PA F UN PENGA TERH ADA KBI Diajuka KOSEN J FAKULTA NIVERSIT ARUH BI HADAP K IH IMAM an untuk m Gelar S NTRASI MA JURUSAN AS ILMU D TAS ISLAM IMBINGA KUALITA M BONJO Skrip memenuhi p r Sarjana S Disusun O Siti Mika N 111205310 MANAJEME MANAJE DAKWAH D M NEGERI JAKAR 1437 H/ 20 AN MAN AS JAMA OL JAKAR psi persyaratan osial (S.Sos Oleh : Nur Aini 00014 EN HAJI D EMEN DAK DAN ILMU I SYARIF H RTA 016 M NASIK HA AAH HAJ RTA SEL n mempero s) DAN UMRO KWAH U KOMUN HIDAYAT AJI JI LATAN oleh OH NIKASI TULLAH
110
Embed
PENGARUH BIMBINGA N MANASIK HAJI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jumlah sampel adalah 45 orang jamaah haji KBIH Imam Bonjol Jakarta Selatan. Hasil
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PA
F
UN
PENGA
TERH
ADA KBI
Diajuka
KOSEN
J
FAKULTA
NIVERSIT
ARUH BI
HADAP K
IH IMAM
an untuk mGelar
S
NTRASI MA
JURUSAN
AS ILMU D
TAS ISLAM
IMBINGA
KUALITA
M BONJO
Skrip
memenuhi pr Sarjana S
Disusun O
Siti Mika N111205310
MANAJEME
MANAJE
DAKWAH D
M NEGERI
JAKAR
1437 H/ 20
AN MAN
AS JAMA
OL JAKAR
psi
persyaratanosial (S.Sos
Oleh :
Nur Aini 00014
EN HAJI D
EMEN DAK
DAN ILMU
I SYARIF H
RTA
016 M
NASIK HA
AAH HAJ
RTA SEL
n memperos)
DAN UMRO
KWAH
U KOMUN
HIDAYAT
AJI
JI
LATAN
oleh
OH
NIKASI
TULLAH
PENGARUH BIMBINGAN MANASIK HAJI TERHADAP KUALITASJA]WAAII IIAJI KBIH IMAM BONJOL JAKARTA SELATAN
Skripsi
Diajkukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S.Sos)
Oleh
Siti Mika Nllr Aini
NIM:1112053100014
Di BawahBimbingan
KONSENTRASI MANAJEMEN ⅡAЛ DAN
PROGRAM STIIDI PIANAJEPIEN DAKWAH
FAKULTASILMU DAKWAⅡ DAN KOⅣIIINIKASI
UNIVERSITASISLAM NEGERISYARIF HIDAYATIILLAH
JAKARTA
1437H/2016 ⅣI
NIP。 196203031992032001
「
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi beゴ udulPENGARUⅡ BIMBINGAN ⅣLNASIK ⅡAJI TERHADAPKUALITAS JAPIAAⅡ HAJI KBIH IMAⅣI BONJOL JAKARTA SELATAN telahdittikan dalam sidang munaqasyah Fakultas 1lmu Dakwah dan 1lmu Kollnllnikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta,pada ha五 」umat tangga1 30 Septelnber 2016.Skripsi ini telahditerima sebagai salah satu syarat meraih gelar Sttana Sosial(S.SOS)pada Konsentrasi
Manttemen Htti dan Umrah.
Jakarta, 30 Septefnb er 2016.
Panitia Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggung j awabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber
asli atau tanpa izin pemilik karya.
4. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas
karya saya, dan telah melalui pembuktian yarLg dapat
dipertanggung-jawabkan, ternyata memang ditemukan bahwa
saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk
dikenakan sangsi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya,
」akarta,27 sTlelnber 2016
(Siti Mika Nur Aini)
i
ABSTRAK
Siti Mika Nur Aini 1112053100014. PENGARUH BIMBINGAN MANASIK
HAJI TERHADAP KUALITAS JAMAAH HAJI KBIH IMAM BONJOL
JAKARTA SELATAN
Bimbingan manasik haji merupakan proses bantuan professional yang memberikan suatu informasi kepada para jamaah mengenai hal-hal peribadatan yang berkaitan dengan tata cara pelaksaan ibdah haji, dengan tujuan agar peserta bimbingan haji dapat melaksanakan ibadah haji penuh pengertian, sebaik mungkin, dan dapat mempertahankan haji yang mabrur.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bimbingan manasik haji terhadap kualitas jamaah. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Jumlah sampel adalah 45 orang jamaah haji KBIH Imam Bonjol Jakarta Selatan.
Hasil penelitian ini menunjukan bimbingan manasik haji secara parsial maupun simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas jamaah haji KBIH Imam Bonjol Jakarta Selatan. Bimbingan manasik haji berpengaruh terhadap kualitas jamaah dengan persenan sebanyak 52,7%.
Bagi kalangan akademisi, diharapkan penelitian selanjutnya dapat menggunakan penelitian ini sebagai referensi untuk penelitiannya, KBIH lebih berupaya untuk meningkatkan layanan terhadap jamaah, serta dapat menjadi bahan evaluasi dan masukan untuk lebih memajukan pelayanan tersebut.
Kata kunci: Bimbingan Manasik Haji, Kualitas jamaah haji
ii
KATA PENGANTAR
بسم اهللا الرحمن الرحيم
Segala puji bagi Allah SWT, atas berkah dan karunia-Nya skripsi ini bisa
terselesaikan. Shalawat serta salam semoga Allah SWT sampaikan kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW karena perjuangan beliau kita dapat menikmati
Iman dan Islam Hingga Saat Ini Sebagai Bentuk Kasih Sayang Allah SWT kepada
kita semua.
Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan para dosen maupun pengajar lain
yang memiliki intensitas ilmu di bidang kelembagaan khususnya ilmu perhajian.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini, tidak terlepas dari doa dan kerja keras
didalam pembuatannya, penulis juga berterima kasih atas dorongan motivasi dan
dukungan semangat serta doa dari almarhum ayahanda H.M.Hasip dan ibunda
HJ.Rumanih serta ibunda HJ.Aminih yang tiada henti-hentinya yang menjadi
alasan sehingga penulis tetap kuat menghadapi kesulitan dalam menyelesaikan
skripsi ini. Tak lupa penulis ucapkan rasa terima kasih ini kepada :
1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Suparto, M,Ed,Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang Akademik,
Dr. Hj. Roudhonah, MA selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum,
Dr. Suhaimi,M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.
2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA,MM sebagai Ketua Jurusan Manajemen
Dakwah, Drs. Sugiharto, MA sebagai Sekretaris Jurusan Manajemen
Dakwah.
iii
3. Drs. Hj. Jundah Sulaiman,MA sebagai dosen pembimbing skripsi yang
telah meluangkan banyak waktunya untuk memberi arahan serta masukan
dalam penulisan skripsi ini.
4. H. Jafri Jamil, SH,MM , H.Umriani, H. Mazhar Malik,A,Md.AK serta staff
KBIH Imam Bonjol yang telah memberikan ijin penelitian dan banyak
meluangkan waktunya untuk memberikan informasi yang penulis
butuhkan.
