PENGARUH BIMBINGAN PRIBADI TERHADAP PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS VII SMPN 3 COMAL PEMALANG TAHUN AJARAN 2010/2011 Skripsi Oleh ARIF RUSWALUYO NPM. 06110283 IKIP PGRI SEMARANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN 2010/2011
PENGARUH BIMBINGAN PRIBADI TERHADAP PENYESUAIAN DIRISISWA KELAS VII SMPN 3 COMAL PEMALANG
TAHUN AJARAN 2010/2011
Skripsi
Oleh
ARIF RUSWALUYO
NPM. 06110283
IKIP PGRI SEMARANGFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN2010/2011
PENGARUH BIMBINGAN PRIBADI TERHADAP PENYESUAIAN DIRISISWA KELAS VII SMPN 3 COMAL PEMALANG
TAHUN AJARAN 2010/2011
Skripsi
Diajukan kepadaIKIP PGRI Semarang
Untuk memenuhi salah satu persyaratanDalam menyelesaikan Program Sarjana (S1)
Program Studi Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Oleh
ARIF RUSWALUYO
NPM. 06110283
IKIP PGRI SEMARANGFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN2010/2011
i
SKRIPSI
PENGARUH BIMBINGAN PRIBADI TERHADAP PENYESUAIAN DIRISISWA KELAS VII SMPN 3 COMAL PEMALANG
TAHUN AJARAN 2010/2011
Dibuat dan dipersembahkan oleh:Arif RuswaluyoNPM. 06110283
Telah disetujui oleh pembimbing untuk dipertahankandi hadapan Sidang Dewan Penguji Skripsi pada 25 Februari 2011
Pembimbing I, Pembimbing II,
Prof. Dr. A.Y. Soegeng Ysh. M.Pd. Siti Fitriana, S.Pd, M.Pd.NIP. 19430227 198103 1 001 NPP. 088201204.......
IKIP PGRI SEMARANGFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN2010/2011
ii
SKRIPSI
PENGARUH BIMBINGAN PRIBADI TERHADAP PENYESUAIAN DIRISISWA KELAS VII SMPN 3 COMAL PEMALANG
TAHUN AJARAN 2010/2011
Dibuat dan dipersembahkan oleh:Arif RuswaluyoNPM. 06110283
Telah dipertahankan di hadapan Dewan Sidang Penguji SkripsiPada 25 Februari 2011
Dan dinyatakan memenuhi syarat
Dewan Penguji,
Ketua, Sekretaris,
Drs. Agus Suharno. M.Si. Dra. M.Th. Retnaningdyastuti, M.PdNPP. 936501088....... NIP. 195306031981032001
.......
Penguji Tanda Tangan
1. Prof. Dr. A.Y. Soegeng, M.Pd. (..............................................)NIP. 19430227 198103 1 001
2. Siti Fitriana, S.Pd, M.Pd. (..............................................)NPP. 088201204.......
3. Dra. M.Th. Retnaningdyastuti, M.Pd (..............................................)NIP. 195306031981032001
IKIP PGRI SEMARANGFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN2010/2011
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
Bukan kepedulaian semata yang menentukan keberhasilan tetapi
keuletan dan kesabaran sebagai modal utama suatu keberhasilan.
Kerjakan apa yang engkau mampu hari ini, jangan tunggu esok tiba
karena esok belum tentu bisa atau ada.
Di mana ada kemauan, pasti di situ ada jalan.
Teruslah berjuang demi masa depanmu.
PERSEMBAHAN:
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
Papi dan Mami tersayang yang terbaik untukku dan selalu berjuang
memberikan Aku semangat hidup.
Adikku tercinta (Iqbal) jangan bandel ya, kamu sudah gede kok.
Kekasihku tercinta (Rinani), terimakasih karena Kau selalu mengerti Aku.
Ismaya, selamat jalan semoga Engkau diampuni dosa-dosanya dan
selalu berada disisi Allah Swt.
Teman-teman seperjuangan yang senantiasa membantuku.
Imam, Nardi, Triadi, Nurul, Aris
”keceriaan selalu kurasakan bersama kalian”.
Almamater.
iv
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul Pengaruh Bimbingan Pribadi Terhadap Penyesuaian Diri Siswa Kelas
VII SMP Negeri 3 Comal Pemalang Tahun Pelajaran 2010/2011.
Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis telah banyak mendapatkan
pengalaman dan bekal ilmu pengetahuan. Dalam hal ini penulis menyampaikan
penghargaan dan ucapan terima kasih penulis kepada:
1. Drs. H. Muhdi, M.Hum, selaku Rektor IKIP PGRI Semarang.
2. Drs. Agus Suharno, M.Si, selaku Dekan FIP IKIP PGRI Semarang.
3. M.Th. S.R. Retnaningdyastuti,M.Pd. selaku Ketua Jurusan Psikologi
Pendidikan dan Bimbingan sekaligus Dewan Penguji.
4. Prof. Dr. A.Y. Soegeng, M.Pd, selaku Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Siti Fitriana, S.Pd, M.Pd, selaku Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Comal Pemalang yang telah berkenan
memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.
7. Rekan-rekan mahasiswa IKIP PGRI Semarang baik itu yang berasal dari
Fakultas Ilmu Pendidikan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan dari fakultas
lain yang telah memberikan bantuan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.
8. Semua pihak yang telah membantu.
v
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih ada kekurangan
untuk itu saran dan kritik sagat penulis harapkan sebagai bahan pertimbangan dan
perbaikan. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak dan tak lupa
penulis mengucapkan terima kasih atas kebaikan dari bapak dan ibu serta rekan-
rekan semua.
Semarang, 22 Februaris 2010
Penulis
vi
ABSTRAK
ARIF RUSWALUYO. 2011. Pengaruh Bimbingan Pribadi terhadapPenyesuaian Diri Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Comal Pemalang TahunPelajaran 2010/2011. Skripsi.
Permasalahan dalam penelitian ini yaitu ada beberapa siswa yang kurangbisa menyesuaiakan diri seperti sering terlambat hadir, sering membolos, tidakberpenampilan rapi dan teratur, kurang menghormati guru, kurang melaksanakankewajiban belajar yang menunjukkan bahwa siswa tersebut kurang dapatmenyesuaikan diri. Dalam hal hubungan dengan orang lain sering dijumpai sikapatau perilaku yang menunjukkan kurangnya siswa dalam menyesuaikan diri.
Perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “adakah pengaruhbimbingan pribadi terhadap penyesuaian diri siswa kelas VII SMP Negeri 3Comal Pemalang Tahun Pelajaran 2010/2011”. Tujuan penelitian ini adalah untukmengetahui pengaruh bimbingan pribadi terhadap penyesuaian diri siswa disekolah. Populasi dalam penelitian adalah siswa kelas VII dengan jumlah 278.Sampel penelitian diambil secara proportional purposive random sampling, danjumlah siswa yang diambil sebesar 40.
Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu denganmenggunakan rancangan randomized pretest-posttest. Metode pengumpulandatanya menggunakan metode skala psikologis. Data yang diperoleh dari skalapsikologis dianalisis menggunakan uji beda atau t-test.
Rata-rata hitung penyesuaian diri siswa sebelum diadakan pelayananbimbingan pribadi dari hasil pretest (T1) pada siswa kelas VII sebesar 98,125.Namun, setelah diberi pelayanan bimbingan pribadi, kemudian diberikan posttest(T2) diperoleh rata-rata hitung penyesuaian diri sebesar 99,450. Dari hasil tes awal(T1) dan tes akhir (T2) dapat dikatakan bahwa penyesuaian diri siswa meningkatsebesar 1,325. Dari hasil analisis data dengan uji-t, diperoleh t hitung = 2,226sedangkan t tabel pada taraf signifikan 5% = 1,684. Ternyata t hitung > t tabel, sehinggaperhitungan signifikan dan hipotesis diterima.
Dari hasil penelitian peneliti menyimpulkan bahwa ada peningkatan yangpositif dan signifikan pemberian bimbingan pribadi dalam meningkatkanpenyesuaian diri siswa. Hal ini terbukti dari hasil uji t, bahwa t hitung (2,226) > t
tabel yaitu 2,226 > 1,685 untuk α = 5%. Dengan demikian bimbingan pribadi dapatmelatih siswa untuk dapat memahami dan menerima potensi diri, bertindak sesuaidengan potensi, bertindak secara dinamis dan luwes, bersikap terbuka, menerimadan menilai lingkungan luar secara positif, menghormati sesama manusia.
Saran yang dapat penulis berikan adalah bagi kepala sekolah dapatmemberikan kebijakan diadakannya jam bimbingan dan konseling di sekolah,khususnya bimbingan pribadi serta mengevaluasi kegiatan bimbingan dankonseling di sekolah. Bagi guru pembimbing, dapat memberikan bimbinganpribadi sesuai dengan kebutuhan siswa, selalu mensosialisasikan kegiatanbimbingan dan konseling dalam rangka meningkatkan penyesuaian diri siswa,serta perlu adanya kerja sama yang baik antara guru mata pelajaran, wali kelasdan juga siswa agar dapat memberikan arahan kepada siswa untuk terlibat dalamkegiatan bimbingan di sekolah.
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL …………………………………………………...... i
LEMBAR PERSETUJUAN …………………………………………...... ii
LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………. iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………………………….. iv
PRAKATA ……………………………………………………………...... v
ABSTRAK ……………………………………………………………...... vii
DAFTAR ISI …………………………………………………………....... viii
DAFTAR TABEL ………..………………………………………….......... ix
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………….......... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………………….. 1
B. Identifikasi Masalah ……………..……………………….. 3
C. Pembatasan Masalah …………….……………………….. 4
D. Rumusan Masalah ………………………………………. 6
E. Definisi Operasional Variabel …..………………………… 6
F. Tujuan Penelitian ………………………………………... 7
G. Manfaat Penelitian ………………………………………. 7
H. Sistematika Penulisan …………………………………… 8
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori Penyesuaian Diri …………………………… 9
1. Pengertian penyesuaian diri ………………………….. 9
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri …. 10
3. Aspek-aspek penyesuaian diri yang mendasari
penerimaan dan penolakan oleh lingkungan …………. 13
4. Karakteristik penyesuaian diri remaja ………………. 15
5. Penyesuaian diri di sekolah ………………………….. 21
viii
B. Kajian Teori Bimbingan Pribadi ………………………... 25
1. Makna bimbingan pribadi …………………………… 25
2. Tujuan bimbingan pribadi …………………………… 26
3. Bentuk-bentuk layanan bimbingan pribadi-sosial …….. 27
4. Pokok-pokok isi bimbingan pribadi …………………. 28
C. Kerangka Berpikir ………………………………………. 28
D. Pengajuan Hipotesis …………………………………….. 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek Penelitian ………………………………………... 31
1. Populasi ……………………………………………… 31
2. Sampel ………………………………………………. 32
B. Metode Penelitian ………………………………………. 32
C. Instrumen Penelitian ……………………………………… 33
1. Validitas instrumen …………………………………… 35
2. Reliabilitas instrumen ……………………………….. 38
D. Prosedur Penelitian ……………………………………….. 41
E. Desain Penelitian …………………………………….. 42
F. Metode Analisis Data …………………………………….. 43
G. Hipotesis Statistik ………………………………………… 43
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data …………………………………………… 44
B. Hasil Analisis Data…………………………………………. 47
C. Pembahasan ……………………………………………… 50
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ………………………………………………… 52
B. Saran ……………………………………………………… 52
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 54
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel: Halaman
3.1 Jumlah Populasi Penelitian ………………………………………….. 30
3.2 Jumlah Sampel Penelitian ………………………………………….. 31
3.3 Kisi-Kisi Pengembangan Instrumen Skala Penyesuaian Diri ………. 33
3.4 Nilai Uji Coba Skala Penyesuaian Diri ……………………………... 34
3.5 Persiapan Hitunga Validitas Tiap Butir ............................................ 36
3.6 Hasil Perhitungan Uji Validitas Skala Penyesuaian Diri Siswa………. 37
3.7 Persiapan Uji Reliabilitas Belah Dua Awal-Akhir Spearmen-Brown… 39
1.1 Nilai Tes Awal Skala Penyesuaian Diri ………………………….. 43
1.2 Nilai Tes Akhir Skala Penyesuaian Diri ……………………………. 45
1.3 Tabulasi Analisis Uji-t ………………………………………………. 46
1.4 Peningkatan Penyesuaian Diri ……………………………………… 49
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran: Halaman
1. Sampel Penelitian ………………………………………………….. 55
2. Tabulasi Data Uji Validitas Skala Penyesaian Diri …………………. 56
3. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas……………………………………… 62
4. Perhitungan Uji Validitas Butir Skala ……………............................ 63
5. Hasil Uji Reliabilitas…………………………………………………. 74
6. Data Nilai Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Penyesuaian Diri ……… 75
7. Uji Hipotesis Bimbingan Pribadi terhadap Penyesuaian Diri ……… 76
8. Tabel Korelasi Hitung Product Moment……………………………… 77
9. Tabel Kritis Uji-t …………………………………………………… 78
10. Skala Penyesuaian Diri ……………………………………………… 79
11. Surat Permohonan Ijin Penelitian …………………………………. 80
12. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ………………………. 81
13. Satuan Layanan Bimbingan Pribadi ……………………………… 82
xi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertanda tangan di bawah ini adalah saya:
Nama : Arif Ruswaluyo
NPM : 06110283
Jurusan : Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Judul Skripsi : Pengaruh Bimbingan Pribadi terhadap Penyesuaian Diri Siswa
Kelas VII SMP Negeri 3 Comal Pemalang Tahun Pelajaran
2010/2011
Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi
yang saya tulis benar-benar hasil karya sendiri bukan merupakan pengambilan
tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran
saya. Apabila di kemudian hari terbukti atau dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan,
maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Semarang, 27 Februari 2011Pembuat pernyataan
Arif Ruswaluyo
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada jaman modern ini di mana ilmu pengetahuan telah berkembang
dengan pesatnya, termasuk psikologi dan ilmu pendidikan. Dalam ilmu tersebut
setiap fase perkembangan manusia dipelajari secara mendalam. Pada fase-fase
perkembangan itu masa remaja merupakan pusat perhatian. Hal ini disebabkan
karena masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa, remaja merasakan bukan kanak-kanak lagi, tetapi belum mampu
memegang tanggung jawab seperti orang dewasa. Karenanya pada masa remaja
itu terdapat kegoncangan pada individu remaja, terutama dalam melepaskan nilai-
nilai yang lama dan memperoleh nilai-nilai yang baru untuk mencapai
kedewasaan.
