Page 1
PENGARUH AUDIT TENURE, ROTASI AUDIT, SPESIALISASI
INDUSTRI KAP, REPUTASI KAP, DAN UKURAN PERUSAHAAN
TERHADAP KUALITAS AUDIT
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2016-2018)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
FAZILLA PRISCILLIA
1113082000065
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H / 2020 M
Page 2
i
PENGARUH AUDIT TENURE, ROTASI AUDIT, SPESIALISASI
INDUSTRI KAP, REPUTASI KAP, DAN UKURAN PERUSAHAAN
TERHADAP KUALITAS AUDIT
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2016-2018)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
FAZILLA PRISCILLIA
1113082000065
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H / 2020 M
Page 3
ii
PENGARUH AUDIT TENURE, ROTASI AUDIT, SPESIALISASI
INDUSTRI KAP, REPUTASI KAP, DAN UKURAN PERUSAHAAN
TERHADAP KUALITAS AUDIT
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2016-2018)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Fazilla Priscillia
NIM. 1113082000065
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA
NIP. 197609242006042002
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H / 2020 M
Page 4
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Selasa, 11 Februari 2020 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
mahasiswa:
1. Nama : Fazilla Priscillia
2. NIM : 1113082000065
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Audit Tenure, Rotasi Audit, Spesialisasi
Industri KAP, Reputasi KAP, dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2016-2018)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Akuntansi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 11 Februari 2020
1. Fitri Damayanti, SE., M.Si
NIP. 1981107312006042003
(___________________)
Penguji I
2. Hepi Prayudiawan, SE., M.M., Ak, CA
NIP. 197205162009011006
(___________________)
Penguji II
Page 5
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Kamis, 11 Juni 2020 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Fazilla Priscillia
2. NIM : 1113082000065
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Audit Tenure, Rotasi Audit, Spesialisasi
Industri KAP, Reputasi KAP, dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2016-2018)
Setelah mencermati dan mengamati penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 11 Juni 2020
1. Fitri Damayanti, SE., M.Si
NIP. 1981107312006042003
(___________________)
Ketua Penguji
2. Hepi Prayudiawan, SE., M.M., Ak., CA
NIP. 197205162009011006
(___________________)
Penguji Ahli
3. Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA
NIP. 197609242006042002
(___________________)
Pembimbing I
Page 6
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Fazilla Priscillia
NIM : 1113082000065
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap
dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, Juni 2020
Yang Menyatakan
(Fazilla Priscillia)
Page 7
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Fazilla Priscillia
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 2 Januari 1995
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Alamat : Jalan Srengseng Raya No.51A
RT04/03, Kel. Srengseng, Kec.
Kembangan, Jakarta Barat, DKI
Jakarta, 11630.
5. Telepon : 087775567018
6. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SDN Srengseng 04 Pagi Jakarta Barat Tahun 2001-2007
2. MTS Darul Muttaqien Bogor Tahun 2007-2010
3. SMAN 112 Jakarta Barat Tahun 2010-2013
4. S1 Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013-2020
III. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Syamsir Hasan
2. Ibu : Avera Agustina
3. Adik : Tasya Salsabila
4. Anak ke : Satu dari dua bersaudara
Page 8
vii
THE INFLUENCE OF AUDIT TENURE, AUDIT ROTATION, AUDITOR
INDUSTRY SPECIALIZATION, AUDITOR REPUTATION, AND COMPANY
SIZE TO AUDIT QUALITY
ABSTRACT
The purpose of this research was to find the influence of audit tenure, audit
rotation, auditor industry specialization, auditor reputation, and company size to
audit quality, study in manufacture companies that listed in Indonesia Stock
Exchange in 2016-2018. The sample used in this research was as many as 109
companies. The method of determining the sample used in this study was purposive
sampling. The hypothesis in this research was tested using logistic regression
analysis were processed using SPSS version 22. The results of this research
indicated that audit rotation and auditor industry specialization has a significant
effect on audit quality. While audit tenure, auditor reputation and company size has
no significant effect on audit quality.
Keywords: audit tenure, audit rotation, auditor industry specialization, auditor
reputation, company size, audit quality.
Page 9
viii
PENGARUH AUDIT TENURE, ROTASI AUDIT, SPESIALISASI
INDUSTRI KAP, REPUTASI KAP, DAN UKURAN PERUSAHAAN
TERHADAP KUALITAS AUDIT
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh audit tenure, rotasi
audit, spesialisasi industri KAP, reputasi KAP, dan ukuran perusahaan terhadap
kualitas audit, studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2016-2018. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 109
perusahaan. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling. Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan
analisis regresi logistik yang diproses menggunakan SPSS versi 22. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa rotasi audit dan spesialisasi industri KAP berpengaruh
signifikan terhadap kualitas audit. Sedangkan audit tenure, reputasi KAP dan
ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
Kata kunci: audit tenure, rotasi audit, spesialisasi industri KAP, reputasi KAP,
ukuran perusahaan, kualitas audit.
Page 10
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim.
Assalamu’alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh.
Alhamdulillahirabbil’alamiin. Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta
alam atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pengaruh Audit Tenure, Rotasi Audit, Spesialisasi Industri
KAP, Reputasi KAP, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kualitas Audit”.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya, tabi'in dan tabi’it tabi'in serta kita
sebagai umatnya semoga mendapatkan curahan syafaatnya di hari akhir nanti.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah memberikan
doa, bimbingan, bantuan, dan dukungan secara langsung maupun tidak langsung
dalam proses penyelasaian skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tua saya yaitu Bapak Syamsir Hasan dan Ibu Avera Agustina yang
sangat saya cintai dan sayangi, yang selalu memberikan segala dukungan
terbaik mereka dalam doa, kasih sayang, perhatian, semangat, bimbingan,
motivasi dan nasihat secara moril dan materiil sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan oleh penulis.
2. Adik penulis, Tasya Salsabila, yang telah memberikan dukungan dan semangat
kepada penulis.
3. Ibu Prof. Dr. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., MA selaku Rektor UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP selaku
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Program Studi Akuntansi dan
juga selaku dosen pembimbing skripsi saya. Terima kasih yang sebesar-
besarnya atas segala arahan, bimbingan serta dukungan yang telah Ibu Yessi
berikan.
Page 11
x
6. Ibu Fitri Damayanti, SE., M.Si selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu
pengetahuan dan motivasi selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang
bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua.
8. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu saya dalam mengurus
segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.
9. Sahabat sedari awal masa perkuliahan hingga sekarang, Ragianda Harjanti dan
Edwina Indah Pratiwi. Terima kasih atas perhatiannya, yang setia menemani,
memberikan support, tempat berbagi cerita, suka duka dan canda tawa hingga
berbagi ilmu selama masa perkuliahan.
10. Teman-teman seperjuangan mengerjakan skripsi, Tuti Indriyani dan Putri
Zahra Bella Patria. Terima kasih telah menemani, saling menyemangati dan
membantu penulis selama proses pembuatan skripsi ini.
11. Teman-teman seperjuangan skripsi lainnya, Kartika Tri Utami dan almh.
Hanifah Soraya. Terima kasih telah membantu, serta senantiasa mengingatkan
dan menyemangati penulis selama proses pembuatan skripsi ini.
12. Keluarga besar Akuntansi 2013 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya
teman-teman akuntansi B. Terima kasih atas segala kenangan dan pengalaman
yang berharga serta telah berbagi ilmu dan bantuannya selama masa
perkuliahan.
13. Teman-teman KKN SAKTI. Terima kasih atas pengalaman ketika KKN dan
kerjasamanya dalam menyelesaikan buku KKN sehingga penulis dapat
mengikuti sidang skripsi.
14. Semua pihak yang telah mendukung serta memberikan doanya dalam
penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terima kasih
atas kebaikan kalian semua.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak
kekurangan yang disebabkan oleh masih terbatasnya pengetahuan serta
Page 12
xi
pengalaman yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk membuat skripsi ini menjadi lebih
baik. Besar harapan penulis bahwa dengan adanya skripsi ini dapat memberikan
manfaat dan menambah wawasan serta pengetahuan bagi penulis pada khususnya
dan bagi pihak lain pada umumnya.
Wassalamua’laikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh.
Jakarta, 5 Juni 2020
(Fazilla Priscillia)
Page 13
xii
DAFTAR ISI
COVER DALAM ................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ...................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ..................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .............................................. v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vi
ABSTRACT ........................................................................................................ vii
ABSTRAK ..................................................................................................... . viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... . xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 12
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 12
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 14
A. Tinjauan Literatur .............................................................................. 14
1. Teori Agensi (Agency Theory) ....................................................... 14
2. Auditing ........................................................................................ 15
3. Kualitas Audit ............................................................................... 16
4. Opini Audit ................................................................................... 18
5. Audit Tenure .................................................................................. 24
6. Rotasi Audit .................................................................................. 26
7. Spesialisasi Industri KAP .............................................................. 26
8. Reputasi KAP ................................................................................ 28
9. Ukuran Perusahaan ........................................................................ 29
B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ........................................................ 31
Page 14
xiii
C. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 37
D. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................ 44
A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 44
B. Metode Penelitian Sampel .................................................................. 44
C. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 45
D. Metode Analisis Data ......................................................................... 45
1. Statistik Deskriptif ......................................................................... 46
2. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit) ........................... 46
3. Menilai Kelayakan Model Regresi ................................................. 46
4. Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square) ......................... 47
5. Uji Signifikansi Regresi Logistik ................................................... 47
6. Analisis Hipotesis .......................................................................... 47
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian .................................................. 48
1. Variabel Dependen ........................................................................ 48
a. Kualitas Audit ........................................................................... 48
2. Variabel Independen ...................................................................... 48
a. Audit Tenure ............................................................................. 49
b. Rotasi Audit .............................................................................. 50
c. Spesialisasi Industri KAP .......................................................... 50
d. Reputasi KAP ........................................................................... 51
e. Ukuran Perusahaan ................................................................... 52
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 54
A. Gambaran Umum Penelitian .............................................................. 54
1. Deskripsi Objek Penelitian ............................................................ 54
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian ...................................................... 56
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif .......................................................... 56
2. Hasil Uji Hipotesis Penelitian ........................................................ 59
a. Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit) .. 59
b. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi .......................................... 61
c. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square) ........... 62
Page 15
xiv
d. Hasil Matriks Klasifikasi........................................................... 64
e. Hasil Uji Signifikansi Regresi Logistik ..................................... 65
C. Pembahasan ....................................................................................... 66
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 73
A. Kesimpulan ........................................................................................ 73
B. Saran.................................................................................................. 74
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 76
LAMPIRAN ...................................................................................................... 80
Page 16
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar Kasus yang Melibatkan Kantor Akutan Publik ......................... 3
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 31
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian ........................................................ 53
Tabel 4.1 Seleksi Sampel Dengan Kriteria ....................................................... 55
Tabel 4.2 Hasil Uji Descriptive Statistics ......................................................... 56
Tabel 4.3 Iteration History 0 ............................................................................ 60
Tabel 4.4 Iteration History 1 ............................................................................ 61
Tabel 4.5 Hasil Uji Kelayakan Model (Hosmer and Lemeshow Test) ............... 62
Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square) ................... 63
Tabel 4.7 Hasil Matriks Klasifikasi .................................................................. 64
Tabel 4.8 Hasil Uji Signifikansi Regresi Logistik ............................................. 65
Page 17
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran .......................................................... 37
Page 18
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun 2016-2018 ............. 81
Lampiran 2 Hasil Operasional Variabel ............................................................ 85
Lampiran 3 Hasil Output SPSS ........................................................................ 95
Page 19
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam suatu perusahaan, laporan keuangan memiliki peran dan fungsi
yang sangat penting baik pihak internal maupun eksternal (Khasani dkk, 2018).
Seluruh entitas atau organisasi diwajibkan untuk membuat laporan keuangan
dikarenakan laporan keuangan adalah sebagai jendela informasi bagi pihak-
pihak diluar manajemen untuk mengetahui kondisi perusahaan pada suatu masa
pelaporan (Nugroho, 2016).
Laporan keuangan adalah sebuah penyajian informasi keuangan yang
terstruktur mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas suatu
entitas usaha yang merupakan bentuk dari pertanggungjawaban manajemen
yang harus dilaporkan dan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan
ekonomi bagi para pemangku kepentingan (stakeholders) seperti investor,
kreditor, regulator, masyarakat, dan lain-lain. Oleh karena itu, laporan
keuangan harus disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan yang berlaku
umum dan terbebas dari salah saji yang material agar tidak merugikan dan
menyesatkan bagi para penggunanya. Untuk memastikan bahwa laporan
keuangan telah disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan yang berlaku
umum dan terbebas dari salah saji yang material, maka laporan keuangan
tersebut perlu diaudit oleh auditor yang kompeten dan independen.
Tandiontong (2015) menyatakan bahwa audit yang berkualitas adalah
audit yang dilaksanakan oleh orang yang kompeten dan orang yang
Page 20
2
independen. Auditor yang kompeten adalah auditor yang memiliki kemampuan
teknologi, memahami dan melaksanakan prosedur audit yang benar,
memahami dan menggunakan metode penyampelan yang benar, dan lain-lain.
Sebaliknya, auditor yang independen adalah auditor yang jika menemukan
pelanggaran, akan secara independen melaporkan pelanggaran tersebut.
Probabilitas auditor akan melaporkan adanya pelanggaran atau independensi
auditor tergantung pada tingkat kompetensi mereka.
Khasani dkk (2018) menyatakan bahwa tujuan audit atas laporan
keuangan adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua
hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus
kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Oleh
sebab itu kualitas audit sangat dibutuhkan untuk memberikan opini yang
berkualitas.
DeAngelo (1981) mendefinisikan kualitas audit adalah sebagai
probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang
adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Yadiati dan
Mubarok (2017) menyatakan bahwa kualitas audit merupakan ketepatan
informasi yang dilaporkan auditor sesuai dengan standar audit yang digunakan
auditor termasuk informasi pelanggaran akuntansi dalam laporan keuangan
perusahaan klien. Lebih lanjut Yolanda dkk (2019) menambahkan bahwa
kualitas audit yang baik pada prinsipnya dapat dicapai jika auditor menerapkan
standar-standar dan prinsip-prinsip audit, bersikap bebas tanpa memihak
(independen), patuh kepada hukum serta mentaati kode etik profesi. Standar
Page 21
3
Profesional Akuntan Publik (SPAP) adalah pedoman yang mengatur standar
umum pemeriksaan akuntan publik. Selain untuk mencegah terjadinya
pelanggaran akuntansi dan salah saji dalam laporan keuangan, kualitas audit
juga membantu akuntan untuk menjaga tingkat kepercayaan publik terhadap
keakuratan dan validitas laporan keuangan auditan yang telah diterbitkan oleh
auditor. Oleh karena itu, akuntan publik perlu untuk menjaga dan
meningkatkan kualitas auditnya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas audit adalah auditor dalam
melaksanakan tugasnya memberikan audit opini atas kewajaran laporan
keuangan klien, wajib berpedoman pada Standar Profesional Akuntan Publik
dan Kode Etik Akuntan Publik dan apabila menemukan kekeliruan atau
penyelewengan yang terjadi dalam suatu sistem akuntansi klien maka auditor
harus melaporkannya dalam bentuk laporan audit.
Walaupun demikian hingga sekarang masih ditemukannya berbagai kasus
dimana akuntan publik melanggar standar audit dan lalai dalam melaksanakan
tugasnya. Berikut kasus-kasus terbaru yang terjadi baik di mancanegara
maupun di Indonesia yang melibatkan para KAP, KAP yang berafiliasi dengan
KAP Internasional ataupun KAP Big Four :
Tabel 1.1
Daftar Kasus yang Melibatkan Kantor Akutan Publik
No. Daftar Kasus yang Melibatkan Kantor Akutan Publik
1. Satyam Computer Sevices Ltd. – KAP Pricewaterhouse Cooper
(PwC) (2015)
Kasus mirip Enron kembali terjadi lagi di India. Kali ini perusahaan
yang terlibat adalah Satyam Computer Sevices Ltd. dengan KAP
PricewaterhouseCooper (PwC). Pada tanggal 9 April 2015
pengadilan Hyderabad menjatuhkan putusan kepada sepuluh
terdakwa kasus fraud Satyam. Dua diantara sepuluh terdakwa
Page 22
4
tersebut adalah mantan patner PwC. Kedua mantan partner PwC
tersebut didakwa ikut bertanggung jawab terhadap manipulasi
laporan keuangan Satyam karena tidak mengetahui adanya fraud
dalam laporan keuangan Satyam yang telah diaudit PwC selama
delapan tahun (Khasani dkk, 2018).
2. PT Indosat Tbk (ISAT) – KAP Ernst and Young (EY) (2017)
Di Indonesia terdapat pemberitaan mengenai kegagalan audit yang
dilakukan oleh salah satu mitra Ernst and Young (EY) Indonesia
yaitu KAP Purwanto, Suherman, dan Surjana. Hal ini disebabkan
KAP Purwanto, Suherman dan Surjana telah gagal menyajikan bukti
pendukung perhitungan atas sewa 4.000 menara seluler yang terdapat
dalam laporan keuangan PT Indosat Tbk (ISAT) atau Indosat
Ooredoo. KAP Purwanto, Suherman dan Surjana memberikan label
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) terhadap laporan keuangan
tersebut, padahal perhitungan dan analisisnya belum selesai (Suciana
dan Setiawan, 2018).
3. SNP Finance – Deloitte (2017)
Kasus SNP Finance pertama kali ditemukan oleh OJK karena adanya
kejanggalan pada 2017 dalam laporan keuangan Bank Mandiri Juli
2017 yaitu ada selisih saldo dalam jumlah besar. Setelah ditelusuri
terjadi pemalsuan data dan manipulasi laporan keuangan yang
dilakukan oleh manajemen SNP Finance. Diantaranya adalah
membuat piutang fiktif melalui penjualan fiktif. Sangat disayangkan
bahwa Deloitte sebagai auditor yang memberi jasa audit pada saat itu
gagal mendeteksi adanya skema kecurangan pada laporan keuangan
SNP Finance tersebut. Deloitte malah memberikan opini wajar tanpa
pengecualian pada laporan keuangan SNP Finance pada saat itu. Dan
pada 8 Oktober 2018 Otoritas Jasa Keuangan menjatuhkan sanksi
administratif ke Akuntan Publik Marlinna, Akuntan Publik
Merliyana Syamsul, serta KAP Satrio, Bing, Eny, dan rekan, mitra
Deloitte Indonesia.
4. PT Asuransi Jiwasyara – Pricewaterhouse Coopers (PwC)
(2018)
PwC memberikan opini wajar tanpa pengecualian atas laporan
keuangan konsolidasian PT Asuransi Jiwasyara (Persero) dan
entitas anaknya pada tanggal 31 Desember 2016. Laba bersih
Jiwasraya yang dimuat dalam laporan keuangan yang telah diaudit
dan ditandatangani oleh auditor PwC tanggal 15 Maret 2017 itu
menunjukkan laba bersih tahun 2016 adalah sebesar Rp 1,7 triliun.
Sementara itu laba bersih Jiwasraya menurut laporan keuangan
auditan tahun 2015 adalah Rp 1,06 triliun. Pada 10 Oktober 2018,
Jiwasraya mengumumkan tak mampu membayar klaim polis JS
Saving Plan yang jatuh tempo sebesar Rp 802 miliar. Seminggu
kemudian Rini Soemarno yang menjabat sebagai Menteri Negara
BUMN melaporkan dugaan fraud atas pengelolaan investasi
Jiwasraya. Kasus gagal bayar polis nasabah yang mengarah pada
Page 23
5
korupsi PT Asuransi Jiwasraya dinilai melibatkan banyak pihak
termasuk akuntan publik. Auditor dianggap tidak mampu
mengungkap kondisi sebenarnya pada Jiwasraya. Terlebih lagi,
laporan keuangan teraudit yang dipublikasikan Jiwasraya ternyata
telah dimanipulasi atau window dressing sehingga perusahaan
terlihat sehat.
