Top Banner
i PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E-LEARNING KONSEP FLUIDA STATIS PADA REMEDIAL TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA VISUAL STYLE SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh DWI KARTIKASARI NIM : 11140163000034 PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2021
83

PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

Dec 03, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

i

PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E-LEARNING

KONSEP FLUIDA STATIS PADA REMEDIAL TEACHING TERHADAP

HASIL BELAJAR SISWA VISUAL STYLE

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah

Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

DWI KARTIKASARI

NIM : 11140163000034

PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2021

Page 2: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Page 3: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Page 4: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

iii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

KEMENTERIAN AGAMA

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-088

UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2010

FITK No. Revisi: : 01 Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Dwi Kartikasari

Tempat/Tgl.Lahir : Depok/10 Juli 1996

NIM : 11140163000034

Jurusan / Prodi : Tadris Fisika

Judul Skripsi : Pengaruh Guided Discovery Learning Berbasis E-

Learning Konsep Fluida Statis pada Remedial Teaching

terhadap Hasil Belajar Siswa Visual Style.

Dosen Pembimbing : Iwan Permana Suwarna, M.Pd.

dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya

sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

Jakarta, 10 Januari 2021

Mahasiswa Ybs.

Dwi Kartikasari__

NIM. 11140163000034

Page 5: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

iv

ABSTRAK

DWI KARTIKASARI (11140163000034). Pengaruh Guided Discovery

Learning Berbasis E-Learning Konsep Fluida Statis pada Remedial Teaching

terhadap Hasil Belajar Siswa Visual Style. Skripsi Program Studi Tadris Fisika,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2021.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh siswa yang tidak tuntas tidak diberikan

pembelajaran kembali sesuai prinsip remedial teaching. Pemahaman siswa

terhadap konsep fluida statis masih terdapat banyak miskonsepsi dan

ketidakpahaman konsep yang membuat hasil belajar siswa rendah. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh, peningkatan, efektivitas, dan respon

penggunaan e-learning pada remedial teaching pada konsep fluida statis terhadap

hasil belajar siswa visual style. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 5 Depok

Metode penelitian yang digunakan yaitu quasi experiment dengan desain

penelitian nonequivalent control group design. Sampel diambil secara purposive

sampling yang terdiri dari 18 murid pada kelompok eksperimen dan 18 murid

pada kelompok kontrol. Hasil uji hipotesis terhadap hasil data posttest

menggunakan uji-T pada α = 0,05 diperoleh nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,00,

dengan kesimpulan H0 ditolak dan H1 diterima (terdapat pengaruh e-learning pada

remedial teaching terhadap hasil belajar siswa visual style). Peningkatan hasil

belajar siswa visual style di kelompok eksperim en sebesar 0,75 dengan kategori

tinggi. Efektivitas remedial teaching pada penelitian ini memiliki dua uji, uji

effect size menunjukkan e-learning dalam remedial teaching memiliki efektivitas

tinggi (d = 3,69), sedangkan uji efektivitas berdasarkan persentase ketuntasan

siswa menunjukkan kelompok eksperimen termasuk kedalam kategori efektif

(78%). Respon siswa visual style sangat bagus (80%) untuk penggunaan e-

learning pada remedial teaching.

Kata Kunci: E-Learning, schoology, remedial teaching, hasil belajar siswa, fluida

statis.

Page 6: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

v

ABSTRACT

DWI KARTIKASARI (11140163000034). The Effect of E-Learning Based

Guided Discovery Learning on the Concept of Static Fluids in Remedial

Teaching on Visual Style Student Learning Outcomes. Thesis of Physics Tadris

Program, Faculty of Tarbiya and Teaching Science, Syarif Hidayatullah State

Islamic University, Jakarta, 2021.

The background of this research is students who don’t complete learning aren’t

given remedial teaching according to the principle of remedial teaching. There

are still many students' understanding of the concept of static fluids that have

misconceptions and misunderstanding of concepts that make student learning

outcomes low. This study aims to determine the effect, increase, effectiveness, and

response to the use of e-learning in remedial teaching on the concept of static

fluids visual style student learning outcomes. This research has held in SMAN 5 of

Depok with sample of 36 visual style students. The research method used is quasi

experiment with nonequivalent control group design. The sample was taken by

purposive sampling consisting of 18 students in the experimental group and 18

students in the control group. Hipotesis result toward posttest data result using T-

test in α = 0,05 obtained sig score. (2-tailed) 0,00 with conclusion H0 rejected and

H1 accepted. (There is an effect of e-learning in remedial teaching on student

learning outcomes in visual style). The improvement of visual style student

learning outcomes in the experimental group amounting to 0,75 in the high

category. The effectiveness of remedial ting in this study has two tests, the first is

the effect size test which shows that e-learning in remedial teaching is very

effective (d = 3.69), the second is the effectiveness test based on the percentage of

student completeness that the experimental group is in the effective category

(78%).Visual style student response is very good (80%) for the use of e-learning

in remedial teaching.

.

Keywords: E-Learning, schoology, remedial teaching, student learning outcomes,

static fluids.

Page 7: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu

memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam semoga selalu

tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat, dan para

pengikutnya sampai akhir zaman yang senantiasa berada dalam ampunan Allah

SWT. Atas ridho-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

yang berjudul “Pengaruh Guided Discovery Learning Berbasis E-Learning

Konsep Fluida Statis pada Remedial Teaching terhadap Hasil Belajar Siswa

Visual Style”.

Apresiasi dan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah

berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini. Secara khusus, apresiasi dan terima

kasih tersebut disampaikan kepada:

1. Dr. Sururin, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Iwan Permana Suwarna, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Iwan Permana Suwarna, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan waktu, tenaga, pikiran, dan motivasi dalam membimbing penulis

dalam penyusunan skripsi ini.

4. Dwi Nanto, Ph. D. selaku dosen pembimbing akademik.

5. Seluruh dosen, staff, dan karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

khususnya program studi pendidikan fisika yang telah memberikan ilmu

pengetahuan, pemahaman, dan pelayanan selama proses perkuliahan.

6. Usep Kasman, M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMAN 5 Depok beserta

jajarannya.

7. Novia Dyah Kusuma Dewi, S.Pd. selaku guru bidang studi fisika SMAN 5

Depok.

8. Keluarga tercinta, Ibu Nuriah, Bapak Kartono, Mas Dian, Mbak Gina, Adik

Chairunnisa, Adik Miftakhul Janah, Mbah Partiyem (almh), Om Warsito

beserta keluarga, Dek Putra, dan Pakle Bambang Budi beserta keluarga yang

selalu memberikan doa, kasih sayang dan motivasi serta dukungan moril

Page 8: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

vii

maupun materil. Semoga keluarga besar kita selalu diridhoi Allah SWT dan

Rasulullah SAW.

9. Kakak-kakak tingkat Pendidikan Fisika: Arief Prayoga, S.Pd., Dendy Siti

Kamilah S.Pd, Fatimah, S.Pd., Siti Dzulhijah, S.Pd., Hikmah Fajriyah, S.Pd.,

Latif Mudzakkir, S.Pd. yang selalu menjadi tempat berbagi informasi,

memberikan waktu, pikiran, saran, dan dukungan kepada peneliti.

10. Keluarga besar: Pendidikan Fisika khususnya angkatan 2014, Asisten

Laboratorium Pendidikan Fisika, HMPS P. Fisika, Komunitas Gamma

Astronomi Club yang telah memberikan inspirasi dan motivasi.

11. Sahabat-sahabatku: Yosi Karuniawan, Sari, Dini, Qorina Nofa, Dian, Nisa,

Tia, Geng Gendut (Naila, Evi, Intan), dan Geng Pucuk (Dita, Nur, Karina,

Acil, Anis, Aman, Ichsan, Arvi, Qisthi, Feby, Rosy, Adrian) yang telah

memberikan bantuan dan dukungan.

12. Siswa-siswi kelas XI IPA SMAN 5, 8, 10, dan 11 Kota Depok yang telah

bersedia membantu penulis dalam observasi penelitian, khususnya murid XI

IPA 6 SMAN 5 Depok yang telah memberikan semangat dan do’a kepada

penulis.

13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam penyusunan skripsi ini baik dengan do’a maupun tenaga.

Semoga segala bentuk bantuan, dorongan, saran dan bimbingan yang

diberikan kepada peneliti mendapatkan balasan yang terbaik dari Allah SWT.

Peneliti menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh

karena itu, demi kesempurnaan penulisan selanjutnya, penulis mengharapkan

kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Akhir kata penulis ucapkan

terima kasih semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, Desember 2020

Penulis

Page 9: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .................................................. iii

ABSTRAK .......................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi

DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... x

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii

BAB I .................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 4

C. Batasan Masalah ........................................................................................... 5

D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5

E. Spesifikasi E-Learning yang digunakan.................................................... 6

F. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 6

G. Manfaat Penelitian........................................................................................ 7

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS .................... 8

A. Kajian Teoritis .............................................................................................. 8

1. Remedial Teaching ........................................................................... 8

2. Model Pembelajaran Guided Discovery Learning ......................... 37

3. Produk E-Learning berbasis Schoology......................................... 37

4. Hasil Belajar ................................................................................... 20

5. Gaya Belajar ................................................................................... 23

6. Fluida Statis .................................................................................... 26

B. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 34

C. Penelitian yang Relevan ............................................................................ 34

D. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 38

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 38

B. Metode dan Desain Penelitian .................................................................. 38

C. Prosedur Penelitian ..................................................................................... 39

D. Variabel Penelitian ..................................................................................... 40

E. Populasi dan Sampel .................................................................................. 40

Page 10: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

ix

F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 40

G. Instrumen Penelitian .................................................................................. 41

1. Instrumen Tes (Tes Hasil Belajar Siswa) ....................................... 41

2. Intrumen Nontes (Angket) ............................................................. 52

H. Teknik Analisis Data Tes dan Nontes ..................................................... 61

1. Teknik Analisis Data Tes ............................................................... 61

2. Teknik Analisis Data Nontes ......................................................... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 62

A. Hasil Penelitian ........................................................................................... 62

1. Hasil Pretest Hasil Belajar Siswa .................................................. 62

2. Hasil Posttest Hasil Belajar Siswa ................................................. 63

3. Rekapitulasi Hasil Tes Hasil Belajar Siswa ................................... 65

4. Peningkatan Hasil Belajar Siswa (N-gain) ..................................... 67

5. Peningkatan Indikator Hasil Belajar Siswa per-Indikator .............. 68

6. Hasil Uji Prasyarat Analisis Statistik ............................................. 68

7. Hasil Uji Hipotesis ......................................................................... 70

8. Hasil Uji Efektivitas ....................................................................... 70

9. Hasil Analisis Angket .................................................................... 71

B. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................. 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 78 A. Kesimpulan ......................................................................................... 78

B. Saran ................................................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 80

LAMPIRAN

Page 11: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Stimulasi yang ditampilkan pada Schoology ..................................... 18

Gambar 2.2 Proses menjawab soal interaktif yang ditampilkan pada Edpuzzle ... 19

Gambar 2.3 Proses olah data untuk menjawab soal perhitungan interaktif yang

ditampilkan pada Edpuzzle .................................................................................... 19

Gambar 2.4 Umpan Balik yang ditampilkan pada Edpuzzle................................. 20

Gambar 2.5 Berat Fluida Semakin Besar pada Setiap Kedalamannya ................. 27

Gambar 2.6 Tekanan Sama pada Setiap Titik yang Kedalamannya Sama ........... 29

Gambar 2.7 Gaya Angkat Fluida .......................................................................... 31

Gambar 2.8 Gaya Angkat Tidak Dipengaruhi Massa Benda ................................ 31

Gambar 2.9 Tegangan Permukaan pada Lapisan Sabun ....................................... 32

Gambar 2.10 Sudut Kontak pada Pipa Kapiler ..................................................... 32

Gambar 2.11 Kerangka Berpikir ........................................................................... 34

Gambar 3. 1 Prosedur Penelitian ........................................................................... 39

Gambar 4.1 Grafik Distribusi Frekuensi Skor Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol .................................................................................................................. 62

Gambar 4.2 Grafik Distribusi Frekuensi Skor Posttest Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol ........................................................................................................ 64

Gambar 4.3 Diagram Pretest dan Posttest Berdasarkan Ranah Kognitif Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol ............................................................................. 67

Gambar 4.4 Gambaran Angket Respon Siswa terhadap Pembelajaran E-Learning

............................................................................................................................... 72

Page 12: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Guided Discovery ............................ 14

Tabel 3.1 2 Desain Penelitian ............................................................................... 38

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes ......................................................................... 41

Tabel 3.3 Kategori Validitas ................................................................................. 46

Tabel 3.4 Kriteria Koefisien Korelasi ................................................................... 47

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes menggunakan software Anates....... 47

Tabel 3.6 Kesimpulan Hasil Uji Validitas Instrumen Tes .................................... 47

Tabel 3.7 Kriteria Koefisien Reliabilitas .............................................................. 50

Tabel 3.8 Klasifikasi Taraf kesukaran .................................................................. 51

Tabel 3.9 Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal ............................................................ 51

Tabel 3.10 Klasifikasi Daya Pembeda .................................................................. 52

Tabel 3.11 Hasil Uji Daya Pembeda Soal ............................................................. 52

Tabel 3.12 Kisi-kisi Instrumen Nontes (Angket) .................................................. 54

Tabel 3.13 Klasifikasi N-gain ............................................................................... 57

Tabel 3.14 Kriteria effect size................................................................................ 58

Tabel 3.15 Kriteria efektivitas berdasarkan persentase ketuntasan ...................... 58

Tabel 3.16 Skala Penilaian Angket ....................................................................... 60

Tabel 3.17 Interpretasi Persentase Angket ............................................................ 61

Tabel 4.1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Skor Pretest ........................ 63

Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Skor Posttest ....................... 64

Tabel 4.3 Rekapitulasi Data Skor Pretest dan Posttest ......................................... 65

Tabel 4.4 Perbandingan Skor Pretest dan Posttest Hasil Belajar Siswa Tiap

Indikator Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........................................... 66

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan N-gain ...................................................................... 67

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan N-gain Indikator Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol ........................................................................................................ 68

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Shapiro-Wilk Pretest dan Posttest ...................... 69

Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest ......................................... 69

Tabel 4.9 Hasil Uji Hipotesis Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol .................................................................................................................. 70

Tabel 4.10 Hasil Uji Effect Size ............................................................................ 71

Tabel 4.11 Hasil Uji Efektivitas Berdasarkan Persentase Ketuntasan .................. 71

Tabel 4.12 Respon Ketertarikan Siswa terhadap E-Learning Pengajaran Remedial

............................................................................................................................... 71

Page 13: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

xii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A PERANGKAT PEMBELAJARAN

A.1 Rekapan Hasil Wawancara Guru ............................................ 87

A.2 Hasil Analisis Angket Siswa .................................................. 93

A.3 RPP Kelompok Eksperimen ................................................... 98

A.4 RPP Kelompok Kontrol ........................................................ 118

LAMPIRAN B INSTRUMEN PENELITIAN

B.1 Kisi-Kisi Instrumen Tes Uji Coba Penelitian ....................... 139

B.2 Instrumen Tes Hasil Belajar Uji Coba Penelitian ................. 142

B.3 Analisis Hasil Uji Instrumen Tes .......................................... 160

a. Analisis Validasi Ahli Materi ............................................. 160

b. Analisis Validasi Ahli Konstruk ......................................... 161

c. Analisis Validasi Ahli Bahasa ............................................ 163

d. Uji Validasi Butir Soal ........................................................ 164

e. Uji Reliabilitas Instrumen ................................................... 165

f. Uji Daya Beda ..................................................................... 166

g. Uji Taraf Kesukaran ........................................................... 167

h. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen .............................. 168

B.4 Instrumen Tes Hasil Belajar ................................................. 169

B.5 Instrumen Nontes .................................................................. 179

B.6 Lembar Uji Validasi Instrumen Nontes ................................ 182

B.7 Lembar Uji Validasi Instrumen Tes...................................... 183

a. Lembar Validasi Ahli Materi .............................................. 183

b. Lembar Validasi Ahli Konstruk .......................................... 189

c. Lembar Validasi Ahli Bahasa ............................................. 197

LAMPIRAN C ANALISIS HASIL PENELITIAN

C.1 Hasil Pretest .......................................................................... 203

C.2 Hasil Posttest ........................................................................ 205

