BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner terutama disebabkan oleh kelainan miokardium akibat insufisiensi aliran darah koroner karena aterosklerosis, yang juga dapat disebabkan oleh proses degeneratif. Kematian yang disebabkan oleh infark miokardium, banyak didapatkan di Indonesia khususnya diperkotaan, dan umumnya banyak terjadi di negara maju. Setiap dua detik, satu orang meninggal karena penyakit kardiovaskuler. Penyakit kardiovaskuler adalah penyebab utama kematian dan kecacatan diseluruh dunia. Menurut WHO, pada tahun 2002 penyakit infark miokard merupakan penyebab kematian utama di dunia. Terhitung sebanyak 7.200.000 (12,2%) kematian terjadi akibat penyakit infark miokard di seluruh dunia. 1 Penyakit infark miokard adalah penyebab utama kematian pada orang dewasa. Di 1
74
Embed
Pengaruh Atherosklerosis Terhadap Infark Miokard Jantung Di Usia Produktif 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit jantung koroner terutama disebabkan oleh kelainan miokardium akibat
insufisiensi aliran darah koroner karena aterosklerosis, yang juga dapat disebabkan oleh
proses degeneratif. Kematian yang disebabkan oleh infark miokardium, banyak
didapatkan di Indonesia khususnya diperkotaan, dan umumnya banyak terjadi di negara
maju. Setiap dua detik, satu orang meninggal karena penyakit kardiovaskuler. Penyakit
kardiovaskuler adalah penyebab utama kematian dan kecacatan diseluruh dunia.
Menurut WHO, pada tahun 2002 penyakit infark miokard merupakan penyebab
kematian utama di dunia. Terhitung sebanyak 7.200.000 (12,2%) kematian terjadi akibat
penyakit infark miokard di seluruh dunia.1 Penyakit infark miokard adalah penyebab
utama kematian pada orang dewasa. Di Indonesia pada tahun 2002 penyakit infark
miokard merupakan penyebab kematian pertama dengan angka mortalitas 220.000
(14%).1
Direktorat Jenderal Yanmedik Indonesia meneliti pada tahun 2007, jumlah pasien
penyakit jantung yang menjalani rawat inap dan rawat jalan di RS di Indonesia adalah
239.548 jiwa. Kasus terbanyak adalah penyakit jantung iskemik, yaitu 110,183 kasus
kemudian diikuti oleh gagal jantung (13,42%) dan penyakit jantung lainnya (13,37%).2
1
Dengan bertambahnya usia manusia, maka kejadiannya akan semakin meningkat dan
menjadi suatu penyakit yang penting dan dapat menyebabkan kematian mendadak.
Infark miokardium adalah nekrosis miokard akibat gangguan aliran darah ke otot
jantung. Gejala klinis sangat mencemaskan karena sering berupa serangan mendadak dan
umumya terjadi pada pria usia 35-55 tahun, tanpa gejala terlebih dahulu.3 Nekrosis
miokard hampir selalu terjadi akibat penyumbatan total arteri koroner oleh trombus yang
terbentuk pada aterosklerosis yang tidak stabil. Aterosklerosis dimulai ketika kolesterol
berlemak tertimbun di intima arteri besar. Kemudian, daerah timbunan ini diinvasi oleh
jaringan fibrosa dan mengalami kalsifikasi. Timbunan ini dinamakan ateroma atau plaque
yang akan menyebabkan obstruksi yang disebabkan oleh sel-sel endotel pada lapisan
dalam dinding pembuluh darah yang menebal dan dapat menyumbat aliran darah.4
Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa angka kejadian infark miokardium
pada pria lebih tinggi dibandingkan wanita pada semua usia, karena pria tidak
mempunyai hormon pelindung yang disebut hormon estrogen. Selain itu disebabkan juga
oleh rokok, dimana pada seseorang yang merokok, asap rokok akan merusak dinding
pembuluh darah. Kemudian nikotin yang terkandung dalam asap rokok akan merangsang
hormon adrenalin yang akibatnya akan mengubah metabolisme lemak dimana kadar HDL
akan menurun. Adrenalin juga akan menyebabkan perangsangan kerja jantung dan
menyempitkan pembuluh darah.
