Top Banner
PENGARUH BOLA BOBATH TERHADAP SKOR NYERI PADA BAYI USIA 9-12 BULAN SAAT IMUNISASI DI PUSKESMAS CIPUTAT TIMUR TANGERANG SELATAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Oleh : NUR AZIZA 109104000032 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M
74

pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

Mar 23, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

PENGARUH BOLA BOBATH TERHADAP SKOR NYERI

PADA BAYI USIA 9-12 BULAN SAAT IMUNISASI DI

PUSKESMAS CIPUTAT TIMUR TANGERANG SELATAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh :

NUR AZIZA

109104000032

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1437 H/2016 M

Page 2: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...
Page 3: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...
Page 4: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...
Page 5: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...
Page 6: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

v

RIWAYAT HIDUP

Nama : Nur Aziza

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 02 Juli 1991

Status Pernikahan : Belum Menikah

NIM : 109104000032

Alamat : Jl. STM Walang Jaya, No.15 Rt009/001 Kecamatan

Koja, Kelurahan Tugu Selatan, Jakarta Utara

Telepon : 085770050767

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri 01 Pagi, Jakarta [1997-2003]

2. SMP Negeri 121 Jakarta [2003-2006]

3. SMA Negeri I10 Jakarta [2006-2009]

Pengalaman Organisasi:

1. Anggota PMR SMPN 121 Jakarta tahun 2003-2006

2. Bendahara Rohis SMPN 121 Jakarta tahun 2005-2006

3. Ketua OSIS SMPN 121 Jakarta tahun 2005-2005

4. Anggota OSIS SMAN 110 Jakarta tahun 2007-2008

5. Anggota IKANOBU (Abang None Buku Jakarta) tahun 2012-2013

6. Anggota BEM FKIK tahun 2009-2010

Page 7: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

vii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

Skripsi, Maret 2016

Nur Aziza, NIM: 109104000032

Pengaruh Bola Bobath Terhadap Skor Nyeri Pada Bayi Usia 9-12 Bulan Saat

Diimunisasi di Puskesmas Ciputat Timur Tangerang Selatan

xviii + 47 halaman + 4 tabel + 2 bagan + 4 lampiran

ABSTRAK

Penanganan nyeri pada bayi saat dilakukan imunisasi diperlukan sebagai

bentuk pengalihan perhatian bayi terhadap nyeri. Hal ini dapat dilakukan dengan

metode farmakologi maupun non farmakologi. Peneliti menggunakan media bola

bobath dan skala MBPS untuk mengukur skor nyeri pada bayi saat prosedur

imunisasi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bola bobath terhadap

skor nyeri pada bayi usia 9-12 bulan saat diimunisasi di Puskesmas Ciputat Timur

Tangerang Selatan. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan

desain eksperimen yaitu Quasi experiment post-test only with non-equivalent

control group design. Data dikumpulkan dari 10 kelompok kontrol dan 10

kelompok intervensi. Pengukuran nyeri setelah imunisasi menggunakan modified

behaviour pain scale (MBPS).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata respon nyeri

kelompok intervensi lebih rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol dimana

p value < 0,005 (p=0,000 pada α=0,05). Implikasi keperawatannya diharapkan

perawat mampu menggunakan dan menerapkan metode dalam pengalihan nyeri

pada bayi saat diimunisasi dengan modifikasi lainnya sehingga nyeri dapat

berkurang.

Kata kunci: Penggunaan bola bobath, nyeri, imunisasi, bayi

Daftar bacaan: 43 (2000-2015)

Page 8: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

viii

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

STUDY PROGRAM OF NURSING

ISLAMIC STATE UNIVERSITY (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

Undergraduate Thesis, March 2016

Nur Aziza, NIM: 109104000032

Bobath ball Influence Score Against Pain in Infants Ages 9-12 Months

Immunized Currently in Puskesmas East Ciputat South Tangerang

xviii + 47 pages + 4 tables + 2 attachments + 4

chart

ABSTRACT

Pain management in infants when immunization is required as the shape-

shifting baby's attention to pain. This can be done with pharmacological and non-

pharmacological methods. Researchers used the media bobath ball and MBPS

scale to measure pain scores in babies as immunization procedures.

This study aims to determine the effect on pain scores bobath ball in infants aged

9-12 months were immunized at the health center when East Ciputat South

Tangerang.

This type of research is quantitative using the design of experiments that

Quasi experimental post-test only with non-equivalent control group design. Data

were collected from 10 control group and 10 intervention group. Pain was

measured using a modified behavior after immunization pain scale (MBPS).

The results showed that there were differences between the mean pain

response lower intervention group compared with the control group where p value

<0.005 (p = 0.000 at α = 0.05). Implications of nursing is expected nurses are able

to use and apply methods of diversion of pain in infants when immunized with

other modifications so that the pain can be reduced.

Keywords: Use of ball bobath, pain, immunization, infant

The reading list: 43 (2000-2015)

Page 9: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi

dengan judul “Pengaruh Bola Bobath Terhadap Skor Nyeri Pada Bayi Usia 9-

12 Bulan Saat Imunisasi Di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur

Tangerang Selatan” yang disusun dan diajukan sebagai salah satu persyaratan

untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan.

Selama proses pendidikan dan penyususnan proposal skripsi ini, penulis

banyak menerima bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Ucapan terimakasih

dan penghargaan sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada yang terhormat:

1. DR. H. Arif Sumantri, SKM., M. Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan.

2. Ibu Ernawati, S.Kp., M Kep, Sp KMB selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan (PSIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus sebagai

dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan fikiran

selama membimbing dalam proposal penelitian ini.

3. Ibu Mardiyanti, M Kep, MDS selaku dosen pembimbing II yang telah

membimbing dan memberi banyak saran demi terselesaikannya penulisan

proposal penelitian ini.

4. Seluruh dosen PSIK yang telah memberikan ilmunya dan segala

pengalamannya yang tak ternilai sehingga dapat menjadi pembelajaran bagi

kami selaku mahasiswa.

Page 10: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

x

5. Seluruh staff bidang akademik FKIK dan PSIK yang telah membantu

kelancaran hal-hal administratif.

6. Ucapan terimakasih peneliti haturkan secara khusus kepada yang tersayang

Ibunda Ida Susilowati dan yang tersayang Ayahanda Maskur Farisi serta

saudara kandungku tercinta, Huda Kurniawati, Adelia Sulasi R, Ahmad Fadil

yang selalu senantiasa memberikan dukungan penuh baik berupa material

maupun spiritual dan selalu mengiringi dengan do’a tulus ikhlas di setiap

langkahku, sehingga peneliti dapat menyelesaikan pendidikan pada jenjang

perguruan tinggi..

7. Kepala Puskesmas Ciputat Timur yang telah mengizinkan serta membantu

peneliti untuk melakukan studi pendahuluan..

8. Sahabat-sahabatku, teman-teman satu pembimbing, terutama teruntuk Satu

Agus Ribowo yang telah membantu dalam penyelesaian sidang akhir saya

dan seluruh angkatan 2009 yang telah berjuang bersama dalam perkuliahan

dan penyusunan skripsi di Ilmu Keperawatan serta adik-adik kelas “semua

angkatan” terimakasih atas dukungan, semangat, kenangan, dan kebersamaan

yang indah selama ini.

Dengan memanjatkan do’a kepada Allah SWT, penulis berharap semua

kebaikan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT dan semua

kesalahan diampuni oleh Allah SWT. Amin.

Jakarta, Juni 2015

Penulis

Page 11: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

xii

DAFTAR ISI

JUDUL HAL

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN ....................................................................... iv

RIWAYAT HIDUP .................................................................................... v

ABSTRAK ................................................................................................ vii

ABSTRACT ............................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ............................................................................... ix

DAFTAR ISI .............................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xvi

DAFTAR BAGAN .................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xviii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 6

C. Pertanyaan Penelitian ..................................................................... 6

D. Tujuan Penelitian ........................................................................... 7

1. Tujuan Umum .......................................................................... 7

2. Tujuan Khusus ......................................................................... 7

E. Manfaat Penelitian ......................................................................... 8

1. Manfaat Bidang Akademik ....................................................... 8

2. Bagi Puskesmas Ciputat Timur ................................................ 8

3. Bagi Peneliti Selanjutnya ......................................................... 8

F. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 8

Page 12: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

xiii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Imunisasi ........................................................................................ 10

1. Definisi Imunisasi ..................................................................... 10

2. Jenis Imunisasi pada Bayi ....................................................... 10

3. Reaksi Suntikan Imunisasi ....................................................... 11

B. Nyeri Pada Bayi .............................................................................. 12

C. Dampak Nyeri ................................................................................ 13

1. Dampak Akut ........................................................................... 13

2. Dampak Potensi Jangka Panjang .............................................. 14

D. Penatalaksanaan Nyeri ................................................................... 14

E. Bola Bobath ..................................................................................... 17

F. Penelitian Terkait ........................................................................... 18

G. Kerangka Teori................................................................................. 21

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep ........................................................................... 22

B. Hipotesis Penelitian ........................................................................ 23

C. Definisi Operasional ....................................................................... 24

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian ............................................................ 25

B. Populasi dan Sampel ...................................................................... 26

C. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 27

D. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 27

E. Instrumen Penelitian ....................................................................... 28

F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrument ....................................... 29

G. Pengolahan Data ............................................................................. 30

H. Teknik Analisis Data ...................................................................... 31

I. Etika Penelitian .............................................................................. 33

BAB V HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Tempat Penelitian ......................................................... 35

B. Analisis Univariat ........................................................................... 36

Page 13: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

xiv

1. Karakteristik Responden ........................................................... 36

2. Rerata Tingkat Nyeri Pada Kelompok Kontrol dan Kelompok

Intervensi ................................................................................... 37

C. Analisa Bivariat ............................................................................... 38

BAB VI PEMBAHASAN

A. Interpretasi dan Diskusi Hasil Penelitian ........................................ 39

B. Karakteristik Individu .................................................................... 39

1. Usia ........................................................................................... 39

2. Jenis Kelamin ........................................................................... 40

3. Rerata Tingkat Nyeri Pada Kelompok Kontrol dan Intervensi . 41

4. Penggunaan Bola Bobath ......................................................... 41

C. Keterbatasan Penelitian .................................................................. 43

D. Implikasi Dalam Keperawatan ....................................................... 44

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .................................................................................... 45

B. Saran ............................................................................................... 46

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...
Page 15: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

xvii

DAFTAR BAGAN

1. Bagan 2.1 Kerangka Teori ..................................................... 21

2. Bagan 3.1 Kerangka Konsep ................................................. 23

Page 16: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...
Page 17: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyelenggaraan Imunisasi di Indonesia diatur dalam Peraturan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2013, salah satunya

menimbang bahwa untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan

mempertahankan status kesehatan seluruh rakyat diperlukan tindakan

imunisasi sebagai tindakan preventif (KEMENKES RI, 2014).

