i PENGARUH EKSTRAK ETANOL TEH HIJAU (Camellia sinensis) DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI AMOXICILLIN TERHADAP METHICILLIN-RESISTANT Staphylococcus aureus (MRSA) THE EFFECT OF ETHANOL EXTRACT OF GREEN TEA (Camellia sinensis) IN IMPROVING AMOXICILLIN ANTIBIOTIC ACTIVITY AGAINST METHICILLIN- RESISTANT Staphylococcus aureus (MRSA) ROHANIAH N111 14 081 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2018
65
Embed
PENGARUH EKSTRAK ETANOL TEH HIJAU (Camellia ) DALAM ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
PENGARUH EKSTRAK ETANOL TEH HIJAU (Camellia sinensis) DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS
ANTIBAKTERI AMOXICILLIN TERHADAP METHICILLIN-RESISTANT Staphylococcus aureus
(MRSA)
THE EFFECT OF ETHANOL EXTRACT OF GREEN TEA (Camellia sinensis) IN IMPROVING AMOXICILLIN ANTIBIOTIC ACTIVITY AGAINST METHICILLIN-
RESISTANT Staphylococcus aureus (MRSA)
ROHANIAH N111 14 081
PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
2018
ii
PENGARUH EKSTRAK ETANOL TEH HIJAU (Camellia sinensis) DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI AMOXICILLIN TERHADAP
4. Staf Dosen, dan Pegawai Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
atas bantuan serta motivasi-motivasi yang diberikan selama perkuliahan
hingga penelitian selesai.
5. M. Rihaldy Utama, S.Si. yang senantiasa memberikan dukungan,
melantunkan doa serta mengusahakan segala macam bantuan terkait
penyelesaian skripsi ini. Terima kasih atas semua yang telah dilakukan,
terima kasih atas segala kasih sayang dan senantiasa menguatkan di
kala penulis terpuruk.
6. Sahabat seasrama penulis terkhusus Sumi, Dalaratmi dan Nurdiah
Lestari yang menjadi teman hidup penulis. Terima kasih atas segala
canda tawa, tangisan haru serta kebahagiaan yang telah dibagi dan turut
dirasa. Terima kasih atas rasa kekeluargaan yang begitu besar meski
viii
tanpa ikatan darah.
7. Seluruh sahabat-sahabat penulis terutama Syahriani, S.Ked., Nutfatun
Khasanah, Sartika Rantekata, Dike Dandari dan teman farmasi
angkatan 2014 (HIOS14MIN) atas segala bantuan, doa, dukungan,
kebahagiaan, waktu, dan menjadi tempat keluh kesah penulis.
8. Teman seperjuangan selama penelitian ini berlangsung, kepada Nur
Ainiah, Haeriah, Sabrina, Amalia, Juwinda, dan Nur Alfitarayani atas
segala bantuan dan kerjasamanya selama ini.
9. Teman-teman asisten Mikrobiologi serta Kak Lia selaku laboran Lab.
Mikrobiologi.
10. Warga KEMAFAR UH.
11. Pihak yang tidak sempat disebut namanya satu persatu. Penulis
menghaturkan terima kasih secara tulus.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini sangat jauh dari
kesempurnaan. Karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi terciptanya suatu karya yang lebih bermutu. Akhirnya,
semoga karya kecil ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan di masa yang akan datang.
Makassar, 26 April 2018
Rohaniah
ix
ABSTRAK
ROHANIAH. Pengaruh Ekstrak Etanol Teh Hijau (Camellia sinensis) Dalam Meningkatkan Aktivitas Antibakteri Amoxicillin Terhadap Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) (dibimbing oleh Sartini, Herlina Rante dan Mufidah)
Teh Hijau (Camellia sinensis) merupakan bahan alam yang dapat bersifat antibakteri dan mampu mengurangi resistensi bakteri tehadap antibiotika. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan ekstrak etanol teh hijau dalam meningkatkan efek antibakteri dari amoksisilin terhadap MRSA. Penelitian ini dimulai dari tahap ekstraksi teh hijau, penentuan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) ekstrak teh hijau serta penentuan daya hambat amoksisilin dengan adanya ekstrak teh hijau terhadap bakteri MRSA. Penentuan KHM ekstrak teh hijau dilakukan dengan metode dilusi agar sedangkan pengujian daya hambat amoksisilin dengan adanya ekstrak teh hijau dilakukan dengan metode difusi agar menggunakan disk amoksisilin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol teh hijau memiliki nilai KHM sebesar 0,05%. Penambahan ekstrak etanol teh hijau 1/4 dan 1/8 nilai KHM meningkatkan diameter zona hambat amoksisilin sebesar 30,06 mm dibandingkan dengan diameter zona hambat amoksisilin tanpa ekstrak sebesar 24,45 mm. Kata Kunci: Amoksisilin, Antibakteri, Ekstrak Etanol Teh Hijau, MRSA..