C.3 Hasil Olah Data Per Indikator Ranah Kognitif ..................... 207

C.4 Uji Normalitas Hasil Pretest ................................................. 215

C.5 Uji Normalitas Hasil Posttest ............................................... 217

C.6 Uji Homogenitas Hasil Pretest ............................................. 219

C.7 Uji Homogenitas Hasil Posttest ............................................ 220

C.8 Uji Hipotesis Hasil Pretest .................................................... 221

C.9 Uji Hipotesis Hasil Posttest .................................................. 223

C.10 Uji N-gain ........................................................................... 225

C.11 Hasil Uji N-gain Per Indikator Ranah Kognitif .................. 227

C.12 Hasil Analisis Gaya Belajar Siswa Kelas XI IPA SMAN 5

Depok .......................................................................................... 236

Page 14: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

xiii

C.13 Data Hasil Angket Respon Siswa ....................................... 239

LAMPIRAN D SURAT-SURAT PENELITIAN

D.1 Surat Keterangan Observasi ................................................. 242

D.2 Surat Permohonan Izin Penelitian ........................................ 245

D.3 Surat Keterangan Penelitian ................................................. 246

D.4 Surat Pernyataan Wawancara ............................................... 247

D.5 Uji Referensi ......................................................................... 251

D.6 Daftar Riwayat Hidup Penulis .............................................. 268

Page 15: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Siswa SMA Negeri di Depok memiliki rata-rata hasil belajar yang rendah

pada mata pelajaran fisika. Tiga tahun terakhir nilai rata-rata mata pelajaran fisika

pada Ujian Nasional tingkat SMA Negeri di Kota Depok mengalami penurunan,

yaitu tahun ajaran 2015-2017: 25,18% (69,24 menjadi 51,80), 1,96% (51,80

menjadi 50,78).1 Hal tersebut mengungkapkan bahwa pembelajaan fisika di SMA

Negeri Kota Depok masih belum optimal. Faktor-faktor yang menyebabkan hal

itu terjadi yaitu karena guru yang belum menerapkan pembelajaran tuntas dengan

baik kepada siswa. Guru hanya melaksanakan tindakan yang disebut retes bukan

remedial teaching2, guru tidak mengakomodasi gaya belajar tiap siswa

3, salah satu

tahapan seorang guru dapat dikatakan menjadi fasilitator yang baik yaitu dengan

kemampuan mengakomodasikan gaya belajar pada setiap siswa. Siswa

menganggap bahwa pelajaran fisika sulit dipahami (66,1% siswa menganggap

fisika itu sulit)4, dan faktanya 59% siswa mengalami miskonsepsi dan 34% siswa

mengalami ketidakpahaman konsep pada konsep fluida statis.5 Guru diharapkan

menerapkan pengajaran remedial dengan mengevaluasi kesulitan belajar siswa

terlebih dahulu dan menerapkan remedial sesuai dengan karakteristik siswa agar

tercapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Kegiatan remedial yang dilaksanakan oleh guru tidak optimal. Masih

banyak siswa yang tidak tuntas setelah mengikuti pengajaran remedial. Salah

satunya materi fluida statis. Materi fluida statis termasuk kedalam materi yang

memiliki banyak subbab sehingga pada pembelajaran Siswa banyak mengalami

kesalahan dalam memahami konsep (59%) dan siswa mengalami ketidakpahaman

1 Kemendikbud, Rekap Hasil Ujian Nasional (UN) Tingkat Sekolah, 2017,

(https://puspendik.kemdikbud.go.id/hasil-un/) 2 Analisis studi pendahuluan pada siswa SMA Negeri Kota Depok

3 Zulfiani, Iwan Permana Suwarna, & S Miranto, Science Education Adaptive Learning

System as a Computer-Based Science Learning with Learning Style Variations, Journal of Baltik

Science Education, 17 (4), 2018, h. 712. 4 Analisis studi pendahuluan pada siswa SMA Negeri Kota Depok

5 Analisis studi pendahuluan pada siswa SMA Negeri Kota Depok

Page 16: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

2

konsep (34%) pada konsep fluida statis.6 Konsep fluida statis tersebut

diantaranya: 1) besarnya tekanan ditentukan oleh luas penampang bejana, volume

serta massa dari zat, 2) tekanan sebanding dengan waktu, 3) semakin berat benda

maka benda akan tenggelam.7

Hal ini disebabkan pengajaran remedial yang tidak sesuai dengan prinsip

pengajaran remedial itu sendiri yaitu: Pertama, prinsip adaptif (pembelajaran yang

dilakukan hendaknya memungkinkan peserta didik untuk belajar sesuai dengan

kecepatan, kesempatan, dan gaya belajar masing-masing.) faktanya pada

pengajaran remedial guru menyamaratakan waktu belajar untuk semua siswa dan

tidak mengakomodasi gaya belajar siswa8; Kedua, prinsip interaktif (pembelajaran

yang dilakukan hendaknya memungkinkan peserta didik untuk secara intensif

berinteraksi dengan pendidik dan sumber belajar yang tersedia.) faktanya 36,9%

siswa menganggap guru masih teacher center dan kurang interaktif dalam

pembelajaran9,10

; Ketiga, prinsip fleksibilitas (guru tidak mengakomodasi gaya

belajar siswa)11

; Keempat prinsip pemberian umpan balik (guru-guru lama dalam

mengembalikan dan mengoreksi tugas maupun Ulangan Harian dikarenakan

banyaknya jumlah siswa)12

membuat siswa susah mengetahui sejauh mana

pemahaman yang dimilliki. Siswa tidak akan termotivasi dalam belajar jika tugas

yang dikerjakan tidak terkoreksi dengan baik oleh guru13

; Kelima,

kesinambungan dan ketersediaan dalam pemberian layanan, (faktanya 13,2%

6 Analisis studi pendahuluan pada siswa SMA Negeri di Kota Depok

7 Arida Pratiwi, “Pembelajaran dengan praktikum sederhana untuk mereduksi miskonsepsi

siswa pada materi fluida statis di kelas XI SMA Negeri 2 Tuban”. Jurnal Inovasi Pendidikan

Fisika. 2013, h.119 8 Analisis studi pendahuluan pada siswa SMA Negeri di Kota Depok

9 Analisis studi pendahuluan pada siswa SMA Negeri di Kota Depok

10 Parsaoran Tamba, “Pengaruh Penggunaan multimedia dan Pengajaran Remedial Terhadap

Prestasi Belajar Mata Pelajaran Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Siswa Kelas X

SMK

Kristen Getsemani Manado”, Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Vol.4, No.1, 2014, h.31. 11

Analisis studi pendahuluan pada siswa SMA Negeri di Kota Depok 12

Hasil wawancara Guru SMA Negeri di Kota Depok 13

Iwan Permana Suwarna, “Pengaruh Penggunaan Social Learning Platform terhadap

Pemahaman Konsep dan Tingkat Miskonsepsi Siswa SMA pada Mata Pelajaran Fisika di Kelas

X”,

Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,2014, h.13

Page 17: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

3

siswa mengatakan tidak adanya layanan bimbingan bimbingan dan penyuluhan,

46,8% siswa mengatakan hanya diberikan retes bukan remedial teaching).14

Pengajaran remedial fisika pada konsep fluida statis perlu segera

diperbaiki. Fluida Statis merupakan materi fisika yang saling berkaitan dengan

materi selanjutnya, dengan demikian siswa tidak dapat mengerjakan soal yang

terkait dengan fluida statis yang sering muncul dalan Ujian Nasional. Penggunaan

bahan ajar yang kurang sesuai akan berdampak pada motivasi belajar siswa dan

hasil belajar yang rendah (Kriteria Ketuntasan Minimum tidak tercapai).15

Siswa

dengan gaya belajar visual tidak dapat menyerap informasi pembelajaran dengan

baik karena guru yang masih menggunakan metode konvensional (ekspositori)

tidak menggunakan media yang mengakomodasi gaya belajarnya seperti tidak

menayangkan animasi atau video. Oleh karena itu, pengajaran remedial sangatlah

penting dilakukan dengan menyesuaikan karakteristik siswa untuk mencapai

pemahaman kompetensi yang diharapkan.

E-Learning berbasis Schoology yang disisipkan konten video pertanyaan

interaktif Edpuzzle dapat dijadikan solusi yang efektif dan dapat memenuhi

prinsip pengajaran remedial bagi siswa dengan gaya belajar visual style. Karena

dari lima prinsip pengajaran remedial, Schoology dapat memenuhinya antara lain:

1) prinsip adaptif, e-learning disisipkan video dan animasi pembelajaran yang

dapat memiliki hubungan yang positif dan signifikan pada gaya belajar sehingga

peningkatan prestasi hasil belajar16,17

, kemudian siswa lowachievers tidak

ditinggalkan secara akademik dikarenakan terdapat fitur putar ulang video pada

aplikasi edpuzzle yang dapat mengakomodasi kecepatan belajar pada masing-

14

Analisis studi pendahuluan pada siswa SMA Negeri di Kota Depok 15

Hendri Raharjo dan I’anah, “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Komputer dalam

Pembelajaran Matematika Pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok”, Jurnal EduMa, Volume 3

No.2, 2014, h. 120 16

Agung Perdana. P. B, “Hubungan Gaya Belajar dan Media Pembelajaran dengan Prestasi

Belajar Siswa di SMKN 1 Pantai Cermin T.P 2014/2015”, Skripsi, Universitas Negeri Medan,

2015, h. 80-81 17

Kadek Bayu Indrayasa, A.A.Gede Agung, Luh Putu Putrini,Pengembangan E-Learning

dengan Schoology Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Untuk Siswa K,Melas X Semester I

tahun Pelajaran 2014/2015 DI SMA Singaraja . Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.3 No.1, 2015,

h.2.

Page 18: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

4

masing karakteristik siswa18

; 2) prinsip interaktif, sistem e-learning sudah

dirumuskan sesuai kebutuhan siswa secara individual, sehingga setiap siswa

mendapatkan umpan balik sesuai kemampuan yang siswa miliki19

; 3) fleksibilitas

dapat digunakan dimana saja dan kapan saja, siswa juga dapat mengakses uang

pembelajaran dirumah; 4) prinsip pemberian umpan balik, penugasan maupun

pembelajaran video interaktif edpuzzle memberikan umpan balik secara langsung

yang membuat siswa dapat digunakan untuk memperbaiki atau meningkatkan

pencapaian hasil belajar20

; 5) prinsip kesinambungan dan ketersediaan dalam

pemberian layanan, schoology memfasilitasi layananan bimbingan untuk remedial

maupun pengayaan secara pribadi maupun kelompok dengan fitur link yang dapat

dipilih siswa menuju ke folder materi maupun resource pembelajaran dalam

bentuk video maupun foto21

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di atas, penulis ingin

mengetahui pengaruh E-Learning konsep fluida statis dalam meningkatkan hasil

belajar siswa dengan gaya belajar visual pada remedial teaching. Judul penelitian

yang dilakukan adalah “Pengaruh Guided Discovery Learning Berbasis E-

Learning Konsep Fluida Statis pada Remedial Teaching terhadap Hasil Belajar

Siswa Visual Style”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasikan

permasalahan sebagai berikut :

1. Ketuntasan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika masih rendah.

18

V S Giita Silverajah, “The Use Edpuzzle to Support Low-Archiever’s Development of

Self-Regulated Learning and their Learning of Chemistry”, Proceedings of the 10th International

Conference on Education Technology and Computers. 18:4, 2018, h.4 19

Rida Ikrar Prasetyo dkk, "Penerapan Model Pembelajaran Remedial Berbasis Web pada

Materi Rumus dan Fungsi." Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar &

Menengah, Vol. 6, No. 2, 2016, h. 57 20

Suke Silverius, Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. (Jakarta:Grasindo, 1991), h. 148 21

Anita Sugiansih Haske, dan Ana Ratna Wulan, "Pengembangan E-learning berbasis

MOODLE dalam Pembelajaran Ekosistem untuk Meningkatkan Literasi Lingkungan Siswa pada

Program Pengayaan." Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS. 2015.h. 407

Page 19: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

5

2. Fluida statis merupakan materi kontekstual dalam kehidupan sehari-hari,

namun masih terdapat banyak miskonsepsi 59% (254 dari 430 siswa) dan

ketidakpahaman konsep 34% (146 dari 430 siswa).

3. Banyaknya siswa gaya belajar visual style dengan persentase 23% (100 dari

430 siswa) yang tidak diakomodasi gaya belajarnya saat pembelajaran oleh

guru.

4. Pengajaran remedial yang belum sesuai prinsip pengajaran remedial, yaitu

adaptif, interaktif, fleksibilitas, pemberian umpan balik, dan juga

kesinambungan dan ketersediaan.

5. Proses remedial teaching yang berlangsung saat ini masih ditangani dengan

remedial tes atau pengerjaan ulang soal yang diujiankan tanpa memberikan

perlakuan (treatment) berupa remedial teaching.

6. Tidak ada media khusus yang digunakan untuk anak yang remedial dengan

gaya belajar visual.

C. Batasan Masalah

Dari beberapa pertanyaan yang timbul dalam identifikasi masalah, peneliti

membatasi menjadi :

1. Hasil belajar yang diukur dalam penelitian ini hanya mencakup aspek ognitif

pada taksonomi bloom revisi tingkat C2 sampai dengan C5

2. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa yang memiliki gaya

belajar visual dan tidak tuntas pada konsep fluida statis

3. E-Learning yang digunakan berbasis Schoology

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan

sebelumnya di atas, maka masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan E-Learning

konsep fluida statis pada remedial teaching terhadap hasil belajar siswa

visual style ?

Page 20: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

6

2. Bagaimana efektivitas dalam penggunaan E-Learning konsep fluida statis

pada remedial teaching terhadap hasil belajar siswa visual style ?

3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dalam penggunaan E-Learning

konsep fluida statis pada remedial teaching terhadap hasil belajar siswa

visual style ?

4. Bagaimana respon siswa visual style dengan penggunaan E-Learning fluida

statis pada remedial teaching ?

E. Spesifikasi E-Learning yang digunakan

Spesifikasi E-Learning yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan

ajar fisika berbentuk online dengan berbasis Schoology. Bahan ajar online tersebut

dapat mengakomodasi kemampuan gaya belajar siswa visual. Isi materi dari

bahan ajar digital akan menampilkan sub materi fluida statis dalam setiap

pertemuan sesuai dengan gaya belajar siswa visual, diantaranya:

1. Penyampaian materi menggunakan teks, gambar, animasi, dan video

2. E-Learning berbasis Schoology disisipkan Edpuzzle yang nantinya akan

menjadi kegiatan remedial teaching berbentuk video pertanyaan interaktif

F. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka penelitian ini

bertujuan untuk:

1. Mengetahui pengaruh penggunaan E-Learning fluida statis pada remedial

teaching terhadap hasil belajar siswa visual style.

2. Mengetahui efektivitas dalam penggunaan E-Learning fluida statis pada

remedial teaching terhadap hasil belajar siswa visual style.

3. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam penggunaan E-Learning

konsep fluida statis pada remedial teaching terhadap hasil belajar siswa

visual style ?

4. Mengetahui respon siswa visual style terhadap penggunaan E-Learning fluida

statis pada remedial teaching.

Page 21: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

7

G. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak

yang terlibat baik guru, siswa, peneliti, maupun peneliti lain.

1. Melalui E-Learning siswa dimungkinkan untuk tetap dapat melakukan

pembelajaran sekalipun tidak berada di sekolah dan tidak pada jam

pembelajaran di sekolah. Kegiatan belajar menjadi sangat fleksibel, praktis

dan interaktif karena berbagai macam fasilitas yang tersedia pada E-Learning.

2. Sebagai media pendukung dalam proses pembelajaran.

3. Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam menggunakan E-Learning

pada remedial teaching serta wawasan mengenai software pembuat E-

Learning dalam pembelajaran fisika.