5. Seluruh keluarga besar, kakak-kakak (Muhammad Betawi, Muhammad
1. Hasil Uji Kualitas Data ..................................................................... 60
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................................... 63
3. Hasil Uji Hipotesis ............................................................................ 66
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 71
B. Saran-saran .............................................................................................. 72
C. Implikasi ................................................................................................. 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 46
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Operasional Variabel Penelitian .......................................................... 12 Tabel 1. 2 Skala Likert .......................................................................................... 17 Tabel 4. 1 Jadwal Kegiatan Manasik Haji KBIH Imam Bonjol Tahun 2016 ....... 56 Tabel 4. 2 Data Sampel Penelitian ........................................................................ 59 Tabel 4. 3 Jenis Kelamin Responden .................................................................... 59 Tabel 4. 4 Usia Responden ................................................................................... 60 Tabel 4. 5 Hasil Uji Validitas Bimbingan Manasik Haji ...................................... 61 Tabel 4. 6 Hasil Uji Validitas Disiplin Kualitas Jamaah ...................................... 62 Tabel 4. 7 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................ 63 Tabel 4. 8 Hasil Uji Multikolonieritas .................................................................. 64 Tabel 4. 9 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test 65 Tabel 4. 10 Uji Heteroskedastisitas ..................................................................... 66 Tabel 4. 11 Uji Koefisien Determinan .................................................................. 67 Tabel 4. 12 Uji Statistik F ..................................................................................... 68 Tabel 4. 13 Uji Statistik t ...................................................................................... 69
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib
dilaksanakan oleh umat Islam yang memenuhi kriteria istitha’ah, antara
lain mampu secara materi, fisik, dan mental. Bagi bangsa Indonesia,
penyelenggaraan haji adalah tugas nasional karena di samping
menyangkut kesejahteraan lahir-batin jama’ah haji, juga menyangkut
nama baik dan martabat bangsa Indonesia di luar negeri, khususnya di
Arab Saudi. Pelaksanaan yang bersifat massal dan berlangsung dalam
jangka waktu yang terbatas, sehingga penyelenggaraan ibadah haji
memerlukan manajemen yang baik agar tertib, aman dan lancar.
Peningkatan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan terhadap
jama’ah haji diupayakan agar lebih menjadi sempurna sistem dan
manajemen penyelenggaraan ibadah haji. Penyempurnaan sistem
manajemen tersebut agar calon jama’ah haji lebih siap dan mandiri dalam
menunaikan ibadah haji sesuai dengan tuntunan agama, sehingga
diperoleh haji mabrur.
Haji merupakan ibadah yang sangat istimewa bagi umat Islam
karena dijanjikan oleh Allah bahwa pahala haji mabrur adalah surga.
Dengan melaksanakan haji, seorang Muslim merasa telah
menyempurnakan kelima rukun agamanya. Gelar haji di Indonesia juga
merupakan status sosial yang dihormati sekaligus mengindikasikan tingkat
2
kemampuan ekonomi penyandangnya. Haji juga diwajibkan bagi orang
yang mampu satu kali seumur hidupnya.
Firman Allah SWT :
عن غني للهٱ فإن كفر ومن سبيال هإلي تطاعسٱ من تبيلٱ حج لناسٱ على ولله
.لمينعلٱ
Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, Yaitu (bagi)
orang yang sanggup Mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa
mengingkari (kewajiban haji), Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya
(tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (ali-Imron : 97)
Karena tingginya nilai ibadah haji, maka umat Islam rela
meninggalkan kekayaannya, meninggalkan pekerjaan dan keluarganya
selama waktu tertentu dan siap bersusah payah untuk menunaikan rukun
Islam kelima tersebut. Maka tidak heran kalau, seiring dengan
meningkatnya kemampuan ekonomi Indonesia, jumlah jamaah haji pun
semakin meningkat.
Sebagai konsekuensi dari meningkatnya jumlah jamaah haji,
tentunya dibutuhkan pula tenaga lebih untuk memberikan panduan
mengenai haji kepada calon jama’ah. Pemerintah sudah memiliki badan
khusus dalam menangani hal ini di bawah naungan Kementerian Agama
Direktorat Pembinaan Haji dan Umroh. Namun demikian dengan
banyaknya jumlah jama’ah haji kementerian Agama (Kemenag) belum
optimal berperan penuh untuk memberikan bimbingan yang cukup kepada
calon jama’ah haji. Kemenag bekerjasama dengan Kelompok Bimbingan
Ibadah Haji (KBIH) yang dibentuk oleh sekelompok orang atau yayasan
yang dinilai mampu mengelola dan merawat serta membimbing jama’ah
3
haji. Adapun tugas yang dimiliki KBIH memberikan perhatian khusus
untuk merawat dan membimbing jama’ah haji sehingga membantu calon
jama’ah untuk lebih mengerti tentang haji dan tata cara pelaksanaanya
dengan baik. Tidak satu pun diantara kita yang menginginkan setiap
ibadah yang kita lakukan tidak diterima Allah SWT. Pelaksanaan ibadah
haji merupakan pelaksanaan yang memerlukan kesanggupan yang lebih
besar daripada ibadah lainnya dalam sistem ajaran Islam.
Upaya peningkatan dan penyempurnaan pelaksanaan ibadah haji
dilakukan perbaikan dari tahun ke tahun agar tidak terulang kembali
kesalahan dan atau kekurangan yang terjadi pada masa-masa sebelumnya.
Untuk tercapainya maksud tersebut, diperlukan suasana yang kondusif
bagi calon jamaah yang akan melaksanakan ibadah haji. Suasana kondusif
tersebut dapat dicapai apabila pihak penyelenggara ibadah haji mampu
memberikan pelayanan yang baik kepada calon jama’ah dan pembinaan
jama’ah haji meliputi pembimbingan, penyuluhan, dan penerangan.
Bimbingan ibadah haji yang diberikan kepada calon jamaah
sangatlah penting, karena dengan pendidikan dan pelatihan, jamaah haji
dapat mememperoleh pengetahuan, ketrampilan, serta memahami materi
manasik haji. Tujuan dari bimbingan ibadah haji adalah meningkatkan
ilmu pengetahuan khususnya tentang tata cara pelaksanaan ibadah haji.
Beberapa masalah yang sering dihadapi oleh calon jamaah haji dalam
proses bimbingan serta menjadi penghambat keberhasilan tujuan
bimbingan secara efektif adalah latar belakang calon jamaah haji yang
4
beragam terutama pendidikan. Menurut data yang diperoleh lebih dari
50% berpendidikan sekolah dasar (SD), dan terdapat jamaah yang tidak
bisa berbahasa Indonesia dan tidak bisa baca tulis.
Haji merupakan rukun Islam yang kelima yang wajib dilaksanakan
oleh setiap muslim yang telah memiliki kemampuan, yakni kemampuan
finansial dan kesehatan fisik. Sebagaimana Allah telah memerintahkan
kepada manusia pada surat Al-Hajj ayat 27-28 :
“Dan beserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka
akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta yang
kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, supaya mereka
menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut
nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan atas rizki yang telah
diberikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah
sebagian dari padanya dan sebagian berikanlah untuk dimakan orang-
orang yang sengsara lagi fakir.”
Mengingat ibadah haji merupakan suatu perjalanan ibadah yang
memerlukan waktu yang cukup lama dan tempat yang sangat jauh serta
waktu yang telah ditentukan, maka diperlukan pembekalan jamaah dengan
ilmu manasik haji secara sempurna. Manasik adalah bimbingan tata cara
peribadatan yang berkaitan dengan ibadah haji, meliputi pelaksanaan
ihram dari miqat yang telah ditentukan, thawaf, sa’I, wukuf di Arafah,
5
mabit di Mudzalifah, melempar jumrah, dan lain sebagainya.1 Ilmu
manasik haji merupakan bimbingan tentang pelaksanaan ibadah haji yang
dilaksanakan di tanah suci Makkah. Dengan mengikuti manasik, setiap
calon jamaah haji akan mendapatkan pengetahuan tata cara beribadah haji
sesuai syariah. Hadits Nabi tentang manasik haji :
“Rosulullah saw bersabda: Ambillah (ikutilah) dari aku tatacara ibadah
haji kalian, barang kali aku tidak akan bertemu lagi dengan kalian setelah
tahun ini.” (H.R. Muslim).
