Top Banner
PENGANIAYAAN TERHADAP IBU HAMIL YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN JANIN MENURUT MADZHAB SYAFI’I DAN MADZHAB MALIKI Moch. Wahid Hasyim 1 Abstract: Some rules give to human being to manage our live as like khalifah in this world in order to balance our live. But so many people do criminality end death, as like oppression to woman’s pregnant end embryo’s death with the rules still debate. Mafdzhab Syafi’i and Maliki have com- mitted that act named as low qishash. however it had dif- ferent with given set a condition of embryo. Madzhab Syafi’i gives set a condition of embryo who death real roh and the shape of human being, but madzhab Maliki gives set of a condition of blood clot and meat. Both of Syafi’i and Maliki have committed that maltreater gets saction qishash, diyat or ta’dzir. But it has different opinion about diyat. Accord- ing to madzhab Syafi’i, diyat take from ‘aqilah, because it consists of jinayah khatha’ and according to madzhab Maliki, diyat take from maltreater. Keywords : oppression, woman’s pregnant, embryo’s, madzhab Syafi’i, Maliki Pendahuluan Allah Swt menurunkan syari’at Islam sebagai rahmat untuk seluruh alam. Rahmat itu diwujudkan dalam bentuk keadilan yang melandasi seluruh aturan hukumnya. Sebagai agama yang mem- 1 Penulis adalah dosen tetap STAI Darussalam Krempyang Nganjuk.
25

penganiayaan terhadap ibu hamil yang mengakibatkan ...

May 11, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: penganiayaan terhadap ibu hamil yang mengakibatkan ...

48

Penganiayaan Terhadap Ibu Hamil Yang Mengakibatkan ...

PENGANIAYAAN TERHADAP IBU HAMIL YANGMENGAKIBATKAN KEMATIAN JANIN MENURUT

MADZHAB SYAFI’I DAN MADZHAB MALIKI

Moch. Wahid Hasyim1

Abstract: Some rules give to human being to manage ourlive as like khalifah in this world in order to balance ourlive. But so many people do criminality end death, as likeoppression to woman’s pregnant end embryo’s death withthe rules still debate. Mafdzhab Syafi’i and Maliki have com-mitted that act named as low qishash. however it had dif-ferent with given set a condition of embryo. Madzhab Syafi’igives set a condition of embryo who death real roh and theshape of human being, but madzhab Maliki gives set of acondition of blood clot and meat. Both of Syafi’i and Malikihave committed that maltreater gets saction qishash, diyator ta’dzir. But it has different opinion about diyat. Accord-ing to madzhab Syafi’i, diyat take from ‘aqilah, because itconsists of jinayah khatha’ and according to madzhabMaliki, diyat take from maltreater.

Keywords: oppression, woman’s pregnant, embryo’s,madzhab Syafi’i, Maliki

PendahuluanAllah Swt menurunkan syari’at Islam sebagai rahmat untuk

seluruh alam. Rahmat itu diwujudkan dalam bentuk keadilan yangmelandasi seluruh aturan hukumnya. Sebagai agama yang mem-

1 Penulis adalah dosen tetap STAI Darussalam Krempyang Nganjuk.

Page 2: penganiayaan terhadap ibu hamil yang mengakibatkan ...

49

Moch. Wahid Hasyim

bawa misi rahmat, yang antara rahmat dan keadilan merupakansuatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, maka Islam men-syariatkan adanya hukuman sebagai penangkal perbuatan bagiorang-orang yang melanggar hukum. Asas penerapan hukumdalam Islam adalah kesesuaian antara perbuatan yang dilakukandengan hukuman yang diterapkan.2

Fitrah telah menentukan bahwa individu tidak akan ber-kembang dengan sendirinya. Manusia adalah makhluk sosial yangmembutuhkan pertolongan orang lain dalam memenuhi ke-butuhan, dalam menyempurnakan sebab-sebab hidupnya yangtidak dapat dilakukan oleh tangan dan pengetahuannya sertabahan yang tidak dapat dibawa oleh kekuatannya. Dengan ini,kehidupan manusia adalah kehidupan kelompok, dalam setiapindividu dari kelompok itu saling membutuhkan dalam mem-bangun masyarakat dan saling mengatur semua kesulitan agarmenjadi kehidupan yang damai.3

Dalam hukum Islam, sementara itu, juga terdapat bermacam-macam hukum yang mengatur kehidupan manusia sebagai khalifahdi bumi ini. Aturan hukum dalam Islam antara lain dibedakansebagai al-shwal al-syakhsiyyah atau hukum keluarga, al-ahwal al-madaniyyah atau hukum privat, al-ahwal al-jinayah atau hukumpidana dan sebagainya. Hukum Pidana Islam atau jinayah didasar-kan kepada perlindungan hak asasi manusia (human right) yangbersifat primer (daruriyyah), meliputi perlindungan atas agama,jiwa, keturunan, akal dan harta. Perlindungan terhadap lima haktersebut oleh al-Syatibi dinamakan maqashid al-syari’ah. Hakikatdari pemberlakuan hukum oleh Tuhan adalah untuk mewujudkankemaslahatan manusia. Kemaslahatan itu dapat diwujudkan jikalima unsur pokok tersebut dapat diwujudkan dan dipelihara.4

Islam, seperti halnya sistem lain, melindungi hak-hak untukhidup, merdeka dan merasakan keamanan. Islam melarang bunuhdiri dan pembunuhan serta penganiayaan. Dalam Islam pembu-nuhan terhadap seorang manusia tanpa alasan yang benar di-

2 Muhammad Abu Zahrah, al Jarimah (Mesir: Dar al-Fikr, tt.(, 10.3 Muhammad Ali al-Sayis, Sejarah Fikih Islam, ter. Nurhadi AGA (Jakarta: Pustaka

al-Kautsar, 2003), 8.4 Asfri Jaya Bakri, Konsep Maqashid Syari’ah Menurut Al-Syatibi ( Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 1996), 71-72.

Page 3: penganiayaan terhadap ibu hamil yang mengakibatkan ...

50

Penganiayaan Terhadap Ibu Hamil Yang Mengakibatkan ...

ibaratkan seperti membunuh seluruh manusia. Sebaliknya, orangyang memelihara kehidupan seseorang manusia, maka di-ibaratkan memelihara umat manusia seluruhnya.5 Hukum Islammemberikan dasar hukum pada pihak terpidana mengacu kepadaal-Qur’an yang menetapkan bahwa balasan untuk suatu perbuatanjahat harus sebanding dengan perbuatan itu.6

Terkait pembunuhan ataupun penganiayaan, dalam hukumIslam diancam dengan hukuman qishash. Meskipun demikian, tidaksemua pembunuhan dikenakan hukum qishash, ada juga yangsebatas dikenakan diyat (denda), yaitu pembunuhan atas dasarketidaksengajaan. Dalam hal diyat ini tidak dikenakan qishash,tetapi hanya wajib membayar denda yang ringan. Denda ini di-wajibkan atas keluarga yang membunuh, bukan atas yang mem-bunuh. Mereka membayarnya dengan diangsur dalam masa tigatahun, tiap-tiap akhir tahun keluarga itu wajib membayar se-pertiganya.7

Ketentuan-ketentuan hukum fiqh yang ada ini tidak terlepasdari analisis dan hasil ijtihad para ulama, khususnya para ulamamazhab, yang tidak jarang terjadi perbedaan pendapat. Artikelini akan fokus membahas tentang pendapat madzhab Syafi’i danmadzhab Maliki dalam menyikapi kasus penganiayaan terhadapibu hamil yang mengakibatkan kematian janin.