Kebijakan kementerian kesehatan dalam mencapai MGDs salah

satunya terdapat pada MDG-4 yaitu menurunkan angka kematian bayi dan

balita, kebijakan diarahkan pada konsolidasi program vaksinasi, termasuk

sumber daya untuk pelaksanaan program (vaksin dan perangkatnya,

operasional dan perawatan, SDM). Target MDG-4 yaitu menurunkan angka

kematian balita hingga 2/3 dalam kurun waktu 1990-2015.

Suntikkan vaksin rutin dan kemajuan penelitian di bidang kesehatan

memang bertujuan mencegah bayi dan balita terhadap penyakit menular,

namun suntikan vaksin yang rutin merupakan prosedur yang menyakitkan

selama masa anak-anak, terutama ketika mereka diberikan imunisasi tanpa

mengadopsi manajemen nyeri (National Center for Biotechnology Information

dalam Odzemir, 2008).

1

Page 18: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

2

Pemberian imunisasi melalui suntikan yang berulang merupakan

prosedur yang menimbulkan distress pada anak dan orangtua (Schechter,

Zempsky, Cohen, McGrath, McMurtry, & Bright, 2007) di samping rasa

nyeri yang ditimbulkan akibat suntikan, dapat juga disertai dengan kejadian

ikutan pasca imunisasi (KIPI) yaitu reaksi sistemik dan reaksi lokal. Reaksi

lokal di anataranya adalah bengkak kemerahan sekitar suntikan (IDAI, 2011).

Hal ini dapat menimbulkan trauma jangka panjang pada anak, dimana anak

akan belajar dari pengalaman nyeri imunisasi. Jika anak akan mendapatkan

imunisasi berikutnya, maka ia akan teringat dengan pengalaman nyeri

imunisasi terdahulu (Suherman,2000).

Nyeri yang diakibatkan oleh suntikan imunisasi jika tidak dikelola

akan mengakibatkan dampak negatif pada aspek emosional anak seperti

kecemasan, ketakutan dan stress. Pengalaman dengan suntikan jarum yang

menimbulkan nyeri pada masa kanak-kanak akan mempengaruhi kecemasan

sebelum prosedur dimasa akan datang terlebih mempengaruhi nyeri prosedur

berikutnya bahkan berkembang menjadi needle phobia (Taddio, 2008).

Manajemen nyeri dapat dilakukan dengan dua cara yaitu intervensi

farmakologi dan intervensi non farmakologi. Intervensi farmakologi

diantaranya dengan menggunakan analgesik topikal. Sementara intervensi

nonfarmakologi yaitu intervensi analgesia non farmakologi seperti

breastfeeding dan sweet solution, intervensi fisik dan teknik injeksi, serta

intervensi psikologis (HelpinKids, 2010).

Page 19: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

3

Penelitian yang diterbitkan oleh National Center for Biotechnologi

Information (NCBI) yang dilakukan oleh Odzemir dkk, dengan judul The

Effect of Using Musical Mobiles on Reducing Pain in Infants During

Vaccination tahun 2008, menunjukkan hasil skor nyeri lebih rendah dengan

menggunakan teknik distraksi media ponsel musik. Penelitian terkait juga

dilakukan oleh Esfahani dkk, A Comparative Study on Vaccination Pain in

The methods of Message Therapy and Mothers Breast Feeding During

Injection of Infants Referring to Navabsafavi Health Care Center in Isfahan

tahun 2013 dengan menggunakan metode pemberian ASI yang efektif dalam

mengurangi nyeri.

Penelitian yang dilakukan Ismanto, 2011 yaitu Pemberian ASI dan

Topikal Anastesi Terhadap Respon Nyeri Imunisasi Pada Bayi menunjukkan

bahwa respon nyeri bayi yang diberi ASI lebih rendah dibandingkan dengan

bayi yang diberikan topical anastesi (p=0,000)

Penelitian terkait juga dilakukan oleh Sopeni Maharezi 2014 dengan

judul Pengaruh teknik Distraksi (Boneka Tangan) Terhadap Perubahan Skala

Nyeri Saat Imunisasi Campak Pada Bayi di Wilayah Kerja Pustu Bulakan

Payahkumbuh Barat menggunakan media boneka tangan, hasil penelitian

yaitu, terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok intervensi dan

kelompok control dengan p value= 0,000 (p<0,05).

Page 20: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

Media sebagai bentuk pengalihan perhatian saat kegiatan imunisasi

sudah banyak dilakukan namun belum ada penelitian yang menggunakan

media Bobath dalam imunisasi. Bola bobath yang besar dan berwarna terang

mampu mengalihkan perhatian anak sebagai media pengalihan saat

diimunisasi. Teknik ini dilakukan dengan memposisikan bayi diatas bola

Bobath pada posisi sitting up dengan dipegang ibunya, setelah petugas

kesehatan selesai memberikan imunisasi, bola digerakkan maju mundur,

elastisitas bola Bobath diharapkan mampu memberikan kenyamanan dan

diharapkan dapat mengalihkan perhatian anak setelah dilakukan intervensi

keperawatan.

Penelitian yang dilakukan oleh Husna Maulida dengan judul Pengaruh

Teknik Birthball Terhadap Lamanya Persalinan Kala I di BPS Heranovita,

Kabupaten Aceh menyatakan bahwa penggunaan bola besar berpengaruh

terhadap penurunan nyeri pada ibu melahirkan dengan duduk di bola dan

bergoyang-goyang membuat rasa nyaman dan membantu kemajuan persalinan

dengan menggunakan gravitasi, sambil meningkatkan pelepasan endorphin

karena elastisitas dan lengkungan bola merangsang reseptor di panggul yang

bertanggung jawab untuk mengsekresi endorphin (Maurenne, 2005).

Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti didapatkan fenomena

bahwa bayi yang diimunisasi di Puskesmas Ciputat Timur, Tangerang Selatan

tahun 2016 yang tercatat dalam buku register poliklinik bayi dan tumbuh

kembang, didapatkan bayi berumur 9-12 bulan yang diimunisasi terdapat 30

4

Page 21: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

bayi. Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan, perawat

mengatakan prinsip atraumatic care belum optimal dilakukan, belum ada

media informasi seperti leaflet tentang metode penurunan nyeri, pemberian

informasi tentang teknik menurunkan nyeri belum pernah dilakukan, namun

jika ada pertanyaan dari orangtua tentang efek imunisasi seperti demam,

bengak sekitar suntikan, maka perawat memberikan penjelasan. Upaya yang

dilakukan perawat dalam menanggulangi nyeri selama ini diserahkan kepada

orangtua. Sementara dari wawancara pada lima orang ibu yang anaknya

diimunisasi, 100% belum memahami metode menurunkan nyeri pada bayi

yang diimunisasi, memiliki perasaan cemas ketika anaknya akan disuntik dan

orangtua juga tidak mengetahui peran yang dapat dilakukan sebelum, selama,

dan sesudah dilakukan prosedur suntikan.

Peneliti melakukan studi pendahuluan dengan menggunakan bola

bobath yang memiliki ukuran diameter 75cm, berbahan elastis, dan memiliki

warna yang menarik yaitu peneliti menggunakan bola bobath dengan warna

biru cerah, pada 5 anak yang mengikuti program imunisasi campak, peneliti

mengajak ibu serta bayi untuk bermain terlebih dahulu diatas bola bobath,

didapatkan kelima anak tersebut memiliki ekspresi yang gembira dan

memiliki waktu yang singkat untuk menangis setelah dilakukan suntikan.

Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9-

12 bulan saat diimunisasi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur

Tangerang Selatan.

5

Page 22: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan fenomena yang ada di puskesmas yaitu saat

melakukan observasi banyak anak yang datang berobat terlihat menangis saat

petugas kesehatan memberikan pelayanan kesehatan. Kegiatan yang terkait

dengan pelayanan kesehatan anak salah satunya adalah imunisasi yang

dilakukan di puskesmas Ciputat Timur, namun saat bertanya dengan salah satu

petugas kesehatan, dalam kegiatan imunisasi masih banyak anak yang

menangis dan terlihat kesakitan. Lingkungan pelayanan imunisasi menurut

saya masih kurang fasilitas yang dapat mendukung berkurangnya rasa takut

pada anak yang dilakukan imunisasi.

Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti mengharapkan dapat melihat

apakah terdapat hubungan antara pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri

pada bayi usia 9-12 bulan saat diimunisasi. Peneliti tertarik untuk mengetahui

“Pengaru Bola Bobath Terhadap Skor Nyeri Pada Bayi Usia 9-12 Bulan Saat

Diimunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Timur Tangerang Selatan.

C. Pertanyaan Penelitian

a. Adakah pengaruh penggunaan bola bobath terhadap skor nyeri pada

bayi usia 9-12 bulan saat imunisasi

b. Bagaimana hasil skor nyeri pada bayi usia 9-12 bulan saat

diimunisasi pada kelompok yang tidak dilakukan intervensi di wilayah

kerja Puskesmas Ciputat Timur Tangerang Selatan

6

Page 23: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

c. Adakah perbedaan skor nyeri pada kelompok intervensi dan kelompok

kontrol yang telah diberikan perlakuan bola bobath.

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Membuktikan pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi

usia 9-12 bulan saat diimunisasi di wilayah kerja Puskesmas Ciputat

Timur Tangerang Selatan.

2. Tujuan khusus

a. Diketahuinya hasil skor nyeri pada bayi usia 9-12 bulan saat

imunisasi dengan penggunaan bola bobath di wilayah kerja

Puskesmas Ciputat Timur Tangerang Selatan.

b. Diketahuinya hasil skor nyeri pada bayi usia 9-12 bulan yang

mendapatkan imunisasi tanpa penggunaan bola bobath di wilayah

kerja Puskesmas Ciputat Timur Tangerang Selatan.

c. Diketahuinya perbandingan skor nyeri pada bayi usia 9-12 bulan

yang mendapatkan imunisasi pada kelompok yang dilakukan dan

tidak dilakukan intervensi dengan bola bobath.

7

Page 24: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian skripsi ini di antaranya adalah sebagai

berikut :

1. Manfaat bagi bidang akademik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

menambah wawasan mengenai pengaruh penggunaan bola bobath

terhadap skor nyeri pada bayi yang mendapatkan imunisasi.

2. Manfaat bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan dasar bagi

Puskesmas Ciputat Timur dalam mengembangkan teknik-teknik terbaru

sebagai bentuk Atraumatic care pada imunisasi.

3. Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan atau sumber

untuk penelitian selanjutnya, dan mendorong bagi yang berkepentingan

untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh bola bobath

terhadap skor nyeri pada bayi usia 9-12 bulan yang mendapatkan imunisasi di

wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Ciputat Timur.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain quasi

experiement post-test only with non-equivalent control group design yang

8

Page 25: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

dilakukan di Puskesmas Ciputat Timur. Pengambilan sampel pada penelitian

ini menggunakan teknik total sampling dengan jumlah responden 20

responden

9

Page 26: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Imunisasi

1. Definisi Imunisasi

Imunisasi adalah suatu proses untuk meningkatkan sistem kekebalan

tubuh dengan cara memasukkan vaksin, yakni virus atau bakteri yang

sudah dilemahkan, dibunuh, atau bagian-bagian dari bakteri (virus)

tersebut telah dimodifikasi (Efran. 2014).

Program imunisasi merupakan salah satu upaya pencegahan

terjangkitnya penyakit tertentu yaitu Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan

Imunisasi (PD3I), antara lain Tuberkulosis, Difteri, Pertusis, Tetanus,

Hepatitis B, Polio dan Campak (Kemenkes, 2014).

2. Jenis Imunisasi pada Bayi

Setiap bayi (usia 0-11 bulan) wajib mendapatkan imunisasi dasar

lengkap yang terdiri dari : 1 dosis Hepatitis B, 1 dosis BCG, 3 dosis DPT-

Hepatitis B, 4 dosis Polio, dan 1 dosis Campak. Pemerintah Indonesia

menerapkan lima jenis imunisasi dasar yang wajib bagi anak – anak, yang

disebut Program Pengembangan Imunisasi (PPI) meliputi pemberian

vaksin BCG (baciulus Callmete Guerin), polio, hepatitis B (HepB), DPT

(dipteri, pertusis, tetanus) dan campak (IDAI, 2011). Saat ini sudah

dianjurkan penggunaan vaksin kombinasi (vaksin combo, combine

vaccine), mengingat anak sampai usia lima tahun akan mendapatkan

suntikan sebanyak 13 kali suntikan vaksin secara terpisah. Dengan

10

Page 27: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

adanya vaksin combo jumlah kunjungan dan biaya ke fasilitas kesehatan

berkurang, meningkatkan cakupan imunisasi, pengurangan biaya

pengadaan vaksin dan mengejar imunisasi yang terlambat. Vaksin combo

saat ini adalah DTP/Hib yaitu untuk mencegah penyakit dipteri, pertusis,

tetanus dan haemophillus influenzae tipe B atau DTP/HepB (Sarimin,

2012)

3. Reaksi Suntikan Imunisasi

Orangtua perlu diberitahu bahwa setelah imunisasi dapat timbul

reaksi lokal ditempat penyuntikan atau reaksi umum berupa keluhan atau

gejala tertentu, tergantung dari jenis vaksinnya. Efek samping dari

imunisasi umumnya terjadi karena potensi dari vaksin itu sendiri (Ranuh,

I.G.N, dkk, 2008)

Kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI) campak, berdasarkan

Immunization Safety Surveillance WHO (1999), yang mungkin muncul

ialah reaksi lokal seperti sakit, bengkak kemerahan pada tempat

suntikkan, ruam, dan demam yang kejadiannya mencapai 5-15% di dunia.

Reaksi lebih berat seperti kejang demam, penurunan tombosit, anafilaksis

(reaksi alergi akut), atau ensefalopati (gangguan otak) jarang terjadi

(Indah,2012).

Menurut telaah Pokja KIPI Depkes RI, penyebab timbulnya KIPI

sebagian besar karena kesalahan prosedur dan tehnik pelaksanaan

imunisasi dan faktor kebetulan. Penanganan menurut rekomendasi IDAI

dalam pencegahan KIPI akibat reaksi suntikan, dengan menganjurkan

11

Page 28: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

menggunakan teknik penyuntikan yang benar, menciptakan suasana

ruangan tempat penyuntikan yang tenang, serta mengatasi rasa takut yang

muncul pada anak yang lebih besar (IDAI, 2011). Agar imunisasi bisa

diterima oleh orang tua dapat melalui metode pencegahan KIPI bahwa

memberikan instruksi kepada orang tua bagaimana cara menurunkan

nyeri pada anak, dapat menurunkan respon nyeri pada anak saat

menerima suntikan imunisasi, sehingga anak dan orang tua tidak

mengalami trauma dan membuat orang tua kembali membawa anaknya

untuk imunisasi selanjutnya (Sarimin, 2012).

B. Nyeri pada Bayi

Nyeri merupakan pengalaman subyektif yang meliputi komponen

sensorik maupun emosional. Karenanya intensitas pengalaman nyeri dan

mekanisme untuk mengatasinya bervariasi setiap individu. Namun,

ketidakmampuan pediatri untuk mengungkapkan rasa nyerinya

menimbulkan kesalahan penilaian secara medis yang mengakibatkan

kurang cukupnya terapi nyeri pada anak (Nelson, 2000).

Bayi dapat merasakan nyeri seperti halnya anak yang lebih tua dan

orang dewasa, bayi yang memiliki keterampilan bahasa dapat

mengungkapkan

nyeri yang dirasakan, seperti menunjukkan lokasi nyeri yang mereka

rasakan dengan meletakkan tangan mereka di lokasi tubuh yang terasa

nyeri (Palmer, 2002).

12

Page 29: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

Pada bayi, sistem neurologi belum berkembang sempurna ketika bayi

dilahirkan. Sebagian besar perkembangan otak, mielinisasi system saraf

pusat dan perifer, terjadi selama tahun pertama kehidupan. Beberapa

refleks primitif sudah ada pada saat dilahirkan, termasuk refleks menarik

diri ketika mendapat stimuli nyeri. Bayi dapat merespon dengan cara

menangis dan menggerakkan seluruh tubuh. Kemampuan ini berkembang

seiring dengan tingkat mielinisasi (Rospond, 2008).

C. Dampak Nyeri

Wong, et al, dalam (Astuti,2011) menjelaskan bahwa akibat akut dan

jangka panjang dari nyeri pada bayi masih dalam penelitian oleh banyak

peneliti. Akan tetapi, keterbatasan pengetahuan yang ada memperlihatkan

adanya potensi dampak buruk yang serius dari nyeri yang tidak ditangani.

Dampak tersebut antara lain :

1. Dampak Akut

Dampak akut yang ditimbulkan pada bayi berupa : perdarahan

ventrikuler/intraventrikuler, peningkatan pelepasan kimia dan hormone,

pemecahan cadangan lemak dan karbohidrat, hiperglikemia

berkepanjangan, peningkatan morbiditas di NICU, mempori kejadian

nyeri, hipersensitifitas terhadap nyeri, respon terhadap nyeri memanjang,

inervasi korda spinalis yang tidak tepat, respon terhadap rangsang yang

tidak berbahaya yang tidak tepat dan penurunan ambang nyeri.

