PENGARUH BERBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP PENGENDALIAN HAMA GUDANG KUTU BERAS ( Sitophilus oryzae L.) DALAM BERBAGAI MEDIA PENYIMPANAN (SKRIPSI) Wayan Ditya Astika 14110069 SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN (STIPER) DHARMA WACANA METRO LAMPUNG 2019
PENGARUH BERBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP
PENGENDALIAN HAMA GUDANG KUTU BERAS (Sitophilus oryzae L.)
DALAM BERBAGAI MEDIA PENYIMPANAN
(SKRIPSI)
Wayan Ditya Astika
14110069
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN (STIPER)
DHARMA WACANA METRO
LAMPUNG
2019
PENGARUH BERBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP
PENGENDALIAN HAMA GUDANG KUTU BERAS (Sitophilus oryzae L.)
DALAM BERBAGAI MEDIA PENYIMPANAN
Oleh
WAYAN DITYA ASTIKA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PERTANIAN
Pada
Jurusan Agroteknologi
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN (STIPER)
DHARMA WACANA METRO
2019
PENGARUH BERBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP
PENGENDALIAN HAMA GUDANG KUTU BERAS (Sitophilus oryzae L.)
DALAM BERBAGAI MEDIA PENYIMPANAN
Oleh :
Wayan Ditya Astika
ABSTRAK
Padi merupakan komoditas tanaman pangan penting, karena itu pemerintah
memberikan prioritas utama pada program peningkatan produksi padi sebagai
langkah untuk mewujudkan ketahanan pangan serta kesejahteraan petani.
Kehilangan hasil panen di negara-negara berkembang berkisar antara 10-13%,
diantaranya berkisar 5% oleh serangan hama gudang seperti serangga, tikus,
tungau, burung, dan jasad renik. Dengan demikian perlu adanya penelitian untuk
mencegah kerusakan beras akibat serangan hama S. oryzae L. dengan insektisida
nabati pada berbagai media penyimpanan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh berbagai insektisida
nabati terhadap pengendalia hama gudang kutu beras (S. oryzae L.). (2) Pengaruh
berbagai media penyimpanan terhadap pengendalia hama gudang kutu beras
(S. oryzaeL.). (3) Interaksi antara berbagai insektisida nabati dan berbagai media
penyimpanan terhadap pengendalia hama gudang kutu beras (S. oryzae L.).
Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2018 - Desember 2018 di
Laboratorium Pasca Panen, Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Dharma
Wacana Metro Jalan Kenanga No. 3 16c Mulyojati, Metro Barat, Kota Metro.
Metode penelitian adalah percobaan dengan menggunakan rancangan faktorial
dalam Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL). Faktor pertama adalah jenis
insektisida nabati (N) terdiri dari 4 taraf perlakuan yaitu: tanpa insektisida nabati
(n0), daun sirsak (n1), biji sirsak (n2), dan buah bintaro(n3). faktor kedua adalah
media penyimpanan (P) terdiri atas 3 taraf perlakuan yaitu: toples plastik (p1),
karung plastik (p2),dan karung goni (p3).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Berbagai insektisida nabati mampu
menekan hama gudang kutu beras S. oryzae L. hal ini ditunjukkan dengan peubah
imago hidup 7 h.s.a, mortalitas imago 7 h.s.a, jumlah imago hidup 14 h.s.a,
jumlah imago mati 14 h.s.a, jumlah larva 21 h.s.a, jumlah imago mati 28 h.s.a,
mortalitas imago 28 h.s.a, jumlah imago hidup 35 h.s.a, jumlah larva 35 h.s.a,
berat beras terserang, berat beras tidak terserang, dan susut bobot. Insektisida
nabati yang paling baik adalah insektisida nabati buah bintaro. (2) Media
penyimpanan memili kemampuan menekan serangan hama gudang kutu beras
S. oryzae L. yang sama kecuali pada peubah jumlah larva 35 h.s.a yang disimpan
pada media penyimpanan karung plastik. (3) Interaksi terbaik antara insektisida
nabati dan media penyimpanan terdapat pada peubah jumlah pupa 35 h.s.a dan
intensitas kerusakan beras pada minggu terakhir pengamatan.
Wayan Ditya Astika
iv
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Proposal : PENGARUH BERBAGAI INSEKTISIDA NABATI
TERHADAP PENGENDALIAN HAMA GUDANG
KUTU BERAS (Sitophilus oryzae L.) DALAM
BERBAGAI MEDIA PENYIMPANAN
Nama Mahasiwa : WAYAN DITYA ASTIKA
No. Pokok Mahasiswa : 14110069
Jurusan : Agroteknologi
Program studi : Agroteknologi
MENYETUJUI :
1. KOMISI PEMBIMBING
PEMBIMBING I
Ir. Yatmin, M.T.A
NIP. 196302161999031003
PEMBIMBING II
Ir. Sutomo, M.P
NIDN. 0220035401
2. KETUA JURUSAN AGROTEKNOLOGI
Priyadi, SP., M.Si
NIK. 00302783A
HALAMAN PENGESAHAN
1. Tim Penguji:
Ketua Penguji : Ir. Yatmin, M.T.A .........................
Penguji Utama : Ir. Windu Mangiring, M.P ..........................
Anggota Penguji : Ir. Sutomo, M.P ..........................
2. Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Dharma Wacana Metro,
Ir. Rakhmiati, M.T.A
NIP. 196302161990031003
Tanggal Lulus Ujian Skripsi: 10 Januari 2019
RIWAYAT HIDUP
Penulis dengan nama lengkap Wayan Ditya Astika lahir di
Desa Tanjung Ratu Kecamatan Selagai Lingga pada tanggal
05 Februari 1996, anak pertama dari pasangan Bapak Nyoman
Cakra dan Ibu Made Erawati.
Pendidikan formal penulis diawali pada Sekolah Dasar Negeri 2 Tanjung Ratu
pada tahun 2001-2007, pendidikan Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Abung
Pekurun pada tahun 2007-2010, pendidikan Sekolah Menengah Atas Negeri 1
Abung Pekurun pada tahun 2010-2013.
Pada tahun 2014 penulis melanjutkan pendidikan study strata satu (S1) jurusan
Agroteknologi pada Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Dharma Wacana
Metro Lampung.
MOTTO
Setiap bertemu dengan orang baru saya selalu mengosongkan gelas saya terlebih dahulu
“Bob Sadino”
Anda mungkin bisa menunda, tapi waktu tidak akan menunggu “Benjamin Franklin”
Mimpi tidak pernah menyakiti siapapun jika dia terus bekerja tepat di belakang mimpinya untuk mewujudkannya semaksimal mungkin
“W. Woolworth”
PERSEMBAHAN
Sebuah harapan berakar keyakinan dari perpaduan hati yang memiliki keteguhan. Walau didera oleh cobaan dan membutuhkan perjuangan panjang demi cita-cita yang tak mengenal kata usai. Setitik harapan tlah kuraih, namun
sejuta harap masih kuimpikan dan ingin kugapai.
Karya kecil ini kupersembahkan untuk Bapak dan Ibu tercinta yang tak kenal lelah dalam memperjuangkan anak-anaknya yang selalu memberiku harapan, kebahagiaan, cinta dan kasih sayangnya yang diberikan dengan ikhlas tanpa
pamrih. Untuk adik-adikku, walau sering bertengkar tapi hal itu selalu menjadi warna yang tak akan bisa tergantikan, terimakasih atas doa kalian selama ini.
Buat sahabatku “Fenny Dwi Jayanti, Rindi Antica, Reda Muamar Alfat, Purnama Ningrum, Purnama Ningsih” terimkasih atas bantuan, doa, nasihat, hiburan, dan
semangat yang kamu berikan selama aku kuliah, aku tak akan melupakan semua yang telah kalian berikan selama ini.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan, yang telah melimpahkan
berkah dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang
berjudul Pengaruh Berbagai Insektisida Nabati Terhadap Pengendalian Hama
Gudang Kutu Beras (Shitopilus oryzae L.) dalam Berbagai Media Penyimpanan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya
kepada:
1. Ibu Ir. Rakhmiati, MTA. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian
(STIPER) Dharma Wacana Metro atas bimbingan, nasehat dan dukungannya
selama ini.
2. Bapak Ir. Yatmin, MTA. selaku dosen pembimbing 1 atas bimbingan, nasehat
dan dukungannya selama ini.
3. Bapak Ir. Sutomo, M.P selaku dosen pembimbing 2 atas bimbingan, nasehat
dan dukungannya selama ini.
4. Ibu Ir. Windu Mangiring, M.P selaku pembahas/penelaah atas koreksi,
nasihat dan usulan yang telah diberikan dalam menyusun skripsi ini.
5. Bapak Priyadi, SP, M.Si sebagai Ketua Jurusan Agroteknologi STIPER
Dharma Wacana Metro atas bimbingan, nasehat dan dukungannya selama ini.
6. Kedua orang tua yang tercinta yang selalu mendoakan, memotifasi dan
menantikan keberhasilan anaknya.
7. Bapak dan Ibu dosen STIPER Dharma Wacana Metro atas dukungan dan
ilmu yang telah diberikan.
8. Teman-teman seperjuangan atas saran, bantuan dan kebersamaanya.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan proposal ini
sehingga kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk menyempurnakan
proposal. Semoga proposal rencana penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.
Metro, 10 Januari 2019
Penulis
xi
1
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL.................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xvi
I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang dan Masalah .................................................. 1
1.2. Tujuan Penelitian.................................................................... 5
1.3. Dasar Pengajuan Hipotesis ..................................................... 5
1.4. Hipotesis ................................................................................. 9
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 10
2.1. Pascapanen Padi ..................................................................... 10
2.2. Kandungan Gizi Beras ........................................................... 12
2.3. Klasifikasi dan Siklus Hidup Hama Gudang
Sithopilus oryzae L. ............................................................... 13
2.4. Gejala Serangan Hama Gudang Sithopilus oryzae L ............. 15
2.5. Insektisida Nabati ................................................................... 16
2.6. Klasifikasi dan Kandungan Sirsak ......................................... 17
2.7. Klasifikasi dan Kandungan Zat Aktif Buah Bintaro .............. 19
2.8. Media Penyimpanan ............................................................... 21
2.8.1. Toples Plastik ............................................................. 21
2.8.2. Karung Goni ............................................................... 22
2.8.3. Karung Plastik ............................................................ 23
2
III. BAHAN DAN METODE .............................................................. 25
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 25
3.2. Alat dan Bahan Penelitian ...................................................... 25
3.3. Metode Penelitian ................................................................... 25
3.4. Pelaksanaan Penelitian ........................................................... 26
3.4.1. Persiapan .................................................................... 26
3.4.2. Pelaksanaan ................................................................ 27
3.4.3. Aplikasi Pestisida Nabati............................................ 28
3.5. Pengamatan ............................................................................ 28
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 31
4.1. Hasil Percobaan ...................................................................... 31
4.2. Pembahasan ............................................................................ 48
V. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 51
5.1. Kesimpulan............................................................................. 51
5.2. Saran ..................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 53
LAMPIRAN ............................................................................................. 56
xiii
3
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Jumlah Imago Hidup (7 h.s.a) Akibat Pemberian Insektisida
Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan ......................................... 31
2. Mortalitas Imago (7 h.s.a) Akibat Pemberian Insektisida Nabati
dalam Berbagai Media Penyimpanan..................................................... 33
3. Jumlah Imago Hidup (14 h.s.a) Akibat Pemberian Insektisida
Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan ......................................... 34
4. Jumlah Imago Mati (14 h.s.a) Akibat Pemberian Insektisida
Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan ......................................... 35
5. Jumlah larva (21 h.s.a) Akibat Pemberian Insektisida Nabati
dalam Berbagai Media Penyimpanan..................................................... 37
6. Jumlah Imago Mati (28 h.s.a) Akibat Pemberian Insektisida
Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan ......................................... 38
7. Mortalitas Imago (28 h.s.a) Akibat Pemberian Insektisida
Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan ......................................... 39
8. Jumlah Imago Hidup (35 h.s.a) Akibat Pemberian Insektisida
Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan ......................................... 40
9. Jumlah Larva (35 h.s.a) Akibat Pemberian Insektisida Nabati
dalam Berbagai Media Penyimpanan..................................................... 41
10. Jumlah Pupa (35 h.s.a) Akibat Pemberian Insektisida Nabati
dalam Berbagai Media Penyimpanan..................................................... 43
11. Berat Beras Terserang Akibat Pemberian Insektisida Nabati
dalam Berbagai Media Penyimpanan..................................................... 44
12. Berat Beras tidak Terserang Akibat Pemberian Insektisida
Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan ......................................... 45
4
13. Intensitas Kerusakan Akibat Pemberian Insektisida Nabati
dalam Berbagai Media Penyimpanan..................................................... 46
14. Susut Bobot Akibat Pemberian Insektisida Nabati dalam
Berbagai Media Penyimpanan ............................................................... 47
xv
5
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
15. Sitophylus oryzae L. ........................................................................... 13
16. Siklus Hidup ....................................................................................... 14
17. Kurva Jumlah imogo hidup umur 7,14,21,28, dan 35 h.s.a ................ 32
18. Kurva jumlah imago mati umur 7,14,21,28, dan 35 h.s.a ................... 36
19. Pembiakan serangga (Sitophylus oryzae L.)........................................ 90
20. Toples plastik ...................................................................................... 90
21. Karung plastik ..................................................................................... 91
22. Karung goni ......................................................................................... 91
23. Pembuatan serbuk biji sirsak ............................................................... 92
24. Pembuatan serbuk daun sirsak. ........................................................... 92
25. Pembuatan serbuk buah bintaro.. ........................................................ 92
26. Penimbangan insektisida nabati .......................................................... 93
27. Pembuatan jaring pelindung ................................................................ 93
28. Penimbangan beras.............................................................................. 94
29. Peletakan serangga uji ......................................................................... 94
30. Pengamatan jumlah imago hidup pada 14 h.s.a .................................. 95
31. Pengamatan jumlah imago mati pada 14 h.s.a .................................... 95
32. Pengamatan jumlah larva pada 35 h.s.a .............................................. 96
33. Pengamatan jumlah pupa paada 35 h.s.a ............................................. 96
34. Perbandingan ukuran larva, pupa, imago ............................................ 97
35. Pemisahan beras utuh dan beras rusak ................................................ 97
6
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Lay out percobaan ................................................................................. 56
2. Jadwal kegiatan penelitian .................................................................... 57
3. Rekapitulasi analisis ragam dan uji BNT .............................................. 60
4. Data rata-rata jumlah imago hidup 7, 14, 21, 28, 35 h.s.a .................... 61
5. Data jumlah imago hidup (7 h.s.a) akibat pemberian insektisida
nabati dalam berbagai media penyimpanan .......................................... 62
6. Analisis ragam jumlah imago hidup (7 h.s.a) akibat pemberian
insektisida nabti dalam berbagai media penyimpanan .......................... 62
7. Data jumlah imago hidup (7 h.s.a) akibat pemberian insektisida
nabati dalam berbagai media penyimpanan (Transformasi√ ). ........... 63
8. Analisis ragam jumlah imago hidup (7 h.s.a) akibat pemberian
insektisida nabati dalam berbagai media penyimpanan
(Transformasi√ ). ................................................................................. 63
9. Data Mortalitas Imago (7 h.s.a) Akibat Pemberian Insektisida
Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan ........................................ 64
10. Analisis Ragam Mortalitas Imago (7 h.s.a) Akibat Pemberian
Insektisida Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan ..................... 64
11. Mortalitas Imago (7 h.s.a) Akibat Pemberian Insektisida Nabati
dalam Berbagai Media Penyimpanan (Transformasi √ ). ............. 65
12. Analisis Ragam Mortalitas Imago (7 h.s.a) Akibat Pemberian
Insektisida Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan
(Transformasi √ ). ......................................................................... 65
13. Data Jumlah Imago Hidup (14 h.s.a) Akibat Pemberian
Insektisida Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan ..................... 66
7
14. Analisis Ragam Jumlah Imago Hidup (14 h.s.a) Akibat
Pemberian Insektisida Nabati dalam Berbagai Media
Penyimpanan ......................................................................................... 66
15. Data Jumlah Imago Hidup (14 h.s.a) Akibat Pemberian
Insektisida Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan
(Transformasi √ ). ...................................................................... 67
16. Analisis Ragam Jumlah Imago Hidup (14 h.s.a) Akibat
Pemberian Insektisida Nabati dalam Berbagai Media
Penyimpanan (Transformasi √ ) .................................................. 67
17. Data Jumlah Imago Mati (14 h.s.a) Akibat Pemberian
Insektisida Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan ..................... 68
18. Analisis Ragam Jumlah Imago Mati (14 h.s.a) Akibat
Pemberian Insektisida Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan. ........................................................................................ 68
19. Analisis Ragam Jumlah Imago Mati (14 h.s.a) Akibat
Pemberian Insektisida Nabati dalam Berbagai Media
Penyimpanan ......................................................................................... 69
20. Analisis Ragam Jumlah Imago Mati (14 h.s.a) Akibat
Pemberian Insektisida Nabati dalam Berbagai Media
Penyimpanan (Transformasi √ ) .................................................. 69
21. Data Jumlah Larva (21 h.s.a) Akibat Pemberian Insektisida
Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan ........................................ 70
22. Analisis Ragam Jumlah Larva (21 h.s.a) Akibat Pemberian
Insektisida Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan ..................... 70
23. Data Jumlah Larva (21 h.s.a) Akibat Pemberian Insektisida
Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan (Transformasi
√ ). ............................................................................................... 71
24. Analisis Ragam Jumlah Larva (21 h.s.a) Akibat Pemberian
Insektisida Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan
(Transformasi √ ) ......................................................................... 71
25. Data Jumlah Imago Mati (28 h.s.a) Akibat Pemberian
Insektisida Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan ..................... 72
xviii
8
26. Analisis Ragam Jumlah Imago Mati (28 h.s.a) Akibat
Pemberian Insektisida Nabati dalam Berbagai Media
Penyimpanan ......................................................................................... 72
27. Data Jumlah Imago Mati (28 h.s.a) Akibat Pemberian
Insektisida Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan
(Transformasi √ ) ......................................................................... 73
28. Analisis Ragam Jumlah Imago Mati (28 h.s.a) Akiba
Pemberian Insektisida Nabati dalam Berbagai Media
Penyimpanan (Transformasi √ ) ................................................... 73
29. Data Mortalitas Imago (28 h.s.a) Akibat Pemberian Insektisida
Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan ........................................ 74
30. Analisis Ragam Mortalitas Imago (28 h.s.a) Akibat Pemberian
Insektisida Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan ..................... 74
31. Data Mortalitas Imago (28 h.s.a) Akibat Pemberian Insektisida
Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan (Transformasi
√ ) ................................................................................................. 75
32. Analisis Ragam Mortalitas Imago (28 h.s.a) Akibat Pemberian
Insektisida Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan
(Transformasi √ ) .......................................................................... 75
33. Data Jumlah Imago Hidup (35 h.s.a) Akibat Pemberian
Insektisida Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan ..................... 76
34. Analisis Ragam Jumlah Imago Hidup (35 h.s.a) Akibat
Pemberian Insektisida Nabati dalam Berbagai Media
Penyimpanan ......................................................................................... 76
35. Data Jumlah Imago Hidup (35 h.s.a) Akibat Pemberian
Insektisida Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan
(Transformasi √ ) ......................................................................... 77
36. Analisis Ragam Jumlah Imago Hidup (35 h.s.a) Akibat
Pemberian Insektisida Nabati dalam Berbagai Media
Penyimpanan (Transformasi √ ) ................................................... 77
37. Data Jumlah Larva (35 h.s.a) Akibat Pemberian Insektisida
Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan ........................................ 78
38. Analisis Ragam Jumlah Larva (35 h.s.a) Akibat Pemberian
Insektisida Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan ..................... 78
xix
9
39. Data Jumlah Larva (35 h.s.a) Akibat Pemberian Insektisida
Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan (Transformasi
√ ) ................................................................................................ 79
40. Analisis Ragam Jumlah Larva (35 h.s.a) Akibat Pemberian
Insektisida Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan
(Transformasi √ ) ......................................................................... 79
41. Data Jumlah Pupa (35 h.s.a) Akibat Pemberian Insektisida
Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan ....................................... 80
42. Analisis Ragam Jumlah Pupa (35 h.s.a) Akibat Pemberian
Insektisida Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan ..................... 80
43. Data Jumlah Pupa (35 h.s.a) Akibat Pemberian Insektisida
Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan (Transformasi
√ ) ................................................................................................ 81
44. Analisis Ragam Jumlah Pupa (35 h.s.a) Akibat Pemberian
Insektisida Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan
(Transformasi √ ) ........................................................................ 81
45. Data Berat Beras Terserang Akibat Pemberian Insektisida
Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan ........................................ 82
46. Analisis Ragam Berat Beras Terserang Akibat Pemberian
Insektisida Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan ..................... 82
47. Data Berat Beras Terserang Akibat Pemberian Insektisida
Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan (Transformasi
√ ) ................................................................................................ 83
48. Analisis Ragam Berat Beras Terserang Akibat Pemberian
Insektisida Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan ..................... 83
49. Data Berat Beras tidak Terserang Akibat Pemberian Insektisida
Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan ........................................ 84
50. Analisis Ragam Berat Beras tidak Terserang Akibat Pemberian
Insektisida Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan ..................... 84
51. Data Berat Beras tidak Terserang Akibat Pemberian Insektisida
Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan (Transformasi √ ) ......... 85
xx
10
52. Analisis Ragam Berat Beras tidak Terserang Akibat Pemberian
Insektisida Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan
(Transformasi √ ) ................................................................................. 85
53. Data Intensitas Kerusakan Akibat Pemberian Insektisida
Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan ........................................ 86
54. . Analisis Ragam Intensitas Kerusakan Akibat Pemberian
Insektisida Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan ..................... 86
55. Data Intensitas Kerusakan Akibat Pemberian Insektisida
Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan (Transformasi
√ ) ................................................................................................ 87
56. Analisis Ragam Intensitas Kerusakan Akibat Pemberian
Insektisida Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan
(Transformasi √ ) ........................................................................ 87
57. Data Susut Bobot Akibat Pemberian Insektisida Nabati dalam
Berbagai Media Penyimpanan ............................................................. 88
58. Analisis Ragam Susut Bobot Akibat Pemberian Insektisida
Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan ........................................ 88
59. Data Susut Bobot Akibat Pemberian Insektisida Nabati dalam
Berbagai Media Penyimpanan (Transformasi √ ). ...................... 89
60. Analisis Ragam Susut Bobot Akibat Pemberian Insektisida
Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan (Transformasi
√ ) ................................................................................................ 89
xxi
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Masalah
Padi merupakan komoditas tanaman pangan penting yang mempengaruhi
kehidupan sebagian besar penduduk di Indonesia, karena itu pemerintah
memberikan prioritas utama pada program peningkatan produksi padi sebagai
langkah untuk mewujudkan ketahanan pangan serta kesejahteraan petani.