5. Garuda Indonesia – KAP Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang,
dan Rekan (2019)
Pada 2 April 2019 berawal dari hasil laporan keuangan Garuda
Indonesia untuk tahun buku 2018. Dalam laporan keuangan tersebut,
Garuda Indonesia Group membukukan laba bersih sebesar
USD809,85 ribu atau setara Rp11,33 miliar (asumsi kurs Rp14.000
per dolar AS). Angka ini melonjak tajam dibanding 2017 yang
menderita rugi USD216,5 juta. Ternyata Kantor Akuntan Publik
(KAP) Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang, dan Rekan--yang
menaungi Kasner dan terafiliasi dengan BDO International Limited
yang memberikan jasa audit saat itu melakukan kesalahan audit
terkait piutang Rp2,9 triliun atas kerja sama pemasangan wi-fi dengan
PT Mahata Aero Teknologi yang dicatat sebagai pendapatan dalam
laporan keuangan Garuda tahun lalu. Akuntan publik belum secara
tepat menilai substansi transaksi untuk kegiatan perlakuan akuntansi
terkait pengakuan piutang dan pendapatan lain-lain sekaligus di awal.
Kedua, akuntan publik belum sepenuhnya mendapatkan bukti audit
yang cukup dan tepat untuk menilai ketepatan perlakuan akuntansi
sesuai dengan substansi transaksi dari perjanjian yang melandasinya
(Gumiwang, 2019).
Sumber: Diolah dari berbagai sumber penelitian
Kasus-kasus di atas terjadi disebabkan karena audit yang dilakukan
tidak dilaksanakan sesuai dengan standar yang berlaku. Fenomena ini
menyebabkan keandalan informasi yang tersaji dalam laporan keuangan yang
dihasilkan turun. Hal ini berimbas juga pada menurunnya kepercayaan
masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan KAP lain. (Suciana dan
Setiawan, 2018).
Dalam beberapa kasus yang telah disebutkan di atas, kantor akuntan
publik yang terlibat pun juga merupakan kantor akuntan publik besar yang
dikenal luas di berbagai mancanegara dengan sebutan KAP Big Four ataupun
Page 24
6
yang berafiliasi dengan KAP Big Four. Padahal KAP dengan skala besar,
berafiliasi dengan KAP Internasional sudah seharusnya dirasa mempunyai
standar mutu dan standar audit yang lebih tinggi.
Walaupun disadari bahwa kualitas audit sangat penting bagi kelancaran
sistem perekonomian suatu negara, namun permasalahan yang ada sampai saat
ini adalah menentukan tinggi rendahnya kualitas audit, yakni menemukan
metode yang handal untuk mengukur kualitas audit secara akurat (Wibowo dan
Rossieta, 2009). Penelitian mengenai kualitas audit telah banyak dilakukan
para peneliti terdahulu, mulai dari definisi yang beragam hingga faktor-faktor
yang mempengaruhinya. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kualitas audit adalah audit tenure, rotasi audit, spesialisasi industri KAP,
reputasi KAP dan ukuran perusahaan.
Faktor yang dapat mempengaruhi kualitas audit salah satunya adalah
audit tenure. Audit tenure merupakan masa perikatan (keterlibatan) diantara
Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan klien (perusahaan) sehubungan dengan
pemberian jasa audit yang telah disepakati atau secara umum dapat juga
diartikan sebagai jangka waktu hubungan antara auditor dengan kliennya
(Krissindiastuti & Rasmini, 2016). Wibowo dan Rossieta (2009) menyatakan
bahwa lamanya masa penugasan audit dapat meningkatkan kualitas audit
dengan berbagai alasan. Pertama, biaya audit yang tinggi (termasuk
diantaranya kegagalan audit) diasosiasikan dengan periode awal masa
penugasan audit dengan argumen bahwa walaupun tingkat independensi
auditor relatif lebih tinggi diawal masa penugasan, namun tingkat
Page 25
7
familiaritasnya lebih rendah, terlihat dari tingginya tingkat kegagalan audit
pada masa awal tersebut. Argumen kedua yang mendukung sisi positif lamanya
penugasan audit mengatakan bahwa pengetahuan tentang klien dan industri
yang diperoleh setelah audit berulang-ulang akan meningkat, sehingga
meningkatkan kualitas audit.
Penelitian mengenai audit tenure terhadap kualitas audit yang
dilakukan oleh Sari dkk (2019) menyatakan bahwa audit tenure berpengaruh
terhadap kualitas audit. Lebih lanjut Irma dkk (2019), Nugroho (2018), Siregar
dan Elissabeth (2018) serta Darya dan Puspitasari (2017) dalam penelitiannya
menyatakan bahwa audit tenure berpengaruh positif dan signifikan pada
kualitas audit, sehingga bertambahnya audit tenure KAP melaksanakan audit
terhadap kliennya maka kualitas auditnya akan semakin bertambah baik, dalam
hal ini jangka waktu perikatan audit tidak melebihi batas waktu regulasi yang
telah di tetapkan (Nugroho, 2018).
Sedangkan dalam penelitian Yanti dkk (2018) serta Paramita dan
Latrini (2015) menyatakan audit tenure berpengaruh signifikan negatif
terhadap kualitas audit. Hal tersebut menunjukkan semakin lama masa
perikatan yang terjalin antara KAP dengan perusahaan klien, cenderung
mengakibatkan kualitas audit yang dihasilkan tidak dapat objektif atau dengan
kata lain tidak bervariasi. Hubungan yang panjang antara KAP dan klien
berpotensi untuk menimbulkan kedekatan antara mereka, hal tersebut dapat
menghalangi independensi auditor dan mengurangi kualitas audit.
Page 26
8
Dan hasil yang berbeda oleh Aridi dan Agustina (2019), Purnamasari
dan Negara (2019), Rahmi dkk (2019), Andriani dan Nursiam (2018), Khasani
(2018) serta Paputungan dan Kaluge (2018) bahwa audit tenure tidak
berpengaruh terhadap kualitas audit, yang berarti semakin lama Kantor
Akuntan Publik (KAP) mengadakan perikatan audit kepada kliennya tidak
akan berpengaruh pada hasil kualitas audit.
Faktor selanjutnya yang dapat mempengaruhi kualitas audit adalah
rotasi audit. Rotasi audit adalah pergantian audit independen perusahaan yang
dilakukan secara berkala untuk mengurangi ancaman keakraban dimana
auditor terlalu lama terlibat dengan klien (Suciana dan Setiawan, 2018).
Dalam penelitian Permatasari dan Astuti (2018) menyatakan rotasi
audit berpengaruh positif secara signifikan terhadap kualitas audit. Peneliti
menduga bahwa dengan melakukan pergantian auditor secara mandatory dapat
mempengaruhi tingkat kualitas. Hasil penelitian Irma dkk (2019), Rahmi dkk
(2019), Sari dkk (2019), Suciana dan Setiawan (2018), Andriani dan Nursiam
(2018), Aldona dan Trisnawati (2018) serta Paputungan dan Kaluge (2018)
menunjukkan bahwa rotasi auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap
kualitas audit.
Faktor ketiga yang dapat mempengaruhi kualitas audit adalah
spesialisasi industri KAP. Spesialisasi industri yaitu klien dengan industri yang
sama sebagian besar di audit oleh KAP atau auditor yang sama. Dikatakan
bahwa spesialisasi industri memiliki lebih banyak pengetahuan terkait industri
Page 27
9
tertentu, mampu menilai risiko audit, dan dapat mendeteksi kesalahan (Athur
et al, 2017).
Rizkiani dan Nurbaiti (2019) serta Udayanti dan Ariyanto (2017) dalam
penelitiannya menyatakan spesialisasi industri KAP berpengaruh positif pada
kualitas audit. Ketika perusahaan menggunakan KAP spesialisasi industri
maka menghasilkan audit dengan kualitas lebih baik jika dibandingkan dengan
KAP yang tidak spesialisasi industri. Hasil serupa juga dinyatakan oleh
Suciana dan Setiawan (2018) serta Sari dkk (2019) bahwa perusahaan yang
diaudit dengan KAP yang berspesialisasi berpengaruh terhadap kualitas audit.
Pasiwi dkk (2016) dalam penelitianya menyatakan spesialisasi industri
berpengaruh negatif terhadap kualitas audit. Sedangkan hasil yang berbeda
oleh Irma dkk (2019), Rahmi dkk (2019) serta Siregar dan Elissabeth (2018)
bahwa spesialisasi industri tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
Selanjutnya faktor keempat yang dapat mempengaruhi kualitas audit
adalah reputasi KAP. Suciana dan Setiawan (2018) menyatakan bahwa auditor
lebih berhati-hati dalam melaksanakan audit klien yang dianggap penting untuk
menjaga reputasinya. Reputasi sebuah KAP berpotensi hancur saat klien utama
yang memiliki aset tinggi mengalami kegagalan audit, sehingga memunculkan
motivasi menghasilkan audit berkualitas.
Aridi dan Agustina (2019), Purnamasari dan Negara (2019) serta
Aldona dan Trisnawati (2018) menyatakan bahwa reputasi auditor berpengaruh
terhadap kualitas audit. Hal ini berarti Kantor Akuntan Publik (KAP)
bereputasi tinggi mempunyai tingkat independensi dan kompetensi yang tinggi
Page 28
10
sehingga mampu menerapkan standar mutu dan standar audit yang tinggi
sehingga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat dan berimbas pada
meningkatnya kualitas audit (Aridi dan Agustina, 2019).
Dalam penelitian Permatasari dan Astuti (2018), Siregar dan Elissabeth
(2018) serta Wahono dan Setyadi (2014) menyatakan reputasi KAP
berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Darya dan Puspitasari (2017)
menyatakan hasil yang berbeda bahwa reputasi KAP berpengaruh negatif
terhadap kualitas audit. Sedangkan Irma dkk (2019), Sari dkk (2019), Nugroho
(2018), Yanti dkk (2018) serta Darya dan Puspitasari (2017) menyatakan
bahwa reputasi KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
Faktor selanjutnya yang dapat mempengaruhi kualitas audit adalah
ukuran perusahaan. Watts dan Zimmerman (1986) dalam Febriyanti dan
Mertha (2014) menyatakan semakin besar perusahaan, semakin meningkat
pula agency cost yang terjadi. Sehingga perusahaan berukuran besar akan
cenderung memilih jasa auditor besar yang profesional, independen, dan
bereputasi baik untuk menghasilkan kualitas audit yang lebih baik.
Purnamasari dan Negara (2019) serta Aldona dan Trisnawati (2018)
menyatakan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kualitas audit, yang
berarti bahwa semakin besar perusahaan klien, semakin tinggi kualitas audit
yang akan dihasilkan. Hasil penelitian Rizkiani dan Nurbaiti (2019), Darya dan
Puspitasari (2017) serta Febriyanti dan Mertha (2014) menyatakan ukuran
klien perusahaan berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Hasil penelitian
Udayanti dan Ariyanto (2017) menyatakan bahwa ukuran perusahaan
Page 29
11
berpengaruh negatif pada kualitas audit. Sesuai dengan sudut pandang
perceived quality, dimana peningkatan kualitas audit lebih dirasakan oleh
perusahaan kecil dibandingkan pada perusahaan besar. Sedangkan hasil yang
berbeda oleh Hasanah dan Putri (2019), Rahmi dkk (2019), Siregar dan
Elissabeth (2018), Paramita dan Latrini (2015) serta Wahono dan Setyadi
(2014) menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap
kualitas audit.
Berdasarkan latar belakang dari uraian kasus di atas maka peneliti
tertarik untuk meneliti kembali mengenai faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kualitas audit. Hal ini dikarenakan masih terdapat hasil yang
tidak konsisten dari peneliti-peneliti sebelumnya dan dengan menggunakan
data penelitian terbaru untuk hasil yang lebih relevan. Penelitian ini mengacu
pada penelitian Sari dkk (2019) yang menguji audit tenure, rotasi audit, audit
fee, ukuran kantor akuntan publik, dan spesialisasi auditor terhadap kualitas
audit. Hasil penelitian tersebut menunjukkan rotasi audit, audit fee dan ukuran
kantor akuntan publik tidak berpengaruh terhadap kualitas audit, sementara
audit tenure dan spesialisasi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit.
Dengan demikian peneliti melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Audit Tenure, Rotasi Audit, Spesialisasi Industri KAP, Reputasi KAP, dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2016-2018)”.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut:
Page 30
12
1. Penelitian ini menambah variabel ukuran perusahaan dan menghilangkan
variabel audit fee pada penelitian Sari dkk (2019).
2. Tahun penelitian sebelumnya adalah tahun 2015-2017. Sedangkan pada
penelitian ini pada tahun 2016-2018.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah audit tenure berpengaruh terhadap kualitas audit?
2. Apakah rotasi audit berpengaruh terhadap kualitas audit?
3. Apakah spesialisasi industri KAP berpengaruh terhadap kualitas audit?
4. Apakah reputasi KAP berpengaruh terhadap kualitas audit?
5. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kualitas audit?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk
menemukan dan menganalisis bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:
1. Pengaruh audit tenure terhadap kualitas audit.
2. Pengaruh rotasi audit terhadap kualitas audit.
3. Pengaruh spesialisasi industri KAP terhadap kualitas audit.
4. Pengaruh reputasi KAP terhadap kualitas audit.
5. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap kualitas audit.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat teoritis dan
praktis, yaitu:
Page 31
13
1. Kontribusi Teoritis
a. Bagi akademisi, memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu
akuntansi dan manajemen keuangan serta sebagai bahan referensi dan
bahan pertimbangan untuk mengadakan penelitian-penelitian
selanjutnya yang berkaitan dengan kualitas audit.
b. Bagi masyarakat, untuk menambah pengetahuan tentang akuntansi,
terutama mengenai kualitas audit.
c. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak
yang akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik kualitas
audit.
d. Bagi penulis, sebagai bentuk aplikasi pengetahuan yang selama ini
diperoleh di perkuliahan serta untuk menambah pengetahuan mengenai
kualitas audit.
2. Kontribusi Praktis
a. Bagi perusahaan, untuk dapat mendorong manajemen dalam
menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas karena laporan
keuangan yang berkualitas dapat meningkatkan kualitas audit sehingga
dapat meningkatkan kepercayaan para stakeholders kepada perusahaan
tersebut.
b. Bagi stakeholders dan calon stakeholders, sebagai pertimbangan
terhadap keputusan ekonomi yang akan diambil nanti.
Page 32
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Teori Agensi (Agency Theory)
Menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam Yolanda dkk (2019),
agency theory merupakan teori yang menjelaskan hubungan kontrak
antara pemilik (principal) yang mempekerjakan orang lain (agent) untuk
memberikan suatu jasa dan mendelegasikan wewenang pengambilan
keputusan kepada agen tersebut, dimana dalam hubungan keagenan terjadi
kontrak antara kedua belah pihak yaitu antara agen dengan prinsipal yang
mengharuskan manajemen memberikan jasa kepada prinsipal. Agency
theory berasumsi bahwa masing-masing pihak termotivasi dengan
kepentingan pribadinya sehingga menimbulkan konflik kepentingan
didalamnya antara agen dan prinsipal. Terjadinya konflik kesenjangan
antara agen dan prinsipal ini biasanya disebut asimetri informasi. Asimetri
informasi dapat digunakan oleh manajer untuk melakukan suatu tindakan
yang akan membuat penilaian kinerja mereka akan terlihat lebih baik,
meskipun itu membuat rugi pihak lain dimasa datang. Konflik kepentingan
juga memunculkan kebutuhan atas keyakinan bahwa laporan keuangan
yang dibuat manajemen bebas dari unsur kecurangan dan telah disajikan
sesuai dengan standar yang berlaku. Akuntan Publik dikenal sebagai pihak
yang membatasi agen dalam hal pelaporan keuangan perusahaan.
Page 33
15
Suciana dan Setiawan (2018) menyimpulkan teori keagenan adalah
penyelarasan antar kepentingan principal dan agent dalam sebuah kontrak
sehingga tidak terjadinya konflik kepentingan yang cenderung
menginginkan keuntungan sendiri dengan merugikan pihak lain. Auditor
eksternal dianggap mampu menjembatani kepentingan antara pihak
principal dan agent. Peran auditor memberikan opini atas kewajaran
laporan keuangan yang bebas salah saji material, sehingga mampu
memperkuat kepercayaan principal terhadap agent.
2. Auditing
Auditing adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh serta
mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan
peristiwa ekonomi, dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara
asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya
serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan (Boynton dkk, 2003).
Arens dkk (2014) mendefinisikan auditing adalah pengumpulan
dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan
derajat kesesuaian antara informasi itu dengan kriteria yang telah
ditetapkan. Dalam pelaksanaan auditing terdapat 3 kriteria fundamental
yang harus dipenuhi oleh seorang auditor yaitu (Suciana dan Setiawan,
2018) :
a. Auditor harus memiliki independensi yang tinggi.
Page 34
16
b. Pendapat yang diungkapkan oleh auditor harus berdasarkan bukti–bukti
pendukung.
c. Hasil pekerjaan auditor harus dipertanggungjawabkan dalam laporan
keuangan auditan. Pengauditan dilakukan dengan harapan dapat
mengurangi kekeliruan terhadap sistem akuntansi, sehingga kualitas
audit menjadi faktor utama dalam proses pengauditan.
3. Kualitas Audit
Menurut Government Accountability Office, kualitas audit adalah
kondisi dimana audit dilakukan sesuai dengan standar auditing agar
memberikan keyakinan memadai bahwa laporan keuangan yang diaudit
dan pengungkapan yang terkait disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum dan tidak salah saji material, baik karena kesalahan
atau fraud. Secara teoritis, kualitas tinggi dari audit harus mampu
mengendalikan kemungkinan munculnya fraud, dan sebaliknya,
pengendalian yang baik terhadap fraud dapat membantu meningkatkan
kualitas audit (Suciana dan Setiawan, 2018).
Menurut Yolanda dkk (2019) kualitas audit juga merupakan bentuk
gambaran dari sikap auditor dalam melaksanakan tugas audit dan
tercermin dari hasil pemeriksaan laporan keuangan yang dapat diandalkan
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan berlaku. Selain untuk
mencegah terjadinya pelanggaran akuntansi dan salah saji dalam laporan
keuangan, kualitas audit juga membantu akuntan untuk menjaga tingkat
kepercayaan publik terhadap keakuratan dan validitas laporan keuangan
Page 35
17
auditan yang telah diterbitkan oleh auditor. Oleh karena itu, akuntan publik
perlu untuk menjaga dan meningkatkan kualitas auditnya.
Yadiati dan Mubarok (2017) menyatakan bahwa kualitas audit
merupakan ketepatan informasi yang dilaporkan auditor sesuai dengan
standar audit yang digunakan auditor termasuk informasi pelanggaran
akuntansi dalam laporan keuangan perusahaan klien. Kualitas audit yang
baik pada prinsipnya dapat dicapai jika auditor menerapkan standar-
standar dan prinsip-prinsip audit, bersikap bebas tanpa memihak
(independen), patuh kepada hukum serta mentaati kode etik profesi.
