Page 1
i
PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E-LEARNING
KONSEP FLUIDA STATIS PADA REMEDIAL TEACHING TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA VISUAL STYLE
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
DWI KARTIKASARI
NIM : 11140163000034
PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2021
Page 2
i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Page 3
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Page 4
iii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
KEMENTERIAN AGAMA
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-088
UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2010
FITK No. Revisi: : 01 Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Dwi Kartikasari
Tempat/Tgl.Lahir : Depok/10 Juli 1996
NIM : 11140163000034
Jurusan / Prodi : Tadris Fisika
Judul Skripsi : Pengaruh Guided Discovery Learning Berbasis E-
Learning Konsep Fluida Statis pada Remedial Teaching
terhadap Hasil Belajar Siswa Visual Style.
Dosen Pembimbing : Iwan Permana Suwarna, M.Pd.
dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya
sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.
Jakarta, 10 Januari 2021
Mahasiswa Ybs.
Dwi Kartikasari__
NIM. 11140163000034
Page 5
iv
ABSTRAK
DWI KARTIKASARI (11140163000034). Pengaruh Guided Discovery
Learning Berbasis E-Learning Konsep Fluida Statis pada Remedial Teaching
terhadap Hasil Belajar Siswa Visual Style. Skripsi Program Studi Tadris Fisika,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2021.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh siswa yang tidak tuntas tidak diberikan
pembelajaran kembali sesuai prinsip remedial teaching. Pemahaman siswa
terhadap konsep fluida statis masih terdapat banyak miskonsepsi dan
ketidakpahaman konsep yang membuat hasil belajar siswa rendah. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh, peningkatan, efektivitas, dan respon
penggunaan e-learning pada remedial teaching pada konsep fluida statis terhadap
hasil belajar siswa visual style. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 5 Depok
Metode penelitian yang digunakan yaitu quasi experiment dengan desain
penelitian nonequivalent control group design. Sampel diambil secara purposive
sampling yang terdiri dari 18 murid pada kelompok eksperimen dan 18 murid
pada kelompok kontrol. Hasil uji hipotesis terhadap hasil data posttest
menggunakan uji-T pada α = 0,05 diperoleh nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,00,
dengan kesimpulan H0 ditolak dan H1 diterima (terdapat pengaruh e-learning pada
remedial teaching terhadap hasil belajar siswa visual style). Peningkatan hasil
belajar siswa visual style di kelompok eksperim en sebesar 0,75 dengan kategori
tinggi. Efektivitas remedial teaching pada penelitian ini memiliki dua uji, uji
effect size menunjukkan e-learning dalam remedial teaching memiliki efektivitas
tinggi (d = 3,69), sedangkan uji efektivitas berdasarkan persentase ketuntasan
siswa menunjukkan kelompok eksperimen termasuk kedalam kategori efektif
(78%). Respon siswa visual style sangat bagus (80%) untuk penggunaan e-
learning pada remedial teaching.
Kata Kunci: E-Learning, schoology, remedial teaching, hasil belajar siswa, fluida
statis.
Page 6
v
ABSTRACT
DWI KARTIKASARI (11140163000034). The Effect of E-Learning Based
Guided Discovery Learning on the Concept of Static Fluids in Remedial
Teaching on Visual Style Student Learning Outcomes. Thesis of Physics Tadris
Program, Faculty of Tarbiya and Teaching Science, Syarif Hidayatullah State
Islamic University, Jakarta, 2021.
The background of this research is students who don’t complete learning aren’t
given remedial teaching according to the principle of remedial teaching. There
are still many students' understanding of the concept of static fluids that have
misconceptions and misunderstanding of concepts that make student learning
outcomes low. This study aims to determine the effect, increase, effectiveness, and
response to the use of e-learning in remedial teaching on the concept of static
fluids visual style student learning outcomes. This research has held in SMAN 5 of
Depok with sample of 36 visual style students. The research method used is quasi
experiment with nonequivalent control group design. The sample was taken by
purposive sampling consisting of 18 students in the experimental group and 18
students in the control group. Hipotesis result toward posttest data result using T-
test in α = 0,05 obtained sig score. (2-tailed) 0,00 with conclusion H0 rejected and
H1 accepted. (There is an effect of e-learning in remedial teaching on student
learning outcomes in visual style). The improvement of visual style student
learning outcomes in the experimental group amounting to 0,75 in the high
category. The effectiveness of remedial ting in this study has two tests, the first is
the effect size test which shows that e-learning in remedial teaching is very
effective (d = 3.69), the second is the effectiveness test based on the percentage of
student completeness that the experimental group is in the effective category
(78%).Visual style student response is very good (80%) for the use of e-learning
in remedial teaching.
.
Keywords: E-Learning, schoology, remedial teaching, student learning outcomes,
static fluids.
Page 7
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu
memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam semoga selalu
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat, dan para
pengikutnya sampai akhir zaman yang senantiasa berada dalam ampunan Allah
SWT. Atas ridho-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
yang berjudul “Pengaruh Guided Discovery Learning Berbasis E-Learning
Konsep Fluida Statis pada Remedial Teaching terhadap Hasil Belajar Siswa
Visual Style”.
Apresiasi dan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini. Secara khusus, apresiasi dan terima
kasih tersebut disampaikan kepada:
1. Dr. Sururin, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Iwan Permana Suwarna, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Iwan Permana Suwarna, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan waktu, tenaga, pikiran, dan motivasi dalam membimbing penulis
dalam penyusunan skripsi ini.
4. Dwi Nanto, Ph. D. selaku dosen pembimbing akademik.
5. Seluruh dosen, staff, dan karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
khususnya program studi pendidikan fisika yang telah memberikan ilmu
pengetahuan, pemahaman, dan pelayanan selama proses perkuliahan.
6. Usep Kasman, M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMAN 5 Depok beserta
jajarannya.
7. Novia Dyah Kusuma Dewi, S.Pd. selaku guru bidang studi fisika SMAN 5
Depok.
8. Keluarga tercinta, Ibu Nuriah, Bapak Kartono, Mas Dian, Mbak Gina, Adik
Chairunnisa, Adik Miftakhul Janah, Mbah Partiyem (almh), Om Warsito
beserta keluarga, Dek Putra, dan Pakle Bambang Budi beserta keluarga yang
selalu memberikan doa, kasih sayang dan motivasi serta dukungan moril
Page 8
vii
maupun materil. Semoga keluarga besar kita selalu diridhoi Allah SWT dan
Rasulullah SAW.
9. Kakak-kakak tingkat Pendidikan Fisika: Arief Prayoga, S.Pd., Dendy Siti
Kamilah S.Pd, Fatimah, S.Pd., Siti Dzulhijah, S.Pd., Hikmah Fajriyah, S.Pd.,
Latif Mudzakkir, S.Pd. yang selalu menjadi tempat berbagi informasi,
memberikan waktu, pikiran, saran, dan dukungan kepada peneliti.
10. Keluarga besar: Pendidikan Fisika khususnya angkatan 2014, Asisten
Laboratorium Pendidikan Fisika, HMPS P. Fisika, Komunitas Gamma
Astronomi Club yang telah memberikan inspirasi dan motivasi.
11. Sahabat-sahabatku: Yosi Karuniawan, Sari, Dini, Qorina Nofa, Dian, Nisa,
Tia, Geng Gendut (Naila, Evi, Intan), dan Geng Pucuk (Dita, Nur, Karina,
Acil, Anis, Aman, Ichsan, Arvi, Qisthi, Feby, Rosy, Adrian) yang telah
memberikan bantuan dan dukungan.
12. Siswa-siswi kelas XI IPA SMAN 5, 8, 10, dan 11 Kota Depok yang telah
bersedia membantu penulis dalam observasi penelitian, khususnya murid XI
IPA 6 SMAN 5 Depok yang telah memberikan semangat dan do’a kepada
penulis.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini baik dengan do’a maupun tenaga.
Semoga segala bentuk bantuan, dorongan, saran dan bimbingan yang
diberikan kepada peneliti mendapatkan balasan yang terbaik dari Allah SWT.
Peneliti menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, demi kesempurnaan penulisan selanjutnya, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Akhir kata penulis ucapkan
terima kasih semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Jakarta, Desember 2020
Penulis
Page 9
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .................................................. iii
ABSTRAK .......................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii
BAB I .................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 4
C. Batasan Masalah ........................................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
E. Spesifikasi E-Learning yang digunakan.................................................... 6
F. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 6
G. Manfaat Penelitian........................................................................................ 7
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS .................... 8
A. Kajian Teoritis .............................................................................................. 8
1. Remedial Teaching ........................................................................... 8
2. Model Pembelajaran Guided Discovery Learning ......................... 37
3. Produk E-Learning berbasis Schoology......................................... 37
4. Hasil Belajar ................................................................................... 20
5. Gaya Belajar ................................................................................... 23
6. Fluida Statis .................................................................................... 26
B. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 34
C. Penelitian yang Relevan ............................................................................ 34
D. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 38
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 38
B. Metode dan Desain Penelitian .................................................................. 38
C. Prosedur Penelitian ..................................................................................... 39
D. Variabel Penelitian ..................................................................................... 40
E. Populasi dan Sampel .................................................................................. 40
Page 10
ix
F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 40
G. Instrumen Penelitian .................................................................................. 41
1. Instrumen Tes (Tes Hasil Belajar Siswa) ....................................... 41
2. Intrumen Nontes (Angket) ............................................................. 52
H. Teknik Analisis Data Tes dan Nontes ..................................................... 61
1. Teknik Analisis Data Tes ............................................................... 61
2. Teknik Analisis Data Nontes ......................................................... 61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 62
A. Hasil Penelitian ........................................................................................... 62
1. Hasil Pretest Hasil Belajar Siswa .................................................. 62
2. Hasil Posttest Hasil Belajar Siswa ................................................. 63
3. Rekapitulasi Hasil Tes Hasil Belajar Siswa ................................... 65
4. Peningkatan Hasil Belajar Siswa (N-gain) ..................................... 67
5. Peningkatan Indikator Hasil Belajar Siswa per-Indikator .............. 68
6. Hasil Uji Prasyarat Analisis Statistik ............................................. 68
7. Hasil Uji Hipotesis ......................................................................... 70
8. Hasil Uji Efektivitas ....................................................................... 70
9. Hasil Analisis Angket .................................................................... 71
B. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................. 72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 78 A. Kesimpulan ......................................................................................... 78
B. Saran ................................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 80
LAMPIRAN
Page 11
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Stimulasi yang ditampilkan pada Schoology ..................................... 18
Gambar 2.2 Proses menjawab soal interaktif yang ditampilkan pada Edpuzzle ... 19
Gambar 2.3 Proses olah data untuk menjawab soal perhitungan interaktif yang
ditampilkan pada Edpuzzle .................................................................................... 19
Gambar 2.4 Umpan Balik yang ditampilkan pada Edpuzzle................................. 20
Gambar 2.5 Berat Fluida Semakin Besar pada Setiap Kedalamannya ................. 27
Gambar 2.6 Tekanan Sama pada Setiap Titik yang Kedalamannya Sama ........... 29
Gambar 2.7 Gaya Angkat Fluida .......................................................................... 31
Gambar 2.8 Gaya Angkat Tidak Dipengaruhi Massa Benda ................................ 31
Gambar 2.9 Tegangan Permukaan pada Lapisan Sabun ....................................... 32
Gambar 2.10 Sudut Kontak pada Pipa Kapiler ..................................................... 32
Gambar 2.11 Kerangka Berpikir ........................................................................... 34
Gambar 3. 1 Prosedur Penelitian ........................................................................... 39
Gambar 4.1 Grafik Distribusi Frekuensi Skor Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol .................................................................................................................. 62
Gambar 4.2 Grafik Distribusi Frekuensi Skor Posttest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol ........................................................................................................ 64
Gambar 4.3 Diagram Pretest dan Posttest Berdasarkan Ranah Kognitif Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ............................................................................. 67
Gambar 4.4 Gambaran Angket Respon Siswa terhadap Pembelajaran E-Learning
............................................................................................................................... 72
Page 12
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Guided Discovery ............................ 14
Tabel 3.1 2 Desain Penelitian ............................................................................... 38
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes ......................................................................... 41
Tabel 3.3 Kategori Validitas ................................................................................. 46
Tabel 3.4 Kriteria Koefisien Korelasi ................................................................... 47
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes menggunakan software Anates....... 47
Tabel 3.6 Kesimpulan Hasil Uji Validitas Instrumen Tes .................................... 47
Tabel 3.7 Kriteria Koefisien Reliabilitas .............................................................. 50
Tabel 3.8 Klasifikasi Taraf kesukaran .................................................................. 51
Tabel 3.9 Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal ............................................................ 51
Tabel 3.10 Klasifikasi Daya Pembeda .................................................................. 52
Tabel 3.11 Hasil Uji Daya Pembeda Soal ............................................................. 52
Tabel 3.12 Kisi-kisi Instrumen Nontes (Angket) .................................................. 54
Tabel 3.13 Klasifikasi N-gain ............................................................................... 57
Tabel 3.14 Kriteria effect size................................................................................ 58
Tabel 3.15 Kriteria efektivitas berdasarkan persentase ketuntasan ...................... 58
Tabel 3.16 Skala Penilaian Angket ....................................................................... 60
Tabel 3.17 Interpretasi Persentase Angket ............................................................ 61
Tabel 4.1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Skor Pretest ........................ 63
Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Skor Posttest ....................... 64
Tabel 4.3 Rekapitulasi Data Skor Pretest dan Posttest ......................................... 65
Tabel 4.4 Perbandingan Skor Pretest dan Posttest Hasil Belajar Siswa Tiap
Indikator Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........................................... 66
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan N-gain ...................................................................... 67
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan N-gain Indikator Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol ........................................................................................................ 68
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Shapiro-Wilk Pretest dan Posttest ...................... 69
Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest ......................................... 69
Tabel 4.9 Hasil Uji Hipotesis Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol .................................................................................................................. 70
Tabel 4.10 Hasil Uji Effect Size ............................................................................ 71
Tabel 4.11 Hasil Uji Efektivitas Berdasarkan Persentase Ketuntasan .................. 71
Tabel 4.12 Respon Ketertarikan Siswa terhadap E-Learning Pengajaran Remedial
............................................................................................................................... 71
Page 13
xii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A PERANGKAT PEMBELAJARAN
A.1 Rekapan Hasil Wawancara Guru ............................................ 87
A.2 Hasil Analisis Angket Siswa .................................................. 93
A.3 RPP Kelompok Eksperimen ................................................... 98
A.4 RPP Kelompok Kontrol ........................................................ 118
LAMPIRAN B INSTRUMEN PENELITIAN
B.1 Kisi-Kisi Instrumen Tes Uji Coba Penelitian ....................... 139
B.2 Instrumen Tes Hasil Belajar Uji Coba Penelitian ................. 142
B.3 Analisis Hasil Uji Instrumen Tes .......................................... 160
a. Analisis Validasi Ahli Materi ............................................. 160
b. Analisis Validasi Ahli Konstruk ......................................... 161
c. Analisis Validasi Ahli Bahasa ............................................ 163
d. Uji Validasi Butir Soal ........................................................ 164
e. Uji Reliabilitas Instrumen ................................................... 165
f. Uji Daya Beda ..................................................................... 166
g. Uji Taraf Kesukaran ........................................................... 167
h. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen .............................. 168
B.4 Instrumen Tes Hasil Belajar ................................................. 169
B.5 Instrumen Nontes .................................................................. 179
B.6 Lembar Uji Validasi Instrumen Nontes ................................ 182
B.7 Lembar Uji Validasi Instrumen Tes...................................... 183
a. Lembar Validasi Ahli Materi .............................................. 183
b. Lembar Validasi Ahli Konstruk .......................................... 189
c. Lembar Validasi Ahli Bahasa ............................................. 197
LAMPIRAN C ANALISIS HASIL PENELITIAN
C.1 Hasil Pretest .......................................................................... 203
C.2 Hasil Posttest ........................................................................ 205
C.3 Hasil Olah Data Per Indikator Ranah Kognitif ..................... 207
C.4 Uji Normalitas Hasil Pretest ................................................. 215
C.5 Uji Normalitas Hasil Posttest ............................................... 217
C.6 Uji Homogenitas Hasil Pretest ............................................. 219
C.7 Uji Homogenitas Hasil Posttest ............................................ 220
C.8 Uji Hipotesis Hasil Pretest .................................................... 221
C.9 Uji Hipotesis Hasil Posttest .................................................. 223
C.10 Uji N-gain ........................................................................... 225
C.11 Hasil Uji N-gain Per Indikator Ranah Kognitif .................. 227
C.12 Hasil Analisis Gaya Belajar Siswa Kelas XI IPA SMAN 5
Depok .......................................................................................... 236
Page 14
xiii
C.13 Data Hasil Angket Respon Siswa ....................................... 239
LAMPIRAN D SURAT-SURAT PENELITIAN
D.1 Surat Keterangan Observasi ................................................. 242
D.2 Surat Permohonan Izin Penelitian ........................................ 245
D.3 Surat Keterangan Penelitian ................................................. 246
D.4 Surat Pernyataan Wawancara ............................................... 247
D.5 Uji Referensi ......................................................................... 251
D.6 Daftar Riwayat Hidup Penulis .............................................. 268
Page 15
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Siswa SMA Negeri di Depok memiliki rata-rata hasil belajar yang rendah
pada mata pelajaran fisika. Tiga tahun terakhir nilai rata-rata mata pelajaran fisika
pada Ujian Nasional tingkat SMA Negeri di Kota Depok mengalami penurunan,
yaitu tahun ajaran 2015-2017: 25,18% (69,24 menjadi 51,80), 1,96% (51,80
menjadi 50,78).1 Hal tersebut mengungkapkan bahwa pembelajaan fisika di SMA
Negeri Kota Depok masih belum optimal. Faktor-faktor yang menyebabkan hal
itu terjadi yaitu karena guru yang belum menerapkan pembelajaran tuntas dengan
baik kepada siswa. Guru hanya melaksanakan tindakan yang disebut retes bukan
remedial teaching2, guru tidak mengakomodasi gaya belajar tiap siswa
3, salah satu
tahapan seorang guru dapat dikatakan menjadi fasilitator yang baik yaitu dengan
kemampuan mengakomodasikan gaya belajar pada setiap siswa. Siswa
menganggap bahwa pelajaran fisika sulit dipahami (66,1% siswa menganggap
fisika itu sulit)4, dan faktanya 59% siswa mengalami miskonsepsi dan 34% siswa
mengalami ketidakpahaman konsep pada konsep fluida statis.5 Guru diharapkan
menerapkan pengajaran remedial dengan mengevaluasi kesulitan belajar siswa
terlebih dahulu dan menerapkan remedial sesuai dengan karakteristik siswa agar
tercapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Kegiatan remedial yang dilaksanakan oleh guru tidak optimal. Masih
banyak siswa yang tidak tuntas setelah mengikuti pengajaran remedial. Salah
satunya materi fluida statis. Materi fluida statis termasuk kedalam materi yang
memiliki banyak subbab sehingga pada pembelajaran Siswa banyak mengalami
kesalahan dalam memahami konsep (59%) dan siswa mengalami ketidakpahaman
1 Kemendikbud, Rekap Hasil Ujian Nasional (UN) Tingkat Sekolah, 2017,
(https://puspendik.kemdikbud.go.id/hasil-un/) 2 Analisis studi pendahuluan pada siswa SMA Negeri Kota Depok
3 Zulfiani, Iwan Permana Suwarna, & S Miranto, Science Education Adaptive Learning
System as a Computer-Based Science Learning with Learning Style Variations, Journal of Baltik
Science Education, 17 (4), 2018, h. 712. 4 Analisis studi pendahuluan pada siswa SMA Negeri Kota Depok
5 Analisis studi pendahuluan pada siswa SMA Negeri Kota Depok
Page 16
2
konsep (34%) pada konsep fluida statis.6 Konsep fluida statis tersebut
diantaranya: 1) besarnya tekanan ditentukan oleh luas penampang bejana, volume
serta massa dari zat, 2) tekanan sebanding dengan waktu, 3) semakin berat benda
maka benda akan tenggelam.7
Hal ini disebabkan pengajaran remedial yang tidak sesuai dengan prinsip
pengajaran remedial itu sendiri yaitu: Pertama, prinsip adaptif (pembelajaran yang
dilakukan hendaknya memungkinkan peserta didik untuk belajar sesuai dengan
kecepatan, kesempatan, dan gaya belajar masing-masing.) faktanya pada
pengajaran remedial guru menyamaratakan waktu belajar untuk semua siswa dan
tidak mengakomodasi gaya belajar siswa8; Kedua, prinsip interaktif (pembelajaran
yang dilakukan hendaknya memungkinkan peserta didik untuk secara intensif
berinteraksi dengan pendidik dan sumber belajar yang tersedia.) faktanya 36,9%
siswa menganggap guru masih teacher center dan kurang interaktif dalam
pembelajaran9,10
; Ketiga, prinsip fleksibilitas (guru tidak mengakomodasi gaya
belajar siswa)11
; Keempat prinsip pemberian umpan balik (guru-guru lama dalam
mengembalikan dan mengoreksi tugas maupun Ulangan Harian dikarenakan
banyaknya jumlah siswa)12
membuat siswa susah mengetahui sejauh mana
pemahaman yang dimilliki. Siswa tidak akan termotivasi dalam belajar jika tugas
yang dikerjakan tidak terkoreksi dengan baik oleh guru13
; Kelima,
kesinambungan dan ketersediaan dalam pemberian layanan, (faktanya 13,2%
6 Analisis studi pendahuluan pada siswa SMA Negeri di Kota Depok
7 Arida Pratiwi, “Pembelajaran dengan praktikum sederhana untuk mereduksi miskonsepsi
siswa pada materi fluida statis di kelas XI SMA Negeri 2 Tuban”. Jurnal Inovasi Pendidikan
Fisika. 2013, h.119 8 Analisis studi pendahuluan pada siswa SMA Negeri di Kota Depok
9 Analisis studi pendahuluan pada siswa SMA Negeri di Kota Depok
10 Parsaoran Tamba, “Pengaruh Penggunaan multimedia dan Pengajaran Remedial Terhadap
Prestasi Belajar Mata Pelajaran Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Siswa Kelas X
SMK
Kristen Getsemani Manado”, Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Vol.4, No.1, 2014, h.31. 11
Analisis studi pendahuluan pada siswa SMA Negeri di Kota Depok 12
Hasil wawancara Guru SMA Negeri di Kota Depok 13
Iwan Permana Suwarna, “Pengaruh Penggunaan Social Learning Platform terhadap
Pemahaman Konsep dan Tingkat Miskonsepsi Siswa SMA pada Mata Pelajaran Fisika di Kelas
X”,
Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,2014, h.13
Page 17
3
siswa mengatakan tidak adanya layanan bimbingan bimbingan dan penyuluhan,
46,8% siswa mengatakan hanya diberikan retes bukan remedial teaching).14
Pengajaran remedial fisika pada konsep fluida statis perlu segera
diperbaiki. Fluida Statis merupakan materi fisika yang saling berkaitan dengan
materi selanjutnya, dengan demikian siswa tidak dapat mengerjakan soal yang
terkait dengan fluida statis yang sering muncul dalan Ujian Nasional. Penggunaan
bahan ajar yang kurang sesuai akan berdampak pada motivasi belajar siswa dan
hasil belajar yang rendah (Kriteria Ketuntasan Minimum tidak tercapai).15
Siswa
dengan gaya belajar visual tidak dapat menyerap informasi pembelajaran dengan
baik karena guru yang masih menggunakan metode konvensional (ekspositori)
tidak menggunakan media yang mengakomodasi gaya belajarnya seperti tidak
menayangkan animasi atau video. Oleh karena itu, pengajaran remedial sangatlah
penting dilakukan dengan menyesuaikan karakteristik siswa untuk mencapai
pemahaman kompetensi yang diharapkan.
E-Learning berbasis Schoology yang disisipkan konten video pertanyaan
interaktif Edpuzzle dapat dijadikan solusi yang efektif dan dapat memenuhi
prinsip pengajaran remedial bagi siswa dengan gaya belajar visual style. Karena
dari lima prinsip pengajaran remedial, Schoology dapat memenuhinya antara lain:
1) prinsip adaptif, e-learning disisipkan video dan animasi pembelajaran yang
dapat memiliki hubungan yang positif dan signifikan pada gaya belajar sehingga
peningkatan prestasi hasil belajar16,17
, kemudian siswa lowachievers tidak
ditinggalkan secara akademik dikarenakan terdapat fitur putar ulang video pada
aplikasi edpuzzle yang dapat mengakomodasi kecepatan belajar pada masing-
14
Analisis studi pendahuluan pada siswa SMA Negeri di Kota Depok 15
Hendri Raharjo dan I’anah, “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Komputer dalam
Pembelajaran Matematika Pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok”, Jurnal EduMa, Volume 3
No.2, 2014, h. 120 16
Agung Perdana. P. B, “Hubungan Gaya Belajar dan Media Pembelajaran dengan Prestasi
Belajar Siswa di SMKN 1 Pantai Cermin T.P 2014/2015”, Skripsi, Universitas Negeri Medan,
2015, h. 80-81 17
Kadek Bayu Indrayasa, A.A.Gede Agung, Luh Putu Putrini,Pengembangan E-Learning
dengan Schoology Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Untuk Siswa K,Melas X Semester I
tahun Pelajaran 2014/2015 DI SMA Singaraja . Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.3 No.1, 2015,
h.2.
Page 18
4
masing karakteristik siswa18
; 2) prinsip interaktif, sistem e-learning sudah
dirumuskan sesuai kebutuhan siswa secara individual, sehingga setiap siswa
mendapatkan umpan balik sesuai kemampuan yang siswa miliki19
; 3) fleksibilitas
dapat digunakan dimana saja dan kapan saja, siswa juga dapat mengakses uang
pembelajaran dirumah; 4) prinsip pemberian umpan balik, penugasan maupun
pembelajaran video interaktif edpuzzle memberikan umpan balik secara langsung
yang membuat siswa dapat digunakan untuk memperbaiki atau meningkatkan
pencapaian hasil belajar20
; 5) prinsip kesinambungan dan ketersediaan dalam
pemberian layanan, schoology memfasilitasi layananan bimbingan untuk remedial
maupun pengayaan secara pribadi maupun kelompok dengan fitur link yang dapat
dipilih siswa menuju ke folder materi maupun resource pembelajaran dalam
bentuk video maupun foto21
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di atas, penulis ingin
mengetahui pengaruh E-Learning konsep fluida statis dalam meningkatkan hasil
belajar siswa dengan gaya belajar visual pada remedial teaching. Judul penelitian
yang dilakukan adalah “Pengaruh Guided Discovery Learning Berbasis E-
Learning Konsep Fluida Statis pada Remedial Teaching terhadap Hasil Belajar
Siswa Visual Style”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasikan
permasalahan sebagai berikut :
1. Ketuntasan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika masih rendah.
18
V S Giita Silverajah, “The Use Edpuzzle to Support Low-Archiever’s Development of
Self-Regulated Learning and their Learning of Chemistry”, Proceedings of the 10th International
Conference on Education Technology and Computers. 18:4, 2018, h.4 19
Rida Ikrar Prasetyo dkk, "Penerapan Model Pembelajaran Remedial Berbasis Web pada
Materi Rumus dan Fungsi." Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar &
Menengah, Vol. 6, No. 2, 2016, h. 57 20
Suke Silverius, Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. (Jakarta:Grasindo, 1991), h. 148 21
Anita Sugiansih Haske, dan Ana Ratna Wulan, "Pengembangan E-learning berbasis
MOODLE dalam Pembelajaran Ekosistem untuk Meningkatkan Literasi Lingkungan Siswa pada
Program Pengayaan." Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS. 2015.h. 407
Page 19
5
2. Fluida statis merupakan materi kontekstual dalam kehidupan sehari-hari,
namun masih terdapat banyak miskonsepsi 59% (254 dari 430 siswa) dan
ketidakpahaman konsep 34% (146 dari 430 siswa).
3. Banyaknya siswa gaya belajar visual style dengan persentase 23% (100 dari
430 siswa) yang tidak diakomodasi gaya belajarnya saat pembelajaran oleh
guru.
4. Pengajaran remedial yang belum sesuai prinsip pengajaran remedial, yaitu
adaptif, interaktif, fleksibilitas, pemberian umpan balik, dan juga
kesinambungan dan ketersediaan.
5. Proses remedial teaching yang berlangsung saat ini masih ditangani dengan
remedial tes atau pengerjaan ulang soal yang diujiankan tanpa memberikan
perlakuan (treatment) berupa remedial teaching.
6. Tidak ada media khusus yang digunakan untuk anak yang remedial dengan
gaya belajar visual.
C. Batasan Masalah
Dari beberapa pertanyaan yang timbul dalam identifikasi masalah, peneliti
membatasi menjadi :
1. Hasil belajar yang diukur dalam penelitian ini hanya mencakup aspek ognitif
pada taksonomi bloom revisi tingkat C2 sampai dengan C5
2. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa yang memiliki gaya
belajar visual dan tidak tuntas pada konsep fluida statis
3. E-Learning yang digunakan berbasis Schoology
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan
sebelumnya di atas, maka masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan E-Learning
konsep fluida statis pada remedial teaching terhadap hasil belajar siswa
visual style ?
Page 20
6
2. Bagaimana efektivitas dalam penggunaan E-Learning konsep fluida statis
pada remedial teaching terhadap hasil belajar siswa visual style ?
3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dalam penggunaan E-Learning
konsep fluida statis pada remedial teaching terhadap hasil belajar siswa
visual style ?
4. Bagaimana respon siswa visual style dengan penggunaan E-Learning fluida
statis pada remedial teaching ?
E. Spesifikasi E-Learning yang digunakan
Spesifikasi E-Learning yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan
ajar fisika berbentuk online dengan berbasis Schoology. Bahan ajar online tersebut
dapat mengakomodasi kemampuan gaya belajar siswa visual. Isi materi dari
bahan ajar digital akan menampilkan sub materi fluida statis dalam setiap
pertemuan sesuai dengan gaya belajar siswa visual, diantaranya:
1. Penyampaian materi menggunakan teks, gambar, animasi, dan video
2. E-Learning berbasis Schoology disisipkan Edpuzzle yang nantinya akan
menjadi kegiatan remedial teaching berbentuk video pertanyaan interaktif
F. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka penelitian ini
bertujuan untuk:
1. Mengetahui pengaruh penggunaan E-Learning fluida statis pada remedial
teaching terhadap hasil belajar siswa visual style.
2. Mengetahui efektivitas dalam penggunaan E-Learning fluida statis pada
remedial teaching terhadap hasil belajar siswa visual style.
3. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam penggunaan E-Learning
konsep fluida statis pada remedial teaching terhadap hasil belajar siswa
visual style ?
4. Mengetahui respon siswa visual style terhadap penggunaan E-Learning fluida
statis pada remedial teaching.
Page 21
7
G. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
yang terlibat baik guru, siswa, peneliti, maupun peneliti lain.
1. Melalui E-Learning siswa dimungkinkan untuk tetap dapat melakukan
pembelajaran sekalipun tidak berada di sekolah dan tidak pada jam
pembelajaran di sekolah. Kegiatan belajar menjadi sangat fleksibel, praktis
dan interaktif karena berbagai macam fasilitas yang tersedia pada E-Learning.
2. Sebagai media pendukung dalam proses pembelajaran.
3. Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam menggunakan E-Learning
pada remedial teaching serta wawasan mengenai software pembuat E-
Learning dalam pembelajaran fisika.
