Page 1
Perjanjian No.III/LPPM/2017-01/1-P
Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Fast
Moving Consumer Good yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Disusun Oleh:
Catharina Tan Lian Soei,Dra.,MM
Vera Intanie Dewi,SE.,MM
Felisca Oriana,SE.,MSM
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Universitas Katolik Parahyangan
2017
Page 2
ABSTRAK
Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Fast Moving
Consumer Good yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Oleh:
Catharina Tan Lian Soei
Vera Intanie Dewi
Felisca Oriana Surjoko
UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN
BANDUNG
Kinerja keuangan suatu bisnis tidak lepas dari pengaruh faktor makroekonomi. Krisis ekonomi
global yang terjadi di tahun 1998, 2008 dan 2015 sangat memberi dampak pada kinerja usaha
hampir disemua sektor. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh faktor
makroekonomi yaitu inflasi, tingkat pengangguran, Pertumbuhan Produk Domestik Bruto
(PDB), dan nilai tukar terhadap profitabilitas yang diproksikan oleh rasio Return on Asset
(ROA). Penelitian ini menggunakan ROA sebagai variabel dependen untuk mengukur
profitabilitas, dan menggunakan tingkat inflasi, Tingkat Pengangguran , Pertumbuhan PDB, dan
nilai tukar sebagai variabel independen yang merupakan faktor makroekonomi. Penelitian ini
termasuk jenis applied research dengan menggunakan metode explanatory. Unit analisis
penelitian ini adalah Perusahaan Fast Moving Consumer Good yang melaporkan Laporan
Keuangan Tahunan dan terpublikasi selama tahun 1998 - 2016. Data yang dipergunakan dalam
penelitian ini merupakan data sekunder berupa rasio ROA tahunan perusahaan tersebut, tingkat
inflasi, Pertumbuhan PDB, Tingkat Pengangguran dan nilai kurs rupiah terhadap dollar selama
tahun 1998 – 2016. Analisis uji statistik dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi
berganda. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa secara simultan keempat variabel independen
berpengaruh terhadap ROA. Sedangkan hasil uji t secara partial menunjukkan bahwa dari tiga
faktor makroekonomi yang digunakan sebagai variabel independen yaitu inflasi, tingkat
pengangguran,dan nilai tukar tidak berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan Fast Moving
Consumer Good yang diproksikan oleh rasio ROA, sedangkan pertumbuhan PDB berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Variabel independen yang berpengaruh dalam
penelitian ini berkontribusi terhadap profitabilitas sebesar 2.1%.
Kata Kunci: Inflasi, Produk Domestik Bruto, Tingkat Pengangguran, ROA, Nilai Tukar
Keywords: Exchange Rate, Inflation, Gross Domestic Product, Unemployment Rate, Return On
Asset.
Page 3
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat rahmat
dan anugerah-Nya, sehingga tim Peneliti penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul
“Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Profitabilitas Perusahaan Fast Moving Consumer Good
yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia”. Penelitian ini menggunakan data Periode 1998 –
2016. Dalam kesempatan ini tim penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu sehingga laporan penelitian ini dapat terselesaikan
dengan baik dan lancar. Tim penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Pimpinan Universitas Katolik Parahyangan dimana tim peneliti berkarya
2. Pimpinan dan Staf Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Unpar
3. Pimpinan Fakultas Ekonomi
4. Pimpinan Program Studi Manajemen
5. Rekan-rekan Dosen
6. Tim kerja Mahasiswa Unpar
Semoga hasil laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Terima Kasih.
Bandung, Oktober 2017
Tim Peneliti
Page 4
DAFTAR ISI
Judul
Abstak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab 1.PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan Khusus 4
1.3. Tujuan Umum 4
1.4. Urgensi Penelitian 5
1.5. Target Capaian Luaran Penelitian 5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Profitabilitas 6
2.2. Inflasi 7
2.3. Produk Domestik Bruto
2.4. Tingkat Pengangguran
8
9
2.5. Nilai Tukar 9
2.6. Model Penelitian 12
2.7. Hipotesis 13
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1. Metode dan Desain Penelitian 14
3.2. Jenis dan Sumber Data Penelitian 14
3.3. Tenik Pengumpulan Data 14
3.4. Teknik Pengambilan Sampel 14
3.5. Operasionalisasi Variabel Penelitian 16
3.6. Metode Analisis 17
3.7. Rancangan Uji Hipotesis 17
BAB 4. HASIL dan PEMBAHASAN
4.1. Dinamika Perubahan Indikator Ekonomi Makro selama tahun 1998-2016 20
4.2. Descriptive Statistic 22
4.3. Uji Hipotesis dan Pembahasan 36
BAB 5. SIMPULAN dan SARAN
5.1. Simpulan 41
5.2. Saran 41
Daftar Pustaka
Page 5
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Fast Moving Consumer Goods (FMCG) adalah produk yang memiliki perputaran omset dengan
cepat, dan biaya yang relatif rendah. FMCG merupakan barang barang konsumsi yang
dibutuhkan sehari-hari atau secara berkala dalam periode waktu tertentu yang singkat yang
mencakup produk makanan (food), peralatan rumah tangga (household) dan perawatan tubuh
(personal care). Karakteristik produk FMCG memiliki masa simpan yang relatif singkat karena
barang cepat rusak. Produk yang termasuk dalam kategori FMCG misalnya 1).berbagai macam
produk konsumen yang sering dibeli seperti peralatan mandi,sabun,kosmetik,pasta gigi,pisau
cukur, deterjen; 2) Non Durable Good seperti gelas,lampu,baterai,produk berbahan kertas,
barangbarang plastic; 3).Obat-obatan; 4).barang elektronik; 5).produk makanan dan minuman
kemasan. Perusahaan-perusahaan FMCG misalnya Nestle, Unilever,Procter & Gamble, Kaldu
Sari Nabati,Garuda Food,Orang Tua, Mayora dll.
Menurut data Kantar wordpanel Indonesia yang disampaikan Cindy Sundari dalam
http://www.kompasiana.com, peningkatan penjualan produk-produk Fast Moving Consumer
Goods (FMCG) mengalami peningkatan sebesar 14% dari tahun 2012 ke 2013. Menurut
Andryanto Suwismo dalam dataindustri.blogspot.co.id (26 Oktober 2016) , berdasarkan hasil
riset kantor Wordpanel Indonesia,per Akhir agustus 2016, volume penjualan consumer goods di
Indonesia masih cenderung lemah ditandai dengan pertumbuhan negatif di segmen makanan
yaitu – 4% dan minuman sebesar -2%. Trend pasar industri consumer goods di Indonesia lebih
banyak ditopang kenaikan harga. Peningkatan harga per unit sebesar 3.6% ini yang mendorong
nilai pasar consumer goods di Indonesia tumbuh sebesar 5.1%, sementara tingkat frekensi
pembelian turun sebesar – 0.9%. Perlambatan ekonomi Nasional pada semester 1 tahun 2016,
merupakan salah satu penyebab menurunnya daya beli konsumen yang berdampak pada
pelemahan demand produk consumer goods secara volume.
Menurut Martha Eva Rahayu dalam swa.co.id (29 November 2016) disebutkan bahwa
bisnis e-commerce sampai dengan akhir tahun 2016, ternyata tidak berdampak signifikan
terhadap penjualan produk produk kategori Fast Moving Consumer Goods (FMCG). Dalam
artikel yang berjudul hasil survey Kantor Worldpanel yang diambil dari
www.kantarworldpanel.com dalam artikel yang berjudul “Survei Kantar: Penetrasi Ecommerce
di Industri FMCG Indonesia Masih Rendah” disebutkan bahwa penetrasi e-commerce terhadap
penjualan produk FMCG masih dibawah 1%. Distribusi Penjualan terbesar produk FMCG masih
Page 6
2
melalui pasar tradisional yakni sebesar 80%. Sedangkan untuk pasar modern hanya berkontribusi
sebesar 20%.Hal ini disampaikan oleh Fanny Murhayati yang merupakan New Business
Development Director Kantar Worldpanel Indonesia.
Dalam sebuah artikel yang berjudul “ Industri FMCG di Indonesia :Peluang dan
tantangan “ yang dimuat dalam www.business.hsbc.co.id,pada tanggal 20 Januari
2017,disebutkan bahwa industri FMCG di Indonesia merupakan salah satu industri yang mampu
mendorong perekonomian di Indonesia. Seiring dengan pertumbuhan golongan menengah di
Indonesia, angka pertumbuhan industri FMCG ditahun 2015 mencapai 10.8%. Secara
keseluruhan produk produk FMCG mampu menyumbang 18.5% terhadap PDB Nasional ditahun
2016 dan diharapkan dapat mencapai angka 30% ditahun 2030 mendatang.
Berikut adalah trend penjualan fast moving Consumer Goods di Indonesia.
Perlambatan pertumbuhan yang terjadi di tahun 2016, menurut data Kantor Worldpanel
Indonesia yang dimuat dalam dataindustri.co.id, terjadi di semua subwilayah Asia Utara dan
Asia Tenggara. Perlambatan tren pertumbuhan ini dipengaruhi pelemahan penjualan makanan
dan minuman yang berkontribusi sekitar 60% dari belanja rumah tangga di Asia. Hal ini
ditegaskan oleh Soon Lee (General Manajer Kantar Worldpanel Indonesia).
Perlambatan ekonomi Nasional selama tahun 2008-2016 juga dipicu adanya ketidak
stabilan pemerintahan yang menyebabkan kekhawatiran sosial yang mendukung nilai rupiah
terhadap dolar semakin merosot. Subprime Mortgage yang terjadi di Amerika juga menyebabkan
dolar yang berada di Indonesia semakin langka dan menyebabkan nilai tukar rupiah terhadap
Dolar Amerika sepanjang tahun 2008 terus merosot. Adanya perlambatan ekonomi Cina,
devaluasi mata uang yuan, jatuhnya bursa global juga menyebabkan Indonesia mengalami krisis
pada tahun 2015. Mengalami situasi ekonomi yang berat, persaingan yang meningkat dalam era
Page 7
3
globalisasi membuat perusahaan sadar akan pentingnya mempersiapkan diri dalam menghadapi
perubahan eksternal, khususnya perubahan nilai tukar, inflasi dan tingkat pengangguran serta
pertumbuhan PDB, karena akan berdampak pada daya beli, kenaikan harga bahan baku,
kenaikan upah yang akan mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Profitabilitas perusahaan
yang dicapai tentunya dipengaruhi juga oleh faktor internal. Dari sisi internal dipengaruhi oleh
budaya perusahaan, struktur dan system perusahaan, kemampuan perusahaan dalam
implementasi strategi, mencapai produktifitas dan melakukan efisiensi biaya.
