Jurnal Ilmu Keperawatan (2020) 8:1 ISSN: 2338-6371, e-ISSN 2550-018X Pengaruh Diabetes Self-Management Education (DSME) Terhadap Perawatan Diri Pasien Luka Diabetes Melitus The Effect of Diabetes Self-Management Education (DSME) on Self-Care among Patients with Diabetes Mellitus Wound Dewi Qurniawati 1 , Ajeng Fatikasari 1 , Juniatulo Tafonao 1 , Elis Anggeria 2 1 Fakultas Keperawatan Dan Kebidanan Universitas Prima Indonesia 2 Magister Keperawatan Universitas Sumatera Utara Abstrak Penderita diabetes berisiko mengalami masalah kesehatan salah satunya aktivitas perawatan diri. Pemberian edukasi bertujuan untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan kemampuan pasien dalam melakukan perawatan diri sehingga masalah kesehatan teratasi. Penelitian menggunakan desain quasi-experimental melalui one grup pre-test dan post-test design. Jumlah populasi sebanyak 25 orang, teknik sampling jenuh, dan sampel sebanyak 25 orang. Hasil penelitian berdasarkan pengaruh intervensi edukasi yang diberikan terhadap perawatan diri pasien luka diabetes melitus menunjukkan nilai sig (2-tailed) 0,00, yang berarti adanya pengaruh perawatan diri pasien luka diabetes melitus setelah diberikan Diabetes Self-Management Education (DSME). Kata Kunci: Diabetes melitus, Self Management Education, Perawatan Diri Abstract Diabetics are at risk of experiencing health problems, one of which is self-care activities. Providing education aims to increase knowledge and improve the patient's ability to perform self-care so that health problems are resolved. This study used a design quasi-experimental through one group pre-test and post-test design. The total population is 25 people, the technique sampling is saturated, and the sample is 25 people. The results of the study based on the effect of educational interventions given on self-care for patients with diabetes mellitus showed a sig (2-tailed) value of 0.00, which means that there is an effect of self-care for patients with diabetes mellitus after being given Diabetes Self-Management Education (DSME). Keywords: Diabetes Melitus, Self Management Education, Self Care Korespondensi: * Dewi Qurniawati, Fakultas Keperawatan Dan Kebidanan, Universitas Prima Indonesia, Medan. Email : [email protected]
12
Embed
Pengaruh Diabetes Self-Management Education (DSME ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Jurnal Ilmu Keperawatan (2020) 8:1 ISSN: 2338-6371, e-ISSN 2550-018X
Pengaruh Diabetes Self-Management Education (DSME) Terhadap Perawatan Diri Pasien Luka Diabetes Melitus The Effect of Diabetes Self-Management Education (DSME) on Self-Care among Patients with Diabetes Mellitus Wound Dewi Qurniawati1, Ajeng Fatikasari1, Juniatulo Tafonao1 , Elis Anggeria2
1Fakultas Keperawatan Dan Kebidanan Universitas Prima Indonesia 2Magister Keperawatan Universitas Sumatera Utara Abstrak Penderita diabetes berisiko mengalami masalah kesehatan salah satunya aktivitas perawatan diri. Pemberian edukasi
bertujuan untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan kemampuan pasien dalam melakukan perawatan diri
sehingga masalah kesehatan teratasi. Penelitian menggunakan desain quasi-experimental melalui one grup pre-test dan
post-test design. Jumlah populasi sebanyak 25 orang, teknik sampling jenuh, dan sampel sebanyak 25 orang. Hasil
penelitian berdasarkan pengaruh intervensi edukasi yang diberikan terhadap perawatan diri pasien luka diabetes melitus
menunjukkan nilai sig (2-tailed) 0,00, yang berarti adanya pengaruh perawatan diri pasien luka diabetes melitus setelah
diberikan Diabetes Self-Management Education (DSME).
