PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI PELARUT Tetraselmis chuii YANG BERBEDA TERHADAP DAYA HAMBAT Bacillus sp DAN Vibrio harveyi SKRIPSI Oleh: Weny Fatmawati NIM. 115080601111004 PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2018
57
Embed
PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI PELARUT Tetraselmis …repository.ub.ac.id/12436/1/Weny Fatmawati.pdf · Dengan melakukan proses ekstraksi maserasi dan uji antibakteri metode cakram
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI PELARUT Tetraselmis chuii YANG BERBEDA TERHADAP DAYA HAMBAT Bacillus sp DAN Vibrio harveyi
SKRIPSI
Oleh:
Weny Fatmawati NIM. 115080601111004
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
DAN KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2018
PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI PELARUT Tetraselmis chuii YANG BERBEDA TERHADAP DAYA HAMBAT Bacillus sp DAN Vibrio harveyi
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Kelautan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Brawijaya
Oleh:
Weny Fatmawati NIM. 115080601111004
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
DAN KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2018
HALAMAN JUDUL
ii
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI PELARUT Tetraselmis chuii YANG
BERBEDA TERHADAP DAYA HAMBAT Bacillus sp DAN Vibrio harveyi
Oleh:
Weny Fatmawati NIM. 115080601111004
telah dipertahankan didepan penguji pada tanggal 31 Mei 2018
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
iii
IDENTITAS TIM PENGUJI
Judul : PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI PELARUT Tetraselmis chuii YANG BERBEDA TERHADAP DAYA HAMBAT Bacillus sp DAN Vibrio harveyi
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi yang saya tulis ini adalah
benar-benar merupakan hasil karya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya
juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh
orang lain kecuali yang tertulis dalam naskah ini disebutkan pada daftar pustaka.
Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini adalah hasil
jiplakan atau plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut.
Malang, 31 Mei 2018
Weny Fatmawati
v
UCAPAN TERIMAKASIH
Saya mengucapkan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kesehatan dan
kelancaran kepada saya selama proses pengerjaan laporan SKRIPSI ini.
2. Kedua orang tua saya yang selalu memberikan doa yang tidak pernah
putus untuk kesuksesan saya serta mertua saya yang selalu mendukung
dan banyak membantu.
3. Bapak Dr. Ir. Muhammad Firdaus. M. P dan Ibu Dwi Candra Pratiwi. S. Pi.
M. Sc selaku pembimbing saya, yang sudah bersedia dengan penuh
kesabaran membimbing saya dalam pembuatan Laporan SKRIPSI ini.
4. Ibu Feni Iranawati, S.Pi., M.Si., Ph.D dan Bapak M. Arif As’adi, S.Kel.,
M.Sc selaku penguji saya, yang telah memberikan banyak nasehat serta
kritikan yang sangat bermanfaat bagi penelitian saya selanjutnya.
5. Suami saya yang selalu setia memberikan dukungan dari segala hal dan
anak saya tercinta GALUH CHANDRA KIRANA yang menjadi pendorong
dan motivasi serta kekuatan terbesar saya dalam mengerjakan penelitian
ini.
6. Dan untuk semua teman-teman, sahabat, yang tergabung dalam grup (IK
2011 AYO NDANG LULUS) yang selalu memotivasi, memberikan
semangat, dan sangat banyak membantu proses pembuatan SKRIPSI ini
mulai dari NOL hingga dapat dipertahankan didepan dosen penguji saat
ini.
Semoga semua yang sudah saya lakukan dapat menjadi berkah dan
bermanfaat bagi semua orang.
vi
RINGKASAN
Weny Fatmawati. SKRIPSI. Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Pelarut
Tetraselmis chuii Yang Berbeda Terhadap Daya Hambat Bacillus sp dan Vibrio
harveyi. (dibawah bimbingan Bapak Dr. Ir. Muhamad Firdaus. M. P dan Ibu Dwi
Candra Pratiwi. S.Pi. M. Sc.)