Page 22: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

8

BAB II

KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kajian Teoritis

1. Remedial Teaching

a. Pengertian Remedial Teaching

“Remedial Teaching” terdiri dari dua kata yaitu “Remedial” dan

“Teaching”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) “Remedial” diartikan

sebagai: pertama, berhubungan dengan perbaikan. Kedua, remedial bersifat

menyembuhkan.1 Sedangkan “Teaching” diartikan sebagai pengajaran, dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang berarti proses, cara, perbuatan

mengajar, perihal mengajar dan segala sesuatu mengenai mengajar.2 Dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia “Pengajaran Remedial” diartikan sebagai

pengajaran yang diberikan khusus untuk memperbaiki kesulitan belajar yang

dialami siswa.3

Menurut Mukhtar dan Rusmini, pengajaran remedial merupakan suatu

bentuk pengajaran yang bersifat mengobati, menyembuhkan, atau membetulkan

pengajaran dan membuatnya mejadi lebih baik dalam rangka mencapai tujuan

pengajaran yang maksimal.4 Pengajaran remedial ini pada hakikatnya merupakan

suatu langkah “bantuan” untuk memperbaiki hasil belajar siswa sesuai dengan

tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, baik berupa perlakuan pengajaran

dalam menanggulangi kesulitan-kesulitan belajar yang dialami oleh siswa yang

mungkin disebabkan oleh faktor-faktor internal maupun eksternal. Siswa yang

mengalami kesulitan belajar diupayakan dapat mencapai hasil belajar yang lebih

optimal melalui kegiatan remedial ini.

b. Perbedaan Remedial Teaching dengan Pembelajaran Biasa

1 Kamus Besar Bahasa Indonesia

2 ibid

3 ibid

4 Mukhtar dan Rusmini, Pengajaran Remedial Teori dan Penerapannya dalam pembelajaran,

(Jakarta: Nimas Multima, 2008), h. 8

Page 23: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

9

Adapun perbedaan antara pengajaran biasa dengan pengajaran remedial

adalah sebagai berikut:5

1) Kegiatan pengajaran biasa sebagai program pembelajaran di kelas dan semua

siswa ikut berpartisipasi, sedangkan kegiatan pengajaran remedial dilakukan

setelah diketahui adanya kesulitan belajar, kemudian diadakan pelayanan

khusus.

2) Tujuan pengajaran biasa adalah dalam rangka mencapai tujuan pengajaran

yang ditetapkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan sama untuk semua

siswa, sedangkan pengajaran remedial tujuannya disesuaikan dengan kesulitan

belajar siswa, walaupun tujuan akhirnya sama.

3) Metode yang digunakan dalam pengajaran biasa sama untuk semua siswa,

sedangkan metode dalam pengajaran remedial disesuaikan dengan sifat, jenis,

dan latar belakang kesulitan.

4) Pengajaran biasa dilakukan oleh guru, sedangkan pengajaran remedial oleh

tim (kerjasama).

5) Alat pengajaran remedial lebih bervariasi.

6) Pengajaran remedial lebih diferensial dengan pendekatan individual.

7) Evaluasi pengajaran remedial disesuaikan dengan kesulitan belajar yang

dialami oleh siswa.

c. Tujuan dan Fungsi Remedial Teaching

Secara umum pelaksanaan remedial ini bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan siswa dalam memahami dan menguasai konsep suatu materi

pembelajaran yang diberikan sehingga dapat mencapai hasil belajar yang optimal.

Secara rinci, tujuan dari pengajaran remedial ini adalah:6

1) Fungsi Korektif

Fungsi korektif yang dimaksud dalam pengajaran remedial ini adalah dapat

dilakukan perbaikan terhadap hal yang dianggap belum memenuhi apa yang

diharapkan dalam proses pembelajaran, seperti perumusan tujuan, penggunaan

5Ibid, h. 21

6 Ibid., h. 23

Page 24: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

10

metode, cara-cara belajar, materi dan alat pelajaran, evaluasi, dan lain

sebagainya.

2) Fungsi Pemahaman

Fungsi pemahaman yang dimaksud dalam pengajaran remedial ini adalah

memungkinkan tumbuhnya pemahaman guru terhadap perbedaan kemampuan

individual yang dimiliki siswa dalam pembelajaran, sehingga guru dapat

menyesuaikan cara mengajar dengan perbedaan yang dimiliki siswa.

3) Fungsi Penyesuaian

Fungsi penyesuaian yang dimaksud dalam pengajaran remedial ini adalah

siswa bisa beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan lingkungan belajar

sehingga ia memiliki harapan untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik

dan optimal.

4) Fungsi Akselerasi

Fungsi akselerasi yang dimaksud dalam pengajaran remedial ini adalah bias

mempercepat penguasaan materi pelajaran sehingga memperoleh hasil belajar

yang lebih baik dengan kurun waktu yang lebih efektif dan efisien.

5) Fungsi Terapeutik

Fungsi terapeutik berarti bahwa secara langsung atau tidak pengajaran

remedial dapat membantu menyembuhkan atau memperbaiki kondisi-kondisi

kepribadian siswa yang mengalami gangguan atau kesulitan belajar.

d. Prinsip Pengajaran remedial

Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengajaran remedial

sesuai dengan sifatnya sebagai pelayanan khusus antara lain:7

1) Adaptif, artinya pembelajaran yang dilakukan hendaknya memungkinkan

peserta didik untuk belajar sesuai dengan kecepatan, kesempatan, dan gaya

belajar masing-masing. Dengan kata lain, mengakomodasi perbedaan

individual peserta didik

2) Interaktif, artinya pembelajaran yang dilakukan hendaknya memungkinkan

peserta didik untuk secara intensif berinteraksi dengan pendidik dan sumber

7 Ibid., h.35

Page 25: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

11

belajar yang tersedia. Kegiatan belajar peserta didik yang bersifat perbaikan

perlu selalu mendapatkan monitoring dan pengawasan agar diketahui

kemajuan belajarnya.

3) Fleksibilitas dalam metode pembelajaran dan penilaian, artinya dalam

pembelajaran perlu menggunakan berbagai metode mengajar dan metode

penilaian yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.

4) Pemberian umpan balik sesegera mungkin, artinya informasi yang diberikan

kepada peserta didik mengenai kemajuan belajarnya perlu diberikan sesegera

mungkin. Umpan balik dapat bersifat korektif maupun konfirmatif. Dengan

sesegera mungkin memberikan umpan balik dapat menghindari kekeliruan

belajar yang berlarut-larut yang dialami peserta didik

5) Kesinambungan dan ketersediaan dalam pemberian layanan, artinya hasil

pembelajaran (pembelajaran reguler) harus ditindaklanjuti dalam bentuk

program remediasi atau pengayaan yang merupakan satu kesatuan.

Pendalaman dan perluasan pengetahuan dan keterampilan pada program

pengayaan harus menjadi pendukung bagi program pembelajaran reguler

e. Tipe-tipe Program Remedial Teaching

Program pengajaran remedial dapat dilakukan dengan beberapa tipe

kegiatan proses pembelajaran, yaitu sebagai berikut: 8

1) Penjelasan kembali oleh guru (re-teaching)

Penjelasan kembali oleh guru (re-teaching), yaitu kegiatan perbaikan yang

dilakukan oleh guru dengan cara mengajarkan kembali materi yang sama

kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar.

2) Penggunaan alat peraga audio visual

Penggunaan alat peraga audio visual maksudnya adalah guru

menerangkan/mengajarkan kembali dengan bantuan alat peraga agar siswa

lebih memahami dan menguasai konsep materi pelajaran.

3) Studi kelompok

8 Ibid., h. 63

Page 26: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

12

Studi kelompok dalam pengajaran remedial ini dilakukan dengan cara diskusi

kelompok yang mana di dalam kelompok tersebut salah satunya terdapat siswa

yang benar-benar menguasai materi tersebut agar dapat menerangkannya

kepada teman-temannya.

4) Tutoring

Tutoring, yaitu siswa yang telah mencapai sasaran (lebih pandai) atau dari

kelas yang lebih tinggi diminta untuk membantu temannya yang ditunjuk

secara individual.

5) Tugas perseorangan

Tugas perseorangan, yaitu guru meminta siswa untuk mempelajari bahan yang

sama dan mengerjakan latihan soal di dalamnya agar siswa terlatih mandiri

untuk mengerjakan latihan.

6) Bimbingan lain

Yaitu program perbaikan yang dapat dilakukan oleh wali kelas, guru dan

petugas bimbingan konseling, tutor, atau orang tua siswa.

f. Langkah-langkah Melakukan Remedial Teaching

Sebelum pengajaran remedial diberikan, seorang guru terlebih dahulu

harus melakukan diagnosis kesulitan belajar, yaitu suatu upaya untuk meneliti dan

memeriksa secara cermat, mengumpulkan fakta-fakta untuk menentukan jenis dan

penyebab kesulitan belajar yang dialami siswa, serta mencari alternatif strategi

pengajaran remedial yang efektif dan efisien. 9

Menurut Hemat, langkah-langkah untuk mendiagnosis kesulitan belajar yang

dialami siswa adalah sebagai berikut:10

1) Identifikasi kasus, yaitu menentukan siapa saja siswa yang mengalami

gangguan atau kesulitan dalam belajar. Untuk dapat menentukan hal in, dapat

diketahui melalui informasi atau data prestasi, hasil belajar dan proses

pembelajaran.

9 Ibid., h. 78

10 Ibid., h. 80

Page 27: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

13

2) Menentukan gejala kesulitan belajar yang dialami siswa dan mengetahui

dimanakah kelemahan-kelemahan itu dapat dilokasikan. Untuk melaksanakan

hal ini, guru tidak perlu mengulang seluruh materi pelajaran, tetapi cukup

menandai bagian mana yang tidak dipahami siswa.

3) Menganalisis berbagai faktor yang berkaitan dengan timbulnya kesulitan

belajar dan mengetahui mengapa kelemahan-kelemahan itu dapat terjadi.

Kelemahan-kelemahan ini dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor

internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari

dalam diri siswa tersebut. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang

berasal dari luar diri siswa tersebut.

4) Menyusun rekomendasi (saran-saran) penyembuhan yang akan dipergunakan

dalam pengajaran remedial.

6) Menentukan bagaimana upaya penyembuhan atau pencegahan terhadap

kelemahan atau kesulitan dalam belajar tersebut. Guru harus mampu

menentukan alternatif cara yang tepat untuk mengatasi kesulitan belajar yang

dialami siswa dengan menggunakan program secara tepat dan sistematis

2. Model Pembelajaran Guided Discovery Learning

Menurut Jerome Bruner dalam Ratna Wilis Dahar bahwa discovery

merupakan suatu pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia, berusaha

sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya,

menghasilkan pengetahuan yang benar – benar bermakna sehingga dapat

memberikan hasil belajar discovery yang mempunyai efek transfer lebih baik dari

pada hasil belajar lainnya11

Tahapan atau langkah-langkah pembelajaran dalam mengaplikasikan

model pembelajaran guided discovery secara umum dapat dijelaskan pada Tabel

2.1 sebagai berikut12

11

Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. (Jakarta: Erlangga, 2011), h. 79 12

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2014), h.

243

Page 28: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

14

Tabel 2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Guided Discovery

No Tahapan Penjelasan

1 Stimulasi

(Stimulation)

Siswa dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan

kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak

memberikan generalisasi agar timbul keinginan untuk

menyelidiki sendiri. Disamping itu guru dapat

memulai kegiatan PBM dengan mengajukan

pertanyaan, anjuran membaca buku, aktivitas belajar

lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan

masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk

menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat

mengembangkan dan membantu siswa dalam

mengekplorasi bahan.

2 Pernyataan atau

Identifikasi

Masalah

(Problem

Statement)

Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda

masalah yang relevan dengan bahan pelajaran,

kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam

bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan

masalah).

3 Pengumpulan

Data (Data

Collection)

Pembuktian benar atau tidaknya hipotesis dilakukan

oleh guru ketika eksplorasi berlangsung, yaitu dengan

memberi kesempatan kepada siswa untuk

mengumpulkan informasi relevan sebanyak-

banyaknya. Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab

pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya

hipotesis, dengan demikian anak didik diberi

kesempatan untuk mengumpulkan (collection)

berbagai informasi yang relevan, membaca literatur,

mengamati objek, wawancara dengan nara sumber,

melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.

Page 29: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

15

No Tahapan Penjelasan

4 Pengolahan

Data (Data

Processing)

Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data

dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik

melalui wawancara, observasi dan sebagainya,

kemudian ditafsirkan. Semua informasi hasil bacaan,

wawancara, observasi, dan sebagainya, semua diolah,

diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu

dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada

tingkat kepercayaan tertentu.

5 Pembuktian

(Verification)

Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara

cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya

hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan

alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing.

Verification menurut Bruner bertujuan agar proses

belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika

guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menemukan suatu konsep, teori, aturan atau

pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai

dalam kehidupannya.

6 Menarik

Kesimpulan

(Generalization)

Tahap generalisasi/menarik kesimpulan adalah proses

menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan

prinsip mum dan berlaku untuk semua kejadian atau

masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil

verifikasi. Berdasarkan hasil verifikasi maka

dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari

generalisasi.

3. Produk E-Learning Berbasis Schoology

a. Definisi E-Learning

Kata e-learning terdiri dari dua bagian, yaitu e yang merupakan singkatan

dari electronic dan learning yang berarti pembelajaran. Jadi, e-learning berarti

Page 30: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

16

pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika,

khususnya perangkat komputer. Karena itu, maka e-learning sering disebut pula

dengan online course.13

Online course secara sederhana dapat didefinisikan

sebagai pembelajaran di kelas maya, namun pada penerapannya, pembelajaran

tidak hanya mengandalkan online course tetapi juga pembelajaran di kelas

melalui tatap muka.

Pembelajaran materi Fluida statis yang masih menggunakan sistem kelas

nyata dengan komunikasi yang terbatas hanya terjadi di kelas. Untuk itu, melalui

pembelajaran di kelas maya, kekurangan pembelajaran di kelas nyata diharapkan

dapat teratasi.

Kelebihan e-learning diantaranya:14

1) Lebih mudah untuk diserap, artinya ialah menggunakan fasilitas multimedia

yang berupa suatu gambar, teks, animasi, suara, dan juga video.

2) Jauh lebih efektif di dalam biaya, artinya ialah tidak perlu instruktur, tidak

perlu juga minimum audiensi, dapat dimana saja, dan lain sebagainya

3) Jauh lebih ringkas, artinya ialah tidak banyak mengandung formalitas kelas,

langsung kedalam suatu pokok bahasan, mata pelajaran yang sesuai

kebutuhan.

4) Tersedia dalam 24 jam per hari, artinya ialah penguasaan dalam materi

tergantung pada semangat dan juga daya serap siswa, bisa dimonitor, bisa

diuji dengan e-test.

Disamping itu, beberapa kelemahan e-learning diantaranya:15

1) Kurangnya interaksi antara pengajar dan pelajar, ataubahkan antar pelajar itu

sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values

dalam prosesbelajar mengajar.

2) Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial, dan

sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial.

13

Ade Kusmana, “E-learning dalam pembelajaran”. Lentera Pendidikan: Jurnal Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, 14(1), 2011, h. 37. 14

Tjokro dan Sutanto L, Presentasi yang Mencekam, (Jakarta: Elex Media Komputindo,

2009), h. 187 15

Lantip Diat Prasojo & Riyanto, Teknologi pendidikan, (Yogyakarta: Gava Media, 2011), h.

22

Page 31: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

17

3) Proses belajar mengajar cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan.

4) Berubahnya peran pengajar dari yang semula menguasai teknik pembelajaran

konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang

menggunakan ICT.

5) Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet. Mungkin hal ini berkaitan

dengan masalah tersedianya listrik, telepon atau komputer.

