Top Banner
PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP KINERJA KARYAWAN Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Oleh: Nurul Rosyida NIM : 1113070000049 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2018 M
111

PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

Sep 20, 2019

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT

KERJA, DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

KINERJA KARYAWAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh:

Nurul Rosyida

NIM : 1113070000049

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1440 H/2018 M

Page 2: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

ii

PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP

KINERJA KARYAWAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh: Nurul Rosyida 1113070000049

Pembimbing

Liany Luzvinda, M. Si NIP. 19780216 200710 2 001

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1440 H/2018 M

Page 3: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI

TEMPAT KERJA, DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP KINERJA

KARYAWAN” telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 08 Oktober

2018. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

sarjana psikologi (S.Psi) pada Fakultas Psikologi.

Jakarta, 08 Oktober 2018

Sidang Munaqasyah

Dekan/ Wakil Dekan/ Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag M.Si Dr. Abd. Rahman Shaleh, M.Si NIP. 19680614 199704 1 001 NIP. 19720823 199903 1 002

Anggota Mulia Sari Dewi, M.Psi. Psi Desi Yustari Muchtar, M.Psi, Psi NIP. 19780502 200801 2 026 NIP. 19821214 200801 2 006

Liany Luzvinda, M. Si NIP. 19780216 200710 2 001

Page 4: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

iv

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nurul Rosyida

NIM : 1113070000049

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENGARUH

HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN FAKTOR

DEMOGRAFI TERHADAP KINERJA KARYAWAN” adalah benar

merupakan karya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam menyusun

penyusunan karya tersebut. Adapun kutipan-kutipan yang ada dalam penyusunan

karya ini telah dicantumkan sumber pengutipannya dalam daftar pustaka. Saya

bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai dengan undang-undang

jika ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan dari karya

orang lain.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya.

Jakarta, 08 Oktober 2018

Nurul Rosyida

NIM: 1113070000049

Page 5: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

v

MOTTO

“Hal jazaa-ul ihsaani illa ihsaan...”

“Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan pula..”

(Q.S. Ar-Rahman:60)

Page 6: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

vi

ABSTRAK

(A) Fakultas Psikologi (B) Juni 2018 (C) Nurul Rosyida (D) Pengaruh Happiness, Spiritualitas di Tempat Kerja, dan Faktor Demografi

Terhadap Kinerja Karyawan (E) xiv+97 halaman+lampiran (F) Tujuan penelitian ini untuk menguji pengaruh Happiness, Spiritualitas

ditempat kerja dan faktor demografi terhadap kinerja Karyawan. Adapun beberapa dimensi dari setiap variabel yang ingin diketahui pengaruhnya terhadap kinerja karyawan adalah happiness, inner life, meaning and purpose in work, a sense of connection and community, jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan masa bekerja. Responden penelitian ini merupakan karyawan di PT. Angkasa Pura Solusi yang berjumlah 212 orang, dengan rentang usia 20-40 tahun yang berjumlah 190 orang dan dengan rentang usia 41-55 tahun yang berjumlah 22 orang dalam masa bekerja lebih dari satu tahun. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan uji hipotesis penelitian menggunakan teknik analisis regresi berganda. Penelitian ini menunjukkan hasil yang signifikan secara statistik (p<0.05). Sumbangan variabel bebas dalam penelitian ini memberikan pengaruh sebesar 34,3% terhadap kinerja karyawan, sedangkan 65,7% dipengaruhi variabel lain diluar penelitian ini. Selain itu, dari delapan variabel yang dianalisis, terdapat satu variabel secara signifikan mempengaruhi kinerja karyawan, yaitu happiness. Berdasarkan hasil dari penelitian ini, terdapat variabel lain yang dapat memberikan pengaruh terhadap kinerja karyawan. Maka penelitian selanjutnya disarankan agar meneliti lebih jauh mengenai kepuasan kerja, burnout, dan subjective well-being.

(G) Bahan Bacaan: 53; buku: 8 + jurnal: 45 Kata Kunci : Kinerja, happiness, inner life, meaning and purpose in work, a sense

of connection and community, jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan masa

bekerja

Page 7: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

vii

ABSTRACT

(A) Faculty of Psychology (B) June 2018 (C) Nurul Rosyida (D) The Happiness effect, The Sprituality of work place, and The demography

factor of performance of employees. (E) xiv+97 pages+appendix (F) The purpose of this research is testing happiness effect, sprituality of work

place, and demography factor of performance of employees. There are few dimension of each variable that the effect of performance of employees want to be known, such as: happiness, inner life, meaning and purpose in work, a sense of connection and community, gender, age, education levels and periode of work. There are 212 respondents of PT. Angkasa Pura Solusi employees in this research that consist of 190 employees with approximately 20-40 years old and 22 employess with approximately 41-45 years old in the periode of work more than a year. This research is using a quantitative approach that utilizing multiple regression of analysis technique in hypothesis testing. Result of the research significantly reveals that statistic (P<0.05) of independent variables have influence to performance of employees about 34,3% while about 65,7% effected by other variable in this research. In addition, the happiness, one of eight variables that analyzed enourmously influences employees performance but refers to output of this research there are other variables which is giving the influence to employees performance. Furthermore, it is recommended to research about job satisfaction, burnout, and subjective well-being.

(G) References : 53; books: 8 + journals: 45

Keywords: Performance, happiness, inner life, meaning and purpose in work, a

sense of connection and community, gender, age, education levels and periode of

work

Page 8: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-

Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Happiness,

Spiritualitas di Tempat Kerja, dan Faktor Demografi Terhadap Kinerja

Karyawan”. Shalawat dan salam tak lupa penulis haturkan kepada Nabi

Muhammad SAW beserta para keluarga dan sahabat.

Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh

karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Abdul Mujib, M. Ag, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Bapak Dr. Abdul Rahman Shaleh, M.Si

selaku Wakil Dekan 1 Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

serta jajarannya dan seluruh civitas akademik Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Liany Luzvinda, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi. Terima kasih

atas segala bimbingan, masukan, kritikan, dan nasihat selama penulis

menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Dr. Risatianti Kolopaking, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik

Kelas B 2013. Terima kasih atas segala bimbingan dan arahan selama

perkuliahan.

4. Seluruh Dosen dan Civitas Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Terima kasih atas

ilmu, dan wawasan yang telah diberikan.

5. Kedua orang tua tercinta, Ibu Anita Sari, S.E dan Ayah Bangun Rokhmat

Trigumanti, S.E terima kasih selalu mendukung, mendoakan, dan tak pernah

lelah mengingatkan untuk menyelesaikan skripsi. Terima kasih atas semua doa

dan dukungan yang luar biasa besar yang telah kalian berikan kepada penulis

agar selalu melanjutkan perjuangan ini sampai pada hasil yang terbaik.

6. Kakanda, ayunda, adinda, dan kawan-kawan Himpunan Mahasiswa Islam

Komisariat Psikologi Cabang Ciputat. Terima kasih atas segala ilmu dan

Page 9: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

ix

pengalaman berharga dalam berorganisasi yang mungkin tidak penulis

dapatkan di kampus lain.

7. Untuk Asy’arie Muhammad, terima kasih banyak karena sudah memberikan

support, semangat, dan membantu dalam pembuatan skripsi ini.

8. Terimakasih untuk Sabyla Vaizal yang telah meluangkan waktu untuk

membantu penulis dalam proses pengambilan serta menyebarkan angket

kuesioner penelitian.

9. Kawan-kawan kelas B 2013 yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.

Terima kasih karena memberikan kesan dan cerita selama di perkuliahan.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih untuk

segala do’a, dukungan dan bantuan yang telah diberikan untuk penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini terdapat banyak

sekali kekurangan dan kesalahan, oleh karenanya penulis mengharapkan dapat

disampaikan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan

penelitian ini. Semoga segala bantuan yang telah diberikan dibalas berlipat ganda

oleh Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis,

para pembaca, dan seluruh pihak yang terkait.

Jakarta, 06 Juni 2018

Penulis

Page 10: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................. iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v ABSTRAK ............................................................................................................ vi ABSTRACT ......................................................................................................... vii KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii DAFTAR ISI ........................................................................................................ x DAFTAR TABEL ................................................................................................ xii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................... 1-13

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... 1 1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................................. 10 1.2.1 Pembatasan Masalah ................................................................. 10 1.2.2 Perumusan Masalah .................................................................. 12 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian........................................................... 12

1.3.1 Tujuan Penelitian ...................................................................... 12 1.3.2 Manfaat Penelitian ................................................................... 13

BAB 2 LANDASAN TEORI ................................................................................ 14-36 2.1 Kinerja Karyawan .............................................................................. 14

2.1.1 Pengertian Kinerja Karyawan .................................................... 14 2.1.2 Dimensi Kinerja Karyawan ....................................................... 16 2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan .............. 17 2.1.4 Pengukuran Kinerja Karyawan .................................................. 20

2.2 Happiness .......................................................................................... 22 2.2.1 Pengertian Happiness ................................................................ 22 2.2.2 Aspek-aspek Happiness ............................................................ 23 2.2.3 Pengukuran Happiness .............................................................. 24

2.3 Spiritualitas di Tempat Kerja ............................................................. 25 2.3.1 Pengertian Spiritualitas di tempat kerja ..................................... 25 2.3.2 Dimensi Spiritualitas di tempat kerja ......................................... 27 2.3.3 Pengukuran Spiritualitas di tempat kerja ................................... 29

2.4 Kerangka Berpikir ............................................................................ 29 2.5 Hipotesis Penelitian ........................................................................... 35

BAB 3 METODE PENELITIAN ........................................................................ 37-56

3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel .......................... 37 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Penelitian....... 37 3.3 Instrumen Pengumpulan Data ........................................................... 40 3.4 Uji Validitas Alat Ukur ...................................................................... 43

3.4.1 Uji Validitas Alat Ukur Kinerja Karyawan ................................ 46

Page 11: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

xi

3.4.2 Uji Validitas Alat Ukur Happiness ............................................ 48 3.4.3 Uji Validitas Alat Ukur Inner Life ............................................. 49 3.4.4 Uji Validitas Alat Ukur Meaning and Purpose in Work ............. 50 3.4.5 Uji Validitas Alat Ukur A Sense of Connection and Community 52

3.5 Teknik Analisis Data ........................................................................ 53

BAB 4 HASIL PENELITIAN ............................................................................. 57-68 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian ................................................. 57

4.2 Analisis Deskriptif ............................................................................. 58 4.2.1 Kategorisasi Skor Variabel ....................................................... 59

4.3 Hasil Uji Hipotesis............................................................................. 62 4.3.1 Pengujian R Square................................................................... 62 4.3.2 Pengujian Koefisien Regresi masing-masing Independent

Variable terhadap Dependent Variable ..................................... 64 4.3.3 Pengujian Proporsi Varians masing-masing Independent

variable terhadap Dependent Variable ..................................... 67

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN ............................................... 69-75 5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 69 5.2 Diskusi ............................................................................................. 69 5.3 Saran ................................................................................................ 74

5.3.1 Saran Teoritis ........................................................................... 74 5.3.2 Saran Praktis ............................................................................. 75

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 76

LAMPIRAN ........................................................................................................ 81

Page 12: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

xii

DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Skor Skala model Likert..................................................................... 40 Tabel 3.2 Skor Skala Kinerja Karyawan ............................................................ 41 Tabel 3.3 Blueprint skala kinerja karyawan ....................................................... 41 Tabel 3.4 Blueprint skala happiness .................................................................. 42 Tabel 3.5 Blueprint skala spiritualitas di tempat kerja ........................................ 43 Tabel 3.6 Muatan faktor item terhadap kinerja karyawan................................... 47 Tabel 3.7 Muatan faktor item terhadap happiness .............................................. 49 Tabel 3.8 Muatan faktor item terhadap inner life ............................................... 50 Tabel 3.9 Muatan faktor item terhadap meaning and purpose in work ............... 51 Tabel 3.10 Muatan faktor item terhadap a sense of connection and community ... 53 Tabel 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian .................................................. 57 Tabel 4.2 Analisis Deskriptif ............................................................................. 59 Tabel 4.3 Norma Skor Variabel ........................................................................ 60 Tabel 4.4 Kategorisasi Skor Variabel ................................................................ 60 Tabel 4.5 Model Summary Analisis Regresi ...................................................... 62 Tabel 4.6 Anova Pengaruh Keseluruhan Independent Variable terhadap

Dependent Variable ........................................................................... 63 Tabel 4.7 Koefisien Regresi .............................................................................. 64 Tabel 4.8 Proporsi Varians sumbangan masing-masing Independent Variable

terhadap Dependent Variable ............................................................. 67

Page 13: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka berpikir penelitian ........................................................... 34

Page 14: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ....................................................................... 81 Lampiran 2 Syntax dan Path Diagram CFA ....................................................... 88 Lampiran 3 Hasil Uji Regresi ............................................................................ 96

Page 15: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada era digital yang tengah melaju begitu cepat, setiap perusahaan harus terus

mampu berinovasi dan beradaptasi dengan perkembangan zaman agar dapat terus

tumbuh dan berkembang. Demikian pula halnya dengan PT. Angkasa Pura Solusi

sebagai salah satu badan usaha milik negara Indonesia yang bergerak di bidang

jasa kebandarudaraan, yang tidak pernah berhenti untuk memberikan inovasi

dalam pelayanan melayani para pelanggan. Dalam ajang penghargaan bergengsi

“World’s Most Improved Airport 2017” PT. Angkasa Pura Solusi mendapatkan

predikat bandara terbaik dari segi kinerja perseroan dengan teknologi yang pintar

dan terkoneksi di kawasan Asia Tenggara serta telah diakui oleh dunia.

Dalam Undang-Undang nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan, Pasal

234 ayat 1 point b, c, d, dan f disebutkan bahwa badan usaha bandar udara dan

unit penyelenggara bandar udara wajib menyediakan fasilitas bandar udara yang

laik operasi, serta memelihara kelaikan fasilitas bandar udara, menyediakan

personel yang mempunyai kompetensi untuk perawatan dan pengoperasian

fasilitas bandar udara, mempertahankan dan meningkatkan kompetensi personel

yang merawat dan mengoperasikan fasilitas bandar udara, dan memberikan

pelayanan kepada pengguna jasa bandar udara sesuai dengan standar pelayanan

yang ditetapkan oleh Menteri.

Sebagai penyedia jasa dan layanan, maka sebaiknya perusahaan

penerbangan komersial perlu menjaga kualitas pelayanan terhadap pengguna jasa.

Page 16: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

2

Untuk menciptakan kualitas pelayanan perusahaan penerbangan komersil peran

sumber daya manusia sebagai salah satu elemen utama yang tidak dapat

diabaikan. Hal ini disebabkan karena faktor sumber daya manusia atau karyawan

sangat berperan penting dalam perusahaan, sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Hameed, Abdul dan Aamer Waheed (2011) mengenai Employee

Development and its Affect on Employee Performance mengatakan bahwa

karyawan merupakan aset yang berharga pada perusahaan.

Permasalahan kinerja yang diamati oleh penulis adalah kurang

maksimalnya pelayanan dalam bekerja, atasan yang buruk, tidak cocok dengan

tim, dan tidak adanya kejelasan peran. Saat karyawan mengerjakan di luar tugas

utama cenderung kurang kondusif dan menyebabkan konflik antara rekan kerja,

dan atasan dengan bawahan. Permasalahan lain mengenai kebahagiaan karyawan

akan mengalami emosi negatif dimana karyawan tidak sanggup untuk

menyelesaikan pekerjaan dan berdampak pada hasil yang kurang memuaskan dan

memilih untuk resign dari tempat kerja. Permasalahan spiritualitas karyawan yang

sedang berkonflik dengan pekerjaan dan sosialnya akan berdampak buruk bagi

kinerjanya dimana akan timbul rasa malas sehingga membuat turun drastis kinerja

karyawan. Namun, tetap banyak karyawan yang bekerja pada perusahaan tersebut

hingga belasan tahun.

Perusahaan yang memiliki karyawan dengan kinerja efektif dan efisien

akan menjadikan sebuah perusahaan yang mempunyai kekuatan untuk

menghadapi persaingan menurut Cushway, 2002 (dalam Priyono, 2010). Oleh

karena itu, kinerja karyawan senantiasa harus dikembangkan dan diarahkan agar

Page 17: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

3

tercapai dengan tujuan keberhasilan yang telah ditentukan oleh perusahaan.

Terlebih lagi, karyawan yang memiliki kinerja tinggi akan mendapatkan promosi

jabatan dan dihargai (Sonnetag, S., Volmer, J., & Spychala, A., 2001).

Dari perspektif sosial, kinerja karyawan yang baik dapat meningkatkan

efektivitas perusahaan dan meningkatkan kualitas ekonomi bagi perusahaan serta

memperluas fasilitas layanan yang diberikan (Jalali, Zohreh dan Alireza Heidari,

2016). Menurut Robbins (2013) kinerja yang rendah akan berpengaruh pada

kompetensi individu yaitu karyawan cenderung melihat pekerjaan sebagai hal

yang menjenuhkan sehingga akan bekerja secara terpaksa dan asal-asalan serta

menimbulkan pikiran untuk meninggalkan pekerjaan.

Pimpinan perusahaan mengharapkan karyawannya memiliki kinerja yang

baik dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh perusahaan (Sonnetag, S.,

Volmer, J., & Spychala, A., 2001). Selain itu, bagi karyawan yang memiliki

kinerja tinggi akan mendapatkan promosi jabatan, dihormati dan diberikan

penghargaan serta mendapatkan kesempatan berkarir yang lebih baik dari kinerja

karyawan yang lebih rendah (Van Scotter, James R., Stephan J. Motowidlo, and

Thomas C. Cross 2000).

Banyak faktor yang menjadi variabel penentu munculnya kinerja

karyawan di suatu organisasi. Robbins (2013) menyimpulkan beberapa faktor

yang mempengaruhi kinerja seseorang antara lain, pengetahuan, motivasi,

kemampuan, keterampilan, jenis kelamin, trait, kualitas diri, kompensasi, usia,

kepuasan kerja, dan perilaku lainnya.

Page 18: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

4

Penulis tertarik lebih lanjut untuk meneliti tentang faktor apa saja yang

mempengaruhi kinerja karyawan. Untuk meningkatkan kinerja karyawan perlu

diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan. Robbins (2013)

menyatakan bahwa kinerja individu dapat dipengaruhi oleh happiness, motivasi,

persepsi peranan dan kompetensi individu yang ada pada dirinya.

Faktor happiness (kebahagiaan) dapat mempengaruhi tinggi rendahnya

kinerja karyawan dimana setiap individu harus melakukan suatu usaha untuk

mendapatkan kebahagiaan lahir dan batin. Csikszentmihalyi, Mihaly (2014)

menjelaskan usaha yang dilakukan setiap individu itu berbeda tergantung pada

kebahagiaan apa yang ingin dicapai. Untuk itu kebahagiaan tidak dapat di raih

tanpa adanya usaha. Tidak heran jika setiap individu berusaha keras untuk

mendapatkan kebahagiaan.

Menurut Gretchen Rubin (2010), penulis buku The Happiness Project,

mengutip dari laman tentang “kebahagiaan karyawan memiliki peran signifikan

bagi kesuksesan sebuah perusahaan” yang terdapat pada halaman posting blog

“http://djajendra-motivator.com/?p=9198”. Menurut Gretchen Rubin ada empat

alasan mengapa karyawan bahagia memiliki dampak baik bagi perusahaan yaitu,

pertama “Karyawan bahagia lebih produktif” yang berarti karyawan lebih

memiliki kinerja yang produktif dibandingkan karyawan yang merasa tidak

bahagia pada pekerjaannya. Karyawan yang bahagia pun lebih jarang terlihat tidak

efektif pada saat bekerja. Dan pada akhirnya karyawan akan lebih mudah fokus

pada pekerjaannya dan bersedia menerima pekerjaan yang lebih menantang.

Page 19: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

5

Kedua “Karyawan bahagia adalah pemimpin yang lebih baik” dimana

karyawan tersebut lebih memiliki kerja keras yang tinggi untuk menghadapi

tantangan pekerjaan dan persaingan antar perusahaan. Karyawan akan lebih

berhati-hati memikirkan resiko sebelum mengambil keputusan dan tidak mudah

putus asa apabila mengalami kegagalan.

Ketiga “Karyawan bahagia lebih kreatif” wajar apabila seorang karyawan

memiliki rasa kekhawatiran lebih rendah sehingga membuat mereka bisa

menjalankan pekerjaan dengan baik dan lebih banyak memikirkan soal

kesempatan baru di masa yang akan datang. Di dalam pikiran mereka lebih

kreatif, bebas, serta siap melakukan inovasi setiap hari agar perusahaan dapat

bersaing secara global.

