PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI ANAK YATIM PIATU YAYASAN DAARUL FATTAH ASSALAFI SUKMAJAYA DEPOK SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh: ELSA HUMAYDI SA’RONI NIM. 1111052000018 JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1436 H / 2015 M
119
Embed
PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KEPERCAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · melakukan kegiatan yang sama dengan dirinya, maka dapat meningkatkan kepercayaan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH BIMBINGAN AGAMA TERHADAP
KEPERCAYAAN DIRI ANAK YATIM PIATU
YAYASAN DAARUL FATTAH ASSALAFI
SUKMAJAYA DEPOK
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar
Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
ELSA HUMAYDI SA’RONI
NIM. 1111052000018
JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
J A K A R T A
1436 H / 2015 M
iv
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom.
I) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, Ramadhan 1436 H
Juli 2015 M
ELSA HUMAYDI SA’RONI
v
ABSTRAK
ELSA HUMAYDI SA’RONI, NIM. 1111052000018, Pengaruh Bimbingan
Agama Terhadap Kepercayaan Diri Anak Yatim Piatu Yayasan Daarul Fattah
Assalafi Sukmajaya Depok
Kepercayaan diri merupakan suatu hal yang sangat penting bagi setiap
manusia, karena setiap individu yang percaya diri akan merasa mudah dan senang
menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang baru, mempunyai pegangan hidup yang
kuat, dan mampu mengembangkan potensinya. Menurut Bandura, faktor yang
mempengaruhi rasa percaya diri antara lain pengalaman pada masa kanak-kanak,
pengalaman dari orang lain, ada kontak langsung dengan orang lain, dan keadaan
psikologis anak. Dari teori tersebut secara garis besar dapat dipahami bahwa
lingkungan keluarga mempunyai peranan dalam memberikan pengaruh kepercayaan
diri seseorang. Lingkungan keluarga setiap anak berbeda-beda, demikian pula dengan
lingkungan anak yatim piatu tentulah berbeda dengan anak yang bukan yatim piatu.
Bila anak-anak pada umumnya dibimbing langsung oleh kedua orang tuanya,
anak yatim piatu tidak dapat dibimbing oleh orang tua mereka. Namun keberadaan
yayasan yatim piatu mampu menggantikan posisi orang tua para anak yatim piatu
dalam memberikan bimbingan khususnya bimbingan agama, sehingga dengan
bimbingan agama yang diberikan kepercayaan diri para anak yatim piatu akan lebih
baik. Maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh
bimbingan agama terhadap kepercayaan diri anak yatim piatu di Yayasan Daarul
Fattah Assalafi.
Metodologi penilitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif deskriptif
analisis, dengan alasan peneliti ingin mengukur dan menganalisis fenomena yang
diamati. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 33 orang responden
yang merupakan anak-anak yatim piatu di Yayasan Daarul Fattah Assalafi Sukmajaya
Depok, dengan teknik pengambilan sample random. Analisis data dalam penelitian
ini menggunakan analisis regresi linier sederhana.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa bimbingan agama hanya memberikan
kontribusi pengaruh sebesar 2,3% (dua koma tiga persen) terhadap kepercayaan diri
anak yatim piatu di Yayasan Daarul Fattah Assalafi, sedangkan sisanya 97,7%
(sembilan puluh tujuh koma tujuh persen) dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
Kata Kunci: Kepercayaan Diri, Bimbingan Agama, Anak Yatim Piatu
vii
KATA PENGANTAR
Syukur tiada henti pada Illahi Rabbi atas keindahan ilmu lentera ‘aqlu wa qalbu.
Shalawat dan salam semoga selalu melimpah ke hadirat Rasul tauladan ummat,
Muhammad SAW. Di balik terselesaikannya skripsi dengan judul “Pengaruh Bimbingan
Agama Terhadap Kepercayaan Diri Anak Yatim Piatu Yayasan Daarul Fattah
Assalafi Sukmajaya Depok”, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si Ketua Prodi Bimbingan dan Penyuluhan Islam
berserta Bapak Noor Bekti Negoro, M. Si Sekretaris Prodi Bimbingan dan
Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Drs. M. Luthfi, M.Ag. Dosen Pembimbing atas segenap ilmu, waktu,
kesempatan dan bimbingan yang diberikan hingga akhir penulisan skripsi ini, semoga
keindahan ilmu senantiasa melimpah berkah di setiap langkah.
4. Ibu Nurul Hidayati, M. Pd dan Ibu Artiarini Puspita Arwan, M. Psi, selaku dosen
penguji yang telah memberikan masukan, saran dan revisi dalam perbaikan skripsi ini.
5. Segenap dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah atas ilmu yang diberikan kepada penulis, semoga ilmu ini dapat
bermanfaat dunia dan akhirat.
vii
6. Segenap pimpinan berikut staf Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah dan Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta atas pelayanannya dalam melengkapi literatur penelitian.
