Pengadukan dan Pencampuran Pengadukan adalah operasi yang
menciptakan terjadinya gerakan dari bahan yang diaduk seperti
molekul- molekul, zat-zat yang bergerak atau komponennya menyebar
(terdispersi).
gambar 1. (Dimensi sebuah Tangki Berpengaduk) dimana : C =
tinggi pengaduk dari dasar tangki D = diameter pengaduk Dt =
diameter tangki H = tinggi fluida dalam tangki J = lebar baffle W =
lebar pengaduk Tujuan Pengadukan : 1. Mencampur dua cairan yang
saling melarut 2. Melarutkan padatan dalam cairan 3. Mendispersikan
gas dalam cairan dalam bentuk gelembung 4. untuk mempercepat
perpindahan panas antara fluida dengan koil pemanas dan jacket pada
dinding bejana. Pencampuran adalah operasi yang menyebabkan
tersebarnya secara acak suatu bahan ke bahan yang lain dimana
bahan-bahan tersebut terpisah dalam dua fasa atau lebih. Proses
pencampuran bisa dilakukan dalam sebuah tangki berpengaduk. Hal ini
dikarenakan faktor-faktor penting yang berkaitan dengan proses ini,
dalam aplikasi nyata bisa dipelajari dengan seksama dalam alat ini.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengadukan dan pencampuran
diantaranya adalah perbandingan antara geometri tangki dengan
geometri pengaduk, bentuk dan jumlah pengaduk, posisi sumbu
pengaduk, kecepatan putaran pengaduk, penggunaan sekat dalam tangki
dan juga properti fisik fluida yang diaduk yaitu densitas dan
viskositas. Oleh karena itu, perlu tersedia seperangkat alat tangki
berpengaduk yang bisa digunakan untuk mempelajari operasi dari
pengadukan dan pencampuran tersebut. Pencampuran terjadi pada tiga
tingkatan yang berbeda yaitu :
1. Mekanisme konvektif : pencampuran yang disebabkan aliran
cairan secara keseluruhan (bulk flow). 2. Eddy diffusion :
pencampuran karena adanya gumpalan - gumpalan fluida yang terbentuk
dan tercampakan dalam medan aliran. 3. Diffusion : pencampuran
karena gerakan molekuler. Ketiga mekanisme terjadi secara
bersama-sama, tetapi yang paling menentukan adalah eddy diffusion.
Mekanisme ini membedakan pencampuran dalam keadaan turbulen dengan
pencampuran dalam medan aliran laminer. Sifat fisik fluida yang
berpengaruh pada proses pengadukan adalah densitas dan viskositas.
Secara khusus, proses pengadukan dan pencampuran digunakan untuk
mengatasi tiga jenis permasalahan utama, yaitu : 1. Untuk
menghasilkan keseragaman statis ataupun dinamis pada sistem
multifase multikomponen. 2. Untuk memfasilitasi perpindahan massa
atau energi diantara bagian-bagian dari sistem yang tidak seragam.
3. Untuk menunjukkan perubahan fase pada sistem multikomponen
dengan atau tanpa perubahan komposisi. Aplikasi pengadukan dan
pencampuran bisa ditemukan dalam rentang yang luas, diantaranya
dalam proses suspensi padatan, dispersi gas-cair, cair-cair maupun
padat-cair, kristalisasi, perpindahan panas dan reaksi kimia.
Dimensi dan Geometri Tangki Kapasitas tangki yang dibutuhkan untuk
menampung fluida menjadi salah satu pertimbangan dasar dalam
perancangan dimensi tangki. Fluida dalam kapasitas tertentu
ditempatkan pada sebuah wadah dengan besarnya diameter tangki sama
dengan ketinggian fluida. Rancangan ini ditujukan untuk
mengoptimalkan kemampuan pengaduk untuk menggerakkan dan membuat
pola aliran fluida yang melingkupi seluruh bagian fluida dalam
tangki. Persamaan (1) merupakan rumus dari volume sebuah tangki
silinder. Sehingga salh satu pertimbangan awal untuk merancang alat
ini adalah dengan mencari nilai dari diameter yang sama dengan
tangki untuk kapasitas fluida yang diinginkan dalam pengadukan dan
pencampuran. Diameter tangki ditentukan dengan persamaan (2).