x
ABSTRACT
ROHANIAH. The Effect Of Ethanol Extract Of Green Tea (Camellia sinensis) In Improving Amoxicillin Antibiotic Activity Against Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) (supervised by Sartini, Herlina Rante and Mufidah)
Green Tea (Camellia sinensis) is a natural product that can be used as antibacterial and be able to reduce the resistance of bacteria to an antibiotics. The aim of this study was to determine the ability of green tea ethanol extract in improving of the antibacterial effect of amoxicillin to MRSA. The study was started from the extraction of green tea followed by determination of Minimum Inhibitory Concentration (MIC) of green tea extract then determination of amoxicillin inhibition in combination with green tea extract on MRSA bacteria. MIC Determination of green tea extract was conducted by dilution method while the determination of amoxicillin inhibiton with green tea extract was performed by diffusion method using paper disk. The results showed that green tea ethanol extract had MIC value of 0.05%. The addition of green tea ethanol extracts 1/4 and 1/8 of MIC values increased the diameter of the amoxicillin inhibition zone by 30.06 mm compared to the amoxicillin inhibitory zone diameter without extract of 24.45 mm. Keywords : Amoxicillin, Antibacterial, Green Tea Ethanol Extract, MRSA.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dalam penentuan zona
hambat amoksisilin dengan adanya ektrak etanol teh hijau terhadap bakteri uji
MRSA diperoleh bahwa ekstrak etanol teh hijau yang ditambahkan ke dalam
media dapat meningkatkan aktivitas dari antibiotika amoksisilin dalam
menghambat pertumbuhan bakteri MRSA. Hal ini dibuktikan pada konsentrasi
1/4 KHM (0,0125 %) dan 1/8 KHM (0,00625 %) ekstrak teh hijau yang
ditambahkan ke dalam media diperoleh zona hambat amoksisilin yaitu
sebesar 30,06 mm. Hasil pengukuran tersebut lebih besar jika dibandingkan
dengan daya hambat amoksisilin tanpa ekstrak yakni sebesar 24,45 mm.
Menurut CLSI (2015), standar interpretasi zona hambat untuk antibiotika
golongan penicillin terhadap bakteri Staphylococcus aureus dikatakan resisten
apabila diameter zona hambatnya ≤28 mm. Diameter zona hambat yang
diperoleh sudah berada jauh dari zona hambat yang dikatakan resisten
sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan penambahan ekstrak etanol teh
hijau dibawah nilai KHM dapat meningkatkan sensitivitas dari amoksisilin.
Pada konsentrasi 1/2 KHM (0,025%) diperoleh zona hambat yang sangat
besar yang menyebabkan pengukuran diameter zona hambatan tidak dapat
dilakukan.
Menurut Lencastre (2007) resistensi Staphylococcus aureus disebabkan
oleh mekanisme pertahanan efflux pump yang dapat mengefflux antibiotik
yang masuk ke dalam sel yang dipengaruhi oleh ekspresi Penicillin Binding
Protein 2a (PBP-2a).