Tabel 5.3 Blue Print One-Sample Kolmogoro-Smirnov Test ………………………... 78
Tabel 5.4 Blue Print Variables Entered/Removed …………………………………... 81
Tabel 5.5 Blue Print Model Summary ……………………………………………….. 82
Tabel 5.6 Blue Print Anova ………………………………………………………….. 83
Tabel 5.7 Blue Print Coefficients ……………………………………………………. 84
xii
Daftar Gambar
Gambar 4.1 Struktur Organisasi …………………………………………………... 61
Gambar 5.1 Usia Responden ………………………………………………………. 66
Gambar 5.2 Jenis Kelamin Responden ……………………………………………. 67
Gambar 5.3 Pendidikan Responden ……………………………………………….. 68
Gambar 5.4 Tempat Menetap Responden …………………………………………. 69
Gambar 5.5 Lokasi Rumah Responden …………………………………………… 69
Gambar 5.6 Kondisi Anak ………………………………………………………… 70
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
` Setiap individu mendambakan keberhasilan dalam hidupnya,
namun kerap kali terhalang oleh karakter ketidakpercayaan diri. Dengan
ketidakpercayaan diri, banyak sekali peluang keberhasilan tertutup untuknya.
Individu yang percaya diri akan mudah menyesuaikan diri terhadap
lingkungan yang baru, mempunyai pegangan hidup yang kuat, dan mampu
mengembangkan potensinya. Ia juga sanggup belajar dan bekerja keras untuk
mencapai kemajuan serta penuh keyakinan terhadap peran yang dijalaninya
sehingga cenderung lebih mudah meraih keberhasilan.
Kurangnya rasa percaya diri dapat menimpa siapa saja, termasuk
anak-anak. Zulkifli mengatakan bahwa kurangnya rasa percaya diri dapat
menimpa anak-anak yang berusia 12 sampai 14 tahun, karena pada fase usia
tersebut anak-anak berpaling pada dunianya sendiri. Dimana, anak-anak
memberikan perhatian pada dirinya sendiri, hidupnya mulai gelisah, ragu-
ragu, munculnya rasa malu dan hidupnya perasaan tidak harmonis.1
Dalam proses pembentukan kepercayaan diri seorang anak terdapat
beberapa tahapan yang apabila kekurangan salah satu tahapan tersebut maka
akan menghambat pembentukan rasa percaya diri. Adapun tahapan proses
1 Zulkifli, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1986), h. 55
2
tersebut antara lain; Pertama, terbentuknya kepribadian yang baik sesuai
dengan proses perkembangan yang melahirkan kelebihan-kelebihan tertentu.
Kedua, pemahaman seseorang terhadap kelebihan-kelebihan yang dimilikinya
dan melahirkan keyakinan kuat untuk bisa berbuat segala sesuatu dengan
memanfaatkan kelebihannya. Ketiga, pemahaman dan reaksi positif seseorang
terhadap kelemahan-kelemahan yang dimilikinya agar tidak menimbulkan
rasa rendah diri.
Keempat, pengalaman di dalam menjalani berbagai aspek
kehidupannya dengan menggunakan segala kelebihan yang ada pada dirinya.2
Percaya diri dalam Islam juga diperintahkan, hal ini sesuai dengan Firman
Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 139 yang berbunyi:
لعلون إن كنتم مؤمني ٱول تنوا ول تزنوا وأنتم
Artinya: “Janganlah kamu bersikap lemah, dan jangan (pula) kamu bersedih
hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya),
jika kamu orang-orang yang beriman”.(QS. Ali Imran : 139)
Dari ayat tersebut terlihat bahwa Islam telah menanamkan akar
kepercayaan diri kepada orang-orang yang beriman dengan mengisi
keyakinan dalam hati mereka. Dengan cara seperti itu, Islam membimbing
agar tidak berputus asa dan tetap percaya diri.
Faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri antara lain yaitu : pertama,
pengalaman pada masa kanak-kanak yang berhubungan dengan lingkungan
2 Thursan Hakim, "Pengembangan Diri", Liberty, diakses pada tanggal 22 Maret 2015
dari http://id.wikepedia/yatim piatu
3
sekitarnya. Hal ini sangat mempengaruhi rasa percaya diri dan seperti halnya
pengalaman keberhasilan dan kesuksesan seseorang akan meningkatkan
kepercayaan diri dan terjadinya kegagalan akan menurunkan tingkat
kepercayaan diri.
Faktor kedua yang mempengaruhi rasa percaya diri seseorang adalah
pengalaman dari orang lain. Seseorang yang melihat orang lain berhasil
melakukan kegiatan yang sama dengan dirinya, maka dapat meningkatkan
kepercayaan diri. Jika merasa memiliki yang sebanding dengan usaha yang
lebih ulet dan tekun.
Faktor ketiga yaitu adanya kontak langsung dengan orang lain. Dalam
hal ini diarahkan melalui saran, nasehat, dan bimbingan. Sehingga dapat
meningkatkan keyakinan bahwa kemampuan yang dimiliki dapat membantu
untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Faktor keempat adalah keadaan psikologis anak. Individu akan lebih
mungkin untuk mencapai keberhasilan jika tidak mengalami pengalaman-
pengalaman yang menekan karena hal itu dapat menurunkan prestasinya.
