Top Banner
PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA (Studi Kasus di Kabupaten/Kota se-Sumatera Tahun Anggaran 2013-2014) (Skripsi) Oleh VERIZA NANDA F FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017
78

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

Mar 30, 2019

Download

Documents

duongnhan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAHDAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP KINERJA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA(Studi Kasus di Kabupaten/Kota se-Sumatera Tahun Anggaran

2013-2014)

(Skripsi)

Oleh

VERIZA NANDA F

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2017

Page 2: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

ABSTRACT

THE INFLUENCE REGIONAL GOVERNMENT CHARACTERISTICSAND AUDIT FINDINGS OF BPK ON REGIONAL GOVERNMENT

PERFORMANCE OF REGENCY / CITY.(Case Study in Regency / City as Sumatera Fiscal Year 2013-2014)

By

VERIZA NANDA F

This research was conducted to determine the influence between theCharacteristics of Local Government and Audit Findings of BPK on LocalGovernment Performance. Independent variables in this study are Regional Size,Regional Wealth Level, Region Dependency Level, Regional Expenditure,Legislative Size and BPK Audit Finding. Dependent variable in this research isthe score of Performance of Local Government issued by Ministry of HomeAffairs.The sampling technique is done by purposive sampling method in all regencies /cities in Sumatera Island. Data analysis technique is done by multiple linearregression analysis method using SPSS 21 program tool.The result of this research is variable of level of regional wealth and regionalexpenditure by using 0,05 significance have influence to performance of localgovernment of regency / city. While the variable of area size, level of dependency,legislative size and BPK audit findings have result that is not in accordance withthe initial hypothesis.

Keywords: Regional Size, Wealth Level, Dependency Level, LocalExpenditure, Legislative Measures, BPK Audit Findings, Performance

Page 3: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

ABSTRAK

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DANTEMUAN AUDIT BPK TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH

KABUPATEN/KOTA(Studi Kasus di Kabupaten/Kota se-Sumatera Tahun Anggaran 2013-2014)

OLEH

VERIZA NANDA F

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara KarakteristikPemerintah Daerah dan Temuan Audit BPK terhadap Kinerja PemerintahDaerah.Variabel Independen dalam penelitian ini adalah Ukuran Daerah, TingkatKekayaan Daerah, Tingkat Ketergantungan Daerah, Belanja Daerah, UkuranLegislatif dan Temuan Audit BPK. Variabel Dependen dalam penelitian iniadalah skor Kinerja Pemerintah Daerah yang dikeluarkan oleh Kementrian DalamNegeri.

Teknik sampling dilakukan dengan metode purposive sampling pada seluruhkabupaten/kota yang ada di Pulau Sumatera. Teknik analisis data dilakukandengan metode analisis regresi linear berganda dengan menggunakan alat bantuprogram SPSS 21.

Hasil dari penelitian ini adalah variabel tingkat kekayaan daerah dan belanja daerahdengan menggunakan batas signifikansi 0,05 memiliki pengaruh terhadap kinerjapemerintah daerah kabupaten/kota. Sedangkan variable ukuran daerah, tingkatketergantungan, ukuran legislatif dan temuan audit BPK memiliki hasil yang tidaksesuai dengan hipotesis awal.

Kata kunci: Ukuran Daerah, Tingkat Kekayaan, Tingkat Ketergantungan,Belanja Daerah, Ukuran Legislatif, Temuan Audit BPK, Kinerja

Page 4: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAHDAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP KINERJA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA(Studi Kasus di Kabupaten/Kota se-Sumatera Tahun Anggaran

2013-2014)

Oleh

VERIZA NANDA F

SkripsiSebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan AkuntansiFakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2017

Page 5: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP
Page 6: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP
Page 7: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP
Page 8: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 10 Mei 1993 sebagai anak

pertama dari lima bersaudara, dari pasangan Bapak Rizal Musa dan Ibu Nana

Marlina.

Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) diselesaikan di TK Arusdah Bandar

Lampung pada tahun 1999, Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDN 1 Tanjung

Agung Bandar Lampung, pada tahun 2005, Sekolah Menengah Pertama (SMP)

diselesaikan di SMP Negeri 4 Bandar Lampung pada tahun 2008, dan Sekolah

Menengah Atas diselesaikan di SMA Utama 2 Bandar Lampung, pada tahun

2011.

Selanjutnya penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung melalui jalur tertulis Seleksi Nasional

Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada tahun 2011. Penulis terdaftar

dalam beberapa kegiatan organisasi diantaranya Himpunan Mahasiswa Akuntansi

(HIMAKTA), Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) dan Badan Eksekutif

Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (BEM FEB).

Page 9: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

ix

MOTO

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamubersedih hai, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi

derajatnya, jika kamu orang-orang yang beriman.”

(QS Al-Imran : 139)

Perjuangan seseorang akan banyak berarti jika dimulai dari diri sendiri

dan dilandaskan dengan keikhlasan

(Nabi Muhammad SAW)

Gantungkan cita-citamu setinggi langit ! Bermimpilah setinggi langit. Jikaengkau jatuh, engkau jatuh di antara bintang-bintang.

(Ir. Soekarno)

Percaya pada diri sendiri dan jangan bergantung dengan orang

lain, yakinkan diri untuk menggapai impian.

(Veriza Nanda F)

Page 10: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah

banyak memberikan nikmat, baik nikmat sehat nikmat iman dan menjadikan

segala sesuatu yang sulit ini menjadi mudah. Sholawat serta salam semoga

terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluargannya, para sahabat dan

kepada orang-orang yang senantiasa mengikuti sunnah beliau.

Saya persembahkan karya ini untuk orang-orang yang selalu mendukung sehingga

saya bisa menyelesaikan pendidikan strata 1 di Universitas Lampung. Teruntuk

kelurgaku Ayah, Ibu dan Adik-adikku tercinta (ayah Rizal Musa, ibu Nana

Marlina dan adik-adikku Renata Septiani Putri, Yunia Rahmawati Putri, Salma

Izzi Maula dan Ahmad Syauqi Mubaroq) yang selalu memberikan do’a, perhatian,

kasih sayang dan dukungan hingga saat ini.

Kepada teman-teman FEB Unila yang telah banyak memberikan pelajaran yang

berharga dalam upaya menjadi orang yang berguna bagi agama, keluarga dan

bangsa.

Page 11: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

SANWACANA

Bissmillahirahmanirrahim

Segala puji dan syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT yang mana atas

berkat dan rahmat-Nya Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi yang berjudul “Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah dan

Temuan Audit BPK terhadap Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota”

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program

Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Terselesaikannya skripsi ini tak lepas dari bantuan, dukungan dan bimbingan

berbagai pihak baik moril maupun materil. Untuk itu dalam kesempatan ini

dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa hormat dan terima

kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., Akt selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

4. Ibu Ninuk Dewi K, S.E., M.Sc., Akt selaku Pembimbing Akademik penulis

atas kesediaanya membantu, mengarahkan dan memberi masukan selama

Page 12: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

penulis menempuh pendidikan S1 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. A Zubaidi Indra, M.M., CPA., CA., Ak. selaku Pembimbing I

(satu) yang telah meluangkan waktu dan fikirannya serta memberikan kritik,

saran, masukan dan semangat untuk penulis sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini.

6. Bapak Pigo Nauli, S.E., M.sc. selaku Pembimbing II (dua) yang telah

meluangkan waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran, masukan

dan semangat untuk penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi.

7. Bapak Kiagus Andi, S.E., M.Si., Akt., CA. selaku Pembahas yang telah

memberikan kritik, saran dan masukan yang membangun terhadap skripsi ini.

8. Seluruh Dosen beserta seluruh staf karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Lampung yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan juga

pembelajaran berharga bagi penulis selama menempuh program pendidikan

S1. Khususnya untuk staf karyawan di jurusan Akuntansi pak Sobari, bang

Feri, mbak Tina, mpok, mas Yana, mas Yono, mas Leman, yang telah banyak

membantu selama proses pengerjaan skripsi dan selalu berbagi canda tawa

sehari-hari.

9. Kedua Orangtuaku tercinta Rizal Musa dan Nana Marlina yang selalu

memberikan doa, nasihat, semangat, kasihsayang, dukungan moril dan

materiil serta senantiasa berkorban dan selalu memberikan yang terbaik bagi

penulis dengan penuh keikhlasan. Semoga Allah SWT selalu melindunginya.

10. Adik-adikku yang kusayangi Renata Septiani Putri, Yunia Rahmawati Putri,

Salma Izzi Maula dan Ahmad Syauqi Mubaroq. Terima kasih atas canda dan

Page 13: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

tawa yang diberikan, kebersamaan dengan kalian sangat berharga bagi

penulis.

11. Kakek-nenekku tercinta Alinudin bin Musa (Atu) dan Junaidah binti Jafar

(Umik) yang telah memberikan banyak nasihat, kasihsayang, canda tawa dan

juga pelajaran yang sangat berharga untuk Nanda. Nanda sayang dengan Atu

dan Umik. Semoga kalian mendapatkan tempat yang terbaik disisin-Nya.

Amin..

12. Kepada keluarga besarku Buyah, Om seli, Om Elan, Ikhan Soni, Ikhan Lia,

Ikhan Hari, Bunda, Ajo dan keluargaku yang lainnya yang tidak bisa

disebutkan satu-persatu. Terimakasih banyak atas dukungan dan nasihatnya

sehingga Penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.

13. Untuk Sevfianti, S.Ked. yang telah bersedia mendampingi penulis dari awal

penulisan skripsi hingga sekarang. Terima kasih atas waktu, do’a, dan

motivasi yang diberikan, kebersamaanmu sangat berharga bagi penulis.

Semoga kebersamaanmu memiliki akhir yang bahagia.

14. Sahabat-sahabat seperjuangan dari awal Pengantar Akun sampe Skripsi

Andin Widyatama, Imam Dwi Prasetyo dan M. Kurniawansyah. Terima kasih

atas kebersamaannya selama ini, merupakan suatu kebanggaan bertemu

dengan kalian, dan sukses untuk kita kedepannya.

15. Sahabat-sahabat Makel: Juna, Andin, Baha, Bily, Ucok, Kentang, Alif, Dion,

Eja, Enyeng, Fajar, Imam, Jaka, Boga, Wawan, Vito, Rachmad, Rido, Tito,

Yoga/i yang telah membantu, mendoakan, memberikan suka dan duka kepada

penulis.

Page 14: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

16. Teman-teman akuntansi angkatan 2011 Alif, Andin, Agung, Beni, Bily,

Ucok, Eja, Enyeng, Fajar, Lian, Bainal, Kevin, Aulia, Yuni, Puput, Okti, PS,

Dinda, Sinta, Nissa, Rahmat, Ahmad, Panggih, Imam, Jaka, Boga, Wawan,

Rido, Tito, vito, Ata, Oneng, Farah, Bedi, Gilang, Lely, Nabila, Tya, Vetty,

Viana Yoga/i dan teman-teman seperjuangan lainnya yang tidak bisa

disebutkan satu persatu.

17. Keluarga besar KKN Desa Margajaya, Kecamatan Selagai Lingga, Lampung

Tengah (Hafiz Lutfi, Ade Agung Darmawan, Hendra Effendi, Rischa

Meiyani, Sevfianti, Jessica Yunggo, Rahmawati Handayani) terimakasih atas

kebersamaan 40 hari yang tak terlupakan;

18. Almamaterku tercinta.

19. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari meskipun telah berusaha semaksimal mungkin skripsi ini

masih jauh dari sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan.

Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, serta

penulis sangat mengharapkan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis

khususnya dan pembaca pada umumnya

Bandar lampung, 26 Mei 2017

Penulis

Veriza Nanda Firstian

Page 15: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

xiv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

PERNYATAAN.............................................................................................. ii

ABSTRACT ................................................................................................... iii

ABSTRAK ..................................................................................................... iv

HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................v

HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... vi

RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... vii

PERSEMBAHAN........................................................................................ viii

MOTTO ......................................................................................................... ix

SANWACANA ................................................................................................x

DAFTAR ISI................................................................................................ xiv

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xix

DAFTAR GAMBAR.....................................................................................xx

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xxi

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................7

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...............................................................8

1.3.1 Tujuan Penelitian ..............................................................................8

1.3.2 Manfaat Penelitian ............................................................................9

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori ........................................................................................10

2.1.1 Teori Agensi (Agency Theory)........................................................10

2.1.2 Sistem Informasi Keuangan Daerah ...............................................11

Page 16: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

xv

2.1.3 Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah ...............................12

2.1.4 Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah..................14

2.1.4.1 Metodologi EKPPD............................................................16

2.1.4.2 Instrumen EKPPD ..............................................................21

2.1.5 Karakteristik Pemerintah Daerah....................................................25

2.1.5.1 Ukuran Daerah....................................................................26

2.1.5.2 Tingkat Kekayaan Daerah ..................................................27

2.1.5.3 Tingkat Ketergantungan Daerah.........................................27

2.1.5.4 Belanja Daerah ...................................................................29

2.1.5.5 Ukuran Legislatif................................................................30

2.1.6 Temuan Audit BPK ........................................................................30

2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................................32

2.3 Kerangka Pemikiran ................................................................................35

2.4 Pengembangan Hipotesis .........................................................................36

2.4.1 Pengaruh ukuran pemerintah daerah terhadap skor kinerja Pemda

kabupaten/kota................................................................................36

2.4.2 Pengaruh tingkat kekayaan daerah terhadap skor kinerja Pemda

kabupaten/kota................................................................................37

2.4.3 Pengaruh tingkat ketergantungan daerah terhadap skor kinerja

Pemda kabupaten/kota....................................................................37

2.4.4 Pengaruh belanja daerah terhadap skor kinerja Pemda

kabupaten/kota................................................................................38

2.4.5 Pengaruh ukuran legislatif terhadap skor kinerja Pemda

kabupaten/kota................................................................................39

Page 17: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

xvi

2.4.6 Pengaruh temuan audit BPK terhadap skor kinerja Pemda

kabupaten/kota................................................................................40

III. METODE PENELITIAN

3.1 Pengukuran dan Definisi Operasional Variabel.......................................41

3.1.1 Variabel Dependen......................................................................41

3.1.2 Variabel Independen ...................................................................42

3.1.2.1 Variabel Ukuran Daerah......................................................42

3.1.2.2 Variabel Tingkat Kekayaan Daerah ....................................43

3.1.2.3 Variabel Tingkat Ketergantungan Daerah ...........................43

3.1.2.4 Variabel Belanja Daerah......................................................43

3.1.2.5 Variabel Ukuran Legislatif ..................................................44

3.1.2.6 Variabel Temuan Audit BPK ..............................................44

3.2 Populasi dan Sampel ................................................................................44

3.2.1 Jenis dan Sumber Data.................................................................45

3.2.2 Metode Pengumpulan Data..........................................................45

3.3 Metode Analisis ........................................................................................46

3.3.1 Analisis Statistik Deskriptif ........................................................46

3.4.2 Uji Asumsi Klasik.......................................................................46

3.4.2.1 Uji Normalitas.................................................................46

3.4.2.2 Uji Multikolinearitas .......................................................47

3.4.2.3 Uji Autokorelasi ..............................................................48

3.4.2.4 Uji Heteroskedastisitas....................................................48

3.4 Pengujian Model Regresi..........................................................................49

Page 18: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

xvii

3.4.1 Analisis Regresi Linear Berganda...............................................49

3.5 Pengujian Hipotesis .................................................................................50

3.5.1 Analisis Koefisien Determinasi (R2) ...........................................50

3.5.3 Uji signifikansi t...........................................................................50

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data ..........................................................................................51

4.1.1 Seleksi Sampel ............................................................................51

4.1.2 Statistik Deskriptif ......................................................................52

4.2 Uji Asumsi Klasik ....................................................................................54

4.2.1 Uji Normalitas.................................................................................55

4.2.2 Uji Multikolinearitas.......................................................................57

4.2.3 Uji Autokorelasi..............................................................................58

4.2.4 Uji Heteroskedastisitas ...................................................................58

4.3 Pengujian Model Regresi..........................................................................59

4.3.1 Analisis Regresi Linear Berganda...............................................60

4.4 Pengujian Hipotesis...................................................................................62

4.4.1 Analisis Koefisien Determinasi ......................................................62

4.4.2 Uji Signifikansi t .............................................................................63

4.5 Pembahasan...............................................................................................64

4.5.1 Pengaruh ukuran pemerintah daerah terhadap skor kinerja Pemda

kabupaten/kota ...............................................................................64

4.5.2 Pengaruh tingkat kekayaan daerah terhadap skor kinerja Pemda

kabupaten/kota.................................................................................65

Page 19: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

xviii

4.5.3 Pengaruh tingkat ketergantungan daerah terhadap skor kinerja

Pemda kabupaten/kota....................................................................66

4.5.4 Pengaruh belanja daerah terhadap skor kinerja Pemda

kabupaten/kota ...............................................................................66

4.5.5 Pengaruh ukuran legislatif terhadap skor kinerja Pemda

kabupaten/kota ...............................................................................67

4.5.6 Pengaruh temuan audit BPK terhadap skor kinerja Pemda

kabupaten/kota ...............................................................................67

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan...................................................................................................69

5.2 Keterbatasan Penelitian ............................................................................69

5.3 Saran .........................................................................................................71

DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

Page 20: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

xix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ............................................................... 33

4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif..................................................................... 52

4.2 Hasil Uji Normalitas Sebelum Outlier ...................................................... 55

4.3 Hasil Uji Normalitas Sesudah Outlier....................................................... 56

4.4 Hasil Uji Multikolinearitas........................................................................ 57

4.5 Hasil Uji Autokorelasi .............................................................................. 58

4.6 Hasil Uji Model Regresi............................................................................ 60

4.7 Hasil Analisis Regreri Linear Berganda ................................................... 61

4.8 Hasil Analisis Koefisien Determinasi ....................................................... 63

4.9 Hasil Uji Signifikansi-t ............................................................................. 64

Page 21: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

xx

DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerangka Pemikiran .......................................................................................... 35

4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas .............................................................................. 59

Page 22: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Nama Daerah Sampel

Lampiran 2 Rekapitulasi Data Pengamatan Tahun 2013

Lampiran 3 Rekapitulasi Data Pengamatan Tahun 2014

Lampiran 4 Data Outlier

Lampiran 5 Hasil Hasil Olah Data SPSS 21.0

Page 23: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Awal mula pengalihan kewenangan dan tanggungjawab dalam pengelolaan

keuangan dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah disebabkan karena faktor

krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia tahun 1996-1997 (Azhar, 2008).

Pengalihan kewenangan tersebut bertujuan agar kelak Pemerintah Daerah dapat

membiayai pembangunan daerah dan pelayanan publik dengan pengelolaan

keuangannya sendiri. Minimalisir campur tangan pemerintah pusat dalam

pengelolaan keuangan pemerintah daerah diharapkan dapat mengembangkan

potensi daerah.

Pada era otonomi terjadi pergeseran wewenang dan tanggungjawab dalam

pengalokasian sumber daya dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Dipicu

dengan adanya krisis moneter dan transisi politik sejak 1 Januari 2001, Republik

Indonesia menerapkan desentralisasi (otonomi daerah) yang didasarkan pada

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang telah direvisi dengan Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang “Pemerintah Daerah” dan Undang-

Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang “Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah”.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang

“Pemerintahan Daerah” menyatakan bahwa efisiensi dan efektivitas

penyelenggaraan pemerintah daerah perlu ditingkatkan dengan lebih

Page 24: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

2

memperhatikan aspek-aspek hubungan antar susunan pemerintahan dan antar

pemerintahan daerah, potensi dan keanekaragaman daerah, peluang dan tantangan

persaingan global dengan memberikan kewenangan yang seluas-luasnya kepada

daerah disertai dengan pemberian hak dan kewajiban menyelenggarakan otonomi

daerah dalam kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintah negara. Oleh karena

itu pemerintah daerah harus mampu menyelenggarakan pemerintahannya agar

tercipta tata kelola pemerintahan daerah yang baik. Sistem evaluasi, monitoring,

dan pengukuran kinerja yang sistematis guna mengukur kemajuan yang dicapai

pemerintah daerah dalam kurun waktu tertentu juga perlu diterapkan.

UU Nomor 23 tahun 2014 tentang “Pemerintahan Daerah” selain memberikan

kewenangan otonomi kepada Pemda juga mewajibkan tiap kepala daerah untuk

memberikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) kepada

pemerintah pusat. Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 2007 tentang

“Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada pemerintah, laporan

keterangan pertanggungjawaban kepala daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah, dan informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada

masyarakat” menyebutkan bahwa ruang lingkup LPPD mencakup

penyelenggaraan urusan desentralisasi, tugas pembantuan dan tugas umum

pemerintahan. Penyelenggaraan urusan desentralisasi meliputi urusan wajib dan

pilihan. Urusan wajib adalah urusan yang sangat mendasar yang berkaitan dengan

hak dan pelayanan dasar warga negara. Sedangkan urusan pilihan merupakan

urusan yang secara nyata ada di daerah dan berpotensi untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat, sesuai dengan kondisi, kekhasan dan potensi unggulan

daerah. Dengan demikian, isi dari LPPD Pemda Kabupaten/Kota sangat

Page 25: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

3

tergantung dengan urusan yang menjadi tanggungjawabnya dan karakteristik dari

masing-masing Pemda tersebut (Mustikarini dan Fitriasari,2012).

Dalam penyelenggaraan pemerintah daerah, diperlukan adanya evaluasi. Evaluasi

penyelenggaraan pemerintah daerah dimaksudkan untuk mengukur kinerja

pemerintah daerah. Menurut Chaw, et al (2001) dalam Sumarjo (2010)

pengukuran kinerja merupakan komponen yang penting karena akan memberikan

umpan balik atas rencana yang telah diimplementasikan. PP Nomor 6 tahun 2008

tentang “pedoman evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah” menyebutkan

bahwa salah satu evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah berupa

Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EKPPD). Setelah itu

dilengkapi dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 73 tahun 2009 tentang

“tata cara pelaksanaan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah”

dan Permendagri nomor 74 tahun 2009 tentang “Pedoman pemberian

penghargaan kepada penyelenggara Pemerintahan Daerah”. Pasal 5 Permendagri

Nomor 73 Tahun 2009 ini disebutkan bahwa EKPPD menggunakan LPPD

sebagai sumber informasi utama.

Metode EKPPD dilakukan dengan menilai total Indeks Komposit Kinerja

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Total Indeks Komposit Kinerja

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah merupakan penjumlahan hasil penilaian

yang meliputi Indeks Capaian Kinerja dan Indeks Kesesuaian Materi. Indeks

capaian kinerja diukur dengan menilai IKK pada aspek tataran pengambil

kebijakan dan pelaksanaan kebijakan.

Page 26: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

4

Hasil dari EKPPD tersebut berupa laporan hasil Evaluasi Pemeringkatan Kinerja

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Laporan hasil Evaluasi Pemeringkatan

Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dikeluarkan pertamakali oleh

Kementerian Dalam Negeri tahun 2009 atas LPPD tahun anggaran 2007.

Menurut Soeprapto (2003), terdapat banyak faktor yang mempengaruhi

penyelenggaraan maupun kesuksesan program pengembangan kapasitas dalam

pemerintahan daerah. Namun secara khusus dapat disampaikan bahwa dalam

konteks otonomi daerah, faktor-faktor signifikan yang mempengaruhi

pembangunan kapasitas meliputi 5 (lima) hal pokok yaitu, komitmen bersama,

kepemimpinan, reformasi peraturan, reformasi kelembagaan, dan pengakuan

tentang kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.

Dalam mendukung penyelenggaraan Pemerintah, Pemerintah Daerah menyusun

anggaran keuangan yang kemudian dijadikan pedoman dalam menjalankan

berbagai aktivitasnya. Anggaran dalam pemerintah daerah biasa disebut dengan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Seluruh penerimaan dan

pengeluaran Pemerintahan Daerah baik dalam bentuk uang, barang dan/jasa pada

tahun anggaran yang berkenaan harus dianggarkan dalam APBD (Kawedar,

2008). APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri dari pendapatan daerah,

belanja daerah dan pembiayaan daerah (Darise, 2008).

Untuk menunjang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang lebih

baik, akuntabilitas publik merupakan elemen terpenting dan merupakan tantangan

utama yang dihadapi Pemerintah dan Pegawai Negeri. Akuntabilitas berada dalam

ilmu sosial yang menyangkut berbagai cabang ilmu sosial lainnya seperti

Page 27: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

5

ekonomi, administrasi, politik, perilaku dan budaya. Selain itu, akuntabilitas dapat

diartikan sebagai bentuk kewajiban mempertanggung-jawabkan keberhasilan atau

kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang

telah ditetapkan sebelumnya, melalui suatu media pertanggungjawaban yang

dilaksanakan secara periodik (Stanbury, 2003). Sehingga akuntabilitas publik

dapat dilakukan secara transparansi dengan tujuan menciptakan good governance,

untuk melakukan upaya konkrit mewujudkan good governance, serta

meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan pemerintah,

maka baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, wajib menyampaikan

laporan pertanggungjawaban yang berupa laporan keuangan.