13

Page 30: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

2. Dampak Potensi jangka Panjang, Akibat potensi jangka panjang yang

dapat terjadi dari nyeri pada bayi antara lain : peningkatan keluhan somatic

tanpa sebab yang jelas, peningkatan respon fisiologis dan tingkah laku

terhadap nyeri, peningkatan prevalensi deficit neurologi, masalah

psikososial, penolakan terhadap kontak manusia. Dampak yang dapat

diamati antara lain keterlambatan perkembangan, gangguan

neurobehavioral, penurunan kognitif, gangguan belajar, kinerja mototrik

menurun, masalah prilaku, deficit perhatian, tingkah laku adaptif buruk,

ketidakmampuan menghadapi situasi baru, masalah dengan impulsivitas

dan kontrol sosial, perubahan tempramen emosi pada masa bayi dan

kanakk-kanak, dan peningkatan stres hormonal dikehidupannya kelak.

D. Penatalaksanaan Nyeri

Pengkajian nyeri yang aktual dan akurat dibutuhkan untuk

menetapkan data dasar dan menegakkan diagnosa keperawatan yang tepat

guna mencari terapi yang tepat untuk mengevaluasi respon klien terhadap

terapi yang diberikan. Perawat harus menggali pengalaman nyeri dari sudut

pandang klien, menginterpretasi secara cermat tanda-tanda nyeri. Pengkajian

nyeri dapat memberikan manfaat bahwa nyeri dapat diidentifikasi, dikenali

sebagai sesuatu yang nyata, dapat diukur, dapat dijelaskan sert digunakan

untuk mengevaluasi asuhan keperawatan (Mutaqin, 2008). Penilaian nyeri

pada bayi perlu dilakukan secara tidak langsung dan meliputi observasi tangis,

ekspresi wajah, respon autonom, dan tingkah laku atau aktivitas motorik.

Ekspresi wajah merupakan indikator nyeri bayi yang hampir selalu dapat

diandalkan (Nelson, 2000).

14

Page 31: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

Skala pengukuran nyeri pada bayi disesuaikan dengan batas respon

bayi yang diindikasikan sebagai respon terhadap nyeri. Beberapa skala

yang sering digunakan meliputi FLACC behavior scale dengan lima

indicator meliputi face (F), Legs (L), Activity(A), Cry(C) dan Consolability

(C). Skala ini valid digunakann pada usia 2 bulan samapi 7 tahun. Skala ini

menggunakan lima indicator dengan rentang skor 0-2 (Lewis et al., 2010).

Skala pengukuran lainnya yaitu Neonatal Infant Pain Scale (NIPS). NIPS

menggunakan enam indicator meliputi facial expression (skor 0-1), Cry

(skor 0-2), Breathing Pattern (skor 0-1), Arms (skor 0-1), Legs (skor 0-1)

dan State of Arousal (skor 0-1). Skala direkomendasikan untuk anak

dibawah satu tahun (Sarhangi et al, 2010). Modified Behavioral Pain Scale

(MBPS) telah diuji cobakan untuk mengukur tingkat nyeri dan stress bayi

dan sudah divalidasi untuk digunakan pada populasi imunisasi

(Hogan,2011). MBPS menggunakan tiga indikator meliputi Ekspresi. wajah

(skor 0-3), nangis (skor 0-4) dan Pergerakan (skor 0-3) dengan total antara

skor 0-10. Skor MPBS adalah jumlah poin dari tiga parameter tersebut,

dimana skor 0 adalah skor minimum dan skor 10 adalah skor maksimum.

(Taddio et al,2011). Taddio dan Hogan, (2011) dalam evaluasi reliabilitas

dan validitas skala nyeri MBPS, di mana konsistensi internal dievaluasi

melalui cronbach’s alpha dan didapatkan nilai 0,83-0,94. Dengan demikian

alat ukur ini dinyatakan memiliki Efektivitas konsistensi yang sangat tinggi

(Cronbach’s α > 0,7) untuk mengukur nyeri pada bayi saat menerima

suntikan imunisasi. Uji validitas alat ukur MBPS dengan melihat skor

kelompok bayi yang menerima suntikan DPTaP-Hib dengan PCV melalui

15

Page 32: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

uji t validitas kontruk didapat p<0.001 sehingga alat ukur ini dinyatakan

valid mengukur apa yang sebenarnya harus diukur. Berdasarkan tingkat

kepraktisan penggunaan MBPS dibanding dengan NIPS dan FLACC pada

lima intereter tentang kecepatan dan kemudahan penggunaan alat ukur

MBPS, NIPS dan FLACC yaitu memperoleh rerata skor kecepatan

penggunaan alat ukur berturut-turut adalah 4,6; 3,6 dan 2,4. Sedangkan

rata-rata skor kemudahan dalam penggunaan ketiga alat ukur ini berturut-

turut 4,4; 4,0 dan 3,2. Pada penelitian ini untuk mengukur respon nyeri bayi

digunakan MBPS yang dinyatakan sebagai alat ukur utama untuk melihat

respon nyeri bayi yang menerima suntikan imunisasi karena memiliki

rerata skor kecepatan dan skor kemudahan yang tinggi dibanding dengan

alat ukur lainnya

1. Teknik Distraksi

Atraumatik care adalah asuhan keperawatan melalui penggunaan

intervensi yang menghilangkan atau meminimalkan tekanan psikologis

dan fisik yang dialami oleh anak-anak dan keluarga mereka dalam

pelayanan kesehatan, asuhan ini meliputi pecegahan, pengobatan

diagnosis, dan paliiatif kondisi akut atau kronis (Hockenberry, 2011).

Tekanan itu dapat berupa rasa nyeri pada anak, yang dapat di

minimalisasi dengan teknik distraksi.

Distraksi merupakan pengalihan perhatian yang dapat menurunkan

stimulus internal melalui mekanisme peningkatan produksi endorphin dan

enkefalin yang dapat memblok reseptor nyeri sehingga nyeri tidak

16

Page 33: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

dikirimkan ke korteks serebri dan selanjutnya akan menurunkan persepsi

nyeri (Muttaqin, 2009).

Perawat berperan dalam penatalaksanaan nyeri yaitu membantu

meredakan efek nyeri dengan memberikan intervensi penghilang nyeri

(termasuk pendekatan farmakologi dan nonfarmakologi), mengkaji

keefektifan intervensi tersebut, memantau efek yang merugikan, dan

berperan sevagai advokat klien apabila intervensi yang dianjurkan tidak

efektif dalam meredakan nyeri (Muttaqin, 2008).

E. Bola Bobath

Tindakan untuk mengatasi nyeri dapat dibedakan dalam dua

kelompok utama, yaitu tindakan farmakologi (pengobatan) dan tindakan

non farmakologi (tanpa pengobatan) (Tamsuri, 2012). Salah satu

intervensi non farmakologi yang dapat dilakukan perawat untuk

menurunkan skala nyeri adalah distraksi, banyak teknik distraksi yang

sudah dilakukan pada penelitian-penelitian sebelumnya, namun belum

ada penelitian yang menggunakan media bola bobath dalam melakukan

intervensi nyeri,

Bola bobath adalah bola berbahan elastis yang dirancang sedemikian

rupa sebagai alat bantu olahraga dan terapi fisioterapi. Bola ini dapat

digunakan untuk olahraga senam, pilates atau gymnastic. Dalam terapi

bobath terdapat empat prinsip utama yaitu inhibisi, stimulasi, fasilitasi,

stimulasi dan key point of control. Inhibisi adalah menghambat gerakan

dan sikap yang tidak normal (abnormal). Fasilitasi adalah membimbing

melakukan gerakan normal. Prinsip stimulasi adalah merangsang tubuh

17

Page 34: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

pasien dengan rangsangan tertentu agar pasien memberikan respon atas

rangsangan tersebut. Sedangkan key point of control adalah titik tertentu

yang efektif untuk melakukan ketiga prinsip tersebut (Physiostore, 2014)

Bola bobath banyak berperan dalam bidang terapi NDT (Neuro

Developmental Treatment). Bola berbentuk bundar sempurna dengan

beberapa ulir di permukaannya membantu memperbesar gesekan agar

bola tidak licin saat digunakan. Warna bola yang cerah dapat menarik

perhatian anak-anak dalam memberikan asuhan keperawatan. Peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian dengan menggunakan metode ini.

F. Penelitian Terkait

1. Penelitian yang dilakukan oleh Sopeni Maharezi tahun 2014 dengan

judul Pengaruh Teknik Distraksi (Boneka Tangan) Terhadap

Perubahan Skala Nyeri Saat Imunisasi Campak Pada Bayi di Wilayah

Kerja Pustu Bulakan Balai kandi, Payahkumbuh Barat. Skripsi

Mahasiswi Fakultas Kesehatan dan MIPA tahun 2014. Jenis penilitian

ini adalah penelitian Quasy Eksperiment dengan rancangan Post test-

only non equivalent control group design. Penelitian yang mencoba

untuk membandingkan pengaruh dari suatu tindakan pada dua

kelompok subjek yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

Peneliti menggunakan test of normality Shapiro wilk (untuk sampel <

50). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan, lebih dari sebagian

didapatkan skala nyeri bayi yang diberikan teknik distraksi (boneka

tangan) adalah (60%) skala nyeri ringan, Lebih dari sebagian

18

Page 35: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

didapatkan skala nyeri bayi yang tidak diberikan teknik distraksi

(boneka tangan) adalah (70%) skala nyeri berat. Terdapat perbedaan

yang bermakna antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol

dengan p value = 0,000 (p<0,05).