Gejala emosi dan keadaan psikologis memberikan suatu isyarat akan
terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan, sehingga situasi-situasi yang
menekan cenderung dihindari.3
Berdasarkan pendapat di atas ada benang merah yang dapat ditarik,
yakni faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri seseorang adalah
lingkungan sekitarnya di mana keluarga merupakan lingkup awal dalam
3 Bandura "Peningkatan Kepercayaan Diri Melalui Konseling", Jurnal Psikologi, diakses
pada 22 Maret 2015 dari http://www.jurnalpsikologi-kepercayaandiri/html.
4
kehidupan manusia dan orang tua merupakan pembimbing utama dalam
membimbing akhlak manusia. Setiap anak dilahirkan dengan membawa fitrah
yang seimbang dan sehat, kedua orang tualah yang memberikan agama
kepada mereka.4
Yang menarik perhatian penulis adalah lingkungan antara anak dengan
keluarga lengkap dan anak yatim piatu tentulah berbeda. Kepercayaan diri
yang dimiliki oleh anak yatim piatu dan bukan yatim piatu tentu akan
berbeda. Karena anak yatim piatu tidaklah mendapatkan bimbingan langsung
dari orang tuanya.
Keberadaan lembaga-lembaga pendidikan maupun yayasan-yayasan
yatim piatu mampu mengambil alih peran orang tua yang telah tiada dengan
memberikan bimbingan agama. Dalam buku bimbingan kesejahteraan
keluarga dan masyarakat disebutkan bahwa “Munculnya yayasan atau
lembaga-lembaga sosial merupakan fenomena yang mengembirakan, karena
selain dapat menolong dari suatu kondisi ketidakberdayaan juga memberikan
kesempatan kepada mereka untuk mengembangkan diri dan
keterampilannya.”5
Yayasan atau lembaga-lembaga sosial tersebut bukan hanya
memberikan bantuan dalam bentuk materi saja, tetapi lebih memfokuskan
pada pembentukan moral dan pembekalan diri berupa keterampilan-
4 Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. 2000), h. 93. 5 Departemen Sosial, Bimbingan Kesejahteraan Keluarga dan Masyarakat, (Jakarta:
Direktorat Jenderal Kesejahteraan Anak, Keluarga dan Masyarakat, 1973), h. 2.
5
keterampilan hidup dimana dengan keterampilan yang diberikan, mereka
dapat melangsungkan tujuan dan cita-cita hidup yang didambakan.
Bimbingan agama dan nasehat dilaksanakan semata-mata bertujuan
agar para anak yatim piatu ini dapat mempersiapkan diri mereka dalam
menghadapi perkembangan zaman. Apabila tidak diberikan bimbingan
mereka nantinya akan mengalami kegagalan dalam hidupnya seperti apatis,
putus asa terhadap segala persoalan bahkan mereka merasa terisolir dan
terlantar dalam masyarakat.6
Untuk itu penulis tertarik untuk meneliti bagaimana pengaruh
bimbingan agama terhadap kepercayaan diri anak yatim piatu. Objek
penulisan adalah anak-anak yatim piatu berusia 10–20 tahun yang dinaungi
oleh Yayasan Daarul Fattaah Assalafi yang beralamat di Jalan H. Japat
Lingkungan Cipayung RT 005 RW 001 Kel. Abadijaya Kec. Sukmajaya Kota
Depok.
Yayasan Daarul Fattah Assalafi dipilih, karena salah satu yayasan
yatim piatu yang bukan hanya memberikan naungan tempat tinggal kepada
anak yatim dan yatim piatu, tetapi juga memberikan bimbingan agama
terhadap anak yatim piatu di kota Depok. Untuk itu, dalam penulisan skripsi
ini penulis mengangkat judul “Pengaruh Bimbingan Agama Terhadap
Kepercayaan Diri Anak Yatim Piatu Yayasan Daarul Fattah Assalafi
Sukmajaya Depok”.
6 Zakiah Daradjat, Pembinaan Mental, (Jakarta: Bulan Bintang, 1974), h.15.
6
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka batasan dan rumusan
masalah penulisan ini sebagai berikut:
1. Pembatasan Masalah
Batasan masalah dari penulisan ini adalah:
a. Bimbingan agama yang dimaksud dalam skripsi ini adalah bimbingan
agama baik menggunakan metode ceramah, maupun melalui media
penyuluhan seperti pengajian dan penggunaan alat peraga.
b. Kepercayaan diri dalam skripsi ini dibatasi pada perilaku dan rasa
kepercayaan diri yang dimiliki anak yatim piatu berusia 10 – 20 tahun,
saat di lingkungan yayasan maupun di luar lingkungan yayasan.
c. Lokasi penulisan ini dibatasi hanya di Yayasan Daarul Fattah Assalafi
Sukmajaya Depok.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka permasalahan yang
dijadikan fokus dalam skripsi ini sebagai berikut:
a. Bagaimanakah program bimbingan agama bagi anak yatim piatu di
Yayasan Daarul Fattah Assalafi Sukmajaya Depok?
b. Bagaimana pengaruh bimbingan agama terhadap kepercayaan diri
anak yatim piatu di Yayasan Daarul Fattah Assalafi Sukmajaya
Depok?
