Top Banner
PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA, KEBERADAAN KOMITE AUDIT, DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP KEMUNGKINAN PENERIMAAN OPINI GOING CONCERN SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pada Program Sarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Di Susun Oleh: MUZTAHID AMIN 106082002646 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011
95

PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

Feb 06, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA,

KEBERADAAN KOMITE AUDIT, DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL

TERHADAP KEMUNGKINAN PENERIMAAN OPINI GOING CONCERN

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pada Program Sarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Di Susun Oleh:

MUZTAHID AMIN

106082002646

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1432 H/2011

Page 2: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap
Page 3: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap
Page 4: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap
Page 5: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap
Page 6: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS PRIBADI

Nama Lengkap : Muztahid Amin

Nama Panggilan : Amin

Tempat/tTanggal Lahir : Tangerang, 6 Agustus 1988

Agama : Islam

Alamat : Jl. Pinang RT 01 / RW 03 Pamulang Timur,

Pamulang, Tangerang Selatan

Handphone : (021) 96004602

Email : [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN FORMAL

1.

SDN Pamulang Tengah, Pamulang.

Tahun 2000

2. MTsN II Pamulang

Tahun 2003

3. SMAN 1 Ciputat (SMAN 1 Tangsel)

Tahun 2006

4. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tahun 2011

RIWAYAT PENDIDIKAN INFORMAL

1. KAHFI Public Speaking School

2. PBB English Course

Page 7: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

ii

PENGALAMAN KERJA/ORGANISASI

LDK KOMDA Div. Dana Usaha 2007 FLAT Anggota 2007 Pramuka (kesekretariatan SMAN 1 Ciputat)

Sekretaris 2005

Program Desa Binaan (Setu) FEB UIN Jakarta

Pelaksana/Anggota 2010

El Fash Private Bimbel Pengajar 2010 TPA-TKA Assa’adah Pengajar 2006 NULAR Snack Executive Marketing 2009

Page 8: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

iii

EFFECT OF DEBT DEFAULT, PREVIOUS AUDIT REPORT, EXISTENCE

OF AUDIT COMMITTEE, AND MANAGERIAL OWNERSHIP ON THE

PROBABILITY OF RECEIVING GOING CONCERN AUDIT REPORT

ABSTRACT

This study aims to test the effect of debt default, previous audit report,

existence of audit committee, and managerial ownership on the probability of

receiving going concern audit report with using logistic regression. The sample of

this study amounted to 40 manufacturing companies that were registered in BEI

during 3 (three) years period 2007-2009. The sampling method that is used

purposive sampling. The collection data are using the secondary data that is

taken from legal site of BEI at http://www.idx.co.id.

The result of obtained in this test that debt default and previous audit report

are significantly effect the probability of receiving going concern. In the other

hand, existence of audit committee and managerial ownership have no relation

with the probability of receiving going concern audit report.

Key Words: debt default, previous audit report, existence of audit committee,

managerial ownership, going concern audit report

Page 9: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

iv

PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA,

KEBERADAAN KOMITE AUDIT, DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL

TERHADAP KEMUNGKINAN PENERIMAAN OPINI GOING CONCERN

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt default, opini audit

tahun sebelumnya, keberadaan komite audit, dan kepemilikan manajerial terhadap

kemungkinan penerimaan opini going concern dengan menggunakan regresi

logistik. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 40 perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI selama 3 (tiga) tahun periode 2007-2009. Metode penentuan

sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Pengumpulan data

menggunakan data sekunder yang diambil dari situs resmi BEI di

http://www.idx.co.id.

Hasil penelitian yang diperoleh dalam pengujian ini menunjukan bahwa

pengaruh debt default dan opini auditor tahun sebelumnya terhadap kemungkinan

penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara,

adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap perusahaan

tidak berpengaruh terhadap kemungkinan penerimaan opini going concern.

Kata Kunci: Debt default, opini audit tahun sebelumnya, komite audit,

kepemilikan manajerial, going concern.

Page 10: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

v

KATA PENGANTAR

Asslamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, kepadanya kita memohon

pertolongan dan pengampunan serta kita berlindung dari keburukan dan kejahatan

diri kita. Semoga kita selalu mendapat hidayah-Nya, sehingga kita tergolong

orang-orang yang berada dalam keridhoan-Nya. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan

melainkan Allah, dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Sholawat serta salam

teriring untuk Rosulullah semoga kita semua akan mendapat syafaatnya.

Skripsi yang telah peneliti selesaikan merupakan salah satu dari banyak

nikmat Allah SWT berikan. Terselesaikannya skripsi ini tak lepas dari bantuan

banyak pihak, oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini peneliti

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ayahanda beserta Ibunda tercinta, yang telah memberikah cahaya terang

senantiasa banyak hangat ruang kasih yang kalian berikan dari setiap doa,

kepingan rizki dan harapan, juga tak putus membimbing dari awal menghirup

udara didunia ini hingga detik huruf terkhir yang dibaca.

2. Bapak Dr.Amilin,SE.,Ak.,MSi, selaku dosen pembimbing I terimakasih banyak

atas kemudahan serta bimbingannya dan motivasi yang telah banyak diberikan

kepada peneliti.

3. Ibu Rini, SE., Ak., M.Si., selaku pembimbing II terimakasih banyak atas

bantukan serta bimbingannya serta kemudahan yang diberikan sehingga

terselesaikannya skripsi ini.

Page 11: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

vi

4. Kelompok D’COAT yang senantiasa memberikan motivasi, canda, serta

pengalaman bersama yang menyenangkan yang mudah-mudahan selalu eksis

walau masing-masing sudah menggenggam impiannya.

5. Bapak Tubagus Wahyudi, selaku guru besar KAHFI Public Speaking School

yang telah banyak memberikan ilmu dan pengetahuan seta motivasi yang luar

biasa kepada setiap mahasiswanya sehingga mereka selalu memegang tali yang

akan mereka panjat ke puncak impian mereka.

6. Sahabat-sahabat yang tidak bisa disebutkan satu-persatu yang secara langsung

maupun tidak langsung membantu dalam penyusunan skripsi ini hingga bisa

terselesaikan.

7. Tiga sahabat setia (komputer, flashdisk, dan sepeda motor) yang selalu

mendampingi baik dikala mudah maupun sulit dan telah memberikan

kontribusi yang sangat besar hingga mampu menyelesaikan skripsi ini dengan

baik.

Terimakasih untuk seluruh pihak-pihak yang namanya tidak tertulis atau tidak

disebutkan, peneliti mengucapkan banyak-banyak terimakasih dan mohon maaf

lahir batin. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena

pengetahuan dan kemampuan peneliti masih terbatas, oleh karena itu peneliti

mengharapkan saran serta tanggapan yang membangun guna terciptanya karya-

karya yang lebih baik dan dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Hormat saya

Peneliti

Page 12: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

vii

DAFTAR ISI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP…………………………………………….. i

ABSTRACT………………………………………………………………… iii

ABSTRAK………………………………………………………………….. iv

KATA PENGANTAR……………………………………………………… v

DAFTAR ISI………………………………………………………………… vii

DAFTAR TABEL…….………………………...…………………………... ix

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….. x

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………………………......................... 1

B. Rumusan Masalah………………………………………..…….... 6

C. Tujuan Penelitian………………………………………….…….. 6

D. Manfaat Penelitian……………………………………….…….... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur………………….………………….…….…… 9

1. Teori Agensi………………….………………….….………. 9

2. OpiniAudit……………….….………..….……….………… 10

3. Going Concern…………………..……….……….………… 15

4. Debt Default……………...…………………………………. 19

5. Opini Audit Tahun Sebelumnya………….……...….………. 20

6. Keberadaan Komite Audit………………...….…………….. 21

7. Kepemilikan Manajerial…………...…….………………….. 22

B. Keterkaitan Antara Variabel dan Perumusan Hipotesis.….…… 24

C. Penelitian Terdahulu……………………………………………. 27

D. Kerangka Pemikiran……………………………………………... 30

Page 13: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

viii

BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian…………................................................ 32

B. Metode Penentuan Sampel……………………...……..………….. 32

C. Metode Pengumpulan Data…………………..…..…………….…. 33

D. Metode Analisis Data……………………...……………................ 33

1. Statistik Deskriptif……………………...…………………….. 34

2. Uji Hipotesis…………………………………………………... 34

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian……………………………… 37

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Obyek Penelitian……………………... 41

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian……………………………………. 43

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………………….. 54

B. Implikasi…………………………………………………………... 55

C. Keterbatasan………………………………………………………. 56

D. Saran………………………………………………………………. 57

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 58

LAMPIRAN…………………………………………………………………. 61

Page 14: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

ix

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

2.1 Hasil-hasil Penelitian Terdahulu……………………………… 29

4.1 Proses seleksi Perusahaan Populasi…………………………… 41

4.2 Seleksi Perusahaan Sampel…………………………………… 42

4.3 Hasil Uji Deskriptif…………………………………………. 43

4.4 Hasil Uji Hosmer And Lemeshow’s Goodness of Fit………… 44

4.5 Hasil Uji Overall Model fit………………………..………………. 45

4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi……………………………. 46

4.7 Hasil Uji Regresi Logistik…………………………………... 46

4.8 Ringkasan Hasil Uji Hipotesis………………………………. 52

Page 15: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

x

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Pedoman Pernyataan Pendapat…………….…………..………. 18

2.2 Kerangka Pemikiran………………………………..…………. 31

Page 16: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1. Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur…………………………….. 61

2. Data Sampel……………………….………………………..………. 63

3. Data Output SPSS…….…………………………………..…………. 66

4. Sampel Laporan Auditor External…………………………………... 75

Page 17: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada umumnya perusahaan publik memanfaatkan pasar modal sebagai

sarana untuk mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan. Investor

mau menanamkan modal pada perusahaan apabila investasinya dapat

menghasilkan sejumlah keuntungan. Keberadaan pasar modal menjadikan

perusahaan mempunyai alat untuk refleksi diri tentang kinerja dan kondisi

keuangan perusahaan. Apabila kondisi keuangan dan kinerja perusahaan

bagus maka pasar akan merespon dengan positif melalui peningkatan harga

saham perusahaan. Keuntungan dari adanya perusahaan publik dari sudut

pandang investor antara lain adalah investor akan mendapat perlindungan dari

otoritas pasar modal karena adanya peraturan yang harus ditaati perusahaan

emiten seperti menyerahkan laporan rutin yang diantaranya adalah laporan

keuangan auditan.

Auditor mempunyai peranan penting dalam menjembatani antara

kepentingan investor dan kepentingan perusahaan sebagai pemakai dan

penyedia laporan keuangan. Data-data perusahaan akan lebih mudah

dipercaya oleh investor dan pemakai laporan keuangan lainnya apabila

laporan keuangan yang mencerminkan kinerja dan kondisi keuangan

perusahaan telah mendapat pernyataan wajar dari auditor. Pernyataan auditor

diungkapkan melalui opini audit. Auditor juga bertanggung jawab untuk

1

Page 18: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

2

menilai apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan satuan usaha

dalam mempertahankan kelangsungan usahanya (going concern).

Kelangsungan hidup satuan ini biasanya dihubungkan dengan

kemampuan manajemen membawa satuan usaha tersebut untuk bertahan

hidup selama mungkin. Jika terjadi kesalahan maka yang pertama ditunjukan

ke pihak manajemen. Namun, tuduhan kesalahan juga sangat berpotensi

melebar hingga auditor.

Bangkrutnya perusahaan energi Enron merupakan salah satu contoh

terhadinya kegagalan bisnis di Amerika. Hal ini terjadi karena adanya skandal

akuntansi yang melibatkan pihak manajemen dan auditor external. Arthur

Andersen dipersalahkan sebagai penyebab terjadinya kebangkrutan Enron dan

divonis pihak pengadilan kerena melakukan mark-up pendapatan dan

menyembunyikan hutang lewat business partnership (Kompas, 16 Juni 2002).

Kasus Enron, WoldCom, Xerox, Merck dan sebagainya sangat

memukul profesi akuntan publik. Hal ini dapat dipahami karena auditor

merupakan pihak yang paling rentan tanggung jawabnya dalam menilai

kewajaran laporan keuangan perusahaan. Selain itu auditor juga bertanggung

jawab untuk menilai apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan

satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern)

dalam periode waktu yang pantas, tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal

laporan audit.