Remaja tumbuh dan berkembang sejalan dengan kematangannnya. Dalam
berhubungan dengan orang lain, remaja juga memiliki pendapat bahwa dirinya
sama dengan orang lain, sehingga tak jarang selama pergaulan itu terjadi
pertentangan-pertentangan atau konflik.
Hal ini juga disebabkan karena problem yang dihadapi oleh remaja sangat
kompleks. Remaja mulai menjauhi rumah, mengadakan kontak sosial yang lebih
luas untuk menambah dunia pengalamannya dan mencapai identitas diri mereka.
Dalam kenyataannya sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari banyak
siswa yang gagal studinya karena awalnya mereka sudah merasa tidak mampu
atau kurang percaya diri, sehingga hal itu mempengaruhi sikap dan tingkah
1
2
lakunya dalam mengikuti proses belajar. Perasaan individu bahwa ia tidak mampu
dan kurang percaya diri dapat membuat individu tidak bisa bersaing dan sulit
untuk menyesuaikan dirinya dengan teman-temannya yang lain, dan lebih
cenderung diam serta tidak mau aktif dalam mengikuti pelajaran.
Yang dimaksud dengan penyesuaian diri di sekolah pada penelitian ini
adalah proses pencapaian keharmonisan mengadakan hubungan yang memuaskan
berdasarkan pada aspek-aspek pribadi seperti sikap dan perasaan, kemampuan
berpikir serta penampilan dan perilaku pribadi terhadap mata pelajaran, guru,
teman sebaya dan lingkungan sekolah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
dalam dirinya dan merasakan ketenangan dalam menjalin hubungan dengan
lingkungan karena ia dapat diterima. Sedangkan yang dimaksud bimbingan
pribadi menurut Surya (dalam Tohirin, 2008: 125), bimbingan pribadi merupakan
bimbingan dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah pribadi.
Relevan dengan Surya, Winkel (dalam Tohirin, 2008: 125) menyatakan bahwa
bimbingan pribadi merupakan proses bantuan yang menyangkut keadaan batinnya
sendiri, kejasmaniannya sendiri.
Dalam penelitian ini peneliti mengambil SMPN 3 Comal Pemalang
sebagai tempat pelaksanaan penelitian dengan alasan bahwa di sekolah ini latar
belakang siswanya berbeda-beda, seperti latar belakang pekerjaan orangtua,
lingkungan, kemampuan berpikir, penampilan dan perilaku pribadi. Dari latar
belakang yang berbeda-beda itulah penyesuaian diri siswa-siswa di sekolah
tersebut berbeda-beda pula.
3
Banyak bukti menunjukkan bahwa masalah kegagalan yang dialami oleh
siswa karena masalah penyesuaian diri yang disebabkan oleh sikap negatif
terhadap diri sendiri, yaitu menganggap dirinya tidak berarti dan kurang yakin
terhadap kemampuan yang dimiliki. Berdasarkan uraian mengenai penyesuaian
diri yang dialami dan menjadi masalah pada siswa SMPN 3 Comal Pemalang
maka menarik untuk diadakan penelitian mengenai “Pengaruh Bimbingan Pribadi
Terhadap Penyesuaian Diri Siswa Kelas VII SMPN 3 Comal Pemalang Tahun
Pelajaran 2010/2011”.
B. Identifikasi Masalah
Penyesuaian diri merupakan masalah yang dialami remaja. Penyesuaian
diri yang dimiliki remaja dapat mempengaruhi hubungan remaja di dalam
keluarga, di sekolah atau di masyarakat. Dalam kehidupan di sekolah siswa yang
berpenampilan baik, tidak terlambat hadir ke sekolah, tidak membolos, tidak
melanggar tata tertib sekolah, menghormati guru dan karyawan sekolah,
melaksanakan kewajiban belajar di kelas dan lain-lain dapat dikatakan bahwa
siswa tersebut dapat menyesuaikan diri. Sebaliknya, siswa yang sering terlambat
hadir ke sekolah, sering membolos, tidak berpenampilan rapi dan teratur, kurang
menghormati guru, kurang dalam melaksanakan kewajiban belajar dan lain-lain
menunjukkan bahwa siswa tersebut kurang dapat menyesuaikan diri.
Dalam hal hubungan dengan orang lain kadang sering dijumpai sikap atau
perilaku yang menunjukkan kurangnya kemampuan siswa dalam menyesuaikan
4
diri. Sikap tersebut seperti sering melamun atau menyendiri, menutup diri dan
menarik diri dalam pergaulan, perilaku menyerang atau menyakiti orang lain.
Bimbingan pribadi merupakan salah satu bidang bimbingan dalam
bimbingan dan konseling yang dapat membantu siswa untuk mencapai tugas-
tugas perkembangan pribadi. Di sekolah, guru BK selalu berhadapan dengan
siswa-siswa yang melanggar peraturan seperti datang terlambat, membolos,
melecehkan guru atau melecehkan teman dan lain-lain. Siswa yang melanggar
peraturan tersebut perlu diarahkan, dibina sehingga dapat menyesuaikan diri
dengan peraturan dan keadaan sekolah. Langkah pencegahan terhadap perilaku
tersebut yakni dengan pelayanan bimbingan pribadi. Berdasarkan hal tersebut di
atas, maka identifikasi masalahnya adalah pengaruh bimbingan pribadi terhadap
penyesuaian diri siswa di sekolah.
C. Pembatasan Masalah
Tempat penelitian dalam penelitian ini adalah SMP N 3 Comal pada tahun
pelajaran 2010/2011, sedangkan siswa yang diteliti adalah siswa kelas VIII
dengan jumlah subjek 40 siswa. Penyesuaian diri diperlukan di berbagai bidang
kehidupan. Penyesuaian diri terjadi di sekolah, di tempat-tempat kerja seperti di
pabrik-pabrik dan perkantoran, di keluarga maupun di masyarakat. Dalam
penelitian ini peneliti melakukan penelitian tentang penyesuaian diri di sekolah
yakni di sekolah menengah pertama (SMP).
Sementara penyesuaian diri memiliki dua karakteristik yaitu penyesuaian
diri negatif dan penyesuaian diri positif. Penyesuaian diri positif, ditandai dengan:
5
kemampuan menerima dan memahami potensi, kelebihan, dan kelemahan diri;
mampu menerima dan menilai kenyataan lingkungan secara objektif; mampu
bertindak sesuai potensi diri dan kenyataan; mampu bertindak secara dinamis,
luwes dan tidak kaku; bertindak sesuai dengan potensi, sehingga dapat menerima
dan diterima lingkungan; hormat dan toleran; sanggup mereaksi prestasi, konflik
dan stress, dapat mengontrol dan mengendalikan diri; bertindak secara terbuka
dan sanggup menerima kritik; bertindak sesuai dengan norma hidup; kepercayaan
terhadap luar dirinya. Penyesuaian diri secara negatif meliputi reaksi bertahan,
reaksi menyerang, reaksi melarikan diri.
Di SMP Negeri 3 Comal, semua siswa dituntut untuk bisa menyesuaikan
diri baik itu siswa kelas VII (tujuh), siswa kelas VIII (delapan), maupun siswa
kelas IX (Sembilan). Dari penjelasan di atas, ternyata penyesuaian diri begitu luas
dan sangat diperlukan dalam berbagai bidang kehidupan.
Dalam penelitian ini penulis akan meneliti penyesuaian diri di sekolah
yakni penyesuaian diri secara positif pada siswa kelas VII (tujuh) SMP Negeri 3
Comal melalui pelayanan bimbingan pribadi. Penyesuaian diri secara positif yang
penulis teliti meliputi aspek memahami dan menerima potensi diri, bertindak
sesuai dengan potensi diri, bertindak secara dinamis dan luwes, menerima dan
menilai lingkungan secara positif, menghormati sesama manusia. Dalam
penelitian ini pembatasan masalahnya adalah bimbingan pribadi terhadap
penyesuaian diri siswa kelas VII (tujuh) SMPN 3 Comal Pemalang Tahun
Pelajaran 2010/2011.
6
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalahnya adalah
bimbingan pribadi terhadap penyesuaian diri. Dalam penelitian ini penulis
memberikan rumusan: “adakah pengaruh bimbingan pribadi terhadap penyesuaian
diri siswa kelas VII SMPN 3 Comal Pemalang Tahun Pelajaran 2010/2011?”.
E. Definisi Operasional Variabel
1. Penyesuaian diri
Penyesuaian diri merupakan kemampuan siswa dalam menerima, memahami
potensi, bertindak sesuai potensi diri dan kenyataan secara dinamis dan luwes,
terbuka, sanggup menerima kritik, bertindak sesuai norma hidup. Penyesuaian diri
diukur dengan skala penyesuaian diri. Skala tersebut terdiri dari beberapa
indikator dan beberapa butir yang mengandung skor antara 1 sampai 4. Jumlah
skor atau angka dari tiap butir dijumlahkan sehingga diperoleh nilai. Indikator
penyesuaian diri yaitu menerima dan memahami potensi diri, bertindak sesuai
potensi diri, bertindak secara dinamis dan luwes, bersikap terbuka, menerima dan
menilai lingkungan secara positif dan menghormati sesama manusia.
2. Bimbingan pribadi
Bimbingan pribadi merupakan suatu bantuan yang diberikan oleh pembimbing
atau peneliti kepada 40 siswa terbimbing melalui cara pemberian informasi dalam
layanan klasikal. Materi yang disampaikan berkaitan dengan penyesuaian diri
siswa di sekolah seperti memahami dan menerima potensi diri, bertindak sesuai
dengan potensi diri, bertindak secara dinamis dan luwes, menerima dan menilai
7
lingkungan secara positif, menghormati sesama manusia. Bimbingan pribadi
dilakukan sebanyak 6 kali, mulai dari tanggal 8 Maret sampai 7 Agustus 2010.
F. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mengetahui kemampuan
penyesuaian diri di sekolah pada siswa kelas VII SMPN 3 Comal Pemalang
Tahun Pelajaran 2010/2011, dan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
bimbingan pribadi terhadap penyesuaian diri di sekolah pada siswa kelas VII
SMPN 3 Comal Pemalang Tahun Pelajaran 2010/2011.
G. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoretis
Hasil dari penelitian ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan bimbingan dan konseling di sekolah. Manfaat teoretis
penelitian yaitu menambah khasanan tentang pengaruh bimbingan pribadi
terhadap penyesuaian diri siswa di sekolah.
