Page 1
i
PENGARUH JENIS KELAMIN TERHADAP PERUBAHAN DIMENSI
TUBUH TERNAK KAMBING KACANG YANG DIPELIHARA
SECARA INTENSIF
SKRIPSI
DYAN ANJANNA PUTRI
I 11110268
PROGRAM STUDI PRODUKSI TERNAK
JURUSAN PRODUKSI TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
Page 2
ii
PENGARUH JENIS KELAMIN TERHADAP PERUBAHAN DIMENSI
TUBUH TERNAK KAMBING KACANG YANG DIPELIHARA
SECARA INTENSIF
SKRIPSI
Oleh:
DYAN ANJANNA PUTRI
I 111 10 268
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada
Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin
PROGRAM STUDI PRODUKSI TERNAK
JURUSAN PRODUKSI TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
Page 3
iii
PERNYATAAN KEASLIAN
1. Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Dyan Anjanna Putri
NIM : I 111 10 268
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa:
a. Karya skripsi yang saya tulis adalah asli
b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari karya skripsi, terutama dalam Bab
Hasil dan Pembahasan tidak asli atau plagiasi maka bersedia dibatalkan
atau dikenakan sanksi akademik yang berlaku.
2. Demikian pernyataan keaslian ini dibuat untuk dapat dipergunakan
sepenuhnya.
Makassar, Februari 2014
Dyan Anjanna Putri
Page 4
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Penelitian : Pengaruh Jenis Kelamin terhadap Perubahan Dimensi
Tubuh Ternak Kambing kacang yang di Pelihara
Secara Intensif.
Nama : Dyan Anjanna Putri
No. Pokok : I 111 10 268
Program Studi : Produksi Ternak
Jurusan : Produksi Ternak
Fakultas : Peternakan
Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui oleh:
Pembimbing Utama
Prof. Dr. Ir. Sudirman Baco, M.Sc
NIP. 19641231 198903 1 025
Pembimbing Anggota
Muhammad Hatta, S.Pt, M.Si
NIP. 1969 1231501 1 013
Dekan Fakultas Peternakan
Prof. Dr. Ir. Syamsuddin Hasan, M.Sc
NIP. 19520923 197903 1 002
Ketua Jurusan Produksi Ternak
Prof. Dr. Ir. Sudirman Baco, M. Sc
NIP. 19641231 198903 1 025
Tanggal Lulus : Februari 2014
Page 5
v
RINGKASAN
Dyan Anjanna Putri ( I 111 10 268), Pengaruh Jenis Kelamin Tehadap
Perubahan Dimensi Tubuh Ternak Kambing Kacang yang Dipelihara Secara
Intensif. Dibawah bimbingan Bapak Sudirman Baco sebagai pembimbing utama
dan Bapak Muhammad Hatta sebagai pembimbing anggota.
Kambing adalah binatang memamah biak berukuran sedang, yang pada
umumnya merupakan ternak yang tidak terlalu sulit dalam pemeliharaannya.
Produktivitas kambing dapat diukur melalui pertambahan bobot badan dan
persentase karkas yang dihasilkan. Pada umumnnya pengukuran pertumbuhan
dapat diketahui dengan mengukur pertambahan berat badan dan besarnya badan.
Dalam hal ini pertumbuhan erat kaitannya dengan perubahan dimensi tubuh
ternak. Selain itu jenis kelamin juga salah satu faktor yang sangat berpengaruh
terhadap performa produksi ternak. Penelitian ini bertujuan untuk melihat laju
perubahan berbagai dimensi tubuh antara kambing kacang jantan dan kambing
kacang betina yang dipelihara secara intensif. Penelitian ini menggunakan analisis
uji banding yaitu t-test independent sample, dengan perlakuan perbedaan jenis
kelamin terhadap perubahan dimensi tubuh Kambing kacang yang dipelihara
secara intensif, dan sebagai ulangan adalah kambing kacang jantan. Parameter
yang diamati meliputi Perubahan dimensi tubuh yang terdiri dari lingkar dada,
tinggi pundak, tinggi punggung, panjang badan dan dalam dada. Hasil uji banding
memperlihatkan bahwa rataan perubahan dimensi tubuh ternak kambing kacang
tidak berbeda nyata (P >0,05). Kecuali antara kambing kacang jantan dan betina
pada parameter perubahan ukuran Tinggi Pundak.
Kata Kunci : Kambing kacang, Jenis Kelamin, dimensi tubuh, pemeliharaan
intensif
Page 6
vi
ABSTRACT
Dyan Anjanna Putri ( I 111 10 268 ) , The effect of Sex in Body Dimension
Changes of kacang Goat reared intensively. Under the guidance of Sudirman
Baco as main supervisor andMuhammadHattaasthesupervisingmember
Goats are ruminant animals of medium size , which is generally an animal
that is not too difficult to maintain. Goat Productivity can be measured by body
weight gain, and the carcass percentage. In the growth measurements can be
determined by measuring the magnitude of weight gain. In this case the growth is
closely related to changes in body dimensions of cattle. In addition animal sex
also one of the factors that greatly affect the performance of livestock production
. This study aimed to examine the rate of change in body dimensions between the
does and the bugs intensively reared. This study uses comparative test analysis is
independent sample t- test , with treatment of sex differences to changes in body
dimensions of the kacang Goat reared intensively. Parameters observed
dimensional changes of the body which consists of chest circumference, shoulder
height, back height , body length and chest . The results showed that the mean
change in body dimensions kacang goat was not significant ( P > 0.05 ). Unless
between kacang bugs and kacang does in the parameters change the size of High
Shoulders.
Keywords : Kacang Goat, Sex, body dimensions, maintenance intensive.
Page 7
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan
hidayah-Nya sehingga Tugas Akhir / Skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi
dengan judul ” Pengaruh Jenis Kelamin Tehadap Perubahan Dimensi Tubuh
Ternak Kambing Kacang yang Dipelihara Secara Intensif”. Sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Peternakan Universitas
Hasanuddin, Makassar. Pada kesempatan ini penulis menghanturkan ucapan
terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya dengan penuh rasa hormat
kepada:
1. Kedua orang tua, ayahanda Andik Suwandi dan ibunda Nurjannah
(Almarhumah) tercinta, serta keluarga besarku yang terus mendidik dan
mendukung baik materil maupun moril, dan atas segala limpahan doa, kasih
sayang, kesabaran, pengorbanan, dan segala bentuk motivasi yang telah
diberikan tanpa henti kepada penulis.
2. Secara khusus penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Prof. Dr. Ir. Sudirman Baco, M.Sc selaku Pembimbing
Utama dan Muh. Hatta, S.Pt, M.Si selaku Pembimbing Anggota, atas segala
bantuan dan keikhlasannya untuk memberikan bimbingan, nasehat dan saran
sejak awal penelitian sampai selesainya penulisan skripsi ini.
3. Dr. Muhammad Yusuf S.Pt, selaku Penasehat Akademik penulis yang telah
bersedia meluangkan waktunya selama penulis duduk dibangku perkuliahan
dan senantiasa memberikan motivasi dan nasehat yang sangat berarti bagi
penulis.
