PENGAJARAN TATA BAHASA CHINA DI UNIVERSITAS KRISTEN SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Ahli Madya pada Diploma III Bahasa China FSSR Universitas Sebelas Maret Oleh : Fransiska Dewi Pramono C9607012 PROGAM DIPLOMA III BAHASA CHINA FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
105
Embed
PENGAJARAN TATA BAHASA CHINA DI …...ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini bahasa China sudah menjadi bahasa internasional,banyak negara yang mempelajarinya dan salah satunya
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGAJARAN TATA BAHASA CHINA
DI UNIVERSITAS KRISTEN SURAKARTA
LAPORAN TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai
Derajat Ahli Madya pada Diploma III Bahasa China FSSR
Universitas Sebelas Maret
Oleh :
Fransiska Dewi Pramono
C9607012
PROGAM DIPLOMA III BAHASA CHINA
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini bahasa China sudah menjadi bahasa internasional,banyak negara
yang mempelajarinya dan salah satunya adalah Indonesia.Mengapa demikian? Kita
harus mengakui kedahsyatan perkembangan negara China dalam segala bidang ini.
Bahkan Laporan Utama Majalah Tempo yang terbit pada awal 2007 (Edisi.
52/XXXV/19 - 25 Februari 2007) memberikan perhatian khusus terhadap negara ini
dengan tajuk “Dibawah Cengkeraman Sang Naga” yang menggambarkan betapa
dahsyatnya perkembangan perekonomian dari Negeri Panda ini yang sudah melanda
seluruh negara-negara di dunia sekaligus mulai menjadi ancaman dan tantangan bagi
mereka. Bahkan beberapa bulan sebelumnya, KOMPAS (Sabtu, 28 Oktober 2006)
memberitakan harapan Presiden SBY dalam perjalanan menuju Shanghai, China
untuk melakukan kunjungan kenegaraan selama 4 hari. Presiden SBY menyampaikan
kepada kita semua untuk "Mencari Peluang dari Bangkitnya China”.
Dengan kedahsyatan perkembangan ekonomi China itulah, maka saat ini,
masyarakat dunia berbondong-bondong mempelajari bahasa China. Baik dipelajari di
negaranya sendiri, maupun datang sendiri ke negeri tersebut. Tanpa kita sadari,
berdasarkan laporan dari Departemen Pendidikan China tahun 2003, menyebutkan
bahwa: dari 173 negara yang mengirimkan pelajarnya untuk bersekolah di China,
iii
Indonesia termasuk negara ke-5 terbesar setelah Korea Selatan, Jepang, Amerika
Serikat dan Vietnam.
Bahasa China adalah salah satu bahasa kuno di dunia yang masih bertahan
dan dipakai oleh banyak orang didunia. Lebih banyak orang yang berbicara bahasa
China daripada bahasa Inggris. Bahasa China sangat unik dan tidak sesulit yang anda
pikir untuk dipelajari. Bahasa China penuh intonasi, dimana anda harus belajar
intonasi berbeda yang mengekspresikan arti dari kata. Karena intonasi beragam,
bahasa China sangat pendek dan simpel. Tata bahasa China juga lebih mudah dari
banyak bahasa lain, dengan kata kerja yang tidak beragam dan tidak ada perbedaan
penggunaan kata bagi gender yang berbeda.
Bahasa China adalah bahasa berkembang satu-satunya yang menggunakan
ideogram, bukan alfabet. Siswa bahasa China mengingat hingga 5000 ideogram yang
unik ketika lulus dari universitas walaupun hanya 1000 yang diperlukan untuk
membaca koran. Banyak kosa kata China yang merupakan kombinasi ideogram. Ini
merupakan cara pandang yang sungguh berbeda dalam melihat dunia yang membuat
belajar bahasa China menjadi pengalaman yang berharga.
Belajar bahasa China adalah belajar melihat dunia dari sisi pandang yang
berbeda. Terlebih lagi, belajar bahasa China sangat penting bagi karir anda. Populasi
penduduk China hampir 20% dari populasi dunia. Dengan China semakin membuka
diri ke dunia barat akan ada lebih banyak kesempatan karir di banyak bidang. Karena
bahasa China jarang diajarkan di sekolah umum, pembicara bahasa China yang
iv
bilingual sangat jarang ditemui dan sangat berharga bagi bisnis internasional.
