-
PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA, KURS, JUMLAH UANG
BEREDAR DAN PRODUK DOMESTIK BRUTO TERHADAP
NISBAH BAGI HASIL DEPOSITOMUDHARABAH
PADA PT.BANK SYARIAH MANDIRI Tbk
PERIODE 2011-2018
SKRIPSI
Oleh:
PUTRI KHAIRANI SAFIRA ZEN
NIM. 53153028
Program Studi
PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
-
PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA, KURS, JUMLAH UANG
BEREDAR DAN PRODUK DOMESTIK BRUTO TERHADAP
NISBAH BAGI HASIL DEPOSITOMUDHARABAH
PADA PT.BANK SYARIAH MANDIRI Tbk
PERIODE 2011-2018
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi
Dalam Ilmu Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Oleh:
PUTRI KHAIRANI SAFIRA ZEN
NIM. 53153028
Program Studi
PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
-
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Putri Khairani Safira Zen
Nim : 53153028
Tempat/Tgl lahir : Medan, 29 Agustus 1998
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Jalan Kol. Yos Sudarso Gg.Rakit No.16 Medan
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang berjudul
“Pengaruh Inflasi,
Suku Bunga, Kurs, Jumlah Uang Beredar dan Produk Domestik Bruto
terhadap
Nisbah Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada PT.Bank Syariah
Mandiri Tbk
Periode 2011-2018” benar karya asli saya , kecuali
kutipan-kutipan yang disebutkan
sumbernya. Apabila terdapat kesalahan dan kekliruan di dalamnya,
sepenuhnya
menjadi tanggung jawab saya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Medan, 06 Februari 2020
Yang membuat pernyataan
Putri Khairani Safira Zen
-
PERSETUJUAN
Skripsi Berjudul:
PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA, KURS, JUMLAH UANG
BEREDAR DAN PRODUK DOMESTIK BRUTO TERHADAP
NISBAH BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH
PADA PT.BANK SYARIAH MANDIRI TBK
PERIODE 2011-2018
Oleh:
Putri Khairani Safira Zen
Nim. 53153028
Dapat Disetujui Sebagai Salah Satu Persyaratan
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)
Pada Program Studi Perbankan Syariah
Medan, 05 Februari 2020
Pembimbing I Pembimbing II
Yusrizal, SE, M. Si Nurbaity, M. Kom
NIP. 197505222009011006 NIP.197908082015032001
Mengetahui
Ketua Jurusan Perbankan Syariah
Zuhrinal M. Nawawi, MA
NIP.197608182007101001
-
Skripsi berjudul “PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA, KURS, JUMLAH
UANG BEREDAR DAN PRODUK DOMESTIK BRUTO TERHADAP
NISBAH BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA PT.BANK
SYARIAH MANDIRI TBK PERIODE 2011-2018”an. Putri Khairani Safira
Zen,
NIM 53153028 Program Studi Perbankan Syariah telah
dimunaqasyahkan dalam
Sidang Munaqasyah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN-SU Medan
pada
tanggal 20 Februari 2020. Skripsi ini telah diterima untuk
memenuhi syarat
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE) pada Program Studi
Perbankan Syariah.
Medan, 27 Februari 2020
Panitia Sidang Munaqasah Skripsi
Program Studi Perbankan Syariah UIN-SU
Ketua, Sekretaris,
(Zuhrinal M. Nawawi, MA) (Tuti Anggraini, M. A)
NIP.197608182007101001 NIP.197705312005012007
Anggota
(Yusrizal, SE, M.Si) (Nurbaiti, M.Kom)
NIP.197505222009011006 NIP.197908082015032001
(Dr. Hj. Yenni Samri Juliati Nst, MA) (Annio Indah Lestari,
MM)
NIP. 197907012009122003 NIP.197403092011012003
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Dr. Andri Soemitra, MA
NIP.197605072006041002
-
i
ABSTRAK
Penelitian Putri Khairani Safira Zen (2020). NIM 53153028.
Skripsi berjudul
“Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs, Jumlah Uang Beredar dan
produk
Domestik Bruto terhadap Nisbah Bagi Hasil Deposito Mudharabah
pada
PT.Bank Syariah Mandiri Tbk Periode 2011-2018”. Dibawah
bimbingan
Pembimbing Skripsi I Bapak Yusrizal, SE, M. Si dan Ibu Nurbaity,
M. Kom sebagai
Pembimbing Skripsi II.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Inflasi, Suku
Bunga,
Kurs, Jumlah Uang Beredar dan Produk Domestik Bruto terhadap
Nisbah Bagi
Hasil Deposito Mudharabah pada PT.Bank Syariah Mandiri Tbk.
Penelitian ini
menggunakan satu variabel terikat yaitu Nisbah Bagi Hasil
Deposito Mudharabah
dan lima variabel bebas yaitu Inflasi, Suku Bunga, Kurs, Jumlah
Uang Beredar dan
Produk Domestik Bruto. Metode penelitian yang digunakan yaitu
model regresi
linier berganda dengan metode OLS (Ordinary Least Square),
dengan teknik
pengumpulan data menggunakan metode studi dokumentasi
(documentary
research) dan data sekunder yang diperoleh dari website PT.Bank
Syariah Mandiri
Tbk, website Bank Indonesia dan website Badan Pusat Statistik.
Hipotesis
menggunakan uji asumsi klasik, persamaan regresi linier
berganda, uji parsial (uji
t), uji simultan (uji F) dan koefisien determinan. Hasil
penelitian ini menunjukkan
bahwa secara parsial variabel Inflasi berpengaruh signifikan
terhadap Nisbah Bagi
Hasil Deposito Mudharabah dengan nilai probabilitas signifikan
sebesar (0,0080),
Suku Bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap Nisbah Bagi
Hasil Deposito
Mudharabah dengan nilai probabilitas sebesar (0,9710), Kurs
tidak berpengaruh
signifikan terhadap Nisbah Bagi Hasil Deposito Mudharabah dengan
nilai
probabilitas sebesar (0,2040), Jumlah Uang Beredar tidak
berpengaruh signifikan
terhadap Nisbah Bagi Hasil Deposito Mudharabah dengan nilai
probabilitas
sebesar (0,1348) dan Produk Domestik Bruto tidak berpengaruh
signifikan terhadap
Nisbah Bagi Hasil Deposito Mudharabah dengan nilai probabilitas
sebesar
(0,1359). Secara simultan Inflasi, Suku Bunga, Kurs, Jumlah Uang
Beredar dan
Produk Domestik Bruto mempengaruhi Nisbah Bagi Hasil Deposito
Mudharabah
sebesar 84,75 % sedangkan sisanya sebesar 15,25 % dijelaskan
oleh variabel lain
diluar model.
Kata Kunci: Inflasi, Suku Bunga, Kurs, Jumlah Uang Beredar,
Produk Domestik
Bruto, Nisbah Bagi Hasil Deposito Mudharabah.
-
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur disampaikan kepada Allah Swt
yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua yang penuh
dengan
kekhilafan dalam bertindak dan berpikir. Sholawat dan salam
diutarakan kepada
baginda Nabi Muhammad Saw beserta dengan keluarga dan para
sahabatnya.
Semoga di hari akhir kelak kita semuanya sebagai umatnya
mendapatkan siraman
syafa’atnya di yaumil akhir kelak.
Terucap rasa syukur yang teramat karena penulis bersyukur
bisa
menyelesaikan karya ilmiah skripsi dengan judul “Pengaruh
Inflasi, Suku Bunga,
Kurs, Jumlah Uang Beredar dan Produk Domestik Bruto terhadap
Nisbah Bagi
Hasil Deposito Mudharabah pada PT.Bank Syariah Mandiri Tbk
Periode 2011-
2018” dengan lancar tanpa memiliki kesulitan yang berarti.
Dalam penulisan skripsi ini disadari begitu banyak pertolongan
yang penulis
dapatkan dari berbagai pihak. Sebab tanpa adanya pertolongan
tersebut tidak
mungkin penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat sesuai
dengan waktunya.
Oleh karenanya, penulis pun menyampaikan rasa terimakasih
kepada:
1. Teruntuk yang paling istimewa kepada Ayah penulis Chairul
Zen, Ibu Siti
Rodiah, dan Adik penulis Bintang Ahmadinata Zen yang telah
melimpahkan dukungan dan doa hingga sampai sejauh ini untuk
penulis
mendapatkan gelar Sarjana.
2. Prof. Dr. H. Saidurrahman Harahap, M.Ag selaku Rektor
Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara.
3. Dr. Andri Soemitra, MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam
UIN Sumatera Utara dan Wakil Dekan I, II, III.
4. Zuhrinal M. Nawawi, MA selaku Ketua Jurusan Perbankan
Syariah.
5. Yusrizal, SE, M. Si dan Nurbaity, M. Kom selaku Dosen
Pembimbing
Skripsi I dan II yang telah meluangkan waktu dan pemikirannya
dalam
membina penulis untuk menyusun skripsi ini.
6. Dr. Muhammad Yafiz, M. Ag, selaku Penasehat Akademik yang
turut
berperan dalam membantu penulis untuk penyusunan proposal
skripsi.
-
iii
7. Seluruh Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN
Sumatera Utara
yang juga telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk
mendidikan
penulis menjadi mahasiswa yang memiliki pendirian dan mampu
mengaplikasikan ilmu yang didapat kepada orang-orang yang
belum
mengetahui mengenai Ekonomi Islam.
8. Teruntuk sahabat-sahabat penulis yang tidak dapat disebutkan
satu persatu
yang telah banyak membantu penulis baik dalam bantuan moral
maupun
moril mulai dari masuk kuliah sampai penyelesaian skripsi
ini.
9. Yang teristimewa kepada semua pihak lainnya yang tidak bisa
semuanya
dituliskan dalam kata pengantar teramat singkat ini. Semoga
bantuan yang
telah semua pihak berikan kepada penulis dapat dibalas Allah Swt
dengan
curahan pahala yang tiada pernah bisa mengering sampai kapan
pun.
Penulis telah berupaya dengan sekuat tenaga dalam menyelasaikan
skripsi
ini, namun disadari masih terdapat banyak kekurangan yang
kiranya dari sisi isi dan
tata bahasanya. Sembari itu penulis menantikan saran dan kritik
yang berguna untuk
menyempurnakan skripsi ini. Pada akhir kata ini penulis dapat
menyampaikan rasa
terimakasih dan berharap apa yang ada di dalam skripsi ini bisa
bermanfaat bagi
kita semuanya. Amin.
Medan, 31 Januari 2020
Penulis
Putri Khairani Safira Zen
-
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK
......................................................................................................
i
KATA PENGANTAR
...................................................................................
ii
DAFTAR ISI
..................................................................................................
iv
DAFTAR TABEL
..........................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR
.....................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN
.................................................................................
x
BAB I PENDAHULUAN
.........................................................................
1
A. LatarBelakangMasalah
...............................................................
1
B. Identifikasi Masalah
....................................................................
6
C. Batasan Masalah
.........................................................................
6
D. Perumusan Masalah
....................................................................
