PENGANTAR ARSITEKTUR LANSKAP SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN ARSITEKTUR LANSKAP Arsitektur Lanskap ------------------ Frederick Law Olmsted (1858) Program Pendidikan Arsitektur Lanskap --------------------- Universitas Harvard, Amerika Serikat (1901) Arsitektur Lanskap di Indonesia: 1. Dibutuhkan dan dilaksanakan saat Asean Games pada tahun 1962. 2. Berdiri Akademi Arsitektur Pertanaman DKI Jakarta yang bergabung dengan Fakultas Arsitektur lanskap Trisakti. PENGERTIAN DASAR ARSITEKTUR LANSKAP Lanskap merupakan bentang alam, mendesain atau merancang dalam suatu gambar, taman, maupun bangunan. Arsitektur Lanskap merupakan gabungan dari ilmu dan seni. Menurut pengertian ilmu tentang arsitektur lanskap, ilmu memiliki nilai fungsi atau kegunaan sebagai efisiensi, lestari, nyaman dan sehat. Sedangkan menurut pengertian seni tentang arsitektur lanskap, seni memiliki nilai estetika atau keindahan sebagai komposisi, harmonis dan serasi. Arsitektur Lanskap merupakan seni dan ilmu menganalisa, merencanakan desain, manajemen, perlindungan dan rehabilitasi suatu lahan. DEFINISI ARSITEKTUR LANSKAP MENURUT PARA AHLI 1. Menurut Garret Eckbo
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGANTAR ARSITEKTUR LANSKAP
SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN ARSITEKTUR LANSKAP
Arsitektur Lanskap ------------------ Frederick Law Olmsted (1858)
Program Pendidikan Arsitektur Lanskap --------------------- Universitas Harvard, Amerika
Serikat (1901)
Arsitektur Lanskap di Indonesia:
1. Dibutuhkan dan dilaksanakan saat Asean Games pada tahun 1962.
2. Berdiri Akademi Arsitektur Pertanaman DKI Jakarta yang bergabung dengan Fakultas
Arsitektur lanskap Trisakti.
PENGERTIAN DASAR ARSITEKTUR LANSKAP
Lanskap merupakan bentang alam, mendesain atau merancang dalam suatu gambar,
taman, maupun bangunan. Arsitektur Lanskap merupakan gabungan dari ilmu dan seni.
Menurut pengertian ilmu tentang arsitektur lanskap, ilmu memiliki nilai fungsi atau kegunaan
sebagai efisiensi, lestari, nyaman dan sehat. Sedangkan menurut pengertian seni tentang
arsitektur lanskap, seni memiliki nilai estetika atau keindahan sebagai komposisi, harmonis
dan serasi. Arsitektur Lanskap merupakan seni dan ilmu menganalisa, merencanakan desain,
manajemen, perlindungan dan rehabilitasi suatu lahan.
DEFINISI ARSITEKTUR LANSKAP MENURUT PARA AHLI
1. Menurut Garret Eckbo
Arsitektur Lanskap adalah bagian dari kawasan lahan yang dibangun atau dibentuk
oleh manusia (di luar bangunan, jalan dan utilitas) sampai ke alam bebas yang dirancang
terutama sebagai ruang untuk tempat tinggal manusia.
2. Menurut Hubbard dan Theodora Kimball
Arsitektur Lanskap merupakan suatu seni yang berfungsi untuk menciptakan dan
melestarikan keindahan lingkungan di sekitar tempat hidup manusia, guna mencapai
kenyamanan dan kesehatan yang sangat penting bagi moralitas, kesehatan dan kebahagiaan
manusia.
3. Menurut Norman T. Newtown
Arsitektur Lanskap merupakan seni dan pengetahuan yang mengatur permukaan bumi
dengan ruang-ruang serta segala sesuatu yang ada di atas bumi untuk mencapai efisiensi,
keselamatan, kesehatan dan kebahagiaan bagi umat manusia.
4. Menurut Zain Rachman
Arsitektur Lanskap adalah seni perencanaan (planning) dan perancangan (design)
serta pengaturan daripada lahan penyusunan benda-benda alam maupun benda-benda buatan
manusia melalui penggunaan gabungan antara ilmu pengetahuan dan budaya dengan
memperhatikan keseimbangan antara kebutuhan pelayanan dan pemeliharaan sumber daya,
sehingga pada akhirnya tercipta penyajian lingkungan yang fungsional dan estetis sehingga
dapat memenuhi secara optimal kebutuhan jasmani dan rohani makhluk hidup di sekitarnya.