7
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui program bimbingan agama bagi anak yatim piatu di
Yayasan Daarul Fattah Assalafi Sukmajaya Depok.
b. Mengetahui pengaruh bimbingan agama terhadap kepercayaan diri anak
yatim piatu di Yayasan Daarul Fattah Assalafi Sukmajaya Depok.
2. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan dalam skripsi ini diharapkan dapat dirasakan
oleh berbagai pihak. Baik itu dari pihak akademis termasuk penulis,
maupun pihak praktisi yakni penyuluh dan terbimbing, khususnya pihak
Yayasan Daarul Fattaah Assalafi Sukmajaya Depok. Secara akademis,
manfaat penulisan ini adalah:
a. Syarat untuk meraih gelar Sarjana Strata 1 (S1)
b. Sebagai bahan referensi dalam peningkatan wawasan dakwah,
khususnya mengenai bimbingan agama
c. Sebagai pijakan dalam melakukan penulisan selanjutnya.
Secara praktis, diharapkan dari hasil penulisan ini dapat menjadi
informasi dan pengetahuan baru yang dapat diaplikasikan dalam
menumbuhkembangkan nilai-nilai keagamaan terhadap anak yatim piatu
yang diasuh agar memiliki kepercayaan diri, khususnya bagi pihak
Yayasan Daarul Fattaah Assalafi Sukmajaya Depok.
8
D. Tinjauan Pustaka
Sebelum melakukan penulisan, penulis terlebih dahulu melakukan
kajian atas penulisan terdahulu. Hal ini dilakukan untuk memperjelas
perbedaan penulisan ini dengan penulisan-penulisan sebelumnya dan
menghindari penjiplakan (plagiarism) karya orang lain. Hasil penulisan
terdahulu sebagai berikut:
1. Penulisan skripsi yang ditulis oleh Khairol Amri Mahasiswa Fakultas
Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo
Semarang tahun 2014 dengan judul “Pengaruh Bimbingan Penyuluhan
Agama Islam Terhadap Rasa Percaya Diri Anak Di Panti Asuhan Al Hikmah
Wonosari Ngaliyan Semarang". Hasil penulisan menjelaskan persamaan
regresi Y= 28,648+ 0,304 dengan Freg = 11,271, yang berarti lebih besar
dari taraf signifikansi 5%= 4,006 maupun 1% = 2,794 pada N= 60.
Dengan demikian uji hipotesis ini menerima hipotesis yang diajukan,
bahwa terdapat pengaruh signifikan antara bimbingan penyuluhan agama
Islam terhadap percaya diri anak di Panti Asuhan Al Hikmah Wonosari
Ngaliyan Semarang. Hal ini membuktikan bahwa jika bimbingan
penyuluhan agama Islam semakin tinggi maka akan berakibat pula
meningkatnya percaya diri anak.
Walaupun skripsi ini memiliki tujuan dan metode penulisan yang
sama dengan penulisan Khairol Amri, mahasiswa UIN Walisongo
Semarang tahun 2014. Namun, skripsi ini memiliki perbedaan pada
lokasi penulisan, dimana Khairol Amri melaksanakan penulisan di Panti
9
Asuhan Al Hikmah Wonosari Ngaliyan Semarang, sedangkan skripsi ini
dilaksanakan di Yayasan Daarul Fattah Assalafi Sukmajaya Depok.
Perbedaan kota antara Semarang dan Depok, tentu memiliki
perbedaan karakter penduduknya. Depok dengan letak geografinya yang
berdekatan dengan Ibu Kota akan membutuhkan bimbingan agama lebih
dalam hal pembentukan karakter. Dalam penulisan skripsi ini akan
diketahui apakah bimbingan agama akan tetap berpengaruh terhadap
kepercayaan diri anak yatim piatu meskipun di kota yang berbeda.
2. Penulisan skripsi yang ditulis oleh Eko Setyo Budi Mahasiswa Fakultas
Dakwah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang tahun 2011
dengan judul "Upaya Bimbingan dan Konseling Islam dalam
Meningkatkan Rasa Percaya Diri Anak-Anak di Panti Asuhan Jaka
Tingkir Kec. Sayung Kab. Demak". Hasil penulisan menjelaskan bahwa
faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri yang dialami terbimbing
adalah pengalaman pada masa kanak-kanak yang berhubungan dengan
lingkungan sekitarnya.
Adapun upaya dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling Islam
yaitu penyuluh memberikan motivasi, support, dan nasehat-nasehat yang
dijarkan dalam agama Islam, yaitu dengan mendekatkan diri kepada
Allah serta diberi kesibukan berupa keterampilan yang disediakan olah
yayasan sehingga terbimbing mampu berinteraksi dengan orang banyak
dan juga mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan yayasan panti
asuhan. Selain itu, penyuluh juga mengarahkan terbimbing untuk
10
bertanggung jawab dalam kesehariannya dan bimbingan konseling Islam
melalui beberapa langkah yaitu identifikasi masalah, diagnosis,
prognosis, terapi, evaluasi dan follow up.