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) adalah pedoman yang
mengatur standar umum pemeriksaan akuntan publik. Selain untuk
mencegah terjadinya pelanggaran akuntansi dan salah saji dalam laporan
keuangan, kualitas audit juga membantu akuntan untuk menjaga tingkat
kepercayaan publik terhadap keakuratan dan validitas laporan keuangan
auditan yang telah diterbitkan oleh auditor. Oleh karena itu, akuntan publik
perlu untuk menjaga dan meningkatkan kualitas auditnya (Yolanda dkk,
2019).
Lebih lanjut Nugroho (2018) mendefinisikan kualitas audit adalah
segala kemungkinan yang terjadi saat auditor melakukan audit atas laporan
keuangan klien dapat menemukan adanya pelanggaran dalam sistem
pencataan akuntansi klien dan melaporkan dalam bentuk laporan keuangan
auditan, dimana laporan tersebut harus berpedoman pada standar auditing
dan kode etik akuntan publik yang berlaku untuk memberikan
Page 36
18
pendapatnya tentang kewajaran laporan keuangan yang dibuat oleh
manajemen dalam bentuk laporan audit yang berkualitas dengan
mempertahankan berbagai atribut kualitas audit.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas audit adalah auditor
dalam melaksanakan tugasnya memberikan audit opini atas kewajaran
laporan keuangan klien, wajib berpedoman pada Standar Profesional
Akuntan Publik dan Kode Etik Akuntan Publik dan apabila menemukan
kekeliruan atau penyelewengan yang terjadi dalam suatu sistem akuntansi
klien maka auditor harus melaporkannya dalam bentuk laporan audit.
4. Opini audit
Opini atau pernyataan pendapat merupakan kesimpulan auditor
berdasarkan hasil audit dan diberikan atas pertimbangan professional
akuntan yang telah diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik
(SPAP). Auditor mempunyai fungsi meningkatkan mutu penyajian
laporan keuangan perusahaan kepada masyarakat, yaitu dengan cara
melaksanakan audit atas kewajaran laporan keuangan ditinjau dari
kesesuaian dengan prinsip akuntansi berterima umum. Selain itu, auditor
juga memberikan sumbangan kepada masyarakat dalam menjadikan
laporan keuangan berbagai perusahaan dapat diperbandingkan, sehingga
masyarakat dapat mempertimbangkan dengan baik keputusan yang akan
diambil dalam menginvestasikan dananya (Setiyanti, 2012).
Page 37
19
Ada lima jenis opini yang bisa diberikan oleh auditor setelah
selesai melakukan pengauditan atas laporan keuangan perusahaan klien.
Kelima jenis opini tersebut adalah (Setiyanti, 2012):
a. Unqualified opinion (pendapat wajar tanpa pengecualian)
Opini ini diberikan oleh auditor setelah menyelesaikan proses
audit sesuai dengan standar auditing dan tidak ditemukan adanya
pembatasan dalam lingkup audit, tidak ada pengecualian yang
signifikan tentang kewajaran dalam penyusunan laporan keuangan dan
konsistensi penerapan prinsip akuntansi berterima umum. Laporan
audit yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian adalah laporan
yang paling dibutuhkan oleh semua pihak, antara lain klien, pemakai
informasi keuangan maupun oleh auditor pendapat wajar mempunyai
arti bebas dari keraguan dan ketidakjujuran serta lengkapnya informasi.
Pendapat ini juga tidak terbatas pada jumlah rupiah dan
pengungkapan yang tercantum dalam laporan keuangan, tetapi juga
berdasarkan ketepatan penggolongan informasi. Kewajaran penyajian
laporan keuangan tentang posisi keuangan dan hasil usaha suatu
organisasi dan sudah sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum,
jika memenuhi kondisi sebagai berikut:
1) Laporan keuangan sudah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum.
2) Adanya penjelasan jika terjadi perubahan penerapan prinsip
akuntansi berterima umum.
Page 38
20
3) Adanya penjelasan yang cukup mengenai informasi dalam catatan-
catatan yang mendukung dalam laporan keuangan sesuai dengan
prinsip akuntansi berterima umum.
b. Unqualified opinion with explanatory language (pendapat wajar tanpa
pengecualian dengan bahasa penjelas)
Pendapat ini diberikan apabila audit telah dilaksanakan atau
diselesaikan oleh auditor sesuai dengan standar auditing, penyajian
laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum,
tetapi terdapat keadaan atau kondisi tertentu yang memerlukan
penjelasan. Tetapi laporan keuangan tetap menyajikan secara wajar
posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan. Apabila terdapat hal-hal
yang memerlukan penjelasan, auditor dapat menerbitkan laporan audit
baku ditambah dengan bahasa penjelasan. Paragraf penjelasan
dicantumkan setelah paragraf pendapat. Kondisi atau keadaan yang
memerlukan bahasa penjelasan tambahan antara lain sebagai berikut:
1) Pendapat auditor sebagian didasarkan atas laporan auditor
independen lain.
2) Adanya penyimpangan dari prinsip akuntansi yang ditetapkan oleh
profesi atau pihak yang berwenang.
3) Laporan keuangan dipengaruhi oleh ketidakpastian yang material.
4) Auditor meragukan kemampuan satuan usaha dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya
Page 39
21
5) Auditor menemukan adanya sesuatu perubahan material dalam
penggunaan prinsip dan metode akuntansi.
Dalam keadaan tertentu, auditor mungkin mempunyai
keinginan untuk menekankan hal-hal tertentu tentang laporan
keuangan, meskipun auditor bermaksud untuk menyatakan pendapat
wajar tanpa pengecualian. Informasi penjelasan tersebut harus
dicantumkan dalam paragraf terpisah di laporan audit. Beberapa contoh
informasi penjelasan yang mungkin dinyatakan auditor dalam laporan
auditnya sebagai penekanan suatu hal, yaitu :
1) Adanya transaksi antar pihak yang memiliki hubungan istimewa.
2) Peristiwa penting terjadi setelah tanggal neraca.
3) Deskripsi masalah-masalah akuntansi yang berdampak terhadap
daya banding laporan keuangan tahun lalu.
4) Ketidakpastian material yang diungkapkan dalam catatan kaki.
c. Qualified opinion (pendapat wajar dengan pengecualian)
Dengan pendapat ini, auditor menyatakan bahwa laporan
keuangan disajikan secara wajar, dalam semua hal material, posisi
keuangan, hasil usaha dan arus kas entitas sesuai dengan prinsip
akntansi berterima umum, kecuali untuk dampak hal-hal yang
dikecualikan. Pendapat ini diberikan apabila:
1) Tidak ada bukti yang kompeten yang cukup, atau adanya
pembatasan lingkup audit yang material tetapi tidak mempengaruhi
laporan keuangan secara keseluruhan, yang mengakibatkan auditor
Page 40
22
berkesimpulan bahwa auditor tidak dapat menyatakan pendapat
wajar tanpa pengecualiaan.
2) Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari
prinsip akuntansi berterima umum dan berdampak material tetapi
mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan.
Penyimpangan tersebut dapat berupa pengungkapan yang tidak
memadai maupun perubahan dalam prinsip akuntansi.
d. Adverse opinion (pendapat tidak wajar)
Pendapat ini menyatakan bahwa laporan keuangan tidak
menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas,
sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. Auditor harus
menjelaskan alasan yang mendukung pendapat tidak wajar dan dampak
utama dari hal yang menyebabkan pemberian pendapat tidak wajar.
Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika lingkup auditnya tidak
dibatasi, sehingga auditor dapat mengumpulkan bukti kompeten yang
cukup untuk mendukung pendapatnya. Jika pendapat ini diberikan,
berarti informasi yang disajikan klien dalam laporan keuangan tidak
dapat dipercaya, sehingga tidak dapat dipakai untuk pengambilan
keputusan oleh pemakai informasi keuangan.
e. Disclaimer of opinion (tidak memberikan pendapat)
Salah satu faktor yang menyebabkan auditor tidak memberikan
pendapat adalah adanya pembatasan terhadap lingkup audit, baik oleh
klien maupun karena kondisi tertentu, sehingga auditor tidak
Page 41
23
memperoleh bukti yang cukup tentang kewajaran laporan auditnya dan
adanya hubungan istimewa antara auditor dengan kliennya. Pernyataan
auditor tidak memberikan pendapat ini dapat diberikan apabila auditor
yakin bahwa terdapat penyimpangan yang material dari prinsip
akuntansi berterima umum. Auditor harus menyatakan alasan mengapa
auditnya tidak berdasarkan standar yang ditetapkan oleh otoritas yang
berwenang. Apabila auditor menyatakan tidak memberikan pendapat
atau pendapat tidak wajar atas laporan keuangan secara keseluruhan,
maka auditor boleh memberikan pendapat tidak penuh, yaitu pendapat
atas unsur tertentu dalam laporan keuangan. Jika pernyataan tidak
memberikan pendapat disebabkan oleh lingkup audit yang
dilaksanakan oleh auditor tidak memadai auditor memberikan
pendapat, maka ada tiga hal yang dapat dilakukan auditor, yaitu:
1) Pada paragraf pengantar, auditor mengubah frasa dari “Kami telah
mengaudit neraca Perusahaan…….” menjadi “Kami telah membuat
perikatan untuk mengaudit neraca Perusahaan…….”. Hal ini
dimaksudkan untuk menjelaskan bahwa auditor tidak melaksanakan
audit yang disyaratkan dalam standar pekerjaan lapangan.
2) Pada paragraf lingkup audit tidak dicantumkan dalam laporan audit,
karena pembatasan terhadap lingkup audit mengakibatkan auditor
tidak dapat menyatakan bahwa audit yang dilaksanakan sesuai
dengan standar auditing yang ditetapkan.
Page 42
24
3) Dalam suatu pragraf dijelaskan tentang alasan yang menyebabkan
auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan klien.
5. Audit Tenure
Audit tenure adalah lamanya masa perikatan Kantor Akuntan
Publik (KAP) dalam memberikan jasa audit terhadap kliennya. Di
Indonesia, tahun 2003 ketentuan mengenai audit tenure telah diatur dalam
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
359/KMK.06/2003 pasal 2, selanjutnya pada tahun 2008 dikeluarkan
peraturan terbaru yaitu Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 17/PMK.01/2008 pasal 3 yaitu tentang pemberian jasa audit umum
atas laporan keuangan dari suatu entitas yang dilakukan oleh KAP paling
lama 6 tahun dan untuk auditor paling lama 3 tahun berturut-turut.
Kemudian pada tanggal 6 April 2015, pemerintah telah menerbitkan
Peraturan Pemerintah (PP) No 20 tahun 2015 tentang Praktik Akuntan
Publik Akuntan Publik yang merupakan pengaturan lebih lanjut dari
Undang-Undang No 5 tahun 2011 pasal 11 ayat (1) yang menjelaskan
bahwa “pemberian jasa audit atas informasi keuangan historis terhadap
suatu entitas sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) oleh seorang Akuntan
Publik dibatasi paling lama 5 tahun buku berturut-turut. Dalam ayat (2)
dijelaskan entitas sebagaimana maksudnya adalah industri di sektor pasar
modal, bank umum, dana pensiun, perusahaan asuransi/reasuransi, dan
badan usaha milik negara (BUMN). Dimana dalam ayat (4) dijelaskan
bahwa Akuntan Publik dapat memberikan kembali jasa audit atas
Page 43
25
informasi keuangan historis terhadap entitas setelah 2 tahun buku berturut-
turut tidak memberikan jasa tersebut (Siregar dan Elissabeth, 2018).
Carey dan Simnett (2006) dalam Siregar dan Elissabeth (2018)
berpendapat bahwa ada dua faktor utama yang menimbulkan timbulnya
hubungan negatif antara hubungan auditor-klien dan kualitas audit yaitu
pengikisan independensi yang mungkin muncul seiring dengan
berkembangnya hubungan pribadi antara auditor dengan klien mereka dan
berkurangnya kapasitas auditor untuk memberikan penilaian kritikal.
Hubungan yang lama antara perusahaan dengan kantor akuntan membuat
sikap independen menjadi sulit ditetapkan oleh kantor akuntan.
Lama atau singkatnya tenure menjadi perdebatan karena tenure
dapat berdampak pada kinerja auditor pada perusahaan klien seperti
hubungan emosional auditor dengan klien, independensi, fee, dan lain-lain.
Hubungan yang lama antara auditor dengan kliennya berpotensi untuk
menciptakan kedekatan antara mereka cukup untuk menghalangi
independensi auditor dan mengurangi kualitas audit (Agustini dan Siregar,
2020).
6. Rotasi audit
Rotasi audit adalah pergantian audit independen perusahaan yang
dilakukan secara berkala untuk mengurangi ancaman keakraban dimana
auditor terlalu lama terlibat dengan klien (Suciana dan Setiawan, 2018).
Menurut Nagy (2005) dalam Suciana dan Setiawan (2018) menunjukkan
bahwa rotasi audit membuat auditor baru lebih skeptisisme dan
Page 44
26
mempunyai perspektif baru yang mungkin telah hilang karena hubungan
jangka panjang auditor dan klien. Rotasi audit membuat auditor lebih
bersikap objektif karena belum familiar dengan klien.
Rotasi audit dilakukan untuk membatasi hubungan yang panjang
antara klien dan auditor. Hubungan yang terlalu lama dapat menurunkan
sifat objektif seorang auditor sehingga auditor tidak akan menutupi
manajemen laba yang dilakukan klien. Rotasi audit juga memberikan
perspektif terhadap klien baru yang membuat keandalan informasi dan
audit yang dihasilkan lebih berkualitas (Suciana dan Setiawan, 2018).
7. Spesialisasi Industri KAP
Dalam SA seksi 318 dikatakan bahwa dalam melaksanakan audit
atas laporan keuangan, auditor harus memperoleh pengetahuan tentang
bisnis yang cukup untuk memungkinkan auditor mengidentifikasi dan
memahami peristiwa, transaksi praktik, yang menurut pertimbangan
auditor, kemungkinan berdampak signifikan atas laporan keuangan audit.
Tingkat pengetahuan auditor untuk suatu perikatan mencakup
pengetahuan umum tentang ekonomi dan industri yang menjadi tempat
beroperasinya entitas, dan pengetahuan yang lebih khusus tentang
bagaimana entitas beroperasi. Pemahaman mengenai klien merupakan
salah satu standar pekerjaan lapangan (Suciana dan Setiawan, 2018).
Spesialisasi industri yaitu klien dengan industri yang sama
sebagian besar di audit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) atau auditor
yang sama. Dikatakan bahwa spesialisasi industri memiliki lebih banyak
Page 45
27
pengetahuan terkait industri tertentu, mampu menilai risiko audit dan
dapat mendeteksi kesalahan (Athur, 2017).
Fitriany dan Setiawan (2011) menyatakan bahwa auditor yang
spesialis memiliki pemahaman dan pengetahuan yang lebih baik mengenai
internal kontrol perusahaan, risiko bisnis perusahaan, dan risiko audit pada
industrinya. Auditor memiliki fungsi sebagai pihak yang memberikan
kepastian terhadap integritas angka-angka akuntansi yang dihasilkan di
dalam laporan keuangan. Pengetahuan yang harus dimiliki oleh auditor
tidak hanya pengetahuan mengenai pengauditan dan akuntansi, namun
juga industri klien (Siregar dan Elissabeth, 2018).
Meskipun prinsip dalam mengaudit suatu perusahaan sama dengan
mengaudit perusahaan yang lainnya, tetapi tentu saja ada perbedaan dalam
hal sifat bisnis, prinsip akuntansi, sistem akuntansi, dan peraturan
perpajakan yang berlaku mungkin berbeda. Hal ini mengharuskan auditor
memiliki pengetahuan mengenai karakteristik industri tertentu yang
mempengaruhi kualitas audit. Kondisi ini menunjukkan adanya kebutuhan
terhadap spesialisasi audit (Kusharyanti, 2003).
Lebih lanjut Solomon et al (1999) dalam Suciana dan Setiawan
(2018) menyebutkan auditor spesialis melakukan kesalahan lebih sedikit
daripada non spesialis. KAP yang spesialis memiliki klien yang banyak
dalam suatu industri yang sama, sehingga pengetahuan dan pengalaman
dalam suatu industri tertentu meningkat.
Page 46
28
8. Reputasi KAP
Reputasi KAP dapat diartikan sebagai tolok ukur yang
memperlihatkan kualitas audit. KAP yang memiliki reputasi nama yang
baik akan cenderung tetap mempertahankan reputasinya dengan cara
memberikan kualitas audit yang baik (Permatasari dan Astuti, 2018).
Suciana dan Setiawan (2018) menyatakan bahwa auditor lebih berhati-hati
dalam melaksanakan audit klien yang dianggap penting untuk menjaga
reputasinya. Reputasi sebuah KAP berpotensi hancur saat klien utama
yang memiliki aset tinggi mengalami kegagalan audit, sehingga
memunculkan motivasi menghasilkan audit berkualitas.
Khasani (2018) menyatakan KAP besar identik dengan KAP
bereputasi tinggi. Ukuran KAP juga menunjukkan kemampuan auditor
untuk bersikap independen dan melaksanakan audit secara profesional,
sebab KAP menjadi kurang tergantung secara ekonomi kepada klien.
Klien juga kurang dapat mempengaruhi opini auditor.
Wibowo dan Rossieta (2009) menyebutkan dibandingkan dengan
KAP kecil, KAP besar mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam
melakukan audit, sehingga mampu menghasilkan kualitas audit yang lebih
tinggi. Hal tersebut karena KAP besar mempunyai kelebihan yaitu
(Khasani, 2018):
a. Besarnya jumlah dan ragam klien yang ditangani KAP.
b. Banyaknya ragam jasa yang ditawarkan.
c. Luasnya cakupan geografis, termasuk adanya afiliasi international.
Page 47
29
d. Banyaknya jumlah staf audit dalam suatu KAP.
Aridi dan Agustina (2019) menyatakan kualitas audit yang baik
biasanya cenderung diberikan oleh KAP Big Four karena dianggap
kompeten dan berpengalaman sehingga memiliki kepercayaan yang
ditinggi di masyarakat. Adapun KAP yang termasuk dalam kelompok
KAP Big Four yaitu:
a. KAP Purwantono, Suherman, dan Surja yang berafiliasi dengan KAP
Ernst & Young (E&Y).
b. KAP Satrio, Bing, Eny, dan Rekan yang berafiliasi dengan KAP
Deloitte Touche Tohmatsu.
c. KAP Siddharta Widjaja dan Rekan yang berafiliasi dengan KAP
Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG).
d. KAP Tanudiredja, Wibisana, dan Rekan yang berafiliasi dengan KAP
PricewaterhouseCoopers (PwC).
9. Ukuran Perusahaan
Sudarmadji dkk (2007) dalam Aldona dan Trisnawati (2018)
mendefinisikan bahwa ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana
perusahaan dapat diklasifikasikan menjadi perusahaan yang besar atau
kecil dengan berbagai cara, antara lain: total aset, penjualan, dan
kapitalisasi pasar.
Ukuran perusahaan dapat dilihat berdasarkan total penjualan, total asset,
rata-rata total penjualan dan rata-rata total aset. Ukuran perusahaan yang
diproksikan dengan logaritma natural total aset yang dimiliki
Page 48
30
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menjaga kelangsungan
usaha. Semakin tinggi total aset yang dimiliki, maka perusahaan dianggap
memiliki ukuran yang besar sehingga mampu mempertahankan
kelangsungan usahanya. Semakin kecil skala perusahaan menunjukkan
kemampuan perusahaan yang lebih kecil dalam pengelolaan usahanya
(Aldona dan Trisnawati, 2018).
