PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM BACA TULIS AL-QUR’AN TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS AL-QUR’AN PESERTA DIDIK KELAS VIII MADRASAH AS’ADIYAH NO. 3 ATAPANGE KABUPATEN WAJO Oleh ANDI MUH. ALWI NIM: 13.1100.116 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH DAN ADAB INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE 2018
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM BACA TULIS AL-QUR’AN TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN
MENULIS AL-QUR’AN PESERTA DIDIK KELAS VIII MADRASAH AS’ADIYAH NO. 3 ATAPANGE
KABUPATEN WAJO
Oleh
ANDI MUH. ALWI
NIM: 13.1100.116
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH DAN ADAB
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE
2018
ii
PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM BACA TULIS AL-QUR’AN TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN
MENULIS AL-QUR’AN PESERTA DIDIK KELAS VIII MADRASAH AS’ADIYAH NO. 3 ATAPANGE
KABUPATEN WAJO
Oleh
ANDI MUH. ALWI
NIM: 13.1100.116
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah dan Adab
Institut Agama Islam Negeri Parepare
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH DAN ADAB
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE
2018
iii
PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM BACA TULIS AL-QUR’AN TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN
MENULIS AL-QUR’AN PESERTA DIDIK KELAS VIII MADRASAH AS’ADIYAH NO. 3 ATAPANGE
KABUPATEN WAJO
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi
Pendidikan Agama Islam
Disusun dan diajukan oleh
ANDI MUH. ALWI NIM: 13.1100.116
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH DAN ADAB
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE
2018
iv
v
vi
vii
KATA PENGANTAR
تسى الله انزح انزحى
لإن إلا ، أشد ا اند ا ر اند عهى أي ستع ت ، رب انعان د لل الله انح
انسالا لاج انصا ن، رس دا عثد ا ا يح أشد ا ك ن حد لشز و عهى أشزف
تثعى ي ع أج أصحات عهى آن د ا لا يح ي ، سدا زسه ان الأثاء
و اند إنى تئحسا
Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, tiada
yang dapat disembah melainkan Allah swt atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dalam waktu yang tidak terlalu lama untuk
menyelesaikan studi dan memperoleh gelar “Sarjana Pendidikan (S.Pd.)” pada
Jurusan Tarbiyah dan Adab Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare. Shalawat
penulis panjatkan kepada junjungan Rasulullah saw sampai akhir zaman.
Tidak lupa penulis menghaturkan ucapan terima kasih kepada Ayahanda Baso
Hamsal dan Ibunda Andi Tenri Solong, serta seluruh keluarga tercinta yang berkah
doa tulusnya, penulis mendapatkan kemudahan dalam menyelesaikan tugas akademik
pada waktunya.
Penulis telah banyak menerima bimbingan dan bantuan dari bapak Dr.
Abdullah Botma, M.Ag. selaku Pembimbing Utama dan bapak M. Iqbal Hasanuddin,
M.Ag. selaku Pembimbing Pendamping, atas segala bantuan, arahan dan bimbingan
yang telah diberikan, penulis ucapkan banyak terima kasih.
Selanjutnya, penulis tuturkan ucapan terima kasih yang tulus dan
menghanturkan penghargaan kepada:
viii
1. Dr. Ahmad Sultera Rustam, M.Si. Selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Parepare yang telah mengelolah IAIN Parepare dengan baik.
2. Bahtiar, S.Ag., M.A. Selaku ketua Jurusan Tarbiyah dan Adab IAIN Parepare
atas pengabdian dan cinta kasihya kepada mahasiswa IAIN Parepare.
3. Drs. Muh. Dahlan, M.A selaku penanggung jawab Program Studi Pendidikan
Agama Islam atas pengabdian bagi mahasiswa penulis ucapkan terima kasih.
4. Musyarif, S.Ag., M.Ag. Selaku pembimbing akademik, penulis ucapkan terima
kasih.
5. Kepala Perpustakaan IAIN Parepare beserta staf yang telah memberikan
pelayanan dengan baik.
6. Kepala Madrasah As‟adiyah No. 3 Atapange beserta jajarannya yang
memeberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di
sekolah.
7. Semua teman-teman angakatan yang telah memberikan dorongan dan motivasi
dalam penyelesaian penulisan skripsi.
Semoga skripsi ini dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat, khususnya
bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Penulis
Andi Muh. Alwi
NIM. 13.1100.116
Parepare, 25 Dzulqaidah 1439 H
07 Agustus 2018
ix
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Mahasiswa yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
Nim
Tempat/Tgl. Lahir
Program Studi
Jurusan
Judul Skripsi
:
:
:
:
:
:
Andi Muh. Alwi
13.1100.116
Sanrangeng, 23 September 1995
Pendidikan Agama Islam
Tarbiyah dan Adab
Pengaruh Implementasi Program Baca Tulis Al-Qur‟an
Terhadap Kemampuan Membaca dan Menulis Al-
Qur‟an peserta Didik Kelas VIII Madrasah As‟adiyah
No. 3 Atapange Kabupaten Wajo
Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini
benar merupakan hasil karya saya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa ia
merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain. maka skripsi dan
gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
Penyusun,
Andi Muh. Alwi
NIM. 13.1100.116
Parepare, 25 Dzulqaidah 1439 H
07 Agustus 2018
x
ABSTRAK
Andi Muh. Alwi. Implementasi Program Baca Tulis Al-Qur’an terhadap Kemampuan Membaca dan Kemampuan Menulis Al-Qur’an Peserta Didik Kelas VIII MTs As’adiyah No. 3 Atapange Kabupaten Wajo.
Implementasi program BTQ adalah suatu rancangan atau usaha yang sedang dilakukan yang di dalamnya terdapat bimbingan dan pembelajaran tentang membaca dan menulis al-Qur‟an untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Kemampuan membaca al-Qur‟an adalah keharusan membaca al-Qur‟an beserta tajwidnya yang baik menjadi kemampuan minimal yang harus dimiliki oleh peserta didik dalam membaca al-Qur‟an. Kemampuan menulis al-Qur‟an adalah aspek yang harus dimiliki peserta didik dalam menulis huruf hijaiyyah.
Jenis penelitian ini yakni penelitian asosiatif kuantitatif dengan desain kuantitatif korelasional. Sampel penelitian 49 orang dengan jumlah populasi yang sama pula yakni 49 populasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang di mana semua populasi adalah sampel. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan yakni angket dan dokumentasi. Adapun teknik analisis data yang digunakan yakni analisis statistik deskriptif dan analisis inferensial dengan menggunakan rumus nilai korelasi secara simultan.
Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pengaruh Implementasi program BTQ terhadap kemampuan membaca al-Qur‟an peserta didik sebesar 31,50% dalam artian 68,5% lainnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diamati dalam penelitian ini. (2) Pengaruh implementasi program BTQ terhadap kemampuan menulis al-Qur‟an peserta didik sebesar, 31,51% artinya 68,49% lainnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diamati dalam penelitian ini. (3) Secara simultan terdapat pengaruh yang kuat antara Implementasi program BTQ terhadap kemampuan membaca dan kemampuan menulis al-Qur‟an peserta didik Kelas VIII MTs As‟adiyah No. 3 Atapange Kabupaten Wajo sebesar 65,80% yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak, dengan membandingkan hasil perhitungan nilai korelasi secara simultan yaitu 0, 658 > r table 0,281.
Kata Kunci : Program BTQ, Kemampuan, Membaca, Menulis
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………….………………... ii
HALAMAN PENGAJUAN……………………………….…………………
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………...
HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PEMBIMBING……………………
iii
iv
v
HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI………………………….
KATA PENGANTAR……………………………………..…………………
vi
vii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI…………………….………………. ix
ABSTRAK…………………………....…………………………………..….. x
DAFTAR ISI…………………………...………………………………..…... xi
DAFTAR TABEL……………………………...………………………..…... xiii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………....… xiv
DAFTAR LAMPIRAN…………………………...………………………..... xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah……….……………...……………........
1.2 Rumusan Masalah………………………………………...…......
1.3 Tujuan Penelitian…………………………….......………...……
1.4 Kegunaan Penelitian…………………….……...…….................
3.1 Jenis dan Desain Penelitian……….…………..…………...……
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian…………………...……………….
3.3 Populasi dan Sampel………………………………...…………..
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data………..….…………
3.5 Teknik Analisis Data……………………………………...….….
36
37
37
38
40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian…………………………....................