Perbedaan skripsi karya Eko Setyo Budi dengan skripsi ini yaitu,
pada skripsi Eko bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi
kepercayaan diri dan untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh panti
asuhan untuk meningkatkan kepercayaan diri, sedangkan dalam skripsi
ini secara spesifik bertujuan untuk mengetahui pengaruh bimbingan
agama terhadap kepercayaan diri. Selain itu hal yang membedakan
adalah skripsi Eko menggunakan pendekatan kualitatif, sedangkan
skripsi menggunakan pendekatan kuantitatif.
3. Penulisan Dean Rupiati dengan judul “Kontribusi Dukungan Sosial
Orang Tua Terhadap Kepercayaan Diri Remaja”, yang merupakan skripsi
S1 Fakultas Sosiologi Universitas Gunadarma Depok pada tahun 2007,
bertujuan untuk menguji seberapa besar kontribusi dukungan orang tua
terhadap kepercayaan diri remaja.
Dengan pendekatan kuantitatif menggunakan analisis regresi
dengan uji f dan uji determinasi diketahui bahwa F sebesar 218.153
dengan signifikansi 0.000 (p < 0.05) dan R square sebesar 0.657 dengan
demikian hipotesis yang berbunyi ada kontribusi dukungan sosial orang
tua secara signifikan terhadap kepercayaan diri remaja diterima. Hal ini
berarti dukungan sosial orang tua memberikan kontribusi yang
11
signifikan sebesar 65.7% sedangkan 34.3% kemungkinan dipengaruhi
oleh faktor-faktor lainnya seperti jenis kelamin dan tingkat pendidikan.
Walaupun sama-sama menggunakan pendekatan kuantitatif dan
menggunakan variabel kepercayaan diri sebagai variabel dependent,
namun skripsi milik Dean Rupiati dengan skripsi ini memiliki perbedaan
yaitu perbedaan variabel independent. Variabel independent yang
digunakan oleh Dean Rupiati adalah dukungan sosial orang tua,
sedangkan dalam penulisan ini adalah bimbingan agama.
4. Penulisan Nur Hidayah, mahasiswa Jurusan Bimbingan Penyuluhan
Islam Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Wali Songo
Semarang pada tahun 2011, dengan judul “Pengaruh Intensitas
Mengikuti Pembinaan Mental Keagamaan Islam Terhadap Tingkat Rasa
Percaya Diri Narapidana Wanita Kelas II A di LP Wanita Bulu
Semarang”.
Penulisannya bertujuan untuk mendapatkan dan menggambarkan
pengaruh intensitas mengikuti pembinaan mental keagamaan Islam
terhadap tingkat rasa percaya diri narapidana wanita kelas II A di LP
Wanita Bulu Semarang. Dengan menggunakan metode analisis kolerasi
momen dari Pearson dan analisis regresi.
Hasil penulisan ini adalah ada pengaruh intensitas mengikuti
pembinaan mental keagamaan Islam terhadap percaya diri narapidana
wanita ditunjukkan dari hasil Freg = 83,91 yang dikonsultasikan dengan r
tabel dengan N = 40 atau derajat kebebasan db = 40 - 2 = 38. Harga F
12
pada tabel taraf signifikan 1% = 7,35 dan untuk taraf signifikan 5% =
4,10 pada tabel dapat diketahui bahwa F reg = 83,91 > Ft 5% = 4,10 =
Signifikan dan hipotesis diterima, F reg = 83,91 > Ft 1% = 7,3 =
Signifikan dan hipotesis diterima.
Hal yang menjadi pembeda skripsi milik Nur Hidayah dengan
skripsi ini adalah objek penulisan dan lokasi penulisan, dimana penulisan
Nur Hidayah menjadikan narapidana wanita di Kelas II A di LP Wanita
Bulu Semarang sebagai objek dan lokasi penulisan. Sedangkan objek dan
lokasi penulisan skripsi ini adalah anak yatim piatu di Yayasan Daarul
Fattah Assalafi Sukmajaya Depok.
5. Penulisan Suci Safitri yang berjudul “Peranan pendidikan Agama Islam
Terhadap Akhlak Yatim/ Piatu (Studi Kasus di Yayasan Yatim Piatu Al
Muhajirin Cipondoh Permai Tangerang)”, yang merupakan skripsi S1
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2009. Penulisannya
bertujuan untuk mengetahui korelasi antara peranan pendidikan Agama
Islam dan Akhlak yatim/ piatu dan untuk mengetahui peran pendidikan
Agama Islam pada Yayasan Yatim Piatu Al Muhajirin Cipodoh Permai
Tangerang terhadap akhlak yatim/ piatu, menggunakan metode deskriptif
dengan library research dan field research.
Diketahui bahwa terdapat hubungan pelaksanaan pengajaran
pendidikan Agama Islam di Yayasan Al Muhajirin dalam membiasakan
pada diri anak yatim/ yatim piatu untuk selalu berakhlak mulia,
13
berdasarkan korelasi antar dua variabel dinyatakan korelasi searah
(positif) sebesar 0.304 dengan arti korelasi lemah.