Kata Kunci: Diabetes melitus, Self Management Education, Perawatan Diri
Abstract Diabetics are at risk of experiencing health problems, one of which is self-care activities. Providing education aims to
increase knowledge and improve the patient's ability to perform self-care so that health problems are resolved. This study
used a design quasi-experimental through one group pre-test and post-test design. The total population is 25 people, the
technique sampling is saturated, and the sample is 25 people. The results of the study based on the effect of educational
interventions given on self-care for patients with diabetes mellitus showed a sig (2-tailed) value of 0.00, which means that
there is an effect of self-care for patients with diabetes mellitus after being given Diabetes Self-Management Education
(DSME).
Keywords: Diabetes Melitus, Self Management Education, Self Care
Korespondensi:
* Dewi Qurniawati, Fakultas Keperawatan Dan Kebidanan, Universitas Prima Indonesia,
Qurniawati, Fatikasari, Tafonao , Anggeria/ Jurnal Ilmu Keperawatan (2020) 8:1
11
Latar Belakang
Diabetes melitus dikenal dengan
penyakit kencing manis dan tergolong
penyakit tidak menular yang didapati tanda
dengan terjadinya kenaikan pada kadar gula
dalam darah (Irianto, 2014). Diabetes melitus
dapat terjadi karena adanya kekurangan
insulin yang absolut atau relatif dan
menyebabkan gangguan pada fungsi kerja
insulin (Decroli, 2019). Gula darah yang
meningkat konsisten akan menimbulkan
kondisi serius yang menyebabkan kerusakan
sistem saraf. Pasien diabetes memiliki resiko
lebih tinggi mengalami masalah kesehatan
(International Diabetes Federation [IDF],
2015). Masalah tersebut dapat berdampak
pada produktifitas dan sumber daya manusia
yang menurun (Decroli, 2019).
Berdasarkan hasil data dari Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) bahwa penderita
diabetes dengan usia ≥ 18 tahun pada tahun
2014 sebanyak 422 juta. Peningkatan jumlah
mayoritas berasal dari Asia Tenggara dan
Pasifik Barat, dan meliputi sebagian kasus
diabetes di dunia. Terjadi peningkatan secara
signifikan pada tahun 1980 dan 2014
terhadap penderita diabetes di seluruh dunia
dari 108 juta menjadi 422 juta (Kementerian
Kesehatan RI, 2018). ‘
Prevalensi pasien diabetes tahun
2013 yang terjadi di Indonesia dengan usia ≥
15 tahun mengalami penurunan dengan
capaian 1,5% tidak sebanding dengan
prevalensi tahun 2018 usia ≥ 15 tahun
mengalami kenaikan menjadi 2,0%. Selain itu,
jumlah penderita lebih dominan menyerang
wanita (1,8 %) dibandingkan pria (1,2 %) di
Indonesia (Riset Kesehatan Dasar [Riskesdas],
2018).
Diabetes melitus memerlukan
penanganan secara klinis dengan prosedur
yang tepat untuk mengurangi risiko multi
faktorial hiperglikemia. Pendidikan yang
mendukung manajemen diri pasien sangat
diperlukan. Proses ini untuk mengatur
kebutuhan atau kemampuan individu dalam
memantau timbulnya gejala lain. (American
Diabetes Association [ADA], 2015). Gejala
umum pada pasien diabetes melitus selalu
merasa lemas, mudah lelah, kekurangan
energi, dan ketahanan tubuh berkurang saat
beraktivitas. Komplikasi dapat disebabkan
oleh penurunan kadar gula dengan rentang
waktu yang singkat.
Dalam teori self-care, Orem
mengemukakan self-care merupakan
aktivitas atau kegiatan perawatan diri
individu dalam menjaga kesehatan secara
mandiri (Hidayat, 2017). Perawatan diri suatu
tindakan menjaga kesehatan fisik dan
mental, kebutuhan sosial dan psikologis, dan
mencegah penyakit (Skill For Care [SFC],
2015). Kemampuan individu meningkatkan
kesehatan tanpa dukungan dari penyedia
Qurniawati, Fatikasari, Tafonao , Anggeria/ Jurnal Ilmu Keperawatan (2020) 8:1
12
layanan kesehatan (World Health
Organization [WHO], 2013).
Berdasarkan hasil penelitian menurut
Farida (2018) menyatakan bahwa terdapat
peningkatan manajemen keperawatan diri
pasien yang didukung oleh keluarga.
