Top Banner
PENGARUH LEVERAGE, FIRM SIZE, DAN FINANCIAL DISTRESS TERHADAP AK- TIVITAS HEDGING PADA SUB SEKTOR LEMBAGA PEMBIAYAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA PERIODE 2014-2018 Asri Rizki Fitriani 1 , Khairunnisa 1 1 Jurusan S1 Akuntansi, Telkom University, Bandung * Penulis Korespondensi [email protected] [email protected] ABSTRACT The development of investment activities is currently developing rapidly and becomes rou- tine activities carried out by the company. The company makes investments to get profits in the future, the business development that is undertaken, and the management of its capital. Investment activities need to pay attention to the existence of sources of risk, one of which is the risk of currency exchange rates and interest rate risk. One risk mitigation is carried out to minimize investment risk in the company by hedging. The purpose of this study is to find and analyze the variables that are suspected to influence hedging activi- ties, namely leverage, firm size, and financial distress. This study uses logistic regression analysis and descriptive statistics which are processed using SPSS 25. This study takes the object of a sub-sector of financial institutions listed on the Indonesia Stock Exchange in the 2014-2018 period. The samples in this study are 15 companies using purposive sam- pling techniques. The result in this study is firm size significantly influence hedging activi- ty. Then, leverage and financial distress does not affect hedging activities. Keywords: Financial Distress; Firm Size; Hedging Activities; Leverage ABSTRAK Kegiatan investasi saat ini berkembang pesat dan menjadi kegiatan yang rutin dil- akukan oleh perusahaan. Perusahaan melakukan investasi untuk mendapatkan keun- tungan di masa depan, perkembangan bisnis yang dijalani, dan pengelolaan atas modal yang dimiliki. Pada kegiatan investasi, investor perlu memperhatikan adanya sumber risiko, salah satunya adalah risiko nilai tukar mata uang dan risiko tingkat suku bun- ga. Salah satu mitigasi risiko yang dilakukan untuk meminimalisir risiko investasi da- lam perusahaan adalah dengan melakukan hedging. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mencari dan menganalisis variable-variabel yang diduga mempengaruhi aktivitas hedging, yaitu leverage, firm size, dan financial distress. Penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik dan statistik deskriptif yang diolah menggunakan SPSS 25. Penelitian ini menganalisis perusahaan sub sektor lembaga pembiayaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2014-2018. Sampel penelitian ini sebanyak 15 perusahaan dengan menggunakan teknik sampling purposive. Hasil penelitian ini ada- lah firm size berpengaruh signifikan terhadap aktivitas hedging. Sementara, leverage dan financial distress tidak berpengaruh terhadap aktivitas hedging. Kata Kunci: Financial Distress; Firm Size; Aktivitas Hedging; Leverage Jurnal Akun Nabelo: Jurnal Akuntansi Netral, Akuntabel, Objektif Volume 3/Nomor 1/Juli 2020 Jurusan Akuntansi FEB Universitas Tadulako
14

PENGARUH FIRM SIZE, DAN TERHADAP AK- TIVITAS HEDGING …

Oct 16, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGARUH FIRM SIZE, DAN TERHADAP AK- TIVITAS HEDGING …

PENGARUH LEVERAGE, FIRM SIZE, DAN FINANCIAL DISTRESS TERHADAP AK-

TIVITAS HEDGING PADA SUB SEKTOR LEMBAGA PEMBIAYAAN YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA PADA PERIODE 2014-2018

Asri Rizki Fitriani1, Khairunnisa1 1Jurusan S1 Akuntansi, Telkom University, Bandung

* Penulis Korespondensi [email protected]

[email protected]

ABSTRACT

The development of investment activities is currently developing rapidly and becomes rou-

tine activities carried out by the company. The company makes investments to get profits

in the future, the business development that is undertaken, and the management of its

capital. Investment activities need to pay attention to the existence of sources of risk, one

of which is the risk of currency exchange rates and interest rate risk. One risk mitigation

is carried out to minimize investment risk in the company by hedging. The purpose of this

study is to find and analyze the variables that are suspected to influence hedging activi-

ties, namely leverage, firm size, and financial distress. This study uses logistic regression

analysis and descriptive statistics which are processed using SPSS 25. This study takes

the object of a sub-sector of financial institutions listed on the Indonesia Stock Exchange in

the 2014-2018 period. The samples in this study are 15 companies using purposive sam-

pling techniques. The result in this study is firm size significantly influence hedging activi-

ty. Then, leverage and financial distress does not affect hedging activities.

Keywords: Financial Distress; Firm Size; Hedging Activities; Leverage

ABSTRAK

Kegiatan investasi saat ini berkembang pesat dan menjadi kegiatan yang rutin dil-

akukan oleh perusahaan. Perusahaan melakukan investasi untuk mendapatkan keun-

tungan di masa depan, perkembangan bisnis yang dijalani, dan pengelolaan atas modal

yang dimiliki. Pada kegiatan investasi, investor perlu memperhatikan adanya sumber

risiko, salah satunya adalah risiko nilai tukar mata uang dan risiko tingkat suku bun-

ga. Salah satu mitigasi risiko yang dilakukan untuk meminimalisir risiko investasi da-

lam perusahaan adalah dengan melakukan hedging. Tujuan dari penelitian ini yaitu

untuk mencari dan menganalisis variable-variabel yang diduga mempengaruhi aktivitas

hedging, yaitu leverage, firm size, dan financial distress. Penelitian ini menggunakan

analisis regresi logistik dan statistik deskriptif yang diolah menggunakan SPSS 25.

Penelitian ini menganalisis perusahaan sub sektor lembaga pembiayaan yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia selama periode 2014-2018. Sampel penelitian ini sebanyak 15

perusahaan dengan menggunakan teknik sampling purposive. Hasil penelitian ini ada-

lah firm size berpengaruh signifikan terhadap aktivitas hedging. Sementara, leverage

dan financial distress tidak berpengaruh terhadap aktivitas hedging.

