PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI MULIA 3 MARGAGUNA JAKARTA SELATAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh CHARISMA JUWANITA NIM 1111054100048 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2018 M
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP
TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI
SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI MULIA 3
MARGAGUNA JAKARTA SELATAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh
CHARISMA JUWANITA
NIM 1111054100048
PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2018 M
i
ABSTRAK
Charisma Juwanita
Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Tingkat Depresi Pada
Lanjut Usia di PSTW “BUDI MULIA 3 MARGAGUNA”
JAKARTA SELATAN
Jumlah lanjut usia di Indonesia saat ini terus mengalami
peningkatan,hal itu menjadikan kenyataan baru bahwa semakin
banyak di panti-panti werdha dengan berbagai tingkat depresi
yang mereka alami. Maka dari itu peneliti melakukan penelitian
di PSTW Budi Mulia 3 Margaguna Jakarta Selatan untuk
mengetahui “pengaruh dukungan sosial terhadap tingkat depresi
pada lanjut usia dan untuk mengetahui hubungan dukungan sosial
dengan depresi pada lanjut usia”.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh
dukungan sosial terhadap tingkat depresi pada lanjut usia.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
jumlah sempel sebanyak 52 respenden. Alat ukur yang digunakan
untuk mengukur variabel dukungan sosial The Social Proisions
Scale. Kemudian alat ukur untuk variabel depresi menggunakan
Geriatric Depresi Scele. Serta teknik pengolahan dan analisis
data yang digunakan dengan analisis statistik yang dilakukan
dengan bantuan software SPSS 22 for windows release.
Hasil penelitian ini menunjukkan, berdasarkan Uji F-test
menunjukan bahwa nilai F = 4,290 dengan signifikansinya
sebesar 0,002 pada alpha 0,05 variabel X (dukungan sosial)
secara bersama-sama tidak memiliki pengaruh secara signifikan
terhadap variabel Y (depresi). Padan hasil uji T-test, Sedangkan
tidak terdapat pengaruh signifikan pada variabel Integrasi sosial
(X2), Penghargaan dan pengakuan (X3), Hubungan yang dapat
diandalkan (X4), Saran atau informasi (X5), dan Kemungkinan
membantu (X6) terhadap variabel tingkat depresi pada lanjut usia
(Y) dengan signifikansi masing-masing sebesar 0,258, 0,582,
0,801, 0,018, dan 0,053. Karena nilai signifikansi lebih besar dari
alpha, yang artinya Hₒ diterima.
Kata Kunci : Dukungan Sosial, Tingkat Depresi
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil ’Alamin, segala puji dan rasa syukur
yang tak terhingga ke hadirat allah SWT yang telah memberikan
karunia serta rahmat-Nya yang tiada henti sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH
DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP TINGKAT DEPRESI
PADA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA
WERDHA BUDI MULIA 3 MARGAGUNA JAKARTA
SELATAN”.
Shalawat beriringkan salam panjatkan kepada junjungan
Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita diri
zaman kegelapan hingga zaman yang terang menderang seperti
saat ini.
Adapun penulisan yang dikemas di dalam skripsi ini
adalah sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Sosial
(S.Sos). Besar harapan penulis agar skripsi ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan khususnya untuk penulis.
Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sampai
waktu yang telah ditentukan.
1 Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Dr. Suparto, M.ed, Ph.D,
selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik. Dr. Raudhonah,
MA, selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum.
Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang
iii
Kemahasiswaan. Semoga atas kebaikannya Allah
melimpahkan kebaikan kepada beliau semuanya.
2 Lisma Dyawati Fuaida, M.Si, selaku Ketua Program Studi
Siti Napsiyah Ariefuzzaman dan Lisma Diawati Fuaida, Belajar Teori
Pekerja Sosial (jakarta: UIN, 2011), h. 33. 25
John W Santrock, Perkembangan Anak (Jakarta: Erlangga, 2007), h. 29.
34
lanjut usia. Berupa kelekatan emosional yang
diberikan oleh orang-orang sekitar maupun
pengasuh sehingga lanjut usia merasa nyaman
dan aman. Kelekatan yang diterimanya dapat
membantu lanjut usia dalam mengembangkan
kapasitas diri lanjut usia.
b. Teori Penarikan diri (Disengagement Theory)
Menurut Cumming teori penarikan diri yaitu
seseorang yang berusia lanjut hanya
meningkatkan posisi mereka ketika mereka
meninggal atau menjadi tidak kompeten.26
Pensiun menjadi pilihan untuk membujuk lanjut
usia agar menyerahkan posisi mereka kepada
orang yang lebih muda. Dengan demikian
pensiun atau penarikan diri merupakan suatu
kesepakatan yang saling menguntungkan antar
generasi masyarakat.
Jadi teori penarikan diri merupakan persetujuan
antara lanjut usia dan masyarakat bahwa individu
akan menarik diri dari masyarakat akibat menjadi
tua, dimana hal ini menjadikan keseimbangan
sosial.
26
James M Henslin, Sosiologi Dengan Pendekatan Membumi (Jakarta:
Erlangga, 2006), h. 71.
35
c. Teori Aktifitas (Activity Theory)
Teori aktivitas melihat bahwa semakin banyak
kegiatan yang dilakukan orang usia lanjut, maka
semakin memuaskan hidup mereka.27
Kondisi
yang tetap aktif membuat lanjut usia tetap merasa
muda dan semangat menjalani hidup dan tidak
menarik diri dari masyarakat karena usia. Jadi
aktivitas sebagai sebuah keharusan untuk
mempertahankan kepuasaan hidup seseorang dan
konsep diri yang positif.
d. Teori Kontinuitas (Continuity Theory)
Teori Kontinuitas merupakan cara seseorang
menyesuaikan diri pada perubahan dengan
melanjutkan beberapa aspek dalam kehidupan
mereka seperti peran yang telah mereka jalani.28
Jadi dalam teori ini mengusulkan bahwa
seseorang di sepanjang hidupnya adalah
bagaimana orang tersebut melanjutkan sisa
hidupnya. Usia lanjut tidak dipandang sebagai
bagian akhir hidup terlepas dari sisa kehidupan.
27
James M Henslin, Sosiologi Dengan Pendekatan Membumi (Jakarta:
Erlangga, 2006), h. 73. 28
Ibid., h. 73.
