Top Banner
PENGARUH ASIMETRI INFORMASI.……....………………………..………………..………..............……(Jasman) 95 PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP BIAYA EKUITAS DAN BIAYA UTANG DENGAN MANAJEMEN LABA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING Jasman Perbanas Institute email: [email protected] ABSTRACT This research aims to investigate the influence of asymmetric information on cost of debt and cost of equity, and the role of earnings mangement as intervening variable. The research design is quantitative method. The Sample used in this study is property & real estate companies listed in Indonesian Stock Exchange. The result shows that there is no influence of asymmetric information to earnings management. Empirical evidence shows that asymmetric information negatively affect cost of equity; on the other hand, asymmetric information does not influence cost of debt. Furthermore, earnings management does not influence cost of equity and cost of debt. Earnings management cannot be used as an intervening variable in examining the relationship between asymmetric information to cost of debt. However, earnings management can be empirically used as an intervening variable in analyzing the relationship of asymmetric information to cost of equity. Keywords: information assymmetry, earnings management, cost of debt, cost of equity ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari asimetrik informasi terhadap biaya utang dan biaya ekuitas, dan peran laba mangemen sebagai variabel intervening. Desain penelitian adalah metode kuantitatif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan properti & real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh informasi asimetrik terhadap manajemen laba. Bukti empiris menunjukkan bahwa informasi asimetrik negatif mempengaruhi biaya ekuitas; di sisi lain, informasi asimetris tidak mempengaruhi biaya utang. Selanjutnya, manajemen laba tidak mempengaruhi biaya ekuitas dan biaya utang. Manajemen laba tidak dapat digunakan sebagai variabel intervening dalam memeriksa hubungan antara informasi asimetrik pada biaya utang. Namun, manajemen laba dapat secara empiris digunakan sebagai variabel intervening dalam menganalisis hubungan informasi asimetrik untuk biaya ekuitas. Kata kunci: asimetri informasi, manajemen laba, biaya utang, biaya ekuitas PENDAHULUAN Biaya modal merupakan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan dalam memperoleh dana untuk meningkatkan nilai perusahaan (Gitman dan Zutter, 2012). Agar perusahaan dapat meningkatkan value of the firm yang dimilikinya maka perusahaan harus menekan seluruh biaya termasuk biaya modal. Tinggi rendahnya biaya modal dalam suatu perusahaan ditentukan oleh tingkat risiko yang dimiliki perusahaan tersebut. Semakin tinggi risiko perusahaan maka semakin tinggi pula risiko yang dihadapi oleh investor dan kreditor. Akibatnya, kedua pihak akan mengharapkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi. Hal tersebut sesuai dengan prinsip
15

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP BIAYA EKUITAS … · informasi asimetrik negatif mempengaruhi biaya ekuitas; di sisi lain, informasi asimetris tidak mempengaruhi biaya utang.

Dec 19, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP BIAYA EKUITAS … · informasi asimetrik negatif mempengaruhi biaya ekuitas; di sisi lain, informasi asimetris tidak mempengaruhi biaya utang.

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI.……....………………………..………………..………..............……(Jasman)

95

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP BIAYA

EKUITAS DAN BIAYA UTANG DENGAN MANAJEMEN

LABA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

Jasman

Perbanas Institute

email: [email protected]

ABSTRACT

This research aims to investigate the influence of asymmetric information on cost of debt and cost of

equity, and the role of earnings mangement as intervening variable. The research design is

quantitative method. The Sample used in this study is property & real estate companies listed in

Indonesian Stock Exchange. The result shows that there is no influence of asymmetric information to

earnings management. Empirical evidence shows that asymmetric information negatively affect cost

of equity; on the other hand, asymmetric information does not influence cost of debt. Furthermore,

earnings management does not influence cost of equity and cost of debt. Earnings management

cannot be used as an intervening variable in examining the relationship between asymmetric

information to cost of debt. However, earnings management can be empirically used as an

intervening variable in analyzing the relationship of asymmetric information to cost of equity.

Keywords: information assymmetry, earnings management, cost of debt, cost of equity

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari asimetrik informasi terhadap biaya utang

dan biaya ekuitas, dan peran laba mangemen sebagai variabel intervening. Desain penelitian adalah

metode kuantitatif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan properti & real

estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada

pengaruh informasi asimetrik terhadap manajemen laba. Bukti empiris menunjukkan bahwa

informasi asimetrik negatif mempengaruhi biaya ekuitas; di sisi lain, informasi asimetris tidak

mempengaruhi biaya utang. Selanjutnya, manajemen laba tidak mempengaruhi biaya ekuitas dan

biaya utang. Manajemen laba tidak dapat digunakan sebagai variabel intervening dalam memeriksa

hubungan antara informasi asimetrik pada biaya utang. Namun, manajemen laba dapat secara

empiris digunakan sebagai variabel intervening dalam menganalisis hubungan informasi asimetrik

untuk biaya ekuitas.

Kata kunci: asimetri informasi, manajemen laba, biaya utang, biaya ekuitas

PENDAHULUAN

Biaya modal merupakan biaya yang harus

dikeluarkan perusahaan dalam memperoleh

dana untuk meningkatkan nilai perusahaan

(Gitman dan Zutter, 2012). Agar perusahaan

dapat meningkatkan value of the firm yang

dimilikinya maka perusahaan harus menekan

seluruh biaya termasuk biaya modal. Tinggi

rendahnya biaya modal dalam suatu

perusahaan ditentukan oleh tingkat risiko yang

dimiliki perusahaan tersebut. Semakin tinggi

risiko perusahaan maka semakin tinggi pula

risiko yang dihadapi oleh investor dan

kreditor. Akibatnya, kedua pihak akan

mengharapkan tingkat pengembalian yang

lebih tinggi. Hal tersebut sesuai dengan prinsip

Page 2: PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP BIAYA EKUITAS … · informasi asimetrik negatif mempengaruhi biaya ekuitas; di sisi lain, informasi asimetris tidak mempengaruhi biaya utang.

JRAK, Volume 12, No 2 Agustus 2016

96

high risk high return dan low risk low return

yang telah dikenal secara umum.

Salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi tingkat risiko yang dimiliki

perusahaan adalah manajemen laba. Leuz et al.

(2003) melakukan studi komparasi

internasional untuk memberikan bukti empiris

adanya perbedaan manajemen laba di berbagai

negara, dan perbedaan tersebut dikarenakan

adanya perbedaan proteksi terhadap investor.

Penelitian tersebut menggunakan 31 negara

sebagai sampel, dengan periode pengamatan

dari tahun 1990 sampai tahun 1999.

Berdasarkan pada nilai rata-rata skor

manajemen laba, diketahui bahwa Indonesia

berada pada urutan ke 15 dari 31 negara. Jika

dibandingkan dengan negara ASEAN yang

ikut terpilih sebagai sampel seperti Malaysia,

Filipina, dan Thailand, maka Indonesia

memiliki tingkat manajemen laba yang paling

besar. Selain itu, skor legal enforcement

Indonesia sebesar 2,9 merupakan skor

terendah dari seluruh sampel. Hal tersebut

menunjukkan rendahnya tingkat proteksi

terhadap investor di Indonesia.

Sebagaimana diketahui, pemisahan

fungsi kepemilikan dan pengelolaan

perusahaan menimbulkan asimetri informasi

antara pemilik (principal) dan manajemen

(agent) yang dapat memicu manajemen untuk

memanipulasi laba sehingga kinerja dan nilai

perusahaan terlihat baik. Akibatnya, kualitas

laba yang dilaporkan menjadi rendah karena

informasi mengenai kinerja keuangan

perusahaan tidak disajikan secara relevan.

Padahal, investor dan kreditor sebagai salah

satu pengguna utama laporan keuangan

perusahaan memerlukan laporan laba tersebut

untuk menentukan keputusan investasi dan

pemberian pinjaman kredit (Ummah dan

Subroto, 2014). Oleh karena itu, investor

cenderung mengantisipasi risiko dengan cara

menaikkan required rate of return yang

merupakan biaya ekuitas bagi perusahaan

(Utami, 2005).