6) Kurangnya mereka yang mengetahui dan memiliki ketrampilan tentang

internet

7) Kurangnya penguasaan bahasa komputer.

b. Definisi Schoology

Definisi schoology merupakan salah satu dari beberapa learning

management system yang memberikan fasilitas kepada guru dan siswa untuk

saling berinteraksi dalam lingkungan belajar melalui jejaing sosial online16

Adapun fitur-fitur yang dimiliki schoology yaitu : courses (kursus) yaitu fasilitas

membuat kelas mata pelajaran; group (kelompok) yaitu fasilitas untuk membuat

kelompok; discussion; resources (sumber belajar); quiz; attedance dan analytics. 17

Penelitian ini juga menggunakan Edpuzzle yang terintegrasikan dengan

schoology. Edpuzzle merupakan sebuah aplikasi dan media pembelajaran berbasis

video yang dapat digunakan oleh semua guru untuk membuat pelajaran semenarik

mungkin, video bisa diambil melalui Youtube, Khan Academy dan Crash Course

kemudian video dimasukan ke dalam aplikasi edpuzzle dan guru bisa memberikan

pertanyaan dan melacak apakah muridnya menonton video yang diberikan dan

seberapa paham siswa dengan materi yang diberikan.18

Kegiatan EdPuzzle

memiliki potensi yang baik dalam mengembangkan keterampilan belajar mandiri

16

Cahya Kartika dan Rina Harimurti, “Pengaruh E-Learning Berbasis Schoology terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Materi Perangkat Keras Jaringan Kelas X TKJ 2 Pada

SMKNegeri 3 Buduran, Sidoarjo”. Jurnal, IT-Edu, Vol.01 No.01, 2016, h.87. 17

Arny Lattu, “Pendekatan Synetic Berbasis Media Pembelajaran Schoology Untuk

Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IX”. Skripsi

pada Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga: 2016. h. 10 18

Amaliah, “Implementation Of Edpuzzle To Improve Students’ Analytical Thinking Skill In

Narrative Text”. Jurnal Ilmu Bahasa Inggris dan Sastra Program Studi Sastra Inggris Universitas

Trunajaya. 14:1, 2020, h.37

Page 32: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

18

siswa dan dalam mendukung pembelajaran, Edpuzzle memberikan sumber daya

tambahan untuk mempermudah pembelajaran lowachievers agar tidak

ditinggalkan secara akademik, yang merupakan praktik biasa di kelas.19

Tahap-tahap pembelajaran guided discovery learning berbasis schoology

yang disisipkan konten video interaktif Edpuzzle terdapat pada enam tahapan

berikut ini:

1) Stimulation (pemberian rangsangan informasi)

Siswa dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungannya,

kemudian dilanjutkan untuk tidak memberikan generalisasi agar timbul

keinginan untuk menyelidiki sendiri.

Gambar 2.1 Stimulasi yang ditampilkan pada Schoology

2) Problem statement (identifikasi masalah)

Guru memberi kesempatan kepada siswa mencari jawaban sementara atas

pertanyaan masalah.

3) Data collection (pengumpulan data)

Siswa menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis,

dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan

(collection).

19

V S Giita Silverajah, loc.cit.,

Page 33: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

19

Gambar 2.2 Proses menjawab soal interaktif yang ditampilkan pada

Edpuzzle

4) Data processing (pengolahan data)

Siswa mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa semua

diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung.

Gambar 2.3 Proses olah data untuk menjawab soal perhitungan interaktif

yang ditampilkan pada Edpuzzle

5) Verification (pemeriksaan kembali)

Siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau

tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan menjawab pertanyaan yang

diberikan pada Edpuzzle. Verifikasi hipotesis terlihat pada umpan balik yang

diterima siswa setelah menjawab soal pada Edpuzzle.

Page 34: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

20

Gambar 2.4 Umpan Balik yang ditampilkan pada Edpuzzle

6) Generalization (pembuatan kesimpulan).

Siswa menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan

berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan

memperhatikan hasil verifikasi.

4. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Aspek yang diteliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar, ada beberapa

pendapat mengenai hasil belajar , diantaranya:

1) Hasil belajar sebagai kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa

setelah siswa menerima pengalaman belajarnya.20

2) Hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor

setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang

diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam

menerima materi .21

Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan dalam diri

siswa yang dapat menghasilkan kemampuan-kemampuan dari pengalaman yang

dimilikinya

b. Ranah Kognitif

.Pada abad ke-21, Anderson dan Krathowhl menganggap bahwa taksonomi

kognitif Bloom kurang relevan dengan tuntutan jaman.22

Sehingga, Krathowhl

20

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2012), h. 22. 21

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: PT Rineke Cipta, 2006), h. 56 22

Zulfiani, op.cit., h. 66

Page 35: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

21

dalam jurnal yang berjudul “A revision Of Bloom’s Taxonomy: An Overview”

menjelaskan bahwa dimensi ranah kognitif berisi enam kategori yaitu: 23

1) Mengingat (C1)

Kemampuan mengingat didefinisikan sebagai “Retrieving relevant knowledge

from long-term memory.” Mendapatkan kembali pengetahuan relevan dari

memori jangka panjang.

2) Memahami (C2)

Kemampuan memahami didefinisikan sebagai“Determining the meaning of

instructional messages, including oral, written, and graphic communication.”

Membangun pemahaman dari pesan instruksional, termasuk lisan, tulisan dan

komunikasi grafik.

3) Menerapkan (C3)

Kemampuan menerapkan didefinisikan sebagai“Carrying out or using a

procedure in a given situation.” Menerapkan atau menggunakan prosedur

pada situasi yang telah diberikan.

4) Menganalisis (C4)

Kemampuan menganalisis didefinisikan sebagai“Breaking material into its

constituent parts and detecting how the parts relate to one another and to an

overall structure or purpose.” Memecahkan materi ke dalam bagian-bagian

kecil dan menentukan bagian-bagian kecil itu berhubungan satu sama lain dan

semua struktur atau tujuan.

5) Mengevaluasi (C5)

Kemampuan mengevaluasi didefinisikan sebagai“Making judgments based on

criteria and Standards.” Membuat judgment berdasarkan kriteria dan standar.

6) Menghasilkan karya (C6)

Kemampuan menghasilkan karya didefinisikan sebagai“Putting elements

together to form a novel, coherent whole or make an original product.”

Mengambil elemen-elemen secara bersamaan dari sebuah novel untuk

membuat koherensi atau membuat sebuah produk yang asli. Kemampuan

23

Lorin W Anderson dan David R Krathwohl, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran,

Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom. Terj. Agung Prihantono.

(Yogyakarta: Pustaka belajar, 2017) h.100-102.

Page 36: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

22

menghasilkan karya merupakan tingkatan yang terakhir dalam taksonomi

Bloom.

Dari enam kemampuan kognitif yang dikemukakan oleh Bloom, pada

penelitian ini peneliti hanya akan mengungkapkan hasil belajar pada ranah

kognitif C2-C5.

c. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Slameto,

yaitu hasil belajar seseorang dipengaruhi oleh tiga macam faktor, yaitu:24

1) Faktor Intern, merupakan faktor yang berasal dalam diri individu siswa, yang

termasuk ke dalam faktor intern itu sendiri adalah sebagai berikut:

a) Faktor jasmaniah, meliputi kesehatan dan cacat tubuh.

b) Faktor psikologis, meliputi inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif,

kematangan, dan kesiapan saja.

2) Faktor Ekstern, yaitu faktor yang berasal dari luar diri individu siswa, yang

termasuk ke dalam faktor ekstern itu sendiri adalah sebagai berikut:

a) Faktor keluarga, yaitu faktor yang mencakup cara orang tua mendidik,

hubungan antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,

pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan.

b) Faktor sekolah, yaitu faktor yang mencakup metode guru mengajar di sekolah,

kurikulum yang diterapkan di sekolah, hubungan guru dengan siswa,

hubungan siswa dengan siswa, kedisiplinan sekolah, alat atau media

pembelajaran yang digunakan di sekolah, waktu proses belajar mengajar di

sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung sekolah, tugas

rumah yang diberikan guru kepada siswa.

c) Faktor masyarakat, yaitu faktor keadaan siswa dalam bergaul di

kehidupan masyarakat.

Berdasarkan pemaparan uraian di atas, salah satu faktor yang

mempengaruhi hasil belajar siswa adalah alat atau media pembelajaran yang

24

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995)

h. 54-72

Page 37: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

23

digunakan di sekolah dalam proses belajar mengajar . Alat atau media

pembelajaran merupakan salah satu cara untuk membantu siswa aktif dalam

pembelajaran tersebut sehingga siswa mampu mencapai tujuan pembelajaran. Alat

atau media yang digunakan guru dalam pembelajaran tentunya harus menarik dan

interaktif yang sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki siswa, situasi kegiatan

belajar mengajar di sekolah, dan materi yang akan dipelajari.

5. Gaya Belajar

a. Pengertian Gaya Belajar

Pada hakikatnya setiap manusia adalah pembelajar, namun dalam hal ini

cara atau karakteristik manusia dalam proses belajar berbeda-beda sesuai dengan

tingkat kecerdasan yang mereka miliki. Perbedaan cara atau karakteristik dalam

belajar ini lah yang disebut atau dikenal dengan gaya belajar (Learning Style).

Gaya belajar kerap kali menjadi pembahasan yang menarik dan selalu menjadi

bahasan pokok dalam dunia pendidikan. Hasil riset menunjukkan bahwa siswa

yang belajar dengan menggunakan gaya belajar mereka yang dominan, saat

mengerjakan tes akan mencapai nilai yang jauh lebih tinggi dibandingkan bila

mereka belajar dengan cara yang tidak sejalan dengan gaya belajar mereka.25

Gaya belajar merupakan sebuah kunci siswa/i dalam mengembangkan

kinerja siswa baik dalam pekerjaan rumah, sekolah, maupun pekerjaan pribadi.26

Mengetahui beragam gaya belajar siswa dapat membantu guru maupun orang tua

untuk dapat mengenal dan membantu siswa dalam menemukan jati diri, bakat

serta minatnya dalam mengembangkan pengetahuan dan kecerdasannya. Bagi

guru khususnya, dapat menemukan pendekatan-pendekatan yang sesuai dengan

gaya belajar siswa yang beragam tersebut.

Fleming mendefinisikan gaya belajar sebagai karakteristik individu dengan

cara-cara pengumpulan, pengorganisasian serta pemikiran tentang informasi yang

lebih disukainya. Fleming mendefinisikan gaya belajar sebagai karakteristik

25

W Gunawan Adi, Genius Learning Strategy: PetunjukPraktis Untuk Menerapkan

Accelerated Learning, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2012) Cet. 6, hal. 139. 26

Bobbi DePorter & Mike Hernacki, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan

Menyenangkan, (Bandung: Kaifa Learning, 2013), hal. 110

Page 38: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

24

individu dalam pengumpulan, pengorganisasian dan berpikir dalam mengolah

suatu informasi dengan cara yang lebih disukainya.27

b. Macam-macam Gaya Belajar

Fleming mendefinisikan VARK merupakan perluasan model sensorik dari

model neuro-linguistik. VARK adalah singkatan dari Visual (V), Aural/Auditori

(A), Read (R), Kinestetik (K). Gaya belajar visual memproses informasi terbaik

jika mereka dapat melihatnya;Gaya belajar Auditory memproses informasi terbaik

dengan cara mendengarkan ceramah, menghadiri tutorial, dan menggunakan tape

recorder untuk memutar kembali sesi belajar; Gaya belajar read-write memproses

informasi dengan cara membaca informasi dan menuliskannya kembali; dan Gaya

belajar kinesthetic memperoleh informasi terbaik melalui pengalaman dan

praktek28

.

Gaya belajar yang akan dibahas lebih dalam pada penelitian ini adalah

gaya belajar visual. Gaya belajar visual adalah gaya belajar dengan cara melihat

sehingga mata memegang peranan penting.29

Gaya belajar secara visual dilakukan

seseorang untuk memperoleh informasi dengan melihat gambar, diagram, peta,

poster, grafik, data teks seperti tulisan dan sebagainya.

Orang-orang yang memiliki Gaya Belajar Visual mempunyai ciri-ciri atau

karakteristik antara lain: 1) Senantiasa melihat bibir guru yang sedang mengajar;

2) Menyukai instruksi tertulis, foto dan ilustras untuk dilihat; 3) Saat petunjuk

untuk melakukan sesuatu diberikan biasanya kan melihat teman-teman lainnya

baru dia sendiri bertindak; 4) Cenderung menggunakan mengekspresikan atau

gerakan tubuh mengganti sebuah kata untuk saat mengungkapkan sesuatu; 5)

Kurang menyukai berbicara di depan kelompok dan kurang menyukai untuk

mendengarkan orang lain; 6) Biasanya tidak dapat mengingat informasi yang

diberikan secara lisan; 7) Menyukai diagram, kalender maupun grafik time-line

27

Thomas F. Hawk and Amit J. Shah, “Using Learning Style Instruments to Enhance Student

Learning”, Decision Sciences Journal of Innovative Education, Vol. 5, No. 1, 2007, h. 9 28

Vanessa Marcy, MMSc, PA-C, “Adult Learning Style: How the VARK Learning Style

Inventory Can Be Used to Improve Student Learrning”, Perspective on Physician Assistant

Education, Vol. 12, No. 2, Spring 2001, h. 118 29

Sutanto Windura, Be an Absolute Genius, (Jakarta: PT. Gramedia, 2008), cet.2, h.25

Page 39: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

25

untuk mengingat bagian peristiwa; 8) Selalu mengamati seluruh clemen fisik dari

lingkungan belajar; 9) Lebih menyukai peragaan daripada penjelasan lisan; 10)

Biasanya tipe ini dapat duduk tenang di tengah situasi yang ribut atau ramai tanpa

merasa terganggu: 11) Mengorganisir materi belajarnya dengan hati-hati; 12)

Berusaha mengingat dan memahami menggunakan diagram, table dan peta; 13)

Mempelajari materi dengan membaca catatan dan membuat ringkasan.30

Berdasarkan ciri-ciri Gaya Belajar Visual, maka sarana atau media yang

cocok untuk Gaya belajar Tipe Visual Learner ini antara lain: 1) Guru yang

menggunakan bahasa tubuh atau gambar dalam keadaan menerangkan; 2) Media

gambar, video, poster dan sebagainya; 3) Buku yang banyak mencantumkan

diagram atau gambar, 4) Flow chart; 5) Grafik; 6) Menandai bagian-bagian yang

penting dari bahan ajar dengan menggunakan warna yang berbeda; 7) Symbol-

simbol visual. Oleh karena itu kenali cirri-ciri Gaya belajar siswa agar guru dapat

memilih sarana atau media yang tepat.31

Adapun Strategi belajar untuk Gaya belajar Tipe Visual Learner menurut

Mansur HR adalah sebagai berikut: (a) Biarkan mereka duduk di bangku paling

depan, sehingga mereka bisa langsung melihat apa yang dituliskan atau

digambarkan guru di papan tulis. (b) Buatlah lebih banyak bagan-bagan, diagram,

flow.chart dalam menjelaskan sesuatu. (c) Putarkan film. (d) Minta mereka untuk

menuliskan poin poin penting yang harus dihapalkan. (e) Gunakan berbagai

ilustrasi dan gambar. (f) Tulis ulang apa yang ada di papan tulis. (g) Gunakan

warna-warni yang berbeda pada tulisan.32

c. Pentingnya Mengetahui Gaya Belajar

Pertama, bagi seorang guru sangat penting untuk mengetahui atau

memahami bagaimana gaya belajar yang dimiliki oleh masing-masing siswanya,

agar didalam pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang

diharapkan.33

Selain itu ada beberapa alasan kenapa pemahaman guru terhadap

30

Darmadi, Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar Siswa,

(Yogyakarta: Deepublish, 2017), h. 165-166 31

Ibid., h. 166 32

Darmadi, loc.cit. 33

Ni Wayan Juliani, dkk, “Analisis Gaya Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Bahasa

Indonesia Pada Siswa Kelas V SD Gugus VI Kabupaten Karangasem Tahun Pelajaran

Page 40: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

26

gaya belajar siswa perlu diperhatikan dalam proses pengajaran, diantaranya: 1)

Membuat proses belajar mengajar dialogis; 2) Memahami siswa lebih berbeda; 3)

Berkomunikasi melalui pesan; 4) Membuat proses pengajaran lebih banyak

memberi penghargaan; 5) Memastikan masa depan dari disiplin-disiplin yang

dimiliki siswa.34

Kedua, orang tua. Bagi orang tua dengan mengetahui gaya belajar

anaknya, memungkinkan bagi mereka untuk menyediakan fasilitas belajar yang

sesuai dengan gaya belajar anak-anak mereka di rumah. Hal ini bisa dilakukan

dengan menyediakan buku-buku serta gambar bagi anak dengan gaya belajar

visual, menyediakan kaset kaset pelajaran dan sering berdiskusi dengan anak yang

bergaya belajar auditori, dan menyediakan alat-alat praktek bagi anak yang

kecenderungan bergaya belajar kinestetik.35

Ketiga, peserta didik. Dengan mengetahui gaya belajar sendiri, peserta

didik bisa menciptakan suasana yang disenanginya untuk belajar. Apakah itu

dengan menyetel musik, berdiskusi dengan teman atau orang tua, dan lain

sebagainya. Dengan demikian diharapkan motivasi belajar peserta didik bisa

meningkat.36 Selain itu pentingnya setiap individu mengetahui gaya belajar

masing-masing adalah: 1) Meningkatkan kesadaran kitatentang aktivitas belajar

mana yang cocok atau tidak cocok dengan gaya belajar kita; 2) Membantu

menentukan pilihan yang tepat dari sekian banyak aktivitas dan menghindari kita

dari pengalaman belajar yang tidak tepat; 3) Individu dengan kemampuan belajar

efektif yang kurang dapat melakukan improvisasi; 4) Membantu individu untuk

merencanakan tujuan dari belajarnya, serta menganalisis tingkat keberhasilan

seseorang.37

6. Fluida Statis

2015/2016”, e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesa, Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun

2016, h. 3. 34

M Ghufron Nur dan Rini Risnawita, Gaya Belajar Kajian Teoritik, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2014), cet.3, h.138. 35

Darmadi, op.cit., 174 36

Ibid., h. 174 37

M Ghufron Nur dan Rini Risnawita, op.cit., h. 138

Page 41: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

27

Fluida adalah zat yang dapat mengalir. Semua zat cair dan gas dapat

dikelompokan ke dalam fluida karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu

tempat ke tempat yang lain.38

Fluida tidak dapat menahan tegangan geser sekecil

apapun yang diberikan padanya, dan menyebabkan deformasi (perubahan bentuk)

secara kontinu.39

Fluida dapat bagi menjadi dua bagian yakni fluida statis dan

fluida dinamis. Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak

(diam) atau dalam keadaan setimbang.40

Karakteristik fluida dapat dilihat melalui massa jenisnya. Massa jenis, ,

adalah ukuran kepadatan (densitas) yang memiliki furmula massa per volume:41

…. (pers. 2.1)

dengan m adalah massa benda dan V merupakan volumenya. Massa jenis adalah

sifat karakteristik bahan. Objek yang terbuat murni dari suatu bahan, dapat

memiliki ukuran dan massa yang berbeda-beda, tetapi massa jenisnya selalu sama.