Mikroalga merupakan suatu organisme yang dapat hidup di air tawar
ataupun air laut. Mikroalga memiliki kloroplas yang dapat menghasilkan oksigen saat proses fotosintesis, mikroalga ini biasanya berukuran 7-12 mikron. Ketersediaan cahaya di perairan menjadi salah satu faktor yang penting untuk menunjang kehidupan mikroalga, karena dengan adanya cahaya tersebut mikroalga dapat berfotosintesis sehingga dapat menghasilkan energi. Tetraselmis chuii dikenal dengan kandungan antibiotiknya yang beragam, salah satunya adalah mengadung flavonoid. Flavonoid yang terkandung dalam Tetraselmis chuii dapat bekerja sebagai penghancur struktur protein bakteri, sehingga bakteri menjadi kekurangan sumber protein dan akan dan mati
Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui Jenis pelarut terbaik untuk mendapatkan hasil respon terhadap bakteri Bacillus sp dan Vibrio harveyi secara optimal. Konsentrasi terbaik pelarut untuk memaksimalkan kemampuan kerja senyawa antibakteri dari mikroalga Tetraselmis chuii terhadap bakteri Bacillus sp dan Vibrio harveyi. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Keamanan Hasil Perikanan FPIK UB. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Dengan melakukan proses ekstraksi maserasi dan uji antibakteri metode cakram dengan tiga pelarut yang berbeda dan tiga kali pengulangan.
Pada penelitian diatas didapatkan hasil rendemen dengan pelarut metanol sebanyak 3,84%, pelarut etil asetat sebanyak 39,36%, dan hasil rendemen dengan pelarut heksana yaitu sebanyak 3,26%. Perbedaan jenis pelarut akan mempengaruhi jumlah rendemen yang didapatkan.
Diameter zona bening bakteri Bacillus sp terendah dihasilkan dari pelarut heksana dengan konsentrasi sebesar 10% menghasilkan diameter zona bening 6.00mm, sedangkan diameter zona bening terbesar dihasilkan dari pelarut metanol dengan konsentrasi sebesar 30% yang menghasilkan diameter zona bening 11.67mm. Diameter zona bening bakteri Vibrio harveyi menunjukkan bahwa konsentrasi pelarut terendah dihasilkan dari pelarut heksana dengan konsentrasi sebesar 10% menghasilkan diameter zona hambat 6.00mm. Sedangkan untuk jenis pelarut etil asetat mendapatkan hasil paling optimal dengan konsentrasi 30% sebesar 26.00mm.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang sebesar besarnya, atas limpahan
rahmat, ridho dan izin-Nya semata, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan Skripsi dengan judul “Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Pelarut
Tetraselmis chuii Yang Berbeda Terhadap Daya Hambat Bacillus sp dan Vibrio
harveyi. “. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah ikut membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
Dengan kerendahan hati penulis menyadari kekurangan dan keterbatasan
yang dimiliki, meskipun telah dikerahkan segala kemampuan namun mungkin
masih terdapat kekurangtepatan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu
penulis mengharapkan saran maupun kritik dari para pembaca demi
kesempurnaan laporan ini.
Malang, 31 Mei 2018
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii IDENTITAS TIM PENGUJI .................................................................................. ii PERNYATAAN ORISINALITAS .......................................................................... iv UCAPAN TERIMAKASIH ..................................................................................... v RINGKASAN ...................................................................................................... vi KATA PENGANTAR ........................................................................................... vii DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii DAFTAR TABEL .................................................................................................. x DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xii 1. PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 4 1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 4 1.4 Hipotesis .................................................................................................... 4
3. METODE PENELITIAN ................................................................................. 18
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................. 18 3.2 Alat Penelitian.......................................................................................... 18 3.3 Bahan Penelitian ..................................................................................... 18 3.4 Metode Penelitian .................................................................................... 19 3.5 Proses Ekstraksi Maserasi ...................................................................... 19 3.6 Uji Antibakteri .......................................................................................... 22
4. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 24
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi yang saya tulis ini adalah
benar-benar merupakan hasil karya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya
juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh
orang lain kecuali yang tertulis dalam naskah ini disebutkan pada daftar pustaka.
Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini adalah hasil
jiplakan atau plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut.
Malang, 31 Mei 2018
Weny Fatmawati
v
UCAPAN TERIMAKASIH
Saya mengucapkan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kesehatan dan
kelancaran kepada saya selama proses pengerjaan laporan SKRIPSI ini.
2. Kedua orang tua saya yang selalu memberikan doa yang tidak pernah
putus untuk kesuksesan saya serta mertua saya yang selalu mendukung
dan banyak membantu.