Selain itu, keterbatasan kreditor untuk

mengetahui informasi dan kinerja perusahaan

yang sebenarnya juga mengakibatkan kreditor

meningkatkan risk premium yang dimilikinya

dan mengakibatkan biaya utang yang

ditetapkan menjadi lebih tinggi. Oleh karena

itu, dibutuhkan suatu mekanisme yang dapat

digunakan untuk menekan biaya modal

perusahaan. Salah satu cara yang dapat

dilakukan oleh perusahaan adalah dengan

meningkatkan kualitas laba. Dechow dan

Schrand (2004) mendefinisikan kualitas laba

sebagai suatu ukuran untuk melihat apakah

laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan

dapat merefleksikan kinerja perusahaan yang

sebenarnya. Francis et al (2005) mengukur

risiko informasi yang berkaitan dengan laba

pada perusahaan di Amerika Serikat dengan

menggunakan kualitas akrual yang terdiri atas

akrual diskresioner (discretionary factors) dan

non akrual diskresioner (innate factors).

Discretionary factors merefleksikan kebijakan

manajemen, sedangkan innate factors

merefleksikan kebijakan ekonomi yang

dialami perusahaan. Hasil penelitian tersebut

memberikan bukti empiris bahwa kualitas

akrual yang buruk akan meningkatkan risiko

informasi yang dimiliki perusahaan sehingga

biaya modal menjadi tinggi. Penelitian tersebut

juga menunjukkan bahwa kualitas akrual

innate memiliki pengaruh yang lebih besar

dibandingkan kualitas akrual diskresioner

terhadap biaya modal, baik biaya utang

maupun biaya ekuitas.

Bukti empiris perusahaan-perusahaan di

Australia menunjukkan bahwa kualitas laba

yang dikharakteristikkan dengan kualitas

akrual berpengaruh signifikan terhadap biaya

utang dan ekuitas (Gray et al, 2009). Dalam

penelitian tersebut dinyatakan bahwa biaya

utang hanya dipengaruhi oleh innate factors.

Penyebabnya diduga karena sumber modal

perusahaan-perusahaan sebagian besar berasal

dari private debt sehingga mengakibatkan

private lender lebih memiliki keistimewaan

dalam mengakses informasi bisnis dan

finansial perusahaan dibandingkan public

lenders. Hal ini juga sebagai penyebab tingkat

asimetri informasi di Australia lebih rendah

dibandingkan di Amerika Serikat. Disamping

itu, pemberi pinjaman private lenders juga

memiliki hak lebih untuk melakukan

pengawasan kepada perusahaan yang

memperoleh pinjaman sehingga mengurangi

kemungkinan adanya peluang aktivitas

manajemen laba dalam pelaporan laporan

keuangan. Akibatnya, risiko informasi

Page 3: PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP BIAYA EKUITAS … · informasi asimetrik negatif mempengaruhi biaya ekuitas; di sisi lain, informasi asimetris tidak mempengaruhi biaya utang.

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI.……....………………………..………………..………..............……(Jasman)

97

semakin berkurang yang juga mengurangi efek

discretionary factors pada biaya utang

(Triningtyas dan Siregar, 2014).

Berdasarkan hal tersebut, peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian yang

“Pengaruh asimetri informasi terhadap biaya

utang dan biaya ekuitas dengan manajemen

laba sebagai variabel intervening”. Penelitian

ini berbeda dengan penelitian sebelumnya.

Penelitian sebelumnya hanya menguji

pengaruh kualitas akrual terhadap biaya utang

dan biaya ekuitas. Sedangkan pada penelitian

ini pengujian lebih diperluas yaitu

menganalisis bagaimana peran manajemen

laba dalam memdiasi hubungan antara asimetri

informasi terhadap biaya utang dan biaya

ekuitas. Adapun objek penelitian yang

digunakan adalah perusahaan sektor property

dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia pada periode 2010-2014. Sektor

property dan real estate dipilih karena

berdasarkan Global Industry Classification

Standard, sektor tersebut termasuk dalam

kategori High IC Intensive Industry, yang

artinya perusahaan dalam sektor tersebut

memerlukan modal dan fixed asset yang

banyak untuk melakukan produksi (Woodcock

dan Whiting, 2009).

KAJIAN LITERATUR DAN

PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Suatu perusahaan mempunyai dua pihak

yang berkepentingan yaitu manajemen sebagai

agen (agent) dan pemegang saham/pemilik

sebagai prinsipal (principal). Pemilik

berkepentingan terhadap modal yang

ditanamkan sedangkan manajemen

berkepentingan terhadap bonus yang akan

diperoleh atas kinerjanya yang baik (Arifah,

2012). Baik manajemen maupun pemilik ingin

memaksimalkan kepentingannya masing-

masing. Perbedaan kepentingan antara

prinsipal dan agen tersebut menimbulkan

agency problems (Amijaya dan Prastiwi,

2013). Teori tersebut mengasumsikan

Prinsipal dan Agen sebagai orang-orang

ekonomi yang mempunyai pola pikir rasional

yang termotivasi oleh kepentingan

individu,tetapi mereka mempunyai masalah

dalam membedakan penghargaan atas

preferensi, kepercayaan dan informasi. Hak

dan kontrak kerja antara principal dan agen

yang terdapat dalam kontrak kerja yang

menguntungkan (Raharjo, 2012). Hubungan

keagenan merupakan kontrak antara satu orang

atau lebih (prinsipal) yang mempekerjakan

orang lain (agen) untuk memberikan jasa dan

mendelegasikan wewenang pengamambilan

keputusan kepada agen (Jensen dan Meckling,

1976). Prinsipal adalah pihak yang

menanamkan saham pada perusahaan,

sedangkan agen adalah pihak yang diberi

wewenang oleh principal untuk mengelola

perusahaan dengan baik (Daljono, 2014).

Prinsipal mengharapkan agent dapat

mengelola perusahaan dengan baik sesuai

dengan aturan dan kebijakan yang berlaku

sehingga dapat menghasilkan laba, sementara

agen megharapkan pemegang kepentingan

merasa puas terhadap kinerjanya selama

diberikan wewenang dalam mengelola

perusahaan. Kinerja agen tercermin melalui

laba perusahaan selama beberapa periode

(Arifah, 2012). Keinginan prinsipal untuk

mendapatkan return secara cepat dan dalam

jumlah yang besar menyebabkan agen harus

memikirkan berbagai cara untuk meningkatkan

laba. Prinsipal menilai kondisi perusahaan

adalah dengan melihat laba yang diperoleh

perusahaan. Semakin tinggi laba yang

diperoleh perusahaan, semakin baik juga

penilaian prinsipal terhadap kondisi

perusahaan (Daljono, 2014). Apabila

perusahaan telah dinilai baik oleh prinsipal

terdapat kemugkinan bagi agen untuk

memperoleh reward atas prestasinya dengan

mendapatkan bonus ataupun tunjangan serta,

diberikan kenaikan gaji. Agen akan

menggunakan segala cara untuk mencapai

tujuannya, walaupun cara yang digunakan

tidak sesuai dengan aturan yang telah

ditetapkan (Arifah, 2012).

Asimetri informasi timbul akibat dari

adanya persoalan keagenan yaitu konflik

kepentingan antara agen dan prisipal. Agen

memiliki lebih banyak perolehan informasi

jika dibandingkan dengan prinsipal karena

agen bertindak sebagai pengelola perusahaan

(Christiani dan Nugrahanti, 2014). Adanya

asimetri informasi dan kecenderungan oleh

pihak investor untuk memperhatikan informasi

yang terdapat pada laba sebagai tolak ukur

penilaian kinerja perusahaan dapat mendorong

Page 4: PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP BIAYA EKUITAS … · informasi asimetrik negatif mempengaruhi biaya ekuitas; di sisi lain, informasi asimetris tidak mempengaruhi biaya utang.