6
E. Tujuan dan ManfaatPenelitian
.................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORITIS
....................................................................
9
A. Deposito Mudharabah
................................................................
9
1. Pengertian Deposito Mudharabah
........................................ 9
2. Fitur dan Mekanisme Deposito Mudharabah
....................... 10
3. Analisis dan Identifikasi Risiko Deposito Mudharabah.......
11
4. Hubungan Deposito bagi Perbankan Syariah
...................... 12
B. Nisbah Bagi Hasil
.......................................................................
13
1. Pengertian Nisbah Bagi Hasil
............................................... 13
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nisbah Bagi Hasil .........
13
3. Metode Perhitungan Bagi Hasil
............................................ 15
4. Hubungan Nisbah Bagi Hasil terhadap Deposito
Mudharabah..........................................................................
15
C. Inflasi
..........................................................................................
16
1. Pengertian Inflasi
..................................................................
16
2. Teori-teori Inflasi
..................................................................
16
-
v
3. Bentuk-bentuk Inflasi
........................................................... 17
4. Inflasi dalam Perspektif Islam
.............................................. 19
5. Hubungan Inflasi terhadap Deposito Mudharabah ..............
21
D. Suku Bunga
.................................................................................
21
1. Pengertian Suku Bunga
......................................................... 21
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga .................
23
3. Perbedaan Bunga dan bagi Hasil
.......................................... 24
4. Hubungan suku Bunga terhadap Deposito Mudharabah ......
25
E. Kurs
.............................................................................................
25
1. Pengertian
Kurs.....................................................................
25
2. Sistem Kurs
..........................................................................
26
3. Kurs dalam Perspektif Islam
................................................. 28
4. Hubungan Kurs terhadap Deposito Mudharabah .................
29
F. Jumlah Uang
Beredar..................................................................
29
1. Pengertian Jumlah Uang Beredar
......................................... 29
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar ...
31
3. Hubungan Jumlah Uang Beredar terhadap Deposito
Mudharabah..........................................................................
32
G. Produk Domestik Bruto
..............................................................
33
1. Pengertian Produk Domestik Bruto
...................................... 33
2. Penggunaan Produk Domestik Bruto
.................................... 34
3. Perhitungan Produk Domestik Bruto
.................................... 36
4. Hubungan Produk Domestik Bruto terhadap Deposito
Mudharabah..........................................................................
37
H. Penelitian Terdahulu
...................................................................
37
I. Kerangkan Teoritis
.....................................................................
42
J. Hipotesa
......................................................................................
42
BAB III METODE PENELITIAN
............................................................ 44
A. Pendekatan Penelitian
.................................................................
44
B. Lokasidan Waktu Penelitian
....................................................... 44
C. Populasi
......................................................................................
44
-
vi
D. Sampel
........................................................................................
45
E. Data Penelitian
............................................................................
45
F. Teknik Pengumpulan
Data..........................................................
46
G. Defenisi
Operasional...................................................................
46
H. Teknik Analisis Data
..................................................................
47
BAB IV TEMUAN PENELITIAN
............................................................ ..
53
A. Gambaran Umum PT.Bank Syariah Mandiri Tbk
...................... 53
B. Deskripsi Data
Penelitian............................................................
54
1. Perkembangan Nisbah Bagi Hasil Deposito Mudharabah
Bank Syariah Mandiri
............................................................ 54
2. Perkembangan Inflasi di Indonesia
....................................... 56
3. Perkembangan Suku Bunga di Indonesia
.............................. 57
4. Perkembangan Kurs
...............................................................
58
5. Perkembangan Jumlah Uang Beredar di Indonesia ..............
60
6. Perkembangan Produk Domestik Bruto di Indonesia ............
61
C. Pengujian Regresi Linier Berganda
............................................ 62
D. Uji Asumsi Klasik
.......................................................................
64
1. Uji
Normalitas.......................................................................
64
2. Uji Multikolinearitas
............................................................ 65
3. Uji Heteroskedastisitas
......................................................... 66
4. Uji Autokorelasi
...................................................................
67
E. Uji Hipotesis
...............................................................................
69
1. Uji F-Statistik (Uji Keseluruhan)
.......................................... 69
2. Uji Koefisien Determinasi (R-Square/R2)
............................ 70
3. Uji t-Tes (Uji Parsial)
........................................................... 72
F. Pembahasan
................................................................................
76
1. Pengaruh Inflasi terhadap Nisbah Bagi Hasil Deposito
Mudharabah pada PT.Bank Syariah Mandiri Tbk ..............
76
2. Pengaruh Suku Bunga terhadap Nisbah Bagi Hasil Deposito
Mudharabah pada PT.Bank Syariah Mandiri Tbk ...............
77
-
vii
3. Pengaruh Kurs terhadap Nisbah Bagi Hasil Deposito
Mudharabah pada PT.Bank Syariah Mandiri Tbk ..............
77
4. Pengaruh Jumlah Uang Beredar terhadap Nisbah Bagi Hasil
Deposito Mudharabah pada PT.Bank Syariah Mandiri Tbk 78
5. Pengaruh Produk Domestik Bruto terhadap Nisbah Bagi Hasil
Deposito Mudharabah pada PT.Bank Syariah Mandiri Tbk 79
6. Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen .
80
BAB V PENUTUP
.....................................................................................
.. 81
A. Kesimpulan
.................................................................................
81
B. Saran – saran
..............................................................................
81
DAFTAR PUSTAKA
....................................................................................
83
-
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
1 Nilai Inflasi, Suku Bunga, Kurs, JUB, PDB dan Nisbah Bagi
Hasil Deposito Mudharabah Periode 2011 – 2018
........................ 4
2 Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil
.................................................... 25
3 Hasil Penelitian Terdahulu
...............................................................
37
4 Hasil Uji Regresi Linear Berganda
................................................. 62
5 Hasil Uji Normalitas
........................................................................
65
6 Hasil Uji
Multikolinieritas................................................................
66
7 Hasil Uji
Heteroskedastisitas............................................................
67
8 Hasil Uji Autokorelasi
......................................................................
68
9 Hasil Pengujian Signifikasi Simultan (Uji-F)
.................................. 69
10 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi
........................................... 71
11 Hasil Uji Signifikasi Parsial (Uji-t)
.................................................. 72
-
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
1 Jumlah Deposito Mudharabah Periode
2011-2018.......................... 2
2 Kerangka Teoritis
............................................................................
42
3 Perkembangan Nisbah Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada
PT.Bank Syariah Mandiri
.................................................................
55
4 Perkembangan Inflasi di Indonesia
.................................................. 56
5 Perkembangan Suku Bunga di Indonesia
......................................... 57
6 Perkembangan Kurs
........................................................................
59
7 Perkembangan Jumlah Uang Beredar di Indonesia
.......................... 60
8 Perkembangan Produk domestik Bruto di Indonesia
....................... 61
-
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1 Data Time Series
2 Regresi Linier Berganda
3 Uji Asumsi Klasik
4 Tabel Durbin-Watson
5 Tabel t
6 Tabel F
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin
tanggal 25
Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999. Bank Syariah Mandiri
hadir dan
tampil dengan harmonisasi idealisme usaha dengan nilai-nilai
spritual. Bank
Syariah Mandiri tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan
keduanya, yang
melandasi kegiatan operasionalnya. Harmonisasi idealisme usaha
dan nilai-nilai
spiritual inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah
Mandiri dalam
kiprahnya di perbankan Indonesia. Per Desember 2017, Bank
Syariah Mandiri
memiliki 737 kantor layanan di seluruh Indonesia, dengan akses
lebih dari 196.000
jaringan ATM.1
Bank Syariah Mandiri memiliki berbagai macam produk pembiayaan
dan
simpanan dengan akad mudharabah. Salah satunya adalah deposito.
BSM deposito
adalah investasi berjangka waktu tertentu dalam mata uang rupiah
yang dikelola
berdasarkan prinsip Mudharabah Muthlaqah.2
Alasan mengapa peneliti menjadikan Bank Syariah Mandiri sebagai
objek
penelitian adalah karena Bank Syariah Mandiri merupakan bank
yang tumbuh
dengan pesat dan memiliki jumlah deposito tertinggi diantara
bank umum syariah
di Indonesia. Hal ini dapat dibuktikan dengan grafik
perbandingan jumlah deposito
mudharabah antara Bank Syariah Mandiri, Bank BNI Syariah dan
Bank BRI
Syariah periode 2011-2018.
1https://www.mandirisyariah.co.id/tentang-kami/profil-perusahaan
Diakses 29 November
2019, 10:47 WIB.
2https://www.mandirisyariah.co.id/consumer-banking/deposito/bsm-deposito
Diakses 29
November 2019, 10:55 WIB.
https://www.mandirisyariah.co.id/tentang-kami/profil-perusahaanhttps://www.mandirisyariah.co.id/consumer-banking/deposito/bsm-deposito
-
2
Gambar 1
Sumber: Laporan Keuangan Tahunan PT. Bank Syariah Mandiri, PT.
Bank BNI Syariah
dan PT. Bank BRISyariah periode 2011-2018
Dari grafik diatas, dapat diketahui bahwa Bank Syariah Mandiri
merupakan
bank dengan jumlah deposito mudharabah tertinggi dbandingkan
dengan Bank BNI
Syariah dan Bank BRISyariah dari periode 2011-2018.
Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk meneliti tentang
faktor-faktor yang
mempengaruhi nisbah bagi hasil deposito mudharabah pada Bank
Syariah Mandiri.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, ada
beberapa faktor yang
mempengaruhi tingkat bagi hasil deposito mudharabah.
Dalam peneltitian, Rizka Dhoni Saputra (2016) menunjukkan bahwa
tingkat
suku bunga dapat mempengaruhi deposito mudharabahsecara
signifikan.
Sedangkan tingkat bagi hasil dan Financing to Deposit Ratio
(FDR) tidak
berpengaruh signifikan terhadap deposito mudharabah perbankan
syariah di
Indonesia.3
3Rizka Dhoni Saputra, ”Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Deposito Mudharabah
di Indonesia Studi Kasus pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah”, dalam Jurnal
Perdagangan, Industri dan Moneter, Vol. 4, No. 1 (2016)
0
10,000,000
20,000,000
30,000,000
40,000,000
50,000,000
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Jumlah Deposito Mudharabah periode 2011-2018 (Dalam Jutaan
Rupiah)
BSM
BNIS
BRIS
-
3
Dalam penelitian, Dinan Izzan Abshari dan Fatin Fadhilah Hasib
(2018)
menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi dana
deposito Bank
Syariah di Indonesia yaitu, Indeks Harga Konsumen dan tingkat
keuntungan
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dana deposito Bank
Syariah di
Indonesia. Sedangkan tingkat suku bunga tidak memiliki pengaruh
yang signifikan
terhadap dana deposito Bank Syariah di Indonesia.4
Dalam penelitian, Volta Diyanto dan Enni Savitri (2015)
menunjukkan
bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
deposito
mudharabah yaitu, tingkat suku bunga BI, tingkat bagi hasil dan
Financing to
Deposit Ratio (FDR) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
pertumbuhan
deposito mudharabah.5
Dalam penelitian ini, ada beberapa faktor yang akan dianalisis
dan dijadikan
sebagai variabel yang berpengaruh terhadap nisbah bagi hasil
deposito mudharabah
yaitu tingkat Inflasi, Suku Bunga (BI Rate), Kurs (nilai tukar
mata uang Dollar
Amerika terhadap Rupiah), Jumlah Uang Beredar dan Produk
Domestik Bruto.