36
3. Ciri-Ciri Lanjut Usia
Menurut Hurlock terdapat beberapa ciri-ciri orang
lanjur usia, yaitu :
a. Usia lanjut merupakan periode kemunduran
Kemunduran pada lanjut usia sebagian datang dari
faktor fisik dan faktor psikologis. Kemunduran
dapat berdampak pada psikologis lanjut usia.
Motivasi memiliki peran yang penting dalam
kemunduran pada lanjut usia. Kemunduran pada
lanjut usia semakin cepat apabila memiliki
motivasi yang renda, sebaliknya jika memiliki
motivasi yang kuat maka kemunduran itu akan
lama terjadi.
b. Orang lanjut usia memiliki status kelompok
minoritas
Lanjut usia memiliki status kelompok minoritas
karena sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak
menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan
diperkuat oleh pendapat-pendapat klise itu seperti:
lanjut usia lebih senang mempertahankan
pendapatnya dari pada mendengarkan pendapat
orang lain.
c. Menua membutuhkan perubahan peran
Perubahan peran tersebut dilakukan karena lanjut
usia mulai mengalimi kemunduran dalam segala
hal. Perubahan peran pada lanjut usia sebaiknya
37
dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas
dasar tekanan dari lingkungan.
d. Penyesuaian yang buruk pada lanjut usia
Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia
membuat lanjut usia cenderung mengembangkan
konsep diri yang buruk. Lanjut usia lebih
memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk.
Karena perlakuan yang buruk itu membuat
penyesuaian diri lanjut usia menjadi buruk.29
4. Kebutuhan Lanjut Usia
Lanjut usia memiliki kebutuhan sebagaimana
manusia pada umumnya yaitu kebutuhan biologis,
psikologis, sosial dan spiritual. Dalam pemenuhan
kebutuhannya lanjut usia menggunakan kemampuan
diri sendiri atau dengan bantuan dan dukungan
kelurga atau lingkungan lainnya. Dikutip dari Ayu
Diah bahwa kebutuhan dasar manusia seperti yang
dikemukakan oleh Maslow terdiri dari kebutuhan
yang bersifat fisik, kebutuhan sosial, keamanan,
penghargaan dan aktualisasi diri. Dan kebutuhan
lanjut usia diantaranya adalah:30
29
Hurlock, Elizabeth B, Psikologi perkembangan: Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentan Kehidupan, (Jakarta: Erlangga, 1992), h. 380). 30
Ayu Diah, “Evaluasi Proses Pelaksanaan Program Elderly Day Care
Services Tahun 2012 di Panti Soisal Tresna Werdha Budhi Dharma Bekasi
Timur, “ (Tesis S2 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Indonesia,
2012), h. 20.
38
a. Kebutuhan biologis, merupakan kebutuhan yang
mutlak diperlukan oleh manusia untuk dapat
memperkuat daya tahan fisik seseorang sehingga
dapat mempertahankan hidupnya. Kebutuhan ini
mencakup : kebutuhan pelayanan kesehatan,
makanan yang bergizi, seksual atau intimasi,
pakaian dan tempat tinggal.
b. Kebutuhan Psikologis, merupakan kebutuhan
yang berkaitan dengan hal-hal yang bersifat psikis
(emosi, perasaan) antara lain berupa : kasih
sayang, menyayangi, mendapat tanggapan dari
orang lain, perasaan tentram, merasa berguna dan
memiliki jati serta status yang jelas.
c. Kebutuhan Sosial, merupakan kebutuhan yang
berkaitan dengan relasi dan interaksi dengan
sesama manusia antara lain berupa: berinteraksi
dengan keluarga lanjut usia, melakukan aktivitas
dengan teman sebaya, melakukan aktivitas
dengan masyarakat di lingkungannya, menjadi
anggota suatu organisasi, melaksanakan aktivitas
dibidang ekonomi, melakukan aktivitas dibidang
pendidika, kebutuhan informasi dan kebutuhan
rekreasi.
d. Kebutuhan Spiritual, merupakan kebutuhan
multidimensi yaitu mencakup dimensi eksistensial
dan dimensi agama. Dimensi eksistensial
berfokus pada tujuan dan arti kehidupan,
39
sedangkan dimensi agama lebih berfokus pada
hubungan seseorang dengan Tuhan Yang Maha
Kuasa. Spiritual sebagai konsep juga mengandung
dua dimensi yaitu dimensi vertikal sebagai bentuk
hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha
Kuasa yang menuntun kehidupan seseorang,
sedangkan dimensi horizontal adalah hubungan
dengan diri sendiri, hubungan dengan orang lain
dan hubungan dengan lingkungan. Kebutuhan ini
antara lain berupa: melaksanakan ibadah,
memperdalam keimanan, melaksanakan kegiatan
kerohanian, menerima keadaan dirinya, menerima
hakikat hidup dan puas akan kehidupannya dan
optimis terhadap masa depan.
D. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan di atas,
maka dapat dikemukakan kerangka berpikir dalam penelitian
ini:
Dukungan sosial tidak hanya berwujud dalam bentuk
dukungan moral saja, melainkan dukungan spritual dan
dukungan material. Tujuan pemberian dukungan ini adalah
untuk ikut meringankan beban bagi seorang atau sekelompok
orang yang menghadapi masalah yang dirasakan cukup berat.
Dukungan sosial sangat besar manfaatnya bagi seseorang
yang mengalami masalah, terutama dukungan sosial yang
berasal dari seorang yang mempunyai ikatan emosi sangat
40
mendalam, orang-orang terdekat, sahabat, orang yang sangat
dipercaya atau orang yang sangat dicintai. Dukungan yang
diberikan merupakan suatu dorongan untuk mengobarkan
semangat hidupnya, menyadarkan bahwa masih ada orang
lain yang peduli, merasa dirinya masih berharga dan berarti
bagi orang lain.
Dengan melihat dukungan sosial begitu besar
manfaatnya diharapkan dangan adanya dukungan sosial yang
tinggi akan menurunkan tingakat depresi pada lanjut usia dan
usia lanjut bisa hidup dengan bahagia sehingga lanjut usia
akan terhindar dari berbagai macam penyakit.
