PENERAPAN TEKNIK BERMAIN BINTANG LIMA SUPERVISI UNTUK
MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA KELAS
VII-A SMPN 1 PAPAR KABUPATEN KEDIRITHE APPLICATION OF STAR TECNIQUE
FIVE SUPERVISIONS TO INCREASE STUDENTS INTERPERSONAL COMMUNICATION
ABILITY ON THE FIRST GRADE STUDENTS OF F CLASS ON PAPAR KEDIRI 1
STATE JUNIOR HIGH SCHOOL
Lutfi akbar pamungkasBimbingan Konseling, Fakultas Ilmu
Pendidikan, Univesitas Negeri SurabayaEmail :
[email protected]
Denok Setiawati, S.Pd, M.Pd, Kons.Dosen Program Studi BK,
Jurusan PBB, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri
Surabaya
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas penerapan
teknik bermain bintang lima supervisi untuk meningkatkan kemampuan
komunikasi interpersonal siswa kelas VII-A SMPN 1 Papar Kabupaten
Kediri tahun ajaran 2013-2014Penelitian ini termasuk jenis pre
test-post test one group design. Alat pengumpul data yang digunakan
adalah angket. Subjek dalam penelitian ini adalah enam siswa kelas
VII-A yang memiliki kemampuan komunikasi interpersonal
rendah.Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik non
parametrik dengan menggunakan uji tanda. Hasil analisis menunjukkan
bahwa = 0,016 lebih kecil daripada = 0,05 dengan demikian Ho
ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa penerapan teknik
bermain bintang lima supervisi dapat meningkatkan kemampuan
komunikasi interpersonal siswa. Jadi hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini yang berbunyi penerapan teknik bermain bintang lima
supervisi dapat meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal
siswa dapat diterima.Kata kunci : teknik bermain bintanglima
supervisi, dan Kemampuan Komunikasi Interpersonal
ABSTRACT
The purpose of this research is to test effectiveness of Star
tecnique five supervisions to increase students interpersonal
communication ability on the first grade students of VII-A class on
Papar-Kediri junior High School Academic Year 2013-2014.This
research is a pre experiment with pre test post test one group
design. This research uses questionaire to collect the data subject
in this research is six students of class VII-A whose have problem
interpersonal communication ability is low.It uses non parametric
statistic as data analysis tecnique by using sign test, and the
result shows that = 0,016 smaller than = 0,05. It means that Ho is
rejected and Ha is accepted it also means that there is significant
differentiate of students interpersonal communication ability
before and after Star tecnique fibve supervisions has been applied,
from the result above it shows that this hypothesis which state The
application of Star tecnique fibve supervisions to increase
students interpersonal communication ability can be accepted.
Key Word : star tecnique five supervisions, and interpersonal
comunication ability
BAB I PENDAHULUANA. Latar BelakangKehidupan manusia tidak bisa
lepas dari orang lain, karena manusia merupakan makhluk sosial yang
tidak bisa hidup tanpa manusia lain. dalam hal ini, hal yang paling
penting dalam kehidupan sosial manusia adalah komunikasi. Setiap
hari manusia membutuhkan komunikasi dengan orang lain untuk
berbagai kebutuhan daam hidupnya. Cassagrande menyatakan bahwa
manusia berkomunikasi karena memerlukan orang lain untuk saling
mengisi kekurangan dan membagi kelebihan, ingin terlibat dalam
proses perubahan yang relatf tetap, untuk berinteraksi dan memahami
pengalaman masa lalu serta ingin menciptakan hubungan baru
(Liliweri, 1997:45) Di lapangan banyak dijumpai siswa yang
mempunyai masalah mengenai hubungan interpersonal baik dengan orang
lain, baik dengan sesama siswa, tidak pernah bertegur sapa terlebih
dahulu dengan guru, sulit mengungkapkan pendapat saat berdiskusi,
sulit mengawali dan mengakhiri pembicaraan dengan orang yang lebih
tua.Kesulitan ini dialami siswa tersebut karena kurangnya
ketrampilan dalam melakukan komunikasi dengan orang lain sehingga
menyebabkan siswa sulit untuk beradaptasi secara langsung, tidak
mampu menyatakan tidak, membuat sesama siswa, tidak pernah bertegur
sapa terlebih dahulu dengan guru, sulit mengungkapkan pendapat saat
berdiskusi, sulit mengawali dan mengakhiri pembicaraan dengan orang
yang lebih tua, kesulitan yang dialami siswa tersebut karena
kurangnya ketrampilan dalam melakukan komunikasi dengan orang lain
sehingga menyebabkan siswa mempunyai masalah dalam hubungan
pribadi, sulit memahami dan mengatasi aneka masalah yang timbul
dalam hubungan antar pribadi. Apabila hal itu dibiarkan begitu saja
akan berpengaruh terhadap prestasi akademik maupun non-akademik dan
hubungan sosial siswa. Komunikasi mempunyai peranan yang sangat
penting dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi merupakan medium
penting bagi pembentukan atau pengembangan pribadi dalam interaksi
sosial. Melalui komunikasi, seseorang dapat tumbuh dan belajar
dalam menemukan pribadi kita sendiri dengan orang lain, dapat
bergaul, bersahabat, bermusuhan, mencintai atau mengasihi orang
lain, membenci orang lain dan sebagainya.Menguasai komunikasi
Interpersonal sebenarnya membuka wawasan kita untuk mulai memahami
orang lain di luar diri pribadi. Banyak informasi yang dapatkan
tentang orang lain untuk memudahkan dalam memprediksi bagaimana
pola pikir individu tersebut, cara mereka menyikapi suatu
permasalahan, dan berpendapat sesuai dengan perasaan mereka
terhadap sesuatu hal. Apabila kita memiliki informasi tersebut,
maka seseorang akan lebih mudah dalam menghadapi individu tersebut
dan dapat meminimalkan kemungkinan-kemungkinan terjadinya konflik
antara cara pandang yang berbeda dengan orang lain.Setiap individu
membutuhkan komunikasi terutama komunikasi Interpersonal untuk
berinteraksi dengan orang lain termasuk remaja dalam kebutuhan
berinteraksi sosial Data observasi pra penelitian yang telah
dilaksanakan di SMPN 1 Papar dari 46 menunjukkan ada 27 siswa kelas
VII-A yang memiliki komunikasi Interpersonal baik. Sedangkan, 19
siswa lainnya cenderung memiliki komunikasi Interpersonal yang
kurang baik dengan teman maupun guru. Contoh masalah komunikasi
Interpersonal yang kurang baik di SMPN 1 Papar adalah pada saat
pelajaran berlangsung terdapat siswa yang mengalami kesulitan dalam
suatu mata pelajaran, akan tetapi siswa tersebut tidak bisa
mengutarakan apa yang dijelaskan oleh guru mata pelajaran tersebut.
Ketika bergaul dengan temannya, dia merasa kesulitan untuk
mengutarakan perasaannya. Masalah yang terjadi harus segera
ditangani agar tidak terus-menerus mengganggu proses interaksi
sosial siswa. Kemampuan siswa dalam mengatasi permasalahannya
berbeda antara yang satu dan lainnya. Rendahnya kemampuan
komunikasi siswa di SMPN 1 Papar ini telah diupayakan untuk
diselesaikan oleh konselor sekolah, beberapa upaya tersebut
nampaknya kurang dapat meningkatkan kemampuan komunikkasi siswa,
oleh sebab itu cara yang tepat untuk mengatasi komunikasi
Interpersonal yang kurang baik tersebut, sangat diperlukan dengan
harapan siswa lebih bisa melakukan interaksi sosial dengan
baik.Terdapat berbagai macam layanan dalam bimbingan dan konseling
seperti layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran,
layanan mediasi, layanan konsultasi, layanan konseling kelompok,
layanan konseling individu. Salah satu cara yang digunakan untuk
meningkatkan Komunikasi Interpersonal siswa adalah dengan penerapan
teknik bermain bintang lima supervisi.Bintang lima supervisi
merupakan sebuah permainan untuk menumbuhkan pemahaman tentang 5
hal yaitu paham akan; 1) bagaimana melatih kemampuan untuk
mengkomunikasikan atau menjelaskan agar lawan bicara paham, 2)
memiliki kemampuan untuk memeriksa atau kemampuan mengevaluasi
kesalahan dalam berkomunikasi, 3) pemahaman akan memahami perasaan
lawan bicara 4) kemampuan mengingat pesan yang disampaikan dan 5)
melatih cara berkomunikasi yang efektif (runtut, lancar dalam
menjelaskan dan tidak ambigu.Sedangkan perkembangan kemampuan
komunikasi interpersonal siswa dipengaruhi beberapa factor seperti
yang dipaparkan oleh Johnson (dalam Supratiknya, 1995:12) yang
menyatakan komunikasi interpersonal bukan merupakan kemampuan yang
kita bawa sejak lahir dan juga tidak akan muncul secara tiba-tiba,
saat kita memerlukannya. Ketrampilan tersebut harus kita pelajari
atau kita latih dengan memiliki dasar berkomunikasi, diantaranya:a.
