sebagai tutor. Pada awal
pembelajaran, guru menjelaskan tentang materi yang akan dipelajari,
kemudian guru memberikan lembar diskusi yang berisi soal-soal yang
berhubungan dengan materi yang baru disampaikan. Para tutor
membantu teman-temannya dalam diskusi tesebut, tetapi jika tutor
mengalami kesulitan maka dapat meminta bantuan pada guru, sehingga
guru dapat memberikan bimbingan dan arahan kepada peserta didik
Page 52
39
agar mereka dapat memahami materi yang telah diajarkan. Untuk
mempermudah para tutor membantu teman-temannya kelas dibagi
menjadi 6 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 6 orang. Masing-
masing tutor disebar pada tiap-tiap kelompok sehingga masing-masing
kelompok terdapat seorang tutor sebaya untuk membantu dan
membimbing kelompok tersebut dalam memahami materi yang
diberikan. Selama proses pembelajaran dengan menggunakan tutor
sebaya berlangsung, guru berkeliling kelas untuk membantu kegiatan
tutorial dan apabila terlihat ada kesulitan guru memberikan bimbingan.
Tiap-tiap kelompok mengirimkan salah satu wakilnya (selain
tutor sebaya) untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di
depan kelas, kemudian kelompok lainnya menanggapi dan
membahasnya bersama-sama. Di akhir pelajaran guru memberikan
tanya jawab dan kemudian bersama-sama dengan peserta didik
menyimpulkan tentang materi yang telah dipelajari pada saat itu.
b. Proses Pembelajaran pada Kelas Kontrol
Pembelajaran yang dilaksanakan pada kelas kontrol adalah dengan
pembelajaran konvensional, yaitu dengan metode ceramah dan tanya
jawab. Dalam proses pembelajaran ini pendidik menjelaskan materi
dan memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk bertanya dan
mencatat. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah 3 kali
pertemuan (6 jam pelajaran).
Pada awal pembelajaran, guru memberikan apersepsi untuk
mengetahui sejauh mana pengetahuan peserta didik tentang materi
yang akan diajarkan, yaitu tentang materi sistem pernapasan pada
manusia. Guru menerangkan dan menyampaikan materi pelajaran di
depan kelas dengan menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab,
di sini peserta didik mendengarkan apa yang disampaikan guru dan
mencatat hal-hal penting di buku catatan mereka masing-masing. Guru
memberikan soal dan tanya jawab kepada peserta didik tentang materi
yang telah disampaikan. Guru memberikan latihan soal atau tugas
Page 53
40
rumah untuk dikerjakan oleh tiap-tiap peserta didik. Guru bersama
peserta didik mengevaluasi atau membahas soal tersebut dan membuat
kesimpulan bersama-sama.
2. Analisis Uji Coba Instrumen
Uji coba instrumen dilakukan terhadap kelas uji coba yaitu pada
peserta didik kelas XI A, jumlah soal adalah 40 soal pilihan ganda. Berikut
ini adalah hasil analisis uji coba.
a. Analisis Validitas
Berdasarkan hasil penghitungan validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran dan daya beda butir soal pada lampiran 8 diperoleh hasil
sebagai berikut.
Tabel 4.3 Data Validitas Butir Soal
Krteria ttabel No Soal Jumlah
Valid
0,329
1, 2, 3, 4, 6, 7, 9, 10, 12,
13, 14, 15, 16, 20, 21, 22,
23, 24, 27, 29, 31, 32, 33,
34, 35, 37, 38, 39, 4030
Invalid5, 11, 17, 18, 19, 25, 26,
28, 30, 36 10
b. Analisis Reliabilitas
Hasil penghitungan koefisien reliabilitas 40 butir soal
diperoleh:r11= 0,928.
c. Analisis Tingkat Kesukaran
Berdasarkan hasil penghitungan validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran dan daya beda butir soal, diperoleh data tingkat kesukaran
sebagai berikut.
Page 54
41
Tabel 4.4 Data Tingkat Kesukaran Butir Soal
Kriteria Nomor Soal Jumlah
Sedang
Mudah
1, 2, 3, 5, 6, 7, 10, 11, 13, 14,
16, 17, 20, 21, 22, 23, 24, 25,
26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33,
34, 35, 36, 37, 38, 39, 40.
4, 9, 19.
37
3
d. Analisis Daya Beda
Berdasarkan hasil penghitungan validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran dan daya beda butir soal, diperoleh daya beda sebagai
berikut.
Tabel 4.5 Data Daya Beda Butir Soal
Kriteria Nomor Soal Jumlah Prosentase(%)
Sangat jelek
Jelek
Cukup
Baik
25
5
2, 4, 7, 8, 9, 10, 11,15, 17,
18, 19, 21, 24, 26, 27, 28,
29, 30, 31, 32, 34, 35, 36,
40
1, 3, 6, 12, 13, 14, 16, 20,
22, 23, 33, 37, 38, 39
1
1
24
14
2,5
2,5
60
35
3. Data Nilai Tes Awal (Pre Test)
a. Kelas Eksperimen
Tes awal (pre test) yang diberikan pada kelas eksperimen sebelum
peserta didik diajar dengan model pembelajaran tutor sebaya pada
materi sistem pernapasan pada manusia mencapai nilai tertinggi 83 dan
Page 55
42
nilai terendah 27. Rentang nilai (R) adalah 9, banyaknya kelas interval
diambil 6 kelas, panjang kelas interval diambil 0,9.
Tabel 4.6 Daftar Distribusi Frekuensi
Dari Nilai Tes Awal (Pre Test) Kelas Eksperimen
No Interval Kelas Frekuensi
1 27 – 35 12 36 – 44 23 45 – 53 84 54 – 62 115 63 – 71 86 72 – 80 57 81 – 89 1
jumlah36
b. Kelas Kontrol
Tes awal (pre test) yang diberikan pada kelas kontrol sebelum
peserta didik diajar dengan pembelajaran konvensional mencapai nilai
tertinggi 83 dan nilai terendah 27. Rentang nilai (R) adalah 9,
banyaknya kelas interval diambil 6 kelas, panjang kelas interval
diambil 0,9.
