PENGARUH IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MAN INSAN CENDIKIA SERPONG Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam Disusun Oleh: Rukmiati NIM. 206011000079 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/ 2010 M 1
90
Embed
PENGARUH IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21578/1/... · 1431 H/ 2010 M . 1 2 ABSTRAK . ... Faktor-faktor yang mempengaruhi proses
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN
PENDIDIKAN (KTSP) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MAN INSAN CENDIKIA
SERPONG
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Disusun Oleh:
Rukmiati
NIM. 206011000079
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/ 2010 M
1
2
ABSTRAK
Rukmiati:
“Pengaruh Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terhadap prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di MAN Insan Cendekia Serpong”
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang pengaruh
implementasi KTSP terhadap prestasi belajar.
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka
prosedur yang ditempuh meliputi: persiapan penelitian, dengan cara membuat
instrument penelitian, pelaksanaan penelitian menggunakan metode korelasi,
sedangkan teknik pengumpulan data yang penulis gunakan yaitu: observasi,
wawancara, penyebaran angket dan dokumentasi. Teknik penyebaran angket dan
dokumentasi penulis lakukan kepada 30 orang siswa dengan mengambil sampel
sebanyak 26% dari keseluruhan populasi yang ada yaitu sebanyak 115 orang
siswa kelas XI MAN Insan Cendekia Serpong.
Hasil perhitungan antara implementasi KTSP dan prestasi belajar siswa
telah menghasilkan korelasi yang positif. Hal ini dapat diketahui dari hasil
perhitungan korelasi product moment sebesar 0,476 yang besarnya berkisar antara
0,40 – 0,70 yang berarti korelasi antara impelemtasi KTSP dan prestasi belajar
siswa termasuk korelasi positif yang sedang atau cukup.
3
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
N a m a : Rukmiati
Tempat/Tgl.Lahir : Pandeglang, 23 Mei 1988
NIM : 206011000079
Jurusan / Prodi : Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi :Pengaruh Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Di MAN Insan Cendikia Serpong
Dosen Pembimbing : 1. Dra. Manerah
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya
sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.
Jakarta, 16 September 2010
Mahasiswa Ybs.
Materai 6000
Rukmiati
. NIM. 206011000079
4
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul “ Pengaruh Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akidah
Akhlak di MAN Insan Cendekia Serpong” diajukan kepada Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatulluh Jakarta, dan telah dinyatakan
lulus dalam ujian munaqasyah pada tanggal 16 September 2010 di hadapan dewan
penguji. Oleh karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd.i)
pada jurusan Pendidikan Agama Islam.
Jakarta,17 September 2010
Panitia Ujian Munaqasyah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan PAI) Tanggal Tanda tangan
d) Program mingguan dan harian, merupakan penjabaran dari program
semester dan modul. Melalui program ini dapat diketahui tujuan-tujuan
yang telah dicapai dan yang perlu diulang bagi peserta didik.
e) Program pengayaan dan remedial. Berdasarkan teori belajar tuntas,
seseorng peserta didik dipandang tuntas jika ia mampu menyelesaikan dan
menguasai kompetensi atau mencapai tujuan pembelajaran minimal 65%
dari seluruh tujuan pembelajaran. Jika terdapat peserta didik yang
mencapai tujuan kurang dari 65% ataupun mengalami kesulitan belajar,
maka sekolah perlu memberikan kegiatan remedial. Adapun bagi siswa
yang mencapai tujuan lebih dari 65% diberikanlah program pengayaan.
25 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat…,h, 249-254
29
f) Program bimbingan dan konseling, sekolah berkewajiban memberikan
bimbingan konseling kepada peserta didik yang menyangkut pribadi,
sosial, belajar dan karir.
2) Pelaksanaan Pembelajaran
Pembelajaran dalam KTSP adalah pembelajaran dimana hasil belajar atau
kompetensi yang diharapkan dicapai oleh siswa. Sistem penyampaian dan
indikator pencapaian hasil belajar dirumuskan secara tertulis sejak perencanaan
dimulai. Prinsip utama dalam proses pembelajaran adalah adanya keterlibatan
seluruh pihak atau sebagian besar potensi diri siswa (fisik dan non fisik) dan
kebermaknaan bagi diri dan kehidupannya saat ini dan dimasa yang akan datang
(life skill)
Pada umumnya, pelaksanaan pembelajaran berbasis KTSP mencakup tiga
hal, yaitu:26
a). Tahap pra instruksional
beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru atau siswa pada tahap
ini, yakni:
1) Guru menanyakan kehadiran siswa dan mencatat siapa yang tidak hadir.
Kehadiran siswa dalam pengajaran dapat dijadikan salah satu tolak ukur
kemampuan guru mengajar.
2) Bertanya kepada siswa, sampai dimana pembahasan pembelajaran
sebelumnya. Dengan hal ini guru dapat mengkaji atau mengecek kembali
ingatan siswa terhadap bahan yang telah diberikan.
3) Mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang bahan pelajaran yang sudah
diberikan sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sampai dimana
pemahaman materi yang telah diberikan.
26 Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, (Ciputat: PT Ciputat
Press,2007), h. 3-9
30
4) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai bahan
pelajaran yang belum dikuasainya dari pengajaran yang telah dilaksanakan
sebelumnya.
5) Mengulang kembali bahan pelajaran yang lalu (bahan pelajaran
sebelumnya) secara singkat tapi mencakup semua aspek bahan yang telah
dibahas sebelumnya. Hal ini dilakukan sebagai dasar bagi pelajaran yang
akan dibahas hari itu, dan sebagai usaha dalam menciptakan kondisi
belajar siswa.
Tujuan tahap ini pada akhirnya adalah mengungkapkan kembali tanggapan
siswa terhadap bahan yang telah diterimanya dan menumbuhkan kondisi belajar
dalam hubungannya dengan pembelajaran hari itu.
b) Tahap Insruksional
Terdapat beberapa kegiatan dalam tahap ini, antara lain:
1) Menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran yang harus dicapai
2) Menulis pokok materi yang akan dibahas hari itu
3) Membahas pokok materi yang akan dibahas hari itu
4) Memberi contoh-contoh, pertanyaan dan tugas kepada siswa untuk
mengetahui tingkat pemahaman dari setiap pokok materi yang telah
dibahas
5) Penggunaan alat bantu pengajaran untuk memperjelas pembahasan setiap
pokok materi
6) Menyimpulkan hasil pembahasan dari semua pokok materi. Kesimpulan
ini dibuat oleh guru dan dapat juga dibuat guru bersama-sama siswa,
bahkan kalau mungkin diserahkan sepenuhnya kepada siswa.
c) Tahap Evaluasi dan Tidak Lanjut
Tahap akhir dari pembelajaran yaitu tahap evaluasi atau penilaian dan
tidak lanjut. Tujuan tahap ini adalah untuk mengetahui keberhasilan dari tahap
inti. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain:
1) Mengajukan pertanyaan kepada siswa mengenai semua pokok materi yang
telah dibahas pada tahap inti, baik lisan maupun tulisan. Apabila kira-kira
31
70 persen dari jumlah siswa di kelas tersebut dapat menjawab setiap
pertanyaan yang diajukan, maka proses pengajaran dikatakan berhasil
apabila pertanyaan yang diajukan belum dapat dijawab oleh siswa kurang
dari 70 persen, maka guru harus mengulang kembali materi yang belum
dikuasai siswa
2) Untuk memperkaya pengetahuan siswa, materi yang dibahas, guru dapat
memberikan tugas atau pekerjaan rumah yang ada hubungan dengan topik
atau pokok materi yang telah dibahas
3) Akhiri pelajaran dengan menjelaskan materi atau pemberitahuan pokok
materi yang akan dibahas pada pelajaran berikutnya
Ketiga tahapan yang telah dibahas di atas merupakan satu rangkaian
kegiatan yang terpadu tidak terpisahkan satu sama lain. Kegiatan pembelajaran ini
hendaknya dititikberatkan kepada siswa. Untuk itu maka haruslah dipilih
pendekatan mengajar yang berorientasi kepada cara belajar siswa aktif, misalnya
CTL, life skill, portofolio, dan lain sebagainya
3) Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi hasil belajar adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk
menentukan nilai keberhasilan belajar peserta didik setelah ia mengalami proses
belajar selama satu periode tertentu.27
Evaluasi belajar dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan dilakukan
dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan
dan sertifikasi , benchmarking, penilaian program dan tindak lanjut, yaitu:28
a) Penilaian Kelas
Penilaian kelas adalah proses pengumpulan dan penggunaan informasi
oleh guru untuk pemberi nilai terhadap hasil belajar siswa berdasarkan
tahap kemajuan siswa sesuai dengan daftar kompetensi yang ditetapkan
dalam kurikulum. Penilaian kelas dapat dilakukan dalam situasi formal
27 Kunandar, Guru …., h. 337 28 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat…,h,258-261
32
maupun informal, di dalam kelas maupun di luar kelas, terintegrasi dengan
kegiatan belajar atau bisa pula dilakukan pada waktu tertentu.29
b) Tes Kemampuan Dasar
Tes kemampuan dasar dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca,
menulis, dan berhitung yang diperlukan dalam rangka memperbaiki
program pembelajaran. Tes kemampuan dasar ini dilakukan pada setiap
tahun.30
c) Penilaian Akhir Satuan Pendidikan
Pada setiap akhir semester dan tahun pelajaran diselenggarakan kegiatan
penilaian guna mendapatkan gambaran secara utuh dan menyeluruh
mengenai ketuntasan belajar peserta didik dalam satuan waktu tertentu.