Gambar.1
Grafik GDP 2012-2017 (Kwartal 2)
Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia (data diolah)
Dari data tersebut di atas terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi triwulan II-2017 sama
sekali tidak mengalami perubahan dari capaian triwulan sebelumnya yaitu 5.01%. tetapi
pertumbuhan GDP di industry manufaktur lebih rendah daripada pertumbuhan GDP dan
mencapai pertumbuhan terendah pada kwartal II tahun 2017. Pertumbuhan GDP di atas 5% jauh
lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan GDP yang -18,3% ketika terjadi krisis 1998, 4,4% pada
tahun 2008 dan 4,67% pada krisis tahun 2015.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah faktor GDP, Nilai tukar, tingkat inflasi
dan tingkat pengangguran mempengaruhi profitabilitas perusahaan dalam perusahaan Fast
Moving Consumer Good yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 1998-2016.
Walaupun pengaruh faktor-faktor tersebut bersifat tidak langsung kepada perusahan, namun
pengaruhnya berbeda-beda pada setiap jenis usaha atau industri.
Dari penelitian-penelitian sebelumnya yaitu McDonald,J. T. (1999) menyatakan bahwa
tidak semua perusahaan manufaktur di Australia terpengaruh oleh perubahan kondisi ekonomi
2012 2013 2014 2015 20162017
(KW1)2017
(KW2)
GDP (Growth byExpenditure (Percent)
6.03 5.56 5.01 4.88 5.02 5.01 5.01
GDP in ManufacturingIndustry (Percent)
5.62 4.37 4.64 4.33 4.29 4.24 3.54
0
1
2
3
4
5
6
7
Page 8
4
dan real wages Inflation memiliki pengaruh yang negatif terhadap profitabilitas. Gagan Deep
Sharma, G. S., Sanjeet Singh melakukan penelitian di India dan Stri Lanka untuk mengetahui
pengaruh faktor makroekonomi terhadap pertumbuhan GDP untuk periode 2002-2009.
(Barus.A.C&Leliani 2013) melakukan penelitian untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
Current Ratio (CR), Total Asset Turnover (TATO), Debt To Equity Ratio (DER), Debt Ratio
(DR), Pertumbuhan Penjualan dan Ukuran Perusahaan terhadap profitabilitas baik secara
simultan maupun parsial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor internal yaitu TATO, DR
dan Ukuran perusahaan yang berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan, sedangkan CR,
DER dan Pertumbuhan Penjualan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas.
(Tariq Bhutta and Hasan 2013) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh faktor
makroekonomi terhadap profitabilitas perusahaan food sector di Pakistan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa profitabilitas perusahaan sektor makanan di Pakistan dipengaruhi oleh
faktor internal perusahaan dan bukan oleh faktor makroekonomi. Dalam penelitian di sector lain
menunjukkan bahwa Dwijayanthy .F dan Prima Naomi (2009) menyatakan bahwa Inflasi dan
nilai tukar berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. Demirgüç-Kunt & Huizinga (1999)
menyatakan bahwa tingginya suku bunga berpengaruh pada tingginya profitabilitas dan
memiliki hubungan yang positif. Berdasarkan paparan diatas, dan beberapa penelitian
sebelumnya ,penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang ”Analisis Pengaruh Makro
Ekonomi terhadap Profitabilitas perusahaan Fast Moving Consumer Good yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia pada periode 1998-2016”
1.2 Tujuan Khusus
Penelitian ini dilakukan untuk:
1. Menganalisis faktor makro ekonomi yang mempengaruhi profitabilitas perusahaan Fast
Moving Consumer Good yang terdaftar di Bursa Efek di Indonesia.
2. Menentukan faktor makro ekonomi yang mempengaruhi profitabilitas perusahaan Fast
Moving Consumer Good yang terdaftar di Bursa Efek di Indonesia.
1.3. Tujuan Umum
1. Memberikan informasi baik bagi perusahaan dan pembaca untuk dijadikan pertimbangan
dimasa yang akan datang dan menjadi bahan referensi bagi penelitian selanjutnya.
2. Memperkaya wawasan penulis dan memperkaya keilmuan yang bermanfaat untuk
pengembangan ilmu bahan ajar perkuliahan.
Page 9
5
1.4. Urgensi Penelitian
Dari gap penelitian terdahulu,penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali variable-variabel
faktor makroekonomi yang mempengaruhi profitabilitas perusahaan.(tabel 1.1) Penelitian ini
juga bermanfaat untuk memberikan informasi kepada pembaca khususnya investor untuk
digunakan dalam pengambilan keputusan investasi. Selain itu hasil penelitian ini dapat
digunakan untuk mengembangkan proses pengajaran untuk matakuliah Manajemen Keuangan.
Gambar 2. Fishbone Diagram
1.5. Target Capaian Luaran Penelitian
Dari penelitian ini ditargetkan dapat dihasilkan sebuah karya ilmiah yang dapat dipublikasikan
minimal dalam jurnal nasional terakreditasi yaitu Indonesia Capital Market Review (MRC-FEB
UI) atau Jurnal of Indonesian Economi and Business FEB UGM. Dimana dari penelitian ini
dapat diperoleh gambaran dan penjelasan dari tujuan penelitian tersebut diatas. Hasil penelitian
ini juga dapat digunakan sebagai bahan referensi dan pengembangan proses pembelajaran dalam
matakuliah Manajemen Keuangan.
Page 10
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Profitabilitas
Beberapa penelitian terdahulu membuktikan bahwa profitabilitas dibuktikan secara
empiris di pengaruhi oleh faktor faktor ekonomi makro. Tandelilin (2010:343) menyebutkan
bahwa terdapat beberapa faktor ekonomi makro yang berpengaruh terhadap profitabilitas adalah:
1. Produk Domestik Bruto (PDB), Meningkatnya PDB mempunyai pengaruh yang positif
terhadap daya beli konsumen sehingga dapat meningkatkan permintaan terhadap produk
perusahaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan.
2. Laju Pertumbuhan Inflasi. Inflasi meningkatkan pendapatan dan biaya perusahaan. Jika
peningkatan biaya perusahaan lebih tinggi dari peningkatan pendapatan perusahaan maka
profitabilitas akan turun.
3. Tingkat Suku Bunga. Tingkat bunga yang meningkat akan menyebabkan peningkatan
suku bunga tabungan, deposito dan kredit. Dengan peningkatan suku bunga maka akan
berpengaruh positif pada peningkatan profitabilitas perusahaan.
4. Nilai Tukar Mata Uang (exchange rate). Nilai tukar mata uang atau kurs rupiah yang
menguat terhadap mata uang asing merupakan sinyal positif bagi perekonomian yang
mengalami inflasi. Sehingga menguatnya kurs rupiah terhadap mata uang asing,dapat
menurunkan suku bunga yang berlaku yang pada akhirnya dapat menurunkan
profitabilitas perusahaan.
5. Anggaran Defisit. Anggaran yang defisit, merupakan sinyal negatif bagi ekonomi yang
sedang mengalami inflasi. Anggaran defisit akan mendorong konsumsi dan investasi
pemerintah, namun di sisi lain justru akan meningkatkan jumlah uang beredar dan
akibatnya dapat mendorong inflasi dan menurunkan profitabilitas perusahaan.
6. Investasi Swasta. Meningkatnya investasi swasta dapat meningkatkan PDB sehingga
meningkatkan pendapatan konsumen, dan meningkatkan simpanan konsumen sehingga
profitabilitas perusahaan meningkat.
7. Neraca Perdagangan dan Pembayaran. Neraca perdagangan dan pembayaran yang
defisit harus didanai dengan menarik investor asing. Untuk itu maka suku bunga harus
dinaikkan. Kenaikan suku bunga dapat berpengaruh terhadap profitabilitas menjadi naik.
Sedangkan Gitman & Zutter (2012:601) “Profitability is the Relationship between revenues and
Costs generated by using the firm’s assets,both current and fixed in productive activities”.
Page 11
7
Untuk menilai kinerja profitabilitas perusahaan, dapat dilihat dari Rasio Return on Asset (ROA).
Brealey, Myers and Allen (2011:740) mendefinisikan ROA sebagai “return on Assets
(ROA) measures the income available to debt and equity investors per dollar of the firms total
assets”.
Sementara menurut Higgins. Robert C (2012:41) “ROA is a basic measure of the efficiency with
which company allocates and manages its resources. To Look at the combined effect of margins
and turns, we can calculate the Return on Assets (ROA)”:
Assets
IncomeNetTurnoverAssetXinMofitROA argPr
Sumber: Higgins. Robert C (2012:41)
Sundjaja, Barlian & Sundjaja (2013:191) menyebutkan “Hasil atas total aset disebut juga Return
On Asset (ROA), merupakan ukuran keefektifan manajemen dalam menghasilkan laba dengan
aktiva yang tersedia”
AktivaTotal
PajaksesudahBersihLabaAsetTotalAtasHasil
)(
Sumber: Sundjaja, Barlian & Sundjaja (2013:192)
Dari beberapa definisi diatas maka dapat dikatakan bahwa ROA suatu perusahana naik dari
tahun ke tahun, maka bisa dikatakan perusahaan semakin efisien dalam mengelola
bisnisnya.
2.2 Inflasi
Inflasi dapat digunakan sebagai indikator lingkungan ekonomi makro (Macroeconomic
Environment) yang dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Bank Indonesia (2013)
mendefinisikan inflasi sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus.
Sedangkan
Menurut Blanchard, O. (2006:31) ”Inflation is the sustained rise in the general level of prices in
the economy-called the price level. The Inflation rate is the rate at which the price level
lncreases”.
Page 12
8
Sedangkan Clayman, Fridson, Troughton (2012:221) “Inflation is a widely recognized
macroeconomic indicator. High inflation has a negative impact on both the level of debt
financing and the use of long maturity debt”.
Dornbusch.R, Fisher.S, Startz.R (2008:39) “Inflation is the rate of change in price, and the price
level is the cumulation of past inflations”.
1
1
t
tt
P
PP
Dimana:Pt-1= Price level last year
Pt= Today’s price level
Sumber: Dornbusch.R,Fisher.S,Startz.R (2008:39)
(Wahid, Shahbaz et al. 2011) menyatakan bahwa tren inflasi yang tinggi dapat
menghambat kinerja perusahaan.
2.3. Produk Domestik Bruto
Tandelilin (2010) menyebutkan bahwa PDB yang meningkat mempunyai pengaruh yang positif
terhadap daya beli konsumen sehingga dapat meningkatkan permintaan terhadap produk
perusahaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan.