Keempat “Karyawan bahagia adalah anggota tim yang baik” karyawan

seperti ini akan lebih mudah untuk di ajak kerjasama dalam tim sehingga mau

untuk saling membantu sesama rekan kerja bila mengalami kesulitan. Selalu

berusaha untuk menghadapi berbagai macam permasalahan yang ada di dalam tim

dengan cara yang positif. Bagi suatu perusahaan kerjasama antar rekan kerja tentu

sangat dibutuhkan agar bisa mendapatkan hasil yang maksimal.

Dalam penelitian Fisher C.D, (2010) happiness juga memberikan hasil

yang signifikan positif bagi kinerja karyawan. Faktor happiness dalam perusahaan

dapat meningkatkan efektivitas yang lebih tinggi sehingga menghasilkan kualitas

produksi dan memiliki rasa kebanggaan pada diri sendiri serta kehormatan

karyawan yang lebih baik. Penelitian lain juga membuktikan bahwa happiness

merupakan kualitas hidup manusia yang membuat kehidupan menjadi lebih baik

Page 20: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

6

secara keseluruhan seperti kesehatan yang lebih baik, kreativitas yang luas,

pendapatan yang lebih tinggi dan mendapatkan tempat kerja yang lebih baik

(Biswas-Diener, R. and E. Diener, 2006).

Kualitas hidup individu yang bekerja dengan rasa bahagia akan memiliki

perasaan positif di setiap waktu dikarenakan individu tersebut paling mengetahui

bagaimana cara mengelola dan mempengaruhi dunia kerjanya sehingga dapat

memaksimalkan kinerja dan memberikan kepuasan dalam bekerja menurut Pryce

& Jones, 2010 (dalam Taranowski, Chester J., 2011). Penelitian sebelumnya

mengenai cara kerja yang menghubungkan antara happinness dengan kinerja

dapat menciptakan karyawan lebih baik dan keinginan untuk lebih dekat pada

lingkungan yang positif, sehingga kinerja dihasilkan dengan cara menghubungkan

antara happiness dan kinerja dapat memberikan masukan bagi karyawan agar

memiliki pandangan lebih luas pada tingkat kebahagiaan baik untuk diri sendiri

maupun perusahaan (Bakker, et al. 2006; Fredrickson & Joiner, 2002; Walter &

Bruch, 2008).

Adapun beberapa faktor eksternal yang dapat mempengaruhi tingkat

happiness pada kinerja karyawan yaitu, sistem kompensasi, reward, dan promosi

jabatan Robbins (2013). Oleh karena itu seorang karyawan akan bekerja dengan

penuh gairah dan bahagia, serta bekerja lebih produktif di tempat kerjanya untuk

meningkatkan kinerja perusahaan (Spreitzer, G., Porath, C. L., and Gibson, C. B.,

2012). Kebahagiaan dalam diri karyawan dapat melawan emosi negatif yang

dialami saat seseorang mengalami stres seperti kecemasan, kemarahan, ataupun

kesedihan. Hal inilah yang menyebabkan seseorang memiliki emosi positif untuk

Page 21: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

7

memandang sebuah masalah tanpa harus menjadikannya sebagai sebuah beban

atau stressor (Achor, Shawn., 2010). Sehingga, individu yang berbahagia akan

jarang mengalami stres ketika bekerja.

Berdasarkan penjelasan diatas, kebahagiaan dalam bekerja menjadi salah

satu faktor yang penting untuk meningkatkan kinerja karyawan di dalam suatu

perusahaan. Pada era modern kebahagiaan dengan kesuksesan dan prestasi kinerja

di tingkat tertinggi dapat dicapai melalui spiritualitas menurut Eyzenck, 1990

(dalam Jalali, Zohreh dan Alireza Heidari, 2016). Dalam Al Qur’an pun dijelaskan

dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan Melihat pekerjaanmu, begitu

juga Rasul-Nya dan orang-orang Mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada

(Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Diberitakan-Nya kepada

kamu apa yang telah kamu kerjakan”(Qur’an 9:105).

Spiritualitas di tempat kerja akan memberikan dukungan yang positif bagi

perkembangan karyawan dan perusahaan. Perusahaan memperkenalkan budaya

spiritualitas untuk kesadaran bahwa akan pemahaman diri pekerja sebagai

makhluk spiritual yang jiwanya memerlukan makanan di tempat kerja; mengenai

pengalaman akan rasa bertujuan dan bermakna dalam pekerjaannya; dan juga

tentang mengalami perasaan saling terhubung dengan orang lain dan dengan

komunitasnya di tempat kerja (Ashmos, D., and Duchon, D., 2000). Perusahaan

yang berjalan dengan baik dan lancar akan menghilangkan perasaan buruk bagi

karyawan yang memiliki kehidupan spiritual.

Kehidupan para karyawan yang seperti itu akan sangat mempengaruhi

kinerjanya. Perusahaan yang mengaplikasikan budaya spiritual di tempat kerja

Page 22: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

8

akan berusaha untuk membantu individu mengembangkan dan mencapai potensi

mereka sepenuhnya menurut Kolodinsky et al., 2003; Pfeffer, 2003 (dalam

Duchon, D., and Donde, A.P. (2005). Sama halnya, organisasi yang

memperhatikan spiritualitas lebih mungkin untuk secara langsung mengemukakan

masalah yang ditimbulkan oleh konflik kehidupan pribadi atau pekerjaan

(Robbins, 2013).

Pada era modern ini banyak perusahaan-perusahaan menyadari bahwa

spiritualitas dapat membantu mengembangkan kualitas perilaku karyawan. Oleh

karena itu, banyak bukti nyata yang menyebutkan bahwa praktik spiritualitas di

tempat kerja mampu menciptakan karyawan lebih bahagia serta meningkatkan

kinerja yang lebih giat (L.W. Fry, 2003). Kepercayaan yang dibangun dari dalam

diri bila digabungkan dengan keinginan untuk mencapai kinerja yang lebih baik di

perusahaan dapat mewujudkan kualitas dan pertumbuhan karyawan, serta

menghasilkan keefektifan karyawan sehingga mampu mengambil keputusan yang

berhubungan dengan pekerjaan (Yusoff, R.B., Ali, A.M., & Khan, A. 2014).

Penelitian lain juga menyebutkan bahwa spiritualitas mendorong kinerja

karyawan untuk menjadikan organisasi lebih baik. Karena organisasi yang

memperhatikan spiritualitas membuat karyawannya mampu menemukan tujuan di

pekerjaan mereka. Spiritualitas melibatkan karyawan untuk memenuhi potensi

mereka untuk menemukan makna yang berharga dan penemuan tujuan hidup di

pekerjaan mereka.

Spiritualitas di tempat kerja juga dapat meningkatkan kepercayaan

karyawan, motivasi, dan komitmen pada organisasi (Neck, Christopher P., John F.

Page 23: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

9

Milliman 1994). Sedangkan menurut Krishnakumar, S., and Neck, C. P. (2002)

mengatakan bahwa tempat kerja tanpa adanya spiritualitas dapat menghasilkan

ketidakhadiran dan turnover yang sama besarnya dengan stress maupun depresi,

sehingga menimbulkan ketidakselarasan hubungan antara pekerjaan, rekan kerja,

serta lingkungan kerja.

Selain variabel diatas, Wirama, D.G., Yunita, E., Ristadewi, I.A., (2016)

dalam penelitiannya menunjukkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi

kinerja yaitu faktor demografi. Faktor demografi yang dijadikan variabel dalam

penelitian ini antara lain usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan masa bekerja.

Bertambahnya usia membuat seseorang memusatkan perhatian pada karir dan

kestabilan pekerjaan, sehingga memberikan banyak waktu dan energi pada

karirnya sehingga dapat berpengaruh positif pada kinerja (Colarelli, S. M. dan

Ronald, C. B., 1990).

Faktor demografi selanjutnya yaitu jenis kelamin. Menurut Chung, J.,

Monroe, G. S. (2001), mengungkapkan bahwa perempuan dapat lebih efisien dan

efektif dalam memproses informasi tugas yang sulit dibandingkan dengan laki-

laki karena perempuan lebih memiliki kemampuan untuk membedakan dan

mengambil keputusan, dan laki-laki relatif kurang mendalam dalam menganalisis

inti dari suatu keputusan. Selanjutnya tingkat pendidikan, dengan adanya

karyawan yang memiliki latar belakang pendidikan yang lebih tinggi, diharapkan

akan memiliki kinerja yang lebih baik pula menurut Purwanto, 2001 (dalam

Hasan, R., 2015). Dengan demikian, secara umum dapat dikatakan bahwa latar

Page 24: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

10

belakang pendidikan karyawan merupakan gambaran tentang kemampuan dan

pengetahuan yang dimiliki karyawan.

Selanjutnya, faktor demografi yang terakhir masa bekerja adalah ukuran

tentang lama waktu yang telah ditempuh seseorang dalam melaksanakan tugas-

tugas pekerjaan, dalam hal ini adalah lamanya bekerja sebagai karyawan. Masa

bekerja sering dihubungkan dengan pengalaman kerja. Semakin banyak masa

bekerja, semakin tinggi pengalaman dan keterampilan yang akan mendukung

dalam melaksanakan tugas pekerjaan sehingga dapat meningkatkan kinerja

(Shaffril, H. A. M. dan Uli, J., 2010).

Berdasarkan pemaparan di atas, sebagai atas dasar acuan penelitian ini,

penulis tertarik untuk meneliti tentang “Pengaruh Happiness, Spiritualitas di

Tempat Kerja dan Faktor Demografi terhadap Kinerja Karyawan”.

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah 1.2.1 Pembatasan Masalah

Agar pembahasan dalam permasalahan penelitian ini tidak meluas, maka

diperlukan pembatasan masalah mengenai variabel-variabel yang akan dikaji.

Penulis membatasi ruang lingkup masalah penelitian ini pada pengaruh

independent variable, yaitu happiness, spiritualitas di tempat kerja, dan faktor

demografi terhadap dependent variable yaitu kinerja karyawan. Adapun

pembatasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kinerja karyawan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu

pencapaian hasil kerja berdasarkan kemampuan seseorang yang telah dicapai

dari sebuah rencana pekerjaan dan mengorganisir langkah-langkah dalam

Page 25: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

11

mencapai tujuan dengan tenggat waktu yang diberikan (Goodman, S. and

Svyantek, D. 1999).

2. Happiness adalah keadaan atau perasaan senang atau emosi positif serta

merasa puas dengan diri dan hidupnya (Hills, P. and Argyle, M., 2001).

3. Spiritualitas di tempat kerja adalah kesadaran akan pemahaman diri pekerja

sebagai makhluk spiritual yang jiwanya memerlukan makanan di tempat kerja;

mengenai pengalaman akan rasa bertujuan dan bermakna dalam pekerjaannya;

dan juga tentang mengalami perasaan saling terhubung dengan orang lain dan

dengan komunitasnya di tempat kerja (Ashmos, D., and Duchon, D., 2000).

4. Jenis kelamin yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu, laki-laki dan

perempuan.

5. Usia yang dimaksud dalam penelitian ini terdiri dari dua rentangan usia, yaitu

dari 20-40 tahun, dan 41-60 tahun.

6. Masa bekerja yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu lamanya karyawan

bekerja di PT. Angkasa Pura Solusi dari rentang 1-5 tahun, 5,1 tahun-10

tahun, dan lebih dari 10 tahun.

7. Tingkat Pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat

pendidikan terakhir yang dimiliki oleh karyawan, terbagi atas pendidikan

SMA sederajat, D3, dan S1/S2.

8. Karyawan yang dimaksud dalam penelitian ini karyawan PT. Angkasa Pura

Solusi di wilayah Tangerang.

Page 26: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

12

1.2.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, muncul beberapa permasalahan

yang kemudian dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh happiness, spiritualitas di tempat kerja (inner life,

meaning and purpose at work dan conditions of community), dan faktor

demografi (usia, jenis kelamin, masa bekerja, dan tingkat pendidikan)

terhadap kinerja karyawan?

2. Apakah ada pengaruh dimensi-dimensi spiritualitas di tempat kerja (inner

life, meaning and purpose at work, dan conditions of community terhadap

kinerja karyawan?

3. Apakah ada pengaruh faktor demografi (usia, jenis kelamin, tingkat

pendidikan, dan masa bekerja) terhadap kinerja karyawan?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini ialah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh happiness, spiritualitas di tempat kerja (inner life,

meaning and purpose at work dan conditions of community), dan faktor

demografi (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, masa bekerja) terhadap

kinerja karyawan.

2. Untuk mengetahui pengaruh dimensi-dimensi dari variabel spiritualitas di

tempat kerja (inner life, meaning and purpose at work dan conditions of

community) terhadap kinerja karyawan.

Page 27: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

13

3. Untuk mengetahui pengaruh dimensi-dimensi dari variabel faktor demografi

(usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, masa bekerja) terhadap kinerja

karyawan.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun

praktis, yaitu sebagai berikut :

1. Manfaat secara teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan menambah

informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan dengan kinerja

karyawan yang dapat dijadikan referensi bagi penelitian selanjutnya.

2. Manfaat secara praktis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan terhadap pihak terkait

untuk merekomendasikan pengambilan keputusan bagi manajemen

perusahaan serta memperhatikan kinerja dan untuk perusahaan terkait dapat

mengembangkan perusahaannya menjadi yang terbaik.

Page 28: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

14

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Kinerja Karyawan

2.1.1 Pengertian Kinerja Karyawan

Menurut Borman, W. C. and Motowidlo, S. J. (2003) kinerja adalah keseluruhan nilai

yang diharapkan oleh perusahaan dari standar perilaku pada periode tertentu.

Borman, W. C. and Motowidlo, S. J. (2003) membagi kinerja menjadi dua macam

yaitu, kinerja tugas dan kontekstual. Mereka menyatakan ada tiga perbedaan dasar

mengenai definisi diantara kinerja tugas dan kinerja kontekstual, antara lain:

1. Kinerja kontekstual dapat dibandingkan dalam segala jenis pekerjaan, dan kinerja

tugas adalah spesifikasi pekerjaan yang diberikan.

2. Kinerja tugas diprediksi secara umum dengan menilai kemampuan, sementara

kinerja kontekstual biasanya diprediksi dengan motivasi dan kepribadian.

3. Kinerja tugas adalah peran dalam dan bagian dari deskripsi pekerjaan formal yang

ada, sementara kinerja kontekstual adalah peran tambahan dan inisiatif (yang

tidak dipaksakan), yang biasanya tidak dihadiahi dengan sesuatu yang formal atau

secara langsung, atau secara tidak langsung dipertimbangkan oleh manajemen.

Definisi kinerja karyawan menurut Goodman, S. and Svyantek, D. (1999)

yaitu, suatu pencapaian hasil kerja berdasarkan kemampuan seseorang yang telah

dicapai dari sebuah rencana pekerjaan dan mengorganisir langkah-langkah dalam

mencapai tujuan dengan tenggat waktu yang diberikan. Menurut Colquitt, LePine,

dan Wesson, (2011), kinerja karyawan adalah serangkaian perilaku karyawan yang

Page 29: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

15

memberi kontribusi, baik secara positif maupun negatif terhadap penyelesaian tujuan

organisasi (dalam Yusoff, R.B., Ali, A.M., & Khan, A., 2014).

Kinerja karyawan merupakan hasil kerja yakni sebuah proses manajemen atau

suatu organisasi secara keseluruhan yang hasil kerjanya tersebut harus dapat

ditunjukkan buktinya secara konkrit dan dapat diukur (Priyono, 2010). Definisi

kinerja karyawan menurut Mangkunegara, Anwar Prabu (2000) adalah hasil kerja

secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Selanjutnya Campbell, 1993 (dalam Sonnetag, S., Volmer, J., & Spychala, A.,

2001) menyatakan bahwa hubungan fungsional antara kinerja dengan atribut kinerja

dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu knowledge, skill, dan motivasi. Dimana knowledge

adalah pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan (knowing what to do), skill mengacu

pada kemampuan untuk melakukan pekerjaan (the ability to do well) hal ini sesuai

dengan pendapat Keith Davis (dalam Mangkunegara, Anwar Prabu, 2000) artinya

karyawan yang memiliki IQ di atas rata-rata dengan pendidikan yang memadai untuk

jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka akan lebih

mudah mencapai kinerja maksimal, serta motivasi mengacu pada dorongan dan

semangat untuk melakukan pekerjaan dimana situasi kerja akan menunjukkan

motivasi tinggi begitupun sebaliknya (dalam Mangkunegara, Anwar Prabu, 2005).

Selain tiga faktor tersebut, masih terdapat satu faktor lagi yaitu peran (role

perception) menunjukkan peran individu dalam melakukan pekerjaan.

Page 30: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

16

Berdasarkan beberapa definisi yang dijelaskan oleh para ahli, maka penulis

menggunakan definisi dan mengukur kinerja tugas dan kinerja kontekstual yang

dikemukakan oleh Goodman, S. and Svyantek, D. (1999), karena definisi tersebut

sesuai dengan apa yang akan diteliti dan sesuai dengan dimensi yang akan penulis

gunakan sebagai alat ukur kinerja.

2.1.2 Dimensi Kinerja Karyawan

Menurut Goodman, S. and Svyantek, D. (1999), kinerja yang baik dapat diukur ada

dua dimensi utama yang penting bagi setiap jenis pekerjaan, yaitu:

1. Task Performance

Task Performance atau kinerja tugas dapat didefinisikan sebagai kegiatan utama

karyawan dalam berkontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung

dalam perusahaan.

2. Contextual Performance

Contextual Performance atau kinerja kontekstual didefinisikan sebagai perilaku

individu yang mendukung lingkungan organisasi, sosial dan psikologis dimana

secara teknis dapat berfungsi dengan tepat, mencakup altruisme dan

conscientiousness; Altruisme adalah perilaku yang sengaja dilakukan untuk

membantu rekan kerja dalam situasi langsung (membantu secara sukarela).

Conscientiousness merupakan perilaku yang tidak berkaitan dengan seseorang

dari bentuk kesadaran untuk membantu keefektifan organisasi dan mengarah pada

sikap disiplin. Bentuk perilaku conscientiousness merupakan bukan bantuan

secara langsung kepada satu orang tertentu, melainkan secara tidak langung

Page 31: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

17

membantu orang lain yang terlibat dalam sistem perilaku tersebut. Contohnya taat

peraturan, tepat waktu, memiliki kesediaan untuk mengerjakan pekerjaan yang

sebenarnya bukan tanggung jawabnya.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan dimensi dari Goodman, S. and

Svyantek, D. (1999) yang menggunakan skala The Job Performance. Dimana ketiga

dimensi dan penelitian tersebut merupakan penelitian yang konsistensi internal di atas

0,60 pada hampir seluruh itemnya.

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan

Menurut Sonnetag, S., Volmer, J., & Spychala, A. (2001), faktor-faktor yang terkait

dengan kinerja karyawan adalah:

1. Cognitive Abilities

Cognitive abilities atau kemampuan kognitif mempengaruhi kinerja karyawan,

yang berkaitan pada kualifikasi atau kapasitas dalam melakukan tugas-tugas kerja

dan akan berdampak pada kebiasaan mengerjakan tugas-tugas kerja, kemampuan

mengerjakan tugas-tugas kerja, dan pengetahuan seputar tugas-tugas kerja.

2. Knowledge

Bukti-bukti meta analisis mengatakan bahwa pengetahuan seputar pekerjaan

berhubungan dengan kinerja. Dikatakan bahwa secara umum pengetahuan seputar

pekerjaan menjadi mediasi antara disposisi individual dan kinerja. Disebutkan

juga bahwa individu yang memiliki kemampuan kognitif yang lebih tinggi, lebih

sukses mendapatkan pengetahuan yang relevan dengan pekerjaannya, yang

Page 32: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

18

akhirnya akan membantu mereka menyelesaikan tugas-tugas kerja yang

diberikan.

4. Experience

Pengalaman kerja juga relevan dengan kinerja karyawan. Namun hubungan antara

pengalaman kerja dengan kinerja karyawan akan menurun seiring dengan

bertambahnya usia.

5. Non-cognitive predictors

Non-cognitive predictors atau prediktor non-kognitif ini adalah kepribadian.

Namun, efek keseluruhan yang diberikan oleh prediktor non kognitif ini relatif

kecil jika dibandingkan dengan cognitive ability atau kemampuan kognitif.

Adapun berdasarkan penelitian sebelumnya, faktor-faktor yang mempengaruhi

kinerja adalah sebagai berikut:

1. Happiness

Penemuan menunjukkan bahwa happiness membawa efek positif seperti yang

dijelaskan pada psikologi positif dimana dikarakteristikan dengan tingginya

tingkat kepuasaan dalam berbagai ranah kehidupan, tingginya tingkat emosi

positif dan rendahnya tingkat emosi negatif (Carr, A., 2004).