Berikut ini adalah data Nisbah Bagi Hasil Deposito Mudharabah
Bank
Syariah Mandiri serta Inflasi, Suku Bunga, Kurs, Jumlah uang
beredar dan Produk
Domestik Bruto (PDB) selama periode 2011-2018:
4Dinan Izzan Abshari dan Fatin Fadhilah Hasib, “Faktor yang
Mempengaruhi Dana
Deposito Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2010-2015”, dalam
Jurnal Nisbah, Vol. 4, No. 1
(2018) 5Volta Diyanto dan Enni Savitri, “Faktor-faktor yang
Memengaruhi Pertumbuhan
Deposito Mudharabah Bank Syariah”, dalam Jurnal Pendidikan
Ekonomi dan Bisnis, Vol. 7, No. 3
(2015)
-
4
Tabel 1
Data Inflasi, Suku Bunga, Kurs, Jumlah Uang Beredar, PDB dan
Nisbah Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Bank Syariah Mandiri
per
12 Bulan
Tahun Inflasi
(%)
Suku
Bunga
(%)
Kurs
(Rupiah)
Jumlah
Uang
Beredar
(Milyar)
PDB
(Milyar)
Nisbah Bagi
Hasil
Deposito
Mudharabah
Bank
Syariah
Mandiri (%)
2011 3,79 6,00 9.068 2.877.219 1.840.786 54,55
2012 4,30 5,75 9.670 3.307.507 1.948.852 53,53
2013 8,38 7,50 12.185 3.730.197 2.057.687 49,39
2014 8,36 7,75 12.440 4.173.327 2.161.552 51,13
2015 3,35 7,50 13.795 4.548.800 2.272.929 50
2016 3,02 4,75 13.436 5.004.977 2.385.186 49
2017 3,61 4,25 13.548 5.419.165 2.508.871 49
2018 3,13 6,00 14.481 5.760.046 2.638.894 46,88
Sumber : Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik dan Laporan
Keuangan Triwulan Bank
Syariah Mandiri.
Terlihat dari tabel 1 diatas pada tahun 2015 disaat inflasi
mengalami
penurunan sebesar 3,35% lebih rendah dari tahun 2014 yaitu
sebesar 8,36%.
Diikuti dengan menurun nya nisbah bagi hasil deposito mudharabah
yang semula
di tahun 2014 sebesar 51,13% menjadi 50% di tahun 2015. Hal yang
sama juga
terjadi pada tahun 2016 dan 2018. Dimana pada tahun 2016 disaat
inflasi
mengalami penurunan dari 3,35% di tahun 2015 berubah menjadi
3,02% di tahun
2016. Sementara nisbah bagi hasil yang di tahun 2015 sebesar 50%
turun menjadi
49% di tahun 2016. Begitu juga di tahun 2018, inflasi yang
awalnya tercatat sebesar
3,61% di tahun 2017, turun menjadi 3,13% di tahun 2018 dan
diikuti dengan nisbah
-
5
bagi hasil yang pada tahun 2017 sebesar 49% menjadi 46,88% di
tahun 2018. Hal
ini berlawanan dengan teori yang menyatakan bahwa peningkatan
inflasi akan
menurunkan deposito mudharabah.
Pada tahun 2013 tingkat suku bunga mengalami peningkatan yaitu
sebesar
7,50%. Dengan nisbah bagi hasil deposito mudharabah yang menurun
mencapai
angka 49,39%. Hal yang sama juga terjadi dari tahun 2018. Dimana
pada saat
tingkat suku bunga mengalami peningkatan sebesar 6,00%, maka
nisbah deposito
mudharabah mengalami penurunan sebesar 46,88%. Secara teori,
tingkat suku
bunga yang tinggi akan meningkatkan deposito mudharabah.
Pada tahun 2014 disaat kurs naik atau melemah sebesar Rp.12.440
yang
semula sebesar Rp.12.185 di tahun 2013, nisbah bagi hasil
deposito mudharabah
justru mengalami peningkatan yang awalnya 49,39% di tahun 2013
naik menjadi
51,13% di tahun 2014. Hal yang sama juga terjadi di tahun 2016
dimana kurs turun
atau menguat yang awalnya Rp.13.795 di tahun 2015 menjadi
Rp.13.435 di tahun
2016, tetapi nisbah bagi hasil deposito mudharabah justru turun
sebesar 49% di
tahun 2016 yang semula 50% di tahun 2015. Secara teori, kurs
yang tinggi atau
melemah akan menurunkan deposito mudharabah.
Pada tahun 2014 disaat jumlah uang beredar (JUB) naik dari
Rp.4.173.327
Milyar, nisbah bagi hasil deposito mudharabah juga mengalami
kenaikan, 51,13%
di tahun 2014. Hal ini berlawanan dengan teori yang menyatakan
bahwa
peningkatan jumlah uang beredar akan menurunkan deposito
mudharabah.
Kemudian pada tahun 2014 disaat produk domestik bruto (PDB) naik
dari
Rp.1.840.786 Milyar, nisbah bagi hasil deposito mudharabah juga
mengalami
kenaikan sebesar 51,13% di tahun 2014. Hal ini berlawanan dengan
teori yang
menyatakan bahwa peningkatan produk domestik bruto akan
menurunkan deposito
mudharabah.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti
skripsi dengan
judul, “Pengaruh Inflasi, Suku Bunga (BI rate), Kurs, Jumlah
Uang Beredar
dan Produk Domestik Bruto Terhadap Nisbah Bagi Hasil
Deposito
Mudharabah pada PT. Bank Syariah Mandiri Tbk Periode
2011-2018”.
-
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diidentifikasi
beberapa
permasalahan berikut:
1. Inflasi yang menurun dan Nisbah Bagi Hasil Deposito
Mudharabah juga
menurun di tahun 2015, 2016 dan 2018.
2. Suku Bunga yang meningkat dan Nisbah Bagi Hasil Deposito
Mudharabah menurun di tahun 2013 dan 2018
3. Kurs yang meningkat dan Nisbah Bagi Hasil Deposito
Mudharabah
juga meningkat di tahun 2014.
4. Kurs yang menurun dan Nisbah bagi Hasil Deposito Mudharabah
juga
menurun di tahun 2016.
5. Jumlah Uang Beredar yang meningkat dan Nisbah Bagi Hasil
Deposito
Mudharabah juga meningkat di tahun 2014.
6. Produk Domestik Bruto yang meningkat dan Nisbah Bagi
Hasil
Deposito Mudharabah juga meningkat di tahun 2014.
C. Batasan Masalah
Batasan penelitian ini dilakukan dengan mengamati pengaruh
variabel
makro ekonomi terhadap Nisbah Bagi Hasil Deposito Mudharabah
pada Bank
Syariah Mandiri. Dalam penelitian ini menggunakan variabel
Inflasi, Suku Bunga,
Kurs, Jumlah Uang Beredar, Produk Domestik Bruto dan Nisbah Bagi
Hasil
Deposito Mudharabah pada Bank Syariah Mandiri.
D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan permasalahan yang dihasilkan berdasarkan uraian
latar
belakang diatas adalah sebagai berikut:
1. Apakah Inflasi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap
Nisbah
Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Bank Syariah Mandiri?
2. Apakah Suku Bunga berpengaruh signifikan secara parsial
terhadap
Nisbah Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Bank Syariah
Mandiri?
-
7
3. Apakah Kurs berpengaruh signifikan secara parsial terhadap
Nisbah
Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Bank Syariah Mandiri?
4. Apakah Jumlah Uang Beredar berpengaruh signifikan secara
parsial
terhadap Nisbah Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Bank
Syariah
Mandiri?
5. Apakah Produk Domestik Bruto berpengaruh signifikan secara
parsial
terhadap Nisbah Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Bank
Syariah
Mandiri?
6. Apakah Inflasi, Suku Bunga, Kurs, Jumlah Uang Beredar dan
Produk
Domestik Bruto berpengaruh signifikan secara simultan
terhadap
Nisbah Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Bank Syariah
Mandiri?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
a. Untuk menganalisis pengaruh Inflasi terhadap Nisbah Bagi
Hasil
Deposito Mudharabah pada Bank Syariah Mandiri.
b. Untuk menganalisis pengaruh Suku Bunga terhadap Nisbah
Bagi
Hasil Deposito Mudharabah pada Bank Syariah Mandiri.
c. Untuk menganalisis pengaruh Kurs terhadap Nisbah Bagi
Hasil
Deposito Mudharabah pada Bank Syariah Mandiri.
d. Untuk menganalisis pengaruh Jumlah Uang Beredar terhadap
Nisbah Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Bank Syariah
Mandiri.
e. Untuk menganalisis pengaruh Produk Domestik Bruto
terhadap
Nisbah Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Bank Syariah
Mandiri.
f. Untuk menganalisis pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs,
Jumlah
Uang Beredar dan Produk Domestik Bruto terhadap Nisbah Bagi
Hasil Deposito Mudharabah pada Bank Syariah Mandiri.
-
8
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
a. Untuk menambah khazanah keilmuan bagi penelitian
selanjutnya.
b. Untuk menambah pengetahuan penulis terhadap hasil
penelitian.
c. Sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana.
-
9
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Deposito Mudharabah
1. Pengertian Deposito Mudharabah
Deposito adalah simpanan dana berjangka yang penarikannya
hanya
dapat dilakukan pada waktu tertentu saja berdasarkan pada
perjanjian antara
nasabah dengan pihak bank yang bersangkutan. Produk yang biasa
dipilih oleh
nasabah yang ingin berinvestasi adalah janga pendek dan
menengah. Deposito
memiliki waktu tertentu untuk pengambilan pada saat jatuh
tempo.6
Sedangkan menurut Dahlan, deposito merupakan harta benda atau
uang
yang diberikan kepada bank untuk investasi atau sebagai agunan.
Bilaa seseorang
mendepositokan uang kepada bank, maka uang tersebut merupakan
harta milik
bank dan hubungan antara pihak utang dengan pihak piutang.7
Deposito merupakan bentuk simpanan yang mempunyai jumlah
minimal tertentu, jangka waktu tertentu dan hasinya lebih tinggi
dari pada tabungan.
Nasabah membuka deposito dengan jumlah minimal tertentu dengan
jangka waktu
yang telah disepakati, sehingga nasabah tidak dapat mencairkan
dananya sebelum
jatuh tempo. Produk penghimpun dana ini biasanya dipilih oleh
nasabah yang
memiliki kelebihan dana, sehingga selain bertujuan untuk
menyimpan dananya,
bertujuan pula untuk salah satu sarana berinvestasi.8
Mudharabah adalah suatu akad kerja sama antara pemilik modal
(shahibul mal) dengan pengusaha (mudharib), di mana pemilik
modal
menyerahkan modal kepada mudharib untuk diproduktifkan.
