-
1
TUGAS AKHIR (614415A)
PENGARUH BUSY DIRECTOR DAN EXPERIENCED DIRECTOR TERHADAP
PROFITABILITAS PERUSAHAAN
Bagus Estusaputra NRP. 1115040032 DOSEN PEMBIBING : R.A.
NORROMADANI YUNIATI, S.Pd., S.E., M.SM. RISTANTI AKSEPTORI, S.S.,
M.M.
PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA 2019
TUGAS AKHIR (614415A)
PENGARUH BUSY DIRECTOR DAN EXPERIENCED DIRECTOR TERHADAP
PROFITABILITAS PERUSAHAAN
Bagus Estusaputra NRP. 1115040032
DOSEN PEMBIMBING : R.A NORROMADANI YUNIATI, Spd., S.E., M.SM.
RISTANTI AKSEPTORI, S.S., M.M.
PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA SURABAYA 2019
-
2
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
-
i
TUGAS AKHIR (614415A)
PENGARUH BUSY DIRECTOR DAN EXPERIENCED DIRECTOR TERHADAP
PROFITABILITAS PERUSAHAAN
Bagus Estusaputra NRP. 1115040032
DOSEN PEMBIMBING : R.A NORROMADANI YUNIATI, Spd., SE., M.SM.
RISTANTI AKSEPTORI, S.S., M.M.
PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA SURABAYA 2019
-
ii
-
iii
LEMBAR PENGESAHAN
-
iv
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
-
v
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
-
vi
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
-
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas
rahmat dan
karunia-Nya. Penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan
baik dan
selesai tepat pada waktunya. Penulisan tugas akhir ini dilakukan
untuk
memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam rangka memperoleh
gelar Sarjana
program studi Manajemen Bisnis, Jurusan Teknik Bangunan Kapal,
Politeknik
Perkapalan Negeri Surabaya.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini sangat sulit
terwujud
sebagaimana yang diterapkan, tanpa bimbingan dan bantuan serta
tersedianya
fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh beberapa pihak. Oleh
karena itu, dalam
kesempatan ini penulis sampaikan rasa terimakasih dan rasa
hormat kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, kelancaran
kepada
penulis, sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan baik
dan
tepat pada waktunya.
2. Kedua orang tua saya yakni Bapak Iswanto dan Ibu Susrini
terimakasih
atas doa, dukungan, perhatian serta pengertiannya selama
pengerjaan
Tugas Akhir ini.
3. Bapak Ir. Eko Julianto, M.Sc FRINA selaku Direktur
Politeknik
Perkapalan Negeri Surabaya.
4. Bapak Rudianto, S.T., M.T selaku ketua jurusan Teknik
Bangunan
Kapal.
5. Ibu Yugowati Praharsi, S.Si.,M.Sc.,Ph.D. selaku Ketua
Program
Studi Manajemen Bisnis, yang selalu memberikan motivasi
dalam
menyelesaikan tugas akhir ini.
-
viii
6. Ibu R.A Norromadani Yuniati, S.Pd., S.E., M.SM dan Ibu
Ristanti
Akseptori, S.S., M.M. selaku Dosen Pembimbing I & II yang
telah
bersedia untuk meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing
serta memberi masukan dan motivasi dalam penyusunan tugas
akhir
ini hingga dapat terselesaikan dengan tepat pada waktunya.
Terimakasih banyak atas waktu, ilmu, bimbingan serta
perhatiannya
yang telah diberikan.
7. Bapak dan Ibu Dosen Penguji Tugas Akhir atas kritik dan saran
yang
membangun dan menyempurnakan Tugas Akhir ini.
8. Seluruh jajaran staf Dosen Prodi Manajemen Bisnis Jurusan
Teknik
Bangunan Kapal Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya yang
tidak
bisa disebutkan satu per satu, namun setiap ilmu yang
diberikan
sungguh sangat berharga dan bermanfaat bagi penulis sebagai
bekal
dalam penulisan Tugas Akhir ini.
9. Teman-teman seangkatan khususnya Manajemen Bisnis 2015 A
& B
yang telah memberikan warna dalam masa perkuliahan,
semangat,
serta pelajaran selama penulis menjalani studi.
10. Sahabat-sahabat “Fixed Bird” Alfian, Bahrul, Toni,
Padhmanaba,
Buri, Wahyu, Ulum, Khairil, Vedy, Lala, Elly, Chikita, Yola,
yang
selalu menjadi keluarga serta pendengar yang baik dalam setiap
keluh
kesah penulis dan menjadi penyemangat dalam mengerjakan
tugas
akhir. Semoga kita bisa terus menjaga persahabatan dan
mewujudkan
impian kita di masa depan.
-
ix
11. Mirza Safitri, Fastin Yaniar, Novia Nur, Yayan, Friska
Henindha,
Regina, Herfian, dan Puguh yang telah memberikan semangat
dan
motivasi serta pemikiran dalam proses pengerjaan Tugas Akhir
ini.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu,
yang
membantu menyelesaikan Tugas Akhir ini, sehingga Tugas Akhir
ini
dapat selesai tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan
dalam
pengerjaan Tugas Akhir ini. Oleh karena itu, penulis mohon maaf
sebesar-
besarnya. Dan penulis menerima segala kritikan dan masukan yang
dapat
membangun dan menyempurnakan Tugas Akhir ini. Penulis
mengharapkan
Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak di
masa depan.
Surabaya, 29 Agustus 2019
Penulis
-
x
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
-
xi
PENGARUH BUSY DIRECTOR DAN EXPERIENCED DIRECTOR
TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN
Bagus Estusaputra
ABSTRAK
Tujuan sebuah perusahaan adalah untuk mencapai atau memperoleh
laba
maksimal untuk kemakmuran pemilik perusahaan, dan untuk
menjaga
kelangsungan hidup perusahaan (going concern). Laba memiliki
keterkaitan erat
dengan kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan dapat diukur
melalui
profitabilitas. Profitabilitas merupakan kemampuan yang
dicerminkan oleh
perusahaan dalam menghasilkan laba. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisa
bagaimana pengaruh Busy Director dan Experienced Director
terhadap
profitabillitas perusahaan melalui ROA (Return On Asset), ROE
(Return On
Equity), dan NPM (Net Profit Margin) pada perusahaan sektor
transportasi,
utilitas, infrastruktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) pada periode
2013-2017. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan
kuantitatif.
Populasi yang terdapat pada penelitian ini berjumlah 360
populasi observasi
perusahaan dimana 181 observasi perusahaan sebagai sampel
penelitian yang
dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Alat uji
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan regresi linier
berganda. Hasil
penelitian secara parsial mengungkapkan bahwa busy director
berpengaruh pada
ROA (Return On Asset) dan ROE (Return On Equity). Sedangkan busy
director
tidak berpengaruh pada NPM (Net Profit Margin). Namun, variabel
experienced
director tidak berpengaruh pada ROA, ROE dan NPM. Penelitian ini
juga
memasukkan variabel kontrol untuk menjelaskan hubungan antara
busy director
dan experienced director dengan profitabilitas perusahaan dengan
(Firm Size),
(Firm Age), dan Leverage.
Kata Kunci : Busy Director, Experienced Director, ROA (Return
On
Asset), ROE (Return On Equity), NPM (Net Profit
Margin)
-
xii
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
-
xiii
THE INFLUENCE OF BUSY DIRECTOR AND EXPERIENCED DIRECTOR
ON COMPANY PROFITABILITY
Bagus Estusaputra
ABSTRACT
The purpose of a company is to achieve or obtain maximum profit
for
the prosperity of the owner company, and to maintain the
survival of the company
(going concern). Profit has a close relationship with company
performance.
Company performance can be measured through profitability.
Profitability is an
ability that is reflected by the company in generating profits.
This study aims to
analyze how the influence of Busy Director and Experienced
Director on the
profitability of the company through ROA (Return on Assets), ROE
(Return On
Equity), and NPM (Net Profit Margin) in transportation sector
companies,
utilities, infrastructure listed on the Stock Exchange Indonesia
(BEI) in the period
2013-2017. The research method used is a quantitative approach.
The population
contained in this study amounted to 360 population companies
where 181
companies as research samples were selected using the purposive
sampling
method. The test tool used in this study is using multiple
linear regression. The
results of the study partially reveal that the busy director has
an effect on ROA
(Return On Asset) and on ROE (Return On Equity). While the busy
director has
no effect on NPM (Net Profit Margin). However, the variable
experienced
director does not affect ROA, ROE and NPM. This study also
includes control
variables to explain the relationship between the busy director
and experienced
director with the profitability of the company with (Firm Size),
(Firm Age), and
Leverage.
Keyword : Busy Director, Experienced Director, ROA (Return
On
Asset), ROE (Return On Equity), NPM (Net Profit
Margin)
-
xiv
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
-
xv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
...................................................................................
iii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
.....................................................................
v
KATA PENGANTAR
..........................................................................................
vii
ABSTRAK
.............................................................................................................
xi
ABSTRACT
...........................................................................................................
xiii
DAFTAR ISI
.........................................................................................................
xv
DAFTAR TABEL
................................................................................................
xix
DAFTAR GAMBAR
...........................................................................................
xxi
BAB I PENDAHULUAN
.......................................................................................
1
1.1 Latar Belakang
..............................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah
.........................................................................................
4
1.3 Tujuan Penelitian
...........................................................................................
4
1.4 Manfaat Penelitian
.........................................................................................
5
1.5 Batasan Masalah
............................................................................................
5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
..................................................................................
7
2.1 Teori Upper Echelon
.....................................................................................
7
2.2 Teori Stewardship
.........................................................................................
8
2.3 Laporan Keuangan
........................................................................................
9
2.4 Profitabilitas Perusahaan
.............................................................................
10
2.4.1 Rasio
Profitabilitas.................................................................................
10
2.4.2 Busy Director
.........................................................................................
11
2.4.3 Experienced
Director.............................................................................
13
2.5 Bloomberg
...................................................................................................
16
2.6 Variabel Kontrol
..........................................................................................
16
2.7 PenelitianTerdahulu
....................................................................................
19
-
xvi
2.8 Kerangka Berpikir
........................................................................................
22
2.9 Hipotesis
......................................................................................................
24
2.9.1 Pengaruh Busy Director terhadap (ROA), (ROE), (NPM)
bagi
Perusahaan.
.....................................................................................................