2. Manfaat praktis
Bagi guru pembimbing, dalam memberikan bimbingan pribadi agar siswa dapat
menyesuaikan diri dengan baik, dan pemberian layanan informasi tentang
penyesuaian diri sehingga siswa mampu menyesuaikan diri dengan baik. Bagi
siswa, hasil penelitian ini diharapkan membawa siswa sebagai pribadi yang
mampu menyesuikan diri baik di sekolah maupun di masyarakat.
8
H. Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk memberikan gambaran penulisan skripsi ini, maka sistematika
penulisannya adalah terdiri dari bagian awal, bagian akhir, dan bagian akhir.
Bagian awal terdiri dari: halaman judul, abstrak, persetujuan, pengesahan, motto
dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran dan daftar tabel.
Bagian utama terdiri dari: Bab I Pendahuluan, yang berisikan latar belakang,
identifikasi masalah, rumusan masalah, definisi operasional variabel, manfaat
penelitian dan sistematika skripsi; Bab II Kajian Teori dan Hipotesis, berisikan
landasan teori bimbingan pribadi, penyesuaian diri, kerangka berpikir dan
hipotesis; Bab III Metodologi Penelitian, berisikan tentang langkah-langkah kerja
yang akan ditempuh meliputi penentuan populasi, variabel penelitian, metode
pengumpulan data, uji validitas, reliabilitas dan analisis data; Bab IV Hasil
Penelitian dan Pembahasan, berisikan hasil penelitian dan pembahasannya; Bab V
Simpulan dan Saran. Kemudian bagian akhir terdiri dari: Daftar Pustaka dan
Lampiran.
9
BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori Penyesuaian Diri
1. Pengertian penyesuaian diri
Menurut Fahmi (1987: 24) Penyesuaian diri adalah: “Proses dinamika yang
bertujuan untuk mengubah kekuatan agar terjadi hubungan yang lebih sesuai
antara diri dan lingkungannya, sehingga mempunyai kemampuan untuk
mengadakan hubungan yang memuaskan antara orang dan lingkungannya”.
Menurut Gerungan (1987: 51) Penyesuaian diri adalah “mengubah diri sesuai
dengan keadaan atau keinginan diri atau sebaliknya”. Hurlock (1999: 278)
mengatakan agar individu dapat menyatu dan diterima dalam kelompok maka
individu harus berusaha memperbaiki perilakunya dengan menyesuaikan diri.
Selanjutnya Hurlock (1999: 95) merumuskan penyesuaian diri sebagai “suatu
kemampuan individu untuk diterima dalam kelompok atau lingkungannya, karena
ia memperlihatkan sikap serta tingkah laku yang menyenangkan”.
Simpulan dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli di
atas, penyesuaian diri adalah suatu proses pencapaian keharmonisan mengadakan
hubungan yang memuaskan dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan dalam dirinya
dan merasakan ketenangan dalam menjalin hubungan dengan lingkungannya
karena ia dapat diterima oleh lingkungannya.
9
10
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri
Menurut Hariyadi (1997: 110-112) pada dasarnya penyesuaian diri dipengaruhi
oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor-faktor internal yang
mempengaruhi penyesuaian diri meliputi faktor motif, faktor harga diri remaja,
faktor persepsi remaja, faktor sikap remaja, faktor inteligensi dan minat, dan
faktor kepribadian. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi penyesuaian diri
remaja meliputi faktor keluarga, faktor kondisi sekolah, faktor kelompok sebaya,
faktor prasangka sosial, serta faktor hukum dan norma sosial.
a. Faktor-faktor internal
Faktor motif yaitu motif-motif sosial seperti motif berafiliasi, motif
berprestasi dan motif mendominasi. Faktor harga diri remaja yaitu bagaimana
remaja itu memandang terhadap dirinya sendiri, baik pada aspek fisik, psikologis,
sosial maupun aspek akademik.
Faktor persepsi remaja yaitu pengamatan dan penilaian remaja terhadap
objek peristiwa dan kehidupan, baik melalui proses kognisi maupun afeksi untuk
membentuk konsep tentang objek tersebut. Faktor sikap remaja yaitu
kecenderungan remaja untuk berperilaku positif dan negatif. Remaja yang bersifat
positif terhadap sesuatu yang dihadapi akan lebih memiliki peluang untuk
melalukan penyesuaian diri daripada remaja yang sering bersikap negatif atau
suka menyangkal tatanan yang lebih mapan.
Faktor inteligensi dan minat yaitu inteligensi merupakan modal untuk
menalar, menganalisis dan menyimpulkan berdasarkan argumentasi yang yang
matang, sehingga dapat menjadi dasar dalam melakukan penyesuaian diri.
11
Ditambah faktor minat, pengaruhnya akan lebih nyata. Bila remaja telah memiliki
minat terhadap sesuatu, maka proses penyesuaian biasanya cepat dan lancar.
Faktor kepribadian yaitu pada prinsipnya tipe kepribadian ekstrover akan lebih
lentur dan dinamis, sehingga lebih mudah melakukan penyesuaian diri dibanding
tipe kepribadian introver yang cenderung kaku dan statis.
b. Faktor-faktor eksternal
Faktor keluarga, terutama pola asuh keluarga dapat mempengaruhi
penyesuaian diri remaja. Pada dasarnya pola asuh demokratis dengan suasana
keterbukaan lebih memberikan peluang bagi remaja untuk melalukan proses
penyesuaian diri secara efektif dibanding dengan pola asuh keluarga yang otoriter
maupun pola asuh yang bebas. Demikian pula keluarga sehat dan utama lebih
memberi pengaruh positif terhadap penyesuaian diri remaja.
Selain keluarga, kondisi sekolah sekolah yang sehat di mana remaja
merasa bangga dan kerasan terhadap sekolahnya setelah memberikan landasan
remaja untuk dapat bertindak menyesuaikan diri secara harmonis di masyarakat.
Faktor kelompok sebaya juga mempengaruhi penyesuaian diri diri siswa karena
hampir setiap remaja memiliki teman-teman sebaya dalam bentuk kelompok.
Kelompok-kelompok teman sebaya ini ada yang menguntungkan pengembangan
proses penyesuaian diri, tetapi ada pula yang justru menghambat proses
penyesuaian diri remaja.
Faktor prasangka sosial maksudnya adanya kecenderungan sebagian
masyarakat yang menaruh prasangka terhadap para remaja, misalnya dengan
12
memberi label remaja pasif, nakal, suka diatur, suka menentang orangtua, suka
cuek, suka minum-minum, malas dan semacamnya. Prasangka sosial semacam itu
jelas tidak hanya menjadi kendala proses penyesuaian diri remaja, tetapi justru
akan memperdalam jurang kesenjangan bahkan sumber frustasi dan konflik bagi
remaja tersebut.
Faktor hukum dan norma sosial maksudnya adalah pelaksanaan tegaknya
hukum dan norma-norma sosial yang berlaku. Bila suatu masyarakat ternyata
hukum dan norma-norma sosial hanya merupakan “slogan”, artinya tidak
ditegakkan sebagaimana mestinya, sangat boleh jadi akan melahirkan remaja-
remaja yang malas (adjusted). Sebaliknya bila suatu masyarakat benar-benar
konsekuen mengegakkan hukum dan norma-norma yang berlaku niscaya akan
mengembangkan remaja-remaja yang “walladjusted”, mudah dipahami kiranya
bahwa faktor ketidakpastian hukum dan dilecehkannya norma-norma sosial akan
sangat berpengaruh terhadap proses penyesuaian diri remaja.
Menurut Surya (1986: 16) faktor-faktor penyesuaian diri ditentukan oleh
kepribadian secara internal maupun ekternal yang meliputi:
1) Kondisi jasmaniah, meliputi pembawaan, susunan jasmaniah,sistem syaraf, kelenjar otot, kesehatan.
2) Perkembangan dan kematangan, terutama kematanganintelektual, sosial dan emosional.
3) Penentu psikologis, yang meliputi pengalaman, belajar,pembiasaan, determinasi diri, frustasi dan konflik.
4) Kondisi lingkungan, terutama lingkungan rumah, keluarga dansekolah.
5) Penentu kultural agama.
Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa banyak faktor
yang mempengaruhi proses penyesuaian diri diantaranya yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Salah satu dari faktor internal adalah faktor harga diri, di mana
13
faktor harga diri ini menjelaskan bahwa remaja dengan harga diri tinggi akan
lebih memiliki kemampuan untuk melakukan penyesuaian diri dibandingkan
dengan remaja yang harga dirinya rendah maka, ia akan mengalami kesulitan
dalam proses penyesuaian diri.
3. Aspek-aspek penyesuaian diri yang mendasari penerimaan dan
penolakan oleh lingkungan
Aspek-aspek penyesuaian diri menurut Danuri dan Tidjan (1990: 22) meliputi:
“aspek afektif emosional, aspek perkembangan intelektual atau kognitif dan aspek
perkembangan sosial”. Aspek afektif emosional meliputi: perasaan aman, percaya
diri, bersemangat, bersahabat, perhatian, tidak menghindar, mampu memberi dan
menerima cinta, berani. Aspek perkembangan intelektual atau kognitif meliputi:
kemampuan memahami diri dan orang lain, kemampuan berkomunikasi dan
kemampuan melihat kenyataan hidup. Aspek perkembangan sosial meliputi:
mengembangkan potensi, mandiri, fleksibel, partisipatif dan bekerjasama.
Beberapa aspek penyesuaian diri yang terdapat pada pribadi individu
remaja dapat menimbulkan penerimaan atau penolakan “peer group” atau teman
sebaya mereka dalam kelompok. Dikatakan oleh Mappiare (1986: 170), hal-hal
yang menyebabkan seseorang remaja diterima dalam lingkungannya:
a. Penampilan (performance) dan perbuatan meliputi antara lain:tampang yang baik atau paling tidak rapih serta aktif dalam urusan-urusan kelompok.
b. Kemampuan pikir meliputi: mempunyai inisiatif, banyak memikirkankepentingan kelompok dan mengemukakan buah pikirannya.
c. Sikap, sifat, perasaan meliputi: bersikap sopan, memperhatikan oranglain, penyabar atau dapat menahan marah jika berada dalam keadaanyang tidak menyenangkan dirinya, suka menyumbangkan
14
pengetahuannya pada orang lain terutama kepada anggota kelompokyang bersangkutan.
d. Pribadi meliputi: jujur dan dapat dipercaya, bertanggung jawab dansuka menjalankan pekerjaannya, mentaati peraturan-peraturankelompok, mampu menyesuaikan diri secara tepat dalam berbagaisituasi dan pergaulan sosial.
e. Aspek-aspek lain meliputi: pemurah atau tidak pelit, suka bekerjasamajuga membantu anggota kelompok.
Ketiadaan hal-hal tersebut dapat menyebabkan seseorang diabaikan atau
kurang diterima dalam kelompoknya. Semakin banyak ciri-ciri tersebut di atas
tidak dipunyai maka akan semakin terabaikan remaja tersebut dalam
kelompoknya dan akhirnya menyebabkan remaja tersebut ditolak oleh kelompok
atau lingkungannya. Mappiare (1986: 172) mengatakan hal-hal yang
menyebabkan seseorang remaja ditolak dengan lingkungannya, menyangkut:
a. Penampilan (performance) dan perbuatan meliputi: sering menentang,malu-malu dan senang menyendiri.
b. Kemampuan pikir meliputi: bodoh sekali atau sering disebut “tolol”.c. Sikap, sifat meliputi: suka melangga norma dan nilai-nilai kelompok,
suka menguasai anak lain, suka curiga dan suka mamaksakan kemauansendiri.
d. Ciri lain: faktor rumah yang terlalu jauh dari tempat main sekelompok.
Berdasarkan pada kedua pendapat tersebut peneliti menyimpulkan aspek-
aspek penyesuaian diri meliputi 3 macam, yaitu sikap dan perasaan, kemampuan
berpikir serta penampilan dan perilaku pribadi. Sikap dan perasaan antara lain
meliputi: rasa aman, percaya diri, bersemangat, diterima, perhatian, bersahabat,
berani, tidak menghindar, memberi dan menerima cinta, sopan, penyabar dan suka
membantu.