Kemudian, laba yang
diperoleh dibagi sesuai dengan kesepakatan.9
6Taufik Hidayat, Buku Pintar Investasi Syariah, (Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2011), h.142. 7Ahmad Dahlan, Bank Syariah Teoritik,
Praktik, Kritik, (Yogyakarta: Teras, 2012), h.150. 8Alarif M
Nurianto, Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung:
CV.Alfabeta,
2010), h.35. 9Dr. Rozalinda, M.Ag, Fikih Ekonomi Syariah:
Prinsip dan Implementasinya pada Sektor
Keuangan Syariah, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2016),
h.206.
-
10
Deposito syariah adalah simpanan berupa investasi tidak terikat
pihak
ketiga kepada bank syariah yang penarikannya hanya dapat
dilakukan pada waktu
tertentu berdasarkan perjanjian antara nasabah pemilik dana
(shahibul mal) dengan
bank (mudharib) dengan pembagian hasil sesuai dengan nisbah yang
telah
disepakati di muka.10
Jadi, berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa
deposito mudharabah merupakan dana investasi yang ditempatkan
oleh nasabah
yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan penarikannya
hanya dapat
dilakukan antara bank dan nasabah investor sesuai dengan
perjanjian yang telah
disepakati bersama.
2. Fitur dan Mekanisme Deposito Mudharabah
Fitur dan mekanisme deposito berdasarkan mudharabah:11
a. Bank bertindak sebagai pengelola dana (mudharib) dan
nasabah
bertindak sebagai pemilik dana (shahibul mal).
b. Pengelolaan dana oleh bank dapat dilakukan sesuai
batasan-batasan
yang ditetapkan oleh pemilik dana (mudharabah muqayaddah)
atau
dilakukan tanpa batasan-batasan dari pemilik dana
(mudharabah
mutlaqah).
c. Dalam mudharabah muqayaddah harus dinyatakan secara jelas
syarat-syarat dan batasan-batasan tertentu yang ditentukan
oleh
nasabah.
d. Pembagian keuntungan dinyatakan dalam bentuk nisbah yang
disepakati.
e. Penarikan dana oleh nasabah hanya dapat dilakukan sesuai
waktu
yang disepakati.
f. Bank dapat membebankan kepada nasabah biaya administrasi
berupa biaya-biaya yang terkait langsung dengan biaya
pengelolaan
10Khotibul Umam, Legislasi Fikih Ekonomi dan penerapannya Dalam
Produk Perbankan
Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: BPFE, 2011), h. 87.
11Muhammad, Manajamen Dana Bank Syariah, (Jakarta: Rajawali Press,
2014), h. 38.
-
11
rekening, antara lain biaya materai, cetak laporan transaksi dan
saldo
rekening, pembukaan dan penutupan rekening.
g. Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan
nasabah
tanpa persetujuan nasabah yang bersangkutan.
3. Analisis dan Identifikasi Risiko Deposito Mudharabah
Analisis dan identifikasi risiko deposito mudharabah:12
a. Risiko Likuiditas yang disebabkan oleh perbedaan maturity
gap
antara penghimpun dana dan penyaluran dana cukup besar.
Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memnuhi
liabilitas jangka pendeknya, yaitu liabilitas yang jatuh tempo
kurang
dari satu tahun. Likuiditas yang tersedia harus cukup, tidak
boleh
terlalu kecil sehingga mengganggu kebutuhan operasonal
sehari-
hari, tetapi juga tidak boleh terlalu besar karena akan
menurunkan
efisiensi dan berdampak pada rendahnya tingkat
profitabilitas.13
b. Risiko Displacement (commercial displacement risk) yang
disebabkan oleh adanya potensi nasabah memindahkan dananya
setelah jatuh tempo yang didorong oleh tingkat bagi hasil riil
yang
lebih rendah dari tingak suku bunga.14
c. Risiko Pasar yang timbul akibat adanya perubahan variabel
pasar,
seperti: suku bunga, nilai tukar, harga equity dan harga
komoditas
sehingga nilai portofolio/asset yang dimiliki bank menurun.
Apa
pun asetnya, bank islam akan mengalami risiko ini ketika aset
yang
dimiliki tidak dipegang hingga jatuh tempo, namun hanya
dipegang
hingga periode waktu tertentu. Untuk terkena dampak risiko
pasar,
bank islam tidak harus terlibat dalam aktivitas transaksi aktif.
Dalam
12Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta:
Prenada Media
Kencana, 2016), h. 73. 13Muhammad, Manajamen Bank Syariah,
(Yogyakarta: UPP AMPYKN, 2010), h. 311. 14Muhammad, Manajamen
Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMPYKN,
2016), h. 19.
-
12
posisi pasif sekalipun, bank terkena dampaknya, seperti pada
nilai
tukar mata uang.15
4. Hubungan Deposito bagi Perbankan Syariah
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hubungan deposito
bagi
perbankan syariah. Berdasarkan hasil penelitian Ruslizar dan
Rahmawaty (2016),
pertama yaitu tingkat bagi hasil deposito mudharabah secara
parsial berpengaruh
terhadap pertumbuhan deposito mudharabah. Pengaruh yang positif
antara tingkat
bagi hasil deposito mudharabah terhadap pertumbuhan deposito
mudharabah
disebabkan faktor motivasi nasabah dalam mencari profit yang
lebih besar. Ketika
tingkat bagi hasil yang diberikan oleh bank kepada nasabah lebih
besar, nasabah
cenderung lebih banyak menyimpan dananya pada bank syariah dalam
bentuk
deposito mudharabah. Dengan demikian, jumlah deposito pada bank
umum syariah
di Indonesia pun mengalami pertumbuhan positif.
Kedua, Financing to Deposit Ratio (FDR) secara parsial
berpengaruh
terhadap pertumbuhan deposito mudharabah. Pengaruh yang positif
antara FDR
terhadap pertumbuhan deposito mudharabah disebabkan faktor
kepercayaan
nasabah terhadap bank yang memiliki FDR lebih besar. Sebagaimana
telah
dijelaskan sebelumnya bahwa FDR menggambarkan kemampuan bank
dalam
mengembalikan dana nasabah. Selain itu, FDR yang tinggi
menunjukkan bahwa
bank menyalurkan lebih banyak pembiayaan sehingga potensi
pendapatan yang
akan diterima oleh bank juga lebih besar. Dengan demikian,
ketika FDR meningkat,
ekspektasi nasabah bahwa bank akan memperoleh lebih banyak laba
mendorong
nasabah untuk menyimpan lebih banyak dananya dalam bentuk
deposito
mudharabah, sehingga berimbas terhadap pertumbuhan deposito
mudharabah pada
bank umum syariah di Indonesia.
Ketiga, suku bunga deposito secara parsial berpengaruh
terhadap
pertumbuhan deposito mudharabah dapat diterima. Pengaruh yang
signifikan
negatif antara tingkat suku bunga terhadap pertumbuhan deposito
mudharabah
15Bambang Rianto Rustam, Manajemen Risiko Perbankan Syariah di
Indonesia, Cet. 3,
(Jakarta: Selamet Empat, 2013), h.213.
-
13
disebabkan karena nasabah memilih menyimpan dananya pada bank
yang
menjanjikan hasil lebih besar. Di saat suku bunga deposito pada
bank konvensional
meningkat, menyimpan dana pada bank konvensional lebih
menguntungkan,
sehingga menyebabkan pertumbuhan negatif pada deposito
mudharabah.
Sebaliknya, jika suku bunga deposito turun, maka deposito
mudharabah lebih
menguntungkan dan nasabah pun cenderung menyimpan dananya pada
deposito
mudharabah di bank syariah, sehingga berdampak pada pertumbuhan
deposito
mudharabah pada bank umum syariah di Indonesia.16
B. Nisbah Bagi Hasil
1. Pengertian Nisbah Bagi Hasil
Bagi hasil adalah pembagian atas hasil usaha yang telah
dilakukan oleh
pihak-pihak yang melakukan perjanjian yaitu pihak nasabah dan
pihak bank
syariah. Dalam hal terdapat dua pihak yang melakukan perjanjian
usaha, maka hasil
atas usaha yang dilakukan oleh kedua belah pihak atau salah satu
pihak akan dibagi
sesuai dengan porsi masing-masing pihak yang melakukan akad
perjanjian.
Pembagian hasil usaha dalam perbankan syariah ditetapkan dengan
menggunakan
nisbah. Nisbah yaitu persentase yang disetujui oleh kedua pihak
dalam menentukan
bagi hasil atas usaha yang dikerjasamakan.17
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bagi Hasil
Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi bagi hasil:18
a. Investment Rate
Merupakan persentase dana yang di investasikan oleh bank
syariah
baik ke dalam pembiayaan maupun penyaluran dan lainnya.
Kebijakan ini diambil karena adanya ketentuan dari Bank
Indonesia,
bahwa sejumlah presentase tertentu atas dana yang dihimpun
dari
16Ruslizar dan Rahmawaty, “Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito
Mudharabah,
Financing to Deposit Ratio dan Suku Bunga Deposito Terhadap
Pertumbuhan Deposito
Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia”, dalam Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Ekonomi
Akuntansi, Vol.1, No.2 (2016) 17Ismail, Perbankan Syariah,
(Jakarta: Prenamedia Group, 2011), h. 96. 18Ibid, h. 97-98.
-
14
masyarakat, tidak boleh diinvestasikan, akan tetapi harus
ditempatkan dalam giro wajib minimum untuk menjaga
liquiditas
bank syariah.
b. Total dana investasi
Total dana investasi yang diterima oleh bank syatiah akan
mempengaruhi bagi hasil yang diterima oleh nasabah investor.
Total
dana yang berasal dari investasi mudharabah dapat dihitung
menggunakan saldo minimal bulanan atau saldo harian. Saldo
minimal bulanan merupakan saldo minimal yang pernah
mengendap
dalam satu bulan. Saldo minimal akan digunakan sebagai dasar
perhitungan bagi hasil. Saldo harian merupakan saldo
rata-rata
pengendapan yang dihitung secara harian, kemudian nominal
saldo
harian digunakan sebagai dasar perhitungan bagi hasil.
c. Jenis dana
Investasi mudharabah dalam penghimpun dana dapat ditawarkan
dalam beberapa jenis yaitu, tabungan mudharabah, deposito
mudharabah dan sertifikat investasi mudharabah antar bank
syariah
(SIMA). Setiap jenis dana investasi memiliki karakteristik
yang
berbeda-beda sehingga akan berpengaruh pada besarnya bagi
hasil.
d. Nisbah
Nisbah merupakan presentase tertentu yang disebutkan dalam
akad
kerjasama usaha (mudharabah dan musyarakah) yang telah
disepakati antara bank dan nasabah investor. Karakteristik
nisbah
akan berbeda-beda dilihat dari beberapa segi antara lain:
1) Persentase nisbah antar bank syariah akan berbeda, hal
ini
tergantung pada kebijakan masing-masing bank syariah.