Page 8
viii
4. Prof. Dr. Ir. Syamsuddin Hasan, M. Sc selaku Dekan Fakultas Peternakan
Universitas Hasanuddin, dan Bapak wakil Dekan I, II, III, yang telah
menyediakan fasilitas kepada penulis selama menjadi mahasiswa.
5. Prof. Dr. Ir. H. Sudirman Baco, M. Sc selaku Ketua Jurusan Produksi
Ternak beserta seluruh dosen dan staf Jurusan Produksi Ternak atas segala
bantuan kepada penulis selama menjadi mahasiswa.
6. Semua dosen-dosen Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin yang telah
memberi ilmunya kepada penulis.
7. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan sepenelitian
Samsu Alam Rab, Lili Andriani Salman, Linda Rahman, Winda Lestari
Kahar. Saripuddin serta Kanda Muh. Ichsan yang telah mencurahkan
segenap tenaga dan perhatiannya, sekali lagi terima kasih banyak yang
sebesar-besarnya.
8. kepada sahabat-sahabatku yang terbaik saudari Weny, Inna, Uchi, Tenri,
Nurmi, Ifa, Iyan, bunda Dhian, Rahmi, lili, kiki, linda, dan saudara Alam,
David, Aldes, Yafet, Farid, Ibnu, Ichwan, Ryan, Herman terkhusus
Angkatan 2010 L10N, yang telah membantu baik material maupun moril.
9. Serta tak lupa pula menghanturkan banyak terima kasih kepada teman-teman
MATADOR dan SITUASI 2010, dan kepada para senior terutama RUMPUT
07, BAKTERI 08, dan MERPATI 09
10. Penulis juga tidak lupa menghanturkan banyak terima kasih kepada Kanda
Herlina S.Pt, Kanda Abd.A’bid S.Pt, serta Kanda A.Anjar Wawo, S.Pt
yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini serta selama penelitian
Page 9
ix
masih berlangsung dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu
persatu, terima kasih atas bantuannya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan tapi
penulis membuka diri terhadap kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini dan demi kemajuan ilmu pengetahuan nantinya. Akhir
kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi diri
penulis sendiri. Amin.
Makassar, Februari 2014
Penulis
Page 10
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............... ................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN............... .................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................... iv
ABSTRAK............... .................................................................................. v
KATA PENGANTAR.............. ................................................................. vi
DAFTAR ISI ............... .............................................................................. ix
DAFTAR TABEL .................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR............... .................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN............... .............................................................. xiii
PENDAHULUAN............... ....................................................................... 1
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Kambing Kacang ............... ........................... 3
B. Dimensi Tubuh ............... .......................................................... 5
C. Pertumbuhan Ternak Kambing ................................................. 6
D. Pakan............... .......................................................................... 7
E. Manajemen Pemeliharaan Secara Intensif............... .................. 10
METODE PENELITIAN
Waktu & Tempat Penelitian.............. ............................................. 12
Materi Penelitian............... ............................................................. 12
Parameter yang Diukur............... ................................................... 12
Prosedur Penelitian............... ......................................................... 15
Analisis Data............... ................................................................... 17
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh Jenis Kelamin terhadap Dimensi Tubuh
Kambing Kacang ................................................................................... 19
Pengaruh Jenis Kelamin terhadap Perubahan Dimensi Tubuh
Kambing Kacang ............................................................................ 20
KESIMPULAN DAN SARAN
Page 11
xi
Kesimpulan................ .................................................................... 24
Saran................ .............................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA................. ............................................................... 25
LAMPIRAN................. .............................................................................. 27
RIWAYAT HIDUP PENULIS................. ................................................ 34
Page 12
xii
DAFTAR TABEL
No. Halaman
Teks
1. Rata-rata ukuran tubuh ternak dewasa beberapa bangsa kambing lokal
di Indonesia............................................................................................. 6
2. Komposisi Bahan Pakan Konsentrat....................................................... 16
3. Analisis Proksimat Bahan Pakan Konsentrat.................. ................... ... 16
4. Rata-rata dimensi tubuh ternak kambing kacang.................. .............. ... 18
Page 13
xiii
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
Teks
1. Kambing Kacang betina....................................................................... 5
2. Kambing kacang jantan.................... ................................................... 5
3. Pengukuran Lingkar Dada................................................................... 12
4. Pengukaran Dalam Dada.................... ................................................. 13
5. Pengukuran Tinggi Pundak.................... ............................................. 13
6. Pengukuran Tinggi Punggung.................... ......................................... 13
7. Pengukuran Panjang Badan.................... ............................................ 14
8. Perubahan dimensi tubuh ternak kambing kacang, dimana
(a)perubahanpadalingkardada,(b)panjangbadan,
(c)Tinggipundak,(d)tinggipunggung,(e) dalam dada...................... 22
Page 14
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
Teks
1. Analisis Uji banding (T-test) Pengaruh Jenis Kelamin terhadap
Perubahan Dimensi Tubuh Kambing Kacang yang di Pelihara secara
Intensif................................................................................................. 27
2. Analisis regresi linear penaruh jenis kelamin terhadap dimensi
tubuh kambing kacang ......................................................................... 29
3. Dokumentasi Penelitian ..................................................................... 32
Page 15
1
PENDAHULUAN
Pertumbuhan adalah salah satu faktor penting dalam pemuliabiakan ternak.
Pada umumnnya pengukuran pertumbuhan dapat diketahui dengan mengukur
pertambahan berat badan dan besarnya badan. Dalam hal ini pertumbuhan erat
kaitannya dengan perubahan dimensi tubuh ternak. Perubahan dimensi tubuh
ternak pada saat tumbuh cepat mengikuti fungsi eksponensial dengan laju
pertumbuhan yang berbeda-beda antara dimensi tubuh yang satu dengan dimensi
tubuh yang lainnya.
Kambing adalah binatang memamah biak yang berukuran sedang, yang
pada umumnya merupakan ternak yang tidak terlalu sulit dalam pemeliharaannya,
karena jenis pakan yang diberikan cukup beragam misalnya daun turi, lamtoro,
nangka dan lain-lain. Produktivitas kambing dapat diukur melalui pertambahan
bobot badan maupun bobot dan persentase karkas yang dihasilkan. Sementara
produktivitas tersebut tidak terlepas pada dua faktor yaitu faktor genetik dan
faktor lingkungan. Faktor genetik merupakan potensi yang dimiliki oleh ternak,
sedangkan faktor lingkungan adalah faktor yang sangat mempengaruhi
produktivitas ternak. Faktor lingkungan yang dimaksud, antara lain adalah pakan,
manajemen dan iklim (suhu dan kelembaban).
Selain dua faktor penting diatas, jenis kelamin juga salah satu faktor yang
sangat berpengaruh terhadap performa produksi ternak. Hal ini disebabkan oleh
adanya pengaruh terhadap tenunan tubuh yang sekaligus mempengaruhi
pertumbuhan maupun persentase karkas ternak. Menurut Turner dan Bagnara
(1976) bahwa perbedaan pertambahan bobot badan dan persentase karkas
berdasarkan jenis kelamin dipengaruhi oleh hormon. Hormon tersebut adalah
Page 16
2
somatotropin (STH, GH) yang memiliki aktivitas utama dalam pertumbuhan
tulang, pertumbuhan otot, merangsang sintesa protein dan berpengaruh terhadap
metabolisme lipida.
