PENGARUH ASAL BAHAN SETEK DAN DOSIS PUPUK N TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT NILAM (Pogostemon cablin Benth.) (Skripsi) Oleh : Soleh Iskandar 11110006.P Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PERTANIAN pada Jurusan Agroteknologi SEKOLAH TINGGI PERTANIAN DHARMA WACANA KOTA METRO 2014
69
Embed
PENGARUH ASAL BAHAN SETEK DAN DOSIS PUPUK N …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/238/1/Soleh Iskandar.pdf · dan perbedaan nilai tengah diuji dengan uji beda nyata terkecil (BNT) pada
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH ASAL BAHAN SETEK DAN DOSIS PUPUK N TERHADAP
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PERTANIAN
pada Jurusan Agroteknologi
SEKOLAH TINGGI PERTANIAN DHARMA WACANA
KOTA METRO
2014
PENGARUH ASAL BAHAN SETEK DAN DOSIS PUPUK N TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT NILAM (Pogostemon cablin Benth.)
Oleh
SOLEH ISKANDAR
ABSTRAK
Tanaman nilam mempunyai prospek yang cukup baik untuk dikembangkan sebagai salah satu komoditi penghasil devisa negara dan sumber pendapatan bagi petani. Namun produktifitas tanaman nilam saat ini masih rendah, maka perlu dilakukan upaya peningkatan produksi dengan cara perluasan perkebunan. Dalam
perluasan perkebunan ini dibutuhkan bibit dalam jumlah yang banyak. Bibit tanaman nilam dapat dihasilkan dengan perbanyakan secara setek (Wahid et al., 1990).
Disamping itu, upaya peningkatan pertumbuhan bibit dapat dilakukan dengan pemupukan, terutama dosis N seperti pupuk Urea (Marsono, 2005).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Asal bahan setek terbaik untuk pertumbuhan bibit nilam. (2) Dosis pupuk N terbaik untuk pertumbuhan bibit nilam. (3) Interaksi asal bahan setek dan dosis pupuk N dalam meningkatkaan pertumbuhan bibit nilam. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Juli sampai bulan September 2014 di Kel. Dayamurni, Kec. Tumijajar, Kab. Tulang Bawang Barat. Penelitian dengan metode percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) yang disusun secara faktorial, terdiri atas dua faktor yang diulang sebanyak 3 kali. Faktor pertama adalah asal bahan setek (B) yang terdiri atas 3 taraf yaitu: b1 = pucuk batang, b2 = tengah batang, b3 = pangkal batang. Faktor kedua adalah dosis pupuk N (N) yang terdiri atas 4 taraf yaitu: n0 = tanpa pupuk N, n1 = 1 g/polibag (setara 400 kg/ha), n2 =2 g/polibag (setara 800 kg/ha), n3 =3 g/polibag (setara 1.200 kg/ha). Kemudian data diolah dengan analisis ragam dan perbedaan nilai tengah diuji dengan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf 5%. Kesamaan ragam data (homogenitas) diuji dengan uji Bartlett.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Asal bahan setek tidak berpengaruh nyata pada semua peubah yang diamati kecuali jumlah daun. Asal bahan setek dari pangkal batang menghasilkan jumlah daun lebih banyak daripada pucuk batang dan batang tengah. (2) Dosis pemberian pupuk N tidak berpengaruh nyata pada semua peubah yang diamati kecuali bobot segar tunas. Pemberian pupuk N menghasilkan bobot segar tunas lebih tinggi daripada tanpa pemberian pupuk N, walaupun pemberian pupuk N 3 g/polibag menunjukkan hasil yang sama dengan dosis 1 g/polibag dan 2 g/polibag. (3) Tidak terdapat interaksi antara pemberian perlakuan asal bahan setek dan dosis pupuk N.
Judul Skripsi : PENGARUH ASAL BAHAN SETEK DAN
DOSIS PUPUK N TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT NILAM (Pogostemon cablin Benth.)
Nama Mahasiswa : Soleh Iskandar
No. Pokok Mahasiawa : 11110006.P
Program Studi : Agroteknologi
Jurusan : Agroteknologi
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Pembimbing I
Prof. Dr. Ir. Maryati, M.P. NIP. 196509221989032001
Pembimbing II
Dr. Ir. Etik Puji Handayani, M.Si. NIP. 196803171994032003
2. Ketua Jurusan Agroteknologi,
Ir. Syafiuddin, M.P NIP. 196303091989031003
MENGESAHKAN 1. Tim Penguji :
Ketua : Prof. Dr. Ir. Maryati, M.P. .............................
Penguji Utama : Ir. Sutomo, M.P ............................. Anggota : Dr. Ir. Etik Puji Handayani, M.Si .............................