Tabel 4.7 Daftar Distribusi Frekuensi
Dari NilaiTes Awal (Pre Test) Kelas Kontrol
No Interval kelas Frekuensi
1 27 – 35 22 36 – 44 23 45 – 53 74 54 – 62 85 63 – 71 66 72 – 80 9
Page 56
43
7 81 - 89 1jumlah 35
4. Data Nilai Tes Akhir (Post Test)
a. Kelas Eksperimen
Tes akhir(post test) yang diberikan pada kelas eksperimen setelah
peserta didik diajar dengan model tutor sebaya pada materi sistem
pernapasan pada manusia mencapai nilai tertinggi 90 dan nilai
terendah 60. Rentang nilai (R) adalah 5, banyaknya kelas interval
diambil 6 kelas, panjang kelas interval diambil 0,5.
Tabel 4.8 Daftar Distribusi Frekuensi
Dari Nilai Tes Akhir (Post Test) Kelas Eksperimen
No Interval kelas Frekuensi
1 60 – 64 32 65 – 69 53 70 – 74 84 75 – 79 75 80 – 84 66 85 – 89 57 90 – 94
2
b. Kelas Kontrol
Tes akhir yang diberikan pada kelas kontrol setelah peserta didik
diajar dengan pembelajaran konvensional pada materi sistem
pernapasan pada manusia mencapai nilai tertinggi 83 dan nilai
terendah 57. Rentang nilai (R) adalah 4, banyaknya kelas interval
diambil 6 kelas, panjang kelas interval diambil 0,4.
Page 57
44
Tabel 4.9 Daftar Distribusi Frekuensi
Dari Nilai Tes Akhir (Post Test) Kelas Kontrol
No Interval kelas Frekuensi
1 57 – 60 52 61 – 64 93 65 – 68 74 69 – 72 55 73 – 76 56 77 – 80 37 81 - 84 1
jumlah 35
B. Pengujian Data Hasil Belajar
1. Analisis Tahap Awal
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data
tersebut berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data dilakukan
dengan uji Chi-Kuadrat. Data awal yang digunakan untuk menguji
normalitas adalah nilai pre test. Kriteria pengujian yang digunakan
untuk taraf signifikan α = 5% dengan dk = k – 3. Jika hitungX 2 < tabelX 2
maka data berdistribusi normal dan sebaliknya jika hitungX 2 > tabelX 2
maka data tidak berdistibusi normal.
Uji normalitas pre test pada kelas eksperimen (VIII A) untuk
taraf signifikan = 5% dengan dk = 6 - 3 = 3, diperoleh hitungX 2 =
7,7571 dan tabelX 2 = 7,81. Karena hitungX 2 < tabelX 2 maka dapat
dikatakan bahwa data tersebut berdistribusi normal. Sedangkan uji
normalitas pre test pada kelas kontrol (VIII B) untuktaraf signifikan =
5% dengan dk = 6 - 3 = 3, diperoleh hitungX 2 = 5,4576 dan tabelX 2 =
7,81. Karena hitungX 2 < tabelX 2 maka dapat dikatakan bahwa data
tersebut tidak berdistribusi normal.
Page 58
45
b. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas data digunakan untuk mengetahui apakah data
tersebut mempunyai varians yang sama (homogen) atau tidak.Uji
kesamaan dua varians data dilakukan dengan selisih antara varians
terbesar dengan varians terkecil. Kriteria pengujian yang digunakan
untuk taraf signifikan α = 5% , dk pembilang= ( )11 −n , dk penyebut =
( )12 −n dan peluang α21 . Jika Fhitung<Ftabel maka data tersebut homogen,
dan sebaliknya jika Fhitung>Ftabel maka data tersebut tidak homogen.
Dari penghitungan nilai pre test kelas eksperimen dan kontrol
untuk taraf signifikan α = 5%, dk pembilang = ( )11 −n , dk penyebut =
( )12 −n dan peluang α21 , diperoleh uji kesamaan dua varians adalah
Fhitung = 1,513 dan F(0,25) (36:35) = 1,97 Karena Fhitung<Ftabel maka dapat
dikatakan bahwa data tersebut homogen.
2. Data Hasil Observasi Keaktifan Peserta Didik
Melalui hasil observasi tentang keterlibatan aktif peserta didik
dalam pembelajaran tutor sebaya dapat diketahui sepenuhnya peserta didik
ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari
beberapa indikator, seperti memperhatikan penjelasan, menyalin
penjelasan, keaktifan bertanya, keberanian menjawab, mengerjakan tugas.
Pada saat tutor sebaya menjelaskan materi diskusi pada masing-masing
kelompok, anggota kelompok sangat antusias dalam mendengarkan
penjelasan penjelsan tutor tersebut dan mencatat apa yang sedang
dijelaskan oleh tutor. Kemudian tutor memberikan kesempatan anggota
kelompoknya untuk mengajukan pertannyaan dan memberi kesempatan
untuk menjawab pertanyaan, dan anggota kelompoknya pun aktif dalam
mengajukan pertanyaan dan keberanian menjawab. Tutor sebaya dan
anggota kelompoknya aktif dalam mengerjakan tugas diskusi yang di
berikan oleh guru.
Page 59
46
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh keaktifan
peserta didik dalam model pembelajaran tutor sebaya terhadap hasil
belajar peserta didik di MTs NU 01 Cepiring.
3. Analisis Uji Hipotesis
Analisis ini digunakan untuk membuktikan diterima atau
ditolaknya hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Adapun uji
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “adanya pengaruh
positif antara keaktifan siswa dalam pembelajaran tutor sebaya terhadap
hasil belajar biologi siswa kelas VIII MTs NU 01 Cepiring”.
Untuk membuktikan hipotesis tersebut, digunakan rumus regresi
satu prediktor dengan skor deviasi. Adapun langkah pokok dalam regresi
satu prediktor dengan skor deviasi ini adalah sebagai berikut:
1. Mencari Hubungan antara Prediktor dengan Kriterium
Korelasi antara prediktor x dengan kriterium y dapat dicari
melalui teknik korelasi moment tangkar dari Pearson dengan rumus:
( )( )22 yx
xyrxy
∑∑∑=
Telah diketahui bahwa:
( )( )N
yxXYxy ∑∑∑∑ −=
( )N
XXx
222 ∑∑∑ −= , dan
( )N
YYy
222 ∑∑∑ −=
Untuk mencari nilai hubungan di atas, data dibantu dengan
tabel koefisien hubungan sebagai berikut.