Page 19: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

3

Lenard, Mary Jane, Perualz Alam, dan David Booth (1988) mengatakan

bahwa opini audit dengan modifikasi mengenai going concern,

mengindikasikan bahwa dalam penilaian auditor terdapat resiko perusahaan

tidak dapat bertahan dalam bisnis yang normal. Dilain pihak, perusahaa yang

memiliki kondisi keuangan yang baik atau sehat memperoleh opini

“standard” atau “unqualified”. Dari sudut pandang auditor, keputusan

tersebut melibatkan beberapa tahap analisis.

Auditor harus mempertimbangkan hasil dari operasi, kondisi ekonomi

yang mempengaruhi perusahaan, kemampuan membayar hutang, dan

kebutuhan likuiditas dimasa yang akan datang. Auditor dalam menerbitkan

opini audit going concern akan mempertimbangkan opini audit going

concern yang telah diterima oleh auditee pada tahun sebelumnya

(Setyarno, Eko Budi, Januarti, Indira dan Faisal, 2006).

Pada umummya informasi yang secara signifikan berlawanan dengan

asumsi kelangsungan hidup satuan usaha adalah berhubungan dengan

ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya pada saat jatuh

tempo atau default. Hal ini terbukti melalui penelitian yang telah dilakukan

oleh Chen dan Church (1992), penelitian tersebut menemukan hubungan yang

kuat status default dengan nilai R-square yang meningkat dari 38% menjadi

93%. Hasil temuanya juga menyatakan bahwa kesulitan dalam menaati

persetujuan hutang, fakta-fakta pembayaran yang lalai atau pelanggaran

perjajian memperjelas masalah going concern suatu perusahaan.

Page 20: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

4

Komite audit bertugas untuk membantu dewan komisaris dalam

menjalankan tugasnya. Komite audit berfungsi untuk meningkatkan

kualitas laporan keuangan dan meningkatkan fungsi audit internal dan

eksternal seperti mereview laporan keuangan yang telah diperiksa oleh

akuntan publik. Perusahaan yang memiliki komite audit biasanya

memiliki manajemen perusahaan yang lebih transparan dan akuntabel,

sehingga dapat dapat diharapkan mendukung kemampuan going concern

sebuah entitas.

Beberapa penelitian mendukung teori bahwa keberadaan komisaris

independen dan komite audit membawa pengaruh yang positif bagi

perusahaan dengan laporan keuangan yang berkualitas sehingga akan

menerima opini going concern dari auditor. Dewan komisaris yang

independen secara umum mempunyai pengawasan yang lebih baik terhadap

manajemen, sehingga mempengaruhi kemungkinan kecurangan dalam

menyajikan laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen (Santosa dan

Wedari, 2007).

Besarnya discretionary accrual lebih tinggi untuk perusahaan yang

memiliki komite audit yang terdiri dari sedikit komisaris independen

dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki komite audit yang terdiri

dari banyak komisaris independen (Herawaty, 2008). Ini berarti bahwa

jumlah komisaris independen yang lebih banyak, terutama yang juga

menjabat sebagai komite audit lebih baik daripada sedikit komisaris

independen.

Page 21: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

5

Pihak manajemen yang bertanggung jawab mengelola perusahaan

juga terkadang memiliki kepentingan yang berbeda dengan pemegang saham.

Konflik kepentingan ini dapat diminimalisir dengan meningkatkan kepemilikan

manajerial (Jensen dan Meckling, 1976). Dengan adanya kepemilikan

manajerial ini pihak manajemen dapat merasakan manfaat atas

pengambilan keputusan sekaligus menanggung konsekuensi atas

kesalahan pengambilan keputusan. Penelitian Ujiyantho dan Pramuka

(2007) menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan

terhadap manajemen laba. Aktivitas manajemen laba dapat mempengaruhi

kualitas pelaporan keuangan yang kemudian dapat mempengaruhi opini

auditor yang diterima perusahaan.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas peneliti termotivasi untuk

melakukan penelitian ini dikarenakan cukup penting mengetahui pengaruh debt

default, audit tahun sebelumnya, keberadaan komite audit, dan kepemilikan

manajerial terhadap kemungkinan penerimaan opini going concern disebuah

perusahaan. Selain itu peneliti juga ingin mengetahui seberapa besar pengaruh

variabel independen mempengaruhi variabel dependen, maka peneliti

melakukan penelitian dengan judul "Pengaruh Debt Default, Opini Auditor

Tahun Sebelumnya, Keberadaan Komite Audit, dan Kepemilikan

Manajerial Terhadap Penerimaan Opini Going Concern".

Page 22: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

6

B. Rumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang yang telah di sampaikan dimuka, maka

rumusan penelitian ini adalah:

1. Apakah faktor debt default berpengaruh terhadap kemungkinan penerimaan

opini going concern?

2. Apakah faktor opini auditor tahun sebelumnya berpengaruh terhadap

kemungkinan penerimaan opini going concern?

3. Apakah faktor keberadaan komite audit berpengaruh terhadap kemungkinan

penerimaan opini going concern?

4. Apakah faktor kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kemungkinan

penerimaan opini going concern?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menemukan

bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:

1. Untuk menemukan bukti empiris apakah faktor debt default berpengaruh

terhadap kemungkinan penerimaan opini going concern.

2. Untuk menemukan bukti empiris apakah faktor opini auditor tahun

sebelumnya berpengaruh terhadap kemungkinan penerimaan opini going

concern.

3. Untuk menemukan bukti empiris apakah faktor keberadaan komite audit

berpengaruh terhadap kemungkinan penerimaan opini going concern.

Page 23: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

7

4. Untuk menemukan bukti empiris apakah faktor kepemilikan manajerial

berpengaruh terhadap kemungkinan penerimaan opini going concern.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan terutama tentang faktor-faktor

yang mempengaruhi penerimaan going concern.

2. Bagi investor

Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi investor yang ingin

berinvestasi, agar mempunyai bahan pertimbangan dalam berinvestasi.

3. Bagi auditor

Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam memberikan

penilaian keputusan opini audit yang megacu pada kelangsungan hidup

(going concern) perusahaan dimasa yang akan datang.

4. Ilmu auditing

Menambah literatur dan terutama untuk peneliti yang ingin melakukan

penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi opini

going concern

5. Bagi pihak lain

Sebagai sambungan pemikiran, pengetauan, dan informasi yang berguna

dalam menyusun laporan keuangan dan dapat digunakan sebagai bahan

referensi untuk penelitian selanjutnya

Page 24: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Teori Agensi

Teori agensi menggambarkan hubungan agensi sebagai suatu

kontrak di bawah satu prinsipal atau lebih yang melibatkan agen untuk

melaksanakan beberapa layanan bagi mereka dengan melakukan

pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada agen. Baik

prinsipal maupun agen diasumsikan sebagai orang ekonomi rasional dan

dan semata-mata termotivasi oleh kepentingan pribadi. Hal ini dapat

memicu terjadinya konflik keagenan. Untuk itu, dibutuhkan pihak ketiga

yang independen sebagai mediator pada hubungan antara prinsipal dan

agen. Auditor adalah pihak yang dianggap mampu menjembatani

kepentingan pihak prinsipal (shareholders) dengan pihak agen (manajer)

dalam mengelola keuangan perusahaan (Setiawan, 2006).

Teori agensi menunjukkan pentingnya pemisahan manajemen

perusahaan dari pemilik kepada manajer. Tujuan sistem pemisahan ini

untuk menciptakan efisiensi dan efektifitas dengan menyewa agen

profesional dalam mengelola perusahaan. Pemisahan kepemilikan dan

pengendalian ini membawa pada masalah agensi, dimana manajer dalam

perusahaan bertindak sebagai “agen” dan stakeholder bertindak sebagai

“principal”. Pemegang saham sebagai pemilik perusahaan prinsipal

8

Page 25: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

9

menyerahkan pembuatan keputusan kepada direktur yang bertindak sebagai

agen dari pemegang saham (Solomon dan Solomon, 2005). Pemilik

menginginkan informasi dan mengembangkan sistem insentif untuk

meyakinkan tindakan agen berada dalam kepentingan pemilik.

Baik pemilik maupun agen diasumsikan mempunyai rasionalisasi

ekonomi dan semata-mata mementingkan kepentingannya sendiri. Agen

mungkin akan takut mengungkapkan informasi yang tidak diharapkan

oleh pemilik, sehingga terdapat kecenderungan untuk memanipulasi

laporan keuangan tersebut. Berdasarkan asumsi tersebut, maka

dibutuhkan pihak ketiga yang independen, dalam hal ini adalah

akuntan publik. Tugas dari akuntan publik (auditor) memberikan jasa

untuk menilai laporan keuangan yang dibuat oleh agen, dengan hasil

akhir adalah opini audit.

2. Opini Audit

Dalam melakukan penugasan umum, auditor ditugasi memberikan

opini atas laporan keuangan peusahaan. Opini yang diberikan

merupakan pernyataan kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi

keuangan dan hasil usaha dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi

berterima umum (IAI, 2001).

Pendapat atau opini audit merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari laporan audit. Laporan audit penting sekali dalam suatu audit atau

proses atestasi lainnya karena laporan tersebut menginformasikan

Page 26: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

10

pemakai informasi tentang apa yang dilakukan auditor dan kesimpulan

yang diperolehnya. Opini audit diberikan oleh auditor melalui beberapa

tahap audit sehingga auditor dapat memberikan kesimpulan atas opini

yang harus diberikan atas laporan keuangan yang diauditnya.

Opini audit tersebut dinyatakan dalam paragraf pendapat dalam

laporan audit. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat

mengenai laporan keuangan secara keseluruhan. Laporan keuangan yang

dimaksud dalam standar pelaporan tersebut adalah meliputi neraca,

laporanlabarugi, laporan perubahan ekuitas, laporan aruskas, dan semua

catatan kaki serta penjelasan dan tambahan informasi yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dalam penyajian laporan keuangan. Oleh

karenaitu, dalam standar pelaporan yang ketiga tersebut diatas, auditor

diharuskan menyampaikan kepada pemakai laporannya mengenai

informasi penting yang menurut auditor perlu diungkapkan. Selain itu,

auditor dituntut tidak hanya melihat sebatas pada hal-hal yang ditampakkan

dalam laporan keuangan saha tetapi juga harus lebih mewaspadai hal-hal

potensial yang dapat mengganggu kelangsungan hidup (going concern)

seuatu perusahaan. Inilah yang menjadi alasan kenapa auditor diminta untuk

mengevaluasi atas kelangsungan hidup perusahaan dalam batas waktu

tertentu (IAI, 2001).

Tujuan dalam standar pelaporan tersebut adalah untuk

memungkinkan pemegang saham, kreditur, pemerintah, karyawan,

dan pihak lain yang berkepentingan terhadap laporan keuangan

Page 27: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

11

menentukan seberapa jauh laporan keuangan yang dilaporkan oleh auditor

dalam laporan audit dapat dipercaya.

Arens, James, Amir Abadi (2008) mengemukakan bahwa opini audit

terdiri dari 5 jenis, antara lain pendapat wajar tanpa pengecualian

(Unqualified Opinion), pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa

penjelas (Unqualified Opinion with Explanatory Language), pendapat wajar

dengan pengecualian (Qualified Opinion), pendapat tidak wajar (Adverse

Opinion), tidak memberikan pendapat (Disclaimer of Opinion).

Dengan penjelasan ketentuan standar penilaian yang berbeda dari

masing-masing jenis opini audit yang diberikan, antara lain:

1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion)

Dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, auditor menyatakan

bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar dalam semua hal

yang material sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di

Indonesia.

Laporan audit dengan pendapat wajar tanpa pengecualian

diterbitkan oleh auditor jika kondisi berikut ini terpenuhi:

a. Semua laporan neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan

ekuitas, dan laporan arus kas terdapat dalam laporan keuangan.

b. Dalam pelaksanaan perikatan, seluruh standar umum dapat

dipenuhi oleh auditor.

Page 28: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

12

c. Bukti cukup dapat dikumpulkan oleh auditor, dan auditor

telah melaksanakan perikatan sedemikian rupa sehingga

memungkinkan untuk melaksanakan tiga standar pekerjaan lapangan.

d. Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi

berterima umum di Indonesia.

e. Tidak ada keadaan yang mengharuskan auditor untuk

menambah paragraf penjelas atau modifikasi kata-kata dalam laporan

audit.

2. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelas

(Unqualified Opinion with Explanatory Language)

Dalam keadaan tertentu, auditor menambahkan suatu paragraf

penjelas (atau bahasa penjelas yang lain) dalam laporan audit,

meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian

atas laporan keuangan keuangan auditan. Paragraf penjelas

dicantumkan setelah paragraf pendapat.

