-
PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP NILAI PASAR
PERUSAHAAN
SEKTOR PERBANKAN DENGAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING DI BURSA EFEK INDONESIA
Disusun oleh:
Leonardus Noventa Hastimelika
115020300111060
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih
Gelar Sarjana Ekonomi
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
-
Riwayat Hidup
Nama : Leonardus Noventa Hastimelika
Alamat : Jln. Subali II 13 B/3 Malang
Hp : 082236435654
TTL : Ponorogo, 15 Februari 1993
Agama : Katolik
Status : Belum Menikah
Jenis Kelamin : Laki-laki
E-mail : [email protected]
Pendidikan Formal :
Taman Kanak-kanak TK Mardiwiyata II Malang (1997-1999)
Sekolah Dasar SDK Mardi wiyata II malang (1999-2005)
SMP SMPN 21 Malang (2005-2008)
SMA SMAN 2 Malang (2008-2011)
S1 Jurusan Akuntansi (2011-2017)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya Malang
mailto:[email protected]
-
ABSTRAK
Leonardus Noventa Hastimelika: Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya.
Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai Pasar Perusahaan
Sektor
Perbankan Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Intervening
di Bursa
Efek Indonesia. Dosen Pembimbing: Prof.Dr. SUTRISNO T., SE.,
AK., M.Si.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh intellectual
capital terhadap
nilai pasar perusahaan sektor perbankan melalui kinerja keuangan
perusahaan. Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 105 perusahaan
sektor perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode untuk menganalisis
data dalam penelitian
ini menggunakan model persamaan Structural Equation Modeling
(SEM) yang
berbasis Partial Least Square (PLS). Hasil dari penelitian ini
menunjukkan
intellectualt capital berpengaruh negatif terhadap nilai pasar
perusahaan. Hal tersebut
disebabkan pengelolaan intellectual capital belum diapresiasi
lebih oleh investor,
karena pengeluaran perusahaan untuk intellectual capital
dipandang oleh investor
sebagai beban yang akan mempengaruhi keuntungan perusahaan.
Intellectual capital
berpengaruh positif terhadap terhadap kinerja keuangan
perusahaan, hal ini disebabkan
karena pengelolaan intellectual capital telah digunakan secara
efisien seperti human
capital, customer capital,dan structural capital dapat
meningkatkan kinerja keuangan
perusahaan. Hasil dalam penelitian ini menyatakan bahwa kinerja
keuangan berhasil
memediasi sebagian (part mediating) pengaruh antara intellectual
capital dengan nilai
pasar perusahaan sektor perbankan. Pemanfaatan komponen
intellectual capital secara
efisien dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan sehingga
dengan
meningkatnya kinerja keuangan perusahaan akan direspon investor
yang berdampak
pada meningkatnya nilai pasar perusahaan.
Kata kunci: Intellectual capital, Nilai Pasar Perbankan, Kinerja
Keuangan.
-
ABSTRACT
Leonardus Noventa Hastimelika: Faculty of Economics and Busines,
University of Brawijaya.
Influence of Intellectual Capital on Market Value Company’s
Banking Sector With
Financial Performance as an Intervening Variable In Indonesian
Stock Exchange.
Supervisor: Prof.Dr. SUTRISNO T., SE., AK., M.Si.
This research aimed to test the influence of intellectual
capital against the market value of
the company’s banking sector through the company's financial
performance. The sample used in
this study amounted to 105 corporate banking sector listed in
the Indonesia stock exchange.
Methods for analyzing the data in this study using Structural
Equation Modeling (SEM) based
Partial Least Square (PLS). The results of this research
indicate intellectual capital negatively
affect the market value of the company. This is due to the
management of intellectual capital had
not been appreciated more by investors because the company's
intellectual capital expenditure is
seen by investors as a burden that will affect the company's
profits. Intellectual capital positively
affects the company's financial performance, it is because the
management of intellectual capital
has been used as efficiently as human capital, customer capital
and structural capital can increase
the company's financial performance. The results in this study
stated that the financial performance
successfully mediated in part (part mediating) the influence of
intellectual capital with a market
value of banking sector companies. The utilization of
intellectual capital components can
efficiently improve the company's financial performance so that
with the increase of the company's
financial performance will be responded investor impact on
increasing the company's market
value.
Keywords: Intellectual capital, the market value of banking,
financial performance.
-
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Yesus Kristus serta Bunda Maria atas
segala anugerah,
berkat, dan penyertaan-Nya sehingga skripsi dengan judul
“Pengaruh Intellectual
Capital Terhadap Nilai Pasar Perusahaan Sektor Perbankan Dengan
Kinerja
Keuangan Sebagai Variabel Intervening di Bursa Efek Indonesia”
dapat selesai
dengan baik dan lancar. Skripsi ini disusun untuk memenuhi
syarat kelulusan dalam
meraih derajat sarjana Akuntansi (S-1) Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas
Brawijaya Malang.
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dan bimbingan dari
pihak-
pihak yang bersangkutan skripsi ini tidak dapa terselesaikan
dengan baik. Maka pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Tri Tunggal yang maha suci, Bunda Maria, Roh kudus dan
Kanak-Kanak Yesus
atas berkat dan penyertaan-Nya sehingga peneliti diberikan
kesempatan untuk
menyelesaikan skripsi ini.
2. Kedua orangtua, Bapak Ignatius Aris Dwi Kurnyanto dan Ibu
Khatarina Sri
Budi lestari tersayang yang selalu memberikan dukungan baik
materi maupun
semangat, doa, dan kasih.
3. Dosen Pembimbing skripsi Bapak Sutrisno yang telah sabar
dalam
membimbing, mengarahkan, memberikan masukan, memberikan
motivasi
terhadap pembuatan skripsi ini dan waktu yang diberikan beliau
terhadap
peneliti untuk melakukan konsultasi.
4. Adikku Valentino Aji Damar Arsanta, Silvester Laksa Yoga
Arsanta, Modesta
Berliansa Termatu Arsanta yang selalu mendukung dan memberikan
motivasi,
hiburan dan doanya.
5. Teman satu angkatan Aloysius Gonzaga, Norbertus Yunanto, Nico
Santoso,
Yohana Nathania, Gracia Yudith Tallo, Hendiatro Ongki yang
dengan
-
dukungan dan motivasi serta hiburan dari mereka penulis dapat
menyelesaikan skripsi.
6. Anggota KMK FEB yang selalu menyemangati dan mendukung
kelancaran skripsi baik
motivasi dan doanya terhadap penulis.
7. Saudara blessy dan Norbertus yang telah meminjamkan lapotop
ketika laptop penulis
rusak.
8. Semua teman dan pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan
satu persatu namun telah
memberikan dukungan atas penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
sempurna dan masih terdapat
kekurangan. Untuk itu, saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan untuk
penyempurnaanya. Akhirnya semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi setiap pembaca
yang memerlukannya Amin.
Malang, 6 Februari 2017
Penulis
-
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
i
LEMBAR PERSETUJUAN
ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
iii
KATA PENGANTAR
iv
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
x
ABSTRAKSI
xi
ABSTRACT
xii
BAB I PENDAHULUAN
.........................................................................................................................................
1
1.1 Latar Belakang Masalah
...................................................................................................................................
1
1.2 Motivasi Riset
...................................................................................................................................
6
-
1.3 Rumusan Masalah
...................................................................................................................................
8
1.4 Tujuan Riset
...................................................................................................................................
9
1.5 Kontribusi Riset
...................................................................................................................................
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
.........................................................................................................................................
11
2.1 Stakeholder Theory
.........................................................................................................................................
11
2.2 Resource Based Theory
.........................................................................................................................................
12
2.3 Intellectual Capital
.........................................................................................................................................
14
2.3.1 Definisi Intellectiual Capital
.........................................................................................................................................
14
2.3.2 Unsur Intellectual Capital
.........................................................................................................................................
15
2.3.3 Human
Capital……………………………………………………………..
.........................................................................................................................................
17
2.3.4 Structural Capital………………………………………………………….
.........................................................................................................................................
17
-
2.3.5 Customer Capital………………………………………………………….
.........................................................................................................................................
18
2.4 Value Added Intellectual coeficient
(VAIC™)………………………………….
.........................................................................................................................................
19
2.5 Kinerja Keuangan………………………………………………………………..
.........................................................................................................................................
21
2.6 Nilai Perusahaan………………………………………………………………….
.........................................................................................................................................
23
2.7 Kerangka pemikiran………………………………………………………………
.........................................................................................................................................
26
2.8 Hipotesis Penelitian………………………………………………………………
.........................................................................................................................................
26
2.8.1 Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai
Pasar…………………….
.........................................................................................................................................
26
2.8.2 Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan
.........................................................................................................................................
27
2.8.3 Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai Pasar
Perusahaan Melalui
Kinerja Keuangan
.........................................................................................................................................
28
BAB III METODE PENELITIAN
.........................................................................................................................................
29
3.1 Jenis Penelitian
.........................................................................................................................................
29
-
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
.........................................................................................................................................
29
3.3 Pengumpulan Data
.........................................................................................................................................
31
3.3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian………………………………………...
.........................................................................................................................................
31
3.3.2 Teknik Pengumpulan Data
.........................................................................................................................................
31
3.4 Instrumen Penelitian dan Pengukuran Variabel
.........................................................................................................................................
32
3.5 Metode Analisis Data
.........................................................................................................................................
37
3.5.1 Statistik Deskriptif
.........................................................................................................................................
37
3.5.2 Analisis Inferensial
.........................................................................................................................................
38
3.5.3 Pengujian Konstruk Formatif dan Reflektif Dengan Efek
Mediasi
.........................................................................................................................................
39
3.6 Langkah-langkah Analisis Persamaan Partial Least Square
(PLS)
.........................................................................................................................................
41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
.........................................................................................................................................
49
4.1 Statistik Deskriptif
.........................................................................................................................................
41
-
4.2 Analisis Inferensial………………………………………………………………..
.........................................................................................................................................
