Top Banner
1 PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP GREEN MANAGEMENT DAN KINERJA ORGANISASI DI LAWEYAN SURAKARTA Destiana [email protected] Pryo Handoko Program Studi Administrasi Niaga, Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Banten ABSTRACT This study is aimed to identify and elaborate the effect of organizational culture on organizational performance and green management, as well as the effect of green management on organizational performance. This study was an explanation by using 54 primary data from Small and Medium Enterprises (SMEs) which implemented green management on the organizational activity. The setting of the study was Laweyan, Surakarta. Variable measurement technique used Likert Scale. The sampling technique was purposive sampling (judgmental). The data analysis in this study was through Smart PLS 3.0 with 0.05 significance level. The data analysis was conducted in two stages, they are first order analysis and second order analysis. The result of the study showed that the organizational culture significantly and positively influenced the organizational performance with T-Statistic 4.262 and P value 0.000. The organizational culture positively and insignificantly influenced green management with T Statistic 1.565 and P value 0.118. On the other side, the green management positively and significantly influenced organizational performance with T- Statistic 3.797 and P value 0.000. Key words : organizational culture, green management, and organizational performance ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja organisasi, budaya organisasi terhadap green management, dan green management terhadap kinerja organisasi. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian eksplanasi dengan menggunakan data primer sebanyak 54 UKM yang telah menerapkan green management pada aktivitas organisasi. Lokasi penelitiannya adalah di Laweyan Surakarta. Teknik pengukuran variabel menggunakan skala Likert sedangkan metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling (judgmental). Kemudian analisis data dalam penelitian ini menggunakan Smart PLS 3.0 dengan tingkat signifikan 0,05. Analisis data dilakukan dengan melalui dua tahap yaitu analisis tahap pertama (first order analysis) dan analisis tahap kedua (second order analysis). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi dengan T Statistic 4,262 dan P Value 0,000, budaya organisasi berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap green management dengan T Statistic 1,565 dan P Value 0,118, dan green management berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi dengan T Statistic 3,797 dan P Value 0,000.
18

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP GREEN …

Oct 20, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP GREEN …

1

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP GREEN MANAGEMENT DAN KINERJA ORGANISASI DI LAWEYAN SURAKARTA

Destiana

[email protected]

Pryo Handoko

Program Studi Administrasi Niaga, Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Banten

ABSTRACT

This study is aimed to identify and elaborate the effect of organizational culture on

organizational performance and green management, as well as the effect of green

management on organizational performance. This study was an explanation by using 54

primary data from Small and Medium Enterprises (SMEs) which implemented green

management on the organizational activity. The setting of the study was Laweyan,

Surakarta. Variable measurement technique used Likert Scale. The sampling technique was

purposive sampling (judgmental). The data analysis in this study was through Smart PLS 3.0

with 0.05 significance level. The data analysis was conducted in two stages, they are first

order analysis and second order analysis. The result of the study showed that the

organizational culture significantly and positively influenced the organizational performance

with T-Statistic 4.262 and P value 0.000. The organizational culture positively and

insignificantly influenced green management with T Statistic 1.565 and P value 0.118. On the

other side, the green management positively and significantly influenced organizational

performance with T- Statistic 3.797 and P value 0.000.

Key words : organizational culture, green management, and organizational performance

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja organisasi, budaya organisasi terhadap green management, dan green management terhadap kinerja organisasi. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian eksplanasi dengan menggunakan data primer sebanyak 54 UKM yang telah menerapkan green management pada aktivitas organisasi. Lokasi penelitiannya adalah di Laweyan Surakarta. Teknik pengukuran variabel menggunakan skala Likert sedangkan metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling (judgmental). Kemudian analisis data dalam penelitian ini menggunakan Smart PLS 3.0 dengan tingkat signifikan 0,05. Analisis data dilakukan dengan melalui dua tahap yaitu analisis tahap pertama (first order analysis) dan analisis tahap kedua (second order analysis). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi dengan T Statistic 4,262 dan P Value 0,000, budaya organisasi berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap green management dengan T Statistic 1,565 dan P Value 0,118, dan green management berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi dengan T Statistic 3,797 dan P Value 0,000.

Page 2: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP GREEN …

2

Kata kunci: budaya organisasi, green management, dan kinerja organisasi

PENDAHULUAN

Batik merupakan salah satu warisan budaya dan menjadi ciri khas Bangsa Indonesia. Sebagaimana pada tanggal 2 Oktober 2009, UNESCO telah menetapkan batik sebagai warisan budaya dunia yang berasal dari Indonesia dan menjadi Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and the Intangible Heritage of Humanity), (Galih, 2017). Atas adanya pengakuan dari UNESCO tersebut, kini batik lebih dikenal tidak hanya di Indonesia namun ke berbagai negara. Tercatat bahwa pada tahun 2018 ekspor batik Nusantara senilai Rp734 miliar, dan saat ini batik telah memiliki keanekaragaman fungsi menjadi berbagai bentuk fashion, kerajinan dan home decoration yang telah mampu menyerap keberbagai lapisan masyarakat baik dalam maupun luar negeri, (Kemenperin, 2019).

Sejalan dengan perkembangan pengrajin batik yang semakin banyak dan permintaan batik pun semakin meningkat, namun ada satu hal yang cukup menjadi perhatian dibalik meningkatnya permintaan tersebut, yaitu terjadinya pencemaran lingkungan di sekitar UKM di Kota Solo yang merupakan akibat dari bagian proses produksi. Soenaryo (2017) mengungkapkan bahwa limbah UKM batik masih mendominasi pencemaran sejumlah sungai di Kota Solo. Hal ini disebabkan adanya pembuangan limbah hasil produksi berupa pewarna sintesis yang bermuara ke sungai. Apabila hal ini dibiarkan tanpa ada penanganan serius maka akan menjadi ancaman bagi masyarakat sekitar. Melihat kondisi tersebut, perlu adanya solusi efektif untuk mengatasi pencemaran lingkungan, sehingga tidak menjadi bom waktu di kemudian hari.