Bimbingan jemaah haji merupakan bagian dari pembinaan,
pelayanan, dan perlindungan terhadap jamaah yang menjadi salah satu
tugas pemerintah, layanan bimbingan dan pelaksanaan ibadah haji.
Tanggung jawab pemerintah semakin besar sejalan dengan hilangnya
peran dari penyediaan jasa bimbingan dan pemanduan ibadah haji yang
dilakukan para syekh pada masa lalu. Undang-undang Nomor 13 tahun
2008 tentang penyelenggaraan Ibadah haji,2 mengamanatkan kemenag
sebagai leading sector (pemimpin sektor) penyelenggaraan ibadah haji.
Oleh karena itu dengan peraturan ini seluruh kegiatan ibadah haji harus
sinkron dengan pelaksanaan haji dari Negara-negara asal jama’ah.
Dalam bimbingan manasik haji, calon jamaah haji akan
mendapatkan pembekalan mengenai tata cara ibadah, rukun, syarat, wajib,
1 Sumuran Harahap, Kamus Istilah Haji dan Umrah,( Jakarta: Mitra Abadi Press,2008),h.
362 2Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Tuntunan Manasik Haji dan
Umrah (Jakarta: Kementrian Agama RI, 2013), hal. 1.
6
serta hal-hal yang berhubungan dengan tanah suci serta sosialisasi
kebijakan pemerintah Arab Saudi dalam penyelenggaraan ibadah haji.
Bimbingan manasik haji sangat penting agar calon jemaah mengetahui
tujuan berangkat ke Tanah Suci adalah untuk beribadah karena Allah dan
supaya calon jemaah haji bisa menjalankan syariah dengan baik dan benar.
Jadi, bimbingan berarti pemberian bantuan pada seseorang atau
sekelompok orang (calon jamaah haji) yang dilakukan oleh pembimbing
dalam menentukan pilihan secara bijaksana serta dalam menghadapi
masalah yang dihadapi para calon jamaah haji.3
Pembinaan adalah tahapan bimbingan terhadap calon jamaah haji
yang dilaksanakan baik di tanah air maupun di Arab Saudi. Bimbingan
terhadap calon jamaah haji di tanah air dilakukan melalui manasik yang
bertujuan agar calon jamaah memahami tentang ibadah haji dan dapat
melaksanakan manasik dengan benar.4
Setiap tahunnya semangat religiusitas masyarakat muslim
Indonesia terus meningkat. Fenomena ini merupakan salah satu indikator
kesadaran untuk melaksanakan ajaran agama. Namun, kosentrasi
pelaksanaan haji di Indonesia masih terfokus pada persoalan-persoalan
pelayanan fisik, seperti kualitas transportasi, ketepatan katering di
Madinah dan Arafah-Mina (Armina), kualitas dan jarak pemondokan,
pelayanan kesehatan atau sejumlah biaya yang dibayarkan jamaah.
Penambahan kuantitas calon jama’ah haji belum seimbang dengan
3 Winkel, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan,(Jakarta,Grasindo:1991),h.17. 4 Imam Syaukani,Manajemen Pelayanan Haji di Indonesia,(Jakarta:Puslitbang
Kehidupan Keagamaan),h. 13-14.
7
peningkatan kualitas pengetahuan tentang substansi ibadah haji. Akibatnya
persoalan mengenai pelayanan ibadah haji mulai terabaikan karena
tertutup oleh kasus tersebut, serta esensi haji kemudian bergeser kepada
sejauh mana jamaah mendapat jatah makan, pemondokan yang bagus,
serta pelayanan kesehatan sehubungan dengan jumlah biaya yang
dikeluarkan. Persoalan kualitas ibadah selama proses haji hampir tidak
menjadi isu, dikarenakan yang menjadi isu disekitar masyarakat dan media
hanya sebatas persoalan material tanpa pernah menyentuh esensi ibadah.
Hal ini menyebabkan timbulnya ketimpangan dalam pelaksanaan ritual
ajaran nabi Ibrahim as, dan inilah yang menarik bagi penulis untuk
melakukan penelitian tentang pengaruh bimbingan manasik haji terhadap
kualitas jamaah haji.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, haji merupakan
kewajiban setiap manusia yang beragama Islam yang mampu untuk
melaksanakannya, sehingga penting untuk calon jamaah mencari
pelayanan yang terbaik dalam melaksanakan ibadahnya, mulai dari
bimbingan manasik haji, berangkat dari Indonesia sampai ke tanah suci
agar ibadahnya berjalan secara lancar dan menjadi haji yang mabrur. Oleh
sebab itu tanggapan jemaah terhadap pelayanan yang diberikan oleh
penyelenggara haji itu sangat penting, maka penulis merasa perlu untuk
melakukan penelitian tentang masalah tersebut dalam bentuk sebuah karya
ilmiah. Atas dasar inilah, penulis terinspirasi untuk mengadakan penelitian
mengenai pengaruh bimbingan manasik haji terhadap kualitas jamaah haji,
8
yang diselenggarakan oleh KBIH Imam Bonjol Jakarta Selatan. KBIH
Imam Bonjol memiliki pelayanan terbaik terhadap calon jamaahnya.
Apakah sudah sesuai dengan teori tuntunan manasik haji yang ada, maka
penulis akan menuangkan dalam sebuah skripsi yang diberi judul:
“Pengaruh Bimbingan Manasik Haji terhadap Kualitas Jamaah Haji
pada KBIH Imam Bonjol Jakarta Selatan”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Untuk lebih spesifik lagi dan menghindari banyaknya masalah, maka
penulis hanya membatasi dan menitik beratkan pada “pengaruh bimbingan
manasik haji terhadap kualitas jamaah haji ”.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka dapatlah
dikemukakan rumusan masalah pada judul ini, dengan maksud untuk
memudahkan penelitian sehingga arah dan tujuan dalam pembahasan ini
jelas adanya. Penulis merumuskan masalahnya sebagai berikut:
a) Bagaimana bimbingan manasik haji di KBIH Imam Bonjol ?
b) Apa pengaruh bimbingan manasik haji terhadap kualitas jamaah haji?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang diharapkan penulis dalam
skripsi ini adalah sebagai berikut:
9
a. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam proses
manasik haji yang diselenggarakan oleh KBIH Imam Bonjol Jakarta
Selatan.
b. Untuk mengetahui lebih jauh apa pengaruh bimbingan manasik haji
terhadap kualitas jamaah haji pada KBIH Imam Bonjol Jakarta
Selatan.
2. Manfaat penelitian
Secara lebih spesifik manfaat yang di harapkan dari penelitian ini
adalah:
a) Manfaat bagi penulis : hasil penelitian ini di harapkan berguna bagi
kehidupan pelajar dan mahasiswa serta untuk menambah wawasan
lebih kepada penulis tentang pelayanan ibadah haji khususnya pada
proses manasik haji yang mempengaruhi kualitas jamaah haji
tersebut.
b) Manfaat bagi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Imam
Bonjol Jakarta Selatan : dapat menjadi solusi bagi pihak KBIH
dalam upaya perbaikan layanan terhadap jamaah, serta dapat menjadi
bahan evaluasi dan masukan untuk lebih memajukan pelayanan
tersebut.
c) Manfaat bagi akademis : dapat menambah pengetahuan tentang
pelayanan ibadah haji dalam aspek manasik haji. Dapat menjadi
referensi awal bagi akademis yang akan melanjutkan penelitian yang
10
serupa dengan penelitian ini, baik dilakukan di lokasi yang sama
maupun di lokasi yang berbeda.