3. Bapak Dr. Ir. Muhammad Firdaus. M. P dan Ibu Dwi Candra Pratiwi. S. Pi.
M. Sc selaku pembimbing saya, yang sudah bersedia dengan penuh
kesabaran membimbing saya dalam pembuatan Laporan SKRIPSI ini.
4. Ibu Feni Iranawati, S.Pi., M.Si., Ph.D dan Bapak M. Arif As’adi, S.Kel.,
M.Sc selaku penguji saya, yang telah memberikan banyak nasehat serta
kritikan yang sangat bermanfaat bagi penelitian saya selanjutnya.
5. Suami saya yang selalu setia memberikan dukungan dari segala hal dan
anak saya tercinta GALUH CHANDRA KIRANA yang menjadi pendorong
dan motivasi serta kekuatan terbesar saya dalam mengerjakan penelitian
ini.
6. Dan untuk semua teman-teman, sahabat, yang tergabung dalam grup (IK
2011 AYO NDANG LULUS) yang selalu memotivasi, memberikan
semangat, dan sangat banyak membantu proses pembuatan SKRIPSI ini
mulai dari NOL hingga dapat dipertahankan didepan dosen penguji saat
ini.
Semoga semua yang sudah saya lakukan dapat menjadi berkah dan
bermanfaat bagi semua orang.
vi
RINGKASAN
Weny Fatmawati. SKRIPSI. Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Pelarut
Tetraselmis chuii Yang Berbeda Terhadap Daya Hambat Bacillus sp dan Vibrio
harveyi. (dibawah bimbingan Bapak Dr. Ir. Muhamad Firdaus. M. P dan Ibu Dwi
Candra Pratiwi. S.Pi. M. Sc.)
Mikroalga merupakan suatu organisme yang dapat hidup di air tawar
ataupun air laut. Mikroalga memiliki kloroplas yang dapat menghasilkan oksigen saat proses fotosintesis, mikroalga ini biasanya berukuran 7-12 mikron. Ketersediaan cahaya di perairan menjadi salah satu faktor yang penting untuk menunjang kehidupan mikroalga, karena dengan adanya cahaya tersebut mikroalga dapat berfotosintesis sehingga dapat menghasilkan energi. Tetraselmis chuii dikenal dengan kandungan antibiotiknya yang beragam, salah satunya adalah mengadung flavonoid. Flavonoid yang terkandung dalam Tetraselmis chuii dapat bekerja sebagai penghancur struktur protein bakteri, sehingga bakteri menjadi kekurangan sumber protein dan akan dan mati
Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui Jenis pelarut terbaik untuk mendapatkan hasil respon terhadap bakteri Bacillus sp dan Vibrio harveyi secara optimal. Konsentrasi terbaik pelarut untuk memaksimalkan kemampuan kerja senyawa antibakteri dari mikroalga Tetraselmis chuii terhadap bakteri Bacillus sp dan Vibrio harveyi. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Keamanan Hasil Perikanan FPIK UB. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Dengan melakukan proses ekstraksi maserasi dan uji antibakteri metode cakram dengan tiga pelarut yang berbeda dan tiga kali pengulangan.
Pada penelitian diatas didapatkan hasil rendemen dengan pelarut metanol sebanyak 3,84%, pelarut etil asetat sebanyak 39,36%, dan hasil rendemen dengan pelarut heksana yaitu sebanyak 3,26%. Perbedaan jenis pelarut akan mempengaruhi jumlah rendemen yang didapatkan.
Diameter zona bening bakteri Bacillus sp terendah dihasilkan dari pelarut heksana dengan konsentrasi sebesar 10% menghasilkan diameter zona bening 6.00mm, sedangkan diameter zona bening terbesar dihasilkan dari pelarut metanol dengan konsentrasi sebesar 30% yang menghasilkan diameter zona bening 11.67mm. Diameter zona bening bakteri Vibrio harveyi menunjukkan bahwa konsentrasi pelarut terendah dihasilkan dari pelarut heksana dengan konsentrasi sebesar 10% menghasilkan diameter zona hambat 6.00mm. Sedangkan untuk jenis pelarut etil asetat mendapatkan hasil paling optimal dengan konsentrasi 30% sebesar 26.00mm.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang sebesar besarnya, atas limpahan
rahmat, ridho dan izin-Nya semata, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan Skripsi dengan judul “Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Pelarut
Tetraselmis chuii Yang Berbeda Terhadap Daya Hambat Bacillus sp dan Vibrio
harveyi. “. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah ikut membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
Dengan kerendahan hati penulis menyadari kekurangan dan keterbatasan
yang dimiliki, meskipun telah dikerahkan segala kemampuan namun mungkin
masih terdapat kekurangtepatan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu
penulis mengharapkan saran maupun kritik dari para pembaca demi
kesempurnaan laporan ini.