2. Penelitian yang dilakukan oleh Odzemir, dkk pada tahun 2012

berjudul The Effect of Using Musical Mobiles on Reducing Pain in

Infants During Vaccination. Penelitian ini dilakukan pada 120 bayi

sehat yang dilakukan imunisasi di Turki dengan menggunakan media

music di ponsel dan penilaian FLACC. Metode yang digunakan

adalah kuasi eksperimen (kelompok uji dan kelompok control). Hasil

yang didapatkan skor nyeri dan durasi menangis kelompok uji yang

diberikan musik di ponsel lebih rendah dibanding kelompok kontrol

yang tidak diberikan media musik.

3. Peneliti yang dilakukan oleh Esfahani, dkk pada tahun 2013 berjudul

A Comparative Study on Vaccination Pain in The Methods of

Massage Therapy and mothers Breast Feeding During Injection of

Infants Referring to Navabsafavi Health care Center in Isfahan.

Metode yang digunakan yaitu deskriptif dengan SPSS, dilakukan

dengan uji klinis acak dengan menggunakan kuesioner dan ceklis

NIPS (Neonatal Infant Pain Scale). Jumlah sampel yaitu 96 bayi

dengan tiga kelompok (menyusui, pijat, kelompok kontrol). Hasil

yang didapatkan yaitu, dari tiga kelompok menyusi atau pemberian

ASI lebih memiliki efek analgesik.

19

Page 36: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

4. Peneliti yang dilakukan oleh Amatus Yudi Ismanto pada tahun 2011

di Depok yang berjudul Studi Komparatif Pemberian Asi dan Topikal

Anastesi Terhadap Respon Nyeri Imunisasi Pada Bayi di Puskesmas

Bahu Manado. Metode penelitian ini menggunakan quasi eksperimen

dengan rancangan perbandingan kelompok, dengan hasil didapatkan

bahwa respon nyeri bayi yang diberi Asi lebih rendah dibandingkan

dengan bayi yang diberi topical anastesi (p=0,000).

20

Page 37: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

G. Kerangka Teori

Bagan 2.1 Kerangka Teori

Sumber Teori (Tomey & Alligod, 2006), (Cohen et al., 2006), (Taddio et al, 2010),

(Cohen, 2011).

Nyeri Imunisasi

pada bayi

Manajemen nyeri

Injeksi Imunisasi: Bayi dalam masa

tumbuh kembang

Non

farmakologi

Farmakologi

Trauma fisik &

psikologis

Analgesik non

farmakologi :

- Breast

Feeding

- Sweet

solution

Intervensi psikologis :

- Distraksi langsung oleh anak

- Distraksi oleh perawat

- Distraksi mainan dan distraksi verbal/ kata-kata yang menenangklan

Intervensi fisik :

- Terapi es

- Stimulasi

taktil

- Relaksasi

- Posisi anak

sitting up

Skor nyeri :

- MBPS

- NIPS

- FLACC

21

Page 38: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian merupakan suatu hubungan atau kaitan

antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin

diteliti (Setiadi, 2013). Dalam kerangka konsep yang akan diteliti terebut

ada dua konsep utama yang akan diteliti yaitu model konseptual yang

berkaitan dengan bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau

menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk

masalah (Hidayat, 2008).

Imunisasi memberikan dampak nyeri pada bayi karena prosedur

invasif. Nyeri pada bayi dapat terihat dari tangisan dan ekspresi wajah

ketika pemberian suntik vaksin tersebut. Media bola bobath diharapkan

mampu mengalihkan bayi dari rasa nyeri setelah dilakukan pemberian

imunisasi. Dalam penelitian ini memilih responden bayi yang berusia 9-12

bulan dengan pertimbangan bayi di usia tersebut sudah mampu untuk

posisi sitting up diatas bola bobath dengan bantuan ibu klien dan perawat

saat diatas bola bobath, jenis imunisasi yang diberikan yaitu campak.

Penelitian ini menggunakan skala ukur Modified Behavioral Pain

Scale (MBPS) in infant. Alat ukur ini memiliki tiga variabel sebagai basis

pengukuran yaitu ekspresi wajah (0-3), tangisan (0-4) dan gerakan (0-3)

total skor berada pada rentang 0-10.Nilai minimum

22

Page 39: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

Tabel 3.1 Kerangka Konsep

Keterangan

: Variabel Independen yang diteiti

: Variabel Antara

: Variabel dependen

A. Hipotesis Penelitian

Sesuai dengan kerangka teori yang dikemukakan, maka hipotesis yang

diajukan adalah:

Ho: Tidak ada pengaruh penggunaan bola bobath terhadap penurunan

skor nyeri pada bayi usia 9-12 bulan yang mendapatkan imunisasi.

Ha: Ada pengaruh penggunaan bola bobath terhadap penurunan

skor nyeri pada bayi usia 9-12 bulan yang mendapatkan imunisasi.

Nyeri Injeksi

Imunisasi Penggunaan

Bola Bobath

Nyeri Imunisasi

setelah

diberikan

imunisasi

23

Page 40: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

B. Tabel Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Variabel Independen : Penggunaan Bola Bobath

Tindakan non farmakologis untuk mengurangi nyeri pada bayi yang diberikan imunisasi dengan cara memposisikan bayi dalam posisi duduk (sitting up)dan dipegang ibunya ibunya diatas bola

bobath setelah diberi

injeksi imunisasi bayi

digerakkan maju

mundur, hal ini

dimaksud untuk

mengajak anak

bermain dan

mengalihkan

perhatian saat diberi

imunisasi

Observasi Lembar Observasi 0 = tidak dilakukan Penggunaan bola Bobath 1 = dilakukan penggu naan bola bobath

Nominal

Variabel Dependen : Nyeri

Persepsi rasa yang menyakitkan dan tidak diinginkan saat dan setelah imunisasi

Skala MBPS (Modified Behavioral Pain Scale)

Observasi Dimulai dari angka 0 (tidak ada nyeri) sampai angka 10 (nyeri sangat berat)

Rasio

24

Page 41: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang disusun

sedemikian rupa sehingga dapat menuntun peneliti untuk dapat memperoleh

jawaban terhadap pertanyaan penelitian (Sastroasmoro & Ismael, 2010).

Penelitian ini akan menentukan efektifitas suatu prosedur yaitu pengaruh

penggunaan bola bobath terhadap skor nyeri saat dilakukan injeksi vaksin,

maka peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan

menggunakan desain quasi experiment post-test only with non-equivalent

control group design. Quasi experiment post-test only with non-equivalent

control group design merupakan metode penelitian dimana peneliti tidak dapat

sepenuhnya mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya

eksperimen, sampel yang digunakan pada metode ini tidak boleh diambil

secara acak. Desain ini menggunakan kelompok kontrol dan hanya akan

dilakukan pengukuran hasil setelah dilakukan perlakuan (Sugiyono, 2015).

Kelompok Perlakuan Post-test

A X OX-A

B Y OY-B

Tabel 4.1 Rancangan Penelitian

25

Page 42: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

Keterangan :

X : diberikan perlakuan bola bobath

Y : tidak diberikan perlakuan bola bobath

OX-A : tingkat nyeri setelah diberikan perlakuan bola bobath pada

Kelompok intervensi

OX-B : tingkat nyeri pada kelompok kontrol yang tidak diberikan

diberikan perlakuan bola bobath

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

1. Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Setiadi,

2013). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi usia 9-12 bulan

yang diberi imunisasi campak yang berjumlah 20 bayi yang telah di data

pada bulan Januari di Puskesmas Ciputat Timur

2. Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian

jumlah dari karakteristik yang dimilki oleh populasi (Hidayat, 2008). Teknik

pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik non

26

Page 43: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

probability sampling with total sampling. Total sampling adalah teknik

pengambilan sampel dimana semua anggota populasi digunakan sebagai

sampel (Sujarweni dan endrayanto, 2012). Penelitian ini menggunakan 20

sampel.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Ciputat Timur Tangerang Selatan.

Alasan pemilihan lokasi ini adalah karena secara umum pelaksanaan

manajemen nyeri imunisasi dengan prinsip atraumatic care belum

optimal. Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari 2016 yang dibagi

menjadi 2 tahap pertemuan yaitu pada Hari Selasa (untuk kelompok

intervensi) dan Kamis (untuk kelompok kontrol).

D. Metode Pengumpulan Data

Sebelum pengambilan data dilakukan, peneliti mengikuti prosedur

pengumpulan data :

1. Prosedur Administratif

Membuat surat permohonan izin penelitian kepada Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri yang

ditujukan kepada kepala Puskesmas Ciputat Timur. Setelah mendapat

persetujuan dari tempat penelitian, peneliti melakukan koordinasi

dengan bidan yang melayani program imunisasi bayi.

2. Prosedur Teknis

Peneliti dibantu oleh 2 bidan. Pengumpul data terlebih dahulu

dikumpulkan dan diberi informasi tentang maksud, tujuan dan

proses penelitian guna menyamakan persepi dengan peneliti.

27

Page 44: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

Pada penelitian ini tidak dilakukan uji validitas karena

instrument peelitian sudah baku.

Pengumpulan data dilakukan saat kegiatan imunisasi di

Puskesmas Ciputat Timur, yaitu hari Selasa & Kamis untuk

imunisasi campak, Senin, Rabu, Jumat dan Sabtu untuk

imunisasi combo.

Pembagian tugas kepada bidan yang membantu proses

pelayanan imunisasi yaitu melaksanakan proses injeksi

imunisasi dan inform consent kepada orangtua responden untuk

ikut menjadi responden. Teman sejawat membantu untuk

memanggil klien dan mengisi data demografi serta membantu

merekam tindakan penelitian.