D. Metodologi Penelitian
1. Metodologi penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif
yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam
bentuk angka-angka, meskipun juga berupa data kualitatif sebagai
pendukungnya, seperti kata-kata atau kalimat yang tersusun dalam
angket, kalimat hasil konsultasi atau wawancara antara peneliti dan
informan.
Menurut Sukmadinata, data kuantitatif adalah data yang
berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan.Penelitian
kuantitatif menggunakan instrumen formal, standar dan bersifat
mengukur. Data kualitatif yang diangkakan misalnya terdapat dalam
skala pengukuran. Suatu pernyataan atau pertanyaan yang memerlukan
alternatif jawaban pada kuisioner yang dibagikan.5
2. Definisi dan Operasionalisasi Variabel
Variabel harus didefinisikan secara operasional agar lebih
mudah dicari hubungannya antara satu variabel dengan lainnya dan
pengukurannya. Tanpa operasionalisasi variabel, peneliti akan
mengalami kesulitan dalam menentukan pengukuran hubungan antar
5 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung:
ALFABETA,2014),h.86.
11
variabel yang masih bersifat konseptual. Definisi operasional adalah
penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur.6
Variabel penelitian adalah sesuatu yang berbentuk apa saja
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Dalam penelitian ini, variabel yang diteliti dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu:7
a. Variabel bebas (independent variabel)
Variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab
terjadinya perubahan atau timbulnya variabel terikat.Dalam
penelitian ini variabel bebas yang digunakan adalah Bimbingan
Manasik Haji (X).
Bimbingan manasik haji adalah sederetan rencana kegiatan
yang di rencanakan dan dibuat oleh sebuah kelompok, organisasi
atau lembaga dalam memberikan bantuan seperti pelatihan,
pembelajaran, baik bersifat teori, praktek dan visual, guna
membantu memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam tata
cara pelaksanaan ibadah haji atau hal peribadatan yang berkaitan
dengan ibadah haji.
6 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung:
ALFABETA,2014),h.31. 7Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung:
ALFABETA,2014),h.39.
12
b.Variabel terikat (dependent variabel)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.Dalam penelitian ini
yang digunakan sebagai variabel terikat adalah Kualitas Jamaah
Haji(Y).
3. Pengukuran Variabel
Tabel 1. 1
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Dimensi Indikator Skala
Pengukuran
Bimbingan
Manasik
Haji(X)
1) Subjek
(Narasumber)
Bimbingan
Pelaksanaan
Mampu
memahami
informasi
Ordinal
2) Objek ( jamaah)
Sikap
Pendirian
keyakinan
Ordinal
3) Metode
cara atau upaya
yang dilakukan
Ordinal
4) Media Sarana prasarana
proses penyajian
informasi
Ordinal
5) Tujuan pemahaman
jamaah haji
mampu
melaksanakan
seluruh kegiatan
ibadah haji
Ordinal
6) Efek( pengaruh) teori yang
diberikan selama
manasik
dipraktekkan
secara benar
ketika
Ordinal
13
pelaksanaan
Kualitas
jamaah Haji
(Y)
1) Calon haji
dapat
mengetahui
secara jelas
tentang hukum
dan ketentuan
ibadah haji
Dasar hukum
ibadah haji
Macam-macam
pelaksanaan
ibadah haji
Larangan-
larangan selama
dalam
pelaksanaan
ibadah haji
Ordinal
2) Calon haji
memahami
secara jelas
tentang
kebijaksanaan
penyelenggara
an ibadah haji
Pemerintah
sebagai
penyelenggara
perhajian
Pengaturan dan
ketentuan
perhajian mulai
dari pendaftaran
sampai dengan
penyelenggaraan
di arab saudi
Ordinal
3) Calon haji
dapat
mengetahui
secara jelas
tatacara dan
urutan
pelaksanaan
ibadah haji
Berpakaian
ihram
Shalat sunat
ihram
Niat ihram dan
bacaan talbiyah
Thawaf
Sa’i
Tahallul
Wukuf
Mabit
Melontar jumrah
Nafar
Ordinal
4) Calon haji
dapat
mempraktekan
tatacara
pelaksanaan
ibadah haji
Praktek pakaian
ihram
Praktek niat
ihram dan
tahallul
Thawaf
Sa’i
Melontar jumrah
Tahallul
Ordinal
14
5) Calon haji
dapat
memahami
dengan baik
hal-hal yang
berkaitan
dengan
keselamatan
penerbangan
Ketentuan-
ketentuan yang
berlaku dalam
penrebangan
Tatacara
pemanfaatan
fasilitas dalam
penerbangan
Ordinal
6) Calon haji
mengetahui
secara garis
besar tentang
pengaturan
pemerintah
dibidang
kesehatan
Pelayanan
kesehatan
terhadap calon
haji
Ordinal
4. Populasi dan Sampel Penelitian
a. Populasi
Menurut Sugiyono, populasi yaitu wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.8 Populasi dalam
penelitian ini adalahpara Jamaah Haji di KBIH Imam Bonjol
Jakarta Selatan sebanyak 45 orang.
b. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut.9 Teknik pengambilan sampel
8 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung:
ALFABETA,2014),h.80.
15
adalah suatu cara mengambil sampel yang representatif dari
populasi.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik sampling jenuh, Menurut Sugiyono,
sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel,10
dengan demikian
jumlah sampel penelitian ini adalah seluruh jamaah haji KBIH
Imam Bonjol sebanyak 45 orang.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara untuk mencari dan
memperoleh data mengenai variabel yang berupa catatan dan laporan
serta dokumentasi. Menurut Sugiyono, terdapat dua hal utama yang
mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu kualitas instrument
penelitian dan kualitas pengumpulan data.11 Dalam penelitian ini
teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik penelitian
lapangan, dilakukan dengan turun langsung ke lapangan menggunakan
alat pengumpulan data kuesioner yang disebarkan kepada responden.
Untuk mendukung gagasan disiplin kerjatik atau konseptual mengenai
variabel atau konseptual mengenai variabel penelitian ini, penulis
menggunakan teknik penelitian kepustakaan, yang dalam hal ini
9 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung:
ALFABETA,2014),h.81. 10 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung:
ALFABETA,2014),h.85. 11 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis,(Bandung:ALFABETA,2010),h.37.
16
didukung dengan alat pengumpulan data melalui buku teks atau
literatur yang dijadikan sebagai bahan kajian dalam penelitian ini.
Sedangkan observasi, yaitu pengumpulan data yang dilakukan penulis
berupa pengamatan secara langsung terhadap obyek yang diteliti.
Obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah Jamaah Haji di KBIH
Imam Bonjol Jakarta Selatan.
a. Wawancara
Wawancara (interview) yaitu cara pengumpulan data dengan
mengadakan tanya jawab langsung kepada objek yang diteliti
atau kepada perantara yang mengetahui persoalan dari objek
yang diteliti. Dalam penelitian ini penulis melakukan
wawancara kepada calon jamaah haji dan staf KBIH Imam
Bonjol yang ada dengan pertanyaan yang terkait dengan judul
penelitian.
b. Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui penyebaran
kuesioner (daftar pertanyaan atau isian) untuk diisi langsung
oleh responden. Pada penelitian ini penulis menggunakan
angket atau kuesioner tertutup (pernyataan yang sudah
tersedia), dimana penulis menyediakan pilihan dari setiap
pernyataan yang diajukan kepada responden, sehingga
responden hanya tinggal memberi tanda (X) atau tanda (√)
pada setiap pilihan pernyataan yang dikehendakinya.