.52
-
4.2.1 Evaluasi Outer Model……………………………………………………… ......53
4.2.1.1 Evaluasi Uji Validitas Pada Indikator Reflektif……………………
.......53
4.2.1.2 Evaluasi Uji Validitas convergent Pada Indikator
Reflektif ....................54
4.2.2 Evaluasi Outer Model setelah Re-estimasi Indikator
............................................55
4.2.2.1 Evaluasi Uji Validitas Convergent Pada Indikator
Reflektif ...................55
4.2.2.2 Evaluasi Uji Validitas Dicriminant Pada Indikator
Reflektif ..................55
4.2.3 Evaluasi Uji Reliabilitas
........................................................................................58
4.2.4 Evaluasi Outer Model Pada Indikator Formatif
....................................................59
4.2.5 Evaluasi Inner Model (Model Struktural)
.............................................................60
4.3
Pembahasan....................................................................................................................65
4.3.1 Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai Pasar
Perusahaan ..........................65
4.3.2 Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja
Keuangan
Perusahaan
.............................................................................................................66
4.3.3 Pengaruh Tidak Langsung Intellectual Capital Terhadap
Nilai Pasar
Perusahaan Melalui Kinerja Keuangan
.................................................................68
4.4 Implikasi Penelitian
.......................................................................................................68
4.4.1 Implikasi Teori
......................................................................................................68
4.4.2 Implikasi Praktek
...................................................................................................69
4.4.3 Implikasi Kebijakan
..............................................................................................70
BAB V PENUTUP
................................................................................................................71
5.1 Kesimpulan
......................................................................................................................71
5.2 Keterbatasan Penelitian
....................................................................................................72
5.3 Saran
................................................................................................................................73
DAFTAR PUSTAKA
............................................................................................................74
LAMPIRAN
...........................................................................................................................77
-
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Hasil Purposive Sampling
....................................................................................30
Tabel 3.2 Parameter Uji Validitas dalam Model Pengukuran PLS
.....................................45
Tabel 3.3 Parameter Uji Reliabilitas dalam Model Pengukuran PLS
..................................47
Tabel 4.1 Hasil Analisis Statistik
.........................................................................................48
Tabel 4.2 Hasil AVE dan Comunality
.................................................................................49
Tabel 4.3 Hasil Factor Loading
...........................................................................................54
Tabel 4.4 Hasil AVE dan Comunality Re-estimasi Indikator
..............................................55
Tabel 4.5 Hasil Factor Loading Re-estimasi Indikator
.......................................................55
Tabel 4.6 Hasil AVE dan Akar AVE
...................................................................................56
Tabel 4.7 Hasil Cross Loading
............................................................................................57
Tabel 4.8 Hasil Cronbach Alpha dan Composite Reliability
...............................................58
Tabel 4.9 Hasil Pengujian Indikator Formatif
.....................................................................58
Tabel 4.10 R2 dan Q2 Model Sruktural
..................................................................................59
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan dan Pengujian Koefisien Path
................................................61
Tabel 4.12 Pengaruh Langsung, Tak Langsung, dan Pengaruh Total
.................................64
-
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian
.........................................................................................26
Gambar 3.1 Gambar Diagram Jalur
.....................................................................................42
Gambar 4.1 Koefisien Path Model Struktural
.....................................................................63
-
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kemajuan di bidang teknologi informasi, persaingan ketat, dan
pertumbuhan
inovasi merupakan tanda bahwa perekonomian dunia sedang
berkembang sehingga
mengakibatkan banyak perusahaan mengubah cara bisnisnya. Menurut
(Sawarjuwono,
2003) perubahan proses bisnis dari bisnis yang didasarkan pada
tenaga kerja (labor
based business) menuju bisnis berdasarkan pengetahuan (knowledge
based
business)merupakan karakteristik utama perusahaan menjadi
perusahaan berdasarkan
pengetahuan. Martono dan Harjito (2005) menyatakan bahwa tujuan
perusahaan yang
penting adalah memaksimalkan kemakmuran pemegang saham melalui
peningkatan
nilai pasar perusahaan. Dapat dikatakan bahwa semakin tinggi
nilai pasar perusahaan
maka kesejahteraan pemegang saham akan ikut meningkat. Nilai
pasar dalam suatu
perusahaan ditentukan oleh hukum permintaan dan hukum penawaran
sehingga adanya
tuntutan bagi pihak perusahaan untuk menciptakan nilai dengan
sumber daya yang
terdapat dalam perusahaan tersebut agar berdampak pada
peningkatan nilai pasar yang
nantinya akan menarik minat investor.
Dengan adanya perubahan paradigma tersebut maka tolak ukur
kemampuan
bersaing perusahaan tidak hanya dinilai dari kepemilikan aktiva
berwujud melainkan
lebih kepada kemampuan perusahaan mengelola sumber daya untuk
menciptakan nilai
-
pasar perusahaan yang berdampak pada kemampuan bersaing
perusahaan. Untuk
meningkatkan kemampuan bersaingnya, perusahaan tidak lagi
menekankan pada
penggunaan aset berwujud dalam menciptakan nilai melainkan
semakin
menitikberatkan pada pentingnya knowledge assets (aset
pengetahuan) dalam
menciptakan nilai pasar perusahaan. Aset tidak berwujud kini
menjadi indikator
keberhasilan perusahaan, khususnya Pengetahuan serta sistem dan
teknologi informasi
menjadi penting dalam penciptaan nilai di era new economic.
Nilai pasar perusahaan akan tercermin dari harga pasar
sahamnya.Peningkatan
perbedaan harga saham dengan nilai buku aktiva yang dimiliki
perusahaan
mengindikasikan adanya hidden value. Munculnya hidden value
dapat disebabkan oleh
pengungkapan intellectual capital yang tidak signifikan dalam
laporan
keuangan.Laporan keuangan yang seharusnya dapat menjelaskan
nilai pasar
perusahaan, namun pada kenyataannya laporan keuangan yang
disajikan masih belum
dapat mencerminkan keadaan perusahaan yang sebenarnya.
Keterbatasan pelaporan
keuangan dalam menjelaskan nilai pasar perusahaan menunjukkan
bahwa sumber
ekonomi tidak hanya dinilai dari aset fisik saja melainkan juga
aset tidak berwujud.
Hal tersebut menjadikan laporan keuangan tradisional tidak mampu
menyajikan
informasi yang cukup tentang kemampuan perusahaan untuk
menciptakan nilai.
Penghargaan lebih atas saham perusahaan dari para investor
diyakini disebabkan oleh
intellectual capital yang dimiliki perusahaan (Sunarsih dan
Mendra, 2012).
Pengungkapan intellectual capital dianggap penting agar tidak
terdapat celah asimetri
informasi yang dapat merugikan pengguna laporan keuangan.
-
Kesadaran perusahaan mengenai pentingnya pengungkapan
intellectual capital
merupakan salah satu cara untuk menambah kemampuan bersaing
perusahaan.
Solikhah (2010) berpendapat bahwa aset intellectual capital
menjadi sangat berharga
dan bernilai dalam era ekonomi baru. (Nuhuyanan, 2015)
berpendapat bahwa apabila
perusahaan telah menyadari bahwa intellectual capital dapat
menambah kemampuan
bersaing perusahaan maka akan dapat meningkatkan nilai pasar
perusahaan. Dapat
disimpulkan bahwa pada era ekonomi baru ini yang lebih
menekankan pada knowledge
asset perlu adanya kesadaran dalam pengelolaan intellectual
capital dalam rangka
menambah daya kompetitif perusahaan untuk menambah nilai
perusahaan.
Praktik akuntansi tradisional dianggap belum mampu dalam
memenuhi kebutuhan
dan tuntutan dunia bisnis atas pelaporan intellectual capital
sehingga terjadi suatu
kesenjangan (gap) antara teori akuntansi dengan praktik nyata
pelaporan keuangan.
Beberapa model klasifikasi dan pengukuran intellectual capital
telah dikembangkan
dalam usahanya mengatasi masalah terkait dengan intellectual
capital yang dihadapi
akuntansi tradisional. Metode yang banyak dipakai dalam
penelitian intellectual
capital adalah model VAIC™ (Value Added Intellectual Capital)
yang dikembangkan
oleh Ante Pulic (1999). Metode ini menggunakan pendekatan tidak
langsung melalui
value added sebagai hasil kemampuan intelektual perusahaan.
Konsep nilai tambah
merupakan indikator obyektif secara keseluruhan dari kesuksesan
perusahaan dalam
menciptakan nilai (Solikhah, 2010).
Dalam model VAIC™, setiap sumber daya perusahaan berupa physical
capital,
human capital, dan structural capital dibandingkan dengan total
value added yang
-
dihasilkan perusahaan sehingga menghasilkan nilai VACA (value
added capital
employed), VAHU (value added human capital), dan STVA
(structural capital value
added). Metode VAIC™ sudah sering digunakan oleh para peneliti
dalam mengukur
dan menganalisa intellectual capital. Penelitian-penelitian
intellectual capital dengan
menggunakan metode VAIC™ telah banyak dilakukan peneliti di
Indonesia.
Penelitian-penelitian tersebut umumnya mengaitkan intellectual
capital dengan kinerja
keuangan.
Penelitian tentang pengaruh intellectual capital terhadap nilai
perusahaan
dibuktikan secara empiris oleh peneliti diindonesia diantaranya
yaitu Sunarsih dan
Mendra (2010) pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2005 –
2010 denganhasil yang diperoleh yakni intellectual capital
berpengaruh positif
terhadap kinerja keuangan, namun intellectual capital
berpengaruh negatif terhadap
nilai perusahaan.
Penelitian dengan menggunakan kinerja keuangan sebagai variabel
intervening
juga dilakukan oleh Hadisumarta (2011) dengan hasil intellectual
capital berpengaruh
negatif terhadap nilai pasar, intellectual capital berpengaruh
positif terhadap kinerja
keuangan dan berhasil memediasi sebagian (part mediating)
terhadap nilai pasar
perusahaan.
Namun, penelitian yang dilakukan oleh Solikhah (2010) menemukan
hasil yang
berbeda. Hasil dari penelitian Solikhah (2010) adalah
intellectual capital berpengaruh
-
terhadap nilai perusahaan. Penghargaan pasar tidak
menitikberatkan pada sumberdaya
intellectual yang dimiliki akan tetapi cenderung pada sumberdaya
fisik perusahaan.