Undang-undang (UU) nomor 23 tahun 2014 sebagai pengganti dari undang-

undang nomor 32 tahun 2004 tentang “Pemerintah Daerah” menyatakan bahwa

masing-masing pemerintah, baik pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota, wajib

membuat laporan keuangannya sendiri. Selain itu, dalam undang-undang nomor

17 tahun 2003 tentang “Keuangan Negara”, dijelaskan lebih lanjut bahwa

presiden, gubernur, bupati, dan walikota, wajib menyampaikan Laporan

Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(APBN)/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) berupa laporan

keuangan yang setidaknya berisi neraca, laporan realisasi APBN/APBD, laporan

arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Hasil laporan keuangan pemerintah

yang telah dibuat nantinya harus mengikuti Standar Akuntansi Pemerintahan yang

berlaku, baru kemudian disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) /

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan masyarakat umum setelah diaudit

oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Page 28: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

6

Berdasarkan penelitian sebelumnya, Penelitian Suhardjanto dkk (2010) menguji

“Pengaruh karakteristik pemerintah daerah terhadap kinerja keuangan pemerintah

daerah”, Sumarjo (2010) mengaitkan dengan kinerja keuangan. Mustikarani,

Astuti dan Fitrasari (2012), menguji “Pengaruh karakteristik Pemda dengan proksi

variabel ukuran, tingkat kekayaan, tingkat ketergantungan, belanja daerah dan

temuan audit BPK terhadap skor kinerja pemerintah daerah di Indonesia”,

Kusumawardhani (2012), menguji “Pengaruh karakteristik pemerintah daerah

dengan proksi variabel size, kemakmuran, ukuran legislatif, leverage terhadap

kinerja keuangan pemerintah daerah di Indonesia”. Peneliti menggunakan variabel

karakteristik pemerintah daerah dan variabel hasil pemeriksaan audit BPK dalam

mengukur keterkaitan dengan kinerja keuangan pemerintah daerah. Hal tersebut

diperlukan untuk menghindari adanya berbagai macam tindak kecurangan dalam

pelaksanaan kegiatan pemerintahan.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang

“Pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara” menyebutkan

bahwa pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang

dilakukan secara independen, obyektif, dan profesional berdasarkan standar

pemeriksaan, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan

informasi mengenai pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara. Hasil

pemeriksaan keuangan yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

dapat berupa temuan audit, opini audit maupun kesimpulan audit. Penelitian

mengenai hasil audit BPK telah dilakukan oleh Mustikarini dan Fitriasari (2012)

yang menggunakan temuan audit BPK dalam menjelaskan hasil audit. Penelitian

Virgasari (2009) dan Indrarti (2011) menggunakan opini audit dalam menjelaskan

Page 29: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

7

hasil audit BPK. Berdasarkan penelitian tersebut, peneliti menggunakan variabel

temuan audit BPK dan opini audit BPK dalam memproksikan hasil pemeriksaan

audit.

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul:

“Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah dan Temuan Audit BPK

Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota.”

(Studi kasus di kabupaten / kota se-Sumatera tahun anggaran 2013-2014)

1.2 Rumusan Masalah

Peran Pemda dalam penyediaan layanan publik dan pencapaian tujuan

pembangunan nasional menjadi semakin besar. Oleh karena itu, dibutuhkan

adanya sistem pengendalian, evaluasi dan pengukuran kinerja yang sistematis

untuk mengukur kemajuan yang dicapai. Pemerintah daerah lebih

bertanggungjawab (akuntabel) dan transparan dalam setiap kebijakan, tindakan,

dan kinerja yang dihasilkan. Dalam proses pengelolaan keuangan pemerintah,

tahap penganggaran menjadi sangat penting karena anggaran yang tidak efektif

dan tidak berorientasi pada kinerja akan dapat menggagalkan perencanaan yang

sudah disusun. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi karakteristik pemerintah daerah dan temuan audit BPK terhadap

kinerja pemerintah daerah kabupaten/kota se-Sumatera. Dalam penelitian

mengenai karakteristik daerah.

Page 30: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

8

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dirumuskan permasalahan sebagai

berikut:

1. Apakah ukuran daerah berpengaruh terhadap kinerja pemerintah daerah

kabupaten/kota se-Sumatera ?

2. Apakah tingkat kekayaan daerah berpengaruh terhadap kinerja pemerintah

daerah kabupaten/kota se-Sumatera ?

3. Apakah tingkat ketergantungan daerah berpengaruh terhadap kinerja

pemerintah daerah kabupaten/kota se-Sumatera ?

4. Apakah belanja daerah berpengaruh terhadap Kinerja Pemerintah Daerah

kabupaten/kota se-Sumatera ?

5. Apakah ukuran legislatif berpengaruh terhadap kinerja pemerintah daerah

kabupaten/kota se-Sumatera ?

6. Apakah temuan audit BPK berpengaruh terhadap kinerja pemerintah

daerah kabupaten/kota se-Sumatera ?

1.3 TujuanPenelitian dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Untuk menguji pengaruh karakteristik pemerintah daerah dan hasil pemeriksaan

audit BPK secara bersama maupun terpisah terhadap kinerja pemerintah

kabupaten/kota se-Sumatera.

Page 31: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

9

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis untuk menjelaskan suatu fenomena yang ada di setiap

lingkungan pemerintah daerah serta menganalisi terhadap pengaruh

karakteristik pemerintah daerah dan temuan audit BPK terhadap kinerja

pemerintah daerah se-Sumatera.

2. Secara praktik untuk memberikan kontribusi kepada pemerintah daerah

dalam bentuk sumbangan pemikiran tentang pentingnya kesadaran akan

pencapaian suatu kinerja baik secara finansial maupun non finansial

sebagai dampak karakteristik pemerintah daerah dan temuan audit BPK

terhadap kinerja pemerintah daerah se-Sumatera.

Page 32: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 LandasanTeori

2.1.1 Teori Agensi (Agency Theory)

Dalam teori agensi, Jensen dan Meckling (Jensen, 1976) mendefinisikan hubungan

agensi sebagai sebuah kontrak dimana satu atau lebih (principal) menyewa orang lain

untuk melakukan beberapa jasa untuk kepentingan mereka dengan mendelegasikan

beberapa wewenang pembuatan keputusan kepada agen. Prinsip utama teori ini

menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang (prinsipal)

yaitu Investor dengan pihak yang menerima wewenang (agensi) yaitu manajer, dalam

bentuk kontrak kerja sama yang disebut ”nexus of contract”.

Konflik kepentingan akan muncul dan pendelegasian tugas yang diberikan kepada

agen dimana agen tidak dalam kepentingan untuk memaksimumkan kesejahteraan

principal, tetapi mempunyai kecenderungan untuk mementingkan diri sendiri dengan

mengorbankan kepentingan pemilik. Konflik kepentingan antara principal dan agen

menyebabkan munculnya masalah agensi. Akibat yang ditimbulkan dari penerapan

teori keagenan dapat menimbulkan hal positif dalam bentuk efisiensi, tetapi lebih

banyak yang menimbulkan hal negatif dalam bentuk perilaku opportunistik

(opportunistic behaviour). Hal tersebut terjadi karena pihak agensi memiliki

informasi keuangan yang lebih daripada pihak prinsipal (keunggulan informasi),

sedangkan dari pihak prinsipal memanfaatkan kepentingan pribadi atau golongannya

Page 33: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

11

sendiri (self-interest) karena memiliki keunggulan kekuasaan (discretionary power).

Masalah agensi yang timbul di kalangan eksekutif cenderung memaksimalkan utiliti

(self-interest) dalam pembuatan atau penyusunan anggaran APBD, karena memiliki

keunggulan informasi (asimetri informasi). Akibatnya eksekutif cenderung

melakukan ”budgetary slack”.

2.1.2 Sistem Informasi Keuangan Daerah.

Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) menurut http://www.kemendagri.go.id

adalah aplikasi terpadu yang dipergunakan sebagai alat bantu yang dipergunakan

sebagai alat bantu Pemerintah Daerah yang digunakan meningkatkan efektifitas

implementasi dari berbagai regulasi bidang pengelolaan keuangan daerah yang

berdasarkan pada asas efisiensi, ekonomis, efektif, transparan, akuntabel, dan

auditabel.

UU nomor 33 tahun 2004 tentang “Perimbangan keuangan antara pemerintah pusat

dengan daerah” pasal 103 yang menyatakan bahwa informasi yang dimuat dalam

Sistem Informasi Keuangan Daerah adalah data yang terbuka yang dapat diketahui,

diakses, dan diperoleh masyarakat. Ini artinya bahwa pemerintah daerah dituntut

membuka akses kepada masyarakat secara luas atas informasi keuangan yang

dihasilkan Pemda, misalnya dengan mempublikasikan informasi keuangan daerah

melalui surat kabar, internet atau lainnya.

Pasal 101 UU nomor 33 tahun 2004 menyebutkan tujuan pemerintah dalam

menyelenggarakan Sistem Informasi Keuangan Daerah secara nasional adalah:

Page 34: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

12

1. Merumuskan kebijakan dan pengendalian fiskal nasional.

2. Menyajikan informasi keuangan daerah secara nasional.

3. Merumuskan kebijakan keuangan daerah, seperti dana perimbangan, pinjaman

daerah dan pengendalian defisit anggaran.

4. Melakukan pemantauan, pengendalian dan evaluasi pendanaan desentralisasi

daerah, dan defisit anggaran daerah.

Untuk menindaklanjuti pelaksanaan dari UU nomor 33 tahun 2004 maka Pemerintah

mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 56 Tahun 2005 tentang

“Pelaksanaan Sistem Informasi Keuangan Daerah”. Informasi keuangan daerah yang

tertuang dalam PP nomor 56 tahun 2005 Pasal 4 pada pelaksanaanya disampaikan

oleh daerah kepada pemerintah mencakup:

1. APBD dan realisasi APBD provinsi, kota dan kabupaten.

2. neraca daerah.

3. laporan arus kas.

4. catatan atas laporan keuangan daerah.

5. dana dekosentrasi dan dana tugas pembantuan.

6. laporan keuangan perubahan daerah, dan

7. data yang berkaitan dengan kebutuhan fiskal dan kapasitas fiskal daerah.

2.1.3 Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

Menurut PP nomor 3 Tahun 2007 tentang tentang “Laporan Penyelenggaraan

Pemerintah Daerah kepada Pemerintah, laporan keterangan pertanggungjawaban

kepala daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan informasi laporan

Page 35: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

13

penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat” LPPD adalah Laporan

Penyelenggaraan Pemerintah Daerah selama satu tahun anggaran berdasarkan

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) yang disampaikan oleh Kepala Daerah

kepada Pemerintah. Dalam UU nomor 23 tahun 2014, Pemerintah mewajiban bagi

setiap kepala daerah untuk memberikan Laporan Penyelenggara Pemerintah Daerah

(LPPD) kepada pemerintah Pusat. LPPD digunakan Pemerintah sebagai dasar

melakukan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah dan sebagai bahan

pembinaan lebih lanjut sesuai dengan peraturan perundang-undangan. LPPD ini

digunakan pemerintah sebagai dasar melakukan evaluasi penyelenggaraan

pemerintahan daerah dan sebagai bahan pembinaan lebih lanjut sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

LPPD memiliki ruang lingkup yang mencakup urusan desentralisasi, tugas

pembantuan dan tugas umum pemerintah. Urusan desentralisasi meliputi urusan

wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib adalah urusan yang sangat mendasar yang

berkaitan dengan hak dan pelayanan dasar warga negara. Sedangkan urusan pilihan

merupakan urusan yang secara nyata ada di daerah dan berpotensi untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sesuai dengan kondisi, kekhasan dan

potensi unggulan daerah. Tugas pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah Pusat

kepada daerah otonom untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintahan yang

menjadi kewenangan Pemerintah Pusat atau dari Pemerintah Daerah provinsi kepada

Daerah kabupaten/kota untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintahan yang

menjadi kewenangan daerah provinsi. Tugas pemerintahan umum mencakup tugas-

tugas :

Page 36: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

14

1. mewakili kekuasaan dan menegakkan kewibawaan Pemerintah Pusat;

2. menjamin keamanan dan ketertibang umum;

3. melaksanakan kebijakan politik pemerintah pusat;

4. menguasai lingkungan daerah hukumnya dan kekayaan alam milik Negara;

5. memegang kendali atas penduduk;

6. memelihara dan memajukan kemakmuran dan kesejahteraan daerah.

2.1.4 Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Kinerja adalah sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan (Kamus Besar

Bahasa Indonesia, 2001). Menurut Robbin, Stephen P (1994), kinerja adalah ukuran

hasil kerja yang dilakukan dengan menggunakan kriteria yang disetujui bersama.

Pengukuran kinerja (performance measurement) adalah proses pengawasan secara

terus menerus dan pelaporan capaian kegiatan, khususnya kemajuan atas tujuan yang

direncanakan (Westin, 1998 dalam Sumarjo, 2010).