2. Spiritualitas di Tempat Kerja

Pfeffer 2003 (dalam Ashmos, D., and Duchon, D., 2000) mengatakan bahwa

spiritualitas di tempat kerja menciptakan tanggung jawab bagi karyawan sebagai

identitas sosial untuk mencapai keberhasilan sebuah organisasi.

Page 33: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

19

3. Faktor Demografi

Karakteristik pekerjaan bagi laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan. Oleh

karena itu, baik laki-laki maupun perempuan memiliki kesempatan yang sama

untuk dapat berkinerja baik dalam keunggulan dan kelemahan karakteristik yang

dimiliki pada diri individu masing-masing. Apabila laki-laki lebih unggul dalam

kekuatan fisik sedangkan perempuan lebih unggul pada pekerjaan yang sulit.

Peluang tinggi rendahnya kinerja tidak memandang jenis kelamin sebab dari itu

tidak ada perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan (Chung, J.,

Monroe, G. S., 2001).

Adapun faktor usia menjadikan individu kepada proses kemantapan

perkembangan karir. Fokus seseorang pada perkembangan karir, tentunya akan

akan mempengaruhi kinerja. Karyawan yang menginginkan karirnya meningkat

lebih tinggi akan melakukan hal terbaik sesuai dengan kompetensi yang ia miliki.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Colarelli, S. M. dan

Ronald, C. B. (1990) bahwa usia memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja.

Secara umum, latar belakang pendidikan seorang karyawan merupakan gambaran

mengenai kemampuan yang dimiliki karyawan.

Untuk itu latar belakang karyawan yang memadai merupakan hal yang

penting dimiliki agar dapat melaksanakan tugas dan fungsi dengan baik. Dalam

mengupayakan peningkatan kinerja selain pendidikan formal dapat ditunjang

dengan pendidikan non formal seperti workshop, seminar, dan kegiatan-kegiatan

lain yang berhubungan dengan karyawan menurut Purwanto, 2001 (dalam Hasan

Page 34: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

20

R., 2015). Peranan karyawan sangat begitu besar dalam perusahaan menjadikan

faktor penting dalam menentukan tinggi rendahnya kualitas hasil kinerja. Seorang

karyawan tidak hanya dituntut memiliki kemampuan dan prestasi dalam bekerja

tetapi pengalaman kerja merupakan salah satu faktor pendukung pelaksanaan

operasional perusahaan. Pengalaman kerja yang dimiliki oleh karyawan menjadi

penentu hasil kinerja yang akan diraih oleh perusahaan sehingga tujuan yang akan

diraih oleh perusahaan dapat tercapai (Hasan R., 2015).

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini

ditunjukkan untuk menguji pengaruh happiness, spiritualitas di tempat kerja, dan

faktor demografi terhadap kinerja karyawan.

2.1.4 Pengukuran Kinerja Karyawan

Terdapat beberapa pengukuran yang dapat digunakan dalam mengukur kinerja

karyawan, diantaranya adalah:

1. The Role Based Performance Scale (RBPS)

Instrumen ini dikembangkan oleh Welbourne, T.M., Johnson, D.E., and Erez, A.,

(1997). Instrumen ini terdiri dari 20 item. The Rose Based Performance Scale ini

terdiri dari lima dimensi yaitu job holder (pengampu pekerjaan), organization

member (anggota organisasi), career (karir), innovator (orang yang menginovasi),

dan team member (anggota kelompok). Instrumen ini memiliki konsistensi nilai

alpha yang berkisar antara 0,86 hingga 0,96.

Page 35: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

21

2. The Job Performance Scale

The Job Performance Scale dikembangkan oleh Goodman, S. and Svyantek, D.

(1999). Instrumen ini memiliki 25 item, yang meliputi 2 dimensi kinerja, yaitu

task performance (kinerja tugas), dan contextual performance (kinerja

kontesktual) mencakup; altruism (altruisme), conscientiousness (sifat berhati-

hati). The Job Performance Scale ini memiliki konsistensi internal diatas 0,60

pada hampir seluruh itemnya.

3. Performance Rating Index

Instrumen ini dikembangkan oleh Zammuto.,Raymod F. et., al., (1982).

Performance Rating Index terdiri dari 19 item yang berisi 18 karakteristik yang

berasal dari instrumen evaluasi kinerja, dan item ke 19 adalah peringkat kinerja

keseluruhan.

4. Individual Work Performance Questionnaire

Individual Work Performance Questionnaire didasarkan pada kerangka

konseptual dimana IWPQ ini terdiri dari empat dimensi yaitu task performance

(kinerja tugas), contextual performance (kinerja kontekstual), adaptive

performance (kinerja adaptif) dan counterproductive work behavior (perilaku

kerja kontraproduktif) (Koopmans et al., 2011). IWPQ memiliki 128 indikator

yang pada akhirnya menghasilkan 47 item.

Berdasarkan beberapa alat ukur yang telah dijelaskan di atas, penulis

menggunakan The Job Performance Scale yang dikembangkan oleh Goodman, S. and

Page 36: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

22

Svyantek, D., (1999) yang berisi 25 item. Hal ini dikarenakan penulis menyesuaikan

subjek yang akan menjadi sampel dalam penelitian, dan alasan penulis memilih The

Job Performance Scale adalah karena skala pengukuran ini memiliki konsistensi

internal yang baik, yaitu memiliki diatas 0,60 pada hampir seluruh itemnya.

2.1 Happiness

2.2.1 Pengertian Happiness

Hills, P. and Argyle, M., (2001) mengartikan happiness adalah keadaan atau

perasaan senang atau emosi positif serta merasa puas dengan diri dan hidupnya.

Adapun menurut Aristoteles (2004) menyatakan bahwa happiness berasal dari kata

“happy” atau bahagia yang berarti feeling good, having fun, having a good time, atau

sesuatu yang membuat pengalaman yang menyenangkan. Menurut Carr (2004)

happiness adalah sebuah keadaan psikologis positif yang dikarakteristikan dengan

tingginya tingkat kepuasan dalam berbagai ranah kehidupan, tingginya tingkat emosi

positif dan rendahnya tingkat emosi negatif, sedangkan menurut Seligman (2005)

happiness adalah emosi positif yang dirasakan individu serta aktivitas positif yang

disukai oleh individu.

Happiness menurut Myers (2000) adalah perasaan positif yang dapat

membuat pengalaman menyenangkan seperti perasaan senang, damai, kesejahteraan

hidup serta tidak adanya perasaan tertekan. Selanjutnya penelitian dari Seligman

(2005), pelopor dalam psikologi positif, telah mengkonfirmasi bahwa orang yang

mengejar kesenangan semata mungkin hanya memperoleh manfaat kebahagiaan

sementara saja, dan tidak menjawab tentang arti kebahagiaan secara hakiki.

Page 37: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

23

Menurut Al-Farabi (dalam Zahidah & Raihanah, 2011) kebahagiaan adalah

kondisi hati yang dipenuhi dengan keyakinan dan berperilaku sesuai dengan

keyakinan. Selain itu, para ahli telah mendefinisikan happiness sebagai pengalaman

emosi positif yang dikombinasikan dengan perasaan yang lebih dalam mengenai

makna dan tujuan hidup. Dalam kebahagiaan pun tersirat bagaimana suasana hati

(mood) yang positif tentang masa kini dan pandangannya tentang masa depan (Achor,

2010).

Berdasarkan beberapa definisi kebahagiaan yang telah dijelaskan sebelumnya,

maka dalam penelitian ini penulis menggunakan definisi happiness oleh Hills dan

Argyle (2001) yaitu keadaan atau perasaan senang atau emosi positif serta merasa

puas dengan diri dan hidupnya.

2.2.2 Aspek-aspek Happiness

Menurut Argyle et al., (1991) menyebutkan enam faktor yang menjadi aspek dalam

membangun kebahagiaan seseorang:

1. Kepuasan hidup

Kepuasan hidup adalah kesejahteraan psikologis seseorang secara menyeluruh

tentang kehidupan. Pengalaman emosional yang menyenangkan lebih

mendominasi dibanding yang tidak menyenangkan dalam mempengaruhi

kepuasan hidup individu.

2. Kesenangan

Penilaian kepuasan hidup dalam berbagai aspek kehidupan, meliputi aspek

kognitif dan afektif.

Page 38: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

24

3. Harga diri

Self-esteem atau harga diri adalah sikap individu baik positif maupun negatif

terhadap diri sendiri sebagai suatu bentuk totalitas.

4. Ketenangan

Keadaan damai dalam diri individu dan kemampuan untuk memaknai apapun

yang telah didapat dan dilalui secara positif.

5. Kontrol diri

Kontrol diri adalah kemampuan untuk mengendalikan individu dengan standar

yang sesuai dengan idealisme, nilai-nilai yang dianut, moral dan tujuan jangka

panjang.

6. Efikasi

Efikasi merupakan salah satu kemampuan pengaturan diri yang dimiliki

individu meliputi kognitif, sosial, dan emosi. Mengacu pada persepsi tentang

kemampuan individu untuk mengorganisasi dan mengimplementasi tindakan

untuk menampilkan kecakapan tertentu.

Pada penelitian kali ini, penulis menggunakan aspek-aspek dari Argyle et al.,

(1991) yang menggunakan skala penggabungan The Oxford Happiness Questionnaire

dan Oxford Happiness Inventory dimana aspek-aspek tersebut merupakan penelitian

yang saling melengkapi.

2.2.3 Pengukuran Happiness

Terdapat beberapa pengukuran yang dapat digunakan dalam mengukur happiness,

diantaranya adalah:

Page 39: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

25

1. Positive Affectivity and Negative Affectivity Scale-Momentary (PANAS) dari

Watson, D., Clark, L.A. and Tellegen, A. (1988). Skala PANAS mengukur

tingkat afek positif dan afek negatif individu yang terdiri dari 20 item.

2. Satifaction with Life Scale (SWLS) dari Diener, Emmons, Larsen & Griffin

(1985) merupakan alat ukur yang terdiri dari 5 item untuk mengukur nilai

individu mengenai kepuasan hidupnya.

3. The Oxford Happiness Questionnaire (OHQ) Hills dan Argyle (2002) alat ukur

penyempurnaan dari Oxford Happiness Inventory (OHI) berisi sub-skala

happiness yang diambil dari Eysenck Personality Questionnaire, Rosenberg’s

Self-esteem Scale, Life Orientation Test dan Depression-Happiness Scale. Skala

ini berisi 29 item pernyataan.

Pada penelitian kali ini menggunakan alat ukur happiness yang dikembangkan

oleh Hills dan Argyle (2002) yaitu The Oxford Happiness Questionnaire (OHQ).

OHQ dipilih penulis karena penyempurnaan dari Oxford Happiness Inventory (OHI).

2.3 Spiritualitas di Tempat Kerja

2.3.1 Pengertian Spiritualitas di Tempat Kerja

Spiritualitas di tempat kerja adalah mengenai sebuah konsep atau prinsip yang

berasal dari dalam diri seseorang (individu) seperti pencarian arti dalam hal apa yang

harus dikerjakan di tempat kerja (Krishnakumar & Neck, 2002). Spiritualitas di

tempat kerja mengarahkan individu untuk memahami keberadaan dirinya dalam

upaya pencapaian arti hidup yang sesungguhnya. Menurut Mitroff, I. I. & Denton, E.

Page 40: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

26

A. (1999) menjelaskan bahwa spiritualitas adalah perasaan yang mendasar tentang

hubungan antara diri sendiri, orang lain, dan seluruh alam semesta.

Spiritualitas di tempat kerja menurut Ashmos dan Duchon (2000) adalah

kesadaran akan pemahaman diri pekerja sebagai makhluk spiritual yang jiwanya

memerlukan makanan di tempat kerja; mengenai pengalaman akan rasa bertujuan dan

bermakna dalam pekerjaannya; dan juga tentang mengalami perasaan saling

terhubung dengan orang lain dan dengan komunitasnya di tempat kerja. Spiritualitas

di tempat kerja individu di tempat kerja juga mengenai bagaimana seseorang

mengekspresikan kehidupan batinnya atau di dalam dirinya melalui makna dan tujuan

bekerja, pekerjaan yang bermanfaat dan rasa memiliki pada tempat kerja. Duchon dan

Plowman (2005) mendefinisikan spiritualitas di tempat kerja sebagai makhluk

pencari (pekerja) memandang dirinya memiliki suatu kehidupan untuk mencari

makna dalam pekerjaannya dan karena mereka juga makhluk sosial, mereka juga

mencari rasa memiliki dalam kelompok melalui pekerjaan mereka. Kedua aspek

tersebut dapat meningkatkan kehidupan batin dan memberikan pekerjaan mereka

sebagai sebuah dimensi spiritualitas di tempat kerja.

Spiritualitas di tempat kerja bukanlah sebuah agama atau penggantinya, dan

bukan tentang menemukan orang yang menerima suatu sistem kepercayaan tertentu.

Marques (2001) menjelaskan bahwa spiritualitas adalah melihat ke dalam batin

menuju kesadaran akan nilai-nilai yang umum. Menurut Lerner, M. (2000)

spiritualitas ditempat kerja sebagai pengalaman hidup dimana kesadaran yang

menyelaraskan individu dengan rasa kesucian pada semua wujud. Berdasarkan

Page 41: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

27

beberapa definisi spiritualitas di tempat kerja yang telah dijelaskan sebelumnya, maka

dalam penelitian ini penulis menggunakan definisi spiritualitas di tempat kerja dari

Ashmos dan Duchon (2000) yaitu kesadaran akan pemahaman diri pekerja sebagai

makhluk spiritual yang jiwanya memerlukan makanan di tempat kerja; mengenai

pengalaman akan rasa bertujuan dan bermakna dalam pekerjaannya; dan juga tentang

mengalami perasaan saling terhubung dengan orang lain dan dengan komunitasnya di

tempat kerja.

2.3.2 Dimensi Spiritualitas di tempat kerja

Ashmos dan Duchon (2000) membagi dimensi spiritualitas di tempat kerja menjadi

tiga aspek, yaitu:

1. The Inner Life

Spiritualitas di tempat kerja penemuan kesempatan di tempat kerja untuk

mengekspresikan berbagai aspek yang dimiliki seseorang. Untuk memahami

spiritualitas di tempat kerja adalah dengan mulai mengetahui bahwa manusia

memiliki kehidupan batin dan luar, dan bahwa pemeliharaan kehidupan batin

dapat membuat kehidupan luar (sehari-hari) dapat menjadi lebih bermakna dan

produktif Fox, 1994 (dalam Ashmos dan Duchon, 2000). The Inner life atau

kehidupan batin adalah memberikan ekspresi terhadap sesuatu yang ada dalam

diri individu; dilakukan dengan perasaan; kekuatan yang datang dari dalam;

mengetahui seberapa dalam diri individu dan apa yang suci atau disebut sebagai

“heart-knowledge.”

Page 42: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

28

2. Meaning and Purpose in Work

Menurut Fox 1994 (dalam Ashmos dan Duchon, 2000) hidup dan mata

pencaharian bukan dua hal yang terpisah melainkan berasal dari sumber yang

sama yaitu spirit (semangat, gairah). Spirit berarti hidup, dan baik kehidupan dan

mata pencaharian adalah mengenai hidup berdampingan, hidup dengan makna,

tujuan, kebahagiaan, dan rasa kontribusi untuk hidup bermasyarakat lebih luas.

Spiritualitas di tempat kerja adalah mengenai membawa kehidupan dan mata

pencaharian dengan rasa semangat dan gairah yang ada, menyangkut keterkaitan

antara jiwa (soul) dengan kerja, dan bagaimana mendapatkan perhatian dari

perusahaan.

3. A Sense of Connection and Community

Spiritualitas di tempat kerja bukan hanya tempat mengekspresikan kebutuhan-

kebutuhan kehidupan batin dengan mencari pekerjaan yang bermakna, tetapi juga

bagaimana seseorang dapat hidup terkoneksi dengan orang lain. Perasaan menjadi

bagian dari komunitas merupakan suatu elemen penting bagi perkembangan

spiritualitas. Banyak tradisi agama yang menekankan aspek persahabatan

(fellowship) dari perkembangan spiritual

Pada penelitian ini, penulis menggunakan dimensi dari Ashmos dan Duchon

(2000). Dimana ketiga dimensi tersebut menggambarkan menjalin hubungan kerja,

organisasi, dan lingkungannya.

Page 43: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

29

2.3.3 Pengukuran Spiritualitas di Tempat Kerja

Terdapat beberapa alat ukur terkait spiritualitas di tempat kerja, antara lain adalah alat

ukur spiritualitas di tempat kerja yang dikembangkan oleh Liu dan Robertson (2011)

yang terdiri dari 25 item dengan menggunakan 5 poin skala likert yaitu 1 = sangat

tidak setuju hingga 5 = sangat setuju. (Spirituality in the Workplace: Theory and

Measurement, Liu & Robertson, 2011).

Dalam penelitian ini, alat ukur yang digunakan adalah alat ukur yang bernama

Spirituality at Work yang dikembangkan oleh Ashmosh dan Duchon (2000). SAW

(Spirituality at Work) terdiri atas 60 item dengan menggunakan skala model Likert

yang telah di modifikasi mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif

berupa kata-kata, yaitu Sangat Sering (SS), Sering (S), Kadang-Kadang (KK) dan

Tidak Pernah (TP). Pengukuran dibagi menjadi beberapa dimensi utama yaitu Inner

Life, Meaning and purpose in workdana sense of connection and community.

2.4 Kerangka Berpikir

Sebuah perusahaan disebut berhasil apabila setiap karyawan yang bekerja dituntut

untuk memenuhi keseluruhan tugas yang diberikan sehinggga menghasilkan kinerja

dan produktivitas yang tinggi. Kinerja karyawan merupakan suatu pencapaian hasil

kerja berdasarkan kemampuan seseorang yang telah dicapai dari sebuah rencana

pekerjaan dan mengorganisir langkah-langkah dalam mencapai tujuan dengan tenggat

waktu yang diberikan (Goodman & Svyantek, 1999).

Page 44: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

30

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh happiness, spiritualitas

ditempat kerja, dan faktor demografi terhadap kinerja karyawan. Penelitian

sebelumnya menunjukkan bahwa happiness memiliki hubungan positif dengan

kinerja karyawan (Fisher Cynthia D., 2010). Dengan demikian, dapat disimpulkan

bahwa happiness merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi perasaan

positif dalam dunia organisasi maupun dunia kerja, termasuk kinerja karyawan.

Individu yang bahagia dalam pekerjaan mereka akan memiliki efek besar dan

positif terhadap produktivitas. Mereka cenderung untuk bekerja dengan perasaan

positif di setiap waktu dikarenakan individu tersebut paling mengetahui bagaimana

cara mengelola dan mempengaruhi dunia kerjanya sehingga dapat memaksimalkan

kinerja dan memberikan kepuasan dalam bekerja (Oswald, Andrew J., Proto, Eugenio

and Sgroi, Daniel., 2015)

Selain dari happiness, spiritualitas ditempat kerja juga merupakan prediktor

dari kinerja karyawan (Ashmos dan Duchon, 2000). Spiritualitas di tempat kerja

memiliki tiga dimensi, yaitu inner life, meaning and purpose in work, dan a sense of

connection and community (Ashmos dan Duchon, 2000). Setiap karyawan pasti

memiliki tingkat spiritualitas yang berbeda, yang diukur dengan bagaimana mereka

merasa puas terhadap aspek-aspek pekerjaan mereka. Saat karyawan telah

menemukan makna dan tujuan dalam bekerja akan meningkatkan kinerja pada diri

karyawan.

Komponen pertama, inner life. Dalam hal ini spiritualitas memberikan

ungkapan terhadap sesuatu yang ada dalam diri individu; yang dilakukan dengan

Page 45: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

31

perasaan, dengan kekuatan yang ada dari dalam, dengan mengetahui kedalaman diri

individu dan apa yang suci menurut individu atau disebut dengan ”heart-knowledge.”

Fox, 1994 (dalam Ashmos, 2000), sehingga peneliti memiliki asumsi bahwa dimensi

ini memberikan pengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

Komponen kedua, meaning and purpose in work. Apabila karyawan telah

mengenal elemen spiritual dalam dirinya, diperlukan penerimaan bahwa para

karyawan perlu terlibat dalam pekerjaan yang memberikan makna terhadap hidupnya

(Ashmos dan Duchon, 2000). Hidup maupun penghidupan adalah menyangkut

kehidupan dalam kedalaman, kehidupan dengan makna, tujuan, kedamaian, dan

perasaan memiliki kontribusi terhadap komunitas yang lebih luas. Spiritualitas di

tempat kerja menyangkut kerja yang lebih bermakna, menyangkut keterkaitan antara

jiwa dengan kerja, dan bagaimana mendapatkan perhatian dari perusahaan karena

pengakuan bahwa memberi makan jiwa dapat memberikan yang baik bagi bisnis

Fox,1994 (dalam Ashmos, D., and Duchon, D., 2000). Sehingga peneliti memiliki

asumsi bahwa dimensi ini akan memberikan pengaruh positif terhadap kinerja

karyawan.