4.2 Pengujian Hipotesis ……………………………………………..
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian……………………………………
41
53
59
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan…………………………………………………...…
5.2 Saran…………………………………………………………….
62
63
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………... 64
LAMPIRAN………………………………………………………...……….. 67
xiii
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Tabel Halaman
3.1 Populasi Peserta Didik Kelas VIII MTs As‟adiyah No. 3 Atapange kabupaten Wajo. 37
4.1 Rangkuman hasil statistik deskriptif (variabel X) 41
4.2 Distribusi frekuensi variabel (X) 42
4.3 Rangkuman hasil statistik deskriptif (variabel Y1) 46
4.4 Distribusi frekuensi variabel (Y1) 46
4.5 Rangkuman Hasil statistic deskriptif (variabel Y2) 49
4.6 Distribusi frekuensi variabel (Y2) 50
4.7 Tabel penolong uji korelasi berganda 53
4.8 Rangkuman Pengujian Hipotesis 57
4.9 Pedoman untuk memberi interpretasi terhadap koefisien korelasi
58
xiv
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Gambar Halaman
2.1 Skema kerangka pikir penelitian 33
4.1 Diagram batang variabel X (Impelementasi Program BTQ )
43
4.2 Diagram lingkaran variabel X (Impelementasi Program BTQ )
43
4.3 Histogram variabel X (Impelementasi Program BTQ) 44
4.4 Diagram batang variabel Y1 (Kemampuan Membaca Al-Qur‟an)
47
4.5 Diagram lingkaran variabel Y1 (Kemampuan Membaca Al-Qur‟an))
47
4.6 Histogram Variabel Y1 (Kemampuan Membaca Al-Qur‟an)
48
4.7 Diagram Batang Variabel Y2 (Kemampuan Menulis Al-Qur‟an)
51
4.8 Diagram Lingkaran Variabel Y2 (Kemampuan Menulis Al-Qur‟an)
51
4.9 Histogramvariabel Y2 (Kemampuan Menulis Al-Qur‟an)
52
xv
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lamp. Judul Lampiran Halaman
1 Gambaran umum profil Madrasah 68
2 Angket Penelitian 73
3 Tabulasi Angket Variabel X 76
4 Nilai kemampuan membaca dan menulis 78
5 Tabel Nilai r (
Product Moment 80
6 Dokumentasi Penelitian 81
- Hasil belajar program BTQ MTs As‟adiyah No. 3 Atapange
-
- Surat izin melaksanakan penelitian -
- Surat izin Penelitian -
- Surat keterangan telah meneliti -
- Biografi penulis -
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Manusia sejak lahir kedunia telah dibekali oleh Allah swt dengan adanya rasa
ingin tahu. Wujud dari keingintahuan ini adalah adanya akal pikiran. Dengan akal
manusia berpikir, sehingga dia mendapatkan ilmu pengetahuan yang semakin lama
akan terus berkembang. Untuk mewujudkan kemampuan akal itu, maka diperlukan
pendidikan. Pendidikan merupakan hal terpenting dalam kehidupan manusia,
sebagaimana Allah swt memerintahkan Nabi Muhammad saw dengan perintah Iqra'
(bacalah) yang tertera dalam Q.S. Al-'Alaq/96:1-5.
Terjemahnya:
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan Kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
1
Ratib an-Nabulsi mengatakan bahwa, “di dalam bahasa Arab jika sebuah kata
kerja dalam suatu kalimat tidak memiliki objek, maka kata kerja itu bermakna
mutlak”. Artinya, objek membaca di sini bisa sangat luas maknanya. Jika
dihubungkan dengan ayat di atas, maka pengertian membaca di sini bisa berarti
membaca kitab Allah, penjelasan Rasulullah, atau alam semesta ciptaan Allah.2
1Kementerian Agama RI, Alwasim Al-Qur’an Tajwid Kode, Transliterasi Per Kata, Terjemah
Per Kata (Bekasi: Cipta Bagus Segara, 2013), h. 597.
2Wendi Zarman, Inilah! Wasiat Nabi bagi Para Penuntut Ilmu (Cet. 1; Bandung: Ruang Kata,
2012), h. 70.
2
Ayat tersebut pula merupakan perkenalan dan petunjuk dari Allah swt, bahwa
Dialah pencipta segala sesuatu di jagat raya ini dan telah menciptakan manusia dari
segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah swt. Allah swt
menyatakan diri-Nya bahwa Dialah yang Maha Pemurah, sehingga bukan untuk
dijauhi apalagi ditakuti, akan tetapi harus didekati sendiri. Dialah Maha pendidik
yang bijaksana, mendidik manusia dengan ilmu pengetahuan dan dengan menulis dan
membaca.
Allah swt telah menurunkan kitab suci al-Qur‟an kepada manusia untuk di
imani, dipelajari, dibaca, dan direnungkan, serta dijadikan sebagai hukum. Al-Qur‟an
dijadikan sebagai pedoman hidup bagi manusia. Sebagimana firman Allah dalam
Q.S. Al-Jatsiyah/45: 20.
Terjemahnya:
Al-Quran ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini.
3
Al-Qur‟an adalah kitab suci yang sempurna serta berfungsi sebagai pelajaran
bagi manusia, pedoman hidup bagi setiap muslim, petunjuk bagi orang yang
bertakwa. Oleh karena itu setiap muslim wajib mempelajari al-Qur‟an dan
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu aspek pendidikan Agama
yang kurang mendapat perhatian adalah pendidikan membaca al-Qur‟an. Pada
umumnya orang tua lebih menitik beratkan pada pendidikan umum sehingga banyak
anak muslim yang belum bisa membaca al-Qur‟an? Sebagai langkah awal adalah
3Kementerian Agama RI, Alwasim Al-Qur’an Tajwid Kode, Transliterasi Per Kata, Terjemah
Per Kata, h. 500.
3
meletakkan dasar agama yang kuat pada anak sebagai persiapan untuk menjalani
hidup dan kehidupannya kelak.
Sebagai umat Islam, al-Qur‟an merupakan salah satu materi pokok dalam
pendidikan Islam, mengingat sumber dan dasar dari pendidikan Islam adalah al-
Qur‟an dan Hadis. Oleh karena itu pendidik diharapkan dapat berperan meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam belajar baca tulis al-Qur‟an.
Berdasarkan pengamatan awal calon peneliti, telah tampak sebagian alumni
Madrasah Tsanawiyah As‟adiyah No. 3 Atapange Kabupaten Wajo yang melanjutkan
jenjang pendidikannya dan mendaftar di SMA 1 Majauleng Kabupaten Wajo setelah
diadakan penyeleksian membaca al-Qur‟an pada pserta didik yang baru, ternyata
ditemukan ada sebagian peserta didik MTs As‟adiyah No. 3 Atapange didapatkan
kurang lancar atau terbata-bata dalam membaca al-Qur‟an. Padahal seharusnya
lulusan Madrasah lancar dan fasih dalam membaca al-Qur‟an. Namun, yang terjadi
sebaliknya. Sehingga MTs As‟adiyah No. 3 Atapange melaksanakan Program Baca
Tulis al-Qur‟an, bertujuan agar peserta didik lancar dan fasih dalam membaca al-
Qur‟an.
Membaca al-Qur‟an dengan baik dan benar merupakan suatu hal perlu
mendapatkan perhatian yang serius dikalangan umat Islam. Oleh karna itu, dengan
adanya Program BTQ di MTs As‟adiyah No. 3 Atapange, maka dari itu penulis
tertarik untuk meneliti pengaruh implementasi program BTQ terhadap kemampuan
membaca dan kemampuan menulis al-Qur‟an peserta didik kelas VIII MTs As‟adiyah
No. 3 Atapange Kabupaten Wajo.
4
1.2 Rumusan Masalah
Dari Latar Belakang Masalah tersebut diatas, maka dapat ditarik rumusan
masalah sebagai berikut :
1.2.1 Bagaimana implementasi Program BTQ di MTs As‟adiyah No. 3 Atapange?
1.2.2 Bagaimana kemampuan membaca al-Qur‟an peserta didik kelas VIII di MTs
As‟adiyah No. 3 Atapange?
1.2.3 Bagaimana kemampuan menulis al-Qur‟an peserta didik kelas VIII di MTs
As‟adiyah No. 3 Atapange?
1.2.4 Bagaimana pengaruh implementasi program BTQ terhadap kemampuan
membaca dan menulis al-Qur‟an peserta didik kelas VIII di MTs As‟adiyah
No. 3 Atapange?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1.3.1 Mengetahui implementasi Program BTQ MTs As‟adiyah No. 3 Atapange.
1.3.2 Mengetahui kemampuan membaca al-Qur‟an peserta didik kelas VIII MTs
As‟adiyah No. 3 Atapange.
1.3.3 Mengetahui kemampuan menulis al-Qur‟an peserta didik kelas VIII MTs
As‟adiyah No. 3 Atapange
1.3.4 Mengetahui pengaruh implementasi program BTQ terhadap kemampuan
membaca dan menulis al-Qur‟an peserta didik kelas VIII MTs As‟adiyah No. 3
Atapange.
5
1.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1.4.1 Kegunaan Teoritis: Karya ilmiah ini diharapkan dapat digunakan sebagai
referensi dan bahan bacaan yang bermanfaat sehingga dapat memberikan
kontribusi untuk perkembangan ilmu pengetahuan khusunya bagi pendidik
serta sebagai bahan pertimbangan dan menjadi tambahan kelengkapan
referensi dalam bidang pendidikan bagi penelitian yang relevan di masa yang
akan datang.
1.4.2 Kegunaan Praktis:
1.4.2.1 Bagi Penulis: Dengan penelitian ini juga diharapkan dapat menambah
wawasan pengalaman dan pengetahuan dalam mempraktikkan ilmu dan teori
tentang pendidikan yang diperoleh di bangku kuliah, serta sebagai tambahan
pengetahuan untuk bekal terjun ke masyarakat.
1.4.2.2 Bagi Lembaga: Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah
bacaan dan pengetahuan dibidang pendidikan serta sebagai acuan penelitian
yang relevan bagi mahasiswa IAIN Parepare.
1.4.2.3 Bagi Madrasah: Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan dan meningkatkan prestasi peserta didik MTs As‟adiyah No. 3
Atapange pada implementasi program BTQ sehingga akan meningkat juga
mutu pendidikan di sekolah/madrasah.