31
Oleh karena itu, peningkatan sensitivitas amoksisilin dari resisten
menjadi sensitif oleh ekstrak etanol teh hijau kemungkinan disebabkan oleh
kandungan katekin dan alkaloid yang sangat tinggi dalam ekstrak teh hijau
dimana kedua senyawa tersebut memiliki kemampuan sebagai efflux pump
inhibitor (EPI). Penelitian yang dilakukan oleh Roccaro dkk (2004)
menunjukkan bahwa katekin dalam teh hijau mampu menghambat aktivitas
efflux pump Tet(K) pada Staphylococcus sp. yang resisten terhadap antibiotik
tetrasiklin. Hal yang sama juga dapat berlaku terhadap Methicillin Resistant
Staphylococcus aureus (MRSA) yang telah resisten terhadap antibiotik
amoksisilin bahwa katekin dalam teh hijau mampu menghambat aktivitas
efflux pump pada MRSA sehingga meningkatkan efektivitas antibiotik dalam
membunuh bakteri.
32
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa penambahan ekstrak etanol teh hijau 0,0125% (1/4 KHM)
dan 0,00625% (1/8 KHM) mampu meningkatkan aktivitas antibakteri dari
amoksisilin terhadap bakteri MRSA yang telah resisten terhadap antibiotika
amoksisilin dengan diameter zona hambatan dari amoksisilin sebesar 24,45
mm menjadi 30,06 mm.
V.2 Saran
Peneliti mengharapkan adanya penelitian lebih lanjut mengenai
bagaimana mekanisme teh hijau dalam mencegah resitensi MRSA dalam hal
ini sebagai Efflux Pump Inhibitor.
33
DAFTAR PUSTAKA
Adwan, G., Abu-Shanab, B., and Adwan, K. 2009. In vitro Interaction of Certain Antimicrobial Agents in Combination with Plant Extracts Against Multidrug-resistant Pseudomonas aeruginosa Strains, Middle-East Journal of Scientific Research. 4 (3). Hal 158-162.
Amelia, R., Sudomo, P., dan Widasari, L. 2012. Perbandingan uji efektivitas
ekstrak teh hijau(Camellia sinensis) sebagai anti bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli secara in vitro. Jurnal; 23(4): 177-182.
Anwar, D.A., Supartinah, A., dan Handajani, J. 2007. Efek kumur ekstrak teh hijau (Camellia sinensis) terhadap derajat keasaman dan volume saliva penderita gingivitis. Indonesia Journal of Dentistry. 14(1): 22-6.
Archana, S. and Abraham, J. 2011. Comparative analysis of antimicrobial
activity of leaf extracts from fresh green tea, commercial green tea and black tea on pathogens. Journal Of Appied Pharmaceutical Science; 1(8):149-52.
Astuti dan Kusuma, E. 2009. Transaksi Terapeutik Dalam Upaya Pelayanan Medis di Rumah Sakit. Citra Aditya Bakti. Bandung.
Axelrod, M., Berkowitz, S., Dhir, R., Gould, V., Gupta, A., and Li, E. The
inhibitory effects of green tea (Camellia sinensis) on the growth andproliferation of oral bacteria.
Cabrera, C., Artacho, R., and Giménez, R. 2006. Beneficial effects of green tea. Journal of The American College of Nutrition. 25(2): 79-99.
Chudlori, B., Kuswandi, M., dan Indrayudha, P. 2012. Pola Kuman Dan Resistensinya Terhadap Antibiotika Dari Spesimen PUS Di RSUD Dr. Moewardi Tahun 2012. Pharmaceitical Journal Of Indonesia ISSN. 13(2). 70-76.
Clinical Laboratory Standar Institute. 2015. M100S Performance Standar For
Antimicrobial Susceptibility Testing 26th edition. Costa, S.S., Viveiros, M., Amaral, L., and Couto, I. 2013. Multidrug Efflux
Pumps in MRSA: an Update. The Open Microbiology Journal, Volume 7. Bentham Open. 7, (Suppl 1-M5) 59-7.
Darmadi. 2008. Infeksi Nosokomial: Problematika dan pengendaliannya.
Salemba Medika. Jakarta.
34
DeLeo, F.R., and Chambers, H.F. 2009. Reemergence of antibiotic resistant Staphylococcus aureus in the genomics area. 119(9): 2464- 2474.
Dewi, C.A.D. 2014. Pengaruh Sumber Karbon Dan Nitrogen Pada Produksi
Senyawa Antimikroba Dari Fungi Endofit Tanaman Ongkea (Mezzettia Parviflora Becc.). Skripsi tidak diterbitkan. Makassar. Universitas Hasanuddin.