Komponen ketiga, a sense of connection and community. Spiritualitas di

tempat kerja bukan hanya bagaimana mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan

kehidupan batin dengan mencari pekerjaan bermakna, tetapi juga bagaimana

seseorang dapat hidup terkoneksi dengan orang lain. Perasaan menjadi bagian dari

komunitas merupakan suatu elemen penting bagi perkembangan spiritualitas

(Ashmos dan Duchon, 2000).

Page 46: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

32

Selain happiness dan spiritualitas di tempat kerja terdapat faktor lain yang

diperkirakan mempengaruhi kinerja karyawan, yaitu faktor demografi yang terdiri

dari jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan masa bekerja. Dalam penelitian yang

dilakukan oleh Wirama, et al. (2016) faktor demografi merupakan faktor yang

mempengaruhi kinerja. Robbins (2013) menemukan bahwa pria lebih agresif

dibandingkan wanita dalam memiliki ekspektasi untuk sukses sehingga peneliti

memiliki asumsi bahwa faktor jenis kelamin memberikan pengaruh positif terhadap

kinerja karyawan.

Selanjutnya adalah faktor usia. Semakin bertambah usia karyawan berarti

semakin lebih bagus dalam bekerja dibanding karyawan muda yang belum memiliki

pengalaman dan ilmu menjadi sebuah prediksi yang buruk dalam produktivitas dan

memiliki tingkatan rendah dalam kinerja. Pada umumnya kinerja karyawan yang

berusia lebih tua memiliki pengalaman yang lebih banyak, sehingga dengan

pengalaman yang dimiliki oleh karyawan dapat membuat kinerjanya semakin baik.

Ada pula yang berasumsi sebaliknya, semakin tua usia maka fisiknya akan semakin

lemah sehingga membuat kinerja menurun (Robbins, 2013).

Selain itu, faktor tingkat pendidikan juga mempengaruhi kinerja. Hal ini

sejalan dengan adanya karyawan yang memiliki latar belakang pendidikan yang lebih

tinggi, diharapkan akan memiliki kinerja yang lebih baik pula menurut Purwanto,

2001 (dalam Hasan, R., 2015). Dengan demikian, secara umum dapat dikatakan

Page 47: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

33

bahwa latar belakang pendidikan karyawan merupakan gambaran tentang

kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki karyawan.

Setiap karyawan pasti memiliki masa bekerja yang berbeda-beda di setiap

perusahaan. Dimana seorang karyawan tidak hanya dituntut memiliki kemampuan

dan prestasi dalam bekerja. Pengalaman kerja merupakan salah satu faktor pendukung

kinerja karyawan dalam mencapai tujuan organisasi (Hasan, R., 2015), karena

semakin lama seseorang bekerja maka akan semakin banyak pula pengalaman yang

dimiliki. Bertambahnya pengalaman tentu secara otomatis diikuti dengan peningkatan

keterampilan sehingga berdampak pada peningkatan kinerja.

Atas dasar dari penjelasan di atas menunjukkan bahwasanya dari variabel

happiness, dan masing-masing dimensi dari variabel spiritualitas di tempat kerja

(inner life, meaning and purpose in work, dan a sense of connection and community)

serta faktor demografi (jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan masa bekerja)

berkaitan dengan kinerja karyawan.

Page 48: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

34

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir

HAPPINESS

KINERJA KARYAWAN

FAKTOR DEMOGRAFI

JENIS KELAMIN

USIA

TINGKAT PENDIDIKAN

MASA BEKERJA

SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA

INNER LIFE

MEANING AND PURPOSE IN WORK

A SENSE OF CONNECTION AND COMMUNITY

Page 49: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

35

2.5 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir diatas peneliti ingin melihat pengaruh variabel bebas

(independent variable) terhadap variabel terikat (dependent variable). Variabel bebas

yang diteliti adalah happiness, spiritualitas di tempat kerja dibagi menjadi 3 dimensi

(inner life, meaning and purpose in work, dan a sense of connection and community),

dan faktor demografi (jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan masa bekerja) .

Variabel terikat yang diteliti adalah kinerja karyawan. Dalam penelitian ini peneliti

mengajukan hipotesis penelitian sebagai berikut :

H1: Ada pengaruh yang signifikan happiness, spiritualitas di tempat kerja (inner

life, meaning and purpose in work, dan a sense of connection and community)

dan faktor demografi (jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan masa

bekerja) terhadap kinerja karyawan.

Adapun rincian hipotesis dari masing-masing independent variable (IV) terhadap

dependent variable (DV) adalah sebagai berikut :

H2: Ada pengaruh yang signifikan happiness terhadap kinerja karyawan.

H3: Ada pengaruh yang signifikan inner life pada spiritualitas di tempat kerja

terhadap kinerja karyawan.

H4: Ada pengaruh yang signifikan meaning and purpose in work pada spiritualitas

terhadap kinerja karyawan.

H5: Ada pengaruh yang signifikan a sense of connection and community pada

spiritualitas ditempat kerja terhadap kinerja karyawan.

Page 50: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

36

H6: Ada pengaruh yang signifikan jenis kelamin terhadap kinerja karyawan.

H7: Ada pengaruh yang signifikan usia terhadap kinerja karyawan.

H8: Ada pengaruh yang signifikan tingkat pendidikan terhadap kinerja karyawan.

H9: Ada pengaruh yang signifikan masa bekerja terhadap kinerja karyawan.

Page 51: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

37

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Angkasa Pura Solusi yang

bekerja di bidang jasa kebandaraudaraan dan pelayanan lintas udara di Tangerang.

Adapun karakteristik populasi dalam penelitian ini adalah : (1) karyawan Angkasa

Pura Solusi yang berada dalam rentang usia 20-60 tahun, (2) telah bekerja

minimal 1 tahun hingga sekarang. Jumlah sampel yang digunakan dalam

penelitian ini sebanyak 212 karyawan, yang berada di bidang General Affair,

Avsec dan non Avsec, pelayanan operasi bandara dan teknik umum. Metode

pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode accidental

sampling, karena penulis menggunakan sampel yang ditemukan pada saat proses

pengambilan sampel. Teknik yang digunakan ialah teknik non-probability

sampling, yang berarti setiap individu anggota populasi tidak memiliki

kesempatan dan peluang yang sama antara satu dengan yang lain.

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini

adalah:

1. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

2. Independent Variable: Happiness, spiritualitas ditempat kerja yang meliputi

aspek inner life, meaning and purpose in work, a sense of connection and

community, dan faktor demografi yang meliputi jenis kelamin, usia, tingkat

pendidikan, dan masa bekerja.

Page 52: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

38

Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Kinerja adalah suatu pencapaian hasil kerja berdasarkan kemampuan

seseorang yang telah dicapai dari sebuah rencana pekerjaan dan mengorganisir

langkah-langkah dalam mencapai tujuan dengan tenggat waktu yang

diberikan. Kinerja diukur dengan 2 dimensi yaitu : (1) kinerja tugas yang

berarti kegiatan utama karyawan dalam berkontribusi baik secara langsung

maupun tidak langsung dalam perusahaan. (2) kinerja kontekstual

didefinisikan sebagai perilaku individu yang mendukung lingkungan

organisasi, sosial dan psikologis dimana secara teknis dapat berfungsi dengan

tepat, mencakup altruism dan conscientiousness.

2. Happiness adalah perasaan senang atau emosi positif serta merasa puas

dengan diri dan hidupnya. Dapat dilihat dari karakteristik yaitu: (1) Kepuasaan

hidup yang berarti kesejahteraan psikologis seseorang secara keseluruhan. (2)

Kesenangan adalah penilaian kepuasan individu dalam berbagai aspek

kehidupan. (3) Harga Diri merupakan sikap individu baik dari segi positif

maupun negatif terhadap diri sendiri sebagai suatu bentuk totalitas. (4)

Ketenangan adalah keadaan damai dalam diri individu dan kemampuan untuk

memaknai apapun yang telah didapat secara baik. (5) Kontrol Diri yaitu

kemampuan mengendalikan individu dengan standar yang sesuai dengan

idealism maupun nilai-nilai yang dianut dalam jangka panjang. (6) Efikasi

merupakan salah satu kemampuan pengaturan diri yang dimiliki individu yang

meliputi kognitif, sosial, dan emosi.

Page 53: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

39

3. Spiritualitas di tempat kerja di definisikan sebagai makhluk spiritual yang

jiwanya memerlukan makanan di tempat kerja; mengenai pengalaman akan

rasa bertujuan dan bermakna dalam pekerjaannya; dan juga tentang

mengalami perasaan saling terhubung dengan orang lain dan dengan

komunitasnya di tempat kerja.

Spiritualitas di tempat kerja dapat diukur dengan 3 dimensi, yaitu: (1)

Inner Life adalah memahami bahwa manusia memiliki kehidupan batin dan

luar, dan bahwa pemeliharaan kehidupan batin dapat membuat kehidupan luar

(sehari-hari) dapat menjadi lebih bermakna dan produktif. (2) Meaning and

Purpose in work adalah mengenai membawa kehidupan dan mata pencaharian

dengan rasa semangat dan gairah yang ada. (3) A Sense of Connection and

Community adalah merubah pandangan mengenai tempat kerja, dari

pandangan bahwa tempat kerja adalah sebuah mesin dengan bagian-bagian

yang terpisah menjadi pendangan bahwa keterhubungan antar bagian dari

sistem (pekerja) adalah aspek yang paling penting dalam sistem.

4. Jenis Kelamin

Perbedaan antara perempuan dengan laki-laki secara biologis sejak seseorang

lahir.

5. Usia

Usia adalah lama waktu hidup sejak dilahirkan.

6. Masa Bekerja

Ukuran tentang lama waktu yang telah ditempuh seseorang dalam

melaksanakan tugas-tugas pekerjaan (lamanya bekerja).

Page 54: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

40

7. Tingkat Pendidikan

Tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan

peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemauan yang dikembangkan.

3.3 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa

kuisioner. Kuisioner yang akan digunakan penulis berbentuk skala model Likert

yang telah di modifikasi mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat

negatif berupa kata-kata, yaitu Sangat Sering (SS), Sering (S), Kadang-Kadang

(KK) dan Tidak Pernah (TP).

Subjek diminta untuk memilih salah satu dari pilihan jawaban yang

masing-masing jawaban menunjukkan kesesuaian pernyataan yang diberikan

dengan keadaan yang dirasakan oleh subjek. Adapun perolehan skor dari item

berdasarkan dari jawaban yang dipilih sesuai dengan jenis pernyataan yakni

favorable. Untuk jawaban favorable skornya bergerak dari kiri ke kanan (SS, S,

KK, TP) dengan nilai (4, 3, 2, 1). Perhitungan skor tiap-tiap pilihan jawaban pada

tabel 3.1.

Tabel 3.1 Skor Skala Model Likert

No. Kategori Favorable

1. Sangat Sering 4

2. Sering 3 3. Kadang-Kadang 2

4. Tidak Pernah 1 Dalam penelitian ini digunakan tiga instrumen penelitian utama, yaitu

instrumen kinerja karyawan, happiness, dan spiritualitas di tempat kerja. Adapun

instrumen pengumpulan data tiap variabel dalam penelitian ini, yaitu:

Page 55: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

41

1. The Job Performance Scale

Kinerja karyawan diukur dengan menggunakan skala yang dibuat oleh

Goodman & Svyantek (1999), terdiri dari dimensi task performance dan

contextual performance mencakup altruism, dan conscientiousness. Skala ini

terdiri dari 25 pernyataan favorable dengan empat alternatif jawaban. Untuk

dimensi kinerja tugas dan kinerja kontekstual (altruism, dan

conscientiousness) yaitu, alternatif jawaban skor satu apabila responden

merasa tidak pernah, dan skor empat apabila responden merasa sering. Jika

digambarkan dalam bentuk tabel 3.2.

Tabel 3.2 Skor Skala Kinerja Karyawan

Skala Favorable

Kinerja Tugas Kinerja Kontekstual Sangat Sering Sangat Sering 4

Sering Sering 3 Kadang-Kadang Kadang-Kadang 2

Tidak Pernah Tidak Pernah 1 Adapun pembagian item-item tiap dimensi dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3 Blueprint Skala Kinerja Karyawan

Dimensi Subdimensi Indikator Nomor Item Jumlah Task Performance

Objektifitas Pekerjaan Target Hasil Kerja

17, 24, 25

18, 19, 20, 21, 22, 23

9 item

Contextual Performance

Altruism Perilaku Sukarela Inovatif

1, 2, 3, 4, 5

6, 7

7 item

Conscientioussness

Disiplin Inisiatif

8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,

15, 16

9 item

Total 25 item

Page 56: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

42

2. The Oxford Happiness Questionnaire (OHQ)

Pengukuran kebahagiaan pada penelitian ini menggunakan The Oxford

Happiness Questionnaire (OHQ) yang dikembangkan oleh Hills dan Argyle

(2002). Skala ini terdiri dari 29 item pernyataan. Adapun pembagian indikator

dapat dilihat pada tabel 3.4.

Tabel 3.4 Blueprint Skala Happiness

Indikator Nomor Item Jumlah Merasakan adanya kepuasan dalam hidup yang sudah dijalani

1, 2, 3, 4, 9, 12, 16, 24

8 item

Menjalani hari dengan optimis dan positif serta penuh dengan kebahagiaan

6, 7, 10, 14, 15, 17, 22, 27

8 item

Memiliki semangat dan kepercayaan diri yang baik

8, 13, 25, 26, 28

5 item

Mempunyai sikap yang tenang dalam menanggapi masa lalu maupun masa depan

5, 21, 29

3 item Dapat mengontrol dirinya dalam keadaan apapun

11, 19, 20, 23

4 item

Memiliki keyakinan akan kemampuan dirinya

18

1 item

Total 29 item 3. Spirituality at Work (SAW)

Instrumen penelitian spiritualitas diambil dari teori Ashmos dan Duchon

(2000), yaitu SAW (Spirituality at Work) terdiri atas 60 item dengan

menggunakan skala model Likert yang telah di modifikasi mempunyai gradasi

dari sangat positif sampai sangat negatif berupa kata-kata, yaitu Sangat Sering

(SS), Sering (S), Kadang-Kadang (KK) dan Tidak Pernah (TP). Adapun

dimensi dari instrument tersebut adalah inner life, meaning and purpose in

work, dan a sense of connection and community. Adapun pembagian item-

item tiap dimensi dapat dilihat pada tabel 3.5.

Page 57: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

43

Tabel 3.5 Blueprint Skala Spiritualitas di Tempat Kerja

Dimensi Indikator Nomor Item Jumlah The Inner Life Harapan

Kesadaran nilai Pemahaman Spiritualitas Refleksi diri

17, 27

18, 22, 25, 26, 32

20, 21, 24

19, 23, 33

13 item

Meaning and Purpose in Work

Prinsip Semangat Rasa senang pada pekerjaan

13, 15, 16, 44, 46

12, 14, 42, 43, 60

10, 45, 47, 55, 56, 57, 58, 59

19 item

Conditions for Community

Perkembangan individu Menghargai diri sendiri Kerjasama dalam tim

2, 3, 28, 29

4, 5, 7, 9, 31, 48, 49, 52, 53

1, 6, 8, 30, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 50, 51, 54

28 item

Total 60 item

3.4 Uji Validitas Alat Ukur

Untuk menguji validitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini, penulis

menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA). Pada CFA penulis harus

memiliki gambaran yang spesifik tentang (a) jumlah faktor, (b) variabel yang

mencerminkan jumlah faktor, (c) faktor-faktor yang saling berkorelasi.

Tahapan dalam CFA diawali dengan merumuskan hipotesis (model

teoritis) tentang pengukuran variabel laten, kemudian model tersebut diuji

kebenarannya. Dengan CFA dilakukan pengujian teori dengan langkah-langkah

sebagai berikut (a) mendefinsikan teori (model spesifikasi), (b) mengidentifikasi

parameter (mengecek apakah derajat kebebasan dari model positif/ lebih besar

dari nol), (c) mengestimasi parameter (misalnya: dengan maximum likelihood), (d)

melakukan prediksi dengan menggunakan parameter hasil estimasi (matriks

Page 58: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

44

korelasi sigma), dan (e) menguji signifikansi/ tidak ada residual (S - ∑ = 0). Jika

residual tidak signifikan, model fit dan parameter boleh digunakan.

Instrumen-instrumen yang digunakan akan diuji validitasnya dengan

menggunakan metode CFA (confirmatory factor analysis). Adapun logika dari

CFA (Umar, 2012):

1. Bahwa ada sebuah konsep atau trait berupa kemampuan yang didefinisikan

secara operasional sehingga dapat disusun pertanyaan atau pernyataan untuk

mengukurnya. Kemampuan ini disebut faktor, sedangkan pengukuran terhadap

faktor ini dilakukan melalui analisis terhadap respon atas item-itemnya.

2. Diteorikan seluruh item hanya mengukur satu faktor saja. Artinya keseluruhan

tes bersifat unidimensional.

3. Dengan data yang tersedia dapat diprediksi matriks korelasi antar item yang

seharusnya diperoleh jika memang unidimensional. Matriks korelasi ini disebut

sigma (Σ), kemudian dibandingkan dengan matriks dari data empiris, yang

disebut matriks S. Jika teori tersebut benar (unidimensional) maka tentunya

tidak ada perbedaan antara matriks Σ dan matriks S, atau bisa juga dinyatakan

dengan Σ - S = 0.

4. Pernyataan tersebut dijadikan hipotesis nihil yang kemudian diuji dengan chi

square. Jika hasil chi-square tidak signifikan (p>0.05), maka hipotesis nihil

tersebut “tidak ditolak”. Artinya teori unidimensionalitas tentang alat ukur

dapat diterima (hanya mengukur satu faktor saja). Tetapi jika chi-square

signifikan (p<0.05), maka dapat dilakukan modifikasi model dengan cara

membebaskan parameter berupa korelasi antar kesalahan pengukuran (biasanya

Page 59: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

45

terjadi ketika suatu item mengukur konstruk selain yang ingin diukur

/multidimensional).

5. Setelah diperoleh model fit dengan data, maka langkah selanjutnya diuji

apakah koefisien muatan faktor untuk setiap item signifikan atau tidak

mengukur apa yang hendak di ukur. Ini dilakukan dengan menggunakan uji-t.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan taraf signifkansi 5% sehingga item

yang dikatakan signifikan adalah item yang memiliki nilai t lebih dari 1.96

(t>1.96). Jika hasil uji-t tidak signifikan maka item tersebut tidak mengukur

apa yang hendak diukur, bila perlu item yang demikian di-drop

6. Adapun kriteria untuk mengeliminasi atau mendrop item adalah sebagai

berikut:

1. Jika suatu item memiliki koefisien negatif, maka item tersebut akan di-drop

karena mengukur hal yang berlawanan dari apa yang hendak diukur. Namun

jika suatu item terdiri dari penyataan yang bersifat unfavorable maka tentu

saja koefisien muatan faktornya pun akan berarah negatif. Oleh kerena itu,

pada item yang seperti ini skornya harus dibalik (reversed) terlebih dahulu

sebelum analisis faktor dan perhitungan skor faktor dilakukan sehingga

diperoleh koefisien muatan faktor yang positif. Apabila skor pada item

sudah dibalik tetap menghasilkan koefisien yang bernilai negatif maka item

tersebut di-drop.

2. Menguji apakah suatu item signifikan atau tidak dalam mengukur hal yang

hendak diukur, dengan menggunakan t-test. Hal yang dites adalah koefisien

muatan faktor untuk setiap item. Jika nilai t koefisien muatan faktor (t>1.96)

Page 60: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

46

maka item tersebut dinyatakan signifikan dalam mengukur konstruk yang

hendak diukur. Artinya item tersebut tidak di-drop. Sedangkan item yang

nilai t tidak signifikan (t<1.96) maka item akan di-drop.

3. Apabila kesalahan pengukuran pada sebuah item terlalu banyak saling

berkorelasi, maka item tersebut sebaiknya di-drop. Sebab item yang

demikian, selain mengukur apa yang hendak diukur, juga mengukur hal lain

(multidimensional). Kemudian item yang digunakan hanyalah item yang

valid saja.