Dalam hal ini, green management merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh sebagian UKM yang telah

sadar akan pentingnya menjaga lingkungan hidup. Green Management merupakan sebuah konsep yang diadopsi oleh organisasi dalam upaya untuk menciptakan produk ramah lingkungan yaitu dengan penggunaan bahan-bahan alami sampai pada proses pengolahan limbah yang ramah lingkungan sehingga tidak memberikan dampak negatif pada lingkungan dan tetap menguntungkan bagi organisasi. Dapat dikatakan juga, konsep ini memfokuskan praktik lingkungan yang berorientasi pada produk dan rantai pasokan yang ramah lingkungan untuk mengurangi kerusakan sumber daya alam, Ferguson, 2006; Wong et al., 2012 (dalam Ho et al., 2016)

Dalam menghadapi kondisi yang dinamis tersebut, UKM harus mampu beradaptasi dengan keadaan dan kemungkinan baru yang akan terjadi dalam lingkungan usaha yang berkompetitif. UKM yang telah menerapkan green management sebenarnya telah memiliki keunggulan bersaing karena organisasi berani melakukan inovasi, mengeksploitasi kemampuan internalnya dalam melakukan sesuatu yang berbeda yang tidak dapat dilakukan pesaingnya, (Triastity, 2011). Pada akhirnya akan menciptakan produk ramah lingkungan yang unik dan memiliki keunggulan kompetitif sehingga meningkatkan kinerja UKM baik dari sisi keuangan, lingkungan, dan produksi.

Dalam penerapan konsep green management di dalam organisasi, perlu adanya sebuah dukungan dari keteraturan di sebuah organisasi karena pada dasarnya UKM tidak akan pernah terlepas dari budaya organisasi yang telah dibangun. Budaya organisasi merupakan sekumpulan nilai, kepercayaan, dan norma perilaku yang dimiliki oleh anggota organisasi yang memberi mereka makna dan aturan perilaku, Schein (1985) (dalam Yazici, 2015).

Page 3: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP GREEN …

3

Budaya organisasi harus dibentuk dan diinternalisasikan ke semua anggota organisasi sehingga akan menjadi sebuah karakteristik atau ciri khas dari sebuah organisasi dan menjadi pembeda dengan organisasi lainnya. Budaya organisasi mampu memotivasi karyawan sebagai kekuatan pendorong dalam menunjukkan kinerja yang unggul. Dengan demikian tujuan-tujuan UKM akan didukung oleh budaya organisasi yang kuat dan telah terinternalisasi dengan baik.

Kinerja organisasi digunakan untuk menilai hasil suatu organisasi dari tindakan strategis yang telah dilakukannya, (Wu, 2014). Stainer, 1999 (dalam Hussein, 2016) menambahkan juga bahwa kinerja

organisasi dapat dikatakan sebagai produk dari interaksi berbagai komponen atau unit dalam organisasi. Organisasi akan melakukan perbandingan antara target organisasi yang telah ditetapkan dengan hasil akhir yang dicapai sehingga dapat mengukur sejauh mana keberhasilan target pekerjaan yang telah diraih. Kinerja keuangan, kinerja produksi, dan kinerja lingkungan yang kemudian akan diukur dalam penilitian ini, sejauh mana pengaruh green management dan budaya organisasi terhadap kinerja-kinerja tersebut serta pengaruh budaya organisasi terhadap green management. TINJAUAN TEORETIS

Budaya organisasi merupakan norma dan nilai yang telah disepakati bersama dan diinternalisasikan ke semua angota organisasi sehingga bersifat mengikat dan dijadikan sebagai dasar aturan perilaku dalam organisasi. Budaya organisasi akan berdampak pada dan dipengaruhi oleh struktur, peran harapan, pendekatan pemecahan masalah, rutinitas pengambilan keputusan, dan praktik Hofstede et al., 1990 (dalam Dubey, et al., 2017). Organisasi yang mempelajari budaya organisasi, khususnya akan membantu dalam meningkatkan keunggulan kompetitif dan responsive terhadap perubahan karena mendorong pembelajaran dalam organisasi, Norashikin, 2006 (dalam Hussein, 2016). Budaya organisasi diharapkan dapat mempengaruhi kinerja organisasi yang meliputi keunggulan daya saing serta kinerja keuangan, Lopez et al., 1998 (dalam Hussein, 2016). Berdasarkan pemaparan di atas, adapun hipotesisnya sebagai berikut.

H1: Budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi.

Deal dan Kennedy 2006 (dalam Tika

(2012 ; 6) mengungkapkan bahwa budaya organisasi dapat dikatakan sebagai esensi falsafah organisasi dalam mencapai

kesuksesan yang didukung semua anggota organisasi dan memberikan paham bersama tentang tujuan bersama serta menjadi pedoman perilaku anggota organisasi dari hari ke hari. Artinya budaya organisasi senantiasa melekat pada setiap aktivitas organisasi, termasuk sebuah konsep green management yang diterapkan pada organisasi. Budaya organisasi dikatakan sebagai dasar untuk bertindak bagi semua anggota organisasi agar terarah. Oleh sebab itu, peneliti menduga bahwa adanya kontribusi budaya organisasi terhadap green management. Berdasarkan pemaparan di atas, adapun hipotesisnya sebagai berikut H2: Budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap green managent.

Green Management dapat dikatakan

juga sebagai bentuk pengawasan terhadap praktik lingkungan yang berorientasi pada produk dan rantai pasok untuk mengurangi kerusakan sumber daya alam dari proses Green management dapat dikatakan juga sebagai bentuk pengawasan terhadap praktik lingkungan yang berotreintasi pada produk dan rantai pasok untuk mengurangi kerusakan sumber daya alam dari proses produk dan rantai pasok (Ferguson dan Toktay, 2006; Wong et al., 2012). Menurut Kepala Badan Pengkajian Kebijakan Iklim

Page 4: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP GREEN …

4

dan Mutu Industri No.56/BPKIMI/PER/2/2014 bahwa green management meliputi proses produksi, pengelolaan lingkungan, keselamatan kerja, dan manajemen perusahaan. Green management juga dapat mengurangi biaya produksi dan memberikan peluang. Organisasi dapat mengurangi beberapa biaya perusahaan seperti, biaya material, energi, dan biaya modal serta tenaga kerja. Selain itu, disisi lain green management dapat membuka peluang untuk meningkatkan pendapatan yaitu terbukanya akses pada pasar tertentu,

terciptanya produk yang unik dan ramah lingkungan, dan pengendalian polusi. Artinya, dengan penerapan green management tidak hanya memberikan keuntungan bagi perusahaan namun juga pada lingkungan sekitar. Yu, Wantao (2014) menunjukkan hasil penelitiannya bahwa green management memberikan pengaruh signifikan terhadap kinerja lingkungan. Berdasarkan penjabaran tersebut di atas, adapun hipotesisnya sebagai berikut.