Permendagri Nomor 73 tahun 2009 yang menyebutkan bahwa salah satu evaluasi

kinerja yang dilakukan pemerintah terhadap Pemda berupa Evaluasi Kinerja

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EKPPD). EKPPD dilakukan dengan cara

menilai kinerja tingkat pengambilan keputusan, yaitu Kepala Daerah dan DPRD, dan

tingkat pelaksanaan kebijakan daerah, yaitu satuan kerja perangkat daerah (SKPD).

Sumber informasi utama EKPPD adalah Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah (LPPD) yang disampaikan kepala daerah kepada Pemerintah. Selain itu

apabila dipandang perlu, evaluasi dapat juga menggunakan sumber informasi

tambahan dari laporan lain baik yang berasal dari sistem informasi pemerintah,

Page 37: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

15

laporan pemerintahan daerah atas permintaan Pemerintah, tanggapan atas Laporan

Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah (LKPJ), maupun laporan dari

masyarakat. EKPPD dilaksanakan dengan mengintegrasikan pengukuran kinerja yang

dilaksanakan oleh Tim Nasional EPPD dan Tim Daerah EPPD, serta pengukuran oleh

pemerintahan daerah (pengukuran kinerja mandiri, self assessment) yang

dilaksanakan oleh Tim Penilai.

Di dalam Pasal 5 Permendagri nomor 73 tahun 2009 ini, LPPD digunakan sebagai

sumber informasi utama EKPPD yang difokuskan pada informasi capaian kinerja

pada tataran pengambil kebijakan dan pelaksana kebijakan dengan menggunakan

Indikator Kinerja Kunci (IKK). Menurut Mardiasmo (2002) IKK merupakan

sekumpulan indikator yang dapat dianggap sebagai ukuran kinerja kunci baik bersifat

finansial maupun nonfinansial untuk melaksanakan operasi dan kinerja unit bisnis.

Pasal 5 Permendagri Nomor 73 tahun 2009 menyebutkan IKK merupakan satu

kesatuan dalam sistem pengukuran kinerja mulai dari masing-masing Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD), pemerintahan daerah, antar satu daerah dengan daerah

lainnya dalam tingkat wilayah provinsi maupun pada tingkat nasional.

Penilaian dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja kunci untuk setiap

pengukuran yang secara otomatis akan menghasilkan peringkat kinerja daerah secara

nasional yang dapat digunakan untuk menetapkan kebijakan pengembangan kapasitas

pemerintahan daerah dalam rangka mendorong kompetisi antardaerah dalam

pelaksanaan otonomi daerah.

Peringkat kinerja ditetapkan dengan pengelompokan kinerja penyelenggaraan

pemerintahan daerah dalam kelompok berprestasi sangat tinggi, tinggi, sedang, dan

Page 38: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

16

rendah. Berdasarkan peringkat kinerja, pemerintah menetapkan tiga besar

penyelenggaraan pemerintahan provinsi yang berprestasi paling tinggi dan tiga besar

penyelenggara pemerintahan provinsi yang berprestasi paling rendah. Sementara

untuk pemerintahan kabupaten/kota ditetapkan masing-masing 10 terbaik dan 10

terendah. Apabila sebuah daerah masuk kelompok berprestasi rendah selama tiga

tahun berturut-turut, maka pemerintah dapat melakukan evaluasi kinerja

penyelenggaraan otonomi daerah. Evaluasi kinerja pelaksanaan otonomi daerah

menggunakan aspek kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing

daerah. Hasil evaluasi tersebut, yang kemudian akan disampaikan kepada Presiden

melalui Mendagri untuk bahan pertimbangan kebijakan penghapusan dan

penggabungan daerah.

Mengingat pentingnya melakukan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah

maka seharusnya proses penilaian yang kemudian menghasilkan peringkat ini

tentunya harus dilakukan secara transparan, professional dan akuntabel sehingga

tidak akan menjadi polemik seputar integritas dan kredibilitas penilaian yang

dilakukan. Diharapkan penilaian berlangsung secara terbuka karena dampak terhadap

penilaian tersebut akan sangat fatal bagi daerah yang dinilai apabila mendapatkan

nilai terendah selama 3 tahun berturut-turut.

2.1.4.1 Metodologi EKPPD

Metode EKPPD dilakukan dengan cara menghitung dan menilai indeks komposit

terhadap dua variabel utama yaitu indeks capaian kinerja dan indeks kesesuaian

materi.

Page 39: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

17

1. Indeks Capaian Kinerja

Penilaian terhadap variabel Indeks Capaian Kinerja terdiri dari penilaian pada tataran

Pengambil Kebijakan dan pada tataran Pelaksana Kebijakan.

a. Pada tataran Pengambil Kebijakan meliputi kinerja Kepala Daerah dan DPRD,

terdiri dari 13 aspek yaitu :

1) Ketentraman dan ketertiban umum daerah;

2) Keselarasan dan efektivitas hubungan antara pemerintahan daerah dan

Pemerintah serta antar pemerintahan daerah dalam rangka pengembangan

otonomi daerah;

3) Keselarasan antara kebijakan pemerintahan daerah dengan kebijakan

pemerintah;

4) Efektivitas hubungan antara Pemerintah Daerah dan DPRD;

5) Efektivitas proses pengambilan keputusan oleh DPRD beserta tindak lanjut

pelaksanaan keputusan;

6) Efektivitas proses pengambilan keputusan oleh kepala daerah beserta tindak

lanjut pelaksanaan keputusan;

7) Ketaatan pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan daerah pada peraturan

perundang-undangan;

8) Intensitas dan efektivitas proses konsultasi publik antara Pemerintah Daerah

dengan masyarakat atas penetapan kebijakan publik yang strategis dan relevan

untuk daerah;

9) Transparansi dalam pemanfaatan alokasi, pencairan dan penyerapan DAU,

DAK, dan Bagi Hasil;

Page 40: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

18

10) Intensitas, efektivitas, dan transparansi pemungutan sumber-sumber

pendapatan asli daerah dan pinjaman/obligasi daerah;

11) Efektivitas perencanaan, penyusunan, pelaksanaan tata usaha,

pertanggungjawaban, dan pengawasan APBD;

12) Pengelolaan potensi daerah; dan

13) Terobosan/inovasi baru dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Setiap aspek dirinci ke dalam beberapa fokus (total 35 fokus), dan setiap fokus

dirinci ke dalam beberapa Indikator Kinerja Kunci (IKK), untuk pemerintahan

provinsi total 39 IKK, Kabupaten 44 IKK dan Kota 43 IKK. Pada setiap IKK

dilakukan penilaian dengan prestasi Sangat Tinggi (ST) = 4, Tinggi (T) = 3,

Sedang (S) = 2, Rendah (R) =1.

b. Pada tataran Pelaksana Kebijakan, dilakukan terhadap kinerja Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) yang terdiri dari 9 aspek, yaitu 8 aspek Administrasi

Umum dan 1 aspek Tingkat Capaian Kinerja/SPM. Penilaian 8 aspek

administrasi umum yang diberlakukan terhadap seluruh satuan kerja perangkat

daerah (SKPD) yang terkait dalam melaksanakan 26 urusan wajib dan 8 urusan

pilihan yaitu:

1) Kebijakan teknis penyelenggaraan urusan pemerintahan;

2) Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan;

3) Penataan kelembagaan daerah;

4) Pengelolaan kepegawaian daerah;

5) Perencanaan pembangunan daerah;

6) Pengelolaan keuangan daerah;

Page 41: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

19

7) Pengelolaan barang milik daerah; dan

8) Pemberian fasilitasi terhadap partisipasi masyarakat.

Setiap aspek pelaksana kebijakan akan dirinci ke dalam fokus, dan fokus dirinci

lagi menjadi Indikator Kinerja Kunci (IKK). Untuk pemerintahan provinsi,

kabupaten dan kota sebanyak 21 IKK. Setiap IKK dinilai untuk masing-masing

urusan dengan memberikan penilaian dengan prestasi Sangat Tinggi (ST) = 4,

Tinggi (T) = 3, Sedang (S) = 2, Rendah (R) = 1.

c. Penilaian aspek Tingkat Capaian Kinerja dibagi 2 yaitu :

1. Urusan Wajib, terdiri dari:

a) Pemerintah Provinsi 62 Indikator Kinerja Kunci (IKK).

b) pemerintah Kabupaten 79 IKK.

c) Pemerintah Kota 78 IKK.

2. Urusan Pilihan, terdiri dari:

a) Pemerintah Provinsi 16 Indikator Kinerja Kunci (IKK).

b) Pemerintah Kabupaten 15 Indikator Kinerja Kunci (IKK).

c) pemerintah Kota 15 Indikator Kinerja Kunci (IKK).

Untuk meyakini capaian kinerja Pemerintah Daerah perlu field evaluation

khususnya capaian kinerja yang memerlukan dukungan elemen data.

d. Metode Penilaian Capaian Kinerja

Penilaian dengan prestasi Sangat Tinggi (ST) = 4, Tinggi (T) = 3, Sedang(S) = 2,

Rendah (R) = 1 tersebut di atas dilakukan dengan 2 (dua) cara sebagai berikut:

1. Kriteria UmumPenilaian yang dilakukan terhadap seluruh IKK

Page 42: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

20

a) Berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan, misalnya ketepatan waktu

penyerahan LPPD, Laporan Keuangan, Penetapan Perda APBD, ada atau

tidaknya dokumen perencanaan pembangunan, dan seterusnya.

b) Berdasarkan rata-rata nasional, misalnya pertumbuhan ekonomi; angka

kemiskinan, angka melek huruf, angka kelulusan, angka partisipasi murni,

angka partisipasi kasar, angka putus sekolah.

c) Berdasarkan standar yang dirumuskan atau yang disepakati oleh tim teknis

EPPD melalui metode normalisasi.

2. Kriteria khusus

a) Kriteria khusus dilakukan terhadap penilaian SPM yang telah ditetapkan

target nasionalnya.

b) Sebagian IKK tataran pengambil kebijakan dan pelaksana kebijakan yang

belum ada standarnya.

2. Indeks Kesesuaian Materi

Penilaian variabel indeks kesesuaian materi dilakukan dengan membandingkan

materi yang disajikan dalam LPPD dengan materi yang seharusnya disajikan sesuai

PP nomor 3 tahun 2007, yang meliputi: Urusan Desentralisasi (urusan wajib dan

urusan pilihan), Tugas Pembantuan, Tugas Umum Pemerintahan, dan Kelengkapan

Laporan (RPJMD dan Gambaran Umum Daerah), terdiri dari:

a. Urusan Desentralisasi (urusan wajib dan urusan pilihan) dinilai kesesuaian

materi sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 3 Tahun 2007 yang

meliputi 26 urusan wajib dan 8 urusan pilihan.

Page 43: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

21

b. Tugas pembantuan dan Tugas Umum Pemerintahan hanya dinilai kesesuaian

materi sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 3 Tahun 2007 karena tugas

yang diterima atau diberikan daerah sangat bervariasi.

c. Kelengkapan laporan hanya dinilai berdasarkan kesesuaian materi sesuai

dengan Peraturan Pemerintah nomor 3 tahun 2007 untuk menilai konsistensi

sistematika pelaporan, karena penyelenggaraan pemerintahan daerah

didasarkan pada strategi, kebijakan, dan prioritas daerah yang dituangkan

dalam RPJMD, sedangkan gambaran umum daerah penting untuk dilaporkan

karena menunjukkan potensi daerah serta sumber daya ekonomi dalam

melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan daerah.

2.1.4.2. Instrumen EKPPD

Kebijakan penilaian atas aspek-aspek yang dievaluasi dilakukan dengan pemberian

bobot. Pemberian bobot per IKK tiap aspek, tiap fokus, dan tiap indikator

berdasarkan pada banyaknya IKK dan agreasi IKK pada lampiran LPPD provinsi

yang ditetapkan sebagai berikut:

1. Tingkat capaian kinerja, dengan bobot 95% terdiri dari aspek:

a. Tataran pengambil kebijakan, dengan bobot 30% (dari 95%) untuk 13

aspek yang masing masing mendapatkan bobot sebagai berikut:

1) Ketentraman dan ketertiban umum daerah (8%).

2) Keselarasan dan efektivitas hubungan antara pemerintahan daerah dan

pemerintah serta antar pemerintahan daerah dalam rangka

pengembangan otonomi daerah (12,75%).

Page 44: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

22

3) Keselarasan antara kebijakan pemerintahan daerah dengan kebijakan

Pemerintah (22%).

4) Efektivitas hubungan antara pemerintah daerah dan DPRD (5,75%).

5) Efektivitas proses pengambilan keputusan oleh DPRD beserta tindak

lanjut pelaksanaan keputusan (3%).

6) Efektivitas proses pengambilan keputusan oleh kepala daerah beserta

tindak lanjut pelaksanaan keputusan (5%).

7) Ketaatan pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan daerah pada

peraturan perundang-undangan (3%).

8) Intensitas dan efektivitas proses konsultasi publik antara Pemerintah

Daerah dengan masyarakat atas penetapan kebijakan publik yang

strategis dan relevan untuk daerah (5%).