2. Ketua Sekolah Tinggi Pertanian Dharma Wacana Metro,
Ir. Rakhmiati, MTA NIP. 196304081989032001
Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 3 Desember 2014
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Desa Dayamurni Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang
Bawang Barat pada tanggal 23 September 1989. dari ayah yang bernama Bukhori
dan ibu bernama Sarikem. Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara.
Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SDN 02 Tumijajar pada
tahun 1996 dan lulus pada tahun 2002. Kemudian Penulis melanjutkan pendidikan
di MTs Al-Munawaroh dan tamat pada tahun 2005. Penulis melanjutkan
pendidikannya di SMAN 1 Tumijajar dan lulus pada tahun 2008. Setelah tamat
SMA, penulis melanjutkan studi ke Kota Bandar Lampung dan diterima di
Politeknik Negeri Lampung (POLINELA) Jurusan Budidaya Tanaman Pangan,
Program Studi Hortikultura dan tamat tahun 2011.
Setelah lulus program D3, penulis melanjutkan pendidikannya dan diterima di S1
Sekolah Tinggi Pertanian (STIPER) Dharma Wacana Metro pada jurusan/
program study Agroteknologi.
Motto
Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah. (Thomas Alva Edison)
Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja. Mereka tidak menyia-
nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi. (Ernest Newman)
Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah mereka menyukainya atau tidak.
(Aldus Huxley)
Persembahan
Bismillahirrohmaanirrohiim...
Segala puji dan syukur kupersembahkan bagi sang penggenggam langit dan bumi,
dengan rahman rahim yang menghampar melebihi luasnya angkasa raya. Dzat yang
menganugerahkan kedamaian bagi jiwa-jiwa yang senantiasa merindu akan kemaha
besarannya.
Lantunan sholawat beriring salam penggugah hati dan jiwa, menjadi persembahan
penuh kerinduan pada sang revolusioner Islam, pembangun peradaban manusia
yang beradab Habibana wanabiyana Muhammad SAW...
Pada akhirnya tugas akhir (skripsi) ini dapat diselesaikan dengan baik, bila
meminjam pepatah lama “Tak ada gading yang tak retak” maka sangatlah pantas
bila pepatah itu disandingkan dengan karya ini. Karya ini merupakan wujud dari
kegigihan dalam ikhtiar untuk sebuah makna kesempurnaan dengan tanpa
berharap melampaui kemaha sempurnaan sang maha sempurna.
Dengan hanya mengharap ridho-Mu semata, ku persembahkan karya ini untuk
yang terkasih Bapak, Mamak dan keluarga yang doanya senantiasa mengiringi
setiap derap langkahku dalam meniti kesuksesan. Mohon dimaafkan bila ikhtiar
anak/adik/kakak mu ini tidak maksimal sesuai yang diharapkan. Terima kasih ku
ucapkan kepada sahabat – sahabatku yang telah memberikan bantuan yang tak
kenal lelah dan waktu.
Untuk mu dosen-dosenku, semoga Alloh selalu melindungimu dan meninggikan
derajatmu di dunia dan di akhirat, terima kasih atas bimbingan dan arahan selama
ini. Semoga ilmu yang telah diajarkan menuntunku menjadi manusia yang berharga
di dunia dan bernilai di akhirat. Alhamdulillahi robbil „aalamiin…
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah S.W.T., karena berkat rahmat
dan karunia-Nya sehingga Skripsi Penelitian yang berjudul “ Pengaruh Asal
Bahan Setek dan Dosis Pupuk N Terhadap Pertumbuhan Bibit Nilam
(Pogostemon cablin Benth.) ” dapat penulis selesaikan dengan baik, sebagai salah
satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi
Agroteknologi Sekolah Tinggi Pertanian Dharma Wacana Metro.
Dengan telah selesainya penulisan dan penyusunan skripsi ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Ibu Ir. Rakhmiati, MTA selaku Ketua STIPER Dharma Wacana Metro atas segala
kebijakan dan fasilitas dalam penyelesain studi di program studi agroteknologi
STIPER Dharma Wacana Metro.
2. Ibu Prof. Dr. Ir. Maryati, M.P. Selaku pembimbing utama penelitian, atas
segala bimbingan, bantuan, nasihat, motivasi dan saran yang sangat berarti
hingga selesainya penulisan hasil penelitian ini.
3. Ibu Dr. Ir. Etik Puji Handayani, M.Si. sebagai pembimbing kedua yang telah
memberikan bimbingan, dukungan, fasilitas, dan kemudahan-kemudahan
dalam penulisan hasil penelitian ini.
4. Bapak Ir. Sutomo, M.P. Selaku penguji utama atas segala saran dan
pembahasan terhadap hasil penelitian ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen dan sivitas akademika STIPER Dharma Wacana Metro
yang telah memberikan banyak kemudahan dan fasilitas demi kelancaran
palaksanaan penelitian ini hingga selesai.