2) Persentase nisbah akan berbeda sesuai dengan jenis dana
yang
dihimpun. Misalnya, nisbah tabungan dan deposito akan
berbeda.
3) Jangka waktu investasi mudharabah akan berpengaruh pada
besarnya persentase nisbah bagi hasil.
-
15
e. Kebijakan akuntansi
Kebijakan akuntansi akan berpengaruh pada besarnya bagi
hasil.
Beberapa kebijakan akuntansi yang akan mempengaruhi bagi
hasil
antara lain penyusutan. Penyusutan akan berpengaruh pada
laba
usaha bank. Bila bagi hasil menggunakan metode profit/loss
sharing, maka penyusutan akan berpengaruh pada bagi hasil,
akan
tetapi bila menggunakan revenue sharing, maka penyusutan
tidak
akan mempengaruhi bagi hasil.
3. Metode Perhitungan Bagi Hasil
Bagi hasil akan berbeda tergantung pada dasar perhitungan bagi
hasil,
yaitu:19
a. Bagi hasil dengan menggunakan Reveneu Sharing
Dasar perhitungan bagi hasil yang menggunakan reveneu
sharing
adalah perhitungan bagi hasil yang didasarkan atas enjualan dan
atau
pendapatan kotor atas usaha sebelum dikurangi dengan biaya.
Bagi
hasil dalam reveneu sharing dihitung dengan mengalihkan
nisbah
yang telah disetujui dengan pendapatan bruto.
b. Bagi hasil dengan menggunakan profit/loss sharing
Dasar perhitungan bagi hasil yang menggunakan profit/loss
sharing
merupakan bagi hasil yang dihitung dari laba/rugi
perusahaan.
4. Hubungan Nisbah Bagi Hasil terhadap Depsoito Mudharabah
Hubungan antara tingkat bagi hasil dengan deposito mudharabah
yaitu
ketika tingkat bagi hasil yang diberikan oleh bank tinggi maka
semakin besar pula
dana pihak ketiga khususnya deposito yang disimpan bank, hal ini
dibuktikan
melalui penelitian Anisah, et.al (2013) yang menunjukkan bahwa
tingkat bagi hasil
berpengaruh positif dan signifikan terhadap deposito mudharabah,
karena para
19Ismail, Perbankan Syariah, h. 99.
-
16
nasabah dalam menempatkan dananya di bank syariah masih
dipengaruhi oleh
motif untuk mencari profit.
C. Inflasi
1. Pengertian Inflasi
Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa yang terjadi
karena
permintaan bertambah lebih besar dibandingkan dengan penawaran
di pasar.20
Inflasi adalah kondisi saat harga-harga barang/jasa secara umum
mengalami
kenaikan secara terus-menerus sehingga dapat menurunkan nilai
mata uang di
negara setempat. Kenaikan harga-harga barang/jasa baru dapat
disebut mengalami
inflasi jika kenaikan harga-harga tersebut bersifat meluas
sehingga mempengaruhi
kenaikan harga-harga barang/jasa yang lainnya.21 Inflasi adalah
kecenderungan dari
harga-harga untuk naik secara umum dan terus-menerus. Kenaikan
harga dari satu
atau dua barang saja tidak disebut inflasi. Syarat adanya
kecenderungan menaik
yang terus-menerus juga perlu diingat, karena kenaikan harga
karena musiman,
menjelang hari-hari besar atau yang terjadi sekali saja, dan
tidak mempunyai
pengaruh lanjutan tidak disebut inflasi.22
2. Teori-Teori Inflasi
Secara garis besar 3 kelompok teori mengenai inflasi,
masing-masing
menyoroti aspek-aspek tertentu dari proses inflasi, yaitu:23
a. Teori Kuantitas
Teori ini menyoroti peranan dalam proses inflasi dari sisi
jumlah
uang yang beredar, psikologi (harapan) masyarakat mengenai
kenaikan harga-harga (expectation). Inti dari teori ini
adalah:
20Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Teori Pengantar, Edisi Ketiga,
(Jakarta: Raja Grafindo,
2004), h.333. 21R. Sefianto D. Purnomo, et. al., Pasar Uang dan
Pasar Valas, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2013), h. 107. 22M. Ridwan, et. al,. Ekonomi: Pengantar
Mikro dan Makro Islam, (Bandung: Citapustaka
Media, 2013), h. 177. 23Ibid, h.182-184.
-
17
1) Inflasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume
uang
yang beredar (berupa penambahan uang karta atau penambahan
uang giral).
2) Laju inflasi ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang
yang
beredar dan oleh psikologi (harapan) masyarakat mengenai
kenaikan harga-harga di masa mendatang.
b. Teori Keynes
Menurut teori ini, inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin
hidup
di luar batas kemampuan ekonominya. Proses inflasi menurut
pandangan ini adalah proses perebutan bagian rezeki di
antara
kelompok-kelompok sosial yang menginginkan bagian yang lebih
besar dari pada yang bisa disediakan oleh masyarakat. Proses
perebutan ini diterjemahkan menjadi keadaan di mana
permintaan
masyarakat akan barang-barang selalu melebihi jumlah barang-
barang yang tersedia.
c. Teori Struktrualis
Adalah teori mengenai inflasi yang didasarkan atas pengalaman
di
negara Amerika Latin. Teori ini memberi tekanan pada
ketegaran
(rigiditas) dari struktur perekonomian yang sedang
berkembang.
Karena inflasi dikaitkan dengan faktor-faktor struktural
dari
perekonomian (faktor-faktor ini hanya bisa berubah secara
gradual
dan dalam jangka panjang) maka teori ini disebut juga teori
inflasi
jangka panjang.
3. Bentuk-Bentuk Inflasi
Berdasarkan penyebab kenaikan harga-harga yang berlaku,
inflasi
biasanya dibedakan kepada tiga bentuk, yaitu:24
a. Inflasi tarikan permintaan (demand-pull inflation), inflasi
ini terjadi
pada masa perekonomian berkembang dengan pesat, kesempatan
24Sukirno, Makro Ekonomi Teori Pengantar, h. 333-336.
-
18
kerja yang tinggi menciptakan tingkat pendapatan yang tinggi
dan
selanjutnya menimbulkan pengeluaran yang melebihi kemampuan
ekonomi mengeluarkan barang dan jasa, pengeluaran yang
berlebihan ini akan menimbulkan inflasi.
b. Inflasi desakan biaya (soch-pull inflation), inflasi ini
terjadi ketika
tingkat pengangguran sangat rendah, ketika perusahaan
menghadapi
permintaan bertambah maka perusahaan cenderung untuk
menaikkan produksi dan mencari pekerja baru dan memberikan
upah atau gaji yang tinggi yang menyebabkan biaya produksi
meningkat yang mengakibatkan kenaikan harga-harga (inflasi).
c. Inflasi diimpor, inflasi ini disebabkan oleh kenaikan harga
bahan
baku yang menyebabkan kenaikan biaya produksi. Yang
mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan pengeluaran di
perusahaan. Inflasi adalah suatu variabel ekonomi makro yang
dapat
sekaligus mengutungkan dan merugikan suatu perusahaan, pada
dasarnya inflasi yang tinggi tidak disukai oleh para pelaku
pasar
modal karena akan meningkatkan biaya produksi.25
Untuk menjaga kestabilan moneter, otoritas moneter dalam hal ini
Bank
Indonesia melakukan Inflation targeting. Inflation targeting
merupakan suatu
kerangka kerja kebijakan moneter yang mempunyai ciri-ciri utama,
yaitu adanya
pernyataan resmi dari bank sentral bahwa tujuan akhir kebijakan
moneter adalah
mencapai dan menjaga tingkat inflasi yang rendah. Serta
pengumuman target inflasi
kepada publik, pengumuman itu merupakan bentuk komitmen dan
jaminan kepada
publik bahwa setiap kebijakan selalu mengacu kepada pencapaian
target tersebut.26
Kenaikan inflasi dapat menurunkan capital gain yang
menyebabkan
berkurangnya keuntungan yang diperoleh investor. Di suatu
perusahaan, terjadinya
25Paul A. Samuelson dan William D Nordhaus, Ilmu Makro Ekonomi,
(Jakarta: PT. Media
Global Edukasi, 2004), h. 364. 26Early Ridho Kismawadi,
“Pengaruh Variabel Makro Ekonomi Terhadap jakarta
Islamic Index” (Tesis, Program Pascasarjana IAIN Sumatera Utara,
2012), h.40.
-
19
peningkatan inflasi, dimana peningkatanya tidak dapat dibebankan
kepada
konsumen, dapat menurunkan tingkat pendapatan perusahaan.27
4. Inflasi dalam Perspektif Islam
Dalam islam tidak dikenal inflasi, karena mata uang yang dipakai
adalah
dinar atau dirham, yang mana mempunyai nilai yang stabil dan
dibenarkan dalam
islam. Penurunan dinar atau dirham memang mungkin terjadi, yaitu
ketika nilai
emas yang menopang nilai nominal dinar itu mengalami penurunan.
Diantaranya
akibat ditemukannya emas dalam jumlah besar, tetapi keadaan ini
kecil sekali
kemungkinannya.28 Syekh An Nabhani memberikan alasan mengapa
dinar dan
dirham merupakan mata uang yang sesuai. Beberapa diantaranya
adalah sebagai
berikut:29
a. Islam telah mengaitkan emas dan perak dengan hukum yang
baku
dan tidak berubah-ubah.
b. Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam menetapkan emas dan
perak
sebagai mata uang dan beliau menjadikan hanya emas dan perak
sebagai standar mata uang.
c. Ketika Allah subhanahuwata’ala mewajibkan zakat uang,
Allah
telah mewajibkan zakat tersebut dengan emas dan perak.
d. Hukum-hukum tentang pertukaran mata uang yang terjadi
dalam
transaksi uang hanya dilakukan dengan emas dan perak
begitupun
dengan transaksi lainnya hanya dinyatakan dengan emas dan
perak.
Kondisi defisit pernah terjadi pada zaman rasulullah dan hanya
terjadi
satu kali yaitu sebelum Perang Hunain. Taqiuddin Ahmad ibn
al-Maqrizi, yang
27Sirait dan D. Siagian, Analisis Kterkaitan Sektor Riil, Sektor
Moneter, dan Sektor Luar
Negeri dengan Pasar Modal: Stud Empiris di BEJ, (Jurnal Ekonomi
Perusahaan,. Vol. 9, No. 2,
2002), h. 227. 28Nurul Huda, et.al., Ekonomi Makro Islam:
Pendekatan Teoritis, (Jakarta: Kencana,
2008), h. 189-190. 29Naf’an, Ekonomi Makro: Tinjauan Ekonomi
Syariah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), h.
114.
-
20
merupakan salah satu murid Ibn Khaldun, menggolongkan inflasi
dalam dua
golongan, yaitu:30
a. Natural Inflation
Sesuai dengan namanya natural inflation, inflasi ini
disebabkan
oleh sebab alamiah yang diakibatkan oleh turunnya penawaran
agregat (AS) atau naiknya permintaan agregat (AD), orang
tidak
mempunyai kendali atasnya (dalam hal mencegahnya).