2
Bila lumen menyempit maka resistensi terhadap aliran darah akan meningkat dan
membahayakan aliran darah miokardium. Disamping itu, adrenalin akan menyebabkan
terjadinya pengelompokkan trombosit sehingga proses penyempitan akan terjadi, diikuti
oleh faktor stres yang juga mempengaruhinya.4
Kematian jantung mendadak (cardiac sudden death) memiliki banyak definisi
yang berkisar dari kematian mendadak yang terjadi pada 24 jam. Kematian jantung
mendadak (cardiac sudden death) menyebabkan sekitar 300.000 kematian setiap tahun di
dunia.1 Kematian mendadak juga dapat disebabkan karena gangguan irama jantung
(aritmia), dimana jantung berdenyut secara tidak teratur, berdenyut terlalu cepat dan
terlalu lambat dan ketika melakukan aktivitas yang berat kecepatan denyut jantung dapat
meningkat hingga 200 sampai 300 denyut per menit. Jantung yang berdenyut sangat
cepat dapat mengganggu kemampuan jantung untuk memompa, bahkan dapat berhenti.
Pada saat beraktivitas, otot jantung memerlukan oksigen sebanyak-banyaknya, jika
kebutuhan oksigen tidak terpenuhi maka otot jantung akan mengalami infark.5
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor risiko penderita penyakit infark miokard di usia
produktif.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui hubungan faktor risiko umur pada penderita penyakit infark miokard
di usia produktif.
3
b. Mengetahui faktor risiko obesitas terhadap penyakit infark miokard di usia
produktif.
c. Mengetahui pengaruh konsumsi lemak pada penderita penyakit infark miokard di
usia produktif.
d. Mengetahui tekanan darah pada penderita penyakit infark miokard di usia
produktif.
e. Mengetahui pengaruh perilaku individu terhadap masalah penyakit infark miokard
di usia produktif.
1.3 Pembatasan Penulisan
Pembatasan penulisan yaitu pada usia produktif di usia 20 sampai 55 tahun.
1.4 Manfaat Penulisan
a. Hasil penulisan dapat digunakan untuk menggambarkan tentang keadaan atau
status kesehatan individu di usia produktif.
b. Hasil penulisan kesehatan dapat dijadikan sarana diagnosis dalam mencari sebab
masalah kesehatan dengan demikian akan memudahkan pemecahan masalah
tersebut.
c. Dapat digunakan sebagai informasi bagi institusi pendidikan dalam
pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan di masa yang akan datang.
4
1.5 Metodologi
Metodologi yang digunakan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah
metode pengumpulan data dari berbagai macam kepustakaan, baik dari jurnal
ilmiah kedokteran, text book dan media elektronik.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sehat menurut WHO adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan
sosial, tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Masyarakat sehat adalah
masyarakat yang sehat secara mental (psikis), badaniah (fisik) dan produktif secara sosial
dan ekonomi. Masyarakat sakit adalah masyarakat yang tidak memenuhi kriteria-kriteria
masyarakat sehat tersebut. Dilihat dari status gizi masyarakat, pada dasarnya dipengaruhi
oleh intake makanan dan jenis makanan yang akan mempengaruhi sirkulasi pembuluh
darah pada tiap individu.