3. Sebelum penelitian dilakukan, peneliti melakukan perkenalan diri

kepada responden kemudian menjelaskan tentang tujuan dan manfaat

penelitian serta prosedur penelitian yang akan dilakukan. Peneliti

memberikan lembar perstejuan kepada responden yang telah bersedia

berpartisipasi dalam penelitian terseut.

4. Dalam penelitian, peneliti memberikan intervensi pada kelompok

intervensi yaitu membantu ibu klien untuk memposisikan bayi dalam

posisi sitting up dan memastikan keamanan dan keselamatan bayi.

E. Instrument Penelitian

Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan

lembar obserasi Modified Behavior Pain Scale (MBPS). Alat ukur ini memiliki

28

Page 45: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

tiga variabel sebagai basis pengukuran yaitu ekspresi wajah (0-3), tangisan (0-

4) dan gerakan (0-3) total skor berada pada rentang 0-10. Dimana 0 = tidak

nyeri dan 10= nyeri hebat.

1. Skor Nyeri Bayi

Pengukuran skor nyeri menggunakan MBPS dilakukan setelah

suntikan saat imunisasi yang diberikan kepada bayi. Hal ini

mengacu pada penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya

dengan menggunakan MBPS untuk melihat nyeri pada bayi antara

lain oleh Dorce, 2012, Taddio, O’Brien, et al 2004.

Alasan peneliti memilih instrument pengkajian nyeri MBPS adalah

karena instrument ini sudah baku dan sudah pernah digunakan

untuk mengkaji respon pada bayi yang dilakukan tindakan

imunisasi.

2. Penggunaan bola bobath

Penggunaan bola bola bobath akan dilakukan segera sebelum

dilakukan imunisasi. Bayi akan duduk diatas bola yang elastis dan

bermain bersama ibunya. Bayi yang mendapatkan perlakuan dan yang

tidak mendapatkan perlakuan akan dicatat dalam lembar observasi.

F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Validitas menyatakan apa yang seharusnya diukur. Sebuah

instrument dikatakan valid jika instrument itu mampu mengukur apa-apa

yang seharusnya diukur menurut situasi dan kondisi tertentu. Instrument

29

Page 46: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

dianggap valid jika instrument itu benar-benar dapat dijadikan alat untuk

mengukur apa yang akan diukur (Setiadi, 2013).

Taddio dan Hogan (2011) dalam evaluasi reliabilitas dan validitas skala

nyeri MBPS, di mana konsistensi internal dievaluasi melalui cronbach’s

alpha dan didapatkan nilai 0,94. Dengan demikian alat ukur ini

dinyatakan memiliki konsistensi yang sangat tinggi (Cronbach’s α > 0,7)

untuk mengukur nyeri pada bayi saat mendapatkan suntikan imunisasi.

Uji validitas alat ukur MBPS dengan melihat skor kelompok bayi

yang menerima suntikan DPTaP-Hib dengan PCV melalui uji t validitas

kontruk didapat p<0.001 sehingga alat ukur ini dinyatakan valid

mengukur apa yang seharusnya diukur. Skor nyeri terendah didapatkan 2,3

sedangkan skor nyeri tertinggi 7,7. Oleh karena itu dapat dikatakan MBPS

dapat membedakan antara kondisi bayi yang menunjukan nyeri tinggi dan

nyeri yang rendah.

Peneliti melakukan pengamatan terhadap dua kelompok saat

pemberian imunisasi pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi bola

bobath. Cara mengukur nyeri dengan skala MBPS yaitu dengan tiga

komponen yaitu melihat dari ekspresi, tangisan dan gerakan pada bayi saat

perlakuan. Lembar observasi skor nyeri MBPS dilakukan sesudah

pemberian injeksi suntik. Hasil skor nyeri minimum 1 dan maksimum 10.

G. Pengolahan Data

Pengolahan data pada dasarnya merupakan suatu proses untuk

memperoleh data atau data ringkasan berdasarkan suatu kelompok data

30

Page 47: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

mentah dengan menggunakan rumus tertentu sehingga menghasilkan

informasi yang diperlukan. Menurut Setiadi, (2013) kegiatan yang dilakukan

oleh peneliti dalam pengolahan data yaitu :

1. Editing Data

Editing adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh

para pengumpul data . pemeriksaan daftar pertanyaan yang telah selesai

ini dilakukan terhadap kelengkapan jawaban, keterbacaan tulisan dan

relevansi jawaban.

2. Coding Data

Coding merupakan kegiatan mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari

para responden kedalam bentuk angka/bilangan. Klasifikasi dilakukan

dengan cara member tanda/kode berbentuk angka pada masing-masing

jawaban.

3. Processing Data

Setelah semua kuesioner terisi penuh dan benar, serta sudah melewati

pengkodean, langkah selanjutnya adalah memproses data agar data yang

sudah di-entry dapat dianalisis.

4. Cleaning Data

Mengecek kembali seluruh data untuk memastikan bahwa tidak ada yang

salah sebelum dianalisis, meliputi kesalahan pengkodean, membaca

kode, dan pada saat memasukkan data ke komputer.

H. Teknik Analisa Data

Analisa data yang dilakukan meliputi analisa univariat dan bivariat

31

Page 48: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

1. Analisa Univariat

Analisa univariat digunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi

variabel independen (penggunaan bola bobath) dan variabel dependen

(Skor nyeri) dan distribusi frekuensi bayi yang mendapatkan skor nyeri

saat dilakukan prosedur invasif. Tujuan dari analisis univariat adalah

untuk menjelaskan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti

(Dahlan, 2008). Analisa univariat dalam penelitian ini adalah nyeri

yang akan dimasukkan kedalam bentuk tabulasi minimum, maximum,

mean, median dan standar deviasi untuk menarik sebuah kesimpulan.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk membuktikan hubungan atau korelasi

dua variabel (Notoatmojo, 2006). Terdapat uji parametrik dan non

parametrik pada analisa bivariat (Dahlan, 2008). Uji normalitas pada

penelitian ini menggunakan Saphiro Wilk karena sampel berjumlah

kurang dari 50. Hasil data yang telah diperoleh telah diuji normalitas

menggunakan teknik Saphiro Wilk dengan hasil kelompok kontrol p =

0,215 dan kelompok perlakuan p= 0,070 dapat disimpulkan bahwa data

berdistribusi normal, maka akan dilakukan uji independent t test.

Interpretasi uji independent t test apabila p < 0,05 maka Ho ditolak,

Ha diterima artinya ada pengaruh penggunaan bola bobath terhadap

skor nyeri saat imunisasi pada bayi usia 9-12 bulan dan apabila p > 0,05

maka Ho diterima, Ha ditolak artinya tidak ada pengaruh penggunaan

bola bobath terhadap skor nyeri saat imunisasi pada bayi usia 9-12

bulan.

32

Page 49: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

I. Etika Penelitian

Etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting

dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan langsung

dengan manusia, maka etika penelitian harus diperhatikan (Hidayat, 2008).

Etika penelitian yang harus diperhatikan :

1. Informed Consent

Merupakan bentuk persetujuan antara penelitian dengan responden

penelitian dengan memberikan lembar persetujuan sebelum penelitian

dilakukan. Peneliti membuat lembar persetujuan sebagai pernyataan

bersedia menjadi responden.

2. Anonimity (tanpa nama)

Memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara

tidak memberikan atau mencantumkan nama responden dalam lembar

alat ukur, dan hanya menuliskan kode. Peneliti merahasiakan nama

responden dengan menggunakan nama inisial di lembar kuesioner.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian baik informasi maupun

masalah lainnya, hanya kelompok tertentu yang dilaporkan hasilnya.

4. Justice

Setiap responden harus diperlakukan adil dan peneliti memastikan

distribusi keuntungan dan kerugiannya terdistribusi rata. Peneliti tidak

boleh membeda-bedakan jenis kelamin ataupun dari bentuk fisik

33

Page 50: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

responden. Saat pengambilan data peneliti tidak memilih-milih

responden.

34

Page 51: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Tempat Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian tentang pengaruh bola bobath

terhadap skor nyeri pada bayi usia 9-12 bulan saat diimunisasi di Puskesmas

Ciputat Timur Tangerang Selatan. Program Imunisasi Campak di Puskesmas

Ciputat Timur dilaksanakan di puskesmas dan posyandu di lingkungan Ciputat

Timur, namun lebih banyak dilakukan di puskesmas setiap hari Selasa dan

Jumat.

Program ini diketuai oleh Ns. Wayan selaku perawat pelaksana dan

bertanggung jawab terhadap berlangsungnya program imunisasi campak.

Pelaksanaan program imunisasi di puskesmas diikuti oleh bayi yang terdaftar

sebagai warga di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur. Saat penelitian

dilakukan, perawat yang berdinas yang akan memberikan suntikan pada bayi

sesuai jadwal imunisasi. Responden pada penelitian ini terbagi menjadi dua

kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok intervensi dalam penggunaan

bola bobath.

Berikut adalah hasil penelitian secara lengkap yang disajikan dalam tabel

berdasarkan tujuan penelitian yang telah disusun.

35

Page 52: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Responden Kelompok Kontrol dan Kelompok

Intervensi Berdasarkan Usia

9bln 10bln 11bln

Kel. Kontrol 6 (60%) 3 (30%) 1 (10%)

Kel. Intervensi 7 (70%) 2 (20%) 1 (10%)

Tabel 5.1 menunjukkan banyaknya responden yang mengikuti imunisasi

saat penelitian dilakukan, terdapat perbedaan usia yaitu usia 9 bln, 10 bln dan

11 bulan. Bayi usia 9 bulan mencapai jumlah tertinggi pada kedua responden

yaitu 60% pada kelompok kontrol dan 90% pada kelompok intervensi. Bayi

usia 10 bulan pada kelompok kontrol sebanyak 30 % sedangkan pada

kelompok intervensi sebanyak 20 %. Pada bayi usia 11 bulan mencapai jumlah

terendah yaitu memiliki jumlah yang sama pada kedua kelompok sebanyak 10

%.