Perbedaan kali ini ada pada variabel penulisannya. Pada skripsi
karya Suci Safitri menggunakan pendidikan agama Islam sebagai
variabel independent dan Akhlak yatim/ piatu sebagai variabel dependent
dalam penulisannya. Sedangkan pada skripsi ini variabel independent nya
adalah bimbingan agama dan variabel dependent adalah kepercayaan diri
anak yatim piatu.
E. Sistematika Penulisan
Dalam membahas skripsi ini penulis membagi ke dalam enam bab.
Pada setiap babnya terdapat sub-sub bab. Maka dari itu, dalam penulisan
skripsi ini penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN, yang terdiri dari latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, tinjauan
pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI, berisi landasan teori berupa Pengaruh yang
terdiri dari pengertian pengaruh dan analisis pengaruh; Bimbingan Agama
yang terdiri dari pengertian, tujuan dan fungsi bimbingan agama, unsur-unsur
bimbingan agama, langkah-langkah bimbingan agama dan metode bimbingan
agama; Percaya Diri terdiri dari pengertian percaya diri, aspek-aspek percaya
diri dan faktor-faktor yang mempengaruhi percaya diri; Anak Yatim Piatu
terdiri dari pengertian yatim piatu dan pandangan dasar tentang yatim piatu.
14
BAB III METODOLOGI PENULISAN, yang terdiri dari pendekatan dan
jenis penulisan, tempat dan waktu penulisan, populasi dan sampel, variabel
penulisan, definisi operasional variabel penulisan, teknik pengumpulan data,
instrumen penulisan, uji validitas, uji reliabilitas, teknik analisis data, sumber
data dan kerangka pemikiran (frame work).
BAB IV GAMBARAN UMUM YAYASAN DAARUL FATTAH
ASSALAFI, yang berisi tentang sejarah dan perkembangan, visi, misi dan
tujuan, struktur organisasi dan pengelolaan, program kegiatan bimbingan
agama, serta sarana dan prasarana.
BAB V TEMUAN DAN ANALISIS, yang berisi tentang deskripsi
responden, program bimbingan agama bagi anak yatim piatu dan analisis
pengaruh bimbingan agama terhadap kepercayaan diri anak yatim piatu.
Analisis tersebut terdiri dari hasil uji validitas dan reliabilitas, serta hasil uji
koefisien regresi linier sederhana.
BAB V PENUTUP, berisi kesimpulan yang merupakan jawaban atas segala
permasalah yang telah diangkat, serta saran yang berisi saran-saran yang
dianggap perlu untuk peningkatan pengetahuan pihak-pihak tertentu.
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Percaya Diri
1. Pengertian Percaya Diri
Kepercayaan diri adalah salah satu dari sifat kepribadian yang
merupakan gabungan dari pikiran dan perasaan seseorang, perjuangan dan
harapan, ketakutan dan fantasi, gambaran apakah dirinya, apa yang ia
miliki, akan menjadi apa nanti, dan termasuk sikap penghargaan diri.
Kepercayaan diri pada dasarnya merupakan sikap yang kita ikuti
untuk memiliki persepsi positif dan realitis dari diri dan kemampuan kita.
Kepercayaan diri mengarah pada perasaan seseorang mengenai
kemampuan untuk menentukan situasi dengan berhasil tanpa
kecenderungan mengikuti orang lain dan memiliki evaluasi diri yang
positif. 1
Kepercayaan diri berarti merasa positif tentang apa yang bisa
dilakukan dan tidak mengkhawatirkan apa yang tidak bisa dilakukan,
tetapi memiliki kemauan untuk belajar. Kepercayaan diri adalah pelumas
yang memperlancar hubungan antara diri seseorang dan kemampuan yaitu
bakat, keahlian, dan potensi dan cara Anda memanfaatkannya.2
1 Goel, M. “Comparative Study of Single Child and Child with Sibling”. Terjemah dari
Anggarwal P. International Journal of Research in Social Sciences, 4 (2), 89. 2 Martin Perry. Confidence Booster: Pedongkrak Kepercayaan Diri. Terjemah dari Aditya
Suharmoko (Jakarta: Erlangga, 2006), h. 5.
16
Menurut Lauster, kepercayaan diri adalah sifat kepribadian yang
sangat menentukan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Kepercayaan
diri mempengaruhi sikap hati-hati, ketergantungan, keserakahan, toleransi,
dan cita-cita. Rasa percaya diri merupakan satu di antara aspek-aspek
kepribadian yang penting dalam kehidupan manusia. 3
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan diri
Faktor-faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri pada seseorang
adalah sebagai berikut:
a. Penampilan fisik
Sejumlah peneliti telah menemukan bahwa penampilan fisik
merupakan kontributor yang sangat berpengaruh pada rasa percaya diri
remaja
b. Sikap orang tua
Sikap orang tua penting sekali bagi perkembangan perasaan anak
mengenai dirinya. Ketika orang tua memberikan sikap penerimaan,
anak akan memperoleh fondasi yang kuat untuk merasakan hal yang
baik mengenai diri mereka. Jika salah satu atau kedua orang tua mereka
terlalu banyak mengkritik atau menuntut, atau mereka terlalu protektif
dan mengecilkan hati anak ketika berupaya mencapai kemandirian,
anak mungkin akan meyakini bahwa mereka tidak memiliki
kemampuan, tidak kompeten dan lemah.
