Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 11/No. 1/ November 2014 : 1 - 24 1 PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT DAN PERUSAHAAN TERHADAP KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris pada Perusahaan yang Listed di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010) Andrian Budi Prasetyo Universitas Diponegoro [email protected]ABSTRACT This study aimed to examine the effect of audit committee and firm characteristics against the possibility of fraudulent financial reporting. Audit committee characteristics examined by an independent audit committee, audit committee financial expertise, audit committee meetings and tenure of the audit committee. Then, firm characteristics examined its effect on financial reporting fraud is managerial ownership, corporate leverage, firm size and growth rate of the company. The research was conducted by quantitative methods using secondary data. Secondary data comes from a list of cases Bapepam-LK and the company’s annual report listed on the Indonesian Stock Exchange. This research population is company listed on the Indonesian Stock Exchange, and then the samples were taken by purposive sampling with criteria non-financial company and have the required data in this study. At last, total sample are 40 companies, that comprised into 20 companies with commit fraud financial reporting and 20 companies with did not commit fraud in financial reporting with the same industry and size of company assets. This study uses logistic regression statistical tools because the dependent variable was dummy variable (non metric), while the independent variable was metric and non metric variable.The results showed that the characteristics of audit committees (audit committee financial expertise and tenure of the audit committee) have a negative impact on financial reporting fraud, while the firm characteristics (managerial ownership and firm size) has a positive influence on financial reporting fraud. Furthermore, the other firm characteristics (growth companies) negatively affect the financial reporting fraud. Keywords:audit committee, firm characteristics, fraud, fraudulent financial reporting PENDAHULUAN Menurut Holmes et al. (dalam Nurharyanto, 2011) tindak kecurangan (fraud) adalah suatu salah saji dari suatu fakta bersifat material yang diketahui tidak benar atau disajikan dengan mengabaikan prinsip- prinsip kebenaran, dengan maksud menipu terhadap pihak lain dan mengakibatkan pihak lain tersebut dirugikan. Tindak kecurangan atas laporan keuangan mencakup perbuatan kesalahan yang disengaja atas nilai keuangan tertentu untuk menghasilkan suatu tampilan keuntungan yang lebih baik guna mengelabui atau mengecoh pemegang saham maupun kreditor (Nurharyanto, 2011). Keberadaan Komite Audit diharapkan mampu meningkatkan kualitas pengawasan internal perusahaan, serta mampu mengoptimalkan mekanisme checks and balances, yang pada akhirnya ditujukan untuk
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
ABSTRACTThis study aimed to examine the effect of audit committee and firm characteristics against the possibility of fraudulent financial reporting. Audit committee characteristics examined by an independent audit committee, audit committee financial expertise, audit committee meetings and tenure of the audit committee. Then, firm characteristics examined its effect on financial reporting fraud is managerial ownership, corporate leverage, firm size and growth rate of the company. The research was conducted by quantitative methods using secondary data. Secondary data comes from a list of cases Bapepam-LK and the company’s annual report listed on the Indonesian Stock Exchange. This research population is company listed on the Indonesian Stock Exchange, and then the samples were taken by purposive sampling with criteria non-financial company and have the required data in this study. At last, total sample are 40 companies, that comprised into 20 companies with commit fraud financial reporting and 20 companies with did not commit fraud in financial reporting with the same industry and size of company assets. This study uses logistic regression statistical tools because the dependent variable was dummy variable (non metric), while the independent variable was metric and non metric variable.The results showed that the characteristics of audit committees (audit committee financial expertise and tenure of the audit committee) have a negative impact on financial reporting fraud, while the firm characteristics (managerial ownership and firm size) has a positive influence on financial reporting fraud. Furthermore, the other firm characteristics (growth companies) negatively affect the financial reporting fraud.
Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Kecurangan Pelaporan Keuangan
Dalam teori akuntansi positif oleh
Watts dan Zimmerman (1986) menjelaskan
bahwa ukuran perusahaan diproksikan untuk
besarnya biaya politik sebuah perusahaan.
Perusahaan yang biaya politiknya besar
lebih sensitif dalam hubungannya untuk
mentransfer kemakmuran yang mungkin
lebih besar dibandingkan dengan perusahaan
yang biaya politiknya lebih kecil dengan
kata lain perusahaan besar cenderung lebih
suka menurunkan atau mengurangi laba yang
dilaporkan dibandingkan perusahaan kecil.
Profitabilitas yang tinggi dapat menyebabkan
peningkatan suhu politik dan dapat
menyebakan regulasi atau pajak baru.
Penelitian Fama dan Jensen (1983a,b)
menunjukkan bahwa biaya agensi cenderung
untuk meningkat dengan ukuran perusahaan.