24
2.9.2 Pengaruh Experienced Director terhadap (ROA), (ROE), (NPM)
bagi
Perusahaan.
.....................................................................................................
25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
..............................................................
27
3.1 Diagram AlurPenelitian
...............................................................................
27
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian
............................. 28
3.2.1 Variabel Penelitian
................................................................................
28
3.2.2 Variabel Operasional
.............................................................................
29
3.3 Metode Pengumpulan Data
..........................................................................
30
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian
...................................................................
30
3.5 Jenis dan Sumber Data
.................................................................................
33
3.6 Metode Analisis Data
...................................................................................
33
3.6.1 Statistik Deskriptif
.................................................................................
33
3.6.2 Uji Asumsi Klasik
.................................................................................
34
3.7 Analisis Linear Berganda
.............................................................................
35
3.8 Pengujian Hipotesis
.....................................................................................
36
3.8.1 Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
.............................................. 36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
...............................................................
39
4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian
............................................................ 39
4.2 Hasil Uji Deskripsi Variabel Penelitian
....................................................... 45
4.3 Hasil Pengujian Statistik
..............................................................................
50
4.3.1 Hasil Pengujian Uji Asumsi Klasik
....................................................... 50
4.4 Hasil Pengujian Regresi
...............................................................................
53
4.5 Hasil analisis dan Pembahasan
....................................................................
62
-
xvii
4.5.1 Pengaruh Busy Director Terhadap ROA (Return On Assets)
bagi
Perusahaan.
.....................................................................................................
62
4.5.2 Pengaruh Busy Director Terhadap ROE (Return On Equity)
bagi
perusahaan.
.....................................................................................................
67
4.5.3 Pengaruh Busy Director Terhadap NPM (Net Profit Margin)
Bagi
Perusahaan.
.....................................................................................................
70
4.5.4 Pengaruh Experienced Director Terhadap ROA (Return On
Assets)
Bagi
Perusahaan..............................................................................................
73
4.5.5 Pengaruh Experienced Director Terhadap (Return On Equity)
Bagi
Perusahaan.
.....................................................................................................
76
4.5.6 Pengaruh Experienced Director Terhadap NPM (Net Profit
Margin)
Bagi
Perusahaan..............................................................................................
77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
...............................................................
79
5.1 KESIMPULAN
...........................................................................................
79
5.2 SARAN
.......................................................................................................
81
DAFTAR PUSTAKA
...........................................................................................
83
LAMPIRAN
..........................................................................................................
87
-
xviii
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
-
xix
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu
...........................................................................
19
Tabel 3. 1 Variabel Operasional
..........................................................................
29
Tabel 3. 2 Sampel Perusahaan
..............................................................................
32
Tabel 3. 3 Jadwal Penelitian
.................................................................................
37
Tabel 4. 1 Sampel Perusahaan
..............................................................................
39
Tabel 4. 2 Hasil Uji Deskriptif
..............................................................................
45
Tabel 4. 3 Hasil Uji Frekuensi Deskriptif
.............................................................
47
Tabel 4. 4 Hasil Analisis Regresi Berganda Model 1
........................................... 53
Tabel 4. 5 Hasil Analisis Regresi Berganda Model 2
........................................... 55
Tabel 4. 6 Hasil Analisis Regresi Berganda Model 3
........................................... 57
Tabel 4. 7 Tabel Koefisien Determinasi Model 1
................................................. 61
Tabel 4. 8 Tabel Koefisien Determinasi Model 2
................................................. 61
Tabel 4. 9 Tabel Koefisien Determinasi Model 3
................................................. 61
Tabel 4. 10 Hasil Uji Pengaruh Busy Director Terhadap ROA
............................ 62
Tabel 4. 11 Hasil Uji Pengaruh Busy Director Terhadap ROE
............................ 67
Tabel 4. 12 Hasil Uji Pengaruh Busy Director Terhadap NPM
........................... 70
Tabel 4. 13 Hasil Uji Pengaruh Experienced Director Terhadap ROA
................ 73
Tabel 4. 14 Hasil Uji Pengaruh Experienced Director Terhadap ROE
................ 76
Tabel 4. 15 Hasil Uji Pengaruh Experienced Director Terhadap NPM
................ 77
-
xx
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
-
xxi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Struktur Two-Tier
Board..................................................................
13
Gambar 2. 2 Kerangka Berpikir
............................................................................
23
Gambar 3. 1 Flow Chart Alur Penelitian
..............................................................
27
Gambar 4. 1 Grafik Laba (Rugi) Bersih 2012-2017…………………………….
72
Gambar 4. 2 Grafik Penjualan 2012 – 2017
......................................................... 72
Gambar 4. 3 Grafik Experienced Director 2017
................................................... 75
-
xxii
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya tujuan sebuah perusahaan adalah untuk mencapai
atau
memperoleh laba maksimal untuk kemakmuran pemilik perusahaan,
menjaga
kelangsungan hidup perusahaan (going concern), dan mencapai
kesejahteraan
masyarakat sebagai tanggung jawab social perusahaan (Agus &
Martono, 2008).
Keuntungan atau laba memiliki keterkaitan erat dengan kinerja
perusahaan (firm
performance). Kinerja perusahaan dapat diukur melalui rasio
profitabilitas.
Profitabilitas perusahaan merupakan salah satu dasar penilaian
kondisi suatu
perusahaan, untuk itu dibutuhkan suatu alat analisis untuk bisa
menilainya.
Profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba
dengan
menggunakan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan, seperti
aktiva, modal
atau penjualan perusahaan (Sudana, 2015). Profitabilitas dapat
diketahui dengan
menghitung ROA (Return On Asset), ROE (Return On Equity), dan
NPM (Net
Profit Margin). Untuk memperoleh sebuah keuntungan yang tinggi,
maka kinerja
sebuah perusahaan juga harus ditingkatkan. Profitabilitas
perusahaan yang baik,
tidak lepas dari campur tangan seorang pemimpin tertingi dalam
sebuah
perusahaan, yaitu Direktur perusahaan.
Direktur perusahaan merupakan kepala dari sebuah bisnis, karena
setiap
tindakan dan pengambilan keputusan yang diambil oleh seorang
direktur, akan
berdampak pada strategi, kebijakan, dan kinerja perusahaan di
masa yang akan
datang (Ishak, Ismail, & Abdullah, 2012). Di Indonesia,
undang-undang mengenai
perseroan diberlakukan pada tahun 1995 menyatakan bahwa
perusahaan-
perusahaan harus menganut Two-Tier Board pada struktur
organisasi, dimana
terdapat dewan direksi sebagai management board (pengelola) dan
dewan
komisaris sebagai supervisory board (pengawas dewan direksi).
(Putri & Deviesa,
2017) bahwa di Indonesia menganut system two-tier board yang
mengharuskan
adanya dewan direksi sebagai pengelola dan dewan komisaris
sebagai pengawas
dewan direksi. Kedua dewan tersebut memiliki tanggung jawab
bersama untuk
memelihara kesinambungan perusahaan dalam jangka panjang. Dari
dua dewan
-
2
tersebut memiliki fungsi yang berbeda. Dewan komisaris lebih
pada fungsi
pengawasan sedangkan dewan direksi lebih mengarah pada fungsi
manajerial.
Berdasarkan pada fungsi tersebut maka Dewan direksi yang lebih
banyak
membuat keputusan. Diantara pembuat keputusan tersebut maka yang
paling
bertanggung jawab adalah Direktur Utama atau CEO.
Direktur atau biasa disebut CEO (Chief Executtive Officer)
merupakan
tingkat manajemen tertinggi dalam perusahaan, yang bertanggung
jawab atas
keseluruhan organisasi. Direktur bertanggung jawab untuk
menentukan tujuan
organisasi, membuat strategi, memonitor dan menafsirkan
lingkungan eksternal
serta mengambil keputusan yang dapat mempengaruhi organisasi
(Daft, 2010).
Berkaitan dengan pengambilan keputusan tersebut maka kondisi
direktur utama
menentukan arah organisasi atau perusahaan. Salah satu kondisi
yang bisa
berdampak menurut James, Wang, Xie (2018) adalah kesibukan atau
busyness
dari Direktur.
Direktur yang sibuk adalah seorang individu yang memiliki banyak
jabatan di
Perusahaan atau organisasi lain (James, Wang, & Xie, 2018).
Beberapa penelitian
menetapkan batas tertentu bagi seorang direktur yang sibuk.
Dalam penelitian ini
menetapkan bahwa direktur yang sibuk adalah mereka yang memegang
dua atau
lebih jabatan dalam perusahaan atau organisasi lain. Menurut
(James, Wang, &
Xie, 2018) mengatakan bahwa terdapat dua argumen yang terdapat
dalam
penelitian mereka, yaitu Reputation Hypothesis dan Busyness
Hypothesis.
Reputation Hypothesis menyatakan bahwa akumulasi direktur
mencerminkan
kualitas tinggi seorang direktur, dan direktur yang sibuk
memiliki kemampuan
unggul untuk memproses informasi, dan menunjukkan efek positif.
Sedangkan
Busyness Hypothesis menyatakan bahwa akumulasi direktur dapat
membahayakan
kualitas layanan direktur, karena mereka hanya berfokus pada
kendala waktu, dan
energi, sehingga akan membawa dampak negatif terhadap
profitabilitas
perusahaan. Direktur yang sibuk memiliki jaringan kontak yang
lebih luas, lebih
banyak pengalaman, dan akan membawa keuntungan bagi perusahaan
(Field,
Lowry, & Mkrtchyan, 2013).
Seorang direktur memiliki peran penting terhadap penentuan
keberhasilan
suatu perusahaan. Berhasil tidaknya suatu perusahaan dalam
mempertahankan
-
3
eksistensi perusahaan dimulai dari usaha manusia itu sendiri
dalam meningkatkan
kinerja secara maksimal. CEO atau Direktur menentukan
peningkatan
pengetahuan, pengalaman dan keterampilan (Priansa, 2018).
Seorang direktur
yang memiliki pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang
bagus dapat
berpotensi untuk memegang banyak jabatan. Karena direktur
tersebut dipercaya
mampu mengelola perusahaan dengan baik untuk memperoleh laba
yang tinggi.
Namun ketika seorang direktur terlalu banyak memegang jabatan,
mereka akan
menjadi lebih sibuk dan tidak fokus pada pekerjaan utamanya.
Seperti yang di
jelaskan dalam penelitian (James, Wang, Xie, 2018).