Menurut Chaidir, Wahyuni dan Fukhani
(2017) menyatakan ada hubungan antara
self-care dengan kualitas hidup pasien
diabetes melitus dan diperoleh faktor yang
berpengaruh pada kolerasi dengan kualitas
hidup. Sedangkan menurut Djawa dan
Prihatiningsih (2018) terdapat hubungan
tentang kualitas self-care yang adekuat
dipengaruhi oleh partisipasi peran dari
keluarga. Menurut American Diabetes
Association (ADA), Diabetes Self-
Management Education (DSME) merupakan
pendidikan edukasi manajemen dan program
pendukung diabetes yang dapat menjadi
tempat bagi pasien dengan diabetes untuk
mendapatkan pendidikan, mendukung
perkembangan dan menjaga perilaku pasien
diabetes (ADA, 2018). Penelitian Wahyuni
dan Dwi (2017) menyatakan bahwa DSME
dapat menjadi intervensi untuk memberikan
pengetahuan kepada pasien sehingga pasien
mampu mempertahankan tingkat kadar gula
yang stabil. Menurut Agustiningrum dan
Kusbaryanto (2019) edukasi dalam
manajemen diri sangat efektif untuk
meningkatkan perawatan diri pada pasien
diabetes melitus.
Menurut Dalimunthe, Nasution dan
Harahap (2016) DSME sebagai model
keperawatan berdasarkan keluarga terhadap
cara pengendalian glukosa. Menurut
Wiastuti, Rondhianto dan Widayati (2017)
terdapat pengaruh signifikan DSME terhadap
penurunan stress pada pasien luka diabetes
melitus.
Pentingnya melakukan pendidikan
kesehatan pada pasien untuk menurunkan
stress, membantu mengontrol kadar gula
darah sehingga dapat meningkatkan
kesehatan. Manajemen edukasi akan menjadi
sumber pengetahuan secara bertahap
sehingga memungkinkan pasien dapat
melakukan perawatan diri. Berdasarkan hasil
wawancara didapatkan pasien diabetes
melitus kurang memperhatikan perawatan
diri secara mandiri dan tergantung dengan
dukungan dari keluarga. Peneliti tertarik
menggunakan metode Diabetes Self
Management Education (DSME) terhadap
perawatan diri pasien luka diabetes melitus
sebagai bentuk edukasi dan sarana dalam
upaya meningkatkan pengetahuan atau
wawasan pasien tentang cara manajemen
perawatan diri sendiri.
Qurniawati, Fatikasari, Tafonao , Anggeria/ Jurnal Ilmu Keperawatan (2020) 8:1
13
Metodologi Penelitian
Jenis penelitian menggunakan
method quantitative dengan desain quasi-
experimental melalui pendekatan one grup
pre-test dan post-test design. Penelitian
dilakukan pada bulan Juni 2020. Tempat
penelitian di Asri Wound Care Centre Medan.
Populasi adalah seluruh responden pasien
luka diabetes melitus sebanyak 25 orang dan
menggunakan sampling jenuh, maka sampel
sebanyak 25 orang.
Pengumpulan data dilakukan
menggunakan instrumen berupa lembar
kuesioner The Summery Diabetes Self-Care
Activities (SDSCA). Peneliti juga menjelaskan
tentang manfaat Diabetes Self Management
Education (DSME) sebagai dukungan dalam
meningkatkan pengetahuan, keterampilan,
kemampuan pasien yang berpusat pada
pendekatan manajemen diri dalam
perawatan primer. Waktu yang dibutuhkan
untuk menandai instrumen kurang lebih 15
menit. Peneliti menggunakan lembar
kuesioner sebagai alat ukur yang digunakan
untuk mengukur perawatan diri sebelum dan
sesudah intervensi.
Setelah kuesioner diisi, instrumen
dikumpulkan kembali oleh peneliti dan
diperiksa kelengkapannya. Lalu peneliti
melakukan pemberian Diabetes Self-
Management Education (DSME). Setelah itu
lembar kuesioner kembali diisi oleh
responden. Aspek pengukuran berdasarkan
jawaban responden dari semua pernyataan
yang diberikan adalah 14 pernyataan terkait
dengan Diabetes Self-Care Activities pada
pasien luka diabetes melitus.