17
c. Instrument Penelitian
Instrument penelitian variabel Bimbingan manasik haji(X), dan
Kualitas jamaah haji(Y) berupa kuisioner dengan scoring
model likert yang diisi oleh responden pada kuisioner yang
dibagikan. Skala likert terdiri dari 5 (lima) skala yaitu Sangat
Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (RR), Tidak Setuju (TS) dan
Sangat Tidak Setuju (STS) dengan bobot nilai untuk
pernyataan positif seperti tabel dibawah ini:12
Tabel 1.2
Skala dan Skor Variabel Bebas dan Terikat
Pilihan Jawaban Pernyataan
Positif
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Ragu-ragu (RR) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
6. Metode Analisis
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik analisis kuantitatif dengan menggunakan statistik. Selanjutnya
untuk memperoleh dan mempercepat input data, software statistik
digunakan untuk mendukung penelitian ini. Software yang digunakan
untuk mendukung penelitian ini adalah program SPSS (Statistical
12 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung:
ALFABETA,2014),h.94.
18
Product and Service Solutions) versi 20.Dalam SPSS data mentah
yang telah diolah menjadi angka di inputkan ke dalam SPSS, sehingga
memudahkan penulis dalam melakukan penelitian ini. Oleh karena itu
penulis terlebih dahulu melakukan:
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid atau
tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang
akan diukur oleh kuesioner tersebut.13
Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r
hitung denga nilai r table dengan degree of freedom (df) = n-2
dengan alpha 0,05. Jika r hitung lebih besar dari r table dan nilai
positif maka butir atau pertanyaan atau indikator tersebut
dinyatakan valid.
b. Uji Reliabilitas Data
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau
konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau
stabil dari waktu ke waktu.14
13 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, (Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro,2011),h.52. 14 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, (Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro,2011),h.47.
19
Cara yang digunakan untuk menguji reliabilitas
kuesioner pada penelitian ini dengan melihat besaran nilai
Cronbach Alfa. Suatu konstruk atau variable dikatakan reliable
jika memberikan memberikan nilai nilai Cronbach Alpha >
0,70.15
c. Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis yang menggunakan
analisis regresi linear berganda maka diperlukan pengujian asumsi
klasik meliputi:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah usaha untuk menentukan apakah
data variabel yang kita miliki mendekati populasi distribusi
normal atau tidak. Uji normalitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual
memiliki distribusi normal atau tidak.
Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran
data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Jika data (titik)
menyebar menjauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah
garis diagonal maka tidak menunjukkan pola distribusi normal
yang mengindikasikan bahwa model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas.16
15 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, (Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro,2011),h.48. 16 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, (Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro,2011),h.160.
20
2. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah
pada model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel
bebas (Variable Indpendent). Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi kolerasi diantara variable
independen.17
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas
di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan
Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukan
setiap variable independen manakah yang dijelaskan oleh
variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabel
independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel
independen lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah sama
dengan nilai VIF tinggi (arena VIF =1/tolerance). Nilai yang
umum dipakai unutk mununjukan adanya multikolonieritas
adalah Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10.
Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolonieritas yang
masih dapat ditolerir. Missal nilai Tolerance = 0,10 sama
dengan tingkat kolonieritas 0,95.18
17 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, (Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro,2011),h.171. 18 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, (Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro,2011),h.136.
21
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heterokedasitas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
antara suatu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Jika
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
tetap, maka disebut Homokedastisitas dan jika berbeda disebut
Heteroskedasitas. Model regresi yang baik adalah yang
Homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.19
Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas, pada penelitian ini peneliti melakukan uji
Gleser. Uji heterokedastisitas dengan menggunakan uji metode
gleser dilakukan dengan meregresikan semua variabel bebas
terhadap nilai mutlak untuk residualnya. Jika terdapat pengaruh
variabel bebas yang signifikan terhadap nilai mutlak
residualnya maka dalam model tersebut terdapat masalah
Manasik diambil dari fi’il madi “nasakka- yansuku –naskan” itu
digunakan dalam empat arti dan makna, yaitu: pertama, dapat diartikan
sebagai peribadatan (ibadah) secara umum, ini seperti pengertian dalam
firman Allah:
لمين علٱياي ومماتي لله رب صلاتي ونسكي ومحإن قل
“Katakanlah; sesungguhnya salat, ibadah (nusuk), kematian dan kehidupanku itu adalah menjadi otoritas Allah yang menguasi alam semesta.” (Qs. al-An’am [6]: 162).
Kedua, bisa berarti sembelihan yang ditujukan untuk mendekatkan
diri (taqarrub) pada Allah dalam kaitannya dengan ibadah haji. Ketiga,
bisa berarti peribadatan khusus yang terkait dengan ibadah haji dan umrah
yakni seluruh amalan yang terkait dengan ibadah haji dan umrah baik yang
rukun, wajib dan sunah itu dapat disebut sebagai manasik. Dan keempat,
manasik atau manasak bisa berarti cara beribadah yang dilakukan oleh
semua umat beragama, baik itu Kristen, Yahudi, Hanifiyah maupun
Islam.31
Secara keseluruhan empat makna tersebut dapat menjadi
representasi pengertian manasik dalam Alquran. Pengertian manasik yang
keempat menunjukkan bahwa ibadah haji dan umrah itu adalah rangkaian
31 http://www.bangsaonline.com/berita/3858/apa-arti-kata-manasik, diakses pada tanggal
21 December 2015.
33
ibadah yang sambung-menyambung pelaksanaannya dari satu generasi ke
generasi berikutnya dalam sejarah kehidupan umat manusia dalam area
dan tempat yang sama tanpa ada perubahan, yakni pelaksanaan ibadah haji
dan umroh yang dilaksanakan di tanah suci Makkah.
Istilah manasik berasal dari kata “manasik” secara etimologi atau
bahasa dari akar kata النسك yang artinya ibadah. Manasik haji adalah
peragaan pelaksanaan ibadah haji sesuai dengan rukun-rukunnya (biasanya
menggunakan Ka’bah tiruan) dilaksanakan sebelum para calon jamaah haji
berangkat ke tanah suci. Pengertian haji secara etimologi berarti pergi
menuju tempat yang diagungkan, sedangkan ditinjau secara terminologi
atau istilah berarti beribadah kepada Allah dengan melaksanakan manasik
haji, yaitu perbuatan tertentu yang dilakukan pada waktu dan tempat
tertentu dengan cara yang tertentu pula.
Menurut Kamus Istilah Haji dan Umroh, manasik adalah hal-hal
peribadatan yang berkaitan dengan ibadah haji: melaksanakan ihram dari
miqat yang telah ditentukan, thawaf, sa’i, wukuf di Arafah, mabit di
Mudzalifah, melempar jumrah, dan lain sebagainya. Manasik haji
merupakan penjelasan mengenai cara mengerjakan tuntunan hal-hal yang
berhubungan dengan rukun, wajib, dan sunnah haji dengan menggunakan
miniatur ka’bah dan dilaksanakan sebelum berangkat ke tanah suci. Maka
dapat disimpulkan bahwa Manasik haji adalah tatacara dan pelaksanaan
ibadah haji, dan merupakan hak yang tidak bisa diabaikan bagi seorang
muslim yang akan melaksanakan ibadah haji, yang dilakukan sebelum
34
melakukan perjalanan Haji. Adapun manfaat manasik haji yaitu, antara
lain:
a. Dapat Mengetahui Tentang doa-doa sunah mulai dari keluar rumah
untuk melaksanakan ibadah haji sampai kembali ke Indonesia dari
Makkah.
b. Dapat memberikan pemahaman mana yang wajib, rukun, sunah, dan
haram saat melaksanakan ibadah haji.
c. Dapat Mengetahui kondisi Makkah dan Madinah yang akan berguna
untuk persiapan ibadah haji nantinya.
d. Dapat saling mengenal jamaah lain sehingga saat di Makkah dapat
saling membantu.
e. Diajarkan Bahasa Arab untuk percakapan ringan di Makkah
nantinya.32
3. Bimbingan Manasik Haji
Bimbingan manasik haji merupakan proses bantuan professional
yang memberikan suatu informasi kepada para jamaah mengenai hal-hal
peribadatan yang berkaitan dengan ibadah haji: melaksanakan ihram dari
miqat yang telah ditentukan, thawaf, sa’i, wukuf di Arafah, mabit di
Mudzalifah, melempar jumrah, dan lain sebagainya.