Menurut Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS) ,PDB merupakan salah satu indikator penting
untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu Negara dalam suatu periode tertentu baik atas dasar
bahan baku maupun atas dasar harga konstan. BPS menambahkan bahwa PDB merupakan
jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu Negara tertentu. Dalam
penelitian ini digunakan pertumbuhan PDB atas dasar harga konstan dimana nilai tersebut
merupakan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada
satu tahun tertentu sebagai dasar.
Menghitung Pertumbuhan PDB adalah sebagai Berikut:
sebelumnyatahunBrutoDomestikPendapaPDB
ttahunBrutoDomesticPendapaPDB
persentasedalamyakandiyangekonominPertumbuhaTingkatR
XPDB
PDBPDBR
t
t
tt
t
tttt
tan
tan
tan
%100
1
),1(
1
1),1(
Menghitung Pertumbuhan PDB dengan tahun dasar adalah sebagai Berikut:
Page 13
9
dasartahunBrutoDomestikPendapaPDB
ttahunBrutoDomesticPendapaPDB
persentasedalamyakandiyangekonominPertumbuhaTingkatR
XPDB
PDBPDBR
t
t
tt
t
tttt
tan
tan
tan
%100
1
),1(
1
1),1(
2.4. Tingkat Pengangguran Terbuka
Menurut Badan Pusat Statistik, Penganggur terbuka, terdiri dari:
a. Mereka yang tak punya pekerjaan dan mencari pekerjaan.
b. Mereka yang tak punya pekerjaan dan mempersiapkan usaha.
c. Mereka yang tak punya pekerjaan dan tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak
mungkin mendapatkan pekerjaan.
d. Mereka yang sudah punya pekerjaan, tetapi belum molai bekerja.
(lihat pada "An ILO Manual on Concepts and Methods")
TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) adalah persentase jumlah pengangguran terhadap
jumlah angkatan kerja. (sumber: bps.go.id)
2.5. Nilai Tukar
Menurut Dornbusch. R, Fisher. S, Startz. R (2008:46) ”The exchange rate is the price of
foreign currency.The Real exchange rate is the ratio of foreign to domestic prices,measured in
the same currency”. Menurut Gordon.Robert J (2009:162) “the foreign exchange rate for a
nations’s currency is the amount of ane nations’s money that can be obtained in excnage for a
unit of another nation’s money”.
Page 14
10
Kerangka Pemikiran dan Model Penelitian
Pengaruh Variabel Inflasi terhadap Profitabilitas
Lindayani N.W, S.S. Dewi (2016), menyatakan bahwa pada perusahaan keuangan sektor
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2014 menunjukkan hasil bahwa
Inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas yang diproksikan oleh rasio ROA.
Vong&Chan (2014), menyatakan bahwa variabel inflasi memiliki hubungan yang
signifikan terhadap kinerja perusahaan yakni profitabilitas
Ishfaq M.J, Khan N. (2015), menyatakan bahwa inflasi memiliki pengaruh signifkan
terhadap profitabilitas yang diproksikan oleh Net Interest Margin (NIM) dan Return on Asset
(ROA).
Bilal, Saeed, Gull, Akram (2013), melakukan penelitian pada commercial bank di
Pakistan untuk periode 2007-2011 dan hasil penelitian menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh
signifikan negatif terhadap profitabilitas.
Kosmidou K, Tanna S, Pasiouras F (2012), melakukan penelitian di UK dab hasil
penelitian menyatakan bahwa faktor makroekonomi yaitu variabel inflasi berpengaruh positif
terhadap profitabilitas bank di UK.
Dari beberapa penelitian terdahulu maka digunakan sebagai dasar untuk merumuskan
hipotesis sebagai berikut:
H1 : Inflasi berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas
Pengaruh Variabel Tingkat Pertumbuhan PDB terhadap Profitabilitas
Produk Domestik Bruto yang bertumbuh, akan meningkatkan pendapatan masyarakat, yang akan
meningkatkan kemampuan mereka dalam membeli. Keinginan dan kemampuan masyarakat untuk
membeli produk akan meningkatkan penjualan. Bila penjualan perusahaan meningkat lebih besar
dari peningkatan biaya maka laba perusahaan akan meningkat. Proyeksi penjualan yang meningkat
akan menyebabkan perusahaan memproduksi lebih banyak, sehingga Total Aktiva perusahaanpun
akan meningkat, namun jika kenaikan penjualan lebih besar dari peningkatan Total Aktiva maka
perputaran Total Aktiva akan meningkat, hal tersebut akan menyebabkan Return On Asset
Perusahaan meningkat , sehingga dapatlah disimpulkan bahwa pertumbuhan PDB berpengaruh
positif terhadap profitabilitas atau ROA.
Beberapa penelitian terdahulu yakni Gul,Irsyad, Zaman (2011) melakukan penelitian pada
perbankan di Pakistan untuk periode 2005-2009 menyatakan bahwa faktor ekternal yakni
Page 15
11
pertumbuhan ekonomi, inflasi dan kapitalisasi pasar memiliki pengaruh yang kuat terhadap
profitabilitas.
Wasiuzzaman&Tarmizi (2014), menyatakan bahwa inflasi dan growth domestic product
memiliki pengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan.
Tan, Y. and C. Floros (2012),menyatakan bahwa terdapat hubungan negative antara GDP
Growth dan profitabilitas bank di Cina.
Dari beberapa penelitian terdahulu maka digunakan sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis
sebagai berikut:
H1 : PDB berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
Pengaruh Variabel Tingkat Pengangguran Terbuka terhadap Profitabilitas
Tingkat pengangguran yang tinggi atau meningkat akan menurunkan pendapatan masyarakat,
sebaliknya jika tingkat pengangguran rendah atau menurun maka pendapatan masyarakat akan
meningkat. Peningkatan pendapatan masyarakat akan meningkatkan kemampuan mereka dalam
membeli. Keinginan dan kemampuan masyarakat untuk membeli produk akan meningkatkan
penjualan. Bila penjualan perusahaan meningkat lebih besar dari peningkatan biaya maka laba
perusahaan akan meningkat. Proyeksi penjualan yang meningkat akan menyebabkan perusahaan
memproduksi lebih banyak, sehingga Total Aktiva perusahaanpun akan meningkat, namun jika
kenaikan penjualan lebih besar dari peningkatan Total Aktiva maka perputaran Total Aktiva akan
meningkat, hal tersebut akan menyebabkan Return On Asset Perusahaan meningkat , sehingga
dapatlah disimpulkan bahwa tingkat pengangguran berpengaruh terhadap profitabilitas atau ROA
Dari paparan diatas digunakan untuk merumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Tingkat Pengangguran Terbuka berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
Pengaruh Variabel Nilai Tukar mata uang terhadap Profitabilitas
Tandelilin (2010:344) menyatakan bahwa kenaikan kurs rupiah terhadap mata uang asing dapat
menurunkan tingkat suku bunga yang berlaku. Lebih lanjut, Tandelilin menyatakan bahwa
menguatnya kurs rupiah terhadap mata uang asing merupakan sinyal positif bagi perekonomian
yang mengalami inflasi.
Simiyu (2015), menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan positif antara nilai tukar
dengan profitabilitas.
Page 16
12
Hidayati A. N (2014), menyatakan bahwa nilai tukar berpengaruh positif dan signifikan
terhadap ROA.
Acaravci & Calim (2013), Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
yang positif antara Real Exchange Rate dengan profitabilitas.
Dwijayanthy & Naomi (2009) mengatakan bahwa nilai tukar berpengaruh negatif terhadap
profitabilitas Bank.
Uraian di atas dapat digunakan sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis sebagai
berikut: H3 : Nilai Tukar berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas
Pengaruh Variabel Inflasi, Tingkat Pertumbuhan PDB, Tingkat Pengangguran dan Nilai
Tukar terhadap Profitabilitas
Tandelilin (2010) menyatakan bahwa indikator ekonomi makro seperti PDB, inflasi, tingkat bunga
maupun nilai tukar mata uang membantu investor dalam meramalkan apa yang akan terjadi dan
membantu investor dalam membuat keputusan investasi yang tepat dan menguntungkan.
Pada penelitian ini peneliti terfokus pada pengaruh macroeconomic environment seperti
inflasi, PDB, Tingkat pengangguran dan nilai tukar rupiah. Penentuan variabel dalam penelitian ini
tidak lepas dari penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya.
Uraian di atas dapat digunakan sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis sebagai
berikut: H4 : Inflasi, Tingkat Pertumbuhan PDB, Tingkat Pengangguran dan Nilai Tukar
berpengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap profitabilitas Perusahaan Industri Fast
Moving Consumer Good
2.6. Model Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui serta menganalisis pengaruh dari variabel
independen, dalam hal ini adalah Inflasi, PDB, tingkat pengangguran dan Nilai Tukar Mata Uang
terhadap variabel dependen, yaitu Return On Assets (ROA). Untuk memberikan suatu gambaran
yang jelas dan sistematis, berikut adalah kerangka pemikiran yang menjadi pedoman dalam
keseluruhan penelitian yang dilakukan.
Page 17
13
Gambar 2.1. Model Konseptual Penelitian
2.7. Hipotesis
Ikhtisar hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ho: Inflasi, Pertumbuhan PDB,Tingkat Penganguran dan Nilai Tukar tidak berpengaruh
signifikan terhadap Profitabilitas.
H1: Inflasi, Pertumbuhan PDB, tingkat Pengangguran dan Nilai Tukar berpengaruh signifikan
terhadap Profitabilitas.
ROA
INFLASI
PERTUMBUHAN PDB
NILAI TUKAR
TINGKAT PENGANGGURAN
TERBUKA
Page 18
14
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Metode dan Disain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode
explanatory. Menurut sekaran&Bougie (2013:97) “Descriptive Studies are often designed to
collect data that describe the characteristics of persons,events or situations” Sedangkan metode
explanatory menurut Sekaran dan Bougie (2013:96) “Explanatory study is undertaken when not
much is known about the situation at hand,or no information is available on how similar
problems or research issues have been solved in the pas”.atau juga disebut causal study,
menurut Sekaran dan Bougie (2013:98) “Such studies test whether or nor one variable causes
another to change”. Metode explanatory digunakan untuk menguji teori yang ada dengan
melakukan pengujian hipotesis untuk menjelaskan pengaruh antara variable-variabel yang
digunakan sebagai variabel independen yaitu Inflasi, Pertumbuhan PDB, Tingkat Pengangguran
Terbuka dan Nilai Tukar dengan variabel dependen yaitu Profitabilitas (ROA). Unit analisis
dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak dalam industri Fast Moving Goods dan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan ini terdiri dari industri food and beverage,
Pharmaceutical dan Consumer Goods.