Berbicara sedikit bahasa China akan membantu CV anda untuk posisi internasional!
Bahasa China di Universitas Kristen Surakarta merupakan mata kuliah baru
dan menjadi mata kuliah wajib sejak tahun pelajaran 2006-2007. Pada praktek kerja
kali ini penulis mendapat kesempatan mengajarkan tata bahasa China tingkat dasar
bagi mahasiswa. Tantangan yang harus dihadapi penulis adalah bagaimana
menyampaikan aneka ragam tata bahasa China dengan cara yang menyenangkan bagi
mahasiswa. Seperti yang perlu diketahui tata bahasa memiliki fungsi untuk mengatur
penggunaan bahasa. Mahasiswa harus memakainya karena tata bahasa itu sangat
penting. Jika mahasiswa tidak memakainya dengan benar, keseluruhan bahasa yang
ingin disampaikan menjadi kacau dan tidak akan bisa dimengerti oleh orang lain.
Oleh karena itu penulis menerapkan langkah-langkah menuju pembelajaran
yang efektif seperti: menentukan tujuan mata ajaran yang jelas, menggunakan buku
panduan yang sesuai, mengatasi acara hari pertama, meningkatkan kecanggihan
pembelajaran, meningkatkan keterlibatan mahasiswa, memperbanyak diskusi dengan
dan antar siswa, studi kasus, penyajian lisan, menguji dan menilai mahasiswa. Selain
langkah-langkah tersebut , penulis juga menggunakan empat macam metode dalam
menyampaikan materi sehingga mahasiswa tidak cepat bosan. Metode tersebut adalah
metode ceramah, metode diskusi, metode demonstrasi dan metode resitasi.
Keseluruhannya penulis rangkum dalam laporan tugas akhir yang berjudul
“ PENGAJARAN TATA BAHASA CHINA DI UNIVERSITAS KRISTEN
SURAKARTA”.
v
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, penulis mencoba
merumuskan permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut :
1. Bagaimanakah karakteristik tata bahasa China?
2. Metode pengajaran apakah yang bisa digunakan untuk mengajar tata bahasa
China?
C. Tujuan Laporan
Adapun tujuan dari laporan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menjelaskan dan mengajarkan tata bahasa China yang benar bagi
mahasiswa Universitas Kristen Surakarta.
2. Untuk mendiskripsikan tentang kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
yang digunakan.
D. Manfaat Laporan
Setelah penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di Universitas
Kristen Surakarta selama 2 bulan, penulis mendapatkan beberapa manfaat. Adapun
manfaat yang didapatkan dari pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan tersebut adalah :
1. Manfaat Praktis
Melalui praktik secara langsung penulis dapat mempelajari berbagai
macam cara yang efektif dalam mengajar, memahami kesulitan atau kendala
vi
belajar mahasiswa, memberikan atau membagikan ilmu yang telah diperoleh
penulis selama kuliah dan mengembangkan ilmu itu sendiri.
2. Manfaat Teoretik
Penulis berharap melalui laporan ini dapat menambah informasi yang
berguna mengenai tata bahasa China yang benar serta langkah-langkah
pembelajarannya yang efektif dapat membantu atau menambah wawasan bagi
siapapun yang membutuhkannya.
vii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian dan Fungsi Bahasa
Manusia memiliki kemampuan kognitif yang sangat luar biasa, yaitu
kemampuan untuk berpikir dan berbicara. Meskipun manusia bukanlah satu-satunya
makhluk yang berpikir dan berkomunikasi, tapi tidak dapat disangkal manusialah
yang merupakan pemikir dan komunikator utama di muka bumi ini, maka diakui
hadirnya pikiran dan bahasa (komunikasi) dalam diri manusia. Karena kedua faktor
ini sulit dipisahkan satu sama lain, dapatkah kita berasumsi bahwa keduanya
merupakan satu organ yang berdwifungsi? Bila satu alat itu mempunyai fungsi ganda
apakah tidak terjadi pengaruh timbal balik di antara keduanya?
