-
Jurnal Ilmiah WIDYA Volume 5 Nomor 1 AgustusDesember 20181
ISSNISSNL
2337668623383321
PENGALAMAN PERAWAT BARU TERHADAP KOMPETENSIKLINIK SETELAH
MENDAPAT PENDAMPINGAN
PRECEPTORSHIP DI RSU UKI JAKARTA
EritaProgram Studi DIII Keperawatan Fakultas Vokasi
Universitas Kristen IndonesiaEmail: [email protected]
ABSTRAK: Perawat baru adalah perawat lulusan baru yang memasuki
lingkungan kerja setelah melalui proses rekrutmen dalamsuatu
instansi pelayanan kesehatan. Ketakutan dan kesulitan khusus dalam
beradaptasi dengan lingkungan kerja adalah hal yangumum dialami
perawat lulusan baru dan menyebut ketakutan ini sebagai transition
shock karena terjadi sebagai akibat konflik antaraekspektasi
lulusan baru terhadap peran keperawatan dan kenyataan peran yang
sesungguhnya. Tujuan penelitian ini adalah untukmendapatkan
pemahaman yang mendalam tentang pengalaman perawat baru terhadap
kompetensi klinik setelah mendapatpendampingan preceptorship.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan
studi fenomenologi melaluiwawancara mendalam (in depth interview),
Analisis data menggunakan analisis NVivo 11 Plus. Hasil penelitian
bahwa tema–temayang berpengaruh pada subtema Kompetesi klinik,
pembimbingan precertorship dan upaya manajemen terhadap
peningkatankompetensi klinik perawat baru setelah mendapat
pendampingan preceptorship di RSU UKI Jakarta.
Kata kunci: perawat baru, kompetensi, preceptorship
ABSTRACT: The new nurse is a new graduate nurse who enters the
work environment after going through the recruitment process ina
health service agency. Fear and special difficulties in adapting to
the work environment are common in new graduate nurses andcall this
fear transition transition because it occurs as a result of
conflict between the expectations of new graduates for nursing
rolesand the real reality of their roles. The purpose of this study
was to gain a deep understanding of the experience of new nurses
onclinical competence after receiving preceptorship assistance.
This study uses a qualitative method with a phenomenological
studyapproach through indepth interviews, data analysis using NVivo
11 Plus analysis. The results of the study that the themes
thatinfluence the subtheme of clinical competition, guidance on
precertorship and management efforts to improve the competency of
newnurse clinics after receiving preceptorship assistance and
management support for improving clinical competence after
receivingpreceptorship assistance at RSU UKI Jakarta
Keywords: newly nurses, competence, precertorship
PENDAHULUANLatar belakang penelitian ini adalah perawat
lulusan baru yang memasuki lingkungan kerja setelahmelalui
proses rekrutmen dalam suatu instansipelayanan kesehatan. Perawat
baru setelahmendapatkan pengalaman praktek melaluipengembangan
pembimbingan preceptorship dapatmeningkatkan pengetahuan,
keterampilan danpercaya diri yang berkualitas (Lewis et al,
2015).Penelitian yang dilakukan oleh Kovner et al
(2007)mengindikasikan bahwa 13% dari perawat barumengganti
pekerjaannya setelah 1 tahun dan 37 %merasa siap untuk mengganti
pekerjaan mereka. Halitu berarti 50 % perawat baru
meninggalkanpekerjaan mereka pada tahun pertama bila
tidakmendapatkan pendampingan atau precetorship yangbaik. Pada
pelaksanaan program preceptorship, peranseorang preceptor sangat
penting dan merupakankunci utama. Seorang preceptor mempunyai
peranuntuk menjembatani antara teori yang didapatkanoleh mahasiswa
di institusi pendidikan dengankenyataan yang ada di lapangan kerja
yaitu klinik
atau rumah sakit (Oermann & Heinrich, 2008).Salah satu
fungsi manajemen sumber daya
manusia yang terpenting dan harus dilaksanakan olehseorang
manajer adalah pengelolaan ketenagaan.Pada fungsi ketenagaan peran
manajer merekrut,mengembangkan, memotivasi, serta
mengevaluasikeseluruhan sumber daya manusia yang
diperlukanperusahaan untuk mencapai tujuannya (Simamora,2014).
Dalam melaksakan pelayanan keperawatanyang berkualitas maka manajer
keperawatan perlumemberdayakan staf secara optimal. Staf
harusdikelola, diatur, dipimpin, dibina, ditingkatkan
dandikembangkan. Dalam upaya meningkatkanpengetahuan dan
keterampilan perawat baru perlumendapatkan pengarahan yang
dikembangkanmelalui program pembimbingan yang dilaksanakanoleh
manajemen SDM keperawatan (Kuntoro, 2010).Pembimbing dilapangan
atau lebih dikenal denganistilah perceptorship, berdasarkan hasil
riset Heyden,dkk (2014) dalam Inayah (2016) menyatakan bahwahasil
pendampingan preceptor dalam bimbinganklinik berhubungan signifikan
dengan perubahan
-
Erita,1 10
Pengalaman Perawat Baru Terhadap KompetensiKlinik Setelah
Mendapat Pendampingan
Preceptorship di RSU UKI Jakarta
Jurnal Ilmiah WIDYA Volume 5 Nomor 1 AgustusDesember 20182
critical thinking, komunikasi, pengkajian danpengambilan
keputusan.