Ketrampilan menyampaikan, yaitu ketrampilan berbicara dan menulis
atau mengarangb. Ketrampilan menerima, yaitu mendengarkan dan
membacac. Komunikasi yang bersifat tanpa lisan (non verbal
communication), yaitu pesan-pesan tanpa atau diluar kata.d.
Ketrampilan yang harus dimiliki oleh komunikator adalah berbicara,
menulis, mendengar, berfikir menganalisis, dan membuat
perilaku.Sedangkan manfaat dari permainan ini adalah seseorang
dapat melatih komunikasi yang baik dalam menyampaikan informasi
yang tepat kepada sasaran, dengan adanyan pengulangan dalam bermain
bintang lima supervisi, sehingga kesalahan dalam berkomunikasi atau
perbedaan pemahaman sebuah informasi dapat terhindarkan, dengan
begitu permasalahan rendahnya kemampuan komunikasi siswa di SMPN 1
Papar Kediri akan dapat teratasi dengan latihan bintang lima
supervise, dengan melihat bagaimana cara menyampaikan informasi,
bagian-bagian terpenting apa saja yang harus di sampaikan dapat
dilatih dalam permainan ini. Dengan kemampuan interpersonal yang
rendah gejala yang terjadi adalah kemampuan mengingat pesan yang
diberikan dan dalam menjelaskan sebuah kejadian atau informasi yang
runtut , sehingga kemampuan tersebut perlu adanya latihan agar
dapat terjadi sebuah komunikasi yang efektif.Hal ini sesuai dengan
pendapat Bruner (dalam Santrock 2003) memberi penekanan pada fungsi
bermain sebagai sarana mengembangkan kreativitas dan fleksibilitas.
Dalam bermain, yang lebih penting bagi anak adalah makna bermain
dan bukan hasil akhirnya, dengan terus menerus dilakukan akan
menjadi pengalaman untuk memecahkan masalah dalam kehidupan
sebenarnya. Perilaku-perilaku rutin yang dipraktekkan dan
dipelajari berulang-ulang dalam situasi bermain akan terintegrasi
dan bermanfaat untuk memantapkan pola perilaku sehari-hari.
Berdasar pendapat tersbut maka akan sangat efektif jikalau permaian
bintang lima supervisi dapat melatih kemampuan komunikasi
interpersonal agar tujuan dari sebuah komunikasi dapat
tercapaiDengan kegiatan permainan bintang lima supervisi ini akan
dapat meningkatkan kemampuan komunikasi interpesrsonal individu,
karena siswa akan langsung berinteraksi dengan teman dan langsung
berlatih berbicara dengan menjelaskan bagaimana cara membuat
bintang lima supervisi yang benar, dan latihan ini akan dilakukan
berkali-kali sampai mampu mencapai tujuan.Alasan penelitian ini
menggunakan bimbingan klasikal adalah dengan tujuan untuk dapat
memanfaatkan dinamika kelompok yang terbentuk, manfaat bimbingan
klasikal salah satunya adalah anak dapat mengenal dirinya melalui
hidup bergaul dengan teman lain, sehingga dapat mengukur kemampuan
dirinya lebih pandai atau kurang, sehingga anak lalu mengambil
sikap bagaimana kalau lebih dan bagaimana kalau kurang. (Slameto
dalam Nursalim, 2002:55).Bimbingan klasikal juga membantu remaja
untuk mencapai pemahaman diri yang diperlukan untuk meningkatkan
Komunikasi Interpersonal yang baik dengan orang lain. Adanya
bimbingan klasikal ini siswa dapat saling bertukar pendapat dengan
orang lain, baik itu dengan teman sebaya maupun teman yang lebih
tua. Penggunaan bimbingan klasikal teknik bermain tersebut dapat
lebih mempermudah siswa dalam melakukan komunikasi Interpersonal
dalam kelompok. Sehingga melalui bermain ini siswa mendapatkan
kesempatan untuk memecahkan masalah bersama-sama. Setiap siswa
mendapat kesempatan untuk menyumbangkan pikiran masing-masing dalam
menyelesaikan masalah.Berdasarkan uraian yang ada maka ada
ketertarikan untuk melakukan penelitian tentang penerapan teknik
bermain bintang lima supervisi untuk meningkatkan keterampilan
komunikasi Interpersonal siswa kelas VII-A SMPN 1 Papar Kediri.B.
Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah yang telah
diuraikan di atas maka untuk memberikan arahan bagi pembahasan
selanjutnya penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: Adakah
peningkatan ketrampilan skor komunikasi Interpersonal siswa Kelas
VII -A SMPN 1 Papar Kediri sebelum dan sesudah pemberian layanan
bimbingan klasikal dengan teknik bermain Bintang lima supervisi.C.
Tujuan PenelitianBerdasarkan rumusan masalah tersebut, maka
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan skor
Komunikasi Interpersonal pada siswa Kelas VII -A SMPN 1 Papar
Kediri sebelum dan sesudah pemberian layanan bimbingan klasikal
teknik bermain bintang lima supervisi.D. Manfaat PenelitianMasalah
ini penting untuk diteliti karena mempunyai beberapa manfaat.
Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut: 1. Bagi
penelitiMemberikan pengalaman empirik dan menambah pengetahuan
khususnya mengenai pentingnya Komunikasi Interpersonal dalam
kehidupan sehari-hari.2. Bagi pihak sekolahMemberikan masukan bagi
sekolah sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan bantuan kepada
siswa yang bermasalah serta peningkatan kualitas layanan bimbingan
dan konseling.3. Bagi KonselorMemperkaya penguasaan dan menambah
pengalaman pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling baik di
sekolah maupun di luar sekolah terutama dalam menangani individu
yang mengalami kesulitan dalam melakukan komunikasi
Interpersonal.4. Bagi siswaMembantu siswa untuk lebih meningkatkan
Komunikasi Interpersonalnya.E. Definisi, Asumsi dan
KeterbatasanKesalahpahaman dalam menafsirkan judul penelitian
sering terjadi, oleh karena itu diberikan definisi, asumsi dan
keterbatasan sebagai berikut :1. Definisi Definisi Istilah dalam
penelitian ini yaitu:a. Teknik bermain Bintang lima
supervisiBintang lima supervisi merupakan sebuah permainan untuk
menumbuhkan pemahaman tentang 5 hal yaitu menjelaskan memberi tahu
apa yang dibuat, memberitahu bagaimana membuat pertunjukkan,
memberitahu bagaimana membuat, menunjukkan bagaimana membuat,
memberi petunjuk pada setiap orang membuat, memeriksa apa yang
dibuat dan mengoreksi yang salah, bintang lima supervisi menekankan
pada kemampuan mengingat pesan yang disampaikan oleh komikan dan
komunikator, selain itu merupakan latihan untuk berbicara,
berkonsultasi dan berlatih berulang-ulang untuk menjelaskan dan
berkomunikasib. Komunikasi InterpersonalKomunikasi Interpersonal
adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam menyampaikan
suatu pendapat, atau pesan kepada orang lain. 2. AsumsiYang
dimaksud dengan asumsi dalam penulisan ini adalah anggapan dasar
yang diyakini keberadaannya oleh penulis. Penelitian ini memiliki
asumsi:a. Komunikasi Interpersonal setiap siswa berbeda.b.Perbedaan
tingkat Komunikasi Interpersonal pada siswa dipengaruhi oleh
berbagai faktorc.Komunikasi Interpersonal siswa dapat ditingkatkan
dengan teknik bermain bintang lima supervisi.3.
KeterbatasanPenelitian ini dibatasi untuk menghindari
kesalahpahaman dan pembahasan yang terlalu luas, maka diberikan
keterbatasan penelitian sebagai berikut :a. Penelitian ini hanya
terbatas pada pembahasan tentang keefektifan penggunaan bimbingan
klasikal teknik bermain.b. Penelitian ini hanya terbatas pada siswa
Kelas VII -A SMPN 1 Papar Kediri yang memiliki Komunikasi
Interpersonalnya rendah.c. Penelitian ini terbatas pada penggunaan
angket Komunikasi Interpersonal untuk mengumpulkan data.d.
