Page 1
1
PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE
TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
(PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DIBURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2011-2014)
Linda, Tumpalmanik, Sri Ruwanti,
Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji
Tanjungpinang, Kepulauan Riau
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh intellectual capital dan good corporate
governance terhadap kinerja keuangan perusahaan. Mekanisme good corporate governance yang
digunakan dalam penelitian ini antara lain : ukuran dewan komisaris, proporsi komisaris
independen, ukuran dewan direksi dan komite audit.
Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2011-2014. Penelitian ini mengamati laporan keuangan yang diterbitkan oleh
perusahaan manufaktur selama periode penelitian. Metode untuk menentukan sampel dilakukan
dengan menggunakan metode purposive sampling. Purposive sampling memastikan data yang
diperoleh sesuai dengan kriteria sampel dalam penelitian. Melalui purposive sampling, diperoleh
jumlah perusahaan manufaktur yang di amati sebesar 34 perusahaan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial intellectual capital, ukuran dewan
komisaris dan proporsi komisaris independen tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan
perusahaan, namun untuk ukuran dewan direksi secara parsial berpengaruh positif terhadap
kinerja keuangan perusahaan, serta komite audit berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan
perusahaan. Sedangkan secara simultan, intellectual capital, ukuran dewan komisaris, proporsi
komisaris independen, ukuran dewan direksi dan komite audit berpengaruh terhadap kinerja
keuangan perusahaan.
Kata kunci : intellectual capital, ukuran dewan komisaris, proporsi komisaris independen,
ukuran dewan direksi dan komite audit
PENDAHULUAN
Perkembangan ekonomi telah tumbuh semakin pesat ditandai dengan berkembangnya
teknologi informasi yang semakin cepat, maka persaingan bisnis yang semakin ketat, serta
penciptaan inovasi bisnis yang semakin modern. Pada perekonomian era industri, kuantitas dan
kualitas aset fisik merupakan suatu komponen utama dalam menentukan keberhasilan
perusahaan, karena dengan kuantitas yang besar, perusahaan akan mampu menjual produk yang
lebih banyak. Namun seiring meningkatnya tuntunan jaman yang kini lebih dikendalikan oleh
teknologi dan pengetahuan, menyebabkan keberhasilan perusahaan tidak lagi dinilai dari
seberapa banyak perusahaan mampu menjual produknya, namun lebih ditentukan oleh
kemampuan perusahaan dalam memproduksi dan menyediakan produk/jasa yang dapat dijual.
Page 2
2
Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan perusahaan
yang di analisis dengan alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya
keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu.
Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan
lingkungan. Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh
pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajiban terhadap para penyandang dana dan juga
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Pengungkapan intellectual capital bertujuan untuk menentukan value added perusahaan.
Penelitian ini menggunakan model VAICTM
(value added intellectual coefficient) yang
diciptakan publik untuk mengukur intellectual capital yang terdiri dari tiga komponen utama
yaitu, phiyscal capital, human capital, dan structural capital. Physcal capital (capital employed)
adalah modal fisik yang dimiliki perusahaan atau dana yang tersedia berupa ekuitas dan laba
bersih yang dapat mendukung berlangsungnya kegiatan operasional perusahaan. Human capital
adalah sumber pengetahuan yang berguna, ketrampilan, kompetensi dalam suatu perusahaan dan
mencerminkan kemampuan kolektif perusahaan dalam membuat solusi terbaik berdasarkan
pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan .Structural capital adalah sarana prasarana yang
mendukung karyawan untuk menciptakan kinerja yang optimum, meliputi kemampuan
organisasi menjangkau pasar, hardware, software, data base, stuktur organisasi, patent ,
trademark, dan segala kemampuan organisasi untuk mendukung produktifitas karyawan.
Kinerja Keuangan Perusahaan
Analisis keuangan merupakan suatu penilaian terhadap kinerja perusahaan pada waktu
yang lalu dan prospek pada masa datang. Melalui analisis keuangan diharapkan dapat diketahui
kekuatan dan kelemahan perusahaan dengan menggunakan informasi yang terdapat dalam
laporan keuangan (financial statement). Laporan keuangan terdiri atas: neraca (balance sheet),
laporan laba rugi (income statement), laporan sumber dan penggunaan dana (source and use of
found), dan laporan sumber dan penggunaan kas (cash flow statement). Analisis keuangan
diperlukan oleh berbagai pihak, seperti para pemegang saham atau investor, kreditor, dan para
manajer karena melalui hasil keuangan ini mereka akan lebih mengetahui posisi perusahaan yang
bersangkutan daripada perusahaan lainnya dalam satu kelompok industri. Moeljadi & Basuki
(2006).