Kata Kunci: Financial Distress; Firm Size; Aktivitas Hedging; Leverage

Jurnal Akun Nabelo: Jurnal Akuntansi Netral, Akuntabel, Objektif

Volume 3/Nomor 1/Juli 2020

Jurusan Akuntansi FEB Universitas Tadulako

Page 2: PENGARUH FIRM SIZE, DAN TERHADAP AK- TIVITAS HEDGING …

Pengaruh Leverage, Firm Size, dan Financial Distress Terhadap Aktivitas Hedging … Asri Rizki Fitriani, Khairunnisa

376

A. PENDAHULUAN Kegiatan investasi saat ini telah berkembang pesat dan menjadi kegiatan yang rutin dilakukan oleh beberapa individu, terutama perusahaan. Perus-ahaan melakukan investasi untuk mendapatkan keuntungan di masa depan, perkembangan bisnis yang dijalani, dan pengelolaan atas modal yang dimiliki. Menurut Tandelilin (2017), ada beberapa hal yang mendasari seseorang dalam mengambil keputusan investasi. Pertama adalah return yang merupakan alasan utama seseorang dalam berinvestasi untuk memperoleh keuntungan di masa depan. Kedua, risiko yang sangat penting dalam pertimbangan kegiatan investasi. Sumber risiko yang dapat mempengaruhi kegiatan investasi salah satunya adalah risiko suku bunga dan risiko nilai tukar mata uang (Tandelilin, 2017). Dalam rangka meminimalisir sumber risiko yang akan terjadi dalam kegiatan investasi, terdapat beberapa perlakuan yang dapat dilakukan, yaitu dengan mitigasi risiko, yaitu suatu tindakan untuk mengurangi kemungkinan timbulnya risiko dan mengurangi dampak risiko yang dapat terjadi yang dil-akukan oleh pihak tertentu (Susilo dan Kaho, 2009). Perbedaan penggunaan mata uang dalam perdagangan atau transaksi in-ternasional dapat menyebabkan terjadinya risiko perubahan nilai mata uang. Menurut Tandelilin (2017), risiko nilai tukar mata uang atau exchange rate risk merupakan risiko yang berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang do-mestik (negara perusahaan tersebut) dengan nilai mata uang negara lainnya. Apabila nilai mata uang semakin tinggi karena fluktuasi yang terjadi, maka risiko yang akan ditanggung akan semakin besar. Hal ini mendorong pihak manajemen untuk melakukan hedging sebagai alternatif yang dapat dilakukan jika nilai mata uang berfluktuasi. Sebagaimana utang luar negeri, saat perus-ahaan telah menerima utang dari kreditur, nilai saat utang diterima dengan saat harus dikembalikan akan berubah sesuai dengan nilai mata uang asing tersebut. Maka dapat disimpulkan bahwa mata uang asing dan tingkat suku bunga memang sangat sulit diprediksi nilainya untuk masa depan. Berdasar-kan data Bank Indonesia (2018) ditunjuukan bahwa mata uang US Dollar/USD terhadap Rupiah/IDR mengalami tren kenaikan dari tahun 2014-2018. Pelemahan rupiah yang terjadi di tahun 2015 mencapai titik terendah pada September 2015 dengan nilai Rp 14.802 per USD. Hal ini terjadi karena ke-lanjutan krisis berkepanjangan di Yunani, adanya pemulihan ekonomi AS, penghentian quantitative easing di AS, dan dinamika politik di masa transisi pemerintahan Indonesia (Maulana, 2018). Bank Indonesia mencatat nilai tukar rupiah menguat 2,32% selama 2016 terhadap dolar AS. Hal ini didukung oleh persepsi positif investor terhadap perekonomian domestik yang mendorong ali-ran dana masuk (Saputra, 2017). Lalu, pelemahan terjadi lagi di tahun 2018 dengan nilai mencapai Rp 15.002 per dollar AS pada September 2018. Hal ini disebabkan oleh defisit neraca berjalan, eskalasi perang dagang AS-China, krisis pasar berkembang (Turki, Iran, Argentina, dan Afrika Selatan), dan adanya penguatan ekonomi AS (Maulana, 2018).

Secara langsung maupun tidak langsung, operasional perusahaan yang menggunakan valuta asing dalam pemasukan dan pengeluaran perusahaan akan sulit menghindari risiko atas nilai tukar mata uang maupun risiko ting-kat suku bunga dalam pembayaran kewajiban perusahaan. Maka, mitigasi risiko yang dapat dilakukan perusahaan untuk meminimalisir risiko tingkat suku bunga dan nilai tukar mata uang dengan melakukan hedging. Fenomena ini dapat dilihat pada perusahaan pembiayaan yang menjadi objek penelitian ini. Pada laporan keuangan perusahaan pembiayaan Buana Finance Tbk (BBLD) tahun 2014 mencatatkan penurunan laba komprehensif sebesar 37,7% dari tahun sebelumnya. Buana Finance Tbk (BBLD) merupakan salah satu pe-rusahaan pembiayaan yang menggunakan mata uang asing dalam transaksi

Page 3: PENGARUH FIRM SIZE, DAN TERHADAP AK- TIVITAS HEDGING …

Jurnal Akun Nabelo: Jurnal Akuntansi Netral, Akuntabel, Objektif Volume 3/Nomor 1/Juli 2020 (Hal. 375-388)