Gangguan dari sirkulasi pembuluh darah akan menyebabkan tidak lancarnya
suplai oksigen khususnya ke jantung. Terdapat keseimbangan antara penyediaan dan
kebutuhan oksigen pada miokardium jantung. Penyediaan oksigen harus sesuai dengan
kebutuhan. Berkurangnya penyediaan oksigen dapat mengganggu keseimbangan tersebut
dan dapat membahayakan fungsi miokardium. Pada iskemia miokardium, suplai oksigen
berkurang oleh karena pembuluh darah yang mengalami gangguan. Iskemia yang
berlangsung lebih dari 30-45 menit akan menyebabkan kerusakan sel irreversible serta
nekrosis atau kematian otot.6 Infark miokard adalah perkembangan cepat dari nekrosis
otot jantung, yang disebabkan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.7
6
Penampakan klinis sangat mencemaskan, karena sering berupa serangan mendadak tanpa
gejala pendahuluan. Menurut dr. Hananto Adriantoro, SpJP, FIHA, dari RS Pusat Jantung
Nasional, Harapan Kita, infark miokard terjadi karena tertutupnya secara tiba-tiba
pembuluh darah arteri koroner akibat plaque yang pecah.8 Pecahnya plaque dapat dipicu
oleh peningkatan tekanan darah dan meningkatnya denyut jantung. Misalnya, saat pasien
berolah raga atau saat mengalami stres.
Ada empat faktor risiko biologis infark miokard yang tidak dapat diubah, yaitu :
usia, jenis kelamin, ras dan riwayat keluarga. Menurut dr. Hananto, bayi berat lahir
rendah (BBLR) merupakan faktor pemicu percepatan kerusakan endotel.8 Riwayat
keluarga seperti ayah yang terkena serangan jantung sebelum usia 55 tahun, merupakan
risiko terjadinya infark miokard lebih awal. Risiko aterosklerosis koroner meningkat
seiring bertambahnya usia. Faktor lain yang berpotensi dapat mempercepat proses
aterogenik adalah abnormalitas kadar serum lipid, hipertensi, merokok, diabetes, obesitas,
psikososial, alkohol dan aktivitas fisik.9
Secara keseluruhan, risiko aterosklerosis koroner lebih besar pada laki-laki
daripada perempuan.1 Perempuan relatif lebih tahan terhadap penyakit ini sampai usia
setelah menopause dan kemudian menjadi sama rentannya seperti pada laki-laki. Hal ini
diduga karena adanya efek perlindungan hormon estrogen.
Abnormalitas kadar lipid serum yang merupakan faktor risiko adalah
hiperlipidemia. Hiperlipidemia adalah peningkatan kadar kolesterol atau trigliserida
serum di atas batas normal.
7
The Coronary Primary Prevention Trial (CPPT) memperlihatkan, penurunan kadar
kolesterol juga menurunkan mortalitas akibat infark miokard.10 Hipertensi adalah
peningkatan tekanan darah sistolik serendahnya 140 mmHg atau tekanan diastolik
serendahnya 90 mmHg. Peningkatan tekanan darah maka meningkatkan resistensi
vaskuler terhadap pemompaan darah dari ventrikel kiri. Akibatnya, kinerja jantung
bertambah, sehingga ventrikel kiri hipertrofi untuk meningkatkan kekuatan memompa.
Bila proses aterosklerosis terjadi, penyediaan oksigen untuk miokard berkurang.
Merokok meningkatkan risiko terkena penyakit jantung koroner sebesar 50%. Di Inggris,
sekitar 300.000 kematian karena penyakit kardiovaskuler berhubungan dengan rokok.9
Obesitas meningkatkan risiko terkena penyakit jantung koroner. Sekitar 25-49% penyakit
jantung koroner di negara berkembang berhubungan dengan peningkatan indeks masa
tubuh (IMT). Keadaan ini berhubungan dengan kelainan metabolik seperti peningkatan
kadar trigliserida, penurunan HDL (High Density Lipoprotein), peningkatan tekanan
darah dan diabetes melitus tipe 2.9
Infark miokardium lebih banyak menyerang ventrikel kiri.6 Hal ini terjadi karena
ventrikel kiri memiliki sifat khas dalam oksigenisasi miokardium yaitu yang pertama,
besarnya kebutuhan oksigen ventrikel kiri yang terjadi karena massa otot yang besar
akibat dari banyaknya beban menampung darah yang mengandung oksigen dari paru-
paru dan yang kedua, aliran pembuluh koroner secara alamiah bersifat istimewa yaitu
cabang arteri koronaria tertanam jauh ke dalam miokardium.