9) Transparansi dalam pemanfaatan alokasi, pencairan dan penyerapan

DAU, DAK, dan Bagi Hasil (6%).

10) Intensitas, efektivitas, dan transparansi pemungutan sumber sumber

pendapatan asli daerah dan pinjaman/obligasi daerah (3%).

11) Efektivitas perencanaan, penyusunan, pelaksanaan tata usaha,

pertanggungjawaban, dan pengawasan APBD (12,75%).

12) Pengelolaan potensi daerah (5%).

13) Terobosan inovasi baru dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah

(8,75%).

Page 45: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

23

b. Tataran pelaksana kebijakan, dengan bobot 70% (dari 95%). Penilaian pada

tataran pelaksana kebijakan terdiri dari:

8 aspek umum untuk 34 urusan dengan bobot 40% (dari 70%). Masing-

masing aspek mendapatkan bobot sebagai berikut:

1) Kebijakan teknis penyelenggaraan urusan pemerintahan (12,50%).

2) Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan (7,50%).

3) Penataan kelembagaan daerah (10%).

4) Pengelolaan kepegawaian daerah (12,50%).

5) Perencanaan Pembangunan daerah (17,50%).

6) Pengelolaan keuangan daerah (17,50%).

7) Pengelolaan barang milik daerah (12,50%).

8) Pemberian fasilitasi terhadap partisipasi masyarakat (10%).

Aspek tingkat capaian kinerja, dengan bobot 60% (dari 70%).

1) Untuk urusan wajib diberi bobot 80% (dari 60%). Urusan wajib

tersebut terdiri dari:

a) Pendidikan (14%).

b) Kesehatan (15%).

c) Lingkungan hidup (5%).

d) Pekerjaan umum (5%).

e) Koperasi dan UKM (3%).

f) Perumahan (4%).

g) Ketahanan pangan (3%).

h) Kependudukan dan catatan sipil (2%).

Page 46: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

24

i) Tenaga kerja (3%).

j) Perencanaan pembangunan (5%).

k) Kepemudaan dan Olahraga (3%).

l) Penanaman modal (2%).

m) Tata ruang (3%).

n) Otonomi daerah (3%).

o) Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak (3%).

p) Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera (KB & KS) (3%).

q) Perhubungan (2%).

r) Komunikasi dan informatika (3%).

s) Pertanahan (1%).

t) Kesatuan bangsa dan politik (3%).

u) Pemberdayaan masyarakat dan desa (2%).

v) Sosial (3%).

w) Budaya (3%).

x) Statistik (1%).

y) Kearsipan (3%).

z) Perpustakaan (3%).

2) Untuk urusan pilihan dengan bobot 20% (dari 60%). Kedelapan urusan

pilihan yang dimaksud adalah:

a) Kelautan dan Perikanan (15%).

b) Pertanian (20%).

c) Kehutanan (10%).

Page 47: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

25

d) Energi dan SDM (10%).

e) Pariwisata (10%).

f) Industri (15%).

g) Perdagangan (15%).

h) Transmigrasi (5%).

2. Kesesuaian materi dengan bobot 5%, yang terdiri atas:

a. Desentralisasi (65%)

b. Tugas Pembantuan (20%)

c. Tugas Umum Pemerintahan (10%)

d. Kelengkapan laporan (5%)

2.1.5 Karakteristik Pemerintah Daerah.

Karakteristik adalah ciri-ciri khusus; mempunyai sifat khas (kekhususan) sesuai

dengan perwatakan tertentu yang membedakan sesuatu (orang) dengan sesuatu yang

lain (Poerwadarminta, 2006). Dengan demikian, karakteristik daerah memilliki pada

Pemerintah Daerah, menandai sebuah daerah, dan membedakannya dengan daerah

lain.

Besarnya ketergantungan pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat dapat terlihat

dengan adanya fakta bahwa pemerintah daerah masih mengharapkan dana

perimbangan dari pemerintah pusat. Choiriyah (2010) menyatakan bahwa

karakteristik perusahaan dapat menjelaskan variasi luas pengungkapan sukarela

dalam laporan tahunan. Karakteristik Pemerintah Daerah dapat berupa ukuran daerah,

kesejahteraan, functional differentiation, umur daerah, latar belakang pendidikan

Page 48: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

26

kepala daerah, leverage daerah, dan intergovernmental revenue (Suhardjanto dkk,

2010).

2.1.5.1 Ukuran Daerah

Penelitian Sudarmadji, Murdoko dan Sularto (2007) menyatakan, besar (ukuran)

perusahaan dapat dinyatakan dalam total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar.

Semakin besar total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula

ukuran perusahaan. Ketiga variabel ini digunakan untuk menentukan ukuran

perusahaan karena dapat mewakili seberapa besar perusahaan tersebut. Semakin besar

aktiva maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka

semakin banyak perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin

besar pula ia dikenal dalam masyarakat. Dari ketiga variabel ini, nilai aktiva lebih

stabil dibandingkan dengan nilai Market capitalized dan penjualan dalam mengukur

ukuran perusahaan. Ukuran yang besar dalam pemerintah akan memberikan

kemudahan kegiatan operasional yang kemudian akan mempermudah dalam memberi

pelayanan masyarakat yang memadai. Selain itu kemudahan di bidang operasional

juga akan memberi kelancaran dalam memperoleh Pendapatan Asli Daerah (PAD)

guna kemajuan daerah sebagai bukti peningkatan kinerja (Kusumawardani, 2012).

Pemerintah Daerah (Pemda) yang memiliki ukuran besar memiliki tekanan yang

besar untuk melakukan pengungkapan kinerja keuangan. Pemerintah Daerah dalam

melakukan pengungkapan atas laporan kinerjanya akan lebih terdorong untuk

mengungkapkan hal-hal yang bersifat good news. Good news tersebut dapat berupa

laporan mengenai baiknya kinerja pemerintah daerah tersebut sehingga meningkatkan

skor kinerja.

Page 49: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

27

2.1.5.2 Tingkat Kekayaan Daerah

Menurut undang-undang nomor 33 tahun 2004, Pendapatan Asli Daerah merupakan

sumber penerimaan daerah asli yang digali di daerah tersebut untuk digunakan

sebagai modal dasar pemerintah daerah dalam membiayai pembangunan dan usaha-

usaha daerah untuk memperkecil ketergantungan dana dari pemerintah pusat.

Pendapatan Asli Daerah terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan

kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.

Pemerintah daerah diharapkan lebih mampu menggali sumber-sumber keuangan

khususnya untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan pemerintahan dan pembangunan

di daerahnya melalui Pendapatan Asli daerah (PAD). Tuntutan peningkatan PAD

semakin besar seiring dengan semakin banyaknya kewenangan pemerintahan yang

dilimpahkan kepada daerah disertai pengalihan personil, peralatan, pembiayaan dan

dokumentasi (P3D) ke daerah dalam jumlah besar. PAD memiliki peran yang cukup

signifikan dalam menentukan kemampuan daerah untuk melakukan aktivitas

pemerintah dan program-program pembangunan.

2.1.5.3 Tingkat Ketergantungan Daerah

Pada penelitian Mustikarini, Astuti dan Fitriasasi (2012), tingkat ketergantungan

dengan pusat dinyatakan dengan besarnya Dana Alokasi Umum (DAU). Menurut PP

nomor 55 tahun 2005, Dana Alokasi Umum adalah dana yang berasal dari APBN

yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan keuangan antar daerah untuk membiayai

kebutuhan pengeluaran daerah masing-masing dalam rangka pelaksanaan

desentralisasi.

Page 50: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

28

Menurut Darwanto dan Yustikasari (2007) Dana Alokasi Umum (DAU) adalah dana

yang berasal dari APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan keuangan antar

daerah untuk membiayai kebutuhan pengeluarannya dalam rangka pelaksanaan

desentralisasi. Berkaitan dengan perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan

daerah, hal tersebut merupakan konsekuensi adanya penyerahan kewenangan

pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Dengan demikian, terjadi transfer yang

cukup signifikan di dalam APBN dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, dan

Pemerintah Daerah secara leluasa dapat menggunakan dana ini apakah untuk

memberi pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat atau untuk keperluan lainya.

Penggunaan Dana Alokasi Umum ditetapkan oleh Daerah. Penggunaan Dana Alokasi

Umum dan penerimaan umum lainnya dalam APBD harus tetap pada kerangka

pencapaian tujuan pemberian otonomi kepada daerah yaitu peningkatan pelayanan

dan kesejahteraan masyarakat yang semakin baik, seperti pelayanan di bidang

kesehatan dan pendidikan.

DAU dialokasikan untuk daerah propinsi dan kabupaten/kota. Besaran DAU

ditetapkan sekurang-kurangnya 26% dari Pendapatan Dalam Negeri (PDN) Netto

yang ditetapkan dalam APBN. Proporsi DAU untuk daerah provinsi dan untuk daerah

kabupaten/kota ditetapkan sesuai dengan imbangan kewenangan antara propinsi dan

kabupaten/kota.

Page 51: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

29

2.1.5.4 Belanja Daerah

Belanja daerah adalah semua pengeluaran dari rekening Kas Umum Daerah yang

mengurangi ekuitas dana. Belanja daerah merupakan kewajiban daerah dalam satu

tahun anggaran dan tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah.

Belanja daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan pemerintah

yang menjadi kewenangan provinsi atau kabupaten/kota yang terdiri dari urusan

wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam bagian atau bidang

tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah dan pemerintah daerah

atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan.

Manajemen belanja daerah juga mengacu kepada prinsip tranparansi dan

akuntabilitas, disiplin anggaran, keadilan anggaran serta efisiensi dan efektifitas

anggaran seperti dalam manajamen pendapatan daerah. Dari segi disiplin anggaran,

anggaran belanja yang dianggarkan merupakan batas tertinggi. Penganggaran

belanja daerah secara keseluruhan harus juga didukung dengan adanya kepastian

tersediaanya penerimaan. Ini bermakna bahwa daerah sebaiknya menghindari

anggaran defisit yang melebihi cadangan yang tersedia sehingga terhindar dari

penciptaan Utang Daerah.

Prinsip keadilan anggaran mewajibkan belanja daerah, khususnya dalam pemberian

pelayanan umum harus dialokasikan secara adil dan merata agar dapat dinikmati oleh

seluruh kelompok masyarakat tanpa diskriminasi. Dengan prinsip efisiensi dan

efektifitas anggaran belanja, harus menghasilkan peningkatan pelayanan dan

kesejahteraan yang optimal untuk kepentingan masyarakat. Ini bermakna bahwa

setiap pos belanja daerah harus diukur kinerjanya

Page 52: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

30

2.1.5.5 Ukuran Legislatif

Lembaga legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) merupakan

lembaga yang memiliki posisi dan peran strategis terkait dengan pengawasan

keuangan daerah (Winarna dan Murni, 2007). Peranan dari legislatif terdapat dalam

pembuatan kebijakan publik, termasuk penganggaran daerah (Abdullah dan Asmara,

2006). Lembaga legislatif harus memperhatikan mengenai seberapa besar

pengeluaran Pemerintah Daerah yang akan dilakukan dan berapa pemasukan yang

akan diterima. Pemerintah Daerah yang menghasilkan pendapatan yang besar dengan

pengeluaran yang kecil maka dapat dikatakan bahwa pemerintah daerah tersebut

memiliki kinerja yang baik (Hamzah, 2009). DPRD bertugas mengawasi pemerintah

daerah agar pemerintah daerah dapat mengalokasikan anggaran yang ada untuk dapat

didayagunakan dengan baik. Banyaknya jumlah anggota DPRD diharapkan dapat

meningkatkan pengawasan terhadap pemerintah daerah sehingga berdampak dengan

adanya peningkatan kinerja pemerintah daerah. Dengan demikian, semakin besar

jumlah anggota legislatif diharapkan dapat meningkatkan kinerja pemerintah daerah

melalui adanya pengawasan.

2.1.6 Temuan Audit BPK

Audit adalah proses pemeriksaan yang dilakukan secara sistematis untuk mengetahui

bagaimana sesungguhnya pelaksanaan ditetapkan (Pramono, 2008). Menurut Hall

(2007) audit adalah bentuk dari pembuktian indepeden yang dilakukan oleh ahli-

auditor-yang menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan

perusahaan. Keyakinan publik pada keandalan laporan keuangan yang dihasilkan

Page 53: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

31

secara internal bergantung secara langsung pada validasi oleh auditor ahli yang

independen.

Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang “Pemeriksaan pengelolaan dan

tanggung jawab keuangan negara” menyatakan bahwa pemeriksaan adalah proses

identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara independen,

obyektif, dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan, untuk menilai kebenaran,

kecermatan, kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai pengelolaan dan

tanggung jawab keuangan negara. Pemeriksaan keuangan negara dilakukan oleh

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan terdiri dari pemeriksaan keuangan,

pemeriksaan kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu. Hasil dari pemeriksaan

yang dilakukan BPK tersebut berupa opini, temuan, kesimpulan atau dalam bentuk

rekomendasi.