377

bisnisnya dan menerapkan aktivitas hedging dengan menggunakan instrumen derivatif. Sebaliknya, Clipan Finance Indonesia Tbk (CFIN) pada tahun 2014 mencatatkan kenaikan laba komprehensif tahun berjalan sebesar 3,68% dari tahun sebelumnya. Clipan Finance Indonesia Tbk (CFIN) merupakan perus-ahaan pembiayaan yang juga menggunakan mata uang asing dalam transaksi bisnisnya namun tidak menerapkan aktivitas hedging di dalam antisipasi ter-jadinya risiko nilai tukar mata uang. Perbedaan pelaksanaan praktek hedging pada kedua perusahaan tersebut memberikan nilai laba komprehensif yang berbeda juga. Berdasarkan konsep hedging, seharusnya perusahaan Buana Finance Tbk (BBLD) dapat mengelola risiko valuta asing dengan lebih baik ka-rena menggunakan instrumen derivatif hedging. Tetapi pada kenyataannya Buana Finance Tbk (BBLD) mengalami kerugian yang lebih besar jika dibandingkan dengan Clipan Finance Indonesia Tbk (CFIN) yang tidak men-erapkan hedging dengan instrumen derivatif. Otoritas Jasa Keuangan menyatakan bahwa perusahaan lembaga pem-biayaan mengambil kebijakan hedging melalui natural hedging atau instrumen derivatif dalam mengelola risiko nilai tukar mata uang untuk membayar atas penerimaan dana dari luar negeri (Sulaiman, 2015). Full hedge bagi industri perusahaan pembiayaan dalam membayar pinjaman dalam bentuk valuta as-ing telah diatur dalam Pasal 47 Peraturan OJK (POJK) Nomor 29/POJK.05/2014 Tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan. Selain itu, OJK telah melakukan kajian dampak dan stress test atas peru-bahan nilai tukar pada perusahaan pembiayaan di industri keuangan non-bank yang memiliki eksposur relatif tinggi terhadap valuta asing (Sulaiman, 2015). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara simultan antara leverage, firm size, dan financial distress terhadap ak-tivitas hedging. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara parsial antara leverage, firm size, dan finan-cial distress terhadap aktivitas hedging. B. TELAAH PUSTAKA B.1. Diversifikasi Risiko Menurut Mankiw (2018), diversifikasi (diversification) merupakan pengu-rangan risiko yang dilakukan dengan menukarkan risiko tunggal dengan jumlah risiko yang tidak berhubungan dalam jumlah yang besar. Kamaludin (2018) menjelaskan bahwa risiko adalah variabilitas terhadap return yang diukur dari standar deviasi. Penggunaan aset disini akan mempengaruhi ter-jadinya risiko. Risiko dapat dikurangi atau diminimalisir dengan melakukan diversifikasi, seperti dalam kegiatan investasi perusahaan, di mana perus-ahaan akan membagikan aset atau membeli investasi ke dalam beberapa in-strumen. Hal ini tentunya akan mencegah kerugian yang besar jika tidak membagikan risiko ke dalam beberapa instrumen investasi. B.2. Leverage Semakin tinggi proporsi Debt to Equity Ratio (DER) yang dimiliki perus-ahaan maka dapat diinterpretasikan bahwa perusahaan memiliki total utang yang tinggi dibandingkan total modal. Akibatnya perusahaan akan mengalami kegagalan dalam pembayaran kewajiban. Perusahaan yang memiliki utang da-lam nilai mata uang asing khususnya US Dollar akan memiliki risiko fluktuasi nilai tukar mata uang. Ketika mata uang Rupiah terdepresiasi maka nilai hu-tang dalam mata uang asing khususnya US Dollar akan meningkat. Pening-katan nilai hutang dapat merugikan perusahaan. Semakin tinggi proporsi DER yang dimiliki perusahaan, maka semakin tinggi pula risiko yang ditanggung

Page 4: PENGARUH FIRM SIZE, DAN TERHADAP AK- TIVITAS HEDGING …

Pengaruh Leverage, Firm Size, dan Financial Distress Terhadap Aktivitas Hedging … Asri Rizki Fitriani, Khairunnisa

378

perusahaan dalam melindungi nilai utang perusahaan dalam mata uang as-ing. Hal ini mendorong perusahaan untuk melakukan hedging dalam melindungi nilai utang yang dimiliki perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mo et al. (2019), Ariani dan Sudiartha (2017), Astyrianti dan Sudiartha (2017), Guniarti (2014), dan Ameer (2010) yang menyatakan bahwa leverage mempengaruhi secara signifikan terhadap ak-tivitas hedging. H1: Leverage berpengaruh signifikan terhadap Aktivitas Hedging. B.3. Firm Size Firm size dalam penelitian ini dihitung dengan logaritma natural total aset. Alasan pemilihan menggunakan logaritma natural total aset yaitu kare-na total aset merupakan nilai yang relatif stabil dibandingkan dengan proksi firm size lainnya. Ukuran perusahaan yang besar mempresentasikan total aktiva yang besar pula disebabkan oleh adanya kegiatan usaha yang besar, pendapatan tinggi, dan kemungkinan perusahaan aktif dalam perdagangan internasional. Perusahaan diduga akan menggunakan valuta asing dalam transaksi bisnis internasional. Perusahaan akan terkena risiko nilai tukar mata uang karena menggunakan mata uang asing dan risiko fluktuasi nilai tukar pun semakin tinggi. Berdasarkan uraian di atas, semakin besar total aktiva yang dimiliki perusahaan maka akan semakin besar pula risiko yang didapatkan. Sehingga perusahaan akan melindungi seluruh aset perusahaan dengan melakukan aktivitas hedging yang mana akan mencegah dan meminimalisir risiko di dalam perusahaan jika muncul risiko baru yang berkaitan dengan nilai aset perusahaan yang menggunakan valuta asing. Menurut Kussulisty dan Mahfudz (2014), perusahaan dengan ukuran yang besar lebih menyadari pentingnya hedging untuk melindungi arus kas dan aset mereka dan memiliki kemampuan untuk membeli derivatif valuta asing untuk kepentingan hedging tersebut. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Krisdian dan Badjra (2017), Kussulisty dan Mahfudz (2014), Raghu dan Shanmugam (2014), Iqbal et al. (2014), dan Guniarti (2014) yang menyatakan bahwa firm size mempengaruhi secara signifikan terhadap ak-tivitas hedging. H2: Firm Size berpengaruh signifikan terhadap Aktivitas Hedging. B.4. Financial Distress Financial distress dalam penelitian ini dihitung menggunakan metode z’score. Pada perhitungan z’score, terdapat empat rasio yang menggam-barkan keadaan keuangan perusahaan, yaitu rasio solvabilitas, likuiditas, profitabilitas, dan aktivitas. Semakin rendah skor financial distress yaitu ku-rang dari 1,1 yang diperoleh perusahaan maka diduga akan semakin besar perusahaan menuju keadaan kesulitan keuangan yang mendorong perus-ahaan ke dalam kebangkrutan. Sehingga perusahaan yang mengalami kesu-litan keuangan diduga akan terdorong untuk melakukan hedging atau lin-dung nilai untuk melindungi perusahaan dari berbagai risiko keuangan yang akan mengancam keadaan perusahaan di masa yang akan datang. Maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan akan menerapkan lindung nilai dalam setiap transaksi usaha atau dalam instrumen-instrumen, seperti aset atau-pun kewajiban. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mo et al. (2019), Krisdian dan Badjra (2017), dan Guniarti (2014) yang menyatakan bahwa financial distress mempengaruhi secara signifikan terhadap aktivitas hedging. H3: Financial Distress berpengaruh signifikan terhadap Aktivitas Hedging.