Keseimbangan permintaan dan penawaran pernah terjadi juga di
zama Rasulullah Shalallahu’alaihi wasallam. Dari Abu
Hurairah
bahwa seseorang datang dan berkata : wahai Rasulullah,
harga-
harga telah melambung tinggi, maka tetapkanlah standar harga
untuk kami. Kemudian beliau berkata: “Sesungguhnya allah
yang
menentukan harga, yang menyempitkan dan melapangkan, dan Dia
yang memberi rezeki. Sungguh aku berharap ketika berjumpa
dengan Allah tidak ada seorang yang meminta pertanggung
jawaban
dariku dalam hal darah dan harta” (HR. Tirmizi)31. Dalam hal
ini
Rasulullah tidak mau menghentikan atau mempengaruhi
pergerakan
harga ini.
b. Human Error Inflation
Human error inflation adalah inflasi yang terjadi karena
kesalahan-
kesalahan yang dilakukan oleh manusia sendiri. Adapun
beberapa
penyebabnya diantaranya:
1) Korupsi dan administrasi yang buruk
2) Pajak yang berlebihan
3) Pencetakan uang dengan maksud menarik keuntungan yang
berlebihan
30Naf’an, Ekonomi Makro: Tinjauan Ekonomi Syariah, h. 114-118.
31Abi ‘Isa Muhammad bin ‘Isa bin Saurah, Sunan at-Tirmizi al-Jami’
as-shahih, (Beirut:
Dar al-Ma’rifah, 2002), h. 553.
-
21
5. Hubungan Inflasi Terhadap Deposito Mudharabah
Inflasi merupakan kenaikan dari harga-harga secara umum dan
secara
terus menerus selama periode tertentu. Dalam penelitian yang
dilakukan oleh
Cahyono (2009) dalam penelitian Farizi (2016) menyatakan bahwa
tingkat inflasi
berpengaruh positif terhadap dana pihak ketiga. Akan tetapi,
bila inflasi yang tinggi
akan menyebabkan pendapatan riil masyarakat akan terus menurun,
sehingga
kecenderungan masyarakat untuk menyimpan dananya di bank juga
menurun.
Namun, hasil tersebut tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan
oleh Farizi (2016) yang menyatakan bahwa inflasi tidak
berpengaruh terhadap
deposito mudharabah. Nasabah bank syariah sepertinya sudah
terbiasa dengan
tingkat inflasi yang terjadi di Indonesia, sehingga sudah
direncanakan alokasi dana
yang akan digunakan dan dana untuk investasi. Nasabah tidak
terpengaruh oleh
adanya fluktuasi tingkat inflasi di Indonesia dan bisa juga
disebabkan oleh naik
turun nya tingkat inflasi di Indonesia sehingga mereka kesulitan
untuk memilih
investasi selain deposito, karena investasi di tempat lain
kemungkinan akan
memiliki resiko yang lebih tinggi.
D. Suku Bunga
1. Pengertian Suku Bunga
Disebutkan bahwa bunga adalah uang yang diberikan kepada
seseorang
karena pemberi pinjaman telah menahan diri (abstinence) dari
keinginannya dalam
memanfaatkan uangnya sendiri semata-mata untuk memenuhi
keinginan
perjanjian.32
Para ekonom klasik berpendapat bahwa istilah bunga tercipta
ketika
terjadi kesepakatan antara kelompok yang memilik surplus
spending units
(penabung) dengan kelompok yang membutuhkan dana atau deficit
spending units
seperti pengusaha, keduanya berinteraksi di pasar investasi.
Pada waktu tingkat
bunga cukup tinggi, maka jumlah tabungan secara agregat
meningkat dalam jumlah
yang besar. Hal tersebut akan menimbulkan investor cenderung
menahan dana
32Heri Sudarsono, Bank & Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi
dan Ilustrasi,
(Yogyakarta: Ekonisia, 2004), h. 17.
-
22
investasinya. Jika tingkat bunga rendah, maka investor akan
lebih banyak
menggunakan dananya.33
Bunga bagi bank berdasarkan konsep konvensional dapat
diartikan
sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank kepada nasabah yang
membeli atau
menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang
harus
dibayarkan kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dan harus
dibayar oleh
nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman).
Berdasarkan
pengertian tersebut suku bunga terbagi dalam dua macam yaitu
sebagai berikut:34
a. Bunga simpanan yaitu bunga yang diberikan sebagai
rangsangan
atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank.
Sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan, dan bunga
deposito.
b. Bunga pinjaman yaitu bunga yang diberikan kepada para
peminjam
atau harga. Sebagai contoh bunga kredit.
Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan
oleh bank
yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang
menjual atau membeli
produknya. Bunga bagi bagi bank juga dapat diartikan sebagai
harga yang harus
dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan harga
yang harus
dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh
pinjaman), serta
harga yang dibebankan kepada biaya-biaya jasa bank
lainnya.35
Suku bunga adalah harga yang harus di bayar apabila terjadi
pertukaran
antara satu rupiah sekarang dan satu rupiah nanti. Adanya
kenaikan suku bunga
yang tidak wajar akan menyulitkan dunia usaha untuk membayar
beban bunga dan
kewajiban, karena suku bunga yang tinggi akan menambah beban
bagi perusahaan
sehingga secara langsung akan mengurangi profit
perusahaan.36
33Rimsky K Judisseno, Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia,
(jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2002), h.81. 34Kasmir, Bank dan Lembaga
Keuangan Lainnya, Edisi Revisi 8, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2008), h. 131. 35Aqwa Naser Daulay dan M.
Lathief Ilhamy Nasution, Manajemen Perbankan Syariah
(Pemasaran Bank Syariah), (Medan: FEBI UINS-SU Press, 2016), h.
62. 36Boediono, Ekonomi Makro Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi
No.2, (Yogyakarta:
BPFE, 1996), h. 76.
-
23
Tingkat suku bunga bank merupakan salah satu indikator moneter
yang
mempunyai dampak dalam berbagai kegiatan perekonomian sebagai
berikut:37
a. Tingkat suku bunga akan mempengaruhi keputusan melakukan
investasi yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat
pertumbuhan ekonomi.
b. Tingkat suku bunga juga akan mempengaruhi pengambilan
keputusan pemilik modal, apakah ia akan berinvestasi pada
real
asset ataukah pada financial asset.
c. Tingkat suku bunga akan mempengaruhi kelangsungan usaha
pihak
bank dan lembaga keuangan lainnya.
d. Tingkat suku bunga dapat mempengaruhi volume uang
beredar.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Suku Bunga
Faktor yang mempengaruhi tingkat bunga global suatu negara
adalah
tingkat bunga di luar negeri dan sepresiasi mata uang dalam
negeri terhadap mata
uang asing yang diperkirakan akan terjadi. Namun demikian, dalam
sebuah bank
menentukan tingkat suku bunga bergantung hasil interaksi antara
bunga simpanan
dengan bunga pinjaman yang keduanya saling mempengaruhi satu
sama lain dan
kebijakan suku bunga di samping faktor-faktor lainnya. Sedangkan
faktor-faktor
yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga
adalah:38
a. Kebutuhan dana.
b. Target laba yang diinginkan.
c. Kebijaksanaan pemerintah.
d. Jangka waktu.
3. Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil
Islam mengharamkan bunga dan menghalalkan bagi hasil, dimana
keduanya sama-sama memberikan keuntungan, perbedaan yang
mendasar dari
37Herman Darmawi, Pasar Financial dan Lembaga-lembaga Financial,
Cetakan Pertama
(jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), h. 188. 38Kasmir, Manajemen
Perbankan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), h. 38.
-
24
keduanya yakni akibat adanya perbedaan antara investasi dan
pembungaan uang.39
Sebagai lembaga alternatif sistem bunga diterapkan dalam ekonomi
konvensional
sedangkan pada ekonomu islam menawarkan sistem bagi hasil
(profit and loss
sharing), ketika pemilik modal bekerjasama dengan pengusaha
untuk melakukan
suatu usaha, maka keuntungan dibagi berdua dan apabila usaha
mengalami
kerugian, maka kerugian akan ditanggung bersama. Sistem bagi
hasil menjamin
adanya keadilan dan tidak ada pihak yang terdzolimi.40
Tabel 2 Perbedaan Bunga dan bagi Hasil41
Bunga Bagi Hasil
Pennetuan bunga dibuat pada saat
akad dengan asumsi akan
menghasilkan keuntungan.
Penentuan besarnya nisbah bagi
hasil ditentukan berdasarkan akad,
dengan berpedoman kemungkinan
untung dan ruginya usaha.
Besarnya persentase didasarkan pada
jumlah dana yang di pinjamkan.
Besarnya rasio bagi hasil
berdasarkan jumlah keuntungan
yang diperoleh dari hasil usaha.
Bunga dapat mengembang dan
besarnya naik turun sesuai dengan
naik turunnya kondisi ekonomi.
Rasio bagi hasil tetap tidak berubah
selama akad tetap berlaku, kecuali
ada perubahan yang disepakati
bersama antara kedua belah pihak.
Seperti yang dijanjikan bahwa
pembayaran bunga tetap tanpa
mempertimbangkan apakah usaha
yang dijalankan mendapatkan
keuntungan atau mengalami
kerugian.
Bagi hasil tergantung pada
keuntungan dari usaha yang
dijalankan, jika mengalami
kerugian maka kerugian tersebut
ditanggung bersama.
39Wirdyaningsih, Bank dan asuransi Islam Indonesia, (Jakarta:
Kencana, 2005), h. 60. 40Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 26. 41Ascarya, Akad
& Produk Bank Syariah, h. 27.
-
25
Jumlah pembayaran bunga tidak
meningkat sekalipun keuntungan
naik berlipat ganda.
Jumlah pembagian laba meningkat
sesuai dengan peningkatan
keuntungan usaha.
Eksistensi bunga diragukan oleh
hampir semua agama sanawi, para
pemikir besar dan bahkan para
ekonom.
Eksistensinya berdasarkan nilai-
nilai keadilan yang bersumber dari
syariah islam dan tidak ada yang
meragukan keabsahan bagi hasil.
4. Hubungan Suku Bunga terhadap Deposito Mudharabah
Suku bunga mempengaruhi keputusan individu terhadap pilihan
membelanjakan uang lebih banyak atau menyimpan uangnya dalam
bentuk
tabungan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Farizi (2016)
menyimpulkan
bahwa tingkat suku bunga (BI rate) berpengaruh signifikan
positif terhadap jumlah
deposito mudharabah, karena disaat bunga bank konvensional naik,
jumlah
deposito mudharabah tidak mengalami perubahan drastis
dikarenakan nasabah
tetap menginvestasikan dananya di Bank Syariah.
Namun hasil tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan
oleh Anisah. et,al (2013) yang menyimpulkan bahwa suku bunga
berpengaruh
negatif terhadap deposito mudharabah. Karena kaitan antara
tingkat suku bunga
dengan deposito mudharabah yaitu ketika tingkat suku bunga
meningkat, maka
akan terjadi (displacement fund) pengalihan dana dari bank
syariah ke bank
konvensional yang akan dihadapi bank syariah, sehingga akan
membuat jumlah
dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank syariah menurun.