Hasil dari pemeriksaan yang dilakukan BPK tersebut berupa opini, temuan,

kesimpulan atau dalam bentuk rekomendasi. Temuan audit BPK merupakan kasus-

kasus yang ditemukan BPK terhadap laporan keuangan Pemda atas pelanggaran yang

dilakukan suatu daerah terhadap ketentuan pengendalian intern maupun terhadap

ketentuan Perundang-Undangan yang berlaku. Penelitian yang dilakukan Bernstein

(2000) dalam Mustikarini dan Fitriasasi (2012) menyimpulkan adanya hubungan

antara pengukuran kinerja Pemda dan sistem pengawasan, termasuk audit kinerja dan

evaluasi program. Semakin banyak pelanggaran yang dilakukan oleh Pemda

menggambarkan semakin buruknya kinerja Pemda tersebut. Temuan audit yang

digunakan dalam penelitian ini merujuk pada penelitian Hilmi (2010) yaitu dengan

menggunakan jumlah temuan audit pemeriksaan BPK atas ketidakpatuhan

Page 54: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

32

pemerintah daerah terhadap peraturan perundang–undangan yang berlaku sebagai

proksi dalam mengukur temuan audit.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian Julitawati, et al (2012) menguji pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD)

dan dana perimbangan terhadap kinerja keuangan pemerintah kabupaten/kota di

Provinsi Aceh. Populasi dalam penelitian ini yaitu 23 kabupaten/kota di Provinsi

Aceh yang telah memiliki data Realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah

(APBD) periode 2009-2011. Penelitian ini menggunakan metode sensus. Untuk

menguji Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan dana perimbangan terhadap

kinerja keuangan pemerintah digunakan model regresi linear berganda. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa Pendapatan Asli daerah (PAD) dan dana perimbangan

secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah

kabupaten/kota di Provinsi Aceh.

Penelitian Kusumawardani (2012) menunjukkan bahwa size, kemakmuran, ukuran

legislatif, leverage secara simultan mempengaruhi kinerja keuangan pemerintah

daerah sebesar 31,5% dan secara parsial menunjukkan bahwa variabel size dan

ukuran legislatif berpangaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah di

Indonesia sedangkan kemakmuran dan leverage tidak berpengaruh terhadap kinerja

keuangan pemerintah daerah di Indonesia.

Penelitian Mustikarini dan Fitriasasi (2012) untuk membuktikan bahwa

karakterististik suatu pemerintah daerah (ukuran, tingkat kekayaan, tingkat

ketergantungan dan belanja daerah) dan temuan audit BPK memiliki pengaruh

Page 55: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

33

terhadap skor kinerja Pemda kabupaten/kota untuk dengan menggunakan beberapa

metode regresi untuk 275 Pemda untuk tahun 2007.

Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa semua variabel karakteristik Pemda dan

juga temuan audit BPK berpengaruh signifikan terhadap variabel independen dengan

arah yang sesuai dengan hipotesis kecuali untuk variabel belanja daerah. Variabel

ukuran daerah, kekayaan daerah dan tingkat ketergantungan daerah terhadap

pemerintah pusat berpengaruh positif terhadap skor kinerja Pemda sedangkan

variabel belanja daerah dan temuan audit BPK berpengaruh negatif terhadap skor

kinerja Pemda.

TABEL 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Variabel Hasil

1. Julitawati, etal(2012)

Pendapatan Asli Daerah(PAD) dan DanaPerimbangan terhadapKinerja KeuanganPemerintah Daerah

Pendapatan Asli Daerah(PAD) dan DanaPerimbangan secara simultandan parsial berpengaruhterhadap kinerja keuanganPemerintah Kabupaten/Kota

2. Suhardjanto(2010)

Pengaruh KarakteristikPemerintah Daerah padaKepatuhanPengungkapan LaporanKeuangan StandarPemerintah Daerah(Standar AkuntansiPemerintah)

Karakteristik PemerintahDaerah yang digunakanadalah ukuran, kekayaan,perbedaan fungsional, usia,pembiayaan utang, danaperimbangan dan latarbelakang pendidikan bupati.Hasil analisis regresimenunjukkan bahwa danaperimbangan dan latarbelakang pendidikan bupatimerupakan prediktor yangsignifikan terhadap kepatuhanpengungkapan SAP.

Page 56: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

34

3. Kusumawardani(2012)

Pengaruh KarakteristikDaerah (size,Kemakmuran, ukuran,legislatif, leverage)terhadap KinerjaKeuangan PemerintahDaerah

size, kemakmuran, ukuranlegislatif, leverage secarasimultan mempengaruhikinerja keuangan PemerintahDaerah sebesar 31,5% dansecara parsial menunjukkanbahwa variabel size danukuran legislatif berpangaruhterhadap kinerja keuanganPemerintah Daerah diIndonesia sedangkankemakmuran dan leveragetidak berpengaruh terhadapkinerja keuangan PemerintahDaerah di Indonesia.

4. Mustikarini dan

Fitriasasi (2012)

Pengaruh karakteristikPemerintah DaerahDengan Proksi Variabel

Ukuran Daerah, TingkatKekayaan, TingkatKetergantungan,

Belanja Daerah dan

Temuan Audit BPK

terhadap Skor Kinerja

semua variabel berpengaruhsignifikan terhadap variabelindependen dengan arah yangsesuai dengan hipotesiskecuali untuk variabel belanjadaerah.

5. Sumarjo (2010) ukuran (size),

kemakmuran (wealth),

ukuran (size) legislatif,

leverage, dan

intergovernmental

Revenue terhadap

kinerja keuangan

ukuran (size) pemerintahdaerah, leverage, danKemakmuran berpengaruhpositif terhadap kinerjakeuangan Pemerintah Daerah,kemakmuran (wealth) danUkuran legislatif tidakterpengaruh terhadap kinerjakeuangan Pemerintah Daerah

Page 57: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

35

2.3 Kerangka Pemikiran.

Kerangka pemikiran ini menjelaskan hubungan antar variabel yang ada dalam

penelitian. Penelitian ini menguji pengaruh karakteristik pemerintah daerah dan

temuan audit BPK terhadap kinerja pemerintah daerah kabupaten/kota se-Sumatera.

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Karakteristik Pemerintah Daerah

H1 (+)

H2 (+)

H3 (-)

H4 (+)

H5 (+)

Hasil Pemeriksaan Audit BPK

H6 (-)

Ukuran Pemerintah Daerah(X1)

Tingkat Kekayaan Daerah (X2)

Belanja Daerah (X4)

Ukuran Legislatif (X5)

Tingkat Ketergantungan padaPemerintah Pusat (X3)

Temuan Audit (X6)

KinerjaPemerintahDaerah (Y)

(Y)

Page 58: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

36

2.3 Pengembangan Hipotesis

2.3.1 Pengaruh ukuran pemerintah daerah terhadap skor kinerja Pemda

kabupaten/kota

Tujuan utama dari program kerja Pemda adalah memberikan pelayanan yang terbaik

untuk masyarakat. Untuk memberikan pelayanan yang baik, harus didukung oleh aset

yang baik pula. Oleh karena itu, diperlukan sumber daya dan fasilitas yangmemadai

untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dengan demikian, semakin besar

ukuran daerah yang ditandai dengan besarnya jumlah aset Pemda, maka diharapkan

akan semakin tinggi kinerja Pemda tersebut (Mustikarini danFitriasasi, 2012).

Menurut Sumarjo (2010) pelayanan yang baik dapat diberikan Pemda jika didukung

dengan aset yang baik pula. Oleh karena itu, diperlukan sumber daya dan fasilitas

yang memadai untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dengan demikian,

pemerintah daerah yang memiliki ukuran besar akan dituntut untuk memiliki kinerja

yang lebih baik dibandingkan pemerintah daerah yang kecil ukurannya. Hal ini

dipertegas oleh hasil penelitian Sumarjo (2010), Mustikarini dan Fitriasasi (2012)

serta Kusumawardani (2012) bahwa ukuran Pemda berpengaruh positif terhadap

kinerja keuangan Pemda Kabupaten/Kota di Indonesia. Berdasarkan uraian tersebut,

maka dapat dikembangkan hipotesis:

H1: Ukuran pemerintah daerah berpengaruh positif terhadap skor kinerja Pemda

kabupaten/kota.

Page 59: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

37

2.3.2 Pengaruh tingkat kekayaan daerah terhadap skor kinerja Pemda

kabupaten/kota

Tingkat kekayaan daerah dicerminkan dengan peningkatan Pendapatan Asli Daerah

(PAD). Penelitian Saragih (2003) dalam Sumarjo (2010) menyatakan bahwa

peningkatan PAD sebenarnya merupakan akses dari pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan yang positif akan mendorong investasi yang juga mendorong

peningkatan perbaikan infrastruktur daerah. Peningkatan infrastruktur daerah

diharapkan akan meningkatkan kualitas pelayanan publik yang mencerminkan kinerja

Pemerintah Daerah. Penelitian tentang PAD pernah dilakukan oleh Indrarti (2011)

dan Virgasari (2009) yang mengungkapkan bahwa terdapat korelasi positif antara

PAD dengan kinerja keuangan daerah. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa

semakin besar total PAD maka dapat meningkatkan kinerja pemerintah daerah.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dikembangkan hipotesis:

H2: Tingkat kekayaan daerah berpengaruh positif terhadap skor kinerja Pemda

Kabupaten/Kota.

2.3.3 Pengaruh tingkat ketergantungan pada pemerintah pusat terhadap skor

kinerja Pemda kabupaten/kota

Selain ukuran dan tingkat kekayaan Pemda, tingkat ketergantungan Pemda provinsi

terhadap Pemerintah Pusat juga berbeda-beda yang diwujudkan dalam bentuk

penerimaan Dana Alokasi Umum (DAU). DAU merupakan sarana untuk mengatasi

ketimpangan fiskal antar daerah dan di sisi lain juga memberikan sumber pembiayaan

Page 60: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

38

daerah. Dengan kata lain DAU menunjukkan tingkat ketergantungan pada pemerintah

pusat yang akan menambah Pendapatan Daerah.

Sayangnya, menurut Damayanty (2011), formulasi perhitungan DAU tidak

memberikan stimulus bagi daerah untuk meningkatkan PAD karena merasa dapat

mengandalkan DAU. Secara tidak langsung, semakin tinggi presentase DAU yang

didapat oleh suatu daerah menunjukkan daerah tersebut semakin tidak mandiri dan

kinerjanya belum optimal. Tingginya persentase jumlah dana perimbangan

mengindikasikan bahwa Pemda tidak mandiri dalam mengelola pendapatannya dan

dapat menyebabkan penilaian akuntabilitas kinerja semakin rendah karena persentase

Dana Perimbangan yang tinggi mengindikasikan bahwa Pemda tidak mampu dalam

merencanakan dan menjalankan program/kegiatan untuk mengoptimalkan PAD

(Nurdin, 2015). Hal ini didukung oleh hasil penelitian Setyaningrum (2012),

Sedyaningsih dan Zaky (2015) dan Nurdin (2015) bahwa tingkat ketergantungan

daerah berpengaruh negatif baik terhadap kinerja penyelenggaraan pemda,

akuntabilitas kinerja pemda maupun tingkat pengungkapan laporan keuangan pemda.

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis pada penelitian ini adalah:

H3: Tingkat ketergantungan pada pemerintah pusat berpengaruh negatif terhadap skor

kinerja Pemda kabupaten/kota.

2.3.4 Pengaruh belanja daerah terhadap skor kinerja Pemda kabupaten/kota

Jika ketiga karakteristik di atas terkait dengan kekayaan dan pendapatan Pemda maka

karakteristik keempat ini akan dilihat dari sisi belanja Pemda. Menurut UU Nomor 32

tahun 2004 Pasal 167 ayat 1, belanja daerah digunakan untuk melindungi dan

Page 61: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

39

meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Hal tersebut diwujudkan dalam bentuk

peningkatan pelayanan urusan wajib dan pilihan yang diantaranya berupa pelayanan

dasar di bidang pendidikan, penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan, fasilitas sosial,

fasilitas umum yang layak, dan mengembangkan sistem jaminan sosial. Oleh karena

itu, semakin tinggi belanja Pemda seharusnya mencerminkan semakin tingginya

tingkat pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Selanjutnya, semakin tinggi

tingkat pelayanan yang diberikan, maka semakin tinggi skor kinerja Pemda tersebut.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dikembangkan hipotesis:

H4: Belanja daerah berpengaruh positif terhadap skor kinerja Pemda kabupaten/kota.

