BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu sediaan dikatakan baik apabila memiliki keterterimaan (acceptabilitas) kepada pasien yang tinggi. Aspek keterterimaan tersebut dapat dilihat dari segi warna, tampilan luar, bobot sediaan, kemudahan untuk ditelan dan bentuk sediaan. Oleh karena hal tersebut, suatu ekstrak ketika ingin dibuat menjadi satu sediaan memerlukan suatu bahan pengisi dan juga bahan penyerap agar didapat suatu berat dan penampilan yang dapat diterima oleh pasien. Pemilihan suatu bahan pengisi ataupun penyerap tidaklah sembarangan tetapi ada dasar dan studi pustaka tentang stabilitas dan inkompabilitas yang mungkin muncul sehingga sediaan yang dibuat benar-benar stabil. Selain itu jumlah yang dipakai juga telah terdapat dalam literatur sehingga awal untuk menentukan berapa jumlah yang sebaiknya digunakan (Lusy Andriani, 2013). Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Dalam melakukan pengujian pada kapsul tidaklah terlalu berbeda dengan sediaan tablet. Dengan dilakukan serangkaian pengujian pada sediaan kapsulyan telah dibuat, maka dapat diketahui apakah
28
Embed
Penetapan Kadar Dan Keseragaman Bobot Kapsul Kloramfenikol Merek Sampel Paten Dan Generik
Penetapan Kadar dan Keseragaman Bobot Kloramfenikol
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu sediaan dikatakan baik apabila memiliki keterterimaan
(acceptabilitas) kepada pasien yang tinggi. Aspek keterterimaan tersebut
dapat dilihat dari segi warna, tampilan luar, bobot sediaan, kemudahan untuk
ditelan dan bentuk sediaan. Oleh karena hal tersebut, suatu ekstrak ketika
ingin dibuat menjadi satu sediaan memerlukan suatu bahan pengisi dan juga
bahan penyerap agar didapat suatu berat dan penampilan yang dapat diterima
oleh pasien. Pemilihan suatu bahan pengisi ataupun penyerap tidaklah
sembarangan tetapi ada dasar dan studi pustaka tentang stabilitas dan
inkompabilitas yang mungkin muncul sehingga sediaan yang dibuat benar-
benar stabil. Selain itu jumlah yang dipakai juga telah terdapat dalam literatur
sehingga awal untuk menentukan berapa jumlah yang sebaiknya digunakan
(Lusy Andriani, 2013).
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang
keras atau lunak yang dapat larut. Dalam melakukan pengujian pada kapsul
tidaklah terlalu berbeda dengan sediaan tablet. Dengan dilakukan serangkaian
pengujian pada sediaan kapsulyan telah dibuat, maka dapat diketahui apakah
sediaan yang dibuat layak untuk diserahkan kepada pasien atau tidak (Lusy
Andirani, 2013).
Kloramfenikol merupakan antibiotik yang bersifat bakteriostatik
dan pada dosis tinggi bersifat baktersid. Oleh karen itu, untuk mengetahui
dosis yang tepat agar pasien atau konsumen mendapat efek terapi yang
diinginkan, dilakukan penetapan kadar dan keseragaman bobot kapsul
kloramfenikol.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana cara menetukan kadar dan keseragaman bobot kapsul
kloramfenikol pada sampel merek paten dan generik dengan metode
spektrofotometri UV-Vis.
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui kadar dan keseragaman bobot kapsul
kloramfenikol pada sampel merek paten dan generik.
1.4 Manfaat
Agar mahasiswa dapat mengetahui cara menentukan kadar dan
perhitungan keseragaman bobot kapsul kloramfenikol pada sampel merek
paten dan generik dengan metode spektrofotometri UV-Vis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Spektrofotometri UV-Vis
Spektrofotometri merupakan salah satu teknik analisis spektroskopi
yang memakai sumber radiasi elektromagnetik ultraviolet dekat (190 –
380nm) dan sinar tampak (380 – 780nm) dengan memakai instrumen
spektrofotometer (Mulja dan Suharman, 1995 : 26). Spektrofotometri UV-Vis
melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis,
sehingga spektrofotometri UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis
kuantitatif ketimbang kualitatif (Mulja dan Suharman, 1995 : 26).
Spektrofotometer terdiri atas spektrometer dan fotometer.