Penelitian tentang pengaruh intellectual capital terhadap
kiinerja keuangan
Prakoso (2012) dengan hasil intellectual capital berpengaruh
positif terhadap kinerja
keuangan. Hal tersebut membuktikan bahwa intellectual capital
perusahaan dapat
beradaptasi dengan perubahan yang ada di lingkungan bisnis dan
mempengaruhi
kinerja keuangan.
Dari beberapa penelitian diatas ditemukan hasil – hasil yang
berbeda. Hal tersebut
merupakan research gap yang menarik untuk diteliti lebih lanjut.
Perbedaan hasil
penelitian tersebut menjadi dasar pemikiran dalam penelitian ini
sehingga dapat
diketahui tingkat konsistensi penelitian terdahulu yang telah
dilakukan. Penelitian lebih
lanjut mengenai pengaruh intellectual capital penting dilakukan
untuk memperoleh
tingkat konsistensi hasil yang lebih akurat sebagai bahan
pertimbangan dalam
pengambilan keputusan.
Penelitian ini mereplikasi penelitian yang dilakukan oleh
(Nuhuyanan, 2015)
dengan beberapa penyesuaian. Penelitian (Nuhuyanan, 2015)
dipilih karena penelitian
tersebut menggunakan kinerja keuangan sebagai variabel
intervening dalam meneliti
pengaruh intellectual capital terhadap nilai pasar.
Menurut Ambar (2004) perbankan merupakan salah satu industri
yang masuk
dalam kategori industri berbasis pengetahuan (knowledge based –
industries) yaitu
-
industri yang memanfaatkan inovasi-inovasi yang diciptakannya
sehingga memberikan
nilai tersendiri atas produk dan jasa yang dihasilkan bagi
konsumen.
Namun penelitian ini berbeda dengan penelitian (Nuhuyanan, 2015)
dikarenakan
untuk meneliti pengaruh intellectual capital terhadap nilai
pasar perusahaan sektor
perbankan menggunakan tahun terbaru yaitu 2013-2015. Selain itu
penelitian ini
memfokuskan pada satu variabel dependen saja yaitu nilai pasar
perusahaan sektor
perbankan.
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukannya penelitian
lebih jauh mengenai
pengaruh intellectual capital terhadap nilai perusahaan dalam
penelitian yang berjudul
: Pengaruh Pengungkapan Intellectual capital Terhadap Nilai
Pasar Perusahaan
Pada Sektor Perbankan Di Bursa Efek Indonesia.
1.2 Motivasi Riset
Penelitian tentang nilai perusahaan penting untuk dilakukan
dikarenakan adanya
perubahan paradigma bisnis yang didasarkan pada knowledge aset
sehingga pelaku
bisnis harus mengetahui nilai lebih apa yang yang dimiliki
perusahaan dalam usahanya
meningkatkan kemampuan bersaing perusahaan. Intellectual capital
merupakan aset
tidak berwujud yang diyakini mampu menciptakan keunggulan
kompetitif yang
berkelanjutan melalui kinerja keuangan serta mampu memberikan
peningkatan
terhadap nilai perusahaan.
-
Keterkaitan antara intellectual capital dengan nilai perusahaan
dan kinerja
keuangan masih perlu diteliti kembali dikarenakan adanya
ketidakkonsistenan hasil
penelitian tersebut. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Sunarsih dan Mendra (2010)
pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2005 – 2010 dengan
kinerja keuangan sebagai variabel intervening menunjukkan
intellectual capital
berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan namun intellectual
capital berpengaruh
negatif terhadap nilai perusahaan dan juga penelitian yang
dilakukan oleh (Nuhuyanan,
2015) dengan hasil intellectual capital berpengaruh positif
terhadap kinerja keuangan.
Hal ini disebabkan intellectual capital telah digunakan secara
efisien baik itu
structural, capital, customer capital, dan human capital telah
berhasil meningkatkan
kinerja keuangan perusahaan dan berhasil memediasi sebagian
(part mediating)
terhadap nilai pasar perusahaan.Namun, penelitian yang dilakukan
oleh Solikhah
(2010) menemukan hasil yang berbeda. Hasil dari penelitian
Solikhah (2010) adalah
intellectual capital tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. Ketidakkonsistenan
hasil penelitian-penelitian terdahulu diduga disebabkan oleh
adanya variabel lain yang
memediasi hunungan antara intellectual capital dengan nilai
perusahaan, yaitu kinerja
keuangan. Oleh karena itu peneliti ingin melakukan pengujian
kembali terkait dengan
pengaruh intellectual capital terhadap nilai perusahaan
menggunakan kinerja keuangan
sebagai variabel intervening yang pengukurannya menggunakan
Value Added
Intellectual Capital (VAIC™) sebagai pengukuran kinerja
intellectual capital.
1.3 Rumusan Masalah
-
Berdasarkan latar belakang diatas dirumuskan suatu permasalahan,
yaitu
apakahintellectual capital berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.Perubahan cara
bisnis dalam era globalisasi ini mendorong perusahaan untuk
memaksimalkan
pengelolaan aset tidak berwujud atau intellectual capital untuk
meningkatkan nilai
pasar perusahaan. Menurut (Appuhami, 2007) semakin besar nilai
intellectual capital
semakin efisien penggunaan modal perusahaan sehingga menciptakan
value added
bagi perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa intellectual capital
berperan penting dalam
meningkatkan nilai perusahaan. Maka perusahaan yang mampu
memanfaatkan
intellectual capital secara efisien akan meningkatkan nilai
pasarnya.
Intellectual capital dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan model yang
dikembangkan oleh Pulic (1998) yaitu Value Added Intellectual
Capital (VAIC™).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka pertanyaan dalam
penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Apakah intellectual capital berpengaruh terhadap nilai pasar
perusahaan
sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah intellectual capital berpengaruh terhadap kinerja
keuangan
perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia?
3. Apakah intellectual capital berpengaruh terhadap nilai pasar
perusahaan
melalui kinerja keuangan sebagai variabel intervening?
1.4 Tujuan Riset
Berdasarkan perumusan masalah yang diuraikan di atas, maka
tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
-
1. Menguji pengaruh intellectual capital terhadap nilai pasar
perusahaan
sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Menguji pengaruh intellectual capital terhadap kinerja
keuangan
perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
3. Menguji pengaruh intellectual capital terhadap nilai pasar
perusahaan
sektor perbankan melalui kinerja keuangan sebagai variabel
intervening.
1.5 Kontribusi Riset
1. Kontibusi Teori
Hasil dari penelitian ini dapat memperkaya penelitian akademis
dalam
pengembangan ilmu akuntansi tradisional dalam kaitannya dengan
penjelasan
empiris stakeholder theory dan resource based theory dalam
menerangkan nilai
pasar.
2. Kontribusi Praktik
Hasil dari penelitian ini dapat memberikan masukan bagi
manajemen
perusahaan sebagai pelaku bisnis untuk mengelola sumber daya
yang dimiliki
khususnya intellectual capital , sedangkan untuk investor
sebagai sumber
informasi alternatif dalam pertimbangan pengambilan keputusan
investasi.
-
3. Kontribusi Kebijakan
Hasil dari penelitian ini dapat menjadi pertimbangan Dewan
Standar Akuntansi
dalam penyusunan standar akuntansi yang membahas tentang
intellectual
capital sebagaimana diketahui bahwa intellectual capital
merupakan unsur
modal dalam suatu perusahaan namun saat ini pengakuan dan
pengungkapannya dalam laporan keuangan masih terbatas sehingga
laporan
keuangan dapat menyediakan informasi yang lebih relevan bagi
stakeholders.
-
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Stakeholder Theory
Teori stakeholder lebih mempertimbangkan posisi para stakeholder
yang dianggap
powerfull karena kelompok yang masuk dalam stakeholder menjadi
pertimbangan perusahaan
dalam mengungkapkan suatu informasi di dalam laporan
keuangannya. Kelompok yang masuk
dalam stakeholder meliputi pemegang saham, karyawan, pelanggan,
pemasok, kreditor,
pemerintah, dan masyarakat. Menurut Meek dan Gray, 1998 dalam
(Nuhuyanan, 2015)
mengatakan bahwa laba akuntansi hanyalah merupakan ukuran return
bagi pemegang saham
(shareholder), sementara value added adalah ukuran yang lebih
akurat yang diciptakan oleh
stakeholder dan kemudian didistribusikan kepada stakeholder yang
sama. Dapat disimpulkan
bahwa value added memiliki akurasi yang lebih dalam hubungannya
dengan pengukuran kinerja
perusahaan.
Dalam teori stakeholder diungkapkan bahwa pihak perusahaan
diharapkan memberikan
informasi mengenai aktivitas yang ingin diketahui oleh
stakeholder. Informasi tersebut merupakan
hak dari stakeholder meskipun nantinya informasi tersebut belum
tentu digunakan oleh pihak
stakeholder. Perusahaan yang mampu mengelola dan memanfaatkan
sumber daya yang dimiliki
dengan baik akan menciptakan value added bagi perusahaan
sehingga dapat meningkatkan kinerja
keuangan, dengan peningkatan kinerja keuangan dengan sendirinya
dapat memenuhi keinginan
stakeholder (Nuhuyanan, 2015). Dapat disimpulkan bahwa
stakeholder memiliki hak untuk
diperlakukan secara adil dan manajer harus mengelola organisasi
ataupun perusahaan untuk
-
keuntungan seluruh stakeholder.Tujuan dari teori stakeholder
yakni untuk membantu manajer
dalam mengelola lingkungan stakeholder dan hubungannya dengan
perusahaan mereka.
2.2 Resource Based Theory
Resource Based Theory dalam kaitannya dengan intellectual
capital membahas tentang
sumber daya apa yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat
dikelola dan dimanfaatkan sehingga
dapat menciptakan daya saing dalam menciptakan nilai bagi
perusahaan. Resource Based Theory
adalah suatu teori yang dikembangkan dalam menganalisa
keunggulan perusahaan yang
menonjolkan knowledgeeconomy atau perekonomian yang mengandalkan
aset-aset tidak berwujud
dalam usahanya menciptakan nilai.