Kemampuan berpikir antara lain meliputi: kemampuan menyelesaikan
tugas dengan benar, memperoleh hasil yang baik, kemampuan berkomunikasi,
kemampuan memahami diri dan orang lain, mempunyai inisiatif dan memikirkan
15
kepentingan kelompok. Penampilan dan perilaku pribadi dibagi antara lain
meliputi: mandiri, partisipatif, mengembangkan potensi, akrab, bekerjasama,
rapih, aktif dalam kelompok, melaksanakan rencana dengan fleksibel, pemurah,
jujur, bertanggung jawab, mantaati peraturan dan mampu menyesuaikan diri
secara tepat.
4. Karakteristik penyesuaian diri remaja
Karakteristik penyesuaian diri dapat dibedakan menjadi dua yaitu positif dan
negatif. Berikut akan dijelaskan tentang penyesuaian diri secara positif dan
penyesuaian diri secara negatif.
a. Penyesuaian diri secara positif
Penyesuaian diri secara positif pada dasarnya merupakan gejala
perkembangan yang sehat, sebaliknya penyesuaian diri yang negatif merupakan
gejala perkembangan kurang sehat yang berakibat terjadinya penghambatan
perkembangan. Penyesuaian diri positif menurut Hariyadi (1997: 105-106)
ditandai dengan: kemampunan menerima dan memahami potensi, kelebihan dan
kelemahan dirinya; kemampuan menerima dan menilai kenyataan lingkungan
secara objektif; bertindak sesuai dengan potensi diri dan kenyataan; bertindak
secara dinamis, luwes dan tidak kaku; bertindak sesuai dengan potensi yang layak,
sehingga dapat menerima dan diterima lingkungan; hormat dan toleran pada
sesama; sanggup mereaksi prestasi, konflik dan stress, dapat mengontrol dan
mengendalikan diri; bertindak secara terbuka dan sanggup menerima kritik;
bertindak sesuai dengan norma; kepercayaan terhadap luar dirinya.
16
Menurut Schneiders (dalam Yusuf & Nurihsan, 2008: 211), penyesuaian
yang normal memiliki 7 (tujuh) karakteristik. Ketujuh karakteristik itu antara lain:
terhindar dari ekspresi emosional yang berlebih-lebihan, merugikan, atau kurang
mampu mengontrol diri; terhindar dari mekanisme-mekanisme psikologis;
terhindar dari perasaan frustasi atau perasaan kecewa; memiliki pertimbangan dan
pengarahan diri yang rasional, yaitu mampu memecahkan masalah berdasarkan
alternatif-alternatif yang telah dipertimbangkan secara matang dan mengarahkan
diri sesuai dengan keputusan yang diambil; mampu belajar; mampu
memanfaatkan pengalaman masa lalu, bercermin ke masa lalu baik yang terkait
dengan keberhasilan maupun kegagalan untuk mengembangkan kualitas hidup
yang lebih baik; bersikap objektif dan realistik.
Menurut Sunarto & Hartono (2002: 225-226), dalam melakukan
penyesuaian diri secara positif, individu akan melakukannya dalam berbagai
bentuk, antara lain: penyesuaian dengan menghadapi masalah secara langsung,
penyesuaian dengan melakukan eksplorasi (penjelajahan), penyesuaian dengan
trial and error atau coba-coba, penyesuaian dengan subtitusi (mencari pengganti),
penyesuaian diri dengan menggali kemampuan diri, penyesuaian dengan belajar,
penyesuaian dengan inhibasi dan pengendalian diri, penyesuaian dengan
perencanaan yang cermat. Penyesuaian dengan menghadapi masalah secara
langsung, maksudnya dalam situasi ini individu secara langsung menghadapi
masalahnya dengan segala sebab dan akibat-akibatnya. Ia melakukan segala
tindakan sesuai dengan masalah yang dihadapinya.
17
Penyesuaian dengan melakukan eksplorasi (penjelajahan), maksudnya
dalam situasi ini individu mencari berbagai bahan pengalaman untuk dapat
menghadapi dan memecahkan masalahnya. Misal seorang siswa yang kurang
mampu dalam mengerjakan tugas, ia akan mencari bahan dalam upaya
menyelesaikan tugas tersebut, dengan membaca buku, konsultasi dan lain-lain.
Penyesuaian dengan trial and error atau coba-coba, maksudnya dalam
cara ini individu melakukan suatu tindakan coba-coba, dalam arti kalau
menguntungkan diteruskan dan kalau gagal tidak diteruskan. Taraf pemikiran
kurang begiru berperan dibandingkan dengan cara eksplorasi.
Penyesuaian dengan subtitusi (mencari pengganti). Jika individu merasa
gagal dalam menghadapi masalah, maka ia dapat memperoleh penyesuaian diri
dengna jalan mencari pengganti. Misalnya gagal nonton film di gedung bioskop,
dia pindah nonton TV.
Penyesuaian diri dengan menggali kemampuan diri, maksudnya dalam hal
ini individu mencoba menggali kemampuan-kemampuan khusus dalam dirinya,
dan kemudian dikembangkan sehingga dapat membantu penyesuaian diri.
Misalnya seorang siswa yang mempunyai kesulitan dalam keuangan, berusaha
mengembangkan kemampuannya dalam menulis (mengarang). Dari usaha itu ia
dapat membantu mengatasi kesulitan dalam keuangan.
Penyesuaian dengan belajar, maksudnya dengan belajar individu akan
banyak memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang dapat membantu
menyesuaikan diri. Misalnya seorang guru akan lebih dapat menyesuaikan diri
dengan banyak belajar tentang berbagai pengetahuan keguruan.
18
Penyesuaian dengan inhibasi dan pengendalian diri. Maksudnya,
penyesuaian diri akan lebih berhasil jika disertai dengan kemampuan memilih
tindakan yang tepat dan pengendalian diri secara tepat pula. Dalam situasi ini
individu berusaha memilih tindakan mana yang harus dilakukan, dan tindakan
mana yang tidak perlu dilakukan. Cara inilah yang disebut inhibisi. Di samping
itu, individu harus mampu mengendalikan dirinya dalam melakukan tindakannya.
Penyesuaian dengan perencanaan yang cermat. Dalam situasi ini tindakan
yang dilakukan merupakan keputusan yang diambil berdasarkan perencanaan
yang cermat. Keputusan diambil setelah dipertimbangkan dari berbagai segi,
antara lain segi untung dan ruginya.
b. Penyesuaian diri secara negatif
Penyesuaian diri secara negatif meliputi reaksi bertahan, reaksi
menyerang, reaksi melarikan diri. Pada reaksi bertahan, individu berusaha untuk
mempertahankan dirinya, seolah-olah tidak menghadapi kegagalan. Ia berusaha
untuk menunjukkan bahwa dirinya tidak mengalami kegagalan. Pada reaksi
menyerang, orang yang mempunyai penyesuaian diri yang salah menunjukkan
tingkah laku yang bersifat menyerang untuk menutupi kegagalannya. Ia tidak mau
menyadari kegagalannya. Kemudian pada reaksi melarikan diri, orang yang
mempunyai penyesuaian diri yang salah akan melarikan diri dari situasi yang
menimbulkan kegagalannya.
19
1) Reaksi bertahan (defence reaction)
Individu berusaha untuk mempertahankan dirinya, seolah-olah tidak menghadapi
kegagalan. Ia berusaha untuk menunjukkan bahwa dirinya tidak mengalami
kegagalan. (Sunarto & Hartono, 2002: 227). Bentuk khusus reaksi ini antara lain:
rasionalisasi, represi, proyeksi, sour grapes.
Rasionalisasi yaitu bertahan dengan mencari-ceri alasan (dalam) untuk
membenarkan tindakannya. Represi, yaitu berusaha untuk menekan
pengalamannya yang dirasakan kurang enak ke alam tidak sadar. Ia berusaha
melupakan pengalamannya yang kurang menyenangkan. Proyeksi, yaitu
melemparkan sebab kegagalan dirinya kepada pihak lain untuk mencari alasan
yang dapat diterima. Sour grapes (anggur kecut), yaitu dengan memutarbalikan
kenyataan. Misalnya seorang siswa yang gagal mengetik, mengatakan bahwa
mesin tiknya rusak, padahal dia sendiri tidak bisa mengetik.
2) Reaksi menyerang (agressive reaction)
Orang yang mempunyai penyesuaian diri yang salah menunjukkan tingkah laku
yang bersifat menyerang untuk menutupi kegagalannya. Ia tidak mau menyadari
kegagalannya. (Sunarto & Hartono, 2002: 228). Reaksi-reaksinya tampak dalam
tingkah laku: selalu membenarkan diri sendiri, mau berkuasa dalam setiap situasi,
mau memiliki segalanya, bersikap senang mengganggu orang lain, menggertak
baik dengan ucapan maupun dengan perbuatan, menunjukkan sikap bermusuhan
secara terbuka, meununjukkan sikap menyerang dan merusak, keras kepala dalam
20
perbuatannya, bersikap balas dendam, memperkosa hak orang lain, tindakan yang
serampangan, dan marah secara sadis.
3) Reaksi melarikan diri (escape reaction)
Dalam reaksi ini orang memiliki penyesuaian diri yang salah akan melarikan diri
dari situasi yang menimbulkan kegagalannya, reaksinya tampak dalam tingkah
laku sebagai berikut: berfantasi yaitu memuaskan keinginan yang tidak tercapai
dalam bentuk angan-angan, banyak tidur, minum-minuman keras, bunuh diri,
menjadi pecandu ganja, narkotika dan regresi yaitu kembali kepada tingkah laku
yang smodel dengan tingkat perkembangan yang lebih awal (misalnya orang
dewasa yang bersikap dan berwatak seperti anak kecil).
5. Penyesuaian diri di sekolah
Willis (1986: 46) mengemukakan bahwa “penyesuaian diri di sekolah meliputi:
penyesuaian diri terhadap guru, penyesuaian diri terhadap mata pelajaran,
penyesuaian diri terhadap teman sebaya, dan penyesuaian diri terhadap
lingkungan sekolah”. Berikut akan dijelaskan tentang penyesuaian diri di sekolah.
a. Penyesuaian diri terhadap guru
Penyesuaian diri murid terhadap guru banyak tergantung pada sikap guru
dalam menanggapi muridnya. Guru yang banyak memahami tentang perbedaaan
individu murid akan lebih mudah mengadakan pendekatan terhadap berbagai
masalah yang dihadapi murid. Berarti seorang guru hendaklah memperdalam
ilmunya tentang psikologi dan ilmu mendidik, terutama psikologi remaja.
21
Guru yang kurang menyadari akan tanggung jawabnya biasanya bersikap
tak mau tahu dengan masalah individu murid. Terkadang sikap guru yang keras
membuat murid takut, sehingga hal seperti ini tidak akan membantu
perkembangan murid, namun dengan upaya selalu bersahabat dengan murid
adalah hal yang terpuji, dengan sikap ini guru akan banyak memperoleh informasi
tentang keluhan, keinginan dan kesulitan yang dihadapi murid.
Pendapat Mappiare (1986: 145) menyatakan bahwa penyesuaian diri
remaja terhadap gurunya timbul karena “remaja dalam perkembangannya yang
ingin ‘melepaskan diri’ dari keterikatan dengan orangtua, ingin mendapatkan dari
orang dewasa lain yang dapat dijadikan ‘sahabat’ dan sebagai pembimbing”. Bagi
remaja berhubungan dengan guru (konselor) sangat penting karena mereka dapat
bergaul secara harmonis dan matang. Ketidakmampuannya menyesuaikan diri
akan mendapatkan sesuatu keuntungan lebih banyak dari konselor dan gurunya,
menjadikannya kecewa, karena tidak dapat merealisasikan dorongannya untuk
menunjukkan kedewasaan bergaul dengan orang dewasa.
Jadi dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri terhadap guru, siswa
menyesuaiakan diri terhadap sikap atau perlakuan guru terhadap dirinya atau
bimbingan yang diberikan kepadanya dalam rangka keinginannya berhubungan
dengan orang-orang dewasa lain sebagai pengganti orangtua sesuai dengan
perkembangannya menuju kedewasaan dalam bergaul. Dengan kata lain mereka
menghormati gurunya.
22
b. Penyesuaian diri terhadap mata pelajaran
Penyesuaian diri terhadap mata pelajaran, kurikulum hendaknya
disesuaikan dengan umur, tingkat kecerdasan dan kebutuhan. Sehingga anak
dengan mudah akan dapat menyesuaikan dirinya terhadap mata pelajaran yang
diberikan kepadanya. Namun juga tergantung pada guru, yaitu bagaimana dengan
kemampuan menggunakan metode mengajar yang tepat, pemahaman psikologi,
sikap layak terhadap pendidikan, berwibawa.