Produksi padi di Indonesia pada tahun 2016 sebanyak 79,36 juta ton gabah kering
giling (GKG) dengan luas lahan atau mengalami peningkatan sebesar 3,96 juta ton
(4,98%) dibanding tahun 2015 (BPS, 2017). Peningkatan produksi terjadi karena
peningkatan luas panen sebesar 1,04 juta hektar (6,86%).
Untuk mempertahankan kualitas beras, diperlukan pula peningkatan dalam usaha
penanganan pasca panen. Menurut Sitinjak (1986), penyimpanan beras dan bahan
pangan lain merupakan salah satu mata rantai kegiatan pasca panen sebelum
komoditas didistribusikan. Hasil pertanian merupakan bahan yang mudah rusak,
sehingga perlu penanganan yang cepat dantepat. Menurut FAO (2013),
kehilangan hasil panen di negara-negara berkembang berkisar antara 10-13%,
diantaranya berkisar 5% oleh serangan hama gudang seperti serangga, tikus,
tungau, burung, dan jasad renik.
2
Tantangan yang harus dihadapi oleh petani adalah adanya serangan hama gudang
yang dapat menghambat usaha petani dalam penyimpanan bahan pangan berupa
beras. Hal tersebut dikarenakan beras secara fisik rusak akibat serangan gerekan
dari serangga yang terjadi pada saat menyimpanan produk di gudang. Hama
gudang yang menyerang biji dan termasuk hama primer beras adalah S. oryzae L.
Kerusakan akibat serangan hama pascapanen dapat menyebabkan kehilangan hasil
secara kuantitatif dan kualitatif. Kualitas menjadi menurun karena pengotoran dan
kerusakan pada produk yang dapat menyebabkan butir menjadi pecah-pecah
sampai hancur menjadi tepung, perubahan rasa dan aroma atau berbau sehingga
menurunkan nilai jual (Sjam, 2014).
Upaya menekan presentase kerusakan yang ditimbulkan oleh S. oryzae L.
dilakukan dengan suatu pengendalian yang dapat menjaga agar tingkat kerusakan
tetap dibawah ambang ekonomi. Pada dasarnya terdapat beberapa pengendalian
hama gudang yang dapat dilakukan yaitu cara fisik, mekanik, biologi dan kimia.
Pengendalian hama gudang umumnya dilakukan dengan menggunakan insektisida
sintetis atau kimia seperti methyl bromide.
Menurut Prijono dan Dadang (2008) ketergantungan yang sangat tinggi dalam
penggunaan insektisida sintetik tidak terlepas dari anggapan bahwa (a)
pengendalian secara kimia sintetik lebih praktis untuk diaplikasikan, (b) hasil
pengendalian umumnya dapat diketahui dengan cepat, (c) kurang ketersediaan
teknik/strategi pengendalian lain, dan (d) lebih efisien baik dari segi ekonomi
mauoun waktu. Padahal dengan pemakaian insektisida secara kimia dapat
menimbulkan dampak yang sangat besar bagi lingkungan, penggunaan, dan
3
konsumen. Beberapa studi menunjukkan bahwa aplikasi insektisida dapat
menurunkan keragaman organisme pada satu ekosistem juga sangat berpotensi
menyebabkan ledakan populasi hama karena hama sudah resisten. Oleh karena itu
perlu adanya upaya untuk mencari alternatif pengendalian lain yang dapat
menekan populasi hama S. oryzae L..
Salah satu alternatif upaya pengendalian yang dapat digunakan dalam
pengendalian adalah dengan insektisida nabati. Insektisida nabati terbuat dari
bagian-bagian tumbuhan yang relatif mudah didapat dan dibuat. Oleh karena
insektisida nabati terbuat dari bahan alami maka insektisida ini bersifat mudah
terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan dan aman bagi makhluk
yang ada disekitarnya (EPA,1989).
Pengendalian hama dengan cara biologi berdampak tidak berbahaya bagi manusia
akan tetapi tidak selalu praktis dan memerlukan keahlian khusus dalam
pembuatannya. Cara pengendalian hama gudang yang diharapkan adalah yang
bersifat praktis, sederhana, ekonomis dan tidak berbahaya. Salah satu
kemungkinan adalah dengan penggunaan pestisida nabati (seperti tepung daun
nimba, tepung cabai merah, tepung daun kluwih, tepung daun bintaro) dan
penggunaan tepung biji sirsak dan daun sirsak (Annona muricata) untuk
pengendalian hama gudang. Dalam tanaman tersebut terdapat senyawa aktif
berupa asetogenin monotetrahidro furanoid, senyawa aktif ini mampu mematikan
larva nyamuk Culex pipiens dan hama kol Crocidolamia binotalis. Sementara
terhadap hama bawang Spodoptera sp. Dan penggerek buah tomat Heliothis sp.
Daya racunnya menghambat laju makan serta memperlambat pembentukan pupa.
4
Selain penggunaan insektisida nabati, pengendalian hama gudang kutu beras dapat
dilakukan dengan penggunaan media penyimpanan atau pengemasan yang sesuai
untuk menekan laju perkembangbiakan hama gudang S. oryzae L. Penyimpanan
atau pengemasan merupakan suatu usaha untuk mempertahankan mutu beras dari
serangan hama gudang selama penyimpanan.
Penyimpanan hasil pertanian merupakan aspek penting yang masih menjadi
kendala dalam teknologi pascapanen. Hasil-hasil pertanian tidak selamanya
dikonsumsi secara langsung. Oleh karena itu, hasil-hasil pertanian tersebut harus
disimpan dalam gudang dengan manajemen gudang yang efisien agar kerusakan
akibat serangan hama gudang dapat ditekan (BBPPTP Ambon, 2013).
Pengendalian dengan bahan kemaasan yang baik tahan terhadap tekanan, mudah
diperoleh dan tahan lama (Robi’in, 2007), merupakan salah satu alternatif yang
dibutuhkan untuk menunjang pengendalian hama gudang yang ramah lingkungan.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Berbagai Insektisida Nabati Terhadap
Pengendalian Hama Gudang Kutu Beras (S. oryzae L.) dalam Berbagai Media
Penyimpanan.
5
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Pengaruh berbagai insektisida nabati terhadap pengendalian hama gudang
kutu beras (S. oryzae L.).
2. Pengaruh berbagai media penyimpanan terhadap pengendalian hama
gudang kutu beras (S. oryzae L.).
3. Interaksi antara berbagai insektisida nabati dan berbagai media
penyimpanan terhadap pengendalian hama gudang kutu beras
(S. oryzae L.)
1.3 Dasar Pengajuan Hipotesis
Hama adalah organisme yang aktivitasnya dapat menurunkan dan merusak baik
kualitas maupun kuantitas produk pertanian. Hama berdasarkan tempat
penyerangannya dibagi menjadi 2 jenis yaitu hama lapang dan hama gudang/
hama pascapanen. Hama lapang adalah hama yang menyerang produk pertanian
pada saat di lapang atau pada saat proses budiaya. Hama gudang adalah hama
yang merusak produk pertanian saat berada di gudang atau pada masa
penyimpanan. Serangan hama ini dapat mengakibatkan penyusutan berat,
pengurangan daya kecambah benih, penyusutan nilai nutrisi dan rasa serta
memungkinkan adanya serangan hama sekunder Tribolium spp. juga cendawan
(Kartasapoetra, 1996).
S. oryzae L. merupakan hama yang menyerang beras pada saat penyimpanan.
Untuk menekan perkembangan dari S. oryzae L.dapat dilakukan dengan
6
menggunakan insektisida nabati. Berbeda dengan insektisida sintetis, insektisida
nabati umumnya tidak dapat langsung mematikan serangga yang disemprot, akan
tetapi insektisida ini berfungsi sebagai : (1) repellent, yaitu senyawa penolak
kehadiran serangga dikarenakan baunya yang menyengat dan mencegah serangga
meletakkan telur serta menghentikan proses penetasan telur; (2) antifeedant, yaitu
senyawa yang mencegah serangga memakan tanaman yang telah disemprot
terutama disebabkan rasanya yang pahit; (3) racun syaraf; dan (4) atractant, yaitu
senyawa yang dapat memikat kehadiran serangga yang dapat dipakai pada
perangkap serangga (Ramulu, 1999).
Ilato, dkk (2012), melakukan pengamatan terhadap populasi hama, ternyata
S. oryzae L. merupakan serangga hama yang memiliki populasi tertinggi yakni
mencapai rata-rata 54,60 individu, kemudian diikuti oleh T. Castaneum (13,85
individu), Oryzaephilus sp. (4,52 individu), Ahsverus sp. (3,42 individu), C.
cephalonica (2,42 individu) dan Carpophilus sp. (6,94 individu), S. oryzae L.
menyukai biji yang kasar dan perkembangbiakannya akan terhambat pada bahan
makanan yang berbentuk tepung.
Beberapa tanaman yang mampu mengendalikan hama yaitu dari famili Anonaceae
(srikaya, sirsak, buah nona) dan famili Meliaceae (mimba, aglaia) (Plantus, 2008).
Menurut Rizal, dkk (2010), menunjukkan bahwa serbuk kering daun sirsak
(Annona muricata Linn) yang menyebabkan kematian 50% (LC50) S. oryzae L.,
dengan waktu aplikasi 24, 48, dan 96 jam masing-masing didapat untuk LC50 24
jam sebesar 26,60%, LC50 48 jam sebesar 26,06% dan LC50 96 jam sebesar
25,70%.
7
Perlakuan tepung biji sirsak sangat efektif dalam membunuh imago S. oryzae L.
dengan laju mortalitas 2, 75 hari dengan persetase mortalitas hari ke-7 sebesar 100
persen, sedangkan pada tepung daun sirsak pada hari ke-21 persentase mortalitas
sebesar 65 persen (Patty, 2011).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan (Guswenrivo, 2013 dalam Nuraeni,
2015), bahwa buah bintaro C. manghas memberikan efek kematian terhadap kutu
beras (S. oryzae L.) Semakin lama waktu pemaparan bahan ekstraktif buah bintaro
C. manghas terhadap kutu beras S. oryzae L. akan menaikkan aktivitas bahan
ekstrak yang ditunjukan oleh mortalitas kutu beras yang mencapai 93,3% pada
hari terakhir pengamatan (7 hari).
Tempat penyimpanan juga sangat mempengaruhi kerusakan serangga gudang
terhadap beras yang disimpan. Kondisi dengan kelembaban tinggi dan temperatur
yang tidak sesuai akan memacu perkembangbiakan serangga. Walaupun kadar air
beras sudah memenuhi standar setelah dikeringkan, jika tempat penyimpanan
tidak sesuai justru akan meningkatkan kembali kadar air beras. Tempat
penyimpanan ini meliputi ruang penyimpanan maupun material yang digunakan
untuk menyimpan bahan (Handayani, 2014).
Sastrodihardjo et al. (1992), menyatakan bahwa untuk mengendalikan suatu hama
dibutuhkan suatu komponen yang dapat mengganggu keseimbangan pada proses
fisiologi hama, karena proses ini adalah proses yang rentan untuk di manipulasi
siklus hidupnya. Menurut Pabbage et al. (1990), wadah untuk penyimpanan juga
menentukan kehilangan hasil akibat serangan hama gudang.
8
Penyimpanan dengan pengemasan yang terbuat dari polypropylene dan
polyetylen densitas tinggi memperpanjang daya simpan beras dan lebih baik
dibanding karung dan kantong plastik. Untuk penyimpanan benih berukuran kecil,
berbagai jenis kantung plastik dapat digunakan. Berbagai tipe plastik memiliki
ketahanan yang berbeda terhadap transmisi uap air. Toples kaca, PVC atau
kantung mengandung lapisan almunium akan memberi perlindungan terbaik
terhadap masuknya kembali uap. Kantung polypropylene atau polyethylene
adalah pilihan terbaik berikutnya (Litbang, 2012).
Copeland and Mc Donal (1985) dalam Dewi (2015), terdapat tiga macam jenis
kemasan, yaitu kemasan yang kedap udara dan kedap air, kemasan yang resisten
terhadap kelembaban, dan kemasan yang bersifat porous. Kemasan yang kedap
udara dan uap air adalah kemasan yang tidak menunjukkan terjadinya pertukaran
udara antara benih yang disimpan dengan lingkungannya. Kemasan resisten
terhadap kelembaban adalah kemasan yangudara dan kelembaban tidak mampu
menembus pada batas tertentu. Kemasan yang bersifat porous adalah kemasan
yang masih menunjukkan terjadinya pertukaran udara antara benih yang disimpan
dengan lingkungannya.
Menurut Hendrival (2016), periode penyimpanan beras mempengaruhi
pertumbuhan populasi hama S. oryzae L. dan kerusakan beras. Periode
penyimpanan selama 120 hari dapat meningkatkan populasi hama S. oryzae L.,
karakteristik kehilangan bobot beras, dan persentase bubuk beras.
9
Wigati (2009), jenis kemasan kertas dan plastik dapat mempertahankan ransum
dariserangan serangga sampai penyimpanan 8 minggu, sedangkan kemasan
karungplastik sampai penyimpanan 4 minggu, dan kemasan karung goni
sampaipenyimpanan 2 minggu. Jenis kemasan karung goni, kemasan karung
plastik,kemasan kertas, dan kemasan plastik dapat mempertahankan sifat fisik
ransum sampai penyimpanan 8 minggu.
Hasil penelitian Rahayu, et al. (2012) menunjukan bahwa penggunaan tiga jenis
bahan pengemas kantong plastik ketebalan 0,8 mm, kaleng tertutup dan kaleng
kedap udara. Benih padi tidak menunjukan perbedaan yang nyata terhadap kadar
air benih padi. Demikian juga daya kecambah benih padi selama penyimpanan
tidak berbeda nyata selama penyimpanan dengan tiga jenis pengemas. Sehingga
tiga jenis bahan pengemas tersebut dapat digunakan sebagai pengemas pada
penyimpanan benih padi. Menurut Sari (2014), semua jenis kemasan (botol kaca,
plastik polypropylene, dan karung plastik) dapat digunakan untuk
mempertahankan mutu benih selama 6 bulan pada penyimpanan terkontrol.
1.4 Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Jenis insektisida nabati yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda
terhadap pengendalian hama gudang kutu beras (S. oryzae L.).
2. Media penyimpanan yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda
terhadap pengendalian hama gudang kutu beras (S. oryzae L.).
3. Terdapat interaksi antara jenis Insektisida dan media penyimpanan
terhadap pengendalian hama gudang kutu beras (S. oryzae L.).
10
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pascapanen Padi
Padi merupakan salah satu bahan pangan yang menjadi perhatian, terutama
berkaitan dengan pemenuhan sebagai makanan pokok bagi masyarakat khusus
indonesia. Padi merupakan komoditas strategis berperan penting dalam
perekonomian dan ketahanan pangan nasional.
Untuk meningkatkan produksi padi, diperlukan pula peningkatan dalam usaha
pengolahan setelah panen yang disebut dengan pascapanen yang meliputi
perontokan, pembersihan gabah, pengeringan, dan penyimpanan sementara. Padi
setelah dilakukan pemanenan segera dilakukan pengumpulan ke suatu tempat
yang dekat dengan alat perontokan kemudian, padi yang telah dirontokkan di
lakukan penjemuran guna menekan kadar air dalam biji sebelum padi memasuki
tahap penggilingan.
Beras yang sudah digiling dapat langsung dipasarkan. Namun, karena umunnya
beras tidak langsung dapat dipasarkan seluruhnya maka perlu ada tempat
penyimpanan. Teknik penyimpanan beras harus diperhatikan agar kondisi tetap
bagus hingga saatnya akan dijual. Bisanya beras disimpan dalam gudang
penyimpanan, dalam penyimpanan beras harus tertutup rapat sehingga hama
11
gudang tidak bisa masuk dan merusak mutu beras (Heri dan Asih, 1995 dalam
Hendrik, 2015).
Penyimpanan beras dalam waktu lama dengan kondisi kurang baik akan
menimbulkan kerusakan pada bau dan citrarasa beras. Kerusakan ini terutama
disebabkan oleh “ketengikan” yang terjadi pada kandungan beras, sehingga
menimbulkan bau yang apek dan masam. Bau apek dari beras giling yang telah
lama disimpan disebabkan oleh senyawa-senyawa karbonil yang bersifat tengik,
yaitu senyawa-senyawa hasil oksidasi lemak dengan oksigen dari udara (Heri dan
Asih, 1995 dalam Hendrik 2015).
Faktor-faktor yang berperan penting dalam penyimpanan beras adalah kadar air
beras, kelembaban nisbi dan suhu ruangan serta lama waktu penyimpanan. Beras
dengan kadar air < l4% akan lebih aman disimpan, sedangkan kadar air > l4%
akan mempercepat perkembangbiakan mikroba dan serangga. Penyimpanan
dengan suhu rendah akan lebih aman dibandingkan suhu tinggi. Suhu yang
dianjurkan dalam penyimpanan beras supaya bertahan lama sampai 7 bulan adalah
dengan suhu 8,5º-13ºC. Apabila kadar air diatas 15% dengan kelembaban nisbi
diatas 63% dan suhu arfiara 26º-30ºC dalam gudang penyimpanan maka
menyebabkan tumbuhnya hama gudang dan kapang gudang. Untuk memberatas
hama beras yang tumbuh maka dilakukan penyemprotan dengan fungisida atau
bahan pengawet lainnya (Haryadi, 2006).
12
2.2 Kandungan Gizi Beras
Sebagaimana butir serealia lain, bagian terbesar beras didominasi oleh pati sekitar
80-85%. Beras juga mengandung protein, vitamin terutama pada bagian aleuron,
mineral, dan air. Pati beras dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu
amilosa dengan struktur tidak bercabang dan amilopektin yang berstruktur
bercabang. Komposisi kedua golongan pati ini menentukan transparan atau
tidaknya beras dan tekstur nasi (lengket, lunak, keras, atau pera). Beras pera
memiliki kandungan amilosa lebih dari 20% yang membuat butiran nasinya
terpencar-pencar, tidak berlekatan dan keras (Anonim, 2010). Kandungan beras
secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 1. Kandungan beras dengan nilai khasiat per 100 g
Kandungan Gizi Kadar
Tenaga
Karbohidrat
Serat pangan
Lemak
Protein
Air
Tiamina (Vit. B1)
Riboflavin (Vit. B2)
Niasin (Vit. B3)
Asam pantotenat (B5)
Vitamin B6
Asam folat (Vit. B9)
Zat besi
Fosforus
Kalium
Kalsium
Magnesium
Seng
370 kkal (1530 kJ)
79 g Gula 0.12 g
1.3 g
0.66 g
7.13 g
11.62 g
0.070 mg (5 %)
0.049 mg (3 %)
1.6 mg (11 %)
1.014 mg (20 %)
0.164 mg (13 %)
8 μg (2 %)
0.80 mg (6 %)
115 mg (16 %)
115 mg (2 %)
28 mg (7 %)
25 mg (7 %)
1.09 mg (11 %)
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Beras
Di Indonesia diantara berbagai macam makanan pokok berpati, beras merupakan
sumber kalori yang penting bagi sebagian besar penduduk, dengan menyuplai
13
kalori sebanyak 60-80% dan protein 45-55% dari produk nasi. Beras
menyumbang kalori sebesar 253 kalori dan 354 kalori untuk setiap 100 gram
beras pecah kulit dan beras sosoh (Kusmiadi, 8 2010).
2.3 Klasifikasi dan Siklus Hidup Hama Gudang Sithopilus oryzae. L
Sitophylus oryzae merupakan hama gudang yang termasuk dalam Kingdom:
Animalia, Filum: Arthropoda, Kelas: Insecta, Ordo: Coleoptera, Famili:
Curculionidae, Genus: Sitophylus, dan Spesies: Sitophylus oryzae Linnaeus (Rees,
1996).
Gambar 1. Sitophylus oryzae L.
S. oryzae L. dewasa berwarna coklat tua, dengan bentuk tubuh yang langsing dan
agak pipih. Pada bagian pronotom terdapat enam pasang gerigi yang menyerupai
gigi gergaji. Bentuk kepala menyerupai segitiga. Pada sayap depannya terdapat
garis-garis membujur yang jelas. Terdapat empat bercak warna kuning agak
kemerahan pada sayap bagian depan, dua bercak pada sayap sebelah kiri dan dua
bercak pada sayap sebelah kanan. Panjang tubuh kumbang dewasa ± 3,5-5 mm,
14
tergantung dari tempat hidup lavanya. Apabila kumbang hidup pada jagung,
ukuran rata-rata ± 4,5 mm, sedangkan pada beras ± 3,5 mm. Larva kumbang tidak
berkaki, berwarna putih atau jernih dan ketika bergerak akan membentuk dirinya
dalam keadaan agak membulat. Pupa kumbang ini tampak seperti kumbang
dewasa (Wordpress, 2008 dalam Arif Hidayat 2012).
Gambar 2. Siklus Hidup
Telur berbentuk oval, berwarna kuning, lunak dan licin, bentuk ujungnya agak
bulat dengan ukuran 0,7 mm x 0,3 mm (Pracaya, 1991). Telur diletakkan di dalam
butiran dengan lebih dahulu membuat lubang menggunakan rostumnya. Setelah
telur diletakkan di dalam bekas gerekan, lalu ditutupi dengan zat warna putih
(gelatin) yang merupakan salivanya, sehingga dari luar tidak kelihatan. Gelatin ini
berfungsi melindungi telur dari kerusakan dan dimangsa oleh predator lainnya.
Stadium 3 hari pada suhu 20-25 oC. dalam satu hari seekor betina dapat bertelur
sampai 25 butir, tetapi rata-rata tiap hari sebanyak 4 butir. Banyak butir yang
diletakkan tiap ekor betina maksimum 575 butir selama siklus hidupnya
(Rukmana dan Saputra, 1995).