Gambar 2.5 Berat Fluida Semakin Besar pada Setiap Kedalamannya

Tekanan yang diberikan pada dasar disebut tekanan hidrostatis.

Berdasarkan gambar 2.5 tekanan hidrostatis yang dialami oleh suatu titik di dalam

fluida diakibatkan oleh gaya berat fluida yang berada di atas titik tersebut.42

Jika

38

Hugh D. Young dan Roger A. Freedman. Fisika Universitas. Terj. Endang Juliastuti,

(Jakarta: Erlangga, 2001), h. 424 39

Richard Fitzpatrick, Theoretical Fluid Mechanics, 2015, h. 1 40

Young, loc.cit. 41

Douglas C. Giancoli : Principles whit Applications 6th

ed, (USA: Pearson Education, 2005),

h.256 42

Ibid., p. 258

Dasar wadah

Page 42: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

28

besarnya tekanan hidrostatis pada dasar wadah adalah P, menurut konsep

tekanan, besarnya P dapat dihitung dari perbandingan antara gaya berat fluida (F)

dan luas permukaan bejana (A).

P= F/A …. (pers. 2.2)

Perubahan tekanan yang diberikan pada fluida tertutup akan diteruskan

tanpa mengalami mengalami pengurangan ke setiap bagian fluida dan dinding ini

hal ini dikenal sebagai prinsip Pascal43

.

…. (pers. 2.3)

Gaya berat fluida merupakan perkalian antara massa fluida dengan

percepatan gravitasi Bumi, sehingga dapat ditulis

…. (pers. 2.4)

Oleh karena m = ρ V, persamaan tekanan oleh fluida dituliskan sebagai

p = ρVg / A …. (pers. 2.5)

Volume fluida di dalam bejana merupakan hasil perkalian antara luas permukaan

bejana (A) dan tinggi fluida dalam bejana (h). Oleh karena itu, persamaan tekanan

di dasar bejana akibat fluida setinggi h dapat dituliskan menjadi

( )

…. (pers. 2.6)

Jika tekanan hidrostatis dilambangkan dengan Ph, persamaannya dituliskan

sebagai berikut.

…. (pers. 2.7)

dengan:

Ph = tekanan hidrostatis (N/m2)

= massa jenis fluida (kg/m3)

g = percepatan gravitasi (m/s2)

h = kedalaman titik dari permukaan fluida (m)44

43

Raymond A. Serway and John W. Jewett. Principles of Physics 6th

ed, (Boston:

Brooks/Cole, 2013), p. 485 44

Purwoko dan Fendi H, Physics 2, (Jakarta: Yudhistira 2009), h.208

Page 43: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

29

Gambar 2.6 Tekanan Sama pada Setiap Titik yang Kedalamannya Sama

Perhatikan bahwa luas penampang (A) tidak berpengaruh terhadap tekanan

pada kedalaman yang diberikan. Tekanan hanya berpengaruh pada massa jenis

fluida dan kedalamanya. Gambar 2.6 memperlihatkan sebuah wadah berisi zat

cair. Wadah itu biasa disebut bejana berhubungan, atau bejana Pascal Mengacu

Gambar 2.6, bisa diperoleh informasi kelakuan zat cair statis (tak bergerak) di

dalam wadah terbuka (a) Tekanan berlangsung ke semua arah. (b) Nilai tekanan

bertambah, pada kedalaman zat cair yang bertambah. (c) Nilai tekanan zat cair

juga bergantung pada kekentalan zat cair. Semakin kental, maka tekanannya

semakin besar (d) Tekanan itu tidak bergantung pada bentuk wadahnya.

Diperlihatkan oleh Gambar 2.6. bahwa tekanan di titik A, B. C, dan D adalah

senilai.45

Tekanan hidrostatik yang dinyatakan oleh persamaan (2.7) bukanlah nilai

tekanan yang sebenarnya, melainkan nilai tekanan yang dilakukan oleh zat cair.

Tekanan oleh zat cair berbeda dengan nilai tekanan di tempat itu, sehab tekanan di

tempat itu senilai dengan tekanan hidrostatik (oleh zat cair) ditambah dengan

tekanan udara luar ( ) Jika benda berada di dalam zat cair pada kedalaman h,

percepatan gravitasi bumi (g), dan zat cair itu bermassa jenis A tekanan diderita

benda pada kedalaman itu adalah:46

…. (pers. 2.8)

dengan:

45

Bambang Murdaka Eka Jati, Pengantar Fisika 1, (Yogyakarta: UGM PRESS, 2018), h.197 46

Ibid., h.200

Page 44: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

30

=tekanan mutlak (N/m2)

= tekanan atmosfir (N/m2)

Ph = tekanan hidrostatis (N/m2)

= massa jenis fluida (kg/m3)

g = percepatan gravitasi (m/s2)

h = kedalaman titik dari permukaan fluida (m)

Tekanan yang diberikan fluida pada benda sesuai persamaan 2.7. kita

dapat menghitung gaya pada dasar benda dan bagian atas benda. Tekanan

dibawah lebih besar maka gaya pada dasar benda pun besar. Sehingga kita bisa

mendapatkan perbedaan gaya pada bagian bawah dan atas sebagai gaya apung.

( )

….(pers. 2.9)

….(pers. 2.10)

dengan:

FA = gaya angkat/gaya Archimedes (N)

F1 = gaya pada bagian atas permukaan benda (N)

F2 = gaya pada bagian bawah permukaan benda (N)

A = luas permukaan benda (m2)

= massa jenis fluida (kg/m3)

h = kedalaman titik dari permukaan fluida (m)

= volume benda tercelup (m3)

Selain memiliki tekanan, fluida pun memiliki gaya apung. Jika benda

dimasukan ke dalam fluida, benda tersebut akan mendapatkan gaya ke atas (gaya

Archimedes atau gaya apung) yang besarnya sama degnan berat zat cair yang

dipindahkan.47

47

Purwoko dan Fendi H, op.cit., h. 210

Page 45: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

31

Gambar 2.7 Gaya Angkat Fluida48

Melalui persamaan 2.7 diketahui bahwa gaya angkat tidak dipengaruhi

oleh massa benda. Gaya angkat hanya dipengaruhi oleh massa jenis fluida,

volume benda tercelup dan percepatan gravitasi. Maka bila terdapat benda A

dengan massa m dan benda B dengan massa 3m tercelup dalam air dengan

volume benda tercelup sama. Maka gaya angkat yang dimiliki kedua benda

tersebut akan sama.

Gambar 2.8 Gaya Angkat Tidak Dipengaruhi Massa Benda

Dari persamaan 2.9 didapatkan bahwa besar gaya apung hanya

dipengaruhi oleh berat fluida yang dipindahkan. Dan dengan adanya gaya apung

berat benda di air akan menjadi lebih ringan dibandingkan dengan berat benda

tersebut di udara. Fenomena mengapung, melayang, dan tenggelamnya benda

juga diakibatkan oleh gaya Archimedes atau gaya apung. Pada benda yang

mengapung gaya angkat sama dengan berat benda49

….(pers. 2.11)

Volume benda tercelup selalu lebih kecil daripada volume benda .

Jadi massa jenis benda yang terapung lebih kecil daripada massa jenis fluida

48

Giancoli, op, cit., p. 263 49

Purwoko, op.cit., h. 210

Page 46: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

32

( ), sedangkan benda yang melayang dan benda yang tenggelam

. 50

Gambar 2.9 Tegangan Permukaan pada Lapisan Sabun

Berdasarkan gambar 2.9 tegangan permukaan (surface tension) (huruf

Yunani "Gamma") dalam lapisan didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya

tegangan permukaan F dengan panjang d di mana gaya bekerja:51

Dalam hal ini d = 2l

Tegangan permukaan adalah gaya per satuan panjang. Satuannya dalam SI adalah

newton per meter (N/m) tetapi satuan cgs, dyne per centimeter (dyn/cm) lebih

sering digunakan :

1 dyn/cm = 10-3

N/m = 1 mN/m

Gambar 2.10 Sudut Kontak pada Pipa Kapiler

50

Ibid., h. 212 51

Young, op.cit., h. 432

Page 47: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

33

Tegangan permukaan menyebabkan terbentuknya bagian yang tinggi dan

bagian yang rendah dari cairan pada bagian tabung yang sempit (Gambar 2.10).

Efek ini disebut kapilaritas (capillarity). Ketika sudut kontak kurang dari 90°

(Gambar 2.10), gaya tegangan permukaan total sepanjang garis kontak dengan

dinding tabung bekerja ke atas cairan akan naik sampai mencapai tinggi

kesetimbangan y di mana gaya tegangan permukaan total hanya menyeimbangkan

berat ekstra cairan dalam tabung. Kurva permukaan cairan disebut meniskus

(meniscus). Untuk cairan yang tidak membasahi seperti raksa (Gambar 2.10)

sudut kontak lebih besar dari 90°. Kurva meniskus melengkung ke bawah dan

permukaan ditekan ke bawah oleh gaya tegangan permukaan.52

52

Ibid., h.434

Page 48: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

34

B. Kerangka Berpikir

Gambar 2.11 Kerangka Berpikir

C. Penelitian yang Relevan

Berikut adalah penelitian yang relevan terkait dengan penelitian yang akan

diteliti:

1) Grace Fayombo (2015) dalam jurnal yang berjudul "Learning Style, Teaching

Hasil UN Fisika dalam kategori rendah.

Banyaknya siswa yang tidak tuntas KKM pada

pelajaran fisika

Pemahaman siswa pada konsep fluida statis masih banyak yang

miskonsepsi dan misunderstanding

Banyaknya siswa gaya belajar visual style yang tidak

diakomodasi gaya belajarnya saat pembelajaran oleh guru.

Hasil belajar siswa visual style yang sudah diremedial

pada konsep fluida statis masih belum

tuntas

Pembelajaran remedial yang belum sesuai dengan prinsip

pembelajaran remedial

Perlu diberikan perlakuan pembelajaran remedial yang sesuai prinsip pembelajaran

Penggunaan guided discovery learning berbasis e-learning pada pembelajaran remedial

siswa visual style

siswa visual style lebih paham konsep fluida statis dan

termotivasi dalam pembelajaran remedial

Hasil belajar siswa visual style yang tidak tuntas

meningkat

Page 49: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

35

Strategies and Academic Achievement among some Psychology

Undergraduates in Barbados" menunjukkan bahwa siswa belajar dengan cara

berbeda dan mereka juga lebih memilih strategi pengajaran yang berbeda.

Secara keseluruhan, penelitian ini telah menunjukkan bahwa strategi

pengajaran dan gaya belajar sangat penting dalam prestasi akademik dan baik

dicocokan dengan keduanya, dan gaya mengajar sangat bermanfaat bagi

siswa dan guru53

2) Dwijoko Purbohadi dkk, (2013) dalam jurnal yang berjudul "GaMa Feedback

Learning Model: Basic Concept and Design" menunjukkan hasil sangat

signifikan pada penerapan e-learning, yaitu siswa dalam kelompok

eksperimen yang mencapai ketuntasan adalah 100%, dan itu benar lebih besar

dari kriteria Bloom (95%). Siswa dalam kelompok kontrol yang berprestasi

penguasaannya 40%. Kelompok eksperimen mengalami peningkatan prestasi

yang signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Pre-test antara kedua

kelompok tersebut homogen karena pengetahuan gramatikal tidak

menunjukkan perbedaan yang signifikan, sedangkan post-test setelah

menggunakan model menunjukkan perbedaan yang signifikan. Kelompok

eksperimen mengalami peningkatan prestasi yang signifikan dibandingkan

kelompok kontrol. Effect size GFLM pada penelitian ini adalah 2,3.54

3) Penelitian Nur Laila Ulva, Sri Kantun, dan Joko Widodo, (2017) yang

berjudul “Penerapan E-Learning dengan Media Schoology untuk

Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar

Mendeskripsikan Konsep Badan Usaha dalam Perekonomian Indonesia”

menngungkapkan bahwa penerapan e-learning dengan media Schoology dapat

53

Grace Fayombo, “Learning Style, Teaching Strategies and Academic Achievement among

some Psychology Undergraduates in Barbados”, Caribbean Educational Research Journal, Vol. 3,

No. 2, 2015, h. 59 54

Dwijoko Purbohadi dkk, "GaMa Feedback Learning Model: Basic Concept and Design",

Journal of e-Learning and Knowledge Society, Italy. Volume 9 (3), 2013, h. 74

Page 50: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

36

meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X SOS 1 SMAN 4

Jember.55

4) Penelitian Agung Perdana. P. B, yang berjudul “Hubungan Gaya Belajar dan

Media Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Siswa di SMKN 1 Pantai Cermin

T.P 2014/2015”, menunjukkan bahwa gaya belajar memiliki hubungan positif

dan signifikan dengan prestasi belajar siswa (3,240 > 1,665). Media

pembelajaran memiliki hubungan positif dan signifikan dengan prestasi

belajar siswa (2,732 > 1,665). Gaya belajar dan media pembelajaran memiliki

hubungan positif dan signifikan dengan prestasi belajar siswa (289,387 >

3,97).56

5) Penelitian Siti Dzulhijah, yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Digital

Berbasis Gaya Belajar pada Materi Suhu Dan Kalor SMA”, menunjukkan

bahwa Bahan Ajar Digital Berbasis Gaya Belajar dinyatakan sangat efektif

sebagai media pembelajaran. Penilaian uji keefektifan dilakukan oleh guru dan

siswa. Penilaian uji keefektifan oleh guru yaitu sebesar 83,3% dengan kategori

sangat efektif.57

6) Pramudya Dwi Aristya dan Sudiarti (2012) dalam jurnal yang berjudul “Real

Life Video Evaluation dengan Sistem E-Learning untuk Meningkatkan

Keterampilan Berpikir Kritis Mahasiswa Fisika” mengungkapkan bahwa

Penyajian soal berupa video dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis.58

55

Nur Laila Ulva, Sri Kantun, and Joko Widodo. "Penerapan E-Learning Dengan Media

Schoology Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar

Mendeskripsikan Konsep Badan Usaha Dalam Perekonomian Indonesia." JURNAL PENDIDIKAN

EKONOMI: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi Dan Ilmu Sosial VOL 11 NO 2, 2017,

h. 96 56

Agung Perdana. P. B, op.cit., h. 80 57

Siti Dzulhijah, “Pengembangan Bahan Ajar Digital Berbasis Gaya Belajar pada Materi

Suhu Dan Kalor SMA”, Skripsi, Program Sarjana Universitas Islam Negeri Jakarta, Jakarta, 2018,

h.130. 58

Pramudya Dwi Aristya Putra dan Sudarti, “Real Life Video Evaluation dengan Sistem E-

Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Mahasiswa Fisika”, Jurnal

Pendidikan Dasar Vol.3 No.5, 2012, h 175.