Page 22
8
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teoritis
1. Remedial Teaching
a. Pengertian Remedial Teaching
“Remedial Teaching” terdiri dari dua kata yaitu “Remedial” dan
“Teaching”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) “Remedial” diartikan
sebagai: pertama, berhubungan dengan perbaikan. Kedua, remedial bersifat
menyembuhkan.1 Sedangkan “Teaching” diartikan sebagai pengajaran, dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang berarti proses, cara, perbuatan
mengajar, perihal mengajar dan segala sesuatu mengenai mengajar.2 Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia “Pengajaran Remedial” diartikan sebagai
pengajaran yang diberikan khusus untuk memperbaiki kesulitan belajar yang
dialami siswa.3
Menurut Mukhtar dan Rusmini, pengajaran remedial merupakan suatu
bentuk pengajaran yang bersifat mengobati, menyembuhkan, atau membetulkan
pengajaran dan membuatnya mejadi lebih baik dalam rangka mencapai tujuan
pengajaran yang maksimal.4 Pengajaran remedial ini pada hakikatnya merupakan
suatu langkah “bantuan” untuk memperbaiki hasil belajar siswa sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, baik berupa perlakuan pengajaran
dalam menanggulangi kesulitan-kesulitan belajar yang dialami oleh siswa yang
mungkin disebabkan oleh faktor-faktor internal maupun eksternal. Siswa yang
mengalami kesulitan belajar diupayakan dapat mencapai hasil belajar yang lebih
optimal melalui kegiatan remedial ini.
b. Perbedaan Remedial Teaching dengan Pembelajaran Biasa
1 Kamus Besar Bahasa Indonesia
2 ibid
3 ibid
4 Mukhtar dan Rusmini, Pengajaran Remedial Teori dan Penerapannya dalam pembelajaran,
(Jakarta: Nimas Multima, 2008), h. 8
Page 23
9
Adapun perbedaan antara pengajaran biasa dengan pengajaran remedial
adalah sebagai berikut:5
1) Kegiatan pengajaran biasa sebagai program pembelajaran di kelas dan semua
siswa ikut berpartisipasi, sedangkan kegiatan pengajaran remedial dilakukan
setelah diketahui adanya kesulitan belajar, kemudian diadakan pelayanan
khusus.
2) Tujuan pengajaran biasa adalah dalam rangka mencapai tujuan pengajaran
yang ditetapkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan sama untuk semua
siswa, sedangkan pengajaran remedial tujuannya disesuaikan dengan kesulitan
belajar siswa, walaupun tujuan akhirnya sama.
3) Metode yang digunakan dalam pengajaran biasa sama untuk semua siswa,
sedangkan metode dalam pengajaran remedial disesuaikan dengan sifat, jenis,
dan latar belakang kesulitan.
4) Pengajaran biasa dilakukan oleh guru, sedangkan pengajaran remedial oleh
tim (kerjasama).
5) Alat pengajaran remedial lebih bervariasi.
6) Pengajaran remedial lebih diferensial dengan pendekatan individual.
7) Evaluasi pengajaran remedial disesuaikan dengan kesulitan belajar yang
dialami oleh siswa.
c. Tujuan dan Fungsi Remedial Teaching
Secara umum pelaksanaan remedial ini bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam memahami dan menguasai konsep suatu materi
pembelajaran yang diberikan sehingga dapat mencapai hasil belajar yang optimal.
Secara rinci, tujuan dari pengajaran remedial ini adalah:6
1) Fungsi Korektif
Fungsi korektif yang dimaksud dalam pengajaran remedial ini adalah dapat
dilakukan perbaikan terhadap hal yang dianggap belum memenuhi apa yang
diharapkan dalam proses pembelajaran, seperti perumusan tujuan, penggunaan
5Ibid, h. 21
6 Ibid., h. 23
Page 24
10
metode, cara-cara belajar, materi dan alat pelajaran, evaluasi, dan lain
sebagainya.
2) Fungsi Pemahaman
Fungsi pemahaman yang dimaksud dalam pengajaran remedial ini adalah
memungkinkan tumbuhnya pemahaman guru terhadap perbedaan kemampuan
individual yang dimiliki siswa dalam pembelajaran, sehingga guru dapat
menyesuaikan cara mengajar dengan perbedaan yang dimiliki siswa.
3) Fungsi Penyesuaian
Fungsi penyesuaian yang dimaksud dalam pengajaran remedial ini adalah
siswa bisa beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan lingkungan belajar
sehingga ia memiliki harapan untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik
dan optimal.
4) Fungsi Akselerasi
Fungsi akselerasi yang dimaksud dalam pengajaran remedial ini adalah bias
mempercepat penguasaan materi pelajaran sehingga memperoleh hasil belajar
yang lebih baik dengan kurun waktu yang lebih efektif dan efisien.
5) Fungsi Terapeutik
Fungsi terapeutik berarti bahwa secara langsung atau tidak pengajaran
remedial dapat membantu menyembuhkan atau memperbaiki kondisi-kondisi
kepribadian siswa yang mengalami gangguan atau kesulitan belajar.
d. Prinsip Pengajaran remedial
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengajaran remedial
sesuai dengan sifatnya sebagai pelayanan khusus antara lain:7
1) Adaptif, artinya pembelajaran yang dilakukan hendaknya memungkinkan
peserta didik untuk belajar sesuai dengan kecepatan, kesempatan, dan gaya
belajar masing-masing. Dengan kata lain, mengakomodasi perbedaan
individual peserta didik
2) Interaktif, artinya pembelajaran yang dilakukan hendaknya memungkinkan
peserta didik untuk secara intensif berinteraksi dengan pendidik dan sumber
7 Ibid., h.35
Page 25
11
belajar yang tersedia. Kegiatan belajar peserta didik yang bersifat perbaikan
perlu selalu mendapatkan monitoring dan pengawasan agar diketahui
kemajuan belajarnya.
3) Fleksibilitas dalam metode pembelajaran dan penilaian, artinya dalam
pembelajaran perlu menggunakan berbagai metode mengajar dan metode
penilaian yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.
4) Pemberian umpan balik sesegera mungkin, artinya informasi yang diberikan
kepada peserta didik mengenai kemajuan belajarnya perlu diberikan sesegera
mungkin. Umpan balik dapat bersifat korektif maupun konfirmatif. Dengan
sesegera mungkin memberikan umpan balik dapat menghindari kekeliruan
belajar yang berlarut-larut yang dialami peserta didik
5) Kesinambungan dan ketersediaan dalam pemberian layanan, artinya hasil
pembelajaran (pembelajaran reguler) harus ditindaklanjuti dalam bentuk
program remediasi atau pengayaan yang merupakan satu kesatuan.
Pendalaman dan perluasan pengetahuan dan keterampilan pada program
pengayaan harus menjadi pendukung bagi program pembelajaran reguler
e. Tipe-tipe Program Remedial Teaching
Program pengajaran remedial dapat dilakukan dengan beberapa tipe
kegiatan proses pembelajaran, yaitu sebagai berikut: 8
1) Penjelasan kembali oleh guru (re-teaching)
Penjelasan kembali oleh guru (re-teaching), yaitu kegiatan perbaikan yang
dilakukan oleh guru dengan cara mengajarkan kembali materi yang sama
kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar.
2) Penggunaan alat peraga audio visual
Penggunaan alat peraga audio visual maksudnya adalah guru
menerangkan/mengajarkan kembali dengan bantuan alat peraga agar siswa
lebih memahami dan menguasai konsep materi pelajaran.
3) Studi kelompok
8 Ibid., h. 63
Page 26
12
Studi kelompok dalam pengajaran remedial ini dilakukan dengan cara diskusi
kelompok yang mana di dalam kelompok tersebut salah satunya terdapat siswa
yang benar-benar menguasai materi tersebut agar dapat menerangkannya
kepada teman-temannya.
4) Tutoring
Tutoring, yaitu siswa yang telah mencapai sasaran (lebih pandai) atau dari
kelas yang lebih tinggi diminta untuk membantu temannya yang ditunjuk
secara individual.
5) Tugas perseorangan
Tugas perseorangan, yaitu guru meminta siswa untuk mempelajari bahan yang
sama dan mengerjakan latihan soal di dalamnya agar siswa terlatih mandiri
untuk mengerjakan latihan.
6) Bimbingan lain
Yaitu program perbaikan yang dapat dilakukan oleh wali kelas, guru dan
petugas bimbingan konseling, tutor, atau orang tua siswa.
f. Langkah-langkah Melakukan Remedial Teaching
Sebelum pengajaran remedial diberikan, seorang guru terlebih dahulu
harus melakukan diagnosis kesulitan belajar, yaitu suatu upaya untuk meneliti dan
memeriksa secara cermat, mengumpulkan fakta-fakta untuk menentukan jenis dan
penyebab kesulitan belajar yang dialami siswa, serta mencari alternatif strategi
pengajaran remedial yang efektif dan efisien. 9
Menurut Hemat, langkah-langkah untuk mendiagnosis kesulitan belajar yang
dialami siswa adalah sebagai berikut:10
1) Identifikasi kasus, yaitu menentukan siapa saja siswa yang mengalami
gangguan atau kesulitan dalam belajar. Untuk dapat menentukan hal in, dapat
diketahui melalui informasi atau data prestasi, hasil belajar dan proses
pembelajaran.
9 Ibid., h. 78
10 Ibid., h. 80
Page 27
13
2) Menentukan gejala kesulitan belajar yang dialami siswa dan mengetahui
dimanakah kelemahan-kelemahan itu dapat dilokasikan. Untuk melaksanakan
hal ini, guru tidak perlu mengulang seluruh materi pelajaran, tetapi cukup
menandai bagian mana yang tidak dipahami siswa.
3) Menganalisis berbagai faktor yang berkaitan dengan timbulnya kesulitan
belajar dan mengetahui mengapa kelemahan-kelemahan itu dapat terjadi.
Kelemahan-kelemahan ini dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari
dalam diri siswa tersebut. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang
berasal dari luar diri siswa tersebut.
4) Menyusun rekomendasi (saran-saran) penyembuhan yang akan dipergunakan
dalam pengajaran remedial.
6) Menentukan bagaimana upaya penyembuhan atau pencegahan terhadap
kelemahan atau kesulitan dalam belajar tersebut. Guru harus mampu
menentukan alternatif cara yang tepat untuk mengatasi kesulitan belajar yang
dialami siswa dengan menggunakan program secara tepat dan sistematis
2. Model Pembelajaran Guided Discovery Learning
Menurut Jerome Bruner dalam Ratna Wilis Dahar bahwa discovery
merupakan suatu pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia, berusaha
sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya,
menghasilkan pengetahuan yang benar – benar bermakna sehingga dapat
memberikan hasil belajar discovery yang mempunyai efek transfer lebih baik dari
pada hasil belajar lainnya11
Tahapan atau langkah-langkah pembelajaran dalam mengaplikasikan
model pembelajaran guided discovery secara umum dapat dijelaskan pada Tabel
2.1 sebagai berikut12
11
Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. (Jakarta: Erlangga, 2011), h. 79 12
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2014), h.
243
Page 28
14
Tabel 2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Guided Discovery
No Tahapan Penjelasan
1 Stimulasi
(Stimulation)
Siswa dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan
kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak
memberikan generalisasi agar timbul keinginan untuk
menyelidiki sendiri. Disamping itu guru dapat
memulai kegiatan PBM dengan mengajukan
pertanyaan, anjuran membaca buku, aktivitas belajar
lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan
masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk
menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat
mengembangkan dan membantu siswa dalam
mengekplorasi bahan.
2 Pernyataan atau
Identifikasi
Masalah
(Problem
Statement)
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda
masalah yang relevan dengan bahan pelajaran,
kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam
bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan
masalah).
3 Pengumpulan
Data (Data
Collection)
Pembuktian benar atau tidaknya hipotesis dilakukan
oleh guru ketika eksplorasi berlangsung, yaitu dengan
memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengumpulkan informasi relevan sebanyak-
banyaknya. Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab
pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya
hipotesis, dengan demikian anak didik diberi
kesempatan untuk mengumpulkan (collection)
berbagai informasi yang relevan, membaca literatur,
mengamati objek, wawancara dengan nara sumber,
melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.
Page 29
15
No Tahapan Penjelasan
4 Pengolahan
Data (Data
Processing)
Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data
dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik
melalui wawancara, observasi dan sebagainya,
kemudian ditafsirkan. Semua informasi hasil bacaan,
wawancara, observasi, dan sebagainya, semua diolah,
diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu
dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada
tingkat kepercayaan tertentu.
5 Pembuktian
(Verification)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara
cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya
hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan
alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing.
Verification menurut Bruner bertujuan agar proses
belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menemukan suatu konsep, teori, aturan atau
pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai
dalam kehidupannya.
6 Menarik
Kesimpulan
(Generalization)
Tahap generalisasi/menarik kesimpulan adalah proses
menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan
prinsip mum dan berlaku untuk semua kejadian atau
masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil
verifikasi. Berdasarkan hasil verifikasi maka
dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari
generalisasi.
3. Produk E-Learning Berbasis Schoology
a. Definisi E-Learning
Kata e-learning terdiri dari dua bagian, yaitu e yang merupakan singkatan
dari electronic dan learning yang berarti pembelajaran. Jadi, e-learning berarti
Page 30
16
pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika,
khususnya perangkat komputer. Karena itu, maka e-learning sering disebut pula
dengan online course.13
Online course secara sederhana dapat didefinisikan
sebagai pembelajaran di kelas maya, namun pada penerapannya, pembelajaran
tidak hanya mengandalkan online course tetapi juga pembelajaran di kelas
melalui tatap muka.
Pembelajaran materi Fluida statis yang masih menggunakan sistem kelas
nyata dengan komunikasi yang terbatas hanya terjadi di kelas. Untuk itu, melalui
pembelajaran di kelas maya, kekurangan pembelajaran di kelas nyata diharapkan
dapat teratasi.
Kelebihan e-learning diantaranya:14
1) Lebih mudah untuk diserap, artinya ialah menggunakan fasilitas multimedia
yang berupa suatu gambar, teks, animasi, suara, dan juga video.
2) Jauh lebih efektif di dalam biaya, artinya ialah tidak perlu instruktur, tidak
perlu juga minimum audiensi, dapat dimana saja, dan lain sebagainya
3) Jauh lebih ringkas, artinya ialah tidak banyak mengandung formalitas kelas,
langsung kedalam suatu pokok bahasan, mata pelajaran yang sesuai
kebutuhan.
4) Tersedia dalam 24 jam per hari, artinya ialah penguasaan dalam materi
tergantung pada semangat dan juga daya serap siswa, bisa dimonitor, bisa
diuji dengan e-test.
Disamping itu, beberapa kelemahan e-learning diantaranya:15
1) Kurangnya interaksi antara pengajar dan pelajar, ataubahkan antar pelajar itu
sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values
dalam prosesbelajar mengajar.
2) Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial, dan
sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial.
13
Ade Kusmana, “E-learning dalam pembelajaran”. Lentera Pendidikan: Jurnal Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, 14(1), 2011, h. 37. 14
Tjokro dan Sutanto L, Presentasi yang Mencekam, (Jakarta: Elex Media Komputindo,
2009), h. 187 15
Lantip Diat Prasojo & Riyanto, Teknologi pendidikan, (Yogyakarta: Gava Media, 2011), h.
22
Page 31
17
3) Proses belajar mengajar cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan.
4) Berubahnya peran pengajar dari yang semula menguasai teknik pembelajaran
konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang
menggunakan ICT.
5) Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet. Mungkin hal ini berkaitan
dengan masalah tersedianya listrik, telepon atau komputer.