Stadium larva S. oryzae L. berlangsung 25-30 hari, fase larva merupakan fase
yang merusak biji beras, larva dapat mengkonsumsi 25% berat bagian dalam biji
15
beras (Marbun dan Pangestiningsih, 1991). Larva hidup dalam butiran, tidak
berkaki, berwarna putih dengan kepala kekuning-kuningan atau kecoklatan dan
mengalami 4 instar. Pada instar terakhir panjang larva lebih kurang 3 mm. Pada
umumnya bentuk badan disesuaikan dengan ukuran makanan tempat larva itu
tinggal. Setelah masa pembentukan instar selesai, larva akan membentuk kokon
dengan mengeluarkan ekskresi cairan kedinding endosperm agar dindingnya licin
dan membentuk tekstur yang kuat (Pracaya, 1991).
Pembentukkan pupa terjadi dalam biji dengan cara membentuk ruang pupa
dengan mengekskresikan cairan pada dinding liang gerek. Stadium pupa berkisar
antara 4-5 hari. Imago yang terbentuk tetap berada dalam biji selama sekitar 2-5
hari, sebelum membuat lubang keluar yang relatif besar dengan moncongnya
(Tandiabang et al., 2009).
2.4 Gejala Serangan Hama Gudang Sithopilus oryzae. L
S. oryzae L. dikenal sebagai bubuk beras (rice weevil). Hama ini bersifat
kosmopolit atau tersebar luas di berbagai tempat di dunia. Kerusakan yang
ditimbulkan oleh hama ini termasuk berat, bahkan sering dianggap sebagai hama
paling merugikan produk pepadian. Hama S. oryzae L. bersifat polifag, selain
merusak butiran beras, juga merusak simpanan jagung, padi, kacang tanah,
gaplek, kopra, dan butiran lainnya. Akibat dari serangan hama ini, butir beras
menjadi berlubang kecil-kecil, tetapi karena ada beberapa lubang pada satu butir,
akan menjadikan butiran beras yang terserang menjadi mudah pecah dan remuk
seperti tepung. Kualitas beras akan rusak sama sekali akibat serangan hama ini
yang bercampur dengan air liur hama.
16
Kerusakan yang diakibatkan oleh hama S. oryzae L. dapat tinggi pada keadaan
tertentu sehingga kualitas beras menurun. Biji-bijian hancur dan berdebu, dalam
waktu yang cukup singkat serangan hama dapat mengakibatkan perkembangan
jamur, sehingga produk beras rusak total, bau apek yang tidak enak dan tidak
dapat dikonsumsi (Kalshoven, 1981).
2.5 Insektisida Nabati
Penggunaan pestisida kimia dalam pengendalian hama tanaman saat ini banyak
menimbulkan dampak negatif. Masalah pencemaran lingkungan, merupakan
akibat yang jelas terlihat selain itu penggunaan pestisida secara terus menerus
juga dapat menyebabkan resistensi hama dan bahkan meninggalkan residu
pestisida pada produk hasil pertanian yang bisa berbahaya apabila dikonsumsi
manusia. Oleh karena itu upaya pengendalian hama secara ramah lingkungan,
seperti pestisida nabati atau biopestisida (Maryam dan Mulyana, 2009). Menurut
De Luca (1999), ada tiga jenis bahan alami yang dapat digunakan sebagai
insektisida yaitu bahan mineral, bahan nabati dan bahan hewani. Dari ketiga
bahan alami tersebut, bahan nabati merupakan cadangan yang paling besar dan
bervariasi. Hingga saat ini setidaknya terdapat lebih dari 2000 jenis tanaman yang
dilaporkan mempunyai sifat-sifat insektisidal. Suatu tanaman yang akan dijadikan
bahan insektisida harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain : (a) mudah
dibudayakan, (b) tanaman tahunan, (c) tidak perlu dimusnahkan apabila suatu saat
bagian tanamannya diperlukan, (d) tidak menjadi gulma, atau inang bagi
organisme pengganggu tanaman, (e). mempunyai nilai tambah, (f) mudah diproses
sesuai dengan kemampuan petani.
17
Sastrodihardjo et al. (1992), menyatakan bahwa untuk mengendalikan suatu hama
diperlukan suatu komponen yang dapat mengganggu keseimbangan pada proses
fisiologi hama, karena proses ini merupakan proses yang rentan untuk
dimanipulasi siklus hidupnya. Tanaman yang mengandung komponen aktif seperti
alkaloid, terpenoid, kumarin, glikosida dan beberapa sterol serta minyak atsiri
dapat berpotensi sebagai insektisida (Robinson, 1995).
Berbeda dengan insektisida sintetis, insektisida botani umumnya tidak dapat
langsung mematikan serangga yang disemprot, akan tetapi insektisida ini
berfungsi sebagai : (1) repellent, yaitu senyawa penolak kehadiran serangga
dikarenakan baunya yang menyengat dan mencegah serangga meletakkan telur
serta menghentikan proses penetasan telur; (2) antifeedant, yaitu senyawa yang
mencegah serangga memakan tanaman yang telah disemprot terutama disebabkan
rasanya yang pahit; (3) racun syaraf; dan (4) atractant, yaitu senyawa yang dapat
memikat kehadiran serangga yang dapat dipakai pada perangkap serangga
(Ramulu, 1999).
2.6 Klasifikasi dan Kandungan Sirsak
Klasifikasi adalah proses pengaturan atau pengolahan makhluk dalam kategori
golongan yag bertingkat. Dalam sistematika tumbuhan (taksonomi), tanaman
sirsak diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Magnoliales
18
Familia : Annonaceae
Genus : Anonna
Tumbuhan sirsak berupa pohon yang bisa mencapai tinggi 9 m, batang berbentuk
bulat berwarna coklat muda, daun berbentuk bulat telur agak tebal dan pada
permukaan atas yang halus berwarna hijau tua sedangkan bagian bawahnya
mempunyai warna yang lebih muda. Adapun morfologi tumbuhan sirsak seperti
yang terlihat pada gambar 3. Buah sirsak bukan buah sejati, yaitu kumpulan buah-
buah (buah agregat) dengan biji tunggal yang saling berhimpitan dan kehilangan
batas antar buah. Daging buah sirsak berwarna putih dan memiliki biji berwarna
hitam. Daun dan batang sirsak mengandung unsure senyawa tannin, fitosterol, ea-
oksalat dan alakaloid murisine (Raina, 2011).
Bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pestisida nabati
adalah daun dan bijinya. Kandungan bahan aktif utama pada daun dan biji adalah
annonain. Bijinya mengandung 42% hingga 45% minyak. Menurut hasil
penelitian menunjukkan bahwa daun dan bijinya dapat berperan sebagai
insektisida (penghambat daya makan dan sebagai penolak) dengan cara kerja
sebagai racun kontak dan racun perut.
Sirsak mengandung senyawa asetogenin yang bersifat pestisida (Ruprechtetal
dalam Mustika 1999). Dua senyawa dari asetogenin yakni asimisin dan anonin IV
atau butalasin mampu membunuh nematoda, bahkan asimisin konsentrasi 0,1 ppm
dapat mematikan nematoda Caenorhabditis elegans. Butalasin terdapat dalam biji
dan batang sirsak atau srikaya. Sembiringet et al.(2016), meneliti efektivitas
tepung daun sirsak dalam mengendalikan hama kumbang bubuk. Hasil penelitian
19
menunjukkan bahwa aplikasi tepung daun sirsak konsentrasi 10 g/100 g biji
jagung efektif mengendalikan hama Sitophilus spp. dengan waktu awal kematian
79,25 jam serta lethal time 50 selama 242,5 jam dan menyebabkan mortalitas
92,5%. Pada kontrol, waktu awal kematian 552 jam dan lethal time 50 selama 552
jam. Selanjutnya Putri (2004), menyatakan bahwa aplikasi tepung daun sirsak
konsentrasi 2% pada media oligidik dapat mematikan dan menghambat
perkembangan imago Sitophilus spp. Pada 10 minggu setelah perlakuan, tidak
ditemukan imago Sitophilus spp. maupun turunan pertamanya yang mampu
bertahan hidup. Pada media tanpa perlakuan, populasi imago Sitophilus spp.
turunan pertamanya mencapai 6.067 ekor.
2.7 Klasifikasi dan Kandungan Zat Aktif Buah Bintaro
Menurut Sa’diyah (2013) dalam Nuraeni (2015), tanaman Bintaro diklasifikasikan
sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynaceae
Genus : Cerbera
Spesies : C. manghas L.
Menurut Rohimatun dan Suriati (2011) dalam Kartimi (2015), bintaro dikenal
sebagai salah satu tanaman tahunan yang banyak digunakan untuk penghijauan,
20
penghias kota, tanaman pot, pestisida nabati, dan sekaligus sebagai bahan baku
kerajinan bunga kering. Seluruh bagian tanaman bintaro beracun karena
mengandung senyawa golongan alkaloid yang bersifat repellent dan antefeedant.
Buah bintaro mengandung racun cerberrin yang bersifat sangat mematikan.
Cerberrin juga bersifat racun kuat, jika tertelan menyebabkan denyut jantung
berhenti. Cerberrin merupakan golongan alkaloid/glikosida yang diduga berperan
terhadap mortalitas serangga (Kartimi, 2015).
Guswenrivo et al. (2003), dalam Nuraeni (2015), menjelaskan bahwa hampir
seluruh bagian tanaman bintaro ini beracun karena mengandung senyawa
golongan alkaloid yang bersifat toksik. Buah dan daun tanaman ini mengandung
senyawa cerberin yang merupakan senyawa glikosida yang sangat berpengaruh
dalam meracuni, merusak syaraf pusat otak dan dapat mempengaruhi kerja
jantung. Untuk itulah buah dan daun bintaro sering dimanfaatkan untuk alat
pengusir tikus diperumahan, namun saat ini mulai banyak yang tertarik untuk
menjadikan buah dan daun tanaman bintaro sebagai produk nabati yang dapat
menekan perkembangan hama gudang. Selanjutnya menurut Utami (2010) selain
adanya cerberrin yang bersifat racun, buah bintaro juga banyak memiliki
kandungan minyak yang dapat menempel pada tubuh larva Eurema spp,
mengakibatkan spirakel larva Eurema spp tersumbat sehingga dapat mematikan
larva.Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian, C. manghas sangat berpengaruh
terhadap tingkat kematian serangga hama gudang, buah bintaro C. manghas
memberikan efek kematian yang sangat tinggi terhadap kutu beras Sitophilus
oryzae (Guswenrivoet al., 2013 dalam Nuraeni,2015).
21
Dalam penelitian Prabowo (2016), menyatakan bahwa hasil uji kontak dengan
dosis 2 gram dalam 1 hari sudah memberikan mortalitas hama sebesar 90%, dan
untuk hasil uji pakan dengan dosis 20% juga memberikan mortalitas sebesar 90%.
Dalam penelitiannya Utami (2010), menyimpulkan bahwa ekstrak daging buah
dan daun bintaro memberikan pengaruh yang signifikan terhadap mortalitas
serangga hama Eurema spp. hingga 83,33% dan 80%.
2.8 Media Penyimpanan
Kemasan adalah wadah atau media yang digunakan untuk membungkus bahan
atau komoditi sebelum disimpan agar memudahkan pengaturan, pengangkutan,
penempatan pada tempat penyimpanan, serta memberikan perlindungan pada
bahan atau komoditi (Imdad dan Nawangsih, 1999).
Pengemasan terhadap produk bertujuan untuk melindungi produk dari pengaruh
oksidasi dan mencegah terjadinya kontaminasi dengan udara luar. Hasil
pengolahan dapat dikendalikan dengan pengemasan, termasuk pengendalian
cahaya, konsentrasi oksigen, kadar air, perpindahan panas, kontaminasi dan
serangan makhluk hayati (Harris dan Karnas, 1989).
2.8.1 Toples Plastik
Plastik merupakan bahan kemasan yang penting di dalam industri pengemasan.
Plastik dapat digunakan sebagai bahan kemasan karena dapat melindungi produk
dari cahaya, udara, perpindahan panas, kontaminasi dan kontak dengan bahan-
bahan kimia. Aliran gas dan uap air yang melalui plastik dipengaruhi oleh pori-
22
pori plastik, tebal plastik, dan ukuran molekul yang berdifusi produk (Syarief dan
Irawati, 1988).
Plastik umumnya terbuat dari polyolefin film yaitu polyethylene. Polyethylene
(PE) terbuat dari ethylene polimer dan terdiri dari tiga macam yaitu Low Density
Polyethylene (LDPE), Medium Density Polyethylene (MDPE), dan High Density
Polyethylene (HDPE). LDPE paling banyak digunakan sebagai kantung, mudah
dikelim dan sangat murah. MDPE lebih kaku dari pada LDPE dan memiliki suhu
leleh lebih tinggi dari LDPE. HDPE paling kaku di antara ketiganya, tahan
terhadap suhu tinggi (120o) sehingga dapat digunakan untuk kemasan produk
yang harus mengalami sterilisasi (Syarief dan Irawati, 1988).
2.8.2 Karung Goni
Karung merupakan alat pembungkus yang banyak digunakan untuk menyimpan
hasil-hasil pertanian, yang akan disimpan dalam jangka waktu lama maupun
sementara, akan tetapi tidak semua komoditi pertanian memerlukan karung baru
untuk pengemasannya, ada yang menggunakan karung bekas dan ada pula yang
menggunakan karung sintesis. Apabila dibandingkan dengan karung serat sintesis,
karung goni mempunyai kualitas yang lebih baik, karena sifat-sifat yang dimiliki
karung goni tidak sepenuhnya dimiliki oleh karung serat sintesis (Soekartawi,
1989).
Karung goni terbuat dari yute atau rami. Kelebihan karung goni dibandingkan
dengan karung plastik ialah : (a) dapat dipindah-pindahkan dengan menggunakan
alat ganco, (b) dapat ditumpuk sampai tinggi, (c) contoh dapat dengan mudah
23
diambil dengan cara memasukkan alat pengambil contoh ke dalam karung, (d)
untuk menyimpan komoditi tertentu (misalnya gula) tidak akan menggumpal
sebagaimana jika disimpan dalam karung plastik, dan (e) mudah disimpan dan
jika karung goni dibuang, dapat membusuk dengan mudah (Soekartawi, 1989).
Kelemahan karung goni yaitu mempunyai lubang - lubang yang relatif lebih besar
meskipun lubang - lubang ini berguna memudahkan penetrasi gas yang digunakan
pada saat fumigasi (Hasjmy, 1991).
2.8.3 Karung Plastik
Karung plastik telah banyak digunakan untuk mengganti karung goni,meskipun
masih banyak kekurangan yaitu daya tahannya kurang, sehingga karunglebih
mudah pecah serta mudah meluncur kebawah pada tumpukan-tumpukan
digudang. Karung plastik diganco maka akan bocor, karena tidak dapat tertutup
kembali seperti halnya karung goni (Winarno dan Laksmi, 1974).
Karung plastik umumnya terbuat dari polyolefin film yaitu polyethylene.
Polyethylene (PE) terbuat dari ethylene polimer dan terdiri dari tiga macam yaitu
Low Density Polyethylene (LDPE), Medium Density Polyethylene (MDPE), dan
High Density Polyethylene (HDPE). LDPE paling banyak digunakan sebagai
kantung, mudah dikelim dan sangat murah MDPE lebih kaku daripada LDPE dan
memiliki suhu leleh lebih tinggi dari LDPE. HDPE paling kaku di antara
ketiganya, tahan terhadap suhu tinggi (120o) sehingga dapat digunakan untuk
kemasan produk yang harus mengalami sterilisasi (Syarief dan Irawati, 1988).
24
Keuntungan dari Polyethylene yaitu permeabilitas uap air dan air rendah, mudah
dikelim panas, fleksibel, dapat digunakan untuk penyimpanan beku (-50oC),
transparan sampai buram, dapat digunakan sebagaibahan laminasi dengan bahan
lain. Kerugian dari Polyethylene yaitu permeabilitas oksigen agak tinggi, dan
tidak tahan terhadap minyak (Syarief dan Irawati, 1988). Karung plastik mulai
pesat dipakai karena mempunyai sifat kuat, tahan air, lembam, transparan, dapat
dibentuk, diisi dan disegel dengan mesin.
25
III. BAHAN DAN METODE
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen, Sekolah Tinggi Ilmu
Pertanian (STIPER) Dharma Wacana Metro Jalan Kenanga No. 3 16 c Mulyojati,
Metro Barat, Kota Metro. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2018
sampai dengan bulan Desember 2018.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah gunting, timbangan analitik,
kamera digital, blender, ayakan, meja kaca, alat tulis dan perlengkapan lain yang
diperlukan.
Bahan yang digunakan dalam penelitian terdiri atas: hama gudang kutu beras
(S. oryzae L.), beras, daun sirsak, biji sirsak, buah bintaro, kantung celup, toples
plastik, karung plastik, karung goni.
3.3 Metode Penelitan
Penelitian ini menggunakan metode percobaan yang disusun secara faktorial
dalamRancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL). Faktor pertama adalah jenis
insektisida nabati (N) terdiri dari 4 taraf perlakuan yaitu: tanpa insektisida nabati
26
(n0), daun sirsak (n1), biji sirsak (n2), dan buah bintaro (n3). Faktor kedua adalah
media penyimpanan (P) terdiri atas 3 taraf perlakuan yaitu: toples plastik (p1),
karung plastik (p2),dan karung goni (p3). Dari kedua faktor tersebut didapat 12
kombinasi perlakuan yaitu: n0p1, n0p2, n0p3, n1p1, n1p2, n1p3, n2p1, n2p2, n2p3, n3p1,
n3p2, n3p3. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh
36 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan terdiri dari 3 sampel.
Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam yang dilanjutkan dengan Uji
Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5% sebelumnya untuk melihat
kehomogenan data diuji homogen dengan Uji Bartlett dan ketidakaditifan data
dengan Uji Tuckey.
3.4 Pelaksanaan Penelitian
3.4.1 Persiapan
Pembiakan serangga S. oryzae L. bertujuan untuk mendapatkan serangga uji yang
diketahui umurnya dan seragam (homogen) dengan menginfestasikan larva yang
diperoleh dari lapangan ke boks pembiakan (rearing) toples plastik dan
ditempatkan pada suhu ruangan selama 4 minggu. Kemudian serangga uji yang
didapatkan dikumpulkan dalam media beras dan selajutnya dibiakkan (direaring).
Setelah terjadi pembiakan S. oryzae L. diseleksi antara jantan dan betina. Untuk
mendapatkan S. oryzae L.. jantan dan betina dilihat dari ukuran badan yaitu
S. oryzae L. dengan kelamin jantan, memiliki ukuran lebih kecil dari pada
S. oryzae L. betina, tujuan dari pengembang biakan S. oryzae L.ini adalah untuk
menyeragamkan S. oryzae L. yang akan dipakai dalam penelitian.
27
3.4.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian dengan menyiapkan alat dan bahan penelitian.
1. Timbang beras menggunakan timbangan digital sebanyak 200 gram, lalu
masukkan ke dalam setiap media percobaan (karung plastik, toples plastik
dan karung goni. Kriteria beras yang digunakan yaitu butir beras utuh, tidak
berbau apek, bebas hama dan penyakit.
2. Penyediaan Tempat Serangga Uji
Untuk tempat S. oryzae L. yang akan diaplikasikan adalah berupa toples
plastik, karung plastik, karung goni. Setiap satuan percobaan terdiri atas
masing-masing 3 media, sehingga dalam percobaan ini dibutuhkan sebanyak
36 toples plastik, 36 karung plastik, dan 36 karung goni
3. Penyediaan Serbuk Pestisida Nabati
a. Serbuk daun sirsak
Daun sirsak yang digunakan adalah daun yang memiliki warna hijau tua.
daun dicuci dengan air dan dijemur untuk mengurangi kadar air. Daun
dihaluskan dengan blender hingga menjadi serbuk, kemudian diayak untuk
mendapatkan serbuk daun sirsak yang halus. Daun sirsak yang telah halus
kemudian ditimbang sesuai dosis yaitu 12 gram/200 gram beras (6%).
b. Serbuk biji sirsak
Biji sirsak yang digunakan adalah biji yang telah tua dengan ciri-ciri kulit biji
berwarna coklat kehitaman. Biji dicuci dengan air dan dijemur untuk
mengurangi kadar air biji. Biji dihaluskan dengan blender hingga menjadi
28
serbuk, kemudian diayak untuk mendapatkan serbuk biji sirsak yang halus.
Biji sirsak yang telah halus kemudian ditimbang sesuai dosis yaitu 12
gram/200 gram beras (6%).
c. Serbuk buah bintaro
Buah bintaro yang digunakan adalah buah yang telah tua dengan ciri-ciri kulit
buah berwarna merah. Buah dipotong kecil dan dijemur untuk mengurangi
kadar air buah. Buah dihaluskan dengan blender hingga menjadi serbuk,
kemudian diayak untuk mendapatkan serbuk buah bintaro yang halus. Buah
bintaro yang telah halus kemudian ditimbang sesuai dosis yaitu 12 gram/200
gram beras (6%).
3.4.3 Aplikasi Pestisida Nabati
Beras yang telah ditimbang di masukkan ke dalam media penyimpanan, kemudian
dimasukkan pestisida nabati sesuai dosis yang telah ditimbang dan dimasukkan ke
dalam kantung celup sebelumnya, kemudian dimasukkan S. oryzae L. sebanyak
20 ekor dari hasil rearing yang umumnya telah homogen. Media penyimpanan
ditutup dimana untuk toples ditutup menggunakan kain kasa yang diikat dengan
karet gelang sedangkan untuk karung plastik dan karung goni ditutup dengan
steples.
3.5 Pengamatan
Pengamatan dilakukan untuk mengetahui perkembangan serangga S. oryzae L.
pada 7 – 35 hari setelah aplikasi (h.s.a). Pengamatan untuk mengetahui tingkat
serangan hama S. oryzae L. terhadap beras dilakukan pada setiap satuan
29
percobaan dengan diayak pada akhir penelitian (35 h.s.a). beras yang rusak, beras
menjadi tepung dan beras utuh dipisahkan dan ditimbang pada 3 unit sampel pada
setiap satuan percobaan. Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Jumlah imago hidup
Jumlah imago hidup ditandai dengan sudah terbentuknya sayap. Pengamatan
dilakukan pada 7, 14, 21, 28, dan 35 h.s.a.