JRAK, Volume 12, No 2 Agustus 2016

98

agen untuk melakukan manipulasi dalam

informasi laba, yang disebut dengan

manajemen laba (Agustia, 2013).

Seharusnya prinsipal memperoleh

informasi yang dibutuhkannya untuk

mengukur return yang didapat dari kinerja

agen, tetapi dalam kenyataannya informasi

mengenai tolak ukur keberhasilan yang

diperoleh prinsipal tidak disajikan keseluruhan

oleh agen. Hal tersebut menyebabkan

informasi yang diperoleh prinsipal kurang

memadai sehingga ukuran kinerja agent dalam

mengelola perusahaan tidak dapat diungkap

secara keseluruhan (Arifah, 2012). Informasi

yang terkandung dalam laba merupakan hal

terpenting bagi investor sebagai dasar

pengambilan keputusan investasi sementara

kinerja manajemen perusahaan dapat tercermin

melalui laba. Hal tersebut menyebabkan

manajemen menjadikan informasi laba sebagai

target rekayasa tindakan oportunis manajemen

untuk memaksimalkan kepentingannya.

Tindakan manajemen dalam melakukakn

perekayasaan laba dapat merugikan investor,

karena informasi yang terkandung didalamnya

tidak sesuai dengan keadaan perusahaan yang

sebenarnya. Perilaku mengatur laba

perusahaan sesuai dengan keinginan

manajemen dikenal dengan istilah manajemen

laba (Chirstiani dan Nugrahanti, 2014).

Manajemen laba timbul dari kebebasan

manajemen dalam mengaplikasikan akuntansi

akrual yang mungkin terjadi. Dengan adanya

standar akuntansi dan mekanisme pengawasan

mengurangi perilaku manajemen tersebut.

Namun, tidak mungkin untuk menghilangkan

pilihan karena kompleksitas dan keberagaman

aktivitas usaha. Hal ini dapat menyebabkan

kebebasan manajemen dalam menetapkan

angka akuntansi. Meskipun kebebasan tersebut

dapat memberikan kesempatan bagi manajer

untuk menyajikan gambaran aktivitas usaha

perusahaan yang lebih informatif, kebebasan

ini juga dapat menyebabkan manajemen untuk

melakukan manajemen laba (Subramanyam

dan Wild, 2010).

Manajemen laba disebabkan oleh

dampak persoalan keagenan, yaitu

ketidaksesuaian kepentingan manajemen

dengan pemilik perusahaan yang dikarenakan

oleh asimetri informasi. Asimetri informasi

merupakan keadaan perbedaan dalam

informasi yang diperoleh antara manajemen

dan pemegang saham dimana manajemen

mempunyai informasi yang lebih akurat

dibandingkan dengan pihak eksternal

(Christiani dan Nugrahanti, 2014).

Subramanyam dan Wild (2010:132)

mengatakan bahwa terdapat beberapa alasan

yang memotivasi manajer dalam melakukan

praktik manajemen laba yaitu meningkatkan

kompensasi yang berkaitan dengan laba yang

dilaporkan, meningkatkan harga saham

perusahaan, serta usaha dalam mendapatkan

keringanan (subsidi) dari pemerintah. Strategi

yang dilakukan oleh manajemen dalam

melakukan praktik manajemen laba adalah

berupa meningkatkan laba, big bath, atau

perataan laba.

Nominal laba yang terdapat dalam

laporan keuangan entitas merupakan aspek

terpenting bagi investor untuk tujuan

pengambilan keputusan ekonomi di dalam

suatu entitas. Namun informasi tersebut belum

sepenuhnya merefleksikan keadaan yang

sebenarnya, karena laba merupakan target

utama perekayasaan manajemen demin

memaksimalkan keuntungannya. Oleh karena

itu, kualitas laba merupakan cara lain yang

digunakan untuk melihat dan menilai kinerja

perusahaan (Triningtyas dan Siregar, 2014).

Kualitas laba entitas tidak terpisahkan dari

konflik keagenan (Susanto dan Siregar, 2012).

Kondisi tersebut menyebabkan timbulnya

asimetri informasi, karena ketika prinsipal

memberikan wewenang pengambilan

keputusan dan pengelolaan perusahan terhadap

agen maka agen akan memiliki lebih banyak

informasi mengenai perusahaan dibandingkan

dengan prinsipal. Ketika terjadi asimetri

informasi pihak-pihak yang berkepentingan

tidak memiliki akes terhadap informasi yang

relevan untuk memantau tindakan manajemen.

Kondisi tersebut memberikan peluang

terhadap manajemen untuk melakukan praktik

manajemen laba (Susanto dan Siregar, 2012).

Kualitas perusahaan yang lebih baik

dapat meyediakan informasi yang lebih baik

mengenai kinerja keuangan perusahaan yang

relevan dalam rangka pengambilan keputusan

ekonomi terkait perusahaan (Trinigtyas dan

Siregar, 2014). Terdapat dua konsep akrual

Page 5: PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP BIAYA EKUITAS … · informasi asimetrik negatif mempengaruhi biaya ekuitas; di sisi lain, informasi asimetris tidak mempengaruhi biaya utang.

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI.……....………………………..………………..………..............……(Jasman)

99

dalam manajemen laba, yaitu akrual

diskresioner dan non akrual diskresioner

(Kusumaningtyas, 2012). Akrual diskresioner

adalah pengakuan akrual laba atau beban yang

bebas, tidak terdapat aturan dan merefleksikan

pilihan kebijakan manajemen

(Kusumaningtyas, 2012). Sedangkan Akrual

non diskresioner adalah pengakuan akrual laba

yang wajar, yang taat pada standar akuntansi

yang berlaku umum. Akrual non diskresioner

merupakan komponen kualitas akrual yang

mencerminkan faktor lingkungan, fundamental

ekonomi, atau model bisnis entitas. Sebagai

contoh faktor non akrual diskresioner ketika

terdapat peningkatan pendapatan perusahaan

debitur, maka perusahaan bisa melakukan

penyesuaian estimasi pengakuan piutang tak

tertagih terhadap piutang debitur (Francis et, al

2005).

Asimetri Informasi dan Manajemen Laba

Secara konseptual, kecenderungan

manajer perusahaan melakukan manajemen

laba didorong oleh adanya asimetri informasi

antara manajer yang bersangkutan dengan

pihak-pihak lain (Sulistyanto, 2008; Barus dan

Setiawati,2015). Pendelegasian wewenang

yang diberikan oleh prinsipal (pemegang

saham) kepada agen (manajemen) untuk

mengelola perusahaan atas nama pemegang

saham mengakibatkan manajer perusahaan

lebih banyak mengetahui informasi internal

dan prospek perusahaan di masa yang akan

datang dibandingkan pemegang saham. Untuk

itu, manajer berkewajiban memberikan

informasi mengenai kondisi perusahaan

kepada pemegang saham melalui penerbitan

laporan keuangan. Namun, laporan keuangan

yang berguna sebagai sarana informasi antara

manajemen dan pemegang saham memiliki

kelemahan tertentu.

Adanya pilihan kebijakan akuntansi

dalam standar yang dapat digunakan, membuat

manajemen memiliki kelonggaran dalam

memilih suatu metode akuntansi dalam

penyusunan laporan keuangan (Novianty,

2009). Salah satu asumsi dasar dalam

penyusunan laporan keuangan adalah

akuntansi berbasis akrual dimana didalamnya

mengandung banyak asumsi, penilaian

(judgement), serta pilihan metode perhitungan

yang dapat digunakan oleh pembuatnya.