Terutama depresi yang di alami para lanjut usia. Bila
lanjut usia mengalami kesepian berkepanjangan akan rentan
terkena depresi. Dalam hal ini peran kelurga sangat di
butuhkan dalam membantu penyembuhan depresi, karena
dukungan kelurga baik dukungan emosional maupun
dukungan fisik akan banyak berarti bagi lanjut usia.
GAMBAR 1. BAGAN KERANGKA BERFIKIR
Dukungan sosial Depresi
41
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sample
tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistika,
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.1 Jadi dalam pendekatan penelitian ini
menghasilkan data berupa angka-angka dan kemudian
dianalisis dengan statistik.
Sedangkan desain yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian Inferensial. Statistik inferensial adalah
teknik statistik yang digunakan untuk menganalisi data
sampel dan hasilnya diberlakukan untuk pooulasi.2
B. Ruang Lingkup Penelitian
1. Subjek dan Objek Penelitian
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini yaitu para
lanjut usia di PSTW BUDI MULIA 3 MARGAGUNA
Jakarta Selatan. Sedangkan objek dalam penelitian ini
1 Sugiyono, metode Penelitian Kuantitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2011), h. 8. 2 Ibid., h. 148.
42
adalah “Pengaruh dukungan sosial terhadap tingkat
depresi pada lanjut usia”.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Mei 2018
sampai bulan Juni 2018. Adapun lokasi penelitian ini
dilakukan yaitu di PSTW Panti Sosial Tresna Werdha
Jakarta Selatan. Beralamatkan di Jalan Marga Guna
No.1, RT.11/RW.1, Gandaria Selatan, Cilandak, Kota
Jakarta Selatan, Jakarta 12420. Alasan memilih lokasi
didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut:
a. Tempat penelitian cukup strategis, mudah
dijangkau, dan hemat biaya.
b. Peneliti mudah mengakses data yang dibutuhkan.
c. Karena belum pernah diadakan penelitian yang
sama sebelumnya di Panti Sosial Tresna Werdha
(PSTW) Budi Mulia 3 Margaguna Jakarta Selatan.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum)
dari objek penelitian.3 Sedangkan menurut Sugiyono
mengartikan populasi sebagai wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
3 Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2014), h. 144.
43
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.4 Jadi
populasi dalam penelitian ini yaitu lanjut usia Panti
Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 3 Margaguna
yang ada di Kecamatan Cilandak.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristis yang
dimiliki oleh populasi tersebut.5 Dalam penelitian ini
teknik pengambilan semple yang digunakan yaitu
purposive sampling yaitu penarikan sample yang
ditetapkan berdasarkan karakteristik atas elemen
populasi dan target yang disesuaikan dengan tujuan
masalah penelitian.6 Atau teknik penetuan sample
dengan pertimbangan tertentu.7
Dalam untuk menentukan banyak sampel minimal yang
perlu diambil dalam melakukan penelitian dapat
digunakan rumus slovin yaitu sebagai berikut8:
N
n =
N.d² + 1
4 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D (Bandung:
Alfabeta, 2011), h. 80. 5 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, h. 81.
6 Masri Mansoer dan Elin Driana, Statistik Sosial, h. 35.
7 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, h. 85.
8 Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif:
Teori dan Aplikasinya (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006) h.137.
44
Keterangan:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
d2 = Presisi (perkiraan tingkat kesalahan)
Dengan jumlah lanjut usia di Panti Sosial Tresna
Werdha (PSTW) yang ada di kecamatan cilandak
sebanyak 110 orang. Maka berdasarkan rumus di atas,
jumlah sample yang diperoleh untuk penelitian ini
dengan nilai presisi yang ditetapkan sebesar 10%,
maka diperoleh jumlah sampel minimal adalah sebagai
berikut:
110
n = = 52,38
110 x (0,102) + 1
Maka jumlah sampel yang dibutuhkan adalah menjadi
52 orang. Sampel yang akan diambil dari populasi
menggunakan tekhnik purposive sampling, yaitu
penetapan responden untuk dijadikan sample
berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu.9 Sample
dipilih berdasarkan kriteria bahwa responden lanjut
usia masih mampu untuk diajak berkomunikasi.
9 Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk penelitian (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2014), h. 148.
45
D. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini terdapat dua jenis data yang
digunakan, yakni data primer dan data sekunder. Data
primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti
langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian
dilakukan. Sedangkan data skunder adalah data yang
diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan
pengolahannya.10
Data primer dalam penelitian ini berupa informasi yang
diperoleh dengan melakukan penelitian langsung, data ini
didapatkan dari interview, observasi lembaga dan
penyebaran angket atau kuesioner kepada para lanjut usia di
Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 3
Margaguna yang ada di Kecamatan Gandaria sehubungan
dengan informasi yang diperlukan untuk penelitian ini.
Adapun data skunder yang digunakan dalam penelitian
ini adalah riset Kepustakaan. Riset kepustakaan (Library
Research) adalah penelitian yang datanya diambil terutama
atau seluruhnya dari kepustakaan yaitu buku, dokumen,
artikel, jurnal, internet, dan lain sebagainya.
10
Ibad., h. 128.
46
E. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini akan dilihat hubungan variabel
terhadap objek yang akan diteliti. Dalam penelitian ini
terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel bebas (variable independent) adalah
variabel yang menjadi sebab atau berubah mempengaruhi
suatu variabel lain (variable dependent). Juga sering
disebut variabel bebas, prediktor, stimulus, eksogen atau
atencendent. Jadi variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi. Sedangkat variabel terikat (variable
dependet) merupakan variabel yang dipengaruhi atau
menjadi akibat karena adanya variabel lain (variable
independent). Variabel ini juga sering disebut variabel
terikat, variabel respons, dan variabel endogen.11
Adapun variabel yang akan dibahas dalam penelitian
ini mencakup dukungan sosial terhadap tingkat depresi
pada lanjut usia.
11
Syofian Siregar, Statistik Deskriptif untuk Penelitian, h.110.