Keadaan yang menjadi penyebab utama ditambahkannya suatu

paragraf penjelas atau modifikasi kata-kata dalam laporan audit

baku adalah:

a. Ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi berterima umum.

b. Keraguan besar tentang kelangsungan hidup entitas.

c. Auditor setuju dengan suatu penyimpangan dari prinsip akuntansi

yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan.

d. Penekanan atas suatu hal laporan audit yang melibatkan auditor lain.

Page 29: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

13

3. Pendapat Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)

Pendapat wajar dengan pengecualian diberikan apabila auditee

menyajikan secara wajar laporan keuangan, dalam semua hal yang

material sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di

Indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal yang dikecualikan.

Pendapat wajar dengan pengecualian dinyatakan dalam keadaan:

a. Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya

pembatasan terhadap lingkup audit.

b. Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi

penyimpangan dari prinsip akuntansi berterima umum di

Indonesia, yang berdampak material, dan ia berkesimpulan

untuk tidak menyatakan pendapat tidak wajar.

4. Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion)

Opini diberikan jika auditor merasa yakin bahwa keseluruhan

laporan keuangan yang disajikan memuat salah saji material atau

menyesatkan sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan

atau hasil operasi perusahaan sesuai dengan prinsip akuntans yang

berlaku umum. Pendapat tidak wajar ini hanya dibuat jika auditor

memiliki bahan bukti yang cukup, melalui penyelidikan yang memadai.

Tentang ketidak sesuaian tersebut.

Page 30: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

14

5. Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of Opinion)

Suatu pernyataan tidak memberikan pendapat dilakukan jika auditor

tidak berhasil untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa keseluruhan

laporan keuangan disajikan secara wajar. Pernyataan ini timbul karena

banyak pembatasan lingkup audit, atau hubungan yang tidak independen

antara auditor dan klien menurut etika profesional.

Paragraf pendapat dengan tegas menyatakan bahwa yang diberikan

adalah suatu pendapat dan bukan suatu pernyataan mutlak atau jaminan.

Auditor diminta untuk membuat pendapatnya mengenai laporan keuangan

secara keseluruhan, termasuk kesimpukan mengenai apakah perusahaan

mengikuti prinsip akuntansi yang berterima umum.

3. Going Concern

Going concern adalah salah satu konsep yang paling penting yang

mendasari pelaporan keuangan (Gray & Manson, 2000). Adalah

tanggung jawab utama direktur untuk menentukan kelayakan dari

persiapan laporan keuangan menggunakan dasar going concern dan

tanggung jawab auditor untuk meyakinkan dirinya bahwa penggunaan

dasar going concern oleh perusahaan adalah layak dan diungkapkan

secara memadai dalam laporan keuangan (Setiawan, 2006).

Menurut Altman dan McGough (1974) masalah going concern

terbagi dua, yaitu masalah keuangan yang meliputi kekurangan (defisiensi)

likuiditas, defisiensi ekuitas, penunggakan utang, kesulitan memperoleh

Page 31: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

15

dana, serta masalah operasi yang meliputi kerugian operasi yang terus-

menerus, prospek pendapatan yang meragukan, kemampuan operasi

terancam, dan pengendalian yang lemah atas operasi. Audit report

dengan modifikasi mengenai going concern mengindikasikan bahwa

dalam penilaian auditor terdapat resiko perusahaan tidak dapat bertahan

dalam bisnis. Auditor harus mempertimbangkan hasil dari operasi,

kondisi ekonomi yang mempengaruhi perusahaan, kemampuan

pembayaran hutang, dan kebutuhan likuiditas di masa yang akan datang

(Lenard, Mary,Perualz,dan David, 1998).

SPAP (PSA No. 30) memberikan pedoman kepada auditor tentang

dampak kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan

hiduptnya terhadap opini auditor sebagai berikut:

1. Jika auditor yakin bahwa terdapat kesangsian mengenai kemampuan

satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam

jangka waktu pantas, ia harus:

a. memperoleh informasi mengenai rencana manajemen yang ditunjukan

untuk mengurangi dampak kondisi dan peristiwa tersebut.

b. Menetapkan kemungkinan bahwa rencana tersebut secara efektif

dilaksanakan.

2. Jika manajemen tidak memiliki rencana yang mengurangi dampak

kondisi dan peristiwa terhadap kemampuan satuan usaha dalam

mempertahankan kelangsungan hidupnya, auditor mempertimbangkan

untuk memberikan pernyataan tidak memberikan pendapat.

Page 32: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

16

3. Jika manajemen memiliki rencana tersebut, langkah selanjutnya yang

harus dilakukan oleh auditor adalah menyimpulkan efektivitas rencana

tersebut.

a. Jika auditor berkesimpulan rencana tersebut tidak efektif, auditor

menyatakan tidak member pendapat.

b. Jika auditor berkesimpulan rencana tersebut efektif dan klien

mengungkapakn dalam catatan laporan keuangan, auditor menyatakan

pendapat wajar tanpa pengecualian.

c. Jika auditor berkesimpulan rencana tersebut efektif akan tetapi klien

tidak mengungkapkan dalam catatan laporan keuangan, auditor

memberikan pendapat tidak wajar.

Degan adanya pedoman tersebut diharapkan auditor mampu

memberikan opini audit yang sesuai dengan kondisi perusahaan yang sedang

diauditnya mengenai going concern. Juga sebagai bentuk keseragaman

antara para auditor dalam alasannya memberikan opini going concern

terhadap sebuah perusahaan.

Pedoman tersebut dapat divisualisasikan seperti bagan berikut ini:

Page 33: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

17

Gambar 2.1

Pedoman Pernyataan Pendapat Going Concern

Sumber: IAI, 2001:73

Bagaimanapun juga tidak ada panduan yang jelas atas hasil penelitian

yang dapat dijadikan pemilihan tipe going concern report yang harus dipilih.

Karena pemberian status going concern bukanlah suatu tugas yang mudah

(Khon dan Tan,1999 dalam Badingatus, 2007). Jika auditor menyimpulkan

Ya

Apakah ada

rencana

manajemen?

Apakah cukup

pengungkapan?

Apakah rencana

manajemen efektif dilaksanakan?

Tidak

memberikan

Pendapat

Tidak

memberikan

Pendapat

Pendapat wajar

dengan

pengecualian atau

pendapat tidak wajar

Pendapat wajar

tanpa

pengecualian Tidak

Ya

Ya

Ya

Tidak

Tidak

Tidak

Auditor sangsi atas

kelangsungan hidup

satuan usaha ?

Page 34: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

18

keragu-raguan atas kemampuan perusahaan untuk melanjutkan usahanya,

pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas perlu dibuat,

terlepas dari pengungkapan dalam laporan keuangan. PSA 30 membolehkan

tetapi tidak menganjurkan pernyataan tidak memberikan pendapat kerena

adanya kesangsian atas kelangsungan hidup.

4. Debt Default

Debt default didefinisikan sebagai kegagalan debitor

(perusahaan) untuk membayar utang pokok dan atau bunganya pada

waktu jatuh tempo (Ramadhany, 2004:41). Dalam PSAK 30, indikator

going concern yang banyak digunakan oleh auditor dalam memberikan

keputusan opini audit adalah kegagalan dalam memenuhi kewajiban

hutangnya (default). Penyebab defaultnya suatu hutang disebabkan

oleh kurangnya likuiditas perusahaan untukmembayar pokok dan

bunganya pada saat jatuh tempo. Hal ini dikarenakan lemahnya

manajemen modal kerja perusahaan dan tidak tercapainya target

penjualan yang diharapkan sehingga kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan kas memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi

kondisi keuangan perusahaan dimana sebagian dari kas akan

dianggarkan sebagai dana pelunasan hutang (kompas).

Ramadhany (2004:27) dalam penelitiannya menulis bahawa

wawancara yang dilakukan Munchler (1984) terhadap auditor

menyatakan bahwa mereka tidak perlu menggunakan analisis rasio

Page 35: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

19

dalam memutuskan keputusan going concern. Auditor hanya perlu

berkonsentrasi pada identifikasi indikator-indikator yang lebih jelas

dari potensi masalah going concern.

Dapat dikatakan bahwa status hutang perusahaan merupakan faktor

pertama yang akan diperiksa oleh auditor untuk mengukur kesehatan

keuangan perusahaan. Ketika jumlah hutang perusahaan sudah sangat

besar, maka aliran kas perusahaan tentunya banyak dialokasikan untuk

menutupi hutangnya, sehingga akan mengganggu kelangsungan

operasi perusahaan. Apabila hutang ini tidak mampu dilunasi, maka

kreditor akan memberikan status default.

Status default dapat meningkatkan kemungkinan auditor

mengeluarkan laporan going concern. Dengan menambahkan variabel

default hutang pada model prediksi going concern yang sebelumnya hanya

memasukkan variabel-variabel rasio keuangan saja.

Chen dan Church (1992) dalam penelitiannya meneliti manfaat

status default terhadap kewajiban hutang dalam pengeluaran opini audit

going concern. Dari 127 perusahaan yang menerima opini going concern

pertama kalinya dari tahun 1983 sampai 1986, sebanyak 98 perusahaan

dalam keadaan default atau dalam proses restrukturisasi kewajiban hutang

mereka, tujuannya adalh untuk menghindari default selanjutnya.

Sebaliknya, hanya satu dari 127 perusahaan didalam sampel kendali berada

dalam default. Dimana sampel kendali meliputi perusahaan-perusahaan

yang setidaknya memiliki satu karakteristik perusahaan bermasalah (yaitu,

Page 36: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

20

modal kerja negatif, defisit dalam laba ditahan) dan menerima opini bersih.

Pada penelitian tersebut ditemukan hubungan yang kuat antara

variabel default dengan keputusan opini going concern. Hasil temuannya

juga menyatakan bahwa kesulitan dalam mentaati persetujuan hutang,

fakta-fakta pembayaran yang lalai atau pelanggaran perjanjian,

memperjelas masalah going concern suatu perusahaan. Dengan penelitian

yang dilakukan Chen dan Church tersebut menjelaskan debt default atau

status default pada hutang berpengaruh pada pemberian opini going

concern oleh auditor.

5. Opini Audit Tahun Sebelumnya

Opini audit tahun sebelumnya adalah opini audit yang diterima

auditee pada tahun sebelumnya atau 1 tahun sebelum tahun penelitian.

Opini audit tahun sebelumnya ini dikelompokkan menjadi 2 yaitu

auditee dengan opini going concern (GCAO) dan tanpa opini going concern

(NGCAO).

Mutchler (1984) melakukan wawancara dengan praktisi auditor

yang menyatakan bahwa perusahaan yang menerima opini audit going

concern pada tahun sebelumnya lebih cenderung untuk menerima opini

yang sama pada tahun berjalan. Mutchler (1984) menguji pengaruh

ketersediaan informasi publik terhadap prediksi opini audit going concern,

yaitu tipe opini audit yang telah diterima perusahaan. Hasilnya

menunjukkan bahwa model discriminant analysis yang memasukkan

Page 37: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

21

tipe opini audit tahun sebelumnya mempunyai akurasi prediksi

keseluruhan yang paling tinggi sebesar 89,9 persen dibanding model yang

lain.

Penelitian oleh Ramadhany (2004) memperkuat bukti mengenai

opini audit going concern yang diterima tahun sebelumnya dengan opini

audit going concern tahun berjalan. Ada hubungan positif yang

signifikan antara opini audit going concern tahun sebelumnya dengan

opini audit going concern tahun berjalan. Apabila pada tahun

sebelumnya auditor telah menerbitkan opini audit going concern, maka

akan semakin besar kemungkinan auditor untuk menerbitkan kembali

opini audit going cocern pada tahun berikutnya. Dengan adanya penelitian

dari Mutchler dan Ramadhany menjadi bukti kuat pengaruh dari opini

auditor tahun sebelumnya dengan kemungkinan penerimaan opini going

concern pada laporan keuangan suatu perusahaan.

6. Keberadaan Komite Audit

Komite audit merupakan komite yang dibentuk oleh Dewan

Komisaris untuk melakukan tugas pengawasan pengelolaan

perusahaan. Komite audit dianggap sebagai penghubung antara

pemegang saham dan dewan komisaris dengan pihak manajemen dalam

menangani masalah pengendalian (Nasution dan Setiawan, 2007).