2. Mortalitas imago dihitung berdasarkan jumlah hama yang hidup atau
berkembang pada 7, 14, 21, 28, dan 35 h.s.a. Selain melakukan pengamatan
pada mortalitas hama, hama yang mati juga akan dilakukan perhitungan
dalam pengamatan. Adapun rumus perhitungan mortalitas adalah sebagai
berikut (Supeno, 2005).
M =
x 100%
Keterangan:
M = Mortalitas
a = Jumlah hama yang mati
b = Jumlah hama yang hidup
3. Jumlah larva
Jumlah imago larva dihitung berdasarkan jumlah larva yang berada dalam
setiap butir beras. Pengamatan dilakukan pada 21, 28, dan 35 h.s.a.
4. Jumlah pupa
Jumlah imago pupa dihitung berdasarkan jumlah pupa yang berada dalam
setiap butir beras dengan butir beras berwarna lebih gelap didalamnya.
Pengamatan dilakukan pada dan 35 h.s.a.
30
5. Intensitas Kerusakan, untuk menghitung intensitas kerusakan dilakukan
penimbangan terhadap beras yang terserang dan tidak terserang pada masing-
masing percobaan. Untuk mengetahui intensitas kerusakan digunakan rumus
sebagai berikut (Pubbage, 1998).
P =
x 100%
Keterangan :
P = Intensitas kerusakan
a = Berat biji terserang
b = Berat biji yang tidak terserang
6. Susut bobot, Susut bobot dihitung pada akhir penelitian. Besarnya kerusakan
yang disebabkan oleh hama S. oryzae L. diperoleh dengan cara menghitung
susut bobot dengan rumus (Soekarna, 1982).
S =
x 100%
Keterangan:
S = Susut bobot
a = Berat awal
b = Berat akhir
31
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Percobaan
4.1.1. Jumlah Imago Hidup (7 h.s.a)
Data pengamatan jumla imago hidup disajikan dalam lampiran 5.
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pestisida nabati berbagai
jenis berpengaruh nyata terhadap jumlah imago hidup, sedangkan penggunaan
berbagai jenis media penyimpanan berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah
imago hidup dan tidak terdapat interaksi antar kedua perlakuan tersebut
(Lampiran 6).
Tabel 1. Jumlah Imago Hidup (7 h.s.a) Akibat Pemberian Insektisida Nabati
dalam Berbagai Media Penyimpanan
Insektisida
Nabati
Media Penyimpanan Rata-rata Toples
Plastik
Karung
Plastik
Karung
Goni
............ekor..........
Kontrol 20,00 20,00 20,00 20,00 B
Daun Sirsak 12,11 12,22 13,33 12,56 A
Biji Sirsak 11,56 12,22 12,44 12,07 A
Buah Bintaro 11,67 13,67 13,44 12,93 A
rata-rata 13,83 14,53 14,81
Nilai BNT N = 0,41
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama (arah kolom) tidak berbeda
nyata pada uji BNT 5%
32
Berdasarkan Uji BNT (Tabel 1) menunjukkan bahwa insektisida nabati mampu
menekan jumlah imago hidup. Pengunaan insektisida nabati daun sirsak mampu
menekan jumlah imago pada 7 h.s.a sebesar 37,2% dibandingkan dengan kontrol,
insektisida nabati biji sersak mampu menekan jumlah imago sebesar 39,65%
dibandingkan dengan kontrol, dan insektisida nabati buah bintaro mampu
menekan jumlah imago sebesar 35,35% dibandingkan dengan kontrol.
Media penyimpana memiliki kemampuan menekan jumlah imago S. oryzae L.
yang sama.
Kurva jumlah imago hidup umur 7, 14, 21, 28, dan 35 h.s.a dapat di lihat pada
gambar 3.
Gambar 3. Jumlah imago hidup umur 7, 14, 21, 28, dan 35 h.s.a Akibat pemberian
insektisida nabati dalam berbagai media penyimpanan.
Jum
lah
Imag
o
Pengamatan HSA
n0p1
n0p2
n0p3
n1p1
n1p2
n1p3
n2p1
n2p2
n2p3
n3p1
n3p2
n3p3
33
Rata-rata jumlah imago hidup mengalami penurunan pada umur 7, 14, 21, dan 28
h.s.a dengan laju penurunan jumlah imago hidup terendah terdapat pada perlakuan
n2p2. Peningkatan jumlah imago hidup terjadi pada minggu ke 28 dan 35 setelah
aplikasi dengan rata-rata peningkatan jumlah imago hidup tertinggi terdapat pada
perlakuan n0p1 (Gambar 3).
4.1.2. Mortalitas Imago (7 h.s.a)
Data pengamatan mortalitas imago disajikan dalam lampiran 9.
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pestisida nabati berbagai
jenis berpengaruh nyata terhadap mortalitas imago, sedangkan penggunaan
berbagai jenis media penyimpanan berpengaruh tidak nyata terhadap mortalitas
imago dan tidak terdapat interaksi antar kedua perlakuan tersebut (Lampiran 10).
Tabel 2. Mortalitas Imago (7 h.s.a) Akibat Pemberian Insektisida Nabati dalam
Berbagai Media Penyimpanan
Insektisida
Nabati
Media Penyimpanan Rata-rata Toples
Plastik
Karung
Plastik
Karung
Goni
............ekor..........
Kontrol 0,00 0,00 0,00 0,00 A
Daun Sirsak 39,44 38,89 33,33 37,22 B
Biji Sirsak 42,22 38,89 37,78 39,63 B
Buah Bintaro 41,67 31,67 32,78 35,37 B
rata-rata 30,83 27,36 25,97
Nilai BNT N = 14,63
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama (arah kolom) tidak berbeda
nyata pada uji BNT 5%
Berdasarkan Uji BNT (Tabel 2) menunjukkan bahwa insektisida nabati mampu
meningkatkan mortalitas imago dibandingkan dengan kontrol. Pengunaan
insektisida nabati biji sirsak mampu meningkatkan mortalitas imago pada 7 h.s.a
34
sebesar 10,75% dibandingkan insektisida nabati buah bintaro, insektisida nabati
daun sirsak mampu meningkatkan mortalitas imago sebesar 4,97% dibandingkan
insektisida nabati buah bintaro.
Media penyimpana memiliki kemampuan meningkatkan mortalitas imago
S. oryzae L. yang sama.
4.1.3. Jumlah Imago Hidup (14 h.s.a)
Data pengamatan jumlah imago hidup disajikan dalam lampiran 13.
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pestisida nabati berbagai
jenis berpengaruh nyata terhadap jumlah imago hidup, sedangkan penggunaan
berbagai jenis media penyimpanan berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah
imago hidup dan tidak terdapat interaksi antar kedua perlakuan tersebut
(Lampiran 14).
Tabel 3. Jumlah Imago Hidup (14 h.s.a) Akibat Pemberian Insektisida Nabati
dalam Berbagai Media Penyimpanan
Insektisida
Nabati
Media Penyimpanan Rata-rata Toples
Plastik
Karung
Plastik
Karung
Goni
............ekor..........
Kontrol 16,67 17,22 18,00 17,30 C
Daun Sirsak 6,56 2,67 5,89 5,04 B
Biji Sirsak 5,22 6,22 4,56 5,33 B
Buah Bintaro 1,56 2,33 3,22 2,37 A
rata-rata 7,50 7,11 7,92
Nilai BNT N = 2,68
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama (arah kolom) tidak berbeda
nyata pada uji BNT 5%
Berdasarkan Uji BNT (Tabel 3) menunjukkan bahwa insektisida nabati mampu
menekan jumlah imago hidup dibandingkan dengan kontrol. Penggunaan
35
insektisida nabati buah bintaro mampu menekan jumlah imago hidup lebih baik
86,30% dibandingkan dengan dengan kontrol, dan penggunaan insektisida nabati
daun sirsak mampu menekan jumlah imago hidup lebih baik 70,87%
dibandingkan dengan dengan kontrol. Pemberian insektisida nabati biji sirsak dan
daun sirsak menekan jumlah imago hidup yang relatif sama.
Media penyimpana memiliki kemampuan menekan jumlah imago S. oryzae L.
yang sama.
4.1.4. Jumlah Imago Mati (14 h.s.a)
Data pengamatan jumlah imago mati disajikan dalam lampiran 17. Hasil analisis
ragam menunjukkan bahwa pemberian pestisida nabati berbagai jenis berpengaruh
nyata terhadap jumlah imago mati, sedangkan penggunaan berbagai jenis media
penyimpanan berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah imago mati dan tidak
terdapat interaksi antar kedua perlakuan tersebut (Lampiran 18).
Tabel 4. Jumlah Imago Mati (14 h.s.a) Akibat Pemberian Insektisida Nabati dalam
Berbagai Media Penyimpanan
Insektisida
Nabati
Media Penyimpanan Rata-rata Toples
Plastik
Karung
Plastik
Karung
Goni
............ekor..........
Kontrol 3,33 2,78 2,00 2,70 A
Daun Sirsak 5,56 8,44 7,44 7,15 BC
Biji Sirsak 6,22 6,00 7,89 6,70 B
Buah Bintaro 10,22 11,33 10,22 10,59 C
rata-rata 6,33 7,14 6,89
Nilai BNT N = 2,90
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama (arah kolom) tidak berbeda
nyata pada uji BNT 5%
36
Berdasarkan Uji BNT (Tabel 4) menunjukkan bahwa insektisida nabati mampu
meningkatkan jumlah imago mati dibandingkan dengan kontrol. Penggunaan
insektisida nabati buah bintaro menghasilkan jumlah imago mati lebih baik
32,73% dibandingkan dengan insektisida nabati biji sirsak dan 74,50%
dibandingkan dengan dengan kontrol.
Media penyimpana memiliki kemampuan meningkatkan jumlah imago
S. oryzae L. yang sama.
Kurva jumlah imago mati umur 7, 14, 21, 28, dan 35 h.s.a dapat di lihat pada
gambar 4.
Gambar 2. Jumlah imago mati umur 7, 14, 21, 28, dan 35 h.s.a akibat pemberian
insektisida nabati dalam berbagai media penyimpanan.
Jum
lah
Ima
go
Pengamatan HSA
n0p1
n0p2
n0p3
n1p1
n1p2
n1p3
n2p1
n2p2
n2p3
n3p1
n3p2
n3p3
37
Rata-rata jumlah imago mati mengalami peningkatan pada pengamatan 7 dan 14,
dengan laju peningkatan jumlah imago mati tertinggi terdapat pada perlakuan
n3p2. Peningkatan jumlah imago mati terus mengalami peningkatan pada
pengamatan ke 21, 28, dan 35 h.s.a dengan peningkatan tertinggi berturut-turut
pada perlakuan n0p1, n0p2, dan n0p3. Penurunan jumlah imago mati terjadi pada
pengamatan ke 21, 28, dan 35 h.s.a pada semua perlakuan insektisida nabati
dengan rata-rata penurunan jumlah imago mati tertinggi terdapat pada perlakuan
n3p1 (Gambar 4).
4.1.5. Jumlah Larva (21 h.s.a)
Data pengamatan jumlah larva disajikan dalam lampiran 21.
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pestisida nabati berbagai
jenis berpengaruh nyata terhadap jumlah larva, sedangkan penggunaan berbagai
jenis media penyimpanan berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah larva dan tidak
terdapat interaksi antar kedua perlakuan tersebut (Lampiran 22 ).
Tabel 5. Jumlah larva (21 h.s.a) Akibat Pemberian Insektisida Nabati dalam
Berbagai Media Penyimpanan
Insektisida
Nabati
Media Penyimpanan Rata-rata Toples
Plastik
Karung
Plastik
Karung
Goni
............ekor..........
Kontrol 36,56 22,33 35,33 31,41 C
Daun Sirsak 10,67 11,00 11,22 10,96 B
Biji Sirsak 4,22 9,11 8,33 7,22 B
Buah Bintaro 0,44 2,11 5,11 2,56 A
rata-rata 12,97 11,14 15,00
Nilai BNT N = 8,14
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama (arah kolom) tidak berbeda
nyata pada uji BNT 5%
38
Berdasarkan Uji BNT (Tabel 5) menunjukkan insektisida nabati mampu menekan
jumlah larva dibandingkan dengan kontrol. Penggunaan insektisida nabati serbuk
buah bintaro mampu menekan jumlah larva lebih baik 76,64% dibandingkan
dengan insektisida nabati daun sirsak dan 91,85% dibandingkan dengan dengan
kontrol. Pemberian insektisida nabati biji sirsak dan daun sirsak memberikan
jumlah larva yang relatif sama. Media penyimpana memiliki kemampuan
menekan jumlah larva S. oryzae L. yang sama.
4.1.6. Jumlah Imago Mati (28 h.s.a)
Data pengamatan jumlah imago mati disajikan dalam lampiran 25. Hasil analisis
ragam menunjukkan bahwa pemberian pestisida nabati berbagai jenis berpengaruh
nyata terhadap jumlah imago mati, sedangkan penggunaan berbagai jenis media
penyimpanan tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah imago mati dan tidak
terdapat interaksi antar kedua perlakuan tersebut (Lampiran 26).
Tabel 6. Jumlah Imago Mati (28 h.s.a) Akibat Pemberian Insektisida Nabati dalam
Berbagai Media Penyimpanan
Insektisida
Nabati
Media Penyimpanan Rata-rata Toples
Plastik
Karung
Plastik
Karung
Goni
............ekor..........
Kontrol 6,00 7,22 6,44 6,56 C
Daun Sirsak 1,78 0,78 1,89 1,48 B
Biji Sirsak 1,22 0,89 0,56 0,89 AB
Buah Bintaro 0,00 0,00 0,11 0,04 A
rata-rata 2,25 2,22 2,25
Nilai BNT N = 1,44
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama (arah kolom) tidak berbeda
nyata pada uji BNT 5%
* : (Dari data pengamatan imago mati 28 h.s.a menunjukkan bahwa
pada perlakuan buah bintaro (n3) sudah tidak terdapat imago hidup)
39
Berdasarkan Uji BNT (Tabel 6) menunjukkan insektisida nabati mampu
meningkatkan jumlah imago mati dibandingkan dengan kontrol. Pengunaan
insektisida nabati buah bintaro menghasilkan jumlah imago mati lebih baik
97,26% dibandingkan dengan insektisida nabati daun sirsak dan 99,39%
dibandingkan dengan dengan kontrol.
Media penyimpana memiliki kemampuan meningkatkan jumlah imago
S. oryzae L. mati yang sama.
4.1.7. Mortalitas Imago (28 h.s.a)
Data pengamatan mortalitas imago disajikan dalam lampiran 29.
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pestisida nabati berbagai
jenis berpengaruh nyata terhadap mortalitas imago, sedangkan penggunaan
berbagai jenis media penyimpanan berpengaruh tidak nyata terhadap mortalitas
imago dan tidak terdapat interaksi antar kedua perlakuan tersebut (Lampiran 30).
Tabel 7. Mortalitas Imago (28 h.s.a) Akibat Pemberian Insektisida Nabati dalam
Berbagai Media Penyimpanan
Insektisida
Nabati
Media Penyimpanan Rata-rata Toples
Plastik
Karung
Plastik
Karung
Goni
............%..........
Kontrol 30,92 33,80 30,77 31,83 B
Daun Sirsak 15,70 12,78 30,89 19,79 B
Biji Sirsak 26,10 23,15 17,85 22,37 B
Buah Bintaro 0,00 0,00 3,70 1,23 A
rata-rata 18,18 17,43 20,80
Nilai BNT N = 14,77
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama (arah baris) tidak berbeda nyata
pada uji BNT 5%
40
Berdasarkan Uji BNT (Tabel 7) menunjukkan bahwa insektisida nabati mampu
meningkatkan mortalitas imago dengan peningkatan yang relatif sama pada
perlakuan insektisida nabati biji sirsak, daun sirsak dan kontrol. Perlakuan serbuk
buah bintaro meningkatkan mortalitas imago lebih baik 94,50% dibandingkan
dengan insektisida nabati biji sirsak, 93,78% dibandingkan dengan insektisida
nabati daun sirsak dan 96,14% dibandingkan dengan dengan kontrol.
Media penyimpana memiliki kemampuan meningkatkan mortalitas imago
S. oryzae L. yang sama.
4.1.8. Jumlah Imago Hidup (35 h.s.a)
Data pengamatan jumlah imago hidup disajikan dalam lampiran 33. Hasil analisis
ragam menunjukkan bahwa pemberian pestisida nabati berbagai jenis berpengaruh
nyata terhadap jumlah imago hidup, sedangkan penggunaan berbagai jenis media
penyimpanan berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah imago hidup dan tidak
terdapat interaksi antar kedua perlakuan tersebut (Lampiran 34).
Tabel 8. Jumlah Imago Hidup (35 h.s.a) Akibat Pemberian Insektisida Nabati
dalam Berbagai Media Penyimpanan
Insektisida
Nabati
Media Penyimpanan Rata-rata Toples
Plastik
Karung
Plastik
Karung
Goni
............ekor..........
Kontrol 55,00 32,67 39,00 42,22 C
Daun Sirsak 10,67 12,67 13,11 12,15 B
Biji Sirsak 5,00 6,44 8,44 6,63 B
Buah Bintaro 0,00 0,44 1,22 0,56 A
rata-rata 17,67 13,06 15,44
Nilai BNT N = 9,90
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama (arah baris) tidak berbeda nyata
pada uji BNT 5%
41
Berdasarkan Uji BNT (Tabel 8) menunjukkan bahwa insektisida nabati mampu
meningkatkan jumlah imago hidup dibandingkan dengan kontrol. Penggunaan
insektisida nabati buah bintaro mampu menekan jumlah imago hidup lebih baik
95,39% dibandingkan dengan insektisida nabati daun sirsak dan 98,67%
dibandingkan dengan dengan kontrol. Pemberian insektisida nabati biji sirsak dan
daun sirsak menekan jumlah imago hidup yang relatif sama.
Media penyimpana memiliki kemampuan menekan jumlah imago S. oryzae L.
yang sama.
4.1.9. Jumlah Larva (35 h.s.a)
Data pengamatan jumlah larva disajikan dalam lampiran 37.
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian berbagai pestisida nabati
berpengaruh nyata terhadap jumlah larva dan berbagai media penyimpanan
berpengaruh nyata terhadap jumlah larva, namun tidak terdapat interaksi antar
kedua perlakuan tersebut (Lampiran 38).
Tabel 9. Jumlah Larva (35 h.s.a) Akibat Pemberian Insektisida Nabati dalam
Berbagai Media Penyimpanan
Insektisida
Nabati
Media Penyimpanan Rata-rata Toples
Plastik
Karung
Plastik
Karung
Goni
............ekor..........
Kontrol 227,22 104,67 191,67 174,52 C
Daun Sirsak 40,11 34,78 66,22 47,04 B
Biji Sirsak 17,56 16,78 57,89 30,74 B
Buah Bintaro 0,67 3,00 6,44 3,37 A
rata-rata 71,39 ab 39,81 a 80,56 b
Nilai BNT N = 1,77 BNT P = 1,53
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama (huruf besar arah kolom, huruf
kecil arah baris) tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%
46
Berdasarkan Uji BNT (Tabel 9) menunjukkan bahwa insektisida nabati mampu
menekan jumlah larva dibandingkan dengan kontrol. Penggunaan insektisida
nabati buah bintaro mampu menekan jumlah larva lebih baik 92,84%
dibandingkan dengan insektisida nabati daun sirsak dan 98,07% dibandingkan
dengan kontrol. Pemberian insektisida nabati biji sirsak dan daun sirsak menekan
jumlah larva yang relatif sama.
Media penyimpana mampuan menekan jumlah larva. Penggunaan media
penyimpanan karung plastik mampu menekan jumlah larva lebih baik 50,58%
dibandinkan dengan karung goni dan 44,24% dibandingkan dengan toples plastik.
4.1.10. Jumlah Pupa (35 h.s.a)
Data pengamatan jumlah pupa disajikan dalam lampiran 41.
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pestisida nabati berbagai
jenis berpengaruh nyata terhadap jumlah pupa, penggunaan berbagai jenis media
penyimpanan berpengaruh nyata terhadap jumlah pupa serta terdapat interaksi
antar kedua perlakuan tersebut (Lampiran 42).
47
Tabel 10. Jumlah Pupa (35 h.s.a) Akibat Pemberian Insektisida Nabati dalam
Berbagai Media Penyimpanan
Insektisida
Nabati
Media Penyimpanan
Toples
Plastik
Karung
Plastik
Karung
Goni
............ekor..........
Kontrol 48,11 B 18,67 C 19,78 B
b a a
Daun Sirsak 7,56 B 9,89 BC 20,56 B
a ab a
Biji Sirsak 4,11 AB 4,22 AB 11,78 AB
a a a
Buah Bintaro 0,44 A 0,44 A 3,00 A
a a a
Nilai BNT NxP = 1,49
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama (huruf besar arah kolom, huruf
kecil arah baris) tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%
Hasil Uji BNT (Tabel 10) menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara jenis
insektisida nabati dan jenis media penyimpanan. Perlakuan jenis insektisida nabati
serbuk buah bintaro dengan media penyimpanan karung plastik menekan jumlah
pupa S. oryzae L. terbaik dari pada toples plastik dan karung goni, tetapi pada
perlakuan dengan kontrol dengan toples plastik menghasilkan jumlah pupa
tertinggi dari pada karung plastik dan karung goni. Interaksi terbaik yang mampu
menekan jumlah pupa S. oryzae L. yaitu pada insektisida nabati dan media
penyimpanan dengan kombinasi serbuk buah bintaro dan karung plastik.
4.1.11. Berat Beras Terserang
Data pengamatan berat beras terserang disajikan dalam lampiran 45.
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian berbagai pestisida nabati
berpengaruh nyata terhadap berat beras terserang, sedangkan penggunaan
48
berbagai jenis media penyimpanan berpengaruh tidak nyata terhadap berat beras
tidak terserang dan tidak terdapat interaksi antar kedua perlakuan tersebut
(Lampiran 46).
Tabel 11. Berat Beras Terserang Akibat Pemberian Insektisida Nabati dalam
Berbagai Media Penyimpanan
Insektisida
Nabati
Media Penyimpanan Rata-rata Toples
Plastik
Karung
Plastik
Karung
Goni
............ekor..........
