Page 1
PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN BAHASA UNTUK
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA
SISWA KELAS IV SD INPRES BOTOBUDDUNG
KECAMATAN TOMPOBULU
KABUPATEN GOWA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
HASMAWATI
105401107316
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2020
Page 6
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259, Telp. (0411)-866132, Fax. (0411)-860132
\
vi
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : HASMAWATI
NIM : 10540 11073 16
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Judul Skripsi : Penerapan Teknik Permainan Bahasa untuk menigkatkan
keterampilan membaca siswa kelas IV SD Inpres
Bontobuddung Kecamatan Tompobulu Kab. Gowa.
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan Tim
Penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau
dibuatkan oleh siapapun .
Demikianlah pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi
apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, Oktober 2020
Yang Membuat Pernyataan
HASMAWATI
104501107316
Page 7
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259, Telp. (0411)-866132, Fax. (0411)-860132
\
vii
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : HASMAWATI
NIM : 10540 11073 16
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya
akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakkan (plagiat) dalam penyusunan skripsi.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, saya bersedia
menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, Oktober 2020
Yang Membuat Perjanjian
HASMAWATI
104501107316
Page 8
viii
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Kesuksesan tidak akan bertahan
Jika dilalui dengan jalan lintas
Kegagalan terjadi karena terlalu banyak rencana
Tapi sedikit berfikir
Sesungguhnya bersama kesukaran itu ada
keringanan Karena itu bila kau sudah selesai
(mengerjakan yang lain) Dan berharaplah pada
Tuhanmu.
(Qs. Al-Insyirah:6-8)
Kupersembahkan karya ini buat:
Kedua orang tua, saudaraku, senior-senior SC dan
sahabatku atas keikhlasan dan doanya dalam
mendukung penulis meujudkan harapan menjadi
kenyataan
Page 9
ix
ABSTRAK
Hasmawati. 2020. Penerapan Teknik Permainan Bahasa Untuk Meningkatkan
KeteraampilanMembacaa Siswa Kelas IV SD Inpres Bontobuddung Kecamatan
Tompobulu Kabupaten Gowa. Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar FakultasKeguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah
Makassar, Pembimbing I H. Andi Sukri Syamsuri, dan pembimbing II Andi
Adam.
Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimankah penerapaan teknik
permainan bahasa untuk meningkatkan keeterampilan membaaca siswa kelas IV
SD Inpres Bontobuddung Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa. Penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan keterampilan membaca siswa kelas IV SD Inpres
Bontobuddung melalui penerapan teknik permainan bahasa.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Class Action
Reaserch) yang terdiri dari dua siklus dimana setiap siklus dilaksanakan sebanyak
3 kali pertemuan. Prosedur penelitian meliputi perencanaa, pelaksanaan tindakan,
observasi dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD
Inpres Bontobuddung Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa sebanyak 29
orang.
Hasil penlitian menunjukan bahwa pada siklus I yang tuntas secara individual
dari 29 siswa hanya 14 siswa atau 48% yang memenuhi ketuntasan minimal
(KKM) atau berada pada kategori sangat rendah. Secara klasikal belum terpenuhi
karena nilai rata-rata yang diperoleh sebasar 67,5. Sedangkan pada siklus II
dimana dari 29 siswa terdapat 25 siswa atau 86% telah memenuhu (KKM) dan
secara klasik sudah terpenuhi nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 77,5 atau
berada pada kategori tinggi. Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat di simpilkn
bahwa hasil belajar keterampilan membaca siswa kelas IV SD Inpres
Bontobuddung Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa melalui teknik
Permainan Bahasa mengalami peningkatan.
Kata Kunci: Teknik Permainan, Keterampilan Membaca
Page 10
x
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil ‘alamin puji dan syukur ke hadirat Allah
subhanaallaah wa ta’ala atas segala limpahan rahmat dan segala nikmat yang
selalu tercurahkan kepada penulis, salam dan salawat kepada junjungan Nabi
Muhammmad sallalahu alaihi wasallam, keluarga, sahabat dan seluruh ummat
muslim yang tetap istiqamah pada ajarannya. Pada kesempatan ini penulis
mendapat nikmat yang luar biasa karena dapat menyelesaikan skripsi ini untuk
memenuhi salah satu syarat guna mengikuti ujian skripsi pada Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Dalam penyusunan skripsi ini, tidak sedikit mengalami hambatan, akan
tetapi atas berkat pertolongan sang Khalik Allah subhanaallaah wa ta’ala penulis
dapat mengatasinya dengan baik. Penulis menyadari masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis
mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
skripsi ini.
Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuannya baik berupa tenaga maupun materi dalam penyelesaian skripsi ini
mulai dari awal sampai selesai. Ucapan terima kasih yang tidak terhingga dan
teristimewa untuk yang penulis cintai dan mencintai penulis dengan sepenuh hati
kepada kedua orang tua, Ayah Salaming dan Ibu Sawe atas pengorbanannya yang
Page 11
xi
tak akan pernah bisa penulis balas walaupun sampai titik peluh yang terakhir.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan terkhusus kepada
Dr. H. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum dan Andi Adam, S.Pd., M.Pd ditengah
kesibukannya masih dapat meluangkan waktunya membantu dan membimbing
penulis.
Demikian juga penulis sampaikan terimakasih tidak terhingga kepada
Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.
Erwin Akib, M.Pd.,Ph.D, Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar.
Aliem Bahri S.Pd.,M.Pd. dan Ernawati, S.Pd.,M.Pd. Ketua Jurusan dan Sekretaris
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Muhammadiyah
Makassar. Bapak dan Ibu Dosen pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan bekal dan
ilmu pengetahuan selama mengikuti pendidikan. Pihak-pihak lain yang telah
banyak membantu penulis sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan
baik.
Tiada imbalan yang dapat diberikan, hanya kepada Allah subhanaallaah
wa ta’ala penulis menyerahkan segalanya dan semoga bantuan yang diberikan
selama ini bernilai ibadah di sisi-Nya Aamiin.
Makassar, 2020
Penulis,
Page 12
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL .......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................ iii
SURAT PERNYATAAN..................................................................................... iv
SUURAT PERJANJIAN ...................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... vi
ABSTRAK .......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian................................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6
BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori ........................................................................................ 8
1. Hasil Penelitian yang Relavan ...................................................... 8
2. Pengertian Teknik Permainan Bahasa ........................................... 8
3. Keterampilan Membaca ............................................................. 10
a. Pengertian Keterampilan ..................................................... 10
b. Pegertian Membaca ............................................................. 10
c. Jenis-jenis Membaca ............................................................ 11
d. Langkah-langkah Pembelajaran Membaca dengan
Teknik Permaianan Bahasa ................................................. 12
e. Pelaksanaan pembelajaran Membaca di Sekolah Dasar
Page 13
xiii
Dengan Teknik Permainan Bahasa ...................................... 15
f. Penilaian Keterampilan Membaca dalam Pembelajaran .... 18
B. Kerangka Pikir ................................................................................. 19
C. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 21
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................................. 22
B. Lokasi dan Subyek Penelitian .......................................................... 22
C. Faktor Penelitian ............................................................................... 23
D. Prosedur Penelitian ........................................................................... 23
E. Instrument Penelitian ........................................................................ 26
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 26
G. Teknik Analisis Data ......................................................................... 27
H. Indikator Keberhasilan .................................................................... 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................... 30
1. Paparan Data Siklus Pertama ....................................................... 30
2. Paparan Data Suklus Kedua ......................................................... 36
B. Pembahasan ........................................................................................ 43
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ............................................................................................ 46
B. Saran .................................................................................................. 46
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 48
LAMPIRAN-LAAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
Page 14
xiv
DAFTAR GAMBAR
2.1 Bagan Kerangka Pikir ................................................................................ 20
3.1 Produser Penelitian Tindakan Kelas ....................................................... 25
4.1 Hasil Penilaian Keterampilan Membaca Siklus I .................................... 35
4.2 Hasil Penilaian Keterampilan Membaca Siklus II ................................... 42
Page 15
xv
DAFTAR TABEL
Tabel
3.1 Tingkat Keberhasilan ................................................................................. 28
4.1 Rekapitulasi hasil observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I .................... 32
4.2 Statistik Skor Hasil Keterampilan Membaca pada Siklus I ................... 33
4.3 Distribusi Frekuensi dan Presentase Skor Keterampilan Membaca pada
Siklus I ......................................................................................................... 34
4.4 Deskripsi Keterampilan Membaca Siklus I .............................................. 34
4.5 Rekapitulasi hasil observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II ................... 37
4.6 Statistik Skor Hasil Keterampilan Membaca pada Siklus II .................. 39
4.7 Distribusi Frekuensi dan Presentase Skor Keterampilan Membaca pada
Siklus II ....................................................................................................... 40
4.8 Deskripsi Keterampilan Membaca Siklus II ............................................ 41
4.9 Hasil Belajar Keterampilan Membaca Siswa Kelas IV SD Inpres
Bontobuddung pada Siklus I dan II ......................................................... 42
Page 16
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya mencerdaskan bangsa sebagaimana diamanatkan oleh Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 alinea empat terkait pada beberapa aspek di
antaranya adalah bahasa. Karena bahasa merupakan alat yang vital bagi kehidupan
manusia, dipergunakan untuk mengadakan hubungan-hubungan dengan manusia
lain. Manusia memiliki naluri untuk hidup bersama selalu memerlukan hubungan
dengan manusia lain sehingga wajarlah jika bahasa dimiliki oleh setiap manusia.
Karena bahasa merupakan sesuatu yang wajar dimiliki manusia, seakan-akan
bahasa menjadi barang yang biasa saja dalam kehidupan sehari-hari sehingga
kurang mendapatkan perhatian yang selayaknya sesuai dengan fungsi dan
kedudukannya dalam masyarakat.
Undang-Undang dasar tahun 1945 bahasa Indonesia ditetapkan sebagai
bahasa resmi negara. Ini berarti bahwa di dalam Undang-Undang, Peraturan
Pemerintah, serta pendidikan digunakan bahasa Indonesia. Dengan penetapan di
atas, bertambah besarlah fungsi bahasa Indonesia bagi bangsa Indonesia. Politik
bahasa nasional kita tahun 1975 menetapkan kedudukan bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional dan bahasa negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia
bertugas sebagai: (1) lambang kebanggaan nasional, (2) lambang indentitas
nasional, (3) sarana penyatuan bangsa, (4) sarana perhubungan antar budaya
daerah. Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia bertugas sebagai: (1) bahasa
resmi kenegaraan, (2) bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan, (3)
Page 17
2
sarana perencana dan pelaksana pembangunan serta pemerintahan, (4) sarana
pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi
modern ( Sabarti Akhadiyah MK, dkk. 1993: 5 ) Bagi bangsa Indonesia, bahasa
Indonesia tidak hanya sekedar merupakan alat komunikasi atau alat penyerap
berbagai informasi. Bahasa itu juga merupakan kekayaan nasional yang sangat
berharga yang mempersatukan suku-suku bangsa, serta menunjukkan jati diri
bangsa Indonesia.