Sumber daya perusahaan yang dapat menambah keunggulan kompetitif
bagi perusahaan dibagi
menjadi tiga macam yaitu berwujud, tidak berwujud dan
kapabilitas sumberdaya manusia menurut
Fahy dan Smithee, 1999 dalam wicaksana (2011). Pendekatan
Resource Based Theory
menyatakan bahwa perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif
dengan mengelola sumber
daya yang dimilikinya sesuai dengan kemampuan perusahaan.
Lebih lanjut Pramelasari (2010) menjelaskan bahwa masing-masing
sumber daya tersebut
memiliki kontribusi yang berbeda dalam mencapai keunggulan
kompetitif yang berkelanjutan
sehingga perusahaan harus mampu menentukan sumber daya kunci
yang dapat menciptakan
keunggulan perusahaan, dalam menentukan sumber daya kunci
Resource Based Theory
memberikan beberapa kriterian yaitu :
a) Sumber daya tersebut mampu mendukung kemampuan perusahaan
dalam memenuhi
kebutuhan pelanggan lebih baik dibandingkan dengan perusahaan
pesaing.
-
b) Sumber daya tersedia dalam jumlah yang terbatas atau langka
dan tidak mudah ditiru. Ada
empat karakteristik yang membuat sumber daya tersebut sulit
untuk ditiru yaitu sumber daya
tersebut unik secara fisik, memerlukan waktu yang lama dan biaya
yang besar untuk
memperolehnya, sumber daya unik yang sulit dimiliki dan
dimanfaatkan pesaing, dan sumber
daya yang memerlukan investasi modal besar untuk
mendapatkannya.
c) Sumber daya tersebut memberikan keuntungan bagi perusahaan.
Semakin besar keuntungan
yang didapatkan perusahaan maka sember daya tersebut dinilai
sangat berharga bagi
perusahaan.
d) Daya tahan sumber daya (durability), semakin lama sumber daya
tersebut mengalami
depresiasi maka semakin berharga sumber daya tersebut. Apalagi
bila sumber daya tersebut
mengalami apresiasi, seperti brand awarness reputasi, dan budaya
perusahaan.
2.3 Intellectual Capital
Dalam intellectual capital terdapat beberapa unsur sehingga
perlu adanya pengelompokan
unsur – unsur tersebut namun perlu diketahui terlebih dahulu
definisi dari intellectual capital
terlebih dahulu sehingga memudahkan untuk pengelompokan dan juga
pengukuran.
2.3.1 Definisi Intellectual Capital
Menurut Stewart dalam aritikelnya yang berjudul “Brain Power –
How Intellectual Capital
Is Becoming America’s Most Valuable Assets mendefinisikan
intellectual capital sebagai berikut
: ”the sum of everything everybody in your company knows that
gives you a competitive edge in
the market place. It is intellectual material – knowledge,
information, intellectual property,
experience – that can be put to use to create wealth (Ulum,
2008). Dalam artikel tersebut dijelaskan
-
bahwa modal intelektual merupakan jumlah semua orang dan segala
sesuatu di perusahaan yang
memberikan keunggulan kompetitif di pasar yang tergolong dalam
materi intlektual. Komponen
dari material intelektual tersebut meliputi pengetahuan,
informasi, serta pengalaman yang dapat
menciptakan kekayaan.
Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD,
1999) menjelaskan
modal intelektual sebagai nilai ekonomi dari dua kategori aset
tidak berwujud perusahaan : (1)
Organizational (struktural) capital, (2) Human capital.
Organisational (struktural) mengacu
dalam hal seperti sistem software, jaringan distribusi, dan
rantai pasokan. Human capital
mencangkup sumber daya manusia di dalam organisasi berupa sumber
daya tenaga karyawan dan
sumber daya eksternal yang berkaitan dengan aktivitas organisasi
seperti konsumen dan supplier.
Terdapat beberapa peneliti dan akademisi yang melakukan riset
tentang intellectual capital
dan memberikan definisi yang berbeda tentang modal intelektual
diantaranya Brooking (1996)
dalam Ulum(2008) mengatakan bahwa modal intlektual adalah
istilah yang diberikan kepada aset
tidak berwujud yang merupakan gabungan dari pasar dan kekayaan
intelektual yang bersumber
pada manusia dan infrastruktur untuk memungkinkan perusahaan
berfungsi. Bontis et al. (2000)
menyatakan bahwa secara umum modal intelektual dapat digolongkan
menjadi 3 komponen
utama, yaitu : human capital yang direpresentasikan dengan
karyawan , structural capital yang
meliputi non – human storehouses of knowledge dalam sebuah
organisasi, dan customer capital
yang merupakan pengetahuan dalam hubungan marketing dan hubungan
dengan customer.
2.3.2 Unsur Intellectual Capital
Menurut Sveiby (1997) dalam Purnomosidhi (2006) menggolongkan
modal intelektual ke
dalam tiga kategori diantaranya (1) Modal intelektual yang
melekat pada diri manusia yaitu Human
-
Capital (HC), (2) Modal intelektual yang melekat pada perusahaan
yaitu Structure capital, (3)
Modal intelektual yang melekat pada hubungan pihak eksternal
yaitu customer capital. Skema
yang diusulkan oleh Sveiby (1997), Stewart (1997), dan Edvinsson
dan Sullivan (1996) dalam
Purnomosidhi (2006) tentang komponen modal intellectual dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Elmen / Author Modal
intelektual yang
melekat pada
manusia
Modal
intelektual yang
melekat pada
organisasi
Modal
intelektual yang
melekat pada
hubungan
Edvinson Human capital Organizational
capital
Customer capital
Stewart Human capital Structure capital Customer capital
Sveiby Employee
competence
Internal
structure
External
structure
Berdasarkan kategori tersebut dapat diketahui bahwa kategori
yang pertama yaitu modal
intelektual yang melekat pada diri manusia dimana human capital
menjadi unsur yang penting
karena unsur tersebut menitikberatkan pada pengetahuan,
kemampuan, sikap dan hubungan
manusia terhadap perusahaan. Kategori kedua yaitu modal
intelektual yang melekat pada
perusahaan dimana structure capital menjadi unsur dalam modal
intelektual karena
mencerminkan kemampuan perusahaan yang berasal dari struktur,
budaya, kebijakan dan
kemampuan melakukan inovasi. Kategori ketiga yaitu modal
intelektual yang melekat pada pihak
-
eksternal dimana customer capital merupakan salah satu unsur
yang dipakai untuk penelitian
dikarenakan cerminan dari kemampuan menjalin hubungan dengan
pihak eksternal yang meliputi
koneksi, kesepahaman, loyalitas, dan aktivitas bisnis (Demediuk,
2002 dalam Purnomosidhi
2006). Maka dalam penelitian ini digunakan tiga unsur tersebut
untuk menggolongkan modal
intelektual yang termasuk dalam intangibles assets.
2.3.3 Human Capital
Human capital merupakan tempat bersumbernya pengetahuan,
keterampilan, dan
kompetensi dalam suatu organisasi maupun perusahaan dimana
komponen tersebut sulit untuk
diukur. Menurut (Suwarjono dan kadir, 2003) human capital akan
meningkat jika perusahaan
mampu menggunakan pengetahuan yang dimiliki oleh karyawannya.
Human capital
mencerminkan kemampuan kolektif perusahaan untuk menghasilkan
solusi terbaik berdasarkan
pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan. Keberhasilan perusahaan
dalam mengembangkan
human capital akan menambah daya saing bagi perusahaan tersebut
sehingga perusahaan dapat
bersaing untung menghasilkan keuntungan. Lebih dalam lagi
(Suwarjono, 2003) membagi human
capital menjadi karakteristik dasar untuk pengukurannya yaiitu
credential, competence,
mentoring, individual potential, personality, training program,
experience, recruitment, and
learning program.
2.3.4 Structural Capital
Sveiby (1997) menggolongkan structural capital menjadi internal
structure yang meliputi
petents, concept, model, computer and administrative systems.
Structural capital dianggap penting
menjadi unsur dalam mengukur modal intelektual perusahaan
dikarenakan cerminan dari
-
kemampuan perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas dan
mendukung usaha karyawan dalam
menghasilkan kinerja intelektual yang maksimal. Structural
capital merupakan pengetahuan yang
dimiliki oleh perusahaan yang meliputi sistem operasional
perusahaan, budaya, rutinitas
organisasi, filosofi manajemen, prosedur – prosedur, dan
kemampuan perusahaan dalam
berinovasi. Menurut (Suwarjono dan Kadir, 2003) seorang individu
dapat memiliki tingkat
intelektual yang tinggi, namun jika organisasi atau perusahaan
tersebut memiliki sistem dan
prosedur yang buruk maka modal intelektual tidak dapat berfungsi
secara optimal dan potensi
perusahaan tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal.
2.3.5 Customer Capital
Perusahaan tidak dapat berdiri tanpa adanya dukungan dari pihak
luar perusahaan seperti
pelanggan, pemasok, dan pemerintah maka perusahaan berusaha
untuk menjalin hubungan
tersebut dengan pihak eksternal. Customer capital merupakan
komponen dari modal intelektual
yang dianggap memberikan nilai nyata bagi perusahaan. Sehingga
dapat disimpulkan apabila
perusahaan memiliki hubungan yang baik dengan pelanggan dengan
adanya feedback berupa
pelanggan yang loyal dan merasa puas terhadap pelayanan
perusahaan, hubungan baik dengan
pemasok yang handal dan berkualitas, serta hubungan perusahaan
dengan masyarakat dan
pemerintah dapat menjadi nilai tambah bagi perusahaan tersebut.
Pernyataan diatas didukung
definisi dari customer capital oleh Sveiby (1997) yang dikutip
dalam Suwarjono (2003) “The
external structure include relationship with customer and
supplier. It also encompassess brand
names, trademarks, and the company’s reputation or image.”