Bimbingan manasik haji terdapat beberapa unsur yang terkait
dimana antara satu unsur dengan unsur lain tidak dapat dipisahkan.
b) Jamaah haji penderita penyakit menular tertentu yang tidak boleh
keluar dari Indonesia berdasarkan peraturan kesehatan yang
berlaku.
c) Jamaah haji wanita hamil
d) Jamaah haji dengan ketidakmampuan tertentu terkait penyakit
kronis atau penyakit tertentu lainnya.47
D. Kerangka pemikiran
Skema Kerangka Penelitian Gambar 2. 1
47 Pedoman Teknis Pemeriksaan Kesehatan Jamaah Haji, (Pusat Kesehatan Haji Kementerian RI:2010),h.9-10.
Bimbingan Manasik Haji (X)
Kualitas Jamaah Haji (y)
Fenomena yang terjadi pada KBIH Imam Bonjol Jakarta Selatan
Basis Teori: Bimbingan Manasik Haji dan Kualitas Jamaah Haji
Metodologi Penelitian : -Uji Kualitas data -Uji Asumsi Klasik
-Uji Hipotesis
Kesimpulan dan Implikasi
47
E. Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara atas suatu hubungan, sebab
akibat dari kinerja variabel yang perlu dibuktikan kebenarannya. Berdasarkan
kerangka penelitian tersebut, maka hipotesis sebagai berikut:
Pengaruh bimbingan manasik haji terhadap kualitas jamaah haji
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bimbingan
manasik haji terhadap variabel kualitas jamaah haji.
Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bimbingan manasik haji
terhadap variabel kualitas jamaah haji.
48
BAB III
TINJAUAN UMUM KBIH IMAM BONJOL
A. Sejarah berdirinya KBIH Imam Bonjol
Yayasan Masjid Imam Bonjol (YMIB), berkedudukan di Jakarta,
yang Anggaran Dasar dan Perubahan Anggaran Dasarnya dibuat di
hadapan Notaris, masing-masing: Ny. Yetty Taher SH:
1. Akta Pendirian tanggal 27 Desember 1990 Nomor: 35, yang telah
didaftarkan pada Kantor Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Selatan,
tertanggal 11 September 1995 Nomor: 111/A, Yay./HKM/1995 PN.
JAK.SEL, dan telah didaftarkan pada kepala Dinas Sosial Jakarta,
tertanggal 15 September 1995 Nomor: 95.40703.194;
2. Akta Perubahan I tanggal 10 Agustus 1998 Nomor: 8, yang telah
didaftarkan pada Kantor Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
tertanggal 30 September 1998 (tiga puluh September seribu sembilan
ratus sembilan puluh delapan) Nomor: 149/Not/HKM/1998 PN.
Jak.Sel;
3. Akta Perubahan II Tanggal 15 September 1999 Nomor: 23, yang telah
didaftarkan pada kantor Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
tertanggal 07 Oktober 1999 Nomor: 141/NOT/99;
4. Tambahan Berita Negara RI Tanggal 09 Desember 2005 No. 98 (Akta
Perubahan III tanggal 22 Agustus 2005 Nomor: 08).
Sejarah KBIH Imam Bonjol yang dirintis dibawah Yayasan Masjid
Imam Bonjol berdiri sejak tahun 1992. Pendirinya Drs.H. Muhammad
49
Ja’far Nasir. Pendirian Kelompok bimbingan ibadah haji ( KBIH) Imam
Bonjol dilatar belakangi antara lain oleh meningkatnya jumlah jamaah haji
setiap tahunnya, baik dalam hal kuantitas maupun kualitas. Maka dengan
demikian tuntutan jamaah untuk memperoleh pelayanan yang semakin
baik mutlak diperlukan. Pelayanan itu berupa pelayanan teknis maupun
keilmuan dan pemahaman tata cara beribadah agar menjadi haji mabrur.
maka dengan berdirinya unit ini diharapkan dapat meningkatkan
partisipasi Yayasan Masjid Imam Bonjol kepada pembangunan
masyarakat muslim khusunya.
B. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi KBIH Imam Bonjol
I. Ketua umum: H. Jafri Jamil, SH., S.Sos., MM.
II. Sekretaris I: H. Ari Syafrudin, SP
III. Sekretaris II: H. Umriani
IV. Bendahara I: H. Subandi Digdowiyono
V. Bendahara II: H. Mazhar Malik, AMd., Ak
VI. Ketua badan kemakmuran masjid (BKM): H. T. Sulaiman
1. Kabid dakwah: Dr. H. Abdul Muta’ali, MA
2. Kabid ri’ayah: H. T. Sulaiman
3. Kabid sosial: H. Moedji Rahardjo, S.ip.
4. Ketua risma: Suhadi
VII. Ketua badan usaha: H. Rasyad Chasan, SE., MM
1. Kabid KBIH: H. Umriani
50
2. Kabid pedidikan: Drs. H. Achmadi Supriyanto
3. Kabid fasilitas dan toko: Ir. Amel Zen
4. Kabid donasi: Hj. Siti Nuryati Sutomo
VIII. Ketua unit pengumpul dan penyalur (UPZ): Dra. Hj. Sp.
Sunardiyaninhsih, MM.
1. Administrasi: H. Maulana Darmajati, SS.
2. Pengumpulan: Yusuf
3. Penyaluran: Rudi Supriyatna
4. Pekas: H. Pulung Haryadi
C. Visi , Misi, dan Tujuan
KBIH Imam Bonjol memiliki beberapa visi, misi, dan tujuan
sebagai berikut:
Visi
1. Memberikan pelayanan haji dan umroh bagi yang ingin menunaikan
ibadah haji dan umroh
2. Bimbingan haji dan umroh KBIH Imam Bonjol sebagai lembaga yang
unggul dalam pelayanan bimbingan haji dan umroh.
Misi
1. Mengantarkan calon jama’ah haji dan umroh untuk mencapai cita-cita
yang luhur sehingga memperolah haji yang mambrur dan umroh yang
maqbul.
2. Mengantarkan calon jama’ah haji dan umroh untuk mampu
melaksanakan ibadah sesuai dengan tuntunan dan ketentuan islam.
51
3. Mengantarkan calon jama’ah hai dan umroh untuk mampu
melafadzkan do’a-do’a manasik dan Al-Qur’an sesuai dengan aruan
bacaan (tajwid) yang benar.
Tujuan
1. Mengembangkan peran Yayasan Masjid KBIH Imam Bonjol disegala
bidang.
2. Memperluas syiar Yayasan Masjid KBIH Imam Bonjol sebagai pusat
kegiatan islami.