Page 60
47
Tabel 4.10 Koefisien Hubungan Variabel Keaktifan Siswa (X)
dan Hasil Belajar Biologi (Y)
No X Y X2 Y2 XY1 2 3 4 5 61 75 80 5625 6400 60002 70 67 4900 4489 46903 75 67 5625 4489 50254 75 60 5625 3600 45005 75 70 5625 4900 52506 75 67 5625 4489 50257 80 77 6400 5929 61608 85 80 7225 6400 60009 85 70 7225 4900 5950
10 90 77 8100 5929 693011 85 80 7225 6400 680012 80 87 6400 7569 696013 80 60 6400 3600 480014 70 70 4900 4900 490015 85 77 7225 5929 654516 75 60 5625 3600 450017 90 77 8100 5929 693018 85 77 7225 5929 654519 80 67 6400 4489 636020 80 77 6400 5929 616021 70 70 4900 4900 490022 75 80 5625 6400 600023 75 70 5625 4900 525024 75 80 5625 6400 600025 65 67 4225 4489 435526 75 70 5625 4900 525027 70 70 4900 4900 490028 70 77 4900 7569 539029 70 87 4900 7569 609030 70 80 4900 6400 560031 85 90 7225 8100 765032 85 87 7225 7569 739533 85 87 7225 7569 739534 85 87 7225 7569 739535 70 70 4900 4900 490036 85 90 7225 8100 7650
2805=∑ X 2709=∑Y 2201252=∑ X 2063932 =∑Y 211950=∑ XY
Page 61
48
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa hasil koefisien
hubungan nilai tersebut ditentukan bahwa:
N = 36
∑ X = 2805
∑Y = 2709
2∑ X =220125
2∑Y = 206393
∑ XY = 211950
Untuk mencari hasil masing-masing rumus di atas adalah sebagai
berikut:
∑ xy =( )( )
Nyx
XY ∑∑∑ −
=( )( )
3627092805211950−
=36
7598745211950−
= 211950 – 211076,3
= 873,7
2∑ x =( )
NX
X2
2 ∑∑ −
= ( )36
28052201252
−
=36
7868025220125−
=220125 – 218556,3
= 1568,7
2∑ y =( )
NY
Y2
2 ∑∑ −
= ( )36
27092063932
−
Page 62
49
=36
7338681206393−
= 206393 – 203852,3
= 2540,7
Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa nilai-nilai sebagai
berikut:
∑ xy = 873,7
2∑ x = 1568,7
2∑ y = 2540,7
Dari data di atas, kemudian dimasukkan dalam rumus moment
tangkar dari Pearson sebagai berikut:
xyr = ( )( )22 yx
xy
∑∑∑
=3985596
7,873
=39,19967,873
= 0,437639
Berdasarkan uji hubungan antara variabel keaktifan siswa dengan
hasil belajar peserta didik kelas VIII MTs NU 01 Cepiring diperoleh
indeks korelasi r = 0,437639 sedangkan indeks korelasi determinasinya
adalah r2 = 0,191528
2. Menguji Apakah Hubungan Itu Signifikan atau Tidak
Setelah diadakan uji korelasi dengan rumus korelasi product
moment, maka hasil yang diperoleh dikonsultasikan dengan rt (tabel) pada
taraf signifikan 5% dan 1% dengan asumsi sebagai berikut:
a. Apabila rxy > rt (0,05 dan 0,01) berarti signifikan, hipotesis diterima.
b. Apabila rxy < rt (0,05 dan 0,01) berarti tidak signifikan, hipotesis
ditolak.
Page 63
50
Dari hasil uji korelasi product moment diketahui bahwa rxy =
0,437639 > rt = 0,05 (0,329) dan rxy = 0,437639 > rt = 0,01 (0,424).
Dengan rxy > rt (0,05 dan 0,01), berarti signifikan dan hipotesis yang
menyatakan adanya pengaruh positif antara keaktifan peserta didik dalam
pembelajaran tutor sebaya dengan hasil belajar peserta didik kelas VIII
MTs NU 01 Cepiring adalah diterima. Dengan demikian, semakin tinggi
keaktifan peserta didik dalam tutor sebaya, semakin tinggi hasil belajar
peserta didik kelas VIII MTs NU 01 Cepiring. Sebaliknya semakin rendah
keaktifan siswa dalam pembelajaran tutor sebaya semakin rendah pula
hasil belajar peserta didik kelas VIII MTs NU 01 Cepiring.
3. Mencari Persamaan Regresi
KaXY +=
Di mana:
Y = Perkiraan harga Y
aX = Perkiraan a dalam regresi linear Y pada x
K = Perkiraan b dalam linear Y pada x
Untuk mengetahui Y, terlebih dahulu dicari a dan K dari
persamaan y = ax, yang mana YYy −= , XXx −= , dan 2∑∑=
x
xya .
a = 2∑∑
x
xy
=7,15687,873
= 0,55695797
y = 0,55695797x
Dari data yang dikumpulkan dapat dicari:
Y =N
Y∑
=36
2709
Page 64
51
= 75,25
X =N
X∑
=36
2805
= 77,9166666
Karena itu untuk persamaan garis regresi y = ax atau
( )XXaYY −=− dapat diselesaikan sebagai berikut:
Y – 75,25 = 0,556957 (X – 77,9166666)
Y = 0,556957x – 43,396232 + 75,25
Y = 0,556957x + 31,85376
Dari perhitungan di atas, maka persamaan garis regresi adalah:
Y = 0,556957x + 31,85376
4. Analisis Varian Garis Regresi
Analisis varian garis regresi ini digunakan untuk mencari
hubungan antara kriterium dengan prediktor dengan menggunakan rumus
regresi satu prediktor skor deviasi.