Selain kesibukan, profitabilitas perusahaan ditentukan oleh
pengalaman
direktur. Menurut (Hamori & Koyunu, 2014) Pengalaman dapat
menjadi
pertimbangan dalam mengukur pengaruh terhadap profitabilitas
perusahaan.
Menurut Handoko (2014:24) dalam (Putra, Hamid, & Prasetya,
2017) Pengalaman
kerja adalah penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang
dikuasai seseorang
yang diukur dari lama masa kerja, tingkat pengetahuan, dan
keterampilan yang
dimiliki. Dalam penelitian ini, mengasumsikan bahwa pengalaman
kerja dapat
diukur dari lama waktu atau masa kerja sebagai indikator
experienced director.
Apabila seorang Direktur telah menjabat lima (5) tahun atau
lebih, dapat
dikatakan bahwa direktur tersebut telah memiliki pengalaman yang
baik.
Jadi, (Busyness) dan (Experienced) Direktur merupakan
karakteristik dari
Dewan Direktur (Direksi) yang perlu diperhatikan, karena kedua
karakteristik
tersebut dapat mempengaruhi sikap dari kemampuan Direktur dalam
mengelola
perusahaan. Oleh karena itu, dengan adanya beberapa penelitian
yang telah
menyebutkan bahwa direktur sibuk, dan direktur berpengalaman
akan membawa
dampak positif ataupun negatif bagi profitabilitas perusahaan,
sehingga dalam
penelitian ini, menjadikan hal ini menarik untuk diteliti lebih
lanjut. Oleh karena
latar belakang tersebut, sehingga akan dilakukan penelitian
mengenai
“PENGARUH BUSY DIRECTOR DAN EXPERIENCED DIRECTOR
TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN”
-
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut dan untuk
memberikan
penjelasan lebih lanjut terhadap permasalahan yang akan dibahas,
maka
perumusan masalah ditetapkan sebagai berikut :
1. Bagaimana kesibukan (Busyness) direktur berpengaruh terhadap
ROA
(Return On Assets) bagi perusahaan.
2. Bagaimana kesibukan (Busyness) direktur berpengaruh terhadap
ROE
(Return On Equity) bagi perusahaan.
3. Bagaimana kesibukan (Busyness) direktur berpengaruh terhadap
NPM
(Net Profit Margin) bagi perusahaan.
4. Bagaimana Experienced Director berpengaruh terhadap ROA
(Return On
Assets) bagi perusahaan.
5. Bagaimana Experienced Director berpengaruh terhadap ROE
(Return On
Equity) bagi perusahaan.
6. Bagaimana Experienced Director berpengaruh terhadap NPM (Net
Profit
Margin) bagi perusahaan.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian
ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk menguji bagaimana kesibukan (Busyness) direktur
berpengaruh
terhadap ROA (Return On Assets) bagi perusahaan.
2. Untuk menguji bagaimana kesibukan (Busyness) direktur
berpengaruh
terhadap ROE (Return On Equity) bagi perusahaan.
3. Untuk menguji bagaimana kesibukan (Busyness) direktur
berpengaruh
terhadap NPM (Net Profit Margin) bagi perusahaan.
4. Untuk menguji bagaimana Experienced Director berpengaruh
terhadap
ROA (Return On Assets) bagi perusahaan.
5. Untuk menguji bagaimana Experienced Director berpengaruh
terhadap
ROE (Return On Equity) bagi perusahaan.
6. Untuk menguji bagaimana Experienced Director berpengaruh
terhadap
NPM (Net Profit Margin) bagi perusahaan.
-
5
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian Tugas Akhir ini adalah :
1. Bagi perusahaan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi
atau saran yang berguna sebagai pertimbangan dalam pemilihan
direktur
serta dalam pembagian peran dan tanggung jawab direktur.
2. Bagi mahasiswa. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
tambahan
ilmu pengetahuan dan referensi untuk pengembangan penelitan
yang
berkaitan dengan kesibukan (busyness) dan pengalaman
(experienced)
direktur terhadap profitabilitas perusahaan.
1.5 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut
:
1. Penelitian ini adalah penelitian dengan menggunakan data
sekunder.
2. Profitabilitas Perusahaan diukur dengan menggunakan ROA
(Return On
Assets), ROE (Return On Equity), NPM (Net Profit Margin).
3. Objek penelitian adalah Perusahaan yang berada pada sektor
Infrastruktur,
Utilitas dan Transportasi.
4. Periode pengamatan dalam penelitian ini dilakukan dari tahun
2013-2017
dengan data laporan keuangan.
5. Pengukuran kesibukan (busyness) direktur, adalah mereka
yang
memegang dua (2) atau lebih jabatan dalam perusahaan atau
organisasi
lain dengan menggunakan variabel dummy.
6. Pengukuran direktur yang berpengalaman (experienced)
direktur, diukur
dari indikator lama waktu atau masa kerja (5 tahun / lebih)
7. Perusahan yang melampirkan laporan keuangan dari tahun
2013-2017.
-
6
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
-
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Teori Upper Echelon
Teori Upper Echelon menjelaskan bahwa karakteristik latar
belakang
manajerial menjelaskan pilihan stratejik, dan konsekuensinya,
berpengaruh
terhadap profitabilitas suatu perusahaan (Lindrianasari, 2011).
Teori ini
menjelaskan bahwa eksekutif puncak mempengaruhi luaran
organisasi mereka.
Pengalaman para eksekutif, nilai-nilai dan personality
berpengaruh besar terhadap
interpretasi mereka pada situasi yang dihadapi serta
mempengaruhi pilihan
mereka. Teori ini juga menjelaskan bahwa karakteristik pimpinan
puncak (Upper
Echelon) sangat mewarnai arah atau pilihan strategi (Strategic
Choice) mereka,
yang pada akhirnya menentukan profitabilitas suatu perusahaan.
Teori ini
menekankan bahwa usia, pengalaman, pendidikan, latar belakang
sosial, kondisi
ekonomi, dan karakteristik kelompok dimana pimpinan berada,
merupakan sebuah
filter pada saat mereka mencerna, menganalisis, dan mencoba
memahami anatomi
permasalahan.
Berdasarkan Teori Upper Echelon (Lindrianasari, 2011)
karakteristik dan
kondisi pimpinan puncak atau direktur dapat mempengaruhi
profitabilitas
perusahaan melalui keputusan stratejik yang diambil.
Karakteristik dan kondisi
tersebut dapat meliputi pengalaman yang dimilikinya. Seorang
Direktur yang
memiliki pengalaman lebih lama belum tentu lebih paham mengenai
strategi apa
yang harus digunakan ketika menghadapi suatu permasalahan.
Begitu pula dengan
sebaliknya. Teori ini menjelaskan bahwa penting untuk
mempelajari karakteristik
dewan komisaris dan direksi karena profitabilitas perusahaan
adalah refleksi dari
manajer puncak.
-
8
2.2 Teori Stewardship
Teori Stewardship (Anton, 2010) merupakan teori yang
menggambarkan
situasi dimana para eksekutif tidaklah termotivasi oleh
tujuan-tujuan individu
melainkan lebih ditujukan pada sasaran hasil utama mereka untuk
kepentingan
organisasai, sehingga teori ini mempunyai dasar psikologi dan
sosiologi yang
telah dirancang dimana para eksekutif sebagai steward
termotivasi untuk
bertindak sesuai keinginan prinsipal, selain itu perilaku
steward tidak akan
meninggalkan organisasinya, karena steward berusaha mencapai
tujuan
organisasinya. Pada teori stewardship didasarkan pada pelayan
yang memiliki
perilaku dimana dia dapat dibentuk agar selalu dapat diajak
bekerjasama dalam
organisasi atau perusahaan.
Sebelumnya para penganut teori stewardship menitik beratkan pada
suatu
struktur yang memungkinkan untuk manajer-manajer pada tingkat
yang lebih
tinggi, karena Direktur atau CEO yang bertindak sebagai steward
akan
mempunyai sikap pro-organisasional pada saat struktur manajemen
perusahaan
memberikan otoritas dan keleluasaan yang tinggi. Dilihat dari
penjelasan tersebut
teori stewardship akan memaksimalkan utilitas steward untuk
mencapai tujuan
organisasional dibandingkan dengan tujuan untuk kepentingan
sendiri. Teori
stewardship diperkenalkan sebagai teori yang berdasarkan tingkah
laku, perilaku
manusia (behavior), pola manusia (model of a man), mekanisme
psikologis
(motivasi, identifikasi, dan kekuasaan) dalam sebuah organisasi
yang
mempraktikkan kepemimpinan sebagai aspek yang memainkan peranan
penting
atau sebagai pengambilan keputusan bagi sebuah pencapaian tujuan
perusahaan
(Anton, 2010).
Teori Stewardship mengasumsikan hubungan yang kuat antara
kesuksesan
organisasi dengan profitabilitas suatu perusahaan, sehingga
fungsi utilitas akan
maksimal. Dilihat dari teori stewardship ini, Dewan Direksi atau
Direktur yang
sibuk memberikan benefits bagi perusahaan, karena bersangkutan
lebih memiliki
pemahaman dan pengetahuan yang baik mengenai operasi dan
lingkungan
perusahaan. Struktur kepemimpinan ganda tersebut mengarah pada
organisasi
atau perusahaan dengan kepemimpinan yang kuat dan arah yang
jelas. Dan teori
ini sangat berhubungan dan berkesinambungan dengan undang-undang
mengenai
-
9
perseroan yang diberlakukan pada tahun 1995 yang menyatakan
bahwa
perusahaan-perusahaan khususnya di Indonesia harus menganut
system two-tier
board pada struktur organisasi, dimana terdapat dewan direksi
sebagai pengelola
dan dewan komisaris sebagai pengawas dewan Direksi, sehingga
Teori
Stewardship mendukung peran ganda direktur dan menekankan bahwa
direktur
sibuk (Busy Director) memberikan efek positif terhadap
perusahaan. Teori ini
meyakini bahwa pihak pemimpin perusahaan termotivasi untuk
menjalankan
perusahaan, dimana direktur merupakan pengelola terpercaya yang
menghendaki
pembuatan keputusan yang cenderung lebih bermanfaat bagi seluruh
organisasi
dari pada kepentingan pribadi (Putri & Deviesa, 2017).
Theory Stewardship terfokus pada kemungkinan struktur pada
manajer yang
lebih tinggi. Situasi ini dicapai lebih riil jika kursi direktur
pada dewan direksi.