6) Kurangnya mereka yang mengetahui dan memiliki ketrampilan tentang
internet
7) Kurangnya penguasaan bahasa komputer.
b. Definisi Schoology
Definisi schoology merupakan salah satu dari beberapa learning
management system yang memberikan fasilitas kepada guru dan siswa untuk
saling berinteraksi dalam lingkungan belajar melalui jejaing sosial online16
Adapun fitur-fitur yang dimiliki schoology yaitu : courses (kursus) yaitu fasilitas
membuat kelas mata pelajaran; group (kelompok) yaitu fasilitas untuk membuat
kelompok; discussion; resources (sumber belajar); quiz; attedance dan analytics. 17
Penelitian ini juga menggunakan Edpuzzle yang terintegrasikan dengan
schoology. Edpuzzle merupakan sebuah aplikasi dan media pembelajaran berbasis
video yang dapat digunakan oleh semua guru untuk membuat pelajaran semenarik
mungkin, video bisa diambil melalui Youtube, Khan Academy dan Crash Course
kemudian video dimasukan ke dalam aplikasi edpuzzle dan guru bisa memberikan
pertanyaan dan melacak apakah muridnya menonton video yang diberikan dan
seberapa paham siswa dengan materi yang diberikan.18
Kegiatan EdPuzzle
memiliki potensi yang baik dalam mengembangkan keterampilan belajar mandiri
16
Cahya Kartika dan Rina Harimurti, “Pengaruh E-Learning Berbasis Schoology terhadap
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Materi Perangkat Keras Jaringan Kelas X TKJ 2 Pada
SMKNegeri 3 Buduran, Sidoarjo”. Jurnal, IT-Edu, Vol.01 No.01, 2016, h.87. 17
Arny Lattu, “Pendekatan Synetic Berbasis Media Pembelajaran Schoology Untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IX”. Skripsi
pada Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga: 2016. h. 10 18
Amaliah, “Implementation Of Edpuzzle To Improve Students’ Analytical Thinking Skill In
Narrative Text”. Jurnal Ilmu Bahasa Inggris dan Sastra Program Studi Sastra Inggris Universitas
Trunajaya. 14:1, 2020, h.37
Page 32
18
siswa dan dalam mendukung pembelajaran, Edpuzzle memberikan sumber daya
tambahan untuk mempermudah pembelajaran lowachievers agar tidak
ditinggalkan secara akademik, yang merupakan praktik biasa di kelas.19
Tahap-tahap pembelajaran guided discovery learning berbasis schoology
yang disisipkan konten video interaktif Edpuzzle terdapat pada enam tahapan
berikut ini:
1) Stimulation (pemberian rangsangan informasi)
Siswa dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungannya,
kemudian dilanjutkan untuk tidak memberikan generalisasi agar timbul
keinginan untuk menyelidiki sendiri.
Gambar 2.1 Stimulasi yang ditampilkan pada Schoology
2) Problem statement (identifikasi masalah)
Guru memberi kesempatan kepada siswa mencari jawaban sementara atas
pertanyaan masalah.
3) Data collection (pengumpulan data)
Siswa menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis,
dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan
(collection).
19
V S Giita Silverajah, loc.cit.,
Page 33
19
Gambar 2.2 Proses menjawab soal interaktif yang ditampilkan pada
Edpuzzle
4) Data processing (pengolahan data)
Siswa mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa semua
diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung.
Gambar 2.3 Proses olah data untuk menjawab soal perhitungan interaktif
yang ditampilkan pada Edpuzzle
5) Verification (pemeriksaan kembali)
Siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau
tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan menjawab pertanyaan yang
diberikan pada Edpuzzle. Verifikasi hipotesis terlihat pada umpan balik yang
diterima siswa setelah menjawab soal pada Edpuzzle.
Page 34
20
Gambar 2.4 Umpan Balik yang ditampilkan pada Edpuzzle
6) Generalization (pembuatan kesimpulan).
Siswa menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan
berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan
memperhatikan hasil verifikasi.
4. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Aspek yang diteliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar, ada beberapa
pendapat mengenai hasil belajar , diantaranya:
1) Hasil belajar sebagai kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa
setelah siswa menerima pengalaman belajarnya.20
2) Hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor
setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang
diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam
menerima materi .21
Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan dalam diri
siswa yang dapat menghasilkan kemampuan-kemampuan dari pengalaman yang
dimilikinya
b. Ranah Kognitif
.Pada abad ke-21, Anderson dan Krathowhl menganggap bahwa taksonomi
kognitif Bloom kurang relevan dengan tuntutan jaman.22
Sehingga, Krathowhl
20
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012), h. 22. 21
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: PT Rineke Cipta, 2006), h. 56 22
Zulfiani, op.cit., h. 66
Page 35
21
dalam jurnal yang berjudul “A revision Of Bloom’s Taxonomy: An Overview”
menjelaskan bahwa dimensi ranah kognitif berisi enam kategori yaitu: 23
1) Mengingat (C1)
Kemampuan mengingat didefinisikan sebagai “Retrieving relevant knowledge
from long-term memory.” Mendapatkan kembali pengetahuan relevan dari
memori jangka panjang.
2) Memahami (C2)
Kemampuan memahami didefinisikan sebagai“Determining the meaning of
instructional messages, including oral, written, and graphic communication.”
Membangun pemahaman dari pesan instruksional, termasuk lisan, tulisan dan
komunikasi grafik.
3) Menerapkan (C3)
Kemampuan menerapkan didefinisikan sebagai“Carrying out or using a
procedure in a given situation.” Menerapkan atau menggunakan prosedur
pada situasi yang telah diberikan.
4) Menganalisis (C4)
Kemampuan menganalisis didefinisikan sebagai“Breaking material into its
constituent parts and detecting how the parts relate to one another and to an
overall structure or purpose.” Memecahkan materi ke dalam bagian-bagian
kecil dan menentukan bagian-bagian kecil itu berhubungan satu sama lain dan
semua struktur atau tujuan.
5) Mengevaluasi (C5)
Kemampuan mengevaluasi didefinisikan sebagai“Making judgments based on
criteria and Standards.” Membuat judgment berdasarkan kriteria dan standar.
6) Menghasilkan karya (C6)
Kemampuan menghasilkan karya didefinisikan sebagai“Putting elements
together to form a novel, coherent whole or make an original product.”
Mengambil elemen-elemen secara bersamaan dari sebuah novel untuk
membuat koherensi atau membuat sebuah produk yang asli. Kemampuan
23
Lorin W Anderson dan David R Krathwohl, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran,
Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom. Terj. Agung Prihantono.
(Yogyakarta: Pustaka belajar, 2017) h.100-102.
Page 36
22
menghasilkan karya merupakan tingkatan yang terakhir dalam taksonomi
Bloom.
Dari enam kemampuan kognitif yang dikemukakan oleh Bloom, pada
penelitian ini peneliti hanya akan mengungkapkan hasil belajar pada ranah
kognitif C2-C5.
c. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Slameto,
yaitu hasil belajar seseorang dipengaruhi oleh tiga macam faktor, yaitu:24
1) Faktor Intern, merupakan faktor yang berasal dalam diri individu siswa, yang
termasuk ke dalam faktor intern itu sendiri adalah sebagai berikut:
a) Faktor jasmaniah, meliputi kesehatan dan cacat tubuh.
b) Faktor psikologis, meliputi inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan, dan kesiapan saja.
2) Faktor Ekstern, yaitu faktor yang berasal dari luar diri individu siswa, yang
termasuk ke dalam faktor ekstern itu sendiri adalah sebagai berikut:
a) Faktor keluarga, yaitu faktor yang mencakup cara orang tua mendidik,
hubungan antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,
pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan.
b) Faktor sekolah, yaitu faktor yang mencakup metode guru mengajar di sekolah,
kurikulum yang diterapkan di sekolah, hubungan guru dengan siswa,
hubungan siswa dengan siswa, kedisiplinan sekolah, alat atau media
pembelajaran yang digunakan di sekolah, waktu proses belajar mengajar di
sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung sekolah, tugas
rumah yang diberikan guru kepada siswa.
c) Faktor masyarakat, yaitu faktor keadaan siswa dalam bergaul di
kehidupan masyarakat.
Berdasarkan pemaparan uraian di atas, salah satu faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa adalah alat atau media pembelajaran yang
24
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995)
h. 54-72
Page 37
23
digunakan di sekolah dalam proses belajar mengajar . Alat atau media
pembelajaran merupakan salah satu cara untuk membantu siswa aktif dalam
pembelajaran tersebut sehingga siswa mampu mencapai tujuan pembelajaran. Alat
atau media yang digunakan guru dalam pembelajaran tentunya harus menarik dan
interaktif yang sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki siswa, situasi kegiatan
belajar mengajar di sekolah, dan materi yang akan dipelajari.
5. Gaya Belajar
a. Pengertian Gaya Belajar
Pada hakikatnya setiap manusia adalah pembelajar, namun dalam hal ini
cara atau karakteristik manusia dalam proses belajar berbeda-beda sesuai dengan
tingkat kecerdasan yang mereka miliki. Perbedaan cara atau karakteristik dalam
belajar ini lah yang disebut atau dikenal dengan gaya belajar (Learning Style).
Gaya belajar kerap kali menjadi pembahasan yang menarik dan selalu menjadi
bahasan pokok dalam dunia pendidikan. Hasil riset menunjukkan bahwa siswa
yang belajar dengan menggunakan gaya belajar mereka yang dominan, saat
mengerjakan tes akan mencapai nilai yang jauh lebih tinggi dibandingkan bila
mereka belajar dengan cara yang tidak sejalan dengan gaya belajar mereka.25
Gaya belajar merupakan sebuah kunci siswa/i dalam mengembangkan
kinerja siswa baik dalam pekerjaan rumah, sekolah, maupun pekerjaan pribadi.26
Mengetahui beragam gaya belajar siswa dapat membantu guru maupun orang tua
untuk dapat mengenal dan membantu siswa dalam menemukan jati diri, bakat
serta minatnya dalam mengembangkan pengetahuan dan kecerdasannya. Bagi
guru khususnya, dapat menemukan pendekatan-pendekatan yang sesuai dengan
gaya belajar siswa yang beragam tersebut.
Fleming mendefinisikan gaya belajar sebagai karakteristik individu dengan
cara-cara pengumpulan, pengorganisasian serta pemikiran tentang informasi yang
lebih disukainya. Fleming mendefinisikan gaya belajar sebagai karakteristik
25
W Gunawan Adi, Genius Learning Strategy: PetunjukPraktis Untuk Menerapkan
Accelerated Learning, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2012) Cet. 6, hal. 139. 26
Bobbi DePorter & Mike Hernacki, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan
Menyenangkan, (Bandung: Kaifa Learning, 2013), hal. 110
Page 38
24
individu dalam pengumpulan, pengorganisasian dan berpikir dalam mengolah
suatu informasi dengan cara yang lebih disukainya.27
b. Macam-macam Gaya Belajar
Fleming mendefinisikan VARK merupakan perluasan model sensorik dari
model neuro-linguistik. VARK adalah singkatan dari Visual (V), Aural/Auditori
(A), Read (R), Kinestetik (K). Gaya belajar visual memproses informasi terbaik
jika mereka dapat melihatnya;Gaya belajar Auditory memproses informasi terbaik
dengan cara mendengarkan ceramah, menghadiri tutorial, dan menggunakan tape
recorder untuk memutar kembali sesi belajar; Gaya belajar read-write memproses
informasi dengan cara membaca informasi dan menuliskannya kembali; dan Gaya
belajar kinesthetic memperoleh informasi terbaik melalui pengalaman dan
praktek28
.
Gaya belajar yang akan dibahas lebih dalam pada penelitian ini adalah
gaya belajar visual. Gaya belajar visual adalah gaya belajar dengan cara melihat
sehingga mata memegang peranan penting.29
Gaya belajar secara visual dilakukan
seseorang untuk memperoleh informasi dengan melihat gambar, diagram, peta,
poster, grafik, data teks seperti tulisan dan sebagainya.
Orang-orang yang memiliki Gaya Belajar Visual mempunyai ciri-ciri atau
karakteristik antara lain: 1) Senantiasa melihat bibir guru yang sedang mengajar;
2) Menyukai instruksi tertulis, foto dan ilustras untuk dilihat; 3) Saat petunjuk
untuk melakukan sesuatu diberikan biasanya kan melihat teman-teman lainnya
baru dia sendiri bertindak; 4) Cenderung menggunakan mengekspresikan atau
gerakan tubuh mengganti sebuah kata untuk saat mengungkapkan sesuatu; 5)
Kurang menyukai berbicara di depan kelompok dan kurang menyukai untuk
mendengarkan orang lain; 6) Biasanya tidak dapat mengingat informasi yang
diberikan secara lisan; 7) Menyukai diagram, kalender maupun grafik time-line
27
Thomas F. Hawk and Amit J. Shah, “Using Learning Style Instruments to Enhance Student
Learning”, Decision Sciences Journal of Innovative Education, Vol. 5, No. 1, 2007, h. 9 28
Vanessa Marcy, MMSc, PA-C, “Adult Learning Style: How the VARK Learning Style
Inventory Can Be Used to Improve Student Learrning”, Perspective on Physician Assistant
Education, Vol. 12, No. 2, Spring 2001, h. 118 29
Sutanto Windura, Be an Absolute Genius, (Jakarta: PT. Gramedia, 2008), cet.2, h.25
Page 39
25
untuk mengingat bagian peristiwa; 8) Selalu mengamati seluruh clemen fisik dari
lingkungan belajar; 9) Lebih menyukai peragaan daripada penjelasan lisan; 10)
Biasanya tipe ini dapat duduk tenang di tengah situasi yang ribut atau ramai tanpa
merasa terganggu: 11) Mengorganisir materi belajarnya dengan hati-hati; 12)
Berusaha mengingat dan memahami menggunakan diagram, table dan peta; 13)
Mempelajari materi dengan membaca catatan dan membuat ringkasan.30
Berdasarkan ciri-ciri Gaya Belajar Visual, maka sarana atau media yang
cocok untuk Gaya belajar Tipe Visual Learner ini antara lain: 1) Guru yang
menggunakan bahasa tubuh atau gambar dalam keadaan menerangkan; 2) Media
gambar, video, poster dan sebagainya; 3) Buku yang banyak mencantumkan
diagram atau gambar, 4) Flow chart; 5) Grafik; 6) Menandai bagian-bagian yang
penting dari bahan ajar dengan menggunakan warna yang berbeda; 7) Symbol-
simbol visual. Oleh karena itu kenali cirri-ciri Gaya belajar siswa agar guru dapat
memilih sarana atau media yang tepat.31
Adapun Strategi belajar untuk Gaya belajar Tipe Visual Learner menurut
Mansur HR adalah sebagai berikut: (a) Biarkan mereka duduk di bangku paling
depan, sehingga mereka bisa langsung melihat apa yang dituliskan atau
digambarkan guru di papan tulis. (b) Buatlah lebih banyak bagan-bagan, diagram,
flow.chart dalam menjelaskan sesuatu. (c) Putarkan film. (d) Minta mereka untuk
menuliskan poin poin penting yang harus dihapalkan. (e) Gunakan berbagai
ilustrasi dan gambar. (f) Tulis ulang apa yang ada di papan tulis. (g) Gunakan
warna-warni yang berbeda pada tulisan.32
c. Pentingnya Mengetahui Gaya Belajar
Pertama, bagi seorang guru sangat penting untuk mengetahui atau
memahami bagaimana gaya belajar yang dimiliki oleh masing-masing siswanya,
agar didalam pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan.33
Selain itu ada beberapa alasan kenapa pemahaman guru terhadap
30
Darmadi, Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar Siswa,
(Yogyakarta: Deepublish, 2017), h. 165-166 31
Ibid., h. 166 32
Darmadi, loc.cit. 33
Ni Wayan Juliani, dkk, “Analisis Gaya Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia Pada Siswa Kelas V SD Gugus VI Kabupaten Karangasem Tahun Pelajaran
Page 40
26
gaya belajar siswa perlu diperhatikan dalam proses pengajaran, diantaranya: 1)
Membuat proses belajar mengajar dialogis; 2) Memahami siswa lebih berbeda; 3)
Berkomunikasi melalui pesan; 4) Membuat proses pengajaran lebih banyak
memberi penghargaan; 5) Memastikan masa depan dari disiplin-disiplin yang
dimiliki siswa.34
Kedua, orang tua. Bagi orang tua dengan mengetahui gaya belajar
anaknya, memungkinkan bagi mereka untuk menyediakan fasilitas belajar yang
sesuai dengan gaya belajar anak-anak mereka di rumah. Hal ini bisa dilakukan
dengan menyediakan buku-buku serta gambar bagi anak dengan gaya belajar
visual, menyediakan kaset kaset pelajaran dan sering berdiskusi dengan anak yang
bergaya belajar auditori, dan menyediakan alat-alat praktek bagi anak yang
kecenderungan bergaya belajar kinestetik.35
Ketiga, peserta didik. Dengan mengetahui gaya belajar sendiri, peserta
didik bisa menciptakan suasana yang disenanginya untuk belajar. Apakah itu
dengan menyetel musik, berdiskusi dengan teman atau orang tua, dan lain
sebagainya. Dengan demikian diharapkan motivasi belajar peserta didik bisa
meningkat.36 Selain itu pentingnya setiap individu mengetahui gaya belajar
masing-masing adalah: 1) Meningkatkan kesadaran kitatentang aktivitas belajar
mana yang cocok atau tidak cocok dengan gaya belajar kita; 2) Membantu
menentukan pilihan yang tepat dari sekian banyak aktivitas dan menghindari kita
dari pengalaman belajar yang tidak tepat; 3) Individu dengan kemampuan belajar
efektif yang kurang dapat melakukan improvisasi; 4) Membantu individu untuk
merencanakan tujuan dari belajarnya, serta menganalisis tingkat keberhasilan
seseorang.37
6. Fluida Statis
2015/2016”, e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesa, Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun
2016, h. 3. 34
M Ghufron Nur dan Rini Risnawita, Gaya Belajar Kajian Teoritik, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2014), cet.3, h.138. 35
Darmadi, op.cit., 174 36
Ibid., h. 174 37
M Ghufron Nur dan Rini Risnawita, op.cit., h. 138
Page 41
27
Fluida adalah zat yang dapat mengalir. Semua zat cair dan gas dapat
dikelompokan ke dalam fluida karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu
tempat ke tempat yang lain.38
Fluida tidak dapat menahan tegangan geser sekecil
apapun yang diberikan padanya, dan menyebabkan deformasi (perubahan bentuk)
secara kontinu.39
Fluida dapat bagi menjadi dua bagian yakni fluida statis dan
fluida dinamis. Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak
(diam) atau dalam keadaan setimbang.40
Karakteristik fluida dapat dilihat melalui massa jenisnya. Massa jenis, ,
adalah ukuran kepadatan (densitas) yang memiliki furmula massa per volume:41
…. (pers. 2.1)
dengan m adalah massa benda dan V merupakan volumenya. Massa jenis adalah
sifat karakteristik bahan. Objek yang terbuat murni dari suatu bahan, dapat
memiliki ukuran dan massa yang berbeda-beda, tetapi massa jenisnya selalu sama.
