1 Arya Widura Ritonga dan Aida Wulansari Program Studi Pemuliaan dan Bioteknologi Tanaman, Departemen AGH, FAPERTA, IPB PENGARUH INDUKSI MUTASI IRADIASI SINAR GAMMA PADA BEBERAPA TANAMAN PENDAHULUAN Latar Belakang Padi, sorgum, kedelai, dan cabe merupakan termasuk komoditi penting di Indonesia. Luas pertanaman padi di Indonesia diperkirakan mencapai 11–12 juta ha, yang tersebar di berbagai tipologi lahan seperti sawah (5,10 juta ha), lahan tadah hujan (2,10 juta ha), ladang (1,20 juta ha), dan lahan pasang surut (Susanto, et al., 2003). Sorgum merupakan merupakan salah satu komoditi unggulan untuk meningkatkan produksi bahan pangan dan energi, karena keduanya dapat diintegrasikan proses budidayanya dalam satu dimensi waktu dan ruang (Sungkono, et al., 2009). Kebutuhan kedelai secara nasional per tahun 2004 sebanyak 2.955.000 ton sedangkan produksi dalam negeri hanya 1.878.898 ton (PDIN BATAN). Pada saat tertentu, kebutuhan cabai sangat tinggi sehingga produksi nasional tidak mampu memenuhi permintaan yang selalu bertambah dari tahun ke tahun (Suharsono, et al., 2009). Pengembangan varietas unggul pada tanaman padi, sorgum, kedelai, dan cabai perlu terus dilakukan agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam pengembangan varietas unggul adalah dengan melakukan induksi mutasi dengan iradiasi sinar gamma. Induksi mutasi dengan iradiasi sinar gama dapat digunakan dalam pengembangan varietas unggul tanaman anyelir (Aisyah, et al., 2009), dan sorgum. Mutasi adalah perubahan materi genetik, yang merupakan sumber pokok dari semua keragaman genetik dan merupakan bagian dari fenomena alam (Aisyah, 2006). Mutasi dapat terjadi secara spontan di alam, namun peluang kejadiannya sangat kecil, yaitu sekitar 10 -6 (Aisyah, 2009). Induksi mutasi dapat dilakukan dengan menggunakan mutagen kimia seperti EMS (ethylene methane sulfonate), NMU (nitrosomethyl urea), NTG (nitrosoguanidine), dan lain-lain) atau mutagen fisik (seperti sinar gamma, sinar X, sinar neutron dan lain-lain). Akan tetapi mutasi dengan iradiasi pada bagian vegetatif tanaman memperlihatkan hasil yang lebih baik dibandingkan perlakuan dengan mutagen kimia (Aisyah, 2009).
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
Arya Widura Ritonga dan Aida WulansariProgram Studi Pemuliaan dan Bioteknologi Tanaman, Departemen AGH, FAPERTA, IPB
PENGARUH INDUKSI MUTASI IRADIASI SINAR
GAMMA PADA BEBERAPA TANAMAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Padi, sorgum, kedelai, dan cabe merupakan termasuk komoditi penting di
Indonesia. Luas pertanaman padi di Indonesia diperkirakan mencapai 11–12 juta ha,
yang tersebar di berbagai tipologi lahan seperti sawah (5,10 juta ha), lahan tadah hujan
(2,10 juta ha), ladang (1,20 juta ha), dan lahan pasang surut (Susanto, et al., 2003).
Sorgum merupakan merupakan salah satu komoditi unggulan untuk meningkatkan
produksi bahan pangan dan energi, karena keduanya dapat diintegrasikan proses
budidayanya dalam satu dimensi waktu dan ruang (Sungkono, et al., 2009). Kebutuhan
kedelai secara nasional per tahun 2004 sebanyak 2.955.000 ton sedangkan produksi
dalam negeri hanya 1.878.898 ton (PDIN BATAN). Pada saat tertentu, kebutuhan
cabai sangat tinggi sehingga produksi nasional tidak mampu memenuhi permintaan
yang selalu bertambah dari tahun ke tahun (Suharsono, et al., 2009).
Pengembangan varietas unggul pada tanaman padi, sorgum, kedelai, dan cabai
perlu terus dilakukan agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Salah satu cara yang
dapat dilakukan dalam pengembangan varietas unggul adalah dengan melakukan
induksi mutasi dengan iradiasi sinar gamma. Induksi mutasi dengan iradiasi sinar gama
dapat digunakan dalam pengembangan varietas unggul tanaman anyelir (Aisyah, et al.,
2009), dan sorgum.
Mutasi adalah perubahan materi genetik, yang merupakan sumber pokok dari
semua keragaman genetik dan merupakan bagian dari fenomena alam (Aisyah, 2006).