3.2 Jenis dan Sumber Data Penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder sebagai acuan dalam memperoleh data.
Data Sekunder menurut Sekaran & Bougie (2013:113) ”Secondary data is information
information gathered by someone other than the researcher conducting the current study”. Data
yang dimaksud adalah data tahunan rasio Return on Asset (ROA) perusahaan yang masuk
dalam industri food and beverage, Pharmaceutical dan Consumer Goods, nilai inflasi tahunan,
Pertumbuhan PDB,tingkat pengangguran dan nilai kurs tengah dollar terhadap rupiah dan juga
dokumen lain yang relevan dengan penelitian ini.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah: dokumentasi
dan studi kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan literatur primer,sekunder dan tersier yang
berkaitan dengan penelitian ini, mengumpulkan data dan informasi yang berasal dari laporan
keuangan perusahaan. Rasio ROA diperoleh dari laporan keuangan perusahaan, untuk tingkat
Inflasi dan tingkat pengangguran diperoleh dari website Bank Indonesia dan Badan Statistik
Indonesia, sedangkan nilai kurs rupiah terhadap Dolar Amerika diperoleh dari
Page 19
15
www.pusatdata.kontan.co.id.
3.4 Teknik Pengambilan Sampel
Sekaran dan Bougie (2013:240) Populasi adalah “the entire group of people, events, or
things of interest that the researcher wishes to investigate” . Sedangkan Sampel menurut
Sekaran dan Bougie (2013:214) “A sample is a subset of the population.It Comprises some
members selected from it”.Penentuan sampel ini menggunakan metode nonprobability sampling
Menurut Sekaran&Bougie (2013:252) “In non probability sampling designs, the elements in the
population do not have any probabilities attached to their being chosen as sample subjects”.
Teknik yang digunakan dalam penentuan sampel penelitian ini adalah Sampling Purposive.
Menurut Sugiyono (2013:156) Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Teknik penentuan sampel menggunakan Sample Purposive dikarenakan
peneliti memiliki tujuan yaitu melihat pengaruh dari faktor makroekonomi terhadap profitabilitas
perusahaan yang bergerak dalam industri fast Moving Consumer Goods. Populasi dalam
penelitian ini adalah data laporan keuangan perusahaan, sedangkan sampel dalam penelitian ini
adalah data time series dari laporan keuangan neraca dan laba rugi perusahaan, data tingkat
pengangguran terbuka, nilai tukar dan data inflasi selama tahun 1998 sampai dengan 2016. Data
dikumpulkan secara berkala dengan skala tahunan. Berikut adalah data perusahaan yang
digunakan dalam penelitian ini.Nama perusahaan dengan warna merah,bukan merupakan sampel
penelitian karena tanggal IPO setelah tahun 1998.
Tabel. 3.1.
Data Sampel Perusahaan dalam Industri Fast Moving Consumer Goods
Subsektor
No Kode Saham Tanggal IPO
1. FOOD AND BEVERAGES 1 ADES 13 Juni 1994
1. FOOD AND BEVERAGES 2 DLTA 12 Februari 1984
1. FOOD AND BEVERAGES 3 FAST 11 Mei 1993
1. FOOD AND BEVERAGES 4 ICBP 7 Oktober 2010
1. FOOD AND BEVERAGES 5 INDF 14 Juli 1994
1. FOOD AND BEVERAGES 6 MYOR 04 Juli 1990
1. FOOD AND BEVERAGES 7 MLBI 17 Januari 1994
1. FOOD AND BEVERAGES 8 ROTI 28 Juni 2010
1. FOOD AND BEVERAGES 9 PSDN 18 Oktober 1994
1. FOOD AND BEVERAGES 10 SKBM
05 Januari 1993-Laporan Keuangan tidak Lengkap
(1995-2005 dan 2009 tidak tersaji)
1. FOOD AND BEVERAGES 11 SKLT 08 September 1993
1. FOOD AND BEVERAGES 12 STTP 16 Desember 1996
1. FOOD AND BEVERAGES 13 SMAR 20 Nopember 1992
Page 20
16
1. FOOD AND BEVERAGES 14 AISA 3 Juni 1997
1. FOOD AND BEVERAGES 15 ALTO 10 Juli 2012
1. FOOD AND BEVERAGES 16 TBLA 14 Februari 2000
1. FOOD AND BEVERAGES 17 ULTJ 02 Juli 1990
1. FOOD AND BEVERAGES 18 CEKA 9 Juli 1996
18. PHARMACEUTICAL 19 DVLA 11 Nopember 1994
18. PHARMACEUTICAL 20 INAF 17 April 2001
18. PHARMACEUTICAL 21 SIDO 18 Desember 2013
18. PHARMACEUTICAL 22 KAEF 04 Juli 2001
18. PHARMACEUTICAL 23 KLBF 30 Juli 1991
18. PHARMACEUTICAL 24 MERK 23 Juli 1981
18. PHARMACEUTICAL 25 PYFA 16 Oktober 2001
18. PHARMACEUTICAL 26 SCPI 08 Juni 1990
18. PHARMACEUTICAL 27
SQBI SQBI tidak terdaftar di IDX,
namun SQBB terdaftar dengan tgl. IPO 29 Maret 1983
18. PHARMACEUTICAL 28 TSPC 17 Juni 1994
29 MBTO 13 Januari 2011
19. CONSUMER GOODS 30 MRAT 27 Juli 1995
19. CONSUMER GOODS 31 TCID 23 September 1993
19. CONSUMER GOODS 32 UNVR 11 Januari 1982
Sumber: Indonesia Capital Market Directory tahun 2015
3.5 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Tabel 3.1.Operasionalisasi Variabel Penelitian
N
o
Variabel Konsep Indikator Skala
1 Inflasi
(X1)
Tingkat inflasi
merupakan kenaikan
harga barang dan jasa,
yang terjadi jika
pembelanjaan
bertambah
dibandingkan dengan
penawaran barang di
pasar, dengan kata
lain terlalu banyak
uang yang memburu
barang yang terlalu
sedikit. Besarnya
tingkat inflasi yang
digunakan berdasarkan
IHK (Indeks Harga
Konsumen),
IHKn= Indek Harga Konsumen periode n
IHK0=Indek harga Konsumen periode
dasar
Rasio
2 Tingkat TPT (Tingkat TPT (Tingkat Pengangguran Rasio
Page 21
17
Pengangg
uran
Terbuka
(X2)
Pengangguran
Terbuka) adalah
persentase jumlah
pengangguran terhadap
jumlah angkatan kerja.
(sumber: bps.go.id)
Terbuka)= ( jumlah pengangguran :
jumlah angkatan kerja)x100%
3 Tingkat
Pertumbu
han PDB
(X3)
sebelumnyatahunBrutoDomestikPendapaPDB
ttahunBrutoDomesticPendapaPDB
persentasedalamyakandiyangekonominPertumbuhaTingkatR
XPDB
PDBPDBR
t
t
tt
t
tttt
tan
tan
tan
%100
1
),1(
1
1),1(
Rasio
4 Nilai
Tukar
(X4)
Nilai tukar mata uang asing merupakan harga dimana mata uang suatu negara dapat dikonversikan menjadi mata uang negara lain. Dalam penelitian ini digunakan nilai tukar mata uang asing direct qoute (USD/IDR).
Nilai kurs transaksi akhir tahun pada periode 1998-2016
Rasio
1 ROA (Y) ROA %100x
AktivaTotal
BersihLabaROA
Rasio
3.6 Metode Analisis
Analisis data dilakukan secara kuantitatif dari data laporan keuangan dan data inflasi
,pertumbuhan PDB, Tingkat pengangguran dan nilai tukar untuk periode tahunan selama tahun
1998-2016 dengan menggunakan metode statistik regresi berganda, yang dimulai dengan Uji
Asumsi Klasik, kemudian pengujian dilakukan untuk uji hipotesis yaitu Analisis regresi
berganda, Uji F, Uji t dan koefisien determinasi.
Uji Asumsi Klasik, Pengujian asumsi klasik ini bertujuan untuk memastikan data yang
tersedia dapat digunakan dalam penelitan. Uji asumsi klasik yang digunakan antara lain uji
normalitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas, uji multikoliniearitas.
3.7 Rancangan Uji Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ho: Inflasi, Tingkat Pengangguran, Pertumbuhan PDB dan Nilai Tukar Dollar terhadap
Rupiah tidak berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas.
H1: Inflasi, Tingkat Pengangguran, Pertumbuhan PDB dan Nilai Tukar Dollar terhadap
Page 22
18
Rupiah berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas.
Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan pengujian statistik berupa uji
simultan (uji F) dan uji parsial (uji t). Tingkat keyakinan dari peneliti adalah 95% dengan
tingkat kesalahan sebesar 5% (α=5%).
1. Model Regresi Berganda- merupakan sebuah model regresi untuk menguji adanya
pengaruh dari variable Independen yaitu Inflasi, Tingkat Pengangguran, GDP dan
Nilai tukar terhadap variable Dependen yaitu profitabilitas, sehingga diperoleh
persamaan sebagai berikut:
Yt= α + β 1 X1t+ β 2 X2t+ β 3X3t+ β 4X4t +εt
Keterangan:
X1 = Inflasi
X2 = Tingkat Pengangguran
X3 = Pertumbuhan PDB
X3 = Nilai Tukar
Y = Profitabilitas.
α = Konstanta
β = Koefisien nilai X1,X2 ,X3,X4
ε = error
t = tahun/periode 1s.d n
1. Uji F
Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh dari variabel bebas secara keseluruhan
terhadap variabel terikat. Uji ini dilakukan dengan cara membandingkan nilai F
hitung dengan nilai F tabel. Penelitian ini dilakukan dengan tingkat α = 5% .
H0 : β1 = β2 = β3 = 0; tidak terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap
variabel terikat secara simultan.
H1 : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ 0, secara bersama variabel bebas berpengaruh terhadap
variabel terikat, atau sekurang-kurangnya terdapat satu
variabel yang signifikan.; terdapat pengaruh antara
variabel independen terhadap variabel dependen secara
simultan.
Page 23
19
2. Uji T Test
Uji t dilakukan untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat
secara parsial.
H0 : β1 = 0; Tidak terdapat pengaruh antara Inflasi terhadap Profitabilitas secara
parsial.
H1 : β1 ≠ 0; Terdapat pengaruh signifikan antara inflasi terhadap profitabilitas
secara parsial
H0 : β2 = 0; Tidak terdapat pengaruh antara Tingkat Pengangguran terhadap
profitabilitas secara parsial.