Walaupun guru sudah menguasai ilmu yang akan diajarkan, belum
menjamin murid akan segera memahami apa yang diajarkan oleh gurunya.
Adapun sikap guru yang keras, suka marah, tentu membuat murid benci pada guru
yang pada gilirannya akan membenci pelajarannya. Disinilah timbul semacam
kesulitan belajar yang disebabkan oleh sikap guru. Guru yang memberikan
pelajaran secara humor dan bersahabat dengan murid maka pelajarannya akan
mudah dipahami, karena adanya suasana bebas berfikir dan gembira serta menarik
murid. Dapat dikatakan bahwa penyesuaian diri terhadap mata pelajaran, siswa
dapat mengikuti pelajaran atau mengerjakan tugas-tugas yang diberikan
kepadanya sesuai dengan sikap guru dalam memberikan pelajaran tersebut.
c. Penyesuaian diri terhadap teman sebaya
Penyesuaian diri terhadap teman sebaya amat penting bagi perkembangan
murid, terutama perkembangan sosial. Dalam proses penyesuaian diri terhadap
teman sebaya, siswa dihadapkan pada masalah penerimaan atau penolakan akan
kehadirannya dalam pergaulan. Apabila siswa sampai ditolak oleh teman
23
sebayanya ia akan mengalami kekecewaan. Untuk menghindarinya siswa perlu
memiliki sikap, perasaan, keterampilan perilaku yang dapat menunjang
penerimaan kelompok teman sebaya.
Penyesuaian diri ini umumnya terjadi dalam keluarga yang heterogen,
minat, sikap, sifat, usia dan jenis kelamin yang berbeda. Siswa akan
menyesuaikan diri ke arah yang lebih mantap, meskipun dalam usaha ke arah
penyesuaian diri dengan teman sebaya lebih banyak mengalahkan kepentingan
pribadi dengan kepentingan kelompok, dengan alasan takut dikucilkan. Namun
demikian secara lambat laun siswa mengalami kestabilan dan timbulnya rasa
percaya diri lewat pergaulan tersebut.
Selanjutnya Mappiare (1986: 168) dalam bukunya yang berjudul psikologi
remaja mengatakan bahwa dicapai tidaknya penyesuaian diri yang baik
mengantarkan remaja ke kedewasaan yang sesungguhnya sangat dipengaruhi oleh
intensitas dan kauntitas konflik yang dialami dan keberhasilan menyelesaikan
secara efektif. Dapat dikatakan bahwa penyesuaian diri terhadap teman sebaya,
siswa berhubungan atau bergaul dengan teman sebaya dalam rangka melepaskan
ketergantungan dan pertentangan yang sering terjadi dengan orangtuanya. Karena
adanya persamaan yang dimiliki, mendorong siswa untuk dapat menyesuaikan
dirinya sesuai dengan perkembangan sosialnya.
d. Penyesuaian diri terhadap lingkungan sekolah
Demikian pula halnya dengan penyesuaian diri terhadap lingkungan
sekolah. Lingkungan sekolah adalah semua kondisi yang ada di sekolah. Walgito
24
(1986: 47), membagi lingkungan secara garis besar menjadi dua macam yaitu:
lingkungan fisik. Lingkungan fisik berupa alam, keadaan tanah, keadaan cuaca.
Sedangkan lingkungan sosial, yaitu lingkungan masyarakat di mana dalam
lingkungan itu ada interaksi individu satu dengan lainnya.
Lingkungan sekolah dalam penelitian ini, adalah lingkungan sekolah
dalam arti lingkungan dalam sekolah yang dibedakan lagi atas lingkungan alam,
fisik dan peraturan sekolah serta sosial. Lingkungan alam dalam sekolah
mencakup keadaan suhu, kebersihan, kelembaban, sirkulasi udara, cahaya atau
penerangan dalam ruangan kelas. Lingkungan fisik dalam sekolah serta peraturan-
peraturan sekolah mencakup gedung, mebeler, sumber belajar, alat-alat peraga,
perpustakaan, pertanaman dan tata tertib sekolah. Lingkungan sosial dalam
sekolah mencakup suasana hubungan timbal balik antara segenap warga sekolah
atau masyarakat sekolah.
Jadi penyesuaian diri siswa dengan lingkungan sekolah yaitu siswa
menyesuaikan diri dengan memanfaatkan lingkungan yang menunjang kehidupan
di sekolah sekaligus memelihara dan menjaganya, serta bertindak positif,
mematuhi peraturan dan menjalankan peraturan yang berlaku di dalam lingkungan
sekolah. Sehingga dari uraian tersebut dapat disimpulan bahwa penyesuaian diri
di sekolah adalah proses pencapaian keharmonisan mengadakan hubungan yang
memuaskan yang berdasarkan kepada aspek-aspek pribadi, seperti sikap dan
perasaan, kemampuan berpikir serta penampilan dan perilaku pribadi terhadap
mata pelajaran, guru, teman sebaya dan lingkungan sekolah untuk memenuhi
25
kebutuhan-kebutuhan dalam dirinya dan merasakan ketenangan dalam menjalin
hubungan dengan lingkungannya karena ia dapat diterima.
B. Kajian Teori Bimbingan Pribadi
1. Makna bimbingan pribadi
Bimbingan pribadi bisa dimaknai sebagai suatu bantuan dari pembimbing kepada
terbimbing (individu) agar dapat mencapai tujuan dan tugas perkembangan
pribadi dalam mewujudkan pribadi yang mampu bersosialisasi dan menyesuaikan
diri dengan lingkungannya secara baik (Depdikbud dalam Tohirin, 2008: 127).
Menurut Surya (dalam Tohirin, 2008: 125) bimbingan pribadi merupakan
bimbingan dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah pribadi.
Relevan dengan Surya, Winkel (dalam Tohirin, 2008: 125) menyatakan
bahwa bimbingan pribadi merupakan proses bantuan yang menyangkut keadaan
batinnya sendiri, kejasmaniannya sendiri. Kemudian menurut Yusuf dan Nurihsan
(2008: 13) bimbingan pribadi adalah sebagai upaya pengembangan kemampuan
peserta didik untuk menghadapi dan mengatasi masalah-masalah pribadi dengan
cara menciptakan lingkungan interaksi pendidikan yang kondusif,
mengembangkan sistem pemahaman diri dan sikap-sikap yang positif serta
dengan mengembangkan keterampilan–keterampilan pribadi. Berdasarkan
pengertian dari para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan pribadi bisa
bermakna bimbingan untuk membantu individu mengatasi masalah-masalah yang
bersifat pribadi.
26
2. Tujuan bimbingan pribadi
Bimbingan pribadi bertujuan untuk membantu individu agar bisa memecahkan
masalah-masalah yang bersifat pribadi. Tujuan bimbingan pribadi (Dekdikbud
dalam Tohirin, 2008: 128) untuk: mencapai tujuan dan tugas perkembangan
pribadi, mewujudkan pribadi yang mampu bersosialisasi dan menyesuaikan diri
dengan lingkungannya secara baik.
Bimbingan pribadi juga bertujuan agar individu mampu mengatasi
masalah sendiri, mengambil sikap sendiri atau memecahkan masalah sendiri yang
menyangkut keadaan batinnya sendiri. Dengan perkataan lain, agar individu
mampu mengatur dirinya sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, dan
pengisian waktu luang. (Tohirin, 2008: 128).
3. Bentuk-bentuk layanan bimbingan pribadi
Beberapa macam bentuk layanan bimbingan pribadi menurut Tohirin (2008: 125-
126) adalah sebagai berikut. Pertama, layanan informasi. Informasi tentang tahap-
tahap perkembangan dapat mencakup perkembangan: fisik, motorik, bicara,
emosi, sosial, penyesuaian sosial, bermain, kreativitas, pengertian, moral, seks,
dan perkembangan kepribadian (Tohirin, 2008: 125 -126). Sedangkan informasi
tentang keadaan masyarakat dewasa ini dapat mencakup informasi tentang: ciri-
ciri masyarakat maju, makna ilmu pengetahuan, dan pentingnya IPTEK bagi
kehidupan manusia (Tohirin, 2008: 126).
Kedua, pengumpulan data. Data yang dikumpulkan berkenaan dengan
layanan bimbingan pribadi dapat mencakup: identitas individu seperti nama
27
lengkap, nama panggilan, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, agama, alamat,
bahasa daerah, anak ke, orangtua dan lain-lain, kejasmanian dan kesehatan,
riwayat pendidikan, prestasi, bakat, minat, dan lain-lain. Ketiga, orientasi.
Layanan orientasi bidang pengembangan pribadi mencakup: suasana, lembaga
dan objek pengembangan pribadi seperti lembaga pengembangan bakat, pusat
kebugaran dan latihan pengembangan kemampuan diri, tempat rekreasi, dan lain
sebagainya.
4. Pokok-pokok isi bimbingan pribadi
Dalam bimbingan pribadi pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa
menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, mantap, mandiri serta sehat jasmani dan rohani
(Mugiarso, 2004: 52). Bidang ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok sebagai
berikut: pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengambangan wawasan dalam
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa; pemantapan pemahaman
tentang kekuatan diri dan pengembangannya untuk kegiatan yang kreatif dan
produktif baik dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk peranannya di masa
depan; pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran
dan pengembangannya melalui kegiatan yang kreatif dan produktif; pemantapan
pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha penanggulangannya; pemantapan
kemampuan mengambil keputusan; pemantapan kemampuan mengarahkan diri
sesuai dengan keputusan yang telah diambilnya; serta pemantapan dalam
perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat.
28
C. Kerangka Berpikir
Penyesuaian diri merupakan hal yang diperlukan setiap individu dalam
berbagai bidang kehidupan, yang karenanya individu dapat hidup selaras sesuai
dengan keadaan dan tuntutan lingkungan. Baik di lingkungan pendidikan,
lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, lingkungan keluarga, maupun di
lingkungan kerja manusia dituntut untuk mampu menyesuaikan diri dengan baik.
Dalam lingkungan sekolah, anak belajar membina hubungan dengan
teman-teman sekolahnya yang datang dari berbagai keluarga dengan status dan
warga sosial yang berbeda. Maka, terjadilah interaksi di sekolah. Interaksi
mengarah kepada dua bentuk yaitu interaksi yang positif dan interaksi negatif.
Sekolah yang merupakan tempat pendidikan sekaligus tempat pembentukan moral
dan sikap siswa memiliki berbagai peraturan-peraturan yang mengarahkan siswa
kepada interaksi positif. Karena di sekolah ada berbagai peraturan, maka siswa
harus mematuhinya. Dengan kata lain, siswa harus menyesuaikan diri dengan
peraturan sekolah.
Dalam hal proses penyesuaian diri siswa di sekolah, maka peran
bimbingan dan konseling diharapkan dapat membantu mengoptimalkan
penyesuaian diri siswa. Salah satu bidang bimbingan yang dapat membantu
penyesuaian diri adalah bimbingan pribadi. Hal ini sejalan dengan pernyataan
tentang tujuan bimbingan di sekolah oleh Depdikbud. Tujuan bimbingan pribadi
menurut Dekdikbud (dalam Tohirin, 2008: 128) yaitu untuk: (1) mencapai tujuan
dan tugas perkembangan pribadi, (2) mewujudkan pribadi yang mampu
bersosialisasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara baik.
29
Dengan melihat penjelasan tersebut di atas maka peneliti dapat mengambil
kerangka pemikiran: “Jika bimbingan pribadi diberikan kepada siswa, maka dapat
mempengaruhi penyesuaian diri siswa di sekolah”. Berikut ini adalah bagan
kerangka berpikir.
D. Pengajuan Hipotesis
Dalam suatu penelitian ilmiah, hipotesis merupakan suatu petunjuk arah
atau pedoman peneliti, sehingga dengan adanya hipotesis yang diajukan,
pembahasannya diharapkan tidak menyimpang dan dapat menghasilkan penelitian
yang benar. Hipotesis juga merupakan suatu perumusan sementara mengenai
suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu dan untuk menuntun atau
mengarahkan penelitian selanjutnya.
Berdasarkan kerangka berpikir tersebut di atas maka penulis mengajukan
hipotesis alternatif sebagai berikut: “Ada pengaruh bimbingan pribadi terhadap
penyesuaian diri di sekolah pada siswa kelas VII SMPN 3 Comal Pemalang
Tahun Pelajaran 2010/2011”. Sedangkan hipotesis nihilnya adalah: “Tidak ada
pengaruh bimbingan pribadi terhadap penyesuaian diri di sekolah pada siswa
kelas VII SMPN 3 Comal Pemalang Tahun Pelajaran 2010/2011”.