Metode PenelitianPenelitian ini termasuk penelitian kepustakaan atau library

research, yaitu penelitian yang kajiannya dilakukan dengan me-nelusuri dan menelaah literatur atau penelitian yang difokuskanpada bahan-bahan pustaka yang berkenaan tema pembahasan.Data dalam tulisan ini diambil dari bahan primer dan bahan se-kunder.8 Penelitian ini berdasarkan analisis deskriptif-komparatif,yaitu pemaparan sesuai adanya terhadap hal-hal yang dimaksudoleh suatu teks dengan cara memparafrasekan dengan bahasa

5 Topo Santoso, Membumikan Hukum Pidana Islam (Jakarta: Gema Insani Press,2003), 71-72.

6 Abdoel Raoef, Al-Qur’an dan Ilmu Hukum (Jakarta: Bulan Bintang, tt.), 132.7 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam (Jakarta: Attahiriyah, 2000), 406.8 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Normatif (Jakarta: CV. Rajawali,

tt.), 34-35.

Page 4: penganiayaan terhadap ibu hamil yang mengakibatkan ...

51

Moch. Wahid Hasyim

penulis. Sehingga dari penelitian tersebut dapat menggambarkansecara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat dari obyek kajian tersebut.9 Di samping itu, penelitian inijuga bersifat komparatif, yaitu membandingkan antara pendapatmadzhab Syafi’i dan madzhab Maliki tentang penganiayaanterhadap ibu hamil yang mengakibatkan kematian janin.

Data-data dalam tulisan ini terdiri dari dua kategori, yaitu(1) data primer, berupa kitab al-Umm karya Imam Syafi’i dan al-Muwatha’ karya Imam Malik, (2) data sekunder, berupa kitab-kitabyang membahas tentang fiqh al-jinayah, seperti kitab al-Fiqh ‘alaal-Madzâhib al-Arba’ah, Bidâyah al-Mujtahid, ditambah buku-bukulain yang berkaitan dengan masalah ini.

Setelah pengumpulan bahan kepustakaan dilakukan, ke-mudian dilanjutkan dengan peninjauan data dan diklasifikasikanuntuk mempermudah langkah analisis dengan menempatkanmasing-masing data sesuai sistematika yang telah direncanakan.Dalam penelitian ini, analisis data yang digunakan adalah (1)induktif, yaitu kerangka berpikir yang didahului oleh fakta-faktasecara khusus atau peristiwa-peristiwa yang kongkrit, kemudianditarik ke hal-hal yang umum.10 Dalam pembahasan tulisan inidiawali dengan mengemukakan teori-teori, dasar-dasar hukum(dalil) secara umum tentang penganiayaan terhadap ibu hamilyang mengakibatkan kematian janin terlebih dahulu, kemudiandikemukakan kenyataan yang bersifat khusus, selanjutnya meng-analisisnya, (2) metode komparatif, yaitu membandingkan antaradua hal, yaitu persamaan dan perbedaan pendapat antara madzhabSyafi’i dan madzhab Maliki tentang penganiayaan terhadap ibuhamil yang mengakibatkan kematian janin.

PembahasanA. Pendapat Madzhab Syafi’i

Kata penganiayaan bersinonim dengan kata jinayah danjarimah yang digunakan dalam berbagai redaksi kitab-kitab salaf,yang juga merupakan rujukan dalam penentuan hukum dalamIslam selain al-Qur’an dan hadits. Para fuqaha’ mendefinisikan

9 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta: UI Press, 1986), 9-10.10 Ibid, 12-13.

Page 5: penganiayaan terhadap ibu hamil yang mengakibatkan ...

52

Penganiayaan Terhadap Ibu Hamil Yang Mengakibatkan ...

jinayah dengan suatu perbuatan yang dilarang oleh syari’at Is-lam, baik perbuatan tersebut mengenai harta, jiwa dan lainnya.Hal ini sesuai dengan yang dipaparkan Sayyid Sabiq dalam kitab-nya Fiqh al-Sunnah berikut ini :

Artinya: Adapun yang dimaksud dengan jinayah dalam syara’ secaraumum adalah setiap perbuatan yang dilarang (diharamkan). Perbuatanyang diharamkan adalah setiap perbuatan yang dilarang oleh syara’ dandicegah untuk melakukannya, yaitu perbuatan yang dapat membahayakanterhadap agama, jiwa, akal, tubuh atau harta benda.11

Sedangkan jarimah, Sayyid Sabiq mengartikannya sebagaipelukaan yang dilakukan terhadap jiwa atau selain jiwa, sebagai-mana penjelasannya sebagai berikut:

Artinya: Jarimah adalah kriminalitas terhadap jiwa atau selain jiwa,yaitu berupa pelukaan atau memotong anggota badan, hal ini adalah pokok-pokok masalah yang tidak bisa ditawar dan wajib untuk dijaga demikepentingan kemanusiaan dan untuk menjaga kehidupan sosial ke-masyarakatan.12

11 Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah (Kairo: Dar al-Fath Lil I’lam al-‘Arabi, 1990), 5.12 Ibid.

Page 6: penganiayaan terhadap ibu hamil yang mengakibatkan ...

53

Moch. Wahid Hasyim

Jinayah terhadap tubuh bisa berupa jinayah al- atraf, al-syijjajdan al-jirah. Jinayah al-atraf adalah perbuatan seseorang terhadaporang lain yang menyebabkan sakit atau cacat tubuh, seperti men-cukil mata, mematahkan kaki atau memotong tangan orang lain.13

Al-syijjaj adalah pelukaan terhadap orang lain pada bagian kepaladan wajah, sedangkan al-jirah adalah pelukaan terhadap tubuhorang lain pada selain kepala dan wajah.14 Dalam hukum Islam,para ulama fiqh telah membuat terminologi khusus untuk mengkate-gorikan tindakan-tindakan kejahatan, yaitu Jaraim al-Hudud, se-bagai tindakan yang bersanksikan hukum had dan Jaraim al-Qishas,sebagai tindakan yang bersanksikan hukum qishas. Tindakan ke-dua ini adalah kejahatan yang membuat jiwa atau bukan jiwa men-derita musibah dalam bentuk luka atau terpotong organ tubuh.15

Dalam hal pembunuhan, sebagaimana dikemukakan olehWahbah al-Zuhaili, didefinisikan sebagai suatu perbuatan memati-kan atau perbuatan seseorang yang dapat menghancurkan bangunankemanusiaan.16 Sedangkan menurut Abdul Qadir ‘Audah, pem-bunuhan didefinisikan sebagai suatu tindakan seseorang untukmenghilangkan nyawa, menghilangkan ruh atau jiwa orang lain.17

Dalam hukum Islam, pembunuhan termasuk ke dalam Jaraim al-Qishas, yaitu tindakan kejahatan yang membuat jiwa atau bukanjiwa menderita musibah dalam bentuk hilangnya nyawa atauterpotong organ tubuhnya.18

Pendapat madzhab Syafi’i dalam hal janin yang mati dalamkandungan ibunya akibat dari terjadinya penganiyaan, memberi-kan syarat yang dijelaskan secara gamblang oleh Sayyid Sabiqdalam kitab Fiqh al-Sunnah sebagai berikut:

13 Abu Bakar Jabir al-Jazairi, Minhaj al-Muslim (Beirut: Dar al-Fikr, 1995), 425.14 Ibid, 429-430.15 Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, Juz III, 5.16 Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh (Damaskus: Dar al-Fikr, 1989), 217.17 Abdul Qadir ‘Audah, al-Tasyri’i al-Jina’i al-Islami (Beirut: Dar al-Kitab al-‘Arabi,

tt.), 6.18 Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, Juz II, 263.