H3: Green management berpengaruh positif terhadap kinerja organisasi.

Gambar 1. Hipotesis Penelitian

METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis

penelitian eksplanasi (penjelasan), yaitu menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti dan hubungan antar variabel. Lokasi penelitian ini dilakukan di daerah Laweyan Solo, dengan objek penelitiannya adalah UKM batik yang telah menerapkan produk green management sebanyak 54 UKM. Oleh sebab itu, peneliti dalam teknik sampling menggunakan sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel karena karena jumlah populasinya sedikit (Sugiyono, 2013:85). Sedangkan tehnik dalam pengambilan data yaitu peneliti

melakukannya dengan pemberian kuesioner kepada pemilik UKM dengan menggunakan skla likert. Kemudian dalam melakukan analisis data, peneliti menggunakan aplikasi SmartPLS 3.0 yaitu dengan dilakukannya dua kali perhitungan, first order dan second order.

Sebelum dilakukan perhitungan lebih lanjut, berikut disajikan definisi operasional dari masing-masing variabel.

Page 5: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP GREEN …

5

Tabel 1. Definisi Operasional

Variabel Indikator Item

Budaya Organisasi

Inovasi • Menyukai tantangan

• Memiliki ide

Robbins dan Judge (2011)

Pengembalian resiko • Memiliki kepercayaan diri

• Memperhitungkan secara matang

Perhatian yang rinci • Ketelitian dalam bekerja

• Cepat tanggap

Orientasi pada manusia • Hubungan harmonis antara atasan dan bawahan

• Penghargaan atas dasar kinerja.

Oriantasi hasil • Memantau kinerja karyawan

• Fokus terhadap pekerjaan

Orientasi tim • Keterikatan suatu pekerjaan dengan pekerjaan yang lain

• Komunikasi yang dibangun

Keagresifan • Dorongan mencapai hasil kerja optimal

• Tuntutan bekerja dengan giat

Stabilitas • Rasa nyaman dengan kondisi kerja yang kondusif

• Sikap dihargai atas pekerjaan

Green Manage-ment

Proses Produksi • Penerapan efisiensi produk

• Penempatan bahan produksi

• Perijinan penggunaan bahan pewarna

• Peningkatan teknologi

Peraturan Kepala Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri No.56/BPKIMI/PER/2/2014.

Pengelolaan lingkungan • Pengolahan limbah

• Pemanfaatan limbah kembali

Keselamatan kerja • Pemasangan system sirkulasi yang baik

• Penggunaan alat pelindung diri

• Persediaan P3K

Page 6: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP GREEN …

6

Manajemen perusahaan • Produk bersertifikasi ramah lingkungan

• Kpeedulian pada lingkungan

Kinerja Organisasi

Kinerja keuangan • Peningkatan pangsa pasar

• Peningkatan omset penjualan

• Peningkatan keuntungan

Moullin (2007), (dalam Alhadid et al., 2014)

Kinerja lingkungan • Pengurangan limbah cair

• Pengurangan limbah padat

• Pengurangan penggunaan bahan kimia

Kinerja operasional • Kemampuan memproduksi dengan pewarna alami

• Pengingkatan kualitas produk

• Pemanfatan kualitas pewarna alami

ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis Statistik Inferensial

Dalam penelitian ini, analisis statistic inferensial terbagi menjadi dua yaitu analisis tahap pertama (first order analysis) dan analisis tahap kedua (second order analysis).

Analisis Tahap Pertama (First Order Analysis)

Analisis ini digunakan untuk menghitung nilai dimensi dan indikator dari maing-masing kosntruk, yaitu budaya organisasi, green management, dan kinerja organisasi. Kemudian model pengukuran ini dievaluasi dengan menggunakan convergent validity dengan parameter loading factor lebih besar 0,50. Sedangkan terkait discriminant validity diukur dengan

parameter akar AVE > korelasi konstruk laten. Selanjutnya untuk composite reliability untuk menguji blok indiKator dan pengukuran model structural (inner model) dievaluasi dengan melihat hasil Stone-Geisser Test, (Ghozali dan Latan, 2013). Berikut disajikan perhitungan analisis tahap pertama (first order analysis)

Budaya Organisasi Perhitungan Convergent Validity

Pada uji validitas budaya oragnisasi, dilakukan perhitungan convergent validity yang dapat dilihat dari korelasi antara score item/ indikator skor konstruknya. Berikut disajikan hasil perhitungan convergent validity dari variabel budaya organisasi.

Tabel 2. Perhitungan Convergent Validity

Variabel Indikator Item Loading Factor

Kriteria Minim

Hasil

Budaya Organisasi

X1.1 X1.1.1 0,709 0,50 Baik

X1.1.2 0,899 0,50 Baik

Page 7: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP GREEN …

7

(X1) X1.2 X1.2.1 0,885 0,50 Baik

X1.2.2 0,909 0,50 Baik

X1.3 X1.3.1 0,929 0,50 Baik

X1.3.2 0,945 0,50 Baik

X1.4 X1.4.1 0,802 0,50 Baik

X1.4.2 0,680 0,50 Baik

X1.5 X1.5.1 0,948 0,50 Baik

X1.5.2 0,948 0,50 Baik

X1.6 X1.6.1 0,529 0,50 Baik

X1.6.2 0,872 0,50 Baik

X1.7 X1.7.1 0,699 0,50 Baik

X1.7.2 0,860 0,50 Baik

X1.8 X1.8.1 0,873 0,50 Baik

X1.8.2 0,553 0,50 Baik Sumber: Data Diolah 2020

Berdasarkan pada tabel 2 di atas, menunjukkan bahwa convergent validity pada item-item yang terdapat pada variabel budaya oragnisasi dikatakan memiliki model yang baik karena hasil loading factor yang didapatkan > 0,50. Selanjutnya

dilakukan pengukuran Average Variance Extracted (AVE) dari masing-masing indicator dengan rule of thumb minimal 0,50. Berikut hasil pengujiannya pada tabel di bawah ini.