2.4 Value Added Intellectual Coeficient (VAIC™)
-
Value Added Intellectual Coeficient (VAIC™) pertama kali di
kembangkan oleh Pulic (1998)
yang didesain untuk menyajikan informasi tentang value creation
efficiency dari aset berwujud
dan aset tidak berwujud yang dimiliki oleh perusahaan yang
berisi tentang kemampuan perusahaan
untuk menciptakan value added (VA). lebih dalam lagi Pulic, 1998
menghitung value added
sebagai selisih antara output dan input. Value added merupakan
indikator paling objektif untuk
menilai keberhasilan bisnis dan menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam menciptakan nilai
(Pulic, 1998). Metode yang dikembangkan oleh Pulic (1998) yang
menyatakan bahwa VAIC™
merupakan prosedur analitis yang dirancang untuk manajemen,
pemegang saham, dan
stakeholders yang relevan agar dapat melakukan pengawasan dan
evaluasi secara efektif terhadap
nilai tambah perusahaan dari sumber daya keseluruhan yang
dimiliki oleh perusahaan. Lebih
dalam lagi Pulic (1998) mengungkapkan bahwa untuk menyajikan
informasi tentang value added
efficiency dari aset berwujud (tangible asset) dan aset tidak
berwujud (intangible asset) model
VAIC™ tepat digunakan karena dianggap sebagai indikator yang
cocok untuk mengukur intellect
capital di riset empiris.
Metode VAIC™ mencerminkan total efisiensi dari penciptaan nilai
yang berasal dari
sumberdaya yang digunakan, sedangkan intellectual capital
eficiency mencerminkan efisiensi dari
nilai yang dihasilkan oleh intellectual capital merupakan
penjumlahan dari tiga indikator yang
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. VAHU (Value Added Human Capital) yaitu rasio antara value
added dibagi
dengan total biaya upah dan gaji untuk karyawan. Rasio VAHU
menunjukkan
kontribusi yang dibuat oleh setiap rupiah yang diinvestasikan
dalam human
capital terhadap value added organisasi atau perusahaan. Value
added human
capital (VAHU) menunjukkan berapa banyak VA yang dapat
diciptakan
-
dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. VAHU
mengindikasikan
kemampuan dari human capital untuk menciptakan nilai dalam
perusahaan.
2. Structural capital coefficient (STVA) menunjukkan kontribusi
structural
capital dengan penciptaan nilai, STVA menjadi alat ukur untuk
structural
capital dalam menghasilkan 1 rupiah dalam value added dan
merupakan
indikasi keberhasilan structural capital dalam penciptaan nilai
yang mana SC
merupakan selisih antara value added dikurangi dengan human
capital.
3. VACA (Value Added Capital Employed) merupakan rasio antara
value added
dibagi dengan capital employed dimana rasio ini menunjukkan
kontribusi yang
dibuat oleh setiap unit dari capital employed terhadap value
addded perusahaan
atau organisasi.
Ada beberapa alasan memilih metode yang dikembangkan oleh pulic
diantaranya yaitu :
1. Semua data yang digunakan untuk menghitung VAIC ™ mengacu
pada
informasi laporan keuangan yang telat diaudit.
2. Model VAIC™ yang dikembangkan oleh pulic memberikan ukuran
yang telah
terstandarisasi dan konsisten sehingga dapat dilakukan
perbandingan analisis
antar sektor industri.
3. Bagi stakeholder internal maupun eksternal dapat dengan mudah
untuk
melakukan perhitungan dengan model VAIC™.
4. Metode yang dikembangkan oleh pulic sudah banyak menjadi
model
perhitungan dalam penelitian mengenai modal intelektual.
2.5 Kinerja Keuangan
-
Pengukuran kinerja keuangan dilakukan dengan menggunakan
rasio-rasio keuangan. Menurut
(Nuhuyanan, 2015) dalam mengukur kinerja keuangan dapat
menggunakan rasio keuangan Return
On Asset, Return On Equity, dan Employee Productivity.
Penelitian ini merepliakasi pengukuran
kinerja keuangan Hadisumarta (2015) dengan alasan pemilihan ROA
dikarenakan dapat digunakan
untuk mengukur efisiensi penggunaan modal baik itu aset berwujud
maupun aset tidak berwujud,
selain itu ROA dapat digunakan untuk membandingkan dengan
perusahaan lain, ROA juga
mencerminkan tingkat pengembalian investasi sehingga
mencerminkan apakah perusahaan
memiliki kinerja keuangan yang bagus atau tidak. Alasan
pemilihan ROE dalam pengukuran
kinerja keuangan dikarenakan ROE menunjukkan tingkat
pengembalian modal yang diperoleh
oleh pemilik atau pemegang saham terhadap investasinya pada
perusahaan. Sedangkan alasan
pemilihan EP sebagai indikator dalam mengukur kinerja keuangan
perusahaan adalah dengan
melihat rasio tersebut kita dapat melihat produktivitas karyawan
dalam meningkatkan kapasitas
produk.
Dalam penelitian ini macam rasio keuangan yang mencerminkan
kinerja keuangan perusahaan
diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Return On Asset (ROA)
ROA merupakan rasio dalam mengukur efektivitas perusahaan dalam
usahanya menghasilkan
keuntungan dan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Semakin
tinggi ROA suatu
perusahaan mengindikasikan bahwa kinerja keuangan perusahaan
dalam menghasilkan laba
semakin besar juga. Dalam menghitung Return On Asset formula
yang digunakan adalah
ROA = Total Pendapatan : Total aset
b. Return On Equity (ROE)
-
ROE merupakan rasio profitabilitas yang berhubungan dengan
keuntungan investasi. Rasio
ini menunjukkan kekuatan laba dari investasi nilai buku pemegang
saham dan digunakan
ketika membandingkan dalam sebuah perusahaan secara
berkelanjutan. Formula yang
digunakan untuk menghitung Return On Asset adalah
ROE = Laba pemegang saham : Jumlah dana
c. Employee Productivity (EP)
EP didefinisikan sebagai ukuran dari nilai tambah bersih per
karyawan yang merefleksikan
produktivitas karyawan (Pramelasari, 2010). Dapat disimpulkan
bahwa apabila produktivitas
karyawan meningkat makan akan dapat menurunkan biaya produksi.
Hal tersebut
membuktikan bahwa Employee Productivity dapat menciptakan nilai
tambah bagi perusahaan
dalam meningkatkan kemampuan bersaing perusahaan. Formula yang
digunakan untuk
mengukur EP adalah
EP = Pendapatan sebelum pajak : Total jumlah karyawan
Dalam penelitian ini menggunakan kinerja keuangan sebagai
variabel intervening untuk
mengetahui seberapa besar kinerja keuangan memediasi pengaruh
variabel intellectual capital
terhadap nilai pasar perusahaan. Dengan kata lain variabel
endogen tidak langsung dipengaruhi
oleh variabel eksogen dikarenakan terdapat variabel
intervening.
2.6 Nilai Perusahaan
Tujuan jangka panjang perusahaan adalah untuk memaksimalkan
nilai perusahaan. (Fama dan
French, 1998 dalam Wadhikorin, 2010) menyatakan bahwa
optimalisasi nilai perusahaan yang
merupakan tujuan perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan
fungsi manajemen keuangan dan
-
berdampak pada nilai perusahaan. Nilai perusahaan menggambarkan
seberapa baik atau buruk
manajemen mengelola kekayaannya, hal tersebut dapat dilihat dari
pengukuran kinerja keuangan
yang diperoleh. Perusahaan yang mampu memaksimalkan nilai
perusahaannya akan berdampak
pada kesejahteraan pemiliknya. Semakin tinggi harga saham, maka
semakin tinggi pula
kemakmuran pemegang saham karena nilai perusahaan yang tinggi
menggambarkan harga saham
yang tinggi dan optimalnya kinerja perusahaan. Hubungan nilai
perusahaan dengan teori
stakeholder dijelaskan bahwa seluruh aktivitas perusahaan
bermuara pada penciptaan nilai,
sedangkan pengelolaan serta pemanfaatan intellectual capital
memungkinkan perusahaan untuk
mencapai keunggulan bersaing. Pandangan resource based theory
tentang nilai tambah yaitu
investor akan memberikan penghargaan lebih kepada perusahaan
yang mampu menciptakan nilai
tambah secara berkesinambungan.
Rasio nilai pasar dapat memberikan informasi seberapa besar
investor atau para pemegang
saham menghargai perusahaan sehingga mereka mau membeli saham
perusahaan dengan harga
yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai buku saham. Nilai
pasar perusahaan dalam penelitian
ini diukur dengan indikator market to book value ratio (MtBV),
dan Price Earning Ratio (PER).
a. Market to Book Value (MtBV)
Market to Book Value (MtBV) diperoleh dengan membandingkan nilai
pasar
perusahaan dengan nilai bukunya. Semakin tinggi MtBV maka akan
semakin mahal nilai
sahamnya. Alasan penelitian ini menggunakan MtBV untuk indikator
nilai pasar
dikarenakan MtBV membandingkan nilai pasar dan nilai buku yang
dimiliki perusahaan.
Formula untuk menghitung MtBV sebagai berikut :
MtBV = Nilai pasar ÷ Nilai Buku
-
Nilai Pasar (MV) = Jumlah saham biasa yang beredar x harga
saham
Nilai Buku (BV) = Nilai buku aset bersih
b. Price Earning Ratio (PER)
PER adalah salah satu indikator yang digunakan investor untuk
menilai nilai pasar.
Price earning ratio menggambarkan seberapa besar investor
menilai harga saham terhadap
kelipatan earning Harmono, 2011:57 dalam (Nuhuyanan, 2015).
Investor beranggapan
bahwa semakin tinggi PER maka perusahaan tersebut mempunyai
pendapatan yang relatif
aman. Alasan peneliti menggunakan PER sebagai indikator nilai
perusahaan karena dapat
diketahui apakah harga saham perusahaan dapat dianggap wajar dan
bukan merupakan
perkiraan. Formula untuk menghitung PER sebagai berikut :
PER = Harga per lembar saham ÷ Laba per lembar saham
2.7 Kerangka Pemikiran
Intellectual
Capital
Kinerja
Keuangan
Nilai Pasar
Perusahaan
-
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian
2.8 Hipotesis Penelitian
2.8.1 Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai Pasar
Nilai pasar perusahaan tercermin pada harga saham perusahaan
yang merupakan harga
yang bersedia dibayar oleh perusahaan calon pembeli seandainya
perusahaan akan dijual. Pada
awalnya perusahaan didirikan dengan modalm yang sama, namun
seandainya akan dijual maka
harganya akan berbeda.