Manajer memanfaatkan kelemahan investor

yang tidak mempunyai sumber dan akses yang

memadai dalam memperoleh informasi

mengenai perusahaan untuk memaksimalkan

kesejahteraan dan kepentingan pribadi dengan

memilih dan menggunakan metode akuntansi

tertentu dalam mencatat dan menyusun

informasi pada laporan keuangan yang disebut

dengan manajemen laba. Pernyataan tersebut

didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan

oleh Richardson (1998), Novianty (2009), dan

Nuryaman (2014) yang menyatakan bahwa

terdapat hubungan sistematis antara

manajemen laba dengan asimetri informasi.

Penelitian Wardani dan Masodah (2011)

menemukan bukti empiris bahwa asimetri

informasi berpengaruh positif signifikan

terhadap manajemen laba. Hal tersebut

disebabkan karena agen lebih banyak

mengetahui informasi yang ada di dalam

perusahaan dibandingkan dengan prinsipal.

Agen memanfaatkan kondisi tersebut untuk

menggunakan metode akuntansi yang berbeda

dalam menyusun laporan keuangan guna

mencapai kepentingan pribadinya. Oleh karena

itu semakin tinggi asimetri yang terjadi di

dalam perusahaan maka semakin tinggi praktik

manajemen laba. Sehingga informasi yang

terkandung dalam laporan keuangan semakin

kurang relevan dan reliabel. Dengan demikian

hipotesis penelitian ini adalah:

H1: Asimetri informasi berpengaruh positif

terhadap manajemen laba.

Asimetri Informasi dan Biaya Utang Struktur modal adalah perbandingan

antara modal sendiri dan pinjaman jangka

panjang (Kesuma, 2009). Sumber pendanaan

perusahaan melalui utang akan menimbulkan

biaya modal sebesar biaya bunga yang

dibebankan oleh kreditur. (Firnanti, 2011).

Biaya utang merupakan biaya utang setelah

pajak saat ini untuk mendapatkan dana jangka

panjang melalui pinjaman (Gitman dan Zutter,

2012).

(Purwanto, 2012) mengatakan

timbulnya asimetri informasi dan keputusan

pengungkapan yang dibuat oleh manajer dapat

mempengaruhi harga saham. Hal tersebut

menimbulkan biaya transaksi dan mengurangi

likuditas yang diharapkan untuk saham-saham

Page 6: PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP BIAYA EKUITAS … · informasi asimetrik negatif mempengaruhi biaya ekuitas; di sisi lain, informasi asimetris tidak mempengaruhi biaya utang.

JRAK, Volume 12, No 2 Agustus 2016

100

perusahaan. Semakin kecil asimetri informasi

maka akan semakin kecil biaya modal ekuitas

yang ditanggung perusahaan. Biaya modal

dipengaruhi oleh sumber pendanaan yang

berasal dari pinjaman (Firnanti, 2011), maka

terdapat hubungan positif antara asimetri

informasi dengan biaya utang . Dengan

demikian hipotesis penelitian ini adalah:

H2a: Asimetri informasi berpengaruh positif

terhadap biaya utang.

Asimetri Informasi dan Biaya Ekuitas

Dalam teori keagenan dikatakan bahwa

asimetri informasitimbul ketika manajer

(agent) lebih mengetahui informasiintenal dan

prospek perusahaan di masa yang akan datang

dibandingkan pemegang saham dan

stakeholder lainnya (principal). Atas dasar

adanya perbedaan informasi tersebut, investor

yang tidak memiliki informasi mengharapkan

suatu premi risiko (risk premium) yang lebih

atas suatu portofolio, agar terjadi peningkatan

kualitas dan kandungan informasi keuangan

sehingga dapat mengurangi informasi asimetri

dan terjadi keseimbangan akses informasi

(Leuz dan Verrechia 2011)

Hasil penelitian Purwanto (2012)

menemukan ada pengaruh positif antara

informasi asimetri dengan cost of capital. Hal

ini berarti bahwa semakin kecil asimetri

informasi yang terjadi diantara partisipan pasar

modal maka semakin kecil biaya modal yang

ditanggung oleh perusahaan. Berdasarkan hasil

penelitian terdahulu, maka hipotesis penelitian

ini adalah:

H2b: Asimetri informasi berpengaruh positif

terhadap biaya ekuitas

Manajemen Laba dan Biaya Utang

Praktik manajemen laba yang

dilakukan oleh manajemen dapat diantispasi

oleh investor. Rasio akrual yang tinggi

berdampak positif terhadap biaya modal dan

mengakibatkan kenaikannya. Sumber

pendanaan perusahaan melalui utang akan

menimbulkan biaya modal sebesar biaya

bunga yang dibebankan oleh kreditur (Firnanti,

2011).

Moon dan Ghosh (2010) mengatakan

bahwa utang memiliki pengaruh positif

terhadap kualitas laba karena manajemen

menggunakan diskresi akuntansinya untuk

menghasilkan informasi prospek masa depan

perusahaan yang tujuannya adalah untuk

mengurangi biaya utang. Perusahaan yang

sangat bergantung pada pendanaan dari utang

akan menanggung biaya utang yang lebih

tinggi karena kualitas laba yang rendah. Bukti

empiris telah menunjukkan akrual yang

abnormal memiliki pengaruh harga negatif

terhadap utang obligasi dan bahkan

pengaruhnya semakin tinggi pada non-

investment grade Bond (Prevost et al, 2008).

Dengan kata lain, kreditur ternyata dapat

melihat melalui usaha manager untuk

mempengaruhi persepsi laba dan oleh

karenanya melakukan penalti dengan

permintaan tingkat pengembalian yang lebih

tinggi. Dengan demikian hipotesis penelitian

ini adalah:

H3a: Manajemen laba berpengaruh

positif terhadap biaya utang.

Manajemen Laba dan Biaya Ekuitas

Salah satu faktor yang digunakan

investor dalam menentukan biaya ekuitas

suatu perusahaan adalah risiko yang berkaitan

dengan informasi perusahaaan. Informasi laba

sebagai salah satu faktor risiko dari informasi

perusahaan yang dipublikasikan seharusnya

mampu menjadi indikator dalam memprediksi

arus kas masa depan yang akan diterima

investor. Akan tetapi, komponen akrual di

dalam laba dapat menjadi sumber

ketidakpastian yang dapat mengurangi

kapabilitas laba dalam memproyeksikan arus

kas masa depan. Komponen akrual yang

menjadi sumber ketidakpastian tersebut

berasal dari akrual diskresioner (Pratista dan

Hutomo, 2014).

Penelitian Dechow et al dalam Utami

(2005), membuktikan bahwa investor

menyadari praktik manajemen laba banyak

dilakukan oleh emiten, sehingga ia akan

melakukan antisipasi risiko dengan cara

menaikkan estimasi tingkat imbal hasil saham

yang dipersyaratkan. Hasil penelitian yang

dilakukan Utami (2005) juga menunjukkan

Page 7: PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP BIAYA EKUITAS … · informasi asimetrik negatif mempengaruhi biaya ekuitas; di sisi lain, informasi asimetris tidak mempengaruhi biaya utang.

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI.……....………………………..………………..………..............……(Jasman)

101

bahwa manajemen laba berpengaruh positif

terhadap biaya modal ekuitas. Artinya,

semakin besar manajemen laba yang dilakukan

oleh manajer,maka investor akan

meningkatkan required rate of return untuk

mengkompensasi risikoyang pada akhirnya

akan meningkatkan biaya modal ekuitas bagi

perusahaan. Dengan demikian hipotesis

penelitian ini adalah:

H3b: Manajemen laba berpengaruh positif

terhadap biaya ekuitas

Manajemen Laba Sebagai Variabel

Intervening

Bukti empiris menunjukkan adanya

hubungan yang sistematis antara asimetri

informasi dan tingkat manajemen laba

(Richardson, 1998). Keberadaan asimetri

informasi dalam perusahaan mendorong

manajemen untuk melakukan manajemen laba.

Wardani dan Marsodah (2011) mengatakan

bahwa asimetri informasi berpengaruh positif

terhadap manajemen laba. Praktik manajemen

laba secara langsung atau tidak langsung

berpengaruh terhadap integritas laporan

keuangan sehingga informasi laba yang

dilaporkan menjadi tidak wajar dan berdampak

pada peningkatan risiko (Nuryaman, 2014).

Ketika investor menyadari bahwa terdapat

aktivitas manajemen laba dilakukan oleh

manajemen maka investor akan meningkatkan

tingkat pengembalian saham yang diharapkan..

Penelitian Armstrong et al (2011)

membuktikan pada pasar persaingan yang

tidak sempurna, asimetri informasi

berhubungan positif dengan biaya modal, dan

pada pasar persaingan sempurna tidak terdapat

hubungan antara asimetri informasi dan biaya

modal. Dengan kata lain pada pasar persaingan

tidak sempurna, investor menerima informasi

tentang perusahaan yang juga tidak sempurna

sehingga aktivitas manajemen laba

mengarahkan pada laporan keuangan yang

tidak dapat diandalkan. Hal ini meningkatkan

asimetri informasi.

Laporan keuangan yang tidak

berkualitas juga diduga meningkatkan risiko

bagi pendanaan yang bersumber dari kreditor.

Sumber pendanaan perusahaan melalui utang

akan menimbulkan biaya modal sebesar biaya

bunga yang dibebankan oleh kreditur.

Keputusan anggaran modal disebabkan oleh

perubahan biaya modal dan akhirnya akan

mempengaruhi harga saham perusahaan

(Firnanti, 2011). Biaya modal yang dimaksud

pada hasil penelitian tersebut adalah biaya

ekuitas dan biaya utang. Dari pembahasan

tersebut diatas diduga bahwa aktivitas

manajemen laba dapat mengintervensi

pengaruh asimetri informasi terhadap biaya

modal: biaya ekuitas dan biaya utang. Dengan

demikian hipotesis penelitian ini adalah:

H4a: Manajemen laba memiliki intervensi di

dalam hubungan asimetri informasi

terhadap biaya utang dan biaya

ekuitas.

H4b: Manajemen laba memiliki intervensi di

dalam hubungan asimetri informasi

terhadap biaya utang dan biaya

ekuitas.

METODA PENELITIAN

Operasional Variabel

Variabel Independen. Asimetri

informasi merupakan ketimpangan perolehan

informasi diantara prinsipal dan agen

(Christiani dan Nugrahanti, 2014). Bid-ask

spread adalah salah satu ukuran dari tingkat

likuiditas pasar yang digunakan sebagai

pengukur asimetri informasi antara agen dan

prinsipal. Maka, asimetri informasi dapat

diukur menggunakan bid-ask spread

(Vankatesh dan Chiang dalam Wardani dan

Masodah, 2011) dengan rumus, yaitu:

SPREAD it = (askit – bidit) / [(askit

+bidit)/ 2] x 100 Keterangan:

Spreadit : Relative bid-ask spread perusahaan i

pada hari t

Askit : Harga tawar tertinggi saham

perusahaan i pada hari t

Bidit : Harga (bid) minta terendah saham

perusahaan i pada hari t

Variabel Dependen

Biaya Utang

Page 8: PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP BIAYA EKUITAS … · informasi asimetrik negatif mempengaruhi biaya ekuitas; di sisi lain, informasi asimetris tidak mempengaruhi biaya utang.

JRAK, Volume 12, No 2 Agustus 2016

102

Biaya utang adalah bunga sebelum pajak dan

pokok pinjaman yang harus dikembalikan oleh

perusahaan ketika memperoleh pinjaman

(Gitman dan Zutter, 2012). Perhitungan biaya

utang dapat dihitung menggunakan rumus

sebagai berikut:

COD =

Keterangan:

COD =

Cost of debt atau biaya utang

Interest Expense =

Beban bunga pinjaman

Average Interest Bearing Debt = Rata-rata

pinjaman yang menghasilkan bunga

Biaya Ekuitas

Biaya ekuitas mengacu pada tingkat

pengembalian yang diinginkan investor atas

investasinya di suatu perusahaan. Capital

Asset Pricing Model (CAPM) menurut Jones

dalam Susanto dan Siregar (2012),

menghubungkan tingkat pengembalian

minimum yang diharapkan investor atas suatu

sekuritas dengan risiko tertentu yang terukur di

dalam beta yang merupakan ukuran relatif

risiko yaitu risiko saham individual relatif

terhadap risiko pasar. Karena itu, perhitungan

biaya ekuitas dalam penelitian ini

menggunakan metode Capital Asset Pricing

Model (CAPM) sebagaimana yang digunakan

oleh Novianty (2009) dan Nuryaman (2014)

yang ditunjukkan dengan rumus sebagai

berikut:

=

Keterangan:

COE = Estimasi cost of equity (biaya ekuitas)

Rf = Risk free rate, yang diukur dengan

rata-rata tingkat suku bunga SBI

selama satu tahun

Βeta ( = Market beta yang diperoleh dari

hasil regresi antara return saham

perusahaan dengan market return

yang diproksi dengan IHSG dan

hanya menggunakan data

mingguan selama satu tahun

terakhir sehingga diperoleh

return selama 52 minggu

Rp = Market risk premium atau (Rm-

Rf) yang merupakan return

tambahan (additional return)

yang diinginkan oleh investor

karena berinvestasi pada sekuritas

yang berisiko.

Variabel Intervening

Manajemen laba dihitung menggunakan

akrual diskresioner sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Kothari et al. (2005).

Tahap-tahap penentuan discretionary accrual

(Machmuddah, et al, 2015) adalah sebagai

berikut:

TACCit = NIit – CFOit ……………….1

TACCit/TAit-1= β1(1/TAit-1) + β2((⍙REVit-

⍙RECit)/TAit-1) + β3(PPEit/TAit- 1) +

β4(ROAit-1/TAit-1) +e………………. 2

NDACCit = β1(1/TAit-1) + β2((⍙REVit-

⍙RECit)/TAit-1) + β3(PPEit/TAit-1) +

β4(ROAit-1/TAit-1) + e……………… 3

DACCit= (TACCit/TAit-1) – NDACCit… 4

Keterangan:

TACCit =Total akrual perusahaan i pada tahun t

Niit = Laba bersih kas dari aktivitas operasi

perusahaan i pada periode ke t

CFOit = Aliran kas dari aktivitas operasi

perusahaan i pada periode ke t

TACCit = Total akrual perusahaan i pada tahun t

(yang dihasilkan dari perhitungan nomer

1)

TAit-1 = Total aset perusahaan i pada akhir tahun

t-1

ΔREVit = Selisih pendapatan perusahaan i pada

tahun t dengan tahun t-1

PPEit = Property, plant, and equipment

perusahaan i tahun t

ΔRECit = Selisih piutang perusahaan i tahun t

dengan tahun t-1

ROAit = Return on assets perusahaan i pada akhir

tahun t-1

NDACCit= Nondiscretionary accrual perusa-

haan i pada tahun t

Page 9: PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP BIAYA EKUITAS … · informasi asimetrik negatif mempengaruhi biaya ekuitas; di sisi lain, informasi asimetris tidak mempengaruhi biaya utang.

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI.……....………………………..………………..………..............……(Jasman)

103

Εit = Koefisien error

DACCit = Discretionary accrual perusahaan i

pada tahun t

Variabel Kontrol

Variabel kontrol yang digunakan dalam

penelitian ini adalah leverage, ukuran

perusahaan, dan market to book value.

Leverage

Leverage menggambarkan sumber dana

operasional yang digunakan oleh perusahaan

dan dapat digunakan untuk menunjukkan

risiko yang dihadapi perusahaan. Semakin

besar risiko yang dihadapi perusahaan maka

ketidakpastikan akan perolehan laba dimasa

yang akan datang juga akan meningkat

(Agustia, 2013). Leverage dapat dihitung

dengan rumus sebagai berikut:

DER =

Keterangan:

DER = Debt to equity ratio

Total Liabilities = Total kewajiban

Total Equity= Total modal

Ukuran Perusahaan

Praktik manajemen laba yang dilakukan

oleh manajemen dapat ditentukan melalui

ukuran perusahaan.Perusahaan besar

cenderung berhati-hati dalam melakukan

pengelolaan perusahaan dan cenderung

melakukan pengelolaan laba secara efisien dan

efektif (Chirstiani dan Nugrahanti, 2014).