Penelitian ini hanya terbatas pada Komunikasi Interpersonal siswa
di kelas.BAB II KAJIAN PUSTAKASecara teoritis sebagai landasan yang
sesuai dengan judul penelitian yaitu Penerapan Layanan Bimbingan
klasikal Teknik Bermain bintang lima supervisi Untuk Meningkatkan
Komunikasi Interpersonal Siswa Kelas VII -A SMPN 1 Papar Kediri,
maka pembahasan ini meliputi Komunikasi Interpersonal dan bimbingan
klasikal teknik bermain bintang lima supervisi.A. Komunikasi
Interpersonal 1. Pengertian Komunikasi InterpersonalMenurut Effendi
yang dikutip Liliweri (1991:12) komunikasi interpersonal adalah
komunikasi antara seorang komunikator dan seorang komunikan yang
sangat efektif dalam upaya mengubah sifat, pendapat dan perilaku
seseorang, karena sifatnya dialogis berupa percakapan dan arus
balik yang bersifat langsung dimana komunikan pada saat itu juga
yaitu pada saat komunikasi berlangsung. Pendapat lain juga
diungkapkan oleh Muhari (1988:13) menyatakan komunikasi
interpersonal adalah komunikasi yang terjadi antara pribadi yang
satu dengan pribadi yang lain. Menurut Devito (1976) komunikasi
interpersonal adalah pengiriman pesan dari seseorang dan diterima
oleh orang lain dengan efek dan umpan balik yang langsung. Dari
berbagai pendapat diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa
komunikasi interpersonal adalah komunikasi (pengiriman pesan) yang
terjadi antara seorang komunikator dengan komunikan atau pribadi
yang satu dengan yang lain dengan efek dan umpan balik secara
langsung.Interpersonal mengandung arti melingkupi semua manusia
atau antara personal atau pribadi, sehingga komunikasi
Interpersonal dapat didefinisikan sebagai the process of sending
and receiving messages between two persons or among a small groups
of person with some effect and some immediate feedback. Proses
pengiriman dan penerimaan pesan diantara dua orang atau beberapa
orang dalam kelompok kecil dengan beberapa efek dan timbal
balik.(Devito dalam Effendi, 1993)Liliweri (1991:13) menyebutkan
beberapa ciri komunikasi antarpribadi, yaitu:a. Arus pesan dua
arah. b. Konteks komunikasi adalah tatap muka.c. Tingkat umpan
balik yang tinggi. d. Kemampuan untuk mengatasi tingkat
selektivitas yang tinggi.e. Kecepatan untuk menjangkau sasaran yang
besar sangat lamban.f. Efek yang terjadi antara lain perubahan
sikap.Terdapat jenis-jenis dasar berkomunikasi, diantaranya adalah
:b. Ketrampilan menyampaikan, yaitu ketrampilan berbicara dan
menulis atau mengarangc. Ketrampilan menerima, yaitu mendengarkan
dan membacad. Yang ikut menyertai diri orang berkomunikasi yang
bersifat tanpa lisan (non verbal communication), yaitu pesan-pesan
tanpa atau diluar kata.Ketrampilan yang harus dimiliki oleh
komunikator adalah berbicara, menulis, mendengar, berfikir
menganalisis, dan membuat perilaku.Johnson (Supratiknya, 1995:10)
menyatakan ada beberapa ketrampilan dasar yang perlu dimiliki agar
mampu memulai, mengembangkan dan memelihara komunikasi yang akrab,
hangat dan produktif dengan orang lain.Kemampuan tersebut antara
lain :a. Kemampuan untuk memahami, dalam kemampuan ini mencakup
beberapa sub kemampuan yakni:1) Sikap percaya, hal ini dapat
ditunjukkan dengan menunjukkan penerimaan dukungan atau membalas
pembukaan diri orang lain serta kerja sama.2) Pembukaan diri,
membuka diri berarti membagikan kepada orang lain perasaan kita
terhadap sesuatu yang telah dikatakan atau dilakukan, atau perasaan
kita terhadap kejadian-kejadian yang baru saja kita saksikan
(Johnson 1981 dalam Supratiknya, 1995).3) Keinsafan diri, hal ini
merupakan langkah pertama ke arah pemahaman diri dan pembuatan
keputusan4) Penerimaan diri, memiliki penghargaan yang tinggi
terhadap diri sendiri, atau lawannya, tidak bersikap sinis terhadap
diri sendiri.b. Kemampuan mengkomunikasikan pikiran dan perasaan
secara tepat dan jelas. Mampu mengkomunikasikan pikiran artinya
dapat menyampaikan ide atau pendapatnya dan mampu mengkomunikasikan
perasaannya secara tepat dan jelas. Menurut Supratiknya (1995:51)
pesan saya adalah pernyataan pribadi (saya, aku) dengan kata lain
menggunakan kata ganti orang pertama tunggal dalam pembicaraan
(saya,....). Johnson (1981:91) menyatakan ketika seseorang tidak
menyadari atau tidak menerima perasaannya atau tidak mampu dalam
mengungkapkannya, maka akan terungkap dalam bentuk-bentuk sebagai
berikut : memberi sebutan, sarkasme, ungkapan persetujuan, dan
ungkapan ketidaksetujuan (mencela).c. Kemampuan memberi dukungan,
dapat memberi tanggapan penuh pemahaman secara tepat. Artinya mampu
memberi dukungan dalam bentuk saran, simpati dan support.d.
Kemampuan untuk memecahkan konflik dan bentuk-bentuk masalah antar
pribadi lain yang mungkin muncul dalam komunikasi kita dengan orang
lain, melalui cara-cara yang konstruktif.Berdasarkan uraian
tersebut dapat disimpulkan bahwa Komunikasi Interpersonal adalah
kemampuan individu untuk memahami, menyampaikan perasaan,
pikirannya, memberi dukungan, serta mampu memecahkan konflik secara
verbal yang bersifat langsung atau face to face terhadap individu
yang lain.2. Karakteristik Komunikasi InterpersonalBeberapa teori
berpendapat bahwa komunikasi Interpersonal adalah sebuah bahan yang
nyata dan tidak meliputi hanya terbatas oleh beberapa orang yang
terpengaruh. Kita bisa mendefinisikan enam karakteristik dalam
Komunikasi Interpersonal :a. Komunikasi Interpersonal dimulai dari
diri sendirib. Komunikasi Interpersonal merupakan proses secara
transaksional secara keseluruhanc. Komunikasi Interpersonal
merupakan bagian dari kedekatan secara fisikd. Komunikasi
Interpersonal terbentuk dalam peranan sosiale. Komunikasi
Interpersonal secara khusus tidak dapat terbalikf. Komunikasi
Interpersonal terjadi berulang-ulang3. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Komunikasi InterpersonalMenurut Johnson (Supratiknya,
1995:20) Ada 4 Faktor yang mempengaruhi Komunikasi Interpersonal
yaitu:a. Masalah Greater AccuracyStudi mengenai Komunikasi
Interpersonal sangat penting untuk dilakukan oleh setiap orang,
bukan hanya tugas orang yang pekerjaannya memberikan informasi atau
merubah sikap orang lain seperti tugas para penggerak perubahan
(change agent). Kemampuan dalam Komunikasi Interpersonal yang
handal juga diperlukan oleh :1) Orang tua dalam membimbing dan
mendidik anak-anaknya.2) Seorang Guru BP dalam membimbing
murid-muridnya di sekolah.3) Seorang Dosen Wali dalam membimbing
akademis mahasiswa perwaliannya. 4) Seorang pimpinan dalam
mengarahkan bawahannya 5) Para wartawan yang harus menginterview
dengan mengorek informasi sebanyak-banyaknya dari seorang nara
sumber6) Para public relations officers yang harus menyelidiki
sikap para karyawan7) Para dokter dalam mengarahkan pasien supaya
cepat sembuh.Komunikasi Interpersonal yang efektif dapat dicapai
dengan mengusahakan ketepatan (accuracy) yang paling tinggi
derajatnya antara komunikator dengan komunikan dalam setiap
situasi. Istilah ketepatan yang digunakan tersebut adalah ketepatan
yang lebih besar (greater accuracy) bukan istilah ketepatan yang
menyeluruh (total accuracy), karena untuk memperoleh ketepatan
seratus persen antara komunikator dengan komunikan tidak akan
mungkin tercapai atau tidak akan mungkin terjadi. b.
HomophilySecara etimologis istilah homophily berasal dari Bahasa
Yunani homoios yang berarti sama. Maka pengertian harfiah homophily
berarti komunikasi dengan orang yang sama. Homophily adalah suatu
keadaan yang menggambarkan derajat pasangan perorangan yang
berinteraksi yang memiliki kesamaan dalam sifat (attribute),
seperti dalam kepercayaan, nilai, pendidikan, status sosial, dan
sebagainya. Suatu situasi orang-orang yang saling berinteraksi,
komunikator bebas memilih seseorang dari sejumlah komunikan, maka
akan terdapat kecenderungan yang kuat untuk memilih komunikan yang
lebih menyamai komunikator.Penyebab terjadinya homophily adalah
sebagai berikut :1) Orang-orang yang sama lebih mungkin termasuk
kelompok yang sama.2) Berdiam lebih berdekatan satu sama lain.3)
Tertarik oleh kepentingan yang sama.c. Heterophily Istilah
heterophily merupakan kebalikan dari homophily. Heterophily adalah
suatu keadaan gambaran derajat pasangan orang-orang yang
berinteraksi dalam proses komunikasi yang berbeda dalam sifat-sifat
tertentu. Faktor yang menyebabkan terjadinya heterophily adalah
karena ada perubahan dan perkembangan masyarakat yang menyebabkan
banyak nilai berubah tapi ada yang tetap mempertahankan nilai
lama.Perkembangan masyarakat tidak memberikan kesempatan yang
merata bagi seluruh anggota masyarakatnya dalam pendidikan maupun
peningkatan penghasilan, hanya untuk orang-orang yang mempunyai
potensi serta pandai memanfaatkan peluang dan kesempatan saja.