Dalam teori stakeholder diungkapkan bahwa perusahaan harus
memberikan pelaporan
yang transparan dalam kegiatan operasi perusahaan dan memberikan
manfaat bagi stakeholder.
Pengelolaan sumber daya yang maksimal mampu untuk meningkatkan
keuntungan bagi para para
pemegang saham. Perusahaan yang mampu menciptakan nilai akan
lebih diapresiasi oleh
pemegang saham karena dinilai perusahaan dapat memenuhi
kepentingan stakeholdernya. Dalam
intellectual capital, penciptaan nilai dapat dilakukan dengan
memaksimalkan pemanfaatan unsur-
unsur intellectual capital, yaitu human capital, capital
employed maupun structural capital
(Nuhuyanan, 2015). Oleh karena itu, pengelolaan sumber daya
perusahaan yang maksimal dapat
meningkatkan laba perusahaan yang kemudian akan meningkatkan
nilai pasar perusahaan
sekaligus menghasilkan keuntungan bagi para pemegang saham.
(Ulum. 2007).
Upaya perusahaan dalam menciptakan nilai dijelaskan dalam
Resource Based Theory.
Pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan yang baik
dapat menambah kemampuan
bersaing perusahaan dan meningkatkan nilai tambah bagi
perusahaaan. Penghargaan lebih atas
suatu perusahaan dari investor diyakini disebabkan oleh
intellectual capital yang dimiliki oleh
perusahaan (Chen et al. 2005.
-
Bukti empiris menunjukkan adanya hubungan positif intellectual
capital dengan nilai
pasar perusahaan. Amalia (2012) dalam penelitiannya menemukan
bahwa ketika perusahaan
melakukan investasi pada intellectual capital maka secara
keseluruhan nilai tambah bagi
perusahaan juga akan meningkat. Pasar akan mengapresiasi
perusahaan yang memiliki intellectual
capital yang tidak kalah tinggi dibandingkan aset fisiknya.
Namun penelitian Pramelasari (2010) menemukan bahwa intellectual
capital tidak
berpengaruh terhadap nilai pasar perusahaan. Penghargaan pasar
terhadap intellectual capital
masih rendah karena penghargaan lebih pasar masih didasari oleh
sumber daya fisik yang dimiliki.
Oleh karena itu hipotesis penelitian yang dirumuskan adalah:
H1 : Intellectual Capital Berpengaruh Positif Terhadap Nilai
Pasar Perusahaan
2.8.2 Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan
Kinerja keuangan mencerminkan kondisi kesehatan, financial, dan
prospek perusahaan
dalam kurun waktu tertentu. Perusahaan yang dapat mengelola
sumber daya perusahaan akan
meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan yang dapat diukur
dari kinerja keuangan
perusahaan tersebut. Sumber daya perusahaan yang termasuk dalam
intellectual capital yaitu
berupa inovasi, sistem informasi, sumber daya manusia, dan
budaya organisasi.
Resourced Based Theory berpandangan bahwa sumber daya yang
dimiliki oleh perusahaan
merupakan otak dibalik kesuksesan mempertahankan strategic
competitivesness dan firm
performance (Belkaoui, 2003). Perusahaan yang unggul dalam
pemanfaatan aset strategis
perusahaan diyakini dapat meningkatkan kemampuan bersaing
perusahaan. Aset-aset strategis
dibagi menjadi tiga, yaitu physical capital, human capital
resources, dan structural capital.
-
Intellectual capital bersifat heterogen sehingga performa
perusahaan satu dengan yang lain tidak
sama sehingga membuat intellectual capital menciptakan
karakteristik unik yang dapat menambah
daya saing perusahaan. Melalui keunggulan kompetitif tersebut
perusahaan dapat menyaingi
pesaing-pesaingannya sehingga mampu menguasai pangsa pasar.
Dengan keunggulan kompetitif
yang ada, perusahaan dapat menyaingi dan mengalahkan
pesaing-pesainganya sehingga mampu
menguasai pangsa pasar. Pengusaan pangsa pasar yang baik akan
membawa angin segar bagi
meningkatnya kinerja keuangan perusahaan. Peningkatan kinerja
keuangan pada suatu perusahaan
akan berdampak positif terhadap return yang didapat oleh
stakeholdernya (Nuhuyanan, 2015).
Stakeholder akan berperan sebagai pengelola dan pengendali
sumber daya yang dimiliki.
Chen et al. (2005) menemukan bahwa intellectual capital
berpengaruh terhadap kinerja keuangan,
dengan efisiensi intellectual capital yang lebih baik akan
meningkatkan kinerja keuangan
perusahaan dengan penyediaan informasi yang berguna bagi
pengguna lapporan keuangan.
Solikhah (2010) menyatakan bahwa semakin meningkatnya
intellectual capital, maka akan
berdampak pada peningkatan kinerja keuangan perusahaan. Artinya,
perusahaan yang mampu
meningkatkan intellectual capital yang dimilikinya akan
memberikan dampak yang baik pada
penyajian pelaporan keuangan. Oleh karena itu hipotesis
penelitian yang dirumuskan adalah:
H2 : Intellectual Capital Berpengaruh Positif Terhadap Kinerja
Keuangan
Perusahaan
2.8.3Pengaruh Tidak Langsung Intellectual Capital Terhadap Nilai
Pasar Perusahaan
Melalui Kinerja Keuangan
Dalam resource based theory dijelaskan bahwa strategi untuk
meningkatkan kinerja
keuangan adalah dengan menyatukan aset berwujud dan tidak
berwujud (Belkaoui, 2003). Maka
-
dalam menciptakan nilai, perusahaan dituntut untuk mampu
memanfaatkan seluruh sumber daya
yang dimiliki. Sumber daya perusahaan tersebut meliputi
sumberdaya fisik, sumber daya manusia,
dan sumber daya organisasi. Apabila perusahaan mampu
memanfaatkan sumber daya tersebut
maka akan tercipta value added untuk menambah daya kompetitif
perusahaan.
Stakeholder Theory menjelaskan bahwa seluruh aktivitas
perusahaan bermuara pada
penciptaan nilai (Wicaksana, 2011). Penghargaan lebih akan
diberikan oleh investor apabila
perusahaan tersebut mampu menciptakan valueadded secara
berkesinambungan. Stakeholder akan
lebih menghargai perusahaan yang memiliki intellectual capital
yang unggul daripada perusahaan
lain karena intellectual capital yang unggul akan membantu
perusahaan memenuhi kepentingan
seluruh stakeholder. Dalam konteks intellectual capital,
penciptaan nilai dilakukan dengan
memaksimalkan pemanfaatan unsur-unsur intellectual capital. Para
stakeholder akan lebih
menghargai perusahaan yang memiliki intellectual capital yang
unggul dari pada perusahaan lain
karena intellectual capital yang unggul akan membantu perusahaan
untuk memenuhi kepentingan
seluruh stakeholder. Sebagai salah satu stakeholder perusahaan,
para investor di pasar modal akan
menunjukkan apresiasi atas keunggulan intellectual capital yang
dimiliki perusahaan dengan
berinvestasi pada perusahaan tersebut. Pertambahan investasi
tersebut akan berdampak pada
naiknya nilai pasar perusahaan.
Penelitian ini menambahkan variabel intervening, yaitu kinerja
keuangan. Dengan kata
lain, nilai pasar perusahaan tidak langsung berubah melalui
pengaruh intellectual capital, tetapi
melalui pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan
terlebih dahulu untuk mengetahui
perubahan nilai pasar. Meningkatnya kinerja keuangan sebuah
perusahaan akan meningkatkan
nilai pasar perusahaan. Intellectual capital memberikan
kontribusi terhadap kinerja keuangan dan
berperan penting terhadap peningkatan nilai pasar perusahaan
(Nuhuyanan, 2015). Lebih lanjut
-
Solikhah (2010) berpendapat bahwa semakin tinggi nilai
intellectual capital akan berpengaruh
positif terhadap kinerja keuangan dan nilai pasar perusahaan.
Maka, hipotesis yang dirumuskan
yaitu:
H3 : Intellectual Capital Berpengaruh Tidak Langsung Terhadap
Nilai Pasar Perusahaan
Melalui Kinerja Keuangan.
-
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dimana dalam
proses, analisis data,
kesimpulan data serta penulisannya menggunakan aspek pengukuran,
perhitungan, rumus dan
kepastian data numerik (Musianto, 2002). Penelitian ini
bertujuan untuk menguji pengaruh
variabel intellectual capital terhadap nilai pasar perusahaan
dengan kinerja keuangan sebagai
variabel intervening.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang kejadian, atau
hal minat yang ingin
peneliti investigasi (Sekaran, 2006 : 121). Populasi dalam
penelitian ini adalah perusahaan sektoral
perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia dengan periode
pengamatan dari tahun 2013 -
2015. Pengambilan sampel berdasarkan urutan waktu dan kejadian
pada waktu tertentu sehingga
penelitian ini tergolong penelitian dengan menggunakan data
pooled. Penelitian ini menggunakan
metode purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampling
menggunakan kriteria tertentu
(Sugiyono, 2011 :126). Alasan peneliti menggunakan purposive
sampling dikarenakan data yang
digunakan didasari pertimbangan agar sampel yang digunakan
memenuhi kriteria untuk di uji.
Kriteria yang masuk dalam pengambilan sampel penelitian ini
adalah :
1. Perusahaan sektoral perbankan yang listing di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2013 –
2015.
-
2. Perusahaan perbankan yang mempublikasikan laporan keuangan
selama tiga tahun berturut
– turut mulai dari tahun 2013 -2015.
Atas kriteria tersebut maka peneliti mendapatkan sampel untuk
tahun 2013 – 2015 yang
selanjutnya digunakan dalam penelitian sebanyak 35 perusahaan
perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013 – 2015. Dibawah ini
disajikan tabel 3.1 yang berisi
tabel pemilihan sample penelitian.