Gambar 2.5 Berat Fluida Semakin Besar pada Setiap Kedalamannya
Tekanan yang diberikan pada dasar disebut tekanan hidrostatis.
Berdasarkan gambar 2.5 tekanan hidrostatis yang dialami oleh suatu titik di dalam
fluida diakibatkan oleh gaya berat fluida yang berada di atas titik tersebut.42
Jika
38
Hugh D. Young dan Roger A. Freedman. Fisika Universitas. Terj. Endang Juliastuti,
(Jakarta: Erlangga, 2001), h. 424 39
Richard Fitzpatrick, Theoretical Fluid Mechanics, 2015, h. 1 40
Young, loc.cit. 41
Douglas C. Giancoli : Principles whit Applications 6th
ed, (USA: Pearson Education, 2005),
h.256 42
Ibid., p. 258
Dasar wadah
Page 42
28
besarnya tekanan hidrostatis pada dasar wadah adalah P, menurut konsep
tekanan, besarnya P dapat dihitung dari perbandingan antara gaya berat fluida (F)
dan luas permukaan bejana (A).
P= F/A …. (pers. 2.2)
Perubahan tekanan yang diberikan pada fluida tertutup akan diteruskan
tanpa mengalami mengalami pengurangan ke setiap bagian fluida dan dinding ini
hal ini dikenal sebagai prinsip Pascal43
.
…. (pers. 2.3)
Gaya berat fluida merupakan perkalian antara massa fluida dengan
percepatan gravitasi Bumi, sehingga dapat ditulis
…. (pers. 2.4)
Oleh karena m = ρ V, persamaan tekanan oleh fluida dituliskan sebagai
p = ρVg / A …. (pers. 2.5)
Volume fluida di dalam bejana merupakan hasil perkalian antara luas permukaan
bejana (A) dan tinggi fluida dalam bejana (h). Oleh karena itu, persamaan tekanan
di dasar bejana akibat fluida setinggi h dapat dituliskan menjadi
( )
…. (pers. 2.6)
Jika tekanan hidrostatis dilambangkan dengan Ph, persamaannya dituliskan
sebagai berikut.
…. (pers. 2.7)
dengan:
Ph = tekanan hidrostatis (N/m2)
= massa jenis fluida (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = kedalaman titik dari permukaan fluida (m)44
43
Raymond A. Serway and John W. Jewett. Principles of Physics 6th
ed, (Boston:
Brooks/Cole, 2013), p. 485 44
Purwoko dan Fendi H, Physics 2, (Jakarta: Yudhistira 2009), h.208
Page 43
29
Gambar 2.6 Tekanan Sama pada Setiap Titik yang Kedalamannya Sama
Perhatikan bahwa luas penampang (A) tidak berpengaruh terhadap tekanan
pada kedalaman yang diberikan. Tekanan hanya berpengaruh pada massa jenis
fluida dan kedalamanya. Gambar 2.6 memperlihatkan sebuah wadah berisi zat
cair. Wadah itu biasa disebut bejana berhubungan, atau bejana Pascal Mengacu
Gambar 2.6, bisa diperoleh informasi kelakuan zat cair statis (tak bergerak) di
dalam wadah terbuka (a) Tekanan berlangsung ke semua arah. (b) Nilai tekanan
bertambah, pada kedalaman zat cair yang bertambah. (c) Nilai tekanan zat cair
juga bergantung pada kekentalan zat cair. Semakin kental, maka tekanannya
semakin besar (d) Tekanan itu tidak bergantung pada bentuk wadahnya.
Diperlihatkan oleh Gambar 2.6. bahwa tekanan di titik A, B. C, dan D adalah
senilai.45
Tekanan hidrostatik yang dinyatakan oleh persamaan (2.7) bukanlah nilai
tekanan yang sebenarnya, melainkan nilai tekanan yang dilakukan oleh zat cair.
Tekanan oleh zat cair berbeda dengan nilai tekanan di tempat itu, sehab tekanan di
tempat itu senilai dengan tekanan hidrostatik (oleh zat cair) ditambah dengan
tekanan udara luar ( ) Jika benda berada di dalam zat cair pada kedalaman h,
percepatan gravitasi bumi (g), dan zat cair itu bermassa jenis A tekanan diderita
benda pada kedalaman itu adalah:46
…. (pers. 2.8)
dengan:
45
Bambang Murdaka Eka Jati, Pengantar Fisika 1, (Yogyakarta: UGM PRESS, 2018), h.197 46
Ibid., h.200
Page 44
30
=tekanan mutlak (N/m2)
= tekanan atmosfir (N/m2)
Ph = tekanan hidrostatis (N/m2)
= massa jenis fluida (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = kedalaman titik dari permukaan fluida (m)
Tekanan yang diberikan fluida pada benda sesuai persamaan 2.7. kita
dapat menghitung gaya pada dasar benda dan bagian atas benda. Tekanan
dibawah lebih besar maka gaya pada dasar benda pun besar. Sehingga kita bisa
mendapatkan perbedaan gaya pada bagian bawah dan atas sebagai gaya apung.
( )
….(pers. 2.9)
….(pers. 2.10)
dengan:
FA = gaya angkat/gaya Archimedes (N)
F1 = gaya pada bagian atas permukaan benda (N)
F2 = gaya pada bagian bawah permukaan benda (N)
A = luas permukaan benda (m2)
= massa jenis fluida (kg/m3)
h = kedalaman titik dari permukaan fluida (m)
= volume benda tercelup (m3)
Selain memiliki tekanan, fluida pun memiliki gaya apung. Jika benda
dimasukan ke dalam fluida, benda tersebut akan mendapatkan gaya ke atas (gaya
Archimedes atau gaya apung) yang besarnya sama degnan berat zat cair yang
dipindahkan.47
47
Purwoko dan Fendi H, op.cit., h. 210
Page 45
31
Gambar 2.7 Gaya Angkat Fluida48
Melalui persamaan 2.7 diketahui bahwa gaya angkat tidak dipengaruhi
oleh massa benda. Gaya angkat hanya dipengaruhi oleh massa jenis fluida,
volume benda tercelup dan percepatan gravitasi. Maka bila terdapat benda A
dengan massa m dan benda B dengan massa 3m tercelup dalam air dengan
volume benda tercelup sama. Maka gaya angkat yang dimiliki kedua benda
tersebut akan sama.
Gambar 2.8 Gaya Angkat Tidak Dipengaruhi Massa Benda
Dari persamaan 2.9 didapatkan bahwa besar gaya apung hanya
dipengaruhi oleh berat fluida yang dipindahkan. Dan dengan adanya gaya apung
berat benda di air akan menjadi lebih ringan dibandingkan dengan berat benda
tersebut di udara. Fenomena mengapung, melayang, dan tenggelamnya benda
juga diakibatkan oleh gaya Archimedes atau gaya apung. Pada benda yang
mengapung gaya angkat sama dengan berat benda49
….(pers. 2.11)
Volume benda tercelup selalu lebih kecil daripada volume benda .
Jadi massa jenis benda yang terapung lebih kecil daripada massa jenis fluida
48
Giancoli, op, cit., p. 263 49
Purwoko, op.cit., h. 210
Page 46
32
( ), sedangkan benda yang melayang dan benda yang tenggelam
. 50
Gambar 2.9 Tegangan Permukaan pada Lapisan Sabun
Berdasarkan gambar 2.9 tegangan permukaan (surface tension) (huruf
Yunani "Gamma") dalam lapisan didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya
tegangan permukaan F dengan panjang d di mana gaya bekerja:51
Dalam hal ini d = 2l
Tegangan permukaan adalah gaya per satuan panjang. Satuannya dalam SI adalah
newton per meter (N/m) tetapi satuan cgs, dyne per centimeter (dyn/cm) lebih
sering digunakan :
1 dyn/cm = 10-3
N/m = 1 mN/m
Gambar 2.10 Sudut Kontak pada Pipa Kapiler
50
Ibid., h. 212 51
Young, op.cit., h. 432
Page 47
33
Tegangan permukaan menyebabkan terbentuknya bagian yang tinggi dan
bagian yang rendah dari cairan pada bagian tabung yang sempit (Gambar 2.10).
Efek ini disebut kapilaritas (capillarity). Ketika sudut kontak kurang dari 90°
(Gambar 2.10), gaya tegangan permukaan total sepanjang garis kontak dengan
dinding tabung bekerja ke atas cairan akan naik sampai mencapai tinggi
kesetimbangan y di mana gaya tegangan permukaan total hanya menyeimbangkan
berat ekstra cairan dalam tabung. Kurva permukaan cairan disebut meniskus
(meniscus). Untuk cairan yang tidak membasahi seperti raksa (Gambar 2.10)
sudut kontak lebih besar dari 90°. Kurva meniskus melengkung ke bawah dan
permukaan ditekan ke bawah oleh gaya tegangan permukaan.52
52
Ibid., h.434
Page 48
34
B. Kerangka Berpikir
Gambar 2.11 Kerangka Berpikir
C. Penelitian yang Relevan
Berikut adalah penelitian yang relevan terkait dengan penelitian yang akan
diteliti:
1) Grace Fayombo (2015) dalam jurnal yang berjudul "Learning Style, Teaching
Hasil UN Fisika dalam kategori rendah.
Banyaknya siswa yang tidak tuntas KKM pada
pelajaran fisika
Pemahaman siswa pada konsep fluida statis masih banyak yang
miskonsepsi dan misunderstanding
Banyaknya siswa gaya belajar visual style yang tidak
diakomodasi gaya belajarnya saat pembelajaran oleh guru.
Hasil belajar siswa visual style yang sudah diremedial
pada konsep fluida statis masih belum
tuntas
Pembelajaran remedial yang belum sesuai dengan prinsip
pembelajaran remedial
Perlu diberikan perlakuan pembelajaran remedial yang sesuai prinsip pembelajaran
Penggunaan guided discovery learning berbasis e-learning pada pembelajaran remedial
siswa visual style
siswa visual style lebih paham konsep fluida statis dan
termotivasi dalam pembelajaran remedial
Hasil belajar siswa visual style yang tidak tuntas
meningkat
Page 49
35
Strategies and Academic Achievement among some Psychology
Undergraduates in Barbados" menunjukkan bahwa siswa belajar dengan cara
berbeda dan mereka juga lebih memilih strategi pengajaran yang berbeda.
Secara keseluruhan, penelitian ini telah menunjukkan bahwa strategi
pengajaran dan gaya belajar sangat penting dalam prestasi akademik dan baik
dicocokan dengan keduanya, dan gaya mengajar sangat bermanfaat bagi
siswa dan guru53
2) Dwijoko Purbohadi dkk, (2013) dalam jurnal yang berjudul "GaMa Feedback
Learning Model: Basic Concept and Design" menunjukkan hasil sangat
signifikan pada penerapan e-learning, yaitu siswa dalam kelompok
eksperimen yang mencapai ketuntasan adalah 100%, dan itu benar lebih besar
dari kriteria Bloom (95%). Siswa dalam kelompok kontrol yang berprestasi
penguasaannya 40%. Kelompok eksperimen mengalami peningkatan prestasi
yang signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Pre-test antara kedua
kelompok tersebut homogen karena pengetahuan gramatikal tidak
menunjukkan perbedaan yang signifikan, sedangkan post-test setelah
menggunakan model menunjukkan perbedaan yang signifikan. Kelompok
eksperimen mengalami peningkatan prestasi yang signifikan dibandingkan
kelompok kontrol. Effect size GFLM pada penelitian ini adalah 2,3.54
3) Penelitian Nur Laila Ulva, Sri Kantun, dan Joko Widodo, (2017) yang
berjudul “Penerapan E-Learning dengan Media Schoology untuk
Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan Konsep Badan Usaha dalam Perekonomian Indonesia”
menngungkapkan bahwa penerapan e-learning dengan media Schoology dapat
53
Grace Fayombo, “Learning Style, Teaching Strategies and Academic Achievement among
some Psychology Undergraduates in Barbados”, Caribbean Educational Research Journal, Vol. 3,
No. 2, 2015, h. 59 54
Dwijoko Purbohadi dkk, "GaMa Feedback Learning Model: Basic Concept and Design",
Journal of e-Learning and Knowledge Society, Italy. Volume 9 (3), 2013, h. 74
Page 50
36
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X SOS 1 SMAN 4
Jember.55
4) Penelitian Agung Perdana. P. B, yang berjudul “Hubungan Gaya Belajar dan
Media Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Siswa di SMKN 1 Pantai Cermin
T.P 2014/2015”, menunjukkan bahwa gaya belajar memiliki hubungan positif
dan signifikan dengan prestasi belajar siswa (3,240 > 1,665). Media
pembelajaran memiliki hubungan positif dan signifikan dengan prestasi
belajar siswa (2,732 > 1,665). Gaya belajar dan media pembelajaran memiliki
hubungan positif dan signifikan dengan prestasi belajar siswa (289,387 >
3,97).56
5) Penelitian Siti Dzulhijah, yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Digital
Berbasis Gaya Belajar pada Materi Suhu Dan Kalor SMA”, menunjukkan
bahwa Bahan Ajar Digital Berbasis Gaya Belajar dinyatakan sangat efektif
sebagai media pembelajaran. Penilaian uji keefektifan dilakukan oleh guru dan
siswa. Penilaian uji keefektifan oleh guru yaitu sebesar 83,3% dengan kategori
sangat efektif.57
6) Pramudya Dwi Aristya dan Sudiarti (2012) dalam jurnal yang berjudul “Real
Life Video Evaluation dengan Sistem E-Learning untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kritis Mahasiswa Fisika” mengungkapkan bahwa
Penyajian soal berupa video dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis.58
55
Nur Laila Ulva, Sri Kantun, and Joko Widodo. "Penerapan E-Learning Dengan Media
Schoology Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan Konsep Badan Usaha Dalam Perekonomian Indonesia." JURNAL PENDIDIKAN
EKONOMI: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi Dan Ilmu Sosial VOL 11 NO 2, 2017,
h. 96 56
Agung Perdana. P. B, op.cit., h. 80 57
Siti Dzulhijah, “Pengembangan Bahan Ajar Digital Berbasis Gaya Belajar pada Materi
Suhu Dan Kalor SMA”, Skripsi, Program Sarjana Universitas Islam Negeri Jakarta, Jakarta, 2018,
h.130. 58
Pramudya Dwi Aristya Putra dan Sudarti, “Real Life Video Evaluation dengan Sistem E-
Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Mahasiswa Fisika”, Jurnal
Pendidikan Dasar Vol.3 No.5, 2012, h 175.