Pertumbuhan erat kaitannya dengan perubahan bagian-bagian tubuh
lainnya, dalam hal ini adalah perubahan dimensi tubuh. Umumnya pertumbuhan
dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah jenis kelamin. Oleh karena
itu perlu dilakukan penelitian bagaimana pengaruh jenis kelamin terhadap
pertumbuhan dan perubahan dimensi tubuh lainnya pada kambing kacang yang
dipelihara secara intensif.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat laju perubahan berbagai
dimensi tubuh antara kambing kacang jantan dan kambing kacang betina yang
dipelihara secara intensif. Kegunaan penelitian ini adalah sebagai bahan acuan
bagi peternak, mengenai laju pertumbuhan dan perubahan dimensi tubuh kambing
kacang betina dan jantan yang dipelihara secara intensif.
Page 17
3
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Kambing Kacang
Ternak kambing merupakan salah satu ternak yang dikenal secara luas
oleh masyarakat karena sangat potensial untuk berkembang, selain dapat
menghasilkan daging dan kulit, kambing juga dapat menghasilkan susu yang nilai
bergizi lebih tinggi dibanding dengan susu dari ternak lainnya. Ternak kambing
yang banyak terdapat di Indonesia adalah kambing kacang dan kambing lokal.
kambing kacang merupakan kambing asli dengan ukuran badan kecil, sedangkan
kambing lokal diduga merupakan percampuran antara kambing kacang dengan
berbagai jenis kambing pendatang (Suparman, 2007).
Salah satu bangsa kambing yang tersebar di seluruh dunia yaitu kambing
kacang. Kambing kacang merupakan bangsa kambing lokal asli Indonesia, tubuh
kambing kacang kecil dan relatif lebih pendek, jantan maupun betina bertanduk,
leher pendek dan punggung meninggi, warna bulu hitam, cokelat, merah, atau
belang yang merupakan kombinasi dari warna yang ada pada kambing tersebut,
tinggi kambing jantan dewasa rata-rata 60 cm – 70 cm, betina dewasa 50 cm – 60
cm, berat badannya kambing jantan dewasa antara 25 – 30 kg dan betina dewasa
15 – 25 kg, kepala ringan dan kecil, telinga pendek dan tegak lurus mengarah ke
atas depan. Kehidupannya sangat sederhana, memiliki daya adaptasi yang tinggi
terhadap kondisi alam setempat dan reproduksinya dapat digolongkan sangat
tinggi (Suparman, 2007).
Kambing kacang merupakan kambing yang mampu beradaptasi baik
dengan lingkungan tempat hidupnya. Kambing Kacang biasa digunakan sebagai
ternak penghasil daging. Kambing Kacang memiliki kulit yang relatif tipis dengan
Page 18
4
bulu kasar. Kambing kacang berwarna hitam, terkadang terdapat bercak-bercak
putih. Tanduk berbentuk pedang, melengkung ke atas dan ke belakang yang
tumbuh dengan baik pada jantan dan betina. Telinga berbentuk pendek dan tegak.
Leher pendek dan punggung melengkung sedikit yang berukuran lebih tinggi
daripada bahu. Berikut ini klasifikasi kambing secara umum, (Myers dkk, 2012) :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
sub-filum : Vertebrata
kelas : Mammalia
ordo : Artiodactyla
sub-ordo : Ruminantia;
familia : Bovidae;
sub-familia : Caprinae,
genus : Capra
spesies : Capra hircus
Gambar.1. Kambing Kacang Betina
Gambar.2. Kambing Kacang Jantan
Page 19
5
B. Dimensi Tubuh
Dimensi tubuh ternak dapat digunakan saat melakukan seleksi ternak,
mengetahui tingkat pertumbuhan dan produktivitas ternak hingga untuk keperluan
pendugaan berat badan ternak. Berbagai penelitian tentang pendugaan berat badan
ternak menggunakan dimensi tubuh telah dilakukan dan tingkat akurasi yang
cukup signifikan. Berikut ini ukuran-ukuran tubuh dengan mengukur anatomi
kerangka kambing, (Bataglia, 2007) :
1. Lingkar dada, diukur melingkar tepat di belakang scapula, dengan
menggunakan pita ukur dalam cm;
2. Lebar dada, diukur antara tuberitas humeri sinister dan dexter, dengan
menggunakan tongkat ukur dalam cm;
3. Dalam dada, diukur dari bagian tertinggi pundak sampai dasar dada,
dengan menggunakan tongkat ukur dalam cm;
4. Tinggi pundak, diukur dari bagian tertinggi pundak melalui belakang
scapula tegak lurus ke tanah, dengan menggunakan tongkat ukur dalam
cm;
5. Tinggi pinggul, diukur dari bagian tertinggi pinggul secara tegak lurus ke
tanah, dengan menggunakan tongkat ukur dalam cm;
6. Panjang badan, diukur dari tuber ischii sampai tuberitas humeri, dengan
menggunakan tongkat ukur dalam cm.
Page 20
6
Berikut ini ukuran-ukuran tubuh ternak kambing lokal di indonesia,
(Batubara, 2007) :
Tabel.1. Rata-rata ukuran tubuh ternak dewasa beberapa bangsa kambing lokal di
Indonesia
No Uraian Kambing Marica Kambing PE
Kambing
Kacang
Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan
1 Bobot (Kg) 20,26 22,8 40,𝟻 60 22 25
2 P. Badan ( Cm) 56,4 58,6 81 81 47 55
3 T.Pundak (Cm) 55,7 57,6 76 84 55,3 55,7
4 T.Pinggul (Cm) 50,6 59,7 80,1 96,8 54,7 58,4
5 L. Dada (Cm) 54,6 51,7 80,1 99,5 62,1 67,6
6 Lebar Dada (Cm) 15,9 15,6 12,4 15,7 - -
7 Dalam Dada (Cm) 27,6 21,2 - - - -
Sumber: Batubara, 2007.
C. Pertumbuhan Ternak Kambing
Pertumbuhan adalah perubahan bentuk atau ukuran seekor ternak yang
dapat dinyatakan dengan panjang, volume ataupun massa (Williams, 1982).
Pertumbuhan dapat dinilai sebagai peningkatan tinggi, panjang, ukuran lingkar
dan bobot yang terjadi pada seekor ternak muda yang sehat serta diberi pakan,
minum dan mendapat tempat berlindung yang layak. Peningkatan sedikit saja
ukuran tubuh akan menyebabkan peningkatan yang proporsional dari bobot tubuh,
karena bobot tubuh merupakan fungsi dari volume. Pertumbuhan mempunyai dua
aspek yaitu: menyangkut peningkatan massa persatuan waktu, dan pertumbuhan
yang meliputi perubahan bentuk dan komposisi sebagai akibat dari pertumbuhan
diferensial komponen-komponen tubuh (Swatland, 1984 dan Aberle dkk, 2001).