Dan untuk keperluan sertifikasi, kinerja, dan hasil belajar dicantumkan
dalam Surat Tanda Tamat Belajar.31
d) Benchmarking
Benchmarking merupakan suatu standar untuk mengukur kinerja yang
sedang berjalan, proses dan hasil untuk mencapai ideal untuk masing-
masing indikator lebih dari 60%. Namun sekolah dapat menetapkan
kriteria atau tingkat pencapaian indikator, apakah 50%, 60%, atau 70%.
Penetapan ini disesuaikan dengan kondisi sekolah, seperti kemampuan
peserta didik dan guru serta ketersediaan sarana dan prasarana
Agar kurikulum dapat diimplementasikan secara efektif, hendaklah guru
meningkatkan kualitas pengetahuan serta memahami mengenai KTSP sehingga
dapat mengimplementasikan KTSP dengan melakukan kegiatan yang telah
dijelaskan sebelumnya. Dengan demikian guru dapat menerapkan KTSP dalam
pembelajaran dan meningkatkan kualitas pembelajaran
29 Mimin Haryati, Model Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2007), cet. Ke-1, h. 16
30 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat…,h, 260 31 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat…,h, 260
33
B. Prestasi Belajar Siswa
1. Pengertian prestasi belajar
Prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie, kemudian dalam
bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha.32 Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia kata prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang
telah dilakukan, dikerjakan).33
Menurut Akyas Azhari, belajar merupakan sebuah proses perubahan
perilaku atau pribadi berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu.34 Senada
dengan itu, Syaiful Bahri Djamarah berpendapat bahwa belajar adalah aktivitas
yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang
telah dipelajari. Hasil dari aktivitas belajar terjadilah perubahan dalam diri
individu.35
Belajar menurut Witherington adalah suatu perubahan dalam kepribadian
yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa
kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian. Sedangkan
menurut Hilgrat dan Edward dalam buku Theoritis of Learning yang dikutip oleh
M. Ngalim Purwanto, belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku
seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman yang
berulang-ulang dalam situasi dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat
dijelaskan atas dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan/keadaan-
keadaan sesaat seseorang misalnya kelelahan, pengaruh obat dan sebagainya.36
Belajar sebagai suatu kegiatan dapat didefinisikan ciri-ciri kegiatannya.
Ciri-ciri tersebut sebagai berikut:
32 Zainal Arifin, Evaluasi Instruksional, (Bandung: CV Bandung, 1988), h. 2-3 33 Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Edisi ke-3,
cet, ke-2, h. 895 34 Akyas Azhari,Psikologi Umum & Perkembangan, (Jakarta: PT Terajau, 2004), cet, ke-
1, h. 122 35 Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Balajar dan Kompetensi Guru,( Surabaya: Usaha
Nasional, 1994), h. 20 36 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan,(Bandung: Remaja Rosdakarya,2007), cet
ke-21, h. 84
34
a. Belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu
yang belajar (dalam arti perubahan tingkah laku) baik aktual maupun
potensial.
b. Perubahan itu pada dasarnya adalah didapatkannya kemampuan baru yang
berlaku dalam waktu yang relatif lama.
c. Perubahan itu terjadi karena adanya usaha (dengan sengaja)37
Sedangkan menurut E. P. Hutabarat mengaitkan belajar dengan
dikuasainya suatu kemampuan oleh seseorang. Menurutnya belajar adalah
kegiatan yang dilakukan untuk menguasai kemampuan, kebiasaan, keterampilan,
dan sikap lewat proses hubungan timbal balik yang berlangsung dengan
lingkungan.38
Manusia lahir ke bumi dalam keadaan tidak mengerti apapun, kemudian
lewat suatu proses ia mengetahui apa yang sebelumnya tidak diketahuinya. Proses
mengetahui apa yang tidak ia ketahui sebelumnya itulah yang disebut dengan
belajar sehingga belajar dapat diartikan sebagai suatu proses dimana seseorang
mengalami perubahan tingkah laku dan pengalaman edukatif sehingga terjadi
perubahan dari tidak tahu menjadi tahu.39
Berdasarkan pengertian atau definisi-definisi di atas, penulis
menyimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang
relatif menetap sebagai akibat latihan atau pengalaman dalam berinteraksi dengan
lingkungannya. Perubahan tersebut menyangkut perubahan dalam aspek
pengetahuan, keterampilan, kecakapan, sikap dan kebiasaan-kebiasaan. Perubahan
tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan fisik, keadaan mabuk, lelah
dan jenuh, tidak dapat dipandang sebagai proses belajar, karena individu yang
bersangkutan tidak menyadari atau tidak menghendaki keberadaannya.
37 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya,1996) cet ke-2, h.
56 38 Hutabarat, Cara Belajar, ( Jakarta: Gunung Mulia 1986), h.11 39 Rustiyah N.K, Masalah-Masalah Ilmu Keguruan, (Jakarta: Bina Aksara,1986), cet. Ke-
2, h. 41
35
Menurut Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi belajar adalah hasil yang
diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu
sebagai hasil dari aktifitas belajar. 40
Dari pengertian tentang prestasi belajar yang telah diuraikan diatas, maka
dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil yang
dicapai setelah seseorang melakukan kegiatan-kegiatan belajar yang optimal
berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berguna bagi perkembangan
diri selanjutnya.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses hasil belajar
Berhasil tidaknya kegiatan belajar atau tinggi rendahnya prestasi belajar
siswa sangat tergantung kepada faktor dan kondisi yang mempengaruhi proses
kegiatan belajar tersebut. Faktor dan kondisi itu banyak sekali baik yang datang
dari dalam maupun dari luar diri siswa.
faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar itu dapat
digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor yang ada pada diri organisme itu
sendiri dan faktor yang ada di luar individu yang di sebut faktor sosial.41
Selanjutnya, M. Alisuf Sabri lebih rinci mengemukakan bahwa faktor-
fakor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar dibagi dalam dua bagian yaitu
faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa (faktor internal), berupa:
a. Faktor fisiologis siswa, terdiri dari kondisi kesehatan dan kebugaran fisik
dan kondisi panca inderanya terutama penglihatan dan pendengaran.
b. Faktor psikologis, yang akan mempengaruhi keberhasilan belajar siswa
adalah faktor minat, bakat, intelegensi, motivasi dan kemampuan-
kemampuan kognitif seperti kemampuan persepsi ingatan, berfikir dan
kemampuan dasar pengetahuan (bahan appersepsi) yang dimiliki siswa.
40 Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Balajar…, h. 23 41 M. Ngalim Purwanto, Psikologi…, h. 102
36
2. Faktor yang berasal dari luar diri siswa(faktor eksternal) terdiri dari:
a. Faktor lingkungan dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1) Faktor lingkungan non sosial alami, seperti keadaan suhu, kelembaban
udara, waktu (pagi, siang, malam), tempat letak gedung sekolah dan
sebagainya.
2) Faktor lingkungan sosial, baik berwujud manusia dan repesentasinya
termasuk budayanya
b. Faktor-faktor instrumental, terdiri dari gedung / sarana fisik kelas, sarana/
alat pengajaran, media pengajaran, guru dan kurikulum materi pelajaran
serta strategi belajar mengajar yang digunakan.42
Menurt Rostiyah, dalam bukunya masalah-masalah ilmu keguruan, ia
membagi faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar seseorang anak dengan
melihat keadaan keluarga siswa. Faktor tersebut antara lain:
1. Cara orang tua mendidiknya
2. Suasana keluarga
3. Pengertian orang tua
4. Latarbelakang kebudayaan43
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
prestasi belajar adalah hasil yang dicapai setelah seseorang melakukan kegiatan-
kegiatan belajar yang optimal berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
berguna bagi perkembangan diri selanjutnya. Secara umum hasil belajar siswa
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang datang dari dalam diri siswa Sendiri (Faktor
internal) dan faktor dari luar diri siswa (faktor eksternal). Kedua faktor tersebut
akan selalu berinteraksi, sehingga secara tidak langsung maupun langsung faktor-
faktor tersebut dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa dan karena faktor-
faktor ini terjadilah perbedaan individu atau siswa dalam prestasi belajarnya.
Prestasi belajar ini dalam dunia pendidikan formal biasanya diwujudkan dalam
bentuk nilai raport.
42 M. Alisuf Sabri, Psikologi…,h. 56-60 43 Rustiyah N.K, Masalah-Masalah…, h. 41
37
3. Cara mengetahui prestasi belajar siswa
Aktifitas belajar siswa perlu diadakan evaluasi. Hal ini penting karena
dengan evaluasi dapat diketahui apakah tujuan belajar yang telah ditetapkan dapat
tercapai atau tidak. Sebagaimana dijelaskan dalam Muhibbin Syah bahwa
“evaluasi adalah penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan
yang telah ditetapkan dalam sebuah program”.44
Jadi evaluasi sangatlah penting dan diperlukan untuk menentukan prestasi
belajar siswa, karena dengan cara itulah dapat dikatakan tinggi rendahnya prestasi
belajar siswa, atau baik-buruk prestasi belajarnya.