Malang, 31 Mei 2018
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii IDENTITAS TIM PENGUJI .................................................................................. iii PERNYATAAN ORISINALITAS .......................................................................... iv UCAPAN TERIMAKASIH ..................................................................................... v RINGKASAN ...................................................................................................... vi KATA PENGANTAR ........................................................................................... vii DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii DAFTAR TABEL .................................................................................................. x DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xii 1. PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 4 1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 4 1.4 Hipotesis .................................................................................................... 4
3. METODE PENELITIAN ................................................................................. 18
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................. 18 3.2 Alat Penelitian.......................................................................................... 18 3.3 Bahan Penelitian ..................................................................................... 18 3.4 Metode Penelitian .................................................................................... 19 3.5 Proses Ekstraksi Maserasi ...................................................................... 19 3.6 Uji Antibakteri .......................................................................................... 22
4. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 24
Rendemen merupakan hasil ekstrak yang dihitung berdasarkan berat awal
sampel sebelum proses evaporasi dengan berat ekstrak kasar yaitu berat ekstrak
setelah proses evaporasi dikalikan 100% (Sani et al., 2014). Pada penelitian
diatas didapatkan hasil rendemen dengan pelarut metanol sebanyak 3,84%,
pelarut etil asetat sebanyak 39,36%, dan hasil rendemen dengan pelarut
heksana yaitu sebanyak 3,26%. Perbedaan jenis pelarut akan mempengaruhi
jumlah rendemen yang didapatkan, ekstraksi menggunakan pelarut metanol
menghasilkan rendemen yang tinggi dibandingkan dengan rendemen dari
ekstrak heksan
Besar dan kecilnya hasil yang diperoleh setelah ekstrasi dapat dipengaruhi
karena adanya pengadukan. Pengadukan dapat meningkatkan terjadinya
kerusakan pada dinding sel mikroalga. Dinding sel yang rusak dapat terjadi
karena adanya pemecahan oleh dinding sel. Pengadukan juga dapat bertujuan
untuk meningkatkan efek mekanis yang akan mempengaruhi perpindahan massa
dan interaksi antara bahan dan pelarut. Hal ini dapat mengakibatkan pemaksaan
keluar komponen yang ada di dalam sel tersebut. Sel yang telah keluar
selanjutnya akan mengalami proses pengikatan dengan pelarut. Pengikatan yang
terjadi antara komponen sel dan pelarut ini akan semakin kuat karena adanya
penumbukan antar partikel tersebut (Azmir et al., 2013).
4.2 Uji Antibakteri
Uji antibakteri pada Tetraselmis chuii dilakukan untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh mikroalga terhadap bakteri gram positif dan bakteri gram negatif,
yang dapat diketahui melalui salah satu metode yang digunakan yaitu metode
cakram. Dengan melihat ukuran zona bening yang terdapat di sekitar cakram
(Masini et al., 2007). Metode uji anti bakteri yang digunakan dalam penelitian ini
adalah uji dengan menggunakan kertas cakram, seperti yang dikatakan oleh
26
Kusmiyati dan Agustini (2007), bahwa metode uji bakteri dengan menggunakan
kertas cakram yaitu dengan cara meletakkan kertas cakram yang sebelumnnya
telah dilakukan perendaman dengan larutan tertentu dan kemudian diletakkan
diatas media agar yang telah ditumbuhi bakteri. Juga dilakukan inkubasi selama
maksimal 24 jam dan kemudian dihitung besar luasan zona hambat yang timbul
di sekitar kertas cakram. Pemilihan bakteri Vibrio harveyi dan Bacillus sp
dilakukan karena ketersediaannya lebih mudah ditemukan dan merupakan
bakteri yang sering menyerang manusia dan biota di perairan.