Sumber: Data Primer Diolah, 2020

Berdasarkan tabel 3, menunjukkan

bahwa nilai AVE pada variabel budaya organisasi > 0,50. Jadi dapat disimpulkan bahwa masing-masing indicator tersebut memiliki model yang baik. Green Management

Perhitungan Convergent Validity Pada uji validitas budaya oragnisasi,

dilakukan perhitungan convergent validity dapat dilihat dari korelasi antara score item/ indicator score konstruknya. Berikut disajikan hasil perhitungan convergent validity dari variabel green management.

Tabel 3. Perhitungan AV Vaiabel Budaya Organisasi

Variabel Indikator AVE Kriteria Minimum

Evaluasi Model

Budaya Organisasi (X1) X1.1 0,656 0,50 Baik

X1.2 0,805 0,50 Baik

X1.3 0,878 0,50 Baik

X1.4 0,553 0,50 Baik

X1.5 0,898 0,50 Baik

X1.6 0,520 0,50 Baik

X1.7 0,614 0,50 Baik

X1.8 0,534 0,50 Baik

Page 8: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP GREEN …

8

Tabel 4. Perhitungan Convergent Validity Variabel Green Management

Variabel Indikator Item Loading Factor

Kriteria Minim

Evaluasi Model

Green Management

(Y1)

Y1.1 Y1.1.1 0,770 0,50 Baik

Y1.1.2 0,478 0,50 Tidak Baik

Y1.1.3 0,405 0,50 Tidak Baik

Y1.1.4 -0,537 0,50 Tidak Baik

Y1.2 Y1.2.1 0,873 0,50 Baik

Y1.2.2 0,841 0,50 Baik

Y1.3 Y1.3.1 0,872 0,50 Baik

Y1.3.2 0,863 0,50 Baik

Y1.3.3 0,599 0,50 Baik

Y2.4 Y1.4.1 0,849 0,50 Baik

Y1.4.2 0,852 0,50 Baik Sumber: Data Primer Diolah, 2020

Berdasarkan pada table 4 di atas,

menunjukkan bahwa convergent validity pada item-item yang terdapat di variabel green management dikatakan memiliki model yang baik karena hasil loading factor yang didapatkan > 0,50, kecuali pada item-item

Y1.1.1, Y1.1.2, dan Y1.1.3 karena kriteria itemnya < 0,50.

Selanjutnya dilakukan pengukuran Average Variance Extracted (AVE) dari masing-masing indicator dengan rule of thumb minimal 0,50. Berikut hasil pengujiannya pada tabel di bawah ini.

Tabel 5 Perhitungan AVE Variabel Green Management

Variabel Indikator AVE Kriteria Minim Evaluasi Model Green

Management (Y1)

Y1.1 0,319 0,50 Baik

Y1.2 0,737 0,50 Baik

Y1.3 0,621 0,50 Baik

Y1.4 0,723 0,50 Baik Sumber: Data Primer Diolah, 2020

Pada tabel di atas, menunjukkan

bahwa nilai AVE pada variabel budaya organisasi > 0,50. Jadi dapat disimpulkan bahwa masing-masing indicator tersebut memiliki model yang baik.

Kinerja Organisasi

Perhitungan Convergent Validity Pada uji validitas kinerja oragnisasi,

dilakukan perhitungan convergent validity yang dapat dilihat dari korelasi antara score item/ indicator score konstruknya. Berikut disajikan hasil perhitungan convergent validity dari variabel kinerja organisasi.

Tabel 6. Perhitungan Convergent Validity Variabel Kinerja Organisasi Variabel Kinerja

Organisasi

Indikator Item Loading Factor Kriteria Minim Evaluasi Model

Y2.1 Y2.1.1 0,836 0,50 Baik

Y2.1.2 0,938 0,50 Baik

Page 9: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP GREEN …

9

(Y2) Y2.1.3 0,952 0,50 Baik

Y2.2 Y2.2.1 0,938 0,50 Baik

Y2.2.2 0,891 0,50 Baik

Y2.2.3 0,871 0,50 Baik

Y2.3 Y2.3.1 0,936 0,50 Baik

Y2.3.2 0,919 0,50 Baik

Y2.3.3 0,873 0,50 Baik Sumber: Data Primer Diolah, 2020

Berdasarkan pada tabel di atas,

menunjukkan bahwa convergent validity pada item-item yang terdapat di variabel green management dikatakan memiliki model yang baik karena hasil loading factor yang didapatkan > 0,50, kecuali pada item-item Y1.1.1, Y1.1.2, dan Y1.1.3 karena kriteria

itemnya < 0,50. Item-item ini dapat diabaikan atau dihapus.

Selanjutnya dilakukan pengukuran Average Variance Extracted (AVE) dari masing-masing indicator dengan rule of thumb minimal 0,50. Berikut hasil pengujiannya pada tabel di bawah ini.

Tabel 7 Perhitungan AVE Variabel Kinerja Organisasi

Variabel Indikator AVE Kriteria Minim Evaluasi Model

Kinerja Organisasi (Y2) Y2.1 0,828 0,50 Baik

Y2.2 0,811 0,50 Baik

Y2.3 0,828 0,50 Baik Sumber: Data Primer Diolah, 2020

Pada tabel di atas, menunjukkan

bahwa nilai AVE pada variabel budaya organisasi > 0,50. Jadi dapat disimpulkan bahwa masing-masing indicator tersebut memiliki model yang baik.

Setelah dilakukan perhitungan convergent validity, selanjutnya dilakukan perhitungan composite reliability dengan kriteria minimal 0,60 – 0,70. Berikut disajikan hasil composite reliability dengan bantuan program SmartPLS 3.0.