Adapun ragam evaluasi yang dapat dilakukan untuk mengetahui prestasi
belajar siswa adalah sebagai berikut:
a. Pre-Test yaitu “Evaluasi yang dilakukan guru secara rutin pada setiap akan
memulai penyajian materi baru. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi
taraf pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan”.45
b. Pos-Test yaitu “Evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir penyajian
materi. Tujuannya yaitu untuk mengetahui taraf siswa terhadap materi
yang telah disajikan”. 46
c. Evaluasi Formatif yaitu “Evaluasi hasil belajar jangka pendek, yaitu
evaluasi hasil belajar pada akhir setiap satuan pelajaran, tujuannya untuk
memberikan umpan balik (feed back) kepada guru sebagai dasar untuk
memperbaiki proses belajar mengajar.47
d. Evaluasi Sumatif yaitu “evaluasi belajar yang dilakukan pada waktu
berakhirnya suatu program pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar,
tujuannya adalah untuk mengetahui hasil akhir yang dapat dicapai oleh
44 Muhibbin Syah, Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2002), Cet ke-7, h. 141 45 Muhibbin Syah, Psikologi pendidikan…, h. 143 46 Muhibbin Syah, Psikologi pendidikan…, h.145 47 Zuhairini , Metodik khusus pendidikan agama islam,(Jakarta: kalam mulia, 2002), h.34
38
siswa, yakni penguasaan pengetahuan sekaligus menggambarkan
keberhasilan proses belajar mengajar.48
e. Evaluasi Diagnostik yaitu “Evaluasi yang digunakan untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan siswa sehingga dapat diberikan perlakuan yang
tepat”.49 Tujuannya adalah untuk membantu pemecahan kesulitan yang
dialami anak didik waktu mengikuti kegiatan belajar mengajar pada suatu
bidang studi atau keseluruhan program pengajaran”.50
4. Indikator prestasi belajar
Indikasi prestasi belajar adalah hasil belajar yang meliputi segenap ranah
psikologi yang berubah akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Ranah
psikologis itu berupa ranah cipta (kognitif), ranah rasa (afektif) dan ranah karsa
(psikomotor).
Indikator prestasi belajar siswa menurut muhibbin Syah adalah sebagai
berikut: 51
a. Ranah cipta (kognitif) diantaranya siswa dapat menunjukan,
Usaha yang dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa antara
lain:
a. Membangkitkan motivasi belajar siswa
Motivasi merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keefektifan
pembelajaran. Menurut M. Alisyuf Sabri motivasi adalah “segala sesuatu yang
menjadi pendorong timbulnya suatu tingkah”.52 Motivasi sangatlah berpengaruh
dalam proses pembelajaran, dengan motivasi inilah siswa menjadi tekun dalam
belajar dan dengan motivasi belajar ini pula kualitas hasil siswa dapat
diwujudkan. Menurut Moh. Uzer Usman ada beberapa cara membangkitkan
motivasi yaitu:
1) Mengadakan kompetisi (persaingan) terhadap para siswa guna
meningkatkan prestasi belajarnya.
2) Pace Making (membuat tujuan sementara atau dekat)
3) Mengadakan penilaian atau tes”.53
b. Meningkatkan disiplin belajar siswa
Pada hakikatnya disiplin adalah pengendalian perilaku dan pengendalian
diri. Apabila seorang siswa dapat mengendalikan dirinya dan perilakunya sehari-
hari baik dirumah, sekolah maupun lingkungan sekitarnya maka ia telah
mendisiplinkan diri ketika siswa sudah memiliki kedisiplinan baik hal itu yang
berasal dari dirinya maupun atas dorongan orang lain, maka segala sesuatu yang
dikerjakan akan menjadi maksimal. Siswa yang berdisiplin di sekolah dengan
selalu masuk tepat pada waktunya, tidak pernah membolos, selalu memperhatikan
keterangan guru di kelas, rajin mengerjakan tugas yang selalu diberikan guru,
maka pada akhirnya ia akan mendapatkan prestasi yang baik dalam belajarnya.
52 M. Alisyuf Sabri, Psikologi…, h.85. 53 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2005),
Cet ke-17,h. 29-30
40
C. Kerangka Berfikir
Salah satu variabel yang mempengaruhi sistem pendidikan nasional adalah
kurikulum. Oleh sebab itu kurikulum harus dapat mengikuti dinamika yang ada
dalam masyarakat, kurikulum bisa menjawab kebutuhan masyarakat luas dalam
menghadapi persoalan kehidupan yang dihadapi.
Sebagaimana telah dikemukakan dalam pengertian sebelumnya bahwa
KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh
masing-masing satuan pendidikan. Maka dalam hal ini KTSP merupakan strategi
pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif, dan
berprestasi. KTSP merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum.
KTSP adalah suatu ide tentang pengembangan kurikulum yang diletakan
pada posisi yang paling dekat dengan pembelajaran, yakni sekolah dan satuan
pendidikan. KTSP merupakan salah satu wujud reformasi pendidikan yang
memberikan otonomi kepada sekolah dan satuan pendidikan untuk
mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi, tuntutan dan kebutuhan
masing-masing. Otonomi dalam pengembangan kurikulum dan pembelajaran
merupakan potensi bagi sekolah untuk meningkatkan kinerja guru dan staf
sekolah, menawarkan partisipasi langsung kelompok-kelompok terkait, dan
meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pendidikan. Khususnya
kurikulum.
Dari penjelasan di atas maka dapat diasumsikan bahwa jika KTSP secara
optimal bisa diterapkan maka dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini
didasari karena adanya faktor-faktor pendukung itu antara lain: adanya sarana
pengajaran, kemampuan guru dalam mengajar, adanya kesiapan dari siswa untuk
mengikuti dan menerima pelajaran, tersedianya waktu belajar. Tetapi apabila
faktor pendukung tersebut kurang terpenuhi maka kemungkinan besar akan
menghambat pelaksanaan KTSP yang secara langsung akan berakibat terhadap
keberhasilan proses mengajar itu sendiri
41
D. Hipotesis
Untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara variabel X (Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan/KTSP) dan variable Y (Prestasi belajar siswa) maka
dalam hal ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:
Ho :Tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara implementasi
KTSP dengan prestasi belajar siswa.
Ha :Terdapat hubungan positif yang signifikan antara implementasi KTSP
dengan prestasi belajar siswa.
42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian, penulis mengambil tempat di MAN Insan
Cendekia Serpong, Tangerang Banten, karena MAN Insan Cindikia merupakan
salah satu madrasah yang sudah menggunakan KTSP dalam kegiatan belajar
mengajar, sehingga akan mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian
tersebut.
Adapun waktu yang digunakan dalam penelitian ini yaitu terhitung dari bulan
januari sampai dengan bulan februari tahun 2010
B. Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang menjadi objek penelitian. Adapun
dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu:
1. Variabel bebas (independent variabel) yakni: Implementasi Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP)
2. Variabel terikat (dependent Variabel) yakni: prestasi belajar siswa
C. Metode Penelitian
Untuk memperoleh data, fakta, dan informasi yang akan mengungkap dan
menjelaskan permasalahan dalam penelitian ini penulis menggunakan metode
korelasioanal melalui penelitian lapangan.
30
43
Penelitian lapangan (fleid research) adalah penelitian ini dilakukan dengan
terjun langsung ke objek penelitian, karena dalam penelitian ini memerlukan data
yang valid agar dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu obyek yang
merupakan perhatian peneliti. Obyek penelitian dapat berupa makhluk hidup,
benda-benda, sistem, dan prosedur, fenomena, dan lain-lain.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI MAN Insan Cendikia
Serepong yang berjumlah 115
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang representatif. Untuk
mempermudah penelitian ini, maka penulis menggunakan teknik penarikan
sampel secara acak atau bisa dikenal dengan istilah random sampling yaitu
dengan mengambil 26% dari jumlah populasi yang ada. Jadi sampelnya sebanyak
30 siswa. Ciri dari penarikan sampel secara acak ini bahwa anggota populasi
mempunyai peluang yang sama dan tidak terikat untuk masuk ke dalam sampel.
Adapun lebih jelasnya lihat tabel terlampir:
Tabel I Populasi dan Sampel
No Kelas Populasi Sampel
1 XI IPA-1 21 5
2 XI IPA-2 21 5
3 XI IPA-3 23 5
4 XI IPA-4 21 5
5 XI IPS-1 14 5
6 XI IPS-2 15 5
Jumlah 115 30
Sumber: Jumlah sampel diperoleh melelui Teknik random sampling
dengan mengambil 26% dari jumlah populasi yang ada
44
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini diperlukan beberapa teknik.
Adapun teknik pengumpulan data yang dimaksud adalah:
1. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap
fenomena-fenomena yang diselidiki.54 Observasi merupakan teknik yang
pertama-tama digunakan untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan
penelitian dan merupakan alat pengumpulan data dengan cara mendatangi
langsung, mengamati, dan mencatat. Observasi ini dilakukan dengan cara
datang langsung keobjek penelitian untuk mendapatkan data yang berkaitan
dengan pelaksanaan KTSP yang digunakan oleh guru di dalam kelas..
2. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang sesuai berdasarkan dari
pada laporan verbal dimana pada wawancara ini terdapat dialog yang
dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari orang yang
diwawancarai.55 Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara dengan
kepala sekolah MAN Insan Cendekia Serpong untuk mendapatkan data
tentang peranan kepala sekolah sebagai supervaisor terhadap kinerja guru
dalam mengimplementasikan KTSP
3. Angket
Angket yaitu suatu alat penelitian yang dilakukan dengan cara menyebarkan
daftar pertanyaan untuk memperoleh keterangan dari jumlah responden.56
Daftar pertanyaan ini disusun secara tertulis mengenai suatu hal yang berkaitan
dengan indikator. Angket yang digunakan adalah angket tertutup yang berupa
bentuk pertanyaan dimana responden hanya tinggal memilih jawaban yang
telah disediakan dalam angket tersebut. Angket ini digunakan untuk
mendapatkan data mengenai respon siswa terhadap pelaksanaan KTSP yang
54 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, ( Yogyakarta: Andi Offest,1992), Jilid 2, h. 151 55 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian…., h. 145 56 Sutrisno Hadi, Metodologi…, h. 177
45
digunakan oleh guru mata pelajaran akidah akhlak dalam proses belajar
mengajar.
4. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pencatatan data yang relevan dengan masalah yang
sedang diteliti kemudian data tersebut didokumentasikan. Adapun teknik
pengumpulan data ini penulis pergunakan untuk memperoleh data tentang
prestasi belajar siswa kelas XI MAN Insan Cendikia Serpong Secara langsung
dari buku raport.