Return On Equity (ROE)
Menurut Herry (2015), hasil pengembalian atas equitas merupakan rasio yang
menunjukan seberapa besar kontribusi dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain, rasio
ini digunakan untuk mengukur seberapa besar laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah
dana yang tertanam dalam total ekuitas. Rasio ini dengan membagi laba bersih terhadap ekuitas.
Page 3
3
Good Corporate Governance
Menurut Veno (2015), corporate governance muncul karena terjadi pemisahan antara
kepemilikan dengan pengendalian perusahaan, seringkali dikenal dengan istilah masalah
keagenan, permasalahan keagenan dalam hubungannya antara pemilik modal dengan manajer
adalah bagaimana sulitnya pemilik memastikan bahwa dana yang ditanamkan tidak diambil alih
atau diinvestasikan pada proyek yang tidak menguntungkan sehingga tidak mendatangkan
return.
Intellectual Capital
Menurut Giradi dalam Puspita & Listiani Rahayu (2012), intellectual capital adalah
produk dari interaksi antara kompetensi, komitmen, dan pengendalian kerja dari karyawan.
Kapasitas intellectual dari SDM yang dimiliki organisasi dapat dilihat dari kualitas kompetensi ,
komitmen organisasi dan pengendalian pekerjaan yang dimiliki oleh karyawan. Menurut Kadir,
Sawarjuwono, & Prihatin (2003), menjelaskan intellectual capital sebagai jumlah yang
dihasilkan oleh tiga elemen utama organisasi yaitu: human capital, structural capital, dan
customer capital yang berkaitan dengan pengetahuan dan teknologi yang dapat memberikan nilai
lebih bagi perusahaan berupa keunggulan bersaing organisasi.
Hipotesis
H1: Intellectual capital berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.
H2: Ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.
H3: Proporsi dewan komisaris independen berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.
H4: Ukuran dewan direksi berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.
H5: Komite audit berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.
H6: Intellectual capital, ukuran dewan komisaris, ukuran dewan komisaris independen ukuran
dewan direksi, dan komite audit berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.
METODOLOGI PENELITIAN
Objek dan Ruang Lingkup Penelitian
Objek Penelitian adalah pengaruh intellectual capital dan good corporate governance
tehadap kinerja keuangan perusahaan baik itu secara persial dan simultan. Peneliti melakukan
pengamatan terhadap laporan keuangan. Dalam penelitian ini penulis mengambil objek
penelitian perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2011-2014.
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen (terikat) dan
variabel independen (bebas).
Page 4
4
A. Variabel Dependen Kinerja Keuangan (Y)
Menurut Nordiawan & Hertianti (2010), kinerja keuangan perusahaan adalah pendekatan
kinerja diperkenalkan untuk mengatasi berbagai kelemahan yang terdapat dalam anggaran
tradisional, khusus nya kelemahan yang disebabkan oleh tidak adanya tolak ukur yang dapat
digunakan untuk mengukur kinerja dalam pencapaian tujuan dan sasaran pelayanan publik
dengan pendekatan kinerja organisasi akan lebih memperhatikan aspek pencapaian kinerja
dibanding sekedar penghematan biaya semata. Indikator yang digunakann untuk menghitung
kinerja keuangan dalam penelitian ini adalah ROE.
Sumber: Herry (2015)
B. Variabel Independen
1. Intellectual Capital (X1)
Intellectual capital diukur berdasarkann pengukuran dari model value added yang
diproksikan dari physical capital (VACA), human capital (VAHU) dan Structural Capital
(STVA). Kombinasi dari ketiga value added disimbolkan dengan nama VAICTM
. Formulasi
dari perhitungan VAICTM
adalah sebagai berikut:
sumber :Widyaningrum (2014)
Dimana :
VAICTM =
Value added intellectual capital
VACA = Value added capital coeficiant
VAHU = Value added human capital
STVA = Value added structural capital
Sumber : Chairunissa & Rosiyana Dewi (2015)
Dimana :
Out put =Total penjualan
Input =Beban usaha (tidak termasuk gaji dan tunjangan karyawan)
Value added =Selisih antara output dan input
Metode VAIC mengukur efisensi tiga jenis input perusahaan: modal manusia, modal
struktural serta modal fisik dan finansial, yaitu:
a. VACA( Value Added Capital Employed / phiscal capital).