3. Memberdayakan calon jama’ah haji memalui peningkatan
pemahamam tentang ibadah haji dan tata cara pelaksanaannya sesuai
tuntunan yang benar.
4. SDM dilingkungan Yayasan Masjid KBIH Imam Bonjol dengan
mengirimkannya sebagai tenaga pembimbing haji.
D. Produk dan Program Kerja KBIH Imam Bonjol
Produk KBIH Imam Bonjol:
1. Ibadah haji (khusus)
Untuk pelaksanaan keberangkatan jama’ah ibadah haji (khusus)
KBIH Imam Bonjol bekerja sama dengan travel resmi yang telah
ditunjuk.
2. Ibadah haji (regular)
Pelaksanaan keberangkatan ibadah haji (regular) dimulai pada
tahun 1992.
52
3. Ibadah umroh
Pelaksanaan keberangkatan ibadah umroh sama seperti ibadah
haji (regular) yaitu dimulai pada tahun 1992.
Program kerja:
Program kerja bimbingan haji dan umroh KBIH Imam Bonjol
dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Program jangka pendek:
a. Pembinaan terhadap calon jama’ah haji dan umroh untuk
masyarakat umum dengan cara mengundang dalam pengajian
bulanan Yayasan Masjid KBIH Imam Bonjol serta kegiatan
manasik haji dan umroh.
b. Pembinaan calon pembimbing haji dan umroh dengan guru dengan
jadwal pertemuan secara berkala atau rutin.
2. Program jangka panjang:
a. Rekrutmen calon jama’ah haji dan umroh dengan cara sosialisasi di
majlis taklim sekitar Yayasan Masjid KBIH Imam Bonjol.
b. Pembinaan pasca haji dan umroh bagi alumni jama’ah haji dan
umroh KBIH Imam Bonjol melalui pengajian bulanan.
c. Menyiapkan tenaga pembimbing yang terampil atau professional
dengan cara membina tenaga pembimbing secara berkelanjutan.
d. Menjalin hubungan baik dengan kementrian agama RI, IPHI
(Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia), Biro travel, dan sebagainya.
53
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Bimbingan Manasik Haji KBIH Imam Bonjol
1. Perencanaan Bimbingan manasik haji
Perencanaan bimbingan manasik haji KBIH Imam Bonjol adalah
tindakan-tindakan yang akan dilaksanakan dalam proses usaha mencapai
tujuan bimbingan manasik haji. KBIH Imam Bonjol mempunyai tujuan
diadakannya bimbingan manasik haji kepada jamaah yaitu agar peserta
bimbingan haji Imam Bonjol dapat melaksanakan ibadah haji penuh
pengertian, sebaik mungkin, dan dapat mempertahankan haji yang
mabrur.
Perencanaan yang diterapkan oleh KBIH Imam Bonjol dalam
memberikan bimbingan manasik haji yang meliputi perkiraan dan
perhitungan masa depan.
Penentuan tujuan dan perumusan sasaran dalam rangka pencapaian
tujuan penetapan lokasi dan penetapan biaya fasilitas dan faktor lain yang
diperlukan. Dengan langkah tersebut terlihat bahwa penerapan fungsi dan
tujuan perencanaan pada bimbingan manasik haji pada KBIH Imam
Bonjol sudah berjalan dengan baik, sehingga kegiatan yang dilaksanakan
akan berjalan lebih terarah.
KBIH Imam Bonjol memberikan pembekalan kepada jamaah
dengan pengetahuan dan informasi mengenai manasik haji, serta
memberikan kemudahan bagi jamaah dalam mempersiapkan diri baik
54
fisik maupun mental sehingga jamaah benar-benar siap melaksanakan
haji.
2. Materi Bimbingan Manasik Haji
Materi – materi bimbingan yang disampaikan oleh KBIH yakni
mengenai tata cara pelaksanaan ibadah haji, dengan tujuan agar peserta
bimbingan haji Imam Bonjol dapat melaksanakan ibadah haji penuh
pengertian, sebaik mungkin, dan dapat mempertahankan haji yang
mabrur.
Panduan materi yang disampaikan KBIH Imam Bonjol selain
dari buku-buku yang diterbitkan Departemen Agama, KBIH Imam
Bonjol juga menerbitkan buku manasik haji yang disusun oleh team
pembimbing haji KBIH Imam Bonjol. Buku tuntunan manasik haji ini
merupakan suatu upaya membekali jamaah dengan pengetahuan dan
informasi mengenai manasik haji. Adapun materi yang disampaikan
yaitu:
a. Memahami makna dan sejarah ibadah haji
b. Tata cara pelaksanaan ibadah haji
c. Fadhilah haji dan kemuliannya
d. Kebijakan pemerintah dalam penyelenggaraan haji
e. Filsafat dan hakikat ibadah haji
f. Syarat, wajib, dan rukun haji
g. Materi kesehatan
h. Persiapan fisik dan mental
55
i. Memahami dzikir dan doa
j. Menjelaskan mengenai kegiatan haji di Madinah dan di Mekkah
k. Menjelaskan mengenai kegiatan haji di Arafah-Mudzalifah-Mina
l. Pemberian materi dan praktek mengenai thawaf,sa’I,dan tahallul
m. Materi mengenai shalat jenazah, jama’ qosor dan tayammum
n. Mengenal budaya penduduk Mekkah dan Madinah
o. Menjelaskan permasalahan wanita dalam masa haji
p. Dan menjelaskan tentang kapasitas dan fasilitas pesawat
Jadwal kegiatan bimbingan manasik KBIH Imam Bonjol dimulai
dari tanggal 12 Maret 2016 sampai dengan 24 Juli 2016, dengan jumlah
17 kali pertemuan. Jumlah jamaah yang mengikuti bimbingan sebanyak
45 orang. Tabel 4.1 menyajikan jadwal kegiatan manasik haji tahun 2016
M/437 H.
56
Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Manasik Haji KBIH Imam Bonjol Tahun
2016
NO
HARI/TANGGAL
PUKUL
MATERI/KEGIATAN
PEMBIMBING
1 Sabtu, 12-03-16 08.00-08.45
08.45-11.55
a. sambutan pembukaan
manasik
b. memahami dan
melaksanakan haji
Ketua Bimbingan
KBIH Imam Bonjol
H. Jafri Jamil,SH,MM
2 Ahad, 13-03-16 08.00-11.00 Filsafat dan hakikat ibadah haji H. Jafri Jamil,SH,MM
3 Sabtu, 19-03-16 08.00-11.00 Syarat, wajib, rukun haji H.Umriani
4 Ahad, 20 -03-16 07.00-09.00
09.00-11.50
a. Cek kesehatan dan gerak
jalan
b. Kegiatan Madinah dan
Mekkah
Tim pembimbing manasik H. Umriani
5 Sabtu, 02-04-16 08.00-11.00 a. Persiapan fisik dan mental
b. Memahami dzikir dan doa
H. Jafri Jamil,SH,MM H. Umriani
6 Ahad, 03-04-16 07.00-08.30
08.30-11.50
a. Cek kesehatan
b. Kegiatan haji di Arafah-
Mina-Mudzalifah
Tim pembimbing manasik H. Umriani
7 Sabtu, 09-04-16 07.00-08.30
08.30-11.50
a. cek kesehatan
b. Praktek thawaf, sa’I,dan
tahalull
Tim pembimbing manasik Drs. H.A. Chotib. MZ
8 Ahad, 17-04-16 08.00-10.00
10.00-11.50
a. Shalat jenazah, jama’ qosor
dan tayammum
b. penjelasan mengenai KBIH
Imam Bonjol
M.Saefudin
Zohron,Spd.I
H. Mazhar Malik,
A.Md.AK
57
9 Sabtu, 23-04-16 06.30-24.00 Mabit Armina dan lempar
jamarat
Tim pembimbing
manasik haji
10 Ahad , 24-04-16 06.00-09.00
10.00-11.30
a. cek kesehatan dan outbound
b. wudhu ditinjau dari
kesehatan dan shalat khusyu
Tim pembimbing
manasik haji
H. Jafri Jamil, SH,MM
11 Sabtu , 14-05-16 08.30-10.00
10.00-11.55
a. kapasitas dan fasilitas di
pesawat
b. mengenal budaya penduduk
Mekkah dan Madinah
H.Umriani
H.Umriani
12 Ahad, 15-05-16 08.30-10.00
10.00-11.55
a. sejarah ibadah haji
b. pembekalan mengenai tata
cara pelaksanaan
Dr. H.Abdul
Muta’ali,MA,M.Si
Dr.H.A.Juraidi, MA
13 Sabtu, 30-05-16 07.30-13.00 Vaksinasi manangitis Tim kesehatan
puskesmas Cilandak
14 Ahad, 12-06-16 08.30-10.30
10.30-11.55
a. kebijakan pemerintah dalam
penyelenggaraan haji
b. . permasalahan wanita
dalam masa haji
Drs. Hamidullah
AR,Msi
Dra.