F. Teknik Pengolahan Data
Setelah semua data seslesai dikumpulkan dengan lengkap, maka tahap
selanjutnya adalah tahap pengolahan data, adapun langkah-langkahnya sebagai
berikut:
1) Editing
yaitu tahap penelitian kembali catatan-catatan dari lapangan yang
terkandung di dalam angket kemudian diolah dan terlebih dahulu di edit agar
dapat meningkatkan mutu data yang akan diolah dan dianalisis.
2) Skoring
yaitu tahap untuk menentukan skor dalam hasil penelitian, ditetapkan
bahwa untuk responden yang menjawab diberi bobot nilai sebagai berikut:
- Untuk jawaban dengan simbol A = 4
- Untuk jawaban dengan simbol B = 3
- Untuk jawaban dengan simbol C = 2
- Untuk jawaban dengan simbol D = 1
3) Tabulating
yaitu mentabulasi data jawaban yang berhasil dikumpulkan ke dalam tabel
yang telah disediakan.
46
G. Teknik Analisis dan Interpretasi Data
1. Analisis Data
a. Analisis deskripsi
Setelah pengumpulan data dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah
menganalisis data tersebut dengan analisis kuntitatif secara deskriptif yang
sebelumnya telah dilakukan persentasenya dengan menggunakan rumus distribusi
frekuensi sebagai berikut:
P = x 100% P : Presentasi untuk setiap kategori jawaban
F : Frekuensi jawaban responden
N : Number of cases
b. Analisis Korelasional
Analisis korelasional digunakan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi
atau pengaruh antara variabel X (Implementasi KTSP) dengan variabel Y (prestasi
belajar siswa), dengan menggunakan rumus korelasi product moment sebagai
berikut:
r x y =
rxy : Angka indeks korelasi ‘r’ product moment
N : Number of cases
∑XY : Jumlah hasil perkalian antara sekor X dan sekor Y
∑X : Jumlah seluruh sekor X
∑Y : Jumlah seluruh sekor Y
47
2. Interpretasi Data
Setelah diperoleh angka Indeks korelasi ‘r’ product moment maka
dilakukan interpretasi secara sederhana dengan mencocokan hasil penelitian
dengan angka Indeks korelasi ‘r’ product moment seperti di bawah ini:
00,0 – 0,20 Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat
korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat
rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada
korelasi antara variabel X dan variabel Y)
0,20 – 0,40 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang
lemah atau rendah
0,40 – 0,70 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang
sedang atau cukup
0,70 – 0,90 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang
kuat atau tinggi
0,90 – 1,00 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang
sangat kuat atau sangat tinggi
Setelah diberikan interpretasi terdapat angka indeks korelasi ‘r’ product
moment dengan jalan berkonsultasi pada nilai product moment, maka prosedur
selanjutnya secara berurut- urut adalah sebagai berikut:
1) Merumuskan (membuat) Hipotesa alternatif (Ha) dan Hipotesa nihil atau
Hipotesa nol (Ho)
2) Menguji kebenaran atau kepalsuan dari hipotesa yang telah diajukan dengan jalan membandingkan besarnya ‘r’ yang telah diperoleh dalam proses perhitungan atau ‘r’ observasi (ro) dengan besarnya ‘r’ yang tercantum dalam tabel nilai ‘r’ product moment (rt) atau degrees of feedomnya (df) yang rumusannya adalah sebagai berikut:
Df = N – nr df : degrees of feedom
N : Number of cases
nr : banyaknya variabel yang kita korelasikan.57
57 Anas Sudijono,Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2000) h.
194
48
Setelah hasilnya dicocokan dengan nilai koefisien korelasi ‘r’ product
moment baik pada taraf signifikansi 5% ataupun pada taraf signifikasnsi 1%
kemudian dibuat kesimpulan apakah terdapat korelasi positif yang signifikan atau
tidak.
Untuk lebih memudahkan pemberian interpretasi angka indeks korelasi ‘r’
product moment, maka prosedurnya adalah sebagai berikut:
KD = r² x 100%
KD : kontribusi/ pengaruh variabel X terhadap variabel Y
r² : koefisien korelasi variabel X terhadap variabel Y
49
BAB VI LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat MAN Insan Cendekia Serpong
Untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi
dalam penguasaan IPTEK yang didasari nilai keimanan dan ketakwaan, pada
tahun 1996 BPPT mendirikan SMU Insan Cendekia di Serpong dan di Gorontalo
melalui program penyetaraan IPTEK STEP (Science and Technology Equity
Program) bagi sekolah-sekolah yang berada di lingkungan pondok pesantren.
Pada tahun pelajaran pertama (1996/1997), penerimaan siswa SMU Insan
Cendekia diprioritaskan bagi siswa-siswi SMU/MA kelas satu dan siswa-siswi
lulusan SMP/MTs berprestasi yang berasal dari pondok pesantren dan sekolah
islam lainnya. Akan tetapi, mulai tahun pelajaran kedua (1997/1998) SMU Insan
Cendekia memberi kesempatan pula kepada siswa-siswi SLTP umum dan MTs
baik negeri maupun swasta.
Sejak tahun pelajaran 2000/2001 SMU Insan Cendekia baik yang berada di
Serpong maupun di Gorontalo dilimpahkan pengelolaannya oleh BPPT kepada
Departemen Agama RI. Untuk tetap mempertahankan ciri khas penguasaan
IPTEK dan IMTAK, maka dalam pengelolaan dan pembinaannya Departemen
Agama dan BPPT terus melakukan kerjasama. Selanjutnya nama SMU Insan
Cendekia ditransformasikan menjadi Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia
dengan tanpa mengurangi dan mengubah sistem pengajaran secara keseluruhan
yang telah berjalan selama ini
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia Serpong adalah lembaga
pendidikan Islam yang menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dalam proses belajar mengajar pada semua tingkatan
37
50
2. Visi dan Misi Lembaga Pendidikan MAN Insan Cendekia Serpong memiliki visi adalah mewujudkan sumber
daya manusia yang berkualitas tinggi dalam keimanan dan ketakwaan, menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi serta mampu mengatualisasikannya dalam
kehidupan masyarakat.
Sedangkan misi MAN Insan Cendekia Serpong adalah:
a. Menyiapkan calon pemimpin masa depan yang menguasai ilmu
pengetauan dan teknologi, mempunyai daya juang tinggi, kreatif, inovatif,
proaktif, dan mempunyai landasan iman dan takwa yang kuat
b. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan professional tenaga
kependidikan sesuai perkembangan dunia pendidikan
c. Menjadikan MAN Insan Cendekia Serpong sebagai madrasah model
dalam pengembangan pengajaran IPTEK dan IMTAK bagi lembaga
pendidikan lainnya.
3. Keadaan Siswa, Guru, Karyawan dan fasilitas yang di miliki Proses penerimaan siswa baru MAN Insan Cendikia Serpong dilakukan
dengan persyaratan-persyaratan sebagai berikut: calon siswa adalah lulusan
SLTP/MTs Negeri/Swasta, nilai raport siswa kelas VIII dan IX minimal 7 untuk
bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan IPA, mengikuti Tes Potensi
akademik (Matematika, Fisika, Biologi, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,
Bahasa Arab dan Agama) serta Tes Potensi Intelektual, dan mengikuti tes
kesehatan dan wawancara.
Adapun jumlah siswa dan siswi MAN Insan Cendekia Serpong tahun
ajaran 2009/2010 adalah tertera pada tabel berikut:
51
Tabel 2
Jumlah Siswa MAN Insan Cendekia Serpong Tahun Pelajaran 2009/2010
NO KELAS PUTRA PUTRI JUMLAH 1 X 58 61 119
2 XI IPA 45 41 86
3 XI IPS 13 16 29
4 XII IPA 38 23 61
5 XII IPS 15 20 38
JUMLAH
172
161 333
Di lembaga pendidikan ini, untuk mencapai kualitas proses pembelajaran
disediakan guru yang dengan latar belakang pendidikan minimal S 1. Jumlah guru
di MAN Insan Cendekia Serpong sebanyak 43 guru bidang studi dan seorang guru
bimbingan konseling. Adapun lebih jelasnya lihat tabel terlampir:
Di samping tenaga pengajar, sekolah ini juga memiliki 19 orang tenaga
administrasi, 6 orang pembina asrama, 11 orang pelatih ekstrakurikuler, 4 orang
teknisi, 4 orang laboran, 4 orang pustakawan, 4 orang dokter, 3 orang perawat, 1
orang psikologi, 11 orang petugas kersihan, 4 orang tenaga pertamanan dan 12
orang tenaga keamanan.
Kemudian untuk menunjang dan mendukung proses belajar mengajar
MAN Insan Cendekia memiliki fasilitas yang terdiri dari 16 gedung permanen
diatas tanah seluas 5,5 hektar yang terdiri dari:
a. Ruang kelas terdiri dari 16 kelas ber AC (kapasitas masing-masing 24)
b. Laboratorium Fisika, Kimia, Biolagi, Komputer, dan Bahasa
c. Hotspot
d. Perpustakaan
52
e. Lapangan Olah raga untuk: sepak bola, basket, bola voli, badminton, tenis
meja dan fitness center
f. Gedung administrasi dua lantai
g. Gedung serba guna dengan kapasitas 600 orang
h. Masjid dua lantai dengan kapasitas 700 jamaah
i. Asrama siswa
j. Asrama guru
k. Gedung pendidikan dan pelatihan guru
l. Poliklinik
m. Kantin
n. The plaza
o. Saung iman
4. Kurikulum dan Proses Mengajar
Mulai tahun pelajaran 2006/2007 MAN Insan Cendekia Serpong sudah
menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada semua kelas,
kurikulum depag dan kurikulum khusus MAN Insan cendekia Serpong yang
secara inovatif direkayasa sesuai dengan visi, misi dan target institusi. Adapun
kurikulum tersebut dikemas dalam bentuk:
a. Sturuktur program yang menitikberatkan pada penguasaan basic
Knowledge of science and technologi, pendidikan agama serta penguasaan
bahasa Inggris dan bahasa Arab
b. Kurikulum yang di perkaya dengan pendidikan yang mengarah pada
keterampilan hidup (life skill)
c. Menggunakan pendekatan intelektual, kegiatan, keteladanan, dan
laboratorium.