Rumah Sakit Umum UKI menyadari akankondisi masa transisi ini
dengan membuat suatuprogram pembimbingan (Preceptorship) selama
masaorientasi 9 sampai 12 bulan. Program ini dibuatsecara
terstruktur ada masa orientasi, ada targetpencapaian, evaluasi
penilaian kinerja, masa rotasiruangan setiap 3 (tiga) bulan.
Mengikuti programkelas dilaksanakan pada hari pertama
untuksosialisasi budaya organisasi, kebijakan dan
peraturankepegawaian, materi yang berkaitan dengan
profesikeperawatan dan komunikasi efektif dilaksanakansesuai jadwal
yang telah ditentukan oleh bidangkeperawatan dan pihak SDM.
Dilanjutkan orientasilingkungan kerja perawat baru dengan
pendampinganpreceptor. Walaupun pelaksanaan programpreceptorship
sudah dilaksanakan pada saatpembimbingan perawat baru sudah sesuai
dengantahapan pelaksanaan dalam program preceptorshippada umumnya,
namun istilah di Rumah Sakit UmumUKI belum akrab / familiar dengan
istilahpreceptorship tetapi dikenal dengan istilah CI(Clinical
Instruktur).
Tujuan penelitian ini adalah: (1)mendeskripsikan pengalaman
perawat baru terhadapkompetensi perawat setelah mendapat
pendampinganpreceptorship, dan (2) meningkatkan kompetensiperawat
baru.
METODOLOGI PENELITIANDesain dalam penelitian ini menggunakan
metode penelitian kualitatif dengan pendekatan
studifenomenologi. Partisipan dalam penelitian dipilihdengan
menggunakan teknik purposive sampling.Pengumpulan data dalam
penelitian ini dilakukandengan cara wawancara mendalam (in
depthinterview).
Peneliti melakukan pendekatan pada calonpartisipan dengan
meminta izin lebih dahulu denganperawat kepala ruangan dan
pembimbing ruangan,membuat kontrak waktu untuk pertemuan sehabisjam
dinas. Calon partisipan memenuhi kriteria danbersedia mengikuti
penelitian dan di berikanpenjelasan tentang penelitian yang akan
dilakukan.Jika calon paritisipan setuju mengikuti
penelitian,peneliti memberikan informed consent yang telahsiap
ditanda tangani oleh calon partisipan danmembuat kontrak waktu.
Wawancara mendalam
dilakukan selama 45 sampai 60 menit denganmenggunakan panduan
wawancara dan direkammenggunakan digital recorder.
Partisipan penelitian ini adalah 6 perawat baruyang telah
mendapat pendampingan preceptorshipdengan masa kerja 6 sampai 12
bulan, pendidikanDIII Keperawatan. Kepada partisipan yang
menjadisubyek penelitian ini diberikan pertanyaan sebagaiberikut:1.
Menurut pengalaman anda halhal apa yangdiperoleh dalam pembimbingan
programpreceptorship: Orientasi lingkungan kerja,Pembelajaran di
kelas, pembimbingan klinik,Evaluasi kinerja, rotasi ruangan2.
Menurut pengalaman anda kompetensi klinik apayang diperoleh setelah
mendapatkan pendampinganpreceptorship: Pengetahuan, sikap,
keterampilan3. Menurut pengalaman anda sebagai perawat baruapa
upaya yang perlu dilakukan pihak manajemenuntuk meningkatkan
kompetensi klinik perawat baru:Pelaksanaan Program preceptorship,
PengadaanPelatihan
Analisis data dilakukan bersamaan denganpengumpulan data dengan
menggunanakanpendekatan thematik analysis yang dibantu
dengansoftware NVIVO 11 Plus. Tehnik analysis ini melihatapa yang
tampak dari isi pesan yang disampaikanoleh partisipan secara
objektif, sistematis danmelakukan generalisasi dari isi pesan
tersebut.Ditemukan 3 tema pada pengalaman perawat baruyang telah
mendapatkan pendampingan preceptorshipdi RSU UKI Jakarta yaitu
kompetensi klinik,pembimbingan preceptorship dan upaya
manajemen
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rumah Sakit
Undang Undang Republik Indonesia No. 44Tahun 2009 bahwa Rumah
sakit adalah institusipelayanan kesehatan yang memberikan layanan
yangterbaik kepada perorangan maupun keluarga danmemiliki fasilitas
pelayanan rawat inap, rawat jalan,dan gawat darurat serta saling
memilikikesinambungan dalam pemberian layanan. Rumahsakit
dinyatakan berhasil, tidak hanya padakelengkapan fasilitas yang
diunggulkan, melainkanjuga sikap dan layanan sumber daya
manusiamerupakan elemen yang berpengaruh signifikanterhadap
pelayanan yang dihasilkan dandipersepsikan pasien (Marquis &
Hoston, 2010;
-
Erita,1 10
Pengalaman Perawat Baru Terhadap KompetensiKlinik Setelah
Mendapat Pendampingan
Preceptorship di RSU UKI Jakarta
Jurnal Ilmiah WIDYA Volume 5 Nomor 1 AgustusDesember 20183
dalam Simamora, 2014). Rumah sakit mengharapkanmemiliki perawat
baru yang menampilkan kinerjayang profesional
Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusia adalahsebagai proses serta upaya
untuk merekrut,mengembangkan, memotivasi, serta
mengevaluasikeseluruhan sumber daya manusia yang
diperlukanperusahaan dalam pencapaian tujuannya, mencakupdari mulai
memilih yang memiliki kualifikasi untukmenempati posisi dalam
perusahaan (the man on theright place) seperti yang diisyaratkan
perusahaanagar kualifikasi dapat dipertahankan bahkanditingkatkan
serta dikembangkan dari waktu kewaktu (Simamora, 2014).