2.3.5 Pengaruh ukuran legislatif terhadap skor kinerja Pemda kabupaten/kota

Kusumawardani (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa secara logika

semakin tinggi tingkat pengawasan maka semakin tinggi pula tingkat tanggung jawab

dan tingkat kemauan dalam bekerja. Tingkat kemauan dalam bekerja inilah yang akan

mempengaruhi perolehan hasil yang menunjukkan kinerja Pemerintah Daerah.

Sumarjo (2010) menyatakan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah bertugas melakukan

peningkatan pengawasan terhadap pemerintah daerah sehingga berdampak dengan

adanya peningkatan kinerja pemerintah daerah, yang akhirnya terbentuk titik temu

bahwa semakin besar anggota legislatif maka semakin besar pula kinerja pemerintah

daerah atau sebaliknya. Dari uraian tersebut, maka dapat dikembangkan hipotesis:

H5: Ukuran legislatif memiliki pengaruh positif terhadap skor kinerja Pemda

kabupaten/kota.

Page 62: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

40

2.3.6 Pengaruh temuan audit terhadap skor kinerja Pemda kabupaten/kota

Temuan audit BPK yaitu berupa hasil pemeriksaan BPK terhadap Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah yang mengungkapkan adanya kelemahan sistem pengendalian

internal dan pelanggaran atas ketidakpatuhan atas ketentuan perundang-undangan.

Ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan ini dapat mengakibatkan

kerugian negara/daerah, potensi kerugian negara/daerah, kekurangan penerimaan,

kelemahan administrasi, ketidakhematan, ketidakefisienan, dan ketidakefektifan.

Penelitian yang menghubungkan temuan audit dengan kinerja pemerintah daerah

pernah dilakukan oleh Mustikarini dan Fitriasari (2012) yang menghasilkan bahwa

semakin besar jumlah temuan audit BPK pada suatu pemerintah daerah maka

semakin rendah kinerja pemerintah daerah itu. Berdasarkan uraian tersebut, maka

dapat dikembangkan hipotesis:

H6: Temuan audit memiliki pengaruh negatif terhadap skor kinerja Pemda

kabupaten/kota.

Page 63: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

41

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pengukuran dan Definisi Operasional Variabel

Variabel pada penelitian ini merupakan konsep abstrak yang tidak dapat di ukur

secara langsung, tetapi ditentukan oleh beberapa indikator yang sesuai dengan

definisi.

3.1.1 Variabel Dependen.

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,

karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011). Dalam penelitian ini variabel

dependen yang digunakan adalah skor kinerja pemerintah daerah kabupaten/kota.

skor kinerja Pemda kabupaten/kota yang berasal dari Laporan Hasil Evaluasi

Pemeringkatan Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah berdasarkan LPPD

tahun 2013-2014 tingkat nasional dengan range nilai 0-4, dan kualifikasi penilaian

tersebut terbagi dalam empat penilaian, yaitu:

1) 3,01-4,00 = Sangat Tinggi

2) 2,01-3,00 = Tinggi

3) 1,01-2,00 = Sedang

4) 0,00-1,00 = Rendah

Evaluasi dilakukan berdasarkan penilaian portfolio secara desk evaluation terhadap

data yang dimuat dalam LPPD tahun 2013-2014 dan penilaian lapangan terhadap

prestasi kinerja yang dicapai oleh masing-masing Pemerintah Daerah. Evaluasi

Page 64: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

42

pemeringkatan kinerja Pemda ini baru pertama kali dilakukan untuk LPPD tahun

anggaran 2007 yang diterbitkan di Jakarta tanggal 14 agustus 2009 oleh Kementerian

Dalam Negeri.

3.1.2 Variabel Independen.

Variabel independen adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam

variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif maupun yang negatif bagi

variabel dependen nantinya. Variasi dalam variabel dependen merupakan hasil dari

variabel independen. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah ukuran daerah, tingkat kekayaan daerah, tingkat ketergantungan, belanja

daerah, ukuran legislatif dan temuan audit BPK.

3.1.2.1 Variabel Ukuran Daerah.

Ukuran (size) dapat diukur dengan berbagai cara, antara lain jumlah karyawan,

jumlah aktiva, total pendapatan, dan tingkat produksi Damanpour (1991), dalam

Suhardjanto, dkk(2011). Penelitian yang yang dilakukan Patrick (2007) menggunakan

log total revenue sebagai proksi untuk mengukur ukuran pemerintah daerah. Baber

dalam Sumarjo (2010) menggunakan populasi penduduk sebagai proksi dari size.

Penelitian Sumarjo (2010), Mustikarini dan Fitriasasi (2012) ukuran Pemerintah

Daerah dilihat dari jumlah total aset yang dimiliki. Penelitian ini mengacu pada

penelitian Mustikarini dan Fitriasari (2012) yang menggunakan jumlah total aset

sebagai variabel ukuran daerah.

Page 65: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

43

3.1.2.2 Variabel Tingkat Kekayaan Daerah.

Mengacu dalam penelitian sebelumnya, Mustikarini dan Fitriasasi (2012)

menggunakan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dibandingkan dengan total pendapatan

daerah sebagai proksi pengukuran tingkat kekayaan daerah. Maka dalam penelitian

ini variabel tingkat kekayaan daerah diukur dengan total PAD dibagi dengan total

pendapatan Daerah.

3.1.2.3 Variabel Tingkat Ketergantungan Daerah

Mengacu pada penelitian Mustikarini dan Fitriasasi (2012), tingkat ketergantungan

dengan pusat diukur dengan besarnya Dana Alokasi Umum (DAU) dibandingkan

dengan total pendapatan. Maka dalam penelitian ini variabel tingkat ketergantungan

daerah diukur dengan total DAU dibagi dengan total pendapatan daerah.

3.1.2.4 Variabel Belanja Daerah.

Menurut UU nomor 23 tahun 2014, belanja daerah adalah semua kewajiban daerah

yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran

yang bersangkutan. Belanja daerah terdiri dari belanja langsung dan belanja tidak

langsung. Belanja langsung adalah bagian belanja yang dianggarkan terkait langsung

dengan pelaksanaan program. Belanja langsung terdiri dari: belanja pegawai, belanja

barang dan jasa, serta belanja modal untuk melaksanakan program dan kegiatan

pemerintah daerah dan telah dianggarkan oleh pemerintah daerah. Sedangkan belanja

tidak langsung adalah bagian belanja yang dianggarkan tidak terkait langsung dengan

pelaksanaan program. Belanja tidak langsung terdiri dari: belanja pegawai, belanja

bunga, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil kepada

Page 66: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

44

propinsi/kabupaten/kota dan pemerintah desa, belanja bantuan keuangan, dan belanja

tidak terduga.

3.1.2.5 Variabel Ukuran Legislatif

Pemerintah daerah memiliki tanggung jawab kepada pemerintah pusat atas kinerja

keuangannya. Variabel ukuran legislate dalam penelitian ini mengacu pada penelitian

yang dilakukan Gilligan dan Matsusaka (2001) menggunakan jumlah total anggota

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dalam mengukur ukuran legislatif.

3.1.2.6 Variabel Temuan Audit BPK

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI

mengungkapkan bahwa pada umumnya pengawasan atasan langsung masih lemah,

sehingga masih ditemukan penyimpangan–penyimpangan dalam pelaksanaan

pengendalian intern dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang

disebabkan oleh lemahnya pengawasan atasan langsung dan adanya temuan audit di

beberapa daerah. Temuan audit yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada

penelitian Hilmi (2010) yaitu dengan menggunakan jumlah temuan audit pemeriksaan

BPK atas ketidakpatuhan pemerintah daerah terhadap peraturan perundang-undangan

yang berlaku sebagai proksi dalam mengukur temuan audit.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemerintah kabupaten/kota se-Sumatera

tahun 2013-2014 yang terdiri dari 151 kabupaten/kota dari sepuluh provinsi, yaitu

Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kep. Riau, Jambi, Bengkulu, Bangka

Belitung, Sumatera Selatan dan Lampung. Kriteria pengambilan sampel penelitian

Page 67: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

45

adalah purposive sampling dengan ketentuan Pemda kabupaten/kota yang dipilih

memiliki semua data yang lengkap meliputi: Neraca untuk mendapatkan total aset,

Laporan Realisasi Anggaran (LRA) untuk mendapatkan PAD, DAU, belanja daerah

dan total realisasi anggaran pendapatan, serta memerlukan laporan hasil pemeriksaan

audit BPK untuk mendapatkan jumlah temuan audit.

3.2.1 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Sumber data

untuk variabel temuan audit BPK didapatkan dari ikhtisar pemeriksaan semester I dan

II tahun 2013-2014 pada website Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yaitu

http://www.bpk.go.id. Data temuan audit yang digunakan dalam penelitian ini adalah

temuan pemeriksaan atas ketidakpatuhan Pemda terhadap peraturan perundang-

undangan tahun anggaran 2013-2014. Data neraca Pemda untuk mendapatkan total

aset, anggaran belanja pemda untuk mendapatkan total anggaran belanja, Laporan

Realisasi Anggaran (LRA) untuk mendapatkan PAD, DAU, dan total realisasi

anggaran pendapatan didapatkan melalui Kementerian Keuangan Direktorat Jenderal

Perimbangan Keuangan melalui http://www.djpk.kemenkeu.go.id/. Data peringkat

skor kinerja pemda kabupaten/kota didapatkan melalui http://otda.kemendagri.go.id/.

3.2.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah metode dokumentasi dari sumber

data sekunder dengan mengumpulkan, mencatat, dan mengolah data yang berkaitan

dengan penelitian.

Page 68: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

46

3.3 Metode Analisis

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu menganalisis pengaruh karakteristik

pemerintah daerah dan temuan audit terhadap kinerja pemerintah kabupaten/kota se-

Sumatera tahun anggaran 2013-2014 dengan menggunakan regresi linier berganda

(multiple regression liniear analysis). Data tersebut di-run menggunakan software

SPSS IBM Statistics 21.

3.3.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif terdiri dari penghitungan mean, median, standar deviasi,

maksimum, dan minimum dari masing-masing data sampel (Ghozali, 2006). Analisis

ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai distribusi dan perilaku data

sampel tersebut (Ghozali, 2006). Analisis ini akan memberi penjelasan mengenai

variabel-variabel dalam penelitian yaitu karakteristik pemerintah daerah dan temuan

audit bpk terhadap kinerja pemerintah daerah kabupaten/kota se-Sumatera.

3.3.2 Uji Asumsi Klasik

3.3.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan apakah dalam model regresi, variabel dependen dan

independen mempunyai distribusi normal. Model regresi yang baik adalah yang

mempunyai distribusi normal (Ghozali, 2006). Untuk menguji data yang berdistribusi

normal akan digunakan alat uji normalitas, yaitu one sample kolmogorov-smirnov.

Kelebihan dari uji kolmogorov-smirnov ini adalah sederhana dan tidak menimbulkan

perbedaan persepsi di antara satu pengamat dengan pengamat yang lain, yang sering

terjadi pada uji normalitas dengan menggunakan grafik. Data dikatakan berdistribusi

Page 69: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

47

normal jika signifikansi variabel dependen memiliki nilai signifikansi lebih dari 5%.

Data penelitian yang baik adalah yang berdistribusi secara normal.

3.3.2.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2005). Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi di antara independen. Jika variabel independen

saling korelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal

adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel sama dengan

nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model, peneliti

akan melihat tolerence dan Variance Infaltion Factors (VIF) dengan alat bantu

program Statistical Product and Service Solution (SPSS). Tolerence mengukur

variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan variabel

independen lainnya. Jadi nilai tolerence yang rendah sama dengan nilai VIF yang

tinggi (karena VIF = 1/tolerence). Nilai cut off yang umum dipakai untuk

menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerence < 0.5 atau sama dengan

nilai VIF > 10. Bila ternyata dalam model terdapat multikolinieritas, peneliti akan

mengatasi hal tersebut dengan transformasi variabel. Transformasi variabel

merupakan salah satu cara mengurangi hubungan linier diantara variabel independen.

Transformasi dapat dilakukan dalam bentuk logaritma natural dan bentuk first

difference atau delta (Ghozali, 2005).

Page 70: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

48

3.3.2.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu

pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem

autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu

berkaitan satu sama lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time

series) karena “gangguan” pada individu atau kelompok yang sama pada periode

berikutnya. Pada data cross section (silang waktu), masalah autokorelasi relatif jarang

terjadi karena gangguan pada observasi yang berbeda berasal dari individu atau

kelompok yang berbeda. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari

autokorelasi (Ghozali, 2005).

Pengujian ada tidaknya masalah autokorelasi, peneliti akan menggunakan uji run test

dengan alat bantu SPSS. Menurut Ghozali (2005), jika nilai signifikasni > 0,05 maka

tidak terjadi autokorelasi baik positif atau negatif.

3.3.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika

variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Sebuah model regresi

yang baik adalah model regresi yang mempunyai data yang homoskedastisitas atau

tidak terjadi heterokedastisitas.