Misalnya seorang change agent pada penduduk petani di negara yang
sedang berkembang menjumpai masalah-masalah yang disebabkan
komunikasi dengan penduduk yang jauh berbeda dengannya.Perbedaan
dalam kemampuan teknis, status sosial, sikap, dan kepercayaan,
kesemuanya itu menyebabkan adanya heterophily dalam bahasa dan
pengertian, yang selanjutnya menyebabkan pesan yang disampaikan
kepada mereka diabaikan. Salah satu akibat dari heterophily yang
tinggi derajatnya dalam penyebaran adalah bahwa change agent
cenderung untuk berinteraksi paling efektif dengan penduduk yang
secara relatif sangat menyamai change agent dalam daya pembaharuan,
status sosial, dan kepercayan.d. EmpatiMenurut Rakhmat (1985:132)
bahwa :pengertian empati dapat dikontraskan dengan pengertian
simpati, yakni kita menempatkan diri kita secara imajinatif pada
posisi orang lain. Bila saya melihat anda menangis karena
kehilangan kekasih anda, saya mencoba membayangkan perasaan saya
bila saya juga kehilangan kekasih. Saya beranggapan anda pun
mempunyai perasaan seperti perasaan saya. Pada empati kita tidak
menempatkan diri kita di posisi orang lain, tetapi kita ikut serta
secara emosional dan intelektual dalam pengalaman orang lain.
Berempati artinya membayangkan diri kita pada kejadian yang menimpa
orang lain. Adanya empati kita berusaha melihat seperti orang lain
melihat, merasakan seperti orang lain merasakannya. Bagi seorang
change agent atau seorang komunikator jika berusaha sedapat mungkin
mengetahui bagaimana perasaan orang lain dalam situasi dan dapat
merasakan apa yang dirasakan orang lain itu, maka kemungkinan
sekali dapat menyampaikan pesan yang tepat kepada komunikan.Oleh
karena itu dalam Ketrampilan Interpersonal, komunikator yang ingin
mempengaruhi orang lain sebaiknya memulai dengan menegaskan
kesamaan antara dirinya dengan komunikan. Komunikator yang
dipersepsi memiliki kesamaan dengan komunikan cenderung dapat
berkomunikasi lebih efektif. Ada empat faktor yang membuat
komunikasi efektif :1) Kesamaan mempermudah proses penyandian
(decoding), yakni menterjemahkan lambang-lambang yang diterima
menjadi gagasan-gagasan. Misal bila seorang sarjana administrasi
melakukan Komunikasi Interpersonal pada sarjana administrasi
lainnya maka dengan mudah menangkap arti dari kata-kata dan kalimat
yang disampaikan. Tetapi apabila seorang dokter mengadakan
Komunikasi Interpersonal pada sarjana administrasi tentu banyak
kata-kata dan kalimat yang tidak dimengerti.2) Kesamaan membantu
membangun premis yang sama untuk mempermudah proses deduktif. Hal
ini berarti bila kesamaan kedudukan relevan dengan topik persuasi,
maka komunikan akan terpengaruh oleh komunikator.3) Kesamaan
menyebabkan komunikan tertarik pada komunikator. Seseorang
cenderung menyukai orang yang memiliki kesamaan kedudukan dengan
orang tersebut. Sehingga pada proses Ketrampilan Interpersonal,
komunikan akan tertarik dengan komunikator dan komunikan tersebut
cenderung menerima gagasan-gagasan komunikator.4) Kesamaan
menumbuhkan rasa hormat dan percaya pada komunikator.
4.Hambatan-Hambatan dalam Komunikasi Interpersonala. InteraksiKata
interaksi berasal dari Bahasa Inggris interaction artinya suatu
tindakan yang berbalasan. Dengan kata lain suatu proses hubungan
yang saling pengaruh mempengaruhi. Jadi interaksi sosial (social
interaction) adalah suatu proses berhubungan yang dinamis dan
saling pengatuh mempengaruhi antar manusia.Menurut Soekamto dalam
buku Sosiologi Suatu Pengantar (2000) menyatakan bahwa : Interaksi
sosial (yang juga dinamakan proses sosial) merupakan syarat utama
terjadinya aktivitas-aktivitas sosial.b. PengalamanPengalaman atau
experience adalah sejumlah memori yang dimiliki individu sepanjang
perjalanan hidupnya. Pengalaman masing-masing individu akan
berbeda-beda tidak akan persis sama. Perbedaan pengalaman tentu
saja menjadi hambatan dalam Komunikasi Interpersonal.B. Teknik
Bermain Bintang Lima Supervisi1. Pengertian Teknik BermainVygotsy
(dalam Hurlock 1993) mengemukakan bermain adalah self help tool.
Seringkali keterlibatan anak dalam kegiatan bermain dengan
sendirinya mengalami kemajuan dalam perkembangannya. Dalam bermain,
anak mampu mengendalikan dirinya karena kerangka bermain berada
dibawah kontrol anak atau dilakukan dalam situasi imajiner. Anak
dapat pura-pura menangis dan mampu menghentikan tangisannya secara
tiba-tiba, berbeda dengan situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari
. dibandingkan dengan situasi lain, dalam situasi bermain anak
memiliki perhatian (atensi), daya ingat, bahasa dan kooperasi yang
lebih baik. Vygotsky memandang bermain identik dengan kaca pembesar
yang dapat menelaah kemampuan baru dari anak yang bersifat
potensial sebelum diaktualisasikan dalam situasi lain, khususnya
dalam kondisi formal seperti di sekolah. Pandangan Vygotsky
mengenai bermain bersifat menyeluruh, dalam pengertian selain untuk
perkembangan sosial dan emosi anak. Ketiga aspek yaitu kognisi,
sosial dan emosi saling berhubungan satu sama lain dan sudah
tergambar jelas pada contoh yang diberikan saat anak bermain
pura-pura.Bruner (dalam Santrock 2003) memberi penekanan pada
fungsi bermain sebagai sarana mengembangkan kreativitas dan
fleksibilitas. Dalam bermain, yang lebih penting bagi anak adalah
makna bermain dan bukan hasil akhirnya. Saat bermain, anak tidak
memikirkan sasaran yang akan dicapai sehingga dia mampu
bereksperimen dengan memadukan berbagai perilaku baru serta tidak
biasa. Keadaan seperti itu tidak mungkin dilakukan kalau dia berada
dalam kondisi tertekan. Sekali anak mencoba memadukan perilaku yang
baru, mereka dapat menggunakan pengalaman tersebut untuk memecahkan
masalah dalam kehidupan sebenarnya. Perilaku-perilaku rutin yang
dipraktekkan dan dipelajari berulang-ulang dalam situasi bermain
akan terintegrasi dan bermanfaat untuk memantapkan pola perilaku
sehari-hari. Jadi, bermain dapat mengembangkan fleksibilitas dengan
banyaknya pilihan-pilihan perilaku bagi anak. Selanjutnya, bermain
memungkinkan anak berekplorasi terhadap berbagai kemungkinan yang
ada, karena situasi bermain membuat anak lebih terlindung dari
akibat yang akan diderita kalau hal itu dilakukan dalam situasi
sehari-hari. Bagi Bruner, hasil ini memperlihatkan manfaat adaptif
dari bermain yaitu saat perkembangan manusia masih berada dalam
tahap belum matang dan masih berevolusi.Sehingga dapat disimpulkan
teknik bermain bintang 5 supervisi adalah sebuah permainan untuk
menumbuhkan pemahaman tentang 5 hal yaitu menjelaskan memberi tahu
apa yang dibuat, memberitahu bagaimana membuat pertunjukkan,
memberitahu bagaimana membuat, menunjukkan bagaimana membuat,
memberi petunjuk pada setiap orang membuat, memeriksa apa yang
dibuat dan mengoreksi yang salah, bintang lima supervisi menekankan
pada kemampuan mengingat pesan yang disampaikan oleh komikan dan
komunikator, selain itu merupakan latihan untuk berbicara,
berkonsultasi dan berlatih berulang-ulang untuk menjelaskan dan
berkomunikasi2. Ciri-ciri Kegiatan BermainMenurut Prayitno
(2004:25) kegiatan bermain memiliki ciri-ciri sebagai berikut1)
Dilakukan berdasarkan motivasi intrinsic, maksudnya muncul atas
keinginan pribadi serta untuk kepentingan sendiri2) Perasaan dari
orang yang terlibat dalam kegiatan bermain diwarnai oleh
emosi-emosi yang positif. Kalaupun emosi positif tidak tampil,
setidaknya kegiatan bermain mempunyai nilai (value) bagi anak.3)
Fleksibelitas yang ditandai mudahnya kegiatan beralih dari satu
aktivitas ke aktivitas lain.4) Lebih menekankan pada proses yang
berlangsung dibandingkan hasil akhir. Saat bermain, perhatian
anak-anak lebih terpusat pada kegiatan yang berlangsung
dibandingkan tujuan yang ingin dicapai. Tidak adanya tekanan untuk
mencapai prestasi membebaskan anak untuk mencoba berbagai variasi
kegiatan. Karena itu bermain cenderung lebih fleksibel, karena
tidak semata-mata ditentukan oleh sasaran yang ingin dicapai.5)
bebas memilih, dan ciri ini merupakan elemen yang sangat penting
bagi konsep bermain pada anak-anak.6) Mempunyai kualitas pura-pura.