Analisa data yang digunakan pada
penelitian meliputi analisa univariat yaitu
menganalisa data demografi dan perawatan
diri, dan didapatkan dari pengukuran
perawatan diri (pretest) dan (posttest).
Analisa bivariat sebagai cara dalam
menganalisa hubungan antara variabel
penelitian menggunakan uji statistika Paired
simple t-test.
Uji normalitas menggunakan
Kolmogorov Smirnov, taraf sig. (α)0,05.
Parameter yang diukur pada penelitian ini
yaitu perawatan diri pasien luka diabetes
melitus. Hipotesa diterima apabila nilai α
lebih kecil dari 0,05.
Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan, data lengkap hasil kuesioner dapat
ditunjukkan pada tabel sebagai berikut :
Qurniawati, Fatikasari, Tafonao, Anggeria2/ Jurnal Ilmu Keperawatan (2020) 8:1
14
Tabel 1. Karakteristik Responden
No
Karakteristik Responden
Frekuensi (f)
Persentase
(%)
1 Usia-
40-49 7 28
50-59 11 44
60-69 6 24
70-79 1 4
Total 25 100
2 Jenis Kelamin
Laki-laki 21 84
Perempuan 4 16
Total 25 100
3 Pendidikan
SD - -
SMP 4 16
SMA 15 60
Kuliah 6 24
Total 25 100
4 Lama Menderita
≥ 3 tahun 21 84
≤ 3 tahun 4 16
Total 25 100
Berdasarkan hasil yang didapatkan dari Tabel
1 karakteristik berdasarkan usia, mayoritas
usia 50-59 tahun sebanyak 11 responden
(44%) dan minoritas usia 70-79 tahun
sebanyak 1 responden (4%). Berdasarkan jenis
kelamin, mayoritas laki-laki yakni 21
responden (84%) dan minoritas perempuan
yakni 4 responden (16%). Berdasarkan tingkat
pendidikan mayoritas SMA yakni 15
responden (60%) dan minoritas SMP yakni 4
responden (16%). Berdasarkan lama
menderita mayoritas ≥ 3 tahun yakni 21
responden (84%) dan minoritas ≤ 3 tahun
yakni 4 responden (16%).
Tabel 2. Perawatan Diri Pasien Diabetes Melitus Sebelum Diabetes Self Management Education (DSME)
No Perawatan Diri
(Pretest) Frekuensi
(f) Persentase
(%)
1 Baik 7 28
2 Kurang Baik 18
72
Total 25
100
Berdasarkan Tabel 2 didapat hasil mayoritas
perawatan diri baik sebanyak 7 responden
(28%) sedangkan minoritas perawatan diri
kurang baik sebanyak 18 responden (72%).
Tabel 3. Perawatan Diri Pasien Diabetes
Melitus Sesudah Diabetes Self-
Management Education (DSME)
No Perawatan Diri
(Posttest) Frekuensi
(f) Persentase
(%)
1 Baik 20 80
2 Kurang Baik 5 20
Total 25 100
Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa
mayoritas perawatan diri baik sebanyak 20
responden (80%) sedangkan minoritas
perawatan diri kurang baik sebanyak 5
responden (20%).
Qurniawati, Fatikasari, Tafonao, Anggeria2/ Jurnal Ilmu Keperawatan (2020) 8:1
15
Tabel 4. Pengaruh Diabetes Self-
Management Education (DSME)
terhadap Perawatan Diri Pasien
Diabetes Melitus
Variabel Mean N Std.
Deviation t
Sig. (2-
tailed) Perawatan Diri Pretest
1,72 25 0,468
4,437 0,000 Perawatan Diri Posttest
1,20 25 0, 408
Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat nilai
mean dari variabel perawatan diri sebelum
1,72 dan sesudah perawatan diri menjadi 1,20
dari 25 responden. Setelah dilakukan
intervensi didapatkan nilai t yaitu 4,437
dengan nilai Sig. (2-tailed) adalah 0,000 <
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa setelah
dilakukan intervensi terdapat peningkatan
perawatan diri. Maka Ho ditolak dan Ha
diterima jadi adanya pengaruh Diabetes Self-
Management Education (DSME) terhadap
perawatan diri pasien diabetes melitus.