Untuk melaksakan pelayanan keperawatan yangberkualitas maka
manajer keperawatan perlumemberdayakan staf secara optimal. Staf
harusdikelola, diatur, dipimpin, dibina, ditingkatkan
dandikembangkan. Dalam upaya meningkatkanpengetahuan dan
keterampilan perawat baru perlumendapatkan pengarahan yang
dikembangkanmelalui program pembimbingan yang dilaksanakanoleh
manajemen SDM keperawatan (Kuntoro, 2010).Pembimbing di lapangan
atau lebih dikenal denganistilah perceptorship, berdasarkan hasil
riset Heyden,dkk (2014) dalam Inayah (2016) menyatakan bahwahasil
pendampingan preceptor dalam bimbinganklinik berhubungan signifikan
dengan perubahancritical thinking, komunikasi, pengkajian
danpengambilan keputusan.
PRECEPTORSHIP
Preceptorship adalah suatu metode pengajarandimana seorang
pratisi yang memiliki pengalaman dibidangnya yang mampu memberikan
dukungankepada perceptee dalam memahami perannya danhubungan
kesejawatan. Preceptorship bersifat formal,disampaikan secara
perseorangan dan individu dalamwaktu yang sudah ditentukan
sebelumnya antaraperawat yang berpengalaman (preceptor)
denganperawat baru (perceptee) yang didesain untukmembantu perawat
baru untuk menyesuaikan diridengan baik dan memjalankan tugas yang
yang barusebagai seorang perawat atau bidan.1. Kompetensi
Kompetensi adalah karakteristik perilaku yangmenggambarkan
motif, konsep diri, nilainilai,
pengetahuan atau keahlian yang ditunjukkan olehpekerja yang
unggul kedalam pekerjaannya. Motif,konsep diri dan nilainilai
individu membentuk sikapindividu tersebut. Dengan demikian maka
komponenkomptensi terdiri atas pengetahuan, keterampilan, dansikap
(Aprianto dan Jacob, 2013).
Rumah Sakit Umum UKI menyadari akankondisi masa transisi ini
dengan membuat suatuprogram pembimbingan (Preceptorship) selama
masaorientasi 9 sampai 12 bulan. Program ini dibuatsecara
terstruktur ada masa orientasi, ada targetpencapaian, evaluasi
penilaian kinerja, masa rotasiruangan setiap 3 (tiga) bulan.
Analisis data dilakukan bersamaan denganpengumpulan data dengan
menggunanakanpendekatan thematik analysis yang dibantu
dengansoftware NVIVO 11 Plus. Tehnik analysis ini melihatapa yang
tampak dari isi pesan yang disampaikanoleh partisipan secara
objektif, sistematis danmelakukan generalisasi dari isi pesan
tersebut.Ditemukan 3 tema pada pengalaman perawat baruyang telah
mendapatkan pendampingan preceptorshipdi RSU UKI Jakarta yaitu
kompetensi klinik,pembimbingan preceptorship dan upaya
manajemen.Analisa tematik pada tema pembimbingan preceptordengan
metode preceptorship dapat meningkatkankompetensi klinik perawat
baru di rumah sakit UKIJakarta. Tema ini didapatkan dari analisa
terhadappengelompokanpengelompokan yang diperoleh dariungkapan
keseluruhan partisipan terlihat pada gambarsatu di bawah ini:
Gambar 1. Skema Model Tema Utama Penelitian“Kompetensi Perawat
Baru,Pembimbingan Program Preceptorship,Upaya Pihak Manajemen
UntukMeningkatkan Kompetensi PerawatBaru”
Sumber: Data Primer Hasil Olah Data NVivo Versi 11
PlusKompetensi Perawat Baru dijelaskandengan sub tema “Pengetahuan,
Sikap,Keterampilan”
-
Erita,1 10
Pengalaman Perawat Baru Terhadap KompetensiKlinik Setelah
Mendapat Pendampingan
Preceptorship di RSU UKI Jakarta
Jurnal Ilmiah WIDYA Volume 5 Nomor 1 AgustusDesember 20184
Gambar 2. Skema Model Tema KompetensiSumber: Data Primer Hasil
Olah NVivo Versi 11 Plus
Subtema Pengetahuan dapat dilihat pada skemaberikut:
Gambar 3. Text Search Query Pengetahuan PerawatBaru
Sumber: Data Primer Hasil Olah Data NVivo Versi 11 Plus
Hasil penelitian menyatakan bahwa pengalamanpartisipan setelah
mendapat pembimbingan danpedampingan mengungkapkan pengetahuan
yangdiperoleh meliputi sistem manajemen kerja ruangan,pelaksanaan
asuhan keperawatan, kolaborasi dengantim kesehatan dilingkungan
kerja. Pengetahuanmenurut Hutapea dan Toha (2008) adalah
Informasiyang dimiliki seseorang karyawan untukmelaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya sesuaibidang yang digelutinya (tertentu).
Pengetahuankaryawan turut menentukan berhasil tidaknyapelaksanaan
tugas yang dibebankan kepadanya,karyawan yang mempunyai pengetahuan
yang cukupmeningkatkan efisiensi perusahaan. Kompetensiindividu
adalah kemampuan kerja yang dimiliki olehseseorang yang
mengintegrasikan pengetahuan ,keterampilan, sikap serta nilainilai
pribadiberdasakan pengalaman dan pembelajaran dalamupaya
pelaksanaan tugas secara profesional ,efektifdan efisien
(Moeheriono, 2010)
Hasil penelitian Steward (2000) menyatakanbahwa program
preceptorship membantu perawatbaru mendapat kan pengalaman baru
berupapengetahuan dan keterampilan. Pengalaman barudilalui dengan
jalan memperoleh informasi,bimbingan dan penguasaan keterampilan
daripembimbing klinik.