Tangki dengan diamter yang lebih kecil dibandingkan ketinggiannya
memiliki kecendrungan menambah jumlah pengaduk yang digunakan.
dengan D = t Rancangan dasar dimensi dari sebuah tangki berpengaduk
dengan perbandingan terhadap komponenkomponen yang menyusunnya
ditunjukkan pada gambar 1. Hubungan dari dimensi pada gamba 1
adalah :
Geometri dari tangki dirancang untuk menghindari terjadinya dead
zone yaitu daerah dimana fluida bisa digerakkan oleh aliran
pengaduk. Geometri dimana terjadinya dead zone biasanya berbentuk
sudut ataupun lipatan dari dinding-dindingnya. Posisi Sumbu
Pengaduk Pada umumnya proses pengadukan dan pencampuran dilakukan
dengan menempatkan pengaduk pada pusat diameter tangki (Center).
Posisi ini memiliki pola aliran yang khas. Pada tangki tidak
bersekat dengan pengaduk yang berputar ditengah, energi sentrifugal
yang bekerja pada fluida meningkatkan ketinggian fluidapada dinding
dan memperendah ketinggian fluida pada pusat putaran. Pola ini
biasa disebut dengan pusaran (vortex) dengan pusat pada sumbu
pengaduk.
Pusaran ini akan menjadi semakin besar seiring dengan
peningkatan kecepatan putaran yang juga meningkatkan turbulensi
dari fluida yang diaduk. Pada sebuah proses dispersi gas-cair,
terbentuknya pusaran tidak diinginkan. Hal ini disebabkan pusaran
tersebut bisa menghasilkan dispersi udara yang menghambat dispersi
gas ke cairan dan sebaliknya.
Gambar 3. (Posisi Center dari sebuah Pengaduk yang menghasilkan
Vortex Salah satu upaya untuk menghilangkan pusaran ini adalah
dengan merubah posisi sumbu pengaduk. Posisi tersebut berupa posisi
sumbu pengaduk tetap tegak lurus namun berjarak dekat dengan
dinding tangki (off center) dan posisi sumbu berada pada arah
diagonal (incline). Perubahan posisi ini menjadi salah satu variasi
dalam penelitian yang dilakukan. Sekat dalam Tangki Sekat (Baffle)
adalah lembaran vertikal datar yang ditempelkan pada dinding
tangki. Tujuan utama menggunakan sekat dalam tangki adalah memecah
terjadinya pusaran saat terjadinya pengadukan dan pencampuran. Oleh
karena itu, posisi sumbu pengaduk pada tangki bersekat berada di
tengah. Namun, pada umumnya pemakaian sekat akan menambah beban
pengadukan yang berakibat pada bertambahnya kebutuhan daya
pengadukan. Sekat pada tangki juga membentuk distribusi konsentrasi
yang lebih baik di dalam tangki, karena pola aliran yang terjadi
terpecah menjadi empat bagian. Penggunaan ukuran sekat yang lebih
besar mampu menghasilkan pencampuran yang lebih baik.
Gambar 4. (Pemasangan Baffle diharapkan mampu meningkatkan
kualitas pencampuran) Pada saat menggunakan empat sekat vertikal
seperti pada gambar 4 biasa menghasilkan pola putaran yang sama
dalam tangki. Lebar sekat yang digunakan sebaiknya berukuran 1/12
diameter tangki. Pengaduk Pemilihan pengaduk yang tepat menjadi
salah satu faktor penting dalam menghasilkan proses dan pencampuran
yang efektif. Pengaduk jenis baling-baling (propeller) dengan
aliran aksial dan pengaduk jenis turbin dengan aliran radial
menjadi pilihan yang lazim dalam pengadukan dan pencampuran.