Y = 0,556957x + 31,85376
Selanjutnya dimasukkan ke dalam rumus:
JKreg =( )∑∑
2
2
xxy
= ( )7,1568
7,873 2
=7,1568
6,763351
= 486,614
JKres =( )∑∑∑ − 2
22
xxy
y
= 2540,7 – 486,614
= 2054,08
Page 65
52
RKreg =reg
reg
dbJK
=1614,486
= 486,614
RKres =res
res
dbJK
=23608,2054
−
=34
08,2054
= 60,414
Ttot = ∑ 2y
= 2540,7
Dari perhitungan di atas, maka analisis regresi bilangan F diperoleh
dengan rumus sebagai berikut:
Freg =res
reg
RKRK
=414,60614,486
= 8,0546
Setelah F atau Freg diperoleh, kemudian dikonsultasikan dengan F
tabel pada taraf signifikan 1% maupun 5%. Hipotesis diterima jika Freg
hitung > F tabel, baik pada taraf 1% maupun 5%. Untuk mengetahui lebih
lanjut dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.11 Ringkasan Hasil Analisis Regresi
Sumbervariansi
Dk/db JK RK Freg
Ftabel Kriteria5% 1%
Regresi(reg) 1 486,61
4 8,0546 0,329 0,424 Signifikan
Page 66
53
Residu(res) 34 2054,
8 60,414
Total) 35 2540,
7 - - - - -
Page 67
51
51
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan dan jawaban
untuk mengetahui tujuan penelitian sebelumnya, yakni:
Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran tutor sebaya
terhadap hasil belajar kelas VIII MTs NU 01 Cepiring pada materi
pernapasan manusia adalah sebagai berikut:
Dari analisis uji hipotesis dapat diketahui berpengaruh positif antara
keaktifan peserta didik dalam model pembelajaran tutor sebaya terhadap hasil
belajar pada materi sistem pernapasan manusia kelas VIII MTs NU 01
Cepiring. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil analisis Freg sebesar = 8,0546
dengan perbandingan 5% = 0,329 sedangkan untuk perbandingan 1% = 0424.
Maka Freg signifikan pada taraf signifikansi 5% ataupun taraf signifikansi 1%.
Hal ini berarti menunjukkan hasil yang signifikan dan hipotesis yang
diajukan dengan bunyi “ ada pengaruh positif antara model pembelajaran
Pembelajaran tutor sebaya terhadap hasil belajar materi sistem pernapasan
pada manusia di kelas VIII MTs NU 01 Cepiring” adalah dapat diterima.
B. Saran-Saran
Berdasarkan hasil penelitian di MTs NU 01 Cepiring tentang pengaruh
model pembelajaran tutor sebaya terhadap hasil belajar peserta didik kelas
VIII, maka peneliti akan menyampaikan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Bagi guru pembimbing maupun guru mata pelajaran agar dapat
melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara aktif, kreatif, sehingga
motivasi siswa untuk membentuk dan meningkatkan kegiatan
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar.
Page 68
52
2. Bagi Peserta Didik
Bagi peserta didik hendaknya berlatih kerja sama dengan peserta
didik yang lain yang kemampuannya berbeda ataupun sama agar
pembelajaran tutor sebaya berlangsung dengan lebih baik.
Page 69
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono, pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 1999.
Abror, Abdul Rachman, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Tiara Wacana
Yogya, 1993.
Alwi, Hasan et. al, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,
2005, Edisi II.
Anni, Catharina Tri, Psikologi Belajar, Semarang: UPT MKK UNNES, 2005.
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:
PT Rineka Cipta, 2002, Cet. 12.
, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2002.
Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003.
Ahmadi, Abu ed. ell, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004.
Asnawir, ed.ell, Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Pers, 2002.
Baharuddin, ed.ell, Teori Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta: Ar- Ruzz,
2007.
Bahri, Syaiful , Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif,
Jakarta: Rineka Cipta, 2000.
Hadi Sutrisno, Analisis Regresi, Yogyakarta: Andi Offset, 2004.
http:// ww. Google.co.id/image=frirefox=Sistem pernapasan. Diakses tanggal
23 Juli 2010.
Mulyasa, E. Kurikulum Berbasis kompetensi, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2004.
Nasution, Diktatik Asas-asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 1995.
Purwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1976.
Page 70
Rahardja, Umar Tirta, La Sulo, Pengantar Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta,
2000.
Sanjaya, Wina, Strategi Peembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009.
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengarui, Jakarta: Rineka Cipta,
2003.
Suparno, paul, Metodologi Pembelajaran Fisika Kontruktivistik dan
Menyenangkan, Yogyakarta: USD, 2007.
Sudjana, Metode Statistik, Bandumg: Tarsito, 2002.
, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2002.
Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2007.
, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung:
Alfabeta, 2008.
Suyitno, Amin, Pembelajaran Inovatif, Semarang: UNNES, 2009
Syaifudin, Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan, Jakarta: EGC,
2006.
Syamsuri, Istamar, dkk, Biologi Untuk SMP Kelas VIII, Jakarta: Erlangga,
2007.
Suktiyana, Biologi SMP Untuk Kelas VIII, Jakarta: Erlangga, 2004.
Tim MKPBBN jurusan pendidikan matematika, Strategi Pembelajaran
Kontemporer, Bandung: JICA-UPI, 2001.
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik,
Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007.Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an, Al-Qur'an dan Terjemahnya,
Jakarta: Depag, 1980.
Yukadiana,dkk, Evaluasi IPA Biologi SLTP Kelas 2, Yogyakarta: Erlangga,
1997.
Page 71
Zaini, Hisyam, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: CTSD, 2002.
Page 72
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
EKSPERIMEN
Madrasah : MTs NU 01 Cepiring
Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Kelas/Semester : VIII/1 ( Kelas Eksperimen )
Jumlah Jam Pelajaran : 2 x 40
I. Standar Kompetensi :
1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
II. Kompetensi Dasar :
1.5 Mendeskripsikan sistem pernafasan pada manusia dan hubungannya
dengan kesehatan
III. Indikator Hasil Berlajar
1. Menjelaskan pengertian bernafas
2. Menjelaskan proses terjadinya pernafasan dada dan pernafasan perut
3. Menyebutkan macam organ penyusun sistem pernafasan manusia
4. Menyebutkan penyakit pada sistem pernafasan serta upaya
mengatasinya
IV. Materi pokok :
Sistem Pernafasan Manusia
V. Metode pembelajaran
Ceramah, diskusi
VI. Langkah-langkah pembelajaran
Pertemuan pertama
1. Pendahuluan
a. Guru mengkondisikan siswa dan memastikan papan tulis bersih, jika
papan tulis belum bersih guru menyuruh siswa yang piket untuk
membersihkan papan tulis
b. Guru membuka pelajaran dan mengabsen siswa
c. Guru memberikan apersepsi kepada siswa
2. Kegiatan inti
a. Guru menerangkan materi pernafasan
Page 73
b. Disela-sela plajaran guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya, jika tidak ada pertanyaan guru memberikan pertanyaan
kepada siswa terkait materi yang baru dijelaskan
c. Guru mengelompokkan siswa menjadi 6 kelompok, setiap kelompok
beranggotakan 6 orang. Setiap kelompok diberi tugas mendiskusikan
LDS yang akan dibagikan oleh guru pada masing-masing kolompok
d. Guru membimbing kegiatan siswa
e. Setelah selesai mengerjakan, perwakilan tiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusinya kepada teman-temannya.