Sub tema Sikap perawat baru setelah mendapatpendampingan
preceptorship dapat dilihat padaskema berikut:
Gambar 4. Text Search Query Sikap Perawat BaruSumber: Data
Primer Hasil Olah Data NVivo Versi 11 Plus
Partisipan mengungkapkan pengalaman nyasetelah mendapat
pembimbingan dan pedampingansikap yang positif, kesadaran untuk
bersikap sabar,jujur, terbuka, lebih giat belajar, saling
menghargai,punya inisiatif bertanya, peduli dengan teman,
caringterhadap pasien, loyal waktu dalam bekerja, disiplin.Menurut
Hutapea dan Toha (2008) mengungkapkanbahwa Sikap adalah Pola
tingkah laku seseorangkaryawan didalam melasksanakan tugas
dantanggung jawabnya sesuai dengan peraturanperusahaan. Apabila
karyawan mempunyai sifatmendukung pencapaian organisasi ,maka
secaraotomatis segala tugas yang dibebankan kepadanyaakan
dilaksanakan sebaikbaiknya. Kepribadian dansikap serta perilaku.
Sikap yang perlu ditonjolkansebagai sosok perawat yang siap bekerja
dengankarakteristik budaya Indonesia adalah 3S (Salam,Senyum, dan
Semangat, PPNI. 2005)
Sub tema Keterampilan perawat baru setelahmendapat pendampingan
preceptorship dapat dilihatpada skema berikut:
Gambar 5. Text Search Query Keterampilan PerawatBaru
Sumber: Data Primer Hasil Olah Data NVivo Versi 11 Plus
Pernyataan partisipan tersebut diatasmengungkapkan keterampilan
yang diperoleh yaknimelakukan persiapan penerimaan pasien
baru,penjelasan oerintasi ruangan kepada pasien dan
-
Erita,1 10
Pengalaman Perawat Baru Terhadap KompetensiKlinik Setelah
Mendapat Pendampingan
Preceptorship di RSU UKI Jakarta
Jurnal Ilmiah WIDYA Volume 5 Nomor 1 AgustusDesember 20185
keluarga, melakukan proses keperawatan mulai daripengkajian,
menentukan diagnosa keperawatan,membuat rencana keperawatan,
mendokumentasikantindakan yang telah dilakukan,melakukan
evaluasi,berkomunikasi efektif, tindakan kolaborasipemasangan
infus, pengambilan sampel darah,pemberian obat intra vena,
persiapan pasien untukpemeriksaan radiologi.
Menurut Hutapea dan Toha (2008)mengungkapkan bahwa Keterampilan
adalah Suatuupaya untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabyang
diberikan perusahaan kepada seseorangkaryawan untuk melaksanakan
dengan baik danmaksimal, hal yang paling perlu diperhatikan
adalahsikap karyawan.
Kompetensi perawat merefleksikan ataskompetensi yang diharapkan
dimiliki oleh individuyang akan bekerja di bidang pelayanan
keperawatan(PPNI, 2005). Kompetensi perawat terdiri darikompetensi
teknis dan kompetensi perilaku.Seseorang dikatakan memiliki
kompetensi yangsesuai dengan pekerjaannya, apabila
dapatmemanfaatkan secara optimal kedua komponenutama kompetensi
tersebut.
Premis dalam penelitian ini dari temaKompetensi perawat baru
setelah mendapatpendampingan dan pembimbingan untukmelaksanakan
pekerjaan tugas dan tanggung jawabyang harus dikerjakan dengan sub
tema adalahtentang pengetahuan , sikap dan keterampilan adalahada
hubungan antara kompetensi perawat baru setelahmendapat
pendampingan dan pembimbinganpreceptor meliputi pengetahuan, sikap
danketerampilan dimana partisipan dalam penelitian inimampu
mengungkapkan pengetahuan, sikap danketerampilan yang diperoleh
setelah mendapat kanpendampingan dan pembimbingan preceptor.Semakin
perawat baru mendapatkan pendampingandan pembimbingan yang terus
menerus selamasetahun maka perawat baru akan lebih kompetendalam
melaksanakan pekerjaan yang baru denganlingkungan kerja yang baru.
Premis ini muncul sesuaidengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Tan et al(2011) bahwa perawat baru tidak memilikiketerampilan dan
pengetahuan yang dipersyaratkanbagi mereka, tidak kompeten selama
tahun pertamamelakukan praktek klinik.
Perawat baru setelah mendapatkan pengalamanpraktek melalui
pengembangan pembimbinganpreceptorship dapat meningkatkan
pengetahuan ,
keterampilan dan percaya diri yang berkualitasmenurut hasil
penelitian Lewis et al (2015).
Pelaksanaan perceptorship dengan baik danmaksimal maka perawat
baru semakin cepat dapatberadaptasi dengan lingkungan kerja dan
pencapaiankompetensi yang telah ditetapkan dapat tercapai
tetapwaktu untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
Pembimbingan preceptorship dijelaskan dengansub tema Orientasi,
Pembelajaran dikelas,Pembibingan di klinik, Evaluasi, Rotasi.
Ruangan.Interpretasi dan pembahasan hasil analisa data
dalampenelitian ini dibuat berdasarkan pedomanwawancara yang
dijadikan pedoman dalam analisisdata.