Peranan bahasa sangat penting sebab bahasa adalah alat komunikasi,
menarik perhatian, untuk membentuk serta mengembangkan nilai-nilai kehidupan.
Menurut Sabarti Akhadiyah, M.K., Maidar G. Arsjad, Sakura H. Ridwan,
Zulfahnur Z.F., Mukti U.S. (1993: 2) menyatakan bahwa bahasa merupakan
sarana utama untuk berpikir dan bernalar. Manusia berpikir tidak hanya dengan
otaknya, dengan bahasa manusia menyampaikan hasil pemikiran atau penalaran,
sikap serta perasaannya. Di samping itu peranan bahasa yang lebih penting ialah
sebagai alat penerus dan pengembang kebudayaan. Melalui bahasa, nilai-nilai
dalam masyarakat dapat diwariskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
Sekolah sebagai institusi pendidikan formal, memiliki fungsi dan peran
strategi dalam melahirkan generasi-generasi masa depan untuk terampil berbahasa
Indonesia secara baik dan benar. Melalui pembelajaran bahasa Indonesia, siswa di
ajak berlatih dan belajar berbahasa melalui aspek keterampilan menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis. Dengan mengusai keterampilan berbahasa
Indonesia dengan baik dan benar maka siswa diharapkan dapat menjadi generasi
Page 18
3
tumpuan bangsa yang dapat di andalkan di masa yang akan datang (Hartati,dkk.
2006: 145).
Guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia dituntut dapat menciptakan
situasi yang menumbuhkan kegairahan belajar dan mampu mengatasi
permasalahan yang dihadapi secara profesional sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki. Permasalahan itu biasa terjadi pada kelas-kelas awal maupun tinggi
sehingga guru harus memiliki pengetahuan tentang anak-anak, kesabaran,
ketekunan, dan pengabdian yang dilandasi kasih sayang. Pembelajaran bahasa
Indonesia di sekolah dasar meliputi keterampilan menyimak, berbicara, membaca
dan menulis. Melalui pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan siswa terampil
menggunakan bahasa Indonesia sebagai sarana berkomunikasi. Sedangkan
pembelajaran keempat aspek itu dilaksanakan secara terpadu.
Keterampilan berbahasa meliputi empat aspek keterampilan yaitu,
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis (Rahim, 2007: 1).Dalam masyarakat
yang semakin kompleks seperti sekaran ini keterampilan berbahasa sangat penting
dan perlu dikuasi oleh siswa turatama keterampilan membaca. Pertama, saat siswa
dalam proses penyelesaian studinya keterampilan membaca sangat diperlukan
dalam mempelajari setiap mata pelajaran. Kedua, siswa berada dalam kehidupan
bermasyarakat di luar seekolah, keterampilan membaca masih juga
diperlukan.Misalnya membaca Koran, majalah, membaca menu di restoran,
membaca teks film, dan sebagainya.
Page 19
4
Berdasarkan hasil pengamatan keterampilan membaca di IV SD Inpres
Bontobuddung Kecematan Tompobulu Kabupaten Gowa nilai ketuntasan formatif
hanya mencapai 30%. Sebanyak 15 dari 29 siswa telah tuntas belajar, sedangkan
14 Siswa belum tuntas belajar (lebih dari 50% jumlah seluruh siswa belum tuntas
belajar). Nilai rendah tersebut diperoleh oleh siswa karena dalam tes kemampuan
membaca siswa dalam pelafalan dan intonasi kurang tepat, siswa masih sulit
menggunakan tanda baca, siswa masih sering mengulang kata-kata dan kecepatan
membaca siswa belum tepat. Sedangkan kriteria ketuntasan minimal ( KKM )
yang ditetapkan adalah 70.
Dalam pembelajaran guru hanya memberi contoh membaca dan siswa
disuruh menirukan. Sehingga bagi siswa yang belum dapat terampil membaca
hanya sekedar mengingat ucapan guru tanpa memperhatikan rangkaian huruf yang
ada. Ketika siswa disuruh membaca secara bergantian maka sering terjadi apa
yang diucapkan oleh siswa tidak sesuai dengan rangkaian huruf yang dibaca. Apa
yang diucapkan kadang-kadang keliru dengan bacaan di atasnya atau di
bawahnya. Guru dalam mengajar cenderung menggunakan pembelajaran
konvensional sehingga hasil pembelajaran yang diperoleh kurang maksimal.
Selain itu guru tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk berlatih membaca.
Hal ini sesuai pendapat Wina Sanjaya (2007: 231) menyatakan bahwa dalam
pembelajaran konvensional peserta didik ditempatkan sebagai obyek belajar yang
berperan sebagai penerima informasi secara pasif serta pembelajaran bersifat
teoretis dan abstrak. Dengan kondisi yang demikian maka dapat dianalisis
kekurangan dalam pembelajaran guna mengetahui hambatan yang ditemukan
Page 20
5
untuk perbaikan pembelajaran berikutnya. Dalam melakukan perbaikan
pembelajaran dilakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan hasil
belajar siswa.
Berdasarkan paparan di atas dan hasil refleksi diketahui bahwa proses
pembelajaran yang dilakukan guru selama ini masih berfokus pada guru, maka
untuk memperbaiki proses pembelajaran keterampilan membaca diterapkan model
pembelajaran inovatif yang dapat melibatkan siswa aktif belajar, baik secara
mental, intelektual, fisik maupun sosial, dengan harapan hasil belajar siswa
meningkat. Hal inilah yang menarik untuk diadakan penelitian dengan judul
”Penerapan teknik permainan bahasa untuk Meningkatkan keterampilan
membaca Siswa Kelas IV SD Inpres Bontobuddung Kecamatan Tompobulu
Kabupaten Gowa”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang di uraikan di atas, maka
terdapat rumusan masalah yang akan di bahas dalam penelitian ini yaitu
Bagaimanakah penerapan teknik permainan bahasa untuk meningkatkan
keterampilan membaca siswa kelas IV SD Inpres Bontobuddung Kecamatan
Tompobulu Kabupaten Gowa?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang ada, tujuan penelitian ini adalah Untuk
Meningkatkan keterampilan membaca Siswa Kelas IV SD Inpres Bontobuddung
melalui penerapan teknik permainan bahasa.
Page 21
6
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara praktis dan
teoritas.
1. Manfaat Teoretis
a. Hasil penelitian sebagai dasar dan acuan bagi peneliti lain di tempat dan
pelajaran yang berbeda, agar dapat mengembangkan teknik baru.
b. Hasil penelitian bermanfaat sebagai dasar pendukung kesimpulan awal dan
bahan kajian penelitian yang relevan bagi para peneliti lain.
c. Penelitian bermanfaat bagi guru untuk menambah wawasan tentang upaya
peningkatan kemampuan membaca untuk mendaptkan hasil yang optimal.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru
Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan acuan dalam
menggunakan model pembelajaran, sehingga membuat siswa mudah dan cepat
memahami pembelajaran.
b. Bagi siswa
Melalui penelitian ini diharapkan siswa mampu untuk meningkatkan
keterampilan membacanya.
c. Bagi Peneliti
Memberikan pengalaman dan informasi ilmiah yang bermanfaat mengenai
peningkatan keterampilan membaca melalui penerapan teknik permainan bahasa
Page 22
7
d. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan bagi
sekolah dalam rangka memperdalam wawasan dan pengetahuan
e. Bagi pembaca
Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan terhadap pembaca.
Page 23
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Penelitian yang relevan
a. Penelitian yang dilakukan Rohman (2015) “Arabic Puzzle Book
Pengembangan Media Intraktif Untuk Keterampilan Membaca Siswa
Kelas IV MI Kota Malang”. Pebedaan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya adalah jika penelitian Rohman menggunakan media maka
peneliti kali ini menggunakan teknik, sedangkan persamaan penelitian
sebelumnya dengan peneliti sekarang adalah materi keterampilan
membaca.
b. Penelitian yang dilakukan Sutardi (2013) “Penerapan Teknik permainan
Bahasa untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Kelas V MI
Muahammadiyah”. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya adalah jika penelitian Sutardi menggunakan materi
Kemampuan Menulis Puisi maka peneliti kali ini menggunakan materi
keterampilan membaca, sedangkan persamaan peneliti sebelumnya
dengan penelitian ini adalah menggunakan teknik permainan bahasa.
2. Teknik Permainan Bahasa
a. Pengertian Teknik Permainan Bahasa
Menurut Soeparno (dalam Djuanda, 2006:94) pada hakikatnya,
permainan merupakan suatu aktivitas untuk memporeleh suatu
keterampilan tertentu dengan cara yang menggembirakan. Apabila
Page 24
9
keterampilan yang diperoleh dari permainan itu berupa keterampilan yang
diperoleh dalam permainan itu berupa keterampilan bahasa tertentu,
permainan itu dinamakan permainan bahasa. Sebenarnya dalam
pembelajaran, guru sering menggunakan permainan, tetapi pada umumnya
masih mengisi waktu saja. Hanya sebagai guru yang tertarik untuk
menerapkanya sebagai teknik pembelajaran bahasa.
Permainan bahasa adalah permainan untuk memperoleh
kesenangan dan untuk melatih keterampilan berbahasa (menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis).Apabila suatu permainan menimbulkan
kesenangan tapi tidak memperoleh keterampilan berbahasa tertentu, maka
permainan tersebut bukan permainan bahasa.Sebaliknya, apabila suatu
kegiatan melatih keterampilan bahasa tertentu, tetapi tidak ada unsur
kesenangan maka bukan disebut permainan bahasa, apabila suatu aktivitas
tersebut mengandung kedua unsur kesenangan dan melatih keterampilan
berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis). Setiap
permainan bahasa yang dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran harus
secara langsung dapat menunjang tercapaiannya tujuan pembelajaran
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa permainan bahasa
memiliki unsur kesenangan dan melatih keterampilan berbahasa. Selain itu
juga dapat digunakan sebagai
alat untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan cara yang
menyenangkan.
Page 25
10
3. Keterampilan Membaca
a. Pengertian Keterampilan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) keterampilan
adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas (Qodratillah, 2008:
1505).Dari pengertian keterampilan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) tersebut terdapat dua komponen yang saling berkaitan
yaitu kecakapan dan tugas atau pekerjaan.
Jadi dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
adalah kemampuan lebih yang ada pada diri seseorang untuk
menyelesaikan atau melakukan pekerjaan.Jika pekerjaan itu di dalam
pembelajaran, maka pekerjaan itu berupa tugas-tugas dalam belajar.
b. Pengertian Membaca
Pengertian atau defenisi membaca dapat diklasifikasikan ke dalam
tiga kelompok besar. Pertama, pengertian membaca itu bermula dari
penemuan dan berawal dengan pengelolaan tanda-tanda berbagai benda
(membaca itu berawal dari tanda dan bertanda).Kedua, pengertian
membaca yang ditarik dari interpretensi lambang grafis; membaca
merupakan upaya pemerolehan makna dari untain huruf tertentu.Ketiga,
pengertian membaca yang ditarik dari keduanya, yakni membaca
merupakan panduan dari pengalaman dan upaya memahami lambang-
lambang grafis atau halaman bercetakan (Harras, 2009: 3).