DitJen POM DepKes RI. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Djide, M.N. dan Sartini. 2014. Dasar-Dasar Mikrobiologi Farmasi. Penerbit
Lembaga Penerbitan Universitas Hasanuddin. Makassar.
Fitriani, D.A.R., Noorhamdani, A.S., dan Setyawati, S.K. 2011. Efektivitas Ekstrak Daun Ceplukan sebagai Antimikroba terhadap Methicillin-
Resistant Staphylococcus aureus In Vitro. Malang : Jurnal Kedokteran
Universitas Brawijaya. 26(4). 212-215.
Frynkewicz, H., Feezle, H., and Richardson, M. 2013. Thermostability Determination of Broad Spectrum Antibiotikas at High Temperatures by Liquid Chromatography-Mass Spectrometry. University of Wisconsin La Cross. NCUR.
Gan, G.S., Setiabudy, R.N., dan Elysabeth. 2007. Farmakologi Dan Terapi.
Edisi 5. Balai Penerbitan FKUI. Jakarta. Graham, H.N. 1984. Tea : The Plant and Its Manufacture : Chemistry and
Consumption of the Beverage. In Liss AR. The Methylxanthine Beverages and Foods : Chemistry, Consumption, and Health Effects. Prog Clin Biol Rev. 29-74.
Handajani, J. 2002. Daya imunomodulasi daun teh hijau (Camellia sinensis).
Majalah Ilmu Kedokteran Gigi Indonesia. 4(7): 175.
Hartoyo dan Arif. 2003. Teh dan Khasiatnya Bagi Kesehatan : Sebuah Tinjauan Ilmiah. Kanisius. Yogyakarta.
James, J., Baker, C., dan Swain, H. 2008. Prinsip – Prinsip Sains Untuk
Keperawatan. Terjemahan oleh Indah Reno Wardhani. Erlangga Medical Series. 49, 66-67.
Kumar, A., Thakur, P.,Patil, S., and Payal, C. 2012. Antibacterial activity of
green tea (Camellia sinensis) extracts against various bacteria isolated from environmental sources. Recent Research in Science and Technology; 4(1): 19-23.
35
Lencastre, H. and Oliveira, D. 2007. Antibiotic resistant Staphylococcus aureus: a paradigm of adaptive power. Curr Opin Microbiol. 10(5): 428- 435.
Mukhriani. 2014. Ekstraksi, Pemisahan Senyawa, dan Identifikasi Senyawa
Aktif. Jurnal Kesehatan. Voume VII. (2) : 361-363.
Hamilton-Miller, J.M.T and Shah, S. 2000. Activity of the tea component epicatechin gallate and analogues against methicillin-resistant Staphylococcus aureus. J Antimicrob Chemother. 46:852–3.
Muhammed, M.J. and Al-Bayati, A.F. 2008. Isolation, identification and
purification of caffeine from Coffea Arabica L. and Camellia sinensis L.: A
combination antibacterial study. International Journal of Green Pharmacy.
52-57.
Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2406/MENKES/PER/XII/2011 Tentang pedoman umum penggunaan antibiotika. 2011. Jakarta. Mentri Kesehatan Republik Indonesia.
Perva-Uzunalic, A., Skerget, M., Knez, Z., Weinreich, B., Otto, F., and Gruner, S. 2006. Extraction of active ingredients from green tea (Camellia sinensis): Extraction efficiency of major catechins and caffeine. Food Chemistry. 96(4), 597-605.
Plata, K., Adrian, E.R., and Wegrzyn, G. 2009. Staphylococcus aureus as an infection agent : overview of biochemistry and molecular genetics of its pathogenicity. Acta Biochimica Polonica. 56(4). 597-612.
Prabhu, N., Sangeetha, M., Chinnaswamy, P., and Joseph, P.I. 2006. A rapid
method of evaluation microbial load in health care industy and application of alcohol to reduce nosocomial infection. Journal of the academy of hospital dministration. Ind medica. 18(1).
Pujar, M., Patil, C., and Kaam, A. 2011. Comparison of antimicrobial efficacy
of triphala, (GTP) Green Tea Polyphenols and 3% of sodium hypochlorite on Enterococcus faecalisbiofilms formed on tooth substrate in vitro. Int Oral Health J. 3.