Adapun waktu belajar efektif disekolah selama delapan jam terhitung dari
pukul 07.00 sampai dengan 15.30 WIB sudah termasuk jam istirahat, dan makan
siang. Sedangkan jam belajar mandiri dari pukul 20.00 sampai dengan 22.00
WIB.
53
Kemudian dalam proses pembelajaran ada beberapa kegiatan penunjang
proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:
a. Responsi, merupakan kegiatan tersetruktur guna meningkatkan
penguasaan konsep dan melatih keterampilan siswa.
b. Klinik Mata Pelajaran, adalah program pengajaran remedial guna
mencapai ketununtasan belajar
c. Club Mata pelajaran, adalah program penganyaan guna menyiapkan siswa
dalam lomba maupun olimiade mata pelajaran.
d. Program Sukses Ujian Nasional dan studi Lanjut, membantu siswa dalam
persiapan ujian nasional maupun ujian masuk perguruan tinggi.
e. Matrikulasi Bahasa Arab, program penyamaan kemampuan dasar bahasa
Arab siswa kelas 1.
f. Belajar mandiri malam hari, dibimbing guru Mata pelajaran/ tutor
g. Sistem Evaluasi, menggunakan standar sekolah unggulan
h. TOEFL Preparation, untuk menyiapkan siswa dalam seleksi masuk
perguruan tinggi di luar negeri.
B. Deskripsi Data
Seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, salah satu teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan angket, untuk memperoleh data tentang implementasi KTSP dalam
kegiatan balajar mengajar di MAN Insan Cendekia Serpong.
Angket disusun berdasarkan pokok penelitian dan indikator dari variabel
yang diteliti, yaitu dari mulainya penyusunan RPP dan mengaplikasikannya KTSP
dalam proses kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.
Angket yang disebarkan kepada siswa kelas XI terdiri dari 20 pernyataan,
yaitu mengenai respon siswa terhadap implementasi KTSP yang digunakan oleh
guru bidang studi akidah akhlak, kemudian angket tersebut diberi penilaian
berupa skor-skor, yaitu sebagai berikut:
54
- Untuk jawaban dengan simbol A = 4
- Untuk jawaban dengan simbol B = 3
- Untuk jawaban dengan simbol C = 2
- Untuk jawaban dengan simbol D = 1
Setelah data terkumpul, penulis melakukan perhitungan dengan
menggunakan rumus presentase untuk mengetahui hasil nilai dari penyebaran
angket dengan menggunakan sistem tabulasi yaitu penyajiann angket dalam
bentuk tabel
Tabel Frekuensi Implementasi KTSP dalam proses belajar mengajar di
dalam kelas sebagai berikut
1. Pra Instruksional
Tabel 5 Perhatian siswa terhadap cara guru mengajar
mata pelajaran akhidah akhlak Alternatif F %
Selalu 18 60 Sering 12 40 Kadang-kadang - - Tidak Pernah - - Jumlah 30 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 60% siswa menyatakan selalu
memperhatikan terhadap pelajaran akidah akhlak ketika proses belajar mengajar
berlangsung, 40% menyatakan siswa sering memperhatiakan terhadap pelajaran
akidah akhlak ketika proses belajar mengajar berlangsung, dan tidak ada seorang
siswa pun yang menyatakan kadang-kadang dan tidak pernah memperhatikan.
Tabel 6
Kemampuan siswa dalam memahami mata pelajaran akidah akhlak yang disampaikan oleh guru
Alternatif F %
Selalu 6 20 Sering 18 60 Kadang-kadang 6 20 Tidak Pernah - - Jumlah 30 100
55
Dalam tabel 5 di atas menunjukan bahwa 20% siswa menyatakan selalu
memahami materi pelajaran akidah akhlak yang disampaikan oleh guru, 60%
siswa menyatakan sering memahami materi pelajaran akidah akhlak yang
disampaikan oleh guru, 20% siswa menyatakan kadang-kadang memahami materi
pelajaran akidah akhlak yang disampaikan oleh guru, sedangkan yang tidak
pernah memahami tidak ada.
Tabel 7
Respon siswa terhadap cara guru menyampaikan materi pelajaran akidah akhlak
Alternatif F % Selalu 10 33,33 Sering 10 33,33 Kadang-kadang 10 33,33 Tidak Pernah - - Jumlah 30 100
Selanjutnya tabel 6 tentang respon siswa terhadap cara guru
menyampaikan materi pelajaran akidah akhlak sebanyak 33,33% siswa
menyatakan selalu mengerti, 33,33% siswa menyatakan sering mengerti 33,33%
siswa menyatakan kadang-kadang mengerti, sedangkan yang tidak pernah
mengerti tidak ada.
Tabel 8
Dorongan untuk meningkatkan semangat belajar pada mata pelajaran akidah akhlak
Alternatif F %
Selalu 7 23,33 Sering 18 60 Kadang-kadang 5 16,47 Tidak Pernah _ _ Jumlah 300 100
Sesuai dengan tabel 7 di atas menunjukan bahwa 23,33% siswa
menyatakan guru selalu memberikan dorongan pada siswa untuk meningkatkan
belajar pada mata pelajaran akidah akhlak, 60% siswa menyatakan guru sering
memberikan dorongan pada siswa untuk meningkatkan belajar pada mata
56
pelajaran akidah akhlak, 16,47% siswa menyatakan guru kadang-kadang
memberikan dorongan pada siswa untuk meningkatkan belajar pada mata
pelajaran akidah akhlak, sedangkan yang menyatakan tidak pernah tidak ada.
Tabel 9
Semangat siswa dalam belajar akidah akhlak
Alternatif F % Selalu 15 50 Sering 13 43,33 Kadang-kadang 2 6,66 Tidak Pernah - - Jumlah 30 100
Tabel di atas menunjukan bahwa 50% siswa menyatakan selalu memiliki
semangat dalam belajar akidah akhlak, 43,33% siswa menyatakan sering memiliki
semangat dalam belajar akidah akhlak, 6,66% siswa menyatakan kadang-kadang
memiliki semangat dalam belajar akidah akhlak, sedangkan yang tidak pernah
tidak ada.
Tabel 10
Guru Pengulangan materi yang lalu sebelum menyampaikan materi yang akan dibahas
Alternatif F % Selalu 4 13,33 Sering 17 56,67 Kadang-kadang 9 30 Tidak Pernah - - Jumlah 30 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa 13,33 % siswa menyatakan
guru selalu mengulang materi pelajaran yang lalu sebelum melanjutkan pelajaran,
56,67% siswa menyatakan guru sering mengulang materi pelajaran yang lalu
sebelum melanjutkan pelajaran, 30% siswa menyatakan guru kadang-kadang
mengulang materi pelajaran yang lalu sebelum melanjutkan pelajaran, sedangkan
yang menyatakan tidak pernah mengulang tidak ada.
57
2. Instriuksional
Tabel 11 Suasana belajar di sekolah yang menyengkan
Alternatif F % Selalu 25 83,33 Sering 4 13,33 Kadang-kadang 1 3,33 Tidak Pernah - - Jumlah 30 100
Sesuai dengan tabel 10 di atas menunjukan bahwa 83,33% siswa
menyatakan suasana belajar di sekolah selalu menyenangkan, 13,33% siswa
menyatakan suasana belajar di sekolah sering menyenangkan, 3,33% siswa
menyatakan suasana belajar di sekolah kadang-kadang menyenangkan, sedangkan
yang tidak pernah menyenangkan tidak ada
Tabel 12
Variasi metode guru dalam mengajar mata pelajaran akidah akhlak
Alternatif F %
Selalu 12 40 Sering 9 30 Kadang-kadang 9 30 Tidak Pernah - - Jumlah 30 100
Tabel 11 di atas menunjukan bahwa 40% siswa menyatakan guru selalu
menggunakan metode bervariasi dalam mengajar mata pelajaran akidah akhlak,
30% siswa menyatakan guru sering menggunakan metode bervariasi dalam
mengajar mata pelajaran akidah akhlak, 30% siswa menyatakan guru kadang-
kadang menggunakan metode bervariasi dalam mengajar mata pelajaran akidah
akhlak.
58
Tabel 13
Penggunaan media/alat pembelajaran dalam menyampaikan materi pelajaran akidah akhlak
Alternatif F %
Selalu 16 53,33 Sering 14 46,67 Kadang-kadang - - Tidak Pernah - - Jumlah 30 100
Tabel 12 di atas menunjukan bahwa 53,33% siswa menyatakan guru selalu
menggunakan media/alat dalam mengajar, 46,67% siswa menyatakan guru sering
menggunakan media/alat dalam mengajar, dan tidak ada seorang siswa pun yang
menyatakan kadang-kadang dan tidak pernah.
Tabel 14
Ketaatan siswa dalam mengerjakan tugas akidah akhlak
Alternatif F % Selalu 14 46,67 Sering 12 40 Kadang-kadang 4 13,33 Tidak Pernah - - Jumlah 30 100
Selanjutnya yaitu tabel 13 mengenai ketaatan siswa dalam mengerjakan
tugas, siswa yang menyatakan selalu mengerjakan tugas sebanyak 46,67%, yang
menyatakan sering mengerjakan tugas sebanyak 40%, yang menyatakan kadang-
kadang mengerjakan tugas sebanyak 13,33%, dan tidak ada seorang siswa pun
yang menyatakan tidak pernah mengerjakan tugas.