Tabel 3.1
Penentuan Jumlah Sampel
Jumlah perusahaan sektoral perbankan yang terdaftar di Bursa
Efek
Indonesia tahun 2013, 2014, dan 2015
41
Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan selama
tiga
tahun berturut – turut pada tahun 2013, 2014, dan 2015
6
Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian 35 x 3 = 105
Dapat dilihat pada tabel 3.1 terdapat 38 perusahaan sektoral
perbankan yang memenuhi
kriteria untuk pengambilan sample penelitian. Dengan menggunakan
metode penggabungan data
dengan kurun waktu tertentu yaitu 2013 – 2015 (pooled) maka
diperoleh data penelitian sebanyak
3 x 35 = 105
3.3 Pengumpulan Data
3.3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian
-
Jenis data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder.
Menurut (Indriantoro dan Supomo, 2002) mendefinisikan data
sekunder sebagai sumber data
penelitian yang diperoleh oleh peneliti secara tidak langsung
melalui media perantara berupa bukti,
catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip
yang telah dipublikasikan maupun
yang tidak dipublikasikan. Data sekunder yang diperoleh dan
dikumpulkan oleh peneliti dari
berbagai sumber yang telah ada sehingga peneliti sebagai tangan
kedua. Dalam penelitian ini data
sekunder berasal dari laporan keuangan tahunan perusahaan
sektoral perbankan pada tahun 2013
sampai dengan tahun 2015 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Data yang dipergunakan
diperoleh dari pojok Bursa Efek Indonesia Universitas Brawijaya
dan www.idx.co.idberupa
laporan keuangan perusahaan sektoral perbankan yang telah masuk
dalam kriteria pemilihan
sampel.
3.3.2 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah penting dalam mengetahui dan
mendapatkan
gambaran mengenai objek yang akan diteliti. Pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian
ini menggunakan metode dokumentasi dimana metode dokumentasi
merupakan teknik
mengumpulkan data, mencatat, dan menghitung data–data yang
berhubungan dengan penelitian.
Data yang diolah adalah laporan keuangan tahunan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia sektoral
perbankan yang telah memenuhi kriteria sampel penelitian.
3.4 Instrumen Penelitian dan Pengukuran Variabel
Modal intelektual (intellectual capital) merupakan instrumen
dalam penelitian ini.
Menurut (Williams, 2001 dalam Purnomosidhi 2006) modal
intelektual adalah informasi dan
pengetahuan yang diaplikasikan dalam pekerjaan untuk menciptakan
nilai. Kinerja modal
http://www.idx.co.id/
-
intelektual diukur berdasarkan value added yang diciptakan dari
tiga indikator yang dikemukakan
oleh Pulic (1999) yaitu Value Added Human Capital (VAHU), Value
Added Capital Employed
(VACA), dan Structural Capital Value Added (STVA). Berikut ini
adalah deskripsi dari variabel-
variabel yang akan diuji :
1. Variabel Eksogen
Dalam penelitian ini variabel eksogen adalah intellectual
capital. intellectual capital
merupakan variabel yang tidak diukur secara langsung, tetapi
harus diukur dengan satu
atau lebih variabel manivest (Ulum, 2007). Intellectual capital
yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah kinerja intellectual capital yang diukur
berdasarkan value added yang
diciptakan oleh human capital (VAHU) ,customer capital (VACA),
dan structural capital
(STVA). Penjumlahan dari ketiga value added tersebut disimbolkan
denganVAIC™ yang
dikembangkan oleh Pulic (1998). Tahapan untuk menghitung
formulasi tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Value Added (VA)
Menurut Pulic (1999) Value Added merupakan selisih antara Output
dengan Input.
VA = Output (OUT) – Input (IN)
Keterangan :
Value Added = selisih antara Output dengan Input.
Output (OUT) = Total penjualan dan pendapatan lain
Input (IN) = Beban dan biaya biaya (selain beban karyawan)
b. Value Added Human Capital (VAHU)
Rasio VAHU menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap rupiah
yang
diinvestasikan dalam human capital terhadap value added
organisasi atau perusahaan.
-
Value added human capital (VAHU) menunjukkan berapa banyak VA
yang dapat
diciptakan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja
Keterangan :
VAHU = Value Added Human Capital, rasio VA terhadap HC
VA = Value Added (Selisih antara Output dan Input)
HC = Human Capital ( beban karyawan)
c. Value Added Capital Employed (VACA)
VACA (Value Added Capital Employed) merupakan rasio antara value
added dibagi
dengan capital employed dimana rasio ini menunjukkan kontribusi
yang dibuat oleh
setiap unit dari capital employed terhadap value addded
perusahaan atau organisasi.
Keterangan :
VACA = Value Added Capital Employed, rasio VA terhadap CE
VA = Value Added (Selisih antara Output dan Input)
CE = Capital Employed, (ekuitas, laba bersih)
d. Structural Capital Value Added (STVA)
Structural capital coefficient (STVA) menunjukkan kontribusi
structural capital
dengan penciptaan nilai, STVA menjadi alat ukur untuk structural
capital dalam
menghasilkan 1 rupiah dalam value added dan merupakan indikasi
keberhasilan
structural capital dalam penciptaan nilai
VAHU = VA/HC
VACA = VA / CE
-
Keterangan :
STVA = Structural Capital Value Added , rasio SC terhadap VA
SC = Structural Capital (VA-HC)
VA = value added (Selisih antara Output dan Input)
Penjumlahan dari ketiga indikator tersebut akan menghasilkan
VAIC™ yang
diformulakan sebagai beikut :
2. Variabel endogen
Variabel endogen disebut juga sebagai variabel terikat yang
merupakan variabel
yang dipengaruhi atau menjadi akibat perubahan atau timbulnya
variabel bebas. Dalam
penelitian ini variabel endogen yang dimaksud adalah nilai pasar
perusahaan. Indikator
untuk mengukur nilai pasar perusahaan dalam penelitian ini yaitu
Price Earning Ratio
(PER) dan Market to Book Value (Mtbv). Berikut ini deskripsi
dari indikator-indikator
yang akan diuji:
a. Price Earning Ratio (PER)
Per adalah salah satu indikator yang digunakan investor setiap
hati untuk menilai nilai
pasar perusahaan. PER menjelaskan seberapa besar investor dalam
membayar per
satuan mata uang dai keungungan yang dilaporkan. Kebanyakan
manajer keuangan
menganggap baik apabila saham suatu perusahaan dijual pada
tingkat PER tinggi
karena tingginya PER mencerminkan bahwa investor beranggapan
perusahaan tersebut
STVA = SC / VA
VAIC™ = VAHU + VACA + STVA
-
memiliki pendapatan yng relatif aman (Nuhuyanan, 2015). Rasio
untuk menghitung
PER dijelaskan sebagai berikut:
PER = Harga per lembar saham : Laba per lembar saham
b. Market to Book Value (MtBV)
Market to Book Value (MtBV) merupakan rasio antara perusahaan
dengan nilai buku
perusahaan. Semakin tinggi MtBV maka akan semakin mahal nilai
saham. Pengukuran
MtBV ini mengacu pada penelitian Solikhah (2010) yang formula
untuk menghitung
MtBV adalah sebagai berikut:
MtBV = Nilai Pasar : Nilai Buku
Nilai Pasar (MV) = Jumlah saham biasa yang beredar x harga
saham.
Nilai Buku (BV) = Nilai buku aset bersih.
3. Variabel Intervening
Variabel intervening merupakan variabel yang terletak antara
variabel eksogen dan
endogen sehingga variabel eksogen tidak langsung berpengaruh
terhadap berubahnya atau
timbulnya variabel endogen (Sugiono, 2016:61 dalam Nuhuyanan,
2015). Variabel
intervening dalam penelitian ini adalah kinerja perusahaan yang
merupakan variabel laten
(konstruk). Konstruk ini menggunakan indikator profitabilitas
ROE, ROA, dan Employee
Productivity (EP).
a. Return On Assets (ROA)
ROA adalah rasio yang mengukur efektivitas perusahaan dalam
menghasilkan
keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.
Pengukuran dalam
penelitian ini mengacu pada penelitian ulum (2007) dan
Hadisumarta (2015). Formula
untuk menghitung ROA adalah sebagai berikut:
-
ROA = Total Pendapatan : Total Aset
b. Return On Equity (ROE)
ROE merupakan rasio profitabilitas yang berhubungan dengan
keuntungan investasi.
ROE digunakan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan sebuah
perusahaan
dalam menghasilkan setiap rupiah dari modal pemegang saham dan
mempresentasikan
returns pemegang saham serta biasanya menjadi bahan pertimbangan
dan indikator
keuangan yang penting bagi investor (Chen et al. 2005).
Pengukuran ROE dalam
penelitian ini mengacu pada penelitian Solikhah (2010) dan
Hadisumarta (2015).
Formula yang digunakan unruk menghitung ROE adalah sebagai
berikut:
ROE = Laba pemegang saham : Jumlah dana
c. Employee Productivity (EP)
EP didefinisikan sebagai ukuran dari nilai tambah bersih per
karyawan yang
merefleksikan produktifitas karyawan. Formula untuk menghitung
EP adalah:
EP = Pendapatan sebelum pajak : Total jumlah karyawan
3.5 Metode Analisis Data
3.5.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif bermanfaat untuk mendeskripsikan variabel
yang ada dalam penelitian
ini dengan memberikan gambaran umum tentang tiap karakter sampel
yang digunakan. Statistik
deskriptif dalam penelitian ini memberikan gambaran tentang
variabel penelitian diantaranya :
intellectual capital (VAIC™), kinerja keuangan perusahaan, dan
nilai perusahaan. Dalam
penelitian ini menggunakan penyajian berbentuk tabulasi agar
mudah dipahami dan
-
diinterpretasikan, statistik deskriptif yang disajikan dalam
tabel diantaranya mean, standart
deviation, maximal, dan minimal.
3.5.2 Analisis Inferensial
Metode untuk menganalis data dalam penelitian ini menggunakan
model persamaan
Structural Equation Modeling (SEM) yang berbasis komponen atau
varian dengan Partial Least
Square (PLS). PLS dapat digunakan untuk menjelaskan ada tidaknya
hubungan antar variabel laten
dan untuk mengonfirmasi teori. (Hartono dan Abdillah, 2004:16-17
dalam Nuhuyanan, 2015)
menyatakan PLS mempunyai keunggulan-keunggulan dan
kelemahan-kelemahan. Keungguln
PLS adalah sebagai berikut:
1. Mampu memodelkan banyak variabel dependen dan variabel
independen (model
komplek).