E. Kurs (Nilai Tukar Rupiah)
1. Pengertian Kurs (Nilai Tukar Rupiah)
Nilai tukar (nilai tukar nominal) adalah “the number pounds
received
for each dollar” (jumlah poundsterling yang diterima untuk
setiap dollar AS). Kita
-
26
harus membedakan antara nilai tukar nominal (the nominal
exchange rate) dengan
nilai tukar riil (the real exchange rate).42
Kurs mata uang adalah nilai sebuah mata uang negara tertentu
diukur,
dibandingkan, atau dinyatakan dalam mata uang negara lain. Kurs
mata uang terdiri
dari kurs jual dan kurs beli. Dalam perdagangan mata uang
melalui perbankan,
pedagang valas, atau via internet (online), biasanya terjadi dua
macam transaksi,
yaitu satu transaksi untuk membeli dan satu transaksi untuk
menjual. Sebagai
contoh, jika kita ingin membeli dollar AS, kita harus membayar
Rp.9.500 untuk
setiap dollar AS. Sedangkan jika kita ingin menjual dollar AS,
kita akan
mendapatkan Rp.9.000 untuk setiap dollar AS. Selisih kurs jual
dan kurs beli
(spread) itulah yang dijadikan margin keuntungan bagi bank atau
pedagang valas.43
Definisi lain dari nilai tukar adalah harga dari suatu mata uang
dalam mata uang
negara lain, misalnya nilai rupiah setelah dikonversi dalam
dollar AS.44
2. Sistem Kurs
Kurs mata uang mengenal 3 (tiga) sistem penetapan kurs:45
a. Sitem Nilai Tukar Mata Uang Tetap (Fixed Rate)
Penetapan sistem nilai tukar mata uang tetap (fixed rate)
sangat
bergantung pada ketentuan yang diberlakukan oleh pemerintah
atau
bank sentral. Biasanya, sistem tetap diikuti dengan aturan
penyesuaian (devaluasi) dari nilai mata uang. Dalam sistem
tetap,
nilai mata uang dibiarkan konstan dan hanya berfluktuasi
pada
batasan yang lebih sempit. Jika kurs berubah terlalu tajam,
pemerintah akan melakukan intervensi untuk mengendalikannya.
Pemerintah dan bank sentral turut campur secara aktif dalam
pasar
valuta asing dengan cara membeli atau menjual valuta asing
jika
nilai kurs menyimpang dari standar yang telah ditetapkan.
42M. Natsir, Ekonomi Moneter & Kebanksentralan, (Jakarta:
Mitra Wacana Media, 2014),
h. 300-301. 43Purnomo, et.al., Pasar Uang dan Pasar Valas, h.
112. 44M. Natsir, Ekonomi Moneter & Kebanksentralan, h. 302.
45Purnomo, Pasar Uang dan Pasar Valas, h. 112.
-
27
b. Sistem Kurs Mengambang (Floating rate)
Sistem kurs mengambang dibagi menjadi dua sistem:
1) Sistem Kurs Mengambang Murni
Nilai tukar mata uang pada sistem ini ditentukan sepenuhnya
oleh mekanisme pasar. Sistem ini bergantung pada
penawaran dari permintaan terhadap kurs mata uang
sehingga nilai kurs selalu berubah seperti yang tercantum
pada papan kurs di setiap bank. Nilai tukar mata uang yang
bergantung pada pasar ini selalu berubah-ubah tergantung
permintaan dan penawaran. Nilai mata uang menjadi
berharga jika permintaan lebih besar daripada cadangan yang
tersedia. Sebaliknya, nilai mata uang menjadi berkurang jika
permintaannya juga berkurang.
2) Sistem Kurs Mengambang Terkendali
Dalam sistem ini, kurs ditentukan oleh mekanisme pasar,
namun pemerintah dan bank sentral masih dapat
memengaruhi nilai tukar melalui intervensi pasar berupa
berbagai kebijakan di bidang moneter, fiskal, investasi,
ekspor, dan lain-lain. Campur tangan pemerintah dalam
mengendalikan kurs bisa dilakukan secara langsung (dirty
floating) dan tidak langsung (clean floating).
c. Sistem Kurs Terkait
Nilai tukar mata uang suatu negara dapat dikaitkan dengan
nilai
tukar mata uang negara lain. Sistem kurs terakit dilakukan
oleh
beberapa negara Afrika yang mengalihkan nilai mata uang
negaranya dengan dollar AS (USD).
Ada 2 (dua) macam transasksi nilai tukar, yaitu (1). Transaksi
Spot
(Spot Transaction), transaksi ini meliputi pertukaran segera
dari sejumlah deposito
atau simpanan (biasanya dua hari) dan (2). Transaksi yang akan
datang (Foward
-
28
Transaction), yaitu transaksi yang dilakukan untuk beberapa
waktu yang akan
datang, misalnya satu atau dua bulan yang akan datang.46
3. Kurs dalam Perspektif Islam
Dalam sejarah umat Islam, Rasulullah dan para sahabat
menggunakan
dinar dan dirham sebagai mata uang mereka, di samping sebagai
alat tukar, dinar
dan dirham juga dijadikan sebagai standar ukuran hukum-hukum
syar’i, seperti
kadar zakat dan ukuran pencurian. Pada masa kenabian, uang dinar
dan dirham
digunakan sebagai alat transaksi perdagangan oleh masyarakat
Arab. Pengenal
dinar dan dirham sebagai alat tukar sudah dikenal sejak Nabi
Ya’kub dan Yusuf,
sebagaimana Allah berfirman dalam:
Artinya: Dan mereka menjual Yusuf dengan harga yang murah,
yaitu
beberapa dirham saja, dan mereka merasa tidak tertarik hatinya
kepada Yusuf. (QS.
Yusuf:20)47
Artinya: Diantara ahli kitab ada orang yang jika kamu
mempercayakan
kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu; dan di
antara mereka
ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya satu dinar,
tidak
dikembalikannya kepadamu, kecuali jika kamu selalu menagihnya,
yang demikian
itu lantaran mereka mengatakan: “tidak ada dosa bagi kami
terhadap orang-orang
ummi, mereka berkata dusta terhadap Allah padahal mereka
mengetahui (QS. Ali
Imran:75)48
46Purnomo, et. al, Pasar Uang dan Pasar Valas, h. 301.
47Departemen Agama Republik Indonesia, Quran dan Terjemahannya, h.
238. 48Ibid, h. 60.
-
29
4. Hubungan Kurs terhadap Deposito Mudharabah
Nilai tukar rupiah (kurs) mempengaruhi deposito mudharabah, hal
ini
dapat dibuktikan berdasarkan hasil penelitian Diah Iskandar
& Iwan Firdaus (2014)
yang menyimpulkan bahwa jika kurs rupiah melemah terhadap dollar
maka akan
berdampak terhadap daya beli menjadi turun sehingga masyarakat
akan menarik
uang dari bank untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya.
F. Jumlah Uang Beredar
1. Pengertian Jumlah Uang Beredar
Uang adalah segala sesuatu yang berfungsi sebagai alat tukar
yang
diterima secara umum. Uang juga merupakan alat pembayaran, mata
uang dan cek
yang digunakan apabila kita membeli sesuatu. Namun, lebih
daripada itu, uang
adalah minyak pelumas yang memudahkan pertukaran.49
Difinisi uang di Indonesia terdiri dari dua bagian, yaitu semua
uang
karta (uang kertas dan uang logam seperti yang dikenal
masyarakat sehari-hari) dan
uang giral (saldo-saldo rekening bank yang sewaktu-watu bisa
dipakai untuk
pembayaran melalui cek, giro, atau surat perintah lainnya). Uang
kartal dan uang
giral ini dalam istilah moneter disebut M1 yang memiliki sifat
dapat dipakai
sewaktu-waktu atau pada saat diinginkan, tidak terikat oleh
waktu pemakaiannya.
M1 inilah yang disebut uang beredar. Disamping uang beredar yang
setiap saat bisa
dipakai sebagai saat dalam pembayaran, dikenal pula jenis uang
yang tidak dapat
dipakai setiap saat dalam pembayaran karena keterikatan waktu
yaitu deposito
berjanga. Sebagai bukti menyimpan deposito maka penyimpan
menerima surat
deposito berjangka (atas nama) dan sertifikat deposito (atas
nama) atau sertifikat
bank. Uang yang tidak beredar ini adalah Uang Kuasi (QM).50
Uang beredar didefinisikan sebagai kewajiban sistem moneter
terhadap
sektor swasta domestik. Dengan mengeluarkan dan mengedarkan uang
berarti
49Paul A. Samuelson dan William D. Nordhaus, Ilmu Makro Ekonomi,
(Jakarta: PT. Media
Global Edukas, 2004), h. 186. 50Julius R. Latumaerissa, Bank dan
Lembga Keuangan Lain: Teori dan Kebijakan, (Jakarta:
Mitra Wacana Media, 2017), h. 37.
-
30
sistem moneter mempunyai kewajiban kepada sektor swasta domestik
atau
penduduk/masyarakat yang terdiri dari individu, badan usaha, dan
lembaga
lainnya.51
Dalam praktik, berbagai negara menggunakan uang beredar
dengan
jenis yang beragam. Jenis-jenis uang beredar tersebut secara
resmi didefiniskan
berdasarkan komponen yang tercakup di dalamnya. Sebagaimana
telah dijelaskan
sebelumnya, uang beredar di definisikan sebagai kewajiban sistem
moneter
terhadap sektor swasta domestik. Di Indonesia saat ini kita
hanya mengenal dua
macam uang beredar saja, yaitu:52
a. Uang beredar dalam arti sempit, yang sering diberi simbol
M1,
didefinisikan sebagai kewajiban sistem moneter terhadap
sektor
swasta domestik yang terdiri dari uang kartal dan uang
giral.
M1 = C + D
Keterangan:
M1 = jumlah uang yang beredar dalam arti sempit.
C = uang kartal ( uang kertas + uang logam)
D = uang giral atau cek.
b. Uang beredar dalam arti luas (M2)
M2 didefiniskan sebagai kewajiban moneter terhadap sektor
swasta
domestik yang terdiri dari uang kartal (C), uang giral (D), dan
uang
kuasi (T). Dengan kata lain, M2 adalah M1 ditambah dengan
uang
kuasi, atau :
M2 = M1 + T
Keterangan:
M2 = jumlah uang beredar dalam arti luas.
M1 = jumlah uang beredar dalam arti sempit.
T = uang kuasi.
51Solikin dan Suseno, Uang: Pengertian, Penciptaan, dan
Peranannya dalam
Perekonomian, (Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi
Kebanksentralan (PPSK) BI, 2002), h. 13. 52Suseno, Uang:
Pengertian, Penciptaan, dan Peranannya dalam Perekonomian, h.
13.