Page 49
31
B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Adapun hasil perbedaan dan persamaan penelitian sekarang dengan sebelumnya adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Tabel Penelitian Terdahulu
No Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Persamaan Perbedaan
1. Dian Indri
Purnamasari
dan Hari
Kusuma
Satria
Negara
(2019)
The Effect of Auditor
Reputation, Audit Tenure,
and Firm Size on Audit
Quality (A Study of
Manufacturing Companies
Listed on the Indonesia Stock
Exchange for the 2013-2017
Period)
Variabel reputasi
auditor, audit tenure,
ukuran perusahaan,
dan kualitas audit.
Alat uji analisis
regresi logistik.
Sampel penelitian
perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di BEI pada
tahun 2013-2017.
Reputasi auditor dan ukuran
perusahaan berpengaruh
terhadap kualitas audit.
Sedangkan audit tenure tidak
berpengaruh terhadap kualitas
audit.
2. Fitria Ade
Irma,
Rispantyo
dan Djoko
Kristianto
(2019)
Pengaruh Audit Tenure,
Rotasi Auditor, Reputasi
Auditor, dan Spesialisasi
Auditor Terhadap Kualitas
Audit
Variabel audit
tenure, rotasi
auditor, reputasi
auditor, spesialisasi
auditor, dan kualitas
audit. Alat uji
analisis regresi
logistik.
Sampel penelitian
perusahaan food and
beverage yang
terdaftar di BEI pada
tahun 2013-2017.
Audit tenure berpengaruh
positif signifikan terhadap
kualitas audit.
Rotasi auditor, reputasi
auditor, dan spesialisasi
auditor tidak berpengaruh
terhadap kualitas audit.
Bersambung pada halaman selanjutnya
Page 50
32
Tabel Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
No Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Persamaan Perbedaan
3. Shinta
Permata
Sari, Ayu
Aris
Diyanti, dan
Rita
Wijayanti
(2019)
The Effect of Audit Tenure,
Audit Rotation, Audit Fee,
Accounting Firm Size, and
Auditor Specialization to
Audit Quality.
Variabel audit tenure,
rotasi audit, ukuran
KAP, spesialisasi
auditor, dan kualitas
audit. Alat uji analisis
regresi logistik.
Variabel audit fee.
Sampel penelitian
perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di BEI pada
tahun 2015-2017.
Audit tenure dan spesialisasi
auditor berpengaruh terhadap
kualitas audit.
Rotasi audit, audit fee, ukuran
KAP tidak berpengaruh
terhadap kualitas audit.
4. Kartika
Aprilia
Aridi dan
Yumniati
Agustina
(2019)
Pengaruh Independensi
Komite Audit, Audit Tenure,
dan Reputasi Auditor
Terhadap Kualitas Audit Pada
Perusahaan Sektor
Perdagangan Eceran yang
Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Tahun 2011-
2018
Variabel audit tenure,
reputasi auditor, dan
kualitas auditor. Alat
uji analisis regresi
logistik.
Variabel
independensi komite
audit. Sampel
penelitian
perusahaan sektor
perdagangan eceran
yang terdaftar di BEI
pada tahun 2011-
2018
Independensi komite audit
dan audit tenure tidak
berpengaruh terhadap kualitas
audit, sedangkan reputasi
auditor berpengaruh terhadap
kualitas audit.
Bersambung pada halaman selanjutnya
Page 51
33
Tabel Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
No Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Persamaan Perbedaan
5. Lucky
Nugroho
(2018)
Analisa Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kualitas
Audit (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur
Industri Sektor Barang
Konsumsi yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun
2014-2016)
Variabel ukuran
KAP, audit tenure,
dan kualitas audit.
Alat uji penelitian
analisis regresi
logistik.
Variabel time budget
pressure. Sampel
penelitian perusahaan
manufaktur di sektor
industri barang
konsumsi yang
terdaftar di BEI pada
tahun 2014-2016.
Ukuran KAP dan time budget
pressure tidak berpengaruh
signifikan pada kualitas audit.
Audit tenure berpengaruh
positif dan signifikan pada
kualitas audit.
6. Maya
Febrianti
Suciana dan
Mia
Angelina
Setiawan
(2018)
Pengaruh Rotasi Audit,
Spesialisasi Industri KAP,
dan Client Importance
Terhadap Kualitas Audit
(Studi dengan Pendekatan
Earning Surprise Benchmark)
Variabel rotasi audit,
spesialisasi industri
KAP dan kualitas
Audit. Alat uji
analisis regresi
logistik.
Variabel client
importance. Sampel
penelitian perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di BEI pada
tahun 2015-2017.
Rotasi audit tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap kualitas audit.
Spesialisasi audit
berpengaruh signifikan
terhadap kualitas audit. Client
importance tidak berpengaruh
signifikan terhadap kualitas
audit.
Bersambung pada halaman selanjutnya
Page 52
34
Tabel Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
No Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Persamaan Perbedaan
7. Amirul
Hadi
Khasani,
Amilin, dan
Choirul
Anwar
(2018)
Tenure Audit, Reputasi
Auditor, dan Kualitas Audit
pada Perusahaan Manufaktur:
Analisis Kompleksitas
Operasi Sebagai Pemoderasi
Variabel tenure
audit, reputasi
auditor, dan kualitas
audit.
Variabel kompleksitas
operasi. Alat uji
analisis regresi
berganda. Sampel
penelitian perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di BEI pada
tahun 2011-2015.
Audit tenure tidak
berpengaruh terhadap kualitas
audit, reputasi auditor tidak
berpengaruh terhadap kualitas
audit. Kompleksitas operasi
berpengaruh terhadap
hubungan tenure audit
dengan kualitas audit dan
hubungan reputasi auditor
dengan kualitas audit.
8. Indah
Yunita
Permatasari
dan
Christina
Dwi Astuti
(2018)
Pengaruh Fee Audit, Rotasi
Auditor, dan Reputasi
KAP Terhadap Kualitas
Audit
Variabel rotasi
auditor, reputasi
KAP, dan kualitas
audit.
Variabel fee audit.
Sampel perusahaan
propert, real estate,
dan konstruksi yang
terdaftar di BEI tahun
2014-2016. Alat uji
analisis regresi linier
berganda.
Fee audit, rotasi auditor, dan
reputasi KAP berpengaruh
signifikan positif terhadap
kualitas audit.
Bersambung pada halaman selanjutnya
Page 53
35
Tabel Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
No Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Persamaan Perbedaan
9. Nakita
Nanda
Aldona dan
Rina
Trisnawati
(2018)
Pengaruh Tenur Audit,
Ukuran KAP, Rotasi Audit,
dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Kualitas Audit
(Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2012-2016)
Variabel tenur audit,
ukuran kap, rotasi
audit, ukuran
perusahaan, dan
kualitas audit. Alat uji
analisis regresi
logistik.
Sampel perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di BEI
tahun 2012-2016.
Tenur audit dan rotasi audit
tidak berpengaruh terhadap
kualitas audit.
Ukuran KAP dan ukuran
perusahaan berpengaruh
terhadap kualitas audit.
10. Yanti dkk
(2018)
Pengaruh Fee Audit, Audit
Tenure, dan Reputasi Auditor
Terhadap Kualitas Audit Pada
Perusahaan Sektor Industri
Dasar dan Kimia yang
Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia
Variabel tenur audit,
ukuran KAP, dan
kualitas audit. Alat uji
analisis regresi
logistik.
Variabel fee audit.
Sampel perusahaan
sektor industri dasar
dan kimia yang
terdaftar di BEI
tahun 3013-2016
Fee audit berpengaruh
signifikan positif terhadap
kualitas audit. Audit tenure
berpengaruh signifikan
negatif terhadap kualitas
audit. Reputasi auditor tidak
berpengaruh signifikan
terhadap kualitas audit.
Bersambung pada halaman selanjutnya
Page 54
36
Tabel Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
No Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil
Persamaan Perbedaan
11. Ni Kadek
Sri
Udayanti
dan Dodik
Ariyanto
(2017)
Pengaruh Auditor Switching,
Ukuran Perusahaan,
Spesialisasi Industri KAP,
dan Client Importance pada
Kualitas Audit
Variabel auditor
switching, ukuran
perusahaan,
spesialisasi industri
KAP, dan kualitas audit
Variabel client
importance. Alat
uji analisi regresi
linier berganda.
Sampel penelitian
perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di BEI
tahun 2013-2015.
Ukuran perusahaan dan
spesialisasi industri KAP
berpengaruh pada kualitas
audit. Auditor switching dan
client importance tidak
berpengaruh pada kualitas
audit.
12. Ni Made
Dewi
Febriyanti
dan I Made
Mertha
(2014)
Pengaruh Masa Perikatan
Audit, Rotasi KAP, Ukuran
Perusahaan Klien, dan
Ukuran KAP pada Kualitas
Audit
Variabel masa perikatan
audit, rotasi KAP,
ukuran KAP, ukuran
perusahaan klien, dan
kualitas audit. Alat uji
penelitian analisis
regresi logistik.
Sampel penelitian
perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di BEI
pada tahun 2009-
2012
Masa perikatan audit, rotasi
KAP, dan ukuran KAP tidak
berpengaruh pada kualitas
audit, sedangkan ukuran
perusahaan klien berpengaruh
positif dan signifikan pada
kualitas audit.
Sumber: Diolah dari beberapa penelitian sebelumnya
Page 55
37
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar
2.1.
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
Pengaruh Audit Tenure, Rotasi Audit, Spesialisasi Industri KAP, Reputasi
KAP, Ukuran Perusahaan Terhadap Kualitas Audit
Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Basis Teori : Teori Keagenan
Variabel Independen Variabel Dependen
Audit Tenure (X1)
Rotasi Audit (X2)
Spesialisasi Industri
KAP (X3)
Reputasi KAP (X4)
Ukuran Perushaan (X5)
Kualitas Audit (Y)
Metode Analisis: Regresi Logistik
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Page 56
38
D. Perumusan Hipotesis
1. Pengaruh Audit Tenure Terhadap Kualitas Audit
Wibowo dan Rossieta (2009) mengatakan bahwa lamanya masa
penugasan audit dapat meningkatkan kualitas audit dengan berbagai
alasan. Pertama, biaya audit yang tinggi (termasuk diantaranya kegagalan
audit) diasosiasikan dengan periode awal masa penugasan audit dengan
argumen bahwa walaupun tingkat independensi auditor relatif lebih tinggi
diawal masa penugasan, namun tingkat familiaritasnya lebih rendah,
terlihat dari tingginya tingkat kegagalan audit pada masa awal tersebut.
Argumen kedua yang mendukung sisi positif lamanya penugasan audit
mengatakan bahwa pengetahuan tentang klien dan industri yang diperoleh
setelah audit berulang-ulang akan meningkat, sehingga meningkatkan
kualitas audit.
Sari dkk (2019) menyatakan bahwa audit tenure berpengaruh
terhadap kualitas audit. Darya dan Puspitasari (2017) serta Nugroho
(2018) dalam penelitiannya menyatakan bahwa audit tenure berpengaruh
positif dan signifikan pada kualitas audit, sehingga bertambahnya audit
tenure KAP melaksanakan audit terhadap kliennya maka kualitas auditnya
akan semakin bertambah baik, dalam hal ini jangka waktu perikatan audit
tidak melebihi batas waktu regulasi yang telah di tetapkan.
Sedangkan dalam penelitian Yanti dkk (2018) audit tenure
berpengaruh signifikan negatif terhadap kualitas audit. Hal tersebut
menunjukkan semakin lama masa perikatan yang terjalin antara KAP
Page 57
39
dengan perusahaan klien, cenderung mengakibatkan kualitas audit yang
dihasilkan tidak dapat objektif atau dengan kata lain tidak bervariasi.
Hubungan yang panjang antara KAP dan klien berpotensi untuk
menimbulkan kedekatan antara mereka, hal tersebut dapat menghalangi
independensi auditor dan mengurangi kualitas audit. Dan hasil yang
berbeda oleh Aridi dan Agustina (2019), Purnamasari dan Negara (2019),
Rahmi dkk (2019), Andriani dan Nursiam (2018), Khasani (2018),
Paputungan dan Kaluge (2018) serta Aldona dan Trisnawati (2018) bahwa
audit tenure tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian tersebut dapat dirumuskan
hipotesis berikut.
H1: Audit tenure berpengaruh terhadap kualitas audit
2. Pengaruh Rotasi KAP Terhadap Kualitas Audit
Rotasi audit dilakukan untuk membatasi hubungan yang panjang
antara klien dan auditor. Hubungan yang terlalu lama dapat menurunkan
sifat objektif seorang auditor sehingga auditor tidak akan menutupi
manajemen laba yang dilakukan klien. Rotasi audit juga memberikan
perspektif terhadap klien baru yang membuat keandalan informasi dan
audit yang dihasilkan lebih berkualitas (Suciana dan Setiawan, 2018).
Kebijakan rotasi audit bertujuan untuk meningkatkan elemen
penting dari kualitas audit karena memberikan pandangan baru terhadap
audit. Dalam penelitian Permatasari dan Astuti (2018) menyatakan rotasi
audit berpengaruh positif secara signifikan terhadap kualitas audit. Peneliti
Page 58
40
menduga bahwa dengan melakukan pergantian auditor secara mandatory
dapat mempengaruhi tingkat kualitas. Hasil penelitian Prasetia dan Rozali
(2016) menyatakan rotasi audit berpengaruh negatif terhadap kualitas
audit. Sedangkan hasil penelitian Irma dkk (2019), Rahmi dkk (2019), Sari
dkk (2019), Suciana dan Setiawan (2018), Aldona dan Trisnawati (2018)
serta Febriyanti dan Mertha (2014) menunjukkan bahwa rotasi auditor
tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian tersebut dapat dirumuskan
hipotesis berikut.
H2: Rotasi audit berpengaruh terhadap kualitas audit
3. Pengaruh Spesialisasi Industri KAP Terhadap Kualitas Audit
Banyaknya klien yang dimiliki KAP dalam industri yang sama
akan berdampak pada pemahaman serta pengetahuan yang dimilikinya.
Hal ini menjadikan auditor mempunyai tingkat pemahaman yang lebih
tinggi mengenai risiko bisnis perusahaan, internal control perusahaan dan
audit risk pada industri tersebut (Fitriany dan Setiawan, 2011).
Pemahaman dan pengetahuan tersebut diperoleh dari pengalaman ketika
mengaudit klien pada industri yang sama dan intensitas yang tinggi. Fungsi
audit akan menjadi efektif dan efisien seiring dengan kelebihan yang
dimiliki tersebut, sehingga dapat meningkatkan kualitas audit.
Rizkiani dan Nurbaiti (2019) serta Udayanti dan Ariyanto (2017)
dalam penelitiannya menyatakan spesialisasi industri KAP berpengaruh
positif pada kualitas audit. Ketika perusahaan menggunakan KAP
Page 59
41
spesialisasi industri maka menghasilkan audit dengan kualitas lebih baik
jika dibandingkan dengan KAP yang tidak spesialisasi industri. Hasil
serupa juga dinyatakan oleh Suciana dan Setiawan (2018) serta Sari dkk
(2019) bahwa perusahaan yang diaudit dengan KAP yang berspesialisasi
berpengaruh terhadap kualitas audit. Pasiwi dkk (2016) menyatakan
spesialisasi industri berpengaruh negatif terhadap kualitas audit.
Sedangkan hasil yang berbeda oleh Irma dkk (2019), Rahmi dkk (2019),
serta Siregar dan Elissabeth (2018) bahwa spesialisasi industri tidak
berpengaruh terhadap kualitas audit.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian tersebut dapat dirumuskan
hipotesis berikut.
H3: Spesialisasi industri KAP berpengaruh terhadap kualitas audit.
4. Pengaruh Reputasi KAP Terhadap Kualitas Audit
Reputasi KAP dapat diartikan sebagai tolok ukur yang
memperlihatkan kualitas audit. KAP yang memiliki reputasi nama yang
baik akan cenderung tetap mempertahankan reputasinya dengan cara
memberikan kualitas audit yang baik (Permatasari dan Astuti, 2018).
Suciana dan Setiawan (2018) menyatakan bahwa auditor lebih berhati-hati
dalam melaksanakan audit klien yang dianggap penting untuk menjaga
reputasinya. Reputasi sebuah KAP berpotensi hancur saat klien utama
yang memiliki aset tinggi mengalami kegagalan audit, sehingga
memunculkan motivasi menghasilkan audit berkualitas.
Page 60
42
Aridi dan Agustina (2019), Purnamasari dan Negara (2019) serta
Aldona dan Trisnawati (2018) menyatakan bahwa reputasi auditor
berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal ini berarti Kantor Akuntan Publik
(KAP) bereputasi tinggi mempunyai tingkat independensi dan kompetensi
yang tinggi sehingga mampu menerapkan standar mutu dan standar audit
yang tinggi sehingga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat dan
berimbas pada meningkatnya kualitas audit (Aridi dan Agustina, 2019).
Dalam penelitian Darya dan Puspitasari (2017) menyatakan bahwa
reputasi KAP berpengaruh negatif terhadap kualitas audit. Sedangkan Sari
dkk (2019), Nugroho (2018), Yanti dkk (2018) serta Khasani (2018)
menyatakan hasil yang berbeda bahwa reputasi KAP tidak berpengaruh
signifikan terhadap kualitas audit.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian tersebut dapat dirumuskan
hipotesis berikut.
H4: Reputasi KAP berpengaruh terhadap kualitas audit.
5. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Kualitas Audit
Purnamasari dan Negara (2019) serta Aldona dan Trisnawati
(2018) menyatakan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kualitas
audit, yang berarti bahwa semakin besar perusahaan klien, semakin tinggi
kualitas audit yang akan dihasilkan. Perusahaan yang berukuran besar,
yang diukur dengan total aset, cenderung memiliki kompleksitas
operasional dan peningkatan pemisahan manajemen dan pemegang saham,
dengan demikian sangat diperlukan KAP untuk mengurangi biaya agensi
Page 61
43
(agency cost). Konflik keagenan yang lebih besar dapat menyebabkan
meningkatnya kebutuhan untuk mengidentifikasi auditor yang berkualitas.
Oleh karena itu, perusahaan besar cenderung memilih KAP besar dengan
auditor berpengalaman untuk memberikan laporan audit yang berkualitas
tinggi.
Hasil penelitian Rizkiani dan Nurbaiti (2019), Darya dan
Puspitasari (2017), serta Febriyanti dan Mertha (2014) menyatakan ukuran
klien perusahaan berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Sedangkan
hasil yang berbeda oleh Udayanti dan Ariyanto (2017) ukuran perusahaan
berpengaruh negatif pada kualitas audit. Sesuai dengan sudut pandang
perceived quality, dimana peningkatan kualitas audit lebih dirasakan oleh
perusahaan kecil dibandingkan pada perusahaan besar. Selain itu
perusahaan besar mempunyai kompleksitas usaha yang lebih besar
sehingga kemungkinan auditor mengalami kesulitan dalam menentukan
luas pengujian, sehingga kualitas audit yang dihasilkan juga akan
berkurang. Sedangkan hasil yang berbeda oleh Hasanah dan Putri (2019),
Rahmi dkk (2019), Siregar dan Elissabeth (2018), Paramita dan Latrini
(2015) serta Wahono dan Setyadi (2014) menyatakan bahwa ukuran
perusahaan tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian tersebut dapat dirumuskan
hipotesis berikut.
H5: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kualitas audit.