Di lain pihak pikiran dipengaruhi pula oleh bahasa. Kata-kata (bahasa)
merupakan jalan pintas untuk memahami suatu kejadian, dan membantu kita ketika
berpikir, terutama bila menyangkut mengenai orang atau benda yang saat itu tidak
tampak di depan kita, karena sudah berlalu atau karena masih di masa depan, karena
berada dalam ruang lain (dapat dalam bentuk di kamar lain ataupun di negara lain)
serta gagasan-gagasan yang abstrak. Penting untuk dicatat, bahwa pikiran dapat pula
muncul tanpa adanya bahasa. Penelitian mengenai kemampuan memecahkan masalah
pada bayi atau hewan lainnya, dapat menunjang pendapat ini.
viii
Bahasa juga dapat memaksa atau membatasi pikiran seperti yang pernah
diucapkan oleh Benjamin Lee Whorf (1987). Berdasarkan pengamatannya, Whorf
menemukan bukti bahwa “bahasa yang dipergunakan sehari-hari sebagai bahasa ibu
sangat erat hubungannya dengan keadaan alam kita.” Warga masyarakat dari
kebudayaan tertentu akan membentuk konsep-konsep dan menemukan kecocokan
dengan situasi atau kejadian tertentu. Hal ini dapat terjadi justru karena seluruh warga
itu mempergunakan bahasa yang sama, sehingga dapat sama-sama dimengerti.
Misalnya suku Eskimo, menggunakan 12 kata hanya untuk menjelaskan peristiwa
turunnya salju saja. Ini berarti bahwa mereka memang dapat melihat dan mengenali
12 macam turunnya salju. Sebaliknya, orang Inggris hanya mengenali 1 kata saja
untuk salju, tidak mungkin dapat membuat perbedaan yang terjadi ketika salju turun.
Pertama-tama dalam pengajaran bahasa dijumpai 3 komponen utama, yaitu:
pembelajar, materi dan pengajar. Titik sentral dari ketiga komponen tersebut ialah
pembelajar, karena dialah yang membutuhkan materi (bahasa) dan sebagai
pendamping diberi kemudahan pengajar. Jika pembelajar menjadi titik sentral, maka
tujuan pengajaran bahasa dapat ditelusuri melalui analisis terhadap kebutuhan sang
pembelajar. Kebutuhan ini dapat diketahui antara lain dengan mengindentifikasikan
fungsi yang menjadi sasaran pembelajaran.
Semua fungsi bahasa yang dikemukakan pada hakikatnya hanya merupakan
sub fungsi dari satu-satunya fungsi utama bahasa yaitu sebagai “alat komunikasi
manusia atau sistem komunikasi atau dengan tujuan komunikasi (Corder, 1975).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tujuan utama pengajaran bahasa ialah agar
ix
para pelajar dapat berkomunikasi dengan bahasa yang dia pelajari. Melalui
penguasaan bahasa yang dipelajari, para pelajar dapat berinteraksi melaksanakan
fungsi-fungsi sosialnya dalam lembaga-lembaga sosial di mana mereka berada.
Status Pengajaran Bahasa, meliputi:
1. Sebagai Bahasa Pertama.
Suatu bahasa berperan sebagai bahasa pertama bila masyarakat penuturnya
mengenal bahasa ini sejak lahir, diperoleh melalui proses pemerolehan. Tingkat
pendidikan, kelompok etnik, kelas sosial atau lokasi geografis dapat
menyebabkan perbedaan variasi dan dialek antar para penutur, namun pada
umumnya mereka saling berkomunikasi dalam bahasa ini. Contoh pertama antara
lain bahasa Inggris yang digunakan orang-orang Inggris, Irlandia, Australia,
Selandia Baru, Barbados, Jamaica, Trinidad, Amerika Serikat, Canada dan
Guyana.
2. Sebagai Bahasa Kedua.
Peran bahasa kedua tidak sama dengan bahasa pertama. Bahasa kedua selalu
digunakan bersama-sama dengan bahasa pertama atau bahasa lainnya. Umumnya
digunakan dalam kegiatan pendidikan, pemerintahan atau untuk bisnis.
Penuturnya sering menganggapnya sebagai bahasa lokal (sendiri), dan bukan
sebagai bahasa asing (Richards, 1987:14). Contoh bahasa kedua dapat dilihat
pada penggunaan bahasa Inggris di Nigeria, India dan Singapura.
x
3. Sebagai Bahasa Asing.
Bahasa yang berperan sebagai bahasa asing pada umumnya tidak digunakan
sebagai bahasa resmi. Walaupun demikian dinilai penting untuk diketahui dan
dipelajari di sekolah, akademi atau universitas karena akan berguna kelak di
masyarakat, tempat kerja dan lain-lain.