Spektrometer menghasilkan sinar dan spektrum dengan panjang gelombang
tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang
ditransmisikan atau yang diabsorbsi. Spektrofotometer tersusun atas sumber
spektrum yang kontinyu, monokromator, sel pengabsorbsi untuk larutan
sampel atau blanko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan absorbsi antara
sampel dan blanko atau pembanding (Khopkar, 1990 : 216)
Spektrofotometer UV-Vis dapat melakukan penentuan terhadap
sampel yang berupa larutan, gas atau uap. Untuk sampel yang berupa larutan
perlu diperhatikan pelarut yang digunakan antara lain :
1. Pelarut yang dipakai tidak mengandung sistem ikatan rangkap
terkonjugasi pada struktur molekulnya dan tidak berwarna
2. Tidak terjadi interaksi dengan molekul senyawa yang dianalisis
3. Kemurniannya harus tinggi atau derajat untuk analisis (Mulja dan
Suharman, 1995 : 28)
Komponen-komponen poko dari spektrofotometer meliputi :
1. Sumber tenaga radiasi yang stabil, sumber yang biasa digunakan
adalah lampu wolfram
2. Monokromator untuk memperoleh sumber sinar monokromatis
3. Sel absorbsi, pada pengukuran di daerah visible menggunakan
kuvet kaca atau kuvet kaca corex, tetapi untuk pengukuran pada
UV menggunakan sel kuarsa karena gelas tidak tembus cahaya
pada daerah ini.
4. Detektor radiasi yang dihubungkan dengan sistem meter atau
pencatat. Peranan detektor penerima adalah memberikan respon
terhadap cahaya pada berbagai panjang gelombang (Khopkar,
1990 : 216)
2.2 Kloramfenikol
Kloramfenikol merupakan antibiotik yang mempunyai aktivitas
bakteriostatik dan pada dosis tinggi bersifat bakterisid. Aktivitas
antibakterinya bekerja dengan menghambat sintesis protein dengan jalan
meningkatkan ribosom subunit 50S yang merupakan langkah penting dalam
pembentukan ikatan peptida. Kloramfenikol efektif terhadap bakteri aerob
gram positif dan beberapa bakteri aerob gram negatif. Kloramfenikol
mengandung tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 120,0% (Lusy
Andriani, 2013).
Rumus molekul kloramfenikol adalah C11H12Cl2N2O5.
Kloramfenikol memiliki bentuk hablur halus berbentuk jarum atau lempeng
memanjang berwarna putih hingga putih kelabu atau putih kekuningan.
Memiliki kelarutan sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, dalam
propilen glikol, dalam aseton dan dalam etil asetat.
Kloramfenikol memiliki mekanisme kerja sebagai berikut :
1. Bekerja menghambat sintesis protein bakteri
2. Obat dengan mudah masuk ke dalam sel melalui sel proses difusi
terfasilitasi
3. Obat mengikat secara reversible unit ribosom 50S, sehingga
mencegah ikatan asam amino yang mengandung ujung amino asli
t-RNA dengan salah satu tempat berikatannya di ribosom
4. Pembentukan ikatan peptida dihambat selama obat berikatan
dengan ribosom
5. Menghambat sintesis protein mitokondria sel mamalia karena
ribosom mitokondria mirip dengan ribosom bakteri.
Indikasi kloramfenikol adalah demam tifoid, meningitis karean
bakteri, infeksi saluran urin, penyakit riketsa, infeksi anaerob, dan bruselosis.
2.3 Kapsul
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang
keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin,
tetapi dapat juga terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai (Depkes, 1995).
Kapsul tidak berasa, mudah pemberiannya, mudah pengisiannya
tanpa persiapan atau dalm jumlah yang besar komersil. Menurut praktek
peresepan, penggunaan kapsul gelatin keras diperbolehkan sebagai pilihan
dalam merespkan dari pada tablet. Beberapa pasien menyatakan lebih mudah
menelan kapsul dari pada tablet, oleh karena itu lebih disukai bentuk kapsul
bila memungkinkan. Pilihan ini telah mendorong pabrik farmasi untuk
memproduksi sediaan kapsul dan dipasarkan, walaupun produknya sudah ada
dalam bentuk sediaan tablet (Gennaro, R.A, 2000).
Kapsul memiliki beberapa macam, yaitu cangkang kapsul keras
dan cangkang kapsul lunak. Kapsul cangkang keras teridiri atas wadah dan
tutup yang dibuat dari campuran gelatin, gula, dan air, jernih tidak berwarna
dan pada dasarnya tidak mempunyai rasa. Biasanya cangkang ini diisi dengan
bahan padat atau serbuk, buatan atau granul. Kapsul gelatin lunak dibuat dari
gelatin dimana gliserin atau alkohol polivalen dan sorbitol ditambahkan
supaya gelatin bersifat elastis seperti plastik. Kapsul-kapsul ini mungkin
bentuknya membujur seperti elips atau seperti bola dapat digunakan untuk
diisi cairan, suspensi, bahan berbentuk pasta atau serbuk kering (Ansel,
2005).
2.4 Keseragaman Bobot Kapsul
Uji keseragaman bobot dilakukan dengan penimbangan 20 kapsul
sekaligus dan ditimbang lagi satu persatu isi tiap kapsul. Kemudian
ditimbang seluruh cangkang kosong 20 kapsul tersebut. Lalu dihitung bobot