Tabel 15 Guru melibatkan siswa dalam pembelajaran akidah akhlak
Alternatif F % Selalu 23 76,66 Sering 7 23,34 Kadang-kadang - - Tidak Pernah - - Jumlah 30 100
59
Dalam tabel 14 di atas menunjukan bahwa 76,66% menyatakan guru
selalu melibatkan siswa dalam pembelajaran akidah akhlak, 23,34% smenyatakan
guru sering melibatkan siswa dalam pembelajaran akidah akhlak, sedangkan yang
menyatakan kadang-kadang dan tidak pernah tidak ada
Tabel 16
Guru mendampingi siswa pada saat mengerjakan tugas.diskusi
pada mata pelajaran akidah akhlak
Alternatif F % Selalu 10 33,33 Sering 14 46,67 Kadang-kadang 6 20 Tidak Pernah - - Jumlah 30 100
Tabel 15 di atas menunjukkan bahwa 33,33 % siswa menyatakan guru
selalu mendampingi pada soal mengerjakan tugas atau diskusi. 46,67 siswa
menyatakan guru sering mendampingi siswa pada saat mengerjakan tugas atau
diskusi, dan 20 % siswa yang menyatakan guru kadang-kadang mendampingi,
sedangkan yang tidak pernah tidak ada.
Tabel 17
Pemberian masalah-masalah yang merangsang siswa untuk berfikir
Alternatif F % Selalu 24 80 Sering 6 20 Kadang-kadang - - Tidak Pernah - - Jumlah 30 100
Berdasakan tabel di atas menunjukkan bahwa 80 % siswa menyatakan
guru akidah akhlak selalu memberikan masalah-masalah yang merangsang siswa
untuk berfikir, 20 % siswa menyatakan guru akidah akhlak sering memberikan
masalah-masalah yang merangsang siswa untuk berfikir, dan tidak ada yang
menyatakan kadang-kadang dan tidak pernah.
60
Tabel 18
Memberikan contoh-contoh pada setiap
materi pelajaran akidah akhlak
Alternatif F % Selalu 14 53,33 Sering 16 46,67 Kadang-kadang - - Tidak Pernah - - Jumlah 30 100
Sesuai tabel 17 di atas menunjukkan bahwa 53,33 % siswa menyatakan
guru selalu memberikan contoh-contoh pada setiap materi yang disampaikan,
46,67 % siswa menyatakan guru sering memberikan contoh-contoh pada setiap
materi yang disampaikan, sedangkan yang menyatakan kadang-kadang dan tidak
pernah tidak ada.
3. Evaluasi
Tabel 19 Penilaian setiap materi pelajaran sesuai dengan
pencapaian KD/ Indikator
Alternatif F % Selalu 17 56,67 Sering 13 43,33 Kadang-kadang - - Tidak Pernah - - Jumlah 30 100
Dalam tabel 18 di atas menunjukan bahwa 56,67% siswa menyatakan guru
selalu menilai pelajaran sesuai dengan pencapaian indikator, 43,33% siswa
menyatakan menyatakan guru sering menilai pelajaran sesuai dengan pencapaian
indikator, dan tidak ada seorang siswa pun yang menyatakan kadang-kadang dan
tidak pernah
61
Tabel 20
Mengadakan ulangan susulan
Alternatif F % Selalu 19 63,33 Sering 11 36,67 Kadang-kadang - - Tidak Pernah - - Jumlah 30 100
Tabel selanjutnya yaitu tabel 19 mengenai pengadaan ulangan susulan,
siswa yang menyatakan guru selalu mengadakan ulangan susulan sebanyak
63,33%, yang menyatakan guru sering mengadakan ulangan susulan sebanyak
36,67%, dan tidak ada seorang siswa pun yang menyatakan kadang-kadang dan
tidak pernah
Tabel 21
Penilaian setiap hasil karya siswa (portofolio)
Alternatif F % Selalu 22 72,33 Sering 6 20 Kadang-kadang 2 6,66 Tidak Pernah - - Jumlah 30 100
tabel 20 di atas menunjukan bahwa 72,33% siswa menyatakan guru selalu
menggunakan penilan fortofolio (menilai setiap hasil karya siswa), 20% siswa
menyatakan guru sering menggunakan penilan fortofolio (menilai setiap hasil
karya siswa),6,66% siswa menyatakan guru kadang-kadang menggunakan penilan
fortofolio (menilai setiap hasil karya siswa), sedangkan yang menyatakan tidak
pernah tidak ada
62
Tabel 22
Penilaian keppada siswa selama proses belajar mengajar di kelas
Alternatif F % Selalu 7 23,33 Sering 19 63,33 Kadang-kadang 4 13,33 Tidak Pernah - - Jumlah 30 100
Selanjutnya tabel 21 mengenai penilaian guru kepada siswa selama roses
belajar mengajar di kelas, siswa yang menyatakan selalu menillai sebanyak
23,33%, siswa yang menyatakan sering menillai sebanyak 63,3%, siswa yang
menyatakan kadang-kadang menillai sebanyak, sedangkan yang menyatakan tidak
pernah tidak ada
Tabel 23
pemberian tugas pada setiap materi pelajaran
Alternatif F % Selalu 11 36,67 Sering 14 46,67 Kadang-kadang 5 16,67 Tidak Pernah - - Jumlah 30 100
Dalam tebel 22 di atas menunjukan bahwa 36,67% siswa menyatakan guru selalu
memberikan tugas pada setiap materi pelajaran, 46,67% siswa menyatakan guru
sering memberikan tugas pada setiap materi pelajaran, 16,67% siswa menyatakan
guru kadang-kadang memberikan tugas pada setiap materi pelajaran, sedangkan
yang menyatakan tidak pernah tidak ada
63
Tabel 24
Memberitahukan setiap kesalahan siswa
Alternatif F % Selalu 7 23,33 Sering 16 53,33 Kadang-kadang 7 23,33 Tidak Pernah - - Jumlah 30 100
Yang terakhir tabel 23 mengenai pemberitahukan setiap kesalahan siswa,
siswa yang menyatakan guru selalu memberitahukan setiap kesalahan siswa
sebanyak 23,33%, yang menyatakan guru sering memberitahukan setiap
kesalahan siswa sebanyak 53,33%, yang menyaatakan guru kadang-kadang
memberitahukan setiap kesalahan siswa sebanyak 23,33%, sedangkan yang
menyatakan tidak pernah tidak ada.
64
Tabel 25
Nilai hasil angket dan nilai raport siswa (prestasi belajar)
pada mata pelajaran akidah akhlak
NO Nama Hasil angket Nilai raport 1 Teguh Adi Syarif Hidayat 67 8 2 Fatiyah 70 9 3 Alliyza Hidayati Syam’s 67 8 4 Raiza Noor Pratiwi 68 8 5 Iqbal Pratama Abi Zay 71 9 6 Arini Hidayati 66 8 7 Zainul Alim 65 8 8 Muhammad Farmawy 64 7 9 Rian Hidayah 66 8 10 Rendy Herlambang 68 8 11 Urfa Qurrota Ainy 71 9 12 Mega Puspita 74 8 13 Haykal 67 7 14 Alvin Aulia Fardana 65 8 15 Faiz Ilham Fardana 68 8 16 Kharisma 67 8 17 Novilia 70 9 18 M. Indra Gunawan 62 7 19 Vini Vitriani 63 8 20 Reki Wijaya 73 8 21 Walid Ananti 60 8 22 Milda Faraddina 64 8 23 Akbar 63 8 24 Ibrahim Abbas 67 8 25 Disi Riwandi 65 8 26 Sandra Nurfitri 67 8 27 Fadhlan Hamidi 70 8 28 Rizki Oktaria Putri 68 8 29 Thufall Abdurrahim 66 7 30 Faizal Aziz 69 8
Jumlah 2011 240 Rata-rata 67,03 8
65
Klasifikasi Skor Hasil Angket Dan Nilai Raport Siswa
Tabel 26 Klasifikasi skor hasil angket
Skor Frekuensi % kriteria
20 − 40 0 0 kurang
41 − 60 1 3,33 cukup
61 − 80 29 96,7 Baik
Total 30 100
Tabel 27 Klasifikasi skor hasil raport
skor Frekuensi % kriteria
0 – 6 0 0 Rendah
7 – 8 26 86 Sedang
8 – 10 4 13,3 Tinggi
Total 30 100
C. Analisi Data
Analisi data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang mudah
dibaca dan diinterpertasikan. Dalam proses ini digunakan statistik yang salah satu
fungsinya adalah untuk menyedarahakan data penelitian yang besar jumlahnya
menjadi informasi yang lebih sederhana dan mudah dipahami. Maka teknik yang
digunakan adalah sebagai berikut:
66
Tabel 28 Perhitungan Angka Indeks korelasi Antara
Variabrl X (Implementasi KTSP) dan Variabel Y (prestasi belajar Siswa)
Hamalik, Oemar, Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT Ramaja Rosdakarya, 2008
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: PT Bumi Aksara, 1999 Hutabarat, Cara Belajar, Jakarta: Gunung Mulia 1986
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007
Muslich, Mansur, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Jakarta: Bumi Aksara, 2007
Muslich, Mansur, KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan, Jakarta:PT Bumi Aksara, 2007
Muhammad, Joko Susilo, KTSP, Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah menyongsongnya, Yogyakarta: Pustaka Belajar,2007
Mulyasa, E, Kurikulum Tingkat Satauan Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007
Mulyasa, E, Kurikulum yang Disempurnakan Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2006
60
73
Nurhadi, dkk, Pembelajaran Kontekstual (CTL) dan Penerapannya dalam Kbk, Malang: Universitas Negeri Malang, 2004
N.K, Rustiyah, Masalah-Masalah Ilmu Keguruan, Jakarta: Bina Aksara,1986
Purwanto, M. Ngalim, Psikologi Pendidikan,Bandung: Remaja Rosdakarya,2007
Sanjaya, Wina, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008
Sabri, M. Alisuf, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya,1996
Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2000
Syah Muhibbin, Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2002
Usman, Uzer Moh, Menjadi Guru Profesional, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2005
Zurinal Z & Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan Pengantar & Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006
Zuhairini , Metodik khusus pendidikan agama islam, Jakarta: kalam mulia, 2002
74
L A M P I R A N
L A M P I R A N
75
Jakarta, 01 Desember 2009
Nomor : Istimewa Lampiran : 1 (satu) berkas Hal : Pengajuan Judul Skripsi Kepada Yang Terhormat Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Assalamu’alaikum Wr. wb.