Menurut para ahli nutrisi, pertumbuhan merupakan perubahan masa tubuh. Ada
yang mengemukakan bahwa pertumbuhan tidak identik dengan pertambahan
masa tubuh dan tidak identik dengan penambahan daging. Tapi memang proses
Page 21
7
pertumbuhan berkaitan dengan berbagai produk yang dapat dinyatakan dengan
masa seperti : masa daging, woll, ataupun perubahan lainnya seperti lingkar dada,
panjang badan dan lain-lain. Secara biologis, pertumbuhan berkaitan dengan
waktu (time independent). Dalam praktek peternakan pertumbuhan berkaitan
dengan perubahan masa sebagai hasil suatu management ataupun tata laksana.
Jenis kelamin sangat berpengaruh terhadap performa produksi ternak. Hal
ini disebabkan oleh adanya pengaruh terhadap tenunan tubuh yang sekaligus
mempengaruhi pertumbuhan maupun persentase karkas ternak. Menurut Turner
dan Bagnara (1976) bahwa perbedaan pertambahan bobot badan dan persentase
karkas berdasarkan jenis kelamin dipengaruhi oleh hormon. Hormon tersebut
adalah somatotropin (STH, GH) yang memiliki aktivitas utama dalam
pertumbuhan tulang, pertumbuhan otot, merangsang sintesa protein dan
berpengaruh terhadap metabolisme lipida.
Peranan yang penting dari hormon pertumbuhan terletak pada stimulasi
peningkatan ukuran tubuh, memacu peningkatan dan percepatan pertumbuhan,
selanjutnya,dinyatakan bahwa hormon pertumbuhan juga berpengaruh
antagonistik terhadap insulin di dalam otot dan tenunan adiposa (Rauf, 1988).
Selanjutnya Short (1980) menambahkan bahwa hormon kelamin memberikan
pengaruh yang menonjol terhadap pertambahan bobot badan ternak yang
sekaligus memberikan perbedaan bobot dan persentase karkas. Padang (2005)
melaporkan bahwa, jenis kelamin jantan memiliki performa produksi
(pertambahan bobot badan, konsumsi bahan kering dan efisiensi penggunaan
pakan) dan status faal (suhu tubuh, respirasi dan pulsus) yang lebih tinggi
dibanding ternak betina.
Page 22
8
Pertumbuhan kambing adalah pertambahan dalam bentuk dan berat
jaringan-jaringan pembangun, seperti urat daging, tulang otot, jantung dan semua
jaringan tubuh (kecuali jaringan lemak) serta alat-alat tubuh lainnya (Muljana
2001). Dalam pertumbuhan dan perkembangan kambing, pertumbuhan itu sendiri
tidak sekadar meningkatnya berat badan, tetapi juga menyebabkan bentuk
konformasi yang disebabkan oleh perbedaan tingkat pertumbuhan komponen
tubuh, dalam hal ini urat daging dari karkas atau daging yang akan dikonsumsi
manusia (Parakkasi 1999). Selanjutnya dikemukakan, untuk mendapatkan
pertumbuhan kambing yang optimum perlu diperhatikan zat-zat makanan yang
dibutuhkan sesuai dengan tujuan pemeliharaan. Disamping itu, laju pertumbuhan
seekor ternak dipengaruhi oleh umur. Semakin dewasa seekor ternak, maka laju
pertumbuhannya semakin lambat. Siregar (1994) menyebutkan pertumbuhan juga
dipengaruhi genetik dengan perbandingan 20-30% : 70-80% terhadap lingkungan.
Menurut Anggorodi (1990 ) laju pertumbuhan setelah disapih ditentukan
oleh beberapa faktor antara lain potensi pertumbuhan dari masing-masing individu
ternak dan pakan yang tersedia. Potensi pertumbuhan dalam periode ini
dipengaruhi oleh faktor bangsa dan jenis kelamin. Pola pertumbuhan ternak
tergantung pada sistem manajemen yang dipakai,tingkat nutrisi yang tersedia,
kesehatan dan iklim. Laju pertambahan bobot badan dipengaruhi oleh umur,
lingkungan dan genetik dimana berat tubuh awal fase penggemukan berhubungan
dengan berat dewasa. Selanjutnya dikemukakan bahwa pertumbuhan murni
mencakup dalam bentuk dan berat jaringan-jaringan pembangun seperti urat
daging, tulang, jantung, otak dan semua jaringan tubuh lainnya (kecuali jaringan
lemak) dan alat-alat tubuh.
Page 23
9
D. Pakan
Pakan kambing sebagian besar terdiri dari hijauan, yaitu rumput dan daun-
daunan tertentu (daun nangka, daun waru, daun pisang dan daun leguminosa).
Seekor kambig dewasa membutuhkan kira-kira 6 kg hijauan segar sehari yang
diberikan 2 kali, pagi dan sore, tetapi kambing lebih suka mencari dan memilih
pakannya sendiri di alam terbuka.
Secara umum pakan kambing, sebenarnya hanya terdiri dari tiga jenis,
yaitu pakan kasar,pakanpenguat dan pakan pengganti.Pakan kasar merupakan
bahan pakan berkadar serat kasar tinggi. Bahan ini berupa pakan hijauan yang
terdiri dari rumput dan dedaunan Pakan penguat merupakan bahan pakan berkadar
serat rendah dan mudah dicerna seperti konsentrat, ampas tahu dan bubur
singkong (Setiawan dan Arsa, 2003).
Sementara pakan pengganti merupakan pakan hijauan yang sudah
difermentasi. Mulyono (2000) dan Sarwono (1991) menyatakan bahwa, pada
dasarnya kambing tidak selektif dalam memilih pakan, segala macam daun-
daunan dan rumput disukai, tetapi hijauan dari daun-daunan lebih disukai daripada
rumput. Hijauan yang baik untuk pakan adalah hijauan yang belum terlalu tua dan
belum menghasilkan bunga karena hijauan yang masih muda memiliki kandungan
PK (protein kasar) yang lebih tinggi. Hijauan yang diperoleh pada musim hujan
sebaiknya dilayukan atau dikeringkan terlebih dahulu sebelum digunakan
untuk pakan kambing.
Page 24
10
1. Hijauan
Pemberian pakan hijauan diberikan 10% dari bobot badan (Sugeng, 1992).
Menurut Murtidjo (1993), hijauan pakan merupakan pakan utama bagi ternak
ruminansia dan berfungsi sebagai sumber gizi yaitu protein, sumber tenaga,
vitamin dan mineral. Pemanfaatan hijauan pakan sebagai makanan ternak
kambing harus disuplementasikan dengan makanan penguat atau konsentrat agar
kebutuhan nutrisi terhadap pakan dapat terpenuhi. Tujuan suplementasi
makanan penguat dalam makanan ternak kambing adalah untuk meningkatkan
daya guna makanan atau menambah nilai gizi makanan, menambah unsur
makanan yang defisien serta meningkatkan konsumsi dan kecernaan makanan.
Keuntungan yang diperoleh dari pemberian pakan kasar bersama makanan
penguat adalah adanya kecenderungan mikroorganisme dalam rumen dapat
memanfaatkan makanan penguat terlebih dahulu sebagai sumber energi
dan selanjutnya memanfaatkan makanan kasar yang ada. Dengan demikian
mikroorganisme rumen lebih mudah dan lebih cepat berkembang populasinya,
sehingga akan semakin banyak makanan yang harus dikonsumsi ternak kambing.