3 Lauster, P. Personality Test: Tes Kepribadian. Terjemah dari D. H Gulo. (Jakarta: Bumi
Aksara, 2012), h. 3
17
c. Teman sebaya
Pengaruh teman sebaya bisa jadi sebuah kekuatan, baik dari orang
tuan maupun masyarakat dalam pembentukan perasaan mengenai diri
sendiri. Anak yang sedang menguji penilaian di masa remaja mereka
dan sedang menguji penilaian di masa remaja mereka dan sedang
mengembangkan identitas, mereka akan rentan sekali terhadap
pengaruh dari teman sebaya.
d. Saudara kandung
Anak yang memiliki saudara kandung memiliki kepercayaan diri
yang lebih besar dibandingkan anak tunggal, hal ini berdasarkan
penelitian Goel dan Aggarwal pada tahun 2012. Saudara kandung
menjadi pendorong penting yang mempengaruhi anak untuk menjadi
baik atau buruk.4
Sedangkan menurut Noom M. J., Decovic M., & Meeus W. (2001)
menyatakan bahwa:
“Factor influences the self confidence is autonomy. An adolescent who has
emotion autonomy, of course he has confidence to determine the goals of
live until he isn’t necessary rely on the others to support that he will do.”
Arti pernyataan tersebut adalah faktor yang mempengaruhi
kepercayaan diri adalah kemandirian. Remaja yang telah mandiri secara
emosional tentunya akan merasa yakin dan percaya diri dalam menentukan
tujuan hidup sehingga individu tidak perlu mengandalkan pemikiran orang
4 Goel, M. & Aggrawal, P. A “Comparative Study of Single Child and Child with
Sibling”, h. 98
18
lain untuk mendukung tindakan yang akan dilakukannya.5 Sedangkan
Nickerson A. B. dan Nagle R. J. (2005) berpendapat bahwa:
“Factor influences the self confidence is parent attachment. The results
show that a child who has safe attachment will more competent, emotional
healthy, the confidence and social capability better than child who has
afraid attachment.”
Arti pernyataan tersebut adalah faktor yang mempengaruhi
kepercayaan diri adalah Parent Attachment. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa anak yang memiliki pola attachment yang aman akan
lebih kompeten, sehat secara emosional, percaya diri dan memiliki
kemampuan sosial yang lebih baik dibandingkan anak dengan pola
attachment yang mencemaskan.6
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa keluarga,
baik itu orang tua maupun saudara kandung memiliki peran penting dalam
menumbuhkan rasa percaya diri. Selain itu, teman sebaya juga ikut
berperan dalam pembentukkan rasa percaya diri. Hal ini tentunya sangat
mungkin terjadi mengingat seorang anak lebih banyak berinteraksi
bersama keluarga dan teman sebayanya.
Lingkungan anak yatim piatu dengan yang bukan yatim piatu tentu
berbeda, hal tersebut juga akan mempengaruhi kepercayaan diri mereka.
Dengan latar belakang yang berbeda, anak yatim piatu akan lebih
merendahkan diri mereka dengan status yatim piatu yang mereka sandang.
5 Noom, M. J., Decovic, M., & Meeus, W. (2001). “Conceptual Analysis and
Measurement of Adolescent Autonomy”. Journal of Youth and Adolescence, 30 (5), 577. 6 Nickerson, A. B., & Nagle, R. J. (2005). "Parent and Peer Attachment in Late Childhood
and Early Adolescense". The Journal of Early Adolescence, no. 25 (2), h. 223
19
Karena mereka merasa memiliki harta dasar yang tidak sempurna, yakni
keluarga.
Sedangkan hal yang sama-sama dimiliki oleh anak yatim piatu dan
bukan yatim piatu adalah bimbingan agama. Anak bukan yatim piatu
mendapatkan bimbingan agama dari orang tua mereka, sedangkan anak
yatim piatu mendapatkan bimbingan agama dari yayasan yatim piatu.
Maka dalam skripsi ini akan dibahas lebih dalam pengaruh bimbingan
agama terhadap kepercayaan diri anak yatim piatu.
3. Aspek-aspek Kepercayaan Diri
Shrauger dan Schohn mengemukakan aspek yang terkandung
dalam kepercayaan diri antara lain: 7
a. Academic, merupakan suatu keyakinan yang dimiliki seseorang
mengenai kelebihan dirinya atas kemampuan intelektual yang dapat
dilihat dari prestasi di bidang akademik.
b. Appearance, merupakan suatu perasaan yang dimiliki seseorang
mengenai penampilan fisik yang dianggap lebih unggul dari orang lain.
c. Athletics, merupakan perasaan atau keyakinan yang dimiliki seseorang
mengenai kemampuannya dalam bidang olah raga yang ditunjukkan
dengan sikap antusias terhadap olahraga.
d. Romantic, merupakan suatu keyakinan yang dimiliki seseorang terkait
dengan kemudahan dalam memperoleh teman atau pasangan.