Reygaert C W. Teh antimicrobial possibilities of green tea. Department of
Biomedical Sciences, 2014. 5:1-8 Roccaro, S.A., Blanco, A.R., Giuliano, F., Rusciano, D., and Enea, V. 2004.
Epigallocatechin-gallate enhances the activity of tetracycline in staphylococci by inhibiting its efflux from bacterial cells. Antimcrob Agents Chemother. 48, 1968-1973.
36
Sartini, Djide, N.M., dan Nainu, F. 2017. Potensi Ekstrak Kaya Polifenol Dalam Memodulasi Aktivitas Antibakteri Beberapa Antibiotika Terhadap Meticillin Resistance Staphylococcus Aureus (MRSA). Universitas Hasanuddin.
Shituu, A.O., Okon, K., Adesida, S., Oyedara, O., Witte, W., Strommrnenger,
B., Layer, F., and Nubel, U. 2011. Antibiotic Resistance and Molecular Epidemiology of Staphylococcus aureus in Nigeria. BMC Microbiology. 11: 92.
Steenis, C.G.G.J. Van. 1987. Flora untuk Sekolah di Indonesia. Terjemahan oleh Moeso Surjowinoto. PT. Pradnya Paramita. Jakarta. cet ke-4. 1-495.
Syahrurachman, A., Chatim, A., Soebandrio, A., dan Karuniawati, A. 1993. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. Edisi revisi. Binarupa Aksara.
Tennant, I. and Harding, H. 2005. Microbial Isolates from Patients in An
Intensive Care Unit, and Associated Risk Factors. West Indian Medical Journal. 54 (4).
Tjitrosoepomo G. 1989. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). UGM Press.
Yogyakarta. Cet ke-2. 1-477. Unal, K., Murat, I.P., Karacan, E., and Onur F. 2008. Spectrofotometric
Determination Of Amoxicillin In Pharmaceutical Formulation. Turk J Pharm. Sci. 6(1). Hal 1-16.
Voight, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Edisi kelima. Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta. Widyaningrum, N. 2013. Epigallocatechin-3-gallate (EGCG) pada daun teh
hijau sebagai anti jerawat. Majalah Farmasi dan Farmakologi. 17(3): 95 Yakuji and Nippo, Ltd. (Editors). 2011. Japanese Pharmacopoeia, 16th edition.
Japan. Available as PDF file.
37
LAMPIRAN
Lampiran 1. Skema Kerja
Gambar 3. Skema kerja penelitian
Ekstrak Etanol
Teh Hijau
Nilai KHM
Ekstrak Teh Hijau terhadap
MRSA
Sampel Teh Hijau
Daya Hambat Amoksisilin setelah ditambahkan
Ekstrak Teh Hijau 1/2 1/4 dan 1/8 nilai KHM terhadap
bakteri MRSA
Pembahasan
Kesimpulan
Pengujian Daya Hambat Amoksisilin Dengan AdanyaEkstrak Teh Hijau terhadap MRSA
Penetuan KHM Ekstrak Teh Hijau terhadap MRSA
Ekstraksi
Kadar Polifenol Kadar Kafein
38
Gambar 4. Skema proses ektraksi teh hijau
Gambar 5. Skema penentuan konsentrasi hambat minimum ekstrak etanol teh hijau
5 ml
1 ml
10 ml
5 ml
ad 10 ml MHA
0,0125 % 0,05 % 0,025 % 0,1 %
1 ml 1 ml 1 ml
5 ml
Ekstrak
0,1 g
5 ml 5 ml 5 ml
1 % 0,5 % 0,25% 0,125%
Residu
Sampel Teh Hijau
Maserasi menggunakan etanol 70% 1:5 selama 3 hari, remaserasi