Page 7: penganiayaan terhadap ibu hamil yang mengakibatkan ...

54

Penganiayaan Terhadap Ibu Hamil Yang Mengakibatkan ...

Artinya: Imam Syafi’i mensyaratkan dalam hal janin yang matidalam kandungan ibunya, diketahui bahwa janin benar-benar sudahberbentuk mahluk hidup dan sudah adanya ruh dalam janin, Imam Syafi’imenjelaskan dengan pertanda adanya gambaran bentuk manusia, yaituadanya tangan dan jari-jari. Jika hal itu tidak ada, maka bagi pelakutidak ada tanggungan apa-apa (denda gurroh).19

Jika seorang ibu mati karena penganiayaan dan janin keluardalam keadaan hidup kemudian setelah itu mati, maka wajib dalamhal tersebut dua diyat, yaitu diyat atas ibu dan diyat atas janin,karena matinya ibu merupakan salah satu sebab dari matinyajanin.20 Ulama Syafi’iyah membagi pelukaan terhadap tubuh(penganiayaan) menjadi tiga macam, yaitu (1) Jinayah al-Atraf, yaitumemotong anggota badan, termasuk di dalamnya pemotongantangan, kaki, jari, hidung, gigi dan sebagainya, (2) al-Syijjaj, yaitupelukaan terhadap kepala dan muka secara khusus, (3) al-Jirah, yaitupelukaan terhadap selain wajah dan kepala, termasuk di dalamnyapelukaan yang sampai ke dalam perut atau rongga dada.21

Khusus pada kasus al-Syijjaj, menurut ulama salaf, termasukimam Syafi’i, membagi menjadi dua kelompok. Pertama adalahpelukaan terhadap kepala atau wajah yang telah ada ketetapandari syari’at mengenai jumlah diyat-nya, yang termasuk kelompokini adalah pelukaan terhadap kepala atau wajah yang menampak-kan tulang (al-mudihah), pelukaan terhadap kepala atau wajahyang menyebabkan pecah atau patahnya tulang (al-hasyimah), pe-lukaan terhadap kepala atau wajah yang menyebabkan berpindahatau bergesernya tulang dari tempat asalnya (al-munqilah),

19 Ibid, 565.20 Abdurrahman al-Jaziri, Kitab al-Fiqh ‘ala al-Mazahib al-Arba’ah (Beirut: Dar al-

Fikr, tt.), 372.21 Abu Bakar Jabir al-Jazairi, Minhaj al-Muslim, 429.

.

Page 8: penganiayaan terhadap ibu hamil yang mengakibatkan ...

55

Moch. Wahid Hasyim

pelukaan terhadap kepala atau wajah sampai pada kulit otak (al-ma’mumah) dan pelukaan terhadap kepala atau wajah sampai padakulit otak dan memecahkannya, pelukaan ini lebih berat daripadaal-ma’mumah (al-damigah).22

Kedua adalah pelukaan terhadap kepala atau wajah yang belumada penjelasan dari syari’at tentang diyat-nya, yaitu pelukaanterhadap kepala atau wajah yang merobekkan sedikit kulit dantidak mengeluarkan darah (al-harisah), pelukaan terhadap kepalaatau wajah yang merobekkan kulit dan mengeluarkan sertamengalirkan darah (al-damiyah), pelukaan terhadap kepala atauwajah yang memutihkan tulang, artinya mematahkan tulang (al-wadi’ah), pelukaan terhadap kepala atau wajah yang meremukkantulang, hal ini lebih berat daripada al-badi’ah (al-mutalahimah) danpelukaan terhadap kepala atau wajah yang hampir mengenaitulang (al-simhaq).

Pada jenis al-jirah dibedakan pula menjadi tiga bagian, yaitupelukaan yang sampai pada rongga perut (al-jaifah), pelukaan padarongga dada, contohnya mematahkan tulang rusuk dan mematah-kan lengan tangan atas, betis atau lengan bawah.23 Dikarenakanpenganiayaan terhadap ibu hamil sampai mengakibatkan kematia-an janin, maka hal ini tidak terlepas dari pembahasan tentangpembunuhan yang merupakan imbas dari penganiayaan tersebut.

Adapun klasifikasi pembunuhan terbagi menjadi duagolongan, yaitu (1) pembunuhan yang diharamkan, setiap pem-bunuhan karena ada unsur permusuhan dan penganiayaan, (2)pembunuhan yang dibenarkan, setiap pembunuhan yang tidakdilatarbelakangi oleh permusuhan, misalnya pembunuhan yangdilakukan oleh algojo dalam melaksanakan hukuman qishas.24

Sedangkan pembunuhan diartikan oleh para ulama sebagai suatuperbuatan manusia yang menyebabkan hilangnya nyawa. Secaraumum, pembunuhan dibagi menjadi tiga macam, sebagaimanayang disebutkan oleh Sayyid Sabiq dalam kitab Fiqh al-Sunnah,sebagai berikut:

22 Ibrahim Ibnu Ali bin Yusuf al-Syairazi Abu Ishaq, Al-Muhazzab fi Fiqh al-Imamal-Syafi’i (Beirut: Dar al-Fikri,1990), 198.

23 Abu Bakar Jabir al-Jazairi, Minhaj al-Muslim, 430.24 Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh, 220.

Page 9: penganiayaan terhadap ibu hamil yang mengakibatkan ...

56

Penganiayaan Terhadap Ibu Hamil Yang Mengakibatkan ...

Artinya: Macam pembunuhan itu ada tiga, yaitu sengaja (‘amdu),semi sengaja (syibh ‘amd) dan kesalahan (khata’). Pembunuhan sengaja(qatl al-‘amd), yaitu suatu perbuatan sengaja terhadap seseorang denganmaksud untuk menghilangkan nyawanya dengan sesuatu yang padaumumnya bisa membunuh. Pembunuhan semi sengaja (qatl syibh al-‘amd), yaitu perbuatan sengaja terhadap seseorang dengan maksud untukmenghilangkan nyawanya dengan sesuatu yang pada umumnya tidakbisa membunuh, seperti memukul dengan tongkat kecil atau batu kecilatau menonjok dengan tangan atau sesamanya. Pembunuhan karenakesalahan (qatl al-khata’), yaitu seseorang melakukan perkara yangdiperbolehkan, seperti melempar hewan buruan atau bermaksud membidiksasaran, kemudian mengenai seseorang yang terlindungi darahnya,kemudian mati.25

Mengenai perbuatan-perbuatan yang dapat dikategorikansebagai tindak pembunuhan, yaitu pembunuhan dengan alattajam, melukai dan menusuk badan yang dapat mencabik-cabikanggota badan (muhaddad), pembunuhan dengan alat tidak tajam,seperti tongkat dan batu (musaqqal), pembunuhan secara langsungdengan pelaku melakukan suatu perbuatan yang menyebabkanmatinya orang lain secara langsung dan tanpa perantaraan, sepertimenyembelih dengan pisau, menembak dengan pistol dan lain-

25 Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, Juz II, 516-519.