Adapun analisis dengan metode CFA dilakukan dengan bantuan software

LISREL 8.80

3.4.1 Uji Validitas Alat Ukur Kinerja Karyawan

Pengujian validitas konstruk kinerja karyawan, penulis menguji apakah 25 item

yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur variabel kinerja

karyawan. Setelah dilakukan analisis CFA terhadap 25 item tersebut, ditemukan

bahwa ada 7 item yang memiliki korelasi eror yang tinggi dan memiliki validitas

konten yang tidak baik, sehingga penulis mendrop ketujuh item tersebut pada

analisis CFA selanjutnya.

Berdasarkan hasil uji CFA yang dilakukan pertama kali didapatkan chi-

square = 1848.51 df = 275 p-value = 0.00000 dan RMSEA = 0.165, yang artinya

model tersebut belum fit. Oleh karena itu penulis melakukan modifikasi terhadap

model, yaitu dengan membebaskan korelasi antar kesalahan pengukuran. Setelah

dilakukan beberapa kali modifikasi, diperoleh model fit dengan nilai chi-square =

168.12 df = 170 p-value = 0.52632 dan RMSEA = 0.000. Jika melihat nilai chi-

Page 61: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

47

square memang model ini belum fit tetapi jika melihat RMSEA dan p-value

model ini telah fit dengan data. Oleh karena itu penulis menyimpulkan model ini

fit dengan data.

Setelah itu, penulis melihat apakah item tersebut signifikan mengukur

faktor yang hendak diukur. Hipotesisi alternatif satu tentang koefisien muatan

faktor dari item yang akan diuji. Pengujian dilakukan dengan melihat nilai t bagi

setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan

dan begitu juga sebaliknya. Berikut merupakan koefisien muatan faktor untuk

item pengukuran kinerja karyawan pada tabel 3.6.

Tabel 3.6 Muatan Faktor Item terhadap Kinerja Karyawan

Item Koefisien Standar Eror Nilai t Signifikan Item 1 0.05 0.07 0.80 × Item 2 0.12 0.07 1.74 × Item 3 0.04 0.07 0.67 × Item 4 0.01 0.07 0.19 × Item 5 0.01 0.07 0.15 × Item 6 0.08 0.07 1.15 × Item 7 0.22 0.07 3.11 √ Item 8 -0.14 0.07 -2.01 √ Item 9 0.10 0.07 1.42 ×

Item 10 0.21 0.07 3.11 √ Item 11 0.51 0.06 7.86 √ Item 12 0.40 0.07 5.96 √ Item 13 -0.24 0.07 -3.46 √ Item 14 0.30 0.07 4.43 √ Item 15 -0.28 0.07 -4.19 √ Item 16 0.16 0.07 2.34 √ Item 17 0.79 0.06 13.65 √ Item 18 0.87 0.06 15.80 √ Item 19 0.85 0.06 15.01 √ Item 20 0.77 0.06 13.02 √ Item 21 0.57 0.06 8.84 √ Item 22 0.53 0.07 8.11 √ Item 23 0.63 0.06 10.12 √ Item 24 0.71 0.06 11.68 √ Item 25 0.73 0.06 12.23 √

Berdasarkan tabel 3.6 dapat diketahui bahwa terdapat 7 item yang

memiliki nilai koefisien t < 1.96, yaitu item 1, item 2, item 3, item 4, item 5, item

6 dan item 9, sehingga item tersebut harus di-drop, dan tidak ikut serta dianalisis.

Page 62: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

48

3.4.2 Uji Validitas Alat Ukur Happiness

Pengujian validitas konstruk happiness, penulis menguji apakah 29 item yang ada

bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur variabel happiness.

Berdasarkan hasil uji CFA yang dilakukan pertama kali didapatkan chi-square =

1755.79 df = 377 p-value = 0.00000 dan RMSEA = 0.132, yang artinya model

tersebut belum fit.

Oleh karena itu penulis melakukan modifikasi terhadap model, yaitu

dengan membebaskan korelasi antar kesalahan pengukuran. Setelah dilakukan

beberapa kali modifikasi, diperoleh model fit dengan nilai chi-square = 292.68 df

= 258 p-value = 0.06265 dan RMSEA = 0.026. Jika melihat nilai chi-square

memang model ini belum fit tetapi jika melihat RMSEA dan p-value model ini

telah fit dengan data. Oleh karena itu penulis menyimpulkan model ini fit dengan

data.

Setelah itu, penulis melihat apakah item tersebut signifikan mengukur

faktor yang hendak diukur. Hipotesis alternatif satu tentang koefisien muatan

faktor dari item yang aka diuji. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut

signifikan dan begitu juga sebaliknya. Berikut merupakan koefisien muatan faktor

untuk item pengukuran happiness pada tabel 3.7.

Berdasarkan tabel 3.7 dapat diketahui bahwa terdapat satu item yang

memiliki nilai koefisien t < 1.96, yaitu item 14, sehingga item tersebut harus di-

drop, dan tidak ikut serta dianalisis.

Page 63: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

49

Tabel 3.7 Muatan Faktor Item terhadap Happiness

Item Koefisien Standar Eror Nilai t Signifikan Item 1 0.58 0.06 9.23 √ Item 2 0.58 0.06 9.10 √ Item 3 0.76 0.06 12.90 √ Item 4 0.66 0.07 10.07 √ Item 5 0.49 0.07 7.56 √ Item 6 -0.38 0.07 -5.71 √ Item 7 0.72 0.06 11.96 √ Item 8 0.66 0.06 10.66 √ Item 9 0.64 0.06 10.29 √

Item 10 0.54 0.06 8.55 √ Item 11 0.46 0.07 6.91 √ Item 12 0.59 0.06 9.34 √ Item 13 -0.39 0.07 -5.81 √ Item 14 0.08 0.07 1.15 × Item 15 0.76 0.06 13.38 √ Item 16 0.75 0.06 12.79 √ Item 17 0.74 0.06 11.98 √ Item 18 0.74 0.06 12.58 √ Item 19 0.57 0.07 8.69 √ Item 20 0.66 0.06 10.59 √ Item 21 0.67 0.06 10.89 √ Item 22 0.61 0.06 9.66 √ Item 23 -0.21 0.07 -3.01 √ Item 24 -0.16 0.07 -2.40 √ Item 25 0.62 0.06 9.90 √ Item 26 0.51 0.06 7.99 √ Item 27 0.61 0.06 9.75 √ Item 28 0.66 0.06 10.69 √ Item 29 -0.28 0.07 -4.08 √

3.4.3 Uji Validitas Alat Ukur Inner Life

Pengujian validitas konstruk inner life, penulis menguji apakah 13 item yang ada

bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur variabel inner life.

Berdasarkan hasil uji CFA yang dilakukan pertama kali didapatkan chi-square =

336.64 df = 65 p-value = 0.00000 dan RMSEA = 0.141, yang artinya model

tersebut belum fit.

Oleh karena itu penulis melakukan modifikasi terhadap model, yaitu

dengan membebaskan korelasi antar kesalahan pengukuran. Setelah dilakukan

beberapa kali modifikasi, diperoleh model fit dengan nilai chi-square = 64.88 df =

49 p-value = 0.06380 dan RMSEA = 0.039. Jika melihat nilai chi-square memang

Page 64: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

50

model ini belum fit tetapi jika melihat RMSEA dan p-value model ini telah fit

dengan data. Oleh karena itu penulis menyimpulkan model ini fit dengan data.

Setelah itu, penulis melihat apakah item tersebut signifikan mengukur

faktor yang hendak diukur. Hipotesis alternatif satu tentang koefisien muatan

faktor dari item yang akan diuji. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut

signifikan dan begitu juga sebaliknya. Berikut merupakan koefisien muatan faktor

untuk item pengukuran inner life pada tabel 3.8.

Tabel 3.8 Muatan faktor item terhadap inner life

Item Koefisien Standar Eror Nilai t Signifikan Item 1 0.56 0.06 8.60 √ Item 2 0.68 0.06 10.85 √ Item 3 0.61 0.07 8.86 √ Item 4 0.61 0.06 9.54 √ Item 5 0.54 0.07 7.86 √ Item 6 0.77 0.06 12.04 √ Item 7 074 0.06 11.90 √ Item 8 -0.01 0.07 -0.17 × Item 9 0.50 0.07 7.66 √

Item 10 -0.20 0.07 -2.89 √ Item 11 0.79 0.06 12.67 √ Item 12 0.49 0.07 7.16 √ Item 13 0.68 0.06 10.98 √

Berdasarkan tabel 3.8 dapat diketahui bahwa terdapat satu item yang

memiliki nilai koefisien t < 1.96, yaitu item 8, sehingga item tersebut harus di-

drop, dan tidak ikut serta dianalisis.

3.4.4 Uji Validitas Alat Ukur Meaning and Purpose in Work

Pengujian validitas konstruk meaning and purpose in work, penulis menguji

apakah 18 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur

variabel meaning and purpose in work. Berdasarkan hasil uji CFA yang dilakukan

pertama kali didapatkan chi-square = 1033.67 df = 135 p-value = 0.00000 dan

RMSEA = 0.178, yang artinya model tersebut belum fit. Oleh karena itu penulis

Page 65: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

51

melakukan modifikasi terhadap model, yaitu dengan membebaskan korelasi antar

kesalahan pengukuran. Setelah dilakukan beberapa kali modifikasi, diperoleh

model fit dengan nilai chi-square = 91.02 df = 71 p-value = 0.05497 dan RMSEA

= 0.037. Jika melihat nilai chi-square memang model ini belum fit tetapi jika

melihat RMSEA dan p-value model ini telah fit dengan data. Oleh karena itu

penulis menyimpulkan model ini fit dengan data.

Setelah itu, penulis melihat apakah item tersebut signifikan mengukur

faktor yang hendak diukur. Hipotesis alternatif satu tentang koefisien muatan

faktor dari item yang akan diuji. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut

signifikan dan begitu juga sebaliknya. Berikut merupakan koefisien muatan faktor

untuk item pengukuran meaning and purpose in work pada tabel 3.9.

Tabel 3.9 Muatan Faktor Item terhadap Meaning and Purpose in Work

Item Koefisien Standar Eror Nilai t Signifikan Item 1 0.69 0.06 11.59 √ Item 2 0.56 0.06 8.90 √ Item 3 0.59 0.06 9.39 √ Item 4 0.60 0.06 9.75 √ Item 5 0.60 0.06 9.53 √ Item 6 0.67 0.06 10.64 √ Item 7 0.63 0.06 10.23 √ Item 8 0.83 0.06 14.88 √ Item 9 0.79 0.06 13.71 √

Item 10 0.85 0.06 15.35 √ Item 11 0.80 0.06 14.00 √ Item 12 0.81 0.06 14.29 √ Item 13 0.88 0.05 16.06 √ Item 14 0.86 0.05 15.66 √ Item 15 0.67 0.06 10.80 √ Item 16 0.63 0.06 10.18 √ Item 17 0.80 0.06 13.39 √ Item 18 0.74 0.06 12.62 √

Berdasarkan tabel 3.9 dapat diketahui bahwa tidak terdapat item yang

memiliki nilai koefisien t < 1.96. Dengan demikian seluruh item telah memenuhi

kriteria dan dapat diikutsertakan dalam analisis selanjutnya.

Page 66: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

52

3.4.5 Uji Validitas Alat Ukur A sense of Connection and Community

Pengujian validitas konstruk a sense of connection and community, penulis

menguji apakah 29 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya

mengukur variabel a sense of connection and community. Berdasarkan hasil uji

CFA yang dilakukan pertama kali didapatkan chi-square = 2446.86 df = 377 p-

value = 0.00000 dan RMSEA = 0.161, yang artinya model tersebut belum fit.

Oleh karena itu penulis melakukan modifikasi terhadap model, yaitu

dengan membebaskan korelasi antar kesalahan pengukuran. Setelah dilakukan

beberapa kali modifikasi, diperoleh model fit dengan nilai chi-square = 371.78 df

= 336 p-value = 0.08698 dan RMSEA = 0.022. Jika melihat nilai chi-square

memang model ini belum fit tetapi jika melihat RMSEA dan p-value model ini

telah fit dengan data. Oleh karena itu penulis menyimpulkan model ini fit dengan

data.

Setelah itu, penulis melihat apakah item tersebut signifikan mengukur

faktor yang hendak diukur. Hipotesis alternatif satu tentang koefisien muatan

faktor dari item yang akan diuji. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut

signifikan dan begitu juga sebaliknya. Berikut merupakan koefisien muatan faktor

untuk item pengukuran a sense of connection and community pada tabel 3.10.

Berdasarkan tabel 3.10 dapat diketahui bahwa tidak terdapat item yang

memiliki nilai koefisien t < 1.96. Dengan demikian seluruh item telah memenuhi

kriteria dan dapat diikutsertakan dalam analisis selanjutnya.

Page 67: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

53

Tabel 3.10 Muatan Faktor Item terhadap A sense of connection and community

Item Koefisien Standar Eror Nilai t Signifikan Item 1 0.50 0.01 39.27 √ Item 2 0.58 0.02 38.30 √ Item 3 0.69 0.01 53.18 √ Item 4 0.25 0.01 20.73 √ Item 5 0.27 0.01 19.39 √ Item 6 0.65 0.01 47.10 √ Item 7 0.65 0.01 47.09 √ Item 8 0.63 0.01 49.81 √ Item 9 0.65 0.01 48.05 √

Item 10 0.64 0.01 47.84 √ Item 11 0.56 0.02 36.70 √ Item 12 0.66 0.01 49.84 √ Item 13 0.47 0.01 38.58 √ Item 14 0.62 0.01 45.98 √ Item 15 0.73 0.01 55.35 √ Item 16 0.84 0.01 65.67 √ Item 17 0.59 0.01 48.17 √ Item 18 0.84 0.01 63.36 √ Item 19 0.68 0.01 51,79 √ Item 20 0.80 0.01 64.62 √ Item 21 0.87 0.02 47,86 √ Item 22 0.83 0.02 47.86 √ Item 23 0.75 0.01 57.42 √ Item 24 0.76 0.01 56.88 √ Item 25 0.83 0.01 62.55 √ Item 26 0.73 0.02 46.98 √ Item 27 0.82 0.01 54.63 √ Item 28 0.79 0.02 51.01 √ Item 29 0.78 0.01 61.88 √

3.5 Teknik Analisis Data

Penulis mengolah data yang digunakan dengan menggunakan teknik statistik

Multiple Regression Analysis (analisis regresi berganda) untuk menguji hipotesis

penelitian mengenai pengaruh happiness, spiritualitas di tempat kerja, dan faktor

demografi terhadap kinerja karyawan. Adapun dependent variable yaitu kinerja

karyawan serta independent variable yaitu happiness, spiritualitas di tempat kerja,

dan faktor demografi.

Sebelum melakukan analisis data, penulis melakukan estimasi faktor skor

dari item-item yang telah memenuhi kriteria item yang valid, sehingga didapat

faktor skor pada tiap variabel. Perbedaan kemampuan masing-masing item dalam

mengukur apa yang hendak diukur ikut menetukan dalam menghitung faktor skor

Page 68: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

54

(true score). True score (T score) inilah yang akan dianalisis dalam analisis

berikutnya.

Sebelum dilakukan analisis statistik, penulis mentransformasikan faktor

skor ke dalam T score, dengan mean = 50 dan standar deviasi (SD) = 10. Tidak

ada responden yang mendapatkan skor negatif dan setiap variabel memiliki nilai

satuan yang sama. Adapun rumus T score adalah :

Selanjutnya T score diinput untuk dianalisis regresi berganda (multiple

regression analysis). Analisis regresi berganda digunakan ketika terdapat lebih

dari satu independent variable (IV) untuk memprediksi satu dependent variable

(DV).

Analisis regresi berganda adalah sebuah pendekatan yang digunakan untuk

mendefinisikan hubungan antara variabel dependen (Y) dengan satu atau beberapa

variabel independen (X). Digunakan untuk meramalkan atau memprediksi nilai Y

berdasarkan nilai X tertentu. Melalui analisis regresi akan diketahui variabel

independen yang benar-benar signifikan mempengaruhi variabel dependen dan

dengan variabel yang signifikan tadi dapat digunakan untuk memprediksi nilai

variabel dependen. Perhitungan regresi pada penelitian ini menggunakan

komputerisasi program IBM SPSS versi 20.0.

Penelitian ini akan dilakukan pengujian hipotesis dengan analisis statistik.

Kemudian hipotesis penelitian yang ada diubah menjadi hipotesis alternatif satu.

Hipoteisis alternatif satu inilah yang akan diuji dalam analisis statistik nantinya.

Untuk melihat pengaruh antara dependent variable dengan independent variable.

T score = (10 x Factor score) + 50

Page 69: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

55

Persamaan regresi pada penelitian ini adalah :

Y’ = a + b1X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + b6 X6 + b7 X7 + b8 X8 + e

Keterangan : Y’ : Kinerja Karyawan a : Konstan (intercept) b : Koefisien regresi untuk masing-masing X X1 : Happiness X2 : Inner Life X3 : Meaning and purpose in work X4 : A sense of connection and community X5 : Jenis Kelamin X6 : Usia X7 : Tingkat Pendidikan X8 : Masa Bekerja e : Residu

Untuk menilai apakah model regresi yang dihasilkan merupakan model

yang paling sesuai (memiliki error terkecil) dibutuhkan beberapa pengujian dan

analisis sebagai berikut:

1. R2 (R-square Koefisien Determinasi Berganda)

Melalui regresi berganda ini akan diperoleh nilai R2, yaitu antara Happiness,

Spiritualitas di tempat kerja (inner life, meaning and purpose in work, a sense

of connection and community) dan Faktor Demografi (jenis kelamin, usia,

tingkat pendidikan, masa bekerja) terhadap Kinerja Karyawan. R2 digunakan

untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen (X) terhadap

variabel dependen (Y) atau merupakan perkiraan proporsi varian dari IV.

Untuk mendapat R2, akan dilakukan perhitungan dengan sistem komputerisasi

menggunakan program IBM SPSS versi 20.0.

2. Uji F

Untuk membuktikan signifikansi regresi Y pada X maka digunakan uji F.

Berdasarkan hasil uji F, maka dapat dilihat pengaruh independent variable

Page 70: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

56

terhadap dependent variable. Untuk membuktikan hal tersebut dilakukan uji F

dengan sistem komputerisasi menggunakan program IBM SPSS versi 20.0.

3. Uji T

Uji T digunakan untuk melihat signifikansi pengaruh yang diberikan variabel

indenpenden (X) terhadap variabel dependen (Y) secara sendiri-sendiri atau

parsial. Uji T ini digunakan untuk menguji kontribusi yang diberikan sebuah

variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Perhitungan skor

faktor pada tiap variabel tidak menjumlahkan item-item seperti pada

umumnya, tetapi dihitung dengan menggunakan maximum likelihood, skor ini

disebut true score. Item-item yang dianalisis oleh maximum likelihood adalah

item yang bermuatan positif dan signifikan. Adapun true score yang

dihasilkan oleh maximum likelihood satuannya berbentuk Z score. Untuk

menghilangkan bilangan negatif dari Z score semua skor di transformasi ke

skala T yang semuanya positif dengan menetapkan harga mean = 50 dan

standar deviasi = 10. Langkah selanjutnya adalah melakukan program

komputerisasi melalui formula T score = 50 + (10x). Hasil uji T ini akan

diperoleh dari hasil regresi yang akan dilakukan oleh penulis dengan

menggunakan IBM SPSS versi 20.0.

Page 71: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

57

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini berjumlah 212 orang karyawan di PT. Angkasa Pura

Solusi Cengkareng Tangerang. Subjek dipilih berdasarkan kategori : (1) Karyawan

Angkasa Pura Solusiyang berada dalam rentang usia 20-60 tahun, (2) telah bekerja

minimal 1 tahun hingga sekarang. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian

ini sebanyak 212 karyawan yang berada pada bidang General Affair, Avsec, non

Avsec, pelayanan operasi bandara dan teknik umum. Untuk mempermudah

perhitungan, maka penulis mengkategorikan usia responden ke dalam dua kategori

yaitu dewasa awal (20-40) tahun dan dewasa madya (41-60) tahun. Gambaran subjek

dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

Jumlah Persentase Jenis kelamin Laki-Laki 106 50 Perempuan 106 50 Usia 20 - 40 Tahun 190 90 41 – 55 Tahun 22 10 Tingkat Pendidikan SMA 39 19 D3 37 17 S1 117 55 S2 19 9 Masa Kerja 1 - 5 Tahun 156 74 5 - 10 Tahun 43 20 >10 Tahun 13 6

Jumlah 212 100.0

Page 72: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

58

Berdasarkan data pada tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa subjek dengan usia 20-

40 tahun sebanyak 190 orang (90%), dan usia 41-55 tahun sebanyak 22 orang (10%).