Gambar 6. Skema Model Tema PembimbinganPreceptorship
Sumber: Data Primer Hasil Olah NVivo Versi 11 Plus
2. OrientasiDari gambar diatas terdapat tema orientasi dapat
dilihat pada skema berikut:
Gambar 7. Text Search Query OrientasiSumber: Data Primer Hasil
Olah NVivo Nersi 11 Plus
Berdasarkan hasil wawancara semua partisipandalam penelitian
menyampaikan pengalamannyatentang kondisi rumah sakit dan
lingkungan kerjasudah lebih baik. Perawat baru, yang baru
memasukidunia kerja membutuhkan akan informasi,bimbingan,
penguasaan keterampilan danpeningkatan pengetahuan untuk
melasanakan tugasperan baru nya. Orientasi biasanya berdasarkan
padaketersediaan waktu dan kebutuhan preceptee danpreceptor
memutuskan untuk pengembanganprogram yang berfokus pada pasien.
Kebutuhanketerampilan apa yang khusus dari preceptor danpreceptee.
Keterampilan ini akan diidentifikasi dan
-
Erita,1 10
Pengalaman Perawat Baru Terhadap KompetensiKlinik Setelah
Mendapat Pendampingan
Preceptorship di RSU UKI Jakarta
Jurnal Ilmiah WIDYA Volume 5 Nomor 1 AgustusDesember 20186
kemudian preceptor mengajarkan pada preceptee.Orientasi secara
umum dan luas terhadap rumah sakitsangat dibutuhkan melebihi
orientasi dari preceptor(Halfer, 2007).
Hal ini menguatkan penelitian yang dilakukanClark & Holmes
(2007) mengatakan bahwa perawatbaru tidak familiar dengan
lingkungan kerjanya yangbaru dan segera membutuhkan orientasi.
Orientasiyang baik akan membantu perawat baru dalam
prosesadaptasinya. Bila program orientasi tidak dijelaskandengan
baik maka proses penyesuaian denganlingkungan baru akan berjalan
lambat. Prosesorientasi yang memadai meminimalkankesalahpahaman,
menumbuhkan rasa memiliki danmenerima serta meningkatkan
antusiasisme (Halfer,2007).
Sub tema materi pembelajaran dapat dilihat padaskema
berikut:
Gambar 8. Text Search Query Materi PembelajaranSumber: Data
Primer Hasil Olah NVivo Nersi 11 Plus
Pernyataan partisipan mengungkapkanpengalamannya dan materi yang
diperoleh meliputimateri tentang patient safety terkait
sasarankeselamatan pasien, ketepatan identifikasi
pasien,peningkatan pasien resiko jatuh, keamanan obat,kepastian
prosedur operasi, pengurangan resikoinfeksi, pengurangan risiko
pasien jatuh, handhygiene, peraturan kepegawaian, reward
danpunishment. Semua partisipan dalam penelitian inidapat
mengungkapkan materi yang diperoleh.
Menurut hasil penelitian Halfer (2007),pembelajaran di kelas
bahwa program ini berfokuspada pengembangan kompetensi klinik
untukmendukung pelayanan keperawatan yang berpusatpada keluarga
dalam setting keperawatan tersier.Tujuannya adalah untuk
meningkatkan pengalamanpraktik klinik dari perawat baru dan
membangunpengetahuan yang diperoleh dari perkuliahan.Kurikulum inti
kirakira 80 jam untuk konten kelas
termasuk topik keperawatan berpusat pada keluarga,pendidikan
pasien/keluarga, pengkajian fisik, patientsafety, manajemen nyeri,
manajemen sedasi,kekerasan dan penelantaran anak, perbedaan
budaya.
Sub tema materi pembelajaran dapat dilihat padaskema
berikut:
Gambar 9. Text Search Query Materi SimulasiSumber: Data Primer
Hasil Olah NVivo Nersi 11 Plus
Hasil penelitian partisipan mengungkapkanpengalaman nya tentang
materi yang diperolehmeliputi materi pelatihan BHD, RJP,
SOPpemasangan infus langsung dipraktekkan antarsesama perawat baru,
menghitung tetesan infus, EtikaKeperawatan. Pembelajaran ini sangat
mendukungkompetensi dan rasa percaya diri perawat barumenjadi lebih
yang baik.
Sub tema pembimbingan klinik dapat dilihatpada skema
berikut:
Gambar 10. Text Search Query Pembimbingan KlinikSumber: Data
Primer Hasil Olah NVivo Nersi 11 Plus
Pernyataan partisipan mengungkapkanpengalaman yang di alami
selama dalam prosespembimbingan dari preceptor yang
diperolehmeliputi: pelaksanaan keterampilan klinik, sikapdalam
memberikan pelayanan, berkomunikasi yangefektif, informasi tentang
keberadaan ruangan, sistimkerja ruangan, diskusi teori dan kasus.
Bimbingandalam keperawatan adalah bentuk dasar pendidikanklinis
perawat baru dalam bidang klinis. Bimbingan
-
Erita,1 10
Pengalaman Perawat Baru Terhadap KompetensiKlinik Setelah
Mendapat Pendampingan
Preceptorship di RSU UKI Jakarta
Jurnal Ilmiah WIDYA Volume 5 Nomor 1 AgustusDesember 20187
menyediakan hubungan dinamis untuk berbagipengalaman dengan
perawat baru dan memberikannasihat, dukungan dan dorongan kepada
mereka yangmemiliki pengalaman kurang. Bimbingan dapatdidefinisikan
juga sebagai dukungan yang ditawarkanoleh profesional yang
berpengalaman untukmanasehati dan membimbing perawat baru,
sebagaitujuan pertumbuhan pribadi dan professional (Clarkand
Holmes, 2007).