Media untuk pertumbuhan bakteri digunakan media adalah TSA. Penelitian
ini dilakukan dengan menggunakan tiga jenis pelarut yang berbeda-beda dari
tingkat kepolarannya. Pelarut polar dengan menggunakan metanol, pelarut semi
polar dengan menggunakan etil asetat, dan yang terakhir pelarut non polar
dengan menggunakan heksana. Selain menggunakan tingkat kepolaran yang
berbeda juga menggunakan konsentrasi yang berbeda. Digunakan konsentrasi
ekstrak mikroalga yang telah dilarutkan dengan pelarut yaitu 10%, 20%, dan
30%.
4.2.1 Bacillus sp.
Dari pengamatan zona bening Bacillus sp, diameter zona bening bakteri
Bacillus sp terendah dihasilkan dari pelarut heksana dengan konsentrasi sebesar
10% menghasilkan diameter zona bening 6.00 mm, sedangkan diameter zona
bening terbesar dihasilkan dari pelarut metanol dengan konsentrasi sebesar 30%
yang menghasilkan diameter zona bening 11.67 mm. dan juga ditambahkannya
larutan antibiotik konvensional sebagai kontrol yang telah banyak dipasaran
dengan menggunakan streptomisin dengan kadar 5% dapat menghasilkan
diameter zona bening 21.67 mm. Diameter zona bening Bacillus sp dapat dilihat
pada gambar dibawah ini.
27
Dengan ditambahkannya pelarut yang berbeda-beda dengan konsentrasi
yang berbeda pula diduga hal ini dapat mempengaruhi besaran zona hambat
yang terjadi pada saat pengujian dengan bakteri (Anggana, 2013). Menurut
Pelezar dan Chan (1988), menyatakan bahwa semakin tinggi konsentrasi pelarut
suatu bahan antibakteri digunakan maka akan semakin besar pula aktivitas
antibakterinya. Perbedaan hasil diameter zona bening dengan pelarut dan
konsentrasi yang berbeda dapat dilihat pada gambar 5 dibawah ini:
Hasil dari penelitian diatas menunjukkan bahwa pelarut heksana
menghasilkan diameter zona hambat terendah bila dibandingkan dengan pelarut
metanol ataupun etil asetat. Hal ini dapat diduga karena adanya kesalahan
dalam pemilihan pelarut heksana sebagai bahan tambahan untuk ekstrak
mikroalga Tetraselmis chuii.
Gambar 4. Zona bening pelarut metanol, etil asetat, dan heksana pada Bacillus sp
Gambar 5. Zona bening Bacillus sp dengan pelarut dan konsentrasi yang
berbeda
Zona Bening (mm)
28
Pelarut metanol dengan konsentrasi tertinggi dapat menghasilkan diameter
zona hambat yang tinggi pula. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
Anggraini (2016), bahwa dimater zona hambat menggunakan pelarut metanol
lebih besar dibandingkan dengan pelarut lain seperti pelarut heksana dan pelarut
etil asetat. Menurut Kusmiyati (2007), menyatakan bahwa pelarut polar seperti
etanol, dan metanol merupakan jenis pelarut universal, sehingga senyawa-
senyawa polar lainnya dapat dengan mudah ikut tertarik dalam ekstrak.
Seperti yang dikatakan oleh Astriana et al., (2013), bahwa pelarut metanol
baik untuk digunakan sebagai pelarut saat ekstrasi dikarenakan metanol dapat
menarik alkaloid, steroid, saponin, dan flavonoid yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan. Diduga pada uji daya hambat Bacillus sp metanol dapat menarik
kandungan senyawa bioaktif Tetraselmis chuii berupa flavonoid. Karena menurut
Melodita (2011), flavonoid yang terkandung dalam ekstrak tumbuhan bersifat
polar dan dapat dengan mudah larut dalam pelarut yang sama tingkat
kepolarannya, seperti etanol, metanol, aseton, dan air, sehingga dapat
memaksimalkan hasil ekstraksi Penambahan pelarut konvensional antibiotik
streptomisin yang ada di pasaran berguna untuk mengetahui efektivitas
penggunaan bahan pelarut sebagai bahan uji antibakteri terhadap bakteri
Bacillus sp.
Ditambah lagi menurut Rijayanti (2014), bahwa senyawa bioaktif
Tetraselmis chuii berupa flavonoid dapat menghambat aktivitas antibakteri
dengan cara membentuk senyawa kompleks dengan protein dan terlarut
sehingga dapat merusak membran sel bakteri. Selain itu flavonoid juga dapat
menghambat bakteri dengan cara menghambat atau merusak permeabilitas
membran sel bakteri.