Page 62
44
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen yaitu kualitas
audit, terhadap variabel dependen yaitu audit tenure, rotasi audit, spesialisasi
industri KAP, reputasi KAP, dan ukuran perusahaan. Populasi dalam penelitian
ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
pada tahun 2016 sampai dengan 2018. Penelitian ini dilakukan pada tahun
2016-2018 agar dapat memberikan gambaran terbaru mengenai variabel yang
dapat mempengaruhi kualitas audit pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) sehingga diharapkan dapat lebih relevan.
B. Metode Penentuan Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2016
sampai dengan 2018. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode non
probability sampling yang dalam hal ini adalah metode purposive sampling
yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Adapun kriteria
pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara
berturut-turut pada tahun 2016-2018.
Page 63
45
2. Perusahaan manufaktur yang menyampaikan laporan keuangan auditan
lengkap di Bursa Efek Indonesia secara berturut-turut pada tahun 2016-
2018.
3. Perusahaan manufaktur yang menyajikan laporan keuangan dalam bentuk
mata uang rupiah.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam melakukan penelitian, data yang digunakan berupa data
sekunder yang diambil dari laporan keuangan perusahaan manufaktur yang
dapat diakses melalui laman situs Bursa Efek Indonesia yakni www.idx.com
atau laman situs perusahaan yang bersangkutan. Selain itu, peneliti juga
memperoleh data dari berbagai sumber yaitu jurnal, buku, karya ilmiah, artikel
dan media lainnya yang berkaitan dengan masalah penelitian.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan analisis statistik deskriptif, analisis regresi logisik dan uji
interaksi. Menggunakan regresi logistik karena terdapat variabel dummy pada
variabel terikatnya yaitu kualitas audit. Ghozali (2016) menyatakan bahwa
regresi logistik digunakan untuk menguji apakah probabilitas terjadinya
variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya. Teknik analisis
regresi logistik tidak memerlukan asumsi normalitas data pada variabel
bebasnya dan mengabaikan heteroskedastisitas (Ghozali, 2016).
Page 64
46
1. Statistik deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi).
Hal ini perlu dilakukan untuk melihat gambaran keseluruhan di sampel
yang berhasil dikumpulkan dan memenuhi syarat untuk dijadikan sampel
penelitian (Ghozali, 2016).
2. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Analisis pertama yang dilakukan adalah menilai overall fit model
terhadap data. Hipotesis untuk menilai model fit adalah:
H0: Model yang dihipotesiskan fit dengan data
Ha: Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data
Berdasarkan hipotesis ini, maka H0 harus diterima dan Ha harus ditolak
agar model fit dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan fungsi
likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa model yang
dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol
dan alternatif, L ditransformasikan menjadi – 2LogL (2LogLikelihood).
Statistik -2LogL atau rasio x2 statistics, dimana x2 distribusi dengan
degree of freedom n-q, q adalah jumlah parameter (Ghozali, 2016).
3. Menilai Kelayakan Model Regresi
Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and
Lameshow’s Goodness of Fit Test. Jika nilai statistik Hosmer and
Lameshow’s Goodness of Fit lebih besar daripada 0,05 maka hipotesis nol
Page 65
47
tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai
observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena sesuai
dengan data observasinya (Ghozali, 2016).
4. Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R. Square)
Uji koefisien determinasi dengan menggunakan Nagelkerke R
Square merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui seberapa
besar variabel independen mampu menjelaskan dan mempengaruhi
variable dependen. Nilai Nagelkerke R Square bervariasi antara 1 sampai
dengan 0. Jika nilai semakin mendekati 1 maka model dianggap semakin
goodness of fit, sementara jika semakin mendekati 0 maka model dianggap
tidak goodness of fit (Ghozali, 2016).
5. Uji Signifikansi Regresi Logistik
Pengujian dengan model regresi logistik digunakan dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing
variable independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian:
a. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% atau taraf signifikansi
5% (α = 0,05).
b. Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis didasarkan pada
signifikansi p-value. Jika taraf signifikansi > 0,05 maka Ho diterima
dan jika taraf signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak.
6. Analisis Hipotesis
Penelitian ini menggunakan software SPSS versi 22.0 untuk
memprediksi hubungan antara variabel independen dengan variabel
Page 66
48
dependen. Penelitian ini akan menggunakan alat analisis regresi logistik
untuk menguji pengaruh antara variabel dependen dengan ke lima variabel
independen. Tujuan analisis regresi logistik ialah menggunakan nilai-nilai
variabel independen yang diketahui, untuk meramalkan nilai variabel
dependen. Model regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah
sebagai berikut:
𝐿𝑛 𝐾𝐴
1 − 𝐾𝐴= 𝛼 + 𝛽1𝑋1 + 𝛽2𝑋2 + 𝛽3𝑋3 + 𝛽4𝑋4 + 𝛽5𝑋5 + 𝑒
Keterangan:
KA = Kualitas Audit
α = Konstanta
𝛽1 − 𝛽5 = Koefisien regresi
𝑋1 = Audit tenure
𝑋2 = Rotasi audit
𝑋3 = Spesialisasi industri KAP
𝑋4 = Reputasi KAP
𝑋5 = Ukuran perusahaan
e = Error
E. Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen
a. Kualitas Audit (Y)
Tandiontong (2015) memaknai kualitas audit sebagai
probabilitas seorang auditor dalam menemukan dan melaporkan suatu
kekeliruan atau penyelewengan yang terjadi dalam suatu sistem
Page 67
49
akuntansi klien. Nugroho (2018) menyatakan kualitas audit adalah
segala kemungkinan yang terjadi saat auditor melakukan audit atas
laporan keuangan klien dapat menemukan adanya pelanggaran dalam
sistem pencataan akuntansi klien dan melaporkan dalam bentuk laporan
keuangan auditan, dimana laporan tersebut harus berpedoman pada
standar auditing dan kode etik akuntan publik yang berlaku untuk
memberikan pendapatnya tentang kewajaran laporan keuangan yang
dibuat oleh manajemen dalam bentuk laporan audit yang berkualitas
dengan mempertahankan berbagai atribut kualitas audit.
Dalam penelitian ini kualitas audit diukur menggunakan
variabel dummy. Variabel dummy adalah sebuah variabel nominal yang
digunakan dalam model regresi yang diberi kode 0 dan 1. Pengukuran
kualitas audit pada penelitian ini menggunakan proksi opini audit yang
digunakan oleh Nugroho (2018), dimana laporan keuangan audit yang
mendapat kualitas audit opini wajar tanpa pengecualian (unqualified
opinion) diberi nilai 1, sedangkan kualitas audit selain opini wajar tanpa
pengecualian (non unqualified opinion) diberi nilai 0.
2. Variabel Independen
a. Audit Tenure (X1)
Audit tenure adalah lamanya masa perikatan Kantor Akuntan
Publik (KAP) dalam memberikan jasa audit terhadap kliennya.
Mengacu pada penelitian yang dilakukan Siregar dan Ellisabeth (2018),
pada penelitian ini variabel audit tenure diukur dengan menghitung
Page 68
50
lamanya hubungan auditor dengan klien. Dihitung dengan jumlah tahun
perikatan auditor dengan kliennya.
b. Rotasi audit (X2)
Rotasi audit adalah pergantian audit independen perusahaan
yang dilakukan secara berkala untuk mengurangi ancaman keakraban
dimana auditor terlalu lama terlibat dengan. Rotasi audit dilakukan
untuk membatasi hubungan yang panjang antara klien dan auditor.
Hubungan yang terlalu lama dapat menurunkan sifat objektif seorang
auditor sehingga auditor tidak akan menutupi manajemen laba yang
dilakukan klien. Rotasi audit juga memberikan perspektif terhadap
klien baru yang membuat keandalan informasi dan audit yang
dihasilkan lebih berkualitas (Suciana dan Setiawan, 2018). Mengacu
pada penelitian yang dilakukan Suciana dan Setiawan (2018), rotasi
audit diukur dengan variabel dummy yaitu jika perusahaan melakukan
rotasi diberi nilai 1 dan nilai 0 jika perusahaan tidak melakukan rotasi
auditor selama tiga tahun berturut-turut.
c. Spesialisasi industri KAP (X3)
Spesialisasi industri yaitu klien dengan industri yang sama
sebagian besar di audit oleh Kantor Akuntan Publik atau auditor yang
sama. Dikatakan bahwa spesialisasi industri memiliki lebih banyak
pengetahuan terkait industri tertentu, mampu menilai risiko audit, dan
dapat mendeteksi kesalahan (Athur, 2017). Berdasarkan penelitian
yang dilakukan Fitriany (2011) dalam Suciana dan Setiawan (2018)
Page 69
51
spesialisasi industri KAP diukur dengan melihat pangsa pasar (market
share) dengan rumus yang dikembangkan oleh sebagai berikut:
SPEC =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑙𝑖𝑒𝑛 𝐾𝐴𝑃 𝑑𝑖 𝑖𝑛𝑑𝑢𝑠𝑡𝑟𝑖 𝑌
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑒𝑚𝑖𝑡𝑒𝑛𝑑𝑖 𝑖𝑛𝑑𝑢𝑠𝑡𝑟𝑖 𝑌
× 𝑅𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑘𝑙𝑖𝑒𝑛 𝐾𝐴𝑃
𝑑𝑖 𝑖𝑛𝑑𝑢𝑠𝑡𝑟𝑖 𝑌𝑅𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑒𝑚𝑖𝑡𝑒𝑛
𝑑𝑖 𝑖𝑛𝑑𝑢𝑠𝑡𝑟𝑖 𝑌
KAP dianggap sebagai spesialis industri jika memiliki nilai persentase
pangsa pasar sebesar 10% atau lebih. Variabel SPEC merupakan
variable dummy dimana perusahaan yang menggunakan salah satu KAP
berspesialis diberikan nilai 1, sedangkan yang tidak menggunakan KAP
berspesialis diberikan nilai 0.
d. Reputasi KAP (X4)
Reputasi KAP dapat diartikan sebagai tolok ukur yang
memperlihatkan kualitas audit. KAP yang memiliki reputasi nama yang
baik akan cenderung tetap mempertahankan reputasinya dengan cara
memberikan kualitas audit yang baik (Permatasari dan Astuti, 2018).
Aridi dan Agustina (2019) menyatakan kualitas audit yang baik
biasanya cenderung diberikan oleh KAP Big Four karena dianggap
kompeten dan berpengalaman sehingga memiliki kepercayaan yang
ditinggi di masyarakat.
Adapun KAP yang termasuk dalam kelompok KAP Big Four
sebahai berikut:
1) KAP Purwantono, Suherman, dan Surja yang terafiliasi dengan KAP
Ernst & Young (E&Y).
Page 70
52
2) KAP Satrio Bing Eny dan Rekan yang terafiliasi dengan KAP
Deloitte Touche Tohmatsu.
3) KAP Sidharta Widjaja dan Rekan yang terafiliasi dengan KAP
Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG).
4) KAP Tanudiredja, Wibisana dan Rekan yang terafiliasi dengan KAP
PricewaterhouseCoopers (PwC).
Mengacu pada penelitian yang dilakukan Sari dkk (2019) reputasi KAP
diukur dengan variabel dummy yaitu apabila auditor yang mengaudit
perusahaan klien merupakan auditor berasal dari afiliasi KAP Big Four
diberikan nilai 1, dan nilai 0 jika perusahaan klien diaudit oleh KAP
Non Big Four.
e. Ukuran Perusahaan (X5)
Sudarmadji dkk (2007) dalam Aldona dan Trisnawati (2018)
mendefinisikan bahwa ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana
perusahaan dapat diklasifikasikan menjadi perusahaan yang besar atau
kecil dengan berbagai cara, antara lain total aset, penjualan dan
kapitalisasi pasar. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Aldona dan
Trisnawati (2018) ukuran perusahaan diukur menggunakan proksi
logaritma dari total aset perusahaan. Rumus yang digunakan adalah
sebagai berikut:
Ukuran Perusahaan = LN (Total Aset)
Page 71
53
Definisi operasional variabel di atas dapat diringkas dalam tabel di bawah ini :
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
No. Variabel Indikator Skala
1. Dependen (Y)
Kualitas audit
(Nugroho, 2018)
Laporan keuangan audit yang mendapat
kualitas audit opini wajar tanpa
pengecualian (unqualified opinion)
diberi nilai 1, sedangkan kualitas audit
selain opini wajar tanpa pengecualian(
non unqualified opinion) diberi nilai 0.
Nominal
2. Independen (X1)
Audit tenure
(Siregar dan
Ellisabeth, 2018)
Dihitung dengan jumlah tahun perikatan
auditor dengan kliennya.
Rasio
3. Independen (X2)
Rotasi audit
(Suciana dan
Setiawan, 2018)
Rotasi audit diukur dengan variabel
dummy yaitu jika perusahaan melakukan
rotasi diberi nilai 1 dan nilai 0 jika
perusahaan tidak melakukan rotasi
auditor selama tiga tahun berturut-turut.
Nominal
4. Independen (X3)
Spesialisasi
industri KAP
(Fitriany, 2011
dalam Suciana dan
Setiawan, 2018)
SPEC =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑙𝑖𝑒𝑛 𝐾𝐴𝑃 𝑑𝑖 𝑖𝑛𝑑𝑢𝑠𝑡𝑟𝑖 𝑌
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑒𝑚𝑖𝑡𝑒𝑛𝑑𝑖 𝑖𝑛𝑑𝑢𝑠𝑡𝑟𝑖 𝑌
×
𝑅𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑘𝑙𝑖𝑒𝑛 𝐾𝐴𝑃
𝑑𝑖 𝑖𝑛𝑑𝑢𝑠𝑡𝑟𝑖 𝑌𝑅𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑒𝑚𝑖𝑡𝑒𝑛
𝑑𝑖 𝑖𝑛𝑑𝑢𝑠𝑡𝑟𝑖 𝑌
KAP dianggap sebagai spesialis industri
jika memiliki nilai persentase pangsa
pasar sebesar 10% atau lebih. Variabel
SPEC merupakan variabel dummy
dimana perusahaan yang menggunakan
salah satu KAP berspesialis diberikan
nilai 1, sedangkan yang tidak
menggunakan KAP berspesialis
diberikan nilai 0.
Nominal
5. Independen (X4)
Reputasi KAP
(Sari dkk, 2019)
Apabila auditor yang mengaudit
perusahaan klien merupakan auditor dari
afiliasi KAP Big Four diberikan nilai 1,
dan nilai 0 jika perusahaan klien diaudit
oleh KAP Non Big Four.
Nominal
6. Independen (X5)
Ukuraan
Perusahaan
(Aldona dan
Trisnawati, 2018)
Ukuran perusahaan = LN (Total Aset) Rasio
Page 72
54
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Penelitian
1. Deskripsi Objek Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara audit
tenure, rotasi audit, spesialisasi industri KAP, reputasi KAP, dan ukuran
perusahaan terhadap kualitas audit. Penelitian ini menggunakan populasi
perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) selama periode 2016-2018. Tahun dalam penelitian ini diambil dari
tahun 2016-2018, periode dalam penelitian ini selama tiga tahun agar
waktu pengamatan panjang sehingga peneliti dapat menganalisis
perkembangan perusahaan selama tiga tahun berturut-turut. Pengambilan
data pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dimana
pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Berikut kriteria
pengambilan sampel dan hasil pemilihan sampel penelitian.
Page 73
55
Tabel 4.1
Seleksi Sampel Dengan Kriteria
No. Keterangan Jumlah
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia secara berturut-turut
pada tahun 2016-2018.
167
2. Laporan keuangan perusahaan tidak
didapatkan oleh penulis
(30)
3. Perusahaan manufaktur yang tidak
menyajikan laporan keuangan dalam
bentuk mata uang rupiah.
(28)
Total Sampel Setiap Periode 109
Periode Penelitian 3
Total Keseluruhan Sampel Akhir 327
Sumber: Diolah dari berbagai referensi (2020)
Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2016-2018 secara berturut-turut berjumlah 167
perusahaan. Dari 167 perusahaan, terdapat 30 perusahaan yang
dikeluarkan dari sampel karena penulis tidak mendapatkan laporan
keuangan auditan lengkap selama periode penelitian dikarenakan
perusahaan baru IPO (Initial Public Offering) ataupun delisting, sebanyak
28 perusahaan dikeluarkan dari sampel karena tidak menyajikan laporan
keuangan dalam bentuk mata uang rupiah. Berdasarkan data di atas maka
perusahaan yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel sebanyak 109
perusahaan dengan periode penelitian 3 tahun sehingga total sampel
penelitian sebanyak 327. Adapun daftar perusahaan yang menjadi sampel
penelitian ini dapat dilihat dalam lampiran 1.
Page 74
56
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi
logistik agar diperoleh gambaran mengenai pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah
audit tenure, rotasi audit, spesialisasi industri KAP, reputasi KAP, ukuran
perusahaan, sedangkan variabel dependen adalah kualitas audit.
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif diperoleh sebanyak 327
data observasi yang berasal dari perkalian antara periode penelitian 3 tahun
dari data tahun 2016-2018 dengan jumlah perusahaan sampel sebanyak
109 perusahaan.
Tabel 4.2
Hasil Uji Descriptive Statistics
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas hasil analisis dengan menggunakan statistik
deskriptif dijelaskan sebagai berikut:
Hasil analisis statistik deskriptif terhadap variabel kualitas audit
(KA) menunjukkan nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1
dengan rata-rata sebesar 0,58 dan standar deviasi 0,49. Nilai rata-rata
Page 75
57
sebesar 0,58 yang lebih besar daripada 0,50 menunjukan bahwa nilai
paling muncul dari 327 sampel perusahaan yang diteliti adalah 1, yakni
kode perusahaan yang mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian. Hal
ini menunjukan rata-rata dari 327 sampel yang diteliti 58% mendapatkan
opini wajar tanpa pengecualian dan sisanya 42% mendapatkan opini selain
wajar tanpa pengecualian.
Hasil analisis statistik deskriptif terhadap variabel audit tenure
(AT) menunjukkan nilai tenure minimum yang terjadi antara KAP dan
kliennya adalah 1 tahun, nilai tenure maksimum sebesar 3 tahun dengan
rata- rata audit tenure sebesar 1,77 tahun dan standar deviasi 0,79 tahun.
Nilai rata-rata sebesar 1,77 menunjukan bahwa rata-rata perusahaan
sampel memiliki perikatan dengan KAP yang sama selama 1,77 tahun atau
dibulatkan menjadi 2 tahun.
Hasil analisis statistik deskriptif terhadap variabel rotasi audit (RA)
menunjukkan nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1 yang
mewakili adanya rotasi KAP dengan rata-rata sebesar 0,19 dan standar
deviasi 0,39. Nilai rata-rata sebesar 0,19 yang lebih kecil daripada 0,50
menunjukan bahwa nilai paling sering muncul dari 327 sampel perusahaan
yang diteliti adalah 0, yakni kode perusahaan yang tidak melakukan
pergantian KAP. Hal ini menunjukan rata-rata dari 327 sampel yang
diteliti 19% melakukan pergantian KAP dan sisanya 81% tidak melakukan
pergantian KAP.
Page 76
58
Hasil analisis statistik deskriptif terhadap variabel spesialisasi
industri KAP (SI) menunjukkan nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum
sebesar 1 dengan rata-rata sebesar 0,26 dan standar deviasi 0,44. Nilai rata-
rata sebesar 0,26 yang lebih kecil daripada 0,50 menunjukan bahwa nilai
paling muncul dari 327 sampel perusahaan yang diteliti adalah 0, yakni
kode perusahaan yang tidak diaudit oleh KAP spesialisasi industri. Hal ini
menunjukan rata-rata dari 327 sampel yang diteliti 26% perusahaan diaudit
oleh KAP spesialisasi industri dan sisanya 74% perusahaan tidak diaudit
oleh KAP spesialisasi industri.