47
Tabel 2. Variabel Penelitian
Variable Independet Variable Dependent
F. Definisi Konseptual Variabel penelitian
Definisi Konseptual adalah suatu definisi konstras yang
diberikan kepada suatu konstrak dengan menggunakan
konstrak yang lain. Definisi konseptual dari vaiabel-
variabel dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Dukungan sosial adalah kenyamanan, perhatian,
penghargaan, ataupun bantuan yang diterima individu
dari orang lain.12
2. Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang
ditandai dengan kemurungan dan kesedihan yang
mendalam dan berkelanjutan sehingga hilangnya
kegairahan hidup, tidak mengalami gangguan dalam
menilai realitas, kepribadian tetap utuh atau tidak
mengalami keretakan kepribadian, perillaku dapat
terganggu tetapi dalam batas-batas normal.13
12
Siregar, Statistik Deskriptif untuk Penelitian, h. 110. 13
Ratna Juwita, “Hubungan Keluarga Dengan Depresi Pada Lansia di UPTD
Rumah Sejahtera Geunaseh Sayang Ulee Kareng Banda Aceh Tahun 2013,”
(Karya tulis Ilmiah, D3 Kebidanan, Sekolah Tinggi Kesehatan U’BUDIYAH
Banda Aceh, 2013), h. 23.
DUKUNGAN SOSIAL
( Variabel X)
DEPRESI
( Variabel Y )
48
G. Definisi Oprasional Variabel Penelitian
Definisi oprasional adalah sebuah konsep yang
mempunyai variasi nilai yang diterapkan dalam suatu
penelitian dan sangat erat kaitannya dengan indikator.
Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bebas
dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah dukungan sosial sedangan variabel terikat dalam
penelitian ini adalah tingkat depresi sebagai berikut:
1. Dukungan sosial adalah skor yang didapat dari skala
dukungan sosial yang menggunakan 6 (enam)
komponen-komponen dalam dukungan sosial yaitu;
kerekatan emosional (emostional attachment),
integrasi sosial (social integration), penghargaan atau
pengekuan (reassurance of worth), hubungan yang
dapat diandalkan (reliable alliance), saran atau
informasi (guidance), kemungkinan membantu
(Opportunity for naturance).
2. Depresi adalah skor yang didapatkan dari skala
depresi yang menggunakan domain depresi
berdasarkan penghitungan jumlah yang dipergunakan
adalah Geriatric Depression Scale (GDS) yang
merupakan suatu masa terganggunya fungsi manusia
yang berkaitan dengan alam perasaan sedih dan gejala
penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan
nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia,
kelelahan, rasa putus asa dan tak berdaya.
49
Tabel 3. Definisi Operasional dan Indikator Penelitian
Operasional Variabel Dukungan sosial (X)
Variabel Definisi Operasional Indikator
Dukungan
Sosial
(Variabel X)
1.Kerekatan emosional:
Dukungan ini memungkinkan
seseorang untuk memperoleh
kerekatan emosional sehingga
menimbulkan rasa aman bagi
yang menerimanya.
2.Integrasi sosial:
Dukungan untuk memperoleh
perasaan memiliki di dalam
kelompok yang memungkinkan
untuk membagi minat dan
perhatian serta melakukan
kegiatan secara bersama-sama.
3.Penghargaan dan pengakuan:
Mendapat pengakuan atas
kemampuan dan keahlian yang
dimiliki serta mendapat
penghargaan dari orang lain.
4.Hubungan yang dapat
diandalkan:
Jaminan bahwa ada orang yang
dapat diandalkan bentuannya
ketika individu membutuhkan
bantuan tersebut.
5.Saran atau informasi:
Mendapat saran/informasi dan
nasihat yang dibutukan dalam
memenuhi kebutuhan dan
mengatasi permasalahan yang
dihadapi.
6.Kemungkinan membantu:
Perasaan dibutuhkan orang lain.
1.Kerekatan emosional
a. Merasakan kedekatan
emosional
b. Merasa aman
Integrasi sosial
a. Ikut serta dalam
aktifitas kelompok
b. Melakukan aktifitas
bersama
3. Penghargaan atau
pengakuan
a. Mendapatkan
pengakuan atas keahlian
dan kemampuan
b. Mendapat
penghargaan atas
kemampuan dan
keahlian
4. Hubungan yang dapat
diandalkan
a. Hubungan yang dapat
diandalkan
5. Saran atau informasi
a. Mendapat
saran/nasihat dari orang
lain
6. Kemungkinan
membantu
a. perasaan dibutuhkan
orang lain.
50
Tabel 4. Definisi Operasional dan Indikator Penelitian
Operasional Variabel Depresi (Y)
Variabel Definisi Operasional Indikator
Depresi (Variabel Y)
Depresi merupakan suatu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan sedih dan gejala penyertanya (Sadock, 2007). Gangguan depresi mayor biasanya mencakup (mood) sedih atau kurangnya minat dalam aktifitas kehidupan selama dua minggu atau lebih disertai minimal empat gejala lain, seperti anhedonia dan perubahan berat badan, tidur, energi, konsentrasi, pembuatan keputusan, harga diri, dan tujuan (Videbeck,2013).
Geriatric Depresi Scale (GDS) alam perasaan sedih perubahan pada pola tidur konsentrasi anhedonia kelelahan rasa putus asa tak berdaya pembuatan keputusan energi
51
Tabel 5. Blue Print Skala Dukungan social (validasi
instrument)
No
Dimensi
Item
Jumlah Favora
ble
Un
Favorabl
e
1. Kerekatan
emosional (X1)
1.Merasakan
kedekatan
emosional
2. merasa aman
1
-
2
1
1
2 DiIntegrasi
Sosial
(X2)
1.Melakukan
aktivitas bersama
- 3 1
3 Penghargaan
/Pengakuan
(X3)
1.Mendapat
pengakuan atas
keahlian dan
kemampuan
2. Mendapat
penghargaan atas
kemampuan dan
keahlian
4, 5
6
-
-
2
1
4 Hubungan
yang dapat
diandalkan
(X4)
Hubungan yang
dapat diandalkan
7,8 - 2
5 Saran atau
nasihat (X5)
Mendapatkan
saran/ nasihat dan
informasi dari
orang lain
- 9 1
6 Kemungkinan
membantu
Perasaan
dibutuhkan orang
lain
11,12 10 3
Jumlah
12
52
Tabel 6. Blue Print Skala Tingkat Depresi (validasi
instrument)
No
Dimensi
Y
Item
Jumlah Favorable
(+)
Un Favorable (-)
1. Alam perasaan
sedih
- 2,18,20 3
2 Konsentrasi - 5,11,21 3
3 Anhedonia
(tidak tertarik
pada kontak
sosial)
- 9,16,22 3
4 Kelelahan - 4 1
5 Rasa putus asa - 7,8,10,12,13,14,17 7
6 Tak berdaya - 3,19 2
7 Pembuatan
keputusan
1,6 - 2
8 Energi 15 - 1
Jumlah
22
53
H. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap masalah penelitian, sampai terbukti melalui data
yang terkumpul.14
Terdapat dua jenis hipotesis yaitu
hipotesis alternative (Hₐ) yang menyatakan adanya
hubungan antar variabel X dan Y. Dan Hipotesis nol (Ho)
yang menyatakan tidak adanya pengaruh variabel X
terhadap variabel Y.15
Hipotesis dapat dirumuskan
pertanyaan sebagai berikut:
Hₒ:ᵦ = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara dukungan sosial terhadap tingkat depresi pada
lanjut usia.