6. Kepala Laboratorium Ternak Politeknik Negeri Lampung yang telah
membantu dalam proses dan penyelesaian penelitian ini.
7. Kedua Orang tua, Kakak dan Adikku, Suci Saraswati, S.E.Sy., Anwar Sidik,
SP., Kurnia Darmawan, SP., Febrira Utami, SP., Sari Nurhidayati, SP., serta
seluruh keluarga dan saudara yang telah memberikan semangat, dukungan,
kasih sayang, dan senantiasa memberikan do’a yang tak pernah berhenti
kepada penulis.
8. Rekan-rekan mahasiswa STIPER Dharma Wacana Metro yang banyak
memberikan dukungan, bantuan tenaga dan waktu, serta andil dalam
kelancaran pelaksanaan kegiatan ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan ini.
Semoga skripsi ini berguna bagi pembaca dalam pengembangan tanaman nilam
dan kegiatan ilmiah. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh
dari sempurna, diharapkan berbagai kritikan dan saran yang bersifat membangun
untuk perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini dari semua pihak.
.
Metro, 4 Agustus 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i
ABSTRAK ....................................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................................... iv
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................................... v
MOTTO ............................................................................................................................ vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xv
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian ..................................................................................................... 4
1.3 Dasar pengajuan Hipotesis ...................................................................................... 4
kg/ha). Sehingga seluruhnya ada 12 kombinasi perlakuan (b1n0, b1n1, b1n2, b1n3,
b2n0, b2n1, b2n2, b2n3, b3n0, b3n1, b3n2, b3n3), setiap perlakuan diulang 3 kali dan
terdapat 10 polibag setiap satu satuan percobaan sehingga diperoleh 360 total
polibag. Setiap satu satuan percobaan diambil 5 tanaman sampel secara zig-zag.
Kemudian data diolah dengan analisis ragam dan perbedaan nilai tengah diuji
dengan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf 5 %. Kesamaan ragam data
(homogenitas) diuji dengan uji Bartlett.
3.4 Pelaksanaan Penelitian
3.4.1 Persiapan Media Tanam dan Naungan
Media tanam yang digunakan adalah tanah topsoil. Selanjutnya tanah diayak dan
dicampur dengan pupuk kandang sapi dengan perbandingan 2 : 1, kemudian
dimasukkan ke dalam polibag berukuran 15 cm x 15 cm sebanyak ¾ bagian
polibag.
Pembuatan naungan menggunakan paranet dengan ditopang tiang - tiang dari
bambu setinggi 2 meter, kemudian ujung-ujung paranet diikatkan pada tiang-tiang
bambu tersebut. Naungan berfungsi untuk pengurangi penguapan berlebihan pada
pembibitan setek nilam karena terik cahaya matahari.
3.4.2 Persiapan Bahan Setek
Batang tanaman nilam yang digunakan sebagai bahan setek dalam penelitian ini
adalah varietas Sidikalang yang mempunyai umur relatif sama yaitu 7 bulan.
Batang yang diambil dipilih yang memiliki ruas dan memiliki bagian pucuk
batang. Kemudian dipotong menjadi tiga bagian (pucuk,tengah dan pangkal),
setiap bagian terdiri dari 3 buku dan masing-masing disisakan 1 daun. Masing-
masing bahan setek tersebut pangkal batangnya dipotong miring (45º) untuk
memperluas permukaan munculnya akar.
3.4.3 Pembibitan dan Pemeliharaan
Pembibitan nilam dilakukan di polibag untuk mempermudah melakukan
perawatan dan pengontrolan, menghemat penggunaan bibit serta dapat
mengurangi tingkat kematian akibat pemindahan ke kebun atau lahan (Santoso,
2007).
Penanaman setek di polibag dilakukan secara tegak lurus dengan membenamkan
setek sedalam 1 buku setek ke dalam media tanam polibag, kemudian tanah
dipadatkan mengelilingi setek agar setek tidak mudah roboh.
Pemeliharaan yang dilakukan adalah penyiraman, penyiangan dan pengendalian
hama. Penyiraman dilakukan sebanyak satu kali sehari yaitu pada sore hari.
Penyiraman dilakukan sampai tanah pembibitan betul-betul basah dengan tujuan
agar kelembaban tetap terjaga dan terpelihara. Penyiangan dilakukan setiap
minggu dengan mencabut gulma yang tumbuh di dalam polibag agar tidak terjadi
persaingan hara, cahaya, dan air. Untuk pengendalian hama dilakukan secara
mekanik, yaitu dengan mengambil dan membunuh secara langsung hama dari
tanaman yang terserang hama.
3.4.4 Aplikasi Pupuk N
Pupuk N yang digunakan adalah pupuk Urea, diberikan sesuai dengan dosis
perlakuan, yaitu; tanpa pupuk N (urea), 1 gram urea/polibag, 2 gram urea/polibag
dan 3 gram urea/polibag. Pupuk Urea diberikan sebanyak satu kali yaitu pada
umur 1 MST dengan cara melingkar dengan jarak 5 cm dari pangkal batang.