Jenis-jenis Pengaduk Secara umum, terdapat tiga jenis pengaduk yang
biasa digunakan secara umum, yaitu pengaduk baling baling),
pengaduk turbin, pengaduk dayung dan pengaduk.
Pengaduk jenis baling-baling (propeller) Ada beberapa jenis
pengaduk yang biasa digunakan. Salah satunya adalah baling-baling
berdaun tiga.
Gambar 5. Pengaduk jenis Baling-baling (a), Daun Dipertajam (b),
Baling-baling kapal (c) Baling-baling ini digunakan pada kecepatan
berkisar antara 400 hingga 1750 rpm (revolutions per minute) dan
digunakan untuk cairan dengan viskositas rendah. Pengaduk Dayung
(Paddle) Berbagai jenis pengaduk dayung biasanya digunakan pada
kesepatan rendah diantaranya 20 hingga 200 rpm. Dayung datar
berdaun dua atau empat biasa digunakan dalam sebuah proses
pengadukan. Panjang total dari pengadukan dayung biasanya 60 - 80%
dari diameter tangki dan lebar dari daunnya 1/6 - 1/10 dari
panjangnya.
Gambar 6. Pengaduk Jenis Dayung (Paddle) berdaun dua Pengaduk
dayung menjadi tidak efektif untuk suspensi padatan, karena aliran
radial bisa terbentuk namun aliran aksial dan vertikal menjadi
kecil. Sebuah dayung jangkar atau pagar, yang terlihat pada gambar
6 biasa digunakan dalam pengadukan. Jenis ini menyapu dan mengeruk
dinding tangki dan kadang-kadang bagian bawah tangki. Jenis ini
digunakan pada cairan kental dimana endapan pada dinding dapat
terbentuk dan juga digunakan untuk meningkatkan transfer panas dari
dan ke dinding tangki. Bagaimanapun jenis ini adalah pencampuran
yang buruk. Pengaduk dayung sering digunakan untuk proses pembuatan
pasn kanji, cat, bahan perekat dan kosmetik. Pengaduk Turbin
Pengaduk turbin adalah pengaduk dayung yang memiliki banyak daun
pengaduk dan berukuran lebih pendek, digunakan pada kecepatan
tinggi untuk cairan dengan rentang kekentalan yang sangat luas.
Diameter dari sebuah turbin biasanya antara 30 - 50% dari diamter
tangki. Turbin biasanya memiliki empat atau enam daun pengaduk.
Turbin dengan daun yang datar memberikan aliran yang radial. Jenis
ini juga berguna untuk dispersi gas yang baik, gas akan dialirkan
dari bagian bawah pengadukdan akan menuju ke bagian daun pengaduk
lalu tepotong-potong menjadi gelembung gas.
Gambar 7. Pengaduk Turbin pada bagian variasi.
Pada turbin dengan daun yang dibuat miring sebesar 45o, seperti
yang terlihat pada gambar 8, beberapa aliran aksial akan terbentuk
sehingga sebuah kombinasi dari aliran aksial dan radial akan
terbentuk. Jenis ini berguna dalam suspensi padatan kerena aliran
langsung ke bawah dan akan menyapu padatan ke atas. Terkadang
sebuah turbin dengan hanya empat daun miring digunakan dalam
suspensi padat. Pengaduk dengan aliran aksial menghasilkan
pergerakan fluida yang lebih besar dan pencampuran per satuan daya
dan sangat berguna dalam suspensi padatan.
Gambar 8. Pengaduk Turbin Baling-baling.
Pengaduk Helical-Ribbon Jenis pengaduk ini digunakan pada
larutan pada kekentalan yang tinggi dan beroperasi pada rpm yang
rendah pada bagian laminer. Ribbon (bentuk seperti pita) dibentuk
dalam sebuah bagian helical (bentuknya seperti baling-balling
helicopter dan ditempelkan ke pusat sumbu pengaduk). Cairan
bergerak dalam sebuah bagian aliran berliku-liku pada bagiam bawah
dan naik ke bagian atas pengaduk.