Page 5: PENGARUH FIRM SIZE, DAN TERHADAP AK- TIVITAS HEDGING …

Jurnal Akun Nabelo: Jurnal Akuntansi Netral, Akuntabel, Objektif Volume 3/Nomor 1/Juli 2020 (Hal. 375-388)

379

Sumber: Data diolah, 2019

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian

C. METODE PENELITIAN C.1. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini yaitu perusahaan sub sektor lembaga pem-biayaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2014-2018. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik non prob-ability sampling dengan jenis sampling purposive.

Tabel 1 Kriteria Pemilihan Sampel

Sumber: Data diolah, 2019 Berdasarkan kriteria sampel penelitian pada Tabel 1, maka jumlah data sampel pada penelitian ini adalah 75 unit sampel dengan periode penelitian selama lima tahun.

No Kriteria Penelitian Jumlah

1 Perusahaan sub sektor lembaga pem-

biayaan yang terdaftar di BEI periode

2018

17

2 Perusahaan yang tidak konsisten ter-

daftar dalam sub sektor lembaga pem-

biayaan yang terdaftar di BEI periode

2014-2018

(2)

Jumlah sampel yang dijadikan objek

penelitian

15

Jumlah data dalam penelitian (5 tahun) 75

Leverage:

Debt to Equity

Ratio (X1)

Firm Size: Total

Asset (X2)

Financial

Distress: Z’score

(X3)

Aktivitas Hedg-

ing (Y)

Keterangan:

: Pengaruh Simultan

: Pengaruh Parsial

Page 6: PENGARUH FIRM SIZE, DAN TERHADAP AK- TIVITAS HEDGING …

Pengaruh Leverage, Firm Size, dan Financial Distress Terhadap Aktivitas Hedging … Asri Rizki Fitriani, Khairunnisa

380

C.2. Operasionalisasi Variabel C.2.1. Aktivitas Hedging Hedging atau lindung nilai merupakan cara untuk mengurangi risiko yang mungkin akan timbul akibat fluktuasi harga di pasar keuangan se-bagaimana dijelaskan dalam Peraturan Bank Indonesia No.15/8/PBI/2013. Sedangkan, menurut Subramanyam (2017), lindung nilai atau hedge meru-pakan kontrak yang dilakukan untuk melindungi perusahaan dari risiko pasar. Aktivitas hedging yang dilakukan oleh suatu perusahaan akan ter-gambar pada Laporan Laba Rugi dan dapat dilihat pada Catatan Atas Laporan Keuangan mengenai instrumen aktivitas hedging. Aktivitas hedging biasanya dilakukan dengan menggunakan instrumen derivatif, seperti future contract, forward contract, option contract, dan swap. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala dummy atau nominal, di mana perusahaan yang menerapkan aktivitas hedging akan mendapatkan nilai 1 dan perus-ahaan yang tidak menerapkan aktivitas hedging mendapatkan nilai 0. C.2.2. Leverage Menurut Subramanyam (2017), leverage merupakan kemampuan pe-rusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang. Sedangkan, menurut Hery (2016), rasio leverage merupakan rasio yang digunakan un-tuk mengukur sejauh mana aset perusahaan dibiayai dengan hutang. Rasio leverage digunakan untuk mengukur seberapa besar beban utang yang ha-rus ditanggung perusahaan dalam rangka pemenuhan aset. Pada penelitian ini, leverage perusahaan akan didapatkan dari perhitungan rasio total utang terhadap total ekuitas atau debt to equity ratio. Menurut Hery (2016), debt to equity ratio digunakan untuk mengetahui berapa bagian dari setiap rupiah modal yang dijadikan sebagai jaminan utang dan memberikan pe-tunjuk umum tentang kelayakan kredit dan risiko keuangan debitor. Perhitungan leverage digunakan rumus DER seperti berikut.

C.2.3. Firm Size Menurut Scholichah dalam Hery (2017), ukuran perusahaan merupa-kan suatu perbandingan besar atau kecilnya usaha dari suatu perusahaan atau organisasi. Menurut Hery (2017), pengertian lain dari ukuran perus-ahaan adalah suatu skala untuk mengklasifikasikan besar kecilnya perus-ahaan menurut berbagai cara, antara lain dengan total aset, total penjualan, nilai pasar saham, dan sebagainya. Pada penelitian ini, firm size perusahaan dihitung dengan menggunakan logaritma natural total aset. Ru-mus dari firm size atau ukuran perusahaan adalah sebagai berikut.

C.2.4. Financial Distress

Menurut Plat dan Plat dalam Fahmi (2016), financial distress yaitu se-bagai tahap penurunan kondisi keuangan sebelum terjadinya kebangkrutan atau likuidasi. Financial distress dalam penelitian ini diukur menggunakan Model Altman atau disebut Z’score modifikasi (Altman dan Hotchkiss, 2006) dengan rumus dari z’score adalah sebagai berikut.

Dimana:

=

Page 7: PENGARUH FIRM SIZE, DAN TERHADAP AK- TIVITAS HEDGING …

Jurnal Akun Nabelo: Jurnal Akuntansi Netral, Akuntabel, Objektif Volume 3/Nomor 1/Juli 2020 (Hal. 375-388)

381

=

=

Klarifikasi perusahaan yang sehat dan bangkrut didasarkan pada nilai z’score model Altman modifikasi, yaitu: 1. Jika nilai Z’’ < 1,1 maka termasuk perusahaan yang mengalami financial

distress (distress zone). 2. Jika nilai 1,1 < Z’’ < 2,6 maka termasuk gray area perusahaan yang men-

galami risiko financial distress. 3. Jika nilai Z’’ > 2,6 maka termasuk perusahaan yang tidak mengalami fi-

nancial distress (safe zone).