Stewards memaksimumkan utilitasnya sebagaimana mereka mencapai
tujuan
organisasi daripada tujuan self servingnya. Kursi direktur
adalah tanggung jawab
mendua atau peran ganda bagi perusahaan dan memiliki kekuatan
untuk
menentukan strategi tanpa ketakutan membatalkan dengan kursi
diluar dewan.
Demikian theory stewardship terfokus pada struktur yang
memfasilitasi dan
memberdayakan daripada memonitor dan mengkontrol.
2.3 Laporan Keuangan
Laporan Keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu
perusahaan pada
suatu periode akutansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kinerja
perusahaan. Kondisi keuangan suatu perusahaan akan dapat
diketahui dari laporan
keuangan yang bersangkutan, yang terdiri dari Neraca, Laporan
laba rugi dan
laporan keuangan lainnya (Riswan & Kesuma, 2014). Menurut
Sutrisno dalam
(Riswan & Kesuma, 2014) laporan keuangan merupakan hasil
dari proses akutansi
yang meliputi dua laporan utama yakni Neraca dan Laporan Laba
Rugi. Setiap
perusahaan mempunyai laporan keuangan yang bertujuan menyediakan
informasi
yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai laporan
keuangan
dalam pengambilan keputusan secara ekonomi.
-
10
2.4 Profitabilitas Perusahaan
Profitabilitas suatu perusahaan adalah kemampuan suatu
perusahaan dalam
menghasilkan laba. Pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan
bertujuan
untuk mengukur kinerja dan manajemen untuk mencapai tujuan atau
sasaran
perusahaan. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang
sangat penting
bagi organisasi atau perusahaan, Karena merupakan proses
mengukur sejauh
mana suatu perusahaan melakukan pekerjaan untuk mencapai
tujuannya.
Informasi mengenai kinerja perusahaan berguna dalam
mempertimbangkan
kinerja suatu perusahaan dalam memanfaatkan sumberdaya yang
dimiliki.
2.4.1 Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas (Fahmi, 2014) merupakan rasio yang
digunakan untuk
mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan
oleh besar
kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya
dengan
penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitas
maka semakin baik
menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan
perusahaan.
Terdapat beberapa proksi rasio profitabilitas yang digunakan
dalam penelitian ini,
yang berguna untuk mengukur besar kecilnya profitabilitas
perusahaan :
1. ROA (Return On Assets)
ROA menunjukkan kemampuan perusahaan dengan menggunakan
seluruh aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba setelah
pajak.
Rasio ini penting bagi pihak manajemen untuk mengevaluasi
efektivitas
dan efisiensi manajemen perusahaan dalam mengelola seluruh
aktiva
perusahaan. Semakin besar ROA, berarti semakin efisien
penggunaan
aktiva perusahaan atau dengan jumlah aktiva yang sama bisa
dihasilkan
laba yang lebih besar, dan sebaliknya.
ROA =𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥
Total Assets
-
11
2. ROE (Return On Equity)
ROE menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
setelah pajak dengan menggunakan modal sendiri yang dimiliki
perusahaan. Rasio ini penting bagi pihak pemegang saham,
untuk
mengetahui efektivitas dan efisiensi pengelolaan modal sendiri
yang
dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan. Semakin tinggi rasio
ini
berarti semakin efisien penggunaan modal sendiri yang dilakukan
oleh
pihak manajemen perusahaan.
3. Net Profit Margin
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba
bersih dari penjualan yang dilakukan perusahaan. Rasio ini
mencerminkan efisiensi seluruh bagian, yaitu produksi,
personalia,
pemasaran, dan keuangan yang ada dalam perusahaan.
2.4.2 Busy Director
Direktur perusahaan merupakan kepala dari sebuah bisnis, karena
setiap
tindakan dan pengambilan keputusan yang diambil oleh seorang
Direktur, akan
berdampak pada strategi, kebijakan dan profitabilitas perusahaan
di masa yang
akan datang (Ishak, Ismail, & Abdullah, 2012). Direktur atau
biasa di sebut CEO
(Chief Executtive Officer) merupakan tingkat manajemen tertinggi
dalam
perusahaan, yang bertanggung jawab atas keseluruhan organisasi.
Direktur
bertanggung jawab untuk menentukan tujuan organisasi, membuat
strategi,
memonitor dan menafsirkan lingkungan eksternal serta mengambil
keputusan
yang dapat mempengaruhi organisasi (Daft, 2010). Direktur
memiliki tanggung
jawab dalam mengelola perusahaan untuk mencapai tujuan
perusahaan. Oleh
karena itu karakteristik Direktur sangat berperan dalam
menentukan keberhasilan
ROE =𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥
Total Equity
NPM =𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
-
12
suatu perusahaan. Karakteristik direktur yang digunakan dalam
penelitian ini
adalah busy director dan experienced director.
Dalam penelitian ini menetapkan bahwa direktur yang sibuk dapat
diukur
dari mereka yang memegang dua atau lebih jabatan dalam
perusahaan atau
organisasi lain. Hal ini di buktikan dari teori stewardship dan
penelitian terdahulu
yang menyebutkan bahwa struktur kepemimpinan ganda tersebut
mengarah pada
organisasi atau perusahaan dengan kepemimpinan yang kuat dan
arah yang jelas.
Selain itu, Dilihat dari teori stewardship ini, Dewan Direksi
atau Direktur yang
sibuk memberikan benefits bagi perusahaan, karena yang
bersangkutan lebih
memiliki pemahaman dan pengetahuan yang baik mengenai operasi
dan
lingkungan perusahaan. Namun seorang Direktur yang sibuk, belum
tentu
membawa dampak positif ataupun negatif terhadap profitabilitas
perusahaan.
Menurut James, Wang, & Xie, (2018) mengatakan bahwa terdapat
dua argumen
yang terdapat dalam penelitian mereka, yaitu Reputation
Hypothesis dan Busyness
Hypothesis. Reputation Hypothesis menyatakan bahwa akumulai
Direktur
mencerminkan kualitas tinggi seorang Direktur, dan Direktur yang
sibuk memiliki
kemampuan unggul untuk memproses informasi, dan menunjukkan efek
positif.
Sedangkan Busyness Hypothesis menyatakan bahwa akumulasi
Direktur dapat
membahayakan kualitas layanan Direktur, karena mereka hanya
berfokus pada
kendala waktu, dan energi, sehingga akan membawa dampak negatif
terhadap
profitabilitas perusahaan.
Disisi lain, banyaknya jabatan yang dimiliki seorang Direktur
dapat
meningkatkan beban kerja yang ditampung, sehingga dapat membuat
Direktur
mengabaikan tanggung jawabnya dan kewajiban utamanya. Dan hal
ini sering kali
dikaitkan dengan rendahnya profitabilitas perusahaan. Dalam
menjalankan
tugasnya, kekuasaan dan kewenangan yang dimiliki Direktur
diawasi oleh
Dewan Komisaris. Karena mengingat bahwa Indonesia merupakan
Negara
yang menganut Two-Tier Board, dijelaskan pada undang-undang
mengenai
perseroan pada tahun 1995, dimana perusahaan mempunyai dua
badan
terpisah, yaitu Dewan Pengawas (Komisaris) dan Dewan Manajemen
(Dewan
Direksi). Dewan Direksi mengelola dan mewakili perusahaan di
bawah
pengarahan dan pengawasan Dewan Komisaris. Dalam sistem ini,
anggota
-
13
Dewan Direksi diangkat dan setiap waktu dapat diganti oleh badan
pengawas
(Komisaris). Dalam organisasi, struktur kekuasaan tertinggi
berada di Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS). RUPS merupakan organ perusahaan
yang
memiliki kewenangan eksklusif yang tidak dimiliki oleh Dewan
Direksi dan
Komisaris. Anggota Dewan Komisaris diangkat dan diganti dalam
Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS).
Gambar 2. 1 Struktur Two-Tier Board
Direktur sibuk (Busy Director) menggunakan Teori Stewardship
karena
Teori Stewardship mengasumsikan hubungan yang kuat antara
kesuksesan
organisasi dengan profitabilitas perusahaan, sehingga fungsi
utilitas akan
maksimal. Dilihat dari teori stewardship ini, dewan direksi atau
direktur yang
sibuk memberikan benefits bagi perusahaan, karena yang
bersangkutan lebih
memiliki pemahaman dan pengetahuan yang baik mengenai operasi
dan
lingkungan perusahaan. Struktur kepemimpinan ganda tersebut
mengarah pada
organisasi atau perusahaan dengan kepemimpinan yang kuat dan
arah yang jelas.
Dan juga didukung penelitian yang menyebutkan bahwa direktur
sibuk (Busy
Director) didefinisikan sebagai mereka yang memiliki dua atau
lebih direktur
luar, sebagai proksi untuk kesibukan direktur.
2.4.3 Experienced Director
Pengalaman kerja merupakan sebuah pengalaman kerja seseorang
untuk
melakukan pekerjaan tertentu, pengalaman pekerjaan ini
dinyatakan dalam
pekerjaan yang harus dilakukan dan lamanya pekerjaan itu sendiri
(Riyadi, 2015).
Pengalaman kerja merupakan penguasaan pengetahuan dan
keterampilan
Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS)
Dewan Direksi
Dewan Komisaris
Supervisi/ Pengawasan
-
14
karyawan yang diukur dari lama masa kerja, tingkat pengetahuan,
dan
keterampilan yang dimiliki seseorang (Handoko, 2014). Pengalaman
kerja dapat
diukur dari lama waktu atau masa kerja, variasi pekerjaan,
penguasaan terhadap
pekerjaan serta jenis pekerjaan (Foster & Seeker, 2001).
Menurut Rivai (2004)
memberikan pandangan spesifik mengenai pengalaman kerja yang
diidentikkan
dengan masa kerja. Masa kerja yang dimaksud yaitu lama waktu
seseorang
menduduki jabatan pekerjaannya. Semakin luas pengalaman kerja
seseorang,
semakin terampil seseorang dalam bertindak untuk mencapai tujuan
yang telah
ditetapkan, sehingga pengalaman kerja yang baik akan memberikan
keahlian dan
keterampilan kerja berdasarkan pada jangka waktu dalam menjalani
pekerjaan
tersebut.