Crawley dan Mountain (dalam Rahim, 2007 : 2) mengatakan
bahwa membaca hakikatnya adalah sesuatu yang rumit dan melibatkan
Page 26
11
banyak hal, tidak hanya melafalkan banyak tulisan, tetapi juga melibatkan
aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai proses
visual membaca merupakan proses menerjemahkan symbol tulisan (huruf)
ke dalam kata-kata lisan. Sebagai suatu proses berfikir, membaca
mencakup aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal, interprestasi,
membaca kritis. Pengenalan kata bisa berupa aktivitas membaca kata-kata
dengan menggunakan kamus.
Dari pengertian diatas terlihat bahwa membaca adalah aktivitas
yang melibatkan banyak hal terutama keterampilan dalam diri pembaca.
Hal itu sesuai dengan pendapat Abbas (2006: 101) menurut para pakar
yang menganalisis membaca sebagai suatu keterampilan, memandang
hakikat membaca itu sebagai proses atau kegiatan yang menerapkan
seperangkat keterampilan dalam mengelolah hal-hal yang dibaca yang
menangkap makna. Sedangkan para pakar yang mengutamakan
psikolingusistik, menyikapi membaca itu sebagai proses merekontruksi
informasi yang terdapat dalam bacaan atau sebagai suatu upaya untuk
mengelola informasi dengan menggunakan pengalaman atau kemampuan
pembaca dan kompetensi bahasa yang dimiliki secara kritis.
c. Jenis-jenis Membaca
Harras (2009: 5) berpendapat bahwa dilihat dari cakupan bahan
bacaan yang dibaca, secara garis besar membaca dapat digolongkan
menjadi dua: membaca ekstensif (extensive reading) dan mebaca intensif
Page 27
12
(intensive reading). Ada tiga jenis membaca ekstensif, yakni membaca
survey ( survey reading), membaca sekilas (skimming), dan membaca
dangkal (superficial reading). Sedangkan membaca intensif dibagi
menjadi dua, yakni membaca telaah isi(cintent study reading) dan
membaca telaa h bahasa (linguistic study reading).Membaca telaah isi
dibagi lagi menjadi membaca telaah teliti, membaca pemahaman,
membaca kritis dan membaca ide.Membaca telaah bahasa dibagi menjadi
membaca bahasa asing dan membaca sastra.
Dari penjelasan mengenai jenis-jenis membaca di atas peneliti
menyimpulkan bahwa kegiatan membaca dapat dibedakan menjadi dua
yaitu membaca ditinjau dari terdengar atau tidaknya suara dan membaca
berdasarkan cakupan bahan bacaan.Membaca berdasarkan terdengar atau
tidak suaranya dibedakan menjadi dua yaitu membaca nyaring dan
membaca dalam hati.Sedangkan membaca berdasarkan cakupan bahan
bacaan terdiri dari membaca ekstensif dan membaca intensif. Dalam
penelitian jenis membaca berdasarkan terdengar atau tidaknya suara
termasuk dalam jenis membaca nyaring, dan bila ditinjau berdasarkan
cakupan bahan bacaan maka penelitian ini termasuk dalam jenis membaca
intensif.
d. Langkah-langkah Pembelajaran Membaca dengan Teknik Permainan
Bahasa
Langkah-langkah pembelajaran membaca dengan permainan
bahasa adalah:
Page 28
13
1) Kegiatan awal
a) Guru merencanakan dengan menyiapkan diri sebelum pembelajaran,
baik itu kesiapan mental maupun materi. Hal yang dipersiapkan
yaitu melengkapi perangkat pembelajaran meliputi
b) program semester, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran dan
lembar kerja siswa.
c) Guru mengawali pembelajaran dengan membuka pelajaran dan
memotivasi siswa untuk semangat belajar, kemudian
membangkitkan kesiapan siswa. Siswa dituntut memiliki kesiapan
untuk membaca, selanjutnya guru menyampaikan apersepsi dan
menginformasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai memulai
kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
2) Kegiatan inti
a) Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok, kemudian guru
memberi penjelasan dan contoh cara melakukan permainan bahasa
yang akan dilakukan dalam pembelajaran keterampilan membaca.
b) Setelah penjelasan dan contoh selesai dilaksanakan, guru memberi
kesempatan untuk bertanya jawab apabila ada siswa yang belum
paham.
c) Siswa dituntut untuk membaca teks wacana dengan permainan
bahasa agar mereka mengerti dan senang dengan belajar
membacanya, sehingga tidak jenuh dan bosan serta berdiskusi
Page 29
14
kelompok dengan mengajukan pertanyaan apabila ada yang belum
paham.
d) Guru berkeliling dan memfasilitasi pertanyaan-pertanyaan atau
kesulitan-kesulitan yang muncul atau dialami oleh para siswa
sekaligus mengontrol jalannyaproses interaksi antar siswa.
e) Siswa mengerjakan tugas permainan bahasa pada lembar kerja sesuai
soal-soal perintah dalam permainan bahasa yang dilakukan.
f) Masing-masing kelompok mengumpulkan hasil kerja kelompoknya.
3) Kegiatan Akhir
a) Siswa bersama guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang
telah dilaksanakan secara bersama-sama dan menjadikan lebih
bermakna dalam kehidupan sehari-hari siswa.
b) Siswa diberi penguatan dengan harapan siswa akan termotivasi
untuk mempelajari lebih banyak tentang pelajaran membaca bahasa
Indonesia dengan membaca buku bacaan di perpustakaan, membaca
buku teks yang berkaitan, atau melakukan kegiatan lain yang
berkaitan dengan materi pembelajaran membaca bahasa Indonesia
(Arsyad, 2004: 46).
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan
pembelajaran membaca dengan permainan bahasa (katarsis), ada tiga langkah
kegiatan yang dilaksanakan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan
akhie serta beberapa hal yang harus dilakukan dan dipersiapkan sehingga
Page 30
15
nantinya dalam pelaksanaan kegiatannya benar-benar sesuai dengan rencana
yang diharapkan.
e. Pelaksanaan Pembelajaran Membaca di Sekolah Dasar dengan
Teknik Permainan Bahasa
Dalam pelaksaan pembelajaran membaca di Sekolah dasar dengan
permainan bahasa perlu diperhatikan beberapa hal yaitu, (1) standar
kompetensi dan kompetensi dasar, (2) tujuan pembelajaran, (3) metode
pembelajaran, (4) materi pembelajaran, (5) jenis permainan yang
digunakan, (6) kondisi siswa, (7) kondisi kelas.
1) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Sebelum melaksanakan pembelajaran membaca bahasa Indonesia
di kelas IV, hal yang harus dilakukan adalah melihat standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang ada, agar dalam pelaksanaan pembelajaran
membaca sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan dan juga memudahkan
guru untuk menentukan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
2) Tujuan Pembelajaran
Setelah mengetahui standar kompetensi dan kompetensi dasar
maka langkah selanjutnya adalah penetapan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai dalam pembelajaran. Dengan mengetahui tujuan
pembelajaran yang harus dicapai peserta didik, maka akan memudahkan
dalam penetapan materi pembelajaran yang akan diberikan.
Page 31
16
3) Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara pembelajaran yang digunakan
guru dalam menyampaikan pesan/materi pembelajaran agar mencapai
tujuan pembelajaran. Berbagai metode pembelajaran dapat digunakan oleh
guru, baik metode ceramah, tanya-jawab, diskusi, demonstrasi,
eksperimen, pemberian tugas, inquiry, problem solving, kerja kelompok,
karyawisata, resitasi dsb.Oleh sebab itu sebelum pembelajaran
dilaksanakan, guru sebaiknya memilih metode pembelajaran yang
tepat.Artinya metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan, materi
pelajaran, karakteristik siswa, dan ketersediaan fasilitas pendukungnya,
serta ketersediaan waktu. Pertimbangan yang terpenting dalam memilih
metode pembelajaran adalah metode harus mampu mengaktifkan siswa,
yaitu mengaktifkan mental emosional siswa dalam proses pembelajaran.
(4) Materi Pembelajaran
Setelah ditentukan tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh
peserta didik, langkah selanjutnya adalah penetapan materi yang cocok
dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Materi itu sebaiknya
tidak berlebihan disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa sehingga
memudahkan guru maupun siswa dalam pembelajaran.
(5) Jenis Permainan yang Digunakan
Permainan ini dapat dilakukan dengan membagi menjadi beberapa
kelompok dan siswa membaca teks bacaan dengan menerapkan
keterampilan membaca dengan beberapa judul bacaan. Jenis permainan
Page 32
17
yang dapat digunakan dalam penelitian adalah. Buku yang digunakan
untuk rujukan teks wacana dalam permainan bahasa tersebut adalah buku
bahasa Indonesia kelas 4 SD karangan Kaswan Darmadi, dan Rita
Nirbaya, yang diterbitkan oleh Depdiknas di Jakarta tahun 2008 dengan
judul bukunya “Bahasa Indonesia untuk SD kelas IV”.
(6) Kondisi Siswa
Selain penetapan tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, dan
jenis permainan yang dig unakan, hal yang perlu diperhatikan dalam
pembelajaran membaca di Sekolah Dasar dengan permainan bahasa adalah
melihat kondisi siswa seperti melihat tingkat pemahaman atau daya
tangkap siswa dan tingkat psikologisnya. Dengan demikian, apakah bisa
diterapkan atau tidak permainan yang telah dirancang sehingga dalam
pelaksanaannya tidak mengalami kesulitan.
(7) Kondisi Kelas
Hal terakhir yang perlu diperhatikan adalah melihat kondisi kelas.
Apakah memungkinkan dilaksanakan pembelajaran membaca di kelas
tersebut dengan permainan bahasa yang telah direncanakan, seperti
kedisiplinan kelas yang bagus, antusias siswa yang tinggi dan lainnya.
Kemudian bagaimana dengan kondisi bangunan dan faktor lingkungan
kelas, apakah terganggu atau tidak pembelajaran membaca dengan
permainan bahasa yang akan dilaksanakan tersebut.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk memilih
dan menentukan jenis permainan dalam pembelajaran membaca di Sekolah
Page 33
18
Dasar, guru perlu mempertimbangkan tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran dan kondisi siswa maupun kelas.Dalam tujuan pembelajaran,
guru dapat mengembangkan salah satu aspek kognitif, psikomotor atau
sosial atau memadukan berbagai aspek tersebut.Guru juga perlu
mempertimbangkan materi pembelajaran, karena bentuk permainan
tertentu cocok untuk materi tertentu (modifikasi Djauhar, 2008: 1-16).
f. Penilaian Keterampilan Membaca dalam Pembelajaran
Dalam kegiatan keterampilan membaca harus diadakan penilaian,
sehingga perkembangan keterampilan membaca dapat terlihat, apakah
mengalami peningkatan atau tidak.Berbagai strategi penilaian dalam
kegiatan keterampilan membaca yang bisa dilakukan guru mencakup
observasi dan dokumentasi secara periodik, konferensi, portofolio, menilai
diri sendiri, tes dan ujian (Pappas dalam Rahim, 2007: 142).