Page 10: penganiayaan terhadap ibu hamil yang mengakibatkan ...

57

Moch. Wahid Hasyim

lain serta pembunuhan secara tidak langsung dengan melakukansebab-sebab yang dapat mematikan, artinya dengan melakukansuatu perbuatan yang pada hakikatnya tidak mematikan, tetapidapat menjadikan perantara atau sebab kematian.26

Yang dapat termasuk digolongkan sebagai pembunuhanadalah (1) pembunuhan dengan cara menjatuhkan ke tempat yangmembinasakan, seperti dengan melemparkan atau memasukkanke kandang serigala, harimau, ular dan lain sebagainya, (2) pem-bunuhan dengan cara menenggelamkan dan membakar, (3) pem-bunuhan dengan cara mencekik, (4) pembunuhan dengan carameninggalkan atau menahannya tanpa memberinya makanan danminuman, (5) pembunuhan dengan cara menakut-nakuti ataumengintimidasi. Pembunuhan tidak hanya terjadi dengan suatuperbuatan fisik, karena terjadi juga melalui perbuatan ma’nawi yangberpengaruh kepada psikis seseorang, seperti menakut-nakuti,mengintimidasi dan lain sebagainya.27

Dalam hal penganiayaan terhadap tubuh, terdapat beberapasanksi yang perlu diketahui, yaitu:

a) QishasDalam hal qishas, terhadap selain jiwa (penganiayaan), me-

miliki beberapa syarat, yaitu pelaku berakal, sudah mencapai umurbaligh, motivasi kejahatan disengaja dan hendaknya darah orangyang dilukai sederajat dengan darah orang yang melukai.28 Yangdimaksud dengan sederajat di sini adalah hanya dalam hal ke-hambaan dan kekafiran. Oleh sebab itu, maka tidak ada qishasbagi seorang merdeka yang melukai hamba sahaya atau memotonganggotanya dan tidak pula di-qishas seorang muslim yang melukaikafir dzimmi atau memotong anggotanya.

Sanksi dalam penganiayaan terhadap tubuh telah dijelaskandalam firman Allah Swt dalam QS. al-Maidah: 45 berikut ini:

26 Ibnu Rusyd, Bidayah al-Mujtahid wa Nihayah al-Muqtasid (Beirut: Dar al-Fikr,1981), 323.

27 Ibid, 232.28 Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, Juz III, 38.

Page 11: penganiayaan terhadap ibu hamil yang mengakibatkan ...

58

Penganiayaan Terhadap Ibu Hamil Yang Mengakibatkan ...

Artinya: Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya(Taurat) bahwasannya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata,hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi dan luka-luka (pun) ada qishas-nya.29

Jika pelaku melakukan perbuatan pelukaan tersebut secarasengaja dan korban tidak memiliki anak serta korban denganpelaku sama di dalam keislaman dan kemerdekaan, maka pelakudi-qishas berdasarkan perbuatannya terhadap korban, misalnyadipotong anggota tubuh berdasarkan anggota tubuh yang ter-potong, melukai serupa dengan anggota yang terluka. Hal ini di-lakukan kecuali jika korban menghendaki untuk pembayaran diyatatau memaafkan pelaku. Besarnya diyat disesuaikan dengan jenisdari perbuatan yang dilakukannya terhadap korban.

Adapun syarat-syarat qishas dalam pelukaan anggota badanterbagi menjadi lima macam, yaitu (1) tidak adanya kebohongandi dalam pelaksanaan, maka jika ada kebohongan, maka tidak bolehdi-qishas, (2) memungkinkan untuk dilakukan qishas, jika qishasitu tidak mungkin dilakukan, maka diganti dengan diyat, (3)anggota tubuh yang hendak dipotong serupa dengan yang ter-potong, baik dalam nama atau bagian yang telah dilukai, makatidak dipotong anggota kanan karena anggota kiri, tidak dipotongtangan karena memotong kaki, tidak dipotong jari-jari yang asli(sehat) karena memotong jari-jari tambahan, (4) adanya kesamaandari dua anggota tubuh, maksudnya adalah dalam hal kesehatandan kesempurnaan, maka tidak dipotong tangan yang sehat karenamemotong tangan yang cacat dan tidak di-qishas mata yang sehatkarena melukai mata yang sudah buta, (5) jika pelukaan itu padakepala atau wajah (al-syijjaj), maka tidak dilaksanakan qishas,

29 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta:Depag RI, 1994), 116.

Page 12: penganiayaan terhadap ibu hamil yang mengakibatkan ...

59

Moch. Wahid Hasyim

kecuali anggota itu tidak berakhir pada tulang dan setiap pelukaanyang tidak memungkinkan untuk dilaksanakan qishas, maka tidakdilaksanakan qishas dalam pelukaan yang mengakibatkan patah-nya tulang juga dalam jaifah, akan tetapi diwajibkan diyat atashal tersebut.30

Dalam hal tindakan menempeleng, seseorang diperbolehkanmembalasnya sesuai dengan firman Allah Swt dalam QS. al-Baqarah: 194 berikut ini:

Artinya: Oleh sebab itu, barangsiapa yang menyerang kamu, makaseranglah dia, seimbang dengan serangannya terhadapmu.31

b) DiyatDalam hal penganiayaan jenis jinayah al-atraf, pelaksanaan

diyat dibagi menjadi dua, yaitu yang dikenakan sepenuhnya danyang dikenakan hanya setengahnya saja. Adapun diyat yang di-kenakan sepenuhnya adalah dalam hal sebagai berikut (1) meng-hilangkan akal, (2) menghilangkan pendengaran dengan meng-hilangkan kedua telinga, (3) menghilangkan penglihatan denganmembutakan kedua belah mata, (4) menghilangkan suara denganmemotong lidah atau dua buah bibir, (5) menghilangkan pen-ciuman dengan memotong hidung, (6) menghilangkan kemampu-an bersenggama atau jima’ dengan memotong dzakar atau meme-cahkan dua buah pelir, (7) menghilangkan kemampuan berdiriatau duduk dengan mematahkan tulang punggung.

Sedangkan diyat yang dikenakan hanya setengahnya sajaadalah dalam hal melukai satu buah mata, satu daun telinga, satubuah kaki, satu buah bibir, satu buah pantat, satu buah alis dansatu buah payudara wanita.32 Kemudian pelukaan yang mewajib-kan diyat kurang dari setengahnya adalah memotong jari, yaitudiyat-nya sepuluh ekor unta, berdasar hadits Nabi MuhammasSaw berikut ini:

30 Abu Bakar Jabir al-Jazairi, Minhaj al-Muslim, 425.31 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, 31. Lihat

juga QS. al-Syura : 40.32 Abu Bakar Jabir al-Jazairi, Minhaj al-Muslim, 428-429.

Page 13: penganiayaan terhadap ibu hamil yang mengakibatkan ...