Kegiatan bermain mempunyai kerangka tertentu yang memisahkannya
dari kehidupan nyata sehari-hari. Kerangka ini berlaku terhadap
semua bentuk kegiatan bermain seperti bermain peran, menyusun
balok-balok, menyusun kepingan gambar dan lain-lain. Realitas
internal lebih diutamakan dari pada realitas eksternal, karena anak
memberi makna baru terhadap objek yang dimainkan dan mengabaikan
keadaan objek yang sesungguhnya. Keadaan ini bisa kita simak saat
anak bermain, tindakan-tindakan anak akan berbeda dengan
perilakunya saat sedang tidak bermain. Misalnya anak yang pura-pura
minum dari cangkir yang sebenarnya berujud balok, atau mengganggu
kepingan gambar sebagai kue keju. Kualitas pura-pura memungkinkan
anak bereksperimen dengan kemungkinan-kemungkinan baru.3. Prosedur
Pelaksanaan Teknik Bermain Bintang Lima SupervisiLangkah pertama
adalah melipat kertas bujur sangkar yang telah disediakan dilipat
menjadi 2, sehingga terbentuk 4 persegi panjang., dengan lipatan
berada di bawah, 2) selanjutnya dilipat sedemikian sehingga sudut
kiri bawah bertemu dengan tepi kanan kertas pada posisi 1/3 dari
atas. 3) Langkah selanjutnya adalah melipat kertas bagian bawah
menurut garis miring yang baru saja terbentuk pada langkah kedua,
4) selanjutnya dilipat sekali lagi kertas tersebut, sehingga tepi
lipatan yang terbentuk tadi saling berhimpit. 5) Lipatan yang telah
dilipat tadi (langkah 4) dan tepi kertas yang horizontal (langkah
3) dibuka, selanjutnya membuat sobekan kecil pada sebelah luar
(sisi luar). 6) Kemudian kertas dilipat kembali seperti langkah
ke-4 kemudian sobekan kecil (langkah kr-6) disobek sampai
pertengahan tepi yang lain, sehingga terpotong. 7) Langkah terakhir
dibuka lipatan-lipatan kembali dan akan terbentuk bintang segi
lima.C. Penerapan Teknik Bermain Bintang Lima Supervisi untuk
Meningkatkan Komunikasi Interpersonal SiswaKomunikasi Interpersonal
bukan merupakan kemampuan yang kita bawa sejak lahir dan juga tidak
akan muncul secara tiba-tiba, saat kita memerlukannya. Ketrampilan
tersebut harus kita pelajari atau kita latih. Johnson (dalam
Supratiknya, 1995:12)Terdapat jenis-jenis dasar berkomunikasi,
diantaranya:a. Ketrampilan menyampaikan, yaitu ketrampilan
berbicara dan menulis atau mengarangb. Ketrampilan menerima, yaitu
mendengarkan dan membacac. Komunikasi yang bersifat tanpa lisan
(non verbal communication), yaitu pesan-pesan tanpa atau diluar
kata.Ketrampilan yang harus dimiliki oleh komunikator adalah
berbicara, menulis, mendengar, berfikir menganalisis, dan membuat
perilaku.Dari beberapa teori diatas menunjukan bahwa sebuah
keterampilan komunikasi perlu dialatih. Teknik bermain bintang lima
supervisi melatih seseorang untuk dapat menjelaskan sesuai dengan
perintah agar lawan berbicara dapat memahami sesuai dengan apa yang
dimaksud, didalam permainan bintang lima supervisi terdapat
keterampilan-keterampilan yang dilatih antara lain mendengar,
berbicara, berfikir dan membuat sebuah perilaku yang sesuai dengan
informasi yang diberikan sehingga teknik ini akan sangat sesuai
guna melatih siswa berketrampilan Interpersonal.
D. Penelitian yang RelevanTelah banyak penelitian yang dilakukan
tentang penggunaan sosiodrama. Dari hasil penelitian sebelumnya
yang relevan antara lain penelitian yang dilakukan oleh:1.
Penelitian yang dilakukan mengenai komunikasi Interpersonal pernah
dilakukan oleh Lutfi Hastani Maarif dengan judul penggunaan stategi
pemodelan untuk membantu meningkatkan komunikasi Interpersonal
siswa dengan jumlah subjek sebanyak 8 orang yang diambil dengan
menggunakan angket tertutup. 2. Penelitian lain dilakukan oleh Dian
Aransari dengan judul pengaruh latihan asertif terhadap peningkatan
komunikasi Interpersonal pada siswa kelas X-1 SMA Negeri 7 Surabaya
tahun ajaran 2005-2006 dengan menggunakan uji tanda sebelum dan
sesudah perlakuan diketahui tabel D menunjukkan bahwa x=0 N=6
menghasilkan = 0,016 harga ini lebih kecil dari = 0,05 dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan tingkat komunikasi
Interpersonal pada subjek sebelum dan sesudah diberi perlakuan
asertif.
E. Kerangka Pikir Berdasarkan kajian pustaka yang telah
dijelaskan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini
ditujukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara sebelum
dan sesudah diberikan perlakuan dengan menggunakan teknik teknik
bermain bintang lima supervisi sehingga dapat diketahui bahwa
teknik bermain bintang lima supervisi dapat membantu siswa yang
mengalami kesulitan ketrampilan Interpersonal. Kerangka pikir
merupakan sesuatu yang penting selain pengolahan data. berdasarkan
uraian teoritis pada bab seblumnya berikut ini disajikan kerangka
pikir yang dapat memudahkan kita dalam memahami alur penelitian
ini. Dalam kegiatan ini siswa diajak untuk memainkan suatu peranan
mengenai Komunikasi Interpersonal. Teknik ini terdiri dari beberapa
tahap yang dapat mengakrabkan masing-masing peserta sehingga
diharapkan dari kegiatan ini siswa dapat meningkatkan komunikasi
dengan baik dan efektif.
Bagan 2.1 Kerangka Pikir Kesulitan Komunikasi Interpersonal
Siswa yang memiliki tingkat komunikasi interpersonal yang rendah
dengan ciri-ciri: kurang memiliki kemampuan saling memahami, sulit
mengkomunikasikan pikiran dan perasaan secara tepat dan jelas,
sulit menerima dan memberikan dukungan, sulit memecahkan konflik
dan masalah
Teknik bermain bintang lima suprvisiTahap-tahap: Persiapan
Berikan lembar instruksi Peserta membaca instruksi dan membuat
sesuai petunjuk dalam waktu 5 menit Peserta memperlihatkan hasil.
Ternyata masih ada yang belum berhasil. Tanyakan apa sebabnya.
Fasilitator menunjuk peserta yang berhasil mendemonstrasikan cara
membuat bintang segi lima Peserta diminta untuk mengikuti langkah
yang sedang dilakukan oleh pendemonstrasi Fasilitator memimpin
diskusi tentang kegiatan permainan kelompok : dengan memberikan
kesempatan peserta mengisi lembar ungkapan perasaan. Peserta diberi
kesempatan mengungkapkan perasaan.
Meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal dengan
menggunakan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama
Siswa dengan komunikasi interpersonal meningkat dengan
ciri-ciri: mampu memahami, mampu saling mengkomunikasikan pikiran
dan perasaan secara tepat dan jelas, mampu saling menerima dan
memberikan dukungan, mampu memecahkan konflik dan masalah
Komunikasi Interpersonal meningkatBAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah suatu cara untuk mencapai tujuan
penelitian. Metode penelitian membahas tentang tata kerja dan
cara-cara pemecahan masalah secara sistematis yang ditempuh oleh
peneliti untuk memperoleh hasil yang benar-benar dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah. Tanpa adanya
metode penelitian, maka masalah yang diajukan dalam penelitian ini
tidak mugkin dapat dipecahkan dengan baik. Hadi (1986:4)
menjelaskan tentang keberadaan metode penelitian sebagai berikut:
Metode penelitian sebagaimana yang kita kenal sekarang memberikan
garis-garis besar yang cermat yang mengajukan syarat-syarat yang
keras. Maksudnya adalah untuk menjaga agar pengetahuan yang dicapai
dari suatu penelitian mempunyai bobot ilmiah yang
setinggi-tingginya. Oleh sebab itu dalam penelitian ini perlu
dicantumkan semua kegiatan yang telah dilakukan oleh peneliti dalam
rangka pengumpulan data, menganalisa dan menyimpulkan kegiatan
tersebut dicantumkan dalam BAB III yaitu metode penelitian.A.