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Deskripsi Teori
2.1.1 Implementasi Program BTQ
2.1.1.1 Pengertian Implementasi Program BTQ
Setiap orang yang beragama Islam, diwajibkan untuk dapat membaca al-
Qur‟an dengan baik dan benar. Karena membaca al-Qur‟an dengan baik dan benar
merupakan salah satu ibadah dihadapan Allah. Orang tersebut akan mendapat pahala
di sisi-Nya dan membimbing manusia bahagia di dunia dan di akhirat sebagaimana
firman Allah di dalam Q.S. Al-Maidah/5: 15-16.
Terjemahnya:
Hai ahli Kitab, Sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi al-kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab Itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.
4
Dari ayat tersebut di atas dapat dipahami bahwa Allah hendak memimpin
manusia kejalan keselamatan dengan mengeluarkannya dari kegelapan kecahaya yang
4Kementerian Agama RI, Alwasim Al-Qur’an Tajwid Kode, Transliterasi Per Kata, Terjemah
Per Kata, h. 110.
7
terang benderang dan untuk memimpinnya kejalan yang lurus. Dengan demikian
jelaslah bahwa al-Qur‟an diturunkan Allah dengan maksud dan tujuan agar manusia
terpimpin kepada kebahagiaan hidup lahir dan batin baik di dunia maupun di akhirat.
Kata implementasi dapat diartikan "pelaksanaan atau penerapan".5 Sedangkan
Program adalah "rancangan mengenai asas serta usaha yang akan dijalankan".6
Selanjutnya kata baca tulis al-Qur‟an adalah dua kata kerja yang saling berkaitan,
karena seseorang yang sudah mampu menulis biasanya dapat membaca, begitu juga
sebaliknya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, "baca atau membaca adalah melihat
serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan (melisankan atau hanya dalam hati),
mengeja atau melafalkan apa yang tertulis".7
Menurut Supriatna dalam M. Zubad Nurul Yaqin mengartikan membaca
sebagai:
Suatu kesatuan yang terpadu yang mencakup beberapa kegiatan seperti mengenali huruf dan kata-kata, menghubungkan dengan bunyi serta maknanya, dan menarik kesimpulan yang menjadi maksud bacaan. Dan Broto mengartikan membaca sebagai kegiatan memahami fungsi dan makna yang dibaca dengan jalan mengucapkan bahasa, mengenal bentuknya, dan memahami isinya.
8
Jadi membaca dapat diartikan mengeja atau melisankan apa yang tertulis.
Seperti membaca surat kabar, membaca kisah, cerpen, kitab-kitab dan lain
sebagainya.
5Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Cet. VII; Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2013), h. 529.
6Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 1104.
7Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 109.
8M.Zubad Nurul Yaqin, Al-Qur’an sebagai Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Upaya
Mencetak Anak Didik yang Islami (Cet. I; Malang:UIN-Malang Press, 2009), h.116.
8
Kemudian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “Tulis atau menulis
adalah membuat huruf, angka, dan sebagainya yang dibuat dengan pena ditulis
dengan tangan, melahirkan pikiran atau perasaan seperti mengarang cerita, membuat
surat, membuat kaligrafi dan sebagainya”.9
Menurut Marwoto dalam Dalman menjelaskan bahwa menulis adalah:
Mengungkapkan ide atau gagasannya dalam bentuk karangan secara leluasa. Dalam hal ini, menulis itu membutuhkan skemata yang luas sehingga sipenulis mampu menuangkan ide, gagasan, pendapatnya dengan mudah dan lancar. Skemata itu sendiri adalah pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Jadi, semakin luas skemata seseorang, semakin mudahlah ia menulis.
10
Membaca dan menulis merupakan suatu kegiatan yang menjadikan penulis
sebagai pembaca dan pembaca sebagai penulis. Seseorang akan mampu menulis
setelah membaca karya orang lain. Ketika seseorang membaca karya orang lain ia
akan berperan juga seperti penulis, ia akan menemukan topik dan tujuan, gagasan,
serta mengorganisasikan bacaan dari karangan yang dibaca.11
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah
proses penyampaian pikiran, angan-angan, perasaan dalam bentuk lambang, tanda,
tulisan yang mempunyai makna.
Selanjutnya pengertian al-Qur‟an menurut Said Abdul Adhim dalam bukunya
“Nikmatnya Membaca al-Qur‟an” mengatakan bahwa: Al-Qur‟an adalah
“Kalamullah yang diturunkan kepada Rasulullah saw dan membacanya adalah
ibadah”.12
9Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 1497.
10Dalman, Keterampilan Menulis (Cet. IV; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2015), h. 4.
11Dalman, Keterampilan Menulis, h. 10.
12Said Abdul Adhim, Nikmatnya Membaca Al-Qur’an (Cet. 1; Solo: PT Aqwam Media
Profetika 2013), h. 13.
9
Menurut Mohd. Zaki Kirmani dalam bukunya The Qur’an and Future of
Science mengemukakan bahwa:
The Qur’an is not a book in conventional meaning of the term. It is an ensemble of messages received by Prophet Muhammad revealed to him by God through an extra sensory agency named Jibril by the Qur’an itself. These messages were received in instalments and obviously contained information, guidance and comments on the situations Prophet Muhammad was facing while disseminating the guidanca to the people in and around the city of Makkah and Madinah (in today’s Saudia Arabia).
13
Terjemahan kalimat di atas adalah al-Qur‟an bukanlah buku konvensional
atau kuno. Tapi itu adalah wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui
malaikat Jibril. Wahyu ini berisikan informasi, petunjuk dan seruan, sesuai keadaan
dan situasi yang dihadapi Rasulullah, dan juga sebagai petunjuk bagi masyarakat
sekitar Makkah dan Madinah.
Selanjutnya al-Qur‟an menurut bahasa, kata al-Qur‟an adalah bentuk masdar
dari kata qara’a yang artinya “membaca‟‟. Sedangkan menurut istilah adalah firman
Allah yang mengandung mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw
yang termaktub dalam mushaf-mushaf (lembaran-lembaran yang berjilid) yang
disalin dengan jalan mutawatir yang membacanya adalah ibadah.14
Secara istilah al-Qur‟an didefenisikan dalam ragam pandangan yang di latar
belakangi oleh bidang ilmu masing-masing. Ada dua kelompok besar yang ahli dalam
al-Qur‟an tetapi mempunyai perspektif ilmu yang berbeda, yaitu Ahli Kalam
(mutakallim) dan Ahli Fikih (fuqaha). Menurut sebagian besar ahli kalam, al-Qur‟an
adalah kalam Allah yang bersifat qadim bukan mahluk, dan bersih dari sifat-sifat
yang baru dan lafal-lafalnya bersifat azali yang berkesinambungan tanpa terputus-
13
Mohd. Zaki Kirmani, The Qur’an and Future Of Science (Cet. I; India: Global Vision
Publishing House, 2001), h. 3.
14Abd. Wadud, Al-Qur’an Hadits (Semarang: PT Karya Toha Putra, 2005), h. 4.
10
putus. Namun ada sebagian kecil ahli kalam yang mengatakan al-Qur‟an bersifat
hadis (baru) dan mahluk. Perbedaan ini terletak pada sudut pandang hakikat al-
Qur‟an yang dimaksud. Al-Qur‟an dikatakan baru jika yang dimaksud adalah wujud
fisik seperti yang ditulis berulang-ulang oleh manusia melalui suatu penerbitan.
Sementara jika yang dimaksud adalah al-Qur‟an sebagai wahyu Allah di lauh
mahfuzd atau hakikat bacaanya itu sendiri, maka al-Qur‟an tetap qadim. Sedangkan
menurut ahli fikih, al-Qur‟an adalah kalam Allah yang mengandung mukjizat yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad saw ditulis dalam bentuk mushaf berdasarkan
penukilan secara mutawatir dan dianggap ibadah bagi pembacanya. Defenisi ahli
fikih ini yang disambut lebih positif oleh kaum muslimin termasuk di Indonesia.
Defenisi ahli fikih ini bagi kaum muslimin tidak mengandung pertentangan
interpretasi.15
Menurut Syaikh Al-Abubakar Jazairi berkata: Al-Qur‟an adalah “dzikir yang
paling utama karena ia adalah firman Allah swt dan ia adalah doa dan dzikir termulia
yang hanya diberikan melalui lisan para utusan Allah”.16
Menurut Abdul Halim Mahmud dalam Deden Makbuloh bahwa:
Mempertegas eksistensi al-Qur‟an dengan mendefenisikan al-Qur‟an sebagai firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw dan memperkenalkan dirinya dengan berbagai ciri dan sifat sebagai kitab yang keotentikannya selalu dijamin Allah, sehingga para orientalis (orang barat yang mengkaji Islam) pun tidak ada celah untuk meragukan keotentikan tersebut. Kalaupun ada orientalis yang meragukan, sebenarnya karena ingin merusak ajaran al-Qur‟an dan membius umat Islam agar ikut meragukannya. Sebab, jika dikaji secara jujur alasan meragukan mereka, malah tujuan orientalis tersebut sangat subjektif, mengada-ada. Misalnya, Christhop Luxenberg menyangkal keaslian al-Qur‟an berbahasa Arab, teks asli al-
15
Deden Makbuloh, Pendidikan Agama Islam, h. 156-157.
16Samsul Munir Amin dan Haryanto, Etika Berdzikir: berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah
(Cet: I; Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2011), h. 45.