Kontrol 9,64 5,38 4,70 6,57 C
Daun Sirsak 1,68 1,94 2,80 2,14 B
Biji Sirsak 1,03 1,13 1,84 1,34 B
Buah Bintaro 0,07 0,11 0,29 0,16 A
rata-rata 3,11 2,14 2,41
Nilai BNT N = 0,30
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama (huruf besar arah kolom) tidak
berbeda nyata pada uji BNT 5%
Berdasarkan Uji BNT (Tabel 11) menunjukkan bahwa insektisida nabati mampu
menekan berat beras terserang dibandingkan dengan kontrol. Penggunaan
insektisida nabati buah bintaro mampu menekan berat beras terserang lebih baik
92,52% dibandingkan dengan insektisida nabati daun sirsak dan 97,56%
dibandingkan dengan dengan kontrol. Pemberian insektisida nabati biji sirsak dan
daun sirsak menekan berat beras terserang yang relatif sama.
Media penyimpana memiliki kemampuan menekan berat beras terserang yang
sama.
49
4.1.12. Berat Beras Tidak Terserang
Data pengamatan berat beras tidak terserang disajikan dalam lampiran 49.
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian berbagai pestisida nabati
berpengaruh nyata terhadap berat beras tidak terserang, sedangkan penggunaan
berbagai jenis media penyimpanan berpengaruh tidak nyata terhadap berat beras
tidak terserang dan tidak terdapat interaksi antar kedua perlakuan tersebut
(Lampiran 50).
Tabel 12. Berat Beras tidak Terserang Akibat Pemberian Insektisida Nabati dalam
Berbagai Media Penyimpanan
Insektisida
Nabati
Media Penyimpanan Rata-rata Toples
Plastik
Karung
Plastik
Karung
Goni
............ekor..........
Kontrol 187,80 190,69 191,16 189,88 A
Daun Sirsak 196,53 196,07 193,44 195,35 B
Biji Sirsak 197,13 197,76 196,42 197,10 BC
Buah Bintaro 199,67 199,64 198,16 199,16 C
rata-rata 195,28 196,04 194,79
Nilai BNT N = 4,21
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama (arah kolom) tidak berbeda
nyata pada uji BNT 5%
Berdasarkan Uji BNT (Tabel 12) menunjukkan bahwa insektisida nabati mampu
meningkatkan berat beras tidak terserang dibandingkan dengan kontrol.
Penggunaan insektisida nabati buah bintaro mampu meningkatkan berat beras
tidak terserang lebih baik 4,66% dibandingkan dengan insektisida nabati daun
sirsak dan 1,91% dibandingkan dengan dengan kontrol. Pemberian insektisida
nabati biji sirsak dan daun sirsak meningkatkan berat beras tidak terserang yang
relatif sama.
50
Media penyimpana memiliki kemampuan meningkatkan berat beras tidak
terserang yang sama.
4.1.13. Intensitas Kerusakan
Data pengamatan intensitas kerusakan disajikan dalam lampiran 53.
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pestisida nabati berbagai
jenis berpengaruh nyata terhadap intensitas kerusakan, penggunaan berbagai jenis
media penyimpanan berpengaruh nyata terhadap intensitas kerusakan serta
terdapat interaksi antar kedua perlakuan tersebut (Lampiran 54).
Tabel 13. Intensitas Kerusakan (35 h.s.a) Akibat Pemberian Insektisida Nabati
dalam Berbagai Media Penyimpanan
Insektisida
Nabati
Media Penyimpanan
Toples
Plastik
Karung
Plastik
Karung
Goni
............%..........
Kontrol 4,89 C 2,74 C 2,41 C
b a a
Daun Sirsak 0,85 B 0,99 B 1,44 BC
a a a
Biji Sirsak 0,52 AB 0,57 AB 0,94 B
a a a
Buah Bintaro 0,03 A 0,06 A 0,15 A
a a a
Nilai BNT NxP = 0,34
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama (huruf besar arah kolom, huruf
kecil arah baris) tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%
Hasil Uji BNT (Tabel 13) menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara jenis
insektisida nabati dan jenis media penyimpanan. Perlakuan jenis insektisida nabati
serbuk buah bintaro dengan media penyimpanan toples plastik menekan intensitas
kerusakan S. oryzae L. terbaik dari pada toples plastik dan karung goni, tetapi
51
pada perlakuan tanpa insektisida nabati dengan toples plastik menghasilkan
intensitas kerusakan tertinggi dari pada karung plastik dan karung goni. Interaksi
terbaik yang mampu menekan intensitas kerusakan S. oryzae L. yaitu pada
insektisida nabati dan media penyimpanan dengan kombinasi serbuk buah bintaro
dan toples plastik.
4.1.14. Susut Bobot
Data pengamatan susut bobot disajikan dalam lampiran 57.
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian berbagai pestisida nabati
berpengaruh nyata terhadap susut bobot , sedangkan penggunaan berbagai media
penyimpanan berpengaruh tidak nyata terhadap susut bobot serta tidak terdapat
interaksi antar kedua perlakuan tersebut (Lampiran 58).
Tabel 14. Susut Bobot Akibat Pemberian Insektisida Nabati dalam Berbagai
Media Penyimpanan
Insektisida
Nabati
Media Penyimpanan Rata-rata Toples
Plastik
Karung
Plastik
Karung
Goni
............%..........
Kontrol 1,28 1,41 2,13 1,61 C
Daun Sirsak 0,89 0,99 2,44 1,44 BC
Biji Sirsak 0,75 0,53 0,87 0,72 AB
Buah Bintaro 0,13 0,14 0,78 0,35 A
rata-rata 0,76 0,77 1,55
BNT N = 0,29
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama (arah kolom) tidak berbeda
nyata pada uji BNT 5%
Berdasarkan Uji BNT (Tabel 14) menunjukkan bahwa insektisida nabati mampu
menekan susut bobot dibandingkan dengan kontrol. Penggunaan insektisida nabati
buah bintaro mampu menekan susut bobot lebih baik 75,69% dibandingkan
52
dengan insektisida nabati daun sirsak dan 78,26% dibandingkan dengan kontrol.
Pemberian insektisida nabati biji sirsak dan daun sirsak menekan berat beras
terserang yang relatif sama.
Media penyimpana memiliki kemampuan menekan susut bobot yang sama.
4.2. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian berbagai insektisida nabati
berpengaruh nyata terhadap semua peubah yang diamati. Penggunaan serbuk buah
bintaro memiliki keefektifan yang lebih baik dibandingkan serbuk daun sirsak dan
serbuk biji sirsak yang ditunjukkan pada peubah jumlah imago hidup 7 h.s.a,
mortalitas imago 7 h.s.a, jumlah imago hidup 14 h.s.a, jumlah imago mati 14
h.s.a, jumlah larva 21 h.s.a, jumlah imago mati 28 h.s.a, mortalitas imago 28 h.s.a,
jumlah imago hidup 35 h.s.a, jumlah larva 35 h.s.a, berat beras terserang, berat
beras tidak terserang, dan susut bobot dengan perlakuan terbaik n3 (buah bintaro) .
Hal ini diduga karena senyawa kimia yang terkandung dalam serbuk buah bintaro
mampu menekan siklus hidup hama S. oryzae L.. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Guswenrivo, et al. (2003), menjelaskan bahwa hampir seluruh bagian
tanaman bintaro ini beracun karena mengandung senyawa golongan alkaloid yang
bersifat toksik. Buah dan daun tanaman ini mengandung senyawa cerberin yang
merupakan senyawa glikosida yang sangat berpengaruh dalam meracuni, merusak
syaraf pusat otak dan dapat mempengaruhi kerja jantung. Menurut Utami (2010),
biji bintaro merupakan salah satu bagian yang paling beracun karena mengandung
cerberin. Cerberin merupakan golongan alkaloid/glikosida yang diduga berperan
terhadap mortalitas serangga. Saponin dan plifenol dikenal sebagai senyawa yang
53
sangat toksik terhadap serangga. Adanya kandungan bahan kimia pada biji bintaro
tersebut maka potensi tanaman bintaro sebagai pengendali hama gudang termasuk
S. oryzae L..
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berbagai media penyimpanan
berpengaruh nyata terhadap jumlah larva 35 h.s.a. Penggunaan karung plastik
memiliki efektifitas yang lebih baik dibandingkan toples plastik dan karung goni
dalam menghambat pekembang biakan hama. Hal ini diduga karena penggunaan
media penyimpanan berupa karung plastik mampu menciptakan kondisi yang
mendukung dalam perkembangbiakan hama S. oryzae L.. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Harahap (2006), yang menyatakan bahwa pada kondisi yang
menguntungkan, yaitu tersedianya makanan dan faktor lingkungan yang
mendukung, populasi serangga hama gudang akan segera bermetamorfosis
dengan cepat setelah infestasi. Hama-hama gudang terutama pada saat melakukan
kopulasi atau perkawinan dan meletakkan telurnya banyak yang menyukai
keadaan atau tempat yang gelap, demikian pula dalam kegiatan merusaknya
(Kartasapoetra, 1991). Kondisi karung plastik yang transparan mampu
meneruskan cahaya dan menciptakan keadaan terang dalam karung plastik.
Semakin banyak cahaya yang masuk maka akan semakin besar kenaikan suhu
dalam karung plastik. Menurut Syarief dan Halid (1993), setiap spesies serangga
mempunyai suhu optimum untuk berkembang biak dan melajutkan siklus
hidupnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berbagai media
penyimpanan tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah imago hidup 7 h.s.a,
mortalitas imago 7 h.s.a, jumlah imagi hidup 14 h.s.a, jumlah imago mati 14 h.s.a,
jumlah larva 21 h.s.a, jumlah imago mati 28 h.s.a, mortalitas imago 28 h.s.a,
54
jumlah imago hidup 35 h.s.a, berat beras terserang, berat beras tidak terserang,
dan susut bobot.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara pemberian
insektisida nabati dan berbagai media penyimpanan terhadap peubah jumlah pupa
dan intensitas kerusakan.
Interaksi antara insektisida nabati serbuk buah bintaro dan media penyimpanan
mampu menekan pertumbuhan jumlah pupa 35 h.s.a terendah. Kombinasi
perlakuan serbuk buah bintaro dan karung plastik merupakan kombinasi terbaik
namun relatif sama 2,22 % dibandingkan perlakuan serbuk buah bitaro dan toples
plastik. Sedangkan pada peubah intensitas kerusakan beras setiap perlakuan
insektisida nabati serbuk buah bintaro menghasilkan intensitas kerusakan terendah
dimana kombinasi serbuk buah bintaro dan toples plastik merupakan kombinasi
terbaik namun relatif sama 1,35 % dibandingkan kombinasi perlakuan serbuk
buah bitaro dan karung plastik serta 8,75% dibandingka dengan kombinasi
perlakuan serbukbuah bintaro dan karung goni Hal ini dikarenakan terdapat
hubungan yang saling berkolerasi positif antara pemberian insektisida nabati dan
berbagai media penyimpanan. Peningkatan populasi hama menyebabkan
peningkatan susut berat pada beras yang disebabkan oleh hama S. oryzae L..
Semakin tinggi populasi S. oryzae L. maka makin besar susut berat pada beras
sehingga kerusakan beras meningkat. Sitepu et al. (2014), menyatakan bahwa
kepadatan populasi hama berhubungan erat dengan besarnya kerusakan yang di
timbulkan. Hama bahan simpan umumnya merupakan hama langsung, yang
artinya kerusakan terjadi langsung pada bahan yang dikonsumsi.
55
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :
1. Berbagai insektisida nabati mampu menekan hama gudang kutu beras
S. oryzae L. hal ini ditunjukkan dengan peubah imago hidup 7 h.s.a,
mortalitas imago 7 h.s.a, jumlah imago hidup 14 h.s.a, jumlah imago mati
14 h.s.a, jumlah larva 21 h.s.a, jumlah imago mati 28 h.s.a, mortalitas
imago 28 h.s.a, jumlah imago hidup 35 h.s.a, jumlah larva 35 h.s.a, berat
beras terserang, berat beras tidak terserang, dan susut bobot. Insektisida
nabati yang paling baik adalah insektisida nabati buah bintaro.
2. Media penyimpanan memilik kemampuan menekan serangan hama gudang
kutu beras S. oryzae L. yang sama kecuali pada peubah jumlah larva 35
h.s.a yang disimpan pada media penyimpanan karung plastik.
3. Interaksi terbaik antara insektisida nabati dan media penyimpanan terdapat pada
peubah jumlah pupa 35 h.s.a dan intensitas kerusakan beras pada minggu terakhir
pengamatan.
56
5.2. Saran
1. Perlu dilakukan kajian lanjutan dan uji coba terhadap berbagai jenis
insektisida nabati dan media penyimpan terhadap hama S.oryzae L.
2. Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan menggunakan insektisida
nabati buah bintaro untuk mengendalikan serangan hama gudang S.oryzae L.
3. Perlu dilakukan penelitian tentang dosis terbaik pestisida nabati buah bintaro
57
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2017. Statistik Produksi Padi 2017. BPS. Indonesia.
BBPPTP Ambon. 2013. Potensi Lada Dalam Menekan Perkembangan Hama
Gudang. http://ditjenbud.deptan.go.id/bbpptpambon/berita-287-potensi-
lada-dalam-menekan-perkembangan-hama-gudang.html. diakses tanggal
11 April 2018.
Dadang dan Prijono, D. 2008. Insektisida Nabati: Prinsip, Pemanfaatan dan
Pengembangan. Departemen Proteksi Tanaman. Institut Pertanian Bogor.
163 halaman. Diakses pada 30 Januari 2018.
De Luca, Y. 1999. Ingredients Naturel de Preservation des Grains Stockes dans
Les Pays en Voie de Developppement. Jurnal Agric. Trad. Bot. Appl.
Vol.26 (1) : 29 – 52.
Dewi, F.O., Sumadi dan Sobarna, S. 2015. Pengaruh Berbagai Jenis Kemasan dan
Desikan Terhadap Viabilitas, Vigor Benih Kedelai (Glycine max (L.)
Merr.) an Perkembangan Hama Callosobruchus Maculatus Selama Periode
Simpan Tiga Bulan. Universitas Padjajaran. Agric. Sci. J. – Vol. II(1) : 20-
30 (2015).
FAO Corporate Documentary Repository. 2013. Post Harvest Losses: Discovering
The Full Story. http://www.fao.org/decrep/004/ac301e/AC301e05.html.
Handayani. 2014. Cara Membasmi Kutu Bubuk Penyerang Gabah dan Beras
http://kabarhandayani.com/cara-membasmi-kutu-bubuk-penyerang-gabah-
dan-beras/. Diakses pada 30 Januari 2018.
Haryadi, Y. dan Fleurat-Lessard, F. 1991. Relativeresistance of different rice
varieties againstSitotroga cerealella Oliv. (Lepidoptera:Gelechiidae). Di
dalam: Fleurat-Lessard, F.dan Ducom, P. (eds.). Proc. of 5th International
Working Conference on Stored-productProtection, pp : 79-86.
Hendrik. 2016. Pengaruh Jenis Pestisida Nabati Terhadap Serangan Hama
Gudang Kutu Beras (Sitophylus oryzae L.) pada Berbagai Jenis Beras.
Skripsi. STIPER Dharma Wacana. Metro.
58
Ilato. dkk. 2012. Jenis dan Populasi Serangga Hama pada Beras di Gudang
Tradisional dan Modern di Provinsi Gorontal. Eugenia. Gorontalo.
Kalshoven,L.G.E. 1981. The Pests of Crops in Indonesia. Revised by Van der
Laan.P.T.Ictiar Baru van Hoeve, Jakarta. Hal 495-501
Kartasapoetra, A.G. 1991. Hama Hasil Tanaman Dalam Gudang. Rineka Cipta.
Jakarta. 146 Halaman.
Litbang. 2012. Panen dan Pasca Panen.
http://www.pertanian.go.id/pajale2015/d1.7.3.Informasi%20Panen%20&
%20Pasca%20Panen.pdf. Diakses pada 30 Januari 2018.
Marbun, C.U dan Yuswani P., 1991, Ketahanan Beberapa Jenis Beras Simpan
Terhadap Hama Bubuk Beras, Sitophylus orizae (Coleoptera,
Curculionidae) di Gudang, Fakultas Pertanian USU, Medan.
Maryam dan T. Mulyana. 2010. Insektisida Botani Pasti Ramah Lingkungan.
http://www.pustaka-deptan.go.id/. Diakses pada 15 Februari 2018.
Mustika, I. 1999. Konsep dan strategi pengendalian nematoda parasit tanaman di
Indonesia. Pengembangan Inovasi Pertanian 3(2): 81-101.
http://pustaka.litbang.pertanian.go.id/publikasi/ip032101.pdf. Diakses pada
18 April 2018.
Nuraeni, S. 2015. Pengaruh Serbuk Kering Buah Bintaro (Cerbera manghas L)
Terhadap Hama Penggerek Biji pada Kacang Hijau (Callosobruchus
chinensis L). Skripsi. Universtas Jember. Jember. Diakses pada 14 Januari
2018.
Pabbage, M.S., saenong, dan D.Baco.1990. pengaruh wadah penyimpanan benih
jagung dan pirimifos metil terhadap populasi Sitophilus zeamanis dan
viabilitas benih. Agrikan 5(2): 62-70
Plantus. 2008. Anekaplantasia. Plants Clipping Infomations from All Over Media
In Indonesia.
Pracaya., 1991, Hama dan Penyakit Tanaman, Penebar Swadaya, Jakarta.
Putri V.B. 2004. Kajian daya insektisida alami daun sirsak, daun srikaya, daun
mahoni, dan bunga kecubung terhadap perkembangan serangga hama
gudang Sitophilus zeamais Motsch. Skripsi Departemen Teknologi Pangan
dan Gizi Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Rahayu, Wanita dan Kobarsih. 2011. Penyimpanan Benih Padi Menggunakan
Berbagai Jenis Pengemas. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Yogyakarta. Yogyakarta
59
Ramulu, U. S. 1979. Chemistry of Insecticides and Fungicides. Mohan Primlani,
Oxford And IBH, Publishing Co. New Delhi. 83 halaman.
Rizal, S., Mutiara, D. dan Lestasi I. 2010. Uji Toksisitas Akut Serbuk Kering
Daun Sirsak (Annona muricata Linn.) Terhadap Kutu Beras (Sitophilus
oryzae L.). Universitas PGRI Palembang. Palembang. Sainmatika
Robinson, T. 1995. The Organic Constituents of Higher Plants. Sixth Edition.
Departemen of Biochemistry University of Massachussetts. Amherst. 121
halaman.
Rukmana, R dan Saputra Sugandi., 1995. Hama Tanaman dan Teknik
pengendalian, Bumi aksara, Jakarta
Robi’in. 2007. Bahan Pengemas Pascapanen Pertanian. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Yogyakarta. Yogyakarta.
Sastrodihardjo, S., I. Ahmad, Trikoesomaningtyas dan S. Manaf. 1992.
Penggunaan Produk Alami Dalam PHT. PAU Ilmu Hayati, ITB. Bandung.
Sembiring, R., D. Salbiah, dan R. Rustam. 2016. Pemberian tepung daun sirsak
(Annona muricata L.) dalam mengendalikan hama kumbang bubuk jagung
(Sitophilus zeamais M.) pada biji jagung. Jurnal Faperta 1(2): 1-11.
Sjam. 2014. Hama pasca panen dan sterategi pengendaliannya. IPB Pres. Bogor.
Syarief, R. dan A. Irawati. 1988. Pengetahuan Bahan untuk Industri Pertanian.
Media Sarana Perkasa, Jakarta.
Tandiabang J, Tenrirawe A, dan Surtikanti. 1996. Pengelolaan Hama Pascapanen
Jagung Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros.
Patty J.A.2011. Pengujian Beberapa Jenis Insektisida Insektisida Nabati terhadap
Kumbang Sitophilus oryzae L. Pada Beras. Fakultas Pertanian. Ambon.
Diakses pada 11 April 2018.
Wiganti, D. 2009. Pengaruh Jenis Kemasan dan Lama Penyimpanan Terhadap
Serangan Serangga dan Sifat Fisik Ransum Broiler Starter Berbentuk
Crumble. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Diakses pada 29 Januari 2018.
60
Lampiran 1. Lay Out Percobaan
Keterangan:
n0 : Kontrol
n1 : Pestisida nabati daun sirsak
n2 : Pestisida nabati biji sirsak
n3 : Pestisida nabati buah bintaro
p1 : Toples plastik
p2 : Karung plastik
p3 : Karung goni
Setiap satuan percobaan terdiri dari 3 sampel
III II I
n0p1
n2p1
n1p2
n2p3
n1p3
n2p2
n3p2
n0p3
n3p3
n1p1
n3p3
n0p3
n3p1
n2p1
n2p2
n2p3
n3p2
n1p2
n3p3
n3p1
n2p1
n2p2
n1p2
n0p1
n1p3
n3p2
n0p2
n3p1
n0p2
n1p1
n0p1
n0p2
n1p3
n0p3
n2p3
n1p1
61
Lampiran 2. Jadwal Kegiatan Penelitian
JADWAL KEGIATAN
N
o Kegiatan
Bulan/Tanggal Bulan/Tanggal Bulan/Tanggal
September 2018 Oktober 2018 November
21 22 23 .... 27 28 29 30 1 2 3 4 5 .... 21 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5
1 Persiapan
Pembiakan Serangga S.oryzae L.