Hₐ:ᵦ ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara
dukungan terhadap tingkat depresi pada lanjut usia.
I. Uji Instrumen
1. Uji Validitas Data
Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur sah atau
valid tidaknya suatu kuesioner. Instrumen yang valid
berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
data itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur.16
14
Suharsimin Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekataan Praktik,
Cet.Ke-14 (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 110. 15
Ibid., h. 112-113. 16
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung:
Alfabeta, 2011), h. 121.
54
Uji validitas ini dapat dilakukan dengan menghitung
korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor
total menggunakan rumus teknik korelasi product
moment. Rumusnya adalah :
r = N (∑ XY) – (∑ X ∑ Y)
√[N ∑ X² - (∑ X)2
] [N ∑ Y2
– (∑ Y)2]
Keterangan :
r = koefisien korelasi
X = skor variable (jawaban responden)
Y = skor total variable untuk responden
N = banyaknya sampel dalam penelitian
Dalam pengambilan keputusan :
a. Jika r hitung positif serta r hitung > r table, maka
butir atau variabel tersebut valid.
b. Jika r hitung tidak positif serta r hitung < r table,
maka butir atau variabel tersebut tidak valid.
c. Jika r hitung > r table, tapi bertanda negatif, maka
butir atau variabel tersebut tidak valid.
55
2. Uji Reabilitas Data
Uji Reliabilitas merupakan pengujian yang menunjukan
sejauh mana alat ukur dipercaya atau dapat diandalkan.
Instrument dikatakan reliable apabila terdapat kesamaan
data dalam waktu yang berbeda. Suatu kuesioner dikatakan
reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pertanyaan adalah konsisten meskipun diuji berkali-kali.
Jika hasil dari cronbach alpha > 0,60 maka data tersebut
mempunyai reabilitas kurang baik, sedangkan cronbach
alpha > 0,7 dapat diterima, dan cronbach alpha > 0,8 adalah
baik.17
J. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke
dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan
diinterprestasikan. Dalam menganalisis data ini, peneliti
menggunakan metode analisis kuantitatif guna mengetahui
pengaruh dukungan sosial terhadap tingkat depresi pada
lanjut usia dilakukan dengan skala likert. Skala likert adalah
skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang tentang suatu objek atau
fenomena tertentu. Berikut table untuk skor skala likert: 18
17
Duwi Prayitno, 5 Jam Belajar Olahan Data dengan SPSS 17 (Yogyakarta:
CV. Andi offset, 2009) h.172. 18
Syofian Siregar, Statistik Deskriptif untuk Penelitian, h.138.
56
Tabel 7. Skala Likert
Kemudian data yang diperoleh dengan menggunakan
kuesioner, dimana hasil analisisnya dipresentasikan di
dalam table analisis berdasarkan variabel dukungan sosial
terhadap tingkat depresi pada lanjut usia di Panti Sosial
Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 3 Margaguna Jakarta
Selatan dapat dianalisis dengan cara sebagai berikut:
1. Uji Koefisien Korelasi
Uji koefisien korelasi digunakan untuk membandingkan
hasil pengukuran dua variabel yang berbeda agar dapat
menentukan tingkat hubungan variabel-variabel tersebut.19
Perumusan masalah untuk regresi linier sederhana (X,Y),
yaitu adakah hubungan yang signifikan antara variabel X
dengan variabel Y.
Sebelum mengetahui seberapa besar koefisien determinasi
perlu menghitung koefisiennya terlebih dahulu dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:20
19
Arikunto, Prosedur penelitian, h. 313. 20
Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, h.228.
No Alternatif Jawaban Positif Negatif
1 Sangat Setuju 4 1
2 Setuju 3 2
3 Tidak Setuju 2 3
4 Sangat Tidak Setuju 1 4
57
r = N (∑ XY) – (∑ X ∑ Y)
√[N ∑ X² - (∑ X)2
] [N ∑ Y2
– (∑ Y)2]
Keterangan:
rxy =Korelasi antara variabel X dengan variabel Y
x = (x1-x2) selisih nilai X dengan rata-rata variable X
y = (y1-y2) selisih nilai Y dengan rata-rata variabel Y
Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien
korelasi yang ditentukan tersebut besar atau kecil, maka
dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada tabel
sebagai berikut:21
Tabel 8. Interprestasi Terhadap Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199
0,20 - 0,399
0,40 – 0,599
0,60 - 0,799
0,899 – 1,000
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
21
Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, h.229.
58
2. Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar kemampuan variabel independen
menjelaskan variabel dependen. Dalam output SPSS,
koefisien determinasi terletak pada model summary dan
tertulis R square.
Nilai R square diketahui baik diatas 0,5 karena R square
berkisar antara 0-1. Pada umumnya sampel dengan data
deret waktu (time series) memilih R square maupun adjust
R square dikatakan cukup tinggi dengan nilai diatas 0,5.22
3. Uji F-test (Simultan)
Pengujian serentak digunakan untuk mengetahui apakah
secara simultan (bersama-sama) koefisien regresi variabel
bebas mempunyai pengaruh nyata atau tidak terhadap
variabel tergantung.23
Adapun nilai taraf signifikansi
sebesar a= 0,01 sampai dengan 0,5.