60

Penganiayaan Terhadap Ibu Hamil Yang Mengakibatkan ...

Artinya: Diyatnya memotong jari-jari, baik jari-jari kedua tanganatau jari-jari kedua kaki, adalah sepuluh ekor unta untuk tiap-tiap jari.33

Bagi pelaku yang mematahkan gigi, maka wajib membayardiyat sebanyak lima ekor unta, berdasarkan hadits Nabi MuhammadSaw dalam kitabnya Amr Ibn Hazm berikut ini:

Artinya : Dalam hal merontokkan gigi, diyat-nya adalah lima ekorunta.34

Sanksi dalam hal al-sijjah, sesuai dengan pembagiannya yaituyang telah ada ketetapan syari’at dan juga yang belum adalahsebagai berikut (1) al-Mudhihah, jumlah diyat-nya sebanyak limaekor unta,35 (2) al-Hasyimah, diyat-nya sebanyak sepuluh ekorunta,36 (3) al-Munqilah, diyat-nya sebanyak lima belas ekor unta,37

(4) al-Ma’mumah, diyat-nya sebesar sepertiga diyat, (5) al-Damighah,hukum dari hal ini sama dengan al-Ma’mumah, yaitu diyat-nyasepertiga diyat. 38

Mengenai hukuman dari pelukaan yang bersifat al-jirah,ditentukan sebagai berikut (1) al-Jaifah, diyat-nya sepertiga diyat,39

(2) dalam hal mematahkan tulang rusuk, diyat-nya sebanyak satuekor unta, (3) dalam hal mematahkan lengan tangan atas, bawahataupun betisnya, maka diyat-nya sebanyak dua ekor unta.40

Dalam hal pembunuhan, terdapat tiga bentuk sanksi pem-bunuhan sengaja, yaitu pertama sanksi asli (pokok), berupa hu-kuman qishas, kedua sanksi pengganti, berupa diyat dan ta’dzir,dan ketiga sanksi penyerta atau tambahan, berupa terhalang mem-peroleh waris dan wasiat.41

33 Al-Turmuzi, al-Jami’ al-Sahih wa Huwa Sunan al-Tirmizi, Juz 4, (Beirut: Dar al-Fikr, 1988), hadis nomor 1311.

34 Jalaluddin al-Suyuti, Sunan al-Nasa’i (Beirut: Dar al-Fikr, 1930), hadis nomor4774.

35 Al-Turmuzi, al-Jami’ al-Sahih wa Huwa Sunan, Juz 4, hadits nomor 1310.36 Abu Bakar Jabir al-Jazairi, Minhaj al-Muslim, 429-430.37 Ibn Abdus Samad, Sunan al-Darami, Juz II, 193.38 Abu Bakar Jabir al-Jazairi, Minhaj al-Muslim, 429-430.39 Ibn Abdus Samad, Sunan al-Darami, Juz II, hadits nomor 2260.40 Abu Bakar Jabir al-Jazairi, Minhaj al-Muslim, 430.41 Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh, 261.

Page 14: penganiayaan terhadap ibu hamil yang mengakibatkan ...

61

Moch. Wahid Hasyim

Sanksi pokok bagi pembunuhan sengaja yang telah ditentu-kan dalam al-Qur’an dan hadits adalah qishas. Hal ini ditegaskandi dalam QS. al-Baqarah: 178 berikut ini:

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamuqishas berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh, orang merdeka denganorang merdeka, hamba dengan hamba dan wanita dengan wanita. Makabarangsiapa yang mendapat pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yangmemaafkan) mengikuti dengan cara yang baik dan hendaklah (yang diberimaaf) membayar (diyat) kepada yang memberi maaf dengan cara yangbaik (pula).42

Hukuman ini disepakati oleh para ulama. Ulama Syafi’iyahmenambahkan bahwa di samping qishas, pelaku pembunuhan jugawajib membayar kifarah.43 Sedangkan sanksi pengganti bagi pe-laku pembunuhan adalah:

1. DiyatDiyat yang menjadi sanksi pengganti menurut istilah syari’at

adalah:

Artinya : Diyat adalah harta yang wajib dibayarkan karena adanyakejahatan terhadap jiwa atau yang searti dengannya.44

Berdasarkan definisi ini, berarti diyat dikhususkan sebagaipengganti jiwa atau yang semakna dengannya. Artinya, pem-bayaran diyat itu terjadi karena berkenaan dengan kejahatan ter-hadap jiwa atau nyawa seseorang. Sedangkan diyat untuk anggotabadan disebut dengan ‘irsy. Dalil disyari’atkannya diyat adalah QS.al-Nisa’: 92 berikut ini:

42 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, 28.43 Wahbah al-Zuhaili, Al-Fiqh al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh, 261.44 Abdul Qodir ‘Audah, al-Tasyri’i al-Jina’i al-Islami, Juz I, 298.

Page 15: penganiayaan terhadap ibu hamil yang mengakibatkan ...

62

Penganiayaan Terhadap Ibu Hamil Yang Mengakibatkan ...

Artinya : Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorangmukmin (yang lain), kecuali karena salah (tidak sengaja), dan barangsiapamembunuh seorang mukmin karena salah (hendaklah) dia memerdekakanseorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diyat yang diserah-kan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluargasi terbunuh) bersedekah.45

Secara teoritis, diyat itu terbagi menjadi dua bagian, yaitu diyatmugallazah (berat) dan diyat mukhaffafah (ringan). Diyat mugallazahmenurut mayoritas ulama, termasuk Syafi’iyah, dibebankan ke-pada pelaku pembunuhan sengaja dan menyerupai pembunuhansengaja.46 Jumlah diyat mugallazah adalah 100 ekor unta yang 40di antaranya sedang mengandung. Ini berdasarkan hadits:

Artinya: Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: barangsiapamembunuh seorang mukmin secara sengaja, hukumnya dikembalikankepada para wali terbunuh, jika mereka menghendaki membunuh makamereka membunuhnya dan jika mereka menghendaki mengambil diyat,maka diyatnya adalah tiga puluh unta hiqqah, tiga puluh unta jaz’ah,empat puluh unta khilfah dan sesuatu yang pantas bagi mereka, yangdemikian itu untuk memberatkan hukuman.47

Adapun diyat mukhaffafah itu dibebankan kepada ‘aqilahpelaku pembunuhan kesalahan dan dibayarkan dengan diangsurselama kurun waktu tiga tahun, dengan jumlah diyat 100 ekorunta. Hal ini berdasarkan kepada hadits:

45 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, 94.46 Wahbah al-Zuhaili, Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh, 304.47 Mustafa Raib al-Baga, al-Tazhib fi Adillati Matn al-Ghayah wa al-Taqrib (Surabaya:

Bungkul Indah, 1978), 192.

Page 16: penganiayaan terhadap ibu hamil yang mengakibatkan ...