Subjek dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 106 orang (50%) dan perempuan 106

orang (50%). Dalam penelitian ini jumlah responden laki-laki dan perempuan

memiliki persentase yang seimbang yaitu, 50% (106 orang). Selanjutnya berdasarkan

masa kerja, jumlah karyawan yang sudah bekerja selama 1-5 tahun sebanyak 156

orang (74%), 5-10 tahun sebanyak 43 orang (20%) dan ada pula karyawan yang

sudah bekerja selama lebih dari 10 tahun yaitu sebanyak 13 orang (6%). Dan subjek

terakhir yaitu tingkat pendidikan dimana karyawan dengan pendidikan terakhir

jenjang SMA sebanyak 39 orang (19%), D3 sebanyak 37 orang (17%), ada banyak

pula karyawan yang memiliki jenjang pendidikan terakhir S1 sebanyak 117 orang

(55%), dan S2 sebanyak 19 orang (9%). Hal ini menyatakan bahwa karyawan dalam

penelitian ini sudah memenuhi karakteristik yang sudah bisa merasakan kinerja

dengan baik yaitu minimal usia 20 tahun, dan telah bekerja selama 1 tahun,

4.2 Analisis Deskriptif

Sebelum diuraikan secara lebih detail tentang beberapa sub bab selanjutnya, perlu

dijelaskan bahwa skor yang digunakan dalam analisis statistik adalah skor factor yang

dihitung untuk menghindari estimasi bias dari kesalaan pengukuran. Jadi,

penghitungan skor factor pada tiap variabel tidak menjumlahkan item-item seperti

pada umumnya, tetapi dihitung dengan menggunakan maximum likelihood, skor ini

disebut true score. Item-item yang dianalisis oleh maximum likelihood adalah item

yang bermuatan positif dan signifikan. Adapun true score yang dihasilkan oleh

Page 73: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

59

maximum likelihood satuannya berbentuk Z-score. Untuk menghilangkan bilangan

negatif dari z-score, semua skor ditransformasikan ke ska aT yang semuanya positif

dengan menetapkan nilai mean = 50 dan standar deviasi = 10. Langkah selanjutnya

adalah melakukan proses komputasi melalui formula T-score = 50 + 10.z.

Selanjutnya, untuk menjelaskan gambaran umum tentang deskriptif statistik

dari variabel-variabel dalam penelitian ini, indeks yang menjadi patokan adalah nilai

mean, standar deviasi (SD), nilai maksimal dan minimal dari masing-masing variabel.

Nilai tersebut disajikan dalam tabel 4.2.

Tabel 4.2 Analisis Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviasi

Kinerja 212 27.18 71.22 50.0002 9.49692 Happiness 212 23.33 76.17 50.0002 9.63047 Inner Life 212 28.08 71.52 50.0000 9.23833 Meaning and Purpose in work

212 23.59 71.39 50.0000 9.71362

A Sense of Connection and Community

212 71.41 50.0000 9.79180

Berdasarkan tabel 4.2, diketahui deskriptif statistik pada setiap variabel. Kolom N

menjelaskan bahwa sampel pada setiap variabel berjumlah 212 orang. Kolom

minimum dan maximum menjelaskan nilai minimum dan maximum pada setiap

variabel.Dilihat dari kolom minimum diketahui variabel happiness memiliki nilai

terendah dengan nilai 23.33. Sementara itu, berdasarkan kolom maximum diketahui

variabel nilai tertinggi dengan nilai 76.17.

4.2.1 Kategorisasi Skor Variabel

Penulis menggunakan informasi analisa deskriptif sebagai acuan untuk membuat

norma kategorisasi dalam penelitian ini yang datanya bukan menggunakan data

Page 74: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

60

mentah (raw score) tetapi merupakan true score yang skalanya telah dipindah

menggunakan rumus t-score yang telah dijelaskan pada bab 3. Nilai tersebut menjadi

batas penulis untuk menentukan kategorisasi rendah dan tinggi dari masing-masing

variabel penelitian.Pedoman interpretasi skor dijelaskan pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Norma Skor Variabel

Norma Interpretasi X < Mean -1SD Rendah

Mean- 1SD ≤ X ≤ Mean+1SD Sedang X >Mean + 1SD Tinggi

Uraian mengenai gambaran kategori skor variabel berdasarkan tinggi dan rendahnya

tiap variabel disajikan pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Kategorisasi Skor Variabel

Variabel Rendah (%) Sedang (%) Tinggi (%) Kinerja Tugas 31 (14,6%) 144 (67.9%) 37 (17.5%) Kinerja Kontekstual 43 (20.3%) 141 (66,5%) 28 (13,2%) Happiness 35 (16.5%) 147 (69.3%) 30 (14.2%) Inner Life 34 (16.0%) 100 (47.2%) 78 (36.8%) Meaning and Purpose in Work 39 (18.4%) 139 (65.6%) 34 (16.0%) A Sense of Connection and Community 35 (16.5%) 145 (68.4%) 32 (15.1%)

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa :

1. Responden dengan tingkat kinerja tugas rendah berjumlah 31 orang (14,6%),

responden dengan tingkat kinerja tugas sedang berjumlah 144 orang (67,9%), dan

responden dengan tingkat kinerja tugas tinggi berjumlah 37 orang (17,5%).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas kinerja karyawan berada pada

tingkat sedang yaitu 144 orang (67,9%).

Page 75: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

61

2. Responden dengan tingkat kinerja kontekstual rendah berjumlah 43 orang

(20,3%), responden dengan tingkat kinerja kontekstual sedang berjumlah 141

orang (66,5%), dan responden dengan tingkat kinerja kontekstual tinggi

berjumlah 28 orang (13,2%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas

kinerja karyawan berada pada tingkat sedang yaitu 141 orang (66,5%).

3. Responden dengan tingkat happiness rendah berjumlah 35 orang (16,5%),

responden dengan tingkat happiness sedang berjumlah 147 orang(69,3%), dan

responden dengan tingkat happiness tinggi berjumlah 30 orang (14,2%). Sehingga

dapat disimpulkan bahwa mayoritas kinerja karyawan pada tingkat happiness

yang sedang yaitu 147 orang (69,3%).

4. Responden dengan tingkat inner life rendah berjumlah 34 orang (16,0%),

responden dengan tingkat inner life sedang berjumlah 100 orang (47.2), dan

responden dengan tingkat inner life tinggi berjumlah 78 orang (36.8%). Sehingga

dapat disimpulkan bahwa mayoritas kinerja karyawan pada tingkat inner life yang

sedang yaitu 100 orang (47.2%).

5. Responden dengan tingkat meaning and purpose in work rendah berjumlah 39 orang

(18,4%), responden dengan tingkat meaning and purpose in work sedang berjumlah

139 orang (65,6%), danresponden dengan tingkat meaning and purpose in work tinggi

berjumlah 34 orang (16.0%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas

kinerja karyawan pada tingkat meaning and purpose in work yang sedang yaitu 139

orang (65,6%).

Page 76: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

62

6. Responden dengan tingkat a sense of connection and community rendah berjumlah

35 orang (16,5%), responden dengan tingkat a sense of connection and community

sedang berjumlah 145 orang (68,4%), dan responden dengan tingkat a sense of

connection and community tinggi berjumlah 32 orang (15.1%). Sehingga dapat

disimpulkan bahwa mayoritas kinerja karyawan pada tingkat a sense of connection

and community yang rendah yaitu 145 orang (68,4%).

4.3 Hasil Uji Hipotesis

4.3.1 Pengujian R square

Pada tahapan uji hipotesis penelitian, penulis menggunakan teknik analisis regresi

dengan software SPSS 22 seperti yang sudah dijelaskan pada bab 3. Dalam regresi

ada tiga hal yang dilihat, yaitu pertama melihat R-Square untuk mengetahui berapa

persen (%) varians Dependent Variable yang dijelaskan oleh Independent Variable,

yang kedua apakah keseluruhan Independent Variable berpengaruh secara signifikan

terhadap Dependent Variable, kemudian terakhir melihat signifikan atau tidaknya

koefisien regresi dari masing-masing Independent Variable.

Langkah pertama penuis melihat besaran R square untuk mengetahui berapa persen

(%) varians Dependent Variabel yang dijelaskan oleh Independent Variabel.

Selanjutnya untuk tabel R square, dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 Model Summary Analisis Regresi

Dependent Variable R R2 Adjusted R2 Std. Error of the Estimate

Kinerja Karyawan .586a .343 318 7.84517

Page 77: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

63

Pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa R-Square sebesar 0,343 atau 34,3%.

Artinya, proporsi varian terhadap kinerja yang dijelaskan oleh semua variabel

independent yaitu happiness, inner life, meaning and purpose in work, a sense of

connection and community, jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan masa bekerja

di dalam penelitian ini adalah sebesar 34,3%, sedangkan 65,7% sisanya dipengaruhi

oleh variabel lain diluar penelitian ini.

Selanjutnya, penulis melakukan uji F untuk menganalisis pengaruh dari

happiness, inner life, meaning and purpose in work, a sense of connection and community,

jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan masa bekerja terhadap kinerja karyawan.

Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6 Anova Pengaruh Keseluruhan Independent Variable terhadap Dependent Variable

Model Sum of Squares

Df Mean Square

F Sig.

1 Regression 6536.427 8 817.053 13.275 .000b Residual 12493.968 203 61.547 Total 19030.395 211

a. Dependent Variable: KINERJA b. Predictors: (Constant),MASA_BEKERJA,HAPPINESS, JENIS_KELAMIN, TINGKAT_PENDIDIKAN,

COC, USIA, INNER, MAW

Berdasarkan hasil uji F pada tabel 4.6, dapat dilihat bahwa nilai p

(probability) pada kolom paling kanan sebesar 0.000, nilai P < 0.05, maka hipotesis

nihil “ditolak”, yang menyatakan “tidak ada pengaruh yang signifikan dari happiness,

spiritualitas di tempat kerja (inner life, meaning and purpose in work, dan a sense of

connection and community), dan faktor demografi (jenis kelamin, usia, tingkat

pendidikan, dan masa bekerja) terhadap kinerja karyawan”. Artinya, ada pengaruh

yang signifikan dari happiness, spiritualitas di tempat kerja (inner life, meaning and

Page 78: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

64

purpose in work, dan a sense of connection and community), dan faktor demografi

(jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan masa bekerja) terhadap kinerja

karyawan.

4.3.2 Pengujian Koefisien Regresi masing-masing Independent Variable terhadap

Dependent Variable

Langkah selanjutnya, penulis melihat koefisien regresi dari masing-masing IV. Jika

sig <0,05 maka koefisien regresi tersebut signifikan yang berarti variabel independen

tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja. Adapun besarnya

koefisien regresi dari masing-masing variabel independen terhadap kinerja dapat

dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7 Koefisien Regresi dari 8 Independent Variable dalam Memprediksi Kinerja Karyawan

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std.

Error Beta 1 (Constant) 24.895 4.354 5.718 .000

Happiness .268 .081 .271 3.301 .001* Inner Life .081 .100 .078 .809 .419

Meaning and Purpose in Work .186 .161 .191 1.157 .248 A Sense of Connection and Community .081 .161 .083 .501 .617

Jenis Kelamin -.671 1.117 -.035 -.601 .548

Usia -.191 .106 -.156 -1.793 .075

Tingkat Pendidikan -.051 .639 -.005 -.080 .936 Masa Bekerja .004 .020 .016 .190 .850

a. Dependent Variable: KINERJA

Page 79: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

65

Berdasarkan koefisien regresi pada tabel 4.7, maka persamaan regresinya sebagai

berikut: (*signifikan)

Kinerja = 24.895 + 0.268 (happiness)* + 0.081 (inner life) + 0.186 (meaning and

purposein work) + 0.081 (a sense of connection and community) – 0.191 (usia) –

0.671 (jenis kelamin) –0.051 (tingkat pendidikan) – 0.004 (masa bekerja) + e

Dari persamaan regresi tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat satu variabel yang

nilai koefisien regresinya signifikan, yaitu : (1) Happiness. Sementara tujuh variabel

lain tidak signifikan. Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh masing-

masing independen variabel adalah sebagai berikut :

1. Variabel happiness memiliki koefisien regresi sebesar 0.268 dengan signifikansi

sebesar 0.001 (P<0.05), dengan demikian hipotesis nihil ditolak. Hal ini berarti

bahwa happiness memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja. Arah

positif yang menunjukkan bahwa semakin tinggi happiness, maka semakin tinggi

kinerja.

2. Variabel inner life memiliki koefisien regresi sebesar 0.081 dengan signifikansi

sebesar 0.419 (P>0.05), dengan demikian hipotesis nihil diterima. Hal ini berarti

bahwa inner life tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja.

3. Variabel meaning and purpose in work memiliki koefisien regresi sebesar 0.186

dengan signifikansi sebesar 0.248 (P>0.05), dengan demikian hipotesis nihil

diterima. Hal ini berarti bahwa meaning and purpose in work tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap kinerja.

Page 80: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

66

4. Variabel a sense of connection and community memiliki koefisien regresi sebesar

0.081 dengan signifikansi sebesar 0.617 (P>0.05), dengan demikian hipotesis

nihil diterima. Hal ini berarti bahwa a sense of connection and communitytidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja.

5. Variabel jenis kelamin memiliki koefisien regresi sebesar -0.671 dengan

signifikansi sebesar 0.548 (P>0.05), dengan demikian hipotesis nihil diterima. Hal

ini berarti bahwa jenis kelamin tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kinerja.

6. Variabel usia memiliki koefisien regresi sebesar -0.191 dengan signifikansi

sebesar 0.075 (P>0.05), dengan demikian hipotesis nihil diterima. Hal ini berarti

bahwa usiatidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja.

7. Variabel tingkat pendidikan memiliki koefisien regresi sebesar -0.051 dengan

signifikansi sebesar 0.936 (P >0.05), dengan demikian hipotesis nihil diterima.

Hal ini berarti bahwa tingkat pendidikan tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kinerja.

8. Variabel masa bekerja memiliki koefisien regresi sebesar 0.004 dengan

signifikansi sebesar 0.850 (P>0.05), dengan demikian hipotesis nihil diterima. Hal

ini berarti bahwa masa bekerja tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kinerja.

Berdasarkan tabel 4.7, dapat diketahui koefisien regresi mana yang lebih kuat.Dalam

hal ini, penulis menggunakan koefisien regresi yang terstandarisasi (standarized

coefficient) atau beta (β) untuk melihat angka koefisien regresi mana yang

Page 81: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

67

menunjukan pengaruh yang lebih kuat terhadap variabel dependen. Variabel

happiness memilki pengaruh yang paling kuat dengan nilai β = .306.

4.3.3 Pengujian Proporsi Varians masing-masing Independent Variable terhadap

Dependent Variable

Selanjutnya penulis ingin mengetahui sumbangan proporsi varians dari masing-

masing independent variable terhadap dependent variable. Untuk itu penulis

melakukan analisis regresi berganda secara stepwise yaitu dengan menambahkan satu

independent variable setiap melakukan analisis regresi. Adapun R2change dapat

dilihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.8 Proporsi Varians Sumbangan masing-masing Independent Variable terhadap Dependent Variable

Model Summary

Model R R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Change Statistics R Square Change

F Change df1 df2

Sig. F Change

1 .512a .262 .258 8.17883 .262 74.489 1 210 .000*

2 .541b .292 .285 8.02761 .030 8.986 1 209 .003* 3 .567c .321 .312 7.87995 .029 8.907 1 208 .003*

4 .569d .323 .310 7.88675 .002 .641 1 207 .424 5 .586e .343 .324 7.80763 .020 6.211 1 205 .013* 6 .569f .323 .307 7.90576 .000 .006 1 206 .937

7 .586g .343 .321 7.82661 .000 .007 1 204 .934 8 .586h .343 .318 7.84517 .000 .036 1 203 .850

Berdasarkan tabel 4.8, dapat diketahui bahwa :

1. Variabel happiness memberikan sumbangan sebesar 26.2% terhadap varians

kinerja. Sumbangan tersebut signifikan dengan nilai p=0.000 (<0.05).

Page 82: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

68

2. Variabel inner life memberikan sumbangan sebesar 3.0% terhadap varians

kinerja. Sumbangan tersebut signifikan dengan nilai p=0.003 (<0.05).

3. Variabel meaning and purpose in work memberikan sumbangan sebesar 2.9%

terhadap varians kinerja. Sumbangan tersebut signifikan dengan nilai p=0.003

(<0.05).

4. Variabel a sense of connection and community memberikan sumbangan sebesar

0.2% terhadap varians kinerja. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan nilai

p=0.424 (>0.05).

5. Variabel jenis kelamin memberikan sumbangan sebesar 0.2% terhadap varians

kinerja. Sumbangan tersebut signifikan dengan nilai p=0.013 (<0.05).

6. Variabel usia memberikan sumbangan sebesar 0% terhadap varians kinerja.

Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan nilai p=0.937 (>0.05).

7. Variabel tingkat pendidikan memberikan sumbangan sebesar 0% terhadap varians

kinerja. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan nilai p=0.934 (>0.05).

8. Variabel masa bekerja memberikan sumbangan sebesar 0% terhadap varians

kinerja. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan nilai p=0.850 (>0.05).

Page 83: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

69

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji hipotesis mayor, dapat diketahui bahwa hipotesis

nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh dari seluruh independent variable

terhadap dependent variable ditolak. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan

happiness, spiritualitas di tempat kerja (inner life, meaning and purpose in work,

dan a sense of connection and community), dan faktor demografi (jenis kelamin,

usia, tingkat pendidikan, masa bekerja) terhadap kinerja karyawan PT. Angkasa

Pura Solusi.

Kemudian berdasarkan hasil uji hipotesis minor yang menguji signifkansi

masing-masing koefisien regresi terhadap dependent variabel, diperoleh satu

koefisien regresi yang signifikan mempengaruhi kinerja karyawan yaitu

happiness. Sedangkan independent variabel lain seperti spiritualitas di tempat

kerja (inner life, meaning and purpose in work, dan a sense of connection and

community) dan faktor demografi (jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan

masa bekerja) tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja

karyawan.

5.2 Diskusi

Setelah mengetahui hasil penelitian, penulis akan membahas diskusi

mengenai kedelapan independent variable yaitu happiness, spiritualitas di tempat

kerja, dan faktor demografi terhadap dependent variable yaitu kinerja karyawan,

Page 84: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

70

serta akan membahas penelitian dan literatur terdahulu mengenai kedelapan

independent variabel yang dikaitkan dengan dependent variable.

Berdasarkan hasil uji hipotesis mayor yang telah dilakukan pada bab 4,

diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh happiness, spiritualitas di tempat kerja

(inner life, meaning and purpose in work, dan a sense of connection and

community) dan faktor demografi (jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan

masa bekerja) terhadap kinerja karyawan dengan signifikansi sebesar 0.000 dan

nilai kontribusi sebesar 34,3%, dan sisanya sebesar 65,7% dipengaruhi oleh

variabel lain di luar penelitian ini.

Hasil penelitian berdasarkan koefisien regresi dari masing-masing

independent variable membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan

antara happiness terhadap kinerja karyawan. Berbeda dengan variabel spiritualitas

di tempat kerja (inner life, meaning and purpose in work, dan a sense of

connection and community) dan faktor demografi (jenis kelamin, usia, tingkat

pendidikan, dan masa bekerja) tidak membuktikan pengaruh yang signifikan

terhadap kinerja karyawan.

Kinerja karyawan merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam

merealisasikan tujuan organisasi. Ketika kinerja karyawan menurun, akan sulit

untuk mencapai keberhasilan dalam organisasi. Begitupun sebaliknya ketika

karyawan menunjukkan kinerja yang tinggi saat menyelesaikan pekerjaan dapat

menjadi sumber kepuasaan.

Berdasarkan hasil penelitian ini, variabel happiness memiliki pengaruh

positif yang signifikan terhadap kinerja. Hasil ini menjelaskan bahwa semakin

Page 85: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

71

tinggi variabel happiness maka akan semakin tinggi pula kinerja karyawan.

Dalam hal ini, sebagai seorang karyawan merupakan pekerjaan yang penuh

dengan tantangan, tugas, dan tanggung jawab penuh bagi perusahaan serta tidak

bias dilakukan setengah hati untuk mencapai keberhasilan.

Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dadgar et

al. (2014) yang menyatakan bahwa variabel happiness memiliki pengaruh yang

signifikan dengan kinerja (dalam Zohreh Jalali & Alireza Heidari, 2016).

Penelitian-penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa tingkat happiness

yang lebih tinggi akan menunjukkan kinerja dan produktivitas organisasi, serta

mengelola tempat kerja dengan baik agar terwujud kebahagiaan karyawan

(McGonagle, Catherine., 2015).