4. Sarana Distribusi Informasi Tertulis.
Status dan peran ini jarang diperhatikan oleh bahasa-bahasa di dunia kecuali
bahasa Inggris. Berbagai pengetahuan dapat dibaca karena di tulis dalam bahasa
Inggris yang telah di ketahui oleh sebagian besar warga dunia. Informasi tertulis
pada umumnya memuat pengetahuan ilmiah, komersial, ekonomi dan teknologi.
5. Lingua Franca.
Berasal dari bahasa Italia yang artinya adalah “bahasa bangsa Frank” adalah
sebuah istilah linguistik yang artinya adalah “bahasa pengantar” atau “bahasa
pergaulan” di suatu tempat di mana terdapat penutur bahasa yang berbeda-beda.
Sebagai contoh adalah ketika turis Swedia berkunjung ke Italia, mereka
menggunakan bahasa Inggris selama perjalanan. Di Bali wisatawan Perancis
menanyakan informasi hotel dalam bahasa Inggris. Para penerbang yang ingin
mendarat di suatu bandar udara selalu berkomunikasi dalam salah satu dari empat
bahasa yang telah disepakati (Inggris, Perancis, Spanyol dan Rusia). Dari keempat
bahasa tersebut yang paling populer adalah bahasa Inggris. Orang-orang dari
negara-negara penutur bahasa Inggris mampu berkomunikasi dengan semua
penduduk dunia dalam bahasa Inggris tanpa mengalami kendala yang berarti.
xi
Dengan gambaran ini kita melihat betapa bahasa Inggris selaku lingua franca
memiliki status yang sangat tinggi di tengah masyarakat bahasa-bahasa di dunia.
6. Bahasa Untuk Tujuan Khusus.
Setelah perang dunia kedua, pada tahun 1945 muncullah era baru yang
merupakan ekspansi kegiatan ilmiah, teknologi dan ekonomi dalam skala
internasional. Ekspansi tersebut ditandai oleh dua daya dorong yang luar biasa,
yakni teknologi dan perdagangan. Kedua daya dorong ini menuntut penguasaan
akan bahasa yang menginformasikan tentang kedua bidang pendorong ( teknologi
dan perdagangan). Pada awal tahun 1970-an perkembangan diatas di pacu oleh
krisis minyak yang melanda dunia. Dana dan keahlian dari dunia barat “mengalir
ke Negara-negara berkembang yang kaya minyak”. Pada saat yang bersamaan
mengalir pula suatu keterpaksaan untuk memahami bahasa yang dipakai oleh
pemilik dana dan keahlian tadi. Kecenderungan tersebut masih berlangsung
hingga saat ini, meskipun krisis minyak telah lama teratasi.
Status dan peran pengajaran suatu bahasa sebagai bahasa pertama, kedua,
asing, tujuan khusus dan lingua franca berbeda-beda dari negara yang satu ke negara
lainnya. Keadaan ini sangat tergantung pada kebijaksanaan pemerintah dan tujuan
pengajaran bahasa tersebut. Bahasa Indonesia diajarkan di sekolah sejak tingkat
Sekolah Dasar sampai dengan Pendidikan Tinggi. Ketentuan ini sejalan dengan
Kebijaksanaan Pemerintah untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi
dan sebagai pemenuhan atas amanat UUD 1945 pasal 36 yang menyatakan bahwa
“bahasa negara ialah bahasa Indonesia”. Dalam kenyataan bahasa Indonesia
xii
digunakan mayoritas penduduk sebagai bahasa kedua. Karena untuk tujuan pergaulan
atau dalam kondisi akrab, masyarakat cenderung menggunakan bahasa daerah.
Berikut adalah pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam bidang kebijaksanaan
pengembangan dan pengajaran bahasa menurut Noss (1967:32) ialah:
1. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang bertanggung jawab dalam hal
menetapkan dan menterjemahkan kebijaksanaan mengenai bahasa ke dalam
rencana-rencana kurikulum pendidikan.
2. Pusat-pusat Pengembangan Kurikulum yang bertanggung jawab
menerjemahkan kurikulum ke dalam silabus dan garis-garis besar pengajaran.