Ditekankan fungsional dan estetis karena merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan dalam suatu perencanaan dan perancangan.
5. Menurut Hadi Susilo Arifin
Arsitektur Lanskap adalah seni dan ilmu dalam penataan dan pengubahan
pemandangan alam di atas suatu luasan lahan untuk memperoleh efek keindahan dan fungsi
kegunaan yang sesuai dengan yang diinginkan.
TUJUAN ARSITEKTUR LANSKAP
1. Meningkatkan keindahan, keselarasan, kenyamanan dan keamanan lingkungan.
2. Menyelamatkan dan memperbaiki lingkungan.
3. Membantu dalam pemenuhan kebutuhan manusia dalam memanfaatkan kebutuhan
lahan secara efisien tanpa merusak sumber daya alam dalam menunjang kehidupan
social dan ekonomi.
4. Menciptakan tempat yang lebih baik dari sebelumnya sesuai keinginan.
RUANG LINGKUP ARSITEKTUR LANSKAP
Arsitektur Lanskap berperan aktif dalam berbagai proyek dari skala besar maupun
skala kecil.
Skala besar Arsitektur Lanskap berperan sebagai:
1. Perancangan tapak daerah industri
2. Studi perancangan regional
3. Perancangan kawasan rekreasi atau tamasya.
Sedangkan skala kecil dari Arsitektur Lanskap berperan sebagai:
1. Taman lingkungan
2. Taman kantor
3. Taman rumah
RUANG LINGKUP PEMIKIRAN DAN TANGGUNGJAWAB AKTIVITAS
ARSITEKTUR LANSKAP
1. Masalah perancangan daerah konservasi, preservasi dan pelestarian yang dinamis.
2. Masalah pencemaran, gangguan pemandangan, gangguan suara dan sampah.
3. Masalah erosi, ekologi, masalah sumber daya alam.
4. Masalah pengembangan tempat-tempat bersejarah.
5. Masalah ruang terbuka.
6. Masalah pembangunan perkotaan yang berkembang.
7. Masalah jalur lalu lintas dan pembangunan linier sepanjang jalur jalan.
8. Masalah reklamasi tanah, masalah pantai dan perikehidupan pantai.
9. Masalah hutan serta satwa liar yang berkurang.
10. Masalah kependudukan.
ARSITEK LANSKAP
Arsitek Lanskap adalah seorang (ahli) atau insan profesional yang mendapat
pendidikan melalui akademi atau universitas dalam bidang ilmu dan seni arsitektur lanskap
dan aktif dalam kegiatan perencanaan lanskap, perancangan lanskap dan perancangan tapak.
Ada tiga tipe aktivitas bagi seorang arsitek lanskap antara lain:
1. Penilaian dan perencanaan kawasan lahan.
a. Memiliki suatu dasar ilmu pengetahuan alam dan ekologi untuk mengevaluasi
secara sistematis lahan yang luas dari segi kecocokan atau kemampuan lahan
untuk tiap kemungkinan penggunaan masa depan.
b. Melibatkan sekelompok para ahli atau pakar di bidangnya.
c. Memiliki hasil berupa rencana tata guna lahan dan kebijaksanaan-
kebijaksanaan, yaitu pengaturan jalur jalan, penunjukan lokasi industri serta
konservasi nilai-nilai tanah dan air.
2. Perancangan tapak.
a. Proses analisa, sintesa tapak dan persyaratan-persyaratan untuk kegunaan
tapak.
b. Elemen-elemen lanskap dan fasilitas ditempatkan pada tapak sesuai dengan
fungsinya.
3. Perancangan detail lanskap berupa usaha seleksi dan ketepatan penggunaan
komponen atau elemen-elemen lanskap.
Seorang arsitek lanskap yang baik harus memenuhi kriteria-kriteria berikut:
1. Memiliki dasar pengetahuan dan praktek mengenai tanaman serta cara penggunaan
yang tepat.
2. Memiliki dasar pengetahuan geologi, klimatologi, ekologi, sosiologi, budaya dan
ekonomi.