11
Qur‟an telah dimusnahkan Khalifah Usman bin Affan, salinan al-Qur‟an banyak disalah artikan.
17
Menurut al-Qur‟an sendiri dalam Deden Makbuloh bahwa al-Qur‟an adalah:
Kalam Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw melalui Malaikat Jibril dengan lafal dan maknanya. Lafal al-Qur‟an dalam bahasa Arab sudah jelas dan maknanya sesuai dengan watak bahasa Arab itu sendiri. Namun demikian, al-Qur‟an tetap maknanya dapat dipahami dalam berbagai bahasa manusia. Oleh karna itu, al-Qur‟an tetap konsisten dengan peranannya sebagai hudan (petunjuk) bagi manusia. Dalam ayat lain ditegaskan bahwa al-Qur‟an sesungguhnya tanggungan Allah mengumpulkan dalam dada Nabi dan membacakannya. Dengan demikian, al-Qur‟an mutlak bersumber dari Allah dan isinya benar sebagai petunjuk bagi manusia.
18
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, yang dimaksud dalam judul
penelitian ini bahwa Implementasi Program BTQ adalah suatu rancangan atau usaha
yang sedang dilakukan yang di dalamnya terdapat bimbingan dan pembelajaran
tentang membaca dan menulis al-Qur‟an untuk mencapai tujuan yang diharapkan
Di antara pendidikan yang diberikan kepada peserta didik, pendidikan paling
mulia yang dapat diberikan orang tua adalah pendidikan al-Qur‟an merupakan
lambang agama Islam yang paling asasi dan hakiki.
Rasulullah saw dalam misi mengajarkan kitab suci al-Qur‟an menyeru dan
mendorong orang tua agar tidak lupa mendidik anak-anaknya membaca al-Qur‟an
bila mereka telah cukup umur. Sebagaimana dalam hadits dinyatakan yang artinya
17
Deden Makbuloh, Pendidikan Agama Islam, h. 157.
18Deden Makbuloh, Pendidikan Agama Islam, h. 158.
12
“Didiklah anak-anakmu dengan tiga perkara: mencintai Nabimu, mencintai keluarga
Nabi, dan membaca al-Qur‟an”.19
2.1.1.2.2 Anjuran mendidik peserta didik menulis al-Qur‟an
Selain menyeru peserta didik membaca al-Qur‟an, Rasulullah saw juga
menekankan pentingnya mendidik peserta didik menulis huruf-huruf al-Qur‟an.
Peserta didik diharapkan memiliki kemampuan menulis (kitabah) aksara al-Qur‟an
dengan baik dan benar dengan cara imla “dikte” atau setidak-tidaknya dengan cara
menyalin (nash) dari mushaf.20
Firman Allah dalam Q.S. Al-Qalam/68:1.
Terjemahnya:
Nun, demi pena dan apa yang mereka tuliskan.21
Kata al-qalam menyeru mereka untuk menulis dan mencatat (mengikat makna
dan memonumenkan gagasan).22
Semaraknya tradisi tulis-menulis dikalangan generasi Islam pertama dan pada
masa-masa berikutnya sesungguhnya merupakan penyambutan atas seruan al-Qur‟an.
Sendiri dimasa-masa awal turunnya. Seperti diketahui, wahyu kedua yang diturunkan
adalah surah al-Qalam. Pada ayat pertama surah tergambar pentingnya Qalam (alat
tulis menulis).23
19
Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak Membaca, Menulis, dan Mencintai Al-Qur’an (Cet.;
Jakarta: Gema Insani, 2004). h. 67.
20Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak Membaca, Menulis, dan Mencintai Al-Qur’an, h. 68.
21Kementerian Agama RI, Alwasim Al-Qur’an Tajwid Kode, Transliterasi Per kata, Terjemah
Per kata, h. 564. 22
Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak Membaca, Menulis, dan Mencintai Al-Qur’an, h. 21.
23Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak Membaca, Menulis, dan Mencintai Al-Qur’an, h. 69.
13
Digunakannya bahasa Arab sebagai bahasa al-Qur‟an salah satu fungsinya
adalah agar umat manusia mau belajar, membaca, menulis, dan mengkajinya. Allah
berfirman dalam Q.S. Yusuf/12: 2.
Terjemahnya:
Sesungguhnya kami menurunkannya berupa Qur‟an berbahasa Arab, agar kamu mengerti.
24
2.1.2 Kemampuan Membaca Al-Qur’an
2.1.2.1 Pengertian Kemampuan Membaca Al-Qur’an
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Kemampuan adalah “kuasa, bisa
atau sanggup melakukan sesuatu. Kesanggupan dalam membaca al-Qur‟an dan
sebagainya”.25
Kemampuan merupakan kesanggupan, kecakapan atau potensi seseorang
untuk menguasai keahlian dalam melakukan atau mengerjakan beragam tugas dalam
suatu pekerjaan atau suatu penilaian atas tindakan seseorang.
Menurut Albert J. Haris dalam bukunya How To Increase Reading Ability
mengemukakan bahwa:
Reading is a complex process in which the recognition and comprehension of written symbols are influenced by reader’s perceptual skills, decoding skills, experiences, language backgrounds, mind sets, and reasoning abilities as they anticipate meaning on the basis of what has been read.
26
Terjemahan kalimat di atas adalah Membaca adalah proses yang sangat
penting, di mana terdapat pengenalan dan pemahaman tentang simbol-simbol yang
24
Kementerian Agama RI, Alwasim Al-Qur’an Tajwid Kode, Transliterasi Per kata, Terjemah
Per kata, h. 235.
25Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 869.
26Albert J. Haris, How To Increase Reading Ability (New York: Longman Group, 1980), h. 10.
14
ada pada tulisan yang mempengaruhi kemampuan persepsi atau pandangan para
pembaca, kemampuan untuk memecahkan pengalaman, latar belakang bahasa, cara
pandang, dan kemampuan nalar sesuai dengan makna awal yang telah dibaca.
Menurut Ahsin W. Al-Hafidz dalam bukunya Bimbingan Praktis Menghafal
Al-Qur‟an bahwa al-Qur‟an adalah:
Kalam Allah yang bernilai mukjizat, yang diturunkan kepada penutup para nabi dan rasul, dengan perantaraan Malaikat Jibril, diriwayatkan kepada kita dengan mutawatir membaca terhitung sebagai ibadah dan tidak akan ditolak kebenarannya.
27
Setiap orang yang beragama Islam, harus dapat membaca kitab suci al-Qur‟an
al-Karim dengan benar sebagai pedomannya, karena membaca adalah suatu jalan
untuk mengetahui dan memahami isi yang terkandung dalam al-Qur‟an, maka dari itu
perlu ada bimbingan agar dapat membaca al-Qur‟an dengan benar.
Orang yang membaca al-Qur‟an, walaupun tidak memahaminya, merupakan
ibadah dihadapan Allah. Orang tersebut mendapat balasan pahala dan dekat di sisi-
Nya. Jika pembaca memahami bacaannya, maka Allah menambah pahala padanya.28
Kemampuan untuk bisa membaca al-Qur‟an dengan baik, seseorang terlebih
dahulu dituntut harus mengenal huruf-huruf, kemudian dituntut untuk mampu
malafalkan huruf-huruf dengan makhraj huruf yang sesuai dengan kaidah-kaidah dan
dibarengi dengan kemampuan mengetahui ilmu tajwid.29
27
Ahsin W. Al-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an (Cet. 3; Jakarta: PT Bumi
Aksara 2005), h. 1.
28Sayyid Muhammad Alwi Al-Maliki, Keistimewaan-keisimewaan Al-Qur’an (Cet. I:
Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2001). h. 185.
29Departemen Agama RI, Kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an Siswa SMA (Cet. I; Jakarta:
Puslitbang Lektur Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama RI, 2007), h. 9.
15
Jadi, dengan pemahaman di atas dapat disimpulkan bahwa keharusan
membaca al-Qur‟an beserta tajwidnya yang baik menjadi kemampuan minimal yang
harus dimiliki oleh peserta didik dalam membaca al-Qur‟an.
2.1.2.2 Dasar Membaca Al-Qur’an
Umat Islam dalam membaca al-Qur‟an tentunya atas dasar yang kuat. Dasar
tersebut berasal dari dua aspek:
2.1.2.2.1 Dasar Al-Qur‟an
Firman Allah swt yang berhubungan dengan dasar membaca al-Qur‟an yakni
Q.S. Al-Alaq/96:1-5.
Terjemahnya:
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
30
Dari ayat di atas dapat diketahui bahwa Allah swt telah menyerukan kepada
umat Islam untuk belajar al-Qur‟an sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh
masing-masing individu karena mempelajarinya adalah wajib disamping juga
mendirikan sholat.
2.1.2.2.2 Dasar Hadits
Setiap manusia selalu membutuhkan adanya suatu pegangan hidup yang
disebut agama. Untuk merasakan bahwa di dalam jiwanya ada pesarasaan yang
meyakini adanya Zat Yang Maha Kuasa sebagai tempat untuk berlindung dan
30
Kementerian Agama RI, Alwasim Al-Qur’an Tajwid Kode, Transliterasi Per Kata,
Terjemah Per Kata, h. 597.