Bimbingan Pribadi Siswa kelas VII Penyesuaian Diri
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian ini peneliti ingin mencari ada tidaknya pengaruh antara
bimbingan pribadi terhadap penyesuaian diri pada siswa SMPN 3 Comal. Untuk
mendapatkan hasil penelitian yang baik diperlukan cara penelitian yang baik dan
dapat dipercaya. Yang dimaksud adalah cara yang dipakai untuk memperoleh data
yang dapat dipertanggungjawabkan. Sehubungan dengan hal tersebut akan
diuraikan mengenai populasi, sampel penelitian, metode pengumpulan data,
validitas dan reliabilitas instrumen serta metode analisis data.
A. Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 3 Comal
Pemalang Tahun Pelajaran 2010/2011 yang terdiri dari 7 (tujuh) kelas dengan
jumlah keseluruhan 278 siswa. Berikut ini adalah tabel populasi penelitian siswa
kelas VII.
Tabel 3.1Jumlah Populasi Penelitian
KelasJumlah Siswa
Putra Putri TotalVII A 17 22 39VII B 21 18 39VII C 19 20 39VII D 17 22 39VII E 20 20 40VII F 15 25 40VII G 20 22 42
Jumlah 129 149 278
30
31
2. Sampel dan sampling
Jumlah sampel yang diambil peneliti dalam penelitian ini adalah 40 siswa. Teknik
pengambilan sampelnya adalah proportional purposive random sampling.
Proportional adalah seimbang di mana sampel yang diambil dari tiap kelas
jumlahnya seimbang. Purposive yaitu peneliti ingin mendapatkan sampel sesusi
dengan sesuatu atau tujuan yang diharapkan. Random adalah acak, yaitu sampel
penelitian diambil seperti undian. Sehingga teknik proportional purposive random
sampling yakni cara pengambilan sampel secara acak sesuai dengan tujuan yang
dikehendaki di mana dari masing-masing kelas diambil secara seimbang.
Tabel 3.2Jumlah Sampel Penelitian
Sampel Penelitian
KelasJumlah Siswa Jumlah Sampel
Putra Putri Total Putra Putri TotalVII A 17 22 39 2 3 5VII B 21 18 39 3 2 5VII C 19 20 39 3 3 6VII D 17 22 39 3 3 6VII E 20 20 40 3 3 6VII F 15 25 40 3 3 6VII G 20 22 42 3 3 6
Jumlah 129 149 278 20 20 40
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen semu, yakni menggunakan rancangan randomized pretest-posttest.
Pada rancangan tersebut sampel yang terpilih diberikan tes awal dengan skala
penyesuaian diri (pretest) dan kemudian dianalisis. Setelah itu, diberi perlakuan
bimbingan pribadi. Kemudian, diberi tes akhir dengan skala penyesuaian diri
32
(posttest) dan dianalisa. Dari kedua analisa tes awal dan tes akhir akan diperoleh
mean dari masing-masing tes. Kemudian untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh antara bimbingan pribadi terhadap penyesuaian diri, maka mean dari
kedua tes tersebut diuji beda dengan uji-t.
C. Instrumen Penelitian
Skala psikologi tentang penyesuaian diri merupakan instrumen yang
dipakai dalam penelitian ini. Skala psikologi merupakan alat ukur aspek
psikologis atau atribut afektif (Azwar, 2000: 2). Skala psikologi yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan pola skala Likert yaitu skala yang
menghendaki 5 alternatif jawaban. Namun dalam skala ini alternatif R (ragu-ragu)
dihindarkan atau tidak digunakan untuk menghindari jawaban ragu-ragu, yang
biasanya paling diminati oleh siswa pada waktu menjawab pertanyaan. Sehingga
peneliti menggunakan skala penyesuaian diri dengan 4 alternatif jawaban,
alasannya yaitu untuk menghindari jawaban ragu-ragu, sehingga objek yang akan
memilih jawaban pasti yaitu sesuai dengan kondisi objek.
Penyusunan butir pertanyaan dalam skala ini dikelompokkan menjadi
butir-butir favourable dan butir-butir unfavourable, dibuat dalam 4 alternatif
jawaban. Pertanyaan dalam skala yang mendukung kecenderungan favourable
yaitu pertanyaan diberikan pada subjek berdasarkan jawaban yang dipilih yaitu:
Sangat sesuai (SS) skor 4, Sesuai (S) skor 3, Tidak sesuai (TS) skor 2, Sangat
tidak sesuai (STS) skor 1. Sedangkan pertanyaan yang unfavourable adalah:
Sangat sesuai (SS) skor 1, Sesuai (S) skor 2, Tidak sesuai (TS) skor 3, Sangat
tidak sesuai (STS) skor 4.
33
Dalam pelaksanaan penelitian digunakan sebuah instumen penelitian yang
dapat mengungkap pengaruh antara bimbingan pribadi terhadap penyesuaian diri
di sekolah, untuk itu untuk mempermudah pembuatan instrumen penelitian,
disusun kisi-kisi instrumen penelitan. Setelah instumen penelitian dikembangkan
maka perlu diujicobakan dan dihitung validitas dan reliabilitasnya. Berikut ini
adalah tabel kisi-kisi intrumen skala psikologis penyesuaian diri siswa:
Tabel 3.3Kisi-Kisi Pengembangan Instrumen Skala Penyesuaian Diri
No. Variabel Sub VariabelNo. Item
Jumlah+ -
1 Penyesuaiandiri
1.1 Memahami &menerimapotensi diri
1, 4, 7, 9 2, 3, 5, 6, 8, 10 10
1.2 Bertindak sesuaipotensi diri
15, 18, 19 11, 12, 13, 14,16, 17
9
1.3 Bertindaksecara dinamisdan luwes
20, 24, 25, 26,27
21, 22, 23, 28 9
1.4 Bersikapterbuka
30, 31, 32, 33,36
29, 34, 35 8
1.5 Menerima danmenilailingkungan luarsecara positif
38, 41, 43, 44,45
37, 39, 40, 42 9
1.6 Sikapmenghormatisesama manusia
46, 47, 50, 51 48, 49, 52 7
34
1. Validitas instrumen
a. Data uji validitas
Uji coba instrumen penelitian dilakukan terhadap 20 siswa, sedangkan
jumlah butir yang diujikan jumlahnya 52 butir. Untuk perhitungan validitas, skor
butir (X) adalah skor yang didapat tiap-tiap butir dari 20 responden. Berikut
adalah skor butir (X) dan skor total (Y) dari hasil uji coba instrumen.
Tabel 3.4Nilai Uji Coba Skala Psikologis Penyesuaian Diri
Resp Skor Butir (X)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 3 3 2 2 2 4 4 4 3 3 1 2 4 3 4 4 4 4
2 3 4 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 4 3 4 1
3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4
4 3 3 3 4 4 3 3 4 2 4 2 2 3 3 3 4 3 4
5 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2
6 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3
7 2 2 1 3 1 3 3 3 2 3 1 3 2 3 3 3 2 2
8 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 4 4
9 3 3 2 4 4 3 4 3 2 3 2 2 3 2 4 4 3 3
10 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
11 3 3 2 3 3 3 4 3 1 3 2 3 3 3 3 4 3 3
12 3 3 4 4 4 1 4 4 3 3 1 3 3 3 3 4 3 3
13 3 2 2 4 4 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3
14 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3
15 3 3 2 4 4 2 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4
16 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 4
17 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2
18 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3
19 2 2 2 2 3 2 3 2 1 2 2 3 3 2 2 3 2 2
20 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3
56 56 45 63 59 53 64 61 43 56 38 50 59 54 60 68 60 60
Resp Skor Butir (X)
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
1 3 4 4 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3
2 3 3 4 3 4 1 3 2 4 1 3 2 3 3 4 4 3 3
3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 4 2 4 4 4 3 3 3
4 3 4 3 3 3 1 4 3 3 2 2 2 3 4 3 3 3 3
5 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3
6 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3
7 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 1 3 3 3 3 3 2
8 3 4 3 3 3 2 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
35
9 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
10 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 2 3 3 3
11 3 2 3 3 4 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3
12 3 3 4 4 4 2 4 4 3 2 4 3 3 4 4 4 3 3
13 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4
14 3 4 3 2 2 1 3 2 2 1 2 2 3 3 2 3 2 2
15 4 3 3 3 3 2 4 4 4 3 3 1 3 4 4 3 3 3
16 3 3 2 3 2 2 3 2 3 4 4 2 4 3 3 3 3 3
17 2 3 3 3 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 3
18 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 2
19 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2
20 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
58 63 63 62 58 42 65 54 60 53 59 44 61 65 61 63 58 57
Resp Skor Butir (X) Y
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
1 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 159
2 4 4 4 4 4 3 3 2 4 3 4 4 3 2 2 3 157
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 156
4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 4 4 2 2 2 157
5 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 126
6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 150
7 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 128
8 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 147
9 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 157
10 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 164
11 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 160
12 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 174
13 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 2 2 2 168
14 3 3 2 3 2 2 2 1 3 2 3 3 2 2 2 2 127
15 3 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 164
16 3 2 2 3 3 3 3 1 3 3 4 3 2 2 3 3 145
17 2 2 2 3 3 3 3 1 2 2 3 3 2 2 2 2 122
18 2 1 4 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 142
19 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 138
20 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 149
60 61 62 65 61 59 58 49 62 57 67 65 58 50 51 54 2990
b. Analisis data uji validitas
Rumus uji validitas yang digunakan untuk mencari r hitung dari tiap-tiap
butir instumen adalah validitas internal yaitu suatu instumen disebut valid jika
menunjukkan adanya kesesuaian antara bagian-bagian instrumen secara
keseluruhan. Berikut adalah rumus korelasi product moment:
36
Keterangan:
r XY = Koefisien korelasi antara X dan Y
XY = Jumlah hasil dari X dan Y
X = Skor butir
Y = Skor total
N = Jumlah subjek
X = Jumlah skor butir
Y = Jumlah skor total
Apabila r hitung > r tabel pada taraf signifikan 5% maka butir dinyatakan
valid, sebaliknya bila r hitung < r tabel maka butir tidak valid. Perhitungan uji
validitas tercantum pada Lampiran 4 halaman 63-73. Untuk menghitung validitas
butir nomor 1 sampai 52, terlebih dahulu perlu dibuat tabel persiapan, kemudian
mencari r hitung dengan rumus product moment dan mengkonsultasikan r hitung
dengan r tabel pada taraf signifikan 5%. Untuk mengetahui validitas butir 1 sampai
52, perlu dicari X2 dan X2; dicari Y2 dan Y2; dicari XY dan XY. Untuk itu
dibuatlah tabel persiapan untuk 52 butir instrumen seperti pada tabel berikut ini.
Tabel 3.5Persiapan Hitung Validitas Tiap Butir
Butir X X² Y Y² XY Butir X X² Y Y² XY1 56 160 2990 451272 8456 27 60 188 2990 451272 90742 56 162 2990 451272 8410 28 53 159 2990 451272 80603 45 109 2990 451272 6819 29 59 181 2990 451272 89114 63 205 2990 451272 9493 30 44 106 2990 451272 66755 59 187 2990 451272 8966 31 61 193 2990 451272 91966 53 149 2990 451272 7955 32 65 217 2990 451272 98317 64 208 2990 451272 9620 33 61 193 2990 451272 92088 61 193 2990 451272 9218 34 63 203 2990 451272 9489
N XY – (X) (Y)
{NX2 – (X)2}{NY2 – (Y)2}rXY =
37
9 43 99 2990 451272 6477 35 58 172 2990 451272 873710 56 162 2990 451272 8447 36 57 167 2990 451272 860311 38 78 2990 451272 5721 37 60 184 2990 451272 902712 50 130 2990 451272 7462 38 61 199 2990 451272 924413 59 177 2990 451272 8875 39 62 200 2990 451272 937714 54 152 2990 451272 8104 40 65 215 2990 451272 979315 60 186 2990 451272 9037 41 61 191 2990 451272 919516 68 236 2990 451272 10224 42 59 175 2990 451272 884317 60 186 2990 451272 9041 43 58 174 2990 451272 875618 60 194 2990 451272 9070 44 49 133 2990 451272 747119 58 174 2990 451272 8788 45 62 200 2990 451272 939820 63 207 2990 451272 9470 46 57 171 2990 451272 863521 63 205 2990 451272 9512 47 67 229 2990 451272 1009522 62 196 2990 451272 9342 48 65 217 2990 451272 982423 58 176 2990 451272 8757 49 58 176 2990 451272 881224 42 98 2990 451272 6353 50 50 130 2990 451272 753725 65 217 2990 451272 9831 51 51 135 2990 451272 7687
26 54 158 2990 451272 8196 52 54 152 2990 451272 8150
c. Hasil analisis data
Dari perhitungan uji validitas terhadap 52 butir, maka 36 butir dinyatakan
valid dan 16 butir yang lain tidak valid. Butir yang valid adalah nomor 1, 3, 4, 5,
7, 8, 10, 13, 19, 21, 22, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 38, 39,
40, 41, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, dan 52. Butir yang tidak valid dan tidak dipakai
dalam penelitian yaitu nomor 2, 6, 9, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 24, 37, 42, 50,
dan 51. Berikut adalah tabel hasil uji validitas skala penyesuaian.
