Top Banner
RHEMA (Jurnal Teologi Biblika dan Praktika) Vol. 5 No. 2 Desember 2019 // ISSN: 2716 0548 (e) 27164306 (p) | 53 Pengaruh Ajaran Doa Bapa Kami Berdasarkan Matius 6:5-15 Terhadap Kesediaan Mengampuni Kesalahan Sesama Jemaat Ratri Kusuma Wijaya STT Yestoya Malang [email protected] Abstrak Masih banyaknya orang mengalami kesulitan melakukan pengampunan dengan benar, karena serangkaian sebab, apalagi karena pengertian pengampunan yang salah. Satu bagian penting dalam Doa Bapa Kami (Mat. 6:5-15) adalah pengampunan. Peneliti mengkaji aplikasinya di lingkungan jemaat GPdI Lembah Dieng Malang dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman jemaat GPdI Lembah Dieng Malang tentang ajaran Doa Bapa Kami, tingkat kesediaan jemaat GPdI Lembah Dieng Malang dalam mengampuni kesalahan sesamanya, dan seberapa besar pengaruh kedua variabel itu. Penelitian kuantitatif ini menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment dengan instrumen berbentuk kuesioner dengan jumlah responden 65 orang. Hasil uji hipotesis menyatakan pengaruh pemahaman pada tindak pengampunan secara signifikan kuat sebesar 41,4 %. I. PENDAHULUAN Lima bidang disiplin yang harus dilatih dalam diri seorang Kristen, yaitu: pendalaman Alkitab, doa, ibadah dan penyembahan, pelayanan dan penatalayanan (Sproul, 2004). Dari kelima bidang disiplin ini, peneliti membahas masalah doa, yang berfungsi sebagai satu bagian dalam persekutuan dengan Allah. Namun, doa telah kekurangan aspek kekaguman dan aspek menghormati serta identik dengan rutinitas, ritual dan formula baku yang tidak dinamis (Arthur, 1981) dan hanya dibutuhkan pada keadaan sudah terjepit. Pengajaran “Doa Bapa Kami” merupakan bagian khotbah Tuhan Yesus di bukit (Mat. 5-7) dan dimasukkan atau tidak dalam liturgi gereja (Situmorang, 2011). Saphir (1984) menyatakan Doa Bapa Kami sebagai model karena kesederhanaan dan kepraktisannya ketika diajarkan dan berisi pengampunan sebagai pusat dari pelayananNya karena suatu perintah Tuhan kepada setiap pengikut-Nya. Masih banyaknya orang mengalami kesulitan melakukan pengampunan dengan benar karena luka-luka batin yang berkepanjangan, tubuh yang tidak sehat, dan pengertian yang salah akan pengampunan. Berkaitan dengan hal itu, peneliti meneliti pengaruh ajaran Doa Bapa Kami tersebut terhadap kesediaan mengampuni kesalahan sesama di GPdI Lembah Dieng, Malang dengan hipotesis ada pengaruh antar dua variabel di atas. Maka tujuan penelitian ini ialah mengetahui tingkat pemahaman tentang ajaran Doa Bapa Kami sebagaimana tertulis dalam Matius 6:5-15, tingkat kesediaan dalam mengampuni kesalahan sesamanya, serta seberapa besar pengaruh kedua variabel itu pada jemaat GPdI Lembah Dieng. Penelitian ini bermanfaat bagi kepentingan akademis di bidang Bibliologi dan kepentingan praktika pelayanan seperti penatalayanan gereja, khususnya di GPdI Lembah Dieng, Malang dan menjadi acuan bagi gembala sidang untuk
19

Pengaruh Ajaran Doa Bapa Kami Berdasarkan Matius 6:5-15 ...

Oct 16, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Pengaruh Ajaran Doa Bapa Kami Berdasarkan Matius 6:5-15 ...

RHEMA (Jurnal Teologi Biblika dan Praktika) Vol. 5 No. 2 Desember 2019 // ISSN: 2716 0548 (e) 27164306 (p) | 53

Pengaruh Ajaran Doa Bapa Kami Berdasarkan Matius 6:5-15 Terhadap Kesediaan Mengampuni Kesalahan Sesama Jemaat

Ratri Kusuma Wijaya STT Yestoya Malang [email protected]

Abstrak

Masih banyaknya orang mengalami kesulitan melakukan pengampunan dengan benar, karena serangkaian sebab, apalagi karena pengertian pengampunan yang salah. Satu bagian penting dalam Doa Bapa Kami (Mat. 6:5-15) adalah pengampunan. Peneliti mengkaji aplikasinya di lingkungan jemaat GPdI Lembah Dieng Malang dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman jemaat GPdI Lembah Dieng Malang tentang ajaran Doa Bapa Kami, tingkat kesediaan jemaat GPdI Lembah Dieng Malang dalam mengampuni kesalahan sesamanya, dan seberapa besar pengaruh kedua variabel itu. Penelitian kuantitatif ini menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment dengan instrumen berbentuk kuesioner dengan jumlah responden 65 orang. Hasil uji hipotesis menyatakan pengaruh pemahaman pada tindak pengampunan secara signifikan kuat sebesar 41,4 %.

I. PENDAHULUAN

Lima bidang disiplin yang harus dilatih dalam diri seorang Kristen, yaitu:

pendalaman Alkitab, doa, ibadah dan penyembahan, pelayanan dan penatalayanan

(Sproul, 2004). Dari kelima bidang disiplin ini, peneliti membahas masalah doa, yang

berfungsi sebagai satu bagian dalam persekutuan dengan Allah. Namun, doa telah

kekurangan aspek kekaguman dan aspek menghormati serta identik dengan

rutinitas, ritual dan formula baku yang tidak dinamis (Arthur, 1981) dan hanya

dibutuhkan pada keadaan sudah terjepit.

Pengajaran “Doa Bapa Kami” merupakan bagian khotbah Tuhan Yesus di

bukit (Mat. 5-7) dan dimasukkan atau tidak dalam liturgi gereja (Situmorang, 2011).

Saphir (1984) menyatakan Doa Bapa Kami sebagai model karena kesederhanaan

dan kepraktisannya ketika diajarkan dan berisi pengampunan sebagai pusat dari

pelayananNya karena suatu perintah Tuhan kepada setiap pengikut-Nya. Masih

banyaknya orang mengalami kesulitan melakukan pengampunan dengan benar

karena luka-luka batin yang berkepanjangan, tubuh yang tidak sehat, dan pengertian

yang salah akan pengampunan.