Menurut Widyaningrum (2014), VACA merupakan rasio dari VA terhadap CE, yang
menunjukan kontribusi yang dibuat oleh setiap unit dari CE terhadap value added organisasi.
Menurut Utami (2013), semakin besar nilai VACA maka semakin baik, karena menunjukan
besarnya kontribusi yang dibuat oleh setiap unit dari CE terhadap value added. VACA
ROE = Laba Bersih
Total Ekuitas
VAICTM
= VACA + VAHU + STVA
VA = OUT - IN
Page 5
5
didefinisikan sebagai total modal yang dimanfaatkan dalam aset tetap dan lancar suatu
perusahaan yang merupakan indikator efisiensi nilai tambah yang digunakan. Rumus untuk
menghitung VACA
Sumber : Chairunissa & Rosiyana Dewi (2015)
Dimana :
VACA = Value added capital employed / phiscal capital
VA = Value added
CE = Dana tesedia (jumlah ekuitas dan laba bersih)
b. VAHU (Value Added Human Capital)
Menurut Widyaningrum (2014), VAHU mengacu pada nilai kolektif dari modal
intellectual perusahaan yaitu kompetensi, pengetahuan dan keterampilan yang diukur dengan
Human Capital Efisiensi. HCE merupakan indikator efisiensi nilai tambah modal
manusia.Rasio ini menunjukan kontribusi yang dibuat oleh setiap jumlah rupiah yang
diinvestasikan dalam HC terhadap VA organisasi. Utami (2013). Rumus yang menghitung
VAHU:
Sumber: Chairunissa & Rosiyana Dewi (2015)
Dimana :
VAHU = Value Added Human Capital
VA = Value added
HC = Gaji dan tunjangan karyawan
c. STVA (Value Added Structural Capital)
Menurut widyaningrum (2014), STVA dapat didefinisikan sebagai sistem informasi, hak
paten, kebijakan, proses, dan sebagainya, hasil dari produk atau sistem perusahaan yang telah
diciptakan dari waktu ke waktu. Rumus yang digunakan untuk menghitung STVA sebagai
berikut;
Sumber : Chairunissa & Rosiyana Dewi (2015)
Dimana :
STVA = Structural Capital Value Added
SC = Va-hc
VA = Value added
2. Ukuran dewan komisaris (X2)
Dewan komisaris diukur dengan menggunakan indikator jumlah ukuran dewan
komisaris.
Sumber: Widyaningrum (2014)
VAHU = VA
HC
STVA = SC
VA
Ukuran Dewan Komisaris = Jumlah Anggota Dewan Komisaris
VACA =VA
CE
Page 6
6
3. Proporsi dewan komisaris independen (X3)
.proporsi komisaris independen diukur dengan persentase jumlah komisaris
independen dibagi dengan total jumlah anggota dewan komisaris.
Sumber Arifani (2013)
4. Ukuran dewan direksi (X4)
Dewan komisaris diukur dengan jumlah anggota dewan direksi.
Sumber :Widyaningrum (2014)
5. Komite audit (X5)
Komite audit diukur dengan jumlah komite audit yang dimiliki perusahaan.
Kriteria-kriteria dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Pengungkapan laporan keuangan secara konsisten selama periode 2011-2014
2. Perusahaan manufaktur yang memperoleh laba selama periode 2011-2014
3. Memiliki data lengkap secara berturut-turut dengan variabel-variabel yang digunakan.
4. Perusahaan manufaktur yang menggunakan mata uang rupiah selama periode 2011-2014..
Metode Analisis
Analisis Regresi Berganda
Menurut Sunyoto (2013), tujuan analisis regresi untuk mengetahui besarnya pengaruh
variabel bebas (x) terhadap variabel terikat (y). Jika pengukuran pengaruh ini hanya melibat
satu variabel bebas dan satu variabel terikat disebut analisis regresi linier sederhana,
sedangkan jika pengukuran pengaruh antar variabel melibatkan lebih dari satu variabel bebas
(X1,X2,X3,..Xn) dinamakan analisis regresi linier berganda.
Persamaan estimasi regresi linier berganda sebagai berikut:
Y=a+ b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+e
Keterangan:
Y1= Return on equity (ROE)
a= Konstanta
b= Koefisien regresi
X1= Intellectual capital
X2= Ukuran dewan komisaris
X3= Proporsi komisaris independen
X4= Ukuran dewan direksi
X5= Komite audit
e= Standar eror
Uji Statistik Deskriptif
Menurut Ghozali (2013), Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi
suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar devisiasi, varian, maksimun,
Dewan Direksi = Jumlah Anggota Dewan Direksi
Komite Audit = Jumlah Anggota Komite Audit
Komisaris independen= Jumlah anggota komisaris independen
Jumlah anggota dewan komisaris
Page 7
7
minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi). Analisis deskritif
digunakan untuk melihat kecendrungan dari masing-masing variabel penelitian.
Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis regresi perlu dilakukan pengujian klasik sebelumnya.
Hal ini dilakukan agar data sampel yang diolah benar-benar valid dan mewakili populasi
secara keseluruhan. Asumsi klasik yang baik adalah data residual berdistribusi normal, tidak
terjadi autokorelasi, tidak terjadi multikolinieritas, dan tidak terjadi heteroskedasitas.
Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2013), uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa
uji T dan F mengasumsi bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini
dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Uji statistik untuk
menguji normalitas residual yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji statistik non
parametrik kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan hipotesis:
H0: Data residual berdistribusi normal
Ha: Data residual tidak berdistrbusi normal
Jika sig > 0.05 maka H0 didukung.
Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2013), Uji multikolineraritas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Modal regresi
baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel saling
berkorelasi, maka variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen
yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Multikolinearitas
dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF), dengan ketentuan
sebagai berikut:
1. Jika nilai tolerance < 0.10 maka terjadi multikoliniearitas, sebaliknya jika tolerance >
0.10 maka data bebas dari multikolinieritas.
2. Jika nilai variance inflation factor (VIF) > 10 maka terjadi multikolinieritas, sebaliknya
jika nilai variance inflation factor (VIF) < 10 maka data bebas dari multikolinieritas.
Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2013), Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada priode t-1(sebelumnya).
Menurut Trihendradi (2009), uji autokorelasi dilakukan dengan pengujian Durbin
Watson (DW) sebagai berikut:
1. Jika nilai 1.65 < DW < 2.35 maka tidak terjadi autokorelasi.
2. Jika nilai 1.21 < DW 1.65 atau 2.35 < DW < 2.79 maka tidak dapat disimpulkan.
3. Jika nilai DW < 1.21 atau DW > 2.79 maka terjadi autokorelasi
Page 8
8
Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2013), analisis dengan grafik plot memiliki kelemahan yang cukup
signifikan karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Oleh sebab itu diperlukan
uji statistik yang menjamin keakrutan hasil. Menurut Ghozali (2013), pengujian
heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji statistik Glejser. Model regresi tidak
mengandung heteroskedasitas apabila nilai signifikansi variabel bebasnya terhadap nilai
absolute residual statistik lebih besar dari 0.05.
Pengujian Uji Hipotesis
Uji Koefisian Determinasi (R2)
Nilai koefisien detereminasi (R2) adalah antara nol dan satu. Nilai R
2 yang kecil
berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel-variabel
dependen. Kelemahan mendasar dari kegunaan dependen adalah bias terhadap jumlah
variabel independen yang dimasukan kedalam model. Menurut Veno (2015), ketepatan model
dapat diukur dengan nilai koefisien determinasi (R2) yang bermakna besarnya sumbangan
variabel bebas (X) dapat menjelaskan variabel terikat (Y). Disaran kan menggunakan nilai
adjusted R2 pada saat mengevaluasi model regresi yang baik, hal ini dikarenakan nilai
adjusted R2 dapat naik dan turun bahkan dalam kenyataan nilainya dapat menjadi negatif.
Apabila terdapat nilai adjusted R2 negatif maka dianggap nilai nol.
Uji parsial (T test)
Menurut Ghozali (2013), uji statistik T pada dasarnya menunjukan seberapa jauh
pengaruh suatu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen.
Pengujian ini menggunakan uji T, dengan melakukan perbandingan antara nilai t-hitung
dengan t-tabel dan menggunakan level of confidence 95% =0,05) dan degree of freedom
(n-1-k), dimana n adalah banyak sampel dan k adalah banyak variabel. Pengaruh secara
parsial dari nilai signifikansinya.
H0 : Variabel intellectual capital, ukuran dewan komisaris, proporsi komisaris independen,
ukuran dewan direksi, dan komite audit secara parsial tidak berpengaruh terhadap
kinerja keuangan perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun
2011-2014.
Ha: Variabel intellectual capital, ukuran dewan komisaris, proporsi komisaris independen,
ukuran dewan direksi dan komite audit secara parsial berpengaruh terhadap kinerja
keuangan perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014.
Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1. Jika Thitung > Ttabel, maka Ha didukung dan H0 tidak didukung.