Tabel 8 Perhitungan Composite Reliability

No. Variabel Composite Reliability

Kriteria Minimum

Evaluasi Model

1. Budaya Organisasi (X1) 0,749 0,60 Baik

2. Green Management (Y1) 0,716 0,60 Baik

3. Kinerja Organisasi (Y2) 0,871 0,60 Baik Sumber: Data Primer Diolah, 2020

Tabel 8 menunjukkan variabel

budaya organisasi (X1) diperoleh composite reliability sebesar 0,749. Sedangkan variabel green management (Y1) diperoleh composite reliability sebesar 0,716. Pada variabel kinerja organisasi (Y2) diperoleh composite reliability sebesar 0,871. Berdasarkan data tersebut di atas, dapat disimpulkan evaluasi

modelnya baik karena berada di atas kriteria minimum yaitu 0,60.

Kemudian setelah dilakukan pengujian terhadap convergent validity dan composite reliability, selanjutnya perlu dilakukan pengujian model structural (inner model), tujuannya memprediksi hubungan antar variabel laten melalui proses bootstrapping dengan parameter R-Square.

Page 10: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP GREEN …

10

Model ini kemudian setelah dilakikan pengujiann dievaluasi menggunakan R-Square untuk variabel dependen, Stone-Geisser test untuk preidtive relevance, (Ghozali dan Latan, 2013)

Berikut disajikan tabel hasil perhitungan nilai R-Square untuk variabel dependen dengan menggunakan aplikasi Smart PLS 3.0.

Tabel 9 Hasil Perhitungan R-Square

No. Variabel R-Square

1. Budaya Organisasi (X1) -

2. Green Management (Y1) 0,097

3. Kinerja Organisasi (Y2) 0,480 Sumber: Data Primer Diolah, 2020

Tabel 9 atas menunjukkan bahwa

nilai R-Square untuk variabel green management sebesar 0,097. Artinya bahwa kontribusi variabel budaya organisasi terhadap green management sebesar 0,97%, sedangkan sisanya 99,03% merupakan kontribusi variabel lain yang tidak diteliti. Kemudian nilai R-Square digunakan untuk variabel kinerja organisasi sebesar 0,480. Artinya bahwa kontribusi variabel budaya organisasi dan green management terhadap kinerja organisasi sebesar 48% sedangkan sisanya sebesar 52% merupakan kontribusi variabel lain yang tidak diteliti.

Setelah mendapatkan hasil nilai R-Square, selanjutnya dilakukan pengukuran Q2 predictive relevance. Pengukuran ini untuk

mengetahui seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Nilai Q2 predictive relevance dapat diperoleh melalui persamaan di bawah ini.

Q2 = 1- [(1-R21) (1-R22)] = 1 – [(1-0,097) (1-0,480)] = 1 – (0,903) (0,52) = 1- 0,469 = 0,531 Berdasarkan pada perhitungan

tersebut, menunjukkan bahwa model mempunyai predictive relevance karena nilai Q2 yang diperoleh > 0 yaitu sebesar 0,531 sehingga hasil evaluasi model ini dapat dikatakan baik karena Q2 mendekati 1.

Page 11: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP GREEN …

11

Gambar 2. Hasil Perhitungan First Oerder

Analisis Tahap Dua (Second Order Analysis)

Selanjutnya peneliti melakukan analisis tahap dua (second order analysis) dengan menggunakan aplikasi Smart PLS 3.0. Berikut beberapa tahapannya.

Table 10 Perhitungan Second Order Variabel Budaya Organisasi

Variabel Indikator Nilai T-Statistic P Values

Budaya Organisasi

Inovasi (X1.1) -0,571 1,474 0,141

Pengambilan resiko (X1.2) 0,812 9,628 0,000

Perhatian yang rinci (X1.3) 0,823 14,818 0,000

Orientasi pada manusia (X1.4) 0,653 6,131 0,000

Orientasi hasil (X1.5) 0,723 6,738 0,000

Orientasi tim (X1.6) 0,518 4,098 0,000

Keagresifan (X1.7) 0,232 1,412 0,159

Stabilitas (X1.8) 0,243 1,484 0,138 Sumber: Data Primer Diolah, 2020

Berdasarkan pada perhitungan di

atas, indikator perhatian yang rinci (X1.3) merupakan indikator yang paling mendukung dalam variabel budaya organisasi. Ini menunjukkan bahwa sikap ketelitian yang diterapkan dalam UKM

harus dijunjung karena berkaitan dengan hasil produksi yang dikerjakan bawahan. Karyawan memperhatikan setiap pekerjaan yang dilakukan dengan mematuhi perintah yang telah diarahkan oleh atasan. Artinya bawahan bekerja dengan penuh keseriusan

Page 12: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP GREEN …

12

sehingga memudahkan pada pekerjaan-pekerjaan berikutnya.

Kemudian berdasarkan pada tabel di atas, indikator inovasi (X1.1), keagresifan (X1.7), dan stabilitas (X1.8) menghasilkan P-Values > 0,05. Ketiga indikator tersebut

tidak memberikan pengaruh yang signifikan. Artinya tidak semua konstruk first order merupakan konstruk indikator yang mendukung pembentukan budaya organisasi.

Tabel 11 Perhitungan Second Order Variabel Green Management

Variabel Indikator Nilai T-Statistic P Values Green

Management Proses produksi (Y1.1) 0,532 4,445 0,000

Pengelolaan lingkungan (Y1.2) 0,897 20,472 0,000

Keselamatan kerja (Y1.3) 0,797 8,548 0,000

Manajemen perusahaan (Y1.4) 0,465 2,402 0,017 Sumber: Data Primer Diolah, 2020

Berdasarkan pada tabel di atas

menunjukkan bahwa indikator proses produksi, pengelolaan lingkungan, keselamatan kerja, dan manajemen perusahaan mendukung dalam variabel green management. Indikator pengelolaan lingkungan memiliki nilai yang dominan. Ini membuktikan bahwa pengelolaan

lingkungan dalam konsep green management sangat memberikan pengaruh terhadap lingkungan sekitar UKM. Pengelolaan limbah yang ramah lingkungan dan pemanfaatan limbah kembali dapat mengurangi volume limbah sehingga meminimalisir terjjadinya pncemaran lingkungan sekitar sehingga ekosistem lingkungan dapat terjaga.