H2 : β2 ≠ 0; Terdapat pengaruh signifikan antara Tingkat Pengangguran terhadap
profitabilitas secara parsial
H0 : β3 = 0; Tidak terdapat pengaruh antara Pertumbuhan PDB terhadap
profitabilitas secara parsial.
H3 : β3 ≠ 0; Terdapat pengaruh signifikan antara Pertumbuhan PDB terhadap
profitabilitas secara parsial
H0 : β4 = 0; Tidak terdapat pengaruh antara nilai tukar terhadap profitabilitas
secara parsial.
H3 : β4 ≠ 0; Terdapat pengaruh signifikan antara nilai tukar terhadap profitabilitas
secara parsial
Page 24
20
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Dinamika krisis keuangan 1998, 2008, 2015 dan penjualan serta profitabilitas industri
FMCG
Penelitian ini dilakukan untuk periode 1998-2016, pada periode ini terjadi krisis keuangan
sebanyak tiga kali, yang berbeda pemicunya dan juga berbeda besar kecilnya. Ada beberapa
definisi krisis keuangan. Bagi masyarakat Indonesia pada umumnya krisis keuangan dianggap
terjadi jika nilai mata uang rupiah melemah sangat besar terhadap nilai mata uang dollar
Amerika dan suku bunga bank sangat tinggi. Bagi para pekerja maka krisis keuangan terjadi jika
banyak pemutusan Hubungan kerja dan banyaknya pengangguran, bagi para investor di pasar
modal maka indikator krisis terjadi jika IHSG turun drastis, nilai saham ataupun NAB
Reksadana turun banyak.
Menurut Eichengreen dan Portes (1987) sebagaimana dikutip oleh Mita Nezky(2013)
krisis sering dikaitkan dengan kegagalan sistem perbankan, default hutang, dan gangguan di
pasar valuta asing. Krisis juga ditandai dengan runtuhnya nilai tukar. Penularan krisis antar
negara dapat terjadi melalui volatilitas nilai tukar dari pasar keuangan satu negara ke negara lain.
Oleh karena itu , para ahli keuangan menyatakan bahwa volatilitas harga saham selalu meningkat
seiring dengan terjadinya gejolak keuangan.
Menurut Arisyi dkk (2012), sejak era globalisasi, krisis keuangan menjadi lebih sering
terjadi daripada sebelumnya. Salah satu alasan utamanya adalah kemajuan dalam teknologi
informasi, yang, sampai batas tertentu, memperbesar gelombang krisis dan mempercepat
penyebarannya ke daerah atau negara lain. Alasan lain adalah perkembangan pesat dari sektor
keuangan. Salah satu contoh adalah munculnya International Financial Integration (IFI). Dalam
hal ini, Edison et al. (2002) menjelaskan bahwa IFI mengacu pada “sejauh mana suatu
perekonomian tidak membatasi transaksi lintas batas” (halaman 1). Oleh karena itu, karena
sistem keuangan yang terintegrasi, timbulnya gangguan keuangan domestik di satu negara dapat
mengakibatkan efek domino dengan cara mengacaukan ekonomi terintegrasi lainnya yang
mengarah kepada kekacauan keuangan global.
Perbandingan indikator ekonomi 1998,2008 dan 2015
Indikator Ekonomi 1998 2008 2015
Pertumbuhan GDP
terendah
-18,3%
Desember 1998
4,4%
Maret 2009
4,67%
September 2015
Inflasi 82,6%
September 1998
12,14%
September 2008
7,18%
September 2015
Kurs Rupiah Rp 16.650/US$ Rp 12.650/US$ Rp 14.098/US$
Rasio utang
pemerintah terhadap
PDB
100% 27,4% 24,7%
Rasio Kredit
Bermasalah (NPL
Gross)
30% 3.8% 3,6%
Depresiasi rupiah
(posisi terendah)
197% 34,86% 14,03%
Page 25
21
Suku bunga acuan BI
terendah
95 %
Juli 1998
11,2%
November 2008
7,5%
Desember 2015
IHSG 256 1.111 4.237
Sumber : Bisnis Indonesia, CEIC Asia Database dan harian Kompas, diolah
Perbandingan penjualan , laba bersih FMCG industri 1998, 2008 dan 2015
(dalam jutaan )
Indikator 1998 2008 2015
Penjualan Rp 20.807.445 Rp 98.840.409 Rp 212.968.911
Laba Bersih Rp (208.883) Rp 6.914.106 Rp 17.504.055
Profit Margin -1% 7% 8%
Total Assets Turn
Over
0,87 1,27 1,11
ROA -0,87% 8,92% 8,85%
Total Aktiva Rp 23.843.315
Rp 77.554.073 Rp 192.516.375
Sumber: data penelitian yang diolah
Krisis keuangan 1998 dipicu dengan adanya penurunan nilai tukar bath yang drastis
terhadap mata uang dollar Amerika pada Juli 1997 yang berlanjut pada krisis Asia Timur.
Selama krisis ini Indonesia , Thailand dan Korea Selatan meminta program pinjaman dana
talangan ke Dana Moneter Indonesia(IMF) dan mengalami pertumbuhan pendapatan yang
negatif. Kurs rupiah terhadap dollar Amerika terdepresiasi sampai 197% , sehingga kurs rupiah
mencapai nilai terendah yaitu Rp 16.650 per US$, inflasi juga sangat tinggi 82,4% sehingga
memicu tingkat bunga acuan Bank Indonesia mencapai 60%. Tingkat bunga yang tinggi dan
jatuhnya kurs rupiah menyebabkan banyak perusahaan tidak mampu membayar hutang dan
bunga, terutama jika pinjaman dilakukan dalam US$, akibatnya Non Performing Loan sangat
buruk yaitu mencapai 30%. Situasi krisis ini berdampak signifikan pada industri FMCG, total
asset lebih kecil dibandingkan dengan penjualan, profit margin perusahaan negatif , demikian
pula dengan Return on Assetsnya.
Krisis keuangan 2008 sumber krisis dipicu oleh adanya krisis subprime mortgage dan
runtuhnya lembaga-lembaga keuangan internasional seperti bangkrutnya Lehman Brothers di
Amerika Serikat. Walaupun krisis ini berdampak global namun dampak krisis 2008 tidak
sebesar krisis tahun 1997 dan pemulihan krisisnya juga berlangsung lebih cepat. Kurs rupiah
terhadap dollar Amerika hanya terdepresiasi 34,9% , kurs rupiah mencapai Rp 12.650 per US$,
inflasi 12,14%, tingkat bunga acuan Bank Indonesia 9,5% dan Rasio Kredit Bermasalah (NPL)
3,8% , indikator-indikator tersebut jauh lebih baik dibandingkan dengan krisis tahun 1998. Pada
Oktober tahun 2008 telah terbit 3 Perpu Krisis dan 11 Peraturan BI serta berlaku Protokol
manajemen BI, hal ini menunjukkan bahwa adanya krisis yang parah pada 1998 membuat
pemerintah lebih siap menghadapi krisis keuangan. Walaupun terjadi krisis keuangan namun
penjualan industri FMCG meningkat, total asset juga meningkat tetapi penjualan lebih besar
dari Total Assets sehingga Return On Assets nya positif 8, 92% jauh lebih besar dibandingkan
dengan tahun 1998.
Krisis keuangan 2015 merupakan mini krisis bila dibandingkan dengan krisis keuangan
tahun 1997. Nilai tukar rupiah mencapai Rp 14.123, pelemahan nilai tukar terjadi di berbagai
Page 26
22
Negara, Cina mendevaluasi yuan. Bursa global juga rontok dan protokol manajemen krisis yang
ditetapkan diberlakukan . Berdasarkan data BPS maka pertumbuhan PDB 4,79%merupakan
pertumbuhan terendah selama 6 tahun terakhir. Menurut Direktur Eksekutif Institute for
Development of Economic and Finance (Indef) Enny Sri Hartati, penyebab utama perlambatan
pertumbuhan ekonomi tahun 2015 adalah anjloknya konsumsi rumah tangga dan buruknya tata
niaga .Sepanjang 2015, konsumsi rumah tangga hanya mampu tumbuh 4,96 persen. Angka
tersebut lebih rendah dibanding dua tahun sebelumnya, yang mencapai 5,43 di tahun 2013 dan
5,16 pada tahun 2014, sedangkan biasanya konsumsi rumah tangga tumbuh di atas
5%.Anjloknya konsumsi rumah tangga,tidak terlepas dari kenaikan harga pangan. Perlu
diketahui bahwa 50 - 60 persen masyarakat adalah golongan menengah ke bawah yang
kemampuan konsumsinya atau daya belinya sangat rentan terhadap fluktuasi harga pangan.
Lebih jauh lagi, total inflasi tahun 2015 memang hanya 3,35 persen. Namun, inflasi makanan
jadi, minuman, rokok, dan tembakau 6,42 persen, serta inflasi bahan makanan 4,93 persen.
Walaupun terjadi krisis keuangan dan menurunnya daya beli masyarakat serta menurunnya
konsumsi rumah tangga namun penjualan industri FMCG meningkat pada tahun 2015 yang
disebabkan kenaikan harga jual, total asset juga meningkat demikian pula dengan profit margin
namun Return On Assets nya menurun dibandingkan dengan tahun 2008.
4.2.Descriptive Statistics
1. Inflasi
Grafik 4.1
Tingkat Inflasi tahun 1998-2016
Sumber: hasil pengolahan data
Tingkat inflasi sepanjang tahun 1998 cenderung mengalami tren yang menurun dan
berada pada level tertinggi, sedangkan pada tahun 1999 tingkat inflasi mengalami penurunan
yang cukup tajam dan berada pada level terendah sepanjang periode pengamatan. Tahun 2000,
tren tingkat inflasi memiliki kecenderungan yang terus meningkat dan mencapai di level 12.55%
ditahun 2001. Di tahun 2003 dan 2004, tingkat inflasi mencapai angka 1 digit yakni sebesar
5.16% dan 6.40%. Tahun 2005, inflasi kembali melonjak di angka 17.11%. Pemerintah kembali
1998199920002001200220032004200520062007200820092010201120122013201420152016
Inflasi 77.6 2.01 9.35 12.5 10.0 5.16 6.40 17.1 6.60 6.59 11.0 2.78 6.96 3.79 4.30 8.38 8.36 3.35 3.02
Page 27
23
berusaha menurunkan angka inflasi dikisaran angka 6% ditahun 2006 dan 2007, namun krisis
yang menghantam perekonomian global kembali memicu kenaikan inflasi ditahun 2008 menjadi
sebesar 11.06%. Di tahun 2009, inflasi dapat ditekan di angka 2.78%. Di tahun 2015 dan 2016,
tingkat inflasi berada dikisaran angka 3%.