Hal ini seperti penelitian yang sudah dilakukan oleh Anggraini (2016),
bahwa hasil pengujian antibakteri menggunakan metanol ataupun menggunakan
29
etanol terhadap bakteri gram positif lebih tinggi dibandingkan dengan
menggunakan etil asetat atau heksana. Kisaran diameter zona hambat yang
didapatkan menggunakan pelarut metanol antara 3,37 mm hingga 10,88 mm.
4.2.2 Vibrio harveyi
Pada pengamatan zona bening Vibrio harveyi menunjukkan bahwa
konsentrasi pelarut terendah dihasilkan dari pelarut heksana dengan konsentrasi
sebesar 10% menghasilkan diameter zona hambat 6.00 mm. Seperti halnya
dengan uraian diatas, bahwa konsentrasi pada pelarut sangatlah mempengaruhi
hasil ekstrak yang digunakan sebagai bahan uji antibakteri pada mikroalga
(Pelezar dan Chan, 1988).
Sedangkan untuk jenis pelarut etil asetat mendapatkan hasil paling optimal
dengan konsentrasi 30% sebesar 26.00 mm. Hal ini dikarenakan etil asetat
merupakan larutan senyawa yang bersifat semi polar, dan juga memiliki sifat
susah larut dalam air. Hal ini mungkin yang menimbulkan hasil rendemen ekstrak
dari mikroalga Tetraselmis chuii dengan tambahan pelarut etil asetat menjadi
lebih banyak hasilnya, sehingga kandungan dari mikroalga itu sendiri masih lebih
banyak dan kandungan dari pelarut itu sendiri juga masih banyak, yang akhirnya
dapat lebih baik untuk menghambat proses pertumbuhan bakteri. Diameter zona
bening Vibrio harveyi dapat dilihat pada gambar 6.
Gambar 6. Zona bening pelarut metanol, etil asetat, dan heksana pada Vibrio harveyi
30
Hasil uji aktifitas antibakteri Tetraselmis chuii terhadap bakteri Vibrio
harveyi menggunakan pelarut etil asetat mendapatkan hasil yang lebih banyak.
Hal ini dimungkinkan bahwa senyawa bioaktif yang terkandung pada etil asetat
lebih efektif untuk menghambat bakteri gram negatif dibandingkan dengan
senyawa bioaktif yang terkandung dalam pelarut lain. Pelarut etil asetat
merupakan pelarut yang bersifat semi polar, pelarut jenis ini biasanya mampu
mengekstrak senyawa fenol dan terpenoid (Harborne, 1987). Pada pelarut etil
asetat senyawa yang diduga sangat berperan aktif adalah senyawa fenol dan
terpenoid dalam menghambat bakteri.
Senyawa fenol yang terkandung dalam Tetraselmis chuii diduga bersifat
semi polar, sehingga dapat dengan mudah berekstrak menggunakan pelarut
smei polar seperti etil asetat (Septiana, 2002). Mekanisme kerja fenol dalam
menghambat bakteri menurut Rijayanti (2014), adalah dengan cara
mendenaturasikan protein dan asam nukleat sehingga kerusakan pada sel tidak
dapat diperbaiki, karena suatu sel dapat bertahan hidup tergantung pada molekul
protein dan asam nukleat dalam keadaan ilmiah. Perbedaan hasil diameter zona
bening dengan pelarut dan konsentrasi yang berbeda dapat dilihat pada Gambar
7 dibawah ini:
31
Gambar 7. Zona bening Vibrio harveyi dengan pelarut dan konsentrasi yang
berbeda
Zona Bening (mm)
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah Pelarut yang
dapat digunakan sebagai ekstrak bahan uji dari Tetraselmis chuii terhadap
Bacillus sp tertinggi adalah dengan menggunakan metanol, sedangkan untuk
Vibrio harveyi pelarut yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan zona hambat
dari ekstrak Tetraselmis chuii adalah etil asetat. Konsentrasi pelarut yang dapat
digunakan untuk Bacillus sp dan Vibrio harveyi adalah konsentrasi tertinggi yaitu
30%.
5.2 Saran
1. Saran yang sangat dibutuhkan pada penelitian ini adalah lebih
memperhatikan lagi karakteristik pelarut serta konsentrasi yang paling
tepat, serta dapat dipertimbangkan lagi dengan lama perendaman.