3. Lembaga-lembaga yang bertugas mengajarkan isi kurikulum.
4. Media yang bertanggung jawab meyakinkan masyrakat agar menerima
kebijaksanaan bahasa yang ditetapkan.
5. Lembaga Riset Pendidikan berfungsi mengevaluasi keefektifan dan
keberhasilan pengajaran bahasa.
6. Lembaga Pendidikan Guru bertanggung jawab atas penyediaan tenaga
pengajar bahasa.
7. Lembaga Penerbit yang bertugas menyediakan buku-buku dan bahan
pelajaran.
8. Pusat Tes dan Evaluasi yang bertanggung jawab atas penyediaan materi tes
berdasarkan kurikulum yang telah ditetapkan.
9. Biro-biro alih bahasa yang bertugas menyediakan pelayanan alih bahasa baik
bagi Pemerintah maupun swasta.
xiii
10. Lembaga-lembaga Kebudayaan Asing yang bertugas membantu pelaksanaan
kebijaksanaan Pemerintah di bidang bahasa asing.
Dalam pengajaran apa saja, termasuk dalam pengajaran bahasa di kelas,
selalu terdapat kemungkinan perubahan-perubahan variasi (ragam) bahasa dalam
suatu pertemuan. Jadi antara guru dan siswa-siswi akan digunakan ragam baku, resmi,
usaha, santai dan akrab secara bergantian tergantung dari tuntutan sesaat kegiatan di
kelas. Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa setiap kegiatan pengajaran di kelas
akan selalu menampilkan corak komunikasi “masyarakat multilingual”, jika kita
menganggap setiap ragam mewakili satu bahasa.
B. Pengertian Tata Bahasa
Ahli bahasa mendefinisikan tata bahasa sebagai seperangkat komponen:
fonetik (produksi dan persepsi suara), fonologi (bagaimana suara yang digabungkan),
morfologi (studi tentang bentuk-bentuk, atau bagaimana unsur-unsur yang
digabungkan untuk membuat kata-kata), sintaksis (bagaimana kata-kata yang halus
bersama-sama menjadi kalimat), dan semantik atau makna. Karena semua bahasa
yang ditandai dengan komponen ini, menurut definisi, tidak ada bahasa tanpa tata
bahasa. Namun, tata bahasa tidak selalu didefinisikan dalam istilah-istilah ini.
Awalnya, istilah tata bahasa, grammatica, disebut seni menulis, dibandingkan dengan
retorika atau seni berbicara. Sebagaimana digunakan saat ini oleh banyak guru dan
peserta didik, tata bahasa yang dipahami berarti seperangkat aturan yang mengatur
bahasa, terutama morfologi dan sintaksis. Tapi morfologi dan sintaksis hanya dua
xiv
komponen dari tata bahasa. Pengajaran bahasa komunikatif telah membawa
penekanan baru pada memainkan peran yang semantik dalam definisi bahasa.
Pengajaran bahasa Komunikatif berkaitan dengan mengartikan makna
dalam bahasa itu, apakah dengan menginterpretasikan pesan orang lain,
mengekspresikan diri, atau negosiasi ketika makna tidak jelas. Melihat tata bahasa
dengan semua komponennya membantu kita sebagai guru bahasa memahami
kerumitan tata bahasa. Jelas, tujuan belajar bahasa di kelas komunikatif bagi pelajar
adalah untuk memahami tata bahasa dalam arti luas, yang memungkinkan mereka
menjadi mahir berbahasa. Penelitian dan pengalaman telah menunjukkan bahwa
aturan tata bahasa, bahkan jika kita mampu merumuskan mereka semua, tidak
menghasilkan kompetensi tersebut. Bagaimana, kemudian tata bahasa harus
diajarkan ?
Anda mungkin sudah tahu bahwa saya mengatakan bahwa pengajaran bahasa
yang komunikatif telah membawa penekanan yang diperbaharui untuk peran
semantik, terutama pada tahap awal instruksi. Apa yang akan saya lakukan sekarang
adalah menunjukkan bahwa tujuan pengembangan kompetensi fungsional pelajar
dalam mempelajari tata bahasa China sebagai bahasa kedua, tujuan dari pengajaran
bahasa komunikatif, bukanlah ide baru: ia telah ada selama setidaknya dalam lima
ratus tahun terakhir. Dan melihat sejarah pengajaran bahasa China akan
mengungkapkan karakteristik tertentu yang telah dikenal untuk mempromosikan
kompetensi bahasa secara fungsional.