Ukuran perusahaan dalam penelitin ini

dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Size = Ln (Total Assets)

Keterangan:

Size= Ukuran perusahaan

Total Assets = Total aktiva

Market to Book Value

Tingginya nilai market to book value

yang dimiliki oleh perusahaan, mengindikasi-

kan bahwa peluang pertumbuhan perusahaan

semakin besar.Hal tersebut memberikan

prospek positif terhadap perusahaan di mata

investor. Oleh karena itu perusahaan dianggap

mampu memberikan kepastian return yang

lebih terjamin terhadap investor dan kreditur

sehingga keduanya mengharapkan return yang

lebih rendah (Rebecca dan Siregar, 2012).

Market to book value dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

MBV =

Populasi dan Sampel

Penelitian ini mengambil sampel satu

industri yaitu Perusahaan Properti dan Real

Estate yang terdaftar di BEI tahun 2012 –

2014. Dari sebanyak 44 perusahaan Properti

dan Real Estate terpilih 30 perusahaan yang

memenuhi kriteria yang ditentukan.

Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah

korelasi asosiatif yang bersifat kausal.

Pengujian untuk hipotesis menggunakan

analisis regresi berganda. Model penelitian ini

sbb:

Model 1:

DAC = β0 + β Asimetri + β Leverage + β

MBV + β SIZE +

Model 2:

COD = β0 + β Asimetri + β Leverage + β

MBV + β SIZE +

Model 3:

COE = β0 + β Asimetri + β Leverage + β

MBV + β SIZE +

Model 4:

COD = β0 + β DAC + β Asimetri + β

Leverage + β MBV + β Size +

Model5:

COE = β0 + β DAC + β Asimetri + β

Leverage + β MBV + β Size +

Keterangan:

β0 = Konstanta

DACC= Discretionary Accrual

Page 10: PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP BIAYA EKUITAS … · informasi asimetrik negatif mempengaruhi biaya ekuitas; di sisi lain, informasi asimetris tidak mempengaruhi biaya utang.

JRAK, Volume 12, No 2 Agustus 2016

104

ASIMETRI = Relatif bid-ask spread

COD = Cost of Debt atau biaya utang

COE= Cost of Equity atau biaya ekuitas

Leverage= Total kewajiban terhadap total

ekuitas

MBV= Market to book valueof Equity

Size= Ukuran Perusahaan

= Error

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Hasil Pemilihan Sample

Berdasarkan kriteria sample yang

disampaikan sebelumnya, maka terpilih

sampel yang digunakan dalam penelitian ini

berjumlah 30 sampel perusahaan.dengan total

90 perusahaan selama periode 2012-2014.

Tabel 1

Seleksi Sampel

No Keterangan Jlh

1 Perusahaan property & real estate yang terdaftar di BEI pada tahun 2012-2014

46

2 Perusahaan yang mengalami delisting selama tahun 2012 - 2014

(2)

3

Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan secara lengkap

0

4 Laporan keuangan perusahaan disajikan dalam mata uang asing (selain Rupiah)

0

5 Perusahaan memiliki nilai ekuitas negatif

0

6 Perusahaan yang memiliki saham tidak aktif

9

7

Perusahaan sektor property dan real estate yang berpindah sektor dari sektor property dan real estate

5

8 Jumlah sampel penelitian 30

9 Total sampel penelitian tahun 2012 – 2014

90

Sumber: Data diolah

Hasil Pengujian Hipotesis

Hasil pengujian hipotesis 1 dapat dilihat pada

tabel dibawah ini.

Tabel 2

Hasil Pengujian Model 1

Variabel Terikat: Asimetri Informasi

Variables Coeffi-cients

T Sig.

Constant -2.539 -230.54 0.000

ASIMETRI 5.22E-05 0.396 0.693

DER 0.001 4.503 0.000

MBV -6.57E-07 -0.003 0.998

SIZE -0.006 -1.867 0.065

N 30

F 5.770

Sig F 0.000

Adj R2 0.177

*secara statistik siginikan pada tingkat 5%

Sumber: Data sekunder diolah

Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa

asimetri informasi dengan nilai signifikansi

sebesar 0,693 yang berarti menolak Hipotesis

1 (H1) yaitu asimetri informasi tidak

berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini

karena pihak internal perusahaan yang diteliti

tidak sama sekali melakukan manajemen laba

melalui manipulasi harga saham bid dan ask.

Selain itu, pertumbuhan perusahaan yang baik

dan juga adanya kemungkinan kesalahan pada

pelaporan keuangan terdahulu yang tidak

sesuai dengan kaidah kualitatif mengakibatkan

asimetri informasi tidak berpengaruh terhadap

manajemen laba (Barus dan Setiawati,2015).

Hasil pengujian Hipotesis 2a dapat

dilihat pada tabel 3 dibawah ini:

Tabel 3

Hasil Pengujian Model 2

Variabel Terikat: Biaya Utang

Variables Coef-

ficients

T Sig.

(Constant) 0.210 1.074 0.282

ASIMETRI 0.000 1.429 0.157

DER -0.058 -4.340 0.000

MBV 0.028 1.917 0.059

SIZE -0.005 -0.767 0.445

N 30

F 6.802

Sig F 0.000

Adj R2 0.207

*secara statistik siginikan pada tingkat 5%

Sumber: Data sekunder diolah

Page 11: PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP BIAYA EKUITAS … · informasi asimetrik negatif mempengaruhi biaya ekuitas; di sisi lain, informasi asimetris tidak mempengaruhi biaya utang.

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI.……....………………………..………………..………..............……(Jasman)

105

Tabel 3 diatas menunjukkan asimetri

informasi memperoleh nilai sebesar 0,157

yang berarti menolak Hipotesis 2a (H2a)

sehingga dapat disimpulkan bahwa asimetri

informasi tidak berpengaruh terhadap biaya

utang. Hasil penelitian ini berbeda dengan

penelitian Nuryaman (2014) dan Purwanto

(2012) yang menyatakan bahwa asimetri

informasi berpengaruh psoitif signifikan

terhadap biaya modal ekuitas. Hal ini

disebabkan karena perusahaan cenderung

mengakui utangnya secara benar. Utang yang

besar berpengaruh buruk terhadap kinerja

perusahaan.

Asimetri informasi disebabkan oleh

masalah keagenan. Ketidakseimbangan

informasi antara investor dan manajemen

dapat dikurangi oleh auditor independen, hal

ini menyebabkan timbulnya biaya keagenan.

Auditor sebagai pihak independen bertugas

untuk mengaduit laporan keuangan

perusahaan. Salah satu cara untuk memperoleh

bukti audit, auditor dapat melakukan

konfirmasi terhadap pihak ketiga mengenai

asersi manajemen. Macam-macam konfirmasi

adalah konfirmasi piutang, utang, dan saldo

bank. Oleh karena itu angka komponen biaya

utang sulit untuk dimanipulasi sehingga

asimetri informasi tidak berpengaruh terhadap

biaya utang.

Hasil pengujian Hipotesis 2b dapat dilihat

pada tabel dibawah ini:

Tabel 4

Hasil Pengujian Model 3

Variabel Terikat: Biaya Ekuitas

Variables Coeffi-

cients

T Sig.