Kewenangan komite audit hanya sebatas memberikan rekomendasi

kepada dewan komisaris, kecuali jika komite audit mendapatkan kuasa

Page 38: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

22

dari dewan komisaris, misalnya untuk menentukan komposisi auditor

eksternal. Meskipun demikian, peran komite audit dalam meningkatkan

kinerja perusahaan cukup penting. The Institute of Internal Auditors

(IIA) merekomendasikan bahwa setiap perusahaan publik harus memiliki

Komite Audit yang diatur sebagai komite tetap (Forum for Corporate

Governance Indonesia, 2000). Penelitian oleh Wedari (2007) menguji

pengaruh keberadaan komite audit dengan praktik manajemen laba, hasilnya

keberadaan komite audit berpengaruh secara signifikan dengan aktifitas

manajemen laba.

Auditor terkadang mendapatkan tekanan dari manajemen dan

pemegang saham atas pemberian opini auditnya. Manajemen tentunya

menginginkan opini audit atas laporan keuangannya yang bersih,

dalam artian wajar tanpa pengecualian. Oleh karena itu, keberadaan

komite audit sangat penting untuk meredakan tekanan terhadap auditor

untuk menghasilkan opini yang wajar tanpa pengecualian.

7. Kepemilikan Manajerial

Menurut Jensen dan Meckling (1976), perbedaan kepentingan dan

perilaku oportunistik berbanding terbalik dengan bagian kepemilikan

pihak dalam, karena kepemilikan pihak dalam (manajemen) bertindak

sebagai sarana pengawasan yang membawa pada kualitas pelaporan yang

lebih tinggi. Jadi, semakin besar saham yang dimiliki oleh manajemen,

mereka akan bertindak lebih hati-hati dalam membuat keputusan dan

Page 39: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

23

berusaha mencegah perilaku oportunistik, seperti memanipulasi

laporan keuangan dan manajemen laba.

Besar kecilnya jumlah kepemilikan saham manajerial dalam

perusahaan dapat mengindikasikan adanya kesamaan (congruance)

kepentingan antara manajemen dengan pemegang saham (Faizal, 2004).

Dengan meningkatkan persentase kepemilikan, diharapkan manajer

termotivasi untuk meningkatkan kinerja dan bertanggung jawab

meningkatkan kemakmuran pemegang saham. Manajer tidak hanya

mengambil tindakan yang sesuai dengan tujuan perusahaan yaitu untuk

memperoleh laba tetapi juga mengoptimalkan aktivitas investasi.

Herawaty (2008) juga menyatakan bahwa kepemilikan manajerial

dapat berfungsi sebagai mekanisme corporate governance sehingga dapat

mengurangi tindakan manajer dalam memanipulasi laba. Dengan

demikian, kepemilikan manajerial sebagai salah satu mekanisme

corporate governance merupakan sarana monitoring yang efektif yang

dapat membawa pada kualitas pelaporan yang lebih tinggi, sehingga opini

audit yang diterima atas laporan keuangan perusahaan cenderung

merupakan opini yang bersih (clean opinion). Namun, kekuasaan yang

dipegang oleh manajer dengan kepemilikan sahamnya yang besar juga

dapat membawa dampak negatif pada pemegang saham eksternal, dimana

pemegang saham eksternal tidak dapat mengendalikan tindakan

manajemen. Kepemilikan perusahaan oleh manajemen diharapkan dapat

meningkatkan nilai perusahaan, sehingga mengurangi risiko terjadinya

Page 40: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

24

kesulitan keuangan yang nanti akan berpengaruh juga terhadap pemberian

opini oleh auditor terutama kaitannya dengan going concern.

B. Keterkaitan Antara Variabel dan Perumusan Hipotesis

1. Debt Default dengan Kemungkinan Penerimaan Opini Going Concern

Kegagalan perusahaan dalam memenuhi kewajiban hutang dan atau

bunga merupakan indicator going concern yang banyak digunakan oleh

auditor dalam menilai kelangsungan hidup suatu perusahaan. Dapat

dikatakan bahwa status hutang perusahaan merupakan faktor pertama yang

akan diperiksa oleh auditor untuk mengukur kesehatan keuangan

perusahaan. Ketika jumlah hutang perusahaan sudah sangat besar, maka

aliran kas perusahaan tentunya banyak dialokasikan untuk menutupi

hutangnya, sehingga akan mengganggu kelangsungan operasi perusahaan,

apabila hutang itu tidak mampu dilunasi, maka kreditor akan memberikan

status default.

Status default dapat meningkatkan kemungkinan auditor

mengeluarkan laporan going concern. Seperti yang tercantum dalam PSA

30, indicator going concern yang banyak digunakan auditor dalam

memberikan keputusan opini audit adalah kegagalan dalam memenuhi

kewajiban hutang (default). Dengan menambah variabel default hutang pada

model prediksi going concern yang sebelumnya hanya memasukan variabel-

variabel rasio keuangan saja, Chen dan Church (1992) menemukan

hubungan yang kuat status default terhadap opini going concern.

Page 41: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

25

Berdasarkan hasil dari penelitian tersebut maka hipotesis yang diajukan

adalah sebagai berikut:

H1: Debt default berpengaruh positif terhadap kemungkinan penerimaan

Opini going concern

2. Audit Tahun Sebelumnya dengan Kemungkinan Penerimaan Opini

Going Concern

Mutcher (1984) melakukan wawancara dengan para praktisi auditor

yang menyatakan bahwa perusahaan menerima opini audit going concern

pada tahun sebelumnya lebih cenderung untuk menerima opini yang sama

pada tahun berjalan. Mutcher (1985) menguji pengaruh ketersediaan

informasi publik terhadap prediksi opini audit going concern, yaitu tipe opini

audit yang telah diterima perusahaan, hasilnya menunjukan bahwa model

discriminant analysis yang memasukan tipe opini audit tahun sebelumnya

mempunyai akurasi prediksi yang paling tinggi sebesar 89,9 persen

disbanding model yang lain.

Penelitian oleh Ramadhany (2004) memperkuat bukti mengenai opini

audit going concern yang diterima tahun sebelumnya dengan opini audit

going concern. Ada hubungan positif yang signifikan antara opini going

concern tahun sebelumnya dengan opini audit going concern tahun berjalan.

Apabila pada tahun sebelumnya auditor telah menerbitkan opini going

concern, maka akan semakin besar kemungkinan auditor akan menerbitkan

opini going concern pada tahun berikutnya. Berdasarkan penelitian yang

Page 42: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

26

dialakukan oleh Mutcher (1994) dan Ramadhany (2004), maka hipotesis

yang diajukan sebagai berikut:

H2: Audit Tahun Sebelumnya berpengaruh positif terhadap kemungkinan

penerimaan opini going concern

3. Keberadaan Komite Audit dengan Kemungkinan Penerimaan Opini

Going Concern

Komite audit merupakan komite yang dibentuk oleh dewan komisaris

untuk melakukan tugas pengawasan pengelolaan perusahaan. Komite audit

dianggap sebagai penghubung antara pemegang saham dan dewan komisaris

dengan pihak manajemen dalam menangani masalah pengandalian

(Nasution dan Setiawan, 2007).

Manajemen tentunya menginginkan opini atas laporan keuangan yang

bersih, dalam artian wajar tanpa pengecualian. Oleh karena itu, keberadaan

komite audit sangat penting untuk meredakan tekanan terhadap auditor

untuk menghasilkan opini wajar tanpa pengecualian. Wedari (2004)

menunjukan bahwa komite audit berhubungan dengan lebih sedikit tuntutan

hukum pemegang saham karena kecurang dan tindakan ilegal. Auditor yang

melihat adanya tuntutan hukum pemegang saham akan menilal hal tersebut

sebagai salah satu faktor keraguan akan kelangsungan hidup perusahaan

sehingga ia akan memberikan opini going concern pada perusahaan tersebut.

Dari pernyataan inilah maka diajuakan hipotesis sebagai berikut:

H3: Keberadaan komite audit berpengaruh negative terhadap kemungkinan

penerimaan opini going concern

Page 43: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

27

4. Kepemilikan manajerial dengan Kemungkinan Penerimaan Opini

Going Concern

Menurut Jensen dan Meckling (1976), perbedaan kepentingan dan

perilaku oportunistik berbanding terbalik dengan bagian kepemilikan

pihak dalam, karena kepemilikan pihak dalam (manajemen) bertindak

sebagai sarana pengawasan yang membawa pada kualitas pelaporan yang

lebih tinggi. Jadi, semakin besar saham yang dimiliki oleh manajemen,

mereka akan bertindak lebih hati-hati dalam membuat keputusan dan

berusaha mencegah perilaku oportunistik, seperti memanipulasi

laporan keuangan dan manajemen laba.

Ujayanto (2007) mendukung hal tersebut, yaitu menemukann adanya

hubungan yang negarif antara kepemilikan manajerial dan discretionary

accruals sebagai ukuran manajemen laba dan informasi laba.

Kecenderungan manajer sebagai pemilik dan pengelola perusahaan untuk

tidak melakukan manajemen laba dan menghasilkan informasi akuntansi

yang credible demi reputasi juga akan membawa pengaruh positif bagi

pemberian opini auditor. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis yang

diajukan adalah sebagai berikut:

H4: Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif dengan kemungkinan

penerimaan opini going concern.

C. Penelitian Terdahulu

Adapun hasil dari penelitian-penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut:

Page 44: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

28

Tabel 2.1 Hasil-hasil Penelitian Terdahulu

No

Peneliti (Tahun)

Judul Penelitian

Metodelogi Penelitian Hasil Penelitian (Kesimpulan) Persamaan Perbedaan

1.

Januarti (2008)

Analisis pengaruh faktor perusahaa, kualitas auditor, kepemilikan perusahaan terhadap penerimaan opini going concern

Variabel Debt default, opini audit sebelumnya, kepemilikan manajerial

Obyek penelitian, variabel Komite audit

Debt default, ukuran perusahaan, pergantian auditor, opini sebelumnya, dan kualitas audit berpengaruh signifikan terhadap opini going concern

2. Ramadhani (2004)

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan opini going concern pada perusahaan yang mengalami financial distress di bursa efek jakarta

Variabel Debt default, laporan audit sebelumnya

Obyek penelitian, variabel kepemiilikan manajerial dan komite audit

Debt default, kondisi keuangan, dan opini audit sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap opini going concern, sedangkan komisaris independen dalam komite audit tidak berpengaruh pada opini going concern

3. Praptitorini dan Januarti (2007)

Analisis pengaruh kualitas audit, debt default, dan opinion shopping terhadap pernerimaan opini goning concern

Variabel Debt default

Obyek penelitian, vatiabel kepemilikan manajerial komite audit, dan audit tahun sebelumnya

Debt default berkolerasi positif dengan penerimaan opini going concern, kualitas audit tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini going concern. Perusahaan diindonesia cenderung mendapat opini going concern ketika tidak melakukan pergantian auditor.

Bersambung pada halaman berikutnya

Page 45: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

29

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No

Peneliti (Tahun)

Judul Penelitian

Metodelogi Penelitian Hasil Penelitian (Kesimpulan) Persamaan Perbedaan

4. Santosa dan Wedari (2007)

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan penerimaan opini going concern

Variabel laporan audit tahun sebelumnya

Obyek penelitian, variabel debt default, kepemilikan manajerial, dan komite audit

Kualitas audit dan pertumbuhan perusahaan tidak mempengaruhi opini going concern, ukuran perusahaan dan kondisi keuangan perusahaan berpengaruh secara negatif terhadap opini going concern. Sebaliknya opini going concern tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap opini going concern

5. Chen dan Chruch (1992)

Default on Debt Obligations and the Issuance of Going-Concern Report

variabel debt default

Obyek penelitian,variabel keberadaan komite audit, opini audit tahun sebelumnya, dan kepemilikan manajerial

Penelitian tersebut menemukan hubungan kuat antara variabel debt default terhadap keputusan opini going concern

Page 46: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

30

A. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam

gambar 2.2 berikut:

Gambar 2.2 Skema Kerangka Pemikiran

Bersambung pada halaman berikutnya

Pengaruh debt default, opini audit tahun sebelumnya,

Keberadaan Komite Audit, dan kepemilikan manajerial

terhadap kemungkinan penerimaan opini going concern

Adanya kemungkinan perusahaan menerima opini going

concern dari auditor independen yang memeriksanya

Faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan penerimaan

opini going concern

Basis Teori: Teori Peran dan teori Auditing

Debt default

Kepemilikan Manajerial

Opini Going Concern

Keberdaan komite audit

Opini audit tahun sebelumnya

Page 47: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

31

Gambar 2.2 (Lanjutan)

Hasil Pengujian Dan Pembahasan

Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan, dan Saran

Metode Analisis:

Regresi Logistik

Page 48: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang bertujuan

untuk mengetahui hubungan serta pengaruh antara dua variabel atau lebih. Penelitian

ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen, yaitu debt default, audit

tahun sebelumnya, keberadaan komite audit, kepemilikan manajerial terhadap

variabel dependen,yaitu kemungkinan peneriamaan opini going concern. Populasi

yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2007-2009.