Salam sejahtera kami sampaikam, semoga Bapak senantiasa berada dalam
lindungan Allah SWT, dan selalu sukses dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Selanjutnya saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Rukmiati
Semester : VII (Tujuh)
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Bermaksud mengajukan judul skripsi dengan judul “PENGARUH
IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
(KTSP) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI MAN INSAN
CENDIKIA SEREPONG”
sebagai bahan pertimbangan, berikut saya lampirkan:
1. Out Line 2. Proposal Bab I, II dan III 3. Daftar Pustaka Sementara
Demikian surat ini diajukan, semoga Bapak berkenan menerima judul skripsi ini.
Atas perhatian dan bantuannya, saya mengucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Dosen Seminar Proposal Skripsi Pemohan
Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A Rukmiati NIP. 19571005.198703.1.003 NIM. 206011000079
Tabel 3 Keadaan Guru menurut Pendidikan dan Bidang Tugas
No Nama L/P Pendidikan Tugas/Guru
bidang 1 Drs . Ahmad Hidayatullah,
M.Pd L S2, Manajemen Pendidikan,
UNJ,2004 Kepala Sekolah
2 Dra. Rini Kristiani P S1, BP IKIP Bandung 1991 BK 3 Abdul Jalil, S.Ag. M.Ag L S2, Dakwah, UIN Jakarta, 2008 Qur’an
Hadits 4 Iis Iskandar, S.S, M.A P S2, PAI, UMJ Jakarta, 2007 Bahasa
Arab 5 Dra. Yelnita Nova P S2, UNJ, 2005 Fiqh 6 Dra. Sartini Subaryatun P S1, Biologi, IKIP Jakarta, 1987 Kimia
7 Drs. Nuryanto L S1, Matematika, IKIP Padang, 1992
Fisika
8 Kusen, S.Pd L S1, Ekonomi, IKIP Malang, 1994
Bahasa Indonesia
9 Drs. Harwanto L S2, Hukum, UMJ Jakarta, 2007 PPKn 10 Dra. Persahini Sidik, M.Si. P S1, FOK,IKIP Jakarta,
1991 Biolagi
11 Drs Djuli Wahono L S1, Teknologi Pertanian, UNEJ Jember,1993
Olah raga
12 Ir. Elly Haswani. M.Pd P S2, Evaluasi pendidikan, UMJ Jakarta, 2007
Fisika
13 Tubagus Sedyayunta, S.Tp., MMSI
L S2, Guna Darma, Teknik Informatika, 2008
Komuter/IT
14 Away Baidhowy. Lc., MA L S2, PAI, UIN Jakarta, 2008 Aqidah Akhlak
15 M. Bahrul Ulum, Lc L S1, LIPIA, Jakarta Syariah, 1997
Bahasa Arab
16 Ipik Ernaka. S.Ag., M. Hum
L S2, Sejarah, UI Jakarta, 2007 Sejarah Nasional Umum
17 Dra. Renelita Artati, M.Si P S2, Biologi, IPB, 2008 Biologi 18 Gustinefa. S.Pd., M.Pd L S2, Bahasa Inggris, UPI
Bandung, 2008 Bahasa Inggris
19 Drs. Japar, M.P.Kim L S2, Kimia, ITB Bandung, 2008 Kimia 20 Susi Pawartiningtyas, S.Pd P S2, Biologi, IPB Bogor, 1995 Kimia 21 Dra. Fatri Amida P S1, Bina Usaha &Koprasi,
IKIP Malang, 1991 Ekonomi
22 Dra. Nurhayati P S1, PMPKn, IKIP Semarang, 1989
Geogerafi
23 Dra. Sri Hartini P S1, Ssastra Arab, UI, 1991 Ekonomi
77
24 Rapiq, SS L S1, F MIPA, ITB Bandung, 1998
Bahasa Indonesia
25 Drs. Sri Gatot Priyadi
L S1, Kimia, ITB 1997 Sosiologi
26 Hilaman Setiawan, S.Si L S1,UST Yogyakarta, 2001 Fisika
27 Rita Suzana, S.Si P S1, Peradilan Agama Syari’ah, STAIN Surakarta, 1999
Matematika
28 Darno Raharja, S.Pd L S1, Psikologi, UIN Jakarta, 2002
Matematika
29 Haerul Ihwan, S. Psi L S1, Psikologi, UIN Jakarta, 2002
Bimbingan Konseling
30 Ir. Zulhiswan L S1, Teknik industri, USU Medan, 1992
Matematika
31 Deni Samsuddin Permana, S.Pd L S1, Kimia, FMIPA, UPI Bandung, 2002
Kimia
32 Siti Sofiyatun, S.Si P S1, Matematika, UI Jakarta, 2002
Matematika
33 Muhammad Ihsanuddin, S.Ag L S1, PAI IAIN Jakarta dan S2, Perpustakaan UI Jakarta, 2005
SKI
34 Fiestyo Agung Prabomo, S.Si L S1, Fisika UI Jakarta, 2003 Fisika 35 Tina Yulistani, S.Pd P S1, Biologi, FMIPA, UPI
Bandung, 2004 Biologi
36 Eneng Uswatun Hasanah, S.Pd P S1, FKIP, Univ Sultan Ageng Tirtayasa, 2005
Bahasa Inggris
37 Yuna puteri Kadarusaman, SS P S1, B. Inggris, Univ Malang, 2002
Bahasa Inggris
38 Metig Dwi Wahyuni, S.Si P S1, UNJ Jakarta, 2005 Biologi 39 Evi Siti Faujiah, S.Ag L S1, Sastra, UI Jakarta, 1997 SKI 40 Chairul Huda, S.Ag L S1, PAI IAIN Jakarta PAI 41 Kusdiniyah, S.Ag P S1, Syari’ah Perb Madzhab,
ISID Gontor, 2000 PAI
42 Eva Novita, S.Ag P S1, Sastra Arab, UNPAD Bandung, 2000
Bahasa Arab
43 Pahrurroji, SHI. SS L S1, Syariah, IAIN Kalijaga, 2002
Bahasa Arab
78
Tabel 4
Keadaan Karyawan menurut Profesinya
No Profesi L/P Jumlah
1 TU 15/4 19
2 Pembina Asrama 3/3 6
3 Pelatih Ekstrakulikuler 6/5 11
4 Teknisi 4 4
5 Laboran 4 4
6 Perpustakaan 1/3 4
7 Dokter 1/3 4
8 Perawat 3 3
9 Psikologi 1 1
10 Cleaning Service 9/2 11
11 Pertanaman 4 4
12 Keamanan 12 12
79
KISI-KISI ANGKET VARIABEL X IMPLEMENTASI KTSP
DI DALAM KELAS
variael Dimensi Sub Dimensi Indikator Jumlah
Item Nomor Item
Implementasi KTSP
Pelaksanaan pembelajaraan
- Pra Instruksional
-Instruksional - Evaluasi
perhatian terhadap cara guru mengajar
kemampuan siswa
Respon siswa terhadap cara guru mengajar
Motivasi dan minat siswa
Pengulangan materi pelajaran yang lalu
Suasana belajar siswa
Penggunaan strategi/metode dan mediayang bervariasi dalam mengajar
Ketaatan siswa dalam mengerjakan tugas
Guru melibatkan dan mendampingi siswa dalam kegiatan pembelajaraan
Pemberian masalah-masalah yang merangsang siswa untuk berfikir
Pemberian contoh-contoh
Pencapaian KD/
1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1
1 2 3
4,5 6
7
8,9
10
11,12
13
14
15
80
Indikator Tindak lanjut Portofolio Penilaian siswa selama berlangsung pembelajaraan
Pemberian tugas Feed back
1 1 1 1 1
16 17 18
19 20
81
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK
KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM
MAN INSAN CENDEKIA SERPONG
1. Apa yang melatar belakangi berdirinya MAN Insan dan apa tujuannya?
2. Bagaimana dengan kurikulum dan proses kegiatan belajar mengajarnya?
3. Apakah semua guru MAN Insan Cendikia sudah memahami tentang
KTSP?
4. Adakah hambatan-hambatan dalam pelaksanaan KTSP! Jika ada apa saja
hambatannya?
5. Usaha apa saja yang dilakukan pihak sekolah untuk mengatasi hambatan-
hambatan tersebut?
6. Apakah pihak sekolah melakukan penyempurnaan tertentu terhadap silabi
KTSP agar sesuai dengan kebutuhan siswa dengan masyarakat?