3.4.5 Pengamatan
Parameter pengamatan meliputi persentase tumbuh setek nilam, Nisbah Luas
Daun (NLD), panjang tunas, jumlah daun, bobot segar tunas, bobot segar akar,
bobot kering tunas, dan bobot kering akar, yang dilakukan pada 5 buah tanaman
sampel.
1. Persentase Tumbuh Setek Nilam (%)
Pengamatan setek tumbuh dilakukan pada akhir penelitian yaitu saat tanaman
berumur 60 hari. Kemudian menghitung persentase setek tumbuhnya (%).
Persentase setek tumbuh =
x 100 %
Kriteria setek tumbuh yaitu setek sudah mampu membentuk tunas dan akar.
2. Nisbah Luas daun (NLD) (cm2/g)
Nisbah Luas Daun (NLD) adalah perbandingan luas daun (L) terhadap bobot
kering tanaman yang ada (W). NLD dihitung dengan rumus :
NLD = L/W
Keterangan : L = luas daun, W = bobot kering tanaman
Luas daun diperoleh dengan melakukan pengukuran pada akhir penelitian dengan
cara daun dipetik dan menggambar daun segar di atas kertas milimeter blok,
kemudian dihitung kertas yang tertutupi daun, dinyatakan dalam centimeter (cm2),
sedangkan bobot kering tanaman didapat setelah tanaman dikeringkan
menggunakan oven kemudian ditimbang.
3. Panjang Tunas (cm)
Dengan mengukur panjang tunas terpanjang mulai dari pangkal tunas sampai
pucuk tanaman. Pengukuran dilakukan pada 21 HST sampai 60 HST dengan
interval 10 hari.
4. Jumlah Daun (helai)
Penghitungan jumlah daun dilakukan pada akhir pengamatan yaitu pada saat
umur 60 HST. Daun yang dihitung adalah daun yang telah membuka
sempurna.
5. Bobot Segar Tunas (gram)
Dilakukan pada akhir penelitian dengan cara memotong tunas segar dan
kemudian segera ditimbang.
6. Bobot Segar Akar (gram)
Dilakukan pada akhir penelitian dengan cara akar dipisahkan dengan batang
kemudian segera ditimbang setelah pemanenan.
7. Bobot Kering Tunas (gram)
Tunas segar yang telah dipotong dikeringkan dalam oven pada suhu 80º C
sampai mencapai bobot konstan lalu ditimbang.
8. Bobot Kering Akar (gram)
Akar segar yang telah dikeringkan di dalam oven pada suhu 80º C sampai
mencapai bobot konstan lalu ditimbang.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Persentase Tumbuh Setek Nilam (%)
Hasil analisis ragram menunjukkan bahwa asal bahan setek dan pemberian pupuk
N berbagai dosis serta interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap
persentase tumbuh setek nilam (Lampiran 6).
Tabel 1. Persentase tumbuh bibit nilam akibat pengaruh asal bahan setek dan dosis pupuk N (%)
Asal Bahan Stek (B)
Dosis pupuk N (N) (gram urea/polibag) Rata-rata
0 1 2 3 ……………….. %.......................
Pucuk batang
Batang tengah
Pangkal batang
80,00
80,00
86,67
86,67
86,67
73,33
86,67
80,00
100,00
94,33
93,33
80,00
86,67
85,00
85,00
Rata-rata 82,22 82,22 88,89 88,89 Nilai BNT B = 14,71 BNT N = 16,99
Tabel 1 menunjukkan perbandingan nilai tengah persentase tumbuh bibit nilam
akibat perbedaan asal bahan setek dan pemberian pupuk N berbagai dosis tidak
berbeda nyata.
4.1.2 Nisbah Luas Daun (NLD) (cm2/g)
Hasil analisis ragram menunjukkan bahwa asal bahan setek dan pemberian pupuk N
berbagai dosis serta interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap nisbah luas
daun tumbuh setek nilam (Lampiran 9).
Tabel 2. Nisbah Luas Daun (NLD) bibit nilam akibat pengaruh asal bahan setek dan dosis pupuk N (cm2/g)
Asal Bahan Stek
(B) Dosis pupuk N (N) (gram urea/polibag) Rata-rata
0 1 2 3 ………..…………cm
2/g……………….
Pucuk batang
Batang tengah
Pangkal batang
3,74
3,70
3,72
3,53
3,81
3,23
3,29
3,34
3,30
3,26
3,30
3,30
3,46
3,54
3,39
Rata-rata 3,72 3,52 3,31 3,29 Nilai BNT B = 0,35 BNT N = 0,41
Tabel 2 menunjukkan perbandingan nilai tengah NLD bibit nilam akibat perbedaan
asal bahan setek dan pemberian pupuk N berbagai dosis tidak berbeda nyata.