Bimbingan klinik adalah segala bentuk tindakanedukatif yang
dilaksanakan oleh pembimbing klinikuntuk memberikan pengetahuan
nyata secara optimaldan membantu perawat baru agar
mencapaikompetensi yang diharapkan. Tujuan pelaksanaanbimbingan
klinik yaitu membantu perawat barumenyesuaikan diri dengan
lingkungan tempat kerja,memberikan kesempatan kepada perawat baru
untukmenerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yangdipelajari
dikelas secara integrasi ke situasi nyata,dan mengembangkan potensi
perawat baru dalammenampilkan perilaku dan keterampilan yangbermutu
ke situasi nyata dalam praktek, selain itubimbingan klinik juga
bertujuan untuk memberikesempatan kepada perawat baru
mencaripengalaman kerja secara tim dalam membantu proseskesembuhan
klien, memberi pengalaman awal danmemperkenalkan kepada perawat
baru tentang situasikerja profesioanal keperawatan dan
membantuperawat baru mengatasi masalah yang dihadapidilingkungan
kerja, serta membantu perawat barudalam mencapai kompetensi klinik
yang ditetapkan(Fox.C.Kathy, 2010).
Sub tema evaluasi dapat dilihat pada skemaberikut:
Gambar 11. Text Search Query EvaluasiSumber: Data Primer Hasil
Olah NVivo Nersi 11 Plus
Pernyataan partisipan tersebut diatasmengungkapkan pengalaman
yang dialami dalampelaksanaan evaluai kerja, meliputi:
evaluasidilaksanakan secara formal sesuai dengan standaryang telah
ditentukan yang mencakup kompetensi(pengetahuan, sikap dan
keterampilan), umpan baliksecara verbal.
Mengevaluasi hasil pembelajaran klinik dalamkerjasama dengan
preceptee dan koordinator programdengan cara: Memberikan umpan
balik secarakonstruktif menggunakan lembar evaluasi
(evaluasiformatif harian / mingguan) Menanyakan pertanyaanuntuk
mengetahui pengetahuan preceptee yang telahdipelajari. Menjelaskan
penilaian preceptor terhadapkegiatannya. Mendiskusikan ketidak
cocokan antarapreceptor dan preceptee Berpartisipasi
denganpreceptee dalam melengkapi lembar evaluasi strukturyang
menekankan pentingnya evaluasi diri, dan untukmengetahui kemajuan
hasil pembelajaran dan potensiberikutnya (evaluasi sumatif yang
dilakukan saattengah dan akhir pembelajaran klinik) (Halfer,
2007).
Memberikan pujian dan dukungan pembelajaranlingkungan dengan
memfokuskan pada potensiperserta, pencapaian dan kemajuan
menjelangpertemuan melalui proses evaluasi. Memberikanumpan balik
yang positif tentang peningkatan ataukesalahan untuk mendapatkan
fundamental,profesional atau sasaran diri. Melakukan langkahyang
tepat jika perkembangan hasil pembelajarankurang memuaskan
(contohnya berkonsultasi denganpembimbing koordinator program).
Menanyakanpertanyaan terbuka kepada preceptee untukmenentukan
pemahaman keefektifan intervensipreceptor untuk memfasilitasi
pembelajaran klinik(CNA, 2004)
Sub tema Rotasi dapat dilihat pada skemaberikut:
Gambar 12. Text Search Query RotasiSumber: Data Primer Hasil
Olah NVivo Nersi 11 Plus
-
Erita,1 10
Pengalaman Perawat Baru Terhadap KompetensiKlinik Setelah
Mendapat Pendampingan
Preceptorship di RSU UKI Jakarta
Jurnal Ilmiah WIDYA Volume 5 Nomor 1 AgustusDesember 20188
Skema ini menjelaskan pernyataan partisipanyang memiliki kata
kunci Rotasi dengan bantuanTools Text Search Query dalam NVivo 11
Plus .Katakunci ini merupakan kata yang terdapat padapernyataan
partisipan . Berdasarkan hasil wawancaramendalam partisipan dapat
mengungkapkanpengalaman tentang rotasi ruangan.
Pernyataan partisipan tersebut diatasmengungkapkan pengalaman
yang dialami dalampelaksanaan rotasi ruangan, pelaksanaan
rotasimelalui beberapa area yaitu ruang rawat jalan, ruangmedikal
bedah (kelas III, kelas II, VIP), ruangperawatan anak.
Rotasi / Pertukaran pembelajaran klinikmemberikan perawat baru
suatu kesempatan untukmengembangkan suatu pendekatan yang
holistik.Perawat baru belajar tentang pengalamanpasien/keluarga
secara langsung melalui rotasi kearea yang spesifik dari semua
populasi pasien.Pertukaran klinik juga membangun hubungan
kerjamelalui rumah sakit yang di temukan dari perawatbaru dan dari
berbagai departemen. Setelahpengalaman ini, perawat baru akan bisa
menjelaskansiapa orang dibalik suatu percakapan pertelepon
danmemahami kebutuhan pemberian pelayanankeperawatan.