Jika –Thitung > Ttabel, maka Ha didukung dan H0 tidak didukung
Jika Thitung < Ttabel, maka Ha tidak didukung dan H0 didukung.
Jika –Thitung < -Ttabel, maka Ha didukung dan H0 tidak didukung
2. Jika probabilitas signifikan > 0.05, maka Ha tidak didukung dan H0 didukung.
Jika probabilitas signifikan < 0.05, maka Hadidukung dan H0tidak didukung.
Page 9
9
Uji Simultan (F test)
Variabel Menurut widhianningrum & Amah (2014), uji statisik F pada dasarnya
digunakan untuk menunjukan apakah semua variabel independen yang dimasukan dalam
model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Pengaruh
secara simultan dapat dilihat dari nilai probabilitas signifikansinya.
Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1. Jika F-hitung < F-tabel, maka H0 tidak didukung dan Ha didukung.
Jika F-hitung > F-tabel, maka Ha didukung dan Hotidak didukung.
2. Jika probabilitas signifikan > 0.05, maka Ha tidak didukung dan H0 didukung.
Jika probabilitas signifikan < 0.05, maka Ha didukung dan H0tidak didukung.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Uji Statistik Deskriptif
Uji statistik deskriptif dilakukan guna memahami karakteristik variabel penelitian dari
segi nilai minimum, maksimun, rata-rata, dan standar devisiasi, maka dibawah ini disajikan.
Hasil Uji Statistik Deskriptif sebelum Outlier
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kinerja_Keuangan 136 .002 .783 .17456 .136042
Intellectual_Capital 136 2.36 220.87 39.6054 42.99202
Dewan_Komisaris 136 3 9 4.60 1.867
Komisaris_Independen 136 .17 .75 .3746 .10644
Dewan_Direksi 136 2 15 5.99 2.973
Komite_Audit 136 2 5 3.17 .510
Valid N (listwise) 136
Hasil Uji Kolmogrove- Smirnov Sebelum Outlier
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 136
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation .13444587
Most Extreme
Differences
Absolute .149
Positive .149
Negative -.102
Kolmogorov-Smirnov Z 1.740
Asymp. Sig. (2-tailed) .005
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : data sekunder yang diolah sebelum outlier (2016)
Page 10
10
Hasil Statistik Deskriptif Sesudah Outlier
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kinerja_Keuangan 101 .01 .36 .1432 .06935
Intellectual_Capital 101 2.36 104.33 31.5398 25.43856
Dewan_Komisaris 101 3 9 4.77 1.979
Komisaris_Independen 101 .17 .60 .3458 .06383
Dewan_Direksi 101 3 13 6.10 3.068
Komite_Audit 101 3 4 3.13 .337
Valid N (listwise) 101
Sumber : Data Sekunder yang diolah (2016)
Uji Asumsi Klasik
Normalitas
Normal Plot Sesudah Outlier
Sumber:
Data sekunder yang diolah (2016)
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Sesudah Outlier
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 101
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation .06363219
Most Extreme
Differences
Absolute .039
Positive .038
Negative -.039
Kolmogorov-Smirnov Z .392
Asymp. Sig. (2-tailed) .998
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Data Sekunder yang diolah sesudah outlier
Page 11
11
Uji Multikolinieritas
Hasil Uji Multikolinieritas
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
Collinearity Statistics
B Std.