Peningkatan biaya agensi menyebabkan
peningkatan kebutuhan untuk mengawasi
dan mekanisme pengendalian lainnya. Ketika
peningkatan pengawasan dan pengendalian ini
juga akan meningkatkan konflik kepentingan
(conflict of interest) antara prinsipal dan agen,
dalam hal ini konflik antara perusahaan (agen)
dan pemerintah (prinsipal).
Perusahaan besar dalam hal ini
berusaha untuk mengecilkan labanya agar
tidak ada regulasi atau pajak baru yang akan
ditetapkan bagi mereka. Mengecilkan laba
ini dilakukan dengan cara menangguhkan
laba periode sekarang ke periode mendatang.
Mengecilkan laba tersebut bisa juga dilakukan
dengan kecurangan laporan keuangan.
Selain itu, perusahaan besar juga dilihat dari
kompleksitas transaksi dalam perusahaan.
Ketika dalam perusahaan transaksinya semakin
komplek, maka kemungkinan kecurangan
pelaporan keuangan juga akan semakin
meningkat, sehingga dapat dihipotesiskan
sebagai berikut :H7 : Ukuran perusahaan berpengaruh
positif terhadap kemungkinan kecurangan pelaporan keuangan.
Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kecurangan Pelaporan Keuangan
Berdasarkan teori akuntansi positif
menyatakan bahwa program bonus digunakan
oleh direksi perusahaan untuk menguntungkan
dirinya sendiri. Direksi akan memilih metode
akuntansi yang akan memaksimalkan bonus
mereka dengan menggeser laba periode
mendatang ke periode sekarang, sehingga
laba periode sekarang akan lebih besar
dibandingkan laba sebenarnya.
Watts dan Zimmerman (1986)
berpendapat bahwa kontrak menjadi efektif
ketika tidak ada kendala pada bagaimana
jumlah yang digunakan dalam kontrak
dikalkulasi. Dalam kasus rencana kompensasi
berdasarkan laba mereka berpendapat bahwa
“Jika rencana kompensasi berdasarkan laba
digunakan untuk memberikan penghargaan
PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT DAN PERUSAHAAN TERHADAP KECURANGAN PELAPORAN KEUANGANAndrian Budi PrasetyoUniversitas Diponegoro14
kepada manajer untuk alasan insentif, harus
ada pembatasan metode yang digunakan
manajer dalam menghitung laba. Untuk itu
akan dihipotesiskan sebagai berikut :H8 : Tingkat pertumbuhan perusahaan
berpengaruh positif terhadap kemungkinan kecurangan pelaporan keuangan.
METODA PENELITIANPopulasi dan Sampel
Pada penelitian ini menggunakan
populasi perusahaan yang listed di Bursa
Efek Indonesia tahun 2006-2010. Tahun yang
digunakan adalah tahun 2006-2010 karena
pada tahun sebelum tahun 2006 data yang
ada belum terdokumentasikan dengan baik,
selain itu juga untuk keterbaruan data yang
digunakan. Selanjutnya, data yang digunakan
hanya sampai pada tahun 2010 karena data
yang tersedia di Bapepam LK sampai tahun
2010, sedangkan data tahun 2010 keatas
belum terdokumentasikan oleh Bapepam LK.
Teknik pengambilan sampel dengan metode
purposive sampling pemilihan sampel secara
tidak acak yang informasinya diperoleh
dengan menggunakan pertimbangan tertentu
dimana umumnya disesuaikan dengan tujuan
atau masalah penelitian. Adapun kriteria-
kriteria yang digunakan dalam pengambilan
sampel adalah sebagai berikut:1. Perusahaan nonkeuangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2006-2010.
2. Perusahaan memiliki data yang diperlukan untuk penelitian, dimana data tersebut terdapat dalam laporan tahunan.Selanjutnya sampel diambil secara
berpasangan antara perusahaan yang melakukan kecurangan pelaporan keuangan dengan perusahaan yang tidak melakukan kecurangan dengan ketentuan memiliki kesamaan dalam bidang industri dan besar asetnya.Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Tabel 1Pengukuran Variabel
Nama Variabel Pengukuran1 Kecurangan pelaporan
keuanganMemberi nilai “1” jika ada kejadian kecurangan dalam hal ini termasuk dalam laporan kasus yang dikeluarkan oleh Bapepam-LK dan nilai “0” jika tidak ada kejadian kecurangan.
2 Komite audit independen
Persentase jumlah anggota komite audit yang independen terhadap jumlah keseluruhan anggota komite audit.
3 Keahlian keuangan Persentase jumlah anggota komite audit yang memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman dalam bidang akuntansi dan keuangan terhadap jumlah keseluruhan anggota komite audit.