Perawat baru melihat bahwa pertukaranklinik/rotasi merupakan
suatu kesempatan yangpenting untuk melihat secara nyata apa yang
dialamipasien/keluarga selama mereka dirawat atau selamamereka
berkunjung ke bagian rawat jalan. Rotasi inidiatur oleh pendidik
klinik keperawatan berbasis area(Halfer, 2007). Untuk membantu
perawat baru agarkompeten dalam berbagai pengalaman klinik
,makaprogram merencanakan rotasi melalui beberapa area(seperti
penyakit dalam, bedah, perawatan kritis,rawat jalan atau unit gawat
darurat), rotasi inisebagai satu metode dalam praktik klinik
(Halfer,2007). Perlu untuk menciptakan lingkungan yangmendukung
bagi perawat baru dalam masapembimbingan, pengalaman masa transisi
yangpositif ini akan membantu kekuatan profesi danmeningkatkan
retensi perawat, sehingga perawatnantinya diharapkan dapat
memberikan pelayanankeperawatan yang lebih baik.
3. Upaya Manajemen
Gambar 13. Skema Model Tema Upaya ManajemenSumber: Data Primer
Hasil Olah NVivo Nersi 11 Plus
Sub tema Pelaksanaan preceptorship denganmaksimal dapat dilihat
ada skema berikut:
Gambar 14. Text Search Query PelaksanaanPreceptorship
Sumber: Data Primer Hasil Olah NVivo Nersi 11 Plus
Hasil penelitian menyatakan bahwapendampingan dan pembimbingan
preceptor sebagaiakses pengetahuan organisasi dan praktik klinik
dapatdiprediksi oleh perawat baru, sehingga diskusi antarapreceptor
dan preceptee diperlukan untukmemberikan praktik terkini dalam
lingkungan klinikdengan harapan preceptee akan memiliki
kemampuanyang sama dengan preceptornya.
Upaya yang perlu dilakukan pihak manajemenuntuk meningkatkan
kompetensi dan percaya diriperawat baru perlu disiapkan secara
matang olehsuatu organisasi. Manajer keperawatan dapatmengatasi
potensi hambatan yang dialami perawatbaru dalam hal pembimbingan
klinik denganmempertimbangkan menurut Marquis & Huston(2010)
yaitu dengan cara memilih pembimbingdengan cermat, memilih
pembimbing yangmempunyai niat yang kuat untuk menjadi role model
,mempersiapkan pembimbing menjalani peran merekadengan memberikan
peran mereka denganmemberikan kelas formal mengenai konsep belajar
/sosial lainnya, meminta staf yang berpengalamanuntuk memantau
pembimbing dan perawat lulusanbaru secara ketat untuk memastikan
bahwa hubunganyang terjadi antara pembimbing dan lulusan baruuterus
menghasilkan manfaat dan pertumbuhan bagikeduanya.
-
Erita,1 10
Pengalaman Perawat Baru Terhadap KompetensiKlinik Setelah
Mendapat Pendampingan
Preceptorship di RSU UKI Jakarta
Jurnal Ilmiah WIDYA Volume 5 Nomor 1 AgustusDesember 20189
Preceptorship adalah suatu metode pengajarandimana seorang
pratisi yang memiliki pengalaman dibidangnya yang mampu memberikan
dukungankepada perceptee dalam memahami perannya danhubungan
kesejawatan. Preceptorship bersifat formal,disampaikan secara
perseorangan dan individu dalamwaktu yang sudah ditentukan
sebelumnya antaraperawat yang berpengalaman (preceptor)
denganperawat baru (perceptee) yang didesain untukmembantu perawat
baru untuk menyesuaikan diridengan baik dan menjalankan tugas yang
barusebagai seorang perawat atau bidan.
Pengalaman preceptee cenderung dalam periodesingkat 1–12 bulan
(CNA, 2004). Hasil penelitianMcCusker (2013) tujuan preceptorship
untukmengembangkan pengetahuan, keterampilan, danmembangun percaya
diri perawat baru yangdifasilitasi oleh preceptor melalui
pembimbingan.
Sub tema pengadaan pelatihan secaraberkesinambungan dapat
dilihat pada skema berikut:
Gambar 15. Text Search Query Pengadaan PelatihanSumber: Data
Primer Hasil Olah NVivo Nersi 11 Plus
Skema ini menjelaskan pernyataan partisipanyang memiliki kata
kunci pengadaan pelatihan secaraberkesinambungan dengan bantuan
Tools Text SearchQuery dalam NVivo 11 Plus. Kata kunci inimerupakan
kata yang terdapat pada pernyataanpartisipan. Berdasarkan hasil
wawancara mendalampartisipan mengungkapkan tentang harapan
agarpihak manajemen dapat mengadakan pelatihan
secaraberkesinambungan.
Pernyataan partisipan mengungkapkanpengalaman nya sebelum
mengikuti pelatihanpartisipan merasa tidak kompeten, tidak percaya
diri,ada perasaan takut salah, perasaan tidak berhasil,untuk
melaksanakan tugastugas baru yang harusdikerjakan. Setelah
mengikuti pelatihan adapeningkatan pengetahuan, sikap dan
keterampilanadalah ada hubungan antara pelatihan dengankompetensi
dan percaya diri, dimana partisipan dalampenelitian ini mampu
mengungkapkan perbedaankompetensi yang dimiliki sebelum
mengikutipelatihan dan sesudah pelatihan. Semakin perawatbaru
banyak mendapatkan informasi dan mengikutipelatihan semakin mudah
dalam melaksanakan tugastugasnya.