3. Penutup
a. Guru bersam-sama siswa menyimpulkan pelajaran yang telah
dipelajari
b. Guru memberitahukan bahwa pada pertemuan berikutnya akan
diadakan posttes
c. Sebelum menutup pelajaran guru memberikan bagi siswa yang ingin
bertanya
Pertemuan kedua
1. Pendahuluan
a. Guru mengkondisikan siswa dan memastikan papan tulis bersih, jika
papan tulis belum bersih guru menyuruh siswa yang piket untuk
membersihkan papan tulis
b. Guru membuka pelajaran dan mengabsen siswa
2. Kegiatan inti
a. Guru mengulang kembali materi yang telah dipelajari kemarin.
b. Di sela-sela pelajaran guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya jika tidak ada pertanyaan guru memberikan pertanyaan
kepada siswa terkait dengan LDS sebagi umpan balik
c. Guru membagikan soal posttes dan lembar jawaban
d. Siswa mengerjakan selama 30 menit
e. Guru menyuruh siswa mengumpulkan lembar jawaban di depan mejaja
guru
f. Guru menanyakan kepada siswa mana soal yang sulit dan
membahasnya
Page 74
3. Penutup
a. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan pelajaran yang telah
dipelajari
b. Sebelum menutup pelajaran guru memberikan kesempatan kepada
siswa yang ingim bertanya
VII. Media ( Sumber dan Bahan )
Sumber dan bahan yaitu :
1. Setiadi, Anatomi dan fisiologi manusia, Yoyakarta : graha ilmu, 2007
2. Syaifudin Drs.H.AMK, Anatomi fisiologi untuk mahasiswa
keperawatan, Edisi 3, Jakarta : EGC, 2006
VIII. Penilaian
a. Prosedur penilaian
Tes tertulis ( posttes )
b. Alat penilaian
Pilihan ganda
Lembar observaasi keaktifan siswa
Semarang, Oktober 2010
Guru mata pelajaran Peneliti
Asiyah S.Pd.I Af’idatun Nadhifah
Kepala sekolah
A. Afif Abdullah, S.Ag
Page 75
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Madrasah : MTs NU 01 Cepiring
Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Kelas/Semester : VIII/1
Jumlah Jam Pelajaran : 2 x 40
I. Standar Kompetensi :
1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
II. Kompetensi Dasar :
1.5 Mendeskripsikan sistem pernafasan pada manusia dan hubungannya
dengan kesehatan
III. Indikator Hasil Berlajar
1. Menjelaskan pengertian bernafas
2. Menjelaskan proses terjadinya pernafasan dada dan pernafasan perut
3. Menyebutkan macam organ penyusun sistem pernafasan manusia
4. Menyebutkan penyakit pada sistem pernafasan serta upaya mengatasinya
IV. Materi pokok :
Sistem Pernafasan Manusia
V. Metode pembelajaran
Ceramah, tanya jawab
VI. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan pertama
1. Pendahuluan
a. Guru mengkondisikan siswa dan memastikan papan tulis bersih, jika
papan tulis belum bersih guru menyuruh siswa yang piket untuk
membersihkan papan tulis
b. Guru membuka pelajaran dan mengabsen siswa
c. Guru memberikan apersepsi kepada siswa
d. Guru menulis dipapan tulis tujuan pembelajaran
Page 76
2. Kegiatan inti
a. Guru menjelaskan organ-organ pernapasan dan proses pernapasan
b. Guru meminta siswa menyebutkan organ-organ pernapasan manusia
c. Guru meminta siswa mempraktekan proses pernapasan dada dan perut
3. Penutup
a. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan pelajaran yang telah
dipelajari
b. Sebelum menutup pelajaran guru memberikan kesempatan kepada
siswa yang ingim bertanya
Pertemuan ke dua
1. Pendahuluan
a. Guru mengkondisikan siswa dan memastikan papan tulis bersih, jika
papan tulis belum bersih guru menyuruh siswa yang piket untuk
membersihkan papan tulis
b. Guru membuka pelajaran dan mengabsen siswa
c. Guru memberikan apersepsi kepada siswa
d. Guru menulis dipapan tulis tujuan pembelajaran
2. Kegiatan inti
a. Guru menjelaskan beberapa istilah kapasitas (volume) pernapasan
b. Guru meminta siswa menyebutkan penyakit pada sistem pernapasan
dan cara mengatasinya
3. Penutup
a. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan pelajaran yang telah
dipelajari
b. Sebelum menutup pelajaran guru memberikan kesempatan kepada
siswa yang ingim bertanya
VII. Media ( Sumber dan Bahan )
Sumber dan bahan yaitu :
1. Setiadi, Anatomi dan fisiologi manusia, Yoyakarta : graha ilmu, 2007
2. Syaifudin Drs.H.AMK, Anatomi fisiologi untuk mahasiswa
keperawatan, Edisi 3, Jakarta : EGC, 2006
Page 77
VIII. Penilaian
a. Prosedur penilaian
Tes tertulis ( posttes )
b. Alat penilaian
Pilihan ganda
Lembar observaasi keaktifan siswa
Semarang, Oktober 2010
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Asiyah, S.P.I Af’idatun Nadhifah
Kepala Sekolah
A. Afif Abdullah, S.Ag
Page 78
Lampiran 16
LEMBAR DISKUSI SISWA
MATERI SISTEM PERNAPASAN
Kelompok : 1
Anggota kelompok :
Kelas :
Waktu : 45 menit
Tujuan :
Mengetahui organ dan proses terjadinya pernapasan
Perintah :
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas !
Soal
1. Apakah yang dimaksud dengan pernapasan ?
2. Jelaskan perbedaan pernapasan dada dan pernapasan perut ?
3. Jika menelan dan berbicara dilakukan bersama-sama, kemungkinan apakah yang
akan terjadi? Terangkan peristiwa itu!
Page 79
Lampiran 18
LEMBAR DISKUSI SISWA
MATERI SISTEM PERNAPASAN
Kelompok : 2
Anggota kelompok :
Kelas : 45 menit
Tujuan :
Mengetahui organ dan proses inspirasi dan ekspirasi
Perintah :
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas!
Soal
1. Apakah yang dimaksud dengan :
a. kapasitas vital paru-paru
b. udara residual
c. udara tidal
d. udara total paru
2. Sebutkanlah selaput yang melindungi paru-paru!
3. Jelaskan mengapa bernapas melalui hidung lebih baik dibandingkan bernapas
melalui mulut?