Constant -16.383 -4.101 0.000

ASIMET

RI

-0.152 -3.285 0.002

DER -0.091 -0.997 0.323

MBV 0.010 0.108 0.914

SIZE 4.383 3.708 0.000

N 30

F 9.580

Sig F 0.000

Adj R2 0.368

*secara statistik siginikan pada tingkat 5

Sumber: Data sekunder diolah

Hasil pengujian tersebut menunjukkan

tingkat signifikansi asimetri informasi

(ASIMETRI) adalah 0,002 (di bawah 0,05),

namun koefisiennya negatif yang berarti

arahnya berlawanan dengan hipotesis yang

ditetapkan yaitu asimetri informasi

berpengaruh positif terhadap biaya ekuitas.

Oleh karena itu, kesimpulannya adalah

asimetri informasi (ASIMETRI) tidak

memiliki pengaruh terhadap biaya ekuitas

(COE) dan hipotesis 2b (H2b) tidak dapat

diterima/ditolak.

Hal ini disebabkan oleh sektor

property dan real estate merupakan jenis pasar

persaingan tidak sempurna (imperfectly

competitive) di mana terdapat satu atau

beberapa penjual yang menguasai pasar atau

harga, serta satu atau beberapa pembeli yang

menguasai pasar atau harga. Menurut Leuz et

al (2011) pada pasar persaingan tidak

sempurna, tingkat likuiditas pasar

mempengaruhi jumlah informasi yang

tercermin dalam harga saham dan pada

akhirnya akan mengurangi presisi rata-rata

investor sehingga akan meningkatkan biaya

modal. Atau dengan kata lain, tingkat asimetri

informasi dalam perekonomian mempengaruhi

jumlah likuiditas pasar, yang juga

meningkatkan biaya modal .

Pengujian hipotesis 3A dan 4A

dilakukan melalui model 4 yang hasilnya

diperlihatkan pada tabel berikut ini.

Tabel 5

Hasil Pengujian Model 4

Variabel Terikat: Biaya Utang

Variables Coefficients T Sig.

(Constant) -82.695 -4.002 0.000

ASIMETRI 0.000 1.550 0.125

DACC -32.474 -6.018 0.000

DER -0.024 -1.918 0.058

MBV 0.026 2.098 0.039

SIZE -0.012 -2.155 0.034

N 30

F 14.939

Sig F 0.000

Adj R2 0.439

*secara statistik siginikan pada tingkat 5%

Sumber: Data sekunder diolah

Page 12: PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP BIAYA EKUITAS … · informasi asimetrik negatif mempengaruhi biaya ekuitas; di sisi lain, informasi asimetris tidak mempengaruhi biaya utang.

JRAK, Volume 12, No 2 Agustus 2016

106

Tabel 5 tersebut menunjukkan

manajemen laba memperoleh nilai signifikan

0,000 dan koefisien -32.474. Hasil ini

menginterprestasikan bahwa manajemen laba

berpengaruh terhadap manajemen laba.

Namun demikian, koefisiennya negatif artinya

berlawanan arah dengan hipotesis yang

ditetapkan yaitu manajemen laba berpengaruh

positif. Sehingga kesimpulannya adalah

manajemen laba tidak berpengaruh terhadap

biaya utang dan menolak Hipotesis 3a (H3a).

Hasil penelitian ini konsisten dengan

penelitian Triningtyas dan Siregar (2014) yang

menyatakan bahwa kualitas akrual, kualitas

akrual innate, dan akrual diskresioner tidak

berpengaruh terhadap biaya utang.

Tabel tersebut juga menunjukkan

bahwa manajemen laba memperoleh nilai

signifikansi sebesar 0,000. Hasil ini berarti

Hipotesis 4a (H4a) dapat diterima. Dengan

kata lain dapat disimpulkan bahwa manajemen

laba terbukti dapat memediasi hubungan

antara asimetri informasi dengan biaya utang.

Hipotesis 3B dan 4B diuji melalui model 5

yang hasilnya diberikan pada tabel 6 berikut

ini.

Tabel 6

Hasil Pengujian Model 5

Variabel Terikat: Biaya Ekuitas

Variables Coefficients T Sig.

(Constant) 106.500 0.670 0.506

ASIMETRI -0.151 -3.254 0.002

DACC 48.098 0.774 0.443

DER -0.081 -0.881 0.382

MBV -0.005 -0.058 0.954

SIZE 4.453 3.742 0.000

N 30

F 7.727

Sig F 0.000

Adj R2 0.363

Hasil uji T yang dilakukan pada model 5

menunjukkan bahwa manajemen laba tidak

berpengaruh terhadap biaya ekuitas. Hal ini

dapat dilihat melalui signifikansi manajemen

laba (DACC) sebesar 0,443 (lebih besar dari

0,05). Oleh karena itu, Hipotesis 3b (H3b) pada

penelitian ini ditolak. Hasil penelitian ini

mendukung hasil penelitian yang dilakukan

oleh Purwanto (2012) dan Nuryaman (2014),

namun berbeda dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Utami (2005), Novianty

(2009), dan Pratista dan Hutomo (2015).

Hasil uji T yang dilakukan model 5 juga

menunjukkan bahwa manajemen laba tidak

berpengaruh terhadap biaya ekuitas. Hal ini

dapat dilihat melalui signifikansi manajemen

laba (DACC) sebesar 0,443 (lebih besar dari

0,05). Oleh karena itu, Hipotesis 4b (H4b) pada

penelitian ini ditolak. Selain itu, dengan tidak

ditemukannya pengaruh manajemen laba

terhadap biaya ekuitas, maka manajemen laba

juga tidak dapat dijadikan sebagai variabel

intervening antara pengaruh asimetri informasi

terhadap biaya ekuitas. Hasil penelitian ini

selaras dengan hasil penelitian Anthony (2008)

dan Nuryaman (2014) yang menyatakan

bahwa manajemen laba tidak terbukti dapat

dijadikan sebagai variabel intervening antara

asimetri informasi terhadap biaya ekuitas.

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

Asimetri informasi tidak berpengaruh

terhadap manajemen laba. Hal ini karena pihak

internal perusahaan yang diteliti tidak sama

sekali melakukan manajemen laba melalui

manipulasi harga saham bid dan ask. Selain

itu, pertumbuhan perusahaan yang baik dan

juga adanya kemungkinan kesalahan pada

pelaporan keuangan terdahulu yang tidak

sesuai dengan kaidah kualitatif mengakibatkan

asimetri informasi tidak berpengaruh terhadap

manajemen laba (Barus dan Setiawati,2015).

Bukti empiris menunjukkan bahwa

asimetri informasi berpengaruh negatif

terhadap biaya ekuitas. Hal ini dapat

disebabkan karena sektor property dan real

estate merupakan jenis pasar persaingan tidak

sempurna (imperfectly competitive) dimana

tingkat asimetri informasi dalam

perekonomian mempengaruhi jumlah

likuiditas pasar, yang juga meningkatkan biaya

modal. Sebaliknya asimetri informasi tidak

berpengaruh terhadap biaya utang. Kondisi ini

terjadi karena utang adalah pos yang sulit

dimanipulasi oleh manajemen mengingat

teknik audit yang mengharuskan auditor

Page 13: PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP BIAYA EKUITAS … · informasi asimetrik negatif mempengaruhi biaya ekuitas; di sisi lain, informasi asimetris tidak mempengaruhi biaya utang.

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI.……....………………………..………………..………..............……(Jasman)

107

melakukan konfirmasi terhadap pihak ketiga

untuk memperoleh bukti audit terhadap asersi

majemen.

Manajemen laba tidak berpengaruh

terhadap biaya ekuitas. Hal ini mengindikasi-

kan bahwa investor tidak hanya melihat hasil

laporan keuangan tetapi melihat faktor lain

dalam mengambil keputusan untuk

menanamkan uang dalam perusahaan tersebut.

Bukti empiris juga menunjukkan bahwa

manajemen laba tidak berpengaruh terhadap

biaya utang. Manajemen laba tidak terbukti

dapat dijadikan sebagai variabel yang

mengintervensi hubungan antara asimetri

informasi terhadap biaya utang. Sebaliknya,

manajemen laba ternyata dapat dijadikan

sebagai variabel yang mengintervensi

pengaruh asimetri terhadap biaya ekuitas.