B. Analisis Univariat

1. Karakteristik Responden

Hasil penelitian dari 20 responden yang terdiri dari 10 responden pada

kelompok kontrol dan 10 responden pada kelompok intervensi didapatkan

hasil sebagai berikut:

36

Page 53: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Responden Kelompok Kontrol dan Kelompok

Intervensi Berdasarkan Jenis Kelamin

Kategori

Kelompok

Jenis Kelamin

Laki-laki

Perempuan

F % F %

Kontrol

Intervensi

6

5

60

50

4

5

40

50

Total 10 100 10 100

Tabel 5.2 menunjukkan distribusi frekuensi responden kelompok kontrol

dan intervensi berdasarkan jenis kelamin. Kategori kelompok kontrol jenis

kelamin laki-laki memperoleh jumlah tertinggi yaitu sebesar 6 responden

(60%). Sedangkan kelompok intervensi antara laki-laki dan perempuan

memperoleh jumlah yang sama yaitu 5 responden (50%).

2. Rerata Tingkat Nyeri pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi

Tabel 5.3 Rerata Tingkat Nyeri Sesudah Injeksi Imunisasi pada Kelompok

Kontrol dan Kelompok Intervensi di Puskesmas Ciputat Timur (n=20) Mean Mexdian Nilai SD

Min Max

Kel. Kontrol 4,60 5,00 3 6 0,843

Kel.

Intervensi

2,40 2,00 2 3 0,516

Berdasarkan Tabel 5.3 dapat digambarkan bahwa nilai mean, median,

maximum dan standar deviasi dari tingkat nyeri lebih besar pada kelompok

37

Page 54: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

kontrol yaitu nilai mean 4,60 nilai median 4,00, nilai maximum 9 dan

standar deviasi 1,993. Nilai minimum kelompok kontrol dan kelompok

intervensi sama yaitu 1.

3. Analisa Bivariat

3.1 Analisa Perbedaan Tingkat Nyeri Setelah Dilakukan Perlakuan pada

Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi (n=20) Nilai P Value

Mean Std Deviasi

0,000 Kel. Kontrol 4,60 0,843

Kel. Intervensi 2,40 0,516

Berdasarkan tabel 3.1 dapat digambarkan bahwa P value < 0,05

(0,000<0,05) maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima

sehingga ada pengaruh penggunaan bola bobath terhadap skor nyeri saat

imunisasi pada bayi usia 9-12 bulan di Puskesmas Ciputat Timur.

38

Page 55: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

BAB VI

PEMBAHASAN

Pada bab ini, peneliti akan membahas tentang interpretasi hasil penelitian,

mendiskusikan hasil penelitian, menjelaskan keterbatasan penelitian serta

implikasi penelitian untuk keperawatan yang berjudul Pengaruh bola bobath

terhadap skor nyeri pada bayi usia 9-12 bulan saat di imunisasi.

A. Interpretasi dan Diskusi Hasil Penelitian

Interpretasi hasil penelitian menjelaskan hasil penelitian berdasarkan tujuan

yaitu mengetahui pengaruh penggunaan bola bobath terhadap skor nyeri pada

bayi usia 9-12 bulan saat diimunisasi.

B. Karakteristik Individu

1. Usia

Karakteristik usia dalam penelitian ini 9-12 bulan, yaitu usia dimana

pemberian imunisasi dasar diberikan. Dilihat dari tahap perkembangan usia

ini belum dapat mengungkapkan rasa nyeri oleh kata-kata oleh karena itu

skor nyeri pada bayi diukur melalui respon perilaku nyeri yaitu ekspresi

wajah, menangis dan pergerakan (Taddio & Hogan, 2011)

Hasil penelitian menyatakan bahwa kelompok kontrol yang berjumlah

10 responden lebih banyak laki-laki yaitu 6 responden (60%) sedangkan

pada kelompok intervensi yang berjumlah 10 responden memiliki jumlah

yang sama yaitu 50%. Distribusi frekuensi jenis kelamin pada kelompok

kontrol dan kelompok intervensi tidak sama, karena menurut peneliti jenis

kelamin tidak mempengaruhi respon nyeri terutama pada bayi usia 9-12

39

Page 56: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

bulan. Hal ini sesuai dengan Andarrmoyo (2013) bahwa jenis kelamin

bukan merupakan faktor yang mempengaruhi respon nyeri pada seseorang.

Pada analisis multivariat peneliti menemukan bahwa secara statistik umur

tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap respon perilaku nyeri pada

bayi saat diimunisasi

2. Jenis kelamin

Jenis kelamin temasuk bagian dari karakteristik individu yang

diidentifikasi. Hasil analisis variabel jenis kelamin, menunjukan bahwa

tidak ada hubungan antara jenis kelamin dan skor nyeri pada bayi saat

diimunisasi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Pieh, Altmeppen,

Neumeier, Loew, Angerer, dan Lahman (2012) tentang perbedaan jenis

kelamin, hasil riset menunjukkan bahwa laki-laki dan perempuan tidak

berbeda dalam durasi nyeri, namun keduanya tidak berespon terhadap nyeri

dengan cara yang sama.

Secara statistik tidak ada yang dapat mendukung perbedaan apakah

laki-laki atau perempuan lebih responsif terhadap nyeri. Cohen dan Baxter

(2012), mendapatkan bahwa distraksi yang diberikan pada bayi baik laki-

laki maupun perempuan saat diimunisasi memberikan dampak nyeri dan

emosi yang sama.

40

Page 57: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

3. Rerata tingkat nyeri pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi

Hasil penelitian diketahui bahwa hasil nilai mean, median, nilai maximum

dan standar deviasi dari skor nyeri lebih besar pada kelompok kontrol yaitu

nilai mean 4,60 nilai median 4,00 dan nilai maximum 9 dan standar deviasi

1,993. Nilai minimum dari kedua kelompok sama yaitu 1. Hal ini

menunjukkan bahwa tingkat nyeri dalam kelompok kontrol yang tidak

dilakukan perlakuan bola bobath lebih tinggi dibandingkan kelompok

intervensi. Hasil ini menunjukkan bahwa setiap bayi yang diimunisasi akan

mengalami nyeri walaupun tingkat nyeri berbeda-beda.(Hockenberry &

Wilson ^2007)

4. Penggunaan bola bobath merupakan strategi untuk mengubah proses

stimulasi nyeri. Ketika individu menerima pengalihan (penggunaan bola

bobath), sebagian aliran darah ke otak yang berhubungan dengan proses

terjadinya nyeri menurun. Demikian juga ketika perhatian bayi diisi oleh

aktivitas dengan bola bobath, terjadi penurunan aktivasi di otak yang

berhubungan dengan nyeri seperti thalamus, insula dan korteks anterior yang

menghasilkan ambang nyeri yang rendah (Bantick et al, 2002, dalam

Windich-Biermeier et al., 2007).

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan bola bobath pada

bayi dengan posisi sitting up, respon perilaku nyeri didapatkan rerata skor

MBPS lebih rendah dibandingkan dengan kelompok yang tidak

mendapatkan perlakuan.

Posisi sitting up pada bayi selama prosedur suntikan imunisasi dengan

bola bobath juga mempengaruhi skor MBPS. Penelitian yang dilakukan Lacey,

41

Page 58: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

et al. (2008), yang mendapatkan bahwa lama menangis pada posisi upright

lebih singkat dibanding dengan posisi supine saat dilakukan imunisasi. Posisi

sitting up diatas bola bobath memberikan rasa kontrol yang kuat terhadap anak

dibandingkan pada posisi lie down (berbaring). (Stephens dan Walsh-Sukys

1997, dalam Lacey et al., 2008). Posisi berbaring membuat anak merasa takut

dan akan melakukan perlawanan dan semakin dilakukan restrain oleh orangtua

ataupun petugas kesehatan, anak semakin merasa tak berdaya dan mengalami

distress (Lacey, et al.,2008).

Posisi bayi sitting up diatas bola bobath membuat bayi merasa nyaman,

selain itu orangtua juga dapat melakukan pembatasan pergerakan anaknya

dengan cara yang lembut dan mengajak bayi bermain dengan mengayunkan

badan diatas bola yang lentur dan besar, sehingga menimbulkan kenyamanan

dan mengurangi rasa takut, dengan demikian secara tidak langsung

mempengaruhi respon perilaku nyeri bayi selama imunisasi. Hal ini sejalan

dengan penjelasan Davis (2001) bahwa emosi yang positif seperti merasa

nyaman, gembira, bermain, merasa dicintai berhubungan dengan strategi

koping yang digunakan dalam menghadapi nyeri. Rasa senang bermain pada

bayi membuat tubuh memproduksi asam amino yang mengikat reseptor opiat

yang berada di area otak yang dapat memberikan efek analgesik yaitu

analgesik.

Respon perilaku nyeri pada bayi yang dilakukan imunisasi pada kelompok

intervensi berbeda dengan kelompok kontrol. Rerata skor nyeri bayi pada

kelompok intervensi penggunaan bola bobath lebih rendah dibandingkan

dengan kelompok kontrol.