Tabel 12 Perhitungan Second Order Variabel Kinerja Organisasi

Sumber: Data Primer Diolah, 2020

Pada tabel di atas menunjukkan

bahwa indikator kinerja lingkungan memiliki dukungan yang dominan terhadap variabel kinerja organisasi. Hal ini berkaitan dengan konsep green management yang diterapkan pada UKM, indikator pengelolaan lingkungan yaitu dengan cara pengurangan limbah cair dan padat yang mengandung bahan beracun/kimia merupakan salah cara efektif dalam

mengurangi pencemaran lingkungan yang kemudian memberikan dampak pada kinerja lingkungan. Selain itu indikator kinerja keuangan dan kinerja operasional pun mendukung dalam pembentukan kinerja organisasi yaitu dengan melihat hasil table perhitungan di atas yang menunjukkan bahwa nilai P-Values berada di atas lebih dari 0,05.

Variabel Indikator Nilai T-Statistic P Values

Kinerja Organisasi

Kinerja Keuangan (Y2.1) 0,732 7,248 0,000

Kinerja lingkungan (Y2.2) 0,832 15,763 0,000

Kinerja operasional (Y2.3) 0,706 8,623 0,000

Page 13: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP GREEN …

13

Gambar 3. Hasil Perhitungan Second Order

Uji Hipotesis

Selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan melihat signifikansi pengaruh budaya organisasi dan green management terhadap kinerja organisasi. Uji hipotesis dilakukan dengan melihat skor dari P-

Values dengan tingkat signifikan P-Values. Terdapat 3 (tiga) hipotesis dalam penelitian ini dan diuji dengan tingkat signifikansi 5% dengan t table 1,678. Hipotesis akan diterima jika t-table ≥ 1,678, sedangkan hipotesis tidak diterima jika t-value < 1,678. Berikut disajikan hasil pengujian hipotesis sebagai berikut.

Table 12 Perhitungan Uji Hipotesis

Original Sample

(O)

Sample Mean (M)

Standard Deviation (STDEV)

T-Statistic

P Values

Budaya Organisasi -> Kinerja Organisasi

0,392 0,381 0,138 4,262 0,005

Budaya Organisasi -> Green Management

0,312 0,337 0,210 1,565 0,118

Green Management -> Kinerja Organisasi

0,462 0,449 0,122 3,797 0,000

Sumber: Data Primer Diolah, 2020 Berdasarkan pada hasil perhitungan

uji hipotesis di atas, maka dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Hipotesis 1

Page 14: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP GREEN …

14

Budaya Organisasi Berpengaruh Positif Dan Signifikan Terhadap Kinerja Organisasi

Hasil uji hipotesis 1 menunjukkan budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi. Ini dibuktikan dengan hasil T-Statistik > T table yaitu 4,262. Hal ini membuktikan bahwa semakin baik budaya organisasi yang diterapkan dalam organisasi maka akan memberikan dampak yang baik terhadap peningkatan kinerja organisasi. Penelitian ini didukung oleh beberapa penelitian terdahulu (Tseng, 2010), Rashid dan Johari (2013), Jogaratnam, Giri (2017), Samada, et al (2018), dan Sari, et al (2016) menunjukkan hasil penelitiannya bahwa budaya organisasi memberikan pengaruh signifikan terhadap kinerja organisasi. Dalam penelitian ini juga, pengambilan resiko, perhatian yang rinci, orientasi pada manusia, orientasi hasil, dan orientasi tim merupakan indikator-indikator yang memiliki peranan penting dalam budaya organisasi. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 10 hasil perhitungan second order variabel budaya organisasi yang menunjukkan bahwa indikator-indikator tersebut dengan P-Values sebesar 0,0000.

Budaya organisasi membantu bawahan dalam meningkatkan efisiensi dan membantu mereka dalam memahami tujuan organisasi karena pada dasarnya budaya organisasi mempengaruhi perilaku dan keputusan karyawan serta membantu mereka dalam menunjukkan kinerja yang baik (Zafar, 2016). Aycan dkk. (1999) dalam Moses and Peace (2020) pun mengemukakan juga bahwa budaya organisasi pada puncaknya menjadi kekuatan daya saing untuk memperoleh keuntungan bagi organisasi karena dapat mempengaruhi komitmen orang yang bekerja baik dalam proses pembelajarannya dan kemampuan individu serta perkembangannya. Denison (1990) (dalam Kim dan Chang, 2019) menambahkan bahwa kinerja organisasi bergantung pada

tingkat berbagi nilai budaya di antara karyawan. Artinya ketika budaya organisasi tersebut tertanam dengan dengan baik, budaya organisasi mampu memotivasi karyawan sebagai kekuatan pendorong dalam menunjukkan kinerja yang unggul.

2. Hipotesis 2 Green Management Berpengaruh Positif Dan Signifikan Terhadap Kinerja Organisasi

Pada hasil uji hipotesis 2 menunjukkan bahwa green management berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi. Ini dibuktikan dengan hasil T-Statistik > T table yaitu 3,797. Hal ini membuktikan bahwa penerapan green management pada suatu organisasi akan memberikan peningkatan bagi kinerja organisasi. Selain itu pada tabel 8 perhitungan R-Square menunjukkan bahwa adanya sumbangan green management dan budaya organisasi terhadap kinerja organisasi sebesar 48%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel green management memiliki peranan penting terhadap terhadap kinerja organisasi. Hasil penlitian ini sejalan dengan beberapa hasil penelitian terdahulu (Ho et al., 2016), (Chuang dan Huang, 2013), (Green et al. 2012), (Younis et al. 2016), (Yu dan Jiem, 2014) yang menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi.

Pemahaman hubungan green management dan kinerja organisasi sangat penting dalam rangka mengembangkan kebijakan dan inovasi teknologi serta instalasi yang ramah lingkungan lingkungan yang tidak hanya meningkatkan kinerja perusahaan tetapi sangat bermanfaat bagi lingkungan, (Hasan, Ali, 2020). Taylor (2002) (dalam Wu, 2014) pun menambahkan bahwa green management mengacu pada integrasi perilaku perusahaan dan kesadaran lingkungan. Artinya konsep ini menuntut perusahaan mengambil tindakan

Page 15: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP GREEN …

15

nyata untuk mencegah pencemaran yang ditimbulkan dalam proses produksi.