Gambar 9. Pengaduk Jenis (a), (b) & (c) Hellical-Ribbon, (d)
Semi-Spiral Kecepatan Pengaduk Salah satu variasi dasar dalam
proses pengadukan dan pencampuran adalah kecepatan putaran pengaduk
yang digunakan. Variasi kecepatan putaran pengaduk bisa memberikan
gambaran mengenai pola aliran yang dihasilkan dan daya listrik yang
dibutuhkan dalam proses pengadukan dan pencampuran. Secara umum
klasifikasi kecepatan putaran pengaduk dibagi tiga, yaitu :
kecepatan putaran rendah, sedang dan tinggi. Kecepatan putaran
rendah Kecepatan rendan yang digunakan berkisar pada kecepatan 400
rpm. Pengadukan dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk minyak
kental, lumpur dimana terdapat serat atau pada cairan yang dapat
menimbulkan busa. Jenis pengaduk ini meghasilkan pergerakan batch
yang empurna dengan sebuah permukaan fluida yang datar untuk
menjaga temperatur atau mencampur larutan dengan viskositas dan
gravitasi spesifik yang sama. Kecepatan putaran sedang Kecepatan
sedang yang digunakan berkisar pada kecepatan 1150 rpm. Pengaduk
dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk larutan sirup kental
dan minyak pernis. Jenis ini paling sering digunakan untuk
meriakkan permukaan pada viskositas yang rendah, mengurangi waktu
pencampuan, mencampuran larutan dengan viskositas yang berbeda dan
bertujuan untuk memanaskan atau mendinginkan. Kecepatan putaran
tinggi
Kecepatan tinggi yang digunakan berkisar pada kecepatan 1750
rpm. Pengaduk dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk fluida
dengan viskositas rendah misalnya air. Tingkat pengadukan ini
menghasilkan permukaan yang cekung pada viskositas yang rendah dan
dibutuhkan ketika waktu pencampuran sangat lama atau perbedaan
viskositas sangat besar.
Jumlah Pengaduk Penambahan jumlah pengaduk yang digunakan pada
dasarnya untuk tetap menjaga efektifitas pengadukan pada kondisi
yang berubah. Ketinggian fluida yang lebih besar dari diameter
tangki, disertai dengan viskositas fluida yang lebih besar dann
diameter pengaduk yang lebih kecil dari dimensi yang biasa
digunakan, merupakan kondisi dimana pengaduk yang digunakan lebih
dari satu buah, dengan jarak antar pengaduk sama dengan jarak
pengaduk paling bawah ke dasar tangki. Penjelasan mengenai kondisi
pengadukan dimana lebih dari satu pengaduk yang digunakan dapat
dilihat dalam tabel 1. Tabel 1. Kondisi untuk Pemilihan
Pengaduk
Pemilihan Pengaduk Viskositas dari cairan adalah salah satu dari
beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis pengaduk.
Indikasi dari rentang viskositas pada setiap jenis pengaduk adalah
: 1. Pengaduk jenis baling-baling digunakan untuk viskositas fluida
di bawah Pa.s (3000 cP) 2. Pengaduk jenis turbin bisa digunakan
untuk viskositas di bawah 100 Pa.s (100.000 cp) 3. Pengaduk jenis
dayung yang dimodifikasi seperti pengaduk jangkar bisa digunakan
untuk viskositas antara 50 - 500 Pa.s (500.000 cP) 4. Pengaduk
jenis pita melingkar biasa digunakan untuk viskositas di atas 1000
Pa.s dan telah digunakan hingga viskositas 25.000 Pa.s. Untuk
viskositas lebih dari 2,5 - 5 Pa.s (5000 cP) dan diatasnya, sekat
tidak diperlukan karena hanya terjadi pusaran kecil.