Pembahasan
Perawatan diri merupakan aktivitas
atau kemampuan individu dalam merawat diri
secara mandiri, sehingga dapat menjaga
kesehatan fisik dengan baik. Menurut asumsi
peneliti saat penelitian berlangsung,
perawatan diri pasien luka diabetes melitus
sebelum dilakukan Diabetes Self-Management
Education (DSME) menunjukkan sebagian
besar dari keseluruhan mempunyai
perawatan diri kurang baik yaitu 72% dan
perawatan diri baik yaitu 18%. Hal ini dapat
dilihat diantaranya mayoritas jarang
melakukan perawatan kaki seperti
memeriksakan kaki dan merendam kaki.
Perawatan kaki yang tidak dilakukan secara
rutin dalam seminggu menyebabkan kualitas
perawatan diri buruk, sehingga dapat
menimbulkan meluasnya penyebaran infeksi
dan memperlambat proses penyembuhan
luka. Responden yang tidak pernah
melakukan aktivitas fisik, mengecek KGD dan
mengonsumsi obat secara teratur akan
berdampak buruk bagi kesehatan sehingga
tubuh pasien akan kekurangan energi dan
pengendalian gula darah yang tidak stabil.
Penelitian Dwipayanti (2016)
menyatakan bahwa perilaku self-care
behavior belum optimal sebelum dilakukan
intervensi dan setelah dilakukan DSME
menjadi lebih baik. Penelitian Mosleh, dkk
(2017) menyatakan bahwa analisis univariat
menunjukkan ada hubungan self-care
management dengan mengikuti pola makan
atau diet diabetes dan durasi diabetes.
Sesuai dengan hasil penelitian ini
menunjukkan karakteristik responden
mayoritas berusia 50-59 tahun dan minoritas
berusia 70-79 tahun, hasil menunjukkan data
usia <50 tahun lebih beresiko menderita
diabetes. Penderita diabetes melitus dapat
terjadi pada semua tingkat usia. Namun,
Qurniawati, Fatikasari, Tafonao, Anggeria2/ Jurnal Ilmu Keperawatan (2020) 8:1
16
penyakit diabetes melitus dapat terjadi seiring
bertambahnya usia, serta ada beberapa faktor
yang mempengaruhinya. Sejalan dengan
penelitian Prasetyani dan Sodikin (2017)
menyatakan bahwa usia ≥ 45 tahun beresiko
terkena Diabetes Melitus. Sama halnya
dengan penelitian Kekenusa, Ratag, dan
Wuwungan (2013) yang menyatakan
penderita usia ≥ 45 tahun jauh lebih berisiko
dibandingkan dengan usia ≤ 45 tahun.
Responden dengan riwayat keluarga yang
menderita diabetes melitus memiliki resiko
lebih menderita DM Tipe 2 dari pada
responden yang tidak memiliki riwayat
keturunan.
Berdasarkan penelitian ini
menunjukkan mayoritas pendidikan
responden adalah SMA. Tingkat pendidikan
mempengaruhi pengetahuan tentang
perawatan diri pasien luka diabetes melitus.
Hal ini disebabkan karena jenjang pendidikan
yang tinggi maka banyak ilmu pengetahuan
yang didapatkan. Penelitian Fahra, Widayati
dan Sutawardana (2017) mendapatkan tingkat
pendidikan yang rendah berpengaruh
terhadap penderita DM tipe 2. Pasien yang
mempunyai pendidikan rendah memerlukan
informasi terkait dengan pendidikan
kesehatan.
Hasil penelitian mendapatkan
mayoritas jenis kelamin laki-laki. Hal ini
memperlihatkan beberapa faktor seperti
kurangnya aktivitas fisik, pola makan dan usia.
Penelitian Martiningsih (2019) menunjukkan
kebanyakan yang berjenis kelamin laki-laki.
Berdasarkan hasil penelitian mayoritas
lama menderita DM ≥ 3 tahun dan minoritas
lama menderita ≤ 3 tahun. Hasil kuesioner
penelitian didapatkan dari responden bahwa
lama pasien menderita penyakit diabetes
melitus maka terjadinya luka diabetes akan
semakin tinggi. Penelitian Fitria, dkk (2017)
penderita DM ≥ 5 tahun mempunyai resiko
untuk terjadi ulkus dibandingkan dengan
penderita DM ≤ 5 tahun.
Peneliti melakukan intervensi
mengenai DSME yang dilakukan pada
responden berdasarkan Standar Operasional
Prosedur (SOP) yang disusun oleh peneliti dan
dilakukan selama seminggu. Kegiatan
dilakukan mulai dari melakukan kontrak
waktu, mengecek kesiapan, menjelaskan
tujuan dan manfaat pelaksanaan kegiatan,
melakukan prosedur pelaksanaan, mengisi
lembaran kuesioner, memotivasi dalam
manajemen perawatan diri pasien, dan
melakukan evaluasi hasil sesuai tujuan.
Kegiatan edukasi diharapkan dapat
menciptakan perubahan yang terjadi sebelum
dan sesudah dilakukannya DSME, sehingga
kemampuan responden meningkat dalam
melakukan perawatan diri secara individual.
Penelitian Agustiningrum dan
Kusbaryanto (2019) menyatakan bahwa
Qurniawati, Fatikasari, Tafonao, Anggeria2/ Jurnal Ilmu Keperawatan (2020) 8:1
17
penerapan Diabetes Self Management
Education sangat efektif dalam peningkatan
yang terjadi pada perawatan diri pasien.
Penelitian Hailu, Moen dan Hjortdarl (2019)
menunjukkan bahwa adanya perbaikan jangka
pendek yang signifikan dalam parameter
DSME yang relevan seperti pengetahuan
diabetes dan perilaku perawatan diri.
Setelah dilakukan intervensi, hasil
penelitian yang didapatkan pada perawatan
diri pasien luka diabetes menunjukkan
mayoritas perawatan diri mengalami
peningkatan menjadi baik yaitu 80%
sedangkan penurunan perawatan diri kurang
baik menjadi 20%. Terjadinya peningkatan
yang dialami pasien diabetes sesudah
teredukasi Diabetes Self-Management
Education (DSME) yang dapat dilihat pada
nilai mean sebelum 1,72 dan sesudah menjadi
1,20. Penurunan perawatan diri kurang baik
disebabkan karena responden tidak
melakukan tindakan yang diajarkan sebagai
kemampuan pasien dalam menjaga
perawatan diri dengan baik. Perubahan yang
dirasakan responden awalnya jarang
melakukan perawatan kaki dengan
memeriksakan kaki ke klinik dan merendam
kaki menjadi sering, tidak pernah melakukan
aktivitas fisik, mengecek KGD dan
mengonsumsi obat diabetes sebelum
dilakukan intervensi yang dialami oleh
beberapa responden menjadi kadang-kadang
bahkan sering.
Penelitian Felix, dkk (2019) menyatakan
bahwa DSME dapat meningkatkan perilaku
perawatan diri pasien diabetes. Penelitian
Damayanti dan Rahil (2018) menyatakan
bahwa setelah dilakukan intervensi DSME
mengalami peningkatan artinya adanya
perbedaan yang terjadi sebelum dan sesudah
diberikan intervensi pada kejadian kaki
diabetes non ulkus. Penelitian Sudirman
(2017) menunjukkan bahwa adanya
perbedaan self-care diabetic sebelum dan
sesudah pemberian DSME pada pasien
diabetes melitus.
Penelitian yang dilakukan Iriani, Haryani
dan Aulawi (2017) menunjukkan terdapat
perbedaan antara kegiatan sebelum dan
sesudah dilakukan perawatan diri pada
kelompok. Penelitian Rockefeller (2019)
menunjukkan bahwa adanya peningkatan
pengetahuan yang cenderung semakin baik
dalam manajemen diri diabetes. Penelitian Sri
Indaryati (2018), menunjukkan adanya
perbedaan antara self-care pasien yang
diberikan edukasi tentang DSME dan yang
tidak diberikan edukasi.