B. Metode Penentuan Sampel

Proses pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling.

Metode purposive sampling adalah penentuan sampel berdasarkan kriteria

yang telah dirumuskan terlebih dahulu oleh peneliti (Siagian dan Sugiarto,

2002:120). Kriteria perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebelum tanggal

1 Januari 2007.

2. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor

independen dari tahun 2007-2009.

3. Perusahaan tidak keluar (delisting) sdari BEI selama periode penelitian

(2007-2009).

32

Page 49: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

33

4. Perusahaan mengungkapkan tata kelola perusahaan dalam laporan tahunan

terutama kepemilikan manajerial dan komite audit.

C. Metode Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dengan menggunakan metode Content Analysis,

yaitu suatu metode pengumpulan data penelitian dengan menggunakan

tehnik observasi dan analisis terhadap isi atau pesan dari suatu dokumen

(antara lain: iklan, kontrak kerja, laporan, notulen, rapat, surat, jurnal,

majalah, surat kabar dll). Tujuan Content Analysis adalah melakukan

identifikasi terhadap karakteristik atau informasi spesifik yang terdapat

pada suatu dokumen untuk menghasilkan deskripsi yang obyektif dan

sistematik (Solikah, 2007).

Content Analisys dilaksanakan dengan cara melakukan observasi atas

laporan keuangan tahunan auditee sektor manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2007-2009, yang memuat proporsi

kepemilikan dalam perusahaan, dan komite audit serta informasi

keuangan dan opini audit yang terdapat dalam laporan keuangan.

D. Metode Analisis Data

Data yang dikumpulkan dan diolah dalam penelitian ini, kemudian

dianalisis denga menggunakan dua metode statistik, yaitu statistik deskriptif

dan statistik induktif (uji hipotesis)

Page 50: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

34

1. Statistik Deskriprif

Statistik deskripstif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data

yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,

minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi)

(Ghozali, 2005:19).

2. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi

logistic (logistic regretion), yang variabel bebasnya merupakan

kombinasi antara metrik dan non-metrik (nominal). Teknik analisis ini

tidak memerlukan lagi uji normalitas dan uli asumsi klasik pada

variabel babasnya (ghozali, 2005).

Regresi logistik tidak memiliki asumsi normalitas atas variabel

independen yang digunakan dalam model, artinaya variabel penjelasnya

tidak harus memiliki distribusi normal, linier maupun memiliki varian

yang sama dalam setiap grup. Regresi logistik mengabaikan

heteroskedasitas yang artinya variabel dependen tidak memerlukan

homoskedasitas untuk masing-masing variabel independennya

(Ramadhany, 2004).

Model regresi yang digunakan adalah untuk menguji apakah

variabel-variabel debt default, opini auditor tahun sebelumnya,

keberadaan komite audit,dan kepemilikan manajerial berpengaruh

terhadap kemungkinan penerimaan opini going concern.

Page 51: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

35

Adapun model regresi logistik yang diajukan adalah:

GC = �α�+ β1DEF + β2PO + β3AC + β4MJ_OWN + ε

Keterangan:

GC : Opini Going concern (variabel dummy, 1 jika going

concern, 0 jika opini Non Going concern)

α : Konstanta

β1-β4 : Koefisien regresi

DEF : Debt Default (variabel dummy, 1 jika perusahaan dalam

keadaan default, 0 jika tidak)

OP : Opini audit tahun sebelumnya (variabel dummy,1 jika

opini going concern, 0 jika opini non going concern)

AC : keberadaan komite audit (variable dummy, bernilai 1 jika

terdapat komite audit; 0 jika sebaliknya)

MJ_OWN : Kepemilikan manajerial (rasio), proporsi saham biasa

yang dipegang oleh anggota dewan direksi

ε : Error

Page 52: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

36

a. Menilai Model Regresi

Regresi logistic adalah model regresi yang sudah mengalami modifikasi,

sehingga karakteristiknya sudah tidak sama lagi dengan model regresi

sederhana atau berganda. Oleh karena itu, penentuan signifikasinya secara

statistik berbeda. Dalam regresi berganda, kesesuaian model dapat dilihat

dari nilai R2 ataupun F-test (Ramadhany, 2004).

Dalam menilai model regresi logistik dapat dilihat dari pengujian Hosmer

and Lemeshow’s goodness of fit. Pengujian ini dilakukan untuk menilai

model. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s goodness of fit test sama

dengan atau kurang dari 0.05, maka hipotesis nol ditolak. Sedangkan jika

nilainya lebih besar dari 0.05 maka hipotesis nol tidap dapat ditolak.

H0: model yang dihipotesakan fit dengan data

HA: model yang dihipotesakan tidak fit dengan data.

b. Menilai keseluruhan model (overall model fit)

Untuk menilai keseluruhan model ditunjukan dengan Log Likelihood

value (nilai – 2LL), yaitu dengan cara membandingkan antara nilai – 2LL

pada awal (Block Number = 0), dimana model hanya memasukan konstanta

dengan nilai - 2 LL pada saat Block Number = 1, dimana model memasukan

konstanta dan variabel bebas. Apabila nilai – 2LL Block Number = 0 > nilai

Block Number = 1, maka menunjukan model regresi yang baik.

c. Menguji koefisien regresi

Pengujian koefisien regresi dilakukan untuk menguji seberapa jauh variabel

bebas yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh terhadap variabel

Page 53: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

37

terkait. Koefisien regresi dapat ditentukan dengan menggunakan Wald

statistic dan nilai probabilitas (Sig.) dengan cara menilai Wald statistic

dibandingkan dengan Chi-Square tabel, sedangkan nilai probabilitas (Sig.)

dibandingkan dengan tingkat signifikan (α.).

Untuk menentukan penerimaan atau penolakan H0 didarkan dengan tingkat

signifikan (α) 5%, dengan kriteria:

1) H0 tidak dapat ditolak apabila Wald hitung < Chi-Square tabel, dan nilai

Asymptotic significance > tingkat signifikan (α). Hal ini berarti H

alternatif ditolak dan hipotesis yang menyatakan variabel bebas

berpengaruh terhadap variabel terikat ditolak.

2) H0 ditolak apabila Wald hitung > Chi-Square tabel, dan nilai Asumptotic

significance < tingkat signifikan (α.). hal ini berarti H alternatif diterima

atau hipotesis yang menyatakan variabel bebas berpengaruh terhadap

variabel terikat diterima.

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel

yang digunakan berikut dengan definisi operasional dan cara pengukurannya.

1. Debt Default (DEF)

Debt default atau kegagalan membayar hutang didefinisikan

sebagai kelalaian atau kegagalan perusahaan untuk membayar hutang

pokok atau bunganya pada saat jatuh tempo (Chen dan Church, 1992).

Page 54: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

38

Variabel dummy digunakan (1 = status debt default, 0 = tidak debt

default) untuk menunjukkan apakah perusahaan dalam keadaan

default atau tidak sebelum opini audit.

2. Opini Audit Tahun Sebelunnya (OP)

Didefinisikan sebagai opini audit yang diterima oleh

auditee pada tahun sebelumnya. Variabel dummy digunakan, Opini audit

going concern (GCAO) diberi kode 1, sedangkan opini audit non going

concern (NGCAO) diberi kode 0.

3. Keberadaan Komite Audit (AC)

Komite audit merupakan komite yang dibentuk oleh Dewan

Komisaris untuk melakukan tugas pengawasan pengelolaan perusahaan.

Komite audit dianggap sebagai penghubung antara pemegang saham dan

dewan komisaris dengan pihak manajemen dalam menangani masalah

pengendalian (Nasution dan Setiawan, 2007). Keberadaan komite audit

diukur dengan menggunakan variabel dummy, dimana bernilai 1 jika

dalam perusahaan terdapat komite audit; bernilai 0 jika sebaliknya.

4. Kepemilikan Manajerial (MJ_OWN)

Kepemilikan manajerial adalah pemegang saham yang berasal dari

pihak manajemen yang secara aktif ikut serta dalam pengambilan

keputusan perusahaan. Kepemilikan manajerial diukur berdasarkan

proporsi kepemilikan saham yang dimiliki oleh manajerial (rasio

kepemilikannya).

Page 55: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

39

BAB IV

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Obyek Penelitian

Gambaran umum objek penelitian menyajikanprosedur pemilihan

sampel dan kelompok perusahaan yang menjadi populasi dari penelitian ini.

Objek penelitian ini adalah perusahaan-manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2009. Penarikan sampel dapat dilihat

dalam tabel 4.1 barikut ini:

Tabel 4.1 Proses Seleksi Perusahaan Populasi

Jumlah Akumulasi

Data Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2007-2009

163

Perusahaan yang telah delisting tahun 2007-2009

(5)

158

Tidak tersedia/lengkap Laporan keuangan Audited tahun 2007-2009

(81)

77

Data tidak tersedia dan/atau tidak memenuhi syarat

(37)

40

Jumlah sampel selama periode penelitian (3 tahun)

40

120

Sumber: data diolah

39

Page 56: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

40

Setelah mendapatkan jumlah perusahaan manufaktur yang dapat

dijadikan objek penelitian, metode purposive sampling dilakukan untuk

menentukan sampel, sehingga diperoleh 40 perusahaan. Distribusi sampel

dapt dilihat pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2 Seleksi Perusahaan Sampel

No.

Sektor dalam industi manufaktur

Jumlah

Perusahaan

Jumlah Perusahaan

Yang Masuk dalam

Sampel 1. Food and Beverages 16 4 2. Tobacco Manufacturers 4 0 3. Textile Mill Products 1 1 4. Apparel and Other 19 4 5. Lumber and Wood 4 2 6. Paper and Alllied 5 1 7. Cemical 6 1 8. Adhesive 4 3 9. Plasitic and glass 10 2 10. Cement 3 0 11. Metal 11 2 12. Fabricated 2 0 13. Stone 5 2 14. Cable 6 0 15. Electronic 2 2 16. Automotive 18 8 17. Photographic 2 0 18. Pharmaceutical 9 1 19. consumer 2 0 20. Transportation service 12 4 21. Telecomunication 6 2 22. Whole Sale and Retail Trade 15 1 Jumlah 163 40

Sumber: data diolah

Bedasarkan atas hasil seleksi perusahaan manufaktur diatas didapat 40 dari

163 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Data tersebut telah

Page 57: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

41

disaring melalui kriteria-kriteria yang telah ditentukan dapat dilihat juga

bahwa banyak perusahaan yang tidak masuk seleksi itu dikarenakan dari

mereka tidak adanya kelengkapan dokumen yang dibutuhkan oleh peneliti

terutama perolehan data lengkap laporan keuangan tahunan 2007-2009.

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data

yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum,

minimum. Untuk memberikan gambaran statistik deskriptif berikut akan

disajikan hasil uji statistik deskriptif menggunakan SPSS 17.0 dalam tabel

4.3 berikut:

Tabel 4.3 Hasil Uji Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DEF 120 0 1 .08 .278

OP 120 0 1 .09 .290

AC 120 0 1 .98 .129

MJ_OWN 120 .00 12.40 .9618 2.77194

Valid N (listwise) 120

Pada tabel 4.3 dapat dilihat gambaran deskriptif semua variabel yang

terdiri dari nilai minimum, maksimum, mean, dan standar deviasinya.

Sumber: data sekunder diolah

Page 58: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

42

Nilai minimum dari masing-masing variabel menunjukkan nilai paling

kecil yang dapat diperoleh dari hasil analisis data. Nilai maksimum

menunjukkan nilai tertinggi dari hasil analisis data yang dilakukan. Mean

atau nilai rata-rata menunjukkan nilai rata-rata dari hasil analisis data yang

dilakukan pada masing-masing variabel.

Variabel debt default yang diproksikan dengan DEF menunjukkan

nilai minimum sebesar 0 dan nilai maksimum 1, maksudnya adalah dalam

sampel ada yang berada dalam status default (1) dan tidak berada dalam

status default (0). Sedangkan mean menunjukkan angka 0.08 yang berarti

hanya sedikit perusahaan didalam sampel yang berada dalam kondisi

default.