Error
Beta Tolerance VIF
1
(Constant) .309 .078
Intellectual_Capital -0.06319 .000 -.023 .955 1.047
Dewan_Komisaris -.001 .004 -.033 .587 1.704
Komisaris_Independen -.201 .106 -.185 .925 1.081
Dewan_Direksi .011 .003 .485 .531 1.882
Komite_Audit -.050 .024 -.241 .649 1.541
a. Dependent Variable: Kinerja_Keuangan
Sumber: Data sekunder yang diolah (2016)
Uji Heteroskedastisitas Dengan Menggunakan Uji Glejser
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .137 .044 3.088 .003
Intellectual_Capital -0.08851 .000 -.059 -.591 .556
Dewan_Komisaris .001 .002 .076 .598 .551
Komisaris_Independen -.110 .061 -.184 -1.808 .074
Dewan_Direksi -.002 .002 -.170 -1.266 .209
Komite_Audit -.013 .014 -.111 -.915 .363
a. Dependent Variable: absut
Sumber : Data sekunder yang diolah (2016)
Hasil uji autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 .398a .158 .114 .06529 2.190
a. Predictors: (Constant), Komite_Audit, Komisaris_Independen,
Intellectual_Capital, Dewan_Komisaris, Dewan_Direksi
b. Dependent Variable: Kinerja_Keuangan
Sumber: Data Sekunder yang diolah (2016)
Uji Regresi Linier Berganda
Persamaan regresi linier berganda yang dilakukan dengan bantuan SPSS Versi 21.0
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Page 12
12
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
B Std. Error Beta
1
(Constant) .309 .078
Intellectual_Capital -0.06319 .000 -.023
Dewan_Komisaris -.001 .004 -.033
Komisaris_Independen -.201 .106 -.185
Dewan_Direksi .011 .003 .485
Komite_Audit -.050 .024 -.241
a. Dependent Variable: Kinerja_Keuangan
Sumber : Data sekunder yang diolah (2016)
Uji Hipotesis
Uji t (Uji Parsial)
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .309 .078 3.981 .000
Intellectual_Capital -0.06319 .000 -.023 -.241 .810
Dewan_Komisaris -.001 .004 -.033 -.272 .786
Komisaris_Independen -.201 .106 -.185 -1.894 .061
Dewan_Direksi .011 .003 .485 3.757 .000
Komite_Audit -.050 .024 -.241 -2.063 .042
a. Dependent Variable: Kinerja_Keuangan
Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.11 diatas dapat disimpulkan bahwa:
Uji F (Uji Simultan)
ANOVAa
Model Sum of
Squares
Df Mean Square F Sig.
1
Regression .076 5 .015 3.570 .005b
Residual .405 95 .004
Total .481 100
a. Dependent Variable: Kinerja_Keuangan
b. Predictors: (Constant), Komite_Audit, Komisaris_Independen, Intellectual_Capital,
Dewan_Komisaris, Dewan_Direksi
Page 13
13
Uji Koefisien Determinan (R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .398a .158 .114 .06529
a. Predictors: (Constant), Komite_Audit, Komisaris_Independen, Intellectual_Capital,
Dewan_Komisaris, Dewan_Direksi
b. Dependent Variable: Kinerja_Keuangan
Sumber: Data sekunder yang diolah (2016)
Pembahasan Hasil Penelitian
Intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan
Berdasarkan hasil uji parsial variabel independen dalam penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa intellectual capital tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan
perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014. Hal ini
menunjukan bahwa intellectual capital pada perusahaan tersebut tidak dapat dikelola serta
tidak memberikan hasil yang meningkat pada kinerja keuangan perusahaan. Sehingga
intellectual capital ditunjukan oleh perusahaan dengan kondisi aktivitas kinerja yang kurang
benar serta komunikasi yang dilakukan antara karyawan maupun manager dan tidak efektif
serta tidak menerapkan sistem untuk mengarahkan tujuan agar pengelolan perusahaan
tercapai dengan baik. Hasil penelitian ini mendukung oleh penelitian Bella Haldami &
Martinigtyas (2014) dan Raesah (2015).
Dewan komisaris terhadap kinerja keuangan perusahaan
Berdasarkan hasil uji parsial variabel independen dalam penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan
perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2011-2014. Hal ini disebabkan
oleh pengangkatan dewan komisaris pada perusahaan mungkin hanya dilakukan pemenuhan
dalam regulasi saja, tapi belum mampu menegakkan GCG didalam perusahaan tersebut.
Semakin banyak personil yang menjadi dewan komisaris dapat berakibat makin buruk kinerja
keuangan perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung oleh hasil penelitian Veno (2015) dan
Rahaja,(2014).
Proporsi komisaris independen terhadap kinerja keuangan perusahaan
Berdasarkan hasil uji parsial variabel independen dalam penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa komisaris independen tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan
perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014. Hal ini
disebabkan oleh proporsi komisaris independen dalam perusahaan hanya bersifat formalitas
untuk memenuhi regulasi, sehingga fungsi pengawasan yang seharusnya menjadi
tanggungjawab anggota dewan komisaris menjadi tidak efektif dan tidak bisa menjalankan
pengawasan secara optimal sehingga menjadi kinerja keuangan perusahaan menurun. Dalam
praktik nyata didunia bisnis, implementasi prinsip-prinsip good corporate governance pada
sebagian perusahaan ternyata hanya sebatas tataran konsep saja. Hasil penelitian ini
mendukung oleh hasil penelitian Theacini & Wishada (2014) , Veno (2015), dan Martsila &
Marianto (2013).