Siregar (1995) menambahkan bahwa pemberian hijauan terbagi menjadi 2 macam
yaitu hijauan yang diberikan dalam keadaan masih segar dengan kadar air 70%
dan hijauan yang diberikan dalam keadaan kering atau awetan. Hijauan kering
dapat berupa hay, sedangkan awetan dapat berupa silase. Hijauan merupakan
bahan pakan berserat kasar yang dapat berasal dari rumput dan dedaunan.
Kebutuhan hijauan untuk kambing sekitar 70% dari total pakan. Kambing
akan memperoleh semua gizi yang dibutuhkan dari hijauan bila pakan berupa
campuran daun–daunan dan rumputan dicampur dengan perbandingan 1:1,
Page 25
11
dengan komposisi demikian zat gizi yang terdapat pada masing-masing jenis
hijauan yang diberikan tersebut akan saling melengkapi dan menjamin ketersedian
gizi yang lebih baik (Setiawan dan Arsa, 2003).
2. Kosentrat
Konsentrat adalah bahan pakan yang digunakan bersama bahan pakan lain
untuk meningkatkan keserasian gizi dari keseluruhan pakan dan dimaksudkan
untuk disatukan atau dicampur sebagai suplemen atau bahan pelengkap (Hartadi
dkk.,1993). Murtidjo (1993) menjelaskan bahwa konsentrat untuk ternak
kambing umumnya disebut sebagai pakan penguat atau bahan baku pakan yang
memiliki kandungan serat kasar kurang dari 18% dan mudah dicerna. Pakan
penguat dapat berupa dedak jagung, ampas tahu, bungkil kelapa, bungkil
kacang tanah, atau campuran pakan tersebut.
E. Manajemen Pemeliharaan Secara Intensif
Salah satu upaya untuk meningkatkan populasi dan mempercepat
penyebaran ternak besar oleh peternak adalah dengan cara pemeliharaan ternak
tersebut. Pemeliharaan ternak yang baik sangat mempengaruhi perkembangbiakan
serta terjaminnya kesehatan ternak (Hernowo, 2006).
Peternak dalam memelihara ternaknya harus berdasarkan prinsip-prinsip
pemeliharaan dan pembiakan hewan tropis yaitu, pengawasan lingkungan,
pengawasan status kesehatan, pengawasan pegawai, pengawasan makan dan air
minum, pengawasan sistem pengelolaan dan pengawasan kualitas hewan ternak
(Smith dan Mangkoewidjojo, 1988).
Sistem pemeliharaan ternak pada umumnya dikategorikan dalam tiga cara
yaitu sistem pemeliharaan intensif yaitu ternak dikandangkan, sistem
Page 26
12
pemeliharaan semi intensif yaitu tenak di kandangkan pada malam hari dan
dilepas di ladang penggembalaan pada pagi hari dan sistem pemeliharaan
ekstensif yaitu ternak dilepas di padang penggembalaan (Hernowo, 2006).
Pemeliharaan secara intensif merupakan salah satu cara penggemukan
yang mengutamakan pemberian pakan berupa biji-bijian (konsentrat) yang terdiri
dari jagung giling, dedak, bungkil, dan lain-lain. Sasongko dkk, (2009)
Pemeliharaan secara intensif adalah kambing yang dipelihara dalam kandang
tertentu, tidak dipekerjakan tetapi hanya diberi pakan dengan nilai nutrisi yang
optimal untuk meningkatkan berat badan dan kesehatan kambing yang maksimal.
Produktivitas kambing yang dipelihara secara intensif dapat ditunjang
dengan pemberian pakan hijauan maupun konsentrat yang baik dengan komposisi
yang sesuai, penanggulangan penyakit, penanganan pasca panen dan pemasaran
serta jenis bangsa kambing dan umurnya (Syafrial dkk, 2003)
Page 27
13
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober-Desember 2013, bertempat
di Laboratorium Ternak Potong Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin
Makassar.
Materi Penelitian
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang individu,
tempat pakan, tempat minum, parang, timbangan, skop, ember, pita ukur dan
tongkat ukur .
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, Kambing kacang
sebanyak 15 ekor, 8 jantan dan 7 betina dengan kisaran umur < 1 tahun, air,
kandang tipe individu, hijauan (daun gamal, daun jawa, dan lamtoro), tepung ikan,
jagung giling, bungkil kelapa, dedak, mineral mix, urea, dan obat-obatan.
Parameter yang Diukur
Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah pengukuran dimensi
tubuh yaitu pengukuran tinggi pundak, panjang badan, tinggi punggung, lebar
dada, dalam dada, yang diukur menggunakan tongkat ukur, dan untuk pengukuran
lingkar dada diukur menggunakan pita ukur. Berikut contoh cara mengukur
dimensi tubuh ternak kambing:
1. Lingkar Dada (cm) diukur dengan melingkarkan pita ukur sepanjang
rongga dada atau dari tulang dada di belakang tulang bahu dan tulang
belikat menggunakan pita ukur.
Page 28
14
Gambar 3. Pengukuran Lingkar Dada
2. Dalam Dada (cm) diukur dengan mengukur tegak lurus dari tulang
punggung tegak lurus dengan tulang dada menggunakan tongkat ukur.
Gambar 4. Pengukuran Dalam Dada
3. Tinggi pundak, diukur dari bagian tertinggi pundak melalui belakang
scapula tegak lurus ke tanah, dengan menggunakan tongkat ukur dalam
cm;
Gambar.5.Pengukuran Tinggi Punda
Page 29
15
4. Tinggi punggung, diukur dari bagian tertinggi pinggul secara tegak lurus
ke tanah, dengan menggunakan tongkat ukur dalam cm;
Gambar.6. Pengukuran Tinggi Pinggul
5. Panjang Badan (cm) diukur dengan tongkat ukur yang dilakukan
membentuk garis miring dari penonjolan bahu (tubersitas humeri) sampai
tulang duduk (tuber ischii).
Gambar 7. Pengukuran Panjang Badan
Prosedur Penelitian
A. Pembiasaan
Sebelum dilakukan pengukuran dimensi tubuh pertama terlebih dahulu
dilakukan pembiasaan selama 1 bulan berturut –turut, setelah itu baru dilakukan
perlakuan. Tujuan dari pembiasaan adalah :
1. Untuk membiasakan ternak dengan keadaan lingkungan yang baru.
Page 30
16
2. Untuk membiasakan ternak dengan pakan yang baru (pakan yang
diberikan pada waktu penelitian).
Setelah itu barulah dilakukan penimbangan pertama untuk mengetahui
bobot badan awal serta ukuran dimensi tubuh, pengukuran berikutnya dilakukan
setiap dua minggu sekali.