Saran untuk penelitian selanjutnya

adalah memperluas subjek penelitian dengan

meliti seluruh perusahaan yang terdaftar di

BEI dan menambahkan rentang waktu yang

lebih panjang sehingga dapat memberikan

hasil yang lebih representatif dan

menghasilkan analisis yang lebih baik.

DAFTAR REFERENSI

Agustia, D.. 2013. Pengaruh Faktor Good

Corporate Governance, Free Cash Flow,

dan Leverage terhadap Manajemen Laba.

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 15(1):

27-42.

Amijaya dan Prastiwi. 2013. Pengaruh

Kualitas Audit terhadap Manajemen

Laba. 3Diponegoro Journal of

Accounting, 2 (3).

Arifah. 2012. Praktek Teori Agensi Pada

Entitas Publik dan Non Publik.Prestasi,

9(1).

Barus, Andreani Caroline dan Kiki Setiawati

2015. Pengaruh Asimetri Informasi,

Mekanisme Corporate Governance,

dan Beban Pajak Tangguhan Terhadap

Manajemen Laba. Jurnal Wira

Ekonomi Mikroskil, 5 (01): 31-40.

Christiani, I. Nugrahanti, Y.W. 2014.

Pengaruh Kualitas Audit terhadap

Manajemen Laba. Jurnal

Akuntansi dan Keuangan,16 (1): 52-63.

Daljono.2014. Pengaruh Kualitas Audit

terhadap Manajemen Laba dan Biaya

Modal Ekuitas. Diponegoro Journal of

Accounting, (online), Vol.3, No.1,

(http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/

accounting, diakses 25 Juli 2014).

Dechow, P., and Schrand, C. 2004. Earnings

Quality. The Research Foundation of

CFA Institute.

Firnanti, Friska. 2011. Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Struktur Modal

Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek

Indonesia.Jurnal Bisnis dan Akuntansi.

13(2): 119-128

Francis, J., Lafond, R., Olsson, P.,

danSchipper, K. 2005.The Market Pricing

of Accruals Quality. Journal of

Accounting and Economics, 39, 295-327.

Gitman, Lawrence J., danZutter, Chad J. 2012.

Principles of Managerial Finance.

England: Pearson.

Gray, Philip, Phing-sheng koh, dan Yen H.

Tong. 2009. Accruals Quality,

Information Risk, and Cost of Capital:

Evidence from Australia. Journal of

Business & Finance. Vol 36 (1-2): 51-72.

Jensen, M.C and Meckling, W.H. 1976.

Theory of The Firm: Managerial

Behavior, Agency Cost and Ownership

Structure. Journal of Financial and

Economics, Vol. 3 No. 4: 305- 360.

Kesuma, A. 2009. AnalisisFaktor yang

MempengaruhiStruktur Modal Serta

PengaruhnyaTerhadapHargaSaham

Perusahaan Real Estateyang Go Public di

Bursa Efek Indonesia.Jurnal Manajemen

dan Kewirausahaan. 11(1): 38-45.

Kothari, S.P., A.Leone, and C.Wasley

2005.Performance Matched Di

Page 14: PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP BIAYA EKUITAS … · informasi asimetrik negatif mempengaruhi biaya ekuitas; di sisi lain, informasi asimetris tidak mempengaruhi biaya utang.

JRAK, Volume 12, No 2 Agustus 2016

108

scretionary Accrual Measures .Journal of

Accounting and Economics 39: 163-197.

Leuz, C., Lambert, R.A., & Verrechia,R.E.

2011.Information Asymmetry, Informa-

tion Precision, and the Cost of Capital.

Social Science Research Network.

(http//:www.ssrn.com, diakses 03Maret

2016).

Leuz C, Nanda and P.D. Wysocki. 2003.

“Earnings Management and Investor

Protection: an International Compa-

ration”’ Journal of Financial Economics,

69:505-527.

Machmuddah, et al. 2015.ManajemenLaba,

PengungkapanLingkungan Perusahaan

dan Mekanisme Tata Kelola Perusahaan.

Simposium Nasional Akuntansi 18.

Medan.

Moon, Doocheol, dan Aloke Ghosh.2010.

Corporate Debt Financing and Earnings

Quality. Journal of Business Finance

and Accounting, 37 (5-6): 538-559.

Novianty, Ira. 2009. Pengaruh Asimetri

Informasi Terhadap Praktik Manajemen

Laba dan Implikasinya Terhadap Biaya

Modal Ekuitas. Jurnal Ekono Insentif

Kopwil 4, 3(1): 40-59.

Pratista, Caecilia Antari dan Hutomo, Sigit.

2015. Pengaruh Manajemen Laba

terhadap Biaya Modal Ekuitas

Melalui Pengungkapan Corporate Social

and Environmental Responsibility

sebagaiVariabel Intervening. Jurnal

Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Atma Jaya. Yogyakarta.

Prevost, Andrew K, Christopher J. Skousen,

Ramesh P. Rao. 2008. Earnings

Management and the Cost of Debt.

(On Line http//:www.srrn.com)

Purwanto.2012. Pengaruh Manajemen Laba,

Asymmetry Information dan Pengung-

kapan Sukarela Terhadap Biaya

Modal.Simposium Nasional Akuntansi15.

Banjarmasin.

Raharjo, Eko. 2007. Teori Agensi dan Teori

Stewarship dalam Perspektif Akuntansi.

FokusEkonomi, 2(1): 37- 46.

Rebecca, Y. and Siregar, S.V. 2012. Pengaruh

Corporate Governance Index, Kepemi-

likan Keluarga, dan Kepemilikan

Institusional terhadap Biaya Ekuitas dan

Biaya Utang: Studi Empiris pada

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftardi

BEI. Simposium Nasional Akuntansi

15. Banjarmasin.

Richardson, V.J. 1998. Information Asym-

metry and earnings management: Some

evidence. (online http://www. srrn.com)

Subramanyam dan Wild.2010. Analisa

Laporan Keuangan.Jakarta: Salemba

Empat

Sugiyono, 2013. Metodologi Penelitian Bisnis.

Bandung: CV Alfabeta.

Sulistyanto, Sri. 2008.ManajemenLaba: Teori

Dan Model Empiris.Grasindo. Jakarta.

Susanto, S. dan Siregar, S.V. 2012.Corporate

Governance, KualitasLaba, dan Biaya

Ekuitas: Studi Empiris Perusahaan

Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa

Efek Indonesia Tahun 2009.

Simposium Nasional Akuntansi15.

Banjarmasin.

Triningtyas dan Siregar. 2014. Pengaruh

Kualitas Akrual Terhadap Biaya Utang

dan Biaya Ekuitas: Studi pada Perusahaan

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2005-2011. Simposium Nasional

Akuntansi 17.

Ummah, Muwachchidah. dan Subroto,

Bambang. 2014. PendanaanUtang

Perusahaan dan Kualitas Laba. Jurnal

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya.

Page 15: PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP BIAYA EKUITAS … · informasi asimetrik negatif mempengaruhi biaya ekuitas; di sisi lain, informasi asimetris tidak mempengaruhi biaya utang.

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI.……....………………………..………………..………..............……(Jasman)

109

Utami, Wiwik. 2005. Pengaruh Manajemen

Laba Terhadap Biaya Modal Ekuitas

(Studi Pada Perusahaan Publik Sektor

Manufaktur).SimposiumNasional

Akuntansi VIII. Solo.

Wardani dan Masodah.2011. Pengaruh

Asimetri Informasi, Struktur Kepemilikan

Manajerial, dan Leverage terhadap

Praktik Manajemen Laba dalam Industri

Perbankan di Indonesia.Proceeding

PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra,

Arsitektur&Sipil). 4(1): 128-134.

Woodcock,J., H.R. Whiting, 2009. Intellectual

Capital Disclosure by Australian

Companies. Paper disajikan dalam

AFAANZ Conference, Adelaide,

Australia.