-
31
Sementara itu, definisi uang beredar di berbagai negara dapat
bervariasi
sesuai dengan kondisi sektor keuangan dan perbankan serta
kebutuhan otoritas
moneter yang bersangkutan. Di Amerika Serikat, misalnya definisi
uang beredar
tidak hanya mengenal istilah M1 dan M2 saja, namun juga
M3.53
Jika jumlah uang beredar dalam masyarakat banyak, maka bank
sentral
akan menaikkan suku bunga agar uang tersebut masuk ke dunia
perbankan. Hal itu
dilakukan untuk mengendalikan inflasi. Dan jika persediaan uang
di bank banyak,
bank sentral akan menurunkan suku bunga, supaya para pengusaha
meminjam uang
untuk investasi. Makin rendah suku bunga makin tinggi investasi,
makin luas
kesempatan kerja, makin tinggi pendapatan masyarakat.54
Jumlah uang beredar yang digunakan dalam penelitian ini adalah
M2
(uang dalam arti luas). M2 merupakan salah satu komponen dari
suplai uang (money
supply) dalam arti luas. M2 terdiri dari aset seperti rekening
tabungan sebagai
tambahan koin, uang kertas, dan deposit yang dapat dicekkan.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar
Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah uang beredar
adalah:55
a. Tingkat suku bunga, menyatakan bahwa permintaan
keseimbangan
sektor riil berespon negatif terhadap tingkat suku bunga.
Kenaikan
suku bunga akan menurunkan permintaan uang, apabila suku
bunga
dinaikkan atau mengalami peningkatan, maka jumlah uang
beredar
akan mnegalami penurunan. Sebaliknya, apabila suku bunga
diturunkan atau mengalami penurunan, maka jumlah uang
beredar
akan mengalami peningkatan.
b. Menurut Keynes, menyatakan bahwa output berhubungan
positif
terhadap jumlah uang beredar. Apabila output mengalami
peningkatan, maka jumlah uang beredar akan mengalami
53Suseno, Uang: Pengertian, Penciptaan, dan Peranannya dalam
Perekonomian, h.14. 54Aqwa Naser Daulay, et.al, Buku Ajar Manajemen
Keuangan, (Medan: FEBI UINSU-
Press, 2016), h.142. 55Adek Laksmi, dkk, “Analisis Kurs dan
Money Supply di Indonesia” Jurnal Kajian
Ekonomi, Januari 2013, Vol. I, No. 02, h. 154-155.
-
32
peningkatan. Begitu juga sebalinya apabila terjadi penurunan
output, maka jumlah uang beredar akan mengalami penurunan.
Pengertian uang beredar atau money supply perlu dibedakan
pula
menjadi dua pengertian, yaitu pengertian yang terbatas dan
pengertian yang luas.
Dalam pengertian yang terbatas uang beredar adalah mata uang
dalam peredaran
ditambah dengan uang giral yang dimiliki oleh
perseorangan-perseorangan,
perusahaan-perusahaan, dan badan-badan pemerintah. Dalam
pengertian yang luas
uang beredar meliputi: mata uang dalam peredaran, uang giral dan
uang kuasi. Uang
kuasi terdiri dari deposito berjangka, tabungan dan rekening
(tabungan) valita asing
milik swasta domestik. Uang beredar menurut pengertian yang luas
ini dinamakan
juga sebagai likuiditas perekonomian atau M2. Pengertian yang
sempit selalu
disingkat dengan M1.56
3. Hubungan Jumlah Uang Beredar terhadap Deposito Mudharabah
Jumlah uang beredar berpengaruh terhadap deposito mudharabah,
hal
ini sesuai dengan hasil penelitian Swadayani dan Kusumaningtias
(2012) yang
menyimpulkan bahwa hubungan antara jumlah uang beredar dan
deposito
mudharabah berpengaruh positif. Dikarenakan pada perbankan,
pengaruh kenaikan
jumlah uang beredar menyebabkan turunnya suku bunga. Penurunan
suku bunga
ini mengindikasikan bahwa tingkat investasi mengalami kenaikan.
Dengan naiknya
investasi, permintaan pembiayaan pada bank syariah juga akan
meningkat.
Sehingga pendapatan serta profit bank syariah juga ikut
meningkat.
Sementara penelitian yang dilakukan oleh Indrawati Setia Utami
(2013)
menyimpulkan hal yang berbeda, yaitu jumlah uang beredar
memiliki pengaruh
yang negatif terhadap nisbah bagi hasil deposito mudharabah.
Dikarenakan,
pertumbuhan JUB yang tinggi, sering kali juga menjadi penyebab
tingginya inflasi
karena meningkatnya JUB juga akan meningkatkan permintaan yang
pada akhirnya
jika tidak diikuti oleh sektor riil akan menyebabkan naiknya
harga. Sehingga
56Sukirno, Makro Ekonomi Teori Pengantar, h. 281.
-
33
membuat masyarakat untuk lebih mengutamakan memenuhi kebutuhan
pokok
sebelum menginvestasikan dana.
G. Produk Domestik Bruto
1. Pengertian Produk Domestik Bruto
Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di
suatu
negara dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik
Bruto (PDB),
baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan.
PDB pada dasarnya
merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit
usaha dalam
suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan
jasa akhir yang
dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDB atas dasar harga
berlaku
menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung
menggunakan harga
yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDB atas dasar harga
konstan
menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung
menggunakan
harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar. PDB
atas dasar harga
berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur
ekonomi, sedang
harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi
dari tahun ke
tahun.57
Menurut Eber da Griffin yang dimaksud dengan Produk Domestik
Bruto
atau Gross Domestic Product adalah “refers to the total value of
all goods and
services produced within a given period by national economy
through domestic
factors of production” (mengacu pada harga total dari semua
barang dan jasa yang
dihasilkan dalam jangka waktu tertentu dengan ekonomi nasional
melalui faktor
produksi dalam negeri).58
57Pengertian Pendapatan Nasional, dalam
https://www.bps.go.id/subject/11/produk-
domestik-bruto--lapangan-usaha-.html Diakses 07 Desember 2019,
20:29 WIB. 58Werner R. Murhadi, Analisis Saham Pendekatan
Fundamental, (Jakarta: PT. Indeks,
2009), h.19.
https://www.bps.go.id/subject/11/produk-domestik-bruto--lapangan-usaha-.html%20Diakses%2007%20Desember%202019https://www.bps.go.id/subject/11/produk-domestik-bruto--lapangan-usaha-.html%20Diakses%2007%20Desember%202019
-
34
Jadi, produk domestik bruto adalah nilai barang dan jasa dalam
suatu
negara yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi milik
warga negara-negara
tersebut dan negara asing.59
2. Penggunaan Produk Domestik Bruto
Pengeluaran-pengeluaran di dalam penggunaan produk domestik
bruto
antara lain:60
a. Konsumsi rumah tangga
Pengeluaran konsumsi rumah tangga adalah nilai perbelanjaan
yang
dilakukan oleh rumah tangga untuk membeli berbagai jenis
kebutuhannya dalam satu tahun tertentu. Pendapatan yang
diterima
oleh rumah tangga akan dipakai untuk membeli pakaian,
makanan,
membiayai jasa pengangkutan, membayar biaya pendidikan,
membayar sewa rumah dan juga digunakan untuk membeli
kendaraan-kendaraan. Barang-barang tersebut oleh rumah
tangga
dibeli untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan
perbelanjaan-
perbelanjaan tersebut disebut konsumsi.
b. Pengeluaran pemerintah
Ada dua jenis pembelian pemerintahyaitu konsumsi pemerintah
dan
investasi pemerintah. Konsumsi pemerintah merupakan
pembelian
atas barang dan jasa yang akan dikonsumsikan, misalnya
seperti
membayar gaji guru sekolah, membeli alat-alat tulis dan
kertas
untuk kemudian digunakan untuk membeli bensin untuk
kendaraan
pemerintah. Sedangkan yang dimaksud investasi pemerintah
yaitu
pengeluaran untuk membangun prasarana misalnya jalan,
sekolah,
rumah sakit dan irigasi.
59Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar, h. 35. 60Dodi Arif,
“Pengaruh Produk Domestik Bruto, Jumlah Uang Beredar, Inflasi dan
BI Rate
Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Indonesia Periode
2007-2013”, (Depok:Jurnal
Ekonomi Bisnis, Vol. 19, No. 3, 2014), h. 66.
-
35
c. Pembentukan modal tetap sektor swasta
Pembentukan modal tetap sektor swasta atau biasa disebut
investasi
merupakan pengeluaran untuk membeli barang modal yang dapat
menaikkan produksi barang dan jasa di masa yang akan datang.
Beberapa bentuk pengeluaran yang bisa digolongkan sebagai
investasi antara lain membangung gedung perkantoran,
mendirikan
bangunan industri dan membeli alat-alat produksi.
d. Ekspor neto
Ekspor neto yaitu nilai ekspor yang dilakukan suatu negara
dalam
satu tahun tertentu dikurangi dengan nilai impor dalam periode
yang
sama. Sebagian atau seluruh nilai dari ekspor suatu negara
ini
merupakan barang dan jasa yang dihasilkan di dalam negeri.
Komponen produk domestik bruto berdasarkan penggunaan atau
pengeluaran antara lain:61
a. Pengeluaran konsumsi rumah tangga yang mencakup semua
pengeluaran untuk konsumsi barang dan jasa dikrangi dengan
penjualan neto barang dan jasa dikurangi dengan penjuaan
neto
barang bekas dan sisa yang dilakukan rumah tangga selama
setahun.
b. Pengeluaran konsumsi pemerintah, terdiri dari pengeluaran
untuk
belanja pegawai, penyusutan dan belanja barang baik
pemerintah
pusat maupun daerah, tidak termasuk penerimaan dari produksi
barang dan jasa yang dihasilkan.
c. Pembentukan modal tetap domestik bruto, mencakup pembuatan
dan
pembelian barang-barang modal baru dari dalam negeri dan
barang
modal bekas atau baru dari luar negeri.
d. Perubahan inventori, perubahan stokstok dihitung dari PDB
hasil
penjumlahan nilai tambah bruto sektoral dikurangi komponen
permintaan akhir lainnya.
61Arif, “Pengaruh Produk Domestik Bruto, Jumlah Uang Beredar,
Inflasi dan BI Rate
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Indonesia Periode
2007-2013”, h. 67.
-
36
e. Ekspor barang dan jasa yang dinilai menurut harga free on
board
(FOB).
f. Impor barang dan jasa yang dinilai menurut cost insurance
freight
(CIF).
3. Penghitungan Produk Domestik Bruto
PDB dapat dihitung berdasarkan tiga pendekatan:
a. Pendekatan pengeluaran, dimana perhitungan dilakukan
dengan
menjumlah permintaan akhir dari unit-unit ekonomi, yaitu
rumah
tangga berupa konsumsi C, perusahaan berupa investasi 1 dan
pemerintah disebut pengeluaran pemerintah. Data pendapatan
nasional yang dihitung dengan cara penegluaran akan dapat
memberi gambaran tentang:62
1) Sampai dimana buruknya masalah ekonomi yang dihadapi atau
sampai dimana baiknya tingkat pertumbuhan yang dicapai dan
tingkat kemakmuran yang sedang dinikmat