2. Mampu mengelola masalah multikolineritas antar variabel
dependen.
3. Hasil tetap kokoh (robusth) walaupun banyak data yang tidak
normal dan hilang (missing
value).
4. Menghasilkan variabel laten independen secara langsung
berbasis cross-product yang
melibatkan variabel laten dependen sebagai kekuatan
prediksi.
5. Dapat digunakan pada konstruk reflektif dan formatif.
6. Dapat digunakan pada sampel kecil.
7. Tidak mensyaratkan data berdistribusi normal.
8. Dapat digunakan pada data tipe skala berbeda, yaitu nominal,
ordinal dan kontinus.
Partial Least Square (PLS) juga memiliki kelemahan sebagai
berikut:
-
1. Sulit menginterprestasi loading variabel laten independen
jika berdasarkan pada hubungan
crossproduct yang tidak ada ( seperti pada teknik analisis
faktor berdasarkan korelasi antar
manifest variabel independen).
2. Property distribusi estimasi yang tidak diketahui menyebabkan
tidak diperolehnya nilai
signifikansi kecuali melakukan proses bootstrap.
3. Terbatas pada pengujian model estimasi statistika.
Dalam penelitian ini konstruk yang dibentuk mennggunakan
indikator formatif dan
reflektif, oleh karena itu peneliti memilih Partial Least Square
karena program analisis lainnya
(seperti AMOS, dan Lisrel) tidak mampu melakukan analisis laten
variable dengan indikator
formatif. Alat analisis PLS dihugunakan untuk menjawab hipotesis
satu, dua, dan tiga.
3.5.3 Pengujian Konstruk Formatif dan Reflektif Dengan Efek
Mediasi
Pengujian konstruk formatif tidak jauh berbeda dengan konstruk
reflektif, hanya parameter
yang diukur ketika melakukan uji validitas konstruk berbeda
dengan konstruk reflektif. Sedangkan
pada konstruk formatif, uji model pengukuran digunakan untuk uji
validitas konstruk dan uji
reliabilitas. Pada konstruk formatif tidak dapat dilakukan uji
realibilitas karena indikator dalam
suatu variabel laten diamsusikan tidak saling berkorelasi
(independen) sehingga nilai reliabilitas
tidak dapat diukur (Hartono dan Abdilah, 2014:100 dalam
Nuhuyanan, 2015).
Penelitian ini menggunakan variabel intervening untuk menunjukan
hubungan antara
konstruk eksogen dengan konstruk endogen, artinya pengaruh
konstruk eksogen terhadap konstruk
endogen tidak terpengaruh secara langsung. Pengujian efek
mediasi pada penelitian ini
menggunakan software SmartPLS versi 2.0 M3 untuk mengetahui
output parameter uji
signifikansi yang dapat dilihat pada tabel total effect pada
software tersebut.
-
Hadisumarta (2015) menyebutkan tahapan dalam menguji efek
mediasi yaitu:
1. Model pertama, menguji pengaruh variabel eksogen (X) terhadap
variabel endogen (Y) dan
harus signifikan pada T-statistics> 1.65 (one tailed), 1.96
(two tailed)
2. Model kedua, menguji pengaruh variabel eksogen (X) terhadap
variabel Mediasi (M) dan
harus signifikan pada T-statistics> 1.65 (one tailed), 1.96
(two tailed)
3. Model ketiga, menguji secara simultan pengaruh variabel
eksogen (X) dan Mediasi (M)
terhadap variabel endogen (Y) tidak signifikan, dan pengaruh
variabel mediasi (M)
terhadap variabel endogen (Y) harus signifikan pada T-statistics
> 1.65 (one tailed),
1.96(two tailed), maka akan terjadi efek mediasi penuh (full
mediating), sedangkan efek
mediasi sebagian (partially mediation) terjadi pengaruh variabel
eksogen (X) terhadap
variabel endogen (Y) signifikan dan pengaruh variabel mediasi
(M) terhadap variabel
endogen (Y) signifikan.
3.6 Langkah-langkah Analisis Persamaan Partial Least Square
(PLS)
Analisis data dilakukan berdasarkan dari ketiga tujuan
penelitian ini, langkah-langkah
diuraikan sebagai berikut:
1. Hubungan Antar Variabel
Dalam penelitian ini variabel eksogen yang dimaksud adalah
intellectual capital
dengan human capital, customer capital, dan structural capital
sebagai variabel
manivesnya. Variabel eksogen dalam penelitian ini adalah nilai
pasar perusahaan,
sedangkan kinerja keuangan menjadi variabel intervening dengan
indikator return on
asset (ROA), return on equity (ROE), dan employee productivity
(EP). PLS adalah teknik
-
yang kuat untuk menganalisa persamaan struktural dengan variabel
kostruk. Dalam
penelitian ini menggunakan konstruk formatif sehingga indikator
terkait dengan variabel
laten yang sama harus memiliki varians bersama (Nuhuyanan,
2015).
2. Diagram Jalur PLS
Berdasarkan hipotesis yang dibuat, maka perancangan model
struktural dalam
bentuk jalur variabel sebagai berikut:
Gambar 3.1
Gambar Diagram Jalur
3. Konversi Diagram Jalur Ke Persamaan
Sesuai dengan metode analisis dan model konseptual di atas, maka
dapat dibuat
model analisis jalur semua variabel laten dalam PLS. Evaluasi
model analisis jalur
semua variabel laten dalam PLS terdiri atas (Ghozali dan Latan,
2012:77):
1. Inner model atau evaluasi model struktural, yang bertujuan
memprediksi hubungan
antar variabel laten (structural model). Model persamaan di atas
dapat ditulis
sebagai berikut:
-
Model hipotesis 1:
KK = 𝛽0 + β1 IC + 𝜁𝑗
Model hipotesis 2 dan 3:
NP = 𝛽0 +β2+KK + β3 IC + 𝜁𝑗
Keterangan:
KK : Variabel Kinerja keuangan Perusahaan
IC : Variabel Intellectual Capital
NP : Variabel Nilai Pasar Perusahaan
𝜁𝑗 : Tingkat kesalahan pengukuran
𝛽0…..β3: Koefisien jalur
2. Outer model atau evaluasi model pengukuran, yang
menspesifikasi hubungan
antara variabel dengan indikator manifesnya (measurement model)
dan dilakukan
untuk menilai validitas atau reliabilitas model. Model
persamaannya dapat ditulis
sebagai berikut:
- Untuk variabel eksogen intellectual capital (Indikator
formatif)
𝐼𝐶 = 𝜆𝑉𝐴𝐶𝐴 𝑉𝐴𝐶𝐴 + 𝜆𝑉𝐴𝐻𝑈𝑉𝐴𝐻𝑈 + 𝜆𝑆𝑇𝑉𝐴 𝑆𝑇𝐴𝑉𝐴 + δ1
- Untuk Variabel endogen nilai pasar perusahaan ( indikator
reflektif )
- PER = λ𝑃𝐸𝑅NP + 𝜀1
- MtBV = λ𝑀𝑡𝐵𝑉NP + 𝜀2
- Untuk Variabel intervening kinerja perusahaan ( indikator
reflektif )
- ROA = λ𝑅𝑂𝐴 KK + 𝜀3
- ROE = λ𝑅𝑂𝐸 NK + 𝜀4
- EP = λ𝐸𝑃 NK + 𝜀5
Keterangan:
1. IC = variabel eksogen intellectual capital 2. NP = variabel
endogen nilai pasar perusahaan 3. KK = variabel intervening kinerja
keuangan perusahaan
-
4. VACA = Value added capital employed (indikator intellectual
capital) 5. VAHU = Value added human capital (indikator
intellectual capital) 6. STVA = structural capital value added
(indikator intellectual capital) 7. PER = indikator nilai pasar
perusahaan 8. MtBV = indikator nilai pasar perusahaan 9. ROE =
return on equity (indikator kinerja keuangan perusahaan) 10. ROA =
return on asset (indikator kinerja keuangan perusahaan) 11. EP =
employee productivity (indikator kinerja keuangan perusahaan) 12. λ
x = (lambda kecil), loading faktor variabel laten eksogen 13. λ y =
(lambda kecil), loading faktor variabel laten endogen 14. δ𝑖=
tingkat kesalahan pengukuran variabel eksogen ke-i 15. 𝜀1 = tingkat
kesalahan pengukuran variabel endogen ke-i
(4) Evaluasi Model PLS
a. Pengujian Pengukuran Variabel (Outer Model)
Suatu konsep dan model penelitian tidak dapat diuji dalam suatu
model prediksi
hubungan relasional dan kausal jika belum melewati tahap
ferifikasi dalam model
pengukuran. Model pengukuran (outer model) sendiri digunakan
untuk menguji
validitas variabel dan reliabilitas instrumen. Uji validitas
dilakukan untuk mengetahui
kemampuan instrumen penelitian mengukur apa yang seharusnya
diukur. Sebaliknya,
uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi alat ukur
dalam mengukur suatu
konsep (Hartono dan Abdillah, 2014:58). Penelitian ini
menggunakan konstruk formatif
dan refektif sehingga parameter yang diukur ketika melakukan uji
validitas konstruk
berbeda dengan konstruk reflektif. Jika pada konstruk reflektif,
uji model pengukuran
digunakan untuk uji validitas konstruk dan uji reliabilitas.
Pada konstruk formatif tidak
dapat dilakukan uji reliabilitas karena indikator dalam suatu
variabel laten diasumsikan
tidak saling berkorelasi (independen) sehingga nilai
reliabilitas tidak dapat diukur.
-
Konsep uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini dapat
dijelaskan sebagai
berikut:
a) Uji Validitas
Validitas menunjukkan seberapa baik hasil yang diperoleh dari
penggunaan suatu
pengukuran sesuai teori-teori yang digunakan untuk
mendefinisikan suatu variabel.
Validitas ini terdiri dari Hartono dan Abdillah, 2014:78):
1) Validitas Konvergen:
Validitas konvergen berhubungan dengan prinsip bahwa
pengukur-pengukur
(manifest variabel) dari suatu konstruk seharusnya berkolasi