Dari beberapa strategi penilaian yang telah dikemukakan di atas,
maka teknik penilaian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah
menggunakan tes keterampilan membaca siswa karena yang dinilai adalah
tentang tingkat keterampilan membaca siswa, meliputi: 1) lafal dan
intonasi, 2) penggunaan tanda baca, 3) tidak mengulang kata-kata dan 4)
kecepatan membaca. Adapun alat yang digunakan adalah dengan lembar
penilaian proses membaca wacana.
1.) Macam-macam Permainan Bahasa
Permainan bahasa memiliki berbagai macam dan model.
Macam dan model permainan bahasa memiliki cara yang berbeda
Page 34
19
dalam pelaksanaanya. Berdasarkan hal tersebut berikut ini macam-
macam permainan bahasa yang berkaitan dengan keterampilan
membaca antara lain, baca dan perbuat, tali kata, kata dari wacana,
baca koran yuk, membaca tanpa melihat, stabilo kalimat, cari kata, aku
seorang ditektif, baca lakukan, melengkapi kalimat, dan meloncat
bulatan kalimat (Djuanda, 2006: 96-97). Dari macam-macam
permainan yang berkaitan dengan keterampilan membaca tersebut,
maka yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini mulai dari siklus I,
II, dan seterusnya yaitu: (1) melengkapi kalimat (2) kata dari wacana
(3) stabilo kalimat. Ketiga permainan tersebut dirasa tepat dan sesuai
dengan tujuan penelitian ini.
B. Kerangka Pikir
Keberhasilan dalam proses pembelajaran juga dipengaruhi oleh
penggunaan model pembelajaran. Pendidikan harus memiliki kompetensi dalam
melaksanakan kegiatan belajar siswa serta model pembelajaran yang tepat untuk
diterapkan. Guru harus merencanakan pembelajaran yang bermakna bagi murid.
Proses pembelajaran ketampilan bahasa (katarsis) dapat menjadi salah satu
altenatif untuk mengusahakan peningkatan hasil belajar siswa. Melalui onovasi
pembelajaran yang dilakukan diharapkan akan terjadi peningkatan hasil belajarar
bahasa Indonesia dalam keterampilan membaca.
Page 35
20
Bagan Kerangka Pikir
Kondisi Awal
Rendahnya
Keterampilan
membaca
Penerapan Teknik
Permainan Bahasa
Pendidik
1. Menyajikan Informasi
2. Membagi Kelompok
3. Membimbing peserta
didik
Peserta Didik
1. Berperan aktif dalam
pembelajaran
2. Antusias dalam membaca
3. Menyembangkan ketrampilan
membaca
Meningkatnya
keterampilan membaca
Page 36
21
C. Hiptotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teoritik diatas, maka hipotesis penelitian ini
adalah sebagai berikut: “Dengan diterapkannya teknik permainan bahasa
maka dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa kelas IV SD
Inpres Bontobuddung Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa.
Page 37
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metodologi penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang
valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan suatu
pengetahuan tentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,
memecahkan, dan mengantisipasi masalah (Sugiyono, 2015:6)
Sebelum penulis memberikan laporan penelitian maka perlu kiranya
penulis memberikan landasan teori tentang jalannya penelitian kali ini.Hal ini
dimaksudkan agar penelitian ini berjalan sesuai dengan prosedur penelitian
ilmiah yang benar.Penelitian yang penulis lakukan ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK).Meniff 1992 (dalam Asrori, 2009:4) mengatakan bahwa penelitian
tindakan kelas merupakan bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru
sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan dan
perbaikan pelajaran.
Bahri (2012:8) berpendapat bahwa PTK merupakan sebuah kegiatan
yamg dilaksanakan untuk mengamati kajadian-kejadian dalam kelas untuk
memperbaiki praktik dalam pembelajaran agar lebih berkualitas dalam proses
sehingga hasil belajar pun menjadi lebih baik.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian tindakan kelas ini adalah SD Inpres
Bontobuddung semester ganjil Tahun pelajaran 2020. Adapun beberapa
Page 38
23
23
alasan peneliti memilih lokasi penelitian di SD Inpres Bontobuddung
yaitu:
a. Masih banyak murid yang keterampilan membacanya kurang
b. Di sekolah ini belum perna dilaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan teknik permainan bahasa dalam pembelajaran bahasa
Indonesia
c. Adanya dukungan dari kepala sekolah dan guru di sekolah
2. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD
Inpres Bontobuddung Tahun pelajaran 2020 berjumlah 29 terdiri dari 19
perempuan dan laki-laki 10
C. Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada penerapan Teknik permainan
bahasa untuk meningkatkan keterampilan membaca siswa kelas IV SD
Inpres Bontobuddung Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa.
D. Prosedur Penelitian
1. Perencanaan
Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas peneliti terlebih
dahulu menyusun rencana yang harus dilakukan, adapun indikator yang
harus diperhatikan dalam rencana tersebut yaitu apa yang harus diteliti,
mengapa diteliti, kapan diteliti, dimana diteliti, siapa yang diteliti, dan
bagaimana hasil yang diperoleh setelah dilakukan oleh peneliti bersama
guru. Dalam tahap ini pula peneliti bersama guru merancang dan
Page 39
24
merencanakan skenario pembelajaran yang akan dilakukan pada tahap
tindakan. Dan skenario yang dibuat harus dirincikan secara tertulis dan
tidak dibuat-buat.
2. Tindakan
Pada tahap penelitian ini peneliti bersama guru mulai
melaksanakan skenario pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya
pada tahap perencanaan.
3. Observasi
Tahap observasi ini tidak terlepas pada tahap tindakan yang
sedang dilakukan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.
Peneliti bersama dengan guru melakukan pengamatan dan mencatat
semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan
berlangsung.
4. Refleksi
Tahap ini dimaksud untuk mengkaji atau mengemukakan kembali
secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang
telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan
tindakan berikutnya. Refleksi dalam PTK mencakup analisis dan
penilaian terhadap hasil pengamatan
Siklus penelitian yang telah dijelaskan di atas, digunakan untuk
siklus pertama maupun siklus berikutnya. Dengan demikian langkah-
langkah pelaksanaan tindakan tetap sama di setiap siklusnya. Secara
Page 40
25
ringkasnya, skema pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) tersebut
penulis merujuk kepada pendapat Suharsimi Arikunto.
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian
PELAKSANAAN
PERENCANAAN
PENGAMATAN SIKLUS I
REFLEKSI
PERENCANAAN
PELAKSANAAN
PENGAMATAN SIKLUS II
REFLEKSI
TINDAKAN
Page 41
26
Daur ulang dalam penelitian tindakan diawali dengan perencanaa
tindakan (planning), penerapan tindakan (action), mengobeservasi, mengevaluasi
proses dan hasil tindakan (observation and evaluation), melakukan refleksi
(refleksion), dan dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang
diharapkan tercapaian (kriteria keberhasila).
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah:
1. Lembar teks bacaan siswa
2. Lembar observasi aktivitas belajar untuk mengetahui aktivitas belajar
siswa.
3. Lembar tes hasil belajar untuk mendapatkan nilai hasil belajar siswa.
4. Lembar observasi guru mengajar untuk evaluasi guru dari siklus I ke
siklus berikutnya.
F. Teknik Pengumpulan Data
Untuk pengumpulan data dalam penelitian ini digunakan beberapa
metode pengumpulan data yaitu, observasi atau pengamatan.
1. Observasi atau pengamatan
Observasi adalah teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data
tentang kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran yang
menggunakan teknik permainan bahasa Observasi dilakukan oleh guru
atau teman sejawa
Page 42
27
2. Tes
Adalah teknik yang digunakan untuk mendapatkan data dari lembar tes.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlaku.
Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang.
G. Teknik Analisis Data
Pada penelitian tindakan kelas, digunakan analisis. Adapun teknik
analisis data yang dilakukan peneliti menurut Miles & Huberman adalah
sebagai berikut:
1. Reduksi (Penyederhanaan) Data
Reduksi adalah suatu bentuk analisis yang menajamkan,
menggunakan dan mengarahkan, membuang yang tidak perlu
mengorganisasikan data. Reduksi data dilakukan dengan menyeleksi,
menyederhanakan dan menstransformasikan data yang telah diperoleh.
Dalam hal ini, peneliti menganalisis data yang dianggap perlu dan
dapat digunakan untuk disajikan dalam laporan penelitian. Dan data yang
tidak diperlukan boleh dibuang atau tidak digunakan dalam penyajian
data.
2. Penyajian(Display) Data
Penyajian data adalah kegiatan pemaparan data hasil yang telah
direduksi sebelumnya. Dengan penyajian data, peneliti akan dapat
memahami masalah terjadi dan apa yang harus di lakukan untuk
Page 43
28
menyelesaikan masalah tersebut. Penyajian data dapat dilakukan dalam
bentuk uraian naratif, bagan, hubungan antara kategori, diagram alur
(flow chart), dan lain sejenisnya. Penyajian data dalam bentuk-bentuk
tersebut akan memudahkan peneliti memahami apa yang terjadi dan
merencanakan kerja penelitian selanjutnya.
3. Verifikasi Data (Conclusion Drawing)
Dalam tahapan ini, peneliti melakukan penarikan kesimpulan
berdasarkan data yang telah disajikan. Kesimpulan yang diambil
merupakan dasar bagi pelaksana siklus berikutnya. Dalam kesimpulan ini
juga akan diproleh jawaban atas permasalahan yang ditemukan pada awal
pelaksanaan tindakan
H. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilana pada penelitian ini adalah:
1. Meningkatnya keterampilan membaca siswa baik dari segi lafal intonasi,
penggunaan tanda baca, tidak mengulang kata-kata, dan kecepatan
membaca.
2. Meningkatnya hasil belajar siswa dengan nilai akhir kurang dari 50%
setelah diterapkan teknik permainan bahasa
Adapun kriteria standar keberhasilan dari segi indicator hasil
ditentukan dengan merujuk pada pendapat Nurkacana (Heriani, 2008:36).
Tingkat keberhasilan tersebut dilihat pada table di bawah ini:
Page 44
29
Tingkat Keberhasilan Kualifikasi
90%-100% Sangat Baik (SB)
90%-89% Baik (B)
70%-79% Cukup (C)
60%-69% Kurang (K)
Tabel 3.1 Tingkat keberhasilan
Page 45
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini akan dibahas hasil penelitian yang memperlihatkan
peningkatan hasil belajar keterampilan membaca siswa kelas IV SD Inpres
Bontobuddung Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa setelah diterapkan
Teknik pemainan bahasa. Pelaksaan tindakan penelitian ini dilakukan dengan
beberapa tahan yaitu, rancangan tindakan (planning), pelaksaan tindakan
(acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Tindakan tersebut
dilakukan dengan dua siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2 dengan 3 kali
peretemuan proses pembelajaran dan 1 kali pertemuan evaluasi dalm bentuk teks
bacaan. Hasil yang diperoleh dalam penelitian tindakan kelas tersebut akan
diuraikan sebagai berikut.