Tabel 3.6Hasil Perhitungan Uji Validitas Skala Psikologis Penyesuaian Diri Siswa
No. r tabel r hitungKeputusan No. r tabel r hitung
Keputusan
1 0,444 0,718 Valid 27 0,444 0,526 Valid2 0,444 0,255 Tidak valid 28 0,444 0,485 Valid3 0,444 0,503 Valid 29 0,444 0,525 Valid4 0,444 0,445 Valid 30 0,444 0,489 Valid5 0,444 0,619 Valid 31 0,444 0,444 Valid6 0,444 0,164 Tidak valid 32 0,444 0,724 Valid7 0,444 0,445 Valid 33 0,444 0,513 Valid8 0,444 0,572 Valid 34 0,444 0,506 Valid9 0,444 0,290 Tidak valid 35 0,444 0,518 Valid10 0,444 0,503 Valid 36 0,444 0,584 Valid
38
11 0,444 0,254 Tidak valid 37 0,444 0,436 Tidak valid12 0,444 -0,089 Tidak valid 38 0,444 0,529 Valid13 0,444 0,485 Valid 39 0,444 0,592 Valid14 0,444 0,190 Tidak valid 40 0,444 0,596 Valid15 0,444 0,418 Tidak valid 41 0,444 0,519 Valid16 0,444 0,405 Tidak valid 42 0,444 0,353 Tidak valid17 0,444 0,443 Tidak valid 43 0,444 0,540 Valid18 0,444 0,409 Tidak valid 44 0,444 0,619 Valid19 0,444 0,743 Valid 45 0,444 0,707 Valid20 0,444 0,269 Tidak valid 46 0,444 0,594 Valid21 0,444 0,559 Valid 47 0,444 0,563 Valid22 0,444 0,573 Valid 48 0,444 0,679 Valid23 0,444 0,471 Valid 49 0,444 0,772 Valid24 0,444 0,361 Tidak valid 50 0,444 0,424 Tidak valid25 0,444 0,724 Valid 51 0,444 0,430 Tidak valid26 0,444 0,539 Valid 52 0,444 0,473 Valid
2. Reliabilitas instrumen
Untuk menentukan reliabilitas instrumen penelitian metode yang dipakai adalah
metode belah dua awal-akhir yang menggunakan teknik yang dikembangkan oleh
Spearman-Brown. Sebelum menggunakan rumus Spearman-Brown, terlebih
dahulu membuat tabel persiapan untuk menghitung nilai belahan awal dan nilai
belahan akhir. Kemudian mencari indeks korelasi antara belahan awal dan belahan
akhir dengan menggunakan teknik korelasi product moment. Setelah indeks
korelasi diperoleh, barulah dimasukkan ke dalam rumus reliabilitas Spearman-
Brown untuk mengetahui reliabilitas instrumen. Berikut ini merupakan rumus
reliabilitas Spearman-Brown.
Keterangan:
r 11 : Reliabilitas instrumen
r XY : Indeks korelasi antara belahan awal dan belahan akhir
Xr XY
+r XY
r11 =
39
Perhitungan uji reliabilitas Spearman-Brown dapat dilakukan dengan
terlebih dahulu membuat tabel persipan seperti pada tabel berikut ini. Kemudian
mencari indeks korelasi antara belahan awal dan belahan akhir dengan rumus
korelasi product moment.
Tabel 3.6Tabel Persiapan Uji Reliabilitas Awal-Akhir Spearman-Brown
No. Kode X / Butir Awal X² Y/Butir Akhir Y² XY
1 UC 01 80 6400 79 6241 6320
2 UC 02 74 5476 83 6889 6142
3 UC 03 78 6084 78 6084 6084
4 UC 04 81 6561 76 5776 6156
5 UC 05 59 3481 67 4489 3953
6 UC 06 72 5184 78 6084 5616
7 UC 07 62 3844 66 4356 4092
8 UC 08 72 5184 75 5625 5400
9 UC 09 80 6400 77 5929 6160
10 UC 10 78 6084 86 7396 6708
11 UC 11 76 5776 84 7056 6384
12 UC 12 84 7056 90 8100 7560
13 UC 13 79 6241 89 7921 7031
14 UC 14 68 4624 59 3481 4012
15 UC 15 84 7056 80 6400 6720
16 UC 16 70 4900 75 5625 5250
17 UC 17 66 4356 56 3136 3696
18 UC 18 71 5041 71 5041 5041
19 UC 19 63 3969 75 5625 4725
20 UC 20 73 5329 76 5776 5548
1470 109046 1520 117030 112598
Mencari indeks korelasi antara nilai belahan awal dan nilai belahan akhir dengan
melihat tabel di atas menggunakan rumus korelasi product moment berikut.
Kemudian hasil hitung indeks korelasi dimasukkan ke dalam rumus Spearman-
Brown.
r XY =20(112598) - (1470)(1520)
{ 20(109046) - (1470)² } { 20(117030) - (1520)² }
r XY = 2251960 - 2234400
{ 2180920 - 2160900 } { 2340600 -2310400}
40
r XY = 17560
{ 20020} {30200}
r XY = 17560
604604000
r XY = 17560
24588,7
r XY = 0,714
Dari perhitungan di atas diperoleh indeks korelasi sebesar 0,714. Untuk
mencari reliabilitas dengan rumus Spearman-Brown, maka indeks korelasi
dimasukan dan dihitung ke dalam rumus berikut.
2 x 0,714
r11 =1 + 0,714
1,428
r11 =1,714
r11 = 0,833
Dari hasil perhitungan menggunakan rumus Spearman-Brown, diperoleh
angka koefisien reliabilitas sebesar 0,833. Dari hasil tersebut maka skala
psikologis penyesuaian diri dinyatakan reliabel, karena koefisien hitung
reliabilitas atau r hitung lebih besar dari r tabel, yakni: 0,833 lebih besar dari 0,444.
Dari hasil uji validitas dan uji reliabilitas diketahui 36 butir dinyatakan
valid sekaligus reliabel. Butir yang valid adalah nomor 1, 3, 4, 5, 7, 8, 10, 13, 19,
21, 22, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 38, 39, 40, 41, 43, 44, 45,
46, 47, 48, 49, dan 52. Butir yang valid tersebut digunakan untuk pengumpulan
data, karena sudah mewakili seluruh aspek dari skala penyesuaian diri.
Xr XY
+r XY
r11 =
41
D. Prosedur Penelitian
Prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini adalah: membuat rancangan
penelitian yang meliputi pemilihan masalah, pengajuan judul, pembuatan proposal
penelitian yang mencakup studi pendahuluan, merumuskan masalah, merumuskan
anggapan dasar atau hipotesis, memilih pendekatan, menentukan variabel dan
sumber data. Kemudian melaksanaan penelitian yang meliputi mengurus ijin
penelitian, melakukan observasi lapangan, penyusunan instrumen, pengujian
instrumen, pengumpulan data, melakukan tes awal dan tes akhir, melakukan
pelayanan bimbingan pribadi, analisis data, dan menarik kesimpulan. Langkah
akhir adalah pembuatan laporan penelitian. Pelaksanaan penelitian di SMPN 3
Comal Pemalang, direncanakan berlangsung selama 5 (lima) bulan, dimulai dari
tanggal 8 Maret 2010 sampai dengan tanggal 7 Agustus 2010.
E. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu. Rancangan
penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah randomized pretest posttest
dengan pola berikut ini:
Tes awal Perlakuan Tes akhir
Eksperimen (E) T1 X T2
Keterangan:
T1 : Tes awal
T2 : Tes akhir
X : Diberikan perlakuan (layanan bimbingan pribadi)
42
E. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data tentang ada tidaknya pengaruh antara bimbingan
pribadi terhadap proses penyesuaian diri yang menggunakan desain randomized
posttest-pretest yaitu dengan menggunakan uji beda atau uji-t. Adapun rumus
yang digunakan adalah sebagai berikut:
Keterangan:
t : Koefisien perbedaan
Mk dan Me : Masing-masing adalah perbedaan mean dari data sebelum
eksperimen dan sesudah eksperimen
b2 : Jumlah deviasi dari mean perbedaan
N : Jumlah sampel (Hadi, 2001: 278)
F. Hipotesis Statistik
M k – M e
.
.t = b 2
N ( N – 1 )
Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah, hipotesis kerja atau Ha
diterima apabila t hitung > t tabel artinya “ada pengaruh bimbingan pribadi terhadap
penyesuaian diri siswa kelas VII SMPN 3 Comal”. Sedangkan hipotesis nihil atau
H0 adalah t hitung < t tabel artinya “tidak ada pengaruh bimbingan pribadi terhadap
penyesuaian diri siswa kelas VII SMPN 3 Comal”.
43
BAB IV
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian randomized pretest
posttest atau rancangan eksperimental semu. Metode pengumpulan data yang
dipakai adalah skala psikologis penyesuaian diri. Skala ini bermanfaat untuk
mengetahui penyesuaian diri siswa. Sebelum skala digunakan, terlebih dahulu
dilakukan uji coba atau try out yang dilakukan terhadap 20 siswa.
Sesuai dengan rancangan penelitian randomized pretest posttest, maka
penulis melakukan penyebaran skala sebanyak dua kali terhadap sampel
penelitian. Penyebaran skala tersebut tak lain untuk mengetahui penyesuaian diri
siswa. Penyebaran yang pertama disebut tes awal (T1) hasilnya dapat dilihat pada
tabel nilai berikut.
Tabel 4.1Nilai Tes Awal Skala Penyesuaian Diri
Kode Tes Awal (T1)
K1 104
K2 100
K3 96
K4 90
K5 98
K6 101
K7 97
K8 100
K9 98
K10 100
K11 101
43
44
K12 97
K13 95
K14 90
K15 105
K16 101
K17 94
K18 98
K19 105
K20 101
K21 100
K22 96
K23 100
K24 108
K25 94
K26 95
K27 97
K28 98
K29 100
K30 108
K31 97
K32 88
K33 98
K34 100
K35 95
K36 88
K37 99
K38 101
K39 94
K40 98
Jumlah 3925
n 40
Mean / Me 98,125
Sebelum dilakukan tes akhir (T2) atau penyebaran skala yang kedua,
penulis melakukan perlakuan bimbingan pribadi kepada 40 siswa yang menjadi
sampel penelitian. Setelah pemberian perlakuan bimbingan pribadi dirasa cukup,
penulis melakukan tes akhir (T2). Ternyata hasil tes akhir lebih baik dari hasil tes
45
awal (T1). Hasil tes akhir skala penyesuaian diri dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Tabel 4.2Nilai Tes Akhir Skala Penyesuaian Diri
Kode Tes Akhir (T2)
K1 102
K2 100
K3 98
K4 91
K5 107
K6 102
K7 94
K8 96
K9 104
K10 96
K11 100
K12 101
K13 102
K14 90
K15 107
K16 107
K17 92
K18 96
K19 105
K20 103
K21 92
K22 96
K23 103
K24 108
K25 101
K26 102
K27 101
K28 100
K29 96
K30 108
K31 100
K32 94
K33 100
K34 98
46
K35 96
K36 96
K37 97
K38 101
K39 96
K40 100
Jumlah 3978
n 40
Mean / Mk 99,450
B. Hasil Analsis Data
Setelah dilakukan analisis uji validitas dan uji reliabilitas pada instrumen
penelitian maka instrumen dapat dipakai untuk mengumpulkan data kemudian
dilakukan analisis data menggunakan uji-t. Di bawah adalah tabel selisih tes awal
dan tes akhir yang menggambarkan adanya peningkatan penyesuaian diri siswa,
sekaligus tabel persiapan uji-t untuk menguji hipotesis penelitian.