Pembuatan Pestisida Nabati
2 Pelaksanaan
Penyiapan Media Penelitian
Persiapan Tempat Penelitian
Penimbangan Pestisida Nabati
Sesuai Dosis
Penyediaan Beras yang Akan
Digunakan
3 Pelaksanaan Penelitian
Aplikasi Media Ulangan I
Aplikasi Pestisida Nabati
Ulangan I
62
No Kegiatan
Bulan/Tanggal
November 2018 Des 2018 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4
Aplikasi Media Ulangan II
Aplikasi Pestisida Nabati Ulangan
II
Aplikasi Media Ulangan III
Aplikasi Pestisida Nabati Ulangan
III
4 Pengamatan 7 h.s.a Ulangan I
Jumlah Imago Hidup
Mortalitas Imago
Jumlah Pupa
Jumlah Larva
Pengamatan 7 h.s.a Ulangan II
Pengamatan 7 h.s.a Ulangan III
5 Pengamatan 14 h.s.a Ulangan I
Pengamatan 14 h.s.a Ulangan II
Pengamatan 14 h.s.a Ulangan III
6 Pengamatan 21 h.s.a Ulangan I
Pengamatan 21 h.s.a Ulangan II
Pengamatan 21 h.s.a Ulangan III
7 Pengamatan 28 h.s.a Ulangan I
Pengamatan 28 h.s.a Ulangan II
63
No Kegiatan
Bulan/Tanggal Bulan/Tanggal
Desember 2018 Januari 2018 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pengamatan 28 h.s.a Ulangan III
8 Pengamatan 35 h.s.a Ulangan I
Jumlah Imago Hidup
Mortalitas Imago
Jumlah Pupa
Jumlah Larva
Susut Bobot
Beras Rusak
Beras Utuh
Pengamatan 35 h.s.a Ulangan II
Pengamatan 35 h.s.a Ulangan III
64
Lampiran 3. Rekapitulasi Analisis Ragam dan Rekapitulasi Hasi Uji BNT
Jumlah
imago
hidup 7
h.s.a
(ekor)
Mortalitas
imago 7
h.s.a (%)
Jumlah
imago
hidup
14 h.s.a
(ekor)
Jumlah
imago
mati
(ekor)
Jumlah
larva 21
h.s.a
(ekor)
Jumlah
imago
mati 28
h.s.a
(ekor)
Mortalitas
imago 28
h.s.a (%)
Jumlah
imago
hidup
35 h.s.a
(ekor)
Jumlah
larva 35
h.s.a
(ekor)
Jumlah
pupa 35
h.s.a
(ekor)
Berat
beras
ter-
serang
(gram)
Berat
beras tidak
terserang
(gram)
Intensitas
kerusakan
(%)
Susut
bobo
(%)
F.
Tabel
N 14,18 * 14,18 * 52,98 * 10,69 * 21,00 * 35,77 * 6,47 * 30,03 * 46,64 * 14,92 * 37,42 * 23,00 * 37,68 * 2,72 tn 3,05
P 0,34 tn 0,34 tn 0,26 tn 0,23 tn 0,65 tn 0,00 tn 0,16 tn 0,62 tn 4,93 * 1,80 tn 1,57 tn 0,76 tn 1,53 tn 2,13 tn 3,44
NxP 0,10 tn 0,10 tn 0,73 tn 0,39 tn 0,86 tn 0,40 tn 0,47 tn 1,13 tn 2,69 * 3,46 * 3,57 * 0,92 tn 3,53 * 0,26 tn 2,55
n0 20,00 B 0,00 A 17,30 C 2,70 A 31,41 C 6,56 B 31,83 B 42,22 C 174,52 C 28,85 C 6,57 C 189,88 A 3,35 C 1,61 C
n1 12,56 A 37,22 B 5,04 B 7,15 B 10,96 B 1,48 A 19,79 B 12,15 B 47,04 B 12,67 B 2,14 B 195,35 B 1,09 B 1,44 BC
n2 12,07 A 39,63 B 5,33 B 6,70 B 7,22 AB 0,89 A 22,37 B 6,63 B 30,74 AB 6,70 AB 1,34 AB 197,10 BC 0,68 AB 0,72 AB
n3 12,93 A 35,37 B 2,37 A 10,59 C 2,56 A 0,04 A 1,23 A 0,56 A 3,37 A 1,30 A 0,16 A 199,16 C 0,08 A 0,35 A
p1 13,83 30,83 7,50 6,33 12,97 2,25 18,18 17,67 71,39 b 15,06 3,11 195,28 1,57 0,76
p2 14,53 27,36 7,11 7,14 11,14 2,22 17,43 13,06 39,81 a 8,31 2,14 196,04 1,09 0,77
p3 14,81 25,97 7,92 6,89 15,00 2,25 20,80 15,44 80,56 b 13,78 2,41 194,79 1,23 1,55
Keterangan:
tn : Tidak nyata no : Kontrok p1 : Toples plastik
* : Berbeda nyata n1 : Serbuk daun sirsak p2 : Karung plastik
n2 : Serbuk biji Sirsak p3 : Karung goni
n3 : Serbuk buah bintaro
65
Lampiran 4. Data Rata-rata Jumlah Imago Hidup 7, 14, 21, 28 dan 35 h.s.a
Perlakuan Jumlah Imago (h.s.a)
Jumlah rata-rata 7 14 21 28 35
.................. ekor ..................
n0p1 20,00 16,67 14,11 13,33 55,00 119,11 23,82
n0p2 20,00 17,22 15,89 14,33 32,67 100,11 20,02
n0p3 20,00 18,00 16,78 14,00 39,00 107,78 21,56
n1p1 12,11 6,56 5,44 5,44 10,67 40,22 8,04
n1p2 12,22 2,67 2,33 2,67 12,67 32,56 6,51
n1p3 13,33 5,89 3,67 3,11 13,11 39,11 7,82
n2p1 11,56 5,22 2,56 2,11 5,00 26,44 5,29
n2p2 12,22 6,22 1,56 1,22 6,44 27,67 5,53
n2p3 12,44 4,56 2,11 1,56 8,44 29,11 5,82
n3p1 11,67 1,56 0,00 0,00 0,00 13,22 2,64
n3p2 13,67 2,33 0,00 0,00 0,44 16,44 3,29
n3p3 13,44 3,22 0,22 0,22 1,22 18,33 3,67
Jumlah 172,67 90,11 64,67 58,00 184,67 570,11
Rata-rata 14,39 7,51 5,39 4,83 15,39 9,50
Keterangan:
no : Kontrol p1 : Toples plastik
n1 : Serbuk daun sirsak p2 : Karung plastik
n2 : Serbuk biji Sirsak p3 : Karung goni
n3 : Serbuk buah bintaro
66
Lampiran 5. Data Jumlah Imago Hidup (7 h.s.a) Akibat Pemberian Insektisida
Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan
Perlakuan Ulangan
jumlah rata-
rata I II III
.................. ekor ..................
n0p1 20,00 20,00 20,00 60,00 20,00
n0p2 20,00 20,00 20,00 60,00 20,00
n0p3 20,00 20,00 20,00 60,00 20,00
n1p1 20,00 7,33 9,00 36,33 12,11
n1p2 17,33 9,33 10,00 36,67 12,22
n1p3 18,67 11,67 9,67 40,00 13,33
n2p1 15,33 9,33 10,00 34,67 11,56
n2p2 19,67 8,33 8,67 36,67 12,22
n2p3 19,33 7,67 10,33 37,33 12,44
n3p1 14,67 10,33 10,00 35,00 11,67
n3p2 17,33 16,00 7,67 41,00 13,67
n3p3 16,67 15,67 8,00 40,33 13,44
Jumlah 219,00 155,67 143,33
RataRata 18,25 12,97 11,94
14,39
Keterangan: no : Kontrol p1 : Toples plastik
n1 : Serbuk daun sirsak p2 : Karung plastik
n2 : Serbuk biji Sirsak p3 : Karung goni
n3 : Serbuk buah bintaro
Lampiran 6. Analisis Ragam Jumlah Imago Hidup (7 h.s.a) Akibat Pemberian
Insektisida Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan
SK DB JK KT F
Hitung
F.
Tabel
Kelompok 2 274,67 137,33 15,33 * 3,44
Perlakuan 11 392,38 35,67 3,98 * 2,27
Insektisida Nabati (N) 3 381,11 127,04 14,18 * 3,05
Media Penyimpanan (P) 2 6,04 3,02 0,34 tn 3,44
Interaksi (N X P) 6 5,23 0,87 0,10 tn 2,55
Galat 22 197,10 8,96
Non Aditif 1 0,00 0,00 0,00 tn 4,32
Sisa 21 197,09 9,39
Total 35 864,15 KK= 20,80 %
Uji homogenitas: X2-Hitung = 34,66 >X
2-Tabel = 19,70 (Data tidak homogen)
Keterangan :
tn : Tidak berbeda nyata
* : Berbeda nyata
KK : Koefisien Keragaman
67
Lampiran 7. Data Jumlah Imago Hidup (7 h.s.a) Akibat Pemberian Insektisida
Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan (Transformasi √ ).
Perlakuan Ulangan
jumlah rata-
rata I II III
.................. ekor ..................
n0p1 4,47 4,47 4,47 13,42 4,47
n0p2 4,47 4,47 4,47 13,42 4,47
n0p3 4,47 4,47 4,47 13,42 4,47
n1p1 4,47 2,71 3,00 10,18 3,39
n1p2 4,16 3,05 3,16 10,38 3,46
n1p3 4,32 3,42 3,11 10,85 3,62
n2p1 3,92 3,05 3,16 10,13 3,38
n2p2 4,44 2,89 2,94 10,27 3,42
n2p3 4,40 2,77 3,21 10,38 3,46
n3p1 3,83 3,21 3,16 10,21 3,40
n3p2 4,16 4,00 2,77 10,93 3,64
n3p3 4,08 3,96 2,83 10,87 3,62
Jumlah 51,20 42,47 40,77
RataRata 4,27 3,54 3,40
3,73
Keterangan: no : Kontrol p1 : Toples plastik
n1 : Serbuk daun sirsak p2 : Karung plastik
n2 : Serbuk biji Sirsak p3 : Karung goni
n3 : Serbuk buah bintaro
Lampiran 8. Analisis Ragam Jumlah Imago Hidup (7 h.s.a) Akibat Pemberian
Insektisida Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan (Transformasi √ ).
SK DB JK KT F
Hitung
F.
Tabel
Kelompok 2 5,22 2,61 14,70 * 3,44
Perlakuan 11 6,79 0,62 3,48 * 2,27
Insektisida Nabati (N) 3 6,59 2,20 12,37 * 3,05
Media Penyimpanan (P) 2 0,11 0,05 0,31 tn 3,44
Interaksi (N X P) 6 0,09 0,02 0,08 tn 2,55
Acak 22 3,91 0,18
Total 35
KK= 11,29 %
Keterangan :
tn : Tidak berbeda nyata
* : Berbeda nyata
KK : Koefisien Keragaman
68
Lampiran 9. Data Mortalitas Imago (7 h.s.a) Akibat Pemberian Insektisida Nabati
dalam Berbagai Media Penyimpanan
Perlakuan Ulangan
jumlah rata-
rata I II III
.................. % ..................
n0p1 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
n0p2 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
n0p3 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
n1p1 0,00 63,33 55,00 118,33 39,44
n1p2 13,33 53,33 50,00 116,67 38,89
n1p3 6,67 41,67 51,67 100,00 33,33
n2p1 23,33 53,33 50,00 126,67 42,22
n2p2 1,67 58,33 56,67 116,67 38,89
n2p3 3,33 61,67 48,33 113,33 37,78
n3p1 26,67 48,33 50,00 125,00 41,67
n3p2 13,33 20,00 61,67 95,00 31,67
n3p3 16,67 21,67 60,00 98,33 32,78
Jumlah 105,00 421,67 483,33
RataRata 8,75 35,14 40,28 28,06
Keterangan: no : Kontrol p1 : Toples plastik
n1 : Serbuk daun sirsak p2 : Karung plastik
n2 : Serbuk biji Sirsak p3 : Karung goni
n3 : Serbuk buah bintaro
Lampiran 10. Analisis Ragam Mortalitas Imago (7 h.s.a) Akibat Pemberian
Insektisida Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan
SK DB JK KT F
Hitung
F.
Tabel
Kelompok 2 6867,20 3433,60 15,33 * 3,44
Perlakuan 11 9808,10 891,65 3,98 * 2,27
Insektisida Nabati (N) 3 9527,41 3175,80 14,18 * 3,05
Media Penyimpanan (P) 2 150,35 75,18 0,34 tn 3,44
Interaksi (N X P) 6 130,33 21,72 0,10 tn 2,55
Galat 22 4927,27 223,97
Non Aditif 1 0,22 0,22 0,00 tn 4,32
Sisa 21 4927,05 234,62
Total 35 21602,56 KK= 53,34 %
Uji homogenitas: X2-Hitung = 72,19 > X
2-Tabel = 19,70 (Data tidak homogen)
Keterangan :
tn : Tidak berbeda nyata
* : Berbeda nyata
KK : Koefisien Keragaman
69
Lampiran 11. Mortalitas Imago (7 h.s.a) Akibat Pemberian Insektisida Nabati
dalam Berbagai Media Penyimpanan (Transformasi √ ).
Perlakuan Ulangan
jumlah rata-
rata I II III
.................. % ..................
n0p1 1,00 1,00 1,00 3,00 1,00
n0p2 1,00 1,00 1,00 3,00 1,00
n0p3 1,00 1,00 1,00 3,00 1,00
n1p1 1,00 8,02 7,48 16,50 5,50
n1p2 3,79 7,37 7,14 18,30 6,10
n1p3 2,77 6,53 7,26 16,56 5,52
n2p1 4,93 7,37 7,14 19,45 6,48
n2p2 1,63 7,70 7,59 16,93 5,64
n2p3 2,08 7,92 7,02 17,02 5,67
n3p1 5,26 7,02 7,14 19,43 6,48
n3p2 3,79 4,58 7,92 16,28 5,43
n3p3 4,20 4,76 7,81 16,77 5,59
Jumlah 32,45 64,28 69,51
RataRata 2,70 5,36 5,79
4,62
Keterangan: no : Kontrol p1 : Toples plastik
n1 : Serbuk daun sirsak p2 : Karung plastik
n2 : Serbuk biji Sirsak p3 : Karung goni
n3 : Serbuk buah bintaro
Lampiran 12. Analisis Ragam Mortalitas Imago (7 h.s.a) Akibat Pemberian
Insektisida Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan (Transformasi √ ).
SK DB JK KT F
Hitung
F.
Tabel
Kelompok 2 67,02 33,51 14,73 * 3,44
Perlakuan 11 161,19 14,65 6,44 * 2,27
Insektisida Nabati (N) 3 157,24 52,41 23,04 * 3,05
Media Penyimpanan (P) 2 1,15 0,57 0,25 tn 3,44
Interaksi (N X P) 6 2,80 0,47 0,21 tn 2,55
Acak 22 50,05 2,28
Total 35 278,26 KK= 32,67 %
Keterangan :
tn : Tidak berbeda nyata
* : Berbeda nyata
KK : Koefisien Keragaman
70
Lampiran 13. Data Jumlah Imago Hidup (14 h.s.a) Akibat Pemberian Insektisida
Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan
Perlakuan Ulangan
jumlah rata-
rata I II III
.................. ekor ..................
n0p1 19,33 18,67 12,00 50,00 16,67
n0p2 19,33 19,67 12,67 51,67 17,22
n0p3 20,00 19,00 15,00 54,00 18,00
n1p1 16,00 1,67 2,00 19,67 6,56
n1p2 4,67 1,33 2,00 8,00 2,67
n1p3 12,33 2,33 3,00 17,67 5,89
n2p1 11,67 1,67 2,33 15,67 5,22
n2p2 13,33 2,67 2,67 18,67 6,22
n2p3 8,00 3,33 2,33 13,67 4,56
n3p1 2,67 1,33 0,67 4,67 1,56
n3p2 4,00 2,67 0,33 7,00 2,33
n3p3 6,67 0,67 2,33 9,67 3,22
Jumlah 138,00 75,00 57,33
RataRata 11,50 6,25 4,78
7,51
Keterangan: no : Kontrol p1 : Toples plastik
n1 : Serbuk daun sirsak p2 : Karung plastik
n2 : Serbuk biji Sirsak p3 : Karung goni
n3 : Serbuk buah bintaro
Lampiran 14. Analisis Ragam Jumlah Imago Hidup (14 h.s.a) Akibat Pemberian
Insektisida Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan
SK DB JK KT F
Hitung
F.
Tabel
Kelompok 2 299,67 149,83 19,89 * 3,44
Perlakuan 11 1234,43 112,22 14,90 * 2,27
Insektisida Nabati (N) 3 1197,38 399,13 52,98 * 3,05
Media Penyimpanan (P) 2 3,88 1,94 0,26 tn 3,44
Interaksi (N X P) 6 33,17 5,53 0,73 tn 2,55
Galat 22 165,75 7,53
Non Aditif 1 0,00 0,00 0,00 tn 4,32
Sisa 21 165,75 7,89
Total 35 1699,85 KK= 36,55 %
Uji homogenitas: X2-Hitung = 43,47 > X
2-Tabel = 19,70 (Data tidak homogen)
Keterangan :
tn : Tidak berbeda nyata
* : Berbeda nyata
KK : Koefisien Keragaman
71
Lampiran 15. Data Jumlah Imago Hidup (14 h.s.a) Akibat Pemberian Insektisida
Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan (Transformasi √ ).
Perlakuan Ulangan
jumlah rata-
rata I II III
.................. ekor ..................
n0p1 4,45 4,38 3,54 12,37 4,12
n0p2 4,45 4,49 3,63 12,57 4,19
n0p3 4,53 4,42 3,94 12,88 4,29
n1p1 4,06 1,47 1,58 7,12 2,37
n1p2 2,27 1,35 1,58 5,21 1,74
n1p3 3,58 1,68 1,87 7,14 2,38
n2p1 3,49 1,47 1,68 6,64 2,21
n2p2 3,72 1,78 1,78 7,28 2,43
n2p3 2,92 1,96 1,68 6,56 2,19
n3p1 1,78 1,35 1,08 4,21 1,40
n3p2 2,12 1,78 0,91 4,81 1,60
n3p3 2,68 1,08 1,68 5,44 1,81
Jumlah 40,05 27,22 24,96
RataRata 3,34 2,27 2,08
2,56
Keterangan: no : Kontrol p1 : Toples plastik
n1 : Serbuk daun sirsak p2 : Karung plastik
n2 : Serbuk biji Sirsak p3 : Karung goni
n3 : Serbuk buah bintaro
Lampiran 16. Analisis Ragam Jumlah Imago Hidup (14 h.s.a) Akibat Pemberian
Insektisida Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan (Transformasi √ )
SK DB JK KT F
Hitung
F.
Tabel
Kelompok 2 11,06 5,53 23,29 * 3,44
Perlakuan 11 35,87 3,26 13,74 * 2,27
Insektisida Nabati (N) 3 34,65 11,55 48,67 * 3,05
Media Penyimpanan (P) 2 0,22 0,11 0,45 tn 3,44
Interaksi (N X P) 6 1,01 0,17 0,71 tn 2,55
Acak 22 5,22 0,24
Total 35 52,15 KK= 19,02 %
Keterangan :
tn : Tidak berbeda nyata
* : Berbeda nyata
KK : Koefisien Keragaman
72
Lampiran 17. Data Jumlah Imago Mati (14 h.s.a) Akibat Pemberian Insektisida
Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan
Perlakuan Ulangan
jumlah rata-
rata I II III
.................. ekor ..................
n0p1 0,67 1,33 8,00 10,00 3,33
n0p2 0,67 0,33 7,33 8,33 2,78
n0p3 0,00 1,00 5,00 6,00 2,00
n1p1 4,00 5,67 7,00 16,67 5,56
n1p2 9,33 8,00 8,00 25,33 8,44
n1p3 6,33 9,33 6,67 22,33 7,44
n2p1 3,67 7,33 7,67 18,67 6,22
n2p2 6,33 5,67 6,00 18,00 6,00
n2p3 11,33 4,33 8,00 23,67 7,89
n3p1 12,00 9,33 9,33 30,67 10,22
n3p2 13,33 13,33 7,33 34,00 11,33
n3p3 10,00 15,00 5,67 30,67 10,22
Jumlah 77,67 80,67 86,00
RataRata 6,47 6,72 7,17
6,79
Keterangan: no : Kontrol p1 : Toples plastik
n1 : Serbuk daun sirsak p2 : Karung plastik
n2 : Serbuk biji Sirsak p3 : Karung goni
n3 : Serbuk buah bintaro
Lampiran 18. Analisis Ragam Jumlah Imago Mati (14 h.s.a) Akibat Pemberian
Insektisida Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan
SK DB JK KT F
Hitung
F.
Tabel
Kelompok 2 2,98 1,49 0,17 tn 3,44
Perlakuan 11 305,98 27,82 3,17 * 2,27
Insektisida Nabati (N) 3 281,56 93,85 10,69 * 3,05
Media Penyimpanan (P) 2 4,07 2,03 0,23 tn 3,44
Interaksi (N X P) 6 20,35 3,39 0,39 tn 2,55
Galat 22 193,09 8,78
Non Aditif 1 0,01 0,01 0,00 tn 4,32
Sisa 21 193,08 9,19
Total 35 502,04 KK= 43,65 %
Uji homogenitas: X2-Hitung = 23,70 > X
2-Tabel = 19,70 (Data tidak homogen)
Keterangan :
tn : Tidak berbeda nyata
* : Berbeda nyata
KK : Koefisien Keragaman
73
Lampiran 19. Data Jumlah Imago Mati (14 h.s.a) Akibat Pemberian Insektisida
Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan (Transformasi √ ).
Perlakuan Ulangan
jumlah rata-
rata I II III
.................. ekor ..................
n0p1 1,08 1,35 2,92 5,35 1,78
n0p2 1,08 0,91 2,80 4,79 1,60
n0p3 0,71 1,22 2,35 4,28 1,43
n1p1 2,12 2,48 2,74 7,34 2,45
n1p2 3,14 2,92 2,92 8,97 2,99
n1p3 2,61 3,14 2,68 8,43 2,81
n2p1 2,04 2,80 2,86 7,70 2,57
n2p2 2,61 2,48 2,55 7,65 2,55
n2p3 3,44 2,20 2,92 8,55 2,85
n3p1 3,54 3,14 3,14 9,81 3,27
n3p2 3,72 3,72 2,80 10,24 3,41
n3p3 3,24 3,94 2,48 9,66 3,22
Jumlah 29,33 30,30 33,13
RataRata 2,44 2,52 2,76
2,58
Keterangan: no : Kontrol p1 : Toples plastik
n1 : Serbuk daun sirsak p2 : Karung plastik
n2 : Serbuk biji Sirsak p3 : Karung goni
n3 : Serbuk buah bintaro
Lampiran 20. Analisis Ragam Jumlah Imago Mati (14 h.s.a) Akibat Pemberian
Insektisida Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan (Transformasi √ )
SK DB JK KT F
Hitung
F.