42

Page 59: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

5. Analisa Perbedaan Tingkat Nyeri Setelah Dilakukan Perlakuan Pada

Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi

Hasil analisis pada penelitian yang di uji menggunakan

independent t test menunjukkan nilai P value < 0,05 (0,000<0,05) yang

berarti Ho ditolak dan Ha diterima sehingga ada pengaruh penggunaan

bola bobath terhadap skor nyeri saat imunisasi pada bayi usia 9-12 bulan

di Puskesmas Ciputat Timur. Penelitian ini sejalan dengan teori penelitian

lain yang menyatakan bahwa bola bobath dapat mengalihkan perhatian

dari nyeri pada ibu melahirkan (Maulida, 2012).

Bola bobath memiliki bentuk besar, warna yang cerah yaitu

peneliti menggunakan warna biru cerah pada kelompok intervensi mampu

mengalihkan perhatian bayi terhadap nyeri saat injeksi imunisasi, hal ini

merupakan pengalihan perhatian secara pengamatan atau visual

(Andarmoyo, 2013). Saat bayi bermain diatas bola bobath terlihat ekspresi

senang dan bayi tertarik pada bola tersebut. Penatalaksanaan nyeri secara

non farmakologi merupakan intervensi keperawatan adalah tindakan

independen dari seorang perawat dalam mengatasi respon nyeri klien

(Andarmoyo, 2013)

C. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah saat perekaman video yang

rencana semula dilakukan hingga 1 menit setelah diimunisasi, hanya dapat

dilakukan 15-30 detik dimana ibu sudah memeluk dan menggendong bayinya dan

tidak bisa dianalisis. Hal lain yang teridentifikasi adalah terdapat bayi yang

43

Page 60: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

menangis saat diletakkan diatas bola bobath karena perpisahan dengan ibunya.

Hal ini mempengaruhi skor MBPS sebelum suntikan.

D. Implikasi terhadap Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan metode pembelajaran

keperawatan khususnya keperawatan anak dan dapat dijadikan rujukan

tambahan dalam melakukan pengabdian kepada masyarakat khususnya pada

pelayanan anak.

1. Implikasi terhadap Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan berpengaruh pada peningkatan

pelaksanaan tindakan non-farmakologi yang mempunyai manfaat signifikan

terhadap respon nyeri pada bayi yang diimunisasi. Hasil penelitian juga

memberikan bukti bahwa ketika perawat menerapkan filosofi keperawatan

anak yaitu family centered care (FCC) yang merupakan suatu pendekatan

dalam keperawatan yang meyakini bahwa petugas kesehatan dan keluarga

adalah partner atau mitra kerja secara bersama-sama dalam memenuhi

kebutuhan anak sebagai klien. Dengan bermain diatas bola bobath yang

melibatkan orangtua dan anak akan memberikan kenyamanan pada anak dan

mampu mengurangi atau mengalihkan rasa nyeri saat diimunisasi.

2. Implikasi terhadap Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi dasar penelitian selanjutnya bagi

peneliti dan peneliti lainnya.

44

Page 61: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan

pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat ditarik dalam

penelitian adalah sebagai berikut:

1. Nilai mean, median dan standar deviasi dari tingkat nyeri lebih besar

pada kelompok kontrol yaitu 4,60 nilai median 5,00 dan standar

deviasi 0,843. Nilai tingkat nyeri maksimum pada kelompok kontrol

yang ditemukan adalah 6 dan pada kelompok intervensi 3. Nilai

minimum pada kelompok kontrol 3 dan kelompok intervensi 2 .

2. Respon nyeri yang diukur dengan skala MBPS pada bayi yang diberi

intervensi penggunaan bola bobath lebih rendah dibandingkan dengan

kelompok kontrol.

3. Karakteristik bayi tidak mempengaruhi respon perilaku bayi ketika

menerima suntikan imunisasi.

4. Nilai P= 0,000 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya ada

pengaruh penggunaan bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9-

12 bulan di Puskesmas Ciputat Timur.

45

Page 62: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat diajukan antara lain :

1. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan tambahan bagi

institusi pendidikan. Misalnya dalam pemahaman teknik mengurangi

nyeri saat diberikan imunisasi. Dan menggali sumber sumber baru

yang dapat diaplikasikan dalam pendidikan keperawatan dalam teknik

pengalihan nyeri pada anak.

2. Bagi Puskesmas Ciputat Timur

a. Diharapkan tenaga kesehatan yang mengelola program imunisasi

memberikan dukungan kepada orangtua agar senantiasa mengikuti

program imunisasi sehingga anak yang berada di wilayah kerja

puskesmas Ciputat timur mengetahui jadwal imunisasi yang wajib

diberikan pada anak di masa tumbuh kembangnya.

b. Terkait hasil dalam penelitian ini perawat dapat bekerja sama

dengan orangtua anak untuk ikutserta terlibat dalam pengalihan

perhatian terhadap nyeri saat diimunisasi.

c. Tenaga kesehatan di puskesmas perlu diberikan penyegaran atau

pelatihan yang berhubungan dengan manajemen nyeri saat

imunisasi pada bayi

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Hasil penelitian dapat memperkaya bahan bacaan keperawatan

tentang manajemen nyeri non-farmakologi

46

Page 63: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

b. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian

ini, seperti melakukan pegamatan jangka panjang berkaitan dengan

adakah efek samping dari penggunaan bola bobath terhadap skor

nyeri pada bayi usia 9-12 bulan saat imunisasi .

47

Page 64: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...
Page 65: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...
Page 66: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...
Page 67: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...
Page 68: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...
Page 69: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...
Page 70: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

Lampiran 2

LEMBAR KUESIONER

PENGARUH BOLA BOBATH TERHADAP SKOR NYERI PADA BAYI USIA 9-12

BULAN SAAT DI IMUNISASI DI PUSKESMAS CIPUTAT TIMUR TANGERANG

SELATAN

Tujuan :

Lembar kuesioner ini dirancang untuk mengetahui “Pengaruh Penggunaan Bola Bobath

Terhadap Skor Nyeri Pada Bayi Usia 3-12 Bulan Yang Mendapatkan Imunisasi Di Wilayah

Kerja Puskesmas Ciputat Timur Tangerang Selatan”.

Petunjuk :

1. Beri tanda (√) atau lingkari pada kolom pertanyaan yang Bapak/Ibu anggap tepat.

2. Jika Bapak/ Ibu salah mengisi jawaban atau ingin memperbaiki jawaban, coret jawaban

tersebut dan beri tanda (√) atau lingkari pada jawaban yang dianggap tepat.

A. DATA DEMOGRAFI RESPONDEN (Bayi)

1. Nama :

2. Usia :

3. Alamat :

4. Jenis Kelamin

[ ] Laki-laki

[ ] Perempuan

Page 71: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

5. Berat badan dan Panjang badan bayi saat diimunisasi

Berat badan = .............

Panjang badan = ..........

6. Kelengkapan Imunisasi sebelumnya

[ ] Lengkap

[ ] Tidak lengkap

Page 72: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

Lampiran 3

B. DATA KHUSUS (LEMBAR MBPS)

Parameter Finding Points

Ekspresi wajah Ekspresi positif

(tersenyum)

Ekspresi netral

Ekspresi sedikit negatif

(meringis)

Ekspresi negatif (alis mata

berkerut, mata tertutup)

0

1

2

3

Tangisan Tertawa senang

Tidak menangis

Mengerang bersuara tenang

lembut atau merintih

Menangis mengerang atau

menerjang

Penuh menangis menerjang,

menangis lebih dari tangisan

awal (jika bayi telah

menangis dari awal)

0

1

2

3

4

Gerakan Gerakan atau aktivitas biasa

Istirahat dan santai

Gerakan parsial (menggeliat

melengkung, mengepal)

Mencoba untuk

menghindari rasa sakit

dengan menarik ekstremitas

tempat penyuntikan

Agitasi kompleks, gerakan

secara umum kepala,tubuh

dan ekstremitas

Kekakuan

0

0

2

2

3

3

Page 73: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

Lampiran 4

Hasil Penelitian

Responden Berdasarkan Usia Pada Kelompok Kontrol

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 9 bulan 6 60,0 60,0 60,0

10 bulan 3 30,0 30,0 90,0

11 bulan 1 10,0 10,0 100,0

Total 10 100,0 100,0

Responden Berdasarkan Usia Pada Kelompok Intervensi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Usia 9bln 7 70,0 70,0 70,0

Usia 10 bln 2 20,0 20,0 90,0

Usia 11 bln 1 10,0 10,0 100,0

Total 10 100,0 100,0

Jenis Kelamin Kelompok kontrol

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Laki-laki 6 60,0 60,0 60,0

perempuan 4 40,0 40,0 100,0

Total 10 100,0 en100,0

Jenis kelamin kelompok intervensi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid laki-laki 5 50,0 50,0 50,0

perempuan 5 50,0 50,0 100,0

Total 10 100,0 100,0

Page 74: pengaruh bola bobath terhadap skor nyeri pada bayi usia 9 ...

Hasil Skor Nyeri Pada Kedua Kelompok

Statistics

Kontrol Intervensi

N Valid 10 10

Missing 0 0

Mean 4,60 2,40

Std. Error of Mean ,267 ,163

Median 5,00 2,00

Mode 5 2

Std. Deviation ,843 ,516

Variance ,711 ,267

Minimum 3 2

Maximum 6 3

Sum 46 24

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Kontrol 4,60 10 ,843 ,267

Intervensi 2,40 10 ,516 ,163

Paired Samples Test

Paired Differences

T df

Sig. (2-

tailed) Mean

Std.

Deviatio

n

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

Kontrol -

Intervensi 2,200 ,919 ,291 1,543 2,857 7,571 9 ,000