3. Memiliki pengertian dan tingkat pemahaman umum tentang arsitektur bangunan, ilmu
teknik sipil, tata kota dan tata daerah.
4. Mempunyai kesadaran biologis dan ekologis.
5. Terlatih secara baik dalam menggambar (mendesain/sketsa) rencana.
6. Mampu memberi petunjuk perencanaan pembangunan prasarana maupun sarana.
7. Mempunyai daya penalaran ilmiah yang tinggi, berwatak dan berjiwa sosial.
PROFESI ARSITEKTUR LANSKAP
Profesi arsitektur lanskap sebagai pengendali alam untuk masa depan kehidupan
manusia. Adapun organisasi-organisasi dalam arsitektur lanskap yaitu:
1. I F L A (International Federation Of Landscape Architects)
Merupakan suatu lembaga organisasi profesi yang menghimpun organisasi
profesi arsitektur lanskap dari seluruh belahan dunia.
Berpusat di Versailles, Perancis.
Awalnya disebut The Institute Of Landscape Architects. Didirikan oleh Sir
Geoffrey Alan Jellicoe di Cambridge, Australia.
2. A F E L A (Asian Forum Of Educators In Landscape Architecture)
Merupakan organisasi yang dibentuk dengan tujuan sebagai wadah pertukaran
hal-hal yang berhubungan dengan akademik, peneliti dan mahasiswa arsitektur
lanskap di benua Asia.
Aktivitas yang dilakukan antara lain Simposium Internasional setiap tahun,
program pertukaran pengajar/peneliti maupun mahasiswa serta kegiatan
publikasi.
3. I A L I (Ikatan Arsitek Lanskap Indonesia)
Sebagai wadah untuk mengembangkan ilmu dan mempererat persaudaraan
sesama anggota
Terbentuk dan berdiri pada tahun 1978, dipelopori oleh Ir. Zain Rachman dan
Dr. Sumarno Sostroatmodjo.
Organisasi ini bertujuan untuk membina dan mengembangkan ilmu dan seni
serta profesi arsitektur lanskap di Indonesia. Selain itu, memiliki tujuan lain
yaitu membentuk sarana untuk mempererat kerjasama antara masyarakat
arsitektur lanskap di Indonesia dan mengadakan kerjasama dengan lembaga
dan badan pemerintah maupun badan non pemerintah, di dalam (internal)
maupun di luar (eksternal) untuk kepentingan pengembangan profesi arsitektur
lanskap.
I A L I menjadi anggota dalam I F L A.
Adapun skop profesi tentang arsitektur lanskap antara lain:
1. Desain lanskap.
2. Perencanaan tapak.
3. Perencanaan kota atau tata perkotaan.
4. Perencanaan lanskap regional.
5. Perencanaan taman dan area rekreasi.
6. Perencanaan pengembangan lahan.
7. Studi desain dan perencanaan ekologikal.
8. Perlindungan dan reklamasi sejarah.
9. Sosial dan aspek perilaku.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM BIDANG ARSITEKTUR
LANSKAP
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam arsitektur lanskap terdiri atas dua bagian, yaitu faktor
internal (manusia) dengan faktor eksternal (lingkungan).
a. Faktor internal (manusia).
Perencanaan dan perancangan yang baik merupakan hasil dari suatu proses yang
memperhatikan sifat manusia dan alam.
Seorang arsitek lanskap dalam mendesain dituntut untuk memperhatikan
kebutuhan-kebutuhan manusia dengan persepsi lingkungan dengan harapan
menciptakan lingkungan yang lebih memuaskan.
Dalam mendesain, dituntut dan dibutuhkan perpaduan antara imajinasi dan
pertimbangan akal sehat dari arsitek lanskap.
Arsitek lanskap membuat asumsi-asumsi tentang kebutuhan manusia, membuat
perkiraan aktivitas atau perkiraan bagaimana manusia berperilaku, bagaimana
manusia bergerak dalam lingkungannya.
Pertimbangan tidak hanya melayani kebutuhan pemakai secara fungsional,
rasional, ekonomis, dan tepat dipertanggungjawabkan, tetapi lingkungan juga
harus dapat mengakomodasi kebutuhan pengguna akan ekspresi emosionalnya