Tabel
Kelompok 2 0,66 0,33 0,88 tn 3,44
Perlakuan 11 14,50 1,32 3,51 * 2,27
Insektisida Nabati (N) 3 13,61 4,54 12,11 * 3,05
Media Penyimpanan (P) 2 0,09 0,04 0,12 tn 3,44
Interaksi (N X P) 6 0,81 0,13 0,36 tn 2,55
Acak 22 8,24 0,37
Total 35 23,40 KK= 23,74 %
Keterangan :
tn : Tidak berbeda nyata
* : Berbeda nyata
KK : Koefisien Keragaman
74
Lampiran 21. Data Jumlah Larva (21 h.s.a) Akibat Pemberian Insektisida Nabati
dalam Berbagai Media Penyimpanan
Perlakuan Ulangan
jumlah rata-
rata I II III
.................. ekor ..................
n0p1 69,00 15,00 25,67 109,67 36,56
n0p2 25,00 22,67 19,33 67,00 22,33
n0p3 43,33 37,00 25,67 106,00 35,33
n1p1 15,33 9,67 7,00 32,00 10,67
n1p2 17,00 6,67 9,33 33,00 11,00
n1p3 13,67 6,33 13,67 33,67 11,22
n2p1 6,33 1,00 5,33 12,67 4,22
n2p2 8,00 9,67 9,67 27,33 9,11
n2p3 12,67 6,33 6,00 25,00 8,33
n3p1 0,67 0,67 0,00 1,33 0,44
n3p2 0,67 5,00 0,67 6,33 2,11
n3p3 7,33 2,00 6,00 15,33 5,11
Jumlah 219,00 122,00 128,33
RataRata 18,25 10,17 10,69
13,04
Keterangan: no : Kontrol p1 : Toples plastik
n1 : Serbuk daun sirsak p2 : Karung plastik
n2 : Serbuk biji Sirsak p3 : Karung goni
n3 : Serbuk buah bintaro
Lampiran 22. Analisis Ragam Jumlah Larva (21 h.s.a) Akibat Pemberian
Insektisida Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan
SK DB JK KT F
Hitung
F.
Tabel
Kelompok 2 490,73 245,37 3,54 * 3,44
Perlakuan 11 4817,16 437,92 6,32 * 2,27
Insektisida Nabati (N) 3 4368,91 1456,30 21,00 * 3,05
Media Penyimpanan (P) 2 89,47 44,74 0,65 tn 3,44
Interaksi (N X P) 6 358,77 59,80 0,86 tn 2,55
Galat 22 1525,41 69,37
Non Aditif 1 0,07 0,07 0,00 tn 4,32
Sisa 21 1525,33 72,63
Total 35 6833,30 KK= 63,87 %
Uji homogenitas: X2-Hitung = 70,75 > X
2-Tabel = 19,70 (Data tidak homogen)
Keterangan :
tn : Tidak berbeda nyata
* : Berbeda nyata
KK : Koefisien Keragaman
75
Lampiran 23. Data Jumlah Larva (21 h.s.a) Akibat Pemberian Insektisida Nabati
dalam Berbagai Media Penyimpanan (Transformasi √ ).
Perlakuan Ulangan
jumlah rata-
rata I II III
.................. ekor ..................
n0p1 8,34 3,94 5,12 17,39 5,80
n0p2 5,05 4,81 4,45 14,32 4,77
n0p3 6,62 6,12 5,12 17,86 5,95
n1p1 3,98 3,19 2,74 9,91 3,30
n1p2 4,18 2,68 3,14 10,00 3,33
n1p3 3,76 2,61 3,76 10,14 3,38
n2p1 2,61 1,22 2,41 6,24 2,08
n2p2 2,92 3,19 3,19 9,29 3,10
n2p3 3,63 2,61 2,55 8,79 2,93
n3p1 1,08 1,08 0,71 2,87 0,96
n3p2 1,08 2,35 1,08 4,51 1,50
n3p3 2,80 1,58 2,55 6,93 2,31
Jumlah 46,05 35,39 36,81
RataRata 3,84 2,95 3,07
3,28
Keterangan: no : Kontrol p1 : Toples plastik
n1 : Serbuk daun sirsak p2 : Karung plastik
n2 : Serbuk biji Sirsak p3 : Karung goni
n3 : Serbuk buah bintaro
Lampiran 24. Analisis Ragam Jumlah Larva (21 h.s.a) Akibat Pemberian
Insektisida Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan (Transformasi √ )
SK DB JK KT F
Hitung
F.
Tabel
Kelompok 2 5,59 2,79 4,76 * 3,44
Perlakuan 11 80,46 7,31 12,48 * 2,27
Insektisida Nabati (N) 3 73,39 24,46 41,73 * 3,05
Media Penyimpanan (P) 2 2,42 1,21 2,07 tn 3,44
Interaksi (N X P) 6 4,64 0,77 1,32 tn 2,55
Acak 22 12,90 0,59
Total 35 98,94 KK= 23,31 %
Keterangan :
tn : Tidak berbeda nyata
* : Berbeda nyata
KK : Koefisien Keragaman
76
Lampiran 25. Data Jumlah Imago Mati (28 h.s.a) Akibat Pemberian Insektisida
Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan
Perlakuan Ulangan
jumlah rata-
rata I II III
.................. ekor ..................
n0p1 5,33 8,33 4,33 18,00 6,00
n0p2 6,67 11,00 4,00 21,67 7,22
n0p3 8,00 7,33 4,00 19,33 6,44
n1p1 3,67 0,00 1,67 5,33 1,78
n1p2 2,33 0,00 0,00 2,33 0,78
n1p3 3,00 1,00 1,67 5,67 1,89
n2p1 2,67 0,67 0,33 3,67 1,22
n2p2 2,33 0,00 0,33 2,67 0,89
n2p3 1,33 0,33 0,00 1,67 0,56
n3p1 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
n3p2 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
n3p3 0,00 0,00 0,33 0,33 0,11
Jumlah 35,33 28,67 16,67
RataRata 2,94 2,39 1,39
2,24
Keterangan: no : Kontrol p1 : Toples plastik
n1 : Serbuk daun sirsak p2 : Karung plastik
n2 : Serbuk biji Sirsak p3 : Karung goni
n3 : Serbuk buah bintaro
Lampiran 26. Analisis Ragam Jumlah Imago Mati (28 h.s.a) Akibat Pemberian
Insektisida Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan
SK DB JK KT F
Hitung
F.
Tabel
Kelompok 2 14,92 7,46 3,44 * 3,44
Perlakuan 11 238,12 21,65 9,98 * 2,27
Insektisida Nabati (N) 3 232,85 77,62 35,77 * 3,05
Media Penyimpanan (P) 2 0,01 0,00 0,00 tn 3,44
Interaksi (N X P) 6 5,26 0,88 0,40 tn 2,55
Galat 22 47,74 0,17
Non Aditif 1 0,00 0,00 0,00 tn 4,32
Sisa 21 47,74 2,27
Total 35 300,77 KK= 65,75 %
Uji homogenitas: X2-Hitung = 22,69 >X
2-Tabel = 19,70 (Data tidak homogen)
Keterangan :
tn : Tidak berbeda nyata
* : Berbeda nyata
KK : Koefisien Keragaman
77
Lampiran 27. Data Jumlah Imago Mati (28 h.s.a) Akibat Pemberian Insektisida
Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan (Transformasi √ ).
Perlakuan Ulangan
jumlah rata-
rata I II III
.................. ekor ..................
n0p1 2,52 3,06 2,31 7,88 2,63
n0p2 2,77 3,46 2,24 8,47 2,82
n0p3 3,00 2,89 2,24 8,12 2,71
n1p1 2,16 1,00 1,63 4,79 1,60
n1p2 1,82 1,00 1,00 3,82 1,27
n1p3 2,00 1,41 1,63 5,05 1,68
n2p1 1,92 1,29 1,15 4,37 1,46
n2p2 1,82 1,00 1,15 3,97 1,32
n2p3 1,53 1,15 1,00 3,68 1,23
n3p1 1,00 1,00 1,00 3,00 1,00
n3p2 1,00 1,00 1,00 3,00 1,00
n3p3 1,00 1,00 1,15 3,15 1,05
Jumlah 22,53 19,27 17,51
RataRata 1,88 1,61 1,46
1,65
Keterangan: no : Kontrol p1 : Toples plastik
n1 : Serbuk daun sirsak p2 : Karung plastik
n2 : Serbuk biji Sirsak p3 : Karung goni
n3 : Serbuk buah bintaro
Lampiran 28. Analisis Ragam Jumlah Imago Mati (28 h.s.a) Akibat Pemberian
Insektisida Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan (Transformasi √ )
SK DB JK KT F
Hitung
F.
Tabel
Kelompok 2 1,09 0,55 4,86 * 3,44
Perlakuan 11 15,39 1,40 12,47 * 2,27
Insektisida Nabati (N) 3 14,67 4,99 44,48 * 3,05
Media Penyimpanan (P) 2 0,03 0,02 0,14 tn 3,44
Interaksi (N X P) 6 0,39 0,06 0,57 tn 2,55
Acak 22 2,47 0,11
Total 35 18,95 KK= 20,34 %
Keterangan :
tn : Tidak berbeda nyata
* : Berbeda nyata
KK : Koefisien Keragaman
78
Lampiran 29. Data Mortalitas Imago (28 h.s.a) Akibat Pemberian Insektisida
Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan
Perlakuan Ulangan
jumlah rata-
rata I II III
.................. % ..................
n0p1 23,69 33,11 35,97 92,77 30,92
n0p2 25,96 48,33 27,11 101,40 33,80
n0p3 35,84 34,98 21,48 92,30 30,77
n1p1 27,25 0,00 19,84 47,09 15,70
n1p2 38,33 0,00 0,00 38,33 12,78
n1p3 31,01 25,00 36,67 92,67 30,89
n2p1 54,98 16,67 6,67 78,31 26,10
n2p2 61,11 0,00 8,33 69,44 23,15
n2p3 20,20 33,33 0,00 53,54 17,85
n3p1 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
n3p2 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
n3p3 0,00 0,00 11,11 11,11 3,70
Jumlah 318,37 191,42 167,18
RataRata 26,53 15,95 13,93
18,80
Keterangan: no : Kontrol p1 : Toples plastik
n1 : Serbuk daun sirsak p2 : Karung plastik
n2 : Serbuk biji Sirsak p3 : Karung goni
n3 : Serbuk buah bintaro
Lampiran 30. Analisis Ragam Mortalitas Imago (28 h.s.a) Akibat Pemberian
Insektisida Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan
SK DB JK KT F
Hitung
F.
Tabel
Kelompok 2 1098,95 549,48 2,41 tn 3,44
Perlakuan 11 5145,96 467,81 2,05 tn 2,27
Insektisida Nabati (N) 3 4428,19 1476,06 6,47 * 3,05
Media Penyimpanan (P) 2 75,16 37,58 0,16 tn 3,44
Interaksi (N X P) 6 642,62 107,10 0,47 tn 2,55
Galat 22 5018,38 228,11
Non Aditif 1 0,00 0,00 0,00 tn 4,32
Sisa 21 5018,38 238,97
Total 35 11263,30 KK= 80,44 %
Uji homogenitas: X2-Hitung = 83,26 > X
2-Tabel = 19,70 (Data tidak homogen)
Keterangan :
tn : Tidak berbeda nyata
* : Berbeda nyata
KK : Koefisien Keragaman
79
Lampiran 31. Data Mortalitas Imago (28 h.s.a) Akibat Pemberian Insektisida
Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan (Transformasi √ ).
Perlakuan Ulangan
jumlah rata-
rata I II III
.................. % ..................
n0p1 4,97 5,84 6,08 16,89 5,63
n0p2 5,19 7,02 5,30 17,52 5,84
n0p3 6,07 6,00 4,74 16,81 5,60
n1p1 5,32 1,00 4,57 10,88 3,63
n1p2 6,27 1,00 1,00 8,27 2,76
n1p3 5,57 5,10 6,14 16,81 5,60
n2p1 7,48 4,20 2,77 14,45 4,82
n2p2 7,88 1,00 3,05 11,93 3,98
n2p3 4,60 5,86 1,00 11,46 3,82
n3p1 1,00 1,00 1,00 3,00 1,00
n3p2 1,00 1,00 1,00 3,00 1,00
n3p3 1,00 1,00 3,48 5,48 1,83
Jumlah 56,36 40,02 40,13
RataRata 4,70 3,34 3,34
3,79
Keterangan: no : Kontrol p1 : Toples plastik
n1 : Serbuk daun sirsak p2 : Karung plastik
n2 : Serbuk biji Sirsak p3 : Karung goni
n3 : Serbuk buah bintaro
Lampiran 32. Analisis Ragam Mortalitas Imago (28 h.s.a) Akibat Pemberian
Insektisida Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan (Transformasi √ )
SK DB JK KT F
Hitung
F.
Tabel
Kelompok 2 14,72 7,36 2,24 tn 3,44
Perlakuan 11 107,27 9,75 2,97 * 2,27
Insektisida Nabati (N) 3 91,32 30,44 9,26 * 3,05
Media Penyimpanan (P) 2 4,05 2,03 0,62 tn 3,44
Interaksi (N X P) 6 11,90 1,98 0,60 tn 2,55
Acak 22 72,35 3,29
Total 35 194,33 KK= 47,83 %
Keterangan :
tn : Tidak berbeda nyata
* : Berbeda nyata
KK : Koefisien Keragaman
80
Lampiran 33. Data Jumlah Imago Hidup (35 h.s.a) Akibat Pemberian Insektisida
Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan
Perlakuan Ulangan
jumlah rata-
rata I II III
.................. ekor ..................
n0p1 70,00 56,33 38,67 165,00 55,00
n0p2 49,33 16,67 32,00 98,00 32,67
n0p3 73,67 19,67 23,67 117,00 39,00
n1p1 18,67 5,33 8,00 32,00 10,67
n1p2 26,33 2,33 9,33 38,00 12,67
n1p3 24,67 6,33 8,33 39,33 13,11
n2p1 7,67 0,67 6,67 15,00 5,00
n2p2 7,67 1,00 10,67 19,33 6,44
n2p3 7,33 3,00 15,00 25,33 8,44
n3p1 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
n3p2 0,00 0,67 0,67 1,33 0,44
n3p3 0,00 1,00 2,67 3,67 1,22
Jumlah 285,33 113,00 155,67
RataRata 23,78 9,42 12,97 15,39
Keterangan: no : Kontrol p1 : Toples plastik
n1 : Serbuk daun sirsak p2 : Karung plastik
n2 : Serbuk biji Sirsak p3 : Karung goni
n3 : Serbuk buah bintaro
Lampiran 34. Analisis Ragam Jumlah Imago Hidup (35 h.s.a) Akibat Pemberian
Insektisida Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan
SK DB JK KT F
Hitung
F.
Tabel
Kelompok 2 1342,62 671,31 6,54 * 3,44
Perlakuan 11 10070,82 915,53 8,92 * 2,27
Insektisida Nabati (N) 3 9245,63 3081,88 30,03 * 3,05
Media Penyimpanan (P) 2 127,66 63,83 0,62 tn 3,44
Interaksi (N X P) 6 697,53 116,25 1,13 tn 2,55
Galat 22 2257,72 102,62
Non Aditif 1 0,10 0,10 0,00 tn 4,32
Sisa 21 2257,62 107,51
Total 35 13671,15 KK= 65,83 %
Uji homogenitas: X2-Hitung = 84,26 > X
2-Tabel = 19,70 (Data tidak homogen)
Keterangan :
tn : Tidak berbeda nyata
* : Berbeda nyata
KK : Koefisien Keragaman
81
Lampiran 35. Data Jumlah Imago Hidup (35 h.s.a) Akibat Pemberian Insektisida
Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan (Transformasi √ ).
Perlakuan Ulangan
jumlah rata-
rata I II III
.................. ekor ..................
n0p1 8,43 7,57 6,30 22,30 7,43
n0p2 7,09 4,20 5,74 17,04 5,68
n0p3 8,64 4,55 4,97 18,15 6,05
n1p1 4,44 2,52 3,00 9,96 3,32
n1p2 5,23 1,83 3,21 10,27 3,42
n1p3 5,07 2,71 3,05 10,82 3,61
n2p1 2,94 1,29 2,77 7,00 2,33
n2p2 2,94 1,41 3,42 7,77 2,59
n2p3 2,89 2,00 4,00 8,89 2,96
n3p1 1,00 1,00 1,00 3,00 1,00
n3p2 1,00 1,29 1,29 3,58 1,19
n3p3 1,00 1,41 1,92 4,33 1,44
Jumlah 50,67 31,78 40,67
RataRata 4,22 2,65 3,39
3,42
Keterangan: no : Kontrol p1 : Toples plastik
n1 : Serbuk daun sirsak p2 : Karung plastik
n2 : Serbuk biji Sirsak p3 : Karung goni
n3 : Serbuk buah bintaro
Lampiran 36. Analisis Ragam Jumlah Imago Hidup (35 h.s.a) Akibat Pemberian
Insektisida Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan (Transformasi √ )
SK DB JK KT F
Hitung
F.
Tabel
Kelompok 2 14,90 7,45 8,55 * 3,44
Perlakuan 11 134,94 12,27 14,07 * 2,27
Insektisida Nabati (N) 3 128,78 42,93 49,25 * 3,05
Media Penyimpanan (P) 2 0,72 0,36 0,41 tn 3,44
Interaksi (N X P) 6 5,44 0,91 1,04 tn 2,55
Acak 22 19,17 0,87
Total 35 169,01 KK= 27,30 %
Keterangan :
tn : Tidak berbeda nyata
* : Berbeda nyata
KK : Koefisien Keragaman
82
Lampiran 37. Data Jumlah Larva (35 h.s.a) Akibat Pemberian Insektisida Nabati
dalam Berbagai Media Penyimpanan
Perlakuan Ulangan
jumlah rata-
rata I II III
.................. ekor ..................
n0p1 287,33 205,00 189,33 681,67 227,22
n0p2 116,67 43,00 154,33 314,00 104,67
n0p3 275,67 107,00 192,33 575,00 191,67
n1p1 75,67 27,00 17,67 120,33 40,11
n1p2 73,67 15,00 15,67 104,33 34,78
n1p3 123,00 46,33 29,33 198,67 66,22
n2p1 24,67 9,67 18,33 52,67 17,56
n2p2 8,33 15,00 27,00 50,33 16,78
n2p3 111,33 11,00 51,33 173,67 57,89
n3p1 0,67 1,33 0,00 2,00 0,67
n3p2 2,67 6,33 0,00 9,00 3,00
n3p3 6,67 2,00 10,67 19,33 6,44
Jumlah 1106,33 488,67 706,00
RataRata 92,19 40,72 58,83
63,92
Keterangan: no : Kontrol p1 : Toples plastik
n1 : Serbuk daun sirsak p2 : Karung plastik
n2 : Serbuk biji Sirsak p3 : Karung goni
n3 : Serbuk buah bintaro
Lampiran 38. Analisis Ragam Jumlah Larva (35 h.s.a) Akibat Pemberian
Insektisida Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan
SK DB JK KT F
Hitung
F.
Tabel
Kelompok 2 16362,83 8181,42 7,36 * 3,44
Perlakuan 11 184474,33 16770,39 15,09 * 2,27
Insektisida Nabati (N) 3 155555,58 51851,86 46,64 * 3,05
Media Penyimpanan (P) 2 10968,06 5484,03 4,93 * 3,44
Interaksi (N X P) 6 17950,69 2991,78 2,69 * 2,55
Galat 22 24456,53 1111,66
Non Aditif 1 0,99 0,99 0,00 tn 4,32
Sisa 21 24455,54 1164,55
Total 35 225293,69 KK= 52,16 %
Uji homogenitas: X2-Hitung = 112,20 > X
2-Tabel = 19,70 (Data tidak homogen)
Keterangan :
tn : Tidak berbeda nyata
* : Berbeda nyata
KK : Koefisien Keragaman
83
Lampiran 39. Data Jumlah Larva (35 h.s.a) Akibat Pemberian Insektisida Nabati
dalam Berbagai Media Penyimpanan (Transformasi √ )
Perlakuan Ulangan
jumlah rata-
rata I II III
.................. ekor ..................
n0p1 16,97 14,34 13,78 45,08 15,03
n0p2 10,82 6,60 12,44 29,86 9,95
n0p3 16,62 10,37 13,89 40,87 13,62
n1p1 8,73 5,24 4,26 18,23 6,08
n1p2 8,61 3,94 4,02 16,57 5,52
n1p3 11,11 6,84 5,46 23,42 7,81
n2p1 5,02 3,19 4,34 12,54 4,18
n2p2 2,97 3,94 5,24 12,15 4,05
n2p3 10,57 3,39 7,20 21,16 7,05
n3p1 1,08 1,35 0,71 3,14 1,05
n3p2 1,78 2,61 0,71 5,10 1,70
n3p3 2,68 1,58 3,34 7,60 2,53
Jumlah 96,96 63,39 75,39
RataRata 8,08 5,28 6,28
6,55
Keterangan: no : Kontrol p1 : Toples plastik
n1 : Serbuk daun sirsak p2 : Karung plastik
n2 : Serbuk biji Sirsak p3 : Karung goni
n3 : Serbuk buah bintaro
Lampiran 40. Analisis Ragam Jumlah Larva (35 h.s.a) Akibat Pemberian
Insektisida Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan (Transformasi √ )
SK DB JK KT F
Hitung
F.