Variabel opini audit tahun sebelumnya yang diproksikan dengan OP

dalam tabel 4.3 dimana perusahaan yang pada tahun sebelumnya

mendapatkan opini going concern oleh auditor akan diwakilkan dengan

(1), sedangkan perusahaan didalam sampel yang tidak mendapat opini

going concern diwakilkan dengan (0) seperti yang terlihat dalam nilai

minimum dan maksimum dalam tabel. Nilai mean yang memperlihatkan

angka 0.09 menunjukkan bahwa tidak banyak perusahan dalam tahun

penelitian yang mendapat opini going concern di tahun sebelumnya.

Variabel keberadaan komite audit yang diproksikan dengan AC dalam

tabel 4.3 dimana perusahaan yang memiliki komite audit akan diwakilkan

dengan (1), dan yang tidak memiliki komite audit akan diwakilkan dengan

(0) seperti yang terlihat dalam nilai minimum dan maksimumnya. Nilai

Page 59: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

43

mean yang menunjukan angka 0.98 berarti hampir seluruh perusahaan

yang dijadikan sampel sudah memiliki komite audit didalamnya.

Variabel kepemilikan manajerial yang diproksikan dengan MJ_OWN

memperlihatkan nilai minimum 0.00 dan maksimum sebesar 12.40. nilai

minimum 0.00 dalam tabel tersebut mengartikan dalam sampel terdapat

perusahaan yang tidak dimiliki oleh seorangpun dari pihak dalam

perusahaan (pihak manajemen), dan nilai maksimum 12.40 menunjukkan

dalam sampel terdapat perusahaan yang memiliki kepemilikan sebesar

12.40 % oleh pihak manajerialnya. Mean 0.9618 menunjukkan hampir

seluruh perusahaan yang dimasukan dalam sampel memiliki kepemilikan

manajerial dalam tiap-tiap perusahaan tersebut.

2. Hasil Uji Hipotesis

a. Hasil Uji Hosmer And Lemeshow’s Goodness of Fit

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer

And Lemeshow’s Goodness of Fit. Hosmer And Lemeshow’s

Goodness of Fit menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau

sesuai dengan model. Jika nilai Hosmer And Lemeshow’s Goodness of

Fit sama dengan atau kurang dari 0.05 maka hipotesis nol ditolak yang

berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai

observasinya, segingga Goodness fit model tidak baik karena model

tidak dapat memprediksi nilai observasina (Ghozali, 2005).

Page 60: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

44

Hasil uji Hosmer And Lemeshow’s Goodness of Fit disajikan

dalam tabel berikut:

Tabel 4.4 Hasil Uji Hosmer And Lemeshow’s Goodness of Fit

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 1.205 4 .877

Sumber: data sekunder diolah

Pengujian menunjukan nilai Chi-Square sebesar 1.205 dengan

signifikasi (p) sebesar 0.877 berdasarkan hasil tersebut, karena nilai

signifikasi lebih besar dari 0.05 maka model dapat disimpulkan

mampu memprediksi nilai observasinya.

b. Hasil uji Overall Model fit

Untuk menilai keseluruhan model ditunjukan dengan Log

Likelihood value (- 2LL), yaitu dengan cara membandingkan antara

nilai – 2LL pada awal (Block Number = 0),dimana model hanya

memasukan konstanta saja dengan nilai – 2LL dimana model

memasukan konstanta dan variabel bebas (Block Number = 1).

Apabila nilai -2LL Block Number =0 > nilai Block Number =1, maka

menunjukan model regresi yang baik.

Page 61: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

45

Tabel 4.5 Hasil Uji Overall Model fit

Sumber: data sekunder diolah

Dari pengujian dilihat nilai statistik -2LL yaitu tanpa variabel

hanya konstanta saja sebesar 73.530 setelah dimasukan variabel baru

maka nilai -2LL turun menjadi 20.702 atau terjadi penurunan sebesar

52.828. Dengan df = 4 selisih 52.828 tersebut memiliki signifikasi

0.00 < 0.05 yang signifikan. Hal ini berarti penambahan variabel

independen kedalam model memperbaiki model fit.

c. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)

Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi logistik

ditunjukkan oleh nilai Nagelkerke R Square.

Iteration Historya,b,c

Iteration

Coefficients

-2 Log likelihood Constant

Step 0 1 78.744 -1.633-

2 73.721 -2.158-

3 73.531 -2.286-

4 73.530 -2.293-

5 73.530 -2.293-

a. Constant is included in the model.

b. Initial -2 Log Likelihood: 73.530

c. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .001.

Page 62: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

46

Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi

Sumber: data sekunder diolah

Nilai Nagelkerke R Square adalah sebesar 0.777 yang berarti

variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel

independen adalah sebesar 77%, sedangkan sisanya sebesar 23%

dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar model penelitian.

d. Hasil Uji Regeresi Logistik

Analisis uji regresi ini untuk menguji seberapa jauh semua

variabel terikat. Koefisien regresi dapat ditentukan dengan

menggunakan Wald Statistic dan nilai probabilitas (Sig.) pada tabel

berikut:

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square

1 20.702a .356 .777

a. Estimation terminated at iteration number 8 because parameter estimates

changed by less than .001.

Page 63: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

47

Tabel 4.7 Hasil Uji Regresi Logistik

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a DEF 4.354 1.530 8.092 1 .004 77.762

OP 4.918 1.383 12.653 1 .000 136.734

AC .308 5.498 .003 1 .955 1.360

MJ_OWN .119 .237 .253 1 .615 1.126

Constant -5.261- 5.715 .848 1 .357 .005

a. Variable(s) entered on step 1: DEF, OP, AC, MJ_OWN.

Sumber: data sekunder diolah

Berdasarkan hasil pengujian multivariate dengan regresi logistik

yang ditunjukkan pada tabel 4.7 diatas, maka keempat hipotesis yang

diajukan dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

H1: Debt default berpengaruh berpengaruh terhadap

kemungkinan penerimaan opini going concern

Vairabel debt default yang diproksikan dengan DEF, mempunyai

Asymptotic Significance (Sig) sebesar 0.04 lebih kecil dari 0.05 (α)

dan nilai Wald Statistic 8.092 lebih besar dengan Chi-Square tabel

sebesar 1.205. Hal ini berarti H0 ditolak dan H alternatif diterima atau

hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh positif antara status debt

default dengan kemungkinan penerimaan going concern diterima.

Page 64: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

48

Hasil analisis tersebut menunjukan bahwa debt default

berpengaruh terhadap kemungkinan penerimaan opini going conern.

Hasil ini sama dengan penelitan sebelumnya. Penelitan terdahulu yang

dilakukan oleh Januarti (2008) menggunakan regresi logistik. Dari

hasil analisis yang dilakukan Januarti menunjukan bahwa default

berpengaruh signifikan terhadap opini going concern. Hasil analis ini

juga mendung hasil penelitian Praptitorini dan Januarti (2007), dan

Ramadhani (2004).

Dapat dikatakan bahwa status hutang perusahaan merupakan

faktor pertama yang akan diperiksa oleh auditor untuk mengukur

kesehatan keuangan perusahaan. Debt default atau kegagalan dalam

membayar hutang pada saat jatuh tempo dapat desebabkan oleh rugi

operasi yang terus menerus, defisiensi dalam ekuitas, labilnya kurs

mata uang asing. Ketika jumlah hutang perusahaan sudah sangat

besar, maka aliran kas perusahaan tentunya banyak dialokasikan untuk

menutupi hutang tersebut, sehingga akan mengganggu kelangsungan

operasi perusahaan. Apabila hutang ini tidak mampu dilunasi, maka

kreditor akan memberikan status default. Auditor dalam memberikan

opini audit going concern akan mempertimbangkan status default

seperti yang tercamtum dalam PSA 30.

Page 65: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

49

H2: Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap

kemungkinan penerimaan opini going concern

Variabel opini audit tahun sebelumnya yang diproksikan dengan

OP mempunyai Asymptotic Significance (Sig) sebesar 0.000 lebih

kecil dari 0.05 (α) dan nilai Wald Statistic 12.653 lebih besar dengan

Chi-Square tabel sebesar 1.205. Hal ini berarti H0 ditolak dan H

alternatif diterima atau hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh

positif antara status opini audit sebelumnya dengan kemungkinan

penerimaan going concern diterima.

Dari hasil analisis tersebut didapatkan bahwa opini audit tahun

sebelumnya berpengaruh terhadap kemungkinan penerimaan opini

going conern. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitan

sebelumnya yang dilakukan oleh Januarti (2008), Santosa dan Wedari

(2007), dan Ramadhani (2004).

Hasil penelitan-penelitian tersebut menunjukan bahwa opini audit

tahun sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap opini going

concern yang diterima perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa

perusahaan yang tahun sebelumnya menerima opini going concern

kemungkinan besar akan menerima opini yang sama pada tahun

berikutnya, mengingat untuk memperbaiki kinerja perusahaan

dibutuhkan waktu yang relatif lama.

Page 66: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

50

H3: Keberadaan komite audit berpengaruh berpengaruh

terhadap kemungkinan penerimaan opini going concern

Variabel keberadaan komite audit yang diproksikan dengan AC

mempunyai Asymptotic Significance (Sig) sebesar 0.955 lebih basar

dari 0.05 (α) dan nilai Wald Statistic 0.003 lebih kecil dengan Chi-

Square tabel sebesar 1.205. Hal ini berarti H0 diterima dan H alternatif

ditolak atau hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh negatif

antara status keberadaan komite audit dengan kemungkinan

penerimaan going concern ditolak.

Dari hasil analisis mengenai pengaruh keberadaan komite audit

terhadap kemungkinan penerimaan opini going concern tersebut

mengartikan bahwa tidak berpengaruh secara signifikan. Hasil

penelitian ini dapat menjadi suatu sinyal bagi komite audit agar dapat

membantu Dewan Komisaris dengan lebih efektif, misalanya dalam

memastikan struktur pengendalian internal perusahaan dilaksanakan

dengan baik. Sebab, meskipun hampir semua perusahaan telah

memiliki komite audit efektiftasnya belum terlihat jelas dalam

meminimalisir kemungkinan perusahaan mendapatkan opini going

concern dari auditor.

Penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Ramadhani (2004). Dalam penelitiannya Ramadhani

mendapatkan hasil bahwa komisaris independen komite audit tidak

berpengaruh signifikan terhadap opini going concern.

Page 67: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

51

H4: Kepemilikan manajerial berpengaruh berpengaruh terhadap

kemungkinan penerimaan opini going concern

Variabel kepemilikan manajerial yang diproksikan dengan

MJ_OWN mempunyai Asymptotic Significance (Sig) sebesar 0.615

lebih basar dari 0.05 (α) dan nilai Wald Statistic 0.253 lebih kecil

dengan Chi-Square tabel sebesar 1.205. Hal ini berarti H0 diterima dan

H alternatif ditolak atau hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh

negatif antara status keberadaan komite audit dengan kemungkinan

penerimaan going concern ditolak.

Dari hasil Pengujian diatas didapatkan bahwa kepemilikan

manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap kemungkinan

penerimaan opini going concern. Hasil penelitian ini mendukung hasil

pernelitan yang dilakukan oleh oleh Januarti (2008). Hasil dari

penelitan Januarti tidak menemukan pengaruh kepemilikan manajerial

terhadap penerimaan opini going conern. Meskipun ada kepemilikan

manajerial ternyata fungsi pengawasan yang ada belum menjamin

untuk tidak diberikannya opini audit going concern. Karena untuk

menjaga kinerja sangat dipengaruhi oleh banyak faktor baik internal

maupun eksternal.

Dari hasil analisis dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel debt

default dan opini audit tahun sebelumnya sebagai variabel signifikan

dalam penelitian ini yang berpengaruh terhadap kemungkinan

penerimaan opini going concern pada perusahaan manufaktur yang

Page 68: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

52

terdaftar di BEI. Sedangkan, variabel keberadaan keberadaan komite

audit dan kepemilikan manajerial tidak signifikan terhadap

kemungkinan penerimaan opini going concern.