Hasil analisis statistik deskriptif terhadap variabel reputasi KAP
(RK) menunjukkan nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1
yang mewakili perusahaan diaudit oleh KAP yang berafiliasi dengan KAP
Big Four dengan rata-rata sebesar 0,35 dan standar deviasi 0,48. Nilai rata-
rata sebesar 0,35 yang lebih kecil daripada 0,50 menunjukan bahwa nilai
paling sering muncul dari 327 sampel perusahaan yang diteliti adalah 0,
yakni kode perusahaan yang tidak diaudit oleh KAP Big Four. Hal ini
menunjukan rata-rata dari 327 sampel yang diteliti 35% perusahaan diaudit
oleh KAP Big Four dan sisanya 74% perusahaan tidak diaudit oleh KAP
Big Four.
Hasil analisis statistik deskriptif terhadap variabel ukuran
perusahaan (UP) menunjukkan nilai minimum sebesar 2441701, nilai
maksimum sebesar 334737 dengan rata-rata sebesar 2834799,679 dan
standar deviasi 158070,0103. Nilai minimum sebesar 2441701 diperoleh
Page 77
59
PT Siwani Makmur Tbk dengan total aset Rp. 40.194.897.678 pada tahun
2016. Nilai maksimum sebesar 334737 diperoleh PT Astra International
Tbk dengan total aset Rp. 344.711.000.000.000 pada tahun 2018.
2. Hasil Uji Hipotesis Penelitian
Karena variabel dependen yaitu kualitas audit bersifat dummy
(menerima opini wajar tanpa pengecualian atau menerima selain opini
wajar tanpa pengecualian), maka pengujian terhadap hipotesis dilakukan
dengan menggunakan uji regresi logistik. Regresi logistik adalah regresi
yang digunkaan untuk menguji apakah probabilitas terjadinya variabel
terikat dapat dijelaskan oleh variabel bebasnya. Teknik analisis ini tidak
memerlukan lagi uji normalitas data pada variabel bebasnya (Ghozali,
2016). Tahapan dalam pengujian dengan menggunakan uji regresi logistik
dapat dijelaskan sebagai berikut (Ghozali, 2016):
a. Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Pengujian kesesuaian keseluruhan model (overall model fit)
dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 Log Likelihood pada
awal (Block Number=0) dengan nilai -2 Log Likelihood pada akhir
(Block Number=1). Hipotesis untuk menilai model fit adalah:
H0: Model yang dihoptesiskan fit dengan data
Ha: Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data
Berdasarkan hipotesis ini, maka H0 harus diterima dan Ha harus ditolak
agar model fit dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan fungsi
Page 78
60
likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa model
yang dihipotesiskan menggambarkan data input.
Tabel 4.3
Iteration History 0
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan hasil pengolahan SPSS 22.0, pada tabel 4.3
menunjukkan bahwa nilai -2 Log Likelihood awal (tabel Iteration
History 0) adalah sebesar 444.023. Secara matematis, angka tersebut
signifikan pada alpha 5% dan berarti bahwa hipotesis nol (H0) ditolak.
Hal ini berarti hanya konstanta saja yang tidak fit dengan data (sebelum
dimasukkan variabel bebas ke dalam model regresi) (Ghozali, 2016).
Langkah selanjutnya adalah membandingkan antara nilai -2 Log
Likelihood awal (tabel Iteration History 0) dengan -2 Log Likelihood
akhir (tabel Iteration History 1).
Page 79
61
Tabel 4.4
Iteration History 1
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan hasil output pada tabel 4.4 tersebut terjadi
penurunan nilai antara -2 Log Likelihood awal dan akhir sebesar
109.073. Penurunan tersebut dapat diartikan bahwa penambahan
variabel bebas ke dalam model regresi memperbaiki model fit atau
dengan kata lain model fit dengan data.
b. Hasil Uji Kelayakan Model (Hosmer and Lemeshow Test)
Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer
and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Hosmer and Lemeshow’s
Goodness of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok
atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan
data sehingga model dapat dikatakan fit). Jika nilai Hosmer and
Lemeshow Goodness of Fit lebih besar daripada 0.05 maka hipotesis
nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai
observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena sesuai
dengan data observasinya (Ghozali, 2016). Selanjutnya ditunjukkan
Page 80
62
tabel 4.5, Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit yang menunjukkan
bisa tidaknya model memprediksi nilai observasi:
Tabel 4.5
Hasil Uji Kelayakan Model (Hosmer and Lemeshow Test)
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai
signifikansi adalah sebesar 0,886. Nilai signifikansi yang diperoleh
tersebut jauh di atas 0,05 (α) 5% yang berarti hipotesis 0 (H0) tidak
dapat ditolak (diterima). Hal ini berarti model mampu memprediksi
nilai observasinya atau model dapat diterima karena cocok dengan data
observasinya sehingga model ini dapat digunakan untuk analisis
selanjutnya.
c. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa
besar variabilitas variabel-variabel independen mampu memperjelas
variabilitas variabel dependen. Koefisien determinasi pada regresi
logistik dapat dilihat pada nilai Nagelkerke R Square. Nilai Nagelkerke
R Square dapat diinterprestasikan seperti nilai R Square pada regresi
berganda (Ghozali, 2016). Nilai ini didapat dengan cara membagi nilai
Cox & Snell R Square dengan nilai maksimumnya.
Page 81
63
Tabel 4.6
Model Summary
Sumber: Data sekunder yang diolah
Tabel 4.6 di atas merupakan tabel model summary. Pada tabel
ini nilai Nagelkerke R Square menunjukkan nilai 0,382. Hal ini berarti
variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel
independen dalam penelitian ini adalah sebesar 38,2%. Sisanya sebesar
61,8% dijelaskan oleh variabel independen lain diluar model penelitian
ini, misalnya audit report lag, komite audit, manajemen laba, prediksi
kebangkrutan, profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, pertumbuhaan
perusahaan dan lain sebagainya. Dapat dikatakan bahwa variasi
variabel independen dalam penelitian ini yaitu audit tenure, rotasi audit,
spesialisasi industri KAP, reputasi KAP, ukuran perusahaan mampu
menjelaskan variasi variabel dependen dalam penelitian ini yaitu
kualitas audit sebesar 38,2%.
Page 82
64
d. Hasil Matriks Klasifikasi
Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model
regresi untuk memprediksi kemungkinan kualitas audit yang akan
dihasilkan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama 2016-
2018.
Tabel 4.7
Hasil Matriks Klasifikasi
Sumber: Data sekunder yang diolah
Tabel di atas menunjukkan bahwa menurut prediksi, perusahaan
yang memperoleh opini audit wajar tanpa pengecualian adalah 191,
sedangkan berdasarkan observasi sesungguhnya adalah 187. Jadi,
ketepatan model ini adalah 187/191 atau 97,9%. Sementara itu, prediksi
perusahaan yang memperoleh opini audit selain wajar tanpa
pengecualian adalah 136, sedangkan menurut observasi sesungguhnya
adalah 58. Jadi ketepatan model ini adalah 58/136 atau 42,6%. Oleh
karena itu dapat disimpulkan ketepatan dari prediksi keseluruhan model
ini adalah sebesar 74,9%.
Page 83
65
e. Hasil Uji Signifikansi Regresi Logistik
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah untuk menguji
pengaruh variabel audit tenure, rotasi audit, spesialisasi industri KAP,
reputasi KAP, ukuran perusahaan terhadap variabel dependen kualitas
audit dengan menggunakan analisis regresi logistik yang hasilnya
ditunjukkan pada tabel 4.8:
Tabel 4.8
Variables in the Equation
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel di atas maka model regresi yang terbentuk adalah
sebagai berikut:
𝐿𝑛 𝐾𝐴
1 − 𝐾𝐴= 5.946 − 0.209𝑋1 − 3.993𝑋2 + 1.254𝑋3 + 0.018𝑋4
+ 0.000𝑋5 + 𝑒
Berdasarkan pengujian regresi logistik sebagaimana telah
dijelaskan pada bagian sebelumnya, interpretasi hasil disajikan dalam
lima bagian. Bagian pertama membahas pengaruh audit tenure (AT)
terhadap kualitas audit (KA) (H1). Bagian kedua membahas pengaruh
rotasi audit (RA) terhadap kualitas audit (KA) (H2). Bagian ketiga
Page 84
66
membahas pengaruh spesialisasi industri KAP (SI) terhadap kualitas
audit (KA) (H3). Bagian keempat membahas pengaruh reputasi KAP
(RK) terhadap kualitas audit (KA) (H4). Bagian kelima membahas
pengaruh ukuran perusahaan (UP) terhadap terhadap kualitas audit
(KA) (H5).
C. Pembahasan
1. Pengaruh Audit Tenure (AT) terhadap Kualitas Audit (KA)
Hasil pengujian memperlihatkan bahwa audit tenure memiliki
koefisien senilai -0,209 dan tingkat signifikansi senilai 0,242 yang berarti
lebih besar dari 0,05. Hasil tersebut dapat membuktikan bahwa audit
tenure tidak mempunyai pengaruh pada kualitas audit, maka H1 tidak
berhasil didukung (ditolak).
Berdasarkan persamaan model regresi yang terbentuk di atas maka
dapat dijelaskan bahwa hipotesis pertama menyebutkan bahwa audit
tenure tidak berpengaruh signifikan pada kualitas audit.
Pengukuran audit tenure menggunakan jumlah tahun perikatan KAP
dengan kliennya. Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan Aridi dan
Agustina (2019), Purnamasari dan Negara (2019), Rahmi dkk (2019),
Andriani dan Nursiam (2018), Khasani (2018), Paputungan dan Kaluge
(2018) serta Aldona dan Trisnawati (2018) yang menyatakan bahwa audit
tenure tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
Hal ini menunjukkan bahwa audit tenure tidak sepenuhnya dapat
menjadi tolok ukur kualitas audit yang berarti tidak selamanya audit tenure
Page 85
67
yang lama mempengaruhi independensi dan objektifitas dari auditor
sehingga tidak mempengaruhi kualitas audit yang dilakukan oleh auditor
independen. Sebaliknya audit tenure yang singkat antara auditor dengan
kliennya belum tentu menjamin keandalan kualitas audit yang disebabkan
karena belum mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk
melakukan audit pada laporan keuangan klien.
Hal ini terjadi dikarenakan lebih banyak KAP yang melakukan
short tenure atau masa penugasan kurang dari 3 tahun. Berdasarkan hasil
statistik pun menunjukkan bahwa rata-rata masa perikatan antara
perusahaan dengan kantor akuntan publik adalah sekitar 1 tahun 8 bulan
atau dibulatkan menjadi 2 tahun yang menyatakan perikatan antara
perusahaan dengan kantor akuntan publik beserta auditornya cukup
singkat. Selain itu dengan adanya Peraturan Pemerintah No 20 Tahun 2015
yang tidak lagi membatasi masa perikatan terhadap kantor akuntan publik,
tapi hanya sebatas pada auditor. Terdapat juga standar auditing dan kode
etik yang KAP maupun auditornya harus mematuhi peraturan tersebut, jika
tidak ada sanksi yang akan diberikan sesuai Undang-Undang No 5 Tahun
2011 pasal 55, sehingga independensi dan objektivitas auditor yang
ditunjuk tidak berkurang selama masa perikatan dan tetap. Hal tersebut
berarti bahwa auditor atau kantor akuntan publik akan tetap melakukan
proses audit sesuai dengan standar auditing hingga menghasilkan opini
yang akan mereka berikan untuk perusahaan yang diaudit. Sehingga
Page 86
68
membuat masa perikatan tidak berpengaruh terhadap kualitas audit
(Paputungan & Kaluge, 2017).
2. Pengaruh Rotasi Audit (RA) terhadap Kualitas Audit (KA)
Hasil pengujian memperlihatkan bahwa rotasi audit memiliki
koefisien senilai -3,993 dan tingkat signifikansi senilai 0,000 yang berarti
lebih kecil dari 0,05. Hasil tersebut dapat membuktikan bahwa rotasi audit
mempunyai pengaruh pada kualitas audit, maka H2 berhasil didukung
(diterima).
Berdasarkan persamaan model regresi yang terbentuk di atas maka
dapat dijelaskan bahwa hipotesis kedua menyebutkan bahwa rotasi audit
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kualitas audit. Hasil
penelitian ini sejalan dengan temuan Irma dkk (2019), Rahmi dkk (2019),
Sari dkk (2019), Suciana dan Setiawan (2018), Prasetia dan Rozali (2016)
serta Fitriany dkk (2015).
Hal ini terjadi karena perusahaan cenderung akan melakukan rotasi
audit jika perusahaan mengalami ketidakpuasan dan ketidaksesuaian
auditor dalam melakukan audit. Pergantian auditor atau kantor akuntan
publik yang dilakukan secara sukarela (voluntary) tanpa adanya peraturan
yang mengharuskan perusahaan untuk menggantikan auditornya dapat
membuat tingkat pemahaman kantor akuntan publik mengenai risiko dan
karakteristik bisnis klien rendah sehingga membuat tingkat familiaritasnya
rendah, serta ditambah dengan masalah biaya audit yang lebih tinggi
(termasuk diantaranya kegagalan audit) pada penerimaan penugasan awal
Page 87
69
dan kompleksitas organisasi bisnis yang semakin modern saat ini, hal
tersebut mengakibatkan dapat menurunkan kualitas audit.
3. Pengaruh Spesialisasi Industri KAP (SI) terhadap Kualitas Audit
(KA)
Hasil pengujian memperlihatkan bahwa spesialisasi industri KAP
memiliki koefisien senilai 1,254 dan tingkat signifikansi senilai 0,018 yang
berarti lebih kecil dari 0,05. Hasil tersebut dapat membuktikan bahwa
spesialisasi industri KAP mempunyai pengaruh pada kualitas audit, maka
H3 berhasil didukung (diterima).
Berdasarkan persamaan model regresi yang terbentuk di atas maka
dapat dijelaskan bahwa hipotesis ketiga menyebutkan bahwa spesialisasi
industri KAP berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit.
Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan Rizkiani dan Nurbaiti (2019),
Suciana dan Setiawan (2018), Sari dkk (2019) serta Udayanti dan Ariyanto
(2017).
Hasil penelitian ini menunjukkan banyaknya klien yang dimiliki
KAP dalam industri yang sama akan berdampak pada pemahaman serta
pengetahuan yang dimilikinya. Hal ini menjadikan auditor mempunyai
tingkat pemahaman yang lebih tinggi mengenai risiko bisnis perusahaan,
internal control perusahaan dan audit risk pada industri tersebut (Fitriany
dan Setiawan, 2011). Pemahaman dan pengetahuan tersebut diperoleh dari
pengalaman ketika mengaudit klien pada industri yang sama dan intensitas
yang tinggi. Fungsi audit akan menjadi efektif dan efisien seiring dengan
Page 88
70
kelebihan yang dimiliki tersebut, sehingga dapat meningkatkan kualitas
audit (Suciana dan Setiawan, 2018).
4. Pengaruh Reputasi KAP (RK) terhadap Kualitas Audit (KA)
Hasil pengujian memperlihatkan bahwa reputasi KAP memiliki
koefisien senilai 0,018 dan tingkat signifikansi senilai 0,965 yang berarti
lebih besar dari 0,05. Hasil tersebut dapat membuktikan bahwa reputasi
KAP tidak mempunyai pengaruh pada kualitas audit, maka H4 tidak
berhasil didukung (ditolak).
Berdasarkan persamaan model regresi yang terbentuk di atas maka
dapat dijelaskan bahwa hipotesis keempat menyebutkan bahwa reputasi
KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hasil penelitian
ini sejalan dengan temuan Irma dkk (2019), Sari dkk (2019), Andriani dan
Nursiam (2018), Nugroho (2018), Khasani (2018), Yanti dkk (2018),
Darya dan Puspitasari (2017), serta Novrilia dkk (2014) yang menyatakan
reputasi KAP tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
Hal ini terjadi karena reputasi KAP tidak menjadi tolok ukur hasil
audit akan menjadi lebih berkualitas, selain itu telah banyak fenomena
yang terjadi selama ini auditor yang bereputasi juga dapat melakukan
kesalahan dan tidak menutup kemungkinan juga auditor yang tidak
bereputasi dapat menghasilkan audit yang lebih berkualitas. Berdasarkan
data hasil statistik reputasi KAP dalam laporan keuangan perusahaan
ditemukan bahwa persentase perusahaan yang memakai jasa auditor yang
tidak berafiliasi dengan KAP Big Four jumlahnya lebih banyak dibanding
Page 89
71
perusahaan yang memakai jasa auditor yang berafiliasi dengan KAP Big
Four sehingga dengan ini perusahaan menimbulkan persepsi bahwa
seluruh KAP mempunyai peluang yang sama untuk menghasilkan audit
yang berkualitas.
5. Pengaruh Ukuran Perusahaan (UP) terhadap Kualitas Audit (KA)
Hasil pengujian memperlihatkan bahwa ukuran perusahaan
memiliki koefisien senilai 0,000 dan tingkat signifikansi senilai 0,091 yang
berarti lebih besar dari 0,05. Hasil tersebut dapat membuktikan bahwa
ukuran perusahaan tidak mempunyai pengaruh pada kualitas audit, maka
H5 tidak berhasil didukung (ditolak).
Berdasarkan persamaan model regresi yang terbentuk di atas maka
dapat dijelaskan bahwa hipotesis kelima menyebutkan bahwa ukuran
perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hasil
penelitian ini sejalan dengan temuan Hasanah dan Putri (2019), Rahmi dkk
(2019), Siregar dan Elissabeth (2018), Paramita dan Latrini (2015) serta
Wahono dan Setyadi (2014) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan
tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
Hal ini kemungkinan terjadi karena ukuran perusahaan tidak
mempunyai hubungan langsung dengan kualitas audit yang didapat.
Kemudian karena perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia
dianggap sebagai perusahaan-perusahaan yang sudah matang, dimana
semua perusahaan dianggap memiliki struktur manajerial yang baik,
sehingga semua perusahaan dianggap sama dan memiliki kesempatan
Page 90
72
yang sama pula untuk mendapatkan kualitas audit yang baik (Wahono dan
Setyadi, 2014).
Page 91
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh audit tenure, rotasi
audit, spesialisasi industri KAP, reputasi KAP, dan ukuran perusahaan
terhadap kualitas audit. Data dalam penelitian ini berjumlah 327 yang diambil
dari perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia periode
2016-2018. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dengan
menggunakan model regresi logistik maka diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. Audit tenure tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian Aridi dan Agustina (2019), Purnamasari dan
Negara (2019), Rahmi dkk (2019), Andriani dan Nursiam (2018), Khasani
(2018) serta Paputungan dan Kaluge (2018). Namun hasil penelitian ini
tidak mendukung penelitian yang dilakukan Sari dkk (2019), Nugroho
(2018) serta Darya dan Puspitasari (2017).
2. Rotasi audit berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian Irma dkk (2019), Rahmi dkk (2019), Sari dkk
(2019), Suciana dan Setiawan (2018), Prasetia dan Rozali (2016) serta
Fitriany dkk (2015). Namun hasil penelitian ini tidak mendukung
penelitian yang dilakukan Permatasari dan Astuti (2018).
3. Spesialisasi industri KAP berpengaruh terhadap kualitas. Hasil penelitian
ini mendukung penelitian Rizkiani dan Nurbaiti (2019), Suciana dan
Page 92
74
Setiawan (2018), Sari dkk (2019) serta Udayanti dan Ariyanto (2017).
Namun hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan
Irma dkk (2019), Rahmi dkk (2019), serta Siregar dan Elissabeth (2018).