Dalam penelitian ini, mengasumsikan bahwa pengalaman kerja dari
direktur
yang berpengalaman dapat diukur dari lama waktu atau masa kerja
sebagai
indikator pengalaman Direktur. Apabila seorang Direktur telah
menjabat lebih
lima (5) tahun atau lebih, dapat dikatakan bahwa Direktur
tersebut telah memiliki
pengalaman yang baik. Semakin banyak pengalaman yang dimiliki
oleh Direktur
dilihat dari masa kerjanya, maka semakin tinggi pengetahuan dan
keahliannya,
sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Namun
tidak
selamanya Direktur yang berpengalaman mampu meningkatkan
profitabilitas
perusahaan. Ada beberapa pandangan negatif yang menjelaskan
bahwa Direktur
yang berpengalaman cenderung kurang open-minded. Karena
pengalaman dalam
posisi CEO atau Direktur berhubungan negatif dengan
profitabilitas perusahaan,
dan mereka yang memiliki pengalaman kerja di industri yang sama
akan
menghasilkan profitabilitas perusahaan yang jauh lebih rendah
dibandingkan
dengan mereka yang tidak memiliki pengalaman sebelumnya (Hamori
&
Koyuncu, 2014), sehingga dalam penelitian Hamori & Koyuncu
(2014)
menyatakan bahwa hal yang dilihat dari pengalaman seorang
Direktur adalah
karakteristik pengalaman spesifik pekerjaan sebelumnya, yang
mencakup industri
tempat mereka memperoleh pengalaman. Selain itu, untuk
pengumpulan data atau
informasi mengenai direktur adalah dengan cara mengumpulkan data
pada tanggal
awal dan akhir setiap pengalaman Direktur, serta nama
perusahaan. Hamori &
Koyuncu (2014) memperoleh data atau informasi dari beberapa
sumber, termasuk
-
15
Hoover”s International, Marquis’s who who, dan sumber online
yang tersedia,
seperti website perusahaan, bloomberg,. Ketika tidak ada sumber
– sumber ini
yang menyebutkan pengalaman Direktur sebelumnya, dapat
disimpulkan bahwa
direktur tidak memiliki pengalaman sebelumnya dan informasi atau
data yang
dikumpulkan hanya mengumpulkan informasi keuangan, dan industri
tentang
perusahaan tempat direktur memegang atau menjabat, sehingga
dalam penelitian
ini, dapat disimpulkan bahwa untuk mendapatkan sebuah data atau
informasi
mengenai experienced director, dapat diukur melalui masa kerja
direktur dan
pengalaman direktur sebelumnya, dan untuk mendapatkan sumber
informasi atau
data tersebut, dapat di dapatkan melalui website perusahaan dan
Bloomberg dan
laporan tahunan perusahaan.
Berdasarkan Teori Upper Echelon, karakteristik dan kondisi
pemimpinan
puncak atau Direktur dapat mempengaruhi profitabilitas
perusahaan melalui
keputusan stratejik yang diambil. Karakteristik dan kondisi
tersebut dapat meliputi
pengalaman yang dimilikinya. Seorang Direktur yang memiliki
pengalaman lebih
lama belum tentu lebih paham mengenai strategi apa yang harus
digunakan ketika
menghadapi suatu permasalahan. Begitu pula dengan sebaliknya.
Teori ini
menjelaskan bahwa penting untuk mempelajari karakteristik Dewan
Komisari dan
Dewan Direksi karena kinerja perusahaan adalah refleksi dari
manajer puncak,
sehingga Teori Upper Echelon menjadi bahan acuan untuk menetukan
seorang
Direktur berpengalaman atau tidak, dilihat dari
indikator-indikator pengukuran,
yang juga didukung dengan penelitian-penelitian sebelumnya.
2.4.3.1 Indikator Experienced Director
Selain itu, ada beberapa indikator yang mempengaruhi
Pengalaman
kerja.Menurut (Foster & Seeker, 2001) faktor-faktor yang
mempengaruhi
pengalaman kerja adalah :
1. Lama Waktu/ Masa Kerja: Ukuran tentang lama waktu atau masa
kerja
yang telah ditempuh seseorang dapat memahami tugas-tugas
suatu
pekerjaan dan telah melaksanakan dengan baik.
2. Tingkat Pengetahuan & Keterampilan : Pengetahuan merujuk
pada
konsep, prinsip, prosedur, kebijakan atau informasi lain
yang
-
16
dibutuhkan, pengetahuan juga mencakup kemampuan untuk
memahami dan menerapkan informasi pada tanggung jawab
pekerjaan.
3. Penguasaan terhadap pekerjaan : Tingkat penguasaan seseorang
dalam
pelaksanakan aspek-aspek pekerjaan.
2.5 Bloomberg
Bloomberg adalah sebuah perusahaan telekomunikasi yang memiliki
fokus
pada bidang bisnis dan financial. Banyak para pengusaha dan
investor
menggunakan Bloomberg untuk mengetahui berita terbaru di bidang
bisnis dan
financial. Tujuannya adalah mencari informasi di Bloomberg untuk
mendapatkan
referensi mengenai rencana investasi maupun meningkatkan laba
perusahaan. Dan
Bloomberg menghubungkan Decision Makers atau pembuat keputusan
kejaringan
informasi, dan Bloomberg dengan cepat dan akurat memberikan
informasi bisnis,
keuangan, berita, dan wawasan di seluruh dunia. Salah satu
produk dari
Bloomberg, yaitu Bloomberg professional service yang berfokus
pada layanan
data perusahaan yang menyediakan real time data, dan berita
terkini mengenai
bisnis dan financial dunia.
2.6 Variabel Kontrol
Variabel kontrol (Sugiyono, 2017) merupakan variabel yang
dikendalikan
atau dibuat konstan, sehingga hubungan variabel independen
terhadap dependen
tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Dalam
penelitian ini variabel
kontrol yang digunakan antara lain sebagai berikut :
1. Ukuran Perusahaan (FIRM SIZE), : Ukuran perusahaan atau (Firm
Size)
(Barus & Leliani, 2013) menunjukkan bahwa dengan semakin
besarnya
ukuran dari sebuah perusahaan, maka akan mencerminkan
semakin
besarnya sumber daya yang tersedia untuk memenuhi permintaan
produk.
Disamping itu dengan semakin besarnya ukuran perusahaan,
maka
perusahaan memiliki kesempatan untuk menjangkau pangsa pasar
yang
lebih luas untuk melakukan pemasaran produknya, sehingga
akan
membuka peluang diperolehnya laba yang semakin tinggi. Karena
dalam
penelitian ini variabel kontrol ukuran perusahaan atau (firm
size) di
-
17
proksikan dengan Log natural total asset, menunjukan besar
kecilnya
suatu perusahaan.
Menurut (Kusuma, 2005), ada 3 teori yang secara emplisit
menjelaskan
hubungan antara ukuran perusahaan dan tingkat keuntungan, antara
lain :
a. Teori Teknologi : Menekankan pada modal fisik, economies
of scale, dan lingkup sebagai faktor-faktor yang menentukan
besarnya ukuran perusahaan yang optimal serta pengaruhnya
terhadap profitabilitas.
b. Teori Organisasi : Menjelaskan hubungan profitabilitas
dengan ukuran perusahaan yang dikaitkan dengan biaya
transaksi
organisasi. Di dalam teori organisasi, juga dimasukkan yang
namanya
teori organisasi critical resources. Yang maksudnya adalah
teori
critical resources menekankan pada pengendalian oleh pemilik
perusahaan seperti asset, technology, dan intellectual property
seperti
faktor-faktor yang menentukan firm size. Oleh karena itu,
teori
critical resource mengindikasikan bahwa semakin besar skala
perusahaan maka profitabilitas juga akan meningkat, namun
pada
titik atau jumlah tertentu ukuran perusahaan (firm size)
akhirnya akan
menurunkan laba atau profit dari sebuah perusahaan.
c. Teori Institusional : Mengaitkan ukuran perusahaan dengan
faktor-faktor seperti system perundang-undangan, peraturan
anti-trust
, perlindungan paten, ukuran pasar dan perkembangan dari
pasar
keuangan.
2. Umur Perusahaan (FIRM AGE) : Umur Perusahaan (Firm Age)
menyatakan bahwa lamanya perusahaan berdiri. Menurut (Hariyanto
&
Juniarti, 2014) bahwa dengan perusahaan yang telah lama berdiri,
maka
seorang investor sebagai penanam modal lebih percaya
dibandingkan
dengan perusahaan yang baru berdiri karena perusahaan yang telah
lama
berdiri diasumsikan akan menghasilkan laba yang lebih tinggi
dibandingkan dengan perusahaan yang baru. Umur perusahaan
(Firm
Age) diukur menggunakan logaritma natural dari sejak tahun
perusahaan
didirikan.
-
18
3. Total Hutang (LEVERAGE). : Rasio leverage (Fahmi, 2014)
adalah mengukur seberapa besar sebuah perusahaan dibiayai
dengan
hutang. Penggunaan hutang yang terlalu tinggi akan
membahayakan
perusahaan karena perusahaan akan masuk dalam kategori
extreme
leverage (hutang ekstrim) yaitu perusahaan terjebak dalam
tingkat hutang
yang tinggi dan sulit untuk melepaskan beban hutang tersebut.
Karena itu
perusahaan harus menyeimbangkan berapa hutang yang layak
untuk
diambil dari mana sumber-sumber yang dipakai untuk membayar
hutang.
Sedangkan Leverage menurut (Sudana, 2011) adalah proporsi dana
yang
bersumber dari hutang untuk membiayai aktiva perusahaan.
Ataupun
hutang yang dibiayakan oleh perusahaan untuk membiayai asetnya
dalam
rangka menjalankan aktivitas operasionalnya. Semakin besar rasio
ini
menunjukkan porsi penggunaan hutang dalam membiayai investasi
pada
aktiva semakin besar, yang berarti pula risiko keuangan
perusahaan
meningkat dan sebaliknya. Hal ini juga berkaitan dengan Pecking
Order
Theory yaitu mengenai struktur modal mencerminkan
perbandingan
hutang dengan total asset. Pecking order theory menjelaskan
mengapa
perusahaan-perusahaan yang profitable umumnya meminjam dalam
jumlah sedikit. Hal ini karena perusahaan tersebut cenderung
memerlukan external financing yang sedikit. Dan sebaliknya
perusahaan
yang kurang profitable akan lebih mempunyai hutang yang lebih
besar
karena dana internal tidak cukup dan hutang merupakan sumber
yang
lebih diharapkan, sehingga secara teoritis apabila hutang
semakin besar
maka perusahaan akan menanggung biaya yang semakin tinggi,
sehingga
akan menimbulkan potensi penurunan laba.