C.3. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deksriptif dan pengujian hipotesis dengan menggunakan regresi logis-tik. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dengan alat ban-tu (tools) regresi SPSS 25. Analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini sesuai dengan skala dari data yang telah ditentukan yaitu skala rasio dan skala nominal. Pada penelitian ini, statistik deskriptif yang akan digunakan adalah nilai rata-rata dari data yang diteliti (mean), nilai tengah data (median), standar deviasi atau simpangan baku, nilai maksimum atau nilai terbesar dari data yang diteliti, dan nilai minimum atau nilai terkecil dari data yang diteliti. Uji kelayakan regresi logistik dilakukan melalui pengujian homster and lomeshow’s goodness of fit. Pengujian ini dilakukan untuk menilai kelayakan model regresi logistik yang akan digunakan. Menurut Ghozali (2018), jika nilai statistik sama dengan atau kurang dari 0,05 maka hipotesis nol ditolak berarti terdapat perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehing-ga goodness fit tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observa-sinya. Apabila nilai statistik lebih dari 0,05 artinya model memprediksi nilai observasinya atau cocok dengan data sehingga hipotesis diterima. Menurut Ghozali (2018), likehood L dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Pada pengujian hipotesis nol dan alternatif, L ditunjukan dengan -2 log L. Menurut Ghozali (2018), statistik -2LogL digunakan untuk menentukan jika variabel bebas dit-ambahkan ke dalam model apakah secara signifikan memperbaiki model fit. Cara membandingkan antara nilai -2 log L pada awal (block number = 0) di ma-na model hanya memasukan konstanta dengan -2 log L setelah model me-masukkan variabel bebas (block number = 1). Apabila nilai -2 log L block num-ber = 0 > nilai -2 log L block number = 1 maka menunjukkan model regresi yang baik. Apabila nilai log likehood mengalami penurunan maka model statis-tik menunjukkan semakin baik. Sedangkan, model statistik dikatakan buruk apabila nilai log likehood mengalami kenaikan. Menurut Ghozali (2018), koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel de-penden. Pengujian koefisien determinasi meliputi Nagelkerke R Square yang ada pada tabel model summary. Menurut Ghozali (2018), Cox and Snell’s R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R2 pada multiple re-

Page 8: PENGARUH FIRM SIZE, DAN TERHADAP AK- TIVITAS HEDGING …

Pengaruh Leverage, Firm Size, dan Financial Distress Terhadap Aktivitas Hedging … Asri Rizki Fitriani, Khairunnisa

382

gression yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai maksi-mum kurang dari 1 (satu) sehingga sulit diinterpretasikan. Nagelkerke R Square merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan Snell’s untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) sampai 1 (satu). Nilai nagelkerke R2 dapat diinterpretasikan seperti nilai R2 pada multiple regression (Ghozali, 2018). Menurut Ghozali (2018), uji statistik F untuk menguji joint hipotesia bah-wa b1, b2, dan b3 secara bersama-sama dengan nol. Hipotesis nol yang akan diuji menentukan apakah semua variabel independen bukan merupakan pen-jelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Sedangkan, hipotesis alter-natif menentukan semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Menurut Ghozali (2018), uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu varia-bel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hipotesis nol yang akan diuji adalah apakah suatu variabel inde-penden bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel de-penden. Sedangkan, hipotesis alternatifnya variabel tersebut merupakan pen-jelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN D.1 Hasil Analisis Deskriptif

Tabel 2 Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Sumber: Output SPSS 25, 2019 Berdasarkan analisis deskriptif pada Tabel 2, maka dapat diperoleh penjelasan sebagai berikut: 1. Variabel leverage memiliki nilai mean 3,4569 dan standar deviasi sebesar

2,86837. Nilai minimum bernilai 0,01 dan nilai maksimum bernilai 15,50. 2. Variabel firm size memiliki nilai mean 28,5113 dan standar deviasi sebesar

1,61266. Nilai minimum bernilai 24,66 dan nilai maksimum bernilai 31,08. 3. Variabel financial distress memiliki nilai mean 8,6341 dan standar deviasi

sebesar 18,35033. Nilai minimum bernilai -2,59 dan nilai maksimum bernilai 79,83.

4. Variabel aktivitas hedging memiliki nilai mean 0,45 dan standar deviasi sebesar 0,501. Nilai minimum bernilai 0 dan nilai maksimum bernilai 1.

D.2. Analisis Regresi Logistik

D.2.1. Uji Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit)

N Minimum Maximum Mean Std. Devia-

tion

Leverage 75 .01 15.50 3.4569 2.86837

Firm Size 75 24.66 31.08 28.5113 1.61266

Financial Dis-

tress

75 -2.59 79.83 8.6341 18.35033

Hedging Activi-

ties

75 0 1 .45 .501

Valid N (listwise) 75

Page 9: PENGARUH FIRM SIZE, DAN TERHADAP AK- TIVITAS HEDGING …

Jurnal Akun Nabelo: Jurnal Akuntansi Netral, Akuntabel, Objektif Volume 3/Nomor 1/Juli 2020 (Hal. 375-388)

383

Tabel 3 Hasil Kelayakan Model (Goodness of Fit)

Sumber: Output SPSS 25, 2019 Tabel 3 menunjukkan hasil pengujian kelayakan model, yaitu nilai Hos-mer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test sebesar 12,725 dengan probabili-tas signifikansi sebesar 0,079 di mana 0,079 > 0,05. Berdasarkan hasil ter-sebut, maka hipotesis nol diterima (H1 diterima). Maka model memprediksi nilai observasinya atau cocok dengan data sehingga hipotesis diterima. D.2.2. Uji Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Tabel 4 Hasil Overall Fit Model Block Number 0