C. Prinsip Pembelajaran Efektif
xv
Demi terlaksananya proses belajar mengajar yang baik dan agar materi tata
bahasa dapat diterima secara utuh, selain metode mengajar yang digunakan oleh
penulis, juga diterapkan prinsip pembelajaran yang efektif. Terbukti prinsip ini dapat
memaksimalkan mahasiswa dalam belajar. Langkah-langkah di bawah ini adalah
yang penulis gunakan untuk menghasilkan pembelajaran efektif tersebut:
1. Menentukan tujuan mata ajaran yang jelas:
a. Kemampuan apa dan kompetensi apa yang harus dimiliki mahasiswa setelah
mengikuti mata ajaran.
b. Tujuan harus spesifik.
c. Tujuan merefleksikan perilaku tertentu.
d. Tujuan secara jelas menyebutkan kawasan dan tingkatan yang ingin dicapai.
2. Memilih buku- buku ajar:
a. Sumber materi pengajaran silabus.
b. Pengajar dan mahasiswa menggunakan acuan yang sama.
c. Buku ajar yang baik mengandung informasi budaya.
d. Buku ajar merefleksikan nilai-nilai dari disiplin ilmu yang bersangkutan.
e. Buku ajar membantu mengembangkan daya intelektual.
f. Buku ajar berisi materi yang terorganisasi dan tersusun secara runtut.
g. Buku ajar memungkinkan mahasiswa mendalami sendiri ilmu yang
bersangkutan.
3. Mengatasi acara hari pertama:
a. Hari pertama perkuliahan sangat penting artinya.
xvi
b. Tujuan pengajaran mata ajaran dijelaskan.
c. Kontrak belajar-mengajar dibuat.
d. Memberi wawasan yang akan dicakup oleh mata ajaran dan nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya.
e. Saling mengenal pengajar dan mahasiswa.
f. Pengajar harus bisa menunjukkan citra yang baik.
g. Membangkitkan minat kuat pada mata ajaran.
h. Pengalaman hari pertama memungkinkan pengajar menyusun strategi
pengajaran untuk hari-hari berikutnya.
4. Meningkatkan kecanggihan pembelajaran:
a. Penguasaan materi oleh pengajar secara mencukupi.
b. Persiapan secara sistematik.
c. Berikan garis besar materi pembelajaran.
d. Merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang lebih “hidup” dan
menggairahkan :
- Proses pembelajaran yang partisipatif.
- Tugas menulis dan menyajikan secara lisan.
- Pemecahan masalah : contoh, demonstrasi, latihan, kasus.
- Diskusi kelas / diskusi kelompok.
- Keterampilan Analisis.
- Bagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil, adakan diskusi / debat.
xvii
- Simulasi dan permainan peran.
e. Aspek-aspek penyampaian :
- Kuasai dengan baik apa yang anda sampaikan.
- Bicaralah secara pelan, nyaring dan jelas dengan nada dan intonasi yang
enak didengar.
- Tataplah para mahasiswa, bukan papan tulis, lantai atau langit-langit.
Anda akan mendapatkan “arti” dari ekspresi wajah para mahasiswa
sewaktu mendengarkan kuliah.
- Ajukan pertanyaan-pertanyaan dan tunggulah jawaban dari mahasiswa.
- Gerakkan mulut dan badan anda, jangan seperti patung.
- Buatlah ringkasan dan kesimpulan pada akhir pembelajaran.
5. Tingkatkan keterlibatan mahasiswa:
Melalui kegiatan-kegiatan berikut ini :
- Diskusi makalah
- Laporan lisan studi kasus
- Simulasi permainan peran
- Penelitian penyajian multi media
- Berfikir kritis
6. Memperbanyak diskusi dengan dan antar mahasiswa:
a. Pengajar memberi permasalahan.
b. Partisipasi mahasiswa.
xviii
c. Pengajar memberi penguatan.
d. Pengajar memberi koreksi dan umpan balik.
7. Studi-studi kasus:
a. Membahas kasus yang sama-sama diketahui.
b. Menulis kasus berdasar pengamatan.