Pada dasarnya tujuan dari UKM ramah lingkungan yaitu meliputi tiga bidang utama antara lain minimalisasi emisi dan limbah; minimalisasi penggunaan sumber daya yang langka dan bentuk energi terbarukan; dan minimalisasi biaya produk atau jasa. Desain produk dan proses ramah lingkungan mengacu pada proses pembuatan dan produk yang memiliki dampak minimal terhadap lingkungan, (Sarkis, Gonzalez-Torre, dan Adenso-Diaz, dalam Yu dan Ramanathan (2014). Enz dan Siguaw, 1999; dan Schendler, 2001 (dalam Ngniatedema dan Thomas, 2014) menambahkan juga bahwa konsep green management dapat meningkatkan loyalitas pelanggan dan kepuasan karyawan; mengurangi biaya produksi; dan meningkatkan daya saing. Penggunaan bahan-bahan alami seperti secang, kunyit, tumbuhan mangrove, dan lain--lain yang digunakan sebagai pewarna alami pada proses produksi pada akhirnya akan memberikan keunikan dan keunggulan tersendiri bagi produk tersebut.

Pengelolaan lingkungan yang merupakan akhir dari aktivitas green management menjadi indikator penting dalam menekan angka pencemaran lingkungan, salah satunya adalah pengolahan limbah. Pengolahan limbah yang dilakukan oleh para UKM di Laweyan Solo, dilakukan dengan cara tidak membuang limbah ke sungai. Namun dilakukan dengan cara ditanam sehingga tidak menyebabkan pencemaran lingkungan. Limbahnya pun dikatakan sangat aman karena berasal dari bahan-bahan ramah lingkungan. Pengurangan penggunaan bahan sintetis dalam proses produksi menjadi salah satu point penting dalam menjaga kelestarian lingkungan. Hal ini juga dapat ditunjukkan pada hasil perhitungan second order variabel green management dengan T-statistic sebesar 20,472 pada tabel 10 yang artinya bahwa indikator

tersebut mendukung variabel green management.

3. Hipotesis 3 Budaya Organisasi Berpengaruh Positif Namun tidak Signifikan Terhadap Green Management

Pada hasil uji hipotesis 3 menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap green management. Ini dibuktikan dengan hasil T-Statistik < T table yaitu 1,565 dengan P-Value sebesar 0,118.

Dalam pelaksanaan green management akan ada peranan budaya organisasi yang digerakkan oleh semua anggota organisasi agar tujuan UKM sebagai organisasi ramah lingkungan tercapai. Handayanto (2014) mengungkapkan bahwa dalam merumuskan strategi perusahaan perlu mengembangkan budaya oragnisasi yang cocok. Sedangkan green management merupakan strategi yang dibentuk organisasi yang bersifat ramah lingkungan untuk meningkatkan kinerja organisasi baik dari sisi keuangan maupun non keuangan. Enz dan Siguaw, 1999; dan Schendler, 2001 (dalam Ngniatedema dan Thomas, 2014) menambahkan juga bahwa konsep green management dapat meningkatkan loyalitas pelanggan dan kepuasan karyawan; mengurangi biaya produksi; dan meningkatkan daya saing. Berarti dalam penelitian ini, ada beberapa indikator dari budaya organisasi yang tidak dapat dikembangkan atau diterapkan karena tidak cocok pada lingkungan.

Dalam penelitian ini indikator inovasi tidak mendukung dalam variabel budaya organisasi. Hal ini dapat dilihat pada tabel 9 hasil perhitungan second order dengan nilai T-Statistic < T-Table yaitu sebesar 1,474 dan P-Value 0,141. Penerapan green management merupakan konsep ramah lingkungan, termasuk teknologi di dalamnya. Di lokasi penelitian didapatkan bahwa teknologi yang digunakan oleh para UKM dalam proses produksi masih sangat

Page 16: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP GREEN …

16

sederhana. Proses membatik dengan menggunakan canting yang kemudian dibentuk sesuai pola batik yang sudah dibuat. Kemudian proses pengeringan kain batik yang dilakukannya pun tanpa menggunakan mesin pengering melainkan hanya mengandalkan sinar matahari sehingga tidak mengakibatkan polusi. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknologi masih sangat minim atau justru memang yang dibutuhkan dalam dalam proses produksi dengan penggunaan alat-alat yang masih sangat sederhana. Hal ini dapat dilihat juga pada tabel 10 hasil perhitungan second order variabel budaya organisasi yang menunjukkan bahwa indikator inovasi sebesar -0,537 yang artinya bahwa evaluasi model dikatakan tidak baik karena tidak mendukung variabel budaya organisasi.

Selain inovasi, indikator keagresifan dan stabilitas menjadi bagian yang menyebabkan budaya organisasi tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap green management. Hal ini dapat dilihat pada tabel 10 hasil perhitungan second order variabel budaya organisasi yang menunjukkan bahwa nilai P-Value sebesar 0,159 untuk indikator keagresifan dan 0,138 untuk indikator stabilitas. Dalam penelitian ini, bawahan tidak didorong untuk mencapai hasil kerja yang optimal atau berdasarkan target. Hal ini tentu berkaitan juga pada proses produksi yang mengandalkan kondisi alam/cuaca serta penggunaan bahan-bahan alami. Namun dalam penyelesaian produksi pun harapannya dapat segera terselesaikan atas dasar permintaan konsumen. Penghargaan atas hasil kerja bawahan pun tidak dijunjung. Bawahan hanya mengharapkan upah harian yang diberikan atasan. Hal ini disebabkan juga karena status bawahan yng hanya sebagai buruh lepas harian. Artinya, dengan penerapan budaya organisasi yang demikian tentu akan memberikan dampak terhadap konsep yang diterapkan oleh

UKM dan dampaknya pada kinerja organisasi. SIMPULAN DAN SARAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi dan green management berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi. Sedangkan budaya organisasi berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap green management.

Penelitian mengenai budaya organisasi terhadap green management memberikan kontribusi baru terhadap penelitian mengenai variabel-variabel tersebut. Meskipun hasil yang didapatkan belum menunjukkan siginifikan namun dalam penelitian selanjutnya dapat diperbaiki dengan mengganti beberapa indikator.