Page 80
Lampiran 24
LEMBAR DISKUSI SISWA
MATERI SISTEM PERNAPASAN
Kelompok : 5
Anggota kelompok :
Kelas :
Waktu : 45 menit
Tujuan :
Mengetahui organ dan proses inspirasi dan ekspirasi
Perintah :
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas!
Soal
1. sebutkan macam-macam radang pada sistem pernapasan!
2. apa peranan bulu-bulu getar yang terdapat pada sel-sel batang tenggorok?
Page 81
Lampiran 26
LEMBAR DISKUSI SISWA
MATERI SISTEM PERNAPASAN
Kelompok : 6
Anggota kelompok :
Kelas :
Waktu : 45 menit
Tujuan :
Mengetahui organ dan proses inspirasi dan ekspirasi
Perintah :
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas!
Soal
1. Jelaskan bagaimana oksigen dari rongga alveolus dapat masuk ke dalam kapiler
pembuluh darah!.
2. Sebutkan organ-organ yang menyusun sistem pernapasan manusia dari rongga
hidung sampai alveolus.
Page 82
Lampiran 4
KISI-KISI SOAL
Standar Kompetensi
1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
Kompetensi Dasar
1.5 Mendeskripsikan sistem pernafasan pada manusia dan hubungannya dengan
kesehatan
Tabel kisi-kisi soal
Indikator No item soal
Menjelaskan pengertian
pernafasan
Menjelaskan proses terjadinya
pernafasan dada dan
pernafasan perut
Menyebutkan macam organ
penyusun sistem pernafasan
manusia
Menyebutkan penyakit pada
sistem pernafasan serta cara
mengatasinya
1
4, 5, 7, 8, 9, 10, 15, 16, 17,19, 20,
24, 25, 26, 27, 28
2, 11, 12, 13, 14, 21, 22,
3, 6, 23, 29, 30
Page 83
Lampiran 5
SOAL UJI COBA
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang pada salah
satu huruf pilihan jawaban (a, b, c, atau d) yang dianggap paling benar pada lembar
jawaban yang tersedia.
1. Menghirup udara melalui hidung lebih baik jika dibandingkan melalui mulut
karena alasan-alasan dibawah ini, kecuali. . . . .
a. volume disesuaikan
b. udara tersaring oleh bulu-bulu hidung
c. disesuaikan dengan suhu tubuh
d. diatur kelembapannya
2. Berikut ini termasuk alat pernafasan pada tubuh manusia, kecuali. . . . . .
a. hidung
b. faring
c. hati
d. paru-paru
3. Peradangan pada cabang batang tenggorokan disebut. . . . . .
a. bronkitis
b. pleuritis
c. sinusitis
d. parotitis
4. Bagian udara yang penting untuk pernafasan adalah gas. . . . . .
a. nitrogen
b. oksigen
c. karbon monoksida
d. karbon doksida
5. Berikut ini yang lebih menentukan besar kecilnya tekanan udara dalam rongga
dada dan besar kecilnya paru-paru pada waktu pernafasan perut adalah. . . . . .
a. gerakan tulang rusuk
b. tekanan udara atmosfer
c. gerakan sekat diafragma
d. kemampuan mengembang paru-paru
Page 84
6. Berikut adalah gangguan pernafasan yang disebabkan oleh bakteri, kecuali. . . . . .
a. TBC
b. asfiksi
c. influenza
d. bronkitis
7. Pernyataan di bawah ini merupakan mekanisme proses pernafasan yang benar ,
kecuali . . . . . .
a. Keluar masuknya udara dari dan ke dalam paru-paru disebabkan perubahan
rongga dada
b. Pada waktu menarik napas, otot diafragma berkontraksi sehingga
kedudukannya menjadi lurus
c. Pada waktu diafragma berkontraksi, otot-otot tulang rusuk juga berkontraksi
menyebabkan rongga dada mengembang
d. Pernapasan dada dan pernapasan perut bekerja secara bbergantian, tidak
bersamaan
8. Hasil oksidasi zat makanan yang digunakan untuk melakukan aktivitas ialah. . . . .
a. karbon dioksida
b. air
c. oksigen
d. energi
9. Oksidsi zat makanan di dalam tubuh manusia terjadi di dalam. . . . .
a. sel-sel tubuh
b. saluran pencernaan
c. saluran pernafassan
d. rongga perut
10. Epiglotis yang terdapat di pangkal tenggorok berfungsi. . . . . . .
a. mengtur jalan makanan dan jalan pernafasan
b. memperbesar getaran pita suara waktu udara lewat
c. memper kuat gelang-gelang tulang rawan
d. mengatur banyaknya udara yang masuk ke paru-paru
11. Penyataan yang benar di bawah ini adalah. . . . . .
a. paru-paru kanan lebih kecil dari paru-paru kiri
b. paru-paru kanan terdiri dari atas tiga gelambir (lobus)
Page 85
c. paru-paru terletak di dalam rongga perut
d. paru-paru dibungkus oleh selaput alveolus
12. Perhatikanlah gambar sistem pernafasan pada manusia berikut ini. Bronkus
ditunjukkan oleh nomer. . . .
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
13. Paru-paru terdiri dari 5 lobus (gelambir), yaitu. . . . . .
a. 3 lobus paru-paru kiri dan 2 lobus paru-paru kanan
b. 2 lobus paru-paru kiri dan 3 lobus paru-paru kanan
c. 1 lobus paru-paru kiri dan 4 lobus paru-paru kanan
d. 4 lobus paru-paru kiri dan 1 lobus paru-paru kanan
14. Selaput suara atau pita suara terdapat di. . . . . .
a. trakea
b. bronkia
c. trakeolus
d. jakun
15. Diantara rongga dada dan rongga perut terdapat selaput yang disebut. . . . .
a. diafragma
b. pleura
c. trakea
d. bronkia
16. Pada waktu inspirasi terjadi. . . . . .
a. diafragma mendatar, tulang rusuk menurun
b. diafragma mendatar, tulang rusuk terangkat
c. diafragma melengkung ke atas, tulang rusuk terangkat
d. diafrgma melengkung ke bawah, tulang rusuk menurun
17. Faktor-faktor penyebab keluar masuknya udara ke dalam paru-paru adalah. . . . .
a. tekanan udara dari luar
b. besarnya isapan hidung
c. mengembang dan mengempisnya paru-paru
d. membesar dan mengecilnya rongga dada
Page 86
18. Batang tenggorok selalu terbuka, karena batang tenggorok tersusun dari. . . . . .
a. gelang-gelang jaringan ikat
b. gelang-gelang jaringan keras
c. gelang-gelang tulang rawan
d. gelang-gelang jaringan kulit
19. Volume udara komplementer paru-paru orang dewasa lebih kurang. . . . . .
a. 5.000 ml
b. 4.500 ml
c. 1.500 ml
d. 500 ml
20. Udara sebanyak-banyaknya yang dapat keluar masuk paru-paru disebut . . . . . .
a. kapasitas vital paru-paru
b. volume total paru-paru
c. daya tapung paru-paru
d. volume pernafasan
21. Pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida dalam proses pernapasan terjadi di . .
. . .