Untuk melakukan uji hipotesis, maka ada beberapa
ketentuan yang perlu diperhatikan, seperti berikut ini:
Hₒ:ᵦ = 0 Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan
antara dukungan sosial terhadap tingkat depresi pada lanjut
usia.
Hₐ:ᵦ ≠ 0 Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara
dukungan sosial terhadap tingkat depresi pada lanjut usia.
22
Singgih Sentosa, SPSS: Mengelola Data Statistik Secara Profesional, h.50-
51. 23
HM. Sonny Sumarsono, Metode Riset Sumber Daya Manusia (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2004), h.225.
59
Jika sig F > 0,05 maka artinya tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
Jika sig F < 0,05 artinya terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel bebas terhadap variable terikat.
4. Uji Regresi Linear Berganda
Untuk menguji hipotesis penelitian mengenai hubungan
dukungan sosial terhadap tingkat depresi pada lanjut usia,
maka peneliti mengolah data yang didapat dengan
menggunakan analisis regresi linear berganda (multiple
linear regression), rumus regresi linear berganda adalah:24
Keterangan:
Y = Variabel Dependen (Depresi)
a = Harga konstan
b1 = Koefisiensi regresi parsal ukuran Kerekatan emosional
b2 = Koefisiensi regresi parsal ukuran Integrasi sosial
b3 = Koefisiensi regresi parsal ukuran Penghargaan atau
pengakuan
b4 = Koefisiensi regresi parsal ukuran Hubungan yang
dapat diandalkan
24
Pangestu Subagyo dan Djarwanto Ps, Statistika Induktif (Yogyakarta:
BPFE-Yogyakarta, 2005), Ed. 5, h.270.
Y = a+ b1X1+b2X2+b3X3+b4X4 b5X5
b6X6
60
b5 = Koefisiensi regresi parsal ukuran Saran atau Informasi
b6 = Koefisiensi regresi parsal ukuran Kemungkinan
Membantu
5. Uji T-tes (Persial)
T-tes bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh
masing-masing variabel independen secara individual
(parsial) terhadap variabel dependen. Adapun nilai-nilai
taraf signifikansinya sebesar α = 5% .
Terdapat dua jenis hipotesis yaitu hipotesis alternatif (Hₐ)
yang menyatakan adanya hubungan antar variabel X dan Y.
Dan Hipotesis nol (Hₒ) yang menyatakan tidak adanya
pengaruh variabel X terhadap variabel Y.25
Hipotesis dapat
dirumuskan pertanyaan sebagai berikut:
Hₒ:ᵦ = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
dukungan sosial terhadap tingkat depresi pada lanjut usia.
Hₐ:ᵦ ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara
dukungan sosial terhadap tingkat depresi pada lanjut usia.
25
Suharsimin Artkunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
Cet.Ke-14 (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 110.
61
6. Uji Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi linear sederhana dipakai untuk menganalisa
hubungan linear antara satu variabel independen dengan
satu varaiabel dependen.26
Maka persamaan analisis
regresinya ialah:
Y = a + bX
26
Duwi Priyatno, 5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 17 h.172
62
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. TEMUAN
1. Profil Lembaga dan Sejarah
Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3 merupakan
Unit Pelaksana Teknis Bidang Kesejahteraan Sosial
Lanjut Usia Dinas Sosial DKI Jakarta. Sebagai lembaga
pelayanan masyarakat, PSTW budi mulia 3 adalah
lembaga pemerintah yang memeberikan pelayanan
kepada masyarakat, khususnya lanjut usia yang tidak
mampu/kurang beruntung dengan sumber dana APBD
Provinsi DKI Jakarta.
Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3 berdiri pada
tahun 1965 dengan nama PSTW Budi Mulia Jakarta
Timur yang berlokasi di keluarahan Ceger. Karena
pembangunan TMII maka di pindahkan ke Kelurahan
Dukuh Kecamatan Kramat Jati dengan luas lahan
23000M2 dengan system pelayanan cottage.
Karena lokasi kelurahan Dukuh ini terletak pada dataran
rendah dan sering dilanda banjir luapan kali
Krukut/banjir kiriman dari Bogor, maka pada tahun 2002
PSTW Budi Mulia di pindahkan ke Jl. Margaguna Radio
Dalam Jakarta Selatan dengan nama Panti Sosial Tresna
Werdha Budi Mulia.
63
2. Landasan Hukum
a. Undang-undang Republik Indonesia No.11 Tahun 2009
Tentang Kesejahteraan Sosial.
b. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 104 Tahun
2009 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Sosial.
c. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 76 Tahun
2010 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia.
d. Keputusan Kepala Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta
No. 33 Tahun 2009 Tentang Petunjuk Pelaksanaa
Pelayan dan Rehabilitasi Sosial Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial di Provinsi DKI Jakarta.
3. Visi dan Misi
VISI. Penyandang masalah Kesejahteraan Sosial khususnya
lanjut usia terlantar di DKI Jakarta terentas dalam
kehidupan yang layak dan berguna.
MISI
a. Mencegah, mengurangi tumbuh kembang dan meluasnya
masalah kesejahteraan sosial lanjut usia terlantar.
b. Mengentaskan penyandang masalah kesejahteraan sosial
lanjut usia terlantar dalam kehidupan yang layak.
c. Pembinaan dan meningkatkan peran serta masyarakat
dalam melaksanakan usaha kesejahteraan sosial.
d. Meningkatkan kualitas pelayanan lanjut usia terlantar
yang meliputi kesejahteraan fisik, sosial, mental, dan
agama.
64
4. Tugas Pokok
Tugas pokok Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3
Margaguna adalah memberikan pelayanan dan perawatan
jasmani dan rohani kepada para lanjut usia terlantar agar
dapat hidup secara wajar.
5. Tujuan
Terpenuhinya kebutuhan hidup bagi lanjut usia yang
disantuni seperti kebutuhan jasmani, rohani dan sosial
dengan baik sehingga mereka dapat menikmati hari tuanya
dengan diliputi ketentraman lahir dan batin.
65
Gambar 2. Proses Pelayanan
Pendataan
Masyarakat
Sasaran : 1. Lanjut usia 60 tahun keatas
yang:
a. Tidak ada / tidak diketahui oleh
keluarganya ataupun tidak diurus
nyata-nyata oleh keluarganya
sehingga terlantar.
b. Lanjut usia yang tidak ingin tinggal
di lingkungan keluarganya
melainkan ingin disantuni di panti.