1. Paparan Data Siklus I
a. Rancangan Tindakan
1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan teknik
permainan bahasa.
2) Menyipakan materi yang akan diajarkan.
3) Membagi menjadi beberapa kelompok.
4) Membagikan lembar teks bacaan.
Page 46
31
5) Menyiapkan pedoman observasi.
b. Pelaksanaan Tindakan
1) Berdoa bersama.
2) Mengabsen murid.
3) Mengecek kesiapan murid untuk belajar.
4) Memotivasi murid.
5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan teknik
pembelajaran yang akan diterapkan yaitu teknik permainan bahasa
6) Guru menjelaskan tentang meteri keterampilan membaca
7) Guru membagi menjadi beberapa kelompok
8) Guru membagikan teks bacaan kepada siswa
9) Guru memberikan observasi kepada siswa
11) Guru bersama murid menyimpulkan materi yang telah diajarkan.
12) Mengingatkan murid untuk mempelajari kembali materi yang telah
diajarkan.
c. Pengamatan
Pada kegiatan pengamatan guru memperhatikan keterampilan
membaca siswa dalam proses pembelajaran yang ditunjukkan pada
tabel 4.1 di bawah ini.
Page 47
32
Tabel 4.1
Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I
No
Indikator yang di amati
Pertemuan ke- Presentase
1 2 3
T
E
S
S
I
K
L
U
S
1
1.
Siswa yang hadir pada saat
kegiatan
21 25 29 86%
2.
Siswa yang memperhatikan
proses pembelajaran
18 23 25 76%
3.
Siswa yang memahami
keterampilan membaca
5 12 14 34%
4.
Siswa yang tidak memahami
cara penggunaan tanda baca
16 15 13 52%
5
Siswa yang melakukan aktifitas
negative selama proses
pebelajaaraan (main-main,
rebut, dan keluar masuk kelas)
9 7 5 24%
Sumber: SDI Bontobuddung Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa
Berdasarkan tabel 4.1 di atas menunjukan hasil siswa pada siklus 1 dari
29 siswa kelas IV. Siswa yang hadir pada saat kegiatan pembelajaran 86%, siswa
yang memperhatikan proses pembelajaran 76%, siswa yang memahami
keterampilan membaca 34%, siswa yang tidak memahami keterampilan
membaca 52%, siswa yang mlakukan aktivitas negatif selama proses
pembelajaran (main-main, rebut, dan keluar masuk kelas) 24%.
Page 48
33
Adapun hasil analisis skor perolehan siswa dalam keterampilan membaca
dengan penerapan teknik permainan bahasa dapat dilihat pada table 4.2 berikut
Tabel 4.2
Statistik Skor Hasil Keterampilan Membaca pada Siklus I
Statistik Nilai Statistik
Subjek 29
Skor ideal 100
Skor tertinggi 100
Skor terendah 40
Rentang Skor 60
Skor rata-rata 76
Sumber: SDI Bontobuddung Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa
Tabel 4.2 menunjukan bahwa rata-rata keterampilan membaca setelah
diberikan tindakan pada siklus 1 adalah 76 dari skor ideal 100, skor tertinggi
adalah 100, dan skor terendah 40 dengan rentang skor 60 apabila nilai
keterampilan membaca siswa pada siklus 1 dikelompokan kedalam lima kategori,
maka diperoleh distribusi frekuensi nilai dapat dilihat pada tabel
Page 49
34
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi dan Presentase Skor Keterampilan Membaca pada
Siklus 1
Skor Kategori Frekunsi Persentase
60-69 Kurang 15 51%
70-79 Cukup 6 21%
80-89 Baik 4 14%
90-100 Sangat Baik 4 14%
Jumlah 29 100%
Sumber: SDI Bontobuddung Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa
Berdasarkan tabel 4.3 diatas menujukan hasil keterampilan membaca
pada kategori sangat baik 4 orang atau 14%, baik 4 orang atau 14%, cukup 6
orang atau 21%, dan kurang 15 orang atau 52%. Berdasarkan skor rata-rata yang
diperoleh siswa yaitu 67 maka dapat disimpulkan bahwa skor yang diperoleh
siswa berada pada kategori kurang.
Untuk melihat presentase ketuntasan keterampilan membaca siswa
dengan penerapan teknik permainan bahasa pada Siklus 1dapat dilihat pada tabel
berikut
Tabel 4.4
Deskripsi Keterampilan Membaca Siklus 1
Nilai Kategori Frekuensi Presentase
70-100 Tuntas 14 48%
0-69 Tidak Tuntas 15 52%
Sumber: SDI Bontobuddung Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa
Berdasarkan data tabel 4.4 dapat digambarkan melalui grafik pada gambar
4.1 berikut
Page 50
35
Gambar 4.1 Hasil Penilaian Keterampilan Membaca Siklus1
d. Refleksi
Siklus I dilaksanakan 3 kali dalam proses pembelajaran dan 1 kali
pertemuan tes evaluasi dalam bentuk teks bacaan. Pada pertemuan pertama
sebagai awal pembuka penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi,
dan pembentukan kelompok serta pembagian lembar teks bacaan siswa kepada
masing-masing kelompok, pertemuan kedua pembagian teks bacaan siswa
sampai pertemuan 3. Setelah pertemuan ke 3 maka di adakan observasi pada hari
ke 4
Berdasarkan hasil observasi, keterampilan membaca siswa masih kurang.
Hal ini dapat dilihat dari kurangnya siswa yang memahami lafalan, intonasi dan
penggunaan tanda baca. Dari hasil nilai yang diperoleh siswa pada siklus I masih
Page 51
36
ada 52% yang tidak tuntas. Maka peneliti kembali melanjutkan pada tahap siklus
II.
Untuk memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang
telah dicapai pada siklus kedua dapat dibuat rancangan sebagai berikut:
1) Memberikan motivasi kepada kelompok agar lebih memperhatikan
pembelajaran
2) Lebih inisiatif membimbing kelompok yang mengalami kesulitan.
3) Memberi pengakuan atau penghargaan.
2. Paparan Data Siklus II
a. Rancangan Tindakan
1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan Teknik
Pemainan Bahasa
2) Menyiapkan materi yang akan diajarkan
3) Membagi menjadi beberapa kelompok
4) Membagika Teks bacaan
5) Menyiapkan pedoman observasi.
b. Pelaksanaan Tindakan
1) Berdoa bersama.
2) Mengabsen murid.
3) Mengecek kesiapan murid untuk belajar.
4) Memotivasi murid.
5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan teknik
pembelajaran yang akan diterapkan yaitu teknik permainan bahasa
Page 52
37
6) Guru membagi menjadi beberapa kelompok
7) Guru membagikan teks bacaan kepada siswa
8) Guru membimbing kelompok dan mengawasi saat siswa membaca
teks bacaan
9) Guru memberikan Teks observasi
10) Guru bersama murid menyimpulkan materi yang telah diajarkan.
11) Mengingatkan murid untuk mempelajari kembali materi yang telah
diajarkan.
c. Pengamatan
Pada kegiatan pengamatan guru memperhatikan keterampilan membaca
siswa dalam proses pembelajaran yang ditunjukkan pada
Tabel 4.5 Rekapiltasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II
No
Indikator yang di amati
Pertemuan Ke Presentase
1 2 3 T
E
S
S
I
K
L
U
S
II
1 Siswa yang hadir pada saat
kegiatan 25 27 29 93%
2 Siswa yang memperhatikan proses
pembelajaran 22 25 27 86%
3 Siswa yang memahami
keterampilan membaca 15 22 25 48%
4 Siswa yang tidak memahami cara
penggunaan tanda baca 10 5 4 20%
5
Siswa yang melakukan aktifitas
negative selama proses
pebelajaaraan (main-main, rebut,
dan keluar masuk kelas)
7 5 3 17%
Sumber: SDI Bontobuddung Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa
Page 53
38
Berdasarkan tabel 4.5 di atas menunjukan hasil siswa pada siklus II dari
29 siswa kelas IV. Siswa yang hadir pada saat kegiatan pembelajaran 93%, siswa
yang memperhatikan proses pembelajaran 86%, siswa yang memahami
keterampilan membaca 48%, siswa yang tidak memahami keterampilan
membaca 20%, siswa yang mlakukan aktivitas negatif selama proses
pembelajaran (main-main, rebut, dan keluar masuk kelas) 17%.
Adapun hasil analisis skor perolehan siswa dalam keterampilan membaca
teknik permainan bahasa dapat dilihat pada
tabel 4.6 berikut.
Tabel 4.6
Statistik Skor Hasil Keterampilan Membaca pada Siklus II
Statistik Nilai Statistik
Subjek 29
Skor Ideal 100
Skor Tertinggi 100
Skor Terendah 50
Rentang Skor 50
Skor Rata 80
Sumber: SDI Bontobuddung Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa rata-rata keterampilan membaca dengan
penerapan teknik permainan bahasa setelah diberikan tindakan pada siklus II
adalah 80 dari skor ideal 100, skor tertinggi adalah 100, dan skor terendah 50
Page 54
39
dengan rentang skor 50. Apabila nilai keterampilan membaca siswa pada siklus II
dikelompokkan kedalam lima kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi nilai
dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi dan Presentase Skor Keterampilan membaca pada
Siklus II
Skor Kategori Frekuensi Persentase
60-69 Kurang 4 4%
70-79 Cukup 7 24%
80-89 Baik 9 31%
90-100 Sangat Baik 9 31%
Jumlah 29 100%
Sumber: SDI Bontobuddung Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan hasil keterampilan Membaca berada
pada kategori sangat Baik 9 orang atau 31%, Baik 9 orang atau 31%, Cukup 7
orang atau 24%, dan Kurang 4 orang atau 14%. Berdasarkan skor rata rata yang
diperoleh siswa yaitu 77,5 maka dapat disimpulkan bahwa skor yang diperoleh
siswa berada pada kategori tinggi. Untuk melihat presentase ketuntasan
keterampilan Membaca siswa dengan penerapan Teknik Permainan Bahasa pada
siklus II dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut
Page 55
40
Tabel 4.8
Deskripsi Keterampilan Membaca Siklus II
Nilai Kategori Frekuensi Presentasi
70-100 Tuntas 25 86%
0-69 Tidak Tuntas 4 14%
Jumlah 29 100%
Sumber: SDI Bontobuddung Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa
Gambar 4.2 Hasil Penilaian Keterampilan Membaca Siklus II
Page 56
41
d. Refleksi
Setelah merefleksi hasil pelaksanaan siklus I, diperoleh suatu
gambaran tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus II sebagai perbaikan
dari tindakan yang dilakukan pada siklus I. Siklus II dilaksanakan 3 kali
pertemuan dengan menerapkan Teknik Permainan Bahasa dalam proses
pembelajaran dan 1 kali pertemuan tes evaluasi dalam bentuk Teks Bacaan.