Karyawan yang bahagia membawa kebahagiaan mereka dari kantor

kerumah; demikian juga mereka membawa kebahagiaan dari rumah kekantor

Asiyabi & Mirabi, 2012 (dalam Wesarat, 2015). Ini menunjukkan bahwa ada

kemungkinan hubungan timbal balik yang erat antara kerjadan kehidupan

individu.

Berdasarkan data dari kategorisasi responden dalam penelitian ini

menunjukkan skor kategorisasi happiness yang tinggi sebesar 53.3% dan yang

rendah 46,7%. Artinya, sebesar 53.3% karyawan PT. Angkasa Pura Solusi merasa

bahagia, meskipun dengan tekanan target yang banyak dan tersisa sedikit waktu

untuk mencapai target tersebut.

Dari hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa ketiga aspek dari

spiritualitas di tempat kerja yaitu inner life, meaning and purpose in work, dan a

Page 86: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

72

sense of connection and community tidak ada yang berpengaruh secara signifikan

terhadap kinerja karyawan pada PT. Angkasa Pura Solusi. Hal ini tentu sangat

menarik karena beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa spiritualitas

di tempat kerja berpengaruh pada kinerja karyawan.

Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Mitroff & Denton

(1999) yang mengatakan bahwa ketika sebuah perusahaan lebih bersifat spiritual

(kejiwaan), maka perusahaan tersebut akan lebih menguntungkan. Penelitian lain

yang dilakukan oleh Ashmos dan Duchon (2005) mengemukakan bahwa

spiritualitas di tempat kerja memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan pada

perusahaan. Karyawan yang memiliki tingkat spiritualitas tinggi akan membuat

kinerja karyawan tinggi juga dalam bekerja.

Selain variabel diatas, hasil menunjukkan tidak signfikannya faktor

demografi seperti jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan masa kerja terhadap

kinerja karyawan. Dalam penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Robbins

(2013) menyatakan bahwa jenis kelamin mempengaruhi kinerja. Penelitian

tersebut menyebutkan bahwa dimanapun pria ditempatkan divisi mana saja

mereka akan tampil lebih baik dibandingkan wanita.

Variabel demografi selanjutnya usia. Dalam usia, penulis membedakan

dalam 2 kategori yaitu 20-40 tahun yang berjumlah 190 orang (90%), dan 41-55

tahun yang berjumlah 22 orang (10%). Maka usia karyawan PT. Angkasa Pura

Solusi di dominasi oleh karyawan yang berusia sekitar 20-40 tahun. Dalam

penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mahendra &

Woyanti (2014) yaitu dimana usia yang masih dalam masa produktif biasanya

Page 87: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

73

mempunyai tingkat produktivitas kinerja lebih tinggi dibandingkan dengan

karyawan yang sudah berusia lebih tua sehingga fisik menjadi lemah dan terbatas

dalam bekerja.

Selanjutnya tingkat pendidikan, dalam penelitian ini penulis membagi

dalam 4 jenjang yaitu SMA yang berjumlah 39 orang (19%), D3 yang berjumlah

37 orang (17%), S1 yang berjumlah 117 orang (55%), dan S2 berjumlah 19 orang

(9%). Tingkat pendidikan yang di dominasi yaitu S1. Dalam penelitian ini

berbeda dengan penelitian yang dilakukan Purwanto, 2001 (dalam Hasan, R.,

2015) menyatakan bahwa faktor pendidikan mempengaruhi kinerja yang berarti

karyawan dengan latar belakang pendidikan yang lebih tinggi akan mendapatkan

hasil kinerja yang lebih baik pula.

Variabel demografi terakhir yaitu masa bekerja. Dalam masa bekerja,

penulis membedakan dalam 3 pilihan. Pertama dalam waktu 1-5 tahun yang

berjumlah 156 orang (74%), kedua dalam waktu 5-10 tahun yang berjumlah 43

orang (20%), dan ketiga >10 tahun yang berjumlah 13 orang (6%). Maka masa

bekerja karyawan di dominasi oleh karyawan yang masa bekerjanya berada pada

1-5 tahun. Dalam penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian (Hasan, R., 2015)

yang menyatakan bahwa semakin lama seseorang bekerja maka semakin banyak

pula pengalaman yang di dapatkan.

Perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian terdahulu mungkin

disebabkan oleh beberapa faktor seperti penggunaan instrument penelitian,

prosedur penelitian, sampling error, responden yang asal mengisi tidak sesuai

dengan yang diharapkan saat pengisian kuesioner dan hal lain yang tidak

Page 88: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

74

diikutsertakan dalam penelitian ini. Keterbatasan ini adalah pemilihan waktu yang

kurang tepat pada pengambilan data, karena bersamaan dengan periode akhir

tahun. Ketidaktelitian penulis dalam memerikasa kuesioner serta penerjemahan

pernyataan dari skala bahasa asing.

5.3 Saran

5.3.1 Saran Teoritis

Berdasarkan hasil penelitian ini, terdapat beberapa saran teoritis yang dapat

diajukan sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya, yaitu :

1. Pada penelitian ini ditemukan bahwa proporsi varians dari kinerja karyawan

yang dijelaskan oleh semua independent variable yaitu happiness, spiritualitas

di tempat kerja (inner life, meaning and purpose in work, dan a sense of

connection and community) dan faktor demografi (jenis kelamin, usia, tingkat

pendidikan, dan masa bekerja) adalah sebesar 34,3% sedangkan 65,7%

sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini. Oleh karena itu,

penulis menyarankan untuk penelitian selanjutnya agar meneliti dan

menganalisis pengaruh variabel lain yang juga memiliki pengaruh terhadap

kinerja karyawan seperti kepuasan kerja, burnout, dan subjective well-being.

2. Untuk penelitian selanjutnya, dapat menggunakan faktor-faktor lain yang

dapat di jadikan variabel independent untuk melihat pengaruhnya terhadap

kinerja, seperti komitmen organisasi, locus of control, subjective well-being,

kreativitas, dan budaya organisasi.

3. Peneliti yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut terhadap kinerja

disarankan untuk menggunakan jumlah responden yang lebih banyak dan

Page 89: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

75

jumlah sampel di kelompokkan setiap divisi agar mendapatkan hasil yang

merata.

4. Perlunya dilakukan metode lain sebagai pendukung penelitian selain kuesioner

dalam mengukur tingkat kinerja karyawan, seperti evaluasi kinerja yang

dilakukan oleh atasan dan rekan kerja

5.3.2 Saran Praktis

Sesuai hasil penelitian bahwa variabel happiness memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap kinerja karyawan. Agar hal tersebut meningkat disarankan

pada perusahaan untuk:

1. Mengadakan promosi jabatan karena karyawan membutuhkan ruang dan

kesempatan untuk mengembangkan diri sehingga mencapai performa optimal

para karyawan. Dengan diadakannya promosi jabatan diharapkan para

karyawan akan lebih produktif dalam bekerja.

2. Mengadakan training atau workshop oleh pihak perusahaan bertujuan agar

kemampuan karyawan bertambah dengan seiringnya perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

3. Memberikan reward atau hadiah kepada karyawan karena telah memberikan

performa terbaik terhadap perusahaan. Maka dari itu karyawan akan

meningkatkan efektifitas kinerja dan memberikan rasa terimakasih dengan

menyelesaikan pekerjaan secara optimal.

Page 90: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

76

DAFTAR PUSTAKA

Achor, Shawn (2010). The happiness advantage: the seven principles of positive psychology that fuel success and performance at work. New York: Virgin Books. 1st edition. Vol. 3 No.1, 14-46.

Argyle, M., Fritz S., and Norbert Schwarz (1991). Subjective Well-Being an

interdisciplinary perspective. International series in experimental social psychology; v. 21, 77-97.

Aristotle's Ethics : The theory of happiness. Nichomachean Ethics (2004),ed. Hugh

Treddenick. London: Penguin. The main source for Aristotle's ethics Ashmos, D., and Duchon, D. (2000). Spirituality at work: A conceptualization and

measure. Journal of Management Inquiry, 9, 134-145. Bakker, A.B., van Emmerik, H. and Euwema, M.C. (2006). Crossover of burnout and

engagement in work teams. Work and Occupations, 33, 464-489. Biswas-Diener, R. and E. Diener (2006) The Subjective Well-Being of the homeless,

and lessons for happiness, Social indicators research, 76:2, pp. 185-205. Borman, W. C. and Motowidlo, S. J. (2003). Handbook of Psychology. Industrial and

Organizational Psychology, Vol.12. Published simultaneously in Canada. Carr, A. (2004). Positive psychology: New worlds for old. Irish Psychologist, 30 (11),

278-279. Chung, J., Monroe, G. S. (2001). A Research Note on The Effects of Gender and

Task Complexity on an Audit Judgment. Behavioral Research in Accounting, 13 (1): 111–125.

Colarelli, S. M. dan Ronald, C. B. (1990). Career Commitment: Function, Correlates

and Management. Group and organization Behavior, 15 (2): 158-176. Csikszentmihalyi, Mihaly (2014). Flow and the Foundations of Positive Psychology.

Springer science and business media. Springer Dordrecht Heidelberg New York London. DOI: 10.1007/978-94-017-9088-8.

Duchon, D., and Donde, A.P. (2005). Nurturing the Spirit at Work: Impact on Work Unit Performance. Journal of Management Departement Faculty University of Nebrasca Lincoln. Doi: 10.1016/j.leaqua.2005.07.008.

Page 91: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

77

Ed Diener , Robert A. Emmons , Randy J. Larsen & Sharon Griffin (1985): The Satisfaction With Life Scale, Journal of Personality Assessment, 49:1, 71-75

Fisher C.D, (2010). Happiness at Work. International Journal of Management

Reviews 12 (4) : 384 – 412. Fredrickson, B.L. and Joiner, T. (2002). Positive emotions trigger upward spirals

toward emotional well-being. Psychological Science, 13, 172-175. Goodman, S. and Svyantek, D. (1999). Person–organization fit and contextual

performance: Do shared values matter. Journal Of Vocational Behavior, 55(2), 254-275. http://dx.doi.org/10.1006/jvbe.1998.1682.

Hameed, Abdul dan Aamer Waheed (2011). Employee Development and Its Affect on

Employee Performance A Conceptual Framework. International Journal of Business and Social Science , Vol. 2 No. 13, 224-229.

Hasan, R. (2015). Pengaruh masa kerja dan pendidikan guru terhadap kinerja guru

SDN Sukabumi 10 Kota Probolinggo. Jurnal Penelitian dan Pendidikan IPS Volume 9 No. 2, 1219-1230. http://ejournal.unikama.ac.id.

Hills, P. and Agyle, M. (2001). Emotional Stability as a Major Dimension of

Happiness Personality and Individual Differences, 31, 1357-1364.

Hills, P. and Agyle, M (2002). The Oxford Happiness Questionnaire: A Compact Scale for the Measurement of Psychological Well-Being. Personality and Individual Differences, 33, 1073-1082.

Jalali, Zohreh and Alireza Heidari (2016). The Relationship between Happiness,

Subjective Well-Being, Creativity and Job Performance of Primary School Teachers in Ramhormoz City. Published by Canadian Center of Science and Education. International Education Studies; Vol. 9, No. 6, 45-52. URL: http://dx.doi.org/10.5539/ies.v9n6p45.

Koopmans, L., Bernaards, C.M., Hildebrandt, V.H., Schaufeli, W.B., De Vet, H.C.W. and Van Der Beek, A.J. (2011), “Conceptual frameworks of individual work performance systematic review”, Journal of Occupational and Environmental Medicine, Vol. 53 No. 8, pp. 856-66.

Page 92: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

78

Krishnakumar, S., and Neck, C. P. (2002). The “what”, “why” and “how” of spirituality in the workplace. Journal of Managerial Psychology, 17(3), 153-164.

L.W. Fry (2003), Toward a theory of spiritual leadership, The Leadership Quarterly

(2003), pp. 693–727. Lerner, M. (2000). Spirit Matters: Global Healing and the Wisdom of the

Soul.Charlottesville, VA: Hampton Roads Publishing Company, Inc. Liu, C.H., and Robertson P.J. (2011). Spiritulity in the Workplace: Theory and

Measurement. Journal of Management Inquiry, 20 (1). Lynawati (2016). Pengaruh Kompensasi, Stres Kerja, dan Komunikasi Terhadap

Kinerja Karyawan pada BPR BKK Purwokerto Cabang HR Bunyamin. Kompartemen, Vol. XIV No.2, 1-15.

Mahendra, A. D., & Woyanti, N. (2014). Analisis Pengaruh Pendidikan, Upah, Jenis

Kelamin, Usia dan Pengalaman Kerja Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja (Studi di Industri Kecil Tempe di Kota Semarang). Doctoral dissertation, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro.

Mangkunegara, Anwar Prabu. (2000). Evaluasi Kinerja. Bandung: Refika Aditama. Marques, J. (2001). The possible role of human resources in employee motivation (Through

the application of spirituality in the workplace). Diunduh dari: http:// www.anglefire.com/id/joanmarques/P R/index.html.

McGonagle, Catherine (2015). Happiness in the Workplace: An Appreciative Inquiry.

School of Education Studies, Dublin City University, 119. Mitroff, I. I. & Denton, E. A. (1999). A study of spirituality in the workplace. Sloam

Management Review, 40, 83-92. Myers, David G. (2000). The Funds, Friends, and Faith of Happy People. American

Psychological Association. Vol. 55, No. 1, 56-67. DOI: 10.1037//0003-066X.55,1.56.

Neck, Christopher P., John F. Milliman (1994). "Thought Self‐leadership: Finding

Spiritual Fulfilment in Organizational Life", Journal of Managerial Psychology, Vol. 9 Issue: 6, 9-16, https://doi.org/10.1108/02683949410070151.

Page 93: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

79

Oswald, Andrew J. , Proto, Eugenio and Sgroi, Daniel. (2015). Happiness and productivity. Journal of Labor Economics, 33 (4), 789-822.

Priyono (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Zifatama Publisher, Sidoarjo. Robbins, Stephen P. and Timothy A. Judge (2013). Organizational Behavior. 15th

Edition. New Jersey: Pearson Boston: Pearson Edication.

Seligman, Martin E. P. and Tracy A. Steen (2005). Positive Psychology Progress Empirical Validation of Interventions, 42, 874–884.

Shaffril, H. A. M. dan Uli, J. (2010). The influence of socio-demographic factors on

work performance among Employees of government agriculture agencies in Malaysia. The Journal of International Social Research, 3 (10): 459-469.

Sonnetag, S., Volmer, J., & Spychala, A. (2001). Job Performance. Sage Handbook

of Organizational Behavior; vol.1. Los Angeles, California : SAGE, pp. 427-447.

Spreitzer, G., Porath, C. L., and Gibson, C. B. (2012). Creating Sustainable Performance. Harvard Business Review 3.

Taranowski, Chester J. (2011). A Review of: “Pryce-Jones, J. (2010). Happiness at

Work, Maximizing Your Psychological Capital for Succes.” Journal of Workplace Behavioral Health, 26:3, 271-273. DOI: 10.1080/15555240.2011.589756

Umar, J. (2012). Confirmatory factor analysis. Bahan ajar perkuliahan. Fakultas

Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Van dewalle, Don., Brown, Steven P., Cron William L., & Slocum, John W JR. (1999). The influence of goal orientation and self-regulation tactis of sales performance: A longitudinal field test. Journal of Applied Psychology. 84 (2), 249-259.

Van Scotter, James R., Stephan J. Motowidlo, and Thomas C. Cross (2000). Effects of Task Performance and Contextual Performance on Systemic Rewards. Journal of Applied Psychology 2000, Vol. 85 No. 4, 526-555. DOI: 10.1037//0021-9010.85.4.526.

Walter, F. and Bruch, H. (2008). The positive group affect spiral: A dynamic model

of the emergence of positive affective similarity in work groups. Journal of Organizational Behaviour, 29, 239-261.

Page 94: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

80

Watson, D., Clark, L.A. and Tellegen, A. (1988). Development of brief measures of

positive and negative affect: The PANAS Scale. Journal of Personality and Social Psychology,Vol. 54, 1063-1070.

Welbourne, T.M., Johnson, D.E., and Erez, A., (1997). The Role Based Performance

Scale: Validity Analysis of a Theory Based Measure. C. Cornell University ILR School, 13-33.

Wesarat, P., Sharif, M. Y., &Majid, A. H. A. (2015). A Conceptual Framework of

Happiness at the Workplace. Asian Social Science, 11(2), 78-88. Wirama, D.G., Yunita, E., Ristadewi, I.A. 2016. Pengaruh Psychological Capital dan

Personality-Job Fit pada Kinerja Account Representative Direktorat Jenderal Pajak. Seminar Nasional Akuntansi XIX. Lampung 24 – 28 Agustus 2016. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 5.10 (2016): 3203-3230.

Yusoff, R.B., Ali, A.M., & Khan, A. (2014). Assessing Reliability and Validity of

Job Performance Scale Among University teachers. Journal of Basic and Applied Scientific Research, 4(1), 35-41.

Zahidah and Raihanah (2011). The Model of Well-being in Family Life from Islami

Perspective. Jurnal Fiqh, 8, 25-44. Zammuto.,Raymod F. et., al. (1982). Organization and Rater Differences in

Performance Appraisals. Personnel Psychology, 643-657. Website: Kutipan buku The Happiness Project, Gretchen Rubin dalam laman http://djajendra-motivator.com/?p=9198. Di akses pada 10 Oktober 2017 pukul 21.50 WIB. Laporan Tahunan 2017, Growing and Innovating to Provide Excellence PT. Angkasa Pura II (Persero). Di akses pada pada 07 Mei 2018 pukul 12.20 WIB.

Page 95: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

81

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN

Informed Consent

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir, saya Nurul Rosyida, mahasiswi Fakultas

Psikologi Universitas Islam negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, saat ini sedang melakukan

penelitian yang merupakan persyaratan untuk mencapai gelar sarjana psikologi, memohon

kesediaan ibu/bapak untuk mengisi kuesioner yang akan diberikan. Hal ini dilakukan guna

mendapatkan data acuan untuk penelitian yang sedang saya jalani.

Saya meminta waktu ibu/bapak selama 10-15 menit untuk mengisi kuesioner.Dalam

menjawab kuisioner ini tidak ada jawaban benar atau pun salah. Oleh karena itu, ibu/bapak

bebas menentukan jawaban yang paling sesuai dengan kondisi diri ibu/bapak.