Rancangan PenelitianPenelitian ini merupakan penelitian
pre-eksperimental design dengan model pre test-post test one group
design. Pendekatan ini diberikan kepada satu kelompok saja tanpa
kelompok pembanding, kelompok eksperimen pada kelompok ini
diberikan test awal (pre test) dengan menggunakan angket, kemudian
diberikan perlakuan untuk jangka waktu tertentu, selanjutnya
dikenakan pengukuran kembali (post test) untuk melihat ada tidaknya
pengaruh dari perlakuan yang diberikan.Bagan 3.1Pre Test Post Test
One Group Design
Pre-testTreatmentPost-test T1 X2 T2Prosedur dari pre test dan
post test sebagai berikut:1. Memberikan T1, yaitu pre test untuk
mengetahui skor awal siswa yang mengalami kesulitan kemampuan
komunikasi interpersonal dalam menyatakan tidak, membuat
permintaan, mengekspresikan perasaan baik positif maupun negatif,
membuka dan mengakhiri suatu percakapan sebelum diberikan
perlakuan2. Memberikan perlakuan pada subyek dengan X, yaitu dalam
bentuk kelompok dengan bimbingan klasikal teknik bermain bintang
lima supervisi untuk jangka waktu tertentu yang mempunyai kesulitan
kemampuan komunikasi interpersonal 3. Memberikan T2, yaitu post
test yaitu mengukur kemampuan komunikasi interpersonal setelah
diberikan rangkaian perlakuan dengan bimbingan klasikal teknik
bermain bintang lima supervisi4. Analisis hasil penelitian dengan
membandingakan hasil pre test dengan post test5. Menerapkan test
statistik uji tanda, dalam hal ini untuk mengevaluasi efek dari
treatment (bimbingan klasikal teknik bermain bintang lima
supervisi) terhadap kemampuan komunikasi interpersonal
siswa.1.Tahap Persiapan Penelitian.a) Lokasi penelitian Penelitian
ini dilaksanakan di SMPN 1 Papar Kedirib) Menyusun proposal
penelitianProposal penelitian merupakan gambaran dari kegiatan
penelitian yang dilakukan dalam penyusunan skripsi. Proposal
penelitian ini telah diseminarkan di jurusan Psikologi Pendidikan
dan Bimbingan.c) Mengurus surat izin dari fakultas untuk diserahkan
ke SMPN 1 Papar Kediri2.Tahap Pelaksanaan Penelitiana) Membuat
jadwal penelitian Penyusunan jadwal penelitian ini disesuaikan
dengan jadwal siswa siswi SMPN 1 Papar Kediri kelas VII-A agar
tidak mengganggu aktivitas dan kegiatan belajar mengajar siswa
siswi tersebut.b) Prosedur penelitian 1. Pre testMenentukan siswa
yang mempunyai masalah dalam kemampuan komunikasi interpersonal
dengan menggunakan angket yang sudah di validitas dan reliabilitas.
Angket diberikan pada siswa kelas VII-A. Maksud pemberian pre test
adalah untuk mengetahui siswa yang mempunyai kemampuan komunikasi
interpersonal rendah (menemukan subyek), dan menentukan kondisi
awal subyek yang akan diberikan perlakuan. Setelah angket diberikan
dilakukan penghitungan skor yang telah ditentukan.2.
PerlakuanSetelah diketahui siswa yang mempunyai masalah dalam
kemampuan komunikasi interpersonal, maka diberikan bimbingan
klasikal teknik bermain bintang lima supervisi. Adapun prosedur
setiap perlakuan sebagai berikut:a) Pertemuan pertama: Rasional
strategi bimbingan klasikal teknik bermain bintang lima supervisib)
Pertemuan kedua: Menegaskan kondisi khusus diman perilaku tidak
berani berkomunikasi interpersonal terjadic) Pertemuan ketiga:
Mengidentifikasi target perilaku dan tujuand) Pertemuan keempat:
Menetapkan perilaku tepat dan tidak tepat, membantu siswa
membedakan perilaku tepat dan tidak tepat e) Pertemuan kelima:
Mengeksplorasi ide, sikap dan konsep irasionalf) Pertemuan keenam:
Mendemonstrasikan respon yang tepat, melaksanakan latihan g)
Pertemuan ketujuh: Mempraktekkan keterampilan berkomunikasi
interpersonal, memberikan penguat dan tugas rumahh) Pertemuan
kedelapan: Evaluasi dan memberikan penguat3. Post testMelakukan
post test atau melakukan pengukuran angket kemampuan komunikasi
interpersonal siswa yang juga digunakan dalam pre test pada subyek
penelitian. Tujuan dari pemberian post test adalah untuk mengukur
dan mengetahui kembali tingkat kemampuan komunikasi interpersonal
yang ada pada diri siswa, apakah ada perbedaan tingkat kemampuan
komunikasi interpersonal siswa setelah diberikan perlakuan.4.
MembandingkanMembandingkan dan menganalisis perbedaan hasil pre
test dan post test dengan tes tanda.B. Subyek PenelitianSubyek
penelitian adalah: (1) anggota sampel, (2) benda, hal atau orang
tempat variabel penelitian melekat, (3) suatu bahan yang dapat
berupa orang atau benda yang menurut peneliti sangat menarik dan
memiliki karakteristik berbeda dengan subyek lain sehingga peneliti
betul-betul mengerjakannya dan merasa mudah mengatasi hal yang
mungkin merintanginya Silalahi (2003:63).Penelitian ini
dilaksanakan di SMPN 1 Papar Kediri. Adapun subyek penelitiaannya
adalah siswa kelas VII-A SMPN 1 Papar Kediri yang memiliki
kemampuan komunikasi interpersonal rendah. Berdasarkan informasi
dari guru pembimbing di SMPN 1 Papar Kediri menunjukkan bahwa kelas
tersebut merupakan kelas dengan kemampuan komunikasi interpersonal
rendah.C. Variabel dan Definisi OperasionalIstilah variabel
memiliki arti segala sesuatu yang akan menjadi objek dalam
penelitian. Dalam penelitian ini ada dua variabel, yaitu kemampuan
komunikasi Interpersonal sebagai variabel terikat (Y) dan bimbingan
klasikal teknik bermain bintang lima supervisi sebagai variabel
bebas yang disebut variabel (X). Selanjutnya akan diuraikan secara
operasional mengenai variabel variabel tersebut :1. Variabel bebas
: Teknik bermain Bintang lima supervisiBintang lima supervisi
merupakan sebuah permainan untuk menumbuhkan pemahaman tentang 5
hal yaitu menjelaskan memberi tahu apa yang dibuat, memberitahu
bagaimana membuat pertunjukkan, memberitahu bagaimana membuat,
menunjukkan bagaimana membuat, memberi petunjuk pada setiap orang
membuat, memeriksa apa yang dibuat dan mengoreksi yang salah,
bintang lima supervisi menekankan pada kemampuan mengingat pesan
yang disampaikan oleh komikan dan komunikator, selain itu merupakan
latihan untuk berbicara, berkonsultasi dan berlatih berulang-ulang
untuk menjelaskan dan berkomunikasi2. Variabel terikat : Kemampuan
komunikasi interpersonal Kemampuan komunikasi interpersonal adalah
kemampuan komunikasi antara dua orang atau lebih dalam menyatakan
tidak, membuat permintaan, mengekspresikan perasaan baik positif
maupun negatif, membuka dan mengakhiri percakapan. Siswa yang
mempunyai kemampuan komunikasi interpersonal rendah biasanya tidak
mampu menolak hal yang tidak sesuai dengan dirinya karena takut dan
cemas untuk mengutarakannya, diam dan hanya menyimpan keinginannya
dalam hati, menekan pikiran dan perasaan, mengangguk malu dan mata
melihat ke bawah.D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan DataMetode
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode angket.
Metode angket adalah serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk
mengungkap informasi, baik menyangkut fakta maupun pendapat
(Maksum, 2006:52). Sedang data dari hasil pengisian angket
merupakan jawaban yang dapat menggambarkan kemampuan komunikasi
interpersonal siswa.Jenis angket yang digunakan dalam penelitian
ini adalah angket tertutup dengan alasan : 1) Menjaga kerahasiaan
responden.2) Lebih mudah pelaksanaanya baik bagi responden maupun
bagi siswa.3) Menghemat waktu dan biaya.4) Dapat dilaksanakan
serentak dalam waktu yang sama.5) Angket ini digunakan untuk
mengungkap data siswa yang mempunyai kemampuan komunikasi
interpersonal rendah.