Sumber: Output SPSS 25, 2019 Tabel 5

Hasil Overall Fit Model Block Number 1

Sumber: Output SPSS 25, 2019 Pada Tabel 4 ditunjukkan bahwa nilai -2Log Likelihood awal (block num-ber = 0) sebesar 97,736 dan pada Tabel 5 menunjukkan nilai -2Log Likeli-hood akhir (block number = 1) sebesar 64,325. Berdasarkan hasil per-bandingan kedua tabel tersebut dapat dilihat bahwa terjadi penurunan nilai -2Log Likelihood. Apabila nilai -2Log Likelihood Block Number = 0 lebih besar

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 12.725 7 .079

Iteration Historya,b,c

Iteration Coefficients

-2 Log likelihood Constant

Step 0 1 97.736 -.197

2 97.736 -.198

Iteration Historya,b,c,d

Iteration

Coefficients -2 Log likeli-

hood Constant Lever-

age

Firm

Size

Financial

Distress

Step 1 1 69.234 -46.054 .506 8.251 .212

2 65.696 -63.336 .602 11.418 .155

3 64.502 -71.864 .546 13.081 -.073

4 64.327 -77.619 .531 14.182 -.184

5 64.325 -78.504 .535 14.346 -.191

6 64.325 -78.515 .535 14.348 -.191

7 64.325 -78.515 .535 14.348 -.191

Page 10: PENGARUH FIRM SIZE, DAN TERHADAP AK- TIVITAS HEDGING …

Pengaruh Leverage, Firm Size, dan Financial Distress Terhadap Aktivitas Hedging … Asri Rizki Fitriani, Khairunnisa

384

dari nilai -2Log Likelihood Block Number = 1 atau dapat dikatakan terjadi penurunan nilai -2Log Likelihood maka hal tersebut menunjukkan bahwa model regresi yang semakin membaik. D.2.3. Uji Koefisiensi Determinasi (R2)

Tabel 6 Hasil Uji

Koefisien Determinasi

Sumber: Output SPSS 25, 2019 Berdasarkan Tabel 6, nilai Cox & Snell R Square sebesar 0,375 dan nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,502 atau 50,2% yang berarti kombinasi lev-erage, firm size, dan financial distress mampu menjelaskan variasi dari ak-tivitas hedging sebesar 50,2% dan sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diuji dalam penelitian ini. D.2.4. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Tabel 7 Hasil Pengujian Signifikansi Simultan

Sumber: Output SPSS 25, 2019 Berdasarkan data Tabel 7, nilai Chi-square dalam pengujian secara sim-ultan sebesar 33,411 dengan nilai df = 3 dan tingkat signifikansi yang

gujian secara simultan terhadap hipotesis yang diajukan sebesar 0,05. Ting-kat signifikansi yang didapatkan sebesar 0,000 (0,000 < 0,05), dari hasil ter-sebut dapat ditetapkan bahwa H0 yang diajukan ditolak dan H1 diterima. Kesimpulan dari penjelasan diatas adalah variabel bebas atau variabel inde-penden dalam penelitian ini yaitu leverage, firm size, dan financial distress berpengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel terikat atau varia-bel dependen yaitu aktivitas hedging. D.2.5. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji t) Tabel 8 menunjukkan nilai koefisien untuk persamaan regresi logistik sekaligus untuk menguji hipotesis penelitian. Hasil output yang membentuk persamaan regresi logistik dari Tabel 8 yaitu sebagai berikut:

Keterangan: HDG = Aktivitas Hedging LV = Leverage FS = Firm Size FD = Financial Distress

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R Square

1 64.325a .375 .502

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square Df Sig.

Step 1 Step 33.411 3 .000

Block 33.411 3 .000

Model 33.411 3 .000

Page 11: PENGARUH FIRM SIZE, DAN TERHADAP AK- TIVITAS HEDGING …

Jurnal Akun Nabelo: Jurnal Akuntansi Netral, Akuntabel, Objektif Volume 3/Nomor 1/Juli 2020 (Hal. 375-388)

385

Tabel 8 Hasil Pengujian Signifikan Parameter Individual

Sumber: Output SPSS 25, 2019 Persamaan regresi dapat diartikan sebagai berikut: 1. Konstanta sebesar -78,515 menunjukkan bahwa jika variabel inde-

penden yaitu leverage, firm size, dan financial distress bernilai nol atau tidak terjadi kenaikan, maka kemungkinan perusahaan dalam pengambi-lan keputusan aktivitas hedging menurun sebesar 78,515 satuan.

2. Nilai koefisien regresi pada variabel leverage sebesar 0,535; dimana se-tiap penambahan 1 satuan pada leverage, maka akan meningkatkan kemungkinan pengambilan keputusan aktivitas hedging sebesar 0,535 satuan dengan asumsi variabel yang lain bernilai tetap atau konstan.

3. Nilai koefisien regresi pada variabel firm size sebesar 14,348; dimana se-tiap penambahan 1 satuan pada firm size, maka akan meningkatkan kemungkinan pengambilan keputusan aktivitas hedging sebesar 14,348 satuan dengan asumsi variabel yang lain bernilai tetap atau konstan.

4. Nilai koefisien regresi pada variabel financial distress sebesar -0,191; di-mana setiap penambahan 1 satuan pada financial distress, maka akan mengalami kemungkinan penurunan sebesar 0,191 satuan dalam pengambilan keputusan aktivitas hedging dengan asumsi variabel yang lain bernilai tetap atau konstan.

Berdasarkan hasil uji signifikan parameter individual atau uji parsial yang terdapat dalam Tabel 8, maka hasil uji t dinyatakan sebagai berikut: 1. Leverage tidak berpengaruh terhadap aktivitas hedging pada perusahaan

sub sektor lembaga pembiayaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2018. Hal ini ditunjukkan melalui nilai probabilinya sebe-sar 0,370 lebih besar dari nilai signifikan yaitu 0,05 yang artinya hipotesis yang diajukan ditolak.