Page 51
37
7) Fina Setiana Putri, dan Supriyono (2014) dalam jurnal yang berjudul
“Penerapan Pembelajaran Guided Discovery Berbasis Kegiatan Laboratorium
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X MAN Denanyar Jombang
pada Materi Elastisitas” menyatakan bahwa model guided discovery learning
dapat membantu siswa menemukan sendiri konsep materi pembelajaran
dengan lebih mudah, sehingga siswa akan lebih memahami materi yang
disampaikan.59
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berpikir, maka hipotesis
penelitian yang diajukan dirumuskan sebagai berikut :
H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan dalam penggunaan e-learning konsep
fluida statis pada pengajaran remedial terhadap hasil belajar siswa visual
style.
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan e-learning konsep
fluida statis pada pengajaran remedial terhadap hasil belajar siswa visual
style.
59
Fina Setiana Putri, dan Supriyono, Penerapan Pembelajaran Guided Discovery Berbasis
Kegiatan Laboratorium Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X MAN Denanyar
Jombang pada Materi Elastisitas, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF), Vol. 3 No. 2, 2014,
h.104.
Page 52
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada kelas XI semester ganjil tahun ajaran
2019/2020 di SMA Negeri 5 Depok yang terletak di Jalan Perum Bukit Rivaria
Sawangan, Depok
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi
experiment. Kuasi eksperimen adalah metode penelitian yang mempunyai kelas
kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-
variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Quasi experiment
digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang
digunakan untuk penelitian.1 Usaha yang dilakukan untuk mengontrol variabel-
variabel luar dalam penelitian ini yaitu dengan pengambilan sampel yang
dilakukan dengan memilih sampel yang memiliki kemampuan hampir sama.
Desain penelitian menggunakan nonequivalent control group design yang
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar pada konsep fluida statis
siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan e-learning. Adapun desain
penelitian yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1 2 Desain Penelitian3
Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes Akhir
RE O X1 O
RK O X2 O
Gambar Keterangan:
RE = Proses pemilihan subyek pada kelas eksperimen.
Rk= Proses pemilihan subyek pada kelas kontrol.
X1= Perlakuan dengan menggunakan e-learning
1Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D,
(Bandung: Alfabeta, 2012), h. 114 3Ibid., h. 116
Page 53
39
X2= Perlakuan dengan menggunakan pembelajaran konvensional.
Desain ini dilakukan pada dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas
kontrol yang tidak dipilih secara random. Sebelum diberikannya perlakuan, pada
kedua kelompok diberikannya pretest untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan
dasar siswa pada konsep teori fluida statis. Selanjutnya, kedua kelas akan
diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan
menggunakan e-learning sedangkan kelas kontrol diberikan pengajaran dengan
metode pembelajaran konvensional. Setelah diberikannya perlakuan, kedua kelas
akan diberikan posttest untuk mengatahui sejauh mana hasil belajar siswa pada
konsep teori fluida statis.
C. Prosedur Penelitian
Penelitian ini memiliki tiga tahap prosedur penelitian yang meliputi:
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian
Tahap Analisi dan Pelaporan
Menganalisis data hasil penelitian Menguji Hipotesis Penarikan Kesimpulan Penelitian
Tahap Pengambilan Data
Preetest Pembelajaran remedial dengan
menggunakan E-Learning Posttest
Tahap Persiapan
Merumuskann Masalah
Menyusan Instrumen tes dan
nontes, RPP
Menyelesaikan Perizinan Uji Instrumen dan
Penelitian
Uji Coba Instrumen Penelitian
Menganalisis data hasil uji coba
instrumen
Page 54
40
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.4 Dalam penelitian
yang akan dilakukan ini, terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel
terikat yaitu sebagai berikut:
1. Variabel bebas(X): e-learning pengajaran remedial, gaya belajar visual style
2. Variabel terikat (Y): Hasil belajar siswa.
E. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau dapat juga disebut
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian
ditarik kesimpulannya.5 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
XI IPA SMAN 5 Depok.
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti6. Sampel ini
terbagi menjadi dua kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pengambilan
sampel dalam penelitian ini yaitu dengan cara purposive sampling yaitu teknik
pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu.7
F. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui tes dan nontes yang sudah
diuji cobakan atau memenuhi prasyarat instrumen tes yang baik. Tes digunakan
untuk mengukur pengaruh hasil belajar siswa. Tes yang digunakan yaitu pretest
dan posttest yang dikerjakan oleh kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Pretest
diberikan pada pertemuan pertama sedangkan posttest diberikan setelah
pelaksanaan pemberian perlakuan pada pertemuan keempat. Nontes dengan
4Ibid., h. 61.
5Ibid., h. 117
6Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, (Jakrta: Rineka Cipta,
2013) h. 174 7Ibid., h. 183
Page 55
41
metode angket digunakan untuk memperoleh data respon siswa terhadap
pembelajaran dengan menggunakan e-learning, diberikan setelah proses
pembelajaran.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur variabel
penelitian.8 Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah instrumen tes
berupa tes objektif dengan lima pilihan jawaban dan instrumen nontes berupa
angket respon siswa terhadap e-learning.
1. Instrumen Tes (Tes Hasil Belajar Siswa)
Instrumen tes hasil belajar siswa ini diberikan kepada siswa kelas XI
SMAN 5 Depok yang dijadikan sampel baik kelas kontrol maupun kelas
eksperimen. Tes yang digunakan telah memenuhi prasyarat instrumen yang baik
yaitu uji: validitas, reliabilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes
Indikator
Pembelajaran Indikator Soal
Aspek Kognitif Jumlah
Soal C2 C3 C4 C5
Menjelaskan
konsep hukum
utama hidrostatis
Disajikan bejana
berhubungan dengan
bentuk pipa yang
berbeda diameternya,
siswa diminta untuk
membandingkan
tekanan hidrostatis
pada beberapa titik
dengan kedalaman
yang sama
1 1
Menganalisis
persamaan
hukum utama
Disajikan gambar
keadaan air dan oli
dalam sebuah bejana
berhubungan, siswa
2
8 Sugiyono, op. cit., h. 148.
Page 56
42
Indikator
Pembelajaran Indikator Soal
Aspek Kognitif Jumlah
Soal C2 C3 C4 C5
hidrostatis diminta menganalisis
persamaan hukum
utama hidrostatis
untuk menemukan
massa jenis zat cair
tersebut.
Menjelaskan
hubungan
tekanan
hidrostatis
dengan
kedalaman
benda
Disajikan gambar
bendungan dan
struktur bendungan,
siswa diminta
menjelaskan konsep
tekanan hidrostatis
pada dinding yang
dibuat semakin tebal
pada bagian dasar
bendungan.
3 1
Menerapkan
konsep tekanan
mutlak dalam
kehidupan
sehari-hari
Disajikan gambar
kolam air terbuka,
siswa diminta
menentukan jenis
tekanan yang terdapat
pada wadah terbuka
tersebut.
4 1
Menerapkan
persamaan
tekanan
hidrostatis
dalam kehidupan
sehari-hari
Disajikan deskripsi
tekanan hidrostatis
pada air mineral di
wadah tertutup, siswa
diminta menghitung
besarnya tekanan
hidrostatis
6 1
Menerapkan
konsep terapung,
melayang, dan
Disajikan tiga gambar
telur yang berbeda
komposisi rongga
10 1
Page 57
43
Indikator
Pembelajaran Indikator Soal
Aspek Kognitif Jumlah
Soal C2 C3 C4 C5
tenggelam udara di dalamnya,
siswa diminta untuk
meramalkan posisi
telur yang berbeda
komposisi rongga
udara di dalamnya jika
dimasukkan ke dalam
satu wadah berisi air
Menafsirkan
persamaan
hukum
Archimedes
untuk kasus-
kasus fluida
statis
Disajikan deskripsi
fenomena jembatan
ponton, diharapkan
siswa dapat
mengevaluasi jumlah
maksimum pejalan
yang dapat
menyebrangi jembatan
secara bersamaan.
9 1
Menganalisis
konsep gaya
apung
Disajikan peristiwa
batu yang ditimbang
pada saat di udara dan
air, siswa diminta
menganalisis berat air
yang tumpah
8 1
Mengkategorikan
penerapan
hukum Pascal
dalam kehidupan
sehari-hari
Disajikan peristiwa
yang terdapat pada
lingkungan sekitar,
siswa diminta
membedakan
penerapan hukum
pascal dari lima pilihan
7 1
Page 58
44
Indikator
Pembelajaran Indikator Soal
Aspek Kognitif Jumlah
Soal C2 C3 C4 C5
yang diberikan.
Menganalisis
hukum Pascal
dalam kehidupan
sehari-hari
Disajikan gambar
perangkat hidrolik,
siswa diminta
menganalisis kondisi
piston pada perangkat
hidrolik jika diberi
tekanan kompresor
5 1
Mengkategorikan
penerapan
tegangan
permukaan
dalam kehidupan
sehari-hari
Disajikan contoh
peristiwa dalam
kehidupan sehari-hari,
peserta didik dapat
mencontohkan
peristiwa tegangan
permukaan
13 1
Menerapkan
persamaan
tegangan
permukaan
Disajikan deskripsi
dan gambar suatu
kawat berbentuk huruf
U yang dimasukkan ke
dalam larutan sabun,
diharapkan siswa dapat
menghitung besar
tegangan permukaan
selaput sabun tersebut.
11 1
Menjelaskan
pengertian
kohesi, adhesi
serta peristiwa
meniskus
Disajikan kedua
gambar permukaan zat
cair yang berbeda jenis
dan sudut kontaknya.
Siswa diharapkan
dapat membedakan
12 1
Page 59
45
Indikator
Pembelajaran Indikator Soal
Aspek Kognitif Jumlah
Soal C2 C3 C4 C5
ciri-ciri peristiwa
meniskus cekung dan
cembukateng
berdasarkan gambar
Mengkategorikan
penerapan
Kapilaritas
dalam kehidupan
sehari-hari
Disajikan contoh
peristiwa dalam
kehidupan sehari-hari,
peserta didik dapat
mencontohkan
peristiwa kapilaritas
14 1
Menganalisis
peristiwa
Kapilaritas
dalam kehidupan
sehari-hari
Disajikan gambar dua
jenis tanaan air yang
berbeda, diharapkan
siswa dapat memilih
tanaman yang
memiliki daya
kapilaritas terbesar.
15 1
Jumlah Soal 6 4 4 1 15
Persentase Soal 40% 27% 27% 6% 100%
Adapun uji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.
Untuk memudahkan perhitungan peneliti menggunakan bantuan software anatest
dan Microsoft Excel. Perhitungan validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya
pembeda menggunakan cara sebagai berikut:
a. Uji Validitas Instrumen
Page 60
46
Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang
hendak diukur.9 Uji validitas dalam penelitian ini yaitu validitas lapangan dan
validitas isi. Berikut merupakan penjaabaran dari kedua validitas tersebut.
1) Validitas Lapangan
Validitas lapangan merupakan suatu ukuran dari layak atau tidaknya
instrumen tes, berdasarkan uji coba kepada responden yang sudah memahami dan
berpengalaman terhadap konten yang digunakan. Hasil validitas lapangan dapat
dihitung dengan menggunakan rumus product moment dari Pearson yaitu sebagai
berikut: 10
( )( )
√( ( ) )( ( ) )
Keterangan:
rxy: koefisien korelasi antara variabel X dan Variabel Y
N: banyaknya siswa
X: skor butir soal
Y: skor total
Uji validitas lapangan dilakukan untuk membandingkan hasil perhitungan
dengan pada taraf signifikansi 5% (0,05) dengan terlebih dahulu
menetapkan degrees of freedom atau derajat kebebasan yaitu df = n-2 yaitu 36-
2=34 maka diambil df = 30. pada df = 30 adalah 0,349. Ketentuan kategori
validitas lapangan didasarkan pada Tabel 3.3 sebagai berikut:11
Tabel 3.4 Kategori Validitas
Ketentuan nilai Kategori
Valid
Tidak valid
9Suharsimi Arikunto,Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010) h.73
10Ibid ., h. 87
11 Ibid ., h. 89
Page 61
47
Kriteria nilai koefisien korelasi yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 3.4
berikut ini:12
Tabel 3.5 Kriteria Koefisien Korelasi
Koefisien Korelasi Kategori
0,80 < 1,00 Sangat baik
0,60 < 0,80 Baik
0,40 < 0,60 Cukup
0,20 < 0,40 Rendah
0,00 < 0,20 Kecil
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes menggunakan software Anates
No
S
o
a
l
Koefisien
Korelasi
Kategori
Validitas
Kategori Koefisien
Korelasi
1 0,639 0,349 Valid Baik
2 0,707 0,349 Valid Baik
3 0,555 0,349 Valid Cukup
4 0,802 0,349 Valid Sangat baik
5 0,582 0,349 Valid Cukup
6 0,568 0,349 Valid Cukup
7 0,585 0,349 Valid Cukup
8 0,604 0,349 Valid Baik
9 0,590 0,349 Valid Cukup
10 0,489 0,349 Valid Cukup
11 0,611 0,349 Valid Baik
12 0,630 0,349 Valid Baik
13 0,516 0,349 Valid Cukup
14 0,567 0,349 Valid Cukup
15 0,640 0,349 Valid Baik
Kesimpulan hasil uji validitas lapangan dapat dilihat pada Tabel 3.6 di bawah ini:
Tabel 3.7 Kesimpulan Hasil Uji Validitas Instrumen Tes
Statistik Butir Soal
Jumlah Soal 15
Jumlah Siswa 36
Nomor Soal yang Digunakan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,
12
Ibid.,h 90
Page 62
48
Statistik Butir Soal
13, 14, 15
Jumlah Soal yang Digunakan 15
Persentase Soal yang Digunakan 100%
2) Validitas Isi
Validitas isi (content validity) dalam penelitian ini ditentukan oleh penilaian
judggement ahli dalam menilai kesesuiannya antara instrumen dengan beberapa aspek
yang diukur. Validitas isi dalam penilitan ini memiliki tiga aspek yang diukur yaitu
pertama aspek materi, mengukur kesesuaian isi materi fisika dalam soal dengan konten
fisika yang digunakan yaitu fluida statis. Kedua aspek konstruk, mengukur kesesuaian
badan instrumen soal yaitu diantaranya kesesuaian antara indikator soal dengan indikator
penalaran adaptif matematis, indikator ranah konitif, dan indikator pembelajaran yang
telah ditetapkan di dalam RPP. Ketiga aspek bahasa, mengukur bahasa yang digunakan di
dalam soal berdasarkan kaidah penulisan bahasa Indonesia. Ketiga aspek tersebut masing-
masing memiliki indikator yang akan diukur, sehingga soal di dalam instrumen harus
menunjukan indikator yang representatif dengan aspek-aspek yang hendak dicapai. Hasil
validitas konstruk dapat diolah dengan menggunakan content validity index (CVI), namun
sebelum menghitung nilai CVI terlebih dahulu menentukan content validity ratio (CVR)
untuk merekap data skor yang diberikan oleh masing-masing ahli atau judgement pada
tiap nomor soal. Rumus untuk menentukan CVR dengan cara:13
Keterangan:
CVR = ratio validitas konstruk
= jumlah ahli atau judgement pemberi nilai (penting/relevan/esensial)
N = jumalah ahli atau judgement.
Nilai CVR akan berkisar antara +1 sampai -1. Nilai positif (+)
menunjukkan bahwa setidaknya setengah panelis menilai sebagai
penting/esensial. Semakin lebih besar CVR dari 0, maka semakin “penting” dam
semakin tinggi validitasnya. Setelah telah ditentukan CVR tiap nomor soal,
13
Iwan Permana Suwarna, Laporan Penelitian Pengembangan Tata Kelola Kelembagaan “
Pengembangan Instrumen Ujian Komprehensif Mahasiswa Melalui Computer Based Test pada
Progrema Studi Pendidikan Fisika”, (Jakarta: Pusat Penelitian dan Penerbitan (PUSLITPEN)
LP2M UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016), h. 50
Page 63
49
selanjutnya mencari nilai CVI. Secara sederhana CVI merupakan rata-rata dari
nilai CVR.14
Kategori hasil perhitungan CVI:
Tabel 3.1 Kategori Content Validity Index(CVI)
Rentang nilai Kategori
0,00 – 0,33 Tidak sesuai
0,34 – 0,67 Sesuai
0,68 – 1,00 Sangat sesuai
Hasil uji validitas konstruk dapat dilihat pada Tabel 3.7 di bawah ini:
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Konstruk
Aspek yang Dinilai Skor CVI Kategori
Konten materi 0,985 Sangat sesuai
Konstruksi 0,988 Sangat sesuai
Bahasa 0,953 Sangat sesuai
b. Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keterpercayaan hasil tes.
Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes
tersebut dapat memberikan hasil yang tetap.15
Rumus yang digunakan untuk
mengukur reliabilitas suatu tes adalah menggunakan rumus Kuder-Richardson (K-
R.20), yaitu:16
(
)(
)
14
Ibid.,h. 51 15
Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, op. cit., h. 100 16
Ibid.,h. 115
Page 64
50
Keterangan:
: reliabilitas yang dicari
: proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
: proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p) : jumlah hasil perkalian antara p dan q
N : banyaknya item
S : standar deviasi dari tes
Kriteria nilai koefisien reliabilitas yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 3.4
berikut ini:
Tabel 3.8 Kriteria Koefisien Reliabilitas18
Koefisien Reliabilitas Kategori
0,80 < 1,00 Sangat baik
0,60 < 0,80 Baik
0,40 < 0,60 Cukup
0,20 < 0,40 Rendah
0,00 < 0,20 Kecil
Hasil uji validitas instrumen tes dapat dilihat pada tabel 3.9 di bawah ini:
Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas
Statistik Reliabilitas Soal
0,79
Kesimpulan Baik
c. Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah ataupun tidak terlalu
sukar. Bilangan yang meunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal disebut indeks
kesukaran (difficulty index). Besarnya indeks kesukaran berkisar antara 0,00
sampai dengan 1,00. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal.19
Rumusan untuk mencari taraf kesukaran butir-butir soal adalah sebagai berikut:
Keterangan:
P = Indeks kesukaran
18
Ibid., h. 117 19
Ibid., h. 223
Page 65
51
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes.
Klasifikasi daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut ini:20
Tabel 3.9 Klasifikasi Taraf kesukaran
Interval P Kriteria soal
0,00 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah
Tabel 3.10 Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal
No Soal Taraf kesukaran Interpretasi
1 22,22 Sukar
2 33,33 Sedang
3 63,89 Sedang
4 25,00 Sukar
5 27,78 Sukar
6 69,44 Sedang
7 44,44 Sedang
8 55,56 Sedang
9 47,22 Sedang
10 52,78 Sedang
11 33,33 Sedang
12 58,33 Sedang
13 41,67 Sedang
14 36,11 Sedang
15 27,78 Sukar
d. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang tidak pandai
(berkemampuan rendah).21
Rumus yang digunakan untuk mencari daya pembeda
soal adalah:22
Keterangan:
20
Ibid., 224
21
Ibid., h. 226. 22
Ibid., h. 228.
Page 66
52
D = Daya Pembeda
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
JA = Banyaknya peserta kelopok atas
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan
benar
JB = Banyakanya peserta kelompok bawah
Klasifikasi daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 3.10 berikut ini:23
Tabel 3.11 Klasifikasi Daya Pembeda
Daya pembeda Kriteria soal
Bernilai negatif Drop
0,00 – 0,20 Buruk
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1.00 Sangat Baik
Tabel 3.12 Hasil Uji Daya Pembeda Soal
No Soal Daya pembeda Interpretasi
1 60,00 Baik
2 70,00 Baik
3 70,00 Baik
4 80,00 Sangat Baik
5 70,00 Baik
6 70,00 Baik
7 70,00 Baik
8 70,00 Baik
9 60,00 Baik
10 60,00 Baik
11 90,00 Sangat Baik
12 60,00 Baik
13 70,00 Baik
14 60,00 Baik
15 70,00 Baik
2. Intrumen Nontes (Angket)
Alat evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini tidak hanya dengan
menggunakan tes saja, melainkan juga dengan nontes. Peneliti menggunakan
metode angket untuk instrumen nontesnya. Angket atau kuesioner adalah
23
Ibid., h. 232.
Page 67
53
sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.24
a. Angket Gaya Belajar VARK
Angket gaya belajar yang digunakan untuk mengetahui gaya belajar yang
dimiliki siswa kelas XI IPA SMA Negeri 5 Kota Depok adalah angket (kuesioner)
gaya belajar VARK (Visual, Aural, Read-Write, Kinesthetic). Angket gaya belajar
mengacu pada angket the VARK questionnaire (version 7.1) yang berasal dari
pencetusnya langsung yaitu Fleming, kuesioner dapat diunduh secara online dari
website www.vark-learn.com.25
Kuesioner diterjemahkan ke dalam bahas
Indonesia. Kuesioner VARK terdiri dari 16 soal pilihan ganda dengan empat
pilihan jawaban yang merefleksikan masing-masing karakteristik gaya belajar
visual, auditory, read-write, dan kinesthetic. Angket gaya belajar VARK sudah
divalidasi oleh Tjunding dengan hasil validasi menunjukkan korelasi sebesar
0,07076 untuk variabel multiopsi dan 0,8132 untuk checklist26
dan uji reliabilitas
oleh Leite dengan hasil 0,85 visual; 0,82 aural; 0,84 read-write; 0,77
kinesthetic.27
b. Angket Respon Siswa
Angket yang digunakan bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap
e-learning. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Likert.
Model ini menggunakan skala deskriptif Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Cukup
(C), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Masing-masing jawaban
mempunyai skor atau nilai: SS = 5, S = 4, C = 3, TS = 2, STS = 1. Bagi
pernyataan yang mendukung sifat positif dan nilai yang mendukung sifat negatif
berkebalikan dengan nilai positif, yaitu: SS = 1, S = 2, C = 3, TS = 3, STS = 5.
Kisi-kisi instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Tabel 3.12 sebagai berikut:
24
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, op.cit., h. 194 25
N D Fleming, The VARK Questionaire,
http://www.varklearn.com/english/page.asp?p=younger. 26
S Tjundjing, “Keandalan VARK: Instrumen Modalitas Belajar Baru yang Unik dan Mena
rik”, Anima, Indonesian Psychological Journal, Vol. 18, 2003, h.341. 27
W.L Leite, M Svinicki,. dan Y Shi, “Attempted Validation of the Scores of the VARK:
Learning Styles Inventory With Multitrait - Multimethod Confirmatory Factor Analysis Models”.
Educational and Psychologi -cal Measurement. 70 (2), 2010, h.334
Page 68
54
Tabel 3.13 Kisi-kisi Instrumen Nontes (Angket)
No. Indikator Angket Nomor Soal Jumlah
Soal Positif Negatif
1. Penggunaan E-learning dalam
proses pembelajaran 2 1 2
2.
Keunggulan E-learning
dibandingkan dengan
pembelajaran yang biasa
diterapkan di kelas
3,7 4,8 4
3. Penyampaian konsep materi 6 5 2
Jumlah Soal 4 4 8
H. Teknik Analisis Data Tes dan Nontes
Data yang terkumpul melalui instrumen penelitian selanjutnya diolah dan
dianalisis dengan tujuan agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan penelitian dan
menguji hipotesis.
1. Teknik Analisis Data Tes
Analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS 23
(uji normalitas, homogenitas dan uji hipotesis) dan Microsoft Excel (uji N-gain
dan uji efektivitas).
a. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan salah satu cara untuk memeriksa
keabsahan/normalitas sampel. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan
uji shapiro wilk pada software SPSS dikarenakan sampel penelitian < 50 siswa.
Uji shapiro-wilk dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:28
1) Tetapkan terlebih dahulu hipotesis statistiknya, seperti halnya pada
perhitungan secara manual yaitu:
H0= sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
H1 = sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
2) Masukkan data kedalam SPSS
3) Klik Analyze, Descriptive Statistics, Explore
28
Getut Pramesti, Kupas Tuntas Data Penelitian dengan SPSS 22, (Jakarta: PT. Gramedia,
2015), h. 28
Page 69
55
4) Setelah muncul kotak dialog uji normalitas selanjutnya pindahkan variabel ke
kotak Dependent List
5) Klik Plots, Normality Plots With Tests, Continue, OK
6) Perhatikan output berbentuk tabel yang berjudul “Test of Normality”. Gunakan
nilai significance pada kolom shapiro-wilk.
7) Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
Jika signifikansi ( ) ( ) maka H0 ditolak, yaitu varian kedua
kelompok tidak terdistribusi normal.
Jika signifikansi ( ) ( ) maka H0 diterima, yaitu varian kedua
kelompok terdistribusi normal.29
b. Uji Homogenitas
Uji Bartlett dapat digunakan apabila data yang digunakan sudah di uji
normalitas dan datanya merupakan data normal. Apabila datanya ternyata tidak
normal bisa menggunakan uji Levene.30
Uji homogenitas varians dua buah
variabel independen dapat dilakukan dengan uji Bartlett pada software SPSS
dengan langkah-langkah sebagai berikut:31
1) Tetapkan terlebih dahulu hipotesis statistiknya
H0= sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
H1 = sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
2) Masukkan data kedalam SPSS
3) Klik Analyze, Classify, Discriminant
4) Setelah muncul kotak dialog One Way Anova selanjutnya pindahkan variabel
ke kotak Independents dan Grouping Variable, klik Define Range, kemudian
tulis angka 1 pada Minimum dan angka 2 pada Maximum.
5) Klik Statistics, centang Box’s M, Continue, OK
29
S E Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi & Karya Ilmiah.
(Prenada Media, 2016), h. 177-178 30
Yulingga Nanda Hanief dan Wasis Himawanto. Statistik pendidikan. Deepublish, 2017, h.
58 31
Riadi Edi, Statistika Penelitian (Yogyakarta: CV ANDI OFFSET, 2016), hlm 143
Page 70
56
6) Perhatikan output berbentuk tabel yang berjudul “Test of Homogeneity of
Variances”. Gunakan nilai significance pada tabel.32
7) Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
Jika signifikansi ( ) ( ) maka H0 ditolak, yaitu varian kedua
kelompok berbeda atau tidak homogen.
Jika signifikansi ( ) ( ) maka H0 diterima, yaitu varian kedua
kelompok sama atau homogen.
c. Uji Hipotesis
Metode statistika untuk pengujian hipotesis yang akan digunakan haruslah
disesuaikan dengan hasil uji normalitas dan uji homogenita. Uji hipotesis pada
penelitian ini menggunakan uji statistik parametrik, yaitu uji t. Perhitungan uji
hipotesis menggunakan software SPSS melalui langkah-langkah sebagai berikut:33
1) Tetapkan terlebih dahulu hipotesis statistik
H0 = tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada kedua
kelompok.
H1 = terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada kedua kelompok.
2) Masukkan data kedalam SPSS
3) Klik Analyze, Compare Means, Independent-Sample T-Test.
4) Setelah muncul kotak dialog Independent-Sample T-Test selanjutnya klik
variabel “Nilai”, pindahkan ke kotak Grouping Variable, kemudian klik
Define Group.
5) Setelah muncul kotak Define Group, ketik angka 1 pada kotak Group 1 dan
angka 2 pada kota Group 2. Klik Continue dan klik OK,
6) Perhatikan output berbentuk tabel yang berjudul “Independent-Sample T-
Test”. Gunakan nilai significance pada kolom Sig. (2-Tailed).
7) Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
32
Vivi Herlina, Panduan praktis mengolah data kuesioner menggunakan SPSS. Elex Media
Komputindo, 2019, h 90-93 33
Siti Heni Hanifah, “Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)
terhadap Kemampuan Penalaran Adaptif Matematis Siswa”, Skripsi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015, h. 43
Page 71
57
Jika signifikansi ( ) ( ) maka H0 ditolak, yaitu terdapat perbedaan
rata-rata hasil belajar siswa pada kedua kelompok.
Jika signifikansi ( ) ( ) maka H0 diterima, yaitu tidak terdapat
perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada kedua kelompok.
d. Uji N-gain
Uji N-gain dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa
melalui e-learning, uji N-gain memiliki persamaan menurut Hake yaitu:34
Klasifikasi N-gain dapat dilihat pada Tabel 3.14 berikut ini:35
Tabel 3.14 Klasifikasi N-gain
Nilai N-gain Kriteria
<0,3 Rendah
Sedang
N-gain 0,7 Tinggi
e. Uji Efektivtias
1) Uji effect size
Uji effect size untuk mengukur dan melihat model pembelajaran guided
discovery learning berbasis e-learning efektif atau tidak dalam pembelajaran
remedial. Effect size merupakan ukuran mengenai besarnya efek suatu variabel
pada variabel lain, besarnya perbedaan maupun hubungan, yang bebas dari
pengaruh besarnya sampel.36
Menurut Cohen effect size diformulasikan sebagai
berikut: 37
34
Hake, “ Analyzing Change Gain Scores”, American Educational Research Association`s
Division, 1999, h.1 35
Ibid., h.1. 36
Tulus Winarsunu, Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan edisi Revisi,
(Malang:
UMM Press, 2006), h. 84 37
J Cohen,Statistical Power Analysis for the Behavioral Sciences, 2nd Edition. Hillsdale:
Lawrence Erlbaum, 1988, h. 40
Page 72
58
√(
) 38
Keterangan :
= effect size
= nilai rata-rata posttest kelas eksperimen
= nilai rata-rata posttest kelas kontrol
= standar deviasi kelas eksperimen
= standar deviasi kelas kontrol
= standar deviasi gabungan
Tabel 3.15 Kriteria effect size39
effect size Kategori
< 0,2 Rendah
Sedang
d 0,8 Tinggi
2) Uji efektivitas berdasarkan persentase jumlah ketuntasan siswa
Uji efektivitas berdasarkan persentase jumlah ketuntasan siswa ini
dilakukan untuk melihat seberapa banyak siswa visual style yang memperoleh
hasil tes di atas kriteria ketuntasan minimum (KKM) setelah belajar menggunakan
e-learning konsep fluida statis
Tabel 3.16 Kriteria efektivitas berdasarkan persentase ketuntasan40
Persentase Kategori
80% Sangat efektif
Efektif
Cukup efektif
Kurang efektif
< 50% Tidak efektif
38
Ibid., h. 44 39
Ibid., h. 40 40
Zulfiani, op.cit., h.. 719
Page 73
59
2. Teknik Analisis Data Nontes
a. Analisis Gaya Belajar VARK
Hasil angket gaya belajar yang diisi siswa secara online menggunakan
google form, kemudian download output yang sudah diisi siswa dalam bentuk
excel (xls.). Salin jawaban siswa sesuai ke dalam file excel yang sudah berisikan
rumus untuk menganalisis otomatis gaya belajar siswa tersebut. Setiap soal
memiliki empat pilihan jawaban yang karakteristik gaya belajar (visual, audiory,
read write, kinesthetic) dengan dengan satu skor untuk masing-masing gaya
belajar. Skor tersebut kemudian digunakan untuk menentukan gaya belajar siswa
berdasarkan jumlah skor dari satu gaya belajar yang paling mendominasi daripada
yang lain.41
Ketika jumlah skor tertinggi tunggal maka hasilnya dianggap siswa
memiliki gaya belajar tunggal (unimodal); ketika terdapat jumlah skor tertinggi
yang sama untuk dua gaya belajar, maka hasilnya dianggap siswa memiliki dua
gaya belajar (bimodal); ketika terdapat jumlah skor tertinggi yang sama untuk tiga
gaya belajar, maka hasilnya dianggap siswa memiliki tiga gaya belajar (trimodal);
dan ketika terdapat jumlah skor tertinggi yang sama untuk empat gaya belajar,
maka hasilnya dianggap siswa memiliki empat gaya belajar (quardmodal).42
Kemudian untuk mengetahui persentase pada masing-masing gaya belajar peneliti
menggunakan bantuan Microsoft Excel.