Pemberian pakan dilakukan 3 kali sehari yaitu pada pagi jam 08.00 Wita
diberikan pakan konsentrat, pada siang jam 13.00 Wita diberi pakan hijauan dan
sore jam 16.00 Wita. Pakan konsentrat yang terdiri dari dedak, bungkil kelapa,
jagung giling, dedak padi, tepung ikan, garam dan mineral mix dicampur terlebih
dahulu dan diberi sebanyak 3% dari berat badan ternak kambing. Sementara untuk
pemberian hijauan terdiri dari campuran hijauan kayu jawa (Lannea
coromandelica), gamal (Gliricidia maculata) dan lamtoro (Leucaena
leucochepala) sedangkan air minum diberikan secara ad libitum. Berikut ini
komposisi konsentrat yang digunakan dalam penelitian:
Tabel 2. Komposisi Bahan Pakan konsentrat
No. Bahan Pakan Persentase (%)
1. Dedak 35
2. Jagung giling 36
3. Bungkil Kelapa 15
4. Tepung Ikan 10
5. Mineral 2,5
6. Urea 1,0
Sumber: Laboratorium Ternak Potong Unit Pemeliharaan Kambing
Page 31
17
Tabel 3. Analisis Proksimat Bahan Pakan Konsentrat
No Kandungan Gizi Persentase (%)
1. Air 14,49
2. PK 26,72
3. Lemak Kasar 4,99
4. Serat Kasar 18,51
5. BETN 38,76
6. Abu 11,02
Sumber : Analisis Laboratorium Nutrisi Ternak Dasar,2013
B. Pengendalian penyakit
Sebelum perlakuan dilakukan, penanganan kesehatan ternak yang
dilakukan antara lain adalah sebagai berikut :
1. Pemberian obat cacing
2. Pemberian antibiotik
3. Pemberian obat kutu subkutan
4. Pemberian vitamin
C. Sistem Perkandangan
Penelitian menggunakan ternak kambing kacang yang berasal dari
berbagai daerah di Sulawesi Selatan. Ternak kambing kacang yang digunakan
sebanyak 15 ekor yang terdiri dari 8 ekor jantan dan 7 ekor betina. Ternak yang
diteliti dipelihara secara intensif, dimana ternak dikurung dalam kandang jenis
individu yang berukuran 1m X 0,5 m.
Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji banding, yaitu uji
t (t-test Independent sample) (Sudjana,2002) , dengan perlakuan perbedaan jenis
kelamin terhadap perubahan dimensi tubuh kambing kacang yang dipelihara
secara intensif, dan sebagai ulangan adalah kambing kacang jantan (7 ekor) dan
kambing kacang betina (8 ekor) dengan model matematika yang digunakan yaitu:
Page 32
18
Keterangan :
X1 = Rata-rata parameter pada kambing kacang betina
X2 = Rata-rata parameter pada kambing kacang jantan
S2 = Simpangan baku Rataan
S1 = simpangan baku perlakuan pada kambing kacang betina
S2 = Simpangan baku perlakuan pada kambing kacang jantan
n1 = Banyak jumlah kambing kacang betina
n2 = banyaknya jumlah kambing kacang jantan
Selain itu data yang diperoleh dalam penelitian ini juga diolah dengan
menggunakan analisis linear regresi, yang bertujuan untuk mengetahui perubahan
dimensi tubuh kambing kacang jantan dan betina yang dipelihara secara intensif,
dengan model matematika sebagai berikut (Sudjana, 2002):
Y= a + bX
Keterangan :
Y= Perubahan dimensi tubuh
X= Waktu
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
Page 33
19
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh Jenis Kelamin terhadap Perubahan Dimensi Tubuh Ternak
Kambing Kacang
Pengukuran dimensi tubuh merupakan sesuatu yang sangatlah penting
dilakukan, tetapi seringkali para peternak kambing tidak mengetahui dengan pasti
perkembangan tubuh ternak kambingnya dari awal kelahiran, pemeliharaan
hingga saat penjualan sehingga tidak diketahui dengan pasti produktivitas ternak
dan keuntungan nominalnya yang akan dan seharusnya diperoleh. Berikut ini hasil
penelitian terhadap rata-rata perubahan dimensi tubuh ternak kambing kacang
yang dipelihara secara intensif terhadap jenis kelamin yang berbeda dapat dilihat
pada tabel 4.
Tabel 4. Rata-rata dimensi tubuh ternak kambing kacang
No. Parameter Jantan Betina
1. Lingkar dada (cm) 53,7±2,3 52,1±1,8
2. Panjang badan (cm) 44,5±1,7 44,0±2,3
3. Tinggi pundak (cm) 49,9±1,3 a 48,0±1,6 b
4. Tinggi pungggung (cm) 51,3±1,5 49,9±1,9
5. Dalam dada (cm) 20,0±0,9 19,5±1,1
Keterangan:superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan
perbedaan yang nyata (P<0,05).
Berdasarkan analisis perbandingan uji T yang dilakukan, dapat diketahui
bahwa dari lima parameter yang diamati terdapat empat parameter yang tidak
berbeda nyata (P>0,05) sementara terdapat satu parameter yang berbeda nyata
(P<0,05) yaitu pengamatan pada perubahan tinggi pundak. Hasil penelitian rata-
rata ukuran tubuh diperoleh rata-rata lingkar dada dan panjang badan untuk
kambing kacang jantan adalah 53,7±2,3 dan 44,5±1,7. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa rata-rata ukuran tubuh ternak kambing kacang jantan yang di
Page 34
20
pelihara di daerah Sulawesi Selatan jauh lebih tinggi dibanding kambing kacang
yang di pelihara di daerah Bengkulu. Selain itu hasil penelitian menunjukkan rata-
rata panjang badan dan tinggi pundak pada kambing kacang betina yaitu 44,0±2,3
dan 48,0±1,6 yang jauh lebih rendah dari yang diperoleh Setiadi, dkk (1997) yaitu
50,55±6,72 dan 52,00±7,38. Perbedaan lingkungan dan pakan mungkin menjadi
penyebab hal tersebut diatas. Menurut Parakassi (1999) bahwa pertumbuhan
hewan muda sebagian besar disebabkan oleh pertumbuhan otot, tulang belulang
dan organ-organ vital. Sedangkan pengaruh jenis kelamin terhadap perubahan
dimensi tubuh tidak berpengaruh nyata dapat disebabkan oleh beberapa faktor
antara lain faktor genetik dan lingkungan. Bambang, (2005) menjelaskan bahwa
proses pertumbuhan pada semua jenis hewan terkadang berlangsung cepat, lambat
dan bahkan terhenti jauh sebelum hewan tersebut mencapai dalam ukuran besar
tubuh karena dapat dipengaruhi oleh faktor genetis ataupun lingkungan.
Pengaruh Jenis Kelamin terhadap Perubahan Dimensi Tubuh Kambing
kacang.
Perubahan dimensi tubuh kambing kacang selama penelitian dapat dilihat
dari grafik a, b, c, d, dan e.
(a)
Page 36
22
Gambar (8.a) menunjukkan bahwa perubahan dimensi tubuh untuk lingkar
dada dalam 1 minggu pengukuran terjadi penambahan sekitar 0,10 cm pada jantan
dan 0,18 cm pada betina. untuk gambar (8.b) menujukkan perubahan dimensi
tubuh pada panjang badan, dimana kambing kacang jantan terjadi penambahan
sebesar 0,16 cm sedangkan pada betina 0,12 cm. Sementara untuk tinggi pundak
(gambar (8.c)) menujukkan bahwa perubahan yang terjadi tidak berbeda jauh
antara jantan dan betina, yaitu 0,18 cm dan 0,17 cm. Gambar (8.d) menunjukkan
perubahan dimensi tubuh pada betina lebih tinggi dari pada jantan, yaitu 0,08 cm
untuk betina dan 0,05 cm pada jantan. Sebaliknya pada dalam dada perubahan
dimensi tubuh jantan lebih tinggi yaitu 0,31 cm sedangkan betina hanya 0,14 cm .