2. Firm size berpengaruh signifikan secara positif terhadap aktivitas hedging pada perusahaan sub sektor lembaga pembiayaan yang terdaftar di Bur-sa Efek Indonesia periode 2014-2018. Hal ini ditunjukkan melalui nilai probabilitasnya sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai signifikan yaitu 0,05 yang artinya hipotesis yang diajukan diterima.

3. Financial distress tidak berpengaruh terhadap aktivitas hedging pada pe-rusahaan sub sektor lembaga pembiayaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2018. Hal ini ditunjukkan melalui nilai probabili-

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp

(B)

Step 1a Leverage .535 .597 .803 1 .370 1.707

Firm Size

14.3

48

4.079 12.371 1 .000 1703

204.4

89

Financial

Distress

-

.191

.391 .240 1 .624 .826

Constant -

78.5

15

21.97

3

12.768 1 .000 .000

Page 12: PENGARUH FIRM SIZE, DAN TERHADAP AK- TIVITAS HEDGING …

Pengaruh Leverage, Firm Size, dan Financial Distress Terhadap Aktivitas Hedging … Asri Rizki Fitriani, Khairunnisa

386

tasnya sebesar 0,624 lebih besar dari nilai signifikan yaitu 0,05 yang artinya hipotesis yang diajukan ditolak.

D.3. Pembahasan

D.3.1. Pengaruh Leverage terhadap Aktivitas Hedging Aktivitas hegding tidak dapat dipengaruhi oleh tingkat leverage perus-ahaan. Hal ini dapat dijelaskan dari hasil statistik deskriptif, terdapat 43 unit sampel yang memiliki nilai leverage dibawah rata-rata. Pada 43 unit sampel tersebut, terdapat 29 unit sampel yang tidak melakukan hedging. Unit sampel memiliki nilai leverage di bawah rata-rata dikarenakan besarnya nilai ekuitas yang disebabkan bertambahnya saldo laba ditahan. Penentuan besaran saldo laba ditahan disebabkan adanya peraturan Un-dang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang me-wajibkan perusahaan melakukan penyisihan 20% dari laba tahun ber-jalan. Berdasarkan peraturan tersebut, maka akun saldo laba yang belum ditentukan penggunanya muncul. Menurut OJK (2007), pada Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perusahaan Terbatas menjelaskan bahwa akun saldo laba yang belum ditentukan dapat digunakan untuk menutupi kerugian. Kerugian tersebut disebabkan oleh melemahnya kinerja industri oto-motif pada tahun penelitian. Menurut Gabungan Industri Kendaraan Ber-motor Indonesia (Gaikindo), terdapat keadaan yang lesu pada industri oto-motif berdampak pada penyaluran kredit, di mana hal ini merupakan kontribusi yang besar bagi pendapatan perusahaan lembaga pembiayaan. Penurunan daya beli konsumen terhadap kendaraan beroda empat berdampak pula pada penurunan pendapatan perusahaan lembaga pem-biayaan. Selain itu, penurunan pendapatan dan besarnya biaya keuangan ikut mendorong timbulnya kerugian yang lebih besar. Kerugian yang se-makin besar mengakibatkan perusahaan lembaga pembiayaan tidak melakukan aktivitas hedging tetapi menggunakan saldo laba yang belum ditentukan untuk menyerap kerugian. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kussulistyanti dan Mahfudz (2016), Raghavendra dan Shanmugam (2014), Ahmad dan Haris (2012), dan Ameer (2010) di mana leverage tidak berpengaruh terhadap aktivitas hedg-ing. D.3.2. Pengaruh Firm Size terhadap Aktivitas Hedging Firm size berpengaruh terhadap aktivitas hedging. Hal ini berarti bah-wa semakin besar total aktiva yang dimiliki perusahaan maka akan se-makin besar pula risiko yang didapatkan. Akibatnya, perusahaan akan melindungi seluruh aset perusahaan dengan melakukan aktivitas hedging, di mana akan mencegah dan meminimalisir risiko di dalam perusahaan jika muncul risiko baru yang berkaitan dengan nilai aset perusahaan yang menggunakan valuta asing. Pengaruh firm size terhadap aktivitas hedging dapat dijelaskan dari data penelitian ini yang menunjukkan bahwa terdapat 42 unit sampel yang memiliki nilai firm size di atas rata-rata. Pada 42 unit sampel tersebut, ter-dapat 31 unit sampel yang melakukan aktivitas hedging. Hasil penelitian tersebut mendukung hasil penelitian Krisdian dan Badjra (2017), Kussu-listy dan Mahfudz (2014), Raghu dan Shanmugam (2014), Iqbal et al. (2014), dan Guniarti (2014) yang menemukan bahwa firm size memiliki pengaruh yang signifikan terhadap aktivitas hedging. D.3.3. Pengaruh Financial Distress terhadap Aktivitas Hedging Financial distress tidak mempengaruhi aktivitas hedging perusahaan sub sector lembaga pembiayaan. Hal ini dapat dilihatkan dari hasil statis-

Page 13: PENGARUH FIRM SIZE, DAN TERHADAP AK- TIVITAS HEDGING …

Jurnal Akun Nabelo: Jurnal Akuntansi Netral, Akuntabel, Objektif Volume 3/Nomor 1/Juli 2020 (Hal. 375-388)