E. Pengembangan Instrument1. Pengembangan angketKisi-kisi
pedoman penyusunan angket Kemampuan Komunikasi Interpersonal
(Variabel Y) mengacu pada teori Carrol dan Bower
(http://psychemate.blogspot.com/2007/12/another-assertiveness.html)
yang membedakan perilaku asertif, agresif dan pasif. Sedangkan
menurut Bower seperti yang telah dijelaskan pada Bab II mengenai
ciri-ciri empat kemampuan komunikasi interpersonal yaitu menyatakan
tidak, membuat permintaan, mengekspresikan perasaan baik positif
maupun negatif, membuka dan mengakhiri percakapan.Tabel 3.1
Kisi-Kisi Pedoman Penyusunan Angket Kemampuan Komunikasi
Interpersonal sebelum uji validitas
VariabelDimensi/AspekDeskriptorNo. ButirJml
+-
Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Menyatakan TidakMampu menolak tanpa perasaan takut dan cemas12,
33
Menyatakan ketidaksetujuan dengan tegas45, 63
Mampu memberikan respon tanpa menyinggung perasaan orang lain7,
893
Membuat permintaan
Mampu mengutarakan keinginan10, 11, 12, 1314, 15, 167
Mengkomunikasikan perasaan secara verbal1718, 19
3
Kemampuan Komunikasi InterpersonalMengekspresikan perasaan baik
positif maupun negatif
Mampu menyatakan perasaan dengan jujur2021, 223
Bersikap terbuka terhadap masukan23, 24, 25, 2627, 28 29, 30,
319
Membuka dan mengakhiri percakapan
Mampu berbicara dengan nada bicara yang menyenangkan32, 33, 34,
43, 4435, 36, 37, 45, 46, 471
Mengkomunikasikan perasaan secara non verbal38, 39, 40, 48, 49,
5041, 42, 51, 52
Jumlah252722
Setelah diuji validitas menggunakan rumus product moment
diperoleh hasil terdapat 6 item yang dinyatakan gugur, item-item
tersebut meliputi item nomor 17,25, 27, 33, 36, dan 38. Berikut
disajikan tabel hasil uji validasi angket kemampuan komunikasi
interpersonal sebelum uji validitas
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Pedoman Penyusunan Angket Kemampuan
Komunikasi Interpersonal setelah uji validitas
VariabelDimensi/AspekDeskriptorNo. ButirJml
+-
Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Menyatakan TidakMampu menolak tanpa perasaan takut dan cemas12,
33
Menyatakan ketidaksetujuan dengan tegas45, 63
Mampu memberikan respon tanpa menyinggung perasaan orang lain7,
893
Membuat permintaan
Mampu mengutarakan keinginan10, 11, 12, 1314, 15, 167
Mengkomunikasikan perasaan secara verbal18, 19
3
Kemampuan Komunikasi InterpersonalMengekspresikan perasaan baik
positif maupun negatif
Mampu menyatakan perasaan dengan jujur2021, 223
Bersikap terbuka terhadap masukan23, 24, 26 28 29, 30, 319
Membuka dan mengakhiri percakapan
Mampu berbicara dengan nada bicara yang menyenangkan32, 34, 43,
4435, , 37, 45, 46, 471
Mengkomunikasikan perasaan secara non verbal 39, 40, 48, 49,
5041, 42, 51, 52
Jumlah21252
Sedangkan kualifikasi untuk setiap jawaban angket kemampuan
komunikasi interpersonal sebagai berikut:Tabel 3.2 Skor Jawaban
AngketPernyataanSelaluSeringKadang-kadangTidak Pernah
(+)4321
(-)1234
(Sudjana, 2001:107)
Penentuan kategori kemampuan komunikasi interpersonal ada 3
yaitu kategori tinggi, kategori sedang, dan kategori rendah. Adapun
penjelasannya adalah sebagai berikut :Tabel 3.3Perhitungan SD
(Standart Deviasi) Angket Kemampuan Komunikasi Interpersonal
No SubyekNama RespondenXMFxfx2Kategori
1ANI143128.3414.66214.83Sedang
2AAN118-10.34106.97Sedang
3ASH122-6.3440.23Sedang
4EWN1-27.34747.63Rendah
5BGS126-2.345.49Sedang
6BYR16738.661494.37Tinggi
7DNG14415.66245.15Sedang
8ERN101-27.34747.63Rendah
9DAI112-16.34267.09Sedang
10ERI14516.66277.46Sedang
11FNY14213.66186.52Sedang
12GNO15122.66513.35Tinggi
13IGA1312.667.06Sedang
14KOL15829.66879.55Tinggi
15MLA117-11.34128.66Sedang
16LDS98-30.34920.69Rendah
17NAI1334.6621.69Sedang
18NKN109-19.34374.15Sedang
19PPT106-22.34499.20Rendah
20NMS111-17.34300.77Sedang
21NTA123-5.3428.55Sedang
22PRW1378.6674.95Sedang
23RNY122-6.3440.23Sedang
No SubyekNama RespondenXMFxfx2Kategori
24RHT1301.662.75Sedang
25RZY125-3.3411.17Sedang
26RDA15324.66607.97Tinggi
27STI118-10.34106.97Sedang
28SJO1345.6632.00Sedang
29WNA117-11.34128.66Sedang
30RAA100-28.34803.32Rendah
31PAI15627.66764.92Tinggi
32LDY15627.66764.92Tinggi
33SFL107-21.34455.52Rendah
34DNR14718.66348.09Tinggi
35PSP1323.6613.37Sedang
Jumlah44920.0011947.05
Max167
Min98
SD18.48
Dari tabel hasil perhitungan standar deviasi di atas, maka dapat
diketahui bahwa :1. Mean
2. Standar Deviasi
= = 18,48
3. Kurve normalKategori ini digunakan untuk menentukan tingkat
kemampuan komunikasi interpersonal pada subyek dengan pembagian
kategori tersebut adalah :a. Kategori tinggi: mean skor + 1 SD ke
atas: 128,34 + 1 (18,48) = 146,82b. Kategori sedang: mean 1 SD
sampai mean + 1 SD: 128,34 1 (18,48) sampai 128,34 + 1(18,48):
109,86 sampai 146,82c. Kategori rendah: mean 1 SD ke bawah:128,34
18,34 = 109,86
Jadi dapat disimpulkan bahwa :1) Kategori kemampuan komunikasi
interpersonal tinggi = 147 keatas 2) Kategori kemampuan komunikasi
interpersonal sedang = 110 1463) Kategori kemampuan komunikasi
interpersonal rendah = kurang dari 109Berdasarkan data dari angket
dan pembagian kategori, diketahui terdapat 6 siswa yang memiliki
kemampuan komunikasi interpersonal rendah sehingga 6 siswa tersebut
akan diberikan perlakuan dengan menggunakan bimbingan klasikal
teknik bermain bintang lima supervisi.Sebelum angket kemampuan
komunikasi interpersonal diberikan pada subyek penelitian, angket
tersebut diuji coba terlebih dahulu. Uji coba dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui tingkat signifikan masing-masing item.
Adapun uji coba tersebut meliputi:
2. Uji Validitas Langkah-langkah uji validitas
angket:Menyebarkan angket dari sejumlah responden dari luar
populasi.a) Menghitung skor item dan skor total.b) Mengkorelasikan
dengan korelasi product moment dari Karl Pearson, dengan angka
kasar (raw score), adalah sebagai berikut:
Rumus Korelasi rxy =Keterangan: rxy = Koefisien KorelasiXY =
Product dari X dan YX = Kuadrat dari variabel XY = Kuadrat dari
variabel YN = Jumlah Responden(Maksum, 2006:48)c) Hasil korelasi
tersebut dikonsultasikan dengan nilai rtabel dengan taraf
signifikan 5%Berdasarkan taraf signifikan 5% dengan N=35 maka
diperoleh harga rtabel = 0,334. Kemudian dilakukan perhitungan
terhadap 52 item angket kemampuan komunikasi interpersonal. Sesuai
dengan pernyataan tersebut dinyatakan 46 valid dan 6 item yang lain
gugur (tidak valid). Selanjutnya 6 item yang gugur tidak di uji
kembali karena dari 46 item yang valid telah mewakili tiap-tiap
indicator angket tersebut. Berikut adalah contoh perhitungan
validitas item no. 1
Tabel 3.4Persiapan Perhitungan Validitas Kemampuan Komunikasi
Interpersonal Item No. 1 Nomor ItemNamaRespondenXYX2Y2XY
1ACK2168428224336
2AOK2140419600280
3ADS2150422500300
4BDI2116413456232
5BGS3137918769411
6DAN41731629929692
7DNC41631626569652
8EAL3135918225405
9EIR3159925281477
10EIS41781631684712
11FAW41811632761724
12GEA3163926569489
13IMT2129416641258
14IGR3134917956402
15IKW3122914884366
16LDA1149122201149
17LNJ41661627556664
18MDS41791632041716
19MAK3145921025435
20MSH3136918496408
21MNS41581624964632
22NNN41761630976704
23NPP2133417689266
24PNK41821633124728
25RFL41691628561676
26SAH3138919044414
27SNI3157924649471
28SDK41601625600640
29SPH3143920449429
30TAI3124915376372
31TSI4157624649628
32UVA3137918769411
33WKO3111912321333
34WWO41411619881564
35YOA2135418225270
Jumlah109524436379864416646
Dari tabel hasil perhitungan validitas angket untuk item no.1 di
atas dapat diketahui :N = 35X2= 363X= 109Y2= 798644Y= 5244XY=
16646
Dari hasil perhitungan validitas di atas maka dapat diketahui
bahwa untuk item no.1 rhitung = 0,570 yang kemudian dikonsultasikan
dengan rtabel dengan subyek N = 35 taraf signifikan 5% batas
penolakan sebesar 0,334 (tabel nilai product moment). Dengan
demikian rhitung lebih besar dari rtabel (0,570 0,334), maka data
angket penerapan bimbingan klasikal teknik bermain bintang lima