Pada siklus II terlihat peningkatan dalam proses belajar mengajar. Hal ini
terlihat dari keterampilan membaca siswa dalam penggunaan tanda baca,
intonasi, dan lafalan. Selain itu, murid yang melakukan aktivitas lain saat
pembelajaran berlangsung juga semakin berkurang. Seperti halnya yang telah
dilakukan peneliti pada siklus I. Pada siklus II siswa menunjukkan
peningkatan perhatian terhadap penyampaian materi terhadap penerapan
Teknik yang digunakan. Dari hasil nilai peningkatan yang diperoleh siswa
pada siklus II 87% atau 25 siswa yang tuntas dari 29 siswa.
Tabel 4.9
Hasil Belajar Keterampilan Membaca Siswa Kelas IV Inpres
Bontobuddung pada Siklus I dan Siklus II.
Suklus Skor Presentasi Siswa Tuntas Tidak Tuntas
Minimum Maksimum Rata-
rata
Frekuensi Presentase Freku
ensi
Prese
ntase
Suklus 1 40 100 67 14 48% 15 52%
Siklus II 50 100 80 25 86% 4 14%
Page 57
42
Secara umum, selama pelaksanaan siklus II ini dapat dikatakan bahwa
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran meningkat. Hal tersebut juga terlihat
dari hasil evaluasi belajar siswa yang mengalami peningkatan.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada siklus I dan siklus
II dengan penerapan Teknik Permainan Bahasa siswa kelas IV dalam
keterampilan membaca mengalami peningkatan. Peneliti menggunakan teknik
permainan bahasa yang mengandung unsur kesenangan dan melatih keterampilan
berbahasa untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan penerapan teknik
permainan bahasa minat membaca siswa menjadi meningkat, sebab pembelajaran
di kelas dilakukan dengan menggunakan permainan yang mengandung unsur
kesenangkan. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya skor rata-rata siswa selama
penelitian dilakukan yaitu 67,5 pada siklus I dan 77,5 pada siklus II.
Peningkatan yang terjadi pada siklus I ke siklus II menunjukkan bahwa
teknik yang diterapkan mampu meningkatkan keterampilan membaca siswa dan
berkurangnya siswa yang memperoleh angka yang rendah. Skor rata-rata hasil
keterampilan membaca siswa jika dikonversikan ke dalam kategorisasi skala lima
berada dalam kategori tinggi yang pada mulanya berada pada kategori rendah
Siklus I peneliti melakukan pembelajaran seperti biasa. Menyampaikan
tujuan pembelajaran, penyampaian materi, dan pembentukan kelompok serta
pembagian lembar teks bacaan siswa kepada tiap kelompok. Setiap kelompok
mengerjakan lembar kerja siswa yang telah dibagikan kemudian siswa diberikan
Page 58
43
gilaran untuk membaca. Pada proses siklus I berlangsung yang menjadi kendala
adalah kurangnya perhatian siswa terhadap materi dan kurangnya pemahaman
siswa dalam pemahaman keterampilan membaca. Dari hasil nilai yang diperoleh
siswa pada siklus I masih ada 52% yang tidak tuntas. Maka peneliti kembali
melanjutkan pada tahap siklus II.
Siklus II dilaksanakan dengan menerapkan teknik permainan bahasa
dalam proses pembelajaran. Seperti halnya yang telah dilakukan peneliti pada
siklus I yaitu menyampaikan tujuan pembelajaran, penyampaian materi, dan
pembentukan kelompok serta pembagian lembar teks bacaan siswa kepada tiap
kelompok.. Pada siklus II siswa menunjukkan peningkatan perhatian terhadap
penyampaian materi dan pemahaman siswa dalam penerapan teknik yang
digunakan. Dari hasil nilai peningkatan yang diperoleh siswa pada siklus II 86%
atau 25 siswa yang tuntas dari 29 siswa, karena 25 siswa tersebut telah mencapai
KKM dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa siswa tersebut tidak terbata-bata
dalam membaca dan mampu memahami penggunaan tanda baca, lafalan dan
intonasi dengan baik, dan ada 4 orang yang belum tuntas, karena belum mahir
dalam penggunaan tanda baca, pelafalan, dan intonasi.
Berdasarkan hasil peningkatan siklus I ke siklus II dari hasil pengamatan
pada saat proses pembelajaran yaitu 86% siswa yang hadir pada saat
kegiatanpembelajaran siklus I menjadi 93% siklus II, siswa yang memperhatikan
proses pembelajaran siklus I 76% menjadi 86% siklus II, 34% Siswa yang
memahami keterampilan membaca siklus I menjadi 48% siklus II, 52% siswa
Page 59
44
yang tidak memahami keterampilan membaca siklus I menjadi 20% siklus II,
siswa yang melakukan aktifitas negatif selama proses pembelajaran (mainmain,
ribut, dan keluar masuk kelas) siklus I 24% menjadi 17% siklus II. Berdasarkan
pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa teknik permainan bahasa dapat
meningkatkan keterampilan membaca terkhususnya dalam lafalan, intonasi,
penggunaan tanda baca siswa kelas IV SD Inpres Bontobuddung Kecamatan
Tompobulu Kabupaten Gowa. Hal ini berarti pembelajaran melalui penerapan
teknik permainan bahasa, cocok diterapkan dalam pembelajaran Keterampilan
membaca khususnya siswa kelas IV Inpres Bontobuddung Kecamatan
Tompobulu Kabupaten Gowa.
Page 60
45
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh maka dapat
Disimpulkan bahwa Penerapan Teknik Permainan Bahasa dapat meningkatkan
kemampuan murid menguasai materi kegiatan keterampilan membaca siswa
kelas IV SD Inpres Bontobuddung Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa.
Hasil belajar pada pembelajaran bahasa Indonesia dengan menerapkan teknik
permainan bahasa dapat meningkatkan keterampilan membaca Siswakelas IV SD
Inpres Bontobuddung Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa, hal ini dapat
dilihat dari skor rata-rata siklus I sebesar 67,5 meningkat pada siklus II menjadi
77,5 sedangkan persentase ketuntasan belajar pada siklus I yaitu 48% meningkat
pada siklus II menjadi 86%. Selain itu, melalui penerapan teknik permainan
bahasa kehadiran murid meningkat, aktivitas murid yang berupa sikap atau
perilaku negatif mengalami penurunan. Hal ini berarti pembelajaran melalui
teknik permainan bahasa cocok diterapkan dalam pembelajaran keterampilan
membaca khususnya Siswa kelas IV SD Inpres Bontobuddung Kecamatan
Tompobulu Kabupaten Gowa.
B. Saran
Berdasarkan temuan yang berkaitan hasil penelitian penigkatan hasil
belajar keterampilan membaca melalui teknik permainan bahasa siswa kelas IV
Page 61
46
SD Inpres Bontobuddung Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa, maka
dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Kepada para pendidik khususnya guru SD Inpres Bontobuddung, disarankan
menerapkan teknik permainan bahasa untuk membangkitkan minat dan motivasi
siswa untuk belajar.
2. Kepada Peneliti, diharapkan mampu mengembangkan teknik permainan
bahasa ini dengan menerapkan pada materi lain untuk mengetahui apakah pada
materi lain cocok dengan teknik pembelajaran ini demi tercapainya tujuan yang
diharapkan.
3. Kepada calon Peneliti, akan dapat mengembangkan dan memperkuat teknikini
serta memperkuat hasil penelitian ini dengan cara mengkaji terlebih dahulu dan
mampu mengadakan penelitian yang lebih sukses.
Page 62
47
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, Saleh. (2006). Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Efektif di Sekolah
Dasar. Jakarta: Depdiknas.
Akhadiyah, Sabarti dkk. 1993. Pembinaan kemampuan Menulis Bahasa
Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Asrori. 2009. Penelitian Tindakan Kelas.Bandung: CV Wacana Prima
Bahri, Aliem. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Makassar: Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Djuanda, Dadan. (2006). Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Komunikatif dan
Menyenangkan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Djauhar Siddiq. (2008). Pengembangan Bahan Pembelajaran SD. Jakarta:
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Harras, A Kholid. (2009). Membaca 1. Pusat Layanan Pustaka Universitas
Terbuka.(http://pustakaut.ac.id). Diakses 17 Maret 2010.
Hartati, Tatat, dkk. (2006). Pendidikan Bhasa dan Sastra Indonesia.
Bandung:UPI Press.
Hrbrata. (2009). Permainan dalam Pembelajaran Bahasa di Kelas
Awal.(http://hrbrata.blog.plasa.com/2000/05/18/). Diakses 29 Mei 2009.
Qodratillah, Meity Taqdir, dkk. (2008). Kamus Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa
Depdiknas. Jakarta.
Rahim, Farida. (2007). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Padang: Bumi
Rohman. 2015. Arabic Puzzle Book Pengembangaan Media Interaktif Untuk
Keterampilan Membaca Siswa Kelas IV MI Kota Semarang: Universitas
Negeri Semarang
Sutardi. 2013. Penerapan Teknik Permainan Bahasa Untuk Meningkatkan
Kemampuan Menulis Puisi Kelas V MI Muhammadiyah
Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Suyatno. (2005). Permainan Pendukung Pembelajaran Bahasa dan Sastra.
Jakarta: Gramedia.
Page 63
48
Sugiyono (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung:
Alfabeta.
Page 64
LAMPIRAN 1
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
Page 65
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS 1
Sekolah : SD Inpres Bontobuddung
Kelas : IV
Tema 1 : Indahnya Kebersamaan
Subtema 1 : Keberagaman Budaya Bangsaku
Fokus Pembelajaran : Bahasa Indonesia
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah membaca teks tentang keragaman budaya, siswa mampu
mengidentifikasi gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf
dari teks tersebut dengan mandiri.
❖ Karakter siswa yang diharapkan :
➢ Bahasa Indonesia :
Mandiri
Tanggung Jawab
Santun
Rasa Ingin Tahu
Page 66
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiata
n DeskripsiKegiatan AlokasiWaktu
Pendahu
luan
Guru memberikan salam dan mengajak semua
siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan
masing-masing. Religius
Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi
lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan
pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran.
Menginformasikan tema yang akan dibelajarkan
yaitu tentang ”Indahnya
Kebersamaan”.Nasionalis
10 Menit
Inti ▪ Guru menjelaskan tentang tanda baca, intonasi dan
lafal.
▪ Siswa diminta untuk mengulang kembali apa yang
dikemukakan.
▪ Siswa diminta kedepan kelas untuk menjelaskan
hasil pekerjaannya.
50 Menit
Penutup Bersama-sama siswa membuat kesimpulan /
rangkuman hasil belajar selama sehari Integritas
Bertanya jawab tentang materi yang telah
dipelajari (untuk mengetahui hasil ketercapaian
materi)
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran
yang telah diikuti.
Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama
dan keyakinan masing-masing (untuk mengakhiri
kegiatan pembelajaran) Religius
10 Menit
Page 67
C. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
Media/Alat : 1. Teks bacaan.
Sumber Belajar :
1. Buku Pedoman Guru Tema : Indahnya Kebersamaan
Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013
Rev.2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013 Rev.2017).
2. Buku Siswa Tema : Indahnya Kebersamaan Kelas 4
(Buku Tematik Terpadu Kurikulum2013 Rev.2017,
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
2013 Rev.2017)
D. PENILAIAN
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap
No Nama
Perubahan tingkah laku
Santun Mandiri Tanggung
Jawab
K C B SB K C B SB K C B SB
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 ...................