Tabel 4.3Tabulasi Analisis Uji-t
Kode Tes Awal Tes Akhir Beda (B) b b²
K1 104 102 -2 -3,325 11,05563
K2 100 100 0 -1,325 1,755625
K3 96 98 2 0,675 0,455625
K4 90 91 1 -0,325 0,105625
K5 98 107 9 7,675 58,90563
K6 101 102 1 -0,325 0,105625
K7 97 94 -3 -4,325 18,70563
K8 100 96 -4 -5,325 28,35563
K9 98 104 6 4,675 21,85563
K10 100 96 -4 -5,325 28,35563
K11 101 100 -1 -2,325 5,405625
K12 97 101 4 2,675 7,155625
K13 95 102 7 5,675 32,20563
K14 90 90 0 -1,325 1,755625
47
K15 105 107 2 0,675 0,455625
K16 101 107 6 4,675 21,85563
K17 94 92 -2 -3,325 11,05563
K18 98 96 -2 -3,325 11,05563
K19 105 105 0 -1,325 1,755625
K20 101 103 2 0,675 0,455625
K21 100 92 -8 -9,325 86,95563
K22 96 96 0 -1,325 1,755625
K23 100 103 3 1,675 2,805625
K24 108 108 0 -1,325 1,755625
K25 94 101 7 5,675 32,20563
K26 95 102 7 5,675 32,20563
K27 97 101 4 2,675 7,155625
K28 98 100 2 0,675 0,455625
K29 100 96 -4 -5,325 28,35563
K30 108 108 0 -1,325 1,755625
K31 97 100 3 1,675 2,805625
K32 88 94 6 4,675 21,85563
K33 98 100 2 0,675 0,455625
K34 100 98 -2 -3,325 11,05563
K35 95 96 1 -0,325 0,105625
K36 88 96 8 6,675 44,55563
K37 99 97 -2 -3,325 11,05563
K38 101 101 0 -1,325 1,755625
K39 94 96 2 0,675 0,455625
K40 98 100 2 0,675 0,455625
Jumlah 3925 3978 53 0,000 552,775
n 40 40 40
Mean 98,125 99,450 1,325
Md = 1,325
Dari tabel tersebut tampak jelas bahwa data hasil penelitian adalah benar-
benar berbeda, yakni hasil tes akhir (T2) lebih baik dari hasil tes awal (T1).
Kemudian perhitungan uji-t penyesuaian diri siswa di sekolah adalah sebagai
berikut.
48
Rumus yang dipakai:
Perhitungan:
Md
b²N(N-1)
1,325
552,77540(40-1)
1,325
552,7751560
1,325
0,354
1,3250,595
t = 2,226
Dari hasil perhitungan di atas diperoleh t hitung sebesar 2,226 dan t tabel
adalah 1,684 pada taraf signifikan 5%. Maka dapat disimpulkan bahwa hasil
perhitungan dinyatakan signifikan. Perhitungan uji-t dapat dilihat di Lampiran 7
halaman 76.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “ada pengaruh
bimbingan pribadi terhadap penyesuaian diri di sekolah pada siswa kelas VII SMP
Negeri 3 Comal Pemalang tahun pelajaran 2010/2011. Ada tidaknya peningkatan
penyesuaian diri siswa dapat dilihat dari sebulum dan sesudah adanya pemberian
M k – M e
.
.t = b 2
N ( N – 1 )
t =
t =
t =
t =
t =
49
bimbingan pribadi. Apabila secara signifikan, peningkatan penyesuaian diri
setelah adanya bimbingan pribadi lebih baik daripada sebelumnya, maka dapat
dinyatakan bahwa bimbingan pribadi dapat mempengaruhi penyesuaian diri siswa
yakni penyesuaian diri siswa meningkat dari sebelumnya. Hasil analisis data yang
diperoleh dapat dilihat dari tabel berikut.
Tabel 4.4Peningkatan Penyesuaian Diri
Peningkatanpenyesuaian diri
Skor rata-ratates (T1 & T2)
t hitung t tabel
Tes awal (T1), sebelumdiberi bimbinganpribadi
98,125
2,226 1,684Tes akhir (T2), setelahdiberi bimbinganpribadi
99,450
Berdasarkan hasil uji-t diperoleh t hitung sebesar 2,226, sedangkan t tabel
untuk taraf 5% adalah 1,684. Hasil perhitungan t hitung > t tabel, jadi dapat
disimpulkan, H0 ditolak dan Ha diterima. Penerimaan Ha ini menunjukkan bahwa
rata-rata penyesuaian diri setelah diberi perlakuan bimbingan pribadi dapat
meningkat.
C. Pembahasan
Hipotesis yang penulis ajukan adalah: “Ada pengaruh bimbingan pribadi
terhadap penyesuaian diri di sekolah pada siswa kelas VII SMPN 3 Comal
Pemalang Tahun Pelajaran 2010/2011”. Rata-rata hitung penyesuaian diri siswa
sebelum diadakan pelayanan bimbingan pribadi dari hasil pretest atau tes awal
50
(T1) pada siswa kelas VII sebesar 98,125. Namun, setelah diberi pelayanan
bimbingan pribadi, kemudian diberikan posttest atau tes akhir (T2) diperoleh rata-
rata hitung penyesuaian diri sebesar 99,450. Dari hasil tes awal (T1) dan tes akhir
(T2) dapat dikatakan bahwa penyesuaian diri siswa meningkat sebesar 1,325.
Berkaitan dengan hipotesis penelitian di atas, hipotesis kerja atau Ha =
t hitung > t tabel sedangkan hipotesis nihil atau H0 = t hitung < t tabel. Dari kedua nilai
rata-rata hitung yang diperoleh dari hasil tes awal (T1) dan tes akhir (T2) di atas,
dilakukan perhitungan dengan menggunakan uji-t diperoleh t hitung sebesar 2,226.
Pada taraf kepercayaan 5 % diperoleh besarnya t tabel = 1,685. Untuk mengetahui
ada tidaknya bimbingan pribadi terhadap penyesuaian diri, penulis
mengkonsultasikan antara t hitung dengan t tabel. Karena t hitung (2,226) > t tabel
(0,1684), maka memberikan suatu kesimpulan bahwa ada pengaruh bimbingan
pribadi terhadap penyesuaian diri. Jadi, hipotesis penelitian yang berbunyi: “Ada
pengaruh bimbingan pribadi terhadap penyesuaian diri di sekolah pada siswa
kelas VII SMPN 3 Comal Pemalang Tahun Pelajaran 2010/2011”, dapat diterima.
Kegiatan yang terangkum dalam bimbingan pribadi ini sangat efektif
dalam rangka peningkatan penyesuaian diri siswa di sekolah. Dari adanya
pelayanan bimbingan pribadi terhadap subjek penelitian terjadi peningkatan
penyesuaian diri pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Comal Tahun Pelajaran
2010/2011. Peningkatan penyesuaian diri siswa dapat dilihat dari rata-rata skor
yang diperoleh sebelum adanya bimbingan pribadi sebesar 98,125 dan setelah
adanya bimbingan pribadi mengalami peningkatan menjadi 99,450.
51
Bimbingan pribadi memberikan pemahaman kepada individu tentang
pentingnya penyesuaian diri. Penyesuaian diri tersebut mencakup: memahami dan
menerima potensi diri, bertindak sesuai dengan potensi diri, bertindak secara
dinamis dan luwes, bersikap terbuka, menerima dan menilai lingkungan luar
secara positif, menghormati sesama manusia.
52
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan tentang “pengaruh bimbingan
pribadi terhadap penyesuaian diri siswa kelas VII SMP Negeri 3 Comal Pemalang
Tahun Pelajaran 2010/2011”, maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa:
1. Ada peningkatan yang positif dan signifikan pemberian bimbingan pribadi
dalam meningkatkan penyesuaian diri siswa di sekolah. Hal ini terbukti dari
hasil uji t, bahwa t hitung > t tabel yaitu: 2,226 > 1,685 untuk α = 5%. Oleh
karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa: “Ada pengaruh yang positif dan
signifikan bimbingan pribadi terhadap penyesuaian diri siswa di sekolah pada
siswa kelas VII SMP Negeri 3 Comal Pemalang Tahun Pelajaran 2010/2011.
2. Bimbingan pribadi melatih siswa untuk dapat memahami dan menerima
potensi diri, bertindak sesuai dengan potensi diri, bertindak secara dinamis dan
luwes, bersikap terbuka, menerima dan menilai lingkungan luar secara positif,
menghormati sesama manusia.
B. Saran
Dari kesimpulan yang telah dilakukan oleh peneliti di atas, maka perlu
disarankan bagi pihak sekolah, guru pembimbing dan guru bidang studi sebagai
berikut:
52
53
1. Kepala sekolah dapat memberikan kebijakan diadakannya jam bimbingan dan
konseling di sekolah, khususnya bimbingan pribadi terhadap kemampuan
penyesuaian diri siswa di sekolah.
2. Guru pembimbing dapat memberikan bimbingan pribadi sesuai dengan
kebutuhan siswa, selalu mensosialisasikan kegiatan bimbingan dan konseling
dalam rangka meningkatkan penyesuaian diri siswa, serta perlu adanya kerja
sama yang baik antara guru mata pelajaran, wali kelas dan juga siswa agar
dapat memberikan arahan kepada siswa untuk terlibat dalam kegiatan
bimbingan di sekolah.
3. Siswa hendaknya memanfaatkan bimbingan pribadi yang diadakan oleh guru
pembimbing untuk lebih meningkatkan penyesuaian diri siswa.
54
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1999. Prosedur Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara
Azwar, Saifudin. 2000. Penyusunan Skala Psikologi. Yagyakarta: Pustaka Pelajar.
Danuri & Tidjan. 1990. Sumbangan Integritas Keluarga Dan Persepsi MengenaiProgram Layanan BK Terhadap Usaha Penyeuaian Diri Pada SiswaSMAN Propinsi Jawa Tengah. Laporan Penelitian. Yogyakarta: FIP IKIPYogyakarta.
Fahmi, Mustafa. 1987. Penyesuaian Diri Pengertian dan Peranannya. Bandung:Bulan Bintang.
Gerungan. 1987. Psikologi Sosial. Jakarta: PT Arisco.
Hadi Sutrisno. 2001. Statistik 2. Yogyakarta:Yayasan Penerbit Fakultas PsikologiUGM.
Hariyadi, Sugeng. 1997. Perkembangan Peserta Didik. Semarang: IKIP SemarangPress.
Hurlock, Elizabeth. 1999. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
Mappiare, Andi. 1986. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.
Mugiarso, Heru, dkk. 2004. Bimbingan dan Konseling. Semarang: UNNES Press.
Soegeng Ysh, A.Y. 2006. Dasar-Dasar Penelitian. Semarang: IKIP PGRISemarang Press.
Surya, Moh. 1986. Kesehatan Mental. Bandung: IKIP Bandung.
Sunarto & Hartono, B. Agung. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:Rineka Cipta.
Tohirin. 2008. Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah. Jakarta:Raja Grafindo Persada.
Yusuf, Syamsu LN dan Juntika, Nurihsan A. 2008. Landasan Bimbingan &Konseling. Bandung: Rosda.
Walgito, Bimo. 1986. Psikologi Sosial. Bandung: Erisco.
Willis, Sofyan S. 1986. Problema Remaja dan Pemecahannya. Bandung:Angkasa.
54
55
SAMPEL PENELITIAN
Kelas Sampel Putra Sampel Putri
VII A Arif SaefudinSatrio Tri Utomo
CihartinahLeli SusantiWiwi Wijayanti
VII B Diki JamroniImam FauziMujahidin
Dhila Ayu ArnilaRusmini
VII C Irfan Syarifudin AlmasMuhammad MasykurPeri Purnomo
AnitaTri TrisnowatiYuni Inayati
VII D Cipto PrabowoDursalamFredy Arizal
Iis AmaliaMila MafazahTri Listiani
VII E Bagus AfrizalHadi PurnomoRiky Wijoyo
Ayu RatnasariEtika SetiabundaPutri Latifani
VII F Hari prabowoHaryantoTri Hartanto
Dewi KurniatiIma LufianaTiastuti
VII G Abdul KodirDedi Bagus SaputraTeguh Iskandar
Ayu LestariDias Adik PutriWasnoah
Jumlah 20 20