8
Pada waktu sistolik, cabang arteri koronaria tertekan, sehingga meningkatkan resistensi
terhadap aliran darah. Kontraksi dinding ventrikel kiri yang tebal akan menghentikan
aliran darah sistolik melalui cabang pembuluh koroner tersebut di dalam miokardium
yang paling dalam atau subendokardial sehingga aliran pembuluh koroner terutama
berlangsung selama diastol. Berbeda dengan ventrikel kanan yang lebih tipis sehingga
aliran sistolik dapat berlangsung secara kontinu. Secara morfologi, infark miokard terbagi
atas infark transmural yaitu mengenai seluruh tebal dinding kiri dan infark
subendokardial yaitu terbatas pada separuh bagian dalam miokardium. Oklusi arteri
koronaria bisa tidak menimbulkan infark bila daerah yang diperdarahi arteri yang oklusi
tersebut mendapat masukan darah dari kolateral pembuluh arteri lainnya.11
9
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Definisi
Aterosklerosis berasal dari bahasa Yunani, yang berarti penebalan tunika intima arteri
(sclerosis, penebalan) dan penimbunan lipid (athere, pasta) yang mencirikan lesi yang
khas.6 Secara morfologi, aterosklerosis terdiri atas lesi-lesi fokal yang terbatas pada
arteri-arteri otot dan jaringan elastis berukuran besar dan sedang, seperti aorta, arteri
femoralis, arteri poplitea, arteri karotis dan arteri renalis.
Infark adalah area nekrosis koagulasi pada jaringan akibat iskemia lokal, disebabkan oleh
obstruksi sirkulasi ke daerah itu, paling sering karena trombus atau embolus.12 Iskemia
terjadi oleh karena adanya obstruksi, kompresi, ruptur karena trauma dan vasokonstriksi.
Obstruksi pembuluh darah dapat disebabkan oleh emboli, trombus atau plak
aterosklerosis. Kompresi secara mekanik dapat disebabkan oleh tumor maupun hernia.
Ruptur disebabkan oleh aterosklerosis dan vaskulitis. Infark miokard adalah
perkembangan cepat dari nekrosis otot jantung, yang disebabkan ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen.7
10
3.2 Etiologi Aterosklerosis dan Infark Miokard
Aterosklerosis
Lipid plasma terdiri dari kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan asam lemak bebas yang
berasal dari makanan (eksogen) dan dari sintesis lemak (endogen). Kolesterol dan
trigliserida adalah dua jenis lipid yang mempunyai makna klinis yang berhubungan
dengan aterogenesis. Lipid tidak larut dalam plasma, sehingga lipid terikat dengan
protein sebagai mekanisme transport dalam serum. Ikatan ini menghasilkan empat kelas
utama lipoprotein yaitu: kilomikron, lipoprotein densitas sangat rendah atau very low
density lipoprotein (VLDL), lipoprotein densitas rendah atau low density lipoprotein
(LDL) dan lipoprotein densitas tinggi atau high density lipoprotein (HDL). Kadar lipid
dan protein berbeda-beda pada setiap kelas tersebut. Dari keempat kelas lipoprotein, LDL
adalah kadar kolesterol yang paling tinggi, kilomikron dan VLDL adalah kadar
trigliserida yang paling tinggi dan HDL adalah kadar protein yang paling tinggi.
Hiperlipidemia adalah peningkatan kolesterol dan atau trigliserida serum di atas
batas normal. Hiperlipidemia terbagi atas : hiperlipidemia primer dan hiperlipidemia
sekunder. Hiperlipidemia primer adalah hiperlipidemia akibat predisposisi genetik
terhadap kelainan metabolisme lipid. Hiperlipidemia primer terjadi akibat kelainan
genetik yang mengkode enzim, apoprotein atau reseptor yang terlibat dalam metabolisme
lipid. Hiperlipidemia sekunder adalah peningkatan kadar kolesterol dan atau trigliserida
serum yang disebabkan oleh gangguan sistemik. Penyebab utamanya adalah obesitas,
asupan alkohol yang berlebihan dan diabetes melitus.