2 ...................
3 ……………..
Dst ……………..
Page 68
Keterangan:
K (Kurang) : 1, C (Cukup) : 2,B (Baik) : 3,SB (SangatBaik) : 4
b. Penilaian Pengetahuan
Gowa, sempember
2020
Guru Kelas IV Peneliti
Hj. Murni, S.Pd Hasmawati
NIP. 19621231198206248 NIM. 10540 11073 16
Mengetahui,
Kepala Sekolah SD Inpres Bontobuddung
Hj. Asmiah,S.Pd
NIP. 19631231 11982062 013
Page 69
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS 2
Sekolah : SD Inpres Bontoddung
Kelas : IV
Tema 1 : Indahnya Kebersamaan
Subtema 1 : Keberagaman Budaya Bangsaku
Fokus Pembelajaran : Bahasa Indonesia
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah membaca teks tentang keragaman budaya, siswa mampu
mengidentifikasi gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf
dari teks tersebut dengan mandiri.
❖ Karakter siswa yang diharapkan :
➢ Bahasa Indonesia :
Mandiri
Tanggung Jawab
Santun
Rasa Ingin Tahu
Page 70
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan DeskripsiKegiatan AlokasiWaktu
Pendahulua
n
Guru memberikan salam dan mengajak semua
siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan
masing-masing. Religius
Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi
lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan
pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran.
Menginformasikan tema yang akan
dibelajarkan yaitu tentang ”Indahnya
Kebersamaan”.Nasionalis
10 Menit
Inti ▪ Guru menjelaskan tentang intonasi, lafal dan
tanda baca.
▪ Siswa melakukan tes bacaan secara langsung
mengenai tentang intonasi, lafal, dan tanda
baca.
50 Menit
Penutup Bersama-sama siswa membuat kesimpulan /
rangkuman hasil belajar selama sehari
Integritas
Bertanya jawab tentang materi yang telah
dipelajari (untuk mengetahui hasil
ketercapaian materi)
Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk menyampaikan pendapatnya tentang
pembelajaran yang telah diikuti.
Mengajak semua siswa berdo’a menurut
agama dan keyakinan masing-masing (untuk
mengakhiri kegiatan pembelajaran) Religius
10 Menit
C. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
Page 71
Media/Alat : 1. Teks bacaan.
Sumber Belajar :
1. Buku Pedoman Guru Tema : Indahnya
Kebersamaan Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013 Rev.2017, Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013
Rev.2017).
2. Buku Siswa Tema : Indahnya Kebersamaan
Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu Kurikulum2013
Rev.2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013 Rev.2017).
D. PENILAIAN
Teknik Penilaian
a. Penilaian Sikap
No Nama
Perubahan tingkah laku
Santun Mandiri
Tanggung
Jawab
K C B SB K C B SB K C B SB
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 ...................
2 ...................
3 ……………..
Dst ……………..
Page 72
Keterangan:
K (Kurang) : 1, C (Cukup) : 2,B (Baik) : 3,SB (SangatBaik) : 4
Gowa, September
Guru Kelas IV Peneliti
Hj. Murni S.Pd Hasmawati
NIP. 19621231198206248 NIM. 10540 11073 16
Mengetahui,
Kepala Sekolah SD Inpres Bontobuddung
Hj. Asmiah,S.Pd
NIP. 19631231 11982062 013
Page 73
Kisah antara kelinci dan kura-kura
Sumber : https://www.seputarforex.com
Dahulu kala ada seekor kelinci yang memiliki kaki kuat sehingga larinya
bisa sangat cepat. Karena kemampuan larinya yang sangat cepat ia pun jadi
kelinci yang congkak dan sombong. Suatu hari karena tidak suka dengan sifat
sombong yang dimiliki si kelinci, seekor kura-kura pun menantang kelinci untuk
lomba lari.
Padahal, kura-kura adalah hewan yang jalannya lambat karena kakinya
kecil dan ia pun harus menggendong rumahnya kemanapun ia pergi. Kelinci yang
sombong pun setuju untuk berlomba lari dengan kura-kura. “Bagaimana bisa ia
mengalahkanku dengan jalannya yang lambat begitu”, pikir kelinci. Akhirnya
mereka pun sepakat menentukan jalan yang akan digunakan untuk berlari.
Perlombaan lari pun dimulai, banyak hewan yang penasaran ingin melihat
hasil perlombaan unik tersebut, banyak juga yang mendukung kura-kura karena
Page 74
mereka juga tidak suka dengan sifat kelinci yang sombong. Si monyet pun
ditunjuk untuk jadi wasitnya. Begitu lomba lari dimulai, kelinci pun langsung
melesat jauh meninggalkan kura-kura.
Karena merasa masih punya banyak waktu dan jarak yang cukup jauh,
belum sampai garis finish si kelinci memutuskan untuk tidur siang dulu di pinggir
jalan. Di sisi lain, kura-kura terus sekuat tenaga untuk berlari sampai ke
garis finish dan kelinci pun tidak sadar kalau dirinya sudah disalip kura-kura
karena keasikan tidur. Akhirnya kura-kura pun memenangkan perlombaan dan
membuat kelinci kaget minta ampun. Kura-kura yang menang mendapat sorak
sorai dari hewan yang lain sedangkan kelinci pulang dengan tertunduk malu.
Contoh cerita pendek anak sekolah dasar di atas merupakan fabel yang
memiliki pesan moral bahwa menjadi orang tidak boleh sombong dan
menyepelekan lawan hanya karena memiliki satu keunggulan dibandingkan yang
lainnya. Selain itu pesan moral yang juga bisa diambil adalah dari sisi kura-kura
dimana meski ia sadar ia tidak bisa mengalahkan kelinci dalam hal kecepatan
namun ia tidak gentar dalam menghadapi tantangan dan tidak mudah menyerah
meski sejak awal hasilnya lari si kelinci bisa membuat jarak antara mereka jadi
sangat jauh. Akhirnya, kerja keras dan sikap pantang menyerah yang bisa
menang dan bukannya kesombongan.
Page 75
Kisah antara semut dan belalang
Suatu hari di musim panas yang terik dan melelahkan, seekor semut
terlihat rajin bekerja mengumpulkan makanan. Ia mencari dan mengangkut bahan
makanan yang ia temukan untuk dikumpulkan dan disimpan di dalam
lumbungnya.
Meski panas yang terik dan hujan yang turun membasahi tanah dan tubuhnya ia
tetap bekerja dengan giat agar nanti saat musim dingin tiba semut bisa memiliki
persediaan makanan yang cukup untuk bertahan hidup. Melihat hal ini si belalang
menegur semut dan berkata,”Hey, Semut. Kenapa kau begitu rajin
mengumpulkan makanan tanpa henti?”. Kemudian dijawab oleh semut,”Aku
harus mengumpulkan banyak makanan agar saat musim dingin nanti tidak mati
karena kelaparan”. Mendengar jawaban si semut, belalang pun terbawa terbahak-
bahak, katanya,”Hahahahaha kenapa repot sekali? Musim dingin masih lama!”
Belalang pun berlalu sambil memakan daun yang jadi makanannya. Semut tetap
bekerja dengan keras dan giat mengumpulkan makanan yang banyak, sementara
Page 76
sepanjang musim panas dan musim selanjutnya belalang tetap bermalas-malasan
dan tidak mengumpulkan makanan untuk musim dingin di mana persediaan
makanan nantinya akan sulit untuk dicari.
Sampai akhirnya musim dingin datang dan ternyata berlangsung lebih lama
dibandingkan sebelumnya. Belalang pun hampir mati karena tidak punya
cadangan makanan yang cukup dan minta makanan kepada semut. Semut yang
baik hati tidak tega melihat belalang yang kelaparan dan mau berbagi makanan
dengannya.
Pelajaran moral yang bisa diambil dari cerpen anak sekolah dasar di atas
adalah bahwa agar tidak susah nanti di waktu yang akan datang, seseorang tidak
boleh bermalas-malasan. Pekerjaan yang dilakukan sedikit demi sedikit namun
dikerjakan terus-terusan akan membuahkan hasil yang memuaskan dibandingkan
dengan menunda pekerjaan karena merasa masih punya waktu yang banyak.
Penting untuk tidak menunda pekerjaan karena kita tidak tahu hal apa yang akan
terjadi di masa depan. Pada cerita di atas, musim dingin yang datang lebih
panjang dari biasanya adalah kejadian tidak terduga dan si belalang tidak bisa
mengantisipasinya karena ia malas mengumpulkan makanan sejak awal.
Page 77
Kisah tentang anak kambing yang cerdik
Sumber : https://bobo.grid.id/
Di dalam sebuah hutan terdapat rumah kecil yang dihuni oleh ibu
kambing dan anak kambingnya. Suatu hari ibu kambing harus pergi ke luar
rumah untuk mengunjungi nenek kambing yang tinggal agak jauh dari rumah
mereka.
Karena khawatir anaknya dimangsa oleh serigala ketika ditinggal sendirian di
rumah, ibu kambing mengajari anak kambing sebuah lagu yang menjadi tanda
agar anak kambing tidak membukakan pintu untuk hewan yang lainnya. Nanti
jika ibu kambing sudah pulang, ibu kambing akan menyanyikan lagu tersebut
sehingga si anak bisa tahu kalau ibunya sudah pulang. Setelah mengajarkan lagu
tersebut si ibu kambing pun pergi ke rumah nenek kambing di tengah hutan.
Page 78
Tiba-tiba, datang seekor serigala yang berniat untuk memakan anak
kambing yang sendirian di rumah. Ia pun mendengar ketika ibu kambing
mengajarkan lagu spesial untuk anak kambing. Untuk mengelabui si anak
kambing, serigala pun bernyanyi di depan pintu menyanyikan lagu yang
diajarkan oleh ibu kambing. Anak kambing yang mendengar lagu ini pun
bertanya-tanya, “Apakah ibu sudah pulang? Kan ia baru keluar belum lama.”
Karena curiga ia pun mengintip dari balik jendela dan mendapati ternyata bukan
ibunyalah yang ada di depan pintu melainkan serigala.
Melihat hal tersebut anak kambing kemudian berteriak sekuat tenaga
meminta bantuan tetangga hewan yang lain agar menolongnya. Serigala yang
takut dan panik lalu pergi meninggalkan rumah kambing dan tidak jadi
memangsa anak kambing.
Pesan moral dari contoh cerpen anak sekolah dasar di atas adalah bahwa Anda
sebagai orang tua bisa mengajarkan kepada anak untuk waspada dan hati-hati
dengan orang asing. Bahkan jika orang asing tersebut tahu nama si anak, jika
tidak sedang bersama dengan orang tua ada baiknya untuk tidak dekat-dekat dan
mau diajak pergi, atau membukakan pintu rumah.
Page 79
Kisah seekor semut yang balas budi
Sumber : https://www.padek.co/
Suatu hari di tengah hutan yang damai, ada seekor semut kecil yang
hendak menyeberangi sungai untuk pulang ke rumahnya. Sungai yang akan
diseberangi memiliki arus air yang cukup kencang. Dengan sangat hati-hati
semut menyeberangi sungai menggunakan kakinya yang kecil, tapi di tengah
sungai ia pun tergelincir oleh batu yang licin dan terbawa arus sungai yang deras.