7. Bagaimana kinerja guru MAN Insan Cendikia Serpong?
8. Usaha apa saja yang dilakukan dalam meningkatkan kinerja guru?
82
Hasil wawancara penulis dengan Kepala
sekolah bidang kurikulum MAN Insan Cendikia Serpong
1. Apa yang melatar belakangi berdirinya MAN Insan dan apa tujuannya?
Jawaban: Latar belakang berdirinya MAN Insan Cendekia serpong ini di
awali oleh kekhawatiran Prof. DR. Ing. B.J Habibie (yang saat itu pada tahun
1991 masih menjabat sebagai menristek dan ketua BPPT), berdasarkan survey
BPPT pada sekolah-sekolah Islam di Indonesia teryata IPTEK dan IMTAK
pda siswa-siswi memiliki prestasi yang rendah, serta rendahnya lulusan-
lulusan SMU/SMA dari pesantren di PTN favorit.
Tujuannya: Dalam rangka memenuhi kebutuhan nasional akan sumber daya
manusia yang berkualitas tinggi dalam penguasaan Iptek sekaligus di bekali
dengan iman dan takwa (imtak) yang kuat.
2. Bagaimana dengan kurikulum dan proses kegiatan belajar mengajarnya?
Jawaban: Mulai tahun pelajaran 2006/2007 MAN Insan Cendekia Serpong
sudah menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada semua
kelas, kurikulum depag dan kurikulum khusus MAN Insan cendekia Serpong
yang secara inovatif direkayasa sesuai dengan visi, misi dan target institusi.
Adapun waktu belajar efektif disekolah selama delapan jam terhitung dari
pukul 07.00 sampai dengan 15.30 WIB sudah termasuk jam istirahat, dan
makan siang. Sedangkan jam belajar mandiri dari pukul 20.00 sampai dengan
22.00 WIB.
3. Apakah semua guru MAN Insan Cendikia sudah memahami tentang KTSP?
Jawaban: Tentu, guru-guru MAN Insan Cendikia sudah memahami dengan
baik, karena seringnya mengikuti pelatihan-pelatihan dan seminar serta dari
buku-buku yang ada.
83
4. Adakah hambatan-hambatan dalam pelaksanaan KTSP! Jika ada apa saja
hambatannya?
Jawaban: InsyAllah tidak, karena kami selalu mengadakan pelatihan-
pelatihan yang berkaitan dengan KTSP.
5. Apakah pihak sekolah melakukan penyempurnaan tertentu terhadap silabi
KTSP agar sesuai dengan kebutuhan siswa dengan masyarakat?
Jawaban: Tentu ada, kami melakukan penyempurnaan silabi secara inovatif
di rekayasa sesuai dengan visi, misi, dan target institusi
6. Bagaimana kinerja guru MAN Insan Cendikia Serpong?
Jawaban: Selama ini kinerja guru di MAN Insan sangat baik dan bertanggung
jawab dengan tugasnya, baik dari kedisiplinan maupun dalam kegiatan proses
belajar mengajar.
7. Usaha apa saja yang dilakukan dalam meningkatkan kinerja guru?
Jawaban: usaha yang sering dilakukan pihak sekolah untuk meningkatkan
kinerja guru adalah seringnya mengadakan pelatihan-pelatihan, seminar-
seminar dan worksop mengenai hal-hal pendidikan dan luar pendidikan
Kepala Sekolah Bidang Kurikulum Pewawancara
MAN Insan Cendekia Sepong
Ir Zulhiswan Rukmiati
84
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK
GURU BIDANG STUDI AKIDAH AKHLAK
1. Menurut bapak apa yang dimaksud dengan KTSP?
2. Apakah bapak memahami prinsip-prinsip belajar mengajar menurut
KTSP?
3. Pernahkah bapak mengalami kesulitan dalam membuat satpel/RPP
menurut KTSP?
4. Menurut bapak, apakah KTSP di MAN Insan sudah cukup baik?
5. Bagaimana suasana belajar mengajar dengan menggunakan KTSP?
6. Apakah bapak mengalami kesulitan dalam menggunakan media/alat dalam
pengajaran?
7. Menurut bapak, apakah dalam KTSP kompetensi materi pelajaran relevan
dengan kebutuhan siswa?
8. Bagaimana dengan prestasi siswa, apakah prestasinya meningkat ketika
berubah dengan menggunakan KTSP?
9. Menurut bapak, apakah sarana prasarana di MAN Insan sudah memadai
untuk menggunakan KTSP
10. Hambatan-hambatan apa saja yang bapak alami dalam pelaksanaan KTSP?
85
HASIL WAWANCARA DENGAN GURU
BIDANG STUDI AKIDAH AKHLAK
1. Menurut bapak apa yang dimaksud dengan KTSP?
Jawaban: Pemahaman saya tentang KTSP bagaimana definisinya ialah
kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan berdasarkan ketentuan kurikulum
yang di adakan melalui pemerintah, mereka hanya membuat standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Lalu kitalah yang mengembangkan
standar kompetensi dan kompetensi dasar itu dalam indikator-indikator
2. Apakah bapak memahami prinsip-prinsip belajar mengajar menurut
KTSP?
Jawaban: Secara pribadi saya berusaha untuk memahami. Apa yang
dimaksud dengan prinsip-prinsip belajar yang maksud dengan KTSP,
3. Pernahkah bapak mengalami kesulitan dalam membuat satpel/RPP
menurut KTSP?
Jawaban: Diawal-awal mengalami, karena dalam menerapkan sesuatu
yang baru itu ada hambatan-hambatan, seiring dengan adanya poelatihan-
pelatihan mengenai KTSP hambatan-hambatan itu bisa diatasi
4. Menurut bapak, apakah KTSP di MAN Insan sudah cukup baik?
Jawaban: Saya rasa KTSP di MAN Insan sudah cukup baik. Itu menurut
saya, tapi yang menilai baik atau tidaknya itu kan atasan dan masyarakat
5. Bagaimana suasana belajar mengajar dengan menggunakan KTSP?
Jawaban: Saya selalu menggunakan CBSA dalam proses belajar
mengajar supaya suasana belajar menjadi menyenangkan
6. Apakah bapak mengalami kesulitan dalam menggunakan media/alat dalam
pengajaran?
Jawaban: Tidak, karena media/ alat-alat pendidikan di MAN Insan sudah
cukup memadai.
86
7. Menurut bapak, apakah dalam KTSP kompetensi materi pelajaran relevan
dengan kebutuhan siswa?
Jawaban: ada sebagian yang tidak relevan dengan kebutuahn siswa,
misalnya ada materi yang seharusnya di sampaikan pada kelas XII tapi
disampaikan pada kelas XI, tapi dalam pencapainya tidak ada masalah.
8. Bagaimana dengan prestasi siswa, apakah prestasinya meningkat ketika
berubah dengan menggunakan KTSP?
Jawaban: sejauh ini ada peningatan, prestasi anak-anak bukan hanya saja
pada mata pelajaran akidah akhlak pada mata pelajarin lain pun saya rasa
ada peningatan
9. Menurut bapak, apakah sarana prasarana di MAN Insan sudah memadai
untuk menggunakan KTSP
Jawaban: Tantu, sarana dan prasarana di MAN Insan sudah cukup
memadai
10. Hambatan-hambatan apa saja yang bapak alami dalam pelaksanaan KTSP?
Jawaban: Alhamduliah tidak ada, selain sarana dan prasaran disini
lengkap, jam untuk mata pelajaran cukup, untuk KKM tidak ada masalah,
anak-anak yang nilainya dibawah 75 diramedial, dan untuk pembuatan
RPP diawal tahun pelajaran.
Guru Bidang Studi Akidah akhlak Pewawancara
MAN Insan Cendekia Serpong
Away Baidhowy. Lc.MA, Rukmiati
87
LEMBAR ANGKET
Nama :
Kelas :
PETUNJUK PENGISIAN
1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan memberi tanda X pada jawaban yang sesuai dengan pendapat anda
2. Jawaban yang anda berikan tidak berpengaruh terhadap keberadaan anda di madrasah ini
3. Data yang diperoleh semata-mata diperguunakan untuk keperluan penulisan skripsi
4. Terimakasih atas bantuannya
PERNYATAAN
1. Saya memperhatikan terhadap pelajaran akidah akhlak ketika proses belajar mengajar berlangsung a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
2. Saya mampu memahami materi pelajaraan akidah akhlak yang disampaikan oleh guru a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
3. Cara guru menyampaikan materi pelajaran akidah akhlak membuat saya mudah mengerti a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
4. Guru memberikan dorongan pada saya dalam meningkatkan belajar pada mata pelajaran akidah akhlak a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
5. Saya memiliki semangat belajar yang baik pada pelajaran akidah akhlak a. Selalu
88
b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
6. Guru saya mengulang materi pelajaraan yang lalu sebelum melanjutkan pelajaran a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
7. Suasana belajar di sekolah saya menyenangkan a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
8. Guru saya menggunakan metode bervariasi dalam mengajar mata pelajaran akidah akhlak a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
9. Guru saya menggunakan media (alat bantu) dalam menyampaikan materi pelajaran akidah akhlak a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
10. Saya mengerjakan setiap tugas yang diberikan oleh guru akidah akhlak a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
11. Guru akidah akhlak melibatkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
12. Guru akidah akhlak mendampingi saya pada saat mengerjakan tugas atau diskusi a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
13. Guru akidah akhlak memberikan masalah-masalah yang merangsang siswa untuk berfikir a. Selalu b. Sering
89
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
14. Guru akidah akhlak saya memberikan contoh-contoh pada setiap materi yang disampaikan a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
15. Guru akidah akhlak saya menilai setiap materi pelajaran sesuai dengan pencapaian materi a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
16. Guru akidah akhlak saya mengadakan ulangan susulan untuk memperbaiki nilai siswa a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
17. Guru akidah akhlak saya menilai setiap hasil karya yang dikumpulkan siswa a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
18. guru akidah akhlak saya memberikan penilaian kepada siswa selama proses belajar mengajar di kelas a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
19. guru akidah akhlak saya memberikan tugas pada setiap materi pelajaran a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
20. Guru akidah akhlak saya memberitauhkan setiap kesalahan siswa a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah