PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, KERAGAMAN DAN KERAPATAN KRISTAL KALSIUM OKSALAT PADA HELAI DAUN DAN TANGKAI DAUN ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) DAN WEWEHAN (Monochoria vaginalis) SKRIPSI oleh LINA ALIFAH 155090101111004 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2019
62
Embed
PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN,
KERAGAMAN DAN KERAPATAN KRISTAL KALSIUM
OKSALAT PADA HELAI DAUN DAN TANGKAI DAUN
ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) DAN WEWEHAN
(Monochoria vaginalis)
SKRIPSI
oleh
LINA ALIFAH
155090101111004
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN,
KERAGAMAN DAN KERAPATAN KRISTAL KALSIUM
OKSALAT PADA HELAI DAUN DAN TANGKAI DAUN
ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) DAN WEWEHAN
(Monochoria vaginalis)
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains
dalam Bidang Biologi
oleh
LINA ALIFAH
155090101111004
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN,
KERAGAMAN DAN KERAPATAN KRISTAL KALSIUM
OKSALAT PADA HELAI DAUN DAN TANGKAI DAUN
ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) DAN WEWEHAN
(Monochoria vaginalis)
LINA ALIFAH
155090101111004
Telah dipertahankan di depan Majelis Penguji pada tanggal 18 Juli 2019 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk memperoleh gelar
Puji Syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
naskah proposal skripsi yang merupakan syarat dalam menuntaskan studi di bidang Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Brawijaya Malang.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Ibu Dra. Nunung Harijati, MS., Ph.D selaku pembimbing yang
telah memberikan ilmu, doa serta bersedia memberikan
bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini. 2. Bapak Dian Siswanto, S.Si., M.Si. dan Ibu Ir. Retno Mastuti,
M.Agr.Sc.,D.Agr.Sc sebagai Dosen Penguji di Seminar Proposal,
Seminar Hasil Penelitian dan Ujian Skripsi yang telah memberikan saran dan ilmu.
3. Orang tua dan saudara kandung penulis atas segala doa,
dukungan, pengorbanan, kesabaran, dan segala motivasi yang
tiada henti. 4. Seluruh Dosen Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas
Brawijaya, yang dengan penuh ketulusan telah memberikan ilmu
dan pelayanan yang sangat bermanfaat bagi penulis. 5. Seluruh teman-teman di Jurusan Biologi yang telah berjuang
bersama-sama penulis selama kuliah, serta banyak memberikan
dukungan moral dan berbagai saran yang bermanfaat.
Penulisan proposal ini merupakan upaya optimal penulis sebagai
sarana dalam membantu pengembangan dan ketersediaan informasi
perkembangan ilmu pengetahuan. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk menjadikan karya ini menjadi sangat
bermanfaat.
Malang, 22 Juli 2019
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK…………………………………………………..... v
ABSTRACT…………………………………………………... vi
KATA PENGANTAR………………………………………... vii
DAFTAR ISI………………………………………………….. viii
DAFTAR TABEL……………………………………………. x
DAFTAR GAMBAR…………………………………………. xi
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………. xii
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN………………... xiii
BAB I PENDAHULUAN………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang…………………………………... 1
1.2 Rumusan Masalah………………………………. 3
1.3 Tujuan Penelitian………………………………... 3
1.4 Manfaat Penelitian………………………………. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………........ 5
2.1 Gulma………………………………………........ 5
2.1.1 Eceng gondok (Eichhornia crassipers)….. 5
2.1.2 Wewehan (Monochoria vaginalis)………. 6
2.2 Unsur Hara Tanaman……………………………. 8
2.3 Limbah Deterjen……………………………........ 8
2.4 Kristal Kalsium Oksalat……………………........ 10
2.4.1 Morfologi dan struktur kristal kalsium
oksalat………………………………........ 11
2.4.2 Pembentukan kristal kalsium oksalat pada
tanaman………………………………….. 13
2.4.3 Peran kristal kalsium oksalat (CaOx)……. 14
BAB III METODE PENELITIAN…………………………. 15
3.1 Waktu dan Tempat…………………………......... 15
3.2 Pengambilan Sampel dan Aklimatisasi…………. 15
ix
3.3 Preparasi dan Perlakuan Deterjen……………..... 15
3.4 Pengukuran Pertumbuhan…………………….…. 16
3.5 Pembuatan Preparat Mikroskopis……………….. 16
3.5.1 Preparat helai daun…..…………………... 16
3.5.2 Preparat tangkai daun…………………... 17
3.6 Mikroskopis Kristal Kalsium Oksalat…………... 18
3.7 Analisis Data……………………………………. 19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN…………………….. 20
4.1 Pengaruh Deterjen terhadap Pertumbuhan Eceng
gondok (Eichhornia crassipes) dan Wewehan
(Monochoria vaginalis)………………………... 20
4.2 Keragaman Kristal Kalsium Oksalat pada Helai Daun dan Tangkai Daun Eceng gondok
(Eichhornia crassipes) dan Wewehan
(Monochoria vaginalis)………………………... 23
4.3 Pengaruh Deterjen terhadap Kerapatan Kristal
Kalsium Oksalat Eceng gondok (Eichhornia
crassipes) dan Wewehan (Monochoria
vaginalis)………………………………………. 26
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN…………………….. 32
5.1 Kesimpulan…………………………………........ 32
5.2 Saran……………………………………….......... 32
DAFTAR PUSTAKA……………………………………........ 33
LAMPIRAN…………………………………………………... 38
x
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1 Uji T tidak berpasangan untuk pertambahan panjang
tangkai………………………………………………. 21
LT 1 Hasil Uji ANOVA Jumlah Daun Eceng gondok dan
Wewehan…………………………………………… 40
LT 2 Hasil Uji ANOVA Pertumbuhan Tangkai Daun
Eceng gondok dan Wewehan………………………. 40
LT 3 Hasil Uji T Tidak Berpasangan Pertumbuhan
Tangkai Daun Eceng gondok dan Wewehan………. 41
LT 4 Hasil Uji ANOVA Kerapatan Kristal Kalsium Oksalat pada Eceng gondok dan Wewehan……… 41
LT 5 Hasil Uji Tukey Uji Tukey Kerapatan Kristal
Kalsium Oksalat pada Eceng gondok dan Wewehan………………………………………….. 41
LT 6 Hasil Uji ANOVA Kerapatan Kristal Kalsium
Oksalat pada Helai Daun dan Tangkai Daun Eceng
gondok……………………………………………... 42
LT 7 Hasil Uji Tukey Kerapatan Kristal Kalsium Oksalat
pada Helai Daun dan Tangkai Daun Eceng
gondok………………………………………………. 42
LT 8 Hasil Uji ANOVA Kerapatan Kristal Kalsium
Oksalat pada Helai Daun dan Tangkai Daun
Wewehan……………………………………………. 42
LT 9 Hasil Uji Tukey Kerapatan Kristal Kalsium Oksalat
pada Helai Daun dan Tangkai Daun Wewehan…….. 43
LT 10 Kristal Kalsium Oksalat pada Eceng gondok dan
Wewehan……………………………………………. 44
xi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1 Eceng gondok (Eichhornia crassipes)………………. 6
2 Ewehan (Monochoria vaginalis)……………………. 7
3 Bentuk-bentuk kristal kalsium oksalat……………… 12
4 Bentuk kristal kalsium oksalat jenis styloid pada penampang melintang rhizome Eceng gondok
(Pontederiaceae)…………………………………… 12
5 Deterjen bubuk……………………………………… 16
6 Lokasi pengambilan potongan sampel……………… 18
7 Contoh peletakan sampel preparat dan pengamatan
bidang pandang……………………………………… 19
8 Jumlah daun Eceng gondok dan Wewehan dengan
perlakuan deterjen…………………………………… 20
9 Daun yang terdapat pada perlakuan deterjen 0,5 ppm. 23
10 Kristal kalsium oksalat rafida yang ditemukan pada
helai daun dan tangkai daun Eceng gondok dan
Wewehan……………………………………………. 25
11 Kristal kalsium oksalat……………………………… 25
12 Kerapatan kristal kalsium oksalat pada Eceng
gondok dan Wewehan dengan perlakuan deterjen….. 27
13 Kerapatan kristal kalsium oksalat pada Eceng gondok dan dengan perlakuan deterjen……………... 28
14 Kerapatan kristal kalsium oksalat pada Wewehan
dengan perlakuan deterjen…………………………... 29
LG 1 Wewehan kontrol (P0)……………………………… 38
LG 2 Wewehan perlakuan deterjen 0,05 ppm (P1)……… 38
LG 3 Wewehan perlakuan deterjen 0,5 ppm (P2)…………. 39
LG 4 Eceng gondok kontrol (P0)………………………….. 39
LG 5 Eceng gondok perlakuan deterjen 0,05 ppm (P1)…… 39
LG 6 Eceng gondok perlakuan deterjen 0,5 ppm (P2)…….. 40
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1 Tanaman Setelah Perlakuan…………………………. 38
2 Hasil Analisis Statistika……………………………... 40
3 Kerapatan Kristal Kalsium Oksalat setiap Bentuk
Kristal………………………………………………. 44
xiii
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN
Simbol / Singkatan Keterangan
ADP Adenosine diphosphate Al Alumunium
Anova Analysis of Variance
ATP Adenosine Triphosphate BOD Biological Oxygen Demand
C Karbon
C2H2O4 Asam oksalat
Ca Kalsium CaOx Kalsium oksalat
Cd Kadmium
CO2 Karbondioksida Cu Tembaga
H Hidrogen
Hg Merkuri
KoA Koenzim-A asetil N Nitrogen
NaOH Natrium hidroksida
Ni Nikel O2 Oksigen
P Phosphorus
Pb Timbal pH Power of Hydrogen
Simbol / Singkatan Nama Unit % Persen
> Lebih dari
< Kurang dari ± Kurang lebih
µm mikrometer
cm centimeter cm2 centimeter kubik
kristal/mm2 kristal per mili meter kubik
L liter
mg miligram
xiv
mg/L miligram per liter
mm2 milimeter per kubik ºC Derajat celcius
ppm part per milion
Pengaruh Deterjen terhadap Pertumbuhan, Keragaman dan Kerapatan Kristal Kalsium
Oksalat pada Helai Daun dan Tangkai Daun Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) dan Wewehan
(Monochoria vaginalis)
Lina Alifah, Nunung Harijati
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya
2018
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh deterjen terhadap pertumbuhan dan akumulasi kristal kalsium oksalat (CaOx) pada helai daun dan tangkai daun (petiol) Eceng gondok
(Eichhornia crassipes) dan Wewehan (Monochoria vaginalis). Rancangan penelitian yang digunakan
adalah rancangan acak lengkap dengan 4 ulangan. Sebelum perlakuan, dilakukan aklimatisasi menggunakan akuades selama 9 hari. Perlakuan deterjen yang diberikan ada 3 level, P0 (kontrol), P1
(0,05) dan P2 (0.5 ppm) selama 10 minggu. Experimen dilakukan di Greenhouse FMIPA. Parameter
yang yang diukur meliputi jumlah daun dan panjang tangkai daun, keragamaan dan kerapataan kristal
kalsium oksalat. Pengamatan kristal dilakukan dengan membuat sampel (daun) dibuat transparan. Pengamatan kerapatan dan keragaman kristal kalsium oksalat dilakukan menggunakan mikroskop
cahaya. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji ANOVA yang dilanjutkan dengan uji Tukey
5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian deterjen tidak mempengaruhi jumlah daun dan panjang tangkai Eceng gondok (Eichhornia crassipes) dan Wewehan (Monochoria vaginalis). Bentuk
kristal kalsium oksalat yang ditemukan adalah rafida, druse, dan styloid. Kristal styloid hanya
ditemukan pada Eceng gondok, sedangkan kristal druse hanya ditemukan di Wewehan. Kerapatan
kristal CaOx dipengaruhi oleh interaksi jenis tanaman dan konsentrasi deterjen. Kerapatan kristal CaOx Eceng gondok lebih tinggi daripada Wewehan dalam semua konsentrasi deterjen dan kerapatan
kristal pada deterjen 0,05 ppm lebih tinggi dari deterjen 0,5 ppm. Kerapatan kristal pada helaian daun
Eceng gondok dan wewehan lebih tinggi daripada daun petiol pada konsentrasi deterjen 0,05 ppm.
Kata kunci: Deterjen, Eichhornia crassipes, Kristal kalsium oksalat, Monochoria vaginalis
Effect of Detergent on Growth, Variety and Density of Calcium Oxalate Crystals on Leaves and
Petioles of Water Hyacinth (Eichhornia crassipes) and Wewehan (Monochoria vaginalis)
Lina Alifah, Nunung Harijati
Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences Brawijaya University
2018
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the effect of detergent on the growth of both water
hyacinth (Eichhornia crassipes) and Wewehan (Monochoria vaginalis) and accumulation of calcium oxalate crystals (CaOx) on leaf blades and leaf stalks (petiole). The experimental design was a
completely randomized design with 4 replications. Before being treated, acclimatization was carried
out using distilled water for 9 days. The detergent treatment was 3 levels, P0 (control), P1 (0.05) and
P2 (0.5 ppm). Duration of treatment was 10 weeks. The experiment carried out at the Glasshouse Faculty of Mathematics and Natural Sciences. Measured parameters included the number of leaves
and petiole length, diversity and density of calcium oxalate crystals. For crystals to be observed,
samples (leaves) were made transparent. Observation of CaOx crystal density and diversity was carried out using a light microscope. The obtained data were analyzed using the ANOVA test
followed by the Tukey test with a significance of 0.05. The results showed that treatment with
detergent did not affect the number of leaves and petiole length of both the water hyacinth (Eichhornia crassipes) and Wewehan (Monochoria vaginalis). The forms of calcium oxalate crystals
which found were rafida, druse, and styloid. Styloid crystals were only found in water hyacinth, while
druse crystals were only found in Wewehan. The density of CaOx crystals was affected by the
interaction of plant type and detergent concentration. The density of CaOx crystal of water hyacinth was higher than Wewehan in all concentrations of detergent and crystal density at 0.05 ppm detergent
was higher than 0.5 ppm detergent. The crystals density in leaf blade of both water hyacinth and
wewehan were higher than their leaf petiol at 0.05 ppm detergent concentration.
Gambar 12. Kerapatan kristal kalsium oksalat pada Eceng gondok
dan Wewehan dengan perlakuan deterjen. Keterangan:
huruf yang sama menunjukkan pada Eceng gondok dan
Wewehan tidak ada beda nyata pada uji Tukey dengan α 0,05
b
dc
a
b
a
0
5
10
15
20
25
30
0 (Kontrol) 0,05 0,5
Ker
ap
ata
n K
rist
al
CaO
X
(kri
stal/
mm
2)
Deterjen (ppm)
Eceng gondok Wewehan
28
Kerapatan kristal apabila dilihat antara helai daun dan tangkai
daun pada masing-masing tanaman diperoleh hasil Organ tanaman dan deterjen memiliki interaksi terhadap kerapatan kristal kalsium
oksalat pada Eceng gondok (LT 6). Kerapatan kristal kalsium oksalat
menunjukkan hasil signifikan antara kontrol (P0) dan perlakuan
deterjen (Gambar 13). Helai daun Eceng gondok memilik kerapatan yang lebih tinggi dibandingkan tangkai daun. Kerapatan kristal
kalsium oksalat tertinggi terdapat pada perlakuan deterjen 0,05 ppm
(P1) yaitu sebesar 17,06 kristal/mm2 pada helai daun.
Gambar 13. Kerapatan kristal kalsium oksalat pada Eceng gondok
dengan perlakuan deterjen. Keterangan: huruf yang
sama menunjukkan pada helai daun dan tangkai daun
tidak ada beda nyata pada uji Tukey dengan α 0,05
Kerapatan kristal kalsium oksalat pada helai daun Wewehan
tidak beda nyata antara tanaman kontrol dan perlakuan deterjen (LT
9). Namun, kerapatan kristal kalsium oksalat pada tangkai daun memiliki perbedaan yang nyata pada perlakuan deterjen 0,05 ppm
(P1) dibandingkan dengan kontrol (P0) dengan kerapatan masing-
masing sebesar 6,89 kristal/mm2 dan 0,39 kristal/mm2. Tangkai daun Wewehan pada perlakuan 0,5 ppm (P2) memiliki kerapatan kristal
c
e
d
a
b b
0
5
10
15
20
0 (Kontrol) 0,05 0,5
Ker
ap
ata
n K
rist
al
CaO
X
(kri
stal/
mm
2)
Deterjen (ppm)
Helai Daun Tangkai Daun
29
kalsium oksalat cenderung lebih rendah dibandingkan tangkai daun
tanaman kontrol (Gambar 14).
Gambar 14. Kerapatan kristal kalsium oksalat pada Wewehan
dengan perlakuan deterjen. Keterangan: huruf yang
sama menunjukkan pada helai daun dan tangkai daun
tidak ada beda nyata pada uji Tukey dengan α 0,05
Perbedaan kerapatan kristal kalsium oksalat pada bagian helai
daun dan tangkai daun disebabkan karena adanya perbedaan tingkat
metabolisme pada kedua bagian organ tersebut. Helai daun dan tangkai daun merupakan bagian dari daun, namun metabolisme
utama terjadi pada helai daun. Tangkai daun digunakan untuk
membawa air maupun nutrisi ke helai daun, dan pada helai daun terjadi fotosintesis (Mangoendidjojo, 2003). Oksalat adalah bentuk
dari metabolit sekunder tanaman. Kandungan oksalat setiap tanaman
berbeda-beda (Rahman & Kawamura, 2011). Sel pada bagian tanaman yang mengalami metabolisme yang
tinggi akan memberi dampak peningkatan sintesis oksalat dari asam
askorbat dan galaktosa, yang merupakan pembentuk oksalat (Keates
dkk., 2000). Selain itu, faktor eksternal juga mempengaruhi akumulsai kristal kalsium oksalat, seperti kadar P, intensitas cahaya,
pH dan lainnya (Indriyani, 2011). Lingkungan dengan cekaman yang
bb
b
a
c
a0
2
4
6
8
0 (Kontrol) 0,05 0,5
Ker
ap
ata
n K
rist
al
CaO
X
(Kri
stal/
mm
2)
Deterjen (ppm)
Helai Daun Tangkai Daun
30
tinggi dapat menurunkan kadar oksalat, hal itu diduga karena adanya
penghambatan laju fotosintesis yang dapat menghambat sintesis atau produksi kristal kalsium oksalat (Rahman & Kawamura, 2011).
Nutrisi tanaman juga mempengaruhi kerapatan kristal kalsium
oksalat (Cao, 2003). Deterjen memiliki beberapa zat, salah satunya
adalah unsur fosfat. Unsur P berfungsi untuk membentuk senyawa penyimpan dan perpindahan energi. Senyawa ATP dan ADP
merupakan bentuk senyawa yang digunakan organisme untuk
menyediakan energi yang dalam melakukan aktivitas fisiologis. Salah satu aktivitas tersebut adalah fotosintesis (Marschner, 1997).
Hal ini memberikan penjelasan bahwa dalam konsentrasi P tertentu
pada tanaman dapat membantu tanaman untuk berfotosintesis serta memproduksi kristal kalsium oksalat.
Namun, unsur P juga dapat membatasi produksi asam sitrat pada
siklus Krebs sehingga produksi asam-asam yang lain dapat terhambat
atau menurun, termasuk juga produksi asam oksalat (Rahman & Kawamura, 2011). Kristal kalsium terbentuk dari asam oksalat yang
diperoleh secara endogen dan kalsium yang didapat secara eksogen
(Franceschi & Nakata, 2005). Semakin banyak unsur P yang diserap tanaman, kemungkinan penghambatan produksi asam oksalat
semakin tinggi. Sehingga mengakibatkan terhambatnya pula sintesis
kristal kalsium oksalat terjadi (Marschner, 1995). Bila dilihat dengan seksama maka di dapatkan fakta yang
menarik pada kerapatan kristal helaian daun enceng gondok dan
wewehan. Pada enceng gondok memiliki kerapan kristal lebih tinggi
dibandingkan wewehan baik kontrol maupun perlakuan deterjen. Tampaknya hal tersebut terkait dengan morfologi daun, daun enceng
gondok tampak lebil tebal (LG 4,5,6) sehingga untuk mendukung
ketebalan daun agar tidak mudah terkulai diperlukan kristal lebih banyak. Hanya sayang pada penelitian ini tidak dilakukan
pengukuran tebal daun. Bila dilihat distribusi kristal pada LT 10,
ternyata kristal druse sama sekali tidak ada pada tangkai enceng
gondok, sebaliknya ditemukan pada tangkai wewehan. Keberadaan kristal druse pada wewehan diduga diperlukan untuk memperkuat
petiol dari wewehan dibanding perannya dalam memaksimalkan
distribusi cahaya di petiol wewehan. Kuo dkk. (2007) menyebutkan druse berperan dalam memberi kekuatan fisik. Peran memperkuat
fisik tampaknya terkait dengan morfologi petiol dari wewehan yang
31
tampak langsing dan panjang (LG1, 2, 3), sedangkan enceng gondok
pendek dan gendut /tebal (LG 4, 5,6).
32
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Jenis tanaman dan deterjen tidak berpengaruh signifikan terhadap
jumlah daun Eceng gondok maupun Wewehan. Deterjen juga tidak
mempengaruhi pertambahan panjang tangkai daun Eceng gondok dan Wewehan. Pertambahan panjang Eceng gondok dan Wewehan
tidak ada perbedaan signifikan. Bentuk kristal kalsium oksalat yang
ditemukan adalah rafida, druse, dan styloid. Kristal styloid hanya ditemukan pada Eceng gondok, sedangkan kristal druse hanya
ditemukan di Wewehan. Pemberian deterjen menunjukkan akumulasi
yang cukup nyata pada kerapatan kristal styloid dan druse dibandingkan kontrol. Kerapatan kristal styloid pada perlakuan
deterjen (0,05 ppm dan 0,5 ppm) sebesar >16 kristal/mm2 dan
kontrol sebesar <2 kristal/mm2. Kristal druse pada kontrol tidak
ditemukan dan pada perlakuan deterjen 0,05 ppm memiliki kerapatan kristal druse yang tinggi yaitu, sebesar >5 kristal/mm2. Jenis tanaman
dan konsentrasi deterjen memiliki interaksi atau pengaruh terhadap
kerapatan kristal kalsium oksalat pada Eceng gondok dan Wewehan. Selain itu, deterjen dan organ tanaman juga memiliki interaksi terhadap kerapatan kristal kalsium oksalat.
5.2 Saran
Perlu dilakukan pengukuran pH, temperatur dan intensitas
cahaya untuk mendukung hasil pengamatan. Serta kontrol positif
menggunakan air yang tercemar berat oleh deterjen. Selain itu, diperlukan pula pengukuran tebal daun dan diameter tangkai pada
masing-masing tanaman. Serta pengukuran kandungan kalsium
oksalat untuk mendukung data kerapatan kristal kalsium oksalat.
33
DAFTAR PUSTAKA
Akagha, C.I., V. I. Ajiwa, P. A. Okoye, A. C. Onyemeziri., & N. A. Udoka. UU. 2017. Investigation of Aba river contamination using
Eicchornia crassipes as bio-indicator. British Journal of Applied
Science & Technology:1-7. Akhtar, M. S., I. Benish., N. Bhatty, & A. Ali. 2011. Effect of
cooking on soluble and insoluble oxalates in selected Pakistani
vegetabels and beans. International Journal of Food Properties
(14): 241-249. Barus, E. 2003. Pengendalian Gulma di Perkebunan: Efektivitas
dan Efisiensi Aplikasi Herbisida. Kanisius. Yogyakarta.
Bountyfa, M. A. Alamsjah, & S. Subekti. 2012. Pengaruh medium yang tercemar deterjen terhadap pertumbuhan, kandungan alginat
dan klorofil Sargassum sp.. Journal of Marine and Coastal
Science, 1: 13-21.
Bourdeau, P. & M. Treshow. 1978. Ecosystem Response to
Pollution. Wiley. New York.
Cao, H. 2003. The Distribution Of Calcium Oxalate Crystals In
Genus Dieffenbachia Schott. And The Relationship Between Environmental Factors And Crystal Quantity And Quality.
University Of Florida. Florida.Thesis.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber
Daya dan Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta.
Estiasih, T., R. Agustin, & A. Krisna. 2017. Penurunan oksalat pada
proses perendaman umbi kimpul (Xanthosoma sagittifolium) di
berbagai konsentrasi asam asetat. Jurnal Teknologi Pertanian (18): 191-200.
Fahn, A. 1990. Plant Anatomy. Pergamon Press. Oxford
Fardiaz. 1992. Polusi Air dan Udara. Kanisius. Yogyakarta Fern, Ken. 2014. Monochoria vaginalis. tropical.theferns.info.
Diakses pada tanggal 19 Juni 2019.
Finley, D.S. 1990. Pattern of calcium oxalate crystals in young tropical leaves: a possible role as an anti-herbivore defense.