Gambar 10. Pola aliran yang dihasilkan oleh jenis-jenis pengaduk
yang berbeda, (a) Impeller, (b) Propeller, (c) Paddle dan (d)
Helical ribbon Kebutuhan Daya Pengaduk Parameter Hidrodinamika
dalam Tangki Berpengaduk Bilangan Reynold Bilangan tak berdimensi
yang menyatakan perbandingan antara gaya inersia dan gaya viskos
yang terjadi pada fluida. Sistem pengadukan yang terjadi bisa
diketahui bilangan Reynold-nya dengan menggunakan persamaan 3.
dimana : Re = Bilangan Reynold = dnsitas fluida = viskositas
fluida Dalam sistem pengadukan terdapat 3 jenis bentuk aliran yaitu
laminer, transisi dan turbulen. Bentuk aliran laminer terjadi pada
bilangan Reynold hingga 10, sedangkan turbulen terjadi pada
bilangan Reynold 10 hingga 104 dan transisi berada diantara
keduanya. Bilangan Fraude Bilangan tak berdimensi ini menunjukkan
perbandingan antara gaya inersia dengan gaya gravitasi. Bilangan
Fraude dapat dihitung dengan persamaan berikut :
dimana : Fr = Bilangan Fraude N = kecepatan putaran pengaduk D =
diameter pengaduk g = percepatan grafitasi Bilangan Fraude bukan
merupakan variabel yang signifikan. Bilangan ini hanya
diperhitungkan pada sistem pengadukan dalam tangki tidak bersekat.
Pada sistem ini permukaan cairan dalam tangki akan dipengaruhi
gravitasi, sehingga membentuk pusaran (vortex). Vorteks menunjukkan
keseimbangan antara gaya gravitasi dengan gaya inersia. Laju dan
Waktu Pencampuran Waktu pencampuran (mixing time) adalah waktu yang
dibutuhkan sehingga diperoleh keadaan yang homogen untuk
menghasilkan campuran atau produk dengan kualitas yang telah
ditentukan. Sedangkan laju pencampuran (rate of mixing) adalah laju
dimana proses pencampuran berlangsung hingga mencapai kondisi
akhir. Pada operasi pencampuran dalam tangki berpengaduk, waktu
pencampuran ini dipengaruhi oleh beberapa hal : 1. Yang berkaitan
dengan alat, seperti : Ada tidaknya baffle atau cruciform vaffle
Bentuk atau jenis pengaduk (turbin, propele, padel) Ukuran pengaduk
(diameter, tinggi) Laju putaran pengaduk Ledudukan pengaduk pada
tangki, seperti : a. Jarak pengaduk terhadap dasar tangki b. Pola
pemasangan : - Center, vertikal - Off center, vertical - Miring
(inclined) dari atas - Horisontal Jumlah daun pengaduk Jumlah
pengaduk yang terpasang pada poros pengaduk 2. Yang berhubungan
dengan cairan yang diaduk : Perbandingan kerapatan atau densitas
cairan yang diaduk
Perbandingan viskositas cairan yang diaduk Jumlah kedua cairan
yang diaduk Jenis cairan yang diaduk (miscible, immiscible)
Faktor-faktor tersebut dapat dijadikan variabel yang dapat
dimanipulasi untuk mengamati pengaruh setiap faktor terhadap
karakteristik pengadukan, terutama tehadap waktu pencampuran.