Bagi peneliti selanjutnya, perlu dilakukan penambahan variabel dalam rangka pengembangan penelitian agar lebih kompleks dan menarik. Konsep green management merupakan konsep yang sangat baik untuk diterapkan tidak hanya saja bagi UKM namun bagi perusahaan-perusahaan yang telah sadar akan pentingnya menjaga ekosistem lingkungan karena tidak hanya saja sekedar memberikan dampak bagi lingkungan sekitar namun memberikan manfaat bagi kinerja organisasi.

DAFTAR PUSTAKA Alhadid., Anas et al. 2014 The Impact of

Green Innovation on Organizational Performance, Environmental Management behavior as a Moderate Variable: An Analytical Study on Nuqul Group in Jordan.

Chuang dan Huang. 2013. Effects Of Business Greening and Green IT Capital On Business Competitives. J Bus Ethics (128) : 221-231.

Dubey, et al. 2017. Explaining The Impact of Reconfigurable Manufacturing Systems On Environmental Performance: The Role Of Top Management And Organizational

Page 17: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP GREEN …

17

Culture. Journal of Cleaner Production (16) : 31376

Galih. 2009. 2 Oktober 2009, UNESCO Akui Batik sebagai Warisan Dunia dari Indonesia. https://nasional.kompas.com/read/2017/10/02/08144021/2-oktober-2009-unesco-akui-batik-sebagai-warisan-dunia-dari-indonesia.

Ghozali dan Lattan. 2015. Partial Least Squares Konsep, Teknik, Dan Aplikasi menggunakan Program SmartPLS 3.0 Untuk Penelitian Empiris. Universitas Diponegoro. Semarang.

Green, et al. 2012. Green Supply Chain Management Practices: Impact On Performance. An International Journal (3) : 290-305.

Handayanto. 2014. Pengaruh Budaya Organisasi Tehadap Kepemimpinan, Nilai Personal, dan Perilaku Ihsan di RS Islam Masyitoh Bangil Pasuruan. Program Doktor Ilmu Manajemen Pascasarjana Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Universitas Brawijaya. Malang.

Hasan, Ali. 2016. Green Management System. Vol 14, No. 1. ISSN 1693 5969/ EISSN 2685 8436. Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Yogyakarta.

Ho et al.,2016. An empirical study of green management and performance in Taiwanese electronics firms. Cogent Business & Management (3) : 1266787.

Hussein et al. 2016. Learning Organization Culture, Organizational Performance and Organizational Innovativeness in a Public Institution of Higher Education in Malaysia. Procedia Economics and Finance (37) : 512 – 519.

Jogaratman, Giri. 2012. How organizational culture influences market orientation and business performance in the restaurant industry. Journal of

Hospitality and Tourism Management (31) : 211e219

Kamaamia. 2016. The Effect of Organizational Culture on Organizational Performance: A Case of Kenya School of Monetary Studies (Ksms). Chandaria School of Business : 2606.

Kemenperin 2019. Diminati Pasar Global, Ekspor Batik Dibidik Naik 8 Persen. https://www.kemenperin.go.id/artikel/20650/Diminati-Pasar-Global,-Ekspor-Batik-Dibidik-Naik-8-Persen.

Kim dan Chang. 2019. Organizational Culture and Performance: A Macro-Level Longitudinal Study. Leadership & Organization Development Journal : 0143-7739

Ngniatedema, Thomas. 2014. Green Operations and Organizational Performance. International Journal of Business and Social Science Vol.5 no.3.

Omara, et al. Learning Organization Culture, Organizational Performance and Organizational Innovativeness in a Public Institution of Higher Education in Malaysia. Procedia Economics and Finance 37 : 512 – 519

Rashid dan Johari. 2013. The Influence Of Corporate Culture And Organizational Commitment On Performance. Journal Of Management Development (8) : 708-728.

Robbins, Stephen dan Judge, Timothy. 2011. Prilaku Organisasi. Jakarta. Salemba Empat.

Peraturan Kepala Badan Pengkajian Iklim dan Mutu Industri No.56/BPKIMI/PER/2014.

Samada, et al. 2018. Examining the effects of strategic management and organizational culture on organizational performance. Management Science Letters 8 : 1363–1374.

Page 18: PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP GREEN …

18

Sari, et al. 2018. The Influence of Organization's Culture and Internal Control to Corporate Governance and Its Impact on State-Owned Enterprises Corporate. Journal of Applied Economic Sciences (13) : 673-684.a

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung.

Soenarya. 2017.Limbah Batik Dominasi Pencemaran Sungai di Solo.

Tika. 2012. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Triastity. 2011. Green Management Sebagai Pelaksana Etika Bisnis Upaya Kelangsungan Hidup Perusahaan Jangka Panjang. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 11 No. 2: 87 – 95

Tseng, Shu. 2010. The Corelation Betweeen Organizational Culture And Knowledge Conversion On Corporate Performance (2) : 269-284.

Victorystar Mona The Influence Of Transformational Leadership Style And Organizational Culture On Organizational Performance With Emotional Intelligence As A Mediation Variables: A Case Study At The Jatimelati Bekasi Village Office. International Journal Of Business And Social Science Research 1 No.1.

Wu, et al. 2014. The Influence Of Enterprisers' Green Management Awareness On Green Management

Strategy And Organizational performance. International Journal of Quality & Reliability Management (31) : 455 – 476.

Yazici. 2015. Significance of Organizational Culture In Perceived Project and business Performance. Engineering Management Journal (23) : 20-29.

Younis et al. 2016. The Impact Of Implementing Green Supply Chain Management Practices On Corporate Performance. Business Jurnal (3).

Yu dan Jiem. 2014. Integrated Green Supply Chain Management And Operational Performance. Management Science and Operations 19 (5/6) : 683-696.

Yua dan Ramanathan. 2014. An Empirical Examination Of Stakeholder Pressures, Green Operations Practices And Environmental Performance

Zafar, H. dan Zakariya, B. Relationship Between Market Orientation, Organizational Learning, Organizational Culture And Organizational Performance: Mediating Impact Of Innovation. South East Asia Journal of Contemporary Business, Economics and Law (9) : 2289-1560

Zehir, et al. 2011. The Effect Of Leadership Styles and Organizatioanl Culture On Firm Performance : Multi Natioanl Companies In Istanbul. Pricedia Social and Behavioral Sciences (24) : 1460-1474.