Grafik 4.1 di atas menjelaskan bahwa tingkat inflasi selalu berfluktuasi, namun menunjukkan
tren yang menurun sepanjang tahun 1998-2016
Tabel 4.1
Frekuensi Inflasi
No Kategori Batas Frekuensi
1 Inflasi Rendah < 10% 14
2 Inflasi Moderat 10%-30% 4
3 Inflasi Berat 30%-100% 1
4 Inflasi sangat berat > 100% 0
Tajul Khalwaty (2000)
Sumber: hasil pengolahan data
Tingkat inflasi di Indonesia selama periode 1998-2016 berfluktuasi. Data nilai frekuensi
inflasi pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa frekuensi tingkat inflasi dalam kategori rendah
(dibawah 10%) terjadi sebanyak 14 kali yang terjadi tahun 1999, 2000,2003,2004,2006,2007 dan
2009 sampai dengan 2016. Krisis ekonomi yang terjadi ditahun 1998 merupakan kondisi terberat
sepanjang periode penelitian, dimana Indonesia mengalami Inflasi Berat yakni di angka 77.6%.
Sementara di tahun 2001,2002,2005,2008 dan 2013, Indonesia mengalami inflasi moderat yang
berkisar diangka 10% - 17.1%.
Tabel 4.2
Statistics
Inflasi
N Valid 418
Missing 0
Mean .1081
Std. Error of Mean .00792
Median .0660
Mode .02a
Std. Deviation .16193
Variance .026
Range .76
Minimum .02
Maximum .78
Page 28
24
Sum 45.19
a. Multiple modes exist. The
smallest value is shown
Tabel 4.2 menjelaskan bahwa tingkat inflasi tahunan selama periode 1998-2016 berada pada
rata-rata 10.81% dan median 6.60%. Inflasi terendah terjadi pada tahun 1999 sebesar 2.01% dan
inflasi tertinggi terjadi pada tahun 1998 yaitu sebesar 77.6% ≈ 78%
2. Tingkat Penggangguran
Grafik 4.2
Tingkat Pengangguran tahun 1998-2016
Sumber: hasil pengolahan data
Tingkat pengangguran sepanjang tahun 1998, menunjukkan kecenderungan tren yang
terus meningkat hingga tahun 2005 mencapai angka 11.24%. Tahun 2006 hingga tahun 2016
tingkat pengangguran berangsur angsur menurun hingga mencapai angka 5.61% ditahun 2016.
Tabel 4.3
Jumlah Frekuensi Tingkat pengangguran Terbuka
No BI Rate Frekuensi
1 < 5% 0
2 5% s.d. < 6% 3
3 6% s.d. < 7% 5
4 7% s.d. < 8% 3
5 8% s.d. < 9% 2
6 9% s.d. < 10% 4
7 10% s.d. < 11% 1
8 > 11%
1
Total 19
Sumber: hasil pengolahan data
5.46%
6.36%
6.08% 8.10%
9.06% 9.67%
9.86%
11.24%
10.28% 9.11%
8.39% 7.87%
7.14%
7.48%
6.13%
6.17%
5.94%
6.18%
5.61%
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Tingkat Pengangguran
Page 29
25
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa tingkat pengangguran pada tingkat 6% s.d. < 7% memiliki
frekuensi terjadi yang paling banyak, yaitu sebanyak 5 kali.
Tabel 4.4
Statistics
Tingkat Pengangguran
N Valid 418
Missing 0
Mean .0769
Std. Error of Mean .00085
Median .0748
Mode .05a
Std. Deviation .01728
Variance .000
Range .06
Minimum .05
Maximum .11
Sum 32.15
a. Multiple modes exist. The
smallest value is shown
Tabel 4.4 menjelaskan bahwa tingkat pengangguran selama tahun 1998-2016 berada pada
rata-rata 7.69% dan median 7.48%. Tingkat Pengangguran tertinggi terjadi pada tahun 2005
yaitu sebesar 11.24%. Tingkat pengangguran terendah terjadi pada tahun 1998 yaitu sebesar
5.46 %.
Page 30
26
3. Pertumbuhan PDB
Grafik 4.3
Sumber data: BPS (data Diolah)
tahun 1998-2000 menggunakan tahun dasar 1993 dan
tahun 2001-2016 menggunakan tahun dasar 2000
Grafik 4.4
Sumber data: BPS (data Diolah)
tahun 1998 menggunakan pertumbuhan dari tahun 1997
-13.13%
0.79%
4.92%
3.64%
4.50%
4.78%
5.03%
5.69%
5.50%
6.35%
6.01%
4.63%
6.22%
6.49%
6.26%
5.73%
5.06%
4.88%
5.02%
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Laju Pertumbuhan PDB atas Dasar harga menurut Lapangan Usaha
52.26%
15.06%
26.37%
18.46%
10.66%
10.53%
14.01%
20.84%
20.36%
18.32%
25.25%
13.29%
14.99%
15.08%
10.94%
10.40% 16.31%
9.10%
7.59%
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Pertumbuhan PDB Tahunan (tahun 1998-2016)
Pertumbuhan PDB Tahunan
Page 31
27
Tabel 4.5
Statistics
Pertumbuhan PDB
N Valid 418
Missing 0
Mean .0412
Std. Error of Mean .00208
Median .0503
Mode -.13a
Std. Deviation .04257
Variance .002
Range .20
Minimum -.13
Maximum .06
Sum 17.24
a. Multiple modes exist. The
smallest value is shown
Tabel 4.5 menjelaskan bahwa pertumbuhan PDB atas dasar harga menurut lapangan usaha
selama tahun 1998-2016 berada pada rata-rata 4.12% dan median 5.03%. Pertumbuhan PDB
tertinggi terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 6.35%. Pertumbuhan PDB terendah terjadi pada
tahun 1998 yaitu sebesar (minus)-13.13%
4. Kurs Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar
Grafik 4.5
Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar tahun 1998-2016
Sumber: hasil pengolahan data
8,025 7,100
9,595 10,400
8,940 8,465
9,290
9,830
9,020 9,419
10,950 9,400
8,991 9,068
9,670
12,189 12,440
13,795
13,436
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Nilai Tukar (Rp)
Page 32
28
Nilai tukar rupiah terhadap dollar sepanjang tahun 1998 memiliki kecenderungan yang
meningkat sampai tahun 2016, sedangkan pada tahun 1999 nilai tukar rupiah mengalami
kecenderungan menguat. Sepanjang tahun 2000 hingga tahun 2012, tren nilai tukar
mengalami fluktuasi namun dapat dikatakan relatif stabil dengan nilai tukar tertinggi ditahun
2008 yakni sebesar Rp.10.950. Memasuki tahun 2013 nilai tukar rupiah mulai melemah dan
terus berlanjut hingga tahun 2016.
Tabel 4.6
Frekuensi Nilai Tukar
No Nilai Tukar Frekuensi
1 < Rp.8.000,00 1
2 Rp8.000,00-Rp10.000,00 12
3 Rp10.001,00-Rp12.000,00 2
4 Rp12.001,00-Rp14.000,00 4
5 Rp14.001,00-Rp16.000,00 0
Total 19
Sumber: hasil pengolahan data
Tabel 4.6 menjelaskan bahwa nilai tukar Rp8.000,00 - Rp10.000,00 memiliki frekuensi yang
paling banyak terjadi, yaitu sebanyak 12 kali. Nilai tukar rupiah terhadap dolar terus
terdepresiasi dari pertengahan tahun 2013 hingga akhir tahun 2016.
Tabel 4.7
Statistics
Nilai Tukar
N Valid 418
Missing 0
Mean 10001.2105
Std. Error of Mean 85.67537
Median 9419.0000
Mode 7100.00a
Std. Deviation 1751.63713
Variance 3068232.646
Range 6695.00
Minimum 7100.00
Maximum 13795.00
Sum 4180506.00
Page 33
29
Statistics
Nilai Tukar
N Valid 418
Missing 0
Mean 10001.2105
Std. Error of Mean 85.67537
Median 9419.0000
Mode 7100.00a
Std. Deviation 1751.63713
Variance 3068232.646
Range 6695.00
Minimum 7100.00
Maximum 13795.00
Sum 4180506.00
a. Multiple modes exist. The smallest
value is shown
Tabel 4.7 menjelaskan bahwa Nilai Tukar rupiah terhadap Dollar Amerika selama tahun
1998-2016 berada pada rata-rata Rp10.001 dan median Rp9.419. Nilai tukar tertinggi terjadi
tahun 2015 yaitu sebesar 13.795,00 dan nilai tukar terendah terjadi pada tahun 1999 yaitu
sebesar Rp 7.100,00. Kurs di tahun 2008 mengalami kenaikan di kisaran Rp10.950,00.
Terdepresiasinya nilai rupiah ini disebabkan oleh kondisi perekonomian global yang tidak
kondusif. Pada tahun 2009 hingga tahun 2012, nilai kurs rupiah bertahan dikisaran angka
Rp9.000/$1, dan kemudian pada tahun 2013 rupiah kembali melemah dan terus melemah sampai
dengan tahun 2016.
Page 34
30
5. Return On Asset (ROA)
Grafik 4.6
Nilai Return On Asset (ROA) tahun 1998-2016
Sumber: hasil pengolahan data
Tabel 4.8
Statistics
ROA
N Valid 418
Missing 0
Mean .0987
Std. Error of Mean .01555
Median .0880
Mode -1.44a
Std. Deviation .31798
Variance .101
Range 6.12
Minimum -1.44
Maximum 4.68
Sum 41.27
a. Multiple modes exist. The
smallest value is shown
ADES
DLTA
FAST
INDF
MYOR
MLBI
PSDN
SKLT
SMAR
AISA
ULTJ
Page 35
31
Tabel 4.8 menjelaskan bahwa Nilai Return on Asset (ROA) perusahaan Industri Fast
Moving Consumer Good selama tahun 1998-2016 berada pada rata-rata 9.87% dan median
8.80%. Nilai ROA tertinggi terjadi pada perusahaan Prasidha Aneka Niaga Tbk (PSDN)
yang mencapai angka yang cukup funtastis yaitu sebesar 468 %. Hal ini disebabkan karena
pada tahun tersebut yaitu 2003, dalam laporan Laba Rugi terdapat penerimaan Pos Luar
Biasa bersih senilai Rp.882.917.482.628. Dana tersebut diperoleh dari laba atas
restrukturisasi pinjaman perusahaan sebesar Rp. 563.639.079.346 dan laba atas
restrukturisasi pinjaman pada pana perusahaan PT.Aneka Sumber Kencana dan PT.Aneka
Coffee Industry sebesar Rp.315.041.463.631 dan Rp.48.031.977.910 serta rugi atas
penjualan tanah PT.Aneka Widya Graha sebesar Rp.43.795.038.259. Sedangkan nilai ROA
terendah terjadi pada perusahaan PT. Ades Waters Indonesia Tbk (ADES) yaitu sebesar -
144%. Hal ini dikarenakan selain perusahaan mengalami penurunan penjualan sebesar
25.67% dari tahun 2003, perusahaan juga mengalami peningkatan beban usaha sebesar
8.28%, sehingga secara laba (rugi) usaha, perusahaan mengalami kerugian yang sangat besar
dari rugi sebesar Rp.20.000 (dalam jutaan Rupiah) di tahun 2003, makin merugi menjadi
sebesar Rp.69.857 (dalam jutaan Rupiah) ditahun 2004. Selain mengalami peningkatan
beban Usaha, perusahaan juga mengalami beban lain lain yang sangat besar di tahun 2004,
hal ini disebabkan oleh adanya beban kumulasi penyesuaian akuntansi dan beban penyisihan
penurunan nilai aktiva tetap.