Page 71: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

49

3.4 Pengujian Model Regresi.

Pengujian ini untuk mengetahui apakah model regresi yang digunakan layak (fit)

untuk melakukan pengujian hipotesis dalam penelitian ini. Pengujian ini dilakukan

dengan alat bantu program SPSS versi 21.0. Kriteria pengujiannya adalah seperti

berikut ini.

1. H0 diterima dan Ha ditolak yaitu apabila ρ value > 0.05, berarti model regresi

tidak layak (fit) untuk digunakan dalam penelitian.

2. H0 ditolak dan Ha diterima yaitu apabila ρ value > 0.05, berarti model regresi

layak (fit) untuk digunakan dalam penelitian.

3.4.1 Analisis Regresi Linear Berganda

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi linier

berganda bertujuan untuk memprediksi kekuatan pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen (Sekaran, 2006). Hubungan antar variabel tersebut dapat

digambarkan dengan persamaan sebagai berikut :

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + e

Y : kinerja pemerintah daerah

α : konstanta

β1, β2, β3, β4, β5, β6 : koefisien variabel independen

X1 : ukuran daerah

X2 : tingkat kekayaan daerah

X3 : dana perimbangan

X4 : belanja daerah

X5 : ukuran legislatif

X6 : temuan audit BPK

e : error term

Page 72: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

50

3.5 Pengujian Hipotesis

3.5.1 Analisis Determinasi (R2)

Pengujian ini untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel independen. Tingkat ketepatan regresi dinyatakan

dalam koefisien determinasi majemuk (R2) yang nilainya antara 0 sampai dengan 1.

Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir

semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel independen.

Jika dalam suatu model terdapat lebih dari dua variabel independen, maka lebih baik

menggunakan nilai adjusted R2.

3.5.2 Uji signifikansi t

Uji t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing variabel. Hasil uji t

dapat dilihat pada tabel coefficients pada kolom sig (significance). Jika probabilitas

nilai t atau signifikansi < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara

variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. Namun, jika probabilitas nilai t

atau signifikansi > 0,05, maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang

signifikan antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.

Page 73: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

69

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan bahwa karakteristik suatu Pemerintah

Daerah (Pemda) yang dijelaskan dalam ukuran pemerintah daerah, tingkat

kekayaan daerah, tingkat ketergantungan pada pemerintah pusat, belanja daerah,

dan ukuran legislatif serta variabel temuan audit BPK memiliki pengaruh terhadap

kinerja Pemda kabupaten/kota di Sumatera pada tahun anggran 2013-2014.

Berdasarkan hasil pengujian dan analisis atas data penelitian yang telah

dilaksanakan, maka diperoleh kesimpulan bahwa variabel tingkat kekayaan daerah

dan belanja daerah dengan menggunakan batas signifikansi 0,05 berpengaruh

terhadap kinerja pemerintah daerah kabupaten/kota. Sedangkan variable ukuran

daerah, tingkat ketergantungan, ukuran legislatif dan temuan audit BPK memiliki

hasil yang tidak sesuai dengan hipotesis awal.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagi berikut:

1. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian hanya bisa

menjelaskan 10,8% variabel dependen. Sehingga sisanya sebanyak 89,2%

dapat dijelaskan dengan variabel independen lain yang tidak dimasukkan

dalam penelitian ini.

Page 74: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

70

2. Penelitian ini hanya dilakukan pada pemerintah daerah kabupaten/kota di

Pulau Sumatera sebagai sampel penelitian dan hanya menggunakan tahun

anggaran 2013-2014.

3. Berkaitan dengan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

(EKPPD) yang dilakukan dengan sumber penilaian utama adalah laporan

Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD), penyusunan LPPD masih

dianggap sebagai sesuatu yang “kurang penting” jika dibandingkan dengan

penyusunan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah

(LKPJ). Hal ini dikarenakan penyusunan LKPJ sangat sensitif dan politis

karena berhadapan dengan lembaga DPRD (legislatif daerah), sedangkan

LPPD diserahkan ke pusat (depdagri) yang sampai dengan saat ini mereka

masih menganggap kurang ada umpan balik. Padahal sangat penting

melakukan penilaian EKPPD khususnya di era otonomi daerah sekarang ini.

Karena dampak terhadap penilaian tersebut akan sangat fatal bagi daerah

yang dinilai apabila mendapatkan nilai terendah selama 3 tahun berturut-

turut. Karena pemerintah dapat melakukan evaluasi kinerja penyelenggaraan

otonomi daerah. Evaluasi kinerja pelaksanaan otonomi daerah menggunakan

aspek kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah.

Hasil evaluasi tersebut, yang kemudian akan disampaikan kepada Presiden

melalui Mendagri untuk bahan pertimbangan kebijakan penghapusan dan

penggabungan daerah.

Page 75: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

71

5.3 Saran

Peneliti memiliki beberapa saran yang dapat menjadi pertimbangan bagi

penelitian-penelitian selanjutnya, yaitu:

1. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel independen karakteristik

pemerintah daerah dan hasil pemeriksaan audit yang lebih beragam. Misalnya

dengan memasukkan variabel tingkat pertumbuhan, leverage, jumlah Satuan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Serta penggunaan pengukuran temuan audit

yang lebih luas misalnya jumlah kasus yang dalam temuan audit atas SPI.

2. Penelitian selanjutnya diharapkan melibatkan lebih banyak sampel

pemerintah daerah sehingga hasil penelitian dapat menunjukkan data yang

lebih signifikan.

3. LPPD yang merupakan sumber utama evaluasi dalam EKPPD harusnya

dibuat dan disusun oleh seluruh pemerintah daerah secara berkualitas dan

professional. Apabila sebelum keluarnya PP No. 6 Tahun 2008 tentang

“Pedoman evaluasi penyelenggaraan pemerintah daerah”, proses penyusunan

LPPD hanya dimaknai oleh pemerintah daerah sebagai syarat formal semata

karena selama ini tidak ada “reward and punishment” dari pemerintah pusat

terhadap LPPD tersebut, maka dengan keluarnya PP No. 6 Tahun 2008

pemerintah daerah harus sungguh-sungguh dalam membuat LPPD karena

merupakan penilaian utama bagi tim teknis dalam melakukan evaluasi

penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Page 76: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. S dan Asmara, J.A. 2006. Perilaku Oportunistik Legislatif DalamPenganggaran Daerah – Bukti Empiris atas Aplikasi Agency Theory di SektorPublik. Simposium Nasional Akuntansi (SNA). Palembang. 2006..

Azhar, Muhammad Karya Satya. 2008. Analisa Kinerja Keuangan Pemerintah DaerahKabupaten/Kota Sebelum dan Setelah Otonomi Daerah. Tesis. ProgramPascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Darise, Nurlan, 2009. Pengelolaan Keuangan Pada Satuan Perangkat Kerja Daerah(SKPD) dan BLU, PT Indeks, Jakarta.

Darwanto dan Yulia Yustikasari, 2007. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi PendapatanAsli Daerah dan dana Alokasi Umum terhadap Pengalokasian Anggaran BelanjaModal, Simposium Nasional Akuntansi X. Makasar.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, BadanPenerbit Universitas Dipenogoro, Semarang.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. CetakanIV Penerbit UNDIP

Hamzah, Ardi 2007, Pengaruh Belanja dan Pendapatan terhadap pertumbuhanEkonomi, Kemiskinan dan Pengangguran, Konferensi Penelitian, Jatim

Indrarti, Nuansa Mega Okky. 2011. Hubungan antara Opini Audit pada LaporanKeuangan Daerah, Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum(DAU) terhadap Kinerja Keuangan Daerah. Jurnal. Universitas Riau.

James, A. Hall, 2007. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Ketiga, Terjemahan AmirAbadi Yusuf, Salemba Empat, Jakarta.

Jensen, Michael C., William H. Meckling, 1976, Theory Of The Firm: ManajerialBehavior, Agency Costs And Ownership Structure, The Journal Of FinancialEconomics.

Julitawati, et al. 2012. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan DanaPerimbangan terhadap kinerja keuangan pemerintah Kabupaten/Kota di ProvinsiAceh. Jurnal Akuntansi ISSN2302-0164 Volume 1, No 1, Agustus 2012.Universitas Syiah Kuala.

Kusumawardani, Media. 2012. Pengaruh Size, Kemakmuran, Ukuran Legislatif,Leverage Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Di Indonesia.Accounting Analysis Journal 1. Universitas Negeri Semarang.

Mustikarini, Widya Astuti dan Debby Fitriasari. 2012. Pengaruh KarakteristikPemerintah Daerah Dan Temuan Audit Bpk Terhadap Kinerja Pemerintah

Page 77: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

Daerah Kabupaten/Kotadi Indonesia Tahun Anggaran 2007.Simposium NasionalAkuntansi XV: Banjarmasin.

Nurdin, Fandy. 2015. Pengaruh karakteristik Pemda dan Temuan Audit BPK RIterhadap Akuntabilitas Kinerja Pemda. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB.Universitas Brawijaya.

Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2008 tentang Pedoman PenyusunanAnggaran Pendapatan Belanja Daerah. Jakarta : Kementrian Dalam Negeri.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 73 Tahun 2009 tentang Tata cara PelaksanaanEvaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Jakarta : KementrianDalam Negeri.

Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 74 Tahun 2009 tentang Pedoman PemberianPenghargaan Kepada Penyelenggara Pemerintahan Daerah. Jakarta : KementrianDalam Negeri.

Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang tentang Laporan PenyelenggaraanPemerintah daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan PertanggungjawabanKepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi LaporanPenyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat. Jakarta : KementrianDalam Negeri.

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi PenyelenggaraanPemerintah Daerah. Jakarta : Kementrian Dalam Negeri.

Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Pelaksanaan Sistem InformasiKeuangan Daerah.

Robbins, Stephen P., 1994. Teori Organisasi: Struktur, Desain dan Aplikasi, AlihBahasa Jusuf Udayana, Jakarta, Arcan.

Sedyaningsih, Peni dan Achmad Zaky. 2015. Pengaruh karakteristik Pemda dan TemuanAudit BPK terhadap Kinerja Penyelenggaraan Pemda (Studi pada PemerintahKabupaten di Sulawesi Selatan Tahun 2009-2012. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB.Universitas Brawijaya.

Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for Business : “Metodologi Penelitian untukBisnis. Edisi 4. Jakarta : Salemba Empat.

Setyaningrum, Dyah dan Febriyani Syafitri. 2012. Analisis Pengaruh karakteristikPemda terhadap Pengungkapan Laporan Keuangan. Jurnal Akuntansi danKeuangan Indonesia.

Stanbury, W.T. (2003). Accountability To Citizens In The Westnster Model OfGovernment: More Myth Than Reality. Fraser Institute Digital Publication:Canada

Page 78: PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN …digilib.unila.ac.id/26854/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfABSTRAK PENGARUH KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN TEMUAN AUDIT BPK TERHADAP

Sudarmadji, Ardi Murdoko and Lana Sularto. 2007. Pengaruh Ukuran Perusahaan,Profitabilitas, Leverage, dan Tipe Kepemilikan Perusahaan terhadap LuasVoluntary Disclosure Laporan Keuangan Tahunan.Proceeding Psychology,Economy, Art, Architect and Civil. Gunadarma University.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Suhardjanto, Djoko dan Rena Rukmita Yulianingtyas. 2011. Pengaruh KarakteristikPemerintah Daerah Terhadap Kepatuhan Pengukapan Wajib Dalam LaporanKeuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris Pada Kabupaten/Kota DiIndonesia). Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 8/No. 1/November 2011: 1-94.

Suhardjanto, Hartoko, Sri, Retnoningsih, Hilda, Rusmin, Mandasari, Putriesti andBrown, Alistair. 2010. Influence of Parliament Characteristics toward MandatoryAccounting Disclosure Compliance in Indonesia. Hibah Penelitian PublikasiInternasional LP2M UNS.

Sumarjo, Hendro. 2010. Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah Terhadap KinerjaKeuangan Pemerintah Daeah (Studi Empiris Pada Pemerintah DaerahKabupaten/Kota Di Indonesia. Skripsi. Surakarta: Fakultas Ekonomi, UniversitasSebelas Maret Surakarta.

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan danTanggung Jawab Keuangan Negara.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antaraPemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Virgasari, Aviva. 2009. Hubungan Antara Opini Auditor pada Laporan KeuanganDaerah, Pendapatan Asli Daerah(PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU) denganKinerja Keuangan Daerah. Skripsi. Universitas Brawijaya Malang.

Winarna, J and Murni, S. 2007. Pengaruh Personal Background, Political Background,dan Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran Terhadap Peran DPRD DalamPengawasan Keuangan Daerah (Studi Kasus Di Karesidenan Surakarta DanDaerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2006). Simposium Nasional Akuntansi X.