Page 51: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

37

7) Fina Setiana Putri, dan Supriyono (2014) dalam jurnal yang berjudul

“Penerapan Pembelajaran Guided Discovery Berbasis Kegiatan Laboratorium

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X MAN Denanyar Jombang

pada Materi Elastisitas” menyatakan bahwa model guided discovery learning

dapat membantu siswa menemukan sendiri konsep materi pembelajaran

dengan lebih mudah, sehingga siswa akan lebih memahami materi yang

disampaikan.59

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berpikir, maka hipotesis

penelitian yang diajukan dirumuskan sebagai berikut :

H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan dalam penggunaan e-learning konsep

fluida statis pada pengajaran remedial terhadap hasil belajar siswa visual

style.

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan e-learning konsep

fluida statis pada pengajaran remedial terhadap hasil belajar siswa visual

style.

59

Fina Setiana Putri, dan Supriyono, Penerapan Pembelajaran Guided Discovery Berbasis

Kegiatan Laboratorium Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X MAN Denanyar

Jombang pada Materi Elastisitas, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF), Vol. 3 No. 2, 2014,

h.104.

Page 52: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada kelas XI semester ganjil tahun ajaran

2019/2020 di SMA Negeri 5 Depok yang terletak di Jalan Perum Bukit Rivaria

Sawangan, Depok

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

experiment. Kuasi eksperimen adalah metode penelitian yang mempunyai kelas

kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-

variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Quasi experiment

digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang

digunakan untuk penelitian.1 Usaha yang dilakukan untuk mengontrol variabel-

variabel luar dalam penelitian ini yaitu dengan pengambilan sampel yang

dilakukan dengan memilih sampel yang memiliki kemampuan hampir sama.

Desain penelitian menggunakan nonequivalent control group design yang

bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar pada konsep fluida statis

siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan e-learning. Adapun desain

penelitian yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1 2 Desain Penelitian3

Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes Akhir

RE O X1 O

RK O X2 O

Gambar Keterangan:

RE = Proses pemilihan subyek pada kelas eksperimen.

Rk= Proses pemilihan subyek pada kelas kontrol.

X1= Perlakuan dengan menggunakan e-learning

1Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D,

(Bandung: Alfabeta, 2012), h. 114 3Ibid., h. 116

Page 53: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

39

X2= Perlakuan dengan menggunakan pembelajaran konvensional.

Desain ini dilakukan pada dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas

kontrol yang tidak dipilih secara random. Sebelum diberikannya perlakuan, pada

kedua kelompok diberikannya pretest untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan

dasar siswa pada konsep teori fluida statis. Selanjutnya, kedua kelas akan

diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan

menggunakan e-learning sedangkan kelas kontrol diberikan pengajaran dengan

metode pembelajaran konvensional. Setelah diberikannya perlakuan, kedua kelas

akan diberikan posttest untuk mengatahui sejauh mana hasil belajar siswa pada

konsep teori fluida statis.

C. Prosedur Penelitian

Penelitian ini memiliki tiga tahap prosedur penelitian yang meliputi:

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian

Tahap Analisi dan Pelaporan

Menganalisis data hasil penelitian Menguji Hipotesis Penarikan Kesimpulan Penelitian

Tahap Pengambilan Data

Preetest Pembelajaran remedial dengan

menggunakan E-Learning Posttest

Tahap Persiapan

Merumuskann Masalah

Menyusan Instrumen tes dan

nontes, RPP

Menyelesaikan Perizinan Uji Instrumen dan

Penelitian

Uji Coba Instrumen Penelitian

Menganalisis data hasil uji coba

instrumen

Page 54: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

40

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.4 Dalam penelitian

yang akan dilakukan ini, terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel

terikat yaitu sebagai berikut:

1. Variabel bebas(X): e-learning pengajaran remedial, gaya belajar visual style

2. Variabel terikat (Y): Hasil belajar siswa.

E. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau dapat juga disebut

wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian

ditarik kesimpulannya.5 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas

XI IPA SMAN 5 Depok.

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti6. Sampel ini

terbagi menjadi dua kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pengambilan

sampel dalam penelitian ini yaitu dengan cara purposive sampling yaitu teknik

pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu.7

F. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui tes dan nontes yang sudah

diuji cobakan atau memenuhi prasyarat instrumen tes yang baik. Tes digunakan

untuk mengukur pengaruh hasil belajar siswa. Tes yang digunakan yaitu pretest

dan posttest yang dikerjakan oleh kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Pretest

diberikan pada pertemuan pertama sedangkan posttest diberikan setelah

pelaksanaan pemberian perlakuan pada pertemuan keempat. Nontes dengan

4Ibid., h. 61.

5Ibid., h. 117

6Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, (Jakrta: Rineka Cipta,

2013) h. 174 7Ibid., h. 183

Page 55: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

41

metode angket digunakan untuk memperoleh data respon siswa terhadap

pembelajaran dengan menggunakan e-learning, diberikan setelah proses

pembelajaran.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur variabel

penelitian.8 Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah instrumen tes

berupa tes objektif dengan lima pilihan jawaban dan instrumen nontes berupa

angket respon siswa terhadap e-learning.

1. Instrumen Tes (Tes Hasil Belajar Siswa)

Instrumen tes hasil belajar siswa ini diberikan kepada siswa kelas XI

SMAN 5 Depok yang dijadikan sampel baik kelas kontrol maupun kelas

eksperimen. Tes yang digunakan telah memenuhi prasyarat instrumen yang baik

yaitu uji: validitas, reliabilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran.

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes

Indikator

Pembelajaran Indikator Soal

Aspek Kognitif Jumlah

Soal C2 C3 C4 C5

Menjelaskan

konsep hukum

utama hidrostatis

Disajikan bejana

berhubungan dengan

bentuk pipa yang

berbeda diameternya,

siswa diminta untuk

membandingkan

tekanan hidrostatis

pada beberapa titik

dengan kedalaman

yang sama

1 1

Menganalisis

persamaan

hukum utama

Disajikan gambar

keadaan air dan oli

dalam sebuah bejana

berhubungan, siswa

2

8 Sugiyono, op. cit., h. 148.

Page 56: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

42

Indikator

Pembelajaran Indikator Soal

Aspek Kognitif Jumlah

Soal C2 C3 C4 C5

hidrostatis diminta menganalisis

persamaan hukum

utama hidrostatis

untuk menemukan

massa jenis zat cair

tersebut.

Menjelaskan

hubungan

tekanan

hidrostatis

dengan

kedalaman

benda

Disajikan gambar

bendungan dan

struktur bendungan,

siswa diminta

menjelaskan konsep

tekanan hidrostatis

pada dinding yang

dibuat semakin tebal

pada bagian dasar

bendungan.

3 1

Menerapkan

konsep tekanan

mutlak dalam

kehidupan

sehari-hari

Disajikan gambar

kolam air terbuka,

siswa diminta

menentukan jenis

tekanan yang terdapat

pada wadah terbuka

tersebut.

4 1

Menerapkan

persamaan

tekanan

hidrostatis

dalam kehidupan

sehari-hari

Disajikan deskripsi

tekanan hidrostatis

pada air mineral di

wadah tertutup, siswa

diminta menghitung

besarnya tekanan

hidrostatis

6 1

Menerapkan

konsep terapung,

melayang, dan

Disajikan tiga gambar

telur yang berbeda

komposisi rongga

10 1

Page 57: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

43

Indikator

Pembelajaran Indikator Soal

Aspek Kognitif Jumlah

Soal C2 C3 C4 C5

tenggelam udara di dalamnya,

siswa diminta untuk

meramalkan posisi

telur yang berbeda

komposisi rongga

udara di dalamnya jika

dimasukkan ke dalam

satu wadah berisi air

Menafsirkan

persamaan

hukum

Archimedes

untuk kasus-

kasus fluida

statis

Disajikan deskripsi

fenomena jembatan

ponton, diharapkan

siswa dapat

mengevaluasi jumlah

maksimum pejalan

yang dapat

menyebrangi jembatan

secara bersamaan.

9 1

Menganalisis

konsep gaya

apung

Disajikan peristiwa

batu yang ditimbang

pada saat di udara dan

air, siswa diminta

menganalisis berat air

yang tumpah

8 1

Mengkategorikan

penerapan

hukum Pascal

dalam kehidupan

sehari-hari

Disajikan peristiwa

yang terdapat pada

lingkungan sekitar,

siswa diminta

membedakan

penerapan hukum

pascal dari lima pilihan

7 1

Page 58: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

44

Indikator

Pembelajaran Indikator Soal

Aspek Kognitif Jumlah

Soal C2 C3 C4 C5

yang diberikan.

Menganalisis

hukum Pascal

dalam kehidupan

sehari-hari

Disajikan gambar

perangkat hidrolik,

siswa diminta

menganalisis kondisi

piston pada perangkat

hidrolik jika diberi

tekanan kompresor

5 1

Mengkategorikan

penerapan

tegangan

permukaan

dalam kehidupan

sehari-hari

Disajikan contoh

peristiwa dalam

kehidupan sehari-hari,

peserta didik dapat

mencontohkan

peristiwa tegangan

permukaan

13 1

Menerapkan

persamaan

tegangan

permukaan

Disajikan deskripsi

dan gambar suatu

kawat berbentuk huruf

U yang dimasukkan ke

dalam larutan sabun,

diharapkan siswa dapat

menghitung besar

tegangan permukaan

selaput sabun tersebut.

11 1

Menjelaskan

pengertian

kohesi, adhesi

serta peristiwa

meniskus

Disajikan kedua

gambar permukaan zat

cair yang berbeda jenis

dan sudut kontaknya.

Siswa diharapkan

dapat membedakan

12 1

Page 59: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

45

Indikator

Pembelajaran Indikator Soal

Aspek Kognitif Jumlah

Soal C2 C3 C4 C5

ciri-ciri peristiwa

meniskus cekung dan

cembukateng

berdasarkan gambar

Mengkategorikan

penerapan

Kapilaritas

dalam kehidupan

sehari-hari

Disajikan contoh

peristiwa dalam

kehidupan sehari-hari,

peserta didik dapat

mencontohkan

peristiwa kapilaritas

14 1

Menganalisis

peristiwa

Kapilaritas

dalam kehidupan

sehari-hari

Disajikan gambar dua

jenis tanaan air yang

berbeda, diharapkan

siswa dapat memilih

tanaman yang

memiliki daya

kapilaritas terbesar.

15 1

Jumlah Soal 6 4 4 1 15

Persentase Soal 40% 27% 27% 6% 100%

Adapun uji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.

Untuk memudahkan perhitungan peneliti menggunakan bantuan software anatest

dan Microsoft Excel. Perhitungan validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya

pembeda menggunakan cara sebagai berikut:

a. Uji Validitas Instrumen

Page 60: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

46

Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang

hendak diukur.9 Uji validitas dalam penelitian ini yaitu validitas lapangan dan

validitas isi. Berikut merupakan penjaabaran dari kedua validitas tersebut.

1) Validitas Lapangan

Validitas lapangan merupakan suatu ukuran dari layak atau tidaknya

instrumen tes, berdasarkan uji coba kepada responden yang sudah memahami dan

berpengalaman terhadap konten yang digunakan. Hasil validitas lapangan dapat

dihitung dengan menggunakan rumus product moment dari Pearson yaitu sebagai

berikut: 10

( )( )

√( ( ) )( ( ) )

Keterangan:

rxy: koefisien korelasi antara variabel X dan Variabel Y

N: banyaknya siswa

X: skor butir soal

Y: skor total

Uji validitas lapangan dilakukan untuk membandingkan hasil perhitungan

dengan pada taraf signifikansi 5% (0,05) dengan terlebih dahulu

menetapkan degrees of freedom atau derajat kebebasan yaitu df = n-2 yaitu 36-

2=34 maka diambil df = 30. pada df = 30 adalah 0,349. Ketentuan kategori

validitas lapangan didasarkan pada Tabel 3.3 sebagai berikut:11

Tabel 3.4 Kategori Validitas

Ketentuan nilai Kategori

Valid

Tidak valid

9Suharsimi Arikunto,Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010) h.73

10Ibid ., h. 87

11 Ibid ., h. 89

Page 61: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

47

Kriteria nilai koefisien korelasi yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 3.4

berikut ini:12

Tabel 3.5 Kriteria Koefisien Korelasi

Koefisien Korelasi Kategori

0,80 < 1,00 Sangat baik

0,60 < 0,80 Baik

0,40 < 0,60 Cukup

0,20 < 0,40 Rendah

0,00 < 0,20 Kecil

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes menggunakan software Anates

No

S

o

a

l

Koefisien

Korelasi

Kategori

Validitas

Kategori Koefisien

Korelasi

1 0,639 0,349 Valid Baik

2 0,707 0,349 Valid Baik

3 0,555 0,349 Valid Cukup

4 0,802 0,349 Valid Sangat baik

5 0,582 0,349 Valid Cukup

6 0,568 0,349 Valid Cukup

7 0,585 0,349 Valid Cukup

8 0,604 0,349 Valid Baik

9 0,590 0,349 Valid Cukup

10 0,489 0,349 Valid Cukup

11 0,611 0,349 Valid Baik

12 0,630 0,349 Valid Baik

13 0,516 0,349 Valid Cukup

14 0,567 0,349 Valid Cukup

15 0,640 0,349 Valid Baik

Kesimpulan hasil uji validitas lapangan dapat dilihat pada Tabel 3.6 di bawah ini:

Tabel 3.7 Kesimpulan Hasil Uji Validitas Instrumen Tes

Statistik Butir Soal

Jumlah Soal 15

Jumlah Siswa 36

Nomor Soal yang Digunakan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,

12

Ibid.,h 90

Page 62: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

48

Statistik Butir Soal

13, 14, 15

Jumlah Soal yang Digunakan 15

Persentase Soal yang Digunakan 100%

2) Validitas Isi

Validitas isi (content validity) dalam penelitian ini ditentukan oleh penilaian

judggement ahli dalam menilai kesesuiannya antara instrumen dengan beberapa aspek

yang diukur. Validitas isi dalam penilitan ini memiliki tiga aspek yang diukur yaitu

pertama aspek materi, mengukur kesesuaian isi materi fisika dalam soal dengan konten

fisika yang digunakan yaitu fluida statis. Kedua aspek konstruk, mengukur kesesuaian

badan instrumen soal yaitu diantaranya kesesuaian antara indikator soal dengan indikator

penalaran adaptif matematis, indikator ranah konitif, dan indikator pembelajaran yang

telah ditetapkan di dalam RPP. Ketiga aspek bahasa, mengukur bahasa yang digunakan di

dalam soal berdasarkan kaidah penulisan bahasa Indonesia. Ketiga aspek tersebut masing-

masing memiliki indikator yang akan diukur, sehingga soal di dalam instrumen harus

menunjukan indikator yang representatif dengan aspek-aspek yang hendak dicapai. Hasil

validitas konstruk dapat diolah dengan menggunakan content validity index (CVI), namun

sebelum menghitung nilai CVI terlebih dahulu menentukan content validity ratio (CVR)

untuk merekap data skor yang diberikan oleh masing-masing ahli atau judgement pada

tiap nomor soal. Rumus untuk menentukan CVR dengan cara:13

Keterangan:

CVR = ratio validitas konstruk

= jumlah ahli atau judgement pemberi nilai (penting/relevan/esensial)

N = jumalah ahli atau judgement.

Nilai CVR akan berkisar antara +1 sampai -1. Nilai positif (+)

menunjukkan bahwa setidaknya setengah panelis menilai sebagai

penting/esensial. Semakin lebih besar CVR dari 0, maka semakin “penting” dam

semakin tinggi validitasnya. Setelah telah ditentukan CVR tiap nomor soal,

13

Iwan Permana Suwarna, Laporan Penelitian Pengembangan Tata Kelola Kelembagaan “

Pengembangan Instrumen Ujian Komprehensif Mahasiswa Melalui Computer Based Test pada

Progrema Studi Pendidikan Fisika”, (Jakarta: Pusat Penelitian dan Penerbitan (PUSLITPEN)

LP2M UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016), h. 50

Page 63: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

49

selanjutnya mencari nilai CVI. Secara sederhana CVI merupakan rata-rata dari

nilai CVR.14

Kategori hasil perhitungan CVI:

Tabel 3.1 Kategori Content Validity Index(CVI)

Rentang nilai Kategori

0,00 – 0,33 Tidak sesuai

0,34 – 0,67 Sesuai

0,68 – 1,00 Sangat sesuai

Hasil uji validitas konstruk dapat dilihat pada Tabel 3.7 di bawah ini:

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Konstruk

Aspek yang Dinilai Skor CVI Kategori

Konten materi 0,985 Sangat sesuai

Konstruksi 0,988 Sangat sesuai

Bahasa 0,953 Sangat sesuai

b. Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keterpercayaan hasil tes.

Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes

tersebut dapat memberikan hasil yang tetap.15

Rumus yang digunakan untuk

mengukur reliabilitas suatu tes adalah menggunakan rumus Kuder-Richardson (K-

R.20), yaitu:16

(

)(

)

14

Ibid.,h. 51 15

Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, op. cit., h. 100 16

Ibid.,h. 115

Page 64: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

50

Keterangan:

: reliabilitas yang dicari

: proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

: proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p) : jumlah hasil perkalian antara p dan q

N : banyaknya item

S : standar deviasi dari tes

Kriteria nilai koefisien reliabilitas yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 3.4

berikut ini:

Tabel 3.8 Kriteria Koefisien Reliabilitas18

Koefisien Reliabilitas Kategori

0,80 < 1,00 Sangat baik

0,60 < 0,80 Baik

0,40 < 0,60 Cukup

0,20 < 0,40 Rendah

0,00 < 0,20 Kecil

Hasil uji validitas instrumen tes dapat dilihat pada tabel 3.9 di bawah ini:

Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas

Statistik Reliabilitas Soal

0,79

Kesimpulan Baik

c. Taraf Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah ataupun tidak terlalu

sukar. Bilangan yang meunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal disebut indeks

kesukaran (difficulty index). Besarnya indeks kesukaran berkisar antara 0,00

sampai dengan 1,00. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal.19

Rumusan untuk mencari taraf kesukaran butir-butir soal adalah sebagai berikut:

Keterangan:

P = Indeks kesukaran

18

Ibid., h. 117 19

Ibid., h. 223

Page 65: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

51

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes.

Klasifikasi daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut ini:20

Tabel 3.9 Klasifikasi Taraf kesukaran

Interval P Kriteria soal

0,00 – 0,30 Sukar

0,31 – 0,70 Sedang

0,71 – 1,00 Mudah

Tabel 3.10 Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal

No Soal Taraf kesukaran Interpretasi

1 22,22 Sukar

2 33,33 Sedang

3 63,89 Sedang

4 25,00 Sukar

5 27,78 Sukar

6 69,44 Sedang

7 44,44 Sedang

8 55,56 Sedang

9 47,22 Sedang

10 52,78 Sedang

11 33,33 Sedang

12 58,33 Sedang

13 41,67 Sedang

14 36,11 Sedang

15 27,78 Sukar

d. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan

antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang tidak pandai

(berkemampuan rendah).21

Rumus yang digunakan untuk mencari daya pembeda

soal adalah:22

Keterangan:

20

Ibid., 224

21

Ibid., h. 226. 22

Ibid., h. 228.

Page 66: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

52

D = Daya Pembeda

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

JA = Banyaknya peserta kelopok atas

BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan

benar

JB = Banyakanya peserta kelompok bawah

Klasifikasi daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 3.10 berikut ini:23

Tabel 3.11 Klasifikasi Daya Pembeda

Daya pembeda Kriteria soal

Bernilai negatif Drop

0,00 – 0,20 Buruk

0,21 – 0,40 Cukup

0,41 – 0,70 Baik

0,71 – 1.00 Sangat Baik

Tabel 3.12 Hasil Uji Daya Pembeda Soal

No Soal Daya pembeda Interpretasi

1 60,00 Baik

2 70,00 Baik

3 70,00 Baik

4 80,00 Sangat Baik

5 70,00 Baik

6 70,00 Baik

7 70,00 Baik

8 70,00 Baik

9 60,00 Baik

10 60,00 Baik

11 90,00 Sangat Baik

12 60,00 Baik

13 70,00 Baik

14 60,00 Baik

15 70,00 Baik

2. Intrumen Nontes (Angket)

Alat evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini tidak hanya dengan

menggunakan tes saja, melainkan juga dengan nontes. Peneliti menggunakan

metode angket untuk instrumen nontesnya. Angket atau kuesioner adalah

23

Ibid., h. 232.

Page 67: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

53

sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.24

a. Angket Gaya Belajar VARK

Angket gaya belajar yang digunakan untuk mengetahui gaya belajar yang

dimiliki siswa kelas XI IPA SMA Negeri 5 Kota Depok adalah angket (kuesioner)

gaya belajar VARK (Visual, Aural, Read-Write, Kinesthetic). Angket gaya belajar

mengacu pada angket the VARK questionnaire (version 7.1) yang berasal dari

pencetusnya langsung yaitu Fleming, kuesioner dapat diunduh secara online dari

website www.vark-learn.com.25

Kuesioner diterjemahkan ke dalam bahas

Indonesia. Kuesioner VARK terdiri dari 16 soal pilihan ganda dengan empat

pilihan jawaban yang merefleksikan masing-masing karakteristik gaya belajar

visual, auditory, read-write, dan kinesthetic. Angket gaya belajar VARK sudah

divalidasi oleh Tjunding dengan hasil validasi menunjukkan korelasi sebesar

0,07076 untuk variabel multiopsi dan 0,8132 untuk checklist26

dan uji reliabilitas

oleh Leite dengan hasil 0,85 visual; 0,82 aural; 0,84 read-write; 0,77

kinesthetic.27

b. Angket Respon Siswa

Angket yang digunakan bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap

e-learning. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Likert.

Model ini menggunakan skala deskriptif Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Cukup

(C), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Masing-masing jawaban

mempunyai skor atau nilai: SS = 5, S = 4, C = 3, TS = 2, STS = 1. Bagi

pernyataan yang mendukung sifat positif dan nilai yang mendukung sifat negatif

berkebalikan dengan nilai positif, yaitu: SS = 1, S = 2, C = 3, TS = 3, STS = 5.

Kisi-kisi instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada

Tabel 3.12 sebagai berikut:

24

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, op.cit., h. 194 25

N D Fleming, The VARK Questionaire,

http://www.varklearn.com/english/page.asp?p=younger. 26

S Tjundjing, “Keandalan VARK: Instrumen Modalitas Belajar Baru yang Unik dan Mena

rik”, Anima, Indonesian Psychological Journal, Vol. 18, 2003, h.341. 27

W.L Leite, M Svinicki,. dan Y Shi, “Attempted Validation of the Scores of the VARK:

Learning Styles Inventory With Multitrait - Multimethod Confirmatory Factor Analysis Models”.

Educational and Psychologi -cal Measurement. 70 (2), 2010, h.334

Page 68: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

54

Tabel 3.13 Kisi-kisi Instrumen Nontes (Angket)

No. Indikator Angket Nomor Soal Jumlah

Soal Positif Negatif

1. Penggunaan E-learning dalam

proses pembelajaran 2 1 2

2.

Keunggulan E-learning

dibandingkan dengan

pembelajaran yang biasa

diterapkan di kelas

3,7 4,8 4

3. Penyampaian konsep materi 6 5 2

Jumlah Soal 4 4 8

H. Teknik Analisis Data Tes dan Nontes

Data yang terkumpul melalui instrumen penelitian selanjutnya diolah dan

dianalisis dengan tujuan agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan penelitian dan

menguji hipotesis.

1. Teknik Analisis Data Tes

Analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS 23

(uji normalitas, homogenitas dan uji hipotesis) dan Microsoft Excel (uji N-gain

dan uji efektivitas).

a. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan salah satu cara untuk memeriksa

keabsahan/normalitas sampel. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan

uji shapiro wilk pada software SPSS dikarenakan sampel penelitian < 50 siswa.

Uji shapiro-wilk dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:28

1) Tetapkan terlebih dahulu hipotesis statistiknya, seperti halnya pada

perhitungan secara manual yaitu:

H0= sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

H1 = sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

2) Masukkan data kedalam SPSS

3) Klik Analyze, Descriptive Statistics, Explore

28

Getut Pramesti, Kupas Tuntas Data Penelitian dengan SPSS 22, (Jakarta: PT. Gramedia,

2015), h. 28

Page 69: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

55

4) Setelah muncul kotak dialog uji normalitas selanjutnya pindahkan variabel ke

kotak Dependent List

5) Klik Plots, Normality Plots With Tests, Continue, OK

6) Perhatikan output berbentuk tabel yang berjudul “Test of Normality”. Gunakan

nilai significance pada kolom shapiro-wilk.

7) Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

Jika signifikansi ( ) ( ) maka H0 ditolak, yaitu varian kedua

kelompok tidak terdistribusi normal.

Jika signifikansi ( ) ( ) maka H0 diterima, yaitu varian kedua

kelompok terdistribusi normal.29

b. Uji Homogenitas

Uji Bartlett dapat digunakan apabila data yang digunakan sudah di uji

normalitas dan datanya merupakan data normal. Apabila datanya ternyata tidak

normal bisa menggunakan uji Levene.30

Uji homogenitas varians dua buah

variabel independen dapat dilakukan dengan uji Bartlett pada software SPSS

dengan langkah-langkah sebagai berikut:31

1) Tetapkan terlebih dahulu hipotesis statistiknya

H0= sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

H1 = sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

2) Masukkan data kedalam SPSS

3) Klik Analyze, Classify, Discriminant

4) Setelah muncul kotak dialog One Way Anova selanjutnya pindahkan variabel

ke kotak Independents dan Grouping Variable, klik Define Range, kemudian

tulis angka 1 pada Minimum dan angka 2 pada Maximum.

5) Klik Statistics, centang Box’s M, Continue, OK

29

S E Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi & Karya Ilmiah.

(Prenada Media, 2016), h. 177-178 30

Yulingga Nanda Hanief dan Wasis Himawanto. Statistik pendidikan. Deepublish, 2017, h.

58 31

Riadi Edi, Statistika Penelitian (Yogyakarta: CV ANDI OFFSET, 2016), hlm 143

Page 70: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

56

6) Perhatikan output berbentuk tabel yang berjudul “Test of Homogeneity of

Variances”. Gunakan nilai significance pada tabel.32

7) Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

Jika signifikansi ( ) ( ) maka H0 ditolak, yaitu varian kedua

kelompok berbeda atau tidak homogen.

Jika signifikansi ( ) ( ) maka H0 diterima, yaitu varian kedua

kelompok sama atau homogen.

c. Uji Hipotesis

Metode statistika untuk pengujian hipotesis yang akan digunakan haruslah

disesuaikan dengan hasil uji normalitas dan uji homogenita. Uji hipotesis pada

penelitian ini menggunakan uji statistik parametrik, yaitu uji t. Perhitungan uji

hipotesis menggunakan software SPSS melalui langkah-langkah sebagai berikut:33

1) Tetapkan terlebih dahulu hipotesis statistik

H0 = tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada kedua

kelompok.

H1 = terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada kedua kelompok.

2) Masukkan data kedalam SPSS

3) Klik Analyze, Compare Means, Independent-Sample T-Test.

4) Setelah muncul kotak dialog Independent-Sample T-Test selanjutnya klik

variabel “Nilai”, pindahkan ke kotak Grouping Variable, kemudian klik

Define Group.

5) Setelah muncul kotak Define Group, ketik angka 1 pada kotak Group 1 dan

angka 2 pada kota Group 2. Klik Continue dan klik OK,

6) Perhatikan output berbentuk tabel yang berjudul “Independent-Sample T-

Test”. Gunakan nilai significance pada kolom Sig. (2-Tailed).

7) Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

32

Vivi Herlina, Panduan praktis mengolah data kuesioner menggunakan SPSS. Elex Media

Komputindo, 2019, h 90-93 33

Siti Heni Hanifah, “Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)

terhadap Kemampuan Penalaran Adaptif Matematis Siswa”, Skripsi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015, h. 43

Page 71: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

57

Jika signifikansi ( ) ( ) maka H0 ditolak, yaitu terdapat perbedaan

rata-rata hasil belajar siswa pada kedua kelompok.

Jika signifikansi ( ) ( ) maka H0 diterima, yaitu tidak terdapat

perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada kedua kelompok.

d. Uji N-gain

Uji N-gain dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa

melalui e-learning, uji N-gain memiliki persamaan menurut Hake yaitu:34

Klasifikasi N-gain dapat dilihat pada Tabel 3.14 berikut ini:35

Tabel 3.14 Klasifikasi N-gain

Nilai N-gain Kriteria

<0,3 Rendah

Sedang

N-gain 0,7 Tinggi

e. Uji Efektivtias

1) Uji effect size

Uji effect size untuk mengukur dan melihat model pembelajaran guided

discovery learning berbasis e-learning efektif atau tidak dalam pembelajaran

remedial. Effect size merupakan ukuran mengenai besarnya efek suatu variabel

pada variabel lain, besarnya perbedaan maupun hubungan, yang bebas dari

pengaruh besarnya sampel.36

Menurut Cohen effect size diformulasikan sebagai

berikut: 37

34

Hake, “ Analyzing Change Gain Scores”, American Educational Research Association`s

Division, 1999, h.1 35

Ibid., h.1. 36

Tulus Winarsunu, Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan edisi Revisi,

(Malang:

UMM Press, 2006), h. 84 37

J Cohen,Statistical Power Analysis for the Behavioral Sciences, 2nd Edition. Hillsdale:

Lawrence Erlbaum, 1988, h. 40

Page 72: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

58

√(

) 38

Keterangan :

= effect size

= nilai rata-rata posttest kelas eksperimen

= nilai rata-rata posttest kelas kontrol

= standar deviasi kelas eksperimen

= standar deviasi kelas kontrol

= standar deviasi gabungan

Tabel 3.15 Kriteria effect size39

effect size Kategori

< 0,2 Rendah

Sedang

d 0,8 Tinggi

2) Uji efektivitas berdasarkan persentase jumlah ketuntasan siswa

Uji efektivitas berdasarkan persentase jumlah ketuntasan siswa ini

dilakukan untuk melihat seberapa banyak siswa visual style yang memperoleh

hasil tes di atas kriteria ketuntasan minimum (KKM) setelah belajar menggunakan

e-learning konsep fluida statis

Tabel 3.16 Kriteria efektivitas berdasarkan persentase ketuntasan40

Persentase Kategori

80% Sangat efektif

Efektif

Cukup efektif

Kurang efektif

< 50% Tidak efektif

38

Ibid., h. 44 39

Ibid., h. 40 40

Zulfiani, op.cit., h.. 719

Page 73: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

59

2. Teknik Analisis Data Nontes

a. Analisis Gaya Belajar VARK

Hasil angket gaya belajar yang diisi siswa secara online menggunakan

google form, kemudian download output yang sudah diisi siswa dalam bentuk

excel (xls.). Salin jawaban siswa sesuai ke dalam file excel yang sudah berisikan

rumus untuk menganalisis otomatis gaya belajar siswa tersebut. Setiap soal

memiliki empat pilihan jawaban yang karakteristik gaya belajar (visual, audiory,

read write, kinesthetic) dengan dengan satu skor untuk masing-masing gaya

belajar. Skor tersebut kemudian digunakan untuk menentukan gaya belajar siswa

berdasarkan jumlah skor dari satu gaya belajar yang paling mendominasi daripada

yang lain.41

Ketika jumlah skor tertinggi tunggal maka hasilnya dianggap siswa

memiliki gaya belajar tunggal (unimodal); ketika terdapat jumlah skor tertinggi

yang sama untuk dua gaya belajar, maka hasilnya dianggap siswa memiliki dua

gaya belajar (bimodal); ketika terdapat jumlah skor tertinggi yang sama untuk tiga

gaya belajar, maka hasilnya dianggap siswa memiliki tiga gaya belajar (trimodal);

dan ketika terdapat jumlah skor tertinggi yang sama untuk empat gaya belajar,

maka hasilnya dianggap siswa memiliki empat gaya belajar (quardmodal).42

Kemudian untuk mengetahui persentase pada masing-masing gaya belajar peneliti

menggunakan bantuan Microsoft Excel.