-
19
2.7 PenelitianTerdahulu
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu
No Judul Peneliti &
Tahun
Variabel &
Objek Hasil Penelitian
1. Busy Director
and Firm
Performance
1. Hui Liang
James
2. Hongxia Wang
3. YaminXie
(2018)
1.Independen
: Busy
Director
2. Dependen
:Tobins’Q,
ROA,
3. Kontrol :
R&D, Firm
Size, Board
Size, Firm
Age,
Leverage
1. Perusahaan Metro/ Besar diuntungkan dengan memiliki
direksi dengan banyak jabatan .
2. Estimasi koefisienkesi bukan dewan berpengaruh positif dan
signifikan
pada perusahaan Metro
2. Pengaruh CEO
duality terhadap
financial
performance
dengan
earnings
management
sebagai variabel
intervening
1. Livia Lemuela
Putri
2. Devi Deviesa
(2017)
1. Independen
: CEO duality
2. Dependen :
Financial
Performance
3. Intervening
: Earning
Management
1. CEO Duality berpengaruh negative signifikan terhadap
earning
management.
2. Earning management berpengaruh positif signifikan terhadap
financial
performance
3. CEO Duality berpengaruh negative signifikan terhadap
financial
performance.
3. Does
Experience
matter ? CEO
succession by
former CEOs
1. Eahab Elsaid
2. Xiaxin Wang
3. Wallace N.
Davidson
(2011)
1. Independen
: Firm Value (
Tobins’Q)
2. Dependen :
Current Firm
Performance,
Previous
Firm
Performance
1. Perusahaan yang mempekerjakan
CEO dengan pengalaman, memiliki
rasio Debt lebih tinggi, dan peluang
yang lebih tinggi untuk
kebangkrutan dari pada mereka
yang mempekerjakan non-exCEO
2. Pasar saham bereaksi positif
terhadap Succesion announcement
ketika penerus memiliki
pengalaman CEO sebelumnya tetapi
tidak ketika penerus luar tidak
memiliki pengalaman ini
3. Tidak ada hasil yang konsisten yang
mendukung perbedaan yang
signifikan dalam kompensasi, baik
dalam jumlah maupun instruktur.
-
20
No Judul Peneliti &
Tahun
Variabel &
Objek Hasil Penelitian
4. Are Busy Board
Effective
Monitors ?
1. Eliezer M. Fich
2. Anil Shivdasa
ni
(2006)
1. Independen
: the
percentage of
the firm’s
common,
natural log of
meetings, the
number of
boards
committees.
2 Dependen :
Market-to-
book-ratio
3.Kontrol
R&D, The
earnings-to-
price ratio,
the variance
of common
stock return
1. Perusahaan dengan mayoritas Direktur sibuk menampilkan
rasio
pasar terhadap buku jauh lebih
rendah.
2. Perusahaan dengan Direktur sibuk menampilkan ROA yang
lebih
rendah dan labaoperasi yang lebih
rendah pada penjualan
4. The
Relationship
Between busy
directors and
financial
performance of
commercial
bank in Kenya
Daniel
Otieno
Okelloh,
2011
1.Independen
: busy board,
average
directorship,
percentage
busy directors
2. Dependen :
ROA
3. Kontrol :
firm age,
board
composition,
log board
size, firm
size,
operational
margin,
leverage
Ada hubungan positif dan signifikan
secara statistik antara direktur yang
sibuk dan kinerja keuangan bank
komersial di Kenya. Direktur yang
sibuk adalah penatalayan yang baik dan
aset berharga bagi bank-bank komersial
karena keahlian, reputasi, dan hubungan
bisnis mereka yang bisa dibilang
menjadikan mereka penasihat hebat
yang mengarah pada pemaksimalan
nilai pemegang saham.
5. Experience
Matters ? The
impact of Prior
CEO
Experience on
Firm
Performance
1. Monika Hamori
2. Burak Koyuncu
(2014)
1.Independen
: Experience
in the
Director
Position
2. Dependen :
Financial
Performance
1. Pengalaman pada posisi Direktur berhubungan negative
dengan
kinerja perusahaan.
2. Direktur yang memiliki pengalaman kerja di industri terkait
berhubungan
signifikan dengan kinerja
perusahaan.
-
21
Sumber : Data diolah, 2019
No Judul Peneliti &
Tahun
Variabel &
Objek Hasil Penelitian
6 Analisis Faktor-
faktor yang
mempengaruhi
profitabilitas
perusahaan
pada
perusahaan
manufaktur
yang terdapat di
Bursa Efek
Indonesia
1. Andreani
Caroline
Barus &
Leliani.
2013
1.Independen
: CR, TATO,
DER, DR,
Pertumbuhan
Penjualan,
Ukuran
Perusahaan.
2. Dependen :
Profitabilitas
1. Secara simultan diketahui bahwa CR, TATO, DER, DR,
Pertumbuhan penjualan dan Ukuran
Perusahaan berpengaruh signifikan
terhadap profitabilitas perusahaan.
2. Secara parsial diketahui bahwa hanya TATO, DR, dan Ukuran
Perusahaan berpengaruh secara
signifikan terhadap profitabilitas
perusahaan.
7 Evaluasi faktor-
faktor yang
mempengaruhi
profitabilitas
(ROE) Pada
Perusahaan
Manufaktur
yang Terdaftar
di BEI
Rina
Dwiarti.
2013
1.Independen
: CR, DER,
PER,
Inventory
Turnover,
TATO
2. Dependen :
ROE
1. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2010 terbukti bahwa
CR,
DER, Inventory Turnover, dan PER
secara parsial tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap ROE
2. Adapun variabel TATO menunjukkan memiliki pengaruh
signifikan terhadap ROE
3. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2011 terbukti bahwa
secara
parsial hanya variabel TATO
berpengaruh secara signifikan
4. Adapun variabel CR, DER, Inventory Turnover, dan PER
tidak
berpengaruh terhadap ROE
8 Analisis faktor-
faktor yang
mempengaruhi
Net Profit
Margin
Perusahaan
Manufaktur
yang Terdaftar
Pada Bursa
Efek Indonesia
Heri
Kurniansyah
. 2018
1.Independen
: CR, WCT,
DR
2. Dependen :
NPM
1. Tidak ada hubungan secara signifikan CR dan DR terhadap
NPM
2. WCT (Working Capital Ratio) berhubungan positif terhadap
NPM
-
22
2.8 Kerangka Berpikir
Busy Director
X1
Variabel Kontrol :
Leverage
Firm Size
Firm Age
ROA (Y1) H1
Busy Director
X1
Variabel Kontrol :
Leverage
Firm Size
Firm Age
ROE (Y2) H2
Busy Director
X1
Variabel Kontrol :
Leverage
Firm Size
Firm Age
NPM (Y3) H3
-
23
Gambar 2. 2 Kerangka Berpikir
Experienced
Director
X2
Variabel Kontrol :
Leverage
Firm Size
Firm Age
ROA (Y1) H4
Experienced
Director
X2
Variabel Kontrol :
Leverage
Firm Size
Firm Age
ROE (Y2) H5
Experienced
Director
X2
Variabel Kontrol :
Leverage
Firm Size
Firm Age
NPM (Y3) H6
-
24
2.9 Hipotesis
2.9.1 Pengaruh Busy Director terhadap (ROA), (ROE), (NPM)
bagi
Perusahaan.
Teori Stewardship mengasumsikan hubungan yang kuat antara
kesuksesan
organisasi dengan kinerja perusahaan khususnya untuk mengukur
profitabilitas
perusahaan, sehingga fungsi utilitas akan maksimal. Dilihat dari
teori stewardship
ini, dewan direksi atau direktur yang sibuk memberikan benefits
bagi perusahaan,
karena yang bersangkutan lebih memiliki pemahaman dan
pengetahuan yang baik
mengenai operasi dan lingkungan perusahaan (Anton, 2010).
Struktur
kepemimpinan ganda tersebut mengarah pada organisasi atau
perusahaan dengan
kepemimpinan yang kuat dan arah yang jelas, sehingga Teori
Stewardship
mendukung peran ganda direktur dan menekankan bahwa Direktur
Sibuk (Busy
Director) memberikan efek positif terhadap perusahaan.
Teori Stewardship didukung oleh Beberapa penelitian yang telah
dilakukan
untuk mengukur indikator seorang Direktur dikatakan Busy
Director atau tidak,
dilihat dari berapa banyak jabatan yang Direktur menjabat baik
dalam perusahaan
itu sendiri atau organisasi lain. Direktur yang sibuk adalah
seorang individu yang
memiliki banyak jabatan di perusahaan atau organisasi lain
(James, Wang, & Xie,
2018). Direktur yang sibuk diukur dari jumlah jabatan yang
dipegang Direktur di
luar perusahaan (Jiraporn, Davidson, Dadalt, & Ning,
2009).
H1 : Perusahaan dengan direktur yang sibuk (Busy Director)
berpengaruh
terhadap ROA (Return On Assets) bagi perusahaan.
H2 : Perusahaan dengan direktur yang sibuk (Busy Director)
berpengaruh
terhadap ROE (Return On Equity) bagi perusahaan.
H3 : Perusahaan dengan direktur yang sibuk (Busy Director)
berpengaruh
terhadap NPM (Net Profit Margin) bagi perusahaan.
-
25
2.9.2 Pengaruh Experienced Director terhadap (ROA), (ROE), (NPM)
bagi
Perusahaan.
Berdasarkan teori upper echelon, karakteristik dan kondisi
pimpinan
puncak atau Direktur dapat mempengaruhi profitabilitas
perusahaan melalui
keputusan stratejik yang diambil. Karakteristik dan kondisi
tersebut dapat meliputi
pengalaman yang dimilikinya. Seorang Direktur yang memiliki
pengalaman lebih
lama belum tentu lebih paham mengenai strategi apa yang harus
digunakan ketika
menghadapi suatu permasalahan. Begitu pula dengan sebaliknya.