Pengujian Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan terlebih dahulu sebelum menguji regresi dengan hasil
sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Dari uji normalitas yang telah dilakukan menggunakan Normal Probability Plot
diperoleh diagram sebagai berikut:
Page 36
32
Gambar 4.1.
Gambar 4.2
Histogram
Page 37
33
Dari model ini diperoleh nilai Std Dev sebesar 0.995 dengan N=418. Nilai tersebut
menunjukkan bahwa data terdistribusi normal karena nilai Std Dev mendekati 1 dan
nilai mean mendekati nol.
b. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi dilakukan dengan menghitung statistik Durbin Watson dan
menghitung nilai dL dan dW dimana α = 5%, nilai k=5-1=4 dengan n=380 sehingga
dari tabel Durbin-Watson diperoleh nilai dL =1.72 dan nilai dU =1.8.Dari tabel 4.10
diperoleh nilai d=1.788 Jika dibandingkan dengan nilai dL = dL =1.7 dan nilai dU
=1.8 Maka dL =1.72 < d= 1.746 < 1.8 maka kesimpulan yang diperoleh tidak dapat
disimpulkan. Berikut hasil statistik dari Durbin Watson:
Tabel 4.9.
Hasil Analisa Durbin-Watson
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .146a .021 .012 .31609 1.746
a. Predictors: (Constant), Nilai Tukar, Inflasi, Tingkat Pengangguran, Pertumbuhan PDB
b. Dependent Variable: ROA
c. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan dengan menghitung coefficient nilai collinearity
statistics dari toleransi dan VIF.
Tabel 4.10
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .085 .159 .535 .593
Inflasi -.089 .270 -.045 -.328 .743 .125 7.990
Tingkat Pengangguran -.196 1.228 -.011 -.160 .873 .532 1.879
Pertumbuhan PDB .787 1.161 .105 .678 .498 .098 10.191
Nilai Tukar 5.613E-7 .000 .003 .048 .961 .581 1.722
Page 38
34
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .085 .159 .535 .593
Inflasi -.089 .270 -.045 -.328 .743 .125 7.990
Tingkat Pengangguran -.196 1.228 -.011 -.160 .873 .532 1.879
Pertumbuhan PDB .787 1.161 .105 .678 .498 .098 10.191
Nilai Tukar 5.613E-7 .000 .003 .048 .961 .581 1.722
a. Dependent Variable: ROA
Dari tabel diatas nilai toleransi variabel Inflasi (X1) adalah sebesar 0.125, variabel Tingkat
pengangguran (X2) adalah sebesar 0.532 , Variabel pertumbuhan PDB (X3) adalah sebesar 0.098
dan nilai variabel Nilai tukar (X4) adalah sebesar 0.581. Tiga variabel memiliki nilai toleransi
tersebut lebih besar dari 0.10 dan 1 variabel memiliki nilai toleransi dibawah 0.10, sehingga
dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini terjadi multikolinearitas
Hasil kesimpulan yang sama juga ditunjukkan oleh nilai VIF untuk Inflasi (X1) sebesar 7.990,
variabel Tingkat pengangguran (X2) adalah sebesar 1.879 , Variabel pertumbuhan GDP (X3)
adalah sebesar 10.191 dan nilai variabel Nilai tukar (X4) adalah sebesar 1.722 dimana tiganilai
VIF tersebut lebih kecil dibandingkan 10. Maka dapat disimpulkan terjadi multikolinearitas pada
variabel pertumbuhan PDB
Jika dianalisa dengan pengujian statistic coefficient correlation maka hasil statistik dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.11
Hasil Statistik Coefficien Correlation
Coefficient Correlationsa
Model Nilai Tukar Inflasi
Tingkat
Pengangguran Pertumbuhan PDB
1 Correlations Nilai Tukar 1.000 -.351 .581 -.504
Inflasi -.351 1.000 -.438 .923
Tingkat Pengangguran .581 -.438 1.000 -.579
Pertumbuhan PDB -.504 .923 -.579 1.000
Covariances Nilai Tukar 1.345E-10 -1.099E-6 8.271E-6 -6.785E-6
Page 39
35
Inflasi -1.099E-6 .073 -.145 .290
Tingkat Pengangguran 8.271E-6 -.145 1.507 -.824
Pertumbuhan PDB -6.785E-6 .290 -.824 1.347
a. Dependent Variable: ROA
Tabel 4.12
Collinearity Diagnosticsa
Model
Dimensio
n Eigenvalue Condition Index
Variance Proportions
(Constant) Inflasi
Tingkat
Pengangguran Pertumbuhan PDB Nilai Tukar
1 1 3.756 1.000 .00 .00 .00 .00 .00
2 1.157 1.802 .00 .05 .00 .02 .00
3 .053 8.434 .00 .01 .24 .01 .15
4 .029 11.303 .05 .86 .08 .77 .00
5 .006 26.062 .95 .08 .67 .21 .84
a. Dependent Variable: ROA
Dari hasil statistic diatas dapat diatas bahwa tidak terjadi multikolinearitas dalam penelitian ini
dilihat dari nilai koefisien korelasi berada pada rentang 0 < r < 1 atau -1 < r <1.
d. Uji Heteroskedasitas
Uji heteroskedasitas dilakukan dengan menggunakan metode korelasi Glejser dengan
hasil sebagai berikut:
Tabel 4.13
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .180 .143 1.261 .208
Inflasi .176 .242 .101 .727 .468
Tingkat Pengangguran .230 1.099 .014 .209 .834
Pertumbuhan PDB .216 1.039 .033 .208 .835
Nilai Tukar -8.877E-6 .000 -.055 -.855 .393
a. Dependent Variable: Res2
Page 40
36
Kesimpulan: Dari hasil uji Glejser diperoleh nilai signifikansi p-value inflasi =0.468 > 0.05. p –value
Tingkat pengangguran =0.834> 0.05 , p –value Pertumbuhan PDB= 0.835 dan p-value nilai tukar
0.393>0.05. Dari hasil ini hanya variabel X1,X2,X3 dan X4 yang terima Ho. Dengan uji ini,masalah
heterokedastisitas tidak terjadi.
Ho: Variabel Independen Inflasi, tingkat penganggguran, Pertumbuhan PDB dan Nilai tukar tidak
menyebabkan terjadi masalah heterokedastisitas.
H1: Variabel Independen Inflasi, tingkat penganggguran, Pertumbuhan PDB dan Nilai tukar
menyebabkan terjadi masalah heterokedastisitas.
4.3.UJI HIPOTESIS DAN PEMBAHASAN
Analisa Pengaruh Inflasi, Tingkat Pengangguran, GDP dan Nilai tukar terhadap
Profitabilitas Perusahaan Fast Moving Consumer Good tahun 1998-2016 secara
simultan dengan menggunakan Analisa Regresi Berganda.
Tabel.4.14
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .146a .021 .012 .31609
a. Predictors: (Constant), Nilai Tukar, Inflasi, Tingkat
Pengangguran, Pertumbuhan PDB
b. Dependent Variable: ROA
Tabel 4.14 dapat diketahui nilai dari R-Square adjusted sebesar 0.012 yang berarti
variable independen yang berpengaruh terhadap variable dependen yakni Inflasi,
Tingkat Pengangguran, pertumbuhan PDB dan nilai tukar berkontribusi terhadap
profitabilitas sebesar 0.012 atau 1.2 %. Sisanya sebesar 98.8% diberikan oleh faktor
lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
1. Uji Anova atau Uji F
Dari hasil asumsi klasik dapat diperoleh kesimpulan bahwa dalam penelitian ini
semua asumsi klasik terpenuhi. Sehingga dari tabel 4.11 diatas dibuat model
Regresi sebagai berikut:
ROA = 0.085–0.089 Inflasi -0.196 Tingkat Penggangguran + 0.787 pertumbuhan
PDB - 0.0000005613 Nilai Tukar
Dari model regresi diatas kemudian dilakukan uji Anova untuk melihat
pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. Maka
Page 41
37
hasil uji statistiknya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.15
Hasil Uji Anova
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .900 4 .225 2.252 .063a
Residual 41.265 413 .100
Total 42.165 417
a. Predictors: (Constant), Nilai Tukar, Inflasi, Tingkat Pengangguran,
Pertumbuhan PDB
b. Dependent Variable: ROA
Tabel 4.15 menunjukkan bahwa nilai signifikansi p-value sebesar 0.063 < 0.5,yang berarti tolak
Ho dan terima H1 maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen yakni Inflasi, Tingkat
Pengangguran, pertumbuhan PDB dan nilai tukar berpengaruh terhadap variabel dependen yakni
ROA secara simultan.
Analisa Pengaruh Inflasi, Tingkat Pengangguran, GDP dan nilai tukar terhadap ROA
Perusahaan Fast Moving Consumer Good tahun 1998-2016 secara partial dengan
menggunakan Analisa Regresi Berganda.
Setelah dilakukan uji Anova, maka untuk menjawab identifikasi selanjutnya dilakukan uji T-test
untuk melihat pengaruh masing-masing variabel indpenden terhadap variabel dependen. Dan
hasil uji statistiknya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.16
Hasil Uji T
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .085 .159 .535 .593
Inflasi -.089 .270 -.045 -.328 .743 .125 7.990
Tingkat Pengangguran -.196 1.228 -.011 -.160 .873 .532 1.879
Pertumbuhan PDB .787 1.161 .105 .678 .498 .098 10.191
Page 42
38
Nilai Tukar 5.613E-7 .000 .003 .048 .961 .581 1.722
a. Dependent Variable: ROA
Tabel 4.16 menjelaskan variabel Independen Inflasi memiliki nilai signifikansi p-
value sebesar 0.743 > 0.05 maka hasil dari uji t adalah tidak sanggup untuk menolak Ho.