Rumus menentukan persentase siswa dengan gaya belajar adalah sebagai

berikut: 43

𝑦 𝑏 𝑗

𝑗 𝑦 𝑏 𝑗

𝑦

41

N D Fleming and Mills, C.“Not another inventory, rather a catalyst for reflection, To

Improve the Academy”, 11(1) 1992, h. 143 42

Poonam Kharb, et al., “The Learning Style and Preferred Teaching-Learning Strategies of

First Year Medical Student”, Journal of Clinical and Diagnostic Research, 2013, h.1090 43

Zulfiani, Iwan Permana Suwarna, & S Miranto, op.cit, h. 718.

Page 74: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

60

b. Analisis Angket Respon Siswa

Respon siswa dalam penelitian ini, diberikannya angket kepada siswa

kelas eksperimen. Pengolahan data untuk nontes menggunakan bantuan excel.

Hasil angket dihitung dengan model skala Likert seperti pada Tabel 3.1544

Tabel 3.17 Skala Penilaian Angket

Alternatif Jawaban Bobot Penilaian Pernyataan

Positif Negatif

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

Tidak Setuju (TS) 2 4

Cukup (C) 3 3

Setuju (S) 4 2

Sangat Setuju (SS) 5 1

Langkah-langkah dalam menganalisis angket skala respon siswa:

1) Memberikan skor pada setiap item, kemudian dihitung skor totalnya, sehingga

didapat rata-rata dari tiap siswa

2) Membandingkan skor rata-rata siswa dengan skor alternatif jawaban netral (3),

dengan kriteria:

a) Jika rata-rata skornya <3, maka siswa tersebut memiliki respon negatif

terhadap penggunaan media e-learning dalam pengajaran remedial

b) Jika rata-rata skornya >3, maka siswa tersebut memiliki sikap positif terhadap

penggunaan media e-learning dalam pengajaran remedial

3) Menghitung presentase jawaban siswa pada setiap item, terlebih dahulu data

yang diperoleh dipresentasekan dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

P = presentase jawaban

n = jumlah skor yang diperoleh

N = jumlah skor maksimum

44

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2010), h. 240

Page 75: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

61

4) Mengintepretasikan data dengan menggunakan kriteria presentase angket.

Interpretasi presentase angket dapat dilihat pada Tabel 3.16 berikut ini:45

Tabel 3.18 Interpretasi Persentase Angket

Besar Presentase Interpretasi

0% Tak seorangpun

1% 25% Sebagian kecil

25% 49% Hampir setengahnya

50% Setengahnya

51% 75% Sebagian besar

76% 99% Hampir seluruhnya

100% Seluruhnya

45

Hermawan Warsito, Pengantar Metodologi Penelitian : Buku Panduan Mahasiswa, (Jakarta

: Gramedia Pustaka Utama, 1992), h. 11.

Page 76: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

78

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil uji hipotesis dengan jumlah responden N = 36 pada diperoleh

nilai probabilitas 0,000 kesimpulan yang didapat adalah H0 ditolak dan H1

diterima, sehingga terdapat pengaruh guided discovery learning berbasis e-

learning konsep fluida statis pada pengajaran remedial terhadap hasil belajar

siswa visual style di SMAN 5 Depok.

2. Efektivitas pengajaran remedial pada kelompok eksperimen dengan

menggunakan e-learing lebih efektif daripada kelompok kontrol. Terbukti dari

dua uji efektivitas yang digunakan, pertama, nilai effect size sebesar d = 3,67

yang termasuk ke dalam efektivitas yang tinggi. Kedua, persentase siswa yang

tuntas sebesar 78% (14 dari 18 siswa visual style) pada kelompok eksperimen

termasuk ke dalam kategori efektif.

3. Peningkatan hasil belajar siswa visual style di kelompok eksperimen pada

ranah kognitif C2 adalah 0,96 (kategori tinggi), pada ranah kognitif C3 adalah

0,74 (kategori sedang), pada ranah kognitif C4 adalah 0,22 (kategori sedang),

dan pada ranah kognitif C5 adalah 0,11 (kategori rendah).

4. Respon siswa hampir seluruhnya tertarik terhadap remedial teaching dengan

e-learning pada konsep fluida statis, dengan persentase respon siswa sebesar

80%.

Page 77: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

79

B. Saran

Saran yang diajukan berdasarkan temuan selama berlangsungnya

penelitian yaitu:

1. Guru ataupun peneliti lainnya yang hendak menggunakan e-learning pada

pembelajaran fisika diharapkan dapat memastikan bahwa siswa membawa

earphone, agar siswa dapat fokus mendengar video masing-masing dan tidak

terganggu oleh video diputar yang siswa lain.

2. Guru ataupun peneliti perlu melakukan kontrol terhadap pemakaian media e-

learning agar siswa tidak membuka aplikasi ataupun situs lain saat

pembelajaran.

3. Guru atau peneliti harus menjelaskan terlebih dahulu bagaimana cara

pemakaian e-learning

4. Guru atau peneliti dapat menambahkan gaya belajar lain dalam e-learning

dengan cara memasukkan file yang karakteristiknya sesuai dengan kebutuhan

gaja belajarnya.

Page 78: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

80

DAFTAR PUSTAKA

Adi, W. Gunawan. Genius Learning Strategy. Petunjuk praktis untuk menerapkan

Accelerated Learning. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2012.

Amaliah. Implementation Of Edpuzzle To Improve Students’ Analytical Thinking

Skill In Narrative Text. Jurnal Ilmu Bahasa Inggris dan Sastra Program

Studi Sastra Inggris Universitas Trunajaya 14:1, 2020.

Anderson, Lorin W dan Krathwohl, David R.. Kerangka Landasan untuk

Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan

Bloom. Terj. Agung Prihantono. Yogyakarta:Pustaka belajar, 2017.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta,

2010

-------------------------- Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta, 2013.

Dahar, Ratna Wilis. Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.

2011.

Darmadi. Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam Dinamika

Belajar Siswa. Yogyakarta: Deepublish, 2017.

DePorter, Bobbi. Quantum learning: membiasakan belajar nyaman dan

menyenangkan. 2006.

Dimyati, Mudjiono. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2006.

Direktorat Pembinaan Sekolah SMA, Panduan Remedial dan Pengayaan Sekolah

Menengah Atas. 2015

Dzulhijah, Siti. Pengembangan Bahan Ajar Digital Berbasis Gaya Belajar pada

Materi Suhu Dan Kalor SMA. Skripsi. Program Sarjana Universitas Islam

Negeri Jakarta. 2018.

Edi, Riadi. Statistika Penelitian. Yogyakarta: CV ANDI OFFSET. 2016.

Fatimah, Pengaruh Penugasan Digital terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat

Tinggi Siswa SMA pada Konsep Hukum Newton. Skripsi. Program Studi

Tadris Fisika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2018.

Page 79: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

81

Fayombo, Grace. Learning Style, Teaching Strategies and Academic Achievement

among some Psychology Undergraduates in Barbados. Caribbean

Educational Research Journal. Vol. 3, No. 2. 2015.

Fleming, N. D. & Mills, C, Not another inventory, rather a catalyst for reflection,

To Improve the Academy, 11(1) 1992, h. 137-155

Fleming, N.D., The VARK Questionaire,

http://www.varklearn.com/english/page.asp?p=younger.

Getut Pramesti, Kupas Tuntas Data Penelitian dengan SPSS 22, (Jakarta: PT.

Gramedia, 2015), h. 28

Giancoli, Douglas C. Principles whit Applications 6th ed. USA: Pearson

Education, 2005.

Hake. Analyzing Change Gain Scores. American Educational Research

Association`s Division. 1999.

Hanief, Yulingga Nanda, and Himawanto, Wasis. Statistik pendidikan.

Deepublish, 2017.

Hanifah, Siti Heni. Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving

(CPS) terhadap Kemampuan Penalaran Adaptif Matematis Siswa. Skripsi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2015

Haske, Anita Sugiansih dan Ana Ratna Wulan, Pengembangan E-learning

berbasis MOODLE dalam Pembelajaran Ekosistem untuk Meningkatkan

Literasi Lingkungan Siswa pada Program Pengayaan. Seminar Nasional

XII Pendidikan Biologi FKIP UNS, 2015.

Hawk, Thomas F., and Amit J. Shah. Using Learning Style Instruments To

Enhance Student Learning. Decision Sciences Journal of Innovative

Education 5.1 (2007): 1-19.

Herlina, Vivi. Panduan praktis mengolah data kuesioner menggunakan SPSS.

Elex Media Komputindo, 2019. h 90-93

J Cohen,Statistical Power Analysis for the Behavioral Sciences, 2nd Edition.

Hillsdale: Lawrence Erlbaum. 1988.

Jati, Bambang Murdaka Eka. Pengantar Fisika 1. Yogyakarta: UGM PRESS,

2018.

Page 80: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

82

Juliani, Ni Wayan et al, Analisis Gaya Belajar Siswa Dalam Pembelajaran

Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas V SD Gugus VI Kabupaten

Karangasem Tahun Pelajaran 2015/2016. e-Journal PGSD Universitas

Pendidikan Ganesa. Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1. 2016.

Juliansyah Noor, S. E. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi & Karya

Ilmiah. (Prenada Media, 2016), h. 177-178

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Kartika, Cahya dan Rina Harimurti, Pengaruh E-Learning Berbasis Schoology

terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Materi Perangkat

Keras Jaringan Kelas X TKJ 2 Pada SMKNegeri 3 Buduran, Sidoarjo.

Jurnal, IT-Edu, Vol.01 No.01, 2016.

Kemendikbud, Rekap Hasil Ujian Nasional (UN) Tingkat Sekolah, 2017,

(https://puspendik.kemdikbud.go.id/hasil-un/)

Kusmana, Ade. E-learning dalam pembelajaran. Lentera Pendidikan: Jurnal Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, 14(1), 2011.

Lantip Diat Prasojo & Riyanto, Teknologi pendidikan, (Yogyakarta: Gava Media,

2011), h. 22

Lattu, Arny. Pendekatan Synetic Berbasis Media Pembelajaran Schoology Untuk

Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran

IPS Kelas IX. Skripsi pada Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga:

2016.

Leite, W.L, Svinicki, M. dan Shi, Y. Designer of the VARK questionnaire.

Attempted Validation of the Scores of the VARK: Learning Styles Inventory

With Multitrait - Multimethod Confirmatory Factor Analysis Models.

Educational and Psychologi -cal Measurement. 70 (2), 2010, h. 323-339

Marcy, Vanessa. Adult learning styles: How the VARK learning style inventory

can be used to improve student learning. Perspectives on Physician

Assistant Education 12.2 2001. h. 117-120.

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset,

2014), h. 243

Page 81: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

83

Mukhtar dan Rusmini, Pengajaran Remedial Teori dan Penerapannya dalam

pembelajaran, (Jakarta: Nimas Multima, 2008), h. 8

Mustofa, Zainul. Pengaruh Discovery Learning Berbasis E-Learning dalam

Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa Tentang Konsentrasi Larutan

dan Aplikasinya. Jurnal Teknologi Pendidikan 7.1 (2019).

Nur, M Ghufron dan Rini Risnawita. Gaya Belajar Kajian Teoritik. Yogyakarta:

PustakaPelajar. 2014.

Perdana, Agung. Hubungan Gaya Belajar dan Media Pembelajaran dengan

Prestasi Belajar Siswa di SMKN 1 Pantai Cermin T.P 2014/2015. Skripsi,

Universitas Negeri Medan. 2015.

Poonam Kharb, et al., The Learning Style and Preferred Teaching-Learning

Strategies of First Year Medical Student, Journal of Clinical and

Diagnostic Research, 2013, h.1090

Prasetyo, Rida Ikrar et al. Penerapan Model Pembelajaran Remedial Berbasis

Web pada Materi Rumus dan Fungsi. Jurnal Praktik Penelitian Tindakan

Kelas Pendidikan Dasar & Menengah. Vol. 6, No. 2. 2016.

Pratiwi, Arida. Pembelajaran dengan praktikum sederhana untuk mereduksi

miskonsepsi siswa pada materi fluida statis di kelas XI SMA Negeri 2

Tuban. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika, 2013

Purbohadi, Dwijoko et al. GaMa Feedback Learning Model: Basic Concept and

Design. Journal of e-Learning and Knowledge Society, Italy. Volume 9

(3). 2013.

Purwoko dan Fendi H, Physics 2. Jakarta: Yudhistira 2009.

Putra, Pramudya Dwi Aristya dan Sudarti. Real Life Video Evaluation dengan

Sistem E-Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis

Mahasiswa Fisika. Jurnal Pendidikan Dasar Vol.3 No.5. 2012.

Putri, Fina Setiana, Penerapan Pembelajaran Guided Discovery Berbasis

Kegiatan Laboratorium Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X

MAN Denanyar Jombang pada Materi Elastisitas, Jurnal Inovasi

Pendidikan Fisika (JIPF), Vol. 3 No. 2, 2014, h.104.

Page 82: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

84

Putri, Ni Wayan Mei Ananda, I. Nyoman Jampel, and I. Kadek Suartama,

Pengembangan E-Learning dengan Schoology Pada Mata Pelajaran

Bahasa Indonesia Untuk Siswa K,Melas X Semester I tahun Pelajaran

2014/2015 Di SMA Singaraja. Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.3 No.1.

2015.

Raharjo, Hendri dan I’anah, Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Komputer

dalam Pembelajaran Matematika Pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok,

Jurnal EduMa, Volume 3 No.2. 2014.

Richard Fitzpatrick, Theoretical Fluid Mechanics, 2015, h. 1

Serway, Raymond A and John W. Jewett. Principles of Physics 6th ed. Boston:

Brooks/Cole, 2013.

Silverajah, VS Giita, and Anandraj Govindaraj. The use of Edpuzzle to support

low-achiever's development of self-regulated learning and their learning

of chemistry. Proceedings of the 10th International Conference on

Education Technology and Computers. 2018.

Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Bina Aksara, 1988.

Sudjana, Nana. Penilaian hasil proses belajar mengajar. PT Remaja Rosdakarya,

2012.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R & D. Bandung: Alfabeta. 2012.

Suke Silverius. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta:Grasindo 1991.

Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2010.

Sumianingrum, Ninok Eyiz et al, Efektivitas Metode Discovery Learning

Berbantuan E-Learning di SMA Negeri 1 Jepara. Innovative Journal of

Curriculum and Educational Technology 6.1. 2017. h. 27-35

Suwarna, Iwan Permana. Pengaruh Penggunaan Social Learning Platform

terhadap Pemahaman Konsep dan Tingkat Miskonsepsi Siswa SMA pada

Mata Pelajaran Fisika di Kelas X, Jakarta: Pusat Penelitian dan Penerbitan

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. 2014.

Page 83: PENGARUH GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS E …

85

Suwarna, Iwan Permana. Laporan Penelitian Pengembangan Tata Kelola

Kelembagaan Pengembangan Instrumen Ujian Komprehensif Mahasiswa

Melalui Computer Based Test pada Program Studi Pendidikan Fisika.

Jakarta: Pusat Penelitian dan Penerbitan (PUSLITPEN) LP2M UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. 2016.

Tamba, Parsaoran Pengaruh Penggunaan multimedia dan Pengajaran Remedial

Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Menerapkan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja Siswa Kelas X SMK Kristen Getsemani Manado, Jurnal

Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Vol.4, No.1, 2014

Tjokro dan Sutanto L, Presentasi yang Mencekam, (Jakarta: Elex Media

Komputindo, 2009), h. 187

Tjundjing, S. Keandalan VARK: Instrumen Modalitas Belajar Baru yang Unik

dan Menarik. Anima Indonesian Psychological Journal. Vol. 18. 2003.

Ulva, Nur Laila, Sri Kantun, and Joko Widodo. Penerapan E-Learning Dengan

Media Schoology Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa

Pada Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Konsep Badan Usaha Dalam

Perekonomian Indonesia. JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI: Jurnal

Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi Dan Ilmu Sosial 11.2. 2018. h 96-

102.

Warsito, Hermawan. Pengantar Metodologi Penelitian : Buku Panduan

Mahasiswa, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. 1992

Winarsunu, Tulus. Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan edisi

Revisi, Malang: UMM Press. 2006.

Windura, Sutanto. Be an Absolute Genius. Jakarta: PT. Gramedia. 2008.

Young, Hugh D dan Roger A. Freedman. Fisika Universitas. Terj. Endang

Juliastuti. Jakarta: Erlangga. 2001.

Zulfiani, Tonih Feronika, and Kinkin Suartini. Strategi Pembelajaran Sains.

Jakarta: Lembaga Penelitian UIN (2009)