4.1.3 Panjang Tunas (cm) Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa asal bahan setek dan pemberian pupuk N
berbagai dosis serta interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap panjang
tunas setek nilam (Lampiran 12).
Tabel 3. Panjang tunas bibit nilam akibat pengaruh asal bahan setek dan dosis pupuk N
Asal Bahan Stek (B)
Dosis pupuk N (N) (gram urea/polibag) Rata-rata
0 1 2 3 ………..……..…cm……...…………….
Pucuk batang
Batang tengah
Pangkal batang
16,07
16,13
16,70
16,00
16,57
16,53
16,63
16,70
15,50
16,53
17,37
16,33
16,31
16,69
16,27
Rata-rata 16,30 16,37 16,78 16,74
Nilai BNT B = 0,81 BNT N = 0,94
Tabel 3 menunjukkan perbandingan nilai tengah panjang tunas bibit nilam akibat
perbedaan asal bahan setek dan pemberian pupuk N berbagai dosis tidak berbeda
nyata.
4.1.4 Jumlah Daun (helai) Hasil analisis ragram menunjukkan bahwa pemberian pupuk N berbagai dosis
tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun, namun asal bahan setek
berpengaruh nyata terhadap jumlah daun, dan tidak terdapat interaksi antara kedua
perlakuan (Lampiran 15).
Tabel 4. Jumlah daun bibit nilam akibat pengaruh asal bahan setek dan dosis pupuk N
Asal Bahan Stek (B)
Dosis pupuk N (N) (gram urea/polibag) Rata-rata
0 1 2 3 ………..……..…helai…….…………….
Pucuk batang
Batang tengah
Pangkal batang
3,83
3,67
3,91
3,75
3,63
4,03
3,94
3,21
4,03
3,87
3,70
3,95
3,85 AB
3,55 A
3,98 B
Rata-rata 3,80 a 3,80 a 3,73 a 3,84 a Nilai BNT B = 0,33 BNT N = 0,38
Keterangan: Angka – angka yang diikuti huruf yang sama (huruf besar arah kolom, huruf kecil arah baris) tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%.
Tabel 4 memperlihatkan bahwa pemberian pupuk N memberikan jumlah daun
yang sama. tetapi perlakuan asal bahan setek menghasilkan jumlah daun yang
berbeda, setek yang berasal dari pangkal batang lebih banyak daunnya
dibandingkan pucuk batang dan batang tengah.
4.1.5 Bobot Segar Tunas (gram) Hasil analisis ragram menunjukkan bahwa asal bahan setek tidak berpengaruh
nyata terhadap bobot segar tunas, namun pemberian pupuk N berbagai dosis
berpengaruh nyata terhadap bobot segar tunas, dan interaksi keduanya tidak
berpengaruh nyata terhadap bobot segar tunas setek nilam (Lampiran 18).
Tabel 5. Bobot segar tunas bibit nilam akibat pengaruh asal bahan setek dan dosis pupuk N
Asal Bahan Stek
(B) Dosis pupuk N (N) (gram urea/polibag) Rata-rata
0 1 2 3 ………..……..…gram……...……….
Pucuk batang
Batang tengah
Pangkal batang
5,53
6,10
5,67
6,30
5,90
6,80
5,70
6,60
6,73
6,80
6,73
7,27
6,08 A
6,33 A
6,62 A
Rata-rata 5,77 a 6,33 ab 6,34 ab 6,93b Nilai BNT B = 0.59 BNT N = 0,68
Keterangan: Angka – angka yang diikuti huruf yang sama (huruf besar arah kolom, huruf kecil arah baris) tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%.
Tabel 5 memperlihatkan bahwa asal bahan setek memberikan bobot segar tunas
yang sama. Tetapi pemberian pupuk N dengan dosis 3 gram urea/polibag
memberikan bobot segar tunas lebih tinggi dibandingkan tanpa pupuk, 1 gram
urea/polibag dan 2 gram urea/polibag.
4.1.6 Bobot Segar Akar (gram)
Hasil analisis ragram menunjukkan bahwa asal bahan setek dan pemberian pupuk
N berbagai dosis serta interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap bobot
segar akar setek nilam (Lampiran 21).
Tabel 6. Bobot segar akar bibit nilam akibat pengaruh asal bahan setek dan dosis pupuk N
Asal Bahan Stek (B)
Dosis pupuk N (N) (gram urea/polibag) Rata-rata
0 1 2 3 ………..……..…gram……...…………….
Pucuk batang
Batang tengah
Pangkal batang
2,67
3,00
3,13
2,80
2,70
3,40
3,50
3,03
3,67
3,20
3,50
3,50
3,04
3,06
3,43
Rata-rata 2,93 2,97 3,40 3,40 Nilai BNT B = 0,59 BNT N = 0,68
Tabel 6 menunjukkan perbandingan nilai tengah bobot segar akar bibit nilam
akibat perbedaan asal bahan setek dan pemberian pupuk N berbagai dosis tidak
berbeda nyata.
4.1.7 Bobot Kering Tunas (gram)
Hasil analisis ragram menunjukkan bahwa asal bahan setek dan pemberian pupuk
N berbagai dosis serta interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap bobot
kering tunas setek nilam (Lampiran 24).
Tabel 7. Bobot kering tunas bibit nilam akibat pengaruh asal bahan setek dan dosis pupuk N
Asal Bahan Stek
(B) Dosis pupuk N (N) (gram urea/polibag) Rata-rata
0 1 2 3 ………..……..…gram……...…………….
Pucuk batang
Batang tengah
Pangkal batang
2,43
2,70
2,33
2,90
2,47
3,20
2,63
3,27
2,83
3,13
2,97
3,27
2,78
2,85
2,91
Rata-rata 2,49 2,86 2,91 3,12 Nilai BNT B = 0,43 BNT N = 0,50
Tabel 7 menunjukkan perbandingan nilai tengah bobot kering tunas bibit nilam
akibat perbedaan asal bahan setek dan pemberian pupuk N berbagai dosis tidak
berbeda nyata.
4.1.8 Bobot Kering Akar (gram) Hasil analisis ragram menunjukkan bahwa asal bahan setek dan pemberian pupuk
N berbagai dosis serta interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap bobot
kering akar setek nilam (Lampiran 27).
Tabel 8. Bobot kering akar bibit nilam akibat pengaruh asal bahan setek dan dosis pupuk
Asal Bahan Stek (B)
Dosis pupuk N (N) (gram urea/polibag) Rata-rata
0 1 2 3 ………..……..…gram…...……………. Pucuk batang
Batang tengah
Pangkal batang
0,93
0,60
1,07
0,93
0,57
1,03
1,37
0,83
1,30
0,97
1,23
0,87
1,05
0,81
1,07
Rata-rata 0,87 0,84 1,17 1,02 Nilai BNT B = 0,36 BNT N = 0,41
Tabel 8 menunjukkan perbandingan nilai tengah bobot kering akar bibit nilam
akibat perbedaan asal bahan setek dan pemberian pupuk N berbagai dosis tidak
berbeda nyata.
4.2 Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk N dengan berbagai dosis
belum memberikan pengaruh nyata terhadap peubah persentase tumbuh setek
nilam, nisbah luas daun, panjang tunas, jumlah daun, bobot segar akar, bobot
kering tunas dan bobot kering akar kecuali bobot segar tunas. Diduga karena
media yang digunakan untuk percobaan ditambah pupuk kandang sapi dengan
perbandingan 2 : 1 sehingga kandungan nitrogen pada media tanam mecukupi
untuk pertumbuhan setek nilam. Namun pada perkembangan lebih lanjut, bibit
setek menunjukkan pengaruh yang berarti pada bobot segar tunas dengan
penambahan dosis pupuk N. Hasil percobaan menunjukkan dengan penambahan
pupuk N menghasilkan bobot segar tunas yang lebih tinggi dibandingkan dengan
tanpa penambahan dosis pupuk N, namun penambahan pupuk N 3 gram
urea/polibag menunjukkan hasil yang sama dengan dosis 1 gram urea/polibag dan
2 gram urea/polibag.
Dari hasil penelitian penambahan pupuk N akan meningkatkan bobot segar tunas
setek nilam, menunjukkan bahwa penambahan pupuk N mempengaruhi proses
pertumbuhan setek nilam. Menurut Marsono (2005), menyatakan keuntungan
menggunakan pupuk urea (N) adalah mudah diserap tanaman. Selain itu,
kandungan N sangat dibutuhkan pada pertumbuhan awal tanaman. Pendapat di
perkuat pula oleh Rismunandar (1995), yang menyatakan bahwa Setek
memerlukan energi untuk pertumbuhan perakaran dan tunas, energi tersebut yang
diperoleh dari karbohidrat dan nitrogen yang tersimpan dalam jaringan tanaman
tersebut. Maka dengan penambahan pupuk N akan membantu untuk memenuhi
kebutuhan nitrogen dalam proses pertumbuhan setek nilam.
Asal bahan setek juga belum memberikan pengaruh nyata terhadap peubah
persentase tumbuh setek nilam, NLD, panjang tunas, bobot segar tunas, bobot
segar akar, bobot kering tunas dan bobot kering akar kecuali jumlah daun. Asal
bahan setek dari pangkal batang menghasilkan jumlah daun lebih banyak daripada
pucuk batang dan batang tengah. Diduga karena pangkal batang memiliki umur
yang paling tua sehingga lebih banyak mengandung karbohidrat, dan nitrogen
untuk mencukupi energi untuk pertumbuhan tunas, hal ini sesuai yang
dikemukakan oleh Syakir et al.(1992), bahwa keberhasilan setek membentuk akar
dipengaruhi oleh umur tanaman, fase pertumbuhan dan perbedaan bagian tanaman
yang digunakan sebagai bahan setek. Hal tersebut berhubungan dengan
kandungan berbagai zat yang berperan dalam pembentukan akar dan tunas seperti
auksin, karbohidrat, dan nitrogen. Selain faktor dari dalam tanaman, tidak terjadi
interaksi antara bahan setek dan dosis pupuk N disebabkan oleh suhu yang
terlampau tinggi sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman nilam tidak
seimbang, mengingat penelitian dilakukan pada saat musim kemarau. Suhu
optimal untuk perakaran setek berkisar antara 210 C sampai 270 C pada pagi dan
siang hari dan 150 C pada malam hari. Suhu yang terlampau tinggi dapat
mendorong perkembangan tunas melampaui perkembangan perakaran dan
meningkatkan laju transpirasi (Syakir et al,1992).
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada interaksi antara asal bahan setek dan dosis
pupuk N. hal ini mengindikasikan bahwa penambahan dosis pupuk N tidak
dipengaruhi oleh asal bahan setek dan asal bahan setek memberikan hasil yang
sama pada penambahan dosis pupuk N.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan hal – hal sebagai
berikut :
1) Asal bahan setek tidak berpengaruh nyata pada semua peubah yang diamati
kecuali jumlah daun. Asal bahan setek dari pangkal batang menghasilkan
jumlah daun lebih banyak daripada pucuk batang dan batang tengah.
2) Dosis pemberian pupuk N tidak berpengaruh nyata pada semua peubah yang
diamati kecuali bobot segar tunas. Pemberian pupuk N menghasilkan bobot
segar tunas lebih tinggi daripada tanpa pemberian pupuk N, walaupun
pemberian pupuk N 3 gram urea/polibag menunjukkan hasil yang sama
dengan dosis 1 gram urea/polibag dan 2 gram urea/polibag.
3) Tidak terdapat interaksi antara pemberian perlakuan asal bahan setek dan
dosis pupuk N.
5.2 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lanjut dengan tingkat dosis N yang lebih tinggi dan
interval yang lebih jauh
DAFTAR PUSTAKA
Adi, K. K. 2007. Pengaruh Macam Batang Setek dan Posisi Tanam Terhadap Pertumbuhan Tanaman Gamal (gliricidiasepium (Jacq) Steud). Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.
Arpana, D.J. Bagyaraj, E.V.S. Prakasa Rao, T.N. Parameswaran dan B. Abdul Rahiman. 2008. Symbiotic Response of Patchouli (Pogostemoncablin (Blanco) Benth. to Different Arbuscular Mycorrhizal Fungi. Jurnal Advances in Environmental Biology.2(1): 20-24.
Danoesastro,H. 1973. Zat Pengatur Tumbuh dalam Pertanian. Yayasan Pembangunan Fakultas Pertanian UGM. Yogyakarta.
Daud, A. 1991. Budidaya dan Penyulingan Nilam. Yasaguna. Jakarta
Harjadi, S. S. 1973. Pembiakan Vegetatif. Dep. Agronomi Fakultas Pertanian IPB, Bogor.
Kardinan, A., dan Ludi, M. 2004. Mengenal Lebih Dekat Nilam Tanaman Beraroma Wangi Untuk Industri Parfum dan Kosmetika. Agromedia. Bogor.
Kurniati, N. 2013. Pupuk Urea. http://www.tanijogonegoro.com/2013/12/pupukurea.html. Diunduh pada 31 Desember 2015
Leiwakabessy, P.M. 1977. Ilmu Kesuburan Tanah. Departemen Ilmu Tanah, Institut Pertanian Bogor.
Mangun, H. M. S. 2005. Nilam. Penebar Swadaya, Jakarta.
Mardani, D., Y. 2007. Pengaruh Jumlah Ruas dan Komposisi Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Bibit Setek Nilam (Pogostemoncablin Benth). Fakultas Pertanian UNY. Yogyakarta.
Marsono. 2005. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya, Jakarta. 150 hlm.
Noverina, S. 2007. Pengaruh Lama Perendaman Bagian Tanaman Yang Digunakan Sebagai Setek Dalam Larutan Urin Sapi Terhadap Pertumbuhan Bibit Tanaman Nilam Aceh (Pogostemon cablin Benth.). Fakultas pertanian. Universitas Brawijaya. Malang.
Nurahmi, E., Kamarlis Karim, dan Tarmizi. 2013. Pengaruh Jumlah Ruas Setek dan Dosis Urea Terhadap Pertumbuhan Setek Pucuk Nilam (Pogostemon cablin Benth.). Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh : 80 – 87
Nurhasanah. 2006. Pengaruh Air Kelapa Muda Terhadap Pertumbuhan Setek Tanaman Nilam (Pogostemoncablin Benth). Jurnal Budidaya Pertanian. Samarinda.
Nyakpa, M. Y. dan Hasinah HAR. 1985. Pupuk dan Pemupukan (Diktat). Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh.
Rismunandar. 1995. Budidaya Bunga Potong. Penebar Swadaya. Jakarta
Rukmana, H. R. 2004. Nilam Prospek Agribisnis dan Teknik Budi Daya.Kanisius, Yogyakarta.
Rusli, S. 1991. Pemurnian/peningkatan Mutu Minyak Nilam dan Daun Cengkeh. Prosiding Pengembangan Tanaman Atsiri di Sumatera, Bukit Tinggi, 4 – 8 - 1991. Balai Penelitian Tanaman Rempahdan Obat, Bogor. Hal. 89-96.
Sitompul, S. M. dan B. Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Sudaryani, T., dan Endang, S. 1990. Budidaya dan Penyulingan Nilam. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sunanto, H. 1992. Cokelat, Pengolahan Hasil dan Aspek Ekonominya. Kanisius, Yogyakarta.
Sutedjo, M. M. 1995. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta.
Sutejo, M.M. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. PT Asdi Mahasatya, Jakarta.
Suryaningsih.2004. Pengaruh Macam Zat Pengatur Tumbuh dan Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Setek Lada (Piper nigrum L.). Fakultas Pertanian. UNS. Surakarta.
Suwandiyati, N. D. 2009. Pengaruh Asal Bahan Setek Terhadap Pertumbuhan Bibit Nilam (Pogostemon cablin Benth.). Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Surakarta
Syakir, M., M.H. Bintoro, D., dan Amrin, Y. D. 1992. Pengaruh Berbagai Zat Pengatur Tumbuh dan Bahan Setek terhadap Pertumbuhan Setek Cabang Buah Lada. Pembr.Littri. 19(3-4): 59-65. Bogor.
Wahid, P. Wikardi, E. A. dan Asma, A. 1990. Perkembangan Penelitian Tanaman Nilam. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, edisi khusus Littro. VI (1): 23-28.
Wudianto, R. 1998. Membuat Setek, Cangkok, dan Okulasi. Penebar Swadaya, Jakarta. 79 hlm.
Zulkarnain. 2004. In Vitro Culture of Pogostemon cablin, Benth. In Vitro Culture of Pogostemon cablin, Benth. (Nilam Plant): The Effect of NAA and BAP on Embryogenic Callus Proliferation and Subsequent Somatic Embryogenesis. MakaraSains. 8(3-8): 103-107.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Deskripsi tanaman nilam varietas Sidikalang
Nomor Seleksi : 0013
Asal : Sidikalang (Sumatera Utara)
Tinggi tanaman (cm) : 70,70 – 75,69
Warna batang muda : Ungu
Warna batang tua : Ungu kehijauan
Bentuk batang : Persegi
Percabangan : Lateral
Jumlah cabang primer : 8,00 – 15,64
Jumlah cabang sekunder : 17,37 – 20,70
Panjang cabang primer (cm) : 43,01 – 61,69
Panjang cabang sekunder (cm) : 25,80 – 34,15
Bentuk daun : Delta, bulat telur
Pertulangan daun : Menyirip
Warna daun : Hijau keunguan
Panjang daun (cm) : 6,30 – 6,45
Lebar daun (cm) : 4,88 – 6,26
Tebal daun (mm) : 0,30 – 4,25
Panjang tangkai daun (cm) : 2,71 – 3,34
Jumlah daun/cabang primer : 58.07 – 130,43
Ujung daun : Runcing
Pangkal daun : Rata, membulat
Tepi daun : Bergerigi ganda
Bulu daun : Banyak, lembut
Produksi ternak segar (ton/ha) : 13,66 – 108,10
Produksi minyak (kg/ha) : 78,90 – 624,89
Kadar minyak (%) : 2,23 – 4,23
Kadar patchouli alkohol (%) : 30,21 – 35,20
Ketahanan terhadap
Meloydogyne incognita : Agak rentan
Pratylenchus bracyurus : Agak rentan
Radhopolus similis : Agak rentan
Ralstonia solanacearum : Toleran.
Peneliti : Yang Nuryani, Hobir, Cheppy
Syukur
dan Ika Mustika.
Sumber : Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 319/Kpts/Sr.120/8/2005 Tentang Pelepasan
Nilam Varietas Sidikalang Sebagai Varietas Unggul
Lampiran 2. Persentase tumbuh setek bibit nilam akibat pengaruh asal bahan setek dan dosis pupuk N
Pengamatan Ulangan Jumlah Perlakuan
Rata-rata
I II III ...........................cm.............................