Maka diperoleh kesimpulan bahwa Inflasi tidak berpengaruh terhadap profitabilitas
perusahaan yang diproksikan oleh ROA.
Tabel 4.16 juga menginformasikan bahwa nilai signifikansi p-value untuk variabel
independen tingkat penggangguran adalah sebesar p-value =0.873 > 0.05, maka hasil uji t
adalah tidak sanggup untuk menolak Ho. Dengan demikian diperoleh kesimpulan bahwa
tingkat penggangguran tidak berpengaruh terhadap profitabilitas yang diproksikan oleh
ROA.
Tabel 4.16 menginformasikan bahwa nilai signifikansi p-value untuk variabel
independen pertumbuhan PDB adalah sebesar p-value =0.498 > 0.05, maka hasil uji t
adalah tidak sanggup untuk menolak Ho. Dengan demikian diperoleh kesimpulan bahwa
pertumbuhan PDB tidak berpengaruh terhadap profitabilitas yang diproksikan oleh ROA.
Hasil untuk uji T bahwa variabel independen Nilai Tukar menunjukkan hasil p-value
=0.961 > 0.05, yang berarti tidak sanggup untuk menolak Ho. Dari variabel ini diperoleh
kesimpulan bahwa nilai tukar tidak berpengaruh terhadap profitabilitas yang diproksikan
oleh ROA.
Hasil uji partial ini diperoleh hasil bahwa keempat variabel independen yaitu Inflasi
dan tingkat pengangguran ,pertumbuhan PDB dan nilai tukar tidak berpengaruh terhadap
profitabilitas yang diproksikan oleh ROA.
Pengujian dengan menggunakan metode Stepwise, maka hasil pengujian secara
partial adalah sebagai berikut:
Tabel 4.17
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 Pertumbuhan PDB . Stepwise (Criteria:
Probability-of-F-to-
enter <= .050,
Probability-of-F-to-
remove >= .100).
a. Dependent Variable: ROA
Page 43
39
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .876 1 .876 8.831 .003a
Residual 41.288 416 .099
Total 42.165 417
a. Predictors: (Constant), Pertumbuhan PDB
b. Dependent Variable: ROA
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .054 .021 2.531 .012
Pertumbuhan PDB 1.077 .362 .144 2.972 .003
a. Dependent Variable: ROA
Tabel 4.17 menginformasikan bahwa hasil uji menggunakan stepwise diperoleh hasil
bahwa dari ke empat variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini secara
partial hanya variabel pertumbuhan PDB yang memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA
perusahaan fast moving consumer good. Nilai signifikansi p-value untuk variabel
independen pertumbuhan PDB adalah sebesar p-value =0.03 < 0.05, maka hasil uji t adalah
tolak Ho. Dengan demikian diperoleh kesimpulan bahwa pertumbuhan PDB berpengaruh
terhadap profitabilitas yang diproksikan oleh ROA.
sehingga model penelitian ini adalah:
ROA = 0.054+1.077 pertumbuhan PDB
Tabel. 4.18
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .144a .021 .018 .31504 1.745
a. Predictors: (Constant), Pertumbuhan PDB
b. Dependent Variable: ROA
Page 44
40
Tabel 4.18 dapat diketahui nilai dari R-Square sebesar 0.021 yang berarti variable
independen yang berpengaruh terhadap variable dependen yakni pertumbuhan PDB
berkontribusi terhadap profitabilitas sebesar 0.021 atau 2.1 %. Sisanya sebesar 97.9%
diberikan oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Page 45
41
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
1.1. Simpulan
1. Faktor makroekonomi yakni Inflasi, tingkat pengangguran ,GDP dan Nilai Tukar
sebagai variabel independen mempengaruhi secara bersama-sama variable independen
yaitu Profitabilitas selama periode 1998-2016 yang diproksikan oleh ROA.
2. Secara parsial, hanya GDP yang terbukti berpengaruh positif terhadap profitabilitas.
1.2. Saran
1. Bagi penelitian selanjutnya, dapat digunakan variabel makroekonomi lain dan faktor-
faktor internal perusahaan yang mempengaruhi profitabilitas.
2. Bagi perusahaan penelitian ini sangat bermanfaat untuk menentukan strategi usahanya,
terutama yang berkaitan dengan nilai tukar. Bagi peneliti selanjutnya, perlu dilakukan
penelitian dengan menambah variabel lain yang tidak diteliti dalam karya ilmiah ini.
Page 47
DAFTAR PUSTAKA
Acaravci & Calim. 2013. “Turkish Banking Sektors Profitability Factors”, International Journal
of Economics and Financial Issues,Vol 3 No.1 P.27-41
Barus.A.C&Leliani (2013). " Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Profitabilitas pada
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia." Jurnal Wira Ekonomi
Mikroskil 3(2): 111-121.
Breadley. Richard A., Stewart C Myers, Franklin Allen. 2011. “Principles of Corporate
Finance”. Golab Editoin, Tenth Edition, McGraw-Hill Companies, New York.
Bilal M., A. Saeed, A.A. Gull, T. Akram. 2013. “Influence of Bank Spesific and Macroeconomic
Factors on profitability of Commercial Banks: A Case Study of Pakistan”, Research
Journalvof Finance and Accounting,Vol. 4 No.2 P.118-127
Blanchard.O,2006,Macroeconomics, fourth Edition,Pearson Prentice Hall
Clayman, Michelle R., M.S. Fridson & George H.Troughton. 2012. Corporate Finance a
Practical Approach, Second Edtion, John Wiley & Sons, Inc., Hoboken, New Jersey
Dornbushch.R,Stanley Fisher,Richard Startz,2008,Macroeconomics,tenth Editon,McGraw-Hill
International Edition,New York
Dwijayanthy F. & Prima Naomi. 2009. “Analisis Pengaruh Inflasi, BI Rate dan Nilai Tukar Mata
Uang terhadap Profitabilitas Bank Periode 2003-2007”, Karisma,Vol.3 (2) P.87-98.
Demirgüç-Kunt, A. and H. Huizinga (1999). "Determinants of commercial bank interest margins
and profitability: some international evidence." The World Bank Economic Review 13(2):
379-408.
Gitman, Lawrence J. & Chad J. Zutter. 2012. Principles of Managerial Finance, Thriteenth
Edition, Pearson Education, publishing as Prentice Hall.
Gordon.Robert J,2009,Macroeconomics,11th
Edition, Pearson International Edition, Pearson
Education
Gul, S., et al. (2011). "Factors Affecting Bank Profitability in Pakistan." Romanian Economic
Journal 14(39).
Page 48
Hidayati A.N. 2014. “Pengaruh Inflasi, BI Rate dan Kurs terhadap Profitabilitas Bank Syariah di
Indonesia”, An-Nisbah Vol.01.No.01.P.73-97.
Higgins. Robet C. 2012. Analysis for Financial Management, tenth Edition, Mc.Graw-Hill
International Edition, Singapore.
Ishfaq. M.J, Khan. N. 2015. Bank Profitability, Inflation, and Cost Efficiency-A Case of
Pakistani Bank, International Journal of Business and Management Review, Vol 3 No 1. P
41-53.
Kosmidou K,Tanna S, Pasiouras F. 2012. “The Determinants of Profitability of Domestic UK
Commercial banks:Panel Evidence from period 1995-2002”, Applied Research Working
paper Series Conventry University Business School.
Lindayani, N.W., S.S. Dewi. 2016. “Dampak Struktur Modal dan Inflasi terhadap Profitabilitas
dan Return Saham Perusahaan Keuangan Sektor Perbankan”, E-Jurnal Manajemen Unud,
Vol.5 No.8.P.5274-5303.
McDonald, J. T. (1999). "The determinants of firm profitability in Australian manufacturing."
Economic Record 75(2): 115-126.
Gagan Deep Sharma, G. S., Sanjeet Singh "Impact of Macroeconomic variables on economic
performance: An Empirical Study of India and Sri Lanka."
http://ssrn.com/abstract=1836542.
Tariq Bhutta, N. and A. Hasan (2013). "Impact of Firm Specific Factors on Profitability of Firms
in Food Sector." Open Journal of Accounting 02(02): 19-25.
Sundjaja, Ridwan.S, I.Barlian, D. Putra Sundjaja. 2013. Manajemen Keuangan 1,Edisi 8 Cetakan
ke dua,Literata Lintas Media,Jakarta
Swandayani, D. M. and R. Kusumaningtias (2012). "Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Nilai Tukar
Valas dan Jumlah Uang Beredar terhadap Profitabilitas pada Perbankan Syariah di
Indonesia Periode 2005-2009." AKRUAL: Jurnal Akuntansi 3(2).
Simiyu, Christine. N. 2015. “Effect of Macroeconomic Variable on Profitability of Commercial
Bank listed in the Nairobi Securities Exchange”, International Journal of
Economics,Commerce and Management, VOl III Issue 4.P.1-16.
Page 49
Sekaran,Uma & Roger Bougie. 2013. Six Edition,Research Method for Business: A Skill
Building Approach, John Wiley & Sons, New York.
Tan, Y. and C. Floros (2012). "Bank profitability and GDP growth in China: a note." Journal of
Chinese Economic and Business Studies 10(3): 267-273.
Tajul, Khalwaty. 2000. Inflasi dan Solusinya, Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.
Tandelilin, 2010,” Portofolio dan Investasi:Teori dan Aplikasi, Kanisius Yogyakarta
Vong, P. I. and H. S. Chan (2009). "Determinants of bank profitability in Macao." Macau
Monetary Research Bulletin 12(6): 93-113.
Wahid, A. N., et al. (2011). "Inflation and financial sector correlation: The case of bangladesh."
International journal of economics and financial issues 1(4): 145.
Wasiuzzaman, S. and H. Tarmizi (2010). "Profitability of Islamic banks in Malaysia: an
empirical analysis." Journal of Islamic Economics, Banking and Finance 6(4): 53-68.
Sumber Internet:
bps.go.id
www.bi.go.id
www.business.hsbc.co.id
swa.co.id
dataindustri.co.id
Krisis Keuangan Global dan Pertumbuhan Ekonomi:Analisa dari Perekonomian Asia Timur
Arisyi F. Raz, Tamarind P. K. Indra, Dea K. Artikasih, and
SyalindaCitrahttp://ekonomi.kompas.com/read/2016/02/07/182803626/Pertumbuhan.Ekonomi.2
015.Terendah.dalam.Enam.Tahun.Terakhir diakses 26 Oktober 2017