Nama Variabel Pengukuran4 Rapat komite Persentase dengan jumlah rapat/pertemuan yang diselenggarakan
oleh komite audit selama tahun pelaporan terhadap minimal rapat/pertemuan yang disarankan oleh Komite Nasional Good Corporate Governance.
5 Masa jabatan Persentase anggota komite audit yang menjabat dua periode berturut-turut.
6 Kepemilikan manajerial
Menjumlah persentase kepemilikan saham dari direksi dan komisaris.
7 Leverage Rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas pemegang saham (stockholder).
8 Ukuran perusahaan Nilai buku total aset perusahaan dilogaritma natural.9 Tingkat pertumbuhan Menghitung perubahan atau selisih antara penjualan tahun sekarang
dengan tahun sebelumnya terhadap penjualan tahun sebelumnya ((St-St-1)/ St-1).
10 Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP)
Memberi nilai “1” jika termasuk KAP 4 besar dan memberi nilai “0” jika tidak termasuk KAP 4 besar.
PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT DAN PERUSAHAAN TERHADAP KECURANGAN PELAPORAN KEUANGANAndrian Budi PrasetyoUniversitas Diponegoro16
Pengaruh Komite Audit Independen Terhadap Kecurangan Pelaporan Keuangan
Pernyataan hipotesis pertama
menyatakan bahwa jumlah komite audit
independen berpengaruh negatif terhadap
kemungkinan kecurangan pelaporan keuangan.
Berdasarkan hasil uji regresi logistik pada
tabel 3 dapat ditarik kesimpulan bahwa
hipotesis pertama tidak diterima karena tidak
signifikan. Oleh karena itu, dapat diartikan
bahwa jumlah komite audit independen
tidak akan mempengaruhi secara signifikan
terhadap terjadinya kecurangan pelaporan
keuangan. Hal tersebut dapat terjadi karena
jumlah anggota komite audit independen
yang semakin banyak tidak secara efektif
mengurangi kecurangan pelaporan keuangan
perusahaan listed di Bursa Efek Indonesia.
Pembentukan komite audit independen oleh
perusahaan mungkin hanya dilakukan untuk
memenuhi regulasi saja.
Argumen yang dapat mendukung
hal tersebut karena di Indonesia sudah
diatur dalam Peraturan No. IX.I.5 Lampiran
Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-
LK) No. KEP-29/PM/2004 tgl. 24 September
2004 tentang “Pembentukan dan Pedoman
Pelaksanaan Kerja Komite Audit” bahwa bagi
perusahaan yang listed di Bursa Efek Indonesia
(BEI) sekurang-kurangnya membentuk komite
audit yang anggotanya satu orang komisaris
independen dan dua orang lainnya dari berasal
dari luar emiten atau perusahaan publik.
Dengan kata lain, bagi perusahaan yang listed
anggota-anggota komite auditnya harus orang
yang independen. Oleh karena itu, jumlah
komite audit yang independen tidak akan
berpengaruh terhadap terjadinya kecurangan
pelaporan keuangan, sehingga variabel
komite audit independen tidak memberikan
pengaruh terhadap kecurangan pelaporan
keuangan. Hasil penelitian ini juga didukung
oleh penelitian Menon dan Williams (1994)
yang menyatakan juga bahwa kemungkinan
memiliki komite audit yang independen
seluruhnya adalah tidak berhubungan dengan
beragam proksi untuk tuntutan bagi sertifikasi
akuntansi.
Variabel Prediksi Arah Nomor Hipotesis Koefisien SignifikansiGROWTH + 8 -5,312 0,012**AUDIT - Variabel Kontrol -7,372 0,008** Signifikan pada 0,01** Signifikan pada 0,05*** Signifikan pada 0,1
Abbott,L.J., Y.Park, dan S.Parker.2000.The Effects of Audit Committee Activity and Independence on Corporate Fraud. Managerial Finance 26(11):55-67.
Abbott,L.J., Susan Parker, Gary F Peters, dan K Raghunandan. 2003. The Association between Audit Committee Characteristics and Audit Fees. Auditing: A Journal ofPractice and Theory. 22, 2; hal. 17.
Abbott, L.J., S. Parker, dan G. Peters. 2004.Audit Committee Characteristics and Restatements. Auditing: A Journal ofPractice and Theory 23(1):69-87.
Ajzen, Icek. 1985. “Dari Niat Untuk Tindakan: Sebuah Teori Perilaku Terencana”, http://www.people.umass.edu/aizen/tpb.html. Diakses tanggal 31 Desember 2009
Beasley,M.S.1996. An Empirical Analysis of The Relation Between The Board of Director Composition and Financial Statement Fraud. The Accounting Review 71(4):443-465.