63

Moch. Wahid Hasyim

Artinya: Sesungguhnya Nabi Muhammad Saw bersabda: dalampembunuhan tersalah diyat-nya dua puluh unta jaz’ah, dua puluh untahiqqah, dua puluh unta binta labun, dua puluh unta ibnu labun dan duapuluh unta binta makhad.48

Berdasarkan uraian di atas, disimpulkan bahwa diyat pembu-nuhan sengaja adalah diyat mugallazah yang dikhususkan pem-bayarannya bagi pelaku pembunuhan dan dibayarkan secara kontan.Sedangkan diyat pembunuhan syibh ‘amd (menyerupai sengaja)adalah diyat yang pembayarannya tidak hanya kepada pelaku,tetapi juga kepada ‘aqilah atau keluarga pembunuh dan dibayarkansecara berangsur-angsur selama tiga tahun.49 Pada mulanya pem-bayaran diyat menggunakan unta, tetapi jika unta sulit ditemukan,maka pembayarannya dapat menggunakan barang lainnya, sepertiemas, perak, uang, baju dan lain-lain yang kadar nilainya disesuai-kan dengan unta.50

2. Ta’dzirHukuman ta’dzir ini dijatuhkan kepada pelaku jika korban

memaafkan pembunuh secara mutlak. Artinya, seorang hakimdalam pengadilan berhak untuk memutuskan pemberian sanksibagi terdakwa untuk kemaslahatan, karena qishas itu di sampinghaknya korban, juga merupakan haknya Allah Swt dan hak ma-syarakat secara umum. Sedangkan bentuk ta’dzir sesuai dengankebijaksananaan hakim.51

Tentang pembunuhan janin, dijelaskan bahwa jika terdapatjanin yang mati karena adanya jinayah atas ibunya, baik secarasengaja atau kesalahan, dan ibunya tidak ikut mati, maka diwajib-kan hukuman yang berupa gurrah, baik janin itu mati setelah ke-

48 Ibid, 196.49 Wahbah al-Zuhaili, Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh, 307.50 Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, Juz II, 552-553.51 Ibid, Juz VI, 291-292 dan 312-313.

Page 17: penganiayaan terhadap ibu hamil yang mengakibatkan ...

64

Penganiayaan Terhadap Ibu Hamil Yang Mengakibatkan ...

luar dari kandungan atau mati di dalam kandungan, baik janin itulaki-laki atau perempuan. Gurrah dalam hal hukuman tersebutadalah sebesar lima ratus dirham atau sebanyak seratus kambing.Besar gurrah adalah lima puluh unta. Dasar dari pemberianhukuman gurrah tersebut adalah hadits di bawah ini:

Artinya: Dua orang wanita dari Bani Huzail saling bertengkar,kemudian salah satu dari mereka melemparkan batu ke arah yang lain,maka wanita tersebut meninggal beserta janin yang ada dalam perutnya.Kemudian orang-orang membawa masalah ini ke hadapan RasulullahSaw, maka Rasul memutuskan bahwa diyat bagi janin si wanita yangterbunuh adalah gurrah (memerdekakan budak), baik laki-laki ataupunwanita, dan Rasul juga memutuskan diyat-nya wanita tersebut ditanggungoleh keluarganya.52

Namun jika janin tersebut keluar dalam keadaan hidup kemu-dian mati, maka sanksinya adalah membayar diyat utuh. Jika janinitu berjenis kelamin laki-laki, maka jumlah diyat-nya adalah seratusekor unta. Namun jika janin itu perempuan, maka diyat-nyasebanyak lima puluh ekor unta. Keadaan janin itu mati atau hidupbisa diketahui dengan ada tidaknya nafas, tangis, batuk, gerakanatau yang lainnya.53 Ulama’ Syafi’iyah dan ulama’ Kuffah berpen-dapat bahwa diyat tersebut dibayarkan oleh ‘aqilah, karena per-buatan tersebut dianggap sebagai jinayah khatha’ dan diyat janintersebut dibayarkan kepada ahli waris dari janin, akan tetapi jugadikatakan bahwa diyat tersebut dibayarkan kepada ibu, karenajanin diibaratkan satu anggota dari tubuh ibu, untuk itu diyat-nya hanya dibayarkan kepada ibu saja.54

B. Pendapat dari Madzhab MalikiMenurut madzhab Maliki tentang janin yang mati akibat ter-

jadinya penganiyaan terhadap ibu hamil yang dapat mengakibat

52 Mustafa Raib al-Baga, al-Tazhib fi Adillati Matn al-Ghayah wa al-Taqrib, 193.Lihat juga Shahih al-Bukhari, hadits nomor 6512.

53 Abdurrahman al-Jaziri, Kitab al-Fiqh ‘ala al-Mazahib al-Arba’ah, Juz V, 373.54 Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, Juz III, 64.

Page 18: penganiayaan terhadap ibu hamil yang mengakibatkan ...

65

Moch. Wahid Hasyim

suatu hukuman yaitu jika janin yang ada dalam kandungantersebut dalam wujud apapun, meskipun masih berupa gumpalandarah atau daging.55 Jika penganiayaan yang dilakukan oleh al-jani mengakibatkan kematian pada ibu hamil dan janin lahir dalamkeadaan hidup kemudian mati, maka dalam hal ini al-jani memilikikewajiban dua diyat, yaitu diyat atas ibu dan diyat atas janin, karenakematian janin tidak terlepas dari sebab kematian ibunya yangteraniaya.56

Menurut Imam Malik, jinayah terbagi menjadi empat macam,sebagaimana yang dijelaskan dalam kitab Minah al-Jalil, yaitu :

Artinya: Pelukaan (jinayah) yang tidak mengakibatkan kematianterbagi menjadi empat. Pertama, Ibanatu Tharfin, yaitu memotong anggotabadan. Kedua, Kasru Udhwin, yaitu merusak atau memecah anggota badan.Ketiga, Izhabu Manfa’ah, yaitu menghilangkan fungsi anggota badan.Keempat, Al-Jurh, yaitu pelukaan terhadap selain wajah dan kepala.57

Tidak seperti pendapat para ulama pada umumnya, termasukImam Syafi’i yang membagi pembunuhan menjadi tiga, ImamMalik hanya membagi pembunuhan menjadi dua. Imam Maliktidak menganggap pembunuhan menyerupai sengaja (qatl syibhal-‘amd) sebagai bagian tersendiri, akan tetapi termasuk dalamkategori pembunuhan yang disengaja (qatl al-‘amd). Sebagaimanayang dijelaskan oleh imam Ibnu Qudamah dalam kitabnya Al-Mugni berikut ini:

55 Ibnu Rusyd, Bidayah al-Mujtahid wa Nihayah al-Muqtasid, 416.56 Abdurrahman al-Jaziri, Kitab al-Fiqh ‘ala al-Mazahib al-Arba’ah, 372.57 Muhammad Ilyas, Minah al-Jalil Syarhu Al-Mukhtashar (Maktabah Syamela

CD-ROOM: Maktabah Syamilah, Digital), IX: 37.

Page 19: penganiayaan terhadap ibu hamil yang mengakibatkan ...

66

Penganiayaan Terhadap Ibu Hamil Yang Mengakibatkan ...

Artinya: Imam Malik tidak mengakui adanya qatl syibh al-‘amd,beliau berkata: “dalam Kitabullah tidak dijelaskan, kecuali al-‘amd danal-khatha’, adapun istilah syibh al-‘amd tidak kita gunakan”, beliaumenggolongkan syibh al-‘amd dalam bagian al-amd.