Page 14
14
Dewan direksi terhadap kinerja keuangan perusahaan
Berdasarkan hasil uji parsial variabel independen dalam penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa dewan direksi berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014. Hal ini menunjukan bahwa
dewan direksi telah menjalankan tanggungjawabnya dalam mengelola perusahaan secara
efektif. Ukuran dewan direksi tidak dilihat dari besar kecilnya dewan direksi. Hasil penelitian
ini mendukung oleh hasil penelitian Veno (2015) dan Rahaja (2014).
Komite audit terhadap kinerja keuangan perusahaan
Berdasarkan hasil uji parsial variabel independen dalam penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa komite audit berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan perusahaan
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014. Hal ini menunjukan
bahwa semakin besar anggota komite audit, maka menurunkan kinerja keuangan perusahaan.
Dengan jumlah anggota komite audit sedikit, maka pengendalian internal akan lebih baik,
meningkatkan kewaspadaan atas kegiatan dan keputusan dewan yang pada akhirnya
meningkatkan profitabilitas perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung oleh hasil penelitian
paera (2014).
Intellectual capital, dewan komisaris, proporsi komisaris independen, dewan direksi dan
komite audit terhadap kinerja keuangan perusahaan
Berdasarkan hasil uji simultan, diketahui bahwa intellectual capital, ukuran dewan
komisaris, proprsi komisaris independen, ukuran dewan direksi, dan komite audit secara
simultan berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014. Hal ini diperkuat dengan nilai koefisien 0.114, yang
berarti kinerja keuangan perusahaan dipengaruhi intellectual capital, ukuran dewan
komisaris, proporsi komisaris independen, ukuran dewan direksi dan komite audit sebesar
11,4 %. Dengan demikian intellectual capital, ukuran dewan komisaris, proporsi komisaris
independen, ukuran dewan direksi, dan komite audit dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dalam menilai kinerja keuangan perusahaan pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI tahun 2011-2014.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan uji hipotesis yang telah dilakukan dalam penelitian ini,
maka dapat disimpulkann sebagai berikut:
1. intellectual capital tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014.
2. Ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014.
3. Proporsi komisaris independen tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014.
4. Ukuran dewan direksi berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014.
Page 15
15
5. Komite audit berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014.
Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan dari penelitian ini untuk kesempurnaan
penelitian selanjutnya adalah:
1. Peneliti selanjutnya diharapkan menggunkan sampel perusahaan yang berbeda selain
perusahaan manufaktur.
2. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk memperpanjang periode pengamatan.
3. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah atau mengganti variabel independen
dalam penelitian ini dengan variabel lain yang dianggap dapat memberikan hasil
penelitian lebih akurat lagi, serta memiliki pengaruh yang lebih dominan terhadap kinerja
keuangan perusahaan.
Page 16
16
DAFTAR PUSTAKA
Agous, & Sukrisno. 2004. Auditing. Jakarta: Edisi ke tiga.
Arifani, R. 2013. Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan(studi pada perusahaan yang tercatat di BEI).
Bella Haldami, F., & Martinigtyas, c. R. 2014. Pengaruh Intellectual Capital terhadap
Kinerja Keuangan Perusahaan pada Industri Otomatif, Metal dan Allied serta
Chemical yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. e-Journal Manajemen Fakultas
Ekonomi .
Chairunissa, C., & Rosiyana Dewi, R. 2015. Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja keuangan
Perusahaan Dan penilaian Pasar dengan Corporate Governance sebagai variabel moderasi.
Jurnal Akuntansi (e-joernal), volume.2 .
Fahmi, I. 2012. Manajemen Investasi:teori dan soal Jawab. Jakarta: Salemba Empat.
Fajarini, I., & Firmansyah, R. 2012. Pengaruh Intellectual capital terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan(Studi Empiris Perusahaan LQ 450). Jurnal Dinamika Akuntansi , vol 4 .
Ghozali, I. 2013. Aplikasi Analisis Mulvariate dengan Program IBM SPSS 21. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Giradi, B. d. 2002. ComplexityAnd Knowledge Managemen. Bandung: Gramedia Pustaka.
Harmono. 2009. Manajemen Keuangan: Bebasis Balanced Scorecard. Jakarta.
Herry. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta.
------------2013. Konsep Penting Akuntansi & Auditing yang perlu anda ketahui . Yogyakarta:
Penerbit Gava Media.
Kadir, Sawarjuwono, T., & Prihatin, A. 2003. "Intellectual capital: Perlakuan, pengukuran
dan pelaporan (Sebuah Library Research)". Jurnal Akuntansi dan Keuangan vol.5
No.1 pp. 35-57 .