Beasley,M.S., J.V. Carcello dan D.R. H e r m a n s o n . 1 9 9 9 . F r a u d u l e n t Financial Reporting 1987-1997 : An Analysis of US Public Companies.Jersey City,NJ :Committee of Sponsoring Organizations of The Treadway Commission (COSO).
Beasley,M.S., J.V. Carcello, D.R. Hermanson, dan P.D Lapides.2000.Fraudulent Financial Reporting :Consideration of Industry Traits and Corporate Governance Mechanism. Accounting Horizons 14(4):441-454.
Bedard, J., S. Chtourou, L. Courteau. 2004. The Effect of Audit Committee Expertise, Independence, and Activity on Aggressive Earnings Management.
Auditing: A Journal of Practice and Theory 23(2):13-35.
Blue Ribbon Committee (BRC). 1999.Report and Recommendations of the Blue Ribbon Committee on Improving the Effectiveness of Corporate Audit Committees. Stamford, CT:BRC.
Collier, P. A. 1993. Audit committees in Major UK Companies. Managerial Auditing Journal 8 (3):25–30.
Deli, D., dan S. Gillan. 2000. On The Demand for Independent and Active Audit Committees. Journal of Corporate Finance 6(4):427-445.
Fama, E. F., dan M. C. Jensen. 1983a. Agency Problems and Residual Claims.Journal of Law and Economics 26: 327-349.
Fama, E. F., dan M. C. Jensen. 1983b. Separation of Ownership and Control. Journal of Law and Economics 26: 301-325.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Huang, Hua-Wei, dan Sheela Thiruvadi.2010.Audit Committee Characteristics and Corporate Fraud.International Journal of Public Information Systems.hal 71-82.
Ikatan Komite Audit Indonesia.2012.”Komite Audit”.http://www.komiteaudit.org, diakses 17 Juni 2012.
Jackson, L.A Owens, D. Robinson dan S.W Shelton.2009.The Association Audit Committee Characteristics, The Contracting Process and Fraudulent Financial Reporting.American Journal & Busiiness Vol. 24 No.1.
PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT DAN PERUSAHAAN TERHADAP KECURANGAN PELAPORAN KEUANGANAndrian Budi PrasetyoUniversitas Diponegoro24
Januarti, Indira.2004.Pendekatan dan Kritik Teori Akuntansi Positif.Jurnal Akuntansi dan Auditing Vol. 01 No.01.
Jensen, M. C., dan W.H. Meckling. 1976.Theory of The Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics 3:305-360.
Komite Nasional Kebijakan Governance.2006. Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia. Jakarta.
Menon,K., dan J.Williams.1994.The Use of Audit Committees for Monitoring. Journal of Accounting and Public Policy 13:121-139.
Nurharyanto.2011. Memahami Fraud dan Melaksanakan Investigative Audit Pada Perusahaan /Korporasi (Teori dan Aplikasinya).Lembaga Pengembangan Fraud Auditing.
New York Stock Exchange (NYSE).2002.Corporate Governance Rule Proposals Reflecting Recommendations from the NYSE Corporate Accountability and Listing Standards Committee As Approved by the NYSE Board of Directors.
Pamudji, S. dan Aprillya Trihartati.2008.Pengaruh Independensi dan Efektifitas Komite Audit Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI).Jurnal Akuntansi dan Auditng Universitas Diponegoro.vol 6 no.1
Qin, Li dan Tan Liwen.2007.An Empirical Analysis of The Relation Between Board Independence and Earnings Management. Wuhan University.Science Innovation Academic Frontier hal 327-331.China
Skousen, C., Smith, K. R., Wright, C. J. (2009). Detecting and Predicting Financial Statement Fraud: The Effectiveness of the Fraud Triangle and SAS No. 99. Emerald Group Publishing Limited: Advances in Financial Economics vol. 13, hal. 53-81
Sukartha, Made.2007.Pengaruh Manajemen Laba, Kepemilikan Manajerial, dan Ukuran Perusahaan pada Kesejahteraan Pemegang Saham Perusahaan Target Akuisisi.Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol. 10 hal:243-267.
U.S. Congress. 2002. Sarbanes-Oxley Act of 2002, H.R. 3763.
U.S. Securities and Exchange Commission (SEC). 2002. Speech by SEC Staff: Making Audit Committees More Effective. Tulane Corporate Law Institute. New Orleans. http://tw.search.yahoo.com/search?fr=yfp&ei=UTF-8&p=speech+audit+committee.
Watts,R. dan J. Zimmerman.1986.Positive Accounting Theory.Englewood Cliffs,Nj:Prentice Hall,Inc.
Watts, R dan J.Zimmerman.1990.Positive Accounting Theory : A Ten Year Perspective.The Accounting Review vol.65 no.1 hal :131-156.