8. Penyajian lisan:
a. Latihan menggunakan bahasa secara baik dan benar.
b. Latihan menulis dan berbicara format.
c. Latihan berfikir dan menulis secara runtut.
d. Memperdalam penguasaan pengetahuan.
e. Penyajian secara lisan dengan dibantu menggunakan:
- Papan tulis
- Multi media
9. Menguji dan menilai mahasiswa:
a. Test mingguan
b. Test mendadak : sebelum, ditengah, diakhir pembelajaran.
c. Test tengah semester
d. Test akhir semester
e. Test sebelum pembelajaran
xix
BAB III
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
DAN HASIL OBSERVASI
A. Gambaran Umum
1. Sejarah Berdirinya Universitas Kristen Surakarta
Atas kerinduan masyarakat Surakarta akan adanya Universitas Kristen di
Surakarta, para sesepuh atau tua-tua gereja di Surakarta mengadakan pertemuan
tidak resmi pada pertengahan bulan agustus 1969, dengan mengeluarkan pendapat
berupa pernyataan antara lain berbunyi: “Apa sumbangan partisipasi gereja
terhadap pembangunan masyarakat, bangsa dan negara RI,khususnya di bidang
pendidikan”. Sejak tahun 1969, sering diadakan pertemuan antar perwakilan
gereja di Surakarta. Pada tanggal 15 Agustus 1983, rapat pleno dari 9 gereja di
Surakarta, sepakat mendirikan Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Wolter
Monginsidi Surakarta. Pada tanggal 20 Agustus 1983, ke sembilan gereja tersebut
sepakat membuat surat kuasa untuk menghadap ke Notaris “Ruth Karliena, SH”,
untuk pengesahan berdirinya Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Wolter
Monginsidi Surakarta dengan akte resmi Notaris Ruth Karliena, SH.Nomor 189
tanggal 24 Agustus 1983. Pada tanggal 2 September 1994, Yayasan Perguruan
Tinggi Kristen Wolter Monginsidi Surakarta membentuk panitia pendiri
Universitas Kristen Surakarta, sebagai Ketua Umum ditunjuk
xx
Mayjen.Pol.(Purnawirawan)Drs. A. A. Soegijo. Secara resmi Universitas Kristen
Surakarta berdiri dan operasional pada tanggal 18 Juni 1996 bertepatan dengan
upacara penyerahan surat keputusan Mendikbud RI No. 28/D/O/1996 tanggal 15
Juni 1996 kepada Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Wolter Monginsidi
Surakarta dari Kopertis wilayah VI Jawa Tengah diteruskan kepada Rektor
Universitas Kristen Surakarta di kampus, Jl. Wolter Monginsidi No.36-38
Surakarta. Universitas Kristen Surakarta disamping mengoperasikan tiga fakultas
dengan enam program studi, juga mengoperasikan fakultas Theologia.
2. Visi dan Misi Universitas Kristen Surakarta
Dalam statusnya, Universitas Kristen Surakarta telah dinyatakan memiliki
visi untuk menjadi Universitas Kristen sejati yang memiliki tugas, panggilan
dasar dan asa serta mampu melaksanakan ke lima fungsi universitas untuk
kepentingan pengembangan gereja, masyarakat, bangsa dan negara kesatuan RI.
Terkait dengan visi tersebut di atas, gambaran masa depan yang ingin dicapai
dapat dinyatakan antara lain sebagai berikut:
a. Universitas Kristen Surakarta sebagai mitra pemerintah mampu berperan serta
mencerdaskan bangsa dengan mencetak lulusan yang berkualitas yang
sanggup hadir secara mandiri, kreatif dan inovatif yang memiliki kerinduan
melayani untuk mencapai masyarakat yang cerdas, maju, sejahtera,adil dan
makmur berdasarkan Pancasila serta berdasarkan atas penghayatan kehendak
Allah bagi dunia dan manusia.
xxi
b. Lima belas tahun mendatang Universitas Kristen Surakarta mampu menjadi
Universitas terkemuka karena para lulusannya mempunyai iman yang dalam,
ilmu yang tinggi dan pengabdian tanpa pamrih.
c. Dua puluh tahun mendatang Universitas Kristen Surakarta mampu
menghasilkan lulusan yang bertanggung jawab dan dapat mengintegrasikan
iman Kristiani dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang siap pakai dan
dicari oleh dunia usaha.