PENUTUP
Kesimpulan
Beberapa bulan pertama bagi perawat barumerupakan masa yang
penuh tantangan, stres, tidakkompeten dalam bekerja. Kompetensi
adalah untukmemanfaatkan pengetahuan dan keterampilan kerjaguna
mencapai kinerja optimal, preceptee semakinmandiri dalam waktu dan
praktek klinik. Padapelaksanaan program preceptorship, peran
seorangpreceptor sangat penting dan merupakan kunciutama. Seorang
preceptor mempunyai peran untukmenjembatani antara teori yang
didapatkan olehmahasiswa di institusi pendidikan dengan
kenyataanyang ada di lapangan kerja yaitu klinik atau rumahsakit.
Program preceptorship sangat membantu dalamproses alam proses
transisi atau kesempatan untukmeningkatkan kompetensi, keterampilan
perawatbaru dalam mempersiapkan mereka memasuki duniakerja dengan
aman. Hanya seorang perawat yangkompeten dan percaya diri bisa
terhindar darikecemasan tentang intervensi apa yang harusdilakukan
dalam memberikan terapi. Kompetensitanpa kasih sayang bisa brutal
dan tidak manusiawi,kasih sayang tanpa kompetensi menjadi tidak
berarti.Setelah mendapat pendampingan preceptor, perawatbaru
memiliki pengetahuan, sikap kerja, danketerampilan yang sangat
membantu dalampenyelesaian tugas atau pekerjaan yang sesuai
yangsesuai dengan tugas dan fungsi yang memang harusdijalankannya
di devisi keperawatan Rumah SakitUmum UKI.
-
Erita,1 10
Pengalaman Perawat Baru Terhadap KompetensiKlinik Setelah
Mendapat Pendampingan
Preceptorship di RSU UKI Jakarta
Jurnal Ilmiah WIDYA Volume 5 Nomor 1 AgustusDesember 201810
SaranSaran
Pelaksanaan pendampingan preceptor bagiperawat baru sangat
mempengaruhi terhadappeningkatan kompetensi klinik perawat
barudilingkungan kerja yang baru. Dibutuhkan pelayananyang prima
dan berkualitas dengan demikian pihakmanajemen rumah sakit perlu
memfasilitasi perawatbaru untuk menghasilkan sumberdaya manusia
yangkompeten dan professional. Upaya yang perludilakukan pihak
manajemen untuk meningkatkankompetensi dan percaya diri perawat
baru. Perlupengadaan pelatihan yang berkesinambunganbeberapa materi
pelatihan yang masih dibutuhkan danberhubungan langsung ditempat
kerja devisikeperawatan saat ini, pelatihan secara berkala
denganmateri keperawatan, diharapkan akan memberikankesempatan
kepada staf perawat baru lebih banyakporsinya untuk mendapatkan
pelatihan keperawatantersebut sehingga lebih tepat sasaran.
DAFTAR PUSTAKAAprinto & Jacob Pedoman Lengkap Profesional
SDM Indonesia.
PPM Manajemen. Jakarta. 2013CNA Achieving Exelence in
Profesional Practice: A Guide
ForPreceptorship and Mentoring. Ottawa: Author,
2004Clark,T.& Holmes,S.Fit for practice.An exploration of
the
development of newly qualified nurses using focus
groups.International Journal of Nursing Studies ,44,
12101220.2007
Darmawan dkk Mentorship dan Preceptorship dalamKeperawatan,
Jurnal Akper Poltekkes Bhakti Mulia,Sukoharjo. 2012
Fox. C Kathy Mentor program Boots New Nurses’ Statisfactionand
lower Turnover Rate. The journal of ContinuingEducation in Nursing
.Vol 41,No 7, 2010
Halfer, D A magtic strategy for new gradúate nurses.
Nursingeconomic journal 25 (1),612. Article, 2007
Heyden , et al The NCSBN National Simulation Study :
ALongitudinal ,Randomized ,Controlled Study ReplacingClinical Hours
with Simulation in Prelicensure NursingEducation .The journal of
Nursing Regulationis a quarterly,peerreviewed profesional journal
.ISSN 21558256.Chicago :National Council of State Boards of
Nursing( NCBN. ) , 2014
Hutapea dkk Kompetensi Plus. Gramedia Pustaka Utama.Jakarta,
2008
Inayah Metoda dan Kerangka Acuan PreceptorMentorship
dalamPencapaian Target Kompetensi Praktikan . IN MEDIA.Bogor,
2016
Kuntoro .ABuku ajar manajemen keperawatan. Nuha
Medika.Yogyakarta. 2010
Kovner, C.T et al Newly licensed RN’s characteristic,
workattitudes, and intension to work .Ameican Journal ofNursing ,
107(9),6072, (2007
Lewis and Mc Gowan Newly qualified nurses’ experiences of
apreceptorship. British Journal of Nursing ,2015,Vol 24.N01,
2015
Mc Cusker C Preceptorship : professional development andsupport
for newly registered practitioners .J Perioper Pract23(12) : 2837,
2013
Moeheriono Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi.
GhaliaIndonesia, Bogor. 2010
Marquis, Bessie L. Kepemimpinan dan ManajemenKeperawatan: teori
& aplikasi. Ed.4. EGC. Jakarta. 2010
Owens .G Nancy. New Graduate nurse preceptor program :
AColaborative approach with academia . Journal of NursingEducation
and Practice ,Vol.3.N0.12, 2013
Republik Indonesia. 2009. UU RI No 44 Tahun 2009 TentangRumah
Sakit
Simamora Buku Ajar Manajemen Keperawatan , Jakarta :
EGC,2014
Tan. K et al A literature reviw of preceptorship : model
formedical radiaction sciennes. Journal of medical imagingand
radiation sciences 42,1,1520, 2011