Saya sangat mengharapkan kerjasama ibu/bapak untuk mengisi seluruh bagian dari

kuesioner ini secara lengkap.Sesuai dengan kode etik penelitian, semua jawaban yang ibu/bapak

berikan DIJAMIN KERAHASIAANNYA dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

Terimakasih atas kerjasama dan kesediaan ibu/bapak untuk mengisi kuesioner.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Peneliti

Nurul Rosyida

Page 96: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

82

Nama/Inisial : Usia : Jenis Kelamin : Agama : Pendidikan Terakhir : No. Handphone : Instansi/Perusahaan : Lama Bekerja :

Skala 1

Dibawah ini, terdapat sejumlah pernyataan yang menggambarkan perilaku anda di tempatkerja.Anda diminta untuk memilih salah satu pada setiap pernyataan dengan memberikantandachecklist (√).Pilihlah jawaban yang paling sesuai menggambarkan diri anda. Keterangan: TP = Tidak Pernah KK = Kadang-Kadang S = Sering SS = Sangat Sering

NO PERNYATAAN TP KK S SS 1 Saya membantu pekerjaan rekan saya yang sedang berhalangan 2 Saya dengan sukarela melakukan hal yang bukan pekerjaan formal

saya

3 Saya berinisiatif membantu mengarahkan karyawan baru ke bidang mereka, meskipun bukan tugas saya

4 Saya membantu sesama rekan kerja yang memiliki beban kerja lebih tinggi

5 Saya membantu diri sendiri dengan menyelesaikan tugas kerja 6 Saya memberikan saran yang inovatif untuk meningkatkan

kualitas bidang secara menyeluruh

7 Saya dengan senang hati melakukan hal-hal yang bukan tugas saya dalam pekerjaan, namun hal itu meningkatkan citra organisasi

8 Saya setiap hari datang tepat waktu, baik di pagi hari maupun setelah istirahat

9 Saya istirahat melebihi waktu yang telah diberikan

10 Saya mencontohkan kehadiran kerja pada waktu bekerja dari karyawan lain, misalnya mengambil cuti lebih sedikit dari

Page 97: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

83

kebanyakan karyawan lain atau dari yang di perbolehkan

11 Saya bekerja sepanjang hari sampai waktu kerja selesai

12 Saya akan memberitahukan terlebih dahulu jika saya belum bisa hadir bekerja di kantor

13 Saya banyak menghabiskan waktu untuk mengobrol urusan pribadi di telepon selama jam kerja

14 Saya jarang izin pada waktu bekerja

15 Saya beristirahat melebihi dari waktu yang diizinkan

16 Saya menghabiskan waktu bekerja dengan mengobrol hal yang penting pada jam kerja

Dibawah ini, terdapat sejumlah pernyataan yang menggambarkan perilaku anda di tempatkerja.Anda diminta untuk memilih salah satu pada setiap pernyataan dengan memberikantandachecklist (√).Pilihlah jawaban yang paling sesuai menggambarkan diri anda. Keterangan: TP = Tidak Pernah KK = Kadang-Kadang S = Sering SS = Sangat Sering

TP KK S SS 17 Saya menyelesaikan pekerjaan yang diberikan dengan baik dan

sesuai

18 Saya mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan parameter organisasi

19 Saya mampu melakukan segala pekerjaan yang berkaitan dengan tugas saya

20 Saya memenuhi semua kriteria yang diminta dalam pekerjaan saya 21 Saya mampu melakukan lebih dari yang diminta dalam pekerjaan 22 Saya dapat melakukan berbagai jenis pekerjaan yang lebih sulit

dibandingkan karyawan lain

23 Saya berkompeten dalam semua area pekerjaan danmenyelesaikan tugas dengan handal

24 Saya bekerja dengan baik pada keseluruhan area pekerjaan dengan menunjukkan hasil pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan

25 Saya merencanakan dan mengorganisir pekerjaan agar mencapai tujuannya dan sesuai jadwal

Page 98: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

84

Skala 2

Dibawah ini, terdapat sejumlah pernyataan yang menggambarkan emosional yang anda rasakan.Anda diminta untuk memilih salah satu pada setiap pernyataan dengan memberikan tanda checklist (√).pilihlah jawaban yang paling sesuai menggambarkan diri anda. Keterangan: TP = Tidak Pernah KK = Kadang-Kadang S = Sering SS = Sangat Sering

NO PERNYATAAN TP KK S SS 1 Saya merasa bahagia dengan keadaan yang saya jalani saat ini 2 Saya merasa sangat senang bertemu dengan orang lain 3 Saya merasa hidup saya sangat bermanfaat 4 Saya merasakan perasaan nyaman hampir ke setiap orang 5 Saya bangun tidur dengan perasaan tenang 6 Saya pesimis dengan keadaan masa depan 7 Saya merasa banyak hal yang dapat menghibur saya 8 Dalam suatu hubungan, saya selalu mempunyai komitmen dan

menjaga komitmen

9 Hidup ini indah 10 Saya berfikir bahwa dunia itu tempat yang baik 11 Saya banyak tertawa 12 Saya merasa sangat puas terhadap segala hal dalam hidup saya 13 Saya merasa diri saya kurangmenarik 14 Ada perbedaan antara apa yang saya ingin lakukan dengan apa

yang telah saya lakukan

15 Saya sangat bahagia 16 Saya dapat menemukan keindahan dalam beberapa hal 17 Saya selalu dapat membawa nuansa kebahagiaan untuk orang lain 18 Saya selalu bisa menyesuaikan diri dalam segala hal yang saya

inginkan lakukan

19 Saya merasa bahwa saya dapat mengendalikan hidup saya 20 Saya merasa mampu untuk melakukan segala hal 21 Saya sanggup mengembangkan kemampuan dalam keadaan

apapun

22 Saya orang yang selalu bahagia dan ramah 23 Saya merasa sulit dalam membuat suatu keputusan 24 Dalam kehidupan, saya merasa belum memiliki tujuan dan makna

dalam hidup

25 Saya merasa memiliki banyak energy 26 Dalam setiap kejadian, saya biasanya memiliki pengaruh yang

Page 99: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

85

besar terhadap sebuah kejadian 27 Saya merasa nyaman ketika bersama orang lain 28 Saya merasa sangat sehat 29 Saya memiliki pengalaman yang buruk

Skala 3

Dibawah ini, terdapat sejumlah pernyataan yang menggambarkan spiritualitas yang anda rasakan.Anda diminta untuk memilih salah satu pada setiap pernyataan dengan memberikan tanda checklist (√) pilihlah jawaban yang paling sesuai menggambarkan diri anda. Keterangan: TP = Tidak Pernah KK = Kadang-Kadang S = Sering SS = Sangat Sering NO PERNYATAAN TP KK S SS 1 Saya merasa menjadi bagian dalam kelompok di tempat kerja

saya

2 Atasan saya memberikan dukungan dalam perkembangan diri saya

3 Saya mendapatkan banyak pengalaman di tempat kerja saya yang berguna bagi perkembangan diri saya

4 Saat saya takut, saya terbuka untuk menyampaikan 5 Ketika ada yang saya khawatirkan, saya akan menyampaikan

pada orang yang dipercaya

6 Dalam bekerja, saya dan rekan kerja lainnya bekerja sama untuk menyelesaikan permasalahan dengan cara yang baik

7 Saya dinilai secara adil di unit kerja saya 8 Saya didorong untuk berani mengambil resiko dalam pekerjaan

saya

9 Saya dihargai sebagai diri saya dalam bekerja 10 Saya merasa bahagia dengan pekerjaan saya 11 Saya yakin rekan kerja dan relasi merasa senang dengan hasil

pekerjaan saya

12 Rasa semangat dapat meningkat kemampuan sayadalambekerja 13 Pekerjaan yang saya lakukan berhubungan dengan prinsip yang

saya anggap penting dalam kehidupan ini

14 Saya selalu bersemangat datang ketempat kerja setiap hari 15 Saya melihat adanya hubungan antara pekerjaan saya dengan

kepedulian sosial yang besar terhadap lingkungan sekitar saya

16 Saya memahami apa yang membuat pekerjaan saya menjadi lebih berarti

17 Saya merasa kehidupan itu penuh dengan harapan

Page 100: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

86

18 Nilai spiritual yang saya miliki mempengaruhi pada keputusan yang saya buat

19 Saya merasa diri saya sebagai seseorang yang cukup religius 20 Beribadah adalah hal yang penting dalam hidup saya 21 Saya peduli dengan kesehatan spiritual rekan kerja saya 22 Pekerjaan saya memberikan arti bagi kehidupan saya 23 Saya mampu menggunakan keterampilan dan bakat dalam diri

saya pada saat bekerja

24 Kurangnya nilai spiritualitas di tempat kerja saya 25 Nilai spiritual dianggap penting di tempat kerja saya 26 Saya belum mengetahui hal apa yang penting dan berharga bagi

hidup saya

27 Saya sebagai seorang makhluk hidup dihargai di tempat kerja saya

28 Saya bertanggung jawab atas perkembangan diri saya 29 Saya bertanggungjawab atas tindakan yang saya lakukan 30 Pekerjaan saya menghasilkan pengalaman yangcukup penting

bagi relasi saya

31 Saya memiliki cara bekerja yang berbeda dengan rekan kerja saya

32 Menenangkan diri adalah bagian penting bagi kehidupan saya 33 Refleksi diri menjadi hal yang penting bagi hidup saya 34 Unit tempat bekerja saya cukup peduli apakah saya cukup

bersemangat dalam bekerja

35 Unit tempat bekerja saya membuat saya mampu memanfaatkan keterampilan dan bakat yang saya miliki dalam bekerja

36 Unit tempat saya bekerja mendorong karyawan untuk mengembangkan keterampilan dan bakat

37 Unit tempat saya bekerja mendorong pembentukan kelompok 38 Unit kerja saya peduli terhadap tanggung jawab saya terhadap

keluarga

39 Unit tempat saya bekerja peduli terhadap kalangan yang kurang mampu di lingkungan sekitar

40 Unit tempat saya bekerja peduli terhadap seluruh karyawannya 41 Di unit tempat saya bekerja, karyawan didukung untuk belajar

dan berkembang

42 Saya merasa positif mengenai nilai yang dimiliki oleh unit tempat saya bekerja

43 Unit tempat saya bekerja memiliki kepedulian yang besar 44 Saya merasa terhubung dengan tujuan yang dimiliki oleh unit

tempat saya bekerja

45 Unit tempat saya bekerja sangat memperhatikan kesejahteraan karyawan

46 Saya merasa terhubung dengan tugas unit kerja saya 47 Saya merasa optimis dengan masa depan saya berada di unit

Page 101: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

87

tempat saya bekerja 48 Organisasi tempat saya bekerja peduli terhadap semangat kerja

yang dimiliki karyawannya

49 Saya merasa yakin terhadap nilai yang dianut oleh organisasi saya

50 Organisasi tempat saya bekerja peduli terhadap kalangan yang kurang mampu di lingkungan sekitar

51 Organisasi tempat saya bekerja peduli terhadap semua karyawannya

52 Organisasi tempat saya bekerja memiliki kepedulian yang besar 53 Saya merasa terhubung dengan tujuan organisasi ini 54 Organisasi tempat saya bekerja peduli terhadap kesehatan

karyawan yang ada di sini

55 Organisasi tempat saya bekerja membuat saya mampu memanfaatkan keterampilan dan bakat saya dalam bekerja

56 Organisasi ini mendorong karyawannya untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya

57 Saya memiliki peran yang penting dalam organisasi ini 58 Organisasi tempat saya bekerja mendorong pembentukan

kelompok

59 Saya optimis dengan masa depan saya di organisasi ini 60 Di dalam organisasi ini, karyawan didorong untuk belajar dan

berkembang

Page 102: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

88

LAMPIRAN 2

SYNTAX DAN PATH DIAGRAM UJI VALIDITAS

UJI VALIDITAS KONSTRUK KINERJA KARYAWAN

Gambar 3.1 Analisis Faktor Konfirmatori Variabel Kinerja Karyawan

SYNTAX KINERJA KINERJA KARYAWAN DA NI=25 NO=212 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24 X25 PM SY FI=KINERJA.COR MO NX=25 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK

Page 103: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

89

KINERJA FR TD 22 21 TD 7 6 TD 23 19 TD 15 13 TD 4 1 TD 23 22 TD 24 18 TD 3 2 TD 12 11 TD 8 5 TD 9 2 TD 18 9 TD 23 13 TD 9 6 TD 19 7 TD 9 8 TD 17 11 TD 21 20 TD 25 12 TD 25 5 TD 20 2 TD 16 15 TD 22 10 TD 21 17 TD 17 9 TD 25 21 TD 17 2 TD 17 14 TD 14 7 TD 25 7 TD 25 19 TD 23 12 TD 21 18 TD 16 13 TD 4 3 TD 4 2 TD 23 4 TD 2 1 TD 3 1 TD 20 18 TD 13 5 TD 15 7 TD 14 1 TD 9 3 TD 22 9 FR TD 10 5 TD 24 2 TD 18 2 TD 8 2 TD 5 4 TD 16 8 TD 7 3 TD 6 3 TD 15 9 TD 20 4 TD 25 20 TD 21 4 TD 22 17 TD 23 17 TD 23 21 TD 22 19 TD 20 11 TD 7 4 TD 6 4 TD 20 13 TD 23 2 TD 19 18 TD 23 15 TD 12 4 TD 22 6 TD 23 16 TD 24 23 FR TD 20 1 TD 5 1 TD 5 3 TD 9 5 TD 22 5 TD 18 8 TD 22 13 TD 13 10 TD 21 13 TD 12 10 TD 11 10 TD 15 10 TD 24 15 TD 7 2 FR TD 6 2 TD 7 1 TD 6 1 TD 19 6 TD 18 6 TD 18 7 TD 21 1 TD 7 5 TD 12 7 TD 12 3 TD 15 1 TD 19 11 TD 19 2 TD 11 3 TD 17 15 FR TD 15 11 TD 24 21 TD 21 11 TD 22 12 PD OU SS TV MI AD=OFF

Page 104: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

90

UJI VALIDITAS KONSTRUK HAPPINESS

Gambar 3.2 Analisis Faktor Konfirmatori Variabel Happiness

SYNTAX HAPPINESS KEBAHAGIAAN DA NI=29 NO=212 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24 X25 X26 X27 X28 X29 PM SY FI=KEBAHAGIAAN.COR MO NX=29 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK HAPPY FR TD 24 23 TD 21 20 TD 15 9 TD 4 3 TD 29 6 TD 2 1 TD 26 14 TD 18 17 TD 26 20 TD 18 3 TD 29 14 TD 8 4 TD 16 4 TD 13 6 FR TD 28 2 TD 28 25 TD 26 25 TD 26 15 TD 26 17 TD 26 7 TD 28 17 TD 28 4 TD 20 6 TD 20 11 TD 27 9 TD 15 5 TD 17 8 TD 23 11 FR TD 24 29 TD 24 6 TD 20 5 TD 27 20 TD 22 20 TD 5 4 TD 27 4 TD 3 1 TD 11 9 TD 9 1 TD 23 4 TD 18 11 TD 26 9 TD 14 4 TD 21 17 TD 13 2 FR TD 17 6 TD 12 8 TD 29 22 TD 14 13 TD 12 10 TD 21 15 TD 26 3 TD 28 7 TD 18 7 TD 7 2 TD 22 2 TD 15 8 TD 27 8 TD 17 15 TD 27 18 TD 22 10

Page 105: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

91

FR TD 26 13 TD 29 13 TD 29 10 TD 19 18 TD 19 3 TD 28 19 TD 22 9 TD 25 17 TD 15 13 TD 15 2 TD 24 2 TD 11 2 TD 27 22 TD 5 1 TD 22 5 TD 9 7 TD 22 21 FR TD 23 12 TD 19 8 TD 9 5 TD 13 1 TD 19 15 TD 28 14 TD 19 9 TD 25 12 TD 19 11 TD 21 19 TD 29 17 TD 24 15 TD 24 5 TD 5 2 TD 23 9 TD 14 6 TD 28 9 TD 21 11 TD 26 6 FR TD 12 6 TD 26 11 TD 28 19 TD 29 18 TD 25 8 TD 25 3 TD 25 1 TD 27 5 TD 14 5 TD 26 21 TD 18 16 TD 16 11 TD 16 10 FR TD 10 4 TD 10 8 TD 20 2 TD 7 6 TD 19 12 TD 10 9 TD 12 9 TD 13 11 TD 23 13 TD 24 13 TD 23 15 PD OU SS TV MI AD=OFF

Page 106: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

92

UJI VALIDITAS KONSTRUK INNER LIFE

Gambar 3.3 Analisis Faktor Konfirmatori Variabel Inner Life

SYNTAX INNER LIFE

UJI VALIDITAS KONSTRUK INNER LIFE DA NI=13 NO=212 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 PM SY FI=INLIFE.COR MO NX=13 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK INLIFE FR TD 4 2 TD 5 3 TD 9 8 TD 10 8 TD 10 4 TD 7 6 TD 11 6 TD 6 3 TD 5 4 TD 8 5 TD 11 3 TD 12 3 TD 9 7 TD 11 5 FR TD 12 6 TD 12 7 PD OU SS TV MI=OFF

Page 107: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

93

UJI VALIDITAS KONSTRUK MEANING AND PURPOSE IN WORK

Gambar 3.4 Analisis Faktor Konfirmatori Variabel Meaning and Purpose in Work

SYNTAX MEANING AND PURPOSE IN WORK UJI VALIDITAS KONSTRUK MEANING AT WORK DA NI=18 NO=212 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 PM SY FI=MEANING.COR MO NX=18 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY LK MEANING FR TD 2 1 TD 7 4 TD 10 4 TD 5 1 TD 9 8 TD 11 4 TD 11 9 TD 14 7 TD 5 2 TD 14 1 TD 11 8 TD 4 2 TD 15 4 TD 8 1 TD 10 3 TD 15 2 TD 17 10 TD 10 6 TD 8 5 TD 13 5 TD 13 11 TD 13 1 TD 17 13 TD 17 8 TD 18 14 TD 15 14 TD 17 15 TD 18 16 FR TD 11 5 TD 13 6 TD 17 16 TD 6 1 TD 6 4 TD 17 3 TD 18 9 TD 18 8 TD 16 15 TD 16 14 TD 18 2 TD 18 11 TD 7 5 TD 12 7 TD 5 4 TD 14 4 TD 7 6 TD 13 8 TD 7 3 TD 4 3 TD 14 12 TD 18 3 TD 13 4 TD 9 5 TD 12 5 TD 16 6 TD 17 6 TD 9 6 TD 15 3 TD 13 7 TD 7 1 TD 4 1 TD 7 2 TD 17 14 TD 9 4 FR TD 9 7 PD OU SS TV MI AD=OFF

Page 108: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

94

UJI VALIDITAS KONSTRUK A SENSE OF CONNECTION AND COMMUNITY

Gambar 3.5 Analisis Faktor Konfirmatori Variabel A Sense of Connection and Community

Page 109: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

95

SYNTAX A SENSE OF CONNECTION AND COMMUNITY UJI VALIDITAS COC DA NI=29 NO=212 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24 X25 X26 X27 X28 X29 PM SY FI=COC.COR MO NX=29 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY ME=UL LK COC FR TD 11 10 TD 9 6 TD 5 4 TD 28 26 TD 24 21 TD 26 23 TD 14 6 TD 27 3 TD 27 18 TD 27 14 TD 10 9 TD 21 7 TD 21 20 TD 21 16 TD 22 21 TD 28 16 FR TD 28 8 TD 2 1 TD 24 2 TD 21 3 TD 21 5 TD 21 11 TD 18 2 TD 3 2 TD 12 11 TD 28 22 TD 14 4 TD 26 25 TD 12 6 TD 17 2 TD 22 2 TD 23 10 TD 9 2 FR TD 17 12 TD 25 22 TD 22 11 TD 14 11 TD 9 7 TD 26 24 TD 6 5 TD 11 6 PD OU SS TV MI AD=OFF

Page 110: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

96

LAMPIRAN 3

HASIL UJI REGRESI

Model Summary

Model R

R

Square

Adjusted

R

Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change df1 df2 Sig. F Change

1 .586a .343 .318 7.84517 .343 13.275 8 203 .000

a. Predictors: (Constant), MASA_BEKERJA, HAPPINESS, JENIS_KELAMIN, TINGKAT_PENDIDIKAN, COC,

USIA, INNER, MAW

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 6536.427 8 817.053 13.275 .000b

Residual 12493.968 203 61.547 Total 19030.395 211

a. Dependent Variable: KINERJA

b. Predictors: (Constant), MASA_BEKERJA, HAPPINESS, JENIS_KELAMIN, TINGKAT_PENDIDIKAN, COC,

USIA, INNER, MAW

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 24.895 4.354 5.718 .000

HAPPINESS .268 .081 .271 3.301 .001

INNER .081 .100 .078 .809 .419

MAW .186 .161 .191 1.157 .248

COC .081 .161 .083 .501 .617

USIA -.191 .106 -.156 -1.793 .075

JENIS_KELAMIN -.671 1.117 -.035 -.601 .548

TINGKAT_PENDIDIKAN -.051 .639 -.005 -.080 .936

MASA_BEKERJA .004 .020 .016 .190 .850

a. Dependent Variable: KINERJA

Page 111: PENGARUH HAPPINESS, SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA, DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46126/1/NURUL...iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul “PENGARUH HAPPINESS,

97

Model Summary

Model R

R

Square

Adjusted

R

Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

R Square

Change F Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .512a .262 .258 8.17883 .262 74.489 1 210 .000

2 .541b .292 .285 8.02761 .030 8.986 1 209 .003

3 .567c .321 .312 7.87995 .029 8.907 1 208 .003

4 .569d .323 .310 7.88675 .002 .641 1 207 .424

5 .569e .323 .307 7.90576 .000 .006 1 206 .937

6 .586f .343 .324 7.80763 .020 6.211 1 205 .013

7 .586g .343 .321 7.82661 .000 .007 1 204 .934

8 .586h .343 .318 7.84517 .000 .036 1 203 .850

a. Predictors: (Constant), HAPPINESS

b. Predictors: (Constant), HAPPINESS, INNER

c. Predictors: (Constant), HAPPINESS, INNER, MAW

d. Predictors: (Constant), HAPPINESS, INNER, MAW, COC

e. Predictors: (Constant), HAPPINESS, INNER, MAW, COC, JENIS_KELAMIN

f. Predictors: (Constant), HAPPINESS, INNER, MAW, COC, JENIS_KELAMIN, USIA

g. Predictors: (Constant), HAPPINESS, INNER, MAW, COC, JENIS_KELAMIN, USIA,

TINGKAT_PENDIDIKAN

h. Predictors: (Constant), HAPPINESS, INNER, MAW, COC, JENIS_KELAMIN, USIA,

TINGKAT_PENDIDIKAN, MASA_BEKERJA