11
Menurut WHO, salah satu hiperlipidemia yang paling penting adalah peningkatan
kolesterol serum yang menunjukkan pada LDL dan merupakan faktor predisposisi
terjadinya ateroma. Ateroma adalah massa dari plak intima arterial yang berdegenerasi
dan menebal yang terjadi pada aterosklerosis.13 The Coronary Primary Prevention Trial
(CPPT) memperlihatkan bahwa penurunan kadar kolesterol akan menyebabkan
penurunan mortalitas akibat infark miokard.10
Infark Miokard
Menurut Alpert, infark miokard terjadi oleh penyebab yang heterogen14, antara lain:
1. Infark miokard tipe 1
Infark miokard yang secara spontan terjadi karena ruptur plak atau fisura plak
aterosklerosis. Selain itu, peningkatan kebutuhan dan ketersediaan oksigen dan
nutrient yang inadekuat memicu timbulnya infark miokard. Hal-hal tersebut
merupakan akibat dari anemia, aritmia dan hiper atau hipotensi.
2. Infark miokard tipe 2
Infark miokard jenis ini disebabkan oleh vasokonstriksi dan spasme arteri yang
menurunkan aliran darah miokard.
3. Infark miokard tipe 3
Pada keadaan ini, peningkatan pertanda biokimia tidak ditemukan. Hal ini disebabkan
karena sampel darah pasien tidak didapatkan atau pasien meninggal, sebelum kadar
pertanda biokimia meningkat.
12
4. Infark miokard tipe 4 a dan b
Infark miokard tipe 4a merupakan infark miokard yang timbul dengan peningkatan
kadar pertanda biokimiawi contohnya troponin yang 3 kali lebih besar dari nilai
normal akibat pemasangan Percutaneous Coronary Intervention (PCI) yang
menimbulkan terjadinya infark miokard.
Infark miokard tipe 4b merupakan infark miokard yang timbul akibat pemasangan
stent.
5. Infark miokard tipe 5
Peningkatan kadar troponin, 5 kali lebih besar dari nilai normal. Keadaan infark
miokard jenis ini berhubungan dengan operasi bypass koroner.
3.3 Anatomi Pembuluh Darah dan Jantung
Pembuluh Darah
- Sirkulasi Koroner
Efisiensi jantung sebagai pompa, bergantung pada nutrisi dan oksigenisasi otot jantung
melalui sirkulasi koroner. Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan epikardium
jantung yang membawa oksigen dan nutrisi ke miokardium melalui cabang-cabang
intramiokardial yang kecil.
- Distribusi Arteri Koronaria
Arteri koronaria merupakan percabangan pertama sirkulasi sistemik.
13
Sirkulasi sistemik mensuplai darah ke semua jaringan tubuh dengan pengecualian pada
paru.15 Otot jantung diperdarahi oleh 2 pembuluh koronaria utama, yaitu arteri koroner
kanan dan arteri koroner kiri. Kedua arteri ini keluar melalui aorta. Arteri koroner kiri,
mempunyai dua cabang besar yaitu arteri desendens anterior kiri dan arteri
sirkumfleksa kiri. Arteri desendens anterior kiri berjalan melalui dinding anterior ke
arah apeks jantung. Arteri desendens anterior kiri memperdarahi dua pertiga dari
septum intraventrikel, sebagaian besar apeks, dan dinding anterior ventrikel kiri. Arteri
sirkumfleksa kiri berjalan dari arteri koroner kiri kearah dinding lateral kiri jantung.