16
memohon pertolongan. Adapun hadits yang memerintahkan untuk membaca al-
Qur‟an adalah sebagai berikut:
سهاى , قال ثىا صهاى الله عه انا ا ع االله ع ث عاىثح رض يثم اناذي قزأ :حد
Aisyah meriwayatkan dari Nabi saw, beliu bersabda: “Perumpamaan orang yang membaca al-Qur‟an dan ia menghafalnya, maka ia akan bersama para malaikat mulia. Sedangkan perumpamaan orang yang membaca al-Qur‟an dengan tekun, dan ia mengalami kesulitan atasnya, maka ia mendapat dua pahala.” (HR. Bukhari, Kitab: “Tafsir” (65), Bab: Surat „Abasa (80)).
31
Hadits lain juga dikatakan bahwa:
ل الله صها ، قال : قال رس االله ع سى الأشعزي رض ي ث آت حد ى الله عه
ا طة، طع حا طة ح، ر ثم الأتزجا ك اناذي قزأ انقزآ ؤي سهاى: يثم ان
، ا حه طع زج، ل رح نا ثم انتا ك اناذي ل قزأ انقزآ ؤي يثم يثم ان
افق يثم ان ، ا يز طع حا طة حاح، ر ، يثم انز افق اناذي قزأ انقزآ ان
. ا يز طع ح ثم انحظهح، نس نا ر ك اناذي ل قزأ انقزآ
Artinya:
Abu Musa Al-Asy‟ari berkata, Rasulullah saw bersabda: perumpamaan seorang mukmin yang suka membaca al-Qur‟an adalah seperti buah utrujah; aromanya harum dan rasanya enak. Perumpamaan seorang mukmin yang tidak suka membaca al-Qur‟an adalah seperti buah kurma; tidak beraroma namun rasanya manis. Perumpamaan seorang munafik yang suka membaca al-Qur‟an adalah seperti buah raihanah; aromanya harum tapi rasanya pahit. Dan perumpamaan seorang munafik yang tidak suka membaca al-Qur‟an adalah seperti buah handhalah; tidak beraroma dan rasanya pahit.
32
31
Muhammad Fuad Abdul Baqi, Al-Lu’lu’ Wal Marjan Mutiara Hadits Sahih Bukhari dan
Muslim, (Cet: XII; Jakarta: Ummul Qura, 2012), h. 373.
32Muhammad Fuad Abdul Baqi, Al-Lu’lu’ Wal Marjan Mutiara Hadits Sahih Bukhari dan
Muslim, h. 373.
17
Berdasarkan hadits di atas, maka dapat disimpulkan bahwa orang yang mahir
membaca al-Qur‟an adalah orang yang bagus dan tepat bacaannya. Adapun orang
yang tidak tepat dalam membacanya dan mengalami kesulitan, maka baginya dua
pahala yaitu pahala tilawah dan pahala atas kecapaian dan kesulitan yang ia alami.
Orang yang suka membaca al-Qur‟an akan bermanfaat buat dirinya juga buat orang
lain.
2.1.2.3 Adab Membaca Al-Qur’an
Segala perbuatan yang dilakukan manusia memerlukan etika dan adab untuk
melakukannya, apalagi dalam membaca al-Qur‟an. Sebagaimana diketahui bahwa al-
Qur‟an adalah kalam Allah swt yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw
sebagai petunjuk bagi orang yang bertakwa dan membacanya adalah suatu ibadah.
Oleh karena itu, ada beberapa adab yang disunnahkan dalam membaca al-Qur‟an, di
antaranya: 33
2.1.2.3.1 Disunnahkan berwudhu sebelum membaca al-Qur‟an. Karena membaca
al-Qur‟an adalah zikir yang paling utama. Membaca al-Qur‟an dalam
keadaan berhadats diperbolehkan menurt ijma‟ ulama. Berbeda dengan
junub, mereka tidak diperbolehkan membaca dan memegang mushaf al-
Qur‟an. Sebelum membaca orang yang junub harus mandi atau
tayammum.
2.1.2.3.2 Disunnahkan ketika membaca al-Qur‟an ditempat yang suci, terutama di
dalam mesjid.
33
Muhammad ibn „Alawi Al-Maliki, Samudra Ilmu-Ilmu Al-Quran (Cet. 1; Bandung: Arasy
Mizan, 2003), h. 61.
18
2.1.2.3.3 Disunnahkan ketika membaca al-Qur‟an, duduk sambil menghadap
kiblat, dengan khusyuk, tenang, dan tertib sambil menundukkan kepala.
2.1.2.3.4 Disunnahkan membersihkan gigi sebelum membaca al-Qur‟an sebagai
bentuk penghormatan dan penyucian terhadapnya. Karena siwak atau
membersihkan gigi adalah sunnah Nabi pada akan sholat, tilawah, dan
khutbah.
2.1.2.3.5 Disunnahkan membaca isti‟adzah sebelum membaca al-Qur‟an, yaitu
memohon perlindungan kepada Allah swt dari segala godaan setan yang
terkutuk.
2.1.2.3.6 Siapa pun yang hendak membaca al-Qur‟an sebaiknya membiasakan
bacaan basmala pada awal setiap surah, selain surah at-Taubah. Sebab,
menurut mayoritas ulama, basmala merupakan salah satu ayat al-Qur‟an
yang sangat baik dibaca sebelum membaca al-Qur‟an. Bahkan, sekalipun
membaca al-Qur‟an dari pertengahan surah, tetap disunnahkan untuk
membaca basmala. Demikian antara lain ditetapkan oleh imam Syafi‟i.
2.1.2.3.7 Disunnahkan membaca al-Qur‟an secara tartil (pelan dan jelas sesuai
kaidah tajwid al-Qur‟an). Namun, manakah yang lebih utama afdhal,
membaca secara tartil meskipun sedikit ataukah membaca cepat dan
banyak? Ulama berbeda pendapat. Di antara jawaban yang berkembang,
tanggapan terbaik dari mereka adalah yang menegaskan bahwa pahala
membaca al-Qur‟an secara tartil lebih mulia, sedangkan pahala membaca
al-Qur‟an secara cepat lebih banyak. Bukankah setiap huruf yang dibaca
itu akan diberi ganjaran sepuluh kali lipat.
19
2.1.2.3.8 Disunnahkan membaca al-Qur‟an dengan merenungkan makna tadabbur
dan memahami arti tafahhum. Kedua hal tersebut merupakan tujuan
utama dari pembacaan terhadap al-Qur‟an.
2.1.2.3.9 Disunnahkan menangis atau berusaha menangis, sedih, dan khusyuk
ketika membaca al-Qur‟an. Berkenaan dengan hal ini, penulis kitab Syarh
al-Muhadzdzab menjelaskan, “Cara untuk melahirkan rasa sedih
(menangis) ketika membaca al-Qur‟an adalah dengan merenungi dan
memahami apa yang dibaca, khususnya mengenai ancaman, janji
ancaman keras, berbagai persetujuan, berbagai perjanjian, lalu ia
memikirkan dan menyadari betapa lemah dan sembrononya menghadapi
sesuatu hal.
2.1.2.3.10 Disunnahkan untuk memperindah suara ketika membaca al-Qur‟an.
Adapun apabila seseorang tidak mampu membaca al-Qur‟an dengan
suara yang indah dan bagus, hendaklah berusaha untuk melakukan hal
tersebut, selama tidak keluar dari batas kewajaran.
2.1.2.3.11 Disunnahkan membaca al-Qur‟an dengan suara keras dan jelas tafkhim.
Yang dimaksud dengan membaca keras adalah membaca al-Qur‟an
dengan suara yang sewajarnya, tidak mengganggu dan tidak riya.
Demikianlah beberapa adab dalam membaca al-Qur‟an. Semoga dengan
mengikuti petunjuk Allah swt dan Rasulullah saw tersebut, sehingga dapat
membuahkan segala manfaat dan keutamaan dari membaca al-Qur‟an.
2.1.2.4 Keutamaan Membaca Al-Qur’an
Al-Qur‟an merupakan kitab suci yang diturunkan Allah swt untuk menjadi
rahmat bagi seluruh alam. Al-Qur‟an adalah sumber segala sumber hukum Islam
20
yang sekaligus merupakan pedoman bagi umat manusia di dunia untuk menjalani
kehidupan di dunia ini dengan baik, menuju kehidupan akhirat yang sejahtera.
Membaca al-Qur‟an merupakan pekerjaan yang utama, yang mempunyai
berbagai keistimewaan dibandingkan dengan membaca bacaan yang lain. Al-Qur‟an
mempunyai beberapa keutamaan, diantaranya: 34
2.1.2.4.1 Al-Qur‟an akan menjadi penolong dan pembela pada hari kiamat
bagi siapa saja yang bersedia membaca dan merenungi makna
serta kandungannya.
2.1.2.4.2 Pembaca dan pengamal al-Qur‟an adalah orang yang paling baik
dan utama dihadapan Allah swt.
2.1.2.4.3 Membaca al-Qur‟an memiliki pahala yang besar dan berlipat ganda.
2.1.2.4.4 Pembaca dan pengamal al-Qur‟an laksana buah manis yang harum
baunya.
2.1.2.4.5 Membaca al-Qur‟an akan dapat mengangkat derajat dan martabat
kita pada derajat yang luhur dan mulia di hadapan Allah swt.
2.1.2.4.6 Membaca al-Qur‟an akan mendatangkan rahmat Allah swt
dan memberikan ketentraman dalam hati dan jiwa.
2.1.2.4.7 Membaca al-Qur‟an akan memberi ketenangan dan kedamaian hati,
dan sangat bermanfaat bagi kesehatan jiwa.