4. Reputasi KAP tidak berpengaruh terhadap kualitas. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian Irma dkk (2019), Sari dkk (2019), Andriani dan
Nursiam (2018), Nugroho (2018), Khasani (2018) serta Yanti dkk (2018).
Namun hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian Aridi dan Agustina
(2019), Purnamasari dan Negara (2019) serta Aldona dan Trisnawati
(2018).
5. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil
penelitian ini mendukung penelitian Hasanah dan Putri (2019), Rahmi dkk
(2019), Siregar dan Elissabeth (2018), Paramita dan Latrini (2015) serta
Wahono dan Setyadi (2014). Namun hasil penelitian ini tidak mendukung
penelitian Rizkiani dan Nurbaiti (2019), Aldona dan Trisnawati (2018),
Darya dan Puspitasari (2017) serta Purnamasari dan Negara (2019).
B. Saran
Penelitian ini dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil
penelitian yang lebih berkualitas dengan adanya beberapa masukan mengenai
beberapa hal diantaranya:
1. Peneliti selanjutnya disarankan untuk menambah periode penelitian.
2. Berdasarkan nilai Nagelkerke R Square variabilitas variabel dependen
yang dapat dijelaskan oleh variabel independen dalam penelitian ini
adalah sebesar 38,2%. Sisanya sebesar 61,8% dijelaskan oleh variabel
Page 93
75
independen lain diluar model penelitian ini. Penelitian lebih lanjut
disarankan untuk menambah variabel-variabel yang memiliki keterkaitan
dengan kualitas audit, seperti audit report lag, manajemen laba, komite
audit, prediksi kebangkrutan, profitabilitas, likuiditas, solvabilitas,
pertumbuhaan perusahaan, debt default, opini audit tahun sebelumnya
dan lain-lain.
Page 94
76
DAFTAR PUSTAKA
Agustini, Tri dan Dian Lestari Siregar. 2020. “Pengaruh Fee Audit, Audit Tenure,
dan Rotasi Audit Terhadap Kualitas Audit di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal
EMBA. Vol.8 No.1. Hlm. 637 – 646.
Aldona, Nakita Nanda, dan Rina Trisnawati. 2018. “Pengaruh Tenur Audit, Ukuran
KAP, Rotasi Audit, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kualitas Audit (Studi
Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2012-2016)”. Seminar Nasional dan The 5th Call For
Syariah Paper (SANCALL).
Andriani, Ninik dan Nursiam. 2018. “Pengaruh Fee Audit, Audit Tenure, Rotasi
Audit, dan Reputasi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2013-2015)”. Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia.
Arens, Alvin A., Elder, Randal J. dan Beasley, Mark S. 2014. “Auditing and
Assurance Services an Integrated Approach”. Edisi 15. Prentice-Hall, Upper
Saddle River.
Aridi, Kartika Aprilia dan Yumniati Agustina. 2019. “Pengaruh Independensi,
Komite Audit, Audit Tenure, dan Reputasi Auditor Terhadap Kualitas Audit
Pada Perusahaan Sektor Perdagangan Eceran yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Tahun 2011-2018”. Jurnal Ekonomi & Bisnis.
Arthur, Neal, Medhat Endrawes, and Shawn Ho. 2017. “Impact of Partner Change
on Audit Quality: An Analysis of Partner and Firm Specialisation Effects”.
Australian Accounting Review. 27.4: 368-381.
Boynton, Willian C., Johnson, Raymond N. dan Kell, Walter G. 2003. “Modern
Auditing”. Edisi 7. Jakarta: Erlangga.
Darya, Komar dan Swasti Ayu Puspitasari. 2017. “Reputasi KAP, Audit Tenure,
Ukuran Perusahaan Klien, dan Kualitas Audit (Studi pada Perusahaan LQ
45 Indonesia)”.Jurnal Keuangan dan Perbankan. Vol. 13 No. 2 Hlm. 97-109.
DeAngelo, Linda Elizabeth. 1981. “Auditor size and audit quality”. Journal of
accounting and economics. Vol.3 No.3 Hlm. 183-199.
Febriyanti, Ni Made Dewi dan I Made Mertha. 2014. “Pengaruh Masa Perikatan
Audit, Rotasi KAP, Ukuran Perusahaan Klien, dan Ukuran KAP pada
Kualitas Audit”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.
Fitriany, Siddharta Utama, Dwi Martini, dan Hilda Rosietta. 2015. “Pengaruh
Tenure, Rotasi, dan Spesialisasi Kantor Akuntan Publik (KAP) Terhadap
Kualitas Audit: Perbandingan Sebelum dan Sesudah Regulasi Rotasi KAP di
Indonesia”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol.17 No.1
Page 95
77
Fitriany dan Liswan Setiawan. 2011. “Pengaruh Workload dan Spesialisasi
Auditor Terhadap Kualitas Audit dengan Kualitas Komite Audit sebagai
Variabel Pemoderasi”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Vol 8 -
No. 1, hal 36 – 53.
Ghozali, Imam. 2016. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program”. Edisi
Ketujuh Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Gumiwang, Ringkang. 2019. “Polemik Keuangan Garuda: Kenapa Perusahaan
Memanipulasi Keuangan?”. Diakses pada 26 Februari 2020 dari
https://tirto.id/polemik-keuangan-garuda-kenapa-perusahaan-memanipulasi-
keuangan-dngQ
Hasanah, Ade Nahdatul dan Maya Sari Putri. 2018. “Pengaruh Ukuran Perusahaan
dan Audit Tenure Terhadap Kualitas Audit”. Jurnal Akuntansi.
Irma, Fitria Ade, Rispantyo dan Djoko Kristianto. 2019. “Pengaruh Audit Tenure,
Rotasi Auditor, Reputasi Auditor, dan Spesialisasi Auditor Terhadap
Kualitas Audit”. Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi. Vol. 15
Khasani, Amirul Hadi, Amilin, dan Choirul Anwar. 2018. “Tenure Audit, Reputasi
Auditor, dan Kualitas Audit pada Perusahaan Manufaktur: Analisis
Kompleksitas Operasi sebagai Pemoderasi”. Jurnal Riset Akuntansi dan
Perpajakan. Vol 5 No 1.
Krissindiastuti, Monica dan Ni Ketut Rasmini. 2016. “Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Opini Audit Going Concern”. E-Jurnal Akuntansi. Vol. 14
No 1. Hlm. 451-481.
Kurniawansyah, Deddy. 2016. “Pengaruh Audit Tenure, Ukuran Auditor,
Spesialisasi Audit, dan Audit Capacity Stress Terhadap Manajemen Laba
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Listed di BEI tahun 2010-
2015)”. Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Airlangga. Vol. 1 No. 1.
MD, Destri Diana dan Majidah. 2019. “Kualitas Audit: Audit Tenure, Beban Kerja
Auditor, Alignment, dan Entrenchment Effect (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2013-2016)”. Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, & Akuntansi). Vol.
3 No. 1 Hlm. 1-15.
Nugroho, Lucky. 2018. “Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas
Audit (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Industri Sektor Barang
Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2016)”.
Jurnal Maneksi Vol 7 No 1.
Nugroho, A. S. 2016. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Tingkat
Keluasan Pengungkapan Laporan Keuangan pada Sektor Industri Makanan
dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.” Jurnal Ilmu dan
Riset Akuntansi.
Page 96
78
Paputungan, Rahmita Dwinesia dan David Kaluge. 2018. “Pengaruh Masa
Perikatan Audit, Rotasi Audit, dan Ukuran Kantor Akuntan Publik Terhadap
Kualitas Audit”. Jurnal Reviu Akuntansi dan Keuangan
Pasiwi, Belliani Griya, Majidah, dan Dewa Putra Krishna Mahardika. 2016.
“Analisis Determinan Kualitas Audit (Studi Pada Industri Sektor Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-
2014)”. E-Proceeding of Management. Vol.3 No. 2
Permata, Sari Astuti dan Christina Dwi Astuti. 2018. “Pengaruh Fee Audit, Rotasi
Auditor, dan Reputasi KAP Terhadap Kualitas Audit”. Jurnal Akuntansi
Trisakti. Vol 5 No 1.
Prasetia, Irsyad Fauzan dan Rozmita Dewi Yuniarti Rozali. 2016. “Pengaruh Tenur
Audit, Rotasi Audit, dan Reputasi Kap Terhadap Kualitas Audit (Studi Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2011-2014)”. Jurnal Aset (Akuntansi Riset)
Purnamasari, Dian Indri dan Hari Kusuma Satria Negara. 2019. “The Effect of
Auditor Reputation, Audit Tenure, and Firm Size on Audit Quality (A Study
of Manufacturing Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange for the
2013-2017 Period)”. International Journal of Computer Networks and
Communications Security. Vol. 7 No. 6 Hlm. 104-108.
Rahmi, Namira Ufrida, Hengki Setiawan, Jane Evelyn dan Yuni Utami. 2019.
“Pengaruh Audit Tenure, Spesialisasi Audit, Ukuran Perusahaan, dan
Auditor Swicthing Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur
Sektor Barang Konumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal
Ilmiah MEA. Vol.3 No.3
Sari, Shinta Permata, Ayu Aris Diyanti dan Rita Wijayanti. 2019. "The Effect of
Audit Tenure, Audit Rotation, Audit Fee, Accounting Firm Size, and Auditor
Specialization to Audit Quality". Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan
Indonesia. Vol 4 No 3.
Setiyanti, Sri Wiranti. 2012. “Jenis-Jenis Pendapat Auditor (Opini Auditor)”.
Jurnal STIE Semarang. Vol. 4 No. 2.
Sinaga, Evlin Adelina dan Sistya Rachmawati. 2018. “Besaran Fee Audit pada
Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Media Riset
Akuntansi, Auditing & Informasi. Vol. 18 No. 1 Hlm. 19-34.
Siregar, Yolanda dan Duma Megaria Elissabeth. 2018. “Pengaruh Audit Tenure,
Reputasi Auditor, Spesialisasi Audit, dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Kualitas Audit pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI)”. Jurnal Ilmiah Simantek. Vol 2 No 3.
Suciana, Maya Febrianti dan Mia Angelina Setiawan. 2018. “Pengaruh Rotasi
Audit, Spesialisasi Industri KAP, dan Client Importance Terhadap Kualitas
Page 97
79
Audit (Studi dengan Pendekatan Earning Surprise Benchmark)”. Wahana
Riset Akuntansi. Vol 6 No 1.
Tandiontong, Mathius. 2016. “Kualitas Audit”. Bandung: Alfabeta.
Udayanti, Ni Kadek Sri dan Dodik Ariyanto. 2017. “Pengaruh Auditor Switching,
Ukuran Perusahaan, Spesialisasi Industri KAP, dan Client Importance pada
Kualitas Audit”. E-Journal Akuntansi Universitas Udayana. Vol. 20 Hlm.
1073-1102.
Wibowo, Arie, and Hilda Rossieta. 2009. “Faktor-Faktor Determinasi Kualitas
Audit–Suatu Studi dengan Pendekatan Earnings Surprise Benchmark”.
Simposium Nasional Akuntansi 12: 1-34.
Yolanda, Stephanie, Fefri Indra dan Arza, Halmawati. 2019. “Pengaruh Audit
Tenure, Komite Audit, dan Audit Capacity Stress Terhadap Kualitas Audit
(Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2015-2017)”. Jurnal Eksplorasi Akuntansi. Vol. 1 No. 2 Hlm. 543-
555.
Yanti, Rizki Wahyu Wulan Luthfi, Sochib dan Pinerdi Witjaksono. 2018.
“Pengaruh Fee Audit, Audit Tenure, dan Reputasi Auditor Terhadap Kualitas
Audit pada Perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Riset Akuntansi.
Yadiati, Winwin dan Mubarok, Abdullah. 2017. “Kualitas Pelaporan Keuangan:
Kajian Teoritis dan Empiris”. Jakarta: Kencana.
Page 99
81
Lampiran 1
Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun 2016-2018
No. Nama Perusahaan Kode
1 PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk INTP
2 PT Semen Baturaja Persero Tbk SMBR
3 PT Holcim Indonesia Tbk d.h Semen Cibinong Tbk SMCB
4 PT Semen Indonesia Tbk d.h Semen Gresik Tbk SMGR
5 PT Wijaya Karya Beton Tbk WTON
6 PT Waskita Beton Precast Tbk WSBP
7 PT Asahimas Flat Glass Tbk AMFG
8 PT Arwana Citra Mulia Tbk ARNA
9 PT Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk IKAI
10 PT Keramika Indonesia Assosiasi Tbk KIAS
11 PT Mulia Industrindo Tbk MLIA
12 PT Surya Toto Indonesia Tbk TOTO
13 PT Alaska Industrindo Tbk ALKA
14 PT Alumindo Light Metal Industry Tbk ALMI
15 PT Beton Jaya Manunggal Tbk BTON
16 PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk GDST
17 PT Indal Aluminium Industry Tbk INAI
18 PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk ISSP
19 PT Jakarta Kyoei Steel Works Tbk JKSW
20 PT Lion Metal Works Tbk LION
21 PT Lionmesh Prima Tbk LMSH
22 PT Pelangi Indah Canindo Tbk PICO
23 PT Saranacentral Bajatama Tbk BAJA
24 PT Budi Starch and Sweetener Tbk d.h Budi Acid Jaya Tbk BUDI
25 PT Duta Pertiwi Nusantara DPNS
26 PT Ekadharma International Tbk EKAD
27 PT Eterindo Wahanatama Tbk ETWA
28 PT Intan Wijaya International Tbk INCI
29 PT Indo Acitama Tbk SRSN
30 PT Aneka Gas Industri Tbk AGII
31 PT Alam Karya Unggul Tbk AKKU
32 PT Argha Karya Prima Industry Tbk AKPI
33 PT Asiaplast Industries Tbk APLI
34 PT Berlina Tbk BRNA
35 PT Champion Pasific Indonesia Tbk d.h Kageo Igar Jaya Tbk IGAR
Page 100
82
Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun 2016-2018 (Lanjutan)
No. Nama Perusahaan Kode
36 PT Impack Pratama Industri Tbk IMPC
37 PT Siwani Makmur Tbk SIMA
38 PT Trias Sentosa Tbk TRST
39 PT Yana Prima Hasta Persada Tbk YPAS
40 PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk CPIN
41 PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk JPFA
42 PT Malindo Feedmill Tbk MAIN
43 PT Siearad Produce Tbk SIPD
44 PT Tirta Mahakam Resources Tbk TIRT
45 PT Alkindo Naratama Tbk ALDO
46 PT Fajar Surya Wisesa Tbk FASW
47 PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk KBRI
48 PT Suparma Tbk SPMA
49 PT Kedaung Setia Industrial Tbk KDSI
50 PT Grand Kartech Tbk KRAH
51 PT Ateliers Mecaniques D'Indonesie Tbk AMIN
52 PT Astra International Tbk ASII
53 PT Astra Auto Part Tbk AUTO
54 PT Gajah Tunggal Tbk GJTL
55 PT Indomobil Sukses International Tbk IMAS
56 PT Indospring Tbk INDS
57 PT Multi Prima Sejahtera Tbk LPIN
58 PT Prima alloy steel Universal Tbk PRAS
59 PT Selamat Sempurna Tbk SMSM
60 PT Garuda Metalindo Tbk BOLT
61 PT Pan Asia Indosyntec Tbk HDTX
62 PT Apac Citra Centertex Tbk MYTX
63 PT Ricky Putra Globalindo Tbk RICY
64 PT Sunson Textile Manufacturer Tbk SSTM
65 PT Trisula International Tbk TRIS
66 PT Nusantara Inti Corpora Tbk UNIT