Tabel 4.8 Ringkasan Hasil Uji Hipotesis

No Hipotesis Hasil

1

Debt default berpengaruh terhadap kemungkinan penerimaan opini going concern

didukung

2

Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap kemungkinan penerimaan opini going concern

didukung

3

Keberadaan komite audit berpengaruh terhadap kemungkinan penerimaan opini going concern

tidak didukung

4

Kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kemungkinan penerimaan opini going concern

tidak didukung

Sumber: data sekunder diolah

Berdasarkan hasil pengujian menggunakan 4 (empat) variabel

diatas hasil statistik menunjukan besarnya pengaruh terhadap

kemungkinan penerimaan opini going concern sebagai variabel

dependennya adalah 77%. Yang mengartikan bahwa masih banyak

faktor-faktor lain yang mempengaruhi kemungkinan perusahaan

Page 69: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

53

mendapatkan opini going concern oleh auditor misalkan seperti

kondisi keuangan perusahaan, kualitas audit, atau lain sebagainya.

Besaran persentase ini juga tidak mengikat yang artinya bisa berubah

tergantung sampel dan metode yang digunakan juga faktor lainnya.

Page 70: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

54

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh debt default, opini

audit tahun sebelumnya, keberadaan komite audit, dan kepemilikan

manajerial. Obyek penelitan ini berjumlah 40 perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2007-2009.

Berdasakan pada data yang telah dikumpulkan terhadap permasalahan

dengan menggunakan model regresi logistik, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Debt default berpengaruh positif secara signifikan terhadap kemungkinan

penerimaan opini going concern. Hal ini dapat dijelaskan dengan besaran

tingkat signifikasi sebesar 0,004. Hasil penelitian ini mendukung

penelitian yang dilakukan oleh Januarti (2008), Praptitorini dan Januarti

(2007), dan Ramadhani (2004).

2. Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif secara signifikan

terhadap kemungkinan penerimaan opini going concern. Hal ini dapat

dijelaskan dengan besaran tingkat signifikasi sebesar 0.000. Hasil

penelitian ini mendukung penlitian yang dilakukan oleh Januarti (2008),

Santosa dan Wedari (2007), dan Ramadhani (2004).

54

Page 71: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

55

3. Keberadaan komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap

kemungkinan penerimaan opini audit going concern. Hali ini dapat

dijelaskan dengan besarnya tingkat signifikasi sebesar 0,995. Hal ini

sejalan dengan penelitian Ramadhani (2004).

4. Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap

kemungkinan penerimaan opini audit going concern. Hal ini dapat

dijelaskan dengan besarnya tingkat signifikasi sebesar 0,615. Hal ini

mengdukung penelitian yang dilakukan oleh Januarti (2008).

B. Implikasi

Debt default memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap

penilaian seorang auditor dalam memberikan opini going concern pada

perusahaan yang diauditnya. Begitupula dengan opini audit yang didapat

perusahaan pada tahun sebelumnya menjadikan sebuah tinjauan yang cukup

penting sebagai sedikit gambaran tentang hasil penilaian oleh auditor yang

akan didapatkan. Dua hal ini menjadi poin yang tidak boleh diabaikan oleh

sebuah perusahaan jika ingin mendapatkan penilaian yang baik dari auditor.

Karena efek yang timbul dari pemberian opini going concern tersebut

menjadikan hilangnya kepercayaan dari publik akan keberlanjutan usaha

auditee termasuk dari investor, kreditur, dan konsumen sehingga akan

semakin merugikan perusahaan itu sendiri. Selain itu dilain hal jika sebuah

perusahaan mendapatkan status default iut akan menjadi hambatan besar

karena perusahaan tersebut akan lebih sulit lagi bangkit dari keterpurukan

Page 72: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

56

karena bila sudah mendapat status default tersebut investor akan berfikir dua

kali untuk memberikan modalnya karena mereka tahu bahwa mereka akan

sulit mendapatkan keuntungan seperti yang mereka harapkan dari modal

mereka nantinya. Dampak ini akan berpengaruh terhadap kelangsungan usaha

perusahaan yang berstatus default itu.

Dan bagi pihak auditor debt default dan opini audit tahun sebelumnya

menjadikan tinjauan yang penting dalam memberikan gambaran awal

sebelum melaksanakan pengauditan secara keseluruhan, karena perusahaan

yang mendapatkan status default dan going concern ditahun sebelumnya akan

berkemungkinan lebih besar mendapat opini going concern ditahun ini.

C. Keterbasan

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah:

1. Jumlah sampel perusahaan yang dijadikan obyek penelitian hanya berasal

dari satu jenis industri saja yaitu manufaktur, sehingga tidak dapat

mengeneralisir hasil temuan untuk seluruh perusahaan go public di BEI.

2. Periode pengamatan hanya 3 (tiga) tahun dan pada saat kondisi ekonomi

normal, sehingga tidak bisa melihat kecenderungan trend penerbitan opini

audit going concern oleh auditor dalam jangka panjang dan pada saat

kondisi tidak normal.

3. Hampir seluruh perusahaan di BEI telah membentuk komite audit.

Sehingga menjadikan variabel ini kurang kuat sebagai vaiabel yang dapat

dijadikan model keputusan opini audit going concern.

Page 73: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

57

D. Saran

Berdasarkan simpulan dan keterbatasan diatas, saran yang dapat diberikan

penelitian adalah sebagai berikut:

1. Penelitian selanjutnya dapat memperluas sampel penelitian dengan

memasukan seluruh jenis industri, baik industri manufaktur, perdagangan,

jasa, maupun keuangan sebagai obyek penelitian agar nanti hasilnya

mampu menjelaskan besarnya pengaruh terhadap perusahaan yang

terdaftar di BEI secara keseluruhan.

2. Periode pengamatan bisa ditambahkan atau dibandingkan ketika keadaan

normal dan pada saat dimana keadaan tidak normal seperti contohnya

dalam keadaan krisis.

3. Periode penelitian dapat lebih diperpanjang sejak peraturan mengenai

pembentukan komite audit dikeluarkan serta memperluas karakteristik

komite audit, jumlah anggota, serta hal lainnya.

Page 74: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

58

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Tarmizi, Rusmin, J. Nelson, Greg Tower. 2009. “The Inquitous Influence of Family Ownership Structures on Corporate Performance.” Journal of Global Business Issues, Vol.3 Issue 1 pp.41.

Altman, E dan McGough, T. 1974. “Evaluation of A Company as A Going Concern”.

Journal of Accountancy. December. 50-57. Arens, Alvin A., James K. Loebbecke , Amir Abadi Ju. 2008. “Auditing.” Edisi 6.

Salemba Empat. Yogyakarta. Chen, K. C. W., and B. K. Church. 1992. “Default on Debt Obligations and the

Issuance of Going-Concern Report”. Auditing: A Jurnal of Practice & Theory, fall. pp. 30-49.

Faizal, 2004. “Analisis Agency Costs, Struktur Kepemilikan, dan Mekanisme

Corporate Governance.” Simposium Nasional Akuntansi VII, Denpasar, 2-3 Desember 2004.

Fanny, Margareta dan Sylvia Saputra. 2005. ”Opini Audit Going Concern: Kajian

Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Reputasi Kantor Akuntan Publik (Studi pada Emiten Bursa Efek Jakarta)”. Disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi (SNA) VIII Solo.

Forum for Corporate Governance in Indonesia. “Peranan Dewan Komisaris dan

Komite Audit dalam Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan)”. http://www.google.com. Diakses pada 20 November 2009.

Gray, Iain dan Stuart Manson. 2000. “The Audit Process, Principles, Practice and

Cases. Second Edition.” Thomson Learning. Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”, Edisi

Ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2005. Herawaty, Vinola, 2008. “Peran Corporate Governance sebagai Moderating Variable

dari Pengaruh Earning Management terhadap Nilai Perusahaan.” Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.10 No.2. pp 97-108.

Page 75: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

59

Ikatan Akuntan Indonesia, 2001. “Standar Profesional Akuntan Publik.” Jakarta. Salemba Empat.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. “Metodologi Penelitian Bisnis Untuk

Akuntansi dan Manajemen”, BPFE, Yogyakarta, 2002. Januarti, Indira. 2008. “Analisa Faktor Perusahaan, Kualitas Auditor, Kepemilikan

Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Going Concern”. Universitas Dipenegoro.

Jensen, Michael C. dan William H. Meckling, 1976. “Theory of The Firm: Managerial

Behaviour, Agency Costs and Ownership Structure”. Journal of Financial Economics, Vol.3 No. 4 pp. 305-360.

Kompas. 16 juni 2002. Arthur Anderson bermasalah Lenard, Mary Jane, Perualz Alam, dan David Booth. 1998. “ An Analysis of Fuzzy

Clustering and a Hybrid Model for Auditor’s Going Concern”. Decision Sciences, Vol 31. Issue 4. Pp. 861–884.

Mutchler, J.F. 1984. “Auditor Perceptions of the Going-Concern Opinion Decision.

Auditing.” A Journal of Practice & Theory 3. Spring. pp. 17 - 30. Mutchler, J.F. 1985. “A Multivariate Analysis of The Auditors Going Concern Opinion

Decision.” Journal of Accounting Research Autumn. Nasution M. dan Doddy Setiawan, 2007. “Pengaruh Corporate Governance terhadap

Manajemen Laba di Industri Perbankan Indonesia.” Paper disajikan pada Simposium Nasional Akuntansi X, Universitas Hasanuddin, Makassar, 26-28 Juli 2007.

Praptitorini, Mirna Dyah dan Indira Januarti. 2007. “Analisis Pengaruh Kualitas

Audit, Debt Default, dan Opinion Shopping terhadap Penerimaan Opini Going Concern”. Disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi (SNA) X Makassar.

Ramadhany, Alexander. 2004. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Mengalami Final Distress Di Bursa Efek Jakarta”. Tesis Program Pascasarjana Universitas Dipenegoro.

Page 76: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

60

Santosa, Arga F. dan Linda K. Wedari, 2007. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern.” JAAI, Vol.11 No.3. pp 141-158.

Santoso, Singgih. “Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik”, PT. Elex Media

Komputindo, Jakarta, 2004. Setiawan, Santy. 2006. “Opini Going Concern dan Prediksi Kebangkrutan

Perusahaan”. Jurnal Ilmiah Akuntansi, Vol V No 1. Mei. Hal 59-67. Setyarno, Eko Budi, Januarti, Indira dan Faisal. 2006. “Pengaruh Kualitas Audit,

Koondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan perusahaan terhadap Opini Audit Going Concern”. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang.

Siagian, Dergibson dan Sugiarto. 2002. ”Metode Statistika untuk Bisnis dan

Ekonomi." Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Solomon, J. and A. Solomon, 2005. “Corporate Governance and Accountability.”

England: John Wiley & Sons.

Ujiyantho, M. A. dan B. A. Pramuka, 2007. “Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba, dan Kinerja Keuangan.” Simposium Nasional Akuntansi X, Universitas Hasanuddin, Makassar, 26-28 Juli 2007.

Wedari, Linda K., 2004. “Analisis Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris dan

Keberadaan Komite Audit terhadap Aktivitas Manajemen Laba.” Simposium Nasional Akuntansi VII, Denpasar, Bali, 2-3 Desember 2004.