2.1.2.4.8 Muslim yang bersedia membaca al-Qur‟an adalah muslim yang kuat
dan teguh.
2.1.2.4.9 Membaca al-Qur‟an akan mendatangkan kebaikan di dunia dan akhirat.
34
Samsul Munir Amin, Haryanto Al-Fandi, Etika Berdzikir berdasarkan Al-Quran dan
Sunnah, h. 45-47.
21
2.1.2.4.10 Membaca al-Qur‟an menjadikan seorang hamba Allah swt yang
mulia dan terhormat, akan disandingkan bersama para Nabi dan
Rasul pilihan-Nya.
2.1.2.4.11 Dengan membaca al-Qur‟an, kita akan mendatangkan pertolongan
dan perlindungan Allah swt di dunia dan akhirat.
2.1.2.4.12 Membaca al-Qur‟an dengan meresapi makna serta kandungan yang
terdapat di dalamnya akan menyembuhkan hati yang sakit dan
jiwa yang luka.
2.1.2.4.13 Membaca al-Qur‟an akan mendatangkan cinta dan kasih Allah swt
kepada kita.
Demikianlah di antara keutamaan yang dapat dipetik ketika membaca dan
merenungi al-Qur‟an.
2.1.2.5 Metode Belajar Membaca Al-Qur’an
Ada beberapa metode membaca al-Qur‟an yang sering digunakan pada saat
mempelajari seni membaca al-Qur‟an, yaitu:
2.1.2.5.1 Metode Iqra‟
Metode iqra‟ adalah suatu metode membaca al-Qur'an yang menekankan
langsung pada latihan membaca. Adapun buku panduan iqra‟ terdiri dari 6 jilid di
mulai dari tingkat yang sederhana, tahap demi tahap sampai pada tingkatan yang
sempurna.
Metode iqra‟ ini disusun oleh Ustadz As‟ad Human yang berdomisili di
Yogyakarta. Kitab Iqra‟ dari ke-enam jilid tersebut ditambah satu jilid lagi yang berisi
tentang doa-doa. Dalam setiap jilid terdapat petunjuk pembelajarannya dengan
maksud memudahkan setiap orang yang belajar maupun yang mengajar al-Qur'an.
22
Metode iqra‟ ini dalam prakteknya tidak membutuhkan alat yang bermacam-
macam, karena ditekan-kan pada bacaannya (membaca huruf al-Qur'an dengan fasih).
Bacaan langsung tanpa dieja, artinya tidak diperkenalkan nama-nama huruf hijaiyah
dengan cara belajar siswa aktif (CBSA) dan lebih bersifat individual.
2.1.2.5.2 Metode Al-Baghdadi
Metode al-Baghdadi adalah metode tersusun tarkibiyah, maksudnya yaitu
suatu metode yang tersusun secara berurutan dan merupakan sebuah proses ulang
atau lebih kita kenal dengan sebutan metode alif, ba’, ta’. Metode ini adalah metode
yang paling lama muncul dan metode yang pertama berkembang di Indonesia. Cara
pembelajaran metode ini terdapat hafalan, mengeja, modul, tidak variatif, dan
pemberian contoh yang absolute.35
2.1.2.5.3 Metode Al-Banjari
Dinamakan metode al-Banjari karena metode membaca al-Qur‟an ini disusun
di Banjarmasin pada abad ke-17 dengan seorang ulama besar yaitu Syekh
Muhammad Arsyad al-Banjari dengan kitabnya Sabilal Muhtadin.36
Cara
mengajarkannya dengan metode ini, pertama, guru mengenalkan diri dan bercerita
tentang membaca al-Qur‟an,37
dilanjutkan dengan memperkenalkan siswa berbagai
huruf-huruf hijaiyyah sebanyak 29 huruf. Di sini juga diajarkan cara merangkai huruf
dari kiri, kanan dan tengah. Dengan selalu memperhatikan tahap kemampuan siswa
dengan memakai sistem taqrir (pengulangan), agar peserta didik menguasai
35
Qash_tha al hikmah.co.id. “Macam-macam Metode Pembelajaran Al-Qur‟an”.
Pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus korelasi pearson product
moment sebagai berikut :
4.2.1 X terhadap Y¹
Rata-rata ∑X = 1714 : 49 = 34,979
Rata-rata ∑Y¹ = 3971 : 49 = 81,040
∑ Y1² = 322187
∑X² = 60334
55
∑X.Y¹ = 138916
∑rxyˡ =
√
=
√
=
√
=
= 0, 3150
Dari taraf signifikan 5% di peroleh r tabel = 0,281, karena rxyˡ = 0, 315 > r
tabel = 0,281 maka hipotesis Ho ditolak. Berarti terdapat pengaruh antara
Implementasi program BTQ terhadap kemampuan membaca peserta didik.
4.2.2 X terhadap Y2
Rata-rata ∑X = 1714 : 49 = 34,979
Rata-rata ∑Y² = 3904 : 49 = 76,673
∑ Y2² = 311344
∑X² = 60334
∑X.Y² = 136579
∑rxy² =
√
=
√
=
√
=
= 0, 3151
56
Dari taraf signifikan 5 % r table = 0,281, karena rxy² = 0,3151 > r tabel = 0,
281 maka hipotesis Ho ditolak. Berarti terdapat pengaruh antara Implementasi
program BTQ terhadap kemampuan menulis peserta didik.
4.2.3 Yˡ terhadap Y²
∑ Y1² =322187
∑ Y2² = 311344
∑X² = 60334
∑Yˡ.Y² = 316613
∑ryˡy² =
√
=
√
=
√
=
= 0,999
Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa hubungan kemampuan
membaca dan kemampuan menulis peserta didik dalam program BTQ sangat kuat
dengan diperolehnya nilai y1.y2 = 0,999.
57
Tabel 4.8 Rangkuman Pengujian Hipotesis
4.2.4 Menghitung nilai korelasi secara simultan (RX.Y1.Y2)
Rxy1y2 = √
= √
= √
= √
=√
= 0,658
Karena rxy1y2 = 0,658 > r tabel = 0,281 maka hipotesis Ho ditolak dan
menanakan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara implementasi
RANGKUMAN PENGUJIAN HIPOTESIS
Variabel yang dikorelasikan r hitung r tabel keterangan
Implementasi program BTQ dengan
kemampuan membaca peserta didik (X.Yˡ)
0,315 0,281 Signifikan
Implementasi program BTQ dengan
kemampuan menulis peserta didik(X.Y²)
0,315 0,281 Signifikan
Kemampuan membaca dan kemampuan
menulis peserta didik (Yˡ.Y²)
0,999 0,281 Signifikan
1 - r²y1y2
1 - (0,99)
1 - (0,99)
1 - (0,99)
0,01
58
program BTQ secara simultan terhadap kemampuan membaca dan kemampuan
menulis peserta didik.
Tabel 4.9 Pedoman untuk memberi interpretasi terhadap koefisien korelasi.64
Interval Koefisen Tingkat Hubungan
0,00 - 0, 199 Sangat Rendah
0, 20 - 0, 399 Rendah
0,40 - 0, 599 Sedang
0,60 - 0, 799 Kuat
0, 80 - 1.00 Sangat Kuat
Pada table pedoman interpretasi di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh yang kuat secara persial maupun simultan yaitu 0,658 Implementasi
program BTQ terhadap kemampuan membaca dan kemampuan menulis al-Qur‟an
peserta didik Kelas VIII MTs As‟adiyah No. 3 Atapange Kabupaten Wajo.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII MTs As‟adiyah No. 3 Atapange
Kabupaten Wajo dengan jumlah populasi sebesar 49 responden. Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling, yaitu teknik
penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Adapun
teknik dan instrument pengumpulan data yang digunakan adalah angket (kuesioner)
dan dokumentasi. Adapun hasil pembahasan penelitian ini adalah sebagai berikut:
4.4.1 Berdasarkan uji signifikansi dan interpretasi korelasi product moment. Skor
total implementasi program BTQ yang diperoleh dari hasil penelitian adalah 1714,
skor teoritik variabel ini setiap responden adalah 10 x 4= 40 karena jumlah responden
64
Sugiyono, Metode Penelitian danPengembangan Research and Development, (Cet. III;
Bandung: Alfabeta,2016) h. 361.
59
49 orang, maka skor kriterium adalah 49 x 40 = 1960. Sehingga, implementasi
program BTQ adalah 1714 :1960 = 0,874 atau 87,40% dari kriteria yang ditetapkan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa variabel implementasi program BTQ termasuk
kategori tinggi.
4.4.2 Berdasarkan skor total variabel kemampuan membaca al-Qur‟an yang diperoleh
dari hasil penelitian adalah 3971, skor teoritik variabel ini setiap responden adalah
100, karena jumlah responden 49 orang, maka skor kriterium adalah 100 x 49 = 4900.
Sehingga kemampuan membaca al-Qur‟an adalah 3971 : 4900 = 0,810 atau 81,00%
dari kriteria yang ditetapkan sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan membaca
al-Qur‟an peserta didik termasuk kategori tinggi.
Dari taraf signifikan 5% di peroleh r tabel = 0,281, karena rxyˡ = 0, 315 > r
tabel = 0,281 maka hipotesis Ho ditolak. Berarti terdapat pengaruh antara
Implementasi program BTQ terhadap kemampuan membaca peserta didik.
Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan oleh penulis, dapat
disimpulkan bahwa besarnya pengaruh Implementasi program BTQ terhadap
kemampuan membaca al-Qur‟an peserta didik sebesar 31,50% dalam artian 68,5%
lainnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diamati dalam penelitian ini.