a. rongga hidung
b. trakea
c. bronkiolus
d. alveolus
22. Berikut adalah organ-organ saluran pernapasan:
1. rongga hidung 4. cabang batang tenggorok
2. pangkal tenggorok 5. paru-paru
3. batang tenggorok 6. gelembung paru-paru
organ saluran pernapasan yang jumlahnya sepasang adalah. . . . . .
a. 1 dan 2
b. 3 dan 4
c. 4 dan 5
d. 5 dan 6
Page 87
23. Gangguan pernapasan karena tingginya kadar asam karbonat dan asam bikarbonat
disebut . . . . .
a. asfiksi
b. asma
c. asidosis
d. rinitis
24. Udara yang keluar masuk paru-paru pada waktu melakukan pernapasan biasa
disebut. . . . . . .
a. udara komplementer
b. udara suplementer
c. udara tidal (pernapasan)
d. udara residu (sisa)
25. Kapasitas vital paru-paru adalah gabungan jumlah volume udara yang terdiri dari
berikut ini, kecuali. . . . . . .
a. udara pernapasan
b. udara suplementer
c. udara komplementer
d. udara residu
26. Jika menghembuskan napas sekuat-kuatnya, di dalam paru-paru masih ada sisa
udara yang volumenya lebih kurang. . . . . . .
a. 500 ml
b. 1.500 ml
c. 4.500 ml
d. 5.000 ml
27. Proses oksidasi biologi di dalam sel tubuh dapat ditulis dengan reaksi . . . . . . .
a. zat makanan + O2 CO2 + H2O
b. zat makanan + O2 CO2 + H2O + energi
c. zat makanan + O2 CO2 + H2O + energi
d. zat makanan + O2 CO2 + O2 + energi
28. Hal-hal berikut dapat menyebabkan udara keluar atau masuk paru-paru, kecuali. . .
. . .
a. besar kecil rongga dada
b. besar kecilnya diafragma
c. besar kecilnya paru-paru
Page 88
d. tekanan tulang-tulang rusuk
29. Peradangan pada faring akibat infeksi oleh bakteri streptococus disebut. . . . . .
a. bronkitis
b. laringitis
c. faringitis
d. sinusitis
30. Penyumbatan pada rongga faring maupun laringoleh lendir yang dihasilkan oleh
kuman difteri disebut. . . . . . .
a. asidosis
b. difteri
c. asfiksi
d. pneumonia
31. Untuk menjaga kesehatan paru-paru dapat dilakukan dengan menghindari . . . . . . .
a. tidur terlalu malam
b. terlalu capek
c. merokok
d. makan makanan berlemak
32. Pernapasan dibantu dengan kontraksi otot-otot diafragma disebut pernapasan . . . .
a. perut
b. dada
c. diafragma
d. otot
33. Urutan organ pernapasan yang benar dari kuar ke dalam adalah . . . . . . . .
a. mulut, tenggorokan, paru-paru
b. hidung, kerongkongan, paru-paru
c. hidung, tenggorokan, paru-paru
d. mulut, kerongkongan, paru-paru
34. Pertukaran oksigen dan karbondioksida terjadi melalui proses difusi. Dalam hal
ini difusi adalah proses pertukaran zat yang berwujud . . . . . . . .
a. cair
b. padat
c. uap
d. gas
Page 89
35. Fungsi proses pernapasan bagi tubuh adalah sebagai berikut kecuali . . . . . . .
a. memasukkan oksigen
b. menghasilkan energi untuk proses oksidasi makanan
c. mengeluarkan sisa oksidasi yaitu karbondioksida
d. merawat alat peredaran darah
36. Diafragma adalah sekat yang membatasi . . . . . .
a. rongga dada dan rongga perut
b. paru-paru dan jantung
c. paru-paru dan rongga perut
d. trakea dan laring
37. Pada pernapasan perut yang berperan adalah . . . . . . .
a. otot diafragma
b. otot perut dan diafragma
c. diafragma dan otot diafragma
d. otot diafragma dan otot perut
38. Penyakit saluran pernapasan sebagai akibat infeksi Mycobacterium tuberculosis
disebut . . . . .
a. asma
b. flu
c. pneumodia
d. TBC
39. Berikut ini gangguan pada pernapasan, kecuali . . . . . .
a. TBC
b. influenza
c. pilek
d. muntaber
40. Kontraksi dan relaksasi otot diafragma mengakibatkan terjadinya pernapasan
a. dada
b. perut
c. aerob
d. anaerob
Page 90
Lampiran 2
POTSTES
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang pada salah
satu huruf pilihan jawaban (a, b, c, atau d) yang dianggap paling benar pada lembar
jawaban yang tersedia.
1. Pernyataan di bawah ini merupakan mekanisme proses pernafasan yang benar ,
kecuali . . . . . .
a. Keluar masuknya udara dari dan ke dalam paru-paru disebabkan perubahan
rongga dada
b. Pada waktu menarik napas, otot diafragma berkontraksi sehingga
kedudukannya menjadi lurus
c. Pada waktu diafragma berkontraksi, otot-otot tulang rusuk juga berkontraksi
menyebabkan rongga dada mengembang
d. Pernapasan dada dan pernapasan perut bekerja secara bbergantian, tidak
bersamaan
2. Hasil oksidasi zat makanan yang digunakan untuk melakukan aktivitas ialah. . . . .
a. karbon dioksida
b. air
c. oksigen
d. energi
3. Epiglotis yang terdapat di pangkal tenggorok berfungsi. . . . . . .
a. mengtur jalan makanan dan jalan pernafasan
b. memperbesar getaran pita suara waktu udara lewat
c. memper kuat gelang-gelang tulang rawan
d. mengatur banyaknya udara yang masuk ke paru-paru
4. Menghirup udara melalui hidung lebih baik jika dibandingkan melalui mulut
karena alasan-alasan dibawah ini, kecuali. . . . .