Tentang pembunuhan janin, dijelaskan bahwa jika terdapatjanin yang mati karena adanya jinayah atas ibunya, baik secarasengaja atau kesalahan, dan ibunya tidak ikut mati, maka diwajib-kan hukuman yang berupa gurrah, baik janin itu mati setelahkeluar dari kandungan atau mati di dalam kandungan, baik janinitu berjenis kelamin laki-laki atau perempuan. Gurrah dalam halhukuman tersebut adalah sebesar lima ratus dirham atau sebanyakseratus kambing, juga dikatakan besarnya adalah lima puluh unta.Dasar dari pemberian hukuman gurrah tersebut adalah haditsberikut ini:

Artinya: Dua orang wanita dari Bani Huzail saling bertengkar,kemudian salah satu dari mereka melemparkan batu ke arah yang lain,maka wanita tersebut meninggal beserta janin yang ada dalam perutnya.Kemudian orang-orang membawa masalah ini ke hadapan RasulullahSaw, maka Rasul memutuskan bahwa diyat bagi janin si wanita yangterbunuh adalah gurrah (memerdekakan budak), baik laki-laki ataupun

58 Ibnu Qudamah, al-Mughni (Riyad: Maktabah ar-Riyad al-Haditsah, tt.), 636-640.

Page 20: penganiayaan terhadap ibu hamil yang mengakibatkan ...

67

Moch. Wahid Hasyim

wanita, dan Rasul juga memutuskan diyatnya wanita tersebut ditanggungoleh keluarganya.59

Janin yang lahir dalam keadaan hidup kemudian mati setelahbeberapa saat, maka sanksi yang harus dibayar adalah diyat utuh,yaitu jika janin itu laki-laki, maka jumlah diyat-nya adalah seratusekor unta, jika janin itu perempuan, diyat-nya sebanyak lima puluhekor unta.60 Menurut Imam Malik dan sahabat-sahabatnya, HasanBasri serta ulama Basrah berpendapat bahwa diyat atas janin ter-sebut dibayarkan dari harta pelaku. Diyat janin ini dibayarkankepada ahli waris janin, akan tetapi juga dikatakan bahwa diyattersebut dibayarkan kepada ibu, karena janin diibaratkan satuanggota dari tubuh ibu, untuk itu diyat-nya hanya dibayarkankepada ibu saja.61

AnalisisBerdasarkan uraian yang dijelaskan di atas, dapat diketahui

bahwa antara madzhab Syafi’i dan madzhab Maliki terdapat per-samaan dan perbedaan dalam menyikapi dan menentukan hukumtentang penganiayaan terhadap ibu hamil yang menyebabkankematian pada janin, yaitu sebagai berikut :

1. PersamaanTerjadi kesamaan pendapat antara madzhab Syafi’i dan

madzhab Maliki dalam hal janin yang mati dalam kandunganibunya akibat penganiyaan, termasuk dalam kategori Jara’im al-Qishas, yaitu tindakan pidana yang bersanksikan hukum qishas,lebih khususnya lagi adalah penganiayaan merupakan jinayahterhadap selain jiwa, yaitu perbuatan yang mengakibatkan oranglain merasa sakit tubuhnya tanpa hilangnya nyawa, sedangkanpembunuhan merupakan jinayah terhadap jiwa, yaitu tindakanyang mengakibatkan hilangnya nyawa, menghilangkan ruh ataujiwa manusia.

Jika seorang ibu mati karena penganiayaan dan janin keluardalam keadaan hidup, kemudian setelah itu mati, maka wajib

59 Musthafa Raib al-Baga, al-Tazhib fi Adillati Matn al-Ghayah wa al-Taqrib, 193.Lihat juga Shahih al-Bukhari, hadits nomor 6512.

60 Abdurrahman al-Jaziri, Kitab al-Fiqh ‘ala al-Mazahib al-Arba’ah, 373.61 Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, Juz III, 64.

Page 21: penganiayaan terhadap ibu hamil yang mengakibatkan ...

68

Penganiayaan Terhadap Ibu Hamil Yang Mengakibatkan ...

dalam hal tersebut dua diyat, yaitu diyat atas ibu dan diyat atasjanin, karena matinya ibu merupakan salah satu sebab darimatinya janin.

2. PerbedaanPendapat madzhab Syafi’i dalam hal janin yang mati dalam

kandungan ibunya akibat dari terjadinya penganiayaan, men-syaratkan bahwa janin yang mati tersebut benar-benar sudah ber-bentuk mahluk hidup dan sudah adanya ruh dalam janin, denganpertanda adanya gambaran bentuk manusia, yaitu adanya tangandan jari-jari. Jika hal itu tidak ada, maka tidak ada tanggunganapapun bagi pelaku penganiayaan, baik itu berupa gurrah ataupundiyat. Jika seorang ibu mati karena penganiayaan dan janin keluardalam keadaan hidup, kemudian setelah itu mati, maka wajib dalamhal tersebut dua diyat, yaitu diyat atas ibu dan diyat atas janin,karena matinya ibu merupakan salah satu sebab dari matinya janin.

Namun menurut madzhab Maliki tentang janin yang matiakibat terjadinya penganiyaan terhadap ibu hamil yang dapatmengakibat suatu hukuman yaitu jika janin yang ada dalam kan-dungan tersebut mati dalam wujud apapun, meski masih berupagumpalan darah atau daging. Jika penganiayaan yang dilakukanoleh al-jani mengakibatkan kematian pada ibu hamil dan janinlahir dalam keadaan hidup, kemudian mati, maka dalam hal inial-jani memiliki kewajiban dua diyat, yaitu diyat atas ibu dan diyatatas janin, karena kematian janin tidak terlepas dari sebab kematianibunya yang teraniaya.

Dalam hal jinayah, ulama Syafi’iyah membaginya menjadi tigamacam jinayah, yaitu (1) Jinayah al-Atraf, yaitu memotong anggotabadan, termasuk di dalamnya pemotongan tangan, kaki, jari, hi-dung, gigi dan sebagainya, (2) Al-Syijjaj, yaitu pelukaan terhadapkepala dan muka secara khusus, (3) Al-Jirah, yaitu pelukaan ter-hadap selain wajah dan kepala, termasuk di dalamnya pelukaanyang sampai ke dalam perut atau rongga dada.

Sedangkan menurut madzhab Maliki, jinayah itu terbagi men-jadi empat macam, yaitu (1) ibanatu tharfin, yaitu memotong anggotabadan, (2) kasru udhwin, yaitu merusak atau memecah anggotabadan, (3) izhabu manfa’ah, yaitu menghilangkan fungsi anggotabadan, (4) al-Jarh, yaitu pelukaan terhadap selain wajah dan kepala.

Page 22: penganiayaan terhadap ibu hamil yang mengakibatkan ...

69

Moch. Wahid Hasyim

Pembunuhan, menurut madzhab Syafi’i, terbagi dalam tigakelompok, yaitu pembunuhan sengaja (qatl al-‘amd), pembunuhanmenyerupai sengaja (qatl syibh al-‘amd) dan pembunuhan ke-salahan (qatl al-khatha’). Sedangkan menurut madzhab Maliki hanyamembagi pembunuhan menjadi dua, yaitu pembunuhan sengaja(qatl al-‘amd) dan pembunuhan kesalahan (qatl al-khata’). MadzhabMaliki tidak menganggap pembunuhan menyerupai sengaja (qatlsyibh al-‘amd) sebagai bagian tersendiri, akan tetapi termasuk dalamkategori pembunuhan yang disengaja (qatl al-‘amd).