supervisi untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal
siswa kelas VII-A SMPN 1 Papar Kediri untuk item no.1 dapat
dikatakan signifikan atau valid. Hasil uji validitas untuk angket
kemampuan komunikasi interpersonal siswa adalah sebagai berikut
:Tabel 3.5 Hasil Penghitungan Uji Validitas Angket Kemampuan
Komunikasi Interpersonal
Nomor Item AngketrhitungrtabelKeterangan
10,5700,334Signifikan
20,6490,334Signifikan
30,4760,334Signifikan
40,6150,334Signifikan
50,6510,334Signifikan
60,5660,334Signifikan
70,4850,334Signifikan
80,6290,334Signifikan
90,4470,334Signifikan
100,5190,334Signifikan
110,5030,334Signifikan
120,6910,334Signifikan
130,6150,334Signifikan
140,6790,334Signifikan
150,7040,334Signifikan
160,6390,334Signifikan
17-0,0390,334Tidak signifikan
180,4100,334Signifikan
190,4310,334Signifikan
200,6840,334Signifikan
210,6390,334Signifikan
220,6310,334Signifikan
230,4900,334Signifikan
240,4860,334Signifikan
250,2980,334Tidak signifikan
260,6030,334Signifikan
270,2510,334Tidak signifikan
280,3780,334Signifikan
290,5500,334Signifikan
300,7170,334Signifikan
310,6230,334Signifikan
Nomor Item AngketrhitungrtabelKeterangan
320,4150,334Signifikan
33-0,1930,334Tidak signifikan
340,4290,334Signifikan
350,6390,334Signifikan
360,2700,334Tidak signifikan
370,3440,334Signifikan
380,2100,334Tidak signifikan
390,3650,334Signifikan
400,6350,334Signifikan
410,5100,334Signifikan
420,4140,334Signifikan
430,5380,334Signifikan
440,6350,334Signifikan
450,6340,334Signifikan
460,5300,334Signifikan
470,4650,334Signifikan
480,4730,334Signifikan
490,4860,334Signifikan
500,4130,334Signifikan
510,4510,334Signifikan
520,4550,334Signifikan
3. Uji Reliabilitas Reliabilitas angket menggunakan teknik belah
dua dengan rumus Spearman Brown, dengan langkah-langkah sebagai
berikut:a. Membuat tabel persiapan perhitungan reliabilitas.b. Item
pada table persiapan tersebut dibagi menjadi dua kelompok yaitu
kelompok bernomor ganjil dan kelompok bernomor genap. c. Skor
belahan ganjil dikorelasikan dengan skor belahan genap dengan
menggunakan rumus Product Moment.d. Mencari indeks reliabilitas
dengan menggunakan rumus Spearman Brown, sebagai berikut:
Keterangan:
= reliabilitas istrument
= yang disebut sebagai indeks korelasi antara 2 instrumen
(Maksum, 2006:49)Setelah dihitung validitasnya, kemudian dilakukan
perhitungan reliabilitas terhadap instrument (angket kemampuan
komunikasi interpersonal) yang valid sebagai berikut:
Tabel 3.6 Hasil Penghitungan Uji Reliabilitas Angket Kemampuan
Komunikasi InterpersonalNo.SubyekNamaRespondenxXyYX2Y2XY
1ANI7271518450415112
2AAN6157372132493477
3ASH6062360038443720
4EWN5447291622092538
5BGS6264384440963968
6BYR7889608479216942
7DNG7074490054765180
8ERN5249270424012548
9DAI5260270436003120
10ERI6679435662415214
11FNY7270518449005040
12GNO7873608453295694
13IGA6467409644894288
14KOL7880608464006240
15MLA5760324936003420
No.SubyekNamaRespondenxXyYX2Y2XY
16LDS4553202528092385
17NAI6469409647614416
18NKN5554302529162970
19PPT5650313625002800
20NMS6150372125003050
21NTA6657435632493762
22PRW7166504143564686
23RNY6062360038443720
24RHT6961476137214209
25RZY6263384439693906
26RDA7281518465615832
27STI6355396930253465
28SJO6569422547614485
29WNA5958348133643422
30RAA4951240126012499
31PAI7878608460846084
32LDY7680577664006080
33SFL5750324925002850
34DNR7275518456255400
35PSP6765448942254355
JUMLAH22432249146357148567146877
Dari tabel hasil perhitungan reliabilitas angket di atas, maka
dapat diketahui :N = 35x2= 146357x= 2243y2= 148567y= 2249xy=
146877
Selanjutnya hasil tersebut dimasukkan ke dalam rumus Spearman
Brown, untuk memperoleh indeks reliabilitas, yaitu :
Dari perhitungan di atas diperoleh rhitung sebesar 0,916
kemudian dikonsultasikan dengan rtabel dengan jumlah subyek N=35,
dengan taraf signifikan 5 % batas penolakan hipotesis nihil (Ho)
yaitu 0,334 (tabel nilai r Product Moment). Dengan demikian rhitung
lebih besar rtabel (0,916 > 0,334), sehingga instrumen angket
tentang penerapan bimbingan klasikal teknik bermain bintang lima
supervisi untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal
siswa kelas VII-A SMPN 1 Papar Kediri yang disusun dalam penelitian
ini dinyatakan reliabel. E. Teknik Analisis Data Data yang
dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yaitu
dalam bentuk bilangan atau angka. Oleh sebab itu dalam penelitian
ini diperlukan metode analisis data statistik non parametrik karena
subyek dalam penelitian ini relatif kecil (dalam Djarwanto 2003:4).
Adapun teknik statistik non parametrik yang dipilih untuk menguji
ada tidaknya perbedaan tingkat kemampuan komunikasi interpersonal
sebelum dan sesudah penerapan bimbingan klasikal teknik bermain
bintang lima supervisi adalah dengan menggunakan uji tanda dengan
langkah-langkah (dalam Siegel 1997:92-93) adalah sebagai berikut:1.
Membuat table yang terdiri atas kolom nomor subyek, hasil pre test
(Xb), hasil post test (Xa), serta arah perbedaan Xa dan Xb2.
Mencari X yaitu banyak tanda yang lebih sedikit 3. Mencari harga
yaitu kemungkinan kemunculan harga dibawah Ho yang diketahui dari
mencari angka titik temu dari X dan N4.
Mengkonsultasikan harga dengan harga daerah penolakan untuk =
0,05 denga ketentuan jika yang dihasilakn dari tes tanda ini lebih
kecil dari pada maka Ho ditolak F. HipotesisHipotesis adalah dugaan
sementara yang diajukan peneliti yang berupa pertanyaan-pertanyaan
yang harus diuji kebenarannya.Hipotesis ialah rumusan jawaban
sementara yang harus diuji dengan melalui kegiatan penelitian yang
ditarik dari serangkaian fakta yang muncul sehubungan dengan
masalah yang ditelitiBerdasarkan kajian pustaka diatas dapat
ditarik suatu hipotesis dari penelitian yaitu Teknik bermain
bintang lima supervisi dapat meningkatkan komunikasi Interpersonal
pada siswa kelas VII -A SMPN 1 Papar Kediri.
DAFTAR PUSTAKAArikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta :
Rineka Cipta.
Cormier & Cormier. 1985. Interviewing Strategies for
Helpers. California: Brooks/Cole Publishing Company
Fisher, B. A. 1990. Teori-teori Komunikasi. Jakarta: Remaja
Karya.
Hurlock, Elisabeth. 1993. Psikologi Perkembangan. Jakarta:
Erlangga.
Laksmiwati, Hermien, dkk. 2002. Pengantar Bimbingan dan
Konseling. Unesa University Press: Anggota IKAPI.
Liliweri, Alo. 1997. Komunikasi Antar Pribadi. Jakarta :
Mayke S. Tedja Saputra. 2001. Bermain, Mainan dan Permainan.
Grasindo. PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia. Jakarta
Novita, Amelia. 2009. Model-model Mengajar. (http: www.
blogspot.com diakses pada 17 Oktober 2009)
Nurihsan, Achmad Juntika.2006. Bimbingan dan Konseling. Bandung:
PT. Refika AditamaNursalim, Mochamad. 2005. Strategi Konseling.
Surabaya. Unesa University Press.
Nursalim, Moch dan S.A Suradi. 2002. Layanan Bimbingan dan
Konseling. Surabaya: Unesa University Press.
Prayitno. 2004. Layanan Bimbingan Kelompok,Jurusan Bimbingan dan
Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang
Rakhmat, Jalaludin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Romlah, Tatik. 2001. Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok.
Malang: UM University Press.
Santrock, John W. 2003. Adolescence: Perkembangan Remaja.
Jakarta: Erlangga
Siegels, Sidney. 1992. Statistik Non Parametrik Untuk Ilmu
Sosial. Jakarta: Gramedia.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: ELFABETA.
Supratikna. 2000. Komunikasi Antar Pribadi Pendidikan
Psikologis. Jakarta: Kanesius.
Wingkel, W. S. 1982. Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah
Menengah. Jakarta: Gramedia.
Winkel, W.S dan Sri Hastuti. 2006. Bimbingan Dan Konseling Di
Institusi Pendidikan. Jakarta: Media Abadi.
Yusuf, Syamsu.2000. Psikologi perkembangan Anak dan Remaja.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Tim Penyusun. 2014. Panduan Penulisan Dan Penilaian Skripsi.
Surabaya: Unesa University Press.