Dalam statusnya Universitas Kristen Surakarta menyatakan misinya
adalah melaksanakan ke enam tujuan universitas dari tugas pokok untuk
menjawab secara tepat dan bertanggung jawab terhadap kebutuhan gereja,
masyarakat, bangsa dan negara kesatuan RI. Prinsip dasar pernyataan misi
Universitas Kristen Surakarta adalah:
a. Misi Yesus kristus adalah “Anak manusia datang bukan untuk dilayani,
melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNYA menjadi
tebusan bagi banyak orang “( Matius 20:28 ).
b. Yesus kristus mengutus murid-muridnya dengan misi yang jelas, yaitu:
“Pergilah dan beritakanlah, kerajaan surga sudah dekat. Sembuhkanlah orang
sakit, bangkitkanlah orang mati, tahirkanlah orang kusta, usirlah setan-setan.
Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula
dengan cuma-cuma” ( Matius 10:7-8 ).
c. Misi Perguruan Tinggi Kristen adalah melaksanakan kegiatan Tri Darma
Perguruan Tinggi untuk mencapai sasaran dalam hal ikut serta dalam usaha
xxii
mencerdaskan kehidupan bangsa serta mewujudkan pembangunan,
pembaharuan dan keesaan gereja di Indonesia.
d. Misi Perguruan Tinggi Kristen adalah mencetak tenaga-tenaga terampil yang
menguasai ilmu dan teknologi serta seni sebagai anugerah Tuhan untuk
pembangunan, pemeliharaan, pembaharuan dan penyelamatan dunia beserta
isinya sebagai pengamalan Pancasila.
3. Struktur Organisasi Universitas
Di bawah ini adalah susunan struktur organisasi Universitas Kristen
Surakarta beserta penjelasan mengenai tugas dan tanggung jawab masing-masing.
a. Rektor
Tugas dan tanggung jawabnya adalah:
- Memimpin universitas sesuai dengan tugas pokok yang telah digariskan
oleh Menteri dan membina tenaga kependidikan, mahasiswa dan tenaga
administrasi agar berdaya guna dan berhasil.
- Menentukan kebijaksanaan pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan dan
pengajaran, penelitian di lingkungan universitas yang secara fungsional
menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan kebijaksanaan umum
Pemerintah, Menteri dan kebijaksanaan teknis Direktur Jendral
Pendidikan Tinggi dan kebijaksanaan yayasan.
- Membina dan melaksanakan kerja sama dengan instansi pemerintah,
perguruan tinggi negeri dan swasta, badan swasta serta masyarakat untuk
xxiii
memecahkan persoalan yang timbul yang menyangkut bidang tanggung
jawabnya.
b. Pembantu Rektor
Tugas dan tanggung jawabnya antara lain:
- Pembantu rektor bidang akademik bertugas membantu rektor dalam
memimpin pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, penelitian,
pengabdian kepada masyarakat, perencanaan dan kerja sama.
- Pembantu bidang administrasi dan umum bertugas membantu rektor
dalam memimpin pelaksanaan kegiatan di bidang keuangan dan
administrasi umum.
- Pembantu rektor di bidang kemahasiswaan bertugas membantu rektor
dalam pelaksanaan kegiatan di bidang pengembangan kemahasiswaan
utamanya pendidikan yang bersifat ekstra kurikuler.
c. Senat Universitas
Senat Universitas merupakan badan normatif dan perwakilan tinggi pada
universitas dan terdiri atas Guru besar, Pimpinan Universitas Dekan, Ketua
Lembaga dan Wakil Dosen Fakultas, Guru besar Luar Biasa dan pejabat
lainnya dalam lingkungan universitas. Senat Universitas diketuai oleh rektor
didampingi seorang sekretaris yang dipilih di antara anggotanya.
Tugas dan tanggung jawab Senat Universitas adalah:
- Merumuskan kebijaksanaan akademik dan pengembangan universitas.
xxiv
- Merumuskan kebijaksanaan penilaian prestasi akademik dan kecakapan
serta
kepribadian civitas akademika.
- Merumuskan kaidah dan tolak ukur penyelenggaraan di universitas.
- Memberikan persetujuan atas Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
universitas yang diajukan oleh pimpinan universitas.
- Menilai pertanggung jawaban pimpinan universitas atas pelaksanaan