Terkait sanksi yang harus dijatuhkan kepada pelaku peng-aniayaan terhadadp ibu hamil yang mengakibatkan kematianjanin, antara madzhab Syafi’i dan madzhab Maliki memiliki per-samaan dan perbedaan pendapat sebagai berikut:

1. PersamaanMengenai pembunuhan janin, terdapat kesamaan pendapat

antara kedua madzhab, yaitu jika terdapat janin mati karenaadanya jinayah atas ibunya, baik secara sengaja atau kesalahan,dan ibunya tidak ikut mati, maka diwajibkan hukuman yangberupa gurrah, baik janin itu mati setelah keluar dari kandunganatau mati di dalam kandungan, baik janin itu laki-laki atau perem-puan. Gurrah dalam hal hukuman tersebut adalah sebesar limaratus dirham atau sebanyak seratus kambing, dan juga dikatakanbesarnya adalah lima puluh unta.

Namun jika janin itu keluar dalam keadaan hidup kemudianmati, maka sanksinya adalah membayar diyat utuh. Jika janin ituberjenis kelamin laki-laki, maka jumlah diyat-nya adalah seratusekor unta. Jika janin itu perempuan, maka diyat-nya sebanyaklima puluh ekor unta. Keadaan janin itu mati atau hidup bisadiketahui dengan ada tidaknya nafas, tangis, batuk, gerakan atauyang lainnya.

2. PerbedaanTerjadi perbedaan pendapat antara madzhab Syafi’i dan

madzhab Maliki dalam menetapkan dari harta siapa diyat harusdibayarkan atas penganiayaan terhadap ibu hamil yang meng-akibatkan kematian janin. Menurut madzhab Syafi’i, diyat diambildari harta ‘aqilah, karena perbuatan tersebut dianggap sebagai

Page 23: penganiayaan terhadap ibu hamil yang mengakibatkan ...

70

Penganiayaan Terhadap Ibu Hamil Yang Mengakibatkan ...

jinayah khatha’, sedangkan menurut madzhab Maliki diyat atasjanin tersebut dibayarkan dari harta pelaku.

PenutupSetelah mencermati pendapat-pendapat ulama Syafi’iyah dan

ulama Malikiyah dalam memberikan ketetapan hukum tentangpenganiayaan terhadap ibu hamil yang mengakibatkan kematianjanin, diperoleh persamaan dan perbedaan pendapat dalambeberapa hal. Berdasarkan pembahasan di atas, kesimpulan daritulisan ini adalah :1. Terjadi kesamaan pendapat antara madzhab Syafi’i dan

madzhab Maliki dalam hal janin yang mati dalam kandunganibunya akibat dari terjadinya penganiyaan. Kedua madzhabsepakat menggolongkan perbuatan ini sebagai tindakan yangberdampak pada hukum qishas. Hanya saja terjadi perbedaandalam memberikan ketentuan kondisi janin, madzhab Syafi’imensyaratkan bahwa janin yang mati tersebut benar-benarsudah berbentuk mahluk hidup dan sudah adanya ruh dalamjanin, sedangkan madzhab Maliki memutlakkan tentang kondisijanin, meskipun masih berupa gumpalan darah atau daging.

2. Tentang sanksi akibat penganiayaan terhadap ibu hamil, keduamadzhab sepakat bahwa pelaku bisa dikenai sanksi qishas, diyatatau ta’dzir. Mengenai pembunuhan janin, juga terdapatkesamaan pendapat, yaitu jika terdapat janin yang mati karenaadanya jinayah atas ibunya, baik secara sengaja atau kesalahan,dan ibunya tidak ikut mati, maka diwajibkan hukuman yangberupa gurrah, baik janin itu mati setelah keluar dari kandunganatau mati di dalam kandungan, baik janin itu laki-laki atauperempuan. Namun terjadi perbedaan pendapat antara madzhabSyafi’i dan mazhab Maliki dalam menetapkan dari harta siapadiyat harus dibayarkan. Menurut madzhab Syafi’i, diyat diambildari harta ‘aqilah, karena perbuatan tersebut dianggap sebagaijinayah khatha’, sedangkan menurut madzhab Maliki diyat atasjanin tersebut dibayarkan dari harta pelaku.*

Page 24: penganiayaan terhadap ibu hamil yang mengakibatkan ...

71

Moch. Wahid Hasyim

DAFTAR PUSTAKA

‘Audah, Abdul Qadir. al-Tasyri’i al-Jina’i al-Islami. Beirut : Dar al-Kitab al-‘Arabi, tt.

al-Baga, Mustafa Raib. al-Tazhib fi Adillati Matn al-Ghayah wa al-Taqrib. Surabaya: Bungkul Indah, 1978.

Bakri, Asfri Jaya. Konsep Maqashid Syari’ah Menurut Al-Syatibi.Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996.

Departemen Agama Republik Indonesia. Al-Qur’an dan Terjemahnya.Jakarta: Depag RI, 1994.

Ilyas, Muhammad. Minah al-Jalil Syarhu Al-Mukhtashar. MaktabahSyamela CD-ROOM: Maktabah Syamilah, Digital.

Al-Jazairi, Abu Bakar Jabir. Minhaj al-Muslim. Beirut: Dar al-Fikr,1995.

al-Jaziri, Abdurrahman. Kitab al-Fiqh ‘ala al-Mazahib al-Arba’ah.Beirut: Dar al-Fikr, tt.

Qudamah, Ibnu. al-Mughni. Riyad: Maktabah ar-Riyad al-Haditsah, tt.Raoef, Abdoel. Al-Qur’an dan Ilmu Hukum. Jakarta : Bulan Bintang, tt.Rasjid, Sulaiman. Fiqh Islam. Jakarta : Attahiriyah, 2000.Rusyd, Ibnu. Bidayah al-Mujtahid wa Nihayah al-Muqtasid. Beirut :

Dar al-Fikr, 1981.Sabiq, Sayyid. Fiqh al-Sunnah. Kairo : Dar al-Fath Lil I’lam al-‘Arabi,

1990.Santoso, Topo. Membumikan Hukum Pidana Islam. Jakarta : Gema

Insani Press, 2003.al-Sayis, Muhammad Ali. Sejarah Fikih Islam, ter. Nurhadi AGA.

Jakarta : Pustaka al-Kautsar, 2003.Soekanto, Soerjono. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta : UI Press,

1986.Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji. Penelitian Normatif. Jakarta :

CV. Rajawali, tt.al-Suyuti, Jalaluddin. Sunan al-Nasa’i. Beirut : Dar al-Fikr, 1930.

Page 25: penganiayaan terhadap ibu hamil yang mengakibatkan ...

72

Penganiayaan Terhadap Ibu Hamil Yang Mengakibatkan ...

al-Syairazi Abu Ishaq, Ibrahim Ibnu Ali bin Yusuf. Al-Muhazzab fiFiqh al-Imam al-Syafi’i. Beirut : Dar al-Fikri,1990.

al-Turmuzi. al-Jami’ al-Sahih wa Huwa Sunan al-Tirmizi. Beirut : Daral-Fikr, 1988.

Zahrah, Muhammad Abu Zahrah. al Jarimah. Mesir : Dar al-Fikr, tt.al-Zuhaili, Wahbah. al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh. Damaskus : Dar

al-Fikr, 1989.