4.4.3 Berdasarkan skor total variabel kemampuan menulis al-Qur‟an yang diperoleh
dari hasil penelitian adalah 3904, skor teoritik variabel ini setiap responden adalah
100, karena jumlah responden 49 orang, maka skor kriterium adalah 100 x 49 = 4900.
Sehingga kemampuan menulis al-Qur‟an adalah 3904 : 4900 = 0,796 atau 79,60%
dari kriteria yang ditetapkan sehingga dapat dikatakan bahwa motivasi belajar
pendidikan agama Islam peserta didik termasuk kategori sedang.
60
Dari taraf signifikan 5 % r table = 0,281, karena rxy² = 0,3151 > r tabel = 0,
281 maka hipotesis Ho ditolak. Berarti terdapat pengaruh antara Implementasi
program BTQ terhadap kemampuan menulis peserta didik.
Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan oleh penulis, dapat
disimpulkan bahwa besarnya pengaruh Implementasi program BTQ terhadap
kemampuan menulis al-Qur‟an peserta didik sebesar 31,51% artinya 68,49% lainnya
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diamati dalam penelitian ini.
Adapun dari perhitungan, dapat disimpulkan bahwa hubungan kemampuan
membaca dan kemampuan menulis peserta didik dalam program BTQ sangat kuat
dengan diperolehnya nilai y1.y2 = 0, 999 dengan r table = 0,281.
4.4.4 Dari perhitungan didapatkan rxy1y2 = 0,658 > r tabel = 0,281 maka hipotesis
Ho ditolak dan menandakan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara
implementasi program BTQ secara simultan terhadap kemampuan membaca dan
kemampuan menulis peserta didik.
Jadi, secara simultan terdapat pengaruh yang kuat antara Implementasi
program BTQ terhadap kemampuan membaca dan kemampuan menulis al-Qur‟an
peserta didik Kelas VIII MTs As‟adiyah No. 3 Atapange Kabupaten Wajo sebesar
65,80%.
61
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan analisis yang telah diuraikan dalam skripsi ini, yang membahas
mengenai pengaruh implementasi program BTQ terhadap kemampuan membaca dan
kemampuan menulis al-Qur‟an peserta didik kelas VIII MTs As‟adiyah No. 3
Atapange kabupaten Wajo.
5.1.1 Implementasi program BTQ adalah 1714 :1960 = 0,874 atau 87,40% dari
kriteria yang ditetapkan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa variabel implementasi
program BTQ termasuk kategori tinggi.
5.1.2 Kemampuan membaca al-Qur‟an adalah 3971 : 4900 = 0,810 atau 81,00% dari
kriteria yang ditetapkan sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan
membaca al-Qur‟an peserta didik termasuk kategori tinggi. Dari taraf
signifikan 5% diperoleh r tabel = 0,281, karena rxyˡ = 0, 315 > r tabel = 0,281
maka hipotesis Ho ditolak. Berarti terdapat pengaruh antara Implementasi
program BTQ terhadap kemampuan membaca peserta didik.
5.1.3 Kemampuan menulis al-Qur‟an adalah 3904 : 4900 = 0,796 atau 79,60% dari
kriteria yang ditetapkan sehingga dapat dikatakan bahwa motivasi belajar
pendidikan agama Islam peserta didik termasuk kategori sedang. Dari taraf
signifikan 5 % r table = 0,281, karena rxy² = 0,3151 > r tabel = 0, 281 maka
hipotesis Ho ditolak. Berarti terdapat pengaruh antara Implementasi program
BTQ terhadap kemampuan menulis peserta didik.
62
5.1.4 Secara simultan terdapat pengaruh yang kuat antara Implementasi program
BTQ terhadap kemampuan membaca dan kemampuan menulis al-Qur‟an
peserta didik Kelas VIII MTs As‟adiyah No. 3 Atapange Kabupaten Wajo
sebesar 65,80% yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak, dengan
membandingkan hasil perhitungan nilai korelasi secara simultan yaitu 0,658 >
r table 0,281.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan di atas, maka dapat diajukan
saran-saran sebagai berikut:
5.2.1 Untuk meningkatkan suksesnya proses belajar mengajar hendaklah selalu
diciptakan situasi, kondisi, sarana dan prasarana pembangunan, khususnya
bidang pendidikan agar para peserta didik dapat merasakan kenyamanan dan
ketenangan dalam proses belajar mengajar.
5.2.2 Guru sebagai pendidik juga diharapkan memberikan perhatian kepada anak
didik terutama dalam perkembangan kognitif santri tentang kemampuan
membaca al-Qur‟an dan kemampuan menulis huruf al-Qur‟an.
5.2.3 Hendaknya orang tua memberikan bimbingan dan pengawasan dalam
kemampuan membaca al-Qur‟an dan menulis huruf al-Qur‟an.
5.2.4 Hendaknya peserta didik memiliki kesadaran sepenuh hati tentang pentingnya
kemampuan membaca al-Qur‟an dan kemampuan menulis huruf-huruf al-
Qur‟an, karena kunci dari semua ilmu adalah dari membaca dan menulis.
63
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur‟an Al-Karim
Adhim, Said Abdul. 2013, Nikmatnya Membaca Al-Qur’an, Cet. 1; Solo: PT Aqwam Media Profetika.
Al hikmah Qash_tha. “Macam-macam Metode Pembelajaran Al-Qur‟an”. Qashthaalhikmah.blogspot.co.id./2010/01/macam-macam-metode-pembelajaran-al.html?m=1. (di akses pada tanggal 09 Maret 2018)
Al-Hafidz, Ahsin W. 2005. Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an. Cet. 3; Jakarta: PT Bumi Aksara.
Al-Maliki, Muhammad ibn „Alawi. 2003. Samudra Ilmu-Ilmu Al-Quran. Cet. 1; Bandung: Arasy Mizan.
Al-Maliki, Sayyid Muhammad Alwi. 2001. Keistimewaan-keistimewaan Al-Qur’an. Cet. I; Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Amin, Samsul Munir dan Haryanto. 2011. Etika Berdzikir: berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah. Cet: I; Jakarta: Sinar Grafika Offset.
Ar-Ramli, Muhammad Syauman dan Said Abdul Adhim dkk. 2015. Nikmatnya Menangis bersama Al-Qur’an. Cet. 1; Jakarta Timur: Istanbul
Bahtiar Nurvadillah. 2015. “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur‟an Peserta Didik Kelas VIII.2 SMP Negeri 7 Pinrang”. Skripsi Sarjana; Jurusan Tarbiyah: Parepare.
Baqi, Muhammad Fuad Abdul. 2012. Al-Lu’lu’ Wal Marjan Mutiara Hadits Sahih Bukhari dan Muslim. Jakarta: Ummul Qura.
Departemen Agama RI. 1995. Metode-metode Membaca Al-Qur’an di Sekolah Umum. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam.
_______. 2007. Kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an Siswa SMA. Cet. I; Jakarta: Puslitbang Lektur Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama RI.
Departemen Pendidikan Nasional. 2013. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cet. IV; Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.
64
Djamarah, Sayiful Bahri. 2005. Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Cet. 2; Jakarta: PT Rineka Cipta.
Hamzah Nurulhuda. 2017. “Hubungan Antara Kemampuan Membaca Al-Qur‟an Dengan Kemampuan Menulis Al-Qur‟an Santri Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Darul Qur‟an At-Taqwa Jampue Kabupaten Pinrang” (Skripsi Sarjana; Jurusan Tarbiyah: Parepare.
Hanisan. 2013. “Pengaruh Keterampilan Baca Tulis Al-Qur‟an Terhadap Kemampuan Berbahasa Arab Peserta Didik Kelas X MAN Mamuju”. Skripsi Sarjana; Jurusan Tarbiyah: Parepare.
Haris, Albert J. 1980. How To Increase Reading Ability. New York: Longman Group.
Kementerian Agama RI. 2013. Alwasim Al-Qur’an Tajwid Kode, Transliterasi Per Kata, Terjemah Per Kata. Bekasi: Cipta Bagus Segara.
Kirmani, Mohd. 2001. Zaki. The Qur’an and Future Of Science. Cet. I; India: Global Vision Publishing House.
L. R. Gay, Geoffrey E, Mills and Peter Airasian. 2006. Educational Research: Competencies for Analysis and Applications. America: Pearson Merrill Prentice Hall.
Makbuloh, Deden. 2012. Pendidikan Agama Islam, Arah Baru Pengembangan Ilmu dan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Cet. II; Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Sanjaya, Wina. 2015. Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode dan Prosedur. Cet. III; Jakarta: Prenadamedia Group.
Siregar, Syofian. 2015. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Bumi Aksara.
Suriadi. 2013. Buku Qiro’ah. Cet. 15; Makassar: Yayasan Foslamic.
Sugiyono.2017. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Syarifuddin, Ahmad. 2005. Mendidik Anak Membaca, Menulis, dan Mencintai Al-Qur’an. Cet. II; Jakarta: Gema Insani.
Tim Penyusun. 2013. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Makalah dan Skripsi). Parepare: STAIN.
Wadud Abd. 2005. Al-Qur’an Hadits. Semarang: PT Karya Toha Putra.
65
Yaqin, M. Zubad Nurul. 2009. Al-Qur’an sebagai Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Upaya Mencetak Anak Didik yang Islami. Cet. I; Malang: UIN-Malang Press.