Tabel
Kelompok 2 48,23 24,11 7,39 * 3,44
Perlakuan 11 655,41 59,58 18,26 * 2,27
Insektisida Nabati (N) 3 585,08 195,03 59,76 * 3,05
Media Penyimpanan (P) 2 35,96 17,98 5,51 * 3,44
Interaksi (N X P) 6 34,36 5,73 1,76 tn 2,55
Acak 22 71,79 3,26
Total 35 775,43 KK= 27,59 %
Keterangan :
tn : Tidak berbeda nyata
* : Berbeda nyata
KK : Koefisien Keragaman
84
Lampiran 41. Data Jumlah Pupa (35 h.s.a) Akibat Pemberian Insektisida Nabati
dalam Berbagai Media Penyimpanan
Perlakuan Ulangan
jumlah rata-
rata I II III
.................. ekor ..................
n0p1 59,00 69,00 16,33 144,33 48,11
n0p2 19,00 14,67 22,33 56,00 18,67
n0p3 12,00 25,67 21,67 59,33 19,78
n1p1 6,67 8,00 8,00 22,67 7,56
n1p2 17,00 4,67 8,00 29,67 9,89
n1p3 33,67 15,33 12,67 61,67 20,56
n2p1 7,00 1,00 4,33 12,33 4,11
n2p2 6,00 2,33 4,33 12,67 4,22
n2p3 15,67 10,00 9,67 35,33 11,78
n3p1 0,67 0,67 0,00 1,33 0,44
n3p2 0,00 1,33 0,00 1,33 0,44
n3p3 2,67 2,67 3,67 9,00 3,00
Jumlah 179,33 155,33 111,00
RataRata 14,94 12,94 9,25
12,38
Keterangan: no : Kontrol p1 : Toples plastik
n1 : Serbuk daun sirsak p2 : Karung plastik
n2 : Serbuk biji Sirsak p3 : Karung goni
n3 : Serbuk buah bintaro
Lampiran 42. Analisis Ragam Jumlah Pupa (35 h.s.a) Akibat Pemberian
Insektisida Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan
SK DB JK KT F
Hitung
F.
Tabel
Kelompok 2 200,40 100,20 1,17 tn 3,44
Perlakuan 11 5926,16 538,74 6,28 * 2,27
Insektisida Nabati (N) 3 3838,11 1279,37 14,92 * 3,05
Media Penyimpanan (P) 2 308,71 154,35 1,80 tn 3,44
Interaksi (N X P) 6 1779,34 296,56 3,46 * 2,55
Galat 22 1886,60 85,75
Non Aditif 1 0,08 0,08 0,00 tn 4,32
Sisa 21 1886,53 89,83
Total 35 8013,16 KK= 74,80 %
Uji homogenitas: X2-Hitung = 79,69 > X
2-Tabel = 19,70 (Data tidak homogen)
Keterangan :
tn : Tidak berbeda nyata
* : Berbeda nyata
KK : Koefisien Keragaman
85
Lampiran 43. Data Jumlah Pupa (35 h.s.a) Akibat Pemberian Insektisida Nabati
dalam Berbagai Media Penyimpanan (Transformasi √ )
Perlakuan Ulangan
jumlah rata-
rata I II III
.................. ekor ..................
n0p1 7,71 8,34 4,10 20,15 6,72
n0p2 4,42 3,89 4,78 13,09 4,36
n0p3 3,54 5,12 4,71 13,36 4,45
n1p1 2,68 2,92 2,92 8,51 2,84
n1p2 4,18 2,27 2,92 9,37 3,12
n1p3 5,85 3,98 3,63 13,45 4,48
n2p1 2,74 1,22 2,20 6,16 2,05
n2p2 2,55 1,68 2,20 6,43 2,14
n2p3 4,02 3,24 3,19 10,45 3,48
n3p1 1,08 1,08 0,71 2,87 0,96
n3p2 0,71 1,35 0,71 2,77 0,92
n3p3 1,78 1,78 2,04 5,60 1,87
Jumlah 41,25 36,88 34,09
RataRata 3,44 3,07 2,84
3,12
Keterangan: no : Kontrol p1 : Toples plastik
n1 : Serbuk daun sirsak p2 : Karung plastik
n2 : Serbuk biji Sirsak p3 : Karung goni
n3 : Serbuk buah bintaro
Lampiran 44. Analisis Ragam Jumlah Pupa (35 h.s.a) Akibat Pemberian
Insektisida Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan (Transformasi √ )
SK DB JK KT F
Hitung
F.
Tabel
Kelompok 2 2,17 1,08 1,38 tn 3,44
Perlakuan 11 94,54 8,59 10,97 * 2,27
Insektisida Nabati (N) 3 73,67 24,56 31,35 * 3,05
Media Penyimpanan (P) 2 5,26 2,63 3,35 tn 3,44
Interaksi (N X P) 6 15,62 2,60 3,32 * 2,55
Acak 22 17,23 0,78
Total 35 113,94 KK= 28,39 %
Keterangan :
tn : Tidak berbeda nyata
* : Berbeda nyata
KK : Koefisien Keragaman
86
Lampiran 45. Data Berat Beras Terserang Akibat Pemberian Insektisida Nabati
dalam Berbagai Media Penyimpanan
Perlakuan Ulangan
jumlah rata-
rata I II III
.................. gram ..................
n0p1 10,67 12,93 5,33 28,93 9,64
n0p2 4,87 5,87 5,40 16,13 5,38
n0p3 5,77 3,53 4,80 14,10 4,70
n1p1 1,53 1,43 2,07 5,03 1,68
n1p2 3,33 1,03 1,47 5,83 1,94
n1p3 3,87 3,40 1,13 8,40 2,80
n2p1 1,60 0,30 1,20 3,10 1,03
n2p2 1,27 0,73 1,40 3,40 1,13
n2p3 3,60 0,27 1,67 5,53 1,84
n3p1 0,13 0,07 0,00 0,20 0,07
n3p2 0,13 0,17 0,03 0,33 0,11
n3p3 0,27 0,20 0,40 0,87 0,29
Jumlah 37,03 29,93 24,90
RataRata 3,09 2,49 2,08
2,55
Keterangan: no : Kontrol p1 : Toples plastik
n1 : Serbuk daun sirsak p2 : Karung plastik
n2 : Serbuk biji Sirsak p3 : Karung goni
n3 : Serbuk buah bintaro
Lampiran 46. Analisis Ragam Berat Beras Terserang Akibat Pemberian
Insektisida Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan
SK DB JK KT F
Hitung
F.
Tabel
Kelompok 2 6,20 3,10 1,64 tn 3,44
Perlakuan 11 258,51 23,50 12,44 * 2,27
Insektisida Nabati (N) 3 212,10 70,70 37,42 * 3,05
Media Penyimpanan (P) 2 5,93 2,97 1,57 tn 3,44
Interaksi (N X P) 6 40,47 6,75 3,57 * 2,55
Galat 22 41,57 1,89
Non Aditif 1 0,00 0,00 0,00 tn 4,32
Sisa 21 41,57 1,98
Total 35 306,28 KK= 53,86 %
Uji homogenitas: X2-Hitung = 32,83 > X
2-Tabel = 19,70 (Data tidak homogen)
Keterangan :
tn : Tidak berbeda nyata
* : Berbeda nyata
KK : Koefisien Keragaman
87
Lampiran 47. Data Berat Beras Terserang Akibat Pemberian Insektisida Nabati
dalam Berbagai Media Penyimpanan (Transformasi √ )
Perlakuan Ulangan
jumlah rata-
rata I II III
.................. gram ..................
n0p1 3,34 3,66 2,41 9,41 3,14
n0p2 2,32 2,52 2,43 7,27 2,42
n0p3 2,50 2,01 2,30 6,81 2,27
n1p1 1,42 1,39 1,60 4,41 1,47
n1p2 1,96 1,24 1,40 4,60 1,53
n1p3 2,09 1,97 1,28 5,34 1,78
n2p1 1,45 0,89 1,30 3,65 1,22
n2p2 1,33 1,11 1,38 3,82 1,27
n2p3 2,02 0,88 1,47 4,37 1,46
n3p1 0,79 0,75 0,71 2,25 0,75
n3p2 0,79 0,82 0,73 2,34 0,78
n3p3 0,88 0,84 0,95 2,66 0,89
Jumlah 20,89 18,08 17,96
RataRata 1,74 1,51 1,50
1,58
Keterangan: no : Kontrol p1 : Toples plastik
n1 : Serbuk daun sirsak p2 : Karung plastik
n2 : Serbuk biji Sirsak p3 : Karung goni
n3 : Serbuk buah bintaro
Lampiran 48. Analisis Ragam Berat Beras Terserang Akibat Pemberian
Insektisida Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan (Transformasi √ )
SK DB JK KT F
Hitung
F.
Tabel
Kelompok 2 0,46 0,29 2,41 tn 3,44
Perlakuan 11 17,14 1,56 16,38 * 2,27
Insektisida Nabati (N) 3 15,57 5,19 54,53 * 3,05
Media Penyimpanan (P) 2 0,12 0,06 0,65 tn 3,44
Interaksi (N X P) 6 1,45 0,24 2,54 tn 2,55
Acak 22 2,09 0,10
Total 35 19,69 KK= 19,51 %
Keterangan :
tn : Tidak berbeda nyata
* : Berbeda nyata
KK : Koefisien Keragaman
88
Lampiran 49. Data Berat Beras tidak Terserang Akibat Pemberian Insektisida
Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan
Perlakuan Ulangan
jumlah rata-
rata I II III
.................. gram ..................
n0p1 185,33 185,00 193,07 563,40 187,80
n0p2 185,07 193,40 193,60 572,07 190,69
n0p3 184,00 195,13 194,33 573,47 191,16
n1p1 194,13 198,20 197,27 589,60 196,53
n1p2 192,00 198,20 198,00 588,20 196,07
n1p3 186,00 196,20 198,13 580,33 193,44
n2p1 194,00 199,47 197,93 591,40 197,13
n2p2 196,60 198,93 197,73 593,27 197,76
n2p3 192,47 199,40 197,40 589,27 196,42
n3p1 199,47 199,87 199,67 599,00 199,67
n3p2 199,53 199,60 199,80 598,93 199,64
n3p3 195,67 199,60 199,20 594,47 198,16
Jumlah 2304,27 2363,00 2366,13
RataRata 192,02 196,92 197,18
195,37
Keterangan: no : Kontrol p1 : Toples plastik
n1 : Serbuk daun sirsak p2 : Karung plastik
n2 : Serbuk biji Sirsak p3 : Karung goni
n3 : Serbuk buah bintaro
Lampiran 50. Analisis Ragam Berat Beras tidak Terserang Akibat Pemberian
Insektisida Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan
SK DB JK KT F
Hitung
F.
Tabel
Kelompok 2 202,29 101,15 16,34 * 3,44
Perlakuan 11 470,47 42,80 6,91 * 2,27
Insektisida Nabati (N) 3 427,10 142,37 23,00 * 3,05
Media Penyimpanan (P) 2 9,38 4,69 0,76 tn 3,44
Interaksi (N X P) 6 34,32 5,72 0,92 tn 2,55
Galat 22 136,17 6,18
Non Aditif 1 0,00 0,00 0,00 tn 4,32
Sisa 21 136,16 6,48
Total 35 809,25 KK= 1,27 %
Uji homogenitas: X2-Hitung = 50,75 > X
2-Tabel = 19,70 (Data tidak homogen)
Keterangan :
tn : Tidak berbeda nyata
* : Berbeda nyata
KK : Koefisien Keragaman
89
Lampiran 51. Data Berat Beras tidak Terserang Akibat Pemberian Insektisida
Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan (Transformasi √ )
Perlakuan Ulangan
Jumlah rata-
rata I II III
.................. gram ..................
n0p1 13,61 13,60 13,89 41,11 13,70
n0p2 13,60 13,91 13,91 41,42 13,81
n0p3 13,56 13,97 13,94 41,47 13,82
n1p1 13,93 14,08 14,05 42,06 14,02
n1p2 13,86 14,08 14,07 42,01 14,00
n1p3 13,64 14,01 14,08 41,72 13,91
n2p1 13,93 14,12 14,07 42,12 14,04
n2p2 14,02 14,10 14,06 42,19 14,06
n2p3 13,87 14,12 14,05 42,04 14,01
n3p1 14,12 14,14 14,13 42,39 14,13
n3p2 14,13 14,13 14,14 42,39 14,13
n3p3 13,99 14,13 14,11 42,23 14,08
Jumlah 166,27 168,38 168,50
RataRata 13,86 14,03 14,04
13,98
Keterangan: no : Kontrol p1 : Toples plastik
n1 : Serbuk daun sirsak p2 : Karung plastik
n2 : Serbuk biji Sirsak p3 : Karung goni
n3 : Serbuk buah bintaro
Lampiran 52. Analisis Ragam Berat Beras tidak Terserang Akibat Pemberian
Insektisida Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan (Transformasi √ )
SK DB JK KT F
Hitung
F.
Tabel
Kelompok 2 0,27 0,13 16,25 * 3,44
Perlakuan 11 0,62 0,06 6,88 * 2,27
Insektisida Nabati (N) 3 0,56 0,19 22,89 * 3,05
Media Penyimpanan (P) 2 0,01 0,01 0,72 tn 3,44
Interaksi (N X P) 6 0,05 0,01 0,92 tn 2,55
Acak 22 0,18 0,01
Total 35 1,06 KK= 0,65 %
Keterangan :
tn : Tidak berbeda nyata
* : Berbeda nyata
KK : Koefisien Keragaman
90
Lampiran 53. Data Intensitas Kerusakan Akibat Pemberian Insektisida Nabati
dalam Berbagai Media Penyimpanan
Perlakuan Ulangan
jumlah rata-
rata I II III
.................. % ..................
n0p1 5,44 6,54 2,69 14,67 4,89
n0p2 2,56 2,94 2,71 8,22 2,74
n0p3 3,04 1,78 2,41 7,23 2,41
n1p1 0,78 0,72 1,04 2,54 0,85
n1p2 1,71 0,52 0,74 2,96 0,99
n1p3 2,04 1,71 0,57 4,32 1,44
n2p1 0,82 0,15 0,60 1,57 0,52
n2p2 0,64 0,37 0,70 1,71 0,57
n2p3 1,84 0,13 0,84 2,81 0,94
n3p1 0,07 0,03 0,00 0,10 0,03
n3p2 0,07 0,08 0,02 0,17 0,06
n3p3 0,14 0,10 0,20 0,44 0,15
Jumlah 19,14 15,07 12,52
RataRata 1,59 1,26 1,04 1,30
Keterangan: no : Kontrol p1 : Toples plastik
n1 : Serbuk daun sirsak p2 : Karung plastik
n2 : Serbuk biji Sirsak p3 : Karung goni
n3 : Serbuk buah bintaro
Lampiran 54. Analisis Ragam Intensitas Kerusakan Akibat Pemberian Insektisida
Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan
SK DB JK KT F
Hitung
F.
Tabel
Kelompok 2 1,86 0,93 1,92 tn 3,44
Perlakuan 11 66,76 6,06 12,48 * 2,27
Insektisida Nabati (N) 3 54,96 18,32 37,68 * 3,05
Media Penyimpanan (P) 2 1,49 0,74 1,53 tn 3,44
Interaksi (N X P) 6 10,31 1,72 3,53 * 2,55
Galat 22 10,70 0,49
Non Aditif 1 0,00 0,00 0,00 tn 4,32
Sisa 21 10,70 0,51
Total 35 79,32 KK= 53,71 %
Uji homogenitas: X2-Hitung = 17,61 < X
2-Tabel = 19,70 (Data tidak homogen)
Keterangan :
tn : Tidak berbeda nyata
* : Berbeda nyata
KK : Koefisien Keragaman
91
Lampiran 55. Data Intensitas Kerusakan Akibat Pemberian Insektisida Nabati
dalam Berbagai Media Penyimpanan (Transformasi √ )
Perlakuan Ulangan
jumlah rata-
rata I II III
.................. gram ..................
n0p1 2,44 2,65 1,79 6,88 2,29
n0p2 1,75 1,85 1,79 5,39 1,80
n0p3 1,88 1,51 1,71 5,10 1,70
n1p1 1,13 1,10 1,24 3,48 1,16
n1p2 1,49 1,01 1,11 3,61 1,20
n1p3 1,59 1,49 1,03 4,11 1,37
n2p1 1,15 0,81 1,05 3,00 1,00
n2p2 1,07 0,93 1,10 3,10 1,03
n2p3 1,53 0,79 1,16 3,47 1,16
n3p1 0,75 0,73 0,71 2,19 0,73
n3p2 0,75 0,76 0,72 2,24 0,75
n3p3 0,80 0,77 0,84 2,41 0,80
Jumlah 16,33 14,41 14,24
RataRata 1,36 1,20 1,19
1,25
Keterangan: no : Kontrol p1 : Toples plastik
n1 : Serbuk daun sirsak p2 : Karung plastik
n2 : Serbuk biji Sirsak p3 : Karung goni
n3 : Serbuk buah bintaro
Lampiran 56. Analisis Ragam Intensitas Kerusakan Akibat Pemberian Insektisida
Nabati dalam Berbagai Media Penyimpanan (Transformasi √ )
SK DB JK KT F
Hitung
F.
Tabel
Kelompok 2 0,22 0,11 2,67 tn 3,44
Perlakuan 11 7,27 0,67 15,95 * 2,27
Insektisida Nabati (N) 3 6,64 2,21 52,66 * 3,05
Media Penyimpanan (P) 2 0,06 0,03 0,75 tn 3,44
Interaksi (N X P) 6 0,67 0,11 2,66 * 2,55
Acak 22 0,92 0,04
Total 35 8,52 KK= 16,41 %
Keterangan :
tn : Tidak berbeda nyata
* : Berbeda nyata
KK : Koefisien Keragaman
92
Lampiran 57. Data Susut Bobot Akibat Pemberian Insektisida Nabati dalam
Berbagai Media Penyimpanan
Perlakuan Ulangan
jumlah rata-
rata I II III
.................. % ..................
n0p1 2,00 1,03 0,80 3,83 1,28
n0p2 3,37 0,37 0,50 4,23 1,41
n0p3 5,28 0,67 0,43 6,38 2,13
n1p1 2,17 0,18 0,33 2,68 0,89
n1p2 2,33 0,38 0,27 2,98 0,99
n1p3 6,77 0,20 0,37 7,33 2,44
n2p1 1,70 0,12 0,43 2,25 0,75
n2p2 1,07 0,17 0,37 1,60 0,53
n2p3 1,97 0,17 0,47 2,60 0,87
n3p1 0,20 0,03 0,17 0,40 0,13
n3p2 0,23 0,12 0,08 0,43 0,14
n3p3 2,03 0,10 0,20 2,33 0,78
Jumlah 29,12 3,53 4,42
RataRata 2,43 0,29 0,37
1,03
Keterangan: no : Kontrol p1 : Toples plastik
n1 : Serbuk daun sirsak p2 : Karung plastik
n2 : Serbuk biji Sirsak p3 : Karung goni
n3 : Serbuk buah bintaro
Lampiran 58. Analisis Ragam Susut Bobot Akibat Pemberian Insektisida Nabati
dalam Berbagai Media Penyimpanan
SK DB JK KT F
Hitung
F.
Tabel
Kelompok 2 35,14 17,57 15,07 * 3,44
Perlakuan 11 16,32 1,48 1,27 tn 2,27
Insektisida Nabati (N) 3 9,55 3,18 2,72 tn 3,05
Media Penyimpanan (P) 2 4,96 2,48 2,13 tn 3,44
Interaksi (N X P) 6 1,81 0,30 0,26 tn 2,55
Galat 22 25,65 1,17
Non Aditif 1 0,00 0,00 0,00 tn 4,32
Sisa 21 25,65 1,22
Total 35 77,12 KK= 104,84 %
Uji homogenitas: X2-Hitung = 30,56 > X
2-Tabel = 19,70 (Data tidak homogen)
Keterangan :
tn : Tidak berbeda nyata
* : Berbeda nyata
KK : Koefisien Keragaman
93
Lampiran 59. Data Susut Bobot Akibat Pemberian Insektisida Nabati dalam
Berbagai Media Penyimpanan (Transformasi √ ).
Perlakuan Ulangan
jumlah rata-
rata I II III
.................. % ..................
n0p1 1,58 1,24 1,14 3,96 1,32
n0p2 1,97 0,93 1,00 3,90 1,30
n0p3 2,40 1,08 0,96 4,44 1,48
n1p1 1,63 0,82 0,91 3,37 1,12
n1p2 1,68 0,94 0,88 3,50 1,17
n1p3 2,70 0,84 0,93 4,46 1,49
n2p1 1,48 0,79 0,96 3,23 1,08
n2p2 1,25 0,82 0,93 3,00 1,00
n2p3 1,57 0,82 0,98 3,37 1,12
n3p1 0,84 0,73 0,82 2,38 0,79
n3p2 0,85 0,79 0,76 2,40 0,80
n3p3 1,59 0,77 0,84 3,20 1,07
Jumlah 19,55 10,55 11,11
RataRata 1,63 0,88 0,93
1,14
Keterangan: no : Kontrol p1 : Toples plastik
n1 : Serbuk daun sirsak p2 : Karung plastik
n2 : Serbuk biji Sirsak p3 : Karung goni
n3 : Serbuk buah bintaro
Lampiran 60. Analisis Ragam Susut Bobot Akibat Pemberian Insektisida Nabati
dalam Berbagai Media Penyimpanan (Transformasi √ )
SK DB JK KT F
Hitung
F.
Tabel
Kelompok 2 4,22 2,11 24,06 * 3,44
Perlakuan 11 1,68 0,15 1,74 tn 2,27
Insektisida Nabati (N) 3 1,21 0,40 4,60 * 3,05
Media Penyimpanan (P) 2 0,38 0,19 2,16 tn 3,44
Interaksi (N X P) 6 0,09 0,02 0,17 tn 2,55
Acak 22 1,93 0,09
Total 35 7,82 KK= 25,85 %
Keterangan :
tn : Tidak berbeda nyata
* : Berbeda nyata
KK : Koefisien Keragaman
94
1Lampiran 61. Foto Kegiatan
Gambar 5. Pembiakan Serangga (Sitophylus oryzae L.)
Gambar 6. Toples Plastik
95
Gambar 7. Karung Plastik
Gambar 8. Karung Goni
96
Gambar 9. Pembuatan Serbuk Biji Sirsak
Gambar 10. Pembuatan Serbuk Daun Sirsak
Gambar 11. Pembuatan Serbuk Buah Bintaro
97
Gambar 12. Penimbangan Insektisida Nabati
Gambar 13. Pembuatan Jaring Pelindung
98
Gambar 14. Penimbangan Beras
Gambar 15. Peletakan Serangga Uji
99
Gambar 16. Pengamatan Jumlah Imago Hidup pada 14 HSA
Gambar 17. Pengamatan Jumlah Imago Mati pada 14 HSA
100
Gambar 18. Pengamatan Jumlah Larva pada 28 HSA
Gambar 19. Pengamatan Jumlah Pupa pada 35 HSA
101
Gambar 20. Perbandingan Ukuran Larva, Pupa, imago
Gambar 21. Pemisahan Beras Utuh dan Beras Rusak