Berdasarkan grafik a, b, c, d, dan e dapat dijelaskan bahwa perubahan
dimensi tubuh ternak kambing kacang lebih didominasi oleh ternak jantan, dalam
penelitian hal ini dikarenakan pertambahan bobot badan jantan lebih besar
dibanding betina. tingginya Pertambahan bobot badan pada jantan disebabkan
Gambar 8. Perubahan dimensi tubuh ternak kambing kacang, dimana (a)
perubahan pada lingkar dada, (b) panjang badan, (c) Tinggi pundak,
(d) tinggi punggung, (e) dalam dada.
(e)
Page 37
23
adanya hormon androgen yang merangsang pertumbuhan. Seperti yang
dinyatakan oleh Kay dan Haussmen (1975) bahwa hormon androgen pada hewan
jantan dapat merangsang dan menstimulan pertumbuhan, pertumbuhan yang cepat
pada saat pubertas sebagian disebabkan oleh pengaruh anabolik protein dari
androgen sehinga hewan jantan dapat lebih besar dibandingkan dengan hewan
betina.
Menurut Soeparno (2005) bahwa ternak jantan lebih cepat tumbuh
dibandingkan betina pada umur yang sama. Jantan memiliki testosteron salah satu
steroid androgen, hormon pengatur pertumbuhan yang dihasilkan sel-sel
interstistial dan kelenjar adrenal. Testosteron dihasilkan testis pada jantan,
sehingga pertumbuhan ternak jantan dibandingkan betina lebih cepat terutama
setelah sifat-sifat kelamin sekunder muncul. Soeroso (2004), menjelaskan bahwa
Pada ternak betina, peningkatan sekresi estrogen menyebabkan penurunan
konsentrasi kalsium dan lipida dalam darah sehingga dengan meningkatnya
sekresi estrogen akan terjadi penurunan laju pertumbuhan tulang. Bambang
(2005) menambahkan bahwa Jenis kelamin mempengaruhi pertumbuhan jaringan
dan komposisi karkas.
Page 38
24
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Hasil penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa jenis kelamin tidak
berpengaruh nyata terhadap perubahaan dimensi tubuh ternak kambing kacang.
Kecuali pada parameter perubahan ukuran Tinggi pundak, jantan lebih tinggi
dibanding betina.
Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk melihat perubahan dimensi
tubuh ternak kambing kacang jantan dan betina dengan jumlah ternak yang lebih
banyak dan waktu penelitian yang lebih panjang.
Page 39
25
DAFTAR PUSTAKA
Aberle, D. E., J.C, Forrest, D.F, Gerrard, and E.W, Mills. 2001. Principles of Meat
Science 4th Edition. W.H. Freeman and Company. San Francisco, United
States of America
Anggorodi, R.1990. Ilmu Makanan Ternak Umum. Gramedia, Jakarta.
Bambang S.Y. 2005. Sapi Potong. Penebar Swadaya. Jakarta
Bataglia R.A. 2007. Hand Book of Livestock Management, 4th edition. Pearson
Prentice Hall. Upper Sadde River. New Jersey.
Batubara., 2007. Tujuh Plasma Nutfah Kambing Lokal Indonesia. Sari Tani Edisi
25 April-1 Mei.
Hartadi, H., S. Reksohadiprodjo dan A.D. Tillman. 1993. Tabel Komposisi Pakan
untuk Indonesia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Hernowo, B. 2006. Prospek pengembangan usaha peternakan sapi potong di
Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi. Skripsi. Program Studi Sosial
Ekonomi Peternakan. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
Kay M. and R.Hausseman. 1997. The Influence of Sex on Meat Production. In
Meat. Edited by Cook DJ, Lawrrie RA. London. Butterworth
KementrianPertanianDirektoratJenderalPeternakandanKesehatanHewan,2011.
Keunggulan Lamtoro Sebagai Pakan Ternak. Palembang.
Mulyono, S. 2000. Teknik Pembibitan Kambing dan Domba Edisi 2. PT Penebar
Swadaya, Jakarta.
Murtidjo, B. A. 1993. Memelihara Domba. Kanisius.Jakarta.
Muljana. 2001. Cara Beternak Kambing sebagai Ternak Potong dan Perah.
Kanisius, Yogyakarta.
Munier, F.F. 2010. Bobot Hidup Kambing Peranakan Etawah (PE) Yang
Diberikan Pakan Tambahan Daun Gamal (Gliricidia maculata) dan Kulit
Buah Kakao. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah
Myers, P., R. Espinosa, C. S. Parr, T. Jones, G. S. Hammond, and T. A. Dewey.
2012.The animal diversity web (online). Accessed
athttp://animaldiversity.org. Last modified in 2012 [Oktober 19, 2012]
Padang, 2005. Pengaruh jenis kelamin terhadap performans produksi kambing
kacang. Jurnal Forsimapas 6(3): 2428 – 2432.
Parakassi, A. 1999. Ilmu Makanan dan Ternak Ruminansia. UI Press, Jakarta. Hal
371-374.
Page 40
26
Rauf. Abd Dj., 1988. Pengaruh Umur dan Jenis Kelamin terhadap Persentase
Bobot Karkas Domba Ekor gemuk serta Hasil Ikutannnya di Lembah Palu.
Thesis. Fakultas Pasca Sarjana, Universitas Padjadjaran, Bandung.
Sarwono, B. 1991. Beternak Kambing Unggul Edisi 1. PT Penebar Swadaya,
Jakarta.
Sasongko W.R., L.G.S. Astiti, T. Panjaitan, A. Muzani dan N. Agustini. 2009.
Beternak Kambing Intensif. Juknis. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Nusa Tenggara Barat, Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan
Teknologi Pertanian, Badan Litbang Pertanian.
Setiadi, B., D. Priyanto dan M. Martawijaya. 1997. Komparatif Morfologik
Kambing. Laporan Hasil Penelitian APBN 1996/1997. Balai Penelitian
Ternak Ciawi, Bogor.
Setiawan, T dan T, Arsa. 2003. Beternak Kambing Perah Peranakan Etawa Edisi
1. Penebar Swadaya, Jakarta.
Short, R.V.1980. The Hormonal Control of Growth at Puberty. In T.L.J Lawrence
(ed.) Growth in Animal. Butterworth. London. P:25 – 45.
Soeroso,2004.Performance Kambing Berdasarkan Sifat Kuantitatif dan
Kualitatif. Universitas Diponegoro. Semarang
Sudjana. 2002. Metode Statistika. Tarsito. Bandung.
Sugeng, B. 1992. Sapi Potong. Penebar Swadaya, Jakarta.
Siregar, S. B. 1995. Ransum Ternak Ruminansia. Penebar Swadaya, Jakarta.