a. volume disesuaikan
b. udara tersaring oleh bulu-bulu hidung
c. disesuaikan dengan suhu tubuh
d. diatur kelembapannya
5. Paru-paru terdiri dari 5 lobus (gelambir), yaitu. . . . . .
a. 3 lobus paru-paru kiri dan 2 lobus paru-paru kanan
Page 91
b. 2 lobus paru-paru kiri dan 3 lobus paru-paru kanan
c. 1 lobus paru-paru kiri dan 4 lobus paru-paru kanan
d. 4 lobus paru-paru kiri dan 1 lobus paru-paru kanan
6. Berikut ini termasuk alat pernafasan pada tubuh manusia, kecuali. . . . . .
a. hidung c. hati
b. faring d. paru-paru
7. Peradangan pada cabang batang tenggorokan disebut. . . . . .
a. bronkitis c. sinusitis
b. pleuritis d. parotitis
8. Bagian udara yang penting untuk pernafasan adalah gas. . . . . .
a. nitrogen c. karbon monoksida
b. oksigen d. karbon dioksida
9. Berikut adalah gangguan pernafasan yang disebabkan oleh bakteri, kecuali. . . . . .
a. TBC c. influenza
b. asfiksi d. bronkitis
10. Berikut adalah organ-organ saluran pernapasan:
4. rongga hidung 4. cabang batang tenggorok
5. pangkal tenggorok 5. paru-paru
6. batang tenggorok 6. gelembung paru-paru
organ saluran pernapasan yang jumlahnya sepasang adalah. . . . . .
a. 1 dan 2
b. 3 dan 4
c. 4 dan 5
d. 5 dan 6
11. Diantara rongga dada dan rongga perut terdapat selaput yang disebut. . . . .
a. diafragma c. trakea
b. pleura d. bronkia
12. Selaput suara atau pita suara terdapat di. . . . . .
a. trakea c. trakeolus
b. bronkia d. jakun
13. Oksidsi zat makanan di dalam tubuh manusia terjadi di dalam. . . . .
a. sel-sel tubuh
b. saluran pencernaan
c. saluran pernafassan
Page 92
d. rongga perut
14. Perhatikanlah gambar sistem pernafasan pada manusia berikut ini. Bronkus
ditunjukkan oleh nomer. . . .
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
15. Pada waktu inspirasi terjadi. . . . . .
a. diafragma mendatar, tulang rusuk menurun
b. diafragma mendatar, tulang rusuk terangkat
c. diafragma melengkung ke atas, tulang rusuk terangkat
d. diafrgma melengkung ke bawah, tulang rusuk menurun
16. Udara sebanyak-banyaknya yang dapat keluar masuk paru-paru disebut . . . . . .
a. kapasitas vital paru-paru
b. volume total paru-paru
c. daya tapung paru-paru
d. volume pernafasan
17. Pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida dalam proses pernapasan terjadi di . .
. . .
a. rongga hidung
b. trakea
c. bronkiolus
d. alveolus
18. Proses oksidasi biologi di dalam sel tubuh dapat ditulis dengan reaksi . . . . . . .
a. zat makanan + O2 CO2 + H2O
b. zat makanan + O2 CO2 + H2O + energi
c. zat makanan + O2 CO2 + H2O + energi
d. zat makanan + O2 CO2 + O2 + energi
19. Fungsi proses pernapasan bagi tubuh adalah sebagai berikut kecuali . . . . . . .
a. memasukkan oksigen
b. menghasilkan energi untuk proses oksidasi makanan
c. mengeluarkan sisa oksidasi yaitu karbondioksida
d. merawat alat peredaran darah
Page 93
20. Kontraksi dan relaksasi otot diafragma mengakibatkan terjadinya pernapasan
a. dada c. aerob
b. perut d. anaerob
21. Gangguan pernapasan karena tingginya kadar asam karbonat dan asam bikarbonat
disebut . . . . .
a. asfiksi
b. asma
c. asidosis
d. rinitis
22. Udara yang keluar masuk paru-paru pada waktu melakukan pernapasan biasa
disebut. . . . . . .
a. udara komplementer
b. udara suplementer
c. udara tidal (pernapasan)
d. udara residu (sisa)
23. Peradangan pada faring akibat infeksi oleh bakteri streptococus disebut. . . . . .
a. bronkitis
b. laringitis
c. faringitis
d. sinusitis
24. Untuk menjaga kesehatan paru-paru dapat dilakukan dengan menghindari . . . . . . .
a. tidur terlalu malam
b. terlalu capek
c. merokok
d. makan makanan berlemak
25. Pernapasan dibantu dengan kontraksi otot-otot diafragma disebut pernapasan . . . .
a. perut c. diafragma
b. dada d. otot
26. Urutan organ pernapasan yang benar dari kuar ke dalam adalah . . . . . . . .
a. mulut, tenggorokan, paru-paru
b. hidung, kerongkongan, paru-paru
c. hidung, tenggorokan, paru-paru
d. mulut, kerongkongan, paru-paru
Page 94
27. Berikut ini gangguan pada pernapasan, kecuali . . . . . .
a. TBC c. pilek
b. influenza d. muntaber
28. Pertukaran oksigen dan karbondioksida terjadi melalui proses difusi. Dalam hal
ini difusi adalah proses pertukaran zat yang berwujud . . . . . . . .
a. cair c. uap
b. padat d. gas
29. Pada pernapasan perut yang berperan adalah . . . . . . .
a. otot diafragma
b. otot perut dan diafragma
c. diafragma dan otot diafragma
d. otot diafragma dan otot perut
30. Penyakit saluran pernapasan sebagai akibat infeksi Mycobacterium tuberculosis
disebut . . . . .
a. asma c. pneumodia
b. flu d. TBC
Page 95
Lampiran 22
LEMBAR DISKUSI SISWA
MATERI SISTEM PERNAPASAN
Kelompok : 4
Anggota kelompok :
Kelas :
Waktu : 45 menit
Lengkapilah gambar dibawah ini dengan benar !
Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
Page 96
Lampiran 20
LEMBAR DISKUSI SISWA
MATERI SISTEM PERNAPASAN
Kelompok : 3
Anggota kelompok :
Kelas :
Waktu : 45 menit
Lengkapilah gambar di bawah ini dengan benar!
Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.