387

tik deskriptif, terdapat 39 unit sampel yang memiliki kondisi financial dis-tress. Berdasarkan 39 unit sampel tersebut, terdapat 26 unit sampel yang melakukan aktivitas hedging. Pada sampel penelitian, ada Intan Baruprana Finance Tbk mengalami distress pada kerugian sebelum pajak yaitu sebesar Rp 215,6 miliar pada tahun 2017. Perusahaan belum mengalami ke-bangkrutan tetapi hal ini tentu dapat direkayasa keuangan atau diperbaiki di tahun selanjutnya salah satunya dengan melakukan hedging. Namun, berdasarkan statistik deskriptif aktivitas hedging, perusahaan lembaga pembiayaan tidak banyak yang mengambil tindakan aktivitas hedging. Penelitian ini menggunakan hitungan z’score yang mana hasil rasio yang dihasilkan akan memprediksi kebangkrutan perusahaan dengan keaku-ratan 98%. Perusahaan akan mengalami kebangkrutan jika termasuk ke dalam tipe legal banckrupty atau perusahaan dinyatakan bangkrut secara hukum dan diajukan secara resmi dengan undang-undang yang berlaku. Pada penelitian ini, ada 36 unit sampel yang masuk ke dalam kategori non-financial distress atau tidak mengalami kesulitan keuangan. Pada 36 unit sampel tersebut, terdapat 9 unit sampel yang melakukan hedging. Pe-rusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan dikarenakan kenaikan total aset terutama dalam akun investasi neto sewa pembiayaan. Aset tersebut dijadikan sebagai jaminan atas terbitnya surat utang perusahaan tersebut. Tetapi, investasi neto sewa pembiayaan tersebut mengalami keterlambatan atau lewat jatuh tempo sehingga perusahaan mengantisipasi hal tersebut dengan melakukan hedging. Hal ini dapat dilihat pada laporan keuangan perusahaan BFI Finance Tbk tahun 2015 yang menunjukkan jumlah keterlambatan sebesar Rp 809.270.000.000 dan telah melewati 30 hingga 180 hari dari jatuh tempo. Hal ini serupa dengan perusahaan Buana Finance Tbk pada tahun 2014. Penelitian ini sejalan dengan hasil yang dilakukan oleh Raghavendra dan Shanmugam (2014) bahwa financial distress tidak berpengaruh terhadap aktivitas hedging.

E. PENUTUP Firm size memiliki pengaruh yang signifikan terhadap aktivitas hedging. Semakin besar total aktiva yang dimiliki perusahaan maka akan mendorong perusahaan untuk melakukan aktivitas hedging untuk meminimalisir risiko di dalam perusahaan yang berkaitan dengan nilai aset perusahaan yang menggunakan valuta asing. Leverage dan financial distress tidak memiliki pengaruh terhadap aktivitas hedging. Jumlah leverage yang dimiliki perus-ahaan tidak mempengaruhi aktivitas hedging yang dilakukan perusahaan. Demikian juga, financial distress yang dialami perusahaan tidak mendorong perusahaan untuk melakukan hedging. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka hal-hal yang perlu diperhatikan oleh pihak-pihak yang memiliki keterkaitan dengan penelitian adalah: 1. Peneliti selanjutnya disarankan untuk menambahkan periode penelitian,

menggunakan objek penelitian yang lain, serta menambahkan variabel lain, seperti growth opportunity, cash flow volatility, dan profitabilitas.

2. Regulator seperti Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan diharapkan dapat meningkatkan perhatian pada perusahaan yang memiliki ukuran pe-rusahaan yang besar.

3. Perusahaan lembaga pembiayaan diharapkan dapat meningkatkan total aset sebelum melakukan penerapan hedging dalam kegiatan usahanya agar instrumen keuangan yang dimiliki akan terlindungi nilainya dari risiko ting-kat suku bunga dan risiko nilai tukar mata uang.

Page 14: PENGARUH FIRM SIZE, DAN TERHADAP AK- TIVITAS HEDGING …

Pengaruh Leverage, Firm Size, dan Financial Distress Terhadap Aktivitas Hedging … Asri Rizki Fitriani, Khairunnisa

388

4. Investor diharapkan sebelum menanamkan modal pada perusahaan lem-baga pembiayaan, sebaiknya memperhatikan total aset perusahaan karena semakin besar total aset yang dimiliki, maka kecenderungan perusahaan dalam menerapkan aktivitas hedging semakin besar pula.

Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam hal data yang dibutuhkan un-tuk mengolah data sangat terbatas dikarenakan perusahaan lembaga pem-biayaan kurang mengelompokkan jenis aset lancar dan tidak lancar di dalam laporan keuangan.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, G. N., Mardiyati, U., & Nashrin, A. S. (2015). Analysis Of Hedging De-terminants With Foreign Currency Derivative Instruments On Companies Listed On BEI Period 2012-2015. Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia

(JRMSI) Vol. 6, No.2, 540-557.

Ahmad, N., & Haris, B. (2012). Factors for Using Derivatives: Evidence From Malaysian NonFinancial Companies. Research Journal of Finance and Ac-

counting Vol 3, No 9, 79-87.

Altman, E. I., & Hotchkiss, E. (2006). Corporate Financial Distress and Bank-ruptcy -3/E.: Predict and Avoid Bankruptcy, Analyze and Invest in Distressed

Debt. New Jer: John Wiley & Sons.

Ameer, R. (2010). Determinants of Corporate Hedging Practices in Malaysia. International Business Research Accounting Research Institute and Faculty of

Accountancy Universiti Teknologi MARA (UiTM) Vol 3, No 2, April, 120-130.

Ariani, N. N., & Sudiartha, G. M. (2017). Pengaruh Leverage, Profitabilitas, Dan Likuiditas Terhadap Keputusan Hedging Perusahaan Sektor Pertambangan

Di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 6, No. 1, 347-374.

Astyrianti, N. N., & Sudiartha, G. M. (2017). Pengaruh Leverage, Kesempatan Tumbuh, Kebijakan Dividen Dan Likuiditas Terhadap Keputusan Hedging

PT. Uniliver Tbk. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 6, No. 3, 1312-1339.

Bank Indonesia. 2014. Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/8/PBI/2013 Ten-

tang Transaksi Lindung Nilai Kepada Bank

Bank Indonesia. 2014. Peraturan Bank Indonesia Nomor 16/21/PBI/2014 Tentang Penerapan Prinsip Kehati-Hatian Dalam Pengelolaan Utang Luar

Negeri Korporasi Nonbank

Chaudhry, N. I., Mehmood, M. S., & Mehmood, A. (2014). Determinants of Cor-porate Hedging Policies and Derivatives Usage in Risk Management Practices

of Non-Financial Firms. Wulfenia Journal Vol. 21, No. 7, 293-310.

Fahmi, I. (2015). Pengantar Teori Portofolio dan Analisis Investasi Teori dan Soal

Jawab. Bandung: Alfabeta.

Fahmi, I. (2016). Manajemen Risiko Teori, Kasus, dan Solusi. Bandung: Alfabeta

CV.

Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25

Edisi 9. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.