2. Keluarga terutama yang tidak
dapat kenyantuni lanjut usia.
3. Masyarakat terutama yang
mampu dan mau berpatisipasi
dalam pembinaan kesejateraan
sosial lanjut usia.
Penerimaan
Layanan
Proses Pelayanan Dalam
Panti
1. Penerimaan
a. Pendekatan awal
b. Regristrasi
c. Penempatan pada
program pelayanan
2. Bimbingan
a. Bimbingan Fisik, Mental
dan Sosial
b. Bimbingan
Keterampilan
c. Penelaahan dan
pengungkapan
Resosialisasi
1. Bimbingan kesiapan
peran serta masyarakat
2. Bimbingan sosial hidup
bermasyarakat
3. Pembinaan lanjut
4. Terminasi / Penyaluran
Hasil yang diharapkan
1.Terpenuhuinya kebutuhan jasmani,
rohani dan social lanjut usia sehingga
mereka dapat menikmati hari tuanya
dengan diliputi ketentraman lahir dan
batin.
2.Terlestarikannya dan
dikembangkannya nilai social budaya
bangsa berkenaan dengan masalah
lanjut usia dalam memenuhi
kebutuhan lanjut usia.
3. a. Meningkatnya jumlah anggota
masyarakat yang mau dan mampu
menyantuni lanjut usia dalam
keluarga.
b. meningkatnya dan melembaganya
peran serta masyarakat dalam
pembinaan kesejahteraan lanjut usia.
66
Gambar 3. BAGAN SUSUNAN ORGANISASI
PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI MULIA 3
MARGAGUNA JAKARTA SELATAN
Sumber : Brosur Panti Sosial Tresna Werdha 3, Thn 2016
KEPALA PANTI
SUB. BAGIAN
TATA USAHA
SATUAN
PELAKSANA
PELAYANAAN
SOSIAL
SATUAN PELAKSANA
PEMBINAAN SOSIAL
SUB KELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL
PEKERJA SOSIAL
67
B. HASIL PENELITIAN
1. Pengolahan Uji Instrumen
Untuk mendapatkan data primer dilakukan penyebaran
kuesioner kepada para lansia di Panti Sosial Tresna
Werdha (PSTW) yang berada di Jakarta Selatan
sebanyak 52 responden, penulis memberikan 34 butir
pertanyaan untuk menguji validitas dan reabilitas dari
sebuah pertanyaan yang diajukan. Analisis dilakukan
dengan menggunakan software SPSS 22.0 for windows
release.
2. Rekapitulasi Validitas dan Reabilitas Instrumen
A. Validitas Variabel X dan Variabel Y.
Untuk mengetahui validitas instrument, dari
masing-masing pernyataan, maka penulis akan
memaparkannya pada tabel 9 dan 10.
Tabel 9. Uji ValiditasVariabel X
NO Pernyataan r hitung r table Hasil
Instrumen
1 Berkumpul
bersama keluarga
membuat saya
lebih tenang
0.408 0.266 Valid
2 Tidak ada
seorangpun yang
dapat saya
percaya, sehingga
merasa tidak aman
jika berada dengan
orang lain.
0.527 0.266 Valid
68
3 Saya lebih senang
berada di
rumah,karena
tidak ada yang
mengganggu.
0.335 0.266 Valid
4 Karena
pengalaman yang
saya miliki,
sehingga orang-
orang di sekitar
sering meminta
nasihat/saran.
0.291 0.266 Valid
5 Saya adalah
sesepuh yang
disegani di
masyarakat.
0.519 0.266 Valid
6 Saya merasa
dihormati oleh
keluarga/orang-
orang disekitar.
0.560 0.266 Valid
7 Ketika saya sakit,
maka yang
membantu.
0.346 0.266 Valid
8 Tetangga saya
adalah oaring yang
baik, karena sering
membantu.
(bantuan
jasa/barang)
0.287 0.266 Valid
9 Terkadang
masalah yang saya
hadapi tidak
terpecahkan,
karena tidak ada
yang membantu.
0.457 0.266 Valid
10 Keluarga/orang-
orang sekitar tidak
mengharapkan keberadaan saya.
0.537 0.266 Valid
69
11 Ketika saya keluar
rumah terlalu
lama, maka
keluarga akan
mencari.
0.287 0.266 Valid
12 Tenaga saya masih
dibutuhkan oleh
orang lain.
0.358 0.266 Valid
Berdasarkan data yang tertera pada tabel 9, dapat diketahui
bahwa nilai koefisien korelasi untuk uji validitas instrumen
variabel dukungan sosial (X) antara skor item dengan skor
total kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel. r tabel
dicari pada signifikan 0,05 dengan jumlah data (n) = 52,
maka didapat r tabel sebesar 0,266 (lihat pada tabel r). Bila
korelasi < 0,266 = tidak valid (invalid), jika hasil korelasi >
0,266 = valid. Hasilnya diperoleh bahwa sebanyak 12 butir
item pernyataan dikatakan valid.
Tabel 10. Uji Validitas Variabel Y
NO Pernyataan r
hitung
r table Hasil
Instrumen
1 Saya merasa puas dengan
kehidupan yang dijalani.
0.302 0.266 Valid
2 Saya banyak
meninggalkan
kesenangan/minat dan
aktifitas.
0635 0.266 Valid
3 Saya merasa kehidupan
yang hampa.
0.303 0.266 Valid
4 Saya sering merasa bosen. 0.301 0.266 Valid
5 Saya diganggu oleh
pikiran-pikiran yang tidak
dapat diungkapkan.
0.812 0.266 Valid
70
6 Saya merasa bahagia
disebagaian besar waktu.
0.816 0.266 Valid
7 Merasa takut sesuatu akan
terjadi pada saya.
0.294 0.266 Valid
8 Saya sering merasa gelisah
dan gugup
0.774 0.266 Valid
9 Saya memilih tinggal
dikamar dari pada pergi
melakukan sesuatu yang
bermanfaat di panti.
0.433 0.266 Valid
10 Saya sering kali merasa
khawatir akan masa depan
0.411 0.266 Valid
11 Saya merasa mempunyai
lebih banyak masalah
dengan daya ingat
dibandingkan orang lain.