Page 77: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

61

Lampiran 1

Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur

No Sektor dalam

manufaktur

Nama Perusahaan

1 Food and

Beverages

PT Aqua Golden Mississipi ppi tbk (AQUA)

2 PT Mitra International Resources tbk (MIRA)

3 PT Metrodata Electronics tbk (MTDL)

4 PT Tunas Ridean tbk (TURI)

5 Textile Mill

Products

PT Mandom Indonesi tbk (TCID)

6 Apparel and Other PT Sepatu Bata tbk (BATA)

7 PT Kimia Farma (persero) tbk (KAEF)

8 PT Nipress tbk (NIPS)

9 PT Taisho Pharmaceutical Indonesia tbk (SQBI)

10 Lumber and Wood PT Barito Pacific tbk (BRPT)

11 PT Sugi Samapersada tbk (SUGI)

12 Paper and Alllied PT Fajar Surya Wisesa tbk (FASW)

13 Cemical PT Pelangi Indah Canindo tbk (PICO)

14 Adhesive PT Berlina tbk (BRNA)

15 PT Ekadharma International tbk (EKAD)

16 PT Indal Alumuniun Industry tbk (INAI)

17 Plasitic and glass PT Dynaplast tbk (DYNA)

18 Metal PT indofarma (Persero) tbk (INAF)

19 PT Langgeng Makmur Industry tbk (LMPI)

20 PT Jakarta Kyoel Steel Works tbk (JKSW)

21 Stone PT Kageo Igar Jaya tbk (IGAR)

22 PT AGIS tbk (TMPI)

Page 78: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

62

23 Electronic PT Mulia Industrindo tbk (MLIA)

24 PT Mustika Ratu tbk (MRAT)

25 Automotive PT Goodyear Indonesia tbk (GDYR)

26 PT Gajah Tunggal tbk (GJTL)

27 PT Indorama Syntetics tbk (INDR)

28 PT Mitra Adi Perkasa tbk (MAPI)

29 PT Asia Pacific Fiber tbk (POLY)

30 PT Semen Gresik (Persero) tbk (SMGR)

31 PT Siantar Top tbk (STTP)

32 PT Tempo Scan Pacific tbk (TSPC)

33 Pharmaceutical PT Trias Sentosa tbk (TRST)

34 Transportation

service

PT Apeni Pratama Ocean Line tbk (APOL )

35 PT Multi Indocitra tbk (MICE)

36 PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) tbk (TLKM)

37 PT Zebra Nusantara tbk (ZBRA)

38 Telecomunication PT XL Axiata tbk (EXCL)

39 PT Mobile-8 Telecom tbk(FREN)

40 Whole Sale and

Retail Trade

PT Pelayaran Tempuran Emas tbk (TMAS)

Page 79: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

63

Lampiran 2

Data Sampel

1. Data Sampel Tahun 2007

2007 NO DEF OP AC MJ_OWN GC

APOL 0 0 1 1.15 0 AQUA 0 0 1 0.00 0 BATA 0 0 1 0.00 0 BRNA 0 0 0 10.51 0 BRPT 1 1 1 0.42 1 DYNA 0 0 1 0.69 0 EKAD 0 0 1 0.00 0 EXCL 0 0 1 0.00 0 FASW 0 0 1 0.00 0 FREN 0 0 0 0.02 0 GDYR 0 0 1 0.00 0 GJTL 0 0 1 0.08 0 IGAR 0 0 1 0.00 0 INAF 0 0 1 0.01 0 INAI 0 0 1 0.04 0 INDR 0 0 1 0.00 0 JKSW 0 1 1 1.33 1 KAEF 0 0 0 0.00 0 LMPI 0 0 1 0.02 0 MAPI 0 0 1 0.00 0 MICE 0 0 1 0.00 0 MIRA 0 0 1 0.00 0 MLIA 0 0 1 0.04 0 MRAT 0 0 1 0.02 0 MTDL 0 0 1 1.70 0 NIPS 0 0 1 12.40 0 PICO 0 0 1 0.13 0 POLY 1 1 0 0.00 1 SMGR 0 0 1 0.00 0 SQBI 0 0 1 0.00 0 STTP 0 0 1 6.50 0 SUGI 0 0 1 0.00 0 TCID 0 0 1 0.05 0 TLKM 0 0 1 0.00 0 TMAS 0 0 1 0.14 0 TMPI 0 0 1 0.00 0 TRST 0 0 1 0.34 0 TSPC 0 0 1 0.07 0 TURI 0 0 1 0.00 0 ZBRA 1 1 0 0.00 1

Page 80: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

64

2. Data Sampel Tahun 2008

2008 NO DEF OP AC MJ_OWN GC

APOL 0 0 1 1.17 0 AQUA 0 0 1 0.01 0 BATA 0 0 1 0.00 0 BRNA 0 0 1 10.52 0 BRPT 1 1 1 0.42 1 DYNA 0 0 0 0.69 0 EKAD 0 0 1 0.00 0 EXCL 0 0 1 0.01 0 FASW 0 0 1 0.00 0 FREN 0 0 1 0.02 0 GDYR 0 0 1 0.00 0 GJTL 0 0 1 0.08 0 IGAR 0 0 1 0.00 0 INAF 0 0 0 0.01 0 INAI 0 0 1 0.04 0 INDR 0 0 1 0.00 0 JKSW 0 1 1 1.33 1 KAEF 0 0 1 0.00 0 LMPI 0 0 1 0.02 0 MAPI 0 0 1 0.00 0 MICE 0 0 1 0.00 0 MIRA 0 0 1 0.00 0 MLIA 0 0 1 0.04 0 MRAT 0 0 1 0.03 0 MTDL 0 0 1 6.42 0 NIPS 0 0 1 12.40 0 PICO 0 0 1 0.08 0 POLY 1 1 1 0.00 0 SMGR 0 0 1 0.00 0 SQBI 0 0 1 0.00 0 STTP 0 0 1 3.10 0 SUGI 0 0 1 0.00 0 TCID 0 0 1 0.20 0 TLKM 0 0 1 0.00 0 TMAS 0 0 1 0.14 0 TMPI 0 0 1 0.00 0 TRST 0 0 1 0.00 0 TSPC 0 0 1 0.02 0 TURI 0 0 1 0.00 0 ZBRA 1 1 1 0.00 1

Page 81: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

65

3. Data Sampel Tahun 2009

2009 NO DEF OP AC MJ_OWN GC

APOL 1 0 1 1.16 1

AQUA 1 0 1 0.01 0 BATA 0 0 1 0.00 0

BRNA 0 0 1 10.53 0 BRPT 0 1 1 0.42 0 DYNA 0 0 1 0.69 0

EKAD 0 0 1 0.00 0 EXCL 0 0 1 0.01 0

FASW 0 0 1 0.00 0

FREN 0 0 1 0.02 0 GDYR 0 0 1 0.00 0

GJTL 0 0 1 0.08 0 IGAR 0 0 1 0.02 0 INAF 0 0 1 0.01 0

INAI 0 0 1 0.04 0 INDR 0 0 1 0.00 0

JKSW 0 1 1 1.33 1

KAEF 0 0 1 0.00 0 LMPI 0 0 1 0.02 0

MAPI 0 0 1 0.00 0 MICE 0 0 1 0.00 0 MIRA 1 0 1 0.00 1

MLIA 0 0 1 0.04 0 MRAT 0 0 1 0.02 0

MTDL 0 0 1 8.35 0

NIPS 0 0 1 12.40 0 PICO 0 0 1 0.08 0

POLY 0 0 1 0.00 0 SMGR 0 0 1 0.00 0 SQBI 0 0 1 0.00 0

STTP 0 0 1 7.40 0 SUGI 0 0 1 0.00 0

TCID 0 0 1 0.20 0 TLKM 0 0 1 0.00 0 TMAS 0 0 1 0.14 0

TMPI 0 0 1 0.00 0 TRST 0 0 1 0.02 0 TSPC 0 0 1 0.02 0 TURI 0 0 1 0.00 0 ZBRA 1 1 1 0.00 1

Page 82: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

66

Lampiran 3

Data Output SPSS

1. Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DEF 120 0 1 .08 .278

OP 120 0 1 .09 .290

AC 120 0 1 .98 .129

MJ_OWN 120 .00 12.40 .9618 2.77194

Valid N (listwise) 120

Page 83: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

67

2. Regresi Logistik

Notes

Output Created 01-2011-مار EET 17:06:46

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File

146

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated

as missing

Syntax LOGISTIC REGRESSION VARIABLES

GC

/METHOD=ENTER DEF OP AC

MJ_OWN

/CLASSPLOT

/PRINT=GOODFIT CORR ITER(1)

CI(95)

/CRITERIA=PIN(0.05) POUT(0.10)

ITERATE(20) CUT(0.5).

Resources Processor Time 0:00:00.062

Elapsed Time 0:00:00.171

[DataSet0]

Page 84: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

68

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 120 82.2

Missing Cases 26 17.8

Total 146 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 146 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of

cases.

Dependent Variable

Encoding

Original

Value Internal Value

0 0

1 1

Block 0: Beginning Block

Iteration Historya,b,c

Iteration

Coefficients

-2 Log likelihood Constant

Step 0 1 78.744 -1.633-

2 73.721 -2.158-

3 73.531 -2.286-

4 73.530 -2.293-

5 73.530 -2.293-

a. Constant is included in the model.

b. Initial -2 Log Likelihood: 73.530

Page 85: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

69

Iteration Historya,b,c

Iteration

Coefficients

-2 Log likelihood Constant

Step 0 1 78.744 -1.633-

2 73.721 -2.158-

3 73.531 -2.286-

4 73.530 -2.293-

5 73.530 -2.293-

a. Constant is included in the model.

b. Initial -2 Log Likelihood: 73.530

c. Estimation terminated at iteration number 5

because parameter estimates changed by less than

.001.

Classification Tablea,b

Observed

Predicted

GC

0 1

Percentage

Correct

Step 0 GC 0 109 0 100.0

1 11 0 .0

Overall Percentage 90.8

a. Constant is included in the model.

b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -2.293- .316 52.555 1 .000 .101

Page 86: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

70

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables DEF 65.737 1 .000

OP 76.768 1 .000

AC 4.073 1 .044

MJ_OWN .277 1 .599

Overall Statistics 87.609 4 .000

Block 1: Method = Enter

Iteration Historya,b,c,d

Iteration

Coefficients

-2 Log likelihood Constant DEF OP AC MJ_OWN

Step 1 1 43.094 -1.950- 1.627 2.210 -.027- .006

2 26.227 -3.023- 2.624 3.222 -.036- .019

3 21.758 -3.981- 3.432 4.031 .029 .048

4 20.806 -4.779- 4.024 4.606 .179 .088

5 20.705 -5.187- 4.304 4.871 .287 .114

6 20.702 -5.260- 4.352 4.917 .307 .119

7 20.702 -5.261- 4.354 4.918 .308 .119

8 20.702 -5.261- 4.354 4.918 .308 .119

a. Method: Enter

b. Constant is included in the model.

c. Initial -2 Log Likelihood: 73.530

d. Estimation terminated at iteration number 8 because parameter estimates changed by less than

.001.

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Page 87: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

71

Step 1 Step 52.828 4 .000

Block 52.828 4 .000

Model 52.828 4 .000

Model Summary

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 20.702a .356 .777

a. Estimation terminated at iteration number 8 because

parameter estimates changed by less than .001.

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 1.205 4 .877

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test

GC = 0 GC = 1

Observed Expected Observed Expected Total

Step 1 1 50 49.650 0 .350 50

2 18 17.874 0 .126 18

3 14 13.901 0 .099 14

4 12 11.911 0 .089 12

5 12 11.760 0 .240 12

6 3 3.905 11 10.095 14

Page 88: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

72

Classification Tablea

Observed

Predicted

GC

0 1

Percentage

Correct

Step 1 GC 0 107 2 98.2

1 2 9 81.8

Overall Percentage 96.7

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a DEF 4.354 1.530 8.092 1 .004 77.762

OP 4.918 1.383 12.653 1 .000 136.734

AC .308 5.498 .003 1 .955 1.360

MJ_OWN .119 .237 .253 1 .615 1.126

Constant -5.261- 5.715 .848 1 .357 .005

a. Variable(s) entered on step 1: DEF, OP, AC, MJ_OWN.

Variables in the Equation

95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a DEF 3.873 1561.271

OP 9.100 2054.628

AC .000 65107.102

MJ_OWN .708 1.791

a. Variable(s) entered on step 1: DEF, OP, AC,

MJ_OWN.

Page 89: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

73

Correlation Matrix

Constant DEF OP AC MJ_OWN

Step 1 Constant 1.000 -.254- -.229- -.979- -.288-

DEF -.254- 1.000 .425 .122 .318

OP -.229- .425 1.000 .088 .233

AC -.979- .122 .088 1.000 .193

MJ_OWN -.288- .318 .233 .193 1.000

Page 90: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

74

Step number: 1 Observed Groups and Predicted Probabilities 160 + + | | | | F | | R 120 + + E | | Q |0 | U |0 | E 80 +0 + N |0 | C |0 | Y |0 | 40 +0 + |0 | |0 | |000 1 | Predicted ---------+---------+---------+---------+---------+---------+---------+---------+---------+---------- Prob: 0 .1 .2 .3 .4 .5 .6 .7 .8 .9 1 Group: 0000000000000000000000000000000000000000000000000011111111111111111111111111111111111111111111111111 Predicted Probability is of Membership for 1 The Cut Value is .50 Symbols: 0 - 0 1 - 1 Each Symbol Represents 10 Cases.

Page 91: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

75

Lampiran 4

Sampel Laporan Auditor Eksternal

1. Laporan Auditor Going concern (GC)

Page 92: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

76

Page 93: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

77

Page 94: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

78

2. Laporan Auditor Non Going concern (NGC)

Page 95: PENGARUH DEBT DEFAULT, OPINI AUDIT TAHUN …penerimaan opini going concern adalah signifikan secara statistic. Sementara, adanya komite audit dan besaran kepemilikan manajerial terhadap

79