Berkaitan dengan hal itu, peneliti meneliti pengaruh ajaran Doa Bapa Kami

tersebut terhadap kesediaan mengampuni kesalahan sesama di GPdI Lembah

Dieng, Malang dengan hipotesis ada pengaruh antar dua variabel di atas. Maka

tujuan penelitian ini ialah mengetahui tingkat pemahaman tentang ajaran Doa Bapa

Kami sebagaimana tertulis dalam Matius 6:5-15, tingkat kesediaan dalam

mengampuni kesalahan sesamanya, serta seberapa besar pengaruh kedua variabel

itu pada jemaat GPdI Lembah Dieng.

Penelitian ini bermanfaat bagi kepentingan akademis di bidang Bibliologi dan

kepentingan praktika pelayanan seperti penatalayanan gereja, khususnya di GPdI

Lembah Dieng, Malang dan menjadi acuan bagi gembala sidang untuk

Page 2: Pengaruh Ajaran Doa Bapa Kami Berdasarkan Matius 6:5-15 ...

RHEMA (Jurnal Teologi Biblika dan Praktika) Vol. 5 No. 2 Desember 2019 // ISSN: 2716 0548 (e) 27164306 (p) | 54

meningkatkan kerohanian jemaat khususnya doa bagi jemaat GPdI Lembah Dieng,

Malang.

Khotbah di Bukit yang mirip manifesto merupakan bagian yang mungkin

paling dikenal orang dari seluruh ajaran Yesus, meskipun barangkali yang tidak

paling dimengerti, dan yang pasti paling tidak ditaati. Khotbah itu terdapat dalam Injil

Matius menjelang awal pelayan Yesus di depan umum (Stott, 2008).

Ensiklopedi Alkitab Masa Kini (2002) menyebutkan bahwa doa adalah

perbuatan tertinggi dan sarana komunikasi (Oh, 2006) yang dapat dilakukan oleh roh

manusia sebagai persekutuan dengan Allah, selama penekanannya diberikan

kepada prakarsa illahi sejalan dengan kehendak Tuhan (Tahapary, 2000).

Jika hendak berdoa dengan berhasil, orang percaya harus menyesuaikan

pikirannya dengan pikiran Allah dan sikap orang percaya haruslah benar dalam

hubungannya dengan sikap Allah (Cho, 1985) dan ukuran dasarnya ialah firman

Allah. Tuhan Yesus mengajar murid-murid-Nya berdoa dan menerapkan doa Tuhan

berarti hidup dalam kehendak Allah (Situmorang, 2011) dalam kehidupan sehari-hari.

Doa yang benar menurut ajaran Tuhan Yesus adalah yang mempunyai

hubungan secara pribadi dengan Allah, yang dimulai dari kamar, yang dimulai secara

pribadi (Verkuyl, 1999) dan mengibaratkan tempat untuk bersembunyi supaya tidak

lihat orang (Newman, 1998) sebagai tempat pribadi yang tenang dan tentram, tempat

bagi orang beriman menikmati pertemuan dengan Bapa surgawinya (Wright, 2003).

Ini bukan berarti doa bersama tidak penting. Berdoa di depan umum atau berdoa

bersama sangat baik karena dapat saling mendoakan dan menguatkan dalam

kesehatian. Namun, doa itu harus tertuju kepada Allah sang Bapa yang melihat hal

tersembunyi dan tidak kepada saudara-saudara yang berdoa bersama-sama dengan

kita. Tujuan Yesus menekankan “kerahasiaan” doa itu adalah demi kemurnian

motivasi doa yaitu kasih sejati kepada Allah (Stott, 2008).

Matius 6:5 berbicara tentang cara berdoa yang tidak benar seperti orang

munafik, bermuka dua yaitu di balik kesalehan mereka tersembunyi kesombongan

dan keangkuhan diri (Stott, 2008) dengan cara berdiri dengan menengadah di rumah

ibadat atau ditepi jalan. Hal yang terpenting dalam berdoa bukanlah posisinya dan

melanggar peraturan, melainkan motivasinya dalam doa. Matius 6:7 menolak doa

yang diulang-ulang dan panjang lebar kepada-Nya. Doa yang efektif tidak diukur oleh

seberapa kerasnya atau seberapa lamanya berdoa (Situmorang, 2011). Doa yang

Yesus ajarkan merupakan pengalaman-Nya dengan Bapa-Nya di surga (Mat. 6:9).

Ungkapan “berdoalah demikian” menggambarkan bahwa dasar, prinsip, dan arti doa

sesungguhnya adalah hubungan yang akrab dan manis, ikatan kasih dan komunikasi

antara Bapa dengan anaknya, dan sebaliknya (Situmorang, 2011).

Kata pendahuluan (Mat. 6:9) menempatkan diri orang percaya sendiri,

sehingga orang percaya memiliki hubungan yang indah,dengan Bapa (Wright, 2003).

Keintiman doa dalam hubungan intim antara Bapa dengan anak (Hunter, 1981), dan

merupakan pengakuan iman untuk menjadi dasar dalam membangun doa

(Gondowijoyo, 2007).

Konsep tentang Allah ini menjadi “dasar daripada keberadaan (manusiawi)”,

sungguh tak tersesuaikan dengan citra Allah selaku Bapa Surgawi. Allah sama

Page 3: Pengaruh Ajaran Doa Bapa Kami Berdasarkan Matius 6:5-15 ...

RHEMA (Jurnal Teologi Biblika dan Praktika) Vol. 5 No. 2 Desember 2019 // ISSN: 2716 0548 (e) 27164306 (p) | 55

merupakan suatu pribadi, malah lebih dari itu (Stott, 2008), Allah yang memelihara

segala ciptaan-Nya, tapi adalah juga “Bapa” yang mengasihi, tempat meminta,

mengadu dan tumpuan segala pengharapan, puja dan puji (Roberts, 1996). Ia juga

memberikan keberanian kepada umat-Nya untuk memanggil-Nya “Bapa” dengan

mengutus Roh yang mengangkat umat-Nya menjadi anak-anak Allah (Cho, 1985).

Bapa (Pater) dalam bahasa Yunani mempunyai arti: pemberi

makan/pemelihara (nourisher), pelindung (protector), penopang (upholder); sebutan

“bapa” kepada Allah juga menyangkut tanggung jawab atas kehidupan anak-Nya

(Mat. 7:7) sebagai ungkapan kasih Allah Bapa sebagai kasih agape, yaitu kasih yang

hanya memberi tanpa menuntut atau mengharapkan balasan (Situmorang, 2011).

Kata “dikuduskanlah” dalam bahasa Yunani adalah agiastheto dari akar kata

agiazo berarti menjadikan kudus (to make holy). Bentuk pasif kata ini merupakan

cara orang Yahudi menggambarkan tindakan ilahi tanpa harus menyebut nama

Allah. Hal ini menunjukkan bahwa subjek pengudusan adalah Allah (Hutauruk,

2006). Ungkapan ini bertujuan membimbing manusia mengagungkan nama Bapa

dalam hati dan pikiran mereka (Wright, 2003; Oh, 2006).

Menguduskan nama Tuhan dapat diwujudkan dalam iman, melalui sikap,

perkataan dan perbuatan dan menjadi berkat bagi orang lain. Memiliki iman yang

teguh dalam Tuhan adalah hal yang menyenangkan hati Tuhan dan memuliakan

namaNya (Brill,1993). Dalam Matius 6:10 ketika Kerajaan Allah turun, umat-Nya

akan menerima kebenaran, kasih, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus,

(Rm. 14:17). Datanglah kerajaan-Mu berarti menjadikan Yesus sebagai raja yang

memerintah hati dan seluruh hidup orang Kristen. Orang Kristen menempatkan Dia

di hati dan hidupnya yang kudus (Situmorang, 2011).

Meski manusia sebagai pribadi itu otonom, merdeka dan berkehendak pribadi,

namun berhadapan dengan Allah manusia merasakan ketergantungan yang

mendalam. Rasa ketergantungan itu semakin dirasakan dalam doa. Manusia tidak

hanya dituntut untuk menyesuaikan kehendaknya dengan kehendak Allah, tetapi

mengubah kehendak menjadi patuh dan taat kepada kehendak Allah (Darminta,

1983).

Beberapa cara menemukan kehendak Tuhan (Chun, 2004) di dalam Yesus

Kristus, beribadah dengan segenap hati yang sudah diubahkan. Kehendak Allah

sudah dinyatakan di surga dan di bumi, tempat manusia berada dan terjadi ketika

namaNya dikuduskan dan kerajaan Allah diizinkan hadir dalam hidup manusia. Allah

telah menetapkan kehendak-Nya sempurna di surga, dan Yesus mendorong umat-

Nya untuk berharap bahwa orang percaya dapat melihat hal-hal besar di bumi.

Seluruh kebutuhan manusia tergantung pada Allah dan bersifat material

(makanan sehari-hari, Matthew 6:11), spiritual (6:12), dan moral (6,13). Kata

“berikanlah” dalam bahasa Yunani adalah ton dari kata dasar (dos), yang artinya

“(sungguh-sungguh) memberikan apa yang menjadi kebutuhan paling mendasar bagi

manusia, “makanan” (arton). Menurut Oh (2006) makanan sehari-hari yang dimaksud

mencakup semua yang diperlukan untuk hidup setiap hari demi kelangsungan

hidupnya, supaya manusia dapat menunaikan kewajiban rohaninya, dengan baik dan

Page 4: Pengaruh Ajaran Doa Bapa Kami Berdasarkan Matius 6:5-15 ...

RHEMA (Jurnal Teologi Biblika dan Praktika) Vol. 5 No. 2 Desember 2019 // ISSN: 2716 0548 (e) 27164306 (p) | 56

wajar sesuai rencana penciptaNya (Wright, 2003), termasuk makanan rohani (Stott,

2008).

Mengampuni adalah kebutuhan spiritual manusia. Kata “Ampunilah” ς

(apes) berasal dari kata (apiemi). adalah gabungan dari dua kata,

(apo) suatu partikel utama; yang artinya, menjauh (dari sesuatu yang dekat), dalam

beragam pengertian (tempat, waktu, atau hubungan; baik secara harfiah maupun

secara kiasan): setelah, lalu, pada, oleh karena, sebelum, oleh, bagi, selanjutnya,

keluar, dari, dalam, keluar dari, sejak, dengan. Dalam gabungan kata (sebagai

awalan) kata ini biasanya berarti pemisahan, kepergian, penghentian,

penyempurnaan, pembalikkan, dsb; dan kata iemi) mengirim; suatu betuk

intensif dalam beragam penerapan antara lain mengampuni (Strong). Fungsi dari

mood imperatif itu untuk mengungkapkan tindakan yang disadari dengan melakukan

keinginan dari orang pertama atas pihak lain.

Kesalahan ( ) merupakan bentuk jamak (plural) dari kata

, yang berarti hutang, tanggungan, secara moral berarti kesalahan“…Seperti

juga kami mengampuni orang yang bersalah kepada kami”.

Seperti juga, ς, merupakan kata keterangan (adverb) yang memiliki arti: yang

mana, yaitu, seperti itu juga (dengan cara yang sama), menurut, seperti, dan

menunjukkan adanya kesetaraan/kesamaan nilai antara tindakan mengampuni orang

lain dengan tindakan pengampunan yang diharapkan dari Allah. Orang yang

bersalah ditulis dalam bentuk jamak, berarti orang-orang yang

berhutang, siapapun yang bersalah kepadanya, dan apapun bentuk

kesalahannya,harus diampuni sebagai persyaratan sebelum orang Kristen dapat

memohon pengampunan dosanya kepada Tuhan.

Terminologi dosa dalam Perjanjian Baru diwakili dalam lima kata: “Hamartia”

(kegagalan untuk selaras dengan standar Allah), “paraptoma” (dosa dipahami

sebagai hasil dari kejatuhan), “parabasis” (tindakan melanggar batas atau standar

yang ditetapkan oleh Tuhan), “anomia” (kesempatan untuk memberontak kepada

Tuhan serta ketetapan-Nya), “opheilema” (hutang karena tidak mentaati Tuhan)

(MacArthur, 1985).

Pengampunan adalah suatu kewajiban yang harus dilakukan seperti “kami

juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami”, suatu gaya hidup sebanyak

tujuh puluh kali tujuh kali. Matius 6:15 merupakan kalimat kondisional/pengandaian

seperti di ayat 14. Kata mengampuni di ayat ini dari pihak orang percaya kepada

sesama manusia (subjunctive mood) maupun dari pihak Bapa kepada

manusia/orang percaya Pengampunan yang dimaksud dalam ayat-ayat ini

merupakan pengampunan yang berlangsung sekali dan bersifat total, sekali untuk

seterusnya, bukan pengampunan yang berulang-ulang.

Bila di ayat 12 kesalahan atau dosa digambarkan sebgai hutang (opheilema),

maka dibagian ayat 14 dan 15, kesalahan mempergunakan kata “paraptoma”.

Sehingga “kesalahan” dalam bagian ini bisa kita pahami sebagai suatu pelanggaran,

sebuah penyimpangan dari kebenaran yang telah ditetapkan (Hendriksen, 1992).

Pengampunan merupakan kata tunggal yang merangkumkan keseluruhan injil dan

Page 5: Pengaruh Ajaran Doa Bapa Kami Berdasarkan Matius 6:5-15 ...

RHEMA (Jurnal Teologi Biblika dan Praktika) Vol. 5 No. 2 Desember 2019 // ISSN: 2716 0548 (e) 27164306 (p) | 57

etika kristiani (Brunner, 2004). Pengampunan itu menuntut suatu ketetapan hati

untuk tidak menuntut pembalasan, tetapi melepaskan pengampunan dan untuk

mengasihi, harga yang mesti dibayar seperti Allah mengampuni dosa-dosa manusia

dengan kematian Yesus di kayu salib, dan tidak menuntut balas dan mengusahakan

pemulihan serta suatu ketekunan dan kebulatan hati untuk mengampuni serta

mengusahakannya (Unarto, 2007).

Mengampuni berarti memaafkan seseorang atau sesuatu perbuatan; berhenti

menyalahkan atau merasa dendam terhadap suatu perbuatan atau pelaku perbuatan

itu; atau membatalkan atau membebaskan suatu utang (Kamus Bahasa Indonesia,

2002). Hambatan yang harus diatasi dalam memberi pengampunan adalah

kesombongan, ketakutan, keinginan membalas dendam, dan tekanan-tekanan sosial

(Bristol & Mcginnis, 1999).

Ukuran kedewasaan seorang Kristen salah satunya dilihat dari

kemampuannya melepaskan pengampunan. Semakin mudah mengampuni

kesalahan orang lain, semakin dewasa karakternya (Gautama, 2006). Pengampunan

yang sejati terjadi bila kedua belah pihak saling menyadari dan memahami bahwa

pertobatan itu benar-benar murni dan hubungan yang benar dicapai (Augsburger,

1998). Paulus menuliskan bahwa kasih-memahami orang lain-lebih besar daripada

wawasan yang luas (1Kor. 13:2).

Memahami bukan berarti menerima tanpa syarat, tetapi menerima dalam

setiap kondisi dan situasi. Sikap baru (Carter, 2001) yaitu dengan rendah hati kita

terlebih dahulu memperhatikan dan mempedulikan kebutuhan dan kesejahteraan

orang lain lebih penting daripada kesejahteraan dirinya (Zoschak, 2000; Gautama,

2006).

Pengampunan itu suatu pilihan yang harus dilakukan dengan sadar dan rela

(Unarto, 2007). Pengampunan yang diberikanNya adalah kekal; dan orang percaya

yang sudah menerima pengampunanNya wajarlah memberi pengampunan kepada

mereka yang bersalah kepada sesamanya dengan mengingat semua kebaikan-

kebaikan, berkat-berkat, perhatian yang telah dilakukannya baginya sehingga

kasihnya kepadanya semakin bertambah-tambah (Mat. 5:44).

II. METODE

Kerlinger (2002) menyebutkan penelitian ilmiah bersifat sistematis, dan empiris,

yang terarah, terprediksi, terukur dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya

secara logis karena menggunakan metode ilmiah dengan prosedur, analis data, dan

pengukuran yang akan dilakukan dengan tepat dan matang (Subyantoro dan

Suwarto, 2007).

Paradigma penelitian positivis ini (Subagyo, 2004) menekankan batasan

operasional dan variabel bebas serta variabel terikat dengan pendekatan kuantitatif

dengan analisis regresi yang berpangkal dari peristiwa-peristiwa yang dapat diukur

secara kuantitatif, atau dinyatakan dalam angka-angka (skala, indeks, rumus dan

sebagainya) untuk mendeteksi sampai sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor

berkaitan atau berkorelasi dengan variasi-variasi pada faktor lain, yang didasarkan

Page 6: Pengaruh Ajaran Doa Bapa Kami Berdasarkan Matius 6:5-15 ...

RHEMA (Jurnal Teologi Biblika dan Praktika) Vol. 5 No. 2 Desember 2019 // ISSN: 2716 0548 (e) 27164306 (p) | 58

pada koefisien korelasi atau untuk mengetahui hubungan atau relasi-relasi antara

fenomena-fenomena (Kerlinger, 2002) atau bivariate atau bivariate correlation.

Analisis regresi juga digunakan dalam penelitian ini untuk melihat regresi variabel X

terhadap variabel Y atau mengkaji secara statistik bagaiman skor X mempengaruhi

skor Y dengan korelasi product moment.

Populasi penelitian adalah jemaat yang menjadi anggota jemaat Gereja

Pantekosta di Indnesia, Lembah Dieng Malang, yang jumlahnya 95 orang: 30 orang

sebagai responden validasi dan 65 untuk responden penelitian (Subagyo, 2004)

pada bulan Agustus 2011.

Metode pengumpulan data yang akan digunakan adalah administrasi

instrument berupa angket/kuesioner. Prosedur pengumpulan data yang

direncanakan untuk penelitian ini adalah

membuat kerangka teori berupa parameter, indikator beserta daftar pertanyaan

untuk kuesioner yang diujikan kepada responden di lapangan dalam hal validitas

serta reliabilitasnya dengan bantuan program komputer dan setelah diperbaiki

disebarkan ke responden dan mentabulasi data yang diperoleh ke dalam bentuk

tabel.

Daftar pertanyaan kuesioner dalam penelitian ini menggunakan skala Likert

yang terdiri atas lima tingkatan dengan skor dari 1 sampai 5 (tabel 1) dengan kisi-kisi

untuk variable X (tabel 2) dan variable Y (tabel 3).

Tabel 1: Skala Likert Sangat setuju Nilai Skor 5 Setuju Nilai Skor 4 Ragu-ragu Nilai Skor 3 Tidak setuju Nilai Skor 2 Sangat tidak setuju Nilai Skor 1

Tabel 2: Kisi-kisi Kuesioner Variabel X: Ajaran Tentang Doa Bapa Kami

No.

Indikator Item pertanyaan

1. Pengakuan Manusia Tentang Otoritas Allah 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12, 13,14

2. Kesadaran Manusia Tentang Ketergantungannya Pada Allah

15,16,17,18,19,20,21,22,23, 24,25,26,27,28,29

Tabel 3: Kisi-kisi kuesioner variabel Y: Kesedian Mengampuni Kesalahan Sesama variabel Y Item pertanyaan

Kesedian Mengampuni Kesalahan Sesama

30,31,32,33,34,35,36,37,38,39,40,41,42,43,44,45,46,47,48,49,50,51,52,53,54,55,56

Tujuan utama dari uji validitas adalah untuk memeriksa apakah isi kuesioner

sudah cukup dipahami oleh semua responden, yang diindikasikan dengan kecilnya

prosentase jawaban responden yang terlalu menyimpang jauh dari rata-rata jawaban

responden lain. Uji validitas konstruk dilakukan dengan cara mengujicobakan angket

Page 7: Pengaruh Ajaran Doa Bapa Kami Berdasarkan Matius 6:5-15 ...

RHEMA (Jurnal Teologi Biblika dan Praktika) Vol. 5 No. 2 Desember 2019 // ISSN: 2716 0548 (e) 27164306 (p) | 59

kepada 30 orang responden. Data yang diperoleh ditabulasi dan dianalisis dengan

pendekatan konsistensi internal, mengkorelasikan skor masing-masing item dengan

total skor item dengan teknik korelasi Pearson Product Moment. Hasil korelasi (r-

hitung) dibandingkan dengan r-tabel sebesar 0,361 (n=30, α=0,05). Butir pernyataan

dianggap valid jika r-hitung positif > r-tabel. Sebaliknya, butir pertanyaan dianggap

tidak valid dan tidak bisa digunakan sebagai instrumen penelitian jika r-hitung < r-

tabel. Taraf signifikasi (α) ditentukan sebesar 0,05. Hasil pengujiannya ada pada 4

dan 5.

Tabel 4: Hasil Validasi Variabel X

Item r-hitung r-tabel Keterangan Kasimpulan

1 0,187 0,361 r-hitung<r-tabel drop

2 0,360 0,361 r-hitung<r-tabel drop

3 0,578 0,361 r-hitung>r-tabel valid

4 0,596 0,361 r-hitung>r-tabel valid

5 0,570 0,361 r-hitung>r-tabel valid

6 0,613 0,361 r-hitung>r-tabel valid

7 0,530 0,361 r-hitung>r-tabel Valid

8 0,570 0,361 r-hitung>r-tabel Valid

9 0,613 0,361 r-hitung>r-tabel Valid

10 0,469 0,361 r-hitung>r-tabel Valid

11 0,652 0,361 r-hitung>r-tabel Valid

12 0,661 0,361 r-hitung>r-tabel Valid

13 0,546 0,361 r-hitung>r-tabel Valid

14 0,435 0,361 r-hitung>r-tabel Valid

15 0,421 0,361 r-hitung>r-tabel Valid

16 0,356 0,361 r-hitung<r-tabel Drop

17 0,625 0,361 r-hitung>r-tabel Valid

18 0,052 0,361 r-hitung<r-tabel Drop

19 0,587 0,361 r-hitung>r-tabel Valid

20 0,605 0,361 r-hitung>r-tabel Valid

21 0,563 0,361 r-hitung>r-tabel Valid

22 0,692 0,361 r-hitung>r-tabel Valid

23 0,626 0,361 r-hitung>r-tabel Valid

24 0,625 0,361 r-hitung>r-tabel Valid

25 0,664 0,361 r-hitung>r-tabel Valid

26 0,756 0,361 r-hitung>r-tabel Valid

27 0,490 0,361 r-hitung>r-tabel Valid

28 0,218 0,361 r-hitung<r-tabel Drop

29 0,288 0,361 r-hitung<r-tabel Drop

Tabel 5: Hasil Validasi Variabel Y

Item r-hitung r-tabel Keterangan Kasimpulan

30 0,709 0,361 r-hitung>r-tabel Valid

31 0,654 0,361 r-hitung>r-tabel Valid

32 0,121 0,361 r-hitung<r-tabel Drop

33 0,157 0,361 r-hitung<r-tabel Drop

34 0,341 0,361 r-hitung<r-tabel Drop

35 0,340 0,361 r-hitung<r-tabel Drop

36 0,212 0,361 r-hitung<r-tabel Drop

37 0,536 0,361 r-hitung>r-tabel Valid

Page 8: Pengaruh Ajaran Doa Bapa Kami Berdasarkan Matius 6:5-15 ...

RHEMA (Jurnal Teologi Biblika dan Praktika) Vol. 5 No. 2 Desember 2019 // ISSN: 2716 0548 (e) 27164306 (p) | 60

38 0,578 0,361 r-hitung>r-tabel valid

39 0,752 0,361 r-hitung>r-tabel Valid

40 0,730 0,361 r-hitung>r-tabel Valid

41 0,797 0,361 r-hitung>r-tabel Valid

42 0,762 0,361 r-hitung>r-tabel Valid

43 0,715 0,361 r-hitung>r-tabel Valid

44 0,707 0,361 r-hitung>r-tabel Valid

45 0,674 0,361 r-hitung>r-tabel Valid

46 0,552 0,361 r-hitung>r-tabel Valid

47 0,753 0,361 r-hitung>r-tabel Valid

48 0,734 0,361 r-hitung>r-tabel Valid

49 0,350 0,361 r-hitung<r-tabel Drop

50 0,831 0,361 r-hitung>r-tabel Valid

51 0,841 0,361 r-hitung>r-tabel Valid

52 0,729 0,361 r-hitung>r-tabel Valid

53 0,778 0,361 r-hitung>r-tabel Valid

54 0,780 0,361 r-hitung>r-tabel Valid

55 0,774 0,361 r-hitung>r-tabel Valid

56 0,723 0,361 r-hitung>r-tabel Valid

Uji reliabilitas dilakukan dengan membelah tes menjadi dua bagian. item-item

bernomor ganjil dan bernomor genap. Penghitungan korelasi antar kedua belahan

tes tersebut dilakukan dengan teknik split-half Spearman-Brown. Instrumen dianggap

reliabel jika koefisien reliabilitas internal seluruh instrumen (r j-hitung ) lebih besar dari

r-tabel (rj-hitung > r-tabel). Taraf signifikansi (α ) ditentukan sebesar 5% (0,05). Hasil

pengujiannya pada tabel 6 dan 7.

Tabel 6

Tabel 7

Case Processing Summary

30 100,0 0 ,0

30 100,0

Valid Excluded a

Total

Cases N %

Listwise deletion based on all variables in the procedure.

a.

Page 9: Pengaruh Ajaran Doa Bapa Kami Berdasarkan Matius 6:5-15 ...

RHEMA (Jurnal Teologi Biblika dan Praktika) Vol. 5 No. 2 Desember 2019 // ISSN: 2716 0548 (e) 27164306 (p) | 61

Dari out put di atas didapatkan reliabilitas alat ukur melalui pengujian split half

Spearman-Brown (rj-hitung) = 0,970 dan instrumen itu reliabel karena nilai koefisien

korelasi antar belahan lebih besar dari r-tabel (n=30, α=5%) = 0,361.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Prosedur atau langkah-langkah untuk menganalisis data adalah

mentabulasikan dalam tabel untuk diuji kesahihannya dengan uji validitas dan untuk

mengukur konsistensi responden dengan uji reliabilitas, menganalisis hubungan dua

variabel dengan menggunakan pearson dan analisis regresi linear sederhana untuk

mengetahui seberapa besar regresi Y terhadap X dengan uji korelasi, dan terakhir

menyimpulkan atau menafsirkan hasil analisis hubungan dua variabel dan regresi

linear sederhana dalam bentuk pernyataan kalimat.

Analisis ini untuk melihat seberapa besar pengaruh ajaran Doa Bapa Kami

berdasarkan Matius 6:5-15 terhadap kesediaan mengampuni kesalahan sesama di

antara jemaat GPdI Lembah Dieng, Malang. Tabel 8 merupakan pedoman untuk

menafsirkan tingkat pengaruh variabel X (ajaran Doa Bapa Kami) dengan variabel Y

(kesediaan mengampuni kesalahan sesama).

Tabel 8: Interprestasi Tabel “r” Besarnya nilai “I” Interprestasi

Antara 0,800-1,000 Sangat tinggi

Antara 0,600-0,800 Tinggi

Antara 0,400-0,600 Cukup

Antara 0,200-0,400 Rendah

Kurang dari 0,200 Sangat rendah

Untuk mengetahui besarnya pengaruh naik turunnya variabel X terhadap naik

turunnya variabel y digunakan rumus: KP = r² di mana KP adalah koefisien penentu,

dan r adalah koefisien pengaruh dua variabel (Supranto, 2000).

Reliability Statistics

,904 22 a

,931 22 b

44

,941

,970 ,970

,969

Value N of Items

Part 1

Value N of Items

Part 2

Total N of Items

Cronbach's Alpha

Correlation Between Forms

Equal Length

Unequal Length

Spearman-Brown Coefficient

Guttman Split-Half Coefficient

The items are: 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, 17, 19, 21, 23, 25, 27, 29, 31, 33, 35, 37, 39, 41, 43.

a.

The items are: 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22, 24, 26, 28, 30, 32, 34, 36, 38, 40, 42, 44.

b.

Page 10: Pengaruh Ajaran Doa Bapa Kami Berdasarkan Matius 6:5-15 ...

RHEMA (Jurnal Teologi Biblika dan Praktika) Vol. 5 No. 2 Desember 2019 // ISSN: 2716 0548 (e) 27164306 (p) | 62

Nilai koefisien penentu ini menunjukkan besarnya pengaruh ajaran Doa Bapa

Kami berdasarkan Matius 6:5-15 terhadap kesediaan mengampuni kesalahan

sesama di antara jemaat GPdI Lembah Dieng, Malang.

Tabel 9: Deskripsi Data Variabel X

Dari tabel di atas diketahui Mean = 104,7231, Median = 104, Mode = 101, Standar

Deviasi = 7,30691, Varians = 53,391, Skewness -0,556, Kurtosis -0,128, range 28,

Minimum 87, Maksimum 115. Histogramnya ada pada diagram 1.

Statistics

Doa Bapa Kami

65 0

104,7231

104,0000 101,00 a

7,30691 53,391

-,556 ,297

-,128

,586 28,00 87,00

115,00

Valid Missing

N

Mean

Median Mode Std. Deviation Variance

Skewness Std. Error of Skewness Kurtosis Std. Error of Kurtosis Range Minimum Maximum

Multiple modes exist. The smallest value is shown a.

Page 11: Pengaruh Ajaran Doa Bapa Kami Berdasarkan Matius 6:5-15 ...

RHEMA (Jurnal Teologi Biblika dan Praktika) Vol. 5 No. 2 Desember 2019 // ISSN: 2716 0548 (e) 27164306 (p) | 63

Diagram 1: Histogram Doa Bapa Kami

Klas (k) untuk kategori ditentukan dalam tiga kriteria: rendah,sedang, tinggi.

Rendah artinya jemaat GPdI lembah dieng malang kurang paham mengenai ajaran

Doa Bapa Kami berdasarkan Matius 6:5-15. Sedang artinya jemaat GPdI Lembah

Dieng Malang cukup paham mengenai ajaran doa bapa kami berdasarkan matius

6:5-15. Tinggi, artinya jemaat GPdI Lembah Dieng Malang paham tentang ajaran

doa bapa kami berdasarkan matius 6:5-15. Membaca data deskripsi maknanya

sebagai berikut:

Klas Kategori Keterangan

87-97 Rendah 104,72

98-108 Sedang Kategori: sedang

109-119 Kuat Jadi jemaat GPdI Lembah Dieng, cukup paham mengenai ajaran doa bapa kami berdasarkan Matius 6:5-15

Pemahaman jemaat tentang tentang ajaran doa bapa kami berdasarkan

matius 6:5-15 (X). Interval klas (i) diperoleh dari range dibagi klas (R/k) = 28:3 = 9,3

85.00 90.00 95.00 100.00 105.00 110.00 115.00 Doa Bapa Kami

0

2

4

6

8

10

12

14

Frequency

Mean = 104.7231 Std. Dev. = 7.30691 N = 65

Histogram

Page 12: Pengaruh Ajaran Doa Bapa Kami Berdasarkan Matius 6:5-15 ...

RHEMA (Jurnal Teologi Biblika dan Praktika) Vol. 5 No. 2 Desember 2019 // ISSN: 2716 0548 (e) 27164306 (p) | 64

dibulatkan menjadi 10. dimasukkan dalam rumus tabel 3 kategori: i.k ≥ R + 1, 10x3 ≥

28 + 1, 30 ≥ 29.

Tabel 10: Deskripsi Data Variabel Y

Dari tabel di atas diketahui Mean = 89,8769, Median = 86, Mode 105, Standar

Deviasi 10,11729, Varians = 102,360, Skewness 0,266, Kurtosis -1,195, Range 33,

Minimum 72, Maksimum 105. Histogram mengampuni ada pada diagram 2.

Statistics

Mengampuni

65

0 89,8769 86,0000 105,00

10,11729

102,360 ,266 ,297

-1,195 ,586

33,00 72,00

105,00

Valid

Missing

N

Mean

Median Mode Std. Deviation Variance Skewness Std. Error of Skewness Kurtosis Std. Error of Kurtosis Range Minimum Maximum

Page 13: Pengaruh Ajaran Doa Bapa Kami Berdasarkan Matius 6:5-15 ...

RHEMA (Jurnal Teologi Biblika dan Praktika) Vol. 5 No. 2 Desember 2019 // ISSN: 2716 0548 (e) 27164306 (p) | 65

Klas (k) untuk kategori ditentukan dalam tiga kriteria: rendah, sedang, tinggi.

Rendah artinya jemaat GPdI Lembah Dieng Malang tidak bersedia mengampuni

kesalahan sesama. Sedang artinya jemaat GPdI Lembah Dieng Malang kadang-

kadang bersedia mengampuni kesalahan sesama. Tinggi, artinya jemaat GPdI

Lembah Dieng Malang selalu bersedia mengampuni kesalahan sesama. Membaca

data deskripsi maknanya sebagai berikut:

Klas Kategori Keterangan

72-84 Rendah 89,87

85-97 Sedang Kategori: sedang

98-110 Kuat Jadi jemaat GPdI Lembah Dieng, kadang-kadang bersedia mengampuni kesalahan sesama.