2.1. Pengadukan Pengadukan adalah operasi pencampuran material
dengan caramenciptakan terjadinya gerakan dalam bahan yang diaduk,
sehingga bisamengurangi ketidaksamaan komposisi, suhu, atau sifat
lainnya.Tujuan Pengadukan: Untuk membuat suspensi partikel zat
padat Meramu zat cair yang mampu campur, missal metal alcohol
dengan air Menyebarkan gas dalam zat cair dalam bentuk
gelembung-gelembungkecil Menyebarkan zat cair yang tidak dapat
bercampur dengan zat cair yanglain, sehingga membentuk suspensi
butiran halus Mempercepat perpindahan kalor antara zat cair dengan
kumparan ataumantel kalor Pencampuran dapat dibedakan atas fasanya,
Pencampuran fasa cair, padat dan gas Pencampuran antar fasa
-Pencampuran antara cairan yang saling campur -Pencampuran antara
cairan yang saling tak campur -Pencampuran fasa cair yang pekatPada
percobaan yang akan dilkukan adalah pengadukan cairan dalamtangki,
sehingga perlu dibahas proses pencampuran fasa cair. 2.2.
Pencampuran Teori yang melandasi proses pencampuran fasa cair
adalah mekanisme perpindahan momentum di dalam aliran turbulen,
yang terbagi atas 3 mekanisme: Mekanisme konvektif, yaitu
pencampuran sebagai akibat aliran cairansecara keseluruhan (bulk
flow) Mekanisme difusi, yaitu pencampuran karena adanya
gumpalan-gumpalanfluida yang terbentuk dan tercampakan di dalam
aliran Mekanisme difusi, yaitu pencampuran karena gerak molecular
Walaupun ketiga mekanisme terjadi bersama-sama, tapi mekanisme yang
paling menentukan aadalah mekanisme difusi eddy 2.3. Tangki
pengaduk Sarana yang digunakan untuk pencampuran fasa cair adalah
tangki pengaduk. Factor yang berpengarauh dalam penggunaan tangki
pengaduk adalah: Bentuk, umumnya digunakan tangki yang berbentuk
silinder dengan bagian bawah yang cekung Ukuran, yaitu diameter dan
tinggi tangki Kelengkapannya, seperti: -Ada tidaknyabaffle,
berpengaruh pada pola aliran yang terbentuk -Jaket atau coil
pendingin / pemanas, berfungsi ebagai pengendalisuhu -Posisi lubang
inlet dan outlet proses yang kontinyu -Kelengkapan lain, seperti
tutup tangki 2.4. Pengaduk Menurut aliran yang dihasilkan, pengaduk
dapat dibagi menjadi 3golongan: Pengaduk aliran aksial, menimbulkan
aliran yang sejajar dengan sumbu putaran
Pengaduk aliran radial, menimbulkan aliran dengan arah
tangensial danradial terhadap bidang rotasi pengaduk Pengaduk
aliran campuranMenurut bentuknya, pengaduk dibagi menjdi 3
golongan: Turbin, menimbulkan aliran arah radial dan tangensial
Propeller, menimbulkan aliran arah aksial Padel, menimbulkan aliran
arah radial dan tangensialBeberapa contoh impeller: -Propeller
kapal berdaun 3 -Turbin daun 6 lurus -Turbin piring daun 6 -Turbin
daun 6 lengkung 2.5. Waktu pencampuran Waktu pencampuran merupakan
lamanya operasi pencampuran sehinggadiperoleh keadaan yang serba
sama. Factor yang mempengaruhi waktu pencampuran adalah sebagai
berikut: Berkaitan dengan alat -Ada tidakny baffleataucruciform
baffle -Bentuk dan jenis pengaduk -Ukuran pengaduk -Laju perputaran
pengaduk -Kedudukan pengaduk pada tangki -Jumlah daun pengaduk
Berhubungan dengan cairan -Densitas cairan -Viskositas cairan
-Volume cairan -Jenis cairan (miscible, immiscible) 2.6. Kebutuhan
daya Faktor yang mempengaruhi kebutukan daya untuk pengdukan
adalahdiameter pengaduk, kekentalan cairan, kerapatan cairan,
percepatan grafitasi, laju putar pengaduk
Pola Aliran Pola aliran untuk tiap impeller akan berbeda
tergantung pada bentuk masing masing dari impeller tersebut. Pada
pratikum ini digunakan 5 buah impeller yaitu: dayung, baling-baling
, baling-baling penuh,turbindatar, turbin lengkung.Untuk 100 rpm
dengan proses tanpa sekat atau tahanan, ke 5impeler ini
menghasilkan bentuk pola aliran tangensial dan radial terhadap
bidang rotasi pengaduk. Padahal dalam teori dinyatakan bahwa untu
jenis pengaduk propeller akan menhasilkan pola aliran aksial
(sejajar dengan sumbu putaran).Jadi bisa dikatakan tidak selalu
pengaduk jenis propeller akanmenghasilkan pola aliran aksial,
tergantung pada rpm nya. Karena jika rpmnya diperbesar maka akan
semakin tangensial lah bentuk pola alirannya.Sedangkan untuk proses
dengan menggunakan sekat, untuk ke 4impeler ini bentuk pola
alirannya aksial dan radial pada dasar tangki kecualiuntuk pengaduk
jenis propeller yang hanya menghasilkan pola aliran aksialJadi
fungsi sekat disini adalah merubah pola aliran yang semula pola
tangensial dan radial menjadi aksial dan radial pada dasar tangki.