2. Kualitas pengambilan gambar saat penelitian perlu diperbaiki agar dapat
lebih jelas mengetahui pembentukan zona hambat.
33
DAFTAR PUSTAKA
Adrianto. E dan Liviawatu E. 1993. Budidaya Rumput Laut dan Cara Pengolahannya. Penerbit Bhratara. Jakarta.
Agustini, Ni Wayan Sri. 2009. Tetraselmis chuii Mikroalga Hijau Yang Berpotensi
Sebagai Penghasil Senyawa Antibakteri. Pusat Penelitian Bioteknologi. LIPI. Serpong.
Athukorara Y, Ki-Wan Lee, Se-Kwon K, You Jin. 2006. Anticoagulant Activity of
Marine Green and Brown Algae Colected From Jeju Island in Korea. Bioresour, Techno, 98 (9):1711-1716.
Borowitzka, M. A. 1994 MICROALGAE AS Sources of Pharmaceuticals and other
Biology Active Compounds, Alga Biotechnology Laboratory. Journal of
Applied Phycology. Volume 7 (1) : 3-15.
Butcher , R. W. 1959. An Introductory Account of The Smaller Algae of British Coastal Waters. Part 1: Introduction and Clorophyceae. Vol.ser.IV(Part 1) PP. 74. Great Britain: Miniest. Agric. Fish. Invest.
Dahuri, Rokhim. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut: Aset Pembangunan
Berkelanjutan Indonesia: Gramedia Pustaka. Jakarta. Dainitith. J. 2004. The Fact of File Dictionary of Organic Chemistry n File. Inc.
New York. Volum 1.247 hlm. Fabregras, Jaime. Et. Al. 1984. Growth of Marine Mikroalgae Tetraslmis vecica in
Batch Cultur with Different Salinities and Concentration. Publisher. B. V. Amsterdam.
Fardiaz, S. 1989. Mikrobiologi Pangan. IPB. Bogor. Pusat Antar Universitas
Pangan dan Gizi. Bogor. Ganiswara, SG. 1995. Farmakologi dan Terapi. Edisi 4. Bagian Farmakologi.
Fakultas Kedokteran. UI. Jakarta. Harbone, J B. 2006. FITOKIMIA. Penuntun Cara Moderen menganalisis
Tumbuan. ITB.Bandung. 354hlm. Istiqomah. 2013. Perbandingan Metode Ekstraksi Maserasi dan Sokletasi
Terhadap Kadar Buah Cabe Jawa. SKRIPSI. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Jawetz , E, J, L. Melnick, and E Adelberg. 1995. Medical Microbiology. Appletown
dnd Lauge. New York. Khamidah, Umi. Ghanaim Fasya, A, Romaidi. 2014. Uji Antibakteri Ekstrak
Metanol Mikroalga Chorella sp Pada Fase Stationer Hasil Kultufasi Dalam Medium Ekstrak Tauge (MET).
34
Kone, K dan Fung, XI. 1992. Understading Tamura. K. Nei M, Kumar S. 2007. Bacteriosin and Their Uses Food S. MEGA 4:Analisis (MEGA) Spftware Sanitation. 12:282-285.
Kusmiyati dan N W S Agustini. 2006. Uji Aktifitas Antibakteri Dari Mikroalga
Prophydium Cruetum. Pusat Penelitian Bioteknologi. LIPI. Cibinong. Lazuardi. M. 2011. Aktifitas Antibakteri Proliferentif Ekstrak Metanol Daun Benalu
Duku Terhadap Selm Mieloma Secara Invito. Sripsi. FKH. Unair. Lide. D R. 2005. Physical Constants of Organic Compounds in Cpc of Chemistry
and Physic. CRC Press43 hlm. Malingan, J. M., V. T. Widayanti, dan E. Zubaedah. 2015. Identifikasi Senyawa
Antimikroba Ekstrak Mikroalga Tetraselmis chuii (Kajian Metode Ekstraksi Maserasi), Jenis Pelarut, dan Waktu Ekstraksi. Jurnal Teknologi Perikanan. 16 (3).
Maulid. D Z dan Naufal. 2010. Ekstraksi Antioksidan (Likopen) dari Buah Tomat
dengan Menggunakan Solven Campuran n-heksan, Aseon, dan Etanol. FT. Undip.