0.814 0.266 Valid
12 Saya sering kali merasa
merana.
0.920 0.266 Valid
13 Saya merasa kurang
bahagia.
0.782 0.266 Valid
14 Saya sangat khawatir
terhadap masa lalu.
0.776 0.266 Valid
15 Saya merasa hidup ini
sangat menggairahkan.
0.393 0.266 Valid
16 Saya merasa berat untuk
memulai sesuatu yang
baru.
0.321 0.266 Valid
17 Berfikir bahwa keadaan
saya tidak ada harapan.
0.819 0.266 Valid
18 Berfikir bahwa banyak
orang yang lebih baik
daripada saya.
0.827 0.266 Valid
19 Saya sering kali merasa
menjadi kesal dengan hal
yang sepele.
0.807 0.266 Valid
20 Saya sering kali merasa
ingin menangis.
0.855 0.266 Valid
21 Saya merasa sulit untuk
berkonsentrasi.
0.887 0.266 Valid
71
22 Saya memilih menghindar
dari perkumpulan sosial.
0.526 0.266 Valid
Berdasarkan data yang tertera pada tabel 10, dapat
diketahui bahwa nilai koefisien korelasi untuk uji validitas
instrumen variabel tingkat depresi (Y) Berdasarkan data
yang tertera pada tabel 10, dapat diketahui bahwa nilai
koefisien korelasi untuk uji validitas instrumen variabel
dukungan sosial (X) antara skor item dengan skor total
kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel. r tabel dicari
pada signifikan 0,05 dengan jumlah data (n) = 52, maka
didapat r tabel sebesar 0,266 (lihat pada tabel r). Bila
korelasi < 0,266 = tidak valid (invalid), jika hasil korelasi >
0,266 = valid. Hasilnya diperoleh bahwa sebanyak 22 butir
item pernyataan dikatakan valid.
72
B. Uji Realibilitas
Melalui perhitungan dengan menggunakan bantuan
softwere SPSS 22 for windows release, nilai
koefisien reabilitas Cronbach’s Alpha sebagai
berikut: (data selengkapnya terlampir).
Tabel 11. Hasil Uji Koefisien Reabilitas
Cronb
ach
Alpha > 0,8 adalah dapat diterima. Artinya data instrumen
variabel dukungan sosial (X) dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat ukur pengumpulan data atau
mengukur objek yang sudah di tetapkan karena instrumen
tersebut dapat diterima. Cronbach Alpha > 0,9 adalah baik.
Reliability Statistics
Cronb
ach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items
N of
Item
s
,822 ,805 12
Case Processing
Summary
N %
Cas
es
Valid 52 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 52 100,0
a. Listwise deletion based
on all variables in the
procedure.
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 52 100,0
Exclud
eda
0 ,0
Total 52 100,0
a. Listwise deletion based on
all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbac
h's Alpha
Cronbach's
Alpha
Based on
Standardize
d Items
N of
Items
,921 ,932 22
73
Artinya data instrumen variabel depresi (Y) dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat ukur pengumpulan data atau
mengukur objek yang sudah ditetapkan karena instrumen
tersebut dapat tergolong baik.
C. Hasil dan Pembahasan
1. Deskripsi Data Responden Penelitian
Berdasarkan kelamin responden dalam
penelitian ini dapat digambarkan dalam tabel
berikut:
Tabel 12. Kelamin Responden
No Jenis Kelamin Frekuensi Presentase
1 Laki-laki 5 7,8%
2 Permpuan 47 92,2%
Total 52 100%
Dari 52 responden yang diteliti berdasarkan jenis kelamin
pada penelitian ini diketahui terdapat 5 responden laki-laki
dengan presentasi 7,8% dan jumalah responden perempuan
sebanyak 47 responden dengan 92,2%. Berdasarkan jumlah
responden tersebut diketahui bahwa jumlah responden
perempuan lebih banyak dibandingkan dengan responden
laki-laki. Hal itu dikarenakan jumlah lanjut usia yang
berjenis kelamin laki-laki yang ada di sekitar PSTW adalah
mereka yg memiliki krteria lanjut usia yang tidak mampu.
74
2. Gambar subjek berdasarkan usia
Tabel 13. Usia Responden
NO Usia Frekuensi Presentase
1 60-70 22 42,4%
2 71-80 30 57,6%
Total 52 100%
Dari 52 yang di teliti berdasarkan hasil usia pada
penelitian ini diketahui terdapat 22 responden usia antar
60-70 dengan presentase 42,4% dan terdapat 30
respenden usia 71-80 dengan presentase 57,6%.
Data responden berdasarkan usia tersebut ditentukan
berdasarkan kriteria bahwa lansia tersebut masih mampu
untuk diajak berkomunikasi dalam menjawab
pertanyaan- yang diajukan penelitian. Banyak lansia
yang berusia lebih dari 65 tahun namun mereka masih
mampu untuk diajak berkomunikasi.
75
D. Analisis Data Penelitian
1. Uji Koefisien Korelasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah dengan
menggunakan bantuan software SPSS 22 for windows
release, maka di dapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 14. Hasil Uji Koefisien Korelasi
Correlations
Dukungan
Sosial Depresi
Dukungan
Sosial
Pearson
Correlation 1 ,347
*
Sig. (2-tailed) ,012
N 52 52
Depresi Pearson
Correlation ,347
* 1
Sig. (2-tailed) ,012
N 52 52
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Pada tabel 14, diperoleh hasil bahwa, korelasi antara
variabel dukungan sosial (X) dengan variabel depresi
(Y) adalah memiliki nilai 0,347 yang dapat
dikatagorikan memiliki hubungan yang rendah,
terdapat pada tabel berikut:
76
Tabel 15. Interprestasi Terhadap Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199
0,20 - 0,399
0,40 – 0,599
0,60 - 0,799
0,899 – 1,000
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
2. Uji Koefisien Determinasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah dengan
menggunakan bantuan software SPSS 22 for windows
release, maka didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 16. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 ,347a ,120 ,103 7,22539 ,814
a. Predictors: (Constant), X
b. Dependent Variable: Y
Tabel 16, menunjukan bahwa nilai koefisien determinasi R²
(R Square) sebesar 0,120 yang dipengaruhi oleh variabel