Karena pola aliran tangensial sangat merugikan, selain memakan
waktu yang lamauntuk pencampuran juga dapat melemparkan keluar
partikel-partikel jika kitamenggunakan zat padat pada pencampuran
tersebut. Bisa disimpulkan sekatakan membantu mempercepat proses
pengadukan. 4.2.2. Waktu Pencampuran
Waktu pencampuran untuk impeller jenis turbin datar, dayung dan
baling-baling 1/2 sangat bervariasi. Dari data hasil pratikum
didapatkan untuk rentang 100 300 rpm untuk proses tanpa sekat, jika
rpmnya diperbesar makawaktu pencampurannya akan semakin lama.
Karena akan mengasilkan polaaliran tangensial sehingga jika di
tetesi tinta cina, maka tinta cina akanterperangkap pada aliran
tangensial tersebut, sehingga menyebabkan proses pencampurannya
semakin lama. Kecuali pada Turbin datar. semakin besar rpm waktu
pencampurannya semakin cepat. Karena piring pada turbin iniakan
berfungsi sebagai sekat kecil yang akan mempercepat proses
pencampuranSedangkan untuk proses menggunakan sekat jika
rpmnyadiperbesar waktu pencampurannya juga akan semakin cepat.
Bahkan jauhlebih cepat dibandingkan dengan proses tanpa sekat.
Karena sekat yangdigunakan akan membuat pola aliran menjadi aksial.
Laporan Pratikum Tangki Pengaduk Dari pratikum juga didapatkan
bahwa impeller jenis baling-baling1/2 lebih cepat melakukan proses
pencampuran dari rentang 200 300 untuk proses keduanya. Alasanya
mungkin di karenakan jumlah daunnya lebih banyak di banding 3
impeler lainnya. Disamping itu juga menghasilkangelembung-gelembung
kecil jika rpmnya semakin cepat 4.2.3. Daya yang dibutuhkan Daya
yang di butuhkan tiap impeller untuk proses pengadukanhingga
dicapai kondisi yang serba sama, juga berbeda tergantung
kecepatandari variasi rpm. dari hasil pratikum yang didapat
impeller jenis dayung lebihsedikit menggunakan daya di bandingkan
dengan dua impeller lainnya ( turbindatar dan baling-baling 1/2 ).
Karena daya yang dibutuhkan untuk proses pengadukan akan
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: diameter pengaduk,
kekentalan cairan, kerapatan cairan, percepatan grafitasi dan laju
putar aliran.M c . C a b e , W . L . U n i t O p e r a t i o n o f
C h e m i c a l E n g i n e e r i n g . 3 Rd editon, Mc Graw Hill
Book Co, New York, 1993 Coulsom & Rchardson, Chemical
Engineering, vol. 6, 1 St edition,Pergamon Press, Great
Britain,1983