Smith, J.B. dan S. Mangkoewidjojo. 1988. Pemeliharaan, Pembiakan dan
Penggunaan Hewan Percobaan di Daerah Tropis. UI Press. Jakarta.
Suparman. 2007. Beternak Kambing. Azka Press. Jakarta.
Sutardi, T. 1981. Pengaruh Kelamin dan Kondisi Tubuh terhadap Hubungan
Bobot Badan dan Lingkar Dada pada Sapi Perah. Media Peternakan.
Jakarta.
Swatland, H.J. 1984. Structure and Development of Meat Animal. Mc. Millan
Publ. Company. New York.
Syafrial, Z., A. Yusri, dan E. Susilawati. 2003. Sistem usaha tani penggemukan
ternak Ruminansia. Laporan Hasil Pengkajian Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian Jambi.
Turner, C.D. and J.T. Bagnara, 1976. General Endocrinology. Sixth Editon. W.B.
Sauders Company. Philadelphia. P. 28 : 561 – 597.Williams, I.H. 1982. A
Course Manual in Nutrion and Growth Australian Vice-Choncellors-
Committee, Melbourne.
Page 41
27
Lampiran 1. Analisis Uji Banding (T-test) Pengaruh jenis kelamin terhadap perubahan dimensi tubuh kambing kacang yang dipelihara
secara Intensif.
T-TEST GROUPS=kacang(1 2)
/MISSING=ANALYSIS
/VARIABLES=Ld Pb T.pund T.pung Dd
/CRITERIA=CI(.95).
T-Test
[DataSet1]
Group Statistics
Kacang N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Ld Kcj 8 53.7375 2.33112 .82417
Kcb 7 52.1286 1.78952 .67637
Pb Kcj 8 44.5000 1.74438 .61673
Kcb 7 44.0571 2.33156 .88125
T.pund Kcj 8 49.9000 1.30712 .46214
Kcb 7 48.0429 1.59463 .60271
T.pung Kcj 8 51.2875 1.53105 .54131
Kcb 7 49.8571 1.93637 .73188
Dd Kcj 8 20.0000 .85857 .30355
Kcb 7 19.5571 1.08452 .40991
Page 42
28
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence Interval of the
Difference
F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference Lower Upper
Ld Equal variances assumed .145 .709 1.481 13 .162 1.60893 1.08612 -.73750 3.95536
Equal variances not assumed 1.509 12.820 .156 1.60893 1.06618 -.69771 3.91557
Pb Equal variances assumed 1.787 .204 .420 13 .681 .44286 1.05401 -1.83419 2.71990
Equal variances not assumed .412 11.045 .688 .44286 1.07562 -1.92337 2.80909
T.pund Equal variances assumed .204 .659 2.480 13 .028 1.85714 .74886 .23933 3.47496
Equal variances not assumed 2.445 11.671 .031 1.85714 .75950 .19715 3.51713
T.pung Equal variances assumed .293 .598 1.598 13 .134 1.43036 .89534 -.50391 3.36462
Equal variances not assumed 1.571 11.428 .143 1.43036 .91031 -.56409 3.42480
Dd Equal variances assumed .035 .854 .883 13 .393 .44286 .50172 -.64105 1.52677
Equal variances not assumed .868 11.437 .403 .44286 .51007 -.67459 1.56030
Page 43
29
Lampiran 2. Hasil analisis regresi linear pengaruh jenis kelamin terhadap dimensi
tubuh kambing kacang.
Regression
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
kacang 1.4667 .51640 15
Ld 52.9867 2.18628 15
Pb 44.2933 1.97573 15
T.pund 49.0333 1.69228 15
T.pung 50.6200 1.82334 15
Dd 19.7933 .96174 15
Correlations
kacang Ld Pb T.pund T.pung Dd
Pearson Correlation kacang 1.000 -.380 -.116 -.567 -.405 -.238
Ld -.380 1.000 .361 .633 .321 .592
Pb -.116 .361 1.000 .412 .573 .228
T.pund -.567 .633 .412 1.000 .628 .604
T.pung -.405 .321 .573 .628 1.000 .470
Dd -.238 .592 .228 .604 .470 1.000
Sig. (1-tailed) kacang . .081 .341 .014 .067 .197
Ld .081 . .093 .006 .122 .010
Pb .341 .093 . .063 .013 .207
T.pund .014 .006 .063 . .006 .009
T.pung .067 .122 .013 .006 . .039
Dd .197 .010 .207 .009 .039 .
N kacang 15 15 15 15 15 15
Ld 15 15 15 15 15 15
Pb 15 15 15 15 15 15
T.pund 15 15 15 15 15 15
T.pung 15 15 15 15 15 15
Dd 15 15 15 15 15 15
Variables Entered/Removed
Page 44
30
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 Dd, Pb, Ld, T.pung, T.punda . Enter
a. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .637a .406 .076 .49632
a. Predictors: (Constant), Dd, Pb, Ld, T.pung, T.pund
b. Dependent Variable: kacang
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1.516 5 .303 1.231 .370a
Residual 2.217 9 .246
Total 3.733 14
a. Predictors: (Constant), Dd, Pb, Ld, T.pung, T.pund
b. Dependent Variable: kacang
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
95,0% Confidence Interval for
B
B Std. Error Beta Lower Bound Upper Bound
1 (Constant) 10.099 4.401 2.295 .047 .143 20.054
Ld -.053 .088 -.226 -.604 .561 -.254 .147
Pb .076 .086 .292 .887 .398 -.119 .271
T.pund -.162 .127 -.529 -1.273 .235 -.448 .125
T.pung -.086 .111 -.305 -.779 .456 -.337 .165
Dd .157 .192 .293 .818 .434 -.277 .592
a. Dependent Variable: kacang
Page 45
31
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value .9885 2.0216 1.4667 .32910 15
Residual -.80460 .58286 .00000 .39794 15
Std. Predicted Value -1.453 1.686 .000 1.000 15
Std. Residual -1.621 1.174 .000 .802 15
a. Dependent Variable: kacang
Page 46
32
Lampiran 3. Dokumentasi Penelitian
Penimbangan
Pengukuran Tinggi Pundak
Page 47
33
Pengukuran Tinggi Punggung
Pengukuran Panjang Badan
Pengukuran Dalam Dada
Pengukuran Lingkar Dada
Page 48
34
RIWAYAT HIDUP
DYAN ANJANNA PUTRI, Lahir di Makassar 20
Februari 1993. Anak dari Pasangan Andik Suwandi dan
Almh Nurjannah, penulis menyelesaikan pendidikan
sekolah dasar di SDN Bontosunggu Kota No.48 Binamu
pada tahun 2004. Pada tahun yang sama penulis
melanjutkan pendidikannya pada salah satu SLTP di Jene’ponto yaitu SLTP
Negeri 1 Binamu, Kab Jene’ponto . Kemudian pada tahun 2007 Ia melanjutkan
sekolah di salah satu Sekolah Menengah Atas SMAN 1 Binamu Kab Jene’ponto
dan lulus pada tahun 2010, Kemudian di tahun yang sama penulis diterima pada
salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Makassar yaitu pada Universitas
Hasanuddin Makassar dan di terima di Fakultas Peternakan pada program studi
Produksi Ternak, dan selesai pada tahun 2014.