Hj.SP.Sunardiyaningsi
h,MM
15 Sabtu, 25-06-16 20.45-23.00 Kesehatan dan psikologi haji Dr.H.Fidiansyah,Sp.Kj
16 Ahad, 26-06-16 02.00-08.00 Qiyamul lail, I’tikaf dan
evaluasi
Tim pembimbing
manasik haji
17 Ahad, 24-07-16 09.15-11.55 Halal bihalal jamaah haji tahun
1992-2016
Drs. H.Ahmad Nurul
Huda,MA
58
3. Media dan Metode Bimbingan Manasik Haji
Media yang digunakan dalam kegiatan bimbingan manasik
KBIH Imam Bonjol, antara lain
1. LCD dan DVD
2. Laptop dan Printer
3. Microfon dan Sound Sistem
4. Booklet dan Poster Perjalanan Haji
5. White boar dan spidol
6. Proyektor dan screen infocus
Dengan tersedianya sarana dan prasarana yang memadai
tersebut akan membuat peserta bimbingan manasik haji lebih focus
dan lebih semangat untuk mengikuti manasik haji ini.
Metode yang digunakan pembimbing dalam penyampaian
materi manasik haji kepada jamaah, menggunakan 3 metode yaitu :
metode ceramah, Tanya jawab dan diskusi.
4. Karakteristik Profil Responden
Responden dalam penelitian ini adalah para jamaah KBIH
Imam Bonjol Jakarta Selatan. Berikut ini adalah deskripsi mengenai
jumlah data responden dan identitas responden penelitian yang terdiri
dari jenis kelamin dan usia. Data jumlah kuisioner yang disebarkan
Tabel 4.2 berikut ini menyajikan jumlah kuisioner yang
disebarkan kepada responden.
59
Tabel 4.2 Data Sampel Penelitian
No. Keterangan Jumlah Presentase1 Jumlah kuesioner yang disebar 45 100% 2 Jumlah kuesioner yang tidak kembali 0 0% 3 Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 0 0% 4 Jumlah kuesioner yang dapat diolah 45 100%
Sumber: Data primer
a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi
responden berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 4.3 Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase Laki-laki 21 46.7%
Perempuan 24 53.3% Jumlah 45 100%
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa sebanyak 21 orang
atau 46.7% responden berjenis kelamin laki-laki, dan sisanya
sebesar 24 orang atau 53.3% responden berjenis kelamin
perempuan. Hal ini menjelaskan bahwa mayoritas jamaah
sebagian besar responden adalah perempuan.
b. Deskripsi responden berdasarkan usia
Tabel 4.4 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi
responden berdasarkan usia.
60
Tabel 4.4 Usia Responden
Usia Frekuensi Persentase 20-30 tahun 3 6.7% 31-40 tahun 12 26.7% 41-50 tahun 20 44.4%
>51 tahun 10 22.2 Jumlah 45 100%
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa responden sebesar 44.4%
diantaranya dalam rentang usia 41-50 tahun, yang berusia antara
dari 31-40 tahun sebanyak 26.7%, sedangkan yang berusia diatas
>51 tahun sebesar 22.2%, sedangkan sisanya adalah responden
yang berusia 20-30 tahun sebesar 6.7%
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian Pengaruh Bimbingan Manasik Terhadap
Kualitas Jamaah Haji KBIH Imam Bonjol
1. Hasil Uji Kualitas Data
a. Hasil Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya
suatu kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan
Pearson Corelation, pedoman suatu model dikatakan valid jika
tingkat signifikansinya dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut
dapat dikatakan valid. Tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas
dari dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Bimbingan
Manasik Haji (BMH) dan Kualitas Jamaah (KJ) dengan 45 sampel
responden.
61
Berikut adalah rincian tabel hasil uji validitas untuk setiap
ll120531000141X(Sembilan)Manttё men Dakwah/Manaiemcn Haii dan umrah089609808696Pengaruh Bimbingan Manasik Htti TerhadapKualitas Jamaah Hai KBIH Imam Bo可 01 Jakarta
Selatan.
Jakarta, 6 September 2016
Kepada Yth.Dra. Hj. Jundah Sulaiman, MADosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu KomunikasiUIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Assalaruu' alaihtm Wr. Wb.
Bersama ini kami sampaikan outline dan naskah proposal skripsi yang diajukan olehmahasiswa Fakultas llmu Dakwah dan llmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakanasebagai berikut,
Kami mohon kesediaannya untuk membimbing mahasiswa tersebut dalampenyusunan dan penyelesaian skripsinya selama 6 (enam) bulan dari tanggal 6 September2016 s.d. 6Maret2Dl7.
Demikian, atas perhatian dan kesediaannya kami sampaikan terima kasih.
Wass alamu' alaikum IAr. Wb.
an. Dekan,Wakil Dekan Bidang Akademik
sura徹rittLl
KEⅣ質ENTERIAN AGAMAUNIVERSITASISLAM NEGERI(UIN)S■■RIF HIDAYATULLAH JAKARTA
VHI(Dclapan)Manttemen Dakwah/MHuJl.Gandari 5 RT 10/02 No 54 Jagakarsa Jakarta Selatan
085770390732
adalah benar mahasiswa Fakultas Dakwah dan llmu Komunikasi UIN SyarifHidayatullah Jakarta yang akan melaksanakarr penelitian/mencari data dalarn rangkapenulisan skripsi berjudul "Pengaruh Bimbingan Manosik Haji Terhadap Kualita.s Jan1aahHaji pada KBIH Imam Bonjol Jakarta Selatan".
. Sehubungan dengan itu, dimohon kiranya Bapak/lbu/Sdr. dapatmenerima-/mengizinkan mahasiswa kami tersebut dalarn pelaksanaan kegiatan dimaksud.
Demikian, atas kerjasama dan bantuannya kami mengucapkan terinra kasih.
l(as s alamu' alaiku ru Wr. Wb.
:llll;;:I」L1004
YAYASAN MASJID IMAM BOHJOLSekretariat :」 |.Jati Raya Barat No.99 Komplek TN卜 AL Pangkalan Jati
Pondok Labu,」 akarta Selatan Kode Pos 12450 Telp.(021)750‐ 5899Akte Notaris :Estre:yta Taher7 SH Akte No.3 Tangga1 25 0ktober 2011Websle :ぃ_mattdimambOniol.0■ id