Nikham dan T. E. Basjir. 2012 Uji Bahan Baku Antibakteri dari Buah Mahkota
Dewa (Phaleria macrocorpa). Hasil Iriadiasi Hama dan Antibiotik Terhadap Bakteri Patogen. Prosiding Pertemuan Ilmiah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Bahan. ISSN. 1441-2213:168-174.
Nurzana, Riza E. Jaya Mahar Maligan dan Tri Dewati Widyaningsih, 2012.
Pembuatan Tablet Suplemen Makanan Mikroalga (Tetraselmis chuii) Kajian Perbedaan Jenis dan Proporsi Bahan Pengisi. Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang.
Peleczar dan Chan 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi. Alih Bahasa: Hadioetomo.
RS. Jakarta:UI Press:88 Hal. Peleczar, M. J. Dan Cahn E C S. 1988. DASAR – Dasar Mikrobiologi.
Penerjemah Hadioetomo RS, Imast. Tjitrosomo SS, dan Angkasa SH. UI Press. Jakarta.
Prabowo. 2009. Optimasi Pengembangan Media Untuk Pertumbuhan Mikroalga
Corella sp. Puslit Oseanografi. LIPI. Hal 183-188. Prayitno. 2007. Uji Sensitivitas Flavonoid Rumpu Laut Euchema cottoni sebagai
Bioaktif Alami terhadap Vibrio harveyi. Jurnal Protein. 15(2)66-71. Reapina. E M. 2007. Kajian Kreatifitas Antimikroba Kulit Kayu Mesori Terhadap
Bakteri Patogen dan Pembusuk Pangan. FTP. IPB.78 hlm. Rinawati. N. D. 2011. Daya Antibakteri Tumbuhan Majapahit (Crescentia Cujute
L) Terhadap bakteri Vibrio alginolitikus. Institut Teknologi Sepuluh November. 12 hlm.
35
Sa’ad. 2009. Aktifitas Antibakteri Alga Laut Cleura racemosa dari Perairan Pulau Nail. Vol.VII-3. Desember.
Saksony, A. K. 2012. Aktifitas Antioksidan dari Ekstrak Kasar Mikroalga
Tetraselmis chuii Dengan Metode Ekstraksi dan Jenis Pelarut Yang Berbeda. SKRIPSI. FTP. UB. Malang. Hal 23.
Sani, N. R., Fithri . C. N., Ria, D. A dan Jaya, M. M. 2014. Analisis Rendemen
dan Skrining Fitikimia Ekstrak Etanol Mikroalga Laut Tetraselmis chuii. Jurnal Pangan dan Agroindustri (2)121-126.
Septiani, G. S. B. Prayitno, S. Anggoro. 2012. Aktivitas Antibakteri Ekstrask Jeruji
Terhadap Pertumbuhan Vibrio secara In Vitro. Jurnal Veteriner. 13(3):257-262.
Susanto. W H. 1999. Teknologi Lemak dan Minyak Makan. Jurusan THP.
FTP.UB. Syahid, 2008. Jenis-jenis Rumput Laut Yang Berpotensi Sebagai Obat yang
Tumbuh Pada Berbagai Substrat di Pantai Panabahan Nusa Kambangan. Cilacap. 76 hlm.
Todar. Kneth. Staphylococus. 2005. Retrived Januari 26. 2018 .
http://textbookofbacteriologi.net/staph.html. Ummah. M K. 2010. Ekstraksi Dan Pengujian Aktifitas Antibakteri Senyawa Tanin
Pada Daun Belimbing Wuluh (Averrahoa Belimbi). UIN. Malang. WIdayanti, V. T. 2012. Produksi dan Identivikasi Senyawa Antimikroba Dari
Mikroalga Tetraselmis chuii dengan Metode Ekstraksi Maserasi (Kajian Pelarut dan Waktu Ekstraksi). Skripsi. FTP. UB. Malang.
Wongsa. P dan Werukhamul. 2007. Prduct Development and Technical Service,
Bio Solution International. Thailand. Bangkadi Industrial park. 134/4. Yasitha dan Rahmawati. 2013. Optimasi Proses Ekstraksi Pada Pembuatan
Keragenan dari Rumput Laut (Euchema cottoni) Untuk Mencapai Food Grade. Makalah Penelitian Fakultas Teknik. Universitas Diponegoro. Semarang. 46 hal.