Zarman, Wendi. 2012. Inilah! Wasiat Nabi bagi Para Penuntut Ilmu. Cet. 1; Bandung: Ruang Kata.
B. LATAR BELAKANG BERDIRINYA MADRASAH TSANAWIYAH AS'ADIYAH NO. 3 ATAPANGE
MTs As'adiyah no. 3 atapange berdiri atas prakarsa dan komitmen dari segenap tokoh agama, Pendidik dan tokoh masyarakat khususnya didesa Rumpia yang ingin mengembangkan Pendidikan agama bagi masyarakat dan generasi pelanjut ke depannya.
MTs As'adiyah no. 3 atapange di dirikan pada tahun 1969. dengan tujuan untuk membentuk generasi pelanjut yang kompetitif, kreatif dan menjiwai nilai-nilai pancasila dalam kehidupan dan tingkah lakunya sehari - hari
Kurikulum yang di terapkan di MTs As'adiyah No. 3 Atapange mengacu pada Kurikulum Nasional yang di padukan dengan Kurikulum keagamaan yang bertujuan untuk membentuk generasi muda yang intelek dan berakhalakul karimah.
C. VISI DAN MISI DAN TUJUAN MTs AS'ADIYAH NO. 3 ATAPANGE
> VISI
BERPRESTASI DALAM ILMU PENGETAHUAN, BERKEPRIBADIANISLAM DAN BERWAWASAN GLOBAL YANG DILANDASI IMAM DAN TAQWA
> MISI
1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan efektif untukmeningkatkan prestasi belajar siswa 2. Membentuk prilaku berprestasi pola pikir yang kritis kreatif pada siswa
3. Mengembangkan Pola pembelajaran yang inovatif dan tradisi berpikir ilmiah yang didasari oleh kemantapan penghayatan dan pengalaman nilai-nilai agama Islam
4. Membekali siswa untuk siap dan mampu menggunakan teknologi modern yaitu komputer 5. Meningkatkan lingkungan madrasah yang sehat, aman dan kondusif untuk berprestasi belajar
> TUJUAN
1. Meningkatkan kualitas iman, ilmu dan amal saleh pada seluruh warga madrasah
2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana/prasarana serta pemberdayaan yang mendukung peningkatan prestasi amaliah keagamaan islam, prestasi akademik, dan non akademik
3. Meningkatkan nilai kriteria ketuntasan minimal dan UN secara berkelanjutan
4. Membantu siswa yang kurang mampu agar memperoleh jenjang pendidikan yang lebih tinggi 5. Meraih kejuaraan dalam bidang Ilmu pengetahuan, kesenian dan olahraga dan ekstrakurikuler. 6. Meningkatkan kegiatan ibadah shalat berjamaah, shalat Dhuha, Tadarrus Al-quran, dan sosial Keagamaan bagi semua warga Madrasah
69
D. DATA PERSONAL GURU
1. Jumlah Personal
No. Personal PNS NON PNS
TOTAL PERSONAL
LK PR JML LK PR JML LK PR JML
1 Kepala Madrasah 1 0 1 0 0 0 1 0 1
2 Wakamad 0 0 0 2 2 4 2 2 4
3 Guru Mata Pelajaran umum
0 0 0 4 6 10 5 6 11
4 Guru PAI 0 1 1 0 5 5 0 7 7
5 Guru BK 0 0 0 0 1 1 0 1 1
6 Kepala TU 0 0 0 0 1 1 0 1 1
7 Staf TU 0 0 0 0 2 2 0 2 2
8 Bendahara 0 0 0 1 0 1 1 0 1
9 Pustakawan 0 0 0 0 1 1 0 1 1
10 Laboran 0 0 0 0 1 1 0 1 1
11 Bujang 0 0 0 1 0 1 1 0 1
12 Satpam 0 0 0 1 0 1 1 0 1
13 Instruktur Ekskul 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 Personal Lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15
2. Keadaan Pendidik
GURU PNS
No. Nama Guru Gelar NIP
Mapel yang
diampu
Sertifikasi
Sudah/belum
1 Hj. Rohana (Pensiun)
S.Pd.I 195612311979032003 Aqidah Akhlak Sudah
2 Besse Tanawali S.Pd.I 197504032003122003 S K I Sudah
3 Syamsul Bakhri
(Kepsek) S.Pd 196612112007011022
Bahasa
Indonesia Sudah
70
GURU NON PNS
No. Nama Guru Gelar Tempat
Mapel yang
diampu
Sertifikasi
Sudah/belum
1 Hasnawati S.Pd.I Paria Quran Hadist Sudah
2 Baso Lolo SE Atapange IPS Terpadu Sudah
3 Hj. Sri Intan - Atapange PKn Belum
4 Yake Deru Dra Paria Aqidah Akhlak Sudah
5 Besse Jemma Dra Bulu, Wajo Fiqhi Sudah
6 Haderawati S.Pd.I Laerung Bahasa Arab Sudah
7 Sayuti Rahman S.Pd Lawakkasi Matematika Sudah
8 Besse Sahidah S.Pd Atapange IPA Terpadu Sudah
9 Marauleng S.Pd Paria
Bahasa
Indonesia Sudah
10 Muhammad Nur S.Ag Lamangiso Penjaskes Sudah
11 Hj. Darmawati S.Ag Sanrangeng Quran Hadist Sudah
12 Baderia - Paria Bahasa Inggris Belum
13 Astuti S.Pd Atapange Bahasa Inggris Sudah
14 Indri Junianti S.Sos Mangkutana TIK Belum
15 Muh. Antrin - Lawakkasi IPA Terpadu Belum
16 Baso Syawal S.Pd
3. Keadaan Peserta Didik
No. Kelas LK PR Jumlah Rombel
1 Kelas VII 27 27 54 3
2 Kelas VIII 26 23 49 3
71
3 Kelas IX 40 31 71 3
Jumlah 93 81 174 9
3. Data Sarana dan Prasarana
Kondisi Bangunan dan Sarana
No Jenisa Ruangan Kondisi (UnitA)
Ada Baik Rusak Ringan
Rusak Berat
Jumlah
1 Kantor √ 1 0 0 1
2 Guru √ 1 0 0 1
3 Kelas √ 2 3 4 9
4 Laboratorium √ 0 0 1 1
5 Perpustakaan √ 0 1 0 1
6 Mushallah √ 0 1 0 1
7 WC √ 4 0 0 4
8 UKS √ 0 0 1 1
9 Kantin √ 0 2 0 2
72
LAMPIRAN 2
ANGKET
KISI – KISI INSTRUMEN YANG DIPERLUKAN UNTUK MENGUKUR
IMPLEMENTASI PROGRAM BTQ
Variabel Penelitian Indikator Angket
Jml. Butir No. Butir
Implementasi Program
BTQ
1. Efektivitas Program BTQ
2. Perhatian Peserta Didik
dengan Program BTQ
3. Perasaan Peserta Didik
dengan Program BTQ
4. Ketertarikan Peserta Didik
dengan Program BTQ
5. Motivasi Peserta Didik
dengan Program BTQ
1
1
3
3
2
1
9
2, 3, dan 4
5, 6, dan 7
8, dan 10
Jumlah 10 10
ANGKET
PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM BTQ (BACA TULIS AL-QUR‟AN)
TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS AL-QUR‟AN
PESERTA DIDIK KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH
AS‟ADIYAH NO. 3 ATAPANGE KABUPATEN WAJO
I. Identitas Responden
Kode Responden :
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
Kelas :
73
2. Keterangan Angket
1. Angket ini dimaksudkan untuk memperoleh data objektif dari peserta
didik dalam rangka penyusunan skripsi.
2. Dengan mengisi angket ini, berarti telah ikut serta membantu kami dalam
rangka penyelesaian studi.
3. Petunjuk Pengisian Angket
1. Sebelum anda menjawab pernyataan yang telah disiapkan, terlebih dahulu
isi daftar identitas yang telah disediakan.
2. Bacalah dengan baik setiap pertanyaan, kemudian beri tanda silang (x)
pada jawaban yang dianggap paling sesuai dengan apa yang diterapkan
Guru/Pendidik pada Program BTQ di Madrasah anda, dan yang anda
alami.
3. Isilah angket ini dengan jujur serta penuh ketelitian. Terima kasih atas
segala bantuannya.
4. Daftar Pertanyaan
1. Apakah anda mengikuti dan berperan aktif dalam setiap pembelajaran
pada Program BTQ?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
2. Apakah anda merasa senang dengan adanya Program BTQ?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
3. Apakah anda senang terhadap pembelajaran baca tulis al-Qur‟an yang
diterapkan Guru dalam kelas pada Program BTQ?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
4. Apakah anda merasa puas dengan adanya Program BTQ?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
74
5. Apakah anda terampil membaca dan menulis setelah mengikuti Program
BTQ?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
6. Apakah anda hadir dalam setiap pembelajaran pada Program BTQ?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
7. Apakah Guru yang mengajar anda menggunakan berbagai macam metode
pada pembelajaran Program BTQ?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
8. Apakah dengan adanya program BTQ dapat memberikan manfaat kepada
anda?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
9. Apakah perhatian anda terfokus pada saat pembelajaran Program BTQ
berlangsung?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
10. Apakah anda bersungguh-sungguh dalam mengikuti program BTQ?
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
75
LAMPIRAN 3
Tabulasi Angket Variabel X (Implementasi Program BTQ)