Ia pun berteriak minta tolong sekuat tenaga.
Seekor burung merpati yang kebetulan tengah terbang melintasi sungai
mendengar teriakan si semut. Ia pun turun dan mengambilkan daun untuk
menolong semut yang hampir tenggelam. Semut buru-buru naik ke atas daun
sehingga ia pun tidak jadi tenggelam dan bisa menyeberang dengan selamat.
Page 80
Beberapa hari setelah itu, semut yang sedang mencari makanan melihat
seorang pemburu tengah membidik sasarannya. Ternyata yang jadi sasaran
pemburu adalah burung merpati yang kemarin menolongnya. Ketika akan
menembakkan senapannya, si semut pun menggigit kaki pemburu dengan
kencang sehingga si pemburu kaget dan melepaskan tembakan.
Untungnya tembakannya meleset dan merpati pun bisa kabur karena mendengar
suara tembakan. Burung merpati mengenali si semut yang ditolongnya di sungai
telah menyelematkannya dari pemburu. Ia pun turun dan berterima kasih pada
semut. Keduanya pun menjadi sahabat baik yang saling tolong menolong.
Pesan moral yang ada di cerita ini mengajarkan bahwa memiliki sifat
yang mudah menolong orang lain, berempati terhadap penderitaan orang lain
adalah sifat yang baik dan sebaiknya dimiliki setiap orang. Selain itu cerpen anak
sekolah dasar ini juga mengajarkan bahwa ketika sedang dalam kesusahan jangan
ragu untuk minta tolong kepada orang lain, kemudian jangan lupa untuk
menunjukkan rasa terima kasih baik dengan ucapan maupun dengan perbuatan.
Page 81
Cerita kupu-kupu yang punya hati mulia
Sumber : Gubug Dongeng
Di sebuah taman yang cantik, seekor semut kecil berjalan-jalan
mengelilingi taman di pagi hari yang cerah. Sungguh hari yang indah untuk
menikmati pemandangan taman dan saling menyapa dengan hewan yang lain.
Lalu kemudian semut melihat ada sebuah kepompong menggantung di salah satu
tanaman.
Semut kemudian berkata,”Kasian sekali kamu kepompong, sudah jelek
tidak bisa ke mana-mana lagi. Ayo turun dan nikmati taman yang cantik ini!”
Tapi kepompong tersebut diam saja dan tidak menanggapi semut. Kemudian
semut pun melanjutkan jalan-jalannya tanpa menghiraukan kepompong.
Suatu hari karena kecerobohannya, semut jatuh ke dalam kubangan
lumpur karena semalam hujan lebat. Karena tidak bisa berenang dan keluar dari
lumpur, semut pun berteriak minta tolong. Kebetulan ada seekor kupu-kupu
cantik yang melintas dan melihat semut yang sedang kesusahan.
Page 82
Diambilnya ranting kecil kemudian diulurkannya ke arah semut, “Ayo
semut! Raih ranting ini dan aku akan mengangkatmu keluar dari lumpur!” Semut
pun meraih ranting tersebut dan berhasil keluar dari jebakan lumpur. Ketika akan
berterima kasih kepada kupu-kupu, betapa malunya semut bahwa yang telah
menyelamatkannya adalah kepompong jelek yang ia hina tempo hari. Ia pun
meminta maaf pada kupu-kupu dan kupu-kupu pun memaafkannya.
Contoh cerita pendek anak sekolah dasar di atas bisa mengajarkan anak untuk
tidak dengan mudah menilai orang lain hanya dari penampilannya saja. Mengejek
orang lain hanya karena penampilannya yang berbeda bisa menyakiti hati orang.
Selain itu pesan moral lainnya adalah dengan tidak membalas keburukan dengan
keburukan. Kupu-kupu yang tadinya diejek oleh semut tidak segan untuk
memberikan bantuan ketika semut berada dalam masalah sehingga semut
keburukan bisa diubah menjadi kebaikan.
Page 83
LAMPIRAN 2
DAFTAR HADIR
DAN
DAFTAR NILAI
Page 84
No Nama Siswa
Pertemuan
Siklus I Siklus II
I II III IV I II III IV
1 Fatir Jafar √ √ √ √ √ √ √ √
2 Rehan √ √ √ √ - √ √ √
3 Arfa - V √ √ √ √ √ √
4 Ferdi - √ √ √ √ - √ √
5 Risal √ √ √ √ √ √ √ √
6 Abdul Malik √ √ √ √ √ √ √ √
7 Muhammad Reza - √ √ √ √ √ √ √
8 Fadel Muhammad √ - √ √ √ √ √ √
9 Rian Nurmaulana √ √ √ √ √ √ √ √
10 Adinata Faid √ √ √ √ √ √ √ √
11 Nurlatifa Humaira √ √ √ √ - √ √ √
12 Annisa Dzakia √ - √ √ √ √ √ √
13 Kurni - V √ √ √ √ √ √
14 Cinta J - √ √ √ - √ √ √
15 Nurhanifa Sri Husna √ √ √ √ √ √ √ √
16 Selfi Damayati √ √ √ √ √ √ √ √
17 Asmaul Husna √ √ √ √ √ √ √ √
18 Mutiara √ V √ √ √ √ √ √
19 Nurfaikah √ √ √ √ √ √ √ √
20 Nurcahya Adelia √ √ √ √ √ √ √ √
21 Amira Sausan Karima √ √ √ √ √ √ √ √
22 Mustika Muis √ - √ √ √ - √ √
23 Nelfi Puspitasari √ V √ √ √ √ √ √
24 Serli - √ √ √ √ √ √ √
25
Niswatul Hafidsa
Ramadani √ √ √ √ √ √ √ √
26 Naila Nurafifa √ - √ √ √ √ √ √
27 Putri Asifa √ √ √ √ √ √ √ √
28 Ayatul Husna - V √ √ √ √ √ √
29 Cythia Putri Deadra - √ √ √ - √ √ √
Page 85
Daftar Nilai Tes Hasil Belajar Siklus I
No Nama Siswa Siklus I
Nilai Kategori Ketuntasan
1 Fatir Jafar 90 Sangat Baik Tuntas
2 Rehan 60 kurang Tidak tuntas
3 Arfa 70 Cukup Tuntas
4 Ferdi 65 Kurang Tidak tuntas
5 Risal 55 Sangat kurang Tidak tuntas
6 Abdul Malik 50 Sangat kurang Tidak tuntas
7 Muhammad Reza 50 Sangat kurang Tidak tuntas
8 Fadel Muhammad 85 Baik Tuntas
9 Rian Nurmaulana 65 Kurang Tidak tuntas
10 Adinata Faid 80 Baik Tuntas
11 Nurlatifa Humaira 90 Sangat Baik Tuntas
12 Annisa Dzakia 90 Sangat Baik Tuntas
13 Kurni 45 Sangat kurang Tidak tuntas
14 Cinta J 50 Sangat kurang Tidak tuntas
15 Nurhanifa Sri Husna 75 Cukup Tuntas
16 Selfi Damayati 65 Kurang Tidak tuntas
17 Asmaul Husna 85 Baik Tuntas
18 Mutiara 55 Sangat kurang Tidak tuntas
19 Nurfaikah 95 Sangat Baik Tuntas
20 Nurcahya Adelia 75 Cukup Tuntas
21 Amira Sausan Karima 65 Kurang Tidak tuntas
22 Mustika Muis 50 Sangat kurang Tidak tuntas
23 Nelfi Puspitasari 65 Kurang Tidak tuntas
24 Serli 60 Kurang Tidak tuntas
25 Niswatul Hafidsa R 75 Cukup Tuntas
26 Naila Nurafifa 70 Cukup Tuntas
27 Putri Asifa 75 Cukup Tuntas
28 Ayatul Husna 80 Baik Tuntas
29 Cythia Putri Deadra 60 Kurang Tidak tuntas
Jumlah 1,841
Rata-rata 67,5
Nilai Tertinggi 100
Nillai Terendah 45
Page 86
Daftar Nilai Tes Hasil Belajar Siklus II
No Nama Siswa Siklus II
Nilai Kategori Ketuntasan
1 Fatir Jafar 95 Sangat baik Tuntas
2 Rehan 75 Cukup Tuntas
3 Arfa 80 Baik Tuntas
4 Ferdi 70 Cukup Tuntas
5 Risal 70 Cukup Tuntas
6 Abdul Malik 75 Cukup Tuntas
7 Muhammad Reza 65 Kurang Tidak tuntas
8 Fadel Muhammad 90 Sangat baik Tuntas
9 Rian Nurmaulana 80 Baik Tuntas
10 Adinata Faid 90 Sangat baik Tuntas
11 Nurlatifa Humaira 90 Sangat baik Tuntas
12 Annisa Dzakia 90 Sangat baik Tuntas
13 Kurni 50 Sangat rendah Tidak tuntas
14 Cinta J 50 Sangat rendah Tidak tuntas
15 Nurhanifa Sri Husna 90 Sangat baik Tuntas
16 Selfi Damayati 80 Baik Tuntas
17 Asmaul Husna 90 Sangat baik Tuntas
18 Mutiara 60 Kurang Tidak tuntas
19 Nurfaikah 95 Sangat baik Tuntas
20 Nurcahya Adelia 85 Baik Tuntas
21 Amira Sausan Karima 80 Baik Tuntas
22 Mustika Muis 70 cukup Tuntas
23 Nelfi Puspitasari 75 Cukup Tuntas
24 Serli 80 Baik Tuntas
25 Niswatul Hafidsa R 90 Sangat baik Tuntas
26 Naila Nurafifa 80 Baik Tuntas
27 Putri Asifa 85 baik Tuntas
28 Ayatul Husna 80 baik Tuntas
29 Cythia Putri Deadra 70 Kurang Tuntas
Jumlah 2280
Rata-rata 77,5
Nilai Tertinggi 100
Nillai Terendah 50
Page 87
LAMPIRAN 3
DOKUMENTASI
Page 94
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Hasmawati, lahir di Malakaji, Sulawesi Selatan
pada tanggal 02 November 1997. Anak ke-2
dari 2 bersaudara dari pasangan Salaming dan
Sawe. Penulis mulai memasuki jenjang
pendidikan Sekolah Dasar pada tahun 2005 di
SDI Bontobuddung dan tamat pada tahun 2010.
Penulis melanjutkan pendidikannya di SMP
Negeri 01 Tompobulupada tahun 2010 dan
tamat pada tahun 2013. Pada tahun yang sama
penulis melanjutkan pendidikannya di MAN
Malakaji dan tamat pada tahun 2016.Tahun
2016, penulis terdaftar sebagai mahasiswa
jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Muhammadiyah
Makassar dan akan menyelesaikan masa perkuliahan di Universitas
Muhammadiyah Makassar dengan judul skripsi : Peneerapan Teknik Permainan
Bahasa Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Siswa Kelas IV SD
Inpres Bontobuddung.