Rumus menentukan persentase siswa dengan gaya belajar adalah sebagai
berikut: 43
𝑦 𝑏 𝑗
𝑗 𝑦 𝑏 𝑗
𝑦
41
N D Fleming and Mills, C.“Not another inventory, rather a catalyst for reflection, To
Improve the Academy”, 11(1) 1992, h. 143 42
Poonam Kharb, et al., “The Learning Style and Preferred Teaching-Learning Strategies of
First Year Medical Student”, Journal of Clinical and Diagnostic Research, 2013, h.1090 43
Zulfiani, Iwan Permana Suwarna, & S Miranto, op.cit, h. 718.
Page 74
60
b. Analisis Angket Respon Siswa
Respon siswa dalam penelitian ini, diberikannya angket kepada siswa
kelas eksperimen. Pengolahan data untuk nontes menggunakan bantuan excel.
Hasil angket dihitung dengan model skala Likert seperti pada Tabel 3.1544
Tabel 3.17 Skala Penilaian Angket
Alternatif Jawaban Bobot Penilaian Pernyataan
Positif Negatif
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5
Tidak Setuju (TS) 2 4
Cukup (C) 3 3
Setuju (S) 4 2
Sangat Setuju (SS) 5 1
Langkah-langkah dalam menganalisis angket skala respon siswa:
1) Memberikan skor pada setiap item, kemudian dihitung skor totalnya, sehingga
didapat rata-rata dari tiap siswa
2) Membandingkan skor rata-rata siswa dengan skor alternatif jawaban netral (3),
dengan kriteria:
a) Jika rata-rata skornya <3, maka siswa tersebut memiliki respon negatif
terhadap penggunaan media e-learning dalam pengajaran remedial
b) Jika rata-rata skornya >3, maka siswa tersebut memiliki sikap positif terhadap
penggunaan media e-learning dalam pengajaran remedial
3) Menghitung presentase jawaban siswa pada setiap item, terlebih dahulu data
yang diperoleh dipresentasekan dengan menggunakan rumus:
Keterangan:
P = presentase jawaban
n = jumlah skor yang diperoleh
N = jumlah skor maksimum
44
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010), h. 240
Page 75
61
4) Mengintepretasikan data dengan menggunakan kriteria presentase angket.
Interpretasi presentase angket dapat dilihat pada Tabel 3.16 berikut ini:45
Tabel 3.18 Interpretasi Persentase Angket
Besar Presentase Interpretasi
0% Tak seorangpun
1% 25% Sebagian kecil
25% 49% Hampir setengahnya
50% Setengahnya
51% 75% Sebagian besar
76% 99% Hampir seluruhnya
100% Seluruhnya
45
Hermawan Warsito, Pengantar Metodologi Penelitian : Buku Panduan Mahasiswa, (Jakarta
: Gramedia Pustaka Utama, 1992), h. 11.
Page 76
78
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil uji hipotesis dengan jumlah responden N = 36 pada diperoleh
nilai probabilitas 0,000 kesimpulan yang didapat adalah H0 ditolak dan H1
diterima, sehingga terdapat pengaruh guided discovery learning berbasis e-
learning konsep fluida statis pada pengajaran remedial terhadap hasil belajar
siswa visual style di SMAN 5 Depok.
2. Efektivitas pengajaran remedial pada kelompok eksperimen dengan
menggunakan e-learing lebih efektif daripada kelompok kontrol. Terbukti dari
dua uji efektivitas yang digunakan, pertama, nilai effect size sebesar d = 3,67
yang termasuk ke dalam efektivitas yang tinggi. Kedua, persentase siswa yang
tuntas sebesar 78% (14 dari 18 siswa visual style) pada kelompok eksperimen
termasuk ke dalam kategori efektif.
3. Peningkatan hasil belajar siswa visual style di kelompok eksperimen pada
ranah kognitif C2 adalah 0,96 (kategori tinggi), pada ranah kognitif C3 adalah
0,74 (kategori sedang), pada ranah kognitif C4 adalah 0,22 (kategori sedang),
dan pada ranah kognitif C5 adalah 0,11 (kategori rendah).
4. Respon siswa hampir seluruhnya tertarik terhadap remedial teaching dengan
e-learning pada konsep fluida statis, dengan persentase respon siswa sebesar
80%.
Page 77
79
B. Saran
Saran yang diajukan berdasarkan temuan selama berlangsungnya
penelitian yaitu:
1. Guru ataupun peneliti lainnya yang hendak menggunakan e-learning pada
pembelajaran fisika diharapkan dapat memastikan bahwa siswa membawa
earphone, agar siswa dapat fokus mendengar video masing-masing dan tidak
terganggu oleh video diputar yang siswa lain.
2. Guru ataupun peneliti perlu melakukan kontrol terhadap pemakaian media e-
learning agar siswa tidak membuka aplikasi ataupun situs lain saat
pembelajaran.
3. Guru atau peneliti harus menjelaskan terlebih dahulu bagaimana cara
pemakaian e-learning
4. Guru atau peneliti dapat menambahkan gaya belajar lain dalam e-learning
dengan cara memasukkan file yang karakteristiknya sesuai dengan kebutuhan
gaja belajarnya.
Page 78
80
DAFTAR PUSTAKA
Adi, W. Gunawan. Genius Learning Strategy. Petunjuk praktis untuk menerapkan
Accelerated Learning. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2012.
Amaliah. Implementation Of Edpuzzle To Improve Students’ Analytical Thinking
Skill In Narrative Text. Jurnal Ilmu Bahasa Inggris dan Sastra Program
Studi Sastra Inggris Universitas Trunajaya 14:1, 2020.
Anderson, Lorin W dan Krathwohl, David R.. Kerangka Landasan untuk
Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan
Bloom. Terj. Agung Prihantono. Yogyakarta:Pustaka belajar, 2017.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta,
2010
-------------------------- Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta, 2013.
Dahar, Ratna Wilis. Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
2011.
Darmadi. Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam Dinamika
Belajar Siswa. Yogyakarta: Deepublish, 2017.
DePorter, Bobbi. Quantum learning: membiasakan belajar nyaman dan
menyenangkan. 2006.
Dimyati, Mudjiono. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Direktorat Pembinaan Sekolah SMA, Panduan Remedial dan Pengayaan Sekolah
Menengah Atas. 2015
Dzulhijah, Siti. Pengembangan Bahan Ajar Digital Berbasis Gaya Belajar pada
Materi Suhu Dan Kalor SMA. Skripsi. Program Sarjana Universitas Islam
Negeri Jakarta. 2018.
Edi, Riadi. Statistika Penelitian. Yogyakarta: CV ANDI OFFSET. 2016.
Fatimah, Pengaruh Penugasan Digital terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat
Tinggi Siswa SMA pada Konsep Hukum Newton. Skripsi. Program Studi
Tadris Fisika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2018.
Page 79
81
Fayombo, Grace. Learning Style, Teaching Strategies and Academic Achievement
among some Psychology Undergraduates in Barbados. Caribbean
Educational Research Journal. Vol. 3, No. 2. 2015.
Fleming, N. D. & Mills, C, Not another inventory, rather a catalyst for reflection,
To Improve the Academy, 11(1) 1992, h. 137-155
Fleming, N.D., The VARK Questionaire,
http://www.varklearn.com/english/page.asp?p=younger.
Getut Pramesti, Kupas Tuntas Data Penelitian dengan SPSS 22, (Jakarta: PT.
Gramedia, 2015), h. 28
Giancoli, Douglas C. Principles whit Applications 6th ed. USA: Pearson
Education, 2005.
Hake. Analyzing Change Gain Scores. American Educational Research
Association`s Division. 1999.
Hanief, Yulingga Nanda, and Himawanto, Wasis. Statistik pendidikan.
Deepublish, 2017.
Hanifah, Siti Heni. Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving
(CPS) terhadap Kemampuan Penalaran Adaptif Matematis Siswa. Skripsi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2015
Haske, Anita Sugiansih dan Ana Ratna Wulan, Pengembangan E-learning
berbasis MOODLE dalam Pembelajaran Ekosistem untuk Meningkatkan
Literasi Lingkungan Siswa pada Program Pengayaan. Seminar Nasional
XII Pendidikan Biologi FKIP UNS, 2015.
Hawk, Thomas F., and Amit J. Shah. Using Learning Style Instruments To
Enhance Student Learning. Decision Sciences Journal of Innovative
Education 5.1 (2007): 1-19.
Herlina, Vivi. Panduan praktis mengolah data kuesioner menggunakan SPSS.
Elex Media Komputindo, 2019. h 90-93
J Cohen,Statistical Power Analysis for the Behavioral Sciences, 2nd Edition.
Hillsdale: Lawrence Erlbaum. 1988.
Jati, Bambang Murdaka Eka. Pengantar Fisika 1. Yogyakarta: UGM PRESS,
2018.
Page 80
82
Juliani, Ni Wayan et al, Analisis Gaya Belajar Siswa Dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas V SD Gugus VI Kabupaten
Karangasem Tahun Pelajaran 2015/2016. e-Journal PGSD Universitas
Pendidikan Ganesa. Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1. 2016.
Juliansyah Noor, S. E. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi & Karya
Ilmiah. (Prenada Media, 2016), h. 177-178
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Kartika, Cahya dan Rina Harimurti, Pengaruh E-Learning Berbasis Schoology
terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Materi Perangkat
Keras Jaringan Kelas X TKJ 2 Pada SMKNegeri 3 Buduran, Sidoarjo.
Jurnal, IT-Edu, Vol.01 No.01, 2016.
Kemendikbud, Rekap Hasil Ujian Nasional (UN) Tingkat Sekolah, 2017,
(https://puspendik.kemdikbud.go.id/hasil-un/)
Kusmana, Ade. E-learning dalam pembelajaran. Lentera Pendidikan: Jurnal Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, 14(1), 2011.
Lantip Diat Prasojo & Riyanto, Teknologi pendidikan, (Yogyakarta: Gava Media,
2011), h. 22
Lattu, Arny. Pendekatan Synetic Berbasis Media Pembelajaran Schoology Untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran
IPS Kelas IX. Skripsi pada Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga:
2016.
Leite, W.L, Svinicki, M. dan Shi, Y. Designer of the VARK questionnaire.
Attempted Validation of the Scores of the VARK: Learning Styles Inventory
With Multitrait - Multimethod Confirmatory Factor Analysis Models.
Educational and Psychologi -cal Measurement. 70 (2), 2010, h. 323-339
Marcy, Vanessa. Adult learning styles: How the VARK learning style inventory
can be used to improve student learning. Perspectives on Physician
Assistant Education 12.2 2001. h. 117-120.
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset,
2014), h. 243
Page 81
83
Mukhtar dan Rusmini, Pengajaran Remedial Teori dan Penerapannya dalam
pembelajaran, (Jakarta: Nimas Multima, 2008), h. 8
Mustofa, Zainul. Pengaruh Discovery Learning Berbasis E-Learning dalam
Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa Tentang Konsentrasi Larutan
dan Aplikasinya. Jurnal Teknologi Pendidikan 7.1 (2019).
Nur, M Ghufron dan Rini Risnawita. Gaya Belajar Kajian Teoritik. Yogyakarta:
PustakaPelajar. 2014.
Perdana, Agung. Hubungan Gaya Belajar dan Media Pembelajaran dengan
Prestasi Belajar Siswa di SMKN 1 Pantai Cermin T.P 2014/2015. Skripsi,
Universitas Negeri Medan. 2015.
Poonam Kharb, et al., The Learning Style and Preferred Teaching-Learning
Strategies of First Year Medical Student, Journal of Clinical and
Diagnostic Research, 2013, h.1090
Prasetyo, Rida Ikrar et al. Penerapan Model Pembelajaran Remedial Berbasis
Web pada Materi Rumus dan Fungsi. Jurnal Praktik Penelitian Tindakan
Kelas Pendidikan Dasar & Menengah. Vol. 6, No. 2. 2016.
Pratiwi, Arida. Pembelajaran dengan praktikum sederhana untuk mereduksi
miskonsepsi siswa pada materi fluida statis di kelas XI SMA Negeri 2
Tuban. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika, 2013
Purbohadi, Dwijoko et al. GaMa Feedback Learning Model: Basic Concept and
Design. Journal of e-Learning and Knowledge Society, Italy. Volume 9
(3). 2013.
Purwoko dan Fendi H, Physics 2. Jakarta: Yudhistira 2009.
Putra, Pramudya Dwi Aristya dan Sudarti. Real Life Video Evaluation dengan
Sistem E-Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis
Mahasiswa Fisika. Jurnal Pendidikan Dasar Vol.3 No.5. 2012.
Putri, Fina Setiana, Penerapan Pembelajaran Guided Discovery Berbasis
Kegiatan Laboratorium Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X
MAN Denanyar Jombang pada Materi Elastisitas, Jurnal Inovasi
Pendidikan Fisika (JIPF), Vol. 3 No. 2, 2014, h.104.
Page 82
84
Putri, Ni Wayan Mei Ananda, I. Nyoman Jampel, and I. Kadek Suartama,
Pengembangan E-Learning dengan Schoology Pada Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia Untuk Siswa K,Melas X Semester I tahun Pelajaran
2014/2015 Di SMA Singaraja. Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.3 No.1.
2015.
Raharjo, Hendri dan I’anah, Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Komputer
dalam Pembelajaran Matematika Pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok,
Jurnal EduMa, Volume 3 No.2. 2014.
Richard Fitzpatrick, Theoretical Fluid Mechanics, 2015, h. 1
Serway, Raymond A and John W. Jewett. Principles of Physics 6th ed. Boston:
Brooks/Cole, 2013.
Silverajah, VS Giita, and Anandraj Govindaraj. The use of Edpuzzle to support
low-achiever's development of self-regulated learning and their learning
of chemistry. Proceedings of the 10th International Conference on
Education Technology and Computers. 2018.
Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Bina Aksara, 1988.
Sudjana, Nana. Penilaian hasil proses belajar mengajar. PT Remaja Rosdakarya,
2012.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R & D. Bandung: Alfabeta. 2012.
Suke Silverius. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta:Grasindo 1991.
Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2010.
Sumianingrum, Ninok Eyiz et al, Efektivitas Metode Discovery Learning
Berbantuan E-Learning di SMA Negeri 1 Jepara. Innovative Journal of
Curriculum and Educational Technology 6.1. 2017. h. 27-35
Suwarna, Iwan Permana. Pengaruh Penggunaan Social Learning Platform
terhadap Pemahaman Konsep dan Tingkat Miskonsepsi Siswa SMA pada
Mata Pelajaran Fisika di Kelas X, Jakarta: Pusat Penelitian dan Penerbitan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. 2014.
Page 83
85
Suwarna, Iwan Permana. Laporan Penelitian Pengembangan Tata Kelola
Kelembagaan Pengembangan Instrumen Ujian Komprehensif Mahasiswa
Melalui Computer Based Test pada Program Studi Pendidikan Fisika.
Jakarta: Pusat Penelitian dan Penerbitan (PUSLITPEN) LP2M UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. 2016.
Tamba, Parsaoran Pengaruh Penggunaan multimedia dan Pengajaran Remedial
Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Menerapkan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Siswa Kelas X SMK Kristen Getsemani Manado, Jurnal
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Vol.4, No.1, 2014
Tjokro dan Sutanto L, Presentasi yang Mencekam, (Jakarta: Elex Media
Komputindo, 2009), h. 187
Tjundjing, S. Keandalan VARK: Instrumen Modalitas Belajar Baru yang Unik
dan Menarik. Anima Indonesian Psychological Journal. Vol. 18. 2003.
Ulva, Nur Laila, Sri Kantun, and Joko Widodo. Penerapan E-Learning Dengan
Media Schoology Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa
Pada Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Konsep Badan Usaha Dalam
Perekonomian Indonesia. JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI: Jurnal
Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi Dan Ilmu Sosial 11.2. 2018. h 96-
102.
Warsito, Hermawan. Pengantar Metodologi Penelitian : Buku Panduan
Mahasiswa, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. 1992
Winarsunu, Tulus. Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan edisi
Revisi, Malang: UMM Press. 2006.
Windura, Sutanto. Be an Absolute Genius. Jakarta: PT. Gramedia. 2008.
Young, Hugh D dan Roger A. Freedman. Fisika Universitas. Terj. Endang
Juliastuti. Jakarta: Erlangga. 2001.
Zulfiani, Tonih Feronika, and Kinkin Suartini. Strategi Pembelajaran Sains.
Jakarta: Lembaga Penelitian UIN (2009)