67 PT Star Petrochem Tbk STAR
68 PT Sepatu Bata Tbk BATA
69 PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk BIMA
70 PT Jembo Cable Company Tbk JECC
71 PT KMI Wire and Cable Tbk KBLI
Page 101
83
Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun 2016-2018 (Lanjutan)
No. Nama Perusahaan Kode
72 PT Kabelindo Murni Tbk KBLM
73 PT Supreme Cable Manufacturing and Commerce Tbk SCCO
74 PT Voksel Electric Tbk VOKS
75 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA
76 PT Tri Banyan Tirta Tbk ALTO
77 PT Cahaya Kalbar Tbk CEKA
78 PT Delta Djakarta Tbk DLTA
79 PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP
80 PT Indofood Sukses Makmur Tbk INDF
81 PT Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI
82 PT Mayora Indah Tbk MYOR
83 PT Prashida Aneka Niaga Tbk PSDN
84 PT Nippon Indosari Corporindo Tbk ROTI
85 PT Sekar Bumi Tbk SKBM
86 PT Sekar Laut Tbk SKLT
87 PT Siantar Top Tbk STTP
88 PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk ULTJ
89 PT Gudang Garam Tbk GGRM
90 PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk HMSP
91 PT Bentoel International Investama Tbk RMBA
92 PT Wismilak Inti Makmur Tbk WIIM
93 PT Darya Varia Laboratoria Tbk DVLA
94 PT Indofarma Tbk INAF
95 PT Kimia Farma Tbk KAEF
96 PT Kalbe Farma Tbk KLBF
97 PT Merck Tbk MERK
98 PT Pyridam Farma Tbk PYFA
99 PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk SIDO
100 PT Tempo Scan Pasific Tbk TSPC
101 PT Martina Berto Tbk MBTO
102 PT Mustika Ratu Tbk MRAT
103 PT Mandom Indonesia Tbk TCID
104 PT Unilever Indonesia Tbk UNVR
105 PT Akasha Wira International Tbk d.h Ades Waters Indonesia Tbk ADES
106 PT Kino Indonesia Tbk KINO
107 PT Chitose Internasional Tbk CINT
Page 102
84
Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun 2016-2018 (Lanjutan)
No. Nama Perusahaan Kode
108 PT Kedaung Indag Can Tbk KICI
109 PT Langgeng Makmur Industry Tbk LMPI
Page 103
85
Lampiran 2
Hasil Operasional Variabel
No Tahun Kode
Kualitas
Audit
Audit
Tenure
Rotasi
Audit
Spec
Inds
Reputasi
KAP
Ukuran
Pershn
1 2016 INTP 1 1 0 1 1 31,04
2 2016 SMBR 0 1 1 0 0 29,11
3 2016 SMCB 0 1 0 1 1 30,61
4 2016 SMGR 1 1 0 1 1 31,42
5 2016 WTON 1 1 0 0 0 29,17
6 2016 WSBP 0 1 1 0 0 30,25
7 2016 AMFG 1 1 0 0 1 29,34
8 2016 ARNA 1 1 0 1 1 28,06
9 2016 IKAI 0 1 0 0 0 26,30
10 2016 KIAS 0 1 1 0 1 28,25
11 2016 MLIA 0 1 0 1 1 29,68
12 2016 TOTO 1 1 0 1 1 28,58
13 2016 ALKA 1 1 0 0 0 25,64
14 2016 ALMI 1 1 0 0 0 28,40
15 2016 BTON 1 1 0 0 0 25,90
16 2016 GDST 1 1 0 0 0 27,86
17 2016 INAI 1 1 0 0 0 27,92
18 2016 ISSP 0 1 0 0 0 29,43
19 2016 JKSW 0 1 1 0 0 26,33
20 2016 LION 1 1 0 0 0 27,25
21 2016 LMSH 1 1 0 0 0 25,82
22 2016 PICO 0 1 1 0 0 27,18
23 2016 BAJA 1 1 0 0 0 27,61
24 2016 BUDI 1 1 0 0 0 28,71
25 2016 DPNS 1 1 0 0 0 26,41
26 2016 EKAD 0 1 1 0 0 27,28
27 2016 ETWA 0 1 1 0 0 27,78
28 2016 INCI 0 1 0 0 0 26,32
29 2016 SRSN 1 1 0 0 0 27,30
30 2016 AGII 0 1 0 0 0 29,40
31 2016 AKKU 0 1 1 0 0 27,70
32 2016 AKPI 1 1 0 1 1 28,59
33 2016 APLI 1 1 0 1 1 26,47
34 2016 BRNA 0 1 0 0 0 28,37
Page 104
86
Hasil Operasional Variabel (Lanjutan)
No. Tahun Kode
Kualitas
Audit
Audit
Tenure
Rotasi
Audit
Spec
Inds
Reputasi
KAP
Ukuran
Pershn
35 2016 IGAR 0 1 0 0 0 26,81
36 2016 IMPC 0 1 0 0 0 28,45
37 2016 SIMA 1 1 0 0 0 24,42
38 2016 TRST 1 1 0 1 1 28,82
39 2016 YPAS 1 1 0 0 0 26,36
40 2016 CPIN 0 1 0 1 1 30,82
41 2016 JPFA 1 1 0 0 0 30,59
42 2016 MAIN 1 1 0 0 0 29,00
43 2016 SIPD 1 1 0 0 0 28,57
44 2016 TIRT 0 1 1 0 0 27,43
45 2016 ALDO 0 1 1 0 0 26,74
46 2016 FASW 1 1 0 1 1 29,78
47 2016 KBRI 0 1 0 0 0 27,87
48 2016 SPMA 0 1 1 0 0 27,68
49 2016 KDSI 1 1 0 0 0 27,76
50 2016 KRAH 0 1 1 0 0 27,12
51 2016 AMIN 1 1 0 0 0 26,02
52 2016 ASII 1 1 0 1 1 33,20
53 2016 AUTO 1 1 0 1 1 30,31
54 2016 GJTL 0 1 0 0 1 30,56
55 2016 IMAS 1 1 0 0 1 30,87
56 2016 INDS 1 1 0 0 0 28,54
57 2016 LPIN 1 1 0 0 0 26,89
58 2016 PRAS 0 1 1 0 0 28,10
59 2016 SMSM 1 1 0 0 1 28,44
60 2016 BOLT 1 1 0 0 0 27,57
61 2016 HDTX 0 1 1 0 0 29,19
62 2016 MYTX 0 1 0 0 0 28,11
63 2016 RICY 0 1 1 0 0 27,88
64 2016 SSTM 0 1 0 0 0 27,23
65 2016 TRIS 0 1 0 0 0 27,18
66 2016 UNIT 1 1 0 0 0 26,79
67 2016 STAR 0 1 1 0 0 27,26
68 2016 BATA 1 1 0 0 1 27,41
69 2016 BIMA 1 1 0 0 0 25,25
70 2016 JECC 0 1 0 0 0 28,09
Page 105
87
Hasil Operasional Variabel (Lanjutan)
No. Tahun Kode
Kualitas
Audit
Audit
Tenure
Rotasi
Audit
Spec
Inds
Reputasi
KAP
Ukuran
Pershn
71 2016 KBLI 1 1 0 0 1 28,26
72 2016 KBLM 0 1 1 0 0 27,18
73 2016 SCCO 1 1 0 0 0 28,53
74 2016 VOKS 0 1 0 0 0 28,14
75 2016 AISA 1 1 0 0 0 29,86
76 2016 ALTO 0 1 0 0 0 27,78
77 2016 CEKA 1 1 0 1 1 27,99
78 2016 DLTA 0 1 0 0 1 27,81
79 2016 ICBP 1 1 0 1 1 30,99
80 2016 INDF 1 1 0 1 1 32,04
81 2016 MLBI 0 1 0 0 1 28,45
82 2016 MYOR 1 1 0 0 0 30,19
83 2016 PSDN 1 1 0 1 1 27,21
84 2016 ROTI 1 1 0 1 1 28,70
85 2016 SKBM 1 1 0 0 0 27,63
86 2016 SKLT 1 1 0 0 0 27,07
87 2016 STTP 1 1 0 0 0 28,48
88 2016 ULTJ 1 1 0 0 0 29,08
89 2016 GGRM 1 1 0 1 1 31,77
90 2016 HMSP 1 1 0 1 1 31,38
91 2016 RMBA 0 1 1 0 1 30,23
92 2016 WIIM 0 1 0 0 0 27,93
93 2016 DVLA 1 1 0 1 1 28,06
94 2016 INAF 0 1 0 0 0 27,95
95 2016 KAEF 0 1 1 0 0 29,16
96 2016 KLBF 1 1 0 1 1 30,35
97 2016 MERK 1 1 0 1 1 27,34
98 2016 PYFA 1 1 0 0 0 25,84
99 2016 SIDO 1 1 0 0 0 28,73
100 2016 TSPC 1 1 0 0 0 29,52
101 2016 MBTO 1 1 0 0 0 27,29
102 2016 MRAT 1 1 0 0 0 26,90
103 2016 TCID 1 1 0 0 1 28,41
104 2016 UNVR 1 1 0 1 1 30,45
105 2016 ADES 1 1 0 0 0 27,37
106 2016 KINO 1 1 0 0 0 28,82
Page 106
88
Hasil Operasional Variabel (Lanjutan)
No. Tahun Kode
Kualitas
Audit
Audit
Tenure
Rotasi
Audit
Spec
Inds
Reputasi
KAP
Ukuran
Pershn
107 2016 CINT 0 1 0 0 0 26,71
108 2016 KICI 1 1 0 0 0 25,66
109 2016 LMPI 0 1 1 0 0 27,42
110 2017 INTP 1 2 0 1 1 30,99
111 2017 SMBR 1 2 0 0 0 29,25
112 2017 SMCB 0 1 1 1 1 30,61
113 2017 SMGR 1 2 0 1 1 31,52
114 2017 WTON 0 2 0 0 0 29,59
115 2017 WSBP 0 1 1 1 1 30,33
116 2017 AMFG 1 2 0 0 1 29,47
117 2017 ARNA 1 2 0 1 1 28,10
118 2017 IKAI 0 1 1 0 0 26,16
119 2017 KIAS 1 2 0 0 1 28,20
120 2017 MLIA 0 2 0 1 1 29,28
121 2017 TOTO 1 2 0 1 1 28,67
122 2017 ALKA 1 2 0 0 0 26,44
123 2017 ALMI 1 2 0 0 0 28,50
124 2017 BTON 1 2 0 0 0 25,94
125 2017 GDST 1 2 0 0 0 27,88
126 2017 INAI 1 2 0 0 0 27,82
127 2017 ISSP 0 1 1 0 0 29,47
128 2017 JKSW 0 2 0 0 0 26,25
129 2017 LION 1 2 0 0 0 27,25
130 2017 LMSH 1 2 0 0 0 25,81
131 2017 PICO 1 2 0 0 0 27,30
132 2017 BAJA 0 1 1 0 0 27,58
133 2017 BUDI 1 2 0 0 0 28,71
134 2017 DPNS 1 2 0 0 0 26,45
135 2017 EKAD 1 1 1 0 0 27,40
136 2017 ETWA 0 2 0 0 0 27,74
137 2017 INCI 1 1 1 0 0 26,44
138 2017 SRSN 1 2 0 0 0 27,20
139 2017 AGII 0 2 0 0 0 29,49
140 2017 AKKU 0 1 1 0 0 27,74
141 2017 AKPI 1 2 0 1 1 28,64
142 2017 APLI 1 2 0 1 1 26,71
Page 107
89
Hasil Operasional Variabel (Lanjutan)
No. Tahun Kode
Kualitas
Audit
Audit
Tenure
Rotasi
Audit
Spec
Inds
Reputasi
KAP
Ukuran
Pershn
143 2017 BRNA 0 1 1 0 0 28,31
144 2017 IGAR 0 1 1 1 1 26,96
145 2017 IMPC 0 2 0 0 0 28,46
146 2017 SIMA 0 1 1 0 0 25,18
147 2017 TRST 1 2 0 1 1 28,83
148 2017 YPAS 1 2 0 0 0 26,44
149 2017 CPIN 1 2 0 1 1 30,83
150 2017 JPFA 0 1 1 1 1 30,68
151 2017 MAIN 1 1 1 0 1 29,04
152 2017 SIPD 1 2 0 0 0 28,44
153 2017 TIRT 1 2 0 0 0 27,48
154 2017 ALDO 0 1 1 0 0 26,94
155 2017 FASW 0 2 0 1 1 29,87
156 2017 KBRI 0 1 1 0 0 27,79
157 2017 SPMA 1 2 0 0 0 28,41
158 2017 KDSI 1 2 0 0 0 27,91
159 2017 KRAH 0 2 0 0 0 27,19
160 2017 AMIN 0 2 0 0 0 26,25
161 2017 ASII 1 2 0 1 1 33,32
162 2017 AUTO 1 2 0 1 1 30,32
163 2017 GJTL 0 2 0 0 1 30,53
164 2017 IMAS 1 2 0 0 1 31,08
165 2017 INDS 1 2 0 0 0 28,52
166 2017 LPIN 1 2 0 0 0 26,31
167 2017 PRAS 0 1 1 0 0 28,06
168 2017 SMSM 1 2 0 0 1 28,52
169 2017 BOLT 0 2 0 0 0 27,80
170 2017 HDTX 0 2 0 0 0 29,03
171 2017 MYTX 0 2 0 0 0 28,87
172 2017 RICY 0 1 1 0 0 27,95
173 2017 SSTM 0 1 1 0 0 27,13
174 2017 TRIS 0 1 1 0 0 27,02
175 2017 UNIT 0 1 1 0 0 26,78
176 2017 STAR 0 1 1 0 0 27,14
177 2017 BATA 1 2 0 0 1 27,48
178 2017 BIMA 1 2 0 0 0 25,22
Page 108
90
Hasil Operasional Variabel (Lanjutan)
No. Tahun Kode
Kualitas
Audit
Audit
Tenure
Rotasi
Audit
Spec
Inds
Reputasi
KAP
Ukuran
Pershn
179 2017 JECC 0 2 0 0 0 28,29
180 2017 KBLI 0 2 0 0 1 28,73
181 2017 KBLM 0 1 1 0 0 27,84
182 2017 SCCO 0 1 1 0 0 29,02
183 2017 VOKS 0 2 0 0 0 28,38
184 2017 AISA 0 2 0 0 0 29,80
185 2017 ALTO 0 1 1 0 0 27,73
186 2017 CEKA 1 2 0 1 1 27,96
187 2017 DLTA 0 2 0 0 1 27,92
188 2017 ICBP 1 2 0 1 1 31,08
189 2017 INDF 1 2 0 1 1 32,11
190 2017 MLBI 0 2 0 0 1 28,55
191 2017 MYOR 1 2 0 0 0 30,33
192 2017 PSDN 1 2 0 1 1 27,26
193 2017 ROTI 1 2 0 1 1 29,15
194 2017 SKBM 1 2 0 0 0 28,12
195 2017 SKLT 1 2 0 0 0 27,18
196 2017 STTP 0 1 1 0 0 28,48
197 2017 ULTJ 1 2 0 0 0 29,28
198 2017 GGRM 1 2 0 1 1 31,83
199 2017 HMSP 1 2 0 1 1 31,40
200 2017 RMBA 0 2 0 0 1 30,28
201 2017 WIIM 0 2 0 0 0 27,83
202 2017 DVLA 1 2 0 1 1 28,13
203 2017 INAF 0 1 1 0 0 28,06
204 2017 KAEF 0 2 0 0 0 29,44
205 2017 KLBF 1 2 0 1 1 30,44
206 2017 MERK 1 2 0 1 1 27,46
207 2017 PYFA 1 2 0 0 0 25,80
208 2017 SIDO 0 1 1 1 1 28,78
209 2017 TSPC 1 2 0 0 0 29,64
210 2017 MBTO 1 2 0 0 0 27,38
211 2017 MRAT 0 1 1 0 0 26,93
212 2017 TCID 1 2 0 0 1 28,49
213 2017 UNVR 1 2 0 1 1 30,57
214 2017 ADES 1 2 0 0 0 27,46
Page 109
91
Hasil Operasional Variabel (Lanjutan)
No. Tahun Kode
Kualitas
Audit
Audit
Tenure
Rotasi
Audit
Spec
Inds
Reputasi
KAP
Ukuran
Pershn
215 2017 KINO 1 2 0 0 0 28,81
216 2017 CINT 0 1 1 0 0 26,89
217 2017 KICI 1 2 0 0 0 25,73
218 2017 LMPI 0 1 1 0 0 27,45
219 2018 INTP 1 3 0 1 1 30,96
220 2018 SMBR 1 3 0 0 0 29,34
221 2018 SMCB 1 2 0 1 1 30,56
222 2018 SMGR 0 3 0 1 1 31,57
223 2018 WTON 0 1 1 1 0 29,82
224 2018 WSBP 0 1 1 1 0 30,35
225 2018 AMFG 1 3 0 0 1 29,76
226 2018 ARNA 1 3 0 1 1 28,13
227 2018 IKAI 0 2 0 0 0 27,92
228 2018 KIAS 1 3 0 0 1 28,16
229 2018 MLIA 0 3 0 1 1 29,29
230 2018 TOTO 1 3 0 1 1 28,69
231 2018 ALKA 0 1 1 0 0 27,20
232 2018 ALMI 1 3 0 0 0 28,65
233 2018 BTON 0 1 1 0 0 26,10
234 2018 GDST 0 3 0 0 0 27,93
235 2018 INAI 1 3 0 0 0 27,97
236 2018 ISSP 1 2 0 0 0 29,50
237 2018 JKSW 0 1 1 0 0 25,97
238 2018 LION 1 3 0 0 0 27,27
239 2018 LMSH 1 3 0 0 0 25,80
240 2018 PICO 0 3 0 0 0 27,47
241 2018 BAJA 1 2 0 0 0 27,53
242 2018 BUDI 1 3 0 0 0 28,85
243 2018 DPNS 1 3 0 0 0 26,50
244 2018 EKAD 1 2 0 0 0 27,47
245 2018 ETWA 0 3 0 0 0 27,72
246 2018 INCI 0 1 1 0 0 26,69
247 2018 SRSN 1 3 0 1 0 27,26
248 2018 AGII 0 1 1 0 0 29,53
249 2018 AKKU 0 2 0 0 0 27,70
250 2018 AKPI 1 3 0 1 1 28,75
Page 110
92
Hasil Operasional Variabel (Lanjutan)
No. Tahun Kode
Kualitas
Audit
Audit
Tenure
Rotasi
Audit
Spec
Inds
Reputasi
KAP
Ukuran
Pershn
251 2018 APLI 1 3 0 1 1 26,94
252 2018 BRNA 0 2 0 0 0 28,53
253 2018 IGAR 0 2 0 1 1 27,07
254 2018 IMPC 0 3 0 1 0 28,49
255 2018 SIMA 1 2 0 0 0 25,03
256 2018 TRST 0 1 1 0 0 29,09
257 2018 YPAS 0 3 0 0 0 26,53
258 2018 CPIN 1 3 0 1 1 30,95
259 2018 JPFA 0 2 0 1 1 30,77
260 2018 MAIN 1 2 0 0 1 29,10
261 2018 SIPD 1 3 0 0 0 28,41
262 2018 TIRT 1 3 0 0 0 27,55
263 2018 ALDO 0 2 0 0 0 26,99
264 2018 FASW 0 3 0 1 1 30,03
265 2018 KBRI 0 2 0 0 0 27,69
266 2018 SPMA 1 3 0 0 0 28,46
267 2018 KDSI 1 3 0 0 0 27,96
268 2018 KRAH 1 3 0 0 0 27,13
269 2018 AMIN 0 3 0 0 0 26,61
270 2018 ASII 1 3 0 1 1 33,47
271 2018 AUTO 1 3 0 1 1 30,40
272 2018 GJTL 0 3 0 0 1 30,61
273 2018 IMAS 0 3 0 1 1 31,34
274 2018 INDS 1 3 0 0 0 28,54
275 2018 LPIN 1 3 0 0 0 26,43
276 2018 PRAS 0 1 1 0 0 28,12
277 2018 SMSM 1 3 0 1 1 28,66
278 2018 BOLT 0 3 0 0 0 27,90
279 2018 HDTX 0 3 0 0 0 27,10
280 2018 MYTX 0 3 0 0 0 28,95
281 2018 RICY 1 2 0 0 0 28,06
282 2018 SSTM 0 2 0 0 0 27,06
283 2018 TRIS 0 2 0 0 0 27,17
284 2018 UNIT 1 2 0 0 0 26,76
285 2018 STAR 1 2 0 0 0 27,15
286 2018 BATA 1 3 0 1 1 27,50
Page 111
93
Hasil Operasional Variabel (Lanjutan)
No. Tahun Kode
Kualitas
Audit
Audit
Tenure
Rotasi
Audit
Spec
Inds
Reputasi
KAP
Ukuran
Pershn
287 2018 BIMA 1 3 0 0 0 25,31
288 2018 JECC 1 3 0 0 0 28,36
289 2018 KBLI 0 3 0 0 1 28,81
290 2018 KBLM 1 2 0 0 0 27,89
291 2018 SCCO 1 2 0 0 0 29,06
292 2018 VOKS 0 3 0 0 0 28,54
293 2018 AISA 0 3 0 0 0 28,23
294 2018 ALTO 1 2 0 0 0 27,74
295 2018 CEKA 1 3 0 1 1 27,79
296 2018 DLTA 0 3 0 0 1 28,05
297 2018 ICBP 1 3 0 1 1 31,17
298 2018 INDF 1 3 0 1 1 32,20
299 2018 MLBI 0 3 0 0 1 28,69
300 2018 MYOR 1 3 0 0 0 30,50
301 2018 PSDN 1 3 0 1 1 27,27
302 2018 ROTI 1 3 0 1 1 29,11
303 2018 SKBM 1 3 0 0 0 28,20
304 2018 SKLT 1 3 0 0 0 27,34
305 2018 STTP 1 2 0 0 0 28,60
306 2018 ULTJ 0 3 0 0 0 29,35
307 2018 GGRM 1 3 0 1 1 31,87
308 2018 HMSP 1 3 0 1 1 31,47
309 2018 RMBA 0 3 0 0 1 30,33
310 2018 WIIM 0 3 0 0 0 27,86
311 2018 DVLA 1 3 0 1 1 28,15
312 2018 INAF 0 2 0 0 0 28,00
313 2018 KAEF 0 3 0 0 0 29,88
314 2018 KLBF 1 3 0 1 1 30,53
315 2018 MERK 0 3 0 1 1 27,86
316 2018 PYFA 1 3 0 0 0 25,95
317 2018 SIDO 1 2 0 1 1 28,84
318 2018 TSPC 1 3 0 0 0 29,69
319 2018 MBTO 1 3 0 0 0 27,20
320 2018 MRAT 1 2 0 0 0 26,96
321 2018 TCID 1 3 0 0 1 28,53
322 2018 UNVR 1 3 0 1 1 30,60
Page 112
94
Hasil Operasional Variabel (Lanjutan)
No. Tahun Kode
Kualitas
Audit
Audit
Tenure
Rotasi
Audit
Spec
Inds
Reputasi
KAP
Ukuran
Pershn
323 2018 ADES 1 3 0 0 0 27,50
324 2018 KINO 1 3 0 0 0 28,91
325 2018 CINT 1 2 0 0 0 26,92
326 2018 KICI 1 3 0 0 0 25,79
327 2018 LMPI 0 1 1 0 0 27,39
Page 113
95
Lampiran 3
Hasil Output SPSS