Mutasi dapat terjadi secara spontan di alam, namun peluang kejadiannya sangat kecil,
yaitu sekitar 10-6 (Aisyah, 2009). Induksi mutasi dapat dilakukan dengan menggunakan
mutagen kimia seperti EMS (ethylene methane sulfonate), NMU (nitrosomethyl urea),
NTG (nitrosoguanidine), dan lain-lain) atau mutagen fisik (seperti sinar gamma, sinar
X, sinar neutron dan lain-lain). Akan tetapi mutasi dengan iradiasi pada bagian vegetatif
tanaman memperlihatkan hasil yang lebih baik dibandingkan perlakuan dengan
Arya Widura Ritonga dan Aida WulansariProgram Studi Pemuliaan dan Bioteknologi Tanaman, Departemen AGH, FAPERTA, IPB
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, S. I. 2006. Mutasi induksi, hal. 159 - 178. Dalam S. Sastrosumarjo (Ed.) Sitogenetika Tanaman. IPB Press. Bogor.
Aisyah, S. I., H. Aswidinoor, A. Saefuddin, B. MArwoto, dan S. Sastrosumarjo. 2009. Induksi mutasi pada stek pucuk anyelir (Dianthus caryophyllus Linn.) nelalui iradiasi sinar gamma. J. Agron. Indonesia. 37 (1) : 62 – 70.
BATAN. 2008. Radiasi. http://www.batan.go.id/organisasi/kerjasama.php. 19 Desember 2008.
Cheema, A. A. and B. M. Atta. 2003. Radiosensitivity studies in Basmati rice. Pak. J. Bot. 35 (2) : 197 – 207.
Crowder, L. V. 1986. Mutagenesis. Hal 322 – 356. Dalam Soetarso (Ed). Genetika Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Jogjakarta.
Herison, C., Rustikawati, Sujono H. S., Syarifah I. A. 2008. Induksi mutasi melalui sinar gamma terhadap benih untuk meningkatkan keragaman populasi dasar jagung (Zea mays L.). Akta Agrosia 11(1):57-62.
Hidayat, D. 2004. Terungkapnya Asal-Usul Sinar Kosmis. Tempo. 5 November 2004.
Human, S. and Sihono. 2010 Sorghum breeding for improved drought tolerance using induced mutation wiyh gamma irradiation. J. Agron. Indonesia. 38 (2) : 95 – 99
Karhika, R. and B. S. Lakshmi. 2006. Effect of gamma rays and EMS on two varieties of soybean. Asian Journal of Plant Sciences. 5 (4) : 721 – 724.
PDIN BATAN. Kedelai Varietas Unggul Baru Hasil Pemuliaan Mutasi Radiasi. http://www.warintek.ristek.go.id/nuklir/kedelai.pdf. [9 Januari 2011].
Poehlman, J. M., and D. A. Sleper. 1995. Breeding Field Crops. Iowa State University Press. Ames. 432 p.
Poespodarsono, S. 1988. Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman. PAU IPB dan LSI-IPB. Bogor. 168 hal.
Arya Widura Ritonga dan Aida WulansariProgram Studi Pemuliaan dan Bioteknologi Tanaman, Departemen AGH, FAPERTA, IPB
Sanjaya, L., G. A. Wattimena, E. Guharja, M. Yusuf, H. Aswidinnoor, dan P. Stam. 2002. Keragaman ketahanan aksesi Capsicum terhadap antraknose (Colletotrichum capsici) berdasarkan penanda RAPD. Jurnal Bioteknologi Pertanian. 7 (2) : 37 – 42.Susanto, U., A. A. Daradjat, dan B. Suprihatno. 2003. Perkembangan pemuliaan padi sawah di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian. 22(3):125-131
Soedjono, S. 2003. Aplikasi mutasi induksi dan variasi somaklonal dalam pemuliaan tanaman. Jurnal Litbang Pertanian. 22(2) : 70-78.
Suharsono, M. Alwi, A. Purwito. 2009. Pembentukkan tanaman cabai haploid melalui induksi ginogenesis dengan menggunakan serbuk sari yang diiradiasi sinar gamma. J. Agron. Indonesia. 37 (2) : 123 – 129.
Sungkono, Trikoesoemaningtyas, D. Wirnas, D. Sopandie. S. Human. M. A. Yudiarto. 2009. Pendugaan parameter genetik dan seleksi galur mutan sorgum (Sorhum bicolor (L.) Moench) di Tanah Masam. J. Agron. Indonesia. 37 (3) : 220 – 225.
Syukur, S. 2000. Efek Iradiasi Gamma pada Pembentukan Variasi Klon dari Catharantus roseus [L.] Don. Risalah Pertemuan Ilmiah Penelitian dan Pengembangan Teknologi Isotop dan Radiasi. Biochemistry Biotechnology Lab. Andalas University Padang. Padang. 33-37.