Daerah ini memperdarahi atrium kiri, seluruh dinding posterior, sepertiga septum
intraventrikel dan dinding lateral ventrikel kiri. Arteri koroner kanan berjalan dari sisi
kanan arteri pulmonal ke arah dinding lateral kanan sampai ke posterior jantung. Arteri
koroner kanan memperdarahi atrium kanan, ventrikel kanan, nodus SA, nodus AV dan
septum interventrikel posterior. Pada 85%, arteri koroner kanan mempercabangkan
arteri desendens posterior kanan dan arteri ventrikular kanan posterior. Pembuluh darah
ini memperdarahi dinding posterior dan inferior ventrikel kiri. Sistem ini disebut sistem
dominan kanan. Dari 15% sisanya, separuh memiliki sistem dominan kiri atau dominan
campuran. Pada sistem dominan kiri, arteri sirkumfleksa kiri mempercabangkan arteri
desendens posterior dan ventrikel kiri posterior. Pada sistem dominan campuran, arteri
koroner kanan mempercabangkan arteri desendens posterior dan arteri sirkumfleksa kiri
mempercabangkan ventrikel kiri posterior.
14
Daerah sistem hantaran juga diperdarahi oleh arteri koroner yang berbeda. Nodus
SA (sinoatrialis) diperdarahi oleh 60% arteri koroner kanan dan 40% arteri
sirkumfleksa kiri. Nodus AV (atrioventrikularis) diperdarahi oleh 90% arteri koroner
kanan dan 10% arteri sirkumfleksa kiri.15
Gambar 1. Anatomi Pembuluh Darah Jantung
Jantung
Jantung terletak di dalam ruang mediastinum rongga dada, yaitu di antara paru-paru.
Perikardium yang melapisi jantung, terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan dalam
(perikardium viseralis) dan lapisan luar (perikardium parietalis). Kedua lapisan
perikardium dipisahkan oleh cairan pelumas, untuk mengurangi gesekan akibat gerakan
pemompaan jantung. Perikardium parietalis melekat ke depan pada sternum, ke belakang
pada kolumna vertebralis dan ke bawah pada diafragma.
15
Perlekatan ini menyebabkan jantung terletak stabil pada tempatnya. Perikardium viseralis
melekat secara langsung pada permukaan jantung. Perikardium berfungsi untuk
melindungi terhadap penyebaran infeksi atau neoplasma dari organ sekitarnya menuju
jantung.
Jantung terdiri dari tiga lapisan, antara lain :
1. Lapisan luar (epikardium)
2. Lapisan tengah (miokardium)
3. Lapisan dalam (endokardium)
Jantung dibagi menjadi separuh kanan dan kiri serta memiliki empat ruang yaitu 2
dibagian atas (atrium) dan 2 dibagian bawah (ventrikel). Atrium berfungsi sebagai
menerima darah ke jantung melalui pembuluh darah vena cava superior dan inferior dan
memindahkannya ke ventrikel. Ventrikel berfungsi sebagai memompa darah dari jantung.
Kedua belahan jantung kanan dan kiri dipisahkan oleh septum yaitu suatu otot yang
mencegah campuran darah dari kedua sisi jantung. Pemisahan ini sangat penting karena
separuh kanan jantung menerima dan memompa darah beroksigen rendah sementara sisi
kiri jantung menerima dan memompa darah beroksigen tinggi.
Adapun katup-katup pada jantung yaitu :
1. Katup atrioventrikel (AV) yang terdiri dari :
Katup trikuspid yang terletak antara atrium dan ventrikel kanan dan mempunyai
tiga katup
Katub mitralis atau bikuspid yang memisahkan atrium dan ventrikel kiri dan
mempunyai dua katup
16
2. Katup semilunaris yang terdiri dari :
Katup aorta yang terletak antara ventrikel kiri dan aorta
Katup pulmonalis yang terletak antara ventrikel kanan dan arteri pulmonalis
Gambar 2. Anatomi Jantung Manusia
3.4 Fisiologi Pembuluh Darah dan Jantung
Pembuluh Darah
Semua darah yang dipompa oleh sisi kanan jantung mengalir ke paru-paru untuk
pertukaran CO2 menjadi O2. Darah yang dipompa oleh sisi kiri jantung disebarkan dalam
berbagai perbandingan ke organ sistemik melalui pembuluh darah yang tersusun secara
paralel dan bercabang dari aorta.