Teori ini
menjelaskan bahwa penting untuk mempelajari karakteristik dewan
komisaris dan
direksi karena profitabilitas perusahaan adalah refleksi dari
manajer puncak
(Lindrianasari, 2011)
Semakin luas pengalaman kerja seseorang, semakin terampil
seseorang
dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
sehingga
pengalaman kerja yang baik akan memberikan keahlian dan
keterampilan kerja
berdasarkan pada jangka waktu dalam menjalani pekerjaan
tersebut. Semakin
banyak pengalaman yang dimiliki oleh Direktur dilihat dari masa
kerjanya, maka
semakin tinggi pengetahuan dan keahliannya, sehingga diharapkan
dapat
meningkatkan profitabilitas perusahaan. Namun tidak selamanya
Direktur yang
berpengalaman mampu meningkatkan profitabilitas perusahaan. Ada
pandangan
negatif yang menjelaskan bahwa Direktur yang berpengalaman
cenderung kurang
open-minded, sehingga dalam penelitian Hamori & Koyuncu
(2014) menyatakan
bahwa hal yang dilihat dari pengalaman seorang Direktur adalah
karakteristik
pengalaman spesifik pekerjaan sebelumnya, yang mencakup industri
tempat
mereka memperoleh pengalaman.
H4 : Perusahaan dengan Experienced Director berpengaruh terhadap
ROA
(Return On Assets) bagi perusahaan.
H5 : Perusahaan dengan Experienced Director berpengaruh terhadap
ROE
(Return On Equity) bagi perusahaan.
H6 : Perusahaan dengan Experienced Director berpengaruh terhadap
NPM (Net
Profit Margin) bagi perusahaan.
-
26
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
-
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Diagram AlurPenelitian
Gambar 3 1 Flow Chart Alur Penelitian
Hasil Penelitian
Analisis dan Pembahasan
End
Perhitungan Setiap Variabel
Pengujian Statistik Deskriptif
Uji Asumsi Klasik
Analisis Linier Berganda
1. Variabel
Independen
2. Variabel
Dependen
3. Variabel Kontrol
Mulai
RumusanMasalah
Hipotesis
Pengumpulan Data
-
28
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian
3.2.1 Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
variabel
independen, variabel dependen dan variabel kontrol.
1. Variabel Independen / Bebas
Variabel Independen / Bebas (Sugiyono, 2017) adalah variabel
yang
mempengaruhi atau variabel yang menjadi sebab perubahannya
atau
timbulnya variabel dependen / terikat. Dalam penelitian ini
variabel
independen yang digunakan adalah busy director dan
experienced
director.
2. Variabel Dependen / Terikat
Variabel Dependen / Terikat (Sugiyono, 2017) adalah variabel
yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya variabel independen
/ bebas.
Dalam penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah
profitabilitas perusahaan yang diukur dengan menggunakan rasio
Return
On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin
(NPM).
3. Variabel Kontrol / Kendali
Variabel Kontrol / Kendali (Sugiyono, 2017) adalah variabel
yang
dikendalikan atau dibuat konstan, sehingga hubungan variabel
independen
terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak
diteliti.
Dalam penelitian ini variabel kontrol yang digunakan antara lain
ukuran
perusahaan (FIRM SIZE), umur perusahaan (FIRM AGE), dan total
hutang
(LEVERAGE).
-
29
3.2.2 Variabel Operasional Tabel 3. 1 Variabel Operasional
No. Rasio Definisi Operasional Indikator Skala
Ukur
Sumber
Data
Variabel Dependen
1. Return on
Assets (ROA)
ROA menunjukkan
kemampuan perusahaan
dengan menggunakan
seluruh aktiva yang dimiliki
untuk menghasilkan laba
setelah pajak.
EAT,
Total Aset Rasio
Laporan
Keuangan
2. Return on
Equity (ROE)
ROE menunjukkan
kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba
setelah pajak dengan
menggunakan modal sendiri
yang dimiliki perusahaan.
EAT,
Total Equity Rasio
Laporan
Keuangan
3. Net Profit
Margin (NPM)
Rasio ini mengukur
kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba
bersih dari penjualan yang
dilakukan perusahaan.
EAT, Sales Rasio Laporan
Keuangan
Variabel Independen
6. Busy Director
Direktur yang sibuk dapat
diukur dari mereka yang
memegang dua atau lebih
jabatan dalam perusahaan
atau organisasi lain. Karena
menurut James, Wang, Xie,
(2018) Direktur yang
sibukadalahseorangindividu
yang memilikibanyakjabatan
di
perusahaanatauorganisasilai
n.
JadiseorangDirekturdikatego
rikansibukketikamemegangd
uajabatanataulebih.
Model
Probit
dengan
menggunaka
n Variabel
dummy,
diberi nilai
1untuk
Direktur
yang
memegang
dua atau
lebih jabatan
(sibuk) dan
nilai 0 untuk
Direktur
yang
memegang
kurang dari
dua jabatan
(tidak sibuk)
Nomi
nal
Bloomberg&
Laporan
Keuangan
-
30
No. Rasio Definisi Operasional Indikator Skala
Ukur
Sumber
Data
7. Experience
Director
Pengalaman kerja
merupakan penguasaan
pengetahuan dan
keterampilan seseorang yang
diukur dari lama masa kerja,
tingkat pengetahuan, dan
keterampilan yang dimiliki
seseorang (Handoko, 2014).
Apabila seorang Direktur
telah menjabat lebih dari
lima (5) tahun, dan memiliki
pengalaman kerja
sebelumnya yang bagus
maka dapat dikatakan bahwa
Direktur tersebut telah
memiliki pengalaman yang
baik.
Direktur yang
telah menjabat
selama 5 tahun
atau lebih
Rasio Laporan
Keuangan
Variabel Kontrol
7. Ukuran
Perusahaan Firm Size
Logaritma natural
dari total asset Rasio
Laporan
Keuangan
8. Umur
Perusahaan Firm Age
Logaritma
Natural dari sejak
tahun perusahaan
didirikan
Rasio Laporan
Keuangan
9. Total Hutang Leverage
Total Hutang
dibagi dengan
total asset
Rasio Laporan
Keuangan
Sumber :Diolah sendiri
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumulan data pada penelitian ini adalah dengan
cara
mendokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan data dari data yang
sudah ada.
Pengumpulan data ini adalah untuk mencatat, melakukan
perhitungan data dan
menganalisis laporan keuangan pada perusahaan sektor
infrastruktur, utilitas dan
transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun
2013-2017.
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas :
obyek/subyek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi
populasi bukan hanya
orang, namun juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi
juga bukan
-
31
sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari,
tetapi meliputi
seluruh karakteristik / sifat yang dimiliki oleh subyek atau
obyek yang diteliti
(Sugiyono, 2017).
Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki
oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua
yang ada pada populasi, sehingga sampel yang diambil dari
populasi harus
representative (mewakili) (Sugiyono, 2017). Sampel yang
digunakan sebagai
objek dalam penelitian adalah perusahaan sektor infrastruktur,
utilitas dan
transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2013-2017. Penentuan
sampel dalam penelitian ini adalah dengan teknik purposive
sampling.
Teknik purposive sampling (Sugiyono, 2017) yang dimaksud yaitu
teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Dengan kriteria
sebagai berikut :
1. Penelitian ini adalah penelitian dengan menggunakan data
sekunder.
2. Profitabilitas Perusahaan diukur dengan menggunakan ROA
(Return On
Assets), ROE (Return On Equity), NPM (Net Profit Margin).
3. Objek penelitian adalah Perusahaan yang berada pada sektor
Infrastruktur,
Utilitas dan Transportasi.
4. Periode pengamatan dalam penelitian ini dilakukan dari tahun
2013-2017
dengan data laporan keuangan.
5. Pengukuran kesibukan (busyness) direktur, adalah mereka
yang
memegang dua (2) atau lebih jabatan dalam perusahaan atau
organisasi
lain dengan menggunakan variabel dummy.
6. Pengukuran direktur yang berpengalaman (experienced)
direktur, diukur
dari indikator lama waktu atau masa kerja selama 5 tahun atau
lebih.
7. Perusahan yang melampirkan laporan keuangan dari tahun
2013-2017.
-
32
Tabel Sampel Perusahaan Sektor Infrastruktur, Utilitas dan
Transportasi
Yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2017
Tabel 3. 2 Sampel Perusahaan
NO KODE NAMA PERUSAHAAN IPO SUBSEKTOR
1 BLTA BERLIAN LAJU TANKER 1990 Transportasi
2 BTEL BAKRIE TELECOM 2006 Telekomunikasi
3 BULL BUANA LISTYA TAMA 2011 Transportasi
4 CASS CARDIG AERO SERVICES 2011 Transportasi
5 CMNP CITRA MARGA NUSAPHALA PERSADA 1995 Jalan Tol, Bandara,
Pelabuhan
6 HITS HUMPUSS INTERMODA TRANSPORTASI 1997 Transportasi
7 IATA
INDONESIA AIR TRANSPORT &
INFRASTRUKTUR 2006 Transportasi
8 ISAT INDONESIAN SATELITE CORPORATION 1994 Telekomunikasi
9 LEAD LOGINDO SAMUDERAMAKMUR 2013 Transportasi
10 MIRA MITRA INTERNATIONAL RESOURCES 1997 Transportasi
11 RAJA RUKUN RAHARJA 2006 Energi
12 SMDR SAMUDERA INDONESIA 1999 Transportasi
13 SUPR SOLUSI TUNAS PRATAMA 2011 Konstruksi Non Bangunan
14 TAXI EXXRESS TRANSINDO UTAMA 2012 Transportasi
15 TBIG TOWER BERSAMA INFRASTRUCTURE 2010 Konstruksi Non
Bangunan
16 TLKM TELEKOMUNIKASI INDONESIA 1995 Telekomunikasi
17 TMAS PELAYARAN TEMPURAN EMAS 2003 Transportasi
18 TOWR SARANA MENARA NUSANTARA 2010 Konstruksi Non Bangunan
19 TRAM TRADA MARITIME 2008 Transportasi
20 WINS WINTERMAR OFFSHORE MARINE 2010 Transportasi
21 EXCL XL AXIATA 2005 Telekomunikasi
22 CMPP AIRASIA INDONESIA 1994 Transportasi
23 PTIS INDO STRAITS 2011 Transportasi
24 APOL ARPENI PRATAMA OCEAN LINE 2005 Transportasi
25 LAPD LAPINDO PACKAGING 2001 Energi
26 KARW ICTSI JASA PRIMA 2001 Transportasi
27 PGAS PERUSAHAAN GAS NEGARA 2003 Energi
28 GIAA GARUDA INDONESIA 2011 Transportasi
29 TPMA TRANS POWER MARINE 2013 Transportasi
30 NELY PELAYARAN NELY DWI PUTRI 2012 Transportasi
31 AKSI MAJAPAHIT INTI CORPORA 2001 Transportasi
32 ASSA ADI SARANA ARMADA 2012 Transportasi
33 BBRM
PELAYARAN NASIONAL BINA BUANA
RAYA 2013 Transportasi
34 CENT
CENTRATAMA TELEKOMUNIKASI
INDONESIA 2001 Konstruksi Non Bangunan
35 FREN SMARTFREN TELECOM 2006 Telekomunikasi
-
33
NO KODE NAMA PERUSAHAAN IPO SUBSEKTOR
36 GOLD VISI TELEKOMUNIKASI INFRASTRUKTUR 2010 Konstruksi Non
Bangunan
37 IBST INTI BANGUN SEJAHTERA 2012 Konstruksi Non Bangunan
38 JSMR JASA MARGA 2007 Jalan Tol, Bandara, Pelabuhan
39 MBSS MITRA BAHTERA SEGARA SEJATI 2011 Transportasi
40 META NUSANTARA INFRASTRUKTUR 2001 Jalan Tol, Bandara,
Pelabuhan
41 RIGS RIG TENDERS INDONESIA 1990 Transportasi
42 SDMU SIDOMULYA SELARAS 2011 Transportasi
43 TRUB
TRUBA ALAM MANUNGGAL
ENGINEERING 2006 Konstruksi Non Bangunan
44 WEHA WEHA TRANSPORTASI INDONESIA 2007 Transportasi
Sumber : Bursa Efek Indonesia, 2019
3.5 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
data panel, yang
merupakan gabungan dari data time series dan cross section.
Sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh melalui
website resmi Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id . Data yang
digunakan dalam
penelitian ini berupa laporan keuangan perusahaan sektor
infrastruktur, utilitas
dan transportasi tahun 2013-2017. Untuk data mengenai biografi
Direktur, yang
meliputi jumlah jabatan dan lamanya masa jabatan Direktur,
diperoleh melalui
website www.bloomberg.com dan laporan tahunan perusahaan.
3.6 Metode Analisis Data
3.6.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan statistik yang berfungsi
untuk
mendiskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang
diteliti melalui
data sampel atau populasi, tanpa melakukan analisis dan membuat
kesimpulan
yang berlaku untuk umum. Statistik deskriptif seperti (mean,
median, modus,
presentil, desil, quartile, dalam bentuk analisis angka maupun
gambar / diagram)
(Sugiyono, 2017).
http://www.idx.co.id/http://www.bloomberg.com/
-
34
3.6.2 Uji Asumsi Klasik
Menurut Wiyono D. G (2011) terdapat beberapa uji dalam uji
asumsi klasik.
Sebagai berikut :
1. Uji Normalitas
Uji normalitas berguna untuk mengetahui apakah populasi data
berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya dilakukan
untuk
mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio.
Dalam
pembahasan persoalan normalitas ini akan digunakan uji one
sample
kolmogorof–smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05.
Data
dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar
dari 0,05
atau 5% (Wiyono D. G., 2011).
2. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya
penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang
terjadi
antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain
pada
model regresi. Metode pengujian yang sering digunakan adalah
Uji
Durbin-Watson (Uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut :
1. DU < DW < 4 - DU maka H0 dierima, artinya tidak
terjadi
autokorelasi.
2. DW < DL atau DW > 4 - DL maka H0 ditolak, artinya
terjadi
autokorelasi.
3. DL < DW < DU atau 4 – DU < DW < 4 –DL, artinya
tidak ada
kepastian atau kesimpulan yang pasti. (Sujarweni, 2015)
3. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya
variabel
independen yang memiliki kemiripan antar variabel independen
dalam
suatu model. Kemiripan antar variabel independen akan
mengakibatkan
korelasi yang sangat kuat. Selain itu untuk uji ini juga
untuk
menghindari kebiasan dalam proses pengambilan keputusan
mengenai
pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel independen
terhadap
variabel dependen. Pada penelitian ini uji multikolinieritas
dengan
melihat nilai tolerance dan inflation factor (VIF) pada model
regresi.
-
35
Apabila varian inflation factor (VIF) diantara 1-10 dan
Tolerance lebih
dari 0,1 maka data tidak terjadi multikolinieritas. (Sujarweni,
2015)
4. Uji Heterokedastisitas
Uji Heterokedastisitas adalah untuk menguji terjadinya
perbedaan
variance residual suatu periode pengamatan keperiode pengamatan
yang
lain. Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
heterokedastisitas. Pada
penelitian ini digunakan Scatterplot. Jika titik-titik menyebar
dan tidak
membentuk pola yang khas maka uji regresi tidak terkena
asumsi
heteroskedastisitas, begitu sebaliknya. (Sujarweni, 2015)
3.7 Analisis Linear Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengukur
besarnya pengaruh
antara dua variabel atau lebih antara variabel bebas terhadap
satu variabel terikat.
Model regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis ini
dirumuskan sebagai
berikut :
ROAit = α + β1Bit + β2Eit + β3Levit + β4Ageit + β5FSit + 𝜀
ROEit = α + β1Bit + β2Eit + β3Levit + β4Ageit + β5FSit + 𝜀
NPMit = α + β1Bit + β2Eit + β3Levit + β4Ageit + β5FSit + 𝜀
Keterangan
ROAit : Profitabilitas perusahaan pada perusahaan i tahun t
ROEit : Profitabilitas perusahaan pada perusahaanitahun t
NPMit : Profitabilitas perusahaan pada perusahaan i tahun t
𝛼 : Konstanta
𝛽 : Koefisien Regresi
𝐵𝑖𝑡 : Busy pada perusahaanitahun t
𝐸𝑖𝑡 : Experienced pada perusahaan tahun t
Lev : Leverage
Age : Firm Age
FS : Firm Size
𝜀 : Eror
-
36
3.8 Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari
variabel
independen terhadap variabel dependen dan juga menguji hipotesis
dari variabel
yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel
indpenden
terhadap dependen. Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini
akan
menggunakan uji t.
3.8.1 Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui pengaruh secara
individu / parsial
variabel independen terhadap variabel dependen. Uji t ini
menggunakan nilai
probabilitas atau tingkat signifikansi 0,05 (α = 5% ). Dalam
pengambilan
keputusan hipotesis sebagai berikut :
- Jika signifikansi t > α (0,05), maka H0 : diterima, H1:
ditolak yang artinya
variabel independen tidak memiliki pengaruh terhadap variabel
dependen.
- Jika signifikansi t
-
37
1.6 Jadwal Penelitian
Tabel 3. 3 Jadwal Penelitian
Sumber : Data diolah
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 2 3 4
1 Identifikasi Masalah
2 Studi Literatur
3 Penyusunan Proposal TA
4 Pendaftaran Judul Prposal TA
5 Sidang Proposal TA
6 Revisi Proposal TA
7 Pengumpulan Data
8 Analisis Pembahasan
9 Progres TA
10 Kesimpulan dan Saran
11 Penyusunan Laporan TA
12 Sidang TA
13 Pengumpulan Laporan TA
Maret April Mei Juni Juli AgustusKegiatanNo Desember Januari
Februari
Periode
-
38
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
-
39
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian
Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan sektor
transportasi,
infrastruktur dan utilitas. Dengan seubsektor
perusahaan-perusahaan yang
bergerak pada bidang energi, konstruksi bukan gedung,
telekomunikasi, jalan tol,
bandara, pelabuhan, dan transportasi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
periode 2013-2017. Berdasarkan data pada Bursa Efek Indonesia,
total perusahaan
subsector energi, konstruksi bukan gedung, telekomunikasi, jalan
tol, bandara,
pelabuhan dan transportasi yang terdaftar sampai dengan 31
Desember 2018
adalah 72 perusahaan, namun berdasarkan kriteria pemilihan
menggunakan
metode purposive sampling yang mengacu pada pada batasan-batasan
yang telah
dijelaskan pada bab 3, diperoleh sampel sebanyak 44 perusahaan
dengan jumlah
observasi sebesar 220 observasi. Dalam penelitian ini, dilakukan
outlier terlebih
dahulu sebelum melakukan teknik analisis, sehingga data bebas
dari bias dan
masalah normalitas karena adanya outlier, sehingga diperoleh
jumlah observasi
sebesar 181 observasi. Adapun gambaran umum perusahaan yang
diamati dalam
penelitian ini adalah :
Tabel 4. 1 Sampel Perusahaan
No Emiten Subsektor Tahun
Berdiri
Tahun
Pertama
Pencatatan
Kegiatan
1 TLKM Telekomunikasi 1984 1995 Perencanaan, pengembangan,
penyediaan, pemasaran, dan
peningkatan layanan jasa
telekomunikasi dan informatika.
-
40
No Emiten Subsektor Tahun
Berdiri
Tahun
Pertama
Pencatatan
Kegiatan
2 FREN Telekomunikasi 2002 2006 Menyediakan berbagai produk
multimedia dan jasa terkait lainnya,
pada penjualan secara langsung,
maupun tidak langsung
3 EXCL Telekomunikasi 1989 2005 Pelayanan kegiatan
penyelenggaraan jasa
telekomunikasi atau multimedia.
4 ISAT Telekomunikasi 1967 1994 Menyelenggarakan jaringan &
jasa
telekomunikasi serta teknologi
informasi atau layanan konvergensi
teknologi.
5 BTEL Telekomunikasi 1993 2006 Penyediaan jaringan &
penyelenggaraan jasa
telekomunikasi nasional.
6 PGAS Energi 1965 2003 Distribusi & transmisi gas bumi
kepelanggan industri, komersial&
rumah tangga.
7 RAJA Energi 1993 2006 Menyediakan jasa-jasa penunjang
pertambangan minyak dan gas
bumi, penyediaan tenaga listrik,
konsultasi bidang pertambangan,
pengelolaan kepelabuhanan dan
bongkar muat peti kemas.
8 LAPD Energi 2005 2001 Penyalur bahan bakar minyak
tanah, solar dan gas, pengelolaan
sumber daya alam untuk ketenaga
listrikan.
9 JSMR Jalan Tol,
Bandara,
Pelabuhan
1978 2007 Melaksanakan dan menunjang
kebijaksanaan dan program
pemerintah di bidang ekonomi dan
pembangunan nasional pada
umumnya, dan pembangunan di