Manik, T. 2013. Pengendalian Corporate Fraud melalui penerapan Corporate Governance,
Manipulasi harga pokok penjualan dan Beban Operasional Terhadap Kinerja
Perusahaan. Jemi, vol.4 No 1 .
Martono, N. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder.
Jakarta: ISBN 978-979-298-8.
Martsila, I. S., & Marianto, w. 2013. Pengaruh corporate governace terhadap kinerja
keuangan perusahaan. Diponegoro Jurnal Of Accounting Vol 2.No 4 .
Moeljadi, & Basuki, I. 2006. Manajemen Keuangan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.
Malang, Jawa Timur-Indonesia.
Mulyadi. 2001. Balanced Scorecard: Alat manajemen kontemporer untuk pelipatganda
kinerja keuangan perusahaan. Jakarta : penerbit Salemba Empat.
Page 17
17
Nordiawan, D., & Hertianti, A. 2010. Akuntansu Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Paera, R,dkk. 2014. Pengaruh Komisaris Independen dan Komite Audit terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar pada Perusahaan
Industri Barang Dan Konsumsi yang terdaftar di BEI peride 2010-2013
Puspitasari, F., & Ernawati, E. 2010. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance terhadap
kinerja keuangan badan usaha. jurnal manajemen teori dan terapan, tahun 3 no 2 .
Rahaja, P. P. 2014. Pengaruh ukuran dewan direksi dan dewan komisaris serta ukuran
perusahaan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (studi empiris pada perusahaan
manufaktur sektor consumer good yang terdaftar di BEI tahun 2010-2012). ISSN
(online): 2337-3806, volume 3, No 3 .
Raesah.2015. Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan(Pada Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun2009-2013).e-journal Ilmu Administrasi
Bisnis (2):430-444.issn 2355-5408.adbisnis.fisip-unmul.ac.id.
Renyowijoyo, M. 2010. Akuntansi Sektor Publik, Organisasi Non laba Edisi 2. Jakarta.
Rudito, B., & Famiola, M. 2013. Corporate Governance. Bandung: Rekayasa Sains.
Sanusi, A. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Siahan, S. F. 2013. Pengaruh Intellectual Capitalterhadap nilai pasar dan kinerja perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012. Semarang.
Soegeng, S., & Safrina, M. 2014. Pengaruh Intellectual capital terhadap Kinerja keuangan
pada perusahaan perbankan.
Sunyoto, D. 2011. Metodelogi Penelitian Untuk Ekonomi. Yogyakarta: ISBN(13).
------------2013. Metodologi Penelitian Akuntansi. Bandung: PT Refika Aditama.
Sutedi, A. 2011. Good Corporate Governance. Jakarta : Sinar Grafika.
Theacini, D. A., & Wishada, I. G. 2014. Pengaruh Good corporate governance, kualitas laba
dan ukuran perusahaan pada kinerja perusahaan. ISSN: 2302-8556, E-Jurnal
Akuntansi Universitas udayana 7.3 .
Trihendradi, C. 2009. Step By Step Spss 16 Analisis Data Statistik. Yogyakarta: Penerbit
ANDI.
Utami, A. 2013. Pengaruh Metode Pengukuran Intellectual Capital Berbasis Pasar Dan Nilai
Tambah Terhadap Kinerja Pasar Dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Diponegoro
Journal Of Accounting,Volume 2 Nomor 2 Tahun 2013, , Halaman 1,ISSN (Online):
2337-380.
Veno, A. 2015. Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan pada
perusahaan manufaktur Go Public. Jurnal Manajemen dan Bisnis, vol 19. No.1 , 95-
112.
Page 18
18
Wahid, N. 2013. Pengaruh Komite Audit, Audit Internal, terhadap Manajemen Laba(Studi
Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010-2011.
Semarang.
Widhianningrum, P., & Amah, N. 2014. Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance
terhadap Kinerja Keuangan selama krisis keuangan tahun 2007-2009. Jurnal
Dinamika Akuntansi ,vol.4, No.2 , September 2012, pp.94-102 , ISSN 2085-4277.
Widyaningrum, A. (2014). Pengaruh Audit Internal, Intellectual Capital, dan Good corporate
Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan(perusahaan perbankan yang
terdaftar di BEI periode 2011-2013.Skripsi Yogyakarta: Universitas Negri
Yogyakarta.
Zuhal. (2010). Knowledge Platform Kekuatan daya saing dan innovation. jakarta : Gramedia
Pustaka Utama
www.idx.co.id. Diakses pada tanggal 02 April 2016