Berdasarkan analisa DSME memiliki
pengaruh terhadap perawatan diri pasien luka
diabetes. Peningkatan hasil penilaian sebelum
dan setelah dilakukan intervensi. Berdasarkan
asumsi peneliti, sebelum dilakukannya
Qurniawati, Fatikasari, Tafonao, Anggeria2/ Jurnal Ilmu Keperawatan (2020) 8:1
18
intervensi banyak yang masih memiliki
perawatan diri yang kurang baik. Setelah
dilakukan intervensi perawatan diri pasien
luka diabetes dari kurang baik menjadi baik.
Responden yang sudah memiliki pengetahuan
lebih patuh menjalankan perawatan diri
secara rutin dan tepat, dibandingkan dengan
responden yang pengetahuannya kurang.
Sehingga peneliti menyimpulkan bahwa
pengetahuan tentang Diabetes Self-
Management Education (DSME) adalah
bagian penting yang perlu diedukasikan
kepada pasien dalam menjalankan perawatan
diri pasien luka diabetes.
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang sudah
dilakukan didapatkan bahwa adanya
pengaruh Diabetes Self-Management
Education (DSME) terhadap perawatan diri
pasien luka diabetes melitus. Peran penting
edukator menjadi pendukung partisipan
untuk meningkatkan perawatan diri-secara
mandiri. Penelitian.diharapkan dapat menjadi
rujukan pada peneliti selanjutnya untuk
membahas beberapa faktor yang.mendorong
kemampuan perawatan.diri pasien luka
diabetes melitus.
Referensi
Agustiningrum, R., & Kusbaryanto, K. (2019). Efektifitas Diabetes Self Management Education Terhadap Self Care
Penderita Diabetes Mellitus: A Literature Review. Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 6(2), 558-563. http://nursingjurnal.respati.ac.id/index.php/JKRY/article/view/309
Akoit, E. E. (2015). Dukungan sosial dan perilaku perawatan diri penyandang diabetes melitus tipe 2. Jurnal Info Kesehatan, 13(2), 952-966.
American Diabetes Association (ADA). (2015). Foundations o Care: Education, Nutrition, Physical Activity, Smoking Cessation, Phychosocial Care, and Immunization, Journal of Diabetes Care, Volume 38, Supplement 1, January 2015, 20-30. http://Spectrum.diabetesjournals.org/http://care.diabetesjournal.org/content/38/Supplement_1/S20.
American Diabetes Association (ADA). (2018). American Diabetes Association Standards Of Medical Care In Diabetes—2018. https://doi.org/10.2337/dc18-Sint01
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaidir, R., Wahyuni, A. S., & Furkhani, D. W. (2017). Hubungan self care dengan kualitas hidup pasien diabetes melitus. Jurnal Endurance, 2(2), 132-144.
Qurniawati, Fatikasari, Tafonao, Anggeria2/ Jurnal Ilmu Keperawatan (2020) 8:1
19
Damayanti, S., & Rahil, N. H. (2019). Diabetes Self Management Education (DSME) Effectively Improves Self-Care Behavior In Diabetic Feet And Reduces The Incidence Of Diabetic Foot Problems. In Proceeding International Conference (Vol. 1, No. 1, pp. 344-353).
Dalimunthe, D. Y. (2016). Pengaruh Diabetes Self Management Education (DSME) sebagai model keperawatan berbasis keluarga terhadap pengendalian glukosa pada penderita diabetes mellitus. Jurnal mutiara kesehatan masyarakat, 1(1), 53-61.
Decroli, Eva. (2019). Diabetes Melitus Tipe 2. Padang: Pusat Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam.
Djawa, O., & Prihatiningsih, D. (2018). Analisis Faktor-Faktor Ekstrinsik Yang Mempengaruhi Self Care Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II Di Puskesmas Depok III Sleman Yogyakarta.
Dwipayanti, P. I. (2016). Peningkatan Self Care Behavior Pasien Dm Tipe 2 Melalui Diabetes Self Management Education. Adi Husada Nursing Journal, 2(2), 57-60.
Farida, I. (2018). Determinan Perilaku Manajemen Perawatan Diri pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Kota
Tangerang Selatan. J. Ilmu Kesehat. Masy, 7(04), 207-217.