7 Shrauger & Schohn, “Self Confidence in Collage Students: Conceptualization,
measurement, and behavioral implications”, h. 278
20
e. Social, adalah suatu keyakinan seseorang terhadap kemampuannya
untuk membangun relasi dengan orang lain dan perasaan nyaman untuk
berada di sekitar orang banyak.
f. Speaking, merupakan keyakinan seseorang bahwa ia memiliki
kemampuan untuk berbicara di depan umum dengan baik dan mampu
mengekspresikan dirinya secara efektif.
g. General, yaitu suatu perasaan percaya diri yang menjadikan seseorang
merasa bahwa dirinya cakap, memiliki kemampuan untuk menjadi
sukses, dan bisa mengatasi berbagai persoalan dengan kemampuannya
sendiri.
h. Mood, merupakan keadaan jiwa yang memungkinkan seseorang merasa
bahwa dirinya lebih baik. Mood yang stabil dapat membuat seseorang
terus merasa bahwa dirinya dalam keadaan baik. Meskipun ia sedang
menghadapi sebuah permasalahan, ia akan tetap yakin bahwa dengan
kemampuannya ia dapat mengatasi hal tersebut.
B. Bimbingan Agama
1. Pengertian Bimbingan Agama
Bimbingan dalam istilah lain disebut guidance. Kata guidance
adalah dari kata kerja to guide, artinya menunjukkan, membimbing, atau
menuntun orang lain yang membutuhkan. Jadi pengertian bimbingan
secara harfiah adalah menunjukkan, memberi jalan atau menuntun orang
21
lain ke arah tujuan yang bermanfaat bagi hidupnya masa kini dan masa
mendatang.8
Namun secara istilah ada beberapa pendapat, diantaranya menurut
Drs. Bimo Walgito bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang
diberikan individu-individu atau sekumpulan individu-individu dalam
menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan didalam kehidupannya
agar individu atau sekumpulan individu-individu itu dapat mencapai
kesejahteraan hidupnya.
Sedangkan menurut Rahman Natawijaya yang dikutip lagi oleh
Drs. Juhana Wijaya yang berjudul “Psikologi Bimbingan”, bimbingan
adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu-individu yang
dilakukan secara terus menerus (continue) supaya individu tersebut dapat
memahami dirinya sehingga dia sanggup mengarahkan diri dan
berperilaku wajar sesuai dengan ketentuan dan keadaan lingkungan
sekolah, keluarga, dan masyarakat.9
Pengertian agama menurut Prof. K.H M. Taib Thahir Abdul Muin
adalah peraturan Tuhan yang mendorong jiwa seseorang yang mempunyai
akal memegang peraturan Tuhan dengan kehendaknya sendiri untuk
mencapai kebahagiaan hidup dan kebahagiaan kelak di akhirat.10
Dalam skripsi ini penelitian difokuskan pada bimbingan agama
Islam, karena seperti yang telah dijelaskan diawal bahwa agama Islam
8 M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: PT.
Golden Terayon Press, 1982), h. 1 9 Juhana Wijaya. Psikologi Bimbingan. (Bandung: Enerco, 1983). h. 11.
10 Asian Hady. Pengantar Filsafat Agama. (Jakarta: Rajawali Press, 1986). h. 7.
22
merupakan agama yang menanamkan kepercayaan diri pada orang-orang
yang beriman. Selain itu, Yayasan Daarul Fattah Assalafi Sukmajaya
Depok yang menjadi objek penelitian melakukan bimbingan dengan
landasan agama Islam.
Agama Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah SWT
kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada seluruh
manusia. Agama Islam merupakan agama yang terakhir dan
penyempurnaan dari agama-agama terdahulu.11
Berdasarkan konsep pengertian bimbingan keagamaan, baik yang
umum maupun yang Islami, maka bimbingan agama Islam dapat
dirumuskan sebagai proses pemberian bantuan terhadap individu agar
dalam kehidupan keagamaannya senantiasa selaras dengan ketentuan dan
petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan
akhirat.12
2. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Agama
Bimbingan agama selain perlu dilakukan terhadap orang lain, juga
harus dilakukan kepada dirinya sendiri. Karena bimbingan agama yang
akan menjadi pondasi kehidupan setiap manusia. Bila pondasi kehidupan
seseorang kuat, maka bangunan kehidupannya-pun akan kuat termasuk
kepercayaan diri yang dimiliki.
11
Chabib Thoha. Pendidikan Islam. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), h. 97. 12
Aunur Rahim Faqih. Bimbingan dan Konseling dalam Islam. (Yogyakarta: UII Press.
2001), h. 61.
23
Tugas untuk saling membimbing dan menasehati dalam kebenaran,
seperti bimbingan agama telah dijelaskan dalam Firman Allah SWT pada