Maserasi menggunakan heksan 1:5 selama 1x24 jam
Filtrat
Residu Ekstrak Etanol
Ekstrak Kering
Diuapkan
39
Gambar 6. Skema pengujian daya hambat amoksisilin dengan adanya ekstrak etanol
teh hijau
5 ml
1 ml
10 ml
5 ml
ad 10 ml MHA
0,00625 % 0,025 % 0,0125 %
1 ml 1 ml
5 ml
Ekstrak
0,05 g
5 ml 5 ml 5 ml
0,5 % 0,25
%
0,125% 0,0625%
Ax 25
0,1 ml suspensi MRSA
40
Lampiran 2. Dokumentasi Penelitian
Gambar 7. Isolat bakteri MRSA
Gambar 8. Suspensi bakteri MRSA sesuai kekeruhan Mc Farland 0,5
MRSA Mc Farland 0,5
41
(A) (B)
(C ) (D)
(E ) (F)
Gambar 9. hasil pengamatan penentuan KHM ekstrak teh hijau terhadap bakteri uji MRSA (A. 0,1%, B. 0,05%, C. 0,025%, D. 0,0125%, E. Kontrol DMSO, F. Kontrol Positif)
A B
42
(A) (B)
(C ) (D)
(E )
Gambar 10. hasil pengamatan penentuan daya hambat amoksisilin dengan adanya
ekstrak etanol teh hijau terhadap bakteri uji MRSA (A. tanpa ekstrak, B. ½ KHM, C. ¼
KHM, D. 1/8 KHM, E. Kontrol Ruang)
43
Lampiran 3. Data hasil pengamatan
Tabel 5. Hasil pengukuran diameter zona hambatan pada penentuan daya hambat amoksisilin dengan adanya ekstrak teh hijau
N0 Perlakuan
Diameter (mm)
1 2 3 Rata-rata ±
SD
1 Amoksisilin
26,06 20,19 26,36
24.44±3,24 26,24 20,38 26,81
25,92 21,56 26,51
rata-rata ± SD 26,07 ± 0,16 20,71±0,74 26,56±0,22
2
Amoksisilin +
¼ KHM ekstrak
(0.0125%)
31,74 30,25 31,33
30.06±1,26 30,71 27,29 29,05
32,06 29,91 28,26
rata-rata ± SD 31,50±0,70 29,15±1,61 29,54±1,59
3
amoksisilin +
1/8 KHM ekstrak
(0.00625%)
29,41 29,01 29,77
30.06±0,52 31,05 29,55 30,42
30,14 29,93 31,31
rata-rata ± SD 30,2±0,82 29,49±0,46 30,5±0,77
44
Lampiran 4. Perhitungan Rendamen Ekstrak Teh Hijau
Bobot simplisia = 100,2 g
Bobot Ekstrak = 30,1 g
% rendamen =
% rendamen =
% rendamen = 30,04 %
45
Lampiran 5. Perhitungan Kadar Polifenol Total Ekstrak Teh Hijau Berdasarkan Baku Pembanding Asam Galat
Tabel 6. Hasil pengukuran baku asam Galat
Gambar 11. Kurva Baku Asam galat
Tabel 7. Kadar total polifenol ekstrak teh hijau
Sampel Konsentrasi Absorbansi Kadar Total Polifenol
(mg/g EAG)
Kadar Total
polifenol
(%±SD)
1 6.392 0.437 319,6 31,96±0.1637
2 6.436 0.440 321,8 32,18±0.1637
3 6.456 0.442 322,8 32,28±0.1637
y = 0.0776x - 0.0698 R² = 0.9965
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Kurva Baku Asam Galat
Konsentrasi (x) Absorbansi (y)
1,5 0,053
3 0,174
7 0,471
10 0,665
15 1,119
46
Perhitungan
Sampel 1 =
=
= 319.6 mg/g EAG
= g x 100 %
= 0.3196 x 100 %
= 31.96 %
Sampel 2 =
=
= 321.8 mg/g EAG
= g x 100 %
= 0.3218 x 100 %
= 32.18 %
Sampel 1 =
=
= 322.8 mg/g EAG
= g x 100 %
= 0.3228 x 100 %
= 32.28 %
= 32.14 %
47
Lampiran 6. Perhitungan Kadar Alkaloid Ekstrak Teh Hijau Berdasarkan Baku Pembanding Kafein
Tabel 8. Hasil pengukuran baku kafein
Gambar 12. Kurva Baku Kafein
Tabel 9. Konsentrasi dan Absorbansi Sampel Teh Hijau