Fahra, R. U., Widayati, N., & Sutawardana, J. H. (2017). Hubungan Peran Perawat Sebagai Edukator dengan Perawatan Diri Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Bina Sehat Jember. NurseLine Journal, 61-72.
Fitria, E., Nur, A., Marissa, N., & Ramadhan, N. 2017. Karakteristik Ulkus Diabetikum pada Penderita Diabetes Mellitus di RSUD dr. Zainal Abidin dan RSUD Meuraxa Banda Aceh. Buletin Penelitian Kesehatan, 45(3), 153-160.
https://doi.org/10.22435/bpk.v45i3.6818.153-160
Hailu, F. B., Moen, A., & Hjortdahl, P. (2019). Diabetes Self-Management Education (DSME)–Effect on Knowledge, Self-Care Behavior, and Self-Efficacy Among Type 2 Diabetes Patients in Ethiopia: A Controlled Clinical Trial. Diabetes, Metabolic Syndrome and Obesity: Targets and Therapy, 12, 2489.
Hidayat, A. A. (2017). Metode Penelitian Keperawatan dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
Indaryati, S. (2018). Pengaruh Diabetes Self Management Education (DSME) Terhadap Self-Care Pasien Diabetes Melitus Di Rumah Sakit Kota Palembang. Jurnal Kesehatan Saelmakers Perdana, 1(1), 44-52.
Qurniawati, Fatikasari, Tafonao, Anggeria2/ Jurnal Ilmu Keperawatan (2020) 8:1
20
http://dx.doi.org/10.32524/jksp.v1i1.335
International Diabetes Federation. (2015). IDF
Diabetes Atlas Seventh Edision. Brussels: International Diabetes Federation. www.diabetesatlas.org
Iriani, T. T., & Aulawi, K. (2018). Efektivitas Peer Group Diabetes Self Care Education terhadap Diabetes Self Care Activities Pasien DM. Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI), 2(1), 1-8.http://jurnalppni.org/ojs/index.php/jppni/article/view/77
Irianto, K. (2014). Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis. Bandung: Alfabeta.
Kementerian Kesehatan RI. (2018). Infodatin Hari Diabetes Sedunia Tahun 2018. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.
Martiningsih, D. (2019). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Neuropati Diabetik Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2. Viva Medika: Jurnal Kesehatan, Kebidanan dan Keperawatan, 13(01), 40-49.
Mosleh, R. S. A., Jarrar, Y. B., Zyoud, S. E., & Morisky, D. E. (2017). Factors related to diabetes self-care management behaviors among patients with type II diabetes in Palestine. J Appl Pharm Sci, 7(12), 102-9. https://www.researchgate.net/publication/322306945_Factors_Related_to_Diabetes_SelfCare_Management_Beha
Riset Kesehatan Dasar. (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Kementerian Kesehatan RI.
Skills for Care, The common core principles to support self-care. 2nd edition, (Leeds, 2015). www.skillsforcare.org.uk.
Sudirman, A. A. (2018). Diabetes Mellitus, Diabetes Self Management Education (DSME), and Self Care Diabetik. Jurnal Gorontalo Internasional Nursing. https://osf.io/preprints/inarxiv/8kgpr/
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta.
Suryati, I., Primal, D., & Pordiati, D. (2019). Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Lama Menderita Diabetes Mellitus (DM) dengan Kejadian Ulkus Diabetikum Pada Pasien DM Tipe 2. Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis's Health Journal), 6(1), 1-8. https://jurnal.stikesperintis.ac.id/index.php/JKP/article/view/214
Wiastuti, S. M., Rondhianto, R., & Widayati, N. (2017). Pengaruh Diabetes Self Management Education and Support
Qurniawati, Fatikasari, Tafonao, Anggeria2/ Jurnal Ilmu Keperawatan (2020) 8:1
21
(DSME/S) Terhadap Stres Pada Pasien Diabetes Melitus (DM) Tipe 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas Patrang Kabupaten Jember (The Effect of Diabetes Self-Management Education and Support [DSME/S] on Stress i. Pustaka Kesehatan, 5(2), 268-275. https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JPK/article/view/5784