17
Susunan ini bertujuan bahwa semua organ dapat menerima darah dengan jumlah
komposisi yang sama. Darah secara terus-menerus diperbaharui sehingga komposisinya
konstan meskipun pasokan nutrisi atau O2 terus-menerus diserap oleh jaringan untuk
menunjang aktivitas metabolik. Persentase yang cukup besar dari curah jantung dialirkan
ke saluran pencernaan untuk menyerap pasokan nutrisi, ke ginjal untuk membuang zat-
zat sisa dan menyesuaikan komposisi air dan elektrolit dan ke kulit untuk mengeluarkan
panas. Aliran darah ke organ lain seperti jantung, otot rangka dan lainnya hanya untuk
memenuhi kebutuhan metabolik jaringan dan disesuaikan dengan tingkat aktivitas organ
tersebut. Sebagai contoh, sewaktu olahraga, tambahan darah diberikan ke otot yang aktif
untuk memenuhi peningkatan kebutuhan metaboliknya.
b. Peningkatan kewaspadaan terhadap peningkatan tekanan darah dengan rutin
melakukan pemeriksaan tekanan darah.
c. Peningkatan pelayanan kesehatan di lingkungan sekitar tempat tinggal berupa :
Penyuluhan tentang informasi mengenai aterosklerosis dan penyakit infark
miokard yang mencakup seluruh lapisan masyarakat
46
DAFTAR PUSTAKA
1. Khoiriyah S. Tesis Asuhan keperawatan pada Tn. S dengan infark miokard akut di bangsal cempaka RSUD Sukoharjo. Diunduh dari http://etd.eprints.ums.ac.id/13332/ 12 November 2011.
2. Departemen kesehatan. Tesis Asuhan keperawatan pada Tn. S dengan infark miokard akut di bangsal cempaka RSUD Sukoharjo. Diunduh dari http://etd.eprints.ums.ac.id/13332/ 12 November 2011.
3. Santoso. Faktor risiko infark miokard. Semijurnal farmasi dan kedokteran ethical digest 2011; Juni 8:55-62.
4. Smeltzer. Tesis Asuhan keperawatan pada Tn. S dengan infark miokard akut di bangsal cempaka RSUD Sukoharjo. Diunduh dari http://etd.eprints.ums.ac.id/13332/ 12 November 2011.
5. Rubonis. Tesis Asuhan keperawatan pada Tn. S dengan infark miokard akut di bangsal cempaka RSUD Sukoharjo. Diunduh dari http://etd.eprints.ums.ac.id/13332/ 12 November 2011.
6. Price SA, Wilson LM. Penyakit aterosklerosis koroner. Dalam: Hartanto H, Susi N, Wulansari P, Maharani DA, editor. Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi 6. Jakarta: EGC, 2006:576-606.
7. Fenton. Faktor risiko infark miokard. Semijurnal farmasi dan kedokteran ethical digest 2011; Juni 8:55-62.
8. Hananto dr SpJP FIHA. Faktor risiko infark miokard. Semijurnal farmasi dan kedokteran ethical digest 2011; Juni 8:55-62.
9. Ramrakha. Faktor risiko infark miokard. Semijurnal farmasi dan kedokteran ethical digest 2011; Juni 8:55-62.
14. Alpert. Faktor risiko infark miokard. Semijurnal farmasi dan kedokteran ethical digest 2011; Juni 8:55-62.
15. Price SA, Wilson LM. Anatomi sistem kardiovaskular. Dalam: Hartanto H, Susi N, Wulansari P, Maharani DA, editor. Patofisiologi: konsep klinis Proses-proses penyakit. Edisi 6. Jakarta: EGC, 2006:517-26.
16. Sherwood L. Fisiologi jantung. Dalam: Santoso BI, editor. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Edisi 2. Jakarta: EGC, 2001:256-80.
17. Selwyn. Faktor risiko infark miokard. Semijurnal farmasi dan kedokteran ethical digest 2011; Juni 8:55-62.