Pemahaman jemaat tentang tentang kesediaan mengampuni kesalahan

sesama (Y). Interval klas (i) diperoleh dari range dibagi klas (R/k) = 33:3 = 11

dibulatkan menjadi 12. dimasukkan dalam rumus tabel 3 kategori:i.k ≥ R + 1, 12x3 ≥

33 + 1, 66 ≥ 34.

Uji normalitas dikenakan untuk mengamati apakah data variabel X

berdistribusi normal terhadap variabel Y. Caranya dengan mengamati garis kurva

normal pada histogram dan titik-titik yang terdapat pada grafik Normal P-P Plot

output SPSS. Data dikatakan berdistribusi normal apabila didapatkan garis kurva

70.00 80.00 90.00 100.00 110.00 Mengampuni

0

3

6

9

12

15

Frequency

Mean = 89.8769 Std. Dev. = 10.11729 N = 65

Page 14: Pengaruh Ajaran Doa Bapa Kami Berdasarkan Matius 6:5-15 ...

RHEMA (Jurnal Teologi Biblika dan Praktika) Vol. 5 No. 2 Desember 2019 // ISSN: 2716 0548 (e) 27164306 (p) | 66

normal berbentuk lonceng simetris pada grafik histogram dan titik-titik berhimpitan

mengikuti garis diagonal pada grafik Normal P-P Plot. Hasil pengujiannya sebagai

berikut:

Diagram 3 Histogram Uji Normalitas: Mengampuni

-2 -1 0 1 2 3 Regression Standardized Residual

0

5

10

15

20

25

Frequency

Mean = -7.36E-16

Std. Dev. = 0.992 N = 65

Page 15: Pengaruh Ajaran Doa Bapa Kami Berdasarkan Matius 6:5-15 ...

RHEMA (Jurnal Teologi Biblika dan Praktika) Vol. 5 No. 2 Desember 2019 // ISSN: 2716 0548 (e) 27164306 (p) | 67

Diagram 4 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dari grafik histogram didapatkan garis kurva normal berbentuk lonceng, dan

pada grafik Normal P-P Plot terlihat titik-titik berhimpitan berada di sekitar garis

diagonal. Dengan demikian, data dikatakan berdistribusi normal.

Uji Linearitas dilakukan untuk memenuhi persyaratan uji korelasional

penetapan persamaan regresi yaitu bahwa masing-masing variabel harus memiliki

hubungan yang linear. Caranya dengan mengamati nilai F-Simpangan Model pada

uji Anova dan membandingkannya dengan nilai F-tabel. Kedua variabel dikatakan

memiliki hubungan linear jika nilai F-Simpangan Model < F-tabel seperti pada tabel

11.

Tabel 11: Anova

ANOVA Table

4690,524 19 246,870 5,971 ,000

2709,540 1 2709,540 65,536 ,000

1980,984 18 110,055 2,662 ,004

1860,492 45 41,344

6551,015 64

(Combined)

Linearity

Dev iation f rom

Linearity

Between

Groups

Within Groups

Total

Mengam

puni *

Doa

Bapa

Kami

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Dari tabel Anova diketahui bahwa nilai F-Simpangan Model adalah 2,662.

Sedangkan nilai F-tabel (df1 = k – 1 = 1, df2 = n – k = 65 – 2 = 63, dimana k adalah

banyaknya variabel dan n adalah banyaknya responden)pada α 0,05 adalah 3,99.

Dengan demikian F-Simpangan Model < F-tabel (2,662 < 3,99). Jadi kesimpulannya

kedua variabel memiliki hubungan yang linear.

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Observed Cum Prob

0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

Expected Cum Prob

Dependent Variable: Mengampuni

Page 16: Pengaruh Ajaran Doa Bapa Kami Berdasarkan Matius 6:5-15 ...

RHEMA (Jurnal Teologi Biblika dan Praktika) Vol. 5 No. 2 Desember 2019 // ISSN: 2716 0548 (e) 27164306 (p) | 68

Analisis data dengan bantuan SPSS versi 12 untuk pengujian korelasi dan regresi

linear sederhana, menghasilkan output seperti pada tabel 15.

Tabel 12: Analisa data

Model Summaryb

,643a ,414 ,404 7,80870

Model

1

R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Predictors: (Constant), Doa Bapa Kamia.

Dependent Variable: Mengampunib.

ANOVAb

2709,540 1 2709,540 44,436 ,000a

3841,476 63 60,976

6551,015 64

Regression

Residual

Total

Model

1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Doa Bapa Kamia.

Dependent Variable: Mengampunib.

Coefficientsa

-3,377 14,023 -,241 ,810

,890 ,134 ,643 6,666 ,000

(Constant)

Doa Bapa Kami

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig.

Dependent Variable: Mengampunia.

Nilai t-hitung Pada Uji Korelasi Bivariate yang dihasilkan pada tabel di atas

adalah 6,666. Jika dibandingkan dengan t-tabel sebesar 1,998 (df = n – k, 65-2 = 63)

maka dapat diketahui bahwa t-hitung > t-tabel (6,666 > 1,998). Dengan demikian

terdapat korelasi yang signifikan antara variabel X dengan Y. Demikian juga melalui

pengujian korelasi bivariate dengan pendekatan korelasi Pearson yang ditunjukkan

melalui tabel 16.

Variables Entered/Removed b

Doa Bapa Kami

a . Enter

Model 1

Variables Entered

Variables Removed Method

All requested variables entered. a.

Dependent Variable: Mengampuni b.

Page 17: Pengaruh Ajaran Doa Bapa Kami Berdasarkan Matius 6:5-15 ...

RHEMA (Jurnal Teologi Biblika dan Praktika) Vol. 5 No. 2 Desember 2019 // ISSN: 2716 0548 (e) 27164306 (p) | 69

Tabel 13 Uji Korelasi Pearson

Correlations

1 ,643**

. ,000

65 65

,643** 1

,000 .

65 65

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Doa Bapa Kami

Mengampuni

Doa Bapa

Kami Mengampuni

Correlation is signif icant at the 0.01 lev el (2-tailed).**.

Diketahui r-hitung = 0,643 yang lebih besar dari r-tabel (n=65, α=0,05)

sebesar 0,244. Dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima dalam derajat keyakinan

95% bahkan 99%, sebab nilai Sig. pada uji t dan r menunjukkan nilai 0, yang lebih

kecil dari α 0,05 bahkan 0,01.

Nilai r2 (Koefisien Determinasi) pada tabel out-put olahan data didapatkan

sebesar 0,414. Artinya pengaruh Ajaran Doa Bapa Kami sebagaimana Tertulis

dalam Matius 6:5-15(X), terhadap Kesediaan Mengampuni Kesalahan Sesama (Y)

sebesar 41,4%.

Uji hipotesis menyatakan bahwa H1 diterima yaitu ada pengaruh antara Ajaran

Doa Bapa Kami (Matius 6:5-15) terhadap kesediaan mengampuni kesalahan

sesama di Gereja Pantekosta di Indonesia, Lembah Dieng Malang berdasarkan

pengolahan data terhadap dua variabel dengan menggunakan korelasi Bivariate

dengan pendekatan korelasi Pearson Product Moment. Berdasarkan tabel

interprestai nilai koefisien yang tertulis tingkat korelasi itu berada di rentang antara

0,600-0,800 tepatnya 0,643. Angka 0,643 merupakan nilai keeratan korelasi yang

berada pada level tinggi. Besarnya pengaruh kesediaan mengampuni kesalahan

sesama oleh pemahaman ajaran Doa Bapa Kami (Matius 6:5-15) adalah 41,4%.

SIMPULAN

Hasil penelitian tingkat pemahaman jemaat GPdI Lembah Dieng, Malang

tentang ajaran Doa Bapa Kami Matius 6:5-15 (X) cukup, tingkat kesediaan jemaat

GPdI Lembah Dieng, Malang dalam mengampuni kesalahan sesamanya (Y), dalam

kategori sedang (artinya kadang-kadang bersedia mengampuni kesalahan sesama),

ajaran Doa Bapa Kami berpengaruh secara signifikan sebesar 41,4% terhadap

kesediaan mengampuni kesalahan sesama di antara jemaat GPdI Lembah Dieng,

Malang.

Dengan kenyataan seperti itu, maka peneliti menyampaikan beberapa saran

kepada Gembala sidang dan pemimpin gereja untuk melakukan program pelayanan

terhadap jemaat secara kontinyu mengenai pemahaman yang benar terhadap ajaran

Bapa Kami dan mengupayakan perubahan dalam menghadapi kesulitan-kesulitan

mengampuni kasalahan sesama melalui kegiatan diskusi atau pendalaman Alkitab,

seminar, KKR, retret keluarga dan kegiatan ibadah Doa yang terencana guna

Page 18: Pengaruh Ajaran Doa Bapa Kami Berdasarkan Matius 6:5-15 ...

RHEMA (Jurnal Teologi Biblika dan Praktika) Vol. 5 No. 2 Desember 2019 // ISSN: 2716 0548 (e) 27164306 (p) | 70

meningkatkan spiritualitas yang lebih baik serta diharapkan jemaat terus bertumbuh

dalam pemahaman terhadap setiap firman Tuhan yang kemudian akan

membangkitkan motivasinya untuk mengimplemantasikan dalam kehidupannya.

RUJUKAN

Augsburger, David. Bebas Mengampuni. Bandung: Kalam Hidup, 1998.

Brill, J.Wesley. Doa-Doa Dalam Perjanjian Baru. Bandung: Kalam Hidup, 1993.

Carter.Les, Pembentukan Karakter: Bagaimana Mencerminkan Sifat-Sifat Kristus?

Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 2001.

Cho, Paul Yonggi, Berdoa Dengan Tuhan Yesus. Jakarta: Immanuel, 1985.

Chun, Paul Y. Doa Syafaat Yang Hidup. Bandung: MDI, 2004.

Darminta, J. Tuhan Ajarlah Kami Berdoa. Yogyakarta: Kanisius, 1983.

Brunner, Frederik Dale. Matthew A Commentary: The Christbook, Grand Rapids:

Eerdmans, 2004.

Gautama, Indri Magdalena. Merdeka Untuk Mengampuni. Yogyakarta: ANDI, 2006.

Goldie Bristol & Carol Mcginnis. Haruskah Saya Mengampuni. Bandung: Kalam

Hidup,1999.

Gondowijoyo, J.H. Membangun Keintiman Dengan Bapa. Yogyakarta: ANDI, 2007.

Hendriksen, William. The Gospel of Mattew. Grand Rapids: Baker, 1992.

Hunter, A.M. Memperkenalkan Theologi Perjanjian Baru, Jakarta:BPK Gunung Mulia,

1981.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005.

Kerlinger, Fred N. Asas-Asas Penelitian Behaviorial. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press, 2002.

MacArthur, John. Matthew 1-7 The Macarthur New Testament Commentary.

Chicago: Moody, 1985.

MacArtur, John.Jr. Jesus Pattern of Prayer. Chicago: Moody, 1981.

MacArthur, John. The Disciple’s Prayer. Chicago: Moody, 1981.

Newman, Barclay M., Philip C.Stine, Injil Matius, Jakarta :LAI, 1998.

Oh, Robert.The Prayer Driven Life. Yogyakarta: ANDI, 2006.

Roberts, Graham. Ajarlah Kami Berdoa. Jakarta: BPK Gunung Mulia,1996.

Saphir, Adolph. Our Lord’s Pattern for Prayer. Grand Rapids: Kregel, 1984.

Situmorang, Jonar. Doa Bapa Kami Bukan Sekedar Doa Liturgi. Yoyakarta: ANDI,

2011.

Sproul, R.C. Kebenaran Dasa Iman Kristen. Malang: Literatur SAAT, 2001.

Sproul, R.C. Mari Bertumbuh 1. Yogyakarta: Gloria Graffa, 2004.

Stott, John. Khotbah Di Bukit. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2008.

Subagyo, Andreas B. Pengantar Riset Kualitatif dan Kuantitatif. Bandung: Kalam

Hidup, 2004.

Subyantoro, Arief dan FX. Suwartono. Metode dan Teknik Penelitian sosial.

Yogyakarta: ANDI, 2007.

Supranto, J. Statistik Teori Dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga, 2000.

Tahapary, Onna. Kuasa Doa. Jakarta: Nafiri Gabriel, 2000.

Page 19: Pengaruh Ajaran Doa Bapa Kami Berdasarkan Matius 6:5-15 ...

RHEMA (Jurnal Teologi Biblika dan Praktika) Vol. 5 No. 2 Desember 2019 // ISSN: 2716 0548 (e) 27164306 (p) | 71

Unarto, Erich. Bertumbuh Dalam Karakter Baru. Jakarta: Pustaka Surgawi, 2007.

Verkuyl, J. Khotbah Di Bukit. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999.

Wright, Bill J. Doa Transformatif. Jakarta: Perpustakaan Nasional, 2003.

Zoschak, Greg. Membangun Karakter Anda, Mengembangkan